Anda di halaman 1dari 23

SOP GANGREN GIGI

Nomor :
SOP Terbitke :I
No.Revisi :0
Tgl.Diberlaku :
DINAS Halaman : 1/2
KESEHATAN UPTD
KAB. BANGGAI PUSKESMAS
BATUI
DitetapkanKepala UPTD Hasri Ahmad, Amd.Kep
Puskesmas Batui Nip. 19731231 199503 1 003

1. Pengertian Gangrenpulpayaitukematianpulpa yang


disertaidenganinfasibakteripembusuk. Proses kematian pulpa adalah suatu
kematian yang tidak steril. Kematian jaringan pulpa sebagian atau
seluruhnya sebagai kelanjutan proses karies.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan diagnosa dan
terapi kasus gigi gangren pulpa dengan periodontitis.
3.Kebijakan 1. SK MENTERI KESEHATAHAN RI NO: 296/MENKES /SK/III/2008
tentang Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas.
2. Kepmenkes 284 tahun 2006 tentang Standar Pelayanan Asuhan kesehatan
Gigi dan Mulut
4.Prosedur Persiapan alat:
1.Kaca mulut.
2. Sonde half moon dan sonde lurus
3.Excavator
4.Pingset
5.Semprit untuk irigasi.
6.Mata bur.
7.Spatula semen
8.Plastis filling instrumen
9.Kaca pengaduk
10.Alat-alat tumpatan amalgam
11.Alat-alat tumpatan glassionomer

Persiapan Bahan;
1.Kapas butir
2.Kapas gulung
3.Larutan salin
4.Aquadest
5.Cavit/Fletcher + Liquid
6.Glassinomer / Amalgam
7.Eugenol / Devitasol
8. CHKM/ TKF
Prosedur;
1. Gigi dibersikan sampai dengan kamar pulpa menggunakan
ekskavator, mata bur disellingin irigasi air salin, aquadest.
2. Bila disertai periodontitis hanya diberi kapas dan antibiotik +
analgetik.
3. Kamar pulpa dimasukkan kapas yang beri chkm/ tkf secara bergiliran
tutup dengan Fletcher/cavit.
4. Tidak ada keluhan kamar pulpa di isi dengan iodoform dan tumpatan
tetap.
5.Diagram
Alir

6.Referensi 1. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia 2002

7.Unit Terkait Bp. Gigi


8.Dokumen
Terkait
SOP Abses Gigi dan Tatalaksana Penangannya
Nomor :
SOP Terbitke :I
No.Revisi :0
Tgl.Diberlaku :
DINAS Halaman : 1/2
KESEHATAN UPTD
KAB. BANGGAI PUSKESMAS
BATUI
DitetapkanKepala UPTD Hasri Ahmad, Amd.Kep
Puskesmas Batui Nip. 19731231 199503 1 003

1. Pengertian Abses gigi adalah pengumpulan nanah yang telah menyebar dari sebuah gigi
kejaringan disekitarnya, biasanya bersal dasar suatu infeksi. Abses gigi yang
dimaksud adalah abses pada pulpa dan periapikal. Pengumpulan nanah yang
telah menyebar dari sebuah gigi ke jaringan di sekitarnya, biasanya berasal
dari suatu infeksi.
2.Tujuan 1. Dapat tegaknya diagnosis abses gigi.
2.Terlaksananya prosedur penatalaksanaan abses gigi.
3.Kebijakan - Persiapan peralatan dikerjakan oleh perawat gigi
- Penegakan diagnosi oleh dokter gigi dan dapat dilimpahkan kepada perawat
- Tindakan oleh dokter gigi dan dapat dilimpahkan kepada perawat gigi.
4.Prosedur Alat – alat dan Bahan/obat yang disiapkan:

1. Dental unit lengkap


2. Alat diagnosa lengkap ( kaca mulut, pinset, sonde).

Langkah –langkah ;

