BAB I
KONSEP PENGENDALIAN INTERNAL
A. Pendahuluan
Organisasi harus memiliki pengendalian intern untuk menjaga agar operasi organisasi apat
secara efisien dan efektif mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sekaligus mengurangi
tingkat risiko yang dihadapi organisasi.
LINGKUNGAN
Feedback
Pengendalian
Jadi organisasi adalah suatu sistem yang menggunakan sumberdaya untuk mencapai
tujuan. Keberadaan atau kelangsungan hidup sistem dijaga dengan pengendalian.
Ada 4 fungsi dasar yang harus dijalankan oleh para manajer dalam mengelola organisasi:
1. Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan mengharuskan manajemen untuk mengevaluasi posisi/kondisi
organisasi saat ini dan menetapkan tujuan-tujuan yang akan dicapai organisasi di masa
depan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Manajemen harus mengorganisasikan sumberdaya agar proses dapat dilaksanakan
mengarah pada tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
3. Pengarahan (Directing)
Jika sumberdaya telah diorganisasikan sesuai proses yang aan ditempuh untuk
mencapai tujuan organisasi, maka manajemen harus menggerakkan atau mengerahkan
sumberdaya.
4. Pengendalian (Controlling)
Manajemen membandingkan target dengan realisasi untuk menilai keberhasilan
pencapaian tujuan organisasi. Fungsi pengendalian merupakan proses mulai dari
pengidentifikasian masalah yang mengganggu hingga pelaksanaan tindakan korektif
untuk memastikan tercapainya tujuan.
Secara umum, perlakuan terhadap suatu risiko dapat berupa salah satu dari empat perlakuan
berikut ini:
D. Jenis Pengendalian
Pengetahuan tentang jenis-jenis pengendalian akan membantu pemahaman tentang sistem
pengendalian intern. Berikut ini adalah uraian jenis-jenis pengendalian berdasarkan
sifatnya:
1. Pengendalian Preventif adalah pengendalian yang dilaksanakan untuk mencegah
terjadinya risiko.
2. Pengendalian Detektif adalah pengendalian yang dilaksanakan untuk mengetahui jika
risiko telah terjadi. Jenis pengendalian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suatu
risiko telah terjadi atau tidak.
3. Pengendalian Direktif adalah pengendalian yang dilaksanakan selama berjalannya
suatu aktivitas.
4. Pengendalian Korektif adalah pengendalian yang dilaksanakan jika risiko terjadi.
Pengendalian intern tidak memberikan kepastian mutlak, karena ada beberapa hal yang
tidak dapat dilakukan oleh pengendalian intern.
b. Keterbatasan Pengendalian
Pengendalian intern hanya dapat memberikan kepastian yang memadai (reasonable), salah
satunya karena pengendalian memiliki keterbatasan. Keterbatasan pengenalian tersebut
adalah:
1) Pertimbangan (judgment) yang Salah
2) Kerusakan pada pengendalian
3) Pengabaian manajemen (management override)
4) Kolusi
5) Pertimbangan Manfaat dan Biaya Pengendalian
BAB II
KERANGKA KERJA PENGENDALIAN INTERN COSO
A. Pendahuluan
Pengendalian intern bisa dipahami secara berbeda oleh setiap orang. Untuk mengatasi atau
menyamakan pemahaman tentang pengendalian, maka organisasi perlu memiliki definisi
standar pengendalian intern yang jelas dan dapat dipahami oleh para pemangku
kepentingan.
BAB III
KERANGKA KERJA PENGENDALIAN LAINNYA
A. PENDAHULUAN
Ada 3 kerangka kerja pengendalian intern yang dikenal secara global oleh para
manajer, profesional akuntan/auditor independen dan profesional auditor intern, yaitu :
1) Internal Control-Integrated Framework yang diterbitkan oleh COSO tahun 1992.
2) Guidance on Control (CoCo) yang diterbitkan oleh Canadian Institute of Cathered
Accountants tahun 1995.
3) Internal Control : Revised Guide for Directors on The Combined Code (Turnbull
Report) yang diterbitkan oleh Financial Reporting Council tahun 1999 dan direvisi
tahun 2005.
Kerangka pengendalian lain yang dikenal secara global adalah COBIT yang diterbitkan IT
Governance Institute tahun 2007.
B. GUIDANCE ON CONTROL (COCO)
Tahun 1955, The Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA) menerbitkan
Guidance on Control, dan menyajikan model pengendalian yang disebut sebagai Criteria
of Control (CoCo).
Disusun berdasarkan COSO, CoCo menetapkan bahwa tujuan organisasi harus
ditetapkan dan dikomunikasikan. Tujuan pengendalian CoCo, seperti halnya COSO,
adalah :
1) Efektivitas dan efisiensi operasi
2) Keandalan pelaporan internal dan eksternal
3) Ketaatan pada hukum dan regulasi, serta kebijakan internal
CoCo menetapkan empat elemen pengendalian yang saling terkait. Elemen pengendalian
tersebut adalah :
1) Tujuan (Purpose)
2) Komitmen (Commitment)
3) Kapabilitas (Capability)
4) Pemantauan dan Pembelajaran (Monitoring and Learning)
BAB IV
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB ATAS PENGENDALIAN INTERN
A. PENDAHULUAN
Pengendalian intern merupakan tanggung jawab setiap orang sesuai tugas dan
perannya terhadap organisasi.
