Anda di halaman 1dari 903

ANATOMI

KLINIS
Berdasarkan Sistem
Kutipan PasalT2t
Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta
(Undang-Undang No. 1"9 Tahun 2002)
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling
sedikit Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu
ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkart sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).

PrNrnvc Drxnruuu
Penerbit adalah rekanan pengararlg untuk menerbitkan sebuah buku. Bersama pengarang, penerbit menciptakan buku
untuk diterbitkan. Penerbit mempunyai hak atas penerbitan buku tersebut serta distribusinya, sedangkan pengarang
memegang hak penuh atas karangannya dan berhak mendapatkan royalti atas penjualan bukunya dari penerbit.

Percetakan adalah perusahaan yang memiliki mesin cetak dan menjual jasa pencetakan. Percetakan tidak memiliki
hak apa pun dari buku yang dicetaknya kecuali upah. Percetakan tidak bertanggung jawab atas isi buku yang
dicetaknya.

Pengarang adalah pencipta buku yang menyerahkan naskahnya untuk diterbitkan di sebuah penerbit. Pengarang
memiliki hak penuh atas karangannya, namun menyerahkan hak penerbitan dan distribusi bukunya kepada penerbit
yang ditunjuknya sesuai batas-batas yang ditentukan dalam perjanjian. Pengarang berhak mendapatkan royalti atas
karyanya dari penerbit, sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian Pengarang-Penerbit.

Pembajak adalah pihak yang mengambil keuntungan dari kepakaran pengarang dan kebutuhan belajar masyarakat.
Pembajak tidak mempunyai hak mencetak, tidak memiliki hak menggandakan, mendistribusikan, dan menjual buku
yang digandakarnya karena tidak dilindungi copyright ataupun perjanjian pengarang-penerbit. Pembajak tidak
peduli atas jerih payah pengarang. Buku pembajak dapat lebih murah karena mereka tidak perlu mempersiapkan
naskah mulai dari pemilihan judul, editing sampai persiapan pracetak, tidak membayar royalti, dan tidak terikat
perjanjian dengan pihak mana pun.

PnnrsEl,{KAN BUKU Anlr,lrr KnrurNlr,!


Anda jangan menggunakan buku bajakan, demi menghargai jerih payah para pengarang yang notabene adalah para
guru.
ANATOMI
KLINIS
Berdasarkan Sistem
(Clinical Anatomy by Systems)

Richard S. Snell, MD, PhD


Emeritus Professor of Anatomy
George Washington U niversity
School of Medicine and Health Sciences
Washington, DC

Alih Bahasa:
dr. Liliana Sugiharto, M.S., PAK(K)

Editor Edisi Bahasa lndonesia:


dr. Ardy Suwahjo
dr. Yohanes Antoni Liestyawan

PENERBIT BUKU KEDOKTERAN


ffiE
EGC 1886

This is a translation of
CLINICAL ANATOMY BY SYSTEMS
by Richard S. Snell, MD, PhD
Copyright @ 2007 Lippincott Williams & Wilkins.
Published by arrangement with Lippincott Williams & WilkinsAil'olters Kluwer Health Inc., USA.

ANATOMI KLINIS BERDASARKAN SISTEM


Alih bahasa: dr. Liliana Sugiharto, M.S., PAK(K)
Editor edisi bahasa Indonesia: dr. Ardy Suwahjo & dr. Yohanes Antoni Liestyawan

Hak cipta terjemahan Indonesia


@ 2008 Penerbit Buku Kedokteran EGC
P.O. Box 42'T6lJakarta 10042
Telepon: 6530 6283
Anggota IKAPI
Desain kulit muka: Teddy Kurniawan, S.Sn
Penata letak: Cicih Kumiasih

Hak cipta dilindungi Undang-Undang.


Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik,
termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Cetakan2012

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)


Snell, Richard S.
Anatomi klinis berdasarkan sistem / Richard S. Snell ; alih bahasa,
Liliana Sugiharto ; editor edisi bahasa Indonesia, Ardy Suwahjo, Yohanes Antoni
Liestyawan. Jakarta : EGC, 201 1.
-
ix,893 hlm. ;21 x27 cm.
Judul asli: Clinical anatomy by systems.
rsBN 978-979 -044-t26-2
1. Anatomi manusia. I. Judul. II. Liliana Sugiharto.
III. Ardy Suwahjo. IV. Yohanes Antoni Liestyawan.
611

Indikasi akurat, reaksi merugikan, dan jadwal dosis untuk obat disajikan pada buku ini, tetapi hal ini dapat saja
berubah. Pembaca disarankan mengacu data informasi dari pabrik tentang obat yang ditulis pada kemasannya.
Penulis, editor, penerbit, atau disffibutor tidak bertanggung jawab atos kesalahan atau kealfaan atau atas
konsekuensi dari penerapan informasi yang ada di dalam buku ini, dan tidak memberi jaminan, tersurat atau tersirat,
atas isi buku. Penulis, edito4 penerbit, dan distributor tidak bertanggung jawab atas cedera dan/atau kerusakan pada
seseorang atau properti yang timbul dari buku ini.

lsi di luar tanggung jawab percetakan


Kata Pengantar

Selama tiga dekade terakhir, di banyak Departemen Anatomi, pengetahuan superfisial mengenai regio-reglo lainnya sudah
pembelajaran ditekankan pada struktur selular dan molekular. mencukupi. Sebagai conto[ anatomi saluran nafas atas dan bawah
Informasi baru ini telah banyak sekali meningkatkan pemahaman dalam sistem repirasi sangat penting, sedangkan anatomi telapak
kita tentang mekanisme fisiologi dan biokimiawi serta hubungan kaki merupakan ha1 yang kurang penting. Pada tempat-tempat
keduanya dengan penyakit dan terapi obat-obatan. Namun, tetap tertentu di tubuh yang sering terserang penyakit dan kemungkinan
tidak terbantahkan bahwa setiap pasien dengan masalah medis melibatkan banyak sistem, disediakan gambaran regional singkat
yang datang ke klinik Anda tersusun dari struktur anatomi makro, di Lampiran (Apendiks). Sekiranya mungkiry digunakan tabel
yang mungkin atau tidak memperlihatkan defisit fungsional. digunakan untuk mengurangi ukuran teks, termasuk tabel yang
Dengan demikiary Fakulias Kedokteran jelas bertanggung jawab menyajikan dimensi-dimensi penting dan kapasitas berbagai
untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai anatomi yang struktur anatomis; semuanya lni terangkum di dalam Apendiks.
relevan secara klinis kepada setiap mahasiswa yang masuk ke Buku ini diberi ilustrasi lengkap. Kebanyakan gambar
dalam dunia kedokteran. dibiarkan sederhana, dan banyak yang sudah diwarnai. Sudah
Perkembangan pesat Pengetahuan tentang penyakit medis dimasukkan foto-foto berwarna model anatomi permukaan dan
dan kemajuan teknologi, yang berhubungan dengan diagnosis dan sejumlah foto berwarna spesimen proseksi juga dimasukkan di
pengobatan penyakit, mengharuskan penyusunan ulang secara dalam buku ini.
menlreluruh kurikulum untuk mahasiwa kedokterary kedokteran Setiap bab mengarahkan mahasiswa pada materi yang sangat
gigi, paramedis, dan perawat. Banyak sekolah kedokteran di luar penting untuk dipelajari dan dipahami. Setiap bab menekankan
Amerika Serikat masih menikmati kemewahan menawarkan struktur-struktur dasar pada area yang sedang dipelajari sehingg4
kepada mahasiswa kemungkinan pemotongan kadaver manusia begitu sudah dikuasai, para mahasiswa akan dengan mudah
secara lengkap regio per regio. Di sini, di Amerika Serikat, membangun landasan pengetahuannya.
mahasiswa pada banyak sekolah kedokteran sekarang sedang Di seluruh buku ini, setiap bab dirancang dengan gaya
ditawari program anatomi makro dengan hanya melakukan diseksi yang serupa untuk mempermudah akses ke materi. Setiap bab
sebagian tubuh, dan ditambahi dengan penggunaan spesimen mencakup:
proseksi, spesimen dari bahan plastiry dan gambar komputer. 1. Anatomi Klinis Dasar. Bagian ini menyediakan informasl
Untuk mengaitkan lebih jauh ilmu dasar dan berbagai program dasar yang berguna untuk membantu para profesional medis
klinis, banyak sekolah kedokteran memperkenalkan pendekatan dalam membuat diagnosis dan memberikan instruksi kepada
organ atau mengajarkan seiuruh kurikulum kedokteran sistem per pasien dalam pengobatan. Bagian ini juga memberikan sumber
sistem. Dengan demikian, mahasiswa dihadapkan pada ilmu dasar bahan anatomi untuk membanfu mereka dalam melaksanakan
untuk masing-masing sistem tubuh, bersamaan dengan patologi, banyak prosedur medis dasar. Sejumlah contoh radiograf
kedokteran, dan ilmu bedah untuk sistem yang bersangkutan. normal, CT Scans, MRI dan sonogram juga disajikan. Foto
Dengan demikiary pendekatan ini diharapkan akan menghasilkan anatomi potongan-lintang berlabel juga dimasukkan untuk
kesinambungan kurikulum. merangsang mahasiwa berpikir dalam kerangka anatomi tiga
Buku teks Anatomi Klinis yang baru ini ditulis untuk dimensi, yang sangat penting dalam interpretasi pencitraan.
menyesuaikan dengan pendekatan baru tersebut untuk 2. Catatan Fisiologik. Catatan ini disisipkan di sana-sini di antara
pengajaran Anatomi dalam kurikulum kedokteran modern. Buku materi anatomi dasar untuk menekankan kepada pembaca
ini berdasarkan atas fakta bahwa profesional medis membutuhkan makna fungsional materi tersebut.
'
pengetahuan terperinci mengenai sistem tubuh tertentu, sementara
nr

vt KATA PENGANIAR

3. Catatan Embriologik. Perkembangan banyak organ dibahas 5. Pertanyaan UJangan. Tujuan pertanyaan ada 3, yaitu untuk
secara singkat jika pengetahuan seperti ini
banyakberpengaruh memfokuskan perhatian pada bagian-bagian yang pentin&
untuk pemahaman strukfur dan hubungan antar-organ. memungkinkan mahasiwa menilai kelemahan mereka sendiri,
4. Anatomi Permukaan. Bagian ini menyediakan penunjuk dan menyediakan satu bentuk evaluasi diri karena pertanyaan-
permukaan shuktur anatomik yang penting; kebanyakan pertanyaan itu ditanyakan sewaktu ujian. Beberapa pertanyaan
terletak sedikit di bawah permukaan kulit. Bagian ini penting terpusat sekitar masalah klinis yang membutuhkan jawaban
karena kebanyakan tenaga medis praktik jarang menjelajah anatomik. jawaban disediakan pada akhir setiap bab.
jaringan ke kedalaman tertentu di bawah kulit.

R.S.S.
Ucapan Teri ma Kasih

Saya sangat berhutang budi kepada banyak anggota Departemen di Universitas George Washington, yang telah sangat membantu
Radiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas saya dalam mempersiapkan pemotretan spesimen anatomi dan
George Washington atas peminjaman radiograf, CT Scan, MRI mempersiapkan spesimen plastin berbagai organ. Antusiasme
yang direproduksi di berbagai bagian pada buku ini. Saya juga beliau terhadap banyak proyek sangat berpengaruh dan membantu
berterima kasih kepada dr. Carol Lee, dr. Gordon Sze, dr. Robert dalam pembuatan akhir spesimen yang bagus sekali; banyak di
Smith dari Departemen Radiologi Universitas Yale atas bantuan antaranya diuraikan di dalam teks.
contoh mammogram, CT Scan columna vertebrae, dan MRI Saya juga mengucapkan terima kasih untuk Terry Dolan,
ekstremitas. Ucapan terima kasih juga saya tujukan kepada Virginia Childs, Myra Feldmary dan Ira Gunther untuk pembuatan
dr. Michael Remetz dari Departemen Kardiologi di Yale atas desain buku ini.
penyediaan contoh arteriogram koroner. Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih yang sedalam-
Ucapan terima kasih secara khusus saya tujukan kepada dalamnya kepada staf Lippincot, Williams & Wilkins atas bantuan
Larry C1ark, sebagai teknisi senior pada Departemen Anatomi dan dukungan dalam pembuatan buku baru ini.

vlt
Daftar lsi

Kata Pengantar v
Ucapan Terima Kasih vii

BAB I Pendahuluan Anatomi Klinik

Sistem Respirasi 33

BAB 2 Saluran Pernapasan Atas dan Bawah Serta Struktur yang


Terkait 34

BAB 3 Dinding Dada, Rongga Dada, Paru, dan Rongga Pleura

$istem Karriicvasi<ular l3 [

BAB 4 Jantung, Pembuluh Koroner, dan Pericardium 132


BAB 5 Pembuluh Darah Thorax I 56

BAB 6 Pembuluh Darah Kepala dan Leher 169


BAB 7 Pembuluh Darah Ekstremitas Superior 185
BAB 8 Pembuluh Darah Abdomen, Pelvis, dan Perineum 213
BAB 9 Pembuluh Darah Ekstremitas lnferior 235

Slst*m l-isnf"atilc ?S?

BAB l0 Pembuluh Limfe dan Jaringan Limfe 263

viii
DAFTAR ISI ix

Sistem Mlrskuloslceletal 279


BAB I I Tulang dan Kartilago 280
BAB 12 Sendi 353
BAB l3 Otot Skelet 4l I

Sistem Sanaf 487

BAB 14. Tengkorak, Otak, Meningen, dan Suplai Darah OtakTerkait


dengan Trauma dan Perdarahan lntrakranial 488

BAB 5I Nervus Cranialis dan Blok Nervus Trigeminus 5 l6


BAB l6 ColumnaVertebralis, Medulla Spinalis, dan Meningen 537
BAB l7 Nervus Spinalis dan Blok Nervus Spinalis 563
BAB 18 Mata dan Telinga 6l I

Sistem Fencernaan 639

BAB I 9 Dinding Abdomen, Cavitas Peritonealis, Spatium


Retroperitoneale, dan Tiactus Digestivus 640
BAB 20 Viscera Berkaitan dengan Tractus Digestivus: Hepar,
Pancreas, dan Lien 721

Sistem Kemih 747

BAB 2l Ren, Ureter,Vesica Urinaria, dan Urethra 748

Sistem Reprodul<si 777

BAB 22 Organ Genitalia Masculina, Penis, dan Scrotum 778


BAB 23 Perineum, Organ Genitalia Feminina, dan Persalinan 800

Sistem Endol<rin 833

BAB 24 Glandulae Endocrinae 834


Apendiks 860
lndeks 869
Pendahuluan
Anatomi Klinik
BAB 1

Anatomi Dasar Efek Jenis Ketamin, Ras, dan Usia pada Struktur 24
lstitah Anatomi Deskriptif Catatan Fisiologi: Usia dan Efisiensi Fungsional 26
Struktur Dasar
Catatan Embriotogi: Embriotogi dan Anatomi Klinik 26
Catatan Fisiotogi: Fungsi Otot Potos Ektoderm 77
Catatan Fisiologi: Fungsi Sistem Saraf Entoderm 27

Catatan Embriotogi: Pertumbuhan Medulla Spinalis Mesoderm 27

Selama Perkembangan Anatomi Radiografik 27


Catatan Fisiotogi: Fungsi Sistem Saraf Otonom Computed Tomogrophy
Mognetic Resononce lmoging 28
Catatan Fisiotogi: Komponen Aferen Sistem Saraf Otonom
Pertanyaan 30
Catatan Fisiologi: Eksudat Serosa
Catatan Fisiotogi: Fungsi Tutang Jawaban dan Penjetasan 31

Catatan Embriologi: Pembentukan Tutang

J'lenting bagi mahasiswa mengerti istilah-istilah yang digunakan yang ditemukan melalui pemeriksaan klinik pada seorang pasien
I untuk menguraikan struktur dan fungsi dari berbagai bagian tubuh dapat dicatat dengan tepat.
secara anatomi. Tanpa istilah-istilah ini, tidak mungkin untuk dapat Bab ini memperkenalkan beberapa struktur dasar yang menyusun
mengerti komposisi tubuh dengan jelas. Selain itu, para profesional tubuh, seperti kulit, fascia, otot, tulang, pembuluh darah, sistem limfe,
medis membutuhkan istilah-istilah ini sehingga kelainan anatomi sistem saraf, dan membran mukosa, sefta membran serosa.

ANATOMI DASAR
(Gambar 1-1). Posisi ini dinamakan posisi anatomi. Berbagai
bagian tubuh kemudian digambarkan berkaitan dengan bidang-
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi bidang imajiner.tertentu.
tubuh. Anatomi klinik adalah ilmu yang mempelajari struktur
makroskopik dan fungsi tubuh yang berhubungan dengan praktik
Bidang Midsagital
kedokteran dan ilmu kesehatan lainnya. Anatomi dasar adalah
ilmu yang mempelajari sejumlah tertentu anatomi yang sesuai Adalah bidang vertikal yang melalui pertengahan tubuh dan
dengan kebutuhan minimal untuk mengerti struktur dan fungsi membagi tubuh menjadi bagian kanan dan kiri yang sama besar
tubuh secara menyeluruh. (Gambar 1-1). Bidang-bidang yang terletak di samping bidang
midsagital dan sejajar dengannya disebut bidang pararnedian.
Sebuah struktur yang terletak lebih dekat pada bidang midsagital
lstilah Anatomi Deskriptif dibandingkan struktur lainnya disebut terletak medial terhadap
struktur lain tersebut. Demikian pula, sebuah struktur yang
Orang-orang medis harus mengerti istilah anatomi dasar. Dengan terletak lebih jauh dari bidang midsagital dibandingkan struktur
bantuan kamus kedokterary Anda akan menyadari bahwa, dengan lainnya dikatakan terletak lateral terhadap struktur lain tersebut.
memahami terminologi anatomi, Anda akan sangat terbanfu
dalam proses pembelajaran.
Bidang Koronal
Penggunaan istilah anatomi yang akurat, membantu Anda
berkomunikasi dengan kolega baik nasional maupun internasional. Adalah bidang vertikal imajiner yang tegak lurus terhadap bidang
Tanpa istilah anatomi, seseorang tidak dapat mendiskusikan atau midsagital (Gambar 1-1).
mencatat fungsi abnormal sendi, kerja otot, perubahanposisi organ,
atau lokasi tepat sebuah benjolan atau fumor secara akurat.
Bidang Horizontal atau BidangTransversal

I lstilah yang Berhubungan dengan Posisi Adalah bidang yang tegak lurus terhadap bidang midsagital dan
koronal (Gambar 1-1). Istilah anterior dan posterior digunakan
Seluruh deskripsi tubuh manusia didasarkan pada anggapan untuk menunjukkan bagian depan dan belakang tubuh (Gambar
bahwa seseorang berdiri tegak dengah ekstremitas superior di 1-1). Untukmenggambarkanhubungan antara dua struktur, sebuah
samping tubuh, wajah serta telapak tangan menghadap ke depan struktur dikatakan terletak anterior atau posterior dibandingkan
PEN D AH U LU AN AN ATO lyll KLI N I K

bidang koronal bidang midsagital bidang

supeflor

ujung proksimal
ekstremitas
superior
bidang
horizontal
atau
transversal

posterior anterior

ujung distal
permukaan ekstremitas
permukaan
dorsal superior
palmar
tangan
tangan

permukaan
dorsal
kaki

inferior permukaan
plantar kaki

Gambar 1-1, Istilah-istilah anatomi yang digunakan untuk posisi. Perhatikan subjek berdiri dalam posisi
anatomi.

struktur lainnya tergantung pada letak struktur itu, apakah lebih Istilah ipsilateral menunjukkan pada sisi tubuh yang sama,
dekat dengan permukaan tubuh bagian anterior atau posterior. misalnya tangan klri dan kaki kiri adalah ipsilateral. Kontralateral
Untuk menguraikan tangaq istilah permukaan palmar dan menunjukkan pada sisi tubuh yang berlawanan, misalnya M.biceps
dorsal digunakan untuk mengganti istilah anterior dan posterior; brachii kiri dan M.rectus femoris kanan adalah kontralateral.
dan untuk menguraikan kaki istilah permukaan plantar dan Posisi supinasi adalah posisi tubuh telentang. Posisi pronasi
dorsal digunakan untuk menggantikan permukaan bawah dan adalah posisi tengkurap.
atas (Gambar 1-1). Istilah proksimal dan distal menunjukkan
jarak relatif terhadap pangkal ekstremitas; misalnya iengan atas
proksimal terhadap lengan bawah dan tangan distal terhadap
I lstilah-lstilah yang Berhubungan
lengan bawah. dengan Gerakan
Istilah superficial dan profundus menyatakan jarak relatif Tempat dua atau lebih tulang yang saling menyatu disebut sendi.
struktur terhadap permukaan tubuh; istiiah superior dan inferior Beberapa sendi tidak bergerak (sutura pada tulang kranium),
menyatakan posisi yang relatif tinggi atau rendah berkenaan beberapa sendi hanya dapat bergerak sedikit (articulatio
dengan ujung atas dan ujung bawah tubuh. tibiofibularis superior), dan beberapa sendi dapat bergerak dengan
Istilah interna dan eksterna digunakan untuk menyatakan bebas (articulatio humeri).
jarak relatif struktur terhadap pusat organ atau rongga; misalnya r Fleksi: Gerakan terjadi pada bidang sagital. Misalnya, fleksi
arteri carotis interna terletak di dalam rongga kranium dan arteri sendi siku mendekatkan permukaan anterior lengan bawah ke
carotis externa terletak di luar rongga kranium. permukaan anterior lengan atas. Biasanya fleksi merupakan
BAB 1

pergerakan anterior, tetapi kadang-kadang merupakan per- Aduksi: Gerakan anggota gerak mendekati tubuh pada
gerakan posterior, seperti pada sendi lutut (Gambar 1-2). bidang koronal (Gambar 1-2). Pada jari-jari tangan dan kaki,
Ekstensi: Gerakan meluruskan sendi dan biasanya terjadi ke abduksi adalah pergerakan saling menjauhi antara jari yang
arah posterior (Gambar 1-2). satu terhadap yang lain dan aduksi adalah pergerakan saling
Fleksi lateral: Gerakan batang badan pada bidang koronal mendekati antara jari yang satu terhadap yang lain (Gambar
(Gambar 1-3). 1-3). Gerakan ibu jari (Gambar 1-3) yang sedikit lebih rumit
Abduksi: Gerakan anggota gerak menjauhi garis tengah tubuh dijelaskan pada halaman 381.
pada bidang koronal (Gambar 1-2). Rotasi: Gerakan sebagian tubuh di sekeliling sumbu pan-
jangnya.

,--::::':::f
{--'(--\ aoout<si
sendi bahu

sendi bahu

/,..€thi
t:-rl:.--\t
aduksi 4A
/ I

ekstensi

(\
sirkumduksi
sendi bahu

r\ I
I
,)

\i
,ir'i
(ti.
tt\
rotasi lateral ' ..-,/
\,,, sendi bahu

Gambar 1-2. Beberapa istilah anatomi yang digunakan pada gerakan. Perhatikan perbedaan antar3 fleksi siku dan lutut.
PENDAHULUAN ANATOITI KLINIK 5

Rotasi medial: Gerakan yang menyebabkan permukaan Sirkumduksi: Kombinasi urutan gerakan fleksi, ekstensi,
anterior suatu bagian menghadap ke medial. abduksi, dan aduksi (Gambar 1-2).
Rotasi lateral: Gerakan yang menyebabkan permukaan a Protraksi: Gerakan ke depan
anterior suatu bagian menghadap ke lateral. a Retraksi: Gerakankebelakang( digunakanuntukmenguraikan
I Pronasi lengan bawah: Rotasi medial lengan bawah gerakan ke depan dan belakang rahang bawah pada articulatio
sedemikian rupa sehingga telapak tangan menghadap temporomandibularis).
ke posterior (Gambar 1-3). Inversi: Gerakan kaki sehingga telapak kaki menghadap ke
I Supinasi lengan bawah: Rotasi lateral lengan arah medial (Gambar 1-3).
bawah dari posisi pronasi sehingga telapak tangan Eversi: Gerakan sebaliknya sehingga telapak kaki menghadap
menghadap ke anterior (Gambar 1-3). ke lateral (Gambar 1-3).

supinasi lengan bawah pronasi lengan bawah

\-./
inversi kaki eversi kaki aduksi jari-jari abduksi jari-jari

aduksi ibujari tangan

oposisi ibujari dan


jari kelingking tangan
fleksi ibujari abduksi
ibujari
tangan

eksiensi ibujari tangan

Gambar 1-3, Tambahan istilah anatomi yang digunakan terkait dengan gerakan.
batang rambut

plexus arteri
dan vena

kelenjar sebasea

folikel rambul

bulbus rambut badan kelenjar keringat ekrin


saluran keluar kelenjar
keringat ekrin

Gambar 1-4. Struktur umum kulit dan hubungannya dengan fascia superficialis. Perhatikan bahwa folikel rambut meluas ke

bawah sampai ke bagian yang lebih dalam dari dermis, atau bahkan sampai ke fasia superfisial, sedangkan kelenjar keringat
meluas sampai ke dalam fascia superficialis.

yang mengandung banyak pembuluh darah, pembuluh limfe,


Struktur Dasar dan saraf. Ketebalan dermis berbeda pada berbagai bagian
tubuh, cenderung menjadi lebih tipis pada permukaan anterior

I Kulit dibandingkan dengan permukaan posterior. Dermis lebih tipis


pada wanita dibandingkan pria. Dermis pada kulit dihubungkan
Kulit dibagi menjadi dua bagian: bagian superficial, epidermis; dengan fascia profunda atau tulang di baglan dasarnya oleh fascia
dan bagian profunda, dermis (Gambar 1-4). Epidermis merupakan superficial, atau dlkenai sebagai jaringan subkutan.
epitel bertingkat yang sel-selnya menjadi pipih ketika matang Kulit di atas sendi selalu terlipat pada tempat yang sama/
dan naik ke permukaan. Pada telapak tangan dan telapak kaki, disebut lipatan kulit (Gambar 1-5). Pada tempat ini, kulit lebih
epidermis sangat tebal untuk menahan robekan dan kerusakan tipis dibandingkan tempat yang lain dan terfiksasi dengan baik
yang terjadi pada daerah ini. Bagian tubuh lainnva mempunyar pada struktur di bawahnya oleh pita jaringan fibrosa yang kuat.
epidermis yang tipis, misalnya pada permukaan anterior lengan Struktur tambahan lain yang ada pada kulit adalah kuku,
atas dan lengan bawah. Dermis terdiri dari jaringan ikat padat folikel rambut, kelenjar sebasea, dan keienjar keringat.
PENDAHU LU AN AN ATO IAI KLI N I K

lipatan kuku

akar kuku

bantalan kuku

Gambar 1-5 Berbagai lipatan kulit pada permukaan telapak tangan dan permukaan anterior sendi pergelangan tangan.
Diperlihatkan juga hubungan kuku terhadap struktur-struktur lain pada jari.

Kuku rambut. Kelenjar ini ierletak pada permukaan bawah folikel yang
miring dan terletak di dermis (Gambar 1-4). Sebum merupakan
Kuku adalah lempeng yang mengalami keratinisasi pada permu- bahan berminyak yang membantu mempertahankan kelenturan
kaan dorsal ujung jari tangan dan kaki. Tepi proksimal lempeng rambut yang sedang tumbuh. Sebum juga meminyaki permukaan
adalah akar kuku (Gambar 1-5). Kecuali pada tepi distal lempen& epidermis di sekitar muara folikel rambut.
kuku dikelilingi dan diliputi oleh lipatan kulit yang dikenal
sebagai lipatan kuku. Permukaan kulit yang diliputi oleh kuku Kelenjar Keringat
disebut bantalan kuku (nailbed) (Gambar 1-5).
Kelenjar keringat merupakan kelenjar yang panjang, berbentuk
spiral, tubular, dan tersebar pada seluruh permukaan tubuh,
Rambut
kecuali pinggir merah bibir, nail bed, glans penis, dan clitoris
Rambut tumbuh dari folikel, yang merupakaninvaginasi epidermis (Gambar 1-4). Kelenjar ini terbentang di seluruh lapisan dermis
ke dalam dermis (Gambar 1,-4). Foiikel rambut terletak miring dan ujungnya mungkin terdapat pada fascia superficialis.
terhadap permukaan kulit dan pelebaran pada bagian ujungnya Oleh karena itu, kelenjar keringat merupakan struktur yang
dinamakan bulbus rambut, akan menembus bagian dermis menembus paling dalam diantara seluruh struktur tambahan
iebih dalam. Setiap bulbus rambut berujung cekung dan pada epidermis.
bagian yang cekung ini terdapat jaringan penyambung vaskular
yang disebut papila rambut. Sebuah pita otot polos, arrector
pili, menghubungkan permukaan bawah folikel dengan bagian I Fascia
superficial dermis.(Gambar 1-4). Otot ini dipersarafi oleh serabut Fasciatubuh dapat dibagi dua, fascia supdrficialis dan fascia
saraf simpatik dankontraksinya menyebabkanrambutberdiri. Otot profunda. Mereka terletak di antara kulit serta otot dan tulang
ini juga menekan kelenjar sebasea sehingga mengeluarkan sekret. yang mendasarinya.
Kontraksi otot ini juga menyebabkan cekungan pada permukaan
kulit, disebut cutis anserine (kulit angsa). Rambut tersebar dalam
jumlah yang berbeda-beda pada seluruh permukaan tubuh, Fascia Superficialis
kecuali bibir, telapak tangary pinggir jari-jari tangan, glans penis Fascia superficialis, atau jaringan subkutary merupakan
dan clitoris, labia minora dan permukaan sisi dalam labia majora, campuran antara jaringan areolar longgar dan jaringan adipos4
telapak kaki, pinggir kaki dan pinggir jari-jari kaki. yang menyatukan dermis dengan fascia profunda yang terletak
di bawahnya (Gambar 1-6). Pada kulit kepal4 tengkuk, telapak
Kelenjar Sebasea
tangary dan telapak kaki, fascia ini mengandung banyak berkas
Kelenjar sebasea mengeluarkan sekretnya yaitu sebum, ke batang serabut kolagen yang memfiksasi kulit pada struktur-struktur
rambut pada saat muara kelenjar bertemu dengan leher folikel yang terletak lebih dalam. Pada kelopak mata, daun telinga, penis
Gambar 1-6, Penampang melalui pertengahan
N. musculocutaneus lengan atas kanan, memperlihatkan susunan fascia
superficialis dan profunda. Perhatikan bagaimana
N. medianus V. cephalica
septa fi brosa terbentang antara kelompok-kelompok
os humerus otot yang membagi lengan atas menjadi beberapa
bagian fascia.
A. brachialis M" brachialis

septum
N. ulnaris
intermusculare
brachii laterale
septum
intermusculare
brachii mediale

M. coracobrachialis N. radialis

fascia profunda M. triceps

fascia superficialis

dan scrotum, serta clitoris, fascia superficialis tidak mengandung


jaringan adiposa.

Fascia Profunda
Fascia profunda merupakan sebuah lapisan membran jaringan
ikat yang meliputi otot-otot dan struktur-struktur dalam lainnya
(Gambar 1-6). Pada thorax dan abdomen, fascia ini hanya rneru-
pakan selapis tipis jaringan areolar yang meliputi otot dan apo-
neurosis. Pada ekstremitas, fascia profunda membentuk selubung
yang jelas mengelilingi otot-otot dan struktur-struktur 1airy serta
memfiksasi alat-alat tersebut pada tempatnya' Septum fibrosuin
meluas dari permukaan dalam membran, antara kelompok-ke-
lompok otot, dan di banyak tempat membagi bagian dalam extre-
mitas menjadi beberapa kompartemen (Gambar 1-6)' Pada daerah tendo otot-otot
sendi, fascia profunda menjadi sangat tebal membentuk pita-pita ekstensor dan
penahan, disebut retinacula (Gambar 1-7). Fungsi retinacrla adalah selubung sinovialnya
memfiksasi tendon-tendon yang ada di bawahnya tetap pada
tempatnya atau berperan sebagai katrol pergerakan tendon.
retinaculum
musculorum
I Otot extensorum

Tiga tipe otot adalah otot rangka, otot polos, dan otot iantung.

Otot Rangl<a Gambar 1-7 Retinaculum extensorum pada permukaan posterior


Otot rangka adalah otot penggerak rangka Kadang-kadang pergelangan tangan yang memfiksasi tendon otot-otot ekstensor yang
otot ini disebut otot volunter dan tersusun dari serabut-serabut terletak di bawahnya.
otot lurik. Otot rangka mempunyai dua tempat lekat atau lebih.
Tempat lekat dengan gerakan paling sedikit disebut origo dan
tempat lekat dengan pergerakan paling banyak disebut insersi
(Gambar 1-8). Pada keadaan yang berbeda-beda, derajat mobilitas atau ligamentum dengan perantalaan pita jaringan fibrosa 1'ang
tempat lekat mungkin terbalik sehingga istilah orlgo dan insersi disebut tendon (Gambar 1-9). Kadang-kadang otot yang gepeng
dapat dipertukarkan. dilekatkan oleh selapis jaringan fibrosa yang tipis tetapi kuat yang
Bagian yang paling banyak tersusun serat otot disebut venter disebut aponeurosis (Gambar 1-9 ). Raphe adalah serabut otot
(Gambar 1-B). Ujung-ujung otot dilekatkan pada tu1ang, cartilago, gepeng pada ujung tendon yang saling bertautan (Gambar 1-9).
PENDAHULUAN ANATOA4I KLINIK 9

dan berirama. Serabut otot jantung khusus membentuk sistem


konduksi jantung.
Otot jantung dipersarafi oleh serabut saraf otonom yang ber-
akhir pada myocardium dan nodus sistem konduksi jantung.

I Sendi
Tempat dua tu1ang atau lebih bersatu, apakah terjadi gerakan
atau tidak, disebut sendi. Sendi dikelompokkan menurut jaringan
yang terdapat di antara tulang-tulang yang bersendi: sendi fibrosa,
sendi kartilaginosa, dan sendi sinovial.

gastrocnemius Sendi Fibrosa


Permukaan artikulasi pada tulang dihubungkan oleh jaringan
fibrosa (Gambar 1-10) sehingga masih memungkinkan sedikit
pergerakan. Sutura pada cranium dan articulatio tibiofibularis
inferior merupakan contoh dari sendi fibrosa.

Sendi Kartilaginosa
Gambar 1-8 Origo, insersi, dan venter M. gastrocnemius.
Sendi Kartilaginosa Primer

Otot Polos Sendi kartilaginosa primer adalah sendi yang tulang-tulangnya


disatukan oleh selempeng atau sebatang kartilago hialin. Persatuan
Otot polos terdiri dari sel-sel yang panjang danberbentuk geiendong antara epiphysis dan diaphysis pada sebuah tulang yang sedang
(spindle) yang tersusun rapat di dalam berkas atau lembaran. tumbutr, dan hubungan antara iga pertama dengan manubrium
sterni merupakan contoh tipe sendi ini. Tidak ada gerakan yang
dapat dilakukan.

Fungsi Otot Polos Sendi Kartilaginosa Sekunder


Otot polos yang terdapat pada saluran-saluran di dalam tubuh Sendi kartilaginosa sekunder adalah sendi yang tulang-tulangnya
berfungsi mendorong isi saluran keluar. Pada sistem pencernaan, disatukan oleh selempeng fibrokartilago dan permukaan-permu-
olot polosjuga menyebabkan makanan yang telah dihaluskan dapat kaan sendinya diliputi oleh selapis tipis kartilago hialin. Contohnya
bercampur seluruhnya dengan enzim pencernaan. Kontraksi ritmik adaiah sendi antar-corpus vertebrae (Gambar 1-10) dan symphisis
serabulserabut sirkular yang ada sepanjang saluran mendorong pubis. Sedikit gerakan masih mungkin dilakukan pada sendi ini.
isi saluran ke depan. Kontraksi serabut-serabut longitudinal
membual dinding saluran yang telah dilewati makanan kembali Sendi Sinovial
seperti sebelumnya. Gerakan mendorong dengan cara seperti ini
disebut peristalsis. Facies articularis tulang-tulang diliputi oleh selapis tipis kartilago
Pada organ penyimpan, seperti vesica urinaria dan uterus, hialin dan ujungnya dipisahkan oleh rongga sendi (Gambar 1-10).
serabutserabut tersusun secara tidak beraturan dan saling Susunan seperti ini memungkinkan gerakan yang luas. Rongga
berkaitan satu dengan yang lain. Kontraksinya lambat dan terus sendi diliputi oleh membran sinovial, yang terbentang dari pinggir
menerus, menghasilkan dorongan keluar dari organ. Pada dinding facies articularis yang satu ke facies articuiarisyang lain. Permukaan
pembuluh darah, serabut-serabut otot polos tersusun sirkular dan luar membran sinovial dilindungi oleh membran fibrosa yang kuat,
berperan mengubah diameter lumen. disebut kapsula sendi. Permukaan sendi mendapatkan pelumas
Tergantung pada organ, serabutserabut otot polos mungkin dari cairan kental yang disebut cairan sinovial, yang dihasilkan
dapat berkontraksi akibat regangan lokal serabut, impuls saraf oleh membran sinovial. Pada sendi sinovial tertentu, seperti sendi
otonom, atau akibat stimulasi hormon. lutut, di antara facies articularisnya terdapat discus atau potongan
fibrocartilago, disebut discus articularis.
Bantalan lemak ditemukan pada beberapa sendi sinoviaf
terletak di antara membran sinovial dan kapsula fibrosa atau
Otot Jantung tulang. Contohnya seperti yang ditemukan pada sendi panggul
Otot jantung terdiri atas serabut otot lgrik yang bercabang- (Gambar 1-10) dan sendi lutut.
cabang dan saling bersatu. Otot ini mbmbentuk miokardium .Luas pergerakan sendi sinovial ditentukan oleh bentuk
jantung. Serabut-serabutnya cenderung tersusun daiam bentuk tulang penyusun sendi, struktur-struktur anatomi yang terletak
ulir dan spiral otot ini mempunyai sifat kontraksi yang spontan di dekatnya (misalnya, paha berhadapan dengan dinding anterior
10 BAB 1

Tendo gabungan untuk insersi aponeurosis M. obliquus externus


M. gastrocnemius dan M. soleus abdominis

raphe M. mylohyoideus

Gambar 1-9 Contoh sebuah tendon (A), aponeurosis (B), dan raphe (C).

abdomen pada fleksio sendi panggui), dan ligamentum fibrosum serabut-serabut kolagen yang dalam keadaan normal tidak dapat
yang menghubungkan tulang-tulang. Kebanyakan llgamentum diregangkan (misalnya llg.iliofemorale pada articulatio coxae dan
terletak di luar kapsula sendi, tetapi pada sendi lutut, beberapa ligg.collateralia pada articulatio cubiti). Jenis kedua, terutama
ligamentum penting, seperti ligamentum cruciatum, terletak di tersusun dari jaringan elastis sehingga dapat kembali ke panjang
dalam kapsula (Gambar 1-11). semula setelah peregangan (misainya, iig.flavum pada columna
vertebralis dan lig.calcaneonaviculare pada kaki)

I Ligamentum
Ligamentum merupakan sebuah tali atau pita jarlngan ikat
I Bursa
yang menghubungkan dua struktur (Gambar 1-11). Umumnya, Bursa adalah alat pelumas, berbentuk kantong fibrosa yang ter-
ligamentum yang ditemukan berhubungan dengan sendi ada tutup, dan dibatasi oleh membran tipis dan lembut. Dinding-
dua jenis. Jenis pertama, yang terbanyak, terdiri dari berkas dindingnya dipisahkan oleh iapisan cairan yang kental. Bursa
PEN D AH U LU AN AN ATO IV|I KLI N I K 'tl

periosteum

tulang cranium

sendi
fibrosa

periosteum
ligamentum
longitudinale
posterius

discus intervertebralis
fibrocartilagineus

sendi
kartilaginosa

-- ligamentum
longitudinale
anterius

columna vertebralis ligamentum ligamentum


B insterspinale supraspinale
os coxae
cartilago hyalin articulare sendi
sinovial

capsula fibrosa

bantalan lemak

ligamentum teres
articulatio
c membrana sinovial

Gambar 1-10 Contoh tiga tipe sendi. A. Sendi fibrosa (sutura coronaria pada cranium) B. Sendi kartilaginosa (sendi antara dua
corpus vertebra lumbalis). C' Sendi sinovial (articulatio coxae= sendi panggul).

ditemukan pada tempat-tempat ketika tendon bergesekan dengan yang berhubungan dengan sendi lutut (Cambar 1-12) dan bursa
tulang, ligamentum, atau tendon lain. Bursa sering diternukan subscapr"rlaris \rang berhubungan dengan sendi bahu.
di dekat sendi yang kulit pelapis sendi bergesekan pada tulang
yang ada di bar,l'ahnya, seperti bursa prepatellaris (Cambar
€ Selubung Sinovial
1-12). Kadang-kadang, rongga bursa berhr"rbungan dengan Selubung siniivial merupakan bursa berbentuk tubular yang
dengan rongga sendi sinovial. Contoh, bursa sriprapateilaris men*elilingi tendcn. Tendon menginvaginasi salah satu sisi bursa
12 BAB 1

acetabulum
berbentuk
mangkuk ligamentum
cruciatum

ligamentum
collaterale
mediale

articulatio
coxae = sendi panggul articulatio genu (sendi lutut)
A

M.peroneus longus mempertahankan

C ""'o"tili"?nitJnoinarisrateraris

lengkung kaki

Gambar 1-11' Tiga faktor utama yang berperan atas stabilitas sendi: A. Bentuk permukaan sendi . B. Ligamentum. C. Tonus otot.

sehingga tendon terbenam di dalam bursa melalui mesotendon yang cabang-cabangnya beranastomosis dengan cabang-cabang
(Gambar 1-12). Mesotendon memungkinkan pembuluh darah terminal arteri yang ada di dekatnya, tetapi luas anastomosistidak
masuk ke dalam tendon di sepanjang perjalanannya. cukup untuk mempertahankan jaringan tetap hidup bila salah
safu arteri tersumbat.

I Pembuluh Darah
Vena
Pembuluh darah ada tiga jenis: arteri, ven4 dan kapiler (Gambar
l -1 4). Vena adalah pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung;
banyak di antaranya mempunyai katup. Vena yang terkecil
Arteri disebut venula (Gambar 1-14). Vena yang lebih kecil, atau cabang-
cabangnya, bergabung membentuk vena yang lebih besar, yang
Arteri membawa darah dari jantung dan disebarkan ke seluruh dapat berhubungan satu dengan yang lairy membentuk plexus
jaringan tubuh melalui cabang-cabangnya (Gambar 1-13 dan venosus. Arteri-arteri profunda yang berukuran sedang sering
1-14). Arteri yang terkecil berdiameter kurang dari 0,1 mm, didampingi dua buah vena, masing-masing berjalan di kiri dan
disebut arteriol. Gabungan antara cabang-cabang arteri disebut kanannya, disebut venae comitantes.
anastomosis. Arteri tidak mempunyai katup. Vena yang berasal dari saluran pencernaan tidak langsung
End afteri anatomik (Gambar 1-14) adalah pembuluh menuju ke jantung, tetapi bersatu membentuk vena porta. Vena ini
darah yang cabang-cabang terminalnya tidak beranastomosis masuk ke hati dan kembali bercabang-cabang menjadi vena yang
dengan cabang-cabang arteri penyuplai darah untuk daerah berukuran lebih kecil, dan akhirnya bersatu dengan pembuluh
yang berdekatan. End arteri fungsional adalah pembuluh darah yang mirip kapiler, yang disebut sinusoid, di dalam hati (Gambar
PENDAHULUAN ANATOTAI KLINIK 13

1-14). Sistem portal adalah sistem pembuluh yang terletak di 5inusoid


antara dua jejaring kapiler.
Bentuk sinusoid menyerupai kapiler ketika dilihat dari dinding-
nya yang tipis, tetapl sebenarnya sinusoid mempunyai diameter
Kapiler yang berbeda-beda dan lebih lebar dari diameter kapiler. Sinusoid
Kapiler adalah pembuluh yang sangat keci1, berbentuk anyaman/ terdapat pada sumsum tulang, limpa, hati, dan beberapa kelenjar
menghubungkan arteriol dan venula (Gambar 1-14). endokrin. Pada beberapa tempat di dalam tubu11 terutama pada
ujung-ujung jari-jari tangan dan kaki, terdapat hubungan langsung

femur
M. rectus femoris

bursa suprapatellaris
Vaginae
synoviales
digitorum
oatella
' manus

bursa prepatellaris

bursa infrapatellaris
superficialis dan
profundus

Vagina communis
tendinum musculorum
flexorum Vagina tendinis
musculi flexoris
policis longi
ligamentum patellae

ffi
c@
Gambar 1-12 A. Empat bursa yang berhubungan dengan bagian depan sendi lutut. Perhatikan bahwa bursa suprapatellaris
berhubungan dengan rongga sendi. B. Selubung sinovial di sekeliling tendon panjang jari-jari. C, Bagaimana tendon membuat
lekukan pada selubung sinovial selama perkembangannya, dan bagaimana pembuluh darah mencapai tendon melalui
mesotendon.
14

A. carotis communis kanan


V. jugularis interna kanan

vasa subclavia kanan


arcus aorta

truncus pulmonalis
rongga atrium kiri

sirkulasi
pulmonalis

rongga
rongga ventrikel kiri
atrium kanan
rongga V. cava inferior
ventrikel kanan
V. hepatica
Aorta abdominalis
hepar A. coeliaca

A. mesenterica superior

A. mesenterica inferior

V. porta

Gambar l-13. Gambaran umum sistem pembuluh darah.

antara arteri dan vena tanpa melalui kapiler. Tempat hubungan Pembuluh Limfe
seperti ini disebut anatomosis arteriovenosus (Gambar 1-14).
Pembuluh limfe merupakan pembuluh yang membantu sistem
( Sistem Limfatik
kardiovaskular mengeluarkan cairan dari ruang interstitial tubuh
dan kemudian pembuluh ini mengembalikan cairan ke dalam
Sistem limfatik terdiri dari jaringan limfatik dan pembuluh limfe darah. Sistem limfatik pada dasarnya merupakan sistem drainase
(Gambar f - i5,1. dan tidak ada sirkulasi. Pembuluh limfe ditemukan pada seluruh
jaringan dan organ tubuh, kecuaii sistem saraf pusa! bola mata,
telinga dalam, epidermis, cartilago, dan tulang.
Jaringan Limfatik
Jaringan limfatik merupakan jenis jaringan ikat yang mengandung
Limfe
banyak se1 limfosit. Jaringan limfatik terdapat di dalam organ-
organ berikut ini: t\mus, nodus lymphaticus (keienjar limfe), Limfe adalah nama yang diberikan untuk cairan jaringan yang
1ier1 dan nodulus lymphaticus. Jaringan limfatik penting untuk masuk ke dalam pembuluh limfe. Kapiler limfe adalah anyaman
pertahanan imunologik tubuh terhadap bakteri dan virus. pembuluh-pembuluh halus yang mengalirkan limfe dari jaringan.
PENDAH U LU AN AN ATO IAI KLI N I K 15

intestinum
A. mesenterica superior
tenue

anastomosis
antata
cabang-cabang

arteriol

saluran utama

$&
lanngan

end arteri anatomik end arteri fungsional


VW
katup biskuspid pada
c
DE
Gambar 1-14 Berbagai jenis pembuluh darah dan cara penggabungannya. A. Anastomosis antara cabang-cabang arteria
mesenterica-superior. B. Anyaman kapiler dan anastomosis arteriovenosus. C. Endarteri anatomik dan fungsional. D. Sistem
portal. E. Struktur katup bikuspid pada sebuah vena.

Kapiler limfe selanjutnya mengalirkan limfe ke pembuluh Sebelum limfe memasuki aliran darah, cairan ini melalui
limfe kecil yang akan bergabung membentuk pembuluh limfe paling sedikit satu kelenjar iimfe, bahkan seringkali lebih dari satu.
besar. Pembuluh limfe berbentuk tasbih yang disebabkan oleh Pembuluh limfe yang membawa limfe ke kelenjar limfe dinamakan
keberadaan katup yang banyak di sepanjang perjaianannya. pembuluh aferen (Gambar 1-15); pembuluh yang membawa
16 BAB 1

ductus thoracicus
ductus lymphaticus dexter
truncus subclavius
truncu
bronchomediastinalis

ductus
thoracicus

cisterna chyli

truncus intestinalis
truncus
lumbalis

pembuluh nodi deltopectorales


limfe aferen
nodi axillares laterales

nodulus lymphaticus

trabecula

sinus lymphaticus

chorda medularis centrum germinativum

pembuluh yang berjalan melalui permukaan


posterior ke permukaan anterior lengan
pembuluh limfe eferen
c pembuluh limfe
D

Gambar 1-15 A. Ductus thoracicus dan ductus lymphaticus dexter beserta cabang-cabang utamanya. B. Daerah tubuh yang
mengalirkan limfenya ke ductus thoracicus (putih) dan ductus lymphaticus dexter (hitam). e. Struktur umum sebuah kelenjar
limfe. D. Pembuluh dan kelenjar limfe extremitas superior.

{ Sistem Sanaf
limfe keluar dari kelenjar limfe disebut pembuluh eferen. Limfe Sistem saraf dibagi dua bagian utama: sistem sara{ pusat, yang
memasuki aiiran darah pada pangkal leher meiaiui pembuiuh terdiri dari otak dan medula spinalis. dan sistem saraf perifer
limfe besar yang dinamakan ductus lympiraticlls dexter dan (atau tepi)" yang ierdiri dari 12 pasang sara{ otak dar, 31 pasang
ductus thoracicus (Gambar 1-.t5i. saraf spinai beseria ganglianva.
PEN DAHU LU AN AN ATO ITI KLI N I K 17

Secara fungsional, sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem


saraf somatik, yang mengatur gerakan volunter, dan sistem saraf
olonom, yang mengafur gerakan involunter. Pertumbuhan Medulla Spinalis Selama
Perkembangan
Selama perkembangan, pe(ambahan panjang medulla spinalis
lebih lambat dari pada columna vertebralis. Pada orang dewasa,
Fungsi Sistem Saraf ketika pertumbuhan telah berhenti, ujung bawah medulla spinalis
hanya sampai pada pinggir bawah vertebra lumbalis L Untuk
Sistem saraf bersama dengan sistem endokrin mengendalikan dan
menyesuaikan diri dengan pertumbuhan yang tidak seimbang ini,
mengintegrasikan aktivitas bagian-bagian tubuh yang berbeda.
radix spinalis berkembang menjuntai ke bawah dengan pesat.
Pada daerah cervical atas, radix spinalis pendek dan berjalan
hampir horizontal, tetapi radix saraf lumbalis dan sacralis di
bawah uiung medulla spinalis membentuk sebuah berkas saraf
vertikal yang menyerupai ekor kuda, disebut cauda equina
Sistem Saraf Pusat (Gambar 1-17).

Sistem saraf pusat terdiri dari banyak sel saraf beserta tonjolan-
tonjolannya dan disokong oleh jaringan khusus disebut neuroglia. Masing-masing saraf spinal dihubungkan dengan medulla spinalis
Neuron adalah nama yang diberikan untuk sel saraf beserta oleh dua radix: radix anterior dan radix posterior (Gambar 1-16
seluruh prosesusnya. Sel neuron mempunyai dua tipe prosesus/ dan 1-18). Radix anterior terdiri atas berkas serabut saraf yang
yaitu dendrit dan akson. Dendrit adalah prosesus yang pendek membawa impuls saraf menjauhi susunan saraf pusat (Gambar
dari badan sel; akson adalah prosesus yang paling panjang dari 1-16). Serabut saraf seperti ini dinamakan serabut eferen. Serabut
badan sel (Gambar 1-16). eferen yang menuju ke otot rangka dan menyebabkan otot ini
Bagian dalam sistem saraf pusat tersusun atas substantia grisea berkontraksi dinamakan serabul motorik. Sel asalnya terletak
dan substantia alba. Substantia grisea terdiri atas sel-sel neuron pada cornu anterior medulla spinalis.
yang tertanam di dalam neuroglia. Substantia alba terdiri atas Radix posterior terdiri atas berkas serabut saraf yang membawa
serabut-serabut saraf (akson) yang terbenam di dalam neuroglia impuls menuju susunan saraf pusat dan dinamakan serabut aferen
(Gambar L-16). Karena serabut ini berkaitan dengan pengantaran
informasi mengenai sensasi raba nyeri, suhu, dan vibrasi, serabut
Sistem Saraf Perifer/Tepi ini dinamakan serabut sensorik. Badan sel serabut sarafini terletak
pada suatu pembesaran pada radix posterior yang dinamakan
Sistem saraf perifer terdiri dari saraf-saraf otak dan saraf-saraf
ganglion radix posterior (Gambarl-16 dan 1-18).
spinal beserta ganglianya. Pada pemotongan, saraf otak dan saraf
Pada setiap foramen intervertebrale, radix anterior dan
spinal terlihat sebagai tali yang berwarna putih keabu-abuan.
posterior bersatu menjadi saraf spinal (Gambar 1-18). Di sini,
Saraf-saraf tersebut dibentuk dari berkas-berkas serabut saraf
serabut motorik dan sensorik bercampur menjadi satu sehingga
(akson) yang disokong oleh jaringan areolar halus.
saraf spinal dibentuk dari campuran serabut motorik dan serabut
sensorik (Gambar 1-16). Keiika keluar dari foramen intervertebrale,
Saraf Kranial saraf spinal terbagi menjadi rarnus anterior, yang besar, dan
ramus posterior yang lebih kecil. Ramus posterior berjalan ke
Terdapat 12 pasang saraf kranial yang meninggalkan otak dan belakang di sekitar columla vertebralis untuk menyarafi otot dan
berjalan melewati foramina pada cranium. Seluruh saraf menyarafi kulit punggung (Gambar 1-16 dan L-18). Ramus anterior berjaian
kepala dan leher, kecuali Nervus X (vagus) yang juga menyarafi terus ke depan untuk menyarafi otot dan kulit pada anterolaterai
struktur yang ada di toraks dan abdomen. Saraf kranial diuraikan dinding tubuh dan semua otot dan kulit extremitas.
pada Bab 15. Selain dari rami anteriores dal rami posteriores, saraf
spinal juga memberikan cabang, ramus meningeal yang kecif
Saraf Spinal yang menyarafi vertebrae dan pembungkus medula spinalis
(meningen). Saraf spinal thoracalis juga mempunyai cabang rami
Tiga puluh satu pasang saraf spinal meninggalkan medula spinalis communicanles yang berhubungan dengan bagian simpatik
dan berjalan melalui foramina intervertebralis pada columna sistem saraf otonom (lihat halaman 20 dan 21).
vertebralis (Gambar 7-17 dan 1-18). Saraf spinai dinamakan sesuai
dengan regio columna vertebralis 8 pasang nervus cervicalis, 12
Plexus
pasang ner\rus thoracalis, 5 pasang nervus lumbalis, 5 pasang
nervus sacralis, dan safu pasang nervus coccygeus. Perhatikan Pada pangkal extremitas, rami anteriores saling bergabung
bahwa terdapat 8 pasang nervus cervicalis dan hanya ada 7 buah membentuk plexus saraf yang rumit (Gambar 7-17). Di pangkal
vertebrae cervicalis; terdapat satu Pasang nervus coccygeus dan 4 extremitas superior terdapat plexus cervicalis dan plexus
buah vertebrae coccygis. Pembahasan nervus spinalis selanjutnya brachialis, begitu pula pada pangkal extremitas inferior terdapat
padabab 17. plexus lumbalis dan plexus sacralis.
18 BAB 1

satu segmen dari


medula spinalis
dendrit radices posteriores
nervus spinalis
sustantia alba radix posterior
nervus spinalis
ganglion radix posterior
nervus spinalis
nukleus ramus postenor
canalis centralis nervus spinalis

ramus anterior
badan sel nervus spinalis
substantia grisea
radix anterior nervus spinalis
radices anteriores
radix posterior nervus spinalis

nervus spinalis

neuron sensorik

ramus posterior
\\
ramus anterior

ramus gnseus
neuron

raciix anterior rAMUS


cutaneus
lateralis

neuron multipolar

ramus cutaneus anterior


A

c
Gambar 1-16 A, Neuron motorik multipolar dengan neuron penghubung yang bersinaps dengannya. B. Potongan melintang
setinggi segmen thoracal medula spinalis dengan radix spinalis dan ganglion radix spinalis. C. Potongan melintang setinggi
segmen thoracal medula spinalis memperlihatkan radix, saraf spinal, sefta rami anterior dan posterior beserta cabang-
cabangnya.

Pembagian klasik sistem saraf menjadi sistem saraf pusat menuju lengan atas dan lengan bawah di dalam nervus ulnaris,
dan perifer adalah murni artifisial dan sebagai salah satu yang dan akhirnya mencapat motor end plate padabeberapa serabut kecil
memudahkan karena prosesus neuron-neuron secara bebas tangan-jarak keseluruhannya sekitar 90 cm.
berjalan pada kedua susunan tersebut. Misalnya, neuron motorik Contoh lainnya: seperti sensasi raba pada sisi lateral jari
yang terletak pada cornu anterior segmen thoracal I medulla kelingking kaki.Daerah kulit ini dipersarafi oleh segmen
spinalis menjalarkan aksorurya melalui radlx anterior saral sacralis I medulla spinalis (S1). Cabang-cabang terminal halus
thoracalis I (Gambar 1-19), berjalan melalui plexus brachialis, akson sensorik, yang dinamakan dendrit, meninggalkan organ
PEN DAHU LU AN AN ATO lvll KLI N I K 19

atlas (vertebra
cervicalis l)

nr"*u, cervicalis
)
medulla spinalis

vertebra thoracica I

T1 plexus brachialis
T2
T3
T4
T5
nervi thoracales T6
(1 2 pasang)
T
1
T 8l
nervi intercostales
(nervi thoracales)
T10 i

T11

T12 vertebra lumbalis I

L1

L2
plexus lumbalis
nervi lumbales L3 cauda equina
(5 pasang)

I L4

L5
sacrum

I n.-, .""rr,".
I (s pasang) plexus sacralis

l rvus coccygeus
I
I nervus coccyg€
r11
pasang;
pasang) Co1 N

Gambar 1- 17 Otak, medulla spinalis, saraf spinal, dan plexus saraf ekstremitas.

sensorik kulit dan bersatu membentuk akson saraf sensorik. melukiskan kemungkinan adanya sebuah neuron yang sangat
Akson berjalan ke atas, di dalam nervus suralis (Gambar 1-19), panjang.
dan kemudian di dalam nervus tibialis dan nervus ischiadicus
menuju plexus lumbosacralis. Kemudian, nervus ini berjalan
Sistem Saraf Otonom
melalui radix posterior nervus sacralis I untuk mencapai badan
se1 yang terdapat di dalam ganglion radix postertor nervus Sistem Saraf Otonom merupakan bagian sistem saraf yang
sacralis I. Sekarang akson sentrai memasuki columna posterior berhubungan dengan persarafan struktur involunter, seperti
substantia alba medula spinalis dan berjalan ke atas menuju jantung, otot polos, dan kelenjar pada seluruh tubuh dan tersebar
nucleus gracilis yang ada di dalam medula oblongata-jarak di dalam susunan saraf pusat dan perifer. Sistem saraf otonom
keseluruhannya sekltar 1.5 m. Jadi, satu neuron terbentang dari dapat dibagi dua bagian, yaitu simpatik dan parasimpatilg dan
jari kelingking kaki sampai ke dalam cranium. Kedua contoh ini keduanya mempunyai serabut saraf aferen dan e{eren.
20

ganglion radix posterior ramus posterior

ramus anterior

nervus spinalis ramus gnsea

ramus alba

ganglion
truncus
sympathicus

medula spinalis
radix anterior
a sp na s'
vertebra thoracica ffil:Iill: :::T:::;'lil,Hil
dari truncus sympathicus (Gambar 1.-18, 1-20, dan 1-21). Serabut-
serabut sel penghubrmg disebut preganglionik oleh karena serabut
Fungsi Sistem Saraf Otonom ini melalui ganglion perifer. Bila serabut preganglionik mencapai
ganglia pada truncus sympathicus mereka mungkin menempuh
Bagian simpatik sistem saraf otonom berfungsi mempersiapkan
perjalanan sebagai berikut. (1) Mereka mungkin berhenti pada
tubuh untuk suatu keadaan darurat. Saraf simpatik mempercepat
ganglion yang mereka masuki dengan mengadakan sinaps
denyut jantung, menyebabkan konstriksi pembuluh darah perifer,
dengan sel-sel eksitator dalam ganglion (Gambar 1-20). Sebuah
dan meningkatkan tekanan darah. Bagian simpatik sistem saraf
sinaps dapat didefinisikan sebagai tempat di mana dua neuron
otonom menyebabkan aliran darah meninglgalkan kulit dan usus,
saling berdekatan, tetapi tidak mempunyai hubungan secara
sehingga tersedia untuk otak, laniung. dan otot rangka. Pada saat
anatomis. Celah di antara kedua neuron tersebut diperantarai oieh
yang sama, nervus ini menghambat perlstaltik saluran pencernaan
zat neurotransmiter, yaitu acetylcholine. Akson dari neuron-neuron
dan menutup otot sphincter.
eksitator yang meninggalkan ganglion tidak bermielin. Serabut
Bagian parasimpatik sistem saraf otonom berfungsi mem-
saraf posganglionik ini kemudian menuju ke saraf spinal thoracalis
pertahankan dan memulihkan energi. Nervus ini memperlambat
sebagai rami communicantes griseae dan tersebar dalam cabang-
denyut jantung, meningkatkan peristaitik usus dan aktivitas
cabang saraf spinal untuk mempersarafi otot polos di dalam dinding
kelenjar, seria membuka otot sphincter.
pembuluh darah, kelenjar keringat, dan M.arrector pilli kulit.
Hypothalamus di dalam oiak mengatur sistem saraf otonom
(2) Serabut-serabut yang masuk ke dalam ganglia truncus
dan memadukan kegiatan sistem oionom dengan sistem neuro-
sympathicus di daerah thorax bagian atas akan berjalan sepanjang
endokrin, ciengan demikian mempenahankan sistem homeostasis
huncus sympathicus menuju ke ganglia di daerah leher, di
di dalam tubuh.
sini mereka akan bersinaps dengan sel-sel eksitator (Gambar
1-20 dan 7-21). Di. sini, sekali lagi, serabut saraf posganglionik
meninggalkan truncus sympathicus sebagai rami communicantes
grisea, dan sebagianbesar akanbergabung dengannervi cervicales.
Sistem Simpatik
Kebanyakan serabut preganglionik yang masuk ke dalam bagian
Serobut Sorof Eferen bawah truncus sympathicus dari segmen bawah thoracal dan dua
Substantia grisea medulla spinalis dari segmen thoracal pertama segmen lumbal bagian atas medulla spinalis, akan berjalan turun
sampai segmen lumbal kedua, mempunyai cornu atau columna ke bawah menuju ganglia pada regio lumbal dan sacral, di mana
lateraf di mana terdapat badan sel neuron penghubung simpatik mereka bersinaps dengan se1 eksitator (Gambar 1-21). Serabut
(Gambar 1-20). Akson bermielin sel-sel neuron ini meninggalkan posganglionik meninggalkan truncus sympathicus sebagai rami
medulla spinalis di dalam radix anterior dan kemudian berjalan communicantes grisea yang bersatu dengan nervi lumbales,
melalui rami communicantes alba ke ganglia paravertebralis sacrales, dan coccygealis.
PEN D AHU LU AN AN ATO lvll KLI N I K 21

nucleus gracilis

ganglion radix

radix anterior

trrldi;

N. ulnaris

otot kecil tangan

A B

Gambar 1-19 Dua neuron yang berjalan dari susunan saraf pusat ke susunan saraf perifer. A. Neuron aferen yang terbentang
dari jari kelingking kaki ke otak. B. Neuron eferen yang terbentang dari dari cornu anterior medulla spinalis segmen thoracalis I
medulla spinalis ke otot kecil tangan,

(3) Serabut preganglionik mungkin berjalan melalui ganglia major berakhir langsung pada se1-sel di medulla suprarenalis.
pada bagian thoracal truncus sympathicus tanpa bersinaps. Sera- Sel-sel medula ini dapat dianggap sebagai modifikasi dari sel,sel
but-serabut bermielin ini membentuk tiga buah nervi splanchnici eksltator slmpatik.
(Gambar 1-21). Nervus splanchnicus major berasal dari ganglia Truncus sympathicus merupakan dua rantai trunkus saraf
thoracica ke lima sampai sembilan, menembus diaphragama, dan berganglionik yang terbentang sepanjang columna vertebralis
bersinaps dengan sel-se1 eksitator pada ganglia plexus coeliacus. (Gambar 1-21). Terdapat 3 ganglia pada masing-masing truncus
Nervus splanchnicus minor berasal dari ganglia thoracica ke di daerah leher, 11 atau 72 ganglia pada daerah thoraks, 4 atau
sepuluh dan sebelas, menembus diaphragma dan bersinaps 5 ganglia pada daerah lumbal, dan 4 atau 5 ganglia pada daerah
dengan sel-se1 eksitator pada ganglia plexus coeliacus bagian pelvis. Kedua trunkus terletak dekat dengan columna vertebralis
bawah. Nervus splanchnicus terbawah (apabila ada) berasal dan di bawah berakhir dengan bergabung menjadi satu mem-
dari ganglion thoracica kedua belas, menembus diaphragma, dan bentuk sebuah ganglia, disebut ganglion impar.
bersinaps dengan sel-sel eksitator pada ganglia plexus renalis.
Oleh karena itu nervi sphlanchnici terdiri dari serabut-serabut Serobut SorafAferen
preganglionik. Serabut-serabut posganglionik berasal dari sel-sei Serabut saraf aferen bermielin berjalan dari viscera melalui ganglia
eksitator di dalam plexus-plexus perifer yang telah disebutkan slmpatik tanpa membentuk sinaps (Gambar 1-20). Serabut-serabut
tadi, tersebar ke otot-otot polos dan kelenjar pada viscera. Beberapa ini masuk ke saraf spinal melalui rami communicantes alba dan
serabut preganglionik yang berjalan di dalam nervus splanchnicus mencapai badan selnya di dalam ganglion radix posterior yang
22 BAB 1

radix posterior columna lateralis


neuron penghubung (cornu lateralis)

ramus
communicans
grisea

ramus communicans
alba

neuron penghubung truncus sympathicus


radix anterior simpatik

neuron aferen
ganglion simpatik

Gambar 1-20 Penataan umum bagian somatik sistem saraf (kiri) dibandingkan dengan bagian otonom sistem saraf (kanan).

sesuai. Akson sentral kemudian memasuki medulla spinalis dan serabut posganglioniknya tidak bermielin dan relatif pendek bila
membentuk komponen aferen dari lengkung refleks di tempat itu. dibandingkan dengan serabut posganglionik simpatik.
Lainnya berjalan ke atas sampai ke pusat otonom yang lebih tinggi
di dalam otak. Serobut-Serob ut Afe ren
Serabut-serabut aferen L'ermielin berjalan dari viscera ke badan
Sistem Parasimpatik selnya yang terletak di dalam ganglia sensoris saraf-saraf otak
atau pada ganglion radix posterior nervus sacrospinalis. Akson-
S e r ob ut-S e ro b ut Efe r e n
akson sentralnya kemudian masuk ke susunan saraf pusat dan
Sel-se1 penghubung bagian sistem saraf ini terletak di dalam ikut membentuk lengkung refleks di tempat itu atau berjalan ke
otak dan segmen sakral medulla spinalis (Gambar 1-21). Se1-sel pusat sistem saraf otonom yang lebih tinggi.
penghubung di dalam otak membentuk sebagian nuclei yang
merupakan asal dari saraf otak III,V[, IX, dan X. Akson-aksormya
yang berasal dari otak terletak di dalam saraf otak yang sesuai.
Se1-sel penghubung sakral dijumpai pada substansia grisea
segmen sakral kedua, ketiga, dan keempat medulla spinalis. Se1-sel Komponen Aferen Sistem Saraf Otonom
ini tidak cukup banyak untuk membentuk cornu lateral substansia Komponen aferen sistem saraf otonom identik dengan komponen
grisea seperti dengan se1-se1 penghubung simpatis pada daerah aferen saraf somatik dan membentuk sebagian dari segmen
thoracolumbal. Akson bermielin meninggalkan medulla spinalis aferen umum di seluruh sistem saraf. Ujung-ujung saraf di dalam
di dalam radix anterior saraf spinal yang sesuai. Mereka kemudian komponen aferen otonom tidak dapat diaktifkan oleh sensasi seperti
meninggalkan nervus sakral dan membentuk nervus splanchnicus panas atau raba, teiapi diaktifkan oleh regangan atau kekurangan
pelvicus. oksigen. Setelah serabut aferen masuk ke dalam medulla spinalis
Semua serabut eferen yang telah dijelaskan adalah serabut atau otak, mereka berjalan bersama-sama atau bercampur dengan
preganglionik, dan mereka bersinaps dengan sel eksitator di serabut aferen somatik.
dalam ganglia perifer, yang biasanya terletak dekat dengan viscera
yang dipersarafinya. Serabut preganglionik kranial berhenti
pada ganglion ciliare, pterygopalatinum, submandibulare, dan
oticum (Gambar 7-27). Serabut preganglionik di dalam nervus
I Membran Mukosa
splanchnicus pelvicus berhenti pada ganglia yang terdapat pada Membran mukosa adalah lapisan organ atau saluran yang ber-
plexus hypogastricus atau di dalam dinding viscera. Yang khas, hubungan dengan permukaan tubuh. Membran mukosa terdiri
PEN D AHU LU AN AN ATO MI KLI N I K 23

-/-lh mata
i"*&)
'h, glandula lacrimalis
j2A
Y-'---4 glandda qrrhmar
nlanr{rrla submandibularis dan sublingualis
\i; glandula salivarius
il;if glandula Parotis
" '-' 4l lrli
\ ti W*
jantung

paru-paru

lambung

liillii
T h-. usus halus
Tfr
"i?
i8l glandula suprarenalis
-rll
ginjal
ijl
::\
\ i ililit l iili!| "c

'q ** \

Ir

Gambar 1-21 Bagian eferen sistem saraf otonom.


Serabut-serabut preganglionik parasimpatik berwarna
biru; serabut-serabut posganglionik parasimpatik berwarna
biru putus-putus. Serabut-serabut preganglionik simpatik
organ kelamin berwarna merah; serabut-serabut posganglionik simpatik
berwarna merah putus-putus.

atas selapis epitel yang disokong oleh selapis jaringan ikat, parietalis, yang meliputi viscera disebut lapisan visceralis.
lamina propria. Otot po1os, yang dinamakan muscularis mucosa, Celah sempit yang memisahkan lapisanJapisan ini membentuk
kadang-kadang terdapat di dalam iaringan ikat. Membran rongga pleura, rongga perikardial, dan rongga peritoneal yang
mukosa dapat atau tidak dapat mensekresikan mukus Pada mengandung sedikit cairan serosa, disebut eksudat serosa.
permukaannya.

I Membran Serosa
di dalam Eksudat Serosa
Membran serosa melapisi rongga-rongga yang ada
tubuh dan membentuk lipatan pada viscera yang terletak bebas di Eksudat serosa melicinkan permukaan membran serosa dan
dalamnya (Gambar 1-22). Membran ini terdiri dari lapisan halus memungkinkan kedua lapisan membran bergesekan satu dengan
mesotel yang disokong oleh selapis tipis jaringan penyambung. yang lainnya dengan mudah.
Membran serosa yang membatasi dinding rongga disebut lapisan
24 BAB 1

Pembentukan Tulang
bronchus principalis
\ Tulang berkembang dengan dua cara: membranosa dan
endokondral. Pada cara yang pertama, tulang berkembang

iri t
pleura parietalis
langsung dari membran laringan ikat; pada cara yang kedua,
mula-mula dibentuk tulang rawan dan hemudian diganti oleh

iw
)\-("
pleura visceralis
tulang. Untuk keterangan lebih mendalam mengenai perubahan
selular yang terjadi dapat dibaca pada buku teks hisiologi atau
embriologi.

,Y,i'l'"] cavum pleura


atau rongga pleura
Tulang tempurung kepala berkembang dengan cepat secara
membranosa pada masa janin, dan tulang ini melindungi otak
yang sedang berkembang yang terletak di bawahnya. Pada waktu
lahir, sebagian kecil membran menetap diantara tulang-tulang. Hal
Gambar 1-22 Susunan pleura di dalam rongga thoraks. Perhatikan bahwa ini penting secara klinik, karena memungkinkan tulang cranium
dalam keadaan normal rongga pleura merupakan ruang berbentuk celah, berubah bentuknya untuk menyesuaikan dengan jalan lahir untuk
dengan pleura parietalis dan viseralis dipisahkan oleh sedikit cairan serosa. bergerak turun pada waktu persalinan.
Tulang panjang ekstremitas berkembang secara penulangan
endokondral. Proses penulangan ini merupakan proses yang
Mesenterium, omentum, dan ligamentum serosum diuraikan
lambat yang tidak selesai sampai usia 18-20 tahun atau bahkan
di Bab 19. Lapisan parietal membran serosa berkembang dari
lebih lama lagi. Pusat pembentukan tulang yang ditemukan pada
somatopleura (lapisan dalam sel mesoderm) dan mendapatkan
corpus tulang disebut diaphysis; pusat pada ujung-ujung tulang
banyak persarafan dari saraf spinal. Oleh karena itu lapisan
disebut epiphysis. Lempeng rawan pada masing-masing ujung,
parietal peka terhadap semua sensasi umum seperti raba dan
yang terletak di antara epiphysis dan diaphysis pada tulang
nyeri. Lapisan visceral berkembang dari spianchnopleura (lapisan
yang sedang tumbuh disebut lempeng epiphysis. Metaphysis
dalam sel mesoderm) dan dipersarafi oleh saraf-saraf otonom.
merupakan bagian diaphysis yang berbatasan dengan lempeng
Lapisan visceral tidak peka terhadap raba dan suhu, tetapi sangat
epi physis.
peka terhadap regangan.

I Tulang
Tulang adalah jaringan hidup yang strukturnya dapat berubah
I Cartilago
sebagai akibat tekanan yang dialaminya. Seperti jaringan ikat Cartilago (tulang rawan) merupakan bentuk jaringan ikat yang
lainnya, tulang terdiri atas sel-sel, serabut-serabut, dan matriks. se1-se1 dan serabut-serabutnya tertanam di dalam matriks yang
Tulang bersifat keras oleh karena kalsifikasi dari matriks berbentuk seperti agar-agar. Matriks bertanggung jawab atas
ekstraselulernya dan mempunyai derajat elastisitas tertentu kekuatan dan daya lentur cartilago. Kecuali pada permukaan yang
akibat adanya serat-serat organik. berhadapan dengan sendi, cartilago diliputi oleh membran fibrosa
yang dinamakan perichondrium. Terdapat tiga jenis cartilago:
cartilago hialin, fibrocartilago, dan cartilago elastis.

Fungsi Tulang
Tulang mempunyai fungsi proteksi. Cranium dan columna ffi f-ffi fr-4"
.J
fu:hi E 5 Fc. #$--*, r4 I f,\,[,
vertebralis misalnya, melindungi otak dan medulla spinalis dari
ff;.suu"t. il._:,s\lq t,i $ i,vq ;-?At-}lc
cedera; sternum dan iga-iga melindungi viscera rongga toraks dan
abdomen bagian atas (Gambar 1-23). Tulang berperan sebagai $*r:Ft ti KT"{"Jffi
pengungkit seperti yang dapat dilihat pada tulang panjang di
anggota gerak. Dan tulang merupakan tempat penyimpanan utama Anatomi deskriptif cenderung berpusat pada bentuk deskriptif
dari garam calcium. Di dalam sumsum tulang terjadi pembentukan yang pasti. Tenaga medis harus selalu ingat bahwa terdapat
sel-sel darah yang terlindung di dalam rongga tulang. perbedaan seksual dan ras, serta struktur dan fungsi tubuh
berubah selaras dengan pertumbuhan dan usia.
Pria dewasa cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan
Tulang terdiri dari dua bentuk, tulang kompakta dan tulang wanita dewasa dan mempunyai tungkai yang lebih panjang;
spongiosa. Tulang kompakta tampak sebagai masa yang padat; tulangnya lebih besar dan lebih bera! dan otot-ototnya lebih
tulang spongiosa terdiri atas anyaman trabekula (Gambar 1-24). besar. Pria mempunyai lemak subkutan yang lebih sedikit, yang
Trabekula tersusun sedemikian rupa sehingga tahan akan tekanan memberikan bentuk tubuh yang lebih angular. Larynxnya iebih
dan tarikan yang mengenai tulang. besar dan pita suaranya lebih panjang, sehingga suaranya lebih
PEN D AH U LU AN AN ATO AAI KLI N I K 25

Cranium

mandibula
clavicula

scapula
sternum

huemrus

columna
vertebralis

ulna
os coxae
radius
sacrum
sacrum
carpus
coccygeus

metacarpi

phalanges
ischium
pubis
femur
patella

fibula

tibia

Phalanges metatarsi
A B

Gambar 1-23 Rangka. A. Dilihat dari anterior. B. Dilihat dari lateral.

dalam. Pria mempunyai jenggot dan rambut tubuh yang kasar. Sampai kira-kira usia 10 tahury anak laki-laki dan wanita
Pria mempunyai rambut ketiak dan rambut pubis, rambut pubis tumbuh dengan kecepatan yang hampir sama. Sekitar umur 12
meluas sampai ke daerah umbilicus. tahury anak laki-laki sering mulai tumbuh lebih cepat dibandingkan
Wanita dewasa cenderung lebih pendek dibandingkan pria anak wanita, sehingga kebanyakan pria dewasa lebih tinggi dari
dewasa dan mempunyai tulang yang lebih kecil dan otot-otot yang wanita.
kurang besar. Wanita mempunyai lebih banyak lemak subkutan Pubertas dimulai antara umur 10 sampai 14 tahun pada
dan penimbunan lemak pada payudara, panggul, dan paha, wanita dan antara umur 12 sampai 15 tahun pada anak laki-laki.
sehingga menyebabkan wanita terlihat lebih bulat. Rambut kepala Pada waktu pubertas, payudara anak wanita mulai membesar dan
lebih tipis dan kulitnya tampak lebih halus. Wanita mempunyai pelvis melebar. Pada waktu yang sama, penis, testis, dan scrotum
rambut ketiak dan rambut pubis, tetapi rambut pubis tidak meluas anak laki-laki membesar. Dan pada keduanya akan muncul rambut
sampai ke umbiiicus. Wanita dewasa mempunyai payudara lebih ketiak dan pubis.
besar dan pelvis yang lebih lebar dibandingkan dengan pria. Ia Perbedaan ras dapat dilihat pada warna kulit, rambut, mata,
mempunyai sudut lateral siku yang lebih luas sehingga terdapat dan pada bentuk dan ukuran mata, hidung, dan bibir. Orang
deviasi lateral yang lebih besar dari lengan bawah terhadap Iengan Afrika dan Skandinavia cenderung tinggi akibat tungkainya
atas. yang panjang; sedangkan orang Asia cenderung pendek karena
26 BAB 1

A c

'(?
N4
D
U E

Gambar 1-24 Penampang dari berbagai jenis tulang. A. Tulang panjang (os humerus). B. Tulang iregular (os calcaneus). C.
Tulang pipih (dua buah os parietale dipisahkan oleh sutura sagitalis), D. Tulang sesamoid (os patella). E. Perhatikan susunan
trabecula yang bekerja sebagai penyanggah untuk menahan gaya kompresi dan tarikan dari ujung proksimal femur.

memiliki tungkai yang pendek. Kepala orang Eropa Tengah dan


Asia cenderung bulat dan lebar.
Embriologi dan Anatomi Klinik
Embriologi menyediakan dasar untuk pemahaman analomi dan
penjelasan dari banyak kelainan congenital yang ditemui di klinik.
Berikut ini ringkasan singkat mengenai perkembangan embrio.

Usia dan Efisiensi Fungsional Segera setelah ovum dibuahi oleh spermatozoa, ierbentuk
sebuah sel, yang disebut zigot. Selanlutnya terjadi pembelahan
Sesudah lahir dan selama masa anak-anak, fungsi tubuh secara
mitosis terus menerus sehingga terbentuk sel-sel yang lebih kecil.
progresif menjadi lebih efisien dan mencapai puncaknya pada
Sel-sel yang terletak di sentral diseblrt massa sel interna, yang
waktu usia dewasa muda. Pada usia dewasa tua dan manula,
akhirnya akan membentuk jaringan embrio. Sel-sel di sebelah
banyak fungsi tubuh menjadi kurang efisien.
luar, disebut massa sel eksterna, membentuk troohoblast, yang
PEN DAHU LU AN AN ATO TAI KLI N I K 27

berperan oeniing dalam pembentukan placenta dan membran Mesoderm lateral


ianin. Mesoderm lateral terbelah menjadi lapisan somatik dan lapisan
Sei-sel yang membentuk embrio tersusun dalam bentuk splanchnicus, yang masing-masing berhubungan dengan
cakraryl embrio bilaminer, yang terdiri dari dua lapisan benih. ektoderm dan entoderm. Lapisan ini menutupi sebuah rongga di
Lapisan di bagian atas disebut ektoderm dan lapisan di bagian dalam embrio disebut selom intraembrionik. Rongga selom ini
bawah disebut entoderm. Dengan berlanjutnya perkembangan, nantinya akan membentuk rongga pericardium, pleura, dan
bentuk cak!"am embrio berubah menjadi seperti buah pir, dan peritoneum.
sebuah iaplsan serrplt muncul di permukaan dorsal daerah Sebagai tambahan, mesoderm embrionik, merupakan asal
ectoderrn, disebut primitive streak (garis primitif). Selanjutnya, dari otot polos, otot rangka, serta otot jantung; semua bentuk
proliferasi sel sel primitve streak membentuk selapis sel yang jaringan ikat, termasuk cartilago dan tulang; dinding pembuluh
terbentang di antara ektoderm dan entoderm untuk membentuk darah dan sel-sel darah; dinding pembuluh limfe dan jaringan
lapisan benih ketiga, disebut mesoderm. limfet membrana sinovial sendi dan bursai serta cortex
suprarenal.
Ektoderm Jika dibutuhkan, uraian lebih rinci mengenai perkembangan
Penebalan lebih lanjut, lapisan ektoderm membentuk selempeng be.bagai organ akan dioerikan sesuai dengar bab nya.
sel pada permukaan dorsal embrio yang disebut lempeng saraf.
Lempeng ini akan terbenam ke dalam embrio membentuk tuba
neuralis, yang nantinya akan berkembang membentuk susunan
saraf pusat. Ektoderm lainnya akan membentuk cornea, retina,
Ah.$&,T# ht fi flq-Ail) $ ## F".,qff $ K
dan lensa mata serta labirin membranosa dari telinga dalam.
Ektoderm luga membenluk epidermis dari kuliti kuku dan
rambut; sel-sel epitel glandula sebasea, kelenjar keringat, dan
glandula mamma; membrana mukosa yang melapisi rongga Sebagai seorang dokter, Anda akan sering dipanggil untuk
mulut, rongga hidung, dan sinus paranasalis; enamel gigi- mempelajari anatomi yang normal dan abnormal, seperti yang
geligi, kelenjar hipofisis serta alveoli dan ductus glandula terlihat pada radiograf. Memahami anatomi radiografik yarg
salivarius parotideus; membran mukosa setengah bagian bawah normal memungkinkan seseorang mengetahui kelainan dengan
canalis analis; serta bagian terminal tractus genitalia dan tractus cepat, seperti patah tulang atau tumor.

urinarius pria. Bentuk anatomi radiografik yang paling sering dipelajari


adalah radiograf (foto rontgen), yang memberi gambar dua
Entoderm dimensi bagian dalam tubuh (Gambar 1-25). Untuk menghasilkan
Entoderm pada akhirnya merupakan asal dari struktur-struktur radiograf seperti ini, seberkas sinar X dipancarkan meialui tubuh
berikut ini: epitel yang melapisi saluran pencernaan dari dan mengenai film. Jaringan dengan densitas yang berbeda
rongga mulut ke bawah sampai ke pertengahan bagian bawah memperlihatkan gambaran densitas yang berbeda pula pada
canalls analis dan epitel kelenjar-kelenjar yang berkembang radiograf (atau layar flurosensi). Suatu jaringan yang densitasnya
darinya-berturut-turut thyroid parathyroid. thymus, hepar, dan lebih besar, relatif menyerap (mengabsorbsi) lebih banyak sinar
pancreas-seda ep tel yang melapisi traktus respiratorius, tuba X daripada jaringan yang densitasnya kurang. Jaringan yang
pharyngotympanica dan telinga tengah, vesica urinaria, bagian- densitasnya sangat padat disebut radiopalg sedangkan jaringan
bagian urethra wanita dan pria, glandula vestibularis major. yang kurang densitasnya disebut radiolusen. Tulang sangat padat
glandula prostate. glandula bulbourethralis, dan vagina. dan lemak setengah padat; taringan lunak lain kurang padat.
Sayangnya, pemeriksaan radiograf yang umum dilakukan
Mesoderm menunjukkan bayangan dari berbagai organ yang tumpang tindih
lvlesoderm berdiferensiasi menjadi mesoderm paraxial, mesoderm pada selembar fi1m datar. Keadaan tumpang tindih dari organ-
intermedian. dan mesoderm lateral. organ dan jaringan sering mempersulit pembacaan foto tersebut.
Mesoderm Paraksial Kesulitan ini diatasi dalam batas tertentu dengan meletakkan
Mesoderm paraksial pada awalnya terletak pada kedua sisi garis fi1m dengan sudut yang tepat satu dengan yang lain atau dengan
tengah embrio. Kemudian mesoderm ini bersegmen-segmen dan membuat fiIm steroskopik.
membentuk tulang, cartilago, dan ligamentum-ligamentum
columna vertebralis sefta sebagian basis cranii. Sel-sel lateral
membentuk otot-otot rangka pada segmennya. Beberapa sel Computed Tomography
bermigrasi ke bawah lapisan ektoderm, dan ikut membentuk
dermis dan jaringan subkutan dari kulit.
Computed Tomography (CT) scan atau Computerized Axial
Tomography (CAT) scan memungkinkan untuk mempelajari
Mesoderm lntermedian
lapisanJapisan jaringary sehingga jaringan dengan perbedaan
Mesoderrn intermedian adalah sekumpulan sel di sisi kanan dan
densitas yang kecil dapat dibedakan. CT scan berdasarkan pada
kiri embric yang dihubungkan ke medial dengan mesoderm paraxial
ilmu fisika yang sama dengan sinar X konvensional, tetapi digabung
dan iateral dengan rnesoderm lateral. Lapisan rni membentuk
dengan teknologi komputer. Sumber sinar X yang memancarkan
bag jan sistem urogenitalis.
berkas sinar X berjalan melengkung di sekitar bagian tubuh yang
28 BAB 1

truncus pulmonalis

ffi/
atrium dexter
W'/ ,/
ventriculus sinister

/
ventriculus dexter

hepar

Gambar 1-25 Radiograf postero-anterior thorax

Magnetic Resonance lmaging

akan diperiksa. Berkas sinar X yang menembus bagian tubuh, Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah sebuah teknik yang
dikumpulkan oleh detektor khusus sinar X. Di sini sinar X dirubah menggunakan sifat magnetik nukleus hidrogen yang diaktifkan
menjadi impuls elektronik yang menghasilkan gambaran densitas oleh pancaran radiofrekuensi, disalurkan oleh sebuah kumparan
jaringan pada irisan tubuh setebal satu sentimeter. Dari gambaran yang terdapat di sekeliling tubuh. Nuklei hidrogen yang aktif
ini, komputer mengubahnya menjadi gambar tubuh yang disebut memancarkan gelombang yang dapat ditangkap sebagai aliran
CT scan, yang dapat dilihat pada layar flurosensi dan dibuat listrik yang akan menginduksi kumparan penerima. MRI sangat
fotonya untuk pemeriksaan lebih lanjut (Gambar 1-26). Tindakan aman untuk pasien dan karena sifat MRI dapat membedakan
ini aman dan cepat, beriangsung hanya beberapa detik untuk jaringan-jaringan lunak dengan lebih baik, maka dalam ha1 lni
setiap irisan, dan untuk sebagian besar pasien tidak diperlukan MRI iebih bermanfaat daripada CT scan. Hal lni disebabkan oleh
obat penenang. karena sebagian jaringan mengandung lebih banyak hidrogen
dalam bentuk air daripada jaringan lainrrya (Gambar 1-27).
PEN D AHU LU AN AN ATO MI KLI N I K 29

anterior A. carotis communis sinister


clavicula V. brachio-
A. brachio- cephalica
cephalica
sinister

V brachiocephalica
dextra A. subclavia

costa I

pulmo (lobus
kanan atas) pulmo (lobus
kiri atas)

trachea costa ll

oesophagus
scapula

costa lll
corpus vertebra processus spinosus costa lV
thoracica lll

anterior
V. mesenterica omentum majUS
superior

A. mesenterica
pancreas superior

aorta

V. cava inferior

lobus dexter ren sinister


hepatis

ren dexter

corpus vertebra
lumbalis ll

Gambar 1-26 CT Scan. A. Thorax bagian atas setinggi veftebra thoracica IiI; B. Abdomen bagian atas setinggi vertebra
lumbalis iI. Semua CT Scan dilihat dari bawah. Dengan demikian sisi kanan tubuh tampak pada sebelah kiri gambar.
30 BAB 1

corpus
crantum thalamus

lobus frontali

ventrikel lV

mesencephalon

cerebellum

medulla
oblongata

dinding cavum
nasi

palatum

Gambar 1-27 MRI kepala dalam bidang sagital, memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda dari otak.

Pertanyaan Melengkapi D. Memutar extremitas inferior sehingga permukaan anterior


menghadap ke medial.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT. E. Menggerakkan extremitas inferior ke bidang midsagittal.

1. Seorang pasien yang berdiri dalam posisi anatomi:


A. Menghadap ke lateral. Pertanyaan Mencocokkan
B. Telapak tangan mengarah ke medial. Cocokkanlah setiap struktur yang terdapat di bawah ini dengan
C. lumit berjarak beberapa inci. strul(tur atau peristiwa yang paling erat hubungannya. Setiap
D. Berdiri pada jari kakinya. jawaban dapat digunakan lebih dari satu kali.
E. Extremitas superior terletak di sisi tubuh.
2. Seorang pasien melakukan gerakan fleksi pada articulatio
3. Fasciasuperficialis.
coxae bila dia:
4. Fascia profunda.
A. Menggerakkan extremitas inferior menjauhi garis tengah
pada bidang koronal. 5. Otot rangka
B. Menggerakkan extremitas inferior ke posterior pada A. Membagi bagian dalam extremitas menjadi ruang-ruang,
bidang paramedian. B. ,[aringan adiposa.
C. Menggerakan extremitas inferior ke anterior pada bidang C. Gerakan volunter.
paramedian. D. Bukan salah satu di atas.
PENDAHULUAN ANATO/il KLINIK 31

Untuk setiap sendi yang terdapat di bawah ini, sebutkan Untuk setiap struktur limfe di bawah ini, pilihlah struktur atau
pergerakannya yang sesuai. fungsi yang sesuai.

6. Articulatio cubiti.
17. Kapiler limfe.
7. Articulatio temporomandibularis.
18. Ductus thoracicus.
8. Articulatio coxae.
A. Fleksi. 19. Ductus lymphaticus dexter.
B. Ekstensi.
C. AdanB. 20. Nodus lymphaticus.
D. Protraksi. A. Terdapat pada sistem saraf pusat
E. Fleksi, ekstensi, dan abduksi. B. Mengalirkan limfe langsung dari jaringan
C. Terdiri dari jaringan limfe dan mempunyai pembuluh
Untuk setiap sendi yang terdapat di bawah ini, berikan klasifikasi aferen dan eferen
yang paling cocok. D. Mengalirkan limfe dari sisi kanan kepala dan leher,
anggota gerak atas kanary dan sisi kanan thorax.
9. Sendi antara corpus vertebrae. E. Mengalirkan limfe dari sisi kanan abdomen.
10. Articulatio tibiofibularis inferior.
Pertanyaan Pilihan Ganda
11. Sutura antara tu1ang-tu1ang cranium.
Bacalah riwayat kasus dan pilihlah jawaban TERBAII( dari
12. Articulatio genu.
pertanyaan-pertanyaan di bawahnya.
A. Sendi sinovial.
B. Kartilaginosa. Catatan pembedahan dari seorang pasien menunjukkan bahwa
C. Fibrosa. dia mempunyai insisi paramediana infraumbilicus kanan melalui
D. Bukan salah satu di atas. kulit dinding anterior abdomen.

Untuk setiap jenis pembuluh darah di bawah ini, pilihlah definisr 21. Dimana sebenarnya insisi tersebut dilakukan?
yang sesuar. A. Pada garis tengah di bawah umbilicus.
B. Pada garis tengah di atas umbilicus.
13. Arteriol. C. Sebelah kanan garis tengah di atas umbilicus.
14. Vena porta. D. Sebelah kanan garis tengah di bawah umbili.cus.
E. Tepat di bawah processus xiphoideus pada garis tengah.
15. End arteri anatomik.
Setelah menderita pericapsulitis pada sendi bahu kiri, seorang
16. Venula
pasien mengeluh adanya hambatan pada gerakan tertentu sendi
A. Pembuluh yang menghubungkan dua buah jaringan
tersebut.
kapiler.
B. Pembuluh yang cabang-cabang terminalnya tidak meng- 22. Gerakan sendi mana yang mengalami pembatasan dan berapa
adakan anastomosis dengan cabang-cabang atau arteri besar?
yang memberi darah untuk daerah didekatnya. A. Abduksi dibatasi sampai 30'.
C. Pembuluh yang menghubungkan vena besar dengan B. Rotasi lateral dibatasi sampai 45".
kapiler. C. Rotasi medial dibatasi sampai 55".
D. Arteri yang diametemya kurang dari 0.1 mm D. Fleksi dibatasi sampai 90".
E. Pembuluh yang dindingnya tipis dan mempunyai diameter E. Ekstensi dibatasi sampai 45'.
tidak beraturan

Eyang benar. Pasien berdiri tegak, dengan ekstremitas superior J. B yang benar. Fascia superficialis atau jaringan subkutan
di sisi tubuhserta wajah dan telapak tangan menghadap ke adalah campuran jaringan areolar jarang dengan jaringan
depan (Gambar 1-1). lemak, yang menghubungkan dermis kulit dengan fascia
profunda yang terletak di bawahnya (Gambar 1-6).
C yang benar. Pasien melakukan gerakan fleksi articulatio
coxae (sendi panggul) jika dia menggerakkan ekstremitas 4. A yang benar. Fascia profunda adalah lapisan membranosa
inferior ke anterior pada bidang paramedian. jaringan penyambung yang memfiksasi otot-otot serta struktur
32 BAB 1

profunda lainnya (Gambar 1-6). Septum fibrosum terbentang L4. A yang benar.Vena portal adalah pembuluh darah yang
dari membran diantara kelompok-kelompok otot dan membagi menghubungkan antara dua jaringan kapiler.
bagian dalam ekstremitas dalam ruang-ruang.
15. B yang benar. End arteri anatomik adalah sebuah pembuluh
C yang benar. Otot-otot rangka atau volunter melakukan darah yang cabang-cabang terminalnya tidak beranastomosis
gerakan-gerakan kerangka. dengan cabang-cabang atau arteri yang memberi darah untuk
daerah di dekatnya (Gambar 1-14).
C yang benar. Articulatio cubiti (sendi siku) dapat melakukan
gerakan fleksi dan ekstensi (Gambar 1-2). 15. C yang benar. Venula adalah sebuah pembuiuh yang
menghubungkan vena besar dengan kapiler (Gambar 1-14).
7. D yang benar. Articulatio temporomandibularis dapat
melakukan gerakan protraksi, yaitu gerakan rahang bawah ke 17. B yang benar. Kapiler limfe mengalirkan limfe langsung dari
depan terhadap os temporale. jaringan.

E yang benar. Articulatio coxae (sendi panggul) dapat 18. E yang benar. Ductus thoracicus mengalirkan limfe dari sisi
melakukan gerakan fleksi, ekstensi, rotasi medial dan rotasi kanan abdomen; sebenarnya ductus ini mengalirkan limfe dari
1atera1, serta abduksi dan aduksi (Gambar 1-2), demikian juga seluruh tubu[ kecuali sisi kanan kepala dan leher, extremitas
sirkumduksi. superior kanary dan sisi kanan thorax yang dialirkan ke ductus
lymphaticus dexter (Gambar 1-15).
9. B yang benar. Sendi antara corpus vertebrae adalah
cartilaginosa (Gambar 1-10). 19. D yang benar. Ductus lymphaticus dexter mengalirkan limfe
dari sisi kanan kepala dan leher, extremitas superior kanarl
C yang benar. Sendi antara ujung bawah tulang tibia dan fibula dan sisi kanan thorax (Gambar 1-15).
(articulatio tibiofibularis) adalah jenis fibrosa.
20. C yang benar. Nodus lymphaticus berisi iaringan limfe dan
11. C yang benar. Sutura (sendi) antara tulang-tulang cranium mempunyai pembuluh aferen dan eferen.
adalah jenis fibrosa (Gambar 1-10).
21,. D yang benar. Insisi paramediana infraumbilicus kanan
12. A yang benar. Articulatio genu (sendi lutut) adalah sendi melalui kulit dinding depan abdomerL pada sebelah kanan
sinovial. garis tengah di bawah umbilicus.

13. D yang benar. Sebuah arteriol adalah arteri kecil yang 22. A yang benar. Pasien dengan pericapsulitis sendi bahu
mempunyai diameter kurang dari 0.1 mm. mengalami hambatan gerakan abduksi, kadang-kadang hanya
dapat sampai 30".
Sistem Respirasi

33
Saluran Pernapasan Atas
dan Bawah Serta Strul<tur
yang Terkait

34
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 35

Anatomi Dasar Catatan Embriologi: Pembentukan Patatum 53


Hidung
Salivaria
Gtanduta 53
Catatan Fisiotogi: Fungsi Darah yang Hangat serta Pharynx 54
Mukus dari Membrana Mucosa Catatan Fisiotogi: Proses Menelan (Degtutisi) 58
Catatan Embriologi: Pembentukan Hidung Larynx 59
Sinus Paranasates
Catatan Fisiotogi: Fungsi Sphincter Larynx 65
Catatan Fisiologi: Atiran Mukus serta Fungsi Sinus
Catatan Fisiotogi: Produksi Suara di Datam Larynx 66
Paranasates
Trachea 6l
Rongga Mutut
Bronchi 69
Catatan Embriotogi: Pembentukan Mutut
Gambaran Radiotogik Saluran Pernapasan di Datam Leher 70
Gigi-getigi
Lidah
Anatomi Permukaan Saturan Pernapasan di Datam Leher 70
Pertanyaan 73
Catatan Embriotogi: Pembentukan Lidah
Palatum Jawaban dan Penjelasan 74

Jidak ada kedaruratan medis yang menyebabkan peristiwa, Epistaksis dan laserasi hidung serta penyakit sinus paranasalis
I kegawatan, dan kekhawatiran, sepefti yang terjadi di saluran dan glandula salivaria juga harus dipertimbangkan. Sejak struktur
pernafasan. Tenaga medis profesional tidak hanya harus membuat anatomi berubah saat seseorang berkembang dari bayi, kanak-kanak,
diagnosis cepat, tetapi juga harus memutuskan pengobatan hingga dewasa, pengetahuan mengenai perubahan ini sangatlah
dengan segera. Semua teknik manajemen saluran pernafasan, dari d ibutuhkan.
manipu lasi manual, i ntubasi endotrachea/ hi ngga cricothyroidotomy
membutuhkan pengetahuan anatomi yang rinci.

s, fl*,*,"g ii i.* i i*r-:t*.1;,4 ii Suplai Darah Hidung Luar

Kulit hidung luar mendapatkan darah dari cabang-cabang arteria


ophthalmica dan arteria maxillaris. Kulit alanasi danbagianbawah
septum mendapatkan darah dari cabang-cabang arteria facialis.
Saluran pernapasan terbentang dari lubang hidung (nares) dan
bibir sampai ke alveoli paru-paru.
Suplai Saraf Sensoris Hidung Luar
Hidung
N.infratrochlearis dan rami nasales externae nervus ophthalmicus
(Nervus cranialis V) dan ramus infraorbitalis nervus maxillaris
Hidung terdiri atas hidung iuar dan cavum nasi. Cavum nasi
(Nervus cranialis V) mengurus hidung luar.
dibagi oleh septum nasi menjadi dua bagian, kanan dan kiri.
-
I Hidung Luar I Cavum Nasi
Hidung luar mempunyai dua lubang berbentuk lonjong disebut
nares, yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh septum nasi Cavum nasi terbentang dari nares di depan sampai ke apertura
(Gambar 2-1). Pinggir lateral, ala nasi, berbentuk bulat dan dapat nasalis posterior atau choanae di belakang, di mana hidung
digerakkan. bermuara ke dalam nasopharlmx. Vestibulum nasi adalah area di
Rangka hidung luar dibentuk oleh os nasale, processus dalam cavum nasi yang terletak tepat di belakang nares (Gambar
frontalis maxillaris, dan pars nasalis ossis frontalis. Di bawah, 2-2). Cavum nasi dibagi menjadi dua bagiary kiri dan kanan oleh
rangka hidung dibentuk oleh lempeng-lempeng tulang rawan septum nasi (Gambar 2-1). Septum nasi dibentuk oleh cartilago
hialin (Gambar 2-1). septi nasi, lamina verticalis osis ethmoidalis, dan vomer.
36 BAB 2

os frontale

os nasale B

cartilago nasal processus frontalis


lateral atas os frontale os nasale
maxillaris
cartilago nasal
lateral bawah

lateral
atas cartilago nasal
c cartilago septi nasi
sinus frontalis
lamina verticalis
ossis ethmoidalis bagian lateral bawah
cartilago nasal
sinus sphenoidalis
cartilago accessorius

septalis

maxilla

canalis incisivus
lamina horizontalis
ossis palatini

processus palatinus maxillaris

Gambar 2-1 Hidung luar dan septum nasi. A, Permukaan lateral rangka tulang dan cartilaginosa hidung luar. B. Facies anterior

rangka tulang dan cartilaginosa hidung luar. C. Rangka tulang dan cartilaginosa septum nasi (sekat rongga hidung).

Dinding Cavum Nasi Recessus Sphenoethm oid olis


Recessus sphenoethmoidalis adalah sebuah daerah kecii yang
Setiap beiahan cavum nasi mempunyai dasar, atap, dinding lateral
terletak di atas concha nasalis superior. Di daerah ini terdapat
dan dinding medial atau dinding septum.
muara sinus sphenoidalis.
Dasar
Dasar dibentuk oleh processus palatinus os maxilla dan lamina Meotus Nosi Superior
horizontalis ossis palatini (Gambar 2-1).
Meatus nasi superior terletak di bawah concha nasalis superior
Atap (Cambar 2-2). D1 sini terdapat muara sinus ethmoidales
Atap sempit dan dibentuk di sebelah anterior mulai dari bagian posterior.
bawah batang hidung oleh os nasale dan os frontale, di tengah oleh
lamina cribrosa ossis ethmoidalis, terletak di bawah fossa cranii Meotus Nosi Medio
anterior, dan di sebelah posterior oleh bagian miring ke bawah
Meatus nasi media terletak di bawah concha nasalis media.
corpus ossis sphenoidalis (Gambar 2-2).
Meatus inl mempunl'ai tonjolan bula! disebut bulla ethmoidalis,
Dinding Lateral yang dibentuk oleh sinus ethmoidales medii yang bermuara
Dinding lateral mempunyai tiga tonjolan tulang disebut concha pada pinggir atasnya. Sebuah celah meiengkung, disebut hiatus
nasalis superior, media, dan inferior (Gambar 2-2). Area di bawah semilunaris, terletak tepat di bawah bul1a (Gambar 2-2). Ujung
setiap concha disebut meatus anterior hlatus yang menuju ke dalam sebuah saluran berbentuk
SA,LURAN PERNAPA,SAN ATAS DA,N BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 37

A
sinus frontalis
lamina cribrosa os ethmoidale
ecessus sphenoethmoidalis
os nasale
sinus sphenoidalis

atrium dari meatus corpus ossis sphenoidalis


nasi media concha nasalis superior

meatus nasi superior


vestibulum
concha nasalis media
meatus nasi media
concha nasalis inferior
meatus nasi inferior
palatum molle
palatum durum dibentuk oleh
processus palatlnus maxillae
dan lamina horizontalis palatum
B

saluran tulang, yang digunakan


q recessus sphenoethmoidalis
concha nasalis superior
oleh sinus frontalis untuk inus sphenoidalis
bermuara ke dalam infundibulum

muara sinus frontalis


ke dalam infundibulum muara sinus
ethmoidalis posterior
muara stnus
ethmoidalis anterior meatus nasi superior
concha nasalis media
bulla ethmoidalis
muara slnus
concha nasalis inferior maxillaris
MUATA SINUS
ethmoidalis media
meatus nasi inferior
muara tuba
aud itiva
muara ductus hiatus semilunaris meatus nasi medrus
nasolacrimalis

Gambar 2-2 A. Dindinq lateral cavum nasi kanan. B. Dinding lateral cavum nasl kanan; concha nasalis superior, media, dan
inferior dibuang sebagian untuk memperlihatkan muara dari sinus paranasalis dan ductus lacrimalis ke dalam meatus.

corong disebut infundibulum, )'ang akan berhubungan dengan 2-1). Bagian anterior dibentuk oleh cartilago septalis. Septr-rn ini
sinus frontalis. Sinus maxillaris bermuara ke dalam meatus nasi jarang terletak pada bidang meclian, sehingga belahan c.rvum nasi
merjr,r nlr'lalur hirtus .crrti lLr rt.t ri*. vang satll lebih besar dari belahan sisi iainr-rva.

Meotus Nosi lnferior


lVleatus nasi inferior ierletak di balr,ah concha nasalis inferior dan Membrana Mucosa Cavum Nasi
merupakan tempat muara dari ujung barvah ductus nasolacrimalis,
Vestibr-rlr-rm dilapisi oleh kr-rlit vang telah mengalami modifikasi
1.ang dilindr-rngi oleh sebr,rah lipatan membrana mucosa (Gambar
dan mempunvai rambr-rt vang kasar. Area di atas concha nasalis
superior dilapisi membrana mucosa olfactorius dan bensr ujung-
r-rjr.rng saraf sensitif reseptor penghic'lu- Bagian bawah cavr-rm
Dinding llledial
nasi clilapisi oleh membrana [rllcosa respiratorius. Di daerah
Dinding medial dibentr-rk oleh septum nasi. Bagian atas dibentuk respiratorius terdapat sebnah anyar-nall vena yang bes;rr cli dalam
oleh larnina verticalis ossis ethmoidalis dan os vomer (Gambar submucosa jaringan ikat.
38 BAB 2

Saraf untuk sensasi umum merupakan cabang-cabang nervus


ophthalmicus (N.Vl) dan nervus maxillaris (N.V2) divisi nervus
Fungsi Darah yang Hangat Serta Mukus trigeminus (Gambar 2-3).
Membrana Mucosa
Darah hangat yang ierdapat di dalam anyaman vena, berperan
Pendarahan Cavum Nasi
menghangatkan udara inspirasi begitu udara masuk ke dalam Pendarahan cavum nasi berasal dari cabang-cabang arteria maxi-
sistem respirasi. Mukus yang terdapat di permukaan chonchae llaris, yang merupakan salah satu cabang terminal arteria carotis
menangkap benda asing dan organisme yang terdapat di dalam externa. Cabang yang terpenting adalah arteria sphenopalatina
udara inspirasi, yang selanjutnya di telan dan dihancurkan oleh (Gambar 2-4). Arteria sphenopalatina beranastomosis dengan
asam lambung. ramus septalis arteria labialis superior yang merupakan cabang
dari arteria facialis di daerah vestibulum.
Darah di dalam anyaman vena submucosa dialirkan oleh
Suplai Saraf Cavum Nasi vena-vena yang menyertai arteri.
Nervus olfactorius yang berasal dari membrana mucosa olfactorius
berjalan ke atas melalui lamina cribrosa os ethmoidale menuiu ke
bulbus olfactorius (Gambar 2-3).

A
N.olfactorius bulbus olfactorius
tractus olfactorius

N. ethmoidalis anterior (Vl ) Rr. nasales


posteriores
N. nasalis superiores
externus ( V'1 ) laterales(V2)

N. nasalis N. pharyngeus
internus (Vl ) (v2)
Rr. nasales
posteriores
inferiores
laterales ( V2)
N. palatinus
minus (V2)

N. palatinus majus (V2)

B
bulbus olfactorius

N. nasalis internus
N. olfactorius
dari N.ethmoidalis
anterior (Vl )

Rr. nasales
posteriores
superiores
mediales (V2)

N. nasopalatinus (V2)

Gambar 2-3 A. Dinding lateral cavum nasi memperlihatkan persarafan sensorik membrana mucosa. B. Septum nasi memper-
lihatkan persarafan sensorik membrana mucosa.
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 39

Aliran Limfe Cavum Nasi processus nasalis medialis, di sebelah lateral oleh processus
nasalis lateralis. dan di sebelah inferior oleh processus maxillaris.
Pembuluh limfe mengalirkan limfe dari vestibulum ke nodi Jika processus-processus ini bertemu, lubang olfaciorius bergeser
submandibulares. Bagian lain cavum nasi dialirkan limfenya ke dalam dan membentuk kantong buntu yang sempurna dan
menuju ke nodi cervicales profundi superiores. masing-masing ber"nua.a ke dalam lubang h dung.
Pada awalnya dasar hidung sangal pendek, terdiri dari
processus nasal medialis dan bagian anterior processus maxillaris
pada setiap sisi. Pada tahap ini, lantai lubang olfactorius robek,
Pembentukan Hidung sehingga cavum nasi berhubungan dengan rongga mulut yang
Atap hidung dibentuk oleh processus nasalis lateralis. Dinding sedang berkembang (Gambar 2-6). Sementara itu, septum
lateral dibentuk juga oleh processus nasalis laieralis dengan nasi dibentuk sebagai pertumbuhan ke bawah dari processus
bantuan processus maxillaris (Gambar 2-5). Lubang anterior nasalis medialis (Gambar 2-6). Kemudian. processus palatinus
hidung mulai disebut sebagai lubang olfactorius di dalam processus maxillaris tumbuh ke medial, dan bergabung satu dengan yang
frontonasalis. Setiap lubang olfactorius dibatasi di sisi medial oleh lain serta dengan septum nasi, sehingga membuat lantai rongga

A
@ A. ethmoidalis anterior (ophthalmica)
@ ethmoidalis posterior (ophthalmica)

A. sphenopalatina
(maxillaris)

cabang-cabang
dari A. facialis

A. palatina major A. palatina minor


(maxillaris) (maxillaris)

B
A. ethmoidalis
posterior (ophthalmica)
A. ethmoidalis
anterior (ophthalmica)

area kiesselbach

rami septales ramus septalis


A. sphenopalatina dari A. facialis
(maxillaris)

palatina minor
A. palatina
(maxillaris)
major (maxillaris)

Gambar 2-4 A, Dinding lateral cavum nasi memperlihatkan pendarahan membrana mucosa. B. Septum nasi memperlihatkan
pendarahan membrana mucosa.
40 BAB 2

processus frontonasalis processus frontonasalis

membrana buccopharyngea processus


membentuk dasar nasalis medialis
celah olfactorius
stomodeum

processus
nasalis lateralis

processus maxillaris

arcus pharyngeus
kedua processus mandibularis processus 5,5 minggu
5 minggu mandibularis
B
A
processus nasalis medialis

celah olfactorius

processus
nasalis lateralis

maxilla

bakal
telinga luar
bakal telinga
luar

philtrum
c 6,5 minggu
B minggu
D mandibula

Gambar 2-5 Berbagai stadium pembentukan wajah.

hidung menjadi lengkap. Oleh karena itu, setiap cavum nasi lahir terdapat dalam bentuk yang rudimenter, setelah usla
berhubungan dengan dunia luar di sebelah anterior melalui delapan tahun menjadi lumayan besar, dan pada masa remaja
nares, dan dengan nasopharynx di posterior melalui choanae. telah berbentuk 5empurnd.
Pada tahap perkembangan awal, struktur hidung lebih datar dan
mendapatkan bentuk yang sempurna hanya setelah pembentukan
wajah lengkap.

Aliran Mukus serta Fungsi Sinus Paranasales


Sinus Paranasales Sekret yang dihasilkan oleh membrana mucosa didorong ke dalam
hidung oleh gerakan silia sel-sel silindris. Aliran dari sekret luga

Sinus paranasales adalah rongga-rongga )'ang terdapat di dibantu oleh tenaga menyedot yang terjadi pada waktu membuang

dalam os maxilla,os frontale, os sphenoidale, dan os ethmoidale ingus. Sinus berfungsi sebagai resonator suara; mereka juga
(Gambar 2-7). Sinus-sinus ini dilapisi oleh mucoperiosterum dan mengurangi berat tengkorak. Jika muara sinus tersumbat, atau bila

terisl udara, berhubungan dengan cavum nasi melalui apertura sinus berisi cairan, maka kualitas suara jelas berubah.

yang relatif kecil. Sinus maxillaris dan sphenoidalis pada waktu


SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT

concha nasalis superior

hubungan antara
rongga hidung ; t,',:: concha nasalis
dan mulut
';r:; CaVUm nasl
'.'. (ronqoa hiduno)
;
processus
palatinum
os maxilla
cavum ofls
(rongga mulut)

processus palatinum
os maxilla

cavum nast

palatum primer palatum primer

processus palatinum
os maxilla

pembentukan
palatum sekunder

bakal palatum durum

palatum molle

Gambar 2-6 A. Pembentukan palatum dan septum nasi (penampang coronal). B. Berbagai stadium pembentukan palatum.
42 BAB 2

A
sinus frontalis concha
sinus ethmoidalis anterior sinus ethmoidalis
sinus ethmoidalis medius supeflor
stnus
ethmoidalis
posterior
concha media
hiatus
semilunaris
sinus
spheno-
idalis concha
inferior
SINUS
maxillaris

palatum durum septum nasi

Gambar 2'7 A. Letak sinus-sinus paranasalis pada wajah. B. Potongan coronal melalui cavum nasi memperlihatkan sinus
ethmoidalis dan sinus maxillaris.

I Sinus Maxillaris I Sinus Sphenoidalis


Sinus maxlilaris berbentuk piramid dan terletak di dalam corpus Sinus sphenoidalis ada dua buah, terletak di dalam corpus ossis
maxillaris di belakang pipi (Gambar 2-7). Atap dibentuk oleh sphenoidalis (Gambar 2-7). Setiap sinus bermuara ke dalam
dasar orbita, sedangkan dasar berhubungan dengan akar gigi tecessus sphenoethmoidalis di atas concha nasalis superior.
premolar dan molar. Sinus maxillaris bermuara ke dalam meatus
nasi medius melalui hiatus semilunaris (Gambar 2-7).
( Sinus Ethmoidalis
I Sinus Frontalis Sinus ethmoidalis terletak di anterior, medius, dan posterior, serta
terdapat di dalam os ethmoidale, di antara hidung dan orbita
Sinus frontalis ada dua buah, terdapat di dalam os frontale (Gambar 2-7). Sinus ini dipisahkan dari orbita oleh selapis tipis
(Gambar 2-7). Mereka dipisahkan satu dengan yang lain oleh tulang, sehingga infeksi dengan mudah dapat menjaiar dari sinus
septum tulang. Setiap sinus berbentuk segitiga, meluas ke atas ke dalam orbita. Sinus ethmoidalis kelompok anterior bermuara ke
di atas ujung medial alis mata dan ke belakang sampai ke bagian dalam infundibuium; kelompok media bermuara ke daiam meatus
medial atap orbita. nasi medius, pada atau di atas bul1a ethmoidalis; dan kelompok
Masing-masing sinus frontalis bermuara ke dalam meatus nasi posterior bermuara ke dalam meatus nasi superior. Variasi dari
medius melalui infundibulum (Gambar 2-7). sinus dan muaranya ke dalam rongga hidung diringkas pada
Tabei 2-1.

Tabet.2'{ Sinus Paranasales dart Tempat ke Dalam Rongga Hidung*


Sinus Tempat Muaranya
Sinus maxillaris Meatus nasi medius rtelalul hiatus semiluflaris
Sinus frontalis :' Meatus nasi inedia via iafundibulum
Sinus sphenoidalis Recessus sphenoethmoidalis
Sin$s ethmoidalis
Kelampok anterior lnfuadibulum dan ke dalam meatus nasi madia
Kelofipok media Meatus nasi media pada atau di atas bulla ethmoidalis
Kolompok posterior Meatus nasi superior
. Perhatikan bahwa
sinus maxillad$ dan sinus sphenoidalis Bada waKu lshir terdaFat datan bentuk yang rudiment€r, setelah rrsia
delapan tahun rnenjadi lurnayan b€sa.. dan pada masa remaja telah belbentuk s€mporna.
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 43

palatum

5"-,]\.iit..
palatum molle gigi molar kedua atas
#tf{#N \
muara ductus
parotideus

M. buccinator
palatopharyngeus

tonsila palatina
membrana mucosa
arcus palatoglossus yang melapisi vestibulum

sulcus terminalis

papillae vallatae
dinding posterior
pars oralis pharynx

foramen cecum

plica fimbriata

V. lingualis frenulum linguae

N. lingualis
plica sublingualis

A. lingualis

muara-muara ductus
glandula sublingualis

muara ductus submandibularis

Gambar 2-8 A. Rongga mulut. Pipi pada sisi kiri wajah telah dipotong untuk memperlihatkan musculus buccinator

dan ductus parotideus. B. Permukaan bawah lidah'


44 BAB 2

dalam vestibulum yang berseberangan dengan gigi molar kedua


Rongga Mulut
atas (Gambar 2-8).

I Bibir Cavum Oris Proprium


Bibir merupakan dua lipatan berotot yang terdapai di orificium Cavum oris proprium mempunyai atap dan dasar
oris (Gambar 2-B). Mereka diliputi di sebelah luar oleh kulit dan
di sebelah dalam dilapisi oleh membrana mucosa. Bagian utama
bibir dibentuk oleh musculus orbicularis oris dan otot-otot ini
I Atap Rongga Mulut
menyebar dari bibir ke wajah (Gambar 2-9). Di dalam bibir Atap cavum ons proprium dibentuk di depan oleh palatum durum
terdapat juga pembuluh darah dan saraf, jaringan ikat, dan banyak dan di belakang oleh palatum molle (Gambar 2-B).
kelenjar ludah kecil. Philtrum adalah cekungan dangkal vertikal
yang dapat dilihat di garis tengah pada permukaan luar bibir
atas. Lipatan medial dari membrana mucosa-frenulum labialis-
I Dasar Rongga Mulut
menghubungkan permukaan dalam bibir ke gusi. Sebagian besar dasar rongga mulut dibentuk oleh dua pertlga
bagian anterior lidah dan oleh membrana mucosa yang terbentang

I Cavum Oris dari pinggir lidah ke arah gusi yang terdapat di mandibula.
Lipatan membrana mucosa yang disebut frenulum linguae
Mulut terbentang dari bibir sampai ke pharynx. Kedua sisi menghubungkan garis tengah permukaan bawah lidah dengan
pintu masuk pharynx, isthmus faucium, dibentuk oleh arcus dasar rongga mulut (Gambar 2-8). Lateral dari frenulum,
pa latoglossus tGambar 2-8r. membrana mucosa membentuk lipatan yang bergerigi, disebut
Mulut dapat dibagi dalam vestibulum oris dan cavum oris plica fimbriata (Gambar 2-8).
proprium. Ductus submandibularis dari glandula submandibularis
bermuara ke dasar rongga mulut pada puncak papilla kecil di
sisi kanan dan kiri dari frenulum linguae (Gambar 2-8). Glandula
Vestibulum Oris
sublingualis juga bermuara ke dalam rongga mulut, dengan
Vestibulum terletak di antara bibir dan pipi di sebelah luar serta membentuk lipatan kecil dari membrana mucosa, disebut plica
gusi dan gigi geligi di sebelah dalam. Ruangan berbentuk celah rni sublingualis. Sejumlah ductus dari glandula bermuara ke dalam
dihubungkan dengan dunia luar oleh fissura oris di antara kedua lipatan kecil ini.
bibir, Jika rahang ditutup, ruangan ini berhubungan dengan cavum
oris proprium rnelalui permukaan belakang gigi molar ketiga pada
masing-masing sisi. Vestibulum dibatasi di atas dan bawah oleh
I Membrana Mucosa Mulut
lipatan membrana mucosa dari bibir dan pipi sampai gusi. Di dalam vestibulum, membrana mucosa ditambatkan ke
Dinding lateral vestibulum dlbentuk oleh pipi, yang dibentuk musculus buccinator oleh serabut-serabut elastis yang terdapat
oleh musculus buccinator dan dilapisi oleh membrana mucosa. di dalam submucosa, ha1 ini bertujuan untuk mencegah lipatan
Tonus musculus buccinator serta otot-otot bibir memper- membrana mucosa yang berlebihan tergigit di antara gigi-gellgi
tahankan dinding vestibulum tetap kontak satu dengan yang pada saat rahang ditutup. Membrana mucosa dari gingiva atau
lain. Saluran kelenjar liur parotis bermuara ke papilla kecil di gusi, dilekatkan dengan kuat ke periosteum alveolar.

M. levator labii superioris M. levator labii superioris


N. infraorbitalis (V2)
alaeque nasi
M. zigomaticus minor N. buccalis (V3)
M. levator anguli oris.

M. zigomaticus major

M. risorius

M. orbicularis oris
N. mentalis (V3)
Platysma
M. depressor anguli oris
M. depresor labii inferioris
M. mentalis

Gambar 2-9 Susunan otot-otot wajah di sekitar bibir; diperlihatkan suplai saraf sensorik bibir
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 45

A B

N. nasopalatinus (V2)

N. glossopharyngeus
(semua sensasi)

N. lingualis (V3) N. palatinus


(sensasi umum) major (V2)
chorda tympani (Vll)
(pengecap)
N. palatinus
minor (V2)
N. glossopharyngeus (lX)

Gambar 2-10 A. Persarafan sensorik ke membrana mucosa lidah. B. Persarafan sensorik ke membrana mucosa
palatum durum dan palatum molle; serabut-serabut pengecap berjalan bersama cabang-cabang N.maxillaris (V2) dan
bergabung dengan ramus petrosus major nervus facialis.

I Persarafan Sensoril< Rongga Mulut dan hampir seluruh palatum molle berasal dari entoderm. Epitelium
yang menghasilkan sekret dan sel-sel yang melapisi ductus
Atap: nervus palatinus major dan nervus nasopalatinus glandula sublingualis dan submandibularis juga dipercaya berasal
(Cambar 2-10) dari divisi marillaris nervus trigeminus. dari entoderm.
Dasar: nervus lingualis (sensasi umum), sebuah cabang dari
divisi mandibularis nervus trigeminus. Serabut-serabut
pengecap berjalan di dalam chorda tympani, sebuah cabang
darl nervus facialis.
Gigi-Geligi
Pipi: nenus buccalis, sebuah cabang dari divisi mandibularis
m
nervus trigeminus (musculus buccinator dipersaral'i oleh
ramrrs buccalis nervus facialis).
I Gigi Decidua
Terdapat 20 buah gigi decidua: empat incisicus, dua caninus, dan
empat molar pada masing-masing rahang. Gigi-gigi ini mulai
muncul kira-kira usia 6 bulan dan semuanya telah muncul pada
akhir usia 2 tahun. Gigi-geligi rahang bawah biasanya muncul
Pembentukan Mulut lebih dulu dibandingkan dengan rahang atas.

Rongga mulut (cavum oris) dibentuk dari dua sumber: sebuah


desakan dari luar, disebut stomodeum, yang d jlapisi oleh I GigiTetap
ektoderm, dan bagian yang terletak tepat di posterior stomodeum,
Terdapat 32 gigi tetap, terdiri dari empat incisivus, dua caninus,
berasal dari ujung bagian sefalik usus depan dan dilapisi oleh
empat premolar, dan enam molar pada masing,masing rahang
entoderm. Kedua bagian ini pada awalnya dipisahkan oleh
(Gambar 2-72). Cigi ini mulai muncul pada usia 6 tahun. Gigi
membrana buccopharyngea, tetapi kemudian membran ini
terakhir yang muncul adalah molar ketiga, yang dapat muncul di
pecah dan menghilang pada minggu ke tiga perkembangan
antara umur 17 sampai 30. Gigi-geligi rahang bawah muncul lebih
(Gambar 2-11). Jika membran ini tetap ada, dia akan terdapat di
dulu dibandingkan dengan rahang atas.
sebuah bidang imajiner yang terbentang miring dari daerah corpus
ossis sphenoidalis, melalui palatum molle, dan turun ke permukaan
dalam mandibula, inferiorterhadap gigi incisivus. Dengan demikian Lidah
struktur-struktur yang terletak di dalam mulut, anterior dari bidang n
ini, berasal dari ektoderm. Jadi epitel palatum durum, sisi mulut, Lidah merupakan massa otot lurik yang diliputi oleh membrana
bibir, dan enamel gigi-geligi berasal dari ektoderm. Epitel yang mucosa (Cambar 2-8). Otot-otot melekatkan lidah ke processus
menghasilkan sekret dan sel-sel yang meliputi ductus glandula styloideus dan palatum mol1e di sebelah atas serta mandibula dan
parotideus juga berasal dari ektoderm. Di sisi lain, epitel lidah, os hyoideum di sebelah bawah. Lidah dibagi dua oleh septum
dasar rongga mulut, arcus palatoglossus dan palatopharyngeus, fibrosr-rm mediana menjadi belahan kanan dan kiri.
46 BA,B 2

notochord

arcus pharyngeus
kedua
membrana
buccopharyngea pharynx
stomodeum

daerah
pembentukan

cavum pericardii
A

empat kantong pharyngeal

Gambar 2-11A. Penampang sagital embrio memperlihatkan posisi


dari membrana buccopharyngea. B. Wajah dari embrio yang sedang
berkembang memperlihatkan membrana buccopharyngea yang sedang
pecah,

I Otot-Otot Lidah
I Membrana Mucosa Lidah Otot-otot lidah dapat dibagi dalam dua jenis: intrinsik dan
Membrana mucosa permukaan atas lidah dapat dibagi atas bagian ekstrinsik.
anterior dan posterior oleh sulcus berbentuk huruf V, sulcus
terminalis (Gambar 2-13). Apex dari sulcus menghadap kebelakang
dan ditandai oleh sebuah lubang kecil, disebut foramen cecum.
Otot-Otot lntrinsik
Sulcus membagi lidah menjadi dua pertiga bagian anterior atau Otot-otot ini seluruhnya terletak di dalam lidah dan tidak
pars oralis, dan sepertiga bagian posterior atau pars pharyngealis. dihubungkan ke tulang. Terdiri dari serabut-serabut longitudinaf
Foramen cecum adalah sisa embrionik dan merupakan tanda dari transversal, dan vertikal.
tempat ujung akhir sebelah atas dari ductus thyroglossus.
Terdapat tiga jenis papilla di permukaan atas dua pertiga Persaraf an: Nervus hypoglossus.

bagian anterior lidah: papilla filiformis, papilla fungiformis, Gerakan: Mengubah bentuk lidah.
dan papilla vallata. Membrana mucosa yang menutupi sepertiga
bagian posterior lidah tidak mempunyai papilla, tetapi permukaan Otot-Otot Ekstrinsik
nodulus iregular (Gambar 2-13) yang disebabkan oleh adanya
nodulus lymphaticus di bawahnya yang disebut tonsila linguae. Otot-otot ini dilekatkan ke tulang dan palatum molle. Otot-
Membrana mucosa permukaan inferior lidah berjalan dari otot ekstrinsik lidah adalah musculus.genioglossus, musculus
lidah ke dasar rongga mulut. Di anterior garis tengall permukaan hyoglossus, musculus styloglossus, dan musculus palatoglossus.
bawah lidah dihubungkan ke dasar rongga mulut oleh sebuah
lipatan membrana mucosa, disebut frenulum linguae. Pada sisi Persara{an: nervus hypoglossus.
lateral dari frenulum, vena lingualis profundus dapat dilihat Gerakan: mengubah posisi lidah di dalam rongga mulut.
melalui membrana mucosa. Lateral dari vena lingualis, membrana
mucosa membentuk lipatan bergerigi disebut plica fimbriata Origo, insersi, persarafary dan fungsi otot-otot lidah diringkas
(Gambar 2-8). dalam Tabel 2-2.
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 47

mahkota

pulpa di dalam
cavitas pulpitis

odontoblas

gingiva

ligamentum
periodontale

cementum

ligamentum
s'\*lT
t '-- \*+
I periodoniale

;:f
# e\+
li.
tulang
alveolar
E'trIs
r{ i}il, l.s
;"',, U
ffi "&H
TT""L
ffit
$'9, q\
jKM& canalis radicis

/e &
.ir::,llaa,
4m d,
*.:

SF*& Gambar 2-12 Penampang sagital melalui rahang bawah dan


gusi, memperlihatkan gigi incisivus decidua yang telah erupsi

gigi tetap serta satu perkembangan gigi tetap.

I Pendarahan Persarafan Sensorik


Arteria lingualis, ramus tonsilaris arteria facialis dan arteria Dua pertiga bagian anterior: nervus lingualis, cabang divisi
pharyngea ascendens mendarahi lidah. Vena-vena bermuara ke mandibularis nervus trigeminus (sensasi umum) dan chorda
dalam vena iugularis interna. tympani cabang nervus facialis (pengecap).
Sepertiga posterior: nervus glossopharyngeus (sensasi umum
dan pengecap).
I Aliran Limfe
Ujung: Nodus lymphaticus submentalis.
Sisi-sisi dua pertiga bagian depan: Nodus lymphaticus sub-
I Gerakan Lidah
mandibularis dan cervicalis profunda. Protrusi: musculus genioglossus kedua sisi berkontraksi
Sepertiga posterior: Nodus lymphaticus cervicalis profunda bersama-sama (Gambar 2-14).
48 BAB 2

plica glossoepiglottica
mediana
panah mengarah
ke dalam fossa piriformis
vallecula

foramen cecum
tonsil

jaringan limfoid
arcus
palatoglosus

sulcus terminalis
papilla
valata
papilla fungiformis

Gambar 2-13 Permukaan dorsal lidah,


memperlihatkan valleculae, epiglotis, dan pintu masuk
ke dalam fossa piriformis pada setiap sisi (tanda
panah).

Retraksi: musculus styloglossus dan musculus hyoglossus


kedua sisi berkontraksi bersama-sama.
Depresi: musculus hyoglossus kedua sisi berkontraksi Pembentukan Lidah
bersama-sama.
Sekitar minggu ke empat, sebuah tonjolan mediana, disebut
Retraksi dan elevasi sepertiga bagian posterior: musculus
tuberculum impar, muncul di dalam entoderm dinding ventral
styloglossus dan musculus palatoglossus kedua sisi ber-
atau dasar pharynx (Gambar 2-15). Setelah itu, toirjolan lain,
kontraksi bersama-sama.
yang disebut tonjolan lingua lateralis (berasal dari ujung anterior
Perubahan bentuk: otot-otot intrinsik.
mas ng-masing arcus pharyngeus pertama), muncul pada masing-
mas ng sisi tuberculum impar. Tonjolan lingua lateralis kemudian

Gerakan
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 49

membesar, tumbuh ke medial, dan bergabung dengan sisi membentuk huruf V. Pada saat yang bersamaan, ujung anterior
lainnya serta tuberculum impar. Dengan demikian, tonjolan lingua arcus pharyngeus kedua, ketiga, dan keempat memasuki daerah
membentuk dua pertiga bagian depan corpus linguae. Karena ini. Ujung anterior arcus pharyngeus ketiga pada kedua sisi
tonjolan ini berasal dari arcus pharyngeus pertama, membrana berkembang melampaui aTcus-arcus lainnya dan meluas sampai
mucosa pada masing-masing sisi dipersarafi oleh nervus lingualis, ke dalam copula dan bergabung di garis tengah. Saat ini copula
sebuah cabang divisi mandibularis nervus cranialis kelima (sensasi menghilang. Dengan demikian, membrana mucosa sepertiga
umum). Chorda iympani dari nervus cranialis ketujuh (pengecap) bagian posierior lidah dibentuk dari arcus pharyngeus ketiga dan
juga menyarafi daerah ini. dipersarafi oleh nervus cranialis kesembilan (sensasi umum dan
Sementara itu, tonjolan mediana kedua, disebut copula, pengecap).
muncul di dasar pharynx, di belakang tuberculum impar. Copula Dua pertiga bagian depan lidah dipisahkan dari sepertiga
meluas ke depan di samping kanan dan kiri tuberculum impar bagian belakang oleh sebuah alur, sulcus terminalis, yang

N. hypoglossus

/'[
l0)\ oo-
4;

N. hypoglossus
N. hypoglossus
{:^^o''",]:'.n utuh

\\,4"\s,
I

setengah sisi
kanan lidah
atrofi

M. genioglossus

Gambar 2-14 Diagram yang memperlihatkan kerja musculus genioglossus kanan dan kiri pada lidah. A. Kontraksi
bersama dan seimbang otot sisi kanan dan kiri. B. Sebagai hasil, ujung lidah menjulur keluar di garis tengah. C.
nervus hypoglossus kanan (menyarafi musculus genioglossus dan otot intrinsik lidah pada sisi yang sama) dipotong,
dan sebagai akibatnya, sisi kanan lidah mengalami atrofi dan mengkerut. D. lika pasien diminta menjulurkan lidahnya,
ujung lidah menghadap ke sisi lesi. E. Origo dan insersi sefta arah tarikan musculus genioglossus.
50 BAB 2

mencerminkan interval antara tonjolan lingua arcus pharyngeus cranialis ke sembilan menyilang sulcus terminalis uniuk menyarafi
pertama dan ujung anterior arcus pharyngeus ketiga. Di sekitar kuncup pengecap ini (Gambar 2-1 5).
ujung dua perliga bagian anterior lidah, sel-sel ektoderm ber- Otot-otot lidah berasal dari mrotom oksipital. yang pada
proliferasi dan tumbuh ke inferior ke dalam mesenchym yang ada awalnya berhubungan erat dengan perkembangan otak belakang,
di bawahnya. Kernudian, sel-sel ini berdegenerasi sehingga bagian yang kemudian bermigrasi ke inferior dan anterior dl sekeliiing
lidah ini menjadi bebas. Sebagian sel-sel entoderm tetap ada di pharynx dan masuk ke Iidah. Miotom yang bermigrasi membawa
garis tengah dan membantu membentuk frenulum lnguae. bersamanya saraf yang menyarafinya, saraf otak keduabelas.
lngatiah bahwa papilla circumvalata terletak pada membrana Keadaan ini menjelaskan mengapa nervus hypoglossus memiliki
mucosa tepat di anterior sulcus terminalis dan kuncup pengecap- perjalanan yang pan.lang pada saat berjalan ke bawah dan depan
nya dipersarafi oleh nervus cranialis kesembilan. Diduga selama di dalam trigonum caroticum di daerah ieher (lihat haiaman 532).
perkembangan, membrana mucosa darj seperiiga bagian posterior
lidah ditarik sedikit ke anterior, sehingga serabut-serabut nervus

tonjolan Iingua tonjolan lingua


tuberculum impar
dari arcus dari arcus
tuberculum rmpar pharyngeus pertama pharyngeus pertama

copula

foramen cecum

copula

pembentukan
epiglotis

sulcus
laryngotrachealis

sulcus
la ryng otrachea lis

dua pertiga papila circumvalata


pembentukan anterior lidah
epiglotis sulcus ierminalis
foramen cecum

s%
1

ffi,

sepertiga *J'i a
posterior
lidah tr

epiglotis
D

Gambar 2-15 Dasar pharynx memperlihatkan tahap perkembangan lidah.


SALURA,N PERNA,PASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 51

fossa incisivus

processus palatinus maxillaris

palatum durum

lamina horizontalis ossis palatini

Gambar 2-16 Palatum durum.

Terdapat pinggir palatum molle yang bebas, terletak di garis


Palatum
tengah, berbentuk kerucut, disebut uvula. Ke samping kanan
dan kiri pa1atum molle berlanjut sebagai dinding lateral pharynx.
Palatum membentuk atap mulut (cavum oris) dan dasar dari Palatum mo1le terdiri dari membrana mucosa, aponeurosis
cavum nasi. Palatum terbagi menjadi dua bagian: palatum durum palatinus, dan otot-otot.
-
di depan dan palatum molle di belakang.
Membrana Mucosa
I Palatum Durum Membrana mucosa meliputi permukaan atas dan bawah palatum
Palatum durum dibentuk oleh processus palatinus maxillaris dan mo1le.
lamina horizontalis ossis palatini (Gambar 2-16). Dilanjutkan ke
belakang oleh palatum molle. Aponeurosis Palatina
Aponeurosis palatina merupakan sebuah lembaran fibrosa yang
I Palatum Molle melekat pada pinggir posterior palatum durum. Aponeurosis ini
merupakan pelebaran tendon musculus tensor veli palatini.
Palatum molle merupakan lipatan yang mudah bergerak dan
terlekat pada pinggir posterior palatum durum (Gambar 2-77).

Otot Origo lnsersi Persarafan Fungsi


s,pirt6.€gl:,$pli td.alsj.!{ ,g.ersailna' dengan atot'*isi q€raf k€,BJerygoideus
.-..,-duditildt :..,:.:,:,,.- -..,..;,.,, ,: medialigdasl:neffus
:.... t. : : ....
...:
i:.a:.,,'
,a,:'::.::.:,'- r:',a' :.' .

:
',,,- P!{td!51l3rJs.-,,-:',.,'

Pats petrosus os tempgrale; Ptrx{l$ ynq-esl.:: :,


?lilf -
:i.l:':.ttiij,*r*r.t-{liii:vej,,.:.:; :,: ;;' ;, " ;:.: ::'. :,
. a:: a :a: ;:... t .:.:,;- :
r&pndli4$ic, tq{nq,...,: Ffg.1q1*n4l*se ,.
i;i:a,f i :j:at;':.rr:,ijj.:l::' i i :r :: :
1t'..1
-.,.;-:,;11, ,' .::.,11',r,
.: .: .'' : .r ;
' ,1,
: I ''.',': -ij:r i,j -':-'::"
:a.: : ::.t :

::'l :: : :.: :::,i:jL::..:j' ji:: 1

tAq?qpjirF . flellf4;:ri FinggtrFpgteri0r:eartilago, Ptexus pliantAg€lls-:...


a...t :::::!. :t.. i:. jr.:;::.,. tri ::
r...thyrgiOtfi,.:::.::: :. r'
.:i-1j":!i::r.;
a::r::::
;;1tr.t,'11,,,-,,,.
. :: i.:, i::a'li:' i'.r:,:':
'i:: ::ri: :ir: .'::t::,::::, ,. , a ! :.i

,
qinggr bosterior palaiym It4embi€$a muqosa uiula P.{9.EF. pharyr}g*u+ .,
.
: drfum ,
52 BAB 2

elevasi tuba M. tensor veli palatini


plica salpingofaringea tuba auditiva

recessus pharyngeus M. levator veli palatini


concha media

SINUS

iiil*c.s*; sphenoidalis

oalatum_Sir:-,
ffitrN M. constrictor M. salphingopharyngeus
pharyngis superior
M. constrictor
uvula pharyngis superror
palatum molle

M. palatopharyngeus
M. constrictor
pharyngis medius
membrana mucosa

epiglotis
arcus palatoglossus tu masuk M. palatogl
ke larynx
A vallecula B vallecula

M. constrictor pharyngis superior


septum nasi
sarung karotis
concha media tuba A. carotis interna
raphe pharyngis
M. levator veli palatini auditiva A. facialis

A. tonsilaris M. palatopharyngeus
capsula tonsilaris
M. tensor
veli palatini V. palatina
externa
fu- crypta tonsilaris

hamulus
ramus mandibulae
M. palatoglossus

ligamentum
vestibulum oris
pterygomand ibu la re

M. buccinator

l\,4. uvulae uvula M. palatopharyngeus


c D

Gambar 2-17 A. Hubungan antara hidung dengan nasopharynx dan rongga mulut dengan oropharynx. Perhatikan
posisi tonsil dan muara tuba auditiva. B. Otot-otot palatum molle dan bagian atas pharynx. C. Otot-otot palatum molle
dilihat dari belakang. D. Penampang horizontal melalui rongga mulut dan oropharynx memperlihatkan hubungan
dengan tonsil.

Otot-Otot Palatum Molle saat mereka berjalan ke atas


dari origonya, membentuk tendo kecil,
yang melengkung ke medial di sekeliling hamulus pterygoideus.
Otot-otot palatum mol1e adalah rnusculus tensor veli palatini, Tenclo ini, bers.rma dengan tendo dari sisi berlar,r,anan, melebar
musculus levator veli palatini, musculus palatoglossr-rs, musculus untuk membentuk aponeurosis palatina. Bila kedua otot
palatopharyng;eus, dan musculus uvr,rlae (Gambar 2-17). Serabr-rt- berkontraksi, palatum molle menjadi tegang, sehinggar dapat
serabut otot dari musculus tensor veli palatini mengerucut pada bergerak ke atas atau ke bawah sebagai sebuah lembaran yang
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTASTRUKTURYANG TERKAIT 53

kaku. Otot-otot palatum molle, beserta origo, insersi, persarafan,


serta fungsinya diringkas dalam Tabel 2-3.

Pembentukan Palatum
I Persarafan Palatum Pada awal kehidupan janin, rongga hidung dan mulut saling
berhubungan, teiapi kemudian dipisahkan dengan tlerkembangnya
Nervus palatinus majus dan minus dari divisi maxillaris nervus palatum (Gambar 2-6). Palatum primer, yang mengandung empat
trigeminus masuk ke palatum melalui foramina palatina major gigi incisivus, dibentuk oleh processus nasalis medialis. Posterior
dan minor (Gambar 2-10). Nervus nasopalatinus, juga merupakan terhadap palatum primer, processus maxillaris pada masing-masing
cabang dari nervus maxillaris, masuk ke bagian depan palatum sisi membc,rtuk tonjolan ke medial, sebuah lamina horizontalis,
durum melalui foramen incisivus. Netvus glossopharyngeus juga disebut processus palatinum. Lamina-lamina ini bergabung
menyarafi palatum molle. untuk membentuk palatum sekunder dan juga bergabung dengan
palatum primer dan septum nasi yang sedang berkembang.

I Suplai Darah Palatum


Fusi terjadi dari regio anterior ke posterior. Palatum primer dan
sekunder akhirnya akan membentuk palatum durum. Di posterior
Palatum mendapatkan darah dari arteria palaiina major cabang dua lipatan tumbuh dari pinggir posterior processus palatinum
dari arteria maxillaris, arteria palatina ascendens cabang dari untuk membentuk palatum molle, dengan demikian uvula adalah
arteria facialis, dan arteria pharyngica ascendens. struktur terakhir yang dibentuk (Gambar 2-6). Gabungan kedua
lipatan palatum molle terjadi selama minggu ke delapan. Kedua

I Aliran Limfe Palatum


bagian uvula bergabung menjadi saiu di garis iengah pada minggu
kesebelas. Batas antara palatum primer dan sekunder terlihat pada

Limfe dialirkan dari paiatum ke nodus lymphaticus cervicalis garis tengah yaitu foramen incisivum.

profunda.

I Arcus Palatoglossus Glandula Salivaria


Arcus palatoglossus merupakan sebuah lipatan membrana
mucosa yang berisi musculus palatoglossus, yang terbentang dari
pa1atum mol1e ke pinggir lidah (Gambar 2-8). Arcus palatoglossus
I Glandula Parotis
merupakan batas di mana rongga mulut berubah menjadi Glandula parotis merupakan kelenjar saliva terbesar dan hampir
pharynx. seluruhnya terdiri dari acini serosa. Terietak di dalam sebuah
cekungan di bawah meatus acusticus externus, di belakang

I Arcus Palatopharyngeus ramus mandibulae (Gambar 2-1,8) dan di depan musculus


sternocleidomastoideus. Nervus facialis membagi kelenjar ini
Arcus palatopharyngeus merupakan sebuah lipatan membrana menjadi lobus superficialis dan profunda. Ductus parotideus
mucosa di belakang arcus palatoglossus (Gambar 2-8) yang keluar dari pinggir anterior kelenjar dan berjalan ke depan di atas
berjalan ke bawah dan lateral untuk bergabung dengan dinding permukaan lateralis musculus masseter. Ductus ini bermuara ke
pharynx. Otot yang terdapat di dalam lipatan adalah musculus vestibulum oris pada sebuah papilla kecil di depan gigi molar
palatopharyngeus. Tonsila palatina, merupakan massa kedua atas (Gambar 2-18).
jaringan limfe, yang terletak diantara arcus palatoglossus dan
palatopharlngeus (Gambar 2-8).
Persarafan

( Gerakan Palatum Molle Serabut sekretomotorik parasimpatik yang menyarafinya berasal


dari nervus glossopharyngeus. Nervus ini mencapai kelenjar
Isthmus pharyngeus (saluran penghubung antara nasopharynx melalui ramus tympanicus, nervus petrosus superficialis minor,
dan oropharynx) dihrtup oleh naiknya palatum mo11e. Penutupan ganglion oticum, dan nervus auriculotemporalis.
terjadi selama menghasilkan suara konsonan saat berbicara.
Palatum mol1e ditarik ke atas oleh kontraksi musculus levator
veli paiatini pada kedua sisi. Pada saat yang bersamaary serabut-
I Glandula Submandibularis
serabut atas musculus constrictor pharyngis superior berkontraksi Glandula submandibularis terdiri dari campuran acini serosa dan
dan menarik dinding pharyx posterior ke depan. Otot-otot mucosa. Kelenjar ini terletak di pinggir bawah corpus mandibulae
palatopharyngeus kedua sisi juga berkontraksi sehingga arcus (Gambar 2-18) dan terbagi atas bagian superficialis dan profunda
palatopharyrrgeus ditarik ke medial, seperti tirai jendela. Dengan oleh musculus mylohyoideus. Bagian profunda dari kelenjar
cara ini, nasopharynx ditutup dari oropharynx. terletak di bawah membrana mucosa mulut di samping lidah.
54

A glandula parotis
accessorius

ductus parotideus
berjalan ke depan
selebar satu jari
di bawah arcus
zygomaticus

glandula
parotis ductus submandibularis
bermuara ke dalam
rongga mulut di samping
frenulum linguae
glandula
submandibularis
B
glandula sublingualis
bermuara ke plica
sublingualis

gigi molar
kedua atas

muara ductus
parotideus

Gambar 2-18 A. Posisi umum dari glandula


salivaria major dan ductusnya. B. Bagian
dalam rongga mulut, memperlihatkan muara
ductus parotideus kanan ke dalam vestibulum
di depan qiqi molar kedua atas.

Ductus submandibularis keluar dari ujung anterior bagian bagian mucosa lebih banyak. Ductus sublingualis (berjumlah
proiunda kelenjar dan berjalan ke depan di bawah membrana 8-20 buah) bermuara ke dalam rongga mulut pada puncak plica
mucosa rongga mulut. Ductus ini bermuara ke dalam rongga sublingualis (Gambar 2-8 dan 2-18).
mulut pada papilla kecil, yang terletak di samping frenulum
linguae (Gambar 2-B dan 2-18). Persarafan
Serabut saraf sekretomotorik parasimpatik yang menyarafinya
Persarafan berasal dari N.facialis via chorda tympani dan ganglion
Serabut sekretomotorik parasimpatik yang menyarafinya submandibulare. Serabut-serabut posganglionik berjalan langsung
berasal dari nervus facialis via chorda tympani dan ganglion ke kelenjar.
submandibulare. Serabut-serabut posganglionik berjalan langsung
ke kelenjar.
Pharynx
I Glandula Sublingualis Pharynx terletak di belakang cavum nasi, cavum oris, dan larynx
Glandula sublingualis terletak di bawah membrana mucosa (pllca (Gambar 2-79) dan dibagi menjadi bagian-bagian nasopharynx,
sublingualis) di dasar rongga mu1ut, dekat dengan frenulum -oropharynl dan laryngopharynx. Pharl'nx berbentuk seperti
linguae. Kelenjar ini terdiri dari acini serosa dan mucosa, di mana corong, dengan bagian atasnya yang 1ebar, terletak di bawah
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 55

nasopharynx

Gambar 2-19 Penampang sagital melalui hidung,


mulut, pharynx, dan larynx untuk memperlihatkan
bagian-bagian pharynx.

cranium dan bagian bawahnya yang sempit dilanjutkan sebagai Bagian bawah musculus constrictor pharyngis inferior yang
oesophagus setinggi vertebra cervicalis ke enam. Pharynx berasal dari cartilago cricoidea, disebut musculus cricopharyngeus
mempunyai dinding musculomembranosa yang tidak sempurna (Cambar 2-21). Serabut-serabut musculus cricopharyngeus ini
di bagian depan. Di tempat ini, jaringan musculomembranosa di sekeliling bagian paling bawah dan paling
berjalan horizontal
diganti oleh apertura nasalis posterior (choanae), isthmus faucium sempit pharyrrx, dan berfungsi sebagai sphincter. Killian's
(pembukaan ke rongga mulut), dan aditus laryngis. Melalui tuba dehiscence adalah area pada dinding posterior pharyrrx diantara
auditiva, membrana mucosa juga berhubungan dengan membrana bagian atas musculus constrictor pharyngis inferior yang tertekan
mucosa dari cavitas tympani. dan bagian sphincter di sebelah bawah,.musculus cricopharlngeus.
Origo, insersi, persarafan, dan fungsi otot-otot pharynx secara

I Otot-Otot Pharynx rinci diringkas pada Tabel 2-4.

Otot-otot dinding pharynx terdiri dari musculus constrictor


pharyngis superior, medius, dan inferior (Gambar 2-20), yang
I Dinding dalam Pharynx
serabut-serabutnya berjalan hampir melingkar, dan musculus Pharyrrx dibagi dalam tiga bagian: nasopharyrx, oropharynx, dan
s{zlopharyngeus serta musculus salphingopharyngeus yang laryngopharynx.
serabut-serabutnya berjalan dalam arah hampir longitudinal.
Ketiga otot-otot constrictor mengelilingi dinding pharynx
Nasopharynx
untuk berinsersi pada sebuah pita fibrosa atau raphe yang terben-
tang dari tuberculum pharyngeus pars basilaris os occipitale ke Nasopharynx terletak di atas palatum mo11e dan di belakang
bawah sampai ke oesophagus. Ketiga otot-otot ini saling tumpang rongga hidung (Cambar 2-79).Di dalam submucosa atap terdapat
tindih, sehingga musculus constrictor pharyngis medius terletak kumpulan jaringan limfoid yang disebut tonsilla pharyngea
di sisi luar bagian bawah musculus constrictor pharyngis superior (Gambar 2-22). Isthmus pharyngeus adalah lubang di dasar
dan musculus constrictor pharyngis inferior terletak di luar bagian nasopharynx di antara pinggir bebas palatum molle dan dinding
bar.r'ah musculus constrictor pharyngis medius (Gambar 2-21). posterior pharynx. Pada dinding lateral terdapat muara tuba
56 BAB 2

A. maxillaris

N. mandibularis

A. meningea media

M. tensor veli palatini


M. levator veli palatini

tuba auditiva j
M. constrictor
pharyngis superior
ligamentum
pterygomandibulare
M. stylopharyngeus
ligamentum
stylohyoideum

N. laryngeus superior
l"'\Iq^
N.N\

N. laryngeus internus M. mylohyoideus


M. constrictor
pharyngis medius
N. laryngeus externus membrana thyrohyoidea

M. constrictor
pharyngis inferior

M. cricothyroideus
N. laryngeus recurrens
oesophagus

Gambar 2-20 Ketiga musculus constrictor pharyngis. Tampak pula nervus laryngeus superior dan nervus laryngeus Tecurrens.

Tabel 2-4 Otot.Otot Pharynx


Otot Origo lnsersi Persa rafa n Fungsi
M,csn$trictor pheryngi$ Lamina pferygoideug medialis, Tubsfculurn pharyngeus Plexus pharyngeus Membantu paiatum
: silpedoI,' hamulus pterygoideils, ossis occipitaJis, raphe molle dalam menutup
ligamenturn pierygomandibulare, mediana posterior aasopharynx, mendorong
linea mylchyoidea mandibulae bolus ke bawah
M:conslrictor pha{yngis Bagian bawah ligamentum Raphe pharyngeal Plexus pharyngeus Mefldorcng bolus ke bawah
medius stylohyoideum, comu minus dan
majus cssis hyoidei
M:consttctor phary*gis' Larnina cartilago thyroidea, Raphe pharyngeal Plexus pharyngeus Mendorong bolus ke bawah
.intefior :,1 cartilago cricoidea ,

M;cdcopharyngeus Serabut'serabui paling bawah Fungsi sphincter pada ujung


M.constrictor pharyngis inferior bawah pharynx
M,styJopharyngetis Procesgus styloideus os$ie Pinggir posterior cadilago N.glassopharyngeus Mengangkat larynx selama
: I '.i .. temporalis thyroidea pfoses menelan
tl.l
M:salphirigoFhar.ynge{s Tuba auditiva Bercampur dengan Plexus pharyngeus Mengangkat pharynx
M"palatopharyngeus
M!palatopllaryngeus Aponeuro$ispalatinum, Pinggir posterior cartilago Plexus pfiaryngeus Mengangkat dind;ng pharynx,
thyroidea menarik lengkung
palatopharyngeal ke medial
sALUR,AN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 57

ligamentum sphenomandibulare basis cranii


M. pterygoideus medialis fibrosa pharynx septum
M. levator veli palatini cavum nasr
concha nasalis media
tuba auditiva

tonsil
lingua
epiglotis

mandibula arcus
M. constrictor
palatopharyngeus
M. stylopharyngeus pharyngis medius
plica aryepiglottica
M. constrictor raphe
pharyngis medius pharyngis permukaan
posterior larynx
M. constrictor
pharyngis inferior
M. constrictor
M. cricopharyngeus pharyngis inferior

oesophagus oesophagus

trachea
trachea
A B

Gambar 2-21. Pharynx dilihat dari belakang. A. Perhatikan ketiga musculus contrictor dan posisi musculus stylopharyngeus. B.
Sebagian besar dinding posterior pharynx dibuang untuk memperlihatkan naso, oro, dan laryngopharynx.

auditiva, berbentuk elevasi yang disebut elevasi tuba (Gambar antaranya (Gambar 2-22). Arcus palatoglossus adalah lipatan
2-22). Recessus pharyngeus adalah lekukan kecil pada dinding membrana mucosa yang menutupi musculus palatoglossus.
pharynx di belakang elevasi tuba. Plica salpingopharyngea Celah di antara kedua arcus palatoglossus drsebut isthmus
adalah lipatan vertikal membrana mucosa yang menutupi faucium dan merupakan batas antara rongga mulut dan pharynx.
M.salphingopharyngeus. Arcus palatophaqmgeus adalah lipatan rnembrana mucosa yang
menutupi musculus palatopharyngeus. Recessus di antara arcus
Oropharynx palatoglossus dan palatopharyngeus diisi oleh tonsilla palatina.

Orophar;mx terletak dibelakang cavum oris (G ambar 2-I9 dan2-23).


Dasar dibentuk oleh sepertiga posterior lidah dan celah antara lidah Laryngopharynx
dan epiglotis. Pada garis tengah terdapat plica glossoepiglottica
mediana (Gambar 2-1,3), dan plica glossoepigloftica lateralis Laryngopharynx terletak di belakang aditus laryngis (Gambar
pada masing-masing sisi. Lekukan kanan dan kiri dari plica 2-19). Dinding lateral dibentuk oleh cartilago thyroidea dan
glossoepiglottica mediana disebut vallecula (Gambar 2-13). membrana thyrohyoidea. Recessus piriformis, merupakan
Pada kedua sisi dinding lateral terdapat arcus atau arcus cekungan pada membrana mucosa yang terletak di kanan dan kiri
palatoglossus dan palatofaringeus dengan tonsila palatina di aditus laryngis (Cambar 2-21).
58

concha nasalis medius


cavum nasi a nasalis inferior

tonsilla pharyngea

palatum durum
elevasi tuba
plica salphingopharyngea

arcus anterior atlantis

palatum molle
vestibulum nasi
arcus palatoglossus (arcus)
tonsilla palatina

corpus epistrophei
M. genioglossus
arcus palatopharyngeus
(arcus)
Os. mandibula
epiglotis
M. geniohyoideus
plica aryepiglotica
M. mylohyoideus

Os. Hyoid

cartilago thyroidea

Gambar 2-22 Penampang sagital kepala dan leher memperlihatkan hubungan antara cavum nasi, mulut,
pharynx, dan larynx.

I Persarafan Sensorik Membrana belakang pada permukaan bawah palatum durum. Gerakan ini
terjadi bila kedua musculus styloglossus berkontraks!, menarik
Mucosa Pharynx radix linguae ke atas dan belakang. Selanjutnya kontraksi musculus
palatoglossus mendorong bolus ke belakang, ke dalam pharynx.
Nasopharynx: nervus maxillaris (V2).
Proses menelan selanjutnya merupakan gerakan involunter.
Oropharynx: nervus glossopharyngeus.
Laryngopharynx (di sekitar aditus laryngis): ramus laryrrgeus Saat ini nasopharynx tertutup dari oropharynx oleh elevasi
palatum molle, tarikan dinding posterior pharynx ke depan oleh
internus dari nervus vagus.
serabut-serabut atas musculus constrictor pharyngis superior, dan
kontraksi musculus palaiopharyngeus. Keadaan ini mencegah
I Vaskularisasi Pharynx makanan dan minuman masuk ke dalam rongga hidung.
Kemudian larynx dan laryngopharynx ditarik ke atas oleh
Pharyn-r mendapatkan darah dari arteria pharyngica ascendens,
kontraksi musculus stylopharyngeus, salphingopharyngeus,
cabang-cabang tonsilar arteria facialis, cabang-cabang arteria
thyrohyoideus, dan palatopharyngeus. Dengan demikian bagian
maxillaris, dan arteria lingualis.
utama larynx terdorong ke atas ke permukaan posterior epiglotis,
dan adiius laryngis ditutup. Aditus laryngis dibuat menjadi lebih
I Aliran Limfe Pharynx kecil oleh plica aryepiglottica, serla tertariknya caftilago arytenoidea
ke depan oleh kontraksi musculus aryepiglottica, arytenoideus
Limfe dialirkan dari pharynx langsung menuju ke nodi
obliquus, dan thyroarytenoideus.
lymphoidei cervicales profundi atau tidak langsung melalui
Bolus turun ke bawah lewat di atas epiglotis, aditus laryngis
nodi retropharyngeales atau paratracheales, baru menuju nodi
yang tertutup, dan akhirnya mencapai pinggir bawah pharynx
lymphoidei cervicales profundi.
sebagai akibat kontraksi berturulturut dari musculus constrictor
pharyngis superior, medius, dan inferior. Sebagian makanan
tergelincir lewat alur di kanan dan kiri aditus laryngis (yaitu melalui
fossa piriformis). Akhirnya bagian bawah dinding pharynx
(musculus cricopharyngeus) relaksasi, dan bolus masuk ke
Proses Menelan (Deglutisi) oesophagus.
Makanan yang sudah dikunyah berbentuk sebuah bola atau bolus
pada dorsum linguae dan secara volunter didorong ke atas dan
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTASTRUKTURYANG TERKAIT 59

palatum durum

palatum molle

ATCUS
uvula
palatopharyngeus

tonsil dinding posterior


ATCUS oropharynx
palatoglossus
sulcus terminalis
papillae vallatae
lidah

/-

Gambar 2-23 Oropharynx dilihat melalui mulut yang terbuka.

I Tonsila Palatina I Cincin Waldeyer Jaringan Limfe


Tonsila palatina berbentuk dua massa jaringan limfoid, masing- Jaringan limfoid yang terdapat disekitar pintu masuk sistem
masing terletak di dalam cekungan di dinding lateral oropharynx respirasi dan pencernaan membentuk sebuah cincin. Bagian
di antara arcus palatoglossus danpalatopharyngeus (Gambar 2-24). lateral cincin dibentuk oleh tonsila paiatina dan tonsila tubaria
Setiap tonsil diliputi oleh membrana mucosa, dan permukaan (jarlngan limfoid di sekitar muara tuba auditiva di dinding lateral
medialnya yang bebas menonjol ke dalam pharynx. Permukaannya nasopharynx). Bagian atasnya dibentuk oleh tonsila pharyngeus
berbintik-bintik yang disebabkan oleh banyak muara keleniar, yang terdapat di atap nasopharynx, dan bagian bawahnya
yang terbuka ke crypta tonsillaris. dibentuk oleh tonsila lingualis yang terdapat pada sepertiga
Permukaan lateral tonsila palatina diliputi oleh capsula fibrosa bagian posterior lidah.
(Gambar 2-24). Capsula ini dipisahkan dari musculus constrictor
pharyngis superior oleh jaringan areolar jarang (Gambar 2-24),
vena palatina externa berjalan turun dari palatum mo1le di dalam
Larynx
jaringan ikat jarang untuk bergabung dengan plexus venosus
E
pharyngeus. Lateral terhadap musculus constrictor pharyngis Larynx adalah organ yang berperan sebagai sphlncter pelindung
superior terdapat musculus styloglossus, lengkung arteria facialis. pada pintu masuk jalan nafas dan berperan dalam pembentukan
dan arteria carotis interna. suara. Larynx terletak dl bawah 1ldah dan os hyold, di antara
Tonsila palatina mencapai ukuran maksimum pada masa pembuluh-pembuiuh besar leher, dan terletak setinggi vertebra
kanak-kanak dan ukurannya menjadi sangat berkurang. cervicalis keempat, kelima, dan keenam (Gambar 2-25). Ke atas,
larynx terbuka ke laryngopharynx, ke bawah larynx berlanjut
sebagai trachea. Di depan, larynx ditutupi oleh ikatan otot-otot
VaskularisasiTonsil
infrahyoid dan di lateral oleh glandula thyroidea.
Arteri yang mendarahi tonsil adalah ramus tonsilaris arteria Kerangka larynx dibentuk oleh beberapa cartilago, yang
facialis. Vena-vena menembus musculus constrictor pharyngis dihubungkan oleh membrana dan ligamentum, dan digerakkari
superior dan bergabung dengan vena palatina externa, vena oleh otot. Larynx dilapisi oleh membrana mucosa.
pharyngealis, atau vena facialis.
I Cartilago Larynx
Aliran Limfe Tonsil Cartilago Thyroidea
Limfe mengalir dari tonsil ke nodi lymphoidei cervicales profundi Cartilago thyroidea merupakan cartilago terbesar larynx (Gambar
bagian atas, tepat di bawah dan di belakang angulus mandibulae. 2-26) dan terdiri dari dua lamina cartilago hyalin yang bertemu
60

M. palatopharyngeus
V. palatina externa sarung carotts
V. jugularis interna
M. constrictor pharyngis superior A. carotis
A. carotis interna
interna

facialis

tonsilla
palatina

capsula
tonsillae tonsil yang
membesar
ramus
mandibulae

M. palatoglossus

vallecula

vestibulum oris
plica
M. buccinator glossoepig lotica

bibir bawah

Gambar 2-24 Potongan horizontal melalui mulut dan oropharynx. Kiri, tonsila palatina normal beserta hubungan-
hubungannya. Kanan, posisi abses peritonsilaris. Perhatikan hubungan abses terhadap musculus constrictor pharyngis
superior dan sarung carotis. Pintu masuk ke dalam larynx juga dapat dilihat dari bawah dan belakang lidah.

di garis tengah pada tonjolan bersudut V (disebut Adam's apple). cricoidea. Masing-masing cartilago mempunyai apex di atas yang
Pinggir posterior menjorok ke atas sebagai cornu superius dan bersendi dengan cartilago corniculata yang kecil, serta basis di
ke bawah cornu inferius. Pada permukaan luar setiap lamina bawah yang bersendi dengan lamina cartilago cricoidea, dan
terdapat linea obliqua sebagai tempat lekat otot-otot. sebuah processus vocalis yang menonjol ke depan dan merupakan
tempat lekat dari ligamentum vocale. Processus muscularis
yang menonjol ke lateral, menjadi tempat lekat Musculus
Cartilago Cricoidea
cricoarytenoideus lateralis dan posterior.
Cartilago cricoidea dibentuk oleh cartilago hyalin dan berbentuk
seperti cincin cap, mempunyai lamina yang lebar di belakang dan Cartilago Corniculata
arcus yang sempit di anterior (Gambar 2-26). Carlilago cricoidea Dua buah cartilago kecil berbentuk kerucut, bersendi dengan apex
terletak di bawah cartilago thyroidea, dan pada masing-masing cartilaginis arytenoideae (Gambar 2-27). Menjadi tempat lekat
permukaan lateralnya terdapat facies articularis untuk bersendi plica aryepiglottica.
dengan cornu inferius cartilago thyroidea. Di posterior, pada
setiap lamina di pinggir atasnya terdapat facies articularis untuk Cartilago Cuneiforme
bersendi dengan basis cartilago arytenoidea. Semua sendi ini Dua cartilago kecii yang berbentuk batang ini terletak di dalam
adalah jenis sinovial. plica aryepiglottica dan berperan memperkuat plica tersebut
(Gambar 2-27).
Cartilago Arytenoidea
Terdapat dua buah cartilago arytenoidea; kecil, berbentuk Epiglotis
pyramid, dan terletak pada permukaan belakang larynx (Gambar Merupakan cartilago elastis berbentuk daun yang terletak di
2-26). Cartilago ini bersendi dengan pinggir atas lamina cartilago belakang radix linguae (Gambar 2-26). Tangkainya dilekatkan di
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 61

sinus sagittalis superior


sinus sagittalis inferior
koneksi interthalamicus
corpus callosum

thalamus septum pellucidum


falx cerebri foramen interventricularis
A. cerebri anterior
V. magna
cerebri nervus optrcus
hypophysis cerebri
glandula sinus frontalis
plnea concha nasalis superior
aqueductus agger nasi
cerebri concha nasalis medius
mesencephalon vestibulum nasi
tentorium
cerebelli
sinus rectus concha nasalis
inferior
ventriculus quartus palatum durum
palatum molle
cerebellum
lidah
pons
M. genioglossus
medulla oblongata
^+l^^
dild5 M. geniohyoideus
ligamentum nuchae M. mylohyoideus

muara tuba auditiva


tonsil
os hyoideum
membrana thyrohyoidea
otot-otot posvertebra epiglotis
plica vestibularis
spinae cervicales plica vocalis
cadilago thyroidea
ligamentum cricothyroideum
arcus cartilaginis cricoideae
trachea

oesophagus

isthmus glandula thyroidea


medulla lamina superficialis
spinalis fascia cervicalis profunda

canalis centralis arcus jugularis


spatium suprasternalis
A. brachiocephalica
sisa thymus
V. brachiocephalica kiri manubrium sterni

Gambar 2-25 Penampang sagital kepala dan leher

belakang cartilago thyroidea. Sisi epiglottis dihubungkan dengan mediana. Lekukan pada membrana mucosa di kanan dan kiri
cartilago arytenoidea oleh plica aryepiglottica, yang merupakan plica glossoepiglottica disebut vallecula (Cambar 2-24). Di
sebuah lipatan membrana mucosa. Pinggir atas epiglottis bebas. sebelah lateral, membrana mucosa berjalan ke dinding pharynx
Membrana mucosa yang melapisinya berjalan ke depan, meliputi membentuk plica glossoepigloftica lateralis.
permukaan posterior lidah sebagai plica glossoepiglottica
62

ligamentum thyrohyoideum laterale

epiglotis
ligamentum
thyrohyoideum
os hyoideum
laterale
membrana
thyrohyoidea membrana thyrohyoidea
ligamentum
cornu superius thyrohyoideum

linea obliqua

lamina cartilaginis
ligamentum cricothyroideum
thyroideae
ligamentum
cornu inferius cricothyroideum M. cricothyroideus

arcus cartilaginis
cricoideae
ligamentum cricotracheale arcus cartilaginis
lamina cartilaginis cricoideae
cricoideae

A B

epiglotis ligamentum hyoepiglotticum


cornu majus
ossis hyoidei cornu majus
membrana thy^rohyoidea corpus ossis hyoidei ossis hyoidei

cornu supenus
cartilago thyroidea
membrana
cartilago thyrohyoidea plica aryepiglottica
corniculata
cartilago cuneiformis
cartilago thyroidea
cartilago cartilago corniculata
arytenoidea plica vestibularis dextra
ligamentum vocale cartilago arytenoidea
lamina cartilaginis dextrum
thyroideae processus muscularis
ligamentum
cricothyroideum processus vocalis
processus arcus cartilaginis
muscularis cricoideae lamina cartilaginis
cricoideae
M. trachealis

c D

Gambar 2-25 Larynx dan ligamentumnya dilihat dari depan (A), dari aspek lateral (B), dan dari belakang (C). D. Lamina kiri
cartilago thyroidea dibuang untuk memperlihatkan bagian dalam larynx"

I Membrana dan Ligamentum pada medianum. Pada kedua sisinya, membrana ini ditembus oleh vasa
laryngea superior dan nervus laryngeus internus, sebuah cabang
Larynx dari nervus laryngeus superior (Gambar 2-20).
Membrana Thyrohyoidea
Ligamentum Cricotracheale
Membrana thyrohyoidea menghubungkan pinggir atas cartilago
thyroidea dengan os hyoid (Gambar 2-26). Pada garis tengah, Ligamentum cricotracheale menghubungkan cartilago cricoidea
membrana ini menebal, membentuk ligamentum thyrohyoideum dengan cincin trachea pertama (Gambar 2-26).
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTASTRUKTURYANG TERKAIT 63

Membrana Quadrangularis dan di belakang oleh permukaan medial cartilago arytenoidea.


Glottis merupakan bagian yang paling sempit dari larynx dan
Membrana quadrangularis terbentang antara epiglotiis dan berukuran sekitar 2.5 cm dari depan ke belakang pada pria
cartilago arytenoidea (Gambar 2-27). Pnggir bawahnya yang dewasa, dan lebih kecil pada wanita. Pada anak-anak, bagian
menebal membentuk ligamentum vestibulare, ligamentum bawah larynx di dalam cartilago cricoidea merupakanbagian yang
vestibulare merupakan isi dari plica vestibularis (Gambar 2-27). paling sempit.

Ligamentum Cricothyroideum
I Cavitas Laryngis
Pinggir bawah ligamentum cricothyroideum dilekatkan pada
Cavitas laryngis terbentang dari aditus sampai ke pinggir bawah
pinggir atas cartilago cricoidea (Gambar 2-27). Pinggir superior
cartilago cricoidea, di mana ruang ini berlanjut sebagai trachea.
ligamentum ini tidak melekat pada cartilago thyroidea, tetapi
Dapat dibagi dalam tiga bagian:
berjalan terus ke atas pada facies medialis cartilago thyroidea.
Kedua pinggir atasnya yang bebas, yang hampir seluruhnya I Vestibulum laryngis, terbentang dari aditus laryngis sampai
tersusun dari jaringan elastis, membentuk ligamentum vocale ke plica vestibularis.
yang penting. Ligamentum vocale merupakan isi dari plica vocalis a Daerah tengah, terbentang dari plica vestibularis di atas
(pita suara) (Gambar 2-27). Ujung anterior dari masing-masing sampai setinggi plica vocalis di bawah.
ligamentum vocale dilekatkan pada cartilago thyroidea. Ujung a Daerah bawah, terbentang dari plica vocalis di atas sampai ke
posterior dilekatkan pada processus vocalis cartilago arytenoidea. pinggir bawah cartilago cricoidea di bawah.

I Pintu Masuk Larynx (Aditus Laryngis) I Sinus Laryngis


Aditus larlmgis menghadap ke belakang dan atas ke arah Sinus laryngis adalah sebuah recessus kecil di setiap sisi lar1mx,
laryngopharynx (Gambar 2-21). Pintu ini lebih lebar di depan terletak di antara plica vestibularis dan plica vocalis. Sinus ini
daripada belakang dan dibatasi di depan oleh epiglotis; di lateral dilapisi membrana mucosa (Gambar 2-27).
oleh plica aryepiglottica, yaitu lipatan membrana mucosa; dan
di posterior oleh cartilago arytenoidea dan cartilago corniculata.
Cartilago cuneiformis terletak di dalamnya serta memperkuat
I Sacculus Laryngis
plica aryepiglottica dan menimbulkan elevasi kecil pada pinggir Sacculus laryngis adalah sebuah diverticulum membrana mucosa
atas. yang berjalan ke atas dari sinus (Gambar 2-27). Sekret mukus
membasahi pita suara.

I Fossa Piriformis
Fossa piriformis adalah recessus di kedua sisi lipatan dan pintu
I Otot-Otot Larynx
masuk (Gambar 2-27).Di mediai dibatasi plica aryepiglottica dan Otot-otot larynx dapat dibagi dalam dua kelompok: ekstrinsik dan
di lateral oleh cartilago thyroidea dan membrana thyrohyoidea. intrinsik.

I Lipatan Larynx Otot-Otot Ekstrinsik


Otot-otot ekstrinsik menarik larynx ke atas dan bawah selama
Plica Vestibu laris proses menelan. Perhatikan bahwa kebanyakan otot-otot melekat
pada os hyoi deum, yang melekat pada cartilago thyroidea melalui
Plica vestibularis merupakan sebuah lipatan yang terfiksasi pada
membrana thyrohyoidea. Oleh karena itu gerakan os hyoideum
masing-masing sisi larynx (Gamb ar 2-26).Masing-masing dibentuk
akan diikuti oleh gerakan larynx.
oleh membrana mucosa yang menutuPi ligamentum vestibulare,
mengandung banyak vascular, dan berwama merah muda. it Otot-otot elevator: musculus digastricus, musculus stylo-
hyoideus, musculus mylohyoideus, musculus geniohyoideus,
Plica Vocalis (Pita Suara) musculus stylopharyngeus, musculus salphingopharlrlgeus,
dan musculus palatopharyngeus.
Plica vocalis merupakan sebuah lipatan yang mudah bergerak pada
a Otot-otot depresor: musculus sternothyroideus, musculus
masing-masing sisi larynx danberperan pada pembentukan suara.
sternohyoideus, dan musculus omohyoideus.
Masing-masing dibentuk oleh membrana mucosa yang menutupi
ligamentum vocale, tidak mengandung pembuluh darah, dan
berwarna putih. Plica vocalis bergerak pada respirasi, warna Otot-Otot lntrinsik
putihnya mudah dikenali jika diperiksa dengan laryngoscope Dua otot mengubah bentuk aditus laryngis (Gambar 2-27).
(Gambar 2-27).
Celah di antara kedua plica vocalis disebut rima glottidis atau a Mempersempit aditus: musculus arytenoideus obliquus.
gloftis (Gambar 2-27). Gloltts dibatasi di depan oleh plica vocalis I Memperlebaraditus:musculusthyroepiglottica.
64 BAB 2

cornu majus
ossis hyoidei epiglotis
epiglotis
membrana plica
thyrohyoidea tuberculum
aryepiglottica
epiglotticum
cartilago M. aryepiglotl fossa piriformis
cuneiformis membrana
aryepiglottica quadrangularis
cartilago
corniculata sacculus laryngis
'cartilago thyroidea
cartilago arytenoidea M" arytenoideus ligamentum vestibulare
obliquus plica vestibularis
cartilago thyroidea
M. arytenoideus sinus laryngis
lamina cartilaginis transversus plica vocalis
cricoideae M. vocalis
ligamentum vocale
M. cricoaryienoideus ligamentum
posterior cricothyroideum
A cartilago cricoidea

rima glottidis

cincin trachea I

plica vocalis
cartilago thyroidea
plica vestibularis
rima glottidis

rima glottidis -"> ligamentum vocale

cartilago arytenoidea

cartilago cuneiformis'

C cartilago corniculata

rr{>

thyroidea

rima glottidis ligamentum vocale


processus vocalis M. vocalis

cartilago arytenoidea M. cricoarytenoideus lateralis

processus muscularis M. cricoarytenoideus posterior


M" arytenoideus transversus
E M. arytenoideus obliquus

Gambar 2-27. A, Otot-otot larynx dilihat dari belakang. B. Potongan coronal melalui larynx. C. Rima qlottidis terbuka
sebagian seperti pada saat inspirasi lemah, D, Rima glottidis terbuka lebar seperti pada saat inspirasi dalam. E. Otot-otot yang
menggerakkan ligamentum vocale.
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 65

Lima otot menggerakkan plica vocalis (pita suara) (Cambar 2-27). kontraksi dari musculus vocalis, bagian dari musculus thyroary-
tenoideus (Gambar 2-27).
a Menegangkan pita suara: musculus cricothyroideus.
I Melemaskan pita suara: musculus thyroarytenoideus (vocalis)
I Aduk'sio pita suara: musculus cricoarytenoideus lateralis I Gerakan PlicaVocalis Saat Respirasi
I Abduksio pita suara: musculus cricoarytenoideus posterior Pada inspirasi 1emah, plica vocalis diabduksikan, dan rima glottidis
I Mendekatkan cartilago arytenoidea: musculus arytenoideus berbentuk segitiga, dengan apex di depan (Gambar 2-27). Pada
transversus
ekspirasi, plica vocalis diaduksikan, hanva tertinggal celah sempit
di aniaranya (Cambar 2-27).
Origo, insersi, persarafan, dan fungsi yang rinci dari otot-otot
Pada inspirasi dalam, plica vocalis dlabduksikan maksimal,
intrinsik diberikan pada Tabel 2-5.
sehingga bentuk rima glottidis berubah dari segitiga menjadi
berbentuk ketupat, karena rotasi makslmal dari cartiiago
I Gerakan PlicaVocalis (Pita Suara) arytenoidea ke lateral (.Cambar 2-27).

