Bab Ii Kajian Pustaka
Bab Ii Kajian Pustaka
KAJIAN PUSTAKA
Ulkus atau ulser adalah suatu kerusakan lapisan epitel yang berbatas
jelas yang membentuk cekungan, ulkus sering ditemukan di rongga mulut (Regezi
dkk., 2008). Namun demikian, kerusakan ulkus dapat dibedakan dengan erosi
karena kerusakan ulkus lebih dalam dari erosi (Gandolfo dkk., 2006). Ulkus
mukosa rongga mulut yang disebabkan oleh paparan trauma (Greenberg, 2008).
lamina propria oleh karena trauma (Regezi dkk., 2008). Trauma merupakan
lain: pada lidah, bibir, lipatan mukosa bukal (buccal fold), gingiva, palatum,
mukosa labial, mukosa bukal dan dasar mulut, ulkus traumatikus sering terjadi
pada mukosa labial dan bukal karena terletak berdekatan dengan daerah kontak
oklusi geligi sehingga lebih mudah mengalami gigitan pada waktu gerakan
11
12
rongga mulut (83,6%), dan tidak ada perbedaan bermakna yang terjadi baik antara
pria dan wanita. Biasanya pada pria berkisar 81,4% dan pada wanita biasanya
berkisar 85%. Ulkus traumatikus merupakan salah satu dari tiga kondisi yang
paling sering ditemukan dalam rongga mulut (15,6%), setelah varises dasar mulut
(59,6%), dan fissured tongue (28%) (Delong & Burkhart, 2008). Ulkus
traumatikus juga sering dijumpai pada lateral lidah pada pemakaian gigi tiruan
lepasan di mana sayap atau saddle gigi tiruan lepasannya yang terlalu panjang
atau permukaan gigi tiruan yang kasar. Hal ini menjadi alasan ulkus traumatikus
banyak dijumpai pada pasien di bidang kedokteran gigi (Regezi dkk., 2008).
Greenberg, 2008) :
1. Trauma mekanik: makanan yang kasar (tajam), tergigit, terkena sikat gigi,
atau mengunyah makanan keras, gigitan dari tonjolan gigi yang tajam, trauma dari
gigi yang patah dan iritasi gigi tiruan serta tumpatan yang tajam (Delong &
Burkhart, 2008). Selain itu dapat juga berasal dari iritasi akibat pemasangan gigi
tiruan yang tidak stabil, tepi protesa atau klamer gigi tiruan sebagian lepasan
13
(GTSL), gigi yang tajam atau gigi yang tidak rata, trauma oleh karena benda asing
seperti penggunaan piranti ortodontik ataupun sikat gigi yang digunakan dengan
teknik yang salah sehingga membuat erosi jaringan lunak di sekitarnya, kebiasaan
buruk menusuk gingiva atau mukosa dengan tusuk gigi atau kuku jari, kontak
Dalam perawatan gigi dapat terjadi trauma pada jaringan lunak secara
tidak sengaja. Ulkus dapat diakibatkan oleh cotton rolls, tekanan saliva ejector
yang tinggi atau instrumen bur yang mengenai jaringan lunak (Regezi dkk., 2008).
Trauma kimia dapat diakibatkan oleh penggunaan sejumlah kecil obat misalnya
aspirin (chemical burn), yang kontak langsung dengan mukosa, iritasi akibat
nekrosis epitel (Delong & Burkhart, 2008). Ada pula ulkus traumatikus yang
disebabkan karena thermal. Luka thermal (suhu) disebabkan oleh karena terpapar
atau kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya (Regezi dkk.,
2008).
