Anda di halaman 1dari 12

3/17/2016

4.6.2. Resistensi terhadap aliran pada kondisi batas kaku


4.6. Resistensi thd aliran dan Kekasaran Dasar Saluran
a. Metode Distribusi Kecepatan
4.6.1. Pendahuluan
Prandtl (1926) mengemukakan Mixing Length Theory;
• Pada studi saluran terbuka dengan batas kaku/rigid boundary, koefisien
 
kekasaran dapat dinyatakan sebagai konstanta. u   8,5  5,75 log z .u (4.1) dan
• Setelah koefisien kekasaran didapat, rumus resistensi/tahanan dapat  ks  dimana;
digunakan langsung untuk menghitung kecepatan, kemiringan, atau kedalaman u = kecepatan pada jarak y diatas dasar aliran
saluran.  z  u  u* = kecepatan geser
u   5,5  5,75 log u (4.2)
  
I = kemiringan
• Pada saluran alami, batas-batas itu bergerak dan resistensi terhadap aliran   ν = viskositas kinematis
atau koefisien kekasaran bervariasi (3.1)
h = kedalaman air
ks = kekasaran ekivalen oleh Schlichting (1935) (3.2)
• Dalam hal ini rumus resistensi tidak dapat langsung digunakan tanpa
pemahaman bagaimana koefisien tahanan /resistensi akan berubah di bawah Persamaan (4.1) dan (4.2) dapat diintegrasikan untuk mendapatkan hubungan
kecepatan aliran rata-rata u dan kecepatan geser u* atau kekasaran ks;
aliran dan kondisi sedimen yang berbeda.
• Studi-studi telah dilakukan untuk menentukan koefisien kekasaran dari
dasar saluran aluvial, hasilnya sering berbeda satu sama lain. • Untuk penampang lingkaran, smooth wall (dinding licin);
• Sebagian besar dari studi-studi ini didasarkan pada data laboratorium yang
terbatas. u  3,5  5,75 log R.u* (4.3)
• Adanya kelemahan metode untuk memprediksi variasi koefisien kekasaran u 
*
membuat studi tentang saluran alami suatu yang sulit dan merupakan
tantangan.

• Untuk penampang persegi sangat besar, dinding licin; b. Kekasaran dasar saluran/ bed roughness (ks)
u  3,0  5,75 log R.u* • Kekasaran dasar/bed roughness,
u  (4.4)
* ks = kekasaran butir ekuivalen Nikuradse,
• Untuk penampang lingkaran, dinding kasar (rough wall) berlaku untuk dasar rata/flat bed, dimana ks = diameter butir
u  6,5  5,75 log R • Kondisi alam;
u ks (4.5)
* - dg berbagai bentuk dasar a.l; ripple, dune dsb.
• Untuk penampang persegi sangat besar, dinding kasar; - Tergantung kepada diameter butir sedimen dan kecepatan arus.
u  6,00  5,75 log R • Untuk dasar saluran berpasir, ukuran butir sedimen butir
u ks (4.6) merupakan harga ks
*
ks = d65 (Einstein, 1950)
• Untuk penampang persegi, dinding kasar dan permukaan bebas ks = d90 (Meyer-Peter dan Muller, 1948)
ks = d85 (Simon dan Richardson, 1966)
u  6,25  5,75 log R
u ks (4.7)
*

c. Formula Darcy – Weisbach d. Formula Chezy


(Formula Darcy-Weisbach aslinya dikembangkan untuk pipa); Hubungan yang ditemukan Chezy adalah;
2
h f Lu (4.8a) dimana; dimana;
f D 2g hf = kehilangan gesekan  o  1 fu 2 (4.10) τo = tegangan geser pada daerah batas
f = Faktor gesekan Darcy- Weisbach 8 ρ = kepadatan zat cair
L = panjang pipa
D = diameter pipa
V
g
= kecepatan aliran rata-rata
= percepatan gravitasi
Hubungan antara τo, u* dan R adalah;
Untuk saluran terbuka,
 
1/ 2
D = 4R dan S = hf/L, Harga f dapat dinyatakan; u   o 
*   
gRS 1/ 2 (4.11)

