Buku Guru Kimia Kelas Kelas X PDF
Buku Guru Kimia Kelas Kelas X PDF
Buku Guru
KIMIA
SMA/MA Kelas X
Buku Guru
KIMIA
SMA/MA Kelas X
Dilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk dan dengan
cara apa pun juga, baik secara mekanis maupun elektronis, termasuk fotokopi, rekaman,
dan lain-lain tanpa izin tertulis dari penerbit.
Kata Pengantar
Jakarta
Penulis
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama .Senyawa 105
A. KI dan KD pada Materi Pokok Larutan Elektrolit, Reaksi .Oksidasi
Reduksi, dan Tata Nama Senyawa . ................................................................ 106
B. Pembelajaran pada Materi Pokok Larutan Elektrolit, Reaksi
Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa............................................... 107
C. Penilaian ...................................................................................................................... 125
D. Bentuk Komunikasi dengan Orang Tua/Wali ........................................... 128
E. Pengayaan dan Remedial .................................................................................... 129
F. Kunci Jawaban ........................................................................................................... 130
Daftar Isi v
Glosarium ................................................................................................................................................. 185
Daftar Pustaka ....................................................................................................................................... 188
Indeks ....................................................................................................................................................... 189
Konstanta ................................................................................................................................................. 191
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Pembelajaran Kimia
Ilmu kimia diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan yang mencari jawaban
atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam, khususnya yang berkaitan
dengan komposisi, struktur dan sifat zat, transformasi, serta dinamika dan energetika
zat. Oleh karena itu mata pelajaran Kimia di SMA/MA akan mempelajari segala sesuatu
tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, serta dinamika dan
energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang terkait
dengan ilmu Kimia yang tidak terpisahkan, yaitu Kimia sebagai produk (pengetahuan
Kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) yang merupakan temuan
ilmuwan sebagai hasil pemikiran kreatif saintis dan Kimia sebagai proses (kerja ilmiah
dan sikap ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran Kimia dan penilaian hasil belajar Kimia
harus memerhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai produk dan proses.
Ilmu Kimia penting dipelajari karena dapat menjelaskan secara mikro (molekuler)
fenomena makro berbagai aspek tentang zat. Selain itu, mempelajari ilmu Kimia sangat
membantu dan berkontribusi terhadap penguasaan ilmu lainnya, terutama ilmu terapan
seperti pertambangan, pertanian, kesehatan, perikanan, dan teknologi. Ilmu kimia juga
diperlukan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, misalnya mengatasi
dampak penggunaan bahan-bahan kimia (seperti pembersih, pemutih, pewangi, dan zat
aditif pada makanan), penjernihan air, penyepuhan logam, dan hujan asam.
Kelas X
1. Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari (Hakikat Ilmu Kimia, Metode
Ilmiah, Keselamatan Kerja di Laboratorium, dan Peran Kimia dalam Kehidupan)
2. Struktur Atom dan Sistem Periodik (Perkembangan Model Atom, Struktur Atom,
Konfigurasi Elektron dan Diagram Orbital, Letak Unsur dalam Tabel Periodik, serta
Sifat-Sifat Periodik Unsur)
3. Ikatan Kimia dan Bentuk Molekul (Ikatan Ion, Ikatan Kovalen, Ikatan Kovalen
Koordinasi, Ikatan Logam, Interaksi Antarpartikel, Kepolaran Senyawa, dan Bentuk
Molekul)
4. Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit
5. Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi dan Bilangan Oksidasi (Perkembangan Konsep
Reaksi Redoks dan Bilangan Oksidasi) serta Tata Nama Senyawa Anorganik dan
Organik
6. Stoikiometri (Massa Atom Relatif, Massa Molekul Relatif, Persamaan Reaksi, Hukum
Dasar Kimia, Konsep Mol, dan Perhitungan Kimia)
Kelas XI
1. Senyawa Hidrokarbon dan Minyak Bumi (Struktur, Sifat, dan Penggolongan Senyawa
Hidrokarbon, Pembentukan dan Pemisahan Minyak Bumi, serta Dampak Pembakaran
Hidrokarbon)
Kelas XII
1. Sifat Koligatif Larutan (Penurunan Tekanan Uap, Kenaikan Titik Didih,
Penurunan Titik Beku, Tekanan Osmotik, serta Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan
Nonelektrolit)
2. Reaksi Redoks dan Elektrokimia (Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks, Sel
Elektrokimia dan Potensial Sel, Sel Elektrolisis dan Hukum Faraday, serta Korosi)
3. Kimia Unsur (Kelimpahan Unsur-Unsur di Alam, Sifat Fisik dan Sifat Kimia Unsur:
Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah, Periode 3 dan Periode 4; Pembuatan Unsur-
Unsur dan Senyawa: Halogen, Alkali, Alkali Tanah, Aluminium, Nitrogen, Oksigen,
Belerang, Silikon, Besi, Krom, Tembaga; serta Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa
bagi Manusia dan Lingkungan)
4. Senyawa Karbon (Struktur, Tata Nama, Sifat, Identifikasi dan Kegunaan Senyawa:
Haloalkana, Alkanol dan Alkoksialkana, Alkanal dan Alkanon, Asam Alkanoat dan
Alkilalkanoat, serta Benzena dan Turunannya)
5. Makromolekul (Struktur, Tata Nama, Sifat, Penggunaan, serta Penggolongan Polimer,
Karbohidrat, Protein, dan Lemak)
1. M
enghayati dan mengamalkan aja- 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel
ran agama yang dianutnya. materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan
pengetahuan tentang struktur partikel materi seba-
gai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenaran-
nya bersifat tentatif.
2. M
enghayati dan mengamalkan peri- 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa in-
laku jujur, disiplin, tanggung jawab, gin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu
peduli (gotong royong, kerja sama, membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertang-
toleran, damai), santun, responsif gung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis,
dan pro-aktif, dan menunjukkan komunikatif) dalam merancang dan melakukan
sikap sebagai bagian dari solusi atas percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam
permasalahan dalam berinteraksi sikap sehari-hari.
secara efektif dengan lingkungan 2.2 Menunjukkan perilaku kerja sama, santun, toleran,
sosial dan alam serta dalam menem- cinta damai, dan peduli lingkungan, serta hemat
patkan diri sebagai cerminan bangsa dalam memanfaatkan sumber daya alam.
dalam pergaulan dunia. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta
bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan
masalah dan membuat keputusan.
3. M
emahami, menerapkan, mengana 3.1 Memahami hakikat ilmu kimia, metode ilmiah, dan
lisis pengetahuan faktual, konsep keselamatan kerja di laboratorium, serta peran kimia
tual, prosedural berdasarkan rasa dalam kehidupan.
ingin tahunya tentang ilmu penge 3.2 Menganalisis perkembangan model atom.
tahuan, teknologi, seni, budaya, dan 3.3 Menganalisis struktur atom berdasarkan teori atom
humaniora dengan wawasan kema- Bohr dan teori mekanika kuantum.
nusiaan, kebangsaan, kenegaraan, 3.4 Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dan dia-
dan peradaban terkait penyebab gram orbital untuk menentukan letak unsur dalam
fenomena dan kejadian, serta men- tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur.
erapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. M
engolah, menalar, dan menyaji 4.1 M enyajikan hasil pengamatan tentang hakikat
dalam ranah konkret dan ranah ilmu kimia, metode ilmiah, dan keselamatan kerja
abstrak terkait dengan pengem- dalam mempelajari kimia, serta peran kimia dalam
bangan dari yang dipelajarinya di kehidupan.
sekolah secara mandiri, dan mampu 4.2 Mengolah dan menganalisis perkembangan model
menggunakan metoda sesuai kaidah atom.
keilmuan. 4.3 Mengolah dan menganalisis struktur atom berdasar-
kan teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum.
4.4 Menyajikan hasil analisis hubungan konfigurasi
elektron dan diagram orbital untuk menentukan
letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat
periodik unsur.
4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses
pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan
kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta inter-
aksi antarpartikel (atom, ion, molekul) materi, dan
hubungannya dengan sifat fisik materi.
Experimenting/ Networking
Observing Questioning Associating Explorating (Membentuk jejaring/
(Mengamati) (Menanya) (Menalar) (Mencoba) Mengomunikasikan)
Gambar 1
Langkah-langkah pembelajaran saintifik
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar
sebagaimana tercantum pada tabel berikut.
Tabel 2 Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya
Langkah
Kegiatan Belajar Kompetensi yang Dikembangkan
Pembelajaran
Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, dan Melatih kesungguhan, ketelitian, dan
melihat (tanpa atau dengan alat). mencari informasi.
Mengomu- Menyampaikan hasil pengamatan dan Mengembangkan sikap jujur, teliti, tole
nikasikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis ransi, kemampuan berpikir sistematis,
secara lisan, tertulis, atau media lain- mengungkapkan pendapat dengan
nya. singkat dan jelas, serta mengembang-
kan kemampuan berbahasa yang baik
dan benar.
Media
5 7
4 8
2
6
10
11 12
14
9
13
15 18 19
20
16 21
17
Sumber: http://alatlaboratoriumkimia.org/wp-content/uploads/2013/06/
jual-alat-laboratorium-kimia.jpg
Gambar 3
Beberapa alat laboratorium yang sering dipakai
b. Model
Sebagai contoh alat peraga yang termasuk
jenis model adalah molymod yang digunakan
dalam pembelajaran hidrokarbon dan senyawa
karbon. Contoh model lainnya yang sering
digunakan dalam pembelajaran kimia adalah
model bangun atom dan bentuk molekul. Alat
peraga ini dapat dibuat dengan menggunakan
berbagai bahan dasar seperti balon, plastisin,
dan bola-bola plastik.
Sumber: cdd.teachersource.com/images/product/
pop/malisa.jpg
Gambar 4
Molymod
1. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilaksanakan di akhir proses pembelajaran, setelah menyelesaikan
suatu kompetensi dasar tertentu dan dapat menggunakan tes tertulis. Bentuk soal dapat
merupakan pilihan ganda, esai biasa, esai berstruktur, dan lainnya. Namun perlu diingat
untuk penilaian otentik dengan menggunakan tes tertulis diperlukan soal yang menguji
kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan nyata peserta
didik. Oleh karena itu, guru dapat menyajikan soal-soal yang lebih bervariatif.
Pengembangan soal oleh guru harus memerhatikan tingkat kesulitan yang berbeda-beda,
mulai dari tingkatan pengetahuan (C1), pemahaman (C2), terapan (C3), analisis (C4), sintesis
(C5), dan evaluasi (C6). Untuk tingkat SMA/MA sebaiknya soal lebih banyak diberikan dalam
bentuk trepan dan analisis.
Tingkatan Soal
KI-3 Indikator Contoh Soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Bab II Menganalisis sifat kepe Jelaskan kecenderungan jari-jari
riodikan unsur-unsur. atom dalam satu periode dan satu
golongan!
Dalam menilai tes tertulis uraian perlu disiapkan rubrik yang tepat yang dapat
memandu guru untuk memberikan penilaian secara fair dan objektif berdasarkan kriteria
yang diharapkan.
Hasil penilaian perlu dianalisis dan ditindaklanjuti dengan memberikan bantuan,
remidial, atau pengayaan. Remedial dilakukan jika setelah mengikuti ulangan, nilai peserta
didik untuk kompetensi dasar pada KI-3 dan KI-4 belum mencapai ketuntasan minimal
(KKM) yang ditetapkan satuan pendidikan. Untuk remedial sebaiknya ada pembelajaran
ulang baik dari guru atau teman. Pengayaan dilakukan, jika setelah mengikuti ulangan,
nilai peserta didik untuk kompetensi dasar pada KI-3 dan KI-4 sudah di atas KKM.
Pengayaan berupa tugas yang menyenangkan dan menantang.
Catatan:
Nilai skor: 1 = tidak kompeten 3 = kompeten
2 = kurang kompeten 4 = sangat kompeten
Penilaian dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut.
Skor minimum : 1 × 5 (aspek yang dinilai) = 5
Skor maksimum : 4 × 5 (aspek yang dinilai) = 20
Kategori kriteria : 4
Rentangan nilai :
3. Penilaian Sikap/Perilaku
Sikap atau perilaku merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang
dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan
yang diinginkan. Penilaian sikap/perilaku dapat dilakukan dengan beberapa cara atau
teknik; yaitu:
a. observasi atau pengamatan perilaku,
b. mencatat kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah,
A
B
C
Catatan:
Penilaian dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut.
Skor minimum : 1 × 8 (aspek yang dinilai) = 8
Skor maksimum : 4 × 8 (aspek yang dinilai) = 32
Kategori kriteria : 4
32 − 8
Rentangan Nilai : = 6, 00
4
Penentuan kriteria sebagai berikut.
8 ≤ skor < 14 : dapat ditetapkan K (kurang)
14 ≤ skor < 20 : dapat ditetapkan C (cukup)
20 ≤ skor < 26 : dapat ditetapkan B (baik)
26 ≤ skor ≤ 32 : dapat ditetapkan AB (amat baik)
Penilaian
1. Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya.
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi.
2. Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu.
b. Mengerjakan tugas sesuai petunjuk dan tepat waktu.
c. Menaati prosedur dalam kerja mandiri dan kelompok.
3. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh.
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah.
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya.
d. Berpartisipasi dalam kelompok.
4. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas dan ketenteraman kelas.
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah.
BUKU CATATAN HARIAN PESERTA DIDIK Tabel 7 Isi Buku Catatan Harian
Nama Sekolah Hari/ Nama Peserta
No. Kejadian
Tanggal Didik
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : ___________________ 1
Tahun Pelajaran : ___________________ 2
Nama Guru : ___________________
3
Jakarta, 2013
…
Gambar 7
Sampul Buku Catatan Harian
Kolom kejadian diisi dengan kejadian positif maupun negatif, berguna untuk menilai
sikap/perilaku peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan
peserta didik secara keseluruhan. Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan
daftar cek yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta
didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu.
Penilaian dengan pertanyaan langsung, dapat dilakukan dengan menanyakan secara
langsung atau wawancara tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya,
bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan baru di sekolah mengenai Peningkatan
Ketertiban. Berdasarkan jawaban peserta didik, guru dapat menyimpulkan bagaimana
sikap/tanggapan peserta didik terhadap hal yang ditanyakan.
Penilaian melalui laporan pribadi, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi
pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi
objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang Tawuran
Antarpelajar yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta
didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.
Untuk menilai perubahan perilaku atau sikap peserta didik secara keseluruhan dari
semua data hasil penilaian, termasuk perilaku keseharian, pendidik dapat memberikan
kesimpulan atau pertimbangan tentang pencapaian suatu indikator atau bahkan suatu
nilai, yang dapat dirangkum dengan menggunakan Lembar Pengamatan. Contoh Lembar
Penilaian keterampilan dan penilaian sikap dapat dilakukan secara bersamaan, meng
hasilkan penilaian campuran. Contoh penilaian campuran sebagai berikut.
Tabel 9 Penilaian Campuran (Keterapilam dan Perilaku) pada Metoda Diskusi
Nama/Kelompok
No. Aspek yang Dinilai A B C D ... ...
1–4 1–4 1–4 1–4 1–4 1–4
1 Aktif mendengar (keterampilan)
2 Aktif bertanya (keterampilan)
3 Mengemukakan pendapat
(keterampilan)
4 Mengendalikan diri (sikap)
5 Menghargai orang lain (sikap)
6 Bekerja sama dengan orang lain
(sikap)
7 Berbagi pengetahuan yang
dimiliki (keterampilan & sikap)
… …..
Jumlah Skor
Nilai
Dalam hidup manusia mempunyai kebutuhan pokok, salah satunya adalah sandang
(pakaian) untuk melindungi tubuh. Pakaian manusia terbuat dari kain dan mempunyai
warna yang bermacam-macam. Kain merupakan salah satu dari sekian banyak produk kimia
yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Mengapa demikian? Pada proses pembuatan
dan pewarnaan kain, melalui berbagai macam proses kimia. Bahan-bahan yang digunakan
untuk pewarnaan juga merupakan bahan kimia.
Materi pembelajaran pada bab ini mengajak peserta didik untuk memahami bahwa
ilmu Kimia itu tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Produk-produk kimia sangat
mudah ditemukan, misalnya pada makan dan minuman kemasan, obat-obatan, peralatan
rumah tangga dari plastik, dan berbagai jenis sabun. Produk kimia adalah bahan atau
barang yang mengandung bahan-bahan kimia dan dalam pembuatannya melalui proses
kimia. Ilmu Kimia berperan dalam pengembangan bidang-bidang lainnya, misalnya bidang
kesehatan, geologi, pertanian, dan ekonomi. Selain itu ilmu Kimia berperan erat dalam
pemecahan masalah global dan iptek.
Pada pembelajaran ini, peserta didik juga diajak untuk mengenal metode ilmiah.
