Anda di halaman 1dari 6

1

Deru Ombak
Disuatu hari disaat awan saling berjauhan,dan meninggalkan langit dengan warna birunya.
Sinar mentari telah mencapai titik tertinggi, dan terik telah menghangatkan udara di sekitar.
Sementara angin, menghembus pelan seraya menggerakan dedaunan kering yang jatuh di
halaman kampus. Kala itu, terdapat seorang wanita yang memiliki wajah yang begitu cantik,
kulitnya putih bening, dan tubuhnya langsing. Wanita cantik itu bernama Liana, dia adalah
seorang mahasiswi semester akhir di perguruan tinggi paling favorit di depok yang sedang
menempuh masa skripsinya.

Pada saat itu Liana sedang berada di ruangan dosen pembimbing untuk mengkonsultasikan
hasil skripsi yang telah dia buat. Dengan jantungnya berdetak kencang, mengikuti irama
kakinya yang ia hentakkan terus menerus. Raut wajah dosen yang tidak mengenakkan dengan
kening yang mengerut dan semakin mengereut, pulpen merahnya langsung mencoret isi
kertas yang dia pegang. Kertas tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah skripsi yang Liana
buat.

“Jadi bagaimana pak?” Tanya Liana.

“Apa skripsi kamu? Saya saja baru memeriksa 3 lembar pekerjaan kamu,tapi sudah
menemukan banyak sekali kesalahan.” Jawab dosen pembimbingnya.

“Kamu ini bagaimana sih Liana, kamu itu sudah semester 8. Seharusnya kamu itu sudah
siap-siap untuk wisuda, tapi ini apa? Kata pengantar aja kamu belum selesai.” Seru dosen itu
sambil memarahi Liana.

Tampaknya dari sikap dosen pembimbingnya yang begitu marah. Menggambarkan bahwa
Liana adalah orang yang pemalas sehingga suka menunda-nunda skripsinya sehingga
membuat dia mengulang dan merevisi skripsinya yang membuat dia terlambat wisuda.
Setelah selesai melakukan konsultasi dengan dosen pembimbingnya, Liana segera bergegas
keluar ruangan dengan perasaan kecewa dengan kesal, dia pun mengeluarkan hpnya dan
mencoba untuk menelpon temannya. Berulang kali Liana mencoba menelpon temannya,
namun tidak ada jawaban sama sekali, dengan perasaan yang sangat kesal Liana pun
mengoceh terhadap dirinya sendiri.

2
Setelah sekian kalinya Liana mencoba akhirnya telepon pun terangkat.

“Ellaaaaa!!” Teriak Liana memotong Ella yang bahkan belum mengucapkan sepatah kata
pun.

“Iy..iyaaa, ada apa?!” Tanya Ella sedikit kaget akibat teriakan Liana yang sebelumnya.

“Ellaaa, i need help” Minta Liana yang manja.

“Help apa baby?” Tanya Ella dengan lembut.

“Aku pusing, habis dimarahin sama dosbing.” Ucap Liana.

“Ya ampun Liaaa, aku kira kamu nelpon berulang kali karna ada hal urgent lho. Ternyata
Cuma gegara dimarahin?” Ucap Ella sembil menghela nafas.

”Ih Ella, aku dimarahin itu juga hal urgent.” Kata Liana kesal.

“Terus gimana,mau ketemuan?” Tanya Ella dengan lembut.

“Mau, di kafe deket pantai ya tempat biasa.” Seru Liana dengan senang

“Ok, see you there Lia.” Kata Ella sambil menutup telepon.

Setelah telpon ditutup, Liana pun segera pergi menuju kafe yang sering ia kunjungi bersama
termannya itu, sesampainya disana ia langsung memilih tempat duduk di lantai atas yang
berada dipojokan.Tempat duduk yang ia pilih begitu strategis, sebab selain bertamakan
outdoor tempat tersebut juga dihiasi dengan tanaman-tanaman yang indah dan juga dekorasi
kafe yang begitu estetik. Ditambah lagi posisi duduk mereka yang langsung menghadap ke
pantai, membuat siapa aja dapat menikmati indahnya pantai dengan angin sejuknya,
beruntung sekali bagi siapa saja yang dapat duduk ditempat itu.

Tidak menjelang lama Ella pun datang, seorang wanita yang sama cantiknya dengan Liana.
Tubuhnya tinggi langsinng, kulitnya bening dan terlihat sangat terawat, sorot matanya begitu
tajam dan terlihat indah. Ia juga mengenakan pakaian yang sederhana namun lerlihat
fashionable.

3
“sorry ya aku telat.” Ucap Ella.

Sambil duduk ia memandangi wajah Liana yang murung dan lesu. Ella pun menggeser
tempat duduknya mendekati Liana, ia paham betul temannya yang memang manja dan harus
dicowel sedikit supaya mau bicara.

“Ada apa si Lia, what is wrong? Kok kamu murung banget kaya gitu?” Tanya Ella.

Liana tidak menjawab pertanyaan dari Ella.

“Mau kubeliin es krim ga? Tapi kamu harus cerita sama aku dulu.” Bujuk Ella sambil
menggoda Liana.

“Hmmm, yaudah yaudah okey.” Jawab Liana dengan muka yang terlihat kesal.

“Nah gitu dong, beneran cerita yaa.” Seru Ella.

“Hmm okey deh, yang penting dapat es krim.” Jawab Liana.

