Mekanika Translasi
1. Kinematika
A. Kelajuan, Kecepatan, Kecepatan rata-rata dan percepatan
Kelajuan
Rumus menghitung besar kelajuan
𝑠
v=𝑡
Keterangan
v : kelajuan (m/s)
s : jarak yang ditempuh (m)
t : waktu (s)
Kecepatan
Rumus menghitung Kecepatan
∆𝑠
v = ∆𝑡
Keterangan
v :kecepatan (m/s)
∆𝑠: perpindahan (m)
∆𝑡 :perubahan waktu (s)
Kecepatan rata-rata
Rumus menghitung Kecepatan rata-rata
∆𝑥
v= ∆𝑡
Keterangan
∆𝑣 : kecepatan rata-rata (m/s)
∆𝑥 :perpindahan (m)
𝑡𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 :selang waktu (s)
Percepatan
Rumus menghitung besar percepatan
∆𝑣
a = ∆𝑡
Keterangan
a : percepatan (m/s²)
∆𝑣 : perubahan kecepatan (m/s)
∆𝑡 : perubahan waktu (s)
𝑎 : percepatan (𝑚/𝑠 2 )
t : waktu (s)
Catatan :
atau
1
ℎ = 2 𝑔𝑡 2
Keterangan
𝑣𝑡 : kecepatan akhir benda (m/s)
ℎ : ketinggian benda (m)
𝑔 : percepatan gravitasi bumi(m/𝑠 2 )
t : besar waktu (s)
Catatan :
𝑣0 = 0
Keterangan
𝑣0 : kecepatan awal benda (m/s)
𝑣𝑡 : kecepatan akhir benda (m/s)
ℎ : ketinggian benda (m)
𝑔 : percepatan gravitasi bumi(m/𝑠 2 )
t : waktu (s)
ℎ𝑡 : ketinggian benda (m)
ℎ0 : ketinggian mula-mula (m)
Catatan :
𝑣0 = arah ke bawah
2. Dinamika
A. Hukum Newton
Hukum I Newton
”Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka benda akan tetap
diam atau bergerak dengan kecepatan konstan”
∑ F̅ = 0
Hukum II Newton
∑𝐹 = 𝑚 .𝑎
Keterangan
F : gaya (N)
m : massa (kg)
a : percepatan (m/𝑠 2 )
Keterangan
𝜎 : tegangan/stress (nm−2 )
𝐹 : gaya (N)
𝐴 : Luas Penampang (𝑚2 )
Regangan
Rumus menghitung besar regangan
∆𝑙
𝑒= 𝑙0
Keterangan
E : regangan
∆𝑙 : perubahan panjang (m)
𝑙0 : panjang mula-mula (m)
Modulus Elastisitas
Rumus menghitung besar modulus elastisitas
𝜎
𝐸= 𝑒
Atau
𝐹/𝐴 𝐹.𝑙
𝐸 = ∆𝑙/𝑙 = ∆𝑙.𝐴0
0
C. Hukum Hooke
Rumus menghitung besar hukum Hooke
F=k.x
Rumus menghitung besar konstanta pegas
𝐹
k=𝑥
Keterangan
F : gaya (N)
k : konstanta pegas (N/m)
x : pertambahan panjang (m)
D. Usaha
Rumus menghitung besar usaha
𝑤=𝐹. 𝑠
Rumus menghitung besar gaya
𝑤
F= 𝑠
Rumus menghitung besar usaha jika gaya yang diberikan pada objek membentuk
sudut
𝑤 = 𝐹 . cos 𝜃. 𝑠
Rumus menghitung besar gaya
𝑤
F = 𝑐𝑜𝑠𝜃.𝑠
Keterangan
W : usaha (J)
F : gaya (N)
s : perpindahan (m)
m : massa (kg)
𝜃 : sudut yang dibentuk (0)
E. Energi
Energi potensial
Rumus menghitung besar energi potensial
𝐸𝑝 = 𝑚𝑔ℎ
Rumus menghitung besar massa
𝐸𝑝
m = 𝑔ℎ
Energi Kinetik
Rumus menghitung besar energi kinetik :
1
𝐸𝑘 = 𝑚𝑣 2
2
Rumus menghitung besar massa
2𝐸𝑘
m= 𝑣2
Energi Mekanik
Rumus menghitung besar energi mekanik
𝐸𝑚 = 𝐸𝑝 + 𝐸𝑘
Rumus menghitung besar energi potensial
𝐸𝑝 = 𝐸𝑚 − 𝐸𝑘
Rumus menghitung besar energi kinetik
𝐸𝑘 = 𝐸𝑚 − 𝐸𝑝
Keterangan
m : massa (kg)
g : percepatan gravitasi (N/kg)
h : perpindahan vertikal (m)
𝐸𝑝 : Potensial (J)
𝐸𝑘 : energi Kinetik (J)
𝐸𝑚 : energi mekanik (J)
v : kecepatan (m/s)
Keterangan
t : waktu (s)
W : energi listrik (Joule)
V : beda potensial listrik (Volt)
I : kuat arus listrik (Ampere)
Keterangan
EPpegas : energi potensial pegas (J)
k : konstanta pegas (N/m)
x : perubahan panjang (m)
F. Daya
Rumus menghitung besar daya
𝑊
𝑃= 𝑡
P : Daya (Watt)
t : waktu (s)
W : energi listrik (Joule)
Satuan energi listrik
1 Wh = 1 watt jam = 3600 Joule
1 kWh = 1000 watt jam = 3.600.000 J
1 MWh = 1.000.000 watt jam = 3.600.000.000 Joule
G. Momentum, Impuls dan Tumbukan
Momentum
Rumus menghitung besar momentum suatu benda
p = mv
Rumus menghitung besar massa
𝑝
m=𝑣
Keterangan :
P : momentum (kg.m/s)
m : massa (kg)
v : kecepatan benda (m/s)
𝜃 : sudut yang dibentuk 𝑝1 dan 𝑝2
Impuls
Rumus menghitung besar impuls suatu benda
I = F.Δt
Rumus menghitung besar gaya
I
F=
∆t
Rumus menghitung besar selisih waktu
I
Δt = F
Keterangan
F : gaya (N)
∆t : waktu (s)
I : impuls(N.s)
Keterangan
I : impuls (N.s)
Δp : perubahan momentum (N.s)
Δt : perubahan waktu
m : massa benda (kg)
v1 : kecepatan awal benda (m/s)
v2 : kecepatan akhir benda (m/s)
Keterangan:
𝑝𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 : momentum sebelum tumbukan
𝑝𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 : momentum setelah tumbukan
m1 : massa benda 1
m2 : massa benda 2
v1 : kecepatan awal benda 1
v2 : kecepatan awal benda 2
v1' : kecepatan akhir benda 1
v2' : kecepatan akhir benda 2
Tumbukan
Rumus menghitung besar koefisien restitusi
𝒗 ′ −𝒗 ′
e = -( 𝒗𝟏 −𝒗𝟐 )
𝟏 𝟐
ℎ ℎ
e = √ℎ2 = √ℎ3 = 𝑑𝑠𝑡 …
1 2
Keterangan
m1 : massa benda 1
m2 : massa benda 2
v1 : kecepatan awal benda 1
v2 : kecepatan awal benda 2
v1' : kecepatan akhir benda 1
v2' : kecepatan akhir benda 2
e : koefisien restiusi
h : ketinggian
H. Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Partikel
