Anda di halaman 1dari 4

Nama :

No. Absen :

Kelas :

‘Ujung – Ujungnya Duit’


Di suatu kelas tengah berlangsung pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Terlihat sang guru
tengah menerangkan dengan semangat.

“Seperti yang dulu pernah diterangkan sewaktu SMP, Undang-Undang Dasar kita telah berubah
beberapa kali mengikuti kondisi masyarakat Indonesia di zamannya. Namun, meski begitu, UUD
1945 tetap menjadi acuan semua peraturan yang berlaku di Indonesia dari dulu hingga sekarang.
Dengan kata lain, semua peraturan di Indonesia diatur dalam UUD 1945.”, sang guru
memandang ke sekeliling kelas, nampak seorang murid tertidur di bangku belakang.

“Tono, coba kamu jelaskan tentang perubahan UUD selama ini dan apa yang dimaksud semua
peraturan diatur dalam UUD!”, sang guru setengah berteriak membangunkan.

Yang dimaksud Tono terbangun karena sikutan teman sebangkunya, “Saya, Pak?”, jawabnya
masih setengah tertidur.

“Iya coba kamu jelaskan tentang perubahan UUD selama ini dan apa yang dimaksud semua
peraturan diatur dalam UUD!”, sang guru mengulangi pertanyaannya.

“Saya tidak tahu pak tentang perubahan UUD.”,jawabnya asal. “Tapi saya bisa jelaskan mengapa
semua peraturan diatur dalam UUD.”

“Maksud kamu? Coba jelaskan!”

“Kenapa semua peraturan diatur dalam UUD ya karena semua peraturan di Indonesia UUD alias
ujung-ujungnya duit.”

Sontak suasana kelas pun menjadi ramai. Seluruh penghuni kelas tersebut, tak terkecuali sang
guru tertawa mendengar celetukan Tono.

STRUKTUR

 Abstraksi :

Di suatu kelas tengah berlangsung pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Terlihat sang guru
tengah menerangkan dengan semangat.
 Orientasi :

“Seperti yang dulu pernah diterangkan sewaktu SMP, Undang-Undang Dasar kita telah berubah
beberapa kali mengikuti kondisi masyarakat Indonesia di zamannya. Namun, meski begitu, UUD
1945 tetap menjadi acuan semua peraturan yang berlaku di Indonesia dari dulu hingga sekarang.
Dengan kata lain, semua peraturan di Indonesia diatur dalam UUD 1945.”, sang guru
memandang ke sekeliling kelas, nampak seorang murid tertidur di bangku belakang.

“Tono, coba kamu jelaskan tentang perubahan UUD selama ini dan apa yang dimaksud semua
peraturan diatur dalam UUD!”, sang guru setengah berteriak membangunkan.

Yang dimaksud Tono terbangun karena sikutan teman sebangkunya, “Saya, Pak?”, jawabnya
masih setengah tertidur.

“Iya coba kamu jelaskan tentang perubahan UUD selama ini dan apa yang dimaksud semua
peraturan diatur dalam UUD!”, sang guru mengulangi pertanyaannya.

 Krisis :

Saya tidak tahu pak tentang perubahan UUD.”,jawabnya asal. “Tapi saya bisa jelaskan mengapa
semua peraturan diatur dalam UUD.”

 Reaksi :

“Maksud kamu, coba jelaskan!”

 Koda :

“Kenapa semua peraturan diatur dalam UUD ya karena semua peraturan di Indonesia UUD alias
ujung-ujungnya duit.” Sontak suasana kelas pun menjadi ramai. Seluruh penghuni kelas tersebut,
tak terkecuali sang guru tertawa mendengar celetukan Tono.
Nama :

No. Absen :

Kelas :

Sekolah ‘Bertarif’ Internasional


Di sebuah sekolah, terlihat seorang guru tengah mengajar di sebuah ruang kelas. Sofa merupakan
salah satu murid di kelas tersebut.

“Sebelum mengakhiri pelajaran, ibu guru akan memberikan sedikit pengumuman.”, sontak
terdengar riuh tanda protes dari murid-murid.

“Tenang-tenang!”, sang guru kembali mengambil alih keadaan. “Ada kabar gembira, mulai
pelajaran tahun depan, sekolah kita akan menjadi SBI.”. Kelas pun kembali riuh setelah
mendengar pengumuman dari sang guru.

“Berarti sekolah kita bakal jadi sekolah bertaraf internasional, Bu?”, tanya seorang murid.

“Benar sekali. Seiring meningkatnya taraf sekolah kita, kita juga harus mempersiapkan hal-hal
untuk meningkatkan kapabilitas kita, baik itu dari staf pengajar maupun dari siswa-siswinya.
Kira-kira menurut kalian apa saja yang harus kita persiapkan?”, sang guru melemparkan
pertanyaan ke murid-muridnya.

“Kemampuan bahasa Inggris, Bu. Karena kalau sekolah kita menjadi SBI, maka bahasa
pengantar sehari-harinya menjadi bahasa Inggris, Bu.”, sahut salah seorang murid.

“Ya, benar sekali. Ada lagi yang menambahkan?”

“Harus nyiapin uang lebih banyak, Bu.”, celetuk Sofa dari baris belakang.

“Apa maksud kamu, Sofa?”, sang guru heran dengan jawaban muridnya.

“Ya iya, Bu. Kita harus mempersiapkan uang bayaran lebih banyak. Karena kalau sekolah kita
jadi SBI bukan cuma tarafnya yang internasional, tapi ‘tarifnya’ juga internasional.”

Tawa pun pecah di seluruh ruang kelas, sang guru pun hanya bisa menggelengkan kepala
menanggapi jawaban salah satu muridnya.
STRUKTUR

 Abstraksi :

Di sebuah sekolah, terlihat seorang guru tengah sebuah ruang kelas. Sofa merupakan salah satu
murid di kelas tersebut.

 Orientasi :

“Sebelum mengakhiri pelajaran, ibu guru akan memberikan sedikit pengumuman.”, sontak
terdengar riuh tanda protes dari murid-murid.

 Krisis :

“Tenang-tenang!”, sang guru kembali mengambil alih keadaan. “Ada kabar gembira, mulai
pelajaran tahun depan, sekolah kita akan menjadi SBI.”. Kelas pun kembali riuh setelah
mendengar pengumuman dari sang guru.

 Reaksi :

“Berarti sekolah kita bakal jadi sekolah bertaraf internasional, Bu?”, tanya seorang murid.

“Benar sekali. Seiring meningkatnya taraf sekolah kita, kita juga harus mempersiapkan hal-hal
untuk meningkatkan kapabilitas kita, baik itu dari staf pengajar maupun dari siswa-siswinya.
Kira-kira menurut kalian apa saja yang harus kita persiapkan?”, sang guru melemparkan
pertanyaan ke murid-muridnya.

“Harus nyiapin uang lebih banyak, Bu.”, celetuk Sofa dari baris belakang.

“Apa maksud kamu, Sofa?”, sang guru heran dengan jawaban muridnya.

 Koda :

“Ya iya, Bu. Kita harus mempersiapkan uang bayaran lebih banyak. Karena kalau sekolah kita
jadi SBI bukan cuma tarafnya yang internasional, tapi ‘tarifnya’ juga internasional.”Tawa pun
pecah di seluruh ruang kelas, sang guru pun hanya bisa menggelengkan kepala menanggapi
jawaban salah satu muridnya.

Anda mungkin juga menyukai