1. Pemeriksaan ekskavator dan intraoral : tanda –tanda klinis yang sering


ditemui ;
a. Pada pemeriksaan tampak pembengkakan di gigi yang sakit.
b. Bila abses terdapat di gigi depan atas pembengkakan dapat sampai ke
kelopak mata.
c. Abses pada gigi belakang atas menyebabkan bengkak sampai ke pipi.
d. Abses gigi bawah menyebabkan bengkak sampai ke dagu atau telinga
dan submaksilaris.
e. Penderita kadang demam.
f. Kadang disertai dengan trismus.
g. Gigi goyang dan sakit saat mengunyah.
2. Penegakan diagnosa abses gigi
3. Berikan informed consent lisan.
4. Premedikasi : antibiotik,analgetik, antinflamsi, ruborantia.
5. Pasien diperkenalkan pulang.
5.Diagram
Alir Pemeriksaan ekstraoral
dan
intraoral.

Penegakan diagnosa abses gigi

Berikan informed consent lisan

Premedikasi :
antibiotik,analgetik,antinflamsi,ruborantia

Pasien diperkenalkan pulang.

6.Referensi

7.Unit Terkait
8.Dokumen
Terkait

9.Rekaman historis perubahan

No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

DAFTRA TILIK Abses Gigi dan


Tatalaksana Penanganannya

Nomor :

Revisi Ke :

Berlaku tgl :
SOP GINGIVITIS
Nomor :
SOP Terbitke :I
No.Revisi :0
Tgl.Diberlaku :
DINAS Halaman : 1/2
KESEHATAN UPTD
KAB. BANGGAI PUSKESMAS
BATUI
DitetapkanKepala UPTD Hasri Ahmad, Amd.Kep
Puskesmas Batui Nip. 19731231 199503 1 003

1. Pengertian 1. Defenisi : Gingivitis adalah inflamasi gingiva marginal atau radang gusi,
peradangan gingival, kemerahan, kadang ada perubahan spontan yang
disebabkan oleh faktor lokal atau faktor sistemik.
2.Kriteria Diagnosis / gejala :
- Warna merah terang – merah kebiruan
- Konsistensi lunak kenyal
- bentuk membulat
- permukaan licin
-kasar seperti kulit jeruk
- tendensi berdarah pada waktu probing, poket gingival yang dasarnya
terletak pada CEJ.
- halitosis.
2.Tujuan 1. Menyehatkan gingival
2. Mengembalikan gingival yang sehat berwarna pink dan menghentikan
perdarahan spontan.
3. Memperbaiki oral hygine yang buruk
4. Menghilangkan keluhan pasien
5. Menghilangkan halitosis.
3.Kebijakan 1. Dokter Gigi
2. Perawat Gigi
4.Prosedur 1. Alat
- bak instrumen steril
- kaca mulut, pinset, excavator, dan sonde, probe periodontal
- alat tulis
- sarung tangan dan masker
2. Bahan
- kapas steril
- betadine
- tampo
Langkah –langkah :
1.Anamnesa :
1.1 Gusi anda sering berdarah pada saat menyikat gigi?
1.2 Semanjak kapan timbul keluhan tersebut ?
2.Apabila gingivitis disebabkan faktor hormonal, lakukan DHE ( menjaga
OH, sikat gigi, dan makanan berserat).
3.Apabila gingivitis disebabkan oleh karang gigi (calculus), maka lakukan
scalling, setelah sebelumnya dilakukan informed consent.
4.Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
5.Petugas mempersiapkan sarana perlindungan diri, yaitu masker dan sarung
tangan.
6.Petugas melakukan pembersihan karang gigi ( scalling) pada permukaan
servikal gigi yang gusinya mengalami peradangan.
7.Anjurkan pasien untuk rutin memeriksakan gigi minimal 2 x setahun.
5.Diagram
Alir
Mulai

