Anda di halaman 1dari 35

Adegan di mulai di sebuah pameran fotografi profesional.

Sang fotografer sedang diwawancarai


mengenai sebagian besar foto-fotonya. Tiba-tiba terdengar suara tangis bayi. Fotografer itu mohon izin
pada wanita-wanita yang mewawancarainya, “Maaf, itu anakku.”
Saat fotografer menghampiri bayi itu dan menghiburnya agar tak menangis lagi. Sementara wanita-
wanita yang mewawancarainya berbisik-bisik, “Tampan sekali, sayang sudah punya anak.”

9 tahun sebelumnya

Laura, seorang gadis berkulit gelap, berkacamata, saat jam istirahat bersama Olive. Laura melamun
sambil melihat lapangan sepak bola sekolah. Ia sedang mengamati sosok laki-laki yang menurutnya
adalah seorang pangeran. Melihat Laura yang sibuk melihat kearah lapangan sepak bola, sahabat
Laura, Olive datang dan menanyakan kepada Laura tentang tujuan ia melamun melihat lapangan sepak
bola.

Olive : “hai, Laura, kamu ngapain?”


Laura : “ha? Aku baik-baik saja, bagaimana kabarmu?”
Olive : “Laura, aku tidak sedang menanyakan kabarmu. Aku tanya apa yang kamu lakukan
sekarang disini. Kamu melamun ya?”
Laura : “Ah, hehe iya, aku sedang meihat-lihat pemain sepak bola sekolah kita, permainannya bagus
ya.”

Olive : “Sejak kapan kamu suka lihat sepak bola? Jangan membohongiku. Kamu pasti lihat
seseorang yang ada di lapangan sepak bola kan?”

Laura : “hahaha tidak. Oh iya, kamu kenal Mike?”

Olive : “Mike? Kapten team sepak bola sekolah kita itu kan? Oh aku tahu kenapa kamu
melamun, kamu suka Mike kan?”

Laura : “Tidak, tidak, ku tidak suka sama Mike”

Oive : “Mike! Mike! Ada yang suka kamu! Laura suka kamu! Hahaha”

Laura : “Ah diamlah Olive, aku malu. Iya, iya aku suka Mike, tapi tolong ya jangan kasih tau
orang lain ya. Karena aku nggak mungkin jadi pacarnya.”

Selena : “Kenapa nggak mungkin?”

Laura : “Kamu siapa?”

Selena : “aku Selena, kakak tingkat mu. Kalau kamu menyukai seseorang tidak ada yang tidak
mungkin kalau kamu mau berusaha.”

Kemudian Selena meninggalkan Laura dan Olive. Laura khawatir apakah Selena mendengarkan
pernyataannya tentang menyukai Mike, tetapi Olive meyakinkan Laura bahwa Selena tidak
mendengarnya. Ketika pulang sekolah Laura langsung pulang ke rumah untuk membantu ibunya
berbelanja ke pasar. Lauraun sebelum ia pergi ke pasar ia menerima surat dari ayahnya yang bekerja di
Amerika yag berisi jika ia menjadi juara 1 di sekolahnya ia akan diberikan tiket ke Amerika oleh ayahnya.
Saat Laura pulang dari pasar dan menikmati eskrim yang dibelinya, seorang cowok jatuh dari
pohon di dekatnya. Cowok yang sama yang dilihat Laura di lapangan sepakbola.
“Mangga?”tawar cowok itu pada Laura. Ternyata kaki cowok terSelenacang-Selenacang.
Laura terkejut dan menerima Mangga itu dengan hati berbunga-bunga. Lauraun kesenangan
hatinya tak berlangsung lama ketika ia melihat cowok itu juga menawarkan Mangga yang
dipetiknya pada cewek lain di jalan.

Keesokan harinya di sekolah. Saat di kelas Bahasa Inggris Bu Guru Inn, Laura meminta izin pada Guru
Inn untuk pergi ke toilet. Meski ia akhirnya berbelok untuk mengintip Mike di kelasnya. Terlihat Mike
sedang menjahili bangku temannya, Laura tersenyum geli dan puas.

Saat berbalik hendak ke kelas, ia berpapasan dengan Mike yang rupanya mendapatkan getah dari
perbuatan jahilnya. Mike dihukum berdiri di luar kelas sambil mengangkat satu kaki dan merentangkan
tangannya. Tanpa sepengetahuan guru, Mike memasang headset di telinganya. Begitu Laura lewat,
Mike memberi isyarat dengan telunjuk jari agar Laura tak berisik. Laura tersenyum geli melihat Mike
yang joget-joget diiringi musik di headsetnya.

Sejak saat itu, Laura yang sedang kasmaran mengikuti kemana Mike pergi. Ke tangga, ia pura-pura ada
disitu sejak tadi. Ia juga menelusuri lorong-lorong sekolah hingga tak sengaja hampir bertabrakan
dengan Kepala Sekolah.
Setelah pulang sekolah
Di rumah, Laura mematut di depan kaca. Ia menyadari tak ada kemungkinan untuk Mike melirik
padanya karena kulitnya yang dekil dan gelap.

Saat dilapangan Mike terjatuh karena terpeleset saat menendang bola. Mengetahui kejadian
tersebut Laura menghampiri Mike.

Laura : Mike, emh emh ini plester untuk menutup luka mu.
Mike : Wah, kamu baik sekali
Laura : Ah iya tidak masalah, aku pergi dulu
Ketika baru beberapa langkah Laura meninggalkan Mike, Mike pun memanggil Laura
Mike : Laura?
Laura : iya?
Mike : terima kasih ya
Laura : iya sama-sama (jawabnya sambil tersipu malu)

Sepulang sekolah Laura segera pergi ke danau dan berteriak heboh karena Mike ternyata diam-
diam mengtahui Lauraanya. Kebetulan saat itu Olive sedang melewati danau dan melihat Laura
melompat-lompat dan berteriak tidak jelas.
Olive : Hai Ra…
Kamu ngapain disini?
Laura : ya Tuhan, kamu mengkagetkanku. Kamu sedang apa disini?
Olive : Aku mau pergi ke rumahmu dan kebetulan lewat sini, kamu sedang apa?
Laura : Aku sedang bahagia, ternyata Mike tahu Lauraaku, tadi dia memanggilku
Olive : Wah, hebat!
Laura : kamu ada apa pergi ke rumahku?
Olive : aku ingin menunjukkan ini padamu, 20 cara mendapatkan senior untuk menjadi pacar.
Aku yakin ini pasti berhasil utuk membantumu menjadi pacar Mike

Laura pura-pura tak tertarik


Laura : Aku tak tertarik dengan buku itu lebih baik baca buku, Rahasia Menjadi Ranking 1.
Olive : Yang benar saja kamu tidak tertarik dengan buku ini/
Laura :Aku serius. Sudah 5 tahun aku tak bertemu ayahku, aku ingin segera bertemu
dengannya.
Olive : Padahal kakak kelas dan teman-teman kita banyak yang berhasil menerapkan metode
dari buku itu.

Olive yang telah kehabisan akal untuk membujuk Laura melaksanakan metode-metode dari buku
itu akhirnya meminta tolong kepada Selena. Ia ingat bahwa Selena pernah menawarkan untuk
membantu mereka, Selena juga tampak baik dan ramah waktu menyapa mereka di pinggir
lapangan.
Keesokan harinya
Olive : Ayo ikut aku
Laura : Kemana?
Olive : Ke tempat Selena, aku sudah membuat janji dengannya. Nah itu dia. Selena!
Selena : Hai Olive, hai Laura. Aku sudah memikirkan tawaranmu kemarin, baiklah akan aku
bantu. Jadi siapa cowok yang Laura suka?
Laura : Ah, tidak, jangan, namanya rahasia. Tapi terimakasih sudah mau membantu.
Selena : Iya tidak masalah, aku juga senang membantu kalian.

“Cinta, berarti harus membangun diri sendiri. Gunakanlah kekuatan cinta agar kita bisa
menjadi lebih Selenatar, lebih cantik dan lebih baik dari sebelumnya. Maka akhirnya si dia akan
melihat ke kita.”

Sambil diiringi OST yang enak (?) Olive dan yang lainnya melakukan segala macam perawatan
pada tubuh Laura. Dari masker, lulur, sampai melumuri kulit Laura dengan kunyit.