Saat Ella sedang membeli es krim, tiba-tiba ada seorang pria berwajah tampan dan tubuh
yang kekar sedang menaiki tangga kafe membuat pandangan Liana tertuju pada pria tersebut.
Sontak Liana menghampiri pria tersebut dan mengajak berkenalan dengannya.

“Eiits, tunggu dulu hehe, mas boleh kenalan ga?” Tanya Liana dengan mata yang berkaca-
kaca.

Pria itu tidak menjawab pertanyaan Liana dan langsung melewatinya begitu saja. Liana tidak
menyerah begitu saja dan dia tetap mengikuti pria itu sampai tempat duduknya. Setelah
sampai tempat duduknya Liana langsung ikut duduk disamping pria itu dan mulai berbincang
lagi dengan pria tersebut.

“Ih,aku kok dicuekin si, masnya namanya siapa?” Tanya Liana.

Pria tersebut tetap tidak menjawab dan menolehkan pandangannya dari Liana

“La kok aku didiemin doang si.” Ucap Liana dengan kesal.

4
Ella yang baru datang setelah membeli es krim melihat temannya yang sedang genit bersama
pria lain langsung menghampiri Liana.

“Woii, ngapain si kamu ganggu orang aja.” Ucap Ella sambil memegang lengan Liana.

“Ih apaan si, ganggu orang pengen kenalan aja.” Seru Liana.

“Ayo gih, balik ke tempat kita aja. Maaf ya mas teman saya ini agak brutal.” Ucap Ella
dengan perasaan malu.

Lalu dengan menarik lengan Liana mereka pun kembali ke tempat duduknya. Sesampainya di
tempat duduk, mereka mulai berbincang-bincang dengan memakan es krim.

“Kamu tuh ngapain si tadi?, bikin malu aja.” Ucap Ella dengan wajah kesal.

“Hehe, maaf beb. Abis gimana, cowo itu tipe aku banget.” Jawab Liana dengan wajah yang
senang.

“Hadeh dasar kamu beb. Yaudah, buru kasih tau kenapa tadi murung mulu?” Tanya Ella

“I’m so dizzy Ella, masa ngerjain skripsi salah terus. Mana masih stay di kata pengantar lagi.”
Keluh Liana.

“ Kalau menurutku, apa yang dibilang pak dosen ada benernya juga.” Ucap Ella.

“Lho, kenapa jadi Lia yang salah?” Tanya Liana yang tidak terima.

“Ngga ada yang nyalain kamu kok, aku tuh cuma ngingetin kamu. Kamu itu sering banget
nunda-nunda skripsi, aku kan juga udah sering ngingetin soal skripsi kamu, tapi kamu selalu
aja menghindar. Lagi pula tugas ini udah kita terima dari semester 6 lho Lia!.” Tegas Ella.

“Walaupun Lia sering main, tapi Lia tetep ngerjain skripsi kok... dikit-dikit” Ucap Liana yang
beralasan.

“Udah deh Lia ga usah banyak alasan, aku bentar lagi udah mau sidang lho. Kamu ga mau
kan jadi mahasiswi abadi?” Tanya Ella.

“Iya sih kamu bener juga, aku sih ga mau jadi mahasiswi abadi.” Jawab Liana.

“Makannya, kamu harus rajin ngerjain skripsimu.” Ucap Ella.

5
“Ya udah deh, aku bakal rajin ngerjain skripsinya.” Ucap Liana dengan semangat.

Setelah berbincang-bincang dan tidak terasa hari mulai gelap, mereka pun menutuskan untuk
segera pulang kerumah masing-masing.

Keesokan harinya, Liana suntuk karena bosan dan stress mengerjakan skripsinya. Lalu Liana
memutuskan untuk pergi ke pantai tempat dia nongkrong bersama Ella untuk sekedar mencari
angin dan refreshing sejenak agar pikirannya kembali segar sehingga dapat mengerjakan
skripsinya. Tidak disangka-sangka Liana bertemu dengan pria yang kemarin dia temui di kafe
deket pantai, sontak Liana menghampiri pria tersebut yang sedang asik duduk santai dengan
mendengarkan musik.

“Hayooo, kita ketemu lagi dongs.” Ucap Liana sambil menjawil bahu pria tersebut.

“Eh..Siapa si? Ganggu aja.” Ucap pria tersebut sambil melepas earphone yang dia gunakan.

“Siapa si lu? Dari kemarin gue di kafe elu ganggu mulu.” Ucap pria tersebut dengan nada
yang tinggi.

“Yaelah, santai dong bro. Aku cuma mau kenalan kok sama kamu.” Ucap Liana dengan
tersenyum.

“Aku Liana, nama kamu siapa?” Tanya Liana dengan nada yang manja.

“Aku Roy, udahkan puas lu.” Jawab Roy dengan wajah yang kesal.

“Oh Roy, ih namanya kece banget kek orangnya.” Ucap Liana.

Si Roy pun memalingkan wajahnya sambil tersenyum-senyum dan Liana yan mengetahui
raut wajah Roy yang sedang tersipu malu langsung menggoda si Roy.

“Ciee, yang seneng dipuji nii hahaha.” Ucap Liana sambil tertawa kencang.

“Idiih apaan si lu, sok asik banget. Udah ah gue mau balik.” Ucap si Roy.

“Ih kok balik si, yaudah ganteng semoga kita ketemu lagi.” Ucap Liana dengan perasaan
yang senang.

Roy pun pergi meninggalkan Liana, Sementara Liana tetap duduk di tepi pantai sambil
tersenyum dan memikirkan bagaimana untuk bisa mendapatkan hati si Roy.

Anda mungkin juga menyukai