Dalam pengembangan ilmu Kimia tidak terlepas pada penelitian dan kerja laboratorium.
Oleh sebab itu sangat perlu diberikan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik
tentang metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium.
Kegiatan dalam proses pembelajaran kimia merupakan keterampilan motorik yang
dilakukan oleh peserta didik dalam melaksanakan percobaan untuk menemukan konsep
kimia. Percobaan kimia dapat diciptakan oleh guru, sesuai kondisi alat dan bahan kimia
habis pakai yang ada atau bahan kimia dapat dibuat dalam laboratorium kimia sekolah.
Guru yang inovatif dan kreatif akan dapat memilih jenis-jenis eksperimen yang mendukung
penemuan konsep dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik.
Pada saat kegiatan pembelajaran perlu diingatkan kepada peserta didik bahwa materi
pembelajaran yang dibahas tidak terlepas dari kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
akan meningkatkan keimanan peserta didik pada Tuhan Yang Maha Esa. Misalnya bagaimana
rahmat Tuhan akan oksigen yang digunakan manusia untuk bernafas, yang jumlah tidak
terhingga dan tidak pernah kurang. Dalam proses pembelajaran diharapkan peserta didik
dapat memunculkan dan mengembangkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu,
objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif,
inovatif, dan peduli lingkungan), yang nantinya tercermin dalam aktivitas sehari-hari.
3. M
emahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan 3.1 Memahami hakikat ilmu Kimia, me-
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa tode ilmiah, dan keselamatan kerja
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, di laboratorium, serta peran kimia
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan dalam kehidupan.
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan per-
adaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. M
engolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konk- 4.1 Menyajikan hasil pengamatan ten-
ret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan tang hakikat ilmu Kimia, metode
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, ilmiah, dan keselamatan kerja dalam
dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah mempelajari kimia, serta peran kimia
keilmuan. dalam kehidupan.
3. Pertemuan II : M
etode Ilmiah dan Keselamatan Kerja + Ulangan
Harian (3 JP)
a. Materi untuk Guru
Metode Ilmiah
Metode ilmiah diperlukan pada saat melakukan percobaan, baik itu di laboratorium
ataupun di luar laboratorium. Percobaan adalah termasuk suatu kerja ilmiah. Dalam
melakukan kerja ilmiah seorang harus
menerapkan metode ilmiah dan mempu- Skema Metode Ilmiah
nyai sikap ilmiah. Metode ilmiah adalah
Merumuskan masalah
suatu cara yang sistematis yang diguna-
kan oleh ilmuwan untuk memecahkan Mengumpulkan keterangan
masalah-masalah yang dihadapi. Metode
ilmiah berguna untuk mengembangkan Membuat hipotesis • Mencatat
ilmu pengetahuan; memecahkan masa data
lah dalam kehidupan sehari-hari; serta Melakukan percobaan • Mengolah
menguji ulang hasil penelitian sehingga data
• Menganali-
didapatkan kebenaran yang objektif. Menarik kesimpulan sis data
Metode ilmiah mempunyai beberapa
tahap untuk mendapatkan hasil akhir.
Menguji kembali kesimpulan
Tahapan tersebut dapat dilihat pada dengan percobaan dan
skema Gambar 1.1. seterusnya
Untuk melakukan metode ilmiah,
juga harus didukung oleh sikap ilmiah, Pelaporan
yaitu sebagai berikut.
1. Jujur, yaitu mengajukan data sebe-
narnya dari hasil penelitian tanpa Gambar 1.1
Skema metode ilmiah
mengubahnya walaupun tidak sesuai
dengan hipotesis dan teori.
Cara kerja:
• Letakkan lilin pada mangkuk/piring yang dilekatkan dengan lilin mainan agar dapat berdiri
tegak.
• Isi mangkuk/piring dengan air berwarna kurang lebih setengah bagian.
• Nyalakan lilin.
• Tutup lilin yang menyala dengan stoples/gelas yang tinggi.
• Amati perubahan yang terjadi, meliputi nyala api pada lilin dan air dalam mangkuk/piring.
• Buat kesimpulan dari pengamatan yang dilakukan.
Gambar 1.2
Lilin menyala karena adanya udara (a). Ketika udara habis lilin akan mati (c)
2. Penilaian Keterampilan
Kegiatan 1.1 Udara dalam Kehidupan
Penilaian
menyimpulkan
dan mencatat
hipotesis, dan
Menganalisis
Merumuskan
pengamatan
merancang
Melakukan
percobaan
Merangkai
data dan
masalah,
Kelompok/ Jumlah
Nilai Keterangan
data
alat
Nama skor
I
A 2 3 3 3 10 83
B 2 2 3 2 9 75
menyimpulkan
dan mencatat
hipotesis, dan
Menganalisis
Merumuskan
pengamatan
merancang
Melakukan
percobaan
Merangkai
data dan
masalah,
Kelompok/ Jumlah
Nilai Keterangan
data
alat
Nama skor
II
E
F
…
3. Penilaian Sikap
KI–1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI–2 : Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif,
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
Penilaian
No. Nama Tanggung Kerja Skor Nilai
Jujur Disiplin Peduli
Jawab Keras
1 A 3 3 3 2 3 14 93
2 B 2 2 2 2 1 9 60
3
…
Pedoman penilaian:
a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter peserta didik pada kondisi
awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis, dan diadakan tindak lanjut.
Tidak Sangat
No. Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
1 Memahami peranan kimia dalam kehidupan
sehari-hari dan bidang lainnya, serta dalam
menyelesaikan masalah lokal dan global.
2 Menjelaskan karakteristik ilmu Kimia dan
ruang lingkupnya.
3 Memahami tahapan kerja ilmiah dalam
melaksanakan penelitian atau percobaan.
4 Memahami tata tertib laboratorium dan
keselamatan kerja
b. Guru memberikan jam tambahan untuk peserta didik yang tidak menguasai materi
yang telah dibahas.
5. Penilaian Teman
Guru meminta peserta didik untuk menilai rekan satu kelompoknya, ketika melakukan
kerja berkelompok.
Soal Remedial
1. Ilmu Kimia sangat berperan dalam perkembangan ilmu lain, seperti dalam bidang
kesehatan, geologi, pertanian dan bidang hukum. Lengkapilah tabel berikut ini!
b. ... Pertanian
d. ... Kesehatan
Gula tepung Gula pasir Gula batu
Tentukan variabel bebas, variabel terkendali, dan variabel terkontrol pada pelarutan
gula tersebut!
F. Kunci Jawaban
Tantangan
Halaman 8
Pendidik menilai kerja kelompok peserta didik.
Halaman 13
1. a. Ilmu Kimia mempelajari tentang materi pada suatu benda/zat dan perubahannya.
b. Kimia Fisika, Biokimia, Termokimia, dll.
2. Gunung meletus, besi berkarat, bunglon berubah warna, dll.
Halaman 27
1. a. Menjelaskan dasar-dasar percobaan dan langkah-langkah percobaan sehingga mendapatkan
hasil.
b. Mempresentasikan langsung di depan publik atau membuat jurnal hasil penelitian
(tulisan).
2. a. Meminta dia menggunakan jas laboratorium atau tidak bekerja dulu di laboratorium.
b. Apabila terjadi kecelakaan laboratorium, misalnya adanya bahan kimia yang tertumpah,
akan langsung terkena baju atau bahkan badan.
c. Untuk melindungi badan apabila ada tumpahan bahan kimia.
Esai
1. • Dalam pencernaan dan pembakaran zat-zat makanan dalam tubuh.
• Pengecatan kayu untuk melindungi kayu dan pengecatan pagar besi untuk melindungi
dari korosi.
Remedial
1.
Peran Kimia Bidang
Struktur atom mirip dengan tata surya, di mana matahari merupakan pusatnya. Planet-planet
dalam tata surya beredar mengelilingi matahari pada lintasan masing-masing. Demikian
juga dengan elektron yang mengelilingi inti atom sesuai dengan lintasannya.
Materi yang akan dibahas pada bab ini adalah Struktur Atom dan Tabel Periodik.
Pembelajaran topik ini dimulai dengan mengingatkan kembali tentang partikel-partikel
penyusun atom (proton, elektron, dan neutron) yang sudah dipelajari di SMP. Berdasarkan
partikel-partikel tersebut peserta didik dapat menganalisis nomor atom, massa atom, isotop,
isobar, isoton, perkembangan model atom, konfigurasi elektron, diagram orbital, bilangan
kuantum, bentuk orbital, dan sistem periodik unsur (sifat keperiodikan unsur).
Pada awal pembelajaran peserta didik diajak mengamati partikel penyusun atom,
yaitu proton, neutron, dan elektron. Proton dan neutron berada pada dalam inti atom,
sedangkan elektron berada dalam ruang seputar inti. Peserta didik diajak untuk menganalisis
bagaimana penemuan partikel menyusun atom tersebut. Hal ini juga bertujuan untuk
meningkatkan sikap ilmiah peserta didik dengan mengetahui bagaimana ilmuwan
terdahulu menghasilkan temuannya. Dari beberapa atom yang diketahui, peserta didik
diajak mengetahui dan mencari pertikel penyusun atomnya berdasarkan nomor atom dan
massa atomnya. Peserta didik harus dapat membedakan nomor atom dan massa atom,
sehingga dapat juga mendefinisikan dan membedakan atom-atom mana yang termasuk
isotop, isobar, dan isoton.
Untuk selanjutnya peserta didik diajak untuk mengamati perkembangan model atom,
mulai dari model atom Dalton sampai dengan teori atom mekanika kuantum. Setiap model
atom tersebut dianalisis kelebihan dan kekurangannya. Model atom adalah prasyarat untuk
dapat menentukan konfigurasi elektron dan bilangan kuantum. Dari bilangan kuantum
tersebut dapat diketahui bentuk orbital atom-atom.
Perkembangan tabel periodik unsur diperkenalkan melalui pengamatan. Dijelaskan
kepada peserta didik bahwa tabel periodik unsur yang dipakai saat ini terdiri atas golongan
dan perioda. Unsur-unsur yang berada dalam golongan dan periode yang sama mempunyai
keteraturan dalam sifat keperiodikan, yaitu jari-jari atom, energi potensial, afinitas elektron,
dan kelektronegatifan.
Dalam proses pembelajaran guru menerapkan model pembelajaran discovery, problem
based learning, dan project based learning. Peserta didik diberi motivasi dan diarahkan
untuk melakukan kegiatan pengamatan (buku atau tayangan berupa animasi) dan diskusi
dalam kelompok untuk menemukan konsep. Selanjutnya guru bersama peserta didik
menyimpulkan pengertian konsep dasar yang nantinya diperlukan untuk pembelajaran
materi selanjutnya.
Pada awal dan akhir kegiatan pembelajaran selalu diingatkan materi pembelajaran
yang telah dibahas untuk mendorong sikap peserta didik dapat mangagumi kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa dalam menciptakan keunikan sifat-sifat unsur, kecerdasan para ahli
dalam menemukan partikel partikel penyusun atom, susunan elektron dalam atom, dan
penempatan unsur dalam tabel periodik. Peserta didik diajak mengamati alam semesta,
dimana dalam tata surya planet-planet dan bumi beredar mengelilingi matahari. Hal
tersebut memberi gambaran bagaimana elektron beredar mempelajari inti atom. Dalam
proses pembelajaran peserta didik dapat menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa
ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka,
kritis, kreatif, inovatif, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam berdiskusi.
1
+1 p 0
–1 e 1
0 n
Keterangan: Keterangan: Keterangan:
p = lambang proton e = lambang elektron n = lambang neutron
+1 = muatan –1 = muatan 0 = muatan
1 = massa 0 = massa 1 = massa
Nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton dalam inti. Atom tidak bermuatan
listrik atau netral, sehingga jumlah muatan positif dan muatan negatif dalam atom sama.
Dengan demikian, nomor atom menunjukkan jumlah elektron dan jumlah proton dalam
atom.
Z = nomor atom (jumlah proton = jumlah elektron)
Nomor massa (A) menunjukkan jumlah nukleon dalam atom suatu unsur. Nukleon
adalah partikel penyusun inti yang terdiri atas proton dan neutron.
A = massa atom (jumlah proton (p) + jumlah neutron (n))
Pengayaan
Untuk konsep isotop guru dapat memberikan tayangan demonstrasi penambahan es
batu yang mengandung isotop yang berbeda ke dalam air. Demonstrasi tersebut dapat
dilihat di internet dengan situs: http://www.chem-toddler.com/atomic-structure/heavy-
water.html.
Demonstrasi diberikan dalam bentuk penayangan video atau gambar. Akan tetapi
bisa pula dilaksanakan dengan menampilkan fenomena nyata di depan kelas.
Skenario Kegiatan
1) Setelah penayangan video atau gambar, peserta didik dirangsang untuk mencari
penjelasan terhadap fenomena yang ditayangkan. Dalam kasus ini, peserta didik di-
harapkan dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan antara perilaku es batu di
kedua gelas tersebut.
Sumber: http://blogs.scientificamerican.com/
Gambar 2.2 cocktail-party-physics/files/2012/02/atom1
Model atom Dalton, atom sebagai bola plumpudding.jpeg
pejal yang sangat kecil Gambar 2.3
Model atom Thomson (model atom rasi
kismis)
Sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/
Elektron Inti atom
commons/thumb/e/e1/Stylised_Lithium_Atom.svg/
220px-Stylised_Lithium_Atom.svg.png Sumber: http://education.jlab.org/qa/atom_
Gambar 2.4 model_03.gif
Model atom Rutherford Gambar 2.5
Model atom Bohr
Sebagai akibat dari dualisme sifat elektron (sebagai partikel dan gelombang), Warner
Heisenberg mengajukan asas ketidakpastian, yaitu tidak mungkin menentukan kecepatan
sekaligus posisi elektron dalam ruang secara pasti yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian
(probabilitas) menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom. Lintasan elektron bukan
berbentuk garis tapi berupa sebuah ruang. Elektron boleh jadi ditemukan dalam ruang itu.
Ruang-ruang itu disebut orbital.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
Peserta didik dapat menganalisis perkembangan model-model atom.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pebelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
• Guru melakukan tanya-jawab tentang partikel penyusun atom untuk penye-
garan dan pengingat materi sebelumnya.
Untuk menentukan kedudukan atau posisi elektron dalam atom ditentukan oleh
bilangan kuantum, yang merupakan hasil perhitungan persamaan Schrödinger. Menurut
teori mekanika kuantum, untuk menggambarkan ruang di mana elektron berada di dalam
atom ditentukan oleh empat bilangan kuantum, yaitu sebagai berikut.
1) Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama (n) untuk menentukan tingkat energi utama. Nilai n adalah
1, 2, 3, 4, dan seterusnya, sesuai dengan kulit K, L, M, N dan seterusnya.
2) Bilangan Kuantum Azimut (ℓ)
Bilangan kuantum azimut (ℓ) menyatakan letak elektron pada suatu orbital, menentukan
jenis dan bentuk orbital. Harga ℓ merupakan bilangan bulat (0 s/d (n-1).
ℓ = 0 menyatakan orbital s (s = sharp)
ℓ = 1 menyatakan orbital p (p = principle)
ℓ = 2 menyatakan orbital d (d = diffus)
ℓ = 3 menyatakan orbital f (f = foundamental)
3) Bilangan Kuantum Magnetik (m)
Bilangan kuantum magnetik menggambarkan orientasi orbital. Nilai m adalah - ℓ s/d
+ℓ. Orbital digambarkan dengan kotak segi empat, seperti berikut.
m=0
m = –1 0 +1 m = –2 –1 0 +1 +2 m = –3 –2 –1 0 +1 +2 +3
Gambar 2.6
Bentuk-bentuk orbital dalam kotak segiempat
atau
1 1
s= + s= −
2 2
1 1
s= + s= −
2 2
Gambar 2.7
1 1
Arah spin + dan −
2 2
X X
Z
Z
z z z
Bidang yz
y y y
Bidang xz Bidang xy
x x x
Gambar 2.10
Bentuk-bentuk orbital p
3) Bentuk orbital d: seperti roset
z z z z z
y y y y y
x x x x x
Orbital dxy Orbital dyz Orbital dxz Orbital dx2—y2 Orbital dz2
Gambar 2.11
Bentuk dan susunan orbital d
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menentukan konfigurasi elektron.
b) Peserta didik dapat menentukan elektron valensi suatu atom.
c) Peserta didik dapat menentukan kedudukan elektron dalam atom dengan bilangan
kuantum.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pebelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
• Guru mengingatkan kembali tentang perkembangan model atom untuk
penyegaran.
• Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari konfigurasi elektron,
elektron valensi, dan bilangan kuantum.
