Tugas Biofarmasi
Tugas Biofarmasi
“DRUG TARGETING”
Disusun oleh :
FAKULTAS FARMASI
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karuniaNya serta hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat
waktu, guna memenuhi sebagai tugas makalah Biofarmasi.
Makalah ini merupakan ringkasan materi bagi para pembaca dalam pembelajaran yang
saya sajikan secara ringkas. Serta dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan proses
belajar mandiri , agar kreativitas dan pengetahuan materi dari makalah ini dapat optimal sesuai
yang diharapkan, dan dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu mahasiswa dalam
menguasai materi pelajaran.
Dalam penulisan makalah ini kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan ini masih
jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan dan keterbatasan dalam ilmu pengetahuan
kami, maka dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf. Sehubungan dengan makalah ini
kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari para pembaca yang membangun demi mencapai
hasil yang lebih baik.
Akhirnya kepada Tuhan jugalah saya kembali berdoa mengharapkan semoga usaha saya
ini mendapat ridho-Nya serta dapat memberi manfaat bagi para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah utama saat ini yang terkait dengan pemberian obat sistemik adalah biodistribusi
obat-obatan ke seluruh tubuh, kurangnya afinitas obat spesifik menuju situs patologis, perlunya
dosis total besar obat untuk mencapai konsentrasi lokal tinggi, non-spesifik toksisitas dan lainnya
yang merugikan karena dosis obat yang tinggi efek samping. Obat penargetan, akumulasi obat
yaitu dominan di zona target secara independen pada metode dan rute pemberian obat, dapat
mengatasi banyak masalah.Saat ini, skema utama obat penargetan termasuk aplikasi obat langsung
ke dalam wilayah yang terkena dampak.Pembawa farmasi seperti polimer yang larut, mikrokapsul,
mikropartikel, sel, liposom, dan misel telah berhasil digunakan untuk pengiriman obat yang
ditargetkan in vivo. Meskipun konjugasi langsung dari molekul obat dengan bagian yang
ditargetkan (immunotoksin), penggunaan jenis microreservoir-sistem memberikan keuntungan
yang jelas, seperti kapasitas proses tinggi, kemungkinan untuk mengontrol ukuran dan
permeabilitas sistem pembawa obat dan menggunakan relatif kecil jumlah molekul vektor untuk
memberikan jumlah besar obat untuk target. Penggunaan praktis dari sistem yang terdaftar dan
pendekatan untuk pengiriman agen terapeutik dan diagnostik akan dipertimbangkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Drug targeting adalah prinsip dimana distribusi obat dalam organisme yang melakukan
pergerakan dengan cara fraksi utama berinteraksi secara eksklusif dengan jaringan target pada
selular atau subselular. Dalam penargetan obat dapat digunakan untuk mengobati banyak
penyakit, seperti penyakit jantung dan diabetes. Namun, aplikasi yang paling penting dari yang
ditargetkan pemberian obat ini untuk mengobati tumor kanker. Pada umumnya sediaan drug
targeting adalah dalam bentuk cairan, yang dimaksudkan agar dapat masuk ke dalam sirkulasi
darah, sehingga tidak dirusak oleh zat yang ada di dalam tubuh dan diharapkan langsung ke target
yang dituju.
Sistem penargetan obat diartikan sebagai suatu bentuk khusus dari sistem pengiriman obat
dimana agen farmakologi aktif atau obat secara selektif ditargetkan atau dikirimkan hanya ke situs
penyerapan dan tidak ke organ non-target, jaringan atau sel. Pemberian obat target menyiratkan
untuk lokalisasi selektif dan efektif dari bagian farmakologi aktif pada target pra diidentifikasi
(terpilih) dalam konsentrasi terapi, sementara membatasi akses ke non-target lapisan sel normal,
sehingga meminimalkan efek beracun dan memaksimalkan indeks terapeutik.
Sistem penghantaran obat tertarget dapat dibedakan menjadi 2, yaitu sistem tertarget aktif
dan tertarget pasif. Sistem penghantaran tertarget pasif bertujuan meningkatkan konsentrasi obat
pada tempat aksi melalui pengurangan interaksi yang tidak spesifik dengan mendesain sifat fisika
kimia sistem penghantaran yang digunakan, meliputi: ukuran, muatan permukaan, hidrofobisitas
permukaan, sensitivitas pada pemicu, dan aktivitas permukaan sehingga dapat mengatasi barier
anatomi, seluler, dan subseluler dalam penghantaran obat. Contoh sistem penghantaran jenis ini
yaitu liposom, mikro/nanopartikel, misel, dan konjugat polimer.
Desain sistem penghantaran obat yang baik dan berhasil digunakan dalam terapi
harus memperhatikan barier yang harus dilalui oleh obat sehingga sampai pada tempat aksi.