8 gRS
f 
dimana;
(4.8b) R = radius hidrolis
u2 S = kemiringan energi Dari persamaan (4.10) dan (4.11), dengan

u  C RS (4.12)
Pers. (4.8b) dapat ditulis sbb;
 8 
1/ 2
C  
1/ 2
u   8   (4.13)
 f 

u  f  (4.9)
*  

1
3/17/2016

Chezy : formula empiris untuk kecepatan rata-2 untuk aliran Dari persamaan=2 terdahulu
steady uniform
g  h 
Dimana: R = radius hidolik C  n   (4.17)
u  C RS (4.13) S = kemiringan dasar saluran   zo e 
C = koefisien Chezy
 12h 
Kecepatan geser:  18 log  Hydraucally smooth flow
u*ks
5
 3,3 / u*  
u*  gRS (4.14)
 12 h  u*ks
maka C=  18 log   Hydraucally rough flow  70
 ks  
u
C g (4.15)
u* e. Formula Manning
Salah satu persamaan yang paling banyak digunakan untuk saluran terbuka
Membuat rata-2 profil kecepatan logaritmikKecepatan didapat yaitu Persamaan Manning;
1
h
u h
 z 
h zo
u u ( z ) dz  *   n  dz 1 2 / 3 1/ 2
h zo  z o  u R S (4.18a) u dalam satuan m/dt
n
u  h z  u  h  (4.16)
u  *   n ( )  1  o   *  n  
h    z o e 
1,49 2 / 3 1 / 2
  u (4.18b) u dalam satuan ft/dt
zo R S
n

f. Hubungan ukuran Sedimen dan Koefisien Manning


Strickler (1923) menyatakan koefisien Manning n sebagai fungsi dari
4.6.2. Bentuk Dasar Saluran (Bed Form)
ukuran butir sedimen; Hubungan erat antara tahanan resistensi thd. aliran, konfigurasi dasar saluran,
dan kapasitas angkutan sedimen

n d
1/ 6
(4.19a) dimana d = diameter sedimen untuk pasir berbutir seragam a. Terminologi
21,1 (dalam meter), atau;
Secara umum istilah bentuk dasar saluran (bed form) dapat diuraikan
seperti di bawah ini;
d 1/ 6
n  (4.19b) Dimana d= diaqmeter sedimen dalam feet
1. Plane Bed, ini adalah suatu bentuk dasar permukaan datar tanpa
25,7 naik dan turunnya permukaan lebih besar dari pada ukuran butir
Meyer-Peter dan Muller (1948) mempertimbangkan penggunaan material dasar.
campuran pasir, rumus Strickler yang ditransformasikan menjadi; 2. Ripples; ini adalah bentuk dasar yang berubah naik turun dengan
bentuk panjang gelombang lebih kecil dari 30 cm dan
Persamaan ini dapat dipakai untuk mendekati ketinggiannya lebih kecil dari 5 cm. Bentuk Ripple mendekati
n  d 90
1/ 6

(4.20) koefisien Manning jika dasar saluran tidak segitiga dengan kenaikan miring panjang landai dan bagian turun
26 tertutup kerikil atau endapan. curam.
3. Bars; ini adalah bentuk dasar dengan panjang kira-kira sama
Lane dan Carlson (1953) mengusulkan; dengan lebar saluran atau lebih besar, dan ketinggian sama dengan
kedalaman rata-rata aliran yang ditimbulkan. Ada beberapa al;
point bars, middle bars dan tributary bars.
n  d 75
1/ 6
(4.21) Dalam percobaan ini dasar saluran dilapisi dengan kerikil.
39 4. Dunes; bentuk dasar saluran lebih kecil dari bars tetapi lebih
besar dari ripple. Profilnya tidak seirama dengan profil muka air.

5. Transition; konfigurasi dari bentuk Transisi ini dibentuk oleh kondisi


aliran antara Dunes yang dibentuk dan plane bed. Dalam banyak kasus,
sebagian dasar tertutup Dunes dan sebagian lagi plane bed.

6. Antidunes; Ini juga disebut Standing Wave. Dasar saluran dan


permukaan air dalam satu fase/bentuk. Sementara aliran bergerak ke
hilir (downstream), gelombang pasir dan gelombang muka air
sebenarnya bergerak ke hulu (upstream).

7. Chute and Poole; ini terjadi pada kemiringan yang relatif besar dengan
kecepatan dan konsentrasi sedimen yang tinggi. Terdiri dari gundukan
sedimen panjang.

