KELENJAR SEBACEA
1
Kelenjar ini terdiri atas beberapa lobus, dimana duktusnya terdiri oleh epitel
squamous bertanduk yang berderet. Kelenjar sebacea ini terbuka secara langsung
ke permukaan kulit, tidak melalui folikel rambut. Lobus-lobus ini menyusun menuju
duktus sebacea yang utama, dimana biasanya terbuka ke kanalis pilaris. Pada
kanalis pilaris ini terdapat epitel yang kontinyu dengan permukaan epidermis. Dalam
satu unit kelenjar ini, asinusnya bervariasi pada proses diferensiasinya dan
kematangannya (maturitasnya). Ada beberapa yang sama sekali tidak
berdiferensiasi, dan memperlihatkan akumulasi lipid yang sedikit ataupun sama
sekali tidak ada. Ada juga yang memiliki lipid yang penuh hingga memenuhi bagian
luar perifer dari asinus.
2
Histologis kelenjar sebacea
3
Terdapat tiga daerah proliferasi yang telah diutarakan oleh Plewig dkk,
dengan menggunakan H-thymidine astoradiografi. Terdapat duktus yang
memperlihatkan migrasi seluler yang cepat dengan renewal time sekitar 2-4 hari.
Pada tempat sel yang tidak berdiferensiasi, dengan renewal time 4-7 hari, dapat
dibedakan dengan diferensiasi lipid yang menghasilkan sel pada fundus kelenjar
dengan replacement time lebih dari 14 hari, dapat juag 21-25 hari. Sintesis dan
perombakan lipid terjadi pada kelenjar sebacea ini memerlukan waktu lebih dari 1
minggu.
4
bebas dan sebagian kecil monogliserida dan digliserida selain dari komponen
dasarnya. Wax ester dan squalene membedakan sebum dari lipid organ internal
yang tidak mengandung wax ester dan sedikit squalene. Kelenjar sebacea manusia
tidak bisa mengubah squalene ke sterol seperti halnya kolesterol. Pola asam lemak
tidak tersaturasi pada trigliserida, wax ester dan kolesterol ester juga membedakan
human sebum dari lipid organ lainnya. Pada kelenjar sebum manusia, pola
predominan mengandung insersi Δ6 double bond pada asam palamitat (16:0).
Menghasilkan Asam sapienat (16:1Δ6) merupakan mayor asam lemak dari human
sebuk dewasa. Elongasi rantai dengan dua karbon dan insersi ikatan lainnya
menghasilkan asam sebaleat (18:2Δ5,8), asam lemak menjadi unik untuk human
sebum.
kelenjar sebacea
FUNGSI SEBUM
Fungsi sebenarnya dari sebum pada manusia tidak diketahui secara pasti. Sebum
dapat mengurangi kehilangan air pada permukaan kulit dan berfungsi untuk menjaga
kulit tetap lembut dan halus, walaupun evidensi untuk pernyataan ini pada manusia
masih minimal. Pada demonstrasi pada kelenjar sebacea tikus (asebia), gliserol
dibuat dari hidrolisis trigliserida pada sebum dan untuk mempertahankan hidrasi
stratum korneum. Sebum telah membuktikan dapat memproteksi kulit dari infwksi
bacteria dan jamur, paling tidak karena mengandung immunoglobulin A yang
disekresi dari kelenjar eksokrin. Vitamin E dibawa ke lapisan teratas dari kulit untuk
5
proteksi kulit dan permukaan lipid dari oksidasi. Sebum mengalir ke permukaan kulit
menyediakan mekanisme transit yang penting untuk vitamin D dapat mengadakan
fungsinya.
Produksi sebum terus berlanjut dan tidak dikontrol oleh mekanisme neural.
Mekanisme pasti pengaturan kelenjar sebacea mengeluarkan sebum tidak diketahui
passti. Kelenjar sebacea diatur oleh androgwn dan retinoid, tetapi faktor lain seperti
melacortin, proxisom proliferator activated reseptors (PPARs) dan fibroblast factors
receptors (PCFRs) juga dikatakan memegang peranan pengaturan kelenjar sebum.
Androgen
6
Retinoid
Isotretinoin (13-cis retinoic acid adalah inhibitor paling poten pada sekresi sebum di
bidang farmakologi. Secara histologis, kelenjar sebacea ditandai dengan pengecilan
dan sebosit pada beberapa orang terlihat tidak berdiferensiasi, kurang
terakumulasinya sitoplasma pada kelenjar sebacea.
Melanocortin
PGFR1 dan PGFR2 dapat terlihat pada epidermis dan appendage kulit. Ekspresi
PGFR3 dan PGFR4 terlihat pada pembuluh darah dermis dan mikrovessel dan
sama sekali tidak terdapat pada epidermis dan appendages. PGFR2 berperan
penting pada saat embryogenesis pada pembentukan kulit. Mutasi pada FGP2
menyebabkan Apert syndrome, yang secara normal diakibatkan oleh acne.