Anda di halaman 1dari 22

MARKAS BESAR

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


BADAN PEMBINAAN KEAMANAN

PENGAWALAN

PERATURAN KABABINKAM POLRI


NOMOR 10 TAHUN 2009 TANGGAL 31 DESEMBER 2009
2

PERATURAN KEPALA BADAN PEMBINAAN KEAMANAN


KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 10 TAHUN 2009

TENTANG

PENGAWALAN

KEPALA BADAN PEMBINAAN KEAMANAN


KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Polri dalam kedudukannya sebagai alat negara penegak


hukum, merupakan salah satu aparatur negara pengemban
kedaulatan dan kekuasaan negara di bidang hukum;
b. bahwa kesiapsiagaan Polri dalam menanggulangi setiap bentuk
gangguan Kamtibmas merupakan tuntutan tugas, perlu
dipelihara oleh setiap jajaran Polri dalam mewujudkan situasi
Kamtibmas yang mantap dan dinamis;
c. bahwa dalam rangka memelihara Kamtibmas Polri melakukan
kegiatan yang sifatnya pencegahan (preventif) berupa kegiatan
pengawalan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, b dan c, perlu menetapkan Peraturan
Kababainkam Polri tentang Pengawalan;

Mengingat : Pasal 13 dan Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PEMBINAAN KEAMANAN


KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG
PENGAWALAN.
BAB.....
3

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Polri adalah


alat penegak hukum yang berperan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegakan hukum, dan memberikan perlindungan,
pengayoman serta pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri.

2. Pengawalan adalah suatu kegiatan preventif yang dilakukan oleh anggota


Polri untuk menjaga keamanan, keselamatan atas jiwa dan harta benda dari
satu tempat ke tempat lain.

3. Pengawalan orang adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota


Polri untuk mengamankan/melindungi orang agar tidak terancam jiwanya dari
gangguan orang lain.

4. Pengawalan tahanan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota


Polri untuk mengamankan/melindungi tahanan agar tidak terancam jiwanya
dari gangguan orang lain atau melarikan diri.

5. Pengawalan harta benda/barang berharga adalah suatu kegiatan yang


dilaksanakan oleh anggota Polri untuk melindungi, mengamankan harta
benda / barang berharga dari tindak kejahatan/sabotase dari pihak lain.

6. Pengawalan barang berbahaya adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh


anggota Polri untuk melindungi, mengamankan barang berbahaya tersebut
dari tindak kejahatan/sabotase dari pihak lain.

7. Keamanan adalah kondisi dinamis kedamaian dan ketentraman yang


merupakan hasil integrasi dan interaksi faktor-faktor dinamis yang
memungkinkan semua kegiatan dapat berkembang sesuai dengan
kemampuan dan tuntutan tugasnya.

8. Potensi Gangguan yang selanjutnya disingkat PG adalah kondisi / situasi


yang merupakan faktor stimulan / pencetus / embrio gangguan keamanan
yang berpotensi besar akan tumbuh menjadi gangguan nyata keamanan.

9. Ambang Gangguan yang selanjutnya disingkat AG atau Police Hazard adalah


kondisi gangguan Kamtibmas skala menengah yang jika dibiarkan tidak ada
tindakan kepolisian dapat meningkat menjadi Gangguan Nyata.
10. Gangguan .....
4

10. Gangguan Nyata yang selanjutnya disingkat GN atau Ancaman Faktual


adalah gangguan keamanan berupa kejahatan atau pelanggaran yang terjadi
dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat berupa kerugian harta benda
ataupun jiwa raga.
11. Situasi aman adalah situasi keadaan bebas dari bahaya yang dirasakan oleh
seseorang.

Pasal 2

(1) Pengawalan bertujuan untuk memberikan pengamanan dan keselamatan


terhadap orang dan tahanan serta keutuhan harta benda yang menjadi objek
pengawalan.