Gerakan plica vocalis tergantung pada gerakan cartilago


arytenoidea, yang berputar dan bergeser ke atas dan bawah pada
lereng pinggir superior cartilago cricoidea.
Rima glottidis dibuka oleh kontraksi dari musculus cricoarl'- Fungsi Sphincter Larynx
tenoideus posterior, yang memutar cartilago arytenoidea dan Terdapat dua sph ncter pada larynx yaitu pedama d ad tus lary|g s
mengabduksi processus vocalis (Gambar 2-27). Jaringan elastis dan kedua {ji rirna gloltid s. Sph ncter pada aditus iaryngls hanya
di dalam capsula articuiatio cricoarytenoidea mempertahankan berfungsi pada saat menelan Ketka bolus maltanan d pindahkan
cartilago arytenoidea tetap terpisah sehingga bagian posterior ke be akang di antara idah dan patatunr clufurn, larynx dttarik ke
glottis terbuka. atas d bawah bagian be akang idah. Aditus laryngrs menyernpit
Rima glottidis ditutup oleh kontraksi dari musculus cricoary- akibat dar kontraksi ntusculus arytenotdeus oilliquus dan musculus
tenoideus lateralis, yang memutar cartilago arytenoidea dan aryeplgloltica. Ipig otis didorons K-. belaKang oleh ic]ah .1aft
mengaduksi processus vocalis (Cambar 2-27). Bagian posterior berfungsi sebaga sungkup d atas adltrrs laryngrs Bolus rnakanar)
glottis menyempit jika cartilago arytenoidea saling berdekatan yang atar cairan kentLdian n its!tk Ke ajaiam oesopfrag!s den!Jgn
disebabkan oleh kontraksi musculus arytenoideus transversus. berjalan di atas ep giotts atau turun ke 0awah lewat alur pada s s -
Kedua plica vocalis ditegangkan oleh kontraksi musculus slsi adrtus Laryncrs, lia tu fossa p ri{ornris
cricothyroideus (Gambar 2-28). Plica vocalis dikendurkan oleh

Tabel 2-5 Otot-Otot lntrinsik Larynx

Otot-otot yang Mengontrol Aditus Laryngis


M.arytenoideus obliquus Processus muscularis Apex cartilaginis N.laryngeus recurrens Menyempitkan aditus dengan
cartilaginis arytenoideae arytenoidea sisi yang mendekatkan kedua plica
berlawanan aryepiglotiica
M,thyroepiglottica Facies medialis cartilaginis Pinggir lateral epiglotis dan N.laryngeus recurrens Melebarkan aditus dengan
thyroideae plica aryepiglottica memisahkan kedua plica
aryepiglottica
Otot-otot yang Mengendalikan Gerakan Plica Vocalis
M.cricothyroideus Sisi cartilago cricoidea Pinggir bawah dan inferior N.laryngeus externus Menegangkan plica vocalis
cornu cartilago thyroidea
M.thyroarytenoideus Permukaan dalam cartilago Cartilago arytenoidea N.laryngeus recurrens Relaksasi plica vocalis
(vocalis) thyroidea
M.cricoarytenoideus Pinggir atas cartilago Processus muscularis N.laryngeus recurrens Aduksio plica vocalis
lateralis cricoidea cartilaginis arytenoideae dengan memutar cartilago
arytenoidea
M.cricoarytenoideus belakang cartilago cricoidea Processus muscularis N.laryngeus recurrens Abductio plica vocalis
posterior cartilaginis arytenoideae dengan memutar cartilago
arytenoidea
M,arytenoideus Permukaan belakang Permukaan belakang N.laryngeus recurens Menutup bagian posterior
transversus dan medial cartilago dan medial cartilago rima glottidis dengan
arytenoidea arytenoidea srsi yang mendekatkan kedua
berlawanan cartilago arytenoidea
66 BA,B 2

Ketika batuk atau bersin, rima glottidis berfungsi sebagai


sphincter. Selelah inspirasi, plica vocalis aduksi, dan otototot
ekspirasi berkontraksi dengan kuat. Akibatnya, tekanan di dalam Produksi Suara di Dalam Larynx
thorax meningkat, dan dalam waktu yang bersamaan plica vocalis
Pelepasan udara ekspirasi secara terputus-putus melalui plica
mendadak abduksi. Pelepasan mendadak dari udara yang
vocalis yang sedang aduksi akan menggetarkan plica tersebut dan
lerkompresi sering melepaskan partikel-partikel asing atau mukus
menimbulkan suara. Frekuensi atau tinggi suara ditentukan oleh
dari saluran pernapasan, yang selanjutnya masuk ke pharynx. Di
perubahan panjang dan tegangan ligamentum vocale. Kualitas
sini, partikel-partikel itu ditelan atau dikeluarkan.
suara tergantung pada resonator di atas larynx, yaitu pharynx,
Pada tindakan Valsava, ekspirasi yang kuat dilakukan untuk
mulut, dan si,rus paranasalls. Kualitas dikendalikan oleh otot-otot
mengatasi glottis yang tertutup. Pada keadaan abdomen tegang
palatum molle, lidah, dasar mulut, pipi, bibir, dan rahang. Bicara
seperti pada miksi, defekasi, dan melahirkan, udara sering ditahan
normal tergantung pada kemampuan memodiflkasi suara menjadi
sesaat di saluran pernapasan dengan cara menutup rima glottidis.
konsonan dan vokal yang dikenal dengan menggunakan lidah,
Setelah inspirasi dalam, rima glottidis ditutup. Kemudian otot-otot
gigi. dan bibir. Bunyi vokal biasanya seluruhnya dari mulut dengan
dinding anterior abdomen berkontraksi dan gerak naik diaphragma
palatum molle terangkat, sehingga udara disalurkan melalui mulut
dicegah oleh adanya udara yang tertahan di saluran pernapasan.
dan bukan melalui hidung.
Setelah berusaha cukup lama, orang tersebut sering mengeluarkan
Bicara melibalkan pelepasan udara ekspirasi secara terputus-
sedikit udara dengan membuka rima glottidisnya sekejap dengan
putus melalui plica vocalis yang teraduksi. Menyanyi satu nada
mengeluarkan suara keluhan.
membutuhkan pelepasan udara ekspirasi yang lebih lama lewat
plica vocalis yang teraduksi. Pada berbisik, plica vocalis dalam
keadaan aduksi, tetapi cartilago arytenoidea abduksi; vibrasi terjadi
akibat getaran aliran udara ekspirasi secara tetap melalui bagian
poslerior rima glottidis.

permukaan dalam lamina


dexter cartilaginis
ligamentum thyroideae
permukaan luar
,
vocale dextrum vocalis
lamina dexter relaksasi // /processus
cartilaginis thyroideae

cartilago arytenoidea
- dexter

,
i lamina cartilaginis
cricoideae

\\-
s ligamentum vocale
:-'M. cricothyroideus

cartilago
cricoidea

Gambar 2-28. Diagram yang memperlihatkan perlekatan dan kerja musculus cricothyroideus. A. Permukaan lateral
kanan larynx dan musculus cricothyroideus. B, Permukaan dalam larynx, memperlihatkan ligamentum vocale dextrum
yang relaksasi, C. Permukaan dalam larynx, memperlihatkan ligamentum vocale dextrum yang tegang sebagai akibat dari
tertariknya cartilago cricoidea dan arytenoidea ke belakang sebagai akibat kontraksi musculus cricothyroideus.
S,ALUR,AN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTASTRUKTUR YANG TERKAIT 67

I Membrana Mucosa Larynx Trachea


E
Membrana mucosa larynx melapisi rongga dan diliputi oleh epitel
sllender bersilia. Namun, pada piica vocalis di mana membtana Trachea adalah sebuah tabung cartilaginosa dan membranosa yang
mucosa mengalami trauma berulang selama fonasi, membrana dapat bergerak (Gambar 2-30). Dimulai sebagai lanjutan larynx
mucosa diliputi oleh epitel berlapis skuamosa. dari pinggir bawah cartilago cricoidea setinggi corpus vertebrae
cervicalis VI. Berjalan turun ke bawah di garis tengah leher. Di

I Persarafan Larynx dalam rongga thorax, trachea berakhir pada catina dengan cara
membelah menjadi bronchus principalis dexter dan sinister
Saraf Sensoris setinggi angulus sterni (di depan discus antara vertebra thoracica
Di atas plica vocalis: ramus laryngeus internus, cabang dari IV dan V), terletak sedikit agak ke kanan dari garis tengah. Pada
nervus laryngeus superior nervus vagus. eksplrasi, bifurcatlo trachea naik sekitar satu vertebra, dan selama
Di bawah plica vocalis: nervus laryngeus recurrens (Gambar inspirasi dalam bifurcatio dapat turun sampai setinggi vertebra
t_to\ thoracica VI. Jaraknya sekitar 3 cm.
Pada orang dewasa, panjang trachea sekitar 11.25 cm dan
Saraf Motoris diameter 2.5 cm. Pada bayi, panjang trachea sekitar 4-5 cm dan
diameter sekitar 3 mm. Selama pertumbuhan anak-anak, diameter
Semua otot-otot intrinsik larynx, kecuali musculus cricothyroideus
trachea bertambah sekitar 1 mm setiap tahurmya. Tabung
dipersarafi oleh nervus laryngeus recurrens. Musculus cricothy-
fibroelastika dipertahankan utuh dengan adanya cartilago hyalin
roideus dipersarafi oleh ramus laryngeus externus dari nervus
berbentuk U (cincin) di dalam dindingnya. Ujung posterior
laryngeus superior nervus vagus.
cartilago yang bebas dlhubungkan oleh otot polos, Musculus
trachealis.
I Vaskularisasi Larynx Membrana mucosa trachea dilapisi oleh epitel silinder
Setengah bagian atas larynx: ramus laryngeus superior arteria
bertingkat semu bersilia (Gambar 2-31) serta mengandung banyak
sel goblet dan glandula mucosa tubular.
thyroldea superior.
Setengah bagian bawah larynx: ramus laryngeus inferior
arteria thyroidea inferior. I Batas-BatasTrachea di Dalam Leher
(Gambar 2-32)
I Aliran Limfe Larynx Anterior: Ku1lt, fascla, isthmus glandula thyroidea (di depan
Pembuluh limfe bermuara ke dalam nodi lymphoidei cervicales cincin kedua, ketiga, dan keempat), vena thyroidea inferior,
profundi. arcus jugularis, arteria thyroidea ima (jika ada), dan vena

N. laryngeus internus

laryngeus
superior
N. vagus

N. laryngeus
externus

M. cricothyroideus

N. laryngeus
N. laryngeus
recu rrens
recu rrens
(membrana
mucosa
dibuang)

A B

Gambar 2-29 A. Permukaan lateral larynx memperlihatkan ramus laryngeus internus dan externus cabang dari nervus
laryngeus superior nervus vagus. B. Distribusi cabang-cabang terminal nervus laryngeus internus dan nervus laryngeus
recurrens. Larynx dilihat dari atas dan posterior.
68 BAB 2

brachiocephalica kiri pada anak-anak, ditutupi oleh musculus Posterior: Oesophagus, nervus laryngeus recurrens sinister.
sternocleidomastoideus dan musculus sternohyoideus. Kanan: vena azygos, nervus vagus dexter, dan pleura.
Posterior: nervus laryngeus recurrens kanan dan kiri serta Kiri: Arcus aortae, arteria carotis communis sinister, arteria
oesophagus. subclavia sinister, nervus vagus sinister dan nervus phrenicus
Lateral: Lobus glandula thyroidea dan sarung carotis beserta sinister, dan pleura.
isinya.

I Persarafan Trachea
Batas-Batas Trachea di Dalam **orisbarasal darinervus vagus dannervus laryngeus
Mediastinum Superius Thorax :Til:::
(Gambar 2-33)
Anterior: Sternum, thymus, vena brachiocephalica sinister,
I Vaskularisasi Trachea
pangkal arteria brachiocephalica dan carotis communis Dua pertiga bagian atas trachea mendapat darah dari arteria
sinister, dan arcus aortae. thyroidea inferior, dan sepertiga bagian bawah mendapat dalah
dari arteriae bronchiales.

cartilago cricoidea

bronchus segmentalis
bronchus ap'calis apicalis lobus superior
lobus superior bronchus principalis
sinister bronchus segmentalis
bronchus lobaris superior
bronchus posterior
lobaris
bronchus segmentalrs su perior bronchus segmentalis
posterior anterior
bronchus lingularis
bronchus segmentalis
anterior

bronchus lobaris medius

bronchus segmentalis
basalis anterior bronchus bronchus
lobans apicalis
inferior bronchus
superior
segmentalis
lobus
bronchus basalis
inferior
segmentalis medialis bronchus segmentalis
basalis basalis lateralis
bronchus
medialis
segmentalis
bronchus
basalis posterior
segmentalis
bronchus segmentalis
basalis
basalis posterior
lateralis

Gambar 2-30 Trachea dan bronchus.


SALUR,AN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 69

I Aliran LimfeTrachea I Bronchus Principalis Dexter


Limfe mengalir ke dalam nodi lymphatici pretracheales dan para- Bronchus principalis dexter lebih lebar, lebih pendek, dan lebih
tracheales dan ke dalam nodi lymphoidei cervicales profundi. vertikal dari bronchus principalis sinister dan panjangnya lebih
kurang 2,5 cm (Gambar 2-30). Vena azygos melengkung di atas
pinggir superiornya. Bronchus lobaris superior dimulai sekitar
'u:j,
i, ;
'l
li'i ,-, ii I I 2 cm dari pangkal bronchus principalis di carlna. Kemudian
ilE6ryWffry,li bronchus principalis dexter masuk ke hilus paru-paru kanan, dan
bercabang dua menjadi bronchus lobaris medius dan bronchus
Trachea bercabang dua di belakang arcus aortae menjadi bronchus
lobaris inferior.
principalis dexter dan sinister (primer atau utama) (Gambai
2-30). Bronchus principalis dexter meninggalkan trachea denp;an
membentuk sudut sebesar 25 derajat dengan garis vertikal.
Bronchus prlncipalis sinister meninggalkan trachea dengan mem-
I Bronchus Principalis Sinister
bentuk sudut 45 derajat dengan garis vertikal. Pada anak-anak Bronchus principalis sinister lebih sempit, leblh panjang, dan
dengan usia lebih kecil dari 3 tahun, kedua bronchus menlnggalkan lebih horizontal dibandingkan bronchus principalis dexter dan
traihea dengan membentuk sudut yang hampir sama. panjangnya lebih kurang 5 cm (Gambar 2-30). Berjalan ke kiri
Bronchus terus-menerus bercabang dua sehingga akhirnva di bawah arcus aorta dan di depan oesophagus. Pada waktu
membentuk jutaan bronchiolus terminalis yang berakhir di dalam masuk ke hilus pulmonalis sinister, bronchus principalis sinister
satu atau leblh bronchiolus respiratorius. Setiap bronchiolus bercabang menjadi bronchus lobaris superior dan bronchus
respiratorius terbagi menjadi 2 sampai 11 ductus ah.'eolaris yang lobaris inferior.
masuk ke dalam saccus alr'eolaris. Alveoli timbul dari dinding
saccus sebagai diverticula. I Segmen-Segmen Bronchopulmoner
Segmen-segmen bronchopulmoner akan dibahas pada bab 3
tentdnB strLrktur pad.r paru.

,trf

Gambar 2-3t Scanning electron micrograf dari sel-sel epitelial permukaan membrana mucosa trachea memperlihatkan sel-sel
silinder bersilia dan sel goblet (SG). lY, bercak mucus. (Seizin M.Koering).
70 BAB 2

fascia pretrachealis
N. laryngeus recurrens
trachea M. sternocleidomastoideus
oesophagus M. sternohyoideus
glandula thyroidea M. sternothyroideus

M. platysma
selubung carotis
V. jugularis M. omohyoideus
interna M. cervicis
nodus lymphoideus longus
cervicalis profunda
A. carotis
communis M. scalenus
N. vagus anterior

truncus
M. scalenus
sympathicus
medius

lamina
superficialis

pars
spinalis
N. accessorius

M. trapezius

A. vertebralis +d M. levator scapulae


N. spinalis M. splenius capitis
ligamentum nuchae
M. semispinalis capitis

Gambar 2-32 Potongan melintang leher setinggi veftebra cervicalis VI.

Di depan pada garis tengah, struktur-struktur berikut ini dapat


#AP4 ffiAffi-AT-J ffi.Afl} T\# KATf; K
i
diraba dari atas ke bawah.
SALti ffi.Ail.{ F,}ffi ffi f"'$ApS"S.&f'l ffi t

Symphisis menti dapat diraba, di tempat kedua belahan


il'&LAfl*t F-ffiF*fitrffi corpus mandibulae bertemu di garis tengah (Cambar 2-34).
Gambaran radiografik larynx dan trachea diperlihatkan di dalam Corpus ossis hyoidei terletak di depan corpus vertebra
sebuah radiograf lateral leher. cervicalis III (Gambar 2-34 dan 2-35). Os hyoideum adalah
sebuah struktur berbentuk tapal kuda. Cornu majus dapat
diraba pada setiap sisi leher di antara jari dan ibu jari. Os
hyoideum bergerak ke atas pada waktu paslen menelan.
&ruAT# f'4 [ $]ffi $q$4 Lj t*;AAt'* Membrana thyrohyoidea mengisi celah antara os hyoideum
SA[-I"J ffi lqru Fffi Hq f*iAF,& SA f\j dan cartilago thyroidea (Cambar 2-35).
Incisura superius cartilago thyroidea terletak di depan
ffi$ tlALAffi F-"ffi[-{ffigq
vertebra cervicalis ke IV (Gambar 2-34 dan 2-35). Pinggir
Leher dapat diraba dengan mudah pada pasien dengan posisi anterior cartilago thyroidea lebih menonjol pada pria dewasa
tidur telentang, dengan otot-otot yang menutupi struktur yang daripada wanita dewasa.
lebih dalam berada dalam keadaan rileks, sehingga struktur dapat Ligamentum cricothyroideum mengisi celah antara cartilago
diraba lebih mudah. cricoidea dan cariilago thyroidea (Gambar 2-35).
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 71

truncus sVmpathicus
ductus thoracicus
costa I

N, thoracicus I
trachea
N. laryngeus recurrens
cupula cervicalis sinister
pleurae
A. subclavia sinister
N. vagus
N. vagus sinister
dexter

phrenicus N. phrenicus sinister


dexter
A A. thoracica interna

A. brachiocephalica V. jugularis interna sinister


thymus
A. carotis communis sinister
Mm. infrahyoideus

arcus aortae
V. cava
superior

N-phrenicus sinister
N. phrenicus
dexter

N. vagus sinister
paru-paru
kanan
paru-paru kiri

V. azygos N. laryngeus recurrens


sinister

B
ductus thoracicus
N. vagus dexter
irachea
truncus
sympathicus
oesophagus

Gambar 2-33 Penampang melintang dada. A. Setinggi vertebra thoracica I, dillhat dari atas, B. Setinggi veftebra thoracica iV
dilihat dari bawah.

Cartilago cricoidea terletak setinggi vertebra cervicalis VI Ligamentum cricotracheale mengisi celah di antara cartilago
pada perbatasan antara larynx dengan trachea (Gambar 2-34 cricoidea dan clncin pertama trachea (Gambar 2-35). Struktur
dan 2-35). Struktur ini tidak semenonjol cartilago thyroidea, ini dapat diraba dengan palpasi secara seksama.
tetapi dapat diidentifikasi dengan palpasi yang dilakukan pada Cincin pertama trachea dapat diidentifikasi dengan palpasi
pasien yang disuruh menelan, sehingga cartilago lnl akan naik secara hati-hati.
di leher. Pada pasien yang tidak sadar, cartilago ini dapat Isthmus glandula thyroideae dapat dikenali sebagai sebuah
diidentifikasi sebagai cincin cartilago pertama yang terletak struktur lembut di depan cincin trachea kedua, ketiga, dan
di bawah cartilago thyroidea. keempat (Cambar 2-34 dan 2-35).
72 BAB 2

symphisis menti

'"'sR#:
angulus mandibulae
#F.
trigonum colli anterius corpus ossis hyoidei

cartilago thyroidea
trigonum colli posterius
cartilago cricoidea

isthmus glandulae
thyroideae

trachea

d.
# rc
suprasterna

Gambar 2-34 Tampak anterior kepala dan leher, memperlihatkan petunjuk permukaan yang penting.

\.

corpus ossis hyoidei UJ


membrana thyrohyoidea
margo superior C4
cartilago thyroidea
ligamentum cricothyroideum
cartilago cricoidea
ligamentum cricotracheale

isthmus glandula thyroideaea


incisura suprasternalis T2

Gambar 2-35 Kepala dan leher orang dewasa memperlihatkan tingkat vertebra dari berbagai bagian larynx.
5AIUR,AN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 73

Vena thyroidea inferior dan arteria thyroidea ima (jika ada), (Gambar 2-34 dan 2-35). Lengkung ini terletak di depan pinggir
walaupun tidak dapat diraba, terletak setinggi cincin trachea bawah corpus vertebra II pada posisi pertengahan respirasi.
ke lima, enam, dan tujuh. Di pangkal leher, trachea terletak Trachea di leher terletak di garls tengah, dan pemeriksa dapat
agak ke dalam. memastikannya dengan meletakkan jari telunjuk dan tengah
Arteria brachiocephalica, vena brachiocephalica sinister, tengah di alur yang terdapat di samping trachea, di antara
glandula thymus, dan juga pinggir atas arcus aortae kadang- trachea dan musculus sternocleidomastoideus.
kadang terdapat di depan trachea, tepat di atas incisura Pada bayi, banyak struktur-struktur anatomi penting yang
suprasternalis pada anak-anak keci1. disebutkan di atas yang terdapat pada leher terletak setinggi
Arcus jugularis menghubungkan kedua vena jugularis vertebra yang berbeda dari yang ditemukan pada orang
anterior tepat dl atas incisura superasternalis. dewasa (lihat CD Gambar 2-6). Demikian pula, pada orang
Incisura suprasternalis, merupakan pinggir atas manubrium dewasa, ukuran diameter trachea dapat sampai 2.5 cm,
sterni, dapat di raba di antara kedua ujung anterior clavicula sedangkan pada bayi lebih kecil (3 mm).

Pertanyaan Melengkapf, D. Mulai setinggi vertebra cervicalis VI.


E. Pada orang dewasa, ukuran panjangnya sekitar 11.25 cm
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.

5. Pernyataan mengenai glandula parotis di bawah ini benar,


1. Musculus hyoglossus kecuali:
A. mengubah bentuk lidah. A. Nervus facialis berjalan melalui glandula di antara bagian
B. menaikkan lidah. superficialis dan profunda.
C. menurunkan lidah. B. Ductus parotideus menembus musculus buccinator di
D. menjulurkan lidah. daerah pipi dan bermuara ke dalam rongga mulut.
E. menarik lidah ke atas dan belakang. C. Di wajah, ductus berjalan ke depan, superficial terhadap
musculus masseter.
2. Sinus maxilaris bermuara ke dalam
A. meatus nasi media. D. Glandula salivaria parotis merupakan kelenjar saliva
terbesar.
B. meatus nasi superior.
E. Papilla ductus parotideus bermuara ke dalam vestibulum
C. recessussphenoethmoidalis.
oris, di depan gigi molar ke tiga atas.
D. meatus nasi inferior.
E. ductusnasolacrimalis. 6. Otot yang mengangkat palatum mo11e pada saat menelan
adalah:
3. Sinus frontalis bermuara ke dalam
A. meatus nasi in{erior. A. Musculus tensor veli palatini.

B. saccus lacrlmalis.
B. Musculus palatogiossus.

C. meatus nasi media.


C. Musculus palatopharyngeus.

D. recessus sphenoethmoidalis.
D. Musculus levator veli palatini.

E. meatus nasi superior.


E. Musculus salphingopharyngeus.

7. Prosesberikut ini bertr-rjuan untuk menutup cavum nasi dari


Pertanyaan Pilihan Ganda oropharynx pada saat menelary kecuali:

Pilihlah jawaban yang PALING TEPAT dari pertanlaan-pertanyaan


A. Palatum molle ditegangkan dan kaku oleh kontraksi dari
musculus tensor veli palatini.
di bawah ini.
B. Palatum mol1e diangkat ke atas oleh kontraksi dari
4. Pernyataan mengenai trachea di barvah ini benar, kecuali: musculus levator veli palatini.
A. Di leher terletak anterior terhadap oesophagus. C. Dinding posterior pharynx ditarik ke depan oleh kontraksi
B. Bronchus principalis sinister lebih lebar dari bronchus dari serabut-serabut bagian atas musculus constrictor
principalis dexter. pharvngis superior.
C. Persarafan sensorik membrana mucosa yang meliputi D. Alcus palatopharyngeus ditarik ke medial oleh kontraksi
trachea berasal dari cabang-cabang nervus vagus dan mu sculus palatopharyngeus.
nervus laryngeu s recLlrrens. E. Arcus palatoglossus ditarik ke medial oleh kontraksi
musculus palatoglossus.
74
. BAB2

8. Tegangan pita suara (plica vocalis) dalam waktu lama dapat C. Nodus cervicalis superficialis
dicapai paling baik melalui fungsi otot berikut ini: D. Nodus parotis
A. Musculus thyroarytenoideus E. Nodus mastoideus
B. Musculus cricoarytenoideus posterior
C. Musculus cricothyroideus Bacalah riwayat penyakit di bawah ini dan jawablah pertanyaan
D. Musculus cricoarytenoideus iateralis berikutnya dengan satu jawaban yang PALING TEPAT.
E. Musculusarytenoideustransverses
Seorang bayi laki-laki berumur 4 minggu diperiksa oleh
Struktur-struktur berikut ini ikut membentuk dinding lateral seorang dokter anak karena berat badannya tidak mau naik
hidung bagian luar, kecuali: dan kesulitan minum. Ibunya mengatakan bahwa bayi tersebut

A. Os ethmoidale diberi ASI dan meminumnya dengan lahap kalau diperas lebih
B. Pars nasalis os frontale dulu, tetapi mengalami kesukaran kalau disuruh mengisap
C. Processus frontalis maxillaris langsung dari puting susu. Dokter memeriksa dengan teliti
D. Cartilago nasalis bagian lateral atas bayi tersebut, membuat diagnosa, dan kemudian memberikan
E. Os nasale nasihat pengobatan yang sesuai.

10. Struktur-struktur berikut ini ikut membentuk bibir, kecuali: 12. Pernyataan berikut ini benar untuk kasus tersebut, kecuali:
A. Kulit- A. Kondisi ini sering dikaitkan dengan sumbing bibir atas.
B. Musculus masseter B. Bayi menderita palatoshizis mediana.
C. Musculus orbicularis oris C. Celah pada palatum mengenai palatum durum, tetapi
D. Musculus zygomaticus major tidak mengenai palatum molle atau uvula.
E. Membrana mucosa D. Kesulitan minum disebabkan oleh palatoschizis, yang
F. Cabang-cabang arteria dan vena facialis menghalangi bayi untuk mengisap susu secara aktif dari
payudara.
11. Seorang pasien tergigit lidahnya pada saat sedang makan E. Tindakan bedah untuk memperbaiki palatoschizis tersebut
siang. Ke nodus lymphaticus yang manakah bakteri akan harus dilakukan pada saat atau sebelum berusia 18 bulan.
menyebar?
A. Nodus submentalis
B. Nodus submandibularis

1. C yang benar. Musculus hyoglossus menurunkan lidah. 8. C yang benar. Muscuius cricothyroideus memiringkan carti-
lago cricoidea dan cartilago arytenoidea ke belakang serta
t A yang benar. Sinus maxillaris bermuara melalui hiatus
menegangkan pita suara (lihat halaman 66).
semilunaris ke dalam meatus nasi media (Gambar 2-7).
9. A yang benar. Os ethmoidale tidak membentuk bagian dinding
J. C yang benar. Sinus frontalis bermuara ke dalam meatus nasi
lateral hidung iuar (lihat ha1 37).
media via infundibulum (Gambar 2-2).
10. B adalah pernyataan yang tidak benar. Musculus masseter
4. B adalah pernyataan yang tidak benar. Bronchus principalis
adalah sebuah otot pengunyah dan tidak ikut membentuk
dexter lebih lebar dari bronchus principalis sinister.
bibir.
5. E adalah pernyataan yang tidak benar. Papilla ductus 11. B yang benar. Limfe sisi-sisi lidah dialirkan ke dalam nodus
parotideus bermuara ke dalam vestibulum oris di depan gigi
lymphaticus submandibularis (lihat hal 49).
molar kedua atas (Gambar 2-8).
12. C adalah pernyataan yang tidak benar. Selama perkembangary
D yang benar. Musculus levator veli palatini mengangkat
processus palatinum maxillaris tumbuh ke medial dan
paiatum molle ke atas pada saat menelan.
bergabung satu dengan yang lain serta termasuk septum nasi.
7. E adalah pernyataan yang tidak benar. Kontraksi musculus Penggabungan processus terjadi dari anterior ke posterior,
palatoglossus tidak ikut serta dalam penutupan cavum nasi sehingga ur,rrla merupakan bagian palatum terakhir yang
selama proses menelan. Mereka membantu lidah dalam menyatu, dan penggabungan ini terjadi sekitar minggu ke
menggerakkan bolus makanan dari mulut ke belakang masuk sebelas. Jika dokter anak melakukan pemeriksaan lebih teliti
ke dalam oropharynx. dengan menggunakan sinar lampu yang cukup, dia akan
melihatbahwa celah pada palatum durum meluas ke posterior
sampai ke ujung uvula.
Viscera Berkaitan
dengan Tractus
Digestivus: Hepan
Pancreas, dan Lien

721
722

Anatomi Dasar 722 Hepar 737

Hepar 722 Vesica Bitiaris 739


Pancreas 739
Catatan Fisiologi: Ringkasan Fungsi Hepar 724
Vena Porta 727 Catatan Fisiotogi: Fungsi Pancreas 739
Ductus Bitiaris Hepatis 727 Catatan Embriotogi: Pembentukan Pancreas 741
Vesica Bitiaris 730 Muara Ductus Choledochus dan Ductus Pancreaticus
Catatan Fisiotogi: Fungsi Vesica Biliaris 732 ke Dalam Duodenum 742

Gambaran Radiografi Hepar, Vesica Biliaris, dan Ductus Gambaran Radiotogi Pancreas 742
Choledochus 732 Anatomi Permukaan Pancreas 742
Sonogram Vesica Bitiaris 732 Lien 742

Catatan Embriotogi: Pembentukan Hepar dan Ductus Catatan Embriotogi: Pembentukan Lien 744
Chotedochus 732 Anatomi Permukaan Lien 744
- Hepar 732
Pertanyaan 745
Vesica Biliaris dan Ductus Cysticus 732
Jawaban dan Penjetasan 746
Anatomi Permukaan Hepar dan Vesica Biliaris 737

f angguan hepar dapat sangat mengganggu homeostasis tubuh. penyakit yang umum seperti fibrosis cystic, pancreatitits, dan
LJ S"y"ngny" hepar rentan terhadap sejumlah penyakit metabolik, karsinoma. Tujuan dari Bab ini adalah mengulang struktur umum
sirkulasi, racun, mikroba, dan penyakit keganasan. Walaupun hepar pancreas beserta hubungan dengan organ di sekitarnya sehingga
dilindungi oleh costa bagian bawah, hepar mudah terkena trauma penyakit pancreas dapat didiagnosis dan diberikan pengobatan yang
seperti crush injury, luka tembak, dan Iuka tusuk. Untuk alasan-alasan akurat.
ini, anatomi umum hepar harus diketahui demikian pula hubungannya Lien adalah bagian yang jelas dari sistem limfatik dan sirkulasi.
terhadap diaphragma dan struktur di sekitarnya. Pada bab ini, anatomi Fungsi lien adalah untuk menyingkirkan partikel asing, termasuk
klinik hepar dan apparatus biliaris diulangi kembali. eritrosit yang tua, dan membentuk antibodi terhadap antigen yang
Pancreas, yang merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin, terdapat di dalam darah. Meskipun demikian, Iien sangat erat
di klinik merupakan organ yang tersembunyi di dinding posterior kaitannya dengan sistem pencernaan di bagian atas kiri abdomen dan
abdomen. Kenyataan ini tidak menguntungkan profesional medis. sering terlibat dalam penyakit sistem ini. Maksud dari dimasukkannya
Tandadan gejala hanya dapatterl ihatjelas j ika penyakittelah menyebar fungsi lien di sini adalah untuk menekankan kaitannya dan membantu
dan mengenai struktur di sekitarnya seperti ductus choledochus, mahasiswa mengerti ligamentum peritoneale lien dan kaitan lien
columna vertebralis, atau gaster dan intestinum. Beberapa di antara beserta pendarahannya terhadap gaster, pancreas, ren, dan colon.

&F-IAT#$q1B i),q$Ailq tepat di bawah diaphragma (Gambar 20-1). Sebagian besar


hepar terletak di bawah arcus costalis dexter, dan diaphragma
setengah bagian kanan memisahkan hepar dari pleura, paru-
paru, pericardium, dan jantung. Hepar terbentang ke kiri untuk
mencapai diaphragma setengah bagian kiri. Permukaan atas
hepar yang cembung melengkung di bawah kubah diaphragma.
Hepar Permukaan posteroinferior, atau visceralis membentuk cetakan
I visera yang letaknya berdekatan, karena itu bentuknya menjadi
tidak berafuran. Permukaan ini berhubungan dengan pars
Hepar merupakan organ terbesar di dalam tubuh. Heparbertekstur abdominalis oesophagus, gaster, duodenum, flexura coli dextra,
lunak dan lentur, serta terletak di bagian atas cavitas abdominalis ren dexter dan glandula suprarenalis dextra, dan vesica biliaris.
VISCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L/EN 723

diaphragma
oesophagus

vesica biliaris
flexura coli sinistra

flexura coli dextra

colon transversum
colon descendens
duodenum

colon ascendens leJunum

junctura ileocolica

caecum

appendix vermiformis colon sigmoideum

canalis analis

Gambar 20-1 Susunan umum viscera abdomen.

Hepar dapat dibagi dalam lobus dexter yang besar dan lobus melekat pada pinggir porta hepatis. Pada tempat ini, terdapat
sinister yang kecil oleh perlekatan peritoneum oleh ligamentum ductus hepatlcus dexter dan sinister, cabang dextra dan sinistra
falciforme (Gambar 20-2). Lobus dexter terbagi lagi menjadi lobus arteria hepatica, vena porta, dan serabut-serabut saraf simpatik
quadratus dan lobus caudatus oleh adanya vesica biliaris, fissura dan parasimpatik (Gambar 20-3). Di sini terdapat beberapa
unfuk ligamentum teres hepatis, vena cava inferior, dan fissura kelenjar limfe hepar. Kelenjar ini menampung cairan limfe hepar
untuk ligamentum venosum. Penelitian menunjukkan bahwa pada dan kandung empedu, dan mengirimkan serabut eferennya ke
kenyataannya lobus quadratus dan lobus caudatus merupakan nodi lymphoidei coeliaci.
bagian fungsional lobus hepatis sinister. Jadi cabang dextra dan Seluruh hepar dikelilingi oleh capsula fibrosa, hanya sebagian
sinistra arteria hepatica dan vena porta, dan ductus hepaticus ditutupi oleh peritoneum. Hepar tersusun oleh lobulus-lobulus
dexter dan sinister masing-masing mengurus lobus dexter dan hepatis. Vena centralis pada masing-masing lobulus bermuara
sinister (termasuk lobus quadratus dan lobus caudatus). Jelaslah ke venae hepaticae. Di dalam ruangan di antara lobulus-lobulus
bahwa terdapat sedikit tumpang tindih. ierdapat canalis hepatis, yang berisi cabang-cabang arteria
Porta hepatis, atau hilus hepatis, terdapat pada permukaan hepatica, vena porta, dan sebuah cabang dari ductus choledochus
posteroinferior, dan terletak di antara lobus caudatus dan lobus (triad hepatis). Darah arteri dan vena berjalan di antara sel-sel
quadratus (Gamb ar 20-2). B agian atas ujung bebas omentum minus hepar melalui sinusoid dan dialirkan ke vena centralis.
724 BAB 20

V cava inferior ligamentum triangulare sinistrum

ligamentum falciforme hepatis

lobus hepatis sinister

ligamentum teres hepatis


A
fundus vesica biliaris V hepaticae
ligamentum falciforme
hepatis
lobus hepatis dexter
lobus hepatis
sinister
ligamentum venosum area nuda hepatis
(ligament of Arantius)

ligamentum triangulaie ligamentum coronarium


lobus caudatus
sinistrum omentum
minus V cava inferior
B
ligamentum triangulare
ligamentum triangulare ligamentum coronarium
dextrum
sinistrum

ligamentum venosum
(Ligament of Arantius)

V porta
bile duct
A. hepatica
ductus cysticus bersatu
dengan ductus choledochus
lobus hepatis'
sinister
Iobus hepatis dexter
ligamentum teres lobus
hepatis di dalam
c ligamentum
quadratus
hepatis
falciforme vesica biliaris

Gambar 20-2 Hepar dilihat dari depan (A), dari atas (B), dan dari belakang (C), Perhatikan posisi lipatan peritoneum, bare
area, dan ligamentum peritoneale.

dan mengsekresikan garam empedu. Pigmen dan gatam empedu


dibawa ke duodenum oleh ductus choledochus.
Menarik untuk dicatat bahwa hepar mempunyai kapasitas
Ringkasan Fungsi hepar
cadangan dan regeneratif yang besar. Diperkirakan bahwa seorang
Hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan mem-
pasien dengan hepar normal dapat bertahan hidup dengan reseksi
punyai fungsi yang sangat bervariasi. Tiga fungsi dasar hepar
sekitar 85% dari volume total.
adalah membentuk dan mensekresikan empedu ke dalam
tractus intestinalis; berperan pada banyak metabolisme yang
berhubungan dengan karbohidrat, lemak, dan protein; menyaring
darah, menyingkirkan bakteri dan benda asing lain yang masuk ke Batas-Batas Penting Hepar
dalam darah dari rongga intestinum. Ke anterior: Diaphragma, arcus costalis dexter dan sinister,
Hepar mensintesis heparin, sebuah zat antikoagulan, dan pleura dextra dan sinistra, serta margo inferior pulmo dexter
mempunyai fungsi detoksikasi yang penting. Hepar menghasilkan dan sinister, processus xiphoideus, dan dinding anterior
pigmen empedu dari hemoglobin yang keluar dari sel darah merah abdomen pada angulus subcostalis.
VTSCERA BERKATTAN DENGAN TRACTUS DTGESTTVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L|EN 725

A. hepatica sinister
V. porta

A. gastrica sinistra

A. coeliaca

A. lienica

. hepatica

A. gastrica dextra

A. gastroduodenalis

Gambar 20-3 Struktur-struktur yang masuk dan keluar porta hepatis.

Ke posterior: Diaphragma, ren dexter, flexura coli dextra,


duodenum, vesica biliaris, vena cava inferior, oesophagus, dan ligamentum falciforme hepatis

fundus gastricus.

I Ligamenta Hepatis
Ligamentum falciforme, yang merupakan lipatan ganda
peritoneum, berjalan ke atas dari umbilicus ke hepar (Gambar 20-2
dan 20-4). Ligamentum ini mempunyai pinggir bebas berbentuk
bulan sabit dan mengandung ligamentum teres hepatis yang
merupakan sisi vena umbilicalis. Ligamentum falciforme berjalan
ke permukaan anlgrior dan kemudian ke permukaan superior
hi:par dan akhirnya membelah menjadi dua lapis. Lapisan kanan
membentuk lapisan atas ligamentum coronarium; lapisan kiri
membentuk lapisan atas ligamentum triangulare sinistrum
(Gambar 20-2). Bagian kanan ligamentum coronarium dikenal
sebagai ligamentum triangulare dextrum. Perlu diketahui bahwa
ligamentum teres
lapisan peritoneum yang membentuk ligamentum coronarium
hepatis
terpisah satu dengan yang lairy meninggalkan sebuah daerah yang
tidak diliputi peritoneum. Daerah ini disebut area nuda hepatis
(Cambar 20-2).
Ligarnentum leres hepatis berjalan ke dalam fissura yang
terdapat pada facies visceralis hepatis dan bergabung dengan
cabang sinistra vena porta hepatis (Gambar 20-2 dan 20-5).
Ligamentum venosum (ligamentum of Arantius), suatu pita
fibrosa yang merupakan sisa ductus venosus, melekat pada
cabang sinistra vena porta dan berjalan ke atas di dalam fissura
pada permukaan viseral hepatis, dan di atas melekat pada vena
cava inferior (Gambar 20-2 dan 20-5). Pada janiry darah yang kaya
oksigen di bawa ke hepar melalui vena umbilicalis (ligamentum
teres hepatis). Sebagial besar darah yang tidak melewati hepar Gambar 20-4 Memperlihatkan ligamentum falciforme yang menghubung-
masuk ke dalam ductus venosus (ligamentum venosum) dan kan hepar dengan dinding anterior abdomen dan diaphragma.
726 BAB 20

cabang kiri
V. cystica V. porta

V gastrica sinistra

V. gastrica
brevis

V. gastrica
dextra

V. porta V lienalis

. gastroepiploica dextra V. pancreatica


V. colica media
ligamentum
teres hepatis

V. colica dextra

umbilicus

V. sigmoideus

V. rectalis superior
V. appendicularis

Gambar 20-5 Vena-vena yang bermuara ke Vena Pofta.

bersatu dengan vena cava inferior. Pada waktu 1ahir, vena


umbilicalis dan ductus venosus menutup dan menjadi pita
I Pendarahan
fibrosa. Arteri
Omentum minus berasal dari pinggir porta hepatis dan fissura
yang dilalui ligamentum venosum, dan berjalan ke bawah menuju Arteria hepatica propria, cabang arteria coeliaca (truncus
curvatura minor gaster (Gambar 20-6). coeliacus), berakhir dengan bercabang menjadi ramus dexter dan
sinister yang masuk ke dalam porta hepatis (Gamb ar 20-3).
VISCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, D,4N L/EN 727

omentum mtnus
ligamentum falciforme
lobus caudatus hepar
ligamentum triangulare sinistrum

V. cava inferior

ligamentum coronarium

ligamentum triangulare
dextrum

omentum malus
duodenum

Gambar 20-6 Perlekatan omentum minus pada gaster dan dinding posterior hepar.

Vena Vena Porta


Vena porta berakhir dengan bercabang menjadi cabang dexter
dan sinister yang masuk porta hepatis di belakang arteri. Venae Vena porta masuk hepar dan bercabang-cabang membentuk
hepaticae (tiga buah atau lebih) muncul dari permukaan posterior
sinusoid, tempat darah kemudian mengalir masuk ke venae
hepatis dan bermuara ke dalam vena cava inferior.
hepaticae, yang akan bermuara ke vena cava inJerior. Panjang
vena porta kurang lebih 2 inci (5 cm) dan dibentuk di belakang
Sirkulasi Darah Melalui Hepar -
collum pancreatis oleh gabungan vena mesenterica superior
dan vena lienalis (Gambar 20-7). Pembuluh ini berjalan ke atas
Pembuluh-pembuluh darah (Gambar 20-3) yang mengalirkan
dan kanan, di belakang bagian pertama duodenum, dan masuk
darah ke hepar adalah arteria hepatica propria (30o1,) dan vena
ke dalam omentum minus (Gambar 20-B; lihat juga Gambar 20-
porta (70%). Arteria hepatica propria membawa darah yang kaya
10). Kemudian vena porta berjalan ke atas di depan foramen
oksigen ke hepar, dan vena porta membawa darah yang kaya
epiploicum menuju ke porta hepatis, di mana pembuluh vena ini
akan hasil metabolisme pencernaan yang sudah diabsorbsi dari
berakhir dengan bercabang menjadi ramus dexter dan sinister.
tractus gastrointestinalis. Darah arteri dan vena dialirkan ke vena
Vena porta (Gambar 20-5) mengalirkan darah dari pars
centralis masing-masing lobulus hepatis melalui sinusoid hati.
abdominalis tractus gastrointestinalis dari sepertiga bagian bawah
Vena centralis mengalirkan darah ke vena hepatlca dextra dan
oesophagus sampai setengahbagian atas canalis analis. Vena porta
sinistra, dan vena-vena ini meninggalkan permukaan posterior
juga mengalirkan darah dari liery pancreas, dan vesica biliaris.
hepar dan bermuara langsung ke dalam vena cava inferior.
Sirkulasi portal mulai sebagai plexus kapiler di dalam organ-
organ yang darahnya dialirkan keluar dan berakhir dengan
I Aliran Limfe bermuara ke dalam sinusoid hepatis.
Untuk rincian lebih lanjut mengenai anatomi dasar vena porta,
Hepar menghasilkan banyak cairan limfe, sekitar sepertiga sampai
lihat halaman 228.
setengah dari jumlah seluruh cairan limfe tubuh. Pembuluh limfe
meninggalkan hepar dan masuk ke dalam sejumlah kelenjar limfe
yang ada di dalam porta hepatis. Pembuluh eferen berjalan ke
nodi coeliaci. Beberapa pembuluh limfe berialan dari area nuda Ductus Biliaris Hepatis
hepatis melalui diaphragma ke nodi lymphoidei mediastinales
posteriores.
Empedu disekresikan oleh sel-sel hepar dengan kecepatan tetap
sekitar 40 ml per jam. Jika pencernaan tidak terjadi, empedu
I Persarafan disimpan dan dipekatkan di dalam vesica biliaris, kemudian
Saraf simpatik dan parasimpatik membentuk plexus coeliacus. dikeluarkan ke duodenum. Ductus biliaris hepatis terdiri dari
Truncus vagalis anterlor mencabangkan banyak ramus hepaticus ductus hepaticus dexter dan sinister, ductus hepaticus communis,
yang berjalan langsung ke hepar. ductus choledochus, vesica biliaris, dan ductus cysticus.
728

V- cava inferior

corpus pancreatis

duodenum

V. mesenterica inferior

processus uncinatus pancreatis

caput pancreatis V. mesenterica superior

Gambar 20-7 Pembentukan vena pofta di belakang collum pancreatis.

Cabang-cabang interlobularis ductus choledochus terkecil


terdapat di dalam canalis hepatis; cabang-cabang ini menerima
I Ductus Hepaticus
canaliculi biliaris; cabang-cabang ini saling berhubungan satu Ductus hepaticus dexter dan sinister keluar dari lobus hepatis
dengan yang lain dan secara bertahap membentuk saluran yang dexter dan sinister pada porta hepatis (Gambar 20-3). Dalam
lebih besar, sehingga akhirnya pada porta hepatis membentuk jarak pendek, keduanya bersatu membentuk ductus hepaticus
ducfus hepaticus dexter dan sinister. Ductus hepaticus dexter communis (Gambar 20-9).
mengalirkan empedu dari lobus hepatis dexter dan ductus Ductus hepaticus communis panjangnya sekitar 1,5 inci (4 cm)
hepaticus sinister mengalirkan empedu dari lobus sinister, lobus dan berjalan turun dalam pinggir bebas omentum minus. Ductus
caudatus, dan lobus quadratus. ini bergabung dengan ductus cysticus dari vesica biliaris yang ada
di sisi kanannya membentuk ductus choiedochus (Gambar 20-9).

V. cava inferior

porta hepatis

lobus caudatus

pintu masuk bursa omentalis


(foramen epiploicum)

A. hepatica
Gambar 20-8 Penampang sagital melalui pintu masuk
bursa omentalis, memperlihatkan struktur-struktur penting
V. porta
yang membentuk batas pintu masuk bursa omentalis
(Perhatikan panah beqalan dari cavitas peritonealis melalui
ducius choledochus foramen epiploicum masuk ke bursa omentalis).
VTSCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L/EN 729

ductus hepaticus dexter ductu.s hepaticus sinister

ductus hepaticus communis


V porta
ductus cysticus

ductus choledochus

ductus pancreaticus accessorius

ductus pancreaticus maJor

colon transversum

Gambar 20-9 Ductus choledochus dan vesica biliaris.


bagian kedua duodenum
Perhatikan hubungan vesica biliaris dengan colon
transversum dan duodenum.

A. lienalis ligamentum lienorenale


diaphragma
glandula suprarenalis sinistra rongga bursa omentalis
A. coeliaca
omentum
gastrolienale

V. cava inferior

ductus choledochus
ih;t\ i\r
,"i"T'T'"',i-
A. hepatica
omentum minus

Gambar 20-10 Penampang transversal bursa omentalis memperlihatkan susunan peritoneum di dalam pembentukan
omentum minus, omentum gastrolienale, dan ligamentum lienorenale, Panah menunjukkan posisi foramen epiploicum,
730 BAB 20

I Ductus Choledochus Vesica Biliaris


Panjang ductus choledochus (ductus biliaris communis) sekitar 3
inci (8 cm). Pada bagian pertama perjalanarurya, ductus ini terletak
pada pinggir bebas kanan omentum minus, di depan foramen
I Lokasi dan Deskripsi
epiploicum. Di sini ductus choledochus terletak di depan pinggir Vesica biliaris adalah sebuah kantong berbentuk buah pir
kanan vena porta dan pada sisi kanan arteria hepatica (Gambar 20- yang terletak pada permukaan bawah hepar (Gambar 20-2 dan
10). Pada bagian kedua perjalanannya, ductus terletak di belakang 20-9)..Vesica biliaris mempunyai kemampuan menampung dan
bagian pertama duodenum (Gambar 20-8) di sebelah kanan menyimpan empedu sebanyak 30-50 m1, serta memekatkan
arteria gastroduodenalis. Pada bagian ketiga perjalannya, ductus empedu dengan cara mengabsorbsi air. Untuk mempermudah
terletak di dalam sulcus yang terdapat pada facies posterior caput deskripsi, vesica biliaris dibagi menjadi fundus, corpus, dan
pancreatis (Gambar 20-9). Di sini, ductus choledochus bergabung collum. Fundus berbentuk bulat dan biasanya menonjol di bawah
dengan ducfus pancreaticus maior. margo inferior hepatis, di mana fundus bersentuhan dengan
Ductus choledochus berakhir di bawah dengan menembus dinding anterior abdomen setinggi ujung cartilago costalis IX
dinding medial bagian kedua duodenum kira-kira di pertengahan dextra. Corpus vesicae biliaris terletak dan berhubungan dengan
panjangnya (Gambar 20-11). Biasanya ductus choledochus facies visceralis hepar dan arahnya ke atas, belakang, dan kiri.
bergabung dengan ductus pancreaticus major, dan bersama- Collum melanjutkan diri sebagai ductus cysticus, yang berkelok ke
sama bermuara ke dalam ampulla kecil di dinding duodenum, dalam omentum minus dan bergabung dengan sisi kanan ductus
disebut ampulla hepatopancreatica (ampulla Vateri). Ampulla hepaticus communis untuk membentuk ductus choledochus
ini bermuara ke dalam lumen duodenum melalui sebuah papilla (Gambar 20-9).
kecil, yaitu papilla duodeni major (Gambar 20-11). Bagian Peritoneum meliputi seluruh bagian fundus dan meng-
terminal kedua ductus beserta ampulla dikelilingi oleh serabut hubungkan corpus dan collum vesicae biliaris dengan facies
otot sirkular, disebut musculus sphincter ampullae (sphincter visceralis hepatis.
Oddi) (Gambar 20-71). Kadang-kadang, ductus choledochus
dan ductus pancreaticus major, masing-masing bermuara ke
dalam duodenum pada tempat yang terpisah. Variasi yang sering
I Batas-Batas
ditemukan diperiihatkan secara di dalam Gambar 20-12. a Ke anterior: Dinding anterior abdomen dan facies inferior
hepatis (Gambar 20-13).
I Ke posterior: Colon transversum dan bagian pertama dan
kedua duodenum (Gambar 20-9).

plicae circulares

ductus pancreaticus major

papilla duodeni major sphincter Oddi


(M. sphincter ampullae)

Gambar 20-11, Bagian terminal ductus choledochus dan ductus pancreaticus pada waKu masuk bagian kedua duodenum.
Perhatikan sphincter Oddi dan otot polos di sekeliling ujung ductus choledochus dan ductus pancreaticus major.
VISCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN t/EN 731

ductus gabungan

ductus yang terpisah

papilla duodeni major

Gambar 20-12 Tiga variasi ujung akhir


ampulla Vateri
ductus choledochus dan ductus pancreaticus
major yang sering ditemukan waktu masuk ke
dalam bagian kedua duodenum.

gaster

A. V. gastroepiploicae

omentum majus

Gambar 20-13 Organ-organ abdomen in situ. Perhatikan bahwa omentum majus tergantung di depan intestinum tenue dan
intestinum crassum.
sama pada collum vesicae biliaris. Piica ini umumnya dikenal
sebagai "valvula spiralis". Fungsi valvula spiralis adalah untuk
Furngsi Vesica Biliaris mempertahankan lumen terbuka secara konstan.
,.!ika pencernaan tidak terjadi, sphincter Oddi tetap tertutup, dan
empedu dikumpulkan di dalam vesica biliaris. Vesica biliaris
memekatkan empedu, menyimpan empedu, secara selektif ffAMffiARAru RAMIffitffiffiI
rnengahsorbsi garam empedu, mempertahankan asam empedu,
HHPAR,VHSIf,A
rnerig*iuarkan cholesterol, dan mengsekresi mucus. Untuk
membantu furngsi-fungsi ini, tunica mucosa berubah menjadi ffiFI-$AP"I$, roAru MUfrTUS
lipatan-lipatan permanen yang saling berhubungan, sehingga
pernrukaannya tampak seperti sarang tawon. Sel-sel toraks yang
f,H#LffiM#f,HU$
melipilti permukaan mucosa mempunyai banyak vili. Gambaran radiologik hepar, vesicabiliaris, dan ductus choledochus
Empedu dialirkan ke duodenum sebagai akibat kontraksi diperlihatkan dalam Gambar 20-1,4, 20-1,5, 20-76, dan 20-17 .
dan pengosongan parsial vesica biliaris. Mekanisme ini diawali
dengan masuknya makanan berlemak ke dalam duodenum.
Lemak menyebabkan pengeluaran hormon kolesistokinin dari
tunica mukosa duodeni. Lalu hormon masuk ke dalam darah dan
s*f{*ffiKAr4 vffist#A
menyebabkan kandung ernpedu berkontraksi. Pada waktu yang ffitLieRrs
bcrsarnaari, otot polos yang terletak pada ujung distal ductus
chnledochus dan ampula relaksasi, sehingga memungkinkan
rnasuknVa empedu yang pekat ke dalam duodenum. Garam-garam
Sonogram vesica biliaris diperlihatkan dalam Gambar 20-18.
emp€du di dalam cairan empedu penting untuk mengemulsikan
le'nak di dalam usus dan membantu pencernaan dan absorbsi
!ernak.

Pembentukan Hepar dan Ductus Choledochus


I Pendarahan Hepar
Arteria cystica, cabang arteria hepatica dextra (Gambar 20-3), Hepar berasal dari ujung distal usus depan sebagai tunas padat
mendarahi vesica biliaris. Vena cystica mengalirkan darah dari sel entoderm (Gambar 20-19 dan 20-20). Tempat asal
langsung ke vena porta. Sejumlah arteri dan vena kecil juga lunas terletak pada puncak lengkung duodenum yang sedang
berjalan di antara hepar dan vesica felea. berkembang dan sesuai dengan tllik pertengahan bagian kedua
duodenum yang telah selesai dibentuk. Tunas hepar berkembang
ke depan ke dalam massa mesoderma splanknik yanq disebut
I Aliran Limfe septum transversum. Kemudian ujung tunas membagi dua menjadi
ramus dexter dan sinister, yang menjadi asal berkembangnya koiom
Cairan limfe mengalir ke nodus lymphaticus cysticus yang
sel-sel entoderm ke dalam mesoderm vaskular. Sepasang venae
terletak dekat collum vesicae biliaris. Dari sini, pembuluh limfe
vitellinus dan venae umbilicales yang berjalan melalui septum
berjalan ke nodi hepatici dengan berjalan sepanjang perjalanan
transversum menjadi terbelah oleh invasi kolom sel-sel hepar
arteria hepatica dan kemudian ke nodi coeliaci.
dan membentuk sinusoid-sinusoid hepar. Kolom sel-sel entoderm
membentuk plicae hepaticae. Jaringan ikat hepar dibentuk dari
I Persarafan mesenkim septum transversum.
Kemudian tunas hepar utama dan ramus lerminal dexter
Serabut simpatik dan parasimpatik vagus membentuk plexus
dan sinister membentuk saluran ductus hepaticus cor,]munis dan
coeliacus. Vesica biliaris berkontraksi sebagai respons terhadap
ductus hepaticus dexter dan sinisler. Hepar bertambah besar
hormon kolesistokinin yang dihasilkan oleh tunica mucosa
dengan pesat dan menempati sebagian besar cavitas abdominalis;
duodeni karena masuknya makanan berlemak dari gaster.
lobus dexter menjadi lebih besar dari lobus sinister.

I Ductus Cysticus Vesica Biliaris dan Ductus Cysticus


Vesrca biliaris berkembang dari tunas hepar sebagai sel-sel padat
Panjangductus cysticus sekitarl,5inci (3.8 cm) danmenghubungkan yang tumbuh keluar (Gambar 20-19). Ujung dari pertumbuhan ke
collum vesicae biliaris dengan ducfus hepaticus communis untuk luar ini membentuk vesica biliaris, sedangkan sisa tangkai yang
membentuk ductus choledochus (Gambar 20-9). Biasanya ductus sempit membentuk ductus cysticus. Kemudian vesica biliaris dan
cysticus berbentuk seperti huruf S dan berjalan turun dengan jarak ductus cysticus mengalami kanalisasi. Akhirnya ductus cysticus
yang bervariasi pada pinggir bebas kanan omentum minus. bermuara ke dalam ductus hepaticus communis dan membentuk
Tunica mucosa pada ducfus cysticus menonjol untuk mem- ductus choledochus.
bentuk plica spiralis yang melanjutkan diri dengan plica yang
VISCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L/EN 733
VISCERA BERKAITA,N DENG,AN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L/EN 733

Gambar 20-14 Radiografi anteroposterior abdomen. Perhatikan hepar, membentuk daerah opasitas yang homogen di bagian
atas abdomen.
734

hubungan
antar sendi

pediculus

processus
spinosus

pinggir lateral
M. psoas

crista iliaca

articulatio
sacroiliaca

kaset
Gambar 2O'15 Diagram struktur utama yang terlihat pada radiografi anteroposterior pada Gambar 20-14.
VISCERA BERKAITAN DENG,AN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L/EN 735

anterior

pancreas

lobus hepatis
aorta
dexter

dextra sinistra

ureter

V cava inferior
colon
descendens

ren dexter ren sinister

canalis vertebralis vertebra lumbalis ll M. psoas

Gambar 20-16 CT-Scan abdomen setinggi vertebra lumbalis II setelah pyelografi intravena. Bahan radioopak dapat dilihat di

dalam pelvis renalis dan ureter. Penampang dilihat dari bawah.

costa Xl

collum
vesicae biliaris

corpus
vesicae biliaris

udara di dalam
intestinum

fundus vesicae biliaris pingqir M. psoas

Gambar 20-17 Cholecystogram. Radiografi anteroposterior vesica biliaris setelah diberikan zat yang berisi jodium.
736 BAB 20

Gambar 20-18 Sonogram longitudinal bagian atas abdomen memperlihatkan'lumen vesica biliaris. (Atas izin Dr.M.C.Hill.)

ductus hepaticus dextra


mesenterium ventral

tunas hepar
tunas
1
pancreas dorsal
biliatis/ 3
tunas pancreas ventral

ductus pancreaticus major


cauda

ligamentum suspensorium Treit


dorsal di dalam mesenterium dorsal
pancreas

Gambar 20-19 Perkembangan pancreas dan apparatus biliaris ekstrahepatis.


VISCERABERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN t/EN 737

tunas hepar
bagian pertama

mesenierium venirale
vesica biliarisa\S
\-\-
\s,
bagian pertama duodenum
tunas
pancreas ventral tunas pancreas dorsal

bagian kedua duodenum bagian ketiga bagian keempat duodenum


duodenum
vesica biliaris

mesenterium dorsal

mesenterium ventral
vesica biliaris

tunas pancreas ventral

peritoneum akan bergabung


di sini dan kemudian menghilang

tunas pancreas dorsal

Gambar 20-20 Perkembangan duodenum dalam hubungannya dengan mesenterium ventral dan dorsal. Area titik-titik, usus

depan; area bergaris-garis, usus tengah.

20-21).Pada bayi, sampai usia sekitar akhir tahun ketiga, pinggir


ANATOMI PERMUKAAN bawah hepar meluas satu atau dua jari di bawah arcus costalis
HEPAR DANVESICA (Gambar 20-21). Pada orang dewasa yang gemuk atau mempunyai
musculus rectus abdominis yang berkembang baik, hepar tidak
BILIARIS dapat diraba. Pada orang dewasa yang kurus, pinggir bawah hepar
mungkin teraba satu jari di bawah arcus costalis. Hepar mudah
Flepar diraba bila pasien inspirasi dalam serta diaphragma berkontraksi
@ dan menekan hepar ke bawah. Pinggir hepar yang normal halus,
Hepar terletak di bawah lindungan costa bagian bawah" dan kenyal, dan tidak berbenjol-benjol.
sebagian besar massanya terletak pada sisi kanan atas (Gambar
738

Gambar 20-21 Petunjuk permukaan fundus vesica biliaris, lien, dan hepar.Pada anak kecil, margo inferior hepar normal dan
kutub bawah lien normal dapat diraba. Pada orang dewasa yang kurus, margo inferior hepar mungkin dapat diraba pada akhir
insplrasi dalam.
VISCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DTGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN t/EN 739

Vesica Biliaris Collum pancreatis merupakan bagian pancreas yang mengecil


dan menghubungkan caput dan corpus pancreatis. Bagian ini
terletak di depan pangkal vena porta dan tempat dicabangkannya
Fundus vesica biliaris terletak di depan ujung cartilago costalis IX arteria mesenterica superior dari aorta.
kanary dimana pinggir lateral musculus rectus abdominis kanan Corpus pancreatis berjalan ke atas dan kiri, menyilang
menyilang arcus costalis (Gambar 20-21). garis tengah (Gambar 20-22). Pada potongan melintang corpus
berbentuk hampir segitiga.
Cauda pancreatis berjalan ke depan di dalam ligamentum
Pancreas lienorenale dan berhubungan dengan hilus lienalis (Gambar 20-
)r\
( Lokasi dan Deskripsi
Pancreas merupakan organ yang memanjang dan terletak pada
-
epigastrium dan kuadran kiri atas. Strukturnya lunak, berlobulus,
Fungsi Pancreas
dan terletak pada dinding posterior abdomen di belakang
Pancreas merupakan-kelen.Jar eksokrin dan endokrin.' Bagian
peritoneum. Pancreas menyilang planum transpyloricum. Pancreas
eksokrin kelenjar menghasilkan sekret yang mengandung enzim-
dapat dibagi dalam caput, col.lum, corpus, dan cauda (Gambar 20-
,)\ enzim yang dapat menghidrolisis protein, lemak, dan karbohidrat.
Bagian endokrin kelenjar yaitu pulau-pulau pancreas (pulau-pulau
Caput pancreatis berbentuk seperti cakram dan terletak di
Langerhans), menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang
dalam bagian cekung duodenum (Gambar 20-22). Sebagian dari
mempunyai peranan penting pada metabolisme karbohidrat.
caput meluas ke kiri di belakang vasa mesenterica superior dan
dinamakan processus uncinatus.

ductus cysticus
ductus hepaticus dexter
ductus hepaticus sinister
lobus hepatis
dexter

fundus vesicae
biliaris

ductus pancreaticus accessorius

ductus
choledochus

bagian
duodenum
processus uncinatus

papilla duodeni
major ductus pancreaticus major

caput pancreatis

Gambar 20-22 Berbagai bagian pancreas dipotong untuk memperlihatkan sistem ductus,
740 BAB 20

I Batas-Batas
pancreaticus accessorius sering berhubungan dengan ductus
pancreaticus major.
Ke anterior: Dari kanan ke kiri, colon transversum dan perlekatan
mesocolon transversum, bursa omentalis, dan gaster (Gambar
20-23; lihat juga Gambar 19-21).
( Pendarahan
Ke posterior: Dari kanan ke kiri: ductus choledochus, vena porta Arteri
dan vena lienalis, vena cava inferior, aorta, pangkal arteria
mesenterica superior, musculus psoas sinister, glandula Arteria lienalis, arteria pancreaticoduodenalis superior dan inferior
suprarenalis sinistra, ren sinister, dan hilus lienalis (Gambar (1ihat gambar 19-47) mendarahi pancreas.
20-23 dan20-24).
Vena
Vena yang sesuai dengan arterinya mengalirkan darah ke sistem
I Ductus Pancreaticus porta.
Ductus pancreaticus major mulai dari cauda pancreatis dan
berjalan sepanjang kelenjar, menerima banyak cabang pada
perjalanannya (Gambar 20-22). Ductus ini bermuara ke bagian
I Aliran Limfe
kedua duodenum di sekitar pertengahannya bersama dengan Kelenjar limfe terletak di sepanjang arteri yang mendarahi
ductus choledochus pada papilla duodeni major (Gambar 20-11). kelenjar. Pembuluh eferen akhirnya mengalirkan cairan limfe ke
Kadang-kadang muara ductus pancreaticus major ke duodenum nodi lymphatici coeliacus dan mesenterici superiores.
terpisah dari ductus choledochus (Gambar 20-12).
Ductus pancreaticus accessorius, jika ada, mengalirkan
getah pancreas dari bagian atas caPut dan kemudian bermuara
I Persarafan
ke duodenum sedikit di atas muara ductus pancreaticus major Serabut-serabut saraf simpatik dan parasimpatik (vagus) mensarafi
pada papilla duodeni minor (Gambar 20-11 dan 20-22). Ductus area ini.

centrum tendineum diaphragmati

A. phrenica.
suprarenalis sinistra
{'i',,'i *o
f/;
V cava inferior
lien

glandula suprarenalis dextra


ren sinister

V. porta ligamentum
phrenicocolicum
ren dexter

ductus choledochus
A. hepatica pancreas

A. lienalis

colon descendens

colon ascendens colon transversum


A. pancreaticoduodenalis superior

Gambar 20-23 Struktur-struktur yang terdapat pada dinding posterior abdomen di belakang gaster.
VISCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L,EN 741

V. cava inferior
A. hepatica
'diaphragma
glandula suprarenalis

ductus choledochus .jr


ren sinister

ren dexter

flexura V. renalis dextra


coli dextra

A. mesenterica superior

V. mesenterica inferior

A. testicularis sinistra

M. psoas ureter sinister

A. testicularis dextra

ureter dexter A. mesenterica inferior


aorta abdominalis

Gambar 20-24 Hubungan posterior duodenum dan pancreas. Angka menunjukkan empat bagian duodenum.

duodenum, mengakibatkan tunas ventral beTtemu dengan tunas


dorsal, dan terjadi penyatuan (Gambar 20-25).
Fusi ierjadi juga di antara ductus-ductus, akibatnya ductus
Pembentukan Pancreas pancreaticus major berasal dari seluruh ductus pancreaticus

Pancreas dibentuk dari tunas dorsal dan ventral sel-sel entoderm ventralis dan pars distalis ductus pancreaticus dorsalis. Ductus
yang berasal dari usus depan. Tunas dorsal berasal sedikit di atas pancreaticus malor bergabung dengan ductus choledochus dan
tunas ventral dan tumbuh ke dalam mesenterium dorsaL Tunas bermuara ke dalam bagian kedua duodenum. Pars proximal
ventral timbul bersama dengan tunas hati. dekat dengan perbatasan ductus pancreaticus dorsalis dapat tetap ada sebagai ductus
usus depan dan usus tengah (Gambar 20-19). Sistem kanalisasi pancreaticus accessorius, yang mungkin atau tidak bermuara ke
kemudian berkembang di dalam setiap tunas. Perputaran gaster dalam duodenum sekitar 0.75 inci (2 cm) di atas muara ductus
dan duodenum, bersama dengan pertumbuhan cepal sisi kiri pancreaticus maior.

tunas dorsal

ductus choledochus
daerah pertumbuhan cepat
membentuk ductus pancreaticus major

Gambar 20-25 Rotasi duodenum


dan pertumbuhan yang tidak sama
tunas ventral ductus
dinding duodenum menimbulkan
membentuk ductus pancreaticus accessorius
penyatuan tunas pancreas ventral
dan dorsal.
742 BAB 20

Pertumbuhan sel-sel entoderm pada tunas pancreas ventral


#AI\,t ffiAffi"Afu tr,Affi $# Lffi ffi F

dan dorsal yang sekarang telah bedusi berlanjut ke dalam mesekim


yang ada di sekitar sebagai kolom sel-sel. Kolom-kolom ini FAhf #ffiffiA$
memberikan cabang-cabang samping, yang kemudian mengalami
kanalisasi membentuk ductus pengumpul (colrect ng ducts). Acini
sekretorius timbul pada ujung-uyung ductus. Gambaran radiologi pancreas dapat dilihat dalam Gambar 20-16.
Pulau-pulau pancreas timbul sebagai tunas kecil dari ductus
pengumpul. Kemudian, sel-sel ini memutuskan hubungannya
dengan sistem ducius dan membentuk kelompok-kelompok sel
sendrri yang mulai mensekresi insulin dan glukagon pada sekitar
usia 5 bulan.
AruAT# $*t $ pffi ffi"fl4 q,.$
K"&A$-'i
Pars inferior caput dan processus uncinatus pancreatis pAf\iiffi"ffiAs
dibentuk dari tunas pancreas ventral; pars superior caput, collum,
corpus, dan cauda pancreas dibentuk dari tunas pancreas dorsal
(Gambar 20-25).
Walaupun pancreas terletak pada dinding posterior abdomen,
pancreasdapat dikenali pada dinding anterior abdomen. Pancreas
Muara Ductus Choledochus dan Ductus Pancreaticus ke
terletak menyilang planum transpyloricum. Caput pancreatis
Dalam Dudoenum
terletak di bawah dan ke arah kanary collum pancreatis terletak
Sepedi terlihat dalam perkembangan, ductus choledochus
pada planum transpyloricum, dan cauda terletak di atas dan ke
dan ductus pancreaticus major bergabung satu dengan yang
arah kiri.
lain. Saluran-saluran ini berjalan miring melalui dinding bagian
kedua duodenum untuk bermuara ke dalam puncak papilla
duodeni major, yang dikelilingi oleh sphincter Oddi (Gambar 20-
Lien
26). Pada beberapa orang, saluran-saluran ini berjalan terpisah
I
melalui dinding duodenum, walaupun sangat dekat, dan bermuara
terpisah pada puncak papilla duodeni. Pada individu lain, kedua
ductus bergabung dan membentuk pelebaran bersama, ampulla
I Lokasi dan Deskripsi
hepatopancreatica (ampulla Vateri). Ampulla ini bermuara pada Lien berwama kemerahan dan merupakan sebuah masa lymphoid
puncak papilla duodeni. terbesar di dalam tubuh. Berbentuk lonjong dan mempunyai
incisura di pinggir anteriornya. Lien terletak tepat di bawah

ductus gabungan

ductus choledochus

ductus pancreaticus

sphincter Oddi yang terpisah

papilla duodeni major

ampulla Vateri

Gambar 20-26 Tiga variasi ujung akhir ductus choledochus dan ductus pancreaticus major yang sering ditemukan wal(u
masuk ke dalam bagian kedua duodenum.
VTSCERABERKATTAN DENG.AN TRACTUS DIGESTIVIJS: HEPAR, PANCREAS, D.AN LIEN 743

pertengahan kiri diaphragma, dekat dengan costa IX, X, dan XI. a Ke posterior: Diaphragma, pleura sinistra (recessus costo-
Sumbu panjangnya terletak sepanjang corpus costae X. Kutub diaphragmaticus sinistra), pulmo sinister, dan costa Di )i dan
bawahnya berjalan ke depan hanya sampai linea midaxillaris, dan XI (Cambar 20-10 dan20-27).
tidak dapat diraba pada pemeriksaan klinik (Gambar 20-27;.
Lien diselubungi oleh peritoneum (Gambar 20-10 dan 20-27),
yang berjalan dari hilus lienalis sebagai omentum (ligamentum)
I Pendarahan
gastrolienale ke curvatura gastrica major (membawa vasa gastrica Arteri
brevis dan vasa gastroepiploica sinistra). Peritoneum juga berjalan
Arteria lienalis merupakan cabang terbesar dari truncus coeliacus.
menuju ginjal kiri sebagai ligamentum lienorenale (membawa
Pembuluh ini jalan berkelok-kelok di sepanjang pinggir atas
vasa lienalis dan cauda pancreas).
pancreas. Arteria lienalis kemudian bercabang menjadi enam
pembuluh yang masuk ke lien melalui hilusnya.
I Batas-Batas
Vena
a Ke anterior: Gaster, cauda pancreas, dan flexura coli sinistra.
Ren sinister terletak di sepanjang pinggir medial (Gambar 20- Vena lienalis meninggalkan hilus dan berjalan di belakang cauda
10 dan 20-23). dan corpus pancreatis. Di belakang collum pancreatis, vena lienalis

incisura margo anterior

vasa lienalis
omentum gastrolienale

pulmo sinister

recessus costod iaph ragmaticus

diaphragma

colon transversum

Gambar 20-27 Lien, dengan incisura pada pinggir anterior, dan hubungannya dengan struktur-struktur di sekitarnya.
744 BAB21

bergabung dengan vena mesenterica superior membentuk vena lncisurae yang tetap ada di sepanjang margo anterior menunjukkan
bahwa massa mesenkim tidak pernah berfusi secara lengkap.
Porta.
Bagian mesenterium dorsal yang terbentang di antara

I Aliran Limfe
hilus lienalis dan curvatura gastrica major disebut ligamentum
gastrolienale; bagian yang terbentang di antara lien dan ren
Pembuluh limfe keluar dari hilus dan berjalan melalui beberapa sinister pada dinding posterior abdomen disebut ligamentum
kelenjar limfe yang terletak di sepanjang arteria lienaiis dan lienorenale. Lien didarahi oleh cabang arteri usus depan (arteria
kemudian bermuara ke nodi coeliaci. coeliaca) yaitu arteria lienalis.

( Persarafan
Nervus mengikuti arteria lienalis dan berasal dari plexus ANAT*I'48 PfiRI'4UKAAN
coeliacus.
[-!FN

Lien terletak di kuadran kiri atas dan terlindungi oleh costa IX,
Pembentukan Lien X, dan XI (Gambar 20-21). Sumbu panjangnya sesuai dengan sum
Lien berkembang sebagai penebalan mesenkim di dalam bu panjang costa X, dan pada orang dewasa lien normal tidak
mesenterium dorsale (Gambar 20-28\. Pada tahap paling awal, menonjol ke depary melebihi linea midaxillaris. Pada bayi kutub
lien terdiri dari sejumlah massa mesenkim yang kemudian berfusi. bawah lien sedikit teraba (Gambar 20-21).

mesenterium ventral

arteri usus depan (A. coeliaca)

ductus vitellinus

kantung kuning telur

arteri usus tengah (A. mesenterica superior)

allantois

proctodeum
arteri usus belakang (A. mesenterica inferior)

A. umbilicales

Gambar 20-28 Pembentukan lengkung usus tengah (diarsir). Perhatikan bagaimana arteria mesenterica superior dan ductus
vitellinus membentuk sumbu untuk rotasi yang akan dilakukan oleh lengkung usus tengah. Perhatikan juga pembentukan lien di
dalam mesenterium dorsal.
VISCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L/EN 745

Pertanyaan Pilihan Ganda D. Menerima darah yang kaya oksigen dari vena porta.
E. Ligamentum triangulare menghubungkan hepar dengan
diaphragma.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.

Semua pernyataan di bawah ini benar untuk hepar, kecuali: 5. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk vesica biiiaris,
A. Lobus quadratus bermuara ke ductus hepaticus dextra. kecuali:
B. Omentum minus menggantungkan gaster dari facies A. Pendarahan berasal dari arteria cystica, yang merupakan
viscetalis hepar. cabang dari arteria hepatica dextra.
C. Ligamentum triangulare hepatis terletak di anterior pars B. Fundus vesica biliaris terletak tepat di bawah ujung
abdominalis oesophagus. cartilago costalis IX dextra.
D. Perlekatan venae hepaticae pada vena cava inferior C. Peritoneum meliputi seluruh fundus, corpus, dan collum.
merupakan penyangga hepar yang paling penting. D. Nervus ke vesica biliaris berasal dari plexus coeliacus.
E. Ligamentum venosum dilekatkan pada cabang sinistra E. Rasa nyeri dari penyakit vesica biliaris dihantarkan
vena porta di dalam porta hepatis. sepanjang nervus phrenicus dan nervus supraclaviculans
ke kulit daerah bahu.
Semua pemyataan di bawah ini benar untuk pancreas,
kecuali: 6. Semua struktur di bawah ini terdapat di dalam porta hepatis,
A. Pancreas terletak di dinding posterior abdomen, kecuali:
dibelakang peritoneum. A. Nodus lymphaticus.
B. Ductus pancreaticus major bermuara ke dalam bagian B. Ramus dextra dan sinistra vena porta.
ketiga duodenum. C. Ductus hepaticus dexter dan sinister.
C. Processus uncinafus pancreas menoniol dari caput D. Vena hepatica dextra dan sinistra.
pancreatis. E. Ramus dextra dan sinistra arteria hepatica
D. Ductus choledochus terletak posterior terhadap caput
pancreatis. 7. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk 1iery kecuali:
E. Mesocolon transversum dilekatkan pada margo anterior A. Lien terletak di kuadran kiri atas abdomen.
pancreatis. B. Kutub bawah lien dapat diraba dengan mudah pada orang
dewasa kurus yang normal.
Vena-vena berikut membentuk sistem portal-sistemik yang C. Arteria lienalis berjalan sepanjang pinggir atas pancreas
pentin& kecuali: untuk mencapai 1ien.
A. Rami oesophageales vena gastrica sinistra dan cabang- D. Lien dilekatkan ke gaster oleh ligamentum gastrolienale.
cabang vena azygos. E. Lien diliputi seluruhnya oleh peritoneum.
B. vena rectalis superior dan vena cava inferlor.
C. venae paraumbilicales dan venae superficiales dinding Arteria utama yang mendarahi pancreas adalah:
anterior abdomen. A. Arteria lienalis.
D. Vena-vena colon ascendens dan descendens dengan venae B. Aorta.
Iumbales. C. Arteria renalis dekstra.
E. Vena-vena area nuda hepatis dengan vena phrenica. D. Arteria suprarenaiis sinistra.
E. Arteria mesenterica superior.
Semua pemyataan di bawah ini benar untuk hepar, kecuali:
A. Limfenya dialirkan ke nodi coeliaci. Struktur berikut ini terletak di dalam ligamentum lienorenale:
B. Lobus quadratus dan lobus caudatus berfungsi sebagai A. Arteria gastroepiploica sinistra.
bagian dari lobus sinister. B. Cauda pancreatis.
C. Persarafan parasimpatik berasal dari nervus vagus. C. Nervus vagus sinister.
D. Pembuluh limfe dari curvatura gastrica major.
E. Vena porta.
746 BAB 20

1. A yang tidak benar. Dalam kenyataannya lobus quadratus dan 6. D yang tidak benar. Venae hepaticae (jumlahnya tiga atau
lobus caudatus hepatis merupakan bagian lobus sinister. Jadi, lebih) meninggalkan facies posterior hepatis dan bermuara
ramus dexter dan ramus sinister arteria hepatica dan vena langsung ke dalam vena cava inferior.
porta serta ductus hepaticus dexter dan sinister didistribusikan
ke lobus dexter dan lobus sinister di tambah lobus quadrafus 7. B yang tidak benar. Lien terletak di kuadran kiri atas dan
dan lobus caudatus. terletak di bawah costa ke IX, X, dan XI (Gambar 20-27). Sumbu
panjangnya sesuai dengan sumbu panjang costa X. Pada orang
,,
B y*g tidak benar. Ducfus pancreaticus major bermuara dewasa, biasanya kutub bawah lien tidak menonjol ke depan,
ke dalam bagian kedua duodenum bersama dengan ductus melebihi linea midaxillaris dan karena itu tidak dapat diraba.
choledochus, kira-kira di pertengahan, pada papilla duodeni Pada bayi, kutub bawah lien biasanya dapat diraba.
major. Kadang-kadang ductus pancreaticus major bermuara
terpisah ke dalam duodenum. 8. A yang benar. Berbagai cabang-cabang kecil arteria lienalis
mendarahi collum, corpus, dan cauda pancreatis. Caput
J. B yang tidak benar. Venae rectales superiores (bermuara ke pancreatis didarahi oleh arteria pancreaticoduodenalis
vena porta) beranastomosis dengan vena rectalis media dan superior dan inferior.
inferior (bermuara ke vena sistemik).
9. B yang benar. Cauda pancreatis berjalan ke atas dan ke kiri
4. D yang tidak benar. Hepar menerima darah yang kaya oksigen terhadap hilus lienalis di dalam ligamentum lienorenale.
dari arteria hepatica. Di tempat ini pancreas mungkin cedera selama operasi
splenectomy.
5. C yang tidak benar. Hanya fundus merupakan bagian vesica
biliaris yang diliputi seluruhnya oleh peritoneum.
Sistem Kemih

747
'*''1

748
REN, UREIER, VESICAURINARIA, DAN URETHRA 749

Anatomi Dasar 749 Gambaran Radiografi Vesica Urinaria 765


Ren 749 Urethra 765

Catatan Fisiotogi: Fungsi Ren 750 Catatan Embriologi: Pembentukan Vesica Urinaria,
754 Sisa Ductus Mesonephros, dan Pembentukan
Gambaran Radiografi Ren
Urethra Kedua Jenis Kelamin 767
Ureter 754
Pembentukan Vesica Urinaria 767
Catatan Fisiologi: Pengetuaran Urin 754
Sisa Ductus Mesonephros 768
Catatan Fisiotogi: Fungsi Ureter Seperti Katup Saat Pembentukan Urethra 768
Menembus Dinding Vesica Urinaria 754
Anatomi Permukaan Sistem Kemih 771
Catatan Embriotogi: Pembentukan Ren dan Ureter 758 771
Ren
Tunas Ureter 758
Ureter 771
Tudung MetanePhros 758
Vesica Urinaria 771

Gambaran Radiografi Ureter 758 Urethra 771

Vesica Urinaria 758


Pertanyaan 773
Catatan Fisiotogi: Miksi 765 775
Jawaban dan Penjetasan

I / asalah klinik meneenai sistem kemih sering dijumpai dan Tujuan Bab ini adalah mengulang anatomi yang penting dari
lVlrrngt in melibatka"n ren. ureter, vesica urinaria, dan urethra' sistem kemih, yang berkaitan dengan masalah klinik. Penekanan
Pasien mungkin datang dengan keluhan bervariasi, mulai dari nyeri diberikan pada perbedaan usia dan jenis kelamin. Contohnya, pada
hebat, sampai hematuria tanpa nyeri, serta tidak dapat mengeluarkan anak-anak kecil, vesica urinaria merupakan organ abdomen bukan
urin. Cedera traumatik mengenai ren terjadi pada sekitar 10% pasien organ pelvis sehingga lebih rentan cedera pada trauma abdomen
dengan trauma abdomen. dibandingkan dengan orang dewasa. Pada perempuan, cystitis lebih
sering ditemui daripada Iaki-laki karena urethra lebih pendek, dan
infeksi ascendens lebih mudah teriadi.

&NfiTffiP4! ffiASAffi Ren


I

I Lokasi dan Deskripsi


Sistem kemih terdiri dari dua ren yang terletak pada dinding Kedua ren berwama coklat kemerahan dan terletak di belakang
posterior abdornen; dua ureter yang berjalan ke bawah pada peritoneum, pada dinding postedor abdomen di samping kanan
dinding posterior abdomen dan masuk ke pelvis; satu vesica dan kiri columna vertebralis; dan sebagian besar tertutup oleh
urinaria yang terletak di dalam cavitas pelvis, dan satu urethra arcus costalis (Gambar 21-1). Ren dexter terletak sedikit lebih
yang berjalan melalui perineum (Gambar 21-1). rendah dibandingkan ren sinister, karena adanya lobus hepatis
Urethra pada laki-laki tidak hanya mengalirkan urin keluar, dexter yang besar. Bila diaphragma berkontraksi pada waktu
tetapi juga ductus excretorius untuk sistem reproduksi, yang respirasi, kedua ren turun dengan arah vertikal sampai sejauh
membawa semen keluar. 1 inci (2,5 cm). Pada margo medialis masing-masing ren yang
750 BAB 2t

cekung/ terdapat celah vertikal yang dibatasi oleh pinggir-pinggir


substansi ren yang tebal dan disebut hilus renalis (Gambar 21-2).
I Selubung Ren
Hilus renalis meluas ke rongga yang besar disebut sinus renalis. Ren mempunyai selubung sebagai berikut (Gambar 21-2)
Hilus renalis dilalui dari depan ke belakang oleh vena renalis, dua
cabang arteria renalis, ureter, dan cabang ketiga arteria renalis Capsula fibrosa: Meliputi ren dan melekat dengan erat pada
(V.A.U.A.). Pembuluh-pembuluh limfatik dan serabut-serabut permukaan luar ren.
simpatik juga melalui hilu> ini. a Capsula adiposa: Lemak ini meliputi capsula fibrosa.
a Fascia renalis: Merupakan kondensasi dari jaringan ikat
yang terletak di luar capsula ad-iposa dan meliputi ren serta
glandula suprarenaiis. Di laterai fascia ini melanjutkan diri
sebagai fascia transversalis.
Fungsi Ren Corpus adiposum pararenale: Terletak di luar fascia renalis
Kedua ren berfungsi mensekresikan sebagian besar produk sisa dan sering didapatkan dalam jumlah besar. Lemak ini
metabolisme. Ren mempunyai peran penting mengatur kese- membentuk sebagian iemak retroperitoneal.
imbangan air dan elektrolit di dalam tubuh dan mempertahankan
keseimbangan asam-basa darah. Produk sisa meninggalkan ren
Capsula adiposa, fascia renalis, dan corpus adiposum pararenale
sebagai urin, yang mengalir ke bawah di dalam ureter menuju ke
menyokong dan menfiksasi ren pada posisinya di dinding pos-
terior abdomen-
vesica urinaria (kandung kemih), yang terletak di dalam pelvis.
Urin keluar dari tubuh melalui urethra.

glandula suprarenalis

ren sinister

ren dexter
pelvis renalis

iliaca communis

ureter dexter

M. psoas iliaca externa

vesrca unnana

Gambar 21-1 Dinding posterior abdomen, memperlihatkan ren dan ureter in situ. Panah menunjukkan tiga tempat di mana
ureter menyempit.
REN, URETER, VESICAURINARIA, DAN URETHRA 75',1

capsula (fibrosa) renalis


capsula adiposa cortex renalis

fascia renalis
kuiub superior
corpus adiposum A. V interlobaris
pararenale
medulla
renalis
calyx
radii medulares minor
prnggrr
lateral calyx major
pyramrs
medullae

A. V. renalis
pelvis
permukaan
renalis pelvis
anterior
renalis

kutub inferior
capsula renalis

papilla renalis

A. V interlobularis

A. V. arcuata

medulla
vasa recta

pyramrs
medullae

tubulus pyramis medullae


colligentes

ansa Henle papilla renalis

calyx minor A. V. interlobaris

calyx maJor

Gambar 21-2 A.Ren dexter, facies anterior. B. Ren dexter, potongan coronal, memperlihatkan coftex, medulla, pyramis

medullae, papilla renalis, dan calices. C. Potongan ren yang memperlihatkan posisi nephron dan susunan pembuluh darah di
dalam ren.
752 BAB 21

I Struktur Ren I Batas-Batas Penting: Ren Sinister


Masing-masing ren mempunyai cortex renalis di bagian 1uar, I Ke anterior: Clandula suprarenalis, lien, gaster, pancreas,
yang berwarna coklat gelap , dan medula renalis di bagian dalam flexura coli slnistra, dan lengkung-lengkung jejunum (Gambar
yang lebih terang. Medula renalis terdiri atas kira-kira selusin 27-3 dan21-4).
pyramis medullae renalis, yang masing-masing mempLrnyai a Ke posterior: Diaphragma, recessus costodiaphragmaticus
basis menghadap ke cortex renalis dan apex, papilla renalis yang pleurae, costa XI (ren sinister lebih tinggi dari ren dexter) dan
menonjol ke medial (Gambar 21-2). Bagian cortex yang menonjol costa XII, musculus psoas, musculus quadrafus lumborum,
ke medula di antara pyramis medullae yang berdekatan disebut dan musculus transversus abdominis, nervus subcostalis
columnarenalis. Bagianbergaris-garis yangmembentang daribasis (T12), nervus iliohypogastricus, dan nervus ilioinguinalis (L1)
pyramidis renalis menuju ke cortex disebut radii medullares. berjalan ke bawah dan lateral (Gambar 21-5).
Sinus renalis merupakan ruangan di dalam hilus renalis,
berisi pelebaran ke atas dari ureter, disebut pelvis renalis. Pelvis Perhatikan bahwa banyak struktur yang berhubungan langsung
renalis terbagi menjadi dua atau tiga calices renales majores, yang dengan ren, sedangkan lainnya dipisahkan oleh peritoneum
masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices viscerale. Untuk rincinya, lihat Gambar 21-4.
renales minores (Gambar 21-2). Setiap calyx minor diinvaginasi
oleh apex pyramidis renalis yang disebut papilla renalis.
( Pendarahan
I Batas-Batas Penting: Ren Dexter Arteri
O Ke anterior: Glandula suprarenalis, hepar, bagian kedua Arteria renalis berasal dari aorta setinggi vertebra lumbalis II.
duodenum, dan flexura coli dextra (Gambar 21-3 dan2I-4). Masing-masing arteria renalis biasanya bercabang menjadi lima
rl Ke posterior: Diaphragma, recessus costodiaphrgamatlcus, Arteria segmentalis yang masuk ke dalam hilus renalis, empat
costa XII, musculus psoas, musculus quadratus lumborum, di depan dan satu di belakang pelvis renalis. Arteri-arteri ini
' dan musculus transversus abdominis. nervus subcostalis mendarahi segmen-segmen atau area yang berbeda. Arteriae
.(T12), nervus iliohypogastricus, dan nervus ilioinguinalis (L1) lobares berasal dari masing-masing arteria segmentalis, masing-
berjalan ke bawah dan lateral (Gambar 21-5). masing satu buah untuk satu pyramis medullae renalis. Sebelum

Centrum tendineum diaphragmatis

A. phrenica

V. cava inferior

glandula suprarenalis
dextra ren sinister
V porta
ligamentum
phrenicocolicum
ren dexter

ductus
choledochus
A. hepatica pancreas

A. lienalis

colon descendens

colon ascendens colon transversum


A. pancreaticoduodenalis superior

Gambar 21-3 Struktur-struktur yang terdapat pada dinding posterior abdomen di belakang gaster. Perhatikan struktur-struktur
yang berhubungan dengan ren.
REN, URETER, VESICA URINARIA, DAN URETHRA 753

is dextra

intestinum tenue

Gambar 21-4 Batas anterior kedua ren. Peritoneum viscerale yang menutupi ren dibiarkan pada posisinya. Daerah
gelap menunjukkan tempat ren berhubungan langsung dengan viscera yang ada didekatnya.

diaphragma

costa Xll
A. V N. subcostalis

M. psoas

N. iliohypogastricus M. quadratus lumborum

M. transversus abdominis

N. ilioinguinalis

N. genitofemoralis
colon descendens

A. testicularis
N. cutaneus
femoris lateralis M. iliacus

A. iliaca externa
femoralis

Gambar 21-5 Dinding posterior abdomen memperlihatkan hubungan ke posterior ren dan colon.
75+ BAB21

masuk substansia renalis setiap arteria lobaris mencabangkan lumbalis. Ureter masuk ke pelvis dengan menyilang bifurcatio
dua atau tiga arteria interlobaris (Gambar 21-2). Arteriae arteria iliaca communis di depan articulatio sacroiliaca (Gambar
interlobares berjalan menuju cortex di antara pyramis medullae 21-1). Kemudian ureter berjalan ke bawah pada dinding lateral
renalis. Pada perbatasan cortex dan medulla renalis, arteriae pelvis menuju ke daerah spina ishiadica dan berbelok ke depan
interlobares mencabangkan arteriae atcuatae yang melengkung unfuk masuk ke angulus lateralis vesica urinaria.
di atas basis pyramidis medullae (Gambar 21-2). Arteriae arcuatae
mencabangkan sejumlah arteriae interlobulares yang berjalan ke
atas di dalam cortex. Arteriolae aferen glomerulus merupakan
cabang-cabang arteriae interlobulares.
Pengeluaran Urin
Urin didorong sepanjang ureter oleh kontraksi peristaltik selubung
Vena
otot, dibantu oleh tekanan flltrast glomeruli.
Vena renalis keluar dari hilus di depan arteria renalis danbermuara
ke vena cava inferior.

I Aliran Limfe I Batas-Batas Ureter di Dalam Abdomen


Nodi aortici laterales di sekitar pangkal arteria renalis. Ureter Dexter
Ke anterior: Duodenum, pars terminalis ileum, vasa colica
I Persarafan dextra dan vasa ileocolica" vasa testicularis dextra atau vasa
ovarica dextra, dan radix mesenterii intestinum tenue (Gambar
Plexus sympathicus renalis. Serabut-serabut aferen yang berjalan 27-10).
melalui plexus renalis masuk medula spinalis melalui nervus Ke posterior: musculus psoas dextra, yang memisahkan ureter
thoracicus X, XI, dan XII. dari processus transversus vertebrae lumbalis, dan bifurcatio
arteria iliaca communis (Gambar 21-1).

GAMSARAIq RADI*frRAFI Ureter Sinister


Rf;hI Ke anterior: colon sigmoideum dan mesocolon sigmoideum,
vasa colica sinistra, dan vasa testicularis sinistra atau vasa
ovarica sinistra (Gambar 21-10).
Gambaran radiografi ren dapat dilihat dalam Gambar 21,-6,27-7, Ke Posterior: musculus psoas sinistr4 yang memisahkan
dan 21-8. CT scan ren diperlihatkan dalam Gambar 2L-9. ureter dari processus transversus vertebrae lumbalis, dan
bifurcatio arteria iliaca communis (Gambar 21-1).

Ureter Vena mesenterica inferior terletak sepanjang sisi media ureter


sinister (Gamb ar 27-70).

I Lokasi dan Deskripsi I Perjalanan Ureter di Dalam Pelvis


-Kedua ureter merupakan saluran muskular yang terbentang dari Masing-masing ureter berjalan turun di dinding lateral pelvis ke
ren ke facies posterior vesica urinaria (Gambar 21-1). Setiap ureter regio spina ischiadica dan membelok ke depan untuk masuk ke
mempunyai panjang sekitar 10 inci (25 cm) dengan diameter angu lus lateraiis vesica urinaria.
kurang dari 0,5 inci (1.25 cm). Ureter mempunyai tiga penyempitan
sepanjang perjalanannya:

<l Di tempat pelvis renalis berhubungan dengan ureter


l) Di tempat ureter melengkung pada waktu menyilang aperfura
Fungsi Ureter Seperti Katup Saat Menembus
pelvis superior
Dinding Vesica Urinaria
t) Di tempat ureter menembus dinding vesica urinaria (Gambar Ureter menembus dinding vesica urinaria secara miring, dan ini
21-r). menimbulkan fungsi seperti katup yang mencegah aliran balik urin
ke arah ren pada saat vesica urinaria terisi.
Pada ujung atasnya, ureter melebar membenfuk corong Pada laki-laki, ureter menyilang ductus deferens di dekat
disebut pelvis renalis. Bagian ini terletak di dalam hilus renalis ujung terminalnya (Gambar 21-11). Pada perempuan, ureter
dan menerima calices renales majores (Gambar 21-2). lJteter meninggalkan region spina ischiadica dengan membelok ke depan
keluar dari hilus renalis dan berjalan vertikal ke bawah di belakang dan medial di bawah dasar ligamentum latum (Gambar 2j-12). Di
peritoneum parietale (melekat padanya) pada musculus psoas, sini ureter menyilang arteria uterina.
yang memisahkanlya dari ujung processus transversus vertebrae
REN, UREIER, VESICA URINARIA, DAN URETHRA

Gambar 21-6 Radiografi anteroposterior ureter dan pelvis renalis setelah suntikan intravena senyawa yang mengandung
yodium, yang dieksresikan oleh ren. Calyx renalis major dan minor juga terlihat.
756 BAB 21

2
4
pelvis renalis

pinggir M. psoas

articulatio sacroiliaca

vesica urinaria

Gambar 2l-7 Dia$am struktur utama yang terlihat pada radiografi anteroposterior pada Gambar 21-6.

I Pendarahan I Aliran Limfe


Arteri Nodi aortici laterales dan nodi iliaci.
Arteri yang mendarahi ureter adalah sebagai berikut:

I Ujung atas: arteria renalis.


I Persarafan
l) Bagian tengah: arteria testicularis atau arteria ovarica. Plexus renalis, testicularis (atau ovaricus), dan plexus hypogastricus
l) Ujung bawah: arteria vesicalis superior. (di dalam pelvis). Serabut-serabut aferen berjalan bersama dengan
saraf simpatik dan masuk medulla spinalis setinggi segmen
lumbalis I dan II.
Vena
Darah vena dialirkan ke dalam vena yang sesuai dengan
arterinya.
REN, URETER, VESICA URINARIA, DAN URETHRA 757

posisi glandula suprarenalis sinistra

margo inferior
lobus hepatis
dexter

ureterdexter Processus pediculus Processus


spinosus transversus

Gambar 21-8 Radiografi anteroposterior kedua ren, 15 menit setelah suntikan intravena senyawa yang mengandung yodium.
Calyx, pelvis renalis, dan bagian atas ureterjelas terlihat (anak perempuan berusia 5 tahun).

Gambar 21-9 CT scan abdomen setinggi vertebra lumbalis II setelah pyelogram intravena. Perhatikan posisi ren dan ureter
serta adanya kalsifikasi di dalam dinding aota.
758 BAB 21

V. cava inferior
A. hepatica

diaphragma glandula suprarenalis

ductus choledochus
ren sinister

ren dexter

flexura
V. renalis sinistra
coli dextra

A. mesenterica superior

V. mesenterica inferior

A. testicularis sinistra

psoas ureter sinister

A. testicularis dextra

ureter dexter

aorta abdominalis

Gambar 21-10 Memperlihatkan hubungan ren. Angka menunjukkan empat bagian duodenum.

Ren yang sedang berkembang pada awalnya merupakan


organ pelvis dan menerima suplai darah dari kelanjutan aorta ke
pelvis, yaitu arteri sacralis media. Kemudian kedua Ren "naik"
Pembentukan Ren dan Ureter
ke atas ke dinding posterior abdomen. Kenaikkan ini terutama
Terbentuktiga set struktur di dalam sistem kemih, disebut
disebabkan oleh pertumbuhan badan pada daerah lumbal dan
pronephros, mesonephros, dan metanephros. Pada manusia,
sacral serta pelurusan kurvaturanya. Ureter memanjang seiring
metanephros berperan dalam pembentukan ren permanen.
dengan kenaikan.
lVetanephros berkembana dari dua sumber: tunas ureter dari
Ren divaskularisasi secara berturut-turut sampai ke level yang
ductus mesonephros dan tudung metanephros dari massa sel
lebih iinggi oleh arteriae splanchnici laterales yang lebih tinggi,
iniermediat di regio lumbalis bawah dan sacralis.
cabang-cabang aorta. Ren mencapai posisi akhirnya di depan
vertebra lumbalis kedua. Karena ukuran lobus hepatis dexter yang
Tunas Ureter
besar, ren dexter terletak sedikit lebih rendah dari ren sinister.
Tunas ureter timbul dari tonjolan keluar ductus mesonephros
(Gambar 21-13 dan 21-14). Tunas ini membentuk ureter, yang
melebar pada ujung atas untuk membentuk pelvis renalis. Pelvis
renalis kemudian memberikan cabang-cabang membentuk calices #&F* mARAf''l ffi"Affi g#ffi RAF$
renales majores, dan kemudian pada gilirannya calices renales g"Jp"ffi-il"ffiR
majores membelah dan bercabang untuk membentuk calices
renales minores dan tubulus colligens.
Gambaran radiografik ureter diperlihatkan dalam Gambar 21,-6,
Tudung Metanephros 21-7, dan21,-8.
Tudung melanephros memadat di sekeliling tunas ureter (Gambar
21-14\ dan membentuk kapsul glomerulus, tubulus contortus
proximalis dan distalis, dan ansa Henle. Kapsul glomerulus Vesica Urinaria
terinvaginasi oleh sekelompok kapiler yang membenluk glomerulus.
Setiap tubulus contortus distalis dibenluk dari laringan tudung
metanephros bergabung dengan tubulus colligens yang berasal I Lokasi dan Deskripsi
dari tunas ureter. Permukaan ren pada awalnya berlobus-lobus; Vesica urinaria terietak tepat dibelakang os pubis (Gambar
tetapi setelah lahir biasanya lobulus ini segera menghilang.
21-15 dan 21-16) di dalam rongga pelvis. Pada orang dewasa,
REN, UREIER, VESICAURINARIA, DAN URETHRA 759

ureter sinister
ductus
deferens sinister

apex vesrcae

collum vestcae
prostata

A pars membranacea
urethrae

facies
superior vesicae
ureter dexter

rrreter sinister

ductus
ductus deferens dexter
deferens sinister

ampulla
ductus deferens

vesicula
seminalis sinistra
vesicula
seminalis dextra

facies posterior
prostatae
pars membranacea
B urethrae

Gambar 21-11 A. Vesica urinaria, prostat, dan vesicula seminalis sinistra dilihat dari lateral, B. Vesica urinaria, prostat, ductus
deferens, dan vesicula seminalis dilihat dari posterior.

kapasitas maksimum vesica urinaria sekitar 500 m1. Vesica


urinaria mempunyai dinding otot yang kuat. Bentuk dan batas-
I Bentuk dan PermukaanVesica Urinaria
batasnya sangat bervariasi sesuai dengan jumlah urin yang Vesica urinaria yang kosong berbentuk piramid (Gambar 21-11),
dikandungnya. Vesica urinaria yang kosong pada orang dewasa mempunyai apex, basis, dan sebuah facies superior serta dua buah
terletak seluruhnya di dalam pelvis; waktu terisi, dinding atasnya facies inferolateralis; juga mempunyai collum.
terangkat sampai masuk regio hypogastrica (Gambar 2L-17). Pada Apex vesicae urinariae mengarah ke depan dan terletak di
anak kecil, vesica urinaria yang kosong menonjol di atas pintu atas belakang pinggir atas symphisis pubis (Gambar 27-75 dan27-77).
panggul; kemudian bila rongga pelvis membesar, vesica urinaria Apex vesicae dihubungkan dengan umbilicus oleh ligamentum
terbenam ke dalam pelvis untuk menempati posisi seperti pada umbilicale medianum (sisa urachus).
orang dewasa. Basis, atau facies posterior vesicae, menghadap ke posterior
dan berbentuk segitiga. Sudut superolateralis merupakan tempat
760 BAB 21

A. ovarica tuba uterina


ligamentum ovarii proprium M. psoas
A. V. iliaca Iigamentum latum fundus epoophoron
externa

perlekatan ovanum
mesovarium

paroophoron
membrana peritoneum
obturatoria A. uterina
:'J 2 -;, .:
.\',-" - - L'
M. obturator fascia pelvis
internus - \- Jn'
t; 'l!
i){,'
{ '{.:
A fascia M. obturator internus

tuba uterina

ovarium

mesovarium
ligamentum
teres uteri ligamentum
latum

peritoneum

ureter A. uterina

ramus vaginalis
B

Gambar 21-12 A. Potongan coronal pelvis memperlihatkan uterus, ligamentum latum, dan ovarium dextrum dilihat dari
posterior. Ureter dan arteria uterina dilihat dari sebelah bawah dasar ligamentum latum pada masing-masing sisi. B. Uterus
dilihat dari lateral, Perhatikan ureter menyilang arteria uterina pada bagian dasar ligamentum latum.

muara ureter, dan sudut inferior merupakan tempat asal urethra Facies superior vesicae diliputi peritoneum dan berbatasan
(Gambar 21-11). Pada laki-laki, kedua ductus deferens terletak dengan lengkung ileum atau colon sigmoideum (Gambar 21-15
berdampingan di facies posterior vesicae dan memisahkan vesicula dan2l-1,6). Sepanjang pinggir lateral permukaan ini, peritoneum
seminalis satu dengan yang lain (Gambar 21-11). Bagian atas facies melipat ke dinding lateral pelvis.
posterior vesicae diliputi peritoneum, yang membenfuk dinding Bila vesica urinaria terisi, bentuknya menjadi lonjong, permu-
anterior excavatio rectovesicalis. Bagian bawah facies posterior kaan superiornya membesar dan menonjol ke atas, ke dalam
dipisahkan dari rectum oleh ductus deferens, vesicula seminalis, cavitas abdominaiis (Gambar 21-17). Peritoneum yang meliputinya
dan fascia rectovesicalis (Gambar 21-15). Pada perempuan, uterus terangkat pada bagian bawah dinding anterior abdomery sehingga
dan vagina terletak berhadapan dengan facies posterior (Gambar vesica urinaria berhubungan langsung dengan dinding anterior
21,-16). abdomen.
REN, UREIER, VESICAURINARIA, DAN URETHRA

massa sel paraksial

glomerulus

mesonephros
tubulus mesonephros

mesonephros

pars anterior cloaca

Gambar 21-13 Asal dan tempat pronephros,


mesonephros, dan metanephros.

ductus mesonephros

pars anterior cloaca

tubulus contortus distalis


pelvis renalis.
\ calvx maior
"'o'''\ tubulus colligens

pffi, F
\ io''^

ansa Henle
tubulus contortus proximalis
calvx minor I
pelvis renalis

Gambar 21-14 Asal tunas ureter dari ductus mesonephros dan pembentukan calices renales majores dan minores
serta tubulus colligens. Tanda panah menunjukkan titik pertemuan di antara tubulus colligens dengan tubulus contortus.
762 BAB 21

excavatio rectovesicalis

lengkung ileum

peritoneum

vesicula seminalis
\
ligamentum

urogehitale M. sphincter ani externus


-tPV[ \)1x,'on'"cter ani internus

5,--zY".nalisanalis ./
\ corpus penneale4
#ffi muaraluctus epcutar/g/
ke urethra pars prostatica /
fascia superficialis lamina membranosa
,U

scrotum
Gambar 21-15 Potongan sagittal pelvis laki-laki.

lengkung ileum

cavum uteri

excavatio
uterovesicalis
vesrca
urinaria
corpus anococcygeum
cervix

diaphragma

corpus perineale
Gambar 21-16 Potongan sagittal pelvis
perempuan.
REN, UREIER, VESICAURINARIA, DAN URETHRA 763

peritoneum

--\\\
/t-

_____. \
\\ dinding superior
vesica urinaria wall
-____\
' ...,..\\ l/j
--:,'r |i
'Nj
q
/\ ureter
/
l< urethra

A
apex vesicae urinariae

plica interureterica
dinding vesica
urinaria yang
dipotong
ureter dexter ureter sinister

orificium
ureter sinistrum

trigonum
vesicae
uvula vesicae

B orificium urethrae

Gambar Zt-L7 A. Vesica urinaria tampak lateral. Perhatikan dinding superior meninggi bila vesica urinaria
terisi urin. perhatikan juga bahwa peritoneum yang meliputi facies superior vesica urinaria terangkat ke atas
dari dinding anterior abdomen bila vesica urinaria terisi. B. Bagian dalam vesica urinaria laki-laki tampak
depan.

Facies inferolateralis di depan berbatasan dengan bantalan laki dan ligamentum pubovesicale pada perempuan. Kedua
lemak retropubis dan os pubis. Lebih ke posterior, di atas ber- ligamentum ini merupakan penebalan dari fascia pelvis. Pada
batasan dengan musculus obturator intemus dan di bawah dengan perempuan (Gambar 21-16), karena tidak terdapat prostat, collum
musculus levator ani. vesicae terletak langsung pada facies superior diaphragmatis
Collum vesicae terletak di inferior dan pada laki-laki urogenitalis.
terletak pada permukaan atas prostat (Gambar 21-15). Di sini, Bila vesica urinaria terisi, posisi facies posterior dan collum
serabut otot polos dinding vesica urinaria dilanjutkan sebagai vesicae relatif tetap, tetapi facies permukaan superiornya naik ke
serabut otot polos prostat. Collum vesicae dipertahankan pada atas, masuk ke dalam rongga abdomen seperti telah dijelaskan
tempatnya oleh ligamentum puboprostaticum pada laki- pada paragraph sebelumnya.
764 BAB 21

I Permukaan lnteriorVesica Urinaria laki, dan collum vesicae terletak langsung di atas diaphragm
urogenitaie. Batas-batas antara vesica urinaria dengan uterus dan
Tunica mucosa sebagian besar berlipat-lipat pada vesica urinaria vagina penting dipikirkan di klinik (Gambar 21-16).
yang kosong dan lipatan-lipatan tersebut akan hilang bila vesica
urinaria terisi penuh. Area tunica mucosa yang meliputi permukaan
ll Ke anterior: symphisis pubica, lemak retropubica, dan dinding
dalam basis vesicae urinariae dinamakan trigonum vesicae. Di anterior abdomen.
sini, funica mucosa selalu licin, walaupun dalam keadaan kosong
.l Ke posterior: dipisahkan dari rectum oleh vagina.
(Gambar 27-77), karena membrana mucosa pada trigonum ini I Ke lateral: di atas musculus obturator intemus dan di bawah
melekat dengan erat pada lapisan otot yang ada di bawahnya. musculus levator ani.
Sudut superior trigonum ini merupakan tempat muara dari I Ke superior: excavatio uterovesicalis dan corpus uteri.
ureter dan sudut inferiornya merupakan orificium urethrae a Ke inferior: diaphragma urogenitale.

internum (Gambar 21-77). Ureter menembus dinding vesica


urinaria secara miring dan keadaan ini yang membuat fungsinya
seperti katup, yang mencegah aliran balik urin ke ren pada waktu
I Pendarahan
vesica urinaria terisi. Arteri
Trigonum vesicae di atas dibatasi oleh rigi muscular yang
Arteria vesicalis superior dan inferior, cabang-cabang arteria iliaca
berjalan dari muara ureter yang satu ke muara ureter yang
interna.
lain dan disebut sebagai plica interureterica. Uvula vesicae
merupakan tonjolan kecil yang terletak tepat di belakang orificum
urethrae yang disebabkan oleh lobus medius prostatae yang ada Vena
di bawahnya. Vena-vena membentuk plexus venosus vesicalis, di bawah
berhubungan dengan plexus prostaticus; dan bermuara ke vena

I Tunica MuscularisVesica Urinaria


iliaca interna.

Tunica muscularis vesica urinaria terdiri atas otot polos yang


tersusun dalam tiga lapis yang saling berhubungan yang disebut
I Aliran Limfe
sebagai musculus detrusor vesicae. Pada co11um vesicae, Pembuluh limfe bermuara ke nodi iliaci interni dan externi.
komponen sirkular dari lapisan otot ini menebal membentuk
musculus sphincter vesicae.
I Persarafan
I Ligamentum-Ligamentum pada Persarafanvesicaurinariaberasal dari plexushypogastricus inferior.
Serabut posganglionlk simpatik berasal dari ganglion lumbale
Vesica Urinaria pertama dan kedua dan berjalan turun ke vesica urinaria melalui
plexus hypogastricus. Serabut preganglionik parasimpatikus yang
Co11um vesicae dipertahankan dalam posisinya pada laki-iaki
muncul sebagai nervi splanchnici pelvici dari nervus sacralis kedua,
oleh ligamentum puboprostaticum dan pada perempuan oleh
ketiga, keempa! berjalan melalui plexus hypogastricus menuju ke
ligamentum pubovesicale. Ligamenta ini dibentuk dari fascia
vesica urinaria, di tempat ini serabut-serabut tersebut bersinaps
pelvica.
dengan neuron posganglionik. Sebagian besar serabut aferen
sensorik yang berasal dari vesica urinaria menuju sistem saraf
I Batas-BatasVesicae pusat melalui nervi splanchrici pelvici. Sebagian serabut aferen
berjalan bersama saraf simpatik melalui plexus hypogastricus dan
Pada Laki-Laki (Gambar 2l- l5) masuk ke medula spinalis setinggi segmen lumbalis pertama dan
l) kedua.
Ke anterior: symphisis pubica, iemak retropubik, dan dinding
Saraf simpatik* menghambat kontraksi musculus detrusor
anterior abdomen.
vesicae dan merangsang penutupan musculus sphincter vesicae.
I Ke posterior: vesica rectovesicalis peritonei, ducfus deferens,
Saraf parasimpatik merangsang kontraksi musculus detrusor
vesicula seminalis, fascia rectovesicalis, dan rectum.
ll vesicae dan menghambat kerja musculus sphincter vesicae.
Ke lateral: di atas musculus obturator internus dan di bawah
muscults levator ani.
I Ke superior: cavitas peritonealis, lengkung ileum, dan colon nSaraf simpatik yang
menuju musculus detrusor vesicae saat ini diperkira-
sigmoideum. kan tidak atau sedikit sekali berperan untuk kerja otot polos vesica urina-
l) Ke inferior: prostata. ria dan terutama didistribusikan untuk pembuluh darah. Saraf simpatik
ke musculus sphincter vesicae diperkirakan hmya berperan kecil dalam
menimbulkan kontraksi otot ini untuk mempertahankm continensia urin.
Pada Perempuan (Gambar 2l- l6) Namun pada laki-laki, persarafan simpatik ke musculus sphincter vesicae
menyebabkan kontraksi aktif musrulus sphincter vesicae selama proses
Karena tidak ada prostata, vesica urinaria terletak lebih rendah ejakulasi (disebabkan oleh kerja simpatik), dengan demikian mencegah
di dalam pelvis perempuan dibandingkan dengan pelvis laki- cairan.emen masuk ke resica urinaria
REN, UREIER, VESICAIJRINARIA, DAN URETHRA 765

Urethra
E
Miksi
Urethra merupakan tabung kecil dari collum vesicae ke luar.
Kapasitas maksimum ves ca urinaria orang dewasa adalah sekitar
Muara urethra pada permukaan luar disebut ostium urethrae.
500 ml. Miksi merupakan suatu kerja refleks yang pada orang
dewasa normal dikendalikan oleh pusat yang lebih iinggi cji otak.
Refleks berkemih mulai bila volume urin rnencapai kurang lebih I Urethra Masculina
300 ml. Reseptor regangan di dalam dinding vesica urinaria
Panjang urethra masculina kurang lebih 8 inci (20 cm) dan
terangsang dan impuls tersebut diterLrskafi ke susLrnan saraf pusat
terbentang dari collum vesicae ke meatus externus di glans penis
dan orang itu mempunyai kesadaran ingin berkernih. Sebagian
(Gambar 21-15). Urethra terbagi atas tiga bagian: pars prostatica,
besar impuls nalk ke atas melalui nervi splanchnici pelvici dan
pars membranacea, dan pars spongiosa.
masuk ke segmen sacralis kedua, ketiga. keempat medula spinalis
Urethra pars prostatica panjangnya kurang lebih 7,25 inci
(Gambar 21-18). Sebagian impuls aferen berjalan bersama dengan
(3 cm) dan mulai dari collum vesicae. Urethra pars prostatica
sa!"af simpatik yang membentuk plexus hypogastricus dan masuk
berjalan melalui prostat dari basis sampai ke apex (Gambar 2L-
segmen lumbalis pertama dan kedua medula spinalis.
21). Urethra pars prostatica merupakan bagian yang paling lebar
lmpuls eferen pa!'asimpatik meninggalkan medula spinalis dari
dan berdiameter paling lebar dari seluruh urethra. Pada dinding
segmen sacralis kedua, ketiga, dan keempat lalu berjalan melalui
poaterior terdapat peninggian longitudinal yang disebut crista
serabulserabut preganglionik parasimpatik ciengan perantaraan
urethralis (lihat Gambar 22-9). Pada setiap sisi crista urethralis
nervi splanchnici pelvici dan plexus hypogaslricLrs inferior ke
terdapat alur yang disebut sinus prostaticus, glandulae prostatae
dinding vesica urinaria. tempat nervus tersebut bersinaps dengan
bermuara pada sinus ini. Pada puncak crista pubica terdapat
neuron posganglionik. Melalui lintasan saraf ini, otot polos dinding
cekungan, disebut utriculus prostaticus. Pada pinggir utriculus
'",esica urinaria (musculus detrusor vesicae) berkontraksi dan terdapat muara kedua ductus ejaculatorius.
.nusculus sphincter vesicae dibua{ relaksasi. lmpuls eferen juga
Urethra pars membranacea panjangnya kurang lebih 0,5 inci
ber-jalan ke musculus sphincter urethrae melalui nervus pudendus
(1,25 cm), terletak di dalam diaphragma urogenitale, dikelilingi
(52, -", dan 4), dan menyebabkan relaksasi. Bila urin masuk ke
oleh musculus sphincter urethrae. Bagian ini merupakan bagian
urethra. impuls aferen tambahan berjalan ke medula spinalis dari
urethra yang paling pendek dan paling kurang dapat dilebarkan
uretbfa dan memperkuat refleks. N4iksi dapat dibantu oleh kontraksi
(Gambar 21-21).
otcri-otot abdomerr yang menaikkan tekanan intraabdominalis dan
Urethra pars spongiosa panjangnya kurang lebih 6 nci (15,75
tekanan pelvicus sehingEa timbul tekanan dari luar nada dinding
cm) dan dikelilingi jaringan erektil di dalam bulbus dan corpus
Ysgi6a 11in4rip.
spongiosum penis (Gambar 21-75, 21-27, dan 21-22). Meatus
Peila er,:ik iie::ii. rrrik:r :1el-iil:ll(an iel'ei.s :iederliana dan
urethrae externus merupakan bagian yang tersempit dari seluruh
leriadi bila vesiaa trinani] irisngaiar]-!i pB:ijganqar pada orang
urethra. Bagian urethra yang terletak di dalam glans penis melebar
Ce\,/as*, refi(;ks regargan sQdtli-:rana ini 'liirarl'li:t l:uii akti"ritas
membentuk fossa terminalis (fossa navicularis). Glandula bulbo-
cei't+x c*rehri samnai wakiu dan t6;nDai ur:llk lir<si tersedia.
urethralis bermuara ke daiam urethra pars spongiosa distalis dari
.Seiabul's.:iairut ifihJb;tcr |](?irailt!-r fle irarv:i't i-.afiaila ti-actus
diaphragma urogenitale.
coftic.lspiralis menuir sr:qn'rerr ia.rali:i kedua. keilsa drln (sempat
meduia spirrairs. Korrtiaksi rnusculus sirh !rctci urelhrae yang
menutup !..r!"ethia dapai Cikendailkan secara volLrnter; dan aktivitas ( Urethra Feminina
ini dibantu olch mr:sculus sphincter vesicae yang menekan leher
Urethra feminina panjangnya sekitar 1,5 inci (3,8 cm). Urethra
vesica ili-inaria.
terbentang dari collum vesicae urinariae sampai meafus urethrae
F*ngendaliarr miksi secara vclunter, norrnalnva berkembang
externus, yangbermuara ke dalam vestibulum sekitar 1 inci (2,5 cm)
pada talrirn kedua dan k*liga kehidupan.
distal dari clitoris (Gambat 21--'J.6 dan 21-23). Urethra menembus
musculus sphincter urethrae dan terletak tepai dr depan vagina.
Di samping meatus urethrae externus terdapat muara kecil dari
ductus glandula paraurethralis. Urethra dapat dilebarkan dengan
mudah.
ffi ,$'fl-1 ffi AR e-f'"i ffi effi l fl)ffi ffi,qF I

vffi$flfrA #$q"$hiA$qild\ ( Musculus Sphincter Urethrae


Musculus sphincter urethrae mengelilingi urethra di dalam
Gambaran radiografik vesica urinaria diperlihatkan di dalam spatium perineale profundum. Musculus ini berasal dari arcus
Gambar 27-6 dan27-7. Cystourethrogram urethra laki-laki diper- pubicus pada kedua sisi dan berjalan ke medial untuk mengelilingi
lihatkan dalam Gambar 27-79 dan21,-20. urethra (Gambar 21-21).
766 BAB 21

medulla spinalis

dinding vesica urinaria

sphincter vesicae

prostata

Gambar 21-18 Kendali nervus pada vesica urinaria. Serabut


sphincter urethrae simpatik dihilangkan agar sederhana.

Gambar 21-19 Cystourethrogram setelah penyuntikan


zat kontras intravena (laki-laki berusia 28 tahun).
REN, URETER, VESICA URINARIA, DAN URETHRA 767

gas di dalam usus

ve/ /spina iliaca


anterior inferior

articulatio coxae

caput femoris

corpus penrs

/
caput femoris
trochanter minor
foramen
obturatorium
tuber ischiadicum

pars

"'\*
urethra pars
lipatan kulit prostatica
urethra pars
bulbosa
scrotum
ramus ossis ischii urethra pars membranacea

//,I t-
,-' 'tl//tt , ,.\.
kaset

Gambar 21-20 Diagram dari struktur utama yang terlihat pada cystourethrogram yang diperlihatkan pada Gambar 21-19.

deskripsi, membagi pars anterior cloaca dalam daerah di atas


muara ductus disebut vesica urinaria primitif dan daerah lainnya

Pembentukan Vesica Urinaria, Sisa Ductus di bawah disebut sinus urogenitale.


Sekarang ujung caudal ductus mesonephros diabsorbsi masuk
Mesonephros, dan Pembentukan Urethra Kedua
Jenis Kelamin ke dalam bagian bawah vesica urinaria, dengan demikian ureter
dan ductus mempunyai muara yang berbeda di dinding dorsal
Pembentukan Vesica Urinaria (Gambar 21-24). Dengan pertumbuhan yang berbeda dari dinding
Pemisahan cloaca menjadi bagjan anterior dan posterior oleh dorsal vesica urinaria, ureter menjadi bermuara melalui sudul
perkembangan septum urorectale diuraikan di halaman 705. lateral vesicae, dan ductus mesonephros menjadi terbuka dekat
Bagian poslerior membentuk canalis analis (Gambat 21-24). satu dengan lain, menjadi urethra. Bagian dinding dorsal vesica
Pintu masuk ujung distal ductus mesonephros ke dalam pars urinaria yang ditandai oleh muara keempat ductus ini membentuk
anterior cloaca pada masing-masing sisi menyatu, untuk keperluan trigonum vesicae (Gambar 21-25). Jadi, seperti terlihat di atas,
768 BAB 21

M. levator ani
fascia pelvis
M. obturator internus

prostata

urethra
prostatica {rf M. sphincter urethrae

lamina
superior fascia N. dorsalis penis
diaphragmatis
urogenitalia
urethra pars membranacea

A. profunda penis
lamina
inferior fascia A. bulbi penis
diaphragmatis urogenitalia

crus penrs M. ischiocavernosus

glandula bulbourethralis
bulbus urethrae

bulbus penis
M. bulbospongiosus
N. scrotales lapisan membranacea
kulit sisi medial paha fascia superficialis

fascia profunda paha

Gambar 21-21 Potongan corona! pelvis laki-laki, memperlihatkan prostat dan urethra pars membranacea, diaphragma
urogenitale, dan isi spatium perineale supediciale.

pada stadium paling dini, lapisan vesca d atas trgonum berasal epididymis, ductus deferens, dan ductus eiaculatorius. Dari
dari mesoderm; kemudian di duga jar ngan mesoderm in digantikan ductus ejaculatorius timbul diverticulum kecil yang membentuk
oleh epitelium yang berasal dari entoderm. Otot polos dindrng vesicula seminalis (lihat Gambar 22-5).
vesica urinaria berasal dari mesoderm splanchnopleuricum. Pada perempuan, ductus mesonephros sebagian besar
Vesica urinaria primitif saat ini mungkin terbagi atas baglan hilang. Hanya sebagian kecil tersisa sebagai ductus epoophoron
atas yang lebar, vesica urinaria, dan bagian bawah yang sempit, dan ductus paroophoron. Ujung caudal dapat tetap dan meluas
urethra (Gambar 21-24). Apex vesicae urinariae dihubungkan dari epoophoron ke hymen sebagai ductus Gartner.
dengan allantois, yang kemudian berobliterasi dan membentuk
pita fibrosa, yaitu urachus. Urachus terdapat selama hidup Pembentukan Urethra
sebagai ligamentum yang berjalan dari apex vesicae ke umbilicus Pada laki-laki. urethra pars prostatica dibentuk dari dua sumber.

dan disebut ligamentum umbilicale medianum. Pars proximalis, sampai sejauh muara ductus ejaculatorius
berasal dari ductus mesonephros. Pars distalis urethra prostatica
Sisa Ductus Mesonephros dibentuk dari sinus urogenitalis (Gambar 21-25). Urethra pars
Pada kedua jenis kelamin, ductus mesonephros (atau ductus membranacea dan sebagian besar urethra pars spongiosa
Wolffian) menjadi tempat asal tunas ureter, yang membentuk juga dibentuk dari sinus urogenitalis. Ujung distal urethra pars
ureter, ureter pars pelvicus. calices renales majores dan spongiosa berasal dari perkembangan sel-sel ektoderm ke dalam
minores, dan tubulus colligens renis. Ujung inferior ductus glans penis.
diabsorbsi masuk ke dalam vesica urinaria yang sedang ber- Pada perempuan, dua pertiga bagian atas urethra berasal dari
kembang dan membentuk trigonum dan sebagian urethra. ductus mesonephros. Ujung bawah urethra dibentuk dari sinus
Pada laki-laki, ujung atas atau cranial ductus mesonephros u rogenital is (Gambar 21 -25).
bergabung dengan testis yang sedang berkembang melalui
ductus efferen testis, dengan demikian ductus ini menjadi ductus
REN, URETER, VESICA URINARIA, DAN URETHRA

V. dorsalis profunda
penis

N. dorsalis penis

A. dorsalis penis

membrana perineaIis

N. scrotales posteriores

V. dorsalis profunda
penrs
corona
penis

Gambar 21-22 Radix dan corpus penis.

glans clitoridis

orificum urethrae

glandula vestibularis
major

corpus perineale
M. transversus
M. gluteus maximus perinei superficialis

M. sphincter ani externus


Gambar 21-23 Radix dan corpus clitoridis
beserta otot-otot perineal. Memperlihatkan
M. levator ani
corpus anococcygeum orificium urethrae.
77U BAB 21

allantois

V
ductus mesonephros

vesica urinaria
primitif
))
/t
4zv\
sinus urogenitalis

\-/
canalis anorectalis
tunas ureter

allantois

ductus mesonephros
vestca uflnana

daerah vesica urinaria dan urethra


dibentuk dari ductus mesonephros
Perempuan Laki_laki

Gambar 21-24 Pembentukan vesica urinaria dari pars anterior cloaca dan pars terminalis ductus mesonephros pada kedua
jenis kelamin. Ductus mesonephros dan tunas ureter ditarik ke dalam vesica urinaria yang sedang berkembang.

ductus mesonephros
trigonum vesicae
ejaculatorius

\
,\ utriculus prostaticus
/
sisa ductus mesonephros i.ts berasal darr sinus urogenitalis
glandula prostata
membentuk ductus Gartner

Perempuan Laki-laki

Gambar 21-25 Bagian vesica urinaria dan urethra yang berasal dari ductus mesonephros pada kedua jenis kelamin (tanda
garis-garis). Ujung bawah urethra perempuan dan ujung bawah urethra pars prostatica laki-laki dibentuk dari sinus urogenitalis.
REN, URETER, VESICA URINARIA, DAN URETHRA 771

AruAT#M! PHTMUKAAf\J Vesica Urinaria


SNSTfrffi KffiMIF{
Pada orang dewasa, vesica urinaria yang kosong termasuk organ
pelvis dan terletak posterior terhadap symphisis pubis. Jika vesica
urinaria terisi, organ ini akan naik, keluar dari pelvis dan masuk
Ren ke abdomen. Peritoneum yang meliputi vesica urinaria yang
I terisi menjadi terangkat dari dinding anterior abdomen sehingga
Ren dexter terletak sedikit lebih rendah dibandingkan dengan permukaan depan vesica urinaria berhubungan langsung dengan
ren sinister (karena massa lobus hepatis dexter yang besar), dan dinding abdomery seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
kutub bawahnya mungkin teraba di regio lumbalis kanan pada Pada anak-anak sampai umur 6 tahun, vesica urinaria
akhir inspirasi dalam dari orang dengan otot-otot abdomen yang merupakan organ abdomen meskipun dalam keadaan kosong,
tidak berkembang dengan baik. Masing-masing ren bergerak lebih karena cavitas pelvicus tidak cukup besar untuk menampung
kurang 1 inci (2,5 cm) dalam arah vertikal selama pergerakan organ ini. Coilum vesicae terletak tepat di bawah pinggir atas
respirasi maksimal diaphragma. Ren sinister normal, yang lebih symphisis pubis. Pada bayi, aspirasi suprapubik merupakan
tinggi dari ren dexter tidak dapat diraba. prosedur yang umum dilakukan untuk mendapat contoh urin dari
Pada dinding anterior abdomery hilus masing-masing ren bayi yang mengalami demam yang membutuhkan analisis urin
terletak pada planum transpyloricum, sekitar tiga jari dari garis sebagai bagian dari pemeriksaan.
tengah (Gambar 2L-26). Pada punggung ren terbentang dari
processus spinosus vertebrae thoracicae XII sampai processus
spinosus vertebrae lumbalis III, dan hilus terletak di depan
Urethra
vertebra lumbalis I (Gambar 27-26).
Panjang urethra masculina kurang lebih 8 inci (20 cm) dan
terbentang dari collum vesicae ke meafus urethrae externus di
Ureter -
glans penis. Urethra pars prostatica dan pars membranacea terletak
I lebih dalam dan tidak dapat dipalpasi langsung. Urethra pars
Pada dinding anterior abdomerL ureter dapat ditunjukkan spongiosa terletak di dalam bulbus dan corpus spongiosum dan
oleh sebuah garis ke bawah dari bidang transpyloricum sejauh dapat diraba di seluruh perjalanannya. Meatus urethrae externus
lebih kurang 2.5 inci (5 cm) dari garis tengah (Gambar 27-26). merupakan bagian yang paling sempit dari seluruh urethra.
Setinggi spina iliaca anterior superior, pars pelvicus ureter dapat Urethra feminina panjangnya sekitar 1,5 inci (3,8 cm). Urethra
ditunjukkan oleh garis lengkung ke bawah dan medial menuju terbentang dari co1lum vesicae urinariae sampai ke vestibulum
tuberculum pubicum. vulvae, di mana urethra bermuara kurang iebih 1 inci (2,5 cm)
Pada dinding posterior abdomery pars abdominalis ureter distal dari clitoris.
dapat ditunjukkan oleh garis ke bawah dari setinggi processus
spinosus vertebrae lumbaiis pertama sampai ke spina iliaca
posterior inferior sejauh 2 inci (5 cm).dari garis tengah.
772 BAB 21

planum
transpyloricum

costa Xll

pinggir lateral
M. erector spinae

spina iliaca crista iliaca


posterior superior

Gambar 2l-26 A. Anatomi permukaan ren dan ureter pada dinding anterior abdomen. Perhatikan hubungan antara hilus
renalis masing-masing ren dengan planum transpyloricum. B. Anatomi permukaan ren pada dinding posterior abdomen.
REN, URETER, VESICA URINARIA, DAN URETHRA

Pertanyaan Pilihan Ganda D. Suplai darah pars distalis ureter berasal dari arteria
vesicalis superior.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT. E. Masuk vesica urinaria pada angulus lateralis atas
trigonum.
1. Hilus renalis dexter berisi struktur penting berikut ini,
kecuali: 6. Pernyataan berikut ini benar untuk persarafan vesica urinaria,
A. Pelvis renalis. kecuali:
B. Cabang-cabang vena renalis. A. Serabut simpatik posganglionik berasal dari ganglion
C. Serabut nervus simpatik. lumbale pertama dan kedua.
D. Sebagian glandula suprarenalis dextra B. Serabut parasimpatik posganglionik berasal dari plexus
E. Cabang-cabang arteria renalis. hypogastricus inferior.
t
C. Serabut aferen sensorik yang berasal dari dinding
2. Pernyataan berikut ini benar untuk ren sinister, kecuali: vesica urinaria mencapai medulla spinalis melalui nervi
A. Papillae renales bermuara langsung ke dalam calices splanchnici pelvici dan juga berjalan bersama nervus
renales majores. simpatik.
B. Ren sinister sedikit lebih tinggi dari ren dexter. D. Serabut parasimpatik preganglionik berasal dari segmen
C. Ren sinister di anterior berhubungan dengan gaster. sacralis kedua, ketiga, dan keempat medulla spinalis.
D. Medulla terdiri dari kurang lebih 12 pyramis medullae E. Serabut parasimpatik posganglionik berperan untuk
renalis. menutup sphincter vesicae selama ejakulasi.
E. Pada pertemuan pelvis renalis dan ureter, lumen ureter
menyempit.
Pertanyaan Melengkapi
3. Ren dexter mempunyai hubungan penting berikut ini,
kecuali: Pilih satu jawaban yang PALING TEPAT untuk melengkapi.
A. Berhubungan dengan collum pancreatis.
B. Terletak antedor terhadap recessus costodiaphragmaticus 7. Nyeri yang disebabkan oleh lintasan batu ke ujung bawah
ureter sinister mungkin dirujuk ke:
dexter.
C. Berhubungan dengan bagian kedua duodenum.
A. regio umbilicalis.
D. Berhubungan dengan flexura coli dextra.
B. regio iliaca dextra.

E. Terletak anterior terhadap costa XII kanan.


C. regio epigastrica.
D. penis atau clitoris.

4. Pernyataan berikut ini benar untuk ureter, kecuali:


E. bukan salah satu di atas.
A. Kedua ureter mempunyai tiga tempat sempit secara
anatomi.
8. Musculus sphincter urethrae menerima persarafan dari:

B. Kedua ureter menerima aliran darah dari arteria testicularis


A. Nervus vagus.
atau arteria ovarica.
B. Nervusobturatorius.
C. Kedua ureter dipisahkan dari processus transversus
C. Nervus pudendus.
vertebrae lumbalis oleh musculus psoas.
D. Nervus rectalis inferior.
D. Kedua ureter berjalan anterior terhadap vasa testiculares
E. plexushypogastricus.
atau ovaricae.
g. Bagain urethra masculina yang paling sempit adalah:
E. Kedua ureter terletak anterior terhadap articulatio
sacroiliaca.
A. pars membranacea.
B. pars prostatica.
5. Pernyataan berikut ini benar untuk pars pelvicus ureter,
C. meatus urethrae externus pada glans penis.

kecuali:
D. pars spongiosa.

A. Masuk pelvis di depan bifurcaiio arteria iliaca communis. E. bukan salah satu di atas.
B. Ureter masuk vesica urinaria dengan berjalan langsung
10. Urethra feminina:
melalui dinding vesica urinaria, sehingga tidak ada
mekanisme katup pada tempat masuknya.
A. panjangnya sekitar 3 inci (7.62 cm).

C. Mempunyai hubungan erat dengan spina ischiadica


B. sulit berdilatasi.
sebelum ureter ini membelok ke medial ke arah vesica
C. tidak peka terhadap regangan.
urinaria.
D. membuka ke dalam vestibulum di atas clitoris.
E. mudah terkena infeksi.
774 BAB 21

Pertanyaan Mencocokkan

Cocokkan nomor struktur-struktur yang terdapat pada pyelogram intravena, yang diper0leh 20 menit setelah suntikan medium kontras,
dengan huruf yang sesuai (anak perempuan berusia 5 tah u n).

11. Struktur 1 A. Rectum


B. Pelvis renalis
12. Struktur 2
C. Sacrum
13. Struktur 3 D. Ureter
E. Vesica urinaria
14. Struktur 4
F. Calyx major
15. Struktur 5 G. Bukan salah satu di atas
REN, URETER, VESICAURINARIA, DAN URETHRA 775

Cocokkan nomor struktur-struktur yang terdapat pada CT scan abdomen setinggi vertebra lumbalis kedua setelah pyelografi intravena
dengan huruf yang sesuai.

16. Struktur 1 A. Aorta


B. Corpus vertebrae
17. Struktur 2 C. Vesica biliaris
18. Struktur 3 D. Pancreas
E. Ureter sinister
19. Struktur 4 F. Vena cava inferior
20. Struktur 5 G. Bukan saiah satu di atas

1. D yang tidak benar. Glandula suprarenalis dextra menudungi 7. D yang benar. Nyeri dari ujung atas ureter menjalar ke
katup atas ren dexter dan tidak melebar ke bawah sampai ke punggung di belakang ren. Nyeri dari bagian tengah ureter
hilus renalis (Gambar 21-1). menjalar ke daerah inguinal, dan nyeri dari ujung bawah
menjalar ke penis atau clitoris. Hal ini karena nervus aferen
2. A yang tidak benar. Papillae renales bermuara langsung ke masuk medulla spinalis pada levei yang berbeda-beda,
dalam calices renales minores (Gambar 21-2). sehingga nyeri akan juga dirasakan sepanjang nervus spinalis
yang berasal dari level medulla spinalis tersebut.
A yang tidak benar. Pancreas tidak berhubungan dengan ren
dexter (Gambar 21-4). 8. C yang benar. Musculus sphincter urethrae disarafi oleh
cabang-cabang dari nervus pudendus.
D yang tidak benar. Vasa testiculares atau vasa ovarica
menyilang ureter di facies anteriornya (Gambar 21-10). 9. C yang benar. Bagian paling sempit urethra masculina adalah
meatus urethrae externus pada glans penis.
B yang tidak benar. Ureter menembus dinding vesica urinaria
secaramiring, sehingga memberikan mekanisme katup yang L0. E yang benar. Urethra feminina mudah terkena infeksi.
mencegah urin kembali ke ureter dari cavitas vesicae.
11. G yang benar. Struktur 1 adalah calyx minor.
E yangtidak benar. Nervus simpatik berperan untuk kontraksi
musculus sphincter vesicae selama ejakulasi. 12. B yang benar. Struktur 2 adalah pelvis renalis dextra.
776 BAB2|

13. F yang benar. Struktur 3 adalah calyx major ren sinister. 17. F yang benar. Struktur^2 adalah vena cavd inferior.

14. D yang benar. Struktur 4 adalah ureter sinister. 18. E yang benar. Struktur 3 adalah ureter sinister diisi oleh zat
radiopak.
15. E yang benar. Struktur 5 adalah vesica urinaria yang terisi
sebagian dengan zat radiopak A yang benar. Struktur 4 adalah aorta.
19.
15. C yang benar. Struktur 1 adalah vesica biliaris. 20. D yang benar. Struktur 5 adalah pancreas.
,F'\

777
778
ORGAN GENITALIA IAASCULINA, PEN/S, DAN SCROTUIT 779

Anatomi Dasar 779 Catatan Fisiotogi: Fungsi Gtanduta Butbourethratis 789


Scrotum 779 Diaphragma Urogenitate 789

Catatan Fisiotogi: Spermatogenesis dan suhu 7gO Spatium Profundum Perinei 789

Testis 780 Spatium Superficiale Perinei 789

7g1 Penis 790


Catatan Fisiotogi: Fungsi Testis
Epididymis 7g2 Catatan Fisiotogi: Ereksi Penis 792

Catatan Fisiotogi: Fungsi Epididymis 7gZ Catatan Fisiotogi: Ejakutasi 794

Catatan Embriotogi: Pembentukan Testis 7gj Catatan Embriotogi: Pembentukan Genitatia Externa Mascutina
783 795
Descensus Testicutorum

Ductus Deferens 783 Anatomi Permukaan Genitatia Masculina 795

Vesicuta Seminatis 784 Penis 795

Catatan Fisiotogi: Fungsi Vesicuta Seminatis 7g6 Scrotum 795

786 Testis 795


Ductus Ejacutatorius
7g6 Epididymis 796
Prostata

Catatan Fisiologi: Fungsi Prostat 78g Pertanyaan 798

Gtandula Butbourethralis 789 Jawaban dan Penjetasan 799

jinak dan carcinoma prostat merupakan kondisi klinik yang umum.


C istem reproduksi laki-laki dapat ditemui dalam keadaan yang
)rrn*u, bervariasi, dari obstruksi urethra sampai ke rupturtraumatik Tujuan Bab ini adalah mengulang kembali anatomi penting sistem
urethra, infeksi epididymis, infeksitestis, atau infeksi prostat. Hipertrofi reproduksi laki-laki yang berkaitan dengan masalah klinik.

epididymis, dan ujung bawah funiculus spermaticus (Gambar


ANATffiffi[ MASAR 22-7,22-2, dan22-3).
Dinding scrotum mempunyai lapisan sebagai berikut:

Kulit: Kulit scrotum tipis, berkerut, berpigmen dan mem-


bentuk kantong tunggal. Sedikit peninggian di garis tengah
Sistem reproduksi laki-laki terdiri dari sePasang testis, ductus menunjukkan garis persatuan dari kedua penonjolan
excretoriusnya beserta glandula accessorius, dan penis (Gambar labioscrotalis. (Pada perempuary penonjolan ini tetap terpisah
22-L). Ductus excretorius pada masing-masing sisi adalah
dan membentuk labium majus).
epididymis, ductus deferens, dan ductus ejaculatorius. Ciandula Fascia superficialis: Fascia ini melanjutkan diri sebagai
accessoria adalah sepasang vesicula seminaiis, sePasang glandula
panniculus adiposus dan stratum membranosum dinding
bulbourethraiis, dan glandula Prostata. anterior abdomen. Akan tetapi panniculus adiposus diganti
Organ-organ genitalia extema terdiri atas penis dan scrotum.
oleh otot polos yang dinamakan tunica dartos (Gambar 22-2).
Otot ini disarafi oleh serabut saraf simpatik dan berfungsi
untuk mengkerutkan kulit di atasnya. Stratum membranosum
Scrotum di depan melanjutkan diri
fascia superficialis (fascia Collesi)
sebagai stratum membranosum dinding anterior abdomen
Scrotum adalah sebuah kantong yang menoniol keluar dari (fascia Scarpae), di belakang melekat pada corpus perienale
bagian bawah dinding anterior abdomen' Scrotum berisi testis, dan pinggir posterior membrana perinei (lihat Gambar 22-

-
780 BAB 22

ureter dexter

vestca unnana

corpus pubis vesicula seminalis dextra

urethra ductus ejaculatorius

testis
prostal
glans penis ductus
deferens glandula bulbourethralis

epididymis
tunica vaginalis

scrotum

Gambar 22-1 Potongan sagital pelvis laki-laki.

12). Di sampingnya, fascia superficialis melekat pada rami menyebabkan daerah permukaaii kulit scrotum herkurang, dan
ischiopubica (lihat Gambar 22-10). Kedua lapisan fascia pada waktu bersamaan testis bergerak nrendekati trJbuh.vang lebth
superficialis berperan membentuk sekat median yang hangat. Di samping itu, muscuius cremaster di dalam funicuius
menyilang scrotum dan memisalkan testis satu dengan yang spermaticus dan dinding scrotum secara refleks berkoniraksi,
lain. mengangkat testis ke arah pelvis. Naiknya suhu di dalam scrotum
Fasciae spermalicae: Fasciae tiga lapis ini terletak di bawah menyebabkan tunica darlos dan rnusculus cremaster ielaki.:sr
fascia superficialis dan berasal dari tiga lapis dinding anterior sehingga testis bergerak menjairhi trjbuh dan inenjaili leirih iirctir.
abdomen masing-masing sisi (Gambar 22-2).
Musculus SekaranE diketahui bahwa u,enaE i.n3itclj;:rr9 ii rJaiarii f,Jriii-rtus
cremaster di dalam fascia cremasterica dapat dibuat kontraksi yanq rnsrn)Fitiui. t:lsx*:i pJriFiii;f{_ri"j-r'ls, bei-sana
spermatici"rs
dengan menggores kulit sisi medial paha. Hal ini disebut ia* l.estir,il iai.es vairi lFrleiak ijskai
Cengan cet'an!j "i,, banq arigf
refleks cremaster. Serabut aferen lengkung refleks ini berjalan dengan vela, nrtnqkit: ntinbaf,:iu l'tersiallilki:r s!;irl i€stis
pada ramus femoralis nervi genitofemoralis (L1 dan 2) dan dengan mekanisme perluliaian panas secara "alountBfturi;jn.t'.
serabut eferen motorik berjalan pada ramus genitalis nervi Dengan cara ini. darah panas yang berasal dari ar.teri al_..tJcnren
genitofemoralis. memberikan panasnya kepada darai.t yang berjalan ke atas melalui
Tunica vaginalis (Gambar 22-1 ,22-2, dan22-3): Tunica vaginalis vena-vena ke abdomen.
terietak di dalam fasciae spermaticae dan meliputi permukaan
anterior, media, dan lateralis masing-masing testis. Tunica
vaginalis merupakan perluasan ke bawah processus vaginalis
peritonei, dan biasanya sesaat sebelum lahir menutup dan
I Aliran Limfe
memisahkan diri dari bagian atas processus vaginalis peritonei Cairan limfe dari kulit dan fascia, termasuk tunica vaginalis
dan cavitas pertonealis. Dengan demikian tunica vaginalis dialirkan ke nodi lymphoidei inguinales superficiales (Gambar
merupakan kantong tertutup, diinvaginasi dari belakang oleh 22-4).
testis.

Testis

Spermatogenesis dan Suhu Testis adalah sepasang organ berbentuk lonjong dengan ukuran

Spermatogenesis normal hanya dapat terjadi pada suhu lebih


-
panjang lebih kurang 2 inci (5 cm) dan sedikit pipih sisi ke sisi
(Gambar 22-3). Masing-masing testis mempakan organ kuat yang
rendah daripada suhu di dalam cavitas abdominalis. Bila testis
mudah bergerak, terletak di dalam scrotum. Testis sinister biasanya
tedetak di dalam scrotum, testis berada pada suhu sekitar 30 C
terletak lebih rendah dibandingkan testis dexter. Kutub atas
lebih rendah daripada suhu abdomen. Jika suhu di dalam scrotum
kelenjar sedikit miring ke depan. Masing-masing testis dikelilingi
turun, tunica dartos di dalam dinding scrotum berkontraksi,
oleh capsula fibrosa yang kuat, yaitu tunica albuginea.
ORGA,N GENITALIA IAASCULINA, PEN's, DAN SCROTUIA 781

fascia transversalis anulus inguinalis profundus


M. transversus J
abdominis--Qf A. V epigastrica inferior
M. obliquus A. umbilicalis yang terobliterasi
internus abdominis
extraperitoneal
M. obliquus
externus abdominis
-urachus
sisa processus vaginalis peritonei

ductus deferens
anulus inguinalis
fascia spermatica externa
superficialis
fascia cremasterica
A
fascia spermatica

conjoint tendon

lapisan lemak
fascia superficialis
(fascia Camperi)

lapisan membranosa fascia superfi cialis


kulit scrotum

M. dartos
fascia spermatica
fascia
B fascia spermatica i

tunica vaginalis

Gambar 22-2 A. Lanjutan berbagai lapisan dinding anterior abdomen yang meliputi funiculus spermaticus. B. Kulit dan fascia
superficialis dinding abdomen dan scrotum, dan tampak pula tunica vaginalis.

Dari permukaan dalam capsula terbentang banyak septa


fibrosa yang membagi bagian dalam organ testis menjadi lobulus-
lobulus. Di dalam setiap lobulus terdapat satu sampai tiga tubulus Fungsi Testis
seminiferus yang berkelok-kelok. Tubulus seminiferus bermuara
Tubulus seminiferus testis berfungsi menghasilkan spermatozoa.
ke dalam jaiinan saluran yang dinamakan rete teslis. Di dalam
Sel-sel interstitial (sel Leydig) berfungsi menghasilkan hormon
setiap lobulus di antara tubulus seminiferus terdapat jaringan ikat
seks Iaki-laki yaitu testosteron.
lembut dan kelompok sel-sel bulat interstitial (sel-sel Leydig)
yang menghasilkan hormon seks laki-laki testosteron. Rete testis
dihubungkan oleh ductuli efferentes yang kecil ke ujung atas
epididymis (Gambar 22-3).
782 BA,B 22

plexus pampiniformis testicularis

ductus deferens

A. ductus fascia spermatica externa


deferentis
pembuluh limfe
ductus deferens
posterior
A. ductus
fascia cremasterica
deferentis'
fascia spermatica interna
plexus
pampiniformis
A. testicularis

l"u'u'
epididymis

\"o'o'"
cauda
ductuli efferentes

epididymis

M. dartos

ductus deferens

mediastinum testis
lapisan membranosa
fascia superficialis
tubulus seminiferus
(fascia Collesi)
- tunica albuginea
fascia spermatica
externa

$
\
fascia cremasterica t
( \\
fascia spermatica interna
\
tunica vaginalis
\\

Gambar 22-3 Testis dan epididymis, funiculus spermaticus, dan scrotum, Diperlihatkan pula penampang horizontal testis dan
epididymis.

Saluran ini berasal dari cauda epididymis sebagai ductus deferens


Epididymis
dan masuk ke dalam funiculus spermaticus.

Epididymis merupakan struktur kuat yang terletak posterior


terhadap testis, dengan ductus deferens terletak pada sisi
medialnya (Gambar 22-3). Epidldymis mempunyai ujung atas Fungsi Epididymis
yang melebar, caput, corpus, dan cauda yang aralmya ke inferior.
-
Di laterai, terdapat sulcus nyata di antara testis dan epididymis,
Saluran panjang ductus epididymis merupakan tempat penyim-
panan spermatozoa untuk menjadi matang. Fungsi utama
yang diliputi oleh lapisan viscerale tunica vaginalis dan dinamakan
epididymis adalah mengabsorbsi cairan. Fungsi lainnya mungkin
sinus epididymis (Gambar 22-3).
menambahkan zat pada cairan semen untuk memberikan makanan
Epididymis merupakan saiuran yang sangat berkelok-kelok, pada spermatozoa yang sedang mengalami proses pematangan.
panjangnya hampir 20 kaki (6 m), tertanam di dalam jaringan ikat.
ORGAN GENITALIA lvlASCULlNA, PENjS, DAN SCROTUT 783

Planum
transpyloricum

nodi lymphoidei lumbales

,,\

fy'rrr3'lxln'"'''"'
kulit r"rotrr
J

l_
Gambar 22-4 A|nn cairan limfe testis dan kulit scrotum.

I Pendarahan Testis dan Epididymis


memadat membentuk lapisan fibrosa yang padat, yaitu tunica
albuginea. Pita seks berbentuk U dan membentuk tubulus
Arteria testicularis adalah sebuah cabang aorta abdominalis. seminiferus. Ujung-ujung bebas tubulus membentuk tubulus
Venae testiculares keluar dari testis dan epididymis sebagai rectus, yang bergabung satu dengan yang lain di dalam medias-
anyaman vena, plexus pampiniformis (Gambar 22-3). Anyarr'an tinum testis membentuk rete testis. Sel-sel kelamin primordial di
ini menjadi kecil dan akhirnya membentuk sebuah vena tunggal dalam tubulus seminiferus membentuk spermatogorria, dan sel-
yang berjalan ke atas melalui canalis inguinalis. Vena testicularis sel tali kelamin membentuk sel-sel Sertoli. Mesenkim di dalam
dextra mengalirkan darahnya ke vena cava inferior, dan vena gonad yang sedang berkembang membentuk jaringan ikat dan
testicularis sinistra bermuara ke vena renalis sinistra. septa fibrosa. Sel-sel interstitial, yang menghasilkan testosteron,
juga dibentuk dari mesenkim. Rete testis menjadi saluran, dan
tubulus terbentang ke dalam jaringan mesonephros, di tempat
I Aliran Cairan LimfeTestis dan saluran ini bergabung dengan sisa tubulus mesonephros. Sisa
Epididymis tubulus mesonephros menjadi ductuli efferentes testis. Ductus
epididymis, ductus deferens, vesicula seminalis, dan ductus
Pembuluh-pembuluh limfe (Gamb ar 22-4) berlalanke atas di dalam
ejaculatorius dibentuk dari ductus mesonephros (Gambat 22-5).
funiculus spermaticus dan berakhir di nodi lymphoidei di samping
aorta (nodi lymphoidei lumbales atau paraaortici) setinggi vertebra Descensus Testiculorum
lumbalis pertama (yaitu pada planum transpyloricum). Aliran Testis berkembang di atas pada dinding posterior abdomen, dan
seperti ini diperkirakan karena selama perkembangannya, testis pada saat menjelang lahir, testis turun di belakang peritoneum,
bermigrasi dari bagian atas dinding posterior abdomen, tunin membawa vaskularisasi, persarafan, dan pembuluh limfe
melalui canalis inguinalis, masuk ke dalam scrotum, menarik bersamanya. Proses turunnya testis diperlihatkan dalam gambar
pembuluh darah dan limfe unluk mengikutinya. 22-6.

Pembentukan Testis Ductus Deferens


Kromosom seks laki-laki menyebabkan rigi genital mensekresi
testosteron dan menginduksi perkembangan testis serta organ Ductus deferens merupakan saluran berdinding tebal dengan
reproduksi internal dan eksternal. panjang sekitar 18 inci (45 cm),.yang menyalurkan sperma matang
Pita seks dari rigi genital dipisahkan dari epitel selom oleh dari epididymis ke ductus ejaculatorius dan urethra. Ductus
proliferasi mesenkim (Gambar 22-5). Bagian luar mesenkim deferens berasal dari uiung bawah atau cauda epididymis dan
784

,{ '',\
f
'\tI
,' I ll3
r'i H
.E
ir rl
rl'I
i... . i
'; i '':l't

ii\t
\{ii
!.\r,l'. ll'

A \I,
tr1 4 '. FRI
sel-sel kelamin
primordial

pita seks
rigi genital
epithelium selom

ductus mesonephros ductuli aberrantes


superiores
tubulus mesonephros
piia seks
berbentuk U

rete testis

rigi genital
mesonephros

c D

gubernaculum urethra
prostatica

paramesonephros

Gambar 22-5 Pembentukan testis dan ductus testis.

berjalan melalui canalis inguinalis. Ductus deferens keluar dari


anulus inguinalis profundus dan berjalan di sekitar pinggir lateral
Vesicula Seminalis
arteria epigastrica inferior (Gambar 22-7). Kemtdian ductus
deferens berjalan ke bawah dan belakang pada dinding lateral Vesicula seminalis adalah dua buah organ yang berlobus dengan
pelvis dan menyilang ureter pada daerah spina ischiadica. Ductus panjang kurang lebih 2 inci (5 cm) dan terletak pada permukaan
deferens kemudianberjalanke medial danbawahpada permukaan posterior vesica urinaria (Gambar 22-8). Ujung atasnya terletak
posterior vesica urinaria (Gambar 22-7).Bagian terminal ductus agak berjauhan dan ujung bawahnya saling berdekatan. Pada sisi
deferens melebar membentuk ampulla ductus deferens (Gambar medial masing-masing vesicula seminalis terdapat bagian terminal
22-8). Ulng bawah ampulla menyempit dan bergabung dengan ductus deferens. Di posterior, vesicula seminalis berbatasan de-
ductus vesiculae seminalis membentuk ducfu s ejaculatorius. ngan rectum (Gambar 22-11).Ke inferior, masing-masing vesicula
ORGAN GENITALIA TAASCULINA, PEN'S, DAN SCROTUTA

""JHi;
H {.X ",ra
testis

gubernacurum
D

sisa
gubernaculum
,l

ligamenium teres uteri


ligamentum
propnum

Gambar 22-6 Asal, perkembangan, dan akhir processus vaginalis peritonei pada kedua jenis kkelamin.
3lamin. Perhatikan descensus
der

testiculorum ke dalam scrotum dan descensus ovarium ke dalam pelvis.


786 BAB 22

A" iliaca interna

A. iliaca externa

A. epigastrica inferior

ductus deferens

sprna
ischiadica

M. obturator
internus

prostat

Gambar 22-7 Setengah bagian kanan pelvis, memperlihatkan hubungan antara ureter dan ductus deferens.

seminalis menyempit dan bersatu dengan ductus deferens sisi


yang sama untuk membentuk ductus ejaculatorius.
Ductus Ejaculatorius
Masing-masing vesicula seminalis mengandung saluran
melengkung yang tertanam di daiam jaringan ikat. Panjang masing-masing ductus ejaculatorius kurang dari satu inci
(2.5 cm) serta dibentuk oleh penyatuan ductus deferens dan ductus

I Pendarahan vesicula seminalis (Cambar 22-9). Ductus ejaculatorius menembus


facies posterior dinding prostat dan bermuara ke urethra pars
Arteri prostatica, dekat pinggir utriculus prostaticus. Fungsinya adalah
mengalirkan cairan vesicula seminalis ke urethra pars prostatica.
Cabang-cabang arteria vesicalis inferior dan arteria rectalis media
mendarahi vesicula seminalis.

Vena Prostat
Vena-vena bermuara ke dalam vena iliacae internae.
I Lokasi dan Deskripsi
I Aliran Limfe -
Prostat merupakan organ glandula fibrorr,uskular yang
Limfe mengalir ke nodi iliaci interni. mengelilingi urethra pars prostatica (Gambar 22-1 dan 22-9).
Panjang prostat kurang lebih 1,25 inci (3 cm) dan terletak di antara
collum vesicae di atas dan diaphragma urogenitale di bawah
(Gambar 22-9).
Prostat dikelilingi oleh capsula fibrosa. Diluar capsula terdapat
Fungsi Vesicula Seminalis
selubung fibrosa" yang merupakan bagian dari lapisan visceral
FLingsi vesicula seminalis adalah menghasilkan sek:ret yang fascia pelvis (Gambar 22-9). Prostat yang berbentuk kerucuf
diiambahkan pada cairan semen. Sekretnya mengandung zat mempunyai basis yang terletak di superior dan berhadapan
yang penting sebagai makanan spermatozoa. Dinding vesicula dengan collum vesicae; dan apex prostatae yang terletak di inferior
serninalis berkontraksi selama ejakulasi dan m€ndorong isiny6 ke berhadapan dengan diaphragma urogenitaie. Kedua ductus
dilctLrs ejaculatc,rius, deilgan demikiaf mengeluarkan sperrnatc:oa ejaculatorius menembus bagian atas facies posterior prostat untuk
ke urelhra bermuara ke urethra pars prostatica pada pinggir lateral utriculus
prostaticus (G amb ar 22-9).
ORGAN GENITALIA I,AA,SCULINA, PEN/S, DAN SCROTUM 787

ureter sinister

ductus deferens
sinisier

apex vesrcae

collum vesrcae

ureter dexter

facies posterior
prostatae
pars membranacea
urethrae
B

Gambar 22-8 A. Vesica urinaria, prostat, dan vesicula seminalis sinistra tampak lateral. B, Vesica urinaria, prostat, ductus
deferens, dan vesicula seminalis tampak posterior.

Ke anterior: Facies anterior


I Batas-Batas
prostatae berbatasan dengan
symphisis pubis, dipisahkan oleh lemak ektraperitoneal yang
a Ke superior: Basis prostatae berlanjut dengan collum vesicae terdapat di dalam cavum retropubicum (cavum Retzius).
urinaria, otot polos berjalan tanpa terputus dari satu organ Selubung fibrosa prostat dihubungkan dengan aspek posterior
ke organ yang lain. Urethra masuk ke pusat basis prostatae os pubis oleh ligamentum puboprostaticum. Ligamentum
(Gambar 22-9). samping kanan dan kiri linea mediana dan
ini terletak di
Ke inferior: Apex prostatae terletak pada facies superior merupakan penebalan fascia pelvis.
diaphragma urogenitale. Urethra meninggalkan Prostat tepat Ke posterior: Facies posterior prostatae (Gambar 22-7 dan
di atas apex facies anterior (Gambar 22-9). 22-9) berhubungan erat dengan facies anterior ampulae recti
788 BAB 22

membrana mucosa

pelvrs visceralis

M. levator ani

sinus prostaticus
capsula utriculus prostaticus
prostatica
crista urethralis

plexus venosus prostata 'agma urogenitaie

muara kelenjar prostat


A

urethra prostatica
sinus prostaticus

ductus ejaculatorius

crista urethralis B

prostatae

plexus venosus prostata

sarung fascia prostat


c
Gambar 22-9 Potongan coronal prostat (A), potongan sagital (B), dan potongan horizontal (C). Pada potongan coronal,
perhatikan muara ductus ejaculatorius pada pinggir utriculus prostaticus.

dan dipisahkan dari rectum oleh septum rectovesicale (fascia


Denonvillier). Septum ini dibentuk pada masa janin oleh
I Struktur Prostat
penyatuan dinding ujung bawah excavatio rectovesicalis Kelenjar-kelenjar prostat yang jumlahnya banyak, tertanam di
peritonealis, yang awalnya meluas ke bawah sampai ke corpus dalam campuran otot polos dan jaringan ikaf dan ductusnya
perineale. bermuara ke urethra prostatica.
Ke lateral: Facies lateralis prostatae difiksasi oleh serabut Prostat secara tidak sempurna terbagi dalam lima lobus
anterior musculus levator ani pada saat serabut ini berjalan ke (Gambar 22-9).Lobw anterior terletak di depan urethra dan tidak
posterior dari os pubis (Gambar 22-9). mempunyai jaringan kelenjar. Lobus medius atau lobus medianus
adalah kelenjar berbenhrk baji yang terletak di antara urethra dan
ORGAN GENITALIA t ASCU| INA, PEN/S, DAN SCROTUIII 789

ductus ejaculatorius. Facies superior lobus medius berhubungan utriculus prostaticus, yang analog dengan uterus dan vagina pada
dengan trigonum vesicae, bagian ini mengandung banyak kelenjar. perempuan. Pada pinggir utriculus terdapat muara kedua ductus
Lobus posterior terletak di belakang urethra dan di bawah ductus ejaculatorius (G amb ar 22-9).
ejaculatorius dan juga mengandung jaringan kelenjar. Lobus
lateralis dexter dan sinister terletak di samping urethra dan
dipisahkan satu dengan yang lain oleh alur vertikal dangkal yang Glandula Bulbourethralis
terdapat pada permukaan posterior prostat. Masing-masing lobus
lateralis mengandung banyak kelenjar. Glandula bulbourethralis merupakan dua kelenjar kecil yang
terletak di bawah musculus sphincter urethrae (Gambar 22-10).
Ductusnya menembus membrana perinealis (lapisan fascia inferior
diaphragma urogenitale) dan bermuara ke urethra pars spongiosa.
Fungsi Prostat Sekretnya dikeluarkan ke urethra sebagai akibat stimulasi erotik.

Fungsi prostat adalah menghasilkan cairan tipis seperti susu


yang mengandung asam sitrat dan phosphat asam. Cairan ini
ditambahkan ke semen pada saat ejakulasi. Otot polos pada
capsula dan stroma berkontraksi, dan sekret yang berasal dari Fungsi Glandula Bulbourethralis
banyak kelenjar diperas masuk ke urethra pars prostatica. Sekret Sekret dari glandula ini ditambahkan ke cairan vesicular
prostat bersifat alkali dan membantu menetralkan asam vagina.
seminalis. Fungsi tepatnya dari cairan ini tidak diketahui. Glandula
bulbourethralis dikendalikan oleh testosteron, dan kastrasi
menyebabkan atrofi kelenjar.

I Pendarahan
Arteri
Diaphragma U rogenitale
Cabang-cabang arteria vesicalis inferior dan arteria rectalis media
mendarahi prostat.
Diaphragma urogenitale adalah diaphragma musculofasciale
berbentuk segitiga yang mengisi celah arcus pubis (Gambar 22-
Vena
10). Diaphragma ini dibentuk oleh musculus sphincter urethrae
Vena-vena membentuk plexus venosus prostaticus, yang terletak dan musculus transversus perinei profundus yang terletak di
di antara capsula prostatica dan selubung fibrosa (Gambar 22-9). antara lamina superior dan lamina inferior fascia diaphragma
Plexus prostaticus menampung darah dari vena dorsalis penis urogenitale. Lamina inferior fascia diaphragma urogenitale sering
profunda dan sejumlah venae vesicales, serta bermuara ke vena disebut sebagai membrana perinealis (lihat Gambar 22-14).
iliaca interna. Anterior terhadap diaphragma urogenitale terdapat celah
kecil di bawah symphisis pubis, yang dilalui oleh vena dorsalis

I Aliran Limfe penis (lihat Cambar 22-141.

Pembuluh limfe prostat mengalirkan cairan limfe ke nodi iliaci Spatium Profundum Perinei
interni.

Ruang tertutup yang terletak di dalam diaphragma urogenitale, di


I Persarafan antara lapisan superior fascia dan membrane perinealis, dikenal
sebagai spatium pro{undum perinei (Gambar 22-L0 dan22-12)
Persarafan prostat berasal dari plexus hypogastricus inferior. Saraf
simpatik merangsang otot polos prostat selama eiakulasi.
I lsi Spatium Profundum Perinei
I Urethra Pars Prostatica Spatium produndum perinei berisi urethra pars membranacea,
musculus sphincter urethrae, glandula bulbourethralis, musculus
Urethra pars prostatica panjangnya kurang lebih 1,25 inci (3 cm)
transversus perinei profundus, arteria dan vena pudenda interna
dan mulai dari collumvesicae. Urethraberjalan melalui prostat dari
dan cabang-cabangnya, dan nervus dorsalis penis (Gambar 22-
basis sampai ke ape>; di tempat ini berlanjut sebagai urethra pars
10).
membranacea (Gambar 22-10). Urethra pars prostatica merupakan
bagian paling lebar dan paling luas dari seluruh urethra. Pada
dinding posterior terdapat peninggian longitudinal yang disebut
Spatium Superfi ciale Perinei
crista urethralis (Gambar 22-9). Di samping crista terdapat alur
yang disebut sinus prostaticus; kelenjar-kelenjar prostat bermuara Spatium superficiale perinei dibatasi di bawah oleh lapisan
pada sinus ini. Pada puncak crista pubica terdapat cekungary membranosa fascia superficialis dan di atas oleh diaphragma
790

fascia pelvis M. levator ani


M. obturator internus

M. sphincter urethrae

lamina superior N. dorsalis penis


fascia diaphragma
urogenitale
urethra pars membranacea

A. profunda penis
lamina inferior
fascia diaphragma
urogenitale A. bulbi penis

crus pents
M. ischiocavernosus

glandula bulbourethralis
bulbus urethrae

bulbus penis s
f) M. bulbospongiosus
Nn. scrotales
lapisan membranosa
kulit sisi medial paha fascia superficialis

fascia profunda paha

Gambar 22-10 Potongan coronal pelvis laki-laki, memperlihatkan prostat, diaphragma urogenitale, dan isi spatium superficiale
perinei.

urogenitale (Gambar 22-12).Di belakang ditutup oieh penyatuan


dinding atas dan bawalmya. Ke lateral, spatium ini ditutupi
F*r:rs
,sl&a8emt
oleh perlekatan lapisan membranosa fascia superficialis dan
diaphragma urogenitale ke pinggir arcus pubis (Gambar 22-10).
Ke anterior, spatium berhubungan bebas dengan rongga potensial
yang terletak di antara fascia superficialis dinding anterior
I Lokasi dan Deskripsi
abdomen dan otot-otot abdomen anterior (Gambar 22-10). Penis mempunyai radix yang terfiksasi dan corpus yang tergantung
bebas (Gambar 22-74 dan22-1,5).

I lsi Spatium Superficiale Perinei


Spatium superficiale perinei berisi struktur-struktur yang
I Radix Penis
membentuk radix penis disertai otot-otot yang meliputinya, yaitu Radix penis dibentuk oleh tiga massa jaringan erektil yang
musculus bulbospongiosus dal musculus ischiocavemosus dinamakan bulbus penis dan crus penis dextrum dan sinistrum
(Gambar 22-13). D.j:samping itu ramus perinealis nervi pudendi (Gambar 22-13, 22-1,4, dan 22-15). Bulbus penis terletak di
pada setiap sisi beiakhir di dalam spatium dengan mensarafi otot garis tengah dan melekat pada permukaan bawah diaphragma
dan kulit yang terletak di atasnya. urogenitale. Bulbus dilewati oleh urethra dan permukaan luamya

i. +.r
ORGAN GENITALIA TIASCULINA, PENIS, DAN SCROTUIT 791

vestca unnana

M. puborectalis

anococcygeum

canalis analis

corpus penis valvulae anales

preputium. bulbus penis


borpus perineale

diaphragma urogenitale
fossa terminalis

orificium urethrae externum

Gambar 22-11 Potongan sagital pelvis laki-laki,

dibungkus oleh musculus bulbospongiosus. Masing-masing crus


penis melekat pada pinggir arcus pubis dan permukaan luarnya
I Musculi Penis
diliputi oleh musculus ischiocavernosus. Bulbus melanjutkan Musculus Bulbospongiosus
diri ke depan sebagai corpus penis dan membentuk corpus
spongiosum penis (Gambar 22-73). Di anterior kedua crus penis Musculus bulbospongiosus terletak di kanan dan kiri garis
saling mendekati dan di bagian dorsal corpus penis terletak tengah (Gambar 22-73), meliputi bulbus penis dan bagian
berdampingan membentuk corpus cavernosum penis (Gambar posterior corpus spongiosum penis. Fungsinya adalah menekan
22-1,4 dan2)-75). urethra pars spongiosa dan mengosongkan sisa urin atau semen.
Serabut-serabut anterior juga menekan vena dorsalis penis, jadi
menghambat aliran vena dari jaringan erektil dan membantu
I Corpus Penis proses ereksi penis.

Corpus penis pada hakekatnya terdiri dari tigajaringan erektil yang


diliputi sarung fascia berbentuk tubular (fascia Buck). Jaringan Musculus lschiocavernosus
erektil dibentuk oleh dua corpora cavernosa yang terletak di dorsal
Musculus ischiocavernosus meliputi crus penis masing-masrng
(yang saling berhubungan satu dengan yang lain) dan satu corpus
sisi (Gambar 22-13). Fungsi masing-masing otot ini menekan crus
spongiosum yang terletak pada permukaan ventralnya (Gambar
penis dan membanlu proses ereksi penis.
22-14 dan22-15).Pada bagian distal corpus spongiosum melebar
Otot-otot perineum diringkas dalam Tabel 13-8.
membentuk glans penis, yang meliputi uiung distal corpora
cavernosa. Pada ujung glans penis terdapat celah yang merupakan
muara dari urethra disebut meatus urethrae externus.
Preputium merupakan lipatan kulit seperti kerudung yang
( Pendarahan Penis
menutupi glans penis. Preputium dihubungkan dengan glans Arteri
penis oleh lipatan yang terdapat tepat di bawah muara urethra dan
dinamakan frenulum. Corpora cavernosa penis didarahi oleh arteria profunda penis
Corpus penis disokong oleh dua buah fascia profunda (Gambar 22-15); corpus spongiosum penis didarahi oleh arteria
yang terkondensasi, yang berjalan ke bawah dari linea alba dan bulbi penis. Sebagai tambahan, ada arteria dorsalis penis. Semua
symphisis pubis untuk melekat pada fascia penis. arteri di atas adalah cabang dari arteria pudenda intema.
792

lapisan membranosa fascia


superficialis (fascia Scarpae)
lapisan lemak fascia superficialis

diaphragma urogenitale

canalis analis

Iemak fossa ischiorectalis


spatium profundum perinei
spatium superficiale perinei corpus perineale

fascia Collesi
Iamina superior fascia
diaphragmatis urogenitale

M. dartos

lamina inferior fascia diaphragmatis


scrotum
urogenitale (membrana perinealis)

Gambar 22-12 Susunan fascia superficialis pada trigonum urogenitale , Perhatikan spatium supeficiale perinei dan spatium
profundum perinei.

Vena
Vena-vena bermuara ke venae pudendae internae.
Ereksi Penis
( Aliran Limfe Ereksi pada pria terjadi secara bertahap sebagai akibat dari
berbagai stimulasi seksual. penglihatan yang menyenangkan,
Cairan limfe kulit penis dialirkan ke kelompok medial nodus suara, bau, dan stimulus psikis lainnya yang kemudian diperkuat
inguinalis superficialis. Struktur-struktur profunda penis meng- oleh rangsangan rabaan langsung pada kulit tubuh pada umumnya
alirkan cairan limfenya ke nodi iliaci intemi. dan kulit kelamin menyebabkan stimulus aferen yang kuat pada
sistem saraf pusat. lmpuls eferen berjalan turun ke medula spinalis

I Persarafan
menuju sistem parasimpatik pada segmen sacralis kedua, ketiga,
dan keempat. Serabut preganglion parasimpatik masuk ke plexus
Persarafan berasal dari nervus pudendus dan plexus pelvicus. hypogastricus inferior dan bersinaps pada neuron posganglionik.
ORGAN GENITALIA TIASCULINA, PEN/s, DAN SCROTUM

V dorsalis penis profundus

corpus cavernosum

corpus spongrosum

M. bulbospongiosus

corpus perineale
diaphragma urogenitale

M. sphincter ani externus

bulbus penis M. gluteus maximus

M- transversus
perinei superficialis M. levator ani
Gambar 22-13 Radix penis dan otot perineum.

V. dorsalis
profunda
penis

N. dorsalis
penis

A. dorsalis
penis

corpora
Nn. scrotales posteriores cavernosa
V dorsalis
profunda penis corpus
spongiosum
corona
penis glans
penis

meatus urethrae externus Gambar 22-14 Radix dan corpus penis.


794 BAB 22

V. dorsalis penis superficialis

V. dorsalis
penis A. dorsalis superficialis penis
kulit
A. dorsalis penis
lapisan membranosa
fascia superflcialis A. profunda penis

fascia profunda corpus cavernosum


A (fascia Buck)

corpus spongrosum urethra

corpus cavernosum

crus sinistrum

B crus dextrum

pars membranacea
glans penis
urethrae

ostium urethrae
externum

fossa terminalis

lipatan membrana mucosa

corpus spongrosum
lacunae
c
kulit
muara kelenjar
urethra

Gambar 22-15 Penis. A dan B. Tiga corpus jaringan erektil, dua corpora cavernosa dan satu corpus spongiosum dengan
glans penis' C' Urethra pars spongiosa dibuka untuk memperlihatkan lipatan membrana mucosa dan muara kelenjar di bagian
atas urethra.

Serabut-serabut posganglionik mengikuii perjalanan arteria Bila klimaks rangsangan seksual tercapai dan terjadi ejakulasi,
pudenda inlerna dan didistribusikan sepanjang percabangannya, atau rangsangan seksual berhenti atau dihambat, arteri yang
masuk ke jaringan erektil pada radix penis. Kemudian terjadi memasok jaringan erektil mengalami vasokonstriksi. penis kembali
vasodilatasi arteri, yang menimbulkan peningkatan aliran darah ke dalam posisi lemas (tlaccid).
yang hebat ke dalam ruangan yang terdapat di dalam jaringan
erektil. Corpora cavernosa dan corpus spongiosum penis mem-
besar karena terisi darah, dan menekan aliran vena terhadap
fascia yang meliputinya. Dengan cara ini, aliran keluar darah dari
jaringan erektil dihambat, sehingga tekanan interna meningkat dan Ejakulasi
tetap dipertahankan dalam keadaan demikian. Dengan demikian Selama peningkatan rangsangan seksual yang terjadi selama
panjang dan diameter penis bertambah besar dan disebut berada hubungan seksual, meatus urethrae externus pada glans penis
dalam posisi ereksi. menjadi basah oleh sekrel dari glandula bulbourethralis.
ORGAN GENITALIA hIASCIJLINA, PEN'S, DAN SCROTUI'A 795

Gesekan glans penis, yang diperkuat oleh !'angsangan aferen sel-sel ektoderm dari ujung glans penis. Pita sel-sel ini kemudian
iainnya. mengakibatkan rangsangan serabut saraf simpatik yang mengalami kanalisasi, sehingga urethra pars spongiosa terbuka
pada ujung glans penis.
mensarafi otot polos ductus epididymis dan ductus deferens kedua
sisi, vesicula seminalis, dan prostai Otot polos befkont!-aksl, Preputium aiau kulit depan dibentuk dari lipatan kulit pada
dan spermatczoa besefta sekrei vesicula seminalis dan prostat basis glans penis (Gambar 22-16 dan 22-17). Lipalan kulit diflksasi

ciikeluarkan ke urethra pars prostatica. Cairan ini sekarang ke aspek ventral radix glans oleh frenulum. Jaringan erektil-
bercampur dengan sekret glandula bulbourethralis dan glandula corpus spongiosum dan corpora cavernosa-berkembang di

paraurethralis penis dan kemudian disemprotkan dari urethra dalam inti mesenkim penis.
pars spongiosa sebagai akibai dari kontraksi ritmis musculus
bulbospongiosus yang mengkompres urethra. Sementara itu,
musculus sphincter vesicae berkontraksi dan mencegah refluks
spermatozoa ke dalam vesica urinaria Spermalozoa beserta
sekret beberapa kelenjar asesoris membentuk cairan sgminalis AhIATOMI PERMUKAAN
atau semen.
ffiHNf;TAI-IA MASCULINA
Pada klimaks rangsangan seksual pria, terdapat impuls saraf
dari sistem saraf pusat. lmpuls berjalan ke bawah, ke medula
spinalis, menuju ke sistem simpatik (Tl-L2). lmpuls saraf yang
menuju ke organ genitalia diduga meninggalkan medula spinalis Penis
dari segmen L1 dan L2 di dalam serabut preganglionik simpatik
Kebanyakan serabul-serabut ini bersinaps dengan neuron pos-
gangllonik di dalam ganglia lumbalis pertama dan kedua. Serabut -Penis terdiri dari radix, corPus, dan glans penis (Gambar 22-14,
lainnya mungkin bersinaps di dalam ganglia truncus sympathicus 22-15, dan 22-18). Radix penis terdiri atas tiga massa jaringan
bagian lumbal bawah atau bagian pelvis. Serabut-serabut erektii yang dinamakan bulbus penis, dan crus penis dextrum
posganglionik kemudian menuju ke ductus deferens, vesicula dan sinistrum. Bulbus penis dapat diraba secara palpasi dalam di
seminalis, dan prostat melalui plexus hypogastricus inferior' garis tengah perineum, posterior terhadap scrotum.
Corpus penis merupakan bagian bebas penis yang tergantung
pada symphisis pubis. Perhatikan bahwa permukaan dorsal
(permukaan anterior penis yang flaksid) biasanya mempunyai
vena dorsalis superficialis penis di garis tengah (Gambar 22-15).
Glans penis membentuk ekstremitas corpus penis (Gambar
22-14 dan 22-15). Pada puncak glans terdapat meatus urethrae
externus. Terbentang dari pinggir bawah meatus urethrae
Pembentukan Genitalia Externa Masculina extemus terdapat lipatan yang menghubungkan glans penis
Pada awal perkembangan, mesenkim embrionik tumbuh di dengan preputium dinamakan frenulum. Pinggir dari basis glans
sekitar membrana cloaca dan menyebabkan ektoderm di atasnya penis dinamakan corona (Gambar 22-1'4). Prepfiium dibentuk
terangkat dan membentuk tiga tonjolan Satu tonjolan timbul di oleh lipatan kulit yang melekat pada collum penis. Preputium
antara membrana cloaca dan funiculus umbilicalis di garis tengah menutupi glans penis secara bervariasi dan prePutium daPat
dan disebut tuberculum genitale (Gambar 22-16) Kanan dan ditarik ke belakang dari glans penis.
kiri dari membrana, timbul tonjolan lain, disebut lipat genitalia.
Pada usia 7 minggu, tuberculum genitale meman.iang membentuk
glans penis. Pars anterior membrana cloaca, membrana Scrotum
urogenitalis, kemudian ruptur, sehingga sinus urogenitalis terbuka
ke permukaan. Sel-sel entoderm sinus urogenitalis berproliferasi
dan tumbuh ke arah radix phallus, membentuk lamina urethralis. Scrotum merupakan kantung kulit dan fascia (Gambat 22-12) yang
Sementara itu, timbul sepasang tonjolan lateral sekunder, disebut berisi testis dan epididymis. Kulit scrotum beralur dan diliputi
tonjolan genitalia, yang timbul lateral terhadap lipatan genitalia. -
oleh rambut jarang. Asal bilateral scrotum ditunjukkan oleh
Pada stadium perkembangan ini, genitalia dari kedua jenis kelamin adanya garis gelap di garis tengah, yang terdapat sepanjang garis
identik. fusi, dinamakan raphe scrotalis.
Pada laki-laki, phallus saat ini memanjang dengan cepat
dan menarik lipatan genitalia ke anterior ke facies ventralis
sehingga lipatan ini membentuk pinggir lateral sulcus, yaitu sulcus Testis
urethralis (Gambar 22-17). Dasar sulcus dibentuk oleh lamina
urethralis entoderm. Urethra pars spongiosa terbentuk sebagai
akibat dari penyatuan yang progresif dari kedua lipatan genilalia sebaiknya dipalpasi. Testisberbentuk oval dan konsistensinya
di sepanjang batang phallus kearah radix glans penis. Pada usia
-Testis
padat. Testis terletak bebas di dalam tunica vaginalis (Gambar
4 bulan, sisa urethra di dalam glans penis dibentuk dari tunas 22-3) dan tidak terikat pada jaringan subcutan atau kulit'
796 BAB 22

tuberculum genitale

lipatan genital

-->
tonjolan genital

sinus urogenitalis 'r'){// -.

meatus urethrae externus

glans
preputium
penis lamina urogenitalis
membentuk dasar
lipatan genital sulcus urethrae frenulum preputii

tonjolan
genital
->
SINUS
urogenitalis 1-t

Gambar 22-16 Perkembangan genitalia externa pada perempuan dan laki-laki

Epididymis punyai ujung atas yang melebar atau caput, co{pus, dan cauda
yang mengarah ke inferior (Gambar 22-3). Ductus deferens yang
berbentuk seperti tali berasal dari cauda dan berjaian ke atas
Setiap epididymis dapat diraba pada permukaan posterolateral dan medial terhadap epididymis dan masuk ke dalam funiculus
testis. Struktur epididymis panjang, sempi! padat, dan mem- spermaticus pada ujung atas scrofum.

-
ORGAN GENITALIA MASCULINA, PENIS, DAN SCROTUAA

tuberculum
genitale

lamina

sinus urogenitalis

sisa membrana urogenitalis

sisa membrana
cloaca

pars entoderm

mffi
lamina urethralis

tonjolan genital i'lt'""*",,. /


4
T\
frenulumpreputii urethraspongiosa

,".r"9
fusi lipatan genital
-
Gambar 22-17 Perkembangan urethra pars spongiosa lakFlaki
798 BAB 22

distribusi rambut
spina iliaca pubis pada
anterior superior umbilicus trochanter major
laki-laki crista iliaca
femoris

\_
'r.ffi

tuberculum
pubicum
symphisis pubis glans penis corpus penis
orificium urethrae externum

Gambar 22-18 Pelvis laki-laki berusia 27 tahun, dilihat dari depan.

Pertanyaan Pilihan Ganda B. Vesicula seminalis merupakan dua buah organ berlobus
yang berfungsi menyimpan spermatozoa.
Pilihlah satu jawaban yang PALING IEPAT. C. Ujung atas vesicula seminalis diliputi oleh peritoneum.
D. Fungsi vesicula seminalis menghasilkan sekret yang
1. Pernyataan di bawah ini benar untuk ductus deferens, ditambahkan pada cairan semen.
kecuali: E. Di anterior berhubungan dengan vesica urinaria, dan tidak
A. Keiuar dari armulus inguinalis profundus dan berjalan di ada peritoneum yang memisahkan keduanya.
sekitar pinggir lateral arteria epigastrica inferior.
B. Menyilang ureter pada daerah spina ischiadica. 3. Semua pemyataan di bawah ini benar untuk penis, kecuali:
C. Pars terminalis melebar membentuk ampulla. A. Radix penis dibentuk di garis tengah oleh bulbus penis, dan
D. Terletak pada facies posterior prostatica, hanya dipisahkan ke anterior melanjutkan diri sebagai corpus spongiosum.
oleh peritoneum. B. Radix penis ke lateral dibentuk oleh crura penis yang
E. Bersafu dengan ducfus vesicula seminalis membentuk berlanjut ke anterior sebagai corpora cavemosa.
ductus ejaculatorius. C. Urethra spongiosa terletak di dalam corpus spongiosum.
D. Glans penis merupakan pelebaran distal dari penyafuan
2. Pemyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk vesicular corpora cavernosa.
seminalis, kecuali: E. Penis tergantung pada bagian bawah dinding anterior
A. Di posterior vesicula seminalis berhubungan dengan abdomen oleh dua kondensasi fascia profundus.
rectum dan dapat dipalpasi melalui dinding rectum.
ORGAN GENITALIA IilASCULINA, PEN/S, DAN SCROTUM 799

4. Diaphragma urogenitale dibentuk oleh semua struktur- C. Nodi iliaci externi dan interni
struktur berikut ini, kecuali: D. Nodi inguinales supeficiales
A. Musculus transversus perinei profundus. E. Nodi para-aortici setinggi vertebra lumbalis pertama
B. Membranaperinealis.
C. Musculus sphincter urethrae. 8. Carcinoma prostat umumnya menyebar ke:
D. Fascia Collesi (lapisan membranosa fascia superficialis). A. Nodi iliaci externi dan interni
E. Fascia pelvis parietalis meliputi permukaan atas musculus B. Nodi iliaci intemi
sphincter urethrae. C. Nodi para-aortici
D. Nodi inguinales superficiales
Pada laki-laki, struktur berikut ini dapat dipalpasi dengan E. Nodi mesentericae inferiores
pemeriksaan rectal, kecuali:
A. Bulbus penis Pertanyaan Melengkapi
B. Prostat
C. Vesicula seminalis Pilihlah, satu jawaban yang PALING TEPAT untuk
D. Facies anterior ossis sacri melengkapt.
E. Ureter.
9. Plexus venosus prostaticus bermuara ke dalam:
6. Proses ejakulasi tergantung pada proses berikut ini, kecuali: A. Venae iliacae internae
A. Sphincter vesicae urinariae berkontraksi. B. Vena cava inferior
B. Serabut-serabut saraf preganglionik simpatik yang berasal C. Venae iliacae externae
dari segmen lumbal pertama dan kedua medula spinalis D. Venae iliacae internae dan externae
harus utuh. E. Venae testiculares
C. Otot polos epididymis, ductus deferens, vesicula seminalis,
dan prostat berkontraksi. 10 Ereksi penis merupakan respons terhadap aktivitas:
D. Glandula bulbourethralis dan glandula urethralis aktif. A. Saraf simpatik
E. Musculusbulbospongiosusrelaksasi. B. Saraf parasimpatik
C. Saraf simpahk dan parasimpatik
7. Carcinoma glans penis pada akhimya menyebar sampai ke: D. Nervi inguinales
A. Nodi iliaci externi E. Bukan salah satu di atas
B. Nodi iliaci interni

1. D yang tidak benar. Ductus deferens terletak secara kontak tidak normal, menebal karena penyakit, dapat diraba pada
langsung dengan facies posterior vesicae urinariae (Gambar pemeriksaan vagina.
22-7). Ujung inferior ampulla menyempit ke bawah dan
bergabung dengan ducfus vesicula seminalis membentuk 6. E yang tidak benar. Pada ejakulasi, otot-otot bulbospongiosus
ductus ejaculatorius. berkontraksi secara ritmik dan menekan urethra" memaksa
cairan semen keluar dari meatus urethrae extemus.
, B yang tidak benar. Vesicula seminalis tidak menyimpan
spermatozoa. Vesicula seminalis menghasilkan sekret yang 7. C yang benar. Carcinoma glans penis menyebar ke nodi iliaci
memberi makan spermatozoa. interni dan externi.