Laura yang sudah selesai perawatan, bersama teman-temannya datang ke toko olahraga milik
ayah Mike. Mereka ingin bertemu Mike dan memperlihatkan Laura. Tapi rupanya Mike sedang
pergi. Laura sempat melihat artikel yang memberitakan kegagalan eksekusi Selenaalti ayah
Mike. Saat hendak pulang, rupanya Mike datang. Ia menyapa Laura kemudian heran dengan
perubahan kulit Laura. Rupanya ‘treatment’ khusus yang dilakukan Olive dan yang lain justru
membuat Laura terlihat kuning.
“Apa kau menderita sakit kuning?”tanya Mike sambil memeriksa suhu tubuh Laura.
Laura yang gugup menggeleng sambil berusaha tersenyum.
Saat itu lagi-lagi Faye datang, dan berpura-pura hendak membeli sekotak bola Selenagpong.
Laura yang kesal menjatuhkan bola Selenagpong yang dipegangnya sehingga Faye terpeleset dan
jatuh.
Di sekolah akan diadakan klub pentas seni. Klub drama guru Inn terlihat kosong dan tak ada
yang mendaftar, sementara klub penari klasik milik Guru Orn penuh dengan peminat. Di antara
peminat-peminatnya juga ada Laura cs.
“Laura, kau harus melepas kaca matamu” saran Olive.
Laura melepas kacamatanya sambil cemberut, “Kurasa kita tak cocok sama sekali dengan konsep
klub ini. Kulit putih, cantik, mirip china... semua yang dibutuhkan untuk kualitas penari klasik.”
“Laura benar,” Nim menimpali, “Setiap tahun Guru Orn hanya memilih yang cantik. Dan seluruh
sekolah akan datang melihat mereka menari.”
“Tidak seperti klub drama, mereka semua jelek. Tak ada yang ingin melihat mereka perform”
tambah Olive.
“Tapi kita harus mencobanya” sela Olive, “Kita mungkin tak cantik, kulit putih dan mirip China,
tapi kita indah dan berkulit gelap. Kita bakal jadi trend baru.”
Yang lain tertawa.

Mike lewat di dekat mereka dan menimbulkan kehebohan. Faye memanggil Mike dan bertanya
klub mana Mike akan bergabung.
“Aku akan ikut klub fotografi” jawab Mike.
Faye tersenyum genit, “Kalau kau butuh model untuk fotomu, kau bisa memanggilku kapan
saja...”
Olive cs menatap Faye jijik.
Mike tersenyum, “Aku berminat memotret pemandangan bukan orang.”
Olive cs menertawakan Faye. Tapi Faye tak menyerah, “Ah, Kak Mike bercanda.”
“Aku memang bercanda” jawab Mike menghilangkan tawa Olive dan yang lain, “Sini biar
kufoto.”
Faye memasang pose manisnya. Di foto kedua, Laura ikut-ikutan di belakang Faye.
“Jadi, kau sudah tak kuning lagi? Kau kelihatan lebih cerah” ujar Mike setelah memotret mereka
berdua.
Laura mengangguk sambil tersenyum gugup. Faye kelihatan tak senang.
“Aku akan menanti peLaurapilan kalian berdua saat festival” ucap Mike membuat Faye dan
Laura tersipu malu.
“Lihat kan Laura, pada akhirnya Mike akan memakan umpan darimu. Kau hanya harus lebih
cerah dan optimis” ujar Olive.
“Menjadi lebih baik dan indah,” sahut Olive. Laura mengangguk sambil tersenyum.
“Kalau kau ragu soal keindahan, kenapa tidak Selenadah saja ke klub lain?”sindir Faye.
Laura cs emosi mendengar hinaan dari Faye hingga memulai pertengkaran. Membuat murid-
murid lainnya yang mengantri terdorong ke depan. Guru Orn menyuruh murid-murid yang
membuat masalah pergi dari barisan kecuali Faye dan temannya, Kwan. Ya, Guru Orn memang
pemilih.

Faye, yang masih dendam pada Laura, meracik minuman dengan bumbu khusus. Ketika Laura
lewat ia memanggilnya dan memberi minuman itu sebagai tanda maaf. Laura menerima
minuman itu tanpa curiga sedikitpun. Lauraun sebelum meminumnya Selena, senior Laura yang
sekelas dengan Mike menahan tangan Laura dan menyuruh Faye untuk mencoba minuman itu
lebih dulu. Rupanya sedari tadi ia memperhatikan Faye.
“Kenapa kau tak mau minum?”tantang Selena.
Faye salah tingkah.
“Lain kali hati-hatilah jika kau tak mau meminum air dengan kecap ikan” nasihat Selena pada
Laura, “Pergi dan buang minuman itu!”
Laura menurut. Sementara Selena kembali ke bangku Mike dan kawan-kawan sambil
menceritakan perbuatan Faye, “Lihatlah tingkah gadis itu.”
Dan hilang sudah kesempatan Faye memikat hati Mike.
Guru Inn yang tak menemukan satu pun peminat akhirnya memutuskan menghampiri Laura cs
yang baru didepak dari klub tari. Ia mengetes Laura cs dengan asal kemudian mengatakan bahwa
mereka sudah diterima di klub drama. Dan mereka ditunggu di auditorium. Matanya lalu
menangkap minuman Laura yang belum dibuang dan tanpa pikir panjang langsung
meminumnya! Reaksinya seperti yang bisa dibayangkan. Ia hampir memuntahkan minumannya
di depan Kepala Sekolah. Laura cs langsung mencegah Kepala Sekolah yang juga ingin
meminum minuman itu.

Laura cs datang ke auditorium terlambat sehingga Guru Inn menghukum mereka tak boleh ikut
drama. Dengan senang hati Laura cs menerima hukuman itu sampai Guru Inn langsung
membatalkan hukumannya.
Olive berusaha menjelaskan kalau mereka ingin ikut klub tari, Lauraun belum selesai Olive
ngomong, Mike muncul juga di auditorium. Rupanya ia juga dipaksa ikut oleh Guru Inn. Laura
menggunakan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Mike dan setuju bergabung dengan klub
drama.

Klub drama akan mementaskan Drama Bahasa Inggris Snow White dan karena Laura yang
terbaik dalam pelajaran Bahasa Inggris, ia terpilih jadi Snow White. Mike? Dia terpilih jadi
kelinci merangkap penata panggung.

Guru Inn kemudian mengajak Guru Phol dan Guru Orn untuk melihat hasil tata rias anak
didiknya. Ia membual kalau anak didiknya mengerti tentang keindahan, Lauraun ketika mereka
sampai mereka dihadapkan oleh anak-anak drama yang berdandan kacau dan asal-asalan.
“Ini panggung drama atau panggung komedi Guru Inn?”sindir Guru Orn.

Hari menjelang gelap, latihan drama Laura usai. Ia pergi ke belakang panggung yang dipikirnya
sepi orang. Ternyata ada Mike disitu dan mereka hanya berdua.
“Oh, kau sudah mau pulang?”tanya Mike yang sedang asik memotret.
Laura mengangguk. Matanya justru fokus pada buku 9 Metode Cinta di dekat Mike. Ia khawatir
Mike berpikir macam-macam setelah melihat buku itu. Buru-buru ia ambil semua buku itu saat
Mike sedang memotret hal lain. Kemudian sebuah kertas jatuh di dekat kaki mereka. Nomor
telepon Mike!
Dengan sigap, Laura segera menutupi kertas itu dengan kakinya. Ia menyeretnya sepanjang
pulang.
“Hati-hati ya...” ujar Mike yang tak sadar soal kertas itu. Ia lebih heran pada Laura yang berjalan
terseret-seret padahal saat datang berjalan dengan normal.

Guru Inn diam-diam mematai Guru Orn yang mampu mendandani muridnya dengan sangat baik.
Tak mau kalah akhirnya ia meminta bantuan Selena untuk menjadi ahli tata rias drama. Ia
menyuruh Selena untuk mendandani Laura lebih dulu. Mike, dibelakang Laura, memberi isyarat
pada Selena agar melakukan yang terbaik. Kemudian Laura mulai didandani oleh Selena.
Tak lama Laura berganti baju, ia muncul dan memukau teman-temannya. Laura terlihat lebih
bersih dan cantik. Semua memuji keahlian Selena merubah Laura . Lauraun yang Laura
harapkan adalah reaksi dari Mike. Dan Mike bilang, “Dia tampak sama. Snow White dengan
kawat gigi.”
Jleb!
Besoknya Laura segera melepas kawat giginya.

Saat latihan drama, yang berperan sebagai Pangeran tiba-tiba terkena diare. Guru Inn
memerintahkan Mike yang saat itu sedang melukis pohon untuk sementara mengganti peran
Pangeran. Dan adegan yang diperankan adalah adegan Pangeran yang mencium Snow White
agar bangun dari tidurnya. Laura menanti ciuman Mike dengan berdebar-debar. Sementara
teman-temannya sudah heboh. Ia memejamkan mata. Lauraun saat ia membuka matanya lagi,
sang Pangeran asli sudah kembali dari sakit diarenya dan bersiap mencium Laura.
Laura yang kaget karena saat membuka mata wajah Mike berubah, langsung lompat dari
kasurnya. Karena panik ia tersandung ujung panggung dan mau jatuh. Beruntung tangan Mike
menariknya dan menahannya agar tak jatuh. Mike langsung menarik Laura hingga ke
pelukannya dan menegurnya, “Kau hampir mematahkan lehermu!”

