Buku Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran IPA SMP
Buku Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran IPA SMP
UNTUK
GURU
Diterbitkan oleh:
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2014
ii
SMA/SMK Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Kurikulum 2013 akan mulai dilaksanakan
tahun 2014pada semua sekolah. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya
untuk merespon berbagai tantangan tantangan internal dan eksternal.
Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola
kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban
belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal, nasional,
regional, dan global di masa depan. Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan tantangan internal
dan eksternal yang di bidang pendidikan pendidikan. Karena itu, implementasi Kurikulum 2013
merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa
depan.
Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar
kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi
lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat,
mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh
kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan
penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan
keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.
Mudah-mudahan implementasi Kurikulum 2013 ini bisa berjalan dengan baik. Akhirnya, kepada semua
pihak yang telah mendedikasikan dirinya dalam mempersiapkan Kurikulum 2013, saya mengucapkan
banyak terima kasih. Semoga bermanfaat untuk mencerdaskan bangsa Indonesia.
Muhammad Nuh
iii
SMA/SMK Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Bahan Ajar Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013. Modul bahan ajar ini merupakan bahan ajar wajib dalam rangka
pelatihan calon instruktur, guru inti, dan guru untuk memahami Kurikulum 2013 dan kemudian dalam
proses pembelajaran di sekolah.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui pelaksanaan
terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakannya. Pada Tahun Ajaran
2013/2014, Kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas untuk Kelas I dan IV Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtida’iyah (SD/MI), Kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Kelas
X Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA/MAK). Pada
Tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai
dengan Kelas XII.
Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga guru dan tenaga kependidikan lainnya
sebagai pelaksana kurikulum di lapangan perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
(BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi guru,
kepala sekolah, dan pengawas.
Pada tahun 2013 pelatihan akan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala sekolah
SD/SMP/SMA/SMK, dan guru Kelas I dan IV SD, guru Kelas VII SMP untuk 9 mata pelajaran, dan guru
Kelas X SMA/SMK untuk 3 mata pelajaran. Guna menjamin kualitas pelatihan tersebut, maka BPSDMPK
dan PMP telah menyiapkan 14 Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, sesuai dengan kelas,
mata pelajaran, dan jenjang pendidikan. Modul ini diharapkan dapat membantu semua pihak
menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif kepada pejabat dan staf di
jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan tinggi, konsultan, widyaiswara, pengawas, kepala sekolah,
dan guru yang terlibat di dalam penyusunan modul-modul tersebut di atas.
Syawal Gultom
NIP.196202031987031002
iv
SMA/SMK Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
DAFTAR ISI
SAMBUTAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
A. Materi Pelatihan 1: Konsep Kurikulum 2013 1
1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 201 4
1.2 SKL, KI, KD dan Strategi Implementasi Kurikulum 2013 13
1.3 Pendekatan, Model-model dan Penilaian Pembelajaran pada Kurikulum 2013 27
B. Materi Pelatihan 2: Analisis Buku 49
C. Materi Pelatihan 3: Perancangan Pembelajaran dan Penilaian 61
3.1. Penerapan Pendekatan Saintifik dan Model-model pada Pembelajaran IPA 64
3.2. Perancangan Penilaian dalam Pembelajaran IPA 85
3.3. Pelaporan Hasil Penilaian Pembelajaran dalam Rapor 102
D. Materi Pelatihan 4: Praktik Pembelajaran Terbimbing 105
4.1 Analisis Video Pembelajaran 108
4.2 Penyusunan RPP 113
4.3 Peer Teaching 134
DAFTAR PUSTAKA 139
v
SMP/MTS Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
MATERI PELATIHAN 1
KONSEP KURIKULUM 2013
1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum
1.2 SKL, KI, KD dan Strategi Implementasi Kurikulum
2013
1.3 Pendekatan Pembelajaran dan Penilaian Pada
Kurikulum 2013
Indikator
1. Menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan
masa depan
2. Menjelaskan empat elemen perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI, Standar Proses,
dan Standar Penilaian.
3. Menjelaskan keterkaitan antara SKL, KI, dan KD.
4. Mengidentifikasi strategi implementasi Kurikulum 2013.
5. Menjelaskan konsep pendekatan saintifik
6. Menjelaskan konsep model-model pembelajaran (PBL, PJBL, , DL)
7. Menjelaskan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
Langkah Kegiatan
Lembar Kegiatan
LK-1.1
ANALISIS KURIKULUM 2013
Tujuan: Mendiskusikan rasional dan elemen perubahan kurikulum, SKL, KI dan KD, strategi
implementasi Kurikulum 2013 serta pendekatan, model pembelajaran dan penilaian pada
Kurikulum 2013
Langkah Kerja:
1. Cermati hand-out konsep Kurikulum 2013 serta Permendikbud tahun 2013 yang terkait
dengan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.
2. Diskusikan dalam kelompok dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut, tuliskan jawaban
hasil diskusi pada kolom yang tersedia.
3. Presentasikan hasil diskusi, setiap kelompok menyajikan salah satu jawaban pertanyaan
hasil diskusi.
4. Berikan komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain.
No Pertanyaan Jawaban
Hand-out
HO- 1.1
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik
tantangan internal maupun tantangan eksternal.
1. Tantangan Internal
a. Pemenuhan 8 (delapan)Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,
standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan.
b. Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. SDM
usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi
modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun, apabila tidak memiliki kompetensi
dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan
masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan
pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka.
Analisis hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 di bidang matematika dan IPA untuk peserta didik
kelas 2 SMP juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Untuk bidang matematika, lebih
dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara misalnya
di Taiwan hampir 50% peserta didiknya mampu mencapai level tinggi dan advance.
Untuk bidang IPA, pencapaian peserta didik kelas 2 SMP juga tidak jauh berbeda dengan
pencapaian yang mereka peroleh untuk bidang matematika. Hasil studi pada tahun 2007 dan
2011 menunjukkan bahwa lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level
menengah, sementara hampir 40% peserta didik Taiwan mampu mencapai level tinggi dan lanjut
(advanced).
Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) yang ditujukan untuk kelas IV SD juga
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil studi untuk tingkat SMP seperti yang
dipaparkan terdahulu. Dalam hal membaca, lebih dari 95% peserta didik Indonesia di SD kelas IV
juga hanya mampu mencapai level menengah, sementara lebih dari 50% peserta didik Taiwan
mampu mencapai level tinggi dan advance.
Hasil analisis lebih jauh untuk studi TIMSS dan PIRLS menunjukkan bahwa soal-soal yang
digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
Dalam kaitan itu, perlu dilakukan langkah penguatan materi dengan mengevaluasi ulang ruang
lingkup materi yang terdapat di dalam kurikulum dengan cara meniadakan materi yang tidak
esensial atau tidak relevan bagi peserta didik, mempertahankan materi yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, dan menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan
internasional.
1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas
dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas
yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang
diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema
untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah
sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan
kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar yaitu
semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam
Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal).
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas dan
satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD
untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran
dan kelas tersebut.
C. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intrakurikuler dan pembelajaran
ekstrakurikuler.
1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran
hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan
pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan pemerintah
mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar
pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah
mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.
3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis
kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan
berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
4. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap
peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada
pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
9. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
10. Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi.
Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap
peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan
proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau
sekelompok peserta didik.
Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam belajar per minggu dari semula 32, 32,
dan 32 menjadi 38, 38 dan 38 untuk masing-masing kelas VII, VIII, dan IX. Sedangkan lama belajar
untuk setiap jam belajar di SMP/MTs tetap yaitu 40 menit.
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan.Susunan matapelajaran dan alokasi waktu untuk Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah sebagaimana tabel berikut.
Keterangan:
Mata pelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah.
IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative social
studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi
aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan
pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.
Disamping itu, tujuan pendidikan IPS menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya,
semangat kebangsaan, patriotisme, serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam
ruang atau space wilayah NKRI. IPA juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan
alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah nusantara.
Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater.
Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan dapat memilih
aspek yang diajarkan sesuai dengan kemampuan (guru dan fasilitas) pada satuan pendidikan
itu.
Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan.
Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan
menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek prakarya sesuai dengan
kemampuan dan potensi daerah pada satuan pendidikan itu.
Berdasarkan gambar 11 di atas, elemen perubahan jenjang SD, SMP, SMA, SMK dalam kompetensi
lulusan adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Elemen perubahan kedudukan mata pelajaran
(ISI), adalah kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata
pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Elemen pendekatan (ISI) kompetensi yang dikembangkan
di SD adalah tematik terpadu dalam semua mata pelejaran dengan pendekatan saintific, di SMP
tematik terpadu pada IPA dan IPS, dan mapel, di SMA mapel, di SMK vokasional. Selanjutnya
elemen perubahan pada proses pembelajaran dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Adanya
keseimbangan soft skills dan hard skills tersebut dapat terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 14: Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan untuk Membangun Soft
Skills dan Hard Skills
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adanya
keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard
skills peserta didik dari mulai jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan PT seperti yang diungkapkan
Marzano (1985) dan Bruner (1960). Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih banyak atau lebih
dominan dikenalkan, diajarkan dan atau dicontohkan pada anak, kemudian diikuti ranah skill, dan
ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak.Hal ini berbanding terbalik dengan membangun
soft skills dan hard skills pada jenjang PT. Di PT ranah knowledge lebih dominan diajarkan
dibandingkan ranah skills dan attutude.
Berdasarkan gambar 15 di atas, terdapat perluasan dan pendalaman taksonomi dalam proses
pencapaian kompetensi. Dalam kurikulum 2013 untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan PT memadukan
lintasan taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl, keterampilan (skill) dari Dyers, dan Pengetahuan
(knowledge) dari Bloom dengan revisi oleh Anderson. Taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl
meliputi: accepting, responding, valuing, organizing/internalizing, dan characterizing/actualizing.
Langkah penguatan terjadi pada proses pembelajaran dan proses penilaian. Penguatan pada proses
pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup: a) menggunakan pendekatan saintifik melalui
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menalar, mencipta, dan
mengkomunikasikan dengan tetap memperhatikan karakteristik peserta didik, b) menggunakan
ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran, c) menuntun
peserta didik untuk mencari tahu, bukan diberitahu (discovery learning), dan d) menekankan
kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berpikir logis,
sistematis, dan kreatif. Penguatan pada penilaian pembelajaran karakteristik penguatannya,
mencakup: a) mengukur tingkat berpikir mulai dari rendah sampai tinggi, b) menekankan pada
pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan), c) mengukur proses
kerja peserta didik, bukan hanya hasil kerja peserta didik, dan d) menggunakan portofolio
pembelajaran peserta didik.
Critical point implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari: a) perancangan RPP, b) pelaksanaan
pembelajaran sesuai RPP, c) supervisi pendampingan, dan d) budaya mutu sekolah.
a. Perancangan RPP mencakup: Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran, melanglir
secara logis ke materi ajar, rancangan proses dan aktivitas belajar, sumber dan media,
output/produk peserta didik, dan penilaian.
b. Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP mencakup: instrumen pengendalian, dan undeks
kesesuaian RPP dengan pelaksanaan.
c. Supervisi pendampingan mencakup: pedoman pelaksanaan supervisi, pelaksanaan, eksekusi
rekomendasi supervisi, dan sistem pelaporan perbaikan pasca supervisi.
d. Budaya mutu sekolah mencakup: standar mutu, kepemimpinan, atmosfir sekolah, ketaatan
terhadap standar, dan proses pembudayaan (penguatan dan penghargaan).
HO- 1.2
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) standar nasional pendidikan
sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi
pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Alam pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan cinta perdamaian
Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini.
SIKAP pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan
peradabannya
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta
KETERAMPILAN pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret
Dari tabel di atas, cakupan kompetensi lulusan secara holistik dirumuskan sebagai berikut:
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak
KETERAMPILAN dan konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah atau sumber lain yang sama
dengan yang diperoleh dari sekolah.
Berikut ini uraian tujuan, Standar Isi, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata pelajaran IPA
1. Tujuan
Mata pelajaran IPA di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut.
*Tingkat Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada setiap tingkat kelas dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi
Lulusan.
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu.
Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda
dapat dijaga.
disiplin, tanggungjawab, jujur,disiplin, jujur,disiplin, Formatted: Font: (Default) +Body (Calibri), Font color: Black,
Indonesian, Check spelling and grammar
peduli (toleransi, gotong tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli
royong), santun, percaya (toleransi,gotong royong), (toleransi,gotong royong),
diri, dalam berinteraksi santun, percaya diri,dalam santun, percaya diri,dalam
secara efektif dengan berinteraksisecara efektif berinteraksisecara efektif
lingkungan sosial dan alam denganlingkungan sosial dengan lingkungan sosial Formatted: Font: (Default) +Body (Calibri), Font color: Black,
dalam jangkauan pergaulan dan alamdalam jangkauan dan alamdalam jangkauan Indonesian, Check spelling and grammar
3. Memahami 3. Memahami dan 3. Memahamidan menerapkan Formatted: Font: (Default) +Body (Calibri), Font color: Black,
pengetahuan(faktual, menerapkan pengetahuan pengetahuan (faktual, Check spelling and grammar
konseptual, dan (faktual, konseptual, dan konseptual, dan prosedural) Formatted: Font: Font color: Black, Check spelling and
grammar
prosedural) berdasarkan prosedural) berdasarkan berdasarkan rasa ingin
rasa ingin tahunya tentang rasa ingin tahunya tentang tahunya tentang ilmu
ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, pengetahuan, teknologi,
teknologi, seni, budaya teknologi, seni, budaya seni,budaya terkait
terkait fenomena dan terkait fenomena dan fenomena dan kejadian
kejadian tampak mata kejadian tampak mata tampak mata
4. Mencoba, mengolah, 4. Mengolah, menyaji, dan 4. Mengolah, menyaji,dan Formatted: Font: (Default) +Body (Calibri), Font color: Black,
danmenyajidalam ranah menalar dalam ranah menalar dalam ranah Check spelling and grammar
konkret (menggunakan, konkret (menggunakan, konkret (menggunakan, Formatted: Font: (Default) +Body (Calibri), Font color: Black,
Check spelling and grammar
mengurai,merangkai, mengurai, merangkai, mengurai,merangkai,
Formatted: Font: Font color: Black, Indonesian, Check
memodifikasi,dan memodifikasi, dan memodifikasi,dan spelling and grammar
membuat)dan ranah membuat) dan membuat)dan ranahabstrak
abstrak (menulis, ranahabstrak (menulis, (menulis,membaca,menghit
membaca, menghitung, membaca, menghitung, ung, menggambar, dan
menggambar, dan menggambar, dan mengarang) sesuaidengan
mengarang) sesuai dengan mengarang) sesuai dengan yang dipelajaridi sekolah
yang yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dipelajaridisekolahdan dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
sumber lainyang sama dalam sudut pandang/teori
dalam sudut pandang/teori
1. Menghargai dan menghayati 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
ajaran agama yang dianutnya tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem,
dan peranan manusia dalam lingkungan serta
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang
dianutnya
2. Menghargai dan menghayati 1.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu;
perilaku jujur, disiplin, objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
tanggungjawab, peduli jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan)
(toleransi, gotong royong), dalam aktivitas sehari-hari
santun, percaya diri, dalam 1.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas
berinteraksi secara efektif sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan
dengan lingkungan sosial dan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
alam dalam jangkauan pergaulan 1.3 Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggungjawab
dan keberadaannya dalam aktivitas sehari-hari
1.4 Menunjukkan penghargaan kepada orang lain dalam aktivitas
sehari-hari
3. Memahami 3.1 Memahami konsep pengukuran berbagaibesaran yang ada
pengetahuan(faktual, pada diri, makhluk hidup, dan lingkungan fisik sekitar sebagai
konseptual, dan prosedural) bagian dari observasi, serta pentingnya perumusan satuan
berdasarkan rasa ingin tahunya terstandar (baku) dalam pengukuranMengidentifikasi ciri
tentang ilmu pengetahuan, hidup dan tak hidupdari benda-benda
teknologi, seni, budaya terkait 3.2 dan makhluk hidup yang ada di lingkungan sekitar
fenomena dan kejadian tampak 3.3 Memahami prosedur pengklasifikasian makhluk hidup dan
mata benda-benda tak- hidup sebagai bagian kerja ilmiah,serta
mengklasifikasikan berbagai makhluk hidup dan benda-benda
tak-hidup berdasarkan ciri yang diamati
3.4 Mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan
mulai dari tingkat sel sampai organisme, serta komposisi
utama penyusun sel
3.5 Memahami karakteristik zat, sertaperubahan fisika dan kimia
pada zat yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-
hari
3.6 Mengenal konsep energi, berbagai sumber energi, energi dari
HO-1.3a
A. PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KURIKULUM 2013
1. Esensi Pendekatan Saintifik/ Pendekatan Ilmiah
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013
mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini
sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan
lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran
deduktif (deductivereasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang
spesifik.Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian
menarik simpulan secara keseluruhan.Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti
spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena
unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode
ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala,
memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti
dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
spesifik.Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data
melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian
memformulasi, dan menguji hipotesis.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa
daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal record), catatan
berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang
berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang ,
berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya.
b. Menanya
Pada kurikulum 2013 kegiatan menanya diharapkan muncul dari siswa.Kegiatan belajar menanya
dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).Menanya dapat juga
tidak diungkapkan, tetapi dapat saja ada di dalam pikiran peserta didik. Untuk memancing peserta
didik mengungkapkannya guru harus member kesempatan mereka untuk mengungkapkan
pertanyaan. Kegiatan bertanya oleh guru dalam pembelajaran juga sangat penting, sehingga tetap
harus dilakukan.
Fungsi bertanya
1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau
topik pembelajaran.
2) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk
mencari solusinya.
4) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang
diberikan.
5) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan
memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
6) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan
kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan,
memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
8) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan
yang tiba-tiba muncul.
9) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama
lain.
Kriteria pertanyaan yang baik
Kriteria pertanyaan yang baik adalah: singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus,
bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta
didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, merangsang
proses interaksi
Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban yang
baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan
tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih
tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang
lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Kognitif Pengetahuan Apa... pasangkan...
yang lebih (knowledge) Siapa... Persamaan kata...
rendah Kapan... Golongkan...
Di mana... Berilah nama...
Sebutkan... Dll.
Jodohkan...
Pemahaman Terangkahlah... Bandingkan...
(comprehension) Bedakanlah... Ubahlah...
Terjemahkanlah... Berikanlah interpretasi...
Simpulkan...
Penerapan Gunakanlah... Carilah hubungan...
(application Tunjukkanlah... Tulislah contoh...
Buatlah... Siapkanlah...
Demonstrasikanlah... Klasifikasikanlah...
Kognitif Analisis (analysis) Analisislah... Tunjukkanlah sebabnya…
yang lebih Kemukakan bukti-bukti… Berilah alasan-alasan…
tinggi Mengapa…
Identifikasikan…
Sintesis Ramalkanlah… Bagaimana kita dapat
(synthesis) Bentuk… memecahkan…
Ciptakanlah… Apa yang terjadi seaindainya…
Susunlah… Bagaimana kita dapat memperbaiki…
Rancanglah... Kembangkan…
Tulislah…
Evaluasi Berilah pendapat… Berilah alasan…
(evaluation) Alternatif mana yang Nilailah…
lebih baik… Bandingkan…
Setujukah anda… Bedakanlah...
Kritiklah…
dijadikan eksperimen, (6) Membagi kertas kerja kepada murid, (7) Murid melaksanakan eksperimen
dengan bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila
dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
d. Mengasosiasi/ Mengolah informasi
Dalam kegiatan mengasosiasi/ mengolah informasi terdapat kegiatan menalar. Istilah “menalar”
dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013
untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah
proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak
bermanfaat.Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan
terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran.Karena itu,
istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan
ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif.Istilah asosiasi dalam
pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan
beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori.
Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran
untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan
kurikulum.
2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah
memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri
maupun dengan cara simulasi.
3) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana
(persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).
4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati
5) Seriap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki
6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan
atau pelaziman.
7) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
8) Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan
pembelajaran perbaikan.
e. Mengomunikasikan
Dalam kegiatan mengomunikasikan dapat dilakukan pembelajaran kolaboratif.Pembelajaran
kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas
sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya
hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerja sama
sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja
rupa untuk memudahkan usaha kolektif untuk mencapai tujuan
bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru dan fungsi guru
lebih bersifat direktif atau manajer belajar.Sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih
aktif.Peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan
atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman sehingga
memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tntutan belajar secara bersama-sama.
Ada empat sifat kelas atau pembelajaran kolaboratif.Dua sifat berkenaan dengan perubahan
hubungan antara guru dan peserta didik. Sifat ketiga berkaitan dengan pendekatan baru dari
penyampaian guru selama proses pembelajaran. Sifat keempat menyatakan isi kelas atau
pembelajaran kolaboratif.Dengan pembelajaran kolaboratif, peserta didik memiliki ruang gerak
untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman personal, bahasa komunikasi, strategi
dan konsep pembelajaran sesuai dengan teori, serta menautkan kondisi sosiobudaya dengan situasi
pembelajaran. Di sini, peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan manajer belajar ketimbang
memberi instruksi dan mengawasi secara rijid.Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru
berbagi tugas dan kewenangan dengan peserta didik, khususnya untuk hal-hal tertentu. Cara ini
memungkinan peserta didik menimba pengalaman mereka sendiri, berbagi strategi dan informasi,
menghormati antarsesa, mendorong tumbuhnya ide-ide cerdas, terlibat dalam pemikiran kreatif
dan kritis serta memupuk dan menggalakkan mereka mengambil peran secara terbuka dan
bermakna.
Contoh Pembelajaran Kolaboratif
Guru ingin mengajarkan tentang konsep, penggolongan sifat, fakta, atau mengulangi informasi
tentang objek. Untuk keperluan pembelajaran ini dia menggunakan media sortir kartu (card
sort). Prosedurnya dapat dilakukan seperti berikut ini.
Kepada peserta didik diberikan kartu indeks yang memuat informasi atau contoh yang cocok
dengan satu atau lebih katagori.
Peserta didik diminta untuk mencari temannya dan menemukan orang yang memiliki kartu
dengan katagori yang sama.
Berikan kepada peserta didik yang kartu katagorinya sama menyajikan sendiri kepada
rekannya.
Selama masing-masing katagori dipresentasikan oleh peserta didik, buatlah catatan dengan
kata kunci (point) dari pembelajaran tersebut yang dirasakan penting.
Pemanfaatan Internet Pada Pembelajaran Kolaboratif
Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif.Karena
memang, internet merupakan salah satu jejaring pembelajaran dengan akses dan ketersediaan
informasi yang luas dan mudah.Saat ini internet telah menyediakan diri sebagai referensi yang
murah dan mudah bagi peserta didik atau siapa saja yang hendak mengubah wajah dunia.
Penggunaan internet disarakan makin mendesak sejalan denan perkembangan pengetahuan terjadi
secara eksponensial. Masa depan adalah milik peserta didik yang memiliki akses hampir ke seluruh
informasi tanpa batas dan mereka yang mampu memanfaatkan informasi diterima secepat
mungkin.
HO- 1.3b
B. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
1. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK/PROJECT BASED LEARNING
1 2 3
PENENTUAN PERTANYAAN MENYUSUN PERECANAAN MENYUSUN JADWAL
MENDASAR PROYEK
6 5 4
EVALUASI MENGUJI HASIL
PENGALAMAN MONITORING
2. Konsep
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap peserta didik, dan
mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu
lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu peserta didik pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini
dinamakan Discovery Learning Environment, yaitu lingkungan dimana peserta didik dapat
melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip
dengan yang sudah diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar peserta didik dalam proses
belajar dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif.
Dalam Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, peserta didik dituntut
untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-
kesimpulan.Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika
guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan suatu konsep, teori,
aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya
(Budiningsih, 2005:41). Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam Discovery Learning menurut
Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang
problem solver, seorang scientist, historin, atau ahli matematika. Dan melalui kegiatan tersebut
peserta didikakan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi
dirinya.
2). Pelaksanaan
Menurut Syah (2004) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas,ada beberapa
prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut.
Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya
dan timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah.Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi
interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi
bahan.Dengan demikian seorang Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus
kepada peserta didik agar tujuan mengaktifkan peserta didik untuk mengeksplorasi dapat tercapai.
Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah)
Data collection (pengumpulan data)
Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru memberi kesempatan kepada
para peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.Data dapat diperoleh melalui membaca literatur,
mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Data processing (pengolahan data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang
telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu
ditafsirkan.
Verification (pembuktian)
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan, dihubungkan dengan hasil data processing.Berdasarkan
hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah
dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang
mendasari generalisasi.
3). Sistem Penilaian
Dalam Model Pembelajaran Discovery, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun
non tes. Penilaian dapat berupa penilaian pengetahuan, keterampilan, sikap, atau penilaian hasil
kerja peserta didik.Jika bentuk penialainnya berupa penilaian pengetahuan, maka dalam model
pembelajaran discovery dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan
penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja peserta didik, maka pelaksanaan penilaian dapat
menggunakan contoh-contoh format penilaian sikap seperti yang ada pada uraian penilaian proses
dan hasil belajar pada materi berikutnya
a. Konsep
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah modelpembelajaran yang menyajikan masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan
pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia
nyata (real world). Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu modelpembelajaran yang
menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk
mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.Masalah yang diberikan ini digunakan untuk
mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.Masalah diberikan
kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan
dengan masalah yang harus dipecahkan.
Adalima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) yaitu:
1) Permasalahan sebagai kajian.
2) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman
3) Permasalahan sebagai contoh
4) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses
5) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik
Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan
sebagai berikut.
b. Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:
1) Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah
Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi.
2) Pemodelan peranan orang dewasa.
Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara pembelajaran
sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah.
Aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan adalah :
- PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.
- PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog
dengan yang lain sehingga peserta didik secara bertahap dapat memi peran yang diamati
tersebut.
- PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan
mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun
femannya tentang fenomena itu.
3) Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning)
Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat
menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, di
bawah bimbingan guru.
Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill),
dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik
software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian
terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam
diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian
untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
HO-1.3c
C. PENILAIAN PEMBELAJARAN
Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik. Pada Standar Nasional Pendidikan, penilaian pendidikan merupakan salah
satu standar yang yang bertujuan untuk menjamin:perencanaan penilaian peserta didik sesuai
dengan kompetensi yang akandicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian;pelaksanaan
penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif,efektif, efisien, dan sesuai dengan
konteks sosial budaya; danpelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan
informatif.
4) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporannya.
5) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
6) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah
maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
7) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK).PAK merupakan
penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM
merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan
karakteristik peserta didik.
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan
posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.Cakupan penilaian
merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi
muatan/kompetensi program, dan proses.
2. Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sebagai berikut.
Penilaian Kompetensi Sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian
“teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk
observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan
pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
3) Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan
berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
4) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap
dan perilaku.
- Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
- Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
3) Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik sesuai dengan silabus dan
dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
4) Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah:
- menyusun kisi-kisi ujian;
- mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen;
- melaksanakan ujian;
- mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta didik; dan
- melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.
5) Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi
Standar
6) Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian
berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran
remedial.
7) Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan
deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan pemerintah.
Penjelasan penerapan konsep penilaian proses dan hasil belajar dapat Anda pelajari selengkapnya
pada lampiran IV Permendikbud nomor 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum,
Pedoman Umum Pembelajaran.
BAGIAN III
MATERI PELATIHAN 2
ANALISIS BUKU
Buku guru dan buku siswa merupakan salah satu sarana iImplementasiKurikulum Tahun 2013
dalam pembelajaran. Buku guru dan buku siswa telah disiapkan Pemerintah sesuai dengan
Permendikbud no 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran (Buku Siswa) dan Buku Panduan
Guru (Buku Guru).
Buku Guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi
persiapan, pelaksanaan dan penilaian serta pedoman penggunaan buku siswa. Buku guru terdiri
dari dua bagian, yaitu petunjuk umum pembelajaran dan petunjuk khusus pelaksanaan
pembelajaran pada setiap bab sesuai dengan buku siswa.
