Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN UMUM TAHUNAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR

PELAYANAN MINIMAL DINAS KESEHATAN KOTA PANGKALPINANG


TAHUN 2011
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah telah
menetapkan bidang kesehatan merupakan urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh
Kabupaten /Kota. Penyelenggaraan urusan wajib oleh Daerah merupakan perwujudan
otonomi yang bertanggungjawab, yang pada intinya merupakan pengakuan/pemberian
hak dan kewenangan daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus dipikul oleh
Daerah.
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal, maka
untuk menjamin terselenggaranya urusan wajib daerah yang berkaitan dengan hak dan
pelayanan dasar kepada warga negara perlu ditetapkan Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan.
Pemerintah Pusat bertanggung jawab secara nasional atas keberhasilan
pelaksanaan otonomi, walaupun pelaksanaan operasionalnya diserahkan kepada
pemerintah daerah yang bersangkutan. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah
Nomor 38 tahun 2008 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah daerah Propinsi dan Pemerintah daerah Kabupaten/Kota, merumuskan
peran pemerintah pusat di era desentralisasi ini lebih banyak bersifat menetapkan
kebijakan makro, norma, standarisasi, pedoman, kriteria, serta pelaksanaan supervisi,
evaluasi, pengawasan dan pemberdayaan ke daerah, sehingga otonomi dapat berjalan
secara optimal.
Untuk menyamakan dalam pengaktualisasian urusan wajib bidang kesehatan
di Kabupaten/Kota sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal, maka dalam rangka memberikan panduan
untuk menyelenggarakan pelayanan dasar di bidang kesehatan kepada masyarakat di
daerah, telah ditetapkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor 741 /MENKES /PER/VII
/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 125, Tambahan Lembaran Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4844);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; (Lembaran Negara Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk
Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
8. Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Kota
Pangkalpinang (Lembaran Daerah Kota Pangkalpinang Tahun 2008 Nomor 02, seri D
Nomor 01);
9. Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Pangkalpinang (Lembaran Daerah Kota
Pangkalpinang Tahun 2010 Nomor 06;
10. Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Nomor 1 tahun 2010 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010 (Lembaran Daerah Kota
Pangkalpinang Tahun 2010 Nomor 9);

