Anda di halaman 1dari 2

Kelenjar Sebasea

Kelenjar ini terletak di seluruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak tangan dan kaki. Kelenjar
sebasea terbenam dalam dermis pada sebagian besar permukaan tubuh. Terdapat kurang lebih 100
kelenjar/cm2 tetapi jumlah ini bertambah 400-900 kelenjar/ cm2 pada bagian muka, dahi, dan kulit kepala.
Kelenjar ini biasanya terdapat di samping akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar rambut
(folikel rambut). Disebut juga kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret kelenjar ini berasal dari
dekomposisi sel-sel kelenjar.

Kelenjar sebasea merupakan kelenjar asinar bercabang. Acini-acininya bermuara pada ductus yang
pendek dan berakhir di folikel rambut. Setiap acini dikelilingi oleh lapisan basal sel epidermis yang akan
membelah dan berdiferensiasi menjadi sel sebosit yang mengisi setiap acini.

Fisiologi Kelenjar Sebase

1. Holocrine Secretion
Kelenjar sebasea mengeluarkan lipid dengan disintergrasi dari seluruh sel-selnya, proses ini
diketahui sebagai sekresi holokrin. Waktu paruh sebocyte dari pembelahan sel hingga sekresi
holokrin ini berlangsung 21-25 hari.
Sel yang paling luar, di membrane basalis, masih berukuran kecil, berinti, dan tidak memiliki
droplet lipid. Pada layer ini terdapat sel-sel yang sedang membelah menggantikan sel-sel di kelenjar
yang hilang karena proses eksresi lipid. Kemudian sel tersebut mulai bergerak ke arah tengah
kelenjar dan memproduksi lipid yang diakumulasikan ke dalam droplet. Sel menjadi membesar
karena terdapat droplet lipid, tetapi inti serta substansi sel lainnya mulai menghilang. Sel mencapai
duktusnya, lalu mulai pecah dan melepaskan kandungannya dan menghasilkan neutral lipid yang
sampai pada permukaan kulit.

2. Komposisi Sebum

Kandungan murni sebum ialah trigliserida, kolesterol ,wax esters, cholesterol esters, dan
squalene. Ketika sebum diekskresikan, enzim-enzim bakteri menghidrolisis beberapa trigliserida
sehingga hasil akhirnya yang mencapai permukaan kulit ialah komposisi murni (original), free fatty
acid, mono- dan diliserida.

3. Fungsi Sebum
- Mengurangi kehilangan cairan dari permukaan kulit
- Mempertahankan kelembaban stratum korneum
- Menurunkan evaporasi dari kulit
- Mempunyai aksi antimikrobial karena mengandung Ig-A
- Sebagai alat transport vitamin E ke permukaan kulit untuk proteksi kulit dan permukaan lipid
dari oksidasi

4. Faktor-faktor yang memengaruhi ukuran dan produksi sebum


- Androgen
Kelenjar sebasea memerlukan stimulasi androgenic untuk memproduksi sebum. Meskipun
androgen yang terkuat adalah testoteron dan dihydrotestosterone (DHT), level testosteron tidak
parallel terhadap aktivitas kelenjar sebasea. Biasanya sekresi sebum lebih banyak pada pria
disbanding wanita. Sekresi sebum mulai meningkat pada masa anak-anak selama adrenarche
(2 tahun sebelum pubertas). Adrenal androgen yang lemah, yaitu dehydropiandrosterone
sulfate (DHEAS), merupakan pengatur yang penting dalam aktivitas kelenjar sebasea melalui
perubahannya ke dalam bentuk testoteron dan DHT di kelenjar sebasea. Enzim yang diperlukan
untuk merubah DHEAS menjadi androgen yang lebih poten terdapat di kelenjar sebasea.
Enzim-enzim tersebut adalah 3β-hydroxysteroid dehydrogenase, 17β-hydroxysteroid
dehydrogenase, dan 5α-redctase.

- Retinoid
Isotretinoin adalah inhibitor farmakalogi produksi sebum yang paling baik. Reduksi sebum
dapat terlihat 2 minggu setelah pemakaian. Inhibisi sintesis androgen, menahan siklus sel, dan
apoptosis oleh 13-cis RA mungkin dapat menjelaskan reduksi dari ukuran kelenjar sebasea
setelah treatment.

- Melanokortin
Melanokortin mengandung MSH dan ACTH. Melanocortin-5-receptor telah
diidentifikasikan pada kelenjar sebasea manusia yang berperan dalam pengaturan produksi
sebum. Perlu penelitian lebih lanjut untuk menunjang hipotesis ini.

- Peroxisome Proliferator Activated Receptors (PPARs)


PPARs merupakan reseptor nukleus yang berperan sama dengan reseptor retinoid. Setiap
reseptor membentuk heterodimer dengan reseptor retinoid X sebagai pengatur transkripsi gen
dalam metabolism lipid serta proliferasi dan diferensiasi selular. PPAR-α, -δ, dan -ɣ merupakan
subtype reseptor yang teridentifikasi di basal sebeocystes. PPAR-ɣ-receptor terlihat jelas pada
kelenjar sebasea manusia yang berperan dalam produksi sebum. Pada pasien yang menerima
fibrate (PPAR-α ligan) untuk hyperlipidemia atau thiazolidinediones (PPAR-ɣ ligan) untuk
diabetes, tingkat sekresi sebum menungkat.

- Fibroblast Growth Factor Receptors (FGFR)


FGFR1 dan FGFR2 diekspresikan di epidermis dan skin appendages. Ekspresi dari FGFR3
dan FGFR4 dilokalisasikan ke pembuluh dermis dan microvessel yang tidak terdapat di
epidermis dan appendages. FGFR2 memerankan peran penting saat embryogenesis
pembentukan kulit. Mutasi dari FGFR2 mengarah pada Apert syndrome yang umumnya
dihubungkan dengan acne. Sebagai tambahan mutasi somatic pada lokasi yang sama dapat
mengarah pada acne, tapi bagaimana reseptor ini berperan dalam perkembangan kelenjar
sebasea dan bagaimana mutasi ini mengarah pada acne masih belum diketahui.

- Acyl-CoA: Diacylglycerol Acyltransferase (DGAT)


Sebuah enzim yang berperan dalam langkah terakhir sintesis trigliserid. Tidak adanya
DGAT dapat menyebabkan atropi kelenjar sebasea dan perubahan komposisi lipid di
permukaan kulit.

Anda mungkin juga menyukai