Kosmetik Untuk Kuku
Kosmetik Untuk Kuku
ANALISA KOSMETIK
KOSMETIKA UNTUK KUKU
Disusun oleh :
NOPI AGUSTI YANTI (201451548)
RINI RESTIKA
DIAH EKAYANTI
FAKULTAS FARMASI
JAKARTA
2017
KOSMETIK UNTUK KUKU
Selama berabad-abad, suku memainkan peranan penting secara estetika. Kuku yang bersih
sangat penting artinya dalam pemeliharaan kuku, dan kuku wanita juga diinginkan panjang
dan diberi warna ( pewarnaan). Kuku yang bagus mempunyai permukaan yang licin dan
bersinar, tramsparan, dan lengket pada dasar kuku ( bed ) . Kuku jari tangan dan jari kaki
adalah lempeng pelindung yang berasal dari perpanjangan epidermis ke dalam dermis.
Kuku adalah lempeng keratin keras berlekuk yang terletak di atas kuku yang nutrisinya
dispulai dari pembuluh darah. Badan kuku tumbuh dari akar kuku yang ternanam di kulit.
Pertumbuhan kuku berlangsung secara kontinu , dalam satu bulan kuku tangan bertambah
sekitar 3 mm san kuku kaki sekitar 1 mm. Pembaruan yang kompleks dari kuku berlangsung
selama emapt sampai enam ulan untuk kuku tangan normal, dan dua belas sampai delapan
belas nulan untuk kuku kaki.
Kurtikula (kutikel, eponikium) adalah lipatan epidermis berlekuk yang menutup akar kuku.
Hiponikum adalah stratum korneum tebal di bawah ujung lepas kuku. Lanula (bulan sabit)
adalah area (daerah) keputihan berbenteuk melengkung dekat kutikula.
Komponen kimia kuku berupa struktur protein yang mengandung proporsi besar asam
amino sistein yang kaya belerang, dan bagian terkecil metionin tidak lebih dari 2 bagian per
seribu . Kuku mengandung 12 sampai 14% air dan material berlemak dalm bentuk
kolesterol.
1. PENGKILAP KUKU
Konsep menghias (painting) kuku, bukanlah merupakan hal baru. Beberapa budaya bangsa
purba telah melakukan upaya untuk meningkatkan keindahan dari kuku. Untuk tujuan
tersebut “henna” adalah produk yang bisa digunakan dan sudah digunakan sejak zaman
mesir purba sampai saat ini . Daun balsem merah dicampur dengan aluin telah digunakan di
china pada saat inovasi Mongol (1250-1276).
Pengkilap kuku saat ini baru muncul pada awal tahun 1920-an . Eksistensinya terkait dengan
penemuan sifat dari nitroselulosa, dan kemajuannya terjadi pada saat pengembangan
pengecatan di industri pengecatan mobil. Nitroselulosa terbentuk dengan mereaksikan
serat selulosa alamiah denagn asam nitrat pekat. Pada awalnya digunakan untuk bahan
peledak berkeampuan tinggi, terutama selama perang Dunia Pertama. Perkemabnagn
selanjutnya, sifat nitroselulosa terutama setelah didikan dalam air mengalami penguraian
menjadi terlarut dalam pelarut organik. Sesudah penguapan pelarut (organik), nitoselulosa
menghasilkan lapisan film yang keras dan licin berkilau (shiny).
Secara historis pernis (varnishes) kuku juga dinamakan nail polishes (pengilap kuku), nail
lacquer (Cat kuku), dan nail enamel (email, cat halus kuku). Pengilap kuku haruslah mudah
diaplikasikan dan mengeringdengan cepat. Selain itu, harus berupa lapisan tipis yang
berkilau, licin, rata, keras, dan fleksibel yang mampu bertahan selama 5 hari. Sebagai
tambahan, pengilap kuku harus mudah dihilangkan tanpa meninggalkan sisa (any trace) dan
tidak menimbulkan bermacam efek samping, harus stabil dalam botol, dan menyediakan
aneka ragam warna sehingga memungkinkan konsumen untuk memilih efek estetika yang
diinginkan.