(2) Pengawalan berfungsi untuk melakukan pencegahan dan penindakan


kejahatan, memelihara keamanan serta menjaga jiwa dan harta benda dari
ancaman kejahatan.

(3) Pengawalan dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keterpaduan dengan


fungsi-fungsi lain, selektif prioritas dan tindakan preventif.

BAB II

TUGAS DAN PERAN

Pasal 3

Tugas dan peran pengawalan meliputi :


a. mencegah/menangkal segala bentuk tindak kejahatan yang ditujukan kepada
orang / tahanan / barang berharga / barang berbahaya yang menjadi objek
pengawalan;

b. memberikan pengamanan dan perlindungan kepada objek pengawalan pada


waktu proses kegiatan mobilitas dari tempat awal kegiatan sampai dengan
tempat tujuan pengawalan;

c. menyampaikan secara cepat dan tepat setiap segala bentuk


kejadian/gangguan/hambatan yang terjadi pada waktu kegiatan pengawalan
kepada satuan tingkat atas guna mendapatkan petunjuk lebih lanjut; dan

d. peran pengawalan adalah sebagai bentuk pelayanan kepolisian kepada warga


masyarakat yang membutuhkan bantuan pengawalan.

Pasal 4 .....
5

Pasal 4

Ruang lingkup pengawalan meliputi :

a. pengawalan orang;

b. pengawalan tahanan;

c. pengawalan barang berharga; dan

d. pengawalan barang berbahaya.

Pasal 5

Sarana transportasi yang digunakan dalam pengawalan meliputi :

a. kendaraan sepeda motor;


b. kendaraan mobil;
c. kereta api;
d. kapal laut / alat angkut perairan; dan
e. pesawat terbang.

BAB III

PENGORGANISASIAN

Pasal 6

(1) Pengawalan dilaksanakan pada tingkat Mabes Polri sampai dengan tingkat
kewilayahan oleh fungsi Samapta atas permintaan dari fungsi lain, instansi
lain dan atau masyarakat.

(2) Permintaan bantuan pengawalan diajukan secara tertulis kepada satuan


Samapta setempat minimal 3 (tiga) hari sebelum kegiatan dilaksanakan.

(3) Permintaan bantuan pengawalan yang bersifat insidentil / dalam keadaan


tertentu pada sasaran terbatas dan dapat dilaksanakan sewaktu – waktu
dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada satuan kepolisian setempat.

Pasal 7 .....
6

Pasal 7

(1) Pengawalan orang/tahanan dilaksanakan oleh anggota Polri minimal 2 (dua)


orang atau disesuaikan dengan jumlah tahanan yang dikawal.

(2) Pengawalan barang / barang berharga dan barang berbahaya dilaksanakan


oleh anggota Polri minimal 2 (dua) orang.

Pasal 8

(1) Petugas yang melaksanakan tugas pengawalan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6 adalah anggota Polri yang mendapat perintah dari atasannya.

(2) Selaku pembina fungsi tugas pengawalan untuk di tingkat Mabes Polri adalah
Direktorat Samapta Polri, sedangkan untuk tingkat daerah / kewilayahan
adalah Direktorat Samapta Polda.

Pasal 9

Larangan bagi petugas pengawal meliputi:

a. melepaskan pegangan stang/stir kendaraan bermotor;


b. mengadakan gerakan yang kurang etis seperti: berdiri, menendang,
menghardik kepada pengendara lain;
c. melakukan pengawalan pada malam hari, jika terpaksa bermalam dalam hal
pengawalan tahanan maka dititipkan di kantor Polisi terdekat;

d. meninggalkan objek pengawalan tanpa adanya pengawasan dari petugas


pengawal; dan

e. memberikan makan / minum dan berkomunikasi kepada tahanan selama


dalam perjalanan.

