Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, antropometri memiliki banyak kegunaan dan fungsi praktis,
sebagian besar dari mereka telah memulainya. Sebagai contoh, data antropometri
digunakan untuk menilai status gizi, untuk memantau pertumbuhan anak-anak, untuk
mendesain bagi keperluan orang cacat maupun lansia dan untuk membantu di dalam
desain peralatan perkantoran dan pabrikpabrik dan bahkan merambat ke berbagai
aspek kehidupan sehari-hari.
Antropometri adalah suatu studi tentang pengukuran yang sistematis dari fisik
tubuh manusia, terutama mengenai dimensi bentuk dan ukuran tubuh yang dapat
digunakan dalam klasifikasi dan perbandingan antropologis. Seperti telah kita ketaui,
bahwa para ahli antropologi telah melakukan pengukuran tubuh manusia ratusan
tahun yang lalu, tetapi baru kira-kira 50 tahun terakhir dimensi ukuran tubuh manusia
digunakan di dalam perancangan model pakaian untuk meningkatkan desain dan
ukuran pakaian yang kita gunakan sehari-hari ini. Permasalahan yang sering dihadapi
dalam aplikasi antropometri untuk suatu desain adalah masalah kurangnya
pengukuran dari kebutuhan atau objek tertentu atau suatu kebutuhan untuk
mengakomodasi rentangan yang sangat luas dari variabilitas ukuran dan bentuk ke
dalam kebutuhan tunggal dan bahkan sering terjadi permasalahan desain yang tidak
fleksibel.
Penerapan antropometri adalah merupakan penggunakan data antropometri di
dalam desain dan pemanfatannya di dalam suatu varietas yang sangat luas, dari yang
sangat sederhana, seperti membuat pakaian sampai kepada hal yang sangat kompleks
dengan melibatkan teknologi tinggi , seperti desain untuk ruang pesawat terbang.
B. Tinjauan Teori
Di dalam mendesain hal-hal tertentu secara fisik mungkinkan satu desain
dimaksudkan untuk dapat mengakomodasi semua populasi. Di beberapa lingkungan,
suatu spesifik dimensi desain adalah suatu pembatasan faktor yang mungkin hanya
terbatas pada penggunaan fasilitas beberapa orang.saja. Pembatasan faktor tersebut
dapat digunakan untuk baik suatu variabel populasi dengan ukuran maksimum atau
minimum.
Desain untuk populasi dengan ukuran maksimum adalah merupakan strategi
yang sesuai, jika digunakan ukuran maksimum (tinggi) dari beberapa desain yang
dapat mengakomodasi semua populasi pengguna. Sebagai contoh; desain untuk
ketinggian lorong pintu keluar masuk, tinggi pagar pengaman mesin, jarak aman
terhadap titik bahaya, kekuatan sarana pendukung (seperti; tali tangga, landasan kerja,
dll). Sebaliknya, desain untuk populasi dengan ukuran minimum adalah strategi yang
tepat, jika digunakan ukuran minimum (rendah) dari beberapa desain yang dapat
mengakomodasi semua populasi pengguna.
Desain untuk Rata-Rata Populasi. Dari populasi penduduk dunia, secara
individu tidaklah banyak orang yang mempunyai ukuran tubuh sama dengan nilai
rata-rata. Meski sampai sekarang masih banyak orang yang mendesain suatu benda,
barang atau fasilitas kebutuhan hidup didasarkan pada data rata-rata populasi, tetapi
kenyataannya hanya sedikit populasi pengguna yang betul-betul sesuai secara
karakteristik fisik tepat dan nyaman menggunakannya. Sebagai gambaran sederhana,
kita lihat suatu desain tentang tinggi meja konter di supermarket, apabila didasarkan
pada data rata-rata antropometri pengunjung, maka dapat dipastikan sebagian besar
pengunjung akan merasa ketinggian (populasi pengunjung yang berada pada distribusi
di bawah 50 %-ile), sebaliknya akan merasa kerendahan (populasi pengunjung yang
berada pada distribusi di atas 50 %-ile).