Gingivitis Horminal Gingivitis karena


calculus

DHE Scaling

Selesai

6.Referensi Standar Pelayanan medis Kedokteran Indonesi – Depkes RI 2002

7.Unit Terkait Poliklinik Gigi


8.Dokumen Buku register, rekam medik dan inform consent
Terkait
SOP PERSISTENSI GIGI SULUNG
Nomor :
SOP Terbitke :I
No.Revisi :0
Tgl.Diberlaku :
DINAS Halaman :1/2
KESEHATAN UPTD
KAB. BANGGAI PUSKESMAS
BATUI
DitetapkanKepala UPTD Hasri Ahmad, Amd.Kep
Puskesmas Batui Nip. 19731231 199503 1 003

1. Pengertian 1. Defenisi : Gigi sulung belum tanggal, gigi tetap pengganti sudah erupsi.
2. Patifisiologi : gangguan tumbuh kembang geligi tetap dan lengkung
rahang (maloklusi)
2.Tujuan 1. Memperbaiki fungsi/oklusi gigi.
2. Mencegah terjadinya malposisi pada gigi
3. Menghilangkan keluhan pasien.

3.Kebijakan SK Kepala Puskemas.

4.Prosedur
1. Alat tulis
2. Rekam Medik
3.Dental Unit Lengkap
4. Alat Pemeriksaan Standar
5. Bahan anastesi dan antiseptic/ desinfektam
6. Alat set pencabutan gigi.

Langkah-langkah :

1.Petugas mendapatkan hasil anamnesis berupa bentuk gigi berjejal karena


gigi tetap pengganti sejenis di dalam rongga mulut.
2.Gejala klinis dan pemeriksaan didapatkan sakit negatif/positif, gingivitis
negatif/positif.
3.Dari hasil anamenesis, gejala klinis dan pemeriksaan ditegakan diagnosis
persistensi gigi sulung.
4.Penetalaksanaan yaitu :
- kondisikan pasien agar tidak cemas sehingga kooperatif.
- Anestesi local atau local sesuai indikasi ( topical kemudian disuntik bila
diperlukan )
- Ekstraksi.
- Diberi tampon berisi betadine dan digigit tampon tersebut selama 1 jam.
5.Diagram
Alir
Anamnesis didapatkan bentuk gigi
berjejal karena gigi tetap pengganti
sejenis di dalam rongga mulut

Gejala klinis dan pemeriksaan didapatkan sakit


negatif/positif, derajat kegoyangan gigi
negatif/positif, gingivitis negatif/positif

Ditegaskan diagnosis Persistensi gigi sulung.

Penatalaksanaan yaitu ;
-Kondisikan pasien agar tidak cemas
sehingga kooperatif.
-Anastesi topical atau local sesuia
indikasi (topical kemudian disuntik
bila diperlukan.
-Ekstraksi
- Diberi tampon berisi betadine dan
digigit tampon tersebut selama 1 jam

6.Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/62/2015 Tentang panduan Praktik Klinis Dokter Gigi.

7.Unit Terkait 1. Ruang pendaftaran dan rekam medik.


2.Ruang kesehatan gigi dan mulut.
3. Ruang pemeriksaan umum.
4. Laboratorium
5. Ruang Farmasi.
6. Ruang promosi kesehatan.
7.Gudang umum
8.Dokumen Rekam Medis
Terkait
SOP PERSIAPAN PELAYANAN GIGI
Nomor :
SOP Terbitke :I
No.Revisi :0
Tgl.Diberlaku :
DINAS
Halaman :1/2
KESEHATAN UPTD
KAB. BANGGAI PUSKESMAS
BATUI
DitetapkanKepala UPTD Hasri Ahmad, Amd.Kep
Puskesmas Batui Nip. 19731231 199503 1 003

1. Pengertian Persiapan pelayanan gigi adalah persiapan yang dilakukan sebelum dan
sesudah pelayanan di poli gigi yang meliputi persiapan bahan, obat –obatan
dan alat yang digunakan, dan sesudah pelayanan, mulai dari dental unit,
sampai alat tindakan.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memudahkan proses
pelayanan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien serta
mengefisiensikan waktu pelayanan.
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas UPTD Batui
4.Prosedur Alat :
1.Dental Unit
2.Alat oral diagnostik dan terapi / tindakan
3.Light Curing
4.Hand Piece
5.Tensi meter
6.Stetoscope
7.Alat tulis
Bahan :
1.Bahan dan obat-obatan yang diperlukan untuk tindakan.
2.Gelas kumur
3.Formulir Informed Consent persetujuan / penolakan tindakan medis.
4.Kertas resep
5.Rekam medik pasien gigi
6.Buku register kunjungan pasien.