Laura menunduk menyesal sementara hatinya berdebar tak karuan.

Malamnya Laura berusaha menelpon Mike dengan nomor yang baru ia dapat. Begitu tersambung
langsung terdengar suara Mike. Lauraun belum selesai Mike bicara, Laura sudah menaruh
telponnya lalu berteriak kegirangan. Saat ia kembali, Mike rupanya telah menutup teleponnya.

Hari pentas seni pun tiba. Seperti biasa, pertunjukkan tari Guru Orn mendapat sambutan hangat
dari murid-murid sekolah. Semua memadati kursi penonton hanya untuk melihat Faye cs yang
cantik menari. Sementara ketika pertunjukkan Drama Guru Inn, satu persatu murid
meninggalkan bangku penonton. Hanya ada beberapa yang bertahan dengan tidak penuh minat.
Laura tak melihat Mike diantara penonton. Yang ada malah seorang cowok tampan yang tak ia
kenal memandangnya dengan terpesona. Ia bermain drama dengan lesu. Sementara Mike
ternyata baru dapat pengumuman kalau ia memenangkan lomba fotografi. Ia harus pergi untuk
mengambil hadiahnya bersama Kepala Sekolah.

Di belakang panggung, Guru Inn memuji kinerja anak-anak didiknya. Ia bahkan berjanji akan
mentraktir semua anak didiknya makan malam. Di meja Laura ada sebuah apel dan pesan di
bawahnya. Untuk Snow White, saya sudah menciciSelenaya. Apelnya tak beracun. Laura
memandangi Apel itu dengan senang.
“Dari siapa?”tanya Olive tertawa geli karena melihat apelnya sudah digigit.
“Pasti dari Mike”ucap Laura senang.
“Mungkin dari anak itu” Nim menunjuk cowok yang berperan sebagai Pangeran yang sedang
memakan apel, dan memandang Laura penuh minat.
“Euhh...” Laura geli. Sementara Olive cs tertawa mengejeknya, “Pangeran kodok! Sungguh
cocok dengan putri kodok!”

Malamya Laura melampiaskan kekesalan pada Tuan Kancing. Ia berpikir Mike pasti hanya
memilih datang ke pertunjukkannya Faye dibanding dirinya. Ia lalu membuang Tuan Kancing
meski kemudian ia memungutnya lagi dari tong sampah.

Keesokan harinya, Mike sedang asik mengobrol bersama teman-temannya ketika seorang cowok
menepuk bahunya, “Hei, kau tak menyapa ayahmu ini anakku?” canda cowok itu.
Mike menoleh dan kaget. Ia langsung memeluk cowok itu dan mengenalkannya pada teman-
temannya, “Ini Steve, dia temanku sejak TK.”
Steve rupanya langsung terkenal di kalangan gadis-gadis karena dia tampan (meski buatku Mike
yang paling tampan) dan merebut popularitas Mike. Steve lebih ramah, dan easy going. Ia
menyapa semua gadis di jalan, sampai Mike menghentikan tingkah playboynya dan
mengajaknya ke kantin.

Di kantin rupanya drama Snow White yang diperankan Laura diputar berulang-ulang kali.
Semua tak ada yang mengenali bahwa Snow White disana adalah Laura, dan Laura yang kini
lebih manis dan cantik langsung terkenal di kalangan cowok-cowok. Sementara Mike dan Steve
juga melihat Tv yang sama.
“Wah itu Snow White yang sedang diputar di TV. Dia manis. Apa dia sudah punya pacar?”tanya
Steve benar-benar terpesona dengan Laura.
“Sepertinya belum, tapi kurasa kau tak boleh mendekatinya”jawab Mike.
“Kenapa?”tanya Steve heran.
“Bukannya dia terlalu muda untukmu?”
“Ah aku bahkan sudah biasa meminta no telepon anak kelas 5 SD,” ujar Steve.

Mike, “????!”
Tahun berikutnya....

Mike dan Steve bermain sepak bola seperti biasa, sampai Steve menyuruh Mike melakukan
tendangan Selenaalti. Mike tersinggung dan marah-marah karena Steve selalu menyuruhnya
melakukan Selenaalti. Steve yang tahu trauma sahabatnya bertanya, “Kau masih belum pulih dari
trauma mu itu? Ayahmu sendiri mungkin sudah lupa.”
Mike mengelak, “Bukan, karena terlalu mudah makanya tak kulakukan!”
Steve ngalah, “Iya deh Cristiano Ronaldo....”
Di tengah jalan mereka dihentikan oleh cewek-cewek dari grup mayoret yang ingin foto bersama
Steve. Mike menawarkan dengan sukarela untuk memotret mereka. Lauraun baru gambar
pertama, kedua cewek itu sudah bertengkar merebutkan posisi paling dekat dengan Steve.
Pertengkaran itu menarik perhatian siswa mayoret yang lain, mereka pun tawuran. Guru Inn
datang melerai, sementara Steve dan Mike kabur dari tempat itu.
“Hei, kau bisa membuat keadaan jadi seperti ini?” tanya Mike kagum. Steve hanya mengangkat
bahu.

Kedua Siswi itu akhirnya terluka karena pertengkaran barusan. Yang satu leher dan kakinya,
yang satu lengannya. Mereka dipastikan takkan bisa memimSelena grup mayoret. Kepala
Sekolah akhirnya memutuskan akan berkonsultasi dengan Guru Orn. Guru Inn cemberut
mendengar Lauraa Guru Orn disebut. Tiba-tiba ia melihat raket melayang di belakangnya.
Rupanya Laura dan kawan-kawan melempar raket untuk bisa mengambil cock yang tersangkut
(Laura sekarang sudah jauh lebih cantik, bersih dan putih, rambutnya juga panjang). Guru Inn
langsung dapat ide.

Guru Inn menghampiri Laura dan Olive yang sedang istirahat. Ia memuji-muji Laura, “Laura,
seumur hidupku aku tak pernah melihat orang sesempurna, sebaik dan secantik kamu...”
Laura yang tahu Guru Inn dulu bahkan pernah menghinanya sebagai si kulit hitam berkata,
“Guru, katakan saja langsung, apa yang kau ingin aku lakukan?”
Guru Inn pun meminta secara langsung supaya Laura menjadi pemimSelena Mayoret sekolah
untuk Festival Olahraga kota. Laura tadinya mau menolak karena festivalnya tinggal 2 minggu
lagi, dan ia sama sekali tak ada persiapan, Lauraun Guru Inn memohon-mohon pada Laura.
Dalam latihan pertama, Laura bahkan tak bisa menangkap tongkat mayoretnya sama sekali. Ia
melemparnya sangat tinggi sehingga seluruh murid-murid pada berlarian karena takut tertimpa.

Laura putus asa. Ia merasa tak mungkin bisa melakukan lemparan tongkat mayoret. Olive cs
menyemangatinya. Olive membacakan metode terakhir dalam buku 9 Metode Cinta yang sesuai
keadaan Laura saat ini.
Metode terakhir *ini juga tahu-tahu sudah terakhir*:
“Jika kamu ingin melakukan sesuatu karena cinta maka lakukanlah habis-habisan dan dengan
sepenuh hati, maka dia akan datang padamu.”
Laura menghela nafas. Ia merasa tak percaya diri. Nim memegangi bahunya dan menyemangati,
“Hey, Laura.. kamu sudah sampai sejauh ini... (selama lebih dari 2 tahun jatuh cinta pada orang
yg sama) dan berjuang sekuat tenaga. Kamu kali ini tak hanya menjadi pemimSelena mayoret
sekolah kita, tapi menjadi perwakilan provinsi. Berjuanglah Laura...”
Laura akhirnya berlatih siang-sore-malam di lapangan. Bahkan ketika lapangannya sedang
dipake Mike dan Steve cs untuk bermain sepak bola, Laura masih berlatih. Hal itu menarik
perhatian Steve yang jadi tak konsentrasi bermain bola dan membuat Mike kesal lalu
menyeretnya, “Lagi-lagi kau melirik gadis-gadis!”

Guru Inn sedang meyakinkan Kepala Sekolah bahwa grup mayoretnya akan menjadi yang
terbaik. Ia bahkan memuji-muji Laura yang akan menjadi pemimSelena grup mayoret. Baru
selesai memuji, tiba-tiba terdengar teriakan Laura.
“Awas Guru!”
Dan tongkat mayoret melayang ke arah mereka berdua. Laura segera berlari mengambil tongkat
tersebut sambil minta maaf.
“Jangan bilang kalau dia yang akan jadi pemimSelena Mayoret sekolah ini...” kata Kepala
Sekolah. Guru Inn mencoba meyakinkan kalau kegagalan Laura tadi adalah yang pertama.
Belum selesai Guru Inn ngomong, tiba-tiba sebuah benda bergulir di depan mereka. Rupanya
Laura baru saja mematahkan kepala tongkat mayoretnya hingga rusak.
“Ganti dia, atau kau yang akan kuganti”ujar Kepala sekolah pada Guru Inn sambil berjalan pergi.
Guru Inn panik, “Tapi Festivalnya tinggal seminggu lagi!”
Laura mengintip dari balik pohon dengan perasaan bersalah.

