Anda di halaman 1dari 4

BAB V

SEJARAH GEOLOGI

Berdasarkan hasil analisa data-data dari aspek geomorfologi, stratigrafi


serta struktur geologi, maka sejarah geologi dari daerah penelitian ini dapat
diinterpretasikan. Mulai dari sejarah lingkungan pengendapan sampai sejarah
struktur yang mengontrol daerah penelitian ini. Dari analisa stratigrafi, sejarah
lingkungan pengendapan daerah penelitian ini dimulai pada kala Miosen Tengah
sampai Miosen Akhir. Pengendapan Formasi Jatiluhur yang berupa satuan
batulempung sisipan batupasir, asal sedimen mungkin lebih cenderung dari utara.
Pengendapan dimulai pada Miosen Tengah yaitu pada N12, ditandai dengan
pengendapan satuan batulempung sisipan batupasir pada lingkungan pengendapan
Neritik Luar - Tengah dengan system pengendapan Turbidit. Pengendapan ini
berakhir pada N15. Hal ini merujuk kepada “Sedimentation Of The Cantayan
Formation In Sirnasari, Bogor, West Java, Indonesia” oleh Yan Rizal, Pamungkas
G. M, Alfend Rudyawan (2016) dan data yang diperoleh dilapangan.

Gambar 5.1 Pengendapan satuan batulempung sisipan batupasir pada


lingkungan Bathial dengan sistem Turbidit

Pada N16, terjadi kenaikan muka air laut yang menyebabkan dimulainya
pengendapan satuan batupasir selang – seling batulempung pada lingkungan
Bathial bagian Atas dengan system pengendapan Turbidit.
Pengendapan berlangsung hingga N18. Satuan ini terendapkan secara
selaras diatas satuan batulempung sisipan batupasir.(Gambar5.2)

Gambar 5.2 Pengendapan satuan batupasir selang – seling batulempung pada


lingkungan Bathial Atas dengan sistem pengendapan Turbidit

Pada N18 sampai N19 yaitu Pliosen Awal, diendapkan secara selaras diatas
satuan batupasir selang – seling batulempung, pengendapan satuan batulempung
pada lingkungan Bathial bagian Atas dengan sistem pengendapan
Turbidit.(Gambar 5.3)

Gambar 5.3 Pengendapan satuan batulempung pada lingkungan Bathial Atas dengan
sistem pengendapan Turbidit
Setelah pengendapan satuan batulempung, pada fase Plio - Pleistosen terjadi
pengangkatan tektonik yang disebabkan oleh gaya kompresi pada daerah penelitian
dengan arah gaya dominan utara - selatan. Tektonik kompresi ini menyebabkan
terbentuknya struktur geologi pada daerah penelitian.
Pengangkatan akibat aktivitas tektonik ini menyebabkan terhentinya
pengendapan sedimen pada daerah penelitian, ditandai dengan tidak adanya data
pengendapan sedimen setelah satuan batulempung.

Gambar 5.4 Proses kompresi tektonik yang membentuk struktur geologi pada
daerah penelitian

Aktivitas tektonik yang masih berlanjut selama masa Pleistosen menyebabkan


peningkatan aktivitas vulkanik, menyebabkan munculnya endapan – endapan
gunung api dan intrusi - intrusi batuan beku Andesit pada daerah penelitian pada
waktu Pleistosen.

Gambar 5.5 Proses pengendapan batupasir tuffan yang dilanjutkan dengan


munculnya intrusi andesit pada daerah penelitian
Setelah terbentuknya Satuan Andesit, daerah pemetaan mengalami
aktivitas erosi yang dominan. Proses erosi ini berlangsung hingga pada waktu
resen (sekarang) yang membentuk kenampakan daerah penelitian sekarang ini.

Gambar 5.6 Proses erosi pada derah penelitian

Anda mungkin juga menyukai