Anda di halaman 1dari 11

FORM PENGAJUAN JUDUL OUTLINE PROPOSAL PENELITIAN

(SKRIPSI)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG

NAMA : Unsa Farrichatun Aliya


NIM : 14520041
JURUSAN : Akuntansi
KONSENTRASI : Akuntansi Syariah

1. JUDUL
Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Tingkat Profitabilitas
Dengan Tingkat Non Peforming Financing Sebagai Pemoderasi (Studi
Kasus PT. Bank Syariah Mandiri Pusat).
2. LATAR BELAKANG MASALAH

Volume usaha perbankan syariah khususnya Bank Umum Syariah (BUS)


mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Meskipun bank syariah memiliki
motivasi lebih dari pada sekedar bisnis, kemampuan bank syariah dalam
menghasilkan profit (profitabilitas) menjadi indikator penting keberlanjutan
entitas bisnis. Profitabilitas merupakan suatu angka yang menunjukkan
kemampuan suatu entitas usaha untuk menghasilkan laba. Ditentukan oleh
berapa banyak keuntungan yang diterima dari pembiyaan yang disalurkan
(Muslim, Arfan, dan Julimursyidah, 2014:2).

Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya


berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Disebut, pembiayaan karena
bank syari’ah menyediakan dana guna membiayai kebutuhan nasabah yang
memerlukannya dan layak memperolehnya. Terdapat dua pola utama yang
saat ini dijalankan oleh bank syariah dalam penyaluran pembiayaan, yakni
pembiayaan dengan prinsip jual beli dan pembiayaan dengan prinsip bagi
hasil.

Akad yang banyak digunakan dalam pembiayaan pada prinsip jual beli
adalah murabahah. Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal
dengan tambahan keuntugan yang disepakati. Dalam murabahah, penjual
harus memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat
keuntungan segi tambahannya atau biasa disebut dengan margin (Wiroso,
2011:73). Bank Syariah Mandiri memiliki produk-produk pembiayaan antara
lain, pembiayaan murabahah, mudharabah dan musyarakah. Minat nasabah
terhadap pembiayaan murabahah pada Bank Syariah Mandiri sangatlah
tinggi, sehingga dapat kita simpulkan bahwa pendapatan terbesar pada Bank
Syariah Mandiri terdapat pada pembiayaan murabahah.

Pembiayaan murabahah sangat berhubungan dengan profitabilitas


perusahaan, karena profitabilitas perusahaan menunjukkan suatu
perbandingan antara laba dan penjualan. Dengan mengetahui bagaimana cara
menilai kinerja setiap bank dari tingkat profitabilitasnya kita bisa mengetahui
tingkat kesehatan bank yang bersangkutan, serta apa saja yang harus
dilakukan agar bank tersebut dapat bekerja lebih efisien dan lebih baik lagi.

Profitabilitas perusahaan dan pembiayaan murabahah mempunyai


hubungan yang saling memperngaruhi. Karena jika pembiayaan murabahah
dilakukan dalam jumlah banyak itu juga akan mempengaruhi peningkatan
profitabilitas perusahaan. Tetapi disisi lain, ada beberapa masalah yang bisa
membuat profitabilitas perusahaan meningkat atau bahkan menurun. Salah
satunya adalah Non Performing Financing (NPF) yang saya gunakan sebagai
pemoderasi, untuk mengetahui akankah memperkuat atau memperlemah.
Non Performing Financing (NPF) merupakan masalah yang sangat sering
terjadi atas kegiatan pembiayaan di bank syariah. Permasalahan Non
Performing Financing (NPF) tidak pernah tuntas. Sehingga, masalah Non
Performing Financing (NPF) menjadi aspek yang penting yang harus
ditangani. Non Performing Financing (NPF) atau kredit bermasalah
merupakan situasi dimana persetujuan pengembalian kredit mengalami resiko
kegagalan. Non Performing Financing (NPF) menunjukan kemampuan
manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh
bank, semakin tinggi NPF maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang
menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar.
Munculnya kredit bermasalah maka, pendapatan operasional berupa
margin tidak diperoleh sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah
ditetapkan. Pendapatan operasional bank yang semakin kecil akan
mempengaruhi pada laba yang diperoleh suatu bank. Hal ini tentu saja akan
mempengaruhi profitabilitas suatu bank. Non Performing Financing (NPF)
sebagai variabel moderasi digunakan dalam penelitian ini karena semakin
tinggi kredit bermasalah maka akan semakin menurun kinerja profitabilitas
suatu bank. Sehingga semakin tinggi tingkat Non Performing Financing
(NPF) dalam bank maka semakin lemah hubungan pengaruh pembiayaan
murahah dengan profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan latar belakang inilah penulis melakukan penelitian lebih
lanjut dengan judul : Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Tingkat
Profitabilitas Dengan Tingkat Non Performing Financing Sebagai
Pemoderasi (Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri Pusat).
3. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pokok


permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

Apakah pengaruh pembiayaan murabahah terhadap tingkat profitabilitas


dengan tingkat Non Performing Financing sebagai pemoderasi pada Bank
Syariah Mandiri Pusat Periode 2012-2016?

