Anda di halaman 1dari 13

PT.

Globalindo Maintenance Management


Jl. Ir. H. Djuanda No. 34 Blok B16 & D3/D5. Megamall Ciputat, Tangerang, Banten, Indonesia
Telp : 021-74711780. Fax: 021-7495574. E-mail : info@gmm.co.id

MATERI DASAR
KEBIJAKAN RUMAH SAKIT DALAM PENGELOLAAN
PERALATAN MEDIK

A. PENDAHULUAN
Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di sarana
pelayanan kesehatan lainnya.
Oleh karenanya kondisi maupun fungsinya Peralatan kesehatan harus baik dan dapat
mendukung pelayanan kesehatan tersebut.
Untuk mencapai kondisi ini perlu adanya pengelolaan Peralatan dengan baik dan
terpadu, sejak perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan pemeliharaan.
Dengan demikian Peralatan kesehatan dan fasilitas pendukungnya akan berdaya guna
secara optimal dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Peralatan kesehatan merupakan investasi yang sangat mahal. Oleh karenanya harus
dikelola dengan baik dan dipertahankan tingkat kehandalannya.
Pengelolaan Peralatan di rumah sakit harus dilaksanakan oleh seluruh unit terkait
dengan melibatkan Manajemen rumah sakit.
Agar Peralatan dapat dikelola dengan baik diperlukan adanya kebijakan pemerintah,
dalam hal ini Manajemen rumah sakit dalam pengelolaan Peralatan. Kebijakan
pengelolaan alat diawali sejak perencanaan pengadaan sampai dengan proses
penghapusan.
Semua pihak yang terkait dengan pengelolaan Peralatan harus memahami kebijakan
ini dan melaksanakannya sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

B. TUJUAN
1. Setelah mengikuti pelatihan ini, Manajemen rumah sakit, Pejabat terkait,
penanggungjawab/pengelola unit pelayanan mampu melakukan pengelolaan
Peralatan dengan baik, dalam bidang
 Perencanaan Pengadaan dan Penerimaan Peralatan
 Pengelolaan Peralatan
 Pengawasan dan pembinaan
 Penyediaan anggaran
2. Setelah mengikuti pelatihan ini, teknisi mampu melaksanakan :
 Pengelolaan Peralatan dari aspek teknis
 Perencanaan pemeliharaan
 Pelayanan teknis
 Perencanaan dan Pengembangan Peralatan
3. Setelah mengikuti pelatihan ini, operator/pengguna alat mampu melaksanakan
 Perencanaan pengadaan Peralatan
 Pengelolaan Peralatan dari aspek operasional
 Pelayanan dengan penggunaan alat secara optimal
 Pemeliharaan harian

Materi Dasar 15
Kebijakan Rumah sakit Dalam Pengelolaan Peralatan Medik
PT. Globalindo Maintenance Management
Jl. Ir. H. Djuanda No. 34 Blok B16 & D3/D5. Megamall Ciputat, Tangerang, Banten, Indonesia
Telp : 021-74711780. Fax: 021-7495574. E-mail : info@gmm.co.id

C. SASARAN
1. Pelatihan dengan materi ini diikuti oleh :
a. Manajemen RS
b. Pejabat yang melakukan pengelolaan Peralatan
c. Pimpinan unit pelayanan/instalasi
d. Tenaga operator / pengguna alat
e. Teknisi pelaksana pemeliharaan / Teknisi elektromedis
f. Tenaga operator Peralatan non medis.

2. Dengan adanya kebijakan dalam pengelolaan Peralatan, diharapkan :


a. Pelayanan kesehatan akan meningkat
b. Peralatan dapat mencapai usia teknis yang diharapkan
c. Peralatan dapat dijamin kehandalannya.

