Anda di halaman 1dari 3

Kamu dan Senja

“Mbak ini espresso coffee-nya . Terimakasih atas pesanannya” seru pelayan kedai kopi. Lekasl
kulajukan langkahku menuju lantai 2 cafe itu, dudk seorang diri disatu meja luar cafe.Sore ini dikala
senja, langit memancarkan sinar jingga yang sangat pekat.Aku menikmati espresso coffe-ku di sini
sambil mengerjakan tugas kuliahku.

Terdapat seorang lelaki yang duduk bersebranan dengan mejaku. Saat aku melihatnya, ia berbadan
cukup tinggi, memiliki hidung mancung, dan berkumis tipis. Ia mengenakan kaos hitam dan celana
jeans selutut. Sama-sama menikmati indahnya senja yang ingin di gantikan oleh datangnya gelap.
Tak kuhiraukan dia aku asyik menikmati espresso.

Srpp...srppp, tak terasa espresso yang ku pesan sudah habis begitu saja, karena kunikmati sambil
mengerjakan tugas kuliahku.Aku lekas menghubungi Kakaku untuk menjemputku di cafe itu.Setelah
lama menunggu akhirnya Kakakku sampai dan aku lekas meninggalkan cafe itu. Belum selesai aku
meninggalkan cafe itu, seseorang memanggilku.

“Hei! Berhentilah!” teriak pria tersebut ke arahku

Mendengar suara tersebut , aku meresponnya, aku pun membalikkan tubuhku.

“Apa kamu memanggilku?” tanyaku samnil melihat ke arahnya

“Iya, kamu, tetap di situ1!” pintanya, lalu ia menghampiriku

Sementara aku berdiri diam dengan ekspresi wajah mengerut di dahi.

“Apa yang di lakukan pria ini?” pikirku dalam hati

“Dompetmu tertinggal di mejamu tadi” kata pria tersebut

Aku menatap matanya yang berwarna coklat bersinar itu.

“Ini barang milikmu kan?” tanya pria itu

“ Iya, ini memang miliku” jawabku pelan sambil mengambil barangku yang ada di genggamannya

Saat aku hendak melanjutkan perjalananku menuju pintu keluar, pria itu tiba tiba saja
memanggilku kembali. Dan aku pun mau tak mau menghentikan langkahku

“Hei! Bukankah sebelumnya kita pernah bertemu di suatu tempat” lontar pria tersebut

“Benarkah?” tanyaku bingung

“Iya, aku pernah melihat mu di kampus” ujar pria itu

“Maaf tapi aku tidak pernah melihatmu sebelumnya” jawabku sambil membuka pesan yang masuk
di telepon genggamku
Ternyata itu pesan dari kakakku yang sudah menunggu lama di luar cafe.

“Siapa namamu” ujar pria itu

“ Namaku Alya, Alya Anindita” jawabku sambil berjalan keluar dan membuka pintu cafe.

“Nama yang bagus.Namaku Fiko, Fiko baghaswara” jawabnya sambil berteriak

Aku tidak peduli lagi dengannya aku bergegas keluar dan menghampiri Kakaku

Keesokan paginya di kampus, secara tidak sengaja aku bertemu lagi deannya.Iya, dia anak
yang aku temui kemarin di cafe. Saat itu aku tidak terlalu memerhatikannya dan lebih memilih untuk
menyapa ketiga temannku, yaitu Tian, Reno,Dan Celline.

“Hai! Selamat pagi” ucapku sambil melambaikan tangan

“ Pagi Alya” jawab temanku serentak

“Kalian lagi ngapain” tanyaku kepada mereka

“Kita lagi ngerjain hukuman yang di kasih sama senior kita” ujar celline dengan ekspresi wajah marah

“ Hukuman?karna apa?” tanyaku bingung

“Karna pagi tadi celline ga sengaja nyenggol espresso punya senior kita” jawab Reno sambil tertawa
kecil

“HHHHH iya al, tadi pagi si celline lagi ga fokus” ucap Tian sambil tertawa bersama Reno

“ hustt diem.. kasian celline harus ngerjain tugas tambahan” jawab Alya sambil menepuk pelan
pundak Tian

Alya bingung dan penasaran siapa senior yang memberikan tugas tambahan kepada celline.

“ Cel, siapa nama kakak yang kasih kamu tugas tambahan?” tanya Alya

“ Kak Fiko Al” jawab Celline ragu

“Fiko!, Fiko Baghawara?’’ jawab Alya dengan nada marah

“Iya Al kak fiko” jawab Celline sambil tertunduk

Saat itu juga Alya langsung mencari Fiko dan memarahinnya.

Hari pun sudah mulai gelap, dari senja yang indah kini sudah berubah menjadi malam yang
gelap.

Malam kian larut bulanpun semakin tinggi. Jarum jam pun sudah menunjukkan ke angka 12 malam
dan Alya belum juga tertidur.Entah mengapa Alya terus memikirkan kejadian tadi siang dan kejadian
kemarin di cafe . Memikirkan bagaimana cara Alya bertemu dengannya. Alya tak ingin Kak Fiko
berfikiran buruk tentangnya. Tadi siang Alya hanya terbawa emosi.
Dan satu hal, perasaan bersalah menghantuiku. Kak Fiko sudah berbuat baik kepadannya sedangkan
Alya tidak memberi feedback , bahkan terimakasih saja tak keluar dari mulut Alya. Tak ada yang
salah dengannya, dia sudah berusaha menolong Alya.

Keesokan harinya Alya mencari Kak Fiko namun tidak bisa menumuinnya. Sekarang Alya sudah tidak
bisa bertemu Kak Fiko lagi karna fiko sudah tidak berada di kampus itu lagi. Memang benar
penyesalan selalu datang di akhir. Aku Alya Anindita, si penggemar kopi dan penikmat senja. Senja
hari ini, masih menjadi spasi panjang ironinya, esok tak bisa lagi kunikmati senja di tempat yang
sama karna di tempat ini akan selalu mengingatkanku tentang pertemuan pertama ku dengan kak
Fiko yang tak bisa terlupakan

-TAMAT-

Anda mungkin juga menyukai