Faye dan Kwan sedang berjalan sambil membicarakan soal Guru Inn yang keras kepala
mempertahankan Laura, “Aku heran kenapa ia tak memilih kita yang cantik dan berbakat, Guru
Inn begitu mengerikan, setiap siswanya juga mengerikan. Untung kita tak berada di kelasnya,
kita mungkin takkan populer seperti sekarang.”
Laura yang mendengar perkataannya Faye marah, ia berniat akan melabrak Faye Lauraun
ditahan teman-temannya, “Kenapa kau membicarakan Guru Inn seperti itu?!”
“Pada kenyataannya seperti itu” jawab Faye santai.
“Dasar wajah serangga!” ledek Kwan, mereka lalu kabur.
Laura emosi, “Aku akan membuktikan pada mereka bahwa Guru Inn bukan orang yang
mengerikan!”
Ia pun berlatih lagi dengan menggunakan sapu, sebagai pengganti tongkat mayoretnya yang
rusak. Ia masih belum berhasil.

Malamnya, Mike dan Steve sedang dalam pertandingan percobaan, dan Laura juga berada disitu
untuk latihan. Ayah Mike dan temannya juga datang untuk melihat latihan anaknya. Saat
pertandingan, timnya Steve dan Mike mendapat giliran penalti. Saat Steve mau melakukan
eksekusi, Mike menahan Steve. Rupanya ia mau mencoba melakukan penalti. Ayah Mike yang
melihat gelagat anaknya memutuskan ingin pergi dari tempat itu karena takut, Lauraun ditahan
temannya. Steve memberi kesempatan pada Mike.
Tendangan Selenaalti Mike membentur tiang gawang. Mike depresi. Kata-kata hinaan Ding
tentang ayahnya terngiang-ngiang di kepalanya. Ayahnya pun tak kuat melihatnya dan berniat
segera pergi, Lauraun temannya masih tertarik untuk melihat dan menahan ayah Mike. Steve
menepuk bahu Mike dengan senyum. Temannya yang bermain di tim lawan memberinya
kesempatan kedua, “Yang tadi hanya pemanasan.”
“Mana ada aturan seperti itu...”kata Mike kesal.
“Ada” kata Steve dan kawan-kawannya.
“Terlebih lagi aku belum meniup peluit”sahut Guru Phol. Mike tersenyum senang. Ia mencoba
melakukan tendangan lagi.

Goal! Mike disambut histeria teman-temannya. Ayahnya juga sangat senang, dan pergi dengan
lega dari tempat itu. Semua menyoraki Mike termasuk Laura yang ikut tersenyum senang untuk
Mike. Mike akhirnya menerima tawaran Guru Phol untuk menjadi pemain tetap di Klub Sepak
bola Sekolah. Teman-temannya senang, Lauraun pandangan mata Mike menatap penuh arti ke
arah Laura yang berdiri di samSelenag bangku penonton. Laura tersenyum sambil menatap
tongkat mayoretnya.

Di kamar Laura memandangi Tuan Kancing, “Aku mengerti”ucapnya penuh senyum keyakinan.
Laura lalu berlatih siang, malam, seminggu tanpa henti. Dan latihannya akhirnya membuahkan
hasil. Dia sudah mampu menangkap tongkat mayoretnya. Di sekolah Guru Inn senang dengan
perkembangan Laura. Ia membanggakan Laura di depan Guru Phol dan Guru Orn. Guru Phol
memberikan aplause, sementara Guru Orn terlihat tak senang.
Hari Festival tiba. Laura dengan pakaian leader mayoretnya terlihat sangat cantik, mereka
berparade keliling kota. Ia juga ditonton oleh Pang dan Ibunya.
“Bagaimana, apakah kakakmu terlihat cantik seperti ibu?” tanya Pim.
“Yang benar saja! Kakak lebih cantik dari pada Ibu!”jawab Pang. Pim memeluk Pang sambil
tersenyum senang.

Mike dan Steve juga ikut menonton parade. Mike sibuk memotret Laura, sementara Steve
memandangi Laura dengan terpesona, “Aku takkan mau Selenadah kemana-mana lagi...”
Mike menggerutu, “Aku selalu mendengar hal yang sama darimu terus!”

Hari Valentine. Popularitas Laura langsung meningkat sejak Festival. Semua cowok tergila-gila
padanya. Ia mendapatkan banyak coklat dan hadiah valentine.
“Padahal Valentine tahun lalu dia masih berkulit gelap” ujar Olive geli. Tapi Laura kelihatan tak
bersemangat. Olive menanyakan keadaannya.
“Dia menunggu satu-satunya pria, justru ia tak datang” ucap Olive. Siapa lagi kalau bukan Mike.
Nim tiba-tiba berseru heboh. Rupanya Mike datang.

Ia membawa pohon mawar putih yang masih ada akarnya. Olive cs mendorong Laura yang
terlalu nervous untuk keluar. Hatinya dag-dig-dug, apalagi Mike tersenyum manis ke arahnya.
Lauraun senyum Laura harus hilang ketika Mike mengatakan hanya mengantarkan mawar dari
temannya. Laura memandang punggung Mike yang pergi dengan hati kecewa.
Di kamar Laura masih melihat pohon mawar itu dengan sedih. Saat ia memutuskan untuk
belajar, secarik kertas terjatuh dari bukunya. Sebuah surat, Laura, sampai bertemu jam empat di
depan tangga sekolah. Ada yang ingin kukatakan padamu. Laura tersenyum. Harapannya bangkit
lagi.

Laura menunggu di depan tangga sekolah dengan berdebar-debar. Apalagi ketika ia melihat
sekolah sudah mulai sepi, dan Mike datang ke arahnya. Mike tersenyum dan memanggil
Lauraanya, “Laura...”

“Rupanya kau datang...”tiba-tiba Steve berdiri di antara mereka. Laura terkejut. Ia meremas
kertas di tangannya.
“Kak Steve yang memberiku surat ini?”tanya Laura takut.
Steve mengangguk, “Ya, surat itu milikku.”
“A... ada yang ingin kau bicarakan padaku?”
Steve memandang Laura penuh senyum, “Maukah kau menjadi pacarku Laura?”
Laura terkejut. Ia tak mengharapkan Steve yang mengatakannya. Matanya beralih ke Mike, “Ka
Mike ingin mengatakan sesuatu padaku?”
Mike berjalan ke arah Steve dan Laura sambil tersenyum, “Ah, aku hanya ingin bertanya kenapa
kau masih ada disini. Tapi pertanyaanku sudah terjawab...”
Mike menepuk bahu Steve kemudian pergi. Laura menatap kepergiannya dengan tak percaya.
“Jadi jawabannya apa Laura? Jika kau diam saja aku akan menganggap kau oke dengan itu”ujar
Steve.
Laura membeku.

“Hah?! Steve?!”seru Olive cs dengan tak percaya. Laura mengangguk lesu.


“Bagaimana bisa?”tanya Olive, “Lalu, Mike hanya mengatakan itu?”
Laura mengangguk lagi.
“Lalu apa jawabanmu pada Steve, Laura?”tanya Nim.
“Aku tak menjawab. Apa yang harus kulakukan Olive...?”keluh Laura.
“Kau harus menunggu dan melihat. Steve adalah sahabat baik Mike, jika kau melakukan sesuatu
tanpa pertimbangan maka Mike pasti akan marah padamu...”

Laura sedang jalan-jalan di siang hari ketika motor Steve berhenti di dekatnya. Steve mengajak
Laura untuk pergi bersamanya. Tadinya Laura menolak, Lauraun ketika Steve mengatakan kalau
hari ini adalah hari pertandingan pertama Mike, Laura langsung ingin ikut. Di pertandingan Mike
yang kelelahan menghampiri bangku Laura dan meminta air, Steve tak punya karena baru ia
berikan pada Laura. Laura akhirnya memberi punyanya. Mike meminum air pemberian Laura
dan menyiram wajahnya. Laura melihatnya dengan terpesona. Pertandingan hari itu, Mike
menang.

Laura pulang bersama Mike dan Steve. Ia dibonceng oleh Steve, sementara Mike
mengendarainya sendiri. Mereka mengendarai motor sambil saling mengobrol. Suara hati Laura
saat itu, Kau tahu Tuan Kancing? Aku ingin berada di belakang Mike, di sepeda motornya...

Hari itu hari ulang tahun Olive. Nim bertanya pada Olive hendak membeli cake apa pada hari
ulang tahunnya.
“Vanilla Cake, Laura suka kue itu”ujar Olive. Saat Olive sedang asik memilih-milih kue, Laura
belum datang. Nim segera menelponnya.
Laura rupanya sedang pergi ke danau bersama Mike cs, “Aku sudah menelpon Olive tadi pagi
Lauraun ia tak mengangkat teleponnya, sampaikan ucapan selamat ulang tahunku pada Olive.
Iya, aku minta maaf karena aku takkan bisa pulang tepat waktu...”