Langkah-langkah :
1.Petugas menghidupkan semua dental unit dan mengatur posisi dental unit
dalam posisi tegak.
2.Petugas menyiapkan semua alat pemeriksaan, bahan dan obat-obatan di
atas meja dental unit.
3.Petugas menyiapkan formulir-formulir yang akan digunakan dalam
pelayanan.
4.Petugas menyiapkan obat lainnya yang diperlukan untuk tindakan.
5.Petugas mencuci dan sterilkan alat-alat setelah digunakan, kecuali gelas
kumur dan alat-alat yang terbuat dari bahan plastic.
6.Petugas mematikan strillisator.
7.Petugas menyiapkan alat pemeriksaan dalam lemari, agar alat steril, atau di
dalam bak instrument.
8.Petugas membersihkan dan menyikat tempat pembuangan air ludah.
9.Petugas memberikan larutan klorin pada tempat pembungan air ludah.
10.Petugas mengembalikan light curing dan hand piece ke dalam lemari.
11. Petugas mematikan kompressor dan mengeluarkan angin kompressor
dengan membuka katub udara.
12.Petugas mengatur posisi dental unit pada posisi full naik dan sandaran
kursi tegak.
13.Petugas mengunci semua lemari tempat penyimpanan obat-obatan dan
tempat menyimpan alat.
14.Petugas mematikan semua aliran listrik.
5.Diagram
Alir
6.Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
HK.02.02/MENKES/62/2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter
gigi.

7.Unit Terkait Ruang pendaftaran, Poli Umum


8.Dokumen
Terkait
SOP INFORM CONSENT POLI GIGI
Nomor :
SOP Terbitke :I
No.Revisi :0
Tgl.Diberlaku :
DINAS
Halaman :1/2
KESEHATAN UPTD
KAB. BANGGAI PUSKESMAS
BATUI
DitetapkanKepala UPTD Hasri Ahmad, Amd.Kep
Puskesmas Batui Nip. 19731231 199503 1 003

1. Pengertian Suatu persetujuan dari pasien/keluarga mengenai tindakan medis/perawatan


selama di rawat puskesmas.
2.Tujuan Sebagai pedoman persetujuan dari pasien atau keluarga terhadap tindakan yang
dilakukan.
DASAR HUKUM/REFERENSI : KUALIFIKASI PELAKSANA :
1.Peraturan Permenkes NO.585 Tahun 1989 1. Memiliki ijasah S1Kedokteran Gigi
tentang persetujuan tindakan medic. 2.Pernah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan
2.Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 Medic Gigi dan Mulut.
Tentang Praktik Kedokteran. 3.Pernah mengikuti seminar Kesehatan Gigi
dan Mulut.
KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN
1.Sop Pelayanan Poli Gigi 1.Formulir Informed Consent Poli Gigi.
2.ATK
3. Rak Penyimpan Informed Consent.
PERINGATAN : PENCATATAN DAN PENDATAAN
1.Persetujuan tindakan medis
2.Rekam Medik
3.Formulir Tindakan
No Aktivitas Pelaksana Mutu Baku Ket
.
Persyaratan/ Waktu Outpu
Kelengkapan t
1. Memberikan penjelasan Dokter Gigi Sesuai
diagnose penyakit pasien Kebutuhan
2. Memberikan penjelasan Dokter Gigi Sesuai
tindakan medis yang Kebutuhan
akan dilakukan kepada
pasien baik itu
pengertian,tujuan,indikas
i,komplikasi, tindakan
medis
3. Menanyakan Persetujuan Dokter Gigi Sesuai
tindakan medis yang Kebutuhan
akan dilakukan kepada
pasien atau keluarga
yang menjadi wali
pasien.

