Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

SURVEY TOPOGRAFI

NAMA PROYEK : SURVEY KELAYAKAN, PEMETAAN STATUS, RESIKO DAN


KONDISI LAHAN (ROW) UNTUK JALUR PIPA CY-III
( LOMANIS – REWULU ), CB-III ( LOMANIS –
TASIKMALAYA ) DAN CIKAMPEK – PLUMPANG II, MELALUI
ROW PT KAI

PEMBERI KERJA : PT. PERTAMINA (Persero)

KONTRAKTOR : PT. SURVEYOR INDONESIA

LOKASI PROYEK : CY-III (LOMANIS - REWULU) & CB-III ( LOMANIS –


TASIKMALAYA )

NO. SPMP : 001/F0101/2016-SO

0 SIL AK DR MHS

PT. SURVEYOR INDONESIA PT. PERTAMINA

REV TGL HAL URAIAN DIBUAT DIPERIKSA DISETUJUI DISETUJUI DIPERIKSA

OLEH OLEH OLEH OLEH OLEH


Survey Topograf

LAPORAN PENDAHULUAN

1. PERSIAPAN

Tahapan ini adalah langkah awal dalam setiap pekerjaan survey/pengukuran. Pada
bagian ini detil pekerjaan harus diketahui dengan jelas sehingga pelaksanaan di lapangan
berjalan dengan lancar dan mampu memberikan hasil yang optimal dan dapat
dipertanggungjawabkan. Detil pekerjaan dijabarkan menjadi serangkaian Kerangka Acuan
Kerja (KAK) atau Terms Of References (TOR) yang menjadi pedoman teknis selama
pelaksanaan pekerjaan.

Pada tahapan ini semua perencanaan dilakukan seperti perencanaan jalur


pengukuran, desain jaring pengamatan GPS. Selain itu persiapan personil dan alat juga
dilakukan guna menunjang kelancaran dalam pengambilan data.

Alur pelaksanaan tahapan persiapan pada pekerjaan ini dapat ditunjukkan pada
Gambar di bawah ini.

KESEPAKATAN KOORDINASI Mobilisasi Tim


KERJA TIM dan Peralatan
Kerja

Orientasi Lapangan

Penyiapan base camp


Recruitment tenaga local
Perencanaan Jaring GPS
Perencanaan jalur poligon
dan ray serta levelling
Pengolahan data
Pelaporan

 Komposisi tim

Laporan pendahuluan Halaman 2 dari 13


Survey Topograf

Daftar personil pada pekerjaan ini adalah:


Tabel 1 Susunan tim pekerjaan
No Jabatan Jumlah
1 Ketua Tim Survey 1
2 Tenaga Ahli dan Quality Control Pekerjaan 2
3 Supervisi 1
4 Koordinator Lapangan 2
5 Surveyor GPS 3
6 Surveyor TS 5
7 Surveyor Waterpass 5
8 Driver 5
9 Asisten Surveyor 25
10 Pemroses data Terestris 4
55
 Perlalatan Kerja

No Equipment Q'ty Remarks


1 GPS Geodetic Dual 3 Topcon hiper II dan Javad
2 Frequency
Total Station 5 Topcon GTS 235N
3 Waterpass 5 Topcon AT-B4 dan Nikon AP-8
4 Pipe Locator Vloc Vivax Metrotech
5 Notebook 6 Toshiba, Lenovo, Dell
Lapangan Garmin type 78 Csx, Garmin type 76 Csx, Garmin
6 GPS Navigasi 5
type Oregon
7 Kamera Digital 2 Samsung dan Fuji

Adapun rencana pekerjaan pengukuran ini mencakup :

(a). Rencana pemasangan patok BM


(b). Rencana pengamatan GPS, termasuk jadwal jaring pengamatan GPS dan sketsa
(c). Rencana jalur pengukuran poligon beserta levelling
(d). Rencana pengukuran situasi menggunakan metode Terestris dan Pengukuran
Section