KEBIJAKAN PERTAMA
Pengaduan Peralatan

1. Pengaduan Peralatan dilaksanakan sesuai Keppres no. 8 tahun 2006, tentang pengadaan
Peralatan dan jasa pada instansi Pemerintah.
2. Pengadaan Peralatan harus diawali dengan perencanaan yang baik, sehingga Peralatan
yang diadakan memenuhi progam fungsi, sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
3. Perencanaan melibatkan pengguna alat/user untuk penyusunan professional spec.
Penyusunan technical spec melibatkan unsur teknis.
4. Peralatan yang akan diadakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Memenuhi standar keselamatan
b. Telah memenuhi uji PRODUK dan uji TEKNIS, dibuktikan dengan sertifikat
c. Terdaftar pada Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
d. Teknologi pada saat sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
5. Harus disiapkan RKS, yang terdiri dari :
a. Ketentuan administrasi
( Perhatikan Keppres No. 8 Tahun 2006 )
b. Ketentuan teknis, meliputi :
 Catu daya listrik, 220 Volt
 Training bagi tenaga operator dan teknisi
 Masa garansi selama 1 tahun
 Penerimaan alat melalui proses uji fungsi dan uji coba
 Layanan Purna jual/penyediaan suku cadang selama 5 tahun
 Pemeliharaan selama ……… (sesuai kontrak)
 Pemasok memiliki work shop yang lengkap dengan teknisi yang professional
dalam jumlah yang cukup
 Peralatan memenuhi standar keselamatan.
6. Dalam menyusun perencanaan alat harus memperhatikan :
a. Beban kerja
b. Sarana dan prasarana yang tersedia di RS
Tugas penyiapan sarana, prasarana dan pra instalasi, disiapkan oleh teknisi

Materi Dasar 16
Kebijakan Rumah sakit Dalam Pengelolaan Peralatan Medik
PT. Globalindo Maintenance Management
Jl. Ir. H. Djuanda No. 34 Blok B16 & D3/D5. Megamall Ciputat, Tangerang, Banten, Indonesia
Telp : 021-74711780. Fax: 021-7495574. E-mail : info@gmm.co.id

c. SDM yang akan menggunakan alat


d. Anggaran pengadaan bahan operasional dan pemeliharaan.
7. Pengadaan Peralatan harus memperhatikan sinkronisasi antara :
a. Pengadaan alat
b. Penyiapan sarana dan prasarana
c. Penyiapan pra instalasi
d. Penyediaan SDM
Apabila sinkronisasi jadwal tidak tercapai, maka akan terjadi hal-hal sebagai berikut :
a. Alat tiba di RS, sarana belum siap, akibatnya alat disimpan di gudang, ada
kemungkinan alat rusak atau ada bagian alat yang hilang.
b. Alat tiba di RS, prasarana listrik, air, uap, gas medis tidak tersedia, akibatnya alat
tidak dapat difungsikan secara optimal, bahkan tidak dapat difungsikan.
c. Alat tiba di RS, pra instalasi tidak siap, akibatnya alat tidak dapat diinstalasi
d. Alat tiba di RS, telah diinstalasi dengan baik tetapi tenaga operator/pengguna alat
tidak siap, akibatnya alat tidak dioperasikan.
8. Dalam menyusun rencana pengadaan alat, pihak RS dapat memperoleh informasi dari:
a. RS lain yang telah lebih dahulu menggunakan alat yang serupa
b. Supplier yang menjadi agen tunggal merk tertentu di Indonesia
c. Melalui internet
d. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan atau Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan.
9. Muatan pada kontrak harus sesuai dengan muatan pada RKS. Oleh Karen itu RKS
harus sudah menampung semua aspirasi yang dikehendaki. Apabila didalam RKS tidak
tertulis secara lengkap, maka didalam kontrak pun akan terjadi demikian.
Contoh :Bila dikehendaki semua manual dalam bahasa Indonesia, maka pada RKS
harus ditulis semua manual (operation dan service manual) dalam Bahasa
Indonesia. Pada kontrak pun akan tertulis demikian.
10. Ketentuan mengenai supplier/pemasok
Supplier/pemasok pengadaan alat, sebaiknya agen tunggal untuk semua merk.
Apabila ada peraturan daerah mengenai supplier/pemasok alat, maka perusahaan daerah
tersebut harus mendapat dukungan dari agen tunggal.
Hal ini untuk kemudahan di kemudian hari, dalam hal :
a. Pengadaan bahan pemeliharaan/suku cadang/aksesori
b. Layanan teknis, bila ada kerusakan alat.
Pada kontrak dituliskan layanan purna jual selama 5 (lima) tahun. Akan tetapi bila
supplier/pemasok tidak memperoleh dukungan dari agen tunggal yang memiliki
kemampuan layanan teknis dan layanan purna jual, maka usia teknis alat tidak akan
mencapai usia yang dikehendaki (akan berhenti operasional dalam waktu pendek).