4. Memberikan formulir Dokter Gigi Sesuai Form


informed consent kepada Kebutuhan ulir
penderita atau keluarga Infor
yang menjadi wali pasien med
untuk dibaca dan Conse
ditandatangani. nt
SOP PENCABUTAN GIGI SULUNG
Nomor :
SOP Terbitke :I
No.Revisi :0
Tgl.Diberlaku :
DINAS
Halaman :1/2
KESEHATAN UPTD
KAB. BANGGAI PUSKESMAS
BATUI
DitetapkanKepala UPTD Hasri Ahmad, Amd.Kep
Puskesmas Batui Nip. 19731231 199503 1 003

1. Pengertian Pencabutan gigi sulung adalah pencabutan gigi sulung yang sudah
terekfoliasi atau goyang fisiologi derajat 2 atau lebih, persistensi dan sisa
akar.
2.Tujuan 1.Sebagai acuan dalam melakukan pencabutan gigi sulung yang waktunya
tanggal supaya gigi pengganti tumbuh dengan sempurna.
3.Kebijakan
4.Prosedur Persiapan Penderita :
1.Menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa akan dilakukan pencabutan
pada gigi sulung untuk memberi kesempatan gigi permanen tumbuh dengan
baik.
2. Menjelaskan kepada penderita bahwa sebelum pencabutan dilakukan
pembiusan dan setelah itu penderita akan merasakan dingin ( jika
menggunakan chlor ethyl)
Persiapan Alat:
Mempersiapkan alat dan obat anestesi dan tang cabut gigi untuk anak-anak.

Pelaksanaan :
1.Memakai Sarung tangan
2.Mengambil kapas steril menggunakan pinset dan menetesi betadine.
3.Mengolesi gusi pada daerah gigi yang akan dicabut dengan gerakan searah
satu kali.
4.Mengambil kapas 2 buah gulungan kemudian kapas dipegang ditangan
kiri.
5.Memegang tabung cholr ethyl dengan tangan kanan kemudian ujungnya
didekatkan pada kapas dengan chlor ethyl , tunggu sampai kapas berbuih.
6.Letakan kapas sambil ditekan pada daerah bukal dan lingual /palatinal gigi
yang akan dicabut.
7.Meletakan ujung tang pada bagian bukal lingual / palatinal gigi sampai
dengan cervical gigi .
8.Pada gigi yang mempunyai 1 akar, memutar gigi searah sambil ditarik
keluar.
9.Pada gigi yang mempunyai lebih dari 1 akar, menggerak-gerakkan gigi ke
arah bukal dan lingual /palatinal supaya gigi terlepas dan menarik keluar.

5.Diagram
Alir
6.Referensi Buku ajar praktis bedah mulut, Pederson, G.W

7.Unit Terkait Poli Gigi

8.Dokumen
Terkait
SOP KRITERIA RUJUKAN PASIEN UNTUK TINDAKAN
MEDIS GIGI
Nomor :
SOP Terbitke :I
No.Revisi :0
Tgl.Diberlaku :
DINAS
KESEHATAN Halaman : 1/2 UPTD
KAB. BANGGAI PUSKESMAS
BATUI
DitetapkanKepala UPTD Hasri Ahmad, Amd.Kep
Puskesmas Batui Nip. 19731231 199503 1 003