Pasal 10

Kewajiban bagi petugas pengawal meliputi:


a. berpenampilan dan bersikap ramah, tanggap, tegas, peduli, etis, korek, dan
tidak sewenang-wenang;
b. bersikap responsif terhadap situasi dan kondisi lingkungan sekelilingnya;
c. penguasaan daerah, route, dan daerah yang dilalui;
d. senantiasa menjaga keamanan diri pada saat melaksanakan tugas
pengawalan;
e. melakukan >..
7

e. melakukan pengecekan kembali segala sarana dan prasarana baik


perorangan maupun satuan sebelum berangkat tugas; dan
f. mematuhi rambu-rambu lalulintas dan peraturan perundangan-undangan yang
berlaku.

Pasal 11

Persyaratan yang harus dimiliki oleh petugas pengawalan meliputi:

a. kemampuan melakukan TPTKP;


b. kemampuan pengumpulan bahan keterangan (Baket);
c. kemampuan membuat laporan tertulis (verbal);
d. kemampuan melakukan tindak represif tahap awal;
e. menguasai tehnik dan taktik pengawalan; dan
f. kemampuan bela diri Polri.

BAB IV

TAHAP PERSIAPAN

Pasal 12

(1) Memeriksa kelengkapan berupa surat perintah tugas, identitas diri berupa
KTA dan KTP, serta administrasi lainnya.
(2) Memeriksa kelengkapan kendaraan yang berupa SIM, STNK, keamanan,
kelengkapan dan kondisi kendaraan.
(3) Pemeriksaan obyek pengawalan yang meliputi :

a. keadaan, jumlah, kesehatan, dan kondisi umum orang yang akan di


kawal;
b. keadaan barang berharga, jumlah, jenis, pembungkusan/penyegelan,
lak, ukuran, ciri-ciri dan keadaan umum;dan
c. dokumen, pembungkusan, segel, lak, jumlah, bentuk ciri-ciri keadaan
umum, petugas pembawa dokumen (nama, jabatan).

(4) Melakukan AAP yang meliputi :


a. pengaturan dan pembagian tugas sesuai kebutuhan yaitu harus jelas,
siapa mengerjakan apa, bertanggung jawab kepada siapa; dan

b. pemberian petunjuk-petunjuk/konsignes, penjelasan waktu, keadaan


cuaca, jarak yang ditempuh, route yang dilalui dan route cadangan,
pengawasan khusus terhadap tahanan yang berbahaya, tindakan
darurat dan penggunaan senpi.
BAB >..
8

BAB V

PELAKSANAAN

Bagian Kesatu

Pengawalan Orang

Pasal 15

Cara bertindak bagi petugas yang akan melaksanakan pengawalan orang meliputi:

a. pengecekan terhadap objek yang akan dikawal meliputi jumlah orang dan
barang yang dibawa;

b. pembagian tugas dan mengatur posisi siapa yang berada di depan, di


samping, serta di belakang;

c. mengatur kecepatan kendaraan selama dalam perjalanan;

d. melakukan pergantian/aplus bagi petugas pengawal dan menentukan waktu


serta tempat istirahat;

e. melaporkan posisi setiap saat pada kesatuan melalui Alkom yang ada ; dan

f. sesampainya di tempat tujuan pengawalan, melakukan serah terima kepada


petugas yang berhak menerima dan membuat Berita Acara Penyerahan.

Bagian Kedua

Pengawalan Barang Berharga

Pasal 16

Tata cara pengawalan barang berharga dengan jalan kaki meliputi:

a. periksa barang-barang yang akan dikawal antara lain: jumlah barang,


pembungkus, label / lak apakah masih utuh, sedangkan penanggung jawab
tetap dari instansi pengguna / pemilik;

b. melakukan pembagian tugas dengan jelas siapa yang berada di depan, di


samping, di belakang dan menentukan siapa pembawa barang-barang dari
instansi pengguna;

c. mengatur kecepatan langkah selama dalam perjalanan;


d. melakukan >..
9

d. melakukan pergantian/aplus bagi pembawa barang dan menentukan waktu


serta tempat istirahat;