Gambar 4.1. Bentuk dasar saluran berpasir (Simon dan Richardson 1966)

2
3/17/2016

4.7. Mekanisme Transport

Sediment transport/Angkutan Sedimen

Bed Load
(rolling,
Total Bed bouncing, dune
migration) Bed Load
Material
Load (sands,
Total gravels, etc) Suspended Bed
Sediment Material Load
Transport (originates from
Wash bed) Suspended
Load (silts,
Load
clays, etc) Wash Load

Gambar 4.2. Beberapa bentuk Bars

4.7.1. Bed Load Transport


Wash-Load :
Butiran halus bergerak dalam air, tetapi material ini tidak berasal • Jika suatu aliran melampaui kriteria permulaan gerak, sedimen
dari dasar saluran. akan mulai bergerak.
• Jika gerakan sedimen melalui proses rolling, sliding dan kadang
Bed-Load : kala jumping maka ini disebut Bed load Transport (Angkutan
Gerakan/angkutan sedimen yang bergerak dengan lebih sedimen di dasar saluran/beban dasar) dimana pada saat bergerak
banyak/sering kontak dengan dasar saluran selalu menyentuh dasar saluran.
• Pada umumnya angkutan sedimen/beban dasar sekitar 5 - 25%
Suspended Load : dari angkutan beban suspensi/suspended load transport.
Gerakan/angkutan sedimen yang bergerak melayang tidak • Jika pada suatu tempat mempunyai material/sedimen kasar maka
kontinyu kontak dengan dasar sebagai akibat turbulensi fluida kemungkinan sebagian besar sedimen/material akan begerak
sebagai angkutan sedimen/bean dasar (bed load transport).

Arah arus/aliran

Partikel Bed load bergerak dengan


locatan

Stream Bed
earthsci.org/teacher/basicgeol/stream/stream.html#Erosion%20by%20Streams

3
3/17/2016

Besaran angkutan sedimen dasar saluran (bed-load) qb


seringkali dinyatakan dalam suatu bentuk tidak berdimensi:

1. Parameter Transport:
qb = besarnya bed-load transport (m3/sec/m)
qB
B  d = diameter sedimen (m)
d ( s  1) g.d s=ρs/ρ = desitas relatif
g = percepatan gravitasi (m2/sec)
qB
B 
3
Δ =s–1
d 2
.g h = kedalaman air (m)
I = kemiringan saluran
μ = Ripple faktor = C/C’
2. Parameter Aliran

.d (h.I )'  C 


2
Y   
.h.I h.I  C' 

a. Formula DuBoy Jika kecepatan aliran bervariasi secara linier antara lapis pertama
sampai ke-m, maka volume debit beban dasar/bed load total persatuan
DuBoy menganggap gerakan sedimen di dasar saluran seperti lebar saluran;
diperlihatkan pada Gambar 5.1. Gaya tarikan (tractive force) di dasar

  .Vs mm  1
diimbangi oleh tebal lapisan yang masing-masing tebalnya ε . dimana
qb Vs = kecepatan lapis kedua (Gambar 5.1) pada permulaan gerak
2 m=1
Dalam kondisi keseimbangan, maka; dimana;

  .g.h.I  C f .m. . s   g


(5.2)
Cf = Koefisien friksi
(5.1) m
ε
= jumlah lapisan
= tebal lapisan c  C f .  s   .g dan m (5.4)
h = kedalaman air c
I = kemiringan saluran (5.3)
ρs , ρ = berat spesifik sedimen
dan air dari pers (5.2) dan (5.4)

 .Vs
qb      c 
2 c2 (5.5)
qb  K    c 
Gambar 5.1.: Sketsa model bed-load DuBoys
dimana nilai K terkait dengan butir sedimen,
Straub (1935) ; K berkaitan dengan diameter sedimen d;

4
3/17/2016

0.173
K  ft 6
 lb 2 s 
d 3/ 4 
 (5.6)

d dalam mm, rumus DuBoy menjadi;

 
qb  0.173
ft 3

   c    s 

ft
(5.7)
d 3/ 4

• Hubungan antara τc , K dan d diperlihatkan pada Gambar 5.2, nilai τc


dapat diperoleh dari diagram Shield.
• Rumus DuBoy merupakan pendekatan yang paling klasik yang kemudian
diperbaiki oleh beberapa peneliti lainnya.
• Semua data didapat dari percobaan laboratorium dan dengan gradasi
sedimen yang kecil.

Gambar 5.2:
Parameter sedimen dan teg geser kritis unt pers. Bed-load DuBoys

b. Formula Kalinske-Frijlink (1952) c. Formula Meyer Peter Muller (1948)


 b' /   b' / 
c  
θ’ = parameter Shield efektif/ ak. sedimen
s  1gd
 B  8 ' c 1.5
gd
b   o.27s  1d 50 g  τb dan τb’ = tegangan geser dasar 1). Τb = tegangan geser efektif
q B  2d 50 exp  3
θc = parameter Shield kritis C 2
   b'  (5.8) dan tegangan geser efektif
Y
.d   
(5.11) .h.I  C' 
τb = τb’ + τb’”
C’ berdasarkan d90
  3
 
Jika dasar saluran flat-bed
2). b  13,3.(Y 1  0,047 ) 2
C  18 log(
12h
C '  18 log(
12h
1 1  0.06  ) )
 b'   b  fU 2    u 2 Akibat butir sedimen (5.12)
d 50 d 90
2 2   12 h   
2


 log 
  Eksperimen ini dilakukan untuk d> 0,4mm dimana tidak terjadi suspended-load.
 