1. Pengertian
2.Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan criteria rujukan dalam melaksanakan
tindakan medis di unit pelayanan gigi.
3.Kebijakan
4.Prosedur 1. Semua pasien yang akan dilakukan tindakan pencabutan gigi harus di
lakukan pemeriksaan tekanan darah.
2.Pencabutan gigi dapat dilakukan pada kategori normal dan hjgh normal,
dengan catatan pasien dalam kondisi baik dan tidak mempunyai komplikasi
DM, ginjal jantung.
3.Pada kategori Grade 1 MT dan Grade II IMT dengan tekanan seperti
kolom di atas, dilakukan rujukan internal dan ikuti anjuran dari dokter yang
menerima rujukan.
4. Jika diizinkan dilakukan tindakan oleh dokter perhatikan obat yang
diminum terakhir, seperti Aspilet,Ascardia dll, harus dihentikan 2 hari
sebelum pencabutan dan 2 hari sesudah pencabutan untuk menghindari
pendarahan.
5.Jika dicurigai DM dokter gigi meminta pasien untuk melakukan
pemeriksaan penyaring yaitu Glukosa darah sewaktu atau glukosa darah
puasa dan glukosa darah 2 jam sesuda makan.
6.Jika pasien dalam kondisi normal bukan DM, dapat dilakukan pencabutan
apabila glukosa darah sewaktu dan diantara 110 dan 200 dapat lakukan
rujukan internal pencabutan.
7.Sedangkan pasien dengan DM terkontrol dapat dilakukan pencabutan
dengan izin dokter yang merawat.
8.Semua pasien dengan kelainan jantung, dilakukan rujukan internal dulu
untuk memastikan apakash pasien tersebut ada kelainan jantung
(Diagnosanya belum pasti hanya menurut pengakuan pasien saja.
9.Sedangkan untuk pasien yang diagnosanya sudah jelas lakukan rujukan
eksternal.
10. Jantung koroner.
11.Pasien mengalami syok anafilaktik, terlebih dahulu dilakukan penanganan
sesuai petunjuk kerja anafilaktik syok jika tidak ada perbaikan rujukan ke
Rumah Sakit.
12.Pasien yang mendapat pengobatan kanker dengan radiasi, 6 bulan setelah
radiasi baru dapat dilakukan tindakan pencabutan gigi, mengingat jaringan
saraf dan pembuluh darah masih rapuh.
5.Diagram
Alir
6.Referensi

7.Unit Terkait

8.Dokumen
Terkait
SOP PENCABUTAN GIGI PERMANEN
Nomor :
SOP Terbitke :I
No.Revisi :0
Tgl.Diberlaku :
DINAS
Halaman :½
KESEHATAN UPTD
KAB. BANGGAI PUSKESMAS
BATUI
DitetapkanKepala UPTD Hasri Ahmad, Amd.Kep
Puskesmas Batui Nip. 19731231 199503 1 003

1. Pengertian Pencabutan Gigi dengan injeksi yaitu mengeluarkan gigi permanen. Sisa akar
, sisa mahkota yang tidak dapat diretorasi lagi, gigi dengan kelainan
periodontal yang tidak dapat di rawat, impaksi, supernumerary, fokal infeksi
dari soketnya dengan injeksi anastesi local dan tidak meninggalkan masalah.
2.Tujuan -Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas.
-Meningkatkan pengetahuan penderita tentang kesehatan gigi dan mulut.
-Menghilangkan fokal infeksi
3.Kebijakan Kepmenkes Nomor : 284/Menkes/SK/IV/2006 Tentang Standar Pelayanan
Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut.
4.Prosedur 1.Anamnesa
1.1 Menanyakan apakah gigi terasa sakit jika untuk mengunyah.
1.2 Menanyakan riwayat pengobatan sebelumnya jika ada, untuk pasien
paska premedikasi ditanyakan apakah obat yang diberikan sudah diminum
sampai habis.
1.3 Apakah ada riwayat penyakit sistemik yang diderita, Riwayat alergi.
Kehamilan serta komplikasi pencabutan yang pernah dialami.
1.4 Menanyakan kondisi umum pasien; semalam tidur cukup, sudah
sarapan, tidak pusing.
2. Pemeriksaan Klinis
2.1 Gigi mati atau sisa akar dengan perkusi (-), palpasi (-)
2.2 KO baik
3. Diagnosa
3.1 Gangren Pulpa
3.2 Radixes
4.Terapi
4.1 Jelaskan pada pasien mengenai jalannya pencabutan dan resiko
komplikasi fraktur apabila gila ada kelainan.
4.2 Lakukan pengukuran tekanan darah.
4.3 Persetujuan tindakan / inform consent.
4.4 Pemilihan anastesi, isikan spuit infeksi dengan obat anastesi.
4.5 Intruksikan pasien untuk berkumur. Daerah yang akan dianastesi olesi
dengan betadine dengan betadine solution.