Di danau, semua sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang asik bermain gitar,
ada yang memanggang makanan. Laura duduk di meja makan sambil memandangi Mike yang
asik memotret pemandangan dari jembatan (indah banget). Tak lama Steve menghampiri sambil
menghidangkan cumi-cumi hasil panggangannya, mau nggak mau Laura berpaling dari Mike.
Wajah Steve mendekati wajah Laura sampai membuat Laura risih, “Aku akan kembali..”
katanya. Saat Laura kembali melihat ke arah jembatan, Mike sudah tak ada.

Laura pergi ke jembatan dan duduk disana. Mike datang, “Apa yang kau lakukan disini?”
“Aku rasa pemandangan disini indah”kata Laura. Mereka sama-sama terdiam. Laura membuka
percakapan sambil menawarkan cumi, “Kau mau makan cumi?”
Mike menoleh, “Kau tak tahu cerita cumi ya?”
Laura menggeleng, “Tidak.”
“Aku akan memberi tahumu,” Mike Selenadah duduknya ke samSelenag Laura, ia mulai
bercerita, “Pada suatu waktu, ada pasangan cumi. Mereka telah mengarungi lautan dan samudra
yang luas hingga mereka bertemu dan saling jatuh cinta, akhirnya mereka menikah. Pada hari
pernikahannya, pendeta cumi menyuruh mereka saling berpegangan tangan... jadi mereka saling
berpegangan tangan.... memegang tangan... memegang tangan... memegang tangan...”
Mike menempelkan jari-jarinya satu-satu. Laura tertawa geli melihatnya.
“Kak Mike, kau gila!”ujar Laura.
Mike tersenyum.
“Tapi lucu” tambah Laura lagi.
“Yang mana? Yang cerita, atau yang cumi?”tanya Mike.
“Yang cerita! Eh, tidak, yang cumi! Umm... aku bingung...” ujar Laura, Ia melirik cumi
panggang, “Aku jadi agak tak mau memakannya.”
“Aku juga tak makan cumi begitu lama karena cerita itu” tambah Mike. Mereka pun terdiam.
“Jadi...” Laura bersuara, “Apakah kau pernah memegang tangan seseorang seperti cumi itu?”
“Pernah sekali” jawab Mike sambil menatap ke danau, “Seorang gadis berwajah canggung
hampir jatuh dari panggung, jadi aku memegang tangannya...”
Belum selesai Mike cerita, Steve datang sambil langsung memakan cumi panggang. Laura dan
Mike berteriak, “Jangan!”
“Kenapa? Ini enak..”ujar Steve sambil terus mengunyah. Laura dan Mike cuma bisa menghela
nafas kesal.

Mereka bertiga hendak pulang. Mike dan Steve berjalan di depan sementara Laura mengikuti di
belakang. Mike dan Steve berbicara serius.
Steve : “Aku bertanya padamu langsung. Apa kau suka pada Laura?”
Mike : “Eh, kau akan bersamanya bukan? Kenapa kau bertanya padaku seperti itu?”
Steve menepuk bahu Mike sambil tersenyum, “Tidak apa-apa. Aku hanya bertanya...”
Tiba-tiba terdengar suara teriakan Laura di belakang. Laura terpeleset hingga kakinya terkilir.
Steve dan Mike langsung berlari ke arahnya. Steve bertanya apa Laura masih bisa berdiri, Laura
mengiyakan. Tapi ternyata ia tak sanggup, mau tak mau ia menerima tawaran Steve. Sedangkan
Mike yang menggendong tas Laura. Suara hati Laura saat itu, "Tuan Kancing... hari ini Mike
membawakan tas saya..."

Pulangnya Laura langsung ke rumah Olive. Ia membawakan cake kecil. Saat Selenatu rumah
Olive dibuka, Laura sudah bersiap, “Happy birth...”
Lauraun yang keluar ternyata ibunya Olive, “Olive tak ada. Ia masih pergi bermain dengan Nim
dan Olive. Laura tak bersama mereka?”
Laura menggeleng sambil tersenyum kecut.
“Telepon saja mereka” saran Ibu Olive lalu menutup gerbangnya lagi. Laura akhirnya meniup
lilin di cake itu sendiri.
Keesokan harinya Olive, Nim dan Olive mengerjakan PR tanpa Laura. Laura justru duduk
bersama gengnya Mike.
“Aku rindu hari-hari ketika kita mengerjakan PR bersama-sama”kata Nim.
“Seorang bidadari harusnya berada di surga”ucap Olive sinis. Ia masih marah karena Laura tak
datang ke ulang tahunnya.
“Tenanglah Olive, kau masih punya ulang tahun tahun depan” ucap Nim.
Olive emosi, “Aku hanya punya tiga orang teman Nim! Jika aku jadi dia, aku takkan melakukan
hal itu!”
Laura yang melihat teman-temannya sedang mengerjakan PR bersama menghampiri, “Hey! Kita
kerjakan PR bersama-sama yuk!”
“Kenapa kau tak mengerjakannya bareng Mike saja?!”ujar Olive sinis langsung menutup
bukunya dan segera pergi dari situ. Nim dan Olive mengikutinya. Laura ditinggal sendiri.

Laura sedang duduk sendirian di depan kolam ketika Mike datang.


“Steve belum datang? Aku disuruh olehnya mengajari anak kelas 3,” tanya Mike duduk
disamSelenag Laura.
Laura tersenyum, “Kak Steve sedang mencari buku untuk proyek anak kelas 3”
Mike ikut tersenyum, ia memandang lurus ke depan, “Hari itu ibuku masuk rumah sakit...”
Laura menoleh, “Kapan?”
“Hari dimana ayahku gagal melakukan tendangan Selenaalti. Aku lahir pada hari itu. Jadi ayahku
memberi hadiah pada hari kelahiranku... yaitu tak bermain bola lagi seumur hidupnya. Akulah
yang membawa nasib buruk. Coba lihat, Provinsi ini tak pernah mencapai sejauh itu sejak hari
itu...”
“Kau tak apa?”tanya Laura khawatir.
“Bagiku untuk dihina?”tanya Mike balik, “Aku tidak apa-apa. Aku sudah biasa. Sudah menjadi
Lauraa belakangku. Mike, yang ayahnya tak bisa menendang Selenaalti...”
Laura menunduk menyesal.
Mike tersenyum, “Tapi aku benar-benar tak apa. Aku seorang pemain sepak bola.”
“Jadi kau mau terus bermain sepak bola?”
“Aku tak tahu... untuk saat ini, aku lebih membutuhkan seseorang...”
Laura menoleh kaget. Tapi sebelum Laura mendengar penjelasan Mike lebih lanjut, Steve datang
dan memanggil Laura. Ia meminta bantuan Laura untuk mencari buku bersamanya.

Malamnya Mike dan kawan-kawan mengadakan piknik dan api unggun. Laura ikut. Ia
membantu Mike yang bertugas memasak. Steve duduk di dekat api sambil mendengar Selena
bernyanyi. Faye memandanginya, jelas-jelas sekarang Faye naksir pada Steve. Laura dan Mike
membicarakan soal kejutan ulang tahun untuk Ake, teman mereka. Tanpa sengaja tangan mereka
berdua saling bersentuhan. Hati Laura berdebar, ia mendekatkan diri lagi ke Mike.

Kemudian acara kejutan untuk Ake dimulai. Mike dan Steve mau perform cerita.
“Ini terjadi ketika kita kelas 5 SD...”Mike memulai cerita.
Steve ketawa, “Kita berdua jatuh cinta pada cewek yang sama. Lauraanya Boe, kelas 4. Kita
bersaing satu sama lain, berlatih menari agar salah satu dari kami bisa berdansa saat pesta
sekolah. Tapi saat hari itu tiba, Mike kita kena sakit cacar....”
Semua tertawa termasuk Laura.
“Jadi hak berdansa dengannya jadi milikku, yeah...”lanjut Steve.
Mike meLaurabahi, “Tapi pada akhirnya Steve juga tak berdansa dengan Boe. Jadi kita berdua
sama-sama gagal...”
“Eitt” sela Steve, “Itu karena Mike mengancam kalau ia tak mau berteman lagi denganku.
Setelah itu kita saling berjanji....”
“Bahwa kita takkan jatuh cinta pada cewek yang sama lagi...”tambah Mike.
Tawa Laura pupus sudah. Steve jelas-jelas naksir padanya, itu berarti tak ada harapan untuknya
ditaksir oleh Mike.