B. MANAJEMEN
Manajemen adalah penganggung jawab utama pengendalian intern. Tanggung
jawab manajemen atas pengendalian intern adalah mendesain, mengimplementasikan dan
mengevaluasi efektifitas sistem pengendalian intern. Manajer terdiri dari : manajer puncak,
manajer menengah, dan manajer operasi.
Para manajer harus menciptakan atmosfir yang kondusif bagi pelaksanaan
pengendalian, termasuk memberi keteladanan dalam melaksanakan tugas, serta
melaksanakan komunikasi yang baik dengan pihak internal maupun eksternal organisasi.
C. DEWAN KOMISARIS
Tanggung jawab Dewan Komisaris atas pengendalian intern adalah memberikan
panduan manajemen, melaksanakan tata kelola, dan mengawasi secara aktif. Dewan
Komisaris memandu dan mengarahkan manajemen dalam menyusun dan
mengimplementasikan pengendalian intern.
D. PEGAWAI
Pegawai bertanggung jawab untuk melaksanakan pengendalian agar tugas dan
tanggung jawab mereka dapat terlaksana secara efektif. Pegawai harus melaporkan kepada
atasan tentang adanya masalah operasional yang serius, pelanggaran kebijakan, prosedur
dan kode etik, pelanggaran hukum.
E. AUDITOR INTERNAL
Auditor internal mempunyai tanggung jawab untuk memonitor dan evaluasi efektifitas
pengendalian intern. Auditor intern perlu tanggap terhadap perubahan-perubahan yang
akan berdampak pada efektifitas pengendalian.
Monitoring dan evaluasi terhadap efektifitas pengendalian intern dilaksanakan dengan
urutan langkah sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi tujuan pengendalian dan menilai relevansinya dengan entitas, divisi,
unit operasi atau transaksi yang dievaluasi.
2) Menguji desain dan implementasi pengendalian atas efektifitasnya menangani risiko
yang dihadapi organisasi.
3) Menginformasikan dan merekomendasikan tindakan korektif untuk meningkatkan
efektifitas pengendalian intern yang perlu segera dilakukan oleh manajemen.
4) Menginformasikan kesalahan atau pelanggaran serius oleh manajemen langsung ke
komite audit atau dewan komisaris.
F. PIHAK LAIN
Pihak lain adalah pihak eksternal organisasi yang memberi kontribusi pada upaya
pencapaian tujuan organisasi. Pihak lain terdiri dari : auditor ekstern dan pemerintah.
BAB V
MENGEVALUASI PENGENDALIAN INTERN
A. PENDAHULUAN
Manajemen bertanggung jawab untuk mendesain dan mengimplementasikan
pengendalian intern. Manajemen juga bertanggung jawab untuk memantau efektifitas
pengendalian intern melalui on-going monitoring dan evaluasi terpisah. Manajemen
puncak dapat menugaskan auditor intern untuk melaksanakan evaluasi terhadap efektivitas
pengendalian inter. Manajemen juga dapat menyelenggarakan Control Self-Assesment
(CSA) dengan difasilitasi oleh auditor intern untuk menilai pelaksanaan pengendalian
intern.
B. TUJUAN EVALUASI
Adapun karakteristik desain dan pelaksanaan sistem pengendalian yang efektif adalah:
1) Identifikasi dengan segera potensi penyimpangan atau terjadinya peyimpangan
sehingga dampak dapat dibatasi.
2) Pemastian yang memadai atas pencapaian tujuan dengan biaya minimum dan dampak
sampingan paling kecil.
3) Kejelasan akuntabilitas yang membantu personel untuk memenuhi tanggung jawab
yang diberikan kepada mereka.
4) Penempatan pengendalian yang tepat, misalnya, reviu atas dokumen pembayaran
sebelum pembayaran disetujui.
5) Identifikasi akar penyebab untuk menentukan tindakan korektif yang tepat.
6) Keselarasan pengendalian dengan strategi dan sasaran bisnis.
C. TEKNIK PENGUJIAN
Evaluasi pengendalian dilaksanakan dengan terlebih dahulu mengevaluasi desain
pengendalian, kemudian memastikan bahwa desain dilaksanakan. Evaluasi atas desain dan
implementasi pengendalian menggunakan beberapa teknik pengujian, yaitu :
1) Reviu dokumen
2) Observasi
3) Wawancara
4) Analisis
D. ALAT-ALAT UNTUK MEMAHAMI DAN MENGEVALUASI PENGENDALIAN
INTERN
Pemahaman dan hasil evaluasi pengendalian intern dapat didokumentasikan dalam
bentuk Diagram alir dan Narasi, serta Internal Control Questioner (ICQ). Diagram alir dan
Narasi adalah deskripsi grafis dari aliran informasi di dalam suatu sistem. Cara
pendokumentasian lain yang juga sering digunakan auditor dalam mengevaluasi
pengendalian intern adalah Internal Control Questioner (ICQ), yaitu dokumen yang berisi
pertanyaan-pertanyaan auditor tentang pengendalian intern.
E. CONTROL SELF-ASSESMENT (CSA)
CSA digunakan untuk mengevaluasi pengendalian intern. Auditor intern
mengembangkan prosedur pelaksanaan CSA bagi organisasi dan membentuk Tim CSA.
Tim CSA merupakan kemitraan antara Auditor Intern dengan pihak manajemen.
Perbedaan utama pendekatan CSA dengan pendekatan evaluasi pengendalian lainnya
adalah pihak pelaksana evaluasi bukan lagi auditor.