Anda di halaman 1dari 8

Persistensi Gigi Susu

Posted by kiddieadm in KiddieDentist, Persistensi Gigi Susu | 0 comments

Persistensi gigi susu adalah suatu keadaan gigi susu masih berada di mulut / belum
lepas, tetapi gigi tetap yang akan menggantikannya sudah tumbuh. Pada keadaan
persistensi, terkadang gigi susu juga tidak goyang. Hal ini bisa kita temukan pada
gigi mana saja, tetapi seringkali orang tua menemukan gigi depan rahang bawah
yang terlihat bertumpuk (bisa dilihat pada gambar).
Beberapa faktor penyebab persistensi pada gigi susu yaitu:
1. Resorpsi akar gigi susu yang lambat
Hal ini bisa dikarekanakan gangguan nutrisi, hormonal atau gigi berlubang besar
dengan indikasi perawatan saraf yang tidak dirawat.
2. Posisi abnormal benih gigi tetap / arah tumbuh gigi tetap tidak searah dengan arah
tumbuh gigi susu yang akan digantikannya.
3. Ketidakcukupan tempat bagi gigi tetap yang akan tumbuh menggantikan gigi susu.
Dengan demikian gigi tetap mengarah kepada tempat yang kosong, bisa di depan
atau belakang gigi susunya.

Pada persistensi gigi susu, dokter gigi akan melakukan pencabutan terhadap gigi
susu tersebut. Bila sudah terlihat bertumpuk/ bersusun, segera bawa anak anda ke
dokter gigi. Tidak disarankan untuk menunggu hingga gigi susu tersebut lebih
goyang lagi atau bahkan hingga tumbuh seluruhnya.
Bila segera dilakukan pencabutan, terdapat kemungkinan gigi tetap akan bergerak
ke posisi ideal (kadang dibantu didorong dengan lidah) jika posisi memungkinkan
dan tersedia tempat untuk gigi tersebut. Terkadang posisi gigi hanya sedikit berubah
dan masih terlihat berjejal, sehingga diperlukan perawatan orthodontic(kawat) untuk
merapihkan gigi sekaligus mengembalikan fungsi pengunyahan. Waktu yang tepat
untuk perawatan orthodontic berbeda untuk masing – masing kasus.
Bila persistensi dibiarkan, dapat menyebabkan gangguan fungsi pengunyahan,
gangguan pertumbuhan rahang dan tentunya susunan gigi menjadi tidak estetik.

Persistensi : faktor hormonal dan gen, faktor pertumbuhan gigi yang tidak normal atau
kalsifikasi gigi

 PERSISTENSI
Persistensigigi sulung atau disebut juga over retained decious teeth berarti gigi sulung yang
sudah melewati waktu tanggalnya tetapi tidak tanggal. Perlu diiingat bahwa waktu tanggal
gigi sulung adalah apabila gigipermanen pengganti telah erupsi tetapi gigisulungnya tidak
tanggal.
Mekanisme persistensi dilihat dari factor penyebab persistensi tersebut seperti faktor
hormonal seperti gigi geligi anak perempuan yang kebanyakan lebih mudah terkena
persistensi dibanding gigi geligi anak laki-laki selain itu persistensi pada umumnya juga
diderita anak-anak dengan berat badan yang lebih berat dibanding anak yang lebih kurus.
Mekanisme resistensi juga dipengaruhioleh faktor luar misalnya kurang sadarnya seorang
anak atau orang tua anak untuk segera mencabut gigi anak yang memiliki tanda-tanda akan
tanggal sehingga gigi permanen mengalami maloklusi.

PERSISTENSI
a. Mencabut gigi sulung
b. Pada saat gigi permanen erupsimengalami mal oklusi sebaiknya melakukan perawatan
ortodontik, karenamaloklusi dapat menyebabkan posisi kontak gigi yang tidak baik serta
gangguan antar rahang atas dan bawah

Diastema adalah suatu ruang yang terdapat diantara dua buah gigi yang berdekatan.
Diastema ini merupakan suatu ketidaksesuaian antara lengkung gigi dengan lengkung
rahang. Bisa terletak di anterior ataupun di posterior, bahkan bisa mengenai seluruh rahang.
Diastema sentral rahang atas adalah ruang yang terdapat diantara gigi insisif sentral rahang
atas.(1)
Diastema sentral rahang atas, merupakan suatu maloklusi yang sering muncul
dengan ciri khas yaitu berupa celah yang terdapat diantara insisif sentral rahang atas.

