Anda di halaman 1dari 89

BAB I

Mekanika Translasi

1. Kinematika
A. Kelajuan, Kecepatan, Kecepatan rata-rata dan percepatan
Kelajuan
 Rumus menghitung besar kelajuan
𝑠
v=𝑡

 Rumus menghitung besar jarak tempuh


𝑠 = 𝑣. 𝑡
 Rumus menghitung besar waktu
𝒔
𝑡=𝒗

Keterangan
v : kelajuan (m/s)
s : jarak yang ditempuh (m)
t : waktu (s)

Kecepatan
 Rumus menghitung Kecepatan
∆𝑠
v = ∆𝑡

 Rumus menghitung perpindahan


∆𝑠 = v. ∆𝑡
 Rumus menghitung perubahan waktu
∆𝑠
∆𝑡 =
𝑣

Keterangan
v :kecepatan (m/s)
∆𝑠: perpindahan (m)
∆𝑡 :perubahan waktu (s)
Kecepatan rata-rata
 Rumus menghitung Kecepatan rata-rata
∆𝑥
v= ∆𝑡

 Rumus menghitung besar perpindahan


∆𝑥 = 𝑣. ∆𝑡
 Rumus menghitung besar selang waktu perpindahan
∆𝑥
v= ∆𝑡

Keterangan
∆𝑣 : kecepatan rata-rata (m/s)
∆𝑥 :perpindahan (m)
𝑡𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 :selang waktu (s)

Percepatan
 Rumus menghitung besar percepatan
∆𝑣
a = ∆𝑡

 Rumus menghitung besar perubahan kecepatan


∆𝑣 = 𝑎. ∆𝑡
 Rumus menghitung besar perubahan waktu
∆𝑣
∆𝑡 = 𝑎

Keterangan
a : percepatan (m/s²)
∆𝑣 : perubahan kecepatan (m/s)
∆𝑡 : perubahan waktu (s)

B. Gerak Lurus Beraturan(GLB)


 Rumus Menghitung besar kecepatan
𝑠
𝑣=𝑡

 Rumus Menghitung besar perpindahan


𝑠 = 𝑣. 𝑡
 Rumus Menghitung besar waktu
𝒔
𝑡=
𝒗
Keterangan
s : perpindahan (m)
v : kecepatan (m/s)
t : waktu (s)

C. Gerak lurus berubah beratutan(GLBB)


 Rumus menghitung besar perpindahan
1
𝑠 = 𝑣0 . 𝑡 ± 𝑎𝑡 2
2
 Rumus menghitung besar kecepatan terhadap waktu
𝑣𝑡 = 𝑣0 ± 𝑎𝑡
 Rumus menghitung besar kecepatan terhadap perpindahan:
𝑣𝑡2 = 𝑣02 ± 2𝑎𝑠
 Rumus menghitung besar perubahan kecepatan
∆𝑣 2 = 𝑣𝑡2 − 𝑣02
 Rumus menghitung percepatan
𝑣𝑡 2 − 𝑣0 2
a=
2𝑠
Keterangan
s : perpindahan (m)

𝑣0 : kecepatan awal (m/s)

𝑣𝑡 : kecepatan akhir (m/s)

𝑣02 : kecepatan awal terhadap jarak (m/s)

𝑣𝑡2 : kecepatan akhir terhadap jarak (m/s)

𝑎 : percepatan (𝑚/𝑠 2 )

t : waktu (s)

Catatan :

 (+) 𝑎 = gerakan dipercepat


 (−)𝑎 = gerakan diperlambat
Gerak Jatuh Bebas

 Rumus menghitung besar kecepatan akhir


𝑣𝑡 = √2𝑔ℎ
 Rumus meghitung besar waktu benda mencapai tanah
2ℎ
𝑡 = √𝑔

 Rumus menghitung ketinggian benda


𝑣𝑡 2
ℎ=
2𝑔

atau
1
ℎ = 2 𝑔𝑡 2

Keterangan
𝑣𝑡 : kecepatan akhir benda (m/s)
ℎ : ketinggian benda (m)
𝑔 : percepatan gravitasi bumi(m/𝑠 2 )
t : besar waktu (s)
Catatan :
 𝑣0 = 0

Gerak Vertikal ke Atas


 Rumus menghitung besar kecepatan akhir benda
𝑣𝑡 = 𝑣0 − 𝑔𝑡
Atau
𝑣𝑡 2 = 𝑣0 2 − 2𝑔ℎ
 Rumus menghitung besar kecepatan awal benda
𝑣0 = 𝑣𝑡 + 𝑔𝑡
atau
𝑣0 2 = 𝑣𝑡 2 + 2𝑔ℎ
 Rumus menghitung besar waktu
𝑣0 −𝑣𝑡
𝑡= 𝑔

 Rumus menghitung besar ketinggian benda


𝑣0 2 −𝑣𝑡 2
ℎ=
2𝑔
Keterangan
𝑣0 : kecepatan awal benda (m/s)
𝑣𝑡 : kecepatan akhir benda (m/s)
ℎ : ketinggian benda (m)
𝑔 : percepatan gravitasi bumi(m/𝑠 2 )
t : waktu (s)
Catatan :
 𝑣0 = arah ke atas

Gerak Vertikal ke Bawah


 Rumus menghitung besar kecepatan akhir benda
𝑣𝑡 = 𝑣0 + 𝑔. 𝑡
atau
𝑣𝑡 2 = 𝑣0 2 + 2. 𝑔. ℎ
 Rumus menghitung besar waktu
𝑣𝑡 −𝑣0
𝑡= 𝑔

 Rumus menghitung besar ketinggian benda


𝑣𝑡 2 −𝑣0 2
ℎ= 2𝑔
1
ℎ𝑡 = ℎ0 − 𝑣0 𝑡 − 2 𝑔𝑡 2

Keterangan
𝑣0 : kecepatan awal benda (m/s)
𝑣𝑡 : kecepatan akhir benda (m/s)
ℎ : ketinggian benda (m)
𝑔 : percepatan gravitasi bumi(m/𝑠 2 )
t : waktu (s)
ℎ𝑡 : ketinggian benda (m)
ℎ0 : ketinggian mula-mula (m)
Catatan :
 𝑣0 = arah ke bawah
2. Dinamika
A. Hukum Newton

Hukum I Newton
”Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka benda akan tetap
diam atau bergerak dengan kecepatan konstan”
∑ F̅ = 0

Hukum II Newton

∑𝐹 = 𝑚 .𝑎

 Rumus menghitung besar gaya


𝐹= m.a
 Rumus menghitung besar massa
𝐹
𝑚=𝑎

 Rumus menghitung percepatan


𝐹
𝑎=𝑚

Keterangan

F : gaya (N)
m : massa (kg)
a : percepatan (m/𝑠 2 )

Hukum III Newton


 Rumus : Faksi = -Freaksi
Keterangan
Faksi : gaya aksi
-Freaksi : gaya reaksi

B. Tegangan/stress, Regangan dan Modulus Elastisitas


Tegangan
 Rumus mencari besar tegangan
𝐹
𝜎=𝐴

 Rumus mencari besar gaya


F = 𝜎. 𝐴
 Rumus mencari besar luas penampang
𝐹
𝐴=𝜎

Keterangan
𝜎 : tegangan/stress (nm−2 )
𝐹 : gaya (N)
𝐴 : Luas Penampang (𝑚2 )

Regangan
 Rumus menghitung besar regangan
∆𝑙
𝑒= 𝑙0

 Rumus menghitung besar perubahan panjang


∆𝑙 = 𝑒. 𝑙0
 Rumus menghitung besar panjang mula-mula
∆𝑙
𝑙0 = 𝑒

Keterangan
E : regangan
∆𝑙 : perubahan panjang (m)
𝑙0 : panjang mula-mula (m)

Modulus Elastisitas
 Rumus menghitung besar modulus elastisitas
𝜎
𝐸= 𝑒

Atau
𝐹/𝐴 𝐹.𝑙
𝐸 = ∆𝑙/𝑙 = ∆𝑙.𝐴0
0

 Rumus mencari besar tegangan


𝜎 = 𝐸. 𝑒
 Rumus mencari besar regangan
𝜎
𝑒=𝐸
Keterangan
E : modulus Young (N𝑚−2)
e : regangan
𝜎 : tegangan stress (nm−2 )

C. Hukum Hooke
 Rumus menghitung besar hukum Hooke
F=k.x
 Rumus menghitung besar konstanta pegas
𝐹
k=𝑥

 Rumus menghitung besar pertambahan panjang


𝐹
x=
𝑘

Keterangan
F : gaya (N)
k : konstanta pegas (N/m)
x : pertambahan panjang (m)

D. Usaha
 Rumus menghitung besar usaha
𝑤=𝐹. 𝑠
 Rumus menghitung besar gaya
𝑤
F= 𝑠

 Rumus menghitung besar perpindahan


𝑤
s= 𝐹

 Rumus menghitung besar usaha apabila perpindahan vertikal


𝑤 = 𝑚. 𝑔. ℎ
 Rumus menghitung besar massa apabila perpindahan vertikal
𝑤
m = 𝑔ℎ

 Rumus menghitung besar gravitasi apabila perpindahan vertikal


𝑤
g = 𝑚ℎ

 Rumus menghitung besar ketinggian


𝑤
h = 𝑔𝑚

 Rumus menghitung besar usaha jika gaya yang diberikan pada objek membentuk
sudut
𝑤 = 𝐹 . cos 𝜃. 𝑠
 Rumus menghitung besar gaya
𝑤
F = 𝑐𝑜𝑠𝜃.𝑠

 Rumus menghitung besar sudut yang dibentuk


𝑤
cos𝜃 =
𝐹𝑠

 Rumus menghitung perpindahan


𝑤
s = 𝑐𝑜𝑠𝜃.𝐹

Keterangan
W : usaha (J)
F : gaya (N)
s : perpindahan (m)
m : massa (kg)
𝜃 : sudut yang dibentuk (0)
E. Energi
Energi potensial
 Rumus menghitung besar energi potensial
𝐸𝑝 = 𝑚𝑔ℎ
 Rumus menghitung besar massa
𝐸𝑝
m = 𝑔ℎ

 Rumus menghitung besar gravitasi


𝐸𝑝
g = 𝑚ℎ

 Rumus menghitung besar ketinggian


𝐸𝑝
h = 𝑔𝑚

Energi Kinetik
 Rumus menghitung besar energi kinetik :
1
𝐸𝑘 = 𝑚𝑣 2
2
 Rumus menghitung besar massa
2𝐸𝑘
m= 𝑣2

 Rumus menghitung besar kecepatan


2𝐸𝑘 2𝐸𝑘
𝑣2 = atau 𝑣=√
𝑚 𝑚

Energi Mekanik
 Rumus menghitung besar energi mekanik

𝐸𝑚 = 𝐸𝑝 + 𝐸𝑘
 Rumus menghitung besar energi potensial
𝐸𝑝 = 𝐸𝑚 − 𝐸𝑘
 Rumus menghitung besar energi kinetik

𝐸𝑘 = 𝐸𝑚 − 𝐸𝑝

Keterangan
m : massa (kg)
g : percepatan gravitasi (N/kg)
h : perpindahan vertikal (m)
𝐸𝑝 : Potensial (J)
𝐸𝑘 : energi Kinetik (J)
𝐸𝑚 : energi mekanik (J)
v : kecepatan (m/s)

Hubungan usaha terhadap energi


 Rumus hubungan usaha terhadap energi Potensial
𝑤 = 𝐸𝑝
 Rumus hubungan usaha terhadap energi Mekanik
𝑤 = 𝐸𝑘

Hubungan energi dengan listrik


 Rumus menghitung besar energi listrik
W = V.I.t
 Rumus menghitung besar beda potensial listrik
𝑊
V = I.t

 Rumus menghitung besar kuat arus listrik


𝑊
I = V.t

 Rumus menghitung besar waktu


𝑊
t = V.I

Keterangan
t : waktu (s)
W : energi listrik (Joule)
V : beda potensial listrik (Volt)
I : kuat arus listrik (Ampere)

Hubungan enenrgi dengan potensial pegas


 Rumus menghitung besar energi potensial pegas
1
𝐸𝑃𝑝𝑒𝑔𝑎𝑠 = 2 𝑘. 𝑥 2

 Rumus menghitung besar konstanta pegas


2𝐸𝑃𝑝𝑒𝑔𝑎𝑠
𝑘= 𝑥2

 Rumus menghitung besar perubahan panjang benda


2𝐸𝑃𝑝𝑒𝑔𝑎𝑠
𝑥2 = 𝑘

Keterangan
EPpegas : energi potensial pegas (J)
k : konstanta pegas (N/m)
x : perubahan panjang (m)

F. Daya
 Rumus menghitung besar daya
𝑊
𝑃= 𝑡

 Rumus menghitung besar usaha


W = P.t
 Rumus menghitung besar waktu
𝑊
𝑡= 𝑃
Keterangan

P : Daya (Watt)
t : waktu (s)
W : energi listrik (Joule)
Satuan energi listrik
1 Wh = 1 watt jam = 3600 Joule
1 kWh = 1000 watt jam = 3.600.000 J
1 MWh = 1.000.000 watt jam = 3.600.000.000 Joule
G. Momentum, Impuls dan Tumbukan
Momentum
 Rumus menghitung besar momentum suatu benda
p = mv
 Rumus menghitung besar massa
𝑝
m=𝑣

 Rumus menghitung besar kecepatan


𝑝
𝑣=𝑚

 Rumus menghitung besar momentum jika resultan vektor 𝑝1 dan 𝑝2 membentuk


sudut θ
p = √𝑝1 2 + 𝑝2 2 + 2𝑝1 2 𝑝2 2 cos 𝜃

Keterangan :
P : momentum (kg.m/s)
m : massa (kg)
v : kecepatan benda (m/s)
𝜃 : sudut yang dibentuk 𝑝1 dan 𝑝2

Impuls
 Rumus menghitung besar impuls suatu benda
I = F.Δt
 Rumus menghitung besar gaya
I
F=
∆t
 Rumus menghitung besar selisih waktu
I
Δt = F

Keterangan
F : gaya (N)
∆t : waktu (s)
I : impuls(N.s)

Hubungan Momentum dan Impuls


 Rumus menghitung besar hubungan Impuls dan momentum suatu benda
I = Δp
FΔt = m (𝑣1 − 𝑣2 )
 Rumus menghitung besar gaya
𝑚(𝑣1 −𝑣2 )
F= Δt

 Rumus menghitung besar massa


FΔt
𝑚=𝑣
1 −𝑣2

 Rumus menghitung besar kecepatan awal benda


FΔt
𝑣1 = ( 𝑚 ) − 𝑣2

 Rumus menghitung besar kecepatan akhir benda


FΔt
𝑣2 = ( 𝑚 ) − 𝑣1

Keterangan
I : impuls (N.s)
Δp : perubahan momentum (N.s)
Δt : perubahan waktu
m : massa benda (kg)
v1 : kecepatan awal benda (m/s)
v2 : kecepatan akhir benda (m/s)

Hukum Kekekalan Momentum


 Rumus menghitung besar peristiwa tumbukan, momentum total sistem sesaat
sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesaat sesudah tumbukan
𝑝𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 = 𝑝𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ
𝑝1 + 𝑝2 = 𝑝1 ′ + 𝑝21
𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = 𝑚1 𝑣1 ′ + 𝑚2 𝑣2 ′
 Rumus menghitung besar massa benda 1
(𝑚1 𝑣1 ′ +𝑚2 𝑣2 ′ )−𝑚2 𝑣2
𝑚1 = 𝑣1

 Rumus menghitung besar massa benda 2


(𝑚1 𝑣1 ′ +𝑚2 𝑣2 ′ )−𝑚1 𝑣1
𝑚2 = 𝑣2

 Rumus menghitung besar kecepatan awal benda 1


(𝑚1 𝑣1 ′ +𝑚2 𝑣2 ′ )−𝑚2 𝑣2
𝑣1 = 𝑚1

 Rumus menghitung besar kecepatan awal benda 2


(𝑚1 𝑣1 ′ +𝑚2 𝑣2 ′ )−𝑚1 𝑣1
𝑚2 = 𝑣2

 Rumus menghitung kecepatan akhir benda 1


(𝑚1 𝑣1 +𝑚2 𝑣2 )−𝑚2 𝑣2 ′
𝑣1 ′ = 𝑚1

 Rumus menghitung besar kecepatan akhir benda 2


(𝑚1 𝑣1 +𝑚2 𝑣2 )−𝑚1 𝑣1 ′ (𝑚1 𝑣1 +𝑣2 )−𝑚1 𝑣1 ′
𝑣2 ′ = =
𝑚2 𝑚2

Keterangan:
𝑝𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 : momentum sebelum tumbukan
𝑝𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 : momentum setelah tumbukan
m1 : massa benda 1
m2 : massa benda 2
v1 : kecepatan awal benda 1
v2 : kecepatan awal benda 2
v1' : kecepatan akhir benda 1
v2' : kecepatan akhir benda 2

Tumbukan
 Rumus menghitung besar koefisien restitusi
𝒗 ′ −𝒗 ′
e = -( 𝒗𝟏 −𝒗𝟐 )
𝟏 𝟐

besar nilai koefisien restitusi, yaitu 0 ≤ e ≤ 1


 Rumus menghitung besar tumbukan lenting sempurna. Berlaku Hukum Kekekalan
Momentum
𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = 𝑚1 𝑣1 ′ + 𝑚2 𝑣2 ′
 Berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik
1 1 1 1
𝑚 𝑣 2 + 2 𝑚2 𝑣2 2 = 2 𝑚1 𝑣1 ′2 + 2 𝑚2 𝑣2 ′2
2 1 1

Besar koefisien restitusi (e) = 1


 Rumus menghitung besar tumbukan lenting sebagian
Berlaku Hukum Kekekalan Momentum
𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = 𝑚1 𝑣1 ′ + 𝑚2 𝑣2 ′
Tidak Berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik
Nilai besar koefisien restitusi (e) = 0 < e < 1
 Rumus menghitung besar tumbukan tidak lenting Sama Sekali
𝑣1 ′ = 𝑣1 ′ = 𝑣 ′
sehingga berlaku Hukum Kekekalan Momentum
𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = 𝑚1 𝑣1 ′ + 𝑚2 𝑣2 ′
𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = 𝑣 ′ (𝑚1 + 𝑚2 )

Tidak Berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik koefisien restitusi (e) = 0


 Rumus Menghitung besar koefisien restitusi untuk kasus bola terpental di lantai

ℎ ℎ
e = √ℎ2 = √ℎ3 = 𝑑𝑠𝑡 …
1 2

Keterangan
m1 : massa benda 1
m2 : massa benda 2
v1 : kecepatan awal benda 1
v2 : kecepatan awal benda 2
v1' : kecepatan akhir benda 1
v2' : kecepatan akhir benda 2
e : koefisien restiusi
h : ketinggian
H. Kesetimbangan Benda Tegar
 Kesetimbangan Partikel
∑ 𝐹𝑥 = 0 dan ∑ 𝐹𝑦 = 0
𝐹1 2 𝐹 3 𝐹
= 𝑠𝑖𝑛𝛼 = 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝑠𝑖𝑛𝛼1 2 3

𝐹1 𝐹2

𝛼3

𝛼2 𝛼1

𝐹2

𝛼1 + 𝛼2 + 𝛼3 = 360°
∑ 𝐹𝑥 = 0 ; ∑ 𝐹𝑦 = 0 ; ∑ 𝐹𝑇 = 0

Titik Berat Benda Tegar


𝑤1 𝑥1 +𝑤2 𝑥2 +⋯+𝑤𝑛 𝑥𝑛
𝑥0 = 𝑤1 +𝑤3 +⋯+𝑤𝑛

Dan
𝑤1 𝑦1 +𝑤2 𝑦2 +⋯+𝑤𝑛 𝑦𝑛
𝑦0 = 𝑤1 +𝑤2 +⋯+𝑤3

Keterangan
𝑤 : berat benda
x : titik berat pada sumbu x
y : titik berat pada sumbu y

Titik berat benda 1 dimensi


 Rumus menghitung besar titik berat 1 dimensi pada sumbu x
𝑙1 𝑥1 +𝑙2 𝑥2 +⋯+𝑙𝑛 𝑥𝑛
𝑥0 = 𝑙1 +𝑙3 +⋯+𝑙𝑛

 Rumus menghitung besar titik berat 1 dimensi pada sumbu y


𝑙1 𝑦1 +𝑙2 𝑦2 +⋯+𝑙𝑛 𝑦𝑛
𝑦0 = 𝑙1 +𝑙2 +⋯+𝑙𝑛

Keterangan
l : Panjang benda 1
x :titik berat pada sumbu x
y : titik berat pada sumbu y

Dua Dimensi
 Rumus menghitung titik berat pada sumbu x
𝐴1 𝑥1 +𝐴2 𝑥2 +⋯+𝐴𝑛 𝑥𝑛
𝑥0 = 𝐴1 +𝐴3 +⋯+𝐴𝑛

 Rumus menghitung titik berat pada sumbu y


𝐴1 𝑦1 +𝐴2 𝑦2 +⋯+𝐴𝑛 𝑦𝑛
𝑦0 = 𝐴1 +𝐴3 +⋯+𝐴𝑛

Keterangan
A :Luas benda
x :titik berat pada sumbu x
y : titik berat pada sumbu y

Tiga Dimensi
 Rumus menghitung titik berat pada sumbu x
𝑉1 𝑥1 +𝑉2 𝑥2 +⋯+𝑉𝑛 𝑥𝑛
𝑥0 = 𝑉1 +𝑉3 +⋯+𝑉𝑛

 Rumus menghitung titik berat pada sumbu y


𝑉1 𝑦1 +𝑉2 𝑦2 +⋯+𝑉𝑛 𝑦𝑛
𝑦0 = 𝑉1 +𝑉3 +⋯+𝑉𝑛

Keterangan:
V :Volume benda
x : titik berat pada sumbu x
y :titik berat pada sumbu y
BAB II

MEKANIKA ROTASI

1. Kinematika
A. Gerak Melingkar Beraturan
 Rumus menghitung besar perpindahan sudut
𝜃 = 𝜔. 𝑡
 Rumus menghitung besar kecepatan sudut
𝜃
𝜔=
𝑡
 Rumus menghitung besar waktu
𝜃
𝑡= 𝜔

Keterangan
θ : Besar perpindahan sudut (rad)
ω : Besar kecepatan sudut (rad/s)
t : waktu (s)

B. Gerak Melingkar Berubah Beraturan


 Rumus menghitung besar perpindahan sudut
1 2
𝜃 = 𝜔0 𝑡 + 𝛼𝑡
2
 Rumus menghitung besar kecepatan sudut sesaat
𝜔𝑡 = 𝜔0 + 𝛼𝑡
 Rumus menghitung besar kecepatan sudut terhadap perpindahan
𝜔𝑡2 = 𝜔02 + 2𝛼𝜃
 Rumus menghitung besar perubahan kecepatan sudut
2𝛼𝜃 = 𝜔𝑡2 − 𝜔02

Keterangan
θ : perpimdahan sudut (rad)
ω0 : kecepatan sudut awal (rad/s)
ωt : kecepatan sudut sesaat (rad/s)
t : waktu (s)
α : percepatan sudut (rad/s2)
C. Hubungan Gerak Lurus dengan Gerak Melingkar
 Rumus hubungan θ dengan s
𝑠 = 𝑅. 𝜃
 Rumus hubungan ω dengan v
𝑣 = 𝑅. 𝜔
 Rumus hubungan α dengan a
𝑎 = 𝑅. 𝛼
Keterangan
θ : perpindahan sudut (rad)
ω : kecepatan sudut awal (rad/s)
R : jari-jari lingkaran (m)
α : percepatan sudut (rad/s2)

D. Gaya Sentripetal
 Rumus menghitung besar percepatan sentripetal
𝑣2
𝑎𝑠 =
𝑅
 Rumus menghitung besar kecepatan linier
𝑎𝑠
𝑣=
𝑅
 Rumus menghitung besar jari-jari lintasan
𝑣
𝑅=
𝑎𝑠
 Rumus menghitung besar gaya sentripetal
𝑣2
Fs = m
𝑅
 Rumus menghitung besar massa benda
𝑣2
m = Fs
𝑅
 Rumus menghitung besar kecepatan linier
Fs
v = R
𝑚

Keterangan
Fs : Besar gaya sentripetal (N)
m : Besar massa benda (kg)
𝑎𝑠 : Besar percepatan sentripetal (rad/s2)
R : Besar jari-jari lintasan (m)
v : Besar kecepatan linier (m/s)

E. Percepatan Tangensial
 Rumus menghitung besar percepatan tangensial
𝑎 𝑇 = 𝛼𝑅
 Rumus menghitung besar percepatan sudut
𝑎𝑇
𝛼=
𝑅
 Rumus menghitung besar jari-jari lingkaran
α
𝑅=
𝑎𝑇
Keterangan
aT : percepatan tangensial (m/s2)
α : percepatan sudut (rad/s2)
r : jari-jari lingkaran (m)

F. Gerak Parabola

Pada sumbu x (GLB)

 Rumus menghitung besar kecepatan sesaat pada sumbu x


𝑣0𝑥 = 𝑣0 cos 𝜃
 Rumus menghitung besar jarak tempuh sesaat
𝑥 = 𝑣0 𝑡 cos 𝜃
 Rumus menghitung besar waktu tempuh untuk mencapai jarak maksimum
2 𝑣0 𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑡𝑚𝑎𝑘𝑠 =
𝑔
 Rumus menghitung besar jarak tempuh maksimum
𝑣02 sin 2𝜃
𝑋𝑚𝑎𝑘𝑠 =
𝑔
Pada sumbu y (GLBB)

 Rumus menghitung besar kecepatan awal pada sumbu y


𝑣0𝑦 = 𝑣0 sin 𝜃
 Rumus menghitung besar kecepatan sesaat pada sumbu y
𝑣𝑦 = 𝑣0 sin 𝜃 − 𝑔𝑡
 Rumus menghitung besar ketinggian sesaat
1
ℎ = 𝑣0 𝑡 sin 𝜃 − 𝑔 𝑡 2
2
 Rumus menghitung besar waktu tempuh untuk mencapai ketinggian maksimum
𝑣0 sin 𝜃
𝑡ℎ𝑚𝑎𝑘𝑠 =
𝑔
 Rumus menghitung besar ketinggian maksimum
𝑣02 𝑠𝑖𝑛 2 𝜃
ℎ𝑚𝑎𝑘𝑠 =
2𝑔
Keterangan
v0 : kecepatan awal (m/s)
v0x : kecepatan sesaat pada sumbu x (m/s)
v0y : kecepatan awal pada sumbu y (m/s)
vy : kecepatan sesaat pada sumbu y (m/s)
t : waktu (s)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
x : jarak tempuh (m)
xmaks : jarak tempuh maksimum (m)
tmaks : waktu tempuh untuk mencapai jarak maksimum (m)
h : ketinggian sesaat (m)
hmaks : ketinggian maksimum
𝑡ℎ𝑚𝑎𝑘𝑠 : waktu tempuh untuk mencapai ketinggian maksimum

G. Momen Gaya (Torsi)


 Rumus menghitung besar momen gaya
𝜏=𝐹. 𝑟
 Rumus menghitung besar lengan gaya
𝜏
𝑟=
𝐹
 Rumus menghitung besar gaya
𝜏
𝐹=
𝑟
Keterangan :
r : lengan gaya (m)
F : gaya (N)
τ : momen gaya (Nm)

H. Momen Inersia
 Rumus menghitung besar momen inersia

𝐼 = ∑ 𝑚. 𝑅 2

 Rumus menghitung besar massa benda


𝐼
𝑚=
𝑅2

Momen inersia berupa benda tegar dengan berbagai bentuknya


Benda Gambar Rumus
Batang Silinder
1
I=2 𝑚𝑙 2

Batang Silinder
1
I=3 𝑚𝑙 2

Silender
I =M 𝑅 2

Silinder Pejal
1
I=3 𝑚𝑅 2

Bola pejal
2
I=5 𝑚𝑅 2

Bola berongga 2
I= 𝑚𝑅 2
3
Benda Gambar Rumus

Bola berongga
poros di garis 7
I=5 𝑚𝑅 2
singgung

Keterangan :
I : momen inersia (kg m2)
m : massa benda (kg)
R : jarak pusat massa dengan poros putar (m)

I. Hukum II Newton Pada Gerak Rotasi


 Rumus menghitung besar torsi (Nm)
𝜏=𝐼𝛼
 Rumus menghitung besar momen inersia
𝜏
𝐼=
𝛼
 Rumus menghitung besar percepatan anguler
𝜏
𝛼=
𝐼
Keterangan
τ : torsi (Nm)
I : momen inersia (kg m2)
α : percepatan anguler (rad/s2)

J. Momentum Sudut
 Rumus menghitung besar momentum sudut
L= Iω
 Rumus menghitung besar momen inersia
𝐿
𝐼=
ω
 Rumus menghitung besar kecepatan sudut
𝐿
𝜔=
𝐼
Keterangan
I : momen inersia (kg m2)
ω : kecepatan sudut (rad/s)
L : momentum sudut (kg m2/s)
BAB III
FLUIDA
1. FLUIDA STATIS
A. Massa Jenis
 Rumus menghitung besar massa jenis zat
𝑚
𝜌=
𝑉
 Rumus menghitung besar massa zat
𝑚 = 𝜌. 𝑉
 Rumus menghitung besar volume zat
𝑚
𝑉=
𝜌
Keterangan :
ρ : massa jenis zat (kg/m3)
m : massa zat (kg)
V : volume zat (m3)

B. Tekanan Fluida
 Rumus menghitung besar tekanan fluida
𝐹
𝑃=
𝐴
 Rumus menghitung besar gaya
𝐹 = 𝑃𝐴
 Rumus menghitung luas permukaan bidang sentuh
𝐹
𝐴=
𝑃
Keterangan
P : tekanan fluida (N/m2 atau Pa)
F : gaya (N)
A : Luas permukaan bidang sentuh (m2)
C. Tekanan Hidrostatis
 Rumus menghitung besar tekanan yang dialami benda saat di dalam fluida
𝑃ℎ = 𝜌. 𝑔. ℎ
 Rumus menghitung besar kedalaman benda dari permukaan fluida
𝑃ℎ
ℎ=
𝜌𝑔
Keterangan
Ph : tekanan hidrostatis (N/m2 atau Pa)
ρ : massa jenis fluida (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
h : kedalaman benda dari permukaan fluida (m)

D. Tekanan Mutlak
 Rumus menghitung besar tekanan total yang dialami benda
𝑃𝑡𝑜𝑡 = 𝑃𝑜 + 𝑃ℎ
 Rumus menghitung besar tekanan atmosfer yang dialami benda
𝑃𝑜 = 𝑃𝑡𝑜𝑡 − 𝑃ℎ
 Rumus menghitung besar tekanan hidrostatis yang dialami benda
𝑃ℎ = 𝑃𝑡𝑜𝑡 − 𝑃𝑜
Keterangan
Ptot : tekanan mutlak atau tekanan total yang dialami benda (N/m2 atau Pa)
Po : tekanan atmosfer (N/m2 atau Pa)
Ph : tekanan hidrostatis (N/m2 atau Pa)

E. Hukum Pascal
 Rumus penerapan hukum Pascal pada bejana berhubungan
𝐹1 𝐹2
=
𝐴1 𝐴2
 Rumus menghitung besar gaya pada permukaan bidang 1
𝑑1 2
𝐹1 = ( ) . 𝐹2
𝑑2
 Rumus menghitung besar gaya pada permukaan bidang 2
𝑑2 2
𝐹2 = ( ) . 𝐹1
𝑑1
Keterangan
F1 : gaya pada permukaan bidang 1 (N/m2 atau Pa)
F2 : gaya pada permukaan bidang 2 (N/m2 atau Pa)
A1 : Luas permukaan pada bidang 1 (m2)
A2 : Luas permukaan pada bidang 2 (m2)
d1 : Diameter permukaan bidang 1 (m)
d2 : Diameter permukaan bidang 2 (m)

F. Hukum Archimedes
 Rumus menghitung besar gaya apung
𝐹𝐴 = 𝜌𝑓 𝑔 𝑉
 Rumus menghitung besar massa jenis fluida
𝐹𝐴
𝜌𝑓 =
𝑔𝑉
 Rumus menghitung besar volume fuida yang dipindahkan atau volume benda yang
tercelup di dalam fluida
𝐹𝐴
𝑉=
𝜌𝑓 𝑔
Keterangan :
FA : gaya apung (N)
ρf : massa jenis fluida (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
V : volume fuida yang dipindahkan atau volume benda yang tercelupdi dalam
fluida (m3)
G. Tegangan Permukaan Fluida
 Rumus menghitung besar tegangan permukaan fluida
𝐹
𝛾=
𝐿
 Rumus menghitung besar gaya yang bekerja pada permukaan fluida
𝐹= 𝛾𝐿
 Rumus menghitung panjang permukaan selaput fluida
𝐹
𝐿=
𝛾
Keterangan
γ : tegangan permukaan fluida (N/m)
F : gaya yang bekerja pada permukaan fluida (N)
L : panjang permukaan selaput fluida (m)

H. Kapilaritas

 Rumus menghitung besar ketinggian fluida pada pipa kapiler


2 𝛾 cos 𝜃
ℎ=
𝜌𝑓 𝑔 𝑟
Keterangan
h : ketinggian fluida pada pipa kapiler (m)
γ : tegangan permukaan fluida (N/m)
θ : sudut kontak
ρf : massa jenis fluida (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
r : jari-jari pipa kapiler (m)

I. Gaya Stokes
 Rumus menghitung besar gaya stokes / gaya gesek fluida
𝐹𝑠 = 6𝜋 𝑟 𝜂 𝑣
 Rumus menghitung besar viskositas fluida
𝐹𝑠
𝜂=
6𝜋 𝑟 𝑣
 Rumus menghitung besar kecepatan fluida
𝐹𝑠
𝑣=
6𝜋 𝑟 𝜂
Keterangan
Fs : gaya stokes / gaya gesek fluida (N)
r : jari-jari (m)
η : viskositas fluida (N s/m2)
v : kecepatan fluida (m/s)

J. Kecepatan Terminal

 Rumus menghitung besar kecepatan terminal


2 𝑟 2𝑔
𝑣𝑇 = (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )
9 𝜂
Keterangan
vT : kecepatan terminal (m/s)
r : jari-jari bola (m)
η : koefisien viskositas (kg/ms)
ρb : massa jenis benda (kg/m3)
ρf : massa jenis fluida (kg/m3)

2. FLUIDA DINAMIS
A. Debit Fluida
 Rumus menghitung besar debit fluida
𝑑𝑉
𝑑𝑄 =
𝑑𝑡
 Rumus menghitung besar volume fluida
𝑉 = 𝑄𝑡
 Rumus menghitung besar selang waktu
𝑉
𝑡=
𝑄
Keterangan
Q : debit fluida (m3/s)
V : volume fluida (m3)
t : selang waktu (s)

B. Persamaan Kontinuitas

𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑣2

 Rumus menghitung besar luas Penampang 1


𝐴2 𝑣2
𝐴1 = 𝑣1

 Rumus menghitung besar luas penampang 2


𝐴1 𝑣1
𝐴2 = 𝑣2

 Rumus menghitung besar kecepatan fluida ketika masuk


𝐴2 𝑣2
𝑣1 = 𝐴2

 Rumus menghitung besar kecepatan fluida ketika keluar


𝐴2 𝑣2
𝑣1 = 𝐴2

Keterangan
A1 : luas penampang 1 (m2)
A2 : luas penampang 2 (m2)
v1 : kecepatan fluida ketika masuk (m/s)
v2 : kecepatan fluida ketika keluar (m/s)
C. Persamaan Bernouli

1 1
𝑃1 + 𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝑃2 + 𝜌𝑣22 + 𝜌𝑔ℎ2
2 2
 Rumus menghitung besar tekanan pada titik 1
1 1
𝑃1 =(𝑃2 + 2 𝜌𝑣22 + 𝜌𝑔ℎ2 )−( 2 𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔ℎ1 )

Rumus menghitung besar tekanan pada titik 2


1 1
𝑃2 = (𝑃1 + 2 𝜌𝑣1 2 + 𝜌𝑔ℎ1 ) − (2 𝜌𝑣22 + 𝜌𝑔ℎ2 )

Rumus menghitung besar ketinggian fluida pada titik 1


1 1
(𝑃2 + 𝜌𝑣22 +𝜌𝑔ℎ2 )−(𝑃1 + 𝜌𝑣12 )
2 2
ℎ1 = 𝜌𝑔

Rumus menghitung besar ketinggian fluida pada titik 2


1 1
(𝑃1 + 𝜌𝑣12 +𝜌𝑔ℎ1 )−(𝑃2 + 𝜌𝑣22 )
2 2
ℎ2 = 𝜌𝑔

Rumus menghitung besar kecepatan fluida pada titik 1


1
(𝑃2 + 𝜌𝑣22 +𝜌𝑔ℎ2 )−( 𝑃1 +𝜌𝑔ℎ1 )
2 2
𝑣1 = 𝜌

Rumus menghitung besar kecepatan fluida pada titik 2


1
(𝑃1 + 𝜌𝑣12 +𝜌𝑔ℎ2 )−( 𝑃2 +𝜌𝑔ℎ1 )
𝑣2 2 = 2
𝜌

Keterangan
P1 : tekanan pada titik 1 (Pa)
P2 : tekanan pada titik 2 (Pa)
h1 : ketinggian pada titik 1 (m)
h2 : ketinggian pada titik 2 (m)
ρ : massa jenis fluida (kg/m3)
v1 : kecepatan fluida pada titik 1 (m/s)
v2 : kecepatan fluida pada titik 2 (m/s)
BAB IV
SUHU DAN KALOR

A. Suhu dan Termometer


 Rumus untuk menghitung konversi skala fahrenheit ke skala celcius jika skala
fahrenheit diketahui:
5
TC = 9 (𝑇𝐹 − 32)

 Rumus untuk menghitung konversi skala celcius ke skala fahrenheit jika skala
celcius diketahui:
9
𝑇𝐹 = 5 (𝑇𝐶 + 32)

 Rumus untuk menghitung konversi antara skala fahrenheit ke skala reamur jika skala
fahrenheit diketahui :
4
TR = 9 (𝑇𝐹 − 32)

 Rumus untuk menghitung konversi antara skala reamur dan skala fahreinheit jika
skala reamur diketahui:
9
𝑇𝐹 = 4 (𝑇𝑅 + 32)

 Rumus untuk menghitung Konversi antara skala reamur ke skala celcius jika skala
reamur diketahui :
5
TC = 4 𝑇𝑅

 Rumus untuk menghitung Konversi antara skala Celsius ke skala Reamur jika skala
celcius diketahui
4
𝑇𝑅 = 5 𝑇𝐶

 Rumus untuk menghitung Konversi antara skala Celsius dan skala Kelvin jika skala
celcius diketahui :
K = 273 + 𝑇𝐶
 Rumus skala termometer X dikonversikan ke skala termometer lain

(𝑇𝑥 𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝑇𝑥 ) (𝑇𝐶 𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝑇𝐶 )


=
(𝑇𝑥 𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝑇𝑥 𝑚𝑖𝑛 ) (𝑇𝐶 𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝑇𝐶 min)

Keterangan
Tx max : titik didih termometer x
Tx min : titik beku termometer x
Tx : suhu pada termometer x
TC max : titik didih termometer Celsius
TC min : titik beku termometer Celsius
TC : suhu pada termometer Celsius

B. Kalor
 Rumus Untuk menghitung besar kalor
Q = m c ΔT
 Rumus Untuk menghitung besar kalor jenis
𝑄
𝑐= 𝑚 ∆𝑇

 Rumus Untuk menghitung besar massa zat


𝑄
𝒎=
𝒄 ∆𝑇

 Rumus Untuk menghitung besar perubahan suhu


𝑄
∆𝑇 = 𝑚.𝑐

 Rumus menghitung besar kalor Untuk perubahan wujud es menjadi cair


Q=mL
 Rumus menghitung massa suatu zat Untuk perubahan wujud es menjadi cair
𝑄
𝑚=
𝐿

 Rumus menghitung Kalor laten lebur suatu zat Untuk perubahan wujud es menjadi
𝑄
cair 𝐿 = 𝑚

 Rumus menghitung Kalor Untuk perubahan wujud cair menjadi gas (uap)
Q=m U
 Rumus menghitung massa untuk perubahan wujud cair menjadi gas (uap)
𝑄
𝑚= 𝑈

 Rumus menghitung Kalor laten uap Untuk perubahan wujud cair menjadi gas (uap)
𝑄
𝑈=
𝑚

 Rumus menghitung jumlah kalor dilepas = kalor diterima (asas black)


Q1= Q2
\m1 c1 ΔT = m2 c2 ΔT
m1 c1 (T1 – TC) = m2 c2 (TC – T2)
Keterangan
Konversi satuan kalor
Q : Kalor (Joule) 1 kalori : 4,2 Joule
c : kalor jenis zat (J/kg K) 1 Joule : 0,24 kalori
C : kapasitas panas suatu benda (J/K)
ΔT : perubahan suhu zat (K)
L : kalor laten lebur (J/kg)U : kalor laten uap (J/kg)
Tc : suhu akhir campuran

C. Pemuaian
Pemuaian Volume
 Rumus menghitung besar volume total pada pemuaian volume zat padat :
𝑉𝑇 = 𝑉0 + ∆𝑉
atau
𝑉𝑇 = 𝑉0 (1 + 𝛾. ∆
 Rumus menghitung besar volume awal pada pemuaian volume zat padat:
V0= 𝑉𝑇 /(1 + 𝛾. ∆𝑇)
 Rumus menghitung erubahan suhu pada pemuaian volume zat padat:
𝑉𝑡
∆𝑇 = 𝑉0 (1+ 𝛾)

Keterangan
VT : volume total (m3)
Vo : volume mula-mula (m3)
ΔV : pertambahan volume (m3)
ΔT : perubahan suhu atau selisih suhu awal dan akhir (K)
γ : koefisien muai volume ( K-1)

 Dimana syarat ketentuan jumlah 𝛾adalah:


1 1
𝛼 = 2𝛽 = 3𝛾

Pemuaian Zat Cair


 Rumus mengbesar volume total pada pemuaian volume zat padat :
𝑉𝑇 = 𝑉0 + ∆𝑉
atau
𝑉𝑇 = 𝑉0 (1 + 𝛾. ∆𝑇)
 Rumus menghitung besar volume awal pada pemuaian volume zat padat:
V0= 𝑉𝑇 /(1 + 𝛾. ∆𝑇)
 Rumus menghitung perubahan suhu pada pemuaian volume zat padat:
𝑉𝑡
∆𝑇 = 𝑉0 (1+ 𝛾)

Keterangan
VT : volume total (m3)
Vo : volume mula-mula (m3)
ΔV : pertambahan volume (m3)
ΔT : perubahan suhu atau selisih suhu awal dan akhir (K)
γ : koefisien muai volume (oK-1)

Pemuaian Zat Gas


 Rumus besar volume total pada pemuaian volume zat padat
𝑉𝑇 = 𝑉0 + ∆𝑉
atau
𝑉𝑇 = 𝑉0 (1 + 𝛾. ∆𝑇)
 Rumus besar volume awal pada pemuaian volume zat padat:
V0= 𝑉𝑇 /(1 + 𝛾. ∆𝑇)
 Rumus Perubahan suhu pada pemuaian volume zat padat:
𝑉𝑡
∆𝑇 = 𝑉0 (1+ 𝛾)

 Rumus menghitung besar pemuaian gas pada suhu tetap


𝑃𝑉 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 Atau 𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2
 Rumus besar pemuaian gas pada tekanan tetap
𝑉1 𝑉
= 𝑇2
𝑇1 2

 Rumus pemuaian gas pada volume tetap


𝑃1 𝑃2
=
𝑇1 𝑇2

Keterangan
VT : volume total (m3)
Vo : volume mula-mula (m3)
ΔV : pertambahan volume (m3)
ΔT : perubahan suhu atau selisih suhu awal dan akhir (K)
γ : koefisien muai volume (K-1)
V : volume (m3)
T : suhu (K)

D. Perpindahan Kalor
Perpindahan Kalor Secara Konduksi
 Rumus menghitung besar laju konduksi
𝑄 𝐴.∆𝑇
𝐻= =𝑘
𝑡 𝑙

 Rumus menghitung besar kalor yang di hantarkan pada perpindahan konduksi


𝐻
𝑄= 𝑡

 Rumus menghitung selang waktu untuk menghantarkan kalor pada perpindahan


konduksi
𝑡 = 𝐻. 𝑄
 Rumus menghitung besar luas penampang pada perpindahan kalor:
𝐻.∆𝑇
𝐴=𝑘 𝑙

 Rumus menghitung besar perubahan suhu pada perpindahan konduksi:


𝐴 .𝐻
∆𝑇 = 𝑘 𝑙

 Rumus menghitung jarak perpindahan konduksi :


𝐻
𝑙= 𝑘.𝐴 .∆𝑇

Keterangan:
H : laju konduksi (J/s atau watt)
Q : aliran kalor yang merambat (J)
h : koefisien konveksi
A : luas penampang benda (m2)
ΔT : perubahan suhu (K)
K : konduktivitas termal (W/m0C)
l : panjang atau jarak perpindahan konduksi (m)

Perpindahan Kalor Secara Konduksi


 Rumus menghitung besar laju konduksi:
𝐻 = ℎ. 𝐴. ∆𝑇
 Rumus menghitung luas penampang konduksi :
𝐻
𝐴 = ℎ.∆𝑇

 Rumus menghitung besar perubahan suhu :


𝐻
∆𝑇 = ℎ.𝐴.

Keterangan
H : laju hantar kalor (J/s atau watt)
h : koefisien konveksi
A : luas penampang benda (m2)
ΔT : perbedaan suhu
L : tebal benda atau jarak antar ujung benda (m)

Perpindahan Kalor Secara Radiasi


 Rumus laju perpindahan kalor secara radiasi
𝑄
𝐻= = 𝑒. 𝜎. 𝐴. 𝑇 4
𝑡

 Rumus besar luas penampang pada perpindahan secara radiasi:


𝐻
𝐴= 𝑒.𝜎.𝑇 4

 Rumus besar suhu secara radiasi


𝐻
𝑇4 = 𝑒.𝜎.𝐴

Keterangan
H : laju hantar kalor (J/s atau watt)
Q : jumlah aliran kalor (J)
t : selang waktu (s)
A : luas penampang benda (m2)
e : emisivitas bahan
σ : tetapan Boltzmann (5,67 x 10-8 Wm-2 K-4)
T : suhu benda (K)
BAB V
TERMODINAMIKA
A. Hukum Boyle
PV = konstan
P1V1 = P2V2
 Rumus menghitung besar tekanan gas awal
𝑃2 𝑉2
𝑃1 = 𝑉1

 Rumus menghitung besar tekanan gas akhir


𝑃1 𝑉1
𝑃2 = 𝑉2

 Rumus menghitung besar volume gas awal


𝑃2 𝑉2
𝑉1 = 𝑃1

 Rumus menghitung besar volume gas akhir


𝑃1 𝑉1
𝑉2 = 𝑃2

Keterangan
P1 : tekanan gas awal (N/m2)
V1 : volume awal (m3)
P2 : tekanan gas akhir(N/m2)
V2 : volume akhir (m3)

B. Rumus Hukum Gay Lussac


P
= konstan
T
P1 P
= T2
T1 2

 Rumus menghitung besar tekanan gas awal


𝑃2 𝑇1
𝑃1 = 𝑇2

 Rumus menghitung besar tekanan gas akhir


𝑃1 𝑇2
𝑃2 = 𝑇1

 Rumus menghitung besar suhu awal


𝑃1 𝑇2
𝑇1 = 𝑃2
 Rumus menghitung besar suhu awal
𝑃2 𝑇1
𝑃1 = 𝑇2

Keterangan
P1 : tekanan gas awal (N/m2)
T1 : suhu awal (m3)
P2 : tekanan gas akhir(N/m2)
T2 : suhu akhir (m3)

C. Rumus hukum gas ideal


PV = n RT
 Rumus menghitung besar tekanan
𝑛𝑅𝑇
𝑃= 𝑉

 Rumus menghitung besar Volume gas


𝑛𝑅𝑇
𝑉= 𝑃

 Rumus menghitung besar jumlah mol gas


𝑃𝑉
𝑛 = 𝑅𝑇

 Rumus menghitung besar konstanta gas


𝑃𝑉
𝑅 = 𝑛𝑇

 Rumus menghitung besar suhu mutlak


𝑃𝑉
𝑇 = 𝑛𝑅

Keterangan:
P : tekanan gas (N/m2)
V : volume(m3)
n : jumlah mol
R : konstanta gas (R= 8,315 J/mol.K)
T : suhu mutlak gas (K)

D. Rumus hukum Avogadro


V
= konstan
n

Keterangan:
V : volume gas
n : jumlah molekul

E. Hubungan Kecepatan Partikel Gas, Energi Kinetik Dan Tekanan


 Rumus menghitung besar energi kinetik gas
3
Ek = kT
2

 Rumus menghitung besar suhu


2𝐸𝑘
𝑇= 3𝑘

 Rumus menghitung tekanan gas


2N.EK
P= 3V

 Rumus menghitung besar partikel zat


3V
N= 2Ek

 Rumus menghitung volume gas


2N.EK
V= 3P

Keterangan
N : jumlah pertikel zat
𝐸𝑘 : energi kinetik
k : konstanta boltzmann (k = 1,38 x 1023 J/K)
V : volume
T : suhu (kelvin)

F. Prinsip Ekuipartisi Energi


 Gas yang memiliki f derajat kebebasan energi kinetik tiap partikelnya, rumusnya
adalah: Ek : f/2 kT
 Untuk gas monoatomik hanya memiliki energi translasi yang memiliki 3 derajat
kebebasan yang dirumuskan: Ek : 3/2 kT
 Dan untuk gas diatomik, selain bergerak translasi, juga bergerak rotasi dan vibrasi.
Untuk gas diatomik suhu rendah, memiliki gerak translasi. Energi kinetiknya
adalah:Ek : 3/2 kT
Untuk gas diatomik suhu sedang, memiliki gerak rotasi dan translasi. Energi
kinetiknya adalah: Ek : 5/2 kT
Sedangkan untuk gas diatomik suhu tinggi, memiliki gerak rotasi, translasi dan
vibrasi. Energi kinetiknya adalah: Ek : 7/2kT
Keterangan
Ek : energi kinetik
k : konstanta boltzmann (k = 1,38 x 1023 J/K)
T : suhu (kelvin)
BAB VI
GELOMBANG OPTIK

1. Getaran Dan Gelombang


A. Getaran
Getaran adalah gerak bolak balik secara periodik melalui titik
keseimbangan.Periode getaran (T) adalah waktu yang diperlukan untuk satu
getaran.Frekuensi getaran (f) adalah banyaknya getaran dalam satu satuan waktu.
Periode
 Rumus Menghitung Besar Periode Getaran
𝑡
𝑇=𝑛

 Rumus Menghitung Besar Waktu yang dibutuhkan


𝑡 = 𝑇. 𝑛
 Rumus Menghitung Besar Banyaknya Getaran
𝑡
𝑛=𝑇

Keterangan
n : banyaknya getaran
T : periode getaran (s)
t : banyaknya waktu yang dibutuhkan (s)

Frekuensi
 Rumus menghitung besar frekuensi getaran
𝑛
𝑓= 𝑡

 Rumus menghitung besar banyaknya getaran


𝑛 = 𝑓. 𝑡
 Rumus menghitung besar waktu yang dibutuhkan
𝑛
𝑡=𝑓

Keterangan
n : banyaknya getaran
f : frekuensi getaran (Hz)
t : banyaknya waktu yang dibutuhkan (s)
 Rumus menghitung besar ubungan periode dengan frekuensi getaran
1
𝑓=𝑇
1
𝑇=𝑓

Keterangan
n : banyaknya getaran
T : besar periode getaran (s)
f : besar frekuensi getaran (Hz)
t : banyaknya waktu yang dibutuhkan (s)

B. Persamaan Simpangan, Kecepatan dan Percepatan


Simpangan terbesar yang dapat dicapai benda disebut sebagai amplitudo, dengan
turunan pertama menghasilkan persamaan kecepatan getaran harmonic dan turunan
kedua menghasilkan persamaan percepatan getaran harmonik.
 Rumus menghitung besar simpangan
𝑦 = 𝐴 sin(ωt + 𝜃0 )
 Rumus menghitung besar amplitudo jika diketahui simpangan
𝑦
𝐴 = sin(ωt+𝜃
0)

Keterangan
Y : simpangan (m)
A : amplitudo (m)
t : waktu (s)
ω : kecepatan sudut (rad/s)
θ0 : sudut fase awal

 Rumus menghitung besar kecepatan


𝑣𝑦 = 𝜔𝐴 cos (ωt + 𝜃0 )
 Rumus menghitung besar amplitudo jika diketahui kecepatan
𝑣𝑦
𝐴 = 𝜔 sin(ωt+𝜃
0)

 Rumus menghitung besar kecepatan sudut jika diketahui kecepatan


𝑣𝑦
𝜔 = 𝐴 sin(ωt+𝜃
0)
Keterangan
vy : kecepatan (m/s)
A : amplitudo (m)
t : waktu (s)
ω : kecepatan sudut (rad/s)
θ0 : sudut fase awal

 Rumus menghitung besar percepatan


𝑎𝑦 = −𝜔2 𝐴 sin (ωt + 𝜃0 )
 Rumus menghitung besar amplitudo jika diketahui percepatan
𝑎𝑦
𝐴 = − 𝜔2sin(ωt+𝜃
0)

 Rumus Menghitung Besar Kecepatan Sudut Jika Diketahui Percepatan


𝑎𝑦
𝜔 = −√𝐴 sin(ωt+𝜃
0)

Keterangan
ay : percepatan (m/s2)
A : amplitudo (m)
t : waktu (s)
ω : kecepatan sudut (rad/s)
θ0 : sudut fase awal

C. Sudut Fase, Fase dan Beda fase


Dua kedudukan benda yang melakukan gerak harmonic disebut sefase jika beda
fasenya nol, dan berlawanan fase jika beda fasenya setengah.
 Rumus Menghitung BesarSudut Fase
2𝜋𝑡
𝜃 = 𝜔𝑡 + 𝜃0 = + 𝜃0 = 2𝜋𝜑
𝑇

 Rumus Menghitung Besar Sudut Fase Awal


𝜃0 = 𝜃 − 𝜔𝑡
 Rumus Menghitung Besar Kecepatan Sudut
𝜃−𝜃0
𝜔= 𝑡

 Rumus Menghitung Besar Waktu yang Dibutuhkan


𝜃−𝜃0
𝑡= 𝜔
 Rumus Menghitung BesarFase
𝑡 𝜃
𝜑 = (𝑇 + 2𝜋0 )

 Rumus Menghitung BesarBeda Fase


𝑡2 −𝑡1
∆𝜑 = 𝜑2 − 𝜑1 = 𝑇

 Rumus Menghitung Besar Periode


𝑡2 −𝑡1
𝑇= ∆𝜑

Keterangan
θ : sudut fase
θ0 : besar sudut fase awal
t : besar waktu (s)
ω : besar kecepatan sudut (rad/s)
t : besar periode getaran (s)
ψ : fase

D. Getaran Beban pada Pegas


Gaya Pegas
 Rumus menghitung besar gaya pegas
𝐹 = 𝑘. ∆𝑥
 Rumus Menghitung Besar Konstanta Pegas
𝐹
𝑘 = ∆𝑥

 Rumus Menghitung Besar Pertambahan Panjang Pegas


𝐹
∆𝑥 = 𝑘

Keterangan
k : konstanta Pegas (N/m)
F : gaya pegas (N)
Δx : pertambahan panjang pegas (m)

Periode Pegas
 Rumus Menghitung Besar Periode Pegas
𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑘

 Rumus Menghitung Besar Massa Pegas


𝑇2𝑘
𝑚 = 4𝜋2

 Rumus Menghitung Besar Tetapan Gaya Pegas


4𝜋 2 𝑚
𝑘= 𝑇2

Keterangan
T : periode getaran pegas (s)
m : massa pegas (kg)
k : tetapan gaya (N/m)
Frekuensi pegas
 Rumus menghitung besar frekuensi pegas
1 𝑘
𝑓 = 2𝜋 √𝑚

 Rumus menghitung besar massa pegas


𝑘
𝑚 = 4𝜋2 𝑓

 Rumus menghitung besar tetapan gaya pegas


𝑘 = 4𝜋 2 𝑚𝑓
Keterangan:
f : frekuensi getaran pegas (Hz)
m : massa pegas (kg)
k : tetapan gaya (N/m)

Percepatan Pegas
 Rumus menghitung besar percepatan pegas
−𝑘.𝑥
𝑎= 𝑚

Keterangan:
m : massa pegas (kg)
k : tetapan gaya (N/m)
a : percepatan pegas (m/s2)
x : simpangan pegas (m)

E. Getaran Beban pada Ayunan Sederhana


 Rumus menghitung besar periode bandul
𝑙
𝑇 = 2𝜋√𝑔

 Rumus menghitung besar panjang tali


𝑇2𝑔
𝑙= 4𝜋 2

 Rumus menghitung besar percepatan gravitasi bandul


𝑙4𝜋 2
𝑔= 𝑇2

Keterangan
T : periode getaran bandul (s)
l : panjang tali (s)
g : percepatan gravitasi bandul (Hz)

 Rumus menghitung besar frekuensi bandul


1 𝑔
𝑓 = 2𝜋 √ 𝑙

 Rumus Menghitung Besar Panjang Tali


𝑔
𝑙 = 4𝜋2 𝑓

 Rumus Menghitung Besar Percepatan Gravitasi Bandul


𝑔 = 𝑙4𝜋 2 𝑓
Keterangan
f : frekuensi getaran bandul (Hz)
l : panjang tali (s)
g : percepatan gravitasi bandul (Hz)

F. Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Getaran Harmonik


“Pada getaran harmonik terjadi pertukaran energi potensial menjadi energi
kinetik atau sebaliknya, tetapi energi mekanik, yaitu total energi potensial dan energi
kinetik tetap”.
 Rumus Menghitung BesarEnergi Potensial

Ep  1
2 m 2 A2 sin 2 t
 Rumus Menghitung Besar Massa Benda
2𝐸𝑝
𝑚 = 𝜔2 𝐴2 𝑠𝑖𝑛2 𝜔𝑡

 Rumus Menghitung Besar Kecepatan Sudut Benda


2𝐸𝑝
𝜔 = √𝑚𝐴2 𝑠𝑖𝑛2 𝜔𝑡

 Rumus Menghitung Besar Amplitudo


2𝐸𝑝
𝐴 = √𝑚𝜔2𝑠𝑖𝑛2 𝜔𝑡

Keterangan:
Ep : energi potensial (Joule)
ω : kecepatan sudut (rad/s)
A : amplitudo (m)
m : massa benda (kg)
t : waktu getaran (s)

 Rumus menghitung besar energi kinetik


𝐸𝑘 = 1⁄2 𝑘(𝐴2 − 𝑦 2 )

 Rumus menghitung besar ketetapan gaya


2𝐸𝑘
𝑘=
(𝐴2 −𝑦2 )

 Rumus menghitung besar amplitudo


2𝐸𝑘
𝐴=√ + 𝑦2
𝑘

 Rumus menghitung besar simpangan getaran


2𝐸𝑘
𝑦=√ − 𝐴2
𝑘

Keterangan
Ek : energi kinetik (Joule)
k : ketetapan gaya
A : amplitudo (m)
y : simpangan (m)

 Rumus menghitung besar energi mekanik

E mek  1
2 m 2 A 2
 Rumus menghitung besar massa benda
2𝐸𝑚𝑒𝑘
𝑚= 𝜔 2 𝐴2
 Rumus menghitung besar kecepatan sudut
1 2𝐸𝑚𝑒𝑘
𝜔 = 𝐴√ 𝑚

 Rumus menghitung besar amplitudo getaran


1 2𝐸𝑚𝑒𝑘
𝐴 = 𝜔√ 𝑚

Keterangan
𝐸𝑚𝑒𝑘 : energi mekanik (Joule)
ω : kecepatan sudut (rad/s)
A : amplitudo (m)
m : massa benda (kg)

2. Gelombang
A. Cepat Rambat Gelombang
 Rumus Menghitung BesarCepat Rambat Gelombang
𝑣 = 𝜆. 𝑓
 Rumus Menghitung Besar Frekuensi Gelombang
𝑣
𝑓=𝜆

 Rumus Menghitung Besar Panjang Gelombang


𝑣
𝜆=𝑓

Keterangan
v : cepat rambat gelombang (m/s)
f : frekuensi (Hz)
 : panjang gelombang (m)

B. Gelombang Berjalan
 Rumus menghitung besar posisi gelombang berjalan

𝑦 = A sin 2  t  x 
T 

 Rumus menghitung besar amplitudo gelombang berjalan


𝑦
𝐴= 𝑡 𝑥
sin 2𝜋( − )
𝑇 𝜆

Keterangan
y : posisi gelombang (m)
A : amplitudo (m)
f : frekuensi (Hz)
x : jarak gelombang (m)
 : panjang gelombang (m)

 Rumus menghitung besary jika y diam → ujung bebas→   0


x t L
y  2 A cos 2 sin 2   
 T  

1
 Rumus menghitung besar jika y diam → ujung terikat→  
2
x  t L
y  2 A sin 2 cos 2   
  T  

Keterangan
y : posisi gelombang (m)
A : amplitudo (m)
f : frekuensi (Hz)
x : jarak gelombang (m)
 : panjang gelombang (m)

C. Gelombang Bunyi
Telinga manusia dapat mendengar bunyi dengan frekuensi 20 Hz sampai
20.000 Hz yang disebut frekuensi audiosonik.Frekuensi dibawah 20 Hz disebut
frekuensi infrasonic.Sedangkan diatas 20.000 Hz disebut frekuensi
Ultrasonik.Berdasarkan medium perambatannya, bunyi dapat merambat melalui gas,
zat cair dan zat padat yang keseluruhannya termasuk kedalam gelombang
longitudinal.
 Rumus menghitung besarcepat rambat gelombang bunyi dalam gas
𝑅𝑇
𝑣 = √𝛾 𝑀

 Rumus menghitung besar suhu pada gelombang bunyi dalam gas


𝑣2𝑀
𝑇= 𝛾𝑅

 Rumus menghitung besar massa 1 mol gas pada gelombang bunyi dalam gas
𝑇𝛾𝑅
𝑀= 𝑣2

Keterangan
v : cepat rambat gelombang bunyi (m/s)
ϒ : konstanta Laplace
R : tetapan Umum Gas
T : suhu (0K)
M : massa 1 mol gas

 Rumus Menghitung besarcepat Rambat Gelombang Bunyi dalam Zat Cair


𝐵
𝑣 = √𝜌

 Rumus Menghitung besar modulus Bulk Gelombang Bunyi dalam Zat Cair
𝐵 = 𝑣2. 𝜌
 Rumus Menghitung besar massa Jenis Zat Cair Gelombang Bunyi dalam Zat Cair
𝐵
𝜌 = 𝑣2

Keterangan
v : cepat rambat bunyi
B : modulus Bulk Zat Cair
Ρ : massa jenis zat cair

 Rumus Menghitung besarcepat Rambat Gelombang Bunyi dalam Zat Padat


𝐸
𝑣 = √𝜌

 Rumus Menghitung besarmodulus Young Gelombang Bunyi dalam Zat Padat


𝐸 = 𝑣2. 𝜌
 Rumus Menghitung besarmassa Jenis Gelombang Bunyi dalam Zat Padat
𝐸
𝜌 = 𝑣2

Keterangan
v : cepat rambat bunyi
E : modulus Young Zat Padat
Ρ : massa jenis zat padat

 Rumus menghitung besar cepat rambat gelombang bunyi pada dawai (senar)
𝐹 𝐹𝐿
𝑣 = √𝜇 = √ 𝑚
 Rumus menghitung besartegangan tali gelombang bunyi pada dawai (senar)
𝑣2𝑚
𝐹= 𝐿

 Rumus menghitung besarpanjang dawai gelombang bunyi pada dawai (senar)


𝑣2𝑚
𝐿= 𝐹

 Rumus menghitung besarmassa dawai gelombang bunyi pada dawai (senar)


𝐹.𝐿
𝑚= 𝑣2

Keterangan
v : cepat rambat bunyi (m/s)
F : tegangan tali (N)
m : massa dawai (Kg)
L : panjang dawai (m)

Frekuensi Nada pada Dawai


 Rumus Menghitung Besar Frekuensi Nada pada Dawai
n 1
fn  v
2L

 Rumus Menghitung Besar Cepat Rambat Nada pada Dawai


𝑓𝑛. 2𝐿
𝑣= 𝑛+1

 Rumus Menghitung Besar Panjang Dawai


𝑣(𝑛+1)
𝐿= 2𝑓𝑛

Keterangan :
𝑓𝑛 : frekuensi nada (Hz)
v : cepat rambat gelombang (m/s)
L : panjang dawai (m)

 Rumus Menghitung Besar Frekuensi Nada Pipa Organa Terbuka


n 1
fn  v
2L
 Rumus Menghitung Besar Cepat Rambat Nada pada Pipa Organa Terbuka
𝑓𝑛. 2𝐿
𝑣= 𝑛+1

 Rumus Menghitung Besar Panjang Pipa Organa Terbuka


𝑣(𝑛+1)
𝐿= 2𝑓𝑛

Keterangan
𝑓𝑛 : frekuensi nada (Hz)
v : cepat rambat gelombang (m/s)
L : panjang pipa organa terbuka (m)

 Rumus Menghitung Besar Frekuensi Nada Pipa Organa Tertutup


2n  1
fn  v
4L

 Rumus Menghitung Besar Cepat Rambat Nada pada Pipa Organa Tertutup
𝑓 4𝐿
𝑛.
𝑣 = 2𝑛+1

 Rumus Menghitung Besar Panjang Pipa Organa Tertutup


𝑣(2𝑛+1)
𝐿= 4𝑓𝑛

Keterangan
𝑓𝑛 : frekuensi nada (Hz)
v : cepat rambat gelombang (m/s)
L : panjang pipa organa tertutup (m)

D. Intensitas Gelombang
Intensitas gelombang didefenisikan sebagai “daya gelombang (P) yang
dipindahkan melalui bidang seluas satu satuan yang tegak lurus pada arah cepat
rambat gelombang”.
 Rumus menghitung besar taraf intensitas bunyi
𝐼
𝑇𝐼 = 10𝑙𝑜𝑔 𝐼
0

 Rumus menghitung besar taraf intensitas bunyi jika diketahui jumlah sumber bunyi
𝑇𝐼2 = 𝑇𝐼1 + 10 log 𝑛
 Rumus menghitung besar taraf intensitas bunyi jika diketahui jarak sumber bunyi
𝑟 2
𝑇𝐼2 = 𝑇𝐼1 + 10 log (𝑟1 )
2

Keterangan
TI : taraf intensitas bunyi (dB)
I : intensitas bunyi (watt/m2)
Io : intensitas ambang pendengaran (Io = 10-12 watt/m2)
n : banyaknya sumber bunyi
r : jarak sumber bunyi (m)

E. Pelayangan Bunyi
Pelayangan bunyi terjadi karena interferensi antara dua gelombang yang
memiliki amplitude yang sama dan frekuensinya berbeda sedikit. Interferensi yang
terjadi akan menghasilkan kenyaringan bunyi yang berubah secara periodik.
 Rumus menghitung besar pelayangan bunyi
𝑓𝐿 = f A  f B

Keterangan :
fL : frekuensi layangan (banyak layangan/detik)
f1 : frekuensi gelombang y1 (Hz)
f2 : frekuensi gelombang y2 (Hz)

F. Efek Doppler
 Rumus menghitung besar frekuensi pendengar pada efek doppler
v  vP
fP   fs
v  vs
 Rumus menghitung besar frekuensi sumber bunyi pada efek doppler
𝑣±𝑣
𝑓𝑠 = 𝑣±𝑣𝑠 𝑓𝑝
𝑝

 Rumus menghitung besar kecepatan gerak pendengar pada efek doppler


𝑓𝑝 (𝑣±𝑣𝑠 )
𝑣𝑝 = ±𝑣
𝑓𝑠

 Rumus menghitung besar kecepatan gerak sumber pada efek doppler


𝑓𝑠 (𝑣±𝑣𝑝 )
𝑣𝑠 = ±𝑣
𝑓𝑝

Keterangan
𝑓𝑝 : frekuensi pendengar (Hz)
𝑓𝑠 : frekuensi sumber bunyi (Hz)
v : cepat rambat bunyi (m/s)
𝑣𝑝 : cepat rambat bunyi pendengar (m/s)
𝑣𝑠 : cepat rambat bunyi sumber (m/s)
Penentuan tanda (+) dan (-) pada 𝑣𝑠 dan 𝑣𝑝
a. 𝑣𝑠 positif bila sumber menjauhi pendengar
b. 𝑣𝑠 negatif bila sumber mendekati pendengar
c. 𝑣𝑠 = 0 bila sumber bunyi tidak bergerak (diam)
d. 𝑣𝑝 positif bila pendengar mendekati sumber bunyi
e. 𝑣𝑝 negatif bila pendengar menjauhi sumber bunyi
f. 𝑣𝑝 = 0 bila pendengar tidak bergerak (diam)

3. Optik
A. Pembentukan Bayangan
 Rumus menghitung besar jarak fokus cermin
1 1 1
  ' 1
f s s atau 𝑓 = 𝑅
2

 Rumus menghitung besar jarak benda ke cermin


1 1 1
 
s f s'

 Rumus menghitung besar jarak benda ke cermin


1 1 1
 
s' f s
 Rumus menghitung besarjari-jari cermin
𝑅 = 2𝑓
 Rumus Menghitung BesarPerbesaran Bayangan
s' h'
M= =/ /
s h
 Rumus Menghitung BesarTinggi Benda
h'
h=
M
 Rumus Menghitung BesarTinggiBayangan Benda
h
h' =
M
Keterangan
f : jarak focus (cm)
s : jarak benda ke cermin (cm)
s’ : jarak bayangan ke cermin (cm)
h : tinggi benda (cm)
h’ : tinggi bayangan (cm)
m : perbesaran bayangan

B. Indeks Bias
 Rumus menghitung besar indeks bias
𝑐
𝑛= 𝑣

 Rumus menghitung besar kecepatan cahaya di udara


𝑐 = 𝑛×𝑣
 Rumus menghitung besar kecepatan cahaya dalam medium
𝑐
𝑣= 𝑛

 Rumus menghitung besarindeks bias relatif


𝑛1 𝑣 λ
𝑛12 = = 𝑣2 = λ2
𝑛2 1 1

 Rumus menghitung besarpanjang gelombang pada medium 1


𝑛2 λ2 𝑣1 λ2
λ1 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 λ1 =
𝑛1 𝑣2

 Menghitung panjang gelombang pada medium 2


𝑛1 λ1 𝑣2 λ1
λ2 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 λ1 =
𝑛2 𝑣1

Keterangan
n : indeks bias mutlak medium
c : kecepatan cahaya di udara/hampa = 3 x 108 m/s
𝑛12 : indeks bias relatif medium relatif 1 terhadap medium 2
𝑛1 : indeks bias medium 1
𝑛2 : indeks bias medium 2
𝑣1 : kecepatan cahaya pada medium 1 (m/s)
𝑣2 : kecepatan cahaya pada medium 2 (m/s)
λ1 : panjang gelombang cahaya pada medium 1 (m)
λ2 : panjang gelombang cahaya pada medium 2 (m)
C. Pembiasan cahaya
 Rumus menghitung besar perbandingan sinus sudut datang dan sinus sudut bias
sin 𝑖 𝑛
= 𝑛2
sin 𝑟 1

 Rumus menghitung besarsudut datang


𝑛
sin 𝑖 = 𝑛2 × sin 𝑟
1

 Rumus menghitung besar sudut bias


𝑛
sin 𝑟 = 𝑛2 × sin 𝑖
1

Keterangan
i : sudut datang
r : sudut bias
n : garis normal

D. Pembiasan Cahaya pada Kaca Plan Paralel


 Rumus Menghitung Besar Pergeseran Cahaya pada Kaca Plan Paralel
d
t= sin( i  r )
cos r
 Rumus Menghitung BesarTebal Kaca
𝑡 ×cos 𝑟
𝑑 = sin(𝑖−𝑟)

 Rumus Menghitung BesarSudut Bias


𝑑 sin(𝑖−𝑟)
cos 𝑟 = 𝑡

 Rumus Menghitung BesarSelisih Sudut Datang Dengan Sudut Bias


𝑡 ×cos 𝑟
sin(𝑖 − 𝑟) =
𝑑

keterangan
d : tebal kaca (cm)
t : pergeseran sinar (cm)
i : sudut datang
r : sudut bias
E. Pembiasan Cahaya Pada Prisma
 Rumus menghitung besarsudut deviasi pada prisma
 = i1 + r2 - 
 Rumus menghitung besarsudut datang
i1 = - r2 +  atau i2 = - r1
 Rumus menghitung besarsudut bias
r2 = - i1 + atau r1=  - i2 atau r1= /2
 Rumus menghitung besarsudut deviasi minimum
min = 2 i1 - 
n'
min = (  1) 
n
 Rumus menghitung besar sudut pembias pada prisma
 = r1 + i2
 = 2 r1
Keterangan
β : sudut pembias
i1 : sudut datang pada bidang 1
i2 : sudut datang pada bidang 2
r1 : sudut bias pada bidang 1
r2 : sudut bias pada bidang 2
δ : deviasi
min : deviasi minimum
n' : indeks ias prisma
n : indeks bias medium tempat prisma berada

F. Pembiasan Cahaya pada Bidang Sferis


 Rumus menghitung besarpembentukan bayangan bidang sferis
n n' n'  n
 
s s' R

 Rumus menghitung besarjarak benda ke permukaan bidang atas


n'  n n'
s(  ' ):n
R s
 Rumus Menghitung BesarJarak Bayangan ke Permukaan Bidang Batas
n'  n n
s'  (  ); n'
R s
Keterangan
n : indeks bias medium pertama
n’ : indeks bias medium kedua
s : jarak benda ke permukaan bidang atas (cm)
s’ : jarak jarak bayangan ke permukaan bidang batas (cm)
R : jari-jari bidang lengkung

G. Lensa
 Rumus menghitung besarjarak fokus lensa
1 n' 1 1 1 1 1
 (  1)(  )  
f n R1 R2 atau f gab f1 f 2

1 100
f= f=
p atau p

 Rumus menghitung besar kekuatan lensa (P)


1
P= f dalam meter
f
100
P= f dalam cm
f
Keterangan
n : indeks bias
R : jari-jari bidang lengkung
f : jarak focus
P : kekuatan lensa
f : jarak focus

H. Interferensi Cahaya
Interferensi celah ganda atau celah young
 Rumus menghitung besar interferensi maksimum / garis terang
p .d / L = m λ
 Rumus menghitung besar jarak terang ke terang pusat
𝐦𝛌𝐋
p= 𝒅

 Rumus menghitung besar jarak antara dua celah


𝐦𝛌𝐋
d= 𝒑

 Rumus menghitung besar jarak celah ke layar


𝒑 ×𝒅
𝑳= 𝐦× 𝛌

Interferensi Minimum / Garis Gelap


 Rumus menghitung besar interferensi minimum / garis gelap
p . d / L = (m-½) λ
 Rumus menghitung besar jarak terang ke terang pusat
(𝐦−½) 𝐋
p= 𝒅

 Rumus menghitung besar jarak antara dua celah


(𝐦−½) 𝐋
d=
𝒑

 Rumus menghitung besar jarak celah ke layar


𝒑 ×𝒅
𝑳= (𝐦−½) × 𝛌

Keterangan
P :jarak garis terang ke-n dari terang pusat/jarak garis gelap ke-n dari terang
pusat
d : jarak antara kedua celah (m)
L : jarak layar dengan celah
m : nomor garis terang ke- /nomor garis gelap ke- /ordo ke-
λ : panjang gelombang cahaya (m)

Interferensi Lapisan Tipis (Lapisan Minyak, Lapisan Sabun)


 Rumus menghitung besar interferensi maksimum/garis terang
3. n . d cos θ = (m-½) λ
 Rumus menghitung besar jarak antara kedua celah
(𝐦−½) 𝛌
𝒅 = 𝟐.𝐧 𝐜𝐨𝐬 𝛉
 Rumus menghitung besarinterferensi minimum / garis gelap
2. n .d cos θ = m λ
 Rumus menghitung besar jarak antara kedua celah
𝐦𝛌
𝒅 = 𝟐.𝐧 𝐜𝐨𝐬 𝛉

Keterangan :
n : indeks bias lapisan tipis
d : tebal lapisan tipis (m)
θ : sudut bias lapisan
m : nomor garis terang ke- /nomor garis gelap ke-/ordo ke-
λ : panjang gelombang cahaya (m)

Interferensi cincin newton


 Rumus menghitung besarinterferensi maksimum / lingkaran terang
rt2 = (m -½) λ R
 Rumus menghitung besar jari-jari lensa
𝐫𝐭 𝟐
𝑹=
(𝐦 −½) 𝛌

 Rumus menghitung besarinterferensi minimum / lingkaran gelap


rg2 = m λ R
 Rumus menghitung besar jari-jari lensa
𝐫𝐠 𝟐
𝑹= 𝐦𝛌

Keterangan
rt : jari-jari lingkaran terang
rg : jari-jari lingkaran gelap
m : nomor lingkaran gelap ke- / lingkaran terang ke-
R : jari-jari kelengkungan lensa

I. Difraksi cahaya
Difraksi celah tunggal
 Rumus menghitung besardifraksi maksimum / garis terang
d sinθ = (m-½) λ
 Rumus menghitung besardifraksi minimum / garis gelap
d sin θ = m λ
d sin θ = p. d /l
Keterangan
d : lebar celah tunggal

 Difraksi celah majemuk /kisi


 Difraksi maksimum / garis terang
d sinθ = m λ
 Difraksi minimum / garis gelap
d sin θ = (m-½)λ
d :1/n
Keterangan
n : banyak garis kisi / cm

 Rumus menghitung besar difraksi optik


dm : 1,22 . Λ.l / d
Keterangan
dm : jarak antara 2 lampu mobil / daya urai alat optik
L : jarak lampu ke alat optik/mata
d : diameter pupil mata

J. Polarisasi
 Rumus Menghitung BesarSudut polarisasi
Tg ip = n2/n1
ip + r = 90º
Keterangan
Ip : Sudut polarisasi
n2 : Indeks bias medium 2 / ke …………
n1 : Indeks bias medium 1 / dari………
r : Sudut bias
Intensitas Polarisasi
 Rumus menghitung besarintensitas cahaya setelah melewati analisator
i2 = i1 . Cos2 θ
 Rumus menghitung besar intensitas cahaya setelah melewati polarisator
i1 = ½ i0
 Rumus menghitung besar intensitas cahaya mula-mula
i0 = 2 x i1
Keterangan
i2 : intensitas cahaya setelah melewati analisator / intensitas akhir
i1 : intensitas cahaya setelah melewati polarisator
i0 : intensitas cahaya mula-mula
θ : sudut antara polarisator dan analisator
BAB VII
LISTRIK

1. LISTRIK STATIS
A. Hukum Coloumb
“Gaya tarik menarik atau tolak menolak antara dua muatan listrik sebanding
dengan muatan-muatannya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
kedua muatan”
 Rumus menghitung besar gaya coloumb:
𝑞1 𝑞2
𝐹=𝑘 𝑟2

 Rumus menghitung besar jarak kedua muatan:


𝑞1 𝑞2
𝑟 = √𝑘
𝐹

 Rumus menghitung besar muatan 1 :


𝐹𝑟 2
𝑞1 = 𝑘𝑞
2

 Rumus menghitung besar muatan 2 :


𝐹𝑟 2
𝑞2 = 𝑘𝑞
1

Keterangan
F : gaya Coloumb (N)
k : konstanta = 9 x 109 Nm2/ C2
q1 : besar muatan 1 (C)
q2 : besar muatan 2 (C)
r : jarak Kedua Muatan (m)

B. Medan Listrik
Medan listrik adalah suatu daerah/ruang di sekitar muatan listrik yang masih
dipengaruhi oleh gaya listrik.
 Rumus menghitung besar kuat medan listrik :
𝑘𝑄
𝐸= 𝑟2

 Rumus menghitung besar muatan:


𝐸𝑟 2
𝑄= 𝑘

 Rumus menghitung besar jarak dari sebuah titik ke muatan sumber medan listrik:
𝑘𝑄
𝑟=√𝐸

 Rumus menghitung besar kuat medan listrik pada bola konduktor


a. Rumus menghitung besar kuat medan listrik di dalam bola (r < R )
E=0
b. Rumus menghitung besar kuat medan listrik di luar bola (r > R)
𝑄
𝐸 = 𝑘 𝑟2

Keterangan
E : Kuat medan listrik di sekitar muatan (N/C)
k : Konstanta = 9 x 109 Nm2/ C2
Q : Besar muatan (C)
r : Jarak dari sebuah titik ke muatan sumber medan listrik (m)
R : jari-jari bola konduktor

C. Energi Potensial Listrik


 Rumus menghitung besar energi potensial listrik
𝑄𝑞
𝐸𝑝 = 𝑘 𝑟

 Rumus menghitung besar muatan sumber:


𝐸𝑝 𝑟
𝑄= 𝑘𝑞

 Rumus menghitung besar muatan uji:


𝐸𝑝 𝑟
𝑞= 𝑘𝑄

 Rumus menghitung besar jarak muatan sumber dan muatan uji:


𝑄𝑞
𝑟=𝑘 𝑟

Keterangan
𝐸𝑝 : energi potensial muatan uji (Joule)
k : konstanta = 9 x 109 Nm2/ C2
Q : besar muatan sumber (C)
q : besar muatan uji (C)
r : jarak antara muatan sumber dan muatan uji (m)

D. Potensial Listrik
 Rumus menghitung besar potensial listrik
𝐸𝑃 𝑄
𝑉= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑉 = 𝑘 𝑟
𝑞

 Rumus menghitung besar muatan sumber


𝑉𝑟
𝑄= 𝑘

 Rumus menghitung besar jarak antara sumber dan muatan uji


𝑘𝑄
𝑟= 𝑉

 Rumus menghitung besar potensial listrik pada bola konduktor


a. Rumus menghitung besar potensial listrik di dalam bola (r < R )
𝑄
𝑉 = 𝑘𝑅

b. Rumus menghitung besar potensial listrik di luar bola (r > R)


𝑄
𝑉 = 𝑘𝑟

Keterangan
V : potensial Listrik
𝐸𝑝 : energi potensial muatan uji (Joule)
q : besar muatan uji (C)
Q : besar muatan sumber (C)
k : konstanta = 9 x 109 Nm2/ C2
r : jarak antara muatan sumber dan muatan uji (m)
R : jari-jari bola konduktor

E. Fluks Listrik
 Rumus menghitung besar fluks listrik
q
ϕ = ε atau ϕ = E A cos Ө
o

 Rumus menghitung besar luas permukaan yang dilingkupi muatan:


ϕ
𝐴 = 𝐸 𝑐𝑜𝑠 Ө

 Rumus menghitung besar medan listrik


ϕ
𝐸 = 𝐴 cos Ө

Keterangan
ϕ : Fluks Listrik (Weber)
q : Muatan total di dalam permukaan (C)
εo : Permitivitas listrik di ruang hampa (8,85 X 10-12 C2/Nm2)
E : medan listrik (N/C)
A : Luas permukaan yang dilingkupi muatan (m2)
Ө : Sudut antara medan listrik dan normal bidang

F. Kapasitor
 Rumus menghitung besar kapasitas kapasitor
𝑞
𝐶=𝑉

 Rumus menghitung besar muatan yang tersimpan


𝑞 = 𝐶. 𝑉
 Rumus menghitung besar beda potensial
𝑞
𝑉=𝐶

 Rumus menghitung besar kapasitor keping sejajar tanpa bahan penyekat


𝐴
𝐶𝑜 = 𝜀𝑜 𝑑

 Rumus menghitung besar kapasitas kapasitor jika ada bahan penyekat/dielektrik


𝐴
𝐶 = 𝑘𝜀𝑜 𝑑

 Rumus menghitung besar energi yang tersimpan pada kapasitor:


1 1 1 𝑄2
𝑊 = 2 𝐶𝑉 2 = 2 𝑄𝑉 = 2 𝐶

Keterangan
C : kapasitas kapasitor (Farad)
q : muatan yang tersimpan (Coulomb)
V : beda potensial (Volt)
𝐶𝑜 : kapasitas kapasitor tanpa bahan dielektrik (F)
A : luas penampang plat (m2)
d : kapasitas kapasitor dengan bahan dielektrik (F)
k : konstanta dielektrik bahan
W : energi yang tersimpan pada kapasitor (Joule)

G. Rangkaian Kapasitor
 Rangkaian Seri
 Rumus menghitung besar kapasitas penggantinya
1 1 1 1
=𝐶 +𝐶 +𝐶
𝐶𝑠 1 2 3

 Rumus menghitung besar besar muatan kapasitor:


𝑄1 = 𝑄2 = 𝑄3 = 𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
 Rumus menghitung besar besar potensial antar kapasitor:
1 1 1
𝑉1 : 𝑉2 : 𝑉3 = : :
𝐶1 𝐶2 𝐶3

Keterangan
C : Kapasitas kapasitor (Farad)
Q : Muatan Kapasitor (Coulomb)
V : Beda potensial (Volt)

Rangkaian Paralel

 Rumus menghitung besar kapasitas penggantinya


𝐶𝑠 = 𝐶1 + 𝐶2 + 𝐶3
 Rumus menghitung besar beda potensial tiap kapasitor
𝑉1 = 𝑉2 = 𝑉3
 Rumus menghitung besar muatan antar kapasitor
𝑄1 : 𝑄2 : 𝑄3 = 𝐶1 : 𝐶2 : 𝐶3
Keterangan
C : kapasitas kapasitor (Farad)
Q : muatan Kapasitor (Coulomb)
V : beda potensial (Volt)

2. Listrik Dinamis
A. Kuat Arus Listrik
Arus listrik merupakan aliran partikel-partikel bermuatan positif melalui suatu
penghantar dari potensial tinggi ke potensial rendah
 Rumus menghitung besar kuat arus listrik
Q
I
t
 Rumus menghitung besar muatan listrik
Q  I .t
 Rumus menghitung besar lama waktu untuk mengalirkan arus listrik
Q
t
I
Keterangan
I : Besar arus listrik (ampere)
Q : Besar muatan listrik Icoulomb)
t : Besar waktu (sekon)

B. Hukum Ohm
“Kuat arus listrik yang mengalir melalui suatu penghantar sebanding dengan
beda potensial antara ujung-ujung penghantar, asal suhu pengantar tersebut tidak
berubah”.

 Rumus menghitung besar beda potensial listrik


V  I .R
 Rumus menghitung besar kuat arus listrik
V
I
R
 Rumus menghitung besar hambatan listrik
V
R
I
Keterangan
V : Besar beda potensial listrik (volt)
I : Besar kuat arus listrik (ampere)
R : Besar hambatan listrik (ohm)

 Rumus menghitung besar hambatan kawat


l
R
A
 Rumus menghitung besar hambatan jenis
R. A

l
 Rumus menghitung besar panjang kawat
R. A
l

 Rumus menghitung besar luas penampang
 .l
A
R
Keterangan
R : Besar hambatan kawat (ohm)
l : Panjang kawat (meter)
ρ : Besar hambatan jenis (ohmmeter)
A : Besar luas penampang (meter2)

C. Rangkaian R seri
 Rumus menghitung besar hambatan total yang dirangkai seri
Rseri : R1 + R2 + ….+ Rn
 Rumus menghitung besar beda potensial pada rangkaian R seri
V = V1 + V2 + ….+ Vn
Keterangan
R : Besar hambatan listrik (ohm)
V : Besar beda potensial (volt)

D. Rangkaian R paralel
 Rumus menghitung besar hambatan total yang dirangkai paralel
1 1 1 1
   ...... 
Rp R1 R2 Rn
 Rumus menghitung besar kuat arus pada rangkaian paralel
I = I1 + I2 + …+ In
Keterangan
R : Besar hambatan listrik (ohm)
I : Besar kuat arus listrik (ampere)

E. Daya Listrik
 Rumus menghitung besar daya listrik
P  V .I
 Rumus menghitung besardaya listrik jika diketahui besar energi listrik dan besar
waktu
W
P
t
 Rumus menghitung besar beda potensial listrik
P
V
I
 Rumus menghitung besar kuat arus listrik
P
I
V
Keterangan
P : daya listrik (watt)
V : beda potensial listrik (volt)
I : kuat arus listrik (ampere)
W : energi listrik (joule)

F. Energi Listrik
 Rumus menghitung besar energi listrik
W  P.t
 Rumus menghitung besar energi listrik
W  V .I .t
 Rumus menghitung besar beda potensial listrik
W
V
I .t
Keterangan
W : energi listrik (joule)
V : beda potensial listrik (volt)
I : kuat arus listrik (ampere)
t : waktu (sekon)

G. Hukum Kirchoff
Hukum I Kirchoff
“Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik percabangan sama dengan
jumlah kuat arus listrik yang keluar melalui titik percabangan tersebut”.
Hukum II Kirchoff
“Didalam suatu rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik dengan
penurunan tegangan sama dengan nol”.
 Rumus menghitung besarHukum I Kirchoff
Imasuk = Ikeluar
 Rumus menghitung besarHukum II Kirchoff
    I .R  0
Keterangan
I : kuat arus listrik (ampere)
Ɛ : GGL (volt)
R : hambatan listrik (ohm)
BAB VIII
MAGNET
1. Elektromagnetik
A. Induksi Magnet
 Rumus menghitung Besar Induksi Magnet di Sekitar Kawat Lurus Berarus Listrik
𝜇0 𝐼 𝑃
𝐵= 2 𝜋𝑎

 Rumus menghitung Besar Kuat Arus Listrik yang Mengalir Melalui Kawat Lurus
2𝜋𝐵𝑎
𝐼= 𝜇0

 Rumus menghitung Besar Jarak Titik ke Kawat Berarus Listrik


𝜇 𝐼
0
𝑎 = 2𝜋𝐵

Keterangan
B : kuat Medan Magnet (Tesla)
I : kuat Arus Listrik (A)
a : jarak Titik ke Kawat Berarus Listrik (m)
μ0 : permeabilitas vakum (4Л.10-7 Wb/Am)

Induksi Magnet Di Sekitar Kawat Melingkar Berarus Listrik


 Rumus menghitung besar induksi magnet pada sumbu lingkaran
𝜇0 𝑁𝐼
𝐵= 𝑠𝑖𝑛3 𝜃
2𝑎

 Rumus menghitung besar banyaknya lilitan pada sumbu lingkaran


2𝐵𝑎
𝑁=𝜇 3𝜃
0 𝐼𝑠𝑖𝑛

 Rumus menghitung besar kuat arus pada sumbu lingkaran


2𝐵𝑎
𝐼=
𝜇0 𝑁𝑠𝑖𝑛3 𝜃

 Rumus menghitung besar jari-jari lingkaran kawat pada sumbu lingkaran


𝜇0 𝑁𝐼𝑠𝑖𝑛3 𝜃
𝑎= 2𝐵

 Rumus menghitung besar induksi magnet pada pusat lingkaran


𝜇0 𝑁𝐼
𝐵= 2𝑎

 Rumus menghitung besar banyaknya lilitan pada pusat lingkaran


2𝐵𝑎
𝑁= 𝜇0 𝐼

 Rumus menghitung besar kuat arus pada pusat lingkaran


2𝐵𝑎
𝐼=𝜇
0𝑁

 Rumus menghitung besar jari-jari lingkaran kawat pada pusat lingkaran


𝜇0 𝑁𝐼
𝑎= 2𝐵

Keterangan
B : Kuat Medan Magnet (Tesla)
N : Banyak Lilitan
I : Kuat Arus Listrik (A)
a : Jari-Jari Lingkaran Kawat (m)
μ0 : Permeabilitas vakum (4Л.10-7 Wb/Am)

B. Kuat Medan Elektromagnetik pada Solenoida


 Rumus menghitung besar induksi magnet di ujung solenoida
𝜇0 𝑁𝐼
𝐵= 2𝑙

 Rumus menghitung besar banyaknya lilitan di ujung solenoida


2𝐵𝑙
𝑁=𝜇
0𝐼

 Rumus menghitung besar kuat arus di ujung solenoida


2𝐵𝑙
𝐼=𝜇
0𝑁

 Rumus menghitung besar panjang kawat solenoida di ujung solenoida


𝜇0 𝑁𝐼
𝑙= 2𝐵

 Rumus menghitung besar induksi magnet di pusat solenoida


𝜇0 𝑁𝐼
𝐵= 𝑙

 Rumus menghitung besar banyaknya lilitan di pusat solenoida


𝐵𝑙
𝑁=𝜇
0𝐼

 Rumus menghitung besar kuat arus di pusat solenoida


𝐵𝑙
𝐼=𝜇
0𝑁

 Rumus menghitung besar panjang kawat solenoida di pusat solenoida


𝜇0 𝑁𝐼
𝑙= 𝐵

Keterangan
B : kuat Medan Magnet (Tesla)
N : banyak Lilitan
I : kuat Arus Listrik (A)
l : panjang Kawat Solenoida (m)
μ0 : permeabilitas vakum (4Л.10-7 Wb/Am)

C. Kuat Medan Elektromagnetik pada Toroida


 Rumus Menghitung Besar Induksi Magnet Pada Toroida
𝜇0 𝑁𝐼
𝐵= 2𝜋𝑎

 Rumus Menghitung Besar Banyaknya Lilitan Pada Toroida


2𝜋𝐵𝑎
𝑁= 𝜇0 𝐼

 Rumus Menghitung Besar Kuat Arus Pada Toroida


2𝜋𝐵𝑎
𝐼= 𝜇0 𝑁

 Rumus Menghitung Besar Jari-Jari Efektif Toroida


𝜇0 𝑁𝐼
𝑎= 2𝜋𝐵

Keterangan
B : Kuat Medan Magnet (Tesla)
N : Banyak Lilitan
I : Kuat Arus Listrik (A)
a : Jari-Jari Efektif Toroida (m)
μ0 : Permeabilitas vakum (4Л.10-7 Wb/Am)

D. Gaya Lorentz
Gaya Lorentz Pada Kawat Berarus Listrik
 Rumus Menghitung Besar Gaya Lorentz
𝐹⃗ = 𝐼 𝐿
⃗⃗𝑥 𝐵
⃗⃗
 Rumus Menghitung Besar Kuat Arus Listrik
𝐹⃗
𝐼 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗𝑥 𝐵
𝐿 ⃗⃗

 Rumus Menghitung Besar Vektor Panjang Kawat



⃗⃗ = 𝐹
𝐿 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗
𝐼𝑥 𝐵

 Rumus Menghitung Besar Vektor Medan Magnet



⃗⃗ = 𝐹
𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗
𝐼𝑥 𝐿
Keterangan
𝐹⃗ : Gaya yang dialami kawat berarus listrik (N)
I : Besar arus listrik (A)
⃗⃗ : Vektor panjang kawat dikenai medan magnet (m)
𝐿
⃗⃗ : Vektor medan magnet (T)
𝐵

Gaya Lorentz Pada Kawat Sejajar Berarus Listrik


 Rumus Menghitung Besar Gaya Lorentz Pada Kawat Sejajar Berarus Listrik
𝜇0 𝐼1 𝐼2 𝑙
𝐹= 2𝜋𝑎

 Rumus Menghitung Besar Kuat Arus Pada Kawat Sejajar Berarus Listrik
2𝜋𝐹𝑎
𝐼1 = 𝜇0 𝐼2 𝑙

 Rumus Menghitung Besar Panjang Kawat Penghantar Pada Kawat Sejajar Berarus
Listrik
2𝜋𝐹𝑎
𝑙=𝜇
0 𝐼1 𝐼2

 Rumus Menghitung Besar Jarak Kedua Kawat Pada Kawat Sejajar Berarus Listrik
𝜇0 𝐼1 𝐼2 𝑙
𝑎= 2𝜋𝐹

Keterangan
F : Gaya Lorentz (N)
I : Kuat Arus Listrik (A)
a : Jarak Kedua Kawat (m)
μ0 : Permeabilitas vakum (4Л.10-7 Wb/Am)
l : Panjang Kawat Penghantar (m)

Gaya Lorentz Pada Muatan yang Bergerak dalam Medan Magnet


 Rumus menghitung besar gaya lorentz pada muatan yang bergerak dalam medan
magnet
𝐹 = 𝐵. 𝑞. 𝑣
 Rumus menghitung besar kuat medan magnet pada muatan yang bergerak dalam
medan magnet
𝐹
𝐵 = 𝑞.𝑣
 Rumus menghitung besar muatan listrik pada muatan yang bergerak dalam medan
magnet
𝐹
𝑞 = 𝐵.𝑣

 Rumus menghitung besar kecepatan gerak benda pada muatan yang bergerak dalam
medan magnet
𝐹
𝑣 = 𝐵.𝑞

Keterangan
F : gaya Lorentz (N)
B : kuat Medan Magnet (T)
q : muatan Listrik (C)
v : kecepatan Gerak Benda (m/s)
Catatan :
 Bila muatan q positif, maka arah v searah dengan I
 Bila muatan q negatif, maka arah v berlawanan arah dengan I

2. Induksi Elektromagnetik
A. Fluks Magnet
 Rumus menghitung besar fluks magnet
𝜙 = 𝐵𝐴
 Rumus menghitung besar induksi magnet
𝜙
𝐵= 𝐴

 Rumus menghitung besar luas bidang magnet


𝜙
𝐴= 𝐵

Keterangan
Φ : Fluks Magnet (Wb)
B : Induksi Magnet (T)
A : Luas Bidang (m2)

B. Hukum Faraday
Hasil percobaan yang dilakukan Faraday adalah sebagai berikut :
a. Bila jumlah fluks magnet yang memasuki suatu kumparan berubah, maka pada
ujung-ujung kumparan timbul ggl induksi
b. Besar ggl induksi bergantung pada laju perubahan fluks dan banyaknya lilitan.
 Rumus menghitung besar GGL Induksi
∆𝜙
𝜀 = −𝑁 ∆𝑡

 Rumus menghitung Besar Jumlah Lilitan Kumparan


𝜀.∆𝑡
𝑁=− ∆𝜙

Keterangan
ε : Ggl Induksi (Volt)
N : Jumlah Lilitan Kumparan
∆𝜙
: Laju Perubahan fluks Magnet (Wb/s)
∆𝑡

C. Hukum Lenz
“Arus induksi akan muncul di dalam arah yang sedemikian rupa sehingga
arah tersebut menentang perubahan yang dihasilkannya”.
 Rumus menghitung besar GGL induksi
𝜀 = 𝐵. 𝑙. 𝑣
 Rumus menghitung Besar Kuat Medan Magnet
𝜀
𝐵 = 𝑙.𝑣

 Rumus menghitung Besar Kecepatan


𝜀
𝑣 = 𝐵.𝑙

 Rumus menghitung Besar Panjang Kawat


𝜀
𝑙 = 𝐵.𝑣

Keterangan
ε : Ggl Induksi (V)
B : Kuat Medan Magnet (Wb/m2)
v : Kecepatan (m/s)
l : Panjang Kawat (m)

D. Ggl Induksi Diri ( Hukum Henry )


“Apabila arus yang mengalir pada suatu penghantar berubah tiap waktu,
maka pada penghantar tersebut akan terjadi ggl induksi diri”.
 Rumus menghitung besar induktansi diri
𝑁𝜙
𝐿= 𝐼

 Rumus menghitung Besar Jumlah Lilitan Kumparan


𝐿.𝐼
𝑁= 𝜙

 Rumus menghitung Besar Fluks Magnet


𝐿.𝐼
𝜙= 𝑁

 Rumus menghitung Besar Kuat Arus


𝑁𝜙
𝐼= 𝐿

Keterangan
L : Induktansi Diri (H)
N : Jumlah Lilitan Kumparan
I : Kuat Arus (A)
Φ : Fluks Magnet (Wb)

E. Penerapan Induksi Elektromagnetik


1. Generator
Prinsip Kerja :
Kumparan diputar dalam medan magnet sehingga fluks magnetnya berubah-
ubah dan menimbulkan ggl induksi. Besar ggl induksi tergantung pada kecepatan
putaran.
 Rumus menghitung besar GGL induksi untuk generator
𝜀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑁. 𝐵. 𝐴. 𝜔
 Rumus menghitung besar jumlah lilitan
𝜀𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑁= 𝐵.𝐴.𝜔

 Rumus menghitung besar induksi magnet


𝜀𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐵= 𝑁.𝐴.𝜔

 Rumus menghitung besar luas kumparan


𝜀𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐴= 𝑁.𝐵.𝜔

 Rumus menghitung besar kecepatan sudut


𝜀𝑚𝑎𝑘𝑠
𝜔= 𝑁.𝐵.𝐴

Keterangan
εmaks : ggl Maksimum (V)
ω : kecepatan Sudut (rad/s)
N : jumlah Lilitan
B : induksi Magnet (Wb/m2)
A : luas Kumparan (m2)
t : waktu (s)

2. Transformator
Prinsip Kerja :
Arus bolak-balik pada sisi primer akan menyebabkan fluks magnet bolak-balik
pada inti magnetiknya, kemudian fluks magnet bolak-balik ini akan menyebabkan
tmbulnya gglinduksi pada sisi sekundernya, sehingga apabila sisi sekundernya
dipasang sebuah alat listrik akan mengalirlah arus Is.
 Rumus menghitung besar tegangan pada kumparan primer
𝑁𝑝
𝑉𝑝 = 𝑥𝑉𝑠
𝑁𝑠

 Rumus menghitung besar tegangan pada kumparan sekunder


𝑁
𝑉𝑠 = 𝑁𝑠 𝑥𝑉𝑝
𝑝

 Rumus menghitung besar banyak lilitan pada kumparan primer


𝑉𝑝
𝑁𝑝 = 𝑥𝑁𝑠
𝑉𝑠

 Rumus menghitung besar banyak lilitan pada kumparan sekunder


𝑉
𝑁𝑠 = 𝑉𝑠 𝑥𝑁𝑝
𝑝

Keterangan
Vp : Tegangan Pada Kumparan Primer (V)
Vs : Tegangan Pada Kumparan Sekunder (V)
Np : Banyak Lilitan Pada Kumparan Primer
Ns : Banyak Lilitan Pada Kumparan Sekunder

 Rumus menghitung besar efisiensi transformator


𝑃
Ƞ = 𝑃𝑠 𝑥100%
𝑝

 Rumus menghitung besar daya kumparan primer


𝑃𝑠
𝑃𝑝 = Ƞ
𝑥100%

 Rumus menghitung Besar Daya Kumparan Sekunder


Ƞ.𝑃𝑝
𝑃𝑠 = 100%

Keterangan
Ƞ : Efisiensi Transformator (%)
Ps : Daya Kumparan Sekunder (W)
Pp : Daya Kumparan Primer (W)
BAB IX
FISIKA MODERN

1. Gelombang Elektromagnetik
A. Medan Listrik Gelombang Elektromagnetik
 Rumus menghitung besar gelombang medan listrik
𝐸 = 𝐸𝑚 𝑠𝑖𝑛 (𝜔𝑡 – 𝑘𝑥 )

 Rumus menghitung besar amplitudo gelombang medan listrik


𝐸
𝐸𝑚 = 𝑠𝑖𝑛 (𝜔𝑡 – 𝑘𝑥)

Keterangan
Em : amplitudo medan listrik (N/C)
K : tetapan angka gelombang (k = 2π/λ)
ω : frekuensi sudut (ω = 2πf)

B. Medan Magnet Gelombang Elektromagnetik


 Rumus menghitung besar gelombang medan magnet
𝐵 = 𝐵𝑚 𝑠𝑖𝑛 (𝜔𝑡 – 𝑘𝑥 )
 Rumus menghitung besar amplitudo gelombang medan magnet
𝐸
𝐸𝑚 = 𝑠𝑖𝑛 (𝜔𝑡 – 𝑘𝑥)

Keterangan
Bm : Amplitudo medan listrik (T)
k : Tetapan angka gelombang (k = 2π/λ)
ω : Frekuensi sudut (ω = 2πf)

C. Cepat Rambat Gelombang Elektromagnetik


 Rumus menghitung cepat rambat gelombang elektromagnetik
1
𝑐=
√ 𝜀 0 𝜇0

Keterangan
c : Cepat rambat gelombang elektromagnetik (m/s)
μo : Permeabilitas vakum = 4 π × 10-7 WbA-1m-1
εo : Permitivitas vakum = 8,85 × 10-12 C2N-1m-2

2. Gelombang Elektromagnetik
 Rumus menghitung panjang gelombang elektromagnetik
𝑐
𝜆=𝑓

 Rumus menghitung besar kecepatan cahaya gelombang elektromagnetik


𝑐 = 𝜆𝑓
 Rumus menghitung besar frekuensi gelombang elektromagnetik
𝑐
𝑓=𝜆

Keterangan
c : Cepat rambat gelombang elektromagnetik (m/s)
f : Frekuensi (Hz)
λ : Panjang gelombang (m)

3. Teori Relativitas
A. Kecepatan relatif
 Rumus menghitung besar kecepatan
𝑣1 +𝑣2
𝑣= 𝑣 +𝑣
1+ 1 2 2
𝑐

Keterangan
V2 :kecepatan benda relatif terhadap pengamat bergerak (m/s)
V1 :kecepatan pengamat bergerak relatif terhadap pengamat diam (m/s)
c : kecepatan cahaya (m/s2)

B. Kontraksi Panjang
 Rumus menghitung besar kontraksi panjang benda bergerak
𝑣2
𝐿 = 𝐿0 √1 − 𝑐 2

 Rumus menghitung kontraksi panjang benda diam


𝐿
𝐿0 = 2
√1−𝑣2
𝑐

Keterangan
v : Kecepatan pengamat bergerak relatif terhadap pengamat diam (m/s)
c : Kecepatan cahaya (m/s2)
L : Panjang benda yang sedang bergerak (m)
L0 : Panjang benda diam (m)

C. Dilatasi Waktu
 Rumus menghitung besar waktu benda yang sedang bergerak
Δ𝑡0
Δ𝑡 = 2
√1−𝑣2
𝑐

 Rumus menghitung besar waktu benda diam


𝑣2
Δ𝑡0 = Δ𝑡√1 − 𝑐 2

Keterangan
v : Kecepatan pengamat bergerak relatif terhadap pengamat diam (m/s)
c : Kecepatan cahaya (m/s2)
t : Waktu benda yang sedang bergerak (s)
t0 : Waktu benda diam (s)

D. Massa
 Rumus menghitung besar massa benda yang sedang bergerak
Δ𝑚0
Δ𝑚 = 2
√1−𝑣2
𝑐

 Rumus menghitung besar massa benda diam


Δ𝑚0
Δ𝑚 = 2
√1−𝑣2
𝑐

Keterangan
v : Kecepatan pengamat bergerak relatif terhadap pengamat diam (m/s)
c : Kecepatan cahaya (m/s2)
m : Massa benda yang sedang bergerak (kg)
m0: Massa diam benda (kg)

E. Dualisme gelombang dan partikel


Energi Foton
 Rumus menghitung besar energi foton
ℎ.𝑐
𝐸= 𝜆
 Rumus menghitung panjang gelombang
ℎ.𝑐
𝜆= 𝐸

Keterangan
h : Konstanta Planck(6,625 × 10-34 Js)
c : Laju cahaya(m/s2)
λ : Panjang gelombang (m)

Momentum Foton
 Rumus menghitung besar momentum foton

𝑃=𝜆

 Rumus menghitung panjang gelombang



𝜆=𝑃

Keterangan
h : Konstanta Planck(6,625 × 10-34 Js)
λ : Panjang gelombang (m)
P : Momentum foton

4. Efek Fotolistrik
A. Persamaan Planck
 Rumus menghitung energi dari sebuah foton (persamaan planck)
𝐸 = ℎ𝑓
 Rumus menghitung besar frekuensi dari sebuah foton
𝐸
𝑓=ℎ

Keterangan
E : energi foton
h : Konstanta Planck(6,625 × 10-34 Js)
f : Frekuensi foton (Hz)

B. Energi Kinetik Efek Fotolistrik


 Rumus menghitung besar energi kinetik maksimum dari efek fotolistrik
𝐸𝐾 = 𝑒. 𝑉0
 Rumus menghitung besar potensial henti
𝐸𝐾
𝑉0 = 𝑒

 Rumus menghitung besar energi muatan elektron


𝐸𝐾
𝑒= 𝑉0

Keterangan
Ek : Energi kinetik maksimum elektron (J)
e : Muatan elektron (C)
V0 : Potensial henti (volt)

C. Energi Kinetik Elektron Yang Terbebas


 Rumus menghitung besar energi kinetik maksimum untuk elektron yang terbebas
𝐸𝐾 = ℎ(𝑓 − 𝑓0 )
 Rumus menghitung besar frekuensi untuk elektron yang terbebas
𝐸𝐾
𝑓= + 𝑓0

Keterangan
Ek : energi kinetik maksimum elektron (J)
h : konstanta Planck(6,625 × 10-34 Js)
f : frekuensi foton (Hz)
fo : frekuensi ambang (Hz)

D. Efek Compton
 Persamaan Efek Compton

𝜆′ − 𝜆 = 𝑚 𝑐 (1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃)
0

Keterangan
λ : panjang gelombang sinar X sebelum tumbukan (m)
λ’ : panjang gelombang sinar X setelah tumbukan (m)
h : konstanta Planck (6,625 × 10-34 Js)
mo : massa diam elektron (9,1 × 10-31 kg)
c : kecepatan cahaya (3 × 108 ms-1)
θ : sudut hamburan sinar X terhadap arah semula (derajat atau radian)

E. Gelombang Sinar X
 Rumus menghitung panjang gelombang sinar x
ℎ.𝑐
𝜆 = 𝑒.𝑉

 Rumus menghitung besar gelombang sinar x


ℎ.𝑐
𝑉 = 𝜆.𝑒.

Keterangan
h : konstanta Planck(6,625 × 10-34 Js)
c : laju cahaya(m/s2)
λ : panjang gelombang (m)
V : potensial (volt)
e : muatan elektron (C)

F. Gelombang De Broglie
 Rumus menghitung panjang gelombang De Broglie

𝜆=𝑝

 Rumus menghitung besar momentum foton



𝑃=𝜆

Keterangan
λ : panjang gelombang sinar x (m)
h : konstanta Planck (6,625 × 10-34 Js)
P : momentum (kg.m/s)

5. Radiasi Benda Hitam


A. Hukum Stevan-Boltzmann
 Rumus menghitung besar intensitas radiasi
𝐼 = 𝐸𝜎𝑇4
 Rumus menghitung besar Energi radiasi
𝐸 = 𝐼/𝐸𝜎𝑇4
Keterangan
I : intensitas radiasi (W/m2)
T : suhu mutlak benda (K)
𝜎 : konstanta Stefan-Boltzmann (5,67.10-8 W/m2.K4)
B. Hukum Pergeseran wien
 Rumus menghitung besar panjang gelombang maksimum
𝜆𝑚 . 𝑇 = 𝐶
 Rumus menghitung besar suhu mutlak benda
𝐶
𝑇=𝜆
𝑚

Keterangan
T : suhu mutlak benda (K)
C : tetapan wien (2,9.10-3 m. k)
𝜆𝑚 : panjang gelombang maksimum (m)

C. Atom Hidrogen
 Rumus menghitung besar energi ionisasi
13,6
𝐸𝑛 = − 𝑛2

 Rumus menghitung besar energi yang dipancarkan/ diserap


𝐸 = 𝐸𝐵 + 𝐸𝐴
 Rumus menghitung panjang gelombang yang dipancarkan
1 1 1
= 𝑅(𝑛2 − 𝑛2 )
𝜆 𝐴 𝐵

Keterangan
En : energi elektron pada kulit ke-n
λ : panjang gelombang yang dipancarkan (m)
𝑛𝐴 : bilangan kuantum pertama
𝑛𝐵 : bilangan kuantum kedua
R : konstanta rydberg (1,097.107 m-1)

6. Radioaktivitas
A. Waktu Paruh
 Rumus menghitung besar waktu paruh
𝑡
1 𝑇
𝑁 = 𝑁0 [2]

 Rumus menghitung bagian unsur yang masih tersisa dari perumusan waktu paruh
𝑡
1 𝑇
𝑁/𝑁0 = [2]

Keterangan
N : jumlah partikel sisa (kg)
N0 : jumlah partikel mula-mula (kg)
T : waktu meluruh (s)
t : waktu paro (s)
B. Defek massa
 Rumus menghitung besar defekmassa
∆𝑚 = 𝑍. 𝑚𝑝 + (𝐴 − 𝑍)𝑚𝑛 − 𝑚𝑖𝑛𝑡𝑖
Keterangan
mp : massa proton
mn : massa neutron
mi : massa inti atom

C. Energi Relativistik
 Rumus menghitung besar energi yang dibebaskan
𝐸 = ∆𝑚. 𝑐 2
 Rumus menghitung besar defek massa
𝐸
∆𝑚 = 𝑐 2

Keterangan
E : energi ikat inti (j)
∆𝑚 : defek massa (sma)
c : kecepatan cahaya (3.108 m/s)

Anda mungkin juga menyukai