C. KEBIJAKAN UMUM
Implementasi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang, Perubahan
Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang
mengamanatkan bahwa, perencanaan pembangunan daerah disusun secara berjangka
meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk jangka waktu 20
(dua puluh) tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya
disebut RKPD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
RKPD merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD), yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas
pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan
langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat.
Dalam RPJMD program pembangunan bidang kesehatan diantaranya
mencakup; penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas diarahkan untuk
peningkatan Angka Harapan hidup Masyarakat Kota Pangkalpinang. Angka Harapan
Hidup merupakan salah satu indikator kesehatan yang ditetapkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Pangkalpinang Tahun 2008-2013 yaitu 71 tahun.
Dalam RPJMD tahun 2008-2013, Pemerintah Kota Pangkalpinang menitikberatkan pada
pembangunan yang sesuai dengan kondisi kesehatan masyarakat dengan indikator
capaian sebagai berikut:
1. Peningkatan jumlah konsultasi ibu dan anak
Rencana Pembangunan jangka Menengah Daerah Kota Pangkalpinang Tahun 2008-
2013 adalah meningkatnya jumlah ibu dan anak dari 34.006 kunjungan pada tahun
2007 menjadi 45.000 kunjungan pada tahun 2013. Target yang ditetapkan tersebut
merupakan akumulasi kunjungan ibu dan anak dengan berbagai jenis kasus mulai dari
ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, dan bayi.
2. Menurunnya kejadian yang berpotensi menciptakan kondisi buruk pada anak-anak di
Kota Pangkalpinang.
Kejadian yang berpotensi menciptakan kondisi buruk pada anak-anak adalah belum
optimalnya pelayanan kesehatan anak, penyelenggaraan perbaikan gizi masyarakat,
dan penyuluhan perilaku hidup sehat. Optimalisasi pelayanan kesehatan anak dilihat
dari jumlah anak umur kurang dari 1 tahun dan umur antara 1-4 tahun yang melakukan
kunjungan ke Puskesmas. Makin tinggi angka kunjungan berarti makin kurang
optimalnya pelayanan kesehatan yang diberikan.
3. Berkurangnya prevalensi terjadinya penyakit menular di Kota Pangkalpinang
Prevalensi terjadinya penyakit menular di Kota pangkalpinang dihitung dari
perbandingan jumlah kasus dengan total populasi penduduk dikalikan 100 persen.
4. Meningkatnya Status Kesehatan Masyarakat di Kawasan Miskin.
Peningkatan status kesehatan masyarakat dikawasan miskin dapat dilihat dari
pelayanan kesehatan bagi warga masyarakat miskin yang ada di Kota Pangkalpinang.
5.Meningkatnya Kapasitas Pelayanan di Puskesmas.
Peningkatan kapasitas pelayanan di Puskesmas di dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kota Pangkalpinang Tahun 2008-2013 dilihat dari
peningkatan jumlah kunjungan masyarakat kota pangkalpinang baik menyangkut
kesehatan umum maupun gigi.
6. Meningkatnya kegiatan penyuluhan kesehatan di Balai Kesehatan Ibu dan Anak dan
Posyandu.
Peningkatan kegiatan penyuluhan terus dilaksanakan dibalai kesehatan ibu dan anak
dan posyandu. Kegiatan ini menjadi target dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pangkalpinang Tahun 2013.
D. ARAH KEBIJAKAN
Program prioritas pembangunan daerah dirumuskan dengan mempedomani
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Penentuan program
prioritas dimaksud dengan mempertimbangkan keterbatasan alokasi dana dan urgensi
yang diformulasikan ke dalam arah dan kebijakan, dimana di dalamnya terdiri dari tujuan
pelaksanaan program, sasaran yang hendak dicapai, dan indikator pencapaian yang
digunakan dalam mengukur keberhasilan dalam pelaksanaan program.
Adapun program yang menjadi prioritas dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan Kapasitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat dengan sasaran program meningkatnya kualitas
kapasitas sarana pelayanan kesehatan.
Arah kebijakan program ini adalah :
a. Meningkatkan kapasitas pelayanan pelayanan sarana kesehatan;
b. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan;
2. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Serta Perluasan Partisipasi Dunia Usaha
Dalam Bidang Kesehatan.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan minat dunia usaha dalam meningkatkan
usahanya di bidang kesehatan, dengan sasaran program meningkatnya kegiatan usaha
pelayanan kesehatan oleh masyarakat (dunia usaha).
Arah kebijakan dari program ini adalah memberikan stimulus kebijakan yang
memudahkan kegiatan usaha dalam upaya meningkatkan partisipasi pelayanan.
BAB II
PENERAPAN DAN PENCAPAIAN
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN

A. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN


1. Jenis Pelayanan dasar :
Jenis pelayanan yang diselenggarakan oleh satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas
Kesehatan Kota Pangkalpinang, sesuai dengan Peraturan Menteri kesehatan Nomor
714 /Menkes/PER/VII/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Kab/Kota, lingkup Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, adalah sebagai berikut:
I. Pelayanan Kesehatan dasar.
II. Penyelidikan Epidemiologi & Penanggulangan KLB.
2. Indikator dan Nilai Standar Pelayanan Minimal serta batas waktu pencapaian secara
nasional.
TAHUN
NO. INDIKATOR KINERJA NILAI PENCAPAIAN
2010 2015
I Pelayanan Kesehatan Dasar
1. Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization 100 % 2010
(UCI)
2. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit:
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 100% 2010
penduduk < 15 tahun
b. Penemuan penderita pneumonia balita 100% 2010
c. Penemuan penderita TB BTA Positif 100% 2010
d. Penderita DBD yang ditangani 100% 2010
e. Penemuan penderita diare 100% 2010
f. Penderita malaria yang ditangani 100% 2010
II Penyelidikan Epidemiologi & Penanggulangan KLB
1 Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan 100% 2015
penyelidikan Epidemiologi <24 jam