Laporan pendahuluan Halaman 3 dari 13


Survey Topograf

DIAGRAM ALIR PELAKSANAAN KERJA

Kesepakatan Kerja

Koordinasi Team

Mobilisasi Team dan Peralatan


Kerja

Orientasi Lapangan serta


melakukan perekrutan tenaga
lokal

Pemasangan Patok di Pemasangan Patok di Pemasangan Patok di


Lokasi Yogyakarta Lokasi Cilacap Bandung Lokasi Cikampek
Cilacap Plumpang

Pengukuran GPS, Pipe


Locator,Total Station, dan
Levelling

Pengukuran Situasi Pengukuran Situasi Pengukuran Situasi


Menggunakan Total Menggunakan Total Menggunakan TOTAL
Station Lokasi Station di Lokasi Cilacap STATION di Lokasi
Yogyakarta - Calacap Bandung Cikampek Plumpang

Pengolahan Data

Penyajian Hasil

Pelaporan

Laporan pendahuluan Halaman 4 dari 13


Survey Topograf

2. SURVEY PENGAMATAN GPS

2.1. Metode Pengamatan GPS

Pengamatan GPS bertujuan untuk memberikan titik acuan tetap (benchmark) untuk
penentuan dan pengadaan koordinat titik-titik kontrol yang benar dan akurat serta
terintegrasi dengan sistem referensi nasional yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah
ataupun titik kontrol lain yang diakui. Titik kontrol yang benar dan akurat akan sangat
berpengaruh pada kebenaran sebuah peta yang diyakini akan membawa dampak positif
dalam perencanaan teknis pada kegiatan selanjutnya.
Pengamatan titik benchmark dengan metode jaring dibuat dengan
mempertimbangkan kekuatan bentuk jaringan tersebut (strength of figure). Standar kualitas
pekerjaan mengacu pada SNI JKHN (Standar Nasional Indonesia Jaring Kontrol Horisontal
Nasional).
Penentuan posisi dengan teknologi GPS merupakan salah satu cara yang digunakan
untuk menentukan posisi suatu titik di permukaan bumi dengan memanfaatkan konstelasi
satelit GPS yang beredar di ruang angkasa. Prinsipnya, metode ini menerapkan prinsip
pemotongan ke belakang dengan satelit-satelit sebagai titik ikatnya. Berdasarkan
mekanisme pengaplikasiannya, metoda yang dipakai untuk penentuan posisi dengan GPS
adalah metode Statik dan metoda Diferensial.
Penentuan posisi secara Statik (static positioning) adalah penentuan posisi dari titik-
titik yang statik (diam), sedangkan metode Diferensial adalah posisi suatu titik ditentukan
relatif terhadap titik yang diketahui koordinatnya seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Satelit

Patok BM

Pengikatan ke titik JKHN


Bakosurtanal/BIG
Titik Orde-1
Patok BM

Laporan pendahuluan Halaman 5 dari 13


Survey Topograf

Pengamatan jaringan titik kontrol patok benchmark menggunakan peralatan GPS


Geodetic Surveying Dual FrequencyJavad Triumph-1 series(spesifikasi terlampir).

2.2. Pemrosesan data GPS

Pemrosesan data pengamatan GPS jaringan titik kontrol utama benchmark dilakukan
dengan mengikatkan pada titik benchmark Bakosurtanal/BIG terdekat yaitu titik Orde-1.
Penghitungan perataan model jaringan menggunakan aplikasi Spectra Precission Survey
Officer (SPSO) yang merupakan software pengolahan data GPS Geodetic Javad Triumph 1.
Kelas suatu jaring titik kontrol horisontal ditentukan berdasarkan panjang sumbu
panjang (semi-major axis) dari setiap elips kesalahan relatif (antar titik) dengan tingkat
kepercayaan (confidence level) 95% yang dihitung berdasarkan statistik yang diberikan oleh
hasil hitung perataan jaringan kuadrat terkecil terkendala minimal (minimal constrained).
Panjang maksimum dari sumbu-panjang elips kesalahan relatif 95% yang digunakan
untuk menentukan kelas jaringan adalah :
r = c ( d + 0.2 )
dimana :
r = panjang maksimum dari sumbu-panjang yang diperbolehkan (dalam mm),
c = faktor empirik yang menggambarkan tingkat presisi survei,
d = jarak antar titik (dalam km).

