Anda di halaman 1dari 32

8 Prinsip Prinsip Seni Rupa dan

Penjelasannya Lengkap
Suatu karya seni rupa dikatakan memiliki nilai seni atau nilai estetika karena beberapa unsur
yang dimilikinya. Unsur-unsur seni rupa tersebut meliputi garis, bidang, bentuk, tekstur, warna,
pencahayaan, dan lain sebagainya. Namun, tahukah Anda jika keindahan dari penggabungan
unsur-unsur seni rupa tersebut sebetulnya tidak akan terlepas dari beberapa prinsip dasar yang
menunjang dalam segala bentuk karya seni rupa. Apa saja prinsip prinsip seni rupa tersebut?
Berikut akan kita bahas jawabannya pada artikel kali ini.

Prinsip Prinsip Seni Rupa


Prinsip seni rupa adalah prinsip yang menunjang bagaimana beberapa unsur dalam sebuah karya
digabungkan sehingga memiliki nilai seni. Prinsip-prinsip seni rupa tersebut sedikitnya ada 8,
yaitu kesatuan, keselarasan, penekanan, irama, gradasi, proporsi, komposisi, dan keseimbangan.
[BACA JUGA : Tokoh Seni Rupa Indonesia]

1. Kesatuan

Kesatuan atau unity adalah prinsip yang menunjang bagaimana unsur-unsur dalam seni rupa
saling berpadu satu sama lain sehingga saling menunjang dalam membangun sebuah komposisi
yang menarik dan indah. Di antara prinsip prinsip seni rupa yang lain, kesatuan adalah modal
awal yang harus ditunjang oleh prinsip lainnya sehingga dapat menjadikan sebuah karya seni
bernilai estetis.
2. Keselarasan

Suatu kesatuan unsur-unsur karya seni rupa hanya akan dikatakan indah dan memiliki nilai
estetis bila mereka berpadu dengan selaras. Keselarasan atau harmonis adalah kaitan kedekatan
unsur-unsur yang berbeda baik bentuk, pencahayaan, warna dalam menciptakan suatu keindahan.

3. Penekanan

Penekanan atau kontras adalah prinsip yang mendasari kesan perbedaan dari dua unsur yang
berlawanan dan saling berdekatan. Penekanan akan membuat sebuah karya seni tidak bersifat
monoton. Dengan memberikan perbedaan yang mencolok pada bentuk, warna, dan ukuran
sebuah karya seni akan terlihat lebih menarik.

4. Irama

Irama atau rythm adalah prinsip yang mendasari pengulangan satu atau lebih unsur secara
teratur. Pengulangan unsur-unsur seni rupa yang diatur bisa berupa garis, bentuk, atau variasi
warna. Pengulangan yang sama akan terasa statis, sedangkan pengulangan yang dilakukan secara
bervariasi akan menghasilkan irama harmonis yang dapat meningkatkan nilai estetika dari karya
seni yang dibuat. [BACA JUGA : Macam Macam Seni Rupa]

5. Gradasi

Gradasi adalah susunan warna yang didasari pada tingkatan tertentu pada sebuah karya seni. Di
antara prinsip prinsip seni rupa, gradasi merupakan prinsip yang paling sering diterapkan dalam
pembuatan mozaik, karikatur, lukisan, dan seni rupa 2 dimensi lainnya. Gradasi akan membuat
sebuah karya menjadi lebih hidup.

6. Kesebandingan

Kesebandingan atau proporsi adalah prinsip seni rupa yang mengacu pada keteraturan dan
penyesuaian dari wujud karya seni rupa yang diciptakan. Sebagai contoh, ketika hendak
membuat lukisan manusia, pelukis harus pandai menyesuaikan ukuran antara mata, hidung,
mulut, alis, dagu dan bagian tubuh lainnya agar selaras. Begitu pun dalam proses pembuatan
karikatur. Ukuran-ukuran dari unsur seni rupa yang terdapat di dalamnya harus berada dalam
perbandingan yang proporsional.

7. Komposisi

Di antara prinsip prinsip seni rupa yang lain, komposisi menjadi prinsip yang paling penting
dalam mendasari keindahan dari sebuah karya seni. Komposisi sendiri merupakan organisasi dari
unsur-unsur seni rupa yang disusun menjadi teratur, serasi, dan menarik.
8. Keseimbangan

Dan prinsip yang terakhir adalah keseimbangan atau balance. Keseimbangan adalah prinsip yang
bertanggung jawab pada kesan dari suatu susunan unsur-unsur seni rupa. Unsur-unsur seni rupa
yang diatur sedemikian rupa melalui prinsip kesemibangan akan menjadi daya tarik bagi para
penikmat karya seni.