Data Antropometri harus diambil dari survei populasi pengguna yang
sebenarnya. Dalam kasus untuk program perencanaan dan perancaangan ruangan
tertentu, tentunya lebih sulit untuk menentukan populasi pengguna. Hal ini
disebabkan karena hanya melibatkan kelompok polulasi yang relatif kecil. Dan
manakala, ruangan-ruangan diperluas, populasi pengguna juga akan menjadi lebih
luas dan akan mengalami perubahan. Dengan meningkatnya kontrol lingkungan,
kebugaran fisik akan menjadi suatu kriteria yang kurang penting. Keterampilan dan
pengetahuan akan menjadi sebuah faktor seleksi yang penting.
C. Tujuan
 Untuk mempertimbangkan desain bak kamar mandi.
 Menentukan kisaran ketinggian bak kamar mandi yang ergonomi.
 Mengurangi resiko bahaya dengan adanya bak kamar mandi yang tidak ergonomi.
D. Manfaat
 Dapat melakukan analisa pada tugas desain antropometri
 Melakukan uji terhadap pemakai desain antropometri
BAB II
ISI
A. Hasil

Gambar tersebut di ambil di salah satu kamar mandi di fakultas agama islam (FAI)
universitas muhammadiyah surakarta, yang terletak di lantai 2 (dua) dan menjadi
kamar mandi bagi dosen dan mahasiswa (umum) laki laki.
B. Pembahasan
Dari pengamatan yang saya lakukan untuk mencari desain yang kurang ergonomi,
saya mendapatkan objek yang menurut saya kurang ergonomi yang terdapat di kamar
mandi di fakultas agama islam (FAI) universitas muhammadiyah surakarta. Objek
tersebut berupa bak kamar mandi yang tidak sesuai pada umumnya yaitu bak kamar
mandi yang pada umumnya dibuat dengan desain keramik dengan tampungan air
yang memuat banyak, tetapi bak kamar mandinya masih memakai ember sebagai
tempat penampungan air tetapi tidak memuat banyak tampungan air. Disini bukan
membahas masalah tampungan airnya yang memuat banyak air atau tidak, melainkan
desain dari bak kamar mandi tersebut yang perlu di perhatikan. Karena kita perhatikan
gambar tersebut diatas, maka kita dapat membayangkan bagaimana ketika dosen atau
mahasiswa ketika hendak mengambil air yang ada pada bak penampungan air/ember
yaitu dengan membungkukkan badan. Hal tersebut terjadi di karenakan bak kamar
mandi/ember tersebut tingginya tidak sesuai pada umumnya yaitu sejajar dengan
pinggang kita.
Data antropometri saya pribadi dalam sikap berdiri di ukur ketinggian badan saya
yaitu 170 cm dan tinggi rata rata mahasiswa laki laki 168 cm, tetapi tinggi bak
mandi/ember penampugan air tersebut yaitu 49 cm dan dapat dipastikan dengan
ketinggian rata rata laki laki dengan ketinggian bak penampungan air yang terpaut
jauh maka ketika dosen atau mahasiswa laki laki saat mengambil air di bak kamar
mandi/ember dengan cara membungkukkan badan terlebih dahulu. Pengambilan air
dengan cara tersebut (membungkukkan badan) kurang tepat dilakukan sebab dapat
mengakibatkan beberapa kejadian yang bisa merugikan seseorang karena desain
tempat penampungan air yang kurang ergonomis seperti contoh kejadian terpeleset
karena membungkuk, sakit pinggang, kerja otot punggung lebih berat ketika
mengembalikan posisi tubuh dari membungkuk ke sikap berdiri. Kejadian tersebut
bisa terjadi apabila pembungkukan badan dilakukan berkali kali.
Maka dari itu untuk mengurangi resiko terjadinya hal hal yang tidak diingingkan, saya
menyarankan untuk mengubah desain bak penampungan air dari ember tersebut
dengan desain penampungan air yang sesuai dengan ukuran tubuh mahasiswa laki laki
pada umumnya. Saya menyarankan untuk tinggi bak penampungan air tersebut yaitu
sesuai tinggi pinggang mahasiswa laki laki, dari data antropometri yang saya miliki
setelah dilakukan pengukuran masal antropometri yaitu tinggi pinggang saya 100 cm
dengan rata rata tinggi pinggang mahasiswa laki laki yaitu 100,2 cm dalam sikap
berdiri.

Anda mungkin juga menyukai