Materi Dasar 17
Kebijakan Rumah sakit Dalam Pengelolaan Peralatan Medik
PT. Globalindo Maintenance Management
Jl. Ir. H. Djuanda No. 34 Blok B16 & D3/D5. Megamall Ciputat, Tangerang, Banten, Indonesia
Telp : 021-74711780. Fax: 021-7495574. E-mail : info@gmm.co.id

KEBIJAKAN KEDUA
Penerimaan Peralatan
1. Proses penerimaan alat melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu :
a. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pemeriksaan secara visual, untuk mengecek :
 Kebenaran alat yang diterima, yaitu mencocokkan alat dengan
kontrak dan brosur.
 (Merk, Type/Model, Jumlah)
 Bagian-bagian alat
 Aksesori yang dipesan
 Dokumen teknis, terdiri dari :
- Certificate of Origin
- Test Certificate
- Manual (operation, service, installation, wiring/schematic diagram )
- Ijin operasional

Hasil dari pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh tim penilai :


a. Alat dapat diterima
b. Alat diterma dengan catatan
c. Alat tidak dapat diterima
Dengan hasil ini panitia penerima barang menyiapkan beriat acara serah terima
fisik.

b. Uji Fungsi
Peralatan yang diinstalasi secara permanen (missal : dental unit, X-ray unit,
operation lamp, gen set, washing machine, sterilizer, dll ) dilakukan pemeriksaan
instalasi. Apabila instalasi tidak sesuai dengan desain, maka supplier harus
melakukan perbaikan sebelum dilakukan uji fungsi.

Uji fungsi dilaksanakan sebagai berikut :


a. Pemeriksaan fungsi komponen/bagian alat (tombol, saklar, indicator, putaran motor,
pengereman, dll )
b. Kinerja/output
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap hasil keluaran dari alat (X-ray,
temperature, putaran, energi daya hisap, lux dari lampu, sistem perekam, dll)
Pada pengujian keluaran ini, supplier harus melakukan pengukuran, dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai dengan keluaran yang dihasilkan setiap jenis
alat.
c. Pengujian aspek keselamatan. Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap aspek
keselamatan, meliputi :
- Arus bocor
- Impedansi kabel pembumian
- Nilai tahanan hubungan pembumian (max. 5 ohm )
- Radiasi bocor dan paparan radiasi
- Anaesthesi gas scavenging sistem
- Kesetimbangan/balancing
- Sistem pengamanan tertentu

Materi Dasar 18
Kebijakan Rumah sakit Dalam Pengelolaan Peralatan Medik
PT. Globalindo Maintenance Management
Jl. Ir. H. Djuanda No. 34 Blok B16 & D3/D5. Megamall Ciputat, Tangerang, Banten, Indonesia
Telp : 021-74711780. Fax: 021-7495574. E-mail : info@gmm.co.id

Untuk melakukan pengujian aspek keselamatan, supplier juga harus menyediakan


Peralatan ukur.
Formulir yang digunakan untuk pemeriksaan dan pengujian, perhatikan lampiran.
Ketentuan mengenai tanggung jawab pihak terkait :
Tanggung jawab supplier alat :
- Menyediakan bahan operasional
- Menyediakan SDM yang mampu mengoperasikan alat dan mampu melakukan
pengukuran keluaran serta aspek keselamatan.
- Menyediakan alat kerja dan alat ukur
- Menyusun jadwal uji fungsi
- Menyiapkan formulir pemeriksaan dan pengujian yang telah diisi dengan data
yang tercantum pada kontrak dan lampiran kontrak.
Tanggung jawab pihak rumah sakit :
- Menyediakan prasarana penunjang yang diperlukan (listrik, air, uap, gas medis,
dll).
- Menyiapkan petugas, dalam hal ini tim penilai.
Apabila hasil uji fungsi, alat dinyatakan dapat diterima, maka panitia penerima
barang menyiapkan berita acara serah terima pertama.
c. Uji Coba
Tujuan uji coba, adalah :
1. Memberikan kesempatan kepada operator yang telah mengikuti training, untuk
membiasakan pengoperasian alat, dengan pasien / beban sesuai kebutuhan.
2. Mengetahui kemampuan fungsi dan kemampuan teknis alat
Uji coba dilaksanakan selama 3 bulan dan dihitung dari jumlah pemeriksaan :
300 foto/sample darah atau urine.
Tanggung jawab pihak rumah sakit :
1. Menyiapkan operator/pengguna alat
2. Menyiapkan bahan operasional
3. Menyiapkan prasarana penunjang
4. Menyiapkan tim penilai untuk memantau kegiatan uji coba alat.
Tanggung jawab supplier alat :
1. Memantau pengoperasian alat dan memberikan petunjuk kepada operator bila
terjadi kesalahan operasional alat.
2. Melakukan perbaikan bila ada alat yang mengalami kerusakan
Ketentuan alat yang diterima :
1. Jumlah sesuai kontrak
2. Merk, type/modal sesuai kontrak
3. Spesifikasi alat sesuai kontrak/brosur
4. Fungsi alat :
- Fungsi komponen/bagian alat baik
- Fungsi keluaran baik
- Aspek keselamatan baik
5. Aksesori lengkap dan baik
Bila pada akhir uji coba, semua ketentuan diatas terpenuhi dan telah dilaksanakan
training bagi operator/pengguna alat dan teknisi sesuai program, maka akan diterbitkan
berita acara serah terima kedua.