 2.5d 50   
(5.9)
 Formula diatas diuji dan dipakai untuk sungai dengan material dasar berbutir
kasar (pasir)

  qB
  B 
1  0.06 
Akibat adanya ripple d ( s  1) g.d
 b"   u 2
2   12 h  
2

 log 
H  
 
  (5.10) qB
  r   B 
3
d 2
.g

d. Formula Einstein Brown (1950)


Jumlah butiran yg terdeposit dlm satu satuan luas tergantung pd jumlah butiran dlm e. Formula Van Rijn (1984)
gerakan aliran dan kemungkinan gaya hidrodinamik mengijinkan butiran terdeposit. Untuk butir sedimen dengan ukuran 200 – 2000 μm;
JUmlah butiran yg tererosi dlm satuan yg sama tergantung jumlah butiran dlm area
itu dan kemungkinan bhw gaya hidrodinamik ckp kuat menggerakkan butiran. Dlm
kondisi keseimbangan jumlah butiran yg terdeposit hrs sama dg jumlah butiran yg qb  0,053[( s  1) g ]0,5 .d 50
1,5
.D*0,3T 2,1 (5.14)
tererosi.

1).  B  40 K ( ' ) 3 (5.13) dimana


qb = bed load transport
2 36v 2 36v 2
K   D*  d 50 [( s  1) g /  2 ]1 / 3 = parameter butiran
3 gd 50
3
gd 50
3

T  ( b'   b ,cr ) /  b ,cr = parameter tegangan geser dasar


.d   36. 2   36 3  
3
 b'  . b  g[u / C ' ]2 = tegangan geser efektif
2).  B  100 .Y 3 Y     2 3     
.h.I   gd 3  3 
 gd  
12h
qB (5.13) C '  18 log( ) = koefisien Chezy terkait dg butiran sediem,n
B  d 90
d ( s  1) g.d d = d50
B 
3
qB  b,cr  (  s   ) gd50 cr = tegangan geser dasar kritis menurut Shield
d 2
.g

5
3/17/2016

f. Formula Schocklitsch (1943)


h = kedalaman air (dalam satuan metrik)
Jika ub  7.u*' Maka: u = kecepatan aliran rata-rata
s = relatif density • Schoklitsch mempelopori penggunaan debit air untuk menentukan beban
sedimen dasar (bed load).

qb  0,25.u*' d 50T 1,5 / D*0,3 (5.15) • Ada 2 rumus Schocklitsch; yang pertama dipublikasikan pada tahun 1934
dan yang kedua pada tahun 1943.
dimana;
u*'  g 0,5 u / C '
qb  2500.I 3 / 2 q  qc 
qb = beban dasar dalam satuan (kg/dt)/m
(5.16) d = ukuran partikel dalam m
12h q dan qc = debit air dan debit kritis pada
C '  18 log( ) permulaan gerak dlm (m³/dt)/m
d 90
Untuk sedimen dengan berat spesifik 2,65, debit kritis pada pers. (4.23)

0.6d 3 / 2
qc  (5.17)
I 7/6

Di mana d = ukuran butir dalam meter.

4.7.2. Angkutan sedimen layang/Suspended-Load


transport
Aliran steady dalam saluran terbuka
Sedimen berada dalam suspensi akibat fluktuasi turbulent
Konsentrasi sedimen C = volume sedimen dlm 1 m3 air
Untuk menghitung distribusi vertikal – digunakan Teori Prandtl

Sedimen dg Kecepatan jatuh ωs, dlm satuan waktu, melalui suatu satuan luas Diintegralkan dg konstanta integral C│z=a = ca
pd bid. Horisontal, volume gerakan sedimen vertikal

 1 dc 
qu   's  c  l 
Dimana:
 s 
  a = elevasi referensi = batas antara bed-load
 2 dz   h  z a  ku* 
C( z )  Ca   dan suspended-load
 1 dc   z ha
qd   's  c  l  Ca = konsentrasi sedimen referensi
 2 dz 
Bijker (1992) mengusulkan a = dianggap sbg kekasaran dasar ks
Dlm kondisi steady, qu dan qd harus seimbang, sehingga dan menghubungkan ca dengan bed-load transport qb
1 dc
cs   ' l 0 Diasumsikan bhw bed-load transport terjadi pada lapisan bed-load
2 dz mulai dari z = 0 sampai z = a = ks, pada lapisan ini konsentrasi
1  z sedimen Ca adalah konstan
Dg. asumsi:  ' l   .u* .z1  
2  h
 z  dc
cs   .u* .z1    0
Dg nilai k = 0,40 dan u* kecepatan geser, maka:  h  dz

6
3/17/2016

Kecepatan rata-rata pada lapisan bed-load adalah:

1  1 u* ks
u*  z  

 2 k 0 ze k  z 0  
Ub  Z e In dz  6.34u*
ks  0 

Sehingga bed-load transport adalah:

q B  U b k s ca

Sehingga nilai konsentrasi sedimen referensi:


qB qB
Ca  
U b k s 6.34u*k s
Dengan profil kecepatan logaritmik didapat:
Persamaan dikenal sebagai Persamaan Rouse (1937), dapat ditulis.

u z  z e  u* / k hz
Z
a 
C( z )  Ca  
0
 z ha

Perhitungan dapat dilakukan secara empiris dan Grafis

a. Rumus Einstein
Distribusi vertikal konsentrasi sedimen suspensi dan kecepatan aliran fluida

u*  z 
u( z)  In 
k  z0 
 s 
 
 h  z a   ku* 
c( z )  c a  
 z ha

Angkutan sedimen suspensi dapat dihitung:


h
q s   u ( z ) .c( z ) dz
a

h  
 s 

u  z   h  z a   ku*  
q s    * In c a   dz
a
k  z0   z h  a  
 

Gambar 6.2:
  h  
Perbandingan antara distribusi sedimen vertikal dan Persamaan Rouse (Vanoni 1946)
(D = h ; y = z) q s  11,6.u* .ca .a I 1 In   I 2 

  0.033k s  

Sehingga Rumus Einstein dapat ditulis: b. Rumus Bijker


   
qs  11,6.u* .Ca .a I1 In
h
  I 2  Dengan rekomendasi Bijker’s didapat:

  0.033k s  
  h  
q s  1,83.q B  I1 .n   I 2 

Dimana I1 dan I2 (integral Einstein), adalah:
  0.033k s  
A ( z* 1)  1  B  *
1 z

(1  A) z* A  B 
I 1  0.216   dB
qB didapat dari rumus Kalinske-Frijlink
A ( z* 1)  1  B  *
1 z

(1  A) z* A  B 
I 2  0.216   nB.dB
b   o.27s  1d 50 g 
q B  2d 50 exp 
Dimana nilai I1 dan I2 dapat diperoleh dari grafik    b' 

ks z s
A ; B ; z* 
h h  .u*

7
3/17/2016

c. Rumus Lane dan Kalinske.

Lane dan Kalinske (1941) menganggap εm = εs dan β = 1

 s   .u z h  z 
h
Harga rata rata dari εs sepanjang arah vertikal;
h

 .d z
 .u h
 
s

s  0
  zh  z .dz
2
(6.16)
h h2 0

Untuk harga k = 0,4 ;


 s  1 .uh
15
Substitusi pers.;
dimana
 15  z  a  C dan Ca = konsentrasi sedimen/beban suspensi pd jarak
C  C a exp    z dan a di atas dasar saluran
Fungsi I2 untuk nilai A dengan berbagai nilai Z  u  h  ω = kecepatan jatuh unt d50
Fungsi I1 untuk nilai A dengan berbagai nilai Z

C dimana
PL 
d. Rumus Brook
C = integral kedalaman konsentrasi sedimen rata-rata.
Ca Ca = konsentrasi sedimen pada kedalaman a

 15..a  Brook (1963) menganggap distribusi kecepatan logaritmik dapat


  digunakan dan konsentrasi sedimen vertikal (seperti halnya Einstein
Suspended load transport q s  qCa .PL exp 
 u .h  1950);

 u 1  1  z  Z1 
u 1  1  z  Z1
qs  Cmd .q.1  .   z.dz   .     .z.dz 


V E  z  V E  z  n 

Dimana; q = debit air persatuan lebar dan


Cmd = referensi konsentrasi sedimen pada z = ½ h

Pers. Diatas dapat dinyatakan dalam suatu fungsi transport TB:

qs  V 
 TB   , Z 1 , E 
C m d .q  u 
 (V / u ) 1
• Grafik diatas Hubungan antara PL dan kecepatan jatuh relatif ω/U*, dalam satuan English Ambil batas bawah integrasi pada u = 0, dan; Ee
• Pers. Suspended-load diatas Ca adalah konsentrasi dlm berat kering.
• Jika konsentrasi dinyatakan dalam prosentase, harus dikalikan dengan satuan berat air (62,4 lb/ft 3)
untuk memberikan konsentrasi dalam berat kering.

Persamaan menjadi; e. Rumus Chang, Simons dan Richardson


qsw  V 
 TB  , Z1  Chang, Simons dan Richardson (1965) menganggap bahwa pers.
q.Cmd  u  berlaku dan menulisnya kembali sebagai;
(Lihat Gambar dibawah) dimana qsw = berat sediment persatuan waktu dan lebar  s   .u z h  z 
h
 s   . .h. .u 1   1 / 2 dimana;
z
Z2  
C   a1 / 2  h
 A1  1/ 2   g .h.I 1 / 2
Ca 1  1   a   u 

Z2
1  1   a 1 / 2  2 a
A1    , Z2  ; a 
  a   .u k 
1/ 2
 h

Suspended Load menjadi


q sw  ahC.u.dz
 2.u  
q sw  h.C a  (V .I 1 )  ( I 2 )
  

8
3/17/2016

• I1 dan I2 = integral-2 yang diperoleh dari Gambar Grafik dibawah


• Kapasitas angkutan sedimen qsw dalam pers. diatas diukur dalam berat persatuan
volume dari campuran air-sedimen.
• Jika qsw dinyatakan dalam berat per detik per satuan lebar saluran dan Ca adalah
konsentrasi akibat berat, sehingga;

q sw  gh.Ca V .I 1  I 2 
2.u 
  

Sama halnya dengan pendekatan Einstein, pers. menjadi;

q sw  Rs qbw
dengan menganggap bahwa kecepatan sedimen dasar ub = 0,8V, dimana :
h  2.u  
Rs  V .I 1  I 
0.8aV   2
ketebalan lapisan dasar didasarkan pada asumsi DuBoy (1879);
dimana;
τ dan τc = masing-masing adalah tegangan geser pada dasar dan
  c
a j tegangan gese kritis
1    s   g. tan  J = konstanta eksperimental (=10)
Λ = porositas material dasar, dan
Φ = sudut geser dalam dari material dasar tenggelam (submerged)

4.7.3. Angkutan sedimen Total


• Berdasarkan metode angkutan sedimen, angkutan sedimen total
adalah jumlah angkutan sedimen dasar dan angkutan sedimen
suspensi.
• Berdasarkan asal sedimen yang diangkut, angkutan sedimen total
adalah jumlah angkutan material dasar dan wash load.
• Wash load terdiri dari material yang lebih halus dari pada material
dasar yang berasal dari luar saluran/sungai itu, jumlah wash load
utamanya tergantung dari daerah aliran sungai bukan pada hidrolis
sungai.
• Konsekuensinya sangat sulit memprediksi wash load didasarkan pada
karakteristik hidrolis sungai.
• Sebagian besar persamaan angkutan sedimen total adalah persamaan
angkutan sedimen material dasar total yang sebenarnya.
• Dalam perbandingan antara angkutan sedimen material dasar total
yang dihitung dan diukur, dalam banyak kasus wash load seharusnya
dikeluarkan dari pengukuran sebelum perbandingan dilakukan.

Ada 2 pendekatan umum dalam menentukan angkutan sedimen total. Total Transport berdasarakan konsep Rumus bed-load Einstein

a. Rumus Bijker’s
Pertama, adalah menghitung angkutan sedimen dasar dan angkutan
sedimen suspensi secara terpisah, kemudian menjumlahkannya.    h  
qt  q B  q s  q B 1  1.83 I 1 . n    I 2  

  0.033k s 
  
Kedua adalah menentukan fungsi angkutan sedimen total secara
langsung tanpa dibagi dalam angkutan sedimen dasar dan angkutan
sedimen suspensi. qB didapat dari rumus Kalinske-Frijlink

Partikel sedimen pada suatu saat diangkut sebagai angkutan dasar dan
sebagai angkutan suspensi pada saat atau lokasi yang berbeda. b   o.27s  1d 50 g 
q B  2d 50 exp 
   b' 
Untuk menentukan kapasitas angkutan sedimen pada sungai alami,
dengan pengecualian untuk material kasar, dimana sebagian besar A ( z* 1)  1  B  *
1 z

(1  A) z* A  B 
diangkut sebagai angkutan dasar sedimen, persamaan angkutan total I 1  0.216   dB ks z s
harus digunakan A ; B ; z* 
h h  .u*
A ( z* 1)  1  B  *
1 z

(1  A) z* A  B 
I 2  0.216   nB.dB

9
3/17/2016

Total Transport berdasarkan konsep Power (Tenaga) Kapasitas kerja yang diperlukan untuk mengangkut suspended load;


b. Rumus Bagnold s   s   qsw
 us
Bagnold (1966) telah mengembangkan fungsi transport dari dimana;
konsep Power (tenaga) qsw = debit suspended load dalam berat kering persatuan waktu dan lebar saluran
us = kecepatan transport rata-rata suspended load
Hubungan dinyatakan; ω = kecepatan jatuh sedimen suspensi

 s   q tan   .V .e Kapasitas Energi yang ada untuk mengangkut suspended load;


 bw b

s'  V (1  eb )
dimana;
ρ dan ρs = berat spesifik air dan sedimen.
qbw = kapasitas bed load berdasarkan berat persatuan lebar saluran Kapasitas kerja yang dilakukan berkaitan dengan tenaga/power yang ada
tanα = ratio antara gaya geser tangensial terhadap gaya geser normal dikalikan dengan efisiensi pada sistem;
τ = gaya geser bekerja pada dasar saluran
V = kecepatan aliran rata-rata  s   q   V (1  e )e es = koefisien efisiensi suspended load
eb = koefisien efisiensi  sw
us
b s

τV = stream power atau power persatuan luas bekerja pada dasar


harga eb dan tanα diperlihatkan pada Gambar

Suspended load
s   u
qsw  V (1  eb )es s V
 

Asumsi u s  V Bagnold mendapatkan (1  eb )e s  0,01 dari data


laboratorium sehingga:

Suspended load;

 s   q  0,01V 2 / 
 sw

Total Load dalam berat kering persatuan waktu dan satuan lebar adalah jumlah
Variasi nilai eb dan tan(α)
bed load dan suspended load dalam rumus bed load
transport Bagnold
qt  qbw  q sw

qt 
 s   V  eb  0,01 V 
  tan 
  

c. Rumus Engelund- Hansen d. Rumus Ackers dan White


Engelund dan Hansen (1972) memakai konsep dari Bagnold dan prinsip
kemiripan untuk memperoleh besaran/fungsi sedimen transport; Ackers dan White (1973) menggunakan konsep stream power Bagnold
melakukan analisa dimensi untuk menyatakan mobility dan kapasitas
transport sedimen dalam memperoleh beberapa parameter tidak berdimensi.


qt .d
5 Y Mengusulkan konsep;
1).   0,084 .Y 2 d ( s  1) g .d .h.I
qt “Hanya sebagian dari tegangan geser pada dasar saluran efektif
  2 τb = τb’ + τb’” mengakibatkan sediment kasar bergerak, sementara jika sedimen saluran
   C g 
3 2 5
d 2
.g halus gerakan suspended load lebih dominan, dan tegangan geser total
  sangat efektif mengakibatkan sediment bergerak”.

1.5
Angka mobilitas Sedimen (mobility number)
d 50  b  dimana;
2). qt  0.05U
2
    s 
1 / 2
 
1 n
U* = kecepatan geser
s  1g   s   gd50  Fgr  U *"  gd 
  
 1



V

32 .log( .h / d ) 
n = eksponen transisi, tergantung ukuran
sedimen
α = koefisien dalam persamaan rough
turbulent
d = ukuran butir sedimen
D = kedalaman air

10
3/17/2016

Ukuran butir sedimen tidak berdimensi (dimensionless) Fungsi/Besaran Kapasitas sedimen transport tidak berdimensi secara umum
Dapat juga dinyatakan;
 ( s /   1) 
1/ 3
(6.53)
 g ( s /   1)  d gr  d 
1/ 3
m

d gr  d    2   Fgr 
 2  G gr  C   1
 A 
dimana ν = viskositas kinematis
Nilai-nilai A, C, m dan n ditetapkan oleh Ackers dan White (1973)
Fungsi/Besaran Kapasitas sedimen transport tidak berdimensi secara umum berdasarkan kurva terbaik dari data laboratorium dengan ukuran sedimen >
0,04mm dan angka Froude < 0,8

G gr  f ( Fgr , d gr )
Untuk daerah transisi :1  d gr  60
n
X .h U*  n  1.00  0.56 log d gr
G gr   
d .(  s /  )  V 
1
dimana X = kapasitas sedimen transport dalam aliran masa persatuan besaran aliran masa; A  0.23d gr 2  0.14
konsentrasi dalam berat flux fluida (zat cair bergerak)