Ulkus pada rongga mulut juga dapat terlihat pada pasien yang
menjalani radiasi untuk kanker pada kepala dan leher. Pada keadaan keganasan
terapi radiasi dosis tinggi (60 Gy-70 Gy). Ulkus sering muncul pada daerah yang
akut, sedangkan lainnya adalah kronis. Ulkus traumatikus akut memiliki karakter
adanya kerusakan pada mukosa dengan batas tepi eritema dan di tengahnya
traumatikus kronis bisa tanpa disertai rasa nyeri dengan dasar induratif dan tepi
yang meninggi. Sehingga ulkus tersebut dapat dibedakan dengan SCC (Squamous
( Scully, 2008)
15
Gambar 2.2 Gambaran histologi ulkus traumatikus (A) Kerusakan lapisan epitel;
(B) Infiltrasi sel-sel radang limfosit, neutrofil, histiosit dan sel plasma (Delong
akibat dapat terlihat dengan nyata, berdasarkan gambaran klinis dan riwayatnya.
hal yang mudah. Sedangkan pada kasus ulseratif yang kronis, penyebabnya
terkadang tidak dapat diketahui secara pasti. Pada keadaan ini perlu untuk
differential diagnosis adalah suatu infeksi (sifilis, tuberculosis, infeksi jamur) dan
dengan pemberian mouth rinse seperti larutan sodium bikarbonat. Jika tidak ada
perubahan atau bertambah luas ukurannya, perlu dilakukan biopsi (Regezi dkk.,
Jaringan yang hilang atau rusak perlu dikembalikan kontinuitasnya lewat proses
perbaikan, baik dengan cara regenerasi sel atau pembentukan jaringan parut atau
sikatrik. Ke dua jenis perbaikan ini bertujuan mengisi daerah yang rusak agar
seringkali digunakan oleh para ahli bedah untuk menyebutkan lesi yang
Ulcus merupakan luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir atau
mukosa. Proses penyembuhan yang terjadi pada ulkus dan luka memiliki prinsip
yang sama yaitu melalui tahap inflamasi, proliferasi dan remodeling yang akan
kontinuitas dan fungsi dari jaringan atau organ yang mengalami jejas (Mackay
dan Miller, 2003; Gottrup dkk., 2007). Penyembuhan luka merupakan proses yang
dinamis, dan melibatkan aktivitas beberapa macam sel dan matriks ekstraseluler di
mana proses ini tergantung pada faktor lokal dan sistemik. Tujuan utama pada
dan fungsi jaringan. Jejas dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah
17
dan ekstravasasi sel darah. Proses penyembuhan luka dapat dibagi dalam tiga fase,
yaitu fase inflamasi, fase proliferasi dan fase remodeling (Gottrup dkk., 2007).
salah satu proses paling kompleks dalam fisiologi manusia yang melibatkan
serangkaian 18 reaksi dan interaksi kompleks antara sel dan mediator. Fase
(Prasetyono, 2009). Tubuh memiliki respon fisiologis terhadap luka yakni proses
penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka terdiri dari berbagai proses yang
sel hingga apoptosis. Proses ini dimediasi oleh berbagai sel, sitokin, matriks, dan
growth factor.
Gambar 2.3 Fase penyembuhan luka. Penyembuhan luka pada kulit orang dewasa
A. Fase hemostasis
kerusakan pembuluh darah dan terjadi pendarahan. Hal ini menyebabkan deposisi
fibrin, agregasi platelet dan koagulasi. Sesaat setelah luka, bekuan darah yang
yang terbuka. Lingkungan rongga mulut yang lembab dan aliran saliva
protein masuk ke area luka dan memicu migrasi leukosit. Integritas barier proteksi
B. Fase inflamasi
mengendapkan matriks ekstra seluler. Pada tahap ini, sel radang akut serta
neutrofil akan menginvasi daerah radang dan menghancurkan semua debris dan
ditandai dengan cardinal symptoms, yaitu tumor, kalor, rubor, dolor dan functio
laesa. Pada ulkus traumatikus, tahap inflamasi ini berlangsung pada hari pertama
daerah luka. Proses ini membantu migrasi sel inflamasi menuju ke daerah luka.
Pada fase ini, terjadi koagulasi sel darah di mana prothrombin berubah menjadi
thrombin, fibrinogen menjadi fibrin, dan clot menjadi fibrin clot. Aktivitas
fibrinolotik terjadi pada fase awal penyembuhan luka. Fibrin memiliki peran
vaskuler. Netrofil, limfosit dan makrofag adalah sel yang pertama kali mencapai
daerah luka. Fungsi utamanya adalah melawan infeksi dan membersihkan debris
matriks seluler dan benda-benda asing (Gottrup dkk., 2007). Fase inflamasi
memfagosit debris, bakteri, dan jaringan yang rusak, serta pelepasan faktor yang
menstimulasi leukosit untuk berpindah dari sel endotel. Leukosit yang terdapat
pada luka di dua hari pertama adalah neutrofil. Sel ini membuang jaringan mati
persisten pada luka dapat menyebabkan luka sulit untuk mengalami proses
20
penyembuhan. Hal ini bisa menyebabkan luka akut berprogresi menjadi luka
Pada saat jaringan terluka, maka darah akan kontak dengan kolagen.
Hal ini memacu platelet untuk mensekresi faktor-faktor inflamasi. Platelet atau
dikenal juga dengan trombosit, juga mengekspresi glikoprotein pada membran sel
sehingga platelet tersebut dapat menempel satu sama lain , beragregasi, dan
membentuk massa (Grab dan Smith 2006). Platelet akan melepaskan berbagai
Derived Growth Factor, Interleukin-1), sitokin dan kemokin. Mediator ini sangat
sebagai sel yang sangat penting dalam penyembuhan luka memiliki fungsi
darah. Ketika monosit mencapai lokasi luka, maka ia akan dimatangkan menjadi
protease.
berperan melawan infeksi pada awal terjadinya luka serta memulai fase
C. Fase Proliferasi
Fase ini dimulai hari ke dua setelah trauma jaringan dan berlanjut dua
sampai tiga minggu setelah trauma (Gottrup dkk., 2007). Fase proliferasi
kelanjutan dari fase inflamasi ditandai dengan proliferasi dan migrasi fibroblas,
serta produksi jaringan ikat. Terdapat tiga proses utama dalam fase proliferasi,
antara lain:
a. Neoangiogenesis
terjadi secara alami di dalam tubuh, baik dalam kondisi sehat maupun
patologi (sakit). Kata angiogenesis sendiri berasal dari kata angio yang
(Kalangi, 2011). Pembuluh darah kapiler terdiri atas sel-sel endotel dan
perisit. Ke dua jenis sel ini memuat seluruh informasi genetik untuk
endotelial menurun, dan sel yang berlebih akan mati dalam dengan proses
darah yang ada. Pada awalnya sel-sel endotel berproliferasi dan bermigrasi
membentuk untaian padat sel yang meluas ke lateral dari pembuluh darah
memungkinkan sel-sel darah masuk. Arteri dan vena yang kecil dan
menambah sel otos polos dan berbagai unsur ekstrasel (Bloom dan
telah ada.
Proses Angiogenesis.
proses inisiasi yaitu dilepaskannya enzim protease dari sel endotel yang
proliferasi sel endotel, serta pembuatan ECM baru yang kemudian dilanjutkan
Kumpulan sel pada jaringan yang mengalami kerusakan (luka) atau mengalami
protein rantai pendek lainnya) yang dapat berdifusi ke sel-sel pada jaringan
sekitarnya. Menyusul proses tersebut, terjadi pula proses inflamasi. Pada proses
inflamasi, pembuluh darah kecil yang terdapat secara lokal memegang peranan
merupakan suatu jaringan yang dilapisi oleh sel endotel, yang akan berinteraksi
menarik dan mendorong proliferasi sel endotel dan sel radang. Menjelang
reseptor yang spesifik terdapat pada reseptor sel endotel (EC) di sekitar lokasi
sel endotel akan teraktivasi dan menghasilkan signal yang kemudian dikirim
memproduksi molekul baru antara lain adalah enzim protease yang berperan
3. Disosiasi sel endotel dan degradasi ECM yang melapisi pembuluh darah lama
Disosiasi sel endotel dari sel-sel di sekitarnya, yang distimulasi oleh faktor
pembuluh darah baru. Melalui sistem enzimatik tersebut, sel endotel dari
pembuluh darah lama akan mendegradasi ECM dan menginvasi stroma dari
proliferasi sel endotel yang distimuli oleh faktor angiogenik, yang beberapa di
antaranya dilepaskan dari hasil degradasi ECM, seperti fragmen peptida, fibrin
dan saling menyejajarkan diri dengan sel endotel lain untuk membuat struktur
pembengkokan (pelengkungan) dari sel-sel endotel. Pada tahap ini kontak antar
sirkulasi darah. Pada tahap akhir, pembentukan struktur pembuluh darah baru
akan distabilkan oleh sel mural (sel otot polos dan pericytes) sebagai jaringan
penyangga dari pembuluh darah yang baru terbentuk. Tanpa adanya sel mural,
struktur dan jaringan antar pembuluh darah sangat rentan dan mudah rusak.
Faktor-faktor Angiogenesis
darah lama), migrasi dan proliferasi sel endotel merupakan komponen utama
terjadinya angiogenesis sangat kompleks dan hal ini mendorong para peneliti
pergerakan dan proliferasi sel endotel, yang termasuk tahap penting dalam
angiogenik yang tidak memiliki efek atau menghambat proliferasi sel endotel.
Selain memiliki aksi yang berbeda, masing-masing faktor juga memiliki target
secara luas selain sel endotel. Beberapa sitokin, kemokin dan enzim
dikarakterisasi.
sel endotel atau sel tumor. Kelompok faktor yang paling banyak
sel endotel.
b. Reepitelialisasi
daerah luka dan menutupi daerah luka (Gottrup dkk., 2007). Pada tepi
c. Fibroplasia
dalam area luka. Awalnya fibroblas menggunakan benang fibrin pada fase
luka. penyusutan dapat berakhir dalam beberapa minggu, dan berlanjut bahkan
hal ini akan menuju pada kerusakan dan malfungsi. Pengerutan terjadi untuk
mengurangi bentuk yang berlebihan dari penyembuhan luka. Luka yang besar
yang mirip sel otot polos bertanggung jawab pada kontraksi. Miofibroblas
31
mengandung aktin yang serupa ditemukan di dalam sel otot polos (Grab dan
Smith 2006).
Fase ini dimulai 2-3 minggu setelah penutupan luka. Selama fase ini,
jaringan scar, ketika jaringan granulasi telah ditutupi epitelium. Fase ini
dkk., 2007).
luka dapat berlangsung dengan normal, yaitu: 1) semua jaringan di area luka
dan sekitarnya harus vital, 2) tidak terdapat benda asing, 3) tidak disertai
kontaminasi eksesif atau infeksi (Prasetyono, 2009). Saat kadar produksi dan
lamanya atau lebih, tergantung dari ukuran luka dan metode penutupan luka
yang dipakai. Selama proses maturasi, kolagen tipe III yang banyak berperan
dengan kolagen tipe I yang lebih kuat. Serabut-serabut kolagen ini akan
disusun, dirangkai, dan dirapikan sepanjang garis luka (Grab dan Smith 2006).
luka secara drastis. Proses ini didasari pergantian dari kolagen tipe III menjadi
tiga hingga minggu ke enam setelah luka. Kekuatan tahanan luka maksimal
akan mencapai 90% dari kekuatan kulit normal (Webster dkk., 2012).
faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor lokal meliputi besarnya luka, jenis
jaringan yang mengalami luka, lokasi, bersih dan kotornya luka (kontaminasi)
penderita beserta kelainan kronik sebelumya yang telah diderita, keadaan gizi,
penyakit sistem imun dan lain-lain (Cotran dkk., 1999; Grab dan Smith 2006).
Faktor sistemik:
waktu penyembuhan.
Faktor-faktor lokal;
1. Infeksi luka
3. Benda asing, misalnya benang jahit yang tidak terabsorbsi dan kotoran.
supaya dapat berproliferasi dengan baik, oleh karena itu diperlukan suatu proses
darah baru). Angiogenesis merupakan salah satu proses yang terjadi dalam
penyembuhan luka pada fase proliferasi yaitu antara 2 hari sampai 3 minggu
setelah injuri. Proses ini merupakan proses alami yang penting dan diperlukan
pada penyembuhan luka untuk mengembalikan aliran darah pada jaringan setelah
metabolit-metabolit vital seperti asam amino dan oksigen menuju sel-sel luka
yang terlibat dalam suatu rangkaian kompleks dari proses perbaikan luka
tersebut. Unsur pokok sel yang penting dari kapiler-kapiler baru ini adalah sel
endotel. Sel endotel ini berinteraksi dengan zat biokimia cair dan protein
matriks ekstrasel. Pada orang dewasa normal, dalam keadaan non-patologik sel
sel-sel endotel tersebut berproliferasi dengan cepat (5 hari) pada saat terjadi
mati karena trauma, melindungi sel-sel hidup di lapisan yang lebih dalam dari
lembaran tipis yang menyebar menutupi celah dalam epitel. Sedangkan pada
tepi luka, pembelahan sel dimulai agak belakangan untuk menyediakan sel yang
luka dan menutupi daerah luka (Gottrup dkk., 2007). Pada tepi luka, keratinosit
akan berproliferasi setelah kontak dengan ECM dan kemudian bermigrasi dari
akan menjadi pipih dan panjang dan juga membentuk tonjolan sitoplasma yang
panjang. Pada ECM, mereka akan berikatan dengan kolagen tipe I dan bermigrasi
akan mendisosiasi sel dari matriks dermis dan membantu pergerakan dari matriks
Adas berasal dari daerah laut tengah timur (Italia ke timur hingga Suriah),
terutama pada tanah kering di dekat pantai laut dan di tepi sungai.
tegak, dan dapat mencapai dua meter tingginya. Daun tumbuh sehingga 40
rambut, kira-kira selebar 0,5 mm. Bunga yang dihasilkan ujung tangkai
umbel mempunyai 20-50 kuntum bunga kuning yang amat kecil pada
2006).
Ordo : Apiales
Genus : Foeniculum
Spesies : F. vulgare
37
sebagai tanaman obat berkaitan erat dengan kandungan kimiawinya yang terdiri
atas minyak atsiri, flavonoid, saponin, glikosidastilben funikulosida I, II, III, IV,
trigonelin, kolin, dan iodine. (Sudarsono dkk., 2002). Minyak atsiri memiliki
harum (Arini dkk., 2003). Flavonoid telah lama diakui memiliki aktivitas
adas adalah herbal yang sangat aromatik dan memiliki rasa yang kuat,
sering digunakan dalam bidang kuliner dan pengobatan. Biji adas digunakan
sebagai perasa pada makanan yang dipanggang, daging dan ikan, es krim,
minuman beralkohol dan campuran herbal umbi, daun dan biji tanaman adas
banyak digunakan dalam banyak kuliner tradisional dunia. Biji adas kering adalah
bersifat aromatik, adas berwarna coklat atau hijau ketika segar, perlahan-lahan
Biji adas yang berwarna hijau merupakan pilihan terbaik jika digunakan
untuk memasak . umbinya garing, akarnya yg kuat dapat dibuat sayur dan dapat
tumis, direbus, dipanggang atau dimakan mentah. Adas sering digunakan terutama
dalam masakan Mediterania, di mana umbi dan daun yang digunakan, baik
mentah dan dimasak, dalam lauk, salad, pasta, masakan sayuran. Banyak budaya
di anak benua India dan Timur Tengah menggunakan biji adas dalam masakan
mereka. Adas merupakan salah satu rempah-rempah yang paling penting dalam
manis. Adas dicampur dengan natrium bikarbonat dan sirup digunakan untuk
mengobati perut kembung pada bayi. Teh adas, juga digunakan sebagai
karminatif, dibuat dengan menuangkan air mendidih pada satu sendok teh biji
adas memar. Di anak benua India, biji adas dimakan mentah, kadang-kadang
penilitian pada studi hewan ekstrak biji adas terbukti memiliki potensi untuk
digunakan dalam pengobatan glaukoma, sebagai diuretik dan obat yang potensial
10% lemak, 13,4% mineral, serat 18,5% dan 42,3% karbohidrat. Mineral dan
vitamin yang terkandung dalam F. vulgare adalah kalsium, kalium, natrium, besi,
fosfor, tiamin, riboflavin, niasin, dan vitamin C. Komponen utama dari minyak
mereka ditunjukkan pada Gambar. 2.6. Konsentrasi relatif senyawa ini bervariasi
tergantung pada negara fonologi dan asal adas (Diaaz-Maroto dkk., 2006).
cukup tergantung pada metode ekstraksi dan asal geografis. Akumulasi senyawa
volatil terdapat dalam bagian-bagiannya yaitu. akar, batang, tunas, bunga dan
buah-buahan (Diaaz-Maroto dkk., 2006 dan Gross dkk., 2009). Dalam satu
komponen utama, bervariasi antara 81,63% dan 87,85% (Telci dkk., 2009).
yang merupakan konstituen utama dari oleoresin dari bagian aerial F. vulgare
sebagai agen potensial pengendali tungau pada debu rumah. Dalam studi lain,
anethole telah dilaporkan untuk menjadi agen estrogen aktif. Namun, dalam
beberapa studi telah menunjukkan bahwa polimer anethole yaitu dianethole dan
Gambar 2.6 Struktur Molekul Bioaktif Utama dari Komponen Esesensial Oil
adalah fenol dan glikosida fenolik. F. vulgare telah dilaporkan mengandung asam
rutinosida dan asam rosmarinic juga telah diisolasi dari F. vulgare (Faudale dkk.,
2008).
glukosida juga telah diisolasi dari F. vulgare (Parejo dkk., 2004). Senyawa fenolik
dianggap disebabkan oleh stress oksidatif seperti penyakit jantung, kanker dan
peradangan. Senyawa fenolik ini telah mendapat perhatian luar biasa di kalangan
ahli gizi, ilmuwan makanan dan konsumen karena peran mereka dalam kesehatan
A. Aktivitas antibakteri
Evrendilek 2004; Cantore dkk., 2004). Ekstrak air dan organik F. vulgare
strain bakteri (Kaur dan Arora, 2008). Biji minyak atsiri F. vulgare juga
dkk., 2005).
2002).
44
Minyak esensial adas telah dilaporkan menunjukkan efek anti jamur. Adas
minyak esensial dan ekstrak biji yang telah dilaporkan menunjukkan aktivitas
vulgare juga telah dilaporkan memiliki aktivitas anti jamur terhadap Candida
albicans (Pai dkk., 2010). Minyak esensial dari F. vulgare juga telah dilaporkan
2007).
C. Aktivitas Antibiotik
negara Mediterania yang berbeda telah dibuktikan. (Faudale dkk., 2008). Ekstrak
Aksi inhibisi minyak dan ekstrak aseton dalam sistem asam linoleat
melalui metode tiosianat besi. F. vulgare ekstrak buah dan senyawa murni yaitu
vulgare menunjukkan aktivitas moderat dalam uji peroksidasi lipid tetapi aktivitas
yang kuat pada konsentrasi tinggi. Senyawa murni yang diisolasi dari F. vulgare
menunjukkan aktivitas antioksidan lebih tinggi dari ekstrak kasar (Marino dkk.,
2007).
Senyawa fenolik yang diisolasi dari residu bagian bunga dari adas yang
dihasilkan dari distilasi untuk minyak esensial telah dilaporkan memiliki aktivitas
yang kuat yang dapat memberikan kontribusi pada interpretasi efek farmakologis
vulgare telah dilaporkan untuk menampilkan aktivitas antioksidan. 100 mg air dan
sistem asam linoleat masing-masing dan lebih besar dari dosis yang sama dari α-
mengurangi, radikal bebas dan anion radikal superoksida, (Shahat dkk., 2011).
46
D. Aktivitas Antitrombotik
salah satu komponen minyak adas diuji dalam guinea plasma babi dapat
yang mirip dengan minyak adas. Minyak adas telah diuji pada aorta tikus dengan
sebanding dengan konsentrasi antiplatelet yang telah terbukti bebas dari efek
sitotoksik in vitro. Selain itu, minyak esensial F. vulgare dan anethole (100 mg /
E. Aktivitas anti-inflamasi
Ekstrak methanol buah adas yang diberikan secara oral (200 mg / kg)
subakut dan reaksi alergi tipe IV dan memberikan efek analgesic, serta
hasil tersebut menunjukkan bahwa buah adas dapat mengurangi inflamasi. Selain
itu Pemberian secara oral ekstrak kering etanol 80% dari buah adas yang
47
diberikan secara oral pada dosis 200 mg/kg, menghambat oedem tikus yang
diinduksi oleh carrageenan 69% setelah 3 jam (p<0,05). Dosis ini juga
menghambat oedem pada telinga mencit yang telah diinduksi dengan asam
F. Aktivitas Estrogenik
meningkatkan libido. Bahan utama minyak esensial adas yaitu, anethole telah
G. Aktivitas hepatoprotektif
akut ditemukan dihambat oleh minyak esensial adas dengan bukti penurunan
coklat gelap dan timbul bau yang tidak menguntungkan. Povidone Iodine
kulit baik pra maupun pascaoperasi, dalam penatalaksanaan luka traumatik yang
48
kotor pada pasien rawat jalan, dan untuk mengurangi sepsis luka pada luka bakar
kompleks ini merupakan bentuk iodofor, yaitu campuran iodin dengan surfaktan
yang bekerja sebagai pembawa dan pelarut iodin. Golongan ini berdaya aksi
dengan cara oksidasi, namun tidak efektif untuk membunuh beberapa jenis
bakteri. Povidone Iodine merupakan polimer larut air yang mengandung sekitar
10% Iodine. Povidoen Iodine ditoleransi kulit dengan baik, tidak memperlambat
penyembuhan luka, dan dapat meninggalkan deposit iodin aktif yang dapat
memiliki cakupan aktivitas antimikroba yang luas. Iodin dapat membunuh semua
patogen utama berikut spora-sporanya, yang sulit diatasi oleh desinfektan dan
Iodine bersifat bakteriostatik dengan kadar 640 μg/ml dan bersifat bakterisid pada
kadar 960 μg/ml. Mikobakteria tuberkulosa bersifat resisten terhadap bahan ini.
Povidon Iodine memiliki toksisitas rendah pada jaringan, tetapi detergen dalam
dapat membunuh semua pathogen yang penting, bahkan dapat membunuh spora
di mana spora merupakan salah satu bentuk dari mikroorganisme yang paling sulit
golongan Iodine yang menyebabkan sedikit iritasi kulit dan jarang menimbulkan
reaksi alergi jika dibandingkan dengan antiseptik iodine lainnya, namun lebih
sering menyebabkan dermatitis kontak iritan jika digunakan untuk pencuci tangan
(Kapten, 2013).
lain larutan (dengan surfaktan dan atau alcohol), aerosol atau salep pada
konsentrasi mulai 7,5% sampai dengan 10%. Zat tersedia dijual bebas dan
sebelum operasi dan mengobati infeksi yang peka terhadap iodine. Povidone
Iodine harus digunakan secara hati-hati pada penderita yang alergi terhadap
iodine. Jika terjadi iritasi, kemerahan dan bengkak penggunaan zat harus
kali dalam sehari, dan digunakan dengan konsentrasi penuh baik untuk mengoles
infeksi.
Tikus putih atau mencit adalah tikus rumah adalah binatang asli Asia,
India, dan Eropa Barat. Jenis ini sekarang ditemukan di seluruh dunia karena
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Mammalia
Order : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Rattus
Species : norvegicus
dan disimpan untuk penelitian ilmiah. Tikus laboratorium telah digunakan sebagai
model hewan yang penting untuk penelitian di bidang psikologi, kedokteran dan
penyakit, pengaruh obat-obatan dan topik lain dalam kesehatan dan kedokteran.
Para ilmuwan telah memunculkan banyak strain atau galur tikus khusus untuk
eksperimen. Sebagian besar berasal dari tikus Wistar albino, yang masih