J. D yang tidak benar. Glans penis adalah pelebaran distal dari


8. B y*g benar. Carcinoma prostat menyebar ke nodi iliaci
corpus spongiosum (Gambar 22-15).
interni-
4. D yang tidak benar. Fascia Collesi (lapisan membranosa
fascia superficialis) tidak ikut berperan dalam pembentukan 9. A yang benar. Plexus venosus prostaticus bermuara ke dalam
diaphragma urogenitale. Fascia ini terlalu superficial dan venae iliacae internae.
terletak tepat di bawah kulit.
10. B yang benar. Ereksi penis merupakan respons terhadap
5. E yang tidak benar. Ureter tidak dapat diraba dengan aktivitas saraf parasimpatik.
pemeriksaan rectal pada kedua jenis kelamin. Ureter yang
Perineum, Organ
Genitalia Feminina,
dan Persalinan

800
PERINEUTA, ORGAN GENITALIA FETAININA, D,AN PERSATINAN 801

Anatomi Dasar 801 Catatan Fisiologi: Fungsi Uterus 815


Perineum 801 Catatan Embriologi: Pembentukan Uterus 817
Fascia Petvis 805 Catatan Embriotogi: lmptantasi Ovum yang Telah Difertilisasi
Peritoneum Pelvicum 805 di Uterus 817
Organa Genitatia Feminina 805
Catatan Embriologi: Pembentukan Placenta 818
Organa Genitalia Externa 805
Lahir
Penampilan Umum Placenta Saat 819
Catatan Fisiologi: Ereksi Clitoris 808
Vogina 819
Orgasme pada Perempuan 808
Catatan Fisiologi: Fungsi Vagina 819
Catatan Embriologi: Pembentukan Genitalia Externa
Perempuan g09 Catatan Embriologi: Pembentukan Vagina 821

809 Penampang Anatomi Metintang Petvis 822


Organa Genitatia lnterna
ovarium 809 Anatomi Radiografi Petvis Perempuan 827

Catatan Fisiologi: Fungsi Ovarium 809 Anatomi Permukaan 822


gl 1 Penanda Tulang 822
Catatan Embriologi: Pembentukan Ovarium
Tuba Uterina 811 Vutva 823

Catatan Fisiologi: Fungsi Tuba Uterina gl,l Pertanyaan 829

Catatan Embriologi: Pembentukan Tuba Uterina g12 Jawaban dan Penjetasan 831

Uterus 812

reproduksi perempuan dapat ditemui oleh profesional abnormal, prolapsus uteri, atau penyakit radang pelvis akut. Tujuan
Qistem
:,lmedis dalam berbagai kondisi, seperti infeksi, kehamilan yang Bab ini adalah menyediakan uraian anatomi singkat yang berkaitan
tidak terduga, kehamilan ektopik, aborsi spontan, perdarahan pelvis dengan kondisi klinik yang umum.

Secara anatomi, perineum umumnya dibagi menjadi regio


AruAT*MI MASAR analis dan regio urogenitalis. Regio analis di belakang dibatasi
oleh apex ossis coccygis dan sisi-sisinya oleh tuber ischiadicum
dan ligamentum sacrotuberosum. Anus atau lubang bawah canalis
analis, terletak di garis tengah, dan di samping kanan dan kirinya
Sebelum mempelajari bab ini, pembaca disarankan untuk membaca terdapat fossa ischiorectalis.
kembali tulang-tulang pelvis dalam Bab 11. Regio urogenitalis dibatasi di depan oleh arcus pubicus dan di
lateral oleh tuberositas ischiadica (Gambar 23-2). Pada perempuan,
di regio ini terdapat genitalia externa dan muara urethra serta
Perineum vagina.

I Definisi Perineum I Diaphragma Pelvis


Cavitas peivis dibagi dua oleh diaphragma pelvis menjadi Diaphragma pelvis dibentuk oleh musculus levator ani dan
-cavitas pelvis utama di sebelah atas dan perineum di sebelah musculus coccygeus beserta fascia yang meliputinya (Gambar
bawah (Gambar 23-1). BiIa dilihat dari bawah dengan tungkai 23-1). Bagian anteriomya yang tidak lengkap memungkinkan
atas abduksi, perineum berbentuk belah ketupat dan dibatasi di lewatnya urethra dan vagina.
anterior oleh symphisis pubis, di posterior oleh apex ossis coccygis,
dan di lateral oleh tuber ischiadicum (Gambar 23-2).
802 BAB 23

ligamentum
sacrotuberosum

spina ischiadica
daerah cavitas
pelvis utama

garis penebalan fascia Os coccygis


yang meliputi M. obturator
internus
M. coccygeus

M- levator ani

canalis
obturatorius untuk
A. V N. obturatorius

regio perinealis

M. obturator internus

Gambar 23-1 Setengah bagian kanan pelvis memperlihatkan otot-otot yang membentuk lantai pelvis. Perhatikan bahwa
musculus levator ani dan musculus coccygeus beserta fascia yang meliputinya membentuk diaphragma pelvis. Perhatikan juga
bahwa daerah cavitas pelvis utama terletak di atas diaphragma pelvis dan regio perinealis terletak di bawah diaphragma pelvis.

Musculus LevatorAni
Musculus levator ani adalah lembaran otot lebar dan tipis yang
mempunyai origo berbentuk garis pada bagian belakang corpus
ossis pubis, origo otot ini merupakan sebuah arcus tendineus yang
dibentuk oleh penebalan fascia pelvis yang meliputi musculus
obturator intemus dan spina ischiadica (Gambar 23-3).

Dari origo yang panjang ini kelompok serabut-serabut otot


berjalan turun dan medial menuju ke tempat insersinya (Gambar
23-4), sebagai berikut:

ll Serabut-serabut anterior: musculus sphincter vaginae


(musculus levator prostatae pada laki-laki) membentuk
lengkungan di sekitar vagina dan berinsersi pada masa
jaringan ikat yang disebut corpus perineale, di depan canalis
analis. Musculus sphincter vaginae berfungsi untuk kontraksi
vagina dan mengfiksasi corpus perineale.
I Serabut-serabut intermedia: musculus puborectalis mem-
bentuk lengkung di sekitar perbatasan rectum dan canalis

Gambar 23-2 Perineum berbentuk belah ketupat yang dibagi oleh garis
putus-putus menjadi regio urogenitalis dan regio analis.
PERINEUIA, ORGAN GENITALIA FEIAININA, DAN PERSAL/NAN

.\s\
garis penebalan
fascia yang meliputi
M. obturator internus
S
canalis
obturatorius

Gambar 23-3 Dinding inferior atau dasar pelvis.


M. obturator internus

M. levator prostatae
atau sphincter vaginae

M. puborectalis

M. pubococcygeus

corpus perineale

perbatasan rectum
dan canalis analis
M. iliococcygeus

corpus anococcygeale
M. coccygeus

Gambar 23-4 Musculus levator ani dan musculus coccygeus dilihat dari permukaan inferior. Perhatikan bahwa musculus levator
ani dibentuk oleh beberapa kelompok otot yang berbeda. Musculus levator ani dan musculus coccygeus dengan fascia yang
membungkusnya membentuk dasar muskular pelvis yang dinamakan diaphragma pelvis.
804 BAB 23

analis. Musculus pubococcygeus berjalan ke posterior dan Fungsi: Kedua otot ini membanfu musculus levator ani
berinsersi pada masa jaringan ikat keci1, yang disebut corpus menyokong viscera pe)vi>.
anococcygeum, di antara apex ossis coccygis dan canalis Persarafan: Berasal dari cabang-cabang nervus sacralis IV dan
analis. V.
I Serabut-serabutposterior: musculus iliococcygeusberinsersi
pada corpus anococcygeum dan os coccygis. Ringkasan dari iempat perlekatan otot-otot dinding dan dasar
pelvis, persarafannya, serta fungsinya dijelaskan pada Tabel 13-7.
Fungsi: musculus levator ani pada kedua sisi membentuk
lengkung otot yang efisien untuk menyokong dan memper-
tahankan viscera pelvis pada tempatnya. Musculus levator I Diaphragma Urogenitale
ani mencegah peningkatan tekanan di dalam pelvis selama Diaphragma urogenitale adalah diaphragma muskulofasial yang
mengedan dan mendorong otot-otot abdomen (seperti yang berbentuk segitiga yang terletak di bagian anterior perineum
terjadi bila batuk). Otot ini juga mempunyai fungsi sebagai di bawah 1eve1 diaphragma pelvis (Gambar 23-5). Diaphragma
sphincter pada junctura anorectalis, dan pada perempuan urogenitale mengisl celah arcus pubicus. Diaphragma ini dibentuk
berfungsi juga sebagai sphincter vaginae. oleh musculus sphincter urethrae dan musculus transversus
Persarafan: Berasal dari ramus perinealis nervi sacralis IV dan perinei profundus, yang terletak di antara lamina superior dan
dari ramus perinealis nervi pudendi. lamina inferior fascia diaphragma urogenitale. Lamina inferlor
fascia diaphragma urogenitale sering disebut sebagai membrana
Musculus Coccygeus perinealis.
Musculus coccygeus merupakan otot kecil berbentuk segitiga yang Ke anterior, kedr-ra lapisan fascia bersatu, meninggalkan suatu
berasal dari spina ischiadica dan berinsersi pada ujung bawah os celah kecil di bar,r,ah symphisis pubis. Ke posterior, kedua lapis
sacrum dan bagian atas os coccygis (Gambar 23-3 dan 23-4). fascia bergabung satu dengan yang lain dan juga dengan lapisan

M. levator ani
fascia M. obturator internus

M. sphincter
u rethrae
m ')+ M. obturator
nternus
i

membrana
lamina superior
obturatoria
fascia diaphragmatis
urogenitalis
N. dorsalis clitoridis
A. profunda clitoridis
A. pudenda interna
crus clitoridis
A. bulbi vestibuli
lamina inferior fascia
diaphragmatis urogenitalis M. ischiocavernosus

Nervi labiales bulbus vestibuli

M. bulbospongiosus

fascia profunda paha


glandula vestibularis major

kulit sisi medial paha


labium majus

labium minus

Iapisan membranosa fascia superficialis

Gambar 23-5 Potongan koronal pelvis perempuan memperlihatkan vagina, diaphragma urogenitale, dan isi spatium
superficiale perinei.
PERINEU/A, ORGAN GEN|TALIA FElvllNlNA, DAN PERSALINAN 805

membranosa fascia superficialis dan corpus perineale. Ke lateral, melekatnya, misalnya ligamentum pubovesicale dan ligamentum
lapisan-lapisan fascia melekat pada arcus pubis. Ruang tertutuP sacrocervicale.
yang terletak di antara iapisan superficialis dan profuqda dikenal
sebagai spatium profundum perinei. (Gambar 23-5).
Peritoneum Pelvicum
lsi Spatium Profundum Perinei
Peritoneum parietalis meliputi dinding-dinding pelvis dan melipat
Spatium profundum perinei (Gambar 23-5) berisi sebagian
pada viscera pelvis, untuk kemudian melanjutkan diri sebagai
urethra; sebagian vagina; sphincter urethrae yang ditembus oleh
peritoneum visceralis (Gambar 23-6). Untuk keterangan yang lebih
urethra dan vagina; Musculus transversus perinei profundus; vasa
rinci, lihat halaman 822.
pudenda interna beserta cabang-cabangnya; dan nervus dorsalis
clitoridis.
Urethra dan vagina masing-masing diuraikan pada halaman Organa Genitalia Feminina
806 dan 819.
Sphincter urethrae diuraikan pada halaman 765' Arteri dan
Vena pudenda interna serta nervus dorsalis clitoridis mempunyai Sistem reproduksi perempuan terdiri atas organa genitalia extern4
susunan yang sama seperti struktur yang sama pada laki-laki. sepasang ovarium, sepasang tuba uterine, uterus, dan vagina.
Ringkasan dari otot-otot perineum, persarafannya, dan
fungsinya dijelaskan pada Tabel 13-8. I Organa Genitalia Externa
Organa genitalia externa termasuk mons pubis (kulit berambut di
Fascia Pelvis depan pubis) (Garnbar 23-7),labium majus, labium minus, clitoris,
dan glandula vestibularis major (glandula Bartholini).
Fascia pelvis dibentuk oleh jaringan ikat dan dilaniutkan ke atas
Labium Majus
sebagai fascia yang membatasi dinding abdomen' Di bawah, fascia
berlanjut sebagai fascia perinei. Fascia pelvis dapat dibagi menjadi Labium majus merupakan lipatan kulit menonjol yang terbentang
fascia pelvis parietalis dan fascia pelvis visceralis. dari mons pubis untuk bersatu di posterior pada garis tengah
(Gambar 23-7).Labfum majus berisi lemak dan pada permukaan

a Fascia Pelvis Parietalis luarnya ditutupi oleh rambut. (Labium majus homolog dengan
scrotum pada laki-laki).
Fascia pelvis parietalis melapisi dinding pelvis dan diberi nama
sesuai dengan otot yang dilapisinya. Misalnya, di atas musculus Labium Minus
obturator internus fascia ini tebal dan kuat darr disebut fascia
obturator internus (Gambar 23-5). Di atas musculus ievator ani Labium minus merupakan dua lipatan kulit kecil tidak berambut,
dan musculus coccygeus, fascia membentuk fascia levator ani dan terletak di antara labium majus (Gambar 23-7). Ujung posteriornS'a
fascia coccygeus, atau secara singkat disebut sebagai lapisan fascia bersatu membentuk lipatan tajam, frenulum labiorum.
superior diaphragmatis pelvis. Ke anterior labium minus terpisah untuk meiiputi clitoris,
Di tempat di mana diaphragma pelvis terbuka di sebelah membentuk preputium di anterior dan frenulum di posterior
depary fascia pelvis parietalis akan berialan melewati lubang (Gambar 23-7).
tersebut beserta dengan fascia yang meliputi permukaan inferior
diaphragma pelvis di dalam perineum. Pada banyak tempat di Vestibulum Vaginae
mana fascia parietalis berhubungan dengan tulang, fascia ini akan Vestibulum vaginae adalah ruang di antara labium minus. Pada
bersatu dengan periosteum. puncak vestibulum terdapat clitoris dan pada basisnya terdapat
Di bawah perineum, di mana fascia pelvis parietalis menutupi muara urethra, vagina, dan ductus glandula vestibularis major
musculus sphincter urethrae dan membrana perinealis, fascia ini (Gambar 23-7).
dikenal sebagai lapisan perinealis fascia pelvis parietalis; berarti
fascia ini membentuk fascia superior diaphragmatis urogenitalis.
Clitoris
I Fascia PelvisVisceralis Lokasi dan Deskripsi

Fascia pelvis visceralis adalah selapis jaringan ikat jarang yang Clitoris, yang mirip dengan penis pada laki-laki, terletak di anterior
meliputi dan menyokong semua viscera pelvis. Di tempat di mana pada apex vestibulum (Gambar 23-7). Strukturnya sama dengan
viscus utama berhubungan dengan dinding pelvis, fascia pelvis penis. Glans clitoridis sebagian tedutup oleh preputium.
visceralis akanbersatu dengan fascia pelvis parietalis. Pada tempat-
tempat tertent4 fascia ini menebai dan membentuk ligamenta Radix Clitoridis
fasciae, yang biasanya terbentang dari dinding pelvis sampai Radix clitoridis terbentuk dari tiga masa jaringan erektil yang
ke viscus dan berfungsi sebagai penyokong tambahan pada alat disebut bulbus vestibuli dan crus clitoridis dextrum dan sinistrum
tersebut. Ligamenta ini biasanya dinamakan sesuai dengan tempat (Gambar 23-5 dan 23-8).
806

colon sigmoideum
lengkung ileum
peritoneum

cavum uteri

excavatio
uterovesicalis
vesrca
urinaria
cervtx

diaphragma urogenitale

''""'"
I corpus perineale

Gambar 23-6 Potongan sagital pelvis perempuan.

Bulbus vestibuli sesuai dengan bulbus penis, tetapi karena G landulaeVestibulares Majores
adanya vagina, bulbus vestibuli terbagi menjadi dua belahan (Glandula Bartholini)
(Gambar 23-8). Bulbus vestibuli melekat pada permukaan
bawah diaphragma urogenitale dan diliputi oleh musculus Glandulae vestibulares majores adalah sepasang kelenjar mucosa
bulbospongiosus. kecil yang letaknya tertutup oleh bagian posterior bulbus vestibuli
Crura clitoridis sesuai dengan crura penis dan di anterior dan labium majus (Gambar 23-5 dan23-8). Masing-masing glandula
menjadi corpora cavernosa ciitoridis. Masing-masing tetap terpisah mengalirkan sekretnya ke dalam vestibulum melalui saluran kecil
dan diliputi oleh musculus ischiocavernosus (Gambar 23-B). yang bermuara pada alur di antara hymen dan bagian posterior
labium minus (Gambar 23-7). Giandutae ini menghasilkan cairan
Corpus Clitoridis pelumas selama hubungan seksual.

Corpus clitoridis terdiri dari dua buah corpora cavernosa yang


diliputi oleh musculus ischiocavernosus. Corpus spongiosum
pada laki-laki diwakili oleh sedikit jaringan erektil yang terletak I Urethra
dari bulbus vestibuli ke glans clitoridis.
Urethra perempuan panjangnya kurang lebih 1,5 inci (3,8
cm). Urethra terbentang dari collum vesicae urinariae sampai
Glans Clitoridis
meatus urethrae extemus, di tempat urethra bermuara ke dalam
Glans clitoridis merupakan jaringan erektil kecll yang menutupi vestibulum kurang lebih 1 inci (2,5 cm) dibawah clitoris (Gambar
corpus clitoridis. Glans ini mempunyai banyak ujung serabut 23-6 dan 23-8). Urethra menembus sphincter urethrae dan terletak
sensorik. Sebagian glans clitoridis ditutupi oleh preputium tepat di depan vagina. Di samping meatus urethrae externus
clitoridis. terdapat muara kecil dari ductus glandulae paraurethrales. Urethra
dapat dilebarkan dengan mudah.
Pendarahan, Aliran Limfe, dan Persarafan

Pendarahary aliran limfe dan persarafan clitoris mirip dengan


yang terdapat pada penis (lihat Bab 22)
PERINEUTA, ORGAN GENITALIA FEIAININA, DAN PERSATINAN 807

mons pubis

ductus glandulae
paraurethralis frenulum clitoridis

orificium urethrae

vestibulum hymen

ductus glandulae labium minus


vestibularis major

labium majus

frenulum labiorum

)(ffi vrC

Gambar 23-7 A, Vulva. Perhatikan perbedaan bentuk hymen pada gadis (B), perempuan yang pernah berhubungan seks (C),
dan perempuan multipara (D).

I Glandulae Paraurethrales Sementara setengah bagian bawah vagina terletak di dalam


perineum, setengah bagian atas terletak di atas dasar pelvis, dan
Glandulae paraurethrales yang homolog dengan prostat pada laki- fornix posterior berhubungan dengan excavatio rectouterina
laki bermuara ke dalam vestibulum melalui ductus-ductus kecil (cavum Douglasi) di dalam cavitas pedtonealis (Gambar 23-6).
pada kedua sisi orificium urethrae (Cambar 23-7).

( I Aliran LimfeVulva
OrificiumVaginae
Aliran limfe vulva, termasuk sepertiga bagian bawah vagina
Orificiumvaginae mempunyailipatan mucosa tipis disebuthymery mengalir ke kelompok medial nodi inguinales superficiales.
yang berlubang ditengahnya. Pendarahan ke hymen masuk pada Hubungan berbagai struktur vulva satu dengan yang lain serta
posisi pukul 4 dan B (informasi ini dapat membantu jika pasien diaphragma urogenitale diperlihatkan dalam Gambar 23-8.
datang dengan perdarahan vaglna yang diakibatkan oleh robek
pada saat hubungan seksual).
808 BAB 23

corpus clitoridts
glans clitoridis

crus clitoridis
orificum urethrae

bulbus vestibuli

M. ischiocavernosus

M. bulbospongiosus

lamina inferior fascia


diaphragmatis urogenitalis
(membrana perinealis)

glandula vestibularis
major

corpus perineale
M. transversus
M. gluteus maximus perinei superficialis

sphincter ani externus

M. levator ani
corpus anococcygeum

Gambar 23-8 Radix dan corpus clitoridis beserta otot-otot perinealis.

Rangsangan seksual pada daerah ini, diperkuat dengan


impuls saraf aferen dari kelenjar mamma dan daerah lainnya.
Ereksi Glitoris menimbulkan impuls sensorik klirnaks pada sisiem saraf pusat.
Kemudian impuls berjalan turun melalui medula spinalis mencapai
Rangsangan seksual menghasilkan pembesaran jaringan erektil di
sistem saraf simpatik (T1-12).
dalam clitoris dengan cara yang sama dengan yang terjadi pada
lmpuls saraf yang berlalan ke organa genitalia diduga
lakilaki.
meninggalkan medula spinalis dari segmen iumbal satu dan dua di

Orgasme pada Perempuan dalam serabut-serabutpreganglioniksimpatik. Kebanyakan serabut-


Seperti pada laki-laki, rangsangan penglihatan, pendengaran, serabut ini bersinaps dengan neuron posganglionik di dalam ganglia

penciuman, perabaan, dan rangsangan psikis lainnya menimbulkan lumbalis pertama dan kedua. Serabut lainnya mungkin bersinaps
intensitas rangsangan seksual. Selama proses ini dinding vagina di dalam ganglia truncus sympathicus bagian lumbal bawah atau

menjadi basah oleh lransudasi cairan dari tuniea mucosa yang bagian pelvicus. Serabulserabut posganglionik kernudian menuju

mengalami kongesti. Selairr itu, glandula vestibularis major pada ke otot polos dinding vagina, yang akan berkontraksi secara ritmik.

orificium vaginae mengeluarkan cairan pelumas. Selain itu, impuls saraf berjalan melalui nervus pudendus (S2, 3,

Bagian atas vagina yang terletak di rongga pelvis disarafi oleh dan 4) untuk mencapai musculus buibospongiosus dan musculus
plexus hypogastricus dan hanya peka terhadap regangan. Daerah ischiocavernosus, yang juga mengalami kontraksi ritnrik. pada
ostium vaginae, labium minus, dan clitoris sangat peka ierhadap banyak perempuan, orgasme tunggal menimbulkan kepuasan
rabaan dan disarafi oleh nervus iltoinguinalis dan nervus dorsalis seksual, tetapi pada perempuan lainnya membutuhkan orgasme
clitoridis. berkali-kali unluk merasakan kepuasan.
PERINEUIA, OR6AN GENITALIA FEMININA, D,AN PERSAL/NAN 809

tuberculum genitale

lipatan genital

-+
tonjolan genital

urogenitalis
labium majus

Gambar 23-9 Perkembangan genitalia externa pada perempuan.

Bagian ligamentum latum yang terletak di antara perlekatan


mesovarium dan dinding lateral pelvis disebut ligamentum
Pembentukan Genitalia Externa Perempuan suspensorium ovarii (Gambar 23-70).
Ligamentum ovarii proprium, yang merupakan sisa dari
Pada awal perkembangan, mesenkim embrioniktumbuh di sekeliling
bagian atas gubemaculum, menghubungkan pinggir lateral uterus
membrana cloaca dan menyebabkan ektoderm yang terdapat di
dengan ovarium (Gambar 23-10 dan 23-11).
atasnya menonjol ke atas membentuk tiga tonjolan. Satu tonjolan
Ovarium biasanya terletak di depan dinding lateral pelvis,
timbul di antara membrana cloaca dan funiculus umbilicaiis di garis
pada lekukan yang disebut fossa ovarica, dibatasi di atas oleh
tengah dan disebut tuberculum genitale (Gambar 23-9). Kanan
arteria dan vena iliaca externa serta dibelakang oleh arteria dan
dan kiri dari membrana, timbul tonjolan lain, disebut lipatan genital.
vena iliaca interna (Gambar 23-11). Walaupun demikiary letak
Pada usia 7 minggu, tuberculum genitale memanjang membentuk
ovarium sangat bervariasi, dan sering ditemukan tergantung ke
glans clitoridis. Pars anterior membrana cloaca, membrana
bawah di dalam excavatio rectouterina (cavum Douglasi). Selama
urogenitalia, kemudian ruptur, sehingga sinus urogenitalis terbuka
kehamilan, uterus yang membesar menarik ovarium ke atas masuk
ke permukaan. Sel-sel entoderm sinus urogenitalis berproliferasi
ke dalam rongga abdomen. Setelah persaiinan, waktu ligamentum
dan tumbuh ke arah radix phallus, membentuk lamina urethralis.
latum relaksasi, ovarium mengambil posisi yang bervariasi di
Semenlara itu, timbul sepasang tonjolan lateral sekunder, disebut
dalam pelvis.
tonjolan genitalia, yang timbul lateral terhadap lipatan genital.
Ovarium dikelilingi oleh capsula fibrosa tipis, disebut tunica
Pada stadium perkembangan ini, genitalia dari kedua jenis kelamin
albuginea. Capsula ini di sebelah luarnya dibungkus oleh iapisan
identik.
peritoneum yang mengalami modifikasi disebut epitelium
Perubahan pada perempuan tidak seluas perubahan pada
germinativum. Istilah epitelium germinativum ini salah, karena
laki-laki. Phailus mengecil dan membentuk clitoris (Gambar 23-9).
lapisan ini tidak menghasilkan ovum. Oogonia berkembang pada
Lipatan genital tidak bersatu membentuk urethra seperti pada
masa janin dari sel benih primordial.
laki-laki, tetapi berkembang menjadi labium minus. Labium majus
Sebelum pubertas permukaan ovarium 1iciry tetapi setelah
dibentuk oleh pembesaran tonjolan genital.
pubertas permukaan ovarium secara progresif berkerut-kerut,
sebagai akibat dari degenerasi corpus luteum yang terus menerus.
Setelah menopause ovarium akan menyusut dan permukaannya
beriubang{ubang dan berparut.
I Organa Genitalia lnterna
Ovarium
Fungsi Ovarium
Lokasi dan Deskripsi
Ovarium merupakan organ yang berfungsi menghasilkan sel benih
Masing-masing ovarium berbentuk oval, berukuran 1',5 x 0,75
perempuan, disebut ovum; dan hormon sex perempuan, oestrogen
inci (4 x 2 cm), dan dilekatkan pada bagian belakang ligamentum
dan progesteron, pada perempuan dewasa.
latum oleh mesovatium (Gambar 23-10).
810 BAB 23

A. ovarica
tuba uterina
Iigamentum ovarii proprium
M. psoas
A. V. iliaca ligamentum latum fundus
externa epoophoron

perlekatan ovanum
mesovarium

membrana peritoneum
obturatoria
A. uterina
l-(\ 1 .2
M. obturator
internus
"ffi
,r_, ,, fls,'N:
fascia pelvis

?
.>'.i. - r ,l'rl
i 'd-:
A fascia M obturator internus M. levator ani

tuba uterina

ovanum

mesovanum
ligamentum
teres uteri ligamentum
latum

peritoneum

ureter A. uterina

ramus vaginaiis
B

Gambar 23-10 A. Potongan coronal pelvls memperlihatkan uterus, ligamentum latum, dan ovarium dexter
dilihat dari
posterior. ovarium sinister dan sebagian tuba uterina sinistra dibuang. B. uterus dilihat
dari lateral. perhatikan struktur-struktur
yang terletak di dalam ligamentum latum. Perhatikan uterus terletak retroversi terhadap
bidang lumen vagina pada kedua
diagram,

Pendarahan Aliran Limfe


Arteri Pembuluh limfe ovarium mengikuti arteria ovarica dan mengalir_
Arteria ovarica,berasal dari aorta abdominalis setinggi vertebra kan limfenya ke nodi para-aortici, setinggi vertebra lumbalis I.
lumbalis satu.

Vena Persarafan
Vena ovarica dextra bermuara ke vena cava inferior sedangkan Persarafan ovarium berasal dari plexus aorticus dan mengikuti
vena ovarica sinistra bermuara vena renalis sinistra. perjalanan arteria ovarica.
PER|NEUlvl, ORGAN GENITALIA FEMININA, DAN PERSAT/NAN 811

A. ilica interna
A. uterina
ureter

A. V. iliaca externa obturator internus


ovarium
ligamentum ovarii proprium
tuba uterina
ligamentum teres uteri

A. epigastrica inferior M. levator ani

fornix posterior

fornix anterior

Gambar 23-11 Setengah bagian kanan pelvis, memperlihatkan ovarium, tuba uterina, dan vagina.

Pendarahan, aliran limfe, dan persarafan ovarium berjalan Tuba Uterina


melalui apertura pelvis superior dan menyilang arteria dan vena
iliaca externa (Gambar 23-10). Pembuluh-pembuluh dan saraf Lokasi dan Deskripsi
tersebut mencapai ovarium dengan melewati sisi lateral ligamen- Kedua tuba uterina, masing-masing panjangnya sekitar 4 inci (10
tum latum yang dikenal dengan nama ligamentum suspensorium cm) dan terletak pada pinggir atas ligamentum latum (Gambar
ovarii. Pembuluh-pembuluh dan saraf akhimya masuk ke hilus 23-10 dan 23-11). Masing-masing tuba menghubungkan cavitas
ovarii melalui mesovarium. (Bandingkan pendarahan dan aliran peritonealis di regio ovarium dengan cavum uteri. Tuba uterina
limfe ovarium dengan testis). terbagi menjadi empat bagian:

1. Infundibulum tubae uterinae adalah ujung lateral tuba


uterina yang berbentuk corong dan menjorok ke luar
ligamentum latum dan terletak di atas ovarium. Ujung
bebasnya berbentuk tonjolan seperti jari-jari dikenal
Pembentukan Ovarium . sebagai fimbriae, yang melingkupl ovarium (Gambar 23-
Kromosom seks perempuan menyebabkan rigi genital pada 10 dan 23-14).
dinding posterior abdomen mensekresikan oestrogen. Terdapatnya 2. Ampulla tubae uterinae merupakan bagian tuba uterina
oestrogen dan tidak adanya testosterone menginduksi pemben- yang paling luas (Gambar 23-14).
tukan ovarium dan organ genitalia perempuan lainnya. 3. Isthmus tubae uterinae merupakan bagian tuba uterina
Tali pita seks yang terdapat di dalam rigi genital mengandung yang paling sempit dan terletak tepat lateral terhadap
kelompok-kelompok sel-sel benih primordial. Kelompok-kelompok uterus (Gambar 23-1,4).
ini pecah menjadi kelompok-kelompok sel iregular oleh sel-sel 4. Pars intramuralis merupakan segmen yang menembus
mesenkim yang berproliferasi (Gambar 23-12). Sel-sel benih dinding uterus (Gambar 23-14).
berdiferensiasi menjadi oogonia, dan pada usia 3 bulan, sel-sel
ini mulai mengalami pembelahan mitosis di dalam cortex ovarii
membentuk oosit primer. Oosit primer dikelilingi oleh selapis sel
yang berasal dari pita seks, disebul sel-sel granulosa. Dengan Fungsi Tuba Uterina
demikian, folikel primer dibentuk, tetapi kemudan banyak yang Tuba uterina menerima ovum dari ovarium dan merupakan
berdegenerasi. Mesenkim yang mengelilingi folikel membeniuk tempat terjadinya fertilisasi (biasanya di ampulla). Tuba uterina
stroma ovarium. Hubungan ovarium dengan perkembangan tuba menyediakan makanan untuk ovum yang telah difertilisasi dan
uterina diperlihatkan dalam Gambar 23-13. membawanya ke dalam cavum uteri. Tuba uterina juga merupakan
saluran yang dilalui oleh spermatozoa untuk mencapai ovum.
812 BAB 23

epithel selom
-i'{;:;.lt:,

:r.l'* '
tubulus mesonephros !;,i,'
rigi genital l'i: I

paramesonephros
pita seks
ngr

sel-sel kelamin primordial


folikel primordial

tubulus
mesonephros
ovarium yang
sedang berkembang
1 -- '._ { -''

l'r'

gubernaculum
c
ductus
paramesonephros ductus
mesonephros
ovarium yang sedang berkembang

Gambar 23-12 Pembentukan ovarium serta hubungannya dengan ductus mesonephros dan paramesonephros.

Pendarahan

Arteri
Pembentukan Tuba Uterina
Arteria uterina berasal dari arteria iliaca interna dan arteria
Pada tahap awal perkembangan, ductus paramesonephros timbul
ovarica berasal aorta abdominalis (Gambar 23-14) mendarahi tuba
pada dinding posterior abdomen di sisi lateral mesonephros. Tuba
uterina.
uterina pada masing-masing sisi dibentuk dari bagtan cranial
Veno vertikal dan medial horizontal ductus paramesonephros (lihat
Gambar 23-15). Tuba uterina memanjang dan menjadi berkelok-
Vena mengikuti arteri.
kelok, terjadi diferensiasi otot dan tunica mucosa, pembentukan
fimbriae, serta dapat diidentifikasi infundibulum, ampulla, dan
Aliran Limfe
isthmus tubae uterinae.
Pembuluh limfe dari tuba uterina mengikuti arteri yang terkait
dan bermuara ke nodi iliaci interni dan paraaortici.
Uterus
Persarafan
Lokasi dan Deskripsi
Saraf-saraf simpatik dan parasimpatik dari plexus hypogastricus Uterus merupakan organ berongga yang berbentuk buah pir dan
inferior mensarafi tuba uterina. berdinding tebai. Pada orang dewasa muda nullipara, panjang
PERINEUTI, ORGAN GENITALIA FEIAININA, DAN PER5,4tlNAN 813

epoophoron

paroophoron

ductus Gartner

Gambar 23-13 Descensus ovarium dan hubungannya dengan tuba uterina dan uterus yang sedang berkembang.

infundibulum

cavum uten

ostium uteri
internum

A. uterina portio supravaginalis


cervicis

portio vaginalis
cervicis
fornix lateralis
ostlum uteri
externum

Gambar 23-14 A. Bagian tuba uterina dan


uterus. B. Ostium externum cervix; (atas)
nullipara; (bawah) multipara. C. Uterus posisi
anteversi. D. Uterus posisi anteversi dan
antefleksi.
814 BAB 23

ostium

paramesonephros

horizontal

ductus mesonephros

A B
ovarium yang
sedang berkembang gabungan ujung bawah
ductus paramesonephros

sinus urogenitalis

ductus mesonephros
ligamentum latum

gabungan ductus paramesonephros

Gambar 23-15 Hubungan ductus mesonephros dan paramesonephros dengan ovarium yang sedang berkembang, A.
Penampang ovarium yang sedang berkembang. B. Ovarium dan ductus tampak anterior. C dan D, Ductus mesonephros dan
paramesonephros pada penampang pelvis. Perhatikan perkembangan ligamentum latum.

uterus 3 inci (8 cm), lebar 2 inci (5 cm), dan tebal 1 inci (2,5 cm). (Gambar 23-14). Rongga cervix, canalis cervicis, berhubungan
Uterus dibagi atas fundus, corpus, dan cervix uteri (Gambar 23- dengan rongga di dalam corpus uteri melalui ostium uteri
14). internum dan dengan vagina melalui ostium uteri externum.
Fundus uteri merupakan bagian uterus yang terletak di atas Sebelum melahirkan anak pertama (nullipara), ostium uteri
muara tuba uterina. externum berbentuk lingkaran. Pada multipara, portio vaginalis
Corpus uteri merupakan bagian uterus yang terletak di bawah cervicis uteri lebih besar, dan ostium uteri extemum berbentuk
muara fuba uterina. Ke arah bawah corpus akan menyempit, yang celah transversaf sehingga mempunyai labium anterius dan
berlanjut sebagai cervix uteri. Cervix menembus dinding anterior labium posterius (Gambar 23-14).
vagina dan dibagi menjadi portio supravaginalis dan portio
vaginalis cervicis uteri.
Batas-Batas
Cavum uteri berbentuk segitiga pada penampang bidang
coronaf tetapi pada penampang sagital hanya berbentuk celah I Ke anterior: Corpus uteri ke anterior berhubungan dengan
excavatio vesicouterina dan facies superior vesicae (Gambar
PERINEIJI'A, ORGAN GENITALIA FEIAININA, DAN PERSALINAN 815

23-6). Portio supravaginalis cervicis berhubungan dengan Portio supravaginalis cervicis uteri dikelilingi oleh fascia
facies superior vesicae. Portio pars vaginalis cervicis berhu- pelvis visceralis, yang pada daerah ini sering disebut sebagai
bungan dengan fornix anterior vaginae. parametrium. Pada daerah ini arteria uterina disilang oleh ureter
Ke posterior: Corpus uteri ke posterior berhubungan dengan disebelah kanan dan kiri cervix uteri.
excavatio rectouterina (cavum Douglasi) beserta lengkung
ilium atau colon sigmoideum yang ada di rongga ini. Pendarahan
Ke lateral: Corpus uteri ke lateral berhubungan dengan
ligamentum latum serta arteria dan vena uterina (Gambar 23- Arteri
10). Portio supravaginalis cervicis berhubungan dengan ureter Arteri utama vang mendarahi uterus adalah arteria uterina, sebuah
di tempat ureter berjalan ke depan untuk masuk ke vesica cabang dari arteria iliaca interna. Pembuluh ini mencapai uterus
urinaria. Portio vaginalis cervicis berhubungan dengan fornix dengan berjalan ke medial di basis ligamenti lati (Gambar 23-L0).
lateralis vaginae. Tuba uterina masuk pada sudut superolateral Arteria uterina menyilang di atas ureter tegak lurus dan mencapai
uterus, dan ligamentum ovarii proprium serta ligamentum cervix setinggi ostium internum cervicis (Gambar 23-14). Arteri
teres uteri dilekatkan pada uterus sedikit di bawah tempat kemudianberjalanke atas sepanjang pinggirlateraluterus di dalam
ini. ligamentum latum dan akhimya beranastomosis dengan arteria
ovarica, yang juga mendarahi uterus. Arteria uterina memberikan
sebuah cabang kecil yang berjalan turun untuk mendarahi cervix
dan vagina.

Fungsi Uterus
Vena
Uterus berfungsi sebagai tempat untuk menerima, mempertahan-
Vena uterina mengikuti arteri dan bermuara ke dalam vena iliaca
kan, dan memberi nutrisi ovum yang telah dibuahi.
interna.

Aliran Limfe
Posisi Uterus Pembuluh limfe dari fundus uteri menyertai arteria ovarica dan
Pada sebagian besar perempuan, sumbu panjang uterus mengalirkan limfe ke nodi paraaortici setinggi vertebra lumbalis
melengkung ke depan terhadap sumbu panjang vagina. Posisi pertama. Pembuluh dari corpus dan cervix uteri bermuara ke nodi
ini dinamakan anteversi uterus (Gambar 23-74). Selanjutnya, iliaci interni dan externi. Beberapa pembuluh limfe mengikuti
ligamentum teres uteri di dalam canalis inguinalis dan mengalirkan
sumbu panjang corpus uteri melengkung ke depan setinggi
ostium intemum uteri pada sumbu panjang cervix uteri. Posisi limfe ke nodi inguinales superficiales.
ini dinamakan antefleksi uterus (Gambar 23-14). Jadi pada posisi
berdiri, dengan vesica urinaria dalam keadaan kosong, uterus Persarafan
terletak hampir pada bidang horizontal. Saraf-saraf simpatik dan parasimpatik berasal dari plexus
Pada beberapa perempuary fundus dan corpus uteri meleng- hypogastricus inf erior.
kung ke belakang terhadap vagina, sehingga uterus terletak di
dalam excavatio rectouterina (car.'um Douglasi). Pada keadaan
Penyokong Uterus
ini, uterus dikatakan terletak retroversi. Bila corpus uteri juga
terletak melengkung ke belakang terhadap cervix uteri, posisi ini Uterus terutama disokong oleh tonus musculus levator ani dan
dikatakan retrofleksi. kondensasi fascia pelvis yang membentuk tiga ligamentum
penting.

Struktur Uterus
Musculus Levotor Ani dan Corpus PerinLote
Uterus diliputi oleh peritoneum, kecuali di bagian anterior dan
di bawah ostium internum, di tempat ini peritoneum berjalan ke Origo dan insersi musculus levator ani diuraikan pada halaman
depan ke atas vesica urinaria. Di iateral, juga terdapat ruangan di 802. Otot ini membentuk lembaran iebar otot yang terbentang
antara tempat lekat lapisan ligamentum 1atum. di dasar cavitas pelvis, dan bersama dengan fascia pelvis yang
Dinding otot, atau myometrium, berdinding tebal dan terdapat pada permukaan atasnya, menjadi penyokong efektif
dibentuk oleh otot polos yang disokong oleh jaringan ikat. viscera pelvis dan menahan tekanan dari intraabdominal berjalan
Tunica mucosa yang meliputi corpus uteri disebut ke bawah melewati pelvis. Margo medialis pars anterior musculi
endometrium. Tunica ini melanjutkan diri ke atas sebagai tunica levatoris ani dilekatkan pada cervix uteri oleh fascia pelvis
mucosa yang meliputi tuba uterina dan ke bawah sebagai tunica (Cambar 23-16).
mucosa yang meliputi cervix. Endometrium langsung melekat Sebagian serabut musculus levator ani mengadakan insersi
pada oto! sehingga tidak menpunyai lapisan submucosa. Dari pada struktur fibromuskular yang dinamakan corpus perineale
pubertas sampai menopause, endometrium mengalami banyak (Gambar 23-6). Struktur ini penting untuk mempertahankan
perubahan selama siklus mentruasi karena bereaksi terhadap keutuhan dasar pelvis. Bila corpus perineale rusak selama
hormon yang dikeluarkan ovarium. persalinan dapat menyebabkan terjadinya prolapsus uteri. Corpqp;
816 BAB 23

peritoneum
lig. transversum cervicis

A. uterina
I fornix lateralis

F$

!\'r M. levator ani

M. obturator internus
fascia M. obturator
internus

membrana obturatoria

diaphragma urogenitale
vagina

Gambar 23-16 Potongan coronal pelvis memperlihatkan hubungan musculus levator ani dan ligamentum transversum cervicis
dengan uterus dan vagina. Perhatlkan bahwa ligamentum transversum cervicis dibentuk dari kondensasi fascia pelvis visceralis.

perineale terletak di dalam perineum di antara vagina dan canalis Ligamentum Lotum
analis. Corpus perineale digantungkan ke atas pada dinding pelvis
Ligamenfum latum dan ligamentr-rm teres uteri merupakan
oleh musculus levator ani, dan dengan demikian menyokong
struktr-rr yang longgar, dan uterus dapat tertarik ke atas atau
vagina, dan secara tidak langsung menvokong uterus.
terdorong ke bawah untuk jarak yang cukup jauh sebelum kedua
ligamentum ini menjadi tegang. Di klinik, kedua ligamentum ini
Ligomentum Transversum Cervicis, Ligam entum Pubocervicole, kurang berperan dalam menyokong uterus.
d an Ligam e ntu m Socroce rvicole
Ketiga ligamentum ini merupakan kondensasi subperitoneal fascia
Ligomentum leres Uteri
pelvis pada permukaan atas musculus levator ani. Ligamentum
ini melekat pada cervix dan lekukan vagina, dan berperan penting Ligamentum teres uteri, yang merupakan sisa setengah bagian
unfuk menyokong uterus dan mempertahankan cervix uteri dalam bawah gubernaculum, terbentang dari sudut superolateral uterus,
prr:isi yang benar (Cambar 23-16 dan23-171. melewati anuius inguinalis profundus, dan canalis inguinalis,
menuju ke jaringan subcutan labium majus (Gambar 23-11).
I Ligamentum Transversum cervicis (ligamentum Cardinale): Ligamentum ini membantu mempertahankan uterus dalam posisi
Ligamentum transversum cervicis merupakan kondensasi anteversi (miring ke depan) dan antefleksi (melengkung ke depan),
fibromuskular fascia pelvis yang berjalan menuju cervix dan tetapi sangat teregang selama kehamilan.
ujung atas vagina dari dinding lateral pelvis.
<f LigamentumPubocervicale:ligamentumpubocervicaleterdiri
atas dua jaringan ikat kuat yang berjalan menuju ke cervix dari Uterus pada Anak-Anak
facies posterior os pubis. Ligamentum ini terletak di kanan Fundus dan corpus uteri tetap kecil sampai pubertas, kemudian
dan kiri collum vesicae urinariae, dan sebagian ligamentum membesar dengan cepat karena pengaruh hormon oestrogen yang
ini menyokong vesica urinaria (ligamentum pubovesicale). disekresi oleh ovarium.
) Ligamentum Sacrocervicale: ligamentum sacrocervicale
terdiri atas dua pita fibromuskular kuat fascia pelvis yang
Uterus Setelah l'lenopause
berjalan menuju ke cervix dan ujung atas vagina dari ujung
bawah sacrum. Ligamenfum ini membentuk dua rigi, masing- Setelah menopause, uterus mengalami atrofi, menjadi kecil, dan
masing pada kanan dan kiri excavatio rectouterina (cavum kurang vaskular. Perubahan ini terjadi karena ovarium tidak lagi
Douglasi). menghasilkan oestrogen dan progesteron.
PERINEUIA, ORGAN GENITALIA FEIilININA, DAN PERSALINAN

ligamentum transversum
cervicis

/
ligamentum sacrocervic

ligamentum
sacrocervicale

/
1*
Gambar 23-U Ligamenta yang menyokong uterus. A. Dilihat dari bawah. B. Dilihat dari lateral. Ligamenta ini dibentuk dari
fascia pelvis visceralis.

Pembentukan Uterus lmplantasi Ovum yang Telah Difertilisasi di


Uterus berasal dari gabungan bagian vertikal ductus parameso- Uterus
nephros (Gambar 23-19); tempat sudut gabungannya menjadi Blastokista sampai ke uterus di antara hari keempat sampai
kubah cembung dan membentuk fundus uteri. Gabungan antara kesembilan setelah ovulasi. Umumnya implanlasi terjadi di dalam
ductus pada mulanya tidak lengkap, terdapat septum di antara endometrium corpus uteri, paling sering pada bailian atas dinding
lumennya. Kemudian, septum menghilang sehingga terbentuk satu posterior dekat garis tengah (Gambar 23-20). Sebagai akibat kerja
rongga. Bagian atas rongga membenluk ruangan unluk corpus dan enzim pada epithelium uterus oleh trophoblast mudigah, blastokista
cervix uteri. l\,4iometrium dibentuk dari mesenkim di sekitarnya. terbenam di bawah permukaan epithelium dan menjadi tertanam di
dalam stroma uterus pada hari ke 11 atau 12.
818 BAB 23

Pembentukan Placenta
Placenta adalah organ yang membawa respirasi, eksresi, dan
nutrisi untuk embrio, dan placenta selesai dibentuk dalam bulan
margo keempat. Pembentukan placenta merupakan proses yang rumit
costalis dan pada dasarnya organ ini dibentuk oleh simbiosis ibu dan anak
dan terdiri dari pars fetalis dan pars maternalis.
Pars feiilis dibentuk sebagai berikut. Trophoblast menjadi

e- umbilicus stru ktu r yang sa ngat berkembang, dengan vi ll i yang terus mengerosi
dan penetrasi lebih dalam di dalam endometrium. Timbul ruang
7- besar tidak beraturan, drkenal sebagai lacunae, yang mulai terisi
b dengan darah ibu. Pada pusat setiap villus terdapat jarinoan ikat
crista
yang berisi pembuluh darah janin yang akhirnya beranastomosis
sG iliaca
satu dengan yang lain dan bergabung membentuk funiculus
umbilicalis (Gambar 23-21).
4A
Pars maternalis berkembang sebagai berikut. Dibawah
pengaruh progesteron yang pada awalnya disekresi oleh corpus
luteum dan kemudian oleh placenta sendiri, endometrium menladi
sangat tebal dan dikenal sebagai decidua. Banyak daerah
decidua yang mengalami pelubangan oleh invasi villi trophoblast
untuk membentuk spatium interuillum. Pembuluh darah maternal
terbuka ke dalam spatium sehingga dengan demikian permukaan
luar villi dari pars fetal placentae menjadi basah oleh darah yang
Gambar 23-18 Tinggi fundus uteri pada berbagai bulan kehamilan. kaya oksigen (Gambar 23-2 1 ).

tuba utenna

tuba uterina

lamina vaginae

sinovaginalis
fundus uteri
lamina vaginae

corpus uteri

cervix uteri

hymen

glandula vestibularis
labium minus
fornix lateralrs
vaginae

sinus urogenitalis

Gambar 23-19 Pembentukan tuba uterina, uterus, dan vagina.


PERINEUTA, ORGAN GENITALIAFETIININA, DAN PERSALINAN 819

kurang lebih 1 pon (500 gram). Pinggir placenta tipis, di tempat itu
decidua basalis
placenta berlanjut dengan membrana fetalis (Gambar 23-22).
Pinggir luar atau maternal, permukaan placenta bagian dalam
decidua capsularis kasar pada palpasi, berwarna merah gelap, dan mengeluarkan

decidua parielalis darah dari pembuluh darah maternal yang robek.


Pinggir dalam atau fetal, permukaannya halus dan mengkilap
cervix uteri serta pinggirnya tingg oleh adanya vasa umbilicalis, yang menyebar
sumbat mucosa dari perlekatan funiculus umbilicalis dekat pusat placenta.
cervicalis Membrana fetalis (lihat Gambar 19-19 dan 19-20), yang
meliputi dan membungkus cairan amnion, berlanjut pada pinggir
placenta. l\rlembrana ini adalah amnion, chorion, dan se.jumlah
kecil decidua maternal yang melekat.

Vagina
Lokasi dan Deskripsi
Vagina adalah saluran otot yang terbentang ke atas dan belakang
dari vulva ke uterus (Gambar 23-6). Panjang vagina lebih kurang
3 inci (8 cm) dan mempunyai dinding anterior dan posterior, yang
dalam keadaan normal terletak berhadapan. Pada ujung atasnya
dinding anterior ditembus oleh cervix, yang menonjol ke bawah
dan belakang vagina. Perlu diingat bahwa setengah bagian atas
decidua basalis
vagina terletak di atas dasar panggul dan setengah bagian bawah
funiculus umbilicalis terletak di dalam perineum (Gambar 23-6 dan 23-1.6). Daerah
lumen vagina yang mengelilingi cervix dibagi atas empat daerah
bergabungnya decidua
capsularis dengan atau fornix: fornix anterior, posterior, lateralis dexter, dan lateralis
decidua parietalis sinister. Orificum vaginae pada perempuan yang masih perawan
mempunyai selapis tipis lipatan mucosa disebut hymen, yang
cavum amnron
mempunyai lubang ditengahnya. Setelah melahirkan biasanya
decidua capsularis hymen hanya tinggal rumbai-rumbai.

Batas-Batas
Ke anterior: Di atas vagina berdekatan dengan vesica urinaria
dan di bawah berdekatan dengan urethra (Cambar 23-6).
Ke posterior: Dua pertiga bagian atas vagina berdekatan
dengan excavatio rectouterina (cavum douglasi) dan sepertiga
Gambar 23-20 Penampang sagital uterus memperlihatkan hasil
bagian tengah dengan ampuila recti. Sepertiga bagian bawah
pembuahan yang berkembang di dalam cavum uteri. Ketiga daerah decidua
berdekatan dengan corpus perineale, yang memisahkan vagina
yang berbeda dapat dikenali. Pada usia 16 minggu, cavum uteri ditutup
dari canalis analis (Gambar 23-6).
oleh penyatuan decidua capsularis dengan decidua parietalis.
Ke lateral: Pada bagian atas, vagina berbatasan dengan ureter;
bagian tengah berbatasan dengan serabut-serabut anterior
musculus levator ani, pada waktu serabut serabut iniberjalanke
belakang menuju corpus perineale dan melengkung di sekitar
Pada bulan keempat kehamilan, placenta merupakan organ junctura anorectalis (Gambar 23-10 dan 23-16). Kontraksi
yang telah berkembang baik. Dengan berlanjutnya kehamilan, serabut musculus levator ani menekan dinding vagina satu
placenta menjadi lebih besar dan lebih tebal. Placenta melekat dengan yang lain. Pada bagian bawah, vagina berbatasan
pada sepertiga permukaan dalam uterus. dengan diaphragma urogenitale dan bulbus vestibuli.
Pada persalinan, beberapa menit setelah bayi lahir, placenfa
lepas dari dinding uterus dan dikeluarkan dari cavum uleri sebagai
akibat dari koniraksi otot uterus. Garis pemisahan terjadi pada
lamina spongiosa decidua (Gambar 23-21).
Fungsi Vagina
Penampilan Umum Placenta Saat Lahir Vagina tidak hanya sebagai saluran kelamin pada perempuan,
Pada kehamilan cukup umur, placenta mempunyai konsistensi tetapi juga merupakan saluran ekskresi untuk menstruasi dan
seperti spons. Placenta pipih dan melingkar, dengan diameter lebih membentuk sebagian dari jalan lahir.
kurang 8 inci (20 cm) dengan tebal sekitar 1 inci (2.5 cm), dan berat
820 BAB 23

: ., ,
KOTILEDON
l..ri. Aa.uterinae
. lamina basalis

''; .r' ..."] :: . . :',


lamina spiongiosa ,

.,, ','. . ii. , , :l'..-

<zona pemis

ruang antarvillus terisi


dengan darah ibu
amnton

sitotrofoblas
V umbilicalis

Aa. umbilicales
funiculus umbilicalis

Gambar 23-21 Potongan melalui placenta memperlihatkan pars maternalis (afas) dan pars fetalis (bawah). Perhatikan pars
maternalis terbagi menjadi lamina basalis, lamina spongiosa, dan lamina compacta. Garis utuh tebal di dalam lamina spongiosa
menunjukkan tempat di mana terjadi pemisahan antara pars maternalis dan pars fetal placenta selama stadium ketiga
persalinan.

Pendarahan Vena

Arteri Venae vaginae membentuk sebuah plexus venosus di sekeliling


vagina dan bermuara ke vena iliaca interna.
Arteria vaginalis, cabang dari arteria iliaca interna dan ramus
vaginalis arteriae uterinae.
PERINEUlvl, ORGAN GENITALIA FElvllNlNA, DAN PERS.AtlNAN 821

funiculus umbilicalis
(panjang 20 inci)
decidua basalis dibuang
untuk memperlihatkan villi
chorionic dan septa placenta
yang terdapat di bawahnya

kotiledon

Gambar 23-22 Placenta cukup umur terlihat dari facies fetal (A) dan dari facies maternal (B).

Aliran Limfe cervicale. Struktur-struktur ini dilekatkan ke dinding vagina


oleh fascia pelvis (Gambar 23-76 dan23-77).
Pembuluh limfe dari sepertiga bagian atas vagina bermuara ke
Bagian lengah vagina disokong oleh diaphragma urogenitale
nodi iliaci externi dan interni, dari sepertiga bagian tengah vagina
(Cambar 23-16).
ke nodi iliaci intemi, dan dari sepertiga bagian bawah vagina ke
Bagian bawah vagina, terutama dinding posterior disokong
nodr inguinales superficiales.
oleh corpus perineale (Gambar 23-6).

Persarafan

Nervus yang mensarafi vagina berasal dari plexus hypogastricus


inferior.
Pembentukan Vagina
Penyokong Vagina Vagina berkembanq dari dinding sinus urogenitalis (Gambar 23-

Bagian atas vagina disokong oleh musculus levator ani dan 1 9). Gabungan ujung bawah ductus paramesonephros membentuk

ligamentum transversum cervicis, pubocervicale, dan sacro- corpus dan cervix uteri, dan begitu ujung padat gabungan ductus
822 BA,B 23

mencapai dinding posterior sinus urogenitalis, timbul dua tonjolan Epoophorory struktur vestigial yang terletak pada ligamentum
keluar dari sinus, disebut bulbus sinovaginalis. Sel-sel bulbus 1atum di atas perlekatan mesovarium. Struktur ini merupakan
sinovaginalis berproliferasr dengan cepat dan membentuk lamina sisa dari mesonephros (Gambar 23-10).
vaginae. Lamina vaginae menebal dan meman.iang serta meluas Paroophoron juga merupakan struktur vestigial yang terletak
di sekeliling gabungan ujung padat ductus paramesonephros. pada ligamentum latum tepat lateral terhadap uterus. Struktur
Kemudian, lamina mengalami kanalisasi seluruhnya dan fornix ini merupakan sisa dari mesonephros (Gambar 23-10).
vaginae terbentuk.

PENAMPANG ANATOMI
I Fascia PelvisVisceralis MELINTANG PELVIS
Fascia pelvis visceralis diuraikan pada halaman 805. Fascia
ini menutupi dan menyokong viscera pelvis serta mengalami
kondensasi untuk membentuk ligamentum pubocervicale, Untuk membantu mengintepretasikan CT scan pelvis, mahasiswa
transversum cervicis, dan sacrocervicale (Gambar 23-17). Fascia sebaiknya mempelajari potongan melintang pelvis berlabel seperti
pelvis visceralis berjalan ke bawah melanjutkan diri dengan fascia diperlihatkan pada Gambar 23-23 dan23-24.
yang meliputi permukaan atas musculus levator ani dan musculus
coccygeus dan pada dinding pelvis melanjutkan diri dengan fascia
pelvis parietalis. ANATOMI RADIOGRAFI
PELV!S PERFMPUAN
I Peritoneum
Peritoneum paling baik dipelajari dengan penelusuran di sekitar
Gambaran radiografik tulang pelvis perempuan diperlihatkan
pelvis pada bidang sagital (Gambar 23-6).
dalam Gambar 23-25 dan 23-26. Pemasrtkan sediaan yodium cair
Peritoneum berjalan ke bawah dari dinding anterior abdomen
melalui ostium externauterimemungkinkanlumencanalis cervicis,
menuju ke facies superior vesica urinaria. Kemudian, peritoneum
cavum uteri, dan berbagai bagian tuba uterina dapat dilihat
berjalan langsung ke facies anterior uterus, setinggi ostium
(Gamb ar 23-27). Tindakan ini dikenal sebagai histerosalpingografi .
internum. Sekarang peritoneum berjalan ke atas melewati facies
Utuhnya strutur-struktur ini dapat diketahui dengan masuknya
anterior corpus dan fundus uteri, kemudian turun ke bawah di atas
sebagian zat radiopak ke dalam cavitas peritonealis.
facies posterior uterus. Peritoneum terus ke bawah dan meliputi
Sonogram pelvis perempuan memperlihatkan uterus dan
bagian atas facies posterior vagina, di tempat ini peritoneum
vagina (Gambar 23-28,23-29, dan 23-30).
membentuk dinding anterior excavatio rectouterina (cavum
Douglasi). Peritoneum kemudian melipat di depan rectum seperti
pada pria. ANATSM! PERHUKAAN
Pada perempuan, bagian paling bawah cavitas peritonealis
abdominopelvica pada posisi berdiri adalah excavatio recto-
uterina.

Ligamentum Latum
Penanda Tulang

Ligamentum latum adalah lipatan ganda peritoneum yang


Perineum, jika dilihat dari bawah dengan paha dalam keadaan
terbentang melewati cavitas pelvis dari pinggir lateral uterus ke
abduksi (Gambar 23-2), berbentuk wajik dan dibatasi ke anterior
dinding lateral pelvis (Gambar 23-10). Ke arah superior, lipatan
oleh symphisis pubis, ke posterior oleh ujung os coccygis, dan ke
ganda ini terus berlanjut dan membentuk ujung atas yang bebas. Ke
lateral oleh tuber ichiadicum.
inferior, pada dasar ligamentum, lapisan memisahkan diri untuk
meliputi dasar pelvis. Ovarium melekat pada lapisan posterior
melalui mesovarium. Bagian ligamentum latum yang terletak ( Symphisis Pubis
lateral terhadap perlekatan mesovarium membentuk ligamentum
Symphisis pubis adalah articulatio cartilaginosa yang terletak
suspensorium ovarii. Bagian ligamentum latum yang terletak di
di garis tengah di antara corpus ossis pubis (Gambar 23-31).
antara tuba uterina dan mesovarium disebut mesosalpinx.
Symphisis teraba sebagai struktur padat di bawah kulit di garis
Pada basis ligamenti 1ati, arteria uterina menyilang ureter
tengah pada ujung bawah dinding anterior abdomen.
(Gambar 23-10 dan23-76). Setiap ligamentum latum berisi:
l) Tuba uterina pada pinggir atas sisi bebasnya.
I Ligamentum ovarii proprium dan ligamentum teres uteri. I Os Coccygis
Kedua ligamenta ini merupakan sisa dari gubemaculum. inferior dan ujung os coccygis dapat diraba di celah antara
Facies
t Arteria dan vena uterina serta arteria dan vena ovarica, bokong kurang lebih 1 inci (2.5 cm) di belakang anus (Gambar
pembuluh limfe, dan nervus. /J-Z).
PERINEUIA, ORGAN GENITALIA FEI'AININA, DAN PERSAL/NAN 823

anterior sinistra

Gambar 23-23 A. Potongan melintang pelvis laki-laki dilihat dari atas. B. Potongan melintang pelvis perempuan dilihat dari
bawah.

I Tuber lschiadicum Vulva


E
Tuber ischiadicum dapat diraba pada bagian bawah bokong
(Gambar 23-32). Pada posisi berdiri, tuberositas dilapisi oleh
musculus gluteus maximus. Pada posisi duduk, tuber ischiadicum
I Mons Pubis
muncul dari bawah pinggir bawah musculus gluteus nraximus Mons pubis merupakan peninggian kuit yang bulat, berambut,
dan menyokong berat badan. dan ditemukan di anterior pubis (Cambar 23-32). Rambut pubis
824 BAB 23

M. rectus abdominis anterior intestinum tenue


M. iliacus
ilium

M. psoas

dextra

ureter

sacrum

M. gluteus posterior foramina sacralia A. V. iliaca


externa

Gambar 23-24 CT-scan pelvis dengan barium meal dan pyelografi intravena. Perhatikan adanya materi
radiopak di dalam intestinum tenue dan ureter dexter. Potongan ini dilihat dari bawah.

Gambar 23-25 Radiografi anteroposterior pelvis perempuan dewasa.


PERINEUM, ORGAN GENITALIA FETAININA, D,AN PERSAL/N,AN 825

processus articular!s

crista iliaca
processus transversus
spina iliaca
vertebrae lumbalis V
anterior
superior

spina iliaca
articulatio anterior inferior
sacroiliaca
acetabulum
foramina
collum femoris
sacralia
anteriora trochanter major

ramus supeflor tuber


ossis pubis ischiadicum
garis Shenton
obturatum trochanter
minor

Gambar 23-26 Penggambaran diagram radiografi pelvis pada Gambar 23-25.


826 BAB 23

anterior

Gambar 23-28 Sonogram longitudinal pelvis


perempuan memperlihatkan uterus, vagina, dan
vesica urinaria. (Atas izin Dr.M.C.Hill.)

anterior

posterior

Gambar 23-29 Sonogram transversal pelvis perempuan setelah kecelakaan lalu lintas, hepar mengalami laserasi dan darah mengalir masuk
kedalam cavitas peritonealis. Vesica urinaria (81), corpus uteri (lJ), dan ligamentum latum (panah putih) ditunjukkan. Perhatikan adanya darah
(daerah gelap) di dalam excavatio uterovesicalis (UVP) dan cavum Douglasi (PD). (Atas izin Dr. Leslie Scoutt.)
PERINEUAA, ORGAN GENITALIA FE/AININA, DAN PERSALINAN

Gambar23-30 Sonogram longitudinal uterus kehamilan 11 minggu memperlihatkan kantong kehamilan intrauteri
(panah hitam) dan rongga amnion (.4Q yang terisi cairan amnion; janin terlihat dalam potongan longitudinal dengan
kepala (H) dan coccygis (O dapat dilihat dengan jelas. Myometrium (M), uterus dapat diidentifikasi. (Atas izin Dr.
Leslie Scoutt.)

mons pubis
memperlihatkan
distribusi rambut
pubis pada
perempuan

spina iliaca
anterior
superior

tempat
ligamentum
inguinale

tuberculum
pubicum

Gambar 23-31 Pelvis perempuan berusia 29 tahun, dilihat dari depan


828 BAB 23

pada perempuan mempunyai pinggir superior horizontal yang


jelas, sedangkan pada laki-laki rambut pubis dapat meiuas ke atas
I OrificiumVaginae
sampai ke umbilicus. Pada gadis orificium vaginae dilindungi oleh lipatan tipis mucosa
yang dinamakan hymer; vang berlubang ditengahnya (Gambar

I Labium Majus
23-7). Pada coitus pertama, hymen robek, biasanya di daerah
posterior atau posterolateral, dan setelah melahirkan hanya
Labium majus merupakan lipatan kulit lunak berambu! meluas beberapa bagian hymen yang tertinggal (Gambar 23-7).
ke posterior dari mons pubis dan bersatu di posterior pada garis
tengah (Gambar 23-32). I Muara-Muara Ductus Glandulae
Vestibularis Major (Glandula
I Labium Minus Bartholini)
Dua buah lipatan kulit kecil lunak tidak berambut terletak Terdapat beberapa lubang kecil pada setiap sisi pada alur di antara
di antara labium majus (Gambar 23-32). Ujung posteriornya hymen dan bagian posterior labium minus (Garnbar 23-7).
bersatu membentuk lipatan tajam, frenulum labiorum pudendi.
Di anterior, labium minus terpisah untuk menutupi clitoris,
membentuk preputium di anterior dan frenulum di posterior
I Clitoris
(Gambar 23-32). Clitoris terletak pada apex anterior vestibulum vaginae (Gambar
23-7 dan23-32). Glans clitoridis sebagian tertutup oleh preputium.

I Vestibulum I Meatus Urethrae Externus


Vestibulum merupakan daerah lunak berbentuk segitiga yang Urethra bermuara ke dalam vestibulum pada meatus externus.
dibatasi di sebelah lateral oleh labium minus, dengan clitoris pada Meatus ini kurang lebih 1 inci (2.5 cm) di bawah clitoris (Gambar
apexnya dan frenulum pada basisnya (Gambar 23-7). 23-32).

mons pubis rambut pubis

labium majus labium minus

orificium vaginae frenulum


-.ri
:-ir,il

tempat tubei.;
ischiadicr-rqr

Gambar 23-32 Perineum perempuan usia 25 tahun, tampak inferior. A. Dengan kedua labia.
PERINEUIA, ORGAN GENITALIA FETAININA,, DAN PERSALINAN 829

+
\ . F,r;'
lrl
1
.i.
,f
preputium
clitoridis

labium majus
meatus
ureihrae
labium minus externus

frenu.lum
dinding anterior
vagina
pertemuan
labium majus

Gambar 23-32 (Lanjutan) B. Dengan labium terbuka.

Pertanyaan Filihan Ganda C. Fossa ovarica dibatasi di sebelah atas oleh arteria dan vena
iliaca externa dan di belakang oleh arteria dan vena iliaca
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT. interna.
D. Arteria ovarica sinistra merupakan cabang dari arteria
1. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk uterus, kecuali: iliaca interna sinistra.
A. Fundus uteri adalah bagian uterus yang terletak di atas E. Nerr.'us obturatorius terletak lateral terhadap ovarium.
muara fuba uterina.
B. Sumbu panjang uterus biasanya menekuk ke depan 3. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk vagina,
terhadap sumbu panjang vagina (anteversi). kecuali:
C. Persarafan uterus berasal dari plexus hypogastricus A. Daerah iumen vagina di sekitar cervix dibagi dalam 4
inferior. fomix.
D. Facies anterior cervicis diliputi seluruhnya oleh peri- B. Bagian atas vagina tidak dilapisi oleh peritoneum.
toneum. C. Corpus perineale terletak posterior dan menyokong bagian
E. Vena uterina bermuara ke vena iliaca intema. bawah vagina.
2. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk ovarium, D. Bagian atas vagina disokong oleh musculus levator ani
kecuali: dan ligamentum transversum cervicis.
A. Cairan limfenya dialirkan ke nodi paraaortici (lumbalis) E. Dinding vagina menerima sebuah cabang dari arteria
setinggi vertebra lumbalis pertama. uterina -

B. Ligamentum ovarii proprium terbentang dari ovarium


sampai ujung atas dinding lateral pelvis.
830 BAB 23

4. Pemyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk fascia pelvis C. Fascia Collesi (lamina membranosa fascia superficialis)
visceralis pada perempuan, kecuali: D. Sphincter urethrae
A. Di daerah cervix uteri disebut parametrium. E. Fascia pelvis parietalis yang menutupi facies superior
B. Dianggap membentuk ligamentum pubocervicale, trans- musculus sphincter urethrae.
versum cervicis, dan sacrocervicale uterus.
C. Menutupi musculus obturator internus.
D. Tidak dilanjutkan ke atas dengan fascia transversalis. Pertanyaan Melengkapi
E. Pada dinding lateral pelvis, bergabung dengan fascia
pelvis parietalis. Pilih satu jawaban yang PALING TEPAT untuk melengkapi setiap
pernlataan.
5. Semua pemyataan di bawah ini benar untuk pelvis, kecuali:
A. Os Ilium, os ischium, dan os pubis merupakan tulang- 10. Carcinoma cervix uteri umumnya menyebar lewat pembuluh
tulang terpisah yang bersatu membentuk os coxae pada limfe ke:
usia 25 tahun. A. Nodi iliaci extemi.
B. Tipe platipeloid terdapat pada sekitar 2% perempuan. B. Nodi iliaci interni.
C. Ukuran pelvis externa kurang penting dalam menentukan C. Nodi inguinales superficiales.
apakah terdapat disproporsional di antara kepala janin D. Nodi iliaci interni dan externi.
dan ukuran pintu atas panggul. E. Nodi presacrales.
D. Pintu bawah panggul dibentuk di anterior oleh symphisis
pubis, di lateral oleh tuber ichiadicum dan ligamentum
11. Infeksi akut orificium vaginae umumnya menyebar via
sacrotuberosum, dan di posterior oleh os coccygis.
pembuluh limfe ke:
E. Sacrum lebih pendek, lebih lebar, dan lebih rata pada
A. Keiompok medial pars horizontal nodi inguinales
perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
superficiales.
Pernyataan-pemyataan di bawah ini benar untuk otot dan B. Nodi iliaci intemi.
fascia di dalam pelvis, kecuali:
C. Nodi iliaci intemi dan externi.
A. Musculus levator ani disarafi oleh ramus perinealis nervi D. Kelompok vertikal nodi inguinales superficiales.
sacralis [V dan dari ramus perinealis nervi pudendi. E. Bukan salah satu di atas.
B. Di dalam rongga pelvis, fascia terbagi atas lapisan
pa rietalis dan visceralis. 12. Arteria ovarica sinistra berasal dari:
C. Musculus iliococrygeus berasal dari fascia musculus A. Arteria iliaca externa.
obturator intemus yang menebal. B. Arteria iliaca intema.
D. Diaphragma pelvis kuat dan tidak berlubang. C. Arteria renalis sinistra.
E. Lapisan visceral fascia pelvis membentuk ligamentum D. Arteria mesenterica inferior.
penting yang membantu menyokong uterus. E. Aorta abdominalis.

7. Semua pemyataan di bawah ini benar untuk urethra 13. Vena ovarica dextra bermuara ke:
perempuan, kecuali: A. Vena iliaca interna dextra.
A. Terletak tepat di anterior vagina. B. Vena cava inferior.
B. Orificium urethrae externum terletak kira-kira 2 inci (5 C. Vena mesenterica in{erior.
cm) dari clitoris. D. Vena iliaca extema dextra.
C. Panjangnya kira-kira 1,5 inci (3,75 cm). E. Vena renalis dextra.
D. Menembus diaphragma urogenitale.
E. Berjalan lurus dan hanya dirasakan sedikit resistensi bila
14. Pada hampir kebanyakan perempuary posisi anatomi uterus
kateter dimasukkan melalui sphincter urethrae. jika vesica urinaria kosong adalah:

Struktur-struktur berikut ini dapat diraba pada pemeriksaan


A. Retroversi.

vaginal, kecuali: \ B. Anteversi.


A. Colon sigmoideum
C. Antefleksi.
B. Ureter
D. Anteversi dan antefleksi.

C. Corpus Perineale
E. Retrofleksi.

D. Spina ischiadica
E. Linea iliopectinea 15. Uterus mendapat pendarahan dari:
A. Arteria vesicalis super.ior
Diaphragma urogenitale dibentuk oleh struktur di bawah ini, B. Arteria rectalis media
kecuali: C. Arteria ovarica
A. Musculus transversus perinea profundus D. Arteria uterina
B. Membrana perinei E. Arteria uterina dan ovarica
PERINEIJMI,ORGANGENITALIAFEAAININA,DANPERSALINAN 831

Pada perempuan dengan kanker ovarium, sebaiknya me- D. Menyebabkan kepala bayi berputar sehingga diameter
meriksa: fronto-occipital menjadi terletak anteroposterior dengan
A. Cavitas peritonealis untuk mencari adanya cairan os frontale terletak posterior.
(ascites). E. Menghambat proses melahirkan.
B. Nodi inguinales superficiales.
C. Nodi paraaortici setinggi vertebra lumbalis Pertama. 21. Proses orgasme pada perempuan tergantung sebagian pada:
D. Nodi iliaci externi. A. Kontraksi otot polos di dinding vagina sebagai respon
E. Nodi paraaortici dan bukti adanya cairan peritoneum terhadap aktivitas persarafan parasimpatik.
berlebihan (ascites). B. Kontraksi musculus bulbospongiosus sebagai respon
terhadap serabut saraf simpatik.
17. Excavatio rectouterina (cavum Douglasi) dapat dengan mudah C. Kontraksi musculus ischiocavemosus sebagai jawaban
dicapai dengan insisi melalui: terhadap aktivitas nervus pudendus.
A. Fonix posterior vaginae. D. Stimulasi clitoris, yang disarafi oleh nervus obfuratorius
B. Fomix anterior vaginae. E. Stimulasi labium minus, yari9 disarafi oleh nervus
C. Dinding anterior rectum. obfuratorius.
D. Fornix lateral vaginae.
E. Dinding posterior cavum corporis uterii. 22. Excavatio rectouterina (cavum Douglasi):
A. Dibentuk oleh fascia pelvis parietalis.
18. Apertura pelvis inferior dibatasi ke posterior oleh os coccygis, B. Umumnya berisi lengkung jeiunum.
ke lateral oleh ligamentum sacrotuberosum dan .... ......... . . ...., C. Terletak anterior terhadap vagina.
dan ke anterior oleh arcus pubis. D. Terletak posterior terhadap fornix vaginae dan corpus
A. spina ischiadica uteri.
B. Musculus piriformis E. Bukan bagian cavitas peritonealis perempuan yang paling
C. tuber ischiadicum rendah pada saat berdiri.
D. membrana perinei
E. foramen obfuratorium Pertanyaan Pilihan Ganda
19. Diaphragma pelvis dibentuk oleh ...,............... dan musculus Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
coccygeus serta fascia yang menutupinya.
A. piriformis 23. Struktur yarrg menyokong uterus,secara langsung atau tidak
B. levator ani langsung, dilakukan oleh struktur berikut ini, kecuali:
C. Musculus transversus perinei profundus A. Corpus perineale
D. membrana perinei B. Mesosalphirrx
E. sphincter urethrae C. Ligamentum transversum cervicis (cardinale)
D. Musculus Ievator ani
20. Pada stadium dua persalinan, bentuk corong dari dasar pelvis E. Ligamentumpubocervicale
cenderung:
A. Menjadi rata. 24. Ligamentum latum berisi struktur di bawah ini, kecuali:
B. Menyebabkan kepala bayi berputar sehingga diameter A. Ligamentum ovarii proprium
fronto-occipital menjadi terletak dalam posisi melintang. B. Arteria uterina
C. Menyebabkan kepala bayi berputar sehingga diameter ' C. Ligamentum teres uteri
fronto-occipital menjadi terletak anteropostedor dengan D. Tuba uterina
os occipitale terletak posterior. E. Ureter

1. D yang tidak benar. Permukaan antedor cervix terletak J. B yang tidak benar. Sepertiga bagian atas dinding posterior
berhubungan langsung dengan permukaan posterior vesica vagina ditutupi oleh peritoneum (Gambar 23-6) dan
urinaria, dan tidak ada peritoneum yang memisahkan kedua dihubungkan dengan excavatio rectouterina (cal'um
struktur ini (Gambar 23-6). Douglasi).

2. D yang tidak benar. Arteria ovarica dextra dan sinistra 4. C yang tidak benar. Musculus obturator intemus ditutupi oleh
merupakan cabang dari aorta abdominalis setinggi vertebra lapisan parietalis fascia pelvis dan disebut fascia obturatoria
lumbalis pertama. intema (Gambar23-5).
832 BAB23

5. A y*g tidak benar. Pada pubertas, tiga tulang terpisa[ os 15. E yang benar. Uterus mendapat pendarahan dari arteria
ilium, os ischium, dan os pubis bergabung menjadi satu uterina dan ovarica (Gamb ar 23-74).
membentuk os coxae, yang besar dan irregular
15. E yang benar. Perempuan dengan kanker ovarium, sebaiknya
5. D yang tidak benar. Diaphragma pelvis merupakan corong dilakukan pemeriksaan nodi paraaortici dan mencari tanda-
lapisan muscular dibentuk oleh musculus levator ani dan tanda adanya cairan peritoneal yang berlebihan (ascites).
musculus coccygeus beserta fascia yang menutupinya.
Fungsi diaphragma pelvis untuk menyokong viscera pelvis. 17. A.yangbenar. Excavatio rectouterina (cavum Douglasi) dapat
Diaphragma pelvis tidak utuh di anterior, membentuk lubang diinsisi dengan mudah melalui fornix posterior vaginae
untuk lewatnya urethra pada laki-laki dan urethra dan vagina (Gambar 23-6).
pada perempuan (Gambar 23-4).
18. C yang benar. Disebelah posterior pada apertura pelvis
7. B yang tidak benar. Urethra perempuan bermuara ke dalam inferior dibatasi oleh coccygis, di lateral oleh ligamentum
vestibulum pada meatus urethrae externus kurang lebih satu sacrofuberosum dan fuber ischiadicum, dan di anterior oleh
incl (2.5 cm) di bawah clitoris (Gambar 23-32). arcus pubis (Gambar 23-2).

8. E y*g tidak benar. Linea iliopectinea terletak pada 19. B yang benar. Diaphragma pelvis dibentuk oleh musculus
pinggir pintu masuk pelvis dan tidak dapat diperiksa pada levator ani dan coccygeus beserta fascia yang menufupinya
pemeriksaan vagina. (Gambar 23-4).

9. C yang tidak benar. Fascia Collesi (iamina membranosa fascia 20. D yang benar. Pada stadium dua persalinary bentuk corong
superficialis) tidak membentuk diaphragma urogenitale; dari dasar pelvis cendrung menyebabkan perputaran kepala
fascia ini sangat superficial dan terletak tepat di bawah kulit bayi sehingga diameter fronto-occipital menjadi terletak
(Gambar 23-5). anteroposterior dengan os frontale terletak posterior.

10. D yang benar. Carcinoma cervicis uteri umumnya menyebar 21. C yang benar. Proses orgasme pada perempuan tergantung
melewati pembuluh limfe ke nodi iliaci intemi dan extemi. pada kontraksi sebagian musculus ischiocavernosus sebagai
jawaban terhadap aktivitas nervus pudendus.
L1. A yang benar. Infeksi akut orificium vaginae umumnya
menyebar via pembuluh limfe ke kelompok medial nodi 22. D yang benar. Excavatio rectouterina (car,'um Douglasi)
inguinales superfi ciales. terletak dibelakang fornix posterior vaginae dan corpus uteri
(Gambar 23-6).
12. E yang, benar. Arteria ovarica dextra dan sinistra berasal dari
aorta abdominalis. 23. B yang tidak benar. Mesosalphinx merupakan area ligamentum
latum di antara tuba uterina dan perlekatan mesovarium.
13. B yang benar. Vena ovarica dextra bermuara ke vena cava Tidak menyokong uterus.
inferior (vena ovarica sinistra bermuara ke vena renalis
sinistra). 24. Eyang tidak benar. Ureter berjalan ke depan irrferior terhadap
ligamentum latum (Gambar 23-10).
14. D yang benar. Pada kebanyakan wanita, posisi anatomi
uterus pada saat vesica urinaria kosong adalah anteversi dan
antefleksi (Gambar 23-14).
E
I .l;,:
i.

.:,.
lr

833
Glandulae
4, Endocrinae

834
GLANDULAE ENDOCRINAE 835

Catatan Fisiologi: Mempertahankan Homeostasis 836 Glandutae Endocrinae pada Abdomen dan Pelvis 849

Anatomi Dasar g36 Gtandutae Suprarenates 849

Glandutae Endocrinae di Kepata dan Leher 836 Catatan Fisiologi: Fungsi Glandulae Suprarenales 850
Gtanduta Pituitaria (Hypophysis Cerebri) 836 CatatanEmbriologi:PembentukanGlandulae
Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Pituitaria 837 Suprarenales 850
lnsulae Pancreaticae Langerhans 851
Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula
Pituitaria 837 Catatan Fisiologi: Fungsi lnsulae Pancreaticae
Glanduta Pineatis 837 Langerhans 852

Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Pinealis 837 Catatan Embriologi: Pembentukan lnsulae
Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula Pinealis g39 Pancreaticae Langerhans 853

Glanduta Thyoidea g39 Set-Sel lnterstisial Testis 8s3

Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Thyroidea g4S Catatan Fisiologi: Fungsi Sel-Sel lnterstisial Testis 853
Catatan Embriologi: Pembentukan Sel-Sel
Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula
lnterstisial Testis 854
Thyroidea
Ovarium 854
Gtanduta Parathyroidea
Catatan Fisiologi: Fungsi Hormon Ovarium 855
Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Parathyroidea
Catatan Embriologi: Pembentukan Ovarium 855
Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula
Ptacenta 855
Parathyroidea
Catatan Fisiologi: Fungsi Hormon Placenta 855
Glandulae Endocrinae di Dalam Thorax
Thymus Catatan Embriologi: Pembentukan Placenta 857
Catatan Fisiologi: Fungsi Thymus Pertanyaan 857
Catatan Embriologi: Pembentukan Thymus Jawaban dan Penjelasan 8s8

istem endokrin disusun oleh beberapa kelenjar (glandula) (Cambar Profesional medis membutuhkan pengetahuan dasar akan
Q
J Zc-l):glandula pituitaria (Hypophysis), glandula pinealis, glandula struktur dan fungsi sistem endokrin agar dapat menerapkan fisiologi
thyroidea, glandula thymus, glandulae parathyroideae, glandulae dan terapi hormon dalam praktek sehari-hari. Lagi pula, harus diingat
suprarenales, insulae pancreaticae Langerhans, testis, ovarium, dan bahwa penyakit dapat mengenai lebih dari satu glandula endocrine
placenta jika ada. Tambahan Iagi, terdapat kelompok-kelompok sel pada waktu yang sama pada seorang pasien, keadaan ini dikenal
yang membentuk sebagian kecil dari sistem tetapi tidak termasuk sebagai neoplasia multiple endocrin. Juga harus diingat bahwa
dalam bab ini: sel-sel gastroenteroendokrin, sel-sel renalis, dan sel- pasien dengan penyakit keganasan stadium lanjut kadang-kadang
sel terlentu di dalam pulmo yang menyimpan dan mensekresikan menghasilkan hormon yang tidak berasal dari .jaringan yang sama
amina. dengan asal tumor (sindrom paraneoplastik).
Clandulae endocrinae tidak mempunyai ductus dan terdiri Bab ini menguraikan mengenai anatomi sistem endokrin dan
atas massa sel yang didarahi oleh banyak pembuluh darah, yang memberikan sedikit ulasan mengenai berbagai tipe hormon yang
mengalirkan sekretnya langsung ke dalam aliran darah. dihasilkan oleh berbagai kelenlar.
836

,+**,1"+ul, rrli",li l"i i ili,fh,j' ,,,IEtr..?i

Mempertahankan Homeostasis
Sistem saraf otonom dan sistem endokrin bekerja sama dalam
mengatur aktivitas berbagai organ dan jaringan tubuh untuk mem-
pertahankan homeostasis. Sistem saraf otonom menggunakan
Glandulae Endocrinae
impuls saraf dan melepaskan zat neurotransmiter pada ujung saraf
untuk mendapatkan respons yang cepat dan setempat. Sistem di Kepala dan Leher
endokrin menggunakan respons yang lebih lambat dan lebih
merata dengan mensintesa dan mengeluarkan zal-zat kimia ke
dalam darah yang disebut hormon. Struktur spesifik yang bekerja
atas pengaruh hormon disebut organ target. Aktivitas sistem saraf
I Glandula Pituitaria (Hypophysis
otonom dan sistem endokrin diintegrasikan dan dikoordtnasikan
Cerebri)
oleh hypothalamus.
Lokasi dan Deskripsi
Glandula pituitaria adalah struktur kecil dan oval yang dilekatkan
pada permukaan bawah otak oleh infundibulum (Garnba.r 24-2
dan 24-3). Selama kehamilan, ukurarmya bertambah besar dua
kali. Glandula ini dilindungi dengan baik karena letaknya yang
menguntungkan di dalam sella turcica ossis sphenoidalis. Karena

/l r

,/\\
l_v
glandula pituitaria
glandula pinealis

.ffi:
oa
glandula thyroidea
dan parathyroidea

sel-sel theca interna


dan corpus luteum
ovarii

Gambar 24-1 Lokasi kelenjar sistem endokrin.


GUNDUUE ENDOCRINAE 837

hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini mempengaruhi aktivitas


banyak kelenjar lain, hypophysis cerebri sering disebut sebagai
glandula endocrine utama. Karena alasan ini, glandula pituitaria Pembentukan Glandula Pituitaria
penting untuk kehidupan.
Glandula pituitaria berkembang dari dua sumber: diverticulum
Glandula pituitaria terbagi menjadi lobus anterior atau
kecil ektodermal (kantong Rathke), yang berkembang ke
adenohypophysis dan lobus posterior atau neurohypophysis.
superior dari atap stomodeum tepat anterior terhadap mem-
Lobus anterior terbagi dua atas pars anterior (kadang-kadang
brana buccopharyngealis, dan diverticulum kecil ektodermal
disebut pars distalis) yang mungkin dipisahkan oleh sebuah
(intundibulum), yang tumbuh ke inferior dari lantai diencephalon
celah yang merupakan sisa dari kantong embrional dengan
cerebri.
pars intermedia. Sebuah tonjolan dari pars anterior, yaitu pars
Selama perkembangan bulan kedua, kantong Rathke
tuberalis, meluas ke atas sepanjang facies anterior dan lateralis
berhubungan langsung dengan facies anterior infundibulum, dan
tangkai pituitari (Gambar 24-4).
hubungannya dengan epithelium oral memanjang, menyempit,
dan akhirnya menghilang (Gambar 24-8). Sekarang kantong
Rathke berbentuk vesicula yang berbentuk pipih di sekitar facies
Batas-Batas
anterior dan lateral infundibulum. Sel-sel dinding anterior vesicula
a Ke anterior: Sinus sphenoidaiis. berprbliferasi dan membentuk pars anterior glandulae pituitariae;
I Ke posterior: Dorsum sellae, arteria basilaris, dan pons. dari pars superior vesicula terdapat pengembangan selular
I Ke superior: Diaphragma sellae, yang mempunyai apertura yang tumbuh ke superior dan di sekitar tangkai infundibulum,
centralis sebagai tempat lewatnya infundibulum. Diaphragma membentuk pars tuberalis. Sel-sel dinding posterior vesicula
sellae memisahkan lobus anterior dari chiasma opticum. tidak berkembang dengan ekstensif, sel-sel ini membentuk pars
I Ke inferior: Corpus sphenoidalis, dengan sinus sphenoidalis. intermedia" Kemudian beberapa sel bermigrasi ke anterior ke
a Ke lateral: Sinus cavernosus dan isinya. dalam pars anterior. Rongga vesicula menyempit membentuk
celah sempit, yang dapat menghilang seluruhnya. Sementara itu
infundibulum berdiferensiasi menjadi tangkai dan pars nervosa
Pendarahan glandulae pituitariae (Gambar 24-8).
Arteri yang mendarahinya berasal dari arteria hypophysialis
superior dan inferior, cabang dari arteria carotis interna (Gambar
24-4). Yenanya bermuara ke dalam sinus intetcavernosus. Perhati-
kan pentingnya sistem portal hipofisis yang terbentang dari
eminentia mediana ke lobus anterior pituitarii serta membawa
r el easing dan r eleas e-inhibitin g hormon.
I Glandula Pinealis
Glandula pinealis adalah organ kecil berbentuk kerucut yang
menonjol ke posterior dari ujung posterior atap ventriculus tertius
Tractus Hypothalamohypophysial is cerebri (Gambar 24-2). Glandula pinealis terdiri atas kelompok sel-
Tractus hypothalamohypophysialis terbentang dari nuclei supra- sel penting, pinealosit, yang disokong oleh sel-sel glia. Glandula
opticus dan paraventricularis hypothalamus ke lobus posterior mempunyai banyak aliran darah dan disarafi oleh serabut saraf
glandula pituitaria (Gambar 24-4). Hormon vasopressin dan posganglionik simpatik.
oksitosin dikeluarkan pada terminal axon di lobus posterior
glandr:lae pituitariae.

Fungsi Glandula Pinealis


Glandula pinealis dapat mempengaruhi aktivitas glandula pituitaria,
insulae pancreaticae Langerhans, glandulae parathyroideae,
Fungsi Glandula Pituitaria glandula suprarenalis, dan gonad. Sekret glandula pinealis
Glandula pituitaria mempengaruhi aktivitas banyak kelenjar dihasilkan oleh sel-sel pinealosit, mencapai organ target melalui
endokrln. Pengaruh pengaturan diringkas dalam Gambar 24-5. aliran darah atau melalui cairan cerebrospinalis. Kerjanya terutama
Glandula piturtaria sendiri diatur oleh hypothalamus, dan aktivitas menghambat, apakah langsung menghambat produksi hormon
hypothalamus dikendalikan oleh informasi yang diterima melalui atau tidak langsung dengan menghambat sekresi releasing factor
berbagai lintasan saraf aferen dari berbagai bagian sistem saraf oleh hypothalamus. Menarik untuk diingat bahwa glandula pinealis
pusat serta kadar hormon dan elektrolit yang beredar (Gambar tidak memiliki sawar darah otak.
24-6). Aktivitas hormon pars intermedia lobus anterior dan pars Melatonin terdapat dalam konsentrasi tinggi di glandula
posterior (lobus posterior) glandula pituitaria diringkas dalam pinealis. Zat ini dikirim ke lobus anterior pituitarii dan menghambat
Gambat 24-7. pelepasan gon ad otroph ic hormone.
838 BAB 24

sinus sagitalis superior


sinus sagitalis inferior

adhesio interthalamica
corpus callosum

thalamus septum pellucidum

falx cerebri foramen interventriculare


A. cerebri anterior
V. cerebri N. opticus
magna
hypophysis cerebri
glandula sinus frontalis
pinealis concha nasalis superior
aqueductus agger nasr
concha nasalis media
mesencephalon vestibulum
tentorium
cerebelli

srnus concha nasalis


rectus inferior
ventriculus quartus palatum durum
cerebellum palatum molle
lingua
pons
M. genioglossus
medulla oblongata
atlas M. geniohyoideus
ligamentum nuchae M. mylohyoideus
muara tuba auditiva
tonsil
os hyoideum
membrana thyrohyoidea
M. postvertebrales epiglottis
plica vestibularis
spinae cervicales vocalis
cartilago thyroidea
ligamentum cricothyroideum
arcus cartilago cricoidea
trachea
oesophagus

isthmus glandulae thyroideae


medulla spinalis superficalis fascia colli profunda

canalis centralis arcus jugularis


spatium suprasternale
A. brachiocephalica
sisa glandula thymus
V. brachiocephalica sinistra manubrium sterni

Gambar 24-2 Penampang sagital kepala dan leher


GLANDULAE ENDOCRINAE 839

lobus posterior hypophysis cerebri

diaphragma sellae
infundibulum
ventriculus tertius A. cerebri anterior
Aa. perforantes
tractus
opticus A. cerebri media

spatium subarachnoidale
A. communicans
arachnoideamater
posterior
lamina meningea
lobus temporalis
duramatris
hemispherii
cerebri
sinus cavernosus
N- oculomotorius

N. trochlearis

divisi ophthalmicus
nervi trigemini

lamina endosteal foramen ovale


duramatris A. carotis interna
N. abducens\ divisi mandibularis
plexus caroticus nervi trigemini
sympathicus
divisi maxillaris
nervi trigemini

Gambar 24-3 penampang coronal melalui corpus ossis sphenoidalis, memperlihatkan glandula pituitaria dan sinus cavernosus.
Perhatikan posisi afteria carotis interna dan nervi craniales.

sebelah kiri garis tengah. Sebuah pita fibrosa atau muskular sering
menghubungkan lobus pyramidalis dengan os hyoideum. Jika
pita ini muscular, disebut musculus levator glandulae thyroideae
Pembentukan Glandula Pinealis
(Gambar 24-9).
Glandula pinealis terbentuk sebagai sebuah diverticulum kecil
ektoderm di pars posterior atap diencephalon selama perkem-
bangan minggu ketujuh. Batas-Batas Lobus
a Ke anterolateral: musculus sternothyroideus, venter superior
musculi omohyoidei, musculus sternohyoideus, dan pinggir
anterior muscul.us sternocleidomastoideus (Gambar 24-10).
I GlandulaThyroidea a Ke posterolateral: Selubung carotis dengan arteria carotis
Glandula thyroidea terdiri atas lobus dexter dan sinister yang communis, vena jugularis interna, dan nervus vagus (Gambar
24-70).
dihubungkan oieh isthmus yang sempit (Gambar 24-9). Glandula
ini merupakan organ vascular yang dibungkus oleh selubung a Ke medial: Larynx, trachea, pharynx, dan oesophagus.
yang berasal dari lamina pretrachealis fascia profunda. Selubung Berkaitan dengan struktur-struktur ini adalah musculus
ini melekatkan glandula pada larynx dan trachea. cricothyroideus dan persarafannya nervus laryngeus externus.
Setiap lobus berbentuk seperti buah pir, dengan apexnya Di sulcus antara oesophagus dan trachea terdapat nervus
menghadap ke atas sampai linea obliqua cartilaginis t\roideae; laryngeus recurrens (Gambar 24-10).
basisnya terletak di bawah setinggi cincin trachea keempat atau
kelima. Pinggir posterior masing-masing lobus yang bulat berbatasan
Islhmus meluas melintasi garis tengah di depan cincin trachea dengan glandula parathyroidea superior dan inferior di daerah
kedua, ketiga dan keempat (Gambar 24-9). Sering terdapat lobus posterior (Gambar 24-9) dan anastomosis terletak di antara arteria
py'ramidalis, yang menonjol ke atas dari isthmus, biasanya ke thyroidea superior dan inferior.
840

pars tuberalis
infundibulum
(tangkai pituitaria)

lobus posterior
(neurohypophysis)

nucleus
paraventricularis

nucleus
supraopticus

celah (sisa
diverticulum ectodermal)

A. hypophysialis sel-sel saraf di


superior dalam hypothalamus

tractus badan sel


hypothalamohypophysis saraf

pars
anterior

kapiler dan sinusoid V. hypophysialis


inferior
V hypophysialis
inferior

Gambar 24-4 A. Divisi glandula pituitaria menjadi pars anteriot pars intermedia (lobus anterior), dan pars nervosa (lobus
posterior). B. Vasa porta hypothalamohypophysis. C, Tractus hypothalamohypophysis.
GLANDULAE ENDOCRINAE 841

pars tuberalis lobus posterior


pars intermedia
pars anterior

--{.#=*-*
\*/r
\lfr
l"l
ffi-
si \{nK
::-=
ffi
v\9
Gambar 24-5 Peran glandula pituitaria dalam mengendalikan kelenjar endokrin lainnya dan jaringan tubuh. Diperlihatkan
berbagai macam hormon yang dihasilkan pada bagian yang berbeda pada glandula pituitaria.

hormon pelepasan
dan penghambat
hypothalamus

menghambat
growth hormone LHRH

I
estrogen +
progesteron
\n^nn"^nn/ o..yP(","; menghambat
LHRH

I
rIT"
ffi
ovarium
testis

cortex glandula suprarenalis

Gambar 24-6 Kendali sekresi pars anterior glandulae pituitariae oleh hypothalamus. Perhatikan bahwa aKivitas hypothalamus
diubah oleh informasi yang diterima dari berbagai bagian sistem saraf dan kadar hormon di dalam plasma.
842- BAB 24

hypothalamus

nucleus
supraopticus

pars intermedia
lobus anterior

rangsangan hisapan

Gambar 24-7 Aktivitas hormon pars intermedia lobus anterior glandulae pituitariae dan pars posterior (lobus posterior)
glandulae pituitariae. Perhatikan bahwa sel-sel saraf nuclei supraopticus dan paraventricularis hypothalamus mensintesa
antidiuretic hormonedan oksitosin, yang kemudian disimpan di dalam tractus hypothalamohypophysis pada lobus posterior
GUNDUUE ENDOCRINAE 843

infundibulum
diencephalon
I

infundibulum

rat"rffi z
membrana
kantong Rathke buccopharyngealis

t-"'
,:/1:
^ (11 --pnarynx

cavitas oris

vesicula berasal dari


pars tuberalis
kantong Rathke

*finrundiburum pars anterior

h)\b
\z membrana
z buccopharyngealis
pars iniermedia
pars nervosa

cavum ons

Gambar 24-8 Berbagai stadium pembentukan glandula pituitaria diperlihatkan dalam penampang sagital.

melintas di depan atau belakang arteri ini, atau mungkin berjalan


Batas-Batas lsthmus
di antara cabang-cabangnya.
r) Ke anterior: musculus stemothyroideus, musculus Arteria thyroidea ima, jika ada merupakan cabang dari arteria
stemohyoideus, vena jugularis anterior, fascia" dan kulit' brachiocephalica atau arcus aortae. Berjalan ke atas di depan
I Ke posterior: Cincin trachea kedua, ketiga, dan keempat. trachea menuju isthmus (Gambar 24-9).
Vena-vena dari glandula thyroidea adalah vena thyroidea
Cabang-cabang terminal arteria thyroidea superior beranas-
superior yang bermuara ke vena jugularis intema; Vena thyroidea
tomosis sepanjang pinggir atas isthmus.
media, yang bermuara ke vena jugularis interna; dan vena
thyroidea inferior (Gambar 24-9). Yena thyroidea in{erior dari
Pendarahan kedua sisi beranastomosis safu dengan lainnya pada saat mereka
Arteri-arteri yang mendarahi glandula thyroidea adalah arteria berjalan furun di depan trachea. Vena-vena ini akan bermrrara ke
thyroidea superior, arteria thyroidea inferiot dan kadang-kadang dalam vena bradriocephalica sinistra di dalam rongga thorax.
arteria thyroidea ima. Arteri-arteri ini saling beranastomosis
dengan luas di permukaan glandula. Aliran Limfe
Arteria thyroidea superior, cabang dari arteria carotis extema,
Cairan limfe dari glandula thyroidea terutama mengalir ke lateral
berjalan turun menuju ke kutub atas setiap lobus, bersama dengan
ke dalam nodi lymphoidei cervicales profundi. Beberapa pembuluh
nervus laryngeus externus (Gambar 24-9).
limfe berjalan turun ke nodi lymphoidei parahacheales.
Arteria thyroidea inferior, cabang dari truncus thyrocervicalis,
berjalan ke atas di belakang glandula sampai setinggi cartilago
Persarafan
cricoidea. Kemudian arteri membelok ke medial dan bawah untuk
mencapai pinggir posterior glandula. Nervtrs laryngeus recurrens Ganglion sympathicum cervicale superius, medium, dan inferius.
844 BAB 24

tampak anterior
cartilago thyroidea
M. levator glandulae thyroideae

lobus pyramidalis

V. jugularis interna

A. thyroidea superior
cricothyroideus V, thyroidea superior
A. carotis communis

cartilago
cricoidea

isthmus glandulae thyroideae

lobus glandulae thyorideae

V. thyroidea media

A. thyroidea ima

oesophagus
trachea

V brachiocephalica sinistra

apex

lobus dexter tampak lateral


capsula lamrnae pretrachealis

capsula glandulae thyroideae

lobus glandulae thyroideae

glandula parathyroidea isthmus glandulae thyroideae


superior

glandula parathyroidea
inferior

basis

Gambar 24-9 Glandula thyroidea memperlihatkan hubungannya dengan larynx dan trachea serta pembuluh darah besar leher.
Juga diperlihatkan pendarahan dan aliran vena glandula thyroidea. Diagram bawah memperlihatkan glandulae parathyroideae di
posterior glandula thyroidea.
GLANDULAE ENDOCRINAE 845

N. laryngeus recurrens
trachea M. sternocleidomastoideus
oesophagus M. sternohyoideus
glandula thyroidea M. sternothyroideus

selubung carotis M. platysma

V jugularis
interna
M. longus cervicis
nodus cervicalis
profundus

A. carotis
communis M. scalenus
N. vagus anterior

truncus
M. scalenus
sympathicus
medius

lamina
superficialis

pars spinalis
nervi accessorii

M. trapezius
lamina
prevertebralis
A. vertebralis M. levator scapulae

N. spinalis M. splenius capitis


ligamentum nuchae
M. semispinalis capitis

Gambar 24-10 Potongan melintang leher setinggi vertebra cervicalis VI.

Fungsi Glandula Thyroidea Pembentukan Glandula Thyroidea


Sebagai reaksi terhadap terbentuknya thyroid-stim ulating hormone Glandula thyroidea mulai berkembang selama minggu ketiga
oleh pars anterior pituitarii, hormon thyroxin dan triiodotironin sebagai penebalan entoderm pada garis tengah di dasar pharynx, di
dilepaskan dari koloid folikular dan masuk ke aliran darah (Gambar antara tuberculum impar dan copula (Gambar 24-1 2). Kemudian,
24-11 ). Hormon tiroid meningkatkan aktivitas metabolisme di hampir penebalan ini berubah menjadi diverticulum yang tumbuh ke

seluruh sel dalam tubuh, meningkatkan konsumsi oksigen, dan inferior ke dalam mesenkim yang terletak di bawahnya dan disebut
meningkatkan produksi panas. Sel-sel parafolikular menghasilkan ductus thyroglossus. Dengan berlanjutnya perkembangan,
hormon tirokalsitonin, yang menurunkan kadar kalsium darah. ductus memanjang dan ujung distalnya membentuk dua lobus.
Sel-sel parafolikular distimulasi oleh hiperkalsemia dan dihambat Ductus segera berubah menjadi sebuah tali sel padat, dan sebagai
oleh hipokalsemia. Hormon ini tidak dikendalikan oieh glandula akibat proliferasi epithel, tonjolan terminal bilobus berkembang
pituitaria. membentuk glandula thyroidea.
Pada saat ini glandula thyroidea bermigrasi ke inferior ke
daerah leher dan berjalan di sebelah anterior atau posterior atau
846 BAB 24

hypothalamus emosi

-
panas

\
meningkatkan metabolisme

galaktosa ditambahkan
thyroid-stimulating
manosa ditambahkan
hormone (TSH)

kelompok
tirosil + iodium tiroksin (T4)
I
dan
Y triiodotironi
monoiodotirosil (r3)
I
I
Y
diodotiiosil norepinefrin

.t,
hiiodotyronin (T3) I
tiroksin (T4) \
serabut saraf
\ posganglionik
\ simpatik
disimpan
dalam koloid
I
thyroglobulin

Gambar 24-11 Pembentukan dan pengendalian sekresi sel-sel folikular di dalam glandula thyroidea. Perhatikan mekanisme
umpan balik ke hypothalamus.

menembus corpus ossis hyoidei yang sedang berkembang. Pada mesenkim vaskular di sekiiarnya, massa menjadi terbagi atas
minggu ketujuh, glandula akan mencapai posisi akhirnya di dekat lamina dan fasciculi, dan akhirnya menjadi kelompok-kelompok
larynx dan trachea. Sementara itu, pita padat yang menghubungkan sel. Pada usia 3 bulan, koloid mulai terkonsentrasi di pusat setiap
glandula thyroidea dengan lidah terpecah dan menghilang. Tempat kelompok, dengan demikian dibentuk folikel. Capsula fibrosa dan
asal ductus thyroglossus pada lidah menetap sebagai celah yang jaringan ikat berkembang dari mesenkim di sekitarnya.
disebut foramen caecum. Sekarang glandula thyroidea terbagi Corpus ultimobranchiale (dari kantong pharynx kelima) dan
atas bagian tengah yang kecil, isthmus, dan dua lobus lateral sel-sel crista neuralis diyakini masuk bergabung ke dalam glandula
yang besar (Gambat 24-12). thyroidea, di tempat sel-sel ini membentuk sel-sel parafolikular
Pada stadium .paling awal, glandula thyroidea terdiri atas yang menghasilkan tirokalsitonin. Fungsi kalsitonin adalah
massa sel padat. Kemudian, sebagai akibat dari invasi jaringan menurunkan konsentrasi kalsium plasma.
GUNDULAE ENDOCRINAE 847

tubercurum"NH":ff-

) dah'\
A

foramen caecum

os hyoideum

cartilago thyroidea

glandula thyroidea lobus lateralis

isthmus

Gambar 24-12 Berbagai stadium pembentukan glandula thyroidea. A. Penampang sagital lidah memperlihatkan penebalan
entoderm di antara tuberculum impar dan copula. B. Penampang sagital lidah memperlihatkan pembentukan ductus
thyroglossus. C. Penampang sagital lidah dan leher memperlihatkan jalur yang dilalui oleh glandula thyroidea saat bermigrasi ke
inferior. D. Glandula thyroidea yang berkembang penuh seperti terlihat dari depan. Perhatikan sisa ductus thyroglossus di atas
isthmus.

I Glandula Parathyroidea Aliran Limfe


Glanduia parathyroidea merupakan organ berbentuk lonjong Nodi lymphoidei cervicales profundi dan paratracheales.
dengan ukuran diametemya yang paling panjang adalah 6 mm.
Biasanya terdapat empat buah dan berhubungan erat dengan
pinggir posterior glandula thyroidea, terletak di dalam bungkus Persarafan
f ascianya (G amb ar 24-9).
Kedua glandula parathyroidea superior mempunyai posisi Ganglion sympathicum cervicale superius atau medius.
yang lebih konstan dan terletak setinggi pertengahan pinggir
posterior glandula thyroidea.
Kedua glandula parathyroidea inferior biasanya terletak
dekat kutub inferior glandula thyroidea. Keduanya mungkin
terletak di daiam selubung fascia, tertanam di dalam substansi Fungsi Glandula Parathyroidea
thyroid, atau di iuar selubung fascia. Kadang-kadang glandula
Chief cell menghasilkan hormon paratiroid, yang merangsang
ini terdapat disebelah distal dan kaudal dari glandula thyroide4
aktivitas osteoklas di dalam tulang, jadi memobilisasi kalsium tulang
berdekatan dengan vena thyroidea; atau dapat juga terletak di
dan meningkatkan kadar kalsium di dalam darah (Gambat 24-
dalam mediastinum superior pada thorax.
13). Hormon paratiroid juga merangsang absorpsl kalsium dalam
makanan di intestinum tenue serta mereabsorpsi kalsium di dalam
Pendarahan tubulus contortus proximalis renis. Sekresi hormon paratiroid diatur

Pendarahan glandula parathyroidea berasal dari A.thyroidea oleh kadar kalsium di dalam darah.

superior dan inferior. Aliran vena menuju ke V.thyroidea superior,


medius, dan inferior.
848 BAB 24

folikel glandula thyroidea

lamina basalis

sel-sel parafolikular glandula thyroidea

meningkatkan reabsorpsi
kalsium di dalam tubulus
contortus proximalis
Sel utama
(chief cell)
glandula
parathyroidea

\
meningkatkan kadar
kalsium darah

Gambar 24-13 Fungsi hormon tirokalsitonin (A) dan hormon paratiroid (B) pada metabolisme kalsium.

kantong pharynx keempat pada masing-masing sisi. Glandula ini


kehilangan hubungan dengan dinding pharynx dan mencapai posisi
finalnya pada facies posterior lobus lateralis glandulae thyroideae
Pembentukan Glandula Parathyroidea
masing-masing sisi, kurang lebih setinggi isthmus (Gambar 24-
Sepasang glandula parathyroidea inferior, dikenal sebagai
14)
parathyroid lll, berkembang sebagai hasil dari proliferasi sel-sel
Pada stadium lebih awal, masing-masrng glandula terdiri dari
entoderm di kantong pharynx ketiga pada masing-masing sisi. Saat
massa padat sel jernih, yaitu sel utama (chief cell). Pada akhir
d;verticulum thymus pada masrng-masing sisi tumbuh ke inferior
masa anak-anak, timbul sel-sel asidofil, sel-sel oksifil. Jaringan
di leher, diverticulum ini menarik glandula parathyroidea inferior
ikat dan pendarahan diperoleh dari mesekhim di sekitarnya.
bersamanya, sehingga akhirnya terletak pada facies posterior
Diyakini bahwa hormon paratiroid awalnya disekresi oleh sel-sel
lobus lateral glandula thyroidea dekat kutub inferior dan menjadi
principal untuk mengatur metabolisme kalsium. Sel-sel oksifll
terpisah secara total dari thymus (Gambar 24-14).
diperkirakan sebagai sel-sel principal yang tidak berfungsi.
Sepasang glandula parathyroidea superior, dikenal sebagai
parathyroid lV, berkembang sebagai proliferasi sel-sel entoderm
GUNDUUE ENDOCRINAE 849

pharynx

glandula thyroidea

parathyroid lV

parathyroid lll

Gambar 24-14 Glandulae parathyoideae menuju ke posisi terakhirnya di leher.

pada sel-sel thymus yang menunjukkan bahwa aktivitas thymus


Glandulae Endocrinae dapat dimodifikasi oleh hormon dari glandulae endocrinae lain.
di Dalam Thorax Rincian dari aktivitas ini diluar lingkup buku ini.

I Thymus
Thymus berbentuk pipih dan berlobus dua (Gambar 24-7 dan24-2)
terletak di antara stemum dan pericardium di dalam mediastinum Pembentukan Thymus
anterior. Pada bayi yang baru lahir, thymus mempunyai ukuran Thymus timbul sebagai sebuah diverticulum entoderm dari kantong
relatif yang terbesar dibandingkan dengan ukuran tubuh, pada pharynx ketiga masing-masing sisi. Masing-masing diverticulum
saat ini thymus dapat meluas ke atas sampai ke mediastinum tumbuh ke inferior di leher dan mencapai aspek anterior aortae.
superior di depan pembuluh-pembuluh besar sampai pangkal Diverticula menjadi batang padat sebagai akibat proliferasi sel.
leher. Thymus terus berkembang sampai pubertas, tetapi setelah Kemudian batang padat ini bergabung dengan mediastinum
itu mengalami involusi. Thymus tampak berwama dadq berlobus, superius dan kehilangan hubungannya dengan kantong pharynx.
dan merupakan tempat pembentukan limfosit, yaitu limfosit T Sel-sel entoderm membentuk corpusculus Hassall, dan
(thymus), yang didistribusikan ke seluruh tubuh. mesenkim di sekitarnya membentuk rangka jaringan ikat dan
capsula. Organ kemudian diinvasi oleh sejumlah limfosit yang
Pendarahan jumlahnya meningkat.

Thymus mendapat darah dari arteria thyroidea inJerior dan arteria


thoracica interna.
Glandulae Endocrinae
pada Abdomen dan Pelvis

Fungsi Thymus ( Glandulae Suprarenales


Sekarang diketahui bahwa thymus menghasilkan banyak hormon,
termasuk timosin, yang mempengaruhi kematangan dan Lokasi dan Deskripsi
fungsi limfosit di dalam thymus dan di seluruh tubuh. Demikian Kedua glandula suprarenalis merupakan organ retroperitoneal
pula diperlihatkan bahwa thymus melepaskan hormon yang yang berwarna kekuningan pada polus superior ren. Glandula
mempengaruhi glandulae endocrinae lain. Reseptor diidentifikasi suprarenalis ini dikelilingi oleh fascia renalis (tetapi dipisahkan
850 BAB24

dari ginjal oleh lemak perirenal). Setiap kelenjar mempunyai cortex Pendarahan
beru,ama kuning dan medulla yang berwarna coklat tua.
Arteri
Glandula suprarenalis dextra berbentuk pyramid dan
melingkupi polus superior ren dexter (Gambar 24-15). Glandula Arteri yang mendarahi masing-masing glandula suprarenalis ada
ini terletak di belakang lobus hepatis dexter dan terbentang ke tiga buah: arteria phrenica inferior, aorta, dan arteria renalis.
medial di belakang vena cava inferior. Glandula terletak posterior
Vena
terhadap diaphragma.
Glandula suprarenalis sinistra berbentuk bulan sabit serta Sebuah vena keluar dari hilus masing-masing glandula supra-
terbentang sepanjang margo medialis ren sinister dari polus renalis dan mengalirkan darahnya ke vena cava inferior pada sisi
superior hilus renis (Gambar 24-15). Glandula terletak di belakang kanan dan vena renalis pada sisi kiri.
pancreas, omentum minus, dan gaster serta terletak posterior
terhadap diaphragma. Aliran Limfe
Limfe dialirkan ke dalam nodi aortici laterales.

Persarafan
Fungsi Glandulae Suprarenales
Serabut preganglionik simpatik berasal dari nervus splanchnicus
Cortex glandulae suprarenales mensekresikan hormon-hormon mensarafi glanduia suprarenalis. Sebagian besar saraf berakhir
termasuk mineralokortikoid, yang berperan dalam pengaturan pada medulla glandulae suprarenalis.
keseimbangan cairan dan elektrolit; glukokortikoid, yang
berperan dalam pengaturan metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein; dan sedikit hormon seks, yang mungkin berperan
dalam pengembangan prepubertas organ-organ seksual. lvledula
glandulae suprarenales mensekresikan kalekolamin, epinefrine Pembentukan Glandulae Suprarenales
dan norepinefrine. Fungsi hormon-hormon yang disekresikan Cortex berkembang dari mesothelium selom yang menutupi
oleh cortex glandula suprarenalis diringkas dalam Gambar 24-16. dinding posterior abdomen. Pada mulanya, dibentuk cortex
Kendali simpatik untuk pelepasan katekolamin dari sel-sel epitel fetalis; kemudian cortex diliputi oleh cortex tetap. Setelah lahir,
medulla suprarenalis serta respons cortex dan medulla suprarenalis cortex fetalis menghilang, dan involusinya sebagian besar selesai
terhadap stres diperlihatkan dalam Gambar 24-17. pada beberapa minggu pertama kehidupan.

centrum tendineum diaphragmatis

\
A. phrenica
suprarenalis sinistra

\ ,IE

lien
glandula suprarenalis
dextra ren sinister
V. porta ligamentum
phrenicocolicum
ren dexter

ductus choledochus
A. hepatica

Gambar 24-15 StruKur-struktur yang


descendens terletak pada dinding posterior abdomen
di belakang gaster. Perhatikan posisi
colon ascendens colon transversum
A. pancreaticoduodenalis superior glandulae suprarenales.
GUNDUUE ENDOCRINAE 851

Medulla dibentuk dari sel-sel simpatokromafin dari krista


neural. Sel-sel ini menginvasi cortex pada sisi medial. Dengan cara
I lnsulae Pancreaticae Langerhans
ini, medulla menempati posisi sentral dan disusun dalam tali dan Pancreas merupakan organ lunak berlobus yang terletak pada
kelompok. Serabulserabut saraf simpatik preganglionik tumbuh ke dinding posterior abdomen di belakang peritoneurr.. Caput
dalam medulla dan mempengaruhi aktivitas sel-sel medulla. pancreatis terletak di dalam cekungan duodenum, dan collum,
corpus, serta cauda terbentang ke kiri; cauda terletak berhubungan
langsung dengan hilum lienalis (Gambar 24-\5). Sebagian

hypothalamus
-- stres

co tti cotro p i n - re I e a s i n g
hormone (CRH)
/--\^ _./---\ ritme sirkadia
serum angiotensinogen

t
angiotensin I

sel-sel kortikotrop I
angiotensin ll

adrenokortikotropin (ACTH)

angiotensin ll

glukokortikoid darah

turunnya
tekanan
darah

zona glomerulosa

zona fasciculata

zona reticularis glukokortikoid

sel-sel medulla
influences metabolism
of carbohydrates, fats,
and proteins

Gambar 24-16 Fungsi hormon yang disekresi oleh cortex glandula suprarenalis. Juga diperlihatkan kendali cortex glandula
suprarenalis oleh glandula pituitaria dan hypothalamus, seperti kendali renin-angiotensin terhadap sekresi aldosterone.
852 BAB 24

besar glandula menghasilkan sekret eksokrin yang mengalir ke


duodenum. Bagian endokrin glandula dibentuk oleh kelompok-
kelompok sel disebut insulae Langerhans, yang tersebar di antara Fungsi lnsulae Pancreaticae Langerhans
asini eksokrin. Insulae Langerhans ini lebih banyak di cauda
Dengan teknik pewarnaan khusus, dapat diidentiflkasi empat jenis
pancreatis dibandingkan dengan di corpus, collum, atau caPut
sel di dalam insulae pancreaticae. Sel-sel itu adalah sel beta,
pancreatis.
alpha, dan delta, serta sel PP (sel pancreatik polipeptida). Teknik
khusus antibodi memungkinkan peneliti menentukan lokasi spesifik

serabut preganglionik
N. splanchnicus

epinefrin dan
norepinefri n

hypothalamus

co tti cotro p h i n - re Ie a s in g
factor (CRF)

sel kortikotrop

medulla glandulae suprarenalis

katekolamin merarrgsang sistem


kardiovaskular dan respirasi serta
aktivitas metabolik umum tubuh;
juga meningkatkan kadar glukosa
mineralokortikoid mengatur darah
kadar air dan elektrolit di
dalam cairan tubuh
glukokortikoid mengaktifkan
glukosa sebagai sumber energi

Gambar 24-17 A. Kendali simpatikterhadap pelepasan katekolamin dari sel epithel medulla glandulae suprarenalis. B. Respons

coftex dan medulla glandulae suprarenalis terhadap stres.


GLANDULAE ENDOCRINAE 853

hormon-hormon terhadap sel-sel tertentu. Sel-sel beta membentuk


sebagian besar sel-sel insulae dan mensekresikan insulin. Sel
I Sel-Sel lnterstisial Testis
alpha mensekresikan glukagon, dan sel delta mensekresikan Testis adalah sepasang organ berbentuk oval, terletak di dalam
somatostatin. Fungsi sel PP pada manusia tidak diketahui. scrotum. Masing-masing testis merupakan glandula eksokrin dan
Fungsi utama insulin adalah mengabsorpsi, menyimpan, dan endokrin. Bagian besar dari masing-masing kelenjar tersusun dari
menggunakan glukosa secara cepat di dalam tubuh (Gambar 24- tubulus seminiferous yang berfungsi menghasilkan spermatozoa.
18). lnsulin berperan penting juga pada metabolisme lemak dan Spermatozoa merupakan sekresi eksokrin yang berjalan melewati
protein. Glukagon meningkatkan konsentrasi glukosa di dalam ductus ke urethra.
darah, dan karena itu efeknya berlawanan dengan yang dimiliki Bagian endokrin dari masing-masing testis terdiri dari
oleh insulin (Gambar 24-18). Fungsi somatostatin tidak diketahui, kelompok sei-sel interstisial berbentuk bulat (se1 Leydig)
walaupun hormon ini diketahui menghambat sekresi insulin dan yang tertanam di dalam jaringan ikat jarang di antara tubulus
glukagon. seminiferous.

Fungsi Sel-Sel lnterstisiai Testis


Pembentukan lnsulae Pancreaticae Langerhans Fungsi sel-sel rnterstisial adalah mensekresikan andrcgen, yang
Pembentukan insu ae Langerhans diuraikan dengan pancreas seperti testosteron, dihidrotestosteron, dan andrastenediott
dalam Bab 2A (hal.741). Yang paling pentrng rjan paling banyak adalah tesic$ieron. Sal-
sel interstisial terdapat dalam jumlah iranyak pa,l* jiii:ir. i'rilfrrr

insulae Langerhans
(bagian endokrin pankreas)

kapiler darah

asinus dari bagian


eksokrin pancreas
sel beta
sel delta
mensekresikan
somatostatin

sel alpha

glukagon disekresikan
oleh sel alpha, meningkatkan
kadar glukosa darah

Gambar 24-18 Efek insulin dan glukagon,


kadar masing-masing disekresi oleh sel beta dan sel
glukosa alpha serta insulae Langerhans terhadap kadar
kadar
darah glukosa glukosa. Perhatikan kerja umpan balik glukosa
darah darah terhadap aktivitas sel-sel ini.
854 BAB 24

mengecil setelah lahir. Sel-sel ini muncul kembali dalam jumlah


besar ketika pubertas. Pada janin, gonadotropin korionik dari
placenta merangsang sel-sel interstisial testrs menghasilkan
Pembentukan Sel-Sel lnterstisial Testis
testosteron, yang penting untuk perkembangan genitalia masculina
Pembentukan sel-sel interstisial testis diuraikan bersama pem-
dan menekan pembentukan genitalia feminina. Testosteron juga
bentukan testis dalam bab 22 (hal. 840).
menyebabkan descensus testiculorum. Kendali aktivitas teStis oleh
hypothalamus dan pars anterior glandulae pituitariae diperlihatkan
dalam gambar 24-1 L
Sel-sel interstisial kurang peka terhadap panas dibandingkan
dengan sel-sel epitelium germinativum dari tubulus semineferous.
I Ovarium
Oleh karena itu, testosteron diproduksiterus menerus pada individu Masing-masing ovarium mempunyai cortex di luar dan medulla di
dengan undescensus testiculorum. dalam, tetapi batas dari keduanya tidak begitu jelas. Tertanam di
dalam jaringan ikat cortex ovarii terdapat folliculi ovarici dengan
berbagai stadium perkembangan.

hypothalamus
gonadotropin
releasing hormon
(GHRH)

pars anterior

sel basofil

testosteron

LH (rCSH)

sel-sel interstisial

testosteron
Gambar 24-19 Kendali aktivitas testis oleh
* hypothalamus dan pars anterior glandulae
mengembangkan dan
pituitariae. Perhatikan kemungkinan mekanisme
mempertahankan organ
seks aksesori dan ciri seks umpan balik oleh inhibin dari sel Sertoli dan
sekunder testosteron dari sel-sel interstisial (sel Leydig).
GLANDULAE ENDOCRINAE

siklus menstruasi dan pada masa kehamilan untuk perkembangan


dan pemeliharaan decidua. Progesteron juga menyebabkan
pembesaran epitelium di dalam sistem ductus mammae selama
Fungsi Hormon Ovarium
paruh kedua siklus menstruasi, dan selama kehamilan, progesteron
Hormon ovarium adalah steroid estrogen dan progesteron. menyebabkan perkembangan alveolar secara ekstensif. Kendali
Estrogen terutama B-estradiol dan estron. Hormon ini aktivitas ovarium oleh hypothalamus dan pars anterior glandulae
dihasilkan oleh sel-se theca interna, yang terdapat di dalam pituitariae diperlihatkan dalam Gambar 24-20).
stroma ovarii tepat di luar folikel de Graff dan dekat sel-sel corpus
luteum. Pada pubertas, peningkalan produksi estrogen berperan
dalam perkembangan ulerus dan vagina, genitalia externa, pelvis,
payudara, serta rambut publs dan ketiak. Estrogen menyebabkan
perbaikan dan proliferasi perubahan dalam endometrium setelah
masa menstruasi.
Pembentukan Ovarium
Progesteron dihasilkan oleh corpus luteum ovarii. Bersama
dengan estrogen, progesteron berperan dalam fase sekresi Pembentukan ovarium diuraikan dalam Bab 23. halaman 811.

endometrium yang sedang berkembang selama paruh kedua

luteinizing hormone-releasing

progesteron

corpus luteum

sel theca interna progesieron


estrogen

I I
Y Y
perkembangan dan Pemeliharaan dengan estrogen mengembangkan
uterus, vagina, genitalia externa, endometrium sekretorius-merangsang
dan mammae tunica mucosa tuba uterina dan sel-sel
acinus glandulae mammae

Gambar 24-2O Kendali aktivitas ovarium oleh hypothalamus dan pars anterior glandulae pituitariae. Perhatikan mekanisme
umpan balik yang dilakukan oleh estrogen dan progesteron.
850' BAB 24

I Placenta
Estrogen juga meningkatkan kontraksi otot polos dinding uterus
dan dengan demikian merangsang kontraksi uterus pada saat
Pembentukan dan fungsi placenta selama kehamilan telah persalinan dimulai.
diuraikan dalam Bab 23. Salah satu fungsi utama placenta adalah Progesteron placenta mengambil alih produksi progesteron
sebagai kelenjar endokrin, dan hormon dihasilkan dari pars fetalis dari corpus luteum sekitar usia kehamilan empat bulan. Progesteron
placentae di sinsitiotrofoblas. penting untuk memelihara decidua selama kehamilan dan berperan
untuk perkembangan selanjutnya dari alveoli glandulae mammae.
l\,4enjelang akhir kehamilan, jumlah produksi estrogen menlngkat,
sementara kadar progesteron tidak meningkat. Dengan demikian
otoi uterus menjadi lebih peka dan rentan terhadap kerja oksitosin
Fungsi Hormon Placenta dari lobus posterior glandulae pituitariae.
Placenta mensekresikan estrogen, progesteron, gonadotropin Gonadotropin korionik terdapat di dalam aliran darah
korionik, dan somatomammotropin korionik (Gambar 24-21). pada saat ovum yang telah dibuahi diimplantasikan ke dalam
Estrogen placenta berperan untuk meneruskan pembesaran endometrium. Hormon ini berperan untuk pertumbuhan selanjutnya
uterus, pertumbuhan ductus glandulae mammae, dan memperbesar dan memelihara corpus luteum. Hormon ini juga masuk ke dalam
genitalia externa ibu. Menjelang akhir kehamilan, estrogen sirkulasi janin, dan pada janin laki-laki hormon ini merangsang sel-
menimbulkan relaksasi articulatio sacroiliaca dan symphisis pubis. sel interstisial testis menghasilkan sejumlah kecil testosteron, yang

hypothalamus

Gambar 24-21 Aktivitas hormon placenta. Hormon-


hormon dihasilkan oleh sinsitiotrofoblas di pars fetalis
placenta.
GLANDUUE ENDOCRINAE 857

menyebabkan berkembangnya organ genitalia laki-laki pada janin


Gonadotropin korionik tidak memiliki efek terhadap perkembangan
organ genitalia perempuan. Pembentukan Placenta
Terdapatnya gonadotropin korionik di dalam urin perempuan
Pembentukan placenta diuraikan dalam bab 23, halaman 818
selelah 12 hari ovulasi merupakan petuniuk pasti adanya
kehamilan.
Somatomammotropin korionik dapat mempengaruhi meta-
bolisme karbohidrat dan lemak ibu serta menyediakan lebih banyak
glukosa dan lemak bagi janin.

Fertanyaan Pilihan Ganda D. Serabut saraf aferen yang masuk hypothalamus meme-
ngaruhi produksi releasing hormone oleh sel saraf.
Pilihlah satu jawaban yang PALII'|G TEPAT. E. Sel-sel neurogiia hypothaiamus mengatur produksi release-
inhibiting hormone.
1. Pernyataan berikut ini benar untuk glandula pituitaria
(hypophysis cerebri), kecuali: +- Pemyataan berikut ini benar untuk glandula pinealis, kecuali:
A. Dipisahkan dari chiasma opticum oleh diaphragma A. Kecil dan berbentuk kerucut.
sellae. B. Menonjol dari ujung posterior pons cerebri.
B. Sinus sphenoidalis terletak disebelah inlerior glandula C. Aktivitasnya dapat mempengaruhi fungsi glandula
ini. suprarenalis dan gonad.
C. Didarahi oleh arteria carotis interna. D. Tidak mempunyai sawar darah otak.
D. Tergantung pada pars anterior lantai ventriculus tertius. E. Menghasilkan meiatonirL yang menghambat pelepasan
E. Terietak dalam di dalam sella turcica cranii. hormon gonadotropin.

2. Pernyataan berikut ini benar untuk tractus hypothala- Nervus yang dapat cedera saat pengikatan arteria thyroidea
mohypophysis, kecuali: inferior selama operasi glandula thyroidea adalah:
A. Oksitosin menghambat kontraksi otot polos uterus. A. Truncussympathicus.
B. Sel-sel saraf nucleus supraopticus dan paraventricularis B. Nervus laryngeus internus.
menghasilkan hormon vasoPressin dan oksitosin. C. Nervus cervicalis descendens.
C. Hormon berjalan di dalam axon tractus. D. Nerr,'us laryngeus recurrens.
D. Vasopresin merangsang tubulus contortus distalis dan E. Nervus Iaryngeus superior.
tubulus colligens renis, meningkatkan absorbsi air dari
urin. Pernyataan berikut ini benar untuk glandula parathyroidea,
E. Hormon meninggaikan axon dan diabsorbsi ke dalam kecuali:
aliran darah di kapiier lobus posterior glandulae A. Jumlahnya empat.
pituita riae. B. Terletak saling berdekatan dengan pinggir posterior
glandula thyroidea di dalam capsula fascialis.
3. Pernyataan di bawah ini benar untuk sistem portal hypophysis, C. Pendarahannya berasal dari arteria thyroidea superior dan
kecuali: inferior.
A. Sistem portal membawa releasing hormone dan release- D. Sel-sel glandula parathyroidea berfungsi menurunkan
inhibiting hormone ke sel-sel sekretorius iobus anterior kadar kalsium darah.
glandulae pituitariae. E. Glandula paratyhroidea inferior dapat pindah ke
B. Produksi releasing hormone dan release-inhibiting hormone mediastinum superius thoracis.
dapat dipengaruhi oleh kadar hormon yang dihasilkan
oleh organ target yang dikendalikan oleh glandula 7. Pernyataan berikut ini benar untuk thymus, kecuali:
pituitaria. A. Pada neonatus, thymus mencapai ukuran relatif terbesar
C. Pembuluh darah berakhir di superior terhadap eminentia terhadap ukuran tubuh.
mediana dan di inferior di dalam sinusoid vaskular lobus B. Pada bayi, thymus dapat meluas ke atas dari mediastinum
anterior glandulae Pituitariae. anterius sampai ke mediastinum superius bahkan sampai
ke pangkal leher.
858 BAB 24

C. Thymus terus berkembang sampai masa dewasa dan pada C. Insula I,angerhans lebih banyak di dalam caput pancreatis
usia pertengahan mulai mengecil. dibandingkan dalam corpus, co11um, atau cauda.
D. N4erupakan tempat untuk pembentukan limfosit T. D. Ductus biliaris (ductus choledochus) terletak posterior
E. Menghasiikan hormon thymosiry yang mempengaruhl terhadap caput pancreatis.
kematangan dan fungsi limfosit T. E. Mesocoion transversum dilekatkan pada pinggir anterior
pancreas.
Pernvataan berikut ini benar untuk glandula suprarenalis
sinistra, kecuali: 12. Pernyataan berikut benar untuk sel-sel interstisial testis,
A. Glandula suprarenalis sinistra meluas sepaniang margo kecuali:
medialis ren sinister dari polus superior ke hilus. A. Sel-sel interstisial tertanam di dalam jaringan ikat di antara
B. Vena dari glandulae bermuara ke vena renalis sinistra. tubulus seminiferous.
C. Clandula dipisahkan dari ren sinister oleh lemak B. Sel-sel interstisial mensekresi hormon dihidrotestosteron,
peritoneal. androstenediory dan testosteron.
D. Glandula terletak di belakang omentum minus. C. Sel-sel interstisial kurang peka terhadap panas
E. Medulla glandulae suprarenalis sinistra disarafi oleh dibandingkan dengan sel-sel epitel germinativum tubulus
serabut saraf posganglionik simpatik. seminlferus.
D. Pada janin sel-sel interstisial terdapat dalam jumlah kecil,
9. Glandula suprarenalis mendapatkan pendarahan dari: tetapi terdapat dalam jumlah besar pada pubertas.
A. -A.orta, arterla phrenica inferior, dan arteria renalis. E. Sel-sel interstisial didarahi oleh arteria testlcularis.
B. Arteriae lumbales.
C. Arleria phrcnica superior. 13. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk ovarium,
D. Arteria testicularis (arteria ovdrica). kecuali:
E. Arteriasubcostalis. A. Aliran limfenya dialirkan ke nodi para-aortici (lumbalis)
setinggi vertebra lumbalis pertama.
1.0. Fakta berikut ini benar mengenai perkembangan glandulae B. Ligamentum ovarii proprium terbentang dari ovarium
suprarenales, kecuali: sampai ujung atas dinding lateral corpus uteri.
A. Cortex berkernbang dari epitel selom yang meliputi C. Fossa ovarica dibatasi di sebelah atas oleh arteria dan
dindirrg posterior abdomen. vena iliaca externa dan di belakang arteria dan vena iliaca
B. Medulla berkembang dari krista neural. interna.
C" Serabut saraf preganglionik simpatik tumbuh ke dalam D. Arteria ovarica sinistra merupakan cabang arteria iliaca
medulla dan memengaruhi akti-ritas sel-sel medulia. interna sinistra.
D. Mula-mula dibentuk cortex fetalis, kemudian berde- E. Nervus obturatorius terletak lateral terhadap ovarium.
generasi dan menghilang.
E. Cortex tetap tumbuh di antara cortex fetalis dan medulla. 14. Pernyataan berikut ini benar untuk ovarium, kecuali:
A. Tertanam di dalamjaringan ikat cortex folikel ovarii.
11. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk pancreas, B. Corpus luteum letaknya terbatas di medulla.
kecuali: C. Sel-sel theca interna menghasilkan hormon estrogen.
A. Sebagian dari pancreas didarahi oleh arteria lienalis. D. Corpus luteum menghasilkan hormon progesteron.
B. Ductus pancreaticus utama bermuara ke dalam baglan E. Corpus luteum dikendalikan oleh LH dari pars anterior
kedua duodenum. glandulae pituitariae dan selama kehamilan oleh hormon
gonadotropin korionik placenta.

1. D yang tidak benar. Glandula pituitaria digantungkan dari 4. B yang tidak benar. Glandula pinealis menonjol dari ujung
lantai ventriculus tertius oleh infundibulum (Gambar 24-3). posterior atap ventriculus tertius (Gambar 24-2).

2. A yang tidak benar. Oksitosin merangsang kontraksi serabut 5. D yang benar. Nervus laryngeus recurrens terletak sangat
otot polos uterus (Gambar 24-7). dekat dengan arteria thyroidea inferior dan dapat cedera saat
proses pengikatan arteri selama operasi glandula thyroidea.
3. E yang tidak benar. Sel,sel neurosekretorik hypothalamus
mengatur produksi releasing hormone dan release-inhibiting 5. D yang tidak benar. Hormon paratiroid yang diproduksi oleh
hormone (Gambar 24-6). chief cell dari glandulae parathyroideae, berfungsi mening-
katkan kadar kalsium darah.
GLANDUUE ENDOCRINAE 859

7. C yangtidak benar. Glandula thymus tumbuh terus sampai 12. D yangtidak benar. Sel-sel interstisial testis terdapat dalam
pubertas, tetapi setelah itu mengalami involusi. jumlah besar pada janin, tetapi sebagian mengalami atrofi
setelah lahir. Sel-sel ini muncul kembali dalam jumlah besar
g. E yang tidak benar. Medulia glandulae suprarenalis disarafi pada saat pubertas.
oleh serabut saraf preganglionik simpatik (Gambar 24-17).
13. D yang tidak benar. Arteria ovarica dextra dan sinistra
g. A yang benar. Glandula suprarenalis mendapat pendarahan merupakan cabang-cabang aorta abdominalis yang terletak
dari aorta, arteria phrenica, dan arteria renalis. setinggi vertebra lumbalis pertama.

10. E yang tidak benar. Cortex tetap dari glandula suprarenalis


14. Byangtidakbenar.CorpusluteumberasaldarifolikeldeGraff
yangsedangberkembangmenutupicortexfetalis;cortexfetalis yang telah ruptur dan mengeluarkan ovum. Folikel de Graff
berdegenerasi dan menghilang selama beberapa minggu ditemukan tersebar di seluruh cortex ovarii, dan dapat pula
pertama kehidupan. ditemukan corpus luteum.

1"1. C yang tidak benar. Insulae Langerhans terdapat lebih banyak


di dalam cauda pancreatis dibandingkan pada corpus, collum,
dan caput.
Catatan Kepentingan Klinis
Apendiks pada Area Tertentu dari
Anatomi Regional

860
CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADA AREA TERTENTU DARI ANATOlvll REGIONAL 861

Wajah 861 Pembentukan Wajah 862

Kulit Wajah 861 Persarafan Sensorik Kutit Wajah yang Sedang Berkembang 863
Catatan Ktinik 861 Otot-Otot Wajah yang Sedang Berkembang (Otot-Otot
Persarafan Sensorik Wajah 861 Ekspresi Wajah) 864

Pendarahan Wajah 861 Kelainan Kongenital 864

Catatan Klinik 861 Leher 865


Aliran Vena Wajah 861 Pergelangan Tangan dan Tangan 865
Catatan Klinik 861
Perpelansan Kaki 865
Aliran Limfe Wajah 861

Wajah I Pendarahan Wajah


Wajah kaya akan pembuluh darah yang terdapat di dalam fascia
Wajah adalah jendela ke dalam kepribadian seseorang. Tlndakan superficialis. Dua arteri utama yang mendarahinya yaitu A.facialis
kurang tepat atau terlambat dari cedera waiah berakibat dan A.temporalis superficialis, yang keduanya merupakan cabang
-yang
pada kerusakan permanen atau kelainan bentuk. Kelainan bentuk dari A.carotis externa, dibantu oleh beberapa arteri kecil yang
yang disebabkan oleh parut dapat mengakibatkan ganggr-1an mengikuti saraf sensoris.
dalam hubungan psikososial dengan keluarga atau pasangannya.
Ha1 ini terutama penting pada anak-anak, karena cedera yang
Catatan Klinik
memperburuk kosmetika wajah dapat mengganggu perkembangan
kehidupan selanjutnya. Pendarahan yang luas dapat menyebabkan perdarahan hebat
dari luka yang relatif kecil. Vaskularitas yang besar ini sering
memungkinkan penempelan kulit yang luas pada cedera besar
I KulitWajah dan dijahitkan kembali tanpa terjadi nekrosls.
Kulit wajah memperlihatkan berbagai ketebalan yang berbeda, Denyut nadi dapat diraba melalul palpasi arteria temporalis
dan paling tipis di keiopak mata. Garis-garis keriput pada wajah superficialis pada saat arteria ini menyllang arcus zygomaticus di
timbui sebagai akibat lipatan kullt yang berulang-ulang, yang depan telinga. Dapat juga dengan melakukan palpasi arteria facialis
tegak lurus terhadap sumbu panjang otot yang ada di bawahnya, pada saat arteria lni melengkung di pinggir bawah mandibulae.
dan dipercepat dengan hilangnya elastisitas kulit yang masih
muda. Dengan demikian, kita mendapatkan garis horizontal pada
dahi, garis-garis memancar dari angulus lateralis mata, dan garis-
I AliranVenaWajah
garis vertikal di atas dan bawah kedua bibir. Vena facialis berjalan dari sudut mata medial, di belakang margo
lateralis orls, dan menyilang mandibula untuk bermuara ke dalam
vena jugularis interna.
Catatan Klinil<
Insisi bedah pada wajah sembuh dengan meninggalkan sedikit
Catatan Klinik
parut jika dibuat sepanjang garis-garis kerutan ini. Jahitan pada
luka yang terletak sejajar dengan garis tarikan menyebar kurang Di antara vena facialis tidak terdapat katup dan sinus cavernosus
luas dibandingkan dengan pada luka yang terjadi tegak lurus memungkinkan jalur penyebaran infeksi dari wajah ke sinus. Area
terhadap garis tarikan. kulit triangularis centralis yang dibatasi oleh hidung, mata, dan
bibir atas merupakan tempat paling mungkin tejadl infeksi kulit

I Persarafan Sensoril<Wajah
yang berbahaya.

Persarafan sensorik wajah diperoleh dari cabang-cabang ketiga


divisi N.trigeminus, kecuali daerah kecil di atas sudut mandibula
I Aliran LimfeWajah
dan glandula parotidea, yang dipersarafi oleh N.auricularis Cairan limfe dari dahi dan bagian anterior wajah dlalirkan ke
magnus (C2 dan 3). nodi submandibulares. Bagian lateral waja\ termasuk bagian
862 APENDIKS

lateral keiopak mata, bermuara ke nodi parotidei. Cairan limfe Perkembangan waj ah selanjutnya tergantung pada menyatunya
dari bagian tengah bibir bawah dan kulit dagu dialirkan ke nodi sejumlah processus penting, yaitu processus frontonasalis,
submentaies. processus maxillaris, dan processus mandibularis (Gambar 1).
Processus frontonasalis muiai sebagai proliferasi mesenkim pada

I Pembentukan Wajah
permukaan ventral otak yang sedang berkembang, menuju ke arah
stomodeum. Sementara ifu, processus maxillaris tumbuh keluar
Pada awal pembentukan, wajah embrio dibatasi di sebelah dari ujung atas arcus pertama dan berjalan ke medial, membentuk
cranial oleh lempeng neural, di caudal oleh pericardium, dan di pinggir bawah orbita. Processus mandibularis arcus pertama kini
lateral oleh processus mandibularis arcus pharyngeus pertama saling mendekat satu dengan yang lain di garis tengall di bawah
kanan dan kiri (Gambar 1). Di tengah-tengah daerah ini, terdapat stomodeum dan bersatu membentuk rahang bawah dan bibir
cekungan ektoderm yang dikenal sebagai stomodeum. Pada dasar ban''ah (Gambar 1).
cekungan terdapat membrana buccopharyngealis. Menjelang Fovea nasalis tampak sebagai depresi pada ujung bawah
minggu keempat, membrana buccopharyngealis pecah sehingga processus frontonasalis yang sedang berkembang, membaginya
stomodeum berhubungan langsung dengan usus depan. menjadi processus nasalis medialis danprocessus nasalis lateralis.

processus frontonasalis processus frontonasalis


membrana buccopharyngealis
membentuk dasar stomodeum processus nasalis
medialis
fovea nasalis

fovea nasalis

processus nasalis
lateralis

processus maxillaris

arcus pharyngeus
processus mandibularis processus mandibularis
kedua

5 minggu 5.5 minggu


A
processus nasalis medialis

fovea nasalis

processus nasalis
lateralis

nostril

bakal telinga
luar
bakal telinga luar

philtrum

mandibula

6.5 minggu 8 minggu


c D

Gambar 1 Berbagai tahap perkembangan wajah.


CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADAAREATERTENTU DARI ANA|OIAI REGIONAL 863

Dengan berlanjutnya perkembangary Processus maxillaris tumbuh Masing-masing bibir dipisahkan dari gingiva yang berdekatan
ke medial dan menyatu dengan processus nasalis lateralis dan karena adanya penebalan linier ektoderm, lamina labiogingiva,
dengan processus nasaiis medialis (Gambar 1). Processus nasalis yang tumbuh ke bawah ke dalam mesenkim yang terdapat di
medialis membentuk philtrum pada bibir atas dan premaxilla. bawahnya dankemudianberdegenerasi. Dengan demikian terdapat
Processus maxillaris meluas ke medial, membentuk rahang atas sulcus yang dalam di antara bibir dan gingiva. Pada garis tengah,
dan pipi, dan akhirnya menutupi premaxilla dan menyatu pada tersisa sebagian kecil lamina labiogingiva yang menghubungkan
garis tengah. Berbagai processus yang membentuk wajah menyatu bibir dengan gingival, dengan demikian terbentuk frenulum.
selama bulan kedua. Pada awalnya, cavum oris terbuka lebar, tetapi kemudian
Bibir atas dibentuk oleh pertumbuhan processus maxillaris mengecil, karena terjadi fusi dari bibir pada angulus lateralis.
arcus pharyngeus pertamapada masing-masing sisi ke arah medial.
Akhirnya, processus maxillaris saling bertemu di garis tengah dan
bersatu, juga dengan processus nasalis medialis (Gambar 1). Jadi I Persarafan Sensorik KulitWajah yang
bagian lateral dari bibir atas dibentuk oleh processus maxillaris, Sedang Berkembang
dan bagian medial atau philtrum dibentuk oleh processus nasaiis
medialis dengan bantuan processus maxillaris. Daerah kulit di atas processus frontonasalls dan derivatnya
Bibir bawah dibentuk dari processus mandibularis arcus mendapatkan persarafan sensorik dari divisi ophthalmicus
pharyngeus pertama masing-masing sisi (Gambar 1). Processus ini nervus trigeminus, sedangkan divisi maxillaris nervus trigeminus
tumbuh ke arah medial di bawah stomodeum dan bersatu di garis menyarafi daerah kulit di atas processus maxiilaris. Kulit di atas
tengah untuk membentuk seluruh bibir bawah. processus mandibularis dipersarafi oleh divisi mandibuiaris
nervus trigeminus.

cheiloschisis unilateral cheiloschisis bilateral

cheiloschisis superior mediana cheiloschisis inferior mediana

Gambar 2 Berbagai bentuk cheiloschisis


prosoposchisis (sumbing).
864 APENDIKS

I Otot-OtotWajah yang Sedang


Berkembang (Otot-Otot Ekspresi
Wajah)
Otot-otot wajah berasal dari mesenkim arcus pharvngeus kedua.
Persarafan otot-otot ini adalah nervus arcus pharyngeus kedua,
disebut nervus facialis.

( Kelainan Kongenital
Cheiloschisis Superior (Sumbing BibirAtas)
Cheiloschisis superior mungkin terbatas hanya pada bibir atau
dapat juga disertai palatoschisis (celah pada palatum). Kelainan ini
biasanya cheiloschisis unilateral (sumbing sesisi) dan disebabkan
oleh gagalnya processus maxillaris bersatu dengan processus
nasalis medialis (Gambar 2 dan 3). Cheiloschisis bilateral dlsebab-
kan oleh gagalnya kedua processus maxillaris bersatu dengan
processus nasalis medialis, yang kemudian menetap sebagai Gambar 4 Cheiloschisis bilateral bibir atas dan palatum (Atas izin
penutup ditengah-tengah (Gambar 4). Cheiloschisis superior R.Chase.)
mediana sangat jarang terjadi dan disebabkan oleh kegagalan
benjolan bulat processus nasalis medialis bersatu di garis tengah.
Penanganan Murni Cheiloschisis
Prosoposchisis
Keadaan murni cheiloschisis biasanya dikoreksi dengan bedah
Prosoposchisis jarang terjadi, yaihr cheiloschisis unilateral yang plastik paling lambat 2 bulan setelah lahir, tergantung pada
meluas ke atas sampai ke margo medialis orbitae (Gambar 2 dan kondisi bayi. Dokter bedah berusaha untuk mengkoreksi pada
5). Keadaan ini disebabkan oleh kegagalan processus maxillaris bagian batas bibir dan tampak seperti bibir normal.
bersatu dengan processus nasalis lateralis dan medialis.

Macrostomia dan Microstomia


Cheiloschisis lnferior (Sumbing Bibir Bawah)
Ukuran normal mulut bervariasi pada berbagai individu. Jarang
Chiloschisis inferlor jarang terjadi. Biasanva tepat di tengah dan
terdapat fusi yang tidak lengkap di antara processus maxillaris
disebabkan oleh tidak sempurnanva fusi processus mandibularis
(Cambar 2).

ft\
.1,

%
Gambar 5 Prosoposchisis dextra dengan cheiloschisis superior sinistra.
Gambar 3 Chelloschisis unilateral bibir atas (Atas izin R.Chase.) luga terdapat palatoschisis bilateral total (Atas izin R.Chase.)
CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADAAREATERTENTU DARI ANATOIAI REGIONAL 865

lamina pretrachealis
N. laryngeus recurrens
trachea M. sternocleidomastoideus
oesophagus
M. sternohyoideus
glandula thyroidea M. sternothyroideus
M. platysma
selubung carotis

V. jugularis M. omohyoideus
interna
M. longus cervicis
nodus lymphordeus
cervicalis profunda

A. carotis communis

N. vagus

truncus
sympathicus
M. scalenus
medius
lamina
superficialis

pars sprnalis
N. accessorius

M. trapezrus
lamina prevertebralis

A. vertebralis t4 M. Ievator scapulae

N. spinalis M. splenius caprtis


ligamentum nuchae
M. semispinalis capitis

Gambar 6 Penampang meiintang leher setinggi vertebra cervicalis VL

dengan processus mandibularis, menbentuk mulut yang lebih Pe rge langan Tangam ej arc Tarigan
besar atau macrostomla. Sangat iarang, terjadi fusi berlebihan dari
processus-processus tersebut, sehingga menimbulkan mulut kecil
atau microstomia. Keadaan ini dapat dengan mudah dikoreksi Cedera pergelangan tangan dan tangan sering terjadi. Tujuan dari
dengan pembedahan. pengobatan adalah mempertahankan fungsi sebaik mungkin.
Perhatian khusus diberikan pada ibu jari tangan dan {ungsi
menjepit ibu jari dan jari telunjuk.
i.El:*r Disarankan ap;ar anatomi regional pergelangan tangan seperti
seffi yang terlihat pada penampang melintang perlu diingat serta
susunan saraf, pembuluh darah, dan tendo di telapak tangan dan
Sejumlah besar struktur penting terdapat di leher. Luka tumpul
jari-jari dipelajari secara rinci (Garnbar 7 dan 8).
ataupun luka tusuk pada leher dapat membahayakan kehidupan.
Disarankan anatomi regional leher seperti terlihat pada
penampang melintang setinggi vertebra cervicalis keenam penting I],.' l ".t ,; i r i 'g;i rr K ,r l'.
untuk diingat (Gambar 6).

Cedera pergelangan kaki sering terjadi. Anatomi yang terkait


dengan tulang, tendo, saraf, serta pembuluh darah dapat dipelajari
pada Cambar 9.
866 APENDIKS

M. palmaris longus
Retinaculum musculorum flexorum
N. medianus

ramus cutaneus ramus cutaneus


palmaris N. ulnaris palmaris N. medianus

otototot eminentia otolotot eminentia thenar


hypothenar

A. M. flexor carpi radialis

N. ulnaris crista trapezium

M. flexor digitorum
superficialis
M. flexor pollicis longus
M. flexor digitorum
profundus M. abductor pollicis longus

hamulus ossis hamati M. extensor pollicis brevis


ramus superficialis
selubung sinovial fl exorum N. radialis
M. extensor carpi ulnaris
A. radialis
ramus cutaneus
posterior N. ulnaris V cephalica

M. extensor carpi radialis


M. extensor digiti minimi
longus dan brevis
M. extensor digitorum
M. extensor pollicis longus
M. extensoi indicis retinaculum musculorum extensorum

Gambar 7 Potongan melintang tangan menunjukkan hubungan tendo, sarat dan arteria dengan retinacula musculorum
flexorum dan extensorum.
CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADA AREATERTENTU DARI ANATOIV'I REGIONAL 865

lamina pretrachealis
N. laryngeus recurrens
trachea M. sternocleidomastoideus
oesophagus
M. sternohyoideus
glandula thyroidea M. sternothyroideus
M. platysma
selubung carotis
V jugularis M. omohyoideus
interna
l\,4. longus cervicis
nodus lymphoideus
cervicalis profunda

A. carotis communis

VAgUS M. scalenus
anterior
truncus
sympathicus
M. scalenus
medius
lamina
superficialis

pars spinalis
N. accessorius

M. trapezius
lamina prevertebralis

A. vertebralis a M. levator scapulae

N. spinalis M. splenius capitis


ligamentum nuchae
M. semrspinalis caprtis

Gambar 6 Penampang melintang leher setinggi vertebra cervicalis VI.

dengan processus mandibularis, menbentuk mulut yang lebih Pergelangan Tangan dan Tangan
besar atau macrostomia. Sangat jarang, terjadi fusi berlebihan dari
processus-processus tersebut, sehingga menimbulkan mulut kecil
atau microstomia. Keadaan inl dapat dengan mudah dikoreksi Cedera pergelangan tangan dan tangan sering terjadi. Tujuan dari
dengan pembedahan. pengobatan adalah mempertahankan fungsi sebaik mungkin.
Perhatian khusus diberikan pada ibu jari tangan dan fungsi
menjepit ibu jari dan jari telunjuk.
i {:l';fiil Disarankan agar anatomi regional pergelangan tangan seperti
iffiwffi vang terlihat pada penampang melintang perlu diingat serta
susunan saraf, pembuluh darah, dan tendo di telapak tangan dan
Sejumlah besar struktur peniing terdapat di leher. Luka tumpul
jari-jari dipelajari secara rinci (Cambar 7 clan 8).
ataupun luka tusuk pada leher dapat membahayakan kehidupan.
Disarankan anatomi regional leher seperti terlihat pada
penampang melintang setinggi vertebra cervicalis keenam penting Fcrg*l:irrgan Kalq.i
untuk diingat (Gambar 6).

Cedera pergelangan kaki sering terjadi. Anatomi yang terkait


dengan tulang, tendo, saraf, serta pembuluh darah dapat dipelajari
pada Cambar 9.
866

M
Retinaculum musculorum flexorum
N. medianus

ramus cutaneus ramus cutaneus


palmaris N. ulnaris palmaris N. medianus

otolotot eminentia otot-otot eminentia thenar


hypothenar

A. ulnaris M. flexor carpi radialis


N. ulnaris crista trapezium

M. flexor digitorum
superficialis
M. flexor pollicis longus
M. flexor digitorum
profundus M. abductor pollicis longus

hamulus ossis hamati M. extensor pollicis brevis


ramus superficialis
selubung sinovial flexorum N. radialis
M- extensor carpi ulnaris
A. radialis
ramus cutaneus
posterior N. ulnaris V. cephalica

M. extensor carpi radialis


M. extensor digiti minimi
longus dan brevis
M. extensor digitorum
M. extensor pollicis longus
M. extensor indicis retinaculum musculorum extensorum

Gambar 7 Potongan melintang tangan menunjukkan hubungan tendo, sarat dan arteria dengan retinacula musculorum
flexorum dan extensorum.
CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADA AREATERTENTU DARI ANATOMI REGIONAL

selubung fibrosa otot flexor

M. interosseus dorsalis I

M. flexor digiiorum

M. flexor digitorum
profundus M. adductor pollicis

A. N. digitalis palmaris
M. opponens
digiti
arcus palmaris superficialis M. opponens pollicis
M. flexor digiii minimi
M. flexor pollicis brevis

M. abductor digiti minimi


'M. abductor pollicis brevis
hamulus ossis hamati crista os trapezium
M. abductor pollicis longus
os pisiforme

M. flexor carpi ulnaris

retinaculum musculorum tuberculum scaphoideum

A. N. u naris M. flexor carpi radialis

M. flexor pollicis longus


M. flexor digitorum superificialis

M. flexor digitorum profundus

Gambar I Telapak tangan tampak anterior. Aponeurosis palmaris dan sebagian besar retinaculum musculorum flexorum
dibuang untuk memperlihatkan arcus palmaris superficialis, nervus medianus, dan tendo-tendo flexor panjang. Segmen-segmen
tendo musculus flexor digitorum superficialis dibuang untuk memperlihatkan tendo-tendo musculus flexor digitorum profundus.
868 A,PENDIKS

M. tibialis anterior
M. extensor hallucis longus

; "1';.,/'::,,,r'.,:1A...:dcifSaliS. pedis

retinaculum musculorum
extensorum inferius

N.

V. saphena

N. peroneus profundus

retinaculum musculorum
malleolus lateralis
M. tibialis posterior

M. flexor digitorum longus


musculorum
A. tibialis posterior peroneorum supenus
talofibulare posterius

M- peroneus brevis dan longus

M. flexor hallucis longus


suralis

V. saphena parva
tendo M" plantaris
tendo calcaneus

Gambar 9 Batas-batas sendi pergelangan kaki kanan.


Dinding Dada, Rongga
Dada, Paru, dan Rongga
PIeura

75
76 BAB 3

Anatomi Dasar Trachea dan Bronchus Principalis 95


Dinding dada Paru 95
Diaphragma Catatan Fisiologi: Mekanisme Respirasi 105
Catatan Fisiologi: Fungsi Diaphragma I nspirasi 105

Catatan Embriotogi: Pembentukan Diaphragma Ekspirasi 108

Otot-Otot Respirasi Tambahan Catatan Embriotogi: Pembentukan Paru dan Pteura 109
Arteria Thoracica lnterna Gambaran Radiografik Paru dan Dinding Dada 111
Vena Thoracica lnterna
Anatomi Permukaan Trachea, Paru, dan Pteura 111
Otot-Otot yang Menghubungkan Extremitas Superior dengan
Trachea 111
Dinding Dada 85
Paru 123
Otot-Otot Pangkal Leher yang Berhubungan dengan Costa I 87
Pteura 123'
Ctavicula dan Hubungannya dengan Apertura Thoracis Superior 87
Mamma 87 Anatomi Permukaan Pembutuh Darah 126

Catatan Embriotogi: Pembentukan Mamma 90 Gtanduta Mammaria 126


Dada
Rongga 97 Pertanyaan 127
Pteura 93 Jawaban dan Penjelasan '130

f,)emahaman mengenai struktur dinding dada dan diaphragma bawah rangka thorax meliputi organ abdomen bagian atas, sehingga
I mutlak dimiliki oleh seseordnB yang ingin mengefti bagaimana ikut melindungi organ'organ yang ada di dalamnya seperti hepar,
gerakan normal dinding dada pada proses pengisian udara di dalam gaster, dan lien. Walaupun dinding dada kuat, Iuka tumpul atau tusuk
paru. dapat mencederai organ-organ lunak yang ada di dalamnya. Hal ini
Rangka thorax juga mempunyai fungsi proteksi, tidak hanya terutama penting di era di mana kecelakaan mobil, Iuka tusuk, dan
untuk paru tetapi juga organ-organ penyokong kehidupan lainnya luka tembak sering ditemui.
seperti jantung dan pembuluh darah besar. Tambahan pula, bagian

ANAT*'XI DASAR Corpus sterni di atas bersendi dengan manubrium sterni pada
articulatio manubriosternalis dan di bawah bersendi dengan
processus xiphoideus pada articulatio xiphosternalis. Pada setiap
sisi terdapat lekukan-lekukan untuk bersendi dengan cartilago
costalis II sampai VII(Gambar 3-1).
Processus xiphoideus (Gambar 3-1) merupakan selembar tipis
Dinding Dada cartilago yang mengalami ossifikasi pada ujung proksimalnya
pada orang dewasa. Tidak ada costa ataupun cartilago costalis
yang melekat padanya.
Dinding dada dibentuk oleh sternum, costa, dan cartilago costalis
(Gambar 3-1).
I Costa
Terdapat 12 pasang costa, yang semuanya di posterior melekat
I Sternum pada vertebra thoracica (Gambar 3-1 dan 3-2). Costa dibagi dalam
3 kategori berikut ini:
Stemum terletak di garis tengah dinding depan dacla. Sternum
merupakan tulang pipih yang dapat dibagi dalam tiga bagian: Costae verae: tujuh pasang costa paling atas, melekat pada
manubrium sterni, corpus sterni, dan processus xiphoideus. stemum di sebelah anterior melalui cartilago costalisnya.
Manubrium sterni merupakan bagian atas sternum. Bersendi Costae spuriae: pasangan costa VIII, IX, dan X di anterior
dengan corpus sterni pada articulatio manubriosternalis. Bersendi melekat satu dengan yang lain dan ke costa VII melalui
dengan clavicula serta cartilago costalis I serta bagian atas cartilago cartilago costalis dan sendi sinovial yang kecil.
costalis II pada masing-masing sisi (Gambar 3-1). Terletak di depan Costae fluctuantes: pasangancosta XI danXII tidakmempunyai
vertebra thoracica III dan IV. perlekatan di anterior.
D/ND/NG DADA, RONGGADADA, PARU, DAN RONGGAPLEURA 77

incisura suprasternalis
fovea untuk
clavicula corpus vertebrae
thoracicae I

manubrium sterni
fovea untuk corpus sterni
cartilago costalis
I costa

manubrium
sterni fovea untuk
cartilago costalis
il
angulus sterni
fovea untuk
cartilago costalis
ilt cartilago
corpus sterni costalis
fovea untuk
cartilago costalis

fovea untuk
cartilago costalis

costa Xll
fovea untuk
processus
cartilago costalis
costae fluctuantes xiphoideus

fovea untuk
cartilago costalis
vil
A processus xiphoideus B

Gambar 3-1 A. Permukaan anterior sternum. B Sternum, costa, dan cadilago costalis membentuk rangka thorax.

Costa Regu lar/Tipi l<al utama untnk lenp;an atas, yaitu A. dan Vsubclavia
pembr-rlr-rh
(Cambar 3-3). Costa ini kecil dan pipih dari atas ke bawah.
Costa regular merupakan tulang berbentuk panjang, melintir,
M.scalenus anterior melekat pada permukaan atas dan pinggir
pipih dan mempunyai pinggir atas yang membulat, dan pinggir
dalamnya. Anterior terhadap M. scalenus anterior, V. subclavia
bawah mempunyai alur (sulcus costae), yang berisi A, V, dan N.
menyilang costa. Posterior terhadap tempat melekatnya otot,
intercostalis. Ujung anterior dari setiap costa dilekatkan pada
A.subclavia dan truncus inferior plerr-rs brachialis menyilang costa
cartilago costalis yang sesuai (Gambar 3-2).
dan berhubungan dengan tulang.
Costa mempunyai caput, collum, tuberculum, corpus, dan
angulus (Gambar 3-2). Caput mempunyai dua fovea articularis
untuk bersendi dengan corpus vertebra yang nomornya sama
dan dengan vertebra yang terletak tepat di atasnya (Cambar I Cartilago Costalis
3-2). Co1lum merupakan bagian yang sempit terletak di antara
Cartilago costalis merupakan batang cartilago yang menghu-
caput dan tuberculum. Tuberculum merupakan tonjolan pada
bungkan tujuh costa bagian atas dengan pinggir lateral sternum
permukaan luar costa dan mempunyai fovea articularis untuk
dan costa VIII, IX, dan X ke cartilago yang terdapat tepat di atasnya.
bersendl dengan processus transversus vertebrae yang nomornya
Cartilago costalis XI dan XII berakhir pada otot-otot abdomen
sama (Gambar 3-2). Corpus berbentuk tipis, kurus, dan melintir
(Gambar 3-1).
sepanjang sumbu panjangnya. Pada pinggir inferiornya terdapat
Cartilago costalis berperan penting terhadap elastisitas dan
sulcus costae. Angulus costae adalah tempat di mana corpus costae
mobilitas dinding dada. Pada orang ianjut usla, cartilago costae
melengkung ke depan dengan tajam.
cenderung kehilangan sebagian fleksibilitasnya sebagai akibat
kalsifikasi superfisial.
Costa I regu larlAtipikal
Costa I penting di klinik karena mempunyai hubungan eral
dengan saraf-saraf bagian bawah plexus brachialis dan pembulr:h-
78 BAB 3

fovea costalis processus transversi


fovea costalis superior

corpus vertebrae

discus intervertebralis

caput costae

collum costae sternum

potongan melintang costa cartilago costalis

sulcus costae

Gambar 3-2 Costa V kanan bersendi di posterior dengan columna vedebralis dan di anterior dengan sternum. Perhatikan
bahwa caput costae bersendi dengan corpus veftebra nomor yang sama dan vertebra yang terletak tepat di atasnya, Perhatikan
juga adanya sulcus costae di sepanjang pinggir bawah costa.

( Sendi-Sendi Dinding Dada/Thorax Persendian Tuberculum Costae

Tuberculum costae bersendi melalui sendi sinovial dengan


Persendian Sternum
processus transversus vertebrae yang sesuai nomornya (Gambar
Articulatio manubriosternalis merupakan sendi cartilaginosa 3-2). (Persendian ini tidak ada pada costa IX dan XII).
antara manubrium sterni dan corpus stemi (Gambar 3-1). Sedikit
gerakan angular mungkin dilakukan selama respirasi.
Articulatio xiphosternalis merupakan sendi cartilaginosa Persendian Antara Costa dengan
antara processus xiphoideus (cartiiago) dan corpus sterni (Gambar Cartilago Costalis
3-1). Processus xiphoideus biasanya bergabung dengan corpus
Merupakan sendi cartilaginosa, dan tidak ada gerakan yang
sterni pada usia pertengahan.
mungkin dilakukan.

Persendian pada Costa Persendian Cartilago Costalis dengan Sternum


Persendian Caput Costae Cartilago costalis I bersendi dengan manubrium stemi melalui
Dari costa II sampai IX, caput costae bersendi dengan corpus sendi cartilaginosa, dan tidak ada gerakan yang mungkin
vertebrae yang sama nomornya melalui sendi sinovial dan pada dilakukan (Gambar 3-1). Cartilago costalis II sampai VII bersendi
corpus vertebra yang ada tepat di atasnya (Gambar 3-2). Terdapat dengan pinggir lateral sternum melalui sendi sinovial. Selain itu,
ligamentum intra-articulare kuat yang menghubungkan caput cartilago costalis Vf VII, VII, IX, dan X bersendi satu dengan yang
costae dengan discus intervertebralis. Caput costae I dan tiga costa lain melalui sendi sinovial yang kecil pada pinggirnya masing-
yang terbawah mempunyai sebuah sendi sinor.ial pada corpus masing. Cartilago costalis XI dan XII terbenam di dalam otot-otot
vertebrae yang sesuai. abdomen.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARIJ, DAN RONGGA PLEURA 79

Gerakan Costa dan Cartilago Costalis I Spatium lntercostale


Costa I bersama dengan cartilago costalisny'a difiksasi pada manu-
Ruang antar costa berisi tiga jenis otot respirasi: M.intercostalis
brium sterni, sehingga tidak dapat digerakkan. Pengangkatan dan
externus, M.intercostalis internus, dan M. intercostalis intimi.
penurunan costa selama respirasi diikuti oleh gerakan pada sendi-
sendi di caput dan tuberculum costae, sehingga memungkinkan
M.intercostalis intimi di sebelah dalam dilapisi oleh fascia
endothoracica, yang permukaan dalamnya dilapisi lagi oleh pleura
collum costae berputar di sekeliling sumbunya.
parietalis. A.V.N.intercostalis berjalan di antara lapisan tengah dan
lapisan paling dalam otot-otot (Gambar 3-4). Mereka tersusun dari

I AperturaThoracis Superior
atas ke bawah dalam urutan: V.intercostalis, A.intercostalis, dan
N.intercostalis (Disingkat VAN).
(Pintu Keluar)
Rongga thorax berhubungan dengan pangkal leher melalui lubang
( Musculus lntercostalis
yang disebut apertura thoracis superior (pintu keluar). Disebut M.intercostalis externus membentuklapisanyang paling luar.Arah
pintu keluar karena pembuluh-pembuluh darah dan saraf penting serabut-serabutnya ke bawah dan depan, darl pinggir bawah costa
keluar dari rongga dada melalui lubang ini, menuju ke leher dan di atasnya ke pinggir atas costa yang ada di bawahnya (Gambar
extremitas superior. (Cambar 3-3). Apertura dibatasi di posterior 3-4). Otot berjalan ke depan, sampai ke cartilago costalis, di mana
oleh vertebra thoracica pertama, di lateral oleh pinggir medial otot diganti oleh aponeurosis,disebut membrana intercostalis
costa I dan cartilagonya, dan di anterior oleh pinggir superior anterior (externus) (Gambar 3-5).
manubrium sterni. Apertura terletak miring menghadap ke atas M.intercostalis internus membentuk lapisan tengah. Arah
dan depan. Melalui lubang kecil ini berjalan esophagus dan serabut-serabutnya ke bawah dan belakang, dari sulcus costae di
trachea, serta banyak pembuluh darah dan saraf. Oleh karena atas sampai pinggir atas costa yang ada di bawahnya (Gambar 3-4).
apertura terletak miring, maka apex dari paru dan pleuranya Otoi-otot berjalan ke belakang dari sternum di depan sampai ke
menonjol ke atas ke daerah leher (Gambar 3-3). angulus costae di belakang, di mana otot diganti oleh aponeurosis,
membrana intercostalis posterior (internus) (Gambar 3-5).

M.scalenus medius

plexus brachialis

cupula cervicalis pleurae


insersi M. scalenus medius

M. scalenus anterior
insersi M. scalenus
anterior

truncus inferior
plexus brachialis

costa I
A. dan V. subclavia

Gambar 3-3 Apertura thoracis superior (pintu keluar) mernperlihatkan cupula cervicalis pleurae pada sisi kirl tubuh dan
hubungannya dengan pinggir dalam costa I. Perhatikan juga adanva plexus brachialis dan A.V subclavia.
80 BAB 3

kulitt
fascia superficialis M. serratus anterior cavitas pleuralis

V. intercostalis
A. intercostalis
N. intercostalis

M. intercostalis externus pleura visceralis

pleura parietalis
M. intercostalis intimi
A

kulit
pleura visceralis
fascia superficialis
cavitas pleuralis (ruangan)

pleura parietalis dan fascia endothoracica

M. serratus anterior M. intercostalis intimi

M. intercostalis internus
jarum su.ntik

M. intercostalis
externus

B Gambar 3-4 A. Potongan melalui spatium intercostale. B. Struktur-struktur yang ditembus


oleh jarum bila ditusukkan dari permukaan kulit ke rongga pleura. Tergantung tempat
penusukkan, lYm. pectorales mungkin tertusuk demikian pula lvl. serratus anterior.

M.intercostalis intimi membentuk lapisan paling dalam Fungsi Musculus lntercostalis


(Gambar 3-4) dan analog dengan M.transversus abdominis pada
dinding anterior abdomen. Otot ini rneruprakan lapisan otot yang Bila Mm.intercostalis berkontraksi, cenderung mendekatkan
tidak lengkap dan menyilang lebih dari satu spatium intercostale costa satu dengan lainnya. Jika costa I difiksasi oleh kontraksi
vang terdapat di antara costa. Ke dalam, berhubungan dengan otot-otot yang terdapat pada pangkal leher, yaitu Mm.scaleni,
fascia endothoracica dan pleura parietalis dan ke luar berhubungan Mm.intercostales akan mengangkat costa II sampai XiI ke arah
dengan A.V.dan N.intercostalis. M.intercostalis intimi dapat dibagi costa I, seperti pada inspirasi. Sebaiiknya, jika costa XII difiksasi
dalam tiga bagian (Gambar 3-5), yang kurang leblh terpisah satr-r oleh M.quadratus lumborum dan otot-otot serong dinding
dengan yang 1ain. abdomen, costa I sampai ke XI akan tertarik ke bawah oleh
DINDING DADA,, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 81

ramus posterior
N. spinalis aorta thoracalis
N- intercostalis
A. intercostalis posterior
ramus muscularis
intercostalis externus

cabang untuk
pleura parietalis M. intercostalis internus

M. intercostalis intimi

ramus cutaneus
lateralis ramus cutaneus
lateralis

A. intercostalis anterior
A. thoracica interna
ramus cutaneus antenor ramus perforantes

Gambar 3-5 Potongan melintang thorax, memperlihatkan distribusi N.intercostalis, A.intercostalis posterior, dan A.intercostalis
anterior yang regular.

kontraksi Mm.intercostales, seperti pada ekspirasi. Selain itu, tonus Vv.intercostales posteriores yang sesuai mengalirkan darah
Mm.intercostales selama fase-fase respirasi berperan memperkuat kembali ke Vazygos atau Vhemiazygos (Cambar 3-6 dan 3-7),
jaringan-jaringan yang ada di dalam spatium intercostale,
jadi dan Vv.intercostales anteriores mengalirkan darah ke depan ke
mencegah pengisapan ke daiam atau pendorongan ke jaringan
1u ar V.thoracica interna dan V.musculophrenica.
akibat perubahan tekanan intratorakal. Untuk keterangan lebih
lanjut mengenai kerja otot-otot lni, lihat mekanisme respirasi
pada halaman 105.
I Nn.intercostales
Nn.intercostales merupakan rami anteriores dari sebelas Nervus
Persarafan M m.intercostales spinalis thoracalis yang pertama (Gambar 3-B). Ramus anterior dari
N.spinalis thoracalis keduabelas terletak di abdomen dan berjalan
Nn.lntercostales
ke depan di dalam dinding abdomen sebagai N.subcostalis. Lihat

( Aa. dan Vv.intercostales


Gambat 17-25.
Setiap N.intercostalis masuk ke dalam spatium intercostale
Setiap spatium intercostale mempunyai satu A.intercostalis antara pleura parietalis dan membrana intercostalis posterior
posterior yang besar dan dua A.intercostalis anterior yang keci1. (Gambar 3-4 dan 3-5). Kemudian berjalan ke depan dan bawah
bertemu dengan A.dan Vintercostalis di dalam sulcus costae yang
I Aa.intercostales posteriores pada dua spatium intercostale sesuai, dl antara M.intercostalis intimi dan M.intercostalis internus.
yang pertama berasal dari A.intercostalis superior, cabang Enam saraf yang pertama didistribusikan di dalam spatium
dari truncus costocervicalis dari A.subclavia. Aa.intercostales intercostalenya. N.intercostalis ke sembilan sampai kesebelas
posteriores pada sembilan spatium intercostale yang bawah meninggalkan ujung anterior spatium intercostale dengan berjalan
dipercabangkan dari aorta thoracalis (Gambar 3-5 dan 3-6). di permukaan dalam cartilago costalis, untuk masuk ke dalam
a Aa.intercostales anteriores pada enam spatium intercostale dinding anterior abdomen. N.intercostalis kesepuluh dan sebelas
yang pertama dipercabangkan dariA.thoracica interna (Cambar berjalan langsung ke depan ke dalam dinding abdomen.
3-5 dam 3-6), yang berasal dari bagian pertama A.subclavia.
Aa.intercostales anteriores pada spatium intercostale yang
Cabang-Cabang
lebih bawah dipercabangkan dari A.musculophrenica (salah
satu cabang terminal A.thoracica interna). Lihat Gambar 3-8.

Masing.masingA.intercostalis memberikan cabang untuk otot- o Rami communicantes menghubungkan N.intercostalis ke


otot, kulit, dan pleura parietalis. Pada daerah glandula mamma ganglion truncus sympathicus (Gambar 1-18). Ramus grisea
wanita, cabang-cabang yang menuju ke struktur permukaan bergabung dengan saraf, medial terhadap tempat di mana
berukuran besar. ramus alba meninggalkarmya.
82

V. intercostalis
posterior
A. intercostalis
posterior
N. intercostalis

M. intercostalis
internus

M. intercostalis
intimi

Aorta
thoracalis
pars
decendens

Gambar 3-6 A. Permukaan dalam ujung posterior dari dua spatium intercostale yang regular; membrana intercostalis posterior
dibuang supaya lebih jelas. B. Permukaan anterior thorax memperlihatkan perjalanan A.dan Vthoracica interna. Vasa ini
berjalan turun ke bawah sekitar satu jari dari pinggir lateral sternum.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARI,J, DAN RONGGA PLEURA 83

Dengan kekecualian tersebut di atas, enam nervus intercostalis


pertama menyarafi kulit dan pleura parietalis yang meliputi
V. intercostalis permukaan luar dan dalam spatium intercostale, serta musculi
superior sinistra intercostales yang terdapat pada setiap spatium intercostale,
musculus levator costarum, dan musculus serratus posterior.
V. azygos saat
Selain itu, nervus intercostalis ke tujuh sampai ke sebelas
hendak bermuara menyarafi kulit dan peritoneum parietalis yang meliputi permu-
ke V. cava superior kaan luar dan dalam dinding abdomery dan otot-otot anterior
V. hemiazygos abdomery yaitu musculus obliquus abdominis externus, musculus
superior obliquus abdominis internus, musculus transversus abdominis,
dan musculus reclus abdominis.
'Vv. intercostales
posteriores
I Membrana Suprapleuralis
Di sebelah atas, thorax berhubungan dengan pangkal leher me-
lalui apertura yang sempit, apertura thoracis superior. Apertura
V. azygos
thoracis superior dilalui oleh alat-alat yang berjalan antara thorax
dan leher (esophagus, trachea, pembuluh darah dan sebagainya)
dan sebagian besar alat-alat tersebut terletak dekat garis tengah.
Pada setiap sisi dari alat-alat ini apertura ditutupi oleh lapisan
V. hemia zygos inferior fascia tebal yang disebut membrana suprapleuralis (lihat Gambar
3-15). Lapisan fibrosa yang berbentuk tenda ini di lateral melekat
pada pinggir medial costa I dan cartilago costalis. Apexnya melekat
V. subcostalis V. lumbalis
dextra
pada ujung processus transversus vertebrae cervicalis VII dan di
ascendens sinistra
medial melekat pada fascia yang meliputi alat-alat yang berjalan
dari thorax menuju ke leher. Fascia fibrosa ini melindungi pleura
cervicalis dan tahan terhadap perubahan tekanan intratorakal
Gambar 3-7 Diagram penataan umum dari V.azygos, V.hemiazygos yang terjadi selama pergerakan respirasi.
superior (V.hemiazygos accessorius), dan V.hemiazygos inferior
(Vhemiazygos).
Diaphragma

Diaphragma merupakan septum yang tipis, muscular, dan tendi-


a Ramus collateralis berjalan ke depan di bawah dari saraf nosa yang memisahkan rongga dada di atas dengan rongga
utama. abdomen di bawah (Gambar 3-9). Diaphragma ditembus oleh alat-
a Ramus cutaneus lateralis mencapai kulit pada dinding alat yang berjalan dari dada ke abdomen.
samping thorax dan bercabang dua menjadi ramus anterior Diaphragma merupakan otot terpenting untuk respirasi.
dan ramus posterior. Bentuknya seperti kubah dan terdiri dari bagian pinggir yang
t Ramus cutaneus antedor membentuk cabang terminai utama. merupakan bagian otot dan bagian tengah yang bertendo. Origo
Mencapai kulit dekat garis tengah thorax. Saraf ini bercabang diaphragma dapai dibagi dalam tiga bagian:
dua menjadi ramus medial dan 1ateral.
I Rami musculares menuju ke otot-otot intercostalis. l} Pars sternalis berasal dari permukaan posterior processus
t Rami sensoris pleura menuju ke pleura parietalis. xiphoideus
a Rami sensoris peritoneurn (hanya nervus intercostalis ketujuh i Pars costalis berasal dari permukaan dalam cnam costa bagian

sampai kesebelas) menuju ke peritoneum parietalis bawah dan cartilago costalisnya (Gambar 3-9).
l) Pars vertebralis berasal dari columna vertebraiis atau crula
Nenrrs intercostalis pertama dihubungkan dengan plexus dan dari ligamentum arcuatum.
brachialis oleh suafu cabangbesar yang sama dengan ramus cutaneus
lateralis nervus intercostalis yang regular. Sisa N.intercostalis Crus dextrum berasal dari pinggir corpus tiga vertebra lum-
pertama kecil, dan tidak mempunyai ramus cutaneus anterior. balis yang pertama dan discus intervertebralisnya; crus sinistrum
Nervus intercostalis kedua dihubungkan dengan nervus berasal dari pinggir corpus dua vertebra lumbalis yang pertama
cutaneus brachii medialis oleh sebuah cabang yang dinamakan dan discus intervertebralisnya (Gambar 3-9). Lateral terhadap
nervus intercostobrachialis, yang sama dengan ramus cutaneus crura, diaphragma berasal dari ligamentum arcuatum mediale dan
lateralis nervus intercostalis lainnya. Karena itu, nervus intercos- laterale (Gambar 3-9). Ligamentum arcuatum mediale terbentang
talis kedua menyarafi kulit di celah ketiak dan sisi medial atas dari pinggir corpus vertebra lumbalis kedua sampai processus
lengan atas. Pada penyakit arteri coronaria, nyed ditasakan transversus vertebrae lumbalis I dan ligamentum arcuatum
sepaniang saraf ini pada sisi medial lengan atas. laterale terbentang dari processus transversus vertebrae lumbalis
84 BAB 3

ramus posterior
N. spinalis
thoracalis kedua
ramus anterior

N. intercosto-
brachialis

N. intercostalis

rAMUS ramus cutaneus anterior


cutaneus
lateralis

Gambar 3-8 Distribusi dua buah nervus intercostalis terhadap


lengkung costa.

N. phrenicus dexter V. cava inferior


N. phrenicus sinister

centrum
tendineum

esophagus

N. vagus

sinistrum
Iigamentum arcuatum
medianum
ligamentum arcuatum
mediale
ligamentum arcuatum
laterale
N. subcostalis
costa Xll

M. quadratus lumborum

M. psoas truncus sympathicus

Gambar 3-9 Diaphragma dilihat dari bawah. Bagian anterior sisi kanan dibuang. Perhatikan origo otot pada sternum, costa,
dan vertebra dan alat-alat penting yang melaluinya.
D/ND/NG DADA, RONGGADADA, PARU, DAN RONGGAPLEURA 85

I sampai costa XII. Pinggir medial kedua crura dihubungkan


oleh ligamentum arcuatum medianum, yang menyilang di atas
( Lubang-Lubang pada Diaphragma
permukaan anterior aorta (Gambar 3-9). Diaphragma berinsersi Diaphragma mempunyai tiga lubang:
pada centrum lendineum yang rata. Permukaan superior
centrum tendineum sebagian bersatu dengan permukaan inferior I Hiatus aorticus, terletak anterior terhadap corpus vertebra
pericardium fibrosa. thoracica ke duabelas, di antara kedua crura (Gambar 3-9).
Lubang ini dilalul aorta, ductus thoracicus, dan vena azygos.