A. SALUT KUKU
Salut jari kuku terdiri atas 2 tipe:
1. Salut mengeras sesudah evaporasi pelarut, termasuk dalam kelompok ini pengilap
kuku (polishes), salut atas (top coats), dan salut dasar (base coat)
2. Salut yang berpolimerisasi: peningkat kuku adalah tipe khusus dari penyalut,
digunakan untuk membentuk (create) kuku jari artifisial.
B. SALUT DASAR
Fungsi utama dari salut dasar adalah untuk membentuk substrat yang sesuai pada
salut di mana akan diaplikasikan lapisan akhir dari salut pengilap (polish) kuku. Pada
umumnya salut dasar mengandung lebih banyak resina, menunjukkan viskositas
lebih rendah, dan pengeringan lebih cepatdari salut/penutup lapisan atas cat kuku
(lacquers).
Bahan yang paling banyak digunakan adalah nitroselulosa, akan tetapi bahan
ini menunjukkan pula beberapa hal yang kurang menguntungkan, seperti
permukaan yang dihasilkan polimer menunjukkan permukaan yang kurang
mengilap (gloss) dan lapisan film bersifat getas dan teradhesi secara kurang
baik pada permukaan kuku. Pada saat penguapan (evaporasi) lapisan film
nitroselulosa mengkerut secara berlibahan sehingga menimbulkan adhesi
buruk pada kuku. Untuk mengatasi masalah ini, ditambahkan pemodifikasi
lapisan film sehigga dapat mengatasi hal yang kurang menguntungkan dari
pembentukan lapisan film primer.
4. Pelarut/pengencer (solvents/diluents)
Polimer padat pembentuk lapisan film, pada saat evaporasi mengendap pada
permukaan kuku. Pelarut paling umum digunakan adalah ester alkil dan eter
gliserol. Agen penggandeng/coupling (alkohol alifatik) diperlukan selama
pemernisan (varnish) untuk meningkatkan kelarutan secara menyeluruh dan
sifat aliran dari sistem.
F. SALUT POLIMERISASI
Kuku buatan ini lebih sering digunakan untuk memperpanjang ujung kuku asli. Untuk
dapat mempertahankan penggunaan kuku buatan lebih lama, biasanya ujung kuku
disalut dengan produk kuku artifisial. Sebagian besar perawat kuku merasa
membutuhkan waktu untuk melukis kuku, dan pemasangan ujung kuku ini dapat
mempercepat proses pelukisan. Ujung ini dapat disalut atau dilapisi dengan
pembungkus atau produk cair dan serbuk atau produk gel.
J. PENYALUTAN
Penyalut dapat digunakan untuk menyalut pelat kuku atau untuk menambah
kekuatan pada kuku tipis dan lemah. Monomer yang digunakan untuk membentuk
penyalut adalah sianoakrilat. Pada penyalut kuku, sisi bebas dari kuku haruslah
cukup panjang untuk dibelat (splinted) dengan berbagai tipe pembelat sebagai
pendukung dan penambah kekuatan (pada) penyalutan. Ada 3 pembelat yang luas
digunakan, yaitu serat gelas fiber (fiberglass), sutera, dan linen.
K. GEL TANPA CAHAYA (no light gels)
Produk ini adalaha penyalut monomer yang sudah dikentalkan sehingga
berpenampilan seperti gel. Harus digunakan dan ditangani seperti produk penyalut
lainnya.
M. MENGHILANGKAN KUTIKULA
Ada losion atau gel mengandung sekitar 0,40% natrium atau kalium hidroksida.
Losion dibiarkan/didiamkan ditempat selama 1 sampai 3 menit, kemudian dicuci.
Dapat pula digunakan krem yang mengandung 1 sampai dengan 5% asam laktat (pH :
3,0 – 3, 7).
N. PEMUTIH KUKU
Merupakan suatu alat seperti pinsil, dengan inti suatu lempung (kaolin) putih,
digunakan untuk mendapatkan warna pada permukaan bawah (under surface) dari
ujung bebas kuku.
Dua fenomena penting yang perlu diperhatikan, yaitu sedimentasi dan sinersis, dapat
mempengaruhi tampilan produk. Sedimentasi terjadi bila partikel pigmen yang
padat, yang harus berda dalam bentuk tersuspensi dalam cairan, mengendap
kedasar botol karena beratnya sedimentasi, membentuk endapan kompak pada
lapisan bagian bawah botol (caking). Sementara itu, berlawanan dengan proses
sedimentasi, sinersis terjadi pada bagian atas cairan sebagai suatu lapisan yang
transparan (translucent): seiring waktu terbentuk lapisan berwarna ringan yang
(mengambang) pada lapisan atas cairan larutan semir kuku. Kedua hal ini tidak boleh
terjadi.