3. Target pencapaian standar pelayanan minimal (SPM)


TARGET KINERJA
INDIKATOR KINERJA
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1. 1. Cakupan desa/ kelurahan Universal Child 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Immunization (UCI)
3. Cakupan penemuan dan penanganan
2. penderita penyakit:
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100.000 penduduk < 15 tahun.
b. Penemuan penderita pneumonia 100% 100% 100% 100% 100% 100%
balita
c. Penemuan pasien barun TB BTA 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Positif
100% 100% 100% 100% 100% 100%
d. Penderita DBD yang ditangani
e. Penemuan penderita diare 100% 100% 100% 100% 100% 100%
f.Penderita malaria yang ditangani 100% 100% 100% 100% 100% 100%
4. Cakupan desa/kelurahan mengalami 100% 100% 100% 100% 100% 100%
3. KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 Jam

4. Realisasi capaian indikator standar pelayanan minimal (SPM) kesehatan Bidang


Pengendalian Masalah Kesehatan pada tahun 2011 adalah sebagai berikut :
TARGET REALISASI
INDIKATOR KINERJA
2011 %
I Pelayanan Kesehatan Dasar
1. Cakupan desa/kelurahan Universal Child 100 % 88,89%
Immunization (UCI)
2. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
Penyakit:
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 ≥ 2/100000 3.81‰
penduduk < 15 tahun
b. Penemuan penderita pneumonia balita 100% 24.94 %
c. Penemuan penderita TB BTA Positif 100% 84.29%
d. Penderita DBD yang ditangani 100% 100%
e. Penemuan penderita diare 100% 41.31%
f. Penderita malaria yang ditangani 100% 100%
II Penyelidikan Epidemiologi & Penanggulangan
KLB
1. Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang 100% 100%
dilakukan penyelidikan Epidemiologi <24 jam

a. Realisasi Pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar : Cakupan Desa/Kelurahan


Universal Child Immunization (UCI) 88.89% :
i. Kontribusi pemerintah daerah :
- Adanya pendanaan kegiatan program imunisasi dari anggaran APBD
ii. Kontribusi swasta/masyarakat :
-Adanya pelaksanaan kegiatan imunisasi di RS/Klinik swasta dan BPS.
b. Realisasi Pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar : Acute Flacid Paralysis
(AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun 3.81‰:
i. Kontribusi pemerintah daerah :
- Adanya pendanaan kegiatan program penemuan AFP.
ii. Kontribusi swasta/masyarakat :
- Melakukan penyuluhan tentang AFP dan penemuan tersangka AFP.
c. Realisasi Pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar : Penemuan penderita
pneumonia balita 24.94% :
i. Kontribusi pemerintah daerah :
- Adanya pendanaan kegiatan program pneumonia balita
ii. Kontribusi swasta/masyarakat :
- Melakukan penyuluhan tentang Pneumonia dan penemuan penderita pneumonia.
d. Realisasi Pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar : Penemuan penderita TB
BTA positif 84.29% :
i. Kontribusi pemerintah daerah :
- Adanya pendanaan kegiatan program Tuberkulosis.
ii. Kontribusi swasta/masyarakat :
- Melakukan penyuluhan dan penemuan tersangka penderita TBC.

e. Realisasi Pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar : penderita DBD yang


ditangani 100%:
i. Kontribusi pemerintah daerah :
- Adanya pendanaan kegiatan program P2 DBD
- Adanya SK Walikota untuk pembentukan Tim Pokjanal DBD Tk. Kota.
II Kontribusi swasta/masyarakat :
- Melakukan penyuluhan dan penemuan penderita DBD.
f. Realisasi Pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar : Penemuan penderita diare
41.31% :
i. Kontribusi pemerintah daerah :
- Adanya pendanaan kegiatan program Penemuan penderita diare
ii. Kontribusi swasta/masyarakat :
- Melakukan penyuluhan dan penemuan penderita diare.
g. Realisasi Pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar : Penderita malaria yang
ditangani 100% :
i. Kontribusi pemerintah daerah :
- Adanya pendanaan kegiatan program P2 Malaria.
ii. Kontribusi swasta/masyarakat :
- Melakukan penyuluhan dan penemuan penderita malaria.
h. Realisasi Pencapaian SPM Penyelidikan Epidemiologi & Penanggulangan KLB
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam 100% :
i. Kontribusi pemerintah daerah :
- Adanya pendanaan kegiatan surveilans.
ii. Kontribusi swasta/masyarakat :
- Berperan serta dalam kegiatan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan
penyelidikan epidemiologi.