4.6 Lakukan anastesi : blok anastesi untuk gigi posterior rahang bawah
infiltrasi anaestesi untuk gigi anterior rahang atas dan gigi anterior rahang
bawah.
4.7 Setelah ada tanda teranestesi lakukan separasi dan longgarkan soket gigi,
ke sisi mesial dan distal dengan bein. Letakkan biade tang sejauh mungkin
sepanjang permukaan akar.
4.8 Tulang alveolar sekitar gigi yang akan dicabut dengan tangan kiri.
Gerakkan tang kea rah buccal lingual atai labiopalatal, bila sudah terasa
goyang lakukan rotasi sambil ditarik keluar soketnya.
4.9 Setelah pencabutan intruksikan pasien untuk sedikit berkumur. Apabila
ada tulang yang tajam lakukan pemotongan atau haluskan. Massase soket
dengan kapas yang telah diberi batadine. Beri tampon pada luka bekas
pencabutan intruksi untuk mengigit tampon selama 1 jam.
4.10Pasien dianjurkan untuk jangan sering berkumur dan meludah jangan
menghisap daerah bbekas pencabutan serta hindari merokok dan mengunyah
permen karet.
4.11Berikan antibiotic dan analgesic serta anti inflamasi bila perlu
pemberian antibiotic dengan dosis yang baik untuk jangka 5 hari.
5.Diagram
Alir
6.Referensi - Buku ajar praktis bedah mulut, Gordon W, Pederson.DDS,MSD
- Adyatmaka, Andreas 1998, Tata Kerja Pelayanan Asuhan Kesehatan gigi
dan mulut. Depkes RI.
- Prosedur Pelayanan Poli Gigi.
7.Unit Terkait

8.Dokumen
Terkait
SOP PULPITIS REVERSIBLE
Nomor :
SOP Terbitke :I
No.Revisi :0
Tgl.Diberlaku :
DINAS
Halaman :½
KESEHATAN UPTD
KAB. BANGGAI PUSKESMAS
BATUI
DitetapkanKepala UPTD Hasri Ahmad, Amd.Kep
Puskesmas Batui Nip. 19731231 199503 1 003

1. Pengertian Defenisi :
Pulpitis Revesible adalah inflamsi pulpa ringan, jika penyebabnya
dihilangkan pulpa akan pulih dan kembali sehat.
-Patifisiologi :
Pulpitis awal dapat terjadi karena karies dalam, trauma tumpatan resin
komposit / amalgam / glass ionomer. Gambaran mikroskopis ditandai oleh
lapisan odontoblas rusak, vasodilatasi, udem, sel radang kronis kadang sel
radang akut.

2.Tujuan 1. Mengembalikan ke bentuk anatomi gigi semula/ fungsi gigi


2. Mencegah terjadinya lubang gigi yang lebih dalam.
3. Menghilangkan keluhan pasien.

3.Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas

4.Prosedur
1. Alat : Kaca mulut, pinset, sonde, eksavator
2. Bahan : CaOH2, Bahan tumpatan GIC

Langkah –langkah :

1.Bersihkan Karies dengan eksavator.