Untuk sedimen kasar d gr  60 e. Rumus Chang, Simons dan Richardson


n  0.00 m  1.50 Chang, Simons dan Richardson (1965), menghitung
A  0.17 C  0.025 (6.59) Total Load = Bed load + suspended Load
a D
qt   Cbub dy   Cs us dy
Untuk daerah transisi: 1  d gr  60 0 a

log C  2.86 log d gr  log d gr   3.53


9.66
m  1.34 2
Chang et al (1965) menyatakan ;
d gr
bed load ; qbw  K tV  o   c 
Prosedur
• Tentukan nilai dgr dari data yang diketahui; d, g, ρs/ ρ dan υ dari pers. diatas Suspended load ; qsw  qbw.Rs
• Tentukan nilai2 ; n, A, m dan C dikaitkan dari nilai dgr yang didapat dari persamaan-
persamaan dalam pendekatan Ackers dan White Rs mengandung 2 integral I1 dan I2 (lihat Gambar 6.10 dan 6.11)
• Hitung nilai mobilitas partikel Fgr
• Tentukan nilai Ggr , yang mempresentasikan suatu versi grafis dari fungsi/besaran Angkutan Sedimen Total/Total Load

  qt mempunyai satuan dalam berat


sediment transport yang baru
• Konversikan Ggr kedalam flux sediment dalam ppm per flux fluida dalam berat qt  qbw  qsw  KtV  o  c 1  R kering persatuan waktu dan lebar
s
saluran

f. Rumus Laursen

Laursen (1958) mengembangkan suatu hubungan fungsional antara


kondisi aliran dan hasil debit sedimen.

Rumus Laursen dinyatakan dalam bentuk secara dimensi homogen oleh


ASCE Task Committee (1971)

'  U 
7/6
d  Ct =konsentrasi swedimen rata-2 kedalaman
Ct  0,01g  pi  i    1 f  *  (berat/volume)
i h   ci   i  U*=(g.h.I)1/2
pi = persentase sedimen dalam satu fraksi i
ωi = kecepatan jatuh sedimen dg diameter di
V 2  d 50 
1/ 3

'    τci = tegangan geser kris Shield


58  h 

Angkutan sedimen total

qt  qCt q = debit aliran persatuan lebar


qt = debit sedimen dalam berat kering persatuan waktu dan lebar saluran
Gambar 7.11; Fungsi/besaran f(U*/ωi) dalam Rumus Laursen (Laursen, 1958)

11
3/17/2016

• Gunakan rumus Meyer-Peter-Muller jika material dasar lebih kasar dari 5mm
Prosedur untuk pemilihan rumus Sedimen Transport • Gunakan rumus Einstein jika bed-load merupakan bagian dominan dari total-load
1. Tentukan jenis data yg dapat diperoleh atau diukur dalam suatu waktu • Gunakan rumus Toffaleti untuk sungai dengan material dasar pasir ukuran besar
tertentu, biaya, dan tenaga/personil. • Gunakan rumus Colby untuk sungai dg. kedalaman kurang dari 10 feet (3 meter)
2. Pelajari formula yag ada dan pilih yg sesuai dengan data yg diperoleh • Gunakan rumus regresi Shen and Hung unt flume lab dan sungai yg sangat kecil
dari butir 1). • Gunakan rumus regresi Karim and Kennedy unt. Sungai alami dg dengan aliran dan sedimen yg
3. Bandingkan situasi lapangan dan keterbatasan formula yg dipilih, jika sangat bervariasi
lebih dari satu hitung dan bandingkan hasilnya. • Gunakan rumus Yang (1973) untuk pasir dilaboratorium dan sungai alami.
4. Tetapkan formula mana yang paling sesuai dengan dengan hasil • Gunakan rumus Yang (1979) untuk Sand transport jika unit stream power kritis (V c.Ic) dapat
pengukuran diabaikan.
5. Dalam hal pengukuran tidak dilakukan, maka prosedur dibawah ini perlu • Gunakan rumus gravel Yang (1984) atau Parker (1996) untuk bed-load atau gravel transport
dipertimbangkan: (terlampir) • Gunakan rumus modifikasi Yang (1996) untuk aliran nonequilibrium high-concentration jika
6. Jika tidak ada formula yg memberikan hasil yg memuaskan, gunakan wash-load jika konsentrasi tinggi
data existing yg didapat dari hasil pengukuran dan plot beban sedimen • Gunakan rumus Ackers and White atau Engelund-Hansen untuk aliran sub-kritis pada lower
atau konsentrasi terhadap debit air, kecepatan aliran, kemiringan m.a, flow regime
kedalaman, tegangan geser, stream power (τ.V) unit stream power • Gunakan rumus Laursen untuk flume lab dan sungai dangkal dengan pasir halus atau lanau
(V.I) dan Velikanov parameter kasar.
• Gunakan rumus MPM untuk bed-load dan rumus modifikasi Einstein untuk susp[ended-load
untuk memperoleh total-load.

12

Anda mungkin juga menyukai