5. Alokasi Anggaran
Alokasi anggaran dalam rangka penerapan dan pencapaian SPM meliputi belanja
langsung maupun tidak langsung :

ANGGARAN REALISASI
PROGRAM / KEGIATAN
Rp Rp
I Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
1. Penyemprotan dan fogging sarang nyamuk 96.172.000 82.860.800
a. Penyemprotan sarang nyamuk malaria 11.060.000 11.060.000
b. Penyemprotan fogging focus sarang nyamuk 85.112.000 71.800.800
DBD/chikungunya
2. Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah 9.650.000 9.490.000
a. Pelaksanaan BIAS Campak 8.990.000 8.680.000
b. Pelaksanaan Imunisasi rutin (pengambilan vaksin) 660.000 630.000
3. Pelayanan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 28.675.000 25.765.000
a. Pelayanan pemeriksaan calon jemaah haji 18.775.000 16.990.000
b. Pelayanan pengobatan penyakit IMS, HIV dan AIDS di
4.700.000 4.500.000
klinik mobile
c. Pelacakan penderita mangkir TBC 1.125.000 500.000
d. Pelacakan dan pemeriksaan kontak TBC 3.375.000 3.375.000
e. Pelayanan pengobatan penderita filariasis kronis 700.000 400.000
4. Pencegahan penularan penyakit Endemik Epidemik 7.367.500 5.242.500
a. Pertemuan evaluasi pengobatan missal Filariasis 3.367.500 3.367.500
b. Pelaksanaan SDJ untuk anak SD 3.750.000 1.875.000
c. Pelaksanaan SDJ untuk anak Balita 250.000 -
5. Peningkatan Imunisasi 6.750.000 6.700.000
a. Sweeping cakupan imunisasi 3.150.000 3.100.000
b. Pembinaan dan pengawasan program Imunisasi ke RS dan
1.800.000 1.800.000
Klinik Swasta
c. Pembinaan dan pengawasan program Imunisasi ke Puskesmas 1.800.000 1.800.000
6. Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan
41.308.100 39.329.500
wabah
a. Investigasi kasus/PE KLB penyakit 7.535.000 6.914.900
b. Pemeriksaan jentik dan abatesasi selektif secara berkala oleh
33.773.100 32.414.600
petugas dalam rangka penanggulangan KLB DBD
7. Peningkatan komunikasi, Informasi dan edukasi (KIE)
26.846.000 19.051.000
pencegahan dan pemberantasan penyakit
a. Disinfo manajemen pengelolaan pemeriksaan kesehatan calon
4.988.000 4921.000
jemaah haji
b. Pertemuan evaluasi secara berkala surveilan RS dan
4.386.000 2.200.000
Puskesmas
c. Pertemuan evaluasi secara berkala tim Pokjanal DBD/
5.084.000 5.031.000
Chikunguya tingkat kota
d. Pertemuan secara berkala monitoring dan evaluasi
3.858.000 3.819.000
program TBC/ Kusta
e. Pertemuan secara berkala PWS Imunisasi Puskesmas,
8.530.000 3.080.000
LS/ LP

6. Dukungan Personil
Dukungan personil yang dilibatkan dalam proses penerapan dan pencapaian standar
pelayanan minimal (SPM) baik tenaga kesehatan PNS dan Non PNS, yang
direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan jenis pelayanan dasar.
a. Dukungan dalam mencapai cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization
(UCI) yaitu tersedianya personil/SDM antara lain Koordinator Imunisasi sebanyak 9
orang di 9 Puskesmas, vaksinator sebanyak 45 orang di Puskesmas, Pustu dan
Poskesdes serta 4 orang vaksinator di Rumah sakit baik Pemerintah maupun
swasta yang sudah dilatih.