Q. KRITERIA KOSMETIK
Kriteria kosmetik terkait dengan estetika produk dan karena itu seperti pada
kebanyakan produk kosmetik, penilaian sering bersifat subjektif dibandingkan
dengan karakteristik fisika yang dapat dikuantifikasi.
Pemakaian. Pemakaian semir kuku adalah suatu proses yang membutuhkan waktu.
Semakin lama semir kuku dapat bertahan pada kuku, semakin sedikit aplikasi yang
diperlukan. Idealnya baru dihilangkan pada saat akan mengaplikasikan pewarnaan
lainnya. Lamanya pemakaian dapat dipengaruhi oleh cacat berikut : penyerpihan
(chipping), copt (wear off), dan pengelupasan (peel off).
Aplikasi. Semir kuku harus cukup cair untuk dapat diaplikasikan dengan mudah,
tetapi tidak terlalu encer, dapat mengalir dengan mudah pada keseluruhan bagian
kuku.
Waktu pengeringan. Semakin cepat waktu pengeringan, akan semakin baik. Hanya
saja perlu diperhatikan bahwa waktu pengeringan yang terlalu singkat akan dapat
menimbulkan masalah negatif, seperti pengeringan pada sikat atau pembentukan
lapisan film permukaan yang akan menghalangi pengeringan inti film pada kuku.
Sebaliknya, waktu pengeringan yang terlalu lama/panjang tidak dapat diterima oleh
konsumen, yang megharuskan tangan bertahan beberapa puluh menit di udara
menunggu salut kuku mengering/memadat.
S. KEAMANAN
Semua sifat, seperti yang dibahas sebelumnya, akan diperoleh melalui formulasi
dengan menggunakan bahan baku yang memenuhi syarat. Untuk kepentingan
konsumen dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, komposisi akhir
haruslah aman untuk digunakan.
2. PRODUKSI/MANUFAKTUR
Semir/perias kuku dalam formulasinya mengandung nitroselulosa , resin, modifikasi, agen
pemlatis, agen tiksotropik,dan campuran pelaut/pembawa (umunya pelarut oranik yg
mudah tebakar/meledak), dengan pewarna dan pigmen dalam proporsi yang lebih kecil ,
sebagian dapat berbentuk seperti kilap mutiara.
Pertama formulasi merupakan formulasi nonair yang mudah terbakai dan meledak. Oleh
sebab itu, yang pertama harus diperhatikan adalah penggunaan ruangan dan peralatan
antiledak (explosion proof). Kedua untuk menghasilkan film dengan permukaan halus dan
rata pada kuku, perlu menghaluskan/menggiling/mendispersikan pewarna sehingga partikel
pigmen cukup halus. Pendispersian harus harus dilakukan dengan alat pendispersi khusus
sehingga dihasilkan dispersi halus. Yang harus dikembangkan , pertama basis kemudian baru
pendispersian. Untuk proses msnufsktur basis jernih, lebih kurang 70% pelarut dimasukkan
ke dalam tangki pencampur. Nitroselulosa ditambahkan sambil di assuk hingga larut. Gel
lempung , resin termodifikiasi pemlastis, dan sisa pelarut ditambahkan secara berurutan .
Lalu dilakukan penyesuaian/pengaturan formulasi, dan larutan jernih di saring. Ketiga yang
perlu diperhatikan adalah perlindungan terhadap operator dari paparan terhadap pelarut
organik disamping resiko kebakaran-peledakan.
Pengujian fisikokimia dilakukan untuk menjamin bahwa setiap bets telah di produksi sesuai
kriteria standar produk yang telah diterima oleh juri (panel test).
1. Pengujian padat
Sasaran : untuk memeriksa berat sisa evaporasi pelarut
Prinsip : penimbangan sebelum dan sesudah 2 jam penyimpanan dalam oven
pada suhu 105⁰ C
2. Uji stabilitas
Sasaran : mengevaluasi secara cepat stabilitas usia guna (shelf life)
Prinsip : pengamatan sesudah satu, dua, atau tiga hari dalam oven pada suhu
40⁰C
3. Uji viskositas
Sasaran :Evaluasi viskositas pada saat istirahat dan pada saat mendapat
gangguan , dan gambaran indeks tiksotropik
Prinsip :pengukuran vixkositas produk sesudah 24 jam pada suhu 25⁰C,
kemudian produk di gojok atau di aduk dan diukur viskositasnya.