I Bentuk dap Struktur Diaphragma


Hiatus oesophagicus, terletak setinggi vertebra thoracica ke
sepuluh di dalam lengkung serabut otot yang berasal dari
Bila dilihat dari depary diaphragma melengkung ke atas dalam crura deitrum (Gambai 3-9). Lubang ini dilalui esophagus,
bentuk lembaran muscular tipis membentuk kubah kanan dan nervus vagus dexter dan sinister, ramus oesophagicus arteria
kiri. Kubah kanan mencapai setinggi pinggir atas costa V dan dan vena gastrica sinsitra, dan pembuluh limfe dari s€pertiga
kubah kiri dapat mencapai pinggir bawah costa V. (Kubah kanan bagian bawah esophagus.
terletak lebih tinggi mungkin disebabkan oleh ukuran lobus Hiatus vena cav4 terletak setinggi vertebra thoracica VIII pada
dexter hepatis yang besar). Centrum tendineum terietak setinggi centrum tendineum (Gambar 3-9). Lubang ini dilalui oleh vena
articulatio xiphosternalis. Kubah menyokong paru kanan dan cava inferior dan cabang-cabang terminal nervus phrenicus
kiri, sedangkan centrum tendineum menyokong jantung. Tinggi dexter.
diaphragma berbeda-beda pada tahapan respirasi, sikap tubull
Selain dari lubang-lubang tersebut nervi splanchnici
dan derajat pembesaran organ-organ abdomen. Diaphragma lebih
menembus crura; truncus sympathicus berjalan posterior terhadap
rendah pada waktu orang duduk atau berdiri; dan lebih tinggi
ligamentum arcuatum mediale pada masing-masing sisi; dan
pada waktu berbaring atau setelah makan kenyang.
arteria dan vena epigastrica superior berjalan di antara origo pars
Apabila dilihat dari samping, diaphragma mempunyai bentuk
sternaiis dan costalis diaphragma setiap sisi.
seperti huruf J terbalik" lengan panjang berjalan ke atas dari
columna vertebralis dan lengan pendek berjalan ke depan sampai
pada processus xiphoideus (Gambar 3-17).

I Persarafan Diaphragma Pembentukan Diaphragma


Diaphragma dibentuk dari struktur-struktur berikut ini: (1) septum
<) Persarafan Motorik: N.phrenicus dexter dan sinister (C3, 4,
transversum, yang membentuk otot dan centrum tendineum; (2)
dan 5).
kedua membrana pleuroperitonealis, yang berperan penting
l} Persarafan Sensorik: Pleura parietalis dan peritoneum yang
terhadap area perifer pleura diphragmatica dan peritoneum,
menutupi permukaan sentral diaphragma dari N.phrenicus,
yang masing-masing meliputi permukaan atas dan bawahnya; (3)
sedangkanbagianperifer diaphragma darienamN.intercostalis
mesenterium dorsalis oesophagicus, tempat berkembangnya
bagian bawah.
crura diaphragmatica.
Septum transversum merupakan massa mesoderm yang
terbentukdi leher oleh fusi dari miotom ketiga, keempat, dan
kelima segmen cervicalis. Dengan penurunan jantung dari leher
Fungsi Diaphragma ke thorax, septum didorong ke bawah, serta menarik saraf.saraf
ll Otot untuk inspirasi: Pada saat kontraksi, diaphragma yang mengurusnya. Dengan demikian, persarafan motorik berasal

menarik centrum tendineum ke bawah dan menambah dia- dari nervus cervicalis ketiga, keempat, dan kelima, yang berjalan
meter vertikal thorax. sebagai nervus phrenicus.
ll Otot peregang (pampat) perut: Kontraksi diaphragma Membrana pleuroperitonealis tumbuh ke arah medial dari
membantu otot-otol dinding anterior abdomen dalam mening- kedua sisi dinding tubuh bergabung dengan septum transversum
katkan tekanan intra-abdominal untuk miksi, defekasi, dan di anterior oesophagus dan dengan mesenterium dorsalis di
melahirkan. posterior oesophagus. Selama proses fusi, mesoderm septum
a Otot pengangkat beban berat: Dengan menarik nafas transversum meluas ke bagian lain, membentuk seluruh otot-otot
dalam dan mempertahankannya (memfiksasi diaphragma), diaphragma.
diaphragma membantu otolotot dinding anterior abdomen
meningkatkan tekanan intra-abdominal sedemikian rupa
sehingga membantu menyokong columna vertebralis dan
mencegah terjadinya fleksi. Otot-Otot Respi rasi Tambahan
a Pompa thoraco-abdominalis: Penurunan diaphragma
mengurangi tekanan inlralhoracalis dan meningkatkan tekanan
Musculus levator costarum yang kecil serta musculus serratus
intraabdominalis. l\,4ekanisme ini membantu mengalirkan
posterior yang kecil dan tipis tidak besar perannya dalam gerakan
darah dari vena cava inferior kembail ke atrium kanan dan
aliran limfe ke atas ke dalam ducius thoracicus.
dinding thorax. Ringkasan dari otot-otot dinding dada beserta
persarafan dan fungsinya dapat dilihat pada Tabel 3-1.
86 BAB 3

Table i.{ Otot-Otot thorax


Nama otot Origo I nsers i Persarafan Fungsi
M.iftlercogtalis, extemus Pinggir bawah costa Pinggir atas Nn.intercostales Dengan costa I teffiksasi, otot ini
. , {11 } {serabut berjalan 'ki J
costa di mengangkat costa selama inspirasi
'bawah dan d*pan). bawahnya dengan demikian meningkatkan diameter
antetoposterior dan ttansvelsa thgtax.
Dengan costa terakhir terftksasi oleh
otot-otct abdomen, otot ini menurunkan
costa selama ekspirasi.
M.irilercsstalis internus Pinggir bawah costa Pinggir aias Nn.intercostales
{11 } {serabuf be4alaB ke costa di
bawah dan belakang) bawahnya
M.intefcoetalis iniirni Costa yanq berdekatan Co*ta yang Nn.intercostales Membantu Mm.intercostales externi dan
{lapjsan tidsk jengkap} berdekatan interni
Diaphragma (otot respirasi Processus xiphoideus; oRam Centrum N.phrenicus Otot inspirasi yang sangat penting:
yeng terperting) cartilago costalis bagian tendineum menambah diameter vertikal thorax
bawah; tiga vertebra lumbalis dengan menafik centrum tendineum ke
bagian atas bawah dan membantu menarik costa
bagian bawah ke atas. Juga berperan
pada pampat perut dan mengangkat
benda beral.
M.levator costarum {12) Ujung processu$ transvetsus Costa bawah Rami posteriores Mengangkat costa, oieh karena itu
vertebrae cervicalis Vll dan Nn.spinales mer.upakan otot inspirasi,
vertebrae thoracica I - Xl thoracales
M;sellatus posteri0r : Processus spinosus vertebrae Costa bagian Nn.intercosiales Mengangkat costa, oleh karena itu
:suP€ti0l , r : cervicalis bagian bawah dan atas merupakan otot insBirasi.
vertebrae thoracica bagian atas
M.seffa1us posterior Processus spinosus vertebrae Costa bagian Nn,intercostales Menarik costa ke ba${ah, oleh karena itu
.'inferigr' lumbalis bagian atas dan bawah merupakan otot ekspirasi
vertebrae thoracica bagian
bawah

it Arteda musculophrenica, beqalan di sekitar pars


Arteria Thoracica I nterna diaphragma dan mendarahi spatium intercostale bagian
costalis

ban'ah dan diaphragma.


Arteria thoracica interna memberi darah untuk dinding anterior
tubuh dari clavicula sampai umbilicus. Arteri ini dipercabangkan Vena Thoracica lnterna
dari bagian pertama arteria sublcavia di daerah leher. Arteria
thoracica interna berjalan r.ertikal ke bawah pada pleura di
Vena thoracica interna mengalirkan darahnya ke vena brachio-
belakang cartilago costalis, satu jari lateral terhadap sternum, dan
cephalic.r pada masing-masing :i:i.
berakhir pada spatium intercostale keenam dengan bercabang
menjadi arteria epigastrica superior dan arteria musculophrenica.
Otot-Otot yang
( Cabang-Cabang Menghubungkan Extremitas
O Dua Arteria intercostalis anterior untuk enam spatium inter-
Superior dengan Dinding Dada
costale bagian atas.
Arteriae perforantes, yang berjalan mengikuti cabang terminal Musculus Pectoralis Major
nervus intercostalis yang sesuai. Merupakan otot tebal berbentuk segitiga yang menutupi dinding
Arteria pericardiacophrenica, yang berjalan bersama nervus dada bagian anterior (Gambar 3,10). Pinggir bawahnya membentuk
phrenicus dan memberi darah untuk pericardium. lipat ketiak anterior.
Arteriae mediastinales, menuju ke alat-alat di mediastinum
antedor (misalnya kelenjar thymus). Origo: Setengah medial clavicula, sternum, dan enam cartilago
Arteria epigastrica superior, masuk ke dalam vagina recti costalis sebelah atas.
abdominis di dinding anterior abdomen dan memberi darah Insersi: Serabutnya be{alan konvergen dan berinsersi pada
untuk musclus rectus abdominis sampai setinggi umbilicus. bibir laieral sulcus bicipltalis humeri.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 87

Persarafan: Nervus pectoralis medialis dan lateralis dari Origo: Processus transversus enam vertebra cervicalis sisi
fasciculus medialis dan lateralis plexus brachialis. ala s.
Fungsi: Aduksi dan endorotasi lengan atas; serabut pars Insersi: Permukaan atas costa I di belakang arteria subclavia.
clavicularis juga melakukan fleksi lengan atas. Petsarafan: nervi spinales cervicales.
Fungsi: Menaikkan costa I; otot ini melakukan fleksi lateral
I Musculus Pectoralis Minor dan rotasi pars cervicalis columna vertebralis.
Batas anterior: arteria subclavia, plexus brachialis, dan cupula
Merupakan otot tipis berbentuk segitiga yang terletak di permu- cervicalis pleurae.
kaan dalam musculus pectoralis major (Gambar 3-11).

Origo: Dari costa III, ke IV dan V.


trnsersi: Serabut-serabutnya berjalan konvergen untuk ber- Clavicula dan Hubungannya dengan
insersi pada processus coracoideus scpulae.
Persarafan: nervus pectoralis medialis, sebuah cabang dari
Apertura Thoracis Superior
fasciculus medialis plexus brachialis.
Fungsi: Menarik bahu ke bawah dan depan; jika bahu Clavicula adalah tulang panjang berbentuk huruf S, yang terletak
difiksasi, otot ini akan menarik costa yang merupakan tempat horizontal di daerah pangkal leher. Tulang ini bersendi dengan
origonya. stemum dan cartilago costalis I di sebelah medial, dan dengan
acromion di sebelah lateral. Clavicula berfungsi sebagai penyangga
I Musculus Serratus Anterior lengan atas dari tubuh. Clavicula juga berperan menyalurkan gaya
dari lengan atas ke kerangka aksial, dan merupakan tempat lekat
Otot ini lebar dan tipis menutupi permukaan lateral dinding dada
otot-otot. Tulang ini terletak tepat di bawah kulit sepanjang sumbu
(Gambar 3-10 dan 3-11).
panjangnya (Gambar 3-10). Clavicula menyilang di anterior apex
Origo: Dari permukaan luar delapan costa bagian atas. axilla, dengan demikian terletak sangat dekat dengan costa I dan
Insersi: Permukaan anterior pinggir medial scapula, terutama plexus brachialis yang ada di bawahnya serta pembuluh darah
di sekitar angulus inferior scapulae. subclavia dan axilla (Gambar 3-11).
Persarafan: Nervus thoracalis longus, berasal dari radix C5,
C6, dan C7 plexus brachialis
Fungsi: Menarik scapula ke depan di sekitar dinding thorax Mamma
dan memutar scapula.

Otot-Otot Pangkal Leher yang I Lokasi dan Deskripsi


Berhubungan dengan Costa I -Glandula mammaria merupakan kelenjar aksesoris kulit khusus,
berfungsi menghasilkan susu (Gambar 3-12). Mamma terdapat
pada pria dan wanita. Bentuknya sama pada pria dan wanita yang

I Musculus Scalenus Anterior belum dewasa. Papilla mammaria kecil dan dikelilingi oleh daerah
kulit yang berwarna lebih gelap disebut areola mammae. Jaringan
Musculus scalenus anterior merupakan otot yang terletak dalam mamma tersusun oleh sekelompok kecil sistem saluran yang
pada sisi-sisi leher, yang menghubungkan columna vertebralis ke terdapat di dalam jaringan ikat dan bermuara di daerah areola.
costa I. Otot ini terletak di bawah musculus sternocleidomastoideus
dan berjalan ke bawah hampir vertical. (Gambar 3-3)
Pubertas
Origo: Processus transversus vertebrae cervicalis III, IV V dan
VI. Pada masa pubertas seorang wanita, mamma lambat laun
Insersi: Pinggir dalam costa I. membesar dan akan berbentuk setengah lingkaran di bawah
Persarafan: Nervus spinalis cervicales. pengaruhhormonovarium (Gambar3-12). Salurannya memanjang
Fungsi: Elevasi costa I; fleksi lateral dan rotasi pars cervicalis meskipun demikian pembesaran kelenjar terutama disebabkan
columna vertebralis. karena penimbunan lemak. Dasar mamma terbentang dari
Batas posterior: arteria subclavia, plexus brachialis, dan cupula costa II sampai VI dan dari pinggir lateral stemum sampai linea
cervicalis pleurae. axillaris media. Sebagian besar kelenjar terletak di dalam fascia
superficialis. Sebagian kecil, yang disebut axillary tail (Gambar
3-12), meluas ke atas dan lateral, menembus fascia profunda
I Musculus Scalenus Medius pada pinggir caudal m.pectoralis major, dan sampai ke axilla. Di
Musculus scalenus medius adalah sebuah otot besar yang belakang mamma terdapat sebuah ruang yang berisi jaringan ikat
menghubungkan columna vertebralis dengan permukaan atas jarang disebut spatium retromammariae.
costa I. Otot ini terletak posterior terhadap Musculus scalenus Setiap payudara terdiri dari 15-20 lobus, yang tersusun radier
anterior (Gambar 3-3). dan berpusat pada papilla mammaria. Saluran utama dari setiap
88 BAB 3

Nn. supraclaviculares

M. deltoideus
lV. biceps M. sternocleidomastoideus
brachi dan
coracobrach ialis

clavicula

manubrium sterni
M. triceps caput longum -
axillaris
V. axillaris corpus sterni
-
N. cutaneus brachii medialis
M. pectoralis major
M. subscapularis
M. latissimus dorsi
rami cutanei
M. teres major nervi intercostales
N. intercostobrachialis
M. serratus anterior
// processus xiphoideus
N. thoracalis longus

A. thoracalis lateralis

aponeurosis M. obliquus externus

Gambar 3-10 Regio pectoralis dan axilla.

lobus bermuara ke puncak papilla mammaria, dan mempunyai Vaskularisasl jaringan penyambung juga meningkat untuk
ampulla yang melebar tepat sebelum ujungnya. Dasar papilla menyediakan makanan yang cukup bagi kelenjar yang sedang
mammaria dikelilingi oleh areola (Gambar 3-12). Tonjolan-tonjolan berkembang. Papilla mammaria membesar, dan areola menjadi
halus pada areola diakibatkan oleh kelenjar areola di bawahnya. lebih gelap dan lebih lebar sebagai akibat dari bertambahnya
Lobus-1obus kelenjar dipisahkan oleh septa fibrosa yang berfungsi deposit pigmen melanin di dalam epidermis. Kelenjar areolar
sebagai ligamentum suspensorium (Gambar 3-12). membesar dan menjadi lebih aktif.
Akhir: Selama pertengahan kedua kehamilan, pertumbuhan
melambat. Namun demikian, glandula mammaria tetap
Wanita Muda
bertambah membesar, terutama disebabkan oleh mengge-
Pada wanita muda, payudara cenderung menonjol ke depan dari lembungnya alveoli secretorius oleh cairan yang disebut
dasar yang sirkular. colostrum.
Pasca menyusui: Begitu bayi disapih, payudara kembali ke
stadium inaktifnya. Susu yang tertinggal diserap kembali,
Kehamilan
alveoli secretorius mengerut, dan hampir seluruh alveoli
o Awal: Dalam bulan-bulan awal kehamilan, terdapat penam- menghilang. Jaringan -penyambung interlobaris menebal.
bahan yang cepat panjang dan cabang-cabang sistem ductus Glandula mammada beserta papilla mammaria mengecil
(Gambar 3-13). Alveoli secretorius berkembang pada ujung dan kembali mendekati ukuran semula. Pigmentasi areola
ductus-ductus kecil. Jaringan penyambung mulai terisi berkurang, tetapi warna areanya tidak pernah kembali sepucat
dengan alveoli secretorius yang menyebar dan bertunas. sebelumnya.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 89

ligamentum coracoclaviculare
M. pectoralis major M. trapezius)'r
ligamentun coracoacromiale
M. sternocleidomastoideus
N musculocutaneus M. deitoideus
Nn. supraclaviculares

V. cephalica

M. subclavius

M. coracobrachialis thoracoacromialis

N. medianus

saraf untuk
M. triceps N. radialis -N.manubrium
pectoralis
sterni

N. cutaneus lateralis
brachii posterior lfascia clavipectoralis
N. axilla
N. ulnaris
M. pectoralis minor
N subscapularis inferior

M. subscapularis

N. subscapularis

M. latissimus dorsi

N. thoracalis longus

A. thoracalis

Gambar 3-11 Regio pectoralis dan axilla; lVusculus pectoralis major dibuang untuk memperlihatkan struktur di bawahnya.

Pascamenopause I Aliran Limfe


Setelah menopause, payudara mengalami atrofi (Gambar 3-13).
Hampir semua alveoli secretorius menghilar-rg, meninggalkan Aliran limfe mamma penting sekali di klinik mengingat sering
ductus. Jumlah jaringan adiposa dapat bertambah atau berkurang. timbulnya kanker pada glandula ini dan penyebaran sel-sel ganas
Payudara cenderung mengecil dan terletak dalam posisi meng- melalr-ri pembuluh limfe menuju ke nodus lymphaticus.
gantung. Atrofi pascamenopause disebabkan oleh tidak adanya Kuadlan lateral glandr-rla mammaria mengalirkan limfenya
hormone estrogen ovarium dan progesteron. ke nodi lymphoidei axillares anteriores atau kelompok pectorales
(Gambar 3-1;1) (terletak tepat posterior terhadap pinggir bawah

I Vaskularisasi musculus pectoralis major). Kuadran medial mengalirkan


limfenya melalui pembuluh-pembuluh yang menembus ruangan
Arteri intercostal dan masuk ke dalam nodi lymphoidei thoracales
Cabang-cabang pembuluh darah ke payudara yaitu rami internae (terletak di dalam rongga thorar sepanjang arteria
perforantes arteri thoracica interna, arteriae intercostales, arteria thoracica inter:na). Beberapa pembuluh limfe mengikuti arteriae
thoracica lateralis dan arteria thoracoacromialis, serta cabang- intercostales posteriores dan mengalirkan limfenya ke posterior
cabang arteria axillaris. ke dalam nodi lvmphoidei intercostales posteriores (terletak
sepanjang arteriae intercostales posteriores); beberapa pembuluh
Vena berhubungan dengan pembuluh limfe pa,vudara sisi yang lain dan
Vena-vena mengikuti arterinya. dengan kelenjar di dinding anterior abdomen.
90 BAB 3

ductus

papilla
mammaria

areola
septa fibrosa

tuberculum

jaringan adiposa

clavicula

septa fibrosa-
ligamentum
suspensorium
M. pectoralis
jaringan adiposa

M. pectoralis major

papilla
mammaria

ductus lactiferous
dari lobus glandulae
mammaria

Gambar 3-12 Mamma pada wanita dewasa. A. Tampak anterior dengan sebagian kulit dibuang untuk memperlihatkan struktur
internal. B. Penampang sagital. C, Ekor axilla (axillary kit) yang menembus fascia profunda dan meluas ke dalam axilla.

sebagian kecil di regio pectoralis. Daerah kecil ini menebal, sedikit


tertekan, dan mengirim 15 sampai 20 tali padat, yang tumbuh
Pembentukan Mamma ' ke dalam mesenkim di bawahnya. Sementara itu, mesenkim
Pada embrio muda,. timbul sebuah garis penebalan ektoderm berproliferasi, dan ektoderm yang tertekan menebal menjadi timbul
disebut rigi susu, yang terbenlang dari axilla miring ke regio ke permukaan untuk membentuk papilla mammaria. Pada usia
inguinalis. Pada hewan, beberapa glandula mammaria dibentuk 5 bulan, dapat ditemukan areola pada kulit sebagai area sirkular
di sepanjang linea ini. Pada manusia, linea ini menghilang kecuali yang berpigmen di sekitar bakal papilla mammaria.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 91

& &N
sebelum pubertas muda dan

wanita pada saat pubertas

wanita, pertengahan
pertama siklus haid wanita, pertengahan
kedua siklus haid

wanita hamil

wanita pasca menvusui wanita pasca menopause

wanita menyusui

Gambar 3-13 Luasnya perkembangan ductus dan alveoli secretorius di dalam payudara kedua jenis kelamin pada stadium

kegiatan yang berbeda-beda.


92 BAB 3

M. pectoralis major

Nodi lymphatici apicales


,\/

M. pectoralis minor

lymphatici
centrales o
rJ lvmohatici
-Nodi
thoracales internales
\O-
, Nodi lymphatici >l
axillares anteriores
atau

$N
Gambar 3-14 Aliran limfe glandula mammaria.

Rongga Dada sampai columna vertebralis. Mediastinum dibagi dua menjadi


mediastinum superius dan mediastinum inferius oleh bidang
imajiner yang berjalan dari angulus sterni (persendian antara
Rongga dada dibatasi oleh dinding thorax dan di bawah oleh manubrium dan corpus sterni) di anterior ke pinggir bawah corpus
diaphragma. Rongga ini meluas ke atas ke dalam pangkal leher vertebra thoracica IV di posterior (Gambar 3-17). Mediastinum
sekitar satu jari di atas clavicula kanan dan kiri (Gambar 3-15). inferius lebih lanjut dibagi lagi dalam mediastinum medium,
Diaphragma, sebuah otot yang sangat tipis, merupakan yang berisi pericardium dan jantung; mediastinrrm anterius
satu-satunya struktur (selain dari pleura dan peritoneum) yang yang merupakan ruang di antara pericardium dan stemum; dan
mCgnisahkan rongga dada dari viscera abdomen. Rongga dada mediastinum posterius yang terletak di antara pericardium dan
dibagi oleh pemisah garis tengah, disebut mediastinum, atas dua columna vertebralis.
bagian iateral yang ditempati oleh paru dan pleura (Gambar 3-16,
3-17, dan 3-18).
Mediastinum Superius
I Mediastinum Isi mediastinum superius dari anterior ke posterior adalah: sisa_
sisa thymus, vena brachiocephalica, bagian atas vena cava superior,
Mediastinum, walaupun tebal, merupakan pemisah yang arteria brachiocephalica, arteria carotis communis sinistra, arteria
ralrdah bergerak, yang terletak di antara kedua pleura dan subclavia sinistra, arcus aorta, nervus phrenicus dan nervus vagus
pqru (Gambar 3-18). Meluas ke atas sampai apertura thoracis dexter dan sinister, nervus laryngeus recurrens sinister dan nervi
superior dan pangkal leher, dan ke bawah sampai diaphragma. cardiaci, trachea dan nodus lymphaticus, esophagus dan ductus
Ke depan mediastinum meluas sampai sternum dan ke posterior
thoracicus, serta truncus sympathicus.
DINDING DADA, RONGGADADA, PARU, DAN RONGGAPLEURA 93

lokasi apex processus transversus


pulmonis
vertebrae cervicalis Vll

membrana suprapleuralis
a parietalis

pleura visceralis

clavicula

Gambar 3-15 Pandangan lateral apeftura thoracis superior


(pintu keluar) memperlihatkan bagaimana apex pulmonis
menonjol ke atas masuk ke dalam pangkal leher. Apex pulmonis
ditutupi oleh pleura visceralis dan parietalis dan dilindungi oleh
membrana suprapleuralis, yang merupakan penebalan dari fascia
endothoracica.

Mediastinum Anterius Pleura


Isi mediastinum anterius antara lain ligamentum sternoperi-
Pleura dan paru terletak pada kedua sisi mediastinum di dalam
cardiacum, keleniar limfe, dan sisa thymus.
-rongga dada (Cambar 3-16). Pleura merupakan dua kantong serosa
yang mengelilingi dan melindungi paru. Setiap pleura terdiri dari
Mediastinum Medium dua lapisan: lapisan parietalis, yang meliputi dinding thorax,
meliputi permukaan thoracal diaphragma dan permukaan lateral
Isi mediastinum medium antara lain pericardium, jantung dan mediastinum, dan meluas sampai ke pangkal leher; dan lapisan
pangkal pembuluh darah besar, nervus phrenicus, bifurcatio visceralis, yang meliputi seluruh permukaan luar paru dan meluas
trachea, dan kelenjar 1imfe. ke dalam fissura interlobaris (Gambar 3-16, 3-18, dan 3-19). Lapisan
parietalis melanjutkan diri menjadi lapisan visceralis pada lipatan
pleura yang mengelilingi alat-alat yang masuk dan keluar dari
Mediastinum Posterius
hilus pulmonis pada setiap paru (Gambar 3-18 dan 3-19). Untuk
Isi mediastinum posterius antara lain aorta descendens, esophagus, memungkinkan pergerakan rrasa pulmonalis dan bronchus besar
ductus thoracicus, vena azygos dan vena hemiazygos, nervi vagi, selama respirasi, Iipatan pleura tergantung sebagai lipatan bebas
nervi spianchnici, truncus sympathicus, dan nodus lymphaticus. dan disebut ligamentum pulmonale (Gambar 3-20).
94 BAB 3

V azygos
esophagus

pleura parietalis

,:, ,:,i.::r, : ':.rt, i._\\


o :: :::--::::::ri,: . :,\ ruang pleura
atrium kiri .-:
o ::-'::..'r: -. :::..::
o : i: ::::r : . , :ri ,l pleura
visceralis
paru kanan,
lobus inferior paru kiri,
lobus inferior

fissura
obliqua dextra

paru kanan,
lobus superior ventrikel kiri

pericardium
fibrosa
atrium kanan pericardium
serosa parietalis

cavum pericardii
ventrikel kanan
pericardium serosa
visceralis

Gambar 3-16 Penampang melintang thorax setinggi veftebra thoracica VIIL Perhatikan susunan pleura dan rongga pleura
(ruang) dan pericardium fibrosa dan serosa.

manubrium mediastinum superius

angulus sterni

mediastinum
anterius

corpus

mediastinum
medium
mediastinum inferius

processus
xiphoideus

diaphragma mediastinum posterius Gambar 3-17 Pembagian mediastinum,


DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 95

columna vertebralis

mediastinum
pleura mediastinalis
(pleura parietalis)

pleura visceralis
cavitas pleuralis
hilus pulmonis
(ruang)

pleura costalis
(pleura parietalis)
corpus sterni

cartilago costalis

pleura diaphragmatica
(pleura parietalis)

Gambar 3-18 pleura dilihat dari atas dan depan. Perhatikan posisi mediastinum dan hilus masing-masing paru.

Lapisan parietalis dan lapisan visceralis pleura dipisahkan I Pleura diaphragmatica di atas kubah dipersarafi oleh nervus
satu dengan yang lain oleh suatu ruangan sempit, cavitas pleuralis phrenicus dan di sekitar pinggirnya oleh enam nervus
(Gambar 3-18 dan 3-19). (Dokter-dokter cenderung menggunakan intercostalis bagian bawah.
istilah ruang pleura daripada istilah anatomi cavitas pleuralis. Pleuravisceralis (Gambar3-21): Pleura visceralis mendapatkan
Ha1 ini mungkin untuk menghindari kerancuan antara cavitas persarafan otonom dari plexus pulmonalis. Pleura visceralis peka
pleuralis (celah sempit) dengan cavitas thoracis yang lebih besar). terhadap tarlkan, tetapi tidak peka terhadap sensasl umum seperti
Normal cavitas pleuralis mengandung sedikit cairan jaringan, nyeri dan raba.
cairan pleura, yang membasahi permukaan pleura.
Recessus costodiaphragmaticus merupakan daerah yang
paling rendah dari cavitas pleuralis. Paru akan berkembang ke
Trachea dan Bronchus Principalis
ruangan ini selama inspirasi (Gambar 3-19 dan 3-20).
Anatomi dasar dari struktur-struktur ini (Gambar 3-22 dan 3-23)
diuraikan dalam Bab 2 (halaman 67).
I Persarafan Pleura
Pleura parietalis (Gambar 3-21): Pleura parietalis peka terhadap Paru
nyerl, suhu, raba, dan tekanan dan dipersarafi sebagai berikut: I
a Pleura costalis secara segmental dipersarafi oleh nervus Paru (kanan dan kiri) terletak di samping kanan dan kiri
intercostalis. mediastinum (Gambar 3-16). Di antaranya, di dalam mediastinum,
i Pleura mediastinalis dipersarafi oleh nervus phrenicus. terletak jantung dan pembuluh darah besar. Paru berbentuk
96 BAB 3

tabung laryngotrachea
tunas paru

rongga selom

pleura parietalis

preuravisclerari" cavitas pleuralis

(a pleura visceralis

radix pulmonalis
pulmo/paru

pleura visceralis

dinding thorax cavitas pleuralis

pleura parietalis

diaphragma

costod ia p h rag maticu s

Gambar 3-19 Pembentukan paru. Perhatikan bahwa masing-masing tunas paru menginvaginasi dinding rongga selom dan
kemudian tumbuh mengisi sebagian besar rongga selom. Perhatikan juga bahwa paru diliputi oleh pleura visceralis dan dinding
thorax dibatasi oleh pleura parietalis. Rongga selom yang asli berkurang besarnya sampai menjadi celah sempit disebut cavitas
pleuralis sebagai akibat peftumbuhan paru.
D/ND/N6 DADA, RONGGADADA, PARU, DAN RONGGAPLEURA 97

pleura cervicalis pleura costalis paru kiri


(pleura parietalis) (pleura parietalis)

fissura obliqua
pleura visceralis

pleura mediastinalis
(pleura parietalis)

Vv. pulmonales

lipatan pleura

ligamentum pulmonale

pleura diaphragmatica
(pleura parietalis)

Gambar 3-20 Berbagai daerah pleura parietalis. Perhatikan lipatan pleura (garis putus-putus) yang mengelilingi struktur yang
masuk dan keluar dari hilus pulmonis kiri. Di daerah ini pleura parietalis berhubungan dengan pleura visceralis. Tanda panah
menuniukkan posisi recessus costodiaphragmaticus.

Nn. phrenici

. .r'
(C3,C4, dan C5)

parietalis

, pleura visceralis

Nn. intercostales
(T1-T11
\-\-
) \ _ plexus pulmonalis
(vagus dan sympathicus)

\
Gambar 3-21 Diagram memperlihatkan persarafan pleura parietalis dan visceralis.
98 BAB 3

trachea

bronchus principalis
sinister

bronchus lobaris

bronchus
segmentalis

bronchus terminalis

bronchiolus respiratorius

ductus alveolaris
saccus alveolaris

alveolus

Gambar 3-22 Trachea, bronchus, bronchiolus, ductus alveolaris, saccus alveolaris, dan alveoli. Perhatikan jalan yang diambil
oleh udara yang diinspirasi dari trachea ke alveoli.

kerucut dan diliputi oleh pleura visceralis. Paru tergantung bebas lainnya (Gambar 3-24, 3-25, dan 3-26). Sekitar pertengahan facies
dan dilekatkan pada mediastinum oleh radiksnya. mediastinalis terdapat hilus pulmonis, yaitu suatu cekungan di
Masing-masing paru mempunyai apex yang tumpul, yang mana bronchus, pembuluh darah, dan saraf yang membentuk
menonjol ke atas ke dalam leher (Gambar 3-24 dan 3-25) sekitar radix pulmonis masuk dan keluar dari paru.
2,5 cm di atas clavicula; basis yang konkaf yang terletak di atas Pinggir anterior tipis dan tumpang tindih dengan jantung;
diaphragma; facies costalis yang konveks yang disebabkan oleh pada pinggir anterior ini pada paru kiri terdapat incisura
dinding thorax yang konkaf; facies mediastinalis yang konkaf cardiaca. Pinggir posterior tebal dan terletak di samping columna
yang merupakan cetakan pericardium dan alat-alat mediastinum vertebralis-
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA

Gambar 3-23 Spesimen plastinasi dari trachea, bronchus principalis, dan paru orang dewasa; sebagian jaringan paru dibuang untuk memperlihatkan bronchus
besar. Perhatikan bahwa bronchus principalis dexter lebih lebar dan lebih lurus terhadap trachea dibandingkan dengan bronchus principalis sinister.
100 BAB 3

3t
*/
*//
J,/

f lobus inferior
-/ ./
'/

lobus inferior

Gambar 3-24 Permukaan lateral dan medial paru kanan

( Lobus dan Fissura (sekunder) yang berjalan ke lobus paru mempercabangkan


bronchus segmentalis (tersier) (Gambar 3-22). Setiap bronchus
Paru Kanan segmentalis kemr-rdian masuk ke segmenta bronchopulmonalia.
Sebuah segmenta bronchopulmonalia mernpunyai ciri-ciri sebagai
Paru kanan sediklt lebih besar dari parukiri, dan dibagi oleh fissura
berikut:
obliqua dan fissura horizontalis menjadi tiga lobus; lobus superior,
lobus medius, dan lobus inferior (Gambar 3-24). Fissura obliqua
berjalan dari pinggir inferior ke atas dan belakang menyilang per-
I Merupakan sr-rbdivisi lobus paru.
l) Berbentuk pyramld dengan apex menghadap ke radix
mukaan medial dan costalis sampai memotong pinggir posterior.
pulmonis.
Fissura horizontalis berjalan horizontal menyilang permukaan
ll Dikelilingi oleh jaringan ikat.
costalis dan bertemu dengan fissura obliqua. Lobus medius meru-
ll Mempunyai safu bronchus segmentalis, safu arteria segmen-
pakan lobus kecil berbentuk segitiga yang dibatasi oleh fissura
talis, pembuluh limfe, dan persarafan otonom.
horizontalis dan fis>ura obliqua.
<l Venae segmentales terletak di dalarn jaringan
ikat di antara
segmenta bronchopulmonalia yang berdekatan.
Paru Kiri I Karena merupakan unit struktural, segnen yang sakit dapat
Paru kiri dibagi oleh satu fissura (fissura obliqr-ra) menjadi dua dibuang dengan pembedahan.
lobus: lobus superior dan lobus inferior (Cambar 3-25).
Setelah masuk segmenta bronchopulmonalia, setiap bronchus

I Segmenta Bronchopulmonalia segrnentalis terbagi dua berr-rlang-ulang (1ihat Gambar 3-29).Pada


saat bronchus menjadi lebih kecil, cartilago yang berbentuk U yang
Segmenta bronchopulmonalia merupakan unit paru secara ditemui sejak dari trachea perlahan-lahan diganti dengan lempeng
anatomi, fungsi, dan pembedahan. Setiap bronchus lobaris cartilago yang lebih kecil dan lebih sedikit jumlahnya. Bronchus
DIND/NG DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 101

S 'n,
^*
:\
\\*
i
\
\

fissura obliqua

Gambar 3-25 Permukaan lateral dan medial paru kiri.

yang paling kecil membelah dua menjadi bronchiolus, yang ll Paru kanan
diameternya kurang dari 1 mm (1ihat Gambar 3-29). Bronchiolus Lobus superior: Apicalis, posterior, anterior
tidak mempunyai cartilago di dalam dindingnya dan dilapisi oleh Lobus medius: Lateralis, medlalis
epitel silender bersilia. Lapisan submucosa mempunyai serabut Lobus inferior: Superior (apical), basalis medialis, basalis
otot polos melingkar yang utuh. anterior, basalis lateralis, dan basalis posterior.
Bronchiolus kemudian membagi dua menjadi bronchiolus
terminalis (1ihat Gambar 3-29), yang mempunyai kantong- kantong I Paru kiri
lembut pada dindingnya. Pertukaran gas yang terjadi antara darah Lobus superior: Apicalis, posterior, anterior, lingularis
dan udara terjadl pada dinding kantong-kantong tersebut, karena su perior, lingu laris inferior
itu dinamakan bronchiolus respiratorius. Diameter bronchiolus Lobus inferior: Superior (apicalis), basalis medialis, basalis
respiratorius sekitar 0,5 mm. Bronchiolus respiratorius berakhir anterior, basalis lateralis, basalis posterior.
dengan bercabang menjadi ductus alveolaris yang menuju ke arah
saluran berbentuk kantong dengan dinding yang tipis disebut Walaupun susunan umum segmenta bronchopulmonalia
saccus alveolaris. Saccus alveolaris terdiri dari beberapa alveoli penting dalam klinik, tidak perlu mengingatnya secara rinci,
yang terbuka ke satu ruangan (Gambar 3-29 dan 3-30). Masing- kecuali bermaksud mengambil spesialisasi paru atau bedah paru.
masing alveolus dikelilingi oleh jaringan yang mengandung
kapiler yang padat. Pertukaran gas terjadi antara udara yang
terdapat di dalam lumen a1veo1i, melalui dinding aiveoli ke dalam
I Radix Pulmonis
darah yang ada di dalam kapiler di sekitarnya. Radix pulmonis dibentuk oleh alat-alatyangmasuk dankeluarparu.
Segmen-segmenta bronchopulmonalia utama (Gambar 3-31 Alat-alat tersebut adalah bronchus, arteria dan vena pulmonalis,
dan 3-32) adalah sebagai berikut ini: pembuluh limfe, arteria dan vena bronchialis, dan saraf. Radix
102 BAB 3

esophagus

trachea
V. subclavia dextra
N. vagus dexter

rami communicantes V. jugularis interna dextra

V brachiocephalica dextra
truncus
sympathicus
N. phrenicus dexter

V. azygos V cava superior


bronchi dexter aorta ascendens

A. pulmonalis
atrium dextrum
ditutupi pericardium
V pulmonalis
pericardium

N. splanchnicus major

diaphragma
splanchnicus mrnor
il

V. cava inferior

ductus thoracicus
truncus sympathicus

N. phrenicus sinister
N. vagus sinister
V. brachiocephalica
arcus aorta
sinistra

N. laryngeus recurrens
sinister
ligamentum arteriosum

A. pulmonalis sinistra

bronchi sinister

ventriculus sinister V pulmonalis sinistra


ditutupi pericardium
aorta descendens

pericardium

esophagus

Gambar 3-26 A, Mediastinum sisi kanan. B. Mediastinum sisi kiri.


D/ND/N6 DADA, RONGGADADA, PARU, DAN RONGGAPLEURA 103

V. subclavia dextra

clavicula
truncus sympathicus :!ffi*- dextra
4,.

M. subclavius
potongan costa dexter

A. thoracica
V. azygos
interna

V. cava superior
N. intercostalis

aorta ascendens
:,.; ,

bronchi dexter

N. phrenicus dexter

V. pulmonalis

atrium dextrum

N- splanchnicus
major
ventriculus dexter

potongan
V. cava inferior cartilago costalis

cupula dextra
diaphragmatica

ANTERIOR

potongan cartilago costalis

Gambar 3-27 Diseksi mediastinum sisi kanan; paru kanan dan pericardium dibuang. Pleura parietalis
costalis juga dibuang.

pulmonis dikelilingi oleh selubung pleura, yang menghubungkan descendens. Venae bronchiales mengalirkan darahnya ke vena
pleura parietalis pars mediastinalis dengan pleura visceralis yang azygos dan vena hemiazygos.
membungkus paru (Gambar 3-20 dan 3-26). Alveoli menerima darah terdeoksigenasi dari cabang-cabang
terminal arteria pulmonalis. Darah yang telah mengalami
I Pembuluh Darah Paru
oksigenasi meninggalkan kapiler-kapiler alveoli dan akhirnya
bermuara ke dalam kedua vena pulmonalis. Dua vena pulmonalis
Bronchus, jaringan ikat paru, dan pleura visceralis meneri.ma meninggalkan radix pulmonis masing-rnasing paru (Cambar 3-26,
darah dari arteriae bronchiales, yang merupakan cabang darl aorta 3-27, dan3-28) untuk bermuara ke dalam atrium kiri jantung.
104 BAB 3

truncus
A. subclavia sympathicus
sinistra

N. vagus
A. carotis sinister
communis
sinistra
aorta
descendens
arcus aorta

auricula sinistra

truncus
pulmonalis

ventriculus
dexier

N. phrenicus
sinister
ANTERIOR

ventriculus
sinister

apex cordis cupula sinistra


diaphragmatica

Gambar 3-28 Diseksi mediastinum sisi kiri; paru kiri dan pericardium dibuang. Pleura parietalis costalis juga
dibuang.

I Aliran Limfe Paru tracheobronchiales dan kemudian masuk ke dalam truncus


lymphaticus bronchomediastinalis.
Pembuluh limfe berasal dari plexus superficialis dan plexus
profundus (Cambar 3-33), dan tidak terdapat pada dinding
alveoli. Plexus superficialis (subpleura) terletak di bawah pleura I Persarafan Paru
visceralis dan mengalirkan cairannya melalui permukaan paru Pada radix setiap paru terdapat plexus pulmonalis (Gambar 3-21).
ke arah hilus pulmonalis, tempat pembuluh-pembuluh limfe Plexus dibentuk dari cabang-cabang truncus sympathicus dan
bermuara ke nodi bronchopulmonales. Plexus profundus serabut-serabut parasimpatik nervus vagus.
berjalan sepanjang bronchus dan arteria dan vena pulmonalis Serabut-serabut eferen simpatik mengakibatkan broncho-
menuju ke hilus pulmonis, mengalirkan limfe ke nodi pulmonis dilatasi dan vasokonstriksi. Serabut-serabut eferen parasimpatik
yang terletak di dalam substansi paru. Limfe kemudian masuk ke mengakibatkan bronchokonstriksi, vasodilatasi, dan peningkatan
dalam nodi bronchopulmonales di dalam hilus pulmonis. Semua sekresi kelenjar. Impuls aferen yang berasal dari membrana
limfe dari paru meninggalkan hilus pulmonis mengalir ke nodi mucosa bronchus dan dari reseptor regang dinding alveoli berjalan
ke sistem saraf pusat di dalam saraf simpatik dan parasimpatik.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 105

bronchus segmentalis

saraf otonom-__ A. pulmonalis


.

pembuluh limfe
--_
Pulmonalis di
---V. dalam jaringan
ikat intersegmental
V. pulmonalis -

- .-
bronchiolus
terminalis

bronchiolus [/
respiratorius
-

7.. ..il Y.:-'.


alveolus/

I lobulus paru I

segmenta bronchopulmonalia

Gambar 3-29 Sebuah segmenta bronchopulmonalia dan sebuah lobulus paru" Perhatikan bahwa vena-vena pulmonalis terletak
di dalam septa jaringan ikat yang memisahkan sejmen yang berdekatan.

I nspi rasi
run
Mekanisme Respirasi
Respirasi terdiri dari dua fase, yaitu fase inspirasi dan fase
I lnspirasi Biasa
ekspirasi. Hasil dari respirasi adalah penambahan dan pengu- Bandingkan cavitas thoracis dengan sebuah kotak yang hanya
rangan kapasitas cavitas thoracis secara bergantian. Frekuensi mempunyai satu pintu masuk di bagian atasnya. Pintu masuk ini
respirasi atau pernapasan bervariasi antara 16 sampai 20 per berbentuk tabung, disebut trachea (Gambar 3-34). Kapasitas kotak
menit pada orang normal yang sedang istirahat. lebih cepat pada dapat ditambah dengan penambahan semua diameternya, dan
anak-anak, dan lebih larnbat pada orang tua. mengakibatkan udara dengan tekanan atmosfir masuk ke dalam
kotak melaiui tabung.
Sekarang bayangkan tiga diameter rongga thoraks dan bagai-
mana kapasitasnya akan bertambah (Gambar 3-34 dan 3-35).
Gambar 3-30 Mikrograf scanning electron paru
memperlihatkan sejumlah saccus alveolaris. Alveoli
merupakan cekungan atau ruangan kecil, di
sepanjang dinding saccus alveolaris. (atas izin Dr.M
Koering).

Diameter vertikal. Secara teoritis, apex pulmonalis dapat dan depan di sekeliling dinding thoraks, costa-costa ini
dinaikkan dan basis diturunkan. Apex pulmonalis dibentuk menyerupai tangkai ember (Gambar 3-34). Oleh karena itu bila
oleh membrana suprapleuralis dan terfiksasi. Sebaliknya, basis costa terangkat (seperti tangkai ember), diameter transversa
pulmonalis dibentuk oleh diaphragma yang mudah bergerak. rongga thorax akan bertambah. Seperti telah dijelaskan
Jika diaphragma berkontraksi, kubahnya menjadi datar dan sebelumnya, hal ini dapat pula dilakukan dengan mengfiksasi
diaphragma turun (Gambar 3-34). costa I dan mengangkat costa-costa lainnya ke arah costa I
Diameter anteroposterior. Jika costa yang letaknya miring dengan kontraksi musculi intercostales (Gambar 3-35).
ke bawah diangkat pada ujung sternalnya, diameter antero- Faktor lain yang tidak boleh dilupakan adalah efek turunnya
posterior rongga thoraks akan bertambah dan ujung bawah diaphragma pada viscera abdomen, dan tonus otot-otot dinding
sternum akan terdorong ke depan (Gambar 3-34). Hal ini anterior abdomen. Bila diaphragma turun waktu inspirasi,
dapat dilakukan dengan mengfiksasi costa I melalui kontraksi tekanan intraabdominal akan meningkat. Peninggian tekanan ini
musculi scaleni pada leher dan kontraksi musculi intercostales diimbangi oleh relaksasi otot-otot dinding abdomen. Akan tetapi
(Gambar 3-35). Dengan cara ini semua costa akan tertarik dapat tercapai suatu titik di mana relaksasi otot-otot abdomen tidak
bersama-sama dan terangkat menuju costa I. mungkin dilakukan lagi, hati beserta viscera abdomen bagian atas
Diameter transversal. Costa di depan bersendi dengan bekerja sebagai penyanggah mempertahankan diaphragma agar
sternum melalui cartilago costalisnya dan di belakang dengan ticlak bergerak turun lagi. Pada kontraksi selanjutnya, centrum
columna vertebralis. Oleh karena costa melenS;kung ke bawah tendineum diaphragma telah mendapatkan penyokong dari
108 BAB 3

trachea
lobus superior
paru kanan

lobus superior
paru kiri
fissura horizontal

lobus medius fissura obliqua


paru kanan

lobus inferior
paru kanan

fissura obliqua
lobus inferior
paru kiri
tncrsura
A cardiaca
apicalis

anterior -posterior

anterior
basalis apicalis
basalis
anterior divisi lingularis
superior
divisi lateral basalis lateralis
lobus medius
divisi Iingularis
divisi medial inferior
lobus medius
segmen
basalis
posterior

Gambar 3-32 Paru dilihat dari kiri. A. Lobus-lobus. B. Segmenta bronchopulmonalia.

El<spirasi lumborum juga berkontraksi dan menarik costa XII ke bawah.


n Dalam keadaan ini mungkin sebagian dari musculi intercostales
berkontraksi dan menarik costa secara bersamaan dan menekan

I Ekspirasi Biasa
costa tersebut ke bawah ke costa XII (Gambar 3-35). Musculus
serratus postedor inferior dan Musculus latissimus dorsi mungkin
Sebagian besar ekspirasi biasa merupakan fenomena pasif dan
ikut berperan.
dilakukan oleh elastisitas paru, relaksasi musculi intercostales dan
diaphragma, dan peningkatan tonus otot-otot dinding anterior ( Perubahan Paru pada Ekspirasi
abdomen yang mendorong diaphragma yang sedang relaksasi ke
atas. Pada ekspirasi, radix pulmonis naik bersama dengan bifurcatio
trachea. Bronchus memendek dan berkontraksi. Jaringan elastis
paru memendek dan ukuran paru mengecil. Dengan bergeraknya
I Ekspirasi Kuat diaphragma ke atas, daerah pleura parietalis pars diaphragmatica
dan costalis yang berdekatan menjadi iebih besar, dan recessus
Ekspirasi kuat merupakan proses aktif sebagai akibat kontraksi costodiaphragmaticus mengecil ukurarLnya. Pinggir bawah paru
kuat otot-otot dinding anterior abdomen. Musculus quadratus mengerut dan lebih tinggi Ietaknya.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 109

nodi tracheobronchiales
truncus bronchomediastinalis

N.laryngeus recurrens sinister


nodi bronchopulmonales

nodi pulmonales

plexus lymphaticus superficialis

plexus lymphaticus
profundus nodi coeliacus

Gambar 3-33 Aliran limfe paru dan ujung bawah oesophagus"

berhubungan dengan paru. Setiap tunas tumbuh ke lateral dan


menonjol ke dalam pars pleura selom embrionik (Gambar 3-36).
Pembentukan Paru dan Pleura Tunas paru terbagi menjadi tiga lobus dan kemudian menjadi dua
lobus, tergantung pada jumlah bronchus utama dan lobus yang
Sebuah sulcus longitudinal terbenluk pada lapisan entoderm pada
ditemukan pada paru yang berkembang sempurna. Kemudian
lantai pharynx. Sulcus ini disebut sulcus laryngotrachealis.
setiap bronchus utama membelah dua (dikotomi) teTus-menerus,
Lapisan larynx, trachea, dan bronchi serta epitel alveoli berkem-
sehingga akhirnya terbentuk bronchiolus terminalis dan alveoli.
bang dari sulcus ini. Pinggir sulcus bergabung menjadi satu
Divisi bronchiolus terminalis beserta tambahan pembentukan
membentuk tuba laryngotrachealis (Gambar 3-36). Proses
bronchiolus dan alveoli, kadang-kadang berlanjut sampai setelah
iusi dimulai dari distal, sehingga lumen mulai dipisahkan dari
lahir.
oesophagus yang sedang tumbuh. Tepat di belakang lidah yang
Setiap paru mendapatkan penutup pleura visceralis yang
sedang berkembang, terdapat sebuah lubang kecil yang menetap,
berasal dari mesoderm splanchnicus. Pleura parietalis dibentuk
yang terbuka ke dalam larynx. Tuba laryngotrachealis tumbuh
dari mesoderm somatik. Pada usia tujuh bulan, lengkung kapiler
ke caudal ke dalam mesoderm splanchnicus dan akhirnya terletak
berhubungan dengan sirkulasi pulmonal yang akan berkembang
anterior terhadap oesophagus. Di sebelah distal tuba terbagi dua,
sedemikian rupa sehingga cukup untuk mempertahankan
masuk ke dalam tunas paru kanan dan kiri. Cartilago berkembang
kehidupan jika terjadi kelahiran premature. Pada saat lahir, paru
di dalam mesenkim di sekeliling tuba. Bagian atas tuba menjadi
berkembang, dan alveoli mengalami dilatasi. l\4eskipun demikian,
larynx, sedangkan bagian bawahnya menjadi trachea.
baru hari ketiga atau keempat pasca lahir, alveoli yang terletak di
Setiap tunas paru terdiri dari tabung entoderm yang dikelilingi
perifer setiap paru berkembang dengan sempurna.
oleh mesoderm splanchnicus; dari sini berasal semua jaringan yang
110

ir'
I
I

kotak yang sedang mengembang cavitas thoracis yang sedang mengembang

kerja tangkai ember

pengembangan lateral

pengembangan anteroposterior

turunnya diaphragma

Gambar 3-34. Berbagai cara di mana kapasitas rongga thorak bertambah selama inspirasi
D/ND/NG DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 111

M scalenus anterlor
dan medius

Mm. intercostales

intercostales

rnsprrasr ekspirasi M. quadratus

A B kuat lumborum

diaphragma

Gambar 3-35 A. Bagaimana musculi intercostales mengangkat costa selama inspirasi. Perhatikan bahwa
musculi scaleni mengfiksasi costa I, atau pada inspirasi kuat mengangkat costa I. B. Bagaimana musculi
intercostales dapat digunakan pada ekspirasi kuat dengan mengfiksasi costa XII atau diturunkan oleh otot-
otot abdomen. C. Bagaimana hepar berperan sebagai penyanggah sehingga memungkinkan diaphragma
mengangkat costa bagian bawah.

ffiAT'{MARAN A[\AT$fdI BERMUKAAN


RAffi!*ffiRAFIK PARTJ MAru TRAC!".{EA, PARU, MAN
n[fumtruG m&ffiA PtffiURA
Struktur yang penting untuk dilihat pada radiografi standar Sebelum mempelajari anatomi permukaan trachea, paru, dan
posteroanterior dan oblik lateral dada dapat dilihat pada Gambar pleura, anatomi permukaan dari dinding dada depan dan
3-37 sampatS-42. Sebuah bronkogram juga diperlihatkan (Gambar belakang harus diulang kembali. Hai ini diringkas dalam Gambar
3-43). Pada pemeriksaan khusus, minyak beryodium atau media 3-47 sampai 3-50.
kontras lainnya dimasukkan ke dalam bronchus tertentu atau
bronchi, biasanya dengan bantuan fluoroskopi. Contoh CT scan
dada diperlihatkan pada Gamb ar 3-44 dan3-45. Contoh penampang Trachea
melintang dada yang dilihat dari bawah untuk membantu dalam
interpretasi CT scan diperlihatkan dalam Gambar 3-46. Trachea terbentang dari pinggir bawah cartilago cricoidea (di
depan corpus vertebra cervicalis VI) di leher sampai setinggi
-
angulus sterni di dada (Gambar 3-51). Trachea mulai di garis
112

tuba laryngotrachealis

oesophagus

trachea

pleura visceralis

Gambar 3-36 Pembentukan paru. A. Pembentukan sulcus laryngotrachealis dan tuba. B. Pinggir sulcus
laryngotrachealis berfusi untuk membentuk tuba laryngotrachealis. C, Tunas paru mendorong dinding selom
intra-embryonik. D. Tunas paru membelah membentuk bronchus utama.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 113

Gambar 3-37 Radiografi posteroanterior dada seorang pria dewasa normal


114 BAB 3

clavicula
V. brachiocephalica dextra arcus aorta
truncus pulmonalis

auricula sinistra

udara di dalam
fundus gaster
diaphragma

Gambar 3-38 Struktur utama yang dapat dilihat pada radiografi posteroanterior dada pada Gambar 3-37.
Perhatikan posisi pasien terhadap sumber sinar X dan tempat kaset film.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA '115

Gambar 3-39 Radiografi oblik kanan dada dari seorang pria dewasa normal setelah menelan barium
116

trachea clavicula sinistra


clavicula dextra

barium di dalam
oesophagus
bronchus
principalis
sinister
columna
vertebralis truncus
pulmonalis

scapula
sinistra

)., radix pulmonis


sinistra

(wt
Ii
ventriculus
dexter

diaphragma

gas di dalam fundus

hepar

,)l,:,

Gambar 3-40 Struktur utama yang dapat ditemukan pada radiografi oblik kanan dada pada Gambar 3-39. perhatikan posisi
pasien terhadap sumber sinar-X dan kaset film.
DINDING DA,DA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA

ff
ffi
ffi-

*
&
w
&!r..

#..',

it,.'':

Gambar 3-41 Radiografi lateral kiri dada seorang pria dewasa normal setelah menelan barium.
118-

cabang-cabang arcus aoria

angulus sternum

(
bronchus principalis
dexter

bronchus principalis
sinister

mediastinum
anterior

radix pulmonis

ventriculus sinister

airium sinisirum

mediastinum
posterior
--M)
hepar
udara di dalam

TECESSUS
costod iaphragmaticus

Gambar 3-42 Struktur utama yang dapat ditemukan pada radiografi lateral kiri dada pada Gambar 3-41. Perhatikan posisi
pasien terhadap sumber sinar-X dan kaset fim,
DIND/N6 DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 119

Gambar 3-43 Bronchogram posteroanterior dada.


120 BAB 3

A. carotis communis
A. brachiocephalica clavicula sinistra
V. brachio-
cephalica
sinistra
V. cava A. subclavia
superior sinistra

lobus superior
paru kanan costa I

aorta
descendens
trachea

oesophagus
costa ll

lobus superior
scapula paru kiri
vertebra costa lV costa lll
thoracica lll

Gambar 3-44 CT-scan bagian atas thorax setinggi vertebra thoracica IIL Potongan in dllihat dari bawah

corpus sterni
ventriculusdexter ventriculussinister

paru kiri
paru
kanan
atrium
sinistrum

bronchus
atrium principalis
dextrum sinister

bronchus
principalis aorta
dexter descendens

oesophagus

scapula

vertebra
costa Vl
thoracica
VI

canalis
vertebralis processus sprnosus processus transversus

Gambar 3-45 CT-scan bagian tengah thorax setinggi vertebra thoracica VI. Potongan dilihat dari bawah,
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 121

Gambar 3-46 Penampang thorax dilihat dari bawah. A. Setinqgi .crnr.r: ' :,ie5ft :lr::?c;1. ;,. *, :leiinggi ve ii.:;r;l ihnracica
VIII. Perhatikan bahwa pada orang hidup, cavitas pleura hanva neruoakar r-iiarc icieirsiai j' -; ,t ruarlg ie' i.at Oe:J.. gebaqal
sebuah atefak, hasil dari proses pengawetan.
122 BAB 3

fossa
su praclavicu laris
clavicula

"#
acromron

tendo
M. sternoclei-
domastoideus angulus sterni
(angulus Louis)
incisura suprasternalis
M. deltoideus
manubrium sterni

corpus sterni M. pectoralis major


plica axillaris papilla mammaria
anterior

. processus
xiphoideus
areola mammae
arcus costalis
linea semilunaris

tempat denyut
fossa cubiti apex cordis

Gambar 3-47, Permukaan anterior thorax seoranq pria berusia 27 tahun.

clavicula tnctsura
suprasternalis
acromton

tuberculum
majus
humeri
angulus sterni
(angulus Louis)
M. deltoideus
M. pectoralis major

areola mammae plica axillaris


anterior
papilla
"axillary tail"
mammaria
glandula mammaria

processus xiphoideus

crista iliaca

umbilicus

Gambar 3-48 A, Permukaan anterior thorax dan abdomen seorang wanita berusia 29 tahun,
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 123

spina scapulae acromton

serabut posterior
M. deltoideus

margo medialis M" trapezius


scapulae
angulus inferior
scapulae

alur kulit di atas


processus spinosus M. latissimus dorsi
vertebrae lumbalis
crista iliaca

M- erector
spinalis cekungan kulit di
atas spina iliaca
superior posterior

B
Gambar 3-48 (lanjutan) B. Permukaan posterior thorax seorang wanita berusia 29 tahun.

tengah dan berakhir sedikit ke kanan dari garis tengah dengan Pinggir posterior paru meluas ke bawah dari processus
bercabang menjadi bronchus principalis dexter dan sinister. Pada spinosus vertebrae cervicalis VII sampai vertebrae thoracica X dan
pangkal leher, alat ini dapat diraba di garis tengah di incisura terletak sekitar 4 cm darl garis tengah (Gambar 3-52).
suprastemalis. Fissura obliqua paru dapat diidentifikasi pada permukaan
melalui sebuah garis yang ditarik dari pangkal spina scapulae
miring ke bawah, lateral dan anterior, mengikuti arah costa VI
Paru sampai persendian costochondral keenam. Pada paru kiri, lobus
superior terletak di atas dan anterior terhadap garis ini, dan lobus
inferior terletak di barvah dan posterior terhadapnya (Gambar 3-51
pulmonis menonjol ke atas ke dalam leher. Dapat dipetakan
-Apex
pada permukaan anterior tubuh dengan menggambar garis
ddan 3-52).
Pada paru kanan, fissura horizontal dapat ditentukan melalui
melengkung, cembung ke atas, dari articulatio sternoclavicularis
sebuah garis yang ditarik horizontal sepanjang cartilago costalis
menuju ke sebuah titik 2,5 cm di atas pertemuan antara bagian
IV menuju ke arah fissura obliqua di garis midaxillaris (Gambar
sepertiga medial dan intermedia clavicula (Gambar 3-51).
3-51 dan 3-52). Lobus superior terletak di atas fissura horizontalis,
Pinggir anterior paru kanan mulai di belakang articulatio
dan lobus medius terleta k di bawahnya. Lobus inferior ierletak di
sternoclavicularis, berjalan ke bawah, hampir mencapai garis
bawah dan posterior terhadap fissura obliqua.
tengah di belakang angulus sterni. Kemudian berlanjut ke bawah
sampai mencapai articulatio xiphosternalis (Cambar 3-51). Pinggir
anterior paru kiri mempunyai perjalanan yang sama, tetapi
setinggi cartilago costalis IV membelok ke lateral dan berjalan
Pleura
terus untuk jarak yang sangat bervariasi di luar pinggir lateral
sternum untuk membentuk incisura catdiaca (Gambar 3-51). Batas-batas kantong pleura dapat diketahui melalui garis pada
Incisura ini disebabkan oleh adanya jantung, yang menSSeser -permukaan dinding dada. Garis-garis ini, yang merupakan batas
paru ke kiri. Kemudian pinggir anterior membeiok dengan tajam pleura parietale yang terletak dekat dengan permukaan tubufu
ke bawah sampai setinggi articulatio xiphostemalis. disebut sebagai garis-garis refleksi pleura.
Pinggir bawah paru pada pertengahan inspirasi mengikuti Pleura cervicalis menonjol ke atas ke dalam leher dan
garis melengkung, yang menyilang costa VI di garis midclavicularis mempunyai jejak permukaan yang sama dengan apex pulmonis.
dan costa VIII di garis midaxillaris, dan mencapai costa X di dekat Sebuah garis melengkung dapat digambar, melengkung ke atas,
columna vertebralis di posterior (Gambar 3-51, 3-52, dan 3-53). dari articulatio sternoclavicularis ke arah titik sekitar 2,5 cm di
Sudah pasti, batas pinggir inferior paru berubah selama inspirasi atas pertemuan antara sepertiga medial dan intermedia clavicula
dan ekspirasi. (Gambar 3-51).
124 BAB 3

incisura suprasternalis

angulus sterni
articulatio
xiphosternalis
fossa
infraclavicularis

angulus
subcostalis

arcus cortalis
A

processus sprnosus
vertebrae cervicalis Vll

angulus superior clavicula


scapulae
acromron
tuberculum majus humeri

angulus inferior
scapulae spina scapulae

processus spinosus margo medialis scapulae


vertebrae thoracica Vl I
margo lateralis scapulae
costa Xll spinosus
vertebra thoracica Xll

Gambar 3-49 Petunjuk permukaan. A. dinding anterior thorax dan B. dinding posterior thorax
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 125

sulcus nuchae
angulus superior processus spinosus
scapulae vertebra cervicalis Vlll
processus spinosus
spina scapulae vertebra thoracica I
processus spinosus
vertebra thoracica ll
angulus inferior
processus sprnosus
scapulae
vertebra thoracica lll
processus
spinosus
vertebra
thoracica Vll
ciista iliaca pinggir lateral
M. erector
spinalis
linea
/':.'* scapularis
,:'I' :'
,I
r'.1,:
I

Gambar 3-50 Petunjuk permukaan dinding posterior thorax.

lobus superior angulus sterni

fissura horizontalis lobus superior

/\. \ lobus medius


I

\
incisura cardiaca
t/l
\\ fissura obliqua
\./
\ lobus inferior

lobus inferior

Gambar 3-51 Petunjuk permukaan paru dan pleura parietalis pada dinding anterior thorax
126 BAB 3

Batas anterior pleura kanan berjalan di belakang articulatio i1. a-,j rii r,.;:) 1'"i l t] il.ri 1...'j {J iiri;*1,c5o f.,,9
stemoclavicularis, hampir mencapai garis tengah di belakang
angulus stemi. Kemudian berlanjut ke bawah sampai mencapai : i..

articulatio xiphosternalis (Gambar 3-51). Batas anterior pleura


kiri mempunyai perjalanan yang sama, tetapi setinggi cartilago
costalis IV, membelok ke lateral dan berlanjut ke pinggir lateral Vasa thoracica interna berjalan vertikal ke bawatr, posterior
sternum untuk membentuk incisura cardiaca. (Perhatikan incisura terhadap cartilago costalis, dan satu jari lateral terhadap pinggir
cardiaca pleura tidak sama besarnya dengan incisura cardiaca sternum (Gambar 3-6), sampai sejauh spatium intercostale VI.
paru) Kemudan membelok dengan tajam ke bawah menuju ke Vasa intercostales dan Nervi intercostales ("vena, arteri,
articulatio xiphosternalis (Gambar 3-51). nervus" atau VAN tersusun dari atas ke bawah) terletak tepat di
Batas bawah pleura pada kedua sisi mengikuti sebuah garis bawah costa yang sesuai (Gambar 3-4).
lengkung, yang menyilang costa VIII pada linea midclavicularis
dan costa X pada linea midaxillaris dan mencapai costa XII di
dekat columna vertebralis, yaitu pada batas lateral musculus i_jj i;:r. i4 i-,] il 1..".,q t=,'1,,4f.,i fl4 dh, F, f; ,Flx
erector spinae (Gambar 3-51., 3-52, dan 3-53). Perhatikan bahwa
batas bawah paru memotong costa VI, VnI, dan X pada linea
midclavicularis, midaxillaris, dan pinggir columna vertebralis
secara berurutan. Pinggir bawah pleura memotong pada titik yang Glandula mammaria terletak di dalam fascia superficialis
sama, setinggi costa VIII, X, dan XII. Ruang di antara kedua batas menutupi dinding anterior thorax (Gambar 3-12 dan 3-48). Pada
ini disebut recessus costodiaphragmaticus. anak-anak dan pria, kelenjar ini rudimenter. Pada wanita pasca
pubertas, kelenjar ini membesar dan berbentuk setengah bola. Pada
wanita dewasa muda, terletak setinggi costa dan cartilago costalis
II sampai VI dan terbentang dari pinggir lateral sternum sampai
ke linea midaxillaris. Pada wanita multipara, usia pertengahan,
payudara dapat besar dan tergantung. Pada wanita yang lebih
tua, pasca menopause/ payudara mengecil. Struktur glandula
mammaria diuraikan secara lengkap pada halaman 87.

lobus superior

fissura obliqua

lobus inferior
lobus inferior

batas bawah pleura

Gambar 3-52 Petunjuk permukaan paru dan pleura parietalis pada dinding posterior thorax.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA, 127

incisura cardiaca

obliqua
fissura obliqua

batas bawah pleura

Gambar 3-53 Petunjuk permukaan paru dan pleura parietalis pada dinding lateral thorax.

Pertanyaan Pilihan Ganda B. Pada kontraksi, diaphragma meningkatkan tekanan


intraabdominal dan membantu mengembalikan darah
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT. vena ke atrium dextrum jantung.
C. Letak diaphragma lebih tinggi pada posisi berbaring
1. Pernyataan-pernyataan berikut ini benar untuk alat-alat yang daripada berdiri.
terletak di dalam spatium intercostale, kecuali: D. Pada kontraksi, centrum tendineum turun dan mengurangi
A. Arteriae intercostales anteriores dari enam spatium tekanan intrathoracal.
intercostale bagian atas merupakan cabang dari arteria E. Oesophagus menembus diaphragma setinggi vertebra
thoracica interna. thoracica VIII.
B. Nervus intercostalis berjalan ke depan di dalam spatium
intercostale di antara musculus intercostalis internus dan 3. Pemyataan-pernyataan berikut ini benar untuk nervi inter-
intimi. costales, kecuali:
C. Pembuiuh darah dan saraf intercostalis terletak di dalam A. Memberikan persarafan motorik untuk bagian perifer
sulcus subcostalis dengan susunan dari atas ke bawah, diaphragma. .
vena-nervus-arteri. B. Memberikan persarafan motorik unfuk otot-otot inter-
D. Lima nervus intercostalis bagian bawah menyarafi costalis.
sensibilitas kulit dinding lateral thorax dan dinding C. Memberikan persarafan sensorik untuk pleura parietale
anterior abdomen. pars costalis.
E. Vena-vena intercostalis posterior mengalirkan daralnya D. Mengandung serabut-serabut simpatik untuk menyarafi
ke dalam vena azygos dan hemiazygos. otot polos pembuluh darah.
2. Pernyataan-pemyataan berikut ini benar untuk diaphragma,
E. Nervus intercostalis ketujuh sampai sebelas memberikan
persarafan sensorik untuk peritoneum parietalis.
kecuali:
A. Crus dextrum membentuk sebuah lengkungan otot di
sekltar oesophagus dan berperan mencegah regurgitasi isi
lambung ke oesophagus.
128' BAB 3

4. Untuk memasukkan jarum ke dalam cavitas pleuralis pada C. costaX XI, dan XII.
linea axillaris media, struktur berikut ini ditembus, kecuali: D. hanya costa VIII.
A. Musculus intercostalis internus E. costa.Vf XI, dan XII.
B. Musculus levator costarum
C. Musculus intercostalis extemus 10. Payudara pada wanita dewasa muda terletak pada
D. Pleura parietale A. costa I sampai V.
E. Musculus intercostalis intimi B. costa II sampai VI.
C. costa I sampai IL
5. Pernyataan-pemyataan di bawah ini benar untuk apertura D. hanyacostalldanlll.
thoracis superior, kecuali: E. costa IV sampai VI.
A. Manubrium stemi membentuk batas anterior.
B. Padamasing-masingsisi, truncusinferiorplexusbrachialis 1i. Pleura parietalis:
bersama arteria subclavia keluar dari apertura thoracis A. hanya peka pada sendasi regangan.
superior, berjalan ke lateral di permukaan atas costa I. B. dipisahkan dari rongga pleura oleh fascia endothoracica.
C. Corpus vertebrae cervicalis VII membentuk batas C. peka terhadap sensasi nyeri dan raba.
posterior. D. menerima persarafan sensorik dari sistem saraf otonom
D. Costa I kanan dan kiri membentuk batas lateral. E. dibentuk dari mesoderm splanchnopleura.
E. Oesophagus dan trachea berjalan melalui apertura ini.
Pertanyaan'Mengisi yang Kosong
6. pemyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk dinding
thoro; kecuali; lsilah. bagian yang kosong dengan jawaban yang paling tepat, di
A. Bifurcatio trachea terletak di depan articulatio manu- baWah tnt:
briostemalis (angulus Louis) pada pertengahan respirasi.
B. Mediastinumsuperiorterletakdibelakangcorpussterni. 12. Ductus thoracicus berjalan melalui.........., lubang pada
C. Puncak denyut jantung umumnya dapat diraba pada diaphragma.
spatium intercostale sinistrum, kira-kira 9 cm dari garis
13. Arteria epigastrica superior berjalan melalui ........., lubang
tengah.
D. Pinggir bawah paru kanary pada keadaan inspirasi pada diaphragma'
maksimal, meluas ke bawah di linea midclavicularis
14' Nervus phrenicus dexter berialan melalui "" """' lubang
sampaisetinggicartilagocostalisvlll. pada diaphragma'
E. Semua nervus intercostalis berasal dari rami anteriores
nervi spinales thoracales' 15. Ner.,rrs vagus sinister berjalan melalui lubang pada
diaphragma.
Pertanyaan Melengkapi A. hiatus aorticus
B. hiatus esophagicus
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT. C. hiatus vena cava
D. bukan salah satu di atas
7. Dokter mendefinisikan apertura thoracis superior sebagai
A. pembukaan bagian bawah rongga thorax. 16. Hiatus aorticus terletak setinggi vertebra thoracica
B. jarak di antara kedua crura diaphragmatica.
C. muara oesophagus ke dalam rongga thorax. 1"7. Articulatio xiphostemalis terletak setinggi vertebra thoracica
D. permbukaan bagian atas rongga thorax.
E. jarak di antara origo
'-o- pars -'-
E-'-- stemalis dan pars costalis
18. Hiatusvenacavaterletaksetinggivertebrathoracica
diaphragmaticu.
A. sepuluh
8. Arcus costalis dibentukoleh: B' duabelas
A. costa Vf VIII, dan X. C deiaPan
B. pinggir dalam dari costa I. D' sembilan
C. pinggir processus xiphoideus. E tujuh
D. cartilaso costalis VII, VIII, IX, dan X.
E. cartilalo costahs VII sampai costa X dan ujung cartilago Pertanyaan Pilihan Ganda
costalisXldanXll. Bacalah riwayat penyakit di bawah ini dan jawablah pertanyaan
9. pinggir bawah paru kiri selama pertengahan :respirasi, . berikutnya dengan satu iawaban yang PALING TEPAT.
memotong: Seorang pria berusia 35 tahun mengeluh adanya nyeri hebat di
A. costa VI, VIII, dan X. bagian bawah dada kirinya kepada dokter. Pasien menderita
B. costa VII, VIII dan IX. batuk sejak 4 hari yang lalu dan mengeluarkan sputum
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 129

bercampur darah. Frekuensi respirasi meningkat dan panasnya C. Limfe dari substansi paru mencapai hilus melalui plexus
mencapai 1040 F. Pada pemeriksaao ditemukan adanya cairan lymphaticus superficialis dan profundus.
di ruang pleura kiri. D. Ligamentum pulmonale memungkinkan pembuluh
19., Jika pasien dalam keadaan berdiri, cairan pleura akan darah dan saraf pada radix pulmonis bergerak selama
mengalami gravitasi ke bawah pergerakan pernapasan.
menuju ke: E. Venae bronchiales bermuara ke dalam vena azygos dan
A. fissura obliqua. vena hemiazygos.
B. incisura cardiaca. 23. Semua pemyataan di bawah ini benar untuk mediastinum,
C. recessus costomediastinalis. kecuali:
D. fissurahorizonialis. A. Mediastinum merupakan penyekat di antara kedua
E. recessus costodiaphragmaticus. rongga pleura.
B. Pleura mediastinalis membatasi pinggir lateral medias-
Pilihlah satu jawaban yang PALII'|G TEPAT
tinum.
C. Jantung terletak pada mediastinum medius.
20. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk irachea,
D. Bila udara masuk ke rongga pleura kiri, struktur-struktur
kecuali:
yang membentuk mediastinum akan tergeser ke kanan.
A. Terletak anterior terhadap oesophagus di dalam medias- E. Batas anterior mediastinum terbentang lebih ke bawah
tinum superior.
dibandingkan batas posterior.
B. Pada inspirasi dalam carina turun sampai setinggi vertebra
24. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk mekanisme
thoracica VI.
inspirasi, kecuali:
C. Bronchus principalis sinister lebih lebar daripada bronchus
A. Diaphragma adalah otot terpenting untuk inspirasi.
principalis dexter.
B. Jaringan ikat di puncak thorax dapat dinaikkan.
D. Arcus aorta terletak di sebelah anterior dan kirinya di
C. Sternumbergerak ke anterior.
dalam mediastinu m superior.
D. Costa terangkat ke atas.
E. Persara{an sensoris dari membrana mukosa yang meliputi
E. Tonus otot dinding anterior abdomen berkurang.
trachea berasal dari cabang-cabang nervus vagus, dan
25. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk paru, kecuali:
laryngeus recurrens.
ner'"'u s
A. Benda asing yang masuk seringkali ke paru kanan.
21. Pernyataan-pemyataan di bawah ini benar untuk radix
B. Paru kiri mempunyai kontak langsung dengan arcus aorta
puimonis dextra, kecuali:
dan aorta descendens.
A. Nervus phrenicus dexter berjalan anterior terhadap radix C. Tidak terdapat nodus lymphaticus di dalam paru.
pulmonis.
D. Struktur-struktur paru mendapatkan darah dariarteri
B. Vena azygos melengkung di atas pinggir superior radix
bronchialis.
pulmonis.
E. Recessus costodiaphragmaticus dilapisi oleh pleura
C. Arteria pulmonalis dextra terletak posterior terhadap
parietalis.
bonchus principaiis.
26. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk segmenta
D. Nervusvagus dexter berjalan posterior terhadap radix
bronchopulmonalia, kecuali:
pulmonis.
A. Vena-vena adalah intersegmental.
E. Pembuluh darah dan saraf yang membentuk radix B. Segmen-segmen dipisahkan oleh septa jaringan ikat.
pulmonis diliputi oleh manset pleura.
C. Arteri-arteri adalah intrasegmental.
22. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk paru kanary
D. Setiap segmen dipercabangkan oleh sebuah bronchus
kecuali:
sekunder.
A. Mempunyai fissura horizontalis dan fissura obliqua. E. Setiap segmen yang berbentuk piramid mempunyai
B. Pleura visceralis yang meliputinya peka terhadap nyeri puncak yang menghadap ke permukaan paru.
dan suhu.
130 BAB 3

1. C merupakan pernyataan yang tidak benar. Susunan 76. B yang benar. Hiatus aorticus di diaphragma terletak setinggi
dari superior ke inferior adalah Vena, arteria, dan nervus vertebra thoracica XII.
intercostalis (Gambar 3-4).
77. D yang benar. Articulatio xiphosternalis terletak setinggi
2. E merupakan pernyataan yang tidak benar. Oesophagus vertebra thoracica IX pada midrespirasi.
melalui diaphragma setinggi vertebra thoracica X.
18. C yang benar. Hiatus vena cava terletak setinggi vertebra
3. Amerupakanpernyataanyangtidakbenar. Nervus intercostalis Lhoracica Vll pada midrespirasi.
memberikan persarafan sensorik untuk pleura dan peritoneum
yang menutupi bagian perifer diaphragma. 19. E yang benar. Pasien ini mulai penyakitnya dengan infeksi
respirasi bagian atas, yang diabaikannya. Saat ini dia
4. B merupakan pernyataan yang tidak benar. Musculus levator menderita pneumonia sisi kiri dengan komplikasi pleuritis.
costarum terletak di belakang dari daerah yang terlibat. Dengan pleuritis, eksudat radang terdapat di tempat
pneumonia. Jika cairan pleura bertambah dan pasien dalam
5. C merupakan pernyataan yang tidak benar. Corpus vertebrae posisi tegak, dengan gaya gravitasi cairan akan bergerak turun
thoracica I membentuk batas posterior. ke bagian paling rendah dari ruang pleura, disebut recessus
costodiaphragmaticus.
6. B merupakan pemyataan yang tidak benar. Mediastinum
superior terletak di belakang manubrium stemi (Gambar 20. C yang tidak benar. Bronchus principalis dexter lebih lebar
3-17). dari bronchus principalis sinister. Hal ini dapat dilihat dengan
jelas pada bronchogram posteroanterior normal, seperti yang
7. D yang benar. Apertura thoracica superior membuka ke atas
terlihat dalam Gambar 3-43. Lihat juga preparat plastinasi
dari rangka thorax.
pada Gambar 3-23.

8, E yang benar. Arcus costalis dibentuk oleh cartilago costalis


2t. C yang tidak benar. Arteria pulmonalis dextra terletak anterior
VII sampai X dan ujung cartilago costalis XI dan XII (Gambar
terhadap bronchus principalis.
3-1).
22. B merupakan pernyataan yang tidak benar. P1eura visceralis
9. A yang benar. Pinggir bawah paru kiri di tengah respirasi
dipersarafi oleh serabut-serabut aferen simpatik dan vagus
memotong costa VI, VIII, dan X.
melalui plexus pulmonalis dan tidak peka terhadap nyeri dan
10. B yang benar. Payudara pada wanita dewasa muda terletak suhu, ietapi peka terhadap sensasi regangan.
dari costa II sampai VI.
zJ, E merupakan pemyataan yang tidak benar. Batas anterior
11. C yang benar. Pleura parietalis peka terhadap sensasi nyeri dari mediastinum berjalan ke bawah menuju articulatio
dan raba. xiphostemalis di anterior, yaitu setinggi corpus vertebra
thoracica IX. Batas posterior berjalan terus ke bawah, sampai
72. A yang benar. Ductus thoracicus berjalan melalui hiatus setinggi vertebra thoracica XII.
aorticus.
24. B merupakan pernyataan yang tidak benar. Jaringan
13. D y*g benar. Arteria epigastrica superior masuk dinding ikat puncak cavitas thoracalis dilekatkan pada processus
anterior abdomen di antara diaphragma pars sternaiis dan transversus vertebrae cervicalis VII, dan tidak dapat diangkat
costalis. selama inspirasi.

14. C yang benar. Nervus phrenicus dexter berjalan melalui hiatus ttr C merupakan pernyataan yang tidak benar. Paru mempunyai
vena cava. nodus lymphaticus sepanjang perjalanan bronchi.

15. B yang benar. Nervus vagus sinister berjalan melalui hiatus 26. D merupakan pernyataan yang tidak benar. Setiap segmen
esophagicus. paru dipercabangkan oleh bronchus segmentalis.
Sistem
Kardiovaskular

131
Jantung, Pembuluh
4, Korone[ dan
Pericardium

132
J ANTUNG, PE/IBU LUH KORONER, DAN PERI CARDIUIA 133

Anatomi Dasar 133 Anatomi Radiografik Jantung 146


Jantung 133 Catatan Embriologi: Perkembangan Tabung Jantung 146
Catatan Fisiotogi: Fungsi Rangka Jantung 135 Pembentukan Tabung Jantung 146

Catatan Fisiotogi: Fungsi Muscuti Papittares 138 Perkembangan Selanjutnya dari Tabung Jantung 147
Pembentukan Atria 147
Catatan Fisiotogi: Fungsi Vatvuta Valva Trunci Putmonatis 138
Pembentukan Ventricutus 148
Catatan Fisiotogi: Fungsi Dasar Sistem Konduksi 139
Pembentukan Pangkat dan Bagian Proksimat Aorta
Catatan Fisiotogi: Kecepatan Konduksi Metatui Nodus dan Truncus Putmonatis 148
Atrioventricutaris 140 Pembentukan Katup Jantung 148
Catatan Fisiotogi: Fungsi Fascicutus Atrioventicularis 140 Pericardium 150
Batas-Batas Pericardium dan Jantung 152
Catatan Fisiotogi: Sirkutasi Koroner 144
Catatan Fisiologi: Sirkutasi Darah Metatui Jantung 144 Pertanyaan 153

Catatan Fisiotogi: Refleks Atrium dan Ventricutus 145


Jawaban dan Penjetasan 154

Refleks Atriat Bainbridge 145


Refleks Bezold-Jarisch 145

f,)enyakit jantung koroner, gangguan fungsi katup, gangguan merupakan masalah yang umum ditemui oleh para petugas medis
I aktivitas elektrik, miokardiopati, atau masalah pericardium di gawat darurat. Pada anak-anak, penyakit jantung kongenital dapat
merupakan tantangan bagi para dokter untuk dapat menegakkan merupakan masalah yang serius.
diagnosis dan menentukan pengobatan. Penilaian nyeri dada Tujuan dari bab ini adalah membahas struktur jantung termasuk
dan penatalaksanaan gangguan ritme serta fungsi pompa jantung sistem konduksinya, aliran darah yang penting, dan pericardium yang
meliputinya.

atrioventricularis (Gambar 4-2). Pinggir kanannya dibentuk oleh


ANATOMI DASAR atrium dextrum dan pinggir kirinya oleh ventriculus sinister
dan sebagian auricula kiri. Ventriculus dexter dipisahkan dari
ventriculus sinister oleh sulcus interventricularis anterior.
Facies diaphragmatica jantung terutama dibentuk oleh
ventriculus dexter dan sinister yang dipisahkan oleh sulcus
Jantung interventricularis posterior. Permukaan inferior atrium dextrum,
dimana bermuara vena cava inferior, juga ikut membenfuk facies
Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya ini.
mirip piramid dan terletak di dalam pericardium di mediastinum Basis cordis, atau facies posterior terutama dibentuk oleh
-
(Gambar 4-1 dan 4-2). Basis jantung dihubungkan dengan atrium sinistrum, tempat bermuara empat vena pulmonalis
pembuluh-pembuluh darah besar, meskipun demikian tetap (Gambar 4-3). Basis cordis terletak berlawanan dengan apex
terletak bebas di dalam pericardium. cordis.
Apex cordis, dibenfuk oleh ventriculus sinister, mengarah
I Permukaan Jantung
ke bawah, depan dan kiri (Gambar 4-1 dan 4-2). Apex terletak
setinggi spatium intercostale V kiri" 9 cm dari garis tengah. Pada
Jantung mempunyai tiga permukaan: facies sternocostalis daerah apex, denyut apex biasanya dapat dilihat dan diraba pada
(anterior), facies diaphragmatica (inferior), dan basis cordis (facies orang hidup.
posterior). ]antung juga mempunyai apex yang aralrnya ke bawal1 Perhatikan bahwabasis cordis dinamakan basis karena jantung
depan, dan kiri. berbentuk piramid dan basisnya terletak berlawanan dengan apex.
Facies sternocostalis terutama dibentuk oleh atrium dextrum Jantung tidak bertumpu pada basisnya; melainkan pada pada
dan ventriculus dexter, yang dipisahkan safu sama lain oleh sulcus facies diaphragmatica (inferior).
'134 BAB 4

Gambar 4-1 Permukaan anterior jantung. Pericardium


fibrosum dan pericardium serosum parietalis dibuang,
Perhatikan adanya lemak di bawah pericardium
serosum parietalis di dalam sulcus atrioventricularis dan
interventricularis. Arteria coronaria terdapat di dalam lemak
in;.

arcus aoda A. carotis communis sinistra


A. subclavia sinistra

truncus pulmonalis

A. pulmonalis dextra
auricula sinistra

A. coronaria sinistra
aorta oscenden
ramus circumflexus

V. cardiaca magna
auricula dextra

ventriculus sinister
A. coronaria dexira

atrium A. interventricularis
dextrum anterior

V. cardiaca anterior

sulcus atrioventricularis
Gambar 4-2 Permukaan anterior jantung dan
A. marginalis ventriculus dexter pembuluh-pembuluh darah besar. Perhatikan
sulcus interventricularis perjalanan afteria coronaria dan vena jantunq,
JANTUNG, PEMBULUH KORONER, DAN PERICARDIUM 135

I Batas Jantung
Batas kanan jantung dibentuk oleh atrium dextrum, batas kiri oleh Fungsi Rangka Jantung
auricula sinistra dan bawah oleh ventriculus sinister (Gambar 4-1
Cincin fibrosa di sekeliling valvula menyokong basis cuspis valva
dan 4-2). Batas bawah terutama dibentuk oleh ventriculus dexter
dan mencegah valva dari peregangan dan menjadi inkompeten.
tetapi juga oleh atrium dextrum; apex oleh ventriculus sinister.
Rangka fibrosa, disamping menyediakan tempat lekat untuk
Batas-batas ini penting pada pemeriksaan radiografi jantllng.
otot-otot jantung, juga efektif sebagai dinding pemisah di antara
dinding otot atrium dan ventriculusnya. Dengan demikian rangka
I Struktur Jantung jantung meruiJakan dasar dari pemutusan hubungan elektrisitas
antara atrium dan ventriculus.
Jantung dibagi oleh septum vertikal menjadi empat ruang: atrium
dextrum dan sinistrum dan ventriculus dexter dan sinister.
Atrium dextrum terletak anterior terhadap atrium sinistrum dan
ventriculus dexter anterior terhadap ventriculus sinister (Gambar
4-1, dan4-2).
I Ruang Jantung
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan: Atrium Dextrum
I Paling luar, lapisan visceralis pericardium serosum (epi- Atrium dextrum terdiri atas rongga utama dan sebuah kantong
cardium). kecil, auricula (Gambar 4-2 dan 4-4). Pada permukaan jantung,
ll Di tengah, lapisan tebal otot jantung (miokardium). pada tempat pertemuan atrium dextrum dan auricula dextra
ll Paling daiam, lapisan tipis (endocardium). terdapat sebuah sulcus vertikal, sulcus terminalis, yang pada
permukaan dalamnya berbentuk rigi disebut crista terminalis
(secara embriologis, tempat ini menunjukkan hubungan antara
Rangka Jantung
sinus venosus dan atrium dextrum propria). Bagian utama atrium
Yang disebut rangka jantung (lihat Gambar 4-5) terdiri dari yang terletak posterior terhadap rigi, berdinding licin (Gambar
cincln-cincin fibrosa yang mengelilingi ostium atrioventriculare, 4-4), sedangkan dinding dalam auricula kasar disebabkan oleh
ostium pulmonalis dan ostium aorta dan melanjutkan diri ke pars berkas serabut-serabut otot, musculi pectinati.
membranosa, bagian atas septum ventriculare.
Itluara pada Atrium Dextrum
Vena cava superior (Gambar 4-4) bermuara ke bagian atas
atrium dextrum; muara ini tidak mempunyai katup. Vena ini
mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian atas

A. carotis communis sinistra


arcus aorta
A. subclavia sinistra
N. laryngeus recurrens sinister

ligamentum arteriosum

bifurcaiio trunci pulmonalis

V. cava superior

Vv. pulmonales
atrium dextrum

atrium sinistrum

ventriculus
sinister
Gambar 4-3 Permukaan posterior atau basis
stnus coronanus V" cava inferior cordis jantung.
136 BAB 4

tubuh. Vena cava inferior (lebih besar dari vena cava superior)
bermuara ke bagian bawah atrium dextrum; dilindungi oleh katup
rudimenter yang tidak berfungsi. Vena ini mengembalikan darah
ke jantung dari setengah bagian bawah tubuh.
Sinus coronarius, yang mengalirkan sebagianbesar darah dari
dinding jantung (Gambar 4-4), bermuara ke dalam atrium dextrum
di antara vena cava inferior dan ostium atrioventriculare. Muara
ini dilindungi oleh katup rudimenter yang tidak berfungsi.
Ostium atrioventriculare dextrum terletak anterior terhadap
muara vena cava inferior dan dilindungi oleh valva tricuspidalis
(Gambar 4-4). Banyak ostium vena kecil yang juga mengalirkan darah
dari dinding jantturg bermuara langsung ke dalam atrium dextrum. A

Sisa Imbriologis pada Atrium Dextrum

Selain katup rudimenter vena cava inferior terdapat fossa ovalis


dan anulus ovalis. Kedua struktur terakhir lni terletak pada
septum interatriale yang memisahkan atrium dextrum dan atrium
sinistrum (Gambar 4-4). Fossa ovalis merupakan lekukan dangkal
yang merupakan tempat foramen ovale pada janin lSebelum lahir,
darah yang kaya oksigen berjalan melalui foramen ini dari atrium
dextrum ke atrium sinistrum). Anulus ovalis membentuk pinggir
atas fossa.

Ventriculus Dexter
B
Ventriculus dexter membenfuk sebagian besar facies anterior
cordis, dan terletak anterior terhadap ventriculus sinister (Gambar Gambar 4-5 A. Penampang melintang ventriculus cordis. Perhatikan
4-4). Ventriculus dexter berhubungan dengan atrium dertrum tebalnya dinding ventriculus sinister. B. Rangka fibrosa jantung.

V. cava superior
A. coronaria dextra
auricula dextra aorta ascendens
nodus sinoatrialis
truncus pulmonalis

auricula sinistra

infundibulum

crista terminalis nodus atrioventricularis

fasciculus atrioventricularis
anulus ovalis

fossa ovalis crus sinistrum


fasciculus atrioventricularis
dinding anterior
atrium dextrum crus dextrum
(dibuka) fasciculus atrioventricularis
mm. pectinati
ventriculus sinister

sulcus
V. cava inferior interventricu laris
cuspis septalis
katup V. cava inferior ventriculus dexter
valva tricuspidalis
trabecula septomarginalis
katup sinus coronarius
chordae tendineae

Gambar 4-4 Bagian dalam atrium dextrum dan ventriculus dexter- Perhatikan letak nodus sinoatrialis, serta nodus dan
fasciculus atrioventricu laris.
JANTUNG, PEITBULUH KORONER, DAN PERICARDIUTA 137

melalui ostium atrioventriculare dan dengan truncus pulmonalis I Jenis kedua ujung-ujungnya dilekatkan pada dinding
melalui ostium trunci pulmonalis (Gambar 4-4). Mendekati ostium ventrikef dan bebas pada bagian tengahnya. Salah satu
trunci pulmonalis bentuknya berubah menjadi seperti corong, diantaranya adalah trabecula septomarginalis (moderatot
disebut infundibulum. band), menyilang rongga ventrikel dari sep.tum ke dinding
Dinding ventriculus dexter jauh lebih tebai dibandingkan anterior. Trabecula septomarginalis ini membawa fasciculus
dengan dinding atrium dextrum. Permukaan dalam menunjukkan atrioventricularis crus dextrum yang merupakan bagian dari
rigi-rigi yang menonjol disebut trabeculae carnae. Terdapat tiga sistem konduksi jantung.
jenis trabeculae carnae: I Jenis ketiga hanya terdiri dari rigi-rigi yang menonjol.

I Jenis pertamaterdiri atas Musculi papillares, yang menonjol Valva tricuspidalis melindungi ostium atrioventriculare (Gambar
ke dalam, melekat melalui basisnya pada dinding ventrikel; 4-4, 4-6, dan 4-7). Terdiri atas tiga cuspis yang dibentuk oleh lipatan
puncaknya dihubungkan oleh tali-tali fibrosa (chordae endocardium. Cuspis-cuspis ini adalah cuspis anteriol, septalis,
tendineae) ke cuspis valva tricuspidalis (Gambar 4-4). dan inferior (posterior). Cuspis anterior terletak di anterior, cuspis

cuspis inferior
(posterior)

M. papillaris
posterior

M. papillaris
anterior

Valva tricuspidalis
stnus Aorta ascendens
B
Muara
Muara A. coronaria
A. coronaria sinistra
dextra
Valvula sinistra

Cuspis anterior
valva mitralis

posterior

Valva aorta
Atrium sinistrum
Cuspis anterior

c Cuspis posterior

Chorda
tendineae

M. papillaris
posterior
Valva mitralis

Gambar 4-6 Valva-valva (katup) jantung. A. Valva tricuspidalis memperlihatkan cuspis septalis, anteriot dan posterior serta
choidae tendineaenya, B. Valva aortae memperlihatkan hubungan antara valvula dan muara arteria coronaria. C. Valva mitratis
memperlihatkan cuspis anterior dan posterior serta chordae tendineaenya.
138' BAB 4

septalis terletak berhadapan dengan septum interventriculare trunci pulmonalis dan aortae dinamakan sesuai dengan letaknya
dan cuspis inferior atau posterior terletak di inferior. Basis cuspis pada janin sebelum jantung mengalami rotasi ke kiri. Sayangnya,
melekat pada cincin fibrosa rangka jantung. Pada ujung bebasnya cara penamaan ini menimbulkan banyak kebingungan yang tidak
dilekatkan chordae tendineae, yang menghubungkan cuspis perlu).
dengan Musculi papillares.

Fungsi Valvula Valva Trunci Pulmonalis


Fungsi Musculi Papillares Selama sistolik ventrikel, valvula-valvula semilunaris terdorong
Bila ventrikel berkontraksi, musculi papillares berkontraksi dan ke dinding truncus pulmonalis oleh darah yang keluar. Selama
mencegah cuspis tidak terdorong masuk ke dalam atrium dan diastolik, darah mengalir kembali ke jantung dan masuk ke sinus;
terbalik pada waktu tekanan intraventrikular meningkat. Untuk valvula semilunaris terisi, terletak berhadapan di tengah lumen
membantu proses ini chordae tendineae dari satu musculus dan menutup ostium trunci pulmonalis.
papillaris dihubungkan dengan dua cuspis yang berdekatan.

Atrium Sinistrum
Valva trunci pulmonalis melindungi ostium trunci pulmonalis Sama dengan atrium dextrum, atrium sinistrum terdiri atas rongga
(Gambar 4-7). Valvula-vah'ula semilunaris dari valva ini dilekatkan utama dan auricula sinistra. Atrium sinistrum terletak di belakang
melalui lengkungnya ke pinggir bawah dinding arteri. Mulut atrium dextrum dan membenfuk sebagian besar basis atau facies
vah'ula membuka ke atas menuju ke truncus pulmonalis. Tidak posterior jantung (Gambar 4-3). Di belakang atrium sinistrum
ada chordae tendineae atau musculi papillares yang berhubungan terdapat oesophagus yang dipisahkan oleh pericardium (Gambar
dengan valvula ini. Perlekatan sisi-sisi valvula pada dinding arteri 4-8). Bagian dalam atrium sinistrum licin, tetapi auricula sinistra
mencegah valvula turun masuk ke dalam ventrikel. Pada pangkal mempunyai rigi-rigi otot seperti pada auricula dextra.
truncus pulmonalis terdapat tiga pelebaran yang dinamakan sinus
pulmonalis, dan masing-masing terletak di luar dari setiap valvula
Muara pada Atrium Sinistrum
(Iihat valva aorta, halaman 139).
Ketiga valvula semilunaris terletak sebagai beriku! satu buah Empat vena pulmonalis, dua dari masing-masing paru bermuara
posterior (vah,'ula semilunaris sinistra) dan dua buah anterior pada dinding posterior (Gambar 4-3) dan tidak mempunyai katup.
(valvula semilunaris anterior dan dextra). (Valvula-valvula valva Ostium atrioventriculare sinistrum dilindungi oleh valva mitralis.

valvula valva
anterior
facies anterior trunci pulmonalis
sinistra
cordis
dextra

ramus interventricularis
anterior A. coronaria
sinistra

ramus circumflexus
A.coronaria sinistra
anterior

septalis

posterior

rangka fibrosa

Gambar 4-7 Katup jantung dan asal dari Arteria coronaria, dilihat dari superior. Atria dan pembuluh darah besar dibuang.
J ANTU N G, PEIABU LU H KO RO NER, DAN PERI C ARDI U I'A 't3s

sternum
ventriculus dexter
ventriculus sinister
atrium dextrum
atrium sinistrum
cavitas pericardiaca

lobus medius
pulmo dexter pericardium

lobus superior
fissura obliqua
pulmo sinister
dexlra
fissura obliqua
sinistra

lobus inferior
lobus inferior
pulmo sinister
pulmo dexter

V. pulmonalis
sinus obliquus
oesophagus
aorta descendens
V. azygos V. hemiazygos
truncus sympathicus run splanchnici
ductus
thoracicus

Gambar 4-8 Penampang melintang thorax setinggi vertebra thoracica VIII, dilihat dari bawah (Perhatikan bahwa semua
pemeriksaan CT scan dan lvlRI dilihat dari bawah).

Ventriculus Sinister dinding aorta menonjol membentuk sinus aortae. Sinus aortae
anterior merupakan tempat asal arteria coronaria dextra, dan sinus
Sebagian besar ventriculus sinister terletak di belakang ventriculus posterior kiri tempat asal arteria coronaria sinistra.
dexter (Gambar 4-2 dan 4-8). Sebagian kecil menonjol ke kiri dan
membentuk batas kiri jantung serta aPex cordis. Ventrlculus
slnister berhubungan dengan atrium sinistrum melalui ostium I Sistem Konduksi Jantung
atrioventriculare sinistrum dan dengan aorta melalui ostium aortae.
Dinding ventriculus sinister (Gambar 4-5) tiga kali lebih tebal dari
dinding ventriculus dexter. (Tekanan darah di dalam ventriculus
sinister enam kali lebih tinggi dibandingkan tekanan darah di Fungsi Dasar Sistem Konduksi
dalam ventriculus dexter). Pada penamPang melintang, ventriculus Jantung normal orang dewasa dalam keadaan istirahat ber-
sinister berbentuk sirkular; ventriculus dexter berbentuk kresentik kontraksi secara ritmik sekitar 70 sampai 90 denyutan per menit.
(bu1an sabit) karena penonjolan septum interventriculare ke dalam Kontraksi ritmik berasal secara spontan dari sistem konduksi
rongga ventriculus dexter (Gambar 4-5). Terdapat trabeculae carnae dan impulsnya menyebar ke berbagai bagian jantung. Awalnya
yang berkembang baik, dua buah musculi papillares yang besar, atrium berkontraksi bersama dan kemudian diikuti oleh kontraksi
tetapi tidak terdapat trabecula septomarginalis. Bagian ventriculus kedua ventrikel secara bersama-sama. Sedikit penundaan
di bawah ostium aortae disebut vestibulum aortae. penghantaran impuls dari atrium ke ventrikel memungkinkan
Valva mitralis melindungi ostium atrioventriculare (Cambar atrium mengosongkan isinya ke ventrikel sebelum ventrikel
4-6 dan 4-7). Yalva terdiri atas dua cuspis, cuspis anterior dan berkontraksi.
cuspis posterior, yang strukturnya sama dengan cuspis pada valva
tricuspidalis. Cuspis anterior lebih besar dan terletak antara ostium
atrioventriculare dan ostium aortae. Perlekatan chordae tendineae
ke cuspis dan musculi papillares sama seperti valva tricuspidalis. Sistem konduksi jantung terdiri atas otot jantung khusus yang
Valva aortae melindungi ostium aortae dan mempunyai terdapat pada nodus sinoatrialis, nodus atrioventricularis,
strukfur yang sama dengan struktur valva trunci pulmonalis fasiculus atrioventricularis beserta dengan crus dextrum dan
(Gambar 4-7). Satu valvula terletak di anterior (valvula semilunaris sinistrumnva, dan plexus subendocardial serabut Purkinye.
dextra) dan dua valvula terletak di dinding posterior (valvula (Serabut khusr.rs otot jantung )'ang membentuk sistem konduksi
semilunaris sinistra dan posterior). Di belakang setiap valvr-rla jantung dikenal sebagai serabut Purkinve).
140-

nodus
atrioventricularis

nodus
sinoatrialis

\ascicutus
atrium atrioventricularis
dextrum

crus sinistrum
fasciculus
atrioventricu laris

crus dextrum plexus


fasciculus Purkinye
atrioventricularis

plexus Gambar 4-9 Sistem konduki jantung. perhatikan .

Purkinye jalurjalur internodus.

Nodus Sinoatrialis (Pacemaker) Fasciculus Atrioventricularis


Nodus sinoatrialis memulai denyut jantung. Terletak pada Fasciculus atrioventricularis berjalah dari nodus atrioventrikularis
dinding atrium dextrum di bagian atas dari sulcus terminalis, sampai menjadi..plexus purkinye (Gambar 4-9). Fasciculus ini
tepat di sebelah kanan muara vena cava superior (Gambar 4-4 be-rjalan lurun melalui kerangka fibrosa jantung lalu melewati
dan 4-9). Nodus ini merupakan asal impuls ritmik elektronik yang bagian belakang cuspis septalis valva tricuspidalis pada bagian
secara spontan disebarkan ke seluruh otot-ototjarLtung atrium dan membranosa septum ventriculus. Di perbatasan atas bagian
menyebabkan otot-otot ini berkontraksi. muscular septum, fasciculus ini terbagi menjadi dua bagiary
satu untuk masing-masing ventrikei. Crus dextrum fasciculus
Nodus Atrioventricu laris atrioventrikuiaris atau right bundle branch (RBB) berjalan kebawah
melaiui sisi kanan septum ventriculus sampai ke trabecula
Nodus atrioventricularis terletak pada bagian bawah septum septomarginalis, dan setelah itu menyilang ke dinding anterior
interatriale tepat di atas tempat peilekatan cuspis septalis valva
ventikel kanan. Disinilah fasciculus ini bertemu dengan serabut
tricuspidalis (Gambar 4-4 dan 4-9). Dari sini, impuls jantung
plexus Purkinje.
dikirim ke ventrikel oleh fasciculus atrioventricularis. Nodus Crus sinistrum fasciculus atrioventricularis atau lefi bundle
atrioventricularis distimulasi oleh gelombang eksitasi pada waktu
branch (LBB) berjalan kebawah menembus septum disebelah kiri
gelombang ini melalui miokardium atrium.
dibawah endocardium. Fasciculus ini biisanya terbagi menjadi
dua cabang (anterior dan posterior) dan pada akhimya bertemu
dengan serabut plexus Purkinje ventrikel kiri (Gambar 4-9).

Kecepatan Konduksi Melalui Nodus


Atrioventricularis
Fungsi Fasciculus Atrioventricularis
Kecepatan konduksi impuls jantung melalui nodus atrio-
Fasciculus atrioventricularis (berkas dari His) merupakan
ventricularis (sekitar 0,11 detik) memberikan waktu yang cukup
satu-satunya jalur serabut otot jantung yang menghubungkan
untuk atrium mengosongkan darahnya ke dalam ventrikel
miokardium atrium dan miokardium ventriculus, oleh karena itu
sebelum ventrikel mulai berkontraksi-
fasciculus ini merupakan satu-satunya jalan yang dipergunakan
JANTUNG, PEA4BULUH KORONER, DAN PERICARDIUIA 141

oleh impuls jantung untuk berjalan dari atrium ke ventrikel


(Gambar 4-9).
Jalur Konduksi lnternodus*
Jadi terlihat bahwa sistem konduksi jantung bertanggung Dalam kenyataannya impuls dari nodus sinoatrialis berjatan ke
jawab tidak hanya untuk pembentukan impuls jantung, tetapi nodus atrioventricularis lebih cepat daripada kemampuannya
juga untuk penghantaran impuls ini dengan cepat ke seluruh berjalan sepanjang miokardiuin melaiui jalan yang seharusnya.
miokardium jantung, sehingga ruang'ruang jantung berkontraksi Fenomena ini dijeiaskan dengan adanya jalur-jalur khusus. di
secara terkoordinir dan efisien. dalam dinding atrium (Gambar 4-9), yang terdiri dari struktur
Aktivitas sistem konduksi dapatdipengaruhi oleh saraf otonom campuran antara serabut-serabut Purkinye dan sel-sel otot
yang menyarafi jantung. Saraf parasimpatik memperlambat irama jantung. Jalur internodus anterior meninggalkan ujung anterior
dan mengurangi kecepatan penghantaran impuls; saraf simpatik nodus sinoatriaiis dan berjalan ke anterior menuju ke muara vena
mempunyai efek yang berlawanan. cava superior. Jalur ini berjalan turun pada septum atrium dan
berakhir pada nodus atrioventricularis. Jalur internodus mediuS

* Adanya lintasan intemodus khusus dibantah oleh beberapa peneliti,


yang menyatakan bahwa itu adalah susunan dan paket serabut-serabut
miokardium atrium biasa yang bertmggung jawab untuk konduksi yang
lebih cepat.

A. coronaria dextra A. coronaria sinistra

ramus circumflexa

ramus interventricularis
anterior

ramus interventricularis posterior


ramus marginalis

V. cordis magna

V. cordis anterior V. cordis medla

srnus coronanus Gambar 4-L0 Arteriae dan venae coronariae.


142 BAB 4

meninggalkan ujung posterior nodus sinoatrialis dan berjalan ke kebawah di dalam sulcus atrioventricularis dextra, dan pada
posterior menuju muara vena cava superior. Jalur ini turun ke pinggir inferior jantung, kemudian pembuluh ini melanjutkan
bawah pada septlrm atrium menuju ke nodus atrioventricularis. diri ke posterior sepanjang sulcus atrioventricularis untuk
Jalur internodus postedor meninggalkan bagian posterior nodus beranastomosis dengan arteria coronaria sinistra di dalam sulcus
sinoatrialis dan furun melalui crista terminalis dan valva vena cava interventricularis posterior. Cabang-cabang berikut ini dari arteria
inferior menuju ke nodus atrioventricularis. coronaria dextra mendarahi atrium dextrum dan ventriculus
dexter, sebagian atrium sinistrum dan veniriculus sinister, dan
I Pendarahan Jantung septum atrioventriculare.

jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan


sinistra, yang berasal dari aorta ascendens tepat di atas valva aortae Cabang-Cabang Arteria Coronaria Dextra
(Gambar 4-10). Arteriae coronariae dan cabang-cabang utamanya a Ramus conica arteriosa dexter. Pembuluh ini mendarahi facies
terdapat di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat anterior conus pulmonaris (infundibulum ventriculus dexter)
subepicardium. dan bagian atas dinding anterior ventriculus dexter.
<} Rami ventriculares anteriores. Jumlahnya dua atau tiga, dan
Arteria Coronaria Dextra mendarahi f acies anterior ventriculus dexter. Ramus marginalis
Arteria coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae dari adalah cabang yang terbesar dan berjalan sepanjang pinggit
aorta ascendens (Gambar 4-2, 4-7, dan 4-10). Arteri ini berjalan bawah facies costalis untuk mencapai apex cordis.

ramus ramus
circumflexus circumflexus
A. coronaria 1 A. coronaria\
sinistra \ sinistra

/A.coronaria
dextra

A. coronaria
dextra

A
rami A. interventricularis
posterior
uo\" rami A. interventricularis
posterior

nodus
sinoatrialis

A. coronaria dextra
-- IK A. coronaria sinistra.

- nodus atrioventricularis
_-- fasciculus atrioventricularis

-- A. interventricularis
anterlor '.

Gambar 4-11 A, Permukaan posterior jantung memperlihatkan asal dan distribusi ramus interventricularis posterior yang
dominan kanan. B. Permukaan posteriorjantung memperlihatkan asal dan distribusi ramus interventricularis posterioryang
dominan kiri. C, Permukaan anteriorjantung memperlihatkan hubungan penyediaan darah ke sistem konduksi.
,143
JANTUNG, PE/TBULUH KORONER, DAN PERICARDIUIA
I Rami ventriculares posteriores. Biasanya ada dua, dan Variasi pada Arteria Coronaria
mendarahi facies diaphragmatica ventdculus dexter.
a Ramus interventriculalis posterior (descendens). Pembuluh Variasi pada pendarahan jantung sering terjadi, dan variasi yang
nadi ini berjalan menuju apex dl dalam sulcus interventriculare paling sering mengenai vaskularisasi facies diaphragmatica
posterior (Gambar 4-10). Memberikan cabang-cabang ke kedua ventriculus. Di sini, asal, ukuran, dan distribusi dari
ventriculus dexter dan sinister, termasuk dinding inferiornya. arteria interventricularis posterior berbeda-beda (Gambar 4-11).
Pembuluh ini juga memberikan cabang untuk bagian posterior Pada kasus dominan kanan, arteria interventricularis posterior
septum ventriculare, tetapi tidak untuk bagian apex yang merupakan cabang besar dari arteria coronaria dextra. Dominan
menerima darah dari ramus interventricularis anterior Arteria kanan terdapat pada kebanyakan individu (90%). Pada dominan
coronaria sinistra. Sebuah cabang septal yang besar mendarahi kiri, arteria interventricularis posterior merupakan cabang dari
nodus atrioventricularis. Pada 10% orang ditemukan arteria ramus circumflexus arteria coronaria sinistra (10%).
interventricularis posterior digantikan oleh sebuah cabang
dari arteria coronaria sinistra. Anastomosis Arteria Coronaria
I Rami atriales. Beberapa cabang mendarahi permukaan
anterior dan lateral atrium dextrum. Safu cabang mengurus Terdapat anastomosis di antara cabang-cabang terminal
permukaan posterior kedua atrium dextrum dan sinistrum. A.coronaria dextra dan sinistra (sirkulasi kolateral), tetapi
Arteri nodus sinoatrialis mendarahi nodus dan atrium biasanya tidak cukup besar untuk mendarahi otot jantung apabila
dextrum dan sinistrum. Pada 35% orang pembuluh in berasal sebuah cabang besar tersumbat oleh suatu penyakit. Penyumbatan
dari arteria coronaria sinistra. mendadak dari salah satu cabang besar atau salah satu arteria
coronaria biasanya menyebabkan kematian otot jantung (infark
miokardium), walaupun kadang-kadang sirkulasi kolateral cukup
Arteria Coronaria Sinistra
untuk mempertahankan suplai ke otot.
Arteria coronaria sinistra biasanya lebih besar dibandingkan
dengan arteria coronaria dextra. Pembuluh nadi ini berasal dari Ringkasan Seluruh Pendarahan Jantung pada
sinus aortae posterior sinistra dari aorta ascendens dan berjalan Sebagian Besar Orang
ke depan di antara truncus pulmonalis dan auricula sinistra
(Gambar 4-2, 4-7, dan 4-11). Kemudian pembuluh ini berjalan Arteria coronaria dextra mendarahi semua ventriculus
di sulcus atrioventricularis dan bercabang dua menjadi ramus dexter (kecuali sebagian kecil daerah di sebelah kanan sulcus
interventricularis anterior dan ramus circumflexa. Arteria interventricularis),bagianyangbervariasi darif acies diaphragmatica
coronaria sinistra mendarahi sebagian besar jantung, termasuk ventriculus sinister, sepertiga posteroinferior septum ventriculare,
sebagian besar atrium sinistrum, ventriculus sinister dan sePtum atrium dextrum dan sebagian atrium sinistrum, nodus sinoatrialis,
i.nterventriculare. serta nodus dan fasciculus atrioventricularis. Crus sinistrum
fasciculus juga menerima darah dari cabang-cabang kecil.
Arteria coronaria sinistra mendarahi hampir semua
Cabang-Cabang Arteria Coronaria Sinistra ventriculus sinister, sebagian kecil ventriculus dexter di sebelah
a Ramus interventricularis (descendens) anterior berjalan ke kanan sulcus atrioventricularis, duapertiga anterior septum
bawah di dalam sulcus interventricularis anterior menuju ventriculare, hampir seluruh atrium sinistrum, crus dextrum dan
apex cordis (Gambar 4-10). Pada kebanyakan orang pembuluh sinistrum fasciculus atrioventricularis.
ini kemudian berjalan di sekitar apex cordis untuk masuk
ke sulcus interventricularis posterior dan beranastomosis
Pendarahan Sistem Konduksi
dengan cabang-cabang terminal arteria coronaria dextra. Pada
U3 orang pembuluh ini berakhir pada apex cordis. Ramus Nodus sinoatrialis biasanya didarahi oleh arteria coronaria dextra
interventricularis anterior mendarahi ventriculus dexter dan tetapi kadang-kadang oleh arteria coronaria sinistra. Nodus dan
sinister dengan sejumlah cabang yang juga mendarahi bagian fasciculus atrioventricularis didarahi oleh arteria coronaria dextra.
anterior septum ventriculare. Satu diantara cabang-cabang Crus dextrum fasciculus atrioventricularis didarahi oleh arteria
ventricular ini (arteria diagonalis sinistra) mungkin berasal coronaria sinistra; crus sinistrum fasciculus atrioventricularis
langsung dari pangkal arteria coronaria sinistra. Sebuah didarahi oleh arteria coronaria sinistra dan dextra (Gambar 4-11).
artetia conus sinistra mendarahi conus pulmonalis.
.) Ramus circumflexus mempunyai ukuran yang
dengan arteria interventricularis anterior (Gambar 4-10).
sama
I Pembuluh BalikJantung
Pembuluh ini melingkari pinggir kiri jantung di dalam sulcus Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium
atrioventricularis. Ramus marginalis sinister merupakan dextrum melalui sinus coronarius (Gambar 4-L0), yang terietak
sebuah cabang besar yang mendarahi pinggir kiri ventriculus pada bagian posterior sulcus atrioventricularis dan merupakan
sinister dan turun sampai apex cordis. Ramus ventricularis lanjutan dari vena cardiaca magna. Pembuluh ini bermuara ke
anterior dan posterior mendarahi ventriculus sinister. Rami atrium dextrum sebelah kiri vena cava inferior. Vena cardiaca
atriales mendarahi atrium sinistrum. parva dan media bermuara ke sinus coronarius. Sisanya dialirkan
144- BAB 4

ke atrium dextrum melalui vena cardiaca anterior (Gambar 4-10) coronariae. Perangsangan saraf parasimpatik mengakibatkan
dan melalui vena-vena kecil yang bermuara langsung ke ruang berkurangnya deny'ut dan daya kontraksi jantung dan konstriksi
jantung. arteriae coronariae.
Serabut-serabut.aferen yang berjalan bersama saraf simpatik
membawa impuls saraf yang biasanya tidak dapat disadari. Akan
tetapi, apabila suplai darah ke miokardium terganggu, impuls rasa
nyeri dirasakan melaiui lintasan tersebut. Serabut-serabut aferen
Sirkulasi Koroner
yang berjalan bersama nervus vagus mengambil bagian dalam
Aliran darah koroner pada orang normal dalam keadaan istirahat refl eks kardiovaskular.
sekitar 225 mL/menit dan berlanjut selama siklus jantung. Namun
demikian pada saat diastolik hanya terjadi sekitar 75% karena
kompresi cabang-cabang kecil arteriae coronariae oleh otot
jantung yang terjadi waktu sistolik. Stimulasi susunan saraf
simpatik menyebabkan vasodilatasi ringan arteriae coronariae, Sirkulasi Darah Melalui Jantung
sebaliknya stimulasi parasimpatik menimbulkan vasokonstriksi Jantung merupakan pompa muskular. Serangkaian perubahan
ringan. Peningkatan aliran coronaria terutama disebabkan oleh yang terjadi di dalam jantung pada saat pengisian darah dan
meningkatnya kinerja otot-otot jantung dan efek setempat dari pengosongan darah disebut sebagai siklus jantung. Jantung
hasil metabolisme yang menimbulkan vasodilatasi. normal berdenyut sekitar 70 sampai 90 kali per menit pada orang
dewasa yang sedang istirahat dan sekitar 130 sampai 150 kali per
menit pada anak yang baru lahir.

( Persarafan Jantung '


Darah secara terus-menerus kembali ke jantung. Selama
sistolik ventrikel (kontraksi), saat valva atrioventricularis tertutup,
Jantung dipersarafi oleh serabut simpatik dan parasimpatik darah untuk sementara ditampung di dalam vena-vena besar
susunan saraf otonom melalui plexus cardiacus yang terletak di dan atrium. Bila ventrikel mengalami diastolik (relaksasi), valva
bawah arcus aorta. Saraf simpatik berasal dari bagian cervicale . atrioventricularis membuka, dan darah secara pasif mengalir dari
dan thoracale bagian atas truncus sympathicus, dan parasimpatik atrium ke ventrikel. Waktu ventrikel hampir penuh, terjadi sistolik
berasal dari nervus vagus (Gambar 4-12)., .
atrium dan memaksa sisa darah dalam atrium masuk ke dalam
Serabut-serabut posganglionik simpatik berakhir di nodus ventrikel, Nodus sinoatrialis memulai gelombang kontraksi pada
sinoatrialis dan nodus atrioventricularis, serabut-serabut otot atqium, yang dimulai di sekitar muara-muara vena-vena besar
iantung, dan arteriae coronariae. Perangsangan serabut-serabut dan memeras darah ke ventrikel. Dengan cara ini tidak terdapat
saraf ini menghasilkan akdelerasi jantung, meningkatnya daya refluks darah ke dalam vena.
kontraksi otot jantung, dan dilatasi dari arteriae coronariae. lmpuls jantung yang telah mencapai nodus atrioventricularis
Serabut-serabut posganglionik parasimpatik berakhir diteruskan ke musculus papillaris melalui fasciculus atrioventri-
pada nodus sinoatrialis, nodus atrioventricularis dan arteriae cularis dan crus-crusnya. Kemudlan musculi papillares mulai

nucleus dorsalis
nervus vagi

ganglion cervicale
superius truncus
simpathicus

ganglion cervicale
medius
medulla oblongata

ganglion cervicale
inferius

Gambar 4-12 Persarafan otonom jantung.


JANTUNG, PEMBULUH KORONER, DAN PERICARDIUIqI 145

berkontraksi dan memendekkan chordae tendineae yang Refleks Bezold-Jarisch


kendur. Sementara itu, ventrikel mulai berkontraksi dan valva Reseptor yang terdapat di dalam dinding ventriculus sinister
atrioventricularis menutup. Penyebaran impuls jantung sepanjang dirangsang oleh zat kimia tertentu, seperti nikotin. lmpuls aferen
fasciculus atrioventricualris (Gambar 4-9) dan cabang-cabang berjalan ke atas menuju ke medulla oblongata di dalam nervus
terminalnya, termasuk serabut Purkinye, menjamin bahwa vagus. Denyut jantung melambat sebagai reaksi terhadap
kontraksi miokardium terjadi hampir bersamaan waktunya di meningkatnya aktivitas vagus pada jantung. Terdapat postulasi
seluruh ventrikel. yang mengatakan bahwa zat kimia yang dilepaskan oleh jaringan
Bila tekanan intraventrikular melebihi tekanan di dalam rusak pada infark miokardium dapat memulai refleks ini dan ikut
arteri-arteri besar (aorta dan truncus pulmonalis), cuspis valvula menyebabkan hipotensi pada keadaan ini.
semilunaris terdorong ke samping dan darah dikeluarkan dari
jantung. Pada akhir sistolik ventrikel, darah mulai bergerak
kembali ke ventrikel dan dengan segera mengisi kantong-kantong
valvula semilunaris. Valvulae terletak dalam keadaan aposisi dan
menutup ostium aortae dan pulmonalis dengan sempurna.
I Anatomi Permukaan dari Katup-Katup
Jantung
Proyeksi jantung pada permukaan tubuh dapat dilihat pada
Gambar 4-13. Proyeksi permukaan katup-katup jantung adalah
sebagai berikut (Gambar 4-13):

I Valva tricuspidalis terletak di belakang setengah bagian kanan


Refleks Atrium dan Ventriculus
sternum pada spatium intercostale IV
Refleks Atrial Bainbridge I Valva mitralis terletak di belakang setengah bagian kiri
Reseptor regangan yang terdapat di dalam dinding atria sternum setinggi cartilago costalis IV.
dirangsang oleh peningkatan tekanan di dalam atria. Rangsangan I Valva trunci pulmonalis terletak di beiakang ujung medial
naik ke atas ke medulla oblongata di dalam nervus vagus. cartilago costalis III kiri dan bagian yang berhubungan
Denyut jantung meningkat sebagai reaksi terhadap berkurangnya dengan sternum.
aktivitas nervus vagus dan meningkatnya aktivitas simpatik.
ll Valva aortae terletak di belakang setengah bagian kiri sternum
' pada spatium intercostale III.

Gambar 4-13 Posisi katup jantung. P = valva trunci


pulmonalis; A = valva aortae; 14= valva mitralis; T =
valva tricuspidalis. Panah menunjukkan posisi di mana
valva dapat didengarkan dengan gangguan yang
minimal.
146 , BAB 4

terbentuknya mulut dan sistem saraf. Kelompok-kelompok sel ini


ANATtrT4I RAMNfiGRAFIK membentuksebuah plexus endotel pembuluh darah yang bergabung
jANTUNC membentuk tabung endocardial jantung kanan dan kiri. Kedua
tabung ini segera bergabung membentuk satu tabung endocardial
mediana. Ketika kepala melipat dengan berkembangnya embrio,
Radiografik anatomi jantung normal tampak posteroanterior,
tabung endocardial dan cavitas pericardiaca (rongga pericardium)
obliqua, dan lateral dapat dilihat pada Gambar 3-37 sampai.3-42.
berpular hampir 1800 pada sumbu transversa, dengan demikian
tabung ini terletak ventral (di depan dari) oesophagus dan caudal
terhadap pembentukan mulut.
Tabung jantung mulai menonjol ke dalam cavitas pericardiaca
Perkembangan Tabung Jantung (Gambar 4-14). Sementara itu, tabung endocardial mulai diliputi
oleh selapis tebal mesenkim, yang akan berdiferensiasi menjadi
Pembentukan Tabung Jantung miokardium dan lamina visceralis pericardium serosum.
Kelompok-kelompok sel timbul di dalam mesenkim pada ujung Jantung primitif dibentuk, dengan ujung cefalik (kepala) adalah
kepala cakram mudigah. Ke arah kepala dilihat dari tempat ujung arteri, serta ujung caudal adalah ujung venosa. Ujung

tabung endocardial

ujung arteri

nt unnna mesocardium dorsatis


|
-
pericardium
serosum
@ truncus pulmonalis

V. cava superior
lamina
visceralis sinus transversus
pericardium Vv. pulmonales
serosum
pericardium
fibrosum
I
it tl
I
I
/;* 1 \

sinus obliquus
sinus transversus

Gambar 4-14 Pembentukan tabung endocardial dalam hubungannya dengan cavitas pericardiaca.
JANTUNG, PEIABULUH KORONER, DAN PERICARDIUIA 147

arteri jantung primitif dilanjutkan di luar pericardium oleh sebuah terbagi menjadi belahan kanan dan kiri oleh munculnya bantalan
pembuluh besar, saccus aorticus (Gambar 4-15), Jantung mulai atrioventricularis ventralis dan dorsalis, yang kemudian bergabung
berdenyut mulai minggu ketiga. membentuk septum inteimedium. Sementara itu, septum
lain, septum primum, berkembang dari atap atrium primitif dan
Perkembangan Selanjutnya dari Tabung Jantung tumbuh ke bawah untuk bergabung dengan seplum intermedium.
Tabung jantung selanjutnya mengalami diferensiasi melalui Sebelum penggabungan terjadi, lubang di antara pinggir bawah
beberapa pelebaran, sehingga terbentuk alur-alur. Dari ujung arteri septum primum dan septum intermedium disebut foramen
sampai ujung vena, pelebaran-pelebaran ini disebut bulbus cordis, primum. Sekarang atrium terbagi dua atas bagian kanan dan kiri.
ventriculus, atrium, serta cornu dexter dan sinister sinus Sebelum obliterasi sempurna terjadi pada foramen primum, terjadi
venosus. Kemudian bulbus cordis dan bagian ventriculus tabung perubahan degeneratif di bagian sentral septum primum; timbul
jantung memanjang lauh lebih cepat dari bagian tabung yang iain, sebuah foramen, foramen secundum, sehingga timbul hubungan
dan karena ujung arteri dan vena terfiksasi oleh pericardium, tabung lagi antara atrium dextrum dan sinistrum. Septum tebal lain
mulai bengkok (Gambar 4-16). Pembengkokan segera berbentuk (septum secundum) tumbuh ke bawah, dari atap atrium pada sisi
huruf U dan kemudian berbentuk huruf S, dengan atrium terletak kanan septum primum. Pinggir bawah septum secundum menutupi
posterior terhadap ventriculus. Dengan demikian ujung arteri dan foramen secundum pada septum primum, tetapi tidak mencapai
vena berdekatan satu dengan yang Iain seperti ditemukan pada dasar atrium dan tidak bergabung dengan septum intermedium.
orang dewasa. Ruangan antara atrium dan ventriculus menyempit Ruangan antara pinggir bebas septum secundum dan septum
membentuk canalis atrioventricularis. Pada saat perubahan ini primum dikenal sebagai foramen ovale (Gambar4-17).
terjadi, secara perlahan tabung jantung berpindah dari daerah Sebelum lahir, foramen ovale memungkinkan darah yang
leher menuju ke daerah thorax. kaya oksigen yang masuk atrium dextrum dari vena cava inferior
masuk ke dalam atrium sinistrum. Namun, bagian bawah septum
Pembentukan Atria primum berfungsi sebagai kalup untuk mencegah darah mengalir
Atrium primitif terbagi menjadi dua atria, atrium dextrum dan atrium kembali dari atrium sinistrum ke dalam atrium dextrum. Pada saat
sinistrum dengan cara berikut ini (Gambar 4-17). Pertima. canalis lahir, karena lekanan darah di dalam atrium sinistrum meningkat,
atrioventricularis melebar ke arah transversal. Canalis kemudian septum primum ditekan pada septum secundum dan bergabung

Aa. arcus pharyngeus saccus aorticus

truncus arteriosus
(bagian distal bulbus
cordis)

bulbus cordis
cavitas pericardiaca

ventriculus

rl
1
I

pericardium serosum

sinus venosus
pericardium fibrosum

SINUS VENOSUS
V. umbilicalis

V. vitellina

V cardinalis communis

Gambar 4-15 Bagian-bagian tabung endocardial jantung di dalam pericardium.


148 BAB 4

saccus aorticus
bulbus cordis truncus arteriosus
saccus aorticus
h
\ I pars inferior
t bulbus cordis
!i t
/ 1

atrium ventriculus
cornu stnus ventriculus SINUS VENOSUS
stnus venosus
VENOSUS

saccus aoriicus

bulbus cordis
saccus aorticus truncus arteriosus
atrium dextrum atrium sinistrum bulbus cordis

atriurn dextrum atrium sinistrum

ventriculus
ventriculus dexter
ventriculus sinister

septum ventriculare
canalis atrioventricularis

Gambar 4-16 Pembengkokkan tabung jantung di dalam cavitas pericardiaca. Bagian dalam ventriculus yang sedang
berkembang diperlihatkan di bawah kanan.

dengan septum ini, dan foramen ovale ditutup. Dengan demikian luga memastikan adanya hubungan antara rongga ventriculus
kedua atria dipisahkan satu dengan yang lain. Pinggir bawah dexier dengan truncus pulmonalis dan rongga ventriculus sinister
septum secundum yang terlihat di dalam atrium dextrum menjadi dengan aorta. Tambahan pula, muara atrioventricularis dextra
anulus ovalis, dan cekungan di bawahnya disebut fossa ovalis. sekarang berhubungan dengan rongga ventriculus dexter dan
Kemudian tambahan auricula dextra dan sinistra berkembang muara atrioventricularis sinistra berhubungan dengan rongga
sebagai diverticula kecil, masing-masing pada atrium dextrum dan ventriculus sinister.
sinistrum.
Pembentukan Pangkal dan Bagian Proksimal Aorta dan
Pembentukan Ventriculus Truncus Pulmonalis
Sebuah partisi muscular menonjol ke atas dari lantai ventriculus Bagian distal bulbus cordis dikenal sebagai truncus arteriosus
primitif untuk membentuk septum ventricularis (Gambar (Gambar 4-15). Truncus ini dibagi oleh septum aorticopulmonalis
4-17). Ruangan yang dibatasi oleh pinggir atas septum yang menjadi bagian pangkal dan proksimal aorta dan truncus pulmo-
berbentuk bulan sabit dan bantalan endocardial disebut foramen nalis (Gambar 4-18). Dengan terbentuknya ventriculus dexter dan
interventriculare. Di . samping itu, penebalan endocardial sinister, bagian proksimal bulbus cordis masuk ke dalam bagian
berbentuk spiral, yaitu crista bulbaris, muncul pada bagian distal ventriculus dexter sebagai conus arteriosus yang sebenarnya
bulbus cordis. Kemudian crista bulbaris tumbuh dan bergabung atau infundibulum dan ke dalam ventriculus sinister sebagai
untuk membentuk septum aorticopulmonalis spiralis (Gambar vestibulum aortae. Tepat distal terhadap valva aortae, kedua
4-17). Foramen interventricularis menutup oleh karena proliferasi arteriae coronariae tumbuh dari aorta yang sedang berkembang.
dari crista bulbaris dan penyatuan bantalan endocardial (septum
Pembentukan Katup Jantung
intermedium). Jaringan yang baru terbentuk ini tumbuh kearah
bawah dan bergabung dengan batas atas pars muscularis septum Valvula Semilunaris Aortae dan Trunci Pulmonalis
ventricularis membentuk pars membranosa septum ventricularis Setelah pembentukan septum aorticopulmonalis, timbul tiga
(Gambar 4-17). Penutupan foramen interventricularis tidak hanya tonjolan pada orificium aorta dan arteria pulmonalis. Masing-masing
menutup hubungan antara ventriculus dexter dan sinister, tetapi tonjolan terdiri atas.jaringan ikat jarang yang ditutupi oleh endotel.
JANTUNG, PETABULUH KORONER, DAN PERICARDIUIT 149

septum primum

robekan septum
atrium dextrum primum

foramen primum
bantalan
endocardial atrium sinistrum
canalis
septum
atrioventricularis
intermedium

foramen
interventriculare

septum secundum
septum primum
orificium
septum primum
sinoairialis

foramen secundum foramen ovale

septum intermedium

pars membranosa
septum
ventricularis

pars muscularis
septum ventricularis

septum ventricularis
septum secundum

crista terminalis dibentuk septum primum


dari septum spurium
foramen ovale

valva W. cavae inferior

valva sinus coronaries


E

Gambar 4-17 Pemisahan atrium primitif menjadi atrium dextrum dan sinistrum dengan timbulnya septa. Diperlihatkan
orificium sinoatrialis dan hasil akhir valva venosusf seperti yang timbul pada septum ventricularis.

Berangsur-angsur. tonjolan-tonjolan ini menjadi berongga pada disebut sebagar valva tricuspidalis; dua cuspis dibentuk di
permukaan atasnya untuk membentuk valvulae semilunares. sekitar orificium atrioventriculare sinistrum sebagai valva mitralis.
Cuspis yang baru terbentuk membesar, dan inti mesenkimnya
Valva Atrioventricularis berdiferensiasi menjadi jaringan fibrosa. Cuspis tetap terikat pada
Setelah pembentukan septum iniermedium, canalis atrioventri- jarak tertentu dengan dinding ventriculus oleh pita muskular.
cularis dibagi menjadi orificium atrioventriculare dextrum dan Kemudian, pita muskular berdiferensiasi menjadi musculi
sinistrum. Lipatan endocardial yang menonjol ke atas muncul papillares dan chordae tendineae.
pada pinggir-pinggir orificium ini. Lipatan ini diinvasi oleh jaringan
mesenkim yang kemudian membentuk lubang pada sisi ventriculus.
Tiga cuspis valva dibentuk pada orificium atrioventriculare dextrum,
150 BAB 4

bagian atas bulbus cordis

darah di dalam
truncus pulmonalis

truncus pulmonalis crista bulbaris sinistra

crista bulbaris dextra foramen interventricularis

intermedium
(bantalan
endocardial)

A
septum ventricularis
(pars muscularis)
septum
aorticopulmonale
spiralis

crista bulbaris sinistra

orificium septum intermedium


atrioventricularis (bantalan endocardial)
dextra

c
ventriculus dexter

Gambar 4-18 Pembagian bulbus cordis oleh septum aofticopulmonalis spiralis menjadi aota dan truncus pulmonalis. A.
Septum spiralis di dalam truncus arteriosus (bagian atas bulbus cordis). B. Bagian bawah bulbus cordis memperlihatkan
pembentukan septum spirale oleh penyatuan crista bulbaris (merah), yang kemudian tumbuh ke bawah dan bergabung dengan
septum intermedium (biru) dan pars muscularis septum ventriculare. C. Daerah septum ventriculare yang dibentuk oleh crista
bulbaris yang menyatu (merah), dan septum intermedium (biru) disebut pars membranacea septum interventriculare.

Pericardium I Pericardium Fibrosum


Pericardium fibrosum adalah bagian fibrosa yang kuat dari
Pericardium merupakan sebuah kantong fibroserosa yang kantong pericardium. Di bawa[ pericardium terikat kuat pada
membungkus jantung dan pangkal pembuluh-pembuluh besar. centrum tendineum diahpragmatica. Pericardium fibrosa bersatu
Fungsinya adalah membatasi pergerakan yang berlebihan dari dengan selubung luar pembuluh-pembuluh darah besar yang
jantung secara utuh dan sebagai kantong pelumas di mana bagian- berjalan melalui pericardium (Gambar 4-20), yaitu aorta, truncus
bagian yang berbeda dari jantung dapat berkontraksi. Pericardium pulmonalis, vena cava superior dan inferior, dan venae pulmonales
terletak di dalam mediastinum medius (Cambar 4-79, 4-20, dan (Gambar 4-21). Di depan pericardium fibrosum melekat pada
4-21), posterior terhadap corpus sterni dan cartilago cartilago sternum melalui ligamenta stemopericardiaca.
costalis II sampai VI dan anterior terhadap vertebra thoracica V
sampai VIII.
JANTUNG, PEIABULUH KORONER, DAN PERICARDIUM 151

trachea
A. carotis communis
oesophagus
dextra
A. V" subclavia A. carotis communis
dextra sinsitra
A. brachiocephalica
A. V. subclavia
V. brachiocephalica sinistra
dextra
V. brachiocephalica
V. cava
sinisira
supenor

paru kanan
paru kiri

diaphragma

pericardium

Gambar 4-19 Pericardium dan paru-paru dilihat dari depan.

lamina parietalis
pericardium serosum
pembuluh darah besar I Pericardium Serosum
Pericardium serosum meliputi pericardium fibrosum dan
lamina visceralis
membungkus jantung. Terbagl dua, yaitu lamina parletalis dan
pericardium serosum
(epicardium) lamina visceralis (Gambar 4-20). Lamina parietalis mellputi
pericardium fibrosum dan melipat di sekeliling pangkal pembuluh-
pericardium pembuluh darah besar untuk berlanjut sebagai lamina visceralis
fibrosum yang meliputi dengan erat permukaan jantung (Gambar 4-21).
Lamina visceralis berhubungan erat dengan jantung dan sering
dlsebut sebagai epicardium. Ruang seperti celah di antara lamina
parietalis dan visceralis pericardium serosum disebut cavitas
pericardiaca (Gambar 4-20). Normalnya, cavitas ini berisi sedikit
cairan sekitar 50 mL yaitu cairan pericardial, yang berfungsi
sebagai pelumas untuk memudahkan pergerakan jantung.

Sinus Pericardii
Pada permukaan posterior jantung, lipatan pericardium serosum
di sekitar \.ena-vena besar membentuk recessus yang dlnamakan
sinus obliquus (Cambar 4-21). Demikian pula di permukaan
posterior janfung, terdapat sinus transversus yang merupakan
jalan pendek yang terletak di antara lipatan pericardlum serosum
di sekitar aorta dan truncus pulrnonalis dengan llpatan di sekitar
cavitas pericardiaca vena-vena besar (Gambar 4-21). Sinus pericardii terbentuk sebagai
akibat dari cara pembengkokkan jantung selama pembentukan.
Gambar 4-20 Berbagai lapisan pericardium. Tidak ada kepentingan klinik.
152 BAB 4

A. carotis communis dextra


V. brachiocephalica sinistra
A. carotis communis sinistra
A subclavia dextra
A. subclavia sinistra

V. brachiocephalica arcus aortae


dextra
N. phrenicus sinister
V. cava superior N. vagus sinister

N. laryngeus recurrens sinister


ligamentum arteriosum
stnus transversus
A, pulmonalis sinistra
V. pulmonalis dextra
bronchus
V" pulmonalis sinistra

lipatan pericardium serosum


lipatan pada
lamina parietalis pericardium
atrium sinistrum
serosum
V cava inferior pericardium fibrosum

N
Gambar 4-21 Pembuluh-pembuluh darah besar dan bagian dalam pericardium

I Persarafan Pericardium pinggir-pinggir anterior paru kanan dan kiri, dan cavitas
pleurae (Gambar 4-8). Pada anak-anak kecil, thymus terletak
Pericardium fibrosum dan lamina parietalis pericardium serosum anterior terhadap bagian atas pericardium.
dipersarafi oleh nervus phrenicus. Lamina visceralis pericardlum Posterior: Vertebra thoracica V sampai ke VIII, oesophagus,
serosum dipersarafi oleh cabang-cabang dari truncus sympathicus aorta thoracica descendens, bronchi principalis, dan bagian
dan nervus vagus. posterior masing-masing paru yang bulat.
Lateralis: Pleura parietalis mediastinalis, nervus phrenicus,
dan paru serta cavitas pleurae.
Batas-Batas Pericardium dan Jantung Inferior: Diaphragma, hepar, dan fundus gastrica.

Antedor: Corpus sterni, cartilago costalis III sampai VI dan


spatium intercostale di antaranya, vasa thoracica interna,
JANTUNG, PEt BULUH KORONER, DAN PERICARDIUIII 153

Pertanyaan Pilihan Ganda C. Denyut apex cordis diraba paling baik pada pasien dalam
posisi duduk dan bungkuk ke depan.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT D. Bunyi jantung pertama adalah lub, dihasilkan oleh
kontraksi kedua ventricuius dan penutupan valva mitralis
1. Facies anterior jantung dibentuk oleh struktur-struktur berikut dan tricuspidalis.
ini, kecuali: E. Valva trunci pulmonalis mempunyai dua valvula semi-
A. Ventriculus dexter lunaris.
B. Atrium dextrum
C. Ventriculus sinister 6. Semua pemyataan di bawah ini benar untuk struktur jantung
D. Atdum sinistrum dan pericardium, kecuali:
F.. Auricula dextra A. Cavitas pericardiaca merupakan rongga potensial di
antara pericardium fibrosum dan pericardium serosum.
2. Pada radiografi posteroanterior thorax, struktur-struktur B. Chordae tendineae menghubungkan musculi papillares
berikut ini membentuk pinggir kiri bayangan jantung, dengan cuspis valva tricuspidalis dan mitralis di dalam
kecuali: ventriculus dexter dan sinister.
A. Auricuia sinistra C. Trabeculae carneae merupakan struktur permukaan dalam
B. Truncus pulmonalis ke dua ventriculus dexter dan sinister.
C. Arcus aortae D. Keempat venae pulmonales bermuara ke atrium sinistrum
D. Ventriculus sinister pada dinding posteriornya, dan tidak mempunyai katup.
E. Vena cava superior
E. Nodus sinoatrialis disuplai oleh arteria coronaria dextra
dan kadang-kadang oleh arteria coronaria sinistra.
3. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk sistem konduksi
jantung, kecuali;
A. Impuls spontan untuk kontraksi jantung dimulai dari
nodus sinoatrialis.
Pertanyaan M engisi Titik-Titik
B. Fasciculus atrioventricularis merupakan satu-satunya jalur lsilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang paling tepat
-
untuk penghantaran gelombang kontraksi antara atrium berikut lni.
dan ventriculus.
C. Nodus sinoatrialis sering disuplai oleh arteria coronaria 7. Arteria coronaria sinistra memberi cabang.........
dextra dan sinistra.
yang mendarahi ventricuius dexter dan sinister.
D. Saraf simpatik jantung menutunkan kecepatan perang-
sangan nodus sinoatrialis. 8. Kedua nodus sinoatrialis darr atrioventricularis terletak di
E. Fasciculus atrioventricularis berjalan turun di belakang dalam .......... bagian jantung.
cuspis septalis valva tricuspidalis.
9. Basis cordis terutama dibentuk oleh .............
4. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk suplai darah ke

.jantung, kecuali:
10. Arteriae coronariae adalah cabang-cabang dari ...............
A. Arteriae cotonariae adalah cabang-cabang dari aorta
11.Sinuscoronariusbermuarakeda1am...........
ascendens.
B. Arteria coronaria dextra memberi darah untuk atrium
12. Pericardium mempunyai.............. yang berjalan turun ke
dextrum dan ventriculus dexter.
bawah pada permukaan lateralnya.
C. Ramus circumflexus arteria coronaria sinistra berjalan
turun di dalam sulcus atrioventricularis anterior dan 13. Sinus obliquus pericardium berhubungan ke anterior dengan
berjalan di sekitar apex cordis.
D. Aritmia (denyut jantung abnormal) dapat terjadi setelah
penyumbatan arteria coronaria. 14. Vena cardiaca anterior bermuara ke dalam
E. Arteriae coronariae dapat diklasifikasi sebagai sebuah end
arteri fungsional. A. Atrium dextrum
B. Atrium sinistrum
5. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk iantung, kecuali: C. Aorta ascendens
A. Atrium sinistrum terletak posterior terhadap atrium D. Nervus phrenicus
dextrum. E. Sulcusatrioventriculare
B. Bunyijantung pendek kedua adalah dup, dihasilkan oleh F Interventricularisanterior
penutupan cepat valva aorta dan pulmonalis. C. Inlen'entricularis posterior
154 BAB 4

Pertanyaan Mencocokkan 79 Berdasarkan riwayat klinis dan diagnosis, pernyataan-


pemyataan mengenai kasus berikut ini benar, kecuali:
Cocokkanlah setiap struktur yang terdapat di bawah ini dengan
A. Patent ductus menunjukkan bagian distal arcus aorta ke
tempatnya ditemukan di daei'ah"jantung. Setiap jawaban dap?t
enam kiri.
digunakan lebih dari satu kali.
Ductus menghubungkan arteria pulmonalis dextra dengan
aorta thoracica descendens.
15. Vena cava inferior (muara)
C. Dalam kehidupan janin, ductus merupakan jalur singkat
16. Trabecula septomarginalis (moderator band) mengalimya darah dari truncus pulmonalis ke aorta.
Pada saat lahir, umumnya ductus arteriosus berkontriksi
17. Annulus ovalis sebagai reaksi meningkatnya oksigen dalam arteri.
Ductus arterios menutup menjadi ligamentum
18. Venae pulmonales dextra (muara) arteriosum.

A. Atrium sinistrum 20. Terdapatnya Patent ductus menimbulkan akibat fisiologis dan
B. Ventriculus dexter patologis berikut ini, kecuali:
C. Atrium dextrum A. Darah dari aorta mengalir ke truncus pulmonalis,
D. Ventriculus sinister menimbulkan n achinery -like murmur.
E. Auricula dextra Aliran darah singkat ini terjadi hanya pada sistolik sebagai
akibat dari meningkatnya tekanan darah di dalam aorta dan
Pertanyaan Pilihan Ganda turunnya tekanan darah di dalam truncus pulmonalis.
C. Ventriculus sinister mengalami hipertrofi karena bocornya
Bacalah riwayat penyakit di bawah ini tan jawablah pertanyaan
aorta.
berikutnya dengan satu jawaban yang PALING TEPAT.
D. Truncus pulmonalis membesar dan ventriculus dexter
Pada seorang anak perempuan berusia 7 tahun ditemukan adanya mengalami hipertrofi karena meningkatnya tekanan di
suaramachinery-llke murmur terus menerus di spatium intercostale dalam sirkulasi pulmonalis.
kedua kiri oleh dokter anak pada saat diperiksa rutin. Murmur Karena meningkatnya resiko infeksi bakteri pada dinding
ditemukan baik pada sistolik maupun diastolik. Anak itu tidak arteri pulmonalis (bacterial endarteritis) disebabkan oleh
sianotik, ukuran iantung normal, dan tidak ditemukan adanya hipertensi pulmonalis, patent ductus harus diligasi dan
jari-jari yang melebar (clubbing fingers). Pemeriksaan radiografik dipisahkan secara pembedahan.
dada menunjukkan adanya sedikit pembesaran atrium sinistrum,
ventriculus sinister, dan truncus pulmonalis. Diagnosisnya adalah
patent ductus arteriosus.

7. D yang benar. Atrium sinistrum tidak membentuk facies A yang benar. Cavitas pericardiaca merupakan rongga
anterior jantung karena terletak di belakang atrium dextrum potensial antara lamina parietalis dan visceralis pericardium
dan membentuk sebagian besar facies posterior atau basis serosum (Gambar 4-20).
cordis (Gambar 4-3).
7. F yang benar. Arteria coronaria sinistra memberikan cabang
E yang benar. Vena cava superior membentuk sebagian pinggir ramus interventricularis anterior, yang mendarahi ventriculus
kanan bayangan jantung pada radiograf posteroanterior dada dexter dan sinister (Gambar 4-10).
(Gambar 3-37).
8. A yang benar. Kedua nodus sinoatrialis dan atrioventricularis
J. D yang benar. Nervus sympathicus ke jantung meningkatkan
terletak di dalam atrium dextrum jantung (Gambar 4-4).
impuls dari nodus sinoatrialis.
B yang benar. Atrium sinistrum membentuk bagian utama
C yang benar. Ramus circumflexus arteria coronaria sinistra
basis cordis (Gambar 4-3).
berjalan turun di dalam sulcusoatrioventricularis dan tidak
berjalan di sekitar apex cordis (Gambar 4-10). 10. C yang benar. Arteriae coronariae merupakan cabang-cabang
dari aorta ascendens (Gambar 4-2).
Eyang benar. Valva trunci pulmonalis mempunyai tiga valvula
semilunaris, sama dengan yang terdapat di dalam valva aorta 11.. A yang benar. Sinus coronarius bermuara ke dalam atrium
(Gambar 4-6). dextrum (Gambar 4-4).
JANTUNG, PEAABULUH KORONER, DAN PERICARDIUIA 155

12. D yang benar. Pericardium mempunyai nervus phrenicus 1.8. A yang bgnar. Vena pulmonalis dextra dan sinistra bermuara
yang berjalan ke bawah pada facies lateralisnya (lihat Gambar ke dalam atrium sinistrum (Gambar 4-3).
3-26).
19. B merupakan pernyataan yang tidak benar. Ductus arteriosus
13. B yang benar. Sinus obliquus pericardium berhubungan ke menunjukkan bagian distal arcus aorta keenam kiri dan
anterior dengan atrium sinistrum jantung (Gambar 4-8). menghubungkan arteria pulmonalis sinistra pada pangkalnya
dari truncus pulmonalis ke pertemuan antara arcus aortae dan
14. A yang benar. Vena cardiaca anterior bermuara ke dalam aorta thoracica descendens.
atrium dextrum cordis (Gambar 4-10).
20. B merupakan pemyataan yang tidak benar. Machinery'
15, C yang benar. Vena cava inferior bermuara ke dalam bagian like murmur timbul pada saat sistolik maupun diastolik;
bawah atrium dextrum (Gambar 4-4). disebabkan oleh mengalimya darah dari aorta ke arteria
pulmonalis karena tekanan darah di dalam aorta meningkat
16. B yang benar. Trabecula septomarginalis (moderator band) pada kedua fase siklus jantung tersebut.
terletak di dalam ventriculus dexter (Gambar 4-4).

17. C yang benar. Annulus ovalis terletak di dalam atrium dextrum


(Gambar 4-4).
Pembuluh Darah Thorax

156
PETABULUH DARAH THORAX 157

Anatomi Dasar 157 Anatomi Permukaan Arteri Besar Thorax 162


Arteri Besar Thorax ,:, Aorta 162

Catatan Fisiologi: Fase Pemompaan Siktus Jantung Truncus Putmonatis 163

dan Denyut Apex Cordis 158 Vena Besar Thorax 163

Gambaran Radiografik Arcus Aortae 161 Anatomi Permukaan Vena Besar Thorax 166

Gambaran Radiografi k Truncus Putmonatis 162 Catatan Embriotogi: Sirkutasi Janin 166

Catatan Embriologi: Pembentukan Arteri Besar Thorax 162 Pertanyaan 166


Jawaban dan Penjelasan 167

J-lembuluh darah terbesar di dalam tubuh terdapat di dalam rongga pembuluh-pembuluh ini tersembunyi di dalam thorax, diagnosis
I thorax, yaitu aorta, arteriae pulmonales, venae cavae, dan venae cedera pembuluh darah besar sering kali terlambat ciitegakkan, yang
pulmonales.- Trauma pada dinding dada dapat mengakibatkan mengakibatkan bahaya besar bagi pasien.
gangguan dari pembuluh-pembuluh ini, yang mengakibatkan Tujuan dari bab ini adalah untuk lebih mengenalkan pembuluh
perdarahan hebat, gangguan sirkulasi, dan kematian. Cedera darah thorax pada para professional dalam usaha agar diagnosis
tembus pada dada dapat menusuk pembuluh darah di dinding cedera vascular dapat ditegakkan lebih cepat serta akses vaskular
dan cedera tumpul disebabkan oleh akselerasi mendadak atau dapat dicapai lebih cepat dan akurat.
deselerasi dapat merobek pembuluh-pembuluh. Sayangnya, karena

N
A f..j.*l:# # fl4 |""]ASp:-il:. Batas-Batas Penting (Gambar 5-l dan 5-2)

a Anterior: truncus pulmonalis, auricula dextra, pinggir pleura


dextra dan pulmo dextra, sisa thymus, dan sternum.
ll Posterior: atrium sinistrum, arteria pulmonalis dextra, dan
Arteri B esar Thorax bronchus principalis dexter.
ll Lateral kanan: vena cava superior dan atrium dextrum.
I Lateral kiri: atrium sinistrum dan truncus pulmonalis.
I Aorta
Aorta adalah pembuluh nadi utama yang memasok darah yang
kaya oksigen dari ventriculus sinister jantung ke jaringan-jaringan Cabang-Cabang
tubuh (Gambar 5-1). Untuk kepentingan uraiary aorta terbagi
sebagai berikut: aorta ascendens, arcus aorta, aorta descendens, Arteria coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae, dan
dan aorta abdominalis. arteria coronaria sinistra berasal dari sinus posterior kiri aortae
(lihat Cambar 4-7 dan 4-10).

Aorta Ascendens
Aorta ascendens mulai dari basis ventriculus sinister dan berjalan Arcus Aortae
ke atas dan depan sehingga terletak di belakang pertengahan
kanan angulus sterni, tempat pembuluh nadi ini melanjutkan Arcus aortae merupakan lanjutan aorta ascendens (Gambar
diri menjadi arcus aortae. Aorta ascendens terletak di dalam 5-2). Pembuluh ini terletak di belakang manubrium stemi dan
pericardium fibrosum (Gambar 5-1) dan terbungkus bersama melengkung ke atas, belakang, dan kiri di depan trachea ( arah
dengan truncus pulmonalis di dalam sarung pericardium serosum. utamanya adalah ke belakang). Kemudian pembuluh ini berjalan
Pada pangkalnya terdapat tiga tonjolan, sinus aortae, yang masing- ke bawah di sebelah kiri trachea, dan setinggi angulus sterni
masing terletak di belakang cuspis valva aortae. melaniutkan diri sebagaj aorta desccndens.
'158 BAB 5

A- carotis
communis sinistra
subclavia sinistra
A. brachiocephalica
brachiocephalica dextra
N. vagus sinistra

aortae

V cava superior ligamentum


arteriosum
pinggir pericardium
yang dipotong
aorta truncus
ascendens pulmonalis

atrium dextrum ventriculus sinister

pinggir pericardium
yang dipotong

V. cava inferior

ventriculus dexter

Gambar 5-1 Permukaan anterior jantung dan pembuluh-pembuluh darah besar' Saccus pericardialis dibuka untuk memper-

lihatkan aorta ascendens dan truncus pulmonalis.

Superior: Arteria brachiocephalica, arteria carotis communis


sinistra, dan subclavia sinistra berasal dari sisi cembungnya
(Gambar 5-1).
Fase Pemompaan Siklus Jantung dan Denyut
Apex Cordis
Inferior (Gambar 5-1): bifurcatio truncus pulmonalis,
ligamentum arteriosum, nervus laryngeus recurrens sinister,
Selama fase pemompaan siklus jantung, darah dipaksa keluar
dan plexus cardiacus.
di bawah tekanan yang tinggi melalui valva aortae ventriculus
sinister ke dalam aorta. Arcus aortae merupakan pipa melengkung
Cabang-Cabang
fleksibel yang cenderung menjadi lurus oleh karena tekanan darah,
mendorong jantung ke depan sehingga apex cordis kontak dengan Arteria brachiocephalica berasal dari permukaan cembung arcus
dinding thorax untuk membeniuk denyut apex cordis. Secara aortae (Gambar 5-1 dan 5-4). Pembuluh ini berjalan ke atas dan
normal, denyut dapat diraba di sela iga kelima kiri, 9 cm dari garis di sebelah kanan trachea, dan bercabang dua menjadi arteria
tengah. subclavia dextra dan arteria carotis communis dextra di beiakang
articulatio sternoclavicuIaris.
Arteria carotis communis sinistra berasal dari permukaan
Batas-Batas Penting cembung arcus aortae di sebelah kiri A.brachiocephalica (Gambar
a Anterior dan sinistra (Gambar 5-3): Pleura mediastinalis 5-1 dan 5-4). Pembuluh iniberjalanke atas dan di sebelah kiri trachea
sinistra, nervus phrenicus sinistcr, nervus vagus sinister, rami dan dan masuk ke leher di belakang articulatio sternoclavicularis
cardiaci nervus vagus dan sympathicus, vena intercostalis sinistra.
superior sinistra, pulmo sin.lster, dan pleura. Arteria subclavia sinistra berasal dari arcus aorta di belakang
I Posterior dan dextra: nerr.us larvngolls lcCitflrr:fls :rinisii'r, artcria caroti'. conrnunis sinistra (Gambar 5-1, 5-3, dan 5-4).
plexus cardiacus, esofagus. koh:nrna veitebralis. Berialan ke .rias separjane sisi kiri trachea dan oesophagus untuk
PEMBULUH DARAH THORAX 159

trachea
arcus aortae

truncus pulmonalis
V. cava superior

aorta ascendens
A. pulmonalis
sinistra
bronchus lobaris
superior bronchus principalis
sinister

bronchus lobaris
medius

Gambar5-2 Permukaan anteriorjantung dan pembuluh darah besar memperlihatkan hubungannya terhadap bifurcation
trachea dan bronchi utama. Pericardium utuh.

ductus thoracicus
truncus sympathicus

N. phrenicus sinister
N. vagus sinister
V. brachiocephalica
arcus aortae
sinistra

N. laryngeus recurrens
sinister
ligamentum arteriosum

A. pulmonalis sinistra

bronchus sinister

Vv. pulmonales sinistrae

aorta descendens

oesophagus Gambar 5-3 Mediastinum sisi kiri.


160 BAB s

masuk ke pangkal leher (Gambar 5-3). I'embuLuh ini melengkung Batas-Batas Penting (Gambar 5-3)
di permukaan atas apex pulmo sinister.
I Anterior: Hilus pulmonis sinister, pericardlum, oesophagus,
dan diaphragma.
Aorta Descendens a Posterior: Coiumna vertebralis dan venae hemiazygos.
Aorta descendens (Gambar 5-4) terletak di dalam mediastinum t Lateral kanan: Vena azygos, ductus thoracicus, pleura dextra,
posterius dan mulai sebagai lanjutan arcus aortae di sebelah kiri dan pulmo dexter.
pinggir bawah corpus vertebrae thoracica IV (setinggi angulus t Lateral kiri: Pleura sinistra dan puimo sinister. Perhatikan
sterni). Kemudian berjalan turun ke bawah di dalam mediastinum bahwa berkaitan dengan aorta di mediastinum posterius,
posterius, miring ke depan dan medial untuk mencapai oesophagus di lateral kanan atas, ke bawah anterior, dan
permukaan anterior columna vertebralis (Gambar 5-3 dan 5-4). menjadi anterolateral kiri di bawah. Dengan perkataan 1ain,
Setinggi vertebra thoracica XII pembuluh ini berjalan di belakang aorta dan oesophagus bersilangan di mediastinum posterius.
diaphragma (melalui hiatus aorticus) pada garis tengah dan
melaniutkan diri sebagai aorta abdominalis.

arcus aortae

A. carotis communis sinistra


A. subclavia
sinistra

A. axillaris

A. brachiocephalica
Aa. intercostales
posteriores

aorta aorta
ascendens descendens

A. phrenica
A. coeliaca inferior
A. suprarenalis
A. mesenterica
superior A. renalis

aorta abdominalis
A. testicularis
(ovarica)
A. lumbalis

A" mesenterica
A. sacralis inferior
mediana
A. iliaca communis

A. iliaca interna

A. !llaca exterra

Gatnbar 5-4 Cabenq-rabarc utama toda


PETABULUH DARAHTHORAX 161

Cabang-Cabang I Truncus Pulmonalis


Arteriae intercostales posteriores dipercabangkan untuk sembilan
spatium intercostale bagian barvah pada masing-masing sisi Truncus pulnonalls membawa darah vang terdeoksigenasi
(Gambar 5-4). Arteriae subcostales dipercabangkan pada masing- dari ventriculus dexter iantung menuju ke paru. Pembuluh ini
masing sisi dan berjalan sepanjang pinggir bawah costa XII untuk meninggalkan bagian atas ventriculus dexter dan berjalan ke
masuk ke dinding abdomen. atas, belakang clan kiri (Gambar 5-1). Panjangnya sekitar 5 crn
Rami pericardiaci, oesbphageales dan bronchiales merupakan dan berakhir pada bagian cekung arcus aortae dengan bercabang
cabang-cabang kecil yang menuju ke organ-organ tersebut. dua menjadi arterla pulmolralis dextra dan sinlstra (Gambar 5-1).
Truncus pr-rlm.rnalis bersama dengan aorta ascendens dibungkus
oleh pericardium fibrosum dan selubung pericardium serosum
(Cambar 4-21).

'{j.S-f4 ffiAftt'4i.*j
R*&, # i ili {=} l.t"s-1'r F F Ft A ffi"
d;],
Lj $ Batas-Batas Penting

Af""}F{'ilj*'il t Anterior: ujung sternal spatium intercostale II kiri, pulmo


sinister dan pleura sinistra, dan pericardium.
Gambaran radiografik normal arcus aortae dan cabang-cabangnya a Posterior: aorta ascendens, arteria coronaria sinistra, dan
diperlihatkan dalam arteriogram di Gambar 5-5 dan 5-6 (lihat juga atrium sinistrum.
Cambar 3-37 dan 3-38).
Cabang-Cabang
Aorta Abdominalis Arteria pulmonalis dextra berjalan ke kanan di belakang aorta
ascendens dan vena cava superior untuk masuk ke radix pulmonis
Aorta abdominalis diuraikan dalam Bab 8. dextra (Gambar 5-1 dan 5-2).

Gambar 5-5 Angiogram arcus aortae memperlihatkan aderi-arteri besar di pangkal leher.
162 - BAB 5

Arteria pulmonalis sinistra berjalan ke kiri di depan aorta


descendens unfuk masuk ke radix pulmonis sinistra (Gambar 5-1,
5-2, dan 5-3). Pembentukan Arteri Besar Thorax
Pembentukan tabung jantung tunggal endocardial dan akhir
Ligamentum Arteriosum diferensiasinya menjadi tabung jantung sesungguhnya diuraikan

Ligamentum arteriosum merupakan pita fibrosa yang menghu- dalam Bab 4. Perkembangan selanjutnya dari arteri-arteri besar

bungkan bifurcatio truncus pulmonalis dengan permukaan thorax dari truncus arteriosus bulbus cordis dan arteri-arteri arcus
pharyngeus diuraikan di dalam CD.
cekung arcus aortae (Gambar 5-1 dan 5-3). Ligamentum arteriosum
merupakan sisa ductus arteriosus, yang pada janin mengalirkan
darah dari truncus pulmonalis ke aorta, jadi tidak melalui paru-
paru. Nervus laryrrgeus reflrrrens sinister melingkari pinggir

N
bawah struktur ini (Gambar 5-1 dan 5-3). Setelah lahir, ductus
AruATtrFTI FFRS'*UKAAh{
menutup. ARTHRI ffiilSARTh{*RAX

GAMBARAN Aorta
RAD $G RAFI K TRU I'{ CIJS
I
Aorta ascendens terletak di belakang belahan kanan sternum tepat
PULMfiNALI5 -
di bawah angulus sterni (Gambar 5-3).
Arcus aortae dan pangkal arteri brachiocephalica dan arteria
Gambaran radiografik normal truncus pulmonalis dapat dilihat di
carotis communis sinistra terletak di belakang manubrium sterni
arteriogram Gambar 5-7.
(Gambar 5-3). Aorta descendens mulai dari akhir arcus aortae
di kiri garis tengah setinggi angulus sterni. Ketika pembuiuh ini

A. vertebralis sinistra
A. carotis communis
A. vertebralis dextra

A. thyroidea inferior
rc A. carotis communis sinistra
A. thyroidea inferior

A. cervicalis superficialis
A. cervicalis superficialis (transversa) (transversa)

A. suprascapularis
A. suprascapularis C7
o
truncus costocervicalis

clavicula dextra A. intercostalis


truncus thyrocervicalis superior

A. carotis
costa 1
communis sinistra
A. subclavia sinistra
manubrium sterni
arcus aortae

A. brachiocephalica (innominata)
A. thoracica interna sinistra
A. thoracica interna
(mammaria) dextra ujung kateter
aorta ascendens
aorta descendens

Gambar 5-6 Diagram menunjukkan fitur-fitur utama di dalam angiogram aorta.


PEAABULUH DARAH THORAX 163

kateter dalam bronchus


udara di A. pulmonalis
jantung trachea principalis sinister arcus aortae sinistra

truncus
pulmonalis

cabang-cabang
arteriae pulmonales

A. pulmonalis
dextra

ventriculus sinister
A. pulmonalis
descendens dexira

diaphragma

kateter berjalan melalui


ventriculus dexter menuju pinggir aorta descendens
truncus pulmonalis

Gambar 5-7 Angiogram truncus pulmonalis dan afteriae pulmonales.

berjalan turun, menuju ke garis tengah dan berjalan melalui hiatus ini bergabung dengan vena brachiocephalica dextra untuk
aorticus di diaphragma setinggi vertebra thoracica ke 12. membenLuk vena cava superior.

Cabang-Cabang
Truncus Pulmonalis
Masing-masing vena brachiocephalica bercabang menjadi: vena
vertebralis, vena thoracica interna, vena thyroidea inferior, dan
Truncus pulmonalis bercabang dua menjadi arteria pulmonalis vena intercostalis posterior pertama.
kanan dan kiri, di sisi kiri garis tengah setinggi angulus sterni
(Gambar 5-3).'
I Vena Cava Superior
Vena cava superior membawa semua darah vena dari kepala" 1eher,
Vena BesarThorax dan kedua extremitas superior; dan dibentuk oleh persatuan dua
vena brachiocephalica (Cambar 5-B dan 5-9). Vena ini berjalan lurus
ke bar,r,ah untuk berakhir pada atrium kanan jantung (Gambar 5-1).
I Vena Brachiocephalica Vena azygos bergabung dengan permukaan posterior vena cava
superior tepat sebelum vena cava superior menembus pericardium
Vena brachiocephalica dextra dibentuk di pangkal leher oleh (Gambar 5-9).
gabungan dari vena subclavia dextra dan vena jugularis interna
dextra (Gambar 5-B dan 5-9). Vena brachiocephalica sinistra
Cabang-Cabang
mempunyai asal yang sama (Gambar 5-3 dan 5-B). Pembuluh inl
berjalan miring ke bawah dan kanan di belakang manubrium Vena cava superior menerima darah dari vena brachiocephalica
sterni dan di depan cabang-cabang besar arcus aortae. Pembuluh dextra dan sinistra.
164 BAB 5

V. thyroidea inferior

V. jugularis interna sinistra


V. subclavia sinistra

V. brachiocephalica sinistra

V. thoracica interna sinistra

V. pulmonalis sinistra

IA
V. cava superior
V. cardiaca magna
V. jugularis interna sinistra
/lI cabang-cabang
V. cardiaca V. subclavia sinistra
anterior
V. cava inferior
V brachiocephalica
sinistra

V. brachiocephalica
dextra
hemiazygos
V. cava superior \
Vv. hepaticae
I
V. azygos I

I
,

I
V. phrenica inferior
V. suprarenalis
V. suprarenalis dextra - sinistra

V. renalis dextra

V. testicularis
(ovarica) sinistra
V. testicularis (ovarica) dextra

V cava inferior
Vv. lumbales dextrae

V. iliaca communis dextra V. sacralis media

V. iliaca interna dextra

V. iliaca externa dextra

Gambar 5-8 A,Vena-vena utama yang bermuara ke jantung. B, Vena-vena utama yang mengalirkan darah ke vena cava
superior dan inferior.
PEMBULUH DARAH THORAX 165

Vena-Vena Azygos crus sinistrum diaphragmaticum, kira-kira setinggi verterba


thoracica VIII membelok ke kanan dan bergabung dengan vena
Vena-vena azygos terdiri darivena azygos sendiri, venahemiazygos azygos (Gambar 5-8). Vena ini menerima darah dari beberapa
inferior, dan vena hemiazygos superior. Pembuluh-pembuluh ini vena intercostalis sinistra bagian bawah dan vena-vena pada
mengalirkan darah dari bagian posterior spatium intercostale, mediastinum.
dinding posterior abdomery pericardium, diaphragma, bronchus,
dan oesophagus (Gambar 5-8).
Vena Hemiazygos Superior

Vena Azygos Venaini dibentuk oleh gabungan dari vena intercostalis keempat
sampai dengan ke delapan, dan bergabung dengan vena azygos
Asal dari vena azygos bervariasi. Sering dibentuk oleh persatuan setinggi vertebra thoracica VII (Gambar 5-8).
dari vena lumbalis ascendens dextra dan vena subcostalis
dextra. Pembuluh ini naik ke atas melalui hiatus aorticus pada
diaphragma, pada sisi kanan aorta sampai setinggi vertebra I Vena Cava lnferior
thoracica V (Gambar 5-8). Disini pembuluh ini melengkung ke
Vena cava inferior dibentuk di dalam abdomen dan menembus
depan di atas radix pulmonalis dekstra dan bermuara ke dalam
centrum tendineum diaphragma dan pericardium setinggi vertebra
permukaan posterior vena cava superior (Gambar 5-9).
thoracica VIII dan hampir langsung bermuara ke bagian paling
Vena azygos menampung darah dari banyak pembuluh,
bawah atrium dextrum (Cambar 5-1, 5-8, dan 5-9). Valva vena cava
termasuk delapan buah venae intercostales bagian bawah, vena
inferior penting pada janin tetapi rudimenter pada orang dewasa.
intercostalis superior dextra, vena hemiazygos inferior dan
superior, dan sejumlah venae mediastinales.
I Vena-Vena Pulmonalis
Vena H em i azygos I nferior Dua vena pulmonalis meninggalkan masing-masing paru,
Vena ini sering dibentuk oleh gabungan vena lumbalis ascendens membawa darahyang kaya oksigenke atrium kiri jantung (Gambar
sinistra dan vena subcostalis sinistra. Vena ini naik ke atas melalui 5-3, 5-8, dan 5-9). Vena-vena ini tidak mempunyai katup.

oesophagus

V. subclavia dextra N. vagus dexter

rami communicantes V. jugularis interna dextra

V. brachiocephalica dextra
truncus
sympathicus
N. phrenicus dexter
V. azygos V cava superior
bronchus aorta ascendens

Aa. pulmonales
atrium dextrum diliputi
oleh pericardium
Vv. pulmonales
pericardium

splanchnicus
major

N. splanchnicus diaphragma
minor

V. cava inferior

Gambar 5-9 Mediastinum sisi kanan.


166 BAB 5

individu yang .bebas bernafas di udara. Paru-paru, ginjal,


Ail',iA $ d# F$ F Pffi ffi,Fr$ il F"A.p\l."j tractus digestivus pada janin belum berfungsi. Janin mendapatkan
dan

Vffih.iA ffi*fl:SAtr TF-{{ RF},"K oksigen dan makanan darj darah ibu melalui placenta dan
mengeluarkan karbondioksida serta produk metabolisme lainnya
melalui cara yang sama.
Vena cava superior dan ujung terminal vena brachiocephalica Untuk mengerti sirkulasi janln, sebaiknya mengikuti
dextra dan sinistra terletak di belakang manubrium sterni. perjalanan darah janin dari placenta melalui vena umbilicalis
menulu ke janin, kemudian menelusuri perjalanan darah di dalam
janin, dan akhirnya mengikuti aliran kembali ke placenta melalui
dua arteri umb!licalis, yang merupakan cabang-cabang dari
arteria iliaca interna janin.
Sirkulasi Janin
Karena janin terletak di dalam rahim ibu dan dikelilingi oleh cairan,
tidaklah heran kalau sistem sirkulasi darahnya berbeda dengan

Pertanyaan Melengkapi C. Arteriabrachiocephalica.


D. Arteria carotis communis dextra.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
E. Arteria brachiocephalica, carotis communis sinistra, dan
arteria subclavia sinistra.
1. Aorta ascendens berasal dari:
A. ventriculus dexter. 6. Aorta descendens terletak pada:
B. atrium sinistrum. A. Mediastinum superius.
C. auricula dextra. B. Mediastinum medium.
D. ventriculus sinister. C. Mediastinumanterius.
E. auricula sinistra. D. Mediastinum posterius.
E. Cavitaspericardiaca.
2. Yang merupakan cabang aorta adalah:
A. Arteriabrachiocephalica. Aorta descendens menembus diaphragma:
B. Arteria carotis communis sinistra. A. Setinggi vertebra thoracica VIII.
C. Arteria coronaria dextra dan sinistra. B. Setinggi vertebra thoracica X.
D. Arteria subclavia sinistra. C. Setinggi vertebra thoracica XII.
E. Arteria subclavia dextra. D. Melalui centrum tendineum.
3. Aorta ascendens:
E. Pada cupula sinistra.

A. Mempunyai tiga buah penonjolary sinus aortae.


8. Truncus pulmonalis:
B. Terletak di luar pericardium fibrosum.
A. Membawa darah yang kaya oksigen dari ventriculus
C. Dibungkus di dalam sarung serosa pericardium serosum,
dexter cordis ke paru.
yang dipisahkan dari truncus pulmonaiis didekatnya.
B. Meninggalkan bagian atas ventriculus dexter.
D. Terletak di belakang belahan kanan manubrium sterni.
C. Berakhir pada pinggir atas arcus aortae.
E. Berjalan ke atas dan belakang dari jantung.
D. Terbagi menjadi tiga arteria pulmonalis dextra dan dua
4. Arcus aortae mulai: arteria pulmonalis sinistra.
A. Setinggi angulus sterni. E. Panjangnya sekitar 12.5 cm.
B. Dibelakang articulatio sternoclavicularis dextra.
C. Di belakang articulatio sternoclavicularis sinistra. 9. Ligamenfum arteriosum:
D. Pada basis ventriculus sinister. A. Sisa dari ducfus venosus.
E. Di belakang cartilago costalis III kanan. B. Sebuah pita fibrosa yang menghubungkan bifurcatio
truncus pulmonalis dengan aorta ascendens.
5. Yang merupakan cabang dari arcus aortae: C. Berhubungan dengan nervus laryngeus recurrens dexter.
A. Arteria coronaria dextra dan sinistra. D. Sisa dari ductus arteriosus-
B. Arteria thoracica interna. E. Terdiri dari jaringan ikat areolar jarang.
PEIABULUH DARAH THORAX 167

10. Vena brachiocephaiica: 12. Vena cava superior bermuara ke dalam rongga jantung berikut
A. Dibentuk dari gabungan vena jugularis interna dan vena ini:
vertebralis setiap sis.i. A. Atrium sinistrum.
B. Bergabung unfuk membentuk vena cava superior. B. Ventriculus derter.
C. Tidak menerima darah dari vena subclavia. C. Atrium dextrum.
D. Menerima darah dari vena thyroidea suPerior dan media. D. Auricula dextra.
E. Menerima darah dari vena thoracica externa. E. Auricula sinistra.
13 Pernyataan yang benar mengenai vena cava superior:
Pertanyaan Pilihan Ganda A. Muara vena cava superior ke dalam aorta dilindungi oleh
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT. katup fungsional.
B. Vena azygos bergabung pada aspek posterior vena cava
11. Vena cava superior mengumpulkan darah vena dari daerah: superior.
A. Kepala. C. Tidak terletak di dalam pericardium fibrosum.
B. Kepala dan leher. D. Mempunyai dinding fibrosa tebal yang tahan terhadap
C. Kepala dan thorax. perubahan tekanan di daiam thorax.
D. Kepala, leher, dan anggota gerak atas kanan. E. Dibentuk oleh gabungan kedua vena jugularis interna.
E. Kepal4 leher, dan kedua anggota gerak atas.

1. D yang benar. Aorta ascendens berasal dari ventriculus sinister 5. D yang benar. Aorta descendens terletak di dalam mediastinum
(Gambar 5-1). posterior (Cambar 5-3).

, C yang benar. Arteria coronaria dextra berasal dari sinus 7, C yang benar. Aorta descendens menembus diaphragma
aorticus anterior, dan arteria coronaria sinistra berasal dari setinggi vertebra thoracica XII
sinus aorticus posterior sinistra (lihat Gambar 4-7). A. Arteria
8. B yang benar. Truncus pulmonalis meninggalkan bagian atas
brachlocephalica berasal dari arcus aortae (Gambar 5-1). B.
Arteria carotis communis sinistra berasal dari arcus aortae ventriculus dexter (Gambar 5-1).
(Gambar 5-1). D. Arteria subclavia sinistra juga berasal dari
9. D yang benar. Ligamenfum arteriosum merupakan sisa
arcus aortae (Gambar 5-1). E. Arteria subclavia dextra berasal
ductus arteriosus. B. Ligamentum alteriosum merupakan
dari arteria brachiocephalica (Gambar 5-4).
sebuah pita fibrosa yang menghubungkan bifurcatio truncus
A yang benar. Pada pangkalnya, aotta ascendens mempunyai pulmonalis ke bagian bawah lengkung arcus aortae (Gambar
3.
5-1). C. Ligamentum arteriosum berhubungan dengan nervus
tiga tonjolan, sinus aorta, satu di setiap belakang valvula
laryngeus.recurrens sinistra. E. Ligamentum arteriosum terdiri
semilunaris aortae (1ihat Gambar 4-6).8. Seiuruh panjang aorta
dari jaringan fibrosa yang kuat.
ascendens terletak di dalam pericardium fibrosum (Gambar
5-1). C. Aorta ascendens dan truncus pulmonalis keduanya
10. B yang benar. Vena-vena brachiocephalica bergabung
terletak di dalam sarung serosa yang berasai dari pericardium
menjadi satu membentuk vena cava superior (Gambar 5-8).
serosum (iihat Gambar 4-21).D. Aorta ascendens terletak di
A. Vena-vena brachiocephalica dibentuk dari gabungan
belakang belahan kanan sternum tepat di bawah angulus
vena jugularis interna dan vena subclavia pada masing-
sterni (Gambar 5-9). E. Aorta ascendens berjalan ke atas dan
masing sisi (Gambar 5-B). D. Vena thyroidea superior dan
depan dari jantung.
media bermuara ke vena jugularis interna pada masing-
4. A yang benar. Arcus aortae mulai setinggi angulus sterni. masing sisi. E. Vena thoracica interna bermuara ke dalam
vena brachiocephalica.
5. E yang benar. Arcus aortae memberikan cabang-cabang arteria
brachiocephalica, carotis communis sinistra, dan subclavia 11. E yang benar. Vena cava superior mengumpulkan darah vena
sinisira (Gambar 5-1). dari kepala dan leher serta kedua anggota gerak atas.
168- BAB 5

L2. C yang benar. Vena cava superior bermuara-ke dalam atrium cava superior terletak di dalam pericardium fibrosum (lihat
dextrum cordis (Gambar 5-8). Gambar 4-21). D. Dinding vena cava superior tipis dan mudah
ditekan oleh tekanan dari luar. E. Vena cava superior dibentuk
13, B yang benar. Vena azygosbergabung pada aspek posterior oleh gabungan dari kedua vena brachiocephalica (Gambar
vena cava superior. A. Muara vena cava superior ke dalam 5i8).
atrium dextrum tidak mempunyai katup fungsional. C. Vena
Pembuluh Darah
Kepala dan Leher
o,

169
170 BAB 6

Anatomi Dasar 170 Gambaran Radiografik Pembutuh Darah Besar Leher 181
Arteri Kepala dan Leher 170 pertanyaan 182
Catatan Fisiologi: Fungsi SinusCaroticus 170 Jawaban dan penjetasan 1g4
Catatan Fisiotogi: Fungsi Gtomus Caroticum 170
Vena Kepala dan Leher 178
Anatomi Permukaan Pembutuh Darah Besar Kepata dan Leher 181

(eiumlah besar struktur vital terdapat di daerah leher. Cedera oleh arteriosklerosis pembuluh ekstrakranial seperti pada arteria
:,ltumpul atau tajam pada leher dapat menggancam nyawa carotis atau vertebral is.
seseorang. Struktur vaskular, termasuk arteria carotis serta cabang- Bab ini menguraikan kembali anatomi pembuluh darah kepala
cabangnya dan vena jugularis beserta pembuluh yang bermuara dan leher sehingga cedera atau penyakit pada struktur ini dapat lebih
padanya, dapat tertusuk atau robek. Sekitar 70% stroke disebabkan mudah dinilai dan dilakukan koreksi yang tepat.

Glomus caroticum adalah struktur kecil yang terletak posterior


,e r-'tA
'&il\r, il# 14 $ ffi,&sAFt
terhadap tempat percabangan arteria carotis communis (Gambar

N 6-4). Glomus dipersarafi oleh nervus glossopharyngeus.

Arteri Kepala dan Leher

Atteria carotis communis dextra berasal dari Arteria brachio- Fungsi Glomus Caroticum
cephalica dibelakang articulatio sternoclavicularis dextra (Gambar Glomus caroticum merupakan reseptor kimia dan peka terhadap
6-1 dan 6 2). Arteria carotis communis sinistra berasal dari arcus kelebihan karbondioksida dan penurunan kadar oksigen dalam
aorta di mediastinum superius. Arteria carotis communis berjalan darah. Keadaan seperti ini menimbulkan refleks naiknya tekanan
ke atas di daerah leher tertutup oleh pinggir anterior musculus darah dan denyut jantung serta meningkatkan gerakan respirasi.
sternocleidomastoideus, dari articulatio sternoclavicularis sampai
pinggir atas cartiJago thyroidea. Disini pembuluh ini bercabang
dua menjadi arteria carotis externa dan interna (Gambar 6-3 dan
6-4)
Arteria carotis communis sepanjang perjalanannya dibungkus
Pada tempat percabangan ini, bagian terminal arteria carotis
oleh selubung jaringan ikat, disebut vagina carofica. Pembuluh
communis atau bagian permulaan arteria carotis interna tampak
ini erat hubungannya dengan vena jugularis interna dan nervus
melebar, disebut sinus caroticus (Gambar 6-4). Tunica media sinus
vagus (Gambar 6-5).
lebih tipis dari di tempat lain, namun tunica adventitia relatif lebih
tebal dan mengandung banyak ujung-ujung saraf yang berasal
dari nervus glossopharyngeus.
Batas-Batas Arteria Carotis Communis
Anterolateral: Kulit, fascia, musculus sternocleidomastoideus,
musculus sternohyoideus, musculus sternoihyroideus, dan
Fungsi Sinus Caroticus venter superior musculus omohyoideus (Gambar 6-3).
Sinus caroticus berfungsi sebagai sebuah mekanisme refleks Posterior: Processus transversus empat vertebra cervicalis
reseptor tekanan. Naiknya tekanan darah menyebabkan melambat- bagian bawah, otot-otot prevertebralis, dan truncus
nya denyut jantung dan vasodilaiasi arteriole. sympathicus (Cambar 6-2). Pada bagian bawah leher terdapat
vasa vertebralis.
PET/IBULUH DARAH KEPALA DAN LEHER 171

A. temporalis
superficialis

A. auricularis
posterior
A. maxillaris

A. occipitalis

A. facialis
A. carotis
interna

sinus caroticus

A. vertebralis A. lingualis
A. carotis externa

A. thyroidea superior

A. carotis communis

A. subclavia

Gambar 6-1 Afteri utama kepala dan leher. Perhatikan bahwa agar jelas, cabang-cabang afteria subclavia: truncus
thyrocervicalis, truncus costocervicalis, dan afteria thoracica interna, tidak diperlihatkan.