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f 14 5d10 6p6 7s2 5f 14 6d10 7p6
Contoh:
Konfigurasi elektron 21Sc adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1
2) Asas Larangan Pauli
Asas larangan Pauli menyatakan bahwa tidak mungkin dalam satu atom ada dua
elektron yang harga keempat bilangan kuantumnya sama.
Contoh:
3Li : 1s2 2s2
Bilangan kuantum:
1
• Elektron pertama di 1s2 : n = 1; ℓ = 0; m = 0; s = +
2
2 1
• Elektron kedua di 1s : n = 1; ℓ = 0; m = 0; s = −
2
1 1
• Elektron pertama di 2s : n = 2; ℓ = 0; m = 0; s = +
2
3) Aturan Hund
Kaidah Hund menyatakan, pengisian elektron pada orbital-orbital yang tingkat energinya
sama, elektron tidak berpasangan terlebih dahulu sebelum orbital-orbital lainnya masing-
masing terisi satu elektron.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
Peserta didik dapat melakukan pengisian elektron dalam orbital atom , sesuai dengan
asas aufbau, asas larangan Pauli, dan kaidah Hund.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pebelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
• Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang konfigurasi elektron dan
elektron valensi.
• Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari pengisian elektron
dalam orbital.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan membaca
artikel tentang pengisian elektron pada orbital.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari artikel yang sudah dibaca, dengan memberikan contoh
pertanyaan. Misalnya, ”Bagaimanana pengisian elektron dalam orbital?”
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang pengisian elektron pada orbital. Peserta didik
diminta untuk membuat catatan-catatan dari berbagai informasi tersebut
yang akan didiskusi dalam kelas bersama guru. Catatan dapat berbentuk
tabel atau deskripsi.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang pengisian
elektron pada orbital. Peserta didik berlatih mengisi elektron pada setiap kulit
elektron, menentukan elektron elektron valensi, dan menentukan bilangan
kuantum seperti Contoh Soal halaman 58 Buku Siswa.
(5) Peserta didik mengkomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamat
an dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang lain tentang pengisian
elektron pada orbital. Guru memberikan penilaian terhadap kesimpulan yang
diberikan oleh peserta didik dan memberikan penguatan.
7. Pertemuan VI : G
olongan dan Periode dalam Tabel Periodik dan
Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Letak
Unsur pada Tabel Periodik (3 JP)
a. Materi untuk Guru
Tabel periodik unsur terdiri atas lajur horizontal dan lajur vertikal. Lajur horizontal
disebut periode. Unsur-unsur yang terletak pada setiap lajur horizontal disebut unsur-unsur
seperiode, yang disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Lajur vertikal disebut golongan.
Unsur-unsur yang terletak pada setiap lajur vertikal disebut unsur-unsur segolongan, yang
disusun berdasarkan kemiripan sifat.
Unsur-unsur dalam tabel periodik unsur dibagi menjadi golongan sebagai berikut.
1) Golongan IA (alkali), terdiri atas unsur litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium
(Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr).
2) Golongan IIA (alkali tanah), terdiri atas unsur berilium (Be), magnesium (Mg),
kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan radium (Ra).
3) Golongan VII A (halogen), terdiri atas fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br), iodin
(I), dan astatin (At).
4) Golongan VIII A (gas mulia), terdiri atas unsur helium (He), neon (Ne), argon (Ar),
kripton (Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn).
5) Golongan B (golongan transisi), terdiri atas unsur transisi dan unsur transisi dalam.
Di dalam tabel periodik modern terdapat 7 periode, yaitu sebagai berikut.
Periode 1 : terdiri atas 2 unsur, hidrogen dan helium. Periode ini disebut periode
sangat pendek.
Periode 2 : terdiri atas 8 unsur, yaitu litium, berilium, boron, karbon, nitrogen,
oksigen, fluor, dan neon. Periode ini disebut periode pendek.
Periode 3 : terdiri atas 8 unsur, yaitu natrium, magnesium, aluminium, silikon,
fosfor, belerang, klor, dan argon. Periode ini juga disebut periode
pendek.
Periode 4 dan 5 : masing-masing terdiri atas 18 unsur. Periode ini disebut periode pan
jang.
Periode 6 : berisi 32 unsur, disebut periode sangat panjang, terdapat 14 unsur
yang dikenal dengan unsur seri lantanida karena satu kotak dengan
unsur lantanium (57La).
1H 1 – – 1 IA 1
4 Be 2 2 – 2 IIA 2
6 C 2 4 – 4 IVA 2
8 O 2 6 – 6 VIA 2
10 Ne 2 8 – 8 VIIIA 2
13 Al 2 8 3 3 IIIA 3
15 P 2 8 5 5 VA 3
17 Cl 2 8 7 7 VIIA 3
1s 1s
2s 2p
3s 3p
4s 3d 4p
5s 4d 5p
6s 5d 6p
7s 6d 7p
4f
5f
Gambar 2.12
Skema pembagian blok unsur dalam tabel periodik
C. Penilaian
1. Penilaian oleh Guru
Teknik
No KD Indikator Esensial Keterangan
Penilaian
1 KD pada KI-1 Observasi Lembar
perilaku observasi
2. Penilaian Sikap
KI–1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI–2 : Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif,
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Pedoman penilaian:
a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter peserta didik pada kondisi
awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis, dan diadakan tindak lanjut.
Tidak Sangat
No. Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
1 Menentukan jumlah proton, elektron dan
neutron atom suatu unsur berdasarkan nomor
atom dan massa atomnya atau sebaliknya.
2 Menentukan isotop, isobar, dan isoton atom
suatu unsur.
3 Membandingkan perkembangan teori atom
mulai teori atom Dalton hingga teori atom
mekanika kuantum.
4 Menentukan kofigurasi elektron dan elektron
valensi atom suatu unsur.
5 Menentukan posisi elektron mengelilingi inti
berdasarkan bilangan kuantum.
6 Menggunakan asas aufbau, kaidah Hund,
dan asas Larangan Pauli untuk menuliskan
konfigurasi elektron dan diagram orbital.
7 Membandingkan perkembangan tabel periodik
unsur melalui studi pustaka.
8 Menentukan golongan dan periode unsur-
unsur dalam tabel periodik unsur berdasarkan
konfigurasi elektron atom.
b. Guru memberikan jam tambahan untuk peserta didik yang tidak menguasai materi
yang telah dibahas.
4. Penilaian Teman
Guru meminta peserta didik untuk menilai rekan satu kelompoknya, ketika melakukan
kerja berkelompok.
Kelompok I
Peserta didik penilai: ….
Penilaiam
Nama Anggota Meng-
No. Kreativi- Kerja Suka Skor Nilai
Kelompok Inisiatif hargai
tas Sama Menolong
Teman
1
Soal Remedial
1. Model atom berkembang berkaitan dengan penemuan-penemuan para ahli yang
melakukan penelitian tentang atom. Lakukan analisis!
a. Apakah kelebihan John Dalton sehingga model atom dimulai dari model atom
John Dalton?
b. Mengapa J.J Thomson dianggap dapat menyempurkan model atom Dalton?
c. Bagaimana teori atom menurut Rutherford sehingga penemuannya dapat
memperbaiki model atom Thomson?
d. Bagaimana caranya Niels Bohr menyempurkan model atom Rutherford?
e. Bagaimana perkembangan model atom setelah Niels Bohr dengan adanya teori
probilitas?
2. Lengkapi tabel berikut!
Jumlah Jumlah Jumlah
Atom Nomor Atom Massa Atom
Proton Neutron Elektron
23
11Na ... ... ... ... ...
40
20Ca ... ... ... ... ...
75
35As ... ... ... ... ...
127
53 I ... ... ... ... ...
3. Klasifikasikan atom-atom unsur berikut yang termasuk isotop, isobar, dan isoton!
12 13 14 14 15 15 17
6A, 6B, 6C, 7D, 7E, 8F, 8G
4. Tuliskan jumlah elektron pada setiap kulit atom dan elektron valensinya?
Nomor Kulit Elektron
Atom Elektron Valensi
Atom K L M N O P Q
O 8 ... ... ... ... ... ... ... ...
P 15 ... ... ... ... ... ... ... ...
Ga 31 ... ... ... ... ... ... ... ...
Sn 50 ... ... ... ... ... ... ... ...
Xe 54 ... ... ... ... ... ... ... ...
Cs 55 ... ... ... ... ... ... ... ...
Ra 88 ... ... ... ... ... ... ... ...
... s 0 ...
L ... ... 4
M ... 0; –1, 0, +1, –2, –1, 0, +1, +2 ...
... 4s, 4p, 4d, 4f ... 16
6. Tentukan keempat bilangan kuantum untuk elektron terakhir dari atom unsur dengan
nomor atom berikut!
a. 6 b. 12 c. 15 d. 19 e. 22 f. 29
7. Tentukan letak masing-masing unsur dalam tabel periodik, jika diketahui konfigurasi
elektron atomnya sebagai berikut!
a. [He] 2s2 2p5 c. [Ar] 4s1 e. [Xe] 6s2 4f 14 5d10
2 4 1 5
b. [Ne] 3s 3p d. [Kr] 5s 4d f. [Rn] 7s2 5f 4
8. Tentukan golongan, periode, dan blok dari unsur dengan nomor atom berikut!
a. 17 b. 38 c. 47 d. 60 e. 83 f. 87
F. Kunci Jawaban
Tantangan
Halaman 60
1. Nomor atom isotop unsur tersebut sama, sehingga jumlah kulitnya juga sama atau elektron
valensinya sama.
2. 90.000.000 atom aluminium
3. a. 63Li Nomor massa = 6 7
Li
3 Nomor massa = 7
Nomor atom = 3 Nomor atom = 3
Jumlah proton (p) = 3 Jumlah proton (p) = 3
Jumlah elektron (e) = 3 Jumlah elektron (e) = 3
Jumlah neutron (n) = 3 Jumlah neutron (n) = 4
b. 3216S Nomor massa = 32 32 2–
S
16 Nomor massa = 32
Nomor atom = 16 Nomor atom = 16
Jumlah proton (p) = 16 Jumlah proton (p) = 16
Jumlah elektron (e) = 16 Jumlah elektron (e) = 18
Jumlah neutron (n) = 16 Jumlah neutron (n) = 16
4. a. iii, karena seharus elektron pada 2p tidak bepasangan.
b. v, karena sebelum mengisi orbital 3d seharusnya mengisi orbital 4s terlebih dahulu.
c. i, karena kedua elektron pada orbitasl 3s mempunyai bilangan kuantum spin yang
sama.
d. ii, semua elektron berada pada orbital yang sebenarnya.
e. iv, satu elektron pada orbital 2s teraksitasi ke orbital 2pz.
Esai
1.
Model
No. Kelebihan Kekurangan
Atom
7. Jumlah
Kulit Orbital Harga Orbital
Orbital
K 1s 0 1
L 2s 2p 0; –1, 0, +1 4
M 3s 3p 3d 0; –1, 0, +1; –2, –1, 0, +1, +2 9
N 4s 4p 4d 4f 0; –1, 0, +1; –2, –1, 0, +1, +2; –3, –2, –1, 0, +1, +2, +3 16
8. a. s = 1, p = 3, d = 5, f = 7 b. K = 1, L = 4, M = 3, N = 4
9. a. s = 2, p = 6, d = 10, f = 14 b. K = 2, L = 8, M = 18, N = 32
11. a. A = 6 b. B = 7 c. C = 11 d. D = 9 e. E = 20 f. F = 18
Pilihan Ganda
1. E 5. D 9. B 13. C 17. E 21. B 25. D 29. E 33. B 37. E
2. A 6. C 10. B 14. E 18. C 22. A 26. E 30. E 34. D 38. B
3. C 7. A 11. B 15. D 19. D 23. C 27. D 31. C 35. D 39. C
4. A 8. E 12. B 16. D 20. E 24. B 28. A 32. E 36. D 40. C
3.
Isotop Isobar Isoton
A, B, E C, D B, D, F
D, E E, F C, E
F, G
4.
Nomor Kulit Elektron
Atom Elektron Valensi
Atom K L M N O P Q
O 8 2 6 6
P 15 2 8 5 5
Ga 31 2 8 18 3 3
Sn 50 2 8 18 18 4 4
Xe 54 2 8 18 18 8 8
Cs 55 2 8 18 18 8 1 1
Ra 88 2 8 18 32 18 8 2 2
5. Jumlah
Unsur Orbital Harga Orbital
Orbital
K 1s 0 1
L 2s 2p 0; –1, 0, +1 4
M 3s 3p 3d 0; –1, 0, +1; –2, –1, 0, +1, +2 9
N 4s 4p 4d 4f 0; –1, 0, +1; –2, –1, 0, +1, +2; –3, –2, –1, 0, +1, +2, +3 16
4p6 3d2
1
e. n = 3 ℓ = 2 m = –1 s= +
2
4s1 3d10
1
f. n = 3 ℓ = 2 m = +2 s= −
2
7. a . Golongan VIIA, periode 2 d. Golongan VIB, periode 5
b. Golongan VIIIA, periode 3 e. Golongan IIB, periode 6
c. Golongan IA, periode 4 f. Golongan Aklinda, periode 7
8. a. Golongan VIIA, periode 3, blok p d. Golongan Lantanida, periode 6, blok f
b. Golongan IIA, periode 5, blok s e. Golongan VA, periode 6, blok p
c. Golongan IB, periode 5, blok d f. Golongan IA, periode 7, blok s
Di atas daun terdapat embun yang berupa tetesan air. Apa yang terpikirkan saat itu? Ten-
tunya kita akan mengagumi kebesaran Tuhan Yang Maha Pencipta. Akan tetapi mengapa
dapat terbentuk tetesan seperti itu? Pada molekul air terdapat ikatan antarmolekul air,
yaitu ikatan hidrogen. Karena ikatan hidrogen itulah tetes air dapat membentuk tetes
yang lebih besar.
Proses pembelajaran pada bab ini mengantarkan peserta didik untuk memahami
ikatan kimia dan bentuk molekul berdasarkan ikatan kimia tersebut. Pemahaman peserta
didik terhadap elektron valensi merupakan syarat dalam memahami proses pembentukan
ikatan dan bentuk molekul. Ikatan kimia menggambarkan cara atom-atom bergabung
membentuk molekul atau gabungan ion-ion. Pada proses pembentukan ikatan kimia yang
berperan adalah elektron valensi. Ikatan kimia meliputi ikatan ion, ikatan kovalen, dan
ikatan ikatan logam. Ikatan-ikatan tesebut merupakan ikatan antaratom. Selain ikatan
antaratom terdapat juga ikatan antarmolekul atau gaya antarmolekul yang terdiri atas
gaya Van der Waals dan ikatan hidrogen.
Ikatan ion mengikuti hubungan kestabilan atom gas mulia dengan konfigurasi elektron
atom-atom yang dapat membentuk ion positif dan ion negatif, serta terbentuknya ikatan
antara kedua ion tersebut. Ikatan kovalen mengikuti hubungan kestabilan gas mulia
dengan konfigurasi elektron atom-atom yang saling menggunakan elektron secara bersama.
Ikatan kovalen terdiri atas ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap (dua dan tiga),
dan ikatan kovalen koordinasi (dativ).
Pada proses pembelajaran bab ini, peserta didik diajak untuk dapat merancang dan
melakukan percobaan, sampai mempresentasikan hasil percobaan. Dari kegiatan ini guru
dapat menilai sikap dan keterampilan peserta didik dalam kerja kelompok. Sikap teliti,
jujur, tanggung jawab, rasa ingin tahu, dan yang lainnya akan muncul pada diri peserta
didik. Percobaan dilakukan untuk menguji apakah suatu senyawa bersifat polar atau
nonpolar.
Kegiatan dalam proses pembelajaran kimia merupakan keterampilan motorik yang
dilakukan oleh peserta didik dalam melaksanakan percobaan untuk menemukan konsep
kimia. Percobaan kimia dapat diciptakan oleh guru, sesuai kondisi alat dan bahan kimia
habis pakai yang ada atau bahan kimia dapat dibuat dalam laboratorium kimia sekolah.
Guru yang inovatif dan kreatif akan dapat memilih jenis-jenis eksperimen yang mendukung
penemuan konsep dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik.
Pada awal dan akhir proses pembelajaran selalu diingatkan materi pembelajaran
yang telah dibahas untuk mendorong sikap peserta didik dapat mangagumi kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa dalam menciptakan alam semesta. Misalnya bagaimana fenomena
cicak dengan tidak jatuh di dinding karena adanya gaya Van der Waals. Dalam proses
pembelajaran peserta didik dapat menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu,
objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif,
inovatif, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam berdiskusi.
q+ = muatan kation
q– = muatan anion
d = jarak antara dua pusat muatan
jarak antara dua pusat muatan merupakan jari-jari kation (rC) dan jari-jari anion (rA)
Menurut hukum Coloumb, kekuatan ionik tergantung pada muatan dan ukuran kedua
ion. Ikatan ionik semakin kuat apabila muatan ion semakin besar dan ukurannya semakin
kecil.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menjelaskan terbentuknya ion positif dan ion negatif.
b) Peserta didik dapat menganalisis terbentuknya ikatan ion.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
• Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
Pengayaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggambarkan struktur Lewis suatu molekul
antara lain sebagai berikut.