Nah, demikianlah prinsip prinsip seni rupa dan penjelasan yang dapat kami sampaikan. Ketika
hendak membuat sebuah karya seni, pastikan Anda memperhatikan ke delapan prinsip tersebut
jika ingin karya seni yang berhasil dibuat menjadi tampak indah dan menarik. Semoga
bermanfaat.
TEKNIK TEKNIK MENGGAMBAR

1. Teknik Pointilis
Teknik pointilis adalah cara atau teknik menggambar atau melukis dengan
menggunakan titik-titik hingga membentuk suatu objek. Pointilisme adalah teknik
lukisan di mana tersusun/terbentuk dari titik kecil, titik-titik yang berbeda dari warna
diterapkan dalam pola untuk membentuk sebuah gambar. Georges Seurat
mengembangkan teknik ini pada tahun 1886, bercabang dari Impresionisme . Para
Pointillism Istilah ini pertama kali diciptakan oleh kritikus seni di akhir 1880-an untuk
mengolok-olok karya-karya para seniman, dan sekarang digunakan tanpa konotasi
sebelumnya mengejek nya.

Teknik melukis yang digunakan untuk warna pointillist pencampuran dengan


mengorbankan dari sapuan kuas tradisional yang digunakan untuk menggambarkan
tekstur .
Mayoritas pointilisme dilakukan dalam cat minyak. Apa saja dapat digunakan
sebenarnya, misalnya drawing pen, tetapi minyak yang lebih disukai.

Contoh teknik pointilis

2. Teknik Dussel (Gosok)


Teknik dussel adalah teknik menggambar dengan cara menggosok sehingga
menimbulkan kesan gelap-terang atau tebal-tipis. Alat yang bisa digunakan, antara lain
pensil, krayon, dan konte.
Teknik menggambar ini menggunakan bantuan kapas atau alat khusus yang berupa
gulungan kertas (bentuknya mirip pensil), bahkan jari-jari kitapun dapat digunakan
untuk teknik menggambar yang satu ini. Pada teknik ini stroke/garis akan dihilangkan
atau dihaluskan dengan cara digosok-gosok (dusel). Yang paling cocok untuk teknik
menggambar ini adalah menggunakan jenis pensil yang lunak ( 2B ke atas) atau konte
dan krayon. Perhatikan gambar dibawah ini!

Contoh teknik dussel (gosok)

3. Teknik Siluet (Blok)


Teknik siluet adalah teknik menutup objek gambar dengan menggunakan satu warna
sehingga menimbulkan kesan balok.Gambar yang dibuat dengan bentuk menyeluruh
secara blok pada bentuk yang diinginkan/disekitarnya. teknik siluet ada 2 macam, yaitu
:
1. Siluet Positif
menggambar dengan memberikan warna/blok pada bentuk yang diinginkan

2. Siluet Negatif
menggambar dengan memberikan warna/blok di sekitar/sekeliling bentuk yang
anda inginkan
Contoh teknik siluet (blok)

4. Teknik Arsir
Teknik asir dibuat dengan cara menggoreskan pensil, spidol, tinta, atau alat lain berupa
garis-garis berulang yang membuat kesan gelap-terang, gradasi, atau kesan dimensi.
Teknik mengambar arsir lebih menekankan pada kekauatan garis (stroke). Dilakukan
berulang-ulang secara sejajar maupun tumpang berpotongan, hal ini dilakukan untuk
memberikan kesan gelap. Atau dapat dilakukan secara sejajar dengan memperhatikan
kerapatannya saja, apabila dilakukan dengan rapat menyebabkan kesan gelap dan
sebaliknya. Atau menggunakan tekanan yang ringan dan kuat dilakukan secara
diulang-ulang. Alat yang digunakan biasanya pensil, spidol, crayon, konte, kapur, arang,
dll.

Contoh teknik arsir menggunakan pensil


5. Teknik Aquarel (Sapuan Basah)
Teknik aquarel dapat menggunakan bahan dengan campuran air di kertas, kain, atau
bidang lain. Bila menggunakan bidang gambar berupa kertas maka dapat
menggunakan cat air, cat poster, atau tinta bak. Teknik menggambar ini menggunakan
media basah agar supaya menghasilkan warna yang transparan. Kertas gambar
sebelum dilakukna proses menggambar paling bagus yang harus dibasahi agar cat
cepat menyebar. Atau dibuat lembab. Alat yang cocok adalah menggunakan kuas.
Dilakukan secara berulang-ulang dan menumpuk agar menghasilkan warna tua atau
gelap. Teknik menggambar yang satu ini memang membutuhkan kemampuan khusus
dalam penguasaan alat kuas. Gambar dari teknik ini memiliki karakter khusus dan
karena bahan warnanya cat air atau acrylik maka warna yang dihasilkan memeng
tampak cemerlang kalau dibandingkan crayon.

Contoh gambar dengan teknik aquarel (sapuan basah)


Cara Membandingkan Pecahan
Membandingkan pecahan berarti melihat dua pecahan dan menentukan mana yang lebih besar.
Untuk membandingkan pecahan, yang harus dilakukan hanyalah membuat kedua pecahan
memiliki penyebut yang sama, lalu melihat pecahan mana yang memiliki pembilang yang lebih
besar -- cara tersebut memungkinkan Anda mengetahui pecahan mana yang lebih besar. Bagian
yang agak sulit adalah mengubah pecahan agar memiliki penyebut yang sama; namun tidak
sangat sulit. Jika ingin mengetahui cara membandingkan pecahan, ikuti saja langkah-langkah
berikut ini.