Selain itu pemahaman tentang sifat unik tertentu dari target sel dan jaringan juga perlu
dipertimbangkan agar dapat mendesain sistem penghantaran yang dapat mengakumulasi obat
pada target aksi. Terdapat 3 pertimbangan utama untuk membentuk sistem penghantaran
yang stabil, yaitu:
1. Sistem tersebut harus memiliki stabilitas fisika kimia yang cukup sehingga obat tidak
terdisosiasi atau terdekomposisi dari sistem penghantarnya sebelum mencapai tempat
aksi.
2. Setelah sampai pada target aksi, sistem penghantar harus melepaskan obat dalam
jumlah yang cukup untuk menimbulkan efek terapi.
3. Sistem penghantar yang digunakan (carrier) harus terdegradasi dan dapat dieliminasi
dari tubuh untuk menghindari toksisitas jangka panjang atau imunogenisitas.
Sifat fisika kimia sistem penghantaran obat berperan penting pada aktivitas in vivo,
antara lain berat molekul, ukuran, hidrofobisitas permukaan, muatan permukaan, dan
sensitivitas pada trigger.
Sistem penghantaran yang targetnya ke sel dilengkapi dengan material pentarget yang
dapat dikenali dan berikatan dengan antigen komplementer dan reseptor yang ada di permukaan
sel. Sedangkan sistem penghantaran subseluler menghantarkan obat pada tempat spesifik di dalam
sel. Sebagai contoh penghantaran gen ke nukleus suatu sel.
Pembawa adalah salah satu entitas yang paling penting pada dasarnya diperlukan untuk
transportasi sukses dari obat yang dimuat.Mereka adalah obat vektor, yang menyerap, transportasi
dan mempertahankan obat dalam perjalanan, yang menyampaikan hal itu di dalam atau di sekitar
target.
Operator dapat melakukan suatu karakteristik yang melekat atau diperoleh (melalui
modifikasi struktural), untuk berinteraksi secara selektif dengan target biologis atau sebaliknya
mereka direkayasa untuk merilis obat dalam kedekatan garis sel sasaran menuntut tindakan yang
optimal farmakologi(indeks terapi).
Pembawa obat yang ideal harus memiliki fitur sebagai berikut :
Ini harus mampu melintasi hambatan anatomis dan dalam kasus pembuluh darah tumor
kemoterapi tumor. Harus diakui secara spesifik dan selektif oleh sel-sel target dan harus menjaga
aktivitas dan spesifisitas dari ligan permukaan. Keterkaitan dari obat dan unit mengarahkan (ligan)
harus stabil dalam plasma, biofluids interstisial dan lainnya. Operator harus non-toxic, non-
imunogenik dan biodegradable partikulat atau makromolekul dan, sistem pembawa harus
melepaskan gugus obat di dalam target organ, jaringan atau sel.Berdasarkan dari alam, kategori
pembawa yang alami dibagi menjadi dua,yaitu Endogen (lipoprotein kerapatan rendah, lipoprotein
kerapatan tinggi, kilomikron, serum albumin dan eritrosit), dan eksogen (partikel kecil, larutan
polimer biodegradable dan pembawa obat polimer.
1. Pembawa Koloid
a Sistem vesikular
b. Sistem mikropartikular
2. Pembawa seluler
Misel, misel terbalik, misel campuran, misel polimer, kristal cair, lipoprotein
(chylomicron, VLDL, LDL) partikel meniru sintetis LDL (supramolecule biovector
system).
a. Protein, glikoprotein, glikoprotein neo dan amplop virus buatan (AVE) 12.
b. polimer air glikosilasi larut (poli-L-lysine).
c. Mabs, fragmen Fab imunologi, antibodi-enzim kompleks dan bispecific Abs.
d. Racun, immunotoksin dan rCD4 racun konjugasi.
e. Lektin (Con A) dan 13 polisakarida
• Liposom
Liposom mempunyai vesikel berbentuk bulat dengan bilayer fosfolipid. Perilaku liposom
dalam darah dapat dimanipulasi dengan memodifikasi karakterisrik permukaannya. Berbagai
macam protein dapat disisipkan kedalam lapisan luar liposom untuk mengubah sifat liposom
secara in vivo termasuk kemampuan pengiriman obat yang selektif terhadap sel. Perlakuan ini
membuat liposom yang diberikan secara intravena menjadi terhindar dari sistim retikuloendotelial.
• Niosom
Merupakan vesikel surfaktan non ionik, niosom dapat meningkatkan penyerapan dari
obat.Niosom dapat digunakan untuk penargetan agen bioaktif, pengiriman obat peptide, dan
transdermal.
• Misel
Misel merupakan kumpulan dari molekul amfipatik dalam air,dengan bagian nonpolar di
pedalaman dan bagian kutub pada permukaan eksterior yang terkena air, obat hidrofobik dapat
dikemas / dilarutkan, menjadi inti.
• Mikrosfer
Mikosfer adalah bubuk yang mengalir bebas khas terdiri dari protein atau polimer sintetik
yang biodegradable di alam dan idealnya memiliki ukuran partikel kurang dari 200 µm.