1) Unsur yang paling kurang elektronegatif biasanya merupakan atom pusat. Atom H
tidak pernah sebagai atom pusat.
2) Atom oksigen tidak akan terikat dengan atom oksigen lain kecuali pada molekul O2,
O3, peroksida dan superoksida,
3) Pada asam okso, atom hidrogen biasanya terikat pada atom O.
Contoh: kerangka pada molekul H2SO4
O
↑
HOSOH
↓
O
Pengayaan
Panjang ikatan dari ikatan rangkap dua lebih pendek daripada ikatan tunggal, dan ikatan
rangkap tiga lebih pendek daripada ikatan rangkap dua. Panjang ikatan (bond lenght) adalah
jarak antara inti dari dua atom yang berikatan secara kovalen dalam suatu molekul.
Contoh:
Panjang ikatan C – C sama dengan 154 pm
Panjang ikatan C = C sama dengan 133 pm
Panjang ikatan C ≡ C sama dengan 120 pm
Resonansi berarti penggunaan dua atau lebih struktur Lewis untuk menggambarkan
molekul tertentu. Resonansi sering disalah artikan dengan mengatakan bahwa molekul
tertentu, misalnya ozon berpindah-pindah strukturnya secara cepat dari struktur resonansi
yang satu ke struktur resonansi yang lain. Diharapkan kita mengingat bahwa tidak satupun
struktur resonansi yang diberikan dapat menggambarkan secara tepat struktur molekul
yang sesungguhnya.
Struktur resonansi adalah salah satu dari dua atau lebih struktur Lewis untuk satu
molekul yang tidak dapat dinyatakan secara tepat dengan hanya menggunakan satu
struktur Lewis. Tanda panah digunakan untuk menyatakan bahwa stuktur-struktur yang
digambarkan merupakan struktur resonansi.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
Peserta didik dapat menganalisis pembentukan senyawa kovalen tunggal.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
• Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
• Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang ikatan ion.
• Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari ikatan kovalen.
• Guru membagi perserta didik menjadi beberapa kelompok.
• Guru dan peserta didik melakukan tanya-jawab tentang elektron valensi
sebagai syarat untuk pemahaman dalam pembelajaran ikatan kimia.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan membaca
artikel tentang ikatan kovalen tunggal atau melihat penayangan video
pembentukan ikatan kovalen tunggal serta ikatan kovalen rangkap dua dan
rangkap tiga.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, ”Bagaimanana terbentuknya ikatan kovalen?”
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang ikatan kovalen tunggal serta ikatan kovalen
rangkap dua dan rangkap tiga. Peserta didik diminta untuk membuat catatan-
catatan dari berbagai informasi tersebut yang akan didiskusi dalam kelas
bersama guru. Catatan dapat berbentuk tabel, deskripsi, atau bentuk lain
yang paling mudah dipahami oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang mempelajari
ikatan kovalen tunggal serta ikatan kovalen rangkap dua dan rangkap tiga.
Peserta didik menuliskan pembetukan ikatan kovalen dari senyawa-senyawa
kovalen yang diberikan oleh guru.
Kepolaran Senyawa
Alat dan bahan: Standar Standar
Buret Buret
1. Buret dan standar buret buret
2. Erlemeyer
3. Penggaris palstik
4. Kain flanel
5. Corong
Batang Politena
6. Aseton
7. Air
Aseton H2O
Presedur:
1. Isi buret dengan aseton. Kain flanel untuk menggosok
batang politena agar bermuat
2. Letakkan erlemeyer di an listrik
bawah buret untuk me-
nampung aseton.
3. Buka kran buret dengan
aliran yang kecil.
4. Dekatkan penggaris plas Batang politena (penggaris) yang
bermuatan listrik digerakkan mendekat
tik ke aliran aseton deng dan menjauhi aliran H2O dan aseton
an cara memajukan dan
memundurkan. Penggaris
sudah terlebih dahulu
Gelas kimia Gelas kimia
dig osok dengan kain (Penampung aseton) (Penampung H2O)
planel.
5. Amati yang terjadi deng
an aliran aseton. Larutan aseton Larutan H2O
6. Lakukan langkah-langkah
di atas dengan menggati
aseton dengan air. Gambar 3.1
Pengujian kepolaran larutan
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari percobahan yang dilakukan. Pada saat penggaris
di dekat pada aliran aseton, aliran aseton tidak mengikuti arah gerakan dari
penggaris. Akan tetapi, pada saat penggaris di dekat pada aliran air, aliran
aliran air mengikuti arah gerakan dari penggaris.
(5) Salah satu kelompok peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan ke
simpulan dari pengamatan percobaan yang telah dilakukan tentang kepolaran
senyawa. Guru memberikan penilaian terhadap kesimpulan yang disampaikan
oleh salah satu kelompok peserta didik dan memberikan penguatan.
Pengayaan
Pada molekul simetris, misal BeCl2, BF3, CF4, dan SF6 terdapat dipol pada tiap ikatan
kovalen karena adanya perbedaan keelektronegatifan. Akan tetapi dipol tiap ikatan saling
meniadakan sehingga molekul-molekul tersebut bersifat nonpolar.
Ukuran kuantitafif kepolaran ikatan adalah momen dipol (μ) yang merupakan hasil
kali muatan (Q) dan jarak antarmuatan (r).
μ=Q×r
Momen dipol biasanya dinyatakan dalam satuan debye (D) dari nama kimiawan
Belanda Amerika, Peter Debye. 1 D = 3,336 × 10–30 C m dimana C = coloumb dan m =
meter.
Molekul-molekul diatom nonpolar tidak mempunyai momen dipol (misal H2, Cl2,
O2). Untuk molekul triatom, misalnya molekul CO2 geometrinya linear tidak mempunyai
momen dipol (karena besar kedua momen ikatannya sama).
| → ←|
O=C=O
Molekul linier
(tidak ada momen dipol)
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
Peserta didik dapat menentukan bentuk molekul berdasarkan domain elektron dan
menganalisisnya.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
• Guru melakukan tanya-jawab dengan peserta didik tentang elektron valensi
sebagai syarat dalam pemahaman bentuk molekul.
• Guru menyiapkan model molekul dari senyawa-senyawa kovalen.
• Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran bentuk molekul.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) model-model
molekul menggunakan molymod atau animasi di komputer serta membaca
artikel tentang model molekul, seperti pada Gambar 3.29 halaman 124 Buku
Siswa.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, ”Bagaimana bentuk molekul dari suatu senyawa?”
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang bentuk molekul. Peserta didik diminta untuk
membuat catatan-catatan dari berbagai informasi tersebut yang akan didiskusi
dalam kelas bersama guru. Catatan dapat berbentuk tabel, deskripsi, gambar,
atau bentuk lain yang paling mudah dipahami oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang tentang bentuk
molekul. Peserta didik menentukan bentuk molekul berdasarkan elektron
valensi atom-atom unsur yang berikatan dengan mengindetifikasi pasangan
elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron bebas (PEB).
C. Penilaian
1. Penilaian oleh Guru
Teknik
No KD Indikator Esensial Keterangan
Penilaian
1 KD pada KI-1 Observasi Lembar
perilaku observasi
2 KD pada KI-2 Observasi Lembar
perilaku obseravsi
3 KD pada KI-3 Peserta didik dapat menganalisis dan menggam
barkan lambang Lewis berdasarkan elektron
valensi.
Peserta didik dapat menganalisis proses pem
bentukan ikatan ion. Lembar tes
Tes tulis
tertulis
Peserta didik dapat menganalisis proses pem
bentukan ikatan kovalen (tunggal, tangkap,
dan dativ).
Peserta didik dapat menganalisis proses pem
bentukan ikatan logam.
2. Penilaian Keterampilan
Kegiatan 3.1 Pengujian Kepolaran Senyawa
Penilaian
pengamatan dan
Merangkai alat
menyimpulkan
mencatat data
hipotesis, dan
Menganalisis
Merumuskan
merancang
Melakukan
percobaan
data dan
masalah,
Kelompok/ Jumlah
Nilai Keterangan
Nama skor
I
A 2 3 3 3 10 83
B 2 2 3 2 9 75
C
D
…
* Perangkat tes ini diisi oleh guru/asisten lab
Rubrik Penilaian Kinerja
No Aspek yang dinilai Penilaian
1 2 3
1. Merumuskan Tidak mampu Dilakukan dengan Dilakukan secara
masalah, hipotesis, merumuskan bantuan guru mandiri (individual
dan merancang masalah, hipotesis, atau kelompok)
percobaan dan merancang
percobaan
3. Penilaian Sikap
KI–1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI–2 : Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif,
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Penilaian
No. Nama Tanggung Kerja Skor Nilai
Jujur Disiplin Peduli
Jawab Keras
1 A 3 3 3 2 3 14 93
2 B 2 2 2 2 1 9 60
3
…
b. Guru memberikan jam tambahan untuk peserta didik yang tidak menguasai materi
yang telah dibahas.
5. Penilaian Teman
Guru meminta peserta didik untuk menilai rekan satu kelompoknya, ketika melakukan
kerja berkelompok.
Kelompok I
Peserta didik penilai: ….
Penilaiam
Nama Anggota Meng-
No. Kreativi- Kerja Suka Skor Nilai
Kelompok Inisiatif hargai
tas Sama Menolong
Teman
1
Soal Remedial
1. Gambarkan struktur Lewis senyawa ion berikut!
a. KI b. CaF2 c. Al2O3
2. Gambarkan struktur Lewis senyawa kovalen ion berikut!
a. Cl2 b. HBr c. NH3 d. C2H4
3. Tulislah langkah-langkah terbentuknya ikatan ion antara atom unsur berikut!
a. K (Z = 19) dengan Cl (Z = 17) c. Mg (Z = 12) dengan O (Z = 8)
b. Na (Z = 11) dengan S (Z = 16) d. Al (Z = 13) dengan F (Z = 9)
4. Gambarkan ikatan kovalen koordinasi antara molekul NH3 dan ion H+!
5. Logam aluminium, magnesium, besi, tembaga, perak, dan logam lainnya mempunyai
sifat keras, ulet, dan dapat menghantarkan arus listrik. Jelaskan mengapa logam
mempunyai sifat tersebut!
6. Perhatikan tabel berikut
Senyawa Mr Titik Didih a. Mengapa titik didih HI > HBr > HCl
b. Mengapa titik didih HI < HF
HF 20 +19
HCl 36 –85
HBr 81 –66
HI 128 –35
7. Ramalkan bentuk molekul berikut ini!
a. CH4 c. H2O e. PCl3
b. BeF2 d. SF6 f. PCl5
F. Kunci Jawaban
Tantangan
Halaman 99
2. Sr 4. Sb– 6. Br 8. Ga+
Halaman 104
1. a. A, B, E
b. D dan D2–
c. C dan C2+
d. A dan B
24
e. A = 12Mg
B = 26
12Mg
C = Mg2+
D = O2–
E = F
2. a. K F b. Na O Na c. Mg O d. Cl Ca Cl
3. a. H F dan F Ca Cl
F
1. a. Cl P Cl b. F
F S F
Cl
F F
2. a. CI4 b. BaF2 c. NaH
3. a. PBr3 b. OsO4 c. Cl2O
4. a. AX3E : trigonal piramidal c. AX5E : bujur sangkar piramidal
b. AX4E : seesaw d. AX6 : oktahedral
Esai
– –
2+
1. a. Na
+
Cl d. Ca 2 Cl
2– –
2+ 3+
b. Mg O e. Al 3 F
– –
2+ +
c. Ba 2 Br f. 2 Na S
2. a. F F d. O C O
H H
b. O O e. C C
H H
c. Cl P Cl f. H C C H
Cl
3. a. a, b, c b. d, e c. f
4. a. ion positif c. ion positif e. ion negatif
b. ion positif d. ion negatif f. ion positif
b. Mg → Mg2+ + 2 e– e. Al → Al3+ + 3 e–
(2,8,2) (2,8) (2,8,3)
F + 1 e → F– | × 2 F + 1 e– → F– | × 3
(2,8,7) (2,8,8) (2,7) (2,8)
Mg2+ + 2 F– → MgF2 Al3+ + 3 F– → AlF3
c. K → K+ + 1 e | × 2 f. Al → Al3+ + 3 e– | × 2
(2,8,8,1) (2,8,8) (2,8,3) (2,8)
S + 2 e– → S2– O + 2 e– → O2– | × 3
(2,8,6) (2,8,8) (2,6) (2,8)
2 K+ + S2– → K2S 2 Al3+ + 3 O2– → Al2O3
+
b. H+ O H → H O H +
atau H N → H+
|
H H
H
7. a. Ikatan ion b. A2B
8. a. ikatan kovalen b. Y X Y
9.
Y
Jenis unsur pembentuk dan elektron
Rumus molekul valensi (e.v) Jenis ikatan
Logam Nonlogam
NaI e.v Na = 1 e.v I= 7 Ion
SrCl2 e.v Sr =2 e.v Cl = 7 Ion
Al2O3 e.v Al = 3 e.v O = 6 Ion
CS2 e.v C = 4 e.v S = 6 Kovalen
CCl4 e.v C = 4 e.v Cl = 7 Kovalen
C2H2 e.v C = 4 e.v H = 1 Kovalen
10. Ikatan logam terjadi karena unsur logam memiliki sedikit elektron valensi. Karena banyak
ruang kosong pada kulit terluarnya maka atom unsur logam dapat bergerak bebas dan dapat
berpindah dari satu atom ke atom lainnya. Hal ini menyebabkan atom logam bermuatan positif
yang berenang dalam lautan elektron. Di dalam logam, partikel bermuatan positif tertarik ke
awan elektron yang bermuatan negatif, begitu juga sebaliknya.
11. Makin besar Mr maka titik didih dan titik cair makin tinggi.
12. Ikatan hidrogen terjadi antara molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom
hidrogen. Kutub positif pada atom H berkaitan dengan kutub negatif atom yang punya
keelektronegatifan besar. Contoh: HF, H2O, NH3.
13. Ikatan hidrogen meningkatkan titik didih dan titik cair senyawa.
14. a. H2S : sudut d. PCl3 : piramida segitiga
b. Cl2O : sudut e. SiCl4 : tetra hedral
c. BF3 : segitiga datar f. XeF4 : bujur sangkar
15. a. nonpolar c. polar e. nonpolar
b. nonpolar d. polar f. nonpolar
Pilihan Ganda
1. B 6. C 11. A 16. C 21. D 26. C
2. D 7. E 12. B 17. E 22. A 27. A
3. E 8. D 13. A 18. D 23. A 28. E
4. E 9. B 14. A 19. A 24. E 29. B
5. C 10. B 15. C 20. C 25. A 30. B
–
2+
b. Ca F
2. a. Cl Cl c. H N H
H
H H
b. H Br d. C C
H H
3. a. K → K+ + 1 e c. Mg → Mg2+ + 2 e–
(2,8,8,1) (2,8,8) (2,8,2) (2,8)
Cl + 1 e → Cl– O + 2 e– → O2–
(2,8) (2,8,8) (2,6) (2,8)
K+ + Cl– → KCl Mg2+ + O2– → MgO
b. Na → Na+ + 1 e– | × 2 d. Al → Al3+ + 3 e–
(2,8,1) (2,8) (2,8,3) (2,8)
S + 2 e → S2– F + 1 e → F1 |×3
(2,8,6) (2,8,8) (2,7) (2,8)
2 Na+ + S2– → Na2S Al3+ + 3 F– → AlF3
4. H +
H N H
H
5. Karena di dalam logam terdapat ikatan logam, yang mengikat seluruh kristal (ion-ion di dalam
logam) sebagai suatu kesatuan.
6. a. Karena Mr HI > Mr HBr > Mr HCl. Kenaikan Mr dapat menaikan titik didih.
b. Karena pada HF terdapat ikatan hidrogen, yaitu ikatan antara atom H dengan atom unsur
yang mempunyai keelektronegatifan tinggi (F, O, N).
7. a. Tetrahedral d. Oktahedral
b. Linear e. Sudut
c. Sudut f. Trigonal bipiramidal
8. a. Nonpolar d. Polar
b. Polar e. Polar
c. Nonpolar f. Nonpolar
Di sepanjang pantai Indonesia banyak petani tambak garam, yang menghasilkan garam
dapur, dengan rumus kimia NaCl dan nama senyawa kimianya natrium klorida. Pembentukan
garam tersebut dengan proses yang sederhana, yaitu penguapan air laut. NaCl dalam bentuk
padat tidak dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan dalam bentuk larutan NaCl dapat
menghantarkan arus listrik.