Tabel3. Orde Jaring Titik Kontrol Horisontal


Orde c Jaring Kontrol Jarak Kelas
00 0.01 Jaring fidusial nasional (Jaring stasiun tetap GPS) 1000 Km 3A
0 0.1 Jaring titik kontrol geodetik nasional 500 Km 2A
1 1 Jaring titik kontrol geodetik regional 100 Km A
2 10 Jaring titik kontrol geodetik lokal 10 Km B
3 30 Jaring titik kontrol geodetik perapatan 2 Km C
4 50 Jaring titik kontrol pemetaan 0.1 Km D

2.3. Teknis pelaksanaan pengukuran GPS

Teknis pelaksanaan pengukuran GPS adalah sebagai berikut:

a. Pemasangan GPS setiap kurang lebih jarak 10 Km berada disebelah kiri dan kanan
dari jalur Rel KAI dan menggunakan tugu/patok yang tersedia si sekitar jalur ROW
KAI
b. Tim yang terlibat dalam pemasangan ini sebanyak 3 tim, terdiri dari 6 orang asisten

Laporan pendahuluan Halaman 6 dari 13


Survey Topograf

c. Alat utama yang dipakai adalah GPS Geodetic dual Frequency Merk Trimbel
sebanyak 3 unit (spesifikasi alat terlampir).
d. Estimasi kecepatan pengamatan setiap hari sebanyak ± 3 BM

3. SURVEY PENGUKURAN POLIGON

3.1. Metode Pengukuran Poligon

Pelaksanaan pengambilan data menggunakan Total Station diawali dengan


pembuatan dan pengukuran jalur poligon yang terikat di awal dan di akhir pada titik
Benchmark atau titik kontrol koordinat yaitu titik-titik BM GPS sebagai kerangka dasar.
Pengukuran poligon dilakukan dengan alat ukur Total Station merk TOPCON type GTS 235/
GTS 233/ Nivo 3c / Nivo 5m (Spesifikasi alat terlampir), dimana data direkam dalam memori
alat kemudian di-download data disimpan dalam bentuk raw data.
Pembacaan sudut pada pengukuran poligon dilakukan dengan bacaan satu seri
rangkap (B–LB dan LB–B).Sehingga akan diperoleh empat bacaan sudut horisontal dan
vertikal serta jarak pada masing-masing sesi pengamatan.
Standar kualitas pekerjaan pengukuran poligon mengacu pada SNI JKHN (Standar
Nasional Indonesia Jaring Kontrol Horisontal Nasional) dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Selisih bacaan B dan LB dalam pengukuran sudut ≤ 10”
2. Jumlah seri pengamatan suatu sudut (minimum) 2 sesi
3. Selisih ukuran sudut antar sesi ≤ 5”
4. Jumlah bacaan untuk satu jarak (minimum) 4 kali
5. Kesalahan penutup sudut ≤ 10”n, dimana n adalah jumlah titik poligon
6. Kesalahan penutup tinggi ≤ 15 mm √d, dimana d adalah jarak poligon dalam kilometer
7. Kesalahan penutup linier jarak ≤ 1/6.000

Laporan pendahuluan Halaman 7 dari 13


Survey Topograf

Pengukuran rangkaian titik-titik poligon yang diukur dilakukan dengan membentuk


jaringan poligon terbuka terikat sempurna pada titik-titik kontrol BM referensi.

GPS.05A
i

GPS.05

Koreksi sudut = Σβ-[ i – o +(n+1) x 180]


Σβ =Jumlah sudut
i – o =Selisih azimuth akhir - azimuth awal
(n+1) =Jumlah titik sudut ditambah satu

GPS.01
o
Standar Ketelitian JKHN Orde -4
f ≤ 10√n, (n adalah jumlah titik poligon)
GPS.01A fh ≤ 15√d, (d adalah jarak jalur poligon dalam km)
fl ≤ 1 : 6.000

3.2. Teknis Pengukuran Poligon

Tim yang terlibat dalam pengukuran poligon ini sebanyak 5 tim, terdiri dari 5 orang
surveyor dibantu oleh 25 tenaga lokal, dimana setiap 1 surveyor dibantu oleh 5 tenaga lokal.
Distribusi tim adalah:

a. Lokasi 1 (Cilacap – Jogja) : 3 tim


b. Lokasi 2 (Cilacap – Bandung ) : 2 tim
c. Lokasi 3 (Cikampek – Plumpang ) : 2 tim
Estimasi kecepatan pengukuran ini sejauh 2 km atau setiap hari, sehingga waktu yang
dibutuhkan adalah =[414/ (5*2)] = 414/10 = 41,4  42 hari.