∑ 𝐹𝑥 = 0 dan ∑ 𝐹𝑦 = 0
𝐹1 2 𝐹 3 𝐹
= 𝑠𝑖𝑛𝛼 = 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝑠𝑖𝑛𝛼1 2 3
𝐹1 𝐹2
𝛼3
𝛼2 𝛼1
𝐹2
𝛼1 + 𝛼2 + 𝛼3 = 360°
∑ 𝐹𝑥 = 0 ; ∑ 𝐹𝑦 = 0 ; ∑ 𝐹𝑇 = 0
Dan
𝑤1 𝑦1 +𝑤2 𝑦2 +⋯+𝑤𝑛 𝑦𝑛
𝑦0 = 𝑤1 +𝑤2 +⋯+𝑤3
Keterangan
𝑤 : berat benda
x : titik berat pada sumbu x
y : titik berat pada sumbu y
Keterangan
l : Panjang benda 1
x :titik berat pada sumbu x
y : titik berat pada sumbu y
Dua Dimensi
Rumus menghitung titik berat pada sumbu x
𝐴1 𝑥1 +𝐴2 𝑥2 +⋯+𝐴𝑛 𝑥𝑛
𝑥0 = 𝐴1 +𝐴3 +⋯+𝐴𝑛
Keterangan
A :Luas benda
x :titik berat pada sumbu x
y : titik berat pada sumbu y
Tiga Dimensi
Rumus menghitung titik berat pada sumbu x
𝑉1 𝑥1 +𝑉2 𝑥2 +⋯+𝑉𝑛 𝑥𝑛
𝑥0 = 𝑉1 +𝑉3 +⋯+𝑉𝑛
Keterangan:
V :Volume benda
x : titik berat pada sumbu x
y :titik berat pada sumbu y
BAB II
MEKANIKA ROTASI
1. Kinematika
A. Gerak Melingkar Beraturan
Rumus menghitung besar perpindahan sudut
𝜃 = 𝜔. 𝑡
Rumus menghitung besar kecepatan sudut
𝜃
𝜔=
𝑡
Rumus menghitung besar waktu
𝜃
𝑡= 𝜔
Keterangan
θ : Besar perpindahan sudut (rad)
ω : Besar kecepatan sudut (rad/s)
t : waktu (s)
Keterangan
θ : perpimdahan sudut (rad)
ω0 : kecepatan sudut awal (rad/s)
ωt : kecepatan sudut sesaat (rad/s)
t : waktu (s)
α : percepatan sudut (rad/s2)
C. Hubungan Gerak Lurus dengan Gerak Melingkar
Rumus hubungan θ dengan s
𝑠 = 𝑅. 𝜃
Rumus hubungan ω dengan v
𝑣 = 𝑅. 𝜔
Rumus hubungan α dengan a
𝑎 = 𝑅. 𝛼
Keterangan
θ : perpindahan sudut (rad)
ω : kecepatan sudut awal (rad/s)
R : jari-jari lingkaran (m)
α : percepatan sudut (rad/s2)
D. Gaya Sentripetal
Rumus menghitung besar percepatan sentripetal
𝑣2
𝑎𝑠 =
𝑅
Rumus menghitung besar kecepatan linier
𝑎𝑠
𝑣=
𝑅
Rumus menghitung besar jari-jari lintasan
𝑣
𝑅=
𝑎𝑠
Rumus menghitung besar gaya sentripetal
𝑣2
Fs = m
𝑅
Rumus menghitung besar massa benda
𝑣2
m = Fs
𝑅
Rumus menghitung besar kecepatan linier
Fs
v = R
𝑚
Keterangan
Fs : Besar gaya sentripetal (N)
m : Besar massa benda (kg)
𝑎𝑠 : Besar percepatan sentripetal (rad/s2)
R : Besar jari-jari lintasan (m)
v : Besar kecepatan linier (m/s)
E. Percepatan Tangensial
Rumus menghitung besar percepatan tangensial
𝑎 𝑇 = 𝛼𝑅
Rumus menghitung besar percepatan sudut
𝑎𝑇
𝛼=
𝑅
Rumus menghitung besar jari-jari lingkaran
α
𝑅=
𝑎𝑇
Keterangan
aT : percepatan tangensial (m/s2)
α : percepatan sudut (rad/s2)
r : jari-jari lingkaran (m)
F. Gerak Parabola
H. Momen Inersia
Rumus menghitung besar momen inersia
𝐼 = ∑ 𝑚. 𝑅 2
Batang Silinder
1
I=3 𝑚𝑙 2
Silender
I =M 𝑅 2
Silinder Pejal
1
I=3 𝑚𝑅 2
Bola pejal
2
I=5 𝑚𝑅 2
Bola berongga 2
I= 𝑚𝑅 2
3
Benda Gambar Rumus
Bola berongga
poros di garis 7
I=5 𝑚𝑅 2
singgung
Keterangan :
I : momen inersia (kg m2)
m : massa benda (kg)
R : jarak pusat massa dengan poros putar (m)
J. Momentum Sudut
Rumus menghitung besar momentum sudut
L= Iω
Rumus menghitung besar momen inersia
𝐿
𝐼=
ω
Rumus menghitung besar kecepatan sudut
𝐿
𝜔=
𝐼
Keterangan
I : momen inersia (kg m2)
ω : kecepatan sudut (rad/s)
L : momentum sudut (kg m2/s)
BAB III
FLUIDA
1. FLUIDA STATIS
A. Massa Jenis
Rumus menghitung besar massa jenis zat
𝑚
𝜌=
𝑉
Rumus menghitung besar massa zat
𝑚 = 𝜌. 𝑉
Rumus menghitung besar volume zat
𝑚
𝑉=
𝜌
Keterangan :
ρ : massa jenis zat (kg/m3)
m : massa zat (kg)
V : volume zat (m3)
B. Tekanan Fluida
Rumus menghitung besar tekanan fluida
𝐹
𝑃=
𝐴
Rumus menghitung besar gaya
𝐹 = 𝑃𝐴
Rumus menghitung luas permukaan bidang sentuh
𝐹
𝐴=
𝑃
Keterangan
P : tekanan fluida (N/m2 atau Pa)
F : gaya (N)
A : Luas permukaan bidang sentuh (m2)
C. Tekanan Hidrostatis
Rumus menghitung besar tekanan yang dialami benda saat di dalam fluida
𝑃ℎ = 𝜌. 𝑔. ℎ
Rumus menghitung besar kedalaman benda dari permukaan fluida
𝑃ℎ
ℎ=
𝜌𝑔
Keterangan
Ph : tekanan hidrostatis (N/m2 atau Pa)
ρ : massa jenis fluida (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
h : kedalaman benda dari permukaan fluida (m)
D. Tekanan Mutlak
Rumus menghitung besar tekanan total yang dialami benda
𝑃𝑡𝑜𝑡 = 𝑃𝑜 + 𝑃ℎ
Rumus menghitung besar tekanan atmosfer yang dialami benda
𝑃𝑜 = 𝑃𝑡𝑜𝑡 − 𝑃ℎ
Rumus menghitung besar tekanan hidrostatis yang dialami benda
𝑃ℎ = 𝑃𝑡𝑜𝑡 − 𝑃𝑜
Keterangan
Ptot : tekanan mutlak atau tekanan total yang dialami benda (N/m2 atau Pa)
Po : tekanan atmosfer (N/m2 atau Pa)
Ph : tekanan hidrostatis (N/m2 atau Pa)
E. Hukum Pascal
Rumus penerapan hukum Pascal pada bejana berhubungan
𝐹1 𝐹2
=
𝐴1 𝐴2
Rumus menghitung besar gaya pada permukaan bidang 1
𝑑1 2
𝐹1 = ( ) . 𝐹2
𝑑2
Rumus menghitung besar gaya pada permukaan bidang 2
𝑑2 2
𝐹2 = ( ) . 𝐹1
𝑑1
Keterangan
F1 : gaya pada permukaan bidang 1 (N/m2 atau Pa)
F2 : gaya pada permukaan bidang 2 (N/m2 atau Pa)