I Medial: Larynx dan pharynx, dan di bawah kedua ini, trachea parotidea di belakang collum mandibulae dengan bercabang dua
dan oesophagus (Gambar 6-5). Lobus glandula thyroidea iuga menjadi arteria temporalis superficialis dan arteria maxillaris.
terletak di sebelah medial. Dekat pangkainya, pada saat arteria ini muncul dari musculus
a Lateral: Vena jugularis interna, dan di posterolateral nervus sternocleidomastoideus, denyut arteri ini dapat diraba. Pada
vagus (Gambar 6-5). awalnya, pembuluh ini terletak medial terhadao arteria carotis
interna, tetapi waktu berjalan ke leher, pembuluh ini berjalan ke
Arteria Carotis Communis belakang dan lateral. Ia disilang oleh venter posterior musculus
Cabang-Cabang
digastricus dan musculus stylohyoideus (Gambar 6-3).
Selain dari kedua cabang terminal, arteria carotis communis tidak
memberikan cabang lain.
Batas-Batas Arteria Carotis Externa
a Anterolateral: Pada pangkalnya arteria ini ditutupi
I Arteria Carotis Externa pinggir anterior musculus sternocleidomastoideus. Lebih ke
oleh

Arteria carotis externa adalah salah satu cabang terminal arteria atas, arteria ini terletak lebih superficial, dan dltutupi oleh
carotis communis (Gambar 6-1). Pembuluh ini mendarahi kulit dan fascia. Ia disilang oleh nervus hypoglossus (Cambar
struktur-struktur di leher, wajah, dan kulit kepala. Pembuluh ini 6-3), venter posterior musculus digastricus, dan musculus
mendarahi juga lidah dan maxilla. Arteria mulai setinggi pinggir stylohyoideus. Di dalam glandula parotidea pembuluh ini
atas cartilago thyroidea dan berakhir di dalam massa glandula disilang oleh nervus facialis (Cambar 6-6). Vena jugularis
172 BAB 6

pars basilaris ossis occipitalis

M. longus capitis

processus mastoideus
M. levator scapulae
processus transversus ailantis
N. occipitalis minor
N. auricularis magnus A. vertebralis

N. transversus cutaneus colli M. scalenus medius


M. longus colli
Nn. supraclaviculares
N. phrenicus
ganglion cervicale medius
truncus sympathicus oesophagus

truncus superior A. thyroidea inferior


plexus brachialis
truncus superior plexus brachialis

ganglion cervicale inferiu ductus thoracicus


truncus sympathicus
ansa subclavia A. cervicalis superficialis
truncus
truncus thyrocervicalis
A. vertebralis
A. suprascapularis
pleura cervicalis
M. scalenus anterior
bagian ketiga
N. laryngeus
A. subclavia
recurrens dextra
V. jugularis externa
phrenicus
V. subclavia

A. thoracica interna

V. jugularis interna

V. brachiocephalica dextr N. laryngeus recurrens sinistra


N. vagus trachea
M. sternohyoideus M. sternothyroideus

Gambar 6-2 Regio prevertebralis dan panqkal leher

interna mula-mula terletak lateral terhadap arteria dan <} Arteria occipitalis.
kemudian di posteriornya. ll Arteria auricularis posterior.
a Medial: Dinding pharynx dan arteria carotis interna. Musculus t Arteriatemporalissuperficialis.
stylophary'ngeus, nervus glossopharyngeus, dan ramus l' Arteria maxillaris.
pharyngeus nervus vagus berjalan di antara arteriacarotis
interna dan externa (Gambar 6-4).
Arteria Thyroidea Superior
Untuk batas-batas arteria carotis externa di dalam glandula Arteria thyroidea superior berjalan melengkung ke bawah
parotidea, lihat Cambar 6-0. untuk mencapai kutub atas glandula thyroidea (Gambar 6-1 dan
6-3). Pembuluh ini diikuti oleh nervus laryngeus superior, yang
Cabang-Cabang Arteria Carotis Externa menyarafi musculus cricothyroideus.

o Arteria thyroidea superior.


ll Arteria
Arteria Pharyngea Ascendens
pharyngea ascendens.
a Arteria lingualis. Arteria pharvngea ascendens berjaian ke atas dan mendarahi
.) Arteria facialis. dinding pharynx.
PEI'ABULUH DARAH KEPALA DAN LEHER '173

Arteria Lingualis Arteria 0ccipitalis


Arteria lingualis melengkung ke atas dan depan, dan rnendarahi Arterla ini mendarahi bagian belakang kulit kepala (Gambar 6-1).
lidah (Gambar 6-1 dan 6-3).
Arteria Auricularis Posterior
Arteria Iacialis Arteria auricularis posterior mendarahi auricula dan kulit kepala
Arteria facialis melengkung ke atas dekat dengan permukaan (Cambar 6-1).
luar pharynx dan tonsil. Terletak profunda terhadap glandula
submandibularis dan muncul serta melengkung di sekitar pinggir
Arteria Tempornlis Super{icialis
bawah mandibula. Kemudian pembuluh berjalan ke atas dl wajah
dekat dengan pinggir anterior musculus masseter. Kemudian Arteria temporalis superficialis berjalan ke atas melalui arcus
arteria berjalan ke atas di sekitar pinggir lateral mulut dan berakhir zygomaticus, di mana pembuluh ini dapat di raba tepat di depan
di sudut medial mata (Gambar 6-1 dan 6-3). auricula (Gambar 6-1). Pembuluh ini berjalan bersama dengan
Cabang-cabang arteria facialis mendarahi tonsil, glandula nervus aurlculotemporalis, dan menyarafi kulit kepala.
submandibularis, otot, serta ku1lt wajah.

M. sternocleidomastoideus
venter posterior M. digastricus

A. temporalis superficialis

A. maxillaris

A. carotis externa
V. jugularis A. auricularis posterior

A. occipi

N. hypoglossus

ramus descendens A. facialis


nervus hypoglossus lingualis
A. carotis interna
N. laryngeus M. stylohyoideus
nodi lymphoidei cervicales venter anterior
N. cervicalis descendens M. digastricus
M. mylohyoideus
M. thyrohyoideus
saraf ke M. thyrohyoideus
ansa cervicalis
M. sternohyoideus
N. laryngeus internus
A. thyroidea superior
pars spinalis
. laryngeus externus
N. accessorius
cartilago thyroidea
V thyroidea
superior cartilago cricoidea
venter superior M. omohyoideus

isthmus glandula thyroid

V. jugularis anterior

V. jugularis externa

M. sternothyroid

Gambar 6-3 Trigonum colli anterius.


174 BAB 6

meatus acusticus externus


, processus

processus
mastoideus

t\ A. temporalis superficialis
ganglion superius A. maxillaris
N. vagus
M. styloglossus
ganglion cervicale M. stylohyoideus
superius (truncus A. facialis
sympathicus)
N. glossopharyngeus
pars spinalis
N. accessorius
pars cranialis
N. accessorius

V. jugularis
interna
ramus pharyngeus nervus vagus

hypoglossus

ganglion inferius A. lingualis


N.vagus saraf ke M. thyrohyoideus

N. vagus N. laryngeus externus


N. Iaryngeus internus
ganglion cervicale thyroidea superior
medius
sinus caroticus
glomus carol

A. subclavia M. stylopharyngeus

us descendens nervus
hypoglossus (Cl )

ganglion stellatum
ansa cervicalis

N. cervicalis descendens (C2 dan 3)


ansa subclavia A. carotis communis

Gambar 6-4 Otot-otot styloideus, pembuluh dan saraf leher.

Arteria l'laxillaris dua menjadi ramus anterior dan posterior (Bab 14, halaman 503).
Ramus anterior penting karena terletak dekat dengan area motorik
Arteria maxillaris berjalan ke depan medial menuju collum
cortex cerebri. Berjalan bersama dengan venanya, memberikan
mandibulae (Gambar 6-1) dan masuk ke fossa pterygopalatina di
alur (saluran) melalui bagian atas ala major ossis sphenoidalis dan
tengkorak.
angulus anteroinferior yang tipis dari os parietale, di tempat ini
pembuluh rentan terhadap kerusakan akibat benturan kepala.
Cob ang-Coba n g Arteria M oxill o ris Pangkal dan distribusi cabang-cabang arteria carotis externa
Cabang-cabangnya menyarafi rahang atas dan bawah, otot-otot diperlihatkan dalam Gambar 5-1.
pengunyah, hidung, palatum, dan meningen di dalam tengkorak.

Arterio Meningeo Medio I Arteria Carotis lnterna


Arteria meningea media masuk tengkorak melalui foramen Arteria carotis interna mulai dari bifurcatio arteria carotis
spinosum. Berjalan ke lateral di dalam tengkorak dan bercabang communis setinggi pinggir atas cartilage thyroidea (Cambar 6-1
PEI,ABULUH DARAH KEPALA DAN LEHER 175

dan 6-4). Pembuluh ini mensuplai otak, mata, dahi, dan bagian nervus hvpoglossus (Gambar 6-3). Di atas musculus digastricus
hidung. Di leher arteria berjalan ke atas di dalam vagina carotica terdapat musculus stylohyoideus, musculus stylopharyngeus,
bersama dengan vena jugularis interna dan nervus vagus. Mula- nervus glossopharyngeus, ramus pharyngeus nervi vagus,
mu1a, pembuluh terletak superficial, kemudian berjalan profunda glandula parotis, dan arteria carotis externa (Gambar 6-4 dan
terhadap glandula salivaria parotldea (Gambar 6-3 dan 6-6). 6-6).
Arteria carotis interna meninggalkan leher masuk ke dalam a Posterior: truncus sympathicus (Gambar 6-4), musculus
rongga kepala melalui canalis caroticus di pars petrosus os capitis longus, dan processus transversus vertebrae cervicalis
temporale. Kemudian arteria berjalan ke atas dan ke depan di tiga bagian atas.
dalam sinus cavernosus (tanpa mempunyai hubungan dengannya). o Medial: dinding pharyngeus dan netvus laryngeus superior.
Arteria meninggalkan slnus dan berjalan ke atas lagi medial I Lateral: vena jugularis interna dan nervus vagus.
terhadap processus clinoideus anterior os sphenoidale. Arteria
carotis interna kemudian miring ke belakang, lateral terhadap Cabang-Cabang Arteria Carotis lnterna
chiasma opticum, dan berakhir dengan bercabang dua menjadi
arteria cerebri anterior dan arteria cerebri media. Tidak ada cabang di daerah leher. Kebanyakan cabang-cabang
penting terdapat di dalam tengkorak.

Batas-Batas Arteria Carotis lnterna Arteria 0pthalmica


I Anterolateral: Di bawah musculus digastricus terdapat kulit, Arteria ophthalmica merupakan cabang dari arteria carotis interna
fascia, pinggir anterior musculus sternocleidomastoideus, dan waktu arteria keluar dari slnus cavernosus. Pembuluh ini berjalan

lamina pretrachealis
nervus laryngeus recurrens
trachea
M. sternocleidomastoideus
oesophagus
M. sternohyoideus
glandula thyroidea
M. sternothyroideus
vagina carotica platysma

vena jugularis M. omohyoideus


interna
M. longus cervicis
nodus lymphoideus
cervicalis profunda
arleria carotis
communis
nervus vagus

tru ncus
M. scalenus
sympathicus
medius

lamina
superficialis

M. trapezius
lamina
prevertebralis
arteria vertebralis
a M. levator scapulae

nervus spinalis M. splenius capitis


ligamentum nuchae
M. semispinalrs capitis

Garnbar 6-5 Potongan melintang leher setinggi vedebra cervicalis VI.


176 BAB 6

M. constrictor
pharyngeus superior N. vagus
A. carotis interna
vagina carotica
V. jugularis M. styloglossus

nervus auriculotemporalis

N. accessorius capsula fascialis


N. hypoglossus la fibrosa
ligamentum stylomandibulare
processus styloideus
cabang A. carotis
M. stylohyoideus
externa
A. auricularis posterior M. pterygoideus medialis
venter posterior pembentukan
M. digastrici V. retromandibularis
processus
ramus mandibulae

M. masseter
rulitl il
N" facialis pars profunda glandula parotidea
M. sternocleidomastoideus / \ - :_'':^;:<-'r_--
.--r_:-.*-r-r _j--_--
nodi lymphoidei parotidei
pars superficialis glandula parotidea
N auricularis magnus

Gambar 6-6 Penampang horizontal glandula parotidea memperlihatkan struktur yang terdapat di dalamnya.

ke depary masuk ke dalam rongga orbita melalui canalis opticus, CirculusWillisi


dan memberikan cabang arteria centralis retinae, yang masuk ke
dalam nervus opticus dan berjalan ke depan untuk masuk ke bola Circulus Willisi terletak di dalam ruang subarachnoidea di basis
mata. Arteria centralis retinae merupakan sebuah end artery dan cranii. Circulus ini dibentuk oleh anastomosis antara kedua cabang
hanya satu-satunya yang mensuplai retina. arteria carotis interna dan kedua arteria vertebralis (Gambar 6-7).
Arteria communicans anterior, arteria cerebri posterior, dan arteria
Arteria Communicans Posterior basilaris (dibentuk dari gabungan kedua arteria vertebralis) adalah
arteria-arteria yang ikut membenfuk circulus ini. Cabang-cabang
Arteria communi.cans posterior berjalan ke belakang untuk
cortical dan central dari circulus ini mendarahi substansi otak.
bergabung dengan arteria cerebri posterior (Gambar 6-7).

Arteria Cerebri Anterior


( Arteria Subclavia
Arteria cerebri anterior adalah sebuah cabang terminal arteria Arteria Subclavia Dextra
carotis interna (Gambar 6-7). Pembuluh ini berjalan ke depan Arteria subclavia dextra merupakan cabang dari arteria brachio-
di antara hemisphere cerebri dan kemudian melingkari corpus cephalica, dibelakang articulatio stemoclavicularis dextra (Gambar
callosum otak untuk memberi darah ke permukaan medial dan 6-1 dan 6-2). Pembuluh ini melengkung ke atas dan lateral di atas
superolateral hemisphere cerebri. Pembuluhinibergabung dengan pleura dan di antara musculus scalenus anterior dan medius. Pada
arteria yang senama dari sisi yang lain melalui arteri communicans pinggir luar costa I berubah menjadi arteria axillaris.
anterior.
Arteria Subclavia Sinistra
Arteria Cerebri l'ledia Arteria subclavia sinistra merupakan cabang dari arcus aorta di
Arteria cerebri media merupakan cabang terbesar arteria dalam thorax. Pembuluh berjalan ke atas menuju pangkal leher
carotis intema (Gambar 6-7), be4alan ke laterai di dalam sulcus dan kemudian melengkung ke lateral dengan cara yang sama
lateralis cerebri. Arteria ini mensuplai seluruh permukaan dengan arteria subclavia dextra (Gambar 6-2).
lateral hemisphere cerebri, kecuali pita sempit sepanjang pinggir Musculus scalenus anterior berjalan di anterior terhadap arteri
superolateral (yang disuplai oleh arteria cerebri anterior) dan polus pada masing-masing sisi dan membagi arteri ini menjadi tiga
occipitalis serta permukaan inferolateralis hemisphere (keduanya bagian.
disuplai oleh arteria cerebri posterior). Dengan demikian arteria
cerebri media mensuplai seluruh area motoris cortex- cerebri, Bagian Pertama Arteria Subclavia
kecuali area tungkai. Juga terdapat cabang-cabang centralis yang Bagian pertama arteria subclavia terbentang dari pangkalnya
mensuplai massa substantia grisea dan capsula intema otak. sampai pada pinggir medial musculus scalenus anterior (Gambar
PEIABULUH DARAH KEPALA DAN LEHER 177

A. cerebri anterior

bulbus olfactorius
fl ssura longitudinalis cerebri

N. opticus
tractus olfactorius
chiasma opticum
A. communicans
anterior
tractus opticus
infundibulum

A. cerebri media

corpus mammilare
A. carotis
N. oculomotorius interna

N trochlearis A. communicans
posterior

A. cerebri
N. trigeminus posterior

A. cerebelli
abducens
superior

N. facialis Aa. pontis

N. vestibulo-
cochlearis A. cerebelli
anteroinferior

N. glossopharyngeus

N. vagus
A. basilaris
N. accessorius
(pars cranialis)
A. vertebralis
N. hypoglossus

cerebellum pyramrs

medulla oblongata A spinalis anterior

Gambar 6-7 Arteria dan saraf otak dilihat pada permukaan inferior otak. Untuk memperlihatkan jalannya arleri cerebri media,
polus anterior lobus temporalis dibuang.

6-2). Bagian ini memberikan cabang-cabang arteria vertebralis, Arteria cerebri posterior (Cambar 6-7) pada masing-masing sisi
truncus thyrocervicalis, dan arteria thoracica interna. melengkung ke lateral dan belakang di sekeliling mesencephalon.
Cabang-cabang cortical mendarahi permukaan inferolateral lobus
Cobang-Cobong temporalls dan cortex visual pada permukaan lateral dan medial
lobus occipitalis.
Arteria vertebralis berjalan ke atas di leher melalui foramina
processus transversus enam vertebra cervicalisbagian atas (Gambar I Cabang-cabang di leher: Rami spinales dan musculares.
6-2). Kemudian berjalan ke medial di atas arcus posterior atlantis I Cabang-cabang di dalam tengkorak: Arterla meningealis,
dan kemudian berjalan melalui foramen magnum masuk ke dalam spinalis anterior dan posterior, cerebellaris posterior inferior,
tengkorak. Saat mencapai permukaan anterior medulla oblongata dan medullarls.
setinggi pinggir bawah pons, bergabung dengan pembuluh yang
sama dari sisi yang lain untuk membentuk arteria basilaris. Truncus thyrocewicalis merupakan sebuah truncus pendek
Arteria basilaris (Gambar 6-7) berjalan naik di dalam alur yang memberikan tiga cabang terminal (Gambar 6-2).
pada permukaan anterior pons. Arteri memberikan cabang-
cabang untuk pons, cerebellum, dan telinga dalam. Akhirnya arteri a Arteria thyroidea inferior berjalan ke atas mencapai pinggir
bercabang dua menjadi dua arteria cerebri posterior. posterior glandula thyroidea, di mana pembuluh ini terletak
178 BAB 6

berdekatan dengan nervus laryngeus recurrens. Pembuluh ini tetapi tidak mempunyai katup. Sinus menerima darah dari otak,
mendarahi giandula thyroidea dan parathyroidea inferior. tulang tengkorak, orbita, dan telinga dalam.
I Arteria cervicalis superficialis merupakan sebuah cabang

I
kecil yang menyilang plexus brachialis (Gambar 6-2).
Arteria suprascapularis berjalan ke lateral di atas plexus
I Sinus Sagittalis Superior
brachialis dan mengikuti nervus suprascapuiaris menuju ke Sinus sagittalis superior terletak pada pinggir atas falx cerebri
bagian belakang scapula (Gambar 6-2). yang terfiksasi (Gambar 6-8). Berjalan ke belakang, dan dilanjutkan
a Arteria thoracica interna berjalan turun ke dalam thorax di sebagai sinus transversus dexter, dan dihubungkan dengan
belakang cartilago costalis I dan di depan pleura (Gambar lacunae venosae pada masing-masing sisi. Terdapat banyak vi1li
6-2). Berjalan vertikal ke bawah satu jari lateral dari sternum. dan granulationes arachnoideae yang menonjol ke dalam lacunae.
Kemudian pembuluh ini bercabang dua menjadi arteria
epigastrica superior dan musculophrenica pada sela ige ke IV. Sinus Sagittalis lnferior
Sinus sagitialis inferior menempati pinggir bawah falx cerebri yang
Bagian l(edua Arteria Subclavia bebas (Gambar 6-8). Sinus ini berjalan ke belakang dan bergabung
Bagian kedua arteria subclavia terletak di belakang musculus dengan vena magna cerebri unfuk membentuk sinus rectus.
scalenus anterior (Cambar 6-2).
Sinus Rectus
Cobang-Cobong Sinus rectus terletak pada pertemuan falx cerebri dengan tentorium
Truncus costocervicalis berjalan ke belakang di atas cupula cerebelli (Gambar 6-8). Sinus ini dibentuk oleh persatuan sinus
pleurae dan bercabang menjadi arteria intercostalis suprema, sagittalis inferior dengan vena magna cerebri. Bermuara ke dalam
mendarahi spatium intercostale I dan II; dan arteria cervicalis sinus transversus sinister.
profunda mendarahi otot-otot belakang 1eher.
Sinus Transversus
Bagian Ketiga Arteria Subclavia
Sinus transversus dexter mulai sebagai lanjutan dari sinus sagittalis
Bagian ketiga arteria subclavia terbentang dari pinggir lateral superior; sinus transversus sinister biasanya merupakan lanjutan
musculusscalenus anterior (Gambar 6-2) di dalam trigonum col1i sinus rectus (Gambar 6-8). Setiap sinus menempati sisi lateral
posterior sampai ke pinggir lateral costa I dan meniadi arteri terfiksasi dengan tentorium cerebelli, dan setiap sisi berakhir
aksilaris. Di sini, di pangkal leher, berhubungan erat dengan saraf- sebagai sinus sigmoideus.
saraf plexus brachialis.

Sinus Sigmoideus
Cabang-Cobong
Sinus sigmoideus merupakan lanjutan langsung dari sinus trans-
Bagian ketiga arteria subclavia biasanya tidak mempunyai cabang.
versus (Gambar 6-8). Masing-masing sinus membelok ke bawah
Namury kadang-kadang arteri cervicalis superficialis, arteri
di belakang antrum mastoideum dan kemudian meninggalkan
suprascapularis, atau keduanya berasal dari bagian ini-
tengkorak melalui foramen jugulare untuk berlafljut sebagai vena
jugularis interna.
Vena Kepala dan Leher
Sinus Occipitalis
Vena kepala dan leher dapat dibagi meniadi:
Sinus occipitalis terletak dipinggir terfiksasi falx cerebelli. Sinus ini
berhubungan dengan vena vertebralis melalui foramen magnum
a Vena-vena otak, sinus venosus, venae diploicae, dan venae
dan sinus transversus.
emissariae.
a Vena-vena kulit kepala, wajah, dan leher.
Sinus Cavernosus dan Struktur yansTerkait
I Vena-Vena Otak Masing-masing sinus terletak pada sisi lateral corpus ossis
sphenoidalis (Gambar 6-8 dan 14-15). Di anterior, sinus cavernosus
Vena-vena otak mempunyai dinding tipis dan tidak berkatup. didarahi oleh vena ophthalmica inferior dan vena centralis retinae.
Vena-vena itu terdiri dari venae encephali, venae cerebelli, dan Di posterior sinus bermuara ke dalam sinus transvetsus melalui
vena batang otak. Semua vena ini bermuara ke dalam sinus sinus petrosus superior. Sinus intercavernosus menghubungkan
venosus terdekat. kedua sinus cavernosus melalui sella turcica.
Struktur penting yang terkait dengan sinus cavetnosus
I Sinus Venosus adalah:

Sinus venosus terletak di antara lapisan periosteal dan meningeal a Arteri carotis interna dan nervus cranialis keenam yang
duramater (Gambar 6-8). Dindingnya tebal dari jaringan fibrosa, berjalan melalui sinus ini (Gambar 6-8 dan 14-15).
PEMBULUH DARAH KEPAU DAN LEHER 179

vena superficialis kulit kepala


sinus sagiitalis superior
V. emissaria sinus sagittalis inferior
V. diploica diplod

N. facialis dan
sinus transversus sinister vestibulocochlearis

V. cerebri magna N. trigeminus


N. trochlearis
N. oculomotorius

falx cerebri sinus intercavernosus

SINUS
s ph e no pa rietalis

'bulbus olfactorius

stnus cavernosus

V ophthalmica

sinus rectus

tentorium cerebelli

sinus transversus dexter

sinus petrosus superior V. facialis

Gambar 6-8 Bagian dalam tengkorak yang memperlihatkan duramater dengan sinus venosusnya, Perhatikan hubungan antara
vena-vena kulit kepala dan vena-vena wajah dengan sinus venosus.

l) Di dalam dinding iateral, Nervus cranialis ketiga dan keempat


serta divisi ophthalmica dan maxillaris nervus cranialis kelima
I Venae Emissariae
(Gambar 14-15). Venae emissariae merupakan vena yang tidak berkatup dan
I Glandula hypophysis, yang terletak di sebelah medial di dalam berjalan melalui tulang-tulang tengkorak (Gambar 6-8). Mereka
sella turcica (Gambar 14-15). menghubungkan vena-vena kulit kepala dengan sinus venosus
o Vena-vena wajah, yang dihubungkan dengan sinus cavernosus (dan merupakan jalur penting untuk penyebaran infeksi).
melalui vena facialis dan vena ophthalmica inferior (dan
merupakan jalur penting untuk penyebaran infeksi dari
wajah).
I VenaWajah dan Leher
Vena Facialis
Sinus Petrosus Superior dan lnferior
Vena facialis dibentuk pada sudut medial mata oleh gabungan
Sinus-sinus petrosus berjalan sepanjang pinggir atas dan bawah dari vena supraorbitalis dan vena supratrochlearis (Gambar 6-9).
pars petrosus os temporale (Gambar 6-B). Pembuluh ini dihubungkan dengan sinus cavernosus oleh vena-
vena ophthalmica. Di wajah, vena facialis berjalan turun bersama

I Venae Diploicae
dengan arteri facialis dan berjalan di sekitar sisi lateral mu1ut.
Kemudian menyilang mandibula, dan bergabung dengan divisi
Venae diploicae menempati saluran di dalam tuiang-tulang anterior vena retromandibularis, serta bermuara ke dalam vena
tempurung tengkorak (Gambar 6-8). jugularis interna.
180 BAB 6

V temporalis
superficialis

V. maxillaris

V retromandibularis
V. auricularis
posterior

V vertebralis V facialis

V. jugularis
interna
V jugularis
externa
V jugularis anterior

V brachiocephalica
dextra

V subclavia

Gambar 6-9 Vena utama kepala dan leher,

Vena Temporalis Superfi cialis menjadi ramus anterior yang bergabung dengan vena facialis, dan
ramus posterior yang bergabung dengan vena auricularis posterior
Vena temporalis superficialis dibentuk pada sisi samping kulit untuk membentuk vena jugularis externus.
kepala (Gambar 6-9). Pembuluh ini mengikuti arteri temporalis
superficialis dan nervus auriculotemporalis dan kemudian masuk
Vena Jugularis Eksterna
ke dalam glandula parotis, dimanapembuluhinibergabungdengan
vena maxillaris untuk membentuk vena retromandibularis. Vena jugularis eksterna dibentuk di beiakang angulus mandibulae
oleh gabungan dari vena auricularis posterior dengan divisi
Vena Maxillaris posterior vena retromandibularis (Gambar 6-9). Pembuluh ini
berjalan turun menyilang musculus sternocleidomastoideus dan
Vena maxillaris dibentuk di dalam fossa infratemporalis dari plexus tertutup oleh musculus platysma, serta bermuara ke dalam vena
venosus pterygoideus (Gambar 6-9). Vena maxillaris bergabung subclavia di belakang pertengahan clavicula.
dengan vena temporalis superficialis untuk membentuk vena
retromandibularis.
Cabang-Cabang
i) Vena jugularis externa posterior dari belakang kulit kepala.
Vena Retromandibularis
I Vena cervicalis transversa dari kulit dan fascia di atas trigonum
Vena retromandibuiaris dibentuk dari gabungan vena temporalis colli posterius.
superficialis dengan vena maxillaris (Gambar 6-9). Pada saat a Vena suprascapularis dari posterior scapula.
meninggalkan glandula parotis, pembuluh ini bercabang dua a Vena jugularis anterior.
PEMBULUH DARAH KEPALADAN LEHER 181

Vena Jugularis Anterior vena jugularis interna untuk membentuk vena brachiocephalica,
dan menerima darah dari vena jugularis externa. Tambahan pu14
Vena jugularis anterior berjalan turun
di depan leher dekat garis pembuluh ini sering menjadi tempat muara duclus lhoracicus di
tengah (Gambar 6-9). Tepat di
atas sternum, vena kedua sisi sisi kiri dan ductus lymphaticus dexter di sisi kanan.
saling dihubungkan oleh arcus jugularis. Vena jugularis anterior
bergabung dengan vena jugularis externa profunda terhadap
musculus stemocleidomastoideus. Anatomi Permukaan Pembuluh
Darah Besar Kepala dan Leher
Vena Jugularis lnterna
Vena jugularis interna merupakan sebuah vena besar yang mene-
rima darah dari otak, wajah, dan leher (Gambar 6-9). Pembuluh ini
I Vagina Carotica
mulai sebagai lanjutan dari sinus sigmoideus dan meninggalkan Vagina carotica, yang merupakan sarung jaringan ikat padat berisi
tengkorak melalui foramen jugulare. Kemudian vena berjalan arteria carotis, vena iugularis interna, nereus vagus, dan nodi
turun melalui leher di dalam vagina carotica lateral terhadap lymphatici cervicales profundi, dapat ditandai dari luar dengan
nervus vagus dan arteri carotis communis dan arteri carotis interna. sebuah garis yang menghubungkan articuiatio sternoclavicularis
Akhirnya vena bergabung dengan vena subclaVia di belakang ke titik pertengahan antara ujung process mastoideus dan angulus
ujung medial clavicula untuk membentuk vena brachiocephalica mandibulae. Setinggi pinggir atas cartilago thyroidea, arteria
(Gambar 6-2 dan 6-9). Sepanjang perjalanannya, pembuluh ini carotis communis bercabang aua menjadi arteria carotis interna
berhubungan erat dengan nodi lymphatici cervicales profunda. dan extema (Gambar 6-10). Denyut nadi arteria-arteria ini dapat
Vena jugularis interna mempunyai pelebaran pada ujung diraba pada tempat ini.
atasnya disebut bulbus superior, dan yang lainnya dekat ujung
akhirnya disebut bulbus inferior. Tepat di atas bulbus inferior ( ArteriaTemporalis Superficialis
terdapat valvula bicuspidalis.
Denyut arteria temporalis superficialis dapat diraba pada saat
pembuluh ini menyilang arflrs zygomaticus, tepat di depan
Batas-Batas Vena Jugularis lnterna
auricula telinga (Cambar o-I).
t Anterolateral: Kulit, fascia, musculus sternocleidomastoideus,
dan glandula parotidea. Bagian bawahnya ditutupi oleh
musculus sternothyroideus, musculus stemohyoideus, dan
( Arteria Facialis
musculus omohyoideus, yang terletak di antara vena ini dan Denyut arteria facialis dapat diraba pada saat pembuluh ini
musculus sternocleidomastoideus (Gambar 6-3). Lebih ke atas, menyilang pinggir bawah corpus mandibulae, pada pinggir
vena ini disilang oleh musculus stylohyoideus, venter posterior anterior musculus masseter (Gambar 6-10).
musculus digastricus, dan pars spinalis nervus accessorius.
Rantai nodi lymphoidei cervicales profundi terletak sepanjang
vena ini.
I Bagian Ketiga Arteria Subclavia
I Posterior: Processus transversus vertebrae cervicalis, musculus Perjalanan bagian ketiga arteria subclavla dapat dituntukkan
ievator scapulae, musculus scalenus medius, musculus oleh sebuah garis lengkung yang berjalan ke atas dari articulatio
scalenus anterior, plexus cervicalis, nervus phrenicus, truncus sternoclavicularis sekitar 1,3 cm dan kemudian ke bawah menuju
thyrocervicalis, vena vertebralis, dan bagian pertama arteria bagian tengah clavicula (Gambar 6-10). Di sini, di mana arteria
subclavia (Gambar 6-2). Pada sisi kiri vena ini berjalan di di terletak di permukaan atas costa I, denyutnya dapat diraba. Vena
depan ductus thoracicus. subclavia terletak di belakang clavicula dan tidak dapat diraba.
I Medial: Di atas terletak arteria carotis interna dan Nervi
craniales Dri X, Xl,dan XII. Di bawah terdapat arteria carotis
communis dan nervus vagus.
I Vena jugularis externa
Vena jugularis extema terletak di dalam fascia superficialis
Cabang-Cabang Vena Jugularis lnterna profunda terhadap musculus platysma. Berjalan ke bawah dari
daerah angulus mandibulae menuju ke pertengahan clavicula
I Sinus petrosus inferior (Gambar 18-16).
<) (Gambar 6-10).
Vena facialis (Gambar 6-9).
rl Venae pharyngeales.
I Vena lingualis (Gambar 2-8).
a Vena thyroidea superior (Gambar 6-3). ffiAr'*ffiARAhi
I Vena thyroidea media (Gambar 24-9).
ffiAffi {*ffi RAFf; K Pffi T4ffiLJ LI""} H
Vena Subclavia ffiARAF"{ ffiHSAR LffiHffiR
Vena subclavia merupakan lanjutan dari vena axillaris mulai dari Sebuah angiogram aorta memperlihatkan arteria-arteria besar
pinggirlateralcostal(Gambar6-2).Pembuluhinibergabungdengan pada pangkal leher tampak pada Gambar 5-5 dan 5-6.
'182 BAB 6

capitulum mandibulae

zygomaticus

ductus parotideus

vena jugularis interna

musculus masseter

arteria facialis

arteria carotis
externa
protuberantia
musculus
occipitalis externa digastricus

os hyoideum
arteria carotis communis
vena jugularis
M. trapez cartilago thyoidea

venter inferior omohyoideus


cartilago cricoidea
acromton

isthmus glandula thyroideae

clavicula

arteria subclavia

M. sternocleidomastoideus

Gambar 6-10 Anatomi permukaan leher dilihat dari aspek lateral.

Pertanyaan Melengkapi 2. Arteria carotis communis berakhir dengan bercabang dua


menjadi:
Setiap nomor atau pernyataan yang tidak lengkap di bawah ini A. arteria temporalis superficialis dan arteria maxillaris.
diikuti dengan jawaban atau keterangan yang melengkapinya. B. arteria vertebralis dan arteria pharyngica ascendens.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAL C. arteria carotis intema dan arteria carotis externa.
D. arteria thyroidea superior dan arteria lingualis.
1. Arteria carotis communis berakhir di atas setinggi: E. arteria occipitalis dan arteria temporalis superficialis.
A. cartilagocricoidea.
B. vertebra cervicalis V. 3. Sinus caroticus adalah sebuah:
C. pinggir bawah cartilago thyroidea. A. pelebaran vena jugularis intema dekat arteria carotis
D. os hyoideum. commurris.
E. pinggir atas cartilago thyroidea. B. reseptorkimia (chemoreceptor).
PETABULUH DARAH KEPALADAN LEHER 183

C. bagian dari arteria carotis externa di mana tunica medianya D. canalis caroticus.
tebal. E. foramen rotundum.
D. refleks reseptor tekanan di mana peningkatan tekanan
darah mengakibatkan meningkatnya denyut jantung. 11 Bagian ketiga arteria subclavia berdekatan dengan:
E. pelebaran bagian terminal arteria carotis communis atau A. plexus cervicalis.
permulaan arteria carotis interna. B. truncus inferior plexus brachialis.
C. costa II.
4. Ketiga arteria carotis terletak paling dekat kulit di: D. truncussympathicus.
A. pinggir anieriormusculus sternocleidomastoideus setinggi E. articulatio acromioclavicularis.
pinggir atas cartilago thyroidea.
B. pinggir posterior musculus sternocleidomastoideus 12. Di leher arteria vertebralis berjalan ke atas melalui:

setinggi pinggir atas cartilago thyroidea. A. foramina vertebralis enam vertebra cervicalis bagian atas.
C. pinggirbawahmandibula. B. foramina di dalam processus transversus enam vertebra
D. pinggir atas articulatio sternoclavicularis. cervicalis bagian bawah.
E. setinggi cartilago cricoidea. C. foramina di dalam processus transversus enam vertebra
cervicalis bagian atas.
5. Arteria carotis externa berakhir di atas setinggi bagian dalam: D. foramina di dalam processus transversus seluruh vertebra
A. glandula submandibularis. cervicalis-
B. glahdula thyroidea. E. foramenstylomastoideum.
C. glandula sublingualis.
D. fossa cranii posterior. 13. Di leher vena jugularis interna berjalan turun ke bawah di
E. glandula parotidea. dalam sarung bersama dengan:
A. trigonumdigastricum.
Cabang-cabang terminal arteria carotis extema adalah: B. vagina carotica.
A. arteria temporalis superficialis dan arteria maxillaris. C. lamina prevertebralis fascia cervicalis profunda.
B. arteria facialis dan arteria auricularis posterior. D. trigonumsubmentale.
C. arteria thyroidea superior dan arteria pharyngica E. fascia superficialis.
ascendens.
74 Vena jugularis intema merupakan lanjutan dari:
D. arteria maxillaris dan arteria lingualis.
E. arteria vertebralis dan truncus thyrocervicalis.
A. sinus venosus transversus.
B. sinus rectus.
Arteria meningea media masuk tengkorak melalui: C. sinus cavemosus.
A. foramen ovale. D. sinus petrosus superior.
B. foramen rotundum. E. sirtus sigmoideus.
C. foramen magnum. 15. Vena jugularis interna bermuara langsung ke dalam:
D. foramen spinosum. A. venabrachiocephalica.
E. foramen jugulare. B. vena subclavia.
C. vena cava superior.
8. Ramus anterior arteria meningea media terletak dekat
D. vena jugularis externa.
dengan:
E. sinus sigmoideus.
A. area sensorik cortex cerebri.
B. angulus posteroinferior os parietale. 76. Perjalanan vena jugularis intema adalah sebagai berikut:
C. bagian bawah ala major ossis sphenoidalis. A. Antara ujung processus styloideus dan titik tengah
D. area motorik cortex cerebri. clavicula.
E. sinus venosus sagittalis inferior. B. Antara articulatio sternoclavicularis dan pertengahan
antara processus styloideus dan angulus mandibulae.
Arteria carotis interna berjalan ke atas di leher bersama dengan C. Antara articulatio stemoclavicularis dan titik tengah antara
vena jugularis interna dan: processus mastoideus dan angulus mandibulae.
A. nervus glossopharyngeus. D. Mengikuti perjalananpinggir anterior musculus sternoclei-
B. nervus hypoglossus. domastoideus.
C. nervus vagus. E. Antara titik tengah clavicula dan process mastoideus.
D. nervus facialis.
E. N.accessorius. 17 Vena jugularis externa dibentuk oleh pertemuan dari:
A. vena auricuiaris posterior dan divisi posterior vena
10. Arteria carotis interna masuk tengkorak melalui: retromandibularis.
A. foramen magnum. B. vena cervicalis transversus dan vena suprascapularis.
B. foramen ovale. C. vena jugularis externa posterior dan vena jugularis
C. foramen jugulare. anterior.
184 BAB 6

D. vena auricularis postedor dan divisi anterior vena 19. Vena subclavia merupakan lanjutan dari:
retromandibularis. A. venasuprascapularis.
E. vena thyroidea inferior dan vena facialis. B. vena axillaris.
C. venabrachialis.
18. Vena jugularis externa berjalan turun sepanjang leher: D. vena cervicalis transversa.
A. profunda terhadap musculus sternocleidomastoideus. E. vena cervicalis profunda.
B. superficial terhadap musculus platysma.
C. profunda terhadap fascia cervicalis profunda. 20. Vena subclavia menerima darah dari:
D. berjalan di belakang pertengahan clavicula. A. ductus thoracicus sisi kanan.
E. profunda terhadap musculus levator scapulae. B. Vena jugularis externa kedua sisi.
C. Vena jugularis anterior kiri saja.
D. Venae thyroideae inferiores.
E. Venae pharyngeus.

1. E yang benar. Arteria carotis communis berakhir di atas 12. C yang benar. Terdapat tujuh buah vertebra cervicalis dan
setinggi pinggir atas cartilago thyroidea, setinggi vertebra di leher arteria vertebralis berialan ke atas melalui foramina
cervicalis IV. processus transversus enam vertebra cervicalis bagian atas.
Foramen di processus ttansversus vertebrae cervicalis VII
t C yang benar. Arteria carotis communis berakhir dengan berukuran kecil dan hanya dilalui oleh vena vertebralis.
bercabang dua menjadi arteria carotis intema dan externa.
13. B yang benar. Vena jugularis intema berjalan turun ke bawah
J. E yang benar. Sinus caroticus adalah sebuah pelebaran bagian
sepanjang leher di dalam vagina carotica, yang dibentuk
terminal arteria carotis communis atau permulaan arteria
oleh fascia profunda. Bersama vena terdapat arteria carotis
carotis interna. Merupakan sebuah reseptor tekanan.
communis dan arteria carotis interna, nervus vagus, dan nodi
4. Ayangbenar. Ketiga arteria carotis terletakpaling dekat dengan lymphatici cervicales profundi.
kulit pada sisi anterior musculus sternocleidomastoideus
setinggi pinggir atas cartilago thyroidea. 14. E yang benar. Vena juguiaris interna merupakan lanjutan dari
sinus sigmoideus.
5. E yang benar. Arteria carotis externa berakhir di belakang
collum mandibulae di dalam glandula salivaria parotidea 15. A yang benar. Vena jugularis interna langsung bermuara ke
(gambar 6-3 dan6-6). dalam vena brachiocephalica (Gambar 6-9).

6. A yang benar. Arteria caroti.s externa berakhir dengan 15. C yang benar. Perjalanan vena jugularis intema adalah dari
bercabang dua menjadi arteria temporalis superficialis dan titik tengah antara ujung processus mastoideus dan angulus
arteria maxiliaris. mandibulae ke articulatio sternoclavicularis.

7. D yang benar. Arteria meningea media masuk tengkorak


L7. A yang benar. Vena jugularis extema dibentuk dari pertemuan
melalui foramen spinosum pada ala major ossis sphenoidalis.
antara vena auricularis posterior dan divisi posterior vena
8. D yang benar. Ramus anterior arteria meningea media di retromandibularis.
dalam tengkorak terletak dekat dengan area motorik cortex
cerebri. 18. D yang benar. Vena jugularis externa berjalan ke bawah
sepanjang leher kemudian berjalan di belakang pertengahan
9. C yang benar. Arteria carotis interna berjalan ke atas di leher clavicula.
bersama dengan vena juguiaris intema dan nervus vagus di
dalam vagina carotica (Gambar 6-5). 19. B yang benar. Vena subclavia merupakan lanjutan dari vena
axillaris pada pinggir luar costa I.
10. D yang benar. Arteria carotig interna masuk tengkorak melalui
canalis caroticus di dalam os temporale. 20. .B yang benar. Vena subclavia menerima darah dari kedua vena
jugularis extema (Gambar 6-9).
\7. B yang benar. Bagian ketiga arteria subclavia, pada saat
berjalan di permukaan atas costa I, terletak berdekatan dengan
truncus inferior plexus brachialis.
Pembuluh Darah
Ekstremitas Superior

185
186 BAB 7

Anatomi Dasar Catatan Fisiotogi: Pengaturan Saraf pada Vena 206


Arteria Extremitas Superior Anatomi Permukaan Arteri dan Vena Extremitas Superior 206
Catatan Fisiotogi: Anastomosis Arteri di Sekitar Anatomi Permukaan Arteri 206
Sendi Bahu 188 Anatomi Permukaan Vena Superficial Extremitas Superior 206
Cabang-cabang Arteria Subctavia 1 88 Catatan Fisiotogi: Visuatisasi Vena Superficial Extremitas
Cabang-cabang Arteria Axiuaris 1 88 Superior 2n7
Catatan Fisiotogi: Anastomosis Arteri di Sekitar Sendi Siku '191
Gambaran Radiografi Pembutuh Darah Extremitas
Superior
Persarafan untuk Arteri Extremitas 200

Catatan Fisiotogi: Daya Tahan Perifer 200


Vena Extremitas Superior 201
Persaiafan untuk Vena Extremitas Superior 206

federa arteri di extremitas superior umum terjadi. Untunglah, vena extremitas superior sebagai tempat untuk akses vaskular dan
\,dengan terdapatnya sirkulasi kolaleral yang baik, men.jamin pemantauan invasif dapat menjadi sumber untuk cedera iatrogenik.
prognosis yang baik. Hubungan dekat dari banyak arteri extremitas Tujuan bab ini adalah untuk membiasakan para profesional
superior dengan vena dan saraf memungkinkan terjadinya cedera pelayanan kesehatan dengan anatomi dasar pembuluh darah
multisistem, yang mengakibatkan terbentuknya fistula arteriovenosa, extremitas superior, sehingga diagnosis cedera atau penyakit vaskular
gangguan sensasi, dan paralisis muskular. Penggunaan afteri dan dapat ditegakkan segera dan akses vaskular dapat dilakukan dengan
cepat dan akurat.

ANATSMI MASAR Batas-Batas

Ba tas-batas sebagai berikut:

ll Ke anterior:musculus pectoralismajor, fasciayangmeliputinya,


dan kulit. Vena cephalica menyiiang arteri (Gambar 7-7, 7-2,
Arteri Extremitas Superior dan 7-3).
I Ke posterior: nervus thoracalis longus (saraf untuk musculus
I ArteriaAxillaris ll
serratus anterior) (Gambar 7-3).
Ke lateral: Ketiga fasciculus dari plexus brachialis (Gambar
Arteria axillaris (Gambar 7-L, 7-2, 7-3, dan 7-4) mulai dari pinggir 7-3 danT-b).
lateral costa I sebagai lanjutan arteria subclavia (Gambar 7-5) dan I Ke medial: vena axillaris (Gambar 7-3).
berakhir pada pinggir bawah musculus teres major, di mana arteria
axillaris melanjutkan diri sebagai arteria brachialis. Sepanjang
perjalanannya, arteria axillaris berhubungan erat dengan f asciculus- Bagian Kedua Arteria Axillaris
fasciculus plexus brachialis dan cabang-cabangnya serta diliputi
oleh selubung jaringan ikat yang dinamakan selubung axillaris.
Bagian kedua arteria axillaris terletak di belakang musculus
pectoralis minor (Gambar 7-3).
Musculus pectoralis minor menyilang di depan arteria axillaris,
sehingga membagi arteri (untuk keperluan deskripsi) menjadi tiga
bagian (GambarT-2,7-3, dan 7-5). Batas-Batas

Bagian Pertama Arteria Axillaris Batas-batas sebagai beriku t:

Bagian pertama arteria axillaris terbentang dari pinggir lateral t Ke anterior: musculus pectoralis minor, musculus pectoralis
costa I sampai pinggir atas musculus pectoralis minor (Gambar major, fascia yang membungkus otof dan kulit (Cambar 7-2
7-5). dan 7-5).
PEIABULUH DARAH EKSTREIAITAS SUPERIOR 187

nervi supraclaviculares
V cephalica

M. deltoideus
acromton
M. sternocleidomastoideus
M. biceps dan
coracobrachialis

clavicula

- manubrium sterni
M. triceps caput longum
A. axillaris
V axillaris

N. cutaneus brachii medialis


pectoralis major
M, subscapularis
M. laiissimus dorsi
cutanei nervi
M. teres major intercostales
N- intercostobr
M. serratus anterior
/,processus xiphoideus
N. thoracalis longus

A. thoracalis lateralis

aponeurosis M. obliquus externus

Gambar 7-1 Regio pectoralis dan axilla.

o Ke posterior: Fasciculus posterior plexus brachialis, musculus o Ke lateral: musculus coracobrachialis, musculus biceps,
subscapularis, dan articulatio humeri (Gambar 7-3). dan humerus. Radix lateralis nervus medianus dan nervus
.) Ke lateral: Fasciculus lateralis plexus brachialis (Cambar 7-3) musculocutaneus juga terletak di sebelah lateral (Gambar
I Ke medial: Fasciculus medialis plexus brachialis dan vena 7-2).
axillaris (Gambar 7-3 danT-6). I Ke medial: nervus ulnaris, vena axillaris, dan nervus cutaneus
brachii medialis (Gambar 7-2).
Bagian Ketiga Arteria Axillaris
Cabang-Cabang Arteria Axi lari s I
Bagian ketiga arteria axillaris terbentang dari pinggir bawah
musculus pectoralis minor sampai pinggir bawah musculus teres Cabang-cabang arteria axillaris memberi darah untuk dinding
major (Gambar 7-5). thorax dan regio humeri. Bagian pertama arteria axiilaris
mempunyai satu cabang (arteria thoracica superior), bagian kedua
Batas-Batas mempunyai dua cabang (arteria thoracoacromialis dan arteria
thoracica lateralis), dan bagian ketiga mempunyai tiga cabang
Batas-batas sebagai beri ku t:
(arteria subscapularis, arteria circumflexa humeri anterior, dan
a Ke anterior: musculus pectoralis major untuk jarak pendek; arteria circumflexa humeri posterior) (Gambar 7-5).
bagian bawah arteria axillaris disiiang oleh radix medialis Arteria thoracica superior berukuran kecil dan berjalan
nerr-us medianus (Gambar 7-2 danT-6). sepanjang pinggir atas musculus pectoralis minor. Arteria
I Ke posterior: musculus subscapularis, musculus latissimus thoracoacromialis segera memberikan cabang-cabang terminal.
dorsi dan musculus teres major. Nervus axillaris dan nervus Arteria thoracica lateralis berjalan sepanjang pinggir bar.,r.ah
radialis juga terletak di belakang arteri (Gambar 7-3). musculus pectoralis minor (Gambar 7-5). Arteria subscapularis
188 BAB 7

ligamentum coracoclaviculare
M. pectoralis major M. tr
ligamentum coracoacromiale \
tuberculum majus M. sternocleidomastoideus

N. musculocutaneus M. deltoideus Nervi supraclaviculares

V. cephalica
M. subclavius

A. thoracoacromialis
N. medianus

saraf untuk
M. triceps N. radialis - manubrium sterni
N. pectoralis lateralis
N. cutaneus brachii
posterior i fascia clavrpectoralis
N. axillaris
N. ulnaris
M. pectoralis minor
N subscapularis inferior
M. subscapularis

N. subscapularis media

M. latissimus dorsi

N. thoracalis longus

\
A. thoracalis lateralis

^
Gambar 7-2 Regio pectoralis dan axilla; musculus pectoralis major dibuang untuk memperlihatkan struktur dl bawahnya.

berjalan sepanjang pinggir bawah musculus subscapularis. a Arteria cervicalis superficialis, memberikan sebuah cabang
Arteria circumflexa humeri anterior dan posterior masing-masing profunda yang berjalan turun sepanjang pinggir medial
melingkaribagian depan danbelakang collum chirurgicum humeri scapu la.
(Gambar 7-5).
Cabang-Cabang Arteria Axillaris
a Arteria subscapularis bersama cabangnya arteria circumflexa
scapulae, masing-masing mendarahi fossa subscapularis dan
infraspinata.

Anastomosis Arteri di Sekitar Sendi Bahu a Arteria circumllexa humeri anterior.


a Arteria circumflexa humeri posterior.
N,4obilitas sendi bahu yang berlebihan dapat mengakibatkan
tertekannya arteria axillaris dan oklusi sementara dari lumennya.
Untuk mengatasi hal ini, terdapat anastomosis penting antara
cabang-cabang arteria subclavia dengan arteria axillaris, dengan Kedua arteria circumflexa membentuk anatomosis melingkar di
demikian menjamin aliran darah yang adekuat ke extremitas sekeliling collum chirurgicum humeri (Gambar 7-7).
superior tanpa memperhatikan posisi dari lengan atas (Gambar
7-7\.
{ Arteria Brachialis
Cabang-Cabang Arteria Subclavia Arteria brachialis (Gambar 7-8 dan 7-9) muiai dari pinggir bar.r'ah
a Arteria suprascapularis, mengurus daerah fossa supraspinata musculus teres major sebagai lanjutan dari arteria axiil;rris. Arteria
dan infraspinata scapulae. brachialis merupakan arteri r:tama r,rntuk lengan atas {Camtrar
PE lvlBu LU H D ARAH EKST REI{ITAS SU PERI OR 189

M. levator scapulae

M. trapezius
N. dorsalis scapulae
M. pectoralis major

M. deltoideus fasciculus lateralis plexus brachialis

c5
l\4. biceps
b
caput brevis 7
M. coraco-
brachialis

M. triceps T1
caput mediale saraf untuk M. subclavius
M. triceps
caput longum subclavius
N. radialis
N. axillaris
N. subscapularis
V axillaris
N. thoracodorsalis
A. subscapularis

M. subscapularis

M. pectoralis minor

N. thoracalis longus

l\,4. serratus anterior

l\4. intercostalis externus


membrana intercostalis anterior

Gambar 7-3 Regio pectoralis dan axilla; musculus pectoralis major, minor dan fascia clavipectoralis dibuang untuk
memperlihatkan struktur di bawahnya.

Arteri ini berakhir di depan collum radii dengan bercabang


7-8). I Ke medial: nervus ulnaris dan vena basilica pada bagian atas
menjadi arteria radialis dan arteria ulnaris. lengan atas; pada bagian bawah lengan atas nen'us medianus
terletak pada sisi medial (Cambar 7-9).
Batas-Batas I Ke lateral: Di bagian atas nervus medianus, muscuius
coracobrachialis, dan musculus biceps; tendo musculus biceps
Batas-batas adalah sebagai berikut:
brachii terletak lateral terhadap arteri pada bagian bawah
a Ke anterior: Pembuluh terletak superfisial dan di sisi lateral
perjalanannya (Gambar 7-9).
tertutup oleh musculus coracobrachialis dan musculus biceps.
Nervus cutaneus antebrachii medialis terletak di depan
Cabang-Cabang Arteria Brachial is
bagian atas; nervus medianus menyilang bagian medial; dan
aponeurosis bicipitalis merryilang bagian bawah pembuluh I Rami musculares untuk ruang anterior lengan atas.
(Gambar 7-9). a Arteria nutricia untuk humerus.
Q Ke posterior: arteria terletak di depanmusculus triceps, irrsersi t Arteria profunda brachii dipercabangkan dari pangkal
musculus coracobrachiaiis, dan musculus brachialis (Gambar A.brachialis dan mengikuti perjalanan N.radialis menuju ke
7-s)" sulcus spiralls os humeri (Gambar 7-10).
190 BAB 7

tendo M. pectoralis major (dibalik)

processus coracoideus
fasciculus lateral
caput longum tendo M. pectoralis minor (dipotong)
plexus brachialis
M. biceps brachii

caput breve e'r


M. biceps brachii

N. musculocutaneus

N. medianus

corpus sterni
A. subscapularis
,
\#
? l.{:
M. subscapularis

V. axillaris (dipotong)

SISI KANAN A. thoracica


. lateralis
M. latissimus
dorsi
nervus
thoracodorsalis

M. serratus anterior

M. obliquus
abdominis
externus

Gambar 7-4 Diseksi axilla kanan. Musculus pectoralis major dan minor, fascia clavipectoralis diangkat untuk memperlihatkan
struktur-struktur yang ada di bawahnya.
PEIABULU H DARAH EKSTRETIITAS SUPERIOR 191

bagian I arteria axillaris

bagian ll arteria axillaris

bagian lll arteria axillaris


A. subclavia

A. circumflexa humeri
anterior dan posterior

A. thoracalis suprema

A. thoracoacromialis

M. pectoralis minor

A. thoracalis lateralis

V. axillaris

A. brachialis A. subscapularis

W. commitantes
A. brachialis

V basilica
M. teres major

Gambar 7-5 Bagian arteria axillaris dan cabang-cabangnya. Perhatikan pembentukan vena axillaris pada pinggir bawah
musculus teres major.

Arteria collateralis ulnaris superior dipercabangkan di


pertengahan lengan atas dan mengikuti perjalanan N. ulnaris
I Arteria Radialis
(Gambar 7-10). Arteria radialis adalah cabang terminal yang lebih kecil dari
Arteria collateralis ulnaris inferior dipercabangkan dekat arteria brachialis. Pembuluh ini mulai dari fossa cubiti setinggi
ujung terminal arteri dan ikut membentuk anastomosis di collum radii (Gambar 7-77 dan 7-L2). Afieria radialis berjalan ke
sekitar sendi siku (Gambar 7-10). distal dan lateral, di bawah musculus brachioradialis dan terletak
pada otot-otot kelompok profunda lengan bawah. Pada dua
pertiga perjalanannya, ramus superficialis nervi radialis terletak di
sebelah lateralnya.
Pada bagian distal lengan bawah, arteria radialis terletak di
permukaan anterior radius dan hanya ditutupi oleh kulit dan
fascia. Di tempat ini, di lateral arteria radialis terdapat tendo
Anastomosis Arteri di Sekitar Sendi Siku musculi brachioradialis (Gambar 7-13) dan di sebelah medialnya
terdapat tendo musculus flexor carpi radialis (tempat untuk
Untuk mengatasi sementara waktu penyumbatan aderia brachialis memeriksa denyut nadi radialis).
selama gerakan send siku, arteri-arteri berikut ini mengadakan Di pergelangan tangan, arteria radialis membelok di sekitar
anastomosis satu dengan yang lain. Arteria profunda brachii, pinggir lateral carpus ke ujung proximal ruang di antara os
arteria collateralis ulnaris superior dan inferior dari arteria brachia metacarpalia pertama dan kedua, di mana pembuluh ini menuju
lisberanastomosis dengan arteria recurrens radialis, arteria ke anterior, ke telapak tangan di antara kedua caput musculi
recurrens ulnaris, dan arteria recurrens interossea posterior interosseus dorsalis pertama. Kemudian arteria membelok ke
(cabang arteria interossea communis dari arteria ulnaris) di inferior medial di antara caput obliquus dan transversus musculus
(Gambar 7-10).
adductor pollicis dan bergabung dengan ramus profundus arteria
ulnaris untuk membentuk arcus palmaris profundus (Gambar
7-t1).
192

N.dorsalis scapulae

N. subclavius

N. suprascapularis
N. pectoralis lateralis

N. musculocutaneus

N. medianus

N. thoracalis longus
A. axillaris
N. radialis

N. cutaneus antebrachii a
medialis
M. pectoralis minor
N. ulnaris
A
V axillaris N. cutaneus brachii medialis

M. pectoralis major
M. biceps axillaris
sulcus bicipitalis N. cutaneus antebrachii medialis

V axillaris

N. cutaneus brachii medialis


humerus

M. coracobrachialis N. teres major


M. ulnaris
N. musculocutaneus N. radialis
B
N. medianus

Gambar 7-6 A, Hubungan plexus brachialis dan cabang-cabangnya terhadap afteria dan vena axillaris. B. Diagram bawah
adalah potongan melalui axilla setinggi M.teres major.

Cabang-Cabang di Lengan Bawah Cabang-Cabang Arteria Radialis


r Rami musculares untuk otot-otot disekitarnya. diTelapakTangan
I Rami recurrens, yang ikut serta dalam anastomosis di sekitar Segera setelah sampai di telapak tangan arteria radialis mem-
articulatio cubiti (sendi siku) (Gambar 7-12). percabangkan arteria radialis indicis, yang mendarahi sisi lateral
a Ramus palmaris superficialis, yang dipercabangkan tepat jari telunjuk, dan arteria princeps pollicis, yang bercabang dua dan
di atas pergelangan tangan (Gambar 7-12), masuk ke telapak mendarahi sisi lateral dan medial ibujari.
tangary dan sering bergabung dengan arteria ulnaris untuk
membentuk arcus palmaris superficialis.
PEMBULUH DARAH EKSTREIIIITAS SU PERIOR 193

tru ncus thyrocervicalis

M. scalenus anterior A. subclavia

A" cervicalis superficialis

A. suprascapularis

A. thoracalis suprema

A. thoracoacromialis

A. thoracica iateralis

ramus profundus
A. cervicalis
,,t\ superficialis

ah\
'4il, YJ
I
I
A. circumflexa
humeri anterior
\'
dan posterior
N

€1\--\-.r
A. subscapularis
A. circumflexa scapulae

Gambar 7-7 Arletiae yang membentuk anastomosis di sekitar articulatio humeri.

I Arcus Palmaris Profundus dan Cabang-Cabang


Cabang-Cabangnya Cabang-cabang adalah sebagai berikut:

Arcus palmaris profundus merupakan lanjutan langsung arteria a Palmaris


radialis (Gambar 7-1.4). Artei ini terletak di dalam telapak tangan t Metacarpalia
dan membelok ke medial di bawah tendo-tendo otot flexor panjang ll Perforans
dan di depan ossa metacarpi dan musculi interossei. Arcus ini I Recurrens
dilengkapi pada sisi mediainya oleh ramus profundus arteria
ulnaris. Lengkung arcus terletak setinggi pinggir proximal ibujari
dalam keadaan ekstensi.
Arcus palmaris profundus memberikan cabang-cabang
I Arteria Ulnaris dan Cabang-Cabangnya
recurrens ke superior, yang ikut serta dalam anastomosis di region Arteria ulnaris adalah cabang terminal arteria brachialis yang lebih
pergelangan tangan dan ke inferior bergabung dengan rami besar (Gambar 7-B danT-12). Arteia ini berawal dari fossa cubiti
digitales dari arcus palmaris superficialis. setinggi collum radii. Pembuluh ini berjalan ke distal di dalam
PEIABULUH DARAH EKSTREANITAS SUPERIOR 195

N\ , M sternocleidomastoideus
A\\
7/\\'

M. deltoideus
7
,a/..-,---

M. biceps brachii
caput breve

M. biceps brachii
caput longum

M. coracobrachialis
S

N N. radialis

n.ufnuri"\
N. medianus M. triceps brachii

septum intermusculare mediale

M. brachialis

M. brachioradialis

M. extensor carpi
radialis longus M. pronator teres

M. flexor carpi radialis

M. palmaris longus

tendo M. biceps aponeurosis bicipitalis


brachii
A. radialis

A. ulnaris
M. flexor carpi ulnaris

Gambar 7-9 Permukaan anterior lengan atas, Bagian medial musculus biceps brachii dibuang untuk memperlihatkan nervus
musculocutaneus yang terletak di depan musculus brachialis.
196

A. circumflexa
humeri posterior

A. circumflexa
humeri anterior

A. profunda
brachii
Irlt
1,

A. brachialis

A. collateralis ulnaris superior

A. interossea recurrens

A. recurrens ulnaris posterior

A. interossea A. interossea communis


oosteriorA. interossea
I
anterior

Gambar 7-10 Arteri-afteri utama lengan atas. Perhatikan anastomosis arteria di sekitar sendi siku.
PETIBU LU H DARAH EKSTRETAITAS SUPERI OR 197

N. musculocutaneus
yang nantinya akan
menjadi N. cutaneus
antebrachii Iateralis M. brachialis
A. brachialis
M. biceps brachii N. medianus
septum intermusculare
M. brachioradialis mediale
M. extensor carpi M. pronator teres
radialis longus

tendo M. biceps
A. ulnaris

M. extensor carpi
radialis brevis
M. flexor carpi radialis
M. supinator
M. palmaris longus
ramus superficialis
N. radialis M. flexor carpi ulnaris
M. pronator teres

M. abductor
pollicis longus
M. flexor digrtorum
A. radialis superficialis

M. extensor
pollicis brevis

M. pronator
quadratus
A. N. ulnaris
M. abductor
pollicis longus
N. medianus
rad ius

retinaculum musculorum
flexorum

Gambar 7-11 Lengan bawah dilihat dari anterior. Bagian tengah musculus brachioradialis dibuang untuk memperlihatkan
ramus superficialis nervi radialis dan arteria radialis,
198 BAB 7

M. brachialis
M. biceps brachii
septum intermusculare mediale

A. brachialis
M. brachioradialis
caput humerale M. pronator teres

M. extensor carpi M. flexor carpi radialis


radialis longus
caput ulna M. pronator teres
A. recurrens radialis
ramus profundus N. medianus
N. radialis A. ulnaris
M. extensor carpi
radialis brevis caput humerale M. flexor
digitorum superficialis
A. radialis
M. supinator
caput radial M. flexor
digitorum superficialis

M. flexor carpi ulnaris

ramus superficialis M. flexor digitorum profundus


N. radialis

M- brachioradialis

M. flexor
pollicis longus ramus cutaneus
posterior N. ulnaris
N. medianus

M- abductor
pollicis longus

A. radialis
N. ulnaris
M. pronator
quadratus A. ulnaris

,ll,
u
Gambar 7-12 Lengan bawah dilihat dari anterior. Sebagian besar otot-otot superficial dibuang untuk memperlihatkan musculus
flexor digitorum superficialis, nervus medianus, ramus superficialis nervus radialis, dan arteria radialis. Perhatikan bahwa caput
ulna musculus pronator teres memisahkan nervus medianus dari afteria ulnaris.
PE IIIBU LU H D ARAH EKST REIAITAS SU PERI O R 199

vagina flexorum
fibrosum
arteriae dan nervi
digitales palmares

M. flexor pollicis tendinesM. flexor


brevis digitorum superficialis

M. abductor pollicis arcus palmaris


brevis superficialis

M. abductor digiti
minimi

nervus ulnaris

retinaculum
musculorum os pisiforme
flexorum
arteria ulnaris

M. abductor pollicis nervus medianus


longus

M. flexor digirorum
superficialis
arteria radialis

M flexor carpi
radialis
brachioradialis

Gambar 7-13 Diseksi lengan bawah dan tangan kiri depan memperlihatkan struktur-struktur superficial.

di depan dan belakang membrana interossea; arteria tersebut ini membelok ke lateral di belakang aponeurosis palmaris dan
juga mempercabangkan arteria nutritia untuk radius dan di depan tendo-tendo flexor panjang. Arcus disempurnakan
ulna. di sebelah lateral oleh cabang arteria radialis. Lengkung arcus
a Ramus palmaris profundus arteria ulnaris dipercabangkan terletak mellntang di telapak tangan setlnggi pinggir distal ibujari
di depan retinacuium musculorum flexorun, berjalan di dalam keadaan ekstensi penuh.
antara musculus abductor digiti minimi dan musculus flexor
digiti minimi, dan bergabung dengan arteria radialis untuk Cabang-Cabang
membentuk arcus palmaris profundus (Gambar 7-14 dan
/-t/ Empat arteria digitalis dicabangkan dari bagian cembung arcus
).
dan berjalan ke jari-jad (Gambar 7-15).

( Arcus Palmaris Superficialis


Arcus palmaris superficialis merupakan lanjutan langsung arteria
ulnaris (Gambar 7-75). Sewaktu memasuki telapak tanUan, arteri
200

M. interosseus dorsalis ll
M. interosseus dorsalis lll
M. interossus palmaris ll
M. interosseus palmaris lll

M. interosseus dorsalis lV

M. interosseus palmaris lV
M. interosseus dorsalis I

M. adductor pollicis

ossa sesamoideum
arcus palmaris
profundus
M. abductor pollicis brevis
M. opponens
digiti minimi

M. flexor pollicis brevis

M. abductor
digiti minimi
M. interosseus palmaris I

A" dan N. ulnaris

M. flexor carpi radialis

retinaculum musculorum fl exorum

Gambar 7-14 Telapak tangan tampak anterior, memperlihatkan arcus palmaris profundus dan cabang terminal nervus ulnaris.
Diperlihatkan juga musculi interossei.

Persarafan untuk Arteri


Extremitas Superior Daya Tahan Perifer
Lumen arteriol berdiameter kecil, yang diatur oleh otot polos pada
Arteri-arteri extremitas superior disarafi oleh saraf simpatik. dindingnya, memberikan daya tahan secara efektif terhadap aliran
Serabut-serabut preganglionik berasal dari badan se1 di dalam darah ke dalam vena pada daerah perifer sistem arteri. Jika arteriol
segmen thoracica II sampai VIIi medulla spinalis. Serabut-serabut dikonstriksikan oleh aktivitas saraf simpatik, darah tertahan
berjalan ke atas di dalam truncus sympathicus dan bersinap di di dalam sislem arteri, dan tekanan darah sistolik meningkat.
dalam ganglion cervicale medius, inferius, thoracica pertama atau Elastisitas dinding arteri dilebarkan lebih lanjut, dan sebagai
ganglia stelata. Serabut-serabut posganglionik bergabung dengan akibatnya, tekanan darah diastolik juga meningkat. Jika arleriol
saraf yang membentuk plexus brachialis dan didistribusikan mengalami dilatasi, efek sebaliknya terjadi, dan tekanan darah
ke arteri-arteri di dalam cabang-cabang plexus brachialis. akan turun
Contohnya, arteriae digitales jari-jari disarafi oleh serabut-serabut Pembuluh darah di dalam tubuh umumnya dikonstriksikan
posganglionik simpatik yang berjalan di dalam nervi digitales. oleh aktivitas serabut saraf simpatik. Namun demikian, serabut
simpatik ke pembuluh darah otot skelet dan olot jantung meng-
PEIABULUH DARAH EKSTREIAITAS SUPERIOR 201

selubung fibrosa otot flexor

M. lumbricalis I

M. interosseus dorsalis I

M. flexor digitorum
superficialis

M. flexor digitorum
M. adductor pollicis
profundus

A. dan N. digitalis
palmaris
M. opponens
digiti minimi
arcus palmaris superficialis M. opponens pollicis
M. fiexor digiti minimi
M. flexor pollicis brevis

M. abductor digiti minimi


M. abductor pollicis brevis
hamulus ossis hamati crista os trapezium
M. abductor pollicis longus
os pisiforme

M. flexor carpi ulnaris


A. radialis
retinaculum musculorum tuberculum
flexorum scaphoideum

A. dan N. ulnaris M. flexor carpi radialis

M. flexor pollicis longus


M. flexor digitorum superificialis
N. medianus
M. flexor digitorum profundus

Gambar 7-15 Telapak tangan tampak anterior. Aponeurosis palmaris dan sebagian besar retinaculum musculorum flexorum
dibuang untuk memperlihatkan arcus palmaris superficialis, nervus medianus, dan tendo-tendo flexor panjang, Segmen-segmen
tendo musculus flexor digitorum supefficialis dibuang untuk memperlihatkan tendo-tendo musculus flexor digitorum profundus.

hambat otot polos di dalam dindingnya, dan dengan demikian commitantes, yang berjalan bersama dengan seluruh arteri besar,
menyebabkan vasodilatasi sedang. Efek vasodilator minimal biasanya berpasangan, dan vena arillaris.
pada sirkulasi secara Lrmum dan tidak memberikan efek pada
tekanan darah.
I Vena Superficialis
Vena superficialis terletak di dalam fascia superficialis dan sangat
penting pada klinik.
Vena Extremitas Superior
Arcus Venosus Dorsal is (Lengkung)
Vena extremitas superior dapat dibagi menjadi dua kelompok: Arcus venosus dorsalis terletak di dalam jaringan subcutan prok-
superficial dan profunda. Vena-vena profunda terdiri dari venae simal terhadap articulatio metacarpophalangea dan mengalirkan
202

M. brachialis A. brachialis

N. radialis N. medianus

A. recurrens ulnaris anterior


epicondylus lateralis epicondylus medialis

A. radialis A. recurrens ulnaris posterior


ramus superficialis
N. radialis
chorda obliqua
A. nterosseus communis
M. supinator
A. interosseus posterior
ramus profundus
N. radialis N. ulnaris

A. ulnaris
caput radiale M. flexor
digitorum superficialis
M. flexor digitorum profundus
M. pronator teres
A. interosseus anterior

membrana interossea
N. interosseus anterior

M. flexor pollicis longus

M. pronator quadratus

M. abductor
pollicis longus

Gambar 7-16 Lengan bawah tampak anterior, memperlihatkan struktur profunda.


PETABULUH DARAH EKSTRETAITAS SUPERIOR 203

M. flexor digitorum profundus

selubung fibrosa otot flexor


flexor digitorum
superficialis

ligamentum M. flexor digitorum superficialis


palmare sendi
M. lumbricalis I

M. interosseus dorsalis I

M. flexor pollicis longus

caput transversus
ligamentum transversum M. adductor pollicis
palmare profundus
A. metacarpalis palmaris
arcus palmaris
profundus
ramus profundus N. ulnaris
caput obliquum
M- opponens digiti minimi
M. adductor pollicis

M. flexor digiti minimi


M. opponens pollicis
M. abductor digiti minimi
M. abductor pollicis brevis

A. dan N. ulnaris M. flexor pollicis brevis


M. abductor pollicis longus
M. flexor carpi ulnaris A. radialis

M. flexor digitorum profundus M. flexor pollicis longus

M. flexor carPi radialis

Gambar 7-17 Telapak tangan tampak anterior. Tendo-tendo flexor panjang dibuang dari telapak tangan, tetapi cara insersinya
pada jari diperlihatkan.

darahnya pada sisi lateral ke vena cephalica dan pada sisi medial Vena Cephalica
ke vena basilica (Gambar 7-18). Sebagian besar darah dari
Vena cephalica berasal dari pinggir lateral arcus venosus dorsale
seluruh tangan dan jari-jari mengalir ke dalam anyaman ini, dan
rnanus dan membelok di sekitar pinggir lateral lengan bawah;
berhubungan bebas dengan vena-vena profunda telapak tangan
kemudian vena ini naik di dalam fascia superficialis menuju
melalui spatium interosseum.
fossa cubiti dan berjaian di depan lengan atas pada sisi lateral
musculus biceps brachii. Setelah sampai di ruang antara musculus
Ve na-Vena Te lapak Tangan deltoideus dan musculus pectoralis major, vena cephalica
Arcus paimaris superficialis dan profunda diikuti oleh arcus menembus fascia profunda dan bermuara k e dalam vena axillaris.
venosus palmaris superficialis dan profunda, menerima darah dari Pada saat vena cephalica berjalan ke atas di extremitas superior,
pembuluh yang sesuai. vena ini menerima beberapa aliran vena dari permukaan lateral
204

"\ ramus palmaris superficialis


arteriae radialis
\,-
t\/
,
arcus palmaris
superficialis

arcus palmaris
profundus

hamulus ossis
hamati crista trapezium

retinaculum musculorum
ramus profundus flexorum
arteriae ulnaris tuberculum scaphoideum
N. ulnaris

Iipatan transversal distal A. radialis


os pisiforme
lipatan transversal proximal
M. flexor carpi ulnaris
A
A. ulnaris
M. palmaris longus M. flexor carpi radialis
N. medianus

rete venosum dorsale manus

M. extensor digiti minimi

4
M. extensor digitorum

M. extensor indicis

retinaculum musculorum
extensorum
basis metacarpi I

tuberculum dorsale os radius

M. extensor pollicis
trapezium
longus
scaphoideum
processus styloideus radii
V- cephalica
M. abductor pollicis longus
B M. extensor pollicis brevis

Gambar 7-18 Anatomi permukaan daerah pergelangan tangan.


PEIABULUH DARAH EKSTRETAITAS SUPERIOR 205

dan posterior extremitas (Gambar 7-19). Yena mediana cubiti, Vena Mediana Antebrachii
merupakan sebuah cabang vena cephalica di fossa cubiti, berjalan
ke atas dan medial danbergabung dengan vena basilica. Pada fossa Vena kecil tetapi penting mulai di telapak tangan dan berjalan ke
cubiii vena mediana cubiti menyilang di depan arteria brachialis atas di depan lengan bawah (Gambar 7-79). Yena ini bermuara
dan nerl"us medianus, tetapi vena ini dipisahkan dengan arteri ke dalam vena basilica, atau vena mediana cubiti, atau terbagi
dan saraf tersebut oleh aponeurosis bicipitalis. dua menjadi dua cabang, satu bermuara ke vena basilica (vena
mediana basilica) dan yang satu lagi bermuara ke vena cephalica
(vena mediana cephalica).
Vena Basilica
Vena basilica berasal dari pinggir medial arcus venosus dorsale
manus dan membelok di sekitar pinggir medial lengan bawah; I Vena Profunda
kemudianvenaininaikdi dalamf asciasuperfi cialispadapermukaan Venae Commitantes
posterior lengan bawah. Tepat di bawah siku, pembuluh miring ke
depan untuk mencapai fossa cubiti (Gambar 7-19). Kemudian vena Vena profunda berjalan bersama dengan arteri yang senama
berjalan ke atas di sisi medial musculus biceps brachii, menembus sebagai venae commitantes. Kedua venae commitantes arteri
fascia profunda dekat pertengahan lengan atas untuk bermuara brachialis bergabung dengan vena basilica pada pinggir bawah
ke venae commitantes arteria brachialis unfuk membenfuk vena musculus teres major untuk membentuk vena axillaris.
axillaries. Vena basilica menerima darah dari vena mediana cubiti
dan beberapa aliran vena lainnya dari permukaan medial dan
posterior extremitas superior.

V. cephalica

V. basilica
V mediana cubiti

V. mediana basilica

V mediana
antebrachii anterior

Gambar 7-19 Venae superficiales lengan bawah. Perhatikan variasi yang umum ditemukan pada daerah siku.
206 BAB 7

Vena Axillaris axilla, di mana pembuluh ini terletak di depan musculus teres
major (Gambar 7-1).
Vena axillaris dibenfuk dari gabungan venae commitantes arteriae
brachiales dengan vena basilica pada dinding posterior axiiia.
Kemudian vena axillaris berjalan ke atas sepanjang sisi medial
arteria axillaris dan menjadi vena subclavia setinggi pinggir lateral
I Arteria Brachialis
costa I (Gambar 7-3 danT-4).Yena axillaris mempunyai beberapa Arteria brachialis dapat diraba di lengan atas pada saat arteria
katup. Vena menampung darah dari pembuluh-pembulu[ yang terletak di atas musculus brachialis dan disilang dari sisi lateral
namanya sesuai dengan cabang-cabang arteria axillaris, dan juga oleh musculus biceps brachii (Gambar 7-9).
tempat bermuara vena cephalica.
( Arteria Radialis
Vena Subclavia
Arteria radialis terletak superficial di depan ujung distal radius, di
Vena subclavia merupakan sebuah vena di pangkal leher dan antara tendo musculus brachioradialis dan musculus flexor carpi
diuraikan di halaman 181. radialis (Gambar 7-73). Di sini denyut nadi radialis dapat diraba
dengan mudah. Jika denyut nadi tidak dapat dideteksi, cobalah
merabanya di pergelangan tangan yang lain. Kadang-kadang,
Persarafan untul< arteria radialis sulit diraba karena terdapat kelainan congenital.
Arteria radialis dapat diraba dengan lebih mudah pada saat
Vena Extremitas Superior pembuluh ini menyilang tabatiere anatomiqum (Gambar 7-18).

Sama dengan arteri, otot polos di dinding vena dipersarafi oleh


serabut saraf posganglionik simpatik yang menfi:lbulkan tekanan
I Arteria Ulnaris
vasomotorik. Asal dari serabut-serabut ini sama dengan yang Arteria ulnaris dapat diraba pada saat pembuluh menyilang di
terdapat di arteri. anterior retinaculum flexorum bersama dengan nervus ulnaris.
Arteria ulnaris terleiak lateral dari os pisiforme dan dipisahkan
dari tulang ini oleh nervus ulnaris (Gambar 7-13).

Pengaturan Saraf pada Vena Anatomi PermukaanVena


Stimulasi simpatik otot polos di dinding vena memperkecil ukuran
Superfi cial Extremitas Superior
lumen sehingga sirkulasi darah tetap berlangsung namun dalam
kecepatan yang rendah.

I Vena Cephalica
Daerah pergelangan tangan: Vena cephalica menyilang
tabatiere anatomiquum (Gambar 7-18) dan membelok me-
ANATOMI PERMUKAAN lingkari sisi lateral lengan bawah untuk mencapai aspek
anterior. Vena ini selalu dapat ditemukan di fascia superficialis
ARTERI DAN VENA posterior terhadap processus styloideus radii.
EXTREMITAS SUPERIOR Daerah siku: Vena cephalica naik ke lengan atas sepanjang
pinggir lateral musculus biceps brachii (Gambar 7-19).
Daerah bahu: Vena cephalica terletak di dalam sulcus antara
Anatomi Permukaan Arteri musculus deltoideus dan musculus pectoralis major (Gambar
7-7 danT-1,9).

I Arteria Subclavia
Arteria subclavia, pada saat menyilang di atas costa I untuk
I Vena Basilica
menjadi arteria axillaris, dapat diraba denyutnya pada pangkal Daerah pergelangan tangan: Vena basilica berjalan ke atas
trigonum colli posterius (iihat Gambar 6-10). dari dorsum manus dengan membelok perlahan di sekitar sisi
medial lengan bawah untuk mencapai fossa cubiti (Gambar

I ArteriaAxillaris 7-19).
Daerah siku: Vena basilica berjalan ke atas dari fossa cubiti
Bagian pertama dan kedua arteria axillaris tidak dapat diraba sepanjang pinggirmedialmusculusbiceps. Vena ini menembus
karena terletak di profunda musculi pectorales di atas di dalam fascia profunda sekitar pertengahan lengan atas (Gambar
fossa axillaris. Bagian ketiga arteria axillaris dapat diraba di dalam 7-19).
PEIABULUH DARAH EKSTREIAITAS SUPERIOR 207

I Vena Mediana Cubiti


Vena mediana cubiti menghubungkan vena cephalica dengan
Visualisasi Vena Superficial Extremitas Superior
vena basilica di fossa cubiti. Pada tempat ini vena dipisahkan dari
Sebuah pembebat (tourniquet) dipasang di lengan atas dengan
arteri brachialis oleh aponeurosis bicipitalis (lihat halaman 205).
tekanan yang cukup untuk menutup vena-vena superficial,
Pada kira-kira 30% orang, vena mediana cubiti diganti oleh vena
sehingga menghambat aliran darah vena kembali ke atrium dextra
mediana cephalica dan mediana basilica (Gambar 7-19).
cordis. Gerakan mengepal dan membuka tinju hanyalah usaha
untuk meningkatkan aliran balik vena dan menggembungkan vena-
I Vena MedianaAntebrachii Vena SUper ticial.

Vena mediana antebrachii berjalan pada aspek anterior lengan


bawah dengan jalan yang bervariasi (Gambar 7-19). Pembuluh ini
bergabung dengan vena basilica atau vena mediana cubiti atau
terbagi dua menjadi vena mediana cephalica dan vena mediana SAMMARAN RAMIOGRAFI
basilica.
Untuk mengidentifikasi vena-vena ini dengan mudah, berikan
PEMBULUI-"{ MARAH
tekanan di sekitar lengan atas dan lakukan gerakan mengepal dan FXTRNMITAS SUPFRIOR
membuka tinju secara berulang-ulang. Dengan cara ini, vena akan
menonjol terisi darah. Arteriogram dan venogram dengan diagram penjelasan diper-
lihatkan pada Gambar 7-20, 7-27,7-22, danT-23).

Ganrttar 7-20 Anglogram arteria subclavia, axillaris, dan brachialis.


208

arteria cervicalis
superficialis (transversa)
arteria suprascapularis
arteria thoracoacromialis
arteria axillaris truncus thyrocervicalis
arteria thyroidea inferior
arteria vertebralis

arteria thoracica lateralis 31


pediculus
( vertebrae
arteria thoracicae

\\ ujung kateter di
dalam arteria

kateter arterial di
dalam arcus aorta
arteria subclavia

arteria thoracica
interna (mammaria)

thoracica suprema

arteria circumflexa angulus inferior scapulae


scapulae

sinar-X
kateter di dalam arteria femoralis

m/ector otomatis cairan radiopak

Gambar 7-21 Fitur-fitur utama yang dilihat pada angiogram di Gambar 7-20.
PEAABU LUH DARAH EKSTREIAITAS SUPERIOR 209

Gambar 7-22 Venogram vena subclavia, axillaris, dan brachialis.


2'.10

trachea
bagian terminal vena jugularis interna sinistra
terminal vena jugularis externa

vena cervicalis transversa


processus coracoideus
vena suprascapularis
vena axillaris

caput humeri

vena circumflexa
humeri

J[,,,"

arcus aortae

I
\itcorpus
humeri
'l
vena brachialis
dan basilica

kateter di dalam arcus


venosus dorsalis manus

inTecfor otomatis cairan radiopak kaset

Gambar 7-23 Fitur-fitur utama yang dilihat pada venogTam di Gambar 7-22.
PE /ABU LU H DARAH EKSTREI'AITAS SUPERIOR 211

Setiap nomor atau pernyataan yang tidak lengkap di bawah ini 6. Arteria radialis di bawah berakhir dengan:
diikuti dengan jawaban atau keterangan yang melengkapinya. A. bergabung dengan ramus profundus arteria ulnaris.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT. B. bergabung dengan pembuluh utama arteria ulnaris.
C. membagi dua menjadi arteria princeps pollicis dan arteria
musculi radialis indicis.
1. Arteria axillaris mulai di- sebagai lanjutan dari
D. membagi dua menjadi arcus palmaris superficialis dan
arteria subclavia.
profundus.
A. pinggir luar musculus scalenus anterior. E. membagi menjadi rami musculares.
B. pinggir luar costa IL
C. pinggir luar costa I. 7. Arteria radialis pada bagian depan pergelangan tangan
D. pinggir atas musculus pectoralis minor. terletak di antara:
E. pinggir bawah musculus teres major. A. tendo palmaris longus dan brachioradialis.
B. tendo flexor carpi radialis danbrachioradialis.
2. Arteria axillaris paling mudah diraba di:
C. tendo palmaris longus dan flexor carpi radialis.
A. belakang clavicula di pangkal leher. D. tendo flexor carpi radialis dan flexor carpi ulnaris.
B. di antara plica axillaris anterior dan posterior sPatium E. tendo flexor digitorum superficialis dan flexor carpi
axillare.
u Inaris.
C. di sulcus deltoideopectoralis di antara musculus deltoideus
dan pectoralis major. Vena-vena superficialis lengan bawah berasal di bawah dari:
D. melalui musculus pectoralis major. A. plexus venosus dorsalis.
E. melalui dinding posterior axilla. B. vena-vena dalam telapak tangan.
C. venae metacarpae.
3. Arteria brachialis dibagi menjadi beberapa cabang ter- D. venae digitales.
minakrya: E. vena-vena jari telunjuk dan ibujari.
A. setinggi collum radii.
B. di pertengahan antara epicondylus medialis dan lateralis Vena cephalica berasal darj:
humeri. A. sisi lateral arcus venosus paimaris profundus.
C. pada pinggir bawah musculus pronator teres. B. sisi lateral plexus venosus dorsale manus.
D. di belakang musculus flexor digitorum superficialis. C. sisi lateral venae palmaris superficialis.
E. di belakang epicondylus medialis humeri. D. venae commitantes arteria radialis.
E. plexus venosus di depan pergelangan tangan.

4. Denyut nadi brachialis paling mudah diraba:


A. pada sisi lateral tendo musculus biceps brachii. 10. Vena cephalica bermuara ke:
B. pada sisi medial venter muculus biceps. A. venae commitantes arteria brachialis.
C. sepaniang pinggir lateral tendo musculus triceps. B. vena mediana antebrachii.
D. di depan musculus coracobrachialis. C. vena axillaris.
E. pada sisi medial tendo musculus biceps brachii di depan D. vena juguiaris externa.
articulatio cubiti. E. vena subclavia.

5. Pada saat memeriksa tekanan darah dengan sphygmoma- 11 Vena mediana cubiti adalah:
nometer, diaphragma stetoskop diletakkan di atas arteria A. dibentuk oleh venae commitantes arteria ulnaris.
brachialis pada: B. profunda terhadap nervus medianus di dalam fossa cubiti.
A. sisi lateral venter musculus biceps brachii kira-kira C. bermuara ke vena mediana antebrachii.
pertengahan bawah lengan atas. D. profunda terhadap aponeurosis bicipitalis.
B. sisi medial venter musculus biceps brachii kira-kira E. sebuah cabang dari vena cephaiica.
pertengahan bawah iengan atas.
C. sisi medial tendo musculus biceps brachii di depan 12. Vena basilica berakhir dengan:
articulatio cubiti. A. Bergabung dengan vena mediana cubiti.
D. sisi lateral tendo muscuius biceps brachii di depan B. Bermuara ke dalam vena subclavia.
articulatio cubiti. C. Bergabung dengan ujung medial plexus venosus dorsalis.
E. sisi lateral bicipitalis. D. Bergabung dengan venae commitantes arteria brachialis
untuk membentuk vena axillaris.
E. Berjalan di dalam sulcus deltoideopectoralis.
212 BAB 7

13. Vena cephalica secara tetap terdapat di fascia superficialis 14. Pernyataan berikut ini benar untuk vena axillaris
posterior terhadap: A. tidak mempunyai katup.
A. processus styloideus ulnae. B. tidak menerima darah di axilla.
B. os pisiforme. C. bermuara ke vena brachiocephalica.
C. os lunatum. D. berlanjut sebagai vena subclavia.
D. processus styloideus radii. E. terletak di sisi lateral arteria axillaris.
E. retinaculummusculorumflexorum.

C yang benar. Arteria axillaris mulai dari pinggir luar costa I A yang benar. Dua vena superficiaiis utama di lengan bawatr,
sebagai lanjutan dari arteria subclavia (Gambar 7-5). disebut vena cephalica dan basilica, mulai di bawah dari
plexus venosus dorsale manus (Gambar 7-1,8 danT-1,9).
2. B yang benar. Denyut nadi axillaris paling mudah diraba
dengan menekan ke atas dan lateral di dalam spatium axillare B yang benar. Vena cephalica mulai dari sisi lateral plexus
di antara plica axillaris anterior dan posterior. venosus dorsale manus dan berjalan ke depan melengkung di
sekitar sisi lateral pergelangan tangan untuk naik ke atas pada
3. A yang benar. Arteria brachialis dibagi menjadi cabang-cabang sisi lateral lengan bawah bagian depan.
terminal di dalam {ossa cubiti setinggi collum radii (Gambar
7-8). 10. C yang benar. Vena cephalica bermuara ke dalam vena axiliaris
(Gambar 7 -19, 7 -22, dan 7 -23).
E yang benar. Denyrrt nadi brachialis paling mudah diraba
pada sisi medial tendo musculus biceps brachii di depan 11. E yang benar. Vena mediana cubiti m.er*pakan cabang dari
articulatio cubiti (Gambar 7-9). vena cephalica di depan articulatio cubiti. Vena ini naik ke atas
di medial untuk bergabung dengan vena basilica (Gambar
C yang benar. Pada saat memeriksa tekanan darah dengan 7-19). Perhatikan kemungkinan variasi penataan.
menggunakan sphygmomanometer, diaphragma stetoskop di
letakkan di atas arteria brachialis di sisi medial tendo musculus 12. D yang benar. Vena basilica berakhir dengan menembus fascia
biceps brachii di depan articulatio cubiti (Gambar 7-9). profunda di pertengahan sisi medial musculus biceps brachii
dan bergabung dengan venae commitantes arteria brachialis
A yang benar. Di bawah, arteria radialis berakhir dengan untuk membentuk vena axillaris (Gambar 7-19).
bergabung dengan ramus profundus arteria ulnaris untuk
membentuk arcus palmaris profundus (Gambar 7-14). 13. D yang benar. Vena penting cephalica secara tetap dapat
ditemukan di daiam fascia superficialis posterior terhadap
B yang benar. Arteria radialis, tepat di depan pergelangan processus styloideus radii. Klinis, ini merupakan tempatbagus
tangary terletak di antara tendo musculus flexor carpi radialis untuk memasang kateter ke dalam vena.
dan brachioradialis (Gambar 7-1"L dan7-73).
14. D yang benar. Vena axillaris berlanjut menjadi vena subclavia
pada pinggir luar costa I (Gambar 7-3,7-22, danT-23).
f;{

213
214- BAB 8

Anatomi Dasar Vena Cava lnferior 225


Aorta abdominatis Catatan Fisiologik: abdominothoracic pump 226
Catatan Fisiologi: Pemeliharaan Tekanan Darah Diastotik 214 Vena Porta (Vena Porta Hepatis) 228

Anatomi Permukaan Aorta Abdomina[is dan Cabang-Cabang Pertanyaan 232


Utamanya 225 Jawaban dan Penjetasan 233
Gambaran Radiografi Aorta Abdominatis dan Beberapa
Cabang Utamanya 225

dalam abdomen dan pelvis terdapat aorta beserta cabang- atau terlambat. Cedera tajam umumnya memberikan akses darah ke
lli
lJcabangnya, vena cava inferior beserta kontributornya, dan cavitas peritonealis, dan diagnosis perdarahan intraperitoneal mudah
yang pentingvena porta. Karena kebanyakan pembuluh darah besar d itegakkan.
abdomen terletak retroperitoneal, cedera tumpul mungkin tidak Bab ini bertujuan menguraikan kembali pembuluh arteri dan
segera mengakibatkan perdarahan intraperitoneal yang fatal. Karena vena utama abdomen, pelvis, dan perineum yang relatif penting
perdarahan di mulai di ruang retroperitoneal, diagnosis mungkin sulit untuk klinik.

I
N
ANATOMI DASAR Batas-Batas Aorta Abdominalis

t Pada sisi kanan terdapat vena cava inferior, cistema chyli, dan
pangkal vena azygos.
l) Pada sisi kiri terdapat truncus sympathicus sinister.
Aorta A bdominalis t Pada permukaan anterior, aorta berbatasan dengan gaster,
plexus coeliacus, pancreas, vena iienalis, vena renalis sinistra,

I Lokasi dan Deskripsi bagian ketiga duodenum, lengkung intestinum tenue, dan
peritoneum.
Aorta masuk abdomen melalui hiatus aorticus diaphragma yang
terletak di depan verterbra thoracica XII (Gambar 8-1). Aorta Penanda permukaan aorta dapat dilihat pada Gambar 8-3.
berjalan turun di belakang peritoneum pada facies anterior corpus
vertebrae lumbalis. Setinggi vertebra lumbalis IV aorta bercabang
dua menjadi arteria iliaca communis (Gambar B-2).
I Cabang-Cabang Aorta Abdominalis
(Gambar 8-2)
Tiga cabang visceral anterior: truncus coeliacus, arteria
Pemeliharaan Tekanan darah Diastolik
mesenterica superior, dan arteria mesenterica inferior.
Terdapatnya sejumlah besar jaringan elatis di dalam tunica media Tiga cabang visceral lateralis: arteria suprarenalis, arteria
aorta (termasuk arteria-arteria yang lain seperti arteria pulmonalis, renalis, dan arteria testicularia atau ovarica.
arteria brachiocephalica, arteria carotis communis, dan arteria Lima cabang dinding abdomen lateral: arteria phrenica
iliaca) memungkinkan dinding arteri menjadi lebar oleh darah in-ferior dan empat arteria lumbalis.
yang dipompa dari jantung selama sistolik ventricular. Pada saat Tiga cabang terminal: dua arteria iliaca communes dan arteria
ventriculus relaksasi, jaringan elastis arteri kembali ke posisi sacralis mediana.
semula yang sangat penting untuk mempertahankan tekanan
darah arterial (tekanan diastolik) selama diastole jantung.
Cabang-cabang ini diringkas pada diagram B-1.
PEMBULUH DARAH ABDOI'AEN, PELVIS, DAN PERINEU/I 215

foramen venae diaphragma


cavae di diaphragma
setinggi T8

oesophagus

hiatus aorticus di
belakang diaphragma
setinggi T'12
V cava
inferior

ganglion coeliacum
vasa renalis
dextra
vasa renalis
sinistra

vasa plexus sympathicus


testicularis aorticus

V mesenterica
inferior
vasa iliaca
communis
bifurcatio aortae
setinggi L4

vasa iliaca
externa

M. psoas

colon sigmoideum
vesica urinaria

Gambar 8-1 Dinding abdomen posterior memperlihatkan aorta dan vena cava inferior.

Truncus Coeliacus Arteria Lienalis

Truncus coeliacus atau arteria coeliaca sangat pendek dan berasal Arteria lienalis berukuran besar dan berjalan ke kiri dengan
dari pangkal aorta abdominalis setinggi vertebra thoracica XII berkelok-kelok sepanjang pinggir atas pancreas dan di beiakang
(Gambar 8-4). Pembuluh ini dikelilingi oleh plexus coeliacus gaster (Cambar B-5). Sewaktu mencapai ren sinistra pembuluh ini
dan terietak di belakang bursa omentalis. Truncus coeliacus masuk ke dalam ligamentum lienorenale dan berjalan ke hilum
mempunyai tiga cabang terminal : arteria gastrica slnistra, arteria lienale (Gambar 8-6).
lienalis, dan arteriae hepaticae.
Cobong-Cobang
Arteria Gastrica 5inistra t Rami pancreatici
Arteria gastrica sinistra kecil dan berjalan ke ujung pars cardiaca ll Arteria gastroomentalis sinistra dipercabangkan dekat
gaster, mempercabangkanbeberapa ramus oesophagealis, kemu- hilum lienale dan mencapai curvatura major gastrica di
dian membelok ke kanan sepanjang curvatura minor gaster. dalam ligamentum gastrolienale. Pembuluh ini berjalan
Pembuluh ini beranastomosis dengan arteria gastrica dextra ke kanan sepanjang curvatura major di antara lembaran-
(Gambar B-4). lembaran omentum majus. Arteria gastroomentalis sinistra
2t6 BAB 8

hiatus oesophageus
di diaphragma
A. phrenica inferior
ligamentum arcuatum
mediana

aorta masuk ke
abdomen setinggi T12
A. coeliaca

A. suprarenalis crus sinistrum


diaphragmatica
A. mesenterica
superior
Aa. gonad

A. renalis
musculus psoas

A. mesenterica
Aa. lumbales inferior

bifurcatio aorta
setinggi L4

A. iliaca
communis A. sacralis media

bifurcatio A. iliaca
A. iliaca externa
communis di depan
articulatio sarcroiliaca

A. iliaca interna

Gambar 8-2 Aorta pars abdominalis beserta cabang-cabangnya.

beranastomosis dengan arteria gastroomentalis dextra Cobong-Cabong


(Gambar 8-4).
a Arteria gastrica dextra dicabangkan dari arteria hepatica
I Arteriae gastricae breves, jumlahnya lima atau enam,
dekat pinggir atas pylorus dan berjalan ke kiri di dalam
dicabangkan dari bagian akhir arteria lienalis dan mencapai
omentum minus sepanjang curvatura minor gaster. Arteria
fundus gastricus di dalam ligamentum gastrolienale. Arteriae gastrica dextra beranastomosis dengan arteria gastrica sinistra
gastricae breves beranastomosis dengan arteria gastrica (Gambar 8-4).
sinistra dan arteria gastroomentalis sinistra (Gambar 8-4).
I Arteria gastroduodenalis merupakan cabang yang besar,
berjalan turun di belakang ba gian pertama duodenum.
Arteria Hepatica Pembuluh ini bercabang menjadi arteria gastroomentalis
Arteri ini termasuk berukuran sedang*, berjalan ke depan dan dextra yang berjalan sepanjang curvatura major gaster
kanan, kemudianberjalanke atas di antara lapisan-lapisanomentum di antara lapisan-lapisan omentum majus, dan arteria
minus (Gambar 8-5 dan 8-7). Pembuluh ini terletak di depan bursa pancreaticoduodenalis superior yang berjalan turun di antara
omentalis dan terletak di sebelah kiri ductus choledochus dan di pars descendens duodenum dan caput pancreatis (Gambar 8-4
depan vena porta. Pada porta hepatis, pembuluh ini bercabang dan 8-5).
dua, menjadi ramus dexter dan ramus sinister untuk mendarahi l Ramus dexter dan sinister arteria hepatica propria yang
lobus hati yang sesuai. masuk ke porta hepatis. Ramus dexter arteria hepatica biasanya
mencabangkan arteria cystica yang berjaian ke collum vesicae
biliaris (Gambar 8-B).

*Untuk keperluan deskripsi, arteria hepatica kadmg-kadang dibagi menjadi arteria hepatica communis, yang terbentang dari pangkalnya sampai ke tempat
percabangan arteria gastroduodenalis, dan arteria hepatica propria ymg merupakan sisa arteria hepatica.
PEMBULUH DARA,H ABDOIAEN, PELVIS, DAN PERINEU/A 217

V. cava inferior

truncus
coeliacus (T12)
A. mesenterica
superior (L'1 )

A. mesenterica
inferior (13)

vasa iliaca
communts

spina iliaca
anterior superior

VASA
iliaca
externa

vasa iliaca symphisis pubis


interna

Gambar 8-3 Penandaan permukaan aorta beserta cabang-cabangnya dan vena cava inferior pada dinding anterior ab;Iii:ten.

Arteria Mesenterica Superior beranastomosis dengan ujung arteria mesenterica superior.


Ramus inferior mencabangkan arteria caecalis anterior dan
Arteria mesenterica superior mendarahi bagian distal duodenum, posterior. Arteria appendicularis merupakan cabang arteria
jejunum, ileum, caecum, appendix l,ermiformis, colon ascendens, caecalis posterior (Cambar 8-10).
dan sebagian besar colon transversum. Arteria mesenterica I Arteriae jejunales dan arteriae ileales. Cabang-cabang ini
superior berasal dari permukaan depan aorta abdominalis, tepat jumlahnya 12 sampai 15 buah dan berasal dari sisi kiri arteria
di bau,ah arteria coeliaca (Gambar 8-9) dan berjalan ke bawah mesenterica superior (Cambar B-9). Setiap arteri bercabang
dan kanan di belakang collurn pancreatis dan di depan pars dua, yang masing-masing saling berhubungan dengan cabang
horizontalis duodenum. Pembuluh ini terus ke bawah dan kanan yang ada di dekatnya untuk membentuk arcade. Cabang-
di antara lapisan-lapisan mesenterium intestinum tenue dan cabang dari arcade bercabang dan bersatu untuk membentuk
berakhir dengan beranastomosis dengan salah satu cabangnva arcade kedua, ketiga, dan keempat. Arcade pada jejunum lebih
sendiri yaitu arteria ileocolica. sedikit dibandingkan dengan arcade I'ang ada pada iieum.
Dari arcade terminai terbentuk pembuiuh kecii lurus yang
Cabang-Cabang Arteria Mesenterica Superior mendarahi intestinum.
I Arteria pancreaticoduodenalis inferior berjalan ke kanan
sebagai satu atau dua cabang, sepanjang pinggir atas pars Arteria Mesenterica lnferior
horizontalis duodenun, dan caput pancreatis. Arteria ini Arteda mesenterica irferior mendarahi sepertiga distal colon
mendarahi pancreas dan bagian duodenum didekatnya. transversum, flexura colj sinistra, coion descendens, colon
a Arteria colica media berjalan i<e depan di dalam mesocolon sigmoideum, rectum, dan setengah bagian atas canalis analis,
transversum untuk mendarahi colon transversum dan ber- Pembuluh ini dicabangkan dari aorta abdominalis sekitar 3,8 cm
cabang dua menjadi cabang dextra dan sinistra. dj atas bifurcationya (Ganrbar 8-11). Arteria mesenterica inferior
a Arteria colica dextra sering merupakan cabang dari arteria berialan ke baw,ah dan kiri menf ilang arteria iliaca communis
ileocolica. Arteria ini berjaian ke kanan untuk mendarahi sinrstra.. Di sini, namanva berubah dan meniadl arteria rectalis
colon ascendens dan bercabang dua menjadi ramus ascendens supericr.
dan ramus descendens.
I Arteria ileocolica berjalan ke bawah dan kanan. Fembuluh Cabang-{abang Ar{ei,ia l4esenterica inferior
ini mencabangkan ramus superior yang akan beranastomosi.q o .{Ceria eoiica sin-istra berialan ke atas dan kiii dan mendarahi
dengan arteria colica dextra dan ramus inferior yang akar, reperiig;l illia:i:ii ,:rli,lll irrantversuil1. fle-<ula rr;ii sinistra, dan
218 BAB B

arteria gastrica sinistra gastricae breves (enam)


-arteriae
l-arteriae lienales (enam)
a. arteria coetiaca arteria lienalis arteria gastroomentalis sinistra

+ arteria hepatica arteria cystica arteria gastroomentalis


arteria gastrica dextra dextra
arteria gastroduodenalis arteria
arteria hepatica dextra pancreaticoduodenal is
arteria hepatica sinistra superior
Tiga
arteriae jejunales dan ileales
cabang
viscerales arteria pancreaticoduodenalis inferior
anteriores
arteria arteria colica media caecalis anterior
mesenterica
arteria colica dextra -arteria
l- arteria caecalis posterior - arteria appendicularis
su perior
|- arteria ileales
arteria ileocolica r?fterica coiica

arteria colica sinistra


f
c. arteria --------------- t-arteriae sigmoidei (dua atau tiga)
mesenterica I arteria rectalis superior
inferior
a. arteria suprarenalis
Tiga cabang b. arteria renalis
viscerales
laterals c. arteria testicularis atau ovarica

a. Phrenica inferior
3. Lima cabang ---.]-
dinding I b. empat arteria lumbalis
abdomen
lateralis arteria iriaca externa
a. dua arteria iliaca communis -----l
4. Tiga cabang ----]-I I- arteria iliaca interna
teiminals b. arteria sacralis mediana

Diagram 8-1 Cabang-cabang Aofta Abdominalis.

bagian atas colon descendens. Pembuluh ini bercabang dua Arteriae Suprarenales Mediales
menjadi ramus ascendens dan ramus descendens.
a Arteriae sigmoideae berjumlah dua atau tiga buah dan Arteria suprarenalis medialis masing-masing berasal dari sisi aorta
mendarahi colon descendens dan colon sigmoideum. dan berjalan horizontal ke lateral menuju glandula suprarenalis
t Arteria rectalis superior merupakan lanjutan dari arteria (Gambar 8-2).
mesenterica inferior pada tempat arteri ini menyilang arteria
iliaca communis slnistra. Arteria rectalis superior berjalan
Arteriae Renales
turun masuk ke rongga pelvis di belakang rectum. Arteri ini
mendarahi rectum dan setengah bagian atas canalis analis dan Arteria renalis masing-masing sisi berasal dari aorta tepat di
beranastomosis dengan arteria rectalis media dan inferior. bawah pangkal arteria mesenterica superior (Gambar 8-1 dan 8-2).
Arteria renalis dextra lebih panjang dan berjalan di belakang vena
cava inferior. Arteria renalis mencabangkan arteria suprarenalis
Arterio Morginolis inferior.

Anastomosis arteriae colicae di sekitar pinggir cekung intestinum


crassum membentuk sebuah truncus arteri yang disebut arteria Arteria Testicu laris (Ovarica)
marginalis. Arteri ini mulai dari junctura ileocolica, tempat arteria Arteria testicularis berasal dari depan aorta tepat di bawah pangkal
marginalisberanastomosis dengan ramus ilealis arteria mesenterica arteriae renales (Gambar B-1). Masing-masing arteria panjang
superior, dan berakhir di tempat arteri ini beranastomosis dengan dan langsing, berjalan miring ke bawah dan lateral di belakang
arteria rectalis superior (Gambar 8-11). peritoneum. Arteria menyilang ureter dan arteria iliaca externa
PEIABULUH DARAH ABDOIAEN, PELVIS, DAN PERINEUIA 219

cabang-cabang hiatus oesophageus diaphragma


arteria oesophagea
Aa. gastricae breves
A. gastrica dextra

A. gastrica sinistra

aorta
A. coeliaca

A. lienalis

A. gastroomentalis sinistra

Gambar 8-4 Afteri yang mendarahi gaster.


A. gastroomentalis dextra Perhatikan bahwa semua afteri berasal dari
A. pancreaticoduodenalis superior
cabang truncus coeliacus.

centrum tendineum diaphragma

A. phrenica
suiirarenalis sinistra

ri
V cava inferior
'\\ I lien

glandula suprarenalis
dextra \\\ ren sinistra

ligamentum
{phrenicocolicum

bolon descendens

colon ascendens colon transversum


A. pancreaticoduodenalis superior

Gambar 8-5 Struktur-struktur yang terdapat pada dinding posterior abdomen di belakang gaster
220 BAB 8

A. lienalis ligamentum lienorenale

diaphragma
bursa omentalis

omentum
gastrosplenicum

rl
aorta
I
V pola,
V. cava inferior

ductus
choledochus
omentum minus

Gambar 8-6 Penampang transversal bursa omentaiis memperlihatkan susunan peritoneum dalam pembentukan omentum
minus, omentum gastrosplenicum, dan ligamentum lienorenale. Panah menunjukkan posisi foramen epiploicum.

V. cava inferior

porta hepatis

lobus caudatus

pintu masuk
bursa omentalis
(foramen
epiploicum)

A. hepatica Gambar 8-7 Penampang sagital melalui pintu masuk


bursa omentails, memperlihatkan struktur-struktur
penting yang membentuk batas pintu masuk bursa
omentalis (Panah berjalan dari cavitas peritonealis
bagian I duodenum
ductus choledochus melalui foramen epiploicum nlasuk ke bursa ornentalis).
PEIABULUH DARAH ABDOIAEN, PELVIS, DAN PERINEUIA 221

A. hepatica srnrstra
porta

ductus hepaticus sinister


ductushyltiJ^'y>;,X2
A hejatica d€xtra
ductus hepaticut
r-T
A.
Tr).X
cystica{,

A. coeliaca

fund us
A. lienalis
us cysticus
A. hepatica
ductus chole A. gastrica dextra

Gambar 8-8 Struktur-struktur yang masuk dan


A. gastroduodenalis
keluar pofta hepatis.

A. colica media
colon transversum
mesocolon transversum

A. mesenterica superior

'"''nu'
f
Aa. jejunales
I

I
I

t
arcade arteri

appendix
vermiformis
Gambar 8-9 Arteria mesenterica superior
dan cabang-cabangnya. Perhatikan bahwa
arteri ini mendarahi usus dari setengah
bagian bawah bagian kedua duodenum
A. ap;:tniiii: ;ln ri..:
sampai dengan sepertiEa Cistal colon
f ransvf rii.jril inana h';.
222 BAB 8

//
l/

r/. A. ileocolica

appendices epiploicae

A. ilealis
valvula
ileocaecalis A. caecalis
posterior

frenulum ileum
valvulae
nodi lymphatici

mesoappendix

A. appendicularis

orificium appendix
appendix
lipatan tidak mengandung
pembuluh darah
caecum
A. caecalis anterior
lipatan yang mengandung
pembuluh darah

Gambar 8-10 Caecum dan appendix vermiformis. Perhatikan bahwa arteria appendicularis merupakan cabang ateria caecalis
posterior. Pinggir mesoappendix dipotong untuk memperlihatkan lapisan-lapisan peritoneum.

unluk mencapai arurulus inguinalis proft-rndus, di mana arteria ini Arteria Sacralis Mediana
bergabung dengan funiculus spermaticus (Cambar 22-3). Dengan
berjalan melalui canalis inguinalis, arteri ini masuk scrotum dan Arteria sacralis mediana (Cambar 8-2) merupakan cabang kecil
mendarahi testis dan epididymis. yang timbul pada bifurcatio aorta. Arteri ini berjalan turun ke
Pada wanita, arteria ovarica mempunyai asal yang sama di dalam rongga pelvis di depan sacrum-
rongga abdomen. Setelah menyilang arteria iliaca externa di pintu
masuk pelvis, arteri masuk ke ligamentum suspensorium ovarii. Arteriae lliacae Communes
Arteria ovarica kemudian berjalan di dalam ligamenhrm latum
dan masuk ovarium melalui mesovarium. Arteria iliaca communis dextra dan sinistra merupakan cabang
terminal aorta. Arteri ini dicabangkan setinggi vertebra lumbalis
IV dan berjalan ke bawah dan lateral sepanjang pinggir medial
Arteria Phrenica lnferior musculus psoas (Gambar 8-1 dan 8-2). Masing-masing arteri
Arteria phrenica inferior berasal dari aorta tepat di bawah ini berakhir di depan articulatio sacroiliaca dengan bercabang
diaphragma. Pembuluh ini berjalan ke atas dan lateral, mendarahi dua menjadi arteria ilica externa dan arteria iliaca interna. Pada
permukaan bawah diaphragma. bifurcatio, arteria iliaca communis pada masing-masing sisi
disilang di anterior oleh ureter (Gambar B-1 dan 8-12).
Arteria Lumbalis
Arteria lliaca Externa
Empat pasang arteria lumbalis betasal dari belakang aorta dan
berjalan di sekitar empat corpus vertebrae lumbalis sebeiah atas. Arteria iliaca externa berjalan sepanjang sisi medial musculus
Arteri ini mendarahi dinding abdomen dan punggung. Arteria psoas, mengikuti pinggir pintu atas panggul (Gambar 8-12). Arteri
lumbalis pertama memberi cabang unhrk pars caudalis medulla ini mempercabangkan arteria epigastrica inferior dan arteria
spinalis. circumflexa ilium profunda (Gambar 8-12).
PEMBULUH DARAH ABDOIAEN, PELVIS, DA,N PERINEUM 223

mesocolon transversum
colon transversum

A. mese I",""

pancreas

A nterica
in

duodenum
A. marginalis

A. colica sinistra
colon asce nd

appendix

colon sigmoideum
A. rectalis superior

Gambar 8-11 Afteria mesenterica inferior dan cabang-cabangnya. Perhatikan bahwa afteri ini mendarahi intestinum crassum
dari sepertiga distal colon transversum sampai setengah canalis analis. Afteri ini beranastomosis dengan aderia colica media,
cabang dari afteria mesenterica superior (panah).

Arteria iliaca externa sampai ke tungkai atas dengan berjalan bercabang dua menjadi divisi anterior dandevisi posterior (Gambar
di bawah ligamentum inguinale dan berubah menjadi arteria 8-12). Cabang-cabang divisi anterior dan posterior ini mendarahi
femoralis. Arteria epigastrica inferior dicabangkan tepat di atas viscera pelvis, perineum, dinding-dinding pelvis, dan bokong.
ligamentum inguinale. Arteria ini berjalan ke atas dan medial Asal dari cabang-cabang terminal ben'ariasi, tetapi susunan yang
sepanjang pinggir medial anulus lnguinalis profundus (Gambar umum ditemukan diperlihatkan pada Diagram 8-2.
19-11) dan masuk ke dalam vagina musculi recti abdominis
Cobo n g-Cab o ng Divisi Anterio r
di belakang musculus rectus abdominis. Arteria circumflexa I Arteria umbilicalis: Dari bagian proksimal arteria umbilicaiis
ilium profunda dicabangkan di dekat arteria epigastrica inferior
berasal arteria vesicalis superior, yang mendarahi bagian atas
(Gambar' 8-12). Arteri ini berjalan ke atas dan lateral menuju ke -".esica urinaria (Cambar 8-12).
spina iliaca anterior superior dan crista iliaca, mendarahi otot-otot
t Arteria obturatoria: Arteri ini berjalan ke depan sepanjang
dinding anterior abdornen.
dinding lateral pelvis beserta nervus obturatorius dan
meninggaikan rongga pelvis melalui canalis obturatorius.
Arteria lliaca lnterna + Arferia ve'sicalis inferior: Arteri ini mendarahi basis vesica
.Arteria iliar'a inteln-a 'lerjalati kc b:'-.-ah
ki' dali:n irel\ i: renujrl Liii;r:ir:r. irj".)!tat, dan vesicula seminalis pada pria; dan juga
pinggir:tas forarnen ischi;jic,.::-i-, rr''rir:s. Ili i'iia.,:ll riii illcfi ;11.1-1h1rikan r:;bang arteri ductus deferentis.
224 BAB 8

A. V. iliaca communis A. V. iliaca interna

A. sacralis lateralis

A. rectalis media

truncus A. pudenda
lumbosacralis interna

A. iliaca externa N. ischiadicus

V iliaca externa
A. circumflexa
ilium profunda N. pudendus

A. epigastrica inferior

A. umbilicalis yang
sudah obliterasi
A. glutea inferior

ligamentum
sacrotuberosum
A. vesicalis superior
M. obturator internus

A. V. N. obturatorius

Gambar 8-12 Dinding lateral pelvis.

Arteria rectalis media: Biasanya, arteri ini dicabangkan (Gambar 8-12). Arteria glutea inferior berjalan di antara nervus
bersama dengan arteria vesicalis inferior (Gambar 8-12). Arteri sacralis pertama dan kedua atau kedua dan ketiga.
ini mendarahi otot bagian bawah rectum dan beranastomosis I Arteria uterina: Arteri ini berjalan ke medial pada dasar pelvis
dengan arteria rectalis superior dan inferior. dan menyilang ureter di superior (Gambar 8-13). Arteria
Arteria pudenda interna: Arteri ini meninggalkan pelvis uterina berjalan di atas pars lateralis fornix vaginae untuk
melalui foramen ischiadicum majus dan masuk ke dalam regio mencapai uterus. Di sini, arteria uterina berjalan ke atas di
glutea di bawah musculus piriformis (Gambar B-12). Arteria antara kedua lapis ligamentum 1atum, sepanjang pinggir lateral
pudenda interna masuk perineum dengan berjaian melalui uterus. Arteri ini berakhir dengan mengikuti tuba uterina di
foramen ischiadicum minus. Kemudian arteria ini berjalan sebelah lateral, di mana arteria uterina akan beranastomosis
ke depan di dalam canalis pudendalis bersama dengan dengan arteria ovarica. Arteria uterina mencabangkan arteria
nervus pudendus dan dengan perantaraan cabang-cabangnya vaginalis.
mengurus otot canalis analis serta kulit dan otot pedneum. I Arteria vaginalis: Arteri ini biasanya menggantikan arteria
Arteria glutea inferior: Arteria ini meninggalkan pelvis melalui vesicalis inferior yang terdapat pada pria. Arteria vaginalis
foramen ischiadicum majus di bawah musculus piriformis mendarahi vagina dan basis vesica urinaria.

A. umbilicalis ___r__ A.d uctus deferentis (pria)


L
I

A.vesicalis superior
A.obturatoria
Divisi anterior A.vesicalis inferior
A.rectalis media
A-pudenda interna
A.gtutea inferior
A.uterina (wanita)
A.vaginalis (wanita)
r A.iliolumbalis
Divisi oosterior A.sacralis lateralis
*
I

A.glutea superior Diagram 8-2 Cabang-cabang A.iliaca interna

---{-
PEIABULUH DARAH ABDO\IIEN, PELV|S, DAN PER|NEUI 225

oste rior
## RI\Ffi
N
Caba n g-Cob ong Divisi P
#"AiS F*ARAru F,A# F

t Arteria iliolumbalis: Arteri ini berjalan ke atas menyilang


apertura pelvis superior, posterior terhadap vasa iliaca externa, At RT'-q'e" ffi ## F* i tuliEt-* S
muscuius psoas, dan musculus iliacus. #AhI L}ffi ffi TH.Afl}A #AffiAhJ {;
I Arteriae sacrales laterales: Arteri ini berjalan ke bawah di
depan plexus sacralis, dan memberikan cabang untuk struktur
{*JTF.\T4AruY&
di sekitarnya (Gambar B-12).
Arteriografi arteria mesenterica superior, arteria mesenterica
I Arteria glutea superior: Arteri ini meninggalkan pelvis me-
inferior, dan arteriae iliacae tampak pada Gambar 8-14, 8-15, dan
1alui foramen ischiadicum majus di atas musculus piriformis.
8-16). CT scarl abdomen yang memperlihatkan aorta dan vasa
Arteria glutea superior mendarahi regio glutealis.
iliaca communis diperlihatkan pada Gambar B-17 dan B-18.

AF-JAT# $4 i Pffi ffi $4 ti Ft'i"r&AflS Vena Cava Inferior


&# RT/q Affi il3t1 Ft $\.14 t$ 5 $

ffi&h} flAffiArdffi-trAffiF"ht# ( Lokasi dan Deskripsi


t-JTAfEAh,$YA Vena cava inferior membawa hampir seluruh darah dari tubuh
yang terdapat di bawah diaphragma ke atrium dextrum jantung.
Penanda permukaan aorta dan cabang-cabang utamanya diper- Vena cava inferior dibentuk oleh gabungan vena iiiaca communis di
lihatkan dalam Cambar 8-3. belakang arteria iliaca communis dextra setinggi vertebra lumbalis
V (Gambar 8-1). Vena lni berjalan ke atas pada sisi kanan aort4
menembus centrum tendineum diaphragma setinggi vertebra
thoracica VIII, dan bermuara ke dalam atrium dextrum iantung.

peritoneum
ligamentum transversum cervicis

A- uterina fornix lateralis

M. levator ani

M. obturator internus
fascia M. obturator
fascia pelvis internus

cervix membrana obturatoria

diaphragma urogenitale
vagrna

Gambar 8-13 Potongan coronal pelvis memperlihatkan hubungan musculus levator ani dan ligamentum transversum cervicis
pada uterus dan vagina. Perhatikan bahwa ligamentum transversum cervicis dibentuk dari penebalan fascia pelvica visceralis.
Perhatikan juga arteria uterina menyilang di atas ureter pada masing-masing sisi.
226 BAB 8

ujung kateter di pangkal


A- mesenterica superior pipa nasogastrik

A. mesenterica
superior

Aa. jejunales

A. colica media

A. colica dextra

kateter di dalam
aorta abdominalis

A. ileocolica

Aa. ileales

crista iliaca

kateter di dalam
A. iliaca communis

Gambar 8-14 Arteriogram arteria mesenterica superior. Kateter dimasukkan ke dalam arteria femoralis dextra dan diteruskan
ke atas ke dalam afteria iliaca externa, afteria iliaca communis dan naik ke atas ke dalam aorta sampai pada pangkal arteria
mesenterica superior. Pipa nasogastrik juga dimasukkan.

I Batas-BatasVena Cava Inferior


Abdominothoracic Pump Saat vena cava inferior berjalan ke atas di dinding posterior
abdomen, vena ini berbatasan dengan:
Tunica media di dalam dinding vena cava relatif tipis, terdiri dari
susunan serabut otot polos jarang bercampur dengan jaringan Ke anterior: Lengkung intestinum tenue, pars horizontalis
ikat. Dengan demikian, lumen vena cava berubah-ubah mengikuti duodeni, caput pancreatis, pars superior duodeni, pintu masuk
perubahan tekanan ekstravaskular. Selama inspirasi, menurunnya ke bursa omentalis (yang memisahkan vena cava inferior dari
tekanan intrathorax dan meningkatnya tekanan intraabdomen vena porta, ductus choledochus, dan arteria hepatica) (Cambar
sebagai akibat dari turunnya diaphragma mengakibatkan darah 8-o dan 8-71, dan hepar.
vena disedot ke atas masuk ke atrium dextrum. Pada saat yang Ke lateral: Truncus sympathicus dexter terletak di belakang
sama, darah dipaksa ke atas dari bawah oleh tekanan pada vena pinggir kanan vena cava inferior, dan ureter dexter terletak 1.3
cava inferior di dalam abdomen. Siklus perubahan dalam tekanan cm dari pinggir kanannya. Pintu masuk ke bursa omentalis
intrathorax dan intraabdomen sangat efektif dan dikenal sebagai memisahkan vena cava inferior dari vena porta (lihat Gambar
abdominothoracic pump. 5-7).
Ke medial: aorta abdominalis.
PETABULUH DA,RAH ABDOIAEN, PELVIS, DAN PERINEUIA 227

Gambar 8-15 Arteriogram arteria mesenterica inferior. Kateter dimasukkan ke dalam afteria femoralis dextra dan diteruskan
ke atas ke dalam arteria iliaca externa, aderia iliaca communis dan naik ke atas ke dalam aofta sampai pada pangkal arteria
mesenterica inferior. Zat warna radiopak disemprotkan masuk ke ramus colica media afteria mesenterica superior.

I Vena-Vena yang Bermuara l<eVena


Vena-vena yang bermuara ke vena cava inferior diringkas
pada Diagram 8-3.
Cava lnferior Mengingat bahu'a darah vena dari abdomen',.ang berasal dari
tractus gastrointestinalis bermuara ke hepar melalui vena porta
Vena cava inferior menerima darah dari vena-vena berikut ini
dan vener suprarenalis sinistra, vena testicularis sinistra serta vena
(Gambar 8-1):
ovarica sinistra bermuara ke vena renalis sinistra, maka cabang-
i Dua cabang dari daerah visceral anterior: venae hepaticae. cabang vena cava inferior berhubr-rngan erat dengan cabang-
I Tiga cabang dari daerah visceral lateralis: vena suprarenalis cabang aorta abdominalis.
dextra (vena suprarenalis sinistra bermuara ke vena renalis
sinistra), venae renales, dan vena testicularis dextra atau vena
ovarica dextra (vena testicularis sinistra bermuara ke vcna
renalis sinistra). I Anatomi PermukaanVena Cava
I Lima cabang dari daerah dinding laterai abdomen: vena lnferior
phrenica inferior dan empat venae 1umba1es.
I Tiga cabang pangkal vena: dua vena iliaca communis dan Penandaan permukaan vena cava inferior diperlihatkan pada
vena sacralis media. Gambar B-3.
228 BAB 8

arteria
lumbalis aorta

\ :. I
\' ."tri
i$;t:,,::la:{,iilr.l' ar:.itg

arieria
glutea
inferior

caput
femoris vesrca unnana

arteria
arteria profunda
profunda fe.'nr:ris
femoris

arteria pudenda symphisis pubis arteria obturaioria


interna

Gambar 8-16 Afteriogram pars inferior aorta abdominalis memperlihatkan arteriae iliacae beserta cabang-cabangnya. Kateter
(tidak dapat dilihat) dimasukkan ke dalam arteria femoralis sinistra. Sedikit materi radiopak sudah dikeluarkan ke urin dan
terlihat pada vesica urinaria.

minus (Gambar 8-6 dan 8-7). Kemudian vena porta berjalan ke atas
Vena Porta (Vena Porta Hepatis)
di depan foramen epiploicum menuju ke porta hepatis, tempat
vena ini bercabang dua menjadi ramus dexter dan sinister.
Sirkulasi portal mulai sebagai plexus kapiier di dalam organ-
{ Lokasi dan Deskripsi organ )rang darahnya dialirkan keluar dan berakhir dengan
Vena yang penting ini (Gambar 8-19) mengalirkan darah dari bermuara ke dalam sinusoid hepatis.
pars abdonrinalis tractus gastrointestinalis, mulai dari sepertiga
bagian bawah oesophagus sampai setengah bagian atas canalis
analis" Vena porta juga mengalirkan darah dari 1iery pancreas, dan
{ Vena-Vena yang Bermuara
vesica felea. Vena porta masuk ke hepar dan bercabang-cabang keVena Porta
membentuk sinusoid, tempat darah kemudian mengalir masuk Vena-vena 1'ang bermuara ke vena porta adalah vena lienalis, vena
ke venae hepaticae, yang akan bermuara ke vena cava inferior. rnesenterica superior, r'ena gastrica sinistra, vena gastrica dextra,
Panjang vena porta sekitar 5 cm dan dibenhrk di belakang co11um dan vena cystica.
pancreatis oleh gabungan vena mesenterica superior dan vena
lienalis (Gambar 8-20). Pembuluh ini berl'alan ke atas dan kanarg l) Vena lienalis. Vena ini meninggaikan hilum lienale dan
di belakang pars superior duodeni, dan masuk ke dalam omentum berjalan ke kanan di dalam llgamentum lienorenale di sebelah
PEIABULUH DARAH ABDOIAEN, PELVIS, DAN PERINEUIA 229

caudal arteria lienalis. Vena lienalis bergabung dengan vena belakang co11um pancreatis (Gambar 8-20). Vena ini menerima
mesenterica superior di belakang co1lum pancreatis untuk darah dari venae jejunales, venae iieales, vena ileocolica, vena
membentuk vena porta (Gambar B-20). Vena lienalis menerima colica dextra, vena colica media, vena pancreaticoduodenalis
darah dari vena gastrica brevis, vena gastroomentalis sinistra, inferior, dan vena gastroomentalis dextra.
vena mesenterica inferior, dan vena pancreatica. Vena gastrica sinistra. Vena ini mengalirkan darah dari bagian
Vena mesenterica inferior. Vena ini berjalan ke atas pada kiri curvatura minor dan bagian distal oesophagus. Vena ini
dinding posterior abdomen dan bergabung dengan vena bermuara langsung ke dalam vena porta (Gambar 8-19).
lienalis di belakang corpus pancreatis (Gambar 8-20). Vena Vena gastrica dextra. Vena ini mengalirkan darah dari bagian
ini menerima darah dari venae rectales superiores, venae kanan curvatura minor dan bermuara langsung ke vena porta
sigmoideae, dan vena colica sinistra. (Gambar 8-19).
Vena mesenterica superior. Vena ini berjalan ke atas di Vena cystica. Vena ini mengalirkan darah dari vesica biliaris
dalam radix mesenterii intestinum tenue pada sisi kanan langsung ke hepar atau bergabung dengan vena porta (Gambar
arteria mesenterica superior. Vena ini berjalan di depan pars B-19).
horizontalis duodeni dan bergabung dengan vena lienalis di

antef0r
vesica biliaris

pancreas

lobus dextra
hepatis

dextra sinistra

vena cava
inferior colon
descendens

ren
ren dexter sinister

canalis vertebralis vertebra M. psoas


lumbalis ll

Gambar 8-17 CT scan abdomen setinggi veftebra lumbalis Ii setelah pyelogram intravena. Aoda dan vena cava inferior dapat
dilihat pada dinding posterior abdomen.
230 BAB 8

lengkung
M. rectus abdominis usus halus

A. iliaca communis A. iliaca


dextra communis
V. cava sinistra
inferior

M. psoas discus
intervertebralis
L4-5

foramen
cauda equine
intervertebrale
dibungkus oleh
meningen

articulatio antar
processus articularis
(14 dar 5)

M. postvertebralis
foramen
vertebralis

Gambar 8-18 CT scan abdomen setinggi discus intervertebralis di antara vertebra lumbalis IV dan V Gambar ini
memperlihatkan afteria iliaca communis dextra dan sinistra berdekatan dengan pangkal dan permulaan vena cava inferior.

Dua cabang dari daerah visceral anterior - V.hepatica

V.suprarenalis dextra (vena suprarenalis sinistra


bermuara ke vena renalis sinistra)

Tiga cabang dari daerah visceral lateralis b. Vv. renales

V.testicularis dextra atau Vovarica dextra


(Vtesticularis sinistra bermuara ke Vrenalis sinistra)

Lima cabang dari daerah dinding a. V.phrenica inferior


lateral abdomen

b. Vv.lumbales (4)
f- V.iliaca externa
4. Tiga cabang pangkal vena Vv.iliacae communes @ | V.iliaca interna

. V.sacralis media

Diagram 8-3 Vena-vena yang bermuara ke vena cava inferior.


PEIIBULUH DARAH ABDOiAEN, PELVIS, DAN PERINEUI,A 231

V. cava
cabang kiri
V. porta inferior
ligamentum venosum
V oesophagealis
V gastrica sinistra

V. gastrica
brevis
V gastroomentalis
sinistra

V. gastrica
dextra *

V gastroomentalis
dextra
V. colica
media

ligamentum teres V. mesenterica inferior


V. colica dextra V colica srnistra

Vv. sigmoideae

V, rectalis superior
Vv. appendiculares

Gambar 8-19 Cabang-cabang vena porta.


232 BA,B 8

V cava inferior

corpus pancreatis

V. lienalis

1( ,f.M#
duodenum
V mesenterica
inferior

processus uncinatus
pancreas

caput pancreatis V. mesenterica superior

Gambar 8-20 Pembentukan vena porta di belakang collum pancreatis.

Setiap nomor atau pernyataan yang tidak lengkap di bawah ini Pemyataan di bawah ini benar untuk arteria coeliaca (truncus
diikuti dengan jawaban atau keterangan yang melengkapinya. coeliacus):
Pilihlah satu jawaban yang PALING IIPAT. A. Memberikan cabang langsung arteria gastrica dextra.
B. Mempunyai empat cabang terminal.
1. Aorta masuk abdomen melalui hiatus aorticus di diaphragma C. Terletak di dalam bursa omentalis.
di depan vertebra D. Terletak di belakang duodenum.
A. lumbalis II. E. Merupakan asal dari arteria lienalis.
B. thoracica XIL
C. thoracica XI. Arteria lienalis memberikan cabang-cabang arteria berikut:
D. lumbalis T. A. Arteria gastroomentalis sinistra. arteriae gastricae breves,
E. lumbalis III. dan arteriae pancreaticae.
B. Arteria gastrica dextra, arteria hepatica propria, dan
2. Aorta abdominalis berbatasan di sisi kanan dengan:
arteria cystica.
A. crus sinistrum diaphragma. C. Arteria gastrica sinistra, arteria gastroduodenalis, dan
B. vena mesenterica inferior. arteria mesenterica superior.
C. vena cava inferior. D. Arteria pancreaticoduodenalis inferior.
D. truncus sympathicus sinister. E. Arteria colica media.
E. ureter dexter.
6. Arteria mesenterica inferior mendarahi:
Aorta abdominalis membelah menjadi dua arteria iliaca
communis di depan vertebra
A. Pars ascendens duodeni.
A. sacralis I. B. Caecum.

B. lumbalis III. C. Appendix.


C. lumbalis II.
D. Sepertiga distal colon transversum.

D. lumbalis IV
E. Colon ascendens.

E. lumbalis V.
PE/,ABULUH DARAH ABDOIAEN, PELVIS, DAN PERINEUTA 233
Arteria marginalis mendarahi: C. gaster.
A. curvatura major gaster. D. pancreas.
B. pinggir konkaf intestinum crassum. E. pars superior duodeni.
C. appendix.
D. vesica biliaris. 12. Pernyataan yang benar mengenai vena porta adalah:
E. pinggir konkaf duodenum. A. Dibentuk di belakang corpus pancreatis.
B. Panjangnya sekitar 5 inci.
8. Arteria iliaca communis bercabang dua menjadi arteria iliaca C. Mulai sebagai sebuah plexus kapiler di dalam organ-organ
interna dan externa di depan: yang darahnya diangkut oleh vena porta dan berakhir
A. musculus psoas. dengan bermuara ke dalam sinusoid-sinusoid hepatica.
B. vertebra lumbalis IV. D. Berjalan di depan pars superior duodeni.
C. articulatiosacroiliaca. E. Membawa darah dari tractus gastrointestinalis dari
D. promontorium sacrum. junctura duodenojejunalis ke pertengahan bawah canalis
E. spina jschiadica. analis.

9. Arteria iliaca extema menjadi arteria femoralis di: 13. Vena porta berjalan ke atas menuju hepar di dalam
A. ligamentum sacrospinosum. dan membagi dua menjadi ramus terminalis dexter dan
B. ligamentumiliolumbale. sinister.
C. foramen ischiadicum majus. A. ligamentumlienorenale.
D. ligamentum inguinale. B. omentum majus.
E. ligamentum sacrotuberosum. C. omentum gastrolienale.
D. omentum minus.
10 Vena cava inferior dibentuk di depan: E. ligamentumfalciforme.
A. vertebra lumbalis IV.
B. vertebra thoracica VIII. 14. Vena porta dibentuk dari gabungan vena lienalis dengan vena
C. vertebra lumbalis V.
D. vertebra thoracica XII. A. mesentericasuperior.
E. vertebra lumbalis IiI. B. hepatica.
C. mesentericainferior.
11. Saat vena cava inferior berjalan di belakang foramen D. rectaiis superior.
epiploicum, vena berbatasan di depan dengan: E. gastroomentalis sinistra.
A. arteria lienalis.
B. vena porta.

1. B yang benar. Aorta masuk abdomen melalui hiatus aorticus 5. A yang benar. Arteria lienalis memberikan cabang arteria
diaphragma di depan vertebra thoracica XII (Gambar B-1). gastroomentalis . sinistra, arteriae gastrica breves, dan
arteriae pancreaticae (Gambar 8-4). Arteriae pancreaticae
2. C yang benar. Aorta abdominalis berbatasan di sisi kanan dipercabangkan dari arteria lienalis saat arteria ini berjalan ke
dengan vena cava inferior (Gambar 8-1). kiri sepanjang pinggir atas corpus pancreatis.

J. D yang benar. Di bawatr, aorta abdominaiis membagi menjadi 6. D yang benar. Arteria mesenterica inferior mendarahi
dua arteria iliaca communis di depan vertebra lumbalis IV usus besar dari sepertiga distal colon transversum sampai
(Gambar 8-2). pertengahan bawah canalis analis.

4. E yang benar. Arteria coeliaca (truncus coeliacus) mempunyai 7. B yang benar. Arteria marginalis dibentuk dari anastomosis
tiga cabang terminal: arteria lienalis, arteria hepatica propria, arteriae colicae di sekeliling pinggir konkaf intestinum
dan arteria gastrica sinistra (lihat halaman 221). crassum. Arteri ini mulai dari junctura ileocaecalis, di mana
pembuluh ini beranastomosis dengan rami ileales arteria
mesenterica superior sampai di tempat arteria marginalis
234 BAB 8

berakhir yaifu dengan beranastomosis dengan arteria rectalis 11. B yang benar. Saat vena cava inferior naik ke atas di belakang
superior (Gambar 8-11). foramen epiploicum, disebelah anterior vena ini berbatasan
dengan vena porta, arteria hepatica propria, dan ductus biliaris
8. C yang benar. Arteria iliaca communis di depan articulatio (Gambar 8-7).
sacroiliaca bercabang dua menjadi arteria iliaca intema dan
extema (Gambar 8-1). 12. C yang benar. Vena porta mulai sebagai plexus kapiler di dalam
organ-organ darahnya diangkut oleh vena porta dan berakhir
9. D y^g benar. Arteria iliaca extema menjadi arteria femoralis dengan bermuara ke dalam sinusoid-sinusoid hepatica.
di tempat arteria ini berjalan posterior terhadap ligamentum
inguinale untuk sampai ke paha. 13. D yang benar. Vena porta berjalan ke atas menuju hepar di
dalam omentum minus dan di dalam porta hepatis membagi
10. C yang benar. Vena cava inferior dibentuk di depan vertebra dua menjadi rami terminalis dextra dan sinistra. (Gambar 8-7)
iumbalis V melalui gabungan vena iliaca communis dextra
dan sinistra (Gambar 8-1). 14. A yang benar. Vena porta dibentuk dari gabungan vena lienalis
dengan vena mesenterica superior (Gambar 8-19 dan 8-20).
o Pembuluh Darah
Ekstremitas lnferior

235
236

Anatomi Dasar 236 Anatomi Permukaan Arteri dan Vena Extremitas lnferior zso
Arteri Extremitas lnferior 736 Arteri 256
Persarafan Simpatik Arteri Extremitas lnferior 252 Vena 756
Vena Extremitas lnferior 257 Gambaran Radiografi Arteri dan Vena Extremitas
Catatan Fisiotogi: Pompa Vena Extremitas lnferior .256 lnferior 256

Catatan Fisiotogi: Pengaturan Saraf pada Vena Pertanyaan 260


Extremitas lnferioi 256 Jawaban dan Penjetasan 261

l-\i extremitas inferior, untuk sampai pada diagnosis ischemia Para profesional kesehatan dibantu dengan pengetahuan mengenai
lJ acuta yang berbahaya membutuhkan waktu. Dengan demikian anatomi sistem vena dalam membuat diagnosis phlebitis dan dalam
perlu diimplementasikan pengotiatan dengan segera agar anggota melakukan akses ke vena extremitas inferior.
gerak dapat diselamatkan. Dalam keadaan ini pengetahuan mengenai Tujuan dari bab ini adalah untuk mengulang kembali arteri dan
sirkulasi kolateral merupakan syarat mutlak. Sistem vena extremitas vena extremitas inferior yang berhubungan dengan keadaan klinis.
inferior merupakan sumber dari banyak masatah gawat darurat.

AruAT-#ilqi MA$AR femoralis terletak di antara arteria ferr,+iaJrs dan musculus


adductor longus.
Ke medial: Berbatasan dengan vena femoralis pada bagian
atas perjalanarmya (Gambar 9-1).
Ke lateral: Nervus femoralis dan cabang-cabangnya (Gambar
Arteri Extremitas Inferior e-1).

Arteria femoralis berjalan bersama vena femoralis, yang terletak


I Arteria Femoralis di sisi medialnya di ligamentum inguinale. Vena femoralis terletak
posterior terhadap arteria femoralis di puncak trigonum femorale.
Arteria femoralis sampai di tungkai atas denganberjalan di bawah
Di hiatus adductorius, vena femoralis terletak pada sisi lateral
ligamentum inguinale, sebagai lanjutan dari arteria iliaca externa
arteria femoralis, dengan demikian vena berubah mediolateral
(Gambar 9-1., 9-2, dan 9-3). Di sini, arteri terletak di pertengahan
hubungannya terhadap arteri, bergerak dari medial di lipat paha
antara spina iliaca anterior superior dan symphisis pubis- Arteria
menjadi lateral di bagian bawah femur.
femoralis merupakan pembuluh nadi utama unfuk extremitas
inferior. Arteri ini berjalan ke bawah hampir vertikal ke arah
tuberculum adductorium femoris, dan berakhir di lubang yang
pada musculus adductor magnus (hiatus adductorius) dengan Cabang-Cabang
memasuki spatium popliteum sebagai arteria poplitea (Gambar
e-4). a Arteria circumflexa ilium superficialis adalah sebuah cabang
kecil yangberjalan ke atas ke regio spina iliaca anterior superior
(Gambar 9-5).
Batas-batas Arteria Femoral is
a Arteria epigastrica superficialis adalah sebuah cabang kecil
a Ke anterior: Pada bagian atas perjalananr-rnya terletak yang menyiiang ligamentum inguinale dan berjalan ke regio
superficial dan ditutupi oleh kulit dan fascia. Pada bagian umbilicus (Gambar 9-5).
bawah perjalanamy4 arteria femoralis terletak di belakang a Arteria pudenda externa superficialis (Gambar 9-5) adalah
musculus sartorius (Gambar 9-1). sebuah cabang kecil yang berjalan ke medial untuk menyarafi
i Ke posterior: Arteria femoralis terletak di atas musculus psoas, kulit scrotum (atau labium majus).
yang memisahkannya dari articulatio coxae oleh musculus a Arteria pudenda externa profunda (Gambar 9-1) berjalan ke
. pectineus dan musculus adductor longus (Gambar 9-1). Vena medial dan menvarafi kulit scrotum (atau labium majus).
PEIABULUH DARAH EKSTREITITAS INFERIOR 239

A. femoralis N. femoralis M. psoas ligamentum inguinale M. iliacus M. sartorius

tempat
I .s;;t l M. tensor
canalis fasciae latae
femoralis

Rami musculares
N. femoralis

V. femoralis

A. profunda
femoris

M- pectineus A. circumflexa
femoris
lateralis

M. adductor
longus
M. vastus
lateralis

V. saphena
magna N. cutaneus
femoris
i^temedius

M. gracilis

M. rectus
femoris

N. cutaneus
femoris
medialis

Gambar 9-3 Diseksi trigonum femorale di extremitas inferior sinistra.

I Arteria genicularis descendens adalah cabang kecil yang a Arteria circumflexa femoris medialis
dicabangkan dari arteria femoralis dekat ujung akhimya i Arteria circumflexa femoris lateralis.
(Gambar 9-4). Arteri ini mendarahi sendi lutut
Cruciate Anostomosis
Tro n ch o nteric Anostomosis
Bersama dengan tronchanteric anastomosis, anastomosis ini menf adi
Tronchnnteric anastomosis merupakan pendarahan utama caput
jembatan antara arteria iliaca intema dan arteria femoralis. Arteri-
femoris (pada orang dewasa), melalui arteri-arteri berikut ini:
arteri berikut ini ikut serta dalam anastomosis:
a Arteria glutea superior. a Arteria glutea inferior.
1 Arteria glutea inferior. I Arteria circumflexa femoris medialis.
240

femoralis

M. psoas

A. V femoralis

anulus femoralis
ligamentum lacunare

M. pectineus

divisi anterior N. obturatorius

M. obturator
externus divisi posterior N. obturatorius

M. adductor
brevis

A. profunda
femoris

adductor
longus

Aa. perforantes

A. femoralis

V femoralis

Gambar 9-4 Hubungan antara arteria profunda brachii, nervus obturatorius, dan otot aduktor pada extremitas inferior dextra.

.) Arteria circumflexa femoris lateralis. 9-7 dan 9-B). Pembuluh ini berakhir setinggi pinggir bawah
a Arteria perforans pertama, sebuah cabang dari arteria profunda musculus popliteus dengan bercabang menjadi arteria tibialis
femoris. anterior dan posterior.

Batas-Batas Arteria Popl itea


I Arteria Poplitea
I Ke anterior: Facies poplitea femoris, articulatio genu, dan
Arteria poplitea letaknya dalam dan masuk ke fossa poplitea musculus popliteus (Gambar 9-8).
melalui lubang yang ada di dalam musculus adductor magnus o Ke posterior: Vena poplitea dan nervus tibialis, fascia, dan
(hiatus saphenus), sebagai lanjutan dari arteria femoralis (Gambar kulit (Gambar 9-7).
PE4ABU LUH DARAH EKSTREIIIITAS I NFERIOR 241

ligamentum ihguinale
fascia profunda
paha (fascia lata)

selubung femoral

V. femoralis

A. femoralis

hiatus saphenus

margo falciformis

V. saphena magna

A. V circumflexa ilium superficialis


perlekatan lapisan membran
ligamentur.n inguinale
dari fascia superficialis

A.'V:.epigastrica
kelompok horizontal guped-icialis
nodi lymphoidei
inguinales superficiales

. pudenda
rna superficralis

A. femoralis
V- saphena magna

B kelompok vertikal nodi lymphoidei inguinales superficiales

Gambar 9-5 &8, Venae, aderiae, dan nodi lymphoidei superficiales di atas trigonum femorale dextrum. Perhatikan hiatus
saphenus pada fascia profunda dan hubungannya dengan selubung femoral. Perhatikan pula garis perlekatan lapisan
membranosa fascia supefficialis dengan fascia profunda, lebih kurang satu jari distal dari ligamentum inguinale.
242

obturator
\
\
ramus superior ossis pubis

A. femoralis

\
quadratus femoris
M. pectineus
\ 4. circumflexa
femoris medialis
A. profunda femoris

M. adductor longus

M. adductor brevis

Aa. perforantes

ramus cutaneus

M. adductor magnus
ramus articulare articulatio genus

posterior

Gambar 9-6 Potongan veftikal ruang medial tungkai atas. Perhatikan jalan yang dilalui oleh nervus obturatorius dan divisinya,
dan afteria profunda femoris beserta cabang-cabangnya. Perhatikan pula anastomosis antara afteriae perforantes dengan
arteria circumflexa femoris medialis.

Cabang-Cabang Arteria Popl itea atas membrana interossea (Gambar 9- 8). Pembuluh ini berjalan
ke bawah pada facies anterior membrana interossea, bersama
Arteria poplitea mempunyai cabang-cabang sebagai berikut: dengan nervus peroneus profundus (Gambar 9-9). Pada bagian
atas perjalanannya, arteri ini terletak dalam di bawah otot-otot di
r Rami musculares.
dalam ruang. Pada bagian bawah perjalanannya arteri ini terletak
I Rami articulares.
superficial di depan ujung bawah tibia (Gambar 9-9 dan 9-10).
I Rami terminals, arteria tibialis anterior dan posterior.
Setelah berjalan di belakang retinaculum musculorum extensorum
superius, tendo musculus extensor hallucis longus terdapat
Anastomosis Arterial di Sekitar Sendi Lutut pada sisi medialnya dan nervus peroneus profundus dan tendo
musculus extensor digitorum longus pada sisi lateralnya. Pada
Untuk mengatasi penyempitan arteria poplitea yang teriadi
tempat inilah pulsasinya dapat dengan mudah diraba pada orang
selama fleksi maksimal sendi lutu! di sekitar sendi lutut terdapat
anastomosis yang luas dari cabang-cabang kecil arteria femoralis
hidup. Di depan sendi pergelangan kaki, arteri ini menjadi arteria
dorsalis pedis.
dengan rami musculares dan rami articulares arteria poplitea dan
dengan cabang-cabang arteria tibialis anterior dan posterior.
Cabang-Cabang
( Arteri Tibialis Anterior Cabang-cabang arteria tibialis anterior sebagai berikut:

Arteria tibialis anterior merupakan cabang terminal arteria I Rarni musculares untuk otot-otot yang ada didekatnya
poplitea yarrg lebih kecil. Arteria dicabangkan setinggi pinggir I Rami anastomosis, yang beranastomosis dengan cabang-
bawah musculus popliteus dan berjalan ke depan ke dalam cabang arteri lain di sekitar sendi lutut dan sendi pergelangan
ruang fascia anterior tungkai bawah melalui lubang pada bagian kaki.
PEI/BU LU H D ARAH EKST RE TAITAS I NFERI OR 243

il
M. sartorius L
M. vastus lateralis

M. gracilis
#
M. semimembranosus N. peroneus communis

M. semitendinosus

M. biceps femoris

N. cutaneus
surae lateralis

ligamentum laterale

ramus communtcans
N. peroneus

N. suralis

V saphena parva

capui mediale
M. gastrocnemius

caput laterale
M. gastrocnemius

Gambar 9-7 Batas-batas dan isi fossa poplitea dextra


244 BAB 9

N. ischiadicus
N. tibialis
M. biceps femoris
Lubang pada
caput longum
M. adductor magnus -l
I
M. adductor magnus caput breve --J

V poplitea N. peroneus
communis
A. poplitea
ramus articulare
N. peroneus
N. obturatorius communis
(divisi posterior)

facies poplitea
femoris

A. geniculare

M. semimembranosus

capsula articulatio

ligamentum popliteum
obliquum

ligamentum collaterale
laterale
ligamentum collaterale
mediale

nervus ke
M. popliteus

M. popliteus M. soleus

A. tibialis anterior

M. tibialis posterior
M. tibialis posterior
N. tibialis
M. flexor digitorum
longus M. peroneus longus

A. tibialis posterior

Gambar 9-8 Struktur-struktur profunda yang terdapat di fossa poplitea dextra. Ujung proximal musculus soleus hanya
diperlihatkan sketsanya.
PEIilBU LU H D ARAH EKST RElvllTAS I NFERI OR 245

ligamentum
patellae

M. sartorius
M. tibialis
anterior
M. peroneus longus
M- extensor
digitorum longus V saphena magna

A. tibialis anterior N. saphenus

N" peroneus profundus

M. extensor hallucis longus l\,4. gastrocnemius


N. peroneus superficialis
membrana
interossea
M. peroneus brevis

M. soleus
M. peroneus longus

retinaculum musculorum
extensorum superius
malleolus medialis
retinaculum musculorum
extensorum inferius

M. extensor
digitorum brevis
M. tibialis anterior
M. peroneus tertius
A. dorsalis pedis
lvl. extensor
digitorum longus
M. extensor hallucis longus

N. peroneus profundus

Gambar 9-9 Struktur-struktur profunda pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan pada dorsum pedis.
246

lltl \)'1'
l/

';llr (/ . t,

ligamentum patellae
,,#i M. sartorius

N. saphenus
M. tibialis
anterior
V. saphena magna
M. extensor
digitorum longus M- gastrocnemius

M. peroneus
longus

M. extensor
M. peroneus
hallucis longus
brevis

N. peroneus
superficialis

retinaculum musculorum
extensorum superius
malleolus medialis
malleolus lateralis
retinaculum musculorum
extensorum inferius
N. peroneus profundus
M. extensor
digitorum brevis
A. dorsalis pedis
M. peroneus tertius

M. extensor
digitorum brevis M. extensor
M- extensor hallucis longus
digitorum longus

Gambar 9-10 Struktur-struktur yang terdapat pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan dorsum pedis.
PETIBULUH DARAH EKSTRETAITAS INFERIOR 247

I Arteria Dorsalis Pedis


(Gambar 9-11). Letaknya superficial dan disilang oleh retinaculum
musculorum extensorum inferius dan tendo pertama musculus
Arteria dorsalis pedis berada di depan sendi pergelangan kaki extensor digitorum brevis (Gambar 9-72). Pada sisi lateral arteria
sebagai lanjutan dari arteria tibialis anterior. Pembuluh ini berakhir dorsalis pedis, terletak bagian terminal nervus peroneus profundus
dengan berjalan ke bawah ke telapak kaki di antara kedua caput dan tendo musculus extensor digitorum longus. Pada sisi medial
musculuss interosseus dorsalis I, tempat pembuluh ini bergabung arteria dorsalis pedis, terletak tendo musculus extensor hallucis
dengan arteria plantaris lateralis dan membentuk arcus plantaris longus (Gambar 9-72). Denyut nadinya dapat diraba dengan
mudah.

M. interosseus dorsalis ketiga

. ossa sesamoidea
ligamentum
plantare articulatio .

M- interosseus dorsalis pertama


metatarsophalangea
M. interosseus dorsalis kedua

ligamentum transversum M. interosseus plantaris pertama


profundus
M. interosseus dorsalis M. interosseus plantaris kedua
keempat
M. interosseus dorsalis A. metatarsea plantaris pertama
ketiga
Aa. metatarseae A. dorsalis pedis
arcus plantaris

ramus profundus
N, plantaris lateralis

M. peroneus longus

ligamentum plantare
brevis
M. tibialis posterior

ligamentum plantare
longus

((

rr\f\
Gambar 9-11 lapisan keempat musculi plantares pedis dextrae. Terlihat juga ramus profundus nervus plantaris lateralis dan
arteri dorsalis pedis dan arcus arteria plantaris. Perhatikan ligamentum-ligamentum transversum profundi.
248 BAB 9

'//'--?--

retinaculum musculorum
extensorum superius -

--{
----..--<.
ramus perforantes
A. peronea .- A. tibialis anterior

malleolus medialis
malleolus lateralis
M. tibialis anterior
retinaculum musculorum
extensorum inferius

M. extensor
digitorum brevis

M peroneus brevis
A. tarsalis lateralis
A. arcuata
M peroneus tertius

A. dorsalis pedis

tendo M. extensor
digitorum brevis M. extensor hallucis longus

tendo M. extensor
digitorum longus A. metatarsalis dorsalis pertama

M. interosseus
dorsalis keempat
ramus terminalis medialis
N. peroneus profundus

M. interosseus dorsalis pertama

M. interosseus dorsalis kedua

eKspansi extensor
M. interosseus
dorsalis ketiga

Gambar 9-12 Struktur-struktur pada aspek dorsal pedis dextra.

Cabang-Cabang Arteria Dorsalis Pedis a Arteria metatarsal dorsalis I, yang mendarahi kedua sisi ibu
jari kaki (Gambar 9-12).
Cabang-cabang arteria tibialis anterior sebagai berikut:

a Arteria tarsalis lateralis, yang menyilang dorsum pedis tepat ( ArteriaTibialis Posterior
di bawah sendi pergelangan kaki (Gambar 9-12).
a Arteria arcuata, yangberjalan ke lateral dibawah tendo-tendo Arteria tibialis posterior adalah salah satu cabang terminal arteria
extensor berhadapan dengan basis ossis metatarsi (Cambar poplitea. Pembuluh ini bermula dari setinggi pinggir bawah
9-12). Pembuluh ini memberikan rami metatarsal untuk jari- musculus popliteus dan berjalan ke bawah profunda dari musculus
jari kaki. gastrocnemius dan soleus dan fascia transversa profunda tungkai
PEIABU LU H DARAH EKST REIAITAS I NFERI O R 249

, \\t ligamentum poplrteum


,l $, ),,
'/',;/i.
,
obliquum
insersi
V1,;: .= ligamentum
M. semimembranosus
t'fr,
lrG#t,
collaterale laterale

kontribusi pada
fascia M. popliteus A. poplitea

N. tibialis

M. popliteus

A. peronea

A. tibialis posterior

M. flexor hallucis
ongus

M. tibialis posterior
M. flexor digitorum longus
A. peronea

retinaculum musculorum
flexorum

N. dan A. plantaris

Gambar 9-13 Struktur-struktur profunda pada aspek posterior tungkai bawah kanan.
250

M. peroneus brevis

M. peroneus longus

malleolus laieralis

retinaculum musculorum
peroneorum superius

selubung sinovial
A. peronea
retinaculum
musculorum
extensorum
inferius

os metatarsale V

retinaculum musculorum peroneorum inferius

M. abductor digiti minimi

tibia

M. tibialis posterior

M. flexor digitorum longus

A. tibialis posterior

flexor hallucis longus

malleolus medialis

M. tibialis anterior

M. flexor hallucis longus

A. plantaris medialis
N. plantaris medialis

A. plantaris lateralis

N. plantaris lateralis

M. abductor hallucis
M. flexor digitorum brevis

Gambar 9-14 Struktur-struktur yang melalui bagian posterior malleolus lateralis (A) dan malleolus medialis (B).
Selubung sinovial tendo dit$jukkan dengan warna biru. Perhatikan posisi retinacula
PEA4BULUH DARAH EKSTREIAITAS INFERIOR 251

bawah (Gambar 9-8 dan 9-13). Di proximal arteri ini terletak pada Cabang-CabangArteria Tibialis Posterior
permukaan posterior musculus tibialis posterior dan dl distal
pada permukaan posterior tibia. Pada bagian bawah tungkai Cabang-cabang sebagal berikut:
bawah arteri ini ditutupi oleh kulit dan fascia. Arteri ini berjalan di a Arteria peronea, merupakan arteri besar yang dipercabangkan
belakang malleolus medialis, di bawah retinaculum musculorum dekat pangkal arteria tibialis posterior (Gambar 9-13). Arteri
flexorum dan berakhir dengan.bercabang dua menjadi arteria ini berjalan turun di belakang fibula, di dalam massa musculus
plantaris medialis dan plantaris lateralis (Gambar 9-14). flexor hallucis longus atau posterior terhadap otot ini. Arteria
peronea memberi banyak rami musculares dan sebuah arteria

serabut-serabut decussatio
lvl. flexor digitorum brevis

Nn dan Aa. digitales

A. plantaris lateralis

N. plantaris lateralis

M. abductor digiti minimi

M. flexor digitorum brevis A. plantaris medialis

N. plantaris medialis

M. abductor hallucis

retinaculum musculorum
flexorum
aponeurosis plantaris

N. calcaneus medialis

Gambar 9-15 Otot-otot plantaris kaki kanan, lapisan pertama. Terlihat juga afteria plantaris medialis dan lateralis.
252 BAB 9

nutritia untuk os fibula dan berakhir dengan ikut serta superficialis ini terletak di dalam fascia superficialis dan relatif
membentuk anastomosis di sekitar pergelangan kaki. Ramus mempunyai dinding otot yang tebal. Vena profunda mengikuti
perforantes menembus membrana interossea untuk mencapai arteri utama dan mempunyai dinding yang tipis.
bagian bawah tungkai bawah bagian depan.
I Rami musculares untuk otot-otot di dalam ruang posterior
tungkai bawah.
I Vena-Vena Superficialis
a Arteria nutritia ke tibia. Plexus Venosus Dorsalis (Arcus)
t Rami anastomotica, yang bergabung dengan arteri-arteri lain
di sekitar sendi pergelangan kaki. Plexus venosus terletak pada dorsum pedis (Gambar 9-77).
I Arteria plantaris medialis dan lateralis. Sebagian besar darah dari seluruh kaki bermuara ke plexus
melalui venae digitales dan venae communicantes yang berjalan

I Arteria Plantaris Medialis melalui spatium interosseum. Plexus venosus dorsalis bermuara
di sisi medial ke vena saphena magna dan di sisi lateral ke vena
Arteria plantaris medialis adalah cabang terminal yang lebih kecil saphena parva.
dari arteria tibialis posterior. Arteria ini dicabangkan di bawah
retinaculum musculorum flexorum dan berialan ke depan di Vena Saphena Magna
bawah musculus abductor hallucis (Gambar 9-14). Pembuluh ini
berakhir dengan mendarahi sisi medial ibu jari kaki (Gambar Vena saphena magna merupakan lanjutan dari ujung medial
9-15). Dalam perjalanannya arteri ini memberi banyak cabang arcus venosus dorsalis pedis dan berjalan ke atas tepat di depan
muscular, cutaneus, dan articulare. malleolus medialis (Gambar 9-77 dan 9-18). Kemudian vena
berjalan ke atas bersama-sama dengan nervus saphenus, di dalam
( Arteria Plantaris Lateralis fascia superficialis pada sisi medial tungkai bawah. Vena ini
berjalan di belakang lutut dan melengkung ke depan di sekitar
Arteria plantaris lateralis adalah cabang terminal yang lebih besar sisi medial tungkai atas. Vena ini menembus fascia profunda di
dari arteria tibialis posterior. Arteri ini dicabangkan di bawah bagian bawah hiatus saphenus untuk bermuara ke vena femoralis
retinaculum musculorum flexorum dan berjalan ke depan di kira-kira 4 cm di bawah dan lateral terhadap tubercuium pubicum
bawah musculus abductor hallucis dan musculus flexor digitorum (Gambar 9-5 dan9-77).
brevis (Gambar 9-74, 9-15, dan 9-16). Sesampainya di basis ossis Vena saphena magna mempunyai banvt;l< katup dan ber-
metatarsi V, arteri ini melengkung ke medial membentuk arcus hubungan dengan vena saphena parva rnelalui satu atau
plantaris, dan pada ujung proximal spatium intermetatarsale dua cabang yang berjalan di belakang lutut. Sejumlah venae
pertama bergabung dengan arteria dorsalis pedis (Gambar 9-11). perforantes menghubungkan vena saphena magna dengan vena-
Dalam perjalanannya, arteria plantaris lateralis memberikan vena profunda sepanjang sisi medial betis (Gambar 9-17).
banyak cabang muscular, cutaneus, dan articulare. Arcus plantaris
memberikan cabang arteriae digitales plantares ke jari-jari. Venae yang Bermuara ke Vena Saphena Magna
Vena saphena magna menerima sejumlah cabang vena subcutan,
dan dl ujungnya di dekat hiatus saphenus di dalam fascia profunda,
Persarafan Simpatil< vena saphena magna menerima tiga cabang vena (Gamb4r 9-5 dan
Arteria Extremitas lnferior 9-77):

a Vena circumflexa ilium superficialis.


Persarafan simpatik arteri tungkai bawah berasal dari tiga segmen a Vena epigastrica superficialis.
thoracica bagian bawah dan dua atau tiga segmen lumbalis bagian a Vena pudenda extelna superficialis.
atas medulla spinalis. Serabut-serabut preganglionik berjalan ke
ganglia thoracica bawah dan lumbalis atas via rami albae- Serabut- Vena-vena ini diikuti oleh ketiga cabang arteria femoralis yang
serabut bersinaps di ganglia lumbalis dan sacralis, dan serabut terdapat di regio ini. Sebuah vena tambahary dikenal sebagai vena
posganglionik mencapai pembuluh darah melalui cabang-cabang saphena accessoria, biasanya bergabung dengan vena utama kira-
plexus lumbalis dan sacralis. Arteria femoralis menerima serabut kira di pertengahan tungkai atas atau lebih ke atas pada hiatus
sympathicus dari nervus femoralis dan obfuratorius. Arteri-arteri saphenus.
yang lebih distal mendapat serabut posganglionik melalui nervus
peroneus communis atau nervus tibialis. Vena Saphena Parva
Vena saphena parva berasal dari bagian lateral arcus venosus
Vena Extremitas I nferior dorsalis pedis (Gambar 9-17). Vena ini berjalan ke atas di belakang
malleolus lateralis bersama dengan nervus suralis. Pembuluh ini
Vena-vena extremitas inferior dapat dibagi dalam dua kelompok mengikuti pinggir lateral tendo calcaneus dan kemudian berjalan
yaitu kelompok superficialis dan kelompok profunda (Gambar ke atas pada pertengahan tungkai bawah bagian beiakang.
9-L7). Yena superficialis lebih penting untuk klinik. Vena Vena saphena parva menembus fascia profunda dan berialan di
PEIABULUH DARAH EKSTREIAITAS INFERIOR 253

antara kedua caput musculus gastrocnemius di bagian bawah l) Cabang-cabanganastomosispentingyangberjalanke atas dan
fossa poplitea (Gambar 9-7 dan 9-17). Vena ini berakhir pada medial dan bergabung dengan vena saphena magna (Gambar
vena poplitea. Vena saphena parva mempunyai banyak katup di 9-1,7).
sepanjang pembuluhnya.
Cara berakhirnya vena saphena parva bervariasi. Vena ini
dapat bermuara ke vena popiitea; dapat bermuara ke vena saphena
Vena-Vena yang Bermuara magna; atau dapat terbelah dua, satu divisi bermuara ke vena
keVena Saphena Parva poplitea dan yang lainnya ke vena saphena magna.

I Banyakvena-vena kecil daribagianbelakangtungkaibawah


a Vena-vena commitantes dengan vena-vena profunda pedis.

M. lumbricalis pertama

M. lumbricalis kedua
M. lumbricalis
ketiga

M. lumbricalis
keempat

Nn. digitales
N. digitalis

arcus
plantaris
M. flexor hallucis longus
ramus profundus
N. plantaris lateralis

N. plantaris lateralis

A. plantaris lateralis

N. plantaris medialis

M. flexor digitorum longus

A. plantaris medialis

M. quadratus plantae

/,-:v-

N\
Gambar9-16 lvlusculi planta!'is pedisdextra, laDisan kedua" Terlihat juga afteria dan nervus plantaris rnedialis dan lateralis"
254

spina iliaca V. circumflexa ilium superficialis


anterior superior

hiatus saphenus

V femoralis
A. femoralis

V saphena magna

V. saphena accessoria

V. perforans

malleolus medialis

arcus venosus dorsalis


"pompa vena"

Gambar 9-17 Vena-vena supedicialis extremitas inferior dextra. Perhatikan pentingnya venae perforantes yang berkatup dalam
"pompa vena".
PEMBULUH DARAH EKSTREIAITAS INFERIOR 255

:l

malleolus
medialis
tibiae

!
+,,tr ;:jr
tr:* I
tr$ i vena
iF+. :r:
saphena
magna
*"F
. i',sffi$;,
#
srf

plexus
VENOSUS
dorsalis

ibu jari kaki

Gambar 9-18 Diseksi regio calcanea dextra memperlihatkan pangkal vena saphena magna dari arcus venosus dorsalis.
Perhatikan bahwa vena saphena magna berjalan ke atas di depan malleolus medialis tibia.

( Vena-Vena Profunda Vena Poplitea


Vcna poplllg2 dibentuk oleh gabungan venae commitantes
Venae Commitantes anterior dan arteria tibialis posterior. Vena poplitea berakhir
Vena-vena profunda mengikuti arteri 1'ang senanl;l '"eb-t'jai r-ena.' rler:;ar i:,:i:al;n rnci,.rl-ri lubang di musculus adductor magnus
commitantes. Venae commitantes arteria iibi:rlis :rnt*rior d:rn lel.r l't-rr,o;"rli: {(lambar 9-4). Vena poplitea terletak
i.iiri'.lk r.unjr.i.li
posterior bergabung di fossa popliti-it membt'ntltk '.rr'.t i-'trliiea nc-::'rr.lio: lcrh:lClr ;rilcri:: lroplittr ',-ian menerima aliran darah
256 BAB 9

dari sejumlah cabang vena, termasuk vena saphena parva di ujung


bawah fossa poplitea.
ET{A'TffiF{I PffiRNUKAAhJ
ARTHMI MAf{ VilNA
Vena Femoralis ffiXTRffiMI-TAS \JFffiRI*R
Vena femoralis masuk tungkai atas dengan berjalan melalui
hiatus adductorius di adductor magnus sebagai lanjutan dari
vena poplitea (Gambar 9-4). Vena ini berjalan ke atas, awalnya
Arteri
di sisi lateral arteria femoralis, kemudian di sebelah posterior,
dan akhirnya di sisi medialnya (Gambar 9-3). Pembuluh ini Arteria femoihlis memasuki tungkai atas di belakang ligamentum
meninggalkan tungkai atas pada ruang intermedia selubung -inguinale (Gambar 9-1) pada titik pertengahan garis yang
femoralis dan berjalan di belakang ligamentum inguinale untuk menghubungi symphisis pubis dan spina iliaca anterior superior.
berlanjut sebagai vena iliaca externa. Pulsasi arteri ini mudah dipalpasi (Gambar 9-19).
Arteria poplitea dapat diraba di dalam fossa poplitea dengan
Vena-vena yang Bermuara ke Vena Femoralis fascia profunda dalam keadaan lemas dengan melakukan fleksi
pasif articulatio genu.
Vena-vena yang bermuara ke vena femoralis adalah vena saphena
Pulsasi arteria dorsalis pedis dapat diraba di antara tendo
magna dan vena-vena yang bersesuaian dengan cabang-cabang
musculus extensor hallucis longus dan musculus extensor
arteria femoralis (Gambar 9-5). Vena saphena magna bermuara
digitorum longus, di tengah-tengah antara malleolus medialis dan
ke vena femoralis 4 cm di bawah dan lateral terhadap tuberculum
lateralis di depan pergelangan kaki (Gambar 9-20).
pubicum (Gambar9-17). (vena circumflexa ilium superficialis, vena
Pulsasi arteria tibialis posterior dapat diraba di tengah-tengah
epigastrica superficialis, dan venae pudendae externae bermuara
antara antara malleolus medialis dan tumit (Gambar 9-21). Di sini
ke vena saphena magna).
arteri terletak di antara tendo musculus flexor digitorum longus
dan musculus flexor hallucis longus.

Vena
Fompa Vena Extremitas lnferior
Di dalam ruang fascial tertutup tungkai bawah, venae comitantes
yang berdinding tipis dan berkatup selalu mendapat tekanan -Arcus atau plexus venosus dorsalis dapat dilihat pada permukaan
dorsum pedis proximal terhadap jari-jari (Gambar 9-17 dang-1.8\.
bergantian selama waktu istirahat dan bekerja. Denyut arteri yang
Vena saphena magna meninggalkan bagian medial plexus dan
terdapat di dekatnya membantu mengalirkan darah ke atas tungkai
berjalan ke atas di depan malleolus medialis (Gambar 9-18). Vena
bawah. Akan tetapi kontraksi otot-otot besar di dalam ruang selama
saphena parva berasal dari bagian lateral plexus dan berjalan di
bekerja menekan vena-vena yang terletak dalam dan memompa
belakang malleolus lateralis (Gambar 9-17).
darah naik ke atas tungkai bawah.
Vena femoralis meninggalkan paha dengan berjalan di
Vena saphena superficialis, kecuali di dekat ujungnya, ter etak
belakang ligamentum inguinale, medial terhadap pulsasi arteria
di dalam fascia superficialis dan tidak ikut dalam tenaga kompresi
femoralis (Gambar 9-3 dan 9-19).
ini. Katup-katup yang terdapat di dalam venae perforantes
mencegah darah venosa bertekanan tinggi keluar dan mengalir ke
dalam vena superficial yang bertekanan rendah. Selain daripada
itu, saat otot-otot di dalam ruang fascial tertutup itu relaksasi, darah MARAh{ ffi,Affi I Mffi RAFI
ffi AT"?
vena tersedot dari vena-vena superficialis ke dalam venae-vena ARTffiRI MAru VffiruA
profrrnda.
ffiKTRHF"T ITAS I hd FtrRI # R
Arteriografi arteria femoralis dan poplitea diperlihatkan pada
Cambar 9-22 dan 9-23. Venografi vena-vena extremitas inferior
diperiihatkan pada Gambar 9-24.
Pengaturan Saraf pada Vena Hxtremitas lnferior
Otoi-otot polos yang terd6p21 6; dindirlE vena-vena superficialis
extrenlitas inferior dipengarulrl oleh aktivitas pars sympathicus
susunan saraf otonorn Peningkatan aktivitas saraf simpatik
mengakibatkan peninqkatan tonus otot Can memperkecil lumen
rrena. Serahut-serabLrt saral rtosganglio:tik mencapai vena melalui
sarsf oer;rar. sepert! :r.rivl;s saphenus i:niuk vena saphena magna
Can nervLrs suralis ul1,tk vena sapl.tena ' r..l
PEIABULUH DARAH EKSTREIilITAS INFERIOR 257

ligamentum inguinale

".lwffi
symphisis '! /'
pubis
spina iliaca
anterior superior

tuberculum
pubicum
trigonum femorale
tempat palpasi
A. femoralis --+'
sartorius
I
rectus femoris
rectus femoris

canalis subsartorius
(canalis adductorius)

vastus medialis
vastus lateralis

vastus medialis

adductor longus patella

Gambar 9-19 Aspek anterior tungkai atas seorang pria betusta 77 lahun. Garis putus-pufus menunjukkan batas triglnu,r
femorale, Tungkai kanan berputar ke lateral pada articulatio coxae.

tendo
M. extensor
digitorum
longus
malleolus tendo
medialis M. tibialis
anterior
tendo V. saphena
M. tibialis magna
anterior
malleolus
malleolus medialis
lateralis malleolus
lateralis
tendo
M, extensor
digitorum
longus

tempat
palpasi
A. dorsalis
pedis

Gambar 9-20 Pergelangan kaki dan kaki seorang wanita berusia 29 tahun dilihat dari anterior, menunjukkan inversi (A) dan
eversi (B) kaki kanan.
258

M. extensor
digitorum longus

malleolus medialis

tendo M. tibialis
malleolus lateralis anterior

arcus venosus tendo M. extensor


dorsalis hallucis longus

tendo calcaneus
malleolus
medialis
malleolus lateralis

tempat palpasi
tibialis posterior

B [iffs"?1?ff:"
Gambar 9-21 Aspek anterior (A) dan aspek posterior (B) kaki dan pergelangan kaki kanan seorang
wanita berusia 29 tahun.

Gambar 9-22 Arteriogram arteria femoralls serta cabang-cabangnya.


PE lvlBu LU H D ARAH EKST RE MITAS I NFERI OR

Gambar 9-24 Venogram vena iliaca externa dan vena femoralis besefta
pembuluh yang bermuara padanya.

Gambar 9-23 Afteriogram arteria femoralis dan arteria poplitea seda


cabang-cabangnya.
260 BAB 9

Pertanyaan Melengl<api C. di antara tendo musculus extensor hallucis longus dan


musculus tibialis anterior.
Pilihlah satu jawaban yang paling baik melengkapi pernyataan. D. di antara tendo musculus extensor digitorum brevis dan
musculus extensor digitorum longus.
1. Arteria femoralis mulai sebagai lanjutan: E. di antara tendo musculus peroneus longus dan musculus
A. arteria iliaca interna. peroneus brevis.
B. arteria iliaca communis.
C. arteria iliaca externa.
D. arteria profunda femoris.
Pertanyaan Pilihan Ganda
E. arteria circumflexa ilium superficialis. Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.

2. Penanda permukaan arteria femoralis pada saat pembuluh ini Pernyataan berikut ini benar unfuk vena saphena magna,
muncul dari bawah ligamentum inguinale adalah: kecuali:
A. pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan A. Berasal dari dorsum pedis.
tuberculum pubicum. B. Masuk tungkai bawah dengan berjalan anterior terhadap
B. pertengahan antara spina iliaca anterior inferior dan malleolus medialis.
symphisis pubis. C. Bermuara ke vena femoralis kira-kira 3.8 cm di bawah dan
C pertengahan antara spina iliaca anterior inferior dan lateral tubercu lum pubicum.
tuberculum pubicum. D. Diikuti oleh nervus saphenus.
D. pertengahan an[ara spina iliaca anterior superior dan E. Tidak mempunyai hubungan dengan vena-vena profunda
symphisis pubis. hrngkai ban ah.
E. pertengahan antara tuberculum iliacum pada crista iliaca
dan tuberculum pubicum. Pernyataan berikut ini benar untuk terminasi vena saphena
magna, kecuali:
Arteria femoralis meninggalkan bagian depan paha dengan A. Bergabung dengan vena femoralis.
berjalan melalui: B. Berjalan melalui bagian bawah hiatus saphenus di fascia
A. lubang di dalam musculus adductor magnus. profunda paha.
B. foramen obturatorium. C. Menerlma vena circumflexa ilium superficialis.
C. lubang di dalam musculus adductor brevis. D. Pada ujungnya, vena terletak 4 cm di bawah dan lateral
D. canalis femoralis. tuberculum pubicum.
E. musculus sartorius. E. Ukurannya mengecil.

4. Arteria poplitea di bawah berakhir pada pinggir bawah: 9. Pernyataan berikut ini benar untuk arcus venosus dorsalis,
A. muscuius soleus. kecuali:
B. linea solei tibia. A. Menerima sebagian besar darah vena dari kaki.
C. musculus popliteus. B. Menerima venae digitales dari jari-jari.
D. capsula articulatio genu. C. Pada sisi mediaf berasal vena saphena magna.
E. ar[iculatio tibiofibularis superior. D. ]arang dapat diidentifikasi pada dorsum pedis.
E. Pada sisi latera1, berasal vena saphena parva.
5. Arteria dorsalis pedis merupakan lanjutan dari:
A. arteria peronea. 10. Pernyataan berikut ini benar untuk vena femoralis, kecuali:
B. arteria plantaris Iateralis. A. Dibentuk sebagai lanjutan dari vena poplitea.
C. arteria piantaris medialis. B. Terletak di ruang intermedia sarung femoralis.
D. arteria tibialis anterior. C. Berjalan di belakang ligamentum inguinale medial
E. arteria tibialis posterior. terhadap arteria femoralis.
D. Berakhir dengan berjalan melalui lubang di musculus
Denyut arteria dorsalis pedis dapat diraba pada kaki: adductor magnus.
A. di antara tendo musculus extensor hallucis longus dan E. Menerima vena saphena magna.
tendo paling medial musculus extensor digitorum longus.
B. tepat medial terhadap mal1eolus medialis tibiae.
PETABULUH DARAH EKSTREIqIITAS INFERIOR 261

Pertanyaan Mengisi Titik-Titik 12. Arteria dorsalis pedis masuk telapak kaki dengan berjaian
melalui...........
lsilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang PALING
A. celah di antara kedua caput musculus interosseus dorsalls
TE PAT.
keempat.
B. membranainterosseus.
11. Denyut dapat diraba di pertengahan antara C. celah di antara kedua caput muscuLus interosseus dorsalis
malleolus medialis dan tumit. pertama.
A. arteria plantaris medialis D. ruang di antara os metatarsale kedua dan ketiga.
B. arteria tibialis posterior E. aponeurosis plantaris.
C. arteria dorsalis pedis
D. arteria tibialis anterior
E. arteria peronea

1. C yang benar. Arteria femoralis mulai sebagai lanjutar arteria 7. E yang tidak benar. Vena saphena magna mempunyai banyak
iliaca externa pada saat arteri berjalan di belakang ligamentum hubungan dengan vena-vena profunda tungkai bawah melalui
inguinale (Gambar 9-2). venae perforantes berkatup (Gambar 9-17).

2. D yang benar. Penanda permukaan arteria jemoralis muncul E yang tidak benar. Vena saphena magna terbesar diujung
di bawah ligamentum inguinale di pertengahan antara spina akhimya.
iliaca anterior superior dan symphisis pubis (Gambar 9-1).
9. D yang tidak benar. Arcus venosus dorsalis biasanya dapat
A yang benar. Arteria femoralis meninggalkan bagian depan diidentifikasi di dorsum pedis karena ferletak di fascia
paha dengan berjalan melalui lubang di musculus adductor superficialis (Gambar 9-77 dan 9-78).
magnus dan berianjut sebagai arteria poplitea di belakang
lutut (Gambar 9-4). 10. D yang tidak benar. Vena femoralis tidak berakhir dengan
berjalan melalui lubang di musculus adductor magnus. Vena
4. C y*g benar. Arteria poplitea di bawah berakhir di pinggir ini di tungkai berjalan ke atas dan berakhir dengan berjalan di
bawah musculus popliteus dengan bercabang dua meniadi belakang ligamentum inguinale, berlanjut sebagai vena iliaca
arteria tibialis anterior dan posterior (Gambar 9-8). externa (Gambar 9-1).

D y*g benar. Arteria dorsalis pedis merupakan lanjutan 11, B yang benar. Denyut arteria tibialis posterior dapat diraba
dari arteria tibialis anterior di depan sendi pergelangan kaki di pertengahan antara malleolus medialis dan tumit (Gambar
(Gambar 9-9). 9-14 dan 9-21). Arteriae plantares biasanya sangat kecil untuk
dapat diraba denyutnya di lokasi ini.
A y*g benar. Denyut arteria dorsalis pedis dapat diraba di
dorsum pedis di antara tendo musculus extensor hallucis 12. C yang benar. Arteria dorsalis pedis masuk telapak kaki
longus dan tendo paling medial musculus extensor digitorum dengan berjalan melalui celah di antara kedua caput musculus
longus (Gambar 9-9 dan9-20). interosseus dorsalis pertama (Gambar 9-11 dan 9-12).
Sistem Limfati k

262
Pembuluh Limfe dan
Jaringan Limfe

263
264 BAB 10

Anatomi Dasar Aliran Limfe Thorax 269


Pembutuh Limfe Atiran Limfe Abdomen dan Pelvis 271

Catatan Fisiologi: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Atiran Limfe Extremitas lnferior 273

Aliran Limfe Thymus 273


Jaringan Limfatik Lien 273
Noduti Lymphatici 275
Catatan Fisiologi: Fungsi Nodus Lymphaticus
lonsr tla 275
Aliran Limfe Kepala dan Leher
Atiran Limfe Extremitas Superior Pertanyaan 276
Aliran Limfe Glandula Mammaria Jawaban dan Penjelasan 277

( istem limfatik terdiri dari pembuluh limfe dan jaringan menjadi tempat tumor primer termasuk limfoma, penyakit Hodgkin,
r,llimfatik. Pembuluh limfe membantu kapiler dan venula sistem dan leukemia limfatik.
kardiovaskular mengembalikan cairan .iaringan ke dalam darah. Tujuan bab ini adalah untuk mengulang kembali pembuluh dan
Jaringan limfatik adalah .jenis jaringan ikat yang mengandung banyak organ limfe utama tubuh. Yang paling penting adalah memperlajari
sel Iimfosit dan penting untuk peftahanan imunologik trrbuh terhadap lokasi kelenjar l.imfe regional yang mengalirkan limfe dari berbagai
bakteri dan virus. daerah tubuh. Hanya dengan memiliki pengetahuan ini petugas
Sistem limfatik sangat penting bagi para petugas medis, karena medis dapat menentukan tempat infeksi primer yang menyebar ke
dapat merupakan saluran yang digunakan untuk penyebaran infeksi kelenjar limfe atau tempat tumor primer jika kelen jar limfe membesar
atau penyakit keganasan. Lagipula, jaringan Iimfatik sendiri dapat karena metastasis.

Pembuluh limfe profunda mengikuti arteri-arteri dan vena-vena


#.&s,ae,sl
"f,$,Fd"e,3-#!',,'ti profunda.