Materi Dasar 19
Kebijakan Rumah sakit Dalam Pengelolaan Peralatan Medik
PT. Globalindo Maintenance Management
Jl. Ir. H. Djuanda No. 34 Blok B16 & D3/D5. Megamall Ciputat, Tangerang, Banten, Indonesia
Telp : 021-74711780. Fax: 021-7495574. E-mail : info@gmm.co.id

2. Program Pelatihan
.12 Materi pelatihan bagi tenaga operator/pengguna alat adalah :
a. Prosedur penggunaan alat yang benar dan aman
b. Pengoperasian alat secara optimal
c. Aspek keselamatan
d. Pemeliharaan harian, penyimpanan alat dan penggantian bahan operasional
serta bahan habis pakai
e. Penyusunan protap pengoperasian alat (S.O.P)

2.2 Materi pelatihan bagi teknisi :


a. Cara pengoperasian alat
b. Penjelasan fungsi masing-masing bagian alat
c. Penyusunan program pemeliharaan berkala
d. Pelaksanaan pemeliharaan berkala
e. Perbaikan ringan
f. Pengenalan dan penggantian suku cadang
g. Penyusunan Protap Pemantauan Fungsi, Protap Pemeliharaan dan Protap
Perbaikan.
Pada pelatihan ini, operator dan teknisi harus diberi kesempatan untuk melakukan
praktek pengoperasian dan pemeliharaan/perbaikan ringan.
Tahap akhir dari penerimaan alat adalah kalibrasi oleh institusi penguji/BPFK.
Tujuannya adalah untuk menguji kelaikan alat. Bila dinyatakan “laik pakai”, maka pada
setiap alat akan ditempelkan label laik pakai dan diberikan sertifikat kalibrasi.
Anggaran kalibrasi dibebankan kepada supplier alat.

KEBIJAKAN KETIGA
Pengelolaan alat
1. Alat diberi nomor inventarisasi dan dicatat pada daftar inventarisasi kekayaan milik
Negara. Tugas ini dilaksanakan oleh bendaharawan barang atau petugas yang
mengelola barang di rumah sakit.
2. Alat diserahkan kepada unit pelayanan/instalasi yang akan menggunakan alat.
Penyerahan alat dengan berita acara serah terima. Sejak saat itu, tanggung jawab
pengelolaan (penyediaan bahan operasional, penggunaan dan penyimpanan) menjadi
tanggungjawab kepala unit/instalasi yang bersangkutan.
3. Alat dicatat di IPS-RS pada daftar inventarisasi peralatan dan menjadi beban kerja
pemeliharaan. Sejak saat itu, alat dimasukkan dalam program pemeliharaan berkala.
4. Keberadaan alat baru tersebut harus diinformasikan kepada seluruh unit
pelayanan/instalasi yang ada di rumah sakit.

Materi Dasar 20
Kebijakan Rumah sakit Dalam Pengelolaan Peralatan Medik
PT. Globalindo Maintenance Management
Jl. Ir. H. Djuanda No. 34 Blok B16 & D3/D5. Megamall Ciputat, Tangerang, Banten, Indonesia
Telp : 021-74711780. Fax: 021-7495574. E-mail : info@gmm.co.id

UNIT KERJA YANG TERKAIT DALAM PENGELOLAAN ALAT

Manajemen RS
Bagian
Bendaharawan
Farmasi
Barang

Bagian Unit Pelayanan /


Rumah Tangga ALAT Operator

Bagian
Keuangan IPS RS /
Teknisi

Keterkaitan setiap unit kerja adalah sebagai berikut :


1. Manajemen RS
a. Bertanggung jawab terhadap operasional alat
b. Mengevaluasi pengelolaan alat
c. Mengevaluasi pelayanan kesehatan di rumah sakit dengan penggunaan alat
d. Mengalokasikan anggaran rumah sakit untuk pengadaan bahan operasioanl dan
pemeliharaan alat.