e. bila jarak yang ditempuh cukup jauh dengan medan yang berat, maka
tambahkan kekuatan personel/pengawal, hindari medan yang sulit, cari jalan
yang terdekat;

f. melaporkan posisi setiap saat pada kesatuan melalui Alkom;

g. sesampainya di tempat tujuan kumpulkan seluruh petugas dan pembawa


barang-barang pada satu tempat bersama-sama barang yang dikawal;

h. memeriksa keadaan barang yang dikawal jika terjadi kerusakan, sobek, pecah
atau jumlahnya berkurang / mengalami penyusutan agar dituangkan dalam
Berita Acara Penyerahan barang; dan

i. melaksanakan serah terima kepada petugas yang berhak menerima dan


membuat Berita Acara Penyerahan barang.

Pasal 17
Tata cara pengawalan barang berharga dengan kendaraan sepeda motor meliputi:

a. formasi pada saat berjalan satu sepeda motor sebagai pembuka jalan
sedangkan posisi barang berada di tengah, dan pengawal lainnya berada di
belakang;
b. mengatur kecepatan sesuai situasi lalulintas;
c. menggunakan sirine/lampu rotator;
d. melaporkan posisi setiap saat melalui Alkom;
e. mengendarai sepeda motor dengan cara yang benar; dan
f. melaporkan kepada induk kesatuan apabila ada perubahan rute.

Pasal 18
Tata cara pengawalan barang berharga dengan kendaraan mobil meliputi:
a. formasi pengawalan sama dengan pengawalan menggunakan sepeda motor;
b. bagi kendaraan penutup cegah jangan ada kendaraan yang mendahului;
c. menjaga jarak kendaraan;
d. sesampainya di tempat tujuan kumpulkan seluruh petugas dan pembawa
barang pada satu tempat bersama-sama barang yang dikawal;
e. memeriksa keadaan barang jika terjadi kerusakan, sobek, pecah atau
jumlahnya berkurang / mengalami penyusutan agar dituangkan dalam Berita
Acara Penyerahan; dan
f. adakan >..
10

f. adakan serah terima kepada petugas yang berhak menerima dan buat Berita
Acara Penyerahan.

Bagian Ketiga
Pengawalan Barang Berbahaya
Pasal 19
(1) Pengawalan barang berbahaya prosedurnya sama dengan pengawalan
barang berharga namun demi keamanan dan keselamatan perlu diperhatikan
hal-hal meliputi :

a. pengepakan barang berbahaya harus mengikuti prosedur pengepakan,


jenis barang dimaksud agar tidak tejadi kerusakan dan kecelakaan;

b. penempatan barang selama perjalanan harus mengikuti prosedur


keamanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan

c. penempatan barang selama pengawalan harus membutuhkan


kendaraan khusus maka penempatan rangkaian disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku.

(2) Pengawalan barang berbahaya diharapkan dari pihak pengguna barang


mengikutkan orang yang ahli dalam penanganan barang dimaksud.

Bagian Keempat

Pengawalan Tahanan

Pasal 20

Tata cara pengawalan tahanan dengan jalan kaki meliputi :

a. memeriksa tahanan dengan cermat sehingga petugas yakin dan perhatikan


kondisi tahanan;
b. memeriksa keadaan borgol dan memborgol kedua tangan tahanan ke
belakang;
c. posisi petugas berada di belakang tahanan, jaga jarak sedemikian rupa, bila
tahanan tampak berbahaya rapatkan jarak dengan tongkat/senjata siap siaga;
d. bila tahanan yang dikawal lebih dari satu orang sebelum berangkat diikat
secara berantai lebih dahulu, hubungkan dengan tali yang kuat setiap tahanan
berturut-turut dengan bentuk berbanjar dari mulai yang paling depan sampai
terakhir, sedangkan posisi para pengawal berada di depan, samping
kiri/kanan dan belakang, dengan siap siaga;
e. menghindari komunikasi dengan tahanan pada saat pengawalan berlangsung;
f. serah >..
11

f. serah terimakan tahanan dengan baik setelah sampai tujuan buat berita acara
serah terima; dan
g. apabila dalam rangkaian kegiatan yang diduga tidak selesai atau dalam masa
sidang di pengadilan, maka adakan pengamanan di sekitar lokasi dan tunggu
sampai selesai;

Pasal 21

Tata cara pengawalan tahanan dengan kendaraan mobil meliputi:


a. memeriksa tahanan dengan cermat sehingga petugas yakin dan perhatikan
kondisi tahanan;
b. tahanan diborgol, perintahkan naik kendaraan, apabila tahanan lebih dari satu
diperintahkan naik kendaraan satu persatu dan duduk berhadap-hadapan;
c. posisi petugas pengawal duduk di depan dengan tetap waspada,
Kepala/Komandan pengawalan duduk pada bagian depan di samping
pengemudi sebagai pengendali selama perjalanan;
d. kecepatan kendaraan disesuaikan dengan situasi lalulintas dan gunakan
sirine / lampu rotator;
e. bila jarak cukup jauh, tentukan rute yang akan ditempuh dan waktu
pemberangkatan, hindari perjalanan malam hari; dan
f. setibanya di tempat tujuan adakan serah terima kepada petugas yang berhak
menerima dan membuat Berita Acara penyerahan tahanan.

Pasal 22

Tata cara pengawalan tahanan dengan menggunakan kereta api meliputi:


a. memeriksa tahanan dengan cermat sehingga petugas yakin dan perhatikan
kondisi tahanan;
b. setelah tiba di stasiun pemberangkatan, pengawal harus mengadakan
pengamanan di tempat tahanan menunggu, jauhkan dari kerumunan orang;
c. untuk naik ke gerbong kereta api, didahului oleh petugas pengawal, kemudian
disusul oleh para tahanan satu persatu sampai habis dan disusul oleh
pengawal lainnya;
d. di dalam gerbong kereta api, tahanan tetap dalam keadaan diborgol dan satu
sama lainnya diikat dengan tali;
e. jika tahanan kekamar kecil (WC) harus dikawal, pintu WC tidak boleh ditutup,
hal ini untuk mencegah tahanan melarikan diri atau bunuh diri;
f. setibanya di stasiun tujuan, pengawal pertama turun terlebih dahulu kemudian
diikuti oleh para tahanan dalam keadaan diborgol dan diikuti pengawal
lainnya; dan
g. setibanya >..
12

g. setibanya di tempat tujuan adakan serah terima kepada petugas yang berhak
menerima dan buat Berita Acara penyerahan tahanan.

Pasal 23
Tata cara pengawalan tahanan dengan menggunakan tansportasi air berupa kapal
bermesin meliputi:
a. memeriksa tahanan dengan cermat sehingga petugas yakin dan perhatikan
kondisi tahanan;
b. melakukan koordinasi dengan kapten kapal;
c. menempatkan tahanan di ruang khusus (sel) kapal apabila ada;
d. jika tahanan yang dikawal jumlahnya banyak dan ruangan sel dalam kapal
sempit, maka atas ijin dari kapten kapal dapat ditempatkan pada tempat lain
yang memenuhi syarat keamanan dan mudah diawasi;
e. semua tahanan yang dikawal tetap diborgol, kecuali jika mereka sudah di
dalam sel yang dikunci;
f. mematuhi peraturan yang berlaku di atas kapal; dan
g. setibanya di tempat tujuan adakan serah terima kepada petugas yang berhak
menerima dan buat Berita Acara penyerahan tahanan.

Pasal 24

Tata cara pengawalan tahanan dengan menggunakan tansportasi air berupa perahu
tidak bermesin meliputi:
a. memeriksa tahanan dengan cermat sehingga petugas yakin dan perhatikan
kondisi tahanan;
b. tahanan diborgol dan diperintahkan duduk dengan kaki dibuka lebar-lebar
serta ditempatkan di bagian depan perahu, pengawal berada di belakang
dalam keadaan siap siaga;

c. tahanan dilarang membantu mendayung; dan


d. setibanya di tempat tujuan adakan serah terima kepada petugas yang berhak
menerima dan buat Berita Acara penyerahan tahanan.

Pasal 25
Tata cara pengawalan tahanan dengan menggunakan pesawat terbang meliputi:
a. memeriksa tahanan dengan cermat sehingga petugas yakin dan perhatikan
kondisi tahanan;
b. mengusahakan kendaraan yang membawa tahanan langsung menuju
pesawat sehingga tahanan tidak menunggu di ruang transit;

c. jika >..
13

c. jika memungkinkan atas ijin kapten pilot minta tempat tersendiri agar tahanan
mudah diawasi dan tidak berhubungan dengan penumpang lain;
d. posisi pengawal dengan tahanan duduk berdampingan dan tahanan dalam
keadaan diborgol;
e. mengupayakan kendaraan penjemput tahanan langsung menuju ke pesawat;
dan
f. setibanya di tempat tujuan adakan serah terima kepada petugas yang berhak
menerima dan buat Berita Acara penyerahan tahanan.

Pasal 26
Tata cara pengawalan tahanan wanita meliputi:
a. memeriksa tahanan dengan cermat sehingga petugas yakin dan perhatikan
kondisi tahanan;
b. pengawalan tahanan wanita harus didampingi oleh anggota Polwan;
c. petugas pengawal tetap waspada, dan tahanan tetap diborgol; dan
d. prosedur lainnya sesuai dengan pengawalan tahanan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 20, 21, 22, 23, 24, 25.

BAB VI

PENGAKHIRAN

Pasal 27

Setelah melaksanakan kegiatan pengawalan, petugas pengawalan melakukan


kegiatan meliputi:
a. apel konsolidasi dan melakukan pengecekan peralatan / perlengkapan serta
mengecek kesehatan, keselamatan tahanan / orang;
b. mengecek keamanan, keutuhan barang-barang yang dikawal; dan
c. membuat laporan hasil pelaksanaan tugas pengawalan.

BAB VII

ANALISA DAN EVALUASI

Pasal 28

Setiap mengakhiri kegiatan pengawalan, pimpinan lapangan/pimpinan kesatuan


wajib melakukan analisa dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas guna mengadakan
koreksi terhadap tindakan dan cara bertindak yang tidak sesuai dengan prosedur.
BAB >..
14

BAB VIII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 29

(1) Susunan mengenai kekuatan pengawalan, perlengkapan/ peralatan satuan


pengawalan tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan dari peraturan
ini.
(2) Untuk mendapatkan nilai aplikatif yang optimal tidak menutup kemungkinan
Kasatwil menjabarkan dalam bentuk “Urut-urutan Tindakan” sesuai dengan
situasi dan kondisi wilayah masing-masing.

BAB IX

KOORDINASI DAN PENGENDALIAN


Pasal 30

(1) Pimpinan kesatuan/pimpinan lapangan dalam pelaksanaan tugas pengawalan


dapat melakukan koordinasi dengan satuan fungsi kepolisian maupun instansi
terkait lainnya.

(2) Dalam pelaksanaan pengawalan, masing-masing pimpinan melakukan


koordinasi untuk mencapai hasil yang maksimal.

Pasal 31

(1) Dalam tugas pengawalan, kendali taktis dan kendali teknis berada pada
pimpinan lapangan/pimpinan kesatuan.

(2) Setiap perkembangan eskalasi selama kegiatan pengawalan, wajib dilaporkan


secara lisan dari petugas pengawalan kepada atasannya.

(3) Pimpinan tertinggi dari para petugas pengawalan membuat laporan tertulis
secara berjenjang tentang pelaksanaan tugas pengawalan

BAB X
PEMBIAYAAN
Pasal 32

Pembiayaan dalam kegiatan pengawalan dibebankan pada anggaran Polri.


BAB >..
15

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33

Pada saat peraturan ini mulai berlaku semua peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan pengawalan dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan ini.

Pasal 34

Peraturan Kepala Badan Pembinaan Keamanan Kepolisian Negara Republik


Indonesia ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2009

KEPALA BADAN PEMBINAAN KEAMANAN POLRI

Drs. H. IMAN HARYATNA


KOMISARIS JENDERAL POLISI
16
LAMPIRAN

PERATURAN KEPALA BADAN PEMBINAAN KEAMANAN


KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 10 TAHUN 2009

TENTANG

PENGAWALAN
18

DAFTAR LAMPIRAN

1. KONFIGURASI PERALATAN PENGAWALAN


2. CONTOH SURAT PERINTAH PENGAWALAN
3. CONTOH LAPORAN PENGAWALAN

1. KONFIGURASI .....
19

1. KONFIGURASI PERALATAN PENGAWALAN

A. Perlengkapan Satuan
1) Ranmor R2 : 1 unit
2) Ranmor R4 angkut personel : 1 unit
3) Ranmor R4 angkut tahanan : 1 unit
4) Handy Talky : 1 unit
5) Hand Phone : 1 Unit
6) Kamera digital : 1 unit

B. Perlengkapan Perorangan
1) Pakaian PDL Samapta
2) Sabuk besar Samapta
3) Selempang Samapta
4) Baret
5) Jas Hujan
6) Tongkat ”T”
7) Borgor
8) Senter

C. Persenjataan
1. Revolver (untuk Ketua tim)
2) Senjata laras panjang V2 Sabhara

D. Personel
1) Ketua tim : 1 orang
2) Anggota tim : 2 orang

2. CONTOH >..
20

2. CONTOH SURAT PERINTAH PENGAWALAN

KOP

SURAT – PERINTAH
No. Pol. : Sprin / / XII / 2009

Pertimbangan : Bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas pengawalan di wilayah


>>.., dipandang perlu mengeluarkan Surat Perintah.

Dasar : 1. .....
2. .....

DIPERINTAHKAN

Kepada : 1. PANGKAT, NAMA, NRP .......


JABATAN

2. PANGKAT, NAMA, NRP .......


JABATAN

Untuk : 1. Melaksanakan tugas pengawalan ........ (apabila


berkendaraan sebutkan No. Pol. : ......... ) ke wilayah ........
objek pengawalan ..........., dengan rute ........., .........., ...........

2. Pengawalan dilaksanakan pada tanggal ...... pukul .......WIB


s/d .......

3. Membawa perlengkapan dan persenjataan (sesuai dengan


objek pengawalan yang dilaksanakan dan situasi wilayah
yang dilalui)

4. Melaporkan hasil kegiatan pengaturan kepada


Kapolres/Kapolsek.

5. Melaksanakan .....
21

5. Melaksanakan tugas pengaturan dengan seksama dan


penuh rasa tanggung jawab.

Selesai.

Dikeluarkan di : ................
pada tanggal : Desember 2009

KEPALA KEPOLISIAN ..............................................

NAMA
PANGKAT, NRP

3. CONTOH .....
22

3. CONTOH LAPORAN PENGAWALAN

KOP

LAPORAN
PENGAWALAN ...................

Dasar : ....................
Petugas : ....................
....................
Waktu : ....................
Kendaraan dan No. Pol. kendaraan yang digunakan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ......
Objek yang dikawal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . ..
. . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. . . . . . . .. . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .
Rute yang dilalui : ..................................................
. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . > . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .. . . . . . . ..
. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
Laporan singkat pengawalan :>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
>>>>>>>>>>
............................. , ..............

PETUGAS PENGAWALAN

NAMA
PANGKAT / NRP

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2009
KEPALA BADAN PEMBINAAN KEAMANAN POLRI

Drs. H. IMAN HARYATNA


KOMISARIS JENDERAL POLISI

Anda mungkin juga menyukai