Pengukuran ketiga dapat dilakukan sesudah periode istirahat lain.
Perbandingan antara viskositas istirahat ( tidak di ganggu) dengan
viskositas yang diganggu dinamakan indeks tiksotripik
4. Uji kandungan air
Sasaran : mengukur kandungan air formulasi
Prinsip : metode Karl-Fisher menggunakan aparatus Karl-Fisher otomatis
5. Uji kandungan volatil
Sasaran : verifikasi presentase senyawa volatil dalam formulasi
Prinsip : melalui cara kromatografi gas pengecekan formulasi, apakah
memenuhi spesifikasi produk
PREFORMULASI
EtilAsetat
Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3. Senyawa ini
merupakan ester dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud cairan tak
berwarna, memiliki aroma khas. Senyawa ini sering disingkat EtOAc, dengan Et
mewakili gugus etil dan OAc mewakili asetat. Etil asetat diproduksi dalam skala besar
sebagai pelarut.
4. CONTOH FORMULASI
Formula.3 warna ungu beku. Bebas toluen/bebas formaldehida (purple frost color)
Komponen % Berat
Etil asetat 35,00
Butil asetat 29,71
Nitroselulosa 11,54
Anhidrat ftalat/anhidrat trimelitat/
Glikol kopolimer 6,94
Isopropul alkohol 4,44
Sukrosa asetat isobutirat 2,81
Akrilat kopolimer 1,83
Mika 1,74
Titanium dioksida 1,57
Dibutil phtalate 1,41
Camphor 1,36
Stearalkonium hektorit 1,26
Oksida besi hitam 0,20
Benzofenone-1 0,13
Bismuth oksilorida 0,03
D&C red #7 calsium lake 0,02
FD&C yellow #5 aluminium lake 0.01
100,00
Formula.4 Krem berwarna lembayung muda. Formula salon (Mauve cream color)
Komponen % Berat
Butil asetat 26,24
Etil asetat 25,00
Toluena 12,96
Nitroselulosa 11,22
Resina tosilamida/formaldehida 7,62
Dibutil ptalat 6,68
Isoprofil alkohol 4,92
Stearlkonium hektorit 1,46
Anhidrat ftalat/anhidrat trimelitat/
Glikol kopolimer 1,28
Titanium dioksida 1,13
Kamphor 1,11
Benzena -1 0,11
FD&C yellow #5 aluminium lake 0,11
Besi oksida hitam 0,07
Besi oksida merah 0,06
D&C red # 6 barium lake 0,03
100,00
Formula.7 Krem rona, enamel kuku hipo alergenik (hypo allergenic nail enamel, cream
shade)
Komponen % Berat
Nitroselulosa 16,00
Resin poliester 8,00
Etil asetat 20,30
n-Butil asetat 39,50
Isopropil alkohol 6,00
Stearlkonium hektorit 1,30
Camphore 1,70
Dibutil phtalat 6,00
Titanium dioksida 1,00
Besi oksida ( russet ) 0,10
D&C Red #6 barium lake 0,10
100,00
5. PRODUK PERAWATAN
Fungsinya meliputi pemberian makanan ( nourishing) serta memperkuat dan melindungi
kuku. Bermacam bahan aktif ditambahkan pada formulasi sesuai dengan spesifikasi kuku.
Penambahan ini akan menimbulkan beberapa permasalahan, seperti kelarutan,
kompatibilitas, masalah sensitivitas sinar uv, dan lain-lain . Oleh sebab itu, bermacam
solusi harus ditemukan untuk masalah : perubahan formulasi, preparasi larutan
komponen aktif, penambahan penyaring sinar uv
Seperti mayoritas semir kuku hipoalergenik lainnya, basis ini bebas dari toluen dan
formaldehida; dapat berwarna atau jernih seperti air. Salut dasar biasanya lebih cepat
mengering dengan viskositas lebih rendah. Selain itu, kandungan padat lebih rendah jika
dibandingkan dengan salut akhir.