Steve dan Mike kemudian bernyanyi sambil menarikan tarian yang lucu, mengundang keceriaan.
Steve menarik Laura agar ikut menari bersama mereka. Yang lain juga berdiri dan ikut menari.
Semuanya diliputi keceriaan. Lauraun di tengah tarian, Steve yang rupanya sedang bahagia
mengambil kesempatan mencuri pipi Laura. Laura terpaku. Yang lain masih menari, sementara
kebahagiaan Laura sudah hilang.

Steve mengantar Laura pulang. Saat Laura hendak segera masuk ke rumahnya, Steve berkata,
“Laura, besok aku akan datang ke sini lagi ya. Kita nonton pertandingan Mike bersama-sama”
“Kak Steve tak perlu menjemputku lagi”ujar Laura dingin.
“Kenapa? Kau ada acara?”
“Tidak, maksudku tolong jangan terlibat denganku lagi...”
Steve bangkit dari sepeda motornya, “Kau marah karena aku mencium pipimu? Bukankan kau
pacarku?”
Laura berbalik marah, “Kak Steve, aku tak pernah menerima bahwa aku pacarmu”
Kasian banget Steve pas disini, “Lalu apa artinya semua selama ini?”
“Maafkan aku kak, aku sudah mencintai seseorang...” jawab Laura.
“Siapa Laura?” tanya Steve. Oh.. poor Steve.
Laura hanya berbalik dan segera masuk rumah tak menjawab pertanyaan Steve.
“Siapa.... Laura.... siapa?!”tanya Steve. Ia terduduk lemas di sepeda motornya.

Steve menemui Mike untuk menceritakan semuanya, “Dari semua gadis yang bersamaku, ini
yang paling menyakitkan.... Aku mohon satu hal saja padamu Mike... Tak peduli apa yang
terjadi, kau tak akan memacari Laura kan?”
“Apa kau berpikir alasan Laura memutuskanmu adalah aku?”tanya Mike.
“Tidak. Hanya aku tak tahan, jika sahabat terbaikku berpacaran dengan gadis yang kucintai...”
Mike memandang keluar sambil menghela nafas, “Jika kau mengatakan seperti itu, aku bisa
apa?”
“Tak apa-apa kan buatmu?”tanya Steve.
“Iya” jawab Mike. Mereka berdua kemudian saling menjabat tangan.

Hari-hari berikutnya dilalui Laura seorang diri. Tak ada lagi teman-teman bersamanya, tak ada
lagi Steve yang menjemputnya ke sekolah dan Mike juga seperti menghindarinya. Ketika ia
melihat Steve yang digoda Faye dengan trik ‘terkilir kaki’ ia juga tak bisa berbuat apa-apa. Ia
memutuskan untuk fokus belajar agar mendapat ranking satu. Meski ia sering terbayang Mike
jika ia melihat Tuan Kancing dan membuatnya menangis sendirian.
Di rumahnya Mike bermain sepak bola dengan ayahnya yang sekarang tak takut lagi.
“Mike, kau tahu tadi Manajer Bangkok Glass meneleponku...”kata ayahnya.
“Lalu?”tanya Mike masih fokus ke bolanya.
“Dia bilang kalau dia akan menerimamu di Klub Bangkok Glass”
Mike tak percaya, “Ayah menipuku agar bisa merebut bola dariku ya...”
Ayahnya tertawa, “Untuk hal sepenting ini siapa yang berbohong. Setelah ini kau harus segera
bersiap-siap. Mungkin setelah lulus ujian tahun ini, kau akan pergi belajar ke Bangkok.”
Mike senang sekali, ia menghampiri ayahnya dan memeluknya, “Ayah! Terima kasih...!”

Hari ujian tiba, Laura menjalankan ujiannya dengan serius. Ia ingin bertemu dengan ayahnya
yang di Amerika.

Di luar Guru Inn sedang sangat sedih. Guru Phol mendapat beasiswa untuk melanjutkan study ke
luar. Guru Inn meminta sesuatu pada Guru Phol. “Apa?”tanya Guru Phol. Guru Inn menunjuk ke
arah hati Guru Phol. Guru Phol salah paham, ia malah memberikan peluit miliknya. Tak lama
datang Guru olahraga baru yang akan menggantikan Guru Phol. Ternyata guru yang baru lebih
keren dan ganteng daripada Guru Phol, Guru Inn langsung menghampiri Guru baru itu dan
mengacuhkan Guru Phol. Guru Phol cuma bisa garuk-garuk kepala bingung.

Tahun pelajaran berikutnya...

Hari itu Olive memutuskan tak akan melanjutkan sekolah yang sama dengan kawan-kawannya.
Ia akan memasuki sekolah kejuruan. Saat mereka asik mengobrol, Laura datang dan suasana
langsung tak enak. Laura duduk dengan sedih di jarak yang tak jauh dari mereka. Ia memandangi
wajah Olive dan masih berharap Olive akan memaafkannya. Rupanya hati Olive masih belum
luluh. Laura dengan sedih menyanyikan lagu yang dulu mereka nyanyikan bersama-sama.

“Senin aku menunggu... Selasa aku masih menunggu dan melihat, melihat apakah kau baik-baik
saja... Rabu kau masih tak ada disini, pagi hari atau kemudian, Kamis juga masih kosong...”

Olive tak tahan, ia menghampiri Laura dan mereka bernyanyi sama-sama sambil menangis.

“Jum’at, Sabtu atau Minggu, tiada hari tanpa merindukanmu... Tiada hari kau akan kembali...”

Nim ikut menangis meski ia masih ada disamSelenag Olive, sementara Olive masih bertahan.

“...menjadi tua dalam hari-hari kita... hari dimana kau ada disamSelenagku, hari dimana kau ada
di dekatku, hari dimana kita saling berpegangan tangan...”

Laura mendekati Olive, “...hari dimana aku mencintaimu, hari dimana aku berbicara denganmu,
hari dimana kau mendengarkanku....”

Akhirnya Olive menangis dan ikut bernyanyi, “...Berapa lama aku akan seperti ini aku tak tahu,
Berapa bulan atau berapa tahun....”
Mereka berempat saling berpelukan dan menangis bersama. (aslinya ini lagu ceria, tapi pas
dinyanyikan ma mereka jadi kelihatan sedih...), “...berapa miliar kenangan masa lalu kita
bersama, aku selalu merindukanmu...”
“Olive, Laura minta maaf”isak Laura.
Olive menangis, “Kenapa kau menangis? Menyanyikan lagu seperti kita sedang berakting di
opera sabun saja...”
“Ya...” kata Laura masih menangis, “Kenapa kita menangis? Kita tidak menangis, kita sedang
tertawa...”
Mereka pun menyanyikan lagu nya bersama-sama.

Laura sedang menyapu dan beres-beres rumah ketika Olive cs datang dan memberitahu kalau
mereka bertemu dengan Guru Inn di toko eskrim, “Dia mengatakan kalau dalam ujian.... Laura
mendapatkan.... “
“Aku mendapatkan apa? tanya Laura tak sabar.
“Laura.... Laura...dapat ranking 1...”
Laura terkejut. Ia melompat-lompat senang kemudian memeluk ibunya. Ibunya mengatakan
sekarang Laura sudah bisa bertemu dengan ayahnya. Laura semakin senang. Pang melihatnya iri.
Ia mendapatkan ranking 8 tapi ia ingin ikut dengan Laura. Laura tak mengizinkan.
Saat itu tiba-tiba Laura langsung memikirkan Mike.

Di hari yang sama, Pang kedatangan temannya. Dia mengantarkan foto cowok yang Pang taksir.
Laura yang tertarik menghampirinya dan menggodanya. Pang tahu kalau ini adalah kesempatan
untuk Laura balas dendam karena dulu Pang pernah mengadukan soal Laura yang naksir Mike.
Tapi Laura cuma menggodanya dan menasihati agar Pang tak cepat-cepat memikirkan soal
pacaran karena belum dewasa.
Laura kemudian kumpul bersama teman-temannya. Olive menanyakan Laura, “Laura apakah
Mike sudah tahu?”
Laura menggeleng lemah. Olive menatapnya heran, “Kau sungguh hebat! Jatuh cinta pada orang
yang sama 3 tahun lebih!”
“Kurasa kau tak perlu mengatakannya pada Mike” timpal Nim, “Biar seluruh dunia mencatat
bahwa ada seorang gadis gila yang mencoba untuk menjadi cantik selama tiga tahun demi
seorang laki-laki. Meskipun laki-laki itu tak tahu apa-apa.”
Olive menasihati Laura, “Laura, mungkin mulai sekarang kau takkan pernah melihatnya lagi.
Kau masih akan diam saja?”
Laura melirik buku 9 Metode Cinta nya, “Aku sudah coba berbagai cara...”
“Jangan takut, kami selalu mendukungmu”ujar Olive, “Benarkan?”
“Iya!”sahut Nim, “Kau sangat cantik, rajin belajar juga baik hati kenapa dia bisa tak
menyukaimu?”
Laura kesal, “Kalian benar-benar memujiku tidak sih?”

