Anda di halaman 1dari 7

dr.

TRIANI HASTUTI HATTA (C20810705)


dr. CHAIRIL ANWAR (C20810706)

KELENJAR SEBACEA

ANATOMI KELENJAR SEBACEA

Lokasi Kelenjar Sebacea

Kelenjar sebacea berhubungan dengan folikel rambut di seluruh badan.


Kelenjar sebacea dan folikel rambut merupakan satu kesatuan yang biasa disebut
sebagai pilosebaceus unit. Kelenjar ini dapat juga ditemukan pada tempat-tempat
yang tidak berambut, termasuk daerah alis (kelenjar Meibom), areola mammae
(kelenjar Montgomery) dan sekitar genital (kelenjar Tyson). Hanya pada telapak
tangan dan kaki, yang tidak terdapat kelenjar sebacea ini. Kelenjar sebacea ini
memiliki ukuran yang bervariasi, walaupun pada tempat dan individu yang sama.
Kelenjar sebacea dengan ukuran yang paling besar dan densitasnya paling besar
(lebih dari 400-900 kelenjar/cm2) ditemukan pada wajah, kulit kepala, badan atas,
meatus auditorius eksterna dan pada permukaan anogenital. Rambut di daerah
tersebut memiliki ukuran yang kecil, sehingga disebutkan adanya istilah folikel
sebacea dibandingkan folikel rambut. Sedangkan pada tempat lain yang memiliki
jumlah kelenjar sebacea sedikit , memiliki jumlah kelenjar sebacea kurang dari 100
kelenjar/cm2.

Gambar Penampang memanjang Gambar Penampang memanjang


permukaan kulit kelenjar sebacea

1
Kelenjar ini terdiri atas beberapa lobus, dimana duktusnya terdiri oleh epitel
squamous bertanduk yang berderet. Kelenjar sebacea ini terbuka secara langsung
ke permukaan kulit, tidak melalui folikel rambut. Lobus-lobus ini menyusun menuju
duktus sebacea yang utama, dimana biasanya terbuka ke kanalis pilaris. Pada
kanalis pilaris ini terdapat epitel yang kontinyu dengan permukaan epidermis. Dalam
satu unit kelenjar ini, asinusnya bervariasi pada proses diferensiasinya dan
kematangannya (maturitasnya). Ada beberapa yang sama sekali tidak
berdiferensiasi, dan memperlihatkan akumulasi lipid yang sedikit ataupun sama
sekali tidak ada. Ada juga yang memiliki lipid yang penuh hingga memenuhi bagian
luar perifer dari asinus.

Embriogenesis dan Morfogenesis

Perkembangan kelenjar sebacea berkaitan erat dengan diferensiasi folikel


rambut dan epidermis. Pada minggu ketiga setelah kelahiran neonatus, epidermis
terdiri dari lapisan tunggal dengan sel yang tidak berdiferansiasi, tetapi pada minggu
ke tiga, sudah dapat dibedakan batasan lapisan basal. Selanjutnya kelenjar
sebacea berkembang pada kehamilan minggu ke-13 dan ke-16, mulai dari bentuk
bulge (epithelial placodes) menjadi folikel rambut yang berkembang. Pada daerah
bulge folikel terdapat epidermal stem cells yang akan berkembang menjadi multiple
cell lineages, termasuk keratosit epidermis dan keratosit folikel. Perubahan ekspresi
pada pola dari faktor transkripsi menentukan hasil akhir dari cell linkeage.
Wnt/wingless (Wnt) dan Sonic Hedgehog (Shh) memberi gambaran tentang jalur
sinyal yang agak berbelit, mengandung pola embrionik dan pembagian sel. Sel
tersebut dipersiapkan untuk menjadi sebosit, meningkatkan Shh dan
myelositomatosis onkogen (Myc) dan menurunkan sinyal Wnt. Pada model
transgenik tikus, Sinyal Wnt yang intak memacu diferensiasi folikel rambut, dimana
penghambatan sinyal Wnt melalui pencegahan interaksi Lef1/β-caterin
memgakibatkan diferensiasi sebosit. Kehilangan dan munculnya fungsi model
transgenic tikus memperlihatkan hambatan sinyal Shh yang menghambat
diferensiasi sebosit normal dan mengaktivasi sinyal Shh yang akan meningkatkan
jumlah dan ukuran kelenjar sebacea di kulit. Pada saat terbentuk sempurna, kelenjar
akan mencapai folikel rambut melalui duktusnya, dimana sebum akan keluar ke
kanal folikel dan ke permukaan kulit.

2
Histologis kelenjar sebacea

Secara histologis, tampak kelenjar dalam bentuk uni-lobular atau multi-


lobular yang biasanya dikaitkan dengan folikel rambut. Kelenjar tersebut terdiri atas
asini yang berhubungan dengan duktus ekskretoris dengan epitel skuamosa
bertingkat. Kelenjar ini terdiri atas sebosit yang menghasilkan lipid dan keratinosit
yang terdapat pada duktus sebacea. Pada membran basalis kelenjar sebacea
terdapat lapisan sel basal yang berbentuk kecil, kuboid, berinti, mengalami mitosis.
Perkembangan sel ke bagian pertengahan kelenjar dan akumulasi dari lipid
tergantung pada diferensiasi. Sebosit yang telah berdiferensiasi sempurna kaya
akan lipid, dan kurang mengandung organel lain yang biasanya terdapat pada suatu
sel. Di sekeliling kelenjar terdapat kapsula jaringan ikat yang terdiri dari serat
kolagen yang berfungsi sebagai penunjang fisik dari kelenjar sebacea.

Gambar Histologis Kelenjar


Sebacea, terlihat struktur multi-
lobular

3
Terdapat tiga daerah proliferasi yang telah diutarakan oleh Plewig dkk,
dengan menggunakan H-thymidine astoradiografi. Terdapat duktus yang
memperlihatkan migrasi seluler yang cepat dengan renewal time sekitar 2-4 hari.
Pada tempat sel yang tidak berdiferensiasi, dengan renewal time 4-7 hari, dapat
dibedakan dengan diferensiasi lipid yang menghasilkan sel pada fundus kelenjar
dengan replacement time lebih dari 14 hari, dapat juag 21-25 hari. Sintesis dan
perombakan lipid terjadi pada kelenjar sebacea ini memerlukan waktu lebih dari 1
minggu.

FISIOLOGI DARI KELENJAR SEBACEA

Kelenjar sebacea mengeluarkan lipid dengan mengadakan disintegrasi dengan sel


lainnya, proses tersebut dikenal sebagai sekresi holokrin. Lama hidup dari sebosit
mulai dari saat pembagian sel hingga sekresi holokrin adalah sekitar 21-25 hari.
Karena adanya pembaharuan dan sekresi kelenjar holokrin yang terjadi secara
tetap, sel individu dalam kelenjar akan ditempatkan pada aktivitas metabolik
tergantung dari keadaan diferensiasinya. Sel-sel yang terletak paling di luar, pada
lapisan membran sel basal, bentuknya kecil, berinti, tidak terdapat lipid. Lapisan ini
mengandung sel pembagi (dividing cells), yang melengkapi sel-sel yang hilang pada
saat ekskresi lipid. Sebagai sel pengganti yang diletakkan pada tengah kelenjar,
mereka memulai memproduksi lipid, yang berakumulasi dalam bentuk tetesan.
Selanjutnya sel-sel tersebut menjadi lebih berkembang/membesar dengan tetesan
lipid, inti sel dan organel lainnya menghilang. Setelah sel tersebut mencapai duktus
sebacea, mereka berintegrasi dan mulai mengeluarkan isinya, yaitu lipid. Hanya lipid
yang netral dapat mencapai permukaan kulit. Selama proses disintegrasi sel, terjadi
daur ulang dari protein, asam nukleat dan membran fosfolipid.

KOMPOSISI LIPID PADA SEBUM


Human sebum, setelah meninggalkan kelenjar sebacea, mengandung squalene,
kolesterol, kolesterol ester, wax ester dan trigleserida. Selama perjalanan sebum ke
kanalis rambut, enzim bakteri menghidrolisis beberapa trigliserida, sehingga pada
saat campuran lipid mencapai permukaan kulit, mereka mengandung asam lemak

4
bebas dan sebagian kecil monogliserida dan digliserida selain dari komponen
dasarnya. Wax ester dan squalene membedakan sebum dari lipid organ internal
yang tidak mengandung wax ester dan sedikit squalene. Kelenjar sebacea manusia
tidak bisa mengubah squalene ke sterol seperti halnya kolesterol. Pola asam lemak
tidak tersaturasi pada trigliserida, wax ester dan kolesterol ester juga membedakan
human sebum dari lipid organ lainnya. Pada kelenjar sebum manusia, pola
predominan mengandung insersi Δ6 double bond pada asam palamitat (16:0).
Menghasilkan Asam sapienat (16:1Δ6) merupakan mayor asam lemak dari human
sebuk dewasa. Elongasi rantai dengan dua karbon dan insersi ikatan lainnya
menghasilkan asam sebaleat (18:2Δ5,8), asam lemak menjadi unik untuk human
sebum.

Gambar Lipid dalam

kelenjar sebacea

FUNGSI SEBUM

Fungsi sebenarnya dari sebum pada manusia tidak diketahui secara pasti. Sebum
dapat mengurangi kehilangan air pada permukaan kulit dan berfungsi untuk menjaga
kulit tetap lembut dan halus, walaupun evidensi untuk pernyataan ini pada manusia
masih minimal. Pada demonstrasi pada kelenjar sebacea tikus (asebia), gliserol
dibuat dari hidrolisis trigliserida pada sebum dan untuk mempertahankan hidrasi
stratum korneum. Sebum telah membuktikan dapat memproteksi kulit dari infwksi
bacteria dan jamur, paling tidak karena mengandung immunoglobulin A yang
disekresi dari kelenjar eksokrin. Vitamin E dibawa ke lapisan teratas dari kulit untuk

5
proteksi kulit dan permukaan lipid dari oksidasi. Sebum mengalir ke permukaan kulit
menyediakan mekanisme transit yang penting untuk vitamin D dapat mengadakan
fungsinya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENGATUR KELENJAR SEBACEA DAN PRODUKSI


SEBUM

Produksi sebum terus berlanjut dan tidak dikontrol oleh mekanisme neural.
Mekanisme pasti pengaturan kelenjar sebacea mengeluarkan sebum tidak diketahui
passti. Kelenjar sebacea diatur oleh androgwn dan retinoid, tetapi faktor lain seperti
melacortin, proxisom proliferator activated reseptors (PPARs) dan fibroblast factors
receptors (PCFRs) juga dikatakan memegang peranan pengaturan kelenjar sebum.

Androgen

Telah lama dipikirkan bahwaa kelenjar sebacea memerlukan stimulasi andogenik


untuk memproduksi kuantitas sebum secara signifikan. Walaupun androgen yang
paling kuat adalah testosterone, dan mereduksi produksi dihidrotestosteron,
tingkatan testosterone tidak parallel dengan aktivitas kelenjar sebacea. Sekresi
sebum mulai meningkat pada anak-anak ketika adrenarche, masa perkembangan
dimana memulai pubersitas kira-kira 2 tahun lamanya.

Adrenal Androgen dehidroepiandrosterone sulfate (DHEAS) dapat menjadi regulator


aktivitas kelenjar sebacea untuk konversi testosterone dan dihydrotestosteron pada
kelenjar sebacea. Kadar DHEAS tertinggi pada bayi baru lahir, terendah pada
kanak-kanak 2-4 tahun, dan mulai meningkat ketika sekresi sebum juga mulai
meningkat. Pada masa dewasa kadar DHEAS memperlihatkan variasi pada tiap
individu, tetapi acne meningkat tajam pada laki-laki dibandingkan wanita. Terdapat
penurunan kadar DHEAS pada kedua jenis kelamin pada awal masa dewasa dan
berlanjut hingga seterusnya. Penurunan ini paralel dengan penurunan sekresi
sebum. DHEAS ini terdapat pada darah dalam kadar yang tinggi. Diperlukan enzim
untuk mengadakan konversi agar androgen pada kelenjar sebacea makin poten.
Enzim yang termasuk ini adalah 3β-hydroxysteroid dehydrogenase, 17β-
hydroxysteroid, dan 5α-reduktase.

6
Retinoid

Isotretinoin (13-cis retinoic acid adalah inhibitor paling poten pada sekresi sebum di
bidang farmakologi. Secara histologis, kelenjar sebacea ditandai dengan pengecilan
dan sebosit pada beberapa orang terlihat tidak berdiferensiasi, kurang
terakumulasinya sitoplasma pada kelenjar sebacea.

Isotretinoin tidak berinteraksi denan resepror retinoid manapun yang diketahui,


Mungkin hanya tersedia sebagai prodrug untuk sintesis semua trans retinoic acis
atau 9 cic retinoic acid, dimana mengadakan interaksi dengan reseptor retinoid.
Isotretinoin memiliki aksi sebosupresif dibandingkan dengan semua trans atau 9-cis
retinoid acis. Mekanisme oleh 13-cis retinoic acid menurunkan sekresi sebum belum
diketahui., tetapi berfungsi menekan aktivitas 3α-dari retinoid dehiddrogenase dan
menyebabkan penurunan sintesis androgen. Isotretinoin mencetuskan kegagalan
siklus sel pada sebosit manusia dan models kultur sebosit manusia yang immortal.
Juga mencetuskan apoptosis pada SEB-1. Inhibisi sintesis androgen, kegagalan
siklus sel, dan apoptosis oleh 13-cis retinoic acid dapat menjelaskan terjadinya
pengecilan ukuran kelenjar sebacea setelah terapi.

Melanocortin

Yang termasuk melanocortin adalah hormon stimulator melanosit dan hormone


adrenocorticotropic. Melanocortin 5-receptor telah diidentifikasikan sebagai
pemegang peranan dalam memodulasi produksi sebum.

Reseptor Fibroblas Growth Factor

PGFR1 dan PGFR2 dapat terlihat pada epidermis dan appendage kulit. Ekspresi
PGFR3 dan PGFR4 terlihat pada pembuluh darah dermis dan mikrovessel dan
sama sekali tidak terdapat pada epidermis dan appendages. PGFR2 berperan
penting pada saat embryogenesis pada pembentukan kulit. Mutasi pada FGP2
menyebabkan Apert syndrome, yang secara normal diakibatkan oleh acne.

Anda mungkin juga menyukai