2. Bendaharawan barang
a. Melakukan invetarisasi barang milik Negara yang ada di rumah sakit
b. Menyusun daftar inventarisasi barang milik Negara setiap tahun

3. Unit Pelayanan
a. Mengoperasikan alat untuk pelayanan kesehatan di rumah sakit sesuai protap
b. Menyusun protap pelayanan dan protap pengoperasian alat
c. Mengusulkan anggaran pengadaan bahan operasional
d. Menyiapkan tenaga operator/pengguna alat yang professional

4. IPS – RS /Teknisi
a. Melakukan inventarisasi Peralatan, yang terkait dengan pemeliharaan alat
b. Menyusun program pemeliharaan
c. Menyusun daftar keagenan alat, untuk pengadaan bahan pemeliharaan, suku cadang
dan pelayanan teknis oleh pihak III
d. Melaksanakan program pemeliharaan dan pelayanan teknis
e. Menyusun laporan secara berkala mengenai kondisi alat, kegiatan pelayanan teknis
dan menyerahkan kepada manajemen RS
f. Mengusulkan anggaran pengadaan bahan pemeliharaan, suku cadang dan kalibrasi

Materi Dasar 21
Kebijakan Rumah sakit Dalam Pengelolaan Peralatan Medik
PT. Globalindo Maintenance Management
Jl. Ir. H. Djuanda No. 34 Blok B16 & D3/D5. Megamall Ciputat, Tangerang, Banten, Indonesia
Telp : 021-74711780. Fax: 021-7495574. E-mail : info@gmm.co.id

g. Mengusahakan agar alat selalu dalam kondisi laik pakai handal dan dapat mencapai
usia teknis.

5. Bagian Keuangan
a. Penyiapan anggaran sesuai usulan unit pelayanan dan IPS RS

6. Bagian Rumah Tangga


a. Pengadaan bahan pemeliharaan dan suku cadang
b. Penyimpanan dan distribusi pemeliharaan dan suku cadang

7. Bagian Farmasi
a. Pengadaan bahan operasional
b. Penyimpanan dan distribusi bahan operasional

Apabila seluruh unsur terkait memberikan perhatian dan melaksanakan tugas sesuai
kewenangan, maka alat akan dapat dioperasikan untuk menunjang Peralatan kesehatan
di rumah sakit dan alat akan mencapai usia teknis.

KEBIJAKAN KEEMPAT
Pemanfaatan Alat
1. Setelah alat yang direncanakan tiba dan diterima di rumah sakit, maka secepatnya alat
tersebut difungsikan untuk peningkatan pelayanan. Pengadaan alat didasari oleh
beberapa faktor, antara lain :
a. Sebagai alat pengganti dari alat lama yang dinyatakan sudah tidak efisien atau
teknologi telah tertinggal (USG black and white, meja operasi yang statis, lampu
operasi yang intensitas cahayanya kecil, dll)
b. Peningkatan pelayanan
c. Penambahan alat karena beban kerja tinggi. Pengoperasian alat dilakukan oleh
operator/pengguna alat yang telah mengikuti pelatihan dan mampu untuk
mengoperasikan alat kesehatan. Kesalahan dalam pengoperasian alat dapat
mengakibatkan dampak negatife, yaitu :
- Alat mengalami kerusakan, karena salah prosedur
- Hasil pemeriksaan tidak seperti yang diharapkan
- Harus dilakukan pemeriksaan ulang, untuk pemeriksaan dengan radiasi, hal ini
akan merugikan pasien dan operator, karena dosis radiasi yang diterima lebih
besar dari dosis yang seharusnya.
2. Setiap alat dilengkapi dengan protap (Standard Operation Prosedur/SOP).
Pengoperasian alat harus sesuai dengan protap. Selain protap pengoperasian alat, harus
ada protap pelayanan yang dimengerti dan dipahami oleh seluruh petugas yang terlibat
dengan kegiatan di unit pelayanan tersebut.
3. Menyiapkan bahan operasional. Unit pelayanan yang mengelola alat harus menyiapkan
bahan operasional bagi setiap alat. Sehingga pengoperasian alat dapat dilaksanakan
secara berkesinambungan. Pengadaan bahan operasioanl dapat dilaksanakan oleh unit
lain (contoh : oleh bagian farmasi). Adapun mengenai jenis dan jumlah, diusulkan oleh
unit kerja yang bersangkutan.
4. Menyiapkan tarif pelayanan. Guna menghadapi era globalisasi dan perubahn status
rumah sakit untuk mampu “MANDIRI”, maka Manajemen rumah sakit harus

Materi Dasar 22
Kebijakan Rumah sakit Dalam Pengelolaan Peralatan Medik
PT. Globalindo Maintenance Management
Jl. Ir. H. Djuanda No. 34 Blok B16 & D3/D5. Megamall Ciputat, Tangerang, Banten, Indonesia
Telp : 021-74711780. Fax: 021-7495574. E-mail : info@gmm.co.id

menyiapkan tariff pelayanan yang mencakup semau aspek pembiayaan. Tarif pelayanan
harus mencakup beberapa aspek, sebagai berikut :
a. Bahan operasional
b. Jasa pelayanan
b.1 Dokter
b.2 Perawat
b.3 Teknisi
b.4 Tenaga Lain
c. Kebutuhan prasarana
c.1 Listrik ( beban tetap dan konsumsi daya)
c.2 Air bersih
c.3 Gas medis
c.4 Uap
d. Pemeliharaan
d.1 Preventif (bahan pemeliharaan)
d.2 Korektif (penggantian komponen, diprediksi usia komponen)
d.3 Investasi (penggantian alat, diprediksi usia alat)
e. Kalibrasi (1 tahun sekali, pola tarif)
f. Fasilitas penunjang :
f.1 AC (Service,Freon,kompresor)
f.2 TV
f.3 Listrik
g. Bahan administrasi
g.1 formulir/kwitansi
g.2 amplop
h. Keuntungan RS
i. Pajak (sesuai ketentuan yang berlaku)

Dengan memperhitungkan pola tarif pelayanan mencakup semua komponen


pembiayaan maka komponen pembiayaan yang diperlukan oleh teknisi untuk
melaksanakan pemeliharaan dapat terpenuhi.

KEBIJAKAN KELIMA
Pemeliharaan
1. Dukungan Manajemen Rumah Sakit kepada Teknisi IPS RS
a. Melibatkan pengembangan Rumah Sakit
- Rencana pengembangan Rumah Sakit
- Pengadaan Alat
- Penerimaan Alat
- Pengelolaan Alat
b. Mengundang Teknisi IPS RS harid pada rapat rutin dengan kepala unit
Pelayanan/Instalasi
c. Memberikan kesempatan kepada teknisi untuk bersaing dengan pihak kteiga dalam
perbaikan alat.
d. Meningkatkan kemampuan teknisi melalui :
- Pendidikan lanjutan
- Pelatihan Manajemen dan Teknis
e. Mengevaluasi prestasi kerja IPS RS melalui laporan (pembinaan)
f. Penyediaan anggaran untuk :

Materi Dasar 23
Kebijakan Rumah sakit Dalam Pengelolaan Peralatan Medik
PT. Globalindo Maintenance Management
Jl. Ir. H. Djuanda No. 34 Blok B16 & D3/D5. Megamall Ciputat, Tangerang, Banten, Indonesia
Telp : 021-74711780. Fax: 021-7495574. E-mail : info@gmm.co.id

- Pemeliharaan dan perbaikan alat


- Pengadaan fasilitas kerja IPS RS
Tanpa adanya dukungan dari manajemen Rumah Sakit seperti tersebut diatas, maka
dapat dipastikan kegiatan teknisi IPS RS dalam pemeliharaan alat tidak akan optimal
sebagaimana diharapkan.

2. Pemeliharaan Alat
Menyusun program pemeliharaan
a. Perencanaan
IPS – RS harus mengurus perencanaan pemeliharaan. Untuk dapat menyusun
perencanaan, IPS – RS harus memiliki daftar inventarisasi peralatan.
Dengan memperhatikan kemampuan teknis, meliputi :
- SDM, yaitu :
o Jumlah teknisi
o Kemampuan teknis
o Pelatihan yang pernah diikuti
o Pengalaman kerja
- Fasilitas kerja
- Dokumen teknis
Maka IPS – RS harus menyusun perencanaan untuk 1 tahun kedepan, meliputi :
- Jadwal pemantauan fungsi
- Jadwal pemeliharaan berkala
- Penyiapan bahan pemeliharaan yang diperlukan untuk setiap alat selama 1 tahun
- Penyiapan suku cadang/aksesoris yang diperlukan untuk perbaikan alat yang
mengalami kerusakan (pemeliharaan korektif terencana)
Usulan tersebut dituangkan ke dalam rencana anggaran dan diusulkan kepada
Manajemen rumah sakit, melalui Kepala Bagian Keuangan/Kepala Bagian
Sekretariat.
b. Penyiapan fasilitas kerja
Fasilitas kerja yang diperlukan untuk menunjang pelayanan teknis, meliputi :
- Alat kerja
- Tool set
- Alat kerja mekanik
- Alat ukur
- Dokumen teknis, terdiri dari :
- Protap pemantauan fungsi dan lembar kerja
- Protap pemeliharaan dan lembar kerja
- Protap perbaikan dan lembar kerja
- Operatioan manual
- Service manual
- Schematic/wiring diagram
- Formulir laporan
- Alat Bantu
- Tangga
- Trolley

