Tema Kegagalan
Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam
bencana.
Amsal 24:16
Setiap kita pasti pernah mengalami kegagalan, tentunya setiap kita tidak menyukai dengan kegagalan
Sehingga banyak orang yang tidak bisa menerima kenyataan kalau ia harus mengalami kegagalan.
Banyak reaksi yang ditunjukkan ketika seseorang sedang dalam kegagalan mungkin ia mulai merasa
pesimis serta putus asa .Padahal kita harus selalu ingat bahwa ketika kita mengalami kegagalan itu
bukanlah akhir segalanya. Kalau kita menanggapi kegagalan ini dengan pikiran positif maka kegagalan
merupakan langkah awal kita untuk belajar melangkah dalam mencapai kesuksesan.
Dalam hidup ini saat kita tidak pernah gagal maka kita tidak akan pernah untuk belajar lebih lagi. Sebab
itu milikilah selalu semangat untuk terus bangkit karena di dalam Tuhan masih ada harapan bagi kita. Di
dalam Tuhan tidak selamanya kita mengalami hal yang buruk.
Tuhan kita selalu turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28).
Jadi sebenarnya Allah tidak pernah merencanakan kegagalan bagi setiap kita dan untuk itu jangan
pernah berpikir bahwa kegagalan itu datangnya dari Allah. Karena rancangan Allah adalah rancangan
yang penuh dengan damai sejahtera. Dia adalah Allah yang tidak pernah gagal. Sebagai umat Allah
sekalipu kita pernah mengalami kegagalan jangan pernah kita terlalu terpuruk dalam kegagalan itu,
jangan pernah kita terus menyesali kegagalan kita tetapi mari kita bangkit dari yang kita alami, Hal
yang seharusnya kita lakukan adalah mari kita mencari wajah Tuhan karena pada saat kita bertemu
dengan Tuhan maka Tuhan akan mengubah kegagalan kita menjadi kemenangan.
Tuhan tidak pernah memandang seberapa besar kegagalan diri kita karena Ia adalah Allah yang baik
dan Ia mau memulihkan keadaan kita. Jadikanlah kegagalan itu sebagai pelajaran yang berharga dan
jadikanlah sebagai batu loncatan kita untuk kita menuju keberhasilan. Amin.
Nats : Lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal! (Mazmur 139:24)
Bacaan : Mazmur 139:1-12,23,24
Dalam pertandingan pembukaan musim kompetisi football tahun 2001, tim Universitas Colorado
melakukan sebuah kesalahan sehingga kehilangan kesempatan untuk bertanding di kejuaraan nasional.
Ketika pelatih Gary Bernett ditanyai mengenai hal itu, ia berkata, "Kami tidak akan
mempermasalahkannya. Saya telah belajar dari pengalaman: Jangan menyalahkan apa yang sudah
lewat." Barnett lalu sibuk merekrut pemain-pemain baru dan mempersiapkan pertandingan akhir di
musim liburan sehingga tidak sempat memikirkan masa lalu.
Kita semua memang harus menjalani hidup di masa sekarang. Namun, bagaimana dengan kesalahan
yang sangat kita sesali? Bagaimana kita mengatasi dosa di masa lalu dan kegagalan yang terus
membebani pikiran kita? Untuk mengatasi kesedihan yang mungkin masih kita rasakan, Oswald Chambers
berkata, "Jangan pernah takut ketika Allah membawa kembali kenangan masa lalu Anda. Biarkanlah
kenangan itu muncul. Kemarahan, kritik, dan kesedihan adalah alat untuk mewujudkan kehendak Allah.
Allah akan mengubah ‘kenangan yang masih kita rasakan’ menjadi alat pembinaan mental [sumber
makanan dan pertumbuhan rohani] yang indah untuk menghadapi masa depan".
Pemazmur meminta Allah untuk menyelidiki hatinya dan melihat apakah jalannya serong, sehingga ia
dapat mengakuinya dan memperoleh pengampunan. Kemudian ia menambahkan, "Tuntunlah aku di jalan
yang kekal!" (Mazmur 139:23,24).
Allah tidak ingin kita terjerat masa lalu. Dia ingin supaya kita mengalami kebebasan di hari ini dan
hari esok –David McCasland
MEMIKIRKAN MASA LALU MELUMPUHKAN MASA KINI
DAN MERUGIKAN MASA DEPAN
Umat-ku
Nats : [Kami] sekarang telah menjadi umat-Nya (1Petrus 2:10)
Bacaan : 1Petrus 2:1-10
Seorang gadis kecil dihukum karena berperilaku buruk. Orangtuanya kemudian menyuruh dia untuk
menyantap makan malamnya seorang diri di pojok ruangan. Mereka tidak memedulikan gadis kecil itu
sampai mendengar ia memanjatkan doa yang dikutip dari Mazmur 23, "Terima kasih, ya Tuhan, karena
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku."
Kisah di atas memang lucu. Akan tetapi, keluarga kita sendiri memang kadang kala dapat menjadi
seperti musuh tatkala perilaku mereka tidak sesuai dengan apa yang kita kehendaki. Bahkan keluarga
seiman kita di gereja kadang-kadang juga dapat mengecewakan kita. Namun dengan mengubah fokus diri
kita, maka kita akan dapat belajar mengesampingkan pemikiran yang naif bahwa orang lain akan
senantiasa memenuhi pengharapan kita yang tinggi.
Daripada memusatkan pengharapan kepada sesama, kita dapat menemukan pengharapan di dalam
kebenaran bahwa kita adalah salah seorang anak Allah dengan meletakkan iman kepada Yesus ( 1Petrus
2:10). Dia telah memilih kita dan menjadikan kita "umat kepunyaan Allah sendiri" (ayat 9). Tuhan telah
membawa kita masuk ke dalam keluarga-Nya, dan kita dapat merasa yakin bahwa persekutuan kita
dengan-Nya takkan pernah dapat diputuskan. Dia tidak akan memperlakukan kita sebagai musuh.
Ketika orang lain mengecewakan Anda, janganlah berkecil hati. Ubahlah fokus perhatian Anda dan
ingatkan diri sendiri bahwa Anda yang telah mengimani Yesus adalah seorang anak Allah -- yang dihargai
dan dipelihara oleh-Nya --AMC
TATKALA ORANG LAIN MENGECEWAKAN ANDA
PANDANGLAH KE ATAS
Topik : Keputusasaan
30 Januari 2007