Proses kegiatan pembelajaran pada bab ini mengantarkan peserta didik untuk memahami
larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, reaksi oksidasi reduksi (redoks), dan tata nama
senyawa kimia serta penerapannya dalam kehidupan. Kegiatan pembelajaran untuk larutan
elektrolit dan larutan nonelektrolit mengajak peserta didik merancang dan melakukan
percobaan daya hantar listrik berbagai larutan, baik yang ada di rumah (misalnya larutan
garam dapur, larutan gula, cuka dapur, alkohol, air mineral, air tanah, dan air sabun) dan
larutan yang ada di laboratorium (misalnya HCl, NaOH, natrium asetat, dan amoniak).
Hasil rancangan peserta didik dipresentasikan untuk menyamakan persepsi mengenai
tujuan dan prosedur kerja. Saat peserta didik merancang dan melakukan percobaan,
guru melakukan penilaian kinerja dan mengarahkan peserta didik untuk mencatat hasil
pengamatan secara teliti dan jujur. Di samping itu, guru juga perlu mendorong rasa ingin
tahu peserta didik. Data hasil pengamatan diolah, dianalisis, disimpulkan, dan disajikan
dalam laporan tertulis dan lisan untuk meningkatkan sikap kritis, kreatif, dan inovatif
peserta didik. Penting didiskusikan mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus
listrik, sedangkan larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik. Perlu
dibahas juga hubungan ikatan kimia dengan daya hantar listrik suatu zat dan hubungannya
dengan elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
Kegiatan dalam proses pembelajaran kimia merupakan keterampilan motorik yang
dilakukan oleh peserta didik dalam melaksanakan percobaan untuk menemukan konsep
kimia. Percobaan kimia dapat diciptakan oleh guru, sesuai kondisi alat dan bahan kimia
habis pakai yang ada atau bahan kimia dapat dibuat dalam laboratorium kimia sekolah.
Guru yang inovatif dan kreatif akan dapat memilih jenis-jenis eksperimen yang mendukung
penemuan konsep dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik.
Kegiatan pembelajaran untuk reaksi oksidasi reduksi meliputi pengamatan terhadap
reaksi oksidasi reduksi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya potongan
buah apel dibiarkan terbuka di udara akan berubah warnanya menjadi cokelat, nyala api
kompor merupakan hasil reaksi antara LPG (liquid petroleum gas) atau minyak tanah
dengan oksigen di udara, dan besi berkarat. Sebaiknya, bilangan oksidasi (biloks) dibahas
terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan pembahasan perkembangan konsep redoks. Untuk
lebih memahami redoks, peserta didik melakukan percobaan atau mengamati reaksi redoks,
misalnya mencelupkan seng (Zn) ke dalam CuSO4 dan tembaga (Cu) ke dalam ZnSO4.
Selanjutnya guru bersama peserta didik menyimpulkan perkembangan konsep redoks dan
penerapannya dalam kehidupan.
Pemahaman peserta didik tentang biloks merupakan prasyarat untuk belajar tata
nama senyawa kimia. Oleh sebab itu, guru harus yakin bahwa semua peserta didik sudah
paham tentang biloks, baru selanjutnya mambahas tata nama senyawa. Dalam membahas
tata nama senyawa, peserta didik dapat diminta membuat kartu kation dan anion untuk
latihan memberi nama senyawa berdasarkan rumus kimianya dan sebaliknya diberikan
nama senyawa peserta didik menuliskan rumus kimianya.
Di akhir pembelajaran guru perlu menjelaskan kepada peserta didik bahwa adanya
keteraturan sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit serta reaksi oksidasi reduksi
merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Pencipta berkaitan dengan aspek kimiawi. Di
samping itu, setelah peserta didik melakukan percobaan, peserta didik didorong untuk
membersihkan dan merapikan meja untuk menanamkan sikap tanggung jawab, disiplin,
dan peduli lingkungan pada peserta didik.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah 1.8 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan
konkret dan ranah abstrak terkait dengan serta menyajikan hasil percobaan untuk
pengembangan dari yang dipelajarinya mengetahui sifat larutan elektrolit dan
di sekolah secara mandiri, dan mampu larutan nonelektrolit.
menggunakan metoda sesuai kaidah 1.9 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan
keilmuan. serta menyajikan hasil percobaan reaksi
oksidasi-reduksi.
1.10 Menalar aturan IUPAC dalam penamaan se-
nyawa anorganik dan organik sederhana.
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa 107
tanggung jawab, peduli lingkungan, kritis, kreatif, inovatif, dan komunikatif serta kekaguman
terhadap ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Rancangan percobaan dilakukan oleh peserta
didik, seperti pada Kegiatan 4.1 halaman 150 Buku Siswa.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat merancang percobaan pengujian daya hantar listrik berbagai
larutan.
b) Peserta didik dapat mempresentasikan hasil rancangan.
c) Peserta didik dapat melakukan percobaan.
d) Peserta didik dapat mengolah dan menganalisis data hasil percobaan dan
menyimpulkannya.
e) Peserta didik dapat mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan
nonelektrolit berdasarkan hantaran listriknya.
f) Peserta didik dapat menyajikan laporan hasil percobaan.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
d) Eksperimen
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran project base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
• Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
• Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang ikatan ion dan senyawa
ion sebagai syarat untuk mempelajari larutan elektrolit.
• Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok dengan peserta didik
yang heterogen.
• Guru menekankan pentingnya bekerja dalam tim, saling berdiskusi, meng
hargai pendapat, dan saling respect dalam proses pembelajaran.
• Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran menguji daya hantar listrik
beberapa larutan dengan memerhatikan metode ilmiah dan keselamatan kerja.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan membaca
artikel tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit, serta pengujian daya hantar
listrik larutan.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari artikel yang telah dibaca. Misalnya, ”Bagaimanakah
larutan yang dapat menghantarkan arus listrik?”
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan melakukan
percobaan. Sebelum melakukan percobaan siswa diminta untuk merancang
percobaan seperti pada Kegiatan 4.1 halaman 150 Buku Siswa. Salah satu anggota
6. Kertas tisu
Baterai
7. Empat buah baterai Lampu
8. Berbagai jenis larutan
9. Kabel secukupnya
Botol semprot Tisu
Cara kerja:
1. Rangkailah alat seperti Gambar 4.1.
Gambar 4.1
2. Siapkan beberapa larutan dalam
Rangkaian percobaan daya hantar listrik
gelas kimia (larutan garam dapur,
larutan gula, larutan asam asetat, dan sebagainya).
3. Uji setiap larutan dengan cara mencelupkan elektrode ke dalam masing-masing larutan.
4. Amati bola lampu dan elektrode secara cermat dan catat hasil pengamatan dengan jujur.
Setiap akan menguji larutan, elektrode harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara
menyemprot elektrode dengan air, kemudian mengeringkannya dengan kertas tisu.
5. Setelah selesai percobaan, bersihkan dan rapikan meja serta kembalikan alat dan bahan
ke tempatnya (tanggung jawab, disiplin, dan peduli lingkungan).
Catatan
Bahan/zat yang digunakan dalam percobaan ini telah diinformasikan kepada peserta didik
pada pertemuan sebelumnya. Bahannya antara lain air suling, air mineral, air tanah, air
sabun, larutan gula, larutan garam, cuka, dan buah-buahan (jeruk, belimbing). Guru juga
menyiapkan larutan kimia yang ada di laboratorium.
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa 109
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari percobahan yang dilakukan. Dari percobaan
yang telah dilakukan didapat hasil sebagai berikut.
Tabel 4.1 Pengelompokan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik (Percobaan)
A – – H2O(l),
C2H5OH(aq)
C12H22O11(aq)
B – CH3COOH(aq) –
NH3(aq)
HCOOH
C HCl(aq) – –
NaOH(aq)
NaCl(aq)
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa 111
Zat elektrolit lemah terionisasi sebagian dalam air sehingga menghasilkan sedikit ion
dalam larutan. Dalam percobaan, hal tersebut ditandai dengan sedikitnya gelembung gas
pada elektrode dan nyala lampu menyala redup, bahkan kadang-kadang tidak menyala.
Zat nonelektrolit tidak terionisasi dalam air sehingga larutan nonelektrolit tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menganalisis penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan
arus listrik terkait dengan ikatan kimia yang terdapat dalam zat elektrolit
tersebut.
b) Peserta didik dapat menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa
ion dan senyawa kovalen polar.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
• Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
• Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang ikatan ion dan senyawa
ion.
• Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran larutan elektrolit dan
larutan nonelektrolit.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan membaca
artikel tentang larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, ”Bagaimana sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit?”
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit.
Peserta didik diminta untuk membuat catatan-catatan dari berbagai informasi
tersebut yang akan didiskusi dalam kelas bersama guru. Catatan dapat
berbentuk tabel, deskripsi, gambar, atau bentuk lain yang paling mudah
dipahami oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang larutan
elektrolit dan larutan nonelektrolit. Peserta didik dapat membedakan larutan
elektrolit dengan larutan nonelektrolit berdasarkan data hasil pengujian,
seperti Contoh Soal halaman 154-155 Buku Siswa.
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa 113
Bilangan oksidasi atom hidrogen dalam hidrida (hidrogen terikat dengan logam)
sama dengan -1.
Contoh: NaH (Natrium hidrida), b.o H = –1
MgH2 (Magnesium hidrida), b.o H = –1
3. Bilangan oksidasi atom oksigen dalam senyawa oksida sama dengan –2.
Contoh: H2O (hidrogen oksida), b.o O = –2
NO (nitrogen monoksida), b.o O = –2
Bilangan oksidasi atom oksigen dalam senyawa peroksida sama dengan -1.
Contoh: H2O2 (hidrogen peroksida), b.o O = –1
Bilangan oksidasi atom O dam OF2 = +2
4. Bilangan oksidasi logam dalam senyawa, sama dengan nomor golongannya, kecuali
logam transisi.
B.o golongan alkali = + 1,
B.o golongan alkali tanah = +2
B.o aluminium = +3
Beberapa contoh bilangan oksidasi logam transisi sebagai berikut.
B.o Fe = +2 dan +3 B.o Cu = +1 dan +2
B.o Cr = +3 dan +6 B.o Co = + 2 dan + 3
B.o Zn = +2 B.o Ag = +1
5. Dalam molekul netral, jumlah bilangan oksidasi atom unsur-unsurnya sama dengan
nol.
Contoh: B.o H2SO4
(2 × b.o H) + (1 × b.o S) + (4 × b.o O) = 0
6. Jumlah bilangan oksidasi dalam ion sama dengan muatannya.
Contoh: B.o SO42- = –2
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menjelaskan aturan-aturan penentuan bilangan oksidasi atom
unsur.
b) Peserta didik dapat menentukan bilangan oksidasi atom unsur atau ion dalam
senyawanya.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
• Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa 115
5) Penilaian
• Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
• Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
5. Pertemuan IV dan V: P
erkembangan Konsep Reaksi Oksidasi
Reduksi (3 JP)
a. Materi untuk Guru
Pertemuan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang perkembangan
konsep reaksi oksidasi reduksi yang diawali dengan reaksi penerimaan dan pelepasan
oksigen, kemudian reaksi penerimaan dan pelepasan elektron, serta perubahan bilangan
oksidasi. Kegiatan pengamatan terhadap reaksi oksidasi reduksi penting dilakukan untuk
menumbuhkan rasa ingin tahu, cermat, dan jujur serta kekaguman terhadap ciptaan Tuhan
yang telah menciptakan berbagai gejala alam yang menakjubkan. Reaksi yang diamati,
misalnya mencelupkan seng (Zn) ke dalam CuSO4 dan tembaga (Cu) ke dalam ZnSO4.
Peserta didik diminta mengamati dengan cermat dan mencatat data hasil pengamatan
dengan jujur.
Pengayaan
penurunan b.o
Zn mengalami oksidasi sebab atom unsur Zn mengalami kenaikan b.o dari 0 ke +2.
Cl2 mengalami reduksi sebab atom unsur Cl mengalami penurunan b.o dari 0 ke -1.
Reaksi reduksi dan oksidasi selalu berlangsung bersamaan dan disebut reaksi oksidasi
reduksi, disingkat reaksi redoks. Zat-zat yang menerima elektron atau mengalami reduksi
dinamakan oksidator atau pengoksidasi, sedangkan zat-zat yang melepaskan elektron atau
mengalami oksidasi dinamakan reduktor atau pereduksi.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi ditinjau dari
penggabungan dan pelepasan oksigen serta contohnya.
b) Peserta didik dapat menjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi ditinjau dari
pelepasan dan penerimaan elektron serta contohnya.
c) Peserta didik dapat menjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi ditinjau dari
peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi serta contohnya.
d) Peserta didik dapat menganalisis reaksi oksidasi-reduksi untuk menentukan zat
yang berperan sebagai oksidator dan reduktor.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa 117
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
• Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
• Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang bilangan oksidasi
sebagai prasyarat untuk mempelajari perkembangan konsep reaksi oksidasi
reduksi.
• Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran perkembangan konsep
reaksi oksidasi reduksi.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) reaksi oksidasi
oksidasi reduksi yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, serta membaca
artikel tentang reaksi oksidasi reduksi.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, ”Bagaimana terjadinya reaksi oksidasi?”
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang reaksi oksidasi dan reduksi. Peserta didik diminta
untuk membuat catatan-catatan dari berbagai informasi tersebut yang akan
didiskusi dalam kelas bersama guru. Catatan dapat berbentuk tabel, deskripsi,
gambar, atau bentuk lain yang paling mudah dipahami oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang reaksi oksidasi
dan reduksi. Peserta didik dapat membedakan antara reaksi oksidasi dengan
reaksi reduksi berdasarkan penerimaan dan pelepasan oksigen, penerimaan
dan pelepasan elektron, serta kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi
dari suatu reaksi kimia, seperti pada Contoh Soal halaman 166-167 Buku
Siswa.
(5) Peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamat
an dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang reaksi oksidasi dan
reduksi. Guru memberikan penilaian terhadap kesimpulan yang diberikan
oleh peserta didik dan memberikan penguatan.
Berdasarkan penerimaan dan pelepasan elektron, oksidasi adalah reaksi suatu
zat dengan oksigen dan reduksi adalah suatu reaksi terjadinya pelepasan
elektron. Berdasarkan penerimaan dan pelepasan elektron, oksidasi adalah
reaksi pelepasan elektron oleh suatu zat dan reduksi adalah reaksi penerimaan
elektron oleh suatu zat. Berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan
oksidasi, oksidasi adalah reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi
dan reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi.
Zat-zat yang mengalami reduksi dinamakan oksidator atau pengoksidasi dan
zat-zat yang mengalami oksidasi dinamakan reduktor atau pereduksi.
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa 119
Contoh:
Atom Unsur Bilangan Oksidasi Rumus Senyawa Nama Senyawa
walan per diberikan kepada senyawa yang mengandung oksigen lebih dari
A
senyawa umumnya. Sementara itu, awalan hipo diberikan pada senyawa yang
mengandung oksigen kurang dari senyawa umumnya.
Contoh:
Rumus Kimia Nama Senyawa
(2) Bila logam mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam maka tata
nama disebutkan nama logam diikuti hidroksida.
• Nama sistematik
Contoh:
Rumus Kimia Nama Senyawa
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa 121
• Nama latin
Contoh:
Rumus Kimia Nama Senyawa
Fe(OH)2 Fero hidroksida
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menjelaskan aturan IUPAC dalam memberi nama senyawa
oksida basa dan oksida asam (senyawa anorganik).
b) Peserta didik dapat menjelaskan aturan IUPAC dalam memberi nama senyawa
asam, basa, dan garam.
c) Peserta didik mampu menganalisis dan menalar bilangan oksidasi unsur atau ion
dalam senyawa untuk memberikan nama senyawa.
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa 123
(5) Peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamatan
dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang penerapan aturan IUPAC
dalam memberi nama oksida basa dan oksida asam; tata nama asam, basa,
dan garam; serta tata nama senyawa organik sederhana. Guru memberikan
penilaian terhadap kesimpulan yang diberikan oleh peserta didik dan
memberikan penguatan.
Senyawa kimia terdiri atas senyawa biner dan senyawa poliatom. Senyawa
biner adalah senyawa yang terbentuk dari dua jenis atom baik itu antara atom
unsur logam dengan atom unsur nonlogam atau antaratom unsur nonlogam.
Senyawa poliatom adalah senyawa yang terbentuk lebih dari dua atom yang
berbeda.
c) Penutup
• Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
• Guru menugaskan peserta didik mengerjakan Tantangan halaman 176 Buku
Siswa.