Materi Dasar 24
Kebijakan Rumah sakit Dalam Pengelolaan Peralatan Medik
PT. Globalindo Maintenance Management
Jl. Ir. H. Djuanda No. 34 Blok B16 & D3/D5. Megamall Ciputat, Tangerang, Banten, Indonesia
Telp : 021-74711780. Fax: 021-7495574. E-mail : info@gmm.co.id

3. Pelakasanan Pemeliharaan
Berdasarkan program yang telah disusun dan disetujui oleh Manajemen Rumah Sakit,
IPS – RS menyiapkan teknisi yang akan melaksanakan program tersebut. Pada tahap
awal, kemungkinan IPS-RS belum mampu melaksanakn pelayanan teknis untuk
seluruh alat yang dmiliki. Hal ini perlu mendapat perhatian dari Manajemen rumah
sakit dan semua unit terkait, untuk dievaluasi dan dicari solusi yang tepat.
Pelaksanaan pelayanan teknis, terdiri dari : Pemantauan fungsi, pemeliharaan berkala
dan perbaikan alat harus mengikuti protap yang telah disusun.

4. Pelaporan
Setiap kegiatan pelayan teknis harus dilengkapi dengan pelaporan yang dapat
dimengerti baik oleh pemberi tugas, Manajemen Rumah Sakit, maupun unit pelayanan
terkait.
Jenis laporan, antara lain :
- Kartu pemeliharaan alat
- Catatan pemeliharan alat
- Laporan kerja pemeliharaan preventif
- Laporan kerja pemeliharaan korektif
- Laporan hasil pemantauan fungsi
- Laporan Penggunaan Bahan Pemeliharaan / Suku Cadang
Setiap laporan harus disimpan di bagian arsip IPS – RS
5. Pembinaan teknis kepada operator. Salah satu tugas teknisi IPS-RS adalah memberikan
pembinaan teknis kepada operator/pengguna alat, dalam hal :
a. Pemeliharaan harian
Salah satu jenis pemeliharaan berkala adalah : “Pemeliharaan harian.” Tugas ini
diserahkan kepada operator/pengguna, berupa : melakukan pembersihan alat bagian
luar dan dilaksanakan setiap hari sebelum alat digunakan untuk pelayan. Gunakan
bahan pembersih yang benar.
b. Aspek Keselamatan
Dalam mengoperasikan alat, operator harus memperhatikan aspek keselamatan bagi
pasien dan petugas, terhadap semua kemungkinan yang dapat terjadi. Aspek
keselamatan yang harus diperhatikan, meliputi :
1. Bahaya listrik
2. Bahaya radiasi
3. Bahaya mekanik
4. Bahaya terhadap bahan kimia

Bila aspek keselamatan tersebut diperhatikan dengan baik, maka pelayanan kesehatan
akan dapat dilaksanakan seoptimal mungkin.

KEBIJAKAN KEENAM
Pengujian dan Kalibrasi
1. Landasan Hukum
Peraturan Menteri Kesehatan No. 363/Menkes/Per/IV/1998 tentang Pengujian dan
Kalibrasi Alat Kesehatan. Dengan adanya permenkes tersebut, maka setiap alat yang

Materi Dasar 25
Kebijakan Rumah sakit Dalam Pengelolaan Peralatan Medik
PT. Globalindo Maintenance Management
Jl. Ir. H. Djuanda No. 34 Blok B16 & D3/D5. Megamall Ciputat, Tangerang, Banten, Indonesia
Telp : 021-74711780. Fax: 021-7495574. E-mail : info@gmm.co.id

digunakan untuk pelayanan harus dilakukan pengujian dan kalibrasi sekurang-


kurangnya 1 tahun sekali.
2. Pelaksanaan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
Yang diperkenankan untuk melaksanakan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan adalah
institusi penguji. Institusi penguji milik pemerintah saat ini ada 4 BPFK (Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan), yaitu :
- BPFK Jakarta
- BPFK Surabaya
- BPFK Medan
- BPFK Makassar
Setiap alat yang telah dikalibrasi akan diberi label “LAIK PAKAI” atau “TIDAK LAIK
PAKAI” serta sertifikat kalibrasi.

3. Tugas dan Kewajiban rumah sakit, selaku pengguna alat :


a. Menyusun rencana pengujian dan kalibrasi alat kesehatan yang dimiliki.
- Dari daftar inventarisasi Peralatan yang ada di IPS-RS, dapat dikelompokkan
alat yang mendapat prioritas untuk dilakukan pengujian dan kalibrasi.
- Skala prioritas didasarkan pada :
 Alat life saving
 Alat yang beresiko dalam pengoperasiannya
 Alat kesehatan lainnya
b. Mengusulkan anggaran yang diperlukan untuk kegiatan pengujian dan kalibrasi.
Komponen anggaran pengujian dan kalibrasi terdiri dari :
- Biaya transportasi dari BPFK ke RS (P.P)
- Biaya akomodasi teknisi selama berada di rumah sakit (berdasarkan lumpsum)
- Tarif pelayanan pengujian dan kalibrasi
Biaya pengujian/kalibrasi sudah termasuk dalam tariff pelayanan.
c. Setelah tersedia anggaran, hubungi BPFK, atau laboratorium kalibrasi swasta agar
dijadwalkan waktu pelaksanaan pengujian dan kalibrasi. Kirimkan daftar alat yang
dimintakan pelayanan kalibrasi.
d. Setelah pelayanan pengujian dan kalibrasi selesai, setiap alat akan mendapat label
dan sertifikat. Pasang label pada alat, sehingga masyarakat pelanggan dapat melihat
label tersebut dan mengetahui bahwa alat yang digunakan telah dikalibrasi dan laik
pakai.

KEBIJAKAN KETUJUH
Penghapusan Barang
1. Penghapusan Barang Milik Negara dilaksanakan berdasarkan :
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI No. : 470/MK.01/1994
2. Pertimbangan untuk penghapusan Barang :
a. Pertimbangan Teknis :
- Secara fisik barang tidak dapat digunakan lagi, akibat RUSAK dan tidak
ekonomis bila diperbaiki.
- Secara teknis tidak dapat dipergunakan lagi akibat moderenisasi/kemajuan
teknologi.

Materi Dasar 26
Kebijakan Rumah sakit Dalam Pengelolaan Peralatan Medik
PT. Globalindo Maintenance Management
Jl. Ir. H. Djuanda No. 34 Blok B16 & D3/D5. Megamall Ciputat, Tangerang, Banten, Indonesia
Telp : 021-74711780. Fax: 021-7495574. E-mail : info@gmm.co.id

b. Pertimbangan Ekonomis
- Secara ekonomis lebih menguntungkan bagi Negara apabila barang dihapus,
karena biaya operasional dan pemeliharaan lebih dari manfaat yang diperoleh.
3. Siapa yang melaksanakan proses penghapusan Barang ?
Proses penghapusan barang dilaksanakan oleh :
PANITIA penghapusan yang terdiri dari :
Unsur satuan kerja yang membidangi : Perlengkapan, Umum dan Keuangan
Dapat mengikutsertakan unsur teknis atau tenaga ahli dari instasi lain yang terkait.
4. Tugas Panitia Penghapusan
a. Menginventarisir/meneliti Barang yang akan dihapus
b. Menilai kondisi fisik barang
c. Menetapkan perkiraan nilai barang
d. Membuat berita acara penilain / pemeriksaan
e. Menyelesaikan kelengkapan administrasi usulan penghapusan barang.
f. Mengajukan usulan penghapusan barang kepada pejabat yang berwenang.
5. Tindak Lanjut dari Penghapusan Barang :
a. Dijual
b. Dipertukarkan
c. Dihibahkan
d. Dijadikan penyertaan modal pemerintah
e. Dimusnahkan
Setelah permohonan penghapusan barang disetujui oleh Departemen Keuangan, maka
panitia penghapusan memproses tindak lanjut dan hasilnya dilaporkan kepada Departemen
Keuangan.

Materi Dasar 27
Kebijakan Rumah sakit Dalam Pengelolaan Peralatan Medik

Anda mungkin juga menyukai