4. LEVELLING

4.1. Metode Pengukuran Levelling

Laporan pendahuluan Halaman 8 dari 13


Survey Topograf

Pengukuran ini bertujuan untuk mendapatkan nilai elevasi titik BM dan patok titik-titik
patok sepanjang pipa dengan akurasi ketelitian vertikal yang tinggi. Elevasi yang dipakai
untuk semua data dalam kegiatan ini mengacu pada hasil pengukuran leveling, meliputi
hasil pengukuran poligon, dan hasil pengamatan GPS, pengukuran penampang.

Pengukuran Leveling dilakukan dengan menggunakan alat waterpass / sipat datar


merk Topcon (spesifikasi alat terlampir)yang digunakan untuk melakukan bacaan terhadap 2
buah rambu yang diletakan di muka dan belakang berdirinya alat. Sipat datar berdiri pada
lokasi antara dua titik patok ataupun BM sepanjang jalur pipa. Rambu ukur berdiri pada titik
BM maupun patok sepanjang jalur pipa. Jarak antara alat sipat datar dengan rambu muka
dan rambu belakang dirancang sedemikian rupa sehingga jaraknya tidak jauh berbeda.

Nilai beda tinggi antara dua titik yang diamat dengan sipat datar didapat dari
pengurangan antara bacaan benang tengah rambu belakang dikurangi bacaan benang
tengah rambu depan. Setiap berdiri alat didapat bacaan benang atas, benang tengah dan
benang bawah baik ke rambu muka ataupun ke rambu belakang. Bacaan benang atas
ditambah bacaan benang bawah dibagi 2 harus sama dengan nilai bacaan benang tengah
(kontrol bacaan).

Pengukuran elevasi harus diikatkan pada jaring kontrol vertikal nasional yang
realisasinya diikatkan terhadap titik TTG (titik tinggi geodesi). TTG yang dikatkan minimal
ada dua pada setiap jalur pengukuran leveling. Total beda tinggi hasil pengukuran leveling
haruslah sama dengan beda tinggi antara dua TTG.

Perhitungan data leveling dilakukan dengan menggunakan prinsip perhitungan beda


tinggi yang didapat pada bacaan rambu ukur. Ketelitian mengacu pada SNI JKHN kerangka
kontrol vertikal yaitu kesalahan tinggi tidak boleh melebihi 15√d milimeter, dimana d adalah
jarak komulatif antara titik pertama dan titik terakhir. Pengolahan leveling dilakukan dengan
menghitung beda tinggi antara titik sehingga didapatkan nilai ketinggian titik yang diikat
dengan tinggi BM TTG, dimana kesalahan beda tinggi terbagi dalam seluruh sesi
pengukuran. Hasil pengolahan leveling adalah titik-titik dengan nilai ketinggian yang
terintegrasi dengan koordinat nasional.

4.2. Teknis Pengukuran Levelling

Teknis pengukuran Levelling sebagai berikut:

a. Untuk mengerjakan jalur sepanjang 300 km ini dibutuhkan 6 tim terdiri dari 6
surveyor dan 12 tenaga lokal, beserta 6 unit automatic levelling beserta
kelengkapannya.

Laporan pendahuluan Halaman 9 dari 13


Survey Topograf

b. Penempatan personil untuk ketiga lokasi masing-masing 2 tim levelling.


c. Estimasi waktu yang dibutuhkan selama 46 hari, apabila kecepatan per tim ± 1 .5 km
(Waktu = [414 km / (6 tim x 1.5 km)] = 46 hari.

5. PEMETAAN SITUASI DETAIL

5.1. Metode Pengukuran Situasi

Pengukuran sepanjang jalur ROW KAI dengan lebar koridor samping 20 meter kiri
dan 20 meter kanan minimal atau di ambil sesuai kebutuhan desain perencanaan rencana
jalur pipa.

Dalam hal ini kami menerapkan metode kerja pengukuran yaitu dengan menerapakan
metode Terestrissebagai berikut :

Pengukurandetail situasi ini bertujuan untuk mendapatkan nilai koordinat dan elevasi
titik – titik yang diperlukan sepanjang jalur ROW atau rencana jalur pipa dengan akurasi
ketelitian vertikal dan horisontal yang tinggi. Koordinat dan Elevasi yang dipakai untuk
semua data dalam kegiatan ini mengacu pada hasil pengukuran leveling, meliputi hasil
pengukuran poligon, dan hasil pengamatan GPS

Pengukuran situasi dilakukan dengan menggunakan alat Total station merk Topcon
(spesifikasi alat terlampir) yang digunakan untuk melakukan bacaan terhadap 2 buah prisma
yang dipasang di atas stik meter. Total station berdiri pada lokasi diatas patok poligon
ataupun BM.