A1 : Luas permukaan pada bidang 1 (m2)
A2 : Luas permukaan pada bidang 2 (m2)
d1 : Diameter permukaan bidang 1 (m)
d2 : Diameter permukaan bidang 2 (m)
F. Hukum Archimedes
Rumus menghitung besar gaya apung
𝐹𝐴 = 𝜌𝑓 𝑔 𝑉
Rumus menghitung besar massa jenis fluida
𝐹𝐴
𝜌𝑓 =
𝑔𝑉
Rumus menghitung besar volume fuida yang dipindahkan atau volume benda yang
tercelup di dalam fluida
𝐹𝐴
𝑉=
𝜌𝑓 𝑔
Keterangan :
FA : gaya apung (N)
ρf : massa jenis fluida (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
V : volume fuida yang dipindahkan atau volume benda yang tercelupdi dalam
fluida (m3)
G. Tegangan Permukaan Fluida
Rumus menghitung besar tegangan permukaan fluida
𝐹
𝛾=
𝐿
Rumus menghitung besar gaya yang bekerja pada permukaan fluida
𝐹= 𝛾𝐿
Rumus menghitung panjang permukaan selaput fluida
𝐹
𝐿=
𝛾
Keterangan
γ : tegangan permukaan fluida (N/m)
F : gaya yang bekerja pada permukaan fluida (N)
L : panjang permukaan selaput fluida (m)
H. Kapilaritas
I. Gaya Stokes
Rumus menghitung besar gaya stokes / gaya gesek fluida
𝐹𝑠 = 6𝜋 𝑟 𝜂 𝑣
Rumus menghitung besar viskositas fluida
𝐹𝑠
𝜂=
6𝜋 𝑟 𝑣
Rumus menghitung besar kecepatan fluida
𝐹𝑠
𝑣=
6𝜋 𝑟 𝜂
Keterangan
Fs : gaya stokes / gaya gesek fluida (N)
r : jari-jari (m)
η : viskositas fluida (N s/m2)
v : kecepatan fluida (m/s)
J. Kecepatan Terminal
2. FLUIDA DINAMIS
A. Debit Fluida
Rumus menghitung besar debit fluida
𝑑𝑉
𝑑𝑄 =
𝑑𝑡
Rumus menghitung besar volume fluida
𝑉 = 𝑄𝑡
Rumus menghitung besar selang waktu
𝑉
𝑡=
𝑄
Keterangan
Q : debit fluida (m3/s)
V : volume fluida (m3)
t : selang waktu (s)
B. Persamaan Kontinuitas
𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑣2
Keterangan
A1 : luas penampang 1 (m2)
A2 : luas penampang 2 (m2)
v1 : kecepatan fluida ketika masuk (m/s)
v2 : kecepatan fluida ketika keluar (m/s)
C. Persamaan Bernouli
1 1
𝑃1 + 𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝑃2 + 𝜌𝑣22 + 𝜌𝑔ℎ2
2 2
Rumus menghitung besar tekanan pada titik 1
1 1
𝑃1 =(𝑃2 + 2 𝜌𝑣22 + 𝜌𝑔ℎ2 )−( 2 𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔ℎ1 )
Keterangan
P1 : tekanan pada titik 1 (Pa)
P2 : tekanan pada titik 2 (Pa)
h1 : ketinggian pada titik 1 (m)
h2 : ketinggian pada titik 2 (m)
ρ : massa jenis fluida (kg/m3)
v1 : kecepatan fluida pada titik 1 (m/s)
v2 : kecepatan fluida pada titik 2 (m/s)
BAB IV
SUHU DAN KALOR
Rumus untuk menghitung konversi skala celcius ke skala fahrenheit jika skala
celcius diketahui:
9
𝑇𝐹 = 5 (𝑇𝐶 + 32)
Rumus untuk menghitung konversi antara skala fahrenheit ke skala reamur jika skala
fahrenheit diketahui :
4
TR = 9 (𝑇𝐹 − 32)
Rumus untuk menghitung konversi antara skala reamur dan skala fahreinheit jika
skala reamur diketahui:
9
𝑇𝐹 = 4 (𝑇𝑅 + 32)
Rumus untuk menghitung Konversi antara skala reamur ke skala celcius jika skala
reamur diketahui :
5
TC = 4 𝑇𝑅
Rumus untuk menghitung Konversi antara skala Celsius ke skala Reamur jika skala
celcius diketahui
4
𝑇𝑅 = 5 𝑇𝐶
Rumus untuk menghitung Konversi antara skala Celsius dan skala Kelvin jika skala
celcius diketahui :
K = 273 + 𝑇𝐶
Rumus skala termometer X dikonversikan ke skala termometer lain
Keterangan
Tx max : titik didih termometer x
Tx min : titik beku termometer x
Tx : suhu pada termometer x
TC max : titik didih termometer Celsius
TC min : titik beku termometer Celsius
TC : suhu pada termometer Celsius
B. Kalor
Rumus Untuk menghitung besar kalor
Q = m c ΔT
Rumus Untuk menghitung besar kalor jenis
𝑄
𝑐= 𝑚 ∆𝑇
Rumus menghitung Kalor laten lebur suatu zat Untuk perubahan wujud es menjadi
𝑄
cair 𝐿 = 𝑚
Rumus menghitung Kalor Untuk perubahan wujud cair menjadi gas (uap)
Q=m U
Rumus menghitung massa untuk perubahan wujud cair menjadi gas (uap)
𝑄
𝑚= 𝑈
Rumus menghitung Kalor laten uap Untuk perubahan wujud cair menjadi gas (uap)
𝑄
𝑈=
𝑚
C. Pemuaian
Pemuaian Volume
Rumus menghitung besar volume total pada pemuaian volume zat padat :
𝑉𝑇 = 𝑉0 + ∆𝑉
atau
𝑉𝑇 = 𝑉0 (1 + 𝛾. ∆
Rumus menghitung besar volume awal pada pemuaian volume zat padat:
V0= 𝑉𝑇 /(1 + 𝛾. ∆𝑇)
Rumus menghitung erubahan suhu pada pemuaian volume zat padat:
𝑉𝑡
∆𝑇 = 𝑉0 (1+ 𝛾)
Keterangan
VT : volume total (m3)
Vo : volume mula-mula (m3)
ΔV : pertambahan volume (m3)
ΔT : perubahan suhu atau selisih suhu awal dan akhir (K)
γ : koefisien muai volume ( K-1)
Keterangan
VT : volume total (m3)
Vo : volume mula-mula (m3)
ΔV : pertambahan volume (m3)
ΔT : perubahan suhu atau selisih suhu awal dan akhir (K)
γ : koefisien muai volume (oK-1)
Keterangan
VT : volume total (m3)
Vo : volume mula-mula (m3)
ΔV : pertambahan volume (m3)
ΔT : perubahan suhu atau selisih suhu awal dan akhir (K)
γ : koefisien muai volume (K-1)
V : volume (m3)
T : suhu (K)
D. Perpindahan Kalor
Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Rumus menghitung besar laju konduksi
𝑄 𝐴.∆𝑇
𝐻= =𝑘
𝑡 𝑙
Keterangan:
H : laju konduksi (J/s atau watt)
Q : aliran kalor yang merambat (J)
h : koefisien konveksi
A : luas penampang benda (m2)
ΔT : perubahan suhu (K)
K : konduktivitas termal (W/m0C)
l : panjang atau jarak perpindahan konduksi (m)
Keterangan
H : laju hantar kalor (J/s atau watt)
h : koefisien konveksi
A : luas penampang benda (m2)
ΔT : perbedaan suhu
L : tebal benda atau jarak antar ujung benda (m)
Keterangan
H : laju hantar kalor (J/s atau watt)
Q : jumlah aliran kalor (J)
t : selang waktu (s)
A : luas penampang benda (m2)
e : emisivitas bahan
σ : tetapan Boltzmann (5,67 x 10-8 Wm-2 K-4)
T : suhu benda (K)
BAB V
TERMODINAMIKA
A. Hukum Boyle
PV = konstan
P1V1 = P2V2
Rumus menghitung besar tekanan gas awal
𝑃2 𝑉2
𝑃1 = 𝑉1
Keterangan
P1 : tekanan gas awal (N/m2)
V1 : volume awal (m3)
P2 : tekanan gas akhir(N/m2)
V2 : volume akhir (m3)
Keterangan
P1 : tekanan gas awal (N/m2)
T1 : suhu awal (m3)
P2 : tekanan gas akhir(N/m2)
T2 : suhu akhir (m3)
Keterangan:
P : tekanan gas (N/m2)
V : volume(m3)
n : jumlah mol
R : konstanta gas (R= 8,315 J/mol.K)
T : suhu mutlak gas (K)
Keterangan:
V : volume gas
n : jumlah molekul
Keterangan
N : jumlah pertikel zat
𝐸𝑘 : energi kinetik
k : konstanta boltzmann (k = 1,38 x 1023 J/K)
V : volume
T : suhu (kelvin)
Keterangan
n : banyaknya getaran
T : periode getaran (s)
t : banyaknya waktu yang dibutuhkan (s)
Frekuensi
Rumus menghitung besar frekuensi getaran
𝑛
𝑓= 𝑡
Keterangan
n : banyaknya getaran
f : frekuensi getaran (Hz)
t : banyaknya waktu yang dibutuhkan (s)
Rumus menghitung besar ubungan periode dengan frekuensi getaran
1
𝑓=𝑇
1
𝑇=𝑓
Keterangan
n : banyaknya getaran
T : besar periode getaran (s)
f : besar frekuensi getaran (Hz)
t : banyaknya waktu yang dibutuhkan (s)
Keterangan
Y : simpangan (m)
A : amplitudo (m)
t : waktu (s)
ω : kecepatan sudut (rad/s)
θ0 : sudut fase awal
Keterangan
ay : percepatan (m/s2)
A : amplitudo (m)
t : waktu (s)
ω : kecepatan sudut (rad/s)
θ0 : sudut fase awal
Keterangan
θ : sudut fase
θ0 : besar sudut fase awal
t : besar waktu (s)
ω : besar kecepatan sudut (rad/s)
t : besar periode getaran (s)
ψ : fase
Keterangan
k : konstanta Pegas (N/m)
F : gaya pegas (N)
Δx : pertambahan panjang pegas (m)
Periode Pegas
Rumus Menghitung Besar Periode Pegas
𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑘
Keterangan
T : periode getaran pegas (s)
m : massa pegas (kg)
k : tetapan gaya (N/m)
Frekuensi pegas
Rumus menghitung besar frekuensi pegas
1 𝑘
𝑓 = 2𝜋 √𝑚
Percepatan Pegas
Rumus menghitung besar percepatan pegas
−𝑘.𝑥
𝑎= 𝑚
Keterangan:
m : massa pegas (kg)
k : tetapan gaya (N/m)
a : percepatan pegas (m/s2)
x : simpangan pegas (m)
Keterangan
T : periode getaran bandul (s)
l : panjang tali (s)
g : percepatan gravitasi bandul (Hz)
Ep 1
2 m 2 A2 sin 2 t
Rumus Menghitung Besar Massa Benda
2𝐸𝑝
𝑚 = 𝜔2 𝐴2 𝑠𝑖𝑛2 𝜔𝑡
Keterangan:
Ep : energi potensial (Joule)
ω : kecepatan sudut (rad/s)
A : amplitudo (m)
m : massa benda (kg)
t : waktu getaran (s)
Keterangan
Ek : energi kinetik (Joule)
k : ketetapan gaya
A : amplitudo (m)
y : simpangan (m)
E mek 1
2 m 2 A 2
Rumus menghitung besar massa benda
2𝐸𝑚𝑒𝑘
𝑚= 𝜔 2 𝐴2
Rumus menghitung besar kecepatan sudut
1 2𝐸𝑚𝑒𝑘
𝜔 = 𝐴√ 𝑚
Keterangan
𝐸𝑚𝑒𝑘 : energi mekanik (Joule)
ω : kecepatan sudut (rad/s)
A : amplitudo (m)
m : massa benda (kg)
2. Gelombang
A. Cepat Rambat Gelombang
Rumus Menghitung BesarCepat Rambat Gelombang
𝑣 = 𝜆. 𝑓
Rumus Menghitung Besar Frekuensi Gelombang
𝑣
𝑓=𝜆
Keterangan
v : cepat rambat gelombang (m/s)
f : frekuensi (Hz)
: panjang gelombang (m)
B. Gelombang Berjalan
Rumus menghitung besar posisi gelombang berjalan
𝑦 = A sin 2 t x
T
Keterangan
y : posisi gelombang (m)
A : amplitudo (m)
f : frekuensi (Hz)
x : jarak gelombang (m)
: panjang gelombang (m)
1
Rumus menghitung besar jika y diam → ujung terikat→
2
x t L
y 2 A sin 2 cos 2
T
Keterangan
y : posisi gelombang (m)
A : amplitudo (m)
f : frekuensi (Hz)
x : jarak gelombang (m)
: panjang gelombang (m)
C. Gelombang Bunyi
Telinga manusia dapat mendengar bunyi dengan frekuensi 20 Hz sampai
20.000 Hz yang disebut frekuensi audiosonik.Frekuensi dibawah 20 Hz disebut
frekuensi infrasonic.Sedangkan diatas 20.000 Hz disebut frekuensi
Ultrasonik.Berdasarkan medium perambatannya, bunyi dapat merambat melalui gas,
zat cair dan zat padat yang keseluruhannya termasuk kedalam gelombang
longitudinal.
Rumus menghitung besarcepat rambat gelombang bunyi dalam gas
𝑅𝑇
𝑣 = √𝛾 𝑀
Rumus menghitung besar massa 1 mol gas pada gelombang bunyi dalam gas
𝑇𝛾𝑅
𝑀= 𝑣2
Keterangan
v : cepat rambat gelombang bunyi (m/s)
ϒ : konstanta Laplace
R : tetapan Umum Gas
T : suhu (0K)
M : massa 1 mol gas
Rumus Menghitung besar modulus Bulk Gelombang Bunyi dalam Zat Cair
𝐵 = 𝑣2. 𝜌
Rumus Menghitung besar massa Jenis Zat Cair Gelombang Bunyi dalam Zat Cair
𝐵
𝜌 = 𝑣2
Keterangan
v : cepat rambat bunyi
B : modulus Bulk Zat Cair
Ρ : massa jenis zat cair
Keterangan
v : cepat rambat bunyi
E : modulus Young Zat Padat
Ρ : massa jenis zat padat
Rumus menghitung besar cepat rambat gelombang bunyi pada dawai (senar)
𝐹 𝐹𝐿
𝑣 = √𝜇 = √ 𝑚
Rumus menghitung besartegangan tali gelombang bunyi pada dawai (senar)
𝑣2𝑚
𝐹= 𝐿
Keterangan
v : cepat rambat bunyi (m/s)
F : tegangan tali (N)
m : massa dawai (Kg)
L : panjang dawai (m)
Keterangan :
𝑓𝑛 : frekuensi nada (Hz)
v : cepat rambat gelombang (m/s)
L : panjang dawai (m)
Keterangan
𝑓𝑛 : frekuensi nada (Hz)
v : cepat rambat gelombang (m/s)
L : panjang pipa organa terbuka (m)
Rumus Menghitung Besar Cepat Rambat Nada pada Pipa Organa Tertutup
𝑓 4𝐿
𝑛.
𝑣 = 2𝑛+1
Keterangan
𝑓𝑛 : frekuensi nada (Hz)
v : cepat rambat gelombang (m/s)
L : panjang pipa organa tertutup (m)
D. Intensitas Gelombang
Intensitas gelombang didefenisikan sebagai “daya gelombang (P) yang
dipindahkan melalui bidang seluas satu satuan yang tegak lurus pada arah cepat
rambat gelombang”.
Rumus menghitung besar taraf intensitas bunyi
𝐼
𝑇𝐼 = 10𝑙𝑜𝑔 𝐼
0
Rumus menghitung besar taraf intensitas bunyi jika diketahui jumlah sumber bunyi
𝑇𝐼2 = 𝑇𝐼1 + 10 log 𝑛
Rumus menghitung besar taraf intensitas bunyi jika diketahui jarak sumber bunyi
𝑟 2
𝑇𝐼2 = 𝑇𝐼1 + 10 log (𝑟1 )
2
Keterangan
TI : taraf intensitas bunyi (dB)
I : intensitas bunyi (watt/m2)
Io : intensitas ambang pendengaran (Io = 10-12 watt/m2)
n : banyaknya sumber bunyi
r : jarak sumber bunyi (m)
E. Pelayangan Bunyi
Pelayangan bunyi terjadi karena interferensi antara dua gelombang yang
memiliki amplitude yang sama dan frekuensinya berbeda sedikit. Interferensi yang
terjadi akan menghasilkan kenyaringan bunyi yang berubah secara periodik.
Rumus menghitung besar pelayangan bunyi
𝑓𝐿 = f A f B
Keterangan :
fL : frekuensi layangan (banyak layangan/detik)
f1 : frekuensi gelombang y1 (Hz)
f2 : frekuensi gelombang y2 (Hz)
F. Efek Doppler
Rumus menghitung besar frekuensi pendengar pada efek doppler
v vP
fP fs
v vs
Rumus menghitung besar frekuensi sumber bunyi pada efek doppler
𝑣±𝑣
𝑓𝑠 = 𝑣±𝑣𝑠 𝑓𝑝
𝑝
Keterangan
𝑓𝑝 : frekuensi pendengar (Hz)
𝑓𝑠 : frekuensi sumber bunyi (Hz)
v : cepat rambat bunyi (m/s)
𝑣𝑝 : cepat rambat bunyi pendengar (m/s)
𝑣𝑠 : cepat rambat bunyi sumber (m/s)
Penentuan tanda (+) dan (-) pada 𝑣𝑠 dan 𝑣𝑝
a. 𝑣𝑠 positif bila sumber menjauhi pendengar
b. 𝑣𝑠 negatif bila sumber mendekati pendengar
c. 𝑣𝑠 = 0 bila sumber bunyi tidak bergerak (diam)
d. 𝑣𝑝 positif bila pendengar mendekati sumber bunyi
e. 𝑣𝑝 negatif bila pendengar menjauhi sumber bunyi
f. 𝑣𝑝 = 0 bila pendengar tidak bergerak (diam)
3. Optik
A. Pembentukan Bayangan
Rumus menghitung besar jarak fokus cermin
1 1 1
' 1
f s s atau 𝑓 = 𝑅
2
B. Indeks Bias
Rumus menghitung besar indeks bias
𝑐
𝑛= 𝑣
Keterangan
n : indeks bias mutlak medium
c : kecepatan cahaya di udara/hampa = 3 x 108 m/s
𝑛12 : indeks bias relatif medium relatif 1 terhadap medium 2
𝑛1 : indeks bias medium 1
𝑛2 : indeks bias medium 2
𝑣1 : kecepatan cahaya pada medium 1 (m/s)
𝑣2 : kecepatan cahaya pada medium 2 (m/s)
λ1 : panjang gelombang cahaya pada medium 1 (m)
λ2 : panjang gelombang cahaya pada medium 2 (m)
C. Pembiasan cahaya
Rumus menghitung besar perbandingan sinus sudut datang dan sinus sudut bias
sin 𝑖 𝑛
= 𝑛2
sin 𝑟 1
Keterangan
i : sudut datang
r : sudut bias
n : garis normal
keterangan
d : tebal kaca (cm)
t : pergeseran sinar (cm)
i : sudut datang
r : sudut bias
E. Pembiasan Cahaya Pada Prisma
Rumus menghitung besarsudut deviasi pada prisma
= i1 + r2 -
Rumus menghitung besarsudut datang
i1 = - r2 + atau i2 = - r1
Rumus menghitung besarsudut bias
r2 = - i1 + atau r1= - i2 atau r1= /2
Rumus menghitung besarsudut deviasi minimum
min = 2 i1 -
n'
min = ( 1)
n
Rumus menghitung besar sudut pembias pada prisma
= r1 + i2
= 2 r1
Keterangan
β : sudut pembias
i1 : sudut datang pada bidang 1
i2 : sudut datang pada bidang 2
r1 : sudut bias pada bidang 1
r2 : sudut bias pada bidang 2
δ : deviasi
min : deviasi minimum
n' : indeks ias prisma
n : indeks bias medium tempat prisma berada
G. Lensa
Rumus menghitung besarjarak fokus lensa
1 n' 1 1 1 1 1
( 1)( )
f n R1 R2 atau f gab f1 f 2
1 100
f= f=
p atau p
H. Interferensi Cahaya
Interferensi celah ganda atau celah young
Rumus menghitung besar interferensi maksimum / garis terang
p .d / L = m λ
Rumus menghitung besar jarak terang ke terang pusat
𝐦𝛌𝐋
p= 𝒅
Keterangan
P :jarak garis terang ke-n dari terang pusat/jarak garis gelap ke-n dari terang
pusat
d : jarak antara kedua celah (m)
L : jarak layar dengan celah
m : nomor garis terang ke- /nomor garis gelap ke- /ordo ke-
λ : panjang gelombang cahaya (m)
Keterangan :
n : indeks bias lapisan tipis
d : tebal lapisan tipis (m)
θ : sudut bias lapisan
m : nomor garis terang ke- /nomor garis gelap ke-/ordo ke-
λ : panjang gelombang cahaya (m)
Keterangan
rt : jari-jari lingkaran terang
rg : jari-jari lingkaran gelap
m : nomor lingkaran gelap ke- / lingkaran terang ke-
R : jari-jari kelengkungan lensa
I. Difraksi cahaya
Difraksi celah tunggal
Rumus menghitung besardifraksi maksimum / garis terang
d sinθ = (m-½) λ
Rumus menghitung besardifraksi minimum / garis gelap
d sin θ = m λ
d sin θ = p. d /l
Keterangan
d : lebar celah tunggal
J. Polarisasi
Rumus Menghitung BesarSudut polarisasi
Tg ip = n2/n1
ip + r = 90º
Keterangan
Ip : Sudut polarisasi
n2 : Indeks bias medium 2 / ke …………
n1 : Indeks bias medium 1 / dari………
r : Sudut bias
Intensitas Polarisasi
Rumus menghitung besarintensitas cahaya setelah melewati analisator
i2 = i1 . Cos2 θ
Rumus menghitung besar intensitas cahaya setelah melewati polarisator
i1 = ½ i0
Rumus menghitung besar intensitas cahaya mula-mula
i0 = 2 x i1
Keterangan
i2 : intensitas cahaya setelah melewati analisator / intensitas akhir
i1 : intensitas cahaya setelah melewati polarisator
i0 : intensitas cahaya mula-mula
θ : sudut antara polarisator dan analisator
BAB VII
LISTRIK
1. LISTRIK STATIS
A. Hukum Coloumb
“Gaya tarik menarik atau tolak menolak antara dua muatan listrik sebanding
dengan muatan-muatannya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
kedua muatan”
Rumus menghitung besar gaya coloumb:
𝑞1 𝑞2
𝐹=𝑘 𝑟2
Keterangan
F : gaya Coloumb (N)
k : konstanta = 9 x 109 Nm2/ C2
q1 : besar muatan 1 (C)
q2 : besar muatan 2 (C)
r : jarak Kedua Muatan (m)
B. Medan Listrik
Medan listrik adalah suatu daerah/ruang di sekitar muatan listrik yang masih
dipengaruhi oleh gaya listrik.
Rumus menghitung besar kuat medan listrik :
𝑘𝑄
𝐸= 𝑟2
Rumus menghitung besar jarak dari sebuah titik ke muatan sumber medan listrik:
𝑘𝑄
𝑟=√𝐸
Keterangan
E : Kuat medan listrik di sekitar muatan (N/C)
k : Konstanta = 9 x 109 Nm2/ C2
Q : Besar muatan (C)
r : Jarak dari sebuah titik ke muatan sumber medan listrik (m)
R : jari-jari bola konduktor
Keterangan
𝐸𝑝 : energi potensial muatan uji (Joule)
k : konstanta = 9 x 109 Nm2/ C2
Q : besar muatan sumber (C)
q : besar muatan uji (C)
r : jarak antara muatan sumber dan muatan uji (m)
D. Potensial Listrik
Rumus menghitung besar potensial listrik
𝐸𝑃 𝑄
𝑉= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑉 = 𝑘 𝑟
𝑞
Keterangan
V : potensial Listrik
𝐸𝑝 : energi potensial muatan uji (Joule)
q : besar muatan uji (C)
Q : besar muatan sumber (C)
k : konstanta = 9 x 109 Nm2/ C2
r : jarak antara muatan sumber dan muatan uji (m)
R : jari-jari bola konduktor
E. Fluks Listrik
Rumus menghitung besar fluks listrik
q
ϕ = ε atau ϕ = E A cos Ө
o
Keterangan
ϕ : Fluks Listrik (Weber)
q : Muatan total di dalam permukaan (C)
εo : Permitivitas listrik di ruang hampa (8,85 X 10-12 C2/Nm2)
E : medan listrik (N/C)
A : Luas permukaan yang dilingkupi muatan (m2)
Ө : Sudut antara medan listrik dan normal bidang
F. Kapasitor
Rumus menghitung besar kapasitas kapasitor
𝑞
𝐶=𝑉
Keterangan
C : kapasitas kapasitor (Farad)
q : muatan yang tersimpan (Coulomb)
V : beda potensial (Volt)
𝐶𝑜 : kapasitas kapasitor tanpa bahan dielektrik (F)
A : luas penampang plat (m2)
d : kapasitas kapasitor dengan bahan dielektrik (F)
k : konstanta dielektrik bahan
W : energi yang tersimpan pada kapasitor (Joule)
G. Rangkaian Kapasitor
Rangkaian Seri
Rumus menghitung besar kapasitas penggantinya
1 1 1 1
=𝐶 +𝐶 +𝐶
𝐶𝑠 1 2 3
Keterangan
C : Kapasitas kapasitor (Farad)
Q : Muatan Kapasitor (Coulomb)
V : Beda potensial (Volt)
Rangkaian Paralel
2. Listrik Dinamis
A. Kuat Arus Listrik
Arus listrik merupakan aliran partikel-partikel bermuatan positif melalui suatu
penghantar dari potensial tinggi ke potensial rendah
Rumus menghitung besar kuat arus listrik
Q
I
t
Rumus menghitung besar muatan listrik
Q I .t
Rumus menghitung besar lama waktu untuk mengalirkan arus listrik
Q
t
I
Keterangan
I : Besar arus listrik (ampere)
Q : Besar muatan listrik Icoulomb)
t : Besar waktu (sekon)
B. Hukum Ohm
“Kuat arus listrik yang mengalir melalui suatu penghantar sebanding dengan
beda potensial antara ujung-ujung penghantar, asal suhu pengantar tersebut tidak
berubah”.
C. Rangkaian R seri
Rumus menghitung besar hambatan total yang dirangkai seri
Rseri : R1 + R2 + ….+ Rn
Rumus menghitung besar beda potensial pada rangkaian R seri
V = V1 + V2 + ….+ Vn
Keterangan
R : Besar hambatan listrik (ohm)
V : Besar beda potensial (volt)
D. Rangkaian R paralel
Rumus menghitung besar hambatan total yang dirangkai paralel
1 1 1 1
......
Rp R1 R2 Rn
Rumus menghitung besar kuat arus pada rangkaian paralel
I = I1 + I2 + …+ In
Keterangan
R : Besar hambatan listrik (ohm)
I : Besar kuat arus listrik (ampere)
E. Daya Listrik
Rumus menghitung besar daya listrik
P V .I
Rumus menghitung besardaya listrik jika diketahui besar energi listrik dan besar
waktu
W
P
t
Rumus menghitung besar beda potensial listrik
P
V
I
Rumus menghitung besar kuat arus listrik
P
I
V
Keterangan
P : daya listrik (watt)
V : beda potensial listrik (volt)
I : kuat arus listrik (ampere)
W : energi listrik (joule)
F. Energi Listrik
Rumus menghitung besar energi listrik
W P.t
Rumus menghitung besar energi listrik
W V .I .t
Rumus menghitung besar beda potensial listrik
W
V
I .t
Keterangan
W : energi listrik (joule)
V : beda potensial listrik (volt)
I : kuat arus listrik (ampere)
t : waktu (sekon)
G. Hukum Kirchoff
Hukum I Kirchoff
“Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik percabangan sama dengan
jumlah kuat arus listrik yang keluar melalui titik percabangan tersebut”.
Hukum II Kirchoff
“Didalam suatu rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik dengan
penurunan tegangan sama dengan nol”.
Rumus menghitung besarHukum I Kirchoff
Imasuk = Ikeluar
Rumus menghitung besarHukum II Kirchoff
I .R 0
Keterangan
I : kuat arus listrik (ampere)
Ɛ : GGL (volt)
R : hambatan listrik (ohm)
BAB VIII
MAGNET
1. Elektromagnetik
A. Induksi Magnet
Rumus menghitung Besar Induksi Magnet di Sekitar Kawat Lurus Berarus Listrik
𝜇0 𝐼 𝑃
𝐵= 2 𝜋𝑎
Rumus menghitung Besar Kuat Arus Listrik yang Mengalir Melalui Kawat Lurus
2𝜋𝐵𝑎
𝐼= 𝜇0
Keterangan
B : kuat Medan Magnet (Tesla)
I : kuat Arus Listrik (A)
a : jarak Titik ke Kawat Berarus Listrik (m)
μ0 : permeabilitas vakum (4Л.10-7 Wb/Am)
Keterangan
B : Kuat Medan Magnet (Tesla)
N : Banyak Lilitan
I : Kuat Arus Listrik (A)
a : Jari-Jari Lingkaran Kawat (m)
μ0 : Permeabilitas vakum (4Л.10-7 Wb/Am)
Keterangan
B : kuat Medan Magnet (Tesla)
N : banyak Lilitan
I : kuat Arus Listrik (A)
l : panjang Kawat Solenoida (m)
μ0 : permeabilitas vakum (4Л.10-7 Wb/Am)
Keterangan
B : Kuat Medan Magnet (Tesla)
N : Banyak Lilitan
I : Kuat Arus Listrik (A)
a : Jari-Jari Efektif Toroida (m)
μ0 : Permeabilitas vakum (4Л.10-7 Wb/Am)
D. Gaya Lorentz
Gaya Lorentz Pada Kawat Berarus Listrik
Rumus Menghitung Besar Gaya Lorentz
𝐹⃗ = 𝐼 𝐿
⃗⃗𝑥 𝐵
⃗⃗
Rumus Menghitung Besar Kuat Arus Listrik
𝐹⃗
𝐼 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗𝑥 𝐵
𝐿 ⃗⃗
Rumus Menghitung Besar Kuat Arus Pada Kawat Sejajar Berarus Listrik
2𝜋𝐹𝑎
𝐼1 = 𝜇0 𝐼2 𝑙
Rumus Menghitung Besar Panjang Kawat Penghantar Pada Kawat Sejajar Berarus
Listrik
2𝜋𝐹𝑎
𝑙=𝜇
0 𝐼1 𝐼2
Rumus Menghitung Besar Jarak Kedua Kawat Pada Kawat Sejajar Berarus Listrik
𝜇0 𝐼1 𝐼2 𝑙
𝑎= 2𝜋𝐹
Keterangan
F : Gaya Lorentz (N)
I : Kuat Arus Listrik (A)
a : Jarak Kedua Kawat (m)
μ0 : Permeabilitas vakum (4Л.10-7 Wb/Am)
l : Panjang Kawat Penghantar (m)
Rumus menghitung besar kecepatan gerak benda pada muatan yang bergerak dalam
medan magnet
𝐹
𝑣 = 𝐵.𝑞
Keterangan
F : gaya Lorentz (N)
B : kuat Medan Magnet (T)
q : muatan Listrik (C)
v : kecepatan Gerak Benda (m/s)
Catatan :
Bila muatan q positif, maka arah v searah dengan I
Bila muatan q negatif, maka arah v berlawanan arah dengan I
2. Induksi Elektromagnetik
A. Fluks Magnet
Rumus menghitung besar fluks magnet
𝜙 = 𝐵𝐴
Rumus menghitung besar induksi magnet
𝜙
𝐵= 𝐴
Keterangan
Φ : Fluks Magnet (Wb)
B : Induksi Magnet (T)
A : Luas Bidang (m2)
B. Hukum Faraday
Hasil percobaan yang dilakukan Faraday adalah sebagai berikut :
a. Bila jumlah fluks magnet yang memasuki suatu kumparan berubah, maka pada
ujung-ujung kumparan timbul ggl induksi
b. Besar ggl induksi bergantung pada laju perubahan fluks dan banyaknya lilitan.
Rumus menghitung besar GGL Induksi
∆𝜙
𝜀 = −𝑁 ∆𝑡
Keterangan
ε : Ggl Induksi (Volt)
N : Jumlah Lilitan Kumparan
∆𝜙
: Laju Perubahan fluks Magnet (Wb/s)
∆𝑡
C. Hukum Lenz
“Arus induksi akan muncul di dalam arah yang sedemikian rupa sehingga
arah tersebut menentang perubahan yang dihasilkannya”.
Rumus menghitung besar GGL induksi
𝜀 = 𝐵. 𝑙. 𝑣
Rumus menghitung Besar Kuat Medan Magnet
𝜀
𝐵 = 𝑙.𝑣
Keterangan
ε : Ggl Induksi (V)
B : Kuat Medan Magnet (Wb/m2)
v : Kecepatan (m/s)
l : Panjang Kawat (m)
Keterangan
L : Induktansi Diri (H)
N : Jumlah Lilitan Kumparan
I : Kuat Arus (A)
Φ : Fluks Magnet (Wb)
Keterangan
εmaks : ggl Maksimum (V)
ω : kecepatan Sudut (rad/s)
N : jumlah Lilitan
B : induksi Magnet (Wb/m2)
A : luas Kumparan (m2)
t : waktu (s)
2. Transformator
Prinsip Kerja :
Arus bolak-balik pada sisi primer akan menyebabkan fluks magnet bolak-balik
pada inti magnetiknya, kemudian fluks magnet bolak-balik ini akan menyebabkan
tmbulnya gglinduksi pada sisi sekundernya, sehingga apabila sisi sekundernya
dipasang sebuah alat listrik akan mengalirlah arus Is.
Rumus menghitung besar tegangan pada kumparan primer
𝑁𝑝
𝑉𝑝 = 𝑥𝑉𝑠
𝑁𝑠
Keterangan
Vp : Tegangan Pada Kumparan Primer (V)
Vs : Tegangan Pada Kumparan Sekunder (V)
Np : Banyak Lilitan Pada Kumparan Primer
Ns : Banyak Lilitan Pada Kumparan Sekunder
Keterangan
Ƞ : Efisiensi Transformator (%)
Ps : Daya Kumparan Sekunder (W)
Pp : Daya Kumparan Primer (W)
BAB IX
FISIKA MODERN
1. Gelombang Elektromagnetik
A. Medan Listrik Gelombang Elektromagnetik
Rumus menghitung besar gelombang medan listrik
𝐸 = 𝐸𝑚 𝑠𝑖𝑛 (𝜔𝑡 – 𝑘𝑥 )
Keterangan
Em : amplitudo medan listrik (N/C)
K : tetapan angka gelombang (k = 2π/λ)
ω : frekuensi sudut (ω = 2πf)
Keterangan
Bm : Amplitudo medan listrik (T)
k : Tetapan angka gelombang (k = 2π/λ)
ω : Frekuensi sudut (ω = 2πf)
Keterangan
c : Cepat rambat gelombang elektromagnetik (m/s)
μo : Permeabilitas vakum = 4 π × 10-7 WbA-1m-1
εo : Permitivitas vakum = 8,85 × 10-12 C2N-1m-2
2. Gelombang Elektromagnetik
Rumus menghitung panjang gelombang elektromagnetik
𝑐
𝜆=𝑓
Keterangan
c : Cepat rambat gelombang elektromagnetik (m/s)
f : Frekuensi (Hz)
λ : Panjang gelombang (m)
3. Teori Relativitas
A. Kecepatan relatif
Rumus menghitung besar kecepatan
𝑣1 +𝑣2
𝑣= 𝑣 +𝑣
1+ 1 2 2
𝑐
Keterangan
V2 :kecepatan benda relatif terhadap pengamat bergerak (m/s)
V1 :kecepatan pengamat bergerak relatif terhadap pengamat diam (m/s)
c : kecepatan cahaya (m/s2)
B. Kontraksi Panjang
Rumus menghitung besar kontraksi panjang benda bergerak
𝑣2
𝐿 = 𝐿0 √1 − 𝑐 2
Keterangan
v : Kecepatan pengamat bergerak relatif terhadap pengamat diam (m/s)
c : Kecepatan cahaya (m/s2)
L : Panjang benda yang sedang bergerak (m)
L0 : Panjang benda diam (m)
C. Dilatasi Waktu
Rumus menghitung besar waktu benda yang sedang bergerak
Δ𝑡0
Δ𝑡 = 2
√1−𝑣2
𝑐
Keterangan
v : Kecepatan pengamat bergerak relatif terhadap pengamat diam (m/s)
c : Kecepatan cahaya (m/s2)
t : Waktu benda yang sedang bergerak (s)
t0 : Waktu benda diam (s)
D. Massa
Rumus menghitung besar massa benda yang sedang bergerak
Δ𝑚0
Δ𝑚 = 2
√1−𝑣2
𝑐
Keterangan
v : Kecepatan pengamat bergerak relatif terhadap pengamat diam (m/s)
c : Kecepatan cahaya (m/s2)
m : Massa benda yang sedang bergerak (kg)
m0: Massa diam benda (kg)
Keterangan
h : Konstanta Planck(6,625 × 10-34 Js)
c : Laju cahaya(m/s2)
λ : Panjang gelombang (m)
Momentum Foton
Rumus menghitung besar momentum foton
ℎ
𝑃=𝜆
Keterangan
h : Konstanta Planck(6,625 × 10-34 Js)
λ : Panjang gelombang (m)
P : Momentum foton
4. Efek Fotolistrik
A. Persamaan Planck
Rumus menghitung energi dari sebuah foton (persamaan planck)
𝐸 = ℎ𝑓
Rumus menghitung besar frekuensi dari sebuah foton
𝐸
𝑓=ℎ
Keterangan
E : energi foton
h : Konstanta Planck(6,625 × 10-34 Js)
f : Frekuensi foton (Hz)
Keterangan
Ek : Energi kinetik maksimum elektron (J)
e : Muatan elektron (C)
V0 : Potensial henti (volt)
Keterangan
Ek : energi kinetik maksimum elektron (J)
h : konstanta Planck(6,625 × 10-34 Js)
f : frekuensi foton (Hz)
fo : frekuensi ambang (Hz)
D. Efek Compton
Persamaan Efek Compton
ℎ
𝜆′ − 𝜆 = 𝑚 𝑐 (1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃)
0
Keterangan
λ : panjang gelombang sinar X sebelum tumbukan (m)
λ’ : panjang gelombang sinar X setelah tumbukan (m)
h : konstanta Planck (6,625 × 10-34 Js)
mo : massa diam elektron (9,1 × 10-31 kg)
c : kecepatan cahaya (3 × 108 ms-1)
θ : sudut hamburan sinar X terhadap arah semula (derajat atau radian)
E. Gelombang Sinar X
Rumus menghitung panjang gelombang sinar x
ℎ.𝑐
𝜆 = 𝑒.𝑉
Keterangan
h : konstanta Planck(6,625 × 10-34 Js)
c : laju cahaya(m/s2)
λ : panjang gelombang (m)
V : potensial (volt)
e : muatan elektron (C)
F. Gelombang De Broglie
Rumus menghitung panjang gelombang De Broglie
ℎ
𝜆=𝑝
Keterangan
λ : panjang gelombang sinar x (m)
h : konstanta Planck (6,625 × 10-34 Js)
P : momentum (kg.m/s)
Keterangan
T : suhu mutlak benda (K)
C : tetapan wien (2,9.10-3 m. k)
𝜆𝑚 : panjang gelombang maksimum (m)
C. Atom Hidrogen
Rumus menghitung besar energi ionisasi
13,6
𝐸𝑛 = − 𝑛2
Keterangan
En : energi elektron pada kulit ke-n
λ : panjang gelombang yang dipancarkan (m)
𝑛𝐴 : bilangan kuantum pertama
𝑛𝐵 : bilangan kuantum kedua
R : konstanta rydberg (1,097.107 m-1)
6. Radioaktivitas
A. Waktu Paruh
Rumus menghitung besar waktu paruh
𝑡
1 𝑇
𝑁 = 𝑁0 [2]
Rumus menghitung bagian unsur yang masih tersisa dari perumusan waktu paruh
𝑡
1 𝑇
𝑁/𝑁0 = [2]
Keterangan
N : jumlah partikel sisa (kg)
N0 : jumlah partikel mula-mula (kg)
T : waktu meluruh (s)
t : waktu paro (s)
B. Defek massa
Rumus menghitung besar defekmassa
∆𝑚 = 𝑍. 𝑚𝑝 + (𝐴 − 𝑍)𝑚𝑛 − 𝑚𝑖𝑛𝑡𝑖
Keterangan
mp : massa proton
mn : massa neutron
mi : massa inti atom
C. Energi Relativistik
Rumus menghitung besar energi yang dibebaskan
𝐸 = ∆𝑚. 𝑐 2
Rumus menghitung besar defek massa
𝐸
∆𝑚 = 𝑐 2
Keterangan
E : energi ikat inti (j)
∆𝑚 : defek massa (sma)
c : kecepatan cahaya (3.108 m/s)