Buku siswa merupakan buku sumber belajar bagi siswa/peserta didik yang memuat: Judul bab,
informasi kompetensi dasar yang sesuai dengan topik pada setiap bab. Pada setiap bab dilengkapi
dengan peta konsep, pengantar, bagian kegiatan peserta didik baik ekperimen maupun non
eksperimen atau diskusi, latihan soal, rangkuman, evaluasi, dan tugas bagi peserta didik.
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari telaah dan analisis buku guru dan buku siswa terhadap
kesesuaian dengan SKL, KI, dan KD; kecukupan dan kedalaman materi; dan kesesuaian pendekatan
pembelajaran dan penilaian.
1. Memahami isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran , strategi
pembelajaran dan penilaian pada buku siswa dan buku guru
2. Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
3. Mendeskripsikan kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan pendekatan saintifik,
standar proses dan standar penilaian
4. Mendeskripsikan buku guru dan buku siswa dari aspek kecukupan dan kedalaman materi.
5. Memahami strategi penggunaan buku guru dan buku siswa pada perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran
Indikator
1. Menjelaskan isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran dan penilaian yang
terdapat dalam buku siswa
2. Menjelaskan isi materi, struktur, strategi pelajaran dan penilaiannya yang terdapat dalam buku
guru
3. Mengidentifikasi kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
4. Menjelaskan alas an hasil identifikasi kesesuaian buku siswa dan buku guru dengan tuntutan
SKL, KI, dan KD
5. Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dengan pendekatan saintifik, standar proses dan
standar penilaian
6. Menganalisis kesesuaian isi buku guru dengan pendekatan saintifik, standar proses dan
standar penilaian
7. Menjelaskan kecukupan dan kedalaman materi pada buku guru dan buku siswa
8. Menjelaskan kesesuaian isi buku guru dengan buku siswa
9. Memberikan rekomendasi penggunaan buku guru atau buku siswa berdasarkan hasil analisis.
Mendiskusikan hasil
Dalam kelompok analisis buku guru
mengkaji isi materi Menganalisis isi dan buku siswa
struktur, dan pola buku guru (LK-2.1) dalam
pikir keilmuan dalam dan buku siswa kesesuaiannya
buku guru dan buku (LK-2.2) dengan pendekatan
siswa saintifik dan standar
proses
Mendiskusikan hasil
analisis untuk Mendiskusikan hasil
membuat analisis buku guru
Presentasi hasil
rekomendasi dan buku siswadalam
analisis buku gurudan
tentang kesesuaiannya
buku siswa
penggunaan buku dengan standar
guru dan buku penilaian
siswa
Kegiatan analisis menggunakan LK - 2.1 untuk Analisis Buku Siswa, dan LK -2. 2 untuk Analisis Buku
Guru.
Bacalah informasi berikut, selanjutnya silakah melakukan analisis buku sesuai dengan
petunjuk pada lembar kegiatan Analisis Buku Guru dan Buku Siswa
LK 2.1
Analisis Buku Siswa
Panduan kegiatan:
1. Kerjakanlah secara berkelompok!
2. Pelajari format Analisis Buku Siswa
3. Siapkan SKL, KI dan KD sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran!
4. Cermatilah buku siswa yang berisi teks materi pembelajaran dan informasi lainnya seperti
kegiatan siswa dan evaluasi
5. Lakukanlah analisis terhadap buku siswa dan tuliskan hasil analisis pada kolom yang tersedia
pada format dengan cara:
- mendeskripsikan secara singkat isi buku sesuai dengan aspek-aspek yang dianalisis
- memberikan tanda cek ( √ ) pada kolom kualifikasi kurang, cukup atau baik
- menuliskan alasan Anda memilih kualifikasi tersebut
- Berdasarkan hasil analisis, tuliskan alasan dan tindak lanjut hasil analisis ,
- Jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut
yang harus dikerjakan guru sebagai pengguna buku siswa untuk proses pembelajaran.
- Jika sesuai dengan kebutuhan, buku bisa digunakan sebagai sumber belajar dalam
pembelajaran.
Komponen penilaian
sesuai tuntutan
penilaian autentik
B. Uraian Materi
Pendahuluan bab
memotivasi siswa
untuk belajar
Cakupan materi
setiap sub topik/sub
bab memenuhi
kebutuhan
pencapaian KD
Kegiatan pada buku
memfasilitasi
pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik
Penilaian
Pengetahuan
Penilaian Sikap
Penilaian
Keterampilan
Tugas
R- 2.1
Amat Baik ( AB) 90 < AB ≤ 100 Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa
dilaksanakan
Baik (B) 80 < B ≤ 90 Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis
Cukup (C) 70 < C ≤ 80 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis
Kurang (K) ≤ 70 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak logis
Panduan kegiatan:
1. Kerjakanlah secara berkelompok!
2. Pelajari format Analisis Buku Guru
3. Siapkan SKL, KI dan KD sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran!
4. Cermatilah buku guru yang berisi strategi penyajian pembelajaran dan informasi lainnya
5. Lakukanlah analisis terhadap buku guru dan tuliskan hasil analisis pada kolom yang tersedia
pada format dengan cara:
- mendeskripsikan secara singkat isi buku sesuai dengan aspek kegiatan guru
- memberikan tanda cek ( √ ) pada kolom kualifikasi kurang, cukup atau baik
- menuliskan alas an Anda memilih kualifikasi tersebut
6. Berdasarkan hasil analisis, tuliskan tindak lanjut hasil analisis ,
Jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut yang
harus dikerjakan guru sebagai pengguna buku guru tersebut. Jika sesuai dengan kebutuhan,
buku dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran.
7. Setelah melakukan analisis buku guru dan buku siswa diskusikan bagaimana keterkaitan antara
buku guru dan buku siswa yang Anda analisis.
A. Perencanaan Pembelajaran
Menentukan KI dan
KD yang berkaitan
Menentukan alokasi
waktu
Merumuskan
indikator
Merumuskan tujuan
pembelajaran
Menentukan cakupan
materi pembelajaran
Menentukan
pendekatan
Menentukan model
Menentukan strategi
Menentukan metode
Menentukan media,
sumber dan alat
Mendeskripsikan
langkah
pembelajaran sesuai
dengan pendekatan,
model, dan metode
Menilai Pengetahuan
- Contoh
instrumen
- Pembahasan
Menilai Sikap
- Contoh
instrumen
- Rubrik
Menilai Keterampilan
- Contoh
instrumen
- Rubrik
Portofolio
Penilaian Diri
Penilaian Antar
Teman
Informasi Pengayaan
Belajar
Informasikan
hubungan guru dan
Orang tua
R - 2.2
Rubrik penilaian analisis buku guru digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis peserta
pelatihan terhadap buku guru sesuai dengan mata pelajaran yang diampu
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati format penilaian analisis buku guru serta hasil analisis peserta yang akan dinilai
2. Berikan nilai pada setiap komponen sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil analisis
menggunakan rentang nilai sebagai berikut
Amat Baik ( AB) 90 < AB ≤ 100 Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa
dilaksanakan
Baik (B) 80 < B ≤ 90 Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis
Cukup (C) 70 < C ≤ 80 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis
Kurang (K) ≤ 70 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak logis
MATERI PELATIHAN 3
Perubahan pada proses pembelajaran kurikulum 2013 mencakup: a) berorientasi pada karakteristik
kompetensi yang mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan, 2) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyajikan, dan mencipta, dan 3) pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b) menggunakan pendekatan saintifik,
karakteristik kompetensi sesuai jenjang. c) mengutamakanDiscovery Learning dan Project Based
Learning.
Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera
diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat
memuaskan. Perubahan pada penilaian mencakup: penilaian berbasis tes dan nontes (portofolio),
cara menilai proses dan output dengan menggunakan penilaian autentik, dan rapor memuat
penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan.
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari penerapan model-model pembelajaran dan
perancangan penilaian yang baik dengan cara berlatih menyusun contoh proses pembelajaran,
mengembangakan instrumen penilaian menggunakan berbagai model pembelajaran sesuai
Kurikulum 2013 dan mengolah nilai untuk rapor.
Indikator
1. Merancang contoh penerapan pendekatan saintifikpada pembelajaran IPA.
2. Membuat contoh penerapan model –model pembelajaranpada pembelajaran IPA
3. Mengidentifikasi kaidah-kaidah perancangan penilaian
4. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran IPA
5. Mengolah hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar.
Langkah Kegiatan
1. Perancangan Pembelajaran
2. Perancangan Penilaian
Diskusi
Kerja
kelompok Presentasi hasil Penyimpulan
Kelompokmenyu
perancangan kerja kelompok hasil diskusi
sun contoh
penilaian dan kelompok dan
instrumen
sikap, dikomentarioleh rangkuman
penilaian yang
pengetahuan, kelompok lain hasil
baik
keterampilan
Handout
Materi 3.1 Penerapan Pendekatan Saintifik dan Model-Model Pada Pembelajaran IPA
HO-3.1a
Pada Permendikbud no 81A Tahun 2013, proses pembelajaran terdiri atas lima
pengalaman belajar pokok yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi
dan mengomunikasikan. Jika dihubungkan dengan komponen pada pendekatan saintifik diatas maka
ke lima pengalaman belajar ini merupakan penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran.
Pada tabel berikut ini disajikan jenis-jenis indikator keterampilan proses beserta sub indikatornya.
Tabel 2. Jenis-jenis Indikator Keterampilan Proses beserta Sub indikatornya.
Untuk lebih memahami bagaimana menerapkan keterampilan proses pada pembelajaran IPA,
berikut ini uraian beberapa jenis keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu yang
dapat dilatihkan pada peserta didik
1. Mengamati
Mengamati merupakan kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan alat inderanya
secara teliti, menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan, menggunakan
alat atau bahan sebagai alat untuk mengamati objek dalam rangka pengumpulan data atau informasi
(Nuryani, 1995). Mengamati dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan data tentang
fenomena atau peristiwa dengan menggunakan inderanya. Keterampilan pengamatan dilakukan
dengan cara menggunakan lima indera yaitu penglihatan, pembau, peraba, pengecap dan
pendengar. Pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif,
sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut pengamatan
kuantitatif.Pengamatan dapat dilakukan pada obyek yang sudah tersedia dan pengamatan pada
suatu gejala atau perubahan.Contoh : Sekelompok peserta didik diminta mengamati beberapa
tepung yang berbeda jenisnya baik rasa, warna, ukuran serbuk dan baunya.
Gunakan panca inderamu untuk mengetahui jenis-jenis tepung yang tersedia pada piring ini
.Bagaimana warnanya, rasanya, ukurannya, bentuknya dan baunya?
Tepung Warna Rasa Ukuran Bentuk Bau
1
2
3
4
2. Mengukur
Keterampilan mengukur dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
pengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, dan
sebagainya.Menurut Carin dalam Poppy, (2010) mengukur adalah membuat observasi kuantitatif
dengan membandingkannya terhadap standar yang kovensional atau standar non konvensional.
Contoh : Peserta didik melakukan pengukuran suhu menggunakan termometer, menimbang berat
benda dengan berbagai neraca, mengukur volume cairan menggunakan gelas ukur, mengukur
panjang dengan menggunakan penggaris atau mengukur benda dengan jangka sorong.
3. Mengklasifikasikan
Klaslifikasi adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk mengadakan penyusunan atau
pengelompokan atas objek-objek atau kejadian-kejadian. Keterampilan klasifikasi dapat dikuasai bila
peserta didik telah dapat melakukan dua keterampilan berikut ini.
1) Mengidentifikasi dan memberi nama sifat-sifat yanng dapat diamati dari sekelompok objek yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasi.
2) Menyusun klasifikasi dalam tingkat-tingkat tertentu sesuai dengan sifat-sifat objek
Klasifikasi berguna untuk melatih peserta didik menunjukkan persamaan, perbedaan dan hubungan
timbal baliknya. Sebagai contoh peserta didik mengklasifikasikan jenis-jenis hewan, tumbuhan, sifat
logam berdasarkan kemagnetannya
Contoh melatihkan klasifikasi menggunakan bagan:
Fe, Cu, Na, O, Ne, N, K, Ca, C, Cl, F, Ag, He, H,Mg
Logam Non-logam
Utama Transisi Monoatom Dwiatom
4. Menyimpulkan
Menyimpulkan didalam keterampilan proses dikenal dengan istilah inferensi. Inferensi adalah
sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan.Hasil inferensi dikemukakan
sebagai pendapat seseorang terhadap sesuatu yang diamatinya. Pola pembelajaran untuk melatih
5. Mengkomunikasikan
Komunikasi didalam keterampilan proses berarti menyampaikan pendapat hasil keterampilan proses
lainnya baik secara lisan maupun tulisan. Dalam tulisan bisa berbentuk rangkuman, grafik, tabel,
gambar, poster dan sebagainya.Keterampilan mengkomunikasikan ini diantaranya adalah sebagai
berikut.
a) Mengutarakan suatu gagasan.
b) Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan/memeriksa secara akurat suatu objek atau
kejadian.
c) Mengubah data dalam bentuk tabel ke bentuk lainnya misalnya grafik, peta secara akurat.
6. Memprediksi
Prediksi dalam sains adalah perkiraan yang didasarkan pada hasil pengamatan yang nyata.
Memprediksi berarti pula mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum
diamati berdasarkan penggunaan pola yang ditemukan sebagai hasil penemuan. Keterampilan
meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang
belum terjadi berdasarkan suatu kecenderunganatau pola yang sudah ada.
Contoh :Peserta didik diminta membuat suatu prediksi
1. Apa yang akan terjadi jika air dibiarkan didalam piring lebar dibiarkan berhari-hari?
2. Apa yang akan terjadi pada lampu senter jika ada pemasangan batu baterai nya terbalik ?
7. Mengidentifikasikan Variabel
Variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat bervariasi atau berubah pada
suatu situasi tertentu.Besaran kualitatif adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam satuan
pengukuran baku tertentu. Besaran kuantitatif adalah besaran yang dinyatakan dalam satuan
pengukuran baku tertentu misalnya volume diukur dalam liter dan suhu diukur dalam 0C.