Langkah

1.

Lihat apakah kedua pecahan memiliki penyebut yang sama atau tidak. Itu merupakan langkah
pertama dalam membandingkan pecahan. Penyebut adalah bilangan di bagian bawah pecahan,
sedangkan pembilang adalah bilangan di bagian atas. Misalnya, pecahan 5/7 dan 9/13 tidak
memiliki penyebut yang sama, karena 7 tidak sama dengan 13. Jadi, Anda harus melakukan
beberapa langkah untuk dapat membandingkan kedua pecahan tersebut.[1]

o Jika penyebut kedua pecahan sudah sama, yang harus dilakukan hanyalah melihat
pembilang untuk mengetahui pecahan mana yang lebih besar. Misalnya, saat
membandingkan pecahan 5/12 dan 7/12, tampak bahwa 7/12 lebih besar dari 5/12,
karena 7 lebih besar dari 5.
2.

Temukan penyebut bersama. Untuk dapat membandingkan pecahan, Anda harus menemukan
penyebut bersama, agar dapat diketahui pecahan mana yang lebih besar. Jika melakukan
penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan penyebut yang berbeda, paling baik
menemukan penyebut bersama terkecil. Tetapi karena hanya membandingkan pecahan, Anda
dapat mengambil jalan pintas, dan mengalikan penyebut kedua pecahan untuk menemukan
penyebut bersama.

o 7 x 13 = 91. Jadi, penyebut yang baru adalah 91.


3.

Ubah pembilang kedua pecahan. Sekarang karena penyebut sudah diubah, pembilang juga
perlu diubah, agar nilai pecahan tetap sama. Untuk itu, Anda harus mengalikan pembilang setiap
pecahan dengan bilangan yang sama yang digunakan untuk mengalikan penyebut yang
kemudian menghasilkan bilangan 91. Berikut ini caranya:

o Pada pecahan asli 5/7, Anda mengalikan 7 dengan 13 untuk mendapatkan penyebut
yang baru, yaitu 91. Jadi, Anda perlu mengalikan 5 dengan 13 untuk mendapatkan
pembilang yang baru. Pada dasarnya, Anda mengalikan pembilang maupun penyebut
dengan pecahan 13/13 (yang sama dengan 1). 5/7 x 13/13 = 65/91.
o Pada pecahan asli 9/13, Anda mengalikan 13 dengan 7 untuk mendapatkan penyebut
yang baru, yaitu 91. Jadi, Anda perlu mengalikan 9 dengan 7 untuk mendapatkan
pembilang yang baru. 9 x 7 = 63. Jadi, pecahan yang baru yaitu 63/91.
4.

Bandingkan pembilang kedua pecahan. Pecahan yang memiliki pembilang yang lebih besar
adalah pecahan yang lebih besar. Jadi, pecahan 65/91 lebih besar dari 63/91 karena 65 lebih
besar dari 63. Itu berarti, pecahan asli 5/7 lebih besar dari 9/13.
Membandingkan Bilangan Bulat
Misalkan kita diberikan dua buah bilangan bulat yaitu A = 6.584.678.656 dan B =
6.473.263.749. masalahnya sekarang bagaimanakah cara kita membandingkan kedua bilangan
tersebut?.

Untuk menentukan bilangan yang lebih besar ataupun lebih kecil umumnya kita
menggunakan garis bilangan sebagai indikator. dengan ketentuan : dari kiri ke kanan merupakan
urutan kecil ke besar.

Also Read:

 Pengertian kombinasi

Misal kita perhatikan garis bilangan di atas. berdasarkan garis bilangan tersebut -6 (dibaca :
Negatif 6) merupakan angka yang paling kecil. sedangkan angka 7 merupakan angka yang paling
besar.

jadi jika dibandingkan : -6 lebih kecil atau kurang dari -3 ( ditulis -6 < -3) karena urutan -6 lebih
di kiri dari -3. dan 3 lebih kecil atau kurang dari 6 ditulis 3 < 6. dan tentunya dengan alasan yang
sama pula yaitu 3 letaknya di kiri daripada 6 pada garis bilangan.
Operasi Hitung Bilangan Bulat
Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Pada Bilangan Bulat

Operasi hitung penjumlahan pada bilangan bulat dapat menggunakan alat bantu berupa :

1. Mistar hitung
Mistar hitung adalah alat bantu untuk menghitung penjumlahan pada bilangan bulat yang
dapat dibuat sendiri dari kertas karton. Mistar hitung yang akan digunakan terdiri dari dua
buah mistar dengan skala yang sama dan terdiri dari bilangan bulat, yaitu bilangan bulat
negatif, nol dan bilangan bulat positif.

2. Garis Bilangan
Sebuah garis bilangan dapat digunakan untuk membantu penjumlahan pada bilangan
bulat.

Jika suatu bilangan dijumlah dengan bilangan bulat positif, maka arah panah ke kanan dan jika
dijumlah dengan bilangan bulat negatif, maka arah panah ke kiri.

Contoh :
a. 3 + 4 = 7 b. 3 + (-8) = -5

1. Contoh :
Dengan menggunakan mistar hitung, tentukanlah hasil penjumlahan berikut :
a. 8 + (-3) = ..
Pasangkan bilangan 8 pada mistar bawah dengan bilangan 0 pada mistar atas, lalu lihat
bilangan -3 pada mistar atas ternyata berpasangan dengan bilangan 5 pada mistar
bawah,sehingga 8 + (-3) = 5

b. 5 + (-8) = ..
Pasangkan bilangan 5 pada mistar bawah dengan bilangan 0 pada mistar atas, lalu lihat bilangan
-8 pada mistar atas ternyata berpasangan dengan bilangan -3 pada mistar bawah, sehingga 5 +
(-8) = -3

2. Contoh :
Dengan menggunakan garis bilangan, tentukanlah hasil penjumlahan berikut :
a. –3 + 5 = ..
Pada sebuah garis bilangan bulat, dimulai dari bilangan 0 buat panah ke arah bilangan –3,
lalu buat lagi tanda panah ke arah kanan (positif) sejauh 5 satuan sehingga jatuh di
bilangan 2, maka
-3 + 5 = 2

b. 6 + (-5) = ..
Pada sebuah garis bilangan bulat, dimulai dari bilangan 0 buat panah ke arah bilangan 6, lalu
buat lagi tanda panah ke arah kiri (negatif) sejauh 5 satuan sehingga jatuh di bilangan 1, maka 6
+ (-5) = 1

Operasi Penjumlahan Pada Bilangan Bulat

Pada himpunan bilangan Bulat terdapat pasangan-pasangan bilangan bulat positif dan bulat
negatif.

 5 berpasangan dengan –5, maka 5 lawan dari –5


 – 3 berpasangan dengan 3, maka –3 lawan dari 3

Sehingga :

 Lawan (invers jumlah) dari a adalah –a


 Lawan (invers jumlah) dari –a adalah a

Pengurangan suatu bilangan merupakan penjumlahan bilangan itu dengan lawan pengurangnya.
Contoh :

1. Dengan menggunakan invers jumlah, tentukan hasil pengurangan bilangan-bilangan


berikut :
o 4 – 6 = ………
o 8 – (- 2) = ………
o – 5 – (- 5) = ………..
o – 3 – 5 = …………….

Jawab :

o 4 – 6 = 4 + (-6) = -2
o 8 – (-2) = 8 + 2 = 10
o -5 – (-5) = -5 + 5 =0
o –3 – 5 = -3 + (-5) = – 8
2. Tanpa menggunakan invers jumlah, tentukan hasil pengurangan bilangan-bilangan
berikut :

o –6 – (-5) = ………….
o –9 – 4 = ………….
o 12 – (-20) = ……….
o –34 – (–22) = ……

Jawab :

 –6 – (-5) = -1
 –9 – 4 = -13
 12 – (–20) = 32
 –34 – (–22) = -10

Operasi Perkalian dan Pembagian Pada Bilangan Bulat

Operasi perkalian pada bilangan bulat

Arti perkalian

2x3=3+3
=6

4x5=5+5+5+5

= 20
a. Perkalian bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif

 3 x (-6) = -6 + (-6) + (-6)

= -18

 4 x (-12) = -12 + (-12) + (-12) + (-12)

= -48

b. Perkalian bilangan bulat negatif dan bilangan bulat positif

c. Perkalian bilangan bulat negatif dan bilangan bulat negatif


1. Contoh :
Tentukan hasil perkalian bilangan-bilangan :

a. 12 x (- 3) = …………..
b. 16 x (- 4) = …………..
c. – 5 x 13 = …………..
d. 16 x (- 7) = …………..

Jawab :

Tentukan hasil perkalian bilangan-bilangan :

a. 12 x (- 3) = – ( 12 x 3 ) = – 36
b. 16 x (- 4) = – ( 16 x 4 ) = – 64
c. – 5 x 13 = – ( 5 x 13 ) = – 65
d. – 16 x (- 7) = 16 x 7 = 112

Operasi pembagian pada bilangan bulat

Arti pembagian. Operasi pembagian merupakan kebalikan dari operasi perkalian

 18 : 3 = 6 6 x 3 = 18
 36 : 4 = 9 9 x 4 = 36
a. Pembagian bilangan bulat negatif dan bilangan bulat positif
 – 18 : 6 = – 3 – 3 x 6 = – 18
 – 32 : 4 = – 8 – 8 x 4 = – 32
 – 45 : 9 = – 5 – 5 x 9 = – 45

b. Pembagian bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif


 18 : (- 3) = – 6 – 6 x (- 3) = 18
 36 : (- 4) = – 9 – 8 x 4 = – 32
 24 : (- 6) = – 4 – 4 x (- 6) = 24

c. Pembagian bilangan bulat negatif dan bilangan bulat negatif


 – 18 : (- 3) = 6 6 x (- 3) = -18
 – 42 : (- 6) = 7 7 x (- 6) = – 42
 – 72 : (- 8) = 9 9 x (- 8) = – 72

1. Contoh :
Hitunglah :

a. 12 : (- 3) = …
b. 16 : (- 4) = …
c. – 45 : 3 = …
d. – 63 : (- 7) = …

Jawab :

a. 12 : (- 3) = – ( 12 : 3 ) = – 4
b. 16 : (- 4) = – ( 16 : 4 ) = – 4
c. – 45 : 3 = – ( 45 : 3 ) = – 15
d. – 63 : (- 7) = 63 : 7 = 9

2. Contoh :
Jika p = – 48 dan q = 2, tentukanlah nilai dari :
a. 2p : 3q
b. (p : 3) : q

Jawab :

a. 2p : q = (2 x (- 28)) : 2

= – 56 : 2

= – 28

b. (p : 3 ) : q = (- 48 : 3) : 2

= – 16 : 2

=–8
OPERASI HITUNG PADA BILANGAN PECAHAN
A. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Murni dan Campuran

Untuk menjumlahkan dan mengurangkan pecahan terlebih dahulu menyamakan penyebutnya.


Penyebut yang sama sebaiknya merupakan KPK dari penyebut – penyebut pecahan yang akan
dijumlahkan atau dikurangkan.

Contoh soal :

Hitunglah!

1. 1/2 +2/3 2. 7/8 – 5/6 3. 7/9+5/6 -2/3

Jawab

1. 1/2 +2/3 = …, KPK dari 2 dan 3 adalah 6, maka :

1/2 +2/3 =3/6 +4/6 = 7/6 =1 1/6

1. 7/8 – 5/6 = …, KPK dari 8 dan 6 adalah 24, maka :

7/8 -5/6 =21/24 -20/24 =1/24

1. 7/9+5/6 -2/3 = …, KPK dari 9, 6 dan 3adalah 18, maka :

7/9 +5/6 -2/3 =14/18 +15/18 -12/18 = 17/18

1. B. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Desimal

pecahan desimal dapat dijumlahkan atau dikurangkan dengan cara menyusun ke bawah.
Perhatikan bahwa koma desimal harus terletak pada satu garis vertikal.

Contoh soal :

Hitunglah!

1. 47,157 + 57,25 + 35,383 2. 375,042 – 99,19

Jawab

1. 47,157 2. 375,042

57,25 99,19 –

35,383 + 257,852
129,790

1. C. Perkalian Pecahan Murni dan Campuran

Hasil kali pecahan dapat diperoleh dengan cara mengalikan pembilang dengan pembilang dan
penyebut dengan penyebut.

jika dalam perkalian pecahan terdapat pecahan campuran, maka pecahan campuran terlebih
dahulu dinyatakan dalam bentuk pecahan biasa.

Contoh soal :

Hitunglah!

1. 2/3 x 4/7
2. 2 3/4 x 3 1/2
3. 4a/7b x 5 b/2a

Jawab

1. 2/3 x 4/7 = 8/21


2. 2 3/4 x 3 1/2 =11/4 x 7/2 =77/8 = 9 5/8
3. 4a/7b x 5 b/2a =4a/7b x 11b/2a = 44ab/14ab =44ab : ab/14ab : ab = 44/14 = 22/7 = 3
1/7

1. D. Pembagian Pecahan Murni dan Campuran

Hasil bagi pecahan dapat diperoleh dengan cara mengalikan dengan kebalikan dari pecahan itu.

Contoh soal :

Hitunglah!

1. 1/2 : 2/3
2. 1 2/3 : 2 5/9

Jawab

1. 1/2 : 2/3 = 1/2 x 3/2 = 3/4


2. 1 2/3: 2 5/9 =5/3 : 23/9= 5/3 x 9/23 =45/69 = 15/23

1. E. Perkalian Pecahan Desimal

Contoh soal :

Hitunglah!
1. 6,758 x 10
2. 6,758 x 100

Jawab

1. 6,758 x 10 = 67,58

Perhatikan bahwa perkalian dengan 10 dapat dilakukan dengan menggeser koma desimal satu
tempat ke sebelah kanan dari letak semula.

1. 6,758 x 100 = 675,8

Perkalian dengan 100 dapat dilakukan dengan menggeser koma desimal dua tempat ke sebelah
kanan dari letak semula.

1. F. Pembagian Pecahan Desimal

Contoh soal :

Hitunglah!

1. 268,7 : 10
2. 268,7 : 100

Jawab

1. 268,7 : 10 = 26,87

Membagi dengan 10 dapat dilakukan dengan menggeser koma desimal satu tempat ke sebelah
kiri dari tempat semula.

1. 268,7 : 100 = 2,687

Membagi dengan 100 dapat dilakukan denga menggeser koma desimal dua tempat ke sebelah
kiri dari tempat semula.
Kelipatan persekutuan terkecil
Dalam aritmetika dan teori bilangan, kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan
adalah bilangan bulat positif terkecil yang dapat dibagi habis oleh kedua bilangan itu.

Dalam bahasa Inggris KPK dikenal dengan Least Common Multiple (LCM), sering dijuga
disebut sebagai Lowest Common Multiple (LCM) atau Smallest Common Multiple (SCM),

Daftar isi
 1 Contoh
o 1.1 Cara sederhana
o 1.2 Cara faktorial
 2 Lihat pula

Contoh
Cara sederhana dapat digunakan untuk mencari KPK dari 2 atau 3 bilangan yang tidak terlalu
besar, namun untuk bilangan yang lebih besar sebaiknya menggunakan cara faktorial.

Cara sederhana

Mencari KPK dari 12 dan 20:

 Kelipatan dari 12 = 12, 24, 36, 48, 60, 72, 84, ...
 Kelipatan dari 20 = 20, 40, 60, 80, 100, 120, 140, ...
 KPK dari 12 dan 20 adalah kelipatan sekutu (sama) yang terkecil, yaitu 60.

Cara faktorial

Mencari KPK dari bilangan 147, 189 dan 231:

 Buat pohon faktor dari masing-masing bilangan:

147 189 231


/\ /\ /\
3 49 3 63 3 77
/\ /\ /\
7 7 7 9 7 11
/\
3 3

 Susun bilangan dari pohon faktor untuk mendapatkan faktorialnya.


Faktorial 147 = 31 x 72
Faktorial 189 = 33 x 71
Faktorial 231 = 31 x 71 x 111

 Ambil faktor-faktor yang memiliki pangkat terbesar, dalam hal ini '33, 72 dan 111.

 Kalikan faktor-faktor tersebut: 33 x 72 x 111 = 14553.

 Maka KPK dari bilangan 147, 189 dan 231 adalah 14553. Dengan kata lain, tidak ada
bilangan yang lebih kecil dari 14553 yang dapat dibagi habis oleh bilangan 147, 189 dan
231.
Bilangan Bulat Berpangkat dan Soal Pembahasannya

Kali ini kita akan mempelajari tentang Bilangan Bulat. Apakah Bilangan Bulat jika kalian belum
tahu baca artikel Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat untuk lebih mengetahui dasar
bilangan bulat.

Pengertian Pangkat Bilangan Bulat


Sifat-Sifat Bilangan Berpangkat
24 = 2 x 2 x 2 x 2 (Cara membaca : 2 pangkat 4)
35 = 3 x 3 x 3 x 3 x 3 (Cara membaca : 3 pangkat 5)
46 = 4 x 4 x 4 x 4 x 4 x 4 (Cara membaca : 4 pangkat 6)
67 = 6 x 6 x 6 x 6 x 6 x 6 x 6 (Cara membaca : 6 pangkat 7)
b3 = b x b x b (Cara membaca : b pangkat 3)

Pengertian Bilangan Berpangkat

Bentuk b3 disebut bilangan berpangkat. Angka b disebut bilangan pokok atau bilangan dasar,
sedangkan angka 3 disebut pangkat.
Untuk sembarang bilangan bulat a dan bilangan bulat positif m, berlaku
am = m x m x m x m x ..... x m.
m faktor
Contoh Soal :
Dengan cara menulis dalam bentuk perkalian faktor-faktornya, tentukan nilai berikut !
a. 54
b. (-6)3
Jawab :
a. 54 = 5 x 5 x 5 x 5 = 625
b. (-6)3 = (-6) x (-6) x (-6) = -216
Pangkat Bilangan Bulat
Untuk lebih memahami, kerjakanlah soal-soal di bawah ini;
1. Tulislah bentuk perkalian berikut menjadi bentuk pangkat !
a. 4 x 4 x 4
b. 8 x 8 x 8 x 8
c. k x k x k x k x k
d. (-2) x (-2) x (-2) x (-2)

2. Ubahlah bilangan berpangkat berikut menjadi bentuk perkalian berulang !


a. 46 d. (-5)5
6
b. 7 e. (-10)4
c. 98 f. (-k)7

3. Tentukan hasil perpangkatan berikut !


a. 43 c. 67 e. (-6)3
b. 37 d. (-3)5 f. (-8)4

4. Hitunglah nilai dari operasi berikut !


a. 33 x 3 + 5 x 32
b. 32 x 33 + 23 x 4
c. 52 x 5 - 23 x 42
d. (-3)3 x (-3)2 - (-2)3 x (-4)2

5. Pak Hendra mempunyai 6 bebek, masing-masing bebek mempunyai 6 anak. Masing-masing


anak bebek mempunyai 6 anak bebek lagi. Berapakah jumlah bebek Pak Hendra?

6. Lambang * berarti pangkat duakan bilangan pertama. kemudian tambahkan hasilnya dengan
bilangan kedua.
a. Hitunglah 4 * 6 dan 6 * 4.
b. Hitunglah 5 * (-1) dan (-1) * 7.
c. Apakah operasi * bersifat komutatif?
Menghitung Akar Kuadrat dan Akar Pangkat Tiga dari Bilangan Bulat.
1. Akar kuadrat adalah kebalikan (invers) dari operasi pangkat dua.
Contohnya lihat di bawah ini.
22 kebalikan √2 42 kebalikan √16
√2 kebalikan 22 √16 kebalikan 42

2. Akar pangkat tiga adalah kebalikan (invers) dari operasi pangkat tiga.
23 kebalikan 3√8 43 kebalikan 3√64
3
√8 kebalikan 23 3
√64 kebalikan 43

Contoh Soal :
Tentukan akar kuadrat berikut ini.
a. √225 b. √676 c. 3 √3375
Jawab :
√225 = √3 x 75 b. √676 = √4 x 169
= √3 x 3 x 25 = √4 x 13 x 13
= √3 x 5 = √22 x 132
2 2

=3x5 = 2 x 13
= 15 = 26

c. ^3√3.375 = ^3√5 x 676


= ^3√5 x 25 x 25 x 27
= ^3√5 x 3
3 3

= ^3√5 x ^3√3
3 3

=5x3
= 15

Tips mengerjakan dengan mudah


1. Cari perpangkatan terendah berapa yang bisa dibagi dengan akar kuadrat yang memiliki nilai
akhir akhir kuadrat dan hasil perpangkatan yang sama.
2. Bagikan akar kuadrat dengan perpangkatan dan lihat hasilnya apakah ada faktronya atau tidak.
3. Faktorkan semuanya kemudian dikali.
misalnya ;
√225 = Angka Akhir 5
Jawab:
Mencari perpangkatan yang bisa dibagi, yaitu 52 = 25 (angka akhir 5)
√225 bisa dibagi dengan 25
Dibagikan dengan √225
√225 : 25 = √9
√9 = 3
faktornya dikalikan
5 x 3 = 15

Contohnya jadi seperti ini


√225 = 25 x 3
=5x3
= 15

Untuk lebih memahami, kerjakanlah soal-soal di bawah ini;


1. Tentukan hasil operasi bilangan berikut!

a. 63 h. √49
b. 73 i. √81
c. 83 j. √216
3

d. 263 k. √7.392
e. 903 l. √9.025
f. 2243 m. √10.000
g. 3183 n. √13.225

2. Pak Andre memiliki bangunan rumah yang berbentuk persegi. Panjang sisi bangunan rumah
tersebut 250 m. Berapa meter persegi luas bangunan rumah Pak Andre ?

3. Pak Arif akan bangunan rumah yang berbentuk persegi di pinggir jalan. Diketahui luas tanah
itu 72.900 m3, tentukan
a. panjang sisi tanah;
b. keliling tanah tersebut.

4. Sebuah kandang kelinci berbentuk kubus dengan volume 1.728 m3. Tentukan panjang sisi
kandang kelinci tersebut.

5. Reni memiliki sebatang kayu yang panjangnya 170 cm. Reni ingin membuat model kubus dari
kayu tersebut tanpa sisa.
a. Berapa panjang sisi model kubus yang terbentuk?
b. Berapa volume model kubus yang terbentuk?
Sifat-Sifat Bilangan Berpangkat
a. Sifat Perkalian Bilangan Berpangkat
Jika m, n adalah bilangan bulat positif dan a bilangan bulat maka am x an = am + n.
Contoh Soal :
Dengan cara menuliskan dalam bentuk perkalian, tunjukkan bahwa 36 x 33 = 39!
Jawab:
36 x 33 = ( 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3) x (3 x 3 x 3)
6 faktor 3 faktor
= (3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3)
(6 + 3) faktor
6+3
=2
= 29

b. Sifat Pembagian Bilangan Berpangkat


Jika m, n bilangan bulat positif dan m > n dengan a bilangan bulat dan a bukan 0, maka a m : an =
am - n.
Contoh Soal :
Dengan cara menuliskan dalam bentuk perkalian, tunjukkan bahwa 36 : 33 = 33!
Jawab :
36 : 33 = 36
33
= (3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3)
3x3x3
= (3 x 3 x 3)
(6 - 3) faktor
= 36 - 3
= 33

c. Sifat Perpangkatan Bilangan Berpangkat


Jika a, m, dan n bilangan bulat maka (am)n = am x n.
Contoh Soal:
Dengan cara menuliskan dalam bentuk perkalian, tunjukkan bahwa (43)2 = 46.
Jawab:
(43)2 = (43) x (43)
= (4 x 4 x 4) x (4 x 4 x 4)
3 faktor 3 faktor
=4x4x4x4x4x4
(3 x 2) faktor
= 43 x 2 = 46

d. Sifat Perpangkatan pada Perkalian


Jika a, b bilangan bulat dan m bilangan bulat positifmaka (a x b)m = am x bm.
Contoh Soal=
Dengan cara menuliskan dalam bentuk perkalian, tunjukkan bahwa (32)3 = 33 x 23.
Jawab:
(32)3 = (3 x 2) x (3 x 2) x (3 x 2)
= (3 x 3 x 3) x (2 x 2 x 2)
3 faktor 3 faktor
= 33 x 23

e. Sifat Perpangkatan pada Pembagian.


Jika a, b bilangan bulat (b bukan 0) dan m bilangan bulat positif, maka (a : b)m = am : bm.
Contoh soal:
Dengan cara menuliskan dalam bentuk pembagian, tunjukkan bahwa (5 : 3)4 = 54 : 34.
Jawab:
(5 : 3)4 = (5/3)4
= (5/3) x (5/3) x (5/3) X (5/3)
= (5 x 5 x 5 x 5) = 54 = 54 : 53
(3 x 3 x 3 x 3) 34

Untuk lebih memahami, kerjakanlah soal-soal di bawah ini!


Tentukan nilai perkalian, pembagian, dan perpangkatan berikut ini! (Kerjakan dengan kolkulator
saja)
a. 33 x 32 f. 45 : 43
5 2
b. 6 x 6 g. 711 : 74
c. 46 x 44 h. (33)3
3 6
d. 6 x 6 i. (3 x 4)4
e. 314 x 39 j. (8 : 3)5
Faktor persekutuan terbesar
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dalam matematika, Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah bilangan
bulat positif terbesar yang dapat membagi habis kedua bilangan itu.

Dalam bahasa Inggris FPB dikenal dengan Greatest Common Divisor (GCD), sering djiuga
disebut sebagai Greatest Common Factor (GCF) atau Highest Common Factor (HCF),

Daftar isi
 1 Contoh
o 1.1 Cara sederhana
o 1.2 Cara Mencari FPB dengan M. Excel
o 1.3 Cara faktorial
 2 Algoritme Euklidean
 3 Lihat pula

Contoh
Cara sederhana dapat digunakan untuk mencari FPB dari 2 atau 3 bilangan yang tidak terlalu
besar, namun untuk bilangan yang lebih besar sebaiknya menggunakan cara faktorial.

Cara sederhana

Mencari FPB dari 12 dan 20:

 Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6 dan 12


 Faktor dari 20 = 1, 2, 4, 5, 10 dan 20
 FPB dari 12 dan 20 adalah faktor sekutu (sama) yang terbesar, yaitu 4.

Mencari FPB dari 15 dan 25:

 Faktor dari 15 = 1, 3, 5', dan 15


 Faktor dari 25 = 1, 5, dan 25
 FPB dari 15 dan 25 adalah faktor sekutu (sama) yang terbesar, yaitu 5.

coba cari jawaban FPB dari 24 dan 36 adalah...faktor dari 24 adalah berikut 1,2,3,4,6,8,12,24

Cara Mencari FPB dengan M. Excel


Memanfaatkan Microsoft Excel yang pastinya ada di komputer kit a untuk mencari FPB
merupakan cara yang sangat praktis dan mudah. Misalkan: Tentukan nilai KPK dan FPB dari 24,
30, dan 36 ! maka langkah pemecahannya dengan M. Excel adalah:

 ketikkan aja =GCD(24;30;36) kemudian enter dan lihat hasilnya..

Cara faktorial

Mencari FPB dari bilangan 147, 189 dan 231:

 Buat pohon faktor dari masing-masing bilangan:

147 189 231


/\ /\ /\
3 49 3 63 3 77
/\ /\ /\
7 7 7 9 7 11
/\
3 3

 Susun bilangan dari pohon faktor utk mendapatkan faktorialnya:

Faktorial 147 = 31 x 72
Faktorial 189 = 33 x 71
Faktorial 231 = 31 x 71 x 111

 Ambil faktor-faktor yang sekutu (sama) dari ketiga faktorial tersebut, dalam hal ini 3 dan
7.

 Kalikan faktor-faktor sekutu yang memiliki pangkat terkecil, dalam hal ini 31 x 71 = 21.

 Maka FPB dari bilangan 147, 189 dan 231 adalah 21. Dengan kata lain, tidak ada
bilangan yang lebih besar dari 21 yang dapat membagi habis bilangan 147, 189 dan 231.
 Anom dalam Intelegen of East, KPK adalah Kelipatan Persekutuan Terkecil.

Algoritme Euklidean
Cara lain untuk mencari FPB adalah dengan menggunakan algoritme Euklidean. Misalkan a dan
b adalah 2 bilangan bulat yang tidak sama, maka algoritme Euklidean adalah sebagai berikut:

 a1 = maximum(a,b)-minimum(a,b)

b1 = minimum(a,b)

 a2 = maximum(a1,b1)-minimum(a1,b1)

b2 = minimum(a1,b1)
.
.
.

 ai = maximum(ai-1,bi-1)-minimum(ai-1,bi-1)

bi = minimum(ai-1,bi-1)

Algoritme tersebut berhenti hingga diperoleh ai = bi

FPB dari a dan b adalah

Anda mungkin juga menyukai