Anda di halaman 1dari 15

GARDU DISTRIBUSI

A. Pendahuluan

Pengertian umum yang dimaksud dengan Gardu Distribusi adalah suatu tempat/ bangunan instalasi listri
yang didalamnya terdapat alat-alat : Pemutus, penghubung, pengaman dan trafo distribusi untuk
mendistribusikan tenaga listrik sesuai dengan kebutuhan tegangan konsumen. Peralatan-peralatan ini
adalah untuk menunjang mencapai pendistribusian Tenaga Listrik secara baik yang mencakup
kontinuitas pelayanan yang terjamin, mutu yang tinggi dan menjamin keselamatan bagi manusia. Fungsi
Gardu Distribusi Adalah Sebagai Berikut :

1. Menyalurkan/ meneruskan tenaga listrik tegangan menengah ke konsumen tegangan rendah.

2. Menurut tegangan menengah menjadi tegangan rendah selanjutnya disalurkan kekonsumen


tegangan rendah.

3. Menyalurkan/ meneruskan tenaga listrik tegangan menengah ke gardu distribusi lainnya dan ke gardu
hubung.
Gardu Kios Gardu kios adalah Gardu Distribusi yang pembangunannya bisanya bersifat untuk
sementara saja selama ada rehabilitasi gardu. Bangunannya terdiri dari rangka besi dan dindingnya dari
Seng serta lantainya biasanya terbuat dari kayu atau beton. Ruangan pada gardu ini terdiri dari 3 bagian,
yaitu :

- Ruangan Tegangan Menengah

- Ruang Trafo

- Ruang Tegangan Rendah

Gardu Beton/ Tembok Sesuai dengan namanya maka gardu ini ter buat dari beton. Type dari bagunan
ini bermacam-macam sesuai dengan lokasi dan kebutuhan . Kapasitas transformator yang dipasang pada
gardu ini dapat lebih besar dibandingkan dengan gardu-gardu sebelumnnya yang sudah dijelaskan.
Jumlah Trafo yang dapat ditampung dalam gardu ini dapat lebih dari 1 buah, dimana hal ini bargantung
dari kebutuhan dan lokasi yang ada. Kapasitas trafo yang paling besar untuk gardu ini adalah 400 KVA
s/d 630 KVA tetapi ada pula tempat-tampat tertentu trafo mancapai 1000 KVA. Oleh karena
kemampuannya yang cukup besar maka pembangunan gardu ini biasanya dilaksanakan pada daerah-
daerah yang mempunyai kepadatan lebih besar/ daerah kawasan industri. Pada gardu beton jenis yang
lama biasanya ruangan tegangan menengah, ruangan trafo dan ruangan tegangan rendah dipisahkan
oleh skat tembok atau terali kawat. Jenis gardu ini biasanya disebut jenis Open Type. Sedangkan
bangunan beton yang baru sekat-sekat tak ada dimungkinkan karena instalasi tegangan menengah ada
dalam kontak yang tertutup yang biasanya disebut cubikel sehingga lebih aman dan mudah dalam
pengoprasian dan hemat tempat. Karena peralatan tegangan menengah berada didalam cubikel maka
gardu beton ini gardu beton Close type. Perlengkapan yang ada pada gardu ini antara lain :
- Cubikel

- Rak Tegangan Rendah - Dan lain-lain

Peralatan Yang Digunakan Rak TR untuk 4 jurusan Berfungsi untuk, setelah tegangan ke Rak TR
selanjutnya tegangan didistribusikan dengan melalui jurusan-jurusan yang sudah terbagi-bagi, pada
jurusan ini ada sebanyak 4 buah (namun ada juga yang sampai 8 jurusan). Penyekat/ Batas untuk Rak
Trafo Berfungsi sebagai, pemisah/ pembatas antara tempat (trafo yang satu dengan yang lainnya agar
tidak keliru), juga demi keselamatan kerja, perawatan trafo. Handle utama Berfungsi sebagai
penghubung tegangan dari AS trafo dengan kemampuan 400 A, juga berfungsi sebagai pengaman yang
sudah dilengkapi dengan sekring / fuse untuk mengamankan trafo. Lemari Hitung Berfungsi sebagai,
lemari penghubung yang disalurkan dari gardu induk yang menghasilkan tagangan Kilo Volt dan lemari
hitung dapat dipakai sebagai pusat beban atau daya. Kubikel Kubikel sering disebut juga lamari TM yang
berfungsi langsung sebagai alat penghubung dan pemutus antara tegangan menengah (TM) atau arus
yang masuk ke trafo (gardu yang lain). Transformator Yang Digunakan :