2.Bersihkan jaringan infeksius.
3.Aplikasi bahan proteksi pulpa / CaOH2
4.Tutup dengan tumpatan GIC
5.Diagram
Alir Bersihkan Karies dengan eksavator

Bersihkan Jaringan Infeksius

Aplikasi bahan proteksi


pulpa CaOH2

Tutup dengan tumpatan


GIC

6.Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.HK

7.Unit Terkait Ruang Pendaftaran, Poli Umum


8.Dokumen
Terkait
9.Rekaman No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Historis diberlakukan
Perubahan
SOP PULPITIS IREVERSIBLE
Nomor :
SOP Terbitke :I
No.Revisi :0
Tgl.Diberlaku :
DINAS
Halaman :½
KESEHATAN UPTD
KAB. BANGGAI PUSKESMAS
BATUI
DitetapkanKepala UPTD Hasri Ahmad, Amd.Kep
Puskesmas Batui Nip. 19731231 199503 1 003

1. Pengertian Radang ireversible adalah merupakan inflamasi pulpa yang menetap dan
simptomatik atau asimptomatik yang disebabkan oleh suatu jelas, dimana
pulpa tidak dapat menanggulangi inflamasi yang terjadi sehingga pulpa tidak
dapat ke kembali kekondisi sehat.
2.Tujuan 1. Mengembalikan ke bentuk anatomi gigi semula / fungsi gigi.
2.menghilangkan keluhan pasien.
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas
4.Prosedur 1. Alat :
- Bak Instrumen Steril
- Kaca mulut
- Sonde
- Pinset
- Ekskavator
-. Instrumen Plastis
2. Bahan :
- Kasa Steril
- Handskun
- Masker
- Cotton roll
- Cotton Pellet
-Eugenol
- Tambalan Sementara

Langkah –langkah :
1.Petugas mempersilahkan pasien untuk duduk dikursi dental chair
2.Petugas Menganamnesa.
Apakah pasien merasakan rasa nyeri tajam, berlangsung cepat dan menetap,
dapat hilang dan timbul kembali secara spontan ( tanpa rasangan ) serta
secara terus menerus, nyeri tajam yang berlangsung terus menerus menjalar
kebelakang telinga. ( gejala dari pulpitis ireversible)
3.Petugas menanyakan apakah nyeri tersebut dapat timbul akibat perubahan
temperature/ rasa, terautama dingin, manis dan asam dngan ciri khas rasa
sakit menetap lama.
4.Petugas menayakan apakah pasien bisa menunjukkan gigi yang sakit dan
tepat ?
5.Petugas menyiapkan alat diagnose dan alat konservasi
6.Petugas memakai alat APD.
7.Petugas memeriksa kavitas, dengan kedalaman yang mencapai pulpa atau
ada karies dibawah tumpatan lama, bila dari anamnesa menunjukan pernah
mengalami rasa sakit spontan, klinis terlihat kavitas profunda dan bila
dilakukan test vitalitas menunjukan rasa sakit yang menetap cukup lama.
8.Petugas menentukan assesment, menegakkan diagnose dengan pulpitis
irevesible.
9.Petugas menentukan planning.
10.Petugas melakukan aplikasi analgetik cair ( eugenol ) dan tumpatan
sementara.
11.Bila pasien menggunakan kartu asuransi, pasien dirujuk ke fasilitas
kesehatan lanjutan.
12.Petugas meberikan resep obat untuk mengobati sakitnya, berupa
antibiotik selama 3 hari, analgesik antiseptik selama 3 hari dan anti inflamasi
selama 3 hari.
13.Petugas melakukan DHE
14. Petugas mempersilahkan pasein untuk turun dari dental chair.
15. Petugas membuat surat rujukan ke rumah sakit untuk tindakan lebih
lanjut bila pasien mempunyai kartu asuransi.
5.Diagram
Alir

6.Referensi Ilmu Endodonti Gigi

7.Unit Terkait

8.Dokumen
Terkait
SOP MENERIMA PASIEN DI POLI GIGI
Nomor :
SOP Terbitke :I
No.Revisi :0
Tgl.Diberlaku :
DINAS
Halaman :½
KESEHATAN UPTD
KAB. BANGGAI PUSKESMAS
BATUI
DitetapkanKepala UPTD Hasri Ahmad, Amd.Kep
Puskesmas Batui Nip. 19731231 199503 1 003

1. Pengertian
2.Tujuan
3.Kebijakan
4.Prosedur
5.Diagram
Alir

6.Referensi

7.Unit Terkait
8.Dokumen
Terkait

Anda mungkin juga menyukai