4. PENELITIAN TERDAHULU

Berikut beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian


yang akan peneliti lakukan tentang pengaruh pembiayaanmurabahahterhadap
tingkat profitabilitas dengan tingkat Non Performing Financing sebagai
pemoderasi (Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri Pusat). Adapun
penelitian- penelitian terdahulu yag diambil adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Peneliti Yang Membedakan
Judul Metode
dan Lokasi dengan Penelitian Hasil
Penelitian Analisis
Tahun Terdahulu
Muslim, Pengaruh BPR Metode 1. Hanya 1) Pembiayaanmurabahah
Arfan,dan Pembiayaa Syariah Di kuantita- menggunakan dan musyarakah
Julimur- n Muraba- Indonesia tif satu variable berpengaruh secara
syida hah dan bebas (perputaran bersama-sama terhadap
(2014) Musyara- pembiayaan profitabilitas BPR Syariah
kah murabahah) dan diIndonesia.
terhadap menambahkan 2) Pembiayaanmurabahah
Profitabili- variable moderasi berpengaruh positif
tas (Studi (tingkat kredit terhadap profitabilitas BPR
Kasus BPR macet) Syariah di Indonesia
Syariah Di 2. Metode analisis 3) Pembiayaanmusyarakah
Indonesia) yang berbeda berpengaruh negatif
3. Objek Penelitian terhadap profitabilitas BPR
Bank Syariah Syariah di Indonesia
Mandiri
Cut Pengaruh Bank Analisis 1. Hanya Berdasarkan hasil
Afriandra Risiko Umum regresi menggunakan penelitian dan pembahasan
dan Evi Pembiayaa Syariah linear satu variable yang telah dijelaskan
(2014) n di bergan- bebas (perputaran sebelumnya,
Musyra- Indonesia da pembiayaan maka kesimpulan yang
kahDan murabahah) dan dapat ditarik dari penelitian
Risiko menambahkan ini adalah:
Pembiaya- variable moderasi 1) Risiko pembiayaan
an (tingkat kredit musyarakah, dan risiko
Muraba- macet) pembiayaan murabahah
hah 2. Metode analisis secara bersama-sama
terhadap yang berbeda berpengaruh terhadap
Profitabili- 3. Objek Penelitian profitabilitas pada bank
tas Bank Syariah umum syariah di Indonesia
Pada Bank Mandiri periode 2010-2012.
Umum 2) Risiko pembiayaan
Syariah Musyarakah dan Risiko
di pembiayaan murabahah
Indonesia berpengaruh positif
terhadap profitabilitas pada
bank umum syariah di
Indonesia periode 2010-
2012.
Novi Analisis Bank Regresi 1. Hanya Mudharabah tidak
Fadhilah Pembiaya- Syariah linier menggunakan berpengaruh terhadap laba
(2015) an Mandiri satu variable Bank Syariah Mandiri, hal
Mudhara- bebas (perputaran ini diakibatkan karena pada
bah dan pembiayaan pembiayaan mudharabah
Muraba- murabahah) dan akan meningkatkan biaya
hah menambahkan yang dikeluarkan oleh bank
Terhadap variable moderasi sehingga laba yang didapat
Laba Bank (tingkat kredit kemungkinan tidak sesuai
Syariah macet) dengan yang diharapkan.
Mandiri 2. Metode analisis Sedangkan
yang berbeda murabahahberpengaruh
positif terhadap laba Bank
Syariah Mandiri,
disebabkan pengelolaan
pembiayaan ini nyaris
tanpa risiko. Pengujian
secara bersama-sama
mudharabah dan
murabahahberpengaruh
positif terhadap laba Bank
Syariah Mandiri.
Ditemukan juga bahwa
hubungan yang sangat erat
antara pembiayaan
mudharabah dan
murabahahdengan laba.
Rr. Nadia Pengaruh Bank Regresi 1. Variabel Hasil penelitian
Arini Haq Pembiayaa Muama- data dependen yang menunjukkan bahwa
(2015) n dan lat Indo- panel ditetapkan pembiayaan bermasalah
Efisiensi nesia, berbeda tidak berpengaruh
Terhadap Bank 2. Metode analisis signifikan terhadap
Profitabili- Mega 3. Objek penelitian profitabilitas. Tidak
tas Bank Syariah, terdapatnya pengaruh
Umum Bank pembiayaan bermasalah
Syariah Syariah terhadap profitabilitas.
Mandiri,
Bank BNI
Syariah,
Bank BRI
Syariah,
Bank
Bukopin
Syariah
Buce Analisis Bank Regresi 1. Variabel Mudharabah
Pasulima Pengaruh Syariah Sederhan dependen yang danmusyarakah
(2015) Pembiayaa Yang a ditetapkan berpengaruh signifikan
n Mudhara- Terdaftar berbeda terhadap profitabilitas
bah dan pada 2. Metode analisis padapada Bank Syariah
Musyara- Otoritas 3. Objek penelitian Indonesia periode 2009-
kah Jasa 2014, dengan kontribusi
Terhadap Keuang- yang diberikan sebesar
Profitabili- an 58,1%.Sedangkan sisanya
tas ROA sebesar 41,9% merupakan
pengaruh dari variabel lain
yang tidak diteliti.