• Guru mengingatkan peserta didik untuk menghadapi ulangan harian tentang
larutan elektrolit, reaksi oksidasi redaksi, dan tata nama senyawa dengan
mengerjakan Soal Latihan halaman 178 – 184 Buku Siswa.
• Guru menugaskan peserta didik mengerjakan Proyek halaman 184 Buku
Siswa.
3) Alat, Bahan, dan Media
• Komputer, LCD, dan program yang relevan.
4) Sumber Belajar
• Buku Kimia SMA Kelas X.
• Sumber lain yang relevan, misalnya internet (chemistry-boisestatu.edu/people/
richardbank/inorganic/Naming Inorganic Compounds).
5) Penilaian
• Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
• Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa 125
2. Penilaian Keterampilan
Kegiatan 4.1 Pengujian Daya Hantar Listrik
Penilaian
pengamatan dan
Merangkai alat
menyimpulkan
mencatat data
hipotesis, dan
Menganalisis
Merumuskan
merancang
Melakukan
percobaan
data dan
masalah,
Kelompok/ Jumlah
Nilai Keterangan
Nama skor
I
A 2 3 3 3 10 83
B 2 2 3 2 9 75
C
D
Penilaian
No. Nama Tanggung Kerja Skor Nilai
Jujur Disiplin Peduli
Jawab Keras
1 A 3 3 3 2 3 14 93
2 B 2 2 2 2 1 9 60
3
4
5
…
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa 127
Tidak Sangat
No. Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
6 Menentukan bilangan oksidasi atom unsur
dalam senyawa atau ion.
7 Menentukan oksidator dan reduktor dalam
reaksi redoks.
8 Memberi nama senyawa menurut IUPAC.
b. Guru memberikan jam tambahan untuk peserta didik yang tidak menguasai materi
yang telah dibahas.
5. Penilaian Teman
Guru meminta peserta didik untuk menilai rekan satu kelompoknya, ketika melakukan
kerja berkelompok.
Kelompok I
Peserta didik penilai: ….
Penilaiam
Nama Anggota Meng-
No. Kreativi- Kerja Suka Skor Nilai
Kelompok Inisiatif hargai
tas Sama Menolong
Teman
1
Soal Remedial
1. Berdasarkan percobaan diketahui larutan A bersifat elektrolit dan larutan B bersifat
nonelektrolit.
a. Jelaskan perbedaan kedua larutan tersebut berdasarkan daya hantar listriknya!
b. Jelaskan apa penyebab dapat tidaknya suatu larutan dapat menghantarkan larutan
listrik!
2. Kesimpulan hasil percobaan daya hantar listrik terhadap dua larutan adalah: larutan X
elektrolit kuat dan larutan Y elektrolit lemah.
a. Bagaimana kira-kira hasil pengamatan percobaan tersebut sehingga didapatkan
kesimpulan seperti itu?
b. Apa yang menyebabkan hasil pengamatan antara larutan X dan larutan Y?
3. Lengkapi tabel berikut ini!
Lampu Menyala Gelembung
No. Larutan Kation Anion
Ya Tidak Gas
4. Tentukan bilangan oksidasi tiap-tiap atom unsur pada senyawa atau ion berikut!
a. K2Cr2O7 d. Ca(ClO4)2
b. Ba(OH)2 e. MnO4–
c. Fe2(CO3)3 f. C2O42–
5. Periksa apakah reaksi berikut termasuk reaksi redoks atau bukan!
a. SO2 + 2 KOH → K2SO4 + H2O
b. Cl2 + 2 NaBr → 2 NaCl + Br2
c. Al + H2SO4 → Al2(SO4)3 + H2
6. Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil reduksi dari reaksi berikut!
a. MnO2 + 4 HCl → MnCl2 + 2 H2O + Cl2
b. Mg + 2 HCl → MgCl2 + H2
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa 129
7. Lengkapi tabel berikut!
No. Unsur Biloks Rumus Senyawa Oksida Nama Senyawa Oksida
F. Kunci Jawaban
Tantangan
Halaman 158
1. Stop contact memutus aliran listrik. Air banjir yang sudah bercampur dengan berbagai macam
bahan dapat bersifat elektrolit, sehingga dapat mengatarkan arus listrik dari stop contact .
2. Stop contact di tempatkan pada posisi yang lebih tinggi, sehingga seandainya ada banjir air
tidak mencapai stop contact.
Halaman 168
1. N = +5 3. Ba = +2 5. Zn = +2
H = +1 H = -1 O = -2
O = -2 H = +1
4. Ca = +2
2. Ca = +2 Si = +4 6. Fe = +2
Mg = +2 O = -2 C = -6
Si = +4 N = +5
O = -2
Halaman 176
1.
Rumus Molekul
No. Nama Senyawa Kation Anion
Senyawa
1 Perak klorida Ag+ Cl- AgCl
Esai
1. a. Larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan elektrolit
yang dapat menghantarkan arus listrik
b. Larutan elektrolit: larutan HCl, larutan NaOH, larutan NaCl, larutan NH 3, larutan
CH3COOH, KI.
Larutan nonelektrolit: air suling, larutan gula, larutan etanol.
2. Karena larutan elektrolit terurai menjadi ion-ion atau terionisasi, sedangkan larutan nonelektrolit
tidak dapat terionisasi.
3. Larutan elektrolit kuat menghasilkan banyak ion, sedangkan larutan elektrolit lemah
menghasilkan sedikit ion.
4. a. Asam nitrat : HNO3(aq) → H+(aq) + NO3–(aq)
b. Asam sulfat : H2SO4(aq) → 2 H+(aq) + SO42– (aq)
c. Asam fosfat : H3PO4(aq) → 3 H+(aq) + PO43–(aq)
d. Natrium hidroksida : NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)
e. Kalsium hidroksida : Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2 OH–(aq)
f. Aluminium hidroksida : Al(OH)3(aq) → Al3+(aq) + 3 OH–(aq)
g. Kalium bromida : KBr(aq) → K+(aq) + Br–(aq)
h. Tembaga(II) sulfat : CuSO4(aq) → Cu2+(aq) + SO42–(aq)
i. Besi(II) perklorat : Fe(ClO4)2(aq) → Fe2+(aq) + 2 ClO4–(aq)
j. Perak karbonat : Ag2CO3(aq) → 2 Ag+(aq) + CO32–(aq)
k. Magnesium arsenit : Mg3(AsO3)2(aq) → 3 Mg2+(aq) + 2 AsO33–(aq)
l. Aluminium sulfat : Al2(SO4)3(aq) → 2 Al3+(aq) + 3 SO42–(aq)
5.
Jenis Ikatan Daya Hantar Laistrik
No Larutan Kation Anion
Ion Kovalen Positif Negatif Gelembung Gas
1 HNO3 H+ NO3- – √ √ – √
1
2 C12H22O1 – – – √ – √ –
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa 131
Jenis Ikatan Daya Hantar Laistrik
No Larutan Kation Anion
Ion Kovalen Positif Negatif Gelembung Gas
5 C6H6 – – – √ – √ –
6 CH4 – – – √ – √ –
7 KI K+ I- √ – √ – √
13.
Atom Rumus Senyawa
No. Biloks Nama Senyawa Oksidasi
Unsur Oksidasi
14.
No. Kation Anion Rumus Senyawa Nama Senyawa
15.
No. Nama Senyawa Ion Kation Anion Rumus Senyawa
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa 133
Pilihan Ganda
1. A 6. C 11. C 16. E 21. A 26. B
2. D 7. A 12. E 17. D 22. D 27. C
3. E 8. E 13. D 18. E 23. E 28. C
4. D 9. D 14. A 19. E 24. A 29. D
5. A 10. B 15. C 20. C 25. A 30. E
Remedial
1. a. Larutan A menghantarkan arus listrik dan larutan B tidak menghantarkan arus listrik.
b. Larutan dapat menghantarkan arus listrik jika mengandung ion-ion yang bergerak
bebas.
2. a. Pada larutan X terdapat banyak gelembung gas dan pada larutan Y terdapat sedikit
gelembung.
b. Pada larutan X terdapat banyak ion, sedangkan pada larutan Y hanya sedikit
gelembung.
3. Lampu Menyala Gelembung
No. Larutan Kation Anion
Ya Tidak Gas
1 KOH K+ OH– √ – √
2 H2CO3 2 H+ CO32– – √ √
4 CO(NH2)2 – – – – –
8.
No. Kation Anion Rumus Senyawa Nama Senyawa
Kehidupan manusia tidak terlepas dari udara dan air? Bagaimana jika tidak ada udara
atau air? Atau bagaimana jika jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan manusia? Sudah
seharusnyalah kita bersyukur atas karunia Tuhan, Indonesia diberikan air yang berlimpah
dan udara yang segar. Apakah kita dapat membayangkan berapa banyak molekul air
dalam suatu danau? Ambilah satu liter air. Dalam satu liter air (pada T dan P standar)
mengandung 2,7 × 1022 molekul air. Tidak dapat dibayangkan jumlah molekul air dalam
danau tersebut.
Materi yang akan dibahas pada bab ini adalah Hukum Dasar Kimia. Kompetensi yang
dimiliki peserta didik pada pembelajaran topik ini dimulai dengan mengingatkan kembali
peserta didik tentang lambang unsur karena peserta didik akan menganalisis data terkait
massa atom relatif, massa molekul relatif, persamaan reaksi, dan hukum-hukum dasar
kimia, untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
Kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan massa atom dalam tabel periodik
unsur serta menganalisis bagaimana para ahli menemukan massa atom relatif dan massa
molekul relatif tersebut dengan melakukan kegiatan secara analogi. Peserta didik diajak
untuk merancang percobaan dan melaksanakan rancangan tersebut sesuai dengan metode
ilmiah. Kemudian dilanjutkan dengan menuliskan persamaan reaksi yang diaplikasikan
dalam menemukan konsep hukum dasar kimia. Guru mengajak peserta didik melihat
bagaimana munculnya hukum dasar kimia yang tidak terlepas dari metode ilmiah dalam
menemukan hukum-hukum tersebut.
Dalam proses pembelajaran guru menerapkan model pembelajaran discovery-inquiry
dan problem base learning. Peserta didik diberi motivasi dan diarahkan untuk melakukan
kegiatan pengamatan dan diskusi dalam kelompok untuk menemukan konsep. Selanjutnya
guru bersama peserta didik menyimpulkan pengertian konsep serta aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari, kegiatan industri, dan kegiatan penelitian di laboratorium.
Kegiatan dalam proses pembelajaran kimia merupakan keterampilan motorik yang
dilakukan oleh peserta didik dalam melaksanakan percobaan untuk menemukan konsep
kimia. Percobaan kimia dapat diciptakan oleh guru, sesuai kondisi alat dan bahan kimia
habis pakai yang ada atau bahan kimia dapat dibuat dalam laboratorium kimia sekolah.
Guru yang inovatif dan kreatif akan dapat memilih jenis-jenis eksperimen yang mendukung
penemuan konsep dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik.
Pada awal dan akhir kegiatan pembelajaran selalu diingatkan materi pembelajaran
yang telah dibahas untuk mendorong sikap peserta didik untuk mengagumi kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa dalam menciptakan keunikan unsur-unsur, reaksi yang terjadi, dan
kecerdasan para ahli dalam menemukan konsep-konsep hukum dasar kimia. Dalam proses
pembelajaran peserta didik dapat menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu;
objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengeta- 3.11. Menerapkan konsep massa atom relatif
huan faktual, konseptual, prosedural berdasar- dan massa molekul relatif, persamaan
kan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengeta- reaksi, hukum-hukum dasar kimia,
huan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dan konsep mol untuk menyelesaikan
perhitungan kimia
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. engolah, menalar, dan menyaji dalam ranah 4.11. Mengolah dan menganalisis data terkait
M
konkret dan ranah abstrak terkait dengan massa atom relatif dan massa molekul
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah relatif, persamaan reaksi, hukum-
secara mandiri, dan mampu menggunakan hukum dasar kimia, dan konsep mol
metoda sesuai kaidah keilmuan. untuk menyelesaikan perhitungan
kimia.
2. Pertemuan I : M
assa Atom Relatif (Ar), Massa Molekul Relatif
(Mr), dan Persamaan Reaksi (3 JP)
a. Materi untuk Guru
Pada kegiatan ini guru sebelumnya sudah menginformasikan pada peserta didik untuk
membaca dan mengamati materi Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif. Peserta
didik dikondisikan dalam kelompok untuk membawa 100 biji beras, 100 biji kacang hijau,
100 biji kacang kedelai yang sudah dihitung atau biji lainnya seperti jagung dan kacang.
Peserta didik dikondisikan berada dalam kelompok untuk mendiskusikan konsep
tentang massa atom relatif dan massa molekul relatif, kemudian melakukan percobaan
seperti Kegiatan 5.1 halaman 187–188 Buku Siswa.
Penemuan Ar dan Mr yang dimulai dari standar atom hidrogen dan atom oksigen
sampai ditetapkannya massa atom relatif karbon-12 (12C) sebesar 12,000 sma (satuan
massa atom) sebagai massa atom strandar. Jadi, massa atom relatif suatu unsur adalah
1
perbandingan massa rata-rata satu atom unsur itu terhadap × massa atom 12C, atau
12
massa rata-rata 1 atom unsur X
Ar ( X ) =
1
× massa atom C − 12
12
Jadi massa atom relatif unsur X merupakan nisbah massa atom rata-rata unsur X
1
terhadap × massa atom C–12. Secara sederhana Ar X = massa atom rata-rata unsur X.
12
Contoh:
Ar H = 1, O = 16, Na = 23 yang dapat dilihat dalam tabel periodik unsur.
Dengan cara yang sama guru dapat mengasosiasikan massa atom relatif dengan massa
molekul relatif. Jadi, massa atom relatif adalah perbandingan massa rata-rata 1 atom suatu
1
unsur dengan massa 1 atom C–12. Sejalan dengan tersebut maka ada lagi massa molekul
12
relatif. Massa molekul relatif adalah bilangan yang menyatakan harga perbandingan massa
1
1 molekul suatu senyawa dengan massa 1 atom C–12. Molekul merupakan gabungan
12
dari unsur-unsur, misalnya molekul asam sulfat H2SO4 yang terdiri atas 2 atom H, 1
atom S, dan 4 atom O.
Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi merupakan persamaan yang menyatakan perubahan materi dalam
suatu reaksi kimia. Pada reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa zat, karena dalam
reaksi kimia hanya terjadi penyusunan kembali atom-atom zat yang bereaksi membentuk
susunan baru dalam zat hasil reaksi. Oleh karena itu, jumlah atom-atom sebelum reaksi
harus sama dengan jumlah atom-atom sesudah reaksi, seperti reaksi berikut.
2 H(g) + O2(g) → 2 H2O(g)
Dari reaksi di atas dapat dilihat sebagai berikut.
1. Zat-zat yang berada di sebelah kiri tanda anak panah adalah zat yang bereaksi, disebut
juga dengan pereaksi atau reaktan, yaitu 2 H2(g) + O2(g).
2. Zat-zat yang berada di sebelah kanan tanda anak panah adalah zat hasil reaksi atau
produk, yaitu 2 H2O(l).
3. Huruf dalam tanda kurung menyatakan wujud zat yang bersangkutan.
(s)/(solid) = padat (g)/(gas) = gas
(l)/(liquid) = cair (aq)/(aqueous) = larutan dalam air
4. Angka di belakang zat disebut indeks.
5. Angka di depan zat disebut koefisien reaksi, yaitu 2 untuk H2(g), 1 (tidak ditulis)
untuk O2(g), dan 2 untuk H2O(l)
Koefisien reaksi adalah angka yang ditetapkan agar jumlah atom-atom di sebelah kiri
tanda anak panah (reaktan) sama dengan jumlah atom-atom di sebelah kanan tanda
anak panah (produk). Angka koefisien satu tidak ditulis.
6. Persamaan reaksi yang sudah mempunyai koefisien yang sesuai disebut persamaan reaksi
setara.
Cara menyatakan persamaan reaksi adalah sebagai berikut.
1. Menentukan jumlah atom masing-masing unsur di ruas kiri dan ruas kanan persamaan
reaksi.
Contoh:
C2H4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(l)
• Atom C di ruas kiri ada 2 dan di ruas kanan ada 1 maka yang di ruas kanan dikali
kan 2.
C2H4(g) + O2(g) → 2 CO2(g) + H2O(l)
• Atom H di ruas kiri ada 4 dan di ruas kanan ada 2 maka di ruas kanan dikalikan 2.
C2H4(g) + O2(g) → 2 CO2(g) + 2 H2O(l)
• Atom O di ruas kiri ada 2 sedangkan di ruas kanan ada 6 (4 dari CO2 dan 2 dari
H2O). Untuk menyamakan jumlah atom O maka di ruas kiri dikalikan 3.