• Polimer nanopartikel
• Pelepasan eritrosit
Eritrosit telah dipelajari secara ekstensif untuk kemampuan potensi pembawa untuk
pengiriman obat-obatan. Sel-sel tersebut dapat digunakan sebagai pembawa untuk menyebarkan
obat dalam jangka waktu lama dalam sirkulasi atau dalam organ target tertentu, termasuk hati,
limpa, dan kelenjar getah bening
2.4 Aplikasi
Target pemberian obat dapat digunakan untuk mengobati banyak penyakit, seperti penyakit
jantung dan diabetes. Namun, aplikasi yang paling penting dari yang ditargetkan pemberian obat
ini untuk mengobati tumor kanker. Kunci untuk memecahkan masalah ini terletak pada
penggunaan efektif dari obat farmasi yang dapat ditargetkan secara langsung ke jaringan yang
sakit. Teknik ini dapat membantu mengembangkan lebih banyak teknik regeneratif untuk
menyembuhkan berbagai penyakit.
BAB III
PEMBAHASAN
Berbagai studi telah dilakukan untuk menguji potensi nanopartikel dalam terapi kanker,
baik pada tahap preklinik maupun klinik. Karakteristik pelepasan obat, targeting, sitotoksisitas,
serta performa nanoparticle-encapsulated drug sangat dipengaruhi ukuran, bentuk, dan properti
fisikokimia nanopartikel yang digunakan.
Hingga saat ini telah ada beberapa uji klinik yang dilakukan untuk menguji potensi
nanopartikel untuk terapi kanker. Hanya saja, tidak semua jenis nanopartikel dapat dilakukan uji
klinik karena kesulitan produksi dalam jumlah besar, adanya risiko inflamasi, stabilitas yang
rendah, waktu paruh yang singkat, adanya interaksi dengan protein serum dan agregasi, uptake
oleh tumor yang rendah, serta klirens oleh makrofag dan RES yang cepat.
Selain nanopartikel terdapat juga liposom yang digunakan dalam terapi kanker. Liposom
atau gelembung lemak merupakan partikel koloid yang dibuat menggunakan molekul, fosfolipid
dan merupakan sistem penghantaran yang paling umum digunakan untuk
penghantaran obat tertarget. Sistem penghantaran ini menarik banyak minat peneliti karena
berperan penting dalam meningkatkan efek terapi, keamanan, dan efikasi berbagai obat termasuk
antitumor, antiviral, antimikrobial, dan vaksin.
Berikut adalah tabel yang mencangkup hal-hal mengenai pembawa liposom dan nanopartikel:
Pembawa
No.
Liposom Nanopartikel
6. Mekanisme Obat masuk ke dalam darah, Obat masuk kedalam darah, didalam
kerja pada membran sel target membran sel nanopartikel, obat masuk
liposom terurai oleh melalui celah-celah dinding membran sel
membran sel sehingga zat tanpa mengurangi komponen
aktif keluar selanjutnya zat nanopartikel, nano partikel dan obat
aktif akan menuju sel menuju sel kanker, nano partikel terurai
kanker dan zat aktif secara keseluruhan bekerja
pada sel yang sakit.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Drug Targeting adalah prinsip dimana distribusi obat dalam organisme yang melakukan
pergerakan dengan cara fraksi utama berinteraksi secara eksklusif dengan jaringan target
pada selular atau subselular.
Pada umumnya sediaan drug targeting adalah dalam bentuk cairan, yang dimaksudkan agar
dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga tidak dirusak oleh zat yang ada di dalam
tubuh dan diharapkan langsung ke target yang dituju.
Pada sistem ini obat dapat berjalan – jalan di dalam tubuh tanpa memberikan efek
farmakologi, tetapi apabila sistem ini bertemu dan masuk di targetnya baru obat tersebut
dilepas oleh carriernya dan kemudian memberikan efek.
faktor–faktor yang mempengaruhi sitem penghantaran obat didalam tubuh yaitu : Faktor
farmakokinetik, faktor farmakodinamik, kenyamanan pasien, faktor rute pemberian,
pembawa / carrier, sasaran atau target yang dituju.
DAFTAR PUSTAKA
Indrawati Teti, 2009, Sistem Penghantaran Obat Baru DenganPelepasan Terkontrol Langsung ke
Target, Jakarta.
Leon Shargel, Andrew B.C.YU, 1988, Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan, edisi 2,
Surabaya, Airlangga University Press ( Terj )
Martien Ronny, dkk, 2012, Perkembangan Teknologi Nanopartikel Sebagai Sistem Penghantaran
Obat, Jurnal, Vol. 8 No. 1.
Winarti Lina, 2013, Sistem Penghantaran Obat Tertarget, Macam, Jenis-jenis Sistem
Penghantaran, dan Aplikasinya, Jurnal, Departemen Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas
Jember, Vol. 10 No. 2.
Winarti Lina, 2013, Sistem Penghantaran Obat (Nanopartikel, Liposom, Dan Drug Targetting) ,
Diktat Kuliah, Bagian Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas Jember.
Artini Ayu Gusti I, 2013, Peranan Nanopartikel Dalam Penatalaksanaan Kanker di Era Targeting
Therapy, Jurnal, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Vol. 7 No. 3.