5. TEORI YANG DIPAKAI

Bank Syariah

Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatanusahanya


berdasarkan Prinsip Syariah dan menurutjenisnya terdiri atas Bank Umum
Syariah dan BankPembiayaan Rakyat Syariah (UU 21 Tahun 2008:3).

Bank syari’ah merupakan lembaga intermediasi keuangan (financial


intermediary institution) yang kegiatan operasionalnya bebas dari unsur-unsur
yang dilarang oleh Islam, yaitu maysir, garar, riba, risywah, dan bathil.
Dengan demikian, hal ini berbeda dengan bank konvensional yang
kegiatanoperasionalnya menggunakan prinsip bunga yang oleh sebagian besar
ulama dikatakan sama dengan riba.

Bank sebagai lembaga perantara jasa keuangan (financialintermediary),


yang tugas pokoknya adalah menghimpun dana dari masyarakat, diharapkan
dengan dana dimaksud dapat memenuhi kebutuhan dana pembiayaan yang
tidak disediakan oleh dua lembaga sebelumnya, baik lembaga negara maupun
swasta. Dalam kegiatan penyaluran dana, bank syari’ah melakukan investasi
dan pembiayaan. Disebut investasi, karena prinsip yang digunakan adalah
prinsip penanaman dana atau penyertaan, dan keuantungan akan diperoleh
bergantung pada kinerja usaha yang menjadi objek penyertaan tersebut sesuai
dengan nisbah bagi hasil yang diperjanjikan sebelumnya. Disebut,
pembiayaan karena bank syari’ah menyediakan dana guna membiayai
kebutuhan nasabah yang memerlukannya dan layak memperolehnya.
Pembiayaan Murabahah

Murabahah adalah jasa pembiayaan dengan mengambil bentuk


transaksi jual beli dengan cicilan. Pada perjanjian murabahah atau mark-up,
bank membiayai pembelian barang atau asset yang dibutuhkan oleh
nasabahnya dengan membeli barang itu dari pemasok barang dan kemudian
menjualnya kepada nasabah tersebut dengan menambahkan suatu mark-up
atau keuntungan. Dengan kata lain, penjualan barang oleh bank
kepadanasabah dilakukan atas dasar cost-plus profit.

Pembiayaan murabahah, yaitu suatu perjanjian pembiayaan dimana bank


membiayai pembelian barang yang diperlukan nasabah dengan sistem
pembayaran ditangguhkan. Didalam prakteknya, dilakukan dengan cara bank
membeli atau memberi kuasa kepada nasabah untuk membeli barang yang
diperlukan nasabah atas nama bank. Pada saat yang bersamaan bank menjual
barang tersebut kepada nasabah dengan harga sebesar harga pokok ditambah
sejumlah keuntungan atau mark-up untuk dibayar nasabah dalam jangka
waktu tertentu, sesuai perjanjian antara bank dan nasabah.

Profitabilitas
Profitabilitas bank sangat ditentukan oleh berapa banyak keuntungan yang
diterima dari pembiyaan yang disalurkan. Terdapat dua pola utama yang saat
ini dijalankan oleh bank syariah dalam penyaluran pembiayaan, yakni
pembiayaan dengan prinsip jual beli dan pembiayaan dengan prinsip bagi
hasil.Akad yang banyak digunakan dalam pembiayaan pada prinsip jual beli
adalah murabahah, sedangkan pada prinsip bagi hasil, akad yang banyak
digunakan adalah musyarakah. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannnya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan, yang
ditunjukkan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan.
Kredit Macet
Kredit macet atau bermasalah secara umum adalah semua kredit yang
mengandung risiko tinggi. Kredit bermasalah adalah kredit-kredit yang
mengandung kelemahan atau tidak memenuhi standar kualitas yang telah
ditetapkan oleh bank.
6. LOKASI DAN OBJEK PENELITIAN

Lokasi penelitian dilakukan di PT. Bank Syariah Mandiri Pusat. Pemilihan


Bank Syariah Mandiri sebagai lokasi penelitian disebabkan karena Bank
Syariah Mandiri merupakan salah satu Bank Syariah terbesar di Indonesia.
Dan juga perkembangan Bank Syariah Mandiri sangatlah pesat, hal ini dapat
dilihat dengan semakin banyaknya cabang dari Bank Syariah Mandiri ini di
setiap kota. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti tentang
profitabilitas atas pembiayaan murabahah yang dilakukan oleh Bank Syariah
Mandiri Pusat.