1. Transformator Tegangan Transformator tegangan berfungsi sebagai penurun tegangan tinggi/


menengah menjadi tegangan rendah untuk besaran ukur sesuai dengan alat-alat ukur.

2. Transformator Arus Transformator arus berfungsi untuk menurunkan arus besar pada tegangan
tinggi/ menengah menjadi arus kecil pada tegangan rendah untuk besaran ukur, sesuai alat-alat ukur.

3. Kombinasi transformator Arus dan Tegangan Yaitu suatu mesin listrik statis yang bekerja dengan keras
dan azas induksi yang berguna untuk mentransfer tenaga dari kumparan sekunder dengan disertai
perubahan arus dan tegangan sesuai dengan perbandingan transformator, tetapi frekwensinya tetap.

Arrester
Arrester petiratau disingkat Arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan tenaga listrikterhadap
suraya petir. Alat pelindung terhadap gangguan surya ini berfungsi melindungi sistem tenaga listrik
dengan cara membatasi surja tegangan yang lebih dasn mengalirkannya ketanah. Berhubung dengan
fungsinya itu ia harus dapat menahan tegangan sistem 50 Hz untuk waktu yang tak terbatas dan harus
dapat melewatkan surja arus ketanah tanpa mengalami kerusakan. Ia berlaku sebagai jalan pintas
sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan yang mudah untuk dilalui arus kilat atau petir, sehingga tidak
timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Selain melindungi peralatan dari tegangan lebih yang
diakibatkan tegangan lebih external, arrester juga melindungi peralatan yang diakibatkan oleh tegangan
lebih internalseperti surja hubung, selain itu arester juga merupakan kunci dari koordinasi isolasi suatu
sistem tenaga listrik. Bila surja (surge) datang ke gardu induk arrester bekerja melepaskan muatan listrik
(discharge) serta mengurangi tegangan abnormal yang akan mengenai peralatan gardu induk.

Prinsip Kerja Arrester Pada prinsipnya arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh petir, sehingga
tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Pada kondisi normal arrester berlaku sebagai
isolator tetapibila timbul surja arrester berlaku sebagai konduktor yang berfungsi melewatkan aliran
arus arus yang tinggi ke tanah. Setelah Surja itu hilang arrester harus dengan cepat kembali menjadi
isolator. Pada pokoknya arrester ini terdiri dari dua unsur, yaitu :

1. Sela api (spark gap)

2. Tahanan kran (valve resistor)

Keduanya dihubungkan secara seri. Batas atas dan bawah dari tegangan percikan ditentukan oleh
tegangan sistem maksimum dan oleh tingkat isolasi peralatan yang dilindungi. Seringkali masalah ini
dapat dipecahkan hanya dengan menerapkan cara-cara khusus pengaturan tegangan (voltage control)
oleh karena itu sebenarnya arrester terdiri dari tiga unsur diantaranya, yaitu :

1. Sela api (spark gap)

2. Tahanan kran (valve resistor)

3. Tahanan katup dan sistem pengaturan atau pembagian tegangan (grading sistem).

Macam-macam arrester Arrester yang diketahui terdiri dari dua jenis, yaitu :

1. Arrester jenis ekspulsi ( expulsion type) atau tabung pelindung( protektor tube)

2.Arrester katup (value type)

Arrester jenis ekspulsi atau tabung pelindung Pada prinsipnya terdiri dari sela percik yang ada dalam
tabung serat dan sela percik batang yang ada diluar udara atau disebut juga sela seri, Arrester jenis
katup Arrester jenis katup ini terdiri dari sela percik terbagi atau sela seri yang terhubung dengan
elemen tahanan yang mempunyai karakteristik tidak linear.