b. Dukungan dalam mencapai cakupan penemuan Acute Flacid Paralysis (AFP) rate
per 100.000 penduduk <15 tahun yaitu tersedianya personil/SDM antara lain dokter,
perawat, bidan dan petugas surveilans sebanyak 9 orang di 9 Puskesmas, dokter
spesialis anak, dokter spesialis syaraf dan 4 orang petugas surveilans di Rumah
sakit baik Pemerintah maupun swasta, dokter spesialis anak, dokter spesialis
syaraf.
c. Dukungan dalam mencapai cakupan penemuan penderita pneumonia balita yaitu
tersedianya personil/SDM antara lain dokter, perawat, bidan dan pengelola program
di Sembilan (9) Puskesmas
d. Dukungan dalam mencapai cakupan penemuan pasien baru TB BTA positif yaitu
tersedianya personil/SDM antara lain dokter, perawat, petugas laboratorium,
pengelola program di 9 Puskesmas dan dokter spesialis paru di 4 Rumah sakit baik
Pemerintah maupun swasta yang sudah dilatih.
e. Dukungan dalam mencapai cakupan penderita DBD yang ditangani yaitu
tersedianya personil/SDM antara lain dokter, perawat, petugas laboratorium,
pengelola program di 9 Puskesmas dan dokter spesialis anak di 4 Rumah sakit
baik Pemerintah maupun swasta.
f. Dukungan dalam mencapai cakupan penemuan penderita diare yaitu tersedianya
personil/SDM antara lain dokter, perawat, bidan dan pengelola program di 9
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.
g. Dukungan dalam mencapai cakupan penderita malaria yang ditangani yaitu
tersedianya personil/SDM antara lain dokter, perawat, petugas laboratorium,
pengelola program di 9 Puskesmas dan di 4 Rumah sakit baik Pemerintah maupun
swasta serta bidan, perawat di Puskesmas Pembantu, Poskesdes yang sudah
dilatih.
h. Dukungan dalam mencapai cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam yaitu tersedianya personil/SDM antara
lain petugas surveilans, pengelola program di 9 Puskesmas.
7. Permasalahan dan Solusi
a. Permasalahan :
1) Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) belum mencapai
target, dimana target cakupan yaitu 100% sedang yang tercapai sebesar 88.89%.
2) Cakupan penemuan penderita pneumonia balita belum mencapai target, dimana
target cakupan yaitu 100% sedangkan yang tercapai hanya 24.94%
3) Cakupan penemuan penderita TB – BTA positif belum mencapai target, dimana
target cakupan yaitu 100% sedangkan yang tercapai sebesar 84.29%.
4) Cakupan penemuan penderita diare belum mencapai target, dimana target
cakupan yaitu 100% sedangkan yang tercapai sebesar 41.31%.

b. Solusi :
1) Meningkatkan penyuluhan tentang program Imunisasi, Pneumonia, Tuberkulosis
dan diare baik kelompok maupun perorangan kepada kader posyandu serta
masyarakat.
2) Mengaktifkan MTBS di seluruh Puskesmas.
3) Melaksanakan pelatihan tatalaksana penyakit Pneumonia terhadap Nakes.
4) Mengaktifkan pojok oralit di Puskesmas maupun di Pustu dan Poskesdes.
5) Mengaktifkan penemuan penderita diare oleh kader.
6) Melaksanakan pelatihan tatalaksana penyakit diare terhadap Nakes.
7) Membentuk jejaring AKMS di tingkat Kecamatan.
8) Melaksanakan sweeping imunisasi.
9) Mengaktifkan PMO.
B. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN

1. Jenis Pelayanan Dasar


Jenis pelayanan kesehatan rujukan yang diselenggarakan oleh SKPD Dinas
Kesehatan Kota Pangkalpinang, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 714/Menkes/PER/VII/2008 Tentang SPM Bidang Kesehatan Kab/Kota,
lingkup Bidang Pelayanan Kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Pelayanan Kesehatan Rujukan
2. Indikator dan Nilai Standar Pelayanan Minimal serta batas waktu pencapaian secara nasional.
TAHUN
NILAI
NO. INDIKATOR KINERJA PENCAPAIAN
2010 2015
1. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level I
yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di 100% - 2015
Kab/Kota