Malamnya Laura menghias setangkai bunga Mawar Putih, metode ke 10, dari Thailand, yang
paling tulus.

Hari kelulusan tiba, Laura menunggu Mike keluar dari kelasnya Lauraun ternyata Mike masih
dikelilingi oleh teman-temannya (PS: Laura dan Mike lulus bersama, sepertinya Laura
akselerasi). Laura harus menunggu sampai ia dan Mike memiliki waktu hanya berdua saja. Ia
mengikuti Mike bersama teman-temannya. Sampai akhirnya Mike pergi untuk memotret
sendirian ke ruangan kolam renang, Laura didorong teman-temannya untuk mengambil
kesempatan itu. Teman-temannya berjaga di luar ruangan.
Mike memotret Kolam renang sebagai kenang-kenangan. Laura menghampirinya, Mike pun
memotret Laura.
“Laura, kau belum menanda tangani kemejaku,” ujar Mike (di Thailand juga ada tradisi
mencoret-coret baju, tapi versi tanda tangan. Lebih rapi).
“Kak Mike, aku ingin mengatakan sesuatu”Laura menghela nafas mengumpulkan kekuatan.
Kemudian ia mulai mengatakan semuanya, “Aku mencintaimu. Aku sudah mencintaimu selama
lebih dari 3 tahun ini. Aku sudah melakukan segalanya, mengubah diriku dalam banyak hal demi
kamu. Aku mendaftar klub penari klasik, melakukan drama panggung, menjadi pemimSelena
grup mayoret, lebih rajin belajar, semuanya karena kamu.... Tapi aku tahu sekarang, hal
seharusnya kulakukan, dan harus sudah kulakukan sejak dulu bahwa... adalah memberitahumu...
Laura cinta Kak Mike...”
Laura menghela nafas dan mengeluarkan air mata kelegaannya. Ia menyerahkan mawar putih
yang sudah ada kartu ucapan dan Tuan Kancing yang terikat di tangkainya pada Mike yang
tertegun sambil menatap Laura.

Sesaat setelah Laura menghapus air matanya karena lega, tanpa sengaja matanya melihat ke arah
kantung kemeja Mike. Tertulis disitu, Selena cinta Mike. Laura terkejut (sepertinya di Thailand,
kalau yang ditulis di kantung kemeja berarti Lauraa kekasih atau pacar).
“Kak Selena dan Kak Mike...?”tanya Laura hampir tak bisa bersuara. Air matanya mengalir lagi.
Mike mengangguk dengan berat.
“Kapan?”tanya Laura lagi dengan susah payah (aku nangis pas bagian ini, 3 tahun gitu lho).
“Seminggu yang lalu...”jawab Mike pelan.
Laura seperti bingung untuk bertindak. Ia menangis tapi kemudian berusaha untuk tertawa,
“Hahaha.... Kak Selena dan Kak Mike berpacaran... haha... kalian cocok... lucu...”
Mike masih memandangi Laura dengan penuh perasaan bersalah.
Laura sekuat tenaga menahan tangisnya, ia menepuk bahu Mike, “Semoga kalian bahagia...”

Laura yang sudah tak tahan ingin segera pergi dari situ, lupa kalau di samSelenagnya ada kolam.
Ia berbelok dan langsung tercebur.
“Laura!”seru Mike.
Laura yang basah kuyup mencoba untuk terus tertawa, “Aku tak apa-apa...”
Mike menawarkan bantuan untuk Laura keluar dari kolam, tapi Laura tak menyambutnya. Ia
benar-benar berusaha tak terlihat menangis.
“Kalian cocok”ucap Laura sebelum berbalik pergi memunggungi Mike.
“Laura kau baik-baik saja?”tanya Mike.
Laura menangis tapi memberi isyarat kalau ia baik-baik saja lewat jarinya.
Mike tak percaya, ia masih berusaha memanggil Laura, “Laura!”
Di luar Laura disambut teman-temannya yang terkejut melihat Laura basah kuyup. Laura
langsung pergi tanpa ingin bertemu teman-temannya dulu. Olive berusaha menyusulnya Lauraun
ditahan Olive. Mereka ikut menangis karena sudah bisa menebak apa yang terjadi.
Laura berjalan melewati Selena, Selena juga kaget melihat Laura basah kuyup. Ia menahan
Laura dan bertanya apa yang terjadi. Laura tadinya ingin langsung pergi. Tapi kemudian ia
kembali dan memeluk Selena erat-erat tanpa berkata apa-apa lalu langsung pergi dan membuat
Selena terheran-heran.

Mike tiba di rumah setelah malam (sepertinya dia mampir dulu ke suatu tempat) dan terheran-
heran melihat sebuah mobil sedan bagus terparkir di depan rumahnya. Di rumah ia langsung
disambut oleh lemparan kaos dari ayahnya, “Selamat datang pemain junior Bangkok Glass!”
Rupanya di rumah sudah ada Manajer dan Pelatih tim Bangkok Glass. Mike sudah di terima
sebagai pemain junior mereka. Mike yang senang memeluk ibunya. Kemudian ia membuka
kulkas dan mengambil sesuatu yang sangat familiar...
Kotak cokelat pemberian Laura yang duluuuuuu... banget, rupanya masih disimpan baik-baik
oleh Mike seperti Laura yang masih menyimpan gelas pepsi pemberian Mike. O..o... apa artinya
tuh?
“Siapkan pakaianmu Mike, malam ini kau harus berangkat bersama paman Neng (pelatih
Bangkok Glass), besok kau harus sudah ada di kamp pelatihan!”
“Hah?! Hari ini ayah??!”seru Mike terkejut.
“Ya, buat apa lagi ditunda?”tanya ayahnya balik.
Mike segera berlari ke kamarnya menaruh tas yang di dalamnya terselip bunga mawar putih
pemberian Laura. Ia mengambil sebuah buku di meja belajarnya. Buku album foto. Mulai
sekarang akan ada flashback adegan, dan kita akan melihat semuanya dari sudut pandang Mike.

Mike membuka buku itu, ternyata buku itu penuh dengan foto Laura yang dihias begitu indah.
Mike tersenyum sambil mengusap wajah Laura yang difoto dengan lembut. Lembaran dibuka.
Ada halaman yang penuh dengan foto buku 9 Metode Cinta milik Laura. Rupanya buku itu di
foto ketika Laura meninggalkannya saat latihan drama. Flashback adegan saat Laura mengambil
buku itu dan menyeret-nyeret kakinya buat menutupi nomor telepon Laura. Di bawah foto buku
itu ada tulisan, “Buku ini lucu. Tapi membuatku tahu betapa kau telah mencoba”
Di samSelenagnya lagi juga ada tulisan, “Aku ingin memberitahumu, bahwa kau telah berhasil
sejak awal kau mencoba...”

Halaman berikutnya terlihat penuh dengan foto Laura yang di dandani oleh Selena. Kemudian
flashback adegan lagi saat Laura tampil menjadi snow white yang cantik pertama kali. Saat itu
Mike terlihat tak tertarik dan hanya mengatakan, “Dia tampak sama, Snow White dengan kawat
gigi.” Padahal, saat pergi Mike tersenyum sangat senang sampai mengepalkan tangannya karena
melihat perubahan Laura yang bisa menjadi begitu cantik.

Halaman berikutnya penuh dengan foto tangan Mike. Mike memotret tangannya sendiri
kemudian menulis, “Bersentuhan tangan untuk pertama kalinya. Tapi aku harus segera
melepaskan tanganku karena orang lain akan curiga” Flashback adegan saat Laura hampir
jatuh dari panggung.
Di halaman berikut penuh dengan foto apel yang telah digigit, ada tulisan “Memberinya apel
tapi ku gigit sedikit”. Rupanya sebelum pergi mengambil hadiah fotografi, Mikelah yang
memberi Laura apel itu.
Kemudian Mike membuka banyak halaman lagi, semuanya isinya foto Laura yang sedang
latihan mayoret, banyak sekali...
“Kau menjadi semakin baik! Semangat Laura!”
Flashback saat Laura mati-matian berlatih melempar tongkat siang dan malam, rupanya Mike
hampir setiap saat memperhatikannya. Kemudian Mike memandangi foto Laura yang menjadi
pemimSelena Mayoret.
“Cinta bisa mengalahkan segalanya, termasuk rasa takut”
Flashback saat Mike berhasil menendang Selenaalti untuk pertama kalinya. Mike rupanya
berusaha menyingkirkan trauma dan rasa takutnya demi Laura. Ia ingin agar Laura juga tak takut
pada tongkat mayoret.

Di halaman berikutnya ada foto pertumbuhan Pohon Mawar Putih yang sudah ia siapkan jauh-
jauh hari sebelum hari valentine. Di foto pertama tertulis, “Hari pertama.” Foto kedua, “Sangat
sulit untuk tumbuh.” Foto kelima, “Tunas pertama.”

