Anda di halaman 1dari 5

Menghitung Slaging

Slagging & Fouling


Lokasi FOULING

TO LP
TURBINE
TO HP
TURBINE
FROM HP
TURBINE
FROM
HTX 8

Lokasi SLAGGING

Gambar 2.3.12 Area Yang terkana Deposit.

Gambar 2.3.14 Heavy Slagging at the


Gambar 2.3.13 Heavy Slagging on Platen boiler bottom of unit
Secondary Superheater 4. Nearly covered
Un i t 5 Burner Level A
Gambar 2.3.14a Slagging pada boiler PLTU LATI
Gambar 2.3.14b Fouling pada boiler PLTU LATI

Slagging index untuk abu bituminous (SI).

Perhitungannya berdasarkan perbandingan


‘basa’ terhadap ‘asam’ dan persen berat, Gambar 2.3.15 Diagram pengaruh besi
pada kondisi ‘dry basis’ sulfur di dalam terhadap temperatur fusi abu batubara
batubara. Perbandingan ini menunjukan
tendensi abu untuk membentuk dengan
melting temperature rendah. Kandungan
sulfur memberikan indikasi jumlah besi yang
berada sebagai pyrite. Adapun formulanya
sbb :

Si = (B/A)x S

dimana : B = CaO + MgO + Fe2O3 + Na2O


+ K2O

A = SiO2 + Al2O3 + TiO2


S = % berat sulfur pada kondisi
batubara bebas moisture ( dry
coal basis )

Klasifikasi potensi terjadinya slagging menggunakan Si sbb :

Low Medium high severe


Si<0,6 0,6<Si<2,0 2,0<Si<2,6 Si>2,6

Slagging index Untuk abu liqnitic, Rs

Slagging index untuk abu liqnitic berbasis pada ASTM temperatur fusibility abu, dimana
temperatur fusibility ini menunjukan batasan temperatur dimana plastic slag mulai terbentuk,
seperti formula berikut ini :

( Max HT ) + 4 ( Min IT )
Rs =
5

dimana :

Max HT = temperatur tertinggi dari reducing atau oxidizing hemispherical softening dalam
‘F
Min IT = temperatur terendah dari reducing atau oxidizing initial deformation dalam ‘ F
Klasifikasi potensi terjadinya slagging menggunakan Rs sbb :

2450 < Rs = low


2250 < Rs < 2450 = medium
2100 < Rs < 2250 = high
Rs < 2100 = severe

Metoda yang lebih akurat lagi yaitu dari B&W yang memprediksi Slagging index berdasarkan
‘viscosity’ (Siv). Metoda ini berdasarkan hubungan antara viscosity dan temperatur dari pada
abu. Index ini berlaku untuk batubara baik botuminous atau lignite, tetapi pengukuran viscosity
abu harus dilakukan.

(T250oxid) - ( T10.000 red )

Siv =
97,5 (fs)

dimana : T250 oxid = temperatur, F, sehubungan dengan viscosity 250 poise pada
atmosphere oxidasi.

T10.000 red = temperatur, F, sehubungan dengan viscosity 10.000 poise pada


temperatur redusi.

‘fs’ adalah hubungan faktor berdasarkan temperatur rata-rata dari oxidasi dan redusi (Tfs)
terkait dengan suatu viscosity 2.000 poise.

Klasifikasi petensi slagging menggunakan Siv sbb:

Low Medium high severe


Siv<0,5 0,5<Siv<1,0 1,0<Siv<2,0 Si>2,0

Fouling index untuk abu bituminous ( Fi’b ). Fouling Index untuk abu bituminus diperoleh
dari sintering strength characteristics menggunakan kandungan sodium pada abu batubara dan
Perbandingan basa terhadap asam sbb :

Fib = (B/A)x Na2O

dimana : B = CaO + MgO + Fe2O3 + Na2O + K2O


A = SiO2 + Al2O3 + TiO2

Na2O = % berat berdasarkan analisa abu batubara.

Klasifikasi petensi fouling menggunakan Fi sbb:

Low Medium high severe


Fi<0,2 0,2<Fi<0,5 0,5<Fi<1,0 Fi>1,0

Fouling Index untuk abu lignitic ( Fi’l ) . Klasifikasi fouling untuk batubara abu lignitic
didasarkan kandungan Sodium pada abu batubara sebagai berikut :
Bila CaO + MgO + Fe2O3 > 20% berat abu batubara

Na2O<3 = low to medium


3<Na2O<6 = high
Na2O>6 = severe

Jika CaO + MgO + Fe2O3 < 20% : berat abu batubara


Na2O<1,2 = low to medium
1,2<Na2O<3 = high
Na2O>3 = severe

Anda mungkin juga menyukai