Anda di halaman 1dari 9

1.

Lamaran

Upacara pernikahan adalah upacara adat yang diselenggarakan dalam


rangka menyambut peristiwa pernikahan . Pernikahan sebagai peristiwa
penting bagi manusia, dirasa perlu disakralkan dan dikenang sehingga
perlu ada upacaranya. Upacara lamaran:

· Pada hari yang telah ditetapkan, datanglah utusan dari calon besan
yaitu orang tua calon pengantin pria dengan membawa oleh-oleh. Pada
zaman dulu yang lazim disebut Jodang ( tempat makanan dan lain
sebagainya ) yang dipikul oleh empat orang pria.
· Makanan tersebut biasanya terbuat dari beras ketan antara lain:
Jadah, wajik, rengginang dan sebagainya.
· Menurut naluri makanan tersebut mengandung makna sebagaimana
sifat dari bahan baku ketan yang banyak glutennya sehingga lengket
dan diharapkan kelak kedua pengantin dan antar besan tetap lengket
(pliket,Jawa).
· Setelah lamaran diterima kemudian kedua belah pihak
merundingkan hari baik untuk melaksanakan upacara peningsetan.
Banyak keluarga Jawa masih melestarikan sistem pemilihan hari
pasaran pancawaradalam menentukan hari baik untuk upacara
peningsetan dan hari ijab pernikahan.

2.. Siraman

Siraman iku salah siwijine rantaman ing upacara pengantenan. Acara


siraman iku upacara pralambang kanggo ngresikake jiwa calon
penganten upacara iki dianakake sedina sadurungu ijab kabul ing
omahe calon manten. Padatan mapan ing bagian omah seng rada
kabuka kaya ing pelataran ing mburi omah utawa ing taman ngarep
omah sing sepisanan biasane wong tuwa calon manten, banjur
diterusake dening para sadulur liyane. Lan uga pemaes nganti
gunggung pitu. Rantaman ing upacara siraman, yaiku :

A. Masang bleketepe lan tuwuhan


B. Ngerem toya perwitasari menyang calon penganten priya
C. Sungkeman
D. Dedonga
E. Siraman
F. Pagas rikma
G. Dodol dhawet
H. Potong tumpeng kemulyan
I. Dulangan
J. Kembul bujana andrawina

3. Temu Manten
Upacara temu manten atau panggih biasanya dilakukan
setelah akad nikah. Iring-iringan mempelai pria membawa kembang
mayang yang dibawakan 2 menggolo. dan iring-iringan mempelai wanita
membawa kembang mayang yang dibawakan 2 domas. Yang kemudian
kembang mayang dari mempelai pria akan ditukar dengan kembang
mayang dari mempelai wanita.

4. Bubak Kawah

bubak kawah adalah upacara adat yang dilaksanakan ketika orang tua
mantu pertama, khusus untuk pengantin jaka lara ( perjaka-gadis ) pada
mantu yang pertama ( tidak harus mantu anak sulung ).
5. Tumplak Punjen

adalah adat orang jawa Pada mantu terakhir yaitu dilaksanakan


acara tumplak punjen, Tumplak artinya tumpah ( keluar semua ) karena
wadah di tumpahkan, Ditumplak artinya di tumpahkan, di keluarkan semua.
Tata cara upacara tumplak punjen yaiku :

1. Salah seorang anak yang mewakili menyampaikan pernyataan atau


sambutan yang ditujukan kepada bapak dan ibunya.
2. Bapak – ibu memberikan jawaban.
3. Kemudian dilaksanakan sungkem / sembah di mulai dari anak yang
tertua hingga pengantin ( anak yang terakhir ), suami istri ( semua
mantu cucu dan cicit ) semua melaksanakan sungkem kepada bapak
ibunya.
4. Ketika sungkem, biasanya orang tua / bapak ibu memberikan kampil-
kampil kecil berisi biji-bijian, beras kuning, empon-empon, bunga
sritaman / triwarna dan uang, boleh juga ditambah dengan hadiah /
parsel yang lebih berharga lainya.
5. Setelah sungkeman selesai, bapak dan ibu menyebar peralatan
tumplak punjen yang berada dalam bokor yang biasanya berisi biji-
bijian ( beras kuning, kedelai, jagung, empon-empon ) bunga
triwarna, dan uang receh maupun uang kertas, bapak ibu seperti
menyebar udhik-udhik dan semua anak, mantu dan cucu, serta
hadirin boleh berebut mengambil sebaran undhik-undhik tersebut,
dan bapak ibu harus menyisakan isi bokor atau undhik-undhik di
dalam bokor sebagai syarat tumplak punjen untuk anak terakhir.
6. Setelah selesai menyebar udhik-udhik, sisa udhik-udhik di tumplak di
depan pelaminan / di depan tempat duduk pengantin.
7. Selesai.

6. Langkahan

Upacara langkahan ( Pelangkah / Plangkah ) dilaksanakan apabila calon


mempelai wanita mendahului menikah dari kakak perempuan atau laki-
laki, calon pengantin wanita melangkah terlebih dahulu ( nglangkahi )
kakaknya, untuk itu dilaksanakan upacara langkahan. Tata cara upacara
langkahan :

1.calon pengantin duduk dan mengucapkan salam kepada


kakaknya yang duduk diapit kedua orangtua.

2. sambil sungkem di hadapan kakak, calon pengantin


menyatakan permohonan maaf apabila selama ini sering
berbuat salah. Lalu memohon ijin dan keikhlasan sang kakak
untuk dilangkahi menikah lebih dulu.
3. kakak calon pengantin memberi keikhlasan untuk dilangkahi.
Kemudian calon pengantin mengucapkan terimakasih dan
mendoakan sang kakak agar segera menemukan jodohnya.

4. calon pengantin menyerahkan plangkahan kepada sang


kakak, dan meminta kesediaan sang kakak untuk tetap
membimbingnya dalam menjalani kehidupan.

5. sang kakak memegang tebu wulung yang diikat dengan


ingkung bakar sebagai tongkat untuk membimbing adiknya
sambil berpegangan tangan dengan sang adik, lalu
membimbing calon pengantin melangkahi tumpeng golong
sebanyak tiga kali.

7. Mitoni
Mitoni adalah sebuah upacara adat Jawa yang dilakukan pada saat
seorang wanita telah mengandung janin selama tujuh bulan dengan
maksud agar wanita tersebut dan bayi yang akan dilahirkan pada bulan
kelahirannya akan lahir. Tata Cara pelaksanaan upacara mitoni yaitu
Yang pertama yaitu siraman, yang pertama “menyiram” dalam upacara
mitoni ini adalah calon kakek. Selanjutnya adalah acara memasukkan
telur ayam kampong oleh suami sang calon ibu kedalam kain calon ibu.
Kemudian diikuti dengan acara-acara lainnya seperti ganti busana,
memutus janur dan sebagainnya.

8. Tedak siten
Tedak siten adalah suatu upacara dalam tradisi budaya Jawa yang
dilakukan ketika anak pertama belajar jalan dan dilaksanakan pada usia
sekitar tujuh atau delapan bulan. Tahapan dalam upacara tedak
siten antara lain adalah: Membersihkan kaki. Injak tanah.

Anda mungkin juga menyukai