Keterampilan identifikasi variabel dapat diukur berdasarkan tiga tujuan pembelajaran berikut.
a) Mengidentifikasi variabel dari suatu pernyataan tertulis atau dari deskripsi suatu
eksperimen.
b) Mengidentifikasi variabel manipulasi dan variabel respon dari deskripsi suatu eksperimen.
c) Mengidentifikasi variabel kontrol dari suatu pernyataan tertulis atau deskripsi suatu
eksperimen.
Dalam suatu eksperimen terdapat tiga macam variabel yang sama pentingnya, yaitu variabel
manipulasi, variabel respon dan variabel kontrol.
Variabel manipulasi adalah suatu variabel yang secara sengaja diubah atau dimanipulasi
dalam suatu situasi.
Variabel respon adalah variabel yang berubah sebagai hasil akibat dari kegiatan manipulasi.
Variabel kontrol adalah variabel yang sengaja dipertahankan konstan agar tidak
berpengaruh terhadap variabel respon.
8. Menginterpretasikan Data
Fakta atau data yang diperoleh dari hasil observasi sering kali memberikan suatu pola. Pola dari
fakta/data ini dapat ditafsirkan lebih lanjut menjadi suatu penjelasan yang logis. Karakteristik
keterampilan interpretasi diantaranya: mencatat setiap hasil pengamatan, menghubungkan-
hubungkan hasil pengamatan, menemukan pola atau keteraturan dari suatu seri pengamatan dan
menarik kesimpulan.
Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan
mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam bentuk yang mudah
difahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang sudah dirata-ratakan. Data yang
sudah dianalisis baru diinterpretasikan menjadi suatu kesimpulan atau dalam bentuk pernyataan.
Data yang diinterpretasikan harus data yang membentuk pola atau beberapa kecenderungan.
9. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang merupakan pekerjaan tentang
pengaruh yang akan terjadi dari variabel manipulasi terhadapvariabel respon. Hipotesis dirumuskan
dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam merumuskan
masalah yang akan diteliti (Nur, 1996). Hipotesis dapat dirumuskan secara induktif dan secara
deduktif.Perumusan secara induktif berdasarkan data pengamatan, secara deduktif berdasarkan
teori.Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah.
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah.
Misalkan seorang siswa memiliki data jumlah gelembung yang dihasilkan oleh tumbuhan Hydrilla sp
pada percobaan fotosintesis sebagai berikut:
11. Eksperimen
Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data
untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika
variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu
hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat. Melatihkan
merencanakan eksperimen tidak harus selalu dalam bentuk penelitian yang rumit, tetapi cukup
dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan konsep-konsep didalam
kurikulum.
Melalui penerapan keterampilan proses pada pembelajaran IPA yang disajikan dengan strategi dan
metode yang tepat, mudah-mudahan peserta didik dapat terlatih dalam keterampilan saintifik.
Hasil akhir yang diharapkan Kurikulum 2013 adalah adanya peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
4.6 Melakukan pengamatan atau percobaan sederhana untuk Formatted: Justified, Indent: Left: 0", Space Before: 0 pt,
After: 0 pt, Line spacing: Exactly 14 pt, Tab stops: 0.34",
menyelidikiprosesfotosintesispada tumbuhan hijau Left
Formatted: Font:
Tujuan Pembelajaran - Melakukan percobaan agar peserta didik mampu menemukan zat
yang dihasilkan pada proses fotosintesis
- Mengidentifikasi komponen-komponen yang terlibat dalam
fotosintesis berdasarkan data hasil percobaan
- Mengidentifikasi perubahan energi yang terjadi pada fotosintesis
- Menjelaskan proses yang terjadi pada fotosintesis
Alokasi Waktu 1x pertemuan (3 JP)
Mengamati
Keterampilan proses sain yang dapat dilatihkan pada kegiatan pembelajaran fotosintesis. Contohnya
adalah :
Lembar Kerja
LK- 3.1a
1. Pelajari hand out dan contoh penerapan pendekatan saintifik pada pebelajaran IPA
2. Isilah Lembar Kerja perancangan pembelajaran yang tersedia
3. Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda
4. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain
Kompetensi Dasar :
Topik /Tema :
Sub Topik/Tema :
Tujuan Pembelajaran :
Alokasi Waktu :
Menanya
Mengumpulkan informasi
Mengasosiasikan
Mengkomunikasikan
R-3.1a
Rubrik perancangan penerapan saintifik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan
peserta pelatihan dalam merancang contoh penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran
satu topik IPA.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -3.1a
2. Berikan nilai pada rancangan sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil rancangan peserta
Pada materi pelatihan 1 telah disajikan konsep model Proyek Based Learning, Discovery
LearningdanProblem Based Learning. Berikut ini contoh penerapan model-model pada pembelajaran
IPA.
Penerapan Proyek Based Learning, Discovery Learning dan Problem Based Learning pada
Pembelajaran IPA
HO- 3.1b
A. Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran berbasis proyek pada penerapannya melalui tahap-tahap: 1) Penentuan
Pertanyaan Mendasar, 2) Mendesain Perencanaan Proyek, 3)Menyusun Jadwal,4)Memonitor
peserta didik dan kemajuan proyek, 5) Menguji Hasil, dan 6) Mengevaluasi Pengalaman
Pada penerapannya dalam pembelajaran guru dan peserta didik dapat bekerja sama mendisain
proyek, merancang perncanaan proyek dan menyusun jadwal. Untuk memandu pembelajaran ini
guru dapat mendisain intrumen-intrumen lembar kerja peserta didik karena pelaksanaan
pembelajarannya umumnya dilakukan sebagai tugas diluar tatap muka kecuali pelaporan hasil
proyek.Untuk penilaiannya guru harus menyiapkan instrumen penilaian proyek. Berikut ini
contoh lembar kerja pelaksanaan tugas proyek yang akan dilakukan peserta didik.
1. Lembar Kerja Tugas Proyek
Lembar kerja tugas proyek pada pembelajaran IPA sebelum kegiatan tatap muka misalnya membuat
alat penjernih air. Untuk mengerjakan proyek, peserta diberi panduan kerja agar tugas dapat
dikerjakan secara efektif dan efisien.
Berikut ini contoh lembar kegiatan dan format laporan Pembelajaran Berbasis Proyek
Formatted: Line spacing: single
KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan
dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan
ajaran agama yang dianutnya.
2.4 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi
3.5 Memahami karakteristik zat, serta perubahan fisika dan kimia pada zat yang dapat dimanfaatkan
untuk kehidupan sehari-hari (misalnya pemisahan campuran)
4.5Melakukan pemisahan campuran berdasarkan sifat fisika dan kimia
INDIKATOR
1. Membuat rancangan alat penjernihan air dari alat sederhana menggunakan metode pemisahan
campuran
2. Membuat alat penjernihan air dari alat sederhana menggunakan metode pemisahan campuran
PENTUNJUK UMUM
1. Pelajari metode pemisahan campuran yang tepat digunakan untuk proses penjerhian air!
2. Buat rancangan alat penjernihan air meliputi alat dan bahannya, disain atau gambanya dan cara
menggunakannya!
3. Setelah dirancang, buat alat penjernihan air sesuai rancangan!
4. Uji alat dengan melakukan percobaan penjernihan air!
5. Catat hasil percobaan dan hal-hal yang harus diperbaiki untuk mendapatkan air yang jernih!
6. Lakukan perbaikan alat kalau diperlukan!
7. Selamat mencoba, mudah-mudahan alat hasil kreativitasmu dapat dimanfaatkan di lingkungan yang
membutuhkan air jernih Semangat!
Pada tugas proyek ini peserta diminta untuk mendisain alat uji elektrolit dalam berbagai model,
misalnya sebagai lampu taman, lampu mobil, lampu kamar sehingga kreasinya dapat dinilai dalam
pelajaran prakarya atau seni. Hal ini termasuk dalam pembelajaran lintas kurikulum.
Laporan kegiatan pembelajaran berbasis proyek dapat berupa laporan kegiatan merancang alat,
menguji alat dan laporan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model rancangan yang
dibuat.
a. Merancang Alat
LAPORAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
PETUNJUK KHUSUS
1. Setelah mempelajari metode pemisahan campuran yang tepat digunakan untuk membuat alat
penjernihan air, buatlah rancangan alat penjenihan air dari alat dan bahan yang ada disekitar
rumah!
2. Tulislah rancangan berikut gambar dan keterangannya dibagian bawah gambar!
3. Uraikan cara penggunaan alatnya!
Tanggal Merancang :
PETUNJUK KHUSUS
Setelah Anda membuat alat penjernihan air berdasarkan rancangan, ujilah alat tersebut dengan cara
melakukan percobaan penjernihan air, laporkan hasil pengujian mengunakan format berikut.
c. Laporan Penelitian
LAPORAN PENELITIAN
PETUNJUK KHUSUS
Berdasarkan hasil kegiatanmu ini, tulislah sebuah laporan penelitian sederhana tentang penjernihan air di
lingkungan rumah atau sekolah dengan menerapkan prinsip pemisahan campuran.
Buat Judul yang menarik , tulis laporan secara sistematis.
JUDUL
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
1. Stimulation Pada tahap ini peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
(simullasi/Pemberian memusatkan perhatian pada topikfotosintesis dengan cara menyajikan gambar
rangsangan) yang berkaitan dengan tumbuhan, hewan, dan cahaya matahari.
2. Problem statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
(pertanyaan/identifikas sebanyak mungkin masalah yang berkaitandenganasal energi yang dihasilkan
i masalah) makhluk hidup sampai peserta didik dapat berpikir dan bertanya, contohnya
Mengapa makhluk hidup bisa bergerak?
Apakah semua makhluk hidup bisa membuat makanan sendiri?
Siapa saja yang dapat menghasilkan makanan?
Bagaimana tumbuhan bisa menghasilkan makanan?
3. Data collection Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
(pengumpulan data) menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi melalui:
Melakukan percobaan fotosintesis sederhana untuk mendapatkan data-
data tentang komponen yang terlibat dan zat yang dihasilkan pada proses
fotosintesis serta perubahan energi yang terjadi.
Mencatat data pada kolom pengamatan yang telah disiapkan oleh peserta
didik
4. Data processing Pada tahap ini peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi untuk mengolah
(pengolahan Data) data hasil pengamatan dengan cara:
Mendiskusikan hasil pengamatan dengan memperhatikan pertanyaan -
pertanyaan pada lembar kegiatan, misalnya mengolah data tentang jumlah
gelembung yang dihasilkan, zat-zat apa yang dihasilkan dan perubahan energi
pada proses fotosintesis.
5. Verification Pada tahap verifikasi peserta didik mendiskusikan hasil pengolahan data dan
(pembuktian) memverifikasi hasil pengolahan dengan data-data pada buku sumber. Misalnya
dengan cara melakukan verifikasi hasil pengolahan data dengan data-data
pada buku siswa.
6. Generalization Pada tahap ini peserta didik menyimpulkan hasil percobaan dan diskusi
(menarik kesimpulan) misalnya dengan cara:
menyimpulkan komponen yang terlibat dan zat-zat yang dihasilkan pada
proses fotosintesis
latihan memberikan contoh pemanfaatan konsep fotosintesis dalam
kehidupan sehari-hari
Peserta didik menyimak masalah yang disampaikan guru tentang kondisi di Formatted: Font: Calibri
beberapa daerah yang mengalami kesulitan air bersih, padahal keberadaan air
bersih sangat dibutuhkan oleh semua orang. Terdapat banyak kegiatan
manusia yang memberikan sumbangan terhadap berkurangnya air bersih.
Peserta didik diminta memberikan tanggapan dan pendapat terhadap masalah Formatted: Font: Calibri
tersebut.
Pada tahap ini guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
FASE 2 mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Mengorganisasi Peserta didik dikelompokkan secara heterogen, masing-masing mengkaji lembar Formatted: Font: Calibri
peserta didik dalam Formatted: Font: Calibri
kegiatan non eksperimen tentang aktivitas manusia dan pencemaran lingkungan.
belajar
Peserta didik mendiskusikan hal-hal yang harus dikerjakan dan konsep-konsep
yang harus didiskusikan dan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab. Formatted: Font: Calibri
Peserta didik mengumpulkan informasi untuk menciptakan dan membangun
FASE 3 ide mereka sendiri dalam memecahkan masalah. Pada kegiatan ini peserta didik
Membimbing mendiskusikan masalahyang adalembar kegiatan. Selanjutnya diskusi mengenai Formatted: Font: Calibri
penyelidikan peserta
pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan. Contoh aktivitas adalah :
didik secara mandiri Formatted: Font: Calibri
maupun kelompok Guru membimbingpeserta didik dalam memecahkan masalah.
Peserta didik melakukan penyelidikan sesuai LKS dan berdiskusi dalam Formatted: Font: Calibri
kelompok mencari solusi terkait dengan masalah yang telah diidentifikasi.
Guru memfasilitasi dan membimbing kelompok belajar berdiskusi untuk
menjawab permasalahan aktual yang ada di lingkungan.
Pada tahap ini peserta didik merencanakan dan menyiapkan laporan dengan
FASE 4 cara berbagi tugas dengan teman. Misalnya :
Mengembangkan dan Peserta didik menjawab pertanyaan pada LKS dan menyajikan dalam laporan Formatted: Font: Calibri
menyajikan hasil karya tertulis. Formatted: Font: Calibri
Peserta didik menyajikan laporan pembahasan hasil temuan, penarikan Formatted: Font: Calibri
kesimpulan di depan kelas (diskusi kelas).
Pada tahap ini peserta didik mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
Perhatikan bacaan dan gambar di bawah ini yang diambil dari Koran Jakarta Jum'at, 21 Juni 2013. Formatted: Font: Calibri, 11 pt
Formatted: Indent: Left: 0", Space After: 0 pt, Line
“80% Pencemaran Sungai Berasal dari Sampah Rumah Tangga” spacing: 1.5 lines
Formatted: Font: Calibri, 13 pt
Sekitar 80 persen pencemaran di Sungai Ciliwung disebabkan
oleh sampah rumah tangga atau limbah domestik. Berdasarkan Formatted: Indent: Left: 0.25", Space After: 0 pt, Line
spacing: 1.5 lines
hasil investigasi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), terdapat
Formatted: Font: Calibri, 13 pt, Bold
108 titik tumpukan sampah yang merupakan lokasi pembuangan
sampah di bantaran Sungai Ciliwung. Pencemaran itu merupakan Formatted: Justified, Space After: 0 pt, Line spacing: single
1. Mengapa dapat terjadi peristiwa seperti pada gambar tersebut? Jelaskan dengan kalimat Formatted: Indent: Left: 0", Hanging: 0.3", Space After: 0
kalian sendiri! pt, Line spacing: single, Numbered + Level: 1 + Numbering
Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at:
2. Tahukan kalian, apakah dampak dari peristiwa dalam gambar tersebut, jika tidak ditangani 0.25" + Tab after: 0.5" + Indent at: 0.5", Tab stops: 0.3",
dengan baik? List tab + Not at 0.5"
3. Apakah peristiwa dalam gambar tersebut dapat berpengaruh terhadap ekosistem? Jelaskan! Formatted: Font: Calibri, 11 pt
4. Apa yang dapat kita lakukan untuk mengurangi pencemaran air seperti dalam gambar
tersebut? Formatted: Font: Calibri, 11 pt
5. Coba buatlah 3 pertanyaan lain terkait dengan pencemaran air berdasarkan bacaan dan
gambar di atas!
6. Jawablah pertanyaan yang kalian buat pada soal nomor 5!
7. Coba buatlah kesimpulan dari permasalahan yang telah kalian pelajari!
2. Mendesain Perencanaan
Proyek
3. Menyusun Jadwal
5. Menguji Hasil
6. Mengevaluasi Pengalaman
Sub Topik :
Tujuan :
Alokasi Waktu : 1x TM
6. Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi)
R-3.b
HO- 3.2
PENILAIAN PEMBELAJARAN IPA
Pada Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk
menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.Untuk
melengkapi perangkat pembelajaran IPA dengan suatu model, diperlukan jenis-jenis penilaian yang
sesuai.Pada uraian berikut disajikan beberapa contoh penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan
pada pembelajaran IPA. Anda dapat mengembangkan lagi sesuai dengan topik dan kompetensi dasar
yang harus dicapai peserta didik.
A. Penilaian Sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri (self assessment),
penilaian “teman sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik, dan jurnal (Direktorat Pembinaan
SMP, Ditjen Pendidikan Dasar, 2013). Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang
terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai
ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.Penilaian sikap yang dapat
dilakukan oleh para guru dengan menilai perilaku sehingga penilaian sikap dilakukan dengan cara
observasi perilaku. Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang
dalam sesuatu hal.K ompetensi sikap pada pembelajaran IPA yang harus dicapai peserta didik sudah
terinci pada KD dari KI 1 dan KI 2. Guru IPA dapat merancang lembar pengamatan penilaian sikap
untuk masing-masing KD sesuai dengan karakteristik proses pembelajaran yang disajikan. Hasil
observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.Contoh penilaian kompetensi sikap
dalam pembelajaran IPA.
Kerja Jumlah
No Nama Siswa Santun Toleran Responsif Proaktif Bijaksana
sama Skor
1. ................
2. ………………
Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil
pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan yaitu:.
Skor 1, jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan
Skor 2, jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan
Skor 3,jika sering berperilaku dalam kegiatan
Skor 4, jika selalu berperilaku dalam kegiatan
Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus dan predikat berikut
PREDIKAT NILAI
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐤𝐨𝐫 Sangat Baik ( SB) 80 ≤ AB ≤ 100
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝐱𝟏𝟎𝟎
𝟐𝟒 Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79
Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69
Kurang (K) <60
Dari penilaian diri ini Anda dapat memberi skor misalnya YA=2, Tidak =1 dan membuat rekapitulasi bagi semua
peserta didik. Penilaian diri juga dapat diberikan untuk mengukur pencapaian kompetensi pengetahuan, misalnya
peserta didik diminta mengerjakan soal-soal sebelum ulangan akhir bab dilakukan dan mencocokan dengan kunci
jawaban yang tersedia pada buku siswa. Berdasarkan hasilnya, diharapkan peserta didik akan belajar kembali pada
topik-topik yang belum mereka kuasai. Untuk melihat hasil penilaian diri peserta didik, guru dapat
membuat format rekapitulasi penilaian diri peserta didik dalam satu kelas.
Contoh.
REKAPITULASI PENILAIAN DIRI PESERTA DIDIK
Mata Pelajaran:...........................................
Topik/Materi:..............................................
Kelas:..........................................................
Format Penilaian
Pengolahan Penilaian:
1. Perilaku/sikap pada instrumen di atas ada yang positif (no 1. 2dan 4) dan ada yang negatif (no 2)
Pemberian skor untuk perlaku positif = 2, Tidak = 1. Untuk yang negatif Ya = 1 dan Tidak = 2
2. Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian menggunakan format berikut.
Skor Perilaku
No Nama Jumlah Nilai
1 2 3 4 5
1 …….
2 Ami 2 2 1 2 2 9
3
Model Pertama
JURNAL
Aspek yang diamati: …………………………. Nama Peserta Didik: ………………………….
Kejadian : …………………………. Nomor peserta Didik: ………………………….
Tanggal: ………………………….
Catatan Pengamatan Guru:
............................................................................................................................
..................................................................................................................
....................................................................................................
Model Kedua
Petunjuk pengisian jurnal sama dengan model ke satu (diisi oleh guru)
...
B. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dapat berupa tes tulis, lisan dan penugasan.Instrumen tes tulis umumnya
menggunakan soal pilihan ganda dan soal uraian.Pada pembelajaran IPA yang menggunakan
pendekatan scientific, instrumen penilaian harus dapat menilai keterampilan berpikir tingkat
tinggi(HOTS,“Higher Order thinking Skill”) menguji proses analisis, sintesis, evaluasi bahkan sampai
kreatif. Untuk menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk menilai hasil belajar IPA
dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik menjawab soal melalui proses berpikir yang
sesuai dengan kata kerja operasional dalam taksonomi Bloom.Misalnya untukmenguji ranah analisis
peserta didik pada pembelajaranIPA, guru dapat membuat soal dengan menggunakan katakerja
operasional yang termasuk ranah analisis seperti menganalisis, mendeteksi, mengukur, dan
menominasikan. Ranah evaluasi contohnya membandingkan, menilai, memprediksi, dan
menafsirkan.Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan
rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
Teknik dan bentuk instrumen penilaian kompetensi pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut:
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Tes tulis Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan,
dan uraian.
Tes lisan Daftar pertanyaan.
Penugasan Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara individu
atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
1. Tes Tulis
a. Soal Pilihan Ganda
Topik : Fotosintesis
Indikator : Disajikan gambar hasil percobaan uji Sach, peserta didik dapat menentukan
daerah pada daun yang mengalami proses fotosintesis dengan tepat.
Soal: Sekelompok peserta didik melakukan percobaan fotosintesis sederhana yaitu uji Sach. Hasil
yang diperoleh adalah sebagai berikut.
A
Pernyataan yang benar berdasarkan gambar hasil percobaan Uji Sach adalah ….
A. fotosintesis tidak terjadi pada bagian B karena warnanya berubah setelah ditetesi oleh
larutan lugol
B. fotosintesis tidak terjadi pada bagian A karena warna daun tidak berubah setelah ditetesi
larutan lugol
C. fotosintesis tidak terjadi pada bagian B karena warna daun tidak berubah setelah ditetesi
larutan lugol
D. fotosintesis tidak terjadi pada bagian A karena warna daun berubah setelah ditetesi larutan
lugol
Topik : Gerak
Indikator : Disajikan data hasil percobaan gerak, peserta didik dapat menentukan jenis
gerak sebuah benda berdasarkan data hasil percobaan.
Soal : Perhatikan gambar hasil percobaan gerak. Pola titik-titik hitam pada pita kertas
yang terbentuk dari ticker timer hasil percobaan gerak dilukiskan seperti gambar berikut:
b. Soal Uraian
Topik : Fotosintesis
Indikator : Merancang percobaan untuk menyelidiki pengaruh cahaya matahari terhadap
fotosintesis.
Soal:Kalian dengan teman-temanmu akan menyelidiki pengaruh cahaya matahari terhadap
fotosintesis, coba jawablah pertanyaan berikut
a. Gambarkan rancangan alat berikut keterangannya
b. Tentukan variabel manipulasi, respon dan kontrol yang harus diperhatikan pada percobaan
tersebut
c. Uraikan langkah kegiatan untuk mendapatkan hasil yang akurat.
2. Tes Lisan
Instrumen tes lisan berbentuk Daftar Pertanyaan.Pada pembelajaran IPA umumnya jarang
dilakukan dengan tes lisan.Jika guru ingin mengembangkannya, guru dapat melakukannya pada
saat ujian praktikum IPA atau pada saat remedial.
Untuk pemberian nilai lisan ini Silahkan Anda diskusikan dan jawab pada LK yang tersedia!
3. Penugasan
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu
atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Soal:
Untuk penilaian tugas guru dapat membuat rubriknya disesuaikan dengan tugas yang diberikan
pada peserta didik.
C. Penilaian Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut
peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik,
projek, dan penilaian portofolio.Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang dilengkapi rubrik. Rubrik adalah daftar kriteria yang menunjukkan kinerja, aspek-
aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu, mulai dari tingkat yang paling
sempurna sampai yang paling buruk.Rubrik kunci adalah rubrik sederhana berisi seperangkat kriteria
yang menunjukkan indikator esensial paling penting yang dapat menggambarkan capaian
kompetensi peserta didik.
1. Tes Praktik
Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas
atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Contoh Tes Praktek
Topik : Fotosintesis
KI : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama daam sudut pandang/teori.
KD : 4.6 Melakukan pemisahan campuran berdasarkan sifat fisika dan kimia
Indikator : Melakukan percobaan pemisahan campuran dengan menggunakan metode filtrasi
Lembar Pengamatan
Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Akhir Jumlah Skor
No Nama
Percobaan Percobaan Percobaan
1. ………………………
2.
Rubrik
No Keterampilan yang Skor Rubrik
dinilai
1 Persiapan 30 - Alat-alat tertata rapih sesuai dengan urutan percobaan
Percobaan - Bahan-bahan tersedia di gelas kimia dengan ukuran yang sama
(Menyiapkan alat
- Alat praktikum dalam keadaan siap pakai
Bahan)
- Tersedia air untuk membilas alat dan tisu
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek tang tersedia
2 Pelaksanaan 30 - Mencuci alat-alat sebelum praktikum
Percobaan - Merakit alat dengan benar
- Melakukan proses pemisahan campuran sesuai dengan prosedur
- Mencatat data sesuai dengan fakta yang diamati
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek tang tersedia
3 Kegiatan akhir 30 - Membuang larutan atau sampah ketempatnya
Percobaan - Membersihkan alat dengan baik
- Membersihkan meja praktikum
- Mengembalikan alat ke tempat semula
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek tang tersedia
2. Tes Proyek
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan,
dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.Penilaian proyek merupakan
kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu.Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.Penilaian proyek dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan
menginformasikan peserta didik pada matapelajaran tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
- Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu
pengumpulan data serta penulisan laporan.
- Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
- Keaslian
Projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta
didik.
Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir
proyek.Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti
penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis.Laporan tugas
atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster.Pelaksanaan penilaian dapat
menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.Contoh format
penilaian proyek diantaranya adalah sebagai berikut.
Contoh Format Penilaian Proyek
Mata Pelajaran : Guru Pembimbing :
Nama Proyek : Nama :
Alokasi Waktu : Kelas :
Setelah proyek selesai guru dapat melakukan penilaian menggunakan rubrik penilaian
proyek.Peserta didik melakukan presentasi hasil proyek, mengevaluasi hasil proyek, memperbaiki
sehingga ditemukan suatu temuan baru untuk menjawab permasalahan yang diajukanpada tahap
awal.
Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek.
Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain,
pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil
penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Penilaian dapat menggunakan instrumen
penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian. Aspek yang dinilai disesuaikan dengan tugas
proyek.
Contoh format penilaian proyek diantaranya adalah sebagai berikut.
D. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian
produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni,
seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari
kayu, keramik, plastik, dan logam atau alat-alat teknologi tepat guna yang sederhana.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
- Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali,
dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
- Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
- Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik
sesuai kriteria yang ditetapkan.
No Tahapan Skor ( 1 – 5 )*
1 Tahap Perencanaan Bahan
2 Tahap Proses Pembuatan :
a. Persiapan alat dan bahan
b. Teknik Pengolahan
c. K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan)
3 Tahap Akhir (Hasil Produk)
a. Bentuk fisik
b. Inovasi
TOTAL SKOR
.
Catatan :
*) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban dan
ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.
Setelah proyek selesai guru dapat melakukan penilaian menggunakan rubrik penilaian
proyek.Peserta didik melakukan presentasi hasil proyek, mengevaluasi hasil proyek, memperbaiki
sehingga ditemukan suatu temuan baru untuk menjawab permasalahan yang diajukanpada tahap
awal.
1. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolioadalah penilaian yangdilakukan dengan caramenilai
kumpulanseluruhkaryapeserta didikdalambidang tertentuyang bersifat reflektif-integratif untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi,
dan/ataukreativitaspesertadidikdalamkurunwaktutertentu.Karya tersebut dapat berbentuk
tindakan nyata yangmencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
ContohPenilaian Portofolio
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII / 2
Tahun Ajaran : 2014/2015
Tujuan : Peserta didik dapat merancang alatdan menyusun laporan praktikum IPA sebagai tulisan
ilmiah
Ruang lingkup :
Karyaportofolioyangdikumpulkanadalah laporan seluruh hasil rancangan alat dan laporan praktikum IPA
semester 2
1 Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Hasil Praktikum
Skor Portofolio ....................................................
Keterangan:
Skormaksimal = jumlah komponen yang dinilai x3
Jumlah skor
Nilai portofolio = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = skor maksimal x100
Lembar Kerja
LK-3.2
Format:
Identitas Materi
Kompetensi Dasar : 3. ..………………….................................................................
4…. ………………..............................................................…..
2.........................................................................................
Topik/Materi : ……………………………….....................................................…..
Sub Topik/Sub Materi : ...........................................................................................
a. Observasi
b. Penilaian Diri
d. Jurnal
c. Tes Tertulis
- Pilihan Ganda
- Uraian
d. Tes Lisan
e. Tes Penugasan
a. Tes Praktik
b. Tes Proyek
- Proyek
- Produk
c. Portofolio
HO- 3.3
PELAPORAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN DALAM RAPOR
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap
peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.Teknik dan instrumen yang digunakan untuk
penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan digambarkan sebagai berikut.
Pendidik melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik pada setiap topik seluruh KD.
Hasil penilaian oleh pendidik setiap semester perlu diolah untuk dimasukkan ke dalam buku
laporan hasil belajar (rapor).Nilai rapor merupakan gambaran pencapaian kemampuan peserta
didik dalam satu semester.Nilai sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam rapor diperoleh dari
berbagai jenis penilaian dengan teknik dan perhitungan yang telah dirumuskan seperti yang tertera
pada dokumen Model Penilaian Hasil Belajar dan Laporan Pencapaian Kompetensi Peserta Didik
SMP yang diterbitkanPemerintah.
Prosedur Penilaian meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
Kegiatan-kegiatan pada prosedur penilaian di atas, sama dengan yang biasa dilakukan para guru.
Semua kegiatan pada tahap ini dapat Anda baca pada dokumen Penilaian Hasil Belajar SMP, 2013
dari Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Pendidikan Dasar.
Ada beberapa perubahan yang mendasar pada penilaian yaitu pada Pelaporan. Diantaranya adalah:
1. Penilaian rapor untuk pengetahuanmenggunakan penilaian kuantitatif dengan skala 1 – 4
(kelipatan 0,33), dengan 2 (dua) desimal dan diberi predikat sebagai berikut:
Yang ditulis pada rapor adalah nilai koversi (3.20) dan predikatnya (B+).
2. Penilaian Keterampilan
Pengolahan Nilai Rapor untukKeterampilanmenggunakan penilaian kuantitatif dengan skala 1 - 4
(kelipatan 0,33), dengan 2 (dua) desimal dan diberi predikat sebagai berikut:
A : 3,67 – 4.00 C+ : 2,01 - 2,33
A- : 3,34 - 3,66 C : 1,67 - 2,00
B+ : 3,01 - 3,33 C- : 1,34 - 1,66
B : 2,67 - 3,00 D+ : 1,01 - 1,33
B- : 2,34 - 2,66 D : ≤ 1,00
Penghitungan Nilai Keterampilan adalah dengan cara: Menggunakan skala nilai 0 sd 100.
Contoh: Perhitungan nilai rapor keterampilan seorang peserta didik pada mata pelajaran IPA
Nilai Praktik = 80
Nilai Projek = 75
Nilai Portofolio = 80
Nilai Rapor = 80+75+80 : 3 = 235 : 3
Nilai Rapor = 78.33
Nilai Konversi = (78.33/100) x 4 = 3,13 = B+
3. Penilaian Sikap
Penilaian Sikap dalam mata pelajaran diperoleh dari hasil penilaian observasi (Penilaian Proses),
penilaian diri sendiri, penilaian antarteman, dan jurnal catatan guru.
Untuk penilaian Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1 dan KI-2) menggunakan nilai Kualitatif sebagai
berikut:
SB = Sangat Baik = 80 - 100
B = Baik = 70 - 79
C = Cukup = 60 - 69
K = Kurang = < 60
Contoh: Perhitungan nilai rapor sikap seorang pesertadidik pada mata pelajaran IPA
Nilai Observasi = 85
Nilai diri sendiri = 75
Nilai antar teman = 80
Nilai Jurnal = 75
Nilai Rapor = 85+75+80+75 : 4 = 315 : 4
Nilai Rapor = 79
Predikat = Baik
4. Pada rapor ada deskripsi dari setiap capaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Guru diharapkan membuat deskripsi dari capaian kompetensi berdasarkan data capaian peserta
didik sesuai dengan hasil penilaian setiap KD pada semester tersebut
Untuk memahami lebih lanjut silahkan Anda menyimak dokumen Penilaian Hasil Belajar SMP, 2013
dari Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Pendidikan Dasar.
PETUNJUK KEGIATAN
Tujuan Kegiatan : Melalui kegiatan ini, peserta mampu mengolah hasil penilaian proses dan hasil
belajar ke dalam laporan hasil belajar.
Langkah Kegiatan:
1. Pelajari prosedur pengolahan nilai rapor dan format rapor pada dokumen Penilaian Hasil Belajar
SMP
2. Rancanglah contoh nilai proses dan hasil belajar seorang peserta didik yang meliputi penilaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk mata pelajaran IPA selama satu semester
3. Olah masing-masing nilai menjadi nilai rapor dan predikatnya
4. Buatlah deskripsi untuk masing-masing capaian kompetensi
5. Masukkan kedalam format rapor
R-3.3
RUBRIK PENGOLAHAN NILAI IPA UNTUK RAPOR
Rubrik pengolahan nilai IPA untuk rapor digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan peserta
pelatihan dalam pengolahan nilai rapor.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -3.3
2. Berikan nilai pada rancangan pengolahan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan penilaian Anda terhadap hasil rancangan nilai rapor yang dibuat peserta pelatihan
MATERI PELATIHAN 4
Proses pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013 mengacu pada pendekatan dan model yang
sesuai dengan standar proses, penilaian dan standar implementasi pada pembelajaran. Untuk
memenuhi hal tersebut guru harus berlatih mulai dari perencanaan pembelajaran sampai
pelaksanaannya. Pada pelatihan ini disajikan materi Praktik Pembelajaran Terbimbing dengan tujuan
agar guru dapat berlatih menyajikan pembelajaran di kelas yang sesuai dengan standar yang telag
ditetapkan melalui pengamatan video, penyusunan RPP, dan praktik pembelajaran ( peerteaching)
Indikator
Langkah Kegiatan
1. Analisis Video
Kerja
kelompok
Penyimpulan
Mengamati mengidentifika Presentasi hasil
hasil diskusi
tayangan video si aspek aspek diskusi analisis
kelompok dan
pembelajaran kegiatan tayangan video
rangkuman hasil
pembelajaran
pada video
2. Penyusunan RPP
Mendiskusikan
rambu-rambu Telah RPP hasil Presentasi RPP
penyusunan Kerja
kerja kelompok lain yang telah
RPPyang sesuai Kelompokmenyus
dan merevisi RPP direvisi dan
standar Proses un RPP untuk satu
berdasarkan hasil Penyimpulan
KD
telaah hasil diskusi
3. Peer Teaching
Mempraktikkan
Diskusi tentang Penyimpulan
pembelajaran Melakukan refleksi
instrumen hasil diskusi dan
sesuai dengan terhadap
penilaian rangkuman
RPP yang telah pelaksanaan peer
pelaksanaan hasilpeer
disusun melalui teaching
pembelajaran teaching
peer teaching
Lembar Kerja
LK- 4.1
PETUNJUK KEGIATAN
Langkah Kegiatan:
1. Cermati format analisis video pembelajaran, siapkan kertas kosong untuk catatan
pengamatan
2. Amatilah secara seksama pelaksanaan pembelajaran yang ditampilkan oleh guru model
dalam video
3. Catat proses pembelajaran mulai dari pembukaan sampai penutup
4. Isi format pengamatan pembelajaran pada video berdasarkan catatan pengamatan Anda
dengan cara berikan tanda centang (√) pada kolom pilihan Ya atau Tidak
5. Pada kolom catatan, berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan
pembelajaran
6. Diskusikan dalam kelompok hasil analisis terhadap pembelajaran yang disajikan pada video
7. Presentasikan hasil diskusi kelompok
8. Lakukan penyamaan persepsi bedasarkan analisis video terhadap proses pembelajaran
dengan menerapkan pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai materi ajar
9. Gunakan hasil diskusi untuk bahan pertimbangan dalam penyusunan RPP dan Peer-teaching
Penutup pembelajaran
1 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk
merangkum materi pelajaran
2 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk
merefleksi proses dan materi pelajaran
3 Memberikan tes lisan atau tulisan
4 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio
5 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan
kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan
Jumlah
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
R- 4.1
PENILAIAN ANALISIS TAYANGAN VIDEO
Rubrik penilaian analisis video pembelajaran digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis peserta
terhadap tayangan video pembelajaran
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati format penilaian analisis tayangan video serta hasil analisis peserta yang akan
dinilai
2. Berikan nilai pada setiap komponen pada kegiatan analisis sesuai dengan penilaian Anda
terhadap hasil analisis menggunakan rentang nilai sebagai berikut
Amat Baik ( AB) 90 < AB ≤ 100 Hasil analisis tepat, catatan logis
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk
satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaranpeserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada
satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.RPP
disusun berdasarkan KD atau subtopik yang dilaksanakan dalamsatu kali pertemuan atau lebih (
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013).
A. KOMPETENSI INTI
KI .1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI .2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI .3. Memahami pengetahuan(faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
KI .4. Mencoba, mengolah, danmenyajidalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai,merangkai, memodifikasi,dan membuat)dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajaridisekolahdan sumber lainyang sama dalam sudut pandang/teori
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi,
kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun;
hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam
aktivitas sehari-hari
2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
2.3 Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggungjawab dalam aktivitas sehari-hari
3.5Memahami karakteristik zat, serta perubahan fisika dan kimia pada zat yang dapat
dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari
Indikator:
1. Menjelaskan prinsip-prinsip pemisahan campuran pada setiap metode berdasarkan
data percobaan
2. Menjelaskan cara pemisahan campuran pada setiap metode pemisahan campuran
3. Mengidentifikasi contoh pemanfaatan pemisahan campuran dalam kehidupan sehari-
hari
4. Menjelaskan proses penjernihan air dengan metode pemisahan campuran
5. Mengidentifikasi perangkat alat percobaan pemisahan campuran dengan metode
filtrasi, sentrifugasi, kromatografi, destilasi, dan sublimasi.
4.6 Melakukan pemisahan campuran berdasarkan sifat fisika dan kimia zat
Indikator
1. Terampil melakukan pemisahan campuran dengan metode filtrasi, sentrifugasi,
kromatografi, destilasi, dan sublimasi.
2. Memisahkan bahan-bahan yang masih dapat digunakan menggunakan metode
pemisahan campuran.
3. Merancang alat penjernihan air dari alat sederhana menggunakan metode pemisahan
campuran
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kajian LKS, peserta didik dapat mengidentifikasi alat-alat untuk percobaan
pemisahan campuran dengan metode filtrasi, sentrifugasi, kromatografi, destilasi, dan
sublimasidengan tepat
2. Melalui praktikum pemisahan campuran, peserta didik mampu mengembangkan
keterampilan memisahkan campuran dengan metode filtrasi, sentrifugasi, kromatografi,
destilasi, dan sublimasidengan teliti dan hati-hati.
3. Melalui diskusi data hasil percobaan, peserta didik dapat menjelaskan metode dan prinsip
pemisahan campuran untuk setiap metode dengan tepat.
4. Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat menjelaskan pemanfaatan metode
pemisahan campuran dalam kehidupan sehari-hari.
5. Melalui studi pustaka dan diskusi kelompok, peserta didik dapat merancang dan membuat
alat penjernihan air menggunakan metode pemisahan campuran dengan kreatif dan
inovatif
D. MATERI
1. Metode Pemisahan Campuran
Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau
memurnikan suatu senyawa atau kelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang
berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Metode
pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu
campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu
zat dalam suatu sampel (analisis laboratorium).
2. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain adalah ukuran partikel, titik didih,
kelarutan, dan pengendapan.
3. Jenis-jenis metode pemisahan campuran
a. Filtrasi Formatted: Indent: Left: 0.5", Numbered + Level: 2 +
Numbering Style: a, b, c, … + Start at: 1 + Alignment: Left +
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat Aligned at: 0.75" + Indent at: 1"
dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring)
b. Sentrifugasi
Sentrifugasi merupakan metode pemisahan yang digunakan untuk memisahkan padatan
sangat halus dengan jumlah campuran sedikit
c. Kromatografi
E. PENDEKATAN/STRATEGI/METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Diskusi dan Eksperimen
1.3. Model : Discovery Learning
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama ( 3 JP)
Kegiatan Langkah-langkah Deskripsi Kegiatan Alokasi
Model Discovery Waktu
Pendahuluan Menciptakan - Menyiapkan peserta didik untuk belajar 20 menit
Situasi (Stimulasi) - Guru melakukan pemusatan perhatian :
Guru memperlihatkan gambar orang minum air teh dan
daun teh
Guru memancing peserta didik agar mengajukan
pertanyaanyang berkaitan dengan gambar.
- Guru mendemonstrasikan proses pemisahan campuran air
teh dengan penyaringan.
- Guru melakukan apersepsi sesuai dengan demonstrasi
yang dilakukan
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan
materi
Kegiatan Inti Pembahasan Menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan 80 menit
Tugas dan dilakukan yaitu eksperimen pemisahan campuran dengan
Identifikasi metode filtrasi, dekantasi, evavorasi, kristalisasi
Masalah - Membagi peserta didik menjadi 10 kelompok
- Diskusi kelompok untuk mengkaji LKS bagaimana cara
memisahkan campuran dengan metode filtrasi,
dekantasi, evaporasi, kristalisasi dan mengidentifikasi
konsep pemisahan campuran yang harus diperoleh
melalui percobaan
- Melakukan percobaan pemisahan campuran metode
Observasi
filtrasi, sentrifugasi dan kromatografi.
Pengumpulan
- Peserta didik mengamati percobaan dan mencatat data
pengamatan pada kolom yang tersedia pada LKS “
data
Pemisahan Campuran dengan Cara filtrasi, sentrifugasi,
dan Kromatografi “
Pengolahan data - Mengolah dan menganalisis data percobaan pemisahan
dan analisis campuran dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan
pada LKS
Verifikasi - Presentasi hasil percobaan
- Diskusi prinsip-prinsip pemisahan campuran berdasarkan
Generalisasi data hasil percobaan dan mencocokan dengan konsep
pada buku sumber
- Membuat kesimpulan tentang prinsip-prinsip dan metode
pemisahan campuran
- Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok
Kegiatan Inti - Mencari informasi dari sumber belajar tentang penerapan metode 70 menit
pemisahan campuran dan diskusi kelompok untuk mengidentifikasi
pemanfaatan metode pemisahan campuran dalam kehidupan sehari-
hari
- Penyamaan persepsi tentang pemanfaatan metode pemisahan
campuran dalam kehidupan sehari-hari
- Diskusi penerapan prinsip-prinsip pemisahan campuran dalam
kehidupan sehari-hari
- Mencari informasi cara membuat alat pemurnian air sederhana dari
buku atau internet untuk membuat tugas proyek merancang dan
membuat alat penjernihan air.
- Presentasi Hasil Diskusi Kelompok
Penutup - Mereview hasil kegiatan pembelajaran 30 menit
- Pemberian penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik
- Peserta didik menjawab kuis tentang pemisahan campuran dalam
kehidupan sehari-hari
- Pemberian tugas kelompok untuk membuat alat penjernihan air secara
sederhana
PENILAIAN
1. Metode dan Bentuk Instrumen
Metode Bentuk Instrumen
Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
Tes Unjuk Kerja Tes penilaian kinerja metode filtrasi
2. Contoh Instrumen
a. Lembar Pengamatan Sikap
Lembar Penilaian Sikap pada Kegiatan Praktikum
Nama Hati- Jumlah
No Disiplin Teliti Kreatif Inovatif
Peserta didik hati Skor
1. .....................
2.
Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil
pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan yaitu:.
Skor 1, jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan
PREDIKAT NILAI
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐤𝐨𝐫 Sangat Baik ( SB) 80 ≤ AB ≤ 100
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝐱𝟏𝟎𝟎
𝟐𝟒 Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79
Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69
Kurang (K) <60
Rubrik
Keterampilan
No Skor Rubrik
yang dinilai
1 Persiapan 30 - Alat-alat tertata rapih sesuai dengan urutan percobaan
Percobaan - Bahan-bahan tersedia di gelas kimia dengan ukuran yang sama
(Menyiapkan alat
- Alat praktikum dalam keadaan siap pakai
Bahan)
- Tersedia air untuk membilas alat dan tisu
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek tang tersedia
2 Pelaksanaan 30 - Mencuci alat-alat sebelum praktikum
Percobaan - Merakit alat dengan benar
- Melakukan proses pemisahan campuran sesuai dengan prosedur
- Mencatat data sesuai dengan fakta yang diamati
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek tang tersedia
3 Kegiatan akhir 30 - Membuang larutan atau sampah ketempatnya
Percobaan - Membersihkan alat dengan baik
- Membersihkan meja praktikum
- Mengembalikan alat ke tempat semula
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek tang tersedia
Penilaian Diri
Soal Uraian
1. Perhatikan gambar alat pemiahan campuran berikut.
Formatted: Font: (Default) +Body (Calibri), 11 pt
No Uraian Skor
1 Jika semua jawaban terjawab dengan benar 15
2 Jawaban a 5
Jawaban b 10
Jawaban c 15
3 Jika jawaban benar dan lengkap 15
4 Jika gambar benar dan baik, penjelasan proses benar 20
5 Jika terjawab semua dan benar 20
Total 100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
3. KOMPETENSI DASAR
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan dan berdiskusi
a. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
2.3 Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggungjawab dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam memilih penggunaan bahan kimia untuk
menjaga kesehatan diri dan lingkungan
3.5 Memahami karakteristik zat, serta perubahan fisika dan kimia pada zat yang dapat
dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari (misalnya pemisahan campuran)
4.5 Melakukan pemisahan campuran berdasarkan sifat fisika dan kimia zat
4. INDIKATOR
- 1. Mengidentifikasi alat- alat untuk melalukan percobaan pemisahan campuran Formatted: Indent: Left: 0.75", No bullets or numbering
5. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Melalui kajian LKS, siswa dapat mengidentifikasi alat- alat untuk percobaan pemisahan
campuran dengan metode evavorasi, filtrasi, kristalisasi, sublimasi, destilasi, dan
kromatografi
6. MATERI
3. Metode Pemisahan Campuran
Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau
memurnikan suatu senyawa atau kelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia
yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri.
Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni
dari suatu campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui
keberadaan suatu zat dalam suatu sampel (analisis laboratorium).
4. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain adalah ukuran partikel, titik didih,
kelarutan, dan pengendapan
o Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat
padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring)
o Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran yang terdiri dari suatu zat
yang memiliki sifat dapat menyublim dengan zat yang tidak dapat menyublim
o Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang
terlarut dalam suatu larutan
o Destilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan yang prinsipnya didasarkan pada
perbedaan titik didih zat cair yang ada dalam campuran sehingga dapat
dipisahkan pada saat salah satu zat cair menguap lebih dahulu.
o Evavorasi
o Kromatografi
7. PENDEKATAN/STRATEGI/METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
1.Media
Nama dan alat praktikum sesuai dengan yang tertulis dalam LKS
3.Sumber Belajar
9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama ( 3 JP)
Langkah-
langkah Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan Waktu
Model
Discovery
1.
Diantara campuran ini mana dari campuran
tersebut yang merupakan campuran
homogen dan heterogen?
2. Bagaimana cara memisahkan komponen-
komponen di dalam campuran tersebut?
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari
metode pemisahan campuran
Penutup 3)
Siswa dan guru mereview hasil kegiatan pembelajaran 30 menit
4)
Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau
bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok
yang berkinerja baik-
5) Siswa menjawab kuis tentang prinsip pemisahan
campuran
6) Pemberian tugas untuk mempelajari pemanfaatan
pemisahan campuran dalam kehidupan sehari-hari
10. PENILAIAN
5) Contoh Instrumen
1. Menunjukkan 3: menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias, aktif dalam dalam
rasa ingin tahu kegiatan kelompok
2: menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu antusias, dan baru
terlibat aktif dalam kegiatan kelompok ketika disuruh
Ketelitian dan 2. 1.
mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, hati-hati dalam melakukan
hati-hati percobaan
A. mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, kurang hati-hati dalam
melakukan percobaan
3 Ketekunan dan 3: tekun dalam menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik yang bisa dilakukan,
tanggungjawab berupaya tepat waktu.
dalam belajar dan
2: berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, namun belum
bekerja baik
menunjukkan upaya terbaiknya
secara individu
maupun 1: tidak berupaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas, dan
berkelompok tugasnya tidak selesai
4 Berkomunikasi 1. aktif dalam tanya jawab, dapat mengemukaan gagasan atau ide,
menghargai pendapat siswa lain
1. aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukaan gagasan
atau ide, menghargai pendapat siswa lain
1. aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukaan gagasan atau ide,
Soal Uraian
d. Gambarlah rancangan alat penjernihan air dan jelaskan proses penjernihan air
Kromatografi
Sublimasi
Evavorasi
1. Pemisahan campuran dengan alat seperti gambar berikut cocok untuk memisahkan .... Formatted: Indent: Left: 0"
Formatted: Indent: Left: 0", Space After: 0 pt, Line
A. garam dapur dari air laut spacing: single, Numbered + Level: 7 + Numbering Style: 1,
B. gula pasir dari air teh 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 3.25" +
Indent at: 3.5"
C. pasir dari air kotor
Formatted: Space After: 0 pt, Line spacing: single
D. gula pasir dari garam
Formatted: Font: Calibri, 11 pt
2. Air yang masuk ke dalam kondenser letaknya salah.Suatu campuran mengandung 3 macam Formatted: Font: 11 pt
senyawa yaitu X, Y, Z yang masing-masing mendidih pada suhu 1000C, 560C, dan 250C. Jika Formatted: Indent: Left: 0.06", Space After: 0 pt, Line
campuran itu dipisahkan dengan destilasi maka urutan senyawa yang keluar dari pendingin spacing: single, Numbered + Level: 7 + Numbering Style: 1,
2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 3.25" +
adalah .... Indent at: 3.5"
1)A. X, Y dan Z Formatted: Space After: 0 pt, Line spacing: single,
2)B. X, Z, dan Y Numbered + Level: 1 + Numbering Style: A, B, C, … + Start
3)C. Y, X, dan Z at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.5" + Indent at: 0.75"
4)D. Z, Y, dan X
3. Seorang peserta didik mencoba memisahkan etanol Formatted: Indent: Left: 0.06", Space After: 0 pt, Line
dan air menggunakan destilasi fraksional seperti pada spacing: single, Numbered + Level: 7 + Numbering Style: 1,
2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 3.25" +
gambar berikut ini. Indent at: 3.5"
Kesalahan apa yang telah dilakukan oleh peserta didik Formatted: Font: 11 pt
tersebut? Formatted: Font: 11 pt
Formatted: Indent: Left: 0.3", Space After: 0 pt, Line
a.A. Posisi termometer salah. spacing: single
b.B. Penampung harusnya tidak tertutup. Formatted: Font: 11 pt
c.C. Campuran alkohol dan air terlalu penuh Formatted: Font: 11 pt
d.D. Mengalirkan air pada pendingin liebig Formatted: Space After: 0 pt, Line spacing: single,
terbalik Numbered + Level: 1 + Numbering Style: A, B, C, … + Start
at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.25" + Indent at: 0.5"
4. Suatu zat X meleleh pada temperatur 53°C dan mendidih pada 100°C. Zat X tidak larut dalam air Formatted: Indent: Left: 0.06", Space After: 0 pt, Line
. Gambar manakah yang sesuai untuk memisahkan zat X dari campurannya ? spacing: single, Numbered + Level: 7 + Numbering Style: 1,
2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 3.25" +
A. B. Indent at: 3.5"
Formatted: Space After: 0 pt, Line spacing: single
C. D.
Kriteria dan Rubrik Penilaian Proyek Membuat Penjernihan Air Formatted: Font color: Auto
a. Kriteria Penilaian Proyek Membuat Penjernihan Air Formatted: Indent: Left: 0", Space After: 0 pt, Line
spacing: single, Numbered + Level: 2 + Numbering Style: a,
Format Penilaian Proyek b, c, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 1" +
Topik : Indent at: 1.25"
Nama Proyek :
Waktu Pelaksanaan :
Nama Peserta didik :
Kelas :
No. Aspek Skor
1 Perencanaan: 30
b. Persiapan alat dan bahan
c. Rancangan :
- Gambar Rancangan
- Alur kerja dan deskripsi
- Cara penggunaan alat
2 Produk : 50
- Bentuk Fisik
- Inovasi
3 Laporan 20
- Kebermanfaatan Laporan
- Sistematika Laporan
- Penulisan Kesimpulan
TOTAL SKOR 100
PEMISAHAN CAMPURAN
Materi yang terdapat di alam semesta ini tidaklah murni, melainkan masih berupa campuran.Seperti
halnya udara yang kita hirup setiap hari sampai air laut yang berada di samudera. Udara sendiri
terdiri dari beberapa macam zat seperti oksigen, nitrogen, air dan yang lainnya. Sedangkan air laut
terdiri dari air, garam, dan zat yang lainnya.
Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan
suatu senyawa atau skelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu
bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk
mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran, sering disebut sebagai
pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat dalam suatu sampel (analisis
laboratorium).
Pemisahan komponen-komponen penyusun campuran dapat dipisahkan dengan beberapa cara,
diantaranya: 1) Penyaringan, 2) Sentrifugasi, 3)Kromatografi,4) Destilasi,5) Sublimasi.
Untuk mempelajari metode pemisahan campuran ini cobalah lakukan kegiatan di bawah ini.
Kegiatan 1
Memisahkan Garam Dapur dari Pengotor
I. Tujuan:
Memisahkan garam dapur dari zat pengotor dengan cara penyaringan/filtrasi dan
penguapan/evaporasi.
II. Alat dan Bahan :
Alat: Bahan :
- Kertas saring - Garam dapur kotor.
- Corong gelas - Aquades
- Gelas kimia
- Labu Erlenmeyer
- Cawan penguap
- Batang pengaduk
- Kaki tiga
- Kawat kasa
- Pembakar spirtus
III. Cara Kerja :
1. Larutkan garam dapur kotor sebanyak 3 sendok spatula dengan aquades secukupnya dalam
gelas kimia.
2. Siapkan kertas saring dan lipat dengan cara sebagai berikut:
3. Letakkan kertas saring di dalam corong dan semprotkan sedikit air sampai kertas saring
menempel pada corong.
4. Letakkan corong di atas labu Erlenmeyer atau letakkan corong pada alat penyangganya.
5. Masukkan filtrat (hasil saringan) ke dalam cawan penguap.
6. Panaskan filtrat tersebut sampai mendidih dan airnya menguap.
7. Zat apakah yang tersisa pada cawan penguap?
IV. Pengamatan :
No Bahan Hasil Pengamatan
1 Campuran (garam kotor) Wujud : ………………………
Warna : ……………………..
2 Larutan garam setelah disaring Wujud : ……………………
(filtrat) Warna : ……………………..
3. Filtrat setelah dipanaskan Wujud : ……………………
Warna : ……………………..
V. Pertanyaan :
1. Mengapa garam kotor harus dilarutkan terlebih dahulu?
2. Apa fungsi dari penguapan?
1.3. Apa kesimpulan yang dapat di ambil dari percobaaan di atas?
Kegiatan 3
Kromatografi Kertas Formatted: Line spacing: 1.5 lines
3. Biarkan beberapa saat sampai muncul noda warna lalu keluarkan kertas kromatografi
dari dalam gelas kimia dan amati noda yang ada pada kertas tersebut. Catat hasil
pengamatan!
IV. Pengamatan :
No Bahan Hasil Pengamatan
1 Spidol hitam Warna : ……………………..
2 Setelah dilakukan kromatografi Warna : ……………………..
kertas
V. Pertanyaan :
1. Mengapa zat warna pada tinta dapat teruai didalam kertas kromatografi?
2. Apa kesimpulan yang dapat di ambil dari percobaaan di atas?
Formatted: Space After: 0 pt, Line spacing: single
Kegiatan 4
Pemurnian Alkohol
I. Tujuan: membuat alcohol murni dari alkohol yang dijual di apotik yang memiliki label 75%
dengan prinsip destilasi
II. Alat dan Bahan :
Alat Bahan
Termometer Alkohol 75%
Sumbat karet Aquades
Labu destilasi
Kaki tiga
Kawat kasa
Pembakar spirtus
Kondensor/pendingin
Gelas kimia
Labu Erlenmeyer
Selang
2. Masukkan alkohol dan air dengan perbandingan yang sama ke dalam labu destilasi.
3. Alirkan air ke dalam pendingin dari lubang yang posisinya lebih rendah.
4. Panaskan campuran air-alkohol dalam labu destilasi sampai mendidih dan airnya menguap.
5. Tampung uap air yang sudah mengembun dan mengalir melalui pendingin dengan gelas
kimia.
6. Amati zat apa yang terdapat dalam labu dan zat apa yang terdapat dalam gelas kimia.
IV. Pengamatan :
No Bahan Hasil Pengamatan
1 Campuran alkohol dan air Wujud : ………………………
Warna : ……………………..
2 Campuran setelah dipanaskan Wujud : ……………………
Warna : ……………………..
V. Pertanyaan :
1. Pada suhu berapa alkohol mulai mendidih?
2. Pada pemisahan ini apa masing-masing wujud zat yang dipisahkan
3. Apa kesimpulan yang dapat di ambil dari percobaaan di atas? Formatted: Finnish
Kegiatan5
Memisahkan Kapur Barus dari Pengotor
I. Tujuan: Memisahkan kapur barus dari bahan pengotor dengan prinsip sublimasi
II. Alat dan Bahan :
Alat: Bahan :
- Cawan penguap - Kapur barus
- Kaca arloji - Pasir/tanah
- Kaki tiga - Pembakar spirtus
- Kawat kasa - Lumpang dan alu
IV. Pengamatan :
No Bahan Hasil Pengamatan
1 Campuran (kapur barus dan Wujud : ………………………
pengotor) Warna : ……………………..
2 Campuran setelah dipanaskan Wujud : ……………………
Warna : ……………………..
V. Pertanyaan :
1. Mengapa campuran tersebut harus dipanaskan?
2. Apa kesimpulan yang dapat di ambil dari percobaaan di atas?
3. Carilah bahan-bahan lain yang dapat menyublim!
Materi yang terdapat di alam semesta ini tidaklah murni, melainkan masih berupa campuran. Seperti
halnya udara yang kita hirup setiap hari sampai air laut yang berada di samudera. Udara sendiri
terdiri dari beberapa macam zat seperti oksigen, nitrogen, air dan yang lainnya. Sedangkan air laut
terdiri dari air, garam, dan zat yang lainnya.
Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan
suatu senyawa atau skelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu
bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri.
Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu
campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat
dalam suatu sampel (analisis laboratorium).
Untuk mempelajari metode pemisahan campuran ini cobalah lakukan kegiatan di bawah ini.
Kegiatan 1
1. Tujuan:
Memisahkan garam dapur dari zat pengotor dengan cara penyaringan/filtrasi dan
penguapan/evaporasi.
Alat: Bahan :
3. Cara Kerja :
1. Larutkan garam dapur kotor sebanyak 3 sendok spatula dengan aquades secukupnya
dalam gelas kimia.
3. Letakkan kertas saring di dalam corong dan semprotkan sedikit air sampai kertas saring
menempel pada corong.
4. Letakkan corong di atas labu Erlenmeyer atau letakkan corong pada alat penyangganya.
4. Pengamatan :
Warna : ……………………..
Warna : ……………………..
V. Pertanyaan :
Kegiatan2
C. Tujuan: Memisahkan kapur barus dari bahan pengotor dengan prinsip sublimasi
Alat: Bahan :
E. Cara Kerja :
F. Pengamatan :
Warna : ……………………..
G. Pertanyaan :
F. Mengapa campuran tersebut harus dipanaskan?
G. Apa kesimpulan yang dapat di ambil dari percobaaan di atas?
H. Carilah bahan-bahan lain yang dapat menyublim!
Kegiatan 3 ( Demonstrasi)
Pemurnian Alkohol
1. Tujuan: membuat alcohol murni dari alkohol yang dijual di apotik yang memiliki label 75%
Alat Bahan
3. Cara Kerja :
B. Masukkan alkohol dan air dengan perbandingan yang sama ke dalam labu destilasi.
C. Alirkan air ke dalam pendingin dari lubang yang posisinya lebih rendah.
D. Panaskan campuran air-alkohol dalam labu destilasi sampai mendidih dan airnya menguap.
E. Tampung uap air yang sudah mengembun dan mengalir melalui pendingin dengan gelas
kimia.
F. Amati zat apa yang terdapat dalam labu dan zat apa yang terdapat dalam gelas kimia.
4. Pengamatan :
No Bahan Hasil Pengamatan
Warna : ……………………..
Warna : ……………………..
5. Pertanyaan :
Kegiatan4
Kromatografi Kertas
Alat Bahan
c. Cara Kerja :
B. Siapkan kertas saring berukuran 3 x 10 cm, buat garis pada bagian bawah dengan jarak
2 cm dari tepi kertas.
C. Masukkan kertas kromatografi ke dalam gelas kimia yang berisi sedikit air, zat warna
jangan tenggelam seperti gambar berikut.
D. Biarkan beberapa saat sampai muncul noda warna lalu keluarkan kertas kromatografi
dari dalam gelas kimia dan amati noda yang ada pada kertas tersebut. Catat hasil
pengamatan!
d. Pengamatan :
e. Pertanyaan :
1. Mengapa zat warna pada tinta dapat teruai didalam kertas kromatografi?
Kegiatan 5
Dekantasi
d. Pengamatan :
No Bahan Hasil Pengamatan
1 Campuran pasir dengan air
2 campuran air dengan minyak,
3 air dengan kapur barus
4 air dengan susu.
air dengan kapur barus
e. Pertanyaan :
a. Apakah proses dekantasi dapat memisahkan zat-zat penyusun masing-masing campuran
dengan baik ?
b. Jenis campuran apa yang dapat dipisahkan dengan cara dekantasi
Kegiatan 6
Kristalisasi
Alat Bahan
26. Spatula 31. Tembaga(II) sulfat (Terusi)
27. Batang Pengaduk 32. Aquades
28. Gelas kimia
29. Gelas ukur
30. Kaca arloji
3. Cara Kerja :
1. Siapkan 20 cm3 aquades di dalam gelas kimia, masukkan serbuk tembaga(II) sulfat
sedikit-sedikit, aduk terus sampai serbuk tidak dapat larut lagi.
2. Tuangkan sedikit larutan kedalam kaca arloji, simpan ditempat terbuka dan biarkan
beberapa saat sampai terjadi kristal tembaga(II) sulfat
3. Amati bentuk dan warna kristal yang terjadi! Catat hasil pengamatan!
4. Pertanyaan :
1. Adakah perbedaan antara serbuk tembaga(II) sulfat sebelum kristalisasi dengan kristal yang
dihasilkan
2. Jelaskan prinsip pemisahan campuran dengan metode kristalisasi?
LK- 4.2
Tujuan Kegiatan : Melalui kegiatan penyusunan dan telaah RPP, peserta mampu menyusun
RPP IPA yang sesuai dengan SKL, KI, dan KD; Standar Proses; pendekatan
saintifik dan model pembelajaran yang relevan serta sesuai dengan
prinsip-prinsip pengembangan RPP.
Langkah Kegiatan:
1. Pelajari dan diskusikan prinsip-prinsip penyusunan RPP berserta contoh RPP IPA.
2. Dalam kelompok susunlah RPP dari satu KD, setiap orang atau dua orang mendapatkan
tugas menyusun RPP untuk satu kali tatap muka ( Pilih topik IPA yang telah didiskusikan
pada kegiatan merancang model pembelajaran dan penilaian) .
3. Setelah selesai tukarkan RPP yang Anda susun dengan anggota kelompok lain.
4. Lakukan telaah terhadap RPP yang disusun anggota kelompok lain menggunakan format
yang tersedia.
5. Isilah format sesuai dengan petunjuk pada format telaah RPP, berikan catatan khusus atau
alasan Anda memberi skor pada suatu aspek pada RPP.
6. Tuliskan masukan atau rekomendasi secara umum sebagai saran perbaikan RPP pada
kolom yang tersedia.
7. Setelah selesai telaah RPP, tukarkan kembali RPP selanjutnya diskusikan hasil telaah RPP
kemudian revisi sesuai rekomendasi atau saran perbaikan.
Jumlah skor
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
Materi Pelatihan 4: Praktik Pembelajan Terbimbing | 149
......................................................................................................................................................................
.....
SMP/MTS Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
R- 4.2
Rubrik Penilaian RPP ini digunakan peserta pada saat penelaahan RPP peserta lain dan digunakan
fasilitator untuk menilai RPP yang disusun oleh masing-masing peserta. Selanjutnya nilai RPP
dimasukan ke dalam nilai portofolio peserta.
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐤𝐨𝐫
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝐱𝟏𝟎𝟎%
𝟑𝟔𝐱𝟑
PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < AB ≤ 100
Baik (B) 80 < B ≤ 90
Cukup (C) 70 < C ≤ 80
Kurang (K) ≤ 70
HO-4.3
Prinsip-prinsip Pelaksanaan Pembelajaran
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan
pendekatantematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atauinkuiri dan penyingkapan
(discovery) dan/ataupembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
based learning)disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai
dari menerima, menjalankan,menghargai,menghayati,hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas
pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong peserta didik untuk melakuan
aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, hingga mencipta.Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini
memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajardalam domain keterampilan.Untuk
memperkuat pendekatansaintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk
menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).Untuk
mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun
kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning).
c. Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta. Seluruh isi materi (topikdan subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan
harus mendorong peserta didik untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk
mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquirylearning)dan pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok
melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara
bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang
telah berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun
kelompok; dan
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
Prinsip-prinsip pembelajaran yang diuraikan di atas merupakan prinsip secara umum, berlaku untuk
semua mata pelajaran. Ada beberapa karakteristik pembelajaran IPA yang harus diperhatikan hal
ini berkaitan dengan kompetensi professional guru IPA seperti yang tertera dalam Permendiknas
nomor 16 tahun 2007 dan yaitu:
– Memahamikonsep-konsep,hukum-hukum,danteori-teoriIPAyangmeliputi struktur,
dinamika,energetikadankinetikasertapenerapannyasecara fleksibel.
– MemahamiprosesberpikirIPAdalammempelajariprosesdangejalaalam.
– Menggunakanbahasasimbolikdalammendeskripsikanprosesdangejala alam/IPA.
– Memahamistruktur(termasukhubunganfungsionalantarkonsep)ilmuIPA dan ilmu-ilmu lain
yang terkait.
– BernalarsecarakualitatifmaupunkuantitatiftentangprosesdanhukumIPA.
– Menerapkankonsep,hukum,danteorifisikadanmatematikauntuk
menjelaskan/mendeskripsikan fenomena IPA.
– Menjelaskanpenerapanhukum-hukumIPAdalamteknologiyangterkait denganIPA terutama
yang dapat ditemukan dalam kehidupansehari-hari.
– Memahami lingkup dan kedalaman IPA sekolah.
– Kreatifdaninovatifdalampenerapandanpengembanganbidangilmuyang terkait dengan
mata pelajaran IPA.
– Menguasaiprinsip-prinsipdanteori-teoripengelolaandankeselamatankerja/
belajar di laboratorium IPA sekolah.
– Menggunakanalat-alatukur,alatperaga,alathitung,danperantilunak
komputeruntukmeningkatkanpembelajaranIPAdikelas,laboratorium, dan lapangan.
– MerancangeksperimenIPAuntukkeperluanpembelajaranataupenelitian.
– Melaksanakan eksperimen IPA dengan cara yang benar.
– MemahamisejarahperkembanganIPApadaumumnyakhususnyaIPAdan pikiran-pikiran yang
mendasari perkembangan tersebut.
LK- 4.3
PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Peer-teaching)
Tujuan Kegiatan : Melalui kegiatan peer teaching, peserta mampu melaksanakan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang sesuai
Langkah Kegiatan:
1. Bacalah format Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran untuk dapat memahami setiap aspek
yang dinilai
2. Pada saat menjadi guru tampilkan pembelajaran sesuai dengan rancangan RPP
3. Pada saat menjadi pengamat, amatilah secara seksama proses pelakasanaan pembelajaran
yang dilakukan oleh peserta lain yang menjadi guru
4. Berikan tanda centang (√) pada kolom pilihan Ya atau Tidak sesuai penilaian Anda terhadap
penyajian pembelajaran
5. Pada kolom catatan, berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran
6. Berikan nilai menggunakan rumus yang tersedia
Kegiatan Inti
Penguasaan materi pembelajaran
mengamati
2 Memancing peserta didik untuk bertanya apa, mengapa dan
bagaimana
3 Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk
mengumpulkan informasi
4 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk
mengasosiasikan data dan informasi yang dikumpulkan
5 Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk
mengkomunikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya
Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar
bervariasi
2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran
3 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar
4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran
5 Menghasilkan pesan yang menarik
Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran
1 Melaksanakan Penilaian Sikap
2 Melaksanakan Penilaian Pengetahuan
3 Melaksanakan Penilaian Keterampilan
Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran
Jumlah
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L. (1973). An Examination of the Ability of Third Grade Children from the Science Curriculum
Improvement Study to Identify Experimental Variables and to Recognize Change.Science
Education, 57, 123-151.
Dahar, RW., 1991. Teori-Teori Belajar. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Pendidikan Dasar. 2013. Model Penilaian Peserta Didik SMP.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menegah. 2013. Model Penilaian Peserta Didik SMA.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemdikbud. 2013. Permendikbud 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar Dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemdikbud. 2013. Permendikbud 64tahun 2013tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemdikbud. 2013. Permendikbud 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemdikbud. 2013. Permendikbud 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemdikbud. 2013. Permendikbud 68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
Kemdikbud. 2013. Permendikbud 71 tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran Dan Buku Panduan
Guru Untuk Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
Kemdikbud. 2013. Permendikbud 81Atahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Nuryani_Rustaman. 2013. Assessment pendidikan IPA. http://file.upi.edu/Direktori/SPS/
PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195012311979032-NURYANI_RUSTAMAN/
Asesmen_pendidikan_IPA.pdflast update Januari 2013
Padilla, M., Cronin, L., & Twiest, M. (1985).The Development and Validation of the Test of Basic
Process Skills. Paper Presented at the Annual meeting of the National Association for Research
in Science Teaching, French Lick, IN.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Problem Based Learning Cases for High School Sciences; http://msid.ca/umedia/ AgBioPBLCases.pdf