C2H4(g) + 3 O2(g) → 2 CO2(g) + 2 H2O(l)
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menemukan konsep menentukan Ar dan Mr melalui kegiatan
analogi.
b) Peserta didik dapat menentukan Mr suatu zat.
c) Peserta didik dapat menyetarakan persamaan reaksi.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
d) Eksperimen
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran project base
learning dan problem base learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran
lain yang sesuai dengan kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
• Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
• Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang tata nama kimia sebagai
syarat untuk mempelajari persamaan reaksi.
• Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok dengan peserta didik
yang heterogen.
• Guru menekankan pentingnya bekerja dalam tim, saling berdiskusi,
menghargai pendapat, dan saling respect dalam proses pembelajaran.
• Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran massa atom relatif,
massa molekul relatif, dan persamaan reaksi.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati):
• Lambang unsur untuk menentukan massa atom relatif suatu unsur.
Beras
Kacang hijau
Kacang kedelai
apabila
massa rata-rata 1 butir kacang hijau
= 2 smb
massa rata-rata 1 butirr beras
berarti massa relatif butir kacang hijau 2 kali lebih besar daripada massa
beras.
• Peserta didik dapat menentukan massa atom relatif, seperti Contoh Soal
halaman 189 dan 190 Buku Siswa.
• Peserta didik dapat menentukan massa molekul relatif, seperti Contoh
Soal halaman 191 Buku Siswa.
• Peserta didik dapat menyetarakan reaksi kimia, seperti Contoh Soal
halaman 193-194 Buku Siswa.
(5) Peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamat
an dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang massa atom relatif,
massa molekul relatif, dan persamaan reaksi. Guru memberikan penilaian
terhadap kesimpulan yang diberikan oleh peserta didik dan memberikan
penguatan.
Massa atom relatif adalah perbandingan massa rata-rata 1 atom suatu unsur
dengan massa 1 atom C-12. Massa molekul relatif adalah bilangan yang
menyatakan harga perbandingan massa 1 molekul suatu senyawa dengan
massa 1 atom C-12. Massa molekul relatif sama dengan jumlah massa atom
relatif dari semua atom penyusunnya.
Suatu reaksi kimia dituliskan dalam persamaan reaksi kimia.
c) Penutup
• Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
• Guru menugaskan peserta didik mengerjakan Tantangan halaman 192 dan
194 Buku Siswa.
Bab V Hukum Dasar Kimia 141
• Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya tentang hukum
dasar kimia (hukum Lavoiser dan hukum Proust) dan meminta peserta didik
membacanya.
3) Alat, Bahan, dan Media
• Timbangan.
• Beras, kacang hijau, kacang kedelai, atau benda-benda lain.
• Komputer, LCD, dan program yang relevan.
4) Sumber belajar
• Buku Kimia SMA/MA kelas X.
• Lembar kerja
• Sumber lain yang relevan, misalnya internet (www.chemguide.co.uk/CIE/sector1/
learninga.html).
5) Penilaian
• Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian
• Penilaian keterampilan pada waktu melakukan Kegiatan 5.1 (halaman 148).
• Penilaian sikap wa tu presentasi dan kegiatan diskusi.
Catatan
1. Saat bekerja di laboratorium perhatikan tata tertib laboratorium dan keselamatan kerja,
terutama saat menggunakan bahan-bahan kimia.
2. Catat hasil pengamatan sesuai dengan data yang diperoleh dengan teliti, cermat, dan
jujur.
3. Diskusikan hasil kegiatan, buat kesimpulan, dan presentasikan di depan kelas.
Dari data di atas, kita dapat melihat perbandingan massa antar atom O yang bersenyawa
dengan atom N yang massanya tetap pada senyawa N O, N O , N O , N O , dan N O adalah
2 2 2 2 3 2 4 2 5
C. Penilaian
1. Penilaian oleh Guru
3 KD pada KI 3 Peserta didik dapat menjelaskan konsep Tes tertulis Lembar tes
massa atom relatif dan massa molekul tertulis
relatif.
Peserta didik dapat menghitung Mr
suatu molekul senyawa.
Peserta didik dapat menyetarakan
persamaan reaksi sederhana.
Peserta didik dapat menganalisis data
untuk membuktikan hukum Proust dan
Dalton.
2. Penilaian Keterampilan
Kegiatan 5.1 Massa Massa
Kegiatan 5.2 Membuktikan Hukum Kekekalan Massa
Penilaian
pengamatan dan
Merangkai alat
menyimpulkan
mencatat data
hipotesis, dan
Menganalisis
Merumuskan
merancang
Melakukan
percobaan
data dan
masalah,
Kelompok/ Jumlah
Nilai Keterangan
Nama skor
I
A 2 3 3 3 10 83
B 2 2 3 2 9 75
C
II
D
E
…
3. Penilaian Sikap
KI–1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI–2 : Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif,
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Penilaian
No. Nama Tanggung Kerja Skor Nilai
Jujur Disiplin Peduli
Jawab Keras
1 A 3 3 3 2 3 14 93
2 B 2 2 2 2 1 9 60
3
…
Tidak Sangat
No. Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
1 Menentukan massa atom relatif (Ar) suatu
atom unsur dan massa molekul relatif (Mr)
suatu molekul senyawa.
2 Menyetarakan persamaan reaksi sederhana
dengan diberikan nama-nama zat yang
terlibat dalam reaksi atau sebaliknya.
3 Membuktikan bahwa massa zat sebelum
dan sesudah reaksi tetap (Hukum Kekekalan
Massa /Hukum Lavoisier).
4. Menafsirkan data tentang massa dua unsur
yang bersenyawa (hukum Proust).
5. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan
perbandingan (hukum Dalton) pada beberapa
senyawa.
6. Menggunakan data percobaan untuk mem-
buktikan hukum perbandingan volume (hu-
kum Gay Lussac-Avogadro.
b. Guru memberikan jam tambahan untuk peserta didik yang tidak menguasai materi
yang telah dibahas.
5. Penilaian Teman
Guru meminta peserta didik untuk menilai rekan satu kelompoknya, ketika melakukan
kerja berkelompok.
Kelompok I
Peserta didik penilai: ….
Penilaiam
Nama Anggota Meng-
No. Kreativi- Kerja Suka Skor Nilai
Kelompok Inisiatif hargai
tas Sama Menolong
Teman
1
E. Kunci Jawaban
Tantangan
Halaman 192
1. Massa atom unsur = 8, 62830 × 10-23 gram
Massa atom relatif unsur = 52
Unsur tersebut : Cr
2. Massa atom relatif unsur = 27
Unsur tersebut : Al
3. 20,18 sma 4. 39 sma 5. 37,88 sma
Halaman 194
1. 4 NaCl + 2 SO2 + 2 H2O + O2 → 2 Na2SO4 + 4 HCl
2. a. 2 Al + 6 HCl → 2 AlCl3 + 3 H2
b. 4 NH3 + 5 O2 → 4 NO + 6 H2O
c 2 Fe + O2 + 2 H2O → 2 Fe(OH)2
d. 2 KClO3 → 2 KCl + 3 O2
e. 2 (NH4)2Cr2O7 → N2 + Cr2O3 + 4 H2O
Halaman 207
1. 2,143 ton
2. a. massa C = 0, 92 gram, massa H = 0,08 gram
b. C = 92%, H = 8%
c. Tidak
Essai
Pembahasan
1. c. Mr H2SO4 = 2 Ar H + Ar S + 4 Ar O
= 2 × 1 + 32 + 4 × 16 = 2 + 32 + 64 = 98
6. Reaksi setara: 2 Mg(s) + O2(g) → 2 MgO(s)
massa Mg 48
Mol Mg = = = 2 mol
Ar Mg 24
2
Mol MgO = × 2 mol = 2 mol
2
Pilihan Ganda
1. D 6. C 11. A 16. D 21. A
2. E 7. C 12. C 17. D 22. B
3. C 8. E 13. B 18. C 23. C
4. E 9. A 14. B 19. E 24. C
5. B 10. B 15. C 20. A 25. D
Panas dan nyala adalah suatu bukti nyata terjadinya reaksi kimia. Pembakaran adalah reaksi
kimia yang pertama kali dipelajari secara sistematika. Reaksi kimia ada yang sederhana dan
ada yang kompleks. Banyak industri dalam proses dan menghasilkan produknya melibatkan
reaksi kimia. Bagaimana membuat produk-produk yang melibatkan reaksi kimia dengan
hasil yang tepat dan maksimal? Zat-zat yang akan direaksikan harus diketahui jumlahnya,
baik itu massa atau mol zat tersebut. Untuk itu sangat diperlukan perhitungan kimia yang
sangat akirat.
Materi yang akan dibahas pada bab ini adalah Stoikiometri. Materi ini merupakan
kelanjutan dari materi sebelumnya, yaitu Hukum Dasar Kimia (Bab 5). Kompetensi yang
dimiliki peserta didik pada pembelajaran topik ini dimulai dengan mengingatkan kembali
peserta didik tentang massa atom relatif, massa molekul relatif, persamaan reaksi, dan
hukum-hukum dasar kimia, karena sangat erat hubungannya dengan konsep mol dan
menyelesaikan perhitungan kimia.
Kegiatan pembelajaran diarahkan pada menganalisis konsep mol (massa molar, volume
molar, rumus empiris dan rumus molekul, senyawa hidrat), kadar zat (persentase massa,
persentase volume, ppm, molaritas, molalitas, fraksi mol) dan perhitungan kimia. Peserta
didik dijelaskan tentang pentingnya perhitungan dunia di dalam pengembangan produk-
produk kimia.
Dalam proses pembelajaran guru menerapkan model pembelajaran discovery-inquiri,
problem base learning, dan project base learning. Peserta didik diberi motivasi dan diarahkan
untuk melakukan kegiatan pengamatan (membaca) dan diskusi dalam kelompok untuk
menemukan konsep. Selanjutnya guru bersama peserta didik menyimpulkan pengertian
konsep serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan industri, dan kegiatan
penelitian di laboratorium.
Pada awal dan akhir kegiatan pembelajaran selalu diingatkan materi pembelajaran yang
telah dibahas untuk mendorong sikap peserta didik dapat mangagumi kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa dalam menciptakan keunikan atom yang sangat kecil, unsur-unsur, reaksi
yang terjadi, dan kecerdasan para ahli dalam menemukan konsep-konsep satuan kimia dan
perhitungan kimia. Misalnya, bagaimana menghargai lingkungan sebagai karunia Tuhan
Yang Maha Esa, dalam rangka menjaga kesinambungan komponen-komponen udara bersih.
Dalam proses pembelajaran peserta didik dapat menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka;
kritis; kreatif; inovatif; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah 4.11. M engolah dan menganalisis data
konkret dan ranah abstrak terkait dengan terkait massa atom relatif dan massa
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah molekul relatif, persamaan reaksi,
secara mandiri, dan mampu menggunakan hukum-hukum dasar kimia, dan
metoda sesuai kaidah keilmuan. konsep mol untuk menyelesaikan
perhitungan kimia.
1 Konsep Mol
2 Rumus Empiris, Rumus Molekul, dan Senyawa Hidrat
3 Kadar Zat
4 Perhitungan Kimia
5 Ulangan Harian
12 gram
Jadi dalam 12 gram C-12 terdapat =
1, 99268 × 10−23 gram
= 6,02 × 1023 atom C
Maka 1 mol setiap zat mengandung 6,02 × 1023 partikel zat itu.
Pengayaan
Berdasarkan kesepakatan para ahli kimia dan hasil penelitian dari Loschmidt (1865)
satu mol suatu zat mengandung partikel zat sebanyak yang dikandung dalam 12 gram atom
C–12. Di dalam 12 gram atom C–12 mengandung atom sebanyak 6,02 × 1023, sehingga
dapat dikatakan 1 mol setiap zat = 6,02 × 1023 partikel.
Massa satu mol setiap zat dinamakan massa molar. Besarnya massa molar zat adalah
sama dengan massa atom relatif (Ar), massa molekul relatif (Mr), atau massa rumus relatif
zat, yang dinyatakan dalam gram.
Berdasarkan data percobaan, massa 1 liter gas oksigen (STP) sebesar 1,429 gram,
1 liter
massa molar oksigen adalah 32 maka volume 1 mol oksigen = 32 gram × =
1, 429 gram
22,4 liter atau dengan menggunakan rumus gas ideal PV = nRT
1 atm × V = 1 mol × 0,08205 L.atm/mo.K × 300 K
V = 22,4 Liter
Jumlah partikel PV = n RT
Jumlah V1 n1 Volume
(molekul/atom/ mol = (liter)
ion) V2 n2
(:) 6,02 × 1023 (:) 22,4 liter (STP)
Massa
(gram)
Gambar 6.1
Bagan hubungan jumlah mol dengan massa, jumlah partikel, dan volume gas
Contoh:
Diketahui 60 gram gas NO (Ar N = 14; Ar O = 16). Hitunglah
a. mol gas NO;
b. jumlah molekul gas NO;
c. volume gas NO jika pada temperatur dan tekanan tertentu (T,P) massa 10 liter gas
SO3 = 16 gram! (Ar O = 16, S = 32)
Jawab:
1 mol
a. Jumlah mol NO(g) = 60 gram NO (g ) × = 2 mol
30 gram NO (g )
Jadi, besarnya mol 60 gram gas NO adalah 2 mol.
6,02 × 1023 molekul
b. Jumlah molekul NO(g) = 2 mol NO(g ) ×
1 mol NO(g )
= 12,04 × 1023 molekul
= 1,204 × 1024 molekul
Jadi, jumlah molekul 60 gram gas NO adalah 1,204 × 1024 molekul.
1 mol
c. Jumlah mol SO3(g) = 16 gram SO3 (g ) × = 0,2 mol
80 gram SO3 (g )
V NO n NO
=
V SO3 n SO3
Jumlah partikel PV = n RT
Jumlah V1 n1 Volume
(molekul/atom/ mol = (liter)
ion) V2 n2
(:) 6,02 × 1023 (:) 22,4 liter (STP)
Massa
(gram)
Gambar 6.2
Bagan hubungan jumlah mol dengan massa, jumlah partikel, dan volume gas
c) Penutup
• Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
• Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya tentang rumus
empiris, rumus molekul, serta senyawa hidrat dan meminta peserta didik
membacanya.
3) Alat, Bahan, dan Media
• Komputer, LCD, dan program yang relevan.
4) Sumber belajar
• Buku Kimia SMA/MA kelas X.
• Sumber lain yang relevan, misalnya internet (www.chem.memphis.edu/bridson/
FundChem/T11a1100.html).
5) Penilaian
• Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
• Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
Unsur C H
1,8 0, 3
Jumlah mol mol = 0,15 mol mol = 0,3 mol
12 1
Perbandingan mol 1 2
Gambar 6.3
Pemanasan serbuk CuSO4.5H2O. (a) CuSO4
diberi air berwarna biru, (b) CuSO4.5H2O
dipanaskan, dan (c) CuSO4 berwarna biru
muda
NaCl 2,925 gram dilarutkan Aduk sampai semua Encerkan dengan air sampai
dengan air secukupnya NaCl larut tepat pada batas (250 mL)
Sumber:http://www.mhhe.com/physsci/chemistry/
chang7/esp/folder_structure/cr/m3/s5/crm3s5_1.htm
Gambar 6.4
Pengenceran larutan NaCl
Kemolalan atau molalitas menyatakan banyaknya mol zat yang terlarut dalam 1.000
gram zat pelarut. Larutan 1 molal berarti dalam 1.000 gram pelarut, terlarut 1 mol zat.
Fraksi mol merupakan angka yang menyatakan perbandingan antara jumlah mol zat
dalam larutan dengan jumlah mol semua komponen dalam larutan.
Contoh:
Sebanyak 15 gram asam cuka (CH3COOH) dilarutkan ke dalam 90 gram air Berapakah
fraksi mol zat terlarut dan zat pelarut yang terbentuk? (Ar C = 12, H = 1, O = 16)
Jawab:
Mr CH3COOH = 60
Mr H2O = 18
1 mol
n CH3COOH = 15 gram × = 0,25 mol = n2
60 gram
1 mol
n H2O = 90 gram × = 5 mol = n1
18 gram
n1 0 ,25 n1 5
X CH3COOH = = X H2O = =
n1 + n2 0 ,25 + 5 n1 + n2 0 ,25 + 5
= 0,05 = 0,95
atau
X H2O = 1 – 0,05 = 0,95
Jadi, fraksi mol zat terlarut adalah 0,05 dan zat pelarut adalah 0,95.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menghitung kadar suatu zat.
b) Peserta didik dapat membuat larutan dengan kadar tertentu di laboratorium.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
Contoh:
Kalium klorat yang massanya 2,45 gram dipanaskan menurut reaksi berikut.
KClO3(s) → KCl(s) + O2(g) (belum setara)
Berapa liter gas oksigen (0 °C, 1 atm) dapat dihasilkan dari reaksi tersebut?