@
Pembuluh Limfe
Pembuiuh limfe ditemukan hampir di seluruh jaringan dan
organ tubutg kecuali sistem saraf pusat, bola mata, telinga dalam,
epidermis, cartilago, dan tulang.
Limfe dari sebagian besar tubuh mencapai aliran darah melaiui
ductus thoracicus. Namury limfe dari kepala dan leher sisi kanary
extremitas superior dextra, dan thorax sisi kanarl mencapai darah
Kapiler limfe mulai sebagai saluran buntu. Kapiler ini berbeda
melalui ductus lymphaticus dexter (Gambar 10-1).
dengan kapiler darah karena kapiler-kapiler ini dapat mengabsorbsi
protein dan partikel besar dari ruang-ruang di jaringan, sedangkan
cairan yang diserap oleh kapiler darah merupakan cai.ran garam-
garam inorganik dan gula yang homogen. Limfe adalah nama I Ductus Lymphaticus Major
yang diberikan untuk cairan jaringan begitu cairan ini masuk ke
dalam pembuluh limfe. Ductus Thoracicus
Limfe dari anyamar kapiler perifer berjalan ke dalam
pembuluh pengumpul yang lebih besar. Pada tempat-tempat yang Ductus thoracicus mulai di bawah di dalam abdomen setinggi
strategik sepanjang perjalanan pembuluh ini terdapat massa kecil vertebra lumbalis II sebagai suatu kantong berdilatasi, cisterna
berbentuk oval jaringan limfatik, disebut nodus lymphaticus chyli (Gambar 10-1). Ductus thoracicus berjalan ke atas melalui
(Gambar 10-1). Arah aliran limfe ditentukan oleh katup pembuluh hiatus aorticus diaphragma, di sebelah kanan aorta descendens.
Iimfe. Pembuluh limfe cenderung berjalan sepanjang pembuluh Lambat laun ductus menyilang bidang tengah di belakang
darah. Pada extremitas, pembuluh limfe superfisial kulit dan oesophagus dan mencapai pinggir kiri oesophagus setinggi
jaringan subcutaneus cenderung mengikuti vena-vena superfi sial. vertebra thoracica IV. Kemudian ductus berjalan ke atas sepanjang
PEII\BULUH LIMFE DAN JARINGAN LIMFE 265

truncus
ductus thoraclcus
ductus lymphaticus
dexter truncus subclavius

truncus
bronchomed iastinalis

ductus
thoracicus
cisterna
chyli

truncus
intestinalis

pembuluh limfe
kapsula aferen
nodi axillares laterales

nodulus
lymphaticus

trabecula

sinus lymphaticus

chorda medularis centrum germinativum

pembuluh yang berjalan melalui permukaan


pembuluh limfe eferen posterior ke permukaan anterior lengan

c pembuluh limfe
D

Gambar 10-1 A. Ductus thoracicus dan ductus lymphaticus dexter dan cabang-cabang utamanya. B, Daerah tubuh yang
mengalirkan cairan limfenya ke ductus thoracicus (putih) dan ductus lymphaticus dexter (hitam). C. Struktur umum kelenjar
limfe (nodus lymnphaticus). D, Pembuluh dan kelenjar limfe extremitas superior.

pinggir kiri oesophagus untuk masuk ke pangkal leher. Di sini truncus mediastinalis, walaupun truncus-truncus ini dapat
ductus membelok ke lateral di belakang sarung carotis (berisi mengalirkan cairan limfe langsung ke vena-vena besar yang
arteria carotis communis, nervus vagus, dan vena jugularis berdekatan.
intema), dan membelok ke bawah dan menyilang arteria subclavia fadi ductus thoracicus mengalirkan semua cairan limfe dari
untuk bemuara ke pangkal vena brachiocephalica sinistra. Ductus extremitas inferior, rongga pelvis, longga abdomen, sisi kiri
thoracicus sering bermuara ke vena dalam bentuk beberapa thorax, dan sisi kiri kepala,leher,dan extremitas superior kiri
cabang. Pada ujung akhir, ductus thoracicus menerima truncus masuk ke dalam darah (Gambar 10-1).
lymphaticus jugularis sinister, truncus subclavia sinister, dan
266 BAB 10

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Limfe Fungsi Nodus Lymphaticus


Faktor-faktor berikut ini mempengaruhi aliran limfe dari kapiler Pada dasarnya, nodus lymphaticus berfungsi sebagai filter.
limfatik ke aliran darah. Setiap partikel asing di dalam limfe, apakah bakteri atau materi
a Tekanan cairan jaringan. lain, terperangkap di dalam nodus lymphaticus pada saat limfe
a Pompa kapiler limfatik dan katup pembuluh limfe. berdifusi secara lambat melalui anyaman serabulserabut
a Kontraksi otot polos di dinding pembuluh limfe. retikularis. Sebuah contoh bagus dari proses ini dapat dilihat
a Tekanan pada dinding tipis pembuluh limfe oleh otototot skelet pada penreriksaan nodus lymphaticus bronchialis. Partikel-
dan pulsasi arteri yang berdekatan. partikel karbon yang terhirup berjalan ke dalam limfe dari
a Thoracoabdominal pump selama respirasi. alveolus-alveolus dan terperangkap di dalam nodus lymphaticus
bronchialis. Makrofag yang terdapat di dalam serabulserabut
retikularis memfagositosis partikel-partikel tersebut pada saat
partikel-pertikel ini melaluinya.
Toxin yang masuk ke dalam limfe mengaktifkan respons imun
Ductus Lymphaticus Dexter dari limfosit. Antibodi khusus (gama globulin) terhadap antigen
Truncus jugularis dexter, truncus subclavius dexter, dan truncus masuk ke limfe yang sedang meninggalkan nodus. Akhirnya,
antibodi sampai ke darah di dalam leher melalui ductus thoracicus
bronchomediastinalis dexter yang masing-masing mengalirkan
dan ductus lymphat cus dexter, dan antibodi disebarkan secara luar
limfe dari sisi kanan kepala dan leher, extremitas superior kanan"
ke seluruh tubuh. Limfosit T juga bereaksi terhadap antigen dan
sisi kanan thorax, dapatbergabung membentuk ductus lymphaticus
membentuk sekelompok limfosit sitotoksik khusus yang disebarkan
dexter (Gambar 10-1). Ductus ini jika ada panjangnya sekitar 1,3
ke seluruh tubuh.
cm dan bermuara ke dalam pangkal vena brachiocephalica dextra.
Selain itu, masing-masing truncus dapat bermuara ke dalam vena- Oleh karena itu limfe eferen adalah pembersih; limfe ini kaya
akan antibodi dan mengandung banyak limfosit dibandingkan limfe
vena besar pada pangkal leher.
aferen.

Jaringan Limfatik
Aliran Limfe Kepala dan Leher
Jaringan limfatik mempunyai basis anyaman serabut dan sel-sel
retikularis. Di dalam ruang anyaman retikularis terdapat sejumlah Nodi lymphoidei di daerah kepala dan leher (Gambar 10-2)
besar limfosit, yang mungkin dan tidak mungkin berkaitan tersusun dalam sebuah kelompok leher yang terbentang dari
dengan sel-sel plasma. faringan limfatik ditemukan dalam bentuk- bawah dagu sampai ke belakang kepala dan sebuah kelompok
bentuk berikut: nodus lymphaticus, thymus, liery dan noduius terminal verticalis profunda yang tertanarn di dalam sarung carotis
lymphoidei. di daerah leher.

I Nodus Lymphaticus I Kelompok Regional Nodi Lymphoidei


Kelompok regional nodi lymphoidei tersusun sebagai berikut:
Nodus lymphaticus dapat ditemukan di seluruh tubuh dan terletak
sepanjang perjalanan pembuluh limfe (Gambar 10-1). Bentuknya r Nodi lymphoidei occipitales: terletak di atas os occipitale
oval atau seperti ginjal dan ukuran panjangnya bervariasi dari pada belakang kepala. Menampung limfe dari bagianbelakang
beberapa millimeter sampai 2 cm. Nodus lymphaticus biasanya kulit kepala.
didapatkan berkelompok dan berkaitan dengan aliran limfatik I Nodi lymphoidei retroauriculares (mastoidei): terletak di
dari daerah atau organ tertentu. belakang telinga di atas processus mastoideus. Menampung
Setiap nodus lymphaticus diliputi kapsula fibrosa yang kuat, limfe dari kulit kepala di atas telinga, auricula dan meatus
yang membentuk sejumlah partisi fibrosa di dalam nodus disebut acusticus extemus.
trabeculae. Bergantung pada trabecula terdapat anyaman tiga r Nodi lymphoidei parotidei: terletak pada atau di dalam
dimensi dari sdldbut-serabut retikularis. LubangJubang anyaman glandula parotidea. Menampung limfe dari kulit kepala di
diisi oleh limfosit (Gambar 10-1). Limfe masuk ke dalam nodus atas glandula parotidea" kelopak mata, glandula parotidea,
lymphaticus melalui sejumlah pembuluh limfatik af eren berkatup auricul4 dan meatus acusticus extemus.
yang menembus kapsula pada perrnukaan konveksnya. Limfe I Nodi lymphoidei buccinatorius (faciales): satu atau dua nodi
berialan melalui sinus subcapsularis dan kemudian disaring pada pipi di atas musculus buccinator. Menampung limfe yang
melalui anyaman sampai limfe mencapai medulla. Akhirnya limfe akhimya bermuara ke nodi lymphoidei submandibulares.
meninggalkan nodus melalui satu atau dua pembuluh limfatik I Nodi lymphoidei submandibulares: terletak pada permukaan
eferen yang muncul dari hilus. superfisial glandula salivaria submandibularis, tepat di bawah
PEIABULUH LIIilFE DAN JARINGAN LIIAFE 267

nl. parotidei

nl. buccinatorius

retroauriculares
(nodi mastoidei)

nl. occipitales

nl. submentales

nl. submandibulares

nl. cervicales anteriores

nl. laryngeales

nl. tracheales

nl. cervicales profundi


truncus jugularis

Gambar 10-2 Aliran limfe kepala dan leher.

pinggir bawah mandibulae. Menampung limfe dari kulit Nodi lymphoidei cervicales superficiales: terletak sepanjang
kepala bagian depary hidung, pipi, bibir atas dan bawah vena jugularis externa pada sisi lateral leher. Menampung
(kecuali bagian tengah), sinus frontalis, maxillaris, dan limfe dari kulit di atas angulus mandibulae, kulit di atas
ethmodalis; gigi atas dan bawah (kecuaii incisivus bawah); bagian bawah glandula parotidea, dan lobus auricula.
dua pertiga bagian anterior iidah (kecuaii ujung lidah); dasar Nodi lynphoidei retropharyngeales: terletak di belakang
mulut dan vestibulum; dan gusi. pharyrrx dan di depan columna vertebralis. Menampung limfe
Nodi lymphoidei submentales: terletak di dalam trigonum dari nasopharynx, tuba auditiva, dan columna vertebralis.
submentale tepai di bawah dagu. Menampung limfe dari Nodi lymphoidei laryngeales: terletak di depan laryrx.
ujung lidatr, dasar mulut bagian anterior, gigi incisivus, bagian Menampung limfe dari larynx.
tengah bibir bawah, dan kulit di atas dagu. Nodi lymphoidei tracheales (paratracheales): terletak
Nodi lymphoidei cervicales anteriores: terletak sepanjang sepanjang lateral trachea. Menampung limfe dari struktur
vena jugularis antedor pada sisi depan leher. Menampung yang berdekatarL termasuk glandula thyroidea.
limfe dari kulit dan 1'aringan superfisial leher bagian depan
268 BAB 1O

I Nodi Lymphoidei Cervicales Profundi I Nodi LymphoideiAxillares


Nodi lymphoidei cervicales profundi membentuk sebuah rantai Nodi lymphoidei axiilares (Gambar 10-3) mengalirkan limfe dari
vertikal sepanjang vena jugularis interna di dalam selubung seluruh extremitas superior. Di samping itu, nodi lymphoidei ini
carotis (Gambar 10-2). Menampung limfe dari semua kelompok menerima limfe dari kuadran lateral mamma dan pembuluh limfe
regional nodi lymphoidei. Nodus jugulodigastricus, yang superfisial dari dinding thoracoabdominal di atas umbilicus.
terletak di bawah dan belakang angulus mandibulae, terutama Nodi lymphoidei axillares berjumlah 20-30 dan terletak
berhubungan dengan aliran limfe dari tonsil dan lidah. Nodus sebagai berikut:
juguloomohyoideus, yang terletak dekat musculus omohyoideus,
terutama berhubungan dengan aliran limfe lidah. I Nodi lymphoidei anteriores (pectorales): terletak sepanjang
Pembuluh limfe eferen dari nodi lymphoidei cervicales pinggir bawah musculus pectoralis minor di belakang
profundi bergabung untuk membentuk truncus jugularis, yang musculus pectoralis major, dengan perkataan lain di belakang
bermuara ke dalam ductus thoracicus atau ductus lymphaticus dinding anterior axilla. Kelompok ini menampung limfe dari
dexter (Gambar 10-1). kuadran lateral mamma dan pembuluh limfe superfisial dari
dinding thoracoabdominalis di atas umbilicus.
Nodi lymphoidei posteriores (subscapulares): terletak di
Aliran Limfe Extremitas Superior depan musculus subscapularis pada dinding posterior axilla.
Kelompok ini menerima pembuluh limfe dari punggung, ke
bawah sampai sejauh crista iliaca.
Pembuluh limfe extremitas superior diatur dalam kelompok Nodi lymphoidei laterales: terletak sepanjang sisi medial vena
superfisial dan profunda. Pembuluh limfe superfisial naik ke atas axillaris. Kelompok ini menerima sebagian besar pembuluh
extremitas di dalam fascia superficialis dan mengikrrti vena-vena limfe extremitas superior (kecuali pembuluh limfe superfisial
superfisial. Pembuluh limfe profunda terletak dalam terhadap dari sisi lateral; lihat nodi infraclaviculares).
fascia profunda d.an mengikuti vena-vena dan arteri-arteri Nodi lymphoidei centrales: terletak di pusat axilla dalam
profunda. Semua pembuluh limfe extremitas superior akhirnya lemak axilla. Kelompok ini menerima limfe dari tiga kelompok
bermuara ke daiam nodi lymphoidei yang terletak di axilla. di atas.

kelompok infraclavicularis

kelompok apikal

V. axillaris

kelompok
M. pectoralis minor
lateral
kelompok
posterior

M. pectoralis major
kelompok anterior

Gambar 10-3 Berbagai kelompok nodi lymphoidei di axilla,


PEIvIBULUH LIMFE DAN JARINGAN LllvlFE 269

Nodi lymphoidei infraclaviculares (deltopectorales): Aliran Limfe Glandula Mammaria


Kelompok ini terletak di dalam sulcus antara musculus
deltoideus dan musculus pectoralis maior sepanjang vena
cephalica. Kelompok ini menerima pembuluh limfe superfisial Aliran limfe glandula mammaria dijelaskan secara rinci pada
dari sisi lateral tangan, lengan bawah, dan lengan atas; halaman 89. Di sini hanya diberikan ringkasan singkat.
pembuluh limfe mengikuti vena cephalica. Kuadran lateral mengalirkan limfenya ke nodi lymphoidei
Nodi lymphoidei apicales Kelompok ini terletak di puncak axillares anteriores (Gambar 10-4). Kuadran medial mengalirkan
axilla pada pinggir lateral costa I. Kelompok ini menerima limfenya ke nodi lymphoidei sepanjang arteria thoracica interna di
limfe dari seluruh kelenjar axilla lailnya. Nodi lymphoidei dalam thorax. Beberapa pembuluh limfe superfisial berhubungan
apicales mengalirkan limfenya ke dalam truncus subclavius, dengan pembuluh limfe yang sama dari payudara sisi yang lain
yang pada sisi kiri bermuara ke ductus thoracicus, dan di sisi dan dengan kelenjar di dinding anterior abdomen. Beberapa
kanan ke ductus lymphaticus dexter. pembuluh limfe bermuara ke nodi lymphoidei intercostales
posteriores di posterior.

I Nodus Lymphoideus Supratrochlearis Aliran LimfeThorax


(Cubitalis)
Nodus ini terletak di fascia superficialis di depan siku dekat Dinding dan viscera thorax mengalirkan limfe ke kelompok nodi
trochanter humeri. Menampung limfe dari jari ketiga, keempat, lymphoidei berikut ini:
dan kelima, serta bagian medial tangan dan slsi medial lengan
bawah. Pembuluh limfe eferen berjalan ke atas menuju ke nodi I Nodi lymphoidei axillares: Pembuluh limfe superfisial dari
lymphoidei axillares lateralis. kulit dan jaringan subkutan dinding anterior dan posterior

,\/

pectoralis minor

Gambar 10-4 Aliran limfe mamma


270 BAB 10

dada bermuara ke nodi lymphoidei axillares. Dinding anterior Nodi lymphoidei diaphragmaticae: Kelompok ini terletak
dada bermuara ke nodi lymphoidei axillares anteriores, dan pada permukaan atas diaphragma. Nodi ini menampung
dinding posterior dada bermuara ke nodi lymphoidei axillares limfe dari diaphragma dan facies superior hepatis dan
posteriores. mengalirkannya ke nodi thoracica intema dan mediastinales
I Nodi lymphoidei thoracis internae: Kelompok ini terletak di posteriors.
dalam thorax sepanjang arteria thoracica interna di belakang Nodi lymphoidei brachiocephalica: Kelompok ini terletak di
cartilago costalis. Nodi ini menamPung limfe dari kuadran vena brachiocephalica di dalam mediastinum superior. Nodi
medial glandula mammaria dan struktur-struktur dalam ini menampung limfe dari glandula thyroidea dan pericardium
dinding thorax dan abdomen sampai sejauh umbilicus. dan mengalirkannya ke truncus bronchomediastinalis.
Kelompok ini juga menampung limfe dari permukaan atas Nodi lymphoidei mediastinales posteriores: Kelompok ini
hepar. Nodi lymphoidei thoracicae internae mengalirkan limfe terletak dekat aorta descendens. Nodi ini menampung limfe
ke dalam truncus bronchomediastinalis, yang sisi kanan akan dari oesophagus, pericardium, dan nodi diaphragmaticae dan
bermuara pada ductus lymphaticus dexter dan sisi kiri ke mengalirkannya ke dalam ductus thoracicus.
ductus thoracicus. Nodi lymphoidei tracheobronchiales: Kelompok ini terletak
o Nodi lymphoidei intercostales: Kelompok ini terletak di sepanjang trachea, bronchi principalis di hilus pulmonis, dan
dekat caput costae. Nodi ini menampung limfe dari spatium bronchi di dalam paru (Gambar 10-5). Nodi ini menampung
intercostale dan sedikit dari glanduia mammaria dan meng- limfe dari paru, trachea, dan jantung dan mengalirkannya ke
aiirkannya ke ductus thoracicus dan ductus lymphaticus truncus bronchomediastinalis.
dexter.

nodi lymphoidei
truncus bronchomediastinalis
tracheobronchiales

nodi lymphoidei N. Iaryngeus recurrens sinister


bron ch opu lmonales

nodi lymphoidei
pulmonales

plexus lymphaticus superficialis

nodi lymphoidei coeliaci

Gambar 10-5 Aliran limfe paru-paru dan ujung bawah oesophagus.


PETABULUH LIIAFE DAN JARINGAN LIA4FE 271

I Aliran Limfe Pulmo Aliran LimfeAbdomen dan Pelvis


Pembuluh limfe berasal dari plexus superficialis dan plexus
profundus (Gambar 10-5). Plexus superficialis terletak di bawah Limfe dari hampir seluruh dinding abdomen dan dari seluruh
pleura visceralis pada facies pulmonalis dan bermuara ke nodi viscera (kecuali sebagian kecil hepar) bermuara ke dalam ductus
bronchopulmonales di hilus pulmonis. Plexus profundus berjalan thoracicus. Limfe dari tractus gastrointestinalis, termasuk
sepanjang bronchus dan melalui nodi pulmones bermuara ke hepar, vesica biliaris, pancreas, dan lien, mula-mula bermuara
nodi bronchopulmonales di hilus pulmonis. Tidak ada komunikasi ke nodi lymphoidei preaortici (Gambar 10-6). Limfe dari organ-
bebas antara plexus-plexus. organ lainnya serta dinding abdomen dan pelvis mula-mula
bermuara ke dalam nodi lymphoidei paraaortici (aortici laterales
dan lumbales). Pembuluh limfe aferen yang menuju ke nodi ini
I Aliran Limfe Oesophagus cenderung mengikuti arteri, dan terdapat sejumlah kelompok
Pars cervicalis bermuara ke nodi lymphoidei cervicales profundi, nodi lymphoidei kecil yang dilalui oleh limfe. Penamaan nodi
pars medius bermuara ke nodi lymphoidei mediastinales lymphoidei sesuai dengan nama arteri di mana nodi ini terdapat.
posteriores, dan pars abdominalis bermuara ke nodi lymphoideus
gastrica sinistra dan kemudian ke nodi lymphoidei coeliaci.

V. cava inferior

nodi coeliaci

mesenterici superiores

truncus lumbalis sinister


cisterna chyli
nodi aortici laterales
truncus intestinalis (paraaortici)

truncus lumbalis dexter

nodi mesenterici inferiores

vestca unnana

Gambar 10-6 Pembuluh limfe dan nodi lymphoidei pada dinding posterior abdomen.
272 BAB 10

I Nodi Lymphoidei Preaortici ( Aliran Limfe Sepertiga


Bagian
Nodi ini terletak sepanjang permukaan anterior aorta abdominatis DiStal COIOn TfanSVefSUm, COIOn
(Gambar 10-6). Pembuluh eferennya membentuk truncus intes- DeSCendenS, COIOn SigmOideUm,
tinatis, yang bermuara ke cisterna chyli. Nodi tr-l.T:T:_:
dapat dibagi dalam kelompok coeliaci, mesenlerici superiores,
Rectum, dan Setengah Bagian Atas
dan mesenterici inferiores yang terietak dekat dengan pungt ui ^
Canalis AnaliS
arteri tersebut
:iili"::111il,1"jili"""i:lHil:iTIxl?-"J:lt'::?T:
( NOdi LymphOidei PafaaOftiCi (AOftiCi akhirnyabermuarakenodimesentericiinferiores.

laterales atau Nodi Lumbales)


Terdapat kelompok kanan dan kiri yang terletak sepanjang aorta
I Aliran Limfe Hepar
abdominalis (Gambar 10-6). Pembuluh eferennya membentuk Limfe berjalan ke nodi hepatici di dalam porta hepatis dan
truncus lumbalis dexter dan sinister, yang bermuara ke cistema kemudian ke nodi coeliaci. Area nuda hepatica mengalirkan limfe
chyli. Limfe dari pelvis mula-mula berjalan melalui beberapa melalui nodi diaphragmatici ke nodi mediastinales posteriores.
nodi perifer yang terletak sesuai dengan arteria. Nodi itu adalah
nodi iliaci interni, nodi iliaci externi, dan nodi iliaci communes ( Alifan
Limfe PanCfeaS
(Gambar 10-6)'
Limfe mengalir ke nodi sepanjang pembuluh darah arteri, yaitu
nodi pan*eaticoduodenales' nodi lienales' dan akhirnva nodi
I Aliran Limfe pars Abdominalis coeliaci.
Oesophagus, Gaster, dan Seeengah
Bagian Atas Duodenum I Aliran Limfe Lien
Pars Abdominalis Oesophagus Limfe mengalir ke nodi pancreaticolienales.

Bagian pertama oesophagus mengalirkan limfe ke dalam nodi


gastrici sinistri. I Aliran Limfe Glandula Suprarenalis
dan Ren
Gaster Limfe mengalir ke nodi aortici laterales.
Setengah bagian kiri curvatura minor mengalirkan limfe ke nodi
gastrici sinistri. Setengah bagian kanan curvatura minor meng- I Alifan LimfeVeSiCa
Ufinafia
alirkan limfe ke nodi gastrici dextri. Fundus dan setengah bagian
kiri curvatura major mengalirkan limfe ke nodigastroomentales Limfe mengalir ke nodi iliaci interni dan extemi.
sinistri dan nodi pancreaticolienales. Setengah bagian kanan
curvaturamajormengalirkanlimfekenodigastroomentalesdextri I Alifan Limfe TeStiS dan OVafiUm
dan nodi gastroduodenales'
Limfe mengalir ke atas pada dinding abdominalis posterior
mengikuti pembuluh darah gonad dan bermuara ke nodi aortici
Setengah Bagian Atas Duodenum laterales setinggi vertebra lumbalis I.
Setengah bagian atas duodenum mengalirkan limfe ke nodi
pylorici (nodi pancreaticoduodenales superiores) dan nodi I Alifan Limfe PfOStat
gastroduodenales. Semua nodi lymphoidei ini bermuara ke nodi
coeliaci. Limfe mengalir ke nodi iliaci interni.

I Aliran Limfe Setengah Bagian Bawah I Aliran Limfe Penis dan Scrotum
DUOdenUm,JejUnUm, lleUm, CaeCUm, Limfe..{a.ri jaringan superfisial mengalir ke nodi inguinales
Limre dari glans penis mengalir ke nodi inguinales
-Appendix,
-r t- -' Coion Ascendens,
'-:-"-.-"-.t dan ::T:::]i":
protundi dan iliaci extemi. Limfe dari jaringan erektil mengalir ke
^:"
Dua Pertiga Bagian Proximal Colon nodiiliaciintemi.
Transversum
Limfe berjatan melatui nodi lymphoidei yang terretak sepanjang I Aliran Limfe Uterus
rami terminalis arteria mesenterica superior. Sqmua nodi ini Limfe dari corpus dan cervicis uteri mengalir ke nodi iliaci intemi
akhirnya bermuara ke nodi lymphoidei mesenterici superiores. dan externi. Pembuluh limfe dari fundus uteri mengikuti arteria
PETABULUH LIIAFE DA,N JARINGAN LIIAFE 273

ovarica ke nodi lymphoidei aortici laterales setinggi vertebra


lumbalis I. Beberapa pembuluh iimfe berjalan bersama ligamentum
I Nodi Poplitei
rotundum uteri ke nodi inguinales superficiales. Nodi ini terletak di fossa poplitea di belakang lutut. Kelompok ini
menerima pembuluh limfe superfisial yang berjalan bersama vena
saphena parva dari sisi lateral kaki serta sisi belakang dan lateral
I Aliran LimfeVagina betis. Nodi ini juga menerima limfe dari struktur dalam tungkai di
Limfe dari bagian atas vagina mengalir ke nodi iliaci interni dan bawah lutut. Pembuluh eferen mengalirkan limfe ke atas ke nodi
externi. Limfe dari orificium vaginae dan vulva mengalir ke nodi inguinales profundi.
inguinales superficiales.

Thymus
I Aliran Limfe Setengah Bagian Bawah
Canalis Analis Thymusberbentukpipitr, berlobus dua danterletak di mediastinum
Limfe berjalan descendens ke anus dan akhimya bermuara ke nodi superior dan anterior thorax. Pada bayi yang baru lahir, thymus
inguinales superficiales. -
mencapai ukuran terbesamya jika dibandingkan dengan ukuran
tubuh. Thymus terus berkembang sampai pubertas, tetapi setelah
itu mengalami involusi. Pembuluh limfatik tidak bermuara ke
Aliran Limfe Extremitas Inferior thymus, tetapi sejumlah besar berasal dari thymus. Thymus
merupakan salah safu organ paling penting untuk mekanisme
pertahanan terhadap infeksi serta tempat untuk pembenfukan sei
Pembuluh limfe extremitas inJerior tersusun berupa kelompok limfosit T (thymic).
superfisial dan profunda (Gambar 10-7). Pembuluh limfe Pendarahan thymus berasal dari arteria thyroidea inferior dan
superfisial berjalan ke atas bersama dengan vena-vena superfisial. thoracica interna.
Pembuluh limfe profunda terletak profunda terhadap fascia
profunda dan mengikuti arteri-arteri dan vena-vena profunda.
Seluruh pembuluh limfe extremitas inJerior akhirnya bermuara ke Lien
nodi inguinales profundi yang terletak di lipat paha. I
Lien merupakan massa jaringan limfatik turrggal paling besar di
I Nodi lymphoidei Inguinales dalam tubuh. Terletak di dalam abdomen tepat di bawah separuh
Superficiales kiri diaphragma. Tidak seperti nodi lympoidei, lien tidak terletak
sepanjang perjalanan pembuluh limfe, teiapi sepanjang sirkulasi
Nodi ini terletak di dalam fascia superficialis tepat distal dari sistemik, yaitu arteria dan vena lienalis.
ligamentum inguinale (Gambar 10-7). Kelenjar ini dapat dibagi Bagian dalam lien diisi dengan pulpa lienalis. Pada
dalam kelompok horizontal dan kelompok vertikal. Kelompok penampang, lien terlihat mempunyai dua jenis pulpa, pulpa alba
horizonlal menerima limfe dari pembuluh limfe superfisial dari dan rubra. Pulpa alba membentuk pulau-pulau kecil keabuan
dinding anterior abdomen di bawah umbilicus, perineum, genitalia dengan diameter kurang dari satu millimeter, yar.g tersebar
extema pria (kecuali testis) dan wanita, dan setengah bagian distal di seluruh pulpa lainnya, yaitu pulpa rubra. Pulpa alba terdiri
canalis analis. Kelompok ini juga menerima pembuluh limfe dari jaringan limfoid berselubung di sekeliling cabang-cabang
superfi sial dari bokong. kecil arteria lienalis. Pulpa rubra terdiri dari sel-sel darah yang
Kelompok vertikal terletak sepanjang bagian terminal vena bersirkulasi melalui anyaman serabut reticularis.
saphena magna dan menampung sebagian besar pembuluh limfe Lien berwama kemerahan dan berbentuk lonjong, dengan
superfisial dari extremitas inferior, kecuali dari sisi belakang dan incisura di pinggir anteriornya. Lien diliputi oleh peritoneum yang
lateral betis dan sisi lateral kaki. berjalan dari hilus lienalis ke gaster sebagai omentum gastrolienale
Semua nodi lymphoidei inguinales superficiales bermuara ke (ligamentum) dan juga ke ren sinister sebagai ligamentum
nodi inguinales profu ndi. lienorenale. Omenfum gastrolienale berisi vasa arteria gastrica
brevis dan gastroomentale sinister, dan ligamentum lienorenale
I Nodi Lymphoidei Inguinales Profundi berisi vasa lienalis dan cauda pancreatis.
Lien terletak anterior terhadap gaster, cauda pancreatis, dan
Umumnya terdapat tiga nodi yang terletak sepanjang sisi medial flexura colica sinistra. Ren sinister terletak di sepanjang pinggir
vena femoralis dan di dalam canalis femoralis (Gambar 10-7). medialnya. Ke posterior terdapat diaphragm4 pulmo sinister,
Nodi ini menerima seluruh limfe dari nodi inguinales superficiales serta costa IK X dan XI.
dan dari seluruh struktur dalam extremitas inferior. Pembuluh Pendarahannya berasal dari arteria lienalis, cabang dari
Iimfe eferen berjalan ke atas melalui canalis femoralis ke cavitas arteria coeliaca. Vena lienalis bergabung dengan vena mesenterica
abdominalis dan bermuara ke nodi iliaci externi. superior membentuk vena porta.
274 BAB 10

umbilicus

kelompok horizontal
nodi lymphoidei
inguinales
superficiales

kelompok vertikal
nodi lymphoidei
inguinales
superficiales

nodi lymphoidei
poplitei

canalis femoraiis

&
nodi lymphoidei
inguinales
superficiales
hiatus O
saphenus
I
+\
t\
nodi inguinales

Gambar 1O-7 Aliran limfe dari jaringan superfisial extremitas inferior kanan dan dinding abdomen dibawah umbilicus.
Perhatikan susunan nodi lymphoidei inguinales superficiales dan profundi serta hubungannya dengan hiatus saphenus pada
fascia profunda. Perhatikan juga bahwa seluruh limfe dari nodi ini akhirnya bermuara ke nodi iliaci externi melalui canalis
femoralis.
PETABULUH LITAFE DAN JARINGAN LIMFE 275

Noduli Lymphatici Tonsilla

Noduli lymphatici merupakan jaringan limfatik berbentuk bulat Tonsilla membentuk cincin jaringan limfatik yang tidak utuh di
yang ditemukan di dalam cortex nodi lymphoidei (Gambar 10-1), sekitar pintu masuk dari mulut dan hidung ke pharynx. Tonsilla
di dalam liery dan jaringan penyambung membrana mucosa sistem -
ini terdiri dari sepasang tonsilla palatina, sepasang tonsilla tubaria,
respirasi dan intestin. sebuah tonsilla lingualis, dan sebuah tonsilla nasopharyrrgealis.
Terdapat juga beberapa jaringan limfatik di palatum molle (Gambar
10-8). Tonsilla secara strategis terletak di pintu masuk sistem
respirasi dan digestif serta berperan dalam respons immunologis
terhadap antigen asing yang masuk ke dalam kedua sistem ini.
Tambahan uraian aliran limfe organ-organ dan jaringan tubuh
diberikan di tempat yang cocok/sesuai pada seluruh sistem yang berbeda
di dalam teks.

cavum nast

tonsilla tubaria

ostium pharyngeum
tubae auditivae
palatum
tonsilla nasopharyngealis

cavum oris pars nasalis laryngis

jaringan limfoid
di palatum molle

tonsilla palatine
pars oralis pharyngis

tonsilla lingualis

pars laryngea pharyngis

cavitas laryngis

Gambar 1O-8 Distribusi jaringan limfatik di sekeliling pintu masuk dari mulut dan hidung ke pharynx.
Pertanyaan Melengkapi C. vena cava superior.
D. venabrachiocephalica sinister.
Pilihlah jawaban yang PALING tepat untuk melengkapi E. truncusjugularis dexter.
pernyataan.

Pertanyaan M encocokkan
1. Kapiler limfatik mulai sebagai
A. sebuah lanjutan venula. Pilihlah struktur atau fungsi yang cocok untuk setiap struktur
B. sebuah saluran bunfu. limfatik berikut.
C. sebuah lanjutan arteriol.
D. sebuah cabang kapiler darah. 8. Kapiler limfe
E. saluran kecil yang terbuka.
9. Ductus thoracicus
2. Kapiler limfatik berbeda dari kapiler darah, kapiler ini dapat
mengabsorbsi 10. Ductus lymphaticus dexter
A. air.
B. cairan jaringan yang hanya mengandung garam
11. Nodus lymphaticus
inorganik. A. Terdapat di susunan saraf pusat.
C. cairan jaringan yang hanya mengandung protein. B. Mengalirkan limfe langsung dari jaringan.
D. cairan jaringan yang mengandung proleitr dan partikel C. Mengandung jaringan limfatik dan mempunyai pembuluh
besar. aferen dan eferen.
E. cairan jaringan yang hanya mengandung gula. D. Mengalirkan limfe dari sisi kanan kepaia dan leher,
extremitas superior kanarl dan sisi kanan thorax.
3. Limfe merupakan nama yang diberikan untuk E. Mengalirkan limfe dari sisi kanan abd.omen.
A. cairan jaringan di luar dinding kapiler limfe.
B. cairan jaringan yang hanya terdapat dalam ductus
Pilihlah area tubuh yang aliran limfenya dialirkan oleh nodus
thoracicus.
berikut.
C. cairan jaringan begitu masuk ke dalam pembuluh limfe.
D. semua cairan tubuh di luar pembuluh darah.
E. cairan di daiam canalis semicircularis telinga dalam. 12. Nodi submentales

4. Nodus lymphaticus didapatkan 13. Nodus jugulodigastricus


A. sepanjang perjalanan pembuluh limfe.
B. sepanjang perjalanan pembuluh darah. 14. Nodus juguloomohyoideus
C. selalu berbentuk massa jaringan limfoid tunggal.
D. pada permulaan sebuah kapiler limfatik. 15. Nodiparotidei
E. tanpa capsula fibrosa. A. Sisi lateral lidah
B. Tonsil
5. Pembuluh limfatik tidak terdapat dari jaringan berikut C. Ujung lidah
A. hepar. D. Kelopak mata
B. ren dan pancreas. E. Belakangkulitkepala
C. glandula thyroidea dan parathyroidea.
D. testis dan ovarium. Pertanyaan Melengkapi
E. susunan saraf pusat.
Pilihlah lawaban yang PALING TEPAT untuk melengkapi
6. Ductus thoracicus mulai
pernyataan.
A. sebagai sebuah kantong dilatasi, cisterna chyli.
B. di pelvis berasal dari nodi iliaci intemi.
16. Limfe dari kuadran lateral atas glandula mammaria mengaiir
C. sebagai lanjutan truncus intestinalis.
terutama ke
D. di depan vertebra thoracica X.
E. sebagai lanjutan truncus lumbalis dexter. A. nodi axillares laterales.
B. nodi thoracica interni.
7. Ductus thoracicus berakhir dengan bergabung dengan C. nodi axillares posteriors.
A. vena brachiocephalica dextra. D. nodi axillares anteriores.
B. vena subclavia dextra. E. kelompoknodideltopectorales.
PE/LBULUH LIMFE DAN JARINGAN LllvlFE 277

17. Plexus lymphaticus superficialis di paru-paru bermuara 22. Aliran iirnfatik kulit sisi medial ibu jari kaki bermuara
dalam: langsung ke:
A. nodi thoraci interna. A. kelompok medial dari kelompok horizontalis nodi
B. nodi intercostales. inguinales superficiales.
C. nodibrachiocephalica. B. kelompok lateral dari kelompok horizontalis nodi
D. nodibronchopulmonales. inguinales superfi ciales.
E. nodi diaphragmatici. C. kelompok vertikal nodi inguinales superficiales.
D. nodi lymphatici inguinales profundi.
18. Aliran limfatik pars abdominaiis oesphagus bermuara ke: E. nodi inguinales iliaci externi.
A. nodi mesenterica superiores.
B. nodj gastrici sinistri. 23. Thymus mencapai ukuran relatif maksimum terhadap ukuran
C. nodi pancreaticoduodenales superiores. tubuh ketika:
D. nodi lumbales sinistri. A. saat lahir.
E. nodidiaphragmatici. B. pubertas.
C. usia 40 tahun.
19. Aliran limfatik ren dexter bermuara ke: D. usia sesudah 65 tahun.
A. nodi preaortici. E. selama kehamilan.
B. nodi diaphragmatici.
C. nodi aortici laterales. Pertanyaan Pilihan Ganda
D. nodi coeliaci.
E. nodi mesenterica superiores. 24. Lien mempunyai karakter penting berikut ini, kecuali:
A. merupakan massa jaringan limfoid tunggal terbesar di
20. Aliran iimfatik testis sinister bermuara ke: dalam tubuh.
A. nodi preaortici setinggi vertebra lumbalis I. B. tidak terletak sepanjang pe4alanan pembuluh limfatik.
B. nodi inguinales superficiales sinistri. C. mempunyai arteria dan vena lienalis yang besar.
C. nodi inguinales profundi sinistri. D. dikelilingi oleh peritoneum.
D. nodi aortici laterales di pintu masuk pelvis. E. hanya terdiri dari pulpa rubra.
E. nodi aortici laterales setinggi vertebra lumbalis I.
25. Noduli lymphatici terdapat di lokasi berikut, kecuali:
21. Aliran limfatik colon descendens bermuara ke: A. di dalam cortex nodi lymphoidei.
A. nodi coeliaci. B. di dalam lien.
B. nodi mesenterica superiores. C. di dalam noduli lymphoidei aggregati intestinum tenue.
C. nodi mesenterica inferiores. D. di dalam dinding ureter.
D. nodi aortici laterales sinistri. E. di dalam membrana mucosa sistem respirasi.
E. nodi iliaci communes sinistri.

L. B yang benar. Kapiler iimfatik mulai di dalam jaringan sebagai 4. A yang benar. Nodus lymphaticus terdapat sepaniang
saluran buntu. perjalanan pembuluh limfe apakah sebagai satuan ataupun
bekelompok (Gambar 10-1 ).
D yang benar. Kapiler limfatik berbeda dengan kapiler darah
dalam hal kapiler limfatik dapat mengabsorbsi cairan jaringan E yang benar. Pembuluh limfatik tidak terdapat dari jaringan
yang mengandung protein dan partikel besar. Di lain pihak, berikut: susunan saraf pusat, bola mata, telinga dalam,
kapiler darah hanya dapat mengabsorbsi cairan jaringan yang epidermis, cartilago, dan tulang.
mengandung garam inorganik dan gula. 6. A yang benar. Ductus thoracicus mulai di bawah di abdomen
sebagai sebuah kantong dilatasi, cistema chyli, di depan corpus
C yang benar. Limfe adalah nama yang diberikan untuk cairan vertebrae lumbalis II pada sisi kanan aorta (Gambar 10-6).
jaringan begitu cairan tersebut masuk ke dalam pembuluh
limfe dan diterapkan pada semua pembuluh limfe, tidak 7. D yang benar. Ductus thoracicus berakhir dengan bergabung
hanya ductus thoracicus. dengan vena brachiocephalica sinistra.
278- BAB 10

8. B yang benar. Kapiler limfe mengalirkan limfe langsung dari mengalirkan limfe dari kulit kepala di atas glandula parotis,
jaringan. kelopak mat4 glandula parotis, auricula, dan meatus acusticus
extemus.
9, E yang benar. Ductus thoracicus membawa ke darah semua
limfe dari kedua extremitas inferior, rongga pelvis/ sisi kiri 15. D yang benar. Limfe dari kuadran lateral atas glandula
thoro; dan sisi kiri kepala, leher, dan extremitas superior kiri mammaria mengalir ke nodi axillares anteriores (Gambar
(Gambar 10-1). 10-4).

10. D yang benar. Ductus lymphaticus dexter mengalirkan limfe 17. D yang benar. Plexus lymphaticus superficialis di paru-paru
dari sisi kanan kepala dan leher, extremitas superior kanary bermuara ke nodi bronchopulmonales di hilus pulmonis
dan sisi kanan thorax (Gambar 10-1). (Gambar 10-5).

11. C yang benar. Nodus lymphaticus mengandung jaringan 18. B yang benar. Aliran limfatik pars abdominalis oesophagus
limfatik dan mempunyai pembuluh limfatik aferen dan eferen bermuara ke nodi gastrici sinistri yang terletak sepanjang
(Gambar 10-1). arteria gastrica sinistra.

12. C yang benar. Nodi submentales membentuk bagian collar 19. C yang benar. Aliran limfatik ren dexter bermuara ke nodi
dari nodi lymphoidei di daerah sekeliling leher (Gambar 10-2). aortici laterales (Gambar 10-6).
Kelompok ini terletak tepat di bawah dagu dan mengalirkan
limfe dari ujung lidah, dasar bagian anterior mulut, gigi 20. E yang benar. Aliran limfatik testis sinister bermuara ke nodi
incisivus, pars centralis labiae inferior, dan kulit yang aortici laterales setinggi vertebra lumbalis I.
menutupi dagu.
21,. C yang benar. Aliran limfatik colon descendens bermuara
13. B yang benar. Nodus jugulodigastricus merupakan anggota ke nodi mesenterica inferiores terletak di sekeliling pangkal
dari nodi lymphoidei cervicalis profundi, terletak di dalam arteria mesenterica inferior.
sarung carotis sepanjang sisi vena jugularis intema. Kelompok
ini dinamakan demikian karena kenyataannya venter posterior 22. C yangbenar. Aliran limfatik kulit sisi rneclial ibu jari kaki
musculus digastricus menyilang nodus ini di tempat ini. langsung bermuara ke kelompok vertilli::.I ::odi inguinales
Nodus jugulodigastricus mengalirkan limfe dari tonsilla. superficiales (Gambar 10-7).

14. A yang benar. Nodus juguloomohyoideus merupakan anggota 23. A yang benar. Thymus mencapai ukuran relatif maksimum
dari nodi lymphoidei cervicales profundi, terletak di dalam terhadap ukuran tubuh pada saat lahir.
sarung carotis sepanjang sisi vena jugularis interna. Kelompok
ini dinamakan demikian berdasarkan kenyataan bahwa 24. E yang benar. Lien mempunyai pulpa alba (jaringan limfoid)
musculus omohyoideus menyilang nodus ini ditempat ini. dan pulpa rubra (darah) bercampur di antaranya.
Nodus jugulo-omohyoideus mengalirkan limfe dari sisi lidah.
25. D yang benar. Noduli lymphatici tidak terdapat di dalam
15. D yang benar. Nodi parotidei, yang terletak pada permukaan dinding ureter.
dan di dalam glandula salivaria parotis (Gambar L0-2),
Sistem
Muskuloskeletal

279
tt Tulang dan Kartilago

280
TUUNG DAN KARTILAGO 281

Anatomi Dasar 281 Gambaran Radiografi Os Hyoideum 301


Tulang 281 Gambaran Radiografi Cotumna Vertebratis 306
Catatan Fisiotogi: Perubahan Jenis Sumsum Berhubungan Gambaran Radiografi Ossa Thoracicae 312
dengan Usia 284
Gambaran Radiografi Ossa Membri Superioris 321
Catatan Embriotogi: Pembentukan Tutang 284
Gambaran Radiografi Ossa Membri lnferioris 339
Cartitago 284
Pertanyaan 348
Rangka 285
Jawaban dan Penjetasan 351
Gambaran Radiografi Tengkorak dan Mandibula 296

pangka tulang tubuh, terutama tengkorak, columna vertebralis, rakitis; osteomalasia; dan penyakit Paget. Di samping itu, sumsum
l\dan pelvis memberikan dukungan dan perlindungan untuk tulang merupakan tempat dari banyak displasia medullaris. Bab ini
beberapa organ lunak. Tulang-tulang merupakan tempat lekat untuk menguraikan materi dasar dari tulang dan cartilago yang dibutuhkan
otot skelet dan berfungsi sebagai pengungkit. Pada daerah tertentu, oleh medis profesional untuk menegakkan diagnosis dan memilih
tulang dibantu oleh cartilago. pengobatan yang adekuat.
Penyakit tulang sering ditemukan di tempat praktek, beberapa
diantaranya adalah: fraktur; osteoporosis; tumor, seperti sarkoma;

r.li l,.J t # t4 I r];;t lidi$t Trabekula tersusun sedemikian rupa sehingga tahan akan tekanan
dan tarikan yang mengenai tulang.

I KlasifikasiTulang
Tulang
E Tuiang dapat diklasifikasikan secara regional atau berdasarkan
bentuk umumnya. Klasifikasi regional diringkas dalam Tabel 11,1.
Tulang adalah jaringan hidup yang struktumya dapat berubah Tulang dapat dikelompcikkan berdasarkan bentuk umumnya: (a)
sebagai akibat tekananyang dlalaminya. Tulang selalu diperbaharui tulang panjang, (b) tulang pendek, (c) tulang pipih, (d) tulang
dengan pembentukan tulang baru dan resorpsi. Seperti jaringan iregular, dan (e) tulang sesamoid.
ikat lain, tulang terdiri dari sel, serabut, dan matriks. Tulangbersifat
keras karena matriks ekstraselulernya mengalami kalsifikasi, dan
Tulang Panjang
mempunyai derajat elastisitas tertentu akibat adanya serabut-
serabut organik. Tulang mernpunyai fungsi protektif, misalnya Tulang panjang ditemukan pada extremitas (contoh: humerus,
tengkorak dan columna vertebralis melindungi otak dan medula femur, ossa metacarpi, ossa metatarsi, dan phalanges). Paniangnya
spinalis dari cedera; stemum dan costa melindungi viscera rongga lebih bepar dari lebamya. Tulang ini mempunyai corpus berbentuk
toraks dan abdomenbagian atas (Gambar 11-1). Tulangberperanan tubular, diaphysis, dan biasanya terdapai epiphysis pada ujung,
sebagai pengungkit seperti yang dapat dilihat pada tulang panjang ujungnya. Selama masa pertumbuhary diaphysis dipisahkan dari
extremitas, dan sebagai tempat penyimpanan utama dari garam epiphysis oleh cartilago epiphysis. Bagian diaphysis yang terletak
calcium. Sumsum tulang yang berfungsi membentuk sel-sel darah berdekatan dengan cartilago epiphysis disebut , metaphysis.
terdapat di dalam rongga tulang dan terlindungi oleh tulang. Corpus mempunyai cavitas medullaris di bagian tengah yang
Tulang terdiri atas dua bentuk, tulang kompakta dan tulang berisi medulla ossium (sumsum fulang). Bagian luar corpus
spongiosa. Tulang kompakta tampak sebagai massa yang padat; terdiri dari tulang kompakta yang diliputi oleh selubung jaringan
tulang spongiosa terdiri atas anyaman trabekula (Gambar 11-2). ikat, periosteum.
282 BAB 11

os coxae

sacrum

Os coccygis

metacarpi

A B

Gambar 11-1 Rangka. A. Dilihat dari anterior. B. Dilihat dari lateral.

Ujung-ujung tulang panjang terdiri dari tulang spongiosa yang atas lapisan tipis tulang kompakta, disebut tabula, yang dipisahkan
dikelilingi oleh selapis tipis tulang kompakta. Facies articularis oleh selapis tulang spongiosa, disebut diploe. Scapula termasuk di
ujung-ujung tulang diliputi oleh cartilago hyalin. dalam kelompok tulang ini. walaupun berbentuk iregular

Tulang Pendek Tulang lregular


Tulang pendek ditemukan pada tangan dan kaki (contohnya os Tulang iregular merupakan tulang yang tidak termasuk di
scaphoideum, os iunatum, talus, dan calcaneus). Benfuk fulang dalam kelompok yang telah disebutkan di atas (contoh tulang-
ini umumnya segiempat dan terdiri atas tulang spongiosa yang tulang tengkorak, vertebrae, dan os coxae). Tulang ini tersusun
dikelilingi oleh selapis tipis tulang kompakta. Tulang pendek diliputi dari selapis tipis tulang kompakta di bagian iuarnya dan bagian
periosteum dan facies articularis diliputi oleh cartilago hyalin. dalamnya dibentuk oleh tulang spongiosa.

TLlang Pipih Tulang Sesamoid


Tulang pipih ditemukan pada tempurung kepala (contoh os Tulang sesamoid merupakan tulang kecil yang ditemukan pada
frontale dan os parietale).Bagian dalam dan luar tulang ini terdiri tendo-tendo tertentu di mana terdapat pergeseran tendo pada
TULANG DAN KARTILAGO 283

Gambar 1l-2 Penampang berbagai jenis tulang. A. Tulang panjang (humerus). B. Tulang iregular (calcaneus). C. Tulang pipih
(dua buah os parietale dipisahkan oleh sutura sagitalis). D. Tulang sesamoid (patella). E. Perhatikan susunan trabecula yang
bekerja sebagai penyanggah untuk menahan gaya kompresi dan tarikan dari ujung proksimal femur.

permukaan tulang. Sebagian besar tulang sesamoid tertanam di kasar ini tidak dijumpai pada waktu lahir. jejas ini timbul pada
dalam tendo dan permukaan bebasnya diliputi oleh cartilago. waktu pubertas dan secara progresif menjadi lebih nyata pada
Tulang sesamoid yang terbesar adalah patell4 yang terdapat pada waktu dewasa. Tarikan struktur-struktur fibrosa ini menyebabkan
tendo musculus quadriceps femoris. Contoh lain dapat ditemukan periosteum menonjol dan di bawahnya terjadi endapan tulang
pada tendo musculus flexor pollicis brevis dan musculus flexor baru.
hallucis brevis. Fungsi tulang sesamoid adalah mengurangi friksi Pada keadaan tertentu, jejas ini besar dan diberi nama khusus.
pada tendo, dan merubah arah tarikan dari tendo. Beberapa jejas yang penting diringkas pada Tabel 11-2.

I Jejas pada Permukaan Tulang


( Sumsum Tulang
Permukaan tulang menunjukkan berbagai jejas atau iregularitas. Sumsum tulang (medulla ossium) terdapat di dalam cavitas
Bila terdapat perlekatan fascia, ligamentum, tendo, atau aponeu- medularis tulang panjang dan tulang pendek serta substansia
rosis, tulang akan menonjol atau kasar. Permukaan tulang yang spongiosa tulang pipih dan iregular.
284 BAB 11 Semua permukaan tulang, kecuali permukaan yang membentuk
persendian, diliputi oleh lapisan jaringan fibrosa tebal yang
disebut periosteum. Periosteum mengandung banyak pembuluh
darah, dan sel-sel yang terletak lebih dalam bersifat osteogenik,
Tabel t1-1 Klasifikasi Tulang.lillenund Regio
Periosteum khususnya berhubungan erat dengan tulang pada
Bagian kerangka Jumlah tulang
tempat-tempat perlekatan otot, tendo, dan ligamentum. Berkas-
Kff€ngka aksiat '
berkas serabut kolagen yang dikenal sebagai serabut Sharpey
Tengkorak
'8 berjalan dari periosteum ke tulang di bawahnya. Periosteum
Cranirm
menerima banyak persarafan dan sangat peka.
Wajah 14'
: Tutang-tulang pondeilgs€n ,6'
,
Hyoid
Veltebra {teffia$uk'Os saerum
'1:
:26,
I Periosteum Tulang
, daa coceygis)
Sternum 1

Casta 24
Kerangka apendikular
: Gelang bahu
Clavicula z
r :Scapula 2,
Erlmmitas supsdor
Humerus ' z
. Radiilg 2: Cartilago
Ulna
, Ossa0arpalia 16
Ossa'Matasa$aila 10 Tulang rawan (cartilago) merupakan bentuk jaringan ikat yang
Phalanges 28 sel-sel dan serabut-serabutnya tertanam di dalam matriks yang
GElang penggul berbentuk seperti agar. Matriks bertanggung jawab atas kekuatan
0s coxae
El(trernftas infeilor
2
-
dan kekenyalan tulang rawan. Kecuali pada permukaan sendi,
tulang rawan diliputi oleh selapis membrana fibrosa, yang
'Femur 2
Fatella 2 dinamakan perichondrium. Terdapat tiga jenis cartilago:
Fibula 2,
Tibia 2, t Cartilago hyalin mempunyai banyak matriks amorf yang
OssaTarsalia .'14 mempunyai indeks bias yang sama dengan serabut-serabut
Ossa Metatarsaiia 10: yang terbenam di dalamnya. Selama masa anak-anak dan
Phalanges 28 remaja, cartilago hyaline berperan penting pada pertumbuhan
206, tulang panjang (lempeng epiphysis terdiri dari tulang rawan
Dari Snell RSr ClinicalAnatomy. Tth Ed. Philadelphia; Lippincott hyalin). Cartilago ini sangat tahan terhadap robekan dan
Witliams & Wilkins,2004, p-37. meliputi hampir semua permukaan sendi sinovial. Cartilago
hyalin tidak dapat diperbaiki bila mengalami fraktur; tempat
kerusakan diisi oleh jaringan fibrosa.
l| Cartilago fibrosa mempunyai banyak serabut kolagen
yang tertanam di dalam sedikit matriks dan ditemukan di
dalam discus articularis (misalnya pada articulatio temporo-
mandibularis, articulatio stemoclavicularis, dan articulatio
genu) dan pada permukaan sendi clavicula dan mandibula.
Bila rusak, fibrocartilago dapat memperbaiki dirinya sendiri
secara lambat dengan cara yang sama dengan iaringan fibrosa
Perubahan Jenis Sumsum Berhubungan lainnya di dalam tubuh. Discus articularis mempunyai sedikit
dengan Usia aliran darah, oleh karena itu tidak dapat memperbaiki dirinya
Pada waktu lahir, senrua sumsum tulang dalam tubuh sendiri bila mengalami kerusakan.
berwarna merah dan hematopoeitik. Aktivitas pembentukan darah I Cartilago elastis mempunyai banyak serabut elastis yang
lambat laun berkurang dengan bertambahnya usa, dan sumsum tertanam di dalam matriks. Seperti yang dapat diduga, tulang
merah (medulla ossium rubra) diganti menjadi sumsum kuning rawan ini sangat fleksibel dan ditemukan pada auricul4
(medulla ossium flava). Pada usia 7 tahun, sumsum kuning mulai meatus acusticus extemus, tuba auditiva, dan epiglottis. Bila
tampak pada tulang-tulang distal ekstremitas. Pergantian sumsum mengalami kerusakan tulang rawan ini dapat memperbaiki
ini lambat laun bergerak ke arah proksimal, sehingga pada saat dirinya sendiri dengan jaringan fibrosa.
orang menjadi dewasa sumsum merah hanya dijumpai pada tulang
tengkorak, columna vertebralis, dinding toraks, tulang gelang bahu Cartilago hyalin dan fibrocartilago cenderung mengalami
dan panggul, serta caput humeri dan caput femoris. kalsifikasi atau bahkan mengalami osifikasi pada kehidupan
selanjutnya.
TULANG DAN KARTIUGO 285

Tabel 11-2. Jejas pada Permukaan Tulang


Jejas pada Tulang
Elevasi linear
Linea Linea nuchae superior pada os occipitale
Tuberositas Tuberositas supracondylaris medialis dan lateralis pada humerus
Crista Crista iliaca pada os coxae
Elevasi bulat
Tuberculum Tuberculum pubici:m
Protuberantia Protuberantia occipitalis externa
Tuberositas Tuberositas major dan minor humeri
Malleolus Malleolus medialis tibiae dan malleolus lateralis fibulae
Trochanter Trochanter major dan minor femoris
Elevasi tajam
Spina atau processus spinosus Spina ischiadica, processus spinosus vertebrae
Processus styloideus Processus styloideus ossis temporalis
Ujung yang melebar untuk persendian
Caput Caput humeri, caput femoris
Condylus (tonjolan seperti tinju) Condylus lateralis dan condylus medialis femoris
Epicondylus (penonjolan yang terletak tepat di atas condylus) Epicondylus medialis dan lateralis femoris
Daerah kecil. datar, untuk persendian
FOVEE Fovea capitulum costae untuk persendian dengan corpus vertebrae
-;n;
Cekungan
lncisura ischiadica major ossis coxae
Sulcus Sulcus bicipitalis humeri
l-ossa Fossa olecranii humeri, fossa acetabuti ossis coxae
Lubang
t rssura Fissura occipitalis superior
Foramen Foramen infraorbitale maxillae
Canalis Canalis caroticus pada ossis temporalis
Meatus Meatus acusticus externus pada ossis temporalis
Dari Snell RS: ClinicalAnatomy. 7th Ed. Philadelphia; Lippincott Williams & Witkins, 2004, p. 38.

Rangka tulang-tulang disebut 1i gamentum suturale. Mandibula merupakan


perkecualian dari sistem ini, karena tulang ini berhubungan
dengan cranium melalui articulatio temporomandibularis yang
Rangka disusun dalam dua kelompok besar: rangka aksial dan
bergerak.
rangka apendikular (Gambar 11-1).
Tulang-tulang tengkorak dapat dibedakan dalam cranium dan
- Rangka aksial dibentuk oleh tulang-tulang yang membentuk
tulang-tulang wajah. Calvaria adalah bagian atas dari cranium,
sumbu utama yang menyokong tubuh, yaitu cranium, os
dan basis cranii adalah bagian paling bawah dari cranium
hyoideum, columna vertebralis, sternum, dan costa; dan rangka
(Gambar 11-3).
apendikular dibentuk oleh tulang-tulang extremitas superior
Tulang tengkorak terdiri atas lamina extema dan intema dari
dan inferior yang melekat sebagai tambahan pada rangka aksiai.
substantia compacta tu1ang dan dipisahkan oleh selapis substantia
Rangka apendikular termasuk gelang bahu atau panggul yang
spongiosa yang disebut diploE (Gambar 11-4). Tabula interna lebih
menghubungkan tulang-tulang rangka ke rangka aksial. SaatAnda
tipis dan lebih rapuh daripada tabula extema. Tulang-tulang ini
membaca uraian masing-masing tulang, akan sangat membanfu
diliputi pada permukaan luar dan dalam oleh periosteum.
jika Anda memiliki satu kelompok tulang untuk belajar, dan jika
Cranium terdiri dari tulang-tulang berikut ini, dua diantaranya
memungkinkan, mempelajarinya pada rangka yang bersendi.
berpasangan (Gambar 11-3 dan 11-5):

I Rangka Aksial ] Os frontale I


Tengkorak 1 Os parietale 2

(omposisi
t Os occipitale 7
ll Os temporale 2
Tengkorak disusun dari beberapa tulang yang saling bersendi pada I Os sphenoidale 1.

sendi yang tidak bergerak disebut sutura. Jaringan ikat di antara I Os ethmoidale 1
286 BAB 11

os lacrimale os nasale processus frontalis


canalis opticus maxillae

pars orbitalis arcus superciliaris


ossis frontaliS
rnctsura
supraorbitalis
sutura coronalis

os parietale

ala major
ossis sphenoidalis

sutura processus zygomaticus


frontozygomatica
ossis frontalis

os zygomaticum
pars squamosa
fissura orbitalis ossis temporalis
superior
fissura orbitalis os zygomaticum
inferior

sutura foramen infraorbitale


zygomaticomaxillaris

concha nasalis media


processus mastald: irs
concha nasalis inferior

maxilla
ramus mandibulae

foramen mentale
corpus mandrbulae

symphisis mandibulae

Gambar 11-3 Tulang-tulang pada aspek anterior cranium

Tulang-tulang waiah terdid atas tulang-tulang berikut ini, sebaiknya terdapat model tengkorak sebagai referensi untuk
dua diantaranya tunggal: membaca hal-hal berikut ini.
I Os zygomaticum 2
i Maxilla 2 Te n gko ro k Ta mp ak Ante r i o r
I Os nasale 2
Os frontale, atau tulang dahi, melengkung ke bawah membentuk
t Os lacrimale 2
margo superior orbita (Gambar 11-3). Arcus superciliaris dapat
a Vomer 1
dilihat pada kedua sisi, dan incisura supraorbitalis atau foramen
I Os palatinum 2
supraorbitale dapat dikenali. Di medial, os frontale bersendi
t Concha nasalis inferior 2
dengan processus frontalis maxillae dan os nasale. Di lateral, os
l} Mandibula 1
frontale bersendi dengan os zygomaticum.
Mahasiswa kedokteran tidak perlu mengetahui struktur Margo g:bitalis dibatasi di superior oleh os frontale, di lateral
masing-masing hrlang secara rinci. Namun, mahasiswa harus oleh os zygomaticum, di inlerior oleh maxilla, dan di medial oleh
mengenal tengkorak sebagai sebitah kesatuen yang utuh dan processus maxillarls dan os frontale.
TULANG DAN KARTILAGO 287

sutura sagittalis

vena superficialis
kulit kulit kepala

V. emissaria
jaringan ikat
V" diploica
aponeurosrs
sinus sagittalis superior
jaringan ikat granulationes
longgar arachnoideales
pencranrum lamina endosteal
(periosteum) duramater
lamina externa lamina meningeal
ossis parietalis duramater

Arach noideamater
diploe
A. cerebri di dalam
lamina interna spatium subarachnoideum
ossis parietalis
piamater

V. cerebri di cortex cerebri


dalam spatium
subarachnoideum
falx cerebri
sinus sagittalis inferior

Gambar 11-4 Penampang koronal bagian atas kepala memperlihatkan lapisan kulit kepala, sutura sagittalis cranii, falx cerebri,
sinus venosus sagittalis superior dan inferior, granulationes arachnoidales/ venae emissaria, dan hubungan pembuluh dar-lh
otak dengan spatium subarachnoideum.

Di dalam os frontale, tepat di atas margo orbita, terdapat ditembus oleh dua foramen untuk nervus zygomaticofacialis dan
dua rongga yang diliputi oleh membrana mucosa disebut sinus zygomaticotemporalis.
frontalis. Rongga ini berhubungan dengan hidung dan berfungsi Mandibula, atau rahang bawah, tediri dari corpus yang
sebagai resonator suara. terletak horizontal dan dua ramus yang terletak vertikal.
Kedua os nasale membentuk batang hidung. Pinggir bawah-
nya, bersama dengan maxilla, membentuk apertura nasalis Ten gko r o k To m p ok Lote r a I
anterior. Cavum nasi dibagi dua oleh sePtum nasi, yang sebagian Os frontale membentuk bagian depan sisi tengkorak dan bersendi
besar dibentuk oleh os vomer. Concha nasalis superior dan media dengan os parietale pada sutura coronalis (Gambar 11-5).
merupakan tonjolan os ethmoidale pada setiap sisi ke dalam Os parietale membentuk sisi dan atap cranium dan bersendi
cavum nasi, sedangkan concha nasalis inferior merupakan tulang satu dengan yang lain di garis tengah pada sutura sagittalis. Di
sendiri. belakang keduanya bersendi dengan os occipitale pada sutura
Kedua maxilla membentuk rahang atas, pars anterior palatum lambdoidea.
durum, sebagian dinding lateral cavum nasi, dan sebagian dasar Tengkorak disempurnakan di samping oleh pars squamosa
orbita. Kedua tulang ini bertemu di garis tengah pada sutura ossis occipitalis; bagian-bagian os temporale yaitu pars squamosa
intermaxillaris dan membentuk pinggir bawah aperfura nasalis. dan tympanica, processus mastoideus, processus styloideus,
Di bawah orbita, maxilla ditembus oleh foramen infraorbitale. dan processus zygomaticus; dan ala major ossis sphenoidalis.
Processus alveolaris menonjol ke bawah dan bersama dengan sisi Perhatikan letaknya meatus acusticus externus. Ramus dan corpus
lainnya membentuk arcus alveolaris, yang menjadi tempat gigi- mandibulae terletak di inferiornya.
geligi atas. Pada tiap maxilla terdapat rongga berbentuk pyramid Perhatikan bahwa bagian paling tipls dari dinding lateral
yang dilapisi membrana mucosa, disebut sinus maxillaris. Rongga tengkorak, tempat di mana sudut anteroinferior os parietale
ini berhubungan dengan hidung dan berfungsi sebagai resonator bersendi dengan ala major ossis sphenoidalis; tempat ini disebut
suara. pterion.
Os zygomaticum membentuk tonjolan pipi dan sebagian Di klinik, pterion merupakan area penting karena menempati
dinding lateral serta dasar orbita. Di medial bersendi dengan tempat divisi anterior arteria dan vena meningea media.
maxilla, dan di lateral dengan Processus zygomaticus ossis Temukan pula linea temporalis superior dan inferior, yang
temporalis membentuk arcus zygomaticus. Os zygomaticum mulai sebagai sebuah garis dari margo posterior processus
288 BAB 11

pars squamosa
ossis temporalis
sutura coronalis
os parietale

lineae temporales

crista supramastoidea os frontale

ala major ossis


sphenoidalis
processus zygomaticus
frontalis
nasron
os nasale
os occipitale processus frontalis
ossis zygomatici
os lacrimale

os zygomatlcum
foramen zygomaticofaciale
protuberantia occipitalis
externa (inion)
foramen infraorbitale

linea nuchae superior


trigonum suprameatum
spina suprameatica
meatus acusticus externus
lamina tympani

processus mastoideus pars alveolaris


ramus

angulus foramen mentale


collum mandibulae
corpus mandibulae
caput mandibulae

Gambar 11-5 Tulang-tulang pada aspek lateral tengkorak.

zygomaticus ossis frontalis dan bercabang sewaktu melengkung TengkorokTompok Posterior


ke belakang. Fossa temporalis terletak di bawah linea temporalis Bagian posterior kedua os parietale (Gambar 11-6) bersama dengan
inferior. sutura sagittalis dapat dilihat dari atas. Di bawah" os parietale
Fossa infratemporalis terletak di bawah crista infratemporalis bersendi dengan pars squamosa ossis occipitaiis pada sutura
pada ala major ossis sphenoidalis. Fissura pterygomaxillaris lambdoidea. Pada masing-masing sisi, os occipitale bersendi
merupakan fissura vertikal yang terletak di dalam fossa di antara dengan os temporale. Di garis tengah os occipitale terdapat
processus pterygoideus ossis sphenoidalis dan belakang maxilla. peninggian dengan permukaan kasar disebut protuberantia
Ke medial fissura ini berhubungan dengan fossa pterygopalatina. occipitalis extema, yang merupakan tempat melekatnya otot dan
Fissura orbitalis inferior adalah fissura horizontal di antara ligamentum nuchae. Di kiri kanan protuberantia terdapat linea
aia major ossis sphenoidalis dan maxilla. Fissura ini berjalan ke nuchae superior yang terbentang ke lateral, ke os temporale.
depan ke dalam orbita.
Fossa pterygopalatina adalah ruang kecil di belakang dan Te n gko rok To mp ok S up e rio r
bawah rongga orbita. Ke lateral berhubungan dengan fossa Di anterior, os frontale (Gambar 11-6) bersendi dengan kedua os
infratemporalis melalui fissura pterygomaxillaris, ke medial parietale pada sutura coronalis. Kadang-kadang kedua belahan
dengan cavum nasi melalui foramen sphenopalatinum, ke os frontale gagal berfusi, meninggalkan sutura metatopica di
superior dengan tengkorak melalui foramen rotundum, dan ke garis tengah. Di belakang, kedua os paritale bersendi pada sutura
anterior dengan orbita melalui fissura orbitalis inferior. sagittalis.
TULANG DAN KARTIUGO 289

sutura sagittalis
os parietale

v\

{ltw
\ \\r,., linea temporalis
L-A\
superior
linea temporalis
inferior

.sutura
lambdoidea

protuberantia
occipitalis externa
I t
sutura linea nuchae
parietomastoidea superior

processus
mastoideus

processus
styloideus

,/l/
lt:

\\
l,
ll os parietale

\\ -- ,/,/
I
N\-==='-- sutura lambdoidea

Gambar 11-6 Tulang-tulang tengkorak dilihat dari aspek posterior (A) dan superior (B).
290 BAB 11

Tengkorok Ta mpak I nferio r inferior lamina medialis processus pterygoideus diperpanjang


sebagai taju yang melengkung, yaitu hamulus pterygoideus.
Bila mandibula kita buang, pars anterior dari bagian tengkorak ini Posterolateral terhadap lamina lateralis processus ptery-
dilihat dibentuk oleh palaturn durum (Gambar 11-7). goideus, ala major ossis sphenoidalis ditembus oleh foramen
Processus palatinus maxillae dan lamina horizontalis ossis ovale yang besar dan foramen spinosum yang kecil. Posterolateral
palatini dapat diidentifikasi. Di anterior pada garis tengah terdapat terhadap foramen spinosum terdapat spina ossis sphenoidalis.
fossa dan foramen incisivum. Di posterolateral terdapat foramen Di belakang spina ossis sphenoidalis, pada daerah antara
palatinum majus dan minus. aia major ossis sphenoidalis dan pars petrosus ossis temporalis,
Di atas tepi posterior palatum durum terdapat choanae terdapat alur untuk pars cartilaginosa tuba auditiva. Muara tuba
(apertura nasalis posterior). Choanae ini dipisahkan satu dengan bagian tulang dapat juga diideniifikasi.
yang lain oleh margo posterior vomer dan dibatasi di lateral oleh Fossa mandibularis ossis temporalis dan tuberculum
lamina medialis processus pterygoideus ossis sphenoidalis. Ujung articulare membenfuk facies articularis superior untuk articulatio

foramen incisivum

processus palatinum ossis palatini


processus palatinus maxilla

fissura orbitalis inferior


tuberculum maxillae

arcus zygomaticus foramen palatinum majus


palatinum minus
hamulus

crista
infratemporalis lamina lateru;lil
processus pterygoidei
fossa scaphoidea lamina medialis
fossa mandibularis processus pterygoidoi

tuberculum articulare foramen ovale


foramen spinosum
canalis hypoglossi
spina ossis sphenoidalis
processus
pars petrosus
styloideus
ossis temporalis
pars squamosa pars tympanica
ossis temporalis ossis temporalis

foramen canalis
stylomastoideum caroticus

processus
mastoideus foramen
jugulare

condylus
occipitalis
tuberculum
pharyngeum

foramen magnum protuberantia


occipitalis externa

linea nuchae superior os occipitale

Gambar 11-7 Permukaan inferior basis cranii


TULANG DAN KARTILAGO 291

temporomandibularis. Fossa ini dipisahkan dari lamina tympanica squamosa ossis temporalis, trigonum suplameatum, dan spina
di posteriornya oleh fissura tympanosquamosa, pada ujung suprameatica.
medialnya chorda tympanl keluar dari cavitas tympani. Di dalam celah di antara processus styloideus dan processus
Processus styloideus ossis temporalis menonjol ke bawah dan mastoideus dapat dilihat foramen stylomastoideum. Medial ter-
depan dari aspek inferiornya. Muara canalis caroticus terlihat juga hadap processus styloideus, pars petrosus ossis temporalis mem-
pada permukaan inferior pars petrosus ossis temporalis- punyai incisura yang dalam, yang bersama dengan incisura yang
Bentuk ujung medial pars Petrosus ossis temporalis tidak lebih dangkal pada os occipitale membentuk foramen jugulare.
teratur dan bersama dengan pars basilaris ossis occipitalis dan ala Di belakang apertura nasi posterior dan di depan foramen
major ossis sphenoidalis membentuk foramen lacerum. Semasa magnum terdapat os sphenoidale dan pars basilaris ossis occi-
hidup, foramen lacerum ditutupi oleh jaringan fibrosa, dan hanya pitalis. Tuberculum pharyngeum adalah tonjolan kecil di garis
beberapa pembuluh darah kecil saja yang melalui foramen ini tengah pada permukaan bawah pars basilaris ossis occipitalis.
keluar dari cavum cranii. Condylus occipitalis harus diidentifikasi. Condylus ini ber-
Lamina tympanica, yang merupakan bagian dari os temporale, sendi dengan aspek superior massa lateralis vertebra cervicalis I,
penampangnya berbentuk huruf C dan membentuk bagian tulang os atlas. Superior terhadap condylus occipitalis terdapat canalis
meatus acusticus externus. Sewaktu mempelajari daerah ini, hypoglossus untuk tempat lewatnya nervus hypoglossus (Gambar
identifikasi crista suprameatica pada permukaan lateral pars 11-B).

crista galli cribrosa


foramen cecum

ala minor ossis sphenoidalis pars orbitalis


ossis frontalis

canalis opticus

processus clinoideus
anterior

foramen rotundum
foramen lacerum
foramen ovale
tuberculum sellae
sulcus A. meningea
sella turcica medib
processus
clinoideus posterior
foramen spinosum
dorsum sellae pars squamosa
ossis temporalis
hiatus canalis
N. petrosi pars petrosa
majores
ossis temporalis

meatus acusticus
internus

eminentia arcuata

sulcus sinus
sulcus sinus sigmoidei
petrosi superioris

foramen jugulare

pars basilaris sulcus sinus transversi


ossis occipitalis

foramen magnum
canalis hypoglossi

protuberantia occipitalis interna


crista occipitalis interna

Gambar 11-8 Permukaan dalam basis cranii


292 BAB 11

Posterior terhadap foramen magnum di garis tengah, osifikasi cartilaginosa. Tulang-tulang calvaris tidak menyatu pada
terdapat protuberantia occipitalis externa. Linea nuchae superior sutura, tetapi dipisahkan oleh celah-ceiah membranosa yang tidak
dapat ditemukan karena mereka melengkung di kanan dan kiri menulang, disebut fonticuli cranii. Di klinik, fonticulus anterior
protuberantia. dan posterior penting sekali dan mudah diperiksa pada garis
tengah calvaria.
Fonticulus anterior berbentuk wajik dan terletak di depan di
Tengkorak Neonatus
antara kedua belahan os frontale dan di belakang di antara kedua
Tengkorak neonatus (Gambar 11-9), bila dibandingkan dengan os parietale (Gambar 11-9). Membrana fibrosa yang membentuk
tengkorak orang dewasa menunjukkan besar cranium yang relatif lantai fonticulus anterior diganti oleh tulang serta telah menutup
tidak seimbang dengan wajah. Pada anak-anak, pertumbuhan pada usia 18 bulan. Fonticulus posterior berbentuk segitiga dan
mandibul4 sinus maxillaris, dan processus alveolaris maxillae di depan terletak di antara kedua os parietale dan di belakang
mengakibatkan bertambahnya ukuran panjang wajah. di antara os occipitale. Pada akhir tahun pertama fonticulus ini
Tulang-tulang tengkorak licin dan unilaminer, tanpa adanya biasanya menutup dan tidak dapat lagi dipalpasi.
dip1o6. Hampir semua tulang tengkorak mengalami osifikasi pada Pars tympanica ossis temporalis hanya berupa cincin
saat lahir, tetapi prosesnya belum selesai dan tulang-tulang itu berbentuk C pada saat lahir, dan pada waktu dewasa merupakan
dapat digerakkan satu terhadap yanglainkarena dihubungkan oleh lempeng yang berbentuk C. Ini berarti bahwa meatus acusticus
jaringan fibrosa atau cartilago. Tulang-tulang calvaria mengalami externus hampir seluruhnya adalah tulang rawan pada neonatus,
osifikasi membranosa; tulang-tulang basis cranii mengalami dan membrana tympani terletak lebih ke permukaan. Walaupun

fonticulus anterior

sutura frontalis

sutura intermaxillaris

A symphisis mandibulae

fonticulus anterior

foramen stylomastoideum mandibula

Gambar 11-9 Tengkorak neonatus dilihat dari aspek


membrana tympani
pars tympanica ossis temporalis anterior (A) dan lateral (B).
TULANG DAN KARTILAGO 293

membrana tympani hamPir samabesar dengan membrana dewasa, posteriornya adalah ala minor ossis sphenoidalis yang taiam yang
pada neonatus membran ini menghadap lebih ke inferior. Selama bersendi di lateral dengan os frontale danbertemu dengan anguius
masa anak-anak, lamina tympanica tumbuh ke lateral, membentuk anteroinferior os parietale, atau pterion. Ujung medial ala minor
bagian tulang dari meatus, dan membrana tympani menghadap ossis sphenoidalis membentuk processus clinoideus anterior pada
lebih ke lateral. masing-masing sisi, yang menjadi tempat melekatnya tentorium
Processus mastoideus tidak ditemukan pada waktu lahir cerebelli. Bagian tengah fossa cranii media dibatasi di posterior
(Gambar 11-9) dan berkembang kemudian sebagai respons oleh alur untuk chiasma opticum.
terhadap tarikan musculus sternocleidomastoideus bila anak Dasar fossa dibentuk oleh pars orbitalis ossis frontalis di lateral
menggerakkan kepalanya. dan oleh lamina cribriformis ossis ethmoidalis di medial (Gambar
Pada saat lahir, antrum mastoideum terletak kira-kira 3 mm 11-B). Crista galli adalah tonjolan tajam ke atas dari os ethmoidale
di bawah lantai trigonum suPlameatum. Dengan berkembangnya di garis tengah dan merupakan tempat melekahrya falx cerebri.
tengkorak, dinding tulang lateral menebaf sehingga pada waktu Di antara crista galli dan crista ossis frontalis terdapat apertura
pubertas antrum mungkin terletak lebih kurang 15 mm dari kecil, yaitu fotamen cecum, untuk temPat lewatnya vena kecil dari
permukaan. mucosa hidung menuju ke sinus sagittalis superior. Sepanjang
Mandibula merupakan dua belahan kiri dan kanan pada saat crista galll terdapat celah sempit pada lamina cribriformis untuk
lahir, dihubungkan di garis tengah oleh jaringan fibrosa. Kedua tempat lelvatnya nenrus ethmoidalis anterior menuju ke cavum
belahan menyatu pada symphisis mandibulae menjelang akhir nasi. Permukaan atas lamina cribriformis menyokong bulbus
tahun pertama. olfactorius, dan lubangJubang halus pada lamina cribrosa dilalui
Angulus mandibulae bersifat tumpul pada saat lahir oleh nervus olfactorius.
(Gambar 11-9), caputnya terletak setinggi margo superior corpus
Fosso Cronii Media
mandibulae dan processus coronoideus terletak lebih tinggi
dari caput. Hanya setelah terjadi erupsi gigi permanerg angulus Fossa cranii media terdiri dari bagian medial yang sempit dan
mandibulae mencapai bentuk dewasanya. Caput dan collum bagian lateral yang lebar (Gambar 11-8). Bagian medial yang
berkembang, sehingga caput terletak lebih tinggi dari processus meninggi dibentuk oleh corpus ossis sphenoidalis, dan bagian
coronoideus. iateral membentuk cekungan yang meluas di kanan dan kiri,
Pada usia lanjut, ukuran mandibula akan mengecil jika gigi- menampung lobus temporalis cerebri.
geligi tanggal. Sewaktu pars alveolaris tulang mengecil, posisi Di anterior dibatasi oleh a1a minor ossis sphenoidalis dan
ramus mandibulae menjadi miring sehingga caput membengkok di posterior oleh batas atas pars petrosa ossis temporalis. Di
ke posterior. lateral terletak pars squamosa ossis temporaiis, a1a major ossis
sphenoidalis, dan os parietale.
Dasar dari masing-masing bagian lateral fossa cranii media
Cavum Cranii
dibentuk oleh ala major ossis sphenoidalis dan pars squamosa dan
Cavum cranii berisi otak dan meningen yang membungkusnya,
petrosa ossis temporalis.
serta bagian saraf otak, arted, vena, dan sinus venosus.
Os sphenoidale mirip kelelawar dengan corpus terletak di
bagian tengah dan ala major dan minor terbentang kanan dan kiri.
Calvaria Corpus ossis sphenoidalis berisi sinus sphenoidalis yang berisi
Permukaan dalam calvaria memperlihatkan sutura coronalis, udara, yang dibatasi oleh membrana mucosa dan berhubungan
sagittalis, dan lambdoidea. Pada garis tengah terdapat sulcus dengan rongga hidung. Sinus ini berfungsi sebagai resonator
sagittalis yang dangkal untuk tempat sinus sagittalis superior. suara.
Di kanan dan kiri sulcus terdapat beberapa lubang kecil, disebut Di anterior, canalis opticus dilalui oleh nervus opticus dan
foveae granulares yang menjadi tempat lacunae laterales dan arteria ophthalmica, sebuah cabang dari arteria carotis interna,
granulationes arachnoidales. Didapatkan sejumlah alur dangkal menuju ke orbita. Fissura orbitalis superior, yang merupakan
untuk divisi anterior dan posterior vasa meningea media sewaktu celah di antara ala major dan minor ossis sphenoidalis, dilalui
keduanya berjalan di samping tengkorak menuju ke calvaria. oleh nervus lacrimalis, nervus frontalis, nervus trochlearis, nervus
oculomotorius, nervus nasociliaris, dan nervus abducens, bersama
dengan vena ophthalmica superior. Sinus venosus sphenoparietalis
Basis Cranii
berjalan ke medial sepanjang pinggir posterior ala minor ossis
Bagian dalam basis cranii (Gambar 11-8) dibagi dalam tiga sphenoidalis dan bermuara ke dalam sinus cavernosus.
fossa: fossa cranii anterior, media, dan posterior. Fossa cranii Foramen rotundum, yang terletak di belakang ujung medial
anterior dipisahkan dari fossa cranii media oleh ala minor ossis fissura orbitalis superior, menembus ala major ossis sphenoidalis
sphenoidalis, dan fossa cranii media dipisahkan dari fossa cranii dan dilalui oleh nervus maxillaris dari ganglion trigeminus menuju
posterior oleh pars petrosa ossis temporalis.
ke fossa pterygopalatina.
Foramen ovale terletak posterolateral terhadap foramen
Fosso Cronii Anterior rotundum (Gambar 11-8). Foramen ini menembus ala major ossis
Fossa cranii anterior menampung lobus frontalis cerebri. Dibatasi sphenoidalis dan dilalui oleh radix sensorikbesar dan radix motorik
di anterior oleh permukaan dalam os frontale, dan di garis tengah kecil nervus mandibularis yang menuju ke fossa infratemporalis.
terdapat crista untuk tempat melekatnya falx cerebri. Batas Nervus petrosus minus juga berjalan melalui foramen ini.
294 BAB 11

Foramen spinosum yang kecil terletak posterolateral terhadap Bagian medial fossa cranii media dibentuk oleh corpus ossis
foramen ovale dan juga menembus ala major ossis sphenoidalis. sphenoidalis (Gambar 11-B). Di depan terdapat sulcus chiasmatis,
tr'oramen ini dilalui oleh arteria meningea media dari fossa yang berhubungan dengan chiasma opticum dan berhubungan
ke
infratemporalis menuju ke cavum cranii. Kemudian arteri berjalan lateral dengan canalis opticus. posterior terhadap sulcus terdapat
ke depan dan lateral di dalam alur pada permukaan atas pars peninggiary disebut tuberculum sellae. Di belakang peninggian
squamosa ossis temporalis dan ala major ossis sphenoidalis (lihat ini terdapat cekungan dalam, yaitu sella turcica, yang merupakan
Bab 14, halaman 503). Dalam jarak pendelg arteri ini terbagi dua tempat glandula hypophisis. Sella turcica dibatasi di posterior
dalam dalam ramus anterior dan posterior. Ramus anterior ber_ oieh lempeng tu1ang bersegi empat yang disebut dorsum sellae.
jalan ke depan dan atas, ke angulus anteroinferior ossis parietalis Angulus superior dorsum sellae mempunyai dua tuberculum,
(lihat Gambar 14-19). Di sini, arteri membuat jejas yang dalam atau disebut processus clinoideus posterior, yang menjadi tempat
saluran yang pendek, kemudian berjalan ke belakang dan atas perlekatan dari pinggir tetap tentorium cerebelli.
os parietale. Pada tempat ini, arteri paling mudah cedera akibat Sinus cavernosus berhubungan langsung dengan sisi corpus
pukulan pada kepala. Ramus posterior berjalan ke belakang dan sphenoidalis (lihat Gambar 14-15). pada dinding lateralnya
atas, melintasi pars squamosa ossis temporalis untuk sampai ke terdapat nervus cranialis III dan IV, dan divisi ophthalmicus dan
os parietale. maxillaris nervus cranialis V (lihat Gambar 14_15). Arteria carotis
Foramen lacerum yang besar dan berbentuk irregular terletak interna dan nervus cranialis VI berjalan ke depan melalui sinus
di antara apex pars petrosus ossis temporalis dan os sphenoidale ini.
(Gambar 11-B). Pada waktu hidup lubang di permukaan inferior
foramen lacerum diisi oleh cartilago dan jaringan fibrosa, dan Fossa Cronii Posterior
hanya pembuluh darah kecil yang berjalan melalui jaringan ini Fossa cranii posterior dalam dan menampung bagian_bagian
dari cavum cranii menuju ke leher. otak belakang, yaifu cerebellum, pons, dan medulla oblongata.
Canalis caroticus bermuara pada sisi fc;rarnen lacerum di Di anterior fossa dibatasi oleh pinggir superior pars petrosa ossis
atas muara inferior yang tertutup. Arteria carotis interna masuk temporalis dan di posterior dibatasi oleh permukaan dalam pars
ke foramen dari canalis caroticus dan segera melengkung ke squamosa ossis occipitalis (Gambar 11_g). Dasar fossa cranii
atas unfuk sampai pada sisi corpus ossis sphenoidalis. Di sini, posterior dibentuk oleh pars basilaris, condylaris, dan squamosa
arteri ini membeiok ke depan ke dalam sinus cavernosus untuk ossis occipitalis dan pars mastoideus ossis ternporalis.
mencapai daerah processus clinoideus anterior. pada tempat ini, Atap fossa dibentuk oleh lipatan du;a, ,i;,:ntorium cerebelli,
arteria carotis intema membelok vertikal ke atas, medial terhadap yang terletak di antara cerebellum di sebeiah bawah dan lobus
processus clinoideus anterior, dan muncul dari sinus cavernosus. occipitalis cereberi di sebelah atas (lihat Gambar 14_1,2).
(Lihat hal. 174)
Foramen magnum menempati daerah pusat tlari dasar fossa
Lateral terhadap foramen lacerum terdapat lekukan pada dan dilalui oleh medulla oblongata dengan meningen yang
apeks partis petrosae ossis temporalis untuk ganglion trigeminale.
meliputinya, pars spinalis ascendens nervi accessorii, dan kedua
Pada permukaan anterior os petrosus terdapat dua alur saraf; alur arteria vertebralis.
medial yang lebih besar untuk nervus petrosus major, sebuah Canalis hypoglossi terletak di atas pinggir anterolateral
cabang nervus facialis; dan alur lateral yang lebih kecil untuk foramen magnum (Gambar 11-g) dan dilalui oleh nervus
nervus petrosus minor, sebuah cabang dari plexus tympanicus. hypoglossus.
Nervus petrosus major masuk ke foramen lacerum dibawah Foramen jugulare terletak di antara pinggir bawah pars petrosa
ganglion trigeminale dan bergabung dengan Nenrrs petrosus ossis temporalis dan pars condylaris ossis occipitalis. Foramen
profundus (serabut simpatik dari sekitar arteria carotis interna), ini
dilalui oleh struktur-struktur berikut ini dari depan ke beiakang:
untuk membentuk nervus canalis pterygoidei. Nervus petrosus sinus petrosus inferioL nervus cranialis IX, X, dan XI; dan sinus
minor berjalan ke depan ke foramen ovale. sigmoideus yang besar. Sinus petrosus inferior berjalan turun
Nervus abducens melengkung tajam ke depary melintasi di dalam alur pada pinggir bawah pars petrosa ossis temporalis
apeks partis petrosae, medial terhadap ganglion trigeminale. Di untuk mencapai foramen. Sinus sigmoideus merrbelok ke bawah
sini, saraf ini meninggalkan fossa cranii posterior dan masuk ke melalui foramen dan berlanjut sebagai vena jugularis interna.
dalam sinus cavernosus.
Meatus acusticus internus menembus permukaan posterior
Eminentia arcuata adalah penonjolan bulat yang terdapat pars petrosa ossis temporalis. Lubang ini dilalui oleh nervus
pada permukaan anterior os petrosus dan ditimbulkan oleh canalis
vestibulocochlearis dan radix motorik dan sensorik nervi facialis.
semicircularis superior yang terletak di bawahr.rya. Crista occipitalis interna berjalan ke atas di garis tengah,
Tegmen fympani adalah lempeng tipis tulang, yang merupa_ posterior terhadap foramen magnum, menuju ke protuberantia
kan penonjolan ke depan pars petrosa ossis temporalis dan terletak occipitalis interna. Pada crista ini melekat falx cerebelli yang
berdampingan dengan pars squamosa tulang ini (Gambar 11_g). kecil, yang menutupi sinus occipitalis.
Dari belakang ke depary lempeng ini membentuk atap antrum Kanan dan kiri dari protuberantia occipitalis interna terdapat
mastoideum, cavitas tympani, dan tuba auditiva. Lempeng tipis alur lebar untuk sinus transversus (Gambar
tulang ini merupakan satu-satunya penyekat utama penyebaran
11_g). Alur ini
terbentang di kedua sisi, pada permukaan dalam os occipitale,
infeksi dari dalam cavitas tympani ke lobus temporalis sampai ke angulus posteroinferior atau sudut os parietale.
hemispherium cerebri (lihat Gambar 18-16). Kemudian alur berlanjut ke pars mastoideus ossis temporalis,
TULANG DAN KARTILAG) 295

dan di sini sinus transversus berlanjut sebagai sinus sigmoideus. musculus geniohyoideus (Gambar 11-10). Linea mylohyoidea
Sinus petrosus superior berjalan ke belakang sepanjang pihggir tampak sebagai rigi oblik yang berjalan ke belakang dan lateral
atas os petrosus di dalam sebuah alur sempit dan bermuara ke dari area spina mentalis menuju ke area di bawah dan belakang
dalam sinus sigmoideus. Sewaktu sinus sigmoideus berjalan turun gigi molar tiga. Fovea submandibularis, di mana terdapat pars
ke foramen jugulare, sinus ini membuat alur yang dalam pada superficialis glandulae submandibularis, terletak di bawah bagian
bagian belakang os petrosus dan pars mastoideus ossis temporalis. posterior linea mylohyoidea. Fovea sublingualis, tempat glandula
Di sini, sinus sigmoideus terletak tepat Posterior terhadap antrum sublingualis, terletak di atas bagian anterior linea mylohyoidea
mastoideum. (Gambar 11-10).
Tabel 11-3 memperlihatkan ringkasan dari lubang-lubang Pinggir atas corpus mandibulae disebut pars alveolaris. Pada
penting yang terdapat pada basis cranii dan struktur-struktur orang dewasa berisi 16 lubang untuk akar-akar gigi.
yang melewatinya. Pinggir bawah corpus mandibulae disebut basis. Fossa
digastrica lekukan kecil yang kasar pada basis, pada sisi kanan
dan kiri symphisis mandibulae (Gambar 11-10). Di dalam fossa ini
Mandibula terdapat origo venter anterior musculus digastricus.
Mandibula atau rahang bawah adalah tulang terbesar dan terkuat Ramus mandibulae terletak vertikal dan memiliki processus
wajah, dan tulang ini bersendi dengan tengkorak pada articulatio coronoideus di anterlor dan processus condylaris di posterior,
temporomandibularis. atau caput. Kedua processus dipisahkan oleh incisura mandibulae
Mandibula terdiri dari corpus berbentuk taPal kuda dan (Gambar 11-10).
sepasang ramus. Corpus mandibulae bertemu dengan ramus Pada permukaan lateral ramus terdapat jejas-jejas perlekatan
masing-masing sisi pada angulus mandibulae (Gambar 11-10). musculus masseter. Pada permukaan medial ditemukan foramen
Pada permukaan luar di garis tengah corpus mandibulae mandibulare, untuk arteria, vena dan nervus alveolaris inferior.
terdapat sebuah rigi yang menuniukkan garis fusi dari kedua Di depan foramen terdapat tonjolan tulang, disebut lingula, untuk
belahan selama perkembangannya, yaitu symphisis mandibulae. tempat perlekatan ligamentum sphenomandibulare (Gambar
Foramen mentale dapat dilihat di bawah gigi premolar kedua; 11-10). Foramen menuju ke dalam canalis mandibulae, yang
dari lubang ini keluar arteria, vena dan nervus alveolaris inferior' bermuara ke permukaan lateral corpus mandibulae pada foramen
Pada permukaan medial corpus mandibulae di bidang mentale (Lihat hal. 295). Canalis incisivus merupakan lanjutan
tengah tampak spina mentalis; baglan atas merupakan tempat ke depan darl canalis mandibulae di luar {orar'ren mentale dan di
origo musculus geniogiossus dan bagian bawah tempat origo bawah gigi incisivus.

Lubang di Tengkorak
296 BAB 11

Permukaan medial processus coronoideus merupakan tempat


perlekatan musculus temporalis. Di bawah processus condylalis
GAMBARAN RADIOGRAFI
atau caput, terdapat collum yang pendek (Gambar 11-10). TENGKORAK DAN
Otot-otot dan ligamentum-ligamentum penting yang melekat
pada mandibula diperlihatkan pada Cambar 11-10.
MANDIBULA
Gambaran radiografik tengkorak dan mandibula diperlihatkan
pada Gambar 11-11 sampai 11-18. Untuk CT scan dan MRI
tengkorak, lihat Gambar 74-7 sampaiT4-9.

M. pterygoideus lateralis
processus (caput) condylaris
ligamentum stylomandibulare
M. pterygoideus medialis incisura mandibulae
foramen mandibulare processus coronoideus
M. temporalis

lingula M. masseter
ligamentum
sphenomand;bulare ramus
M. constrictor
pharyngeus superior dentes incisivi
fovea sublingualis

angulus
linea mylohoidea M. buccinator M. ;.,t,;ntalis
M. mylohyoideus corpus mandibulae
fovea submandibularis corpus mandibulae
M. depressor
M. platysma Iabii inferioris
M. genrohyoideus M. depressor
venter anterior M. digastricus anguli oris
spina mentalis
pars alveolaris corpus mandibulae
digastrica
foramen mentale

aspek medial ( sisi kiri) aspek lateral (sisi kanan)

M. hyoglossus

M. constrictor pharyngeus medius

ligamentum stylohyoideum

M. geniohyoideus

M. mylohyoideus
M. omohyoideus
ligamentum
stylohyoideum M. thyrohyoideus
M. sternohyordeus

M. digastricus dan M- stylohyoideus


cornu mrnus

aspek anterosuperior aspek kanan


B
Gambar 11-10 A. Mandibula . B. Os Hyoideum.
TULANG DAN KARTIUGO 297

Gambar 1 1-11 Radiograf posteroanterior tengkorak

Os Hyoideum oleh membrana thyrohyoidea. Tulang ini mudah bergerak dan


Os hyoideum merupakan tulang tunggal yang ditemukan di terletak di leher tepat di atas larynx dan di bawah mandibula. Os
garis tengah leher di bawah mandibula dan di atas larynx. Os hyoideum membentuk dasar lidah dan dilekatkan oleh otot-otot
hyoideum tidak bersendi dengan satu tulangpun. Os hyoideum ke mandibula, processus styloideus ossis temporalis, cartilago
berbentuk huruf U dan terdiri dari corpus dan dua cornu mayus thyoridea, sternum, dan scapula.
dan dua comu minus (Gambar 11-10). Dilekatkan pada tengkorak Otot-otot penting yang melekat pada os hyoideum
oleh ligamentum stylohyoideum dan pada cartilago thyroidea diperlihatkan pada Gambar 11-10.
298

sutura coronalis

sutura sagittalis

sutura lambdoidea

sinus frontalis

fissura orbiialis pars orbitalis


superior ossis frontalis

ala major ossis margo orbitalis


sphenoidalis
pars petrosa
sinus ethmoidalis
ossis temporalis
caput mandibulae

processus mastoideus
concha inferior
sinus maxillaris
maxilla dengan gigi-geligi

septum nasi ramus mandibulae


articulatio atlantoaxialis

angulus mandibulae
corpus mandibulae
dengan gigi-geligi
foramen mentale

Gambar 11-12 Ciri-ciri utama yang tampak pada radiograf posteroanterior tengkorak pada Gambar 11-11.

Gambar 11-13 Radiograf lateral tengkorak.


TIJLANG DAN KARTILAGO 299

processus
clinoideus sella
turcica sutura
coronalis
auricula processus clinoideus
anterior
lamina externa
sinus sphenoidalis
pars orbitalis
lamina interna ossis frontalis

sinus frontalis

margo anterior
fossa cranii media

sinus maxillaris
protuberantia
occipitalis externa palatum
pars petrosa
ossis temporalis maxilla dengan
gigi-geligi
caput mandibulae
processus mastoideus
arcus posterior
/"1
/ f
tY9.t"ri"u"
\
arcus\N+Fg,-'*^, \mandibula
\gigi-geligi dengan
atlantis
)rrnr"
arcus anterior atlantis Gambar 11-14 Ciri-ciri utama yang tampak pada

radiograf lateral tengkorak pada Gambar 11-13.

i ,l: ,.':i i,r}l.,'. ..i : Gambar 11-15 Radiograf posteroanterior tengkorak untuk
,rr&:a:&.i.::& melihat sinus paranasales.
BAB 11

pars orbitalis
ossis frontalis sinus frontalis

margo
cribriformis supraorbitalis
ala major canalis
ossis sphenoidalis fissura orbitalis
supenor

SINUS
sphenoidalis

pars petrosa
ossis temporalis

maxilla dengan gigi-geligi


Gambar 11-16 Ciri-ciri utama yang tampak pada
radiograf posteroanterior tenikl; ak dalam Gambar
1 1-15.

Gambar 11-17 Radiograf lateral tengkorak untuk melihat


sinus paranasales.
TUUNG DAN KARTIUGO 301

pars orbitalis ossis frontalis

sulcus arteriae meningeae mediae

lamina cribriformis

sinus frontalis tuberculum sellae

processus clinoideus
sinus ethmoidalis anterior

sella turcica

processus clinoideus
posterior
margo orbitalis

dorsum sellae
os zygomaticum

sinus sphenoidalis

arcus zygomaticus

sinus maxillaris

collum mandibulae

mandibula dengan gigi-geligi

maxilla dengan gigi-geligi

Gambar 11-18 Ciri-ciri utama yang tampak pada radiograf lateral tengkorak dalam Gambar 11-17.

GAMBARAN RADIOGRAFI Komposisi Columna Vertebralis

OS HYOIDEUM Columna vertebralis (Gambar 11-19 dan 11-20) terdiri atas 33


vertebra yang tersusun dalam kelompok-kelompok berikut:

Gambaran radiografi os hyoideum diperlihatkan pada Gambar


a vertebra cervicalis (7)
11,-26.
l) vertebra thoracicus (12)
a vertebra lumbalis (5)
ColumnaVertebralis a vertebra sacralis (5 yang bersatu membenfuk os sacrum)
Columna vertebralis merupakan pilar utama tubuh. Columna I vertebra coccygea (4 3 yanC di bawah umumnya bersatu)
vertebralis berfungsi menyanggah tengkorak, gelang bahu,
ekstremitas superior, dan dinding toraks dan melalui gelang Struktur columna vertebralis fleksibel, karena columna
panggul meneruskan berat badan ke ekstremitas inferior. Di vertebralis bersegmen-segmen dan tersusun dari vertebrae,
dalam rongganya terletak medulla spinalis, radix nervi spinales, sendi-sendi, dan bantalan fibrocartilago yang disebut discus
dan lapisan penutup meningery yang dilindungi oleh columna intervertebralis. Discus intervertebralis membentuk kira-kira
vertebralis. seperempat panjang columna.
302 BAB 11

protuberantia occipitalis externa

ligamentum nuchae

M. trapezius
processus spinosus vertebra C7
angulus superior scapulae
processus spinosus vertebra T1
acromton

, processus sprnosus
vertebra T3
spina scapulae

caput humeri
angulus inferior
scapulae
processus spinosus
vertebra T7

M. latissimus dorsi

costa Xll M. erector spinae

crista iliaca

spina iliaca posterior superior

trochanter major

tuber ischiadicum

crena ant
ulung os coccygrs

lipat bokong

Gambar 11-19 Pandangan posterior rangka, memperlihatkan patokan permukaan punggung.

Lengkung-Lengkung Columna Vertebralis posterior thoracaf cekung posterior lumbaf dan cembung posterior
sacral. Pada bulan-bulan terakhir kehamilary dengan bertambah
Lengkung podo Bidong Sogitol besar dan beratnya janin, wanita cenderung menambah cekungan
Columna vertebralis janin mempunyai satu cekungan ke anterior. posterior lumbal, daiam usahanya menjaga pusat berat badan atau
Dengan bertambahnya pertumbuhary terbentuk angulus lumbo- keseimbangan. Pada orang tua discus intervertebralis mengalami
sacralis. Setelah lahir, pada waktu anak mampu mengangkat atrofi, mengakibatkan bertambah pendeknya tubuh dan secara
dan mempertahankan kepalanya terhadap columna vertebralis, perlahan-lahan columna vertebralis kembali ke dalam cekungan
pars cervicalis columnae vertebralis menjadi cekung ke postedor anterior yang utuh.
(Gambar 11-21). Mendekati akhir tahun pertama, bila anak mulai
berdiri" pars lumbalis columnae vertebralis menjadi cekung ke Lengku ng-Lengkun g poda Bid on g Co ron ol
posterior. Pembentukan lengkungJengkung sekunder ini sebagian Pada akhir masa anak-anak, seringkali ditemukan adanya lengkung
besar disebabkan oleh modifikasi bentuk discus intervertebralis. lateral yang ringan di daerah thoracal coiumna vertebralis. Ke-
Pada orang dewasa, pada posisi berdiri (Gambar 17-27), adaan ini normal dan biasanya disebabkan oleh terlalu seringnya
columna vertebralis rnemperlihatkan lengkung-lengkung regional menggunakan salah satu dari ekstremitas superior. Misalnya,
pada bidang sagital berikut ini: cekung posterior cervical, cembung orang dengan tangan kanan dominan sering mempunyai lengkung
TULANG DAN KARTILAGO 303

spina (bifida)

lamina
foramen vertebrale
pediculus
facies articularis
processus supeflor
transversus
vertebra tuberculum posterius
lengkung cervical cervicalis
(7) foramen
transversarium
tuberculum anterius

sprna
fovea costalis
processus
processus lamina
transversus
transversalis
facies articularis
supenor
foramen vertebrale
pediculus

fovea costalis

lengkung corpus
thoracal vertebra
thoracicus
(12)
sprna

lamina
processus articularis
processus articularis
inferior
superior

process!.rq
transversus
foramen vertebrale
pediculus

corpus
vertebra
lengkung lumbalis processus articularis superior
lumbal (5)

massa lateralis

r\ o+:' ossis sacri

li €i3_
foramina sacralia
vertebra
lengkung anteriora
sacralis
sacral (5)

g*-'@
vertebra coccygea
(4)
\sl{i;# processus transversus
A
ossis coccygis

Gambar 1t-20 A. Pandangan lateral columna vertebralis. B, Ciri-ciri umum berbagai macam jenis vertebra.
304 BAB 11

bayi mampu mengangkat


bayi baru lahir kepala (3-4 bulan)

medulla spinalis

filum terminale

spatium subarachnoideum
berisi liquor cerebrospinalis

Gambar 11-2f A, B, dan C. Lengkunglengkung columna vertebralis pada berbagai usia. D. Pada orang dewasa, ujung
bawah medulla spinalis terletak setinggi pinggir bawah corpus vertebrae lumbalis I (panah afas), dan spatium subarachnoideum
berakhir pada pinggir bawah corpus veftebrae sacralis II (panah bawah).

thoracal ringan ke kanan. Lengkung kompensasi ringan selalu spinalis dengan bungkus-bungkusnya. Arcus vertebrae terdiri atas
terbentuk di atas dan di bawah lengkung tersebut. sepasang pediculus yang berbentuk silinder, yang membentuk
sisi-sisi dari arcus, dan sepasang lamina yang gepeng yang
Ciri-Ciri Umum Sebuah Vertebra melengkapi arcus dari posterior.
Walaupun vertebra memperlihatkan berbagai perbedaan regionaf Arcus vertebrae mempunyai tujuh processus yaifu satu
namun semua vertebra mempunyai pola yang sama (Gambar 11- processus spinosus, dua processus transversus, dan empat
20). processus articularis (Gambar 11-20).
Vertebra tipikal terdiri atas corpus yang bulat di anterior Processus spinosus atau spina, menonjol ke posterior dari
dan arcus vertebrae di posterior. Keduanya melingkupi sebuah pertemuan kedua laminae. Processus hansversus menonjol ke
ruang disebut foramen vertebrale, yang dilalui oleh medulla lateral dari pertemuan lamina dan pediculus. Processus spinosus
TULANG DAN KARTIUGO 305

dan processus transversus berfungsi sebagai pengungkit dan I Corpus berukuran sedang dan berbentuk jantung.
menladi tempat melekatnya otot dan ligamentum. a Foramen vertebrale kecil dan bulat.
Processus articularis terletak vertikal dan terdiri dari dua a Processus spinosus panjang dan miring ke bawah.
processus articularis superior dan dua Processus articularis a Fovea costalis terdapat pada sisi-sisi corpus untuk bersendi
inferior. Processus ini menonjol dari pertemuan antara lamina dan dengan capitulum costae.
pediculus, dan facies articularisnya diliputi oleh cartilago hyaline. it Fovea costalis terdapat pada processus transversus untuk
Kedua processus articularis superior dari sebuah arcus bersendi dengan tuberculum costae (T XI dan XII tidak
vertebrae bersendi dengan kedua processus articularis inferior mempunyai fovea costalis pada processus transversus).
dari arcus yang ada di atasnya, membentuk dua sendi sinovial. a Processus articularis superior mempunyai facies yang
Pediculus mempunyai lekuk pada pinggir atas dan bawahnya, menghadap ke belakang dan lateral, sedangkan facies pada
membentuk incisura vertebralis superior dan inferior. Pada processus articularis in-ferior menghadap ke depan dan medial.
masing-masing sisi, incisura vertebralis superior sebuah vertebra Processus articularis inferior vertebra T XII menghadap ke
dengan incisura vertebraiis inferior dari vertebra di atasnya lateral, seperti pada vertebra lumbalis.
membentuk foramen intewertebrale. Foramen ini pada kerangka
yang berartikulasi berfungsi sebagai tempat lewatnya nervus Gri-Gri Sebuoh Vertebro Lumbolis Tipikal
spinalis dan pembuluh darah. Radix anterior dan posterior
Sebuah vertebra lumbalis tipikal mempunyai ciri-ciri sebagai
nervus spinalis bergabung di dalam foramina ini, bersama dengan
berikut (Gambar 11-20):
pembungkusnya membentuk saraf spinal segmental.
I Corpus besar dan berbentuk ginjal.
Gri-Gri Sebuah Vertebro (ervicolis Tipikol t) Pediculus kuat dan mengarah ke belakang.
Sebuah vertebra cervicalis tipikal mempunyai ci*ciri sebagai I Lamina tebal.
berikut (Gamb a r 1 1 -22): a Foramina vertebrale berbentuk segitiga.
a Processus transversus panjang dan langsing.
I Processus transversus mempunyai foramen transversarium a Processus spinosus pendek, rata, dan berbentuk segiempat
untuk tempat lewatrya arteria dan vena vertebralis (Perhatikan dan mengarah ke belakang.
bahwa arteria vertebralis melalui Processus tranversus C1-6 r) Facies articularis processus articularis superior menghadap
dan tidak melalui C7). ke medial dan facies articularis processuii '',iticularis inferior
I Spina kecil dan bifida. menghadap ke lateral.
I Corpus kecil dan lebar dari sisi ke sisi.
a Foramen vertebrale besar dan berbentuk segitiga. Perhatikan bahwa vertebra lumbalis tidak mempunyai facies
a Processus articularis superior mempunyai facies yang meng- articularis untuk bersendi dengan costa dan tidak ada foramina
hadap ke belakang dan atas; Processus articularis inferior pada processus transversus.
mempunyai facies yang menghadap ke bawah dan depan.
Os Soqum
Grr-Gri Sebuoh Vertebro Cervicolis Atipikol
Os sacrum (Gambar 11-20) terdiri atas lima vertebra rudimenter
Vertebra cervicalis I, II, dan VII adalah tidak khas (atipikal). yang bergabung menjadi satu membentuk sebuah tulang
Vertebra Cervicalis I atau atlas (Gambar 11-22), tidak mem- berbentuk baji, yang cekung di antedor. Pinggir atas atau basis
punyai corpus atau processus spinosus. Atlas mempunyai arcus tulang bersendi dengan vertebra lumbalis V. Pinggir bawah yang
anterior dan arcus posterior. Atlas mempunyai massa lateralis sempit bersendi dengan os coccygis. Di lateral, os sacrum bersendi
pada masing-masing sisi dengan facies articularis pada permukaan dengan dua os coxae unfuk membentuk articulatio sacroiliaca (lihat
atasnya untuk bersendi dengan condylus occipitalis (articulatio Gambar 11-50). Pinggir anterior dan atas vertebra 51 menonjol
atlanto-occipitalis) dan facies articularis pada permukaan bawah- ke depan sebagai margo posterior apertura pelvis superior dan
nya untuk bersendi dengan axis (articulatio atlanto-axialis). dikenal sebagai promontorium sacralis. Promor-torium sacralis
Vertebra cervicalis II atau axis (Gambar 11-22) mempunyai pada wanita penting untuk obstetdk dan digunakan pada saat
dens axis (epistropheus) yang mirip pasak, yang menonjol ke atas menentukan ukuran pelvis.
dari permukaan superior corpus (mewakili corpus atlantis yang Terdapat foramina vertebralis dan membentuk canalis
telah bersatu dengan corpus axis). sacralis. Lamina vertebrae sacralis V dan kadang-kadang juga
Vertebra cervicalis VII atau vertebra prominens (Gambar 11- vertebra sacralis IV tidak mencapai garis tengah dan membentuk
22), diberi nama demikian karena mempunyai processus spinosus hiatus sacralis (Gambar 11-23). Canalis sacralis berisi radices
yang paling panlang dan processus itu tidak bifida. Processus anteriores dan posteriores nervi spinales sacrales dan coccygeales,
transversus besar, tetapi foramen transversarium kecil dan dilalui filum terminale, dan zat fibroadiposa. ]uga berisi bagian bawah
oleh vena vertebralis. spatium subarachnoideum, ke bawah sampai setinggi pinggir
bawah vertebra 52.
G r rG ri Sebuoh Verteb ra T horacico Tipikol Permukaan anterior dan posterior sacrum mempunyai empat
Sebuah vertebra thoracica tipikal mempunyai ciri-ciri sebagai foramen pada setiap sisi, untuk tempat lewatnya rami anteriores
berikut (Gambar 11-20): dan posteriores empat nervi spinales sacrales bagian atas.
306 BAB 11

foramen vertebrale tuberculum posterius

facies articularis superior

tuberculum anterius arcus anterior

splna

foramen vertebrale

foramen transversarium

processus
transversus

dens axis (epistropheus)


processus articularis superior

Gambar 11-22 A. Vertebra cervicalis tipikal, aspek superior . B. Atlas atau vertebra Cl, aspek superior. C. Axis atau veftebra
C2, dilihat dari atas dan belakang. D. Veftebra CZ aspek superior. Foramen transversarium dilalui oleh vena vertebralis tetapi
bukan arteria vertebralis.

Os Coccygis Os coccygis yang biasanya terdiri atas gabungan empat


Os cocrygis terdiri atas empat vertebra yang berfusi membentuk vertebra, dapat pula terdiri atas tiga atau lima vertebra. Vertebra
sebuah tulang segitiga kecil, yang basisnya bersendi dengan ujung coccygea I mungkin terpisah. Pada keadaan ini, vertebra yang
bawah sacrum (Gambar 11-20). Vertebra coccygea I biasanya tidak bebas biasanya menonjol ke bawah dan di anterior dari apex os
berfusi, atau berfusi tidak lengkap dengan vertebra coccygea II. sacrum.
Pengetahuan mengenai anatomi dasar columna vertebralis
penting pada wakfu menginterpretasikan gambar radiografik dan
pada waktu menentukan tempat yang tepat gambaran patologis GAMSARAN RANI#GRAFI
tulang dalam kaitannya dengan cedera jaringan lunak.
COLUF.lNAVTRTEffiRALIS
Yariasi Penting Vertebra
Jumlah vertebra cervicalis selalu tetap, tetapi vertebra cervicalis
ketujuh mungkin mempunyai costa cervicalis. Vertebra thoracica Gambaran radiografi columna vertebralis diperlihatkan dalam
mungkin bertambah dalam jumlah dengan masuknya vertebra Gambar 11-24 sampai 1.1.-29. CT scan dan MRI columna vertebralis
lumbalis pertama, yang dapat mempunyai costa. Vertebra lumbalis diperlihatkan dalam Gambar 1,6-79 sampai 1,6-27.
V mungkin bergabung dengan os sacrum; biasanya tidak lengkap
dan terbatas pada satu sisi. Vertebra sacralis I dapat tetap terpisah
atau sama sekali terpisah dari os sacrum dan dianggap sebagai
I Tulang-TulangToraks
vertebra lumbalis VI. Menebalnya dinding posterior canalis Rangka tulang dan cartilago dinding toraks atau dada dibentuk
sacralis mungkin tidak ada, karena lamina dan processus spinosus oleh sternum, cartilago costalis, costa, dan corpus vertebrae
gagal berkembang. thoracicae (Gambar 11-30). Cavea thoracis berbentuk kerucut,
TULANG DAN KARTILAGO 307

foramina sacralia
anteriora

canalis sacralis

spina sacralis I

facies auricularis

foramina sacralia
posteriora

hiatus sacralis

ulung os occygrs

Gambar 11-23 Sacrum. A. Tampak anterior. B. Tampak posterior.

pintu masuknya di superior sempit (di klinik disebut sebagai Manubrium sterni merupakan bagian atas sternum, yang
pintu keluar) dan pintu keluamya di inferior lebar. Cavea thoracis masing-masing sisinyabersendi dengan clavicula, cartilago costalis
pipih dari depan ke belakang. Fungsi cavea thoracis adalah untuk I dan bagian atas cariilago costalis II (Gambar 11-30). Manubrium
ikut berpartisipasi pada gerakan respirasi dan melindungi viscera sterni terletak berhadapan dengan vertebra thoracica III dan IV.
thoracica, terutama jantung dan paru-paru, serta viscera abdomen, Corpus sterni di atas bersendi dengan manubrium sterni
yaitu hepar, 1iery dan gaster yang terdapat di dalamnya. melalui sebuah sendi fibrocartilago, articulatio manubriosternalis.
Di bawah corpus sterni bersendi dengan processus xiphoideus
pada articulatio xiphosternalis. Pada setiap sisi terdapat
Sternum lekukan-lekukan untuk bersendi dengan bagian bawah cartilago
Sternum terletak di garis tengah di dinding anterior toraks. Sternum costalis II dan cartilago costalis III sampai VII (Gambar 11-30).
merupakan tulang pipih yang dapat dibagi menjadi tiga bagian: Cartilago costalis II - VII bersendi dengan stemum melalui sendi
manubrium sterni, corpus stemi, dan processus xiphoideus. synovialis.
308 BAB 11

pinggir foramen magnum arcus anterior atlantis

facies.articularis
. inferior atlantis
dens axis
/,.,,,
arcusrtposterius

massa lateralis atlantis

corpus axrs
lilmina axis

Gambar 11-24 Radiograf anteroposterior daerah servikal atas colurnna vedebralis dengan pasien dalam keadaan
mulut terbuka untuk memperlihatkan dens axis.

Processus xiphoideus (Gambar 11-30) merupakan bagian Cartilagines costales berperanan pentlng dalam elastisitas
paling bawah dan paling kecil dari sternum. Processus xiphoideus dan mobilitas dinding toraks. Pada manula, cartilagines costales
merupakan cartilago hyalin pipih yang pada orang dewasa cenderung kehilangan sebagian fleksibilitasnya akibat kalsifikasi
mengalami osifikasi pada ujung proksimalnya. Tidak ada costa superfisial.
ataupun cartilago costalis yang melekat padanya.
Angulus sterni (Angle ofLouis), yang dibentuk oleh persendian Costae
manubrium stemi dengan corpus sterni, dapat dikenali dengan
adanya peninggian transversal pada permukaan anterior sternum Terdapat 12 pasang costa, yang semuanya melekat pada vertebra
(Gambar 11-30). Peninggian transversal terletak setinggi cartilago thoracica (gambar 77-30, 77-37, dan 11-32). Tujuh pasang cartilago
costalis II, dan merupakan titik awal perhitungan semua cartilago yang atas melekat pada sternum melalui cartilages costalesnya di
costalis dan costa. Angulus stemi terletak berhadapan dengan sebelah anterior. Di anterior pasangan costa VIII, IX, dan X melekat
discus intervertebralis di antara vertebra thoracica IV dan V. satu dengan yang lain dan ke costa VII melaiui cartilages costales
Articulatio xiphisternalis terletak berhadapan dengan corpus dan junctura sinovialis yang kecil. Pasangan costa XI dan XII di
vertebrae thoracicae IX. depan tidak mempunyai perlekatan di anterior dan dinamakan
costae fluctuantes.
Sebuah costa tipikal berbentuk panjang, melintir, pipih dan
Cartilagines Costales
mempunyai pinggir atas yang membulat dan halus, serta pinggir
Cartilagines costales merupakan batang cartilago hyaline yang bawah yang tajam dan tipis (Gambar 11-31 dan 11-32). Pinggir
menghubungkan 7 costa bagian atas dengan pinggir lateral bawah tergantung bebas dan mempunyai sulcus costae yang berisi
stemum dan costa VIII, X, dan X dengan cartilago tepat di atasnya. arteria, vena dan nerr,'us intercostalis.
Cartilagines costales XI dan XII berakhir pada otot-otot abdomen Costa mempunyai caput, collum, tuberculum, corpus, dan
(Gambar 11-30). angulus (Gambar 11-31 dan 11-32). Caput costae mempunyai
TUUNG DAN KARTILAGO 309

Gambar 11-25 Radiograf anteroposterior daerah servikal columna


veftebralis.

arcus anterior atlantis


condylus occipiialis

os occipitale

arcus
posterior epiglottis
atlantis
os hyoideum
processus
spinosus axis kalsifikasi
cartilago
thyroidea

otot
posvertebralis corpus
vertebrae C7

Garnbar 11-26 Radiograf lateral daerah servikal columna vertebralis.


trachea berisi udara

Gambar 11-27 Radiograf anteroposterior daerah toraks


columna vertebralis.

costa Xll

udara dalam processus


colon articularis
inferior
pediculus
processus
corpus
articularis
processus superior
spinosus
pinggir
lamina
lateral
M. psoas
crista
processus
iliaca
transversus
MASSA adiculatio
lateralis sacroiliaca
sacrum

foramina
udara sacralia
dalam anteriora
rectum

Gambar 1 1-28 Radiograf anteroposterior


columna veftebralis daerah toraks bawah,
Os coccygis lumbal, dan sacral.
TULANG DAN KARTILA,GO 311

Gambar 11-29 Radiograf lateral columna vertebralis daerah toraks bawah, lumbal, dan sacral.
312

incisura jugularis

corpus vertebrae
thoracicae I

manubrium sterni corpus sterni

angulus sterni

corpus sterni

costa Xll

tnctsura
costalis Vl costae fluctuantes

lnclsura
costalis Vll

A processus B
xiphoideus

Gambar 11-30 A. Permukaan anterior sternum. B Sternum, costa, dan cartilagines costales membentuk rangka toraks.

dua facies articularis untuk bersendi dengan corpus vertebrae dan truncus inferior plexus brachialis menyilang costa dan
yang nomomya sama dan dengan vertebra yang terletak tepat di berhubungan dengan tulang.
atasnya (Gambar 11-31). Collum costae merupakan bagian yang
sempit terletak di antara caput dan tuberculum.
Tuberculum costae merupakaa tonjolan pada permukaan luar GAMBARAN RADIOGRAFI
costa pada pertemuan collum dan corpus. Tuberculum mempunyai CISSATHORACICAE
facies articularis untuk bersendi dengan processus transversus
vertebrae yang nomornya sama (Gambar 11-31). Corpus costae
berbentuk tipis, kurus, dan melintir sepanjang sumbu panjangnya.
Gambaran radiografi ossa thoracicae diperlihatkan dalam Gambar
Pada pinggir inferiornya terdapat sulcus costae. Angulus costae
1,1,-34.
adalah tempat di mana corpus costae melengkung ke depan
dengan tajam. Ujung anterior dari setiap costa melekat pada
cartilago costal isnya masing-masing. I RangkaApendikular
Costa I adalah costa atipikal atau tidak khas. Tulang ini penting
di klinik karena mempunyai hubungan yang erat dengan saraf- Ossa Membri Superioris
saraf bagian bawah plexus brachialis dan pembuluh-pembuluh Tulang-tulang membri superioris terdiri atas gelang bahu, serta
utama untuk lengan atas, yaitu arteria dan vena subclavia (Gambar lengan atas, lengan bawah, dan tangan.
11-33). Costa ini pipih dari atas ke bawah dan mempunyai
tuberculum pada pinggir dalamnya, disebut tuberculum musculi Tulang-Iulang Gelang Bahu
scaleni anterioris, tempat insersi musculus scalenus anterior. Di Tulang-tulang gelang bahu terdiri atas clavicula dan scapula,
anterior tuberculum, vena subclavia menyilang costa; di posterior yang saling bersendi satu dengan yang lain di articulatio
tuberculum terdapat sulcus subclavia, tempat arteria subclavia acromioclavicularis (Gambar 11-1).
TUUNG DAN KARTILAGO 313

processus sprnosus

processus transversus

fovea costalis processus


transversi

processus articularis superior


pediculus
arcus fovea costalis superior
vertebrae
,
, !
I I
I I

I I
corpus vertebrae
A berbentuk hati

fovea costalis processus articularis superior


processus transversi
fovea costalis superior
processus
transversus

corpus vertebrae

fovea costalis inferior


processus
spinosus
incisura vertebralis inferior

processus articularis inferior


B

fovea costalis
processus fovea costalis superior
transversi

corpus vertebrae

tuberculum costae
discus
intervertebralis

caput costae
collum costae sternum

potongan melintang costa cartilago costalis


sulcus costae
c

Gambar 11-31 Costa V kanan bersendi di posterior dengan columna vertebralis dan di anterior dengan sternum. Perhatikan
bahwa caput costae bersendi dengan corpus vertebrae yang bernomor sama dan vertebra yang terletak tepat di atasnya.
Perhatikan juga adanya sulcus costae di sepanjang pinggir bawah costa.
314 BAB 11

caput costae collum costae


facies articularis untuk
corpus vertebrae di atasnya
tuberculum costae

facies articularis untuk corpus


vertebrae yang sama nomornya

pinggir superior yang membulal

facies articularis
tuberculi costae angulus costae

sulcus costae

pinggir inferior yang tajam

Gambar 11-32 Costa V kanan, dilihat dari posterior.

M. scalenus medius

plexus brachialis

cupula pleurae cervicalis


insersi M scalenus medius

M. scalenus anterior
insersi M. scalenus
anterior

truncus inferior plexus


brachialis

A. dan V. subclavia

Gambar 11-33 Apeftura thoracis superior, memperlihatkan cupula pleurae cervicalis pada sisi kiri tubuh dan hubungannya
dengan pinggir dalam costa I. Perhatikan juga adanya plexus brachialis dan arteria dan vena subclavia. (Ahli anatomi sering
menyebutkan apertura thoracis superior sebagai pintu masuk).
TULANG DAN KARTILAGO 315

costa I sinistra clavicula sinistra


trachea

costa lV
sinistra

costa v arcus
dextra aortae

vena cava
superior

ventriculus
sinister

atrium
kubah
dextrum
diaphragma
kiri

hepar

Gambar 11-34 Radiograf posteroanterior dada seorang pria dewasa normal.

Claviculo cekung ke depan- Olot<rtot dan Ligamentum-ligamentum Penting


.1
yang melekat pada clar.icula diperliiratkan pacla Gambar 1-36.
Clavicula adalah tulang panjang yang terletak horizontal di daerah
pangkal leher. Tulang ini bersendi dengan sternum dan cartilago
Scapula
costalis I di sebelah medlal, dan dengan acromi.on di sebelah laterai
(Gambar 11-35). Clavicula bekerja sebagai sebuah penyangga Scapula merupakan tu-lang pipih berbentuk segitiga (Gambar
pada waktu lengan atas bergerak meniauhi tubuh. Clavicula juga 11-37) yang terletak pada dinding posterior toraks antara costa II
berperan menyalurkan gaya dari lengan atas ke kerangka sumbu, sampai VIi. Pada permukaan posterior, spina scapulae menonjol
dan merupakan tempat lekat otot-otot. ke belakang. Ujung lateral spina scapulae bebas dan membentuk
Clavicula terletak subkutan menurut arah panjangnya; dua acrornicln, vang he-rsendi dengan ciavicula. Angulus superolateralis
pertiga medialnya cembung ke depan dan sepertiga lateralnya scapulae membentuk cavitas atau fossa glenoidalis yang
316 BAB 11

M. coracobrachialis dan caput pectoralis minor


breve M. biceps brachii M. deltoideus
M. supraspinatus M. pectoralis major

M. subscapularis

caput longum M. triceps brachii


M. pectoralis major
M. latissimus dorsi M. pectoralis major
M. teres major M. teres

M. deltoideus

M coracobrachialis

M. brachialis
M. pectoralis minor

M. serratus anterior

M. brachioradialis

M. pronator teres
tendo communis musculorum flexorum
M. extensor carpi
radialis longus

Gambar 11-35 Tempat melekat otot pada rangka toraks, clavicula, scapula, dan humerus.

capsula articulatio acromioclavicularis


M. trapezius
M. sternocleidomastoideus

M. deltoideus

M. pectoralis major
capsula articulatio sternoclavicularis

permukaan superior

facies articularis untuk acromion


M. subclavius M. pectoralis
major
M. deltoideus

costoclaviculare
facies articularis sternalis
ligamentum coracoclaviculare dan cartilaEo costa 1

permukaan inferior

Gambar 11-36 Tempat melekat otot dan llgamentum penting pada clavicula dextra
TULANG DAN KARTILAGO 317

berbentuk seperti buah pir dan bersendi dengan caput humeri spina scapulae menjadi fossa supraspinata di atas dan fossa
pada articulatio humeri. Processus coracoideus menonjol ke atas infraspinata di bawah (Gambar 11-37). Angulus inferior scapulae
dan depan di atas cavitas glenoidalis dan merupakan tempat dapat dipalpasi dengan mudah pada orang hidup dan merupakan
melekatnya otot dan ligamentum. Medial terhadap basis processus petunjuk posisi costa VII dan processus spinosus vertebrae
coracoideus terdapat incisura suprascapularis (Gambar 11-37). thoracicae VII.
Permukaan anterior scapula cekung dan membentuk fossa Otot-otot dan ligamentum penting yang melekat pada scapula
subscapularis. Permukaan posterior scapula dibagi dua oleh dlperlihatkan pada Gambar 11-37.

facies articularis untuk clavicula

M. pectoralis minor
M. deltoideus
processus coracoideus
acromion ligamentum coracoclaviculare
M. biceps caput breve
angulus superior
dan M. coracobrachialis

tuberculum supraglenoidale ligamentum suprascapulare


incisura suprascapularis
M. biceps caput longum
fossa glenoidalis
tuberculum infraglenoidale
M. triceps caput longum

fossa subscapularis margo medialis

M. serratus anterior
margo lateralis

M. subscapularis

permukaan anterior angulus inferior

ligamentum coracoacromiale
processus coracoideus
spina scapulae
angulus superior acromton
M. trapezius

M. levator scapulae
M. deltoideus
M. supraspinatus
fossa supraspinata cavitas glenoidalis
capsula articularis
articulatio humeri
rhomboideus
M. triceps caput longum
minor

margo mediaiis M. teres minor

M. rhomboideus
margo lateralis
major

fossa infraspinata M. teres major

infraspinatus

M. latissimus dorsi angulus inferior

permukaan posterior

Gambar t1-37 Tempat melekat atot dan ligamentum penting pada scapula dextra
318 BAB lt
Tulang-Tulang Lengan Atas trochlea humeri yar-rg berbentuk katrol untuk bersendi dengan
incisura trochiearis ulnae (Gambar 11-38). Di atas capitulum
Humerus terdapat fossa radialis, vang menerima caput radii pada saat siku
flumerus bersendi denE;an scapula pada articulatio humeri difleksikan. Di anterior, di atas trochlea, terdapat fossa coronoidea,
dan dengan radius dan ulna pada articulatio cubiti. Uiung yang selama pergerakan y<xrg sama menerima processus
atas humerus mempunyai sebuah caput (Gambar 11-38), yang coronoideus ulnae. Di posterior, di atas trochlea, terdapat fossa
membentuk sekitar sepertiga kepala sendi dan bersendi dengan olecrani, yang bertemu dengan olecranon pada waktu sendi siku
cavitas glenoidalis scapulae. Tepat di bawah caput humerl terdapat dalam keadaan ekstensi (Cambar 11-38).
collum anatomicum. Di bawah collum terdapat tuberculum majus
dan minus yang diplsahkan satu sama lain oleh suicus bicipitalis. Tulang-Tulang Lengan Bawah
Pada pertemuan ujung atas humerus dan corpus humeri terdapat Tulang-tulang lengan bawah adalah radius dan u1na.
penyempltan disebut co1lum chirurgicum. Sekitar pertengahan
permukaan lateral corpus humeri terdapat peninggian kasar yang Rodius
disebut tuberositas deltoidea. Di belakang dan bawah tuberositas Radius adalah tulang lateral lengan ban'ah (Gambar 11-39).
terdapat sulcus spiralis yang ditempati oleh N.radialis (Gambar Ujung atasnl'a bersendi dengan humerus pada articulatio cubiti
11 -38). dan dengan ulna pada articulatio ladioulnaris proksimal.
Ujung bawah humerus mempunyai epicondylus medialis dan Ujung distalnya bersendi dengan os scaphoideum dan lunatum
epicondylus lateralis untuk tempat lekat otot dan ligamenturn, pada articuiatio radiocarpca dan dengan ulna pada articulatio
capitulum humeri vang bulat bersendi dengan caput radii, dan radioulnaris distal.

collum anatomicum

M. supraspinatus
capsula articulans articulatio humeri
tuberculum majus
caput

M. infraspin;iL
tuberculum minus
collum chirurgicum

sulcus bicipitalis M. subscapularis teres minor


capsula
M. pectoralis articularis
M. latissimus dorsi
major articulatio
humeri caput lateral
M. teres major
M. triceps

tuberositas
deltoidea
sulcus spiralis
M. deltoideus
M. coracobrachialis M. deltoideus

M. brachialis
caput medial M. triceps

crista supracondylaris
lateralis crista supracondylaris
medialis capsuia articulaiis
M. brachioradialis
articulatio cubiti
L,4. extensor carpi fossa coronoidea
radialis longus
M. pronator teres fossa olecrani
fossa radialis
epicondylus lateralis epicondylus medialis
tendo communis tendo communis anconeug
musculorum extensorum musculorum flexorum
capitulum trochlea
capsula articularis
trochlea articulatio cubiti

permukaan anterior Dermukaan poslerlcr

Gambar 11-38 Tempat melekat otot dan lrqamentum pentinq pada ",.r!ierus de::li
TIJLANG DA,N KARTILAGO 319

Pada ujung atas radius terdapat caput yang berbentuk bulat pada pinggir medialnya terdapat sulcus untuk tendo musculus
kecil (Gambar 11-39). Permukaan atas caput cekung dan bersendi ekstensor pollicis longus (Cambar 11-39).
dengan capitulum humeri yang cembung. Circumferentia Otot dan ligamentum penting yang melekat pada radius
articulare radii bersendi dengan incisura radialis u1nae. Di bawah diperlihatkan pada Gambar 11-39.
caput, tulang menyempit membentuk collum. Dibawah col'hrm
terdapat tuberositas bicipitalis atau tuberositas radii yang
Ulno
merupakan tempat insersi musculus biceps.
Corpus radii berlainan dengan ulna, yaitu lebih lebar di bawah Ulna merupakan tulang medial lengan bawah (Gambar 11-39).
dibandingkan dengan bagian atas (Gambar 11-39). Corpus radii di Ujung atasnya bersendi dengan humerus pada articulatio cubiti
sebelah medial mempunyai margo interQssea yang tajam untuk dan dengan caput radii pada articulatio radioulnaris proximalis.
tempat melekatnya membrana interossea yang menghubungkan Ujung distalnya bersendi dengan radius pada articulatio
radius dan ulna. Tuberositas pronatori4 untuk tempat insersi radioulnaris distalis, tetapi dipisahkan dari articulatio radiocarpea
musculus pronator teres, terletak di pertengahan pinggir dengan adanya facies articularis.
lateralnya. Ujung atas ulna besar, dikenal sebagai olecranon processus
Pada ujung bawah radius terdapat processus styloideus; yang (Gambar 11-39); bagian ini membentuk tonjolan pada siku.
menonjol ke bawah dari pinggir lateralnya (Gambar 11-39). Pada Processus ini mempunyai incisura di permukaan anteriornya,
permukaan medial terdapat incisura ulnae, yang bersendi dengan incisura trochlearis, yang bersendi dengan trochlea humeri. Di
caput ulnae yang bulat. Facies articularis inferior bersendi dengan bawah trochlea humeri terdapat processus coronoideus yang
os scaphoideum dan os lunatum. Pada permukaan posterior ujung berbentuk segitiga dan pada permukaan lateralnya terdapat
distal radius terdapat tuberculum keci1, tuberculum dorsale, yang incisura radialis untr-rk bersendi dengan caput radii.

capsula articulatio
processus olecranii cubiti M. triceps
processus
coronoideus M. anconeus
incisura radialis ulnae
M. brachialis
caput
M. pronator teres M. biceps
collum
M. flexor pollicis
tuberositas bicipitalis longus M. supinator
M. biceps brachii aponeurosrs
untuk M. extensor M. abductur
chorda obliqua
dan flexor carpi ulnaris pollicis longus
M. supinator
M. flexor
digitorum
profundus

M. flexor digitorum M. extensor


superficialis pollicis longus

M. pronator teres
membrana
interossea
M. flexor pollicis
longus
M. extensor pollicis

M. extensor
M. pronator quadratus indicis

lubang untuk
A. interossea anterior

tuberculum dorsale
M. brachioradialis radii

processus styloideus processus styloideus

capsula articulatio
radiocarpea
permukaan ante!'ior permukaan posterior

Gan1i-rar tr1-39 Perlekatan ot*t dan liganrentum yang pei-rting pada radius dan ulna.
320 BAB 11

Corpus ulnae mengecil dari atas ke bawah (Gambar 11-39). Di scaphoideum, lunatum, triquetrum, dan pisiforme. Baris distal
lateral mempunyai margo interosseus yang tajam unfuk tempat terdiri dari (dari lateral ke medial) trapezium, trapezoideum,
melekatnya membrana interossea. Pinggir posterior membulat, capitatum, dan hamatum. Secara bersama-sama ossa carpi pada
terletak subcutary dan mudah diraba seluruh panjangnya. Di permukaan anteriomya membentuk cekungary yang pada ujung
bawah incisura radialis terdapat lekukarl fossa supinato\ yarrg lateral dan medialnya melekat sebuah pita membranosa yang
mempermudah gerakan tuberositas bicipitalis radii. Pinggir kuat, disebut retinaculum musculorum flexorum. Dengan cara
posterior fossa ini tajam dan dikenal sebagai crista supinatoria, ini terbentuk saluran osteofascial, canalis carpi, untuk lewatnya
yang menjadi tempat origo dari musculus supinator. nervus medianus dan tendo-tendo flexor jari.
Pada ujung distal uina terdapat caput yang bulat, yang mem- Tulang-tulang tangan pada waktu lahir merupakan tulang
punyai tonjolan pada permukaan medialnya, disebut processus rawan. Os capitafum mengalami osifikasi selama tahun pertama
styloideus (Gambar 11-39). kehidupary dan tulang-tulang lainnya mengalami osifikasi dengan
Otot dan ligamentum penting yang melekat pada ulna dapat berbagai interval waktu sampai umur 12 tahury pada usia ini
dilihat pada Gambar 11-39. semua tu1ang telah mengalami osifikasi.
Meskipun pengetahuan secara rinci darl tulang-tulang tangan
Tulang-Tulang langan tidak perlu bagi mahasiswa kedokterary tetapi posisi, bentuk, dan
Terdapat delapan buah ossa carpi yang tersusun dalam dua ukuran dari os scaphoideum seharusnya dipelajari karena sering
baris, masing-masing terdiri dari empat tulang (Gambar 11-40 fraktur. Rigi pada trapezium dan hamulus ossis hamati sebaiknya
dan 11-41). Baris proksimal terdiri dari (dari lateral ke medial) dipelajari.

os capitatum

os scaphoideum os lunatum
os hamatum
tuberculum scaphoideum os triquetrum
os pisiforme
M. abductor pollicis brevis
M. flexor carpi ulnaris
M. flexor pollicis brevis
M. abductor digiti minimi
M. opponens pollicis ligamentum pisohamatum
rigi trapezium M. flexor digiti minimi
M. abductor pollicis longus hamulus ossis hamati
caput obliquum M. adductor pollicis ligamentum pisometacarpale
M. interosseus palmaris I M. opponens digiti minimi
M. flexor carpi radialis
M. opponens pollicis M. interosseus palmaris lV
M. interosseus palmaris ll
M. abductor dan
M. abductor dan
flexor digiti minimi
flexor pollicis brevis
M. adductor pollicis dan
M. interosseus palmaris I
caput transversum
M. adductor pollicis

M. flexor pollicis

ibu jari

M. interossei palmares

M. flexor digitorum
superficialis jari kelingking

Jan manrs
jari telunjuk
jari tengah

M. flexor digitorum profundus

Gambar 11-40 Perlekatan otot-otot penting pada permukaan anterior tulang tangan.
TULANG DAN KARTILAGO 321

os scaphoideum

os triquetrum os trapezoideum
os pisiforme
os trapezium

M. extensor carpi radialis longus


M. extensor carpi radialis brevis
M. extensor
carpi ulnaris M. interosseus dorsalis I

M. interosseus
dorsalis lV M. extensor
pollicis brevrs
M. interosseus
dorsalis lll M. adductor pollicis

M. interor
dors

Mm. interossei
dorsales
M. extensor pollicis longus

ekspansi ekstensor untuk


M. extensor digitorum

Gambar 11-41 Perlekatan otot-otot penting pada permukaan posterior tulang tangan.

Osso Metocorpi don Pholonges GAMBARAN RADIOGRAFI


Ada lima buah ossa metacarpi, masing-masing tulang mempunyai OSSA MEMBRI SUPERIORIS
basis, corpus, dan caput (Gambar 11-40 dan 11-41).
Os metacarpal I ibu jari adalah yang terpendek dan sangat
mudah bergerak. Tulang tersebut tidak terletak pada bidang yang
sama dengan hrlang-tulang metacarpi lairmya, tetapi terletak lebih
Gambaran radiografi tulang-tulang extremitas superior diper-
dnterior. Tulang ini juga berotasi ke medial sembilan puluh derajat, lihatkan dalam Gambar 77-42 sampai 77-49.
sehingga permukaan extensor menghadap ke lateral bukan ke
dorsal. Tulang-Tulang Membri lnferioris
Basis ossa metacarpi bersendi dengan barisan distal ossa carpi;
Tulang-tuiang membri inferioris terdiri atas gelang pangguf serta
caputnya yang membenfuk buku tangan bersendi dengan phalalx
tungkai atas, tungkai bawah" dan kaki.
proximalis (Gambar 11-40 dan 11-41). Masing-masing corpus ossis
metacarpi sedikit cekung ke depan dan mempunyai penampang
berbentuk segitiga. Corpus mempunyai permukaan posterior, Tulang-Iulang Gelang Panggul
lateral dan medial Gelang panggul terdiri atas empat tulang: dua os coxae, os
Terdapat tiga buah phalanx untuk setiap jari, tetapi hanya dua sacrum, dan os coccygis (Gambar 11-1 dan 11-50). Gelang panggul
phalanx untuk ibu jari. memberikan hubungan yang kuat dan stabil antara tubuh dan
Otot-otot penting yang melekat pada tuiang-tulang tangan extremitas inferior. Hubungan ini harus kuat karena memikul
dan jari-jari diperlihatkan pada Gambar 11-40 dan 1.1-41. berat badan yang besar. Gelang bahu relatif kurang stabil, namun
322 BAB 11

tuberculum majus

margo medialis scapulae

margo lateralis scapulae

collum anatomicum

Gambar 11-42 Radiograf anteroposter;or daerah bahu orang dewasa.

mempunyai andil yang besar dalam mobilitas dibandingkan Orientosi Pelvis


dengan gelang panggul.
Pada awalnya, penting bagi mahasiswa untuk mengerti orientasi
Kedua os coxae bersendi satu dengan yang lain di sebelah
yang benar mengenai tulang pelvis terhadap batang badan
anterior pada symphisis pubis dan posterior dengan os sacrum
pada individu yang berdiri dalam posisi anatomi. Bagian depan
pada articulatio sacroiliaca (Gambar 11-50). Gelang panggul symphisis pubis dan spina iliaca anterior superior harus terletak
bersama dengan sendi-sendinya membentuk struktur berbentuk
pada bidang vertikal yang sama (Gambar 11-51). Ini berarti
mangkuk yang kuat disebut pelvis.
permukaan pelvis symphisis pubis menghadap ke atas dan
Pelvis dibagi menjadi dua bagian oleh apertura pelvis superior,
belakang dan permukaan anterior sacrum arahnya ke depan dan
yang dibentuk di belakang oleh promontorium os sacrum bawah.
(Gambar 11-51), di lateral oleh linea iliopectinea, dan di anterior
oleh symphisis pubis. Di atas apertura pelvis superior terdapat
pelvis major, yang membentuk sebagian rongga abdomen. Di
bawah aperfura pelvis superior terdapat pelvis minor.
TULANG DAN KARTILAGO 323

epicondylus medialis

Gambar 11-43 Radiograf anteroposterior daerah siku orang dewasa


324

Gambar 11-44 Radiograf lateral daerah siku orang dewasa.

phalanx distalis
ibu jari tangan

os sesamoid

hamulus
ossis hamati

a:r::liiil:',:

li:lr:illlll:'
: -.:l:a::::

processus caput lunatum scaphoideum trapezoideum


styloideus ulnae processus styloideus
ulnae
radii

Gambar 11-45 Radiograf posteroanterior pergelangan tangan dan tangan orang dewasa.
TUUNG DAN KARTIUGO 325

Gambar 11-46 Radiograf posteroanterior pergelangan tangan dengan lengan bawah pronatio.

Pelvis Major Pelvis Minor


Pelvis major kepentingan kliniknya kecil. Di belakang dibatasi Pengetahuan mengenai bentuk dan ukuran pelvis wanita sangat
oleh vertebrae lumbales, di lateral oleh fossa iliaca dan musculus penting untuk ahli kebidanan, karena pelvis minor merupakan
iiiacus, dan di depan oleh bagianbawah dinding anterior abdomen. saluran tulang yang harus dilalui oleh janin pada waktu lahir.
Pelvis major terbuka dan meiebar pada ujung atasnya dan harus Pelvis minor mempunyai pinlu masuk, pintu keluar, dan
dipikirkan sebagai bagian cavitas abdominalis. Pelvis major sebuah cavitas. Apertura pelvis superior, atau pintu atas panggul
melindungi isi abdomen dan setelah kehamilan bulan ketiga, (Gambar 11-51)di posterior dibatasi olehpromontorium ossis sacri,
membantu menyokong uterus gravidarum. Selama stadium awal di iateral oleh iinea iliopectinea, dan di anterior oleh symphisis
persalinan, pelvis major membantu janin masuk ke pelvis minor. pubis (Gambar 11-50).
326

phalanx distalis

metacarpal V

Gambar 11-47 Radiograf posteroanterior pergelangan tangan dan tangan anak berusia 8 tahun.

Gambar 11-48 Radiograf lateral pergelangan tangan dan tangan orang dewasa
TULANG DAN KARTIUGO 327

phalanx distalis jari tengah phalanx distalis jari manis

phalanx media

phalanx
distalis
.1ari telunjuk
phalanx distalis
jari kelingking

phalanx
proximalis
Kt'1t

phalanx
distalis
ibujari
metarcapal
beftindihan satu
dr,:r:ian yang lain
phalanx
proximalis

os sesamoid

metacarpal ibujari
ossa carpr

Gambar 11-49 Radiograf lateral pergelangan tangan dan tangan orang dewasa dengan jari-jari pada berbagai derajat fleksi.

Apertura pelvis inferior (Gambar 11-51) di posterior dibatasi kuat dan relatif tidak fleksibel, maka ligamenta sacrotuberalia
oleh os coccygis, di lateral oleh tuber ischiadicum, dan di anterior sebaiknya dianggap membentuk sebagian batas apertura pelvis
oleh arcus pubicus (Gambar 11-51 dan 11-52). Apertura pelvis inferior. Jadi apertura peivi inferior berbentuk seperti berliary
inferior tidak berbentuk rata, tetapi mempunyai tiga incisura dengan rami ischiopubici dan symphisis pubis membenhrk batas
yang lebar. Di anterior, di antara rami ischiopubici terdapat arcus depan dan ligamenta sacrotuberalia dan os coccygis membentuk
pubicus, dan di lateral terdapat incisura ischiadica. Incisura batas belakang.
ischiadica dibagi dua oleh ligamentum sacrotuberale dan Cavitas pelvis terletak di antara apertura pelvis superior
ligamentum sacrospinale (Gambar 11-50 dan 11-51) menjadi dan apertura pelvis inferior. Cavitas ini berbentuk saluran yang
foramen ischiadicum majus dan foramen ischiadicum minus. dangkal dan melengkung, dengan dinding depan yang sempit dan
Dari pandangan ahli kebidanan, karena ligamenta sacrotuberalia dinding belakang yang lebih dalam (Gambar 11-51).
328 BAB 11

spina sacralis I

promontorium
canalis sacralis
articulatio sacroiliaca

ligamentum
sacrotuberale massa lateralis
ossis sacri
ligamentum sacrospinale
spina ischiadica
ramus superior ossis pubis
linea iliopectinea

acetabulum

foramen obturatorium

ramus ossis ischii


crista pubica
corpus oss:s pubis

promontorium ossis sacri tuberculum crista iliaca

fossa iliaca

Iinea iliopectinea

crista pubica

tuberculum pubicum

apex ossls symphisis pubis


coccygis

Gambar L1-50 Pelvis pria (A) dan pelvis wanita (B), tampak anterior.

Os Coxoe Pada permukaan luar os coxae terdapat sebuah cekungan


Pada anak-anak, setiap os coxae terdiri dari os ilium yang terletak dalam, acetabulum, yang bersendi dengan caput femoris yang
di superior; os ischium yang terletak di di posterior dan inferior; berbentuk setengah bulat (Gambar 17-50, 17-52, 11-53, dan 11-54).
dan os pubis yang terletak di anterior dan inferior (Gambar Di belakang acetabulum terdapat sebuah incisura besar, incisura
11-52). Ketiga tulang terpisah ini dihubungkan oleh cartilago ischiadica major, yang dipisahkan dari inscisura ischiadica minor
di acetabulum. Pada waktu pubertas, ketiga tulang bersatu oleh spina ischiadica. Incisurae ischiadicae berubah menjadi
membentuk sebuah tulang besar yang iregular. Os coxae bersendi foramina ischiadica major dan minor oleh adanya ligamenta
dengan sacrum pada articulatio sacroiliaca dan membenfuk sacrotuberalia dan sacrospinalia (Gambar 11-51).
dinding anterolateral pelvis. Os coxae juga saling bersendl di Ilium, yang merupakan bagian atas os coxae yang gepen&
depan pada symphisis pubis. mempunyai crista iliaca (Gambar 11-52). Crista iliaca terbentang
TUUNG DAN KARTIUGO 329

promontorium ossis sacri

ligamentum sacrotuberale

apertura pelvis
superior
ligamentum sacrospinale

apex ossrs coccygrs

corpus ossis pubis

arcus pubis
apertura pelvis inferior

Gambar 1l-51 Setengah bagian kanan pelvis, memperlihatkan apertura pelvis superior; apertura pelvis inferiol ligamentum
sacrotuberale, dan ligamentum sacrospinale.

di antara spina iliaca anterior superior dan spina iliaca posterior menyebabkan tulang menjadi lebih tebal dan jejas-jejas pada
superior. Dibawah spina diatas terdapat spina iliaca anterior tulang lebih jelas (Gambar 11-50 dan 11-55).
inferior dan spina iliaca posterior inferior. Pada permukaan dalam
ilium terdapat facies auricularis yang besar untuk bersendi dengan .l Pelvis major pada perempuan dangkal dan pada laki-laki
os sacrum. Linea iliopectinea berjalan ke bawah dan depan di dalam.
sekitar permukaan dalam ilium dan berperan membagi dua pelvis a Apertura pelvis superior pada bidang transversal berbentuk
menjadi pelvis major dan pelvis minor. oval pada perempuary tetapi berbentuk hati pada laki-laki.
Ischium merupakan pars inferior dan posterior os coxae dan Hal ini karena adanya penonjolan promontorium pada laki-
mempunyai spina ischiadica dan tuber ischiadicum (Gambar 11- 1aki.

s2\. t Cavitas pelvis pada perempuan lebih luas dibandingkan lakl-


Pubis merupakan pars anterior os coxae dan mempunyai laki dan jarak antara apertura pelvis superior dan apertura
colpus, ramus superior dan ramus inferior ossis pubis. Corpus pelvis inferior lebih pendek.
ossis pubis mempunyai crista pubica dan tuberculum pubicum a Apertura pelvis inferior lebih lebar pada perempuan daripada
serta bersendi dengan os pubis sisi lainnya pada symphisis pubis laki-laki. Tuber ichiadicum pada perempuan lebih menonjol
(Gambar 11-50). Pada bagian bawah os coxae terdapat sebuah keluar dan pada laki-laki menonjol ke dalam.
lubang besar, foramen obturatorium, yang dibatasi oleh bagian os .} Sacrum lebih pendek, lebih lebar, dan lebih rata pada perem-
ischium dan os pubis. Foramen obturatorium diisi oleh membrana puan dibandingkan pada laki-laki.
obturatoria (Gambar 11-52). I Angulus subpubicus atau arcus pubicus pada perempuan
lebih bulat dan lebar dibandingkan pada laki-laki.

Perbedoon Pelvis Berdosorkon Jenis Kelqmin


Tulang-Tulang Tungkai Atas
Pelvis perempuan dan laki-laki mudah dibedakan. Perbedaan
yang lebih jelas disebabkan oleh karena adaptasi pelvis perempuan Tulang-tulang tungkai atas terdiri dari os femur dan patella atau
untuk fungsi melahirkan anak. Otot-otot laki-laki yang lebih kuat tempurung lutut.
330 BAB 11

<\
crista iliaca permukaan kasar uniuk tempat
melekatnya ligzimentum interosseum

fossa iliaca

spina iliaca posterior superior

spina iliaca
anterior superior
u#N
Sli"i,.il
spina iliaca
anterior inferior

linea iliopectinea
N\ ie facies auricularis

spina iliaca posterior inferior

incisura ischiadica major

ramus superior pubis


spina ischiadica

incisura ischiadica
minor
corpus ossis pubis

tuberculum pubicum
membrana obturatoria
crista pubica

canalis obturatorius
tuber ischiadicum

ramus ischiadica
A

tuberculum ilium

acetabulum
garis fusi tulang-tulang

foramen obturatorium

ischium

Gambar 11-52 Os coxae dextrum. A. Permukaan medial. B. Permukaan lateral. Perhatikan garis fusi antara ketiga tulang:
ilium, ischium, dan pubis.

Os Femur Uj'rrng atas femur memiiiki caput, collum, trochanter major,


Di atas, femur bersendi dengan acetabulum untuk membentuk dan trochanter minor (Gambar 11-55 dan 11-57). Caput mernbentuk
articulatio coxae dan di bawah dengan tibia dan patella untuk kira-kira dua pertiga bulatan dan bersendi dengan acetabulum os
membentuk articulatio genu. coxae unfuk membentuk articulaiio coxae iGambar 11-54). Pada
TULANG DAN KARTILAGO 331

M. gluteus medius
crista iliaca
linea glutea media
tuberculum iliacum
linea glutea posterior
M. gluteus minimus
M. gluteus maximus
M. tensor fasciae latae
spina iliaca
posterior suPerior
spina iliaca
anterior superior
ligamentum
sacrotuberale ligamentum inguinale
M. sartorius
spina iliaca linea glutea inferior
posterior inferior spina iliaca anterior inferior
incisura ischiadica maior 1r' caput rectum l\,4. rectus femoris
capsula caput reflexum M. rectus femoris
spina ischiadica - fossa acetabuli
ligamentum sacrospinale linea pectinea
ramus superior ossis pubis
M. oemellus suoerior -
l\,4. pectineus
incisu"ra ischiadicb minor
crista pubica
M. gemellus inferior ligamentum inguinale
ligamentum sacrotuberale tuberculum pubicum
M. semimembranosus M. adductor longus
M. semitendinosus - corpus ossis pubis
M. biceps femoris
l\,4. adductor brevis
tuber ischiadicum
ramus inferior pubis
lvl. quadratus femoris
M. gracilis
M. adductor magnus M. obturator externus
ramus ischium

Gambar 11-53 lYusculi dan ligamenta yang melekat pada permukaan luar os coxae dextrum.

M. gluteus medius

M. gluteus
maximus M. gluteus minimus

M. tensor fasciae latae


M. sartorius

M. rectus femoris
M. gemellus supenor
M. gluteus medius
M. gemellus inferior
M. obturator externus
M. semitendinosus M. quadratus femoris
M. biceps femoris
M. adductor magnus M. gluteus maximus
M. sernimembranosus
M. psoas
vastus intermedius
M. iliacus
M. pectineus
M. adductor brevis

M. vastus lateralis

Gambar 11-54 Musculi yang melekat pada Dermukaan luar os ccxae dextrum dan permukaan posterior femur.
332 BAB 11

Linea intertrochanterica menghubungkan kedua trochanter ini


di anterior dan oleh crista intertrochanterica di sebelah posterior,
pada crista ini terdapat tuberculum quadratum (Gambar 11-52).
Corpus femoris permukaan anteriornya licin dan bulat,
sedangkan permukaan posterior mempunyai rigi, disebut linea
promontorium aspera (Gambar 77-57). Pada linea ini melekat otot-otot dan septa
intermuscularis. Pinggir-pinggir linea aspera melebar ke atas
dan bawah. Pinggir medial melanjutkan diri ke distal sebagai
crista supracondylaris medialis yang menuju ke tuberculum
adductorum pada condylus medialis (Gambar 11-57). pinggir
lateral melanjutkan diri ke distal sebagai crista supracondylaris
lateralis. Pada permukaan posterior corpus, di bawah trochanter
apertura major terdapat tuberositas glutea untuk tempat melekatnya
pelvis musculus gluteus maximus. Corpus melebar ke arah ujung
superror distalnya dan membentuk daerah segitiga datar pada permukaan
posteriornya, yang disebut fossa poplitea (Gambar 11-57).
Ujung bawah femur mempunyai condylus medialis dan
lateralis, yang di bagian posterior dipisahkan oleh incisura
intercondylaris. Permukaan anterior condylus bersendi dengan
apertura
facies articularis patellae. Kedua condylus ikut serta dalam pem-
pelvis
inferior bentukan articulatio genu. Di atas condylus terdapat epicondylus
conlugata diagonalis
lateralis dan medialis (Gambar 11-57). Tuberculum adductorum
I dilanjutkan oleh epicondylus medialis.
Musculi dan ligamenta penting yang melekat pada femur
t axis petvis diperlihatkan pada Gambar 11-56 dan 11-57.

perempuan laki-laki
Patella

apertura pelvis
superior
O C) Patella (Gambar 11-58) adalah tulang sesanr,...-.r yang terbesar
(yaitu sebuah tulang yang berkembang di dalam tendo musculus

o
quadriceps femoris di depan sendi lutut). Patella berbentuk segitiga

0 dengan apex terletak di inferior. Apex dihubungkan dengan

vA
apertura pelvis
inferior tuberositas tibiae oleh ligamentum patellae. Facies posterior

F
bersendi dengan condvlus femoris. Patella terletak dalam posisi
terbuka di depan sendi lutut dan dapat diraba dengan mudah
cavitas pelvis melalui kulit. Patella dipisahkan dari kulit oleh bursa subcutanea
vang penting (lihat Ganbar 12-28).
Pinggir atas, lateraf dan medial merupakan tempat lekat dari
arcus pubicus berbagai bagian musculus quadriceps femoris. Pateila ciicegah
bergeser ke lateral selama kontraksi n-rusculus quadriceps femoris
Gambar 11-55 Apedura pelvis superior, apeftura pelvis inferior, conjugata
oleh serabut-serabut horizontal bawah musculus vastus medialis
dan oleh besarnya ukuran condylus lateraiis femoris.
diagonalis, dan axis pelvis. Beberapa perbedaan utama antara pelvis
perempuan dan pelvis laki-laki diperlihatkan juga.
Iulang-Tulang Tungkai Bawah

pusat caput terdapat lekukan kecil yang disebut fovea capitis, Tibia
yaitu untuk tempat perlekatan dari ligamentum capitis femoris. Tlbia merupakan tulang medial tungkai bawah yang besar dan
Sebagian pendarahan untuk caput femoris dari arteria obturatoria beriungsi menyanggah berat badan (Gambar 11-58 dan 11-59).
dihantarkan melalui ligamentum ini dan memasuki tulang melalui Di proksimal, tibia bersendi dengan condylus femoris dan caput
fovea capitis. fibulae dan di distal dengan talus dan ujung distal fibula. Tibia
Collum, yang menghubungkan caput dengan corpus, berialan mempunyai uiung atas yang melebar dan ujung bawah vang lebih
ke bawah, belakang, dan lateral dan membentuk sudut lebih kecii, serta sebuah corpus.
kurang 125 derajat (pada perempuan lebih kecil) dengan sumbu Pada ujung atas terdapat condylus lateralis dan medialis
panjang corpus femoris. Bt-.samya ludut ini dapai merubah akibat (kadang-kadang disebut tibial plateau laterai dan medial), yang
adanya penyakit bersendi dengan cc.rndylus lateralis d;rn medialis fenroris, dan
Trochanter major dan minor nrerupakan tor-rjolan besar dipisahkan oleh meniscus later":lis dan rnediatris. Perrr.r.:kaan atas
pada batas antara collum dan corpus (Gambar 11,55 dan 11-57). facies artic'.rlaris condvlus tibiae terbai:i atas arra interecndyla4s
TUUNG DAN KARTIUGO 333

caput Margo anterior menonjol dan membentuk tulang kering. Pada


M. piriformis collum
ligamentum pertemuan antara margo anterior dan ujung atas tibia terdapat
dari caput tuberositas, yang merupakan tempat lekat ligamentum patellae.
trochanter major fovea capitis
Margo anterior di bawah membulat, dan melanjutkan diri
M. gluteus sebagai malleolus medialis. Margo lateral atau margo interosseus
minimus
memberikan tempat perlekatan untuk membrana interossea.
ligamentum
' capsula articulatio coxae Permukaan posterior corpus tibiae mempunyai linea obliqua,
iliofemorale
ligamentum pubofemorale yang disebut linea musculi solei (Gambar 11-59), untuk tempat
lateralis M" psoas lekatnya musculus soleus.
linea trochanter minor Ujung bawah tibia sedikit melebar dan pada aspek inferiornya
intertrochanterica terdapat permukaan sendi berbentuk pelana untuk talus. Ujung
M. vastus medialis bawah memanjang ke bawah dan medial untuk membentuk
M. vastus
malleolus medialis. Facies lateralis malleolus medialis bersendi
intermedius
dengan talus. Pada permukaan lateral ujung bawah tibia terdapat
lekukan yang lebar dan kasar untuk bersendi dengan fibula.
Musculi dan ligamenta penting yang melekat pada tibia dapat
dilihat pada Gambar 11-58 dan 11-59.

Fibulo
Fibula adalah tulang lateral tungkai bawah yang ramping
(Gambar 11-58 dan 11-59). Tulang ini tidak ikut bersendi pada
articulatio genus, tetapi di bawah tulang ini membentuk malleolus
lateralis sendi pergelangan kaki. Tulang ini tidak berperan dalam
menyalurkan berat badary tetapi merupakan tempat melekat otot-
otot. Fibula mempunyai ujung atas yang melebar, corpus, dan
uiung bawah.
Ujung atas, atau caput fibulae, ditutupi oleh processus
styloideus. Bagian ini mempunyai faciss rrticularis untuk
bersendi dengan condylus lateralis tibiae.
Corpus fibulae panjang dan ramping, Ciri khasnya adalah
mempunyai empat margo darr empat facies. Margo medialis atau
M. articularis genu margo interossea memberikan tempat perlekatan untuk membrana
interossea.
Ujung bawah fibula membentuk malleolus lateralis yang
berbentuk segitiga dan terletak subkutan. Pada facies medialis
malleolus lateralis terdapat facies articularis yang berbentuk
capsula articulatio segitiga untuk bersendi dengan aspek lateral os talus. Di bawah
facies genu dan belakang facies articularis terdapat lekukan yang disebut
patellaris fossa malleolaris.
ligamentum Musculi dan ligamenta penting yang melekat pada fibula
laterale dapat dilihat pada Gambar 11-58 dan 11-59.
ligamentum mediale

0ssa Pedis
Gambar 11-56 Musculi dan ligamenta yang melekat pada permukaan Ossa pedis adalah ossa tarsalia" ossa metatarsali4 dan phalanges.
anterior femur dextra.
Osso Torso/is

terdiri atas calcaneus, talus, os naviculare, os cuboi-


Ossa tarsalia
deum, dan tiga buah os cuneiforme. Hanya talus yang bersendi
anterior dan posterior; di antara kedua area ini terdapat eminentia
dengan tibia dan fibula pada articulatio talocruralis (sendi
intercondylaris (Gambar 1 1-58).
pergelangan kaki).
Pada aspek lateral condylus lateralis terdapat facies articularis
fibularis yang kecil dan melingkar, dan bersendi dengan caput
fibulae. Pada aspek posterior condylus medialis terdapat insersi Colconeus
musculus semimembranosus (Gambar 11-59). Calcaneus adalah tulang terbesar kaki dan membentuk tumit yang
Corpus tibiae berbentuk segitiga pada potongan melintangnya. menonjol (Gambar 11-60, 11,-61,, danll-62). Di atas os calcaneus
dan mempunvai tiga margo dan tiea facies. Nlargo anterior dan bersendi dengan talus dan di depan dengan os cuboideurn.
mediai, serta facies rnedialis di antaranya terletak sr:bkutan. Caicaneus mempunyai enam facies (permukaan).
334 BAB 11

trochanter major
M. obturator externus
ligamentum dari
fovea capiiis femoris
M. gluteus medius
ligamentum ischiofemorale
tuberculum quadratum
capsula articulatio coxae
crista intertrochanterica

trochanter minor M. quadratus femoris

M. psoas
'M. gluteus maxrmus
M. iliacus
M. adductor magnus
M. pectineus M. vastus intermedius

M. adductor brevis

M. vastus lateralis
M. vastus medialis

linea aspera

M. adductor longus

M. biceps femoris (caput breve)

crista supracondylaris lateralis


tempat hiatus M. adductor magnus
facies poplitea
crista supracondylaris medialis
M. gastrocnemius (caput mediale) M" plantaris

M. adductor magnus capsula articulatio genu

tuberculum adductorum
M. gastrocnemius (caput laterale)
epicondylus medialis , epicondylus lateralis

condylus medialis condylus lateralis

incisura intercondylaris

Gambar 11-57 Musculi dan ligamenta yang melekat pada permukaan posterior femur dextrum

Facies inferior mempunyai fuberculum anterius pada garis


Facies anterior kecil dan membentuk facies articularis yang tengafu dan tuberculum mediale yang besar serta tuberculum
bersendi dengan os cuboideum. laterale yang lebih kecil pada pertemuan antara facies inferior
Facies posterior membentuk tumit dan merupakan tempat dan facies posterior.
perlekatan dari tendo calcaneus (tendo Achilles). Facies medialis mempunyai sebuah tonjolan yang besar
Facies superior didominasi oleh dua facies articularis untuk berbentuk kerang disebut sustentaculum tali, yang membantu
talus, yang dipisahkan oleh alur kasar, sulcus calcanei. menyokong talus.
TULANG DAN KARTILAGO 335

eminentia intercondylaris
capsula articularis geni
tractus iliotibialis
M. semimembranosus
condylus lateralis
ligamentum collaterale laterale
ligamentum collaterale mediale
caput fibulae
ligamentum patellae
M. biceps femoris tuberositas tibiae
M. extensor digitorum longus M. sartorius
M. gracilis
margo anterior
M. semitendinosus

facies anterior

margo interosseus M. tibialis anterior

M. peroneus longus

quadriceps femoris

margo anterior
facies lateralis ligamentum patellae
facies medialis

M. peroneus tertius margo interosseus

M. peroneus brevis

malleolus medialis

ligamentum mediale
malleolus lateralis articularis talocruralis

ligamentum laterale capsula articularis talocruralis

Gambar 11-58 Musculi dan ligamenta yang melekat pada facies anterior tibia dan fibula dextra; terlihat juga perlekatan pada

patella.

a Facies lateralis hampir rata. Pada bagian anteriornya terdapat Iolus


peninggian kecil yang disebut tuberculum peroneorum, yang
memisahkan tendo musculus peroneus longus dan musculus Talus bersendi di atas dengan tibia dan fibula, di bawah dengan
peroneus brevis. os calcaneus, dan di depan dengan os naviculare. Tulang ini
mempunyai caput, collum, dan corpus (Gambar 11-60 dan 11-61).
Musculi dan ligamenta penting yang melekat pada caicaneus Caput tali mengarahke distal dan mempunyai facies articularis
dapat Cilihat pada (Gambar 1L-61 dan17-62). yang cembung dan berbentuk oval unfuk bersendi dengan os
336 BAB 11

capsula articularis geni

condylus medialis condylus lateralis

M. semimembranosus
caput fibulae

M. popliteus

M. soleus M. soleus

linea musculi solei


M. tibialis posterior

Iinea verticalis

margo medialis

M. flexor digitorum
ilngus

M. flexor hallucis longus

margo interosseus

alur untuk tendo


M. tibialis posterior

malleolus medialis alur untuk tendo M. peroneus

malleolus lateralis

capsula articularis talocruralis

Gambar 11-59 Musculi dan ligamenta yang melekat pada facies posterior tibia dan fibula dextra.

naviculare. Facies articularis ini berlanjut pada facies inferiornya, pada kaki yang terartikulasi membentuk terowongan, sinus tarsi,
di mana bagian ini di belakang terletak di atas sustentaculum tali yang ditempati oleh ligamentum talocalcaneum interosseum
dan di depan terletak di atas ligamentum calcaneonaviculare. yang kuat.
Collum tali terletak postedor terhadap caput dan sedikit Corpus tali berbentuk kuboid. Facies superiomya bersendi
menyempit. Permukaan atasnya kasar dan menjadi tempat dengan ujung distal tibia; bagian ini cembung dari depan ke
perlekatan ligamenta, dan permukaan bawahnya memperlihatkan belakang dan sedikit cekung pada sisi-sisinya. Pada facies
alur yang dalam disebut sulcus tali. Sulcus tali dan sulcus calcanei lateraiisnya terdapat facies articularis yang berbentuk segitiga
TUUNG DAN KARTIUGO 337

untuk bersendi dengan malleolus lateralis fibulae. Pada facies Ossa tarsalia lainnya harus diidentifikasi dan ciri-ciri penting
medialisnya terdapat facies articularis kecil, berbentuk koma berikut ini perlu diperhatikan.
untuk bersendi dengan malleolus medialis tibiae. Facies posterior
ditandai oleh dua tuberculum kecil yang dipisahkan oleh sulcus Os Noyiculare
tendinis musculi flexoris hallucis longi. Tuberositas ossis navicularis (Gambar 1L-60, 11-6L, dan 11-
Terdapat banyak ligamentum penting yang melekat pada talus, 62) dapat dilihat dan dipalpasi pada pinggir medial kaki lebih
namun tidak ada satupun otot yang melekat pada tulang ini. kurang 1 inci (2,5 cm) di depan dan bawah malleolus medialis;

talus -
/ \ \
facies articularis / collum "otPut untuk tibia
untuk ligamentum -\=
caput
calcaneonaviculare
tuberculum mediale

os naviculare untuk malleolaris medialis

facies anterior, medialis,


dan posterior tali

tuberositas

sulcus tali I

sulcus calcanei
calcaneus

sustentaculum tali tuberculum mediale

sulcus tendinis musculi flexoris hallucis longi

untuk ujung bawah tibia

untuk malleolus lateralis

tuberculum laterale

facies articularis talaris posterior


os cuboideum

sulcus calcanei

.--: : -->-{sa@:-;
-i-
\ 1 -\-
:2 -V- --'-':-
---
calcaneus *:*..'6:?; -=-=t--=:-

sulcus tendinis musculi peronei longi

tuberculum laterale
aspek lateral

Gambar 11-60 Ossa calcaneus,talus, naviculare dan cuboideum.


338 BAB 11

serta memberikan tempat perlekatan untuk bagian utama tendo Penulangan ossa tarsalia, berbeda dari ossa carpalia lainnya,
musculus tibialis posterior. telah dimulai sebelum lahir. Pusat osifikasi untuk calcaneus dan
ta1us, juga sering untuk os cuboideum telah ada pada waktu lahir.

Os Cuboideum Pada usia 5 tahury osifikasi terjadi di semua ossa tarsalia.

Terdapat alur yang dalam pada aspek inferior os cuboideum


(Gambar 1.1.-60, 1.1,-61, dan 71-62) untuk tempat tendo muscuius Osso Metotorsalia dan Pholonges
peroneus longus. Ossa metatarsalia dan phaianges (Gambar 77-61 dan 1.1.-62)
menyerupai ossa metacarpalia dan phalanges pada tangan, dan
Os Cuneiforme masing-masing mempunyai caput di distal, corpus, dan basis di
proximal. Kelima os metatarsale diberi nomor dari sisi medial ke
Ketiga tulang-tulang kecil berbentuk baji (Gamb ar 1L-6L danL1"-62)
lateral.
bersendi di proximal dengan os naviculare dan di distal dengan
Os metatarsale pertama besar dan kuat dan berperan penting
ketiga os metatarsale yang pertama. Bentuk bajinya berperan
dalam menunjang berat badan. Pada aspek inferior caput terdapat
penting dalam membentuk dan mempertahankan lengkung
alur oleh os sesamoid medial dan lateral yang terdapat di dalam
transversal kaki.
tendo muscuius flexor hallucis brevis.

tendo M. extensor digitorum longus

M. extensor
hallucis longus

insersi Mm. interossei


dorsales

M. extensor digitorum
brevis (M. extensor
hallucis brevis)
M. interosseus
M. interosseus dorsalis ketiga
dorsalis kedua

M. interosseus M. interosseus
dorsalis pertama dorsalis keempat

os metatarsale
pertama

cuneiforme
M. peroneus tertius
mediale
cuneiforme intermedium
cuneiforme laterale y!,u M. peroneus brevis

naviculare Os cuboideum
)'

M. extensor
digitorum brevis

calcaneus

tendo
calcaneus

Gambar 11-61 Perlekatan-periekatan musculus pada aspek dorsalis ossa tarsalia dextra
338 BAB 11

serta memberikan tempat perlekatan untuk bagian utama tendo Penulangan ossa tarsalia, berbeda dari ossa carpalia lainnya,
musculus tibialis posterior. telah dimulai sebelum lahir. Pusat osifikasi untuk calcaneus dan
talus, juga sering untuk os cuboideum teiah ada pada waktu lahir.
Pada usia 5 tahury osifikasi terjadi di semua ossa tarsalia.
Os Cuboideum
Terdapat alur yang dalam pada aspek inferior os cuboideum
Osso Metotorsolio don Pholonges
(Gambar 1,7-60, 1,1,-67, dan 1,1,-62) untuk tempat tendo musculus
peroneus longus. Ossa metatarsalia dan phalanges (Gambar 17-67 dan 77-62)
menyerupai ossa metacarpalia dan phalanges pada tangan, dan
masing-masing mempunyai caput di distal, corpus, dan basis di
Os Cuneiforme
proximal. Kelima os metatarsale diberi nomor dari sisi medial ke
Ketiga tulang-tulang kecil berbentuk baji (Gamb ar 77-61' dan1L-62)
1atera1.
bersendi di proximal dengan os naviculare dan di distal dengan
Os metatarsale pertama besar dan kuat dan berperan penting
ketiga os metatarsale yang pertama. Bentuk bajinya berperan dalam menunjang berat badan. Pada aspek inferior caput terdapat
penting dalam membentuk dan mempertahankan lengkung alur oleh os sesamoid medial dan lateral yang terdapat di dalam
transversal kaki.
tendo musculus flexor hallucis brevis.

tendo M. extensor digitorum longus

M. extensor
hallucis longus

insersi Mm. interossei


dorsales

M. extensor digitorum
brevis (M. extensor
hallucis brevis)
M. rnterosseus
M. interosseus dorsalls ketiga
dorsalis kedua

M. interosseus M. interosseus
dorsalis pertama dorsalis keempat

os metatarsale
pertama
7,/,/ I
cuneiforme F"
M. peroneus tertius
mediale
cuneiforme intermedium
M. peroneus brevis
cuneiforme laterale

naviculare Os cuboideum

M. extensor
digitorum brevis

calcaneus

tendo
calcaneus

Gambar l1-61 Perlekatan-perlekatan musculus pada aspek dorsalis ossa tarsalia dextra,
TUUNG DAN KARTIUGO 339

tendo M. flexor digitorum longus


tendo M. flexor digitorum brevis

M. flexor hallucis longus

insersi M. interosseus planiaris

M. adductor hallucis
M. abductor hallucis

M. flexor digiti minimi brevis


M. flexor hallucis brevis
M. abductor digiti mi
M. adductor hallucis
(caput obliquum)
interossea plantaris pertama
M. peroneus longus
M. interossea plantaris kedua
os metatarsale pertama

M. interossea plantaris

M. flexor digiti minimi brevis M. tibialis anterior

M. tibialis posterior

M. flexor hallucis brevis

tuberositas naviculare

M. tibialis posterior

talus

M. quadratus plantae

M. abductor hallucis
M. abductor digiti minimi

M. flexor digitorum brevis

calcaneus

Gambar l1-62 Perlekatan-perlekatan musculus pada aspek plantaris ossa tarsalia dextra.

Os metatarsale kelima mempunyaituberculumyang menonjol


GAMBARAN RADIOGR.AFI
pada basisnya, yang dengan mudah dapat diraba di sepanjang
pinggir lateral kaki. Tubercuium ini merupakan tempat perlekatan OSSA MEMBRI INFERIORIS
tendo musculus peroneus brevis.
Masing-masing jari kaki mempunyai tiga phalanx, kecuali ibu
jari kaki yang hanya mempunyai dua phalanx. Gambaran radiografi ossa membri inferioris dapat dilihat pada
Gambar 77-63 sampai 1.1.-74.
Gambar l1-63 Radiograf anteroposterior
pelvis laki-laki.

vertebra Os sacrum
lumbalis V crista iliaca
articulatio
sacroiliaca

spina iliaca
anterior superior

incisura ischiadica
major

68i spina iliaca


anterior inferior

articulatio coxae Mm. gluteus

caput femoris spina ischiadica

collum
femoris foramen
obturatorium

corpus ossrs
pubis symphisis tuber
penrs
pubis ichiadicum

Gambar 11-64 Penggambaran diagram radiograf pelvis pada cambar 11-63,


TUUNG DAN KARTILAGO 341

Gambar 11-65 Radiograf anteroposterior pelvis perempuan dewasa.

processus articularis
superior osssi sacri
processus transversus
vertebrae lumbalis V

.. -t
---{s
(t--, .r-
f -'i
1

..- ) f'l
r')
A
L \.) iscl"

\ tam'on

'\'-\ ramus supenor


ossis pubis
tuber
foramen ischiadicum
corpus garis Shenton
obturatum trochanter
ossis pubis
minor I Gambar 11-66 Penggambaran diagram
radiograf pelvis pada Gambar 11-65.
342 BAB 11

Gambar 11-67 Radiograf anteroposterior afticulatio coxae.


TULANG DAN KARTILAGO 343

otot-otot
paha

Patella

tuberculum
adductorium

epicondylus
medialis
femoris

condylus
medialis
femoris

condylus caput
medialis fibulae
tibiae

collum
ril^-" llae

corpus
fibulae

Gambar 11-68 Radiograf anteroposterior genu orang dewasa


344 BAB 11

caput fibulae

Gambar 11-69 Radiograf lateral genu orang dewasa.


TULANG DAN KARTILAGO 34s

Gambar 11-70 Pandangan tangential patella.

articulatio
tibiofibularis
distalis

malleolus
medialis

corpus tali

os metatarsale I

Gambar l1-71 Radiograf anteroposterior


os metatarsale V pergelangan kaki orang dewasa.
Gambar 11-72 Radiograf lateral pergelangan
kaki orang dewasa.

OSSA
sesamoidea

os metatarsale V
metatarsale I

cuneiforme
mediale

naviculare

caput tali

Gambar 11-73 Radiograf anteroposterior pedis orang dewasa.


TULANG DAN KARTILA,GO 347

phalanx distalis

epiphysis phalangis
distalis

phalanx
intermedius

os metatarsale I

os metatarsale V
epiphysis ossis
metatarsalis I

os cuneiforme
intermedius os cuneiforme
laterale
os cuneiforme
mediale

os naviculare

os cuboideum

Gambar 11-74 Radiograf anteroposterior pedis memperlihatkan epiphysis


phalanges dan ossa metatarsi (anak laki-laki berusia 10 tahun).
348 BAB 11

Tengkorak 8. Foramenrotundumterletakpada
A. ala minor ossis sphenoidalis
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
B. os frontale
C. pars petrosus ossis temporalis
1. Margo orbitalis dibatasi di superior oleh os frontale, di lateral D. os occipitale
oleh os- di inferior oieh os maxilla, dan di E. ala maior ossis sphenoidalis
medial oleh processus maxillae dan os frontale.
A. ala major ossis sphenoidalis 9. Foramen magnum terletak pada
B. maxilla A. os sphenoidale
C. parietale B. os temporale
D. ala minor ossis sphenoidalis C. os parietale
E. os zygomaticum D. os frontale
E. os occipitale
2. Kedua os parietale saling bersendi satu dengan yang lain di
garis tengah pada 10. Divisi mandibularis nervus trigeminus meninggalkan
A. sutura lambdoidea tengkorak melalui
B. sutura sagittalis A. fissura orbitalis superior
C. sulura coronalis B. foramen rotundum
D. sulura squamotympanica C. foramen ovale
E. pterion D. foramen jugularis
E. foramen magnum
3. Processus styloideus menonjol ke bawah dan depan dari
A. os occipitale 11. Nervus vagus meninggalkan tengkorak melalui
B. os sphenoidale A. foramen jugulare
C. os temporale B. foramen occipitalis
D. os palatinum C. fissura orbitalis inferior
E. maxilla D. foramen rofundum
E. foramen spinosum
4. Canalis opticus adalahlubangpada
A. ala minor ossis sphenoidalis 12. Divisi ophthalmica nervus trigeminus meninggalkan
B. os occipitale tengkorak melalui
C. pars petrosus ossis temporalis A. fissura orbitalis inferior
D. os frontale B. foramen ovale
E. pars squamosa ossis temporalis C. foramen rotundum
D. fissura orbitalis superior
5. Canalis caroticus terletak pada E. foramenpterygopalatinum
A. os frontale
B. os occipitaie 13. Divisi maxiliaris nervus trigeminus meninggalkan tengkorak
C. pars petrosus ossis temporalis melalui
D. ala major ossis sphenoidalis A. foramen spinosum
E. os parietale B. foramen rotundum
C. fissura orbitalis superior
6. Foramen spinosum terletak pada D. foramen ovale
A. os sphenoidale E. foramenjugulare
B. os occipitale
C. os frontale
ColumnaVertebralis
D. pars petrosus ossis temporalis
E. pars squamosa ossis temporalis Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.

7. Canalis hypoglossus terletak pada 14. Ciri khas vertebra cervicalis II adalah
A. pars squamosa ossis temporalis A. tidak ada corpus
B. os occipitale B. dens epistropheus
C. os frontale C. corpus berbentuk hati
D. os sphenoidale D. corpus masif
E. os parietale E. processus spinosus bercabang tiga
TIJUNG DAN KARTIUGO 349

15. Vertebra cervicalis VII dicirikan oleh 22. Ujung lateral spina scapulae membentuk:
A. processus spinosus paling panjang A. acromion
B. foramen transversarium besat B. fossa glenoidalis
C. corpusberbentukhati C. processuscoracoideus
D. corpus masif D. incisura suprascapularis
E. dens epistropheus E. angulus superior scapulae

16 Vertebra thoracica VI dicirikan oleh 23. Scapula merupakan tulang pipih berbentuk segitiga yang
A. corpusnyaberbentukhati terletak pada dinding posterior toraks di antara :
B. processus spinosusnya bercabang dua A. costa i dan VI.
C. corpusnya masif B. costa II dan VII.
D. processus articularis superiomya menghadap ke medial C. costa III dan VIII.
dan processus articularis inferior menghadap ke lateral. D. costa IV dan IX.
E. laminanya tebal E. costa V dan X.

17. Ciri khas vertebra cervicalis I adalah Tulang-Tulang Lengan Atas


A. dens epistropheus
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
B. corpus masif
C. corpus tidak ada 24. Collum anatomicum os humeri terletak:
D. processus spinosus paniang
A. di tempat uiung atas yang membesar bertemu dengan
E. foramen transvetsarium tidak ada
corpus humeri

18. Ciri khas vertebra lumbalis V adalah


B. di antara tuberculum majus dan minus
A. corpus berbentuk hati C. pada tuberositas radii

B. foramen vertebrale bulat


D. tepat di bawah caput

C. pediculus kecil
E. tepat di atas sulcusbicipitalis

D. corpus masif
25. Di atas trochlea humeri di permukaan anterior terdapat:
E. processus transversus tebal dan pendek
A. fossa coronoidea
B. fossa radialis
OssaThoracicae C. capitulum
Pilihlah satu jawaban yang PALII'|G TEPAT.
D. fossa olecranii
E. tuberositasdeltoidea
19. Klinikus mendefinisikan aPertura thoracis superior sebagai:
A. lubang bawah cavea thoracis
Tulang-Tulang Lengan Bawah
B. celah di antara kedua crurae diaphragmaticae Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
C. hiatus oesophagicus pada diaphragma
D. lubang atas cavea thoracis 26. Tuberculum dorsalis radii terletak
E. celah di antara origo sternalis dan costalis diaphragmatica. A. tepat di bawah caput
B. pada permukaan posterior ujung distal
20. Margo costalis dibentuk oleh: C. pada pinggir lateral ujung distal
A. costa Vf V[I, dan X D. pada margo interosseus
B. pinggir dalam costa I E. pada setengah bagian bawah sisi lateral corpus
C. ujung processus xiphoideus
27. Processus olecranon ulnae terletak
D. cartilago costalis VII, VIII, IX, dan X.
E. cartilago costalis VII sampai X dan ujung-ujung cartilago A. pada ujung distal tulang
costalis XI dan XII.
B. setengah bagian bawah pinggir lateral
C. setengah bagian bawah pinggir medial
D. pada ujung proksimal
Gelang Bahu E. di bawah incisura radii.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
Tulang-TulangTangan
21. Clavicula bersendi dengan lateral. Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
A. processuscoracoideus
B. angulus superior scapulae 28. Tulang-tulang berikut ini membentuk baris proximal ossa
C. acromion carpi, kecuali:
D. basis spina scapulae A. Os lunatum
E. fossa glenoidalis -di B. Os pisiforme
350 ' BAB 11

C. Os scaphoideum JJ Pada orang.dewasa, sebagian besar suplai darah ke caput


D. Os triquetrum femoris berasal dari:
E. Os trapezium /.
A. arteria obturatoria
B. arteria pudenda extema
29. Ossa carpi membentuk sebagian canalis carpi, yang disem- C. rami perforantes arteria profunda femoris
purnakan oleh pita fibrosa kuat disebut D. arteria circumflexa femoralis medialis dan lateralis
A. retinaculummusculorum extensorum E. arteria circumflexa iliaca superficialis.
B. aponeurosisbicipitalis
C. ligamentumpisohamatum 34 Facies posterior tibiae memperlihatkan linea obliqua untuk
D. retinaculum musculurom flexorum tempat meiekatnya musculus soleus. Linea ini disebut
E. aponeurosispalmaris sebagai:
A. linea interossea
Gelang Panggul B. linea poplitea
C. linea marginalis
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT. D. linea musculi solei
E. linea malleolaris
30. Pemyataan berikut ini benar untuk pelvis, kecuali:
A. Os ilium, ischium, dan pubis merupakan tiga tulang Pada junctura pinggir anterior tibia dengan ujung atas terdapat
terpisah yang bergabung.menjadi satu membentuk os untuk melekatnya ligamentum patellae
25 tahun." ' A. planum tibiae
. coxae pada u-.s.ja

B. Tipe platypeloid pelvis terjadi pada sekitar 2% wanita. B. condylus medialis


C. LTkuran luar pelvis berperan kecii dalam praktek C. eminentiaintercondylaris
menentukan disproporsi antara ukuran kepala janin dan D. malleolus medialis
ukuran pelvis minor. E. tuberositas tibiae
D. Apertura pelvis in{erior dibentuk di anterior oleh
symphisis pubis, di lateral oleh tuber ischiadicum, di 36. Ujung bawah fibula membentuk segitiga (triangular)
lateral oleh ligamentum sacrofuberale, dan di posterior A. malleoius lateralis
oleh os coccygis.
B. malleolus medialis
E. Sacrum lebih pendek, lebih lebar, dan lebih pipih pada C. processusstyloideus
wanita dibandingkan pada pria. D. margo interossea
E. fossa malleolaris
31. Pernyataan berikut ini benar untuk tulang pelvis,kecuali:
A. fika pasien dalam posisi berdiri, spina iliaca anterior Tulang-Tulang Telapak Kaki
superior terletak vertikal di atas permukaan anterior
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
symphisis pubis.
B. Sangat sedikit gerakan yang dapat dilakukan pada J/. Permukaan medial calcaneus mempunyai sebuah processus
articulatio sacrococcygea. besar berbentuk seperti kerang disebut:
C. Pelvis major membantu mengarahkan janin masuk ke A. tuberculumperoneorum
dalam pelvis minor pada saat melahirkan. B. tuberculum anterius
D. Hormon sex wanita menyebabkan relaksasi ligamenta C. sustentaculum tali
pelvis selama kehamilan. D. tuberculum mediale
E. Obliterasi rongga articulatio sacroiliaca sering terjadi pada E. tuberculum laterale
kedua jenis kelamin setelah usia pertengahan.
38. Caput tali mempunyai facies articularis cembung yang oval
untuk bersendi dengan:
TulangTungkai A. oscuboideum
B. os cuneiforme mediale
TirlangTungkaiAtas C. os cuneiforme intermedium
D. os naviculare
Pilihlah satu jawaban yang PALIl'lc TEPAT.
E. calcaneus

32. Pada orang dewasa, collum femoris membentuk sudut sekitar 39. Os metatarsale kelima mempunyai sebuah tuberculum yang
derajat dengan sumbu panjang corpus. menonjol pada basisnya untuk tempat melekat:
A. 155 A. musculus peroneus brevis
B. 16s B. musculus flexor digitorum longus
c. 125 C. musculus flexor digiti minimi brevis
D. 115 D. musculus peroneus longus
E. 145 E. musculus peroneus tertius
TULANG DAN KARTILAGO 351

1. E y*g benar. Margo orbitalis dibatasi di superior oleh os 15. A yang benar. Vertebra thoracica VI dicirikan oleh corpus
frontale, di lateral oleh os zygomaticum, di inferior oleh os berbentuk hati.
maxilla, dan di medial oieh processus maxillae dan os frontale
(Gambar L1-3).
17. Cyangbenar. Ciri khas vertebra cervicalis I atau atlas adalah
tidak adanya corpus. Selama perkembangarg centrum
B yang benar. Keduaosparietalesalingbersendisatudengan atlantis bergabung dengan centrum axis, membentuk dens
yang lain di garis tengah pada sutura sagittalis (Gambar 11-6). epistropheus.

C yang benar. Processus styloideus menoniol ke bawah dan 18. D yang benar. Clri vertebra lumbalis V adalah corpus yang
depan dari permukaan bawah os temporale (Gambar 11-5). masif, pediculus juga besar, dan processus transversus panjang
dan langsing;
A yang benar. Canalis opticus adalah lubang pada ala minor
ossis sphenoidalis (Gambar 11-3 dan 11-8). 19. D yang benar. Klinikus mendefiniskan apertura thoracica
superior sebagai lubang atas cavea thoracis.
5. C yang benar. Canalis caroticus terletak pada pars Petrosus
ossis temporalis (Gambar 11-7). 20. E yang benar. Margo costalis dibentuk oleh cartilago costalis
VII sampai X dan ujung-ujung cartilago costalis XI dan XII
A yang benar. Foramen spinosum terletak pada ala major (Gambar 11-1).
ossis sphenoidalis; arteria meningea media berialan melalui
lubang ini masuk ke dalam fossa cranii media dari fossa 21. C yalg benar. Clavicula bersendi dengan acromion di lateral.
infratemporalis (Gambar 1 1.-8).
22, A yang benar. Ujung lateral spina scapulae membentuk
7. B yang benar. Canalis hypoglossus terletak di atas pinggir acromion (Gambar 11-37).
anterolateral foramen magnum (Gambar 11-8).
23. B yang benar. Scapula merupakan tulanr pipih berbentuk
E yang benar. Foramen rotundum terletak pada ala major ossis segitiga yang terletak pada dinding poslerit-:r toraks di antara
sphenoidalis (Gambar 11-8). costa II dan VIi (Gambar 11-19).

E yang benar. Foramen magnum terletak pada os occipitale. 24. D yang benar. Collum anatomicum os humeri terletak tepat di
Foramen ini dilalui oleh medulla oblongat4 pars spinalis nervi bawah caput (Gambar 11-38).
accessorii, serta arteria vertebralis dextra dan sinistra (Gambar
25. A yang benar. Di atas trochlea humeri terdapat fossa coronoidea
11-8).
untuk menerima processus coronoideus ulnae selama gerakan
C yang benar. Divisi mandibularis nervus trigeminus fleksi (Gambar 11-38).
meninggalkan tengkorak melalui foramen ovale pada ala
major ossis sphenoidalis (Gambar 1L-8).
26. B yang benar. Tuberculum dorsalis radii terdapat pada
permukaan posterior ujung distal. Tuberculum ini berperan
77. A yang benar. Nervus vagus meninggalkan tengkorak melalui sebagai katrol di mana di sekelilingnya tendo musculus
foramen jugulare bersama dengan ner'"rrs glossopharyngeus extensor pollicis longus mengubah arah dan memanjang pada
dannervus accessorius; sinusvenosus sigmoideus jugaberjalan permukaan posterior tangan (Gambar 11-39).
melalui pars posterior foramen yang sama untuk menjadi vena
jugularis interna. 27. D yang benar. Processus olecranon ulnae terletak pada ujung
proximal dan membentuk ujung siku (Gambar 11.-39).
12. D yang benar. Divisi ophthalmica nervus tdgeminus
meninggalkan tengkorak melalui fissura orbitalis superior 28. E yang tidak benar. Os trapezium terdapat pada baris distal
sebagai ketiga cabang terminalnya, disebut nerr,rrs lacrimalis, ossa carpi (Gambar 11-40).
f rontalis, dan nasociliaris.
29. D yang benar. Ossa carpi bersama-sama dengan retinaculum
13. Byangbenar. Divisimaxillarisnervustrigeminusmeninggalkan musculorum flexorum membentuk canalis carpi, yang dilalui
tengkorak melalui foramen rotundum pada ala major ossis oleh nervus medianus dan tendo flexor panjang jari-iari
sphenoidalis (Gambar 11-8). bersama dengan sarung sinovialnya.

14, B yang benar. Ciri khas vertebra cervicalis II adalah dens


30. A yang tidak benar. Pada pubertas, ketiga tulang yang
epistropheus (Gambar 7L-22 dm 11'-24).
terpisalr, os ilium, ischium, dan pubis, bergabung menjadi
15. A yang benar. Vertebra cervicalis VII dicirikan oleh adanya satu membentuk sebuah os iregular besar, os coxae (Gambar
processus spinosus yang paling panjang (Gambar 11-22). 11-52).
t:\

352 BAB 11

31. B yang tidak benar. Articulatio sacrococcygea adalah sendi 36. A yang bena1. Ujung bawah fibula membentuk triangularis
kartilaginosa dan dapat melakukan gerakan cukup besar. malleolus lateralis (Gambirr 11-58).

32. C yang benar. Collum femoris membentuk sudut sekitar 125 37. C yang benar. Permukaan medial calcaneus mempunyai
derajat dengan corpus. sebuah processus besar berbentuk seperti kerang disebut
sustentaculum tali untuk menyokong talus yang terletak di
33. D yang benar. Pada orang dewasa, sebagian besar pendarahan . atasnya (Gambar 11-60).
caput femoris berasal dari arteria circumflexa femoris lateralis
dan medialis (Gambar 12-25). 38. D yang benar. Caput tali mempunyai facies articularis cembung
yang oval uefuk bersendi dengan os naviculare (Gambar 11-
34. D yang benar. Permukaan posterior tibia memperlihatkan 60).
sebuah linea obliqua untuk tempat melekah:rya musculus
soleus dan disebut sebagai linea musculi solei (Gambar 11- 39, A yang benar. Os metarsale kelima mempunyai sebuah
se). tuberculum yang menonjol pada basisnya untuk tempat
melekat tendo musculus peroneus brevis (Gambar 11-62).
35. E yang benar. Pada junctura pinggir anterior tibia dengan
ujung atas terdapat tuberositas tibiae untuk tempat melekatnya
ligamentum patellae (tendo insersi musculus quadriceps
femoris) (Gambar 11-58).
Sendi

353
354 BAB 12

Anatomi Dasar 354 Catatan Fisiologi: Mekanisme Scapulo-Humeratis 376


Ktasifikasi Sendi 354 Gambaran Radiografi Sendi-Sendi di Extremitas Superior 383
Tipe Sendi Sinovial 354 Sendi-Sendi Petvis 383
Stabititas Sendi 356
Gambaran Radiografi Sendi-Sendi di Pelvis 384
Persarafan Sendi 357
Sendi-Sendi Extremitas lnferior 384
Sendi-Sendi di Tengkorak 357
Articutatio temporomandibularis 357
Catatan Fisiotogi: Kaki Sebagai Sebuah Unit Fungsional 402
Kaki Sebagai Penyokong Berat Badan dan Pengungkit 402
Gambaran Radiografi Sendi-Sendi di Tengkorak dan
Articulatio Temporomand ibutaris 364
Arcus Pedis 403

Sendi-sendi Columna Vertebralis 364 Catatan Fisiotogi: Fungsi Gerak Maju Kaki 404
Sendi-sendi Columna Vertebra[is di Bawah Axis 364 Diam
Berdiri 404

Catatan Fisiotogi: Fungsi Discus lntervertebralis 367


Berjatan 404
Bertari 405
Gambaran Radiografi Sendi-Sendi di Columna Vertebratis 368
Sendi-sendi Costa 368
Gambaran Radiografi Sendi-Sendi di Extremitas lnferior 405

Persendian Cartitagines costales dengan Sternum 369 Pertanyaan 406


Sendi-Sendi Sternum 369 Jawaban dan Penjelasan 409
Gambaran Radiografi Sendi-Sendi di Thorax 369
Sendi-sendi Extremitas Superior 369

enyakit sendi merupakan masalah yang sangat umum ditemui sendi untuk membantu para medis professional dalam menegakkan
oleh tenaga medis. Bab ini terutama menguraikan anatomi dasar diagnosis dan menentukan pengobatan awal.

ANATOMI DASAR terjadinya pergeseran antara fulang yang satu dengan lainnya.
Contoh sendi plana adalah articulatio stemoclavicularis dan
articulatio acromioclavicularis (Gambar 12-1).
Sendi engsel (articulatio ginglymus): Sendi ini menyerupai
engsel pintu, sehingga memberi kemungkinan untuk gerakan
Istilah sendi atau articulatio digunakan untuk tempat di mana fleksi dan ekstensi. Contoh ginglymus adalah articulatio cubiti,
dua atau lebih tulang skelet bertemu satu dengan yang iain. Pada articulatio genus, dan articulatio talocruralis (Gambar 12-1).
hampir semua sendi, tulang-tulang didekatkan satu dengan yang Sendi pasak (articulatio trochoidea): Pada articulatio
lain oleh jaringan ikat fleksibel yang memungkinkan otot-otot trochoidea, terdapat pasak tulang yang dikelilingi oleh
bekerja pada tulang, dengan demikian menimbulkan gerakan cincin ligamentum bertulang (Gambar 12-1), hanya mungkin
pada berbagai bagian tubuh. dilakukan gerakan rotasi. Contoh yang baik dari sendi ini
adalah articulatio atlantoaxialis dan articulatio radioulnaris
superior.
Klasifikasi Sendi
Sendi (articulatio) condyloidea: Articulatio condyloidea
mempunyai dua permukaan konveks yang bersendi dengan
Sendi dapat diklasifikasikan sesuai dengan struktumya, yaitu dua permukaan konkaf. Gerakan yang mungkin dilakukan
fibrosa, kartilaginosa, dan sinovial. adalah fleksi, ekstensi, abduksi, dan aduksi, dan sedikit
rotasi. Contoh yang baik dari sendi ini adalah articulationes
metacarpophalangeae atau articulationes interphalangeae
Tipe Sendi Sinovial (Gambar 12-1).
Sendi (articulatio) elipsoidea: Pada articulatio elipsoidea,
a Sendi datar (articulatio plana): Pada articulatio plana, permu- facies articularis berbentuk konveks elips yang sesuai dengan
kaan sendinya rata atau hampir rata, sehingga memungkinkan facies articularis berbentuk konkaf elips. Gerakan fleksi,
SEND/ 355

ekstensi, abduksi, dan aduksi dapat dilakukary tetapi rotasi Sendi pelana (articulatio sellaris): Pada articulatio sellaris,
tidak dapat dilakukan. Contoh yang baik adalah articulatio facies articularis berbentuk konkaf konveks yang saling
radiocarpalis (Gambar 12-1). berlawanan dan mirip dengan pelana pada punggung kuda.

articulatio acromioclavicularis

acromlon

metacarpal

phalanx,

metacarpal

radius

os scaphoideum os lunatum pr"t'*,***"'"


os triquetrum *'\
,/ {

@;***i
Gambar 12-1 Contoh dari berbagai jenis sendi sinovial: A. Articulatio plana (articulatio sternoclavicularis dan
acromioclavicularis). B. Articulatio ginglymus (articulatio cubiti), C, Articulatio trochoidea (articulatio atlantoaxialis), D.
Articulatio condyloidea (articulatio metacarpophalangea), E, Adiculatio ellipsoidea (articulatio radiocarpalis), F, Articulatio
sellaris (articulatio carpometacarpalis pollicis), G. Articulatio spheroidea (articulatio coxae).
356 BAB 12

Sendi ini dapat melakukan fleksi, ekstensi, abduksi, aduksi,


dan rotasi. Contoh yang paling baik dari tipe sendi ini adalah
I Permukaan Sendi
articulatio carpometacarpalis pollicis (Gambar 12-1). Struktur baII and socket arttculatio coxae (Gambar 72-2) dan
I Sendi peluru (articulatio spheroidea): Pada sendi ini, kepala "mortise" pada articulatio talocruralis merupakan contoh yang
sendi yang berbentuk bola pada satu tulang cocok dengan baik bagaimana bentuk tulang berperan penting pada stabilitas
lekuk sendi yang berbentuk socket pada tulang yang lain. sendi. Akan tetapi terdapat pula sendi di mana bentuk sendi
Susunan ini memungkinkan pergerakan yang luas, termasuk kurang atau tidak berperan dalam stabilitas sendi seperti
fleksi, ekstensi, abduksi, aduksi, rotasi medial, rotasi lateraf articulatio acromioclavicularis, articulatio calcaneocuboidea, dan
dan sirkumduksi. Contoh yang baik untuk sendi ini adalah articulatio genus.
articulatio humeri dan articulatio coxae (Gambar 12-1).

I Ligamenta
Stabilitas Sendi Ligamentum fibrosa mencegah pergerakan sendi yang berlebihan
(Gambar 1.2-2), tetapi jika regangan berlangsung dalam waktu
yang cukup lama, ligamentum fibrosa akan teregang. Contohnya,
Stabilitas sebuah sendi tergantung pada tiga faktor utama: bentuk, ligamenta pada sendi-sendi yang membentuk lengkung kaki tidak
ukurar! susunan dari permukaan sendi; ligamenta; dan tonus dengan sendirinya menyokong beban berat badan. Apabila tonus
otot-otot di sekitar sendi. otot yang biasanya menyokong lengkung kaki terganggu akibat

acetabulum I !.!r,w,
l lt.i',i.
berbentuk
mangkuk I ;ti:i:" ligamentum
cruciatum
-/,,,lt|llii,.
'iri!ffi

articulatio coxae

Gambar 12-2 Tiga faktor utama yang


M. peroneus longus mempertahankan arcus
longitudinalis lateralis kaki kanan bertanggung jawab atas stabilitas sebuah
sendi. A. Bentuk facies articularis. B.
c Iengkung kaki Ligamenta. C. Tonus otot.
SEND/ 357

keleldharu maka ligamenta akan regang dan lengkung kaki akan


Articu latio Temporomandi bu laris
turury sehingga terjadi kaki datar.
Sebalikny4 ligamentum elastik akan kembali ke panjang
semula sesudah meregang. Ligamentum elastika tulang-tulang
pendengaran berperan aktif dalam menyokong sendi dan
I Articulatio
membantu mengembalikan tulang-tulang pada posisi semula Articulatio terdapat antara tuberculum articulare dan bagian
seteiah meiakukan pergerakan. antedor fossa mandibulare ossis temporalis di atas dan caput
(processus condylaris) mandibuiae di bawah (Gambar 72-4 drr

I Tonus Otot 12-5). Facies articularisnya diliputi oleh fibrocartilago.

Pada kebanyakan sendi, tonus otot merupakan faktor utama yang


mengatur stabilitas sendi. Misalnya, tonus otot-otot pendek di
I Tipe Sendi
sekitar articulatio humeri mempertahankar caput humeri yang Articulatio temporomandibularis adalah sendi sinovial. Discus
berbentuk setengah bulat pada cavitas glenoidalis scapulae yang articularis membagi sendi atas rongga atas dan rongga bawah
dangkal. Tanpa kerja otot-otot ini, hanya dibutuhkan sedikit tenaga (Gambar 12-6).
untuk menyebabkan terjadinya dislokasio sendi. Articulatio genus
merupakan sendi yang sangat tidak stabil tanpa aktivitas tonus
musculus quadriceps femoris. Sendi antara tulang-tulang kecil
I Capsula
yang membentuk lengkung kaki sebagian besar disokong oleh Capsula mengelilingi sendi.
tonus otot-otot tungkai bawah, yang tendonya berinsersi pada
tulang-tulang kaki (Gambar 12-2).
I Ligamenta
Ligamentum temporomandibulare laterale di atas melekat
Persarafan Sendi pada tuberculum pangkal zygoma dan di bawah pada collum
mandibulae (Gambar 12-4). Ligamentum ini membatasi gerakan
Capsula articularis dan ligamenta mendapat banyak persarafan mandibula ke arah posterior, dengan demikian melindungi meatus
sensoris. Sebuah saraf sensoris yang menyarafi sendi, juga acusticus extemus.
menyarafi otot-otot yang menggerakkan sendi dan kulit di sekitar Ligamentum sphenomandibulare teriif..iir pada sisi medial
insersi otot-otot tersebut. Aturan ini dikenal dengan nama Hukum sendi (Gambar 12-4). Ligamentum ini melekat di atas pada spina
Hilton. Pembuluh darah pada sendi mendapatkan persarafan dari ossis sphenoidalis dan di bawah pada lingula foramen mandibulae.
serabut otonom simpatik. Tulang rawan yang melipuii permukaan Ligamenfum ini merupakan sisa arcus pharyngeus pertama dan
sendi hanya mempunyai sedikit ujung saraf di dekat pinggirnya. fungsinya tidak diketahui.
Peregangan yang berlebihan capsula articularis dan ligamenta Ligamentum stylomandibulare melekat di atas pada apex
menimbulkan refleks kontraksi otot-otot di sekitar sendi; regangan processus styloideus dan di bawah pada angulus mandibulae
yang berlebihan menimbulkan rasa nyeri. Reseptor regangan (Gambar 12-4). Fungsinya tidak diketahui.
pada capsula articularis dan ligamenta secara terus menerus Discus articulare merupakan discus fibrocartilago berbentuk
mengirimkan informasi proprioseptif ke sistem saraf pusat oval (Gambar 12-6), yang membagi sendi menjadi rongga atas
sehingga sistem saraf terus menerus mendapatkan informasi dan rongga bawah. Discus melekat di sekeliling capsula, dan juga
mengenai keadaan sendi. Kerja reseptor tersebut menambah melekat di depan pada tendo musculus pterygoideus lateralis
informasi dari muscle spindle dan tendon spindle yang diteruskan dan pada caput mandibulae oleh pita fibrosa. Pita ini memastikan
ke sistem saraf, membanfu mempertahankan tonus postural, dan bahwa discus bergerak ke depan dan belakang bersama caput
mengkoordinasi gerakan volunter. mandibulae selama gerakan protraksi dan retraksi mandibula.
Permukaan atas discus berbentuk konkaf konveks dari depan
ke belakang, untuk menyesuaikan dengan bentuk tuberculum
Sendi-Sendi di Tengkoral< articulare dan fossa mandibularis; permukaan bawah adalah
konkaf agar sesuai dengan caput mandibulae. Fungsi discus
adalah memungkinkan gerakan meluncur bagian atas sendi dan
Pada cranium, tulang-tulang pipih bergabung satu dengan yang
gerakan engsel bagian bawah sendi.
lainmelalui sendi fibrosa, disebut sutura (Gambar 12-3). Periosteum
yang meliputi permukaan luar tulang berlanjut sebagai endosteum
yang melapisi permukaan dalam sutura, membentuk ligamentum
suturale. Ligamentum padat ini tidak memungkinkan adanya
I Membrana Synovialis
gerakan di antara tulang-tulang. Contoh sutura sagittalis, sutura Membrana sl.novialis melapisi capsula pada rongga atas dan
coronaria, dan sutura lambdoidea (Gambar 12-3). bawah sendi (Cambar 12-6).
358 BAB 12

periosteum
tulang
tengkorak

sendi
fibrosa

peflosteum tulang tengkorak

ligamentum
longitudinale
posterius

discus fibrocartilagineus
intervertebralis

ligamentum
longitudinale
anterius

columna vertebralis
ligamentum suprasp!
B
os coxae
tulang rawan hiaiin
pada sendi

capsula fibrosa

ligamentum teres

membrana synovialis

Gambar 12-3 Contoh tiga tipe sendi. A. Sendi fibrosa (sutura coronaria pada tengkorak). B. Sendi kartilaginosa (sendi antara
dua corpus vertebrae lumbalis). C, Sendi sinovial (articulatio coxae).

I Persarafan I Gerakan dan Otot-Otot yang


Ramus auriculotemporalis dan masseterica divisi mandibularis Menimbulkan Gerakan
nervus trigeminus.
Mandibula dapat melakukan gerakan depresi atau elevasi,
protraksi atau retraksi. Rotasi dapat juga terjadi, seperti pada
359

ligamentum temporomandibulare

tuberculum articulare

meatus acusticus externus

lamina tympanica

processus mastoideus

processus styloideus

ligamentum stylomandibulare

spina ossis sphenoidalis

ligamentum stylomandibulare

ligamentum sphenomandibulare

Gambar 12-4 Articulatio temporomandibularis dilihat dari aspek lateral (A) dan aspek medial (B)

gerakan mengunyah. Pada posisi istirahat, gigi rahang atas dan 12-6). Gerakan ke depan discus articularis dibatasi oleh
bawah sedikit terpisah. Pada gerakan mengatupkan rahang, gigi- tegangnya jaringan fibroelastis, yang mengfiksasi discus pada
geligi saling bertemu. os temporale di belakangnya.
Depresi mandibula diakibatkan oleh kontraksi musculus
I Depresi Mandibula digastricus, geniohyoideus, dan mylohyoideus; musculus
Sewaktu membuka mulut, caPut mandibulae berputar pterygoideus lateralis berperan penting dengan menarik
dengan sumbu horizontal pada permukaan bawah discus mandibula ke depan.
articularis. Untuk mencegah angulus mandibulae menekan
glandula parotidea dan musculus sternocieidomastoideus,
Elevasi Mandibula
mandibula ditarik ke depan. Gerakan ini dilakukan oleh
kontraksi musculus pterygoideus lateralis, yang menarik Merupakan gerakan sebaliknya dari depresi mandibula. Mula-
collum mandibulae dan discus articularis ke depan, sehingga mula caput mandibulae dan discus bergerak ke belakang, dan
discus akan bergerak ke atas tuberculum articulare (Gambar kemudian caput berputar pada permukaan bawah discus.
360 BA,B 12

tuberculum
articulare fascia temporalis

M. temporalis

zygomatlc
process

fossa
mandibulare

caput
mandibulae

meatus
acusticus
externus

ncisura
i

mandibulae

collum
mandibulae

rAMUS
mandibulae

M. sternoclei-
domastoideus

angulus
mandibulae

Gambar 12-5 Diseksi afticulatio temporomandibularis sinistra. Capsula dan ligamentum temporomandibulare laterale dibuang
untuk memperlihatkan bagian dalam sendi. Perhatikan tuberculum articulare dan fossa mandibulare ossis temporalis dan caput
mandibulae. Discus afticularis terdapat di dalam rgngga sendi pada permukaan atas caput mandibulae.
361

fossa tuberculum articulare


cartilago articularis mandibularis

M. pterygoideus
lateralis

A caput collummandibulae
mandibulae r \
\_,

-+
\

\
M. temporalis

M. digastricus
(venter posterior)

M. masseter
Gambar 12-6 Articulatio temporomandibularis
digastricus
dengan mulut teftutup (A) dan dengan mulut terbuka
(venter anterior)
M. thyrohyoideus (B), Perhatikan posisi caput mandibulae dan discus
articularis terhadap tuberculum articulare pada setiap
M. sternohyoideus posisi. C. Tempat melekatnya otot-otot pengunyah
M. omohyoideus pada mandibula; tanda panah menunjukkan arah
c (venter superior)
gerakannya.

Elevasi mandibula diakibatkan oleh kontr-aksi musculus Protraksi Mandibula


temporalis, musculus masseter, dan musculus pterygoideus Discus articularis ditarik ke depan sampai ke tuberculum
medialis. Caput mandibulae ditarik ke belakang oleh serabut- articulare, beserta dengan caput mandibulae. Semua gerakan
serabut posterior musculus temporalis. Discus articularis iniberlangsung di dalam rongga atas sendi. Pada protraksi, gigi
ditarikkebelakang oleh jaringanfibroelastis, yangmengikatkan bawah ditarik ke depan melewati gigi atas, yang merupakan
discus pada os temporale di belakangnya. akibat dari kontraksi musculus pterygoideus lateralis kedua
sisi, dibantu oleh kedua musculus pterygoideus medialis.
362 BAB 12

l} Retraksi Mandibula
Batas- Batas Penti ng Articu latio
Discus articularis dan caput mandibulae ditarik ke belakang
ke dalam fossa mandibularis. Retraksi terjadi sebagai akibat Temporomandibularis
kontraksi serabut-serabut posterior muscuius temporalis. Ke anterior: Incisura mandibulae dan arteri dan nervus
l) Gerakan Mengunyah Lateral massetericus (G arl:.b ar 72-7 ).
Cerakan ini terjadi sebagai gerakan bergantian protraksi Ke posterior: Lamina tympani meatus acusticus externus
dan retraksi mandibula masing-masing sisi. Untuk dapat (Gambar 12-4) dan processus glenoidalis glandulae
terlaksana, harus terjadi sejumlah rotasi, dan otot-otot kedua parotideae.
sisiyangmenggerakkannyaharusbekerja secarabergantian dan Ke lateral: Glandula parotidea, fascia, dan kulit (Gambar
tidak secara bersama-sama. 72-B).
Ke medial: arteri dan vena maxillaris dan nervus auriculo-
Otot-otot pengunyah diringkas pada Tabel 13-2 dan 13-3. Lihat
temporalis.
jugaGambar 12-6.

articulatio temporomandibularis
A. temporalis superficialis saraf ke M. masseter
A. maxillaris
N. auriculotemporalis
Nn. temporales profundi

M. temporalis
N. maxillaris

M. pterygoideus lateralis

N. alveolaris posterior
supenor

N. buccalis

chorda
tympani

ligamentum sphenomandibulare N. lingualis


pars spinalis
N. accessorius
M. mylohyoideus
V. jugularis interna
N. alveolaris inferior
saraf ke M. mylohyoideus
M. stylopharyngeus venter anterior
A. lingualis M. digastricus

saraf ke M. mylohyoideus dan


M. styloglossus venter anterior M. digastricus
N. lingualis ductus submandibularis
ligamentum stylohyoideum
ganglion submandibulare hyoideum
N- hvooqlo
M. hyoglossus

Gambar 12-7 Regio infratemporalis dan submandibularis. Bagian-bagian arcus zygomaticus, ramus dan corpus mandibulae
telah dibuang untuk memperlihatkan struktur yang lebih dalam.
SEND/ 363

M. temporalis

arcus zygomatrcus

V temporalis glandula parotidea


superficialis pars accessona
glandulae parotideae

V auricularis ductus
posterior parotideus

V. jugularis
M. orbicularis oris

angulus mandibulae
M. buccinator

M. sternocleidomastoideus
M. masseter
A

M. constrictor
pharyngeus superior N. vagus

vagrna A. carotis interna

V. jugularis M. styloglossus

N. glossophary N. auriculotemporalis

N capsula fascialis
N capsula fibrosa
M. stylopharyngeus ligamentum stylomandibulare
processus stvloideus
cabang A. carotis externa
M

A. auricularis posterior M. pterygoideus medialis


venter susunan V. retromandibularis
M. digastricus
ramus mandibulae
mastoideus
M. masseter

pars profunda glandulae parotideae

M. sternocleidomastoideus
nodi lymphoidei parotidei
pars superficialis glandulae parotideae
N. auricularis magnus
B

Gambar 12-8 Glandula parotidea dan batas-batasnya. A. Facies lateralis glandula parotidea dan jalannya

ductus parotideus, B, Potongan horizontal giandula parotidea.


364 BAB 12

GAMBARAN atlantis. Bagian vertikal berjalan dari permukaan posterior


corpus axis ke pinggir anterior foramen magnum (Gambar
RADIOGRAFI SENDI. 12-e).

SENDI DITENGKORAK ll Membrana tectoria. Membrana ini merupakan lanjutan ke


atas dari ligamentum longitudinale posterius (Gambar 12-9).
DAN ARTICULATIO Melekat di atas os occipitale, tepat di dalam foramen magnum.
TEMPOROMANDIBULARIS Membrana ini menutupi permukaan posterior dens dan
ligamentum apices dentis, alaris, dan cruciatum.
Gambaran radiografi sendi-sendi di tengkorak dan articulatio
temporomandibularis dapat dilihat pada Gambar 11-11 sampai Gerakan
11-1,4.
Dapat dilakukan gerakan rotasi atlas yang luas, dengan demikian
terjadi gerakan kepala terhadap axis.
Sendi-Sendi Columna Vertebralis
Sendi-Sendi Columna
I Articulatio Atlanto-Occipitalis Vertebralis di Bawah Axis
Articulatio atlanto-occipitalis merupakan sendi sinovial antara
condylus occipitalis yang terdapat di kanan dan kiri foramen
Kecuali dua vertebra cervicalis yang pertama, semua vertebra
magnum di atas dan dengan facies articularis superior massa
lainnya saling bersendi safu dengan yang lain dengan perantaraan
lateralis atlantis di bawah (Gambar 12-9). Sendi ini dibungkus oleh
sendi kartilaginosa antar corpus dan sendi sinovial antar processus
sebuah capsula.
articularis (Gambar 12-10).

Ligamenta
a Membrana atlanto-occipitalis anterior. Membrana ini I Sendi-SendiAntar Dua Corpus
merupakan lanjutan dari ligamentum longitudinale anterius, Vertebrae
yang berjalan sebagai sebuah pita di permukaan anterior
Permukaan atas dan bawah corpus vertebra:: yang berdekatan
columna vertebralis. Membrana menghubungkan arcus
dilapisi oleh lempeng tulang rawan hialin. Di antara lempeng tulang
anterior atlantis dengan margo anterior foramen magnum.
rawan tersebut, terdapat discus intervertebralis yang tersusun dari
I Membrana atlanto-occipitalis posterior. Membrana ini sama
jaringan fibrocartilago (Gambar 12-10). Serabut-serabut collagen
dengan ligamenfum flar,'um dan menghubungkan arcus
discus menyatukan kedua corpus vertebrae dengan kuat.
posterior atlantis dengan margo posterior foramen magnum.
Di daerah cervicalis bawah, didapatkan sendi sinovial kecil di
kanan dan kiri discus intervertebralis antara permukaan atas dan
Pergerakan bawah corpus vertebrae.
Fleksi, ekstensi, dan fleksi lateral. Rotasi tidak dapat dilakukan.

Discus lntervertebralis
I Articulatio Atlanto-Axialis
Discus intervertebralis memiliki seperempat dari panjang
Articulatio atlanto-axialis terdiri atas tiga buah sendi sinoviaf columna vertebralis (Gambar 12-10). Discus ini paling tebal
yaitu sebuah articulatio antara dens dan arcus anterior atlantis, di daerah cervical dan lumbal, tempat di mana banyak terjadi
dan dua buah articulatio antara massa lateralis tulang (Gambar gerakan columna vertebralis. Struktff ini dapat dianggap sebagai
12-9). Sendi-sendi ini dibungkus oleh capsula. discus semi-elastis, yang terletak di antara corpus vertebrae
yang berdekatan dan bersifat kaku (Gambar 12-10). Ciri fisiknya
I Ligamenta memungkinkan discus berfungsi sebagai peredam benfuran bila
beban pada columna vertebralis mendadak bertamba[ seperti
Ligamentum apicis dentis. Ligamentum ini terletak di garis bila seseorang melompat dari tempat yang tinggi. Kelenturannya
tengah dan menghubungkan apex dentis dengan margo memungkinkan vertebra yang kaku dapat bergerak satu dengan
anterior foramen magnum (Gambar 12-9). yang lain. Sayangnya daya pegas ini berangsur-angsur menghilang
Ligarnentum alaris. Ligamentum ini terletak kanan dan kiri dengan berl.ambahnya usia.
ligamentum apicis dentis dan menghubungkan dens axis Setiap discus terdiri atas bagian pinggir, anulus fibrosus, dan
dengan sisi medial condylus occipitalis (Gambar 12-9). bagian tengah yaitu nucleus pulposus (Gambar 12-10).
Ligamentum cruciatum. Ligamentum ini terdiri atas bagian Anulus fibrosus terdiri atas jaringan fibrocartilago, di
transversus dan bagian vertikal (Gambar 12-9). Bagian dalamnya serabut-serabut collagen tersusun dalam lamel-lamel
transversus melekat pada permukaan dalam massa lateralis yang konsentris. Berkas collagen berjalan miring di antara corpus
atlantis kanan dan kiri dan mengikat dens pada arcus anterior vertebrae yang berdekatan, dan lamel-lamel yang lain berjalan
SEND/ 365

pars basilaris membrana atlanto-


occipitalis anterior
ossis occipitalis

membrana
atlanto-occipitalis
capsula articularis
posterior
atlanto-occipitalis
arcus posterior atlantis

capsula articularis A. vertebralis


atlanto-axialis
ligamentum
longitudinale
A vertebralis
anterius processus sprnosus axrs
B
A pita superior membrana tectoria
ligamentum cruciatum membrana tectoria (terpotong)
cars basilaris ossis occipitalis dorsum sellae
A. verterbralis pita superior ligamentum
cruciatum (terpotong)
membrana
atlanto-occipitalis
pita transversus anterior ligamentum apicis
ligamentum dcntis
cruciatum

ligamentum
ligamentum alaris
membrana apicis dentis
atlanto-occipitalis arcus anterior
posterior atlantis pita transversus
arcus posterior atlantis ligamentum cruciatum
dens axis
processus
pita inferior
transversus atlantis
ligamentum cruciatum
processus
c spinosus axis
ligamentum
corpus axis atlanto-axiale
accessorius
pita inferior'ligamentum
cruciatum processus transversus axis

D membrana tectoria (terpotong)

Gambar 12-9 Articulatio atlanto-occipitalis: (A) tampak anterior dan (B) tampak posterior. Adiculatio atlanto-axialis:
penampang sagittal (C) dan tampak posterior (D). Perhatikan bahwa arcus posterior atlantis dan lamina dan processus spinosus
axis dibuang.

dalam arah yang sebaliknya. Serabut-serabut yang lebih perifer berada dalam tekanan dan terletak sedikit ke pinggir posterior
melekat dengan erat pada ligamentum longitudinale anterius dan daripada pinggir anterior djscus.
posterius dari columna vertebralis. Permukaan atas dan bawah corpus vertebrae yang berdekatan
Nucleus pulposus pada anak-anak dan remaja merupakan yanB menempel pada discus diliputi oleh tulang rawan hialin yang
massa lonjong dari zat gelatin yang banyak mengandung air, tipis. Tidak ditemukan discus di antara dua vertebra cervicalis
sedikit serabut coliagery dan sedikit sel-sel tulang rawan. Biasanva yang pertama atau di dalam os sacrum dan coccygis.
366 BAB 12

processusarticularis processusarticularisinferior
supenor
sendi antar processus
articularis (sinovial)
sendi antar corpus
(kartilaginosa dan sinovial)

duramater
vertebra cervicalis
arach n oidea m ate r
cauda equina

sendi antar processus


articularis (sinovial)

'l.r.t '
.\
sendi antar
corpus (kartilaginosa)

ligamentum
foramen nervusspinalis longitudina!e
intervertebrale posterius

annulus fibrosus
processus articularis superior
nucleus pulposus
processus articularis
inferior ligamentunr
longitudinale
anterius

sendi antar
processus
articularis ligamentum
{sinovial) sendi antar supraspinale
corpus (kartilaginosa)

A vertebra lumbalis c

Gambar 12-10 A, Sendi-sendi di daerah cervical, thoracal, dan lumbal pada columna vertebralis. B. Vertebra L3 dilihat dari
atas. memperlihatkan hubungan antara discus intervedebralis dan cauda equina. C. Potongan sagital melalui tiga vertebra
lumbalis, memperlihatkan ligamentum-ligamentum dan discus intervertebralis. Perhatikan hubungan antara ner,/us spinalis yang
keluar dari foramen intervertebrale dan discus intervertebralis.
367

longitudinale posterius lemah dan sempit dan melekat pada


pinggir postedor discus. Ligamentum{igamentum ini mengikat
Fungsi Discus lntervertebralis dengan kuat seluruh vertebra, tetapi tetap memungkinkan sedikit
pergerakan di antaranya.
Sifat nucleus pulposus yang setengah cair memungkinkannya
berubah bentuk dan memungkinkan sebuah vertebra dapat
menjungkit ke depan atau ke belakang di atas yang lain, seperti
pada gerakan fleksi dan ekstensi columna vertebralis.
I Sendi-SendiAntar DuaArcus
Peningkatan beban kompresi yang mendadak pada columna Vertebrae
veftebralis menyebabkan nucleus pulposus yang semi cair ini

menjadi gepeng. Dorongan keluar dari nucleus ini dapat ditahan


Sendlsendi antar dua arcus vertebrae terdiri atas sendi sinovial
di antara processus articularis superior dan inferior dari vertebra
oleh daya pegas anulus fibrosus sekelilingnya. Kadang-
yang berdekatan (Gambar 12-10). Facies articularis diliputi oleh
kadang, dorongan keluar ini terlalu kuat bagi anulus, sehingga
tulang rawan hialiry dan sendi-sendi dikelilingi oleh ligamentum
anulus menjadi robek dan nucleus pulposus keluar dan menonjol
capsulare.
ke dalam canalis vertebralis, di mana nucleus ini dapat menekan
radix nervus spinalis, nervus spinalis, atau bahkan medulla
spinalis. Ligamenta
Dengan bertambahnya usia, kandungan air di dalam nucelus
i Ligamentum supraspinale (Gambar 12-10): Ligamentum
pulposus berkurang dan digantikan oleh fibrocartilago. Serabut-
ini berjalan di antara ujung-ujung Processus spinosus yang
serabut cotlagen anulus berdegenerasi, dan sebagai akibatnya
berdekatan.
anulus tidak lagi berada dalam tekanan. Pada usia laniut, discus
a Ligamentum interspinale (Gambar 12-10): Ligamentum ini
ini tipis dan kurang lentur, dan tidak dapat lagi dibedakan antara
menghubungkan processus spinosus yang berdekatan.
nucleus dan anulus.
I Ligamentum intertransversarium: Ligamentum ini berjalan di
antara processus transversus yang berdekatan.
I Ligamentum flavum (Gambar 12-10): Ligamentum ini
menghubungkan lamina dari vertebra yang berdekatan.
Ligamenta
Ligarnentum longitudinale anterius dan posterius berialan Di daerah cervical, ligamentum supraspirtale dan interspinaie
turun sebagai sebuah pita pada permukaan anterior dan posterior sangat tebal, membentuk ligamentum nur:hae yang kuat.
columna vertebralis dari cranium sampai ke sacrum (Gambar 12- Ligamentum nuchae terbentang dari processus spinosus vertebra
10 dan CD Gambar 12-XX). Ligamentum longitudinale anterius C7 sampai ke protuberantia occipitalis externa, dengan pinggir
lebar dan melekat dengan kuat pada pinggir depan samping anteriornya melekat dengan kuat pada processus spinosus di
corpus vertebrae, dan pada discus intervertebralis. Ligamentum antaranya.

ramus posterior
nervi spinalis
ramus posterior
nervi spinalis
ramus anterior
nervi spinalis

ramus communicans griseus


ramus communicans alba

truncus sympathicus Gambar 12-11 Persarafan sendi-sendi vertebralis.


Pada setiap tingkat vertebra, sendi-sendi menerima

ramus menlngea serabut saraf dari dua nervus spinalis yang


nervi spinalis berdekatan.
368 BAB 12

I Persarafan Sendi-Sendi Vertebra cleidomastoideus. Ekstensi dilakukan oleh otot-ototposvertebralis.


Fleksi lateral dilakukan oleh musculus scalenus anterior dan medius,
Sendi-sendi antara corpus vertebrae dipersarafi oleh cabang kecil musculus trapezius, dan musculus stemocleidomastoideus. Rotasi
meningea masing-masing saraf spinal (Gambar 12-11). Saraf ini dilakukan oleh musculus stemocleidomastoideus pada satu sisi
berasal dari nervus spinalis pada saat saraf ini keluar dari foramen dan musculus splenius pada sisi lainnya.
intervertebrale. Kemudian saraf ini masuk kembali ke dalam Di daerah thoracal, rotasi dilakukan oleh musculi semispinales
canalis vertebralis melalui foramen intervertebrale dan menyarafi dan otot-otot rotator, dibantu oleh otot-otot serong dinding
meningery ligamenta, dan discus intervertebralis. Sendi-sendi anterolateral abdomen-
antara processus articularis dipersarafi oleh cabang-cabang dari Di daerah lumbal, fleksi dilakukan oleh musculus rectus
rami posteriores nervi spinales (Gambar 12-1L). Perlu diperhatikan abdominis dan musculi psoas. Ekstensi dilakukan oleh
bahwa sendi-sendi pada setiap tingkat menerima serabut saraf muscuii postvertebrales. Fleksi lateral dilakukan oleh musculi
dari dua nervus spinalis yang berdekatan. postvertebrales, musculus quadratus lumborum, dan otot-otot
serong dinding anterolateral abdomen. Musculus psoas mungkin
I Lengkung ColumnaVertebralis ikut dalam gerakan ini. Gerakan rotasi dilakukan oleh otot-otot
rotator dan otot-otot serong dinding anterolateral abdomen.
LengkungJengkung columna vertebralis diuraikan secara lengkap
pada halaman 368.

I Gerakan Columna Vertebralis GAMBARAN


Seperti telah disebutkan sebelumnya, columna vertebralis terdiri RADIOGRAFI SENDI-
atas sejumlah vertebra yang berbeda dan tersusul iapi satu dengan
yang lain dan dipisahkan oleh discus intervertebralis. Vertebrae
SENDI DI COLUMNA
dipertahankan pada tempatnya oleh ligamenia kuat yang sangat VERTEBRALIS
membatasi derajat gerakan yang mungkin terjadi antar vertebra
yang berdekatan. Meskipun demikiary hasil akhir dari gabungan Gambaran radiografi sendi-sendi columna vertebralis dapat dilihat
semua gerakan ini memperlihatkan gerakan columna vertebralis pada Gambar 11 -24 samp ai 1.1,-29.
yang cukup besar.
Gerakan-gerakan berikut ini dapat dilakukan: fleksi, ekstensi,
fleksi lateral" rotasi, dan sirkumduksi. Sendi-Sendi Costa
Fleksi adalah gerakan ke depan, dan ekstensi adalah gerakan
ke belakang. Keduanya dapat dilakukan dengan leluasa Di posterior,
costa tipikal bersendi melalui caput costae dan
di daerah cervical dan lumbal, tetapi terbatas pada daerah tuberculum costae dengan columna vertebralis. Di anterior,
thoracal. tujuh costa yang pertama bersama dengan cartilagines costaenya
Fleksi lateral adalah melengkungnya tubuh ke salah satu sisi. bersendi dengan sternum (Gambar 72-12). Costa VIII, IX, dan X
Gerakan ini mudah dilakukan di daerah cervical dan lumbal, beserta cartilagines costaenya bersendi dengan cartilagines costae
tetapi terbatas di daerah thoracal. di atasnya. Costa XI dan XI melayang bebas di anterior.
Rotasi adalah gerakan memutar columna vertebralis. Gerakan

r
ini sangat terbatas di daerah lumbal.
Sirkumduksi adalah kombinasi dari seluruh gerakan-gerakan
( Sendi-Sendi Caput Costae
di atas. Costa I dan tiga costa yang terbawah mempunyai sebuah sendi
Tipe dan luas gerakan yang dapat dilakukan pada masing- sinovialis dengan corpus vertebrae yang sesuai. Costa II sampai
IX, caput costaenya bersendi melalui sendi sinovial dengan corpus
masing daerah columna vertebralis terganfung pada ketebalan
vertebrae yang sama nomornya dan corpus vertebrae yang berada
discus intervertebralis dan bentuk serta arah processus articularis.
tepat di atasnya (Gambar 12-12).
Di daerah thoracai, costa, cartilago costalis, dan stemum sangat
membatasi kebebasan gerakan.
Articulatio atlanto-occipitalis memungkinkan fleksi dan
ekstensi yang luas dari kepala. Articulatio atlanto-axialis me-
I Sendi-Sendi Tuberculum Costae
mungkinkan rotasi luas pada atlas dan dengan demikian kepala Tuberculum costae bersendi melalui sendi sinovial dengan
terhadap axis. processus transversus vertebrae yang sesuai nomomya (Gambar
Columna vertebralis digerakkan oleh banyak otot, yang 12-12). (Sendi ini tidak ada pada costa XI dan XII).
sebagian besar melekat langsung pada vertebra, sementara yang
lain seperti musculus stemocleidomastoideus dan otot-otot
dinding perut melekat pada cranium, costa-costa, atau fascia.
I Persendian Costochondral
Di daerah cervical, gerakan fleksi dilakukan oleh musculus Persendian costochondral merupakan sendi kartilaginosa, dan
longus colli, musculus scalenus anterior, dan musculus stemo- tidak ada gerakan yang mungkin dilakukan.
369

fovea costalis processus transversi


fovea costalis superior

corpus costae

tuberculum costae
discus intervertebralis

angulus costae
caput costae

collum costae

potongan melintang costa cartilago costalis

sulcus costae

Gambar 12-12 Costa V kanan di posterior bersendi di posterior dengan columna veftebralis dan di anterior dengan stern.r.n.
Perhatikan bahwa caput costae bersendi dengan corpus veftebrae nomor yang sama dan vetebra yang tepat di atasny:,.

Persendian Cartilagines Sendi-Sendi Sternum


Costales dengan Sternum
Articulatio manubriosternalis merupakan sendi kartilaginosa
antara manubrium dan corpus stemi (Gambar 12-13). Sedikit
Cartilago costalis I dilekatkan pada manubrium stemi, dan tidak gerakan mungkin dilakukan oleh angulus sterni selama waktu
ada gerakan yang mungkin dilakukan (Gambar 12-13). Cartilago respirasi. Articulatio xiphisternalis merupakan sendi kartilaginosa
costalis II bersendi dengan manubrium dan corpus sterni melalui antara processus xiphoideus (cartilago) dan corpus sterni (Gambar
sebuah sendi sinovial yang dapat bergerak. Cartilagines costales III 12-13). Processus xiphoideus biasanya bergabung dengan corpus
sampai VII bersendi dengan pinggir lateral sternum melalui sendi sterni selama usia dewasa muda.
sinovial. (Cartilago costalis ke VI, VII, VIII, IX, dan X bersendi satu
dengan yang lain melalui sendi sinovial yang kecil pada pinggimya
masing-masing. Cartilago costalis yang ke XI dan XII melekat pada
GAMBARAN RADIOGRAFI
otot abdomen). SENDI.SENDI DITHORAX

di thorax dapai dilihat


I Gerakan Costae dan
Gambaran radiografi sendi-sendi
Gambar 3-37 sampai 3-42.
pada

Cartilagines Costales
Sendi-Sendi Extremitas Superior
Costa I dan cartilago costaiisnya difiksasi pada manubrium sterni
dan tidak dapat bergerak. Pengangkatan darr penurunan costae
selama respirasi diikuti oleh gerakan-gerakan baik sendi-sendi I Articu latio Sternoclavicu laris
pada caput maupun tuberculum costae, sehingga memungkinkan a Articulatio: Terbentuk di antara ujung sternal clavicula,
collum costae dari setiap costa berputar disekitar sumbunya. manubrium stemi, dan cartilago costalis I (Gambar 12-14).
370 BAB 12

incisura jugularis

rnctsura

-/
.',r;'.'.,!r
1
l.i-\
clavicularis

tnclsura
corpus vertebrae
thoracica I

costalis I

..:'..

manubrium
m
x 7
sterni
ni
tnctsura
costalis ll
angulus sterni
stern
Ki l,' r,

(l / incisura
costalis ilt
cartilago
corpus sternr costalis
,t\ incisura
/ ostalis lV
costalis

fi'
T.," incisura
\; costalis V
1,-'
\., ,

tnctsura
costalis Vl
\ costae fluctuantes

incir ;ura
cos :alis Vll
\{z
A processus xiphoideus B

Gambar 12-13 A. Permukaan anterior sternum. B. Sternum, costae, dan cartilagines costales membentuk rangka thorax.

a Tipe: Sendi sinovial dua sumbu. Gerakan


a Capsula articularis: Mengelilingi sendi dan melekat pada
facies articularis. Gerakan clavicula ke depan dan belakang terjadi pada bagian
Ligamenta: Simpai sendi diperkuat di depan dan belakang medial. Elevasi dan depresi dari clavicula terjadi pada bagian
oleh ligamentum sternoclaviculare yang kuat. lateral.
Discus articularis: Discus fibrocartilaginosa yang pipih terletak
di dalam sendi dan membagi bagian dalam sendi atas menjadi Otot-Otot yang Melakukan Gerakan
dua ruangan (Gambar 12-14). Lingkar sendi melekat pada Gerakan ke depan clavicula dilakukan oleh musculus seffatus
bagian dalam capsula articularis, tetapi di sebelah atas melekat anterior. Gerakan ke belakang dilakukan oleh musculus trapezius
dengan erat pada pinggir atas facies articuiaris claviculae dan danmusculi rhomboidei. Elevasi clavicula dilakukan olehmusculus
di bawah dengan cartilago costalis I. trapezius, musculus sternocleidomastoideus, musculus levator
Ligamentum tambahan: Ligamentum costoclaviculare adalah scapulae, dan musculi rhomboidei. Depresi clavicula dilakukan
sebuah ligamentum kuat yang berjalan dari perbatasan costa I oleh musculus pectoralis minor dan musculus subclavius (Gambar
dengan cartilago costalis I ke permukaan bawah pars sternalis 1.2-1,5).
claviculae (Gambar 12-14).
Membrana synovialis: Melapisi capsula articularis dan Batas-Batas Penting
melekat pada pinggir tulang rawan yang meliputi permukaan l Ke anterior: Kulit dan sebagian serabut musculus sterno-
sendi. cleidomastoideus dan musculus pectoralis major.
Persarafan: Nervus supraclavicularis dan nervus yang it Ke posterior: musculus sternohyoideus; di kanan, arteria
menyarafi musculus subclavius. brachiocephalica; di kiri, vena brachiocephalica sinistra dan
arteria carotis communi.s sinistra.
371

capsula sternoclavicularis dan lig


discus articularis sternoclaviculare anlerius

cavitas articularis ligamentum costoclaviculare

capsula acromioclavicularis dan lig. coracoclaviculare


lig.acromioclaviculare superius

lig.coracoacromiale
\\
\
Ti,' ,

ll \\
i\
-t,
l'\
l,\
\\,\
Gambar L2-14 A. articulatio sternoclavicularis. B. afticulatio acromioclavicularis.

{ Articulatio Acromioclavicularis a Membrana synovialis: Melapisi capsula articularis dan me-


lekat pada pinggir cartilago yang meliputi permukaan sendi.
Articulatio: terjadi di antara acromion dan ujung lateral a Persarafan:Nervussuprascapularis.
clavicula (Gambar 12-14).
a Tipe: Sendi sinovial.
a Capsula articularis: Mengelilingi sendi dan melekat pada Gerakan
pinggir facies articularis.
Ligamenta: Ligamentum acromioclaviculare superius dan Terjadi gerakan yang luwes waktu scapula memutar, atau waktu
inferius memperkuat capsula articularis; dari capsula, dari sisi clavicula diangkat atau ditekan ke bawah (Gambar 12-L5).
atas sebuah discus fibrocartilagineus berbentuk baji menonjol
ke dalam rongga (Gambar L2-L4).
Ligamentum tambahan: Ligamentum coracoclaviculare Batas-Batas Penting
yang sangat kuat berjalan dari processus coracoideus menuju
permukaan bawah clavicula (Gambar 12-14). Ligamentum ini a Ke anterior: Musculus deltoideus.
terutama bertanggung jawab menggantungkan berat scapula t Ke posterior: Musculus trapezius.
dan extremitas superior pada clavicula i Ke superior: Kulit.
372 BAB 12

M. trapezius (pars superior),


M. sternocleidomastoideus,
M. levator scapulae dan Mm.rhomboidei

M. trapezius (serabut tengah),


M.levator scapulae, dan
Mm. rhomboidei

M. pectoralis -
minor
;;rU iv

Gambar 12-15 Kemungkinan gerak yang luas pada afticulatio sternoclavicularis dan acromioclavicularis, memperbesar gerakan
pada clavicula dan extremitas superior.

I Articulatio Humeri memperkuat capsula articularis dari sebelah atas dan ter-
bentang dari pangkal process coracoideus sampai ke
a Articulatio: Persendian terjadi di antara caput humeri yang tuberculum majus humeri (Gambar 12-16).
bulat dengan cavitas glenoidalis scapulae yang dangkal dan I Ligamentum tambahan: Ligamentum coracoacromiale
berbentuk seperti buah pir. Facies articularis diliputi oleh terbentang di antara processus coracoideus dan acromion.
cartilago articulare hialin, dan cavitas glenoidalis diperdalam Fungsinya adalah untuk melindungi bagian atas sendi
oleh adanya lingkaran fibrocartilago yang dinamakan labrum (Gambar 12-16).
glenoidale (Gambar 72-76 dan 72-17). l) Membrana synovialis: Membrana ini melapisi capsula
a Tipe: Sendi sinovial "ball and socket " . articularis dan melekat pada pinggir cartilago yang meliputi
i) Capsula articularis: Meliputi sendi dan di medial melekat pada facies articularis (Gambar 72-L6 dan 12-17). Membrana ini
pinggir cavitas glenoidalis di luar labrum; di lateral capsula membentuk sarung di sekitar tendo musculus biceps brachii
melekat pada co1lum anatomicum humeri (Gambar 12-17). caput longum. Membrana ini menonjol keluar dari dinding
Capsula articularis ini tipis dan lemas, memungkinkan gerakan anterior capsula untuk membentuk bursa subscapularis yang
yang 1uas. Capsula articuiaris diperkuat oleh lembaran fibrosa terletak di bawah musculus subscapularis (Gambar 12-16).
yang berasal dari tendo musculus subscapularis, musculus a Persarafan: Nervus axillaris dan nervus suprascapularis.
supraspinatus, musculus infraspinatus, dan muscuius teres
minor (otot-otot manset rotator).
Gerakan dan Otot-Otot yang Menggerakkannya
Ligamenta: Ligamenta glenohumeralia adalah tiga buah
pita jaringan fibrosa yang memperkuat bagian depan capsula Articulatio humeri mempunyai kemungkinan gerak yang luas
articularis. Ligamentum humerale transversum memperkuat dan stabilitas sendi yang kurang (bandingkan dengan articulatio
capsula articularis dan menghubungkan celah antara kedua coxae/ yang stabil tetapi mempunyai kemungkinan gerak yang
tuberculum (Gambar 12-16). Ligamentum coracohumerale terbatas). Kekuatan sendi tergantung pada tonus otot-otot manset
SEND/ 373

ligamentum coracohumerale
lig. coracoacromiale
capsula articularis
humeri

ligamentum
transversum humeri

bursa subscapularis
selubung

tendo M.
caput longum

M. subscapularis

M. teres major
capsula articularis
M. latissimus dorsi humeri

lig. coracoacromiale
M. deltoideus
M. supraspinatus

M. deltoideus M. biceps caput longurrt


bursa subscapularis
M. infraspinatus
processus coracoideus
fossa glenoidalis M. biceps caput brevis

labrum glenoidale V. cephalica

capsula
M. subscapularis
M. teres minor
M. pectoralis n-rajor
fasciculus posterior
dari plexus brachialis

N. axillaris
A. circumflexa
humeri posterior N. radialis

A. axillaris
M. triceps caput longum
V axillaris
B

Gambar 12-16 Afticulatio humeri dan hubungannya, A. Tampak anterior. B. Penampang sagital.

rotator yang terdapat di depan, di atas, dan di belakang sendi, Gerakan-gerakan yang dapat dilakukan (Gambar 12-18):
yaifu musculus subscapularis, musculus supraspinatus, musculus
infraspinatus, dan musculus teres minor. Jika sendi dalam keadaan Fleksi: Fleksi normal sekitar 90' dan dilakukan oleh serabut
abduksi, permukaan bawah caput humeri disokong oleh caput anterior musculus deltoideus, musculus pectoralis major,
longum musculus triceps yang menekuk ke bawah oleh karena musculus biceps brachii, dan musculus coracobrachialis.
panjangnya dan memberikan sedikit sokongan pada humerus. Ekstensi: Ekstensi normal sekitar 45' dan dilakukan oleh
Selain itu, bagian bawah capsula articularis merupakan tempat serabut posterlor musculus deltoideus, musculus latissimus
yang paling lemah. dorsi, dan musculus teres major.
374 BAB 12

acromton

lvl. deltoideus bursa subacromialis


sebagian manset rotator
M. supraspinatus
capsula

M. biceps membrana synovialis


caput longum

collum
chirurgicum
humeri

A. V. axillaris
posterior
membrana
synovialis

capsula
spatium
quadrangulare
N. axillaris

M. tricpes brachii
caput longum

l\,4. teres major

Gambar 12-17 Bagian dalam articulatio humeri"

Abduksi: Abduksi extremitas superior terjadi pada dua sendi, teres minor, dan serabut posterior musculus deltoideus.
yaitu articulatio humeri dan sendi di antara scapula dan o Rotasi medial: Rotasi medial normal sekitar 55'. Gerakan ini
dinding thorax. Gerakan ini dilakukan oleh serabut tengah dilakukan oleh musculus subscapularis, musculus latissimus
musculus deltoideus, dibantu oleh musculus supraspinatus. dorsi, dan musculus teres major, dan serabut anterior musculus
Musculus supraspinatus memulai gerakan abduksi dan mem- deltoideus.
pertahankan caput humeri pada cavitas glenoidalis scapulae; I Sirkumduksi: Adalah kombinasi dari gerakan-gerakan di
posisi ini memungkinkan musculus deltoideus berkontraksi atas.
dan melakukan abduksi humerus pada articulatio humeri.
Aduksi: Normal extremitas superior dapat melakukan gerakan Batas-Batas Penting
mengayun sebesar 45o di depan thorax. Gerakan ini dilakukan
oleh musculus pectoralis major, musculus latissimus dorsi, a Ke anterior: Musculus subscapularis, pembuluh darah aksila,
musculus teres major, dan musculus teres minor. dan plexus brachialis.
Rotasi lateral: Rotasi lateral normal sekitar 40' sampai 45'. a Ke posterior: Musculus infraspinatus dan muscuius teres

Gerakan ini dilakukan oleh musculus infraspinatus, musculus m i nor.


.!

SEND/ 375

t-
I

'..T
't
ekstensi

ft-
/\f
\l ,i,,,,'
'\i |.
\.
,ui i\
sirkumduksi

talerat
rolast lateral
rotasi */ .

Gambar 12-18 Gerakan-gerakan yang mungkin dilakukan pada articulatio humeri. Abduksi glenohumeral murni hanya
mungkin sebesar 120', gerakan selanjutnya dari extremitas superior di atas tingkat tersebut membutuhkan gerakan rotasi dari
scapula (lihat teks).

Ke superior: Musculus supraspinafus, bursa subacromialis, Tendo musculus biceps brachii caput longum melewati sendi
ligamentum coracoacromiale, dan musculus deltoideus. dan muncul di bawah ligamentum transversum.
Ke inferior: Musculus triceps brachii caput longum, nerr.'us
axillaris, dan vasa circumflexa humeri posterior.
376'

mentum anterius dan musculus brachialis. Gerakan fleksi


dilakukan oleh musculus brachialis, musculus biceps brachii,
Mekanisme Scapulo-Humeralis musculus brachioradialis dan musculus pronator teres. Ekstensi
dilakukan oleh musculus triceps brachii dan musculus anconeus.
Scapula dan extremitas superior digantungkan pada clavicula
Perlu diperhatikan bahwa sumbu panjang lengan bawah
oleh ligamentum coracoclaviculare yang kuat dan dibantu oleh
dalam keadaan ekstensi membentuk sudut dengan sumbu panjang
tonus otot-otot. Jika scapula melakukan gerakan rotasi pada
lengan atas. Sudut ini yang membuka ke lateral disebut carying
dinding thorax, maka posisi dari cavitas glenoidalis scapulae
angle dan besamya sekitar 170' pada pria dan 16f pada wanita.
akan berubah. Sumbu dari gerakan ini diduga melalui ligamentum
Sudut ini menghilang saat articulatio cubiti melakukan fleksi
coracoclaviculare.
maksimal.
Abduksi lengan atas berhubungan dengan rotasi scapula dan
articulatio humeri. Setiap 3" abduksi lengan atas, terjadi abduksi
Batas-Batas Penting
2" pada articulatio humeri dan abduksi 1o oleh karena rotasi dari
scapula. Pada abduksi sekitar 120" lengan atas, tuberculum majus l) Ke anterior: Musculus brachialis, tendo musculus biceps
humeri terbentur pada ujung lateral acromion. Gerakan mengangkat brachii, nervus medianus, dan arteria brachialis.
lengan atas lebih tinggi dari kepala membutuhkan gerakan rotasi <) Ke posterior: Musculus triceps dan bursa kecil diantaranya.
scapula. Gambat 12-19 adalah diagram dari gerakan abduksi lt Ke medial: Nervus ulnaris berjalan di belakang epicondylus
lengan atas dan memperlihatkan arah tarikan dari otot-otot yang medialis dan menyilang ligamentum collaterale mediale.
berperan pada gerakan tersebut. a Ke lateral: Tendo extensor communis dan musculus
supinator.

I Articulatio Cubiti ( Articulatio Radioulnaris Proximalis


I Articulatio: Terjadi di antara trochlea dan capitulum humeri I Articulatio: Di antara circumferentia articulare caput radii dan
dan incisura trochlearis ulnae dan caput radii (Gambar 12-20). ligamenfum annulare serta incisura radialis ulnae (Gambar 12-
Facies articularis ditutupi oleh tulang rawan hialin. 20 dan12-27).
r) Tipe: Sendi engsel sinovial (ginglymus). ll Tipe: Sendi pasak sinovial (trochoidea).
I Capsula: Di anterior, capsula di atas melekat pada humerus I Capsula: Capsula membungkus sendi ci-', ..rerlanjut sebagai
sepanjang pinggir atas fossa coronoidea dan fossa radialis, capsula articulatio cubiti.
di depan pada epicondylus medialis dan lateralis, dan di I Ligamentum: Ligamenturrr anulare melekat pada pinggir
bawah melekat pada pinggir processus coronoideus ulnae anterior dan posterior incisura radialis ulnae membenfuk
dan ligamentum annulare yang mengelilingi caput radii. Di cincin di sekitar caput radii (Gambar 12-21). Capsula ini
posterior, capsula melekat di atas pada pinggir fossa olecranii berlanjut ke atas sebagai capsula articulatio cubiti dan capsula
dan di bawah melekat pada pinggir atas dan sisi-sisi processus ini tidak melekat pada radius.
olecranii ulnae dan ligamentum annulare. a Membrana synovialis: Di atas berhubungan dengan
I Ligamenta: Ligamenfuin collaterale laterale (Gambar 12-20) membrana synovialis articulatio cubiti. Di bawah melekat
berbentuk segitiga dengan apexnya melekat pada epicondylus pada pinggir inferior facies articularis radii dan pinggir bawah
lateralis humeri, dan dasarnya melekat pada pinggir atas incisura radialis ulnae.
ligamenfum armulare. Ligamentum collaterale mediale juga a Persarafan: Cabang-cabang nervus medianus, nervus ulnaris,
berbentuk segitiga dan terdiri dari tiga pita utama yang kuat: nenrrs musculocutaneus, dan nerlus radialis.
pita anterioryang terbentang dari epicondylus medialis humeri
ke pinggir medial processus coronoideus; pita posterior yang Pergerakan
berjalan dari epicondylus medialis humeri ke sisi medial Pronasi dan supinasi lengan bawah (lihat halaman 378).
olecranon; dan pita transversal yang berjalan di antara
perlekatan ulna dari kedua pita yang disebut terdahulu.
Batas-Batas Penting
.) Membrana synovialis: Melapisi capsula dan menutupi
bantalan lemak pada dasar fossa coronoidea" fossa radialis, dan l) Ke anterior: Musculus supinator dan nervus radialis.
fossa olecrani; membrana ini berhubungan ke distal dengan I Ke posterior: Musculus supinator dan tendo extensor
membrana synovialis pada articulatio radiouinaris proximal. communis.
a Persarafan: cabang-cabang dari nervus medianus, nervus
ulnaris, nervus musculocutaneus, dan nervus radialis. ( Articulatio Radioulnaris Distalis
a Articulatio: Di antara caput ulnae dan incisura ulnaris radii
Gerakan dan Otot-Otot yang Menggerakkannya
(Gambar 12-21).
Articulatio cubiti dapat melakukan fleksi dan ekstensi. Fleksi I Tipe: Sendi pasak sinovial (trochoidea).
dibatasi oleh tertumbuknya permukaan anterior iengan bawah o Capsula: Capsula membungkus sendi tetapi di bagian atas
dengan lengan atas. Ekstensi dibatasi oleh teregangnya liga- tidak sempuma.
377

Gambar 12-19 Gerakan abduki articulatio humeri dan rotasi scapula serta otot-otot yang melakukan gerakan tersebut.
Setiap 3. abduksi lengan atas, terjadi abduksi 2'pada articulatio humeri dan abduksi 1'oleh karena rotasi dari scapula. Pada
abduki sekitar 120'lengan atas, tuberculum majus humeri terbentur pada ujung lateral acromion. Gerakan mengangkat lengan
atas lebih tinggi dari kepala membutuhkan gerakan rotasi scapula. S = Musculus supraspinatus, D= Musculus deltoideus, T =
Musculus trapezius, dan SA= Musculus serratus anterior.

Ligamenta: Ligamentum anterius dan posterius yang lemah articulatio radioulnaris distalis dengan articulatio radiocarpea
berfungsi memperkuat capsula. dan memperkuat hubungan radius dan ulna.
Discus articularis: Berbentuk segitiga dan dibentuk oieh Membrana synovialis: Melapisi capsula dan berjalan dari
fibrocartilago. Apeksnya melekat pada sisi lateral basis pinggir facies articularis yang satu ke sisi yang lain.
processus styloideus ulnae dan dasamya ke pinggir bawah Persarafan: Nervus interosseus anterior dan ramus profuldus
incisura ulnaris radii (Gambar 12-21). Discus ini memisahkan nervus radialis.
378 BAB 12

epicondylus
lateralis
ligamentum anulare
collum radii

N. ulnaris
A

ligamentum
collaterale
ulnare

lernak,li
fossa clecrani

capsula
membrana
synovialis

olecranon
processus
coronoideus

Gambar 12-20 Articulatio cubiti dextra. A. Tampak lateral. B. Tampak medial. C. Bagian dalam sendi tampak anterior. D.

Penampang sagital.

Pergerakan
Pergerakan pronasi dan supinasi lengan bawah meliputi rotasi di Cerakan pronasi menghasilkan gerakan tangan yang berputar
sekitar sumbu vertikal pada articulatio radioulnaris proximalis dan ke medial, dengan perkataan lain teiapak tangan menghadap ke
articulatio radioulnaris distalis. Sumbu gerak berialan dari caput posterior dan ibu jari terletak pada sisi medial. Gerakan supinasi
radii di sebelah atas sampai ke perlekatan apex disci articularis adalah gerakan sebaliknya, sehingga tangan kembali ke posisi
triangularis di bawah. anatomi dan telapak tangan menghadap ke anterior.
Pada gerakan pronasi, caput radii berputar di dalam Pronasi dilakukan oleh musculus pronator teres dan musculus
ligamentum anulare, sementara itu ujung distal radius beserta pronator quadratus.
tangan bergerak ke depan, incisura ulnaris radii bergerak di Supinasi dilakukanolehmusculusbicepsbrachii danmusculus
sekitar circumferentia caput ulnae (Gambar 12-23). Selain dari itu, supinator. Supinasi merupakan gerakan yang lebih kuat daripada
ujung distal ulna bergerak ke lateral, sehingga tangan tetap berada pronasi karena kekuatan musculus biceps brachii. OIeh karena
dalam satu garis dengan extremitas superior dan tidak bergeser supinasi merupakan gerakan yang lebih kuat, maka alur sekrup
ke medial. Pergerakan ulna ini penting pada waktu menggunakan dan pembuka sumbat botol dibuat sedemikian rupa sehingga
alat seperti obeng, karena mencegah bergesernya tangan ke kanan orang yang bekerja dengan tangan kanan akan memutarnya ke
atau kiri selama pergerakan bolak balik supinasi dan pronasi. dalam yaitu dalam gerakan supinasi.
SENDI 379

olecranon ulnae

incisura radialis ulnae

ligamentum
collaterale radiale processus
coronoideus ulnae

ligamentum anulare

membrana interossea
ulna

membrana synovialis
ligamentum
cartilaginum
os lunatum triangulare

processus styloideus processus styloideus

ligamentum mediale
ligamentum laterale
'os pisiforme
os scaphoideum
os triquetrum
os trapezium

os trapezoideum cavitas
articularis

ligamenta intercarpi
interossea
ligamenta metacarpi
interossea ligamentum palmare

Garnbar 12-21 Ligamentum articulatio radioulnaris proximalis dan distalis, articulatio radiocarpalis, articulationes carpi, dan
articulationes interphalangis.

Batas-Batas Penting os triquetrum di bagian batah (Gambar 12-27 dan 72-22).


Permukaan sendi proksimal mernbentuk permukaan konkaf
a Ke anterior: Tendinis musculi flexoris cligitale profunda.
berbentuk eiips, yang merupakan adaptasi dari permukaan
t Ke posterior: Tendo rnusculi extensor dig,iti rnininri,
konveks di distal.
a
( Articulatio Radiocarpal;s a
Tipe: Sendi elipsoidea sinovial.
Capsula: Capsula membungkus sendi, di atas melekat pada
(Sendi Pergelangan Tangan) ujung distal radius dan ulna dan di bawah melekat pada
deretan proximai ossa carpalia.
c Articulatio: Di antara ujung disial radius dan discus articularis I-,i.g1amenta: Ligamenturn anterius dan posterius memperkuat
di seheiah atas dengan os scaphoicier,im, os iunatunr, dart capsula articulare. Ligamentum rnediale melekat pada
380 BAB 12

ekspansi
extensor
dorsal

M. extensor
digitorum
(dipotong)

phalanx
proximalis
jari manis M. extensor
indicis
(dipotong)

Os metacarpale
ketiga
os metacarpale
jari kelingking
M. extensor
pollicis longus
(dipotong)

interosseus
dorsalis
keempat

os triquetrum interosseus
dorsalis
ligamentum 3ertama
mediale
articularis
radiocarpalis
os trapezoideum
processus
styloideus os capitatum
ulnae
os hamatum
caput ulnae ligamentum
laterale
articularis
radiocarpalis

processus
styloideus radii

os scaphoideum

os lunatum

corpus ulnae
membrana interossea corpus radii cartilago triangularis
articularis radiocarpalis

Gambar 12-22 Diseksi permukaan dorsalis tangan kiri dan ujung distal lengan bawah. Perhatikan ossa carpi dan
aft iculatio intercarpea. Perhatikan juga articulatio radiocarpalis"
381

processus styloideus ulnae dan os triquetrum (Gambar L2-21). carpalis di antara ossa carpi deretan proximal dan deretan
Ligamentum laterale melekat pada processus styloideus radii distal (Gambar L2-2L ddan12-22).
dan os scaphoideum (Gambar 12-21). I Tipe: Sendi plana sinovial.
a Membrana synovialis: Melapisi capsula dan melekat pada I Capsula: Capsula mengelilingi masing-masing sendi.
pinggir-pinggir facies articularis. Cavitas articularis tidak I Ligamenta: Tulang-tulang dihubungkan dengan ligamentum
berhubungan dengan articulatio radioulnaris distalis atau anterius, posterius, dan interosseus yang kuat.
dengan cavitas articularis pada articulatio intercarpalia. a Membrana synovialis: Melapisi capsula dan melekat pada
a Persarafan: Nervus interosseus anterior dal ramus profundus pinggir-pinggir facies articularis. Rongga sendi (cavitas
nervi radialis. articularis) articulatio mediocarpalis meluas tidak hanya di
antara kedua deretan g-ssa carpi tetapi juga ke atas di antara
ossa carpi yang menyusun deretan proximai dan ke bawah di
Pergerakan dan Otot-Otot yang
antara ossa carpi yang menyusun deretan distal.
Menggerakkannya
) Persarafan: Nervus interosseus anterior, ramus profundus
Gerakan yang mungkin dilakukan adalah fleksi, ekstensi, abduksi, nervi radialis, dan ramus profundus nervi ulnaris.
aduksi, dan sirkumduksi. Rotasi tidak mungkin dilakukan karena
facies articularis berbentuk elips. Kekurangan karena tidak dapat Pergerakan
melakukan rotasi dikompensasi oleh gerakan pronasi dan supinasi
Sedikit gerakan meluncur atau bergeser dapat dilakukan.
lengan bawah.
Fleksi dilakukan oleh muscuius flexor carpi radialis, musculus
flexor carpi ulnaris, dan musculus palmaris longus. Otot-otot Articulationes Carpometacarpales dan
tersebut dibantu oleh musculus flexor digitorum superficialis, lntermetacarpales
musculus flexor digitorum profundus, dan musculus flexor pollicis
Articulationes carpometacarpales dan intermetacarpales meru-
longus.
pakan sendi datar sinovial yang mempunyai ligamenfum anterius,
Ekstensi dilakukan oleh musculus extensor carpi radialis
posterius, dan interosseus. Mereka mempunyai rongga sendi
longus, musculus extensor carpi radialis brevis, dan musculus
bersama. Dapat dilakukan sedikit gerakan meluncur atau bergeser
extensor carpi ulnaris. Otot-otot ini dibantu oleh musculus
(Gambar 12-21).
extensor digitorum, musculus extensor indicis, musculus extensor
digiti minimi, dan musculus extensor pollicis longus.
Abduksi dilakukan oleh musculus flexor carpi radialis, Articulatio Carpometacarpalis P<;iiieis
musculus extensor carpi radialis longus, dan musculus extensor I Articulatio: Di antara os trapezium dan basis ossis metacarpi I
carpi radialis brevis. Otot-otot ini dibantu oleh musculus abductor yang berbentuk pelana (Gambar 12-21).
pollicis longus, musculus extensor pollicis longus, dan musculus r Tipe: Sendi sellaris sinovial.
extensor pollicis brevis. t Capsula: Capsula mengelilingi sendi.
Aduksi dilakukan oleh musculus flexor dan extensor carpi a Membrana synovialis: Melapisi capsula dan membentuk
rr'lnaris. rongga sendi yang terpisah.

Batas-Batas Penting Pergerakan

t Ke anterior: Tendo-tendo musculus flexor digitorum Gerakan berikut yang mungkin dilakukan:
profundus dan superficialis, musculus flexor pollicis longus,
musculus flexor carpi radialis, musculus flexor carpi ulnaris, I Fleksi: Musculus flexor pollicis brevis dan musculus opponens
dan nervus medianus dan nervus ubraris. pollicis.
I Ke posterior: Tendo-tendo musculus extensor carpi ulnaris, I Ekstensi: Musculus extensor pollicis longus dan brevis.
musculus extensor digiti minimi, musculus extensor digito- I Abduksi: Musculus abductor pollicis longus dan brevis.
rum, musculus extensor indicis, musculus extensor carpi I Aduksi: Musculus adductor pollicis.
radialis longus dan brevis, musculus extensor pollicis longus I Rotasi (oposisi): Ibu jari berputar ke medial oleh musculus
dan brevis, dan musculus abductor pollicis longus. opponens pollicis.
I Ke medial: Ramus cutaneus posterior nervi ulnaris.
o Ke lateral: Arteria radialis. Articulationes Metacarpophalangeae
I Articulatio: Di antara caput ossa metacarpi danbasis phalanges
I Sendi-Sendi pada Tangan dan Jari-Jari proximales (Gambar 12-21).
I Tipe: Sendi condyloidea sinovial.
Articu lationes I ntercarpales I Capsula: Capsula mengelilingi sendi.
I Articulatio: Di antara masing-masing tulang pada deretan a Ligamenta: Ligamentapalmariamerupakanligamentumyang
proximal ossa carpi; di antara masing-masing tulang pada kuat dan mengandung beberapa fibrocartilago. Ligamentum
deretan distal ossa carpi; dan akhirnya articulatio medio- ini melekat dengan erat pada phalanx, tetapi hanya sedikit
382 BAB 12

epicondylus
medialis humeri

Gambar 12-23 Gerakan supinasi (A) dan pronasi (B) lengan


bawah yang terjadi pada articulatio radioulnaris proximalis dan
distalis. C. Posisi relatif radius dan ulna pada lengan bawah
dalam keadaan pronasi maksimal.
383

pada os metacarPale (Gambar 12-21). Ligamentum palmare Articulationes I nterphalangeae


sendi kedua, ketiga, keempat dan kelima dihubungkan oleh
Articulationes interphalangeae adalah sendi engsel sinovial
ligamenta metacarpalia transversi profundi, yang mengfiksasi
yang mempunyai struktur yang sama dengan articulationes
caput ossa metacarpi secara bersama-sama. Ligamenta
metacarpophalangeae (Gambar 72-27).
collateralia berbentuk seperti pita yang terdapat pada masing-
masing sisi sendi (Gambar 12-21). Masing-masing ligamentum
berjalan ke bawah dan depan dari caput os metacarpale
menuju ke basis phalangis. Ligamenta collaieralia tegang pada fliAF*,*AR,&$"$ ft.Affi $ # ffi RAF $

waktu sendi fleksi dan kendur pada waktu ekstensi. SffiF.dil}E-$ffirui:lf ffiH
a Membrana synovialis: Melapisi capsula dan melekat pada
pinggir-pinggir facies articularis. ffi ts;T.R$:fl"{ T/.qS
fi Sil trffi ilt"F t} ffi
Gambaran radiografi sendi-sendi di extremitas superior dapat
Pergerakan
dilihat pada Gambar L1--42 sampai1,1'-49.
Gerakan yang mungkin dilakukan adalah:

Fleksi: Musculi lumbricales dan musculi interossei, dibantu Sendi-Sendi Pelvis


oleh musculus flexor digitorum superficialis dan profundus.
Ekstensi: musculus extensor digitorum, musculus extensor
indicis, dan musculus extensor digiti minimi. Articulatio Sacroiliaca
Abduksi: Gerakan meniauhi garis tengah jari ketiga, dilakukan
oleh musculi interossei dorsales. Articulatio sacroiliaca merupakan sendi sinovial yang kuat
jari ketiga dilaku-
Aduksi: Gerakan mendekati garis tengah dan dibentuk oleh facies auricularis os sacrum dan os ilium
kan oleh musculi interossei palmares. Pada articulatio (Gambar 12-24). Sacrum menahan beban berat badaru dan
metacarpophalangea ibu jari, fleksi dilakukan oleh musculus selain permukaan sendi yang iregular dan saling mengunci,
flexor pollicis longus dan brevis dan ekstensi dilakukan oleh bentuk tulang-tulang yang menyusun sendi ini juga mempunyai
musculus extensor pollicis longus danbrevis. Gerakan abduksi peran kecii daiam mempertahankan kestabilan pada sendi ini.
dan aduksi dilakukan pada articulatio carpometacarpalis. Ligamentum sacroiliacum posterius dan inlernsseum yang kuat

canalis sacralis
Articulatio sacroiliaca

M. piriformis
truncus
lumbosacralis
N. pudendus
N. ischiadicus

acetabulum

foramen ischiadicum majus

ligamentum sacrotuberale

ligamentum sacrospinale

symphisis pubis

Garnbar !2*24 Potongan horizcntal melalui pelvis, memperlihatkan articulatio sacrci!iaca dan syn':phisis pubis.
384 BAB 12

menggantungkan sacrum di antara kedua os ilium. Ligamentum Tipe


sacroiliacum anterius tipis dan terletak pada permukaan anterior
sendi. Articulatio coxae merupakan sendi sinovial "ball and socket".
Berat badan cenderung mendorong ujung atas sacrum ke
bawah dan memutar ujung bawah sacrum ke atas. Gerakan Capsula
memutar ini dicegah oleh ligamentum sacrotuberale dan Capsula membungkus sendi dan melekat di medial pada labrum
sacrospinale yang kuat seperti telah dijelaskan sebelumnya acetabuli (Gambar 12-25). Di lateraf ke depan melekat pada
(Gambar 12-24\. Ligamentum iliolumbale menghubungkan ujung linea intertrochanterica femoris dan ke belakang pada setengah
processus fransversus vertebrae lumbalis V dengan crista iiiaca. permukaan posterior collum femoris. Pada perlekatannya di
Articulatio sacroiliaca hanya dapat melakukan sedikit gerakan dan depary yaitu pada linea intertrochanterica, beberapa serabutnya
gerakan tersebut sangat terbatas. Pada orang lanjut usi4 rongga yang diikuti oleh pembuluh darah melipat ke atas, sepanjang
sinovialis menghilang, dan sendi ini menjadi jaringan fibrosa. collum femoris sebagai sebuah pit4 yang retinacula. Pernbuluh
Fungsi utamanya adalah menyalurkan berat badan dari columna darah ini mendarahi caput dan collum femoris.
vertebralis ke tulang pelvis.
Ligamenta
Persarafan Ligamentum iliofemorale adalah sebuah ligamentum yang kuat
dan berbentuk seperti huruf Y terbalik (Gambar 12-26).Dasarnya,
Articulatio sacroiliaca dipersarafi oleh cabang-cabang nervi di sebelah atas melekat pada spina iliaca anterior inferior; di
spinales sacrales. bawah kedua lengan Y melekat pada bagian atas dan bawah linea
intertrochanterica femoris. Ligamentum yang kuat ini mencegah
I Symphysis Pubis ekstensi berlebihan selama berdiri.
Ligamentum pubofemorale berbentuk segitiga (Gambar
Symphisis pubis merupakan sendi kartilaginosa di antara kedua 12-26). Dasar ligamentum melekat pada ramus superior ossis
os pubis (Gambar 12-24). Permukaan sendinya ditutupi oleh pubis, dan apex melekat di bawah pada bagian bawah linea
lapisan tulang rawan hialin dan saling dihubungkan oleh discus intertrochanterica. Ligamentum ini membatasi gerakan ekstensi
fibrocartilagineus. Symphisis pubis dikelilingi oleh ligamenta dan abduksi.
yang terbentang dari satu os pubis ke os pubis lainnya. Pada sendi Ligamentum ischiofemorale berbentuk sriral dan melekat
ini hampir tidak mungkin dilakukan gerakan. pada corpus ossis ischii dekat margo acetabnil (Gambar 12-26).
Serabut-serabut berjalan ke atas dan lateral dan melekat pada
trochanter major. Ligamentum ini membatasi ekstensi.
Ligmentum transversum acetabuli dibentuk oleh labrum
GAMBARAN RADIOGRAFI acetabuli sewaktu menghubungkan incisura acetabuli (Gambar 12-
25). Ligamentum ini mengubah incisura menjadi terowongan yang
SENDI.SENDI DI PELVIS dilalui oleh pembuluh darah dan saraf yang memasuki sendi.
Ligamentum capitis femoris berbentuk pipih dan segitiga
(Gambar 12-25). Ligamentum ini melekat melalui puncaknya
Gambaran radiografi sendi-sendi di pelvis dapat dilihat pada
pada lubang yang ada di caput femoris (fovea capitis) dan meialui
Gambar 11-63 sampai 11-66.
dasamya pada ligamentum transversum dan pinggir incisura
acetabuli. Ligamentum ini terletak di dalam sendi dan dibungkus
oleh membrara synovialis (Gambar 12-25).
Sendi-Sendi Extremitas Inferior
Membrana Synovialis
Selaput ini melapisi capsula dan melekat pada pinggir facies
I Articulatio Coxae articularis (Gambar 12-25). Selaput ini melipuC bagian collum
femoris yang terletak di dalam simpai sendi dan membungkus
Articulatio ligamentum capitis femoris serta meliputi bantalan lemak yang
terdapat di dalam fossa acetabuli. Kantong membrana slmovialis
Articulatio coxae adalah persendian di antara caput femoris yang sering menonjol keluar melalui celah yang ada pada dinding
berbentuk setengah lingkaran dengan acetabulum os coxae yang anterior capsula, di antara ligamentum pubofemorale dan
berbentuk mangkuk (Gambar 12-25). Facies articularis acetabuli ligamentum iliofemorale, dan membentuk bursa psoas di bawah
berbentuk tapal kuda dan di bagian bawah membentuk takik tendo musculus psoas (Gambar 12-26 danl2-27).
disebut incisura acetabuli. Rongga acetabulum di perdalam
dengan adanya fibrocartilago di bagian pinggir yang disebut Persarafan
sebagai labrum acetabuli. Labrum ini menghubungkan incisura
acetabuli dan di sini dikenal sebagai ligamentum transversum Articulatio coxae mendapatkan persarafan dari nervus femoralis,
acetabuli (Gambar 12-25). nervus obfuratorius, nervus ischiadicus, dan nervus yang
Permukaan sendi diliputi oleh tulang rawan hialin. menyarafi musculus quadratus femoris.
SEND/ 385

acetabulum

labrum acetabuli
fossa acetabuli
capsula

caput femoris bantalan lemak

membrana synovialis

ligamentum
capitis femoris

facies articularis

vagina synovialis

membrana synovialis

labrum acetabuli
ligamentum
capitis ligamentum
femoris transversum
acetabuli
suplai
arterial dari
A. obturatoria

A. obturatoria

cabang kecil
suplai arterial A. obturatoria
dari A. circumflexa
ligamentum
femoris
selubung sinovial capitis femoris

Gambar 12-25 potongan coronal articulatio coxae dextra (A) dan permukaan sendi articulatio coxae dextra seta pendarahan
caput femoris (B).

Gerakan dan Otot-Otot yang Menggerakkannya


Articulatio coxae mempunyai kisaran gerakan yang luas, tetapi difleksikaru fleksi dibatasi oleh permukaan anterior tungkai
lebih terbatas daripada articulatio humeri Beberapa gerakan atas yang bertemu dengan dinding anterior abdomen. Bila
terpaksa dikorbankan, demi kekuatan dan kestabilan. Kekuatan lutut diluruskan (ekstensi), fleksi dibatasi oleh ketegangan
sendi sebagian besar tergantung pada bentuk tulang yang otot-otot hamstrings. Ekstensi, yaitu gerakan tungkai atas yang
ikut dalam persendian dan kekuatan ligamentum. Bila lutut difleksikan ke belakang kembali ke posisi anatomi dibatasi oleh
386 BAB 12

spina iliaca anterior inferior lubang untuk bursa

ligamentum iliofemorale ramus superior ossis pubis

ligamentum pubofemorale

linea
intertrochanterica

lrgamentum iliofemorale

llgamentum ischiofemorale

(l

crista intertrochanterica

daerah perlekatan longgar


dari capsula

Gambar 12-26 Aspek anterior (A) dan aspek posterior (B) articulatio coxae dextra.

tegangnya iigamentum iliofemorale, ligamentum pubofemorale, Ekstensi (gerakan ke belakang oleh tungkai atas yang sedang
dan ligamentum ischiofemorale. Gerakan abduksi dibatasi oleh fleksi) dilakukan oleh musculus gluteus maximus dan otot-
tegangnya ligamentum pubofemorale, dan aduksi dibatasi otot hamstrings.
oleh kontak dengan tungkai sisi yang lain dan oleh tegangnya Abduksi dilakukan oleh musculus gluteus medius dan
ligamentum capitis femoris. Rotasi lateral dibatasi oleh tegangnya minimus, dan dibanfu oleh musculus sartorius, musculus
ligamentum iliofemorale dan ligamentum pubofemoraie, dan tensor fasciae latae, dan musculus piriformis.
rotasi medial dibatasi oleh ligamentum ischiofemorale. Gerakan- Aduksi dilakukan oleh musculus adductor longus dan brevis
gerakan yang dapat dilakukan: dan serabut-serabut adductor musculus adductor magnus.
Otot-otot ini dibantu oleh musculus pectineus dan musculus
a Fleksi dilakukan oleh musculus iliopsoas, musculus rectus gracilis.
femoris, dan musculus sartorius, dan juga oleh musculus Rotasi lateral dilakukan oleh musculus piriformis, musculus
adductor magnus. obturator internus dan externus, musculus gemellus superior
SENDI 387

ligamentum capitis femoris


bantalan lemak sinovial spina iliaca anterior superior
synovialis
M. gluteus med.ius
tensor
M. gluteus fasciae laiae
minimus capsula
N. cutaneus
femoris lateralis
M. gluteus
maximus M. rectus femoris
M. sartorius
M. piriformis bursa

M. gemellus
superior M. iliopsoas

M. obturator
internus N. femoralis

M. gemellus
A. femoralis
inferior
V femoralis
M. pectineus
ischiadicus A. circumflexa
femoris medialis

N. obturatorius
divisi anterior
M. quadratus
divisi posterior
femoris
M. adductor longus

hamstrings M. adductor brevis

M. gracilis

ischium

M. adductor magnus

pangkal scrotum
posterior anterior

Gambar 12-27 Struktur-struktur di sekitar articulatio coxae dextra.

darL inferior, dan musculus quadrafus femoris, dibantu oleh I Ke superior: musculus piriformis dan musculus gluteus
muscuius gluteus maximus. minimus (Gambar 72-27).
g Rotasi medial diiakukan oleh serabut-serabut anterior I Ke inferior: Tendo musculus obturator externus (Gambar 12-
musculus gluteus rnedius dan musculus gluteus minimus dan
musculus tensor fasciae 1atae"
c Sirkumduksi
atas-
merupakan kombinasi dari gerakan-gerakan di
I Anatomi Permukaan Regio Articulatio
Kelompok otot-otot extensor lebih kuat daripada kelompok
Coxae
otot-otot flexor, dan rotator lateral lebih kuat daripada rotator Anatomi permukaan regio articulatio coxae dapat dilihat pada
medial. Gambar 12-28 dan 12-29.

Batas-Batas Penting I Articulatio Genus


o Ke anterior: musculus iliopsoas, musculus pectineus, dan Articulatio genus (sendi lutut) adalah sendi yang terbesar dan
musculus recfus femoris. Musculus iliopsoas dan musculus paling rumit di seluruh tubuh. Pada dasarnya, sendi ini terdiri
pectineus memisahkan arteri, vena .dan nervus femoralis dari atas dua buah sendi condylaris antara condylus femoris medialis
sendi (Gambar 12-27). dan condylus femoris lateralis dengan condyli tibiae yang sesuai
I Ke posterior: musculus obturator internus, musculi gemelli, serta sebuah articulatio peiana antara patella dan facies patellaris
dan musculus quadratus femoris memisahkan sendi dari femoris. Perhatikan bahwa fibula tidak terlibat langsung pada
nervus ischiadicus (Gambar 12-27). persendian ini.
388 BAB 12

spina iliaca posterior superior

crista iliaca

crista iliaca spina sacralis

tuberculum iliacum
spina iliaca
posterior
superior N. ischiadicus

trochanter
major

coccygrs

lipatan bokong

o crena ant
I
spina iliaca {
anterior superior {

ligamentum
inguinale

tuberculum pubicum
trochanter major

adductor longus
sartorius trigonum femoralis

tuberculum adductorium

condylus medialis
condylus lateralis
patella

tuberositas tibiae

Gambar 12-28 Tanda-tanda permukaan pada regio glutea dan bagian depan tungkai atas.

Articulatio dan lateralis tibia di klinik sering disebut sebagai plateau tibialis
medialis dan lateralis.
Diatas terdapat condylus femoris yang bulat; di bawah terdapat
condylus tibiae dan meniscus kartilaginosa (Gambar 12-30); di' Tipe
depan terdapat articulatio di antara ujung bawah femur dan Sendi antara femur dan tibia adalah sebuah sendi sinovial tipe
patella. ginglymus (sendi engsel), tetapi mempunyai sedikit kemungkinan
Facies articularis femoris, tibi4 dan patella diliputi oleh tulang gerak rotasi. Sendi di antara patella dan femur adalah sendi
rawanhialin. Perhatikan bahwa facies articularis condylus medialis sinovial jenis pelana dengan variasi gliding.
SENDI 389

crista iliaca
processus splnosus
vertebrae lumbalis

spina iliaca
gabungan processus posterior superior
spinosus os sacrum

gluteus medius

trochanter gluteus maximus


major femoris

posisi
crena ani
N. ischiadicus

posisi tuber lipatan bokong


ischiadicum

kelompok otot-otot
hamstring

Gambar 12-29 Regio glutea dan aspek posterior tungkai atas seorang perempuan berusia 25 tahun.

Ligamentum collaterale laterale berbentuk seperti tali dan


Capsula
melekat di atas pada condylus lateralis femoris dan di bawah pada
di sekeliling
Capsula melekat pada pinggir facies articularis dan caput fibulae (Gambar 12-30). Tendo musculus popliteus berialan
sisi dan aspek posterior sendi. Capsula tidak terdapat pada di antara ligamentum dan meniscus lateralis (Gambar 12-31).
permukaan depan sendi, sehingga memungkinkan membrana Ligamentum collaterale mediale berbentuk pita pipih dan di
synovialis membentuk kantung ke atas di bawah tendo musculus atas melekat pada condylus medialis femoris dan di bawah pada
quadriceps, membentuk bursa suprapatellaris (Gambar 12-30). facies medialis corpus tibiae (Gambar 12-30). Ligamentum ini
Pada masing-masing sisi patella, capsula diperkuat oleh pelebaran melekat dengan erat pada meniscus medialis (Gambar 12-31).
tendo musculus vastus medialis dan lateralis. Di belakang Ligamentum popliteum obliquum adalah peluasan tendo
sendi, capsula diperkuat oleh peluasan dari tendo musculus yang berasal dari musculus semimembranosus. Ligamentum ini
semimembranosus disebut ligamentum popliteum obliquum memperkuat aspek posierior dari capsula (Gambar 12-30).
(Gambar 12-30). Terdapatnya iubang pada capsula dibelakang
condylus lateralis tibiale dipergunakan untuk tempat keluarnya Ligamenta lntracapsularia
tendo musculus popliteus (Gambar 12-30).
Ligamlnta cruciatum adalah dua ligamentum intracapsular yang
kuat, yang saling bersilangan satu dengan yang lain di dalam
Ligamenta rongga sendi (Gambar 12-30). Ligamenta ini disebut ligamentum
Ligamenta dapat dibagi daiam ligamentum yang terletak di luar cruciatum anterius dan posterius sesuai dengan temPat
capsula dan di dalam capsula. periekatannya pada tibia (Gambar 12-31). Ligarnenta penting ini
merupakan pengikat utama antara femur dan tibia dalam seluruh
Ligamenta Extracapsularia kisa ran gerakan sendinya.
Ligamentum patellae di atas melekat pada pinggir bawah patella
dan di bawah pada tuberosiias tibiae (Cambar 12-30). Sebenarnya Ligarnentum cruciatum anterius. Ligamentum ini melekat
ligamentum ini merupakan lanjutan dari bagian utama tendo pada area intercondylaris anterior tibiae dan berjalan ke atas,
bersama musculus quadriceps femoris. belakang, dan 1atera1, untuk melekat pada bagian posterior
390 BAB 12

facies medialis condylus lateralis femoris (Gambar 12-30 dan 31). Ligamentum cruciatum posterius mencegah pergeseran
12-31). Ligamentum cruciatum anterius mencegah pergeseran femur ke anteri.or terhadap tibia. Dengan sendi lutut dalam
femur ke posterior terhadap tibia. Dengan sendi lutut dalam keadaan fleksi, ligamenfum cruciatum posterius mencegah
keadaan fleksi, ligamentum cruciatum anterius mencegah tibia tertarik ke posterior.
tibia tertarik ke anterior. Menisci. Menisci merupakan fibrocartilago yang berbenfuk
Ligamentum cruciatum posterius. Ligamentum ini melekat seperti huruf C. Pinggir luarnya tebal dan melekat pada
pada area intercondylaris posterior tibiae dan berjalan ke atas, capsula, dan plnggir dalamnya tipis dan cekung, dan
depan, dan medial untuk melekat pada bagian anterior facies membentuk pinggir yang bebas (Gambar 12-30 dan 12-31).
lateralis condylus medialis femoris (Gambar 1,2-30 dan 1,2- Permukaan atasnya berhubungan langsung dengan condylus

tvl. articularis genus

M. quadriceps femoris
bursa
suprapatellaris ligamentum
membrana cruciatum
synovialis posterius
bursa
prepatellaris

patella

ligamentum
collaterale
mentscus
laterale
medialis
capsula ligamentum
patellae
Iigamentum bantalan lemak
ligamentum
collaterale bursa infra- cruciatum
laterale patellaris profunda anterius
M. popliteus bursa infrapatellaris
superficialis

meniscus lateralis

ligamentum
collaterale
caPsula mediale ligamentum
Iigamentum cruciatum anterius
popliteum
obliquum
ligamentum
collaterale
'_flr liganrentum
I nserst laterale collaterale
M semimembranosus laterale

meniscus
lateralis

tendo
M. popliteus

ligamentum
l\,4. popliteus cruciatum posterius

c
Gambar 12-30 A. Articulatio genus dextra dilihat dari aspek lateral. B. Aspek anterior, dengan sendi dalam keadaan fleksi. C
dan D. Aspek posterior,
SEND/ 391

bursa prepatellaris

ligamentum patellae

bantalan lemak ligamentum transversum


infrapatellaris
membrana synovialis
lipatan membrana
synovialis infrapatellaris

plica alaris
meniscus
lateralis
ligamentum cruciatum
ligamentum
anterius
collaterale
laterale

ligamentum
collaterale
mediale

tendo
M. popliteus

M. biceps femoris

M. sartorius fascia profunda


M

N. saphenus N. peroneus communis

M. plantaris
V. saphena magna
V poplitea
M. semimembranosus ligamentum cruciatum posterius
M. semitendinosus M. gastrocnemrus (caput lateral)
A. poplitea
ligamentum popliteum obliquum N. tibialis

M. gastrocnemius (caput medial) V. saphena parva

Gambar 12-31 Batas-batas articulatio genus dextra.

femoris. Permukaan bawahnya berhubungan langsung dengan ini dipertahankan pada posisinya oleh perlekatan sebagian kecil
condylus tibiae. Fungsinya adalah memperdalam facies musculus vastus intermedius yang disebut musculus articularis
articularis condylus tibiae untuk menerima condylus femoris genus (Cambar 72-30).
yang cembung; selain itu juga berfungsi sebagai bantalan Di belakang sendi, membrana synovialis meluas ke bawah
di antara kedua tulang tesebut. Masing-masing meniscus pada permukaan dalam tendo musculus popliteus membentuk
melekat pada permukaan atas tibia melalui comu anterior dan bursa popliteus. Sebuah bursa yang terletak di antara caput medial
posteriornya. Karena meniscus medialis melekat juga pada musculus gastrocnemius dan condylus femoris medialis dan tendo
ligamentum collaterale mediale maka meniscus ini relatif tidak musculus semimembranosus disebut bursa semimembranosus,
mudah bergerak. dan sering berhubungan dengan rongga sinovial sendi.
Membrana synovialis meiipat ke depan dari bagian posterior
capsula di sekitar bagian depan ligamentum cruciatum (Gambar
Membrana Synoviaiis
12-31). Akibatnya ligamentum cruciatum terletak di belakang
Membrana synoviaiis melapisi capsula dan melekat pada pinggir- rongga sinovial dan tidak dibasahi oleh carran sinovial.
pinggir facies articularis (Gambar 12-30 dan 12-31). Di depan dan Fada bagian anterior sendi, membrana synovialis melipat ke
atas sendi, rnembrana ini membentuk kantung yang meluas ke belakang dari permukaan posterior ligamentum patellae untuk
atas sampai kira-kira tiga jari di atas patella di bawah musculus membentuk plica infrapatellaris; pinggir bebasnya disebut plica
quadriceps femoris, membentuk bursa suprapatellaris. Bursa alaris (Cambar 12-31).
392 BAB 12

Bursa-Bursa yang Berhubungan secara mekanis kokoh; cartilago menisci ditekan seperti bantal
dengan Sendi Lutut karet di antara condylus femoris dan tibiae. Lutut daiam keadaan
ekstensi disebut posisi terkunci.
Banyak bursa berhubungan dengan sendi 1utut. Bursa-bursa Sebelum dapat dilakukan fleksi sendi, ligamentum-liga-
ini ditemukan di tempai-tempat di mana kulit, otot, atau tendo mentum utama harus mengurai kembali dan mengendur unfuk
bergesekan dengan tulang. Terdapat empat bursa di depan memungkinkan terjadinya gerakan-gerakan di antara permukaan
dan enam bursa dibelakang sendi. Bursa suprapatellaris dan sendi. Proses mengurai dan mengendur ini terjadi oleh musculus
bursa popliteus selalu berhubungan dengan sendi, dan bursa popliteus yang memutar femur ke lateral terhadap tibia. Sekali
semimembranosa mungkin berhubungan dengan sendi. lagi menisci harus menyesuaikan bentuknya terhadap perubahan
bentuk condylus femoris. Perlekatan musculus popliteus pada
Bursa Anterior meniscus lateralis mengakibatkan struktur ini tertarik juga ke
a Bursa suprapatellaris terletak di bawah musculus quadriceps belakang.
dan berhubungan dengan rongga sendi (Gambar 12-30). Bursa BiIa sendi lutut dalam keadaan fleksi sembilan puluh derajaf
ini telah diuraikan di atas. dapat dilakukan rotasi dalam derajat tertentu. Pada posisi fleksi,
a Bursa prepatellaris terletak di jaringan subcutan di antara tibia secara pasif dapat juga digerakkan ke depan dan belakang
kulit dan setengah bagian depan patella dan bagian atas terhadap femur. Hal ini dimungkinkan karena ligamentum-
ligamentum patellae (Gambar 12-30 dan 12-31). ligamenfum utama, terutama ligamentum cruciatum pada posisi
a Bursa infrapatellaris superficialis terletak di jaringan ini terdapat dalam keadaan 1emas. Otot-ototberikut ini mempunyai
subkutan di antara kulit dan di depan ligamentum patellae fungsi pada pergerakan sendi lutut.
setengah bagian bawah (Gambar 12-30).
a Bursa infrapatellaris profunda terletak di antara ligamentum a Fleksi: musculus biceps femoris, musculus semitendinosus,
patellae dan tibia (Gambar 12-30). musculus semimembranosus, dibantu oleh musculus gracilis,
rirusculus sartorius, dan musculus popliteus merupakan otot-
otot yang melakukan fleksi. Fleksi dibatasi oleh kontak bagian
Bursa Posterior
belakang tungkai tungkai bawah dengan tungkai atas.
l) Bursa poplileus ditemukan dalam hubungan dengan tendo I Ekstensi: musculus quadriceps femoris melakukan ekstensi.
musculus popliteus darr berhubungan dengan rongga sendi. Ekstensl dihambat oleh tegangnya sehrruh ligamentum-
Hal ini telah dijelaskan sebelumnya. ligamentum utama sendi.
l) Bursa semimembranosus ditemukan dalam hubungan t Rotasi Medial: musculus sartori.us, musculus gracilis, dan
dengan insersi musculus semimembranosus dan mungkin musculus semitendinosus melakukan rotasi medial.
berhubungan dengan rongga sendi. Hal ini telah dijelaskan ll Rotasi Lateral: musculus biceps femoris melakukan rotasi
sebelumnya. 1atera1.

Empat bursa lainnya ditemukan dalam hubungan dengan tendo Stabilitas sendi lutut tergantung pada tonus otot-otot kuat yang
insersi musculusbiceps femoris; hubungan dengan tendo muscuius bekerja terhadap sendi dan kekuatan ligamentumJigamentum.
sartorius, musculus gracilis, dan musculus semitendinosus Dari faktor-faktor ini, tonus otot adalah yang terpenting, dan
sewaktu berjalan ke tempat insersinya pada tibia; di bawah origo menjadi tugas ahli fisioterapi untuk mengembalikan kekuatan
caput laterale musculus gastrocnemius; dan di bawah origo caput otot ini, terutama musculus quadriceps setelah terjadi cedera sendi
mediale muscul us gastrocnemius. lutut.

Persarafan
Batas-Batas Penting
Nervus femoralis, nervus obfuratorius, nervus peroneus
communis, dan nervus tibialis. a Ke anterior: Bursa prepatellaris (Gambar 12-31).
a Ke posterior: arteria dan vena poplitea; nervus tibiaiis dan
nerrv'rls peroneus communis;nodi lymphoidei; dan otot-otot
Pergerakan dan Otot-Otot yang yang membentuk batas-batas fossa poplitea yaitu musculus
menggerakkannya semimembranosus, musculus semitendinosus, musculus
Articulatio genus dapat melakukan fleksi, ekstensi, dan rotasi. biceps femoris, kedua caput musculus gastrocnemius, dan
Pada saat sendilutut dalam keadaan ekstensi maksimal*, rotasi muscuius plantaris (Gambar 12-31).
medial femur mengakibatkan pemutaran dan peregangan semua Ke medial: musculus sartorius, musculus gracilis, dan
ligamentum utama sendi, dan lutut berubah menjadi struktur yang musculus semitendinosus (Gambar 12-31).
Ke lateral: musculus biceps femoris dan nervus peroneus
communis (Gambar 12-31).
nPerhatikan bahwa dalam keadaan kaki terletak di tanah pada posisi
seseorang berdiri, femur dalam keadaan rotasi medial terhadap tibia
untuk mengmci dan menstabilkan sendi lutut. Namury bila kaki diangkat AnatOmi PefmUkaan RegiO LUtUt
dari iana[ tibia mengalami rotasi ke arah ]ateral terhadap femur untuk
mengunci sendi lutut. Anatomi permukaan regio lutut dapat dilihat p ada Gambar 12-32.
393

I Articulatio Tibiofi bularis Proximalis Membrana Synovialis


Melapisi capsula dan melekat pada pinggir-pinggir permukaan
Articulatio sendi.
Articulatio di antara condylus lateralis tibiae dan caput fibulae
(Gambar 12-30). Facies articularis rata dan diliputi oleh tulang Persarafan
rawan hialin. Sendi ini dipersarafi oleh nervus peroneus communis.

Pergerakan
Tipe
Sedikit gerakan meluncur (glldlng) terjadi selama pergerakan sendi
Ini adalah sendi sinovial, dalar, dan gliding. lutul.

Capsula I Articulatio Tibiofibularis Distalis


Mengelilingi sendi dan melekat pada pinggir-pinggir permukaan
sendi.
Articulatio
Sendi di antara incisura fibularis pada ujung bawah tibia dengan
ujung bawah fibula (Gambar 12-33 dan 12-34). Permukaan tu1ang
Ligamenta
yang berhadapan kasar.
Ligamentum anterius dan posterius memperkuat capsula
articulare. Membrana interossea yang menghubungkan corpus
Tipe
tibiae dan fibulae, juga memperkuat sendi. Articulatio tibiofibularis distalis merupakan sebuah sendi fibrosa.

M. vastus medialis

tractus iliotibialis
patella (margo superior)
M. vastus lateralis

condylus
lateralis femoris
condylus medialis
femoris

condylus medialis
tibiae

ligamentum patellae
(melekat pada tuberositas
tibae)

M. tibialis anterior

Gambar 12-32 Aspek anterior lutut kanan seorang laki-laki berusia 27 tahun.
394 BAB 12

Capsula Ligamentum tlansversum inferius berjalan dari permukaan


medial bagian atas malleolus lateralis ke pinggir posterior ujung
Tidak ada.
bawah tibia.

Ligamenta
Persarafan
Ligamentum interosseum adalah pita jaringan fibrosa yang tebal
dan kuat yang menghubungkan kedua tulang menjadi satu. Nervus peroneus communis dan nervus tibialis menyarafi sendi
Membrana interossea yang menghubungkan corpus tibiae dan ini.
fibulae, juga memperkuat sendi.
Ligamentum anterius dan posterius merupakan pita jaringan Pergerakan
fibrosa pipih yang menghubungkan kedua tulang itu di depan dan Sedikit gerakan terjadi selama gerakan pada sendi pergelangan
belakang ligamentum interosseum. kaki.

lr
malleolus medialis

ligamentum collateraie
mediale (deltoideum)

calcanet,:

,a-

tibia

articulatio tlbiofibularis articulatio tibiofibularis distalis,


distalis, ligamentum ligamentum enterius
posterius
talus
ligamentum talofi bulare anterius
malleolus lateralis
ligamentum bifurcatum
ligamentum
talofibularis ligamenta tarsi dorsalia
posterius
ligamentum os cuboideum
calcaneofibulare ligamenta
tarsometatarsalia

calcaneus
B

Gambar 12-33 Articulatio talocruralis dextra dilihat dari aspek medial (A) dan aspek lateral (B),
395

membrana interossea

ligamentum
talofibulare posterius

malleolus lateralis
capsula

ligamentum collaterale ligamentum


mediale (deltoideum) transversum inferius

tuberculum mediale tali


tuberculum posterius tali ligamentum
ligarnentum tibiofibulare calcaneofibulare
posterius

sustentaculum
tali

calcaneus

rnalie !us
rnedialis

ligamenturn gollaterale
mediale (de!toideum)
malleolus lateralis

M. tibialis oosterior

flexcr Cigitorum longus


ligamentum
sustenic$ulurn tali calcaneofibulare

A. V. ll. plantaris medialis


M. peroneus brevis
M. flexor hallucis longus

M. abductor hallucis M. peroneus longus

M. quadratus
plantae
M. abdcutor digiti minimi
M. flexor
digitorum
brevis A. V. N. plantaris lateralis
B

Garnbar X2-34 Artieulatio iaiocruraiis dextra diilhat dari aspek posterior (rq) dan potongan coronalnya (B).

I Articulatio Talocruralis
(Sendi Pergelangan Kaki) atas corpus tali. Talus dapat digerakkan pada sumbu transversal
dengan cara seperti gerakan engsel. Bentuk tulang-tulang dan
Articulallo talocruralis terdiri dari sebuah lekuk vang dibentuk kekuatan ligamentum dan tendo di sekelilingnya meniadikan
olelr ujung harvah tibia dan fibula, yans cocok dengan bagian sendi ini kuat dan stabil"
396 BAB 12

Articulatio Plantarfleksi dilakukan oleh muscuius gastrocnemius,


musculus soleus, musculus plantaris, musculus peroneus longus,
Articulatio di antara ujung bawah tibia, kedua malleoli, dan musculus peroneus brevis, musculus tibialis posterior, musculus
corpus tali (Gambar 12-33 dan 12-34). Ligamentum transversum flexor digitorum longus, dan musculus flexor hallucis longus.
tibiofibulare inferius yang berjalan antara malleolus lateralis Gerakan ini dihambat oleh tegangnya otot-otot yang berlawanary
dan pinggir posterior ujung bawah tibia memperdalam lekukan serabut-serabut antedor ligamenfum collaterale mediale, dan
tempat menampung corpus tali. Facies artiorlaris diliputi oleh ligamentum talofibulare anterius.
tulang rawan hialin. Perhatikan bahwa seiama dorsofleksi articulatio talocruralis,
bagian anterior yang lebih lebar pada trochlea tali dipaksakan di
Tipe antara malleolus medialis dan lateralis, yang menyebabkan mereka
agak terpisah dan mengencangkan ligamenfum-ligamentum sendi
Articulatio talocruralis adalah sendi sinovial dan engsel.
tibiofibularis distal. Susunan seperti ini meningkatkan kestabilan
sendi pergelangan kaki bila kaki berada dalam posisi awal untuk
Capsula gerak maju dalam berjalary berlari, dan melompat.
Capsula membungkus sendi dan melekat pada tulang-tulang Perhatikan juga bahwa bila sendi pergelangan kaki dalam
dekat pinggir sendi. keadaan plantarfleksi maksimal, ligamentumJigamentum arti-
culatio tibiofibularis distal kurang tegang dan memungkinkan
sedikit gerakan rotasi, abduksi, dan aduksi.
Ligamenta
Ligamentum collaterale mediale atau deltoideum, adalah Batas-Batas Penting
ligamentum yang kuat dan puncaknya melekat pada malleolus
medialis (Gambar 12-34). Di bawatL serabut-serabut dalamnya
l} Ke anterior: Musculus tibialis anterior, musculus extensor
melekat pada daerah nonartikular pada permukaan medial corpus
hallucis longus, arteria dan vena tibialis anterior, nervus
tali; serabut-serabut superficialnya melekat pada sisi medial talus, peroneus profundus, muscuius extensor digitorum longus,
dan musculus peroneus tertius (Gambar 72-35).
sustentaculum ta1i, ligamentum calcaneonaviculare plantare, dan
tuberositas ossis navicularis.
l) Ke posterior: Tendo calcaneus dan plantaris (Gambar 12-35).
Ligamentum laterale lebih lemah dari ligamentum mediale
ll Ke posterolateral (di belakang malleolus lateralis): musculus
dan terdiri atas tiga pita. peroneus longus dan brevis (Gambar 12-35),
it Ke posteromedial (di belakang m*ileolus medialis):
I Ligamentum talofibulare anterius (Gambar 12-33) berjalan musculus tibialis posterior, musculus flexor digitorum longus,
dari malleolus lateralis ke permukaan lateral ta1us. arteria dan vena tibialis posterior, nervus tibialis dan musculus
t Ligamentum calcaneofibulare (Gambar 12-33) berjalan dari flexor hallucis longus (Gambar 12-35).
ujung malleolus lateralis ke bawah dan belakang menuju
permukaan lateral calcaneus.
I Ligamentum talofibulare posterius (Gambar 12-33) berjalan I Anatomi Permukaan Regio Articulatio
dari malleolus lateralis ke tuberculum posterius ta1i. Talocruralis
Anatomi permukaan regio articulatio talocruralis dapat dilihat
Membrana Synovialis pada Cambar 72-36 dan12-37.
Membrana ini melapisi capsula articularis.

Persarafan
I Sendi-Sendi pada Kaki dan Jari Kaki

Nervus peroneus profundus dan nervus tibialis menyarafi sendi Articulationes Tarsales
ini.
Articulatio Subtalaris
Articulatio subtalaris adalah sendi posterior di antara talus dan
Pergerakan dan Otot-Otot yang
calcaneus.
Menggerakkannya
Dorsofleksi (jari-jari menunjuk ke atas) dan plantarfleksi (jari-jari Articulotio
menunjuk ke bawah). Gerakan inversi dan eversi terjadi pada
Articulatio antara permukaan inferior corpus tali dan facies medial
articulatio tarsalia dan tidak pada articulatio talocruralis.
permukaan atas caicaneus (Gambar 12-38). Facies articulare
Dorsofleksi dilakukan oleh musculus tibialis anterior,
diliputi oleh fulang rawan hialin.
musculus extensor hallucis longus, musculus extensor digitorum
longus, dan musculus peroneus tertius. Gerakan ini dihambat oleh
tegangnva tendo calcaneus, serabut-serabut posterior ligamentum Tipe
collaterale mediale, dan ligamentum calcaneofibuiare. Sendi-sendi ini adalah sinoviai, dan ienis piana.
SENDI 397

Capsula Articulatio
Capsula membungkus sendi dan melekat pada pinggir-pinggir Articulatio antara caput tali yang bu1at, permukaan atas
area sendi kedua tulang. sustentaculum ta1i, dan permukaan posterior atau yang cekung
dari os naviculare. Facies articulare diliputi oleh tulang rawan
hialin.
Ligomento
Ligamentum collaterale mediale dan lalerale (talocalcaneus)
T,Pe
memperkuat capsula (simpai sendi). Ligamentum interosseus
(talocalcaneus) (Gambar 12-34) kuat dan merupakan pengikat Jenis sendi ini adalah sendi sinovial.
utama antara kedua tulang itu. Ligamentum ini melekat di atas
pada sulcus tali dan di bawah pada sulcus calcanei. Copsulo
Capsula membungkus sendi dengan tidak sempurna.
Membrono Synovialis
Membrana synovialis melapisi capsula articulare. Ligamenta
Ligamenlum calcaneonaviculare plantare kuat dan berjalan dari
Cerakon margo anterior sustentaculum tali ke facies inferior dan tuberositas
Dapat dilakukan meluncur dan rotasi. ossis navicularis. Permukaan superior ligamentum diliputi oleh
fibrocartilago dan menyokong caput tali.
Articulatio Talocalcaneonavicuiaris
Articulatio talocalcaneonavicularis adalah sendi anterior antara Membrono Synoviolis
talus dan caicaneus dan juga termasuk os naviculare (Gambar 12- Membrana synovialis meliputi capsula articulare.
38).

M. tibialis anterior
M. extensor hallucis longus

A. dorsalis pedis

retinaculum musculorum
extensorum inferius M. extensor
digitorum longus

N. saphenus
M. peroneus tertius
saphena magna

talus

malleolus medialis
peroneus profundus

!"etiirrculum
riruscuiorunr flexorum malleolus lateralis
M. tibialis posterior

M. flexor digitorum longus


retinaculum musculorum
A libialis posterior peroneorum superius

ligamentum talofibulare posterius


N. tibialis
M. peroneus brevis dan longus
M. flexor
haliucis longus N. suralis

V. saphena parva
tencl0
ir.l. tiantaris
tendo calcaneus
398 BAB 12

tendo calcaneus

tendo M. peroneus ATCUS VENOSUS


longus dan brevis dorsalis

tuberositas ossis
malleolus lateralis
metatarsi V
A M. extensor
digitorum brevis

V saphena magna
tendo calcaneus

caput tali
malleolus medialis

sustentaculum tali

tuberositas ossis navicularis

Gambar 12-36 Aspek lateral (A) dar: aspek medial (B) pergelangan kaki kanan seorang perempuan berusia 29 tahun.

M. extensor
digitorum lonEus
malleolus medialis

tendon
malleolus lateralis M- tibialis anterior

ATCUS VCNOSUS
tendon M. extensor
dorsalis hallucis longus
A

tendo caNcaneus
maileolus
medialis

malleolus iateralis

tempat untuk palpasi


A. tibialis posterior

tendon M. oeroneus
B longus dan brevis

Gambar 12-37 Aspek anterior (A) dan aspek posterior (B) kaki dan pergelangan kaki kanan seorang perempuan berusia 29
tahun.
sENDr 399

Gerokon Ligamento
Dapat dilakukan meluncur dan rotasi. Ligamentum bif urcatum adalah li gamentum kuat pada permukaan
atas sendi (Gambar 12-33). Berbentuk huruf Y dan batangnya
Articulatio Calcaneocuboidea melekat pada permukaan atas bagian anterior calcaneus. Kaki
Iateral melekat pada permukaan atas os cuboideum, dan kaki
Articulotio medial melekat pada permukaan atas os naviculare.
Articulatio antara ujung anterior calcaneus dan permukaan Ligamentum plantare longum adalah ligamentum kuat pada
posterior os cuboideum (Gambar 12-38). Permukaan sendi ditutupi permukaan bawah sendi (Gambar 12-39 dan 12-40). Ligamentum
oleh tulang rawan hialin. ini melekal di belakang pada permukaan bawah calcaneus
dan di depan pada permukaan bawah os cuboideum dan basis
Tipe ossis metatarsi ketiga, keempa! dan kelima. Ligamentum ini
menghubungkan alur untuk tendo musculus peroneus longus dan
Articulatio calcaneocuboidea adalah variasi sendi sinovial dan
mengubahnya menjadi saluran.
jenis datar.
Ligamentum plantare brevis adalah ligamentum lebar yang
kuat, yang melekat pada tuberculum anterior permukaan bawah
Capsula calcaneus dan pada bagian yang berdekatan pada os cuboideum
Capsula membungkus sendi. (Gambar 12-40).

facies articularis untuk tibia


untuk ligamentum
calcaneonaviculare
tuberculum mediale

os naviculare untuk malleolaris medialis

facies artlcularis talaris


anterior, media dan posterior
tuberositas

sulcus tali

sulcus
calcaneus
calcanei

facies anterior calcanei


sustentaculum tali tuberculum mediale
aspek medial sulcus tendinis musculi flexoris hallucis longi

untuk ujung bawah tibia


untuk malleolus
lateralis

tuberculum laterale

facies articularis talaris


posterior untuk talus
os cuboideum

sulcus calcanei

---Sry+
i:t:j
- -.- - ---
r'. --)7- z4 --
calcaneus N3--;=-7,.frjfu
fibularis longi

aspek lateral

Gararbar 12-38 Calcaneus, talus, cs navicuiere dan rs aiibsideun.


400 BA,B 12

ossa sesamoidea

tendo M- abductor tendo M. abductor hallucis


digiti minimi
M. flexor hallucis brevis

M. flexor digiti minimi brevis

Aa. metatarsales

arcus plantaris

ramus profundus
N. plantaris lateralis

ligamentum plantare longum

Gambar 12-39 Lapisan ketiga musculi plantares pedis dextrae. Terlihat juga ramus profundus nervus plantaris lateralis dan
arcus afterialis plantaris.

Membrono Synoviolis Gerakan inversi dan eversi kaki yang penting terjadi pada
Membrana synovialis melapisi capsula articularis. articulatio subtalaris dan tarso transversalis. Inversi adalah
gerakan kaki sehingga telapak kaki menghadap ke medial. Eversi
adaiah gerakan sebaliknya sehingga telapak kaki menghadap ke
Gerakan Articulatio Subtalaris, Talocalcaneonavicularis, dan
laterai. Gerakan inversi lebih luas dari eversi.
Calcaneocuboidea
Inversi dilakukan oleh musculus tibialis anterior, musculus
Articulatiotalocalcaneonavicularis danarticulatio calcaneocuboidea extensor hallucis longus, dan tendo medial musculus extensor
keduanya disebut sebagai articulatio tarsi transversa atau digitorum longus; Muscuius tibialis posterior iuga ikut
midtarsal. membantu.
SEND/ 401

Eversi dilakukan oieh musculus peroneus longus, musculus plantare. Cavitas articularis berhubungan dengan rongga sendi
peroneus brevis, dan musculus peroneus tertius; tendo lateral articulationes intercuneiformes dan cuneocuboideae, dan juga
musculus extensor digitorum longus juga ikut membantu. dengan articulationes cuneometatarsales dan intermetatarsales, di
antara basis ossis metatarsi II dan III, dan diantara III dan iV
Articulatio Cuneonavicularis
Articulatio cuneonavicularis adalah sendi antara os naviculare dal Articulatio Cuboideonavicularis
ketiga ossa cuneiforme. Ini adalah sendi jenis sinovial dan jenis Articulatio cuboideonavicularis umumnya adalah sendi fibrosa
gliding. Capsula articularis diperkuat oleh ligamentum dorsale dan dengan kedua tulang dihubungkan oleh ligamentum dorsale,
plantare, dan interosseum.

M. interosseus dorsalis lll

ossa sesamoidea

ligamenta plantariae pada


articulationes metatarsophalangeae M. interosseus dorsalis

M. interosseus dorsalis ll

ligamenta transversae M. interosseus plantaris I

profundae

M. interosseus dorsalis lV

M. interosseus dorsalis lll A. metatarsalis plantaris I

Aa. metatarsales
A. dorsalis pedis
arcus plantaris

ramus profundus
N. plantaris lateralis

M. peroneus longus

ligamentum
calcaneocubordeum
plantare
M. tibialis posterior

ligamentum
plantare longum

,\\
\
\I I( \ \
r

\\ \\,
\L\-

Gambar 12-40 Lapisan keempat musculi plantares pedis dextrae. Terlihat juga ramus profundus nervus plantaris lateralis dan
arcus plantaris, Perhatikan ligamenta transversae profundae.
402 BAB 12

Articulationes lntercuneiformes dan Cuneocuboideae Gerakan abduksi dan aduksi jari-jari yang dilakukan oleh
musculi interossei hanya sedikit danberlangsung dari garis tengah
Articulationes intercuneiformes dan cuneocuboideae adalah sendi
jari kedua dan bukan jari ketiga seperti pada tangan.
sinovial jenis datar. Rongga sendinya berhubungan dengan rongga
sendi articulatio cuneonavicularis. Tulang-tulang dihubungkan
oleh ligamentum dorsale, plantare, dan interosseum.

Articulationes Tarsometatarsales dan lntermetatarsales Kaki Sebagai Sebuah Unit Fungsional


Articulationes tarsometatarsales dan intermetatarsales adalah Kaki Sebagai Sebuah Penyokong Berat Badan dan
sendi-sendi sinovial dan jenis datar. Tulang-tulang dihubungkan Pengungkit
oleh ligamentum dorsale, plantare, dan interosseum. Articulatio Kaki mempunyai dua fungsi utama: menyokong berat badan
tarsometatarsalis ibu jari kaki mempunyai rongga sendi yang dan berfungsi sebagai pengungkit untuk menggerakan tubuh ke
terpisah. depan sewaktu berjalan dan berlari. Karena kaki mempunyai satu
tulang yang kuat dan bukan beberapa tulang yang kecil, kaki dapat
Articulationes Metatarsophalangeae dan lnterphalangeae menyokong berat badan dan berfungsi sebagai pengungkit yang

Articulationes metatarsophalangeae dan interphalangeae mirip kaku untuk gerakan ke depan (Gambar 12-41). Namun, dengan

dengan yang terdapat pada tangan. Ligamentum transversum susunan seperti itu kaki tidak dapat menyesuaikan diri terhadap
permukaan yang tidak rata, dan gerak maju seluruhnya akan
profundum menghubungkan sendi-sendi kelima jari kaki.
tergantung pada aktivitas musculus gastrocnemius dan musculus

M. flexor hallucis
longus dan M. flexor
digitorum longus

Pengungkit sederhana
A

kaki datar

Gambar 12-41 Kaki sebagai pengungkit sederhana (A) dan pengungkit bersegmen (B). Diperlihatkan juga cetakan kaki
normal dan kaki datar di lantai
SEND/ 403

soleus. Karena pengungkit ini terdiri dari segmen-segmen yang telah ada sejak lahir: arcus longitudinalis medialis, arcus
dengan banyak sendi, maka kaki bersifat fleksibel dan dapat longitudinalis lateralis, dan arcus tlansversus (Gambar 72-42).
menyesuaikan diri terhadap permukaan yang tidak rata. Lagipula, Pada anak-anak kecil, kaki tampaknya datar karena banyaknya
otot-otot flexor panjang dan otot-otot kecil kaki berkerja pada lemak subcutan pada telapak kaki.
tulang-tulang kaki bagian depan dan jari-jari (sebagai landasan
maju dari kaki) dan sangat membantu gerakan maju ke depan
musculus gastrocnemius dan musculus soleus (Gambar 12-41).
I Tulang-TulangArcus
Pemeriksaan pada kaki yang berartikulasi atau foto lateral kaki,
akan dapat dilihat tulang-tulang yang membentuk arcus pedis.

.l Arcus Longitudinalis Medialis: Arcus ini dibentuk oleh


calcaneus, talus, oc naviculare, ketiga os cuneiforme, dan
Arcus Pedis ketiga ossa metatarsalia yang pertama (Gambar 72-42).
l) Arcus Longitudinalis Lateralis: Arcus ini dibentuk oleh
Struktur yang bersegmen hanya dapat menyokong berat badanbila calcaneus, cuboideum, dan os metatarsale keempat dan kelima
dibangun dalam bentuk lengkung. Kaki mempunyai tiga lengkung (Gambar 72-42).

- sustentaculum tali

os metatarsale pertama
calcaneus

os sesamoideum

arcus longitudinalis medialis

arcus longitudinalis Iateralis

basis ossa metatarsalia


os cuneiforme intermedius
os cuneiforme laterale

os cuboideum

arcus transversus

Gambar 12-42 Tulang-tulang yang menyusun arcus longitudinalis medialis, arcus longitudinalis lateralis, dan arcus
transversus pedis dextra.
404 BAB 12

a Arcus transversus: Arcus ini dibentuk oleh basis ossa meta- Penyanggah Ligament: Ligamenta plantaria yang panjang
tarsalia dan os cuboideum dan ketiga os cuneiforme (Gambar dan pendek serta aponeurosis plantaris.
1,2-42).
Arcus Transversus
I Mekanisme Penyanggah Arcus Penyanggah Otot: musculi interossei dorsales,
transversum muscuius adductor haliucis, muscnlus peroneus
caput

Selain daripada bentuk masing-masing tulang, arcus disokong longus dan musculus peroneus brevis.
oleh musculi dan ligamenta berikut ini. Penyanggah Ligament: Ligamenta transversa profunda,
ligamenta plantaria yang sangat kuat.
Arcus Longitudinalis Medialis.
Bentuk kokoh os cuneiforme yang seperti wajik dan basis ossa
Penyanggah Otot: Bagian medial musculi flexor digitorum
metatarsi berperan besar dalam menyokong arcus transr./ersus.
brevis, musculus abductor hallucis, musculus flexor hallucis
longus, bagian medial musculus flexor digitorum longus, dan
musculus flexor hallucis brevis, musculus tibialis anterior,
pelebaran tendo insersi musculus tibialis posterior.
Penyanggah Ligament: Ligamentum plantare dan dorsale Fungsi Gerak Maju Kaki
termasuk ligamentum calcaneonaviculare plantare yang Berdiri Diam
penting; iigamentum mediaie articulatio talocruralis, dan Berat badan didistribusikan melalui tumit di belakang dan caput
aponeurosis plantaris. ossis metatarsi di depan (termasuk kedua os sesamoid di bawah
caput ossis metatarsi l).
Arcus Longitudinalis Lateralis
Penyanggah Otot: musculus abductor digiti minimi, bagian Berjalan
lateral musculus flexor digitorum longus dan brevis, serta Sewaktu berat badan berpindah ke depan, berat itu berturut-
musculus peroneus longus dan brevis. turut disokong oleh pinggir lateral kaki dan caput ossis metatarsi.

eminenlia
intercondlllgiis

Gambar 12-43 Pneumoarthrograf lutut"


SEND/ 405

Sewaktu tumit terangkat, jari-jari ekstensi pada articulationes Berlari


metatarsophalangeae, dan aponeurosis plantaris tertarik sehingga Bila seseorang berlari, berat badan menumpu pada bagian depan
memperpendek tali penahan (tie beam) dan meninggikan kaki, dan tumit tidak menyentuh tanah. Lemparan ke depan tubuh
arcus longitudinalis. Tendo otolotot flexor panjang yang kendur disebabkan oleh mekanisme yang diuraikan pada berjalan.
dikencangkan, sehingga meningkatkan efisiensinya. Badan
kemudian terdorong ke depan oleh kerja musculus gastrocnemius
dan musculus soleus (dan musculus plantaris) pada sendi
pergelangan kakr, menggunakan kaki sebagai pengungkit, dan
karena jari-jari kaki mengalami fleksi kuat oleh otototot flexor GAMBARAN RADIOGRAFI
panjang dan pendek kaki, mengakibatkan akhir dari dorongan ke
SENDI.SENDI DI
depan. musculi lumbricales dan musculi interossei berkontraksi
dan mempertahankan jari-jari kaki tetap dalam keadaan ekstensi EXTREMITAS INFERIOR
sehingga mereka tidak tertekuk ke bawah karena kuatnya tarikan
musculus flexor digitorum longus. Dalam gerakan ini tendo-tendo
Gambaran radiografi sendi-sendi di extremitas inferior dapat
flexor panjang juga membantu plantarfleksi sendi pergelangan
dilihat pada Gambar 11-63 sampai 77-74 dan12-43 dan12-44.
kaki.

condylus lateralis femoris patella facies patellaris femoris

gadolinium
intra-artikuler

ligamentum
collaterale laterale

M. vastus lateralis

M. sartorius
pinggir meniscus
lateralis

V saphena
M. biceps femoris magna

ligamentum
cruciatum
posterius
w *&
M. gracillis

*
A. dan V. poplitea N. tibialis M.semimembranosus M.semitendinosus
\
Gambar 12-44 Pencitraan resonansi magnetik (MRI) densitas proton transversal (axial) lutut kanan dengan larutan garam
gadolinium intraartikuler (dilihat dari bawah).
406 BAB 12

Pertanyaan Sendi Umum C. Fibrosa


D. Bukan salah satu di atas
Pilihlah satu jawaban yang PALIl'lG TEPAT.

Untuk setiap tipe sendi sinovial di bawah ini, berilah contoh


Pertanyaan Melengkapi yang sesuar.

1. Seorang pasien melakukan gerakan fleksi articulatio coxae, 10. Articulatio ginglymus (sendi engsel)
jika dia:
A. menggerakkan extremitas inferior menjauhi garis tengah 11. Articulatio condyloidea
pada bidang coronal.
12. Articulatio spheroidea (ball and socket)
B. menggerakkan extremitas inferior ke posterior pada
bidang paramedian. 13. Articulatio sellaris
C. menggerakkan extremitas inferior ke anterior pada bidang A. Articulatio metacarpophalangea jari telunjuk
paramedian. B. Articulatio humeri
D. memutar extremitas inferior sehingga permukaan anterior C. Articulatioradiocarpea
menghadap ke medial. D. Articulatio carpometacarpea ibujari tangan
E. memutar extremitas inferior ke arah bidang medio-
E. Tidak ada pilihan
sagittal.

2. Inversi kaki adalah sebuah gerakan sehingga telapak kaki Sendi-Sendi Kepala dan Leher
menghadap ke:
A. ke bawah dan posterior.
Pertanyaan Pilihan Ganda
B. ke medial.
C. ke lateral. Pilihlah satu jawaban yang PALING IEPAI.
D. ke bawah.
E. ke bawah dan lateral. 14. Pernyataan berikut ini benar untuk articulatio temporo-
mandibularis, kecuali:
Pertanyaan Mencocokkan A. Facies articularis superior dibentuk oleh tubercuium
articulare dan portio anterior fossa mandibularis ossis
Untuk setiap sendi di bawah ini, pilihlah gerakan tipe apa yang temporalis.
cocok. B. Ligamentum temporomandibulare laterale melindungi
meatus acusticus externus dari pergeseran caput
3. Articulatio stemoclavicularis mandibulae ke belakang yang berlebihan.
C. Discus articularis disusun oleh fibrocartilago.
4. Articulatio radioulnaris superior
D. Umumnya cavitas articularis superior dan inferior saiing
5. Articulatiotalocruralis berhubungan.
E. Persarafan sendi berasal dari nervus auricuiotemporalis
A. fleksi
B. meluncur dan rami masseterica divisi mandibularis nervus
C. AdanB trigeminus.
D. Bukan A atau B 15. Pernyataan berikut ini benar unfuk gerakan articulatio
temporomandibularis, kecuali:
Untuk setiap sendi di bawah ini, pilihlah tipe sendi yang paling A. Depresi mandibula dilakukan oleh kontraksi musculus
cocok. genioglossus.
B. Elevasi mandibula dilakukan oleh kontraksi muscuius
6. Sendi-sendi di antara corpus vertebrae temporalis, masseter, dan pterygoideus medialis.
C. Pada saat mulut mulai terbuka, caput mandibulae berputar
7. Articulatiotibiofibularisinferior ke permukaan bawah discus articulare.
8. Sutura di antara tulang-tulang cranium
D. Gerakan protrusi mandibula terjadi pada cavitas articularis
superior.
9. Articulatio radiocarpea E. Protrusi mandibula dilakukan oleh kontraksi musculus
A. Sendi sinovial pterygoideus lateralis kedua sisi, dibantu oleh musculus
B. Kartilaginosa pterygoideus medialis kedua sisi.
5END/ 407

16. Otot-otot manakah yang berinsersi pada discus articularis D. processus articularis in{erior vertebrae thoracicae V
pada articulatio temporomandibularis? E. processus articularis superior vertebrae thoracicae VII
A. pterygoideusmedialis 21. Cartilago costaiis berikut ini yang tidak bersendi langsung
B. serabut anterior musculus temporalis dengan corpus sterni adalah:
C. masseter
A. kedua.
D. serabut posterior musculus temporalis
B. keempat.
E. pterygoideuslateraiis
C. kelima
D. kedelapan
Sendi-Sendi ColumnaVertebralis E. ketiga
Pertanyaan Pilihan Ganda
Sendi-Sendi Extremitas Superior
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
Pertanyaan Pilihan Ganda
17. Pernyataan berikut ini benar untuk discus interverrebraris,
kecuali: Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
A. Nucleus pulposus umumnya berherniasi kearah antero-
1ateral. 22. Saraf yang berhubungan dengan aspek inferior articulatio
B. Discus paling tebal di daerah lumbal. humeri dan mungkin cedera pada dislokasi articulatio humeri
C. Articulatio atlanto-axialis tidak mempunyai discus. adalah:
D. Discus berperan penting dalam perkembangan lengkung- A. radialis
lengkung columna vertebralis. B. ulnaris
E. Dalam proses penuaary cairan di dalam nucleus pulposus C. axillaris
digantikan oleh fibrocartilago. D. medianus
E. musculocutaneus
18. Pemyataan berikut ini benar untuk articulatio atlanto-axialis,
kecuali: 23. Pemyataan berikut ini benar untuk abduksi lengan atas pada
A. Ligamentum apicale menghubungkan apex dentis ke articulatio humeri, kecuali:
arcus anterior atlas. A. Abduksi lengan atas melibatkan rotasi pada scapula
B. Pars ttansversa ligamentum cruciatum dilekatkan pada demikian pula gerakan pada articul:!.r., humeri.
kedua sisi permukaan dalam massa lateralis atlantis dan B. Untuk setiap 3' abduksi lengan atas, terjadi 2' abduksi
melekatkan dens ke arcus anterior atlas. articulatio humeri serta terjadi 10 abduksi melalui rotasi
C. Ligamenta alares menghubungkan dens ke sisi medial scapula.
condylus occipitalis ossis occipitalis tengkorak. C. Pada sekitar 120' abduksi lengan atas, tuberculum majus
D. Articulatio atlanto-axialis merupakan sendi sinovial. humeri kontak dengan pinggir lateral acromion.
E. Rotasi luas dari atlas mengakibatkan kepaia dapat berputar D. Pada sekitar 120" abduksi lengan atas, abduksi selanjutnya
pada sendi. diselesaikan dengan rotasi scapula.
E. Musculus trapezius dan serrafus anterior berperan unfuk
19. Pemyataan berikut ini benar untuk sendi-sendi di antara
melakukan abduksi articulatio humeri.
kedua arcus vertebrae, kecuali:
A. sendi-sendi adalah sendi sinovial. 24. Otot-otot berikut ini berperan pada fleksi articulatio cubiti,
B. sendi-sendi di antara processus articularis superior dan kecuali:
inferior vertebra yang berdekatan. A. biceps brachii
C. Facies articularis tidak mempunyai tulang rawan hialin. B. brachioradialis
D. Sendi-sendi dikelilingi oleh ligamentum capsulare C. pronator teres
E. Di regio cervicalis, ligamentum supraspinale dan inter- D. anconeus
spinale menebal untuk membentuk ligamentum nuchae. E. brachialis

25. Ligamentum mediale articulatio cubiti berhubungan erat


Sendi-SendiThorax dengan struktu berikut ini:
A. arteria brachialis
Pertanyaan Pilihan Ganda B. nervus radialis
C. arteria ulnaris
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT. D. vena basilica
E. nervus ulnaris
20. Vertebra thoracica VI bersendi melalui sendi sinovial dengan
semua struktur di bawah ini, kecuali: 26. Pilihlahstrukturyang palingpentinguntukkekuatan articulatio
A. caput costae VI radiocarpea:
B. corpus vertebrae thoracicae V A. capsula
C. tuberculum costae VI B. tonus otot-otot flexor dan ekstensor pergelangan tangan
408 BAB t2

C. ligamentum anterius dan posterius Pertanyaan Melengkapi


D. membrana synovialis
E. ligamentum mediale dan laterale 31. Membuka articulatio genus untuk memungkinkan fleksi
disebabkan oieh fungsi:
27. Pernyataan berikut ini benar untuk gerakan articulationes A. musculus vastus medialis.
metacarpophalangeae, kecuali: B. musculus articularis genus.
A. Musculi lumbricales dan interossei, dibantu dengan C. musculus gastrocnemius
musculus flexor digitorum superficialis dan profundus D. musculus biceps femoris
melakukan gerakan fleksi. E. musculus popliteus
B. Gerakan menjauhi garis tengahjari ketiga dilakukan oleh
32. Ekstensi articulatio coxae yang berlebihan dicegah oleh:
musculi interossei palmares.
A. tendo musculus obfuratorius intemus
C. Ekstensi dilakukan oleh musculus extensor digitorum,
B. ligamentumischiofemorale
extensor indicis, dan extensor digiti minimi.
C. musculus tensor fasciae latae
D. Gerakan aduksi menuju garis tengah jari ketiga dilakukan
D. tractus iliotibialis
oleh musculi interossei palmares.
E. ligamentum teres
E. Pada sendi ini tidak mungkin dilakukan gerakan rotasi.

Mengisi Bagian yang Kosong


Sendi-Sendi Pelvis
lsilah bagian yang kosong dengan jawaban yang PALING TEPAT.
Pertanyaan Pilihan Ganda
33. _ mencegah dislokasi femur ke belakang pada
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT. articulatio genus.
A. ligamenfum cruciatum anterius
28. Pernyataan berikut ini benar mengenai sendi-sendi tulang B. ligamentum cruciatum posterius
pelvis, kecuali: C. ligamentum collaterale mediale
A. Sangat sedikit gerakan yang dapat dilakukan pada D. ligamenfum coliaterale laterale
articulatio sacroiliaca. E. tendo musculus popliteus
B. Hormon sex perempuan menyebabkan relaksasi ligamenta
pelvis selama kehamilan. 34 mencegah abduksi ::i;ia pada articulatio
C. Obliterasi rongga articulatio sacroiliaca sering terjadi pada genus.
kedua jenis kelamin setelah usia pertengahan. A. ligamentum cruciatum posterius
D. Articulatio sacroiliaca mendapatkan persarafan dari saraf- B. ligamentum cruciatum anterius
saraf plexus lumbalis C. ligamentum collaterale laterale
E. symphisis pubis mempunyai discus fibrocartilaginosa. D. meniscus laieraiis
E. ligamentum collaterale mediale.

Sendi-Sendi Extremitas I nferior 35 melekat pada capitulum fibulae.


A. meniscus lateralis
Pertanyaan Pilihan Ganda B. ligamentumcollateralelaterale
C. ligamentum cruciatum anterius
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
D. ligamentum cruciatum posterius
E. meniscus medialis
29. Sarai yang menyarafi paling kurang satu otot yang bekerja
pada articulatio coxae dan genus adalah: Pertanyaaan Pilihan Ganda
A. nervusilioinguinalis
B. nervus saphenus Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.

C. nenus femoralis
36. Calcaneus berpartisipasi dalam pembentukan arcus pedis
D. nervus peroneus communis
yang mana?
E. nervus peroneus superficialis
A. Hanya arcus longitudinalis medialis
30. Otot-otot berikut ini melakukan dorsofleksi pedis pada B. Hanya arcus transversus
articulatio talocruralis: C. Arcus longitudinalis medialis dan lateralis
A. peroneuslongus D. Arcus longifudinalis medialis dan arcus transversus
B. extensor digitorum brevis E. Arcus longitudinalis lateralis dan arcus transversus
C. tibialis posterior 37. Talus berpartisipasi dalam pembentukan arcus yang mana?
D. extensor hallucis brevis A. Hanya arcus transversus
E. tibialis anterior B. Hanya arcus longitudinalis lateralis
SEND' 409

C. Hanya arcus longitudinalis medialis B. Merypakan sendi engsel


D. Arcus longitudinalis medialis dan lateralis C. Dibentuk oleh aiticulatio antara talus dan ujung distal
E. Arcus transversus dan longitudinalis medialis tibia dan fibula
D. Paling stabil dalam posisi plantar fleksi penuh
38. Os cuboideum berpartisipasi dalam pembentukan arcus yang E. Merupakan sendi sinovial
mana?
A. Hanya arcus longitudinalis medialis 40. Kaki diinversikan oleh otot-otot berikut ini, kecuali:
B. Hanya arcus longitudinalis lateralis A. tibialis anterior
C. Hanya arcus transvetsus B. extensor hallucis longus
D. Arcus longitudinalis medialis dan arcus transversus C. extensor digitorum longus
E. Arcus longitudinalis lateralis dan atcus transversus D. peroneus tertius
E. tibiaiis posterior
39. Pernyataan berikut ini benar untuk articulatio talocruralis,
kecuali:
A. Diperkuat oleh ligamentum deltoideum (ligamentum
collaterale mediale)

1. C y*g benar. Fleksi articulatio coxae adalah menggerakkan 13. D yang benar. Articulatio carpometacarpea ibujari tangan
extremitas inferior ke anterior pada bidang paramedian. adalah contoh yang bagus untuk articulatio sellaris (Gambar
12-1).
B yang benar. Inversi kaki adalah sebuah gerakan sehingga
telapak kaki menghadap ke medial (lihat Gambar 1-3). 14. D yang tidak benar. Umumnya cavitas erticularis superior
dan inferior articulatio temporomandibularis tidak saling
B yang benar. Articulatio stemoclavicularis berkaitan dengan berhubungan. Namun, tidak jarang saat perjalanan kehidupan
gerakan meluncur. terjadi hubungan antar rongga tersebut akibat dari pengunaan
sehari-hari dan robek.
D y*g benar. Articulatio radioulnaris superior berkaitan
dengan gerakan rotasi. 15. A yang tidak benar. Depresi mandibula dilakukan oleh
kontraksi musculus digastricus, geniohyoideus, dan mylo-
A yang benar. Dorsofleksi (jari-jari menunjuk ke atas) dan
hyoideus. Musculus pterygoideus lateralis berperan penting
plantarfleksi (jari-jari menunjuk ke bawah) terjadi pada
dalam menarik mandibula ke depan (Gambar 12-6).
articulatio talocruralis.
16. E yang benar. Sebagian musculus pterygoideus lateralis
6. B yang benar. Sendi-sendi di antara corpus vertebrae adalah
berinsersi pada discus articularis pada articulatio temporo-
tipe kartilaginosa.
mandibularis dan bertanggung jawab dalam menarik discus
dan mandibula ke depan selama depresi mandibula.
n C yang benar. Articulatio tibiofibularis inferior adalah tipe
fibrosa.
17. A yang tidak benar. Nucleus pulposus paling sering berhemiasi
ke arah posterolateral.
C yang benar. Sutura di antara tulang-tulang cranium adalah
tipe fibrosa (Gambar 12-3).
18. Ayang tidakbenar. Pada articulatio atlanto-axialis, ligamentum
apicis dentis menghubungkan apex dentis ke margo anterior
9. A yang benar. Articulatio radiocarpea adalah tipe sinovial.
foramen magnum tengkorak (Gambar 12-9).

10. E yang benar. Articulatio cubiti adalah contoh yang bagus


19. C yang tidak benar. Pada sendi sinovial di antara dua arcus
untuk articulatio ginglymus.
vertebrae, facies articularis processus articuiaris superior dan
inferior diliputi oleh tulang rawan hialin.
\7. A yang benar. Articulationes metacarpophalangeae jari-jari
tangan adalah contoh yangbagus untuk articulatio condyloidea 20. B yang tidak benar. Vertebra thoracica VI bersendi melalui
(Gambar 12-1). sendi kartilaginosa dengan corpus vertebrae thoracica V.

B yang benar. Articulatio humeri adalah sendi peluru atauball 21. D yang benar. Cartilago costalis VIII bersendi dengan cartilago
and socket joint. costalis MI.
410 BAB 12

22. C yang benar. Nervus axillaris berjalan melalui spatium 31. A yang benar. Musculus popliteus membuka articulatio genus
quadrangulare tepat di bawah articulatio humeri untuk dengan memutar tibia terhadap femur (atau femur terhadap
menyarafi musculus deltoideus dan musculus teres minor. tibia), dengan demikian mengurai dan mengendurkan
Nervus axillaries juga mengurus kulit di atas musculus ligament-ligament pada lutut.
deltoideus bagian setengah kebawah (Gambar 12-17).
32. B yang benar. Ligamentum ischiofemorale bersama dengan
23. E yang tidak benar. Abduksi lengan atas pada articulatio ligamentum iliofemorale serta iigamentum pubofemorale
humeri melibatkan kontraksi musculus supraspinatus dan membatasi gerak ekstensi articulatio coxae.
musculus deltoideus. Musculus trapezius dan serrafus anterior
dilibatkan dalam rotasi scapula, yang juga terjadi selama 33. A yang benar. Ligamentum cruciatum anterius mencegah
abduksi lengan atas (Gambar 12-19). dislokasi femur ke belakang pada articulatio genus.

24. D yang tidak benar. Musculus anconeus merupakan otot 34. E yang benar. Ligamenfum collaterale mediale mencegah
ekstensor articulatio cubiti. abduksi tibia pada articulatio genus.

25. E yang benar. Nervus ulnaris berhubungan erat dengan 35. B yang benar. Ligamentum collaterale laterale melekat pada
ligamentum mediale articulatio cubiti (Gambar 12-20). caput fibulae (Gambar 12-30).

26" Eyangbenar. Ligamentummediale danlateralepada articulatio 36. C yang benar. Calcaneus berpartisipasi dalam pembentukan
radiocarpalis merupakan ligamentum yang kuat. arcus longitudinalis mediaiis dan lateralis pedis (Gambar 12-
42).
27. B yang tidak benar. Gerakan articulatio metacarpophalangea
jari telunjuk menjauhi garis tengah jari ketiga dilakukan oleh 37. C yarrg benar. Talus hanya berpartisipasi dalam pembentukan
musculi interossei dorsales. arcus longitudinalis medialis pedis (Gambar 12-42).

28. D yang tidak benar. Articulatio sacroiliaca menerima persarafan 38. E yangbenar. Os cuboideumberpartisipasi dalampembentukan
dari plexus sacralis. arcus iongitudinalis lateralis dan transversus pedis (Gambar
12-4L).
29. C yang benar. Nervus femoralis menyarafi.musculus recfus
femoris, yang berfungsi untuk fleksi tungkai atas pada 39. D yang tidak benar. Articulatio talocrur";i:; paling stabil dalam
articulatio coxae dan ekstensi tungkai bawah pada articuiatio posisi dorsofleksi penuh.
genus.
40. D yang tidak benar. Musculus peroneus tertius merupakan otot
30. E yang benar. Musculus tibialis anterior melakukan dorsofleksi eversi kaki pada articulatio subtalaris dan tarsalis transversus.
'
kaki pada articulatio talocruralis.
Otot Skelet

411
412 BAB 13

Anatomi Dasar Otot-Otot Dinding Anterior Abdomen 476


Struktur Da[am Otot 5ketet Otot-Otot Dinding Posterior Abdomen 431

Catatan Fisiotogik: Kerja dan Tonus Otot Sketet 412 Otot-Otot Pelvis 431

Persarafan Otot Sketet 415 Otot-Otot Perineum 431

Penamaan Otot-Otot Sketet 416 Otot-Otot Extremitas Superior 435


Otot-Otot Kepata 416 Otot-Otot Extremitas lnferior 454
Otot-Otot Leher 417 Pertanyaan 482
Otot-Otot Punggung 424 Jawaban dan Penjetasan 485
Otot-Otot Dinding Thorax 426

pada Bab ini, otot-otot tubuh yang paling penting beserta origo, bahwa Anda yang memiliki otot dan rangka serta sendi-sendinya
I insersi, persarafan, dan gerakannya diuraikan secara ringkas di sendiri, karena itu janganlah ragu-ragu untuk belajar dengan
dalam Tabel. Jika Anda memiliki rangka sendi yang dapat digerakkan; menggerakkannya sendiri. Hal ini terutama penting pada anggota
lakukanlah kontraksi sebuah otot tertentu, dan kemudian gerakan gerak. Anda akan menemukan bahwa menggerakkan otot-otot ini
tulang atau tulangtulang yang sesuai pada rangka, hal ini dapat sangat membantu apabila dilakukan di depan cermin.
membantu anda untuk membayangkannya lebih rnudah. lngatlah

ANATOMI DASAR mungkin terdiri dari satu seri otot,otot bipennatusJang tersusun
berderetan satu dengan yang lain (contohnya, serabut acromialis
musculus deltoideus) atau mungkin mempunyai tendo yang
terletak di pusatnya dan serabut-serabut ototberjalan ke arah tendo
tersebut dari berbagai sisi, dan selama perjalanannya kemudian
Struktur dalam Otot Skelet menyatu (contohnya, musculus tibialis anterior).
Dilihat dari volume oto! biasanya otot pennatus mempunyai
lebih banyak serabut dibandingkan dengan otot yang serabutnya
Serabut-serabut otot dipersatukan olehjaringan areolar yang halus, sejajar dan oleh karena itu lebih kua! dengan perkataan lain
dan menebai pada permukaan sehingga membentuk selubung jangkauan gerak dikorbankan demi kekuatan.
fibrosa, epimisium. Masing-masing serabut otot tersusun secara
sejajar atau miring terhadap sumbu otot (Gambar 13-1). Oleh
karena pada waktu berkontraksi otot memendek sepertiga
sampai setengah dari panjangnya pada waktu istirahat, maka otot
yang serabutnya sejajar dengan garis tarikan akan mempunyai
jangkauan gerak yang iebih luas dibandingkan dengan otot yang
Kerja dan Tonus Otot Skelet
serabutnya berjalan miring. Contoh otot yang serabutnya tersusun Satu unit motorik terdiri atas satu neuron motorik pada cornu
sejajar (Gambar 13-1) adalah musculus stemocleidomastoideus, anterius substansia grisea atau columna anterior medula spinalis
musculus rectus abdominig dan musculus sartorius. dan semua serabut otot yang dipersarafinya (Gambar 13-2). pada
Otot-otot yang serabutnya berjalan miring terhadap garis otot bokong yang besar seperti musculus gluteus maximus, yang
tarikan dinamakan otot pennatus (bentuknya mirip bulu) (Gambar tidak memerlukan pengaturan yang baik, satu neuron motorik
13-1). Otot unipennalus adalah otot yang tendonya terletak dapat menyarafi sebanyak 200 serabut otot. Sebaliknya, pada
sepanjang satu sisi otot dan serabutnya berjalan miring ke arah otot-otot kecil tangan atau otolotot ekstrinsik bola mata, yang
tendo tersebut (contohnya, musculus extensor digitorum longus). membutuhkan pengaturan yang baik, sebuah serabut saraf hanya
Otot bipennatus adalah otot yang tendonya terletak ditengah- menyarafi beberapa serabut otot.
tengah otot dan serabut ototnya berjalan ke arah tendo ini dari dua Waktu jstirahat, setiap otot skelet berada dalam keadaan sedikit
sisi (contohnya, musculus rectus femoris). Otot multipennatus kontraksi. Keadaan ini dinamakan tonus otot. Oleh karena serabut
OTOT SKELET 413

@"o",0*'

W
quadrilateral
ffistrap
ffiq KW
sfrapdengan
intersectiones
tendineae
fusiformis biventer bicaPitis

unipennatus
*w
triangularis bipennatus

kontraksi

relaksasi
multipennatus
multipennatus

Gambar 13-1 Berbagai bentuk struktur interna otot skelet. Otot yang sedang relaksasi dan kontraksi juga diperlihatkan.
perhatikan bagaimana serabut-serabut otot pada kontraksi memendek sepertiga sampai setengah dari panjang istirahatnya.
Perhatikan juga bagaimana otot bertambah besar.

otot berada dalam keadaan sepenuhnya kontraksi atau sepenuhnya yang ada di cornu anterius substansia grisea, yang selanjutnya
relaksasi, dengan tanpa masa tenggang, maka beberapa serabut mengirimkan impuls melalui akson-aksonnya ke serabut-serabut
otot di dalam sebuah otot selalu berada dalam keadaan kontraksi otot (Gambar 13-3). Bila !intasan aferen atau eferen lengkung
penuh. Untuk memungkinkan keadaan ini dan untuk menghindari refleks sederhana ini dipotong, otot dengan segera kehilangan
kelelahan maka kelompok unit motorik yang berbeda akan bekerja tonusnya dan menjadi lemas (f/accld). Pada palpasi, otot yang
dalam waktu yang berbeda. Hal ini dimungkinkan karena impuls flaccid terasa seperti massa adonan yang tidak mempunyai gaya
saraf dari neuron motorik di cornu anterius medula spinalis tidak pegas. Otot dengan cepat menjadi atrofi dan mengecil. Derajat
timbul dalam waktu bersamaan. aktivitas sel-sel motorik cornu anterius yang mempengaruhi tinggi
Pada dasarnya, tonus otot tergantung pada integritas lengkung tonus otot tergantung pada jumlah impuls saraf yang diterima oleh
refleks monosinaps sederhana yang terdiri dari dua neuron motorik sel-sel ini dari neuron-neuron lain di dalam sistem saraf.
di dalam susunan saraf (Gambar '13-3). Derajat regangan pada Pergerakan otot dilakukan dengan mengaktifkan sejumlah unit
otot dideteksi oleh ujung-ujung sensoris yang peka disebut muscle motorik dan pada waktu yang bersamaan mengurangi keaktifan
spindle atau tendon spindle (Gambar 13-3). lmpuls saraf berjalan unit motorik darl otot-otot yang bekerja berlawanan atau antagonis.
di dalam serabut aferen neuron yang masuk ke dalam medula Bila dibutuhkan kekuatan maksimum, seluruh unit motorik dari otot
spinalis. Di sini, serabut aferen bersinaps dengan neuron motorik itu akan berkerja.
414 BAB 13

Semua gerakan merupakan akibat dari kerja yang terkoor-


dinasi dari banyak otot. Namun, untuk mengerti bagaimana kerja
sebuah otot perlu dipelajari secara individual.
Sebuah otot dapat bekerja melalui empat cara berikut:

a Penggerak utama: Sebuah otot adalah penggerak utama


apabila otot tersebut merupakan otot utama atau anggota dari
sekelompok otot yang bertanggung jawab untuk pergerakan
tertentu. Contohnya, musculus quadriceps femoris adalah
penggerak utama pada pergerakan ekstensi sendi lutut (Gambar
13-4).
a Antagonis: Setiap otot yang kerjanya berlawanan dari
penggerak utama adalah antagonrs. Contohnya, musculus
biceps femoris bekerja berlawanan dengan musculus quadriceps
femoris pada pergerakan ekstensi sendi lutut (Gambar 13-4).
Sebelum penggerak utama dapat berkontaksi, otot antagonis
harus dalam keadaan relaksasi yang seimbang; yang dilakukan
oleh inhibisi refleks saraf.
a Fiksator: Sebuah fiksator berkontraksi secara isometrik
(contohnya, kontraksi meningkatkan tonus otot tetapi tidak
menimbulkan gerakan) untuk menstabilkan origo otot penggerak
utama sehingga dapat bekerja secara efisien. Contohnya,
otototot yang melekatkan gelang bahu pada batang badan
berkontraksi sebagai fiksator untuk memungkinkan musculus
berkas serabut otot dan
deltoideus bekerja pada articulatio humeri (Gambar 13-4).
akhir saraf pada otot volunter
a Sinergis: Pada banyak tempat dalam tubuh, otot penggerak
utama melewati beberapa sendi sebelum otot itu mencapai
Gambar 13-2 Komponen-komponen sebuah unit motorik.

ganglion radix posterius

muscle spindle

neuron motorik
cornu anterius substansia
grisea medula spinalis

serabut saraf aferen


motor end plate

serabut eferen flower spray ending


. al'fa

serabut otot akson neuron


serabut otot intrafusal
motorik

kapsula

anulospiral ending

Gambar 13-3 A. Refleks sederhana terdiri dari


motar end plate
sebuah serabut aferen neuron yang berasal
motar end plate
dari muscle spindle dan tendon spindle dan
sebuah serabut eferen neuron yang badan
muscle spindle selnya terletak di cornu anterius substansia
c grisea medula spinalis. B, Akson neuron motorik
serabut otot yang berakhir pada motor end p/ate. C, StruKur
B muscle spindle.
OTOT SKELET 415

sendi di mana pergerakan utama terjadi. Untuk mencegah Bahkan otolotot dapat berkontraksi secara berlawanan;
terjadinya pergerakan yang tidak diinginkan pada sendi-sendi contohnya, jika musculus biceps brachii, sebuah fleksor sendl siku,
yang dilewati tersebut, sekelompok otot yang disebut otot-otot berkontraksi dan mengontrol besarnya ekstensi siku jika musculus
sinergis berkontraksi dan menstabilkan sendi-sendi tersebut. triceps brachii berkoniraksi.
Contoh, otot-otot fleksor dan ekstensor pergelangan tangan
berkontraksi mengfiksasi sendi pergelangan tangan, sehingga
memungkinkan otolotot fleksor dan ekstensor panjang jari-jari
bekerja efisien (Gambar 13-4).
Persarafan Otot Skelet
lstilah-istilah ini digunakan untuk kerja otot tertentu selama
pergerakan tertentu; banyak otot yang dapat bekerja sebagai Trunkus saraf yang menuju ke sebuah otot merupakan saraf
penggerak utama, antagonis, fiksator, atau sinergis, tergantung campurary kira-kira 60% merupakan saraf motoris dan 40o/" saraf
pada pergerakan apa yang akan dilakukan. sensoris, dan juga mengandung beberapa serabut saraf otonom

M. quadriceps femoris

M. biceps
femoris

deltoideus

Gambar 13-4 Berbagai jenis kerja otot, A.


musculus quadriceps femoris mengekstensikan
sendi lutut sebagai otot penggerak utama
dan musculus biceps femoris sebagai otot
antagonis. B. musculus biceps femoris
M. rhomboideus
mengfleksikan sendi lutut sebaEai otot
penggerak utama dan musculus quadriceps

tendo M. extensor femoris sebagai otot antagonis. C. Otot-otot di


tendo M. extensor
carpi radialis sekitar gelang bahu yang mengfiksasi scapula
digitorum
sehingga pergerakan abduksi dapat dilakukan
pada articulatio humeri. D. Otot-otot fleksor
dan ekstensor pergelangan tanEan yang
bekerja sinergis dan menstabilkan pergelangan
tangan sehingga tendon-tendon fleksor dan
lendo fu4. tiexor ekstensor panjang dapat mengfleksi dan
digitorum profi:ndus
carpi radlaiis ekstensikan jari-jari.
416 BAB 13

simpatik. Saraf masuk ke otot kurang lebih pada pertengahan


kedalaman oto! sering di dekat pinggir. Tempat masuk ini dikenal
Penamaan Otot-Otot Skelet
sebagai titik motoris. Susunan ini memungkinkan otot bergerak
dengan pengaruh minimum dari trunkus saraf. Masing-masing otot diberi nama sesuai dengan bentuk, ukuran,
Ada dua jenis serabut motoris: serabut alfa yang besar, berasal jumlah caput atau venter, posisi, kedalaman, tempat perlekatary
dari sel-sel besar di comu anterius substansia grisea dan serabut atau fungsinya. Beberapa contoh dari nama otot dapat dilihat pada
gama yang lebih kecii berasal dari sel-sel yang lebih kecil pada Tabel 13-1.
medula spinalis. Masing-masing serabut bermielin dan berakhir
dengan membelah menjadi banyak cabang, masing-masing cabang
berakhir pada motor end plate (Gambar 13-3). Setiap serabut otot Otot-Otot Kepala
mempunyai paling sedikit satu motor end plate; serabut yang lebih
p anj an g memp lany ai m o t or en d pl at e lebih b any ak.
Otot-otot kulit kepala, telinga luar, dan wajahberasal dari lengkung
Serabut sensoris bermielin dan berasal dari ujung sensoris
pharynx kedua. Karena ifu, semua otot-otot ini dipersarafi oleh
khusus yang terletak dalam otot atau tendo, disebtt muscle
nervrrs facialis (nervus cranialis ketujuh).
spindle atau tendon spindle. Ujung-ujung ini dirangsang oleh
regangan otot, yang mungkin terjadi selama kontraksi aktif
atau akibat regangan pasif. Fungsi serabut sensoris ini adalah I Otot-Otot Kulit Kepala
sebagai pengantar informasi ke sistem saraf pusat mengenai
Kulit kepala terdiri atas lima lapis (Gambar 13-5), tiga lapisan yang
derajat tonus otot. Hal ini penting unfuk mempertahankan tonus
pertama saling melekat dan bergerak sebagai sebuah kesafuan
otot,sikap tubuh, dan untuk melakukan pergerakan volunter yang
pada tengkorak. Lapisan-lapisan itu adalah:
terkoordinasi.
Serabut simpatik merupakan serabut tidak bermielin dan a Kulit
menuju ke otot polos di dalam dinding pembuluh darah yang <) Fascia superficialis sebagaijaringan ikat
mendarahi otot. Fungsinya adalah mengafur aliran darah ke otot. <) Aponeurosis musculus occipitofrontalis
OTOT SKELET 417

l} Jaringan ikat jarang, yang memungkinkan tiga lapisan pertama lengkung pharyrx pertama, oleh karena itu dipersarafi oleh divisi
bergerak pada lapisan yang kelima mandibularis nervus trigeminus (nervus cranialis kelima). Lihat
a Periosteum tulang-tulang tengkorak. Tabel 13-2.

Origo, insersi, persarafan, dan fungsi otot-otot kulit kepala


diringkas dalam Tabel 13-2. Otot-Otot Leher
I Otot-OtotTelinga Luar Tabel 13-3 menguraikan otot-otot superficial sisi leher (Gambar
Otot-otot ini adalah musculus auricularis anterior, superior, dan 13-6 dan 13-8), otot-otot suprahyoid dan infrahyoid, serta otot-otot
posterior, yang merupakan sisa perkembangan pada manusia vertebra anterior dan 1atera1.
(Gambar 13-6). Hanya sedikit gerakan yang dapat dilakukan
auricula pada sebagian orang.
I Patokan Otot-Otot Leher
I Otot-Otot Ekspresi Wajah Musculus Sternocleidomastoideus
Terletak di dalam fascia superficialis, otot-otot ekspresi wajah
berasal dari tulang tengkorak dan berinsersi pada kulit (Gambar Jika musculus stemocleidomastoideus (Gambar 13-8 dan 13-9)
berkontraksi, otot ini tampak sebagai sebuah pita miring menyilang
13-6). Otot-otot ini berfungsi sebagai sphincter dan dilator untuk
sisi leher dari articulatio stemoclavicularis sampai ke processus
orbita, hidung, dan mulut. Otot-otot ini juga memberikan ekspresi
mastoideus tengkorak. Otot ini membagi dua leher menjadi
wajah.
trigonum col1i anterius dan posterius. Pinggir anterius menutupi
Origo, insersi, persarafan, dan fungsi otot-otot ekspresi wajah
arteri carotis, vena jugularis intema" dan nodus lymphaticus
diringkas dalam Tabel 13-2. (Cobalah menggunakan berbagai
cervicalis profunda, serta menutupi juga glandula thyroidea. Otot
otot sambil berkaca) Tidak perlu mengetahui secara dnci temPat
ini diliputi di superficial oleh kulit fascia, musculus platysma,
perlekatan otot-otot ini.
dan vena jugularis extema. Permukaan dalam pinggir posterius

( Otot-Otot Pengunyah
berhubungan dengan plexus saraf cervicaiis, nervus phrenicus,
dan bagian atas plexus brachialis. Origo, insersi, persarafary dan
Otot-otot pengunyah terdiri atas emPat otot kuat yang melekat fulgsi musculus sternocleidomatoideus Cii i;r..gkas dalam Tabel
pada mandibula (Gambar 13-7). Otot-otot ini berkembang dari 13-3.

sutura sagitialis

vena superficialis
' kulit kulit kepala

V. emissaria
jaringan ikat
V. diploica
aponeurosrs
sinus sagittalis superior
jaringan ikat longgar granulationes arachnoideae

pencranrum lamina endostealis


(periosteum) duramater
lamina meningealis
lamina
duramater
ossis parietalis
arachnoideamater
diploe
A. cerebri di dalam
lamina interna spaiium subarachnoideum
ossis parietalis
piamater

V. cerebri di spatium cortex cerebri


subarachnoideum

td, falx cerebri


sinus sagittalis inferior

Gambar 13-5 Penampang koronal bagian atas kepala memperlihatkan lapisan kulit kepala, sutura sagittalis cranii, falx cerebri,
sinus venosus sagittalis superior dan inferior, granulationes arachnoidales/ venae emissariae, dan hubungan pembuluh darah
otak dengan spatium subarachnoidea.
418 BAB 13

Nama Otot
OTOT SKELET 419

epicranial aponeurosis

M.auricularis superior venter frontalis M. occipitofrontalis

,1, a ,ra
M. auricularrs anterior
'/ I

M. orbicularis oculi

M. procerus

i M. compressor

N
M. occipitofrontalis

M. auricularis
M. dilatator
naris
M. risorius

M. buccinator
M. orbici
oris
1r:irii:,

M. levator labii
superioris alaeque nasi

M. levator labii superioris M. mentalis

M. zygomaticus minor

M. zygomaticus major M. depressor labii inferioris


M- platysma
M. depressor anguli oris

Gambar 13-6 Otot-otot ekspresi wajah.

Musculus Scalenus Anterior o Ke posterior: Berhubungan dengan pleura, pangkal plexus


brachialis, serta bagian kedua arteria subclavia. Musculus
Musculus scalenus anterior merupakan otot patokan untuk scalenus medius terletak di belakang musculus scalenus
mengerti daerah pangkal leher (Gambar 13-10). Otot ini terletak anterior.
profunda dan berjalan turun hampir vertikal dari columna I Ke medial: Berhubungan dengan arteria dan vena vertebralis
vertebralis ke costa I. serta truncus sympathicus. Pada sisi kiri, pinggir medial
berhubungan dengan ductus thoracicus.
Batas-Batas Penting
I Ke lateral: Berhubungan dengan pangkal cabang-cabang
I Ke anterior: Berhubungan dengan arteri carotis, nervus vagus,
plexus cervicalis, pangkal plexus brachialis, dan bagian ketiga
vena jugularis interna, dan nodus lymphaticus cervicalis arteria subclavia.
profunda. Arteria transversa colli dan suprascapularis serta
lamina prevertebralis fascia colii profunda mengikat nervus Origo, insersi, persarafary dan fungsi muscuius scalenus
phrenicus ke musculus. anterior diringkas daiam Tabel 13-3.
420 BAB 13

fossa tuberculum articulare


cartilago articulare mandibulare

discus
articularis

membrana
synovialis

M. pterygoideus lateralis

A collum mandibulae
mandibulae

\-

M. pterygoideus medialis

M. digastricus
(venter posterior)

M. masseter

M. digastricus
'l/
M. thyrohyoideus

M. sternohyoideus
M. omohyoideus
(venter superior)

Gambar l3-7 Afticulatio temporomandibularis dengan mulut tertutup (A) dan dengan mulut terbuka (B). Perhatikan posisi
caput mandibulae dan discus articularis terhadap tuberculum articulare pada setiap posisi. C. Tempat melekatnya otot-otot
pengunyah pada mandibula; tanda panah menunjukkan arah gerakannya.
OTOT SKELET 421

I Fascia Cervicalis untuk membentuk lapisan fibrosa yang lebih jelas disebut lamina
superficialis, Iamina pretrachealis, dan lamina prevertebralis.
Fascia Cervicalis Superfi cialis Fascia ini juga memadat untuk membentuk sarung carotis
(Gambar 13-11).
Facia colli superficialis merupakan sebuah lapisan tipis jaringan
ikatyang membungkus musculus platysma (Gambar 13-11). Di
dalamnya terdapat pula nervi cutanei, vena-vena superficialis, dan Lamina Superficialis
nodi lymphoidei superficiales.
Lamina superficialis merupakan sebuah lapisan tebal yang
Fascia Cervicalis Profunda mengelilingi leher. Lamina ini membelah untuk membungkus
Fascia cervicalis profunda menyokong otot, pembuluh, dan viscera musculus trapezius dan musculus sternocleidomastoideus
leher (Gambar 13-11). Pada area tertentu, fascia ini memadat (Gambar 13-11).
422 BAB 13

Gambar 13-8 Diseksi aspek anterior leher, memperlihatkan musculus platysma dan ujung-ujung bawah musculus
sternocleidcmastoideus kedua sisi. Kulit dilipat ke bawah.

M. sternocleidomastoideus
venter posterior M. digastricus

A. temporalis superficialis

maxillaris
A. carotis externa
v. Jugulans rn auricularis posterior
A. occipitalis

N. hypoglossus
ramus descendens A. facialis
N lingualis
A. carotis interna
N. laryngeus superior stylohyoideus
nodi lymphoidei cervicales profundi venter anterior M. digastricus
N. cervicalis descendens
M, mylohyoideus
M. thyrohyoideus
saraf ke M. thyrohyoideus
ansa cervicalis M. sternohyoideus
N. laryngeus internus
A. thyroidea superior
pars spinalis
laryngeus externus
N. accessorius
V. thyroidea cartilago thyroidea
ago cricoidea
venter superior M. omohyoideus
isthmus glandulae thyroideae

V. jugularis anterior

V. jugularis externa

M. sternothyroid Gambar 13-9 Trigonum colli anterior.


OTOT SKELET 423

pars basilaris ossis occipitalis

M. longissimus capitis

processus mastoideus
M. levator scapulae
processus transversus atlantis

A. vertebralis
N. auricularis magnus
N. transversus cutaneus colli M. scalenus medius
M. longissimus cervicis
N. supr
N. phrenicus
ganglion cervicale
medius oesophagus

truncus superior A. thyroidea inferior


plexus brachialis truncus superior plexus brachialis
ductus thoracicus
ganglion cervicale inferius

ansa A. cervicalis superficialis


truncus truncus thyrocervicalis
A. suprascapularis
cupula pleurae
M. scalenus anterior
bagian ketiga A. subclavia
N. laryngeus
recurrens dextra V. jugularis externa
N. phrenicus V. subclavia

A. thoracica interna

V. jugularis interna

N. laryngeus recurrens sinistra


V. brachiocephalica dextra
N. vagus
M. sternohyoideus

Gambar 13-10 Regio prevertebralis dan pangkal leher.

Lamina Pretrachealis Sarung Carotis

Lamina pretracheaiis merupakan sebuah lapisan tipis yang Sarung carotis merupakan penebalan setempat lamina pre-
dilekatkan di atas pada cartilagines laryngis (Gambar 13-11). vertebralis, pretrachealis, dan lamina superficialis fascia colli
Lamina ini mengelilingi glandula thyroidea dan glandula profunda yang mengelilingi arteria carotis communis dan arteria
parathyroidea, membentuk sebuah bungkus untuk kelenjar- carotis interna, vena jugularis intern4 nervus vagus, dan nodi
kelenjar ini, serta membungkus otot-otot infrahyoid' lymphoidei cervicales profundi (Gambar 13-1 1 ).

Lamina Prevertebralis I Ligamenta Cervicales


Lamina prevertebralis merupakan sebuah lapisan tebal yang
berjalan sebagai sebuah septum menyilang leher di beiakang Ligamentum stylohyoideum: Menghubungkan processus
pharynx dan oesophagus, dan di depan otot-otot prevertebralis styioideus dengan cornu minus ossis hyoidei.
dan columna vertebralis (Gambar 13-11). Lamina ini membentuk Ligamentum stylomandibulare: Menghubungkan processus
dasar fascia trigonum cervicale posterius, dan meluas ke lateral styloideus dengan angulus mandibulae.
melewati costa I sampai ke axilla untuk membentuk sarung Ligamentum sphenomandibulare: Menghubungkan spina
axillaris yang penting. ossis sphenoidalis dengan lingula mandibulae.
424 BA,B 13

lamina pretrachealis
N. laryngeus recurrens
sternocleidomastoideus
M. sternohyoideus
glandula thyroidea M. sternothyroideus

vagina carotica M. platysma

V. jugularis
M. omohyoideus

M. longus
nodus lymphoideus
cervicis
cervicalis profundus
A. carotis
communis
N. vagus M. scalenus
anterior
truncus
sympathicus M. scalenus
medius

superficia

M. trapezi:rs

A- vertebralis levator scapulae

N. spinalis M. splenius capitis


ligamentum nuchae
M. semispinalis capitis

Gambar 13-11 Potongan melintang leher setinggi veftebra cervicalis VI.

I Ligamentum pterygomandibulare: Menghubungkan pro- Trigonum Cervicale Posterius


cessus hamulus pterygoideus lamina pterygoideus medius
dengan ujung posterior linea mylohyoidea mandibulae. Trigonum cervicale posterius dibatasi oleh musculus trapezius
Ligamentum ini memberikan perlekatan unhrk musculus di posterior, ,di anterior oleh musculus sternocleidomastoideus,
constrictor pharyngeus superior dan buccinator. dan di inferior oleh clavicula (Gambar 13-12). Trigonum cervicale
posterius selanjutnya dibagi dua oleh venter inferior musculus
Otot-otot superficialis sisi leher dapat dilihat dalam Tabel omohyoideus menjadl trigonum occipitale yang besar dan
I J-J. trigonum supraclaviculare yang kecil (Gambar 13-i2).
Otot-otot suprahyoid dan infrahyoid serta otot-otot vertebra

I Trigonum Musculare Leher


anterior dan lateral diperlihatkan dalam Tabel 13-3.

Musculus sternocleidomastoideus membagi leher dalam trigonum


colii anterius dan trigomrm colli posterius (Cambar 13-12).
Otot-Otot Punggung

Trigonum Cervicale Anterius Otot-otot punggung dapat dibagi dalam tiga kelompok:

Trigonum cervicale anterius dibatasi di atas oleh corpus mandi- t Otot-otot superficial yang berhubungan dengan cingulum
bulae, di posterior oleh musculus sternocleidomastoideus, dan di membri superioris.
anterior oleh linea mediana (Gambar 13-12). Seianjutnya trigonum a Otot-otot intermedia yang ikut menggerakan cavea thoracis.
ini dibagi dalam trigonum carolicum, trigonum digastricum, a Otot-otot profunda atau postvertebralis yang terdapat pada
trigonum submentale, dan trigonum musculare (Gambar 13-12). columna vertebralis.
OTOT SKELET 425

M. semispinalis capitis
margo inferior corpus mandibulae

venter posterior
M. digastricus

trigonum digastricum
M. splenius capitis

venter anterior
M. digastricus
M. sternocleidomastoideus

M. levator scapulae trigonum submentale


M. mylohyoideus
trigonum cervicale posterius
(trigonum occipitale) os hyoideum

M. trapezius trigonum caroticum

trigonum musculare

M. scalenus medius
venter superior M. omohyoideus

. sternohyoideus

venter inferior . sternothyroideus


lM, omohyoideus

caput sterni
M. sternocleidomasioi(.eus

M. scalenus anterior
la
trigonum cervicale posterius
(trigonum supraclaviculare)

Gambar 13-12 Trigonum musculare leher.

{ Otot-Otot Posvertebra t
a
Otot-otot Intermedia yang Berjalan Miring.
Musculustransversospinalis:musculussemispinalis,musculi
Otot-otot posvertebra berkembang dengan baik pada manusia multifidi, dan musculi rotatores.
dan membentuk tiang jaringan otot yang lebar dan tebal, yang I Otot-otot Profunda: musculi interspinales dan musculi inter-
menempati rongga di kanan kiri processus spinosus columna transversarii.
vertebralis (Gambar 13-13). Processus spinosus dan processus
transversus vertebrae berfungsi sebagai pengungkit yang Mahasiswa tidak perlu mempelajari perlekatan rinci otot-
mempermudah kerja otot. Otot-otot terpanjang terletak superfisial otot ini. Gambar 13-13 memperlihatkan susunan otot-otot dalam
dan berjalan dari sacrum ke angulus costae, processus transversus, punggung.
dan processus spinosus vertebrae bagian atas. Otot-otot dengan
panjang sedang (intermedia) berjalan miring dari processus
transversus ke processus spinosus. Serabut otot yang terpendek Trigonum Musculare Punggung
dan terdalam berjalan diantara processus spinosus dan di antara
processus transversus vertebrae yang berdekatan. Irigonum Auscultatorius
Otot-otot punggung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Trigonum auscultatorius terletak di punggung dimana suara
a Otot-otot Superficial yang Berjalan Vertikal pernafasan dapat didengar dengan mudah dengan menggunakan
rl Musculus erector spinae: musculus iliocostalis, musculus stetoskop. Batas-batasnya adalah musculus latissimus dorsi,
longissimus, dan musculus spinalis. musculus trapezius, dan pinggir medial scapula.
426 BAB 13

M. semispinalis capitis

. longissimus capitis

. longissimus cervicis

M. iliocostalis cervicis

M. spinalis thoracis

iliocostalis thoracis

semispinalis

M. multifidus

M. longissimus thoracis

M. iliocostalis lumborum

Gambar 13-13 A. Susunan otot-otot profunda punggung. B. Pandangan lateral rangka, memperlihatkan garis gaya berat.
Karena sebagian besar berat badan terletak anterior terhadap columna veftebralis, otot-otot punggung profunda penting untuk
mempertahankan lengkung postural columna veftebralis yang normal pada posisi berdiri.

Trigonum Lumbalis Otot-Otot Dinding Anterior Abdomen


Trigonum lumbalis adalah lokasi di mana pus dapat muncul dari
dinding abdominal. Batas-batasnya adaiah musculus latissimus
Otot-otot dinding anterior abdomen terutama terdiri atas tiga lapis
dorsi, pinggir posterior musculus obliquus abdominis externus
otot yang lebar, tipis, dan di depan berubah menjadi aponeurosis.
dan crista iliaca.
LapisanJapisan ini dari luar ke dalam yaitu musculus obliquus
externus abdominis, musculus obliquus intemus abdominis,
Otot-Otot Dinding Thorax dan musculus transversus abdominis (Gambar 13-14). Sebagai
tambahan, pada masing-masing sisi garis tengah bagian anterior,
terdapat sebuah otot vertikal yang lebar yaitu musculus rectus
Otot-otot dinding thorax termasuk diaphragma, diringkas abdominis (Gambar 13-15). Oleh karena ketiga lapisan aponeurosis
dalam Tabel 13-4. Musculi intercostales dan otot diaphragma berjalan ke depan, aponeurosis ini membungkus musculus rectus
,didiskusikan secara lengkap dalam Bab 3. abdominis dan megnbentuk vagina musculi recti abdominis.
OTOT SKELET 427

Nama otot

Pada bagian bawah vagina musculi recti abdominis mungkin arteria dan vena epigastrica superior dan inferior, serta pembuluh
terdapat sebuah otot kecil dinamakan musculus pyramidalis. limfe. Vagina musculi recti abdominis dibentuk oleh aponeurc,sis
Musculus cremaster yang berasal dari serabut-serabut ketiga otot laterai abdomen. Aponeurosis musculus obliquus
bagian bawah musculus obliquus internus abdominis; berialan ke internus abdominis membelah di pinggir lateral musculus rectus
inferior sambil membungkus funiculus spermaticus dan masuk ke abdominis untuk membentuk dua iamina; satu lamina berjalan ke
scrotum. anterior dan yang lain berjalan posterior terhadap musculus reclus
Otot-otot dinding anterior abdomen diringkas dalam Tabel abdominis. Aponeurosis musculus obliquus externus abdominis
13-5. bergabung dengan lamina anterior, dan aponeurosis transversus
abdominis bergabung dengan lamina posterior. Setinggi spina

I Vagina Musculi RectiAbdominis


iliaca anterior superior, ketiga aponeurosis berjalan anterior
terhadap musculus rectus abdominis, akibatnya dinding posterior
Vagina musculi recti abdominis (Gambar 13-15 dan i3-16) di bawah level ini menjadi tipis. Di bawa[ pinggir yang berbentuk
merupakan sarung fibrosa panjang vang membungkus musculus bulan sabit pada dindlng posterior vagina musculi recti abdominis
rectus abdominis dan musculus pyramidalis fiika ada) dan disebut linea arcuata, Ketiga aponeurosis, seluruhnya bergabung
mengandung rami anteriores 6 nervi thoracales bagian barvah, satu dengan yang lain dan bersama dengan aponeurosis sisi
428

M. obliquus externus abdominis M. obliquus internus abdominis

anulus inguinalis
uperficialis
tuberculum
pubicum

ligamentum inguinale

Gambar 13-14 Musculus obliquus externus abdominis, musculus obliquus internus abdominis, dan musculus transversus
abdominis pada dinding anterior abdomen.
OTOT SKELET 429

processus xiphoideus

linea alba

intersectiones tendineae

linea semilunaris linea arcuata

M. rectus abdominis

spina iliaca
ligamentum inguinale anterior superior

M. pyramidalis
tuberculum pubicum
funiculus spermaticus

anulus inguinalis superficialis

Gambar 13-15 Musculus rectus abdominis dan vagina musculi recti abdominis dilihat dari anterior. K/fl: Dinding anteri+r vagina
musculi recti abdominis dibuang sebagian, memperlihatkan musculus rectus abdominis dengan intersectiones tendineae. K.inan:
Dinding posterior vagina musculi recti abdominis diperlihatkan. Pinggir linea arcuata diperlihatkan setinggi spina iliaca anterior
superior.

lainnya di garis tengah di antara musculus rectus abdominis kanan paling bawah bergabung dengan serabut-serabut yang sama dari
dan kiri membentuk sebuah pita fibrosa disebut linea alba, yang musculus transversus abdominis untuk membentuk conjoint
terbentang dari processus xiphoideus sampai symphysis pubica. tendon (tendo conjunctivus), yang memperkuat setengah medial
Dinding posterior vagina musculi recti abdominis tidak dinding posterior canalis inguinalis.
melekat pada musculus rectus abdominis. Intersectiones
tendineae transversae, yang membagi musculus rectus abdominis
atas segmen-segmen, umumnya terdapat tiga buah: satu setinggi
I Ligamentum lnguinale
processus xiphoideus, satu setinggi umbilicus, dan satu lagi di Ligamentum inguinale (Gambar 13-17) menghubungkan spina
antara keduanya. Dinding anterior vagina musculi recti abdominis iliaca anterior superior dengan tuberculum pubicum. Ligamentum
melekat kuat pada intersectiones tendineae. ini dibentuk oleh pinggir bawah aponeurosis musculus obliquus
extemus abdominis, yang melipat ke belakang (Gambar 13-14).
( Linea Semilunaris Dari ujung medial ligamentum inguinale, ligamentum lacunare
(Gambar 13-17) terbentang ke belakang dan atas menuju linea
Linea semilunaris merupakan pinggir lateral musculus rectus pectinea ramus superior ossis pubis, di mana ligamentum ini
abdominis. Linea ini menyilang arcus costalis pada ujung cartilago
berlanjut sebagai ligamentum pectinea (sebuah penebalan
costalis IX.
periosteum, Gambar 13-17). Pinggir bawah ligamentum inguinale
dilekatkan pada fascia profunda tungkai atas (fascia lata).
I ConjointTendon (Tendo Conjunctivus)
Musculus obliquus intemus abdominis (Gambar 13-17) mem-
punyai sebuah pinggir bawah yang bebas, yang melengkung
I Fascia Transversalis
di atas funiculus spermatirus (atau ligamentum teres uteri) dan Fascia transversuiis*e.upukan sebuah lapisan tipis fascia yang
kemudian turun di belakang; serta melekat pada crista pubicum membatasi musculus transversus abdominis dan melanjutkan
dan linea pectinea. Dekat insersin)'a, serabut-serabut tendo yang diri sebagai lapisan yanp; melapisi diaphragma dan musculus
430 BAB 13

fascia superficialis
M. rectus kulit - M. pectoralis major
abdominis _

A ,t rJtt. tt ,f.. ,.t a. ,. a


aponeurosis M. obliquus
externus abdominis

,\er1.-\>j
M. obliquus externus abdominis
M. obliquus internus abdominis
M. transversus abdominis

lemak extraperitoneal fascia


peritoneum transversalis

M. obliquus externus abdominis


M. obliquus internus abdominis
c ' M. transversus abdominis

fascia transversalis

Gambar 13-16 Potongan transversal vagina musculi recti abdominis dilihat pada tiga level. A. Di atas arcus costalis. B. Di
antara arcus costalis dan spina iliaca anterior superior C. Di bawah spina iliaca anterior superior dan di atas pubis.
OTOT SKELET 431

spina iliaca anterior superior

M. transversus abdominis

M. obliquus internus
abdominis

Irnea iliopectinea
linea alba

linea pectinea

M. cremaster ligamentum
pectineum
funiculus
spermaticus

ligamentum inguinale

ligamentum lacunare

tuberculum pubicum
crista pubica
aponeurosis M. obliquus externus abdominis

Gambar 13-17 pelvis dilihat dari anteriot memperlihatkan perlekatan conjoint tendon pada crista pubica dan bagian
peftemuan dengan linea Pectinea.

iliacus. Vagina femoralis untuk vasa femoralis dibentuk dari fascia pembungkusnya, membentuk diaphragma pelvis(Gambar 13-20).
transversalis dan fascia iliaca. Di anterior diaphragma pelvis tidak lengkap, untuk memungkinkan
urethra dan vagina pada wanita melaluinya.
Tempat perlekatarg persarafan, serta fungsi otot-otot dia-
Otot-Otot phragma pelvis diuraikan dalam Tabel 13-7.

Dinding Posterior Abdomen


I Fascia Pelvis
Otot-otot dinding posterior abdomen termasuk musculus psoas Fascia pelvis parietalis melapisi dinding-dinding pelvis dan diberi
major, quadratus lumborum, dan musculus iliacus (Gambar 17- nama sesuai dengan otot yang dilapisinya. Di atas pintu masuk
25). pelvis. Fascia ini dilaniutkan oleh fascia yang melapisi dinding
Otot-otot dinding posterior abdomen diringkas dalam Tabel abdomen.
73-6. Fascia pelvis visceralis meliputi seluruh viscera pelvis. Di
sekeliling cervix pada wanita, fascia ini disebut parametrium.

Otot-Otot Pelvis
Otot-Otot Perineum
Musculus piriformis melapisi dinding posterior pelvis dan terletak
anterior terhadap sacrum (Gambar 13-18). Otot ini meninggalkan Perineum, jika dilihat dari bawah, berbentuk wajik, dan di anterior
petrvis melalui foramen ischiadicum majus, masuk ke regio glutea dibatasi oleh symphisis pubis, di posterior oleh ujung os coccygis,
dan menggerakkan femur pada articulatio coxae. Musculus di lateral oleh tuberculum ischiadicum.
obturator intemus melapisi dinding lateral pelvis (Gambar 13- Perineum dapat dibagi menjadi dua trigonum oleh sebuah
19) dan terletak medial terhadap membrana obturatoria. Otot ini garis imajiner yang menghubungkan kedua tuber ischiadicum.
meninggalkan pelvis melalui foramen ischiadicum minus, masuk Trigonum posterius yang berisi anus, disebut trigonum anale.
ke regio glutea dan menggerakkan femur pada articulatio coxae. Trigonum anterius yang berisi orificium urogenitale disebut
Musculus levator ani dan musculus coccygeus kedua sisi, bersama trigonum urogenitale.
432 BAB 13

canalis sacralis

M. piriformis

N. pudendus

acetabulum

foramen
ischiadicum majus

ligamentum
sacrotuberosum

ligamentum sacrospinosum

Gambar 13-18 Dinding posterior pelvis.

I Corpus Anococcygeum urogenitale (Gambar 13-21). Corpus perineale merupakan struktur


yang lebih besar pada wanita dibandingkan laki-1aki dan berfungsi
Corpus anococcygeum merupakan sebuah massa jaringan fibrosa menyokong dinding posterior vagina. Pada kedua jenis kelamiry
yang terletak di antara canalis analis dan os cocrygis (Gambar 13- corpus ini menjadi tempat lekat otot-otot pedneum.
21\.

I Diaphragma Urogenitale
I Corpus Perineale
Diaphragma urogenitale adalah sebuah diaphragma musculo-
Corpus perineale merupakan sebuah massa kecil jaringan fibrosa fascialis yang mengisi celah arcus pubis (Gambar 13-22).
yang melekat pada pertengahan margo posterior diaphragma Diaphrag;ma ini dibentuk oleh musculus sphincter urethrae
OTOT SKELET 433

garis penebalan fascia yang


meliputi M. obturator internus

canalis obturatorius

M. obturator internus

Ganibar 13-19 Dinding inferior atau dasar pelvis,

symphisis pubis

M. levator prostatae
atau sphincter vaginae

M. puborectalis

M. pubococcygeus

corpus perineale

perbatasan rectum
dan canalis analis

M. iliococcygeus

corpus anococcygeum
M. coccygeus
ujung os coccygrs

Gambar 13-20 Musculus levator ani dan musculus coccygeus dilihat dari permukaan inferior. perhatikan bahwa musculus
levator ani dibentuk oleh beberapa kelompok otot yang berbeda. Musculus l€vator ani dan musculus coccygeus dengan fascia
yang membungkusnya membentuk dasar muskuiar pelvis yang dinamakan diaphragma pelvicum.
434 BAB 13

glans clitoridis

orificum urethrae

glandula
vestibularis major

M. transversus perinei
superficialis

M" sphincter ani externus

M. levator ani
corpus anococcygeum

Gambar 13-21 Radix dan corpus clitoridis besefta otot-otot perinealis


OTOT SKELET 435

M. levator.ani
fascia M. obturator internus

WiM
M. obturator
internus

membrana
lamina superior obturatoria
fascia diaphragma
urogenitale
N- dorsalls
clitoridis
A. profunda clitoridis
A. pudenda interna

A. bulbi clitoridis
lamina inferior fascia
diaphragma urogenitale M. ischiocavernosus

Nervi labiales bulbus vestibuli

M. bulbospongiosus

fascia profunda paha


glandula vestibularis major

kulit sisi medial paha


labium majus

labium minus

lapisan membranosa fascia superficialis

Gambar 13-22 Potongan koronal pelvis wanita memperlihatkan vagina, diaphragma urogenitale, dan isi spatium superficiale
perinei.

dan musculus transversus perinei profundus yang terletak di Axi1la mengandung pembuluh darah dan saraf utama untuk
antara lamina superior dan lamina inferior fascia diaphragma extremitas superior (Gambar 13-23) dan banyak nodi lymphoidei.
urogenitale. Lamina inferior fascia diaphragma urogenitale sering Otot-otot yang menghubungkan extremitas superior
disebut sebagai membrana perinei. dengan dinding thorax diperlihatkan dalam Tabel 13-9, otot-
Tempat lekat, persarafan, dan fungsi otot-otot perineum otot yang menghubungkan extremitas superior dengan columna
diringkas dalam Tabel 13-8. vertebralis diperlihatkan dalam Tabel 13-10, serta otot,otot yang
menghubungkan scapula dengan humerus diperlihatkan dalam
Tabel 13-11.
Otot-Otot Extremitas Superior
l'lanset Rotator (Rotator Iuff)
I Regio Bahu Manset rotator (rotator cuff) adalah nama yang diberikan untuk
Axilla tendo musculus subscapularis, musculus supraspinatus, musculus
infraspinatus, dan musculus teres minor, yang bergabung dengan
Axilla atau ketiak, adalah suatu ruangan berbentuk piramid yang
capsula articulatio humeri yang terdapat di bawahnya (Gambar 13-
terletak di antara bagian atas lengan atas dan sisi lateral thorax.
24). Manset ini berperan penting dalam menstabilkan articulatio
Ujung atas, atau ape! mengarah ke pangkal leher, dan dibatasi di
humeri.
depan oleh clavicula, di belakang oleh pinggir atas scapula, dan
di medial oleh sisi luar costa I. Ujung bawah, atau basis, dibatasi
di depan oleh plica axillaris anterior (dibentuk oleh pinggir Spatium Quadrangulare
bawah musculus pectoralis major), di belakang oleh plica axillaris Spatium quadrangulare, terletak tepat di bawah articulatio humeri,
posterior (dibentuk oleh tendo musculus latissimus dorsi dan dibatasi di atas oleh musculus subscapularis dan di bawah oleh
musculus teres major), dan medial oleh dinding thorax. musculus teres major. Di lateral dibatasi oleh collum chirurgicurr.
436 BAB 13

humeri dan di medial dibatasi oleh caput longum musculus triceps ini, lengan atas dibagi menjadi kompartemen fascial anterior
brachii. Nervus axillaris dan arteria circumflexa humeri posterior dan kompatermen fascial posterior, dengan masing-masing
berjalan melalui celah ini (Gambar 13-24). kompartemen mempunyai otot, saraf dan arteri sendiri.

I Lengan Atas Fossa Cubiti


Fossa cubiti adalah sebuah cekungan kulit yang terletak di depan
Otot-otot lengan atas (Gambar 13-25, 73-26, dan L3-27) diringkas
siku danberbentuk segitiga (Gambar 13-27). Fossa cubiti dibatasi di
dalam Tabel 13-12.
lateral oleh musculus brachioradialis dan di medial oleh musculus
pronator teres. Dasar segitiga dibentuk oleh garis imajiner yang
Kompartement Fascia Lengan Atas
ditarik antara kedua epicondylus humeri.
Lengan atas diliputi oleh sebuah sarung fascia profunda (Gambar Dari medial ke lateral, fossa cubiti berisi nervus medianus,
13-28). Terdapat dua buah septa (satu di sisi medial dan satu di bifurcatio arteria brachialis menjadi artefia ulnaris dan arteria
sisi lateral) yang terbentang dari sarung ini dan masing-masing radialis, tendo muscuius biceps brachii, dan nervus radialis beserta
melekat pada batas medial dan lateral humerus. Dengan cara ramus profundusnya.
OTOT SKELET 437

ligamentum coracoclaviculare
M. tr
liga'nentum coracoacromiale \
M. sternocleidomastoideus
tuberculum majus
deltoideus Nn. supraclaviculares

V cephalica
M. subclavius

M. coracobrachialis A. thoracoacromialis
N. medianus

saraf untuk
manubrium sterni
M. iriceps N. radialis' -
N. pectoralis lateralis
N. cutaneus
brachii posterior fascia clavipectoralis
N. axillaris
N. ulnaris
M. pectoralis minor
N. subscapularis inferior
M. subscapularis

N. subscapularis medius

M, latissimus dorsi

N. thoracalis longus

A. thoracalis lateralis

Gambar 13-23 Regio pectoralis dan axilla; musculus pectoral;s major dibuang untuk memperlihatkan struktur di bawahnya.
438 BAB 13

Tabel 13-10 Otot-Otot yang Menghubungkan Extremitas Superior dengan Columna Vertebralis
Nama otot Origo lnsersi Persarafan A.sal saraf * Fungsi
M.trapezius Os occipitale, lig. Serabut bagian atas Pars spinalis Saraf otak Xl Serabut bagian atas
nuchae, processus pada 1/3 lateral N.acessorius (pars spinalis) mengangkat scapula;
spinosus C7, clavicula; serabut (motorik) dan C3 serabut bagian tengah
processus bagian tengah dan 4 (sensorik) menarik scapula ke
spinossus semua dan bawah pada medial, serabut bagian
vertebra thoracica acromion dan spina bawah menarik margo
scapulae medialis scapulae ke
bawah
M.latissimus dorsi Crista iliaca, fascia Dasar sulcus N.thoracodorsalis c6,c7,c8 Ekstensi, aduksi, dan
lumbalis, processus bicipitalis humeri endorotasi lengan atas
spinosus 6 vertebra
thoracica bagian
bawah, 3-4 costa
bagian bawah, dan
angulus inferior
scapulae
M.levator scapulae Processus Margo medialis C3 dan 4 dan c3,c4,c5 Mengangkat matgo
transversus 4 scapulae N.dorsalis scapulae medialis scapulae
vertebra cervicalis
yang pertama
l\il.rhomboideus minor Lig.nuchae dan Margo medialis N.dorsalis scapulae c4,c5 Mengangkat margo
processus spinosus scapulae medialis scapulae ke
vertebra C7 dan T1 atas dan medial
lVl.rhomboideus major Processus Margo medialis N.dorsalis scapulae c4,c5 Mengangkat margO :

transversus T2-T5 scapulae medialis scapulae ke


atas dan medial
*Persarafan saraf utama dicetak dengan huruf tebal.
Dari Snell RS: ClinicalAnatomy. Ed 7. Philadelphia: Lippincott Wiltiams & Wilkins, 2004, hal 499

Tabel 13-11 Otot-Otot yang Menghubungkan Scapula dengan Humerus


Nama otot Origo lnsersi Persarafan Asal saraf" Fungsi
M.deltoideus 1/3 lateral clavicula, Pertengahan facies N.axiltaris c5,c6 Abduksi lengan atas; serabut
acromion, spina lateralis corpus antenor melakukan fleksi
scapulae humeri dan endorotasi lengan atas;.
serabut posterior melakukan
ekstensi dan eksorotasi lengan,
atas.
M.supraspinatus Fossa supraspinata Tuberculum majus N.suprascapularis c4,c5,c6 Abduksi lengan atas dan
scapulae humeri; capsula art menstabilkan articulatio humeri
humeri
M.infraspinatus Fossa infraspinata Tuberculum majus N.suprascapularis (c4), c5,c6 Eksorotasi lengan atas
scapulae humeri; capsula art menstabilkan articulatio humeri
humeri
M.teres major 1/3 bawah margo Bibir medial sulcus N.subscapularis c6,c7 Endorotasi dan aduksi lengan::
lateralis scapulae bicipitalis humer; inferior atas, dan menstabilkan
articulatio humeri
M.teres minor 2/3 atas margo lateralis Tuberculum majus N-axillaris (c4), c5,c6 Eksorotasi lengan atas dan ,"1
scapulae humeri; capsula arl menstabilkan articulaf io humeri
humeri
M.subscapularis Fossa subscapularis Tuberculum minus N.subscapularis c5,c6,c7 Fndororasi lengan atas dani.. ::,
humeri superior dan menstabilkan articulatio humeri
inferior
*Persarafan saraf utama dicetak dengan huruf tebal.
Dari Snell RS: CllnicalAnatomy. Ed 7. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2004, hal 500
OTOT SKELET 439

ramus profundus A. cervicalis superficialis


A. N. suprascapularis

M M. infraspinatus

M. supraspinatus

M. rhomboideus
minor M. teres minor
N. axillaris

M. deltoideus

cutaneus brachii
M. rhomboideus lateralis superior
major
A. circumflexa
M. infraspinatus humeri posterior

A. circumflexa scapulae N. radialis

A. profunda brachii
M. Iatissimus dorsi M. teres major

M. triceps caput lateral

M. triceps caput ongum

Gambar 13-24 Otot, saraf, dan pembuluh darah pada regio scapula, Perhatikan hubungan yang erat antara nervus axillaris
dengan adiculatio humeri.

Terletak di dalam fascia superficialis yang menutupi fossa Membrana lnterossea


cubiti terdapat vena cephalica dan vena basilica beserta cabang-
cabangnya.
Membrana interossea adalah sebuah membran kuat yang meng-
hubungkan corpus radii dan ulnae (Gambar 13-31). Karena
serabut membrana ini tegang, lengan bawah paling stabil dalam
I Lengan Bawah posisi semipronasi (position of function). Membrana interossea
menyediakan tempat lekat untuk otot-otot di sekitarnya.
Otot-otot kompartemen fascia anterior lengan bawah (Gambar 13-
29) diringkas di dalam Tabel 13-13. Otot-otot kompartemen fascia
lateral (Gambar 73-29) diringkas di dalam Tabel 13-14, dan otot-
otot kompartemen fascia posterior (Gambar 13-30) di ringkas di
( Pergelangan Tangan
dalam Tabel 13-15. Retinacula Flexorum dan Extensorum
Retinacula adalah penebalan fascia profunda yang memper-
Kompartemen Fascia Lengan Bawah tahankan tendo-tendo flexor dan extensor panjang pada tempat-
Lengan bawah dibungkus oleh sebuah sarung fascia profunda nya di regio carpalis (Gambar 13-32). Retinaculum musculorum
yang melekat pada periosteum margo posterior ulnae yang flexorum melekat di medial pada os pisiforme dan hamulus ossis
terletak subcutan (Gambar 13-31). Sarung fascial ini bersama hamati, dan di lateral melekat pada tuberculum scaphoideum
dengan membrana interossea dan septa intermuscularis fibrosa dan os trapezium. Retinaculum musculorum extensorum melekat
membagi lengan bawah menjadi beberapa bagian, masing- di medial pada os pisiforme dan hamulus ossis hamati dan di
masing kompartemen mempunyai otot, saraf dan arteri yang lateral melekat pada ujung distal radius.
mengurusnya.
440 BAB 13

sternocleidomastoideus

M. deltoideus

M. biceps brachii
M. pectoralis major
caput brevis

M. biceps brachii
caput longum

N.
M. coracobrachialis

N. ulnaris

N medianus M. triceps brachii

septum intermusculare
medius

M. brachialis

M. brachioradialis

M. extensor carpi
radialis longus M. pronator teres

M. flexor carpi radialis


M. palmaris longus

aponeurosis bicipitalis
tendo M. biceps brahii
A. radialis

A. ulnaris
M. flexor carpi ulnaris

Gambar 13-25 Permukaan anterior lengan atas. Bagian medial musculus biceps brachii dibuang untuk memperlihatkan nervus
musculocutaneus yang terletak di depan musculus brachialis.
OTOT SKELET 441

M. supraspinatus

M. deltoideus

M. teres minor

collum chirurgicum humeri


divisi anterior
N. axillaris

divisi posterior
N. axillaris

N. cutaneus brachii lateralis


superior

M. triceps brachii caput lateral

M. teres major
N. radialis
A. profunda brachii

M. triceps brachii N. cutaneus brachii lateralis inferior


caput longum

M. triceps brachii N. cutaneus antebrachii posterior


caput medial
M. brachialis

Septum intermusculare laterale

M. brachioradialis

N. ulnaris

epicondylus medialis M. anconeus

M. extensor carpi radialis longus

processus olecranii ulnae M. extensor carpi radialis brevis

M. flexor carpi ulnaris M. extensor carpi ulnaris

Gambar 13-26 Permukaan posterior lengan atas. Caput lateral musculus triceps brachii dipotong untuk memperlihatkan
nervus radialis dan arteria profunda brachii di dalam sulcus spiralis humeri.

Canalis Carpi Selubung Fibrosa Otot Flexor


Tulang-tulang tangan dan retinaculum musculurum flexorum
Permukaan anterior masing-masing jari dari caput ossis metacarpi
membentuk canalis carpi (Gambar 13-32).
sampai basis phalangis distalis dilindungi oleh selubung fibrosa
yang kuat, yang melekat ke sisi-sisi phalanges (Gambar 13-33).
I Tangan Selubung bersama dengan tulang membentuk saluran tertutup di
Otot-otot kecil tangan (Gambar 73-33,73-34, dan 13-35) diringkas mana di dalamnya terdapat tendo flexor jari-jari.
di dalam Tabel 13-16.
442 BAB 13

N. musculocutaneus
M. biceps brachii

M. brachialis

A. brachialis
'N. medianus

M. brachioradialis

tendo M. biceps

M. extensor carpi epicondylus medialis


radialis longus

M. supinator

ramus profundus
caput humerale M pronator teres
N. radialis

M. extensor carpi
radialis brevis
N. radialis
R. superficialis
aponeurosis bicipitalis

caput ulnare M. pronator teres


A. radialis

A. ulnaris

M. flexor carpi radialis

M. palmaris longus

M. flexor carpi ulnaris

Gambar 13-27 Fossa cubiti dextra

Selubung Sinovial Otot Flexor lnsersiTendo Otot Flexor Panjang


Di tangarg tendo-tendo musculus flexor digitorum superficialis Setiap tendo musculus flexor digitorum superficialis membelah
dan profundus menginvaginasi selubung sinovial bersama dari dua, yang masing-masing berjalan di sekitar tendo musculus
sisi laleral (Gambar 13-36). Bagian medial selubung bersama flexor digitorum profundus, dan bertemu pada permukaan
ini berlaniut ke distal tanpa terputus pada tendo jari kelingking. posterior tendo ini, di mana terjadi decussatio partialis dari
Bagian lateral selubung berhenti seketika pada bagian tengah serabut-serabut (Gambar 13-37). Tendo musculus flexor digitorum
telapak tangary dan ujung distal tendo flexor panjang jari telunjuk" superficialis bersatu kembali, kemudian membelah lagi menjadi
tengah, dan jari manis membutuhkan selubung sinovial digitalis dua, yang melekat pada pinggir-pinggir phalanx media. Setiap
pada saat tendo-tendo ini masuk ke jari-jari. Musculus flexor tendo musculus flexor digitorum profundus setelah melewati
pollicis longus mempunyai selubung sinovial sendiri yang berjalan pembeiahan tendo musculus flexor digitorum superficialis
sampai ke ibu jari. Selubung-selubung ini memungkinkan tendo berinsersi pada basis phalangis distalis.
panjang bergerak dengan mudah, dengan friksi yang minimum, di
bawah retinaculum flexorum dan selubung fibrosa otot flexor.
OTOT SKELET 443

N. musculocutaneus
W. comitantes
M. biceps brachii
A. brachialis
N. medianus
N. cutaneus antebrachii medialis V. cephalica

septum intermusculare mediale

M. brachialis
A. collateralis ulnaris superior humerus
kulit

fascia profunda

M. triceps caput 'ta' seDtumintermusculare


laterale
M. triceps caput medial
A. profunda
M. triceps caput lateral

Gambar 13-28 Penampang melintang lengan atas tepat di bawah insersi musculus deltoideus. Perhatikan pembagian lengan
atas oleh humerus, septum intermusculare brachii mediale, dan laterale menjadi kompartemen anterior dan posterior.
M4 BAB 13

N. musculocutaneus yang
menjadi N. cutaneus
antebrachii lateralis M. brachialis
A. brachialis
M. biceps brachii N. medianus
septum intermusculare
M. brachioradialis mediale

M. extensor carpi radialis longus M. pronator teres

tendo M. biceps
ulnaris

aponeurosis bicipitalis

M. extensor carpi radialis

M. M. flexor carpi radialis

M. palmaris longus
ramus superficialis
flexor carpi ulnaris
M. pronator teres

M. abductor pollicis longus


M. flexor digitorum superficialis

M. extensor pollicis brevis

A. N. ulnaris

N. medianus

retinaculum musculorum flexorum

Gambar 13-29 Lengan bawah tampak anterior. Bagian tengah M.brachioradialis dibuang untuk memperlihatkan ramus
superfcialis nervus radialis dan afteria radialis.
OTOT SKELET 445
446 BAB 13

M- triceps M. brachioradialis
N. ulnaris
epicondylus medialis epicondylus lateralis
processus olecranii
M. extensor carpi radialis longus
M. flexor carpi ulnaris M. extensor carpi radialis brevis
M. anconeus
extensor digitorum
pinggir posterior M. extensor digiti minimi
subkutan ulna M. extensor carpi ulnaris
ramus profundus N. radialis
M. supinator

A. interossea posterior

M. extensor carpi ulnaris


M. flexor digitorum profu

M. extensor digiti minimi

M. extensor digitorum

M. flexor carpi ulnaris


retinaculum musculorum
extensorum

M. abductor pollicis longus


M. extensor pollicis brevis
ramus cutaneus
posterior N. ulnaris
M. extensor pollicis longus
M. extensor carpi ulnaris

lvl. extensor digiti minimi M. extensor indicis

M. extensor digitorum

Gambar 13-30 Lengan bawah tampak posterior. Sebagian musculus extensor digitorum, musculus extensor digiti minimi, dan
musculus extensor carpi ulnaris dibuang untuk memperlihatkan ramus profundus nervus radialis dan afteria interossea posterior.
OTOT SKELET 447

Tabel 13.15 Otot-Otot Kompartemen Fascial Posterior Lengan Bawah


Nama otot Origo lnsersi Persarafan Asal saraf* Fungsi
M.extensor carpi Epicondylus lateralis Permukaan posterior Ramus profundus c7, c8 Ekslensi dan abduksi
radialis brevis humeri basis ossis metacarpi N.radialis tangan pada artirulatio
ilt radiocarpea
M.extensor digitorum Epicondylus lateralis Phalanx media dan Ramus profundus c7, c8 Ekstensi jarijari dan tangan
humeri distalis empat jari N.radialis (lihat teks untuk rincinya)
medial
M.extensor digiti Epicondylus lateralis Ekspansi extensor.jari Ramus profundus c7, c8 Ekstdnsi articulatio
minimi humeri kelingking N.radialis ft etacarpophalangea lari
kelingking ., :
M.exlensor carpi Epicondylus lateralis Basis ossis metacarpi V Ramus profundus c7, c8 Ekstensi dan aduksi
ulnads humeri N.radialis tangan pada articulafio'
radiocarpea
M,anconeus Epicondylus lateralis Permukaan lateral N.radialis C7, C8; T1 Ekstensi articulatio cUbiti:'
humeri processus olecranii
ulnae
M.supinator Epicondylus lateralis Collum dan corpus ulnae Ramus profundus c5. c6 Supinasi lengan bawah
humeri, ligamentum N.radialis
annulare articularis
radioulnaris proximalis,
dan ulna
Mrabductor pollicis Permukaan posterior Basis ossis metacarpi I Ramus profundus c7, c8 Abduksi dan ekstensi ibu
longus corpus radii dan ulnae N.radialis jari :

M,extensor pollicis Permukaan poster;or Basis phalangis Ramus profundus c7, c8 Ekstensi articulatio , ',
brevis corpus radii proximalis ibu.jari N.radialis metacarpophalangea
ibu jari . l
M.extensor pollicis Permukaan posterior Basis phalangis distalis Ramus profundus c7, c8 Ekstensi phalanx distalis l
longus corpus ulnae ibu jari N.radialis ibu jari
M.extensor indicis Permukaan posierior Ekspansi extensor jari Ramus profundus c7, c8 Ekstensi articulatio :'r ,

corpus ulnae telunjuk N.radialis metacarpophalangda ja{i


teluniuk :

* Persaraian utama dicetak dengan huruftebal.


Dari Snell RS: ClinicalAnatomy. Ed 7. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2004, hal 536.

M. palmaris longus
N. medianus
M. flexor digitorum superficialis M flexor carpi radialis

A. dan N. ulnaris
A. radialis
ramus superficialis
N. radialis
M. flexor carpi ulnaris M. pronator teres
M. flexor pollicis longus
A.N interosseus
anterior M. brachioradialis

K,)#:N M. extensor carpi


radialis longus
M. extensor carpi

s5## radialis brevis


M. extensor digitorum
radius
l\,4. supinator
M. abductor pollicis longus
M. flexor digitorum profundus
A. N. interosseus posterior
ulna
M. extensor digiti minimi
M. extensor carpi ulnaris
M. extensor pollicis longus

Gambar 13-31 Potongan melintang lengan bawah setinggi insersi musculus pronator teres.
448 BAB 13

retinaculum musculorum M. palmaris longus


flexorum N. medianus
ramus cutaneus ramus cutaneus palmaris N. medianus
palmaris N. ulnaris

otot-otot eminentia otot-otot eminentia thenar


hypothenaris
A. ulnaris M. flexor carpi radialis
N. ulnaris crista trapeziui
M. flexor digitorum
M. flexor pollrcis longus
M. flexor digitorum
profundus M. abductor pollicis longus

hamulus ossis hamati /A\ trapezium


irape- lffi/
\Y^M
M. extensor pollicis brevis
zoideum ramus superficialis
selubung sinovial fleksor
N. radialis
M. extensor carpi ulnaris
ramus cutaneus posterior A. radialis
N. ulnaris V. cephalica
V. basilica
M. extensor carpi radialis
M. extensor digiti minimi longus dan brevis
M. extensor digitorum
M. extensor pollicis longus
M. extensor indicis retinaculum musculorum extensorum

Gambar 13-32 Potongan mellntang tangan memperlihatkan hubungan tendo, saraf, dan arteri dengan retinacula musculorum
fl exorum dan extensorum.

selubung fleksor fibrosa

M. lumbricalis I

M. interosseus dorsalis I

M. flexor digitorum

flexor digitorum
M. bdductor pollicis
profu ndus

A. N. digitalis

M. opponens digiti minimi


arcus palmaris M. opponens pollicis
M. flexor digiti minimi
M. flexor pollicis brevis
M. abductor digiti minimi
M. abductor pollicis brevis Gambar 13-33 Telapak tangan tampak
hamulus ossis hamati crista trapezii anterior, Aponeurosis palmaris dan
M. abductor pollicis longus
os pisiforme sebagian besar retinaculum flexorum
M. flexor carpi ulna dibuang untuk memperlihatkan arcus
radialis palmaris superficialis, nervus medianus,
retinaculum
musculorum flexorum tuberculum scaphoideum
dan tendo-tendo flexor panjang.

M. flexor carpi radialis Segmen-segmen tendo musculus flexor


M. flexor pollicis longus digitorum supelficialis dibuang untuk
medianus memperlihatkan tendo-tendo musculus
M. flexor digitorum profundus fl exor digitorum profundus.
OTOT SKELET 449

M. interosseus dorsalis ll
M. interosseus dorsalis lll
M. interossus palmaris ll
M. interosseus palmaris lll
M. interosseus dorsalis lV
M- interosseus palmaris lV

arcus palmaris os sesamoideum


profundus
M. abductor pollicis brevis
M. opponens
digiti minimi
M. flexor pollicis brevis

M. abductor
digiti minimi M. interosseus palmaris I

A. radialis
A. N. ulnaris M. abductor
pollicis longus

retinaculum musculorum flexorum

Gambar 13-34 Telapak tangan tampak anterior, memperlihatkan arcus palmaris profundus dan cabang terminal
nervus ulnaris.
Diperlihatkan juga musculi interossei.

Mm. interossei dorsales Mm. interosseus palmares

M. extensor digitorum

Gambar 13-35 Origo dan insersi musculi interossei palmares


dan dorsales. Diperlihatkan juga fungsi otot-otot tersebut.
450 BAB 13

Tabel 13-16 Otot0tot Kecil Tangan


Nama otol Fungsi
M.palmaris brevis Retinaculum Kulit telapak tangan Ramus superficialis Mengerutkan kulit untuk
musculorum N-ulnaris memperkuat genggaman
flexorum, telapak tangan
aponeurosis palmaris
Mmlurnbricales (4) Tendo M.flexor Ekspansi extensor 4 jari I dan ll, yaitu dua sisi c8.T1 Fleksi articulationes
digitorum profundus medial lateral, N.i'redianus; metacarpophalangeae
Ill dan lV oleh dan ekstensi articulationes
ramus profundus interphalan geae jari-jari,
N.ulnaris kecuali ibu jari
Mm.interossei (8)
Palmares(4) Yang I berasal dari Phalanx proximalis ibu Ramus profundus C8,T1 Mm.interossei palmares .

basis ossis metacarpi jari, jari telunjuk, N.ulnaris mengaduksi jari ke arah
l; tiga sisanya jari manis dan jari pusat jari lll
dari permukaan kelingking dan ekspansi
anterior corpus ossis extensor dorsal pada
metacarpi ll, lV masing-masing jari
dan V
Dorsales (4) Pinggir yang berdekatan Phalanx proximalis jari Ramus profundus c8,Tl Mm.interossei dorsales
antara corpus ossis telunjuk, jari tengah dan N.ulnaris mengabduksi jari
metacarpi jari manis dan ekspansi dari pusatjari lll;
extensor dorsal Mm.interosseus
(Gambar'13-35) palmares dan dorsales
keduanya mengfleksikan
articulationes
metacarpophalangeae
dan mengekstensikan
articulationes
interphalangeae.
Otot-Olot Fendek lbu jari
M.abductor pollicis Os scaphoideum, Basis phalangis proximalis N.medianus c8,T1 Abduksi ibu iari
: brevis tmpezium, ibu.jari
retinaculum
musculorum flexorum
Mjfexor pollicis Retinaculum Basis phalangis proximalis N.medianus c8,r1 Fleksi articulatio
, brevis musculorum flexorum ibu jari metacarpophalangea
ibir jari l

M;opponens Pollicis Retinaculum Corpus ossis metacarpi N.medianus c8,T1 Menarik ibu jari ke medial
musculorum flexorum ibu jari dan depan melintasi
telapak tangan
M.adductor pallicie Caput obliquum; Basis phalangis proximalis Ramus profundus c8,T1 Aduksi ibu jari
os metacarpale ibu jari N.ulnaris
ll dan lll; caput
transversum; os
metacarpale lll
Olot'Otot Pendek Jari Kelingking
Os pisiforme Basis phalangis proximalis Ramus profundus c8,Tl Abduksi jari kelingking
jari kelingking N.ulnaris
Retinaculum Basis phala ngis Ramus profundus c8,T1 Fleksi jari kelingking
musculorum flexorum proximalis jari N.ulnaris
Retinaculum kelingking Ramus profundus c8.Tl Menarik os metacarpale V
musculorum flexorum Pinggir medial os N.ulnaris ke depan seperti waktu
metacarpale V menguncupkan telapak
tangan
.*F.elsarsf€f].utama dicetak dengan huruf tebal.
Daii:SnellRS: ClinicalAnatomy. Ed 7. Philadelphia: LippincottWilliams &Wilkins, 2OO4,hal546.
OTOT SKELET 451

selubung fibrosa otot fleksor


insersi M. flexor digitorum profundus

selubung sinovial digitalis dibuka


untuk memperlihatkan tendo fleksor

selubung sinovral jari

selubung sinovial untuk M. flexor


pollicis longus (bursa radialis)

selubung fibrosa otot flexor


M. flexor digitorum
M. flexor digitorum
superficialis
selubung sinovi N. digitalis palmaris

M. flexor digitorum
profundus
M. flexor pollicis longus
A. digitalis

M. flexor carpi radialis


N. digitalis dorsalis
selubung sinovial M. flexor carpi radialis
ekspansi extensor dorsal
phalanx proximalis

Gambar 13-36 Tangan tampak anterior, memperlihatkan selubung sinovial fleksor, Potongan melintang jari juga diperlihatkan

lnsersi Tendo Otot Extensor Panjang Tambahan pula, ekspansi extensor merupakan tempat insersi
tendo musculus interosseus yang sesuai pada setiap sisi. Lebih
Keempat tendo musculus extensor digitorum menyebar di atas ke distal, ekspansi extensor juga merupakan tempat insersi tendo
dorsum manus. Tendo ke jari telunjuk bergabung dengan tendo musculi lumbricales pada sisi lateralnya.
ini pada sisi medialnya melalui tendo musculi extensor indicis
(Gambar 13-38 dan 13-39). Tendo ke jari kelingking bergabung
pada sisi medialnya melalui dua tendo musculus extensor digiti Aponeurosis Palmaris
minimi.
Pada permukaan posterior tiaptiap jari, tendo extensor Di telapak tangan, fascia profunda sangat tebal untuk melindungi
melebar membentuk ekspansi extensor. Dekat articulatio inter- tendo, saraf, dan pembuluh darah yang terletak di bawahnya,
phalangea proximalis, ekspansi extensor kemudian terbagi disebut aponeurosis palmaris. Ke proximal berlanjut sebagai
menjadi tiga bagian: bagian sentral yang berinsersi pada basis tendo musculus palmaris longus, dan dilekatkan ke retinaculum
phalangis medialis dan dua bagian lateral yang bersatu untuk musculorum flexorum. Di basis jari-jari, pinggir distal aponeurosis
berinsersi pada basis phalangis distalis. membelah menjadi empat belahan yang berjalan ke jari-jari.
452 BAB 13

M. extensor digitorum

Mm. interossei dan


Mm. lumbricales

M. lumbricalis

M, interosseus

os metacarpale lll

M. flexor digitorum
superficialis
extensor digitorum

os metacarpale lll

M. interosseus
M. lumbricalis

M. flexor digitorum
superficialis

Gambar 13-37 Insersi tendo-tendo flexor dan extensor panjang pada jari-jari. Juga diperlihatkan insersi musculi lumbricales
dan musculi interossei. Gambar paling atas melukiskan kerja musculi lumbricales dan musculi interossei dalam memfleksikan
afticulationes metacarpophalangeae dan mengekstensikan articulationes interphalanqeae.
OTOT SKELET 453

digitorum
extensorum

extensor
indicis

V. digitalis

M. interosseus
dorsalis
pertama

A. radialis

extensor
pollicis
longus

extensor
pollicis
brevis retinaculum
musculorum
extensoTum

extensor
pollicis longus

radius ulna

extensor extensot
pollicis carpi ulnaris
brevis

extensor
digitorum
abductor
polllcis
extensor
longus
digiti
minimi

Gambar 13-38 Diseksi permukaan dorsal tangan kanan, memperlihatkan tendo otot-otot extensor panjang dan retinaculum
musculorum extensorum.
454 BAB 13

ekspansi extensor dorsal

extensor indicis

M. interosseus dorsalis I
extensor digitorum

extensor digiti minimi

extensor pollicis longus

extensor poilicis brevis

abductor pollicis longus

extensor carpi ulnaris

extensor digiti minimi

extensor carpi radialis longus extensor digitorum


extensor carpi radialis brevis

Gambar 13-39 Permukaan dorsal tangan, memperlihatkan tendo-tendo otot extensor panjang dengan selubung sinovialnya.

Aponeurosis palmaris juga berlanjut dengan fascia yang menutupi Otot-otot regio glutea (Gambar 13-40 dan 13-41) diuraikan
otot-otot eminentia thenar dan hypothenar. dalam Tabel 13-17.

Fascia
Otot-Otot Extremitas nferior I
tascia Superficialis
Fascia superficialis tebal (terutama pada wanita) dan banyak

I Regio Glutea
mengandung lemak.

Fascia Profunda
Regio glutea atau bokong dibatasi di superior oleh crista iliaca dan
di inferior oleh lipatan glutea. Regio ini sebagian besar dibentuk Fascia profunda berlanjut ke distal dengan fascia lata tungkai atas,
oleh musculi glutei dan fascia superficialis yang teba1. dan membelah unfuk membungkus musculus gluteus maximus.
OTOT SKELET 455

Fascia profunda

M. tensor fasciae latae

M. gluteus medius

M. gluteus maximus

Tractus ilioiibialis
M. adductor magnus

M. semitendinosus
M. vastus lateralis

Fascia profunda
M. biceps femoris caput longum (fascia lata)

Gambar 13-40 Musculus gluteus maximus dextra.

Ligamenta Penting Struktur-struktur berikut ini berjalan melalui foramen:

Ligamentum sacrotuberosum dan ligamentum sacrospinosum l} M.piriformis


rnenstabilkan sacrum dan mencegah sacrum berputar oleh karena I N.ischiadicus
beban columna vertebralis. l) N.cutaneus femoris posterior
ll N.gluteus superior dan N.gluteus inferior
Ligom entu m S aootuberosum il Nervus ke M.obturator intemus dan M. quadratus femoris
Ligamentum sacrotuberosum menghubungkan spina iliaca <l N.pudendus
posterior in{erior, bagian lateral sacrum, dan os coccygis ke tuber I A.dan V.glutea superior serta A.dan Vglutea inferior
ischiadicum (Gambar 13-41). l) A.dan V.pudenda interna
Ligo m e ntu m Socrospinosum Foramen lschiadicum Minus
Ligamentum sacrospinosum menghubungkan bagian lateral Foramen ischiadicum minus dibentuk oleh perubahan incisura
sacrum dan os coccygis dengan spina ischiadica (Cambar 13-41). ischiadica minor ossis coxae menjadi sebuah foramen oleh adanya
ligamentum sacrotuberosum dan sacrospinosum.
toramina Penting Struktur-struktur berikut ini berjalan melalui foramen:
Foramen Ischiodicum Majus I Tendo M.obturator internus
Foramen ischiadicum majus dibentuk oleh perubahan incisura a Nervus ke M.obturator intemus
ischiadica major ossis coxae menjadi sebuah foramen oleh adanya I N.pudendus
ligamentum sacrotuberosum dan sacrospinosum. t A. dan V.pudenda intema
456 BAB 13

I TungkaiAtas Tractus iliotibialis merupakan tempat insersi sebagian besar


musculus gluteus maximus dan musculus tensor fasciae latae.
Otot-otot kompartemen fascial anterior (Gambar 13-42) diuraikan
dalam Tabel 13-18. Otot-otot kompartemen fascial medial (Gambar Hiatus Saphenus
13-43) diuraikan dalam Tabel 73-79, dan otot-otot kompartemen Hiatus saphenus merupakan celah pada fascia profunda di depan
fascial posterior (Gambar 13-44) diuraikan dalam Tabel 13-20. tungkai atas tepat distal dari ligamentum inguinale (Gambar
13-46). Hiatus saphenus ini dilalui oleh vena saphena magna,
beberapa cabang kecil arteria femoralis, dan pembuluh limfe.
Fascia Profunda Tungkai Atas (Fascia Lata) Hiatus saphenus diisi oleh jaringan ikat jarang yang disebut fascia
cribrosa.
Fascia profunda meliputi tungkai atas seperti kaki celana (Gambar
13-45). Pinggir atasnya melekat pada pelvis dan berhubungan
dengan ligamentum inguinale. Kompartemen Fascia Tungkai Atas
Tiga septa fascia berjalan dari permukaan dalam selubung {ascia
Tractus lliotibialis
profunda tungkai atas menuju ke linea aspera femoris (Gambar
Tractus iliotibialis merupakan penebalan fascia iata pada sisi 13-45). Dengan cara ini tungkai atas dibagi atas tiga kompartemen,
lateralnya (Gambar 13-45). Tractus iliotibialis melekat di atas masing-masing mempunyai otot, saraf, dan arteri tersendiri.
tuberculum iliacum dan di bawah pada condylus lateralis tibiae. Kompartemen-kompartemen itu adalah:
OTOT SKELET 457

crista iliaca
M. gluteus medius

spina iliaca posterior superior


ti A. glutea superior

ligamentum sacrotuberosum

M. gluteus minimus
A. glutea superior
A. dan N. gluteus
inferior
spina ischiadica
M. tensor fasciae latae

N. gluteus superior
nervus ke
M. obturator internus
M. piriformis
N. pudendus M. gemellus superior
ligamentum sacrospinosum
M. obturator internus
A. pudenda interna
coccygrs M. gemellus inferior

fossa ischiorectalis trochanter major

N. cutaneus
femoris posterior
lemak
quadratus femoris
M. semimembranosus
adductor magnus
M. gracilis

nervus ke otot hamstring tractus iliotibialis

M. adductor magnus N. ischiadicus

M. gluteus maximus

M. biceps femoris
M. semitendinosus

Gambar 13-41 Struktur-struktur di dalam regio glutea kanan. Sebagian besar M.gluteus maximus dan sebagian M.gluteus
medius dibuang.

ll Kompartemen anterior dengan nervus femoralis Trigonum femorale berisi bagian terminal nervus {emoralis
I Kompartemen media (adductor) dengan nervus obturatorius beserta cabang-cabangnya, selubung femoral, arteria femoralis
a Kompartemen posterior dengan nervus ischiadicus beserta cabang-cabangnya, vena femoralis beserta cabang-
cabangny4 dan nodi lymphoidei inguinales.
Trigonum Femorale
Selubung Femoralis
Trigonum femorale terletak di bagian atas permukaan depan
tungkai atas (Gambar 13-42). Batas-batasnya adalah sebagai Selubung femoralis adalah penonjolan ke bawah dari abdomen ke
berikut: fascia transversalis dan fascia iliaca pada tungkai atas. Selubung
ini membungkus arteria dan vena femoralis dan pembuluh limfe
a Batas superior: ligamentum inguinale sampai kira-kira 1 inci (2,5 cm) di bawah ligamentum inguinale
I Batas lateral: M.sartorius (Gambar 13-46). Pada saat arteria femoralis sampai ditungkai
.) Batas medial: M.adductor longus. atasdi bawah ligamentum inguinale, pembuluh ini menempati
458 BAB 13

spina iliaca anterior superior M. iliacus


\ M. psoas
N. cutaneus femoris lateralis alis
M. sartorius \ v femoralis
selubung femoralis
N. femoralis
canalis femoralis
ligamentum inguinale
A. circumflexa
femoris lateralis tuberculum pubicum

A. pudenda externa profunda


A. profunda femoris
funiculus spermaticus

M tensor fasciae latae M. pectineus

A. circumflexa N. cutaneus femoris medialis


femoris medialis M. adductor longus

N. cutaneus M. adductor magnus


femoris intermedius
M. gracilis
Nervus ke M. vastus
medialis
M. vastus intermedius

A. femoralis
M. vastus lateralis

M. vastus medialis
corpus femoris
N. saphenus
tractus iliotibialis

M. rectus femoris

Iigamentum patellae

N. saphenus

Gambar 13-42 Trigonum femorale dan canalis adductorius (subsaftorius) pada tungkai atas kanan
OTOT SKELET 459

Nama otot
460 BAB 13

N. femoralis

M. psoas

A. V. femoralis

M. iliacus anulus femoralis


ligamentum lacunare
selubung femoral
M. pectineus

divisi anterior
I
M. obturator N. obturatorius
externus
l-
divisi posterior

M. adductor brevis

A. profunda femoris
M. adductor magnus

M. adductor longus

Aa. perforantes

A. femoralis

V. femoralis

A. decendens genus

Gambar 13-43 Hubungan antara nervus obturatorius dan otot-otot adductor pada tungkai bawah kanan.

kompartemen lateral selubung. Vena femoralis menempati juga merupakan bagian yang cenderung lemah pada dinding
kompartemen intermedia, dan pembuluh limfe (serta biasanya abdomen; penonjolan peritoneum dapat dipaksa turun ke bawah
satu nodus lymphaticus) menempati kompartemen paling ke canalis femoralis sehingga menyebabkan hernia femoralis.
medial.
Annulus Femorolis
Canalis Femoralis Annulus femoralis merupakan pintu atas femoralis. Annulus ini
Canalis femoralis (Cambar 13-46) merupakan kompartemen kecil diisi oleh sebuah sumbatan lemak extraperitoneal yang disebut
di sisi medial sarung femoralis yang ditempati oleh pembuluh septum femorale.
llmfe. Panjangnya lebih kurang 0,5 inci (1,3 cm). Canalis femoralis
OTOT SKELET 461
462 BAB 13

M. gluteus medius
\
gluteus maximus

\t M. gluteus minimus

M. piriformis

- M. gemellus superior
obturator internus
M. gemellus inferior
trochanter major

M. quadratus femoris

M. adductor magnus M. adductor magnus


(bagian
saraf ke otot-otot
M. gluteus maximus

M. biceps femoris

linea aspera

N. ischiadicus

caput brevis 1
I M. biceps femoris
caput longumJ

A. poplitea

hiatus
adductorius

adductorium
M. plantaris
M. semimembranosus

caput fibulae
N. tibialis

M. politeus

Gambar 13-44 Struktur-struktur profunda permukaan posterior tungkai atas kanan

Botos-8otos Penting Canalis Adductorius (Subsartorius)


a Ke anterior: ligamentum inguinale Canalis adductorius adalah sebuah celah intermuskular pada
I Ke posterior: ramus superior ossis pubis dan ligamentum permukaan medial sepertiga bagian tengah tungkai atas di bawah
pectineum musculus sartorius (Gambar 13-42). Dinding postedor dibentuk
a Ke lateral: vena femoralis oleh musculus adductor magnus, dinding lateral dibentuk oleh
I Ke medial: ligamentum lacunare (perpanjangan ligamentum musculus vastus medialis, dan dinding anteromedial dibentuk
inguinale; lihat Gambar 13-17). oleh musculus sartorius dan fascia.
OTOT SKELET 463

Canalis adductorius berisi arteria dan vena femoralis, 13-49) diuraikan dalam Tabel 73-22, dan otot-otot kompartemen
pembuluh limfe profunda, nervus saphenus, dan nervus ke fascia posterior (Cambar 13-50) diuraikan dalam Tabel 13-23. Otot
musculus vastus medialis. dorsum pedis (Cambar 13-51) diuraikan dalam Tabel 13-21.

I Regio Lutut Kompartemen Fascial Tungkai Bawah


Iascia profunda membungkus tungkai bawah dan di atas menyatu
Fossa Poplitea dengan fascia profunda tungkai atas (Gambar 13-52). Fascia
Fossa popiitea adalah ruang intermuskular yang berbentuk wajik ini melekat pada margo anterior dan medialis tibia, dua septa
dan terletak di belakang lutut (Gambar 13-47). Fossa berisi vasa intermuskularis beqalan dari aspek profundanya untuk melekat
poplitea, vena saphena parva, nervus peroneus communis dan pada fibu1a. Septurn ini bersama dengan membrana interossea
nervus tibialis, nervus cutaneus femoris posterior, jaringan ikat membagi tungkai bawah menjadi tiga kompartemen, dan masing-
dan nodi lymphoidei. masing kompartemen mempunyai otot, pembuluh daral'r, dan
saraf. Kompartemen-kompartemen tersebut adalah sebagai
Batas-Batas berikut:

I Ke lateral: musculus biceps femoris di atas dan caput laterale a Kompartemen anterior dengan nervus peroneus profundus
musculus gastrocnemius dan musculus plantaris di bawah. i) Kompartemen laterai (peroneal) dengan nervus peroneus
I Medial: musculus semimembranosus dan musculus semi- superficialis
tendinosus di atas dan caput mediale musculus gastrocnemius a Kompartermen posterior dengan nervus tibialis
di bawah.

Membrana lnterossea
I Tungkai Bawah Membrana interossea adalah membrana tebal dan kuat yang
Otot-otot kompartemen fascia anterior (Gambar 13-48) diuraikan menyatukan tibia dan fibula dan menyediakan tempat untuk
dalam Tabei 13-21. Otot-otot kompartemen fascia lateral (Gambar perlekatan otot-otot (Cambar 13-52).

l\,4. rectus femoris


M. vastus lateralis

M. vastus intermedius

M. vastus medialis

nervus ke M. vastus medialis


A. profunda femoris
N. saphenus
V femoralis
A. femoralis tractus iliotibialis
M. sartorius

V. saphena
magna
N. ischiadicus
M. adductor
longus

M. gracilis M. biceps femoris

M. adductor magnus
M. semitendinosus
M. semimembranosus
medial N. cutaneus femoris posterior lateral

Gambar 13-45 Potongan melintang pertengahan tungkai atas kanan, dilihat dari atas.
464 BAB 13

selubung femoralis

V. femoralis

A. femoralis

hiatus saphenus

margo falciformis

V. saphena magna

perlekatan lapisan A. V circumflexa ilium superficialis


membranosa fascia
superficialis ligamentum inguinale

kelompok horizontal A. V. epigastrica superficialis


nodi lymphoidei
lnguinales superficiales

A. V pudenda
externa superficialis

V saphena magna

kelompok vertikal nodi


lymphoidei inguinales
superficiales

Gambar 13-46 A, B, Venae, arteriae, dan nodi lymphoidei superficiales di atas trigonum femorale dextrum. Perhatikan
hiatus saphenus pada fascia profunda dan hubungannya dengan selubung femoralis. Perhatikan pula garis perlekatan lapisan
membranosa fascia superficialis dengan fascia profunda, kira-kira seluas satu jari dari ligamentum inguinale.
OTOT SKELET 465

M. vastus lateralis

M. gracilis

N. peroneus communis

M. semitendinosus

N. tibialis

V. poplitea

V. saphena
M. plantaris

biceps femoris

N. cutaneus
surae lateralis

ligamentum laterale

ramus communicans
N. peroneus

V. saphena parva

soleus
caput mediale
gastrocnemius

caput laterale
N. suralis
M. gastrocnemius

&
Gambar 13-47 Batas-batas dan isi fossa poplitea dextra.

I Pergelangan Kaki (Articulatio Retinaculum Musculorum Extensorum 5uperius

Talocruralis) Retinaculum musculorum extensorum superius melekat pada


ujung distal margo anterior fibula dan tibia (Gambar 13-48).
Retinacula
Retinacula merupakan penebalan fascia profunda yang mem- Retinaculum Musculorum Extensorum lnferius
pertahankan tendo-tendo panjang di sekitar articulatio talocruralis Retinaculum extensorum inferius berbentuk huruf t terletak pada
pada posisinya dan berfungsi sebagai katrol (Gambar 13-48 dan permukaan anterior sendi pergelangan kaki (Gambar 13-48,73-53,
13-53). dan 13-54).
466 BAB 13

ligamentum patellae
M. sartorius

N. saphenus
M. tibialis anterior

V. saphena magna
M. extensor
digitorum longus
M. gastrocnemius

M. soleus

M. extensor hallucis longus


M. peroneus brevis

peroneus superficialis

retinaculum musculorum
extensorum superius
malleolus medialis
malleolus lateralis
retinaculum musculorum
extensorum inferius
N. peroneus profundus
M. extensor digitorum brevis

M. peroneus tertius A. dorsalis pedis

M. extensor digitorum brevis


M. extensor hallucis longus
M. extensor digitorum longus

Gambar 13-48 Struktur-struKur yang terdapat pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan dorsum pedis.

Retinaculum I'lusculorum flexorum Retinaculum Musculorum Peroneorum Superius


Retinaculum musculorum flexorum meluas dari malleolus Retinaculum musculorum peroneorum superius menghubungkan
medialis ke fascies medialis calcanei (Gambar 13-54 dan 13-55). malleolus lateralis ke facies lateralis calcanei (Gambar 13-54 dan
Retinaculum ini mengikat otot-otot profunda bagian belakang 13-55). Retinaculum ini mengikatkan tendo-tendo musculus
tungkai bawah ke belakang malleolus medialis pada saat otot-otot peroneus longus dan brevis ke belakang malleolus lateralis.
ini berjalan ke depan untuk sampai ke telapak kaki.
OTOT SKELET 467

Nama otot
468 BAB 13

ligamentum patellae

M. sartorius
M. tibialis anterior

M. peroneus longus
M. extensor digitorum longu
V. saphena magna

A. tibialis anterior N. saphenus

N. peroneus profundus
M. extensor hallucis longus M. gastrocnemius

N. peroneus superficialis

membrana interossea
M. peroneus brevis

M. peroneus longus

retinaculum musculorum
extensorum superius
malleolus medialis
retinaculum musculorum
extensorum inferius

M. extensor digitorum brevis

M. tibialis anterior
M. peroneus tertius
A. dorsalis pedis
M. extensor digitorum longus

M. extensor hallucis longus

N. peroneus profundus

Gambar 13-49 Struktur-struktur profunda pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan pada dorsum pedis.
OTOT SKELET 469

M. biceps femoris

M. semitendinosus
A. poplitea
M. gracilis
N. tibialis

M. plantaris
M. plantaris
M.
caput laterale
M. gastrocnemius
M. gastrocnemius
M. gastrocnemius
M. biceps femoris

M. gastrocnemius

tendo calcaneus tendo calcaneus

Gambar 13-50 Struktur-struktur pada aspek posterior tungkai bawah kanan . Pada (B) sebagian besar M. gastrocnemius
telah dibuang.
470 BAB 13
OTOT SKELET 471

ramus perforans A. peronea A. tibialis anterior

malleolus medialis
malleolus lateralis
M. tibialis anterior
retinaculum musculorum
extensorum inferius

M. extensor digitorum brevis

M. peroneus
A. tarsalis lateralis
A- arcuata
M. peroneus

A. dorsalis pedis
tendo-tendo M- extensor
digitorum brevis
M. extensor hallucis longus

tendo-tendo M. extensor
digitorum longus
A. metatarsalis dorsalis I

M. interosseus dorsalis lV
ramus terminalis medialis
N. peroneus profundus

M. interosseus dorsalis I

M. interosseus dorsalis ll

ekspansi extensor

M. interosseus dorsalis lll

Gambar 13-51 Struktur-struktur pada dorsal pedis dextra.

Retinaculum l'lusculorum Peroneorum lnferius Fascia Profunda


Retinaculum musculorum peroneorum inferius mengikat tendo-
tendo musculus peroneus longus danbrevis ke sisi lateral calcaneus Aponeurosis Plantaris
(Gambar 13-53 dan 13-55).
Aponeurosis plantaris adalah fascia profunda yang menebal dan

I Telapak Kaki berbentuk segitiga, yang berfungsi meiindungi saraf, pembuluh


darah, dan otot-otot yang terletak di bawahnya. Apex aponeurosis
Otot-otot telapak kaki (Gambar 13-56, 13-57,13-58, 13-59, dan plantaris melekat pada tuberculum calcanei medialis dan lateralis.
13-60) biasanya diuraikan dalam empat lapis (dari inferior ke Basis aponeurosis terbagi menjadi lima berkas yang menuju ke
superior). Otot-otot ini diuraikan dalam Tabel 13-24. jari-jari.
472 BAB 13

tibialis anterior

membrana interossea W, commintantes

A. tibialis anterior
M. tibialis posterior

tibia M. extensor digitorum longus

N. peroneus profundus
M. flexor digitorum longus

septum fasciale anterius


A. tibialis posterior
N. peroneus superficialis
M. popli

M. peroneus longus
V. saphena
magna

septum fasciale
posterius

M. flexor hallucis
longus
fascia transversalis
M. plantaris
profunda

M. soleus

M. gastrocnemius (caput laterale)

V. saphena parva
fascia profunda

Gambar 13-52 Potongan melintang melalui pertengahan tungkai bawah kanan, dilihat dari atas

Lengkung Kaki
Lengkung-lengkung kaki beserta otot-otot yang menyokongnya
diuraikan secara lengkap pada halaman 403.
OTOT SKELET 473

M. peroneus
brevis

M. peroneus
longus

N. suralis

retinaculum
musculorum
extensorum
superi us

tendo
calcaneus

malleolus
lateralis

V. saphena
parva

tendo
M. peroneus
longus

tendo
M. peroneus
brevis

kulit dilipat

Gambar 13-53 Diseksi yang memperlihatkan struktur-struktur yang berjalan di belakang malleolus lateralis. perhatikan letak
retinacula.
474 BAB 13

M. extensor hallucis longus

A. dorsalis pedis

retinaculum musculorum
extensorum inferius

N.

V. saphena magna

talus

N. peroneus profundus

retinaculum
musculorum flexorum malleolus lateralis
M. tibialis posterior

M. flexor digitorum longus


retinaculum musculorum
A. tibialis posterior peroneorum superius
ligamentum talofibulare posterius

M. peroneus brevis dan longus

N. suralis

V. saphena parva

tendo calcaneus

Gambar 13-54 Batas-batas sendi pergelangan kaki kanan.


OTOT SKELET 475

M. flexor hallucis longus

M. peroneus brevis

M. peroneus longus
:i.
!,
t' malleolus lateralis
1:.

1l
f. retinaculum musculorum peroneorum
superius
selubung sinovial
A. peronea

retinaculum musculorum
extensorum inferius

os metatarsale V

Nft# Retinaculum musculorum peroneorum inferius

M. abductor digiti minimi

M. tibialis posterior

M. flexor digitorum longus

A. tibialis posterior.

flexor hallucis longus

malleolus medialis

retinaculum musculorum
flexorum

M. tibialis anterior
tendo calcaneus
M. flexor hallucis longus

A. plantaris medialis
N dan A. calcanea
N. plantaris medialis
medialis
A. plantaris lateralis
N. plantaris lateralis

M. abductor hallucis
M. flexor digitorum brevis

Gambar 13-55 Struktur-strukturyang melalui bagian posterior malleolus lateralis (A) dan malleolus medialis (B). Selubung
sinovial tendo benrvarna biru. Perhatikan posisi retinacula.
476 BAB 13

Serabut-serabut M. flexor digitorum


brevis yang saling bersilangan

Nn. dan Aa. digitales

M. abductor digiti minimi

M. flexor digitorum brevis A. plantaris medialis

N. plantaris medialis

M. abductor hallucis

flexor retinaculum
aponeurosis plantaris

N. calcaneus medialis

Gambar 13-56 Otot-otot plantaris kaki kanan, lapisan pertama. Terlihat juga Afteria dan nervus plantaris medialis dan
lateralis.
OTOT SKELET 477

M. lumbricalis
ketiga

M. lumbricalis
keempat

Nn. digitales
N. digitalis

arcus plantaris

M. flexor hallucis longus


ramus profundus
N. plantaris lateralis

N. plantaris lateralis

A. plantaris lateralis

N. plantaris medialis

M. flexor digitorum longus

A. plantaris medialis

M. quadratus plantae

Gambar 13-57 Otot-otot plantaris kaki kanan, lapisan kedua. Terlihat juga Arteria dan nervus plantaris medialis dan lateralis.
478 BAB 13

selubung fleksor fibrosa jari ll

selubung sinovial
jari-jari kaki

M. flexor
hallucis longus

M. flexor digitorum longus

selubung sinovial
M. peroneus brevis

selubung sinovial
M. peroneus longus

selubung sinovial
M. flexor hallucis longus

Gambar 13-58 Vaginae synoviales tendo-tendo pada telapak kaki kanan,


OTOT SKELET 479

M. adductor hallucis os sesamoideum

k:nx:
tendo M" abductor
digiti minimi

M. flexor digiti minimi brevis

Aa. metatarsales

arcus plantaris

ramus profundus
N. plantaris lateralis

. {ll .v
\ -''l 'tri,7

ligamentum plantare
longus

ffi:'
\N-\J
Gambar 13-59 Otot-otot plantaris kaki kanan, lapisan ketiga. Terlihat juga ramus profundus nervus plantaris lateralis dan
arcus arterialis plantaris.
480 BAB 13

M. interosseus dorsalis ketiga

Os sesamoideum

ligamentum plantare
articularis metatarsophalangeae M. interosseus dorsalis pertama

M. interosseus dorsalis kedua

ligamentum transversum M. interosseus plantaris


profundum pertama

M. interosseus dorsalis keempat M. interosseus plantaris kedua

M. interosseus dorsalis ketiga A. metatarsalis plantaris


pertama
Aa. metatarseae
A. dorsalis pedis
arcus plantaris

ramus profundus
N. plantaris lateralis

M. peroneus longus

ligamentum plantare breve


M. tibialis posterior

Iigamentum plantare longum

Gambar 13-60 Otot-otot plantaris kaki kanan, lapisan keempat. Terlihat juga ramus profundus nervus plantaris lateralis dan
arcus plantaris. Perhatikan Iigamenta transversum profundi.
OTOT SKELET 481

nabel,l3-24 Otot€totTela ak kaki


Narna otot

TubeF calcanei mediale '


, ,dani€tinaculuml
. i misculorurn,:lexorum
Tuberculumcalcanei ,
:'-mediale ' '

:.:.t: ': .,:t "r':"


i',i , : . ,:

:.: t

Tuberculurn calcahei
:. . midiale dan taterale

Lapisenkedua ,

ritquaoFt ple.llgg Tubei'cuf uni cateane! Tendp M.flexor digitciuin


da1 l.41erate . longusl:t' : '- .: t::
, .rnediale
..::
Mm.lumb:ieales {4} Tendo-tendo M.flexor Ekspansi exten$or
. digitorum longus dorsal; basis phalangis
proximalis empat jari
kaki lateral

Tendo lvl.flexor Lihat Tabel 13-23


.digitorum loilgus
Tendo M:flexor Lihaliabel 13-23
hallucis longus

Lapisan,ketiga
M.ffexor,halllrcis Os cnhoid€um. os Tendo medial ke sisi ' ',, ,

Llrevis cuneiforme laterale; medial basi$ phelangis :

inselsi Mlibialis' proximalisibujar.i; :,


posteripr rtendalaleral ke sisi'. '
lateral basis phalangis.
t: " prcxirrritisibujari .

: Qpput ob-liquum basis ' Slsi lateral basis phalangis


:,:, ossis,rnetatafsi:ll; : proximab ibu jqri,kaki':
tll; dan,lV; caput
t€nsveBUm dad '
ligamgnirjm plantare
Easisossismetatarsi V Sisi lAtcral basis phalangis
proximalis jari kelingkingi
482 BAB 13

Pengetahuan Otot Umum 7. Antagonis


A. Sebuah otot yang berkontraksi secara isometrik untuk
Pertanyaan Mencocokkan menstabilkan origo otot yang lain
B. Sebuah otot yang kerjanya berlawanan dengan kerja otot
Cocokkanlah setiap struktur yang terdapat di bawah ini dengan fleksor
suatu struktur atau peristiwa yang paling erat hubungannya. C. Sebuah otot yang terutama bertanggung jawab untuk
Setiap jawaban dapat digunakan lebih dari satu kali. suatu gerakan tertenfu
D. Sebuah otot yang mencegah pergerakan yang tidak
1. Fascia superficialis diinginkan pada sendi perantara sehingga otot lainnya
dapat melewati sendi ini dan bekerja terutama pada sendi
2. Fascia profunda yang lebih distal
E. 'Adalah sebuah otot yang bekerja berlawanan dengan
3. Otot skelet
penggerak utama
A. Membagi bagian dalam extremitas menjadi kompartemen-
kompartemen
B.
Otot-Otot Kepala dan Leher
|aringan adiposa
C. Tendon spindle Pertanyaan Melengkapi
D. Bukan salah satu di atas
Pilih.lah kalimat yang paling tepat untuk melengkapi masing-
Untuk setiap jenis gerakan otot di bawah ini, pilihlah definisi masrng Pernyataan.
yang paling sesuai. 8. Musculusoccipitofrontalis
A. mengangkat kulit di belakang 1eher.
4. Penggerak utama
B. mengangkat a1is.
5. Fiksator C. mengangkat kelopak mata atas.
D. menggerakkan telinga ke atas.
6. Sinergis E. menggerakkan kulit kepala ke lateral.
OTOT SKELET 483

9. Musculus sternocleidomastoideus D. Serabut-serabut posterior M.temporalis


A. mengekstensikan kepala. E. M.pterygoideuslateralis
B. mengekstensikanleher.
C. mengfleksikan leher Otot-Otot Punggung
D. mengfleksikan kepala
E. (kedua otot bekerja bersama) mengekstensikan kepala dan Pertanyaan Pilihan Ganda
mengfleksikan leher.

10. Musculus scalenus anterior dilekatkan di bawah pada Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAT.

A. costa I
17. Otot-otot dalam punggung (otot-otot posvertebra) mempunyai
B. costa III
ciri-ciri berikut ini, kecuali:
C. processus transversus vertebrae cervicalis VII
A. Otot-otot ini membentuk kolom otot yang tebal dan lebar,
D. costa II
yang terletak dalam lekukan pada setiap sisi processus
E. manubrium stemi
spinosus vertebrae.
11. Musculus senioelossus lidah. B. Semua otot dipersarafi oleh rami anteriores nervi
A. menarik spinales.
B. menurunkan C. Otot-otot ini tersusun dari banyak otot dengan ukuran
C. menaikkan panjang yang berbeda-beda.
D. menjulurkan D. Otot-otot ini berkembang dengan baik pada manusia
E. mengubahbentuk karena otot-otot ini berperan besar untuk menjaga sikap
tubuh vertikal.
12. Musculus hypoglossus
E. Tonus postural otot-otot ini merupakan faktor utama
A. mengubah bentuk lidah
dalam mempertahankan lengkung normal columna
B. menaikkan Iidah
vertebralis.
C. menurunkan lidah
D. menjulurkan lidah.
E. menarik lidah ke atas dan belakang. Otot-Otot Dinding Thorax
13. Musculus styloglossus Pertanyaan Pilihan Ganda
A. menjulurkan lidah
B. menurunkan lidah Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAT.
C. menarik lidah ke atas dan belakang
D. mengubah bentuk lidah 18. Pernyataan berikut ini benar untuk diaphragma, kecuali:
E. menaikkan lidah A. Crus dextrum merupakan lengkungan otot di sekitar
oesophagus dan mungkin berperan mencegah regurgitasi
14. Musculus palatoglossus
isi lambung ke oesophagus.
A. menarik lidah ke atas dan belakang
B. Pada kontraksi, diaphragma rneningkatkan tekanan
B. menaikkan lidah
intraabdominal dan membantu mengembalikan darah
C. mengubah bentuk lidah
vena ke atrium dextrum janfung.
D. menurunkan lida-h
E. menjulurkan lidah C. Letak diaphragma lebih tinggi pada posisi berbaring
daripada berdiri.
D. Pada kontraksi, centrum tendineum turun dan mengurangi
Pertanyaan Pilihan Ganda tekanan intrathorax.
E. Persarafan motorik diaphragma berasal dari keenam
Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAT untuk setiap pertanyaan.
nervus intercostalis terbawah.

15. Otot apakah yang mengangkat palatum molle pada saat


menelan? Otot-Otot Abdomen
A. M. tensor veli palatini
B. M. palatoglossus Pertanyaan Pilihan Ganda
C. M. palatopharyngeus
D. M. levator veli palatini Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAT.

E. M.salpingopharyngeus
19. Pernyataan berikut ini benar untuk conjoint tendorL kecuali:
16. Otot apakah yang sebagian berinsersi pada discus articularis A. Berlanjut sebagai ligamentum inguinale.
articulatio temporomandibularis? B. Dibentuk dari penyatuan antara aponeurosis musculus
A. M.pterygoideusmedialis transversus abdominis dan musculus obliquus abdominis
B. Serat anterior M.temporalis internus.
C. M.masseter C. Melekat di sebelah medial linea alba.
484 BAB 13

D. Melekat pada crista pubica dan linea pectinea. 24. Pernyataan-Pernyataan di bawah ini benar untuk persarafan
E. Dapat menonjol ke depan pada hernia inguinalis direk. motorik otot-otot dinding pelvis, kecuali:
A. Nervus atau plexus sacralis menyarafi musculus obturator
20. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk otot-otot internus.
yang membentuk dinding posterior abdomery kecuali: B. Nervus obtoratorius menyarafi musculus piriformis.
A. Musculus psoas major mempunyai selubung fascia yang C. Nervus atau plexus sacralis menyarafi muscuius
meluas ke paha sampai ke trochanter minor femoris iliococcygeus
B. Musculus quadratus lumborum di anterior ditutupi oleh D. Nervus atau plexus sacralis menyarafi musculus
fascia yang membentuk ligamentum arcuatum laterale. coccygeus
C. Musculus iliacus dipersarafi oleh nervus femoralis. E. Ramus perinealis nervus sacralis keempat dan ramus
D. Musculus transversus abdominis tidak ikut membentuk perinealis nervus pudendus menyarafi musculus levator
sebagian dinding posterior abdomen. ani'
E. Diaphragma tidakberperan membentuk dinding posterior
abdomen'
otot-otot Perineum
21. Musculus rectus abdominis mempunyai ciri-ciri berikut ini,
kecuali: PertanYaan Pilihan Ganda
A. Merupakan otot pipih panjang
B. Dipisahkandariototsisilainnyaolehlineaalba. Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAT.

C. Berinsersi pada costa VIII, IX, dan X.


D. pinggir lateralnya membetuk rigi melengkung disebut 25. Diaphragma urogenitale dibentuk oleh struktur-struktur di
bawah ini' kecuali:
linea semilunaris.
E. otot ini dibagi dalam segmen-segmen yang jelas oleh A' Musculus tranversus perinei profundus'
intersectiones tendineae.
B' Membrana perinei
C. Sphincter urethrae
22. Musculus obliquus externus pada dinding anterior abdomen D. Fascia Colle's (lamina membranosa fascia superficialis)
mempunyai ciri-ciri berikut ini, kecuali: E. Fascia pelvis parietalis yang menutupi permukaan atas
A. Berinsersi pada processus xiphoideus, llnea alba, crista musculus sphincter urethrae.
pubica, tuberculum pubicum, dan setengah anterior crista
iliaca.
B. Celah segitiga di aponeurosisnya disebut anulus inguinalis Otot-Otot Extremitas Superior
suoerficialis.
C. Pinggir bawah aponeurosis membentuk ligamentum Pertanyaan Pilihan Ganda
inguinale' j:-r:-^ anterior . ,.
Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAT.
D. -_,-L_1- dinding
Otot ini ikut membentuk ^-a^-:^--.^.
vagina musculi
recti abdominis' 26. Tendo-tendo berikut ini berinsersi pada basis phalangis
E. Membantu diaphragma selama expirasi dengan relaksasi proximalis ibu jari, kecuali:
pada saat diaphragma bergerak turun. A. Musculus extensor pollicis brevis
B. Musculus abductor pollicis longus
Otot-Otot Pelvis C. Musculus adductor pollicis caput obliquum
D. Musculus flexor pollicis brevis
Pertanyaan Pilihan Ganda E. Musculus interosseus palmaris I

Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAI. 27. Otot-otot berikut ini melakukan abduksi tangan pada sendi
pergelangan tangan, kecuali:
23. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk otot-otot dan A. Musculus flexor carpi radialis
fascia di dalam peivis, kecuali: B. Musculus abductor pollicis longus
A. Diaphragma pelvis kuat dan tidak berlubang. C. Musculus extensor carpi radialis longus
B. Di pelvis, fascia terbagi atas lapisan parietalis dan D. Musculus extensor digiti minimi
visceralis. E. Musculus extensor pollicis longus
C. Musculus iliococrygeus berasal dari fascia musculus
obturatorius intemus yang menebal. 28. Tendo otot-otot berikut ini membentuk rotator cuff, kecuali:
D. Musculus levator ani dipersarafi oleh ramus perinealis A. Musculus teres major
nervus sacralis keempat dan ramus perinealis nervus B. Musculus supraspinatus
pudendus. C. Musculus subscapularis
E. Lapisan visceral fascia pelvis membentuk ligamenta D. Musculus teres minor
penting yang membantu menyokong uterus. E. Musculus infraspinatus
OTOT SKELET 485

29. Spatium quadrangulare dibatasi oleh struktur-struktur berikut C. Musculus tibialis posterior
ini, kecuali: D. Musculus extensor hallucis brevis
A. Collum chirurgicum humeri E. Musculus tibialis anterior
B. Musculus triceps brachii caput longum
C. Musculus deltoideus 34. Gerakan "Membuka" sendi lutut untuk memungkinkan fleksi
D. Musculus teres major disebabkan oleh aktifitas otot:
E. Musculus teres minor A. Musculus vastus medialis.
B. Musculus popliteus
30. Struktur-struktur berikut ini melekat pada tuberculum majus C. Musculus gastrooremius
humeri, kecuali: D. Musculus biceps femoris
A. Musculus supraspinatus E. Musculus articularis genus
B. Ligamentum coracohumerale
C- Musculus teres minor 35. Struktur-struktur berikut ini membatasi fossa poplite4
D. Musculusinfraspinatus kecuali:
E. Musculus subscapularis A. Musculus semimembranosus
B. Musculus plantaris
Otot-Otot Extremitas lnferior C. Musculus biceps femoris
D. Musculus gastrocnemius caput mediale
Pertanyaan Pilihan Ganda E. Musculus soleus

Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAT. Jt) Struktur-struktur berikut ini berjalan melalui foramen
ischiadicum majus, kecuali:
31. Pada waktu berjalan, otot manakah dari sisi tubuh yang A. Arteria glutea superior
menyokong yang mengangkat os coxae ketika tungkai B. Nervus ischiadicus
diayunkan? C. Tendo musculus obfurator internus
A. Musculus gluteus maximus D. Nerr,'us pudendus
B. Musculus obturator internus E. Vena glutea inferior
C. Musculus gluteus medius
D. Musculus obturator externus 37 Dasar trigonum femorale dibentuk oleh otot-otot berikut ini,
E. Musculus quadratus femoris kecuali:
A. Musculus pectineus
32. Manakah otot yang merupakan flexor tungkai atas? B. Musculus adductor brevis
A. Musculus gemellus superior C. Musculus iliacus
B. Musculus adductor longus D. Musculus psoas
C. Musculus gracilis E. Musculus adductor longus
D. Musculus psoas
E. Musculus obturator intemus 38. Otot-otot berikut ini menginversi kaki, kecuali:
A. Musculus tibialis anterior
33. Manakah otot yang melakukan dorsofleksi kaki pada arti- B. Musculus extensor hallucis longus
culatio talocruralis? C. Musculus extensor digitorum longus
A. Musculus peroneus longus D. Musculus peroneus tertius
B. Musculus extensor digitorum brevis E. Musculus tibialis posterior

1. B y*g benar. Fascia superficialis mengandung jaringan C yang benar. Penggerak utama adalah sebuah otot yang
adipos4 yang terutama lebih banyak pada wanita. terutama bertanggung jawab untuk suatu gerakan tertentu.
A yang benar. Fascia profunda membentuk septa fibrosa yang 5. A y*g benar. Fiksator adalah sebuah otot yang berkontraksi
membagi bagian dalam extremitas menjadi kompartemen- secara isometrik untuk menstabilkan origo otot yang iain.
kompartemen (Gambar 13-28, 13-37,13-45, dan 13-52). D yang benar. Sinergis adalah sebuah otot yang mencegah
C yang benar. Otot skelet mengandung ujung-ujung saraf pergerakan yang tidak diinginkan pada sendi perantara
sensoris, tendon spindle, dan muscle spindle, yar.g berfungsi sehingga otot lainnya dapat melewati sendi ini dan
untuk mendeteksi derajat tonus di dalam otot (Gambar 13-3). bekerja terutama pada sendi yang lebih distal.
486 BAB t3

7. E yang benar. Antagonis adalah sebuah otot yang bekerja memungkinkan lewatnya urethra pada pria serta urethra dan
berlawanan dengan penggerak utama. vagina pada wanita.
8. B yangbenar. Musculus occipitofrontalisberfungsi mengangkat 24. B yangtidak benar. Musculus piriformis menerima persarafan
alis (Gambar 13-6). motorik dari plexus sacralis.
9. E yang benar. Musculus stemocleidomastoideus, jika bekerja 25. D yang tidak benar. Fascia Colle's (lamina membranosa dari
bersama, mengekstensikan kepala pada articulatio atlanto- fascia superficialis) tidak berperan dalam pembentukan
occipitalis dan mengfleksikan leher pada articulationes diaphragma urogenitale. Fascia ini terlalu superficial dan
intervertebrales cervicales. terletak tepat di bawah kulit (Gambar 13-22).
10. A yang benar. Musculus scalenus anterior berinsersi di bawah 26. B yang tidak benar. Musculus abductor pollicis longus
pada costa I (Gambar 13-10). berinsersi pada basis ossis metacarpi I.
11. D yang benar. Musculus genioglossus berfungsi menjulurkan 27. D yang tidak benar. Musculus extensor digiti minimi
lidah. lngatlah bahwa kontraksi musculus genioglossus dexter mengekstensikan articulatio metacarpophalangea jari keling-
(misalnya) mengarahkan ujung lidah ke sisi kiri pasien. king dan aduksi tangan pada articulatio radiocarpea.
72. C yang benar. Musculus hyoglossus berfungsi menurunkan 28. A yang tidak benar. Tendo musculus teres major berinsersi
lidah. pada bibir medial sulcus bicipitalis ossis humeri (Gambar 13-
13. C yang benar. Musculus styloglossus berfungsi menarik lidah 24 dan 11-38).
ke atas dan belakang. 29. C yang tidak benar. Musculus deltoideus berinsersi pada
1.4. A yang benar. Musculus palatoglossus berfungsi menarik tuberositas deltoidea pertengahan bawah sisi lateral corpus
lidah ke atas dan belakang. humeri (Gambar 13-26).
15. D yang benar. Musculus levator veli palatini mengangkat 30. E yang tidak benar. Musculus subscapularis berinsersi pada
palatum molle pada saat menelan. tuberositas minus ossis humeri.
16. E yang benar. Musculus pterygoideus lateralis seba- 31. C yang benar. Musculus gluteus medius bersama dengan
gian berinsersi pada discus articularis articulatio tempo- musculus gluteus minimus berfungsi mengangkat pelvis
romandibularis (Gambar 13-7). sisi berlawanan. Gerakan ini memungkinkan tungkai sisi
17. B yangtidak benar. Otot-otot posvertebra dipersarafi oleh rami berlawanan terangkat dari tanah pada saat berjalan.
posteriores nervi spinales. 32. D yang benar. Musculus psoas adalah flexor tungkai atas pada
18. E yang tidak benar. Diaphragma menerima persarafan motorik articulatio coxae.
dari nervi phrenicus. 33. E yang benar. Musculus tibialis anterior melakukan dorsofleksi
19. A yang tidak benar. Conjoint tendon tidak berlanjut ke kaki pada articulatio talocruralis.
ligamentum inguinale (Gambar 13-17). 34. B yang benar. Gerakan rotasi musculus popliteus
20. D yang tidak benar. Musculus transversus abdominis mengendurkan ligamenta yang mengekstensikan articulatio
membentuk sebagian area lateral dinding posterior abdomen genu, dengan demikian memungkinkan terjadinya fleksi.
(Gambar 17-25). 35. E yangtidakbenar. Musculus soleus tidakberperanmembentuk
27. C yang tidak benar. Musculus rectus abdominis berinsersi batas-batas fossa poplitea (Gambar 13-47).
pada costa V VI, dan VII (Gambar 13-15). 36. C yang tidak benar. Tendo musculus obfurator intemus
22. E yang tidak benar. Musculus obliquus extemus dari dinding berjalan melalui foramen ischiadicum minus unfuk berinsersi
anterior abdomen membantu diaphragma selama inspirasi pada pinggir atas trochanter major femoris (Gambar 13-41).
dengan relaksasi pada saat diaphragma bergerak turury 37. B yang tidak benar. Musculus adductor brevis terletak di
sehingga viscera abdominalis dapat diakomodasikan. bawah lantai trigonum femoralis (Gambar 13-43).
23. A yang tidak benar. Diaphragma pelvis merupakan otot 38. D yang tidak benar. Musculus peroneus tertius meng-
berbentuk corong, dibentuk oleh musculus levator ani dan ekstensi atau dorsofleksikan articulatio talocruralis dan
musculus coccygeus beserta fascianya. Diaphragma ini mengeversikan kaki pada articulatio subtalaris dan articulatio
berfungsi menyokong viscera pelvis. Ke anterior diaphragma tarsi transversa.
pelvis tidak utulL membentuk sebuah Pembukaan untuk
Sistem Saraf

487
Tengkorak, Otak,
4, Meningen, dan Suplai
Darah OtakTerkait
dengan Ti^auma
dan Perdarahan
lntrakranial

488
TENGKORAK, OTAK, ITENINGEN, DAN SUPUI DARAH OTAKTERKAIT DENGAN TRAUIAA,DAN PERDARAHAN INTRAKRAN/AT 489

Anatomi Dasar 489 Anatomi Permukaan Tengkorak dan Otak 509


Tengkorak 489 Nasion 509

Penampang Kepata dan Leher 491 Protuberantia Occipitalis Externa 509

?ro1 Falx Cerebri, Sinus Sagittatis Superior, dan Fissura Cerebri


Gambaran Radiografi Tengkorak Longitudinatis di antara Hemispherium Cerebri 510
Bagian-Bagian Otak 497 Eminentia Parietatis 510
Meningen 498 Pterion 510
Sinus Venosus 505 Processus Mastoideus ossis Temporatis 510
Suplai Darah otak 505
Zyqomaticus
Arcus 510
Sistem VentrikeI Otak 507 Linea basatisAnatomi Tengkorak 510
Catatan Fisiotogi: Liquor Cerebrospinatis 507 Pertanyaan 511
Fungsi Liquor Cerebrospinatis 507
Jawaban dan Penielasan 514
Pembentukan Liquor Cerebrospinatis 507

Sirkutasi Liquor Cerebrospinatis 507

Absorpsi Liquor Cerebrospinalis 507

Pergantian Liquor Cerebrospinatis 507

federa kepala yang berasal dari trauma tumpul dan tembusan Tujuan dari Bab ini adalah mengulang secara singkat anatomi
1-peluru dikaitkan dengan tingginya mortalitas dan cacat tengkorak dan isinya serta menyoroti area-area yang penting
morbiditas. Kejadian gangguan sirkulasi cerebrovaskular (stroke) untuk dapat mengerti patofisiologi cedera kepala dan perdarahan
tetap menjadi penyebab ketiga tertinggi morbiditas dan mortilitas di intrakran ial.
Amerika Serikat.

os parietale, sutura lambdoidea terletak di antara os parietale


AF.Jef#F-'tt #A$Affi.. dan os occipitale, dan sutura sagiftalis terletak di antara kedua os
parietale (Gambar 14-1 dan74-2).

Tengkorak I Fonticuli Cranii

Tulang-tulang yang membentuk dinding anterior, dinding lateral, Pada saat lahir, di antara tulang-tulang masih tetap ada daerah
dan basis cranii diuraikan secara lengkap dalam Bab 11. dan membranosa. Area lunak ini disebut fonticulus. Fonticulus anterior
diperlihatkan dalam Gambar 14-1 sampai 14-3. dan fonticulus posterior diuraikan pada halaman 292.

-
I Tabula Cranii
I Basis Cranii
Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang padat yang tersusun
atas tabula extema dan tabula intema, dipisahkan oleh lapisan Bagian dalam basis cranii dibagi dengan baik sekali dalam tiga
spongiosa disebut diploe. Permukaan luar dan dalam tulang- fossa: fossa cranii anterior, fossa cranii media, dan fossa cranii
tulang diliputi oleh periosteum (Gambar 14-11). posterior (Gambar 14-3). Fossa cranii anterior dipisahkan dari
fossa cranii media oleh ala minor ossis sphenoidalis, dan fossa

I Sutura Cranii cranii media dipisalrkan dari fossa cranii posterior oleh pars
petrosa ossis temporalis.
Tulang-tulang tengkorak disatukan oleh sendi yang tidakbergerak Fossa cranii anterior menampung lobus frontalis hemis-
disebut sutura. Sutura coronalis terletak di antara os frontale dan pherium cerebri, bagian lateral fossa cranii media menampung
490 BAB 14

os frontale os nasale
os lacrimale processus frontalis
ossis maxillaries
canalis opticus

incisura superciliaris
pars orbitalis ossis frontale

incisura supraorbitalis

sutura coronalis

os parietale

ala major
os sphenoidale

processus zygomaticus
sutura
ossis frontalis
frontozygomatica
os zygomaticum
pars squamosa
fissura orbitalis ossis temporalis
supenor
fissura orbitalis os zygomaticum
inferior

sutura foramen infratemporale


zygomaxillaris

concha nasalis media processus mastoideus

concha nasalis inferior

os maxilla ramus mandibulae

foramen mentale
corpus mandibulae

symphisis mandibularis

Gambar 14-1 Tulang-tulang pada aspek anterior tengkorak.

lobus temporalis hemispherium cerebri, dan bagian paling dalam di ala minor ossis sphenoidalis terdapat canalie opticus yang
fossa cranii posterior menampung sebagian cerebellum, pons, dilalui oleh nervus opticus dan arteria ophthalmica. Fissura
dan medulla oblongata. orbitalis superior, yang berbentuk celah di antara ala major dan
Os sphenoidale terletak di tengah basis cranii. Os sphenoidale ala minor ossis sphenoidalis dilalui oleh nervus oculomotorius,
mempunyai corpus di bagian tengah dengan ala major dan ala nervus trochlearis, divisi ophthalmica nervus trigeminus, dan
minor terbentang pada setiap sisi. Os sphenoidale menstabilkan nervus abducens. Foramen rotundum terletak di ala major ossis
bagian tengah tengkorak melalui periekatan sutura-sutura dengan sphenoidalis dilalui oleh divisi maxillaris nervus trigeminus.
os frontale, os parietale, os occipitale, dan os ethmoidale. Corpus Foramen ovale menembus ala major ossis sphenoidalis dan dilalui
ossis sphenoidalis berisi sinus sphenoidalis. oleh divisi mandibularis nervus trigeminus. Foramen spinosum
Foramina penting berikut ini dapat diidentifikasi dalam yang kecif terdapat juga di ala major, dilaiui oleh arteria meningea
Gambar 14-3. media. Foramen lacerum yang lebih besar dan iregular terletak
Di dalam fossa cranii anterior, lubang-lubang lamina di antara ala major ossis sphenoidalis dan pars petrosa ossis
cribriformis ossis ethnoidalis dapat dilihat, lubang-lubang temporalis, dilalui oleh arteria carotis intema dari canalis caroticus
ini dilalui oleh nervus olfactorius. Di dalam fossa cranii media, masuk ke dalam cavitas cranii.
TENGK?RAK, OTAK, IAENINGEN, DAN SUPUI DARAH OTAKTERKAIT DENGAN TRAUIAADAN PERDARAHAN /IYIRAKRANIAI 491

Pterion
pars squamosa ossis temporalis
sutura coronalis
os parietale zygoma

lineae temporales

os frontale
crista supramastoidea

ala major ossis


sphenoidalis
processus zygomaticus
ossis frontalis
nasron
os nasale
processus frontalis
ossis zygomaticus
os lacrimale

os zygomatlcum
foramen
zygomaticofaciale
protuberantia occipitalis
foramen infraorbitale
externa (inion)
linea nuchae superior
processus coronoideus
trigonum suprameatus
spina suprameatica os maxilla
meatus acusticus externus
lamina tympani

processus mastoideus pars alveolaris

rAMUS
angulus foramen mentale
processus styloideus collum mandibulae
corpus mandibulae
caput mandibulae

Gambar 14-2 Tulang-tulang pada aspek lateral tengkorak.

Di fossa cranii posterior, foramen magnum yang besar pada


os occipitale dilalui oleh medulla oblongata. Di sini, medulla
$}Fi f\,i.d\fl,4 fl34[\ # K ffi PAL"A
oblongata berlanjut sebagai medulla spinalis. Foramen magnum il),r5'F"$ t"ffii-{ffit{
dilalui juga oleh radices spinales nervi accessorii dan dua arteria
vertebralis. Sebelum mempelajari gambaran radiografik tengkorak, pembaca
Canalis hypoglossus dilalui oleh nervus hypoglossus, dan dianjurkan untuk mempelajari fotograf penampang kepala dan
foramen jugulare dilalui oleh nerl'us glossopharyngeus, nervus leher (Gambar 74-4, 74-5, dan 14-6).
vagus, dan nervus accessorius. Di sini, sinus venosus sigmoideus
meninggalkan tengkorak rnenjadi vena jugularis intema.
Meatus acusticus internus menembus facies posterior pars A f'4 [+.'&.il] #' ffi tr"A
#.d"\$'i ffi ffi,F' fl il $

petrosa ossis temporalis dan dilalui olehnervus vestibulocochlearis -f-


dan nervus facialis. ff- h,j {*.s td,.l} f,q A K

Ringkasan lubang-lubang Penting pada basis cranii dan


struktur yang melewatinya diperlihatkan dalam Tabel 14-1.
Gambaran radiografi tengkorak dapat dilihat di dalam Gambar 11-
11 sampai 11-18. CT-scan dan MRI kepala diperlihatkan di dalam
Gambar 74-7, 14-8, dan 14-9.
452 BAB 14

crista galli
foramen cecum

ala minor essis sphenoidalis


pars orbitalis ossis frontalis

canalis opticus

processus clinoideus anterior

foramen rotundum
foramen lacerum
foramen ovale
tuberculum sellae
sulcus A. menlngea
sella turcica media
processus
ciinoideus posterior
foramen spinosum
dorsum sellae pars squamosa
hiatus canalis ossis temporalis
N. petrosi
pars petrosa
majores
ossis temporale

meatus acusticus
internus
eminentia arcuata

sulcus sinus
petrosi superioris

foramen jugulare

sulcus sinus transversi


pars basilaris ossis occipitale

foramen magnum canalis hypoglossi

crista occipitalis interna protuberantia occipitalis interna

Gambar 14-3. Permukaan dalam basis cranii.

tentorium cerebelli. Hemisphere dipisahkan oleh sebuah celah


Bagian-Bagian Otak
da1am, yaitu fissura longitudinalis cerebri, di mana ke dalamnya
menonjol falx cerebri (Gambar 14-10). Lapisan permukaan setiap
Untuk penjelasan rinci tentang struktur otak, dianjurkan untuk hemispherium cerebri disebut cortex dan disusun oleh substantia
membaca buku neuroanatomi. Berikut ini hanya diuraikan bagian- grisea. Cortex cerebri berlipat-lipat, disebut gyri, yang dipisahkan
bagian utama otak. oleh fissura atau sulci. Dengan cara demikian permukaan cortex
Otak adalah bagian susunan saraf pusat yang terletak di dalam bertambah luas. Sejumlah sulci yang besar membagi permukaan
cavitas cranii. Otak dilanjutkan sebagai medulla spinalis setelah setiap hemisphere dalam lobus-lobus. Lobus-lobus diberi nama
meialui foramen magnum. sesuai dengan tulang tengkorak yang ada di atasnya (Gambar
14-17). Lobus frontalis terletak di depan sulcus centralis (lihat

I Cerebrum Gambar 1,4-1,7) dan di atas sulcus lateralis. Lobus parietalis


terletak di belakang sulcus centralis dan di atas sulcus lateralis.
Cerebrum adalah bagian terbesar otak dan terdiri dari dua Lobus occipitalis terletak di bawah sulcus parieto-occipitalis. Di
hemisperium cerebri yang dihubungkan oleh massa substantia bawah sulcus lateralis terletak lobus temporalis.
alba yang disebut corpus callosum (Gambar 14-10). Setiap Gyrus precentralis terletak tepat anterior terhadap sulcus
hemisphere terbentang dari os frontale sampai ke os occipitale, centralis dan dikenal sebagai area motoris (lihat Gambar 14-17).
di atas fossa cranii anterior dan media; dan di posterior, di atas Sel-sel saraf motorik besar di dalam daerah ini mengatur gerakan
TENGKORAK, OTAK, IAENINGEN, DAN SUPUI DA,RAH OTAKTERKAIT DENGAN TRAUIAADAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL 493

volunter sisi tubuh yang berlawanan. Hampir seluruh serabut di ventral. Thalamus adalah massa substantia grisea besar, yang
saraf menyilang garis ke sisi berlawanan di medulla oblongata terletak di kanan dan kiri ventriculus tertius. Thalamus merupakan
pada saat mereka turun menuju ke medulla spinalis. stasiun perantara besar untuk jaras sensoris aferen yang menuju ke
Pada area motoris, tubuh direpresentasikan dalam posisi cortex cerebri.
terbalik. Sel-sel saraf yang mengatur gerakan kaki berlokasi di Hypothalamus membentuk bagian bawah dinding lateral dan
bagian atas, sedangkan yang mengatur gerakan wajah dan tangan dasar ventriculus tertius. Struktur-struktur berikut ini terdapat di
terletak di bagian bawah (lihatCambar 14-17). Gyrus postcentralis dasarventriculus tertius, dari depankebelakang: chiasma opticum
terletak tepat posterior terhadap sulcus centralis, dikenal sebagai (lihat Gambar 14-16), tuber cinereum dan infundibulum, corpus
area sensoris (lihat Gambar 14-17). Sel-sel saraf kecil di dalam mammillare, dan substantia perforata posterior.
daerah ini menerima dan menginterpretasikan sensasi nyeri, suhu,
raba, dan tekan dari sisi tubuh kontralaterai.
Gyrus temporalis superior terletak tepat di bawah sulcus
I Mesencephalon
lateralis (lihat Gambar 1,4-1,7). Bagi,an tengah gyrus ini menerima Mesencephalon adalah bagian sempit otak yang berjalan melewati
dan menginterpreasikan suara dan dikenal sebagai area auditiva. incisura tentorii dan menghubungkan otak depan dengan otak
Area Broca atau area bicara motoris, terletak tepat di atas belakang (Gambar 14-10). Mesencephalon terdiri dari dua belahan
sulcus lateralis (lihat Gambar 14-17). Area ini mengatur gerakan lateral yang disebut pedunculus cerebri. Masing-masing dibagi
bicara. Pada orang bertangan kanary area Broca hemisphere kiri dalam pars anterior yaitu crus cerebri, dan bagian posterior yaitu
bersifat dominan, sedangkan pada orang kidal yang dominan tegmentum, oleh sebuah pita substantia grisea berpigmen yang
adalah sisi kanan. disebut substantia nigra (lihat Gambar 14-15). Rongga sempit
Area visual terletak pada polus posterior dan aspek medial mesencephalon disebut aqueductus cerebri (Gambar 14-10 dan 14-
18), yang menghubungkan ventriculus tertius dengan ventriculus
hemisphere cerebri di daerah sulcus calcarinus (lihat Gambar 14-
17). Atea ini merupakan area penerima kesan visual.
quartus. Tectum adalah bagian mesencephalon yang terletak
Rongga yang terdapat di dalam setiap hemispherium cerebri posterior terhadap aqueducfus cerebri. Tectum mempunyai empat
disebut ventriculus lateralis (lihat Gambar 14-18). Ventriculus tonjolan kecif yaitu dua colliculus superior dan dua colliculus
lateralis berhubungan dengan ventriculus tertius melalui foramen
inferior. Colliculus ini terletak profunda di antara cerebellum dan
interventriculare (lihat Gambar 14-10 dan 14-18). hemispherium cerebri.
Corpus pineale adalah sebuah kelenjar kecil yang terletak di
antara colliculus superior (Gambar 14-10). Kelenjar tersebutmelekat
I Diencephalon melalui sebuah tangkai pada dinding posterior ventriculus tertius.
Diencephalon hampir seluruhnya tertutup dari permukaan otak. Clandula pineale umumnya mengalami kalsifikasi pada usia
Terdiri atas thalamus di dorsal (Gambar 14-10) dan hypothalamus pertengahary dengan demikian dapat terlihat pada radiografi.
494

Gambar 14-4 A. Potongan melintang kepala sedikit di bawah calvaria, dilihat dari bawah. B. Potongan melintang kepala
setinggi corpus callosum, dilihat dari bawah.
TENGKORAK, OTAK, TAENINGEN, DAN SUPLAI DARAH OTAKTERKAIT DENGAN TRAUIIIA DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL 495

kanan anterior kiri

anterior

Gambar 14-5 A. Potongan melintang kepala dilihat dari bawah. B. Potongan coronal kepala dan leher bagian atas.

I Otak Belakang dalam pons berfungsi sebagai stasiun perantara, sedangkan yang
lain membentuk inti saraf otak.
Pons terletak pada permukaan anterior cerebellum, di bawah Medulla oblongata berbentuk kerucut dan menghubungkan
mesencephalon dandi atasmedulla oblongata (Gambar 14-10). Pons pons di atas dengan medulla spinalis di bawah (Gambar 14-10).
terutama disusun oleh serabut-serabut saraf yang menghubungkan Fissura mediana terdapat pada permukaan anterior medulla, dan
kedua belahan cerebellum. Pons juga mengandung serabut- pada setiap sisi terdapat benjolan yang disebut pyramis (lihat
serabut ascendens dan descendens yang menghubungkan otak Gambar 14-16). Pyramis tersusun dari berkas-berkas serabut saraf
depan, mesencephalon, dan meduila spinalis. Beberapa sel saraf di yang berasal dari sel-sel besar di dalam gyrus precentralis cortex
496 BAB 14

Gambar 14-6 A, Potongan melintang kepala tepat di bawah palatum durum dilihat dari bawah. B. Potongan melintang leher
setinggi C6 dilihat dari bawah.

cerebd. Pyramis mengecil ke bawaildan di sini hampir seluruh Pada permukaan posterior pars inferior medulla oblongata
serabut-serabut descendens menyilang ke sisi lainnya, membentuk terdapat tuberculum gracile dan cuneatum, yang dibentuk oleh
decussatio pyramidum. nucleus gracilis di medial nucleus cuneatus di lateral.
Posterior terhadap pyramis terdapat oliva, yang merupakan Cerebellum terletak di dalam fossa cranii posterior di
olivarius yang terletak
elevasi lonjong yang dibentuk oleh nucleus bawah tentorium cerebelli (Gambar 14-10). Cerebelum terletak
di bawahnya (Lihat Gambar 14-16). Di belakang oliva terdapat posterior terhadap pons dan medulla oblongata. Terdiri dari dua
pedunculus cerebellaris inferior, yang menghubungkan medulla hemisphere yang dihubungkan oleh bagian tengah, yang disebui
dengan cerebellum. vermis. Cerebellum dihubungkan dengan mesencephalon melalui
TENGKORAK, OTAK, ITENINGEN, DAN SUPLAI DARAH OTAK TERKAIT DENGA,N TRAUIAA DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL 497

lobus frontalis
fissura longitudinalis

substantia alba genu corpus


callosum
caput nucleus
caudatus septum pellucidum

cornu anterior
ventriculus lateralis
nucleus lentiformis
corpus ventriculus fornix
lateralis
ventriculus tertius
thalamus
A

falx cerebri cornu posterior


ventriculus lateralis

cranium

protuberantia occipitalis
interna
lobus occipitalis
crantum crista frontalis

falx cerebri

ala minor fossa cranii


ossis anterior
sphenoidalis
ala major ossis
sphenoidalis
B fossa cranii
media
pars petrosa foramen ovale
ossis
temporalis
cavum tympani
meatus
acusticus
externus
antrum mastoideum

antrum mastoideum cerebellum


di fossa cranii
posterior

SINUS os occipitale medulla


sphenoidalis oblongata

Gambar L4-7 CI scan Axial (horizontal) kepala. A. Tulang-tulang cranium, otak, dan berbagai bagian ventrikel lateral.
B. Irisan yang dibuat setingkat lebih rendah, memperlihatkan ketiga fossa cranii.

pedunculus cerebellaris superior, dengan pons oleh pedunculus dapatkan di dalam cerebelum, tertanam di dalam substantia alba.
cerebellaris medius, dan dengan medulla oblongata oleh Yang terbesar dikenal sebagai nucleus dentatus.
pedunculus cerebellaris inf erior. Cerebellumberperanpenting dalam mengendalikantonus otot
Lapisan permukaan tiap hemispherium cerebelli disebut dan mengkoordinasikan gerak otot pada sisi tubuh yang sama.
cortex, terdiri dari substantia grisea. Cortex cerebelli berlipat- Rongga pada otak belakang adalah ventriculus quartus (lihat
lipat disebut folia, yang dipisalrkan oleh fissura transversa yang Cambar 14-10 dan 14-18). Rongga ini dibatasi di depan oleh pons
tersusun rapat. Kelompok massa substantia grisea tertentu di danmedulla oblongata, dibelakang olehvelummedullare superius
498 BAB 14

substantia alba lobus frontalis

genu corpus
callosum

sulcus lateralis cornu anterior


ventriculus lateralis

corpus ventriculus
septum pellucidum
lateralis
A

radiatio optica

cornu posterior
ventriculus lateralis
substantia grisea

lobus occipitalis

falx cerebri

cOrnU anteriOr cranlum sinus sagittalis superior


ventriculuslateralis cranium fissura longitudinalis

genu corpus
callosum
caput nucleus
caudatus

sulcus lateralis septum pellucidum

B
corpus fornices
nucleus lentiformis

recessus
ventriculus tertius
lobus temporalis
tractus opticus
mesencephalon
A. carotis interna

sphenoidalis

Gambar 14-8 Gambar IYRI cranium. A. Gambar potongan axial otak, memperlihatkan berbagai bagian ventriculus lateralis dan
sulcus lateralis hemispheri cerebri. B. Bayangan coronal melalui lobus frontalis otak, memperlihatkan cornu anterior ventriculus
lateralis. Perhatikan kontras yang lebih baik antara substantia alba dan grisea dibandingkan dengan CT scan pada Gambar 14-7.

dan inferius serta cerebellum. Ventriculus quartus berhubungan Meningen


ke atas dengan ventriculus tertius melalui aqueductus cerebri, dan t
ke bawah ia berlanjut sebagai canalis centralis medulla spinalis.
Juga berhubungan dengan spatium subarachnoideum melalui Cerebrum dan medulla splnalis diliputi oleh tiga membran, atau
tiga lubang di bagian bawah atap, satu lubang di medial dan dua meningen: duramater, arachnoideamater, dan piamater.
lubang di lateral.
TENGKORAK, OTAK, I'AENINGEN, DAN SUPLAI DARAH OTAK TERKAIT DENGA,N TRAUI,IA DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL 499

cranrum fissura
longitudinalis
dengan
falx cerebri

lobus occipitalis
hemispherium
cerebri
substantia grisea

cornu posterior
sinus rectus
ventriculus lateralis

vermis cerebelli
A

tentorium cerebelli
substantia alba
cerebellum
substantia
grisea cortex
cerebri

crantum corpus callosum

sinus sagittalis
superior

thalamus
lobus frontalis

lamina cribrosa
ossis ethmoidalis

lobus occipitalis
B

cerebellum
cavum nasi

glandula
hypophysis

ventriculus quartus
palatum durum 11ngus foramen medulla
magnum oblongata

Gambar 14-9 MRI tengkorak. A. Bayangan coronal melalui lobus occipitalis cerebri, memperlihatkan cornu posterior ventriculi
lateralis dan cerebellum. B. Bayangan sagittal, memperlihatkan berbagai bagian otak, rongga hidung, dan rongga mulut.

I Duramater Encephali tidak terbentang melewati foramen magnum untuk berlanjut ke


lapisan duramater di medula spinalis. Di sekitar pinggir semua
Secara konvensional duramater terdiri dari dua lapis: lapisan foramina cranii lapisan ini berhubungan dengan periosteum pada
endosteal dan lapisan meningeal (Gambar 14-11). Kedua lapisan permukaan luar tulang-tuiang tengkorak. Pada sutura, lapisan ini
ini berhubungan erat, kecuali sepanjang tempat-tempat tertentu di berhubungan dengan ligamentum suturale. Lapisan ini melekat
mana mereka terpisah dan membentuk sinus venosus. dengan erat pada tulang-tulang di basis cranii.
Lapisan endosteal tidak berbeda dengan periosteum yang Lapisan meningeal adalah duramater yang sebenarnya.
meliputi permukaan dalam tulang-tulang tengkorak. Lapisan ini Merupakan membrana fibrosa padat dan kuat yang membungkus
500 BAB 14

sinus sagittalis superior


sinus sagittalis inferior

adhesio interthalamica corpus callosum

thalamus septum pellucidum


flax cerebri foramen interventricularis
A. cerebri anterior
V. magna
cerebri N. opticus
hypophysis cerebri

glandula sinus frontalis


pinelae concha nasalis superior
aqueductus agger nasr
cerebri concha nasalis media
mesencephalon vestrbulum
tentorium nast
cerebelli
sinus concha nasalis
rectus inferior
ventriculus quarttus
\' palatum durum
palatum molle
cerebellum
lingua
pons
M. genioglossus
medulla oblongata
atlas l\.4. geniohyoideus
ligamentum nuchae M. mylohyoideus

muara tuba auditiva


tonsil
os hyoid
membrana thyrohyoidea

otot-otot postvertebralis epiglottis


plica vestibularis
processus sptnosus vocalis
cervicales cartilago thyroidea
ligamentum cricothyroidea
arcus cartilago cricoidea
trachea

oesophagus

isthmus glandula thyroidea


medulla lamina superficalis
spinalis fascia coUi profunda
arcus jugularis
canalis centralis
spatium suprasternalis
A. brachiocephalica
'/ \ ( sisa thymus
V. brachiocephalica sinistra manubrium sterni

Gambar 14-10 Penampang sagittal kepala dan leher,


TENGKORAK, OTAK, IAENINGEN, DAN SUPLAI DARAH OTAK TERKAIT DENGAN TRAUIAA DAN PERDARAHAN INTRAKRA,NIAL 501

sutura sagittalis

kulil vena superficialis kulit kepala

V. missaria
jaringan ikat
V. diploica
aponeurosis
sinus sagittalis superior
jaringan ikat
granulationes arachnoideales
longgar

peflcranlum lamina endosteal


(periosieum) duramater
lamina meningeal
lamina externa
duramater
ossis parietalis
arach noideamater
diploe
A. cerebri di dalam
lamina interna spatium subarachnoidea
ossis parietalis
piamater

V. cerebri di spatium cortex cerebri


subarachnoidea

falx cerebri

Gambar 14-11 Penampang koronal bagian atas kepala memperlihatkan lapisan kulit kepala, sutura sagittalis cranii, falx
cerebri, sinus venosus sagittalis superior dan inferior, granulationes arachnoidales, venae emissaria, dan hubungan pembuluh
darah otak dengan spatium subarachnoideum.

vena superficialis kulit kepala


sinus sagittalis superior
V. emissaria
sinus sagittalis inferior
V. diploica
diplod
V cerebri
sinus transversus sinistra N. facialis dan
vestibulocochlearis
N. trigeminus
V. magna cerebri
N. trochlearis

N. oculomotorius

falx cerebri srnus rntercavernosus

sinus rectus

tentorium cerebelli

sinus transversus dextra

srnus sigmoideus
sinus petrosus superior v facialis

Gambar 14-12 Bagian dalam tengkorak memperlihatkan duramater dan sinus venosusnya. Perhatikan hubungan antara vena-
vena kulit kepala dan vena-vena wajah dengan sinus venosus.
502 BAB 14

sinus intercavernosi N. opticus

diaphragma sellae

N. oculomotorius N. maxillaris

N. trochlearis
ganglion trigeminus
N. abducens
N. mandibularis

foramen magnum
tentorium
cerebelli
sinus petrosus
superior

sinus sagittalis
sinus sigmoideus inferior

incisura tentorii

sinus transversus sinistra sinus transversus dextra


V. magna cerebri
sinus rectus

confluens sinuum

Gambar 14-13 Diaphragma sellae dan tentorium cerebelli. Perhatikan posisi sinus venosis.

otak dan melanjutkan diri setelah melalui foramen magnum Tentorium cerebelli adalah lipatan duramaterberbentukbulan
sebagai duramater medula spinalis. Lapisan ini juga merupakan sabit, yang menjadi atap fossa cranii posterior (Gambar 14-L2, 1.4-
selubung tubular bagi saraf-saraf otak, pada saat saraf otak melalui 13, dan 14-14). Lapisan ini menutupi permukaan atas cerebellum
foramina di basis cranii. Di luar tengkorak, selubung ini menyatu dan menyokong lobus occipitalis hemispherium cerebri. Di depan
dengan epineurium saraf. terdapat sebuah celah, incisura tentorii, untuk tempat lewatnya
Lapisan meningeal membentuk empat septum ke arah dalam mesencephalon (Gambar 1,4-74 dan 14-15), sehingga terdapat
yang membagi cavitas cranii menjadi ruang-ruang yang saling pinggir dalam yang bebas dan pinggir luar yang terfiksasi. Pinggir
berhubungan dengan bebas dan menampung bagian-bagian otak. yang terfiksasi melekat pada processus clinoideus posterior,
Fungsi septa-septa ini adalah untuk fiksasi otak. pinggir superior os petrosus, dan pinggir-pinggir alur untuk
Falx cerebri adalah lipatan duramater yang berbentuk bulan sinus transversus pada os occipitale. Pinggir bebasnya berjalan
sabit yang terletak di garis tengah, di antara kedua hemisphere ke depan pada kedua ujungnya, melintasi pinggir yang terfiksasi,
cerebri (Gambar L4-1.0 dan 74-72). Ujung depannya yang sempit dan melekat pada processus clinoideus anterior tiap sisi. Pada
melekat pada crista frontalis interna dan crista galli. Ujung tempat di mana kedua pinggir bersilangan, nervus cranialis ketiga
posteriornyayang lebarmenyatu denganpermukaanatastentorium dan keempat berjalan ke depan memasuki dinding lateral sinus
cerebelli di garis tengah. Sinus sagittalis superior berjalan pada cavernosus (Gambar L4-L4 dan 14-15). Dekat apeks pars petrosus
pinggir atasnya yang terfiksasi, sinus sagittalis inferior berjalan ossis temporalis, lapis bawah tentorium menonjol ke depary di
pada pinggir bawahnya yang bebas dan cekung, dan sinus rectus bawah sinus petrosus superior, membenfuk recessus unfuk nervus
berjalan sepanjang perlekatannya pada tentorium cerebelli. trigeminus dan ganglion trigeminale (Gambar 14-14). Falx cerebri
TENGKORAK, OTAK, TIENINGEN, DAN SUPLAI DARAH OTAKTERKAIT DENGAN TRAUIAA DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL 503

dan falx cerebelli masing-masing melekat pada permukaan atas dan Terdapat banyak ujung-ujung saraf sensoris pada duramater.
ba'wah tentorium. Sinus rectus berjalan sepanjang perlekatannya Duramater peka terhadap regangary yang menimbulkan sensasi
pada falx cerebd, sinus petrosus superlor sepanjang perlekatannya sakit kepala. Stimulasi ujung-ujung sensoris nervus trigeminus
pada pars petrosa, dan sinus transversus sepanjang perlekatannya di atas 1eve1 tentorium cerebelli menimbulkan nyeri alih (referred
pada os occipitale (Gambar 14-13). pain) pada area kulit di sisi yang sama kepala. Stimulasi ujung-
Falx cerebelli adalah lipatan duramater kecil yang berbentuk ujung sensoris duramater di bawah leve1 tentorium cerebelli
sabit, yang melekat pada crista occipitalis interna dan menonjol ke menimbulkan nyeri alih (referred pain) pada daerah tengkuk dan
depan di antara kedua hemispherium cerebelli. Pingglr posterior- belakang kepala sepanjang distribusi nervus occipitalis m{or.
nya yang terfiksasi berisi sinus occipitalis.
Diaphragma sellae adalah lipatan duramater berbentuk Pendarahan Duramater
sirkular kecil, yang membentuk atap sel1a turcica (Gambar 14-3). Banyak arteri yang mendarahi duramater, yaitu arteria carotis
Lubang kecil ditengahnya dilalui oleh tangkai glandula hypophysis interna, arteria maxillaris, arteria pharyngea ascendens, arteria
cerebri (Gambar 14-13 dan 14-15). occipitalis, dan arteria vertebralis. Dari sudut klinis, yang
terpenting adalah arteria meningea media, yang sedng rusak pada
cedera kepala.
Persarafan Duramater
Arteria meningea media berasal dari arteria maxillaris di
Cabang-cabang nervus trigeminus, nervus r.agus, dan nervus dalam fossa infratemporalis. Pembuluh ini masuk ke rongga otak
cervicalis 1-3, beserta cabang-cabang dari sistem simpatik berjalan dan berjalan ke depan dan Iateral di dalam alur pada permukaan
ke duramater. atas pars squamosa ossis temporalis (lihat Gambar 18-3). Untuk

tentorium cerebelli
falx cerebri

mesencephalon (dipotong)
A. cerebri posterior

A. communicans posterior
aqueductus cerebri
A. carotis interna
infundibulum
chiasma opticum

sinus frontalis

N. trochlearis bulbus olfactorius


''..-
\-j

\
A. carotis r-
interna i.j

N- opticus
N. trigeminus
A. carotis interna
pinggir lapisan
N. oculomotorius
meningeal duramater
yang dipotong N. trochlearis
N. petrosus N. abducens
superficialis malor
divisi maxillaris
ganglion N. trigeminus
trigeminus
divisi mandibulans
N. trigeminus

Gambar 14 -14 Pandangan lateral tengkorak, memperlihatkan falx cerebri, tentorium cerebelli, batang otak, dan ganglion
trigeminale.
504 BAB 14

masuk cavum crania, arteri ini berjalan melalui foramen spinosum AliranVena Duramater
dan terletak di antara lapisanmeningeal dan endosteal duramater.
Ramus anterior (frontalis) membuat aiur dalam atau terowongan Vena-vena meningea terletak di dalam lapisan endosteal
pada angulus anteroinferior ossis parietalis, dan perjalanannya duramater. Vena meningea media mengikuti cabang-cabang
kira-kira sesuai dengan garis gyrus precentralis otak yang ada di arteria meningea media dan bermuara ke dalam plexus venosus
baivahnya. Ramus posterior (parietalis) melengkung ke belakang pterygoideus atau sinus sphenoparietalis. Vena-vena terletak
dan mendarahi bagian posterior duramater. lateral terhadap arterinya.

bulbus olfactorius

hypophysis cerebri tractus olfactorius

processus clinoideus anterior N. opticus

diaphragma sellae A. ophthalmica

A. carotis interna
dorsum sellae
A. communicans posterior
N. oculomotorius
A. cerebelli superior
tentorium cerebelli

A. cerebri posterior

N. trochlearis
A crus cerebri

'"'r'
tegmentum >\ substantia nigra
incisura tentorii
aqueductus cerebri

colliculus superior

sr
infundibulum
lobus anterior hypophysis diaphragma sellae
tuber ctnereum
SINUS
ca L ernosus
N. oculomotorius
lobus
posterior
N. torchlearis

ophthalmicus

N. maaillaris

abducens
A. cerebri
posterior

cal um nasi
corpus ossis
sphenoidalis

A. basilaris sinus sphenoidalis


sinus sphenoidalis N. canalis pterygoidei
A. carotis interna

B c
Gambar 14-15 A. Otak depan dibuang, meninggalkan mesencephalon, hypophysis cerebri, A.carotis interna dan A.basilaris
tetap pada tempatnya. B. Potongan sagittal melalui sella turcica, memperlihatkan hypophysis cerebri. C. Potongan koronal
melalui corpus ossis sphenoldalis memperlihatkan hypophysis cerebri dan sinus cavernosus. Perhatikan posisi saraf-saraf otak.
TENGKORAK, OTAK, lvlENlNGEN, DAN SUPUI DARAH OTA,KTERKA,IT DENGAN TRAU/\AADAN PERDARAHAN INTRAKRANIAI 505

I Arachnoideamater Arteria Carotis lnterna


Arachnoideamater adalah suatu membran lembut yang tidak Arteria carotis interna muncul dari sinus cavernosus pada sisi
permeabel yang meliputi otak dan terletak di antara piamater di medial processus clinoideus anterior. Kemudian arteria ini
sebelah dalam dan duramater di sebelah luar (Gambar 14-11). membelok ke belakang menuju ke sulcus cerebri lateralis. Di sini,
Membran ini dipisahkan dari duramater oleh ruang potensial, arteria ini bercabang menjadi arteria cerebri anterior dan arteria
disebut spatium subdurale, dan dari piamater oleh spatium cerebri media (Gambar 14-16).
subarachnoideurn, yang terisi oleh liquor cerebrospinalis.
Arachnoideamater membentuk jembatan-jembatan di atas Cabang-Cabang Bagian Cerebral Arteria Carotis lnterna
sulcus-sulcus pada permukaan otak dan dalam situasi tertentu,
arachnoideamater dan piamater terpisah lebar membentuk
r A.opthalmica dipercabangkan sewaktu A.carotis intema
keluar dari sinus cavernosus (Gambar 18-3). Arteri ini masuk
cisternae subarachnoideae.
orbita melalui canalis opticus, di bawah dan lateral terhadap
Pada daerah tertentu, arachnoideamater menonjol ke dalam
N.opticus. A.opthalmica mendarahi mata dan struktur orbita
sinus venosus membentuk villi arachnoidales. Villi arachnoidales
lainnya, dan cabang-cabang terminalnya mendarahi daerah
ini paling banyak di sepanjang sinus sagittalis superior. Agregasi
kulit kepal4 sinus ethmoidalis dan frontalis, serta dorsum nasi.
villi arachnoidales disebut sebagai granulationes arachnoideales
it A.communicans posterior adalah pembuluh kecil yang
(lihat Gambar 14-11 dan 14-18). Vi1li arachnoideales berfungsi
berjalan ke belakang untuk bergabung dengan A.cerebri
sebagai tempat difusi liquor cerebro spinalis ke dalam aliran
posterior (Gambar 14-16).
darah.
Penting untuk diingat bahwa struktur-struktur yang berjalan
I A.choroidea, sebuah cabang kecif berjalan ke belakang, masuk
ke dalam comu inferior ventriculus lateralis, dan berakhir di
ke dan dari otak menuju cranium atau foraminanya harus melalui
dalam plexus choroideus.
spatium subarachnoideum. Semua arteri dan vena terletak di
ll A.cerebri anlerior berjalan ke depan dan mediaf dan
dalam spatium ini, demikian pula saraf-saraf otak (Gambar 14-11).
masuk ke dalam fissura longitudinalis cerebri (Gambar 14,
Arachnoideamater menyatu dengan epineurium sara{ ketika saraf
16). Pembuluh ini bergabung dengan arteri yang sama dari
ini keluar dari cranium. Pada kasus N.opticus, arachnoideamater
sisi yang lain melalui A.communicans anterior. Arteria ini
membentuk selubung unfuk saraf ini yang memanjang ke dalam
membelok ke belakang di atas corpus callosum, dan cabang-
rongga orbita melalui canalis opticus dan bergabung dengan sclera
cabang corticalnya mendarahi permukaan medial cortex
bola mata (lihat Gambar 18-9). jadi, spatium subarachnoideum
cerebri sampai ke sulcus parieto-occipitalis (Gambar 14-17).
memanjang di sekitar N.opticus sampai ke hemispherium bola
Pembuluh ini juga mendarahi sebagian cortex selebar 1 inci
mata dan ke bawah sampai di sekitar medulla spinalis. Spatium
(2,5 cm) pada permukaan lateral yang berdekatan. Dengan
subarachnoideum meluas ke bawah sampai vertebra sacralis
demikian A.cerebri anterior mendarahi area tungkai di gyrus
kedua (liatt Cambar 14-18).
precentralis. Cabang-cabang central menembus substansi
otak dan mendarahi massa substantia grisea di bagian dalam
I Piamater hemispherium cerebri.
Piamater adalah membran vaskular yang dengan erat membung-
I A.cerebri media, cabang terbesar dari A.carotis interna,
berjalan ke lateral di dalam sulcus lateralis cerebri (Gambar 14-
kus otak, membungkus gyrus-gyrus dan masuk ke dalam sulcus-
16). Cabang-cabang cortical mendarahi seluruh permukaan
sulcus yang terdalam (Gambar 14-11). Membran ini membungkus
lateral hemisphere, kecuali daerah sempit yang disuplai oleh
saraf otak dan menyatu dengan epineuriumnya. Arteri-arteri yang
A.cerebri anterior, polus occipitalis dan permukaan infero-
masuk ke dalam substansi otak juga diliputi oleh piamater.
lateral hemisphere yang disuplai oleh A.cerebri posterior.
Dengan demikian arteri ini mensuplai seluruh area motoris
Sinus Venosus kecuali area tungkai pada hemispherium cerebri. Cabang-
cabang central masuk ke substantia perforata anterior
dan mensuplai massa substantia grisea di bagian dalam
Sinus venosus diuraikan secara lengkap dalam Bab 6, halaman
hemispherium cerebri.
1,78.

Arteria Vertebralis
Suplai Darah Otak
Arteria vertebralis, cabang dari bagian pertama A.subclavia
(Gambar 13-10), berjalan ke atas melalui foramina pada processus
( Arteri Otak tranversus vertebrae cervicalis I sampai VI. Pembuluh ini masuk
tengkorak melalui foramen magnum dan berjalan ke atas, depan
Otak disuplai oleh dua arteria carotis interna dan dua arteria dan medial medulla oblongata (Gambar 14-16). Pada pinggir
vertebraiis. Keempat arteri ini beranastomosis pada permukaan bawah pons, arteri ini bergabung dengan arteri dari sisi lainnya
inferior otak dan membentuk circulus Willisi (circulus arteriosus membentuk arteria basilaris.
cerebri).
506 BAB 14

Cabang-Cabang Cranial Cabang-Cabang

I Aa.meningeae. I Cabang-cabang untuk pons, cerebellum, dan telinga dalam.


o A.spinalis anterior dan posterior. I A.cerebri posterior.
o A.cerebelliposteroinferior.
I Aa.medullares. Arteria cerebri posterior pada masing-masing sisi melengkung
ke lateral dan belakang di sekeliling mesencephalon (Gambar 14-
16). Cabang-cabang cortical mendarahi permukaan inferolateral
Arteri Basilaris lobus temporalis dan permukaan lateral dan medial lobus
Arteria basilaris, dibentuk oleh gabungan kedua arteria vertebralis, occipitalis (Gambar 74-77).Jadi arteria ini mendarahi cortex visuai.
berjalan naik di dalam alur pada permukaan anterior pons Cabang-cabang central menembus substansi otak dan mendarahi
(Gambar 14-16). Pada pinggir atas pons bercabang dua menjadi massa substantia grisea di dalam hemispherium cerebri dan
A.cerebri posterior. mesencephalon.

A. cerebri anterior

bulbus olfactorius
fissura longitudin alis cerebri

N. opticus
tractus olfactorius
chiasma opticum
A. communicans
anterior
infundibulum

A. cerebri media

corpus mammilare
A. carotis interna
N. oculomotorius

N. tochlearis A. communicans
posterior

N. trigeminus A. cerebri posterior

abducens A. cerebelli superior

N. facialis A. pontis

N. vestibulocochlearis A. cerebelli
anteroinferior

N. glossopharyngeus

N. vagus
A. basilaris
N. acessorius
(pars cranialis)
A.vertebralis
N. hypoglossus

cerebellum pyramis

medulla oblongata A. spinalis anterior

Gambar 14-16 Arteri dan saraf otak dilihat pada permukaan inferior otak. Untuk memperlihatkan jalannya A.cerebri media,
polus anterior lobus temporalis dibuang.
TENGKORAK, OTAK, IAENINC,EN, DAN SUPUI DARAH OTAKTERKAIT DENGAN TRAUTAA DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL 507

medulla spinalis terhadap trauma mekanik. Hubungan yang erat


CirculusWillisi
antara cairan ini dengan jaringan saraf dan darah memungkinkan
Circulus Willisi terletak di dalam fossa interpeduncularis basis cairan ini berfungsi sebagai kolam dan membantu mengatur
cranii. Circulus ini dibentuk oleh anastomosis antara kedua isi tengkorak. Jika volume otak atau darah meningkat, volume
A.carotis intema dan kedua A.vertebralis (Gambat 1'4-1'6). A. liquor cerebrospinalis menurun. Karena liquor cerebrospinalis
communicans anterior, A.cerebri anterior, A.carotis intema" merupakan substrat flsiologik yang ideal, cairan ini berperan aktif
A.communicans posterior, A.cerebri posterior, dan A.basilaris ikut dalam pemberian makanan untuk jaringan saraf. Cairan ini juga
membentuk circulus ini. Circulus Willisi memungkinkan darah membantu dalam mengeluarkan produk metabolisme neuron.
yang masuk melalui A.carotis intema atau A.vertebralis untuk Ada kemungkinan sekresi glandula pineal mempengaruhi aktivitas
didistribusikan ke setiap bagian dari kedua hemispherium cerebri' glandula hypophysis oleh sirkulasi melalui liquor cerebrospinalis di
Cabang-cabang cortical dan central dari circulus ini mendarahi dalam ventriculus tertius.
substansi otak.
Pembentukan Liquor Cerebrospinalis

I Vena Otak
Liquor cerebrospinalis dihasilkan terutama oleh plexus
choroideus di ventriculus lateralis, tertius, dan quartus. Sebagian
Vena-vena otak tidak mempunyai jaringan otot di dalam din- mungkin berasal sebagai cairan jaringan yang dibentuk di dalam
dingnya yang sangat tipis dan tidak mempunyai katup. Vena-vena substahsi otak. Epitel kuboideum yang melapisi permukaan plexus
inimuncul dari otak danbermuarake dalam sinus venosus cranialis choroideus secara aktif mensekresikan liquor cerebrospinalis.
(Gambar 14-12). Terdapat vena-vena cerebri, cerebelli, dan batang
otak. Vena cerebri nagna dibentuk oleh gabungan kedua v.cerebri Sirkulasi Liquor Cerebrospinalis
interna dan bermuara ke dalam sinus rectus (Gambar 14-12). Sirkulasi dimulai dengan sekresinya dari plexus choroideus di
dalam ventriculus dan produksinya dari permukaan cerebrum.
Kemudian cairan ini mengalir dari ventriculus lateralis ke dalam
SistemVentrikel Otak ventriculus tertius melalui foramina interventriculare (Gambar 14-
18). Kemudian cairan ini sampai ke ventriculus quartus melalui
aqueductus cerebri. Sirkulasi dibantu oleh pulsasi arteria plexus
Sistem ventrikel otak (ventriculus cerebri) terdiri atas dua ventri-
choroideus.
culus lateralis, ventriculus tertius, dan ventriculus quartus. Kedua
Dari ventriculus quartus, cairan berjalan melalui apertura
ventriculus lateralis berhubungan dengan ventriculus tertius mediana dan foramina laterale di atap ventriculus quartus dan
melalui foramina interventricularis (Gambar 14-10). Ventriculus masuk ke spatium subarachnoideum. Cairan mengalir ke superior
tertius berhubungan dengan ventriculus quartus melalui melalui incisura teniorium cerebella untuk sampai ke permukaan
aqueductus cerebri. Selanjutnya, ventriculus quartus dilanjutkan
inferior cerebrum (Gambar 14-18). Kemudian cairan berjalan
oleh canalis centralis di meduila spinalis, dan melalui tiga foramina
ke superior di atas aspek lateral setiap hemispherium cerebri.
di atap ventriculus quartus dengan spatium subarachnoideum Sebagian liquor cerebrospinalis mengalir ke inferior di dalam
(Gambar 14-10).
spatium subarachnoidum di sekeliling medulla spinalis dan cauda
Ventriculus berisi liquor cerebrospinalis' llkuran dan bentuk
equina. Pulsasi arteria cerebri dan spinalis serta gerakan-gerakan
ventriculus cerebri dapat divisualisasikan di klinik dengan columna vertebra membantu aliran dari cairan ini.
menggunakan CT scan dan MRI (Gambar 14-7, L4-8, dan 14-9).
Absorpsi Liquor Cerebrospinalis
Tempat utama untuk absorpsi liquor cerebrospinalis adalah
villi arachnoidales yang menonjol ke dalam sinus venosus
duramater, terutama sinus sagittalis superior (Gambar '14-18). Villi
Liquor Cerebrospinalis
arachnoidales cenderung berkelompok membentuk granulationes
Liquor cerebrospinalis merupakan cairan yang bening dan tidak
arachnoidales. Granulationes arachnoidales bertambah dalam
berwarna. Di dalamnya larut garam-garam inorganik yang sama jumlah dan ukuran dengan bertambahnya usia dan cenderung
dengan yang terdapat di dalam plasma darah. Kandungan glucosa
mengalami kalsifikasi pada usia lanjut.
sekitar setengah dari jumlah yang terdapat di dalam darah, dan
Absorpsi liquor cerebrospinalis ke dalam sinus venosus terjadi
hanya terdapat sedikit protein. Pada posisi berbaring ke lateral, jika tekanan di dalam cairan lebih besar dari darah di dalam sinus.
tekanan liquor cerebrospinalis yang diukur pada lumbal pungsi
Sebagian liquor cerebrospinalis diabsorpsi secara langsung ke
sekitar 60 sampai 150 mm air. Tekanan ini dapat dengan mudah
dalam vena di dalam spatium subarachnoideum, dan sebagian
meningkat dengan tekanan batuk atau menekan vena jugularis
lagi mungkin diangkut melalui pembuluh limfe perineural nervi
interna di daerah leher.
craniales dan spinales.

Fungsi Liquor Cerebrospinalis


Pergantian Liquor Cerebrospinalis
Liquor cerebrospinalis, yang membasahi permukaan eksterna
Liquor cerebrospinalis diproduksi terus-menerus dengan kecepatan
dan interna cerebrum dan medulla spinalis, berfungsi sebagai sekitar 0.5 mL/menit dengan jumlah volume sekitar '130 mL. Waktu
bantalan antara sistem saraf pusat dan tulang{ulang yang ierdapat
pergantian cairan ini sekitar 5 jam.
di sekelilingnya. Dengan demikian melindungj cerebrum dan
508 BAB 14

area motoris
sulcus centralis
area premotoris
area sensons
lobus frontalis
lobus parietalis

sulcus parieto- area bicara motoris


occipitalis (ika hemisphere
kanan dominan)
lobus occipitalis

anterior
area visual

sulcus lateralis
gyrus superotemporalis
lobus iemporalis

pons area auditiva


cerebellum
A
medulla oblongata cabang-cabang A.cerebri anterior

anterior

cabang-cabang A.cerebri posterior A. cerebri media

anterior

A. cerebri anterior

cabang-cabang A.cerebri media A. cerebri posterior


C

Gambar L4-L7 A. Sisi kanan otak, memperlihatkan beberapa daerah penting bagi fungsi cerebrum. Perhatikan bahwa area
bicara motoris lebih sering berlokasi pada hemispherium cerebri kiri daripada hemispherium cerebri kanan. B. Permukaan
lateral hemispherium cerebri memperlihatkan daerah yang didarahi oleh afteri-arteri cerebri. Pada diagram ini dan yang
berikutnya, daerah berwarna blu disuplai oleh A.cerebri anterior; yang berwarna merah oleh A.cerebri media; dan yang
berwarna hijauoleh A.cerebri posterior. C. Permukaan medial hemispherium cerebri memperlihatkan area yang disuplai oleh
aderi-arteri otak.
TENGKORAK, OTA,K, IrIENINGEN, DAN SUPUI DARAH OTAK TERKAIT DENGAN TRAUA4A DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL 509

,d\$"iAf{'#f4$ ffiffif4,f4#KA,qfl{ Protuberantia Occipitalis Externa


Tffih.$ffiKffiRAK [}S,h$
Protuberantia occipitalis extema adalah penonjolan tulang
#TAil{ di tengah pars squamosa ossis occipitalis (Gambar 14-19).
Petunjuk penting permukaan tengkorak adalah sebagai berikut. Protuberantia ini terletak di garis tengah pada pertemuan kepala
dan leher dan memberikan tempat perlekatan untuk ligamentum
nuchae.
Nasion

Nasion adalah cekungan di garis tengah pada pangkal hidung


(Gambar 14-19).
-
sinus venosus saggitalis superior

granulationes arachnoidales
duramater
arachnordeamater
spatium subarachnoidea
berisi Iiquor cerebrospinalis
piamater

plexus choroideus
ventriculus lateralis

ventriculus lateralis

foramen
interventriculare

ventriculus tertius
aqueductus cerebri

tentorium cerebblla

plexus choroideus ventriculus quartus


ventriculus tertius
lubang lateral ventriculus
quartus (foramen Luschka)

lubang mediana ventriculus


quartus (foramen Magendie)

canalis centralis
medulla spinalis

spatium subarachnoidea
berisi liquor
cerebrospinalis

ventriculus terminalis

ujung caudal medulla spinalis


(level pinggir bawah vertebra
lumbal pertama pada orang
dewasa) ujung inferior spatium subarachnoidea
(level pinggir bawah vertebra sacral
kedua)
filum terminale

Gambar 14-18 Asal dan sirkulasi liquor cerebrospinalis.


510 BAB 14

Falx Cerebri, Sinus Sagittalis Superior, Processus Mastoideus


dan Fissura Cerebri Longitudinalis di Ossis Temporalis
antara Hemispheniurn Cerebni
Processus mastoideus menonjol ke bawah dan depan dari
belakang telinga (Gambar 14-19). Processus ini belum berkembang
Letak dari struktur-struktur ini dapat dituniukkan dengan pada neonatus dan berkembang hanya sebagai akibat dari tarikan
menarik garis dari vertex cerebri pada bidang sagittalis yang
musculus stemocleidomastoideus, jika anak menggerakkan
menghubungkan nasion dengan protuberantia occipitalis externa.
kepalanya. Processus ini dapat dikenali sebagai penonjolan tulang
pada saat umur 2 tahun.

Eminentia Parietalis
Arcus Zygomaticus
Eminentia ini adalah area meninggi pada permukaan lateral os
parietale dan dapat diraba sekitar 2 inci (5 cm) di atas auricula.
Arcus zygomaticus meluas ke depan telinga danberakhir di depan
Peninggian ini terletak dekat uiung bawah sulcus cerebri centralis
pada os zygomaticum (Gambar 14-19). Di atas arcus zygomaticus
otak (Gambar 14-19).
terdapat fossa temporalis, yang diisi oleh m. tenporalis.
M.masseter melekat pada pinggir bawahnya. Kontraksi kedua
m.temporalis dan masseter (pemeriksaan untuk keutuhan pars
Pterion motorik divisi mandibularis nerr,'us trigeminus) dapat diraba
E
dengan mengatupkan gigi-geligi.
Pterion merupakan titik di mana a1a major ossis sphenoidalis
bertemu dengan angulus anteroinferior os parietale. Terletak 1,5
inci (4 cm) di atas titik tengah arcus zygomaticus (Gambar 14-19). Linea Basalis Anatomi Tengl<orak
Pterion tidak ditandai oleh adanya tonjolan atau cekungan, tetapi
penting karena ramus anterior arteria dan vena meningea media
Linea basalis ini meluas dari pinggir bawah orbita ke belakang
terletak di bawahnya.
melalui pinggir atas meatus acusticus extemus. Seluruh cerebrum
terletak di atas garis ini, dan cerebellum terletak di dalam fossa
cranii posterior di bawah sepertiga posterior garis (Gambar 14-
le).

sulcus centralis
area motoris cortex cerebri

truncus
eminentia parietalis
kepala

protuberantia linea basalis


occipitalis
externa

cerebellum

arteria temporalis superficialis

processus mastoideus arcus zygomaticum

Gambar 14-19 Petunjuk pada permukaan sisi kanan kepala. Diperlihatkan hubungan afteria meningea media dan cerebrum
pada permukaan tengkorak.
TENGKORAK, OTAK, IAENINGEN, DAN SUPLAI DARAH OTAK TERKAIT DENGAN TRAUI'AA DAN PERDARAHAN INTRAKRA,NIAL 511

Pertanyaan Melengkapi 3. Struktur 3 adalah:


A. cavum orbita
Berdasarkan radiograf lateral tengkorak, pilihlah jawaban yang B. cavumnasi
paling TEPAT untuk melengkapi setiap pernyataan. C. sinus frontalis
D. sinus maxillaris
E. sinus sphenoidalis
1. Struktur 1 adalah:
A. sinus maxillaris
4. Struktur 4 adalah:
B. sinus frontalis
A. cavum oris
C. arcus anterior atlantis
B. sinus frontalis
D. sel1a turcica
C. cavum nasi
E. articulatiotemporomandibularis
D. sinus sphenoidalis
E. sinus maxillaris
2. Struktur 2 adalah:
A. cavum orbita
Struktur kelima adalah:
B. sinus maxillaris
A. arcus posterior atlantis
C. sinus sphenoidalis
D. cavum tympani B. corpus axis

E. sinus frontalis C. arcus anterior atlantis


D. processus odontoideus axis
E. ligamentum longitudinale anterius
512 BAB 14

Berdasarkan CT scan axial (horizontal) tengkorak, pilihlah 10. Struktur 5 adalah


jawaban yang paling TEPAT untuk melengkapi setiap pernyataan. A. sella lurcica
B. sinus sphenoidalis
C. ventriculus tertius cerebri
6. Struktur 1 adalah
D. glandula pinealis
A. crista galli
E. foramen spinosum
B. septumnasi
C. sinus sagittalis superior
D. falx cerebri Berdasarkan J'lRl axial (horizontal) tengkorak, pilihlah jawaban
E. os frontale yang paling TFPAT untuk melengkapi setiap pernyataan.

Struktur 2 adalah Struktur 1 adalah


A. arteria carotis interna A. substantia alba lobus occipitalis
B. arteria cerebri media B. falx cerebri
C. foramen rofundum C. septum pellucidum
D. canalis opticus D. genu corpus callosum
E. sinus sphenoidalis E. chiasma opticum

Struktur 3 adalah 12. Struktur 2 adalah


A. ala major ossis sphenoidalis A. pinggir posterior ala minor ossis sphenoidalis
B. pars petrosa os temporale B. sulcus lateralis hemispherium cerebri
C. processusmastoideus C. arteria cerebri media
D. malleus D. arteria meningea media
E. caput mandibulae E. ujung anterior inferior os parietale

Struktur 4 adalah 13. Struktur 3 adalah


A. antrum mastoideum A. falx cerebri
B. arteria carotis interna B. septum pellucidum cerebri
C. cavum tympani C. arteria basilaris
D. tubapharyngotympanica D. foramen magnum
E. meatus acusticus externus E. ventriculus quartus cerebri
TENGKORAK, OTAK, TIENINGEN, DAN SUPLAI DARAH OTAK TERKAIT DENGAN TRAU\AA DAN PERDARAHAN INTRA,KRANIAL 513

14 Struktur 4 adalah Pertanyaan Pilihan Ganda


A. substantia grisea cerebri
B. substantia alba lobus occipitalis cerebri Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAT untuk setiap pertanyaan.
C. genu corpus callosum cerebri
D. tentorium cerebelli 16. Pernyataan berikut ini benar untuk sistem saraf pusat,
E. cerebellum kecuali:
A. CT scan otak dapat membedakan antara substantia alba
15. Struktur 5 adalah dan substantia grisea.
A. ventriculus tertius cerebri B. ventriculus lateralis cerebri berhubungan langsung dengan
B. ventriculus quartus cerebri ventriculus quartus
C. corpus ventriculus lateralis cerebri C. MRI otak menggunakan sifat magnetik dari nucleus
D. cornu inferior ventriculus lateralis cerebri hidrogen yang dirangsang oleh radiasi radiofrekuensi
E. thalamus yang ditransmisikan oleh lengkungJengkung kawat di
sekeli I ing kepala pasien.
D. Arteria besar di basis cerebri jarang robek akibat trauma
dan gerakan mendadak otak di dalam kepala.
E. Cerakan otak pada saat cedera kepala dapat merusak
nervus cranialis keempat yang kecil.
5f4 BAB 14

17. Pemyataan berikut ini benar untuk liquor cerebrospinalis, 19. Pernyataan berikut ini benar untuk arteria yang mendarahi
kecuali: otak, kecuali:
A. Liquor cerebrospinalis di dalam canalis centralis medulla A. Arteria utama yang mendarahi otak terietak di dalam
spinalis tidak dapat masuk ke dalam ventriculus quartus. substantia subarachnoidea.
B. Dengan pasien dalam posisi berbaring, tekanan normal B. Arteria basilaris dibentuk oleh gabungan kedua arteria
sekitar 60 samPai 150 mm air. vertebralis.
C. Liquor cerebrospinalis melindungi cerebrum dan medulla C. Arteria cerebri beranastomosis pada permukaan otak.
spinalis dari cedera trauma. D. Substantia grisea yang terletak di dalam otak mendapatkan
D. Tekanan pada vena jugularis interna di leher menaikkan makanannya melalui difusi cairan jaringan dari pembuluh
tekanan liquor cerebrosPinalis. darah yang terletak pada permukaan otak.
E. Spatium subarachnoideum diisi oleh cairan cerebro- E. Serabut saraf simpatik mempunyai kendali sedikit pada
spinalis. diameter arteria cerebri.

18. Pemyataan berikut ini benar untuk suplai darah ke duramater 20. Pernyataan berikut ini benar untuk circulus Willisi, kecuali:
di dalam tengkorak, kecuali: A. Terietak di dalam fossa interpeduncularis pada basis
A. Arteria termasuk cabang-cabang dari arteri carotis intema, cerebri.
arteria maxillaris , dan arteria vertebralis. B. Terletak di dalam spatium subarachnoideum.
B. Arteria meningea media berasal dari arteria maxillaris. C. Memungkinkan aliran darah arteri mengalir ke depan
C. Arteria meningea media masuk tengkorak melalui atau ke belakang, jika arteria carotis interna atau arteria
foramen spinosum. vertebralis tersumbat.
D. Arteria meningea media berjalan di antara tulang dan D. Memungkinkan aliran darah arteri mengalir menyilang
lapisan endosteal duramater. garis tengah ke sisi berlawanan otak.
E. Ramus anterior arteria meningea media membentuk alur E. Berhubungan dengan cabang-cabang arteria carotis
di angulus anterior inferior os parietale, dan di tempat ini externa.
arteria ini mudah cedera.

1. D yang benar. 1 adalah sella turcica yang terletak pada 10. B yang benar. 5 adalah cavum dari sinus sphenoidalis dexter.
permukaan superior corpus ossis sphenoidalis.
11. D yang benar. 1 adalah genu corpus callosum, sebuah
C yang benar. 2 adalah sinus sphenoidalis, yang terletak di commissura major yang menghubungkan keduahemispherium
dalam corpus ossis sphenoidalis. cerebri.

C yang benar. 3 adatah sinus frontalis yang terletak di dalam 12. B yang ben ar. 2 adalah sulcus lateralis cortex cerebri sinister.
os frontale.
13. A yang benar. 3 adaiah pars posterior falx cerebri yang terletak
E yang benar. 4 adalah sinus maxillaris yang terletak di dalam di dalam fissura longitudinalis di antara hemispherium
corpus ossis maxillaris. cerebri.

C yang benar. 5 adalah arcus anterior atlantis, yang terletak 14. B yang benar. 4 adalah substantia alba lobus occipitalis dari
anterior terhadap Processus odontoideus axis di dalam hemispherium cerebri dextrum.
radiograf.
15. C yang benar. 5 adalah corpus ventriculus lateralis dari
D yang benar. 1 adalah falx cerebri (dibentuk oleh duramater), hemispherium cerebri dextrum.
yang dilekatkan di anterior ke permukaan interna os frontale.
16. B yang tidak benar. Ventriculus lateralis cerebri pertama kali
D yang benar. 2 adalah interior dari canalis opticus sinister. berhubungan dengan ventriculus tertius melalui foramen
interventriculare, yang selanjutnya berhubungan dengan
8. B yang benar. 3 adalah pars petrosus os temporale sinister. ventriculus quartus di otak belakang melalui aqueductus
cerebri di mesencephalon (Gambar 14-10 dan 14-18).
C yang benar. 4 adalah cavum tympanicum dextrum dari
telinga tengah.
TENGKORAK, OTAK, TAENINGEN, DAN SUPi-l.I DARAH OTAK TERKAIT DENGAN TRAUITA DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL 515

17. Ayang tidak benar. Liquor cerebrospinalis di dalam canalis 19. D yang tidak benar. Massa substantia grisea yang terletak di
centralis medulla spinalis dapat mengalir dengan bebas ke dalam substantia hemispherium cerebri (contokr, thalamus,
dalam ventriculus quartus. nucleus lentiformis, dan nucleus caudatus) menerima nutrisi
dari rami centrales arteria cerebri.
18. D yang tidak benar. Arteria meningea media berjalan di antara
lapisan periosteal dan lapisan meningeal duramater segera 20. E yang tidak benar. Cabang-cabang arteria carotis extema
setelah arteria ini masuk cranium melalui foramen spinosum. tidak berhubungan dengan circulus Willisi.
516
NERYUS CRANIALIS DAN BLOK NERVUS TRIGEIAINUS 517

Anatomi Dasar 517 Nervus Faciatis 527

Susunan Nervus Craniatis 517 Nervus Vestibulocochlearis 529


Nervus Otfactorius 517 Nervus Gtossopharyngeus 529
Nervus Opticus 517 Nervus Vagus 530
Nervus Ocutomotorius 519 Nervus Accessorius 532
Nervus Trochtearis 519 Nervus Hypogtossus 537
Nervus Trigeminus 520
Pertanyaan 543
Nervus Abducens 527
Jawaban dan Penjetasan 545

12 pasang nervus kranialis yang meninggalkan otak dan sering ced"era pada pasien-pasien dengan trauma kepala. Lebih jauh
Jerdanat
I benjolan melewati foramen dan fissura di dalam tulang tengkorak. lagi, nervus kranialis di leher mungkin cedera pada trauma tembus
Seluruh nervus tersebut didistribusikan di daerah kepala dan leher, atau terlibat dalam proses penyakit sepefti metastasis karsinoma.
kecuali nervus X, yang juga menyarafi struktur-struktur di dalam Oleh karena itu, pemeriksaan sistematis ke-12 nervus kranialis
rongga thorax dan abdomen. Nervus kranialis sering terlibat dalam merupakan bagian penting dari pemeriksaan fisik setiap pasien
penyakit, baik penyakit saraf itu sendiri seperti herpes zoster atau neurologik. Lesi nukleus nervus kranial, hubungan sentralnya, atau
keterlibatan dalam perdarahan atau pembentukan tumor di dalam gangguan pada /owel motor neuron dapat ditunjukkan dengan
susunan saraf pusat. Nervus yang lebih kecil, Iebih tipis biasanya pemeriksaan ini.

ANATOMI DASAR bersifat campuran. Simbol huruf umumnya digunakan untuk


menunjukkan komponen fungsional dari setiap nervus cranialis
seperti diperlihatkan dalam Tabei 15-1. Berbagai komponen nervus
cranialis, fungsinya dan foramen di tengkorak yang dilewati oleh
saraf ini untuk meninggalkan cavitas cranii diringkas dalam Tabel
Susunan Nervus Cranialis 1.5-2.

Nervus cranialis diberi nama sebagai berikut: Nervus Olfactorius


a I. Nerl'us olfactorius
l) II. Nervus opticus
Nervus olfactorius berasal dari sel-sel reseptor nervus olfactorius
o III. Nervus oculomotorius
l) IV. Nervus trochlearis di membrana mucosa olfactorius. Membrana mucosa olfactorius
terletak pada bagian atas cavitas nasi di atas concha nasalis
a V. Nervus trigeminus
superior (Gambar 15-1). Berkas serabut-serabut nervus olfactorius
o VI. Nervus abducens
a VIL Nervus facialis ini berjalan melalui lubangJubang pada lamina cribrosa ossis
ethmoidalis untuk masuk ke dalam bulbus olfactorius dalam
r VIII. Nervus vestibulocochlearis
cavitas cranii. Bulbus olfactorius dihubungkan dengan area
o IX. Nervus glossopharymgeus
olfactorius cortex cerebri oleh tracfus olfactorius.
i X. Nervusvagus
I XL Nervus accessorius
a XII. Nervus hypoglossus
Nervus Opticus
Nervus olfactorius, nervus opticus, dan nervus vestibulo-
cochlearis bersifat sensoris murni; nervus oculomotorius, nervus
trochlearis, nervus abducens, ner\,'us accessorius, dan nervus Nerr,'us opticus merupakan kumpulan axon sel-sel lapisan
hypoglossus bersifat motoris murni; dan saraf cranial lainnya ganglionik retina. Nervus opticus muncui dari bagian belakang
518. BAB 15

Foramen Keluar dari


Cranium
NERYUS CRANIALIS DAN BLOK NERVUS TRIGEIAINUS 519

bola mata dan meninggalkan rongga orbita melalui canalis opticus Nervus oculomotorius menvarafi berikut ini:
untuk masuk ke dalam rongga cranium (Gambar 15-3). Selanjutnya
menyatu dengan nervus opticus sisi lainnya membentuk chiasma a Otot-otot ekstrinsik mata: Musculus levator palpebrae
opticum (Gambar 15-3). superioris, musculus rectus superior, musculus rectus
Pada chiasma, serabut-serabut dari belahan medial masing- medialis, musculus rectus inferior, dan musculus obliquus
masing retina menyilang garis tengah dan masuk ke tractus in{erior (Gambar 15-2).
opticus sisi kontralateral, sedangkan serabut-serabut belahan i) Otot-otot intrinsik mata: musculus constrictor pupillae iris
lateral retina berjalan ke posterior di dalam tracfus opticus sisi yang dan musculus ciliaris dipersarafi oleh komponen parasimpatik
sama. Hampir seluruh serabut-serabut tractus opticus berakhir nervus oculomotodus. Serabut-serabut ini bersinaps di dalam
dengan bersinaps pada sel-sel saraf di dalam corpus geniculatum ganglion ciliare dan mencapai bola mata di dalam nervi ciliares
laterale (Gambar 15-1). Sebagian kecii serabut berialan ke nucleus breves.
pretectalis dan colliculus superior serta berperan pada refleks
cahaya. Dengan demikian nervus oculomotorius seluruhnya bersifat
Axon sel-sel saraf dari corpus geniculatum laterale berjalan ke motorik. Saraf ini berfungsi untuk mengangkat kelompak mata
posterior sebagai radiatio optica dan berakhir pada cortex visual atas; memutar bola mata ke atas, bawah" dan medial; konstriksi
hemispherium cerebri (Gambar 15-1). pupil, dan akomodasi mata.

Nervus Oculomotorius Nervus Trochlearis

Nervus oculomotorius keluar dari permukaan anterior mesen- Nervus trochlearis adalah saraf cranial yang paling ramping.
cephalon (Gambar 15-2). Saraf ini berjalan ke depan di antara Setelah menyilang saraf sisi lainnya, saraf ini meninggalkan
arteria cerebri posterior dan arteria cerebelli superior (Gambar permukaan posterior mesencephalon (Gambar 15-2). Kemudian
15-3). Kemudian berjalan terus ke depan di dalam fossa cranii nervus trochlearis berjalan ke depan melalui fossa cranii media
media pada dinding lateral sinus cavemosus. Di sini, nervus pada dinding lateral sinus cavernosus dan masuk ke orbita melalui
bercabang dua menjadi ramus superiot dan ramus inferior, yang fissura orbitalis superior (Gambar 15-3).
masuk ke rongga orbita melalui fissura orbitalis superior (lihat Nervus trochlearis menyarafi musculus obliquus superior
Gambar 18-2). bola mata (musculus ekstrinsik). Nervus trochlearis seluruhnya
motorik dan membantu memutar bola mata ke bawah dan lateral.
520 BA,B 15

bulbus olfactorius

N. opticus

chiasma opticum

corpus geniculatum laterale

radiatio optica

cortex visual

Gambar 15-1 A, Distribusi nervus olfactorius pada septum nasi dan dinding lateral hidung. B. Nervus opticus dan hubungan-
hubungannya.

Nervus Trigeminus sini, radix sensoria membesar membentuk ganglion trigeminale


(Gambar 15-3 dan 15-4). Ganglion trigeminale terletak di dalam
Nervus trigeminus merupakan saraf cranial terbesar (Cambar sebuah kantong duramater disebut cavum trigeminale. Radix
15-4). Saraf ini meninggalkan aspek anterior pons sebagai radix motoda nervus trigeminus terletak di bawah ganglion sensorik
motoria yang kecil dan radix sensoria yang besar, berjalan ke dan terpisah darinya. Nervus ophthalmicus (N.V1), nervus
depan, keluar dari fossa cranii posterior, untuk mencapai apex maxillaris (N.V2), dan nervus mandibularis (N.V3) berasal dari
pars petrosa ossis temporalis di dalam fossa cranii media. Di pinggir anterior ganglion (Gambar 15-3 dan 15-4).
NERYUS CR,AN/ALIS DAN BLOK NERVUS TRIGEIAINUS 521

mesencephalon M. levator palpebrae superioris

M. rectus superior
N. oculomotorius M. rectus medius

ramus supenor

M. rectus inferior
ramus inferior
ganglion ciliare
N. ciliaris brevis
A
M. obliquus inferior

mesencephalon M. obliquus superior

N. irochlearis

Gambar 15-2 A. Asal dan distribusi nervus oculomotorius . B. Asal dan distribusi nervus trochlearis.

( Nervus Ophthalmicus mengandung serabut secretomotorik parasimpatik ke glandula


lacrimalis. Kemudian nervus lacrimalis masuk glandula iacrimalis
Nervus ophthalmicus bersifat murni sensorik (Gambar 15-4 dan dan memberikan cabang-cabang ke conjunctiva dan kulit kelopak
15-5). Nervus ini berjalan ke depan pada dinding lateral sinus mata atas.
cavernosus di dalam fossa cranii media dan bercabang tiga, nervus Nervus frontalis berjalan ke depan pada permukaan atas
lacrimalis, nervus frontalis, dan nervus nasociliaris, yang masuk musculus levator palpebrae superioris dan bercabang dua menjadi
ke dalam rongga orbita melalui fissura orbitalis superior. nervus supraorbitalis dan nervus supratrochlearis (lihat Gambar
18-3). Saraf-saraf ini meninggalkan rongga orbita dan menyarafi
sinus frontalis dan kulit dahi serta kulit kepala.
Cabang-Cabang
Nervus nasociliaris menyilang nervus opticus, berjalan ke
Nervus lacrimalis berjalan ke depan pada pinggir atas mus- depan pada pinggir atas musculus rectus medius (lihat Gambar
culus recfus lateralis. Nervus ini bergabung dengan ramus 18-3), dan berlanjut sebagai nervus ethmoidalis anterior yang
zygomaticotemporalis cabang dari nervus maxillaris, yang berjalan melalui foramen ethmoidale anterius, masuk ke cavitas
522 BAB 15

tenlorium cerebelli
falx cerebrr

sinus sagittalis inferior (dibuka)


mesencephalon (dipotong)
A. cerebri posterior
/t-'- A. communicans posterior
aqueductus cerebri
A. carotis interna
infundibulum
chiasma opticum

i\\ \
\r
.\
sinus frontalis

N. trochlearis
T bulbus olfactorius

N. opticus
N. trigeminus
A. carotis inierna
pinggir lapisan N. oculomotorius
meningeal duramater
yang dipotong N. trochlearis
N. petrosus N. abducens
superficialis major
divisi maxillaris
ganglion N. trigeminus
trigeminus
divisi mand bularis
N. trigeminus

Gambar 15-3 Pandangan lateral tengkorak, memperlihatkan falx cerebri, tentorium cerebelli, batang otak, dan ganglion
triqeminale.

cranii. Kemudian saraf ini berjalan turun melalui celah pada sisi lanjut sebagai nervus infraorbitalis di dalam sulcus infraorbitalis,
crista ga1li untuk masuk ke cavitas nasi. Saraf ini memberikan dan nervus ini muncul pada permukaan wajah melalui foramen
dua rami nasales internae, dan kemudian saraf ini menyarafi infraorbitale. Nervus maxillaris bercabang menjadi serabut-
kulit di puncak hidung melalui ramus nasalis extetnus. Cabang- serabut sensorik ke wajah dan sisi hidung.
cabangnya termasuk berikut ini:
Cabang-Cabang
tl Ramus sensorik ke ganglion ciliare (Gambar 15-6).
I Nervi ciliares longi yang mengandung serabut-serabut I Rami meningeales
simpatik ke musculus dilator papillae dan serabut-serabut a Ramus zygomaticus (Gambar 75-6), yang membelah
sensorik ke cornea. dua menjadi nervus zygomaticotemproralis dan nervus
a Nervus infratrochlearis yang menyarafi kulit kelopak mata. zygomaticofacialis yang menyarafi kulit wajah. Ramus
a Nervus ethmoidalis posterior yang merupakan saraf sensorik zygomaticotemporalis memberikan serabut sekretomotorik
di sinus ethmoidalis dan sinus sphenoidalis. parasimpatik ke glandula lacrimalis melalui nervus lacrimaiis.
a Rami ganglionares, merupakan dua saraf pendek yang

I Nervus Maxillaris
mempertahankan ganglion pterygopalatinum di dalam fossa
pterygopalatina (Gambar 15-6). Saraf-saraf ini mengandung
Nervus maxillaris bersifat sensorik murni (Gambar 15-4). Nervus serabut sensorik yang berjalan melalui ganglion dari hidung,
ini meninggalkan cranium melalui foramen rotundum (Gambar palatum, dan pharynx. Saraf ini juga mengandung serabut
15-3) dan menyilang fossa pterygopalatina, masuk orbita melalui parasimpatik posganglionik yang berjalan menuju glandula
fissura orbitalis inferior (Gambar 15-6). Kemudian saraf ini ber- lacrima lis.
NERVUS CRANIA,LIS DAN BLOK NERVUS TRIGEMINUS 523

divisi ophthalmica
ganglion trigeminale

N. frontalis

N. lacrimalis

N. nasociliaris

N. trigeminus
N. maxillaris

N. infraorbitalis

N. alveolaris
N. auriculotemporalis superior

divisi
mandibularis

N. lingualis

N. alveolaris inferior

N. alveolaris inferior
N. lingualis
A
N. mylohyoi deus

M. rectus lateralis (terpotong)

Gambar 15-4 A. Distribusi nervus trigeminus. B. Asal dan distribusi nervus abducens.

Nenrrs alveolaris superior posterior (Gambar 75-6), yang Ganglion Pterygopalatinum


menyarafi sinus maxillaris, gigi geligi molar atas dan bagian di
Ganglion pterygopalatinum adalah ganglion parasimpatik yang
antara gusi dan pipi.
dibentangkan dari nervus maxillaris di dalam fossa pterygopatina
Nervus alveolaris superior medius (Gambar 15-6), yang
(Gambar 15-6). Serabut sekretomotoriknya menuju ke glandula
menyarafi sinus maxillaris, gigi geligi premolar atas, gusi, dan
lacrimalis dan nasal.
pipi.
Nervus alveolaris superiot anterior (Gambar 15-6), yang
menyarafi sinus maxillaris, gigi caninus dan incisivus.
524 BAB 15

N. auriculotemporalis
N. supraorbitalis

N. supratrochlearis

N. zygomaticotemporalis

N. lacrimalis

N. zygomaticofacialis
N. occipitalis N. nasalis externus
major (C2)

N. infraorbitalis

N. occipitalis
minor N. buccalis

rami posterior
C3, 4, dan
N. mentalis

N. auricularis magnus (C2 dan 3)

N. cutaneus transversus
colli (C2 dan 3)

Nn. supraclaviculares
(C3 dan 4)

Gambar 15-5 Distribusi kulit wajah divisi ophthalmicus (Vlxmerah), divisi maxiliaris (Vz)(biru), dan divisi mandibularis (V3)
(hr.,7.au) nervus trigeminus. Perhatikan bahwa kulit di angulus mandibulae dipersarafi oleh nervus auricularis magnus (C2 dan 3
segmen medulla spinalis).

ganglion ciliare
sinus frontalis
N. ciliaris brevis
dari ganglion ciliare
M. obliquus.superior

M. levator palpebra superioris N- trochlearis


M. rectus superior

M. rectus medialis M. rectus lateralis


N. opticus

divisi superior
N. oculomotorius
divisi inferior M. obliquus inferior
N.

nervus ke M. obliquus inferior


N. maxillaris
ganglion pterygopalatinum
N. infraorbitalis
fossa pterygopalatina
N. palatinus
major dan mi
N. alveolaris
superior anterior Gambar 15-6 Otot, saraf, dan ganglion
posteriors \ ciliare orbitalis dextrum dilihat dari sisi
Nn alveolares superiores
.. ----1,-
N. zygomailcus
.^ |
I
N. alveolaris superior medius lateral. Nervus maxillaris dan ganglion
I

sinus maxillaris pterygopalatinum juga diperlihatkan.


NERVUS CRANIALIS DAN BLOK NERVUS TRIGETAINUS 525

articulatio temporomandibularis
omandibularis
A. temporalis superficialis saraf ke M. masseter
A. maxillaris
N. auriculotemporalis
Nn, temporales superficiales

M. temporalis
N. maxillaris

M. pterygoideus lateralis

N. alveolaris
posterior superior

N. buccalis

chorda tympani

ligamentum sphenomandibulare N. lingualis

pars spinalis N. acessorius


M. mylohyoideus
V. jugularis interna
N. alveolaris inferior
saraf ke M. mylohyoideus
M. stylopharyngeus venter anterior
M. digastricus
A. lingualis

saraf ke M. mylohyoideus dan


M. styloglossus venter anterior M.digastricus
N. lingualis ductus submandibularis
ligamentum stylohyoideum
ganglion submandibulare
N. hypoglossus os hyoideum
M. hyoglossus

Gambar 15-7 Regio infratemporalis dan submandibularis. Bagian-bagian arcus zygomaticus, ramus dan corpus mandibulae
telah dibuang untuk memperlihatkan struktur yang lebih dalam.

Cabang-Cabang I Nervus Mandibularis


I Rami orbitales, yang masuk orbita melalui fissura orbitalis Nervus mandibularis bersifat motorik dan sensorik (Gambar 15-3
inferior. dan 15-4). Radix sensoria meninggalkan ganglion trigeminale dan
I Nervus palatinus majus dan minus (Gambar 15-6), yang keiuar dari cranium melalui foramen ovale untuk masuk ke fossa
menyarafi palatinum, tonsil, dan cavum nasi. infratemporalis. Radix motoria nervus trigeminus juga keluar dari
ll Ramus pharyngeus, yang menyarafi atap nasopharynx. tengkorak melalui foramen ovale dan bergabung dengan radix
526 BAB 15

sensoria untuk membenfuk truncus nervus mandibularis, dan Cabang-Cabang dari Divisi Anterior Nervus
kemudian membelah dua menjadi sebuah divisi anterior yang
Mandibularis
kecil dan sebuah divisi posterior yang besar (lihat Gambar 15-8).
a Nervus massetericus menyarafi musculus masseter (Gambar
Cabang-Cabang dariTruncus Utama Nervus 15-7).
Mandibularis o Nervi temporales profundi menyarafi musculus temporalis
a Ramus meningeus. (Gambar 15-7).
I Nervus ke musculus pterygoideus medialis, yang menyarafi a Nervus ke musculus pterygoideus lateralis.
tidak hanya musculus pterygoideus medialis tetapi juga a Newus t.rccalis menyarafi kulit dan membrana mucosa pipi
musculus tensor veli palatini. (Gambar 15-7). Nervus buccalis tidak menyarafi musculus

N. mandibularis
M. tensor veli palatini
A. meningea media
N. auriculotemporalis

chorda tympani

M. pterygoideus medialis

M. buccinator

N. alveolaris inferior M. hyoglossus

M. stylopharyngeus
N. glossopharyngeus

M. constrictor
pharyngis superior
M. constrictor
pharyngis medius

M. styloglossus
M. geniohyoideus
venter anterior
N. alveolaris inferior
M.digastricus
nervus ke M.mylohyoideus
. mylohyoideus
ligamentum stylohyoideum
muara ductus submandibularis
pars profundus glandula submandibularis
ganglion submandibulare M. genioglossus
N. lingualis
N. hypoglossus
glandula sublingualis

Gambar 15-8 Regio infratemporalis dan submandibularis. Bagian-bagian arcus zygomaticus, ramus dan corpus mandibulae
dibuang. Musculus mylohyoideus dan musculus pterygoideus lateralis juga dibuang untuk memperlihatkan struktur yang lebih
dalam. Sketsa glandula sublingualis diperlihatkan sebagai garis hikm tebal bergelombang.
NERVUS CRANIALIS DAN BLOK NERVUS TRIGETAINUS 527

buccinator (yang dipersarafi oleh nervus facialis), dan saraf ini


merupakan satu-satunya saraf sensorik divisi anterior nervus
Nervus Abducens
mandibularis.
Saraf kecil ini muncul dari permukaan anterior otak belakang
di antara pons dan medulla oblongata (Gambar 15-3 dan 15-4).
Cabang-Cabang Divisi Posterior Nervus
Nervus abducens berjalan ke depan bersama arteria carotis interna
Mandibularis melalui sinus cavernosus di dalam fossa cranii media dan masuk
a Nervus auriculotemporalis, menyarafi kulit auricula (Gambar orbita melalui fissura orbitalis superior (Gambar 15,4). Nervus
15-8), meatus auditorius externus, articulatio temporo- abducens menyarafi musculus rectus lateralis (lihat Gambar 18-
mandibularis, dan kulit kepala. Saraf ini juga membawa 2.A) dan karena itu berfungsi memutar bola mata ke lateral.
serabut-serabut sekretomotorik parasimpatik posganglionik
dari ganglion oticum ke glandula parotidea.
l) Nervus lingualis, yang berjalan ke bawah di anterior nervus Nervus Facialis
alveolaris inferior dan masuk ke mulut (Gambar 15-7 dan 15-8).
Kemudian nervus ini berjalan ke depan di samping lidah dan
menyilang ductus submandibularis. Dalam perjalanannya, Nervus facialis muncul sebagai sebuah radix motoria dan
nerr,-us ini bergabung dengan chorda tympani (Gambar 15-7 sebuah radix sensoria (nervus intermedius) (Gambar 15-9). Saraf
dan 15-B), dan menyarafi membrana mucosa dua pertiga muncul pada permukaan anterior otak belakang di antara pons
anterior lidah dan dasar mulut. Nervus ini juga memberikan dan medulla oblongata. Radix berjalan ke lateral di dalam fossa
serabut sekretomotorik parasimpatik preganglionik ke cranii posterior bersama nervus vestibulocochlearis dan masuk ke
ganglion subrmandibulare. meatus acusticus intemus pada pars petrosa ossis temporalis (lihat
a Nenrrs alveolaris inferior (Gambar 15-7 dan 15-8), yang masuk Gambar 14-16 dan 1B-14A). Pada dasar meatus, saraf ini masuk
ke dalam canalis mandibularis untuk menyarafi gigi-geligi canalis facialis, berjalan ke lateral melintasi telinga dalam. Pada
rahang bawah dan keluar melalui foramen mentale (nervus saat mencapai dinding medial telinga tengah (cavitas tympani),
mentalis) untuk menyarafi kulit dagu. (Gambar 15-5). Sebelum saraf melebar membentuk ganglion geniculatum (Gambar 15-9;
masuk ke dalam canalis, saraf ini mempercabangkan nervus dan lihat Gambar 18-15 dan 18-16). Kemudian saraf membelok
mylohyoideus (Gambar 1.5-7), yang menyarafi musculus secara tajam ke belakang di atas promontorium dan pada dinding
mylohyoideus dan venter anterior musculus digastricus. posterior telinga tengah membelok ke bawah pada sisi medial
i) Ramus communicans, yang sering dipercabangkan dari aditus ad antrum mastoideum. Nervus facialis berjalan ke bawah di
nervus alveolaris inferior ke nervus lingualis. belakang pyramid, dan keluar dari os temporale melalui foramen
stylomastoideum. Nervus facialis kemudian berjalan ke depan
Cabang-cabang divisi posterior nervus mandibularis adalah melalui glandula parotidea ke daerah distribusinya (Gambar 15-9
sensorik (kecuali saraf ke musculus mylohyoideus). dan 15-10).

Ganglion Oticum
Ganglion oticum adalah ganglion parasimpatik yang terletak
I Cabang-Cabang Penting Nervus
medial terhadap nervus mandibularis tepat di bawah tengkorak, Facialis
dan melekat pada saraf menuju musculus pterygoideus Nenrrs petrosus major dicabangkan dari nervus facialis pada
medialis. Serabut-serabut preganglionik berasal dari nervus ganglion geniculatum (Gambar 15-9). Nervus ini mengandung
glossopharyngeus, dan mencapai ganglion via nervus petrosus serabut-serabut preganglionik parasimpatik yang bersinaps di
minor. Serabut sekretomotorik posganglionik berjalan menuju ke ganglion pterygopalatinum. Serabut-serabut posganglionik
glandula parotidea melewati nervus auriculotemporalis. merupakan sekretomotorik glandula lacrimalis dan glandula
di hidung dan palatum. Nervus petrosus major juga
mengandung serabut pengecap dari palatum.
Ganglion Submandibulare
Nervus ke musculus stapedius menyarafi musculus stapedius
Ganglion submandibulare adalah ganglion parasimpatik yang di dalam telinga tengah (Gambar 15-9).
terletak profunda terhadap glandula submandibularis dan Chorda tympani berasal dari nervus facialis di dalam canalis
dilekatkan ke nervus lingualis oleh saraf-saraf kecil (Gambar 15-7 facialis pada dinding posterior telinga tengah (Gambar
dan 15-B). Serabut-serabut preganglionik parasimpatik mencapai 15-9). Saraf ini berjalan ke depan di atas permukaan medial
ganglion dari nervus facialis melalui chorda gmpani dan nervus bagian atas membrana tympani (lihat Gambar 18-15A) dan
lingualis. Serabut-serabut sekretomotorik posganglionik berjalan meninggalkan telinga tengah melalui fissura petrotympanica,
ke glandula submandibularis dan glandula sublingualis. masuk fossa infratemporalis dan bergabung dengan nen'us
Jadi nervus trigeminus adalah nervus sensorik utama kepala lingualis. Chorda tympani mengandung serabut-serabut
dan menyarafi otot-otot pengunyah. Saraf ini juga menegangkan sekretomotorik parasimpatik preganglionik yang menuju ke
palatum molle dan membrana tympanica. glandula submandibularis dan glandula sublingualis. Saraf ini
528 BAB 15

mengandung juga serabut pengecap dari dua pertiga bagian ramus buccalis, ramus mandibularis, dan ramus cervicalis
anterior lidah dan dasar mulut. (Gambar 15-9).
Nervus auricularis posterior, ventel posterior musculus Setelah meninggalkan foramen stylomastoideum, nervus
digastricus dan stylohyoideus (Gambar 15-9) adalah rami facialis terletak di dalam glandula parotidea (Gambar 15-10), dan
musculares dari nervus facialis pada saat saraf ini muncul dari terletak di antara pars superficialis dan pars profunda glandula.
foramen stylomastