A. Deskripsi
Pendidikan kesehatan merupakan upaya memberikan pengetahuan kepada pasien dan keluarga
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Pendidikan kesehatan yang akan dilakukan
dalam pembelajaran ini yaitu terkait Latihan Range Of Motion (ROM). Sasaran dari kegiatan
penkes ini yaitu pasien dengan gout arthritis dan keluarga pasien.
B. Capaian Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan keluarga dan pasien dapat mengetahui dan
mempraktekkan cara melaksanakan ROM.
C. Capaian Spesifik
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, keluarga dan pasien mampu:
1) Menjelaskan pengertian ROM
2) Menjelaskan tujuan dari latihan ROM
3) Mempraktekkan ROM
D. Metode Pembelajaran
Pembelajaran akan dilakukan dengan menggunakan metode counseling. Metode ini merupakan
salah satu metode pendidikan kesehatan individual yang dapat diterapkan apabila pendidik dan
peserta didik dapat berkomunikasi secara langsung. Melalui metode counseling, peserta atau klien
dan pendidik dapat berdialog secara langsung dan interaktif sehingga waktu yang digunakan lebih
efektif dan efisien.
E. Media
Media yang akan digunakan adalah brosur trifold (brosur lipat tiga). Alasan penggunaan media ini
adalah agar peserta atau klien dan keluarganya dapat membaca kembali materi yang telah diberikan
setelah pembelajaran atau saat sudah kembali ke rumah.
F. Kegiatan Pembelajaran
No. Waktu Kegiatan Pendidik Kegiatan Peserta Didik
G. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
● Kehadiran peserta:
Peserta yang terdiri atas klien dan keluarga hadir secara penuh selama kegiatan
berlangsung
● Keaktifan peserta:
Peserta didik atau klien aktif dan antusias selama kegiatan berlangsung.
2. Evaluasi Hasil
● Peserta mampu menyebutkan indikasi dan tujuan ROM
● Peserta mampu mempraktekkan ROM dengan dibimbing oleh pendidik
H. Referensi
Hartinah, S., Pranata, L. dan Koerniawan, D. (2019) ‘Efektivitas Range Of Motion (ROM) Aktif
Terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas Atas dan Ekstremitas Bawah pada Lansia’, Publikasi
Penelitian Terapan dan Kebijakan, 2(2), pp. 113–121. Available at:
https://doi.org/https://doi.org/https://doi.org/10.46774/pptk.v2i2.87.
Isworo, A. et al. (2021) Panduan Praktikum Keperawatan Medikal Bedah III. Purwokerto:
Universitas Jenderal Soedirman.
Nurarif, A.H. dan Kusuma, H. (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. 2nd edn. Yogyakarta: Mediaction.
Potter, P.A. dan Perry, A.G. (2014) Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik. Jakarta: EGC.
Lampiran Materi
Gout Arthritis adalah penyakit yang menyerang persendian dan jaringan tulang oleh
penumpukan kristal asam urat sehingga menimbulkan peradangan. Gout Arthritis adalah
penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat
produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan
asupan makanan kaya purin. Gout Arthritis terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam
urat karena kadarnya yang tinggi. Salah satu tanda dari Gout Arthritis adalah nyeri pada
persendian. Nyeri ini awalnya bersifat akut namun bila dibiarkan lama kelamaan akan menjadi
kronis. Nyeri kronis akan bersifat lebih kompleks karena memiliki korelasi dengan faktor
psikologi, dan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Menurut Riskesdas 2018, angka kejadian gout arthritis di
Indonesia adalah 11,9% dengan penderita terbanyak adalah mereka
yang berusia ≥75 tahun (54,8%). Aceh memiliki angka kejadian gout
arthritis tertinggi, yaitu 13,26%. Menurut Nurarif dan Kusuma (2015),
tindakan yang dapat mencegah meningkatnya kadar asam urat dan
mengontrol gejala gout artritis adalah mengkonsumsi obat yang
diresepkan, istirahat yang cukup, kompres hangat, memodifikasi pola
makan, dan mengurangi konsumsi alkohol. Seseorang yang menderita
gout arthritis dapat merasakan nyeri sendi serta meningkatkan
terjadinya risiko jatuh terutama pada lansia.
Latihan Rentang Gerak atau Range Of Motion (ROM) dapat digunakan sebagai terapi non
farmakologis dalam menurunkan nyeri sendi. Range Of Motion (ROM) juga dapat digunakan
untuk meningkatkan kemampuan mobilitas sendi. Selain itu latihan gerak sendi Range Of
Motion (ROM) merupakan olahraga yang paling mudah dan murah, karena dapat dilakukan
secara mandiri di rumah tanpa mengganggu pekerjaan sehari-hari. Latihan gerak sendi Range Of
Motion (ROM) memungkinkan untuk dilakukan peregangan dan penguatan otot yang dapat
membantu meningkatkan daya gerak sendi sehingga otot yang dapat menahan benturan dengan
lebih baik, serta mengurangi tekanan pada tulang rawan dan persendian yang pada akhirnya
gejala nyeri sendi dapat berkurang (Shahlysa, 2018).
Selain itu, ROM juga dapat memelihara mobilitas persendian, melancarkan sirkulasi
darah, dan mencegah kelainan bentuk (Potter, PA & Perry, 2014). Sebelum dilakukan, penulis
memperhatikan beberapa indikasi dan kontraindikasi dari latihan Range of Motion (ROM).
Indikasinya antara lain: pasien dengan kelemahan otot, stroke, dan tirah baring lama. Sedangkan
hal yang menjadi kontraindikasi berupa: klien dengan sendi yang terinfeksi, kelainan sendi dan
tulang, dan klien dengan imobilisasi karena penyakit tertentu. Gerakan-gerakan pada latihan
Range of Motion (ROM) mencakup seluruh bagian persendian tubuh, seperti : leher, bahu, siku,
lengan bawah, pergelangan tangan, jari-jari tangan, ibu jari, pinggul, lutut, mata kaki, kaki, dan
jari-jari kaki (Padhila, 2013).