Anda di halaman 1dari 27

pH dan Dapar 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan

tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia

didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen [H+] yang terlarut.

Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan

sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang dari pada tujuh disebut bersifat

asam, dan larutan dengan pH lebih dari pada tujuh dikatakan bersifat basa

atau alkali.

Larutan penyangga atau larutan buffer merupakan suatu larutan

yang dapat mempertahankan nilai pH tertentu. Adapun sifat yang paling

menonjol dari buffer ini seperti pH buffer hanya berubah sedikit pada

penambahan sedikit asam atau basa. Buffer yang bersifat asam memiliki

pH kurang dari 7 sedangkan buffer basa memiliki pH lebih dari 7. Buffer

yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan basa

konjugatnya. Sedangkan buffer yang bersifat basa biasanya terbuat dari

basa lemah dan asam konjugatnya.

Kata pH dan larutan buffer (peyangga) sering di jumpai ketika kita

mempelajari materi asam dan basa. Suatu larutan yang dapat

mempertahankan nilai pH dengan penambahan sedikit asam, basa dan

pengenceran oleh air di sebut larutan penyangga (buffer). Larutan

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

penyangga dapat dibuat dari campuran asam lemah dan basa

konjugasinya serta basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan

penyangga dapat pula dibuat dari campuran asam atau basa kuat dengan basa

atau asam lemah, dengan ketentuan jumlah asam atau basa lemahnya harus

lebih besar dari basa atau asam kuatnya. Ada beberapa fungsi dari larutan

penyangga, salah satunya dalam bidang kesehatan.

Dalam bidang farmasi (obat-obatan), banyak zat aktif yang harus

berada dalam keadaan pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat

aktif tersebut berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik atau

obat tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH

cairan tubuh. Oleh karena itu, dilakukanlah percobaan pH dan larutan

buffer agar sebagai mahasiswa farmasi kita dapat mengetahui dan

menerapkan prinsip pH dan larutan buffer ini dalam pembuatan sediaan-

sediaan farmasi, pembuatan obat dan lain-lain.

B. Maksud Percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini, yaitu untuk mengetahui dan memahami

cara penentuan pH beberapa zat cair, dan cara membuat larutan dapar pada

berbagai pH.

C. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini, yaitu untuk menetukan pH

beberapa zat cair serta membuat larutan dapar pada berbagai pH.

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Istilah pH merupakan singkatan dari “daya H” (power of

Hydrogen). Semakin rendah pHnya, makin besar konsentrasi ion

hidrogennya. Larutan netral memiliki pH 7, sedangkan keasaman

maksimal dalam larutan berpelarut air adalah pH 1. Nilai pH diatas 7

mengidentifikasikan larutan basa sedangkan kebasaan maksimal

dilambangkan dengan pH 14 (George, 2005).

Larutan penyangga atau larutan buffer atau dapar merupakan

suatu larutan yang dapat mempertahankan nilai pH tertentu. Adapun sifat

yang paling menonjol dari larutan penyangga ini seperti pH larutan

penyangga hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam kuat.

Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh

reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatnya ataupun oleh basa

lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-

basa konjugasi. Disamping itu mempunyai sifat berbeda dengan

komponen-komponen pembentuknya (Alexander, 2011).

Larutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar

merupakan suatu larutan yang dapat menahan perubahan pH yang besar

ketika ion – ion hidrogen atau hidroksida ditambahkan, atau ketika larutan

itu diencerkan. Buffer dapat dibagi menjadi 3 jenis sesuai kapasitasnya,

yaitu buffer yang kapasitasnya 0, buffer yang kapasitasnya tak hingga,

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

serta buffer yang kapasitasnya dibatasi sebanyak n. Buffer dengan

kapasitas terbatas inilah yang disebut sebagai bounded-buffer

(Underwood, 2002 ).

Larutan buffer sering digunakan dalam bidang kimia analisis

seperti pada pembuatan fase gerak pada KCKT dan ekstraksi obat dari

larutan berair. Jenis buffer yang paling sederhana tersusun atas

asam/basa lemah yang dikombinasikan dengan asam/basa kuat. Sistem

buffer yang umum adalah sistem natrium asetat atau asam asetat. Cara

langsung yang digunakan untuk membuat buffer adalah dengan

menambahkan natrium hidroksida pada asam asetat sampai pH yang

dikehendaki tercapai. Kisaran pH yang paling efektif untuk membuat buffer

adalah satu unit pH disekitar nilai pKa asam atau basa lemah yang

digunakan untuk membuat buffer. Sebagai contoh, nilai pKa asam asetat

adalah 4,76 karenanya kisaran pH buffer yang paling efektif adalah 3,76

hingga 5,76 (Rohman, 2007).

Keberadaan katalis buffer juga memiliki pengaruh yang kuat

terhadap laju pengerasan, reaksi degradasi dan derajat pembentukan

perekat MUF (Iswanto, 2011).

Buffer juga dapat digunakan dalam melihat rentang asam/basa,

melalui diagram potensial-pH tidak dapat mencakup seluruh daerah pH,

karena terbatasi oleh trayek rentang pH sistem buffer. Walaupun

demikian, rentang pH 3,22-9,03 adalah salah satu daerah pH penting

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

dalam kajian korosi baja karbon, karena daerah itu meliput sebagian besar

daerah peralihan korosi aktif ke keadaan pasif (Bundjali, 2004).

Asam asetat dengan konsentrasi yang relatif tinggi memiliki

kapasitas buffer yang lebih besar, yang artinya bahwa dengan semakin

banyak tersedianya ion asetat, akan mendorong ion H + untuk berikatan

dengan ion asetat sehingga penurunan pH akibat ion H + tidak terjadi.

Dengan kapasitas buffer yang besar, pada kondisi larutan yang lewat

jenuh, partikel-partikel produk korosi dapat terbentuk lebih seragam.

Partikel-partikel tersebut mampu membentuk lapisan pelindung yang lebih

rapat sehingga meminimalisi serangan spesi korosif terhadap permukaan

logam. Sebaliknya, pada kapasitas buffer yang rendah, perbedaan pH

antara sisi anodik dan katodik cukup tinggi. Tingginya perbedaan pH

tersebut menyebabkan perbedaan potensial antara sisi anodik dan katodik

semakin tinggi sehingga proses korosi berlangsung semakin cepat. Jadi,

peningkatan konsentrasi asam yang melebihi batas maksimum justru

menghasilkan lapisan produk korosi yang lebih protektif karena laju

pertumbuhan dari lapisan pelindung yang terbentuk pada sistem dengan

kapasitas buffer tinggi lebih terkontrol dibandingkan di dalam sistem

dengan kapasitas buffer yang rendah (Santoso, 2011).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pH larutan dapar. Penambahan

garam-garam netral ke dalam larutan dapar mengubah pH larutan dengan

berubahnya kekuatan ion. Temperatur juga berpengaruh terhadap larutan-

larutan dapar. Kolthff dan Takelenburg menyatakan istilah koefisien

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

temperatur pH yaitu perubahan pH akibat pengaruh temperatur. pH dapar

asetat dijumpai meningkat dengan naiknya temperatur sedang pH dapar

asam borat-natrium borat turun (Martin, 1990).

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mencegah

perubahan pH. Jika kemudian ditambahkan asam, dengan alasan

tersebut, pH tidak akan menurun, sedangkan bila basa yang ditambahkan,

pH tidak akan meningkat. Larutan penyangga biasanya terdiri atas

campuran asam lemah atau basa lemah dengan garamnya masing-

masing, dan kerja penyangga yang paling bagus terjadi pada pH yang

sama dengan pka asam atau basa yang membentuk larutan penyangga.

Persamaan yang memperkirakan sifat-sifat larutan penyangga dikenal

dengan persamaan Henderson-Hasselbalch, dan merupakan persamaan

penting lain yang harus diingat. Persamaan ini diturunkan sebagai berikut,

dengan memperhatikan asam lemah yang terion didalam larutan(Cairns,

2004):

H H+ + A-

tetapan kesetimbangan untuk ionisasi ini diperoleh dari

ka = [H+] x [A-]

[HA-]

Dengan melogaritmakan kedua sisi persamaan dan memisahkan ion hidrogen maka

diperoleh

Log ka = log [H+] + log [A-]

[HA]

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

Pengalian keseluruhan dengan -1 menghasilkan

--log ka = --log [H+] -- log [A-]

[HA]

Atau

pKa = pH – log [A-]

[HA]

Yang tersusun kembali menjadi

pH = pKa + log [A-]

[HA]

Karena asam pada contoh tersebut bersifat lemah jumlah ion A- hasil dari disosiasi

asam itu sangat kecil dibandingkan dengan jumlah yang didapatkan dari garam yang

terion penuh. Ini berarti [A-] sama dengan konsentrasi total [GARAM]; sama halnya

dengan [HA], karena asamnya bersifat lemah dan sebagian besar tidak terion, hampir

sama dengan konsentrasi total asam [ASAM]. Persamaan tersebut dapat ditulis

kembali sebagai

pH = pKa + log [GARAM]

[ASAM]

Mekanisme sebagai pendapar dapat digambarkan oleh larutan

dapar asam asetat (CH3COOH) dan natrium asetat. Cara menghitung

jumlah bahan yang digunakan dalam pembuatan bahan adalah dengan

menggunakan persamaan Henderson-Hasselbach sebagai berikut

(Ronald, 1995):

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

1. Untuk asam :

pH = pKa + log [GARAM]

[ASAM]

2. Untuk basa :

pH= pKa + log [BASA]

[GARAM]

NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni

merupakan padatan berwarna putih, densitas NaOH adalah 2,1. Senyawa

ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida

(Keenan, 1989).

B. Uraian Bahan

1. Air suling (Ditjen POM, 1979)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Aquadest

RM/BM : H2O/18,02

Pemerian : cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau

tidak mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut

2. HCl (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama lain : Asam Klorida

RM/BM : HCl/34,46

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

Pemerian : cairan tidak berwarna, berasap dan bau

merangsang.

Kelarutan : Larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : sebagai sampel

3. NaOH (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM

Nama lain : Natrium Hidroksida

RM/BM : NaOH/40,00

Pemerian : bentuk batang, butiran, massa hablur atau

keeping, kering, keras, rapuh dan

menunjukkan susunan hablur, putih, mudah

meleleh basah.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

4. Asam Asetat (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : ACIDUM ACETICUM

Nama lain : Asam asetat

RM/BM : CH3COOH/60

Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, bau menusuk,

rasa asam dan tajam

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan Etanol

(95%)P dan dengan gliserol P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai Sampel

C. Prosedur Kerja (Anonim, 2014)

1. pH larutan asam atau basa

a. Hitunglah pH larutan di bawah ini:

- Larutan HCl 1,0 M, 0,1 M, 0,01 M dan 0,001 M

- Larutan NaOH 1,0 M, 0,1 m, 0,01 M dan 0,001 M

b. Kemudian ukur pH laruta diatas menggunakan pH meter dan kertas

pH universal, kemudian bandingkan dengan hasil hitungannya.

2. Membuat larutan dapar

a. Hitung dan tentukan pH larutan dapar dari 50 ml natrium hidroksida

0,1 M dan 50 ml asam asetat 0,2 M.

b. Kemudian buatlah larutan dapar tersebut!

c. Ukurlah pH larutan dapar tersebut

d. Hitung kapasitas dapar larutan tersebut!

e. Buktikankemampuan dapar yang dibuat dengan menambahkan HCl

0,1 M dan NaOH 0,1 M kedalam larutan dapar, kemudian ukur

kembali pHnya.

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan saat praktikum yaitu erlenmeyer

500 mL, gelas kimia 250 mL, gelas kimia 50 mL, magnetik stirrer kecil, pH

universal, pH meter, dan stirer.

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan saat praktikum yaitu larutan asam

asetat 0,2 M; larutan HCL 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M; larutan NaOH

1,0 M; 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M; label, dan tissu.

C. Cara Kerja

1. Perhitungan pH larutan

a. Dilakuakan perhitungan pH larutan HCL 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M; dan

0,01 M menggunakan rumus:

pH = - log [H+]

b. Dicatat hasil perhitungan.

c. Dilakuakan perhitungan pH larutan NaOH 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M; dan

0,01 M menggunakan rumus:

pOH = - log [OH-]

d. Dicatat hasil perhitungan.

e. Dilakukan perhitungan pH pada larutan dapar asetat 0,2 M

menggunakan rumus:

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

pH = pKa + log [GARAM]

[ASAM]

2. Penentuan pH larutan menggunakan pH meter

a. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

b. Dimasukkan 20 ml larutan HCL 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M; dan 0,01 M ke

dalam masing-masing gelas kimia yang telah diberi label

c. Dinetralkan pH meter menggunakan aquadest

d. Dihitung pH masing-masing larutan dalam gelas kimia menggunakan

pH meter. Tiap kali melakukan perhitungan dengan pH meter, pH

meter dinetralkan terlebih dahulu

e. Dicatat hasil percobaan

f. Diulangi percobaan dengan perlakuan yang sama untuk larutan

NaOH 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M; dan 0,01 M, dan untuk larutan dapar

asetat 0,2 M

3. Membuat larutan dapar

a. Dihitung dan ditentukan pH larutan dapar dari 50 mL natrium

hidroksida 0,1 M dan 50 mL asam asetat 0,2 M

b. Diukur pH dapar menggunakan pH meter dan kertas pH universal

c. Dihitung kapasitas dapar tersebut

d. Dibuktikan kemampuan dapar yang dibuat dengan menambahkan

HCL 0,1 M dan NaOH 0,1 M kedalam larutan dapar, kemudian ukur

kembali pHnya menggunakan pH meter dan kertas pH universal

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

1. pH pada beberapa zat Cair

pH pH Cairan
Nama Zat Cair
Perhitungan pH Meter pH Universal

HCl 0,001 M 3 3,43 5


HCl 0,01 M 2 2,28 2
HCl 0,1 M 1 1,06 1
HCl 1,0 M 0 0,43 0
NaOH 0,001 M 11 9,47 7
NaOH 0,01 M 12 11.67 12
NaOH 0,1 M 13 12,59 13
NaOH 1,0 M 14 13,08 14

2. pH Dapar

Jenis Dapar Dapar Asetat


pH dapar Hasil perhitungan 4,46
pH meter pH universal
pH dapar Hasil perhitungan
4,52 4
Kapasitas Dapar 0,0759
pH Dapar setelah penambahan pH meter pH universal
basa 4,55 5
pH Dapar setelah penambahan pH meter pH universal
asam 4,17 4

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

B. Pehitungan

1. Perhitungan pH laturan HCL

a. HCl 1,0 M

pH = - log 1

= - log 1x 100

= 0 – log 1

= 0

b. HCl 0,1 M

pH = - log 0,1

= - log 1x 10-1

= 1 – log 1

= 1

c. HCl 0,01 M

pH = - log 0,01

= - log 1x 10-2

= 2 – log 1

= 2

d. HCl 0,001 M

pH = - log 0,001

= - log 1x 10-3

= 3 – log 1

= 3

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

2. Perhitungan pH larutan NaOH

a. NaOH 1,0 M

pOH = - log 1

= - log 1x 100

= 0 – log 1

= 0

pH = 14 – 0

= 14

b. NaOH 0,1 M

pOH = - log 0,1

= - log 1x 10-1

= 1 – log 1

= 1

pH = 14 – 1

= 13

c. NaOH 0,01

pOH = - log 1

= - log 1x 102

= 2 – log 1

= 2

pH = 14 – 2

= 12

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

d. NaOH 0,001

pOH = - log 1

= - log 1 x 103

= 3 – log 1

= 3

pH = 14 – 3

= 11

3. Perhitungan pH larutan dapar asetat

[NaOH] = gram x 1000


Mr 50 ml
0,1 = mol x 20

Mol = 0,1
0,2
Mol = 5 x 10-3 mol

= 5 mmol

[CH3COOH] = gram x 1000

Mr 50 ml

0,2 = mol x 20

mol = 0,2

0,2

mol = 1 x 10-2 mol

= 10 mmol

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

Reaksi yang terjadi:

NaOH + CH3COOH CH3COONa + H2O

M : 5 mmol 10 mmol - -

B : 5 mmol 5 mmol 5 mmol -

S: - 5 mmol 5 mmol -

untuk [CH3COONa]

M= mol

Vtotal

= 5 mL

100 mL

= 0,05 M

untuk [CH3COOH]

M = mol

Vasam

= 5 mL

50 mL

= 0,1 M

Jadi, nilai pH-nya yaitu:

pH = pKa + log [garam]

[asam]

pH = 4,76 + log 0,05

0,1

pH = 4,76 + log 0,5

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

pH = 4,76 + log 5 x 10-1

pH = 4,76 – 0,3

pH = 4,46

4. Perhitungan kapasitas dapar asetat

Ka = anti log (-pKa)

Ka = anti log (-4,76)

Ka = 1,73 x 10-5

[H3O+] = anti log (-pH)

[H3O+] = anti log (-4,5)

[H3O+] = 3,46 x 10-5

a. Mencari C = [asam] + [garam]

= [ 0,1] + [ 0,05]

= 0,15 M

b. Kapasitas dapar dari pH hasil perhitungan

β = 2,3 C x Ka x [H3O+]

(Ka + [H3O+])2

(1,73 x 10-5) (3,46 x 10-5)


β = 2,3 (0,15) x
(( 1,73 x 10-5) + (3,16 x 10-5))2
5,9858 x 10-10
= 0,345 x
26,9361 x 10-10
= 0,345 (0,2222)

= 0,0766

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

C. Pembahasan

pH atau potensial hydrogen adalah ukuran keasaman atau

kebasaan dari larutan air. Air murni memiliki pH netral, yaitu mendekati 7

pada suhu 250 C, larutan dengan pH kurang dari 7 disebut asam dan

larutan dengan pH diatas 7 disebut basa atau alkali.

Dapar adalah larutan yang dapat mempertahankan harga pH

tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti penambahan asam, basa

atau pengenceran.

Pada praktikum kali ini dilakukan dua percobaan yaitu menentukan

beberapa pH zat cair dan membuat larutan dapar. Adapun langkah-

langkah yang dilakukan yaitu dalam percobaan menentukan beberapa pH

zat cair, pertama-tama dimasukkan zat cair ke dalam gelas kimia,

kemudian diukur pHnya dengan menggunakan kertas pH universal dan

pH meter.

Pada percobaan kedua yaitu pertama- tama dihitung jumlah asam

dan garamnya yang akan ditimbang, kemudian dibuat larutan dapar

sesuai hasil yang diperoleh, kemudian diukur pH dari larutan yang dibuat

dan dihitung kapasitas daparnya.

Dari perlakuan tersebut, untuk percobaan menentukan pH

beberapa zat cair diperoleh hasil dengan menggunakan pH meter dan

kertas pH yaitu HCl 0,001 M pHnya 5 dengan menggunakan kertas pH

universal, 3,43 dengan menggunakan pH meter dan pH hasil perhitungan

3, HCl 0,01 M pHnya 2 dengan menggunakan kertas pH universal 2,28 pH

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

meter dan pH hasil perhitungan 2, HCl 0,1 M pHnya 1 dengan

menggunakan kertas pH universal 1,06 dengan menggunakan pH meter

dan pH hasil perhitungan 1, HCl 1 M pHnya 0 dengan menggunakan

kertas pH universal 0,43 dengan menggunakan pH meter dan pH hasil

perhitungan 0. NaOH 0,001 M pHnya 9,73 dengan menggunakan pH

meter, 7 dengan menggunakan kertas pH universal dan pH hasil

perhitungan 11, NaOH 0,01 M pHnya 12 dengan menggunakan kertas pH

universal 11,67 dengan pH meter dan pH hasil perhitungan 12, NaOH 0,1

M pHnya 13 dengan menggunakan kertas pH universal 12,59 dengan

menggunakan pH meter dan pH hasil perhitungan 13, NaOH 1,0 M pHnya

13,08 dengan menggunakan pH meter, 14 dengan menggunakan kertas

pH universal dan pH hasil perhitungan 14.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil yang

sesuai dengan literatur bahwa penambahan sedikit asam dan sedikit basa

hanya menggeser sedikit harga pH dan hal itu dapat diabaikan.

Faktor yang menyebabkan pH memiliki nilai yang berbeda, hal ini

disebabkan karena :

1. pH meter yang digunakan tidak bekerja dengan baik, sehingga

menimbulkan perbedaan dengan kertas Universal.

2. Alat-alat yang digunakan telah terkontaminasi dengan senyawa-

senyawa lain.

3. Kurang telitinya pengamat dalam mengamati nilai pH larutan.

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

Aplikasi pH dan dapar dalam bidang Farmasi yaitu untuk dapat

membuat obat dengan menggunakan prinsip larutan penyangga sehingga

obat yang dihasilkan lebih baik dan dapat menimalisir efek samping obat

tersebut.

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa

nilai pH dari suatu larutan dengan nilai molaritas yang berbeda-beda untuk

setiap penentuan pHnya melalui perhitungan, metode kolorimetri ( kertas

pH universal), dan metode potensiometri (pH meter) jika dibandingkan

memiliki sedikit perbedaan nilai. Sedangkan untuk kapasitas dari larutan

dapar diperoleh nilai 0,0766 dimana pengukuran pH dapar sebelum bahan

penambahan asam dan penambahan basa memiliki nilai yang tidak jauh

berbeda yang artinya dapar dapat mempertahankan sifat keasamannya.

B. Saran

Sangat diharapkan kepada kelompok alat dan bahan untuk

mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat

praktikum.

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. ”Penuntun Praktikum Farmasi Fisika I”. Universitas Muslim


Indonesia: Makassar

Alexander Wiro. 2011. ‘’Buffer dan Kapsitas Buffer’’. http://wiro


pharmacy.blogspot.com (diakses tanggal 9 April 2013).

Bundjali Bunbun. Surdia N.M.. Liang Oei Ban. Ariwahjoedi Bambang.


2004. ‘’Konstruksi Diagram Potensial-pH untuk Baja Karbon dalam
Buffer Asetat secara Potensiodinamik Eksperimental’’. Jurnal
Matematika dan Sains. Vol. 9 No. 4.

Day, R.A & A.L.Underwood. 2002. ”Analisis kimia Kuantitatif,


diterjemahkan oleh iis Sopyan”. Erlangga: Jakarta.

Ditjen, POM. 1979. “Farmakope Indonesia, Edisi III”. Departemen


Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta

Fried, H. George. 2005. “Schaum’s Outlines: Tss Biologi Edisi 2”.


Erlangga: Jakarta.

Iswanto Heri Apri. Tito Sucipto. Febrianto Fauzi. 2011. ‘‘Keasaman Dan
Kapasitas Penyangga Beberapa Jenis Kayu Tropis (Acidity and
Buffering Capacity of Some Tropical Woods)’’. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Hasil Hutan. Vol. 4. No. 1.
Santoso Rendy Wahyu. Kurniawan Agung Budi. 2011. Pengaruh
Konsentrasi CH3COOH Terhadap Karakterisasi Korosi Baja Bs
970 Dilingkungan CO2. Jurnal Teknik Material dan Metalurgi.
Rohman Abdul, Golib I. G. 2007. ‘’Kimia Farmasi Analisis’’. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

SKEMA KERJA

A. Menentukan pH beberapa zat cair

Dihitung pH larutan HCl dan NaOH 1,0 M; 0,01 M; 0,01 M; 0,001 M

Diukur pH larutan dengan pH meter dan kertas pH

Dibandingkan dengan hasil hitungan

B. Membuat larutan dapar

Dihitung dan ditentukan pH larutan dapar dari 50 ml NaOh 0,1 M dan

50 ml asam asetat 0,2 M

Dibuat larutan dapar dan diukur pH nya

Dihitung kapasitas dapar larutan

Dibuktikan kemampuan dapar yang dibuat dengan menambahkan HCl

0,1M dan NaOH 0,1 M kedalam larutan dapar

Diukur kembali

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

LAMPIRAN

Larutan HCl 0,001 dan NaOH 0,01 M

Kertas pH Universal

Larutan HCl 0,001 M dan NaOH 0,01 M

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

Pengukuran pH dengan Larutan HCl 0,001 M

Pengukuran pH meter dengan Larutan NaOH 0,01 M

Larutan Deionisasi

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089
pH dan Dapar 2014

ISTIQAMAH MUHAJIR
150 2013 0089

Anda mungkin juga menyukai