3. Target pencapaian standar pelayanan minimal (SPM)


TARGET KINERJA
No INDIKATOR KINERJA
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1. Cakupan Pelayanan Gawat
Darurat Level I yang harus
diberikan sarana kesehatan (RS) 83% 86% 89% 92% 95% 100%
di Kab/Kota

4. Realisasi capaian indikator standar pelayanan minimal (SPM) kesehatan Bidang


Pelayanan Kesehatan pada tahun 2011 adalah sebagai berikut :

TARGET REALISASI
No. Indikator Kinerja
2011 %
1. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level I 86% 7.14%
yang harus diberikan sarana kesehatan (RS)
di Kab/Kota
a. Realisasi Pencapaian SPM pelayanan kesehatan rujukan : Cakupan Pelayanan
Gawat Darurat Level I yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota
 Kontribusi pemerintah daerah : Adanya Peraturan Daerah yang menegaskan
agar semua sarana kesehatan (RS) harus Gawat Darurat Level I sesuai
dengan kriteria /standar yang telah ditentukan.
 Kontribusi swasta/masyarakat : Mentaati segala peraturan dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan untuk pencapaian SPM
5. Alokasi Anggaran
Alokasi anggaran dalam rangka penerapan dan pencapaian SPM meliputi belanja
langsung maupun tidak langsung :

ANGGARAN REALISASI
PROGRAM / KEGIATAN
(Rp) (Rp)
Program :
Kegiatan : Rp.- Rp.-

6. Dukungan Personil
Dukungan personil yang dilibatkan dalam proses penerapan dan pencapaian
standar pelayanan minimal (SPM) baik tenaga kesehatan PNS dan Non PNS, yang
direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan jenis pelayanan kesehatan rujukan.
a. Dukungan dalam mencapai Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level I yang
harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota adanya ketersediaan Medis
dan Paramedis yang sudah mengikuti pelatihan ACLS/BTLS/PPGD dan
dukungan dari lintas program dan lintas sektor yang terkait dari pemerintah
daerah kota Pangkalpinang.
7. Permasalahan dan Solusi
a. Permasalahan :
Tidak adanya anggaran untuk kegiatan pelatihan medis dan paramedis untuk
mencapai standar pelayanan minimal.
b. Solusi :
Solusi dalam mengatasi masalah–masalah capaian
 Perlu diadakan pelatihan ATLS/ACLS bagi dokter dan PPGD bagi perawat
yang ada di sarana kesehatan kota Pangkalpinang.
 Perlu adanya Peraturan Daerah yang mengatur agar setiap sarana kesehatan
24 jam harus mempunyai dokter dan perawat yang sudah dilatih sesuai
dengan criteria sarana kesehatan level I.

 Adanya dana untuk pelatihan bagi tenaga dokter dan perawat dalam cakupan
pelayanan gawat darurat level I di sarana kesehatan pemerintah.
C. BIDANG PROMOSI KESEHATAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT
1. Jenis Pelayanan Dasar
Jenis pelayanan yang diselenggarakan oleh SKPD Dinas Kesehatan Kota
Pangkalpinang, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
714/Menkes/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan Kab/Kota, lingkup bidang kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan
dalam rangka mencapai Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2011 dan
BERDASARKAN SK KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PANGKALPINANG NO.
440/271.a/DINKES/II/2011 TANGGAL 16 FEBRUARI 2011 adalah sebagai berikut :
I.Pelayanan Kesehatan Dasar
1) Cakupan kunjungan ibu hamil
2) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
3) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
4) Cakupan pelayanan nifas
5) Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
6) Cakupan kunjungan bayi
7) Cakupan pelayanan anak balita
8) Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin
9) Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
10) Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
11) Cakupan peserta KB aktif
II. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
12) Cakupan desa siaga
2. Indikator dan Nilai Standar Pelayanan Minimal serta batas waktu pencapaian
secara nasional.
TARGET
NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR KINERJA SPM PENCAPAIAN
2010 2015
1 Pelayanan Kesehatan Dasar 1 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95% 2015
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80% 2015
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang 90% 2015
3
memiliki kompetensi kebidanan
4 Cakupan pelayanan nifas 90% 2015
5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80% 2010
6 Cakupan kunjungan bayi 90% 2010
7 Cakupan pelayanan anak balita 90% 2010
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak 100% 2010
8
usia 6-24 bulan keluarga miskin
9 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 2010
10 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100% 2010
11 Cakupan peserta KB aktif 70% 2010
Promosi Kesehatan dan
2 12 Cakupan desa siaga aktif 80% 2015
Pemberdayaan Masyarakat

3. Target pencapaian standar pelayanan minimal (SPM)

TARGET KINERJA
NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR KINERJA
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Pelayanan Kesehatan Dasar 1 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 84% 86% 90% 93% 95% 95%
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 58,5% 63% 67% 71,5% 75% 80%
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
3 84% 86% 88% 89% 90% 90%
yang memiliki kompetensi kebidanan
4 Cakupan pelayanan nifas 80% 86% 88% 89% 90% 90%

5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 60% 65% 70% 75% 80% 80%

6 Cakupan kunjungan bayi 84% 85% 86% 87% 90% 90%

7 Cakupan pelayanan anak balita 78% 80% 81% 83% 85% 90%
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak
8 100% 100% 100% 100% 100% 100%
usia 6-24 bulan keluarga miskin
9 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 100% 100% 100% 100% 100%

10 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 80% 90% 92% 94% 95% 100%

11 Cakupan peserta KB aktif 61% 62% 63% 64% 65% 70%


Promosi Kesehatan dan
2 12 Cakupan desa siaga aktif 55% 60% 65% 70% 75% 80%
Pemberdayaan Masyarakat

4. Realisasi capaian indikator standar pelayanan minimal (SPM) kesehatan Bidang


Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan pada tahun 2011 adalah sebagai
berikut :

TARGET REALISASI
NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR KINERJA
2011 (%) (%)
1 Pelayanan Kesehatan Dasar 1 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 86 98.19
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 63 77.53
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
3 86 97.91
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
4 Cakupan pelayanan nifas 86 89.84
5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 65 69.16
6 Cakupan kunjungan bayi 85 90.19
7 Cakupan pelayanan anak balita 80 72.46
8 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI
100 100
pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
9 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100 0
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
10 100 100
setingkat
11 Cakupan peserta KB aktif 62 75.48
Promosi Kesehatan dan
2 12 Cakupan desa siaga aktif 60 100
Pemberdayaan Masyarakat

a. Realisasi Pencapaian SPM pelayanan dasar : Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4


Yaitu Sebesar 98.19 %
(i) Kontribusi pemerintah daerah :
Kontribusi pemerintah daerah dalam rangka capaian indikator SPM tersebut
berupa:
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
b. Ketersediaan sarana dan prasarana berupa unit pelayanan kesehatan (Rumah
Sakit, Puskesmas, Pustu, Poskesdes)
c. Alokasi biaya baik dari APBD I, II maupun APBN.
(ii) Kontribusi swasta/masyarakat :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM).

b. Ketersediaan sarana dan prasarana berupa UKBM (Upaya Kesehatan


Bersumber daya masyarakat)
b. Realisasi Pencapaian SPM pelayanan dasar : Cakupan Komplikasi Kebidanan
Yang Ditangani Yaitu Sebesar 77.53 %
(i) Kontribusi pemerintah daerah :
Kontribusi pemerintah daerah dalam rangka capaian indikator SPM tersebut
berupa:
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
b. Ketersediaan sarana dan prasarana berupa unit pelayanan kesehatan
c. Alokasi biaya baik dari APBD maupun APBN.
(ii) Kontribusi swasta/masyarakat :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM).
b. Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
c. Realisasi Pencapaian SPM pelayanan dasar : Cakupan Pertolongan Persalinan
Oleh Tenaga Kesehatan Yang Memiliki Kompetensi Kebidanan Yaitu Sebesar
97.91%
(i) Kontribusi pemerintah daerah :
Kontribusi pemerintah daerah dalam rangka capaian indikator SPM tersebut
berupa:
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
b. Ketersediaan sarana dan prasarana berupa unit pelayanan kesehatan
c. Alokasi biaya baik dari APBD maupun APBN.
(ii). Kontribusi swasta/masyarakat :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM).
b. Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
d. Realisasi Pencapaian SPM pelayanan dasar: Cakupan Pelayanan Nifas Yaitu
Sebesar 89.84%
(i) Kontribusi pemerintah daerah :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
b. Ketersediaan sarana dan prasarana berupa unit pelayanan kesehatan
c. Alokasi biaya baik dari APBD maupun APBN.
(ii) Kontribusi swasta/masyarakat :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM).
b. Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
e. Realisasi Pencapaian SPM pelayanan dasar : Cakupan Neonatus Dengan
Komplikasi Yang Ditangani Yaitu Sebesar 69.16 %
(i) Kontribusi pemerintah daerah :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
b. Ketersediaan sarana dan prasarana berupa unit pelayanan kesehatan
c. Alokasi biaya baik dari APBD maupun APBN.

(ii)Kontribusi swasta/masyarakat :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM).
b. Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
f. Realisasi Pencapaian SPM pelayanan dasar : Cakupan Kunjungan Bayi Yaitu
Sebesar 90.19%
(i) Kontribusi pemerintah daerah :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
b. Ketersediaan sarana dan prasarana berupa unit pelayanan kesehatan
c. Alokasi biaya baik dari APBD maupun APBN.
(ii)Kontribusi swasta/masyarakat :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM).
b. Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
g. Realisasi Pencapaian SPM pelayanan dasar : Cakupan Pelayanan Anak Balita
Yaitu Sebesar 72.46 %
(i) Kontribusi pemerintah daerah :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
b. Ketersediaan sarana dan prasarana berupa unit pelayanan kesehatan
c. Alokasi biaya baik dari APBD maupun APBN.
(ii)Kontribusi swasta/masyarakat :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM).
b. Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
h. Realisasi pencapaian SPM pelayanan dasar : Cakupan Pemberian Makanan
Pendamping ASI Pada Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin Yaitu Sebesar 100
%
(i) Kontribusi pemerintah daerah :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
b. Ketersediaan sarana dan prasarana berupa unit pelayanan kesehatan
c. Alokasi biaya baik dari APBD maupun APBN.
(ii)Kontribusi swasta/masyarakat :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM).
b. Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
i. Realisasi pencapaian SPM pelayanan dasar : Cakupan Balita Gizi Buruk
Mendapat Perawatan Yaitu Sebesar 0 %
(i) Kontribusi pemerintah daerah :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
b. Ketersediaan sarana dan prasarana berupa unit pelayanan kesehatan
c. Alokasi biaya baik dari APBD maupun APBN.
(ii)Kontribusi swasta/masyarakat :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM).
b. Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan

j. Realisasi pencapaian SPM pelayanan dasar : Cakupan Penjaringan Kesehatan


Siswa SD Dan Setingkat Yaitu Sebesar 100 %
(i) Kontribusi pemerintah daerah :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan dan lintas sektoral
b. Ketersediaan sarana dan prasarana berupa unit pelayanan kesehatan dan
pendidikan.
c. Alokasi biaya baik dari APBD maupun APBN.
(ii)Kontribusi swasta/masyarakat :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM).
b. Ketersediaan sarana dan prasarana Pendidikan.
k. Realisasi Pencapaian SPM pelayanan dasar : Cakupan Peserta KB Aktif yaitu
sebesar 75.48%
(i) Kontribusi pemerintah daerah :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
b. Ketersediaan sarana dan prasarana berupa unit pelayanan kesehatan
c. Alokasi biaya baik dari APBD maupun APBN.
(ii) Kontribusi swasta/masyarakat :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM).
b. Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
l. Realisasi pencapaian SPM promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat :
Cakupan Desa Siaga Aktif Yaitu Sebesar 100 %
(i) Kontribusi pemerintah daerah :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
b. Ketersediaan sarana dan prasarana berupa unit pelayanan kesehatan
c. Alokasi biaya baik dari APBD maupun APBN.
(ii) Kontribusi swasta/masyarakat :
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM).
b. Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai