Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASAM URAT DAN LATIHAN GERAK ROM

PADA LANSIA DI DESA MULYOAGUNG RT 04/RW 01

A. Latar Belakang
Asam Urat sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Asam urat merupakan suatu produk
akhir dari metabolisme purin yang terjadi di dalam tubuh manusia. Asam urat memang
sudah ada di dalam tubuh manusia, hanya saja apabila jumlahnya berlebih maka akan
menimbulkan beberapa keluhan. Menurut Bennon (1979) dalam Pranaji, kurang lebih 20-
30% penderita asam urat (gout) terjadi akibat kelainan sintesa purin dalam jumlah besar
yang menyebabkan kelebihan asam urat dalam darah. Kurang lebih 75% penderita gout
terjadi akibat kelebihan produksi asam urat, tetai pengeluarannya tidak sempurna. Dengan
peningkatan produksi asam urat atau retensi asam urat, kadar asam urat serum meningkat.
Biasanya kadar asam urat serum pada penderita gout lebih dari 6,5-7,0 mg/dl.
Asam urat merupakan penyakit yang umum dialami oleh kalangan lansia. Penyakit-
penyakit yang terjadi pada lanjut usia sering memberikan gejala-gejala yang tidak jelas
sepert asam urat. Dibutuhkan kecermatan agar dapat diidentifikasi, karena penaganan atau
pengobatan yang terlambat dapat berakibat fatal. Salah satu dampak dari asam urat adalah
rasa nyeri pada persendian alat gerak pada lansia. Hal ini akan berdampak pada
penurunan aktivitas yang dialami oleh lansia akibat rasa nyeri yang ditimbulkan, ROM
(Range of Motion) digunakan sebagai salah satu tata laksana dalam melatih gerak pada
lansia agar tidak terjadi pengecilan otot pada ekstremitas akibat penurunan aktivitas yang
terjadi pada lansia.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit klien / keluarga diharapkan dapat
mengerti tentang asam urat dan latihan gerak.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Menjelaskan tentang pengertian asam urat dan latihan gerak (ROM)
b. Menjelaskan tentang makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada penderita
asam urat.
c. Menjelaskan tentang prosedur tindakan latihan gerak (ROM)

C. Rencana Kegiatan
1. Metode
Penyuluhan asam urat dan Demonstrasi latihan gerak ROM
2. Media
Media gambar
3. Waktu dan Tempat
Waktu : Rabu, 12 April 2017
Pukul : 16.30-17.00
Tempat: Rumah Tn. A Desa Mulyoagung RT 04 RW 01
4. Materi : Penyuluhan Asam urat dan Simulasi Latihan gerak ROM
5. Peserta : Ny. K
6. Tahap – tahap Kegiatan
Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Ibu Metode Media
hamil
Pendahuluan 5’ - Membuka kegiatan - Menjawab Two way
dengan salam method
- Mendengarkan (diskusi)
mengucapkan salam
- Menyebutkan kontrak dan
waktu memperhatikan
- Menjelaskan
materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan.
Pelaksanaan 30’ - Menjelaskan - Mendengarkan Two way Media
pengertian sederhana dan method gambar,
(Diskusi
tentang asam urat, memperhatikan
dan
makanan-makanan penjelasan
Demonstr
yang tidak dianjurkan tentang asam
asi latihan
dan dianjurkan untuk urat.
- Mengikuti gerak
menangani asam urat
- Mempraktekkan latihan gerak ROM)
gerakan ROM ROM yang
- Memberikan
diperagakan
kesempatan kepada
oleh perawat.
peserta untuk
bertanya
Penutup 5’ - Menanyakan kembali - Menjawab Two way
hal-hal yang sudah pertanyaan method
dijelaskan mengenai tentang asam (diskusi)
asam urat dan ROM urat dan latihan
- Mengucapkan terima
gerak ROM.
kasih - Memperhatikan
- Mengucapkan salam
dan menjawab
salam
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Adanya koordinasi yang baik antara perawat dan klien untuk menentukan waktu dan
tempat kegiatan
b. Adanya persiapan yang baik terkait alat dan media yang sesuai dengan kegiatan

2. Evaluasi Proses
a. Klien mengikuti seluruh kegiatan yang diintruksikan oleh perawat
b. Klien mampu menyebutkan makanan apa yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi
penderita asam urat.
c. Klien mampu menirukan latihan gerakan ROM di demonstrasikan oleh perawat
d. Lansia memberikan respon atau umpan balik berupa pertanyaan dan dapat
memahami tentang asam urat dan melakukan gerakan yang diperagakan oleh
perawat

3. Evaluasi Hasil
a. Klien mampu mengulang kembali materi yang diberikan tentang asam urat
b. Klien mampu melakukan gerakan ROM

E. DAFTAR PUSTAKA

Andry, Saryono dan Arif Setyo Upoyo. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kadar Asam Urat Pada Pekerja Kantor di Desa Karang Turi, Kecamatan
Bumiayu, Kabupaten Brebes. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman
Journal of Nurshing). 4 (1: 26-31)
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8. EGC, Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI Direktorat Bina Gizi Subdit Bina Gizi Klinik. 2011. Diet Rendah
Purin. Online. Diakses dari [https:// www.gizi.depkes.go.id/wp-
content/uploads/2013/09/Brosur-Diet-Rendah-Purin.pdf] diakses pada 10 April
2017.
Price S.A, Lorraine MW. Patophysiology, konsep klinis proses-proses penyakit. EGC
Jakarta.
Potter & perry, 2006, Buku ajar fundamental keperawatan edisi 4, EGC, Jakarta.
Lampiran Materi

TINJAUAN TEORI

A. ASAM URAT
1. Pengertian Asam Urat
Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen
asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat
mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti perasaan linu-linu di daerah
persendian dan sering disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi
penderitannya. Penyakit ini sering disebut penyakit gout atau lebih dikenal dengan
penyakit asam urat (Andry, 2009).
Kadar asam urat dapat diketahui melalui hasil pemeriksaan darah dan urin. Nilai
rujukan kadar darah asam urat normal pada laki-laki yaitu 3,4 – 7 mg/dl sedangkan pada
perempuan yaitu 2,4 – 5,7 mg/dl (Depkes RI, 2011).
2. Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Untuk Dikonsumsi

(Depkes RI, 2011).

B. ROM (RANGE OF MOTION)


1. Pengertian.
Range of Motion (ROM) merupakan prosedur dan usaha untuk memenuhi kebutuhan
fisik terutama aktivitas gerak (mobilisasi) untuk pasien dengan keterbatasan gerak.

2. Manfaat ROM
Manfaat dilakukannya range of motion adalah untuk memenuhi kebutuhan aktivitas.
Aktivitas pada anggota gerak akan memperlancar sirkulasi dan perfusi jaringan. Selain
itu, koordinasi persyarafan akan menjadi lebih optimal. Sedangkan, manfaat
dilakukannya range of motion pada pasien dengan gangguan mobilisasi adalah untuk
mencegah disuse atrofi syndrome pada otot dengan gangguan mobilitas fisik. ROM
dapat merangsang sistem syaraf, meningkatkan perfusi jaringan sekaligus merehabilitasi
sistem muskulo skeletal yang mengalami gangguan.

3. Tujuan ROM
a. Memelihara dan mempertahankan kekuatan otot
b. Memelihara mobilitas persendian
c. Menstimulasi persendian
d. Mencegah kontraktur sendi

4. Prosedur
a. Cara fleksi dan ekstensi jari-jari
Prosedur Kerja:
1) Pegang jari-jari pasien dengan satu tangan sementara tangan lainnya memegang
kaki
2) Bengkokan jari-jari kaki ke bawah
3) Luruskan jari-jari kemudian dorongan ke belakang
4) Kembalikan ke posisi semula
5) Observasi perubahan yang terjadi

b. Cara infersi dan efersi kaki


Prosedur Kerja:
1) Pegang separuh bagian atas dengan satu tangan dan pegang pergelangan kaki
dengan tangan lain
2) Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya
3) Kembalikan ke posisi semula
4) Putar kaki keluar sehingga telapak kaki menjauhi kaki lainnya
5) Kembalikan ke posisi semula
6) Observasi perubahan yang terjadi

c. Cara fleksi dan extensi pergelangan kaki


Prosedur Kerja:
1) Letakkan satu tangan pada telapak kaki klien dan satu tangan yang lain di atas
pergelangan kaki, jaga kaki lurus dan releks
2) Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari ke arah dada klien
3) Kembalikan ke posisi semula
4) Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien
5) Observasi perubahan yang terjadi
d. Cara fleksi dan extensi lutut
Prosedur Kerja
1) Letakkan satu tangan di bawah lutut klien dan pegang tumit klien dengan tangan
yang lain
2) Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha
3) Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin
4) Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas
5) Kembalikan ke posisi semula
6) Obsevasi perubahan yang terjadi

e. Cara rotasi pangkal paha


Prosedur Kerja:
1) Letakkan satu tangan pada pergelangan kaki dan satu tangan lainnya di atas lutut
2) Putar kaki menjauhi perawat
3) Putar kaki mengarah perawat
4) Kembalikan ke posisi semula
5) Observasi perubahan yang terjadi

f. Cara abduksi dan adduksi pangkal paha


Prosedur Kerja:
1) Letakkan satu tangan di bawah lutut klien dan satu tangan pada tumit
2) Jaga posisi klien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat tidur. Gerakkan
kaki menjauhi badan perawat
3) Kembalikan ke posisi semula
4) Obsevasi perubahan yang terjadi

Anda mungkin juga menyukai