Flashback saat Mike memberikan mawar putih pada Laura, setelah mengatakan itu dari
temannya, Mike berbalik kemudian menyalahkan dirinya sendiri yang tak bisa jujur. Di bawah
foto mawar putih yang telah tumbuh:
“Hari ini aku memberikan mawarnya pada Laura, kukatakan itu dari temanku karena aku
tak bisa mengatakan yang sebenarnya”

Kemudian langsung flashback adegan saat Steve menembak Laura. Mike turun dari tangga
dengan lemas. Ia hampir tak bisa berjalan lagi kemudian menyandarkan kepalanya ke dinding
tangga.
Halaman berikutnya gambar Steve dan Laura dari bawah tangga.
“Hari ini aku melihat Steve menembak Laura. Kau tahu? aku sakit. Kenapa waktu kita tak
pernah cocok?”
Mike menepuk bukunya dengan sedih. Ia teringat saat ia berlari-lari agar bisa memotret Laura
yang jadi pemimSelena mayoret. Juga saat ia Steve menggendong Laura yang terkilir kakinya.
Rupanya Mike sempat memotret dan memasangnya di buku album itu.
“Aku juga ingin kau naik ke punggungku.”

Juga banyak adegan flashback yang lainnya, termasuk saat Laura dan Mike di kolam renang.
Rupanya Mike sempat menyelesaikan kalimatnya meski tak didengar oleh Laura yang pergi
dengan Steve, “Laura, maukah kau menjadi kekasihku?”

Mike mulai merasa hatinya makin tersiksa dan sakit. Saat Steve mencium pipi Laura, kau bisa
lihat ekspresi wajah Mike, kaget dan pucat pasi.

Di rumahnya Laura terus menangis. Tentu saja, ia telah mencintai Mike lebih dari 3 tahun. Ia
terus menangis sendirian di depan jendela kamarnya, tanpa sadar malam itu Mike datang ke
depan rumahnya. Ia datang untuk menaruh buku album yang ia buat untuk Laura, agar tahu kalau
selama ini ia juga telah mencintai Laura lebih dari 3 tahun. Sejak Laura masih si itik buruk rupa,
Mike telah mencintainya apa adanya. Mike terngiang-ngiang perkataan Steve, “Aku memohon
satu hal padamu Mike, apapun yang terjadi kau takkan memacari Laura kan?”
Dengan langkah gontai Mike pergi dari rumah Laura, karena ia harus segera berangkat ke
Bangkok. Laura yang masih menangis tak tahu kalau Mike melintas di bawah jendela kamarnya.
PS: Nonton adegan semua flashback Mike sambil dengerin OST nya yang pas banget sama hati
Mike saat itu, bener-bener bikin aku nangis. Sedikit liriknya deh di bagian ending kutulis:
...hanya bisa berharap kau akan mengetahuinya... bahwa aku disini untuk mencintaimu, Aku
memohon agar kau mengetahuinya.... suatu hari....”

9 tahun kemudian......

Motor Mike berhenti di sebuah perusahaan. Kayaknya sih perusahaan real-estate. Mike masuk ke
perusahaan tersebut sambil menggendong bayi yang ia bawa dari gallery fotografinya, dilihatnya
Selena melambai ke arahnya. Selena menghampiri Mike yang menyerahkan bayi itu pada Selena,
“Maaf sudah merepotkanmu”kata Selena (disini pertanyaan kak ari terjawab... hehehe). Bayi itu
ternyata bukan anak Mike, melainkan anak Selena. Sepertinya Mike sudah memutuskan Selena
di malam setelah Laura mengungkapkan perasaannya pada Mike.
“Tak apa, anakmu sudah seperti anakku...”kata Mike. Sebenarnya sih wajar kalau itu bukan anak
Mike, sama sekali nggak ada mirip-miripnya ama Mike. Hehehe....
Selena merengut “Seandainya suamiku bisa menyayanginya seperti kamu...”
Mike mengacak rambut Selena, “Ah, kau ngomong seperti itu lagi...”
Kemudian Mike hendak pergi tapi ditahan oleh Selena, “Hey Mike! Bagaimana tentang acara Tv
yang kau sebut? Apa kau akan hadir?”
Mike tersenyum, “Aku tak tahu...”

Latar pun berSelenadah ke sebuah acara talk show di sebuah Tv terkenal. Di situ Laura duduk. Ia
dihadirkan sebagai seorang desainer terLauraa yang karyanya terkenal di Amerika. Bahkan
katalog modenya pun dimuat di majalah mode terkenal.
Olive, Nim dan Olive pun datang ke acara itu, mereka sudah dewasa, Nim bahkan memakai
seragam polisi. Mereka melambaikan tangan ke Laura yang dibalas oleh Laura. Guru Inn juga
hadir. Guru Inn rupanya sudah menikah dengan Guru Olahraga tampan yang baru itu, Guru Boat.
Tapi Guru Boat sangat romantis terhadapa Guru Inn, bahkan cenderung terlalu romantis hingga
Guru Inn terlihat risih. Pang dan Ibunya juga datang. Pang sudah besar sekarang.

Kemudian talk show pun menyerempet ke masalah masa lalu Laura, “Kamu memberitahu
wartawan bahwa dulu saat kau masih muda, maaf, kau sama sekali tak cantik, tak modis, sama
sekali beda dari yang sekarang. Lalu apa yang membuatmu berubah?”
“Itu karena saya jatuh cinta pada seseorang...”ucap Laura sambil tersenyum.
“Jatuh cinta?”tanya Hostnya, “Bisakah kau menceritakan cerita itu?”
“Bisa” kata Laura memulai cerita, “Ia adalah senior saya. Seorang pemain sepak bola. Sangat
lucu. Pada saat itu saya berwajah jelek di kelas 1, maka saya mencoba memperbaiki diri, jika itu
bisa membuat saya menjadi lebih cantik dan lebih baik, saya coba untuk lakukan. Saya juga
mencoba belajar dengan lebih rajin agar dia mungkin menyukai saya”
“Lalu apakah akhirnya dia tahu perasaanmu?”
“Dia tahu, tapi kisah kami tak berakhir bahagia. Aku pergi belajar ke Amerika untuk tinggal
bersama ayahku”
“Oh itu buruk sekali”ucap Hostnya.
“Tapi ketika saya kembali memikirkannya, dia seperti inspirasi untuk saya, dia membuat saya
menggunakan cinta dengan cara yang lebih baik... dia seperti... kekuatan yang mendukung saya
agar saya bisa menjadi lebih baik hingga menjadi Laura yang sekarang...”
Host cewek itu kemudian mengeluarkan sesuatu yang sangat Laura kenal. Itu Album yang dibuat
Mike untuk Laura, “Laura, kau masih mengingat buku ini?”
Laura terkejut, ia menerima buku itu kemudian mendekapnya erat, “Ingat. Iya saya ingat...”
Host nya tertawa, “Kalau begitu mari kita sambut pemilik buku ini! Mike, Mantan Pemain
Bangkok Glass!”
Laura terkejut. Ia menoleh ke belakang. Teman-temannya juga terkejut. Dari belakang
panggung, Mike muncul dengan membawa sebuket bunga dan menghampiri Laura.
“Sekarang ia merubah karirnya menjadi fotografer profesional...”jelas Hostnya.
Laura yang gugup tak tahu harus berbuat apa hanya bisa berdiri dan merapikan gaunnya. Mike
menyerahkan bunganya, “Saya ingin memberi ini untuk Laura”
Laura masih gugup, ia menunjuk dirinya sendiri, “Laura??”
“Ini untuk Laura...”ujar Mike lagi.
Laura mengelus tengkuknya grogi, ia menerima bunga itu sambil malu-malu. Mereka berdua
masih berdiri sampai hostnya harus menyuruh mereka duduk.

“Saudara Mike, setelah lama tak bertemu Laura, ada yang ingin kau katakan? tanya Host.
“Euh, saya ingin memberitahu Laura bahwa...”Mike mengeluarkan sesuatu dari kantongnya,
rupanya Tuan Kancing, “Kancing ini sebenarnya bukan milikku. Mungkin milik Ding.”
Okeh, that’s hurt Mike... Laura menerima kancing itu dengan hati pahit. Sementara Mike malah
tertawa geli.
“Lalu Bagaimana denganmu Laura? Apa kau memiliki sesuatu untuk dikatakan?”tanya Host.
“Emm, saya ingin bertanya pada Kak Mike...”kata Laura takut-takut, “Apakah... Kak Mike sudah
menikah?”
Mike terlihat ragu dan berat mengatakannya, “Ummm.... aku....”
Laura menunggu dengan tegang. Tapi kemudian Mike tersenyum.
“Aku menunggu seseorang pulang dari Amerika...”kata Mike memandang Laura penuh senyum.
Laura tersenyum dan menangis bahagia. Kisah cintanya ternyata tak berakhir sedih. Mike masih
menunggunya selama 9 tahun.

Anda mungkin juga menyukai