Diastema sentral yang terjadi pada rahang atas bisa disebabkan oleh :
2.1. Ukuran gigi insisif lateral kecil.
2.2. Rotasi dari gigi insisif.
2.3. Perlekatan frenulum yang abnormal.
2.4. Gigi sepernumerer di median line.
2.5. Kehilangan gigi insisif lateral secara kongenital.
2.6. Diastema pada saat pertumbuhan normal
2.7. Penutupan median line yang tidak sempurna

2.5.2 Piranti Fungsional (Functional Appliance)

Piranti fungsional digunakan untuk mengoreksi maloklusi dengan memanfaatkan,

menghalangi atau memodifikasi kekuatan yang dihasilkan oleh otot orofasial, erupsi gigi dan

pertumbuhkembangan dentomaksilofasial. Ada juga yang mengatakan bahwa piranti

fungsional dapat berupa piranti lepasan atau cekat yang menggunakan kekuatan yang berasal

dari regangan otot, fasia dan atau jaringan yang lain untuk mengubah relasi skelet dan gigi.
Dengan menggunakan piranti fungsional, diharapkan terjadi perubahan lingkungan

fungsional dalam suatu upaya untuk mempengaruhi dan mengubah relasi rahang secara

permanen. Biasanya piranti fungsional tidak menggunakan pegas sehingga tidak dapat

menggerakkan gigi secara individual.

Piranti ini hanya efektif pada anak yang sedang bertumbuh kembang terutama yang

belum melewati pubertal growth spurt. Kekuatan otot yang digunakan tergantung pada

desain piranti fungsional, tetapi utamanya kekuatan otot yang digunakan menempatkan

mandibula ke bawah dan ke depan pada maloklusi Klas II atau ke bawah dan belakang pada

maloklusi Klas III. Penempatan mandibula ke bawah dan belakang lebih sukar daripada ke

bawah dan depan sehingga piranti ini lebih efektif bila digunakan pada maloklusi Klas II.

Indikasi

Piranti fungsional secara terbatas dapat digunakan pada maloklusi :

- Mandibula yang retrusi pada kelainan skeletal Klas II ringan disertai insisivus bawah

yang retroklinasi atau tegak.

- Tinggi muka yang normal atau sedikit berkurang.

- Mandibula yang protrusi pada kelainan skeletal Klas III ringan

- Tidak ada gigi yang crowded

Maloklusi Klas II dengan insisivus bawah yang proklinasi merupakan kontraindikasi

pemakaian piranti fungsional. Pada maloklusi Klas II skeletal yang parah, piranti fungsional

digunakan sebagai perawatan pendahuluan untuk mengubah relasi rahang pada saat masih

ada pertumbuhan (phase one) kemudian digunakan piranti cekat untuk mengoreksi letak gigi

dan kadang-kadang diperlukan ekstraksi gigi permanen (phase two).

Tipe Piranti Fungsional

1. Removable Tooth-Borne Appliance atau Passive Tooth-Borne


Piranti ini bekerjanya hanya tergantung pada jaringan lunak yang menegang

serta aktivitas otot sehingga menghasilkan efek untuk mengoreksi maloklusi.

Termasuk dalam tipe ini adalah :

a. Aktivator

Disebut juga piranti Andresen, desain aktivator yang asli terdiri atas blok

akrilik yang menutupi lengkung geligi atas dan bawah serta palatal, blok ini

longgar karena tidak mempunyai cengkeram. Aktivator dapat memajukan

mandibula beberapa milimeter untuk mengoreksi maloklusi Klas II dan membuka

gigitan kira-kira 3-4 mm.

Piranti ini berpengaruh pada pertumbuhan rahang dan piranti yang pasif ini

dapat menggerakkan gigi anterior secara tipping serta mengontrol erupsi gigi-gigi

untuk mengubah dimensi vertikal. Piranti ini memberi kesempatan gigi posterior

bawah tumbuh vertikal sedangkan gigi posterior atas ditahan oleh lempeng akrilik

untuk mengurangi tumpang gigit. Piranti ini dipakai selama 14-16 jam sehari.