Jarak antara pengambilan titik diambil maksimal 25m atau disesuikan dengan kondisi lahan

Nilai koordinat dan beda tinggi titik yang didapat kemudian di simpan secara
automatis ke memori data ( internal memori )yang nantinya di download menjadi row data
dan kemudian diolah menjadi koordinat dan elevasi

6. PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data dimulai dari proses transfer data dari alat TOTAL STATION. Proses
perekaman data dilakukan pada saat pengukuran poligon maupun detail ini dilakukan
secara mememori data ( raw data ) didalam internal memori.

Setelah menjadi koordinat akan dilakukan adjusment dengan memasukkan nilai koordinat
besline maka akan menghasilkan koordinat final.

Laporan pendahuluan Halaman 10 dari 13


Survey Topograf

Dari koordinat final tersebut akan diolah dengan menggunakan software Auto Cad civil 3D
sehingga akan menjadi sebuah peta dalam frmat DWG yang selanjutnya disajikan dalam
format Auto Cad.

Secara garis besar pengolahan raw data ini dapat diilustrasikan pada

gambar berikut.

ALAT UKUR

TOTAL STATION

Import data menggunakan kabel download ( usb )

PROSES DATA

INPUT KOORD

BASE

ADJUSMENT KOORDINAT FINAL PENGGAMBARAN

KOORDINAT

7. PROSES PENGGAMBARAN

Titik – titik koordinat yang tersebar dan terletak sesuai dengan nilai x,y,z tersebut, yang
dihasilkan dengan proses otomatis menggunakan software Auto Cad civil 3D, kemudian
secara maunual kita hubungkan sehingga menjadi bentuk-bentuk yang kita inginkan dan
disesuaikan dengan kode – kode yang sudah kita tentukan.

Laporan pendahuluan Halaman 11 dari 13


Survey Topograf

Gambar proses penggambaran

8. PENGUKURAN SECTION

Pengukuran section dalam pekerjaan ini adalah pengukuran penampang memanjang


saja (tidak ada pengukuran cross section). Data yang disajikan adalah penampang
memanjang jalur pipa serta lahan eksisting.

Pelaksanaan pekerjaan simultan dengan pengukuran poligon, dimana tim ukur selain
melakukan pengambilan data poligon, juga melakukan pengambilan posisi rencana jalur
pipa serta beberapa lokasi khusus seperti stasiun , jambatan, jalan, dan lain sebagainya
yang dilewati oleh rencana jalur pipa.

Untuk pengukuran cross section akan diambil pada lokasi-lokasi tertentu yaitu
perpotongan jalur pipa dengan obyek khusus (jembatan, jalan, rel,bangunan, stasiun dll ).
Sedangkan untuk rencana jalur pipa. Apabila dinginkan cross section dengan jarak teratur
(50 m atau 100 m) sepanjang rencana jalur pipa, maka cross section akan dibentuk dari
data hasil pengukuran situasi , dimana cross section merupakan turunan dari peta tersebut,
atau cross section digambar berdasarkan peta situasi hasil pengukuran detail.

Laporan pendahuluan Halaman 12 dari 13


Survey Topograf

9. JADWAL RENCANA PEKERJAAN

Jadwal rencana pekerjaan adalah sebagai berikut :

RENCANA KERJA SURVEY TOPOGRAFI ( RUAS CY - CB - BJ )

NO BULAN KE I BULAN KE II BULAN KE III BULAN


I II III IV I II III IV I II III IV MINGGU

1 PENDAHULUAN
2 SURVEY GPS
3 TOPOGRAFI
4 PENYUSUNAN & LAP DRAFT
5 KOREKSI PERTAMINA
6 PELAPORAN FINAL

10. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan sampai dengan tanggal Akhir Januari 2016 adalah sebagai berikut :

1. Pengurusan perijinan
2. Pengukuran GPS
3. Pengukuran poligon Terestris Total station
4. Pengukuran detail situasi topografi
5. Pengukuran Leveling
6. Pengolahan data dan penggambaran draft
7. Pembuatan laporan pendahuluan ( terlampir )

Laporan pendahuluan Halaman 13 dari 13

Anda mungkin juga menyukai