7. METODE PENELITIAN

Menurut jenis data yang digunakan, penelitian ini merupakan penelitian


kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka
dalam penyajian data dan analisis yang menggunakan uji statistika.

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh


pembiayaan murabahah terhadap tingkat profitabilitas dengan tingkat Non
Performing Financing sebagai variabel moderasi di Bank Syariah Mandiri
Pusat periode 2012-2016.

8. METODE ANALISIS
Analisis data ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah, dan
menguji kebenaran hipotesis yang diajukan di awal. Untuk menguji
hipotesis pengaruh pembiayaan murabahah terhadap tingkat profitabilitas,
digunakan pola analisis regresi linier sederhana.
Langkah-langkah analisisnya adalah sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini untuk menguji apakah dalam model regresi pembiayaan
murabahah dan tingkat profitabilitas mempunyai distribusi normal atau
tidak.
2. Koefisien Determinasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
pembiayaan murabahah terhadap tingkat profitabilitas. Koefisien
determinasi dapat diperoleh dari koefisien korelasi dipangkatkan dua (r2).

Pada penelitian ini, ada dua variabel yang akan diketahui hubungannya
satu sama lainnya dengan penambahan satu variabel moderasi, yaitu :

a. Variable bebas (independent) adalah pembiayaan murabahah.


b. Variable terikat (dependent) adalah tingkat profitabilitas.
c. Variabel moderasi adalah tingkat kredit macet.
3. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana untuk menguji variabel independent


(pembiayaan murabahah) dengan variabel dependent (tingkat
profitabilitas).

Persamaan regresi sederhana adalah sebagai berikut :

Y = a + bx

Dimana:

Y: Variabel yang mewakili data tingkat profitabilitas sebagai


variabel dependent (terikat)

a: Konstanta (nilai Y apabila X = 0).

b: Koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau


penurunan variabel Y yang didasarkan pada variabel X.

X: Variabel yang mewakili data pembiayaan murabahah sebagai


variabel independent (bebas).
a. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik t, dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Merumuskan Hipotesis
2) Menentukan t hitung dan signifikasi
Hal ini dengan melihat output yang dihasilkan.
3) Menentukan t tabel
4) Untuk mengetahui nilai t tabel, tingkat signifikan yang
diambil dalam penelitian ini adalah 5% (0,05) dengan
derajat kebebasan df= n-2
5) Hasil t hitung dibandingkan dengan t tabeldengan kriteria:
a. Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka H0 diterima.
b. Jika–t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel, maka H0
ditolak. Berdasarkan signifikansi :
Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.
Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak
4. Menguji Regresi Dengan Variabel Moderating Menggunakan MRA
Moderated Regression Analysis (MRA) atau uji interaksii merupakan
aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan
regresinya mengandung unsure interaksi (perkalian du atau lebih variabel
independen) dengan rumus persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X1X2+ e
Variabel perkalian antara X1 dan X2 disebut juga variabel moderasi oleh
karena menggambarkan pengaruh moderating variabel X2 terhadap
hubungan X1 dan Y. Sedangkan variabel X1 dan X2 merupakan pengaruh
langsung dari variabel X1dan X2 terhadap Y.X1X2 dianggap sebagai
variabel moderasi karena:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X1X2+ e
Hipotesis yang akan diuji :
Semakin tinggi X1 dan X2 maka akan berpengaruh terhadap
semakintingginya Y. Untuk mengujia pakahb merupakan variabel
moderating maka persamaan regresi dapatditulis sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X1X2+ e
Ketentuan : Jika variabel X2 merupakan variabel moderating, maka
koefisien b3 harus signifikan pada tingkat signifikansi yang ditentukan.
Regresi dengan Moderated Regression Analysis (MRA) pada umumnya
menimbulkan masalah oleh karena akan terjadi multikolonieritas yang
tinggi antara variabel independen, misalkan antara variabel X1 dan variabel
moderasi (X1X2) atau antara variabel X2 dan moderasi (X1X2). Hal ini
disebabkan pada variabel moderasi ada unsure X1 dan X2.
9. USULAN DOSEN PEMBIMBING
1. Nawirah, SE., MSA., Ak
2. Nina Dwi Setyaningsing, SE., MSA.
10. CATATAN
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
.................................................

Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


(UP2M)
Ketua,

M. Fatkhur Rozi, SE., MM


NIP. 19761182 200901 1 003

Anda mungkin juga menyukai