(Ar O = 16, Cl = 35,5, K = 39)
Pada reaksi tersebut harga koefisien reaksi sudah setara karena masing-masing zat mempunyai
harga koefisien = 1. Untuk lebih mempermudah melihat hubungan antara jumlah mol zat
mula-mula dengan jumlah mol zat yang bereaksi sebagai pereaksi pembatas dan zat pereaksi
yang bersisa maka dapat ditulis sebagai berikut.
98 gram
c. Massa H2SO4 yang tersisa = 0,1 gram H2SO4 × = 9,8 gram
1 mol H2 SO4
Jadi, Massa H2SO4 yang tersisa adalah 9,8 gram.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
• Peserta didik dapat mengkonversikan antara mol dengan jumlah partikel, massa,
dan volum gas dengan tepat.
• Peserta didik dapat menentukan pereaksi pembatas dari suatu reaksi kimia.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
• Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
• Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang hukum dasar kimia sebagai
syarat untuk mempelajari perhitungan kimia.
• Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari perhitungan kimia.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan membaca
artikel tentang perhitungan kimia yang meliputi hubungan jumlah mol partikel,
massa, dan volume gas dalam persamaan reaksi serta peraksi pembatas.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, ”Bagaimanana meliputi hubungan jumlah mol partikel, massa,
dan volume gas?”
C. Penilaian
1. Penilaian oleh Guru
No KD Indikator Essensial Teknik Keterangan
3 KD pada KI 3 Peserta didik dapat menjelaskan hasil Tes tertulis Lembar tes
penemuan konsep mol, massa molar, tertulis
volume molar gas, rumus empiris, dan
rumus molekul, serta senyawa hidrat.
Peserta didik dapat menentukan kadar zat
dalam campuran.
Peserta didik menganalisis konsep mol
untuk menyelesaikan perhitungan kimia
(hubungan antara jumlah mol, partikel,
massa dan volume gas) dalam persamaan
reaksi serta pereaksi pembatas.
4 KD pada KI 4 Peserta didik dapat menentukan kadar air Penilaian Lembar
yang terdapat dalam senyawa hidrat. unjuk kerja penilaian
Peserta didik dapat membuat laporan Penilaian Lembar
hasil observasi kadar zat- zat yang ada unjuk kerja penilaian
di sekitarnya.
Peserta didik dapat melakukan percobaan Penilaian Lembar
untuk membuat larutan dengan konsentrasi unjuk kerja penilaian
tertentu dan membuat pengenceran.
Penilaian
No. Nama Tanggung Kerja Skor Nilai
Jujur Disiplin Peduli
Jawab Keras
1 A 3 3 3 2 3 14 93
2 B 2 2 2 2 1 9 60
3
…
Tidak Sangat
No. Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
1 Menjelaskan pengertian mol sebagai satuan
jumlah zat.
2 Menentukan massa molar suatu zat dan
volume molar gas pada berbagai keadaan.
3 Menentukan rumus empiris dan rumus
molekul suatu senyawa.
4 Menentukan air kristal yang ada pada
senyawa hidrat.
5 Menentukan kadar suatu zat dalam campuran
dalam berbagai satuan kadar.
6 Menentukan kemolaran, kemolalan, dan
fraksi mol suatu zat dalam larutan.
7 Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah
partikel, massa, dan volum zat.
8 Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu
reaksi.
4. Penilaian Teman
Guru meminta peserta didik untuk menilai rekan satu kelompoknya, ketika melakukan
kerja berkelompok.
Kelompok I
Peserta didik penilai: ….
Penilaiam
Nama Anggota
No. Kreativi- Kerja Menghargai Suka Skor Nilai
Kelompok Inisiatif
tas Sama Teman Menolong
1
Soal Remedial
1. Tentukan massa molekul relatif senyawa berikut!
a. CO(NH2)2 b. AL2(SO4)3
F. Kunci Jawaban
Tantangan
Halaman 246
1. 80, 36 gram
2. Zn4P3O10
3. a. S + O2 → SO2 b. 187,5 ton
SO2 + CaO → CaCO3
Halaman 254
1. a. NH3 + CH4 → HCN + 3 H2 b. NH3 : habis
CH4 : 311,84 gram
HCN : 317,53 gram
H2 : 70,56 gram
2. NH3 + HCl → NH4Cl
NH3 = 5,34 gram
NH4Cl = 14, 45 gram
3. 78,95 gram
Essai
Pembahasan
1.
Mol CH4 = 0,01 mol
a. Massa CH4 = mol CH4 × Mr CH4
16 gram
= 0, 01 mol × = 0,16 gram
1 mol
6, 02 × 1023 molekul
b. Jumlah molekul CH4 = mol CH4 ×
1 mol
6, 02 × 1023 molekul
= 0, 01 mol × = 6,02 × 1021 molekul
1 mol
22, 4 L 22, 4 L
c. Volume C = mol CH4 × = 0, 01 mol × = 0,224 L
1 mol 1 mol
6. a. Massa oksigen = 3 gram – (1,2 + 0,2) gram = 1,6 gram
Perbandingan mol 1 2 1
Perbandingan mol C : H : O = 1 : 2 : 1
Jadi, rumus empirisnya adalah CH2O.
b. (CH2O)n = 60
(12 + 2 × 1 + 16)n = 60
30n = 60
n = 2
Jadi, rumus molekulnya adalah (CH2O)2 atau C2H4O2.
b. m = 1 m
Massa A = 200
gram
Massa pelarut = 500 mL × 1,2 = 600 gram
massa A 1.000 mL
m = ×
Mr A massa pelarut
massa A 1.000
1 = ×
200 600 gram
120.000 gram
Massa A = = 120 gram
1.000
Jadi, massa A adalah 120 gram.
28. Reaksi setara
C3H8(g) + 5 O2(g) → 3 CO2(g) + 4 H2O(l)
massa C 3 H8 1 mol
a. Mol C3H8 = = 8,8 gram × = 0,2 mol
Mr C 3 H8 44 gram
5
Mol O2 = × mol C3H8 = 5 × 0,2 mol = 1 mol
1
32 gram
Massa O2 = mol O2 × Mr O2 = 1 mol × = 32 gram
1 mol
massa SO3 1 mol
b. Mol SO3 = = 40 gram × = 0,5 mol
Mr SO3 80 gram
3
Mol CO2 = × mol C3H8 = 3 × 0,2 = 0,6 mol
1
V CO2 n CO2
=
V SO3 n SO3
V CO2 0, 6
=
2 0, 5
2 × 0, 6
V CO2 = = 2,4 L
0, 5
Jadi, volume karbon dioksida adalah 2,4 liter.
1 mol
Mol HCl = 1, 095 gram × = 0,03 mol
36, 5 gram
1
Mol Al(OH)3 = × 0,3 mol = 0,1 mol
3
78 gram
Massa Al(OH)3 = 0, 01 mol × = 0,78 gram = 780 miligram
1 mol
780 mg
Jumlah pil anti asam = = 3 butir
260 mg
Jadi, jumlah pil anti asam yang diperlukan yang diperlukan adalah 3 butir.
Kunci
1. a. 0,16 gram 5. a. 0,224 L
b. 6,02 × 1021 molekul b. 0,492 L
c. 0,224 liter c. 0,2 L
2. a. 0,02 mol 6. a. (CH2O)n
b. 1,204 × 1022 molekul b. C2H4O2
c. 0,448 liter
7. a. (CN)n
3. a. 0,5 mol b. C2N2
b. 15 gram
8. a. (CH4)n
c. 11,2 liter
b. C4H16
4. a. 0,25 mol
b. 4,25 gram
c. 1,505 ×1023 molekul
9. a. BaCl2.xH2O(aq) → BaCl2(s) + x H2O(l)
b. 0,02 mol
c. 0,04 mol
d. 2
10 a. CuSO4 .xH2O(aq) → CuSO4(s) + x H2O(l) b. CuSO4 .5H2O
11. 100 gram 15. 20 bpj 17. a. 4,9 gram
b. 44,4 gram
12. 11,11 gram 16. a. 1M
c. 4 gram
b. 0,1 M
13. 10 mL
c. 2,4 M 18. a. 0,1 M
14. 2 bpj d. 2,75 M b. 0,125 M
Pilihan Ganda
1. D 10. A 19. B 28. B 37. A
2. D 11. C 20. B 29. E 38. C
3. C 12. D 21. D 30. A 39. A
4. E 13. C 22. C 31. B 40. B
5. E 14. C 23. E 32. B 41. E
6. B 15. A 24. D 33. C 42. A
7. B 16. C 25. D 34. C 43. A
8. C 17. E 26. B 35. B 44. D
9. B 18. D 27. C 36. D 45. B
Remedial
1. a. 60 2. a. a = 2, b = 3, c = 2, d = 4
b. 342 b. a = 3, b = 2, c = 1, d = 6
Ulangan Semester 2
1. A 8. A 15. D 22. E 29. E
2. C 9. C 16. D 23. C 30. A
3. D 10. A 17. E 24. B 31. C
4. A 11. E 18. D 25. D 32. C
5. C 12. B 19. C 26. B 33. D
6. D 13. C 20. D 27. C 34. B
7. D 14. A 21. D 28. B 35. E
Glosarium 185
berbanding sebagai bilangan bulat keelektronegatifan, kemampuan atom
dan sederhana suatu unsur untuk menarik
hukum perbandingan tetap, dalam suatu elektron dalam molekul senyawa
senyawa perbandingan massa koefisien reaksi, angka yang ditetapkan
unsur-unsur penyusunnya selalu agar jumlah atom-atom di sebelah
tetap kiri (reaktan) sama dengan jumlah
hukum perbandingan volume, pada atom-atom di sebelah kanan
temperatur dan tekanan yang sama (produk)
perbandingan volume gas-gas konfigurasi elektron, pengisian atau
yang bereaksi dan volume gas hasil penyebaran elektron pada kulit
reaksi merupakan perbandingan atom
bilangan bulat dan sederhana kulit, bagan penampang atom berupa inti
ikatan hidrogen, ikatan yang terbentuk yang dikelilingi oleh lingkaran-
antara molekul-molekul yang lingkaran sepusat yang dibuat
sangat polar dan mengandung dengan memerhatikan jarak dari
atom hidrogen. Molekul yang inti dan energi elektron, ditandai
sangat polar adalah F, O, dan N dengan huruf K, L, M, dan N
ikatan ion, ikatan yang terjadi karena larutan elektrolit, larutan yang dapat
serah terima elektron antara menghantarkan arus listrik
unsur elektropositif dan unsur larutan nonelektrolit, larutan yang tidak
elektronegatif dapat menghantarkan arus listrik
ikatan kovalen, ikatan yang terjadi kerena massa atom, angka yang menunjukkan
pemakaian bersama pasangan jumlah nukleon (proton dan
elektron yang berasal dari kedua neutron) dalam inti atom
atom yang berikatan
massa atom relatif, perbandingan massa
ikatan kovalen koordinasi, ikatan kovalen rata-rata satu atom suatu unsur
dengan penggunaan pasangan dengan massa satu atom C-12
elektron bebas berasal dari salah
massa molekul relatif, perbandingan
satu atom yang berikatan
massa rata-rata satu molekul suatu
ikatan logam, ikatan antara atom dalam senyawa dengan massa satu atom
suatu unsur logam C-12
inti atom, pusat atom di mana seluruh metode ilmiah, suatu cara yang sistematis
muatan positif dan hampir seluruh yang digunakan ilmuwan untuk
massa atom terkonsentrasi di sana memecahkan masalah
jari-jari atom, jarak dari inti atom ke mol, satuan internasional (SI) untuk atom,
elektron di kulit terluar ion, dan molekul
kation, ion bermuatan positif molalitas, banyaknya mol zat terlarut dalam
keselamatan kerja, prosedur yang harus 1.000 gram zat pelarut
dipatuhi oleh para pelajar molaritas, jumlah mol zat terlarut dalam
di laboratorium agar tidak satu liter larutan
membahayakan dirinya maupu
molekul nonpolar, molekul-molekul yang
orang lain
terbentuk dari atom-atom yang
Glosarium 187
Daftar Pustaka
Airasian, P.W. 1991. Classroom Assessment. New York: McGraw-Hill Inc.
Bookhart, S.M. 2001. The Art of Science of Classroom assessment. ERIC Digest.
Briggs, J. G. R. 2009. Level Course in Chemistry. 9th Ed. Pearson Longman .
Brown, T.L, Lemay H.E, and Bruce B.E. 2012. Chemistry; The Central Science. 12th Ed.
Pearson Education Prentice Hall.
Chang, Raymond. 2008. General Chemistry: The Essentials Consepts. 8th Ed. McGraw-Hill
Education.
Chang, R and Kenneth Goldsby. 2012. Chemistry, 11th Ed. McGraw-Hill Education .
Doran, L.D, Lawrenz, F., and Helgeson.S. 1994. Research on Assessment in Science; Handbook
of Research on Science Teaching and Learning. MacMillan Publishing Company.
New York.
Cogill, A and Derek Denby. 2009. Salters Advanced Chemistry: Chemical Storylines, 3rd
Ed. Pearson Education.
Haladyna, T.M. 1997. Writing Test Items to Evaluate Higher Order Thinking. Boston: Allyn
and Bacon A Viacom Company.
Herman, J.L, et al. 1992. A Practical Guide to Alternative Assessment. California: The
Regents of the University of California.
Kumano, Y. 2001. Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and Practice.
Japan: Shizuoka University.
Marzano, R.J. et al. 1994. Assessing Student Outcomes: Performance Assessment Using
the Dimensions of Learning Model. Alexandria: Association for Supervision and
Curriculum Development.
Oxtoby, D.W, H.P. Gillis, and Norman H.N. 2011. Principles of Modern Chemistry. 7th Ed.
Soundres College Publishing. New York.
Petrucci, R. H, F. Geoffrey Herring, and Jeffry D. Madura. 2011. General Chemistry:
Principles and Modern Applications. 10th Ed. Pearson Education.
Popham, W.J. 1995. Classroom Assessment, What Teachers Need it Know. Oxford: Pergamon
Press.
Prescott, C.N. 2005. Chemistry: A Course for ’O’ Level. 3rd Ed. Marshal Cavendish Education.
Singapore.
Pudjaatmaka, A.H. 2002. Kamus Kimia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Balai Pustaka. Jakarta.
Ratcliff, Briand, et al. 2009. As Level and A Level: Chemistry. 9th printing, Cambridge University
Press.
Silberberg, M. S. 2007. Principles of General Chemistry. 4th Ed. McGraw-Hill Higher
Education.
Stiggins, R.J. 1994. Student-Centered Classroom Assessment. New York : Macmillan College
Publishing Company.
Thompson, R. B. 2008. Illustrated Guide to Home Chemistry Experiments. 1st Ed. Make
Books.
Zumdahl. S. S dan Susan Arena Zumdahl, 2010, Chemistry, 8th Ed, Nelson Education.
Indeks 189
larutan elektrolit, 110 pereaksi pembatas, 171
larutan nonelektrolit, 110 periode, 55
lambang atom, 40 persamaan reaksi, 138, 141
lambang Lewis, 73 persentase massa, 166, 169
Lavoisier, A.L, 52 persentase volume, 166, 169
Lewis, G.N, 73 produk, 138
logam, 53 proton, 40
luka, 26
reaktan, 138
massa atom relatif, 137, 141 redoks, 117
massa molar, 159 reduksi, 116, 117, 118
massa molekul relatif, 137, 141 reduktor, 117, 118
Mendeleev, Demitry, 53 resonansi, 79
metode ilmiah, 25 rumus empiris, 163, 168
model atom Dalton, 44 rumus molekul, 163, 168
model atom Niels Bohr, 44 Rutherford, Ernest, 43
model atom Thomson, 44
model atom Rutherford, 44 satuan massa atom (sma), 137
mol, 159 senyawa hidrat, 164, 166
molalitas, 167, 169 senyawa ion, 76, 77
molaritas, 167, 169 senyawa kovalen polar, 85
molekul nonpolar, 85 shock, 26
molekul polar, 85 sikap ilmiah, 25
momen dipol, 85 struktur Lewis, 73
Moseley, Henry, 52, 53
tabel periodik, 52
neutron, 40 tabel periodik bentuk panjang, 53
Newlands, John. A. R, 53 tabel periodik Mendeleev, 53
nomor atom, 40 tabel periodik modern, 53
nomor massa, 40 Thomson, J.J, 39
nonlogam, 53 triad Doberiner, 53
nukleon, 40
unsur elektronegatif, 76
oksida, 119 unsur elektropositif, 75
oksida asam, 120
oksida basa, 119 volume molar, 160
oksidasi, 116, 117, 118
oksidator, 117, 118
oktaf Newlands, 53
oktet, 73, 75
orbital, 44
Konstanta 191
Faktor Konversi