Berbagai contoh aktivator seperti terlihat pada gambar (Gambar 2.5)

Gambar 2.5 Berbagai Contoh Aktivator

b. Bionator

Kadang-kadang disebut piranti Balters sesuai dengan penemunya. Prinsipnya

hampir seperti aktivator tetapi kurang bulky sehingga lebih disukai. Lempeng

bagian palatal dibuang dan masih terdapat sayap lingual untuk menstimulasi
mandibula agar diposisikan ke anterior serta adanya lempeng akrilik di antara

gigi-gigi atas dan bawah untuk mengontrol dimensi vertikalnya. Pemakaian

selama 24 jam sehari sangat dianjurkan. Seperti yang terlihat pada gambar.

(Gambar 2.6)

Gambar 2.6 Bionator

2. Twin Blok Appliance

Piranti ini terdiri atas piranti atas dan bawah yang pada saat pasien beroklusi

membentuk satu kesatuan di bukal, seperti yang terlihat pada gambar (Gambar 2.7).

Serta mempunyai lempengan yang berfungsi menempatkan mandibula ke depan pada

saat menutup. Twin blok appliance cocok untuk pasien yang mempunyai tumpang

gigit normal atau sedikit berkurang dan dimungkinkan dipakai selama 24 jam setiap

hari bahkan waktu malam tetap bisa dipakai. Pengurangan jarak gigit dapat terjadi

dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Gambar 2.7 Twin Blok Appliance


3. Removable Tissue-Borne

Satu-satunya piranti fungsional tipe removable tissue-borne adalah functional

corrector atau functional regulator ciptaan Rolf Frankel sehingga piranti ini dikenal

sebagai piranti Frankel. Seperti yang terlihat pada gambar (Gambar 2.8). Piranti ini

terdiri atas akrilik dengan kerangka dari kawat, didesain untuk mengurangi gerakan

gigi yang tidak diinginkan dan mengatur otot yang terletak dekat dengan gigi dan

menempatkan rahang dalam letak yang dikehendaki. Sayap akrilik lingual

menempatkan mandibula ke depan sedangkan bantalan akrilik di labial dan sayap

akrilik yang lebar di bukal (buccal shield) menahan tekanan dari bibir dan pipi.

Pemakaian piranti Frankel dimulai bertahap 2-3 jam tiap hari pada minggu-minggu

pertama, kemudian dipakai semalaman tiap hari sampai akhirnya selama 24 jam tiap

hari kecuali pada saat makan.

Ada empat tipe piranti Frankel :

- FR I untuk mengoreksi maloklusi Klas I dan Klas II Divisi 1

- FR II untuk mengoreksi maloklusi Klas II Divisi 2

- FR III untuk mengoreksi maloklusi Klas III

- FR IV untuk mengoreksi gigitan terbuka anterior


Gambar 2.8 Piranti Frankel

4. Fixed Tooth-Borne Appliance

Tipe ketiga adalah fixed tooth-borne appliance yang mempunyai pengertian

bahwa piranti ini melekat pada gigi. Sebagai contoh adalah Herbst Appliance dan

Jasper jumper. Herbst appliance pada awalnya merupakan piranti lepasan kemudian

pada perkembangannya menjadi piranti cekat yang terdiri atas splint yang disemen ke

lengkung gigi atas dan bawah, biasanya molar pertama atas dan premolar pertama

bawah, dihubungkan oleh lengan telescopic pin and tube yang menentukan seberapa

banyak mandibula dimajukan. Beberapa contoh herbst appliance seperti yang terlihat

pada gambar (Gambar 2.9). Oleh karena merupakan piranti cekat, maka herbst

appliance dipakai terus-menerus sehingga keberhasilan untuk mengoreksi maloklusi

lebih tinggi. Kekurangan piranti ini ialah dapat menyebabkan insisivus bawah

terdorong ke labial. Herbst appliance yang baru tidak mengganggu pergerakan rahang

bawah ke lateral dan dibuat dari bahan yang lebih kuat sehingga tidak mudah patah.

Gambar 2.9 Herbst Appliance

Jasper jumper adalah juga fixed tooth-borne appliance, menggunakan prinsip

yang hampir sama dengan piranti herbst appliance, tetapi lengan metal diganti dengan

pegas yang kuat yang terbungkus plastik yang lentur kemudian dilekatkan secara

langsung dengan busur pada piranti cekat. Seperti yang terlihat pada gambar (Gambar

2.10).
Gambar 2.10 Jasper Jumper

Anda mungkin juga menyukai