Tegangan frekuensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada sela seri. Apabila sela seri tembus
pada saat tibanya suatu surja yang cukup tinggi, alat tesebut menjadi penghantar. Sela seri itu tidak bisa
menghantar. Sela seri itu tidak bisa memutuskan arussusulan. Dalam hal ini ia dibantu oleh tahanan tak
linear yang mempunyai karakteristik tahanan arus kecil untuk arus besar dan tahanan besar untuk arus
susulan dari frekuensi dasar terlihat pada karakteristik volt ampere. Arrester jenis katup ini dibagi dalam
toga jenis, yaitu :

1. Arrester katup jenis gardu (Station)

2. Arrester katup jenis saluran (intermediate)

3. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin-mesin (Distribution)

Sehingga, Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem distribusi yang berfungsi
untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk membagikan/mendistribusikan tenaga listrik
pada beban/konsumen baik konsumen tegangan menengah maupun konsumen tegangan rendah.
Transformator distribusi digunakan untuk menurunkan tegangan listrik dari jaringan distribusi tegangan
tinggi menjadi tegangan terpakai pada jaringan distribusi tegangan rendah (step down transformator);
misalkan tegangan 20 KV menjadi tegangan 380 volt atau 220 volt. Sedang transformator yang
digunakan untuk menaikan tegangan listrik (step up transformator), hanya digunakan pada pusat
pembangkit tenaga listrik agar tegangan yang didistribusikan pada suatu jaringan panjang (long line)
tidak mengalami penurunan tegangan (voltage drop) yang berarti; yaitu tidak melebihi ketentuan
voltage drop yang diperkenankan 5% dari tegangan semula. Jenis transformator yang digunakan adalah
transformator satu phasa dan transformator tiga phase. Adakalanya untuk melayani beban tiga phase
dipakai tiga buah transformator satu phase dengan hubungan bintang (star conection) Ү atau hubungan
delta (delta conection) Δ. Sebagian besar pada jaringan distribusi tegangan tinggi (primer) sekarang ini
dipakai transformator tiga phase untuk jenis out door. Yaitu jenis transformator yang diletakkan diatas
tiang dengan ukuran lebih kecil dibandingkan dengan jenis in door, yaitu jenis yang diletakkan didalam
rumah gardu.

BAGIAN-BAGIAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

1. Jaringan Subtransmisi

Jaringan subtransmisi berfungsi menyalurkan daya listrik dari sumber daya besar menuju gardu induk
yang terletak di daerah tertentu. Biasanya menggunakan tegangan tinggi (70-150 kv) ataupun tegangan
extra tinggi (500 kv) dalam penyaluran tegangannya, hal dilakukan untuk berbagai alasan efisiensi,
antara lain, penggunaan penampang penghantar menjadi efisien, karena arus yang mengalir akan
menjadi lebih kecil, ketika tegangan tinggi diterapkan (Sakti, 2008:4)

2 Gardu Induk Distribusi

Dibagi menjadi dua bagian yaitu Gardu Induk dan Gardu Hubung :

a. Gardu Induk (GI)

Gardu induk berfungsi menerima daya listrik dari jaringan subtransmisi dan menurunkan tegangannya
menjadi tegangan jaringan distribusi primer (Jaringan Tegangan Menengah/ JTM). Jadi pada bagian ini
terjadi penurunan tegangan dari tegangan tinggi ataupun tegangan extra tinggi ke tegangan menengah
20 kv.

b. Gardu Hubung (GH)

Gardu hubung berfungsi menerima daya listrik dari gardu induk yang telah diturunkan menjadi tegangan
menengah dan menyalurkan atau membagi daya listrik tanpa merubah tegangannya melalui jaringan
distribusi primer (JTM) menuju gardu atau transformator distribusi.

3 Jaringan Distribusi Primer / Jaringan Tegangan Menengah (JTM)


Jaringan distribusi primer berfungsi menyalurkan daya listrik, menjelajahi daerah asuhan ke gardu /
transformator distribusi. Jaringan distribusi primer dilayani oleh gardu hubung atau langsung dari gardu
induk dan atau dari pusat pembangkit.

4 Gardu Distribusi (GD)

Gardu distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan primer (tegangan menengah) menjadi tegangan
sekunder (tegangan rendah) yang biasanya 127/220 volt atau 220/ 380 Volt.

5 Jaringan Distribusi Sekunder/ Jaringan Tegangan Rendah (JTR)

Jaringan distribusi sekunder berfungsi untuk menyalurkan/ menghubungkan sisi tegangan rendah
transformator distribusi ke konsumen mengunakan jaringan hantaran udara 3 fasa 4 kawat dengan
tegangan distribusi sekunder 127/ 220 Volt atau 220/ 380 Volt.

Kecuali untuk daerah-daerah khusus dengan pertimbangan keindahan, keselamatan dan keandalan yang
tinggi dipergunakan sistem kabel bawah tanah.

6 Sambungan Rumah

Pada sambungan rumah, biasanya tegangan yang diterima sebesar 110-400 volt, yaitu tegangan saluran
beban menghubung kepada peralatan. Pada sambungan rumah, tegangan yang diterima disesuaikan
antara 220/380 volt.

B. Macam-Macam Gardu Distribusi

Gardu distribusi dapat dibedakan dari beberapa hal yang diantaranya :

1. Gardu Hubung Gardu hubung adalah gardu yang berfungsi untuk membagi beban pada
sejumlah gardu atau untuk menghubungkan satu feeder TM dengan feeder TM yang lain.
Dengan demikian pada gardu ini hanya dilengkapi peralatan hubung dan bila perlu misalnya
untuk melayani konsumen TM dilengkapi dengan alat pembatas dan pengukur.

2. Gardu Trafo

Gardu Trafo adalah gardu yang akan berfungsi untuk membagikan energi listrik pada konsumen
yang memerlukan tegangan rendah. Dengan demikian pada gardu trafo dipasang/ditempatkan satu
atau dua trafodistribusi yang dipergunakan untuk merubah tegangan menengah menjadi tegangan
rendah selain dari peralatan hubungnya untuk melayani konsumen tegangan rendah.

3. Gardu Open Type (Gardu Sel)


Gardu open type adalah gardu distribusi yang mempunyai peralatan hubung terbuka. Dimana
dalam bekerjanya pisau-pisau dalam peralatan hubung, dapat dengan mudah dilihat mata biasa
(dapat diawasi) baik pada saat masuk (menutup) atau saat keluar (membuka). Biasanya tempat
pemasangan peralatan hubung semacam ini diberi sekat antara satu dengan yang lainnya yang
terbuat dari tembok dan karena hal ini, gardu tembol open type sering disebut gardu sel

4. Gardu Closed Type (Gardu Kubikel)

Gardu closed type adalah gardu distribusi baik gardu trafo atau gardu hubung yang memiliki
peralatan hubung tertutup. Dimana peralatan hubung baik untuk incoming, aut going, pengamatan
trafo dan sebagainnya ditempatkan dalam suatu lemari khusus yang tertutup sehingga bekerjanya
pisau-pisau peralatan hubung tidak dapat dilihat yang disebut kubikel, untuk ini gardu dengan type
ini sering disebut sebagai gardu kubikel.

5. Gardu Tembok (Gardu Beton)

Gardu tembok adalah gardu trafo /hubung yang secara keseluruhan konstruksinya tersebut dari
tembok/beton.

6. Gardu Kios (Gardu Besi)

Gardu kios adalah gardu yang bangunan keseluruhannya terbuat dari plat besi dengan konstruksi
seperti kios.

Konstruksi Gardu Kios 7.

Gardu Portal Gardu portal adalah gardu trafo yang secara keseluruhan instalasinya dipasang pada 2
buah tiang atau lebih.

8. Gardu Kontrol

Gardu kontrol adalah gardu trafo yang secara keseluruhan instalasinya dipasang pada satu tiang.

C. Transformator Distribusi

Sebelum mengenl trafo nya, harus memahami apa itu trafo industri. Trafo Distribusi adalah merupakan
suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen.
Kerusakan pada Trafo Distribusi menyebabkan kontiniutas pelayanan terhadap konsumen akan
terganggu (terjadi pemutusan aliran listrik atau pemadaman). Pemadaman merupakan suatu kerugian
yang menyebabkan biaya-biaya pembangkitan akan meningkat tergantung harga KWH yang tidak
terjual. Pemilihan rating Trafo Distribusi yang tidak sesuai dengan kebutuhan beban akan menyebabkan
efisiensi menjadi kecil, begitu juga penempatan lokasi Trafo Distribusi yang tidak cocok mempengaruhi
drop tegangan ujung pada konsumen atau jatuhnya/turunnya tegangan ujung saluran/konsumen.
Transformator atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat merubah tegangan tinggi ke
rendah atau sebaliknya dalam frekuensi sama. Trafo merupakan jantung dari distribusi dan transmisi
yang diharapkan beroperasi maksimal (kerja terus menerus tanpa henti). Agar dapat berfungsi dengan
baik, makan trafo harus dipelihara dan dirawat dengan baik menggunakan sistem dan peralatan yang
tepat. Trafo dapat dibedakan berdasarkan tenaganya, trafo 500/150 kV dan 150/70 kV biasa disebut
trafo Interbus Transformator (IBT) dan trafo 150/20 kV dan 70/20 kV disebut trafo distribusi. Trafo pada
umumnya ditanahkan pada titik netral sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan atau
proteksi. Sebagai contoh trafo 150/20 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV dan trafo
70/20 kV ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung di sisi netral 20 kV.

Trafo Distribusi dan bagiannya

Bagian-bagian trafo distribusi adalah :

 Primary winding
 Secondary winding
 Core

Transformator distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan transmisi menengah 20kV


ketegangan distribusi 220/380V sehingga peralatannya adalah unit trafo( 3 phase ).

Beberapa Komponen Trafo Distribusi

1. Kumparan Tersier :

Selain primer dan sekunder ada beberapa trafo yang dilengkapi dengan kumparan ketiga atau
tertiary winding . Ini diperlukan untuk memperoleh tegangan tersier atau untuk kebutuhan lain.

Kumparan tersier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti
kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt.

2. Media pendingin :

Minyak trafo harus memenuhi syarat diantaranya. :

a. ketahanan isolasi ( >10kV/mm )

b. Berat jenis harus kecil

c. Viskositas Rendah

d. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yg dapat membahayakan


e. Tidak merusak bahan isolasi pada t ( sifatkimia ‘y)

Transformator distribusi digunakan untuk membagi/menyalurkan arus atau energi listrik dengan
tegangan distribusi supaya jumlah energi yang tercecer dan hilang pada saluran tidak terlalu banyak.
Untuk mengurangi panas akibat pembebanan pada transformator, maka diperlukan pendinginan.
Menurut jenis pendinginannya, transformator distribusi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

1. Transformator konvensional

2. Transformator lengkap dengan pengaman sendiri

3. Transformator lengkap dengan pengaman pada sisi sekunder Transformator konvensional, peralatan
sistem pengamanannya terdapat diluar transformator, sedangkan transformator dengan pengaman
sendiri
terdapat di dalam transformator itu sehingga dikenal juga dengan Transformator Berpengaman Sendiri
(BPS). Untuk maksud penyesuaian dengan tegangan beban, pada belitan sisi tegangan tinggi sering
diberi sadapan (tapping), sehingga dapat dipilih sampai 5% diatas atau 10% dibawah tegangan
nominalnya

Gardu Tiang Trafo (GTT)

Gardu Tiang Trafo(GTT) berlokasi dekat dengan konsumen, trafo dipasang pada tiang listrik
dan menyatu dengan jaringan listrik. Untuk mengamankan trafo dan sistemnya, GTT dilengkapi
dengan unit-unit pengaman yang ditempatkan pada Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah
(PHB-TR) khususnya sistem pada PLN Distribusi Jatim. Trafo daya step down berfungsi untuk
menurunkan dari tegangan menengah 20kV ke tegangan rendah 380/200 V(referensi tegangan
trafo 400/231 V).
Untuk lokasi Gardu Distribusi khususnya tipe Gardu Trafo (GTT) berdekatan langsung dengan
daerah pelayanan konsumen, selanjutnya GTT disalurkan ke konsumen melewati jurusan-
jurusan, dan untuk setiap unit GTT disalurkan empat jurusan.

Jaringan Tegangan Menengah (JTM) atau Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20kV.
Karena tegangan masih tinggi belum dapat digunakan untuk mencatu beban secara langsung,
kecuali pada beban yang didesain khusus. Ditribusi primer merupakan saluran yang akan
mensuplay ke Gardu Tiang Trafo(GTT), unit peralatan yang termasuk sisi primer, sebagai
berikut :

 Saluran sambungan (jamper) dari SUTM ke unit trafo (Primer Trafo)


 Cut Out (CO)
 Ligthning Arrester (LA)
 Saluran masukan

1. Saluran Sambungan dari SUTM ke Unit Trafo

Besar arus sambungan SUTM menuju ke saluran trafo distribusi sisi primer dihitung
berdasarkan besar kapasitas daya trafo terpasang.
single line GTT

Cut Out

Cut Out berfungsi untuk opersai dan sebagai unit trafo, cara kerjanya sebagai membuka dan menutup
saluran ke GTT, untuk mengoperasikan harus memakai tongkat khusus (stick) dan prinsip kerjanya
seperti sakelar . CO sebagai pengamanan trafo atau GTT, karena unit CO dilengkapi dengan Fuse Link
dan akan bekerja atau putus apabila dilewatioleh arus listrik yang lebih besar dari kapasitasnya proses
putusnya Fuse Link, bias disebabkan karena, SUTM terkena surja petir dan merambat pada saluran
masukan GTT. Pada saat ada gangguan hubung singkat pada saluran ke trafo atau pada unit trafonya.
Saluran pengahantar dari SUTM ke CO memakai kabel jenis NYAF. Besar kapasitas CO tergantung dari
besar Fuse Link, dan besar Fuse Link harus disesuaikan dengan daya trafo, dan berfungsi sebagai
pengaman(seperti pada fuse atau sekering). Apabila terjadi gangguan pada unit trafo maka fuse link
akan putus, dan bisa diganti. Besar fuse link dari PLN adalah 3, 6, 10 A., karena disuaikan dengan besar
kapasitas Trafo Distribusi milik PLN.

Lightning Arrester

Lightning Arrester (LA) digunakan untuk pengamanan SUTM terhadap gangguan tegangan lebih surja
petir, system pemasangan LA, sebagai berikut :
LA dipasang antara SUTM dan CO

Apabila SUTM terkena gangguan surja petir, maka arus gangguan akan diamankan LA dan selanjutnya
disalurkan ketanah. Apabila SUTM tersambar surja petir, maka arus gangguan akan diamankan CO lebih
dan arus sisa gangguan akan diamankan lebih lanjut oleh LA.

1. PHB-TR

Perlengkapan Hubung Bagi jaringan distribusi tegangan rendah, PUIL mensyratkan sebagai
berikut:

 Pada jaringan distribusi tegangan rendah, PHB-TR berfungsi sebagai titik pencabangan jaringan
dan sambungan pelayanan.
 Instalasi PHB-TR pasangan luar dan pasangan dalam harus memenuhi persyaratan keamanan
dan keselamatan lingkungan, persyaratan teknis elektris dan mekanis, serta harus dilindungi dari
kemungkinan kerusakan mekanis.
 Pada setiap unit PHB-TR harus mempunyai peralatan minimal;
o Satu sakelar masuk sirkit masuk
o Satu proteksi arus pada sirkit keluar atau kombinasi proteksi dan sakelar (MCB atau
MCCB).
o Arus minimal sakelar masuk minimal sama besar dengan arus nominal penghantar
masuk atau arus maksimal beban penuh.
o Besar arus yang mengalir pada rel harus diperhitungkan sesuai kemampuan rel,
temperature ruang dan kerja tidak boleh melebihi 65 oC.
o Pemasangan rel telanjang harus sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan jarak
5 cm + 2/3 kV dari system tegangan nominal.

PHB-TR adalah suatu perlengkapan listrik yang berfungsi sebagai pengendali, penghubung dan
melindungi, serta membagi tenaga dari sumber tenaga listrik ke suatu beban atau pemakai. Untuk
instrument ukur indicator dan terminasi, PHB-TR diisyaratkan sebagai berikut:

 Harus dipasang paling sedikit instrument indikator dengan warna yang sesuai.
 Panel PHB-TR utama pada gardu distribusi (GTT) harus dipasang instrument ukur minimal Volt
meter dan Ampere meter.
 Instrument indicator harus disambung pada sirkit masuk sebelum saklar masuk.
 Sambungan sirikit pada PHB harus memakai sepatu kabel yang sesuai dengan jenis metalnya dan
ukuran penghantar serta harus dijepit/dipress pada penghantar, KHA terminal sepatu kanel
harus minimum sama dengan kemampuan sakelar dari sirikit yang bersangkutan rangkaian.
 Pemegang kabel harus dapat memikul gaya berat, gaya tekan dan gaya tarik, sehingga gaya
tersebut tidak akan langsung dipikul oleh gawai listrik lain.
Tipe-tipe Jaringan Distribusi Tegangan Menengah 20 KV

Jaringan Pada Sistem Distribusi tegangan menengah (Primer 20kV) dapat dikelompokkan
menjadi lima model, yaitu Jaringan Radial, Jaringan hantaran penghubung (Tie Line), Jaringan
Lingkaran (Loop), Jaringan Spindel dan Sistem Gugus atau Kluster.

A. Jaringan Radial

Sistem distribusi dengan pola Radial seperti Gambar di bawah ini Adalah sistem distribusi yang
paling sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa penyulang yang menyuplai
beberapa gardu distribusi secara radial.

Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk konsumen. Gardu distribusi
adalah tempat dimana trafo untuk konsumen dipasang. Bisa dalam bangunan beton atau
diletakan diatas tiang. Keuntungan dari sistem ini adalah sistem ini tidak rumit dan lebih murah
dibanding dengan sistem yang lain.

Namun keandalan sistem ini lebih rendah dibanding dengan sistem lainnya. Kurangnya
keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama yang menyuplai gardu distribusi,
sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami gangguan, maka seluruh gardu akan ikut
padam. Kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi yang paling ujung kurang baik,
hal ini dikarenakan jatuh tegangan terbesar ada diujung saluran.
B. Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)

Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar di bawah ini digunakan untuk pelanggan penting yang
tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan lainlain). Sistem ini memiliki minimal dua
penyulang sekaligus dengan tambahan Automatic Change Over Switch / Automatic Transfer
Switch, setiap penyulangterkoneksi ke gardu pelanggan khusus tersebut sehingga bila salah
satu penyulang mengalami gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke penyulang lain.

C. Jaringan Lingkar (Loop)

Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti Gambar di bawa ini
dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu induk, sehingga dengan demikian
D. Jaringan Spindel

Sistem Spindel seperti pada Gambar di bawah ini adalah suatu pola kombinasi jaringan dari pola
Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya diberikan
dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah Gardu Hubung (GH).

Pada sebuah spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan sebuah penyulang
cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu hubung. Pola Spindel biasanya
digunakan pada jaringan tegangan menengah (JTM) yang menggunakan kabel tanah/saluran
kabel tanah tegangan menengah (SKTM). Namun pada pengoperasiannya, sistem Spindel
berfungsi sebagai sistem Radial. Di dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi
yang berfungsi untuk mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen tegangan
rendah (TR) atau tegangan menengah (TM).
E. Sistem Gugus atau Sistem Kluster

Konfigurasi Gugus seperti pada Gambar di bawah ini banyak digunakan untuk kota besar yang
mempunyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem ini terdapat Saklar Pemutus Beban, dan
penyulang cadangan.

Dimana penyulang ini berfungsi bila ada gangguan yang terjadi pada salah satu penyulang
konsumen maka penyulang cadangan inilah yang menggantikan fungsi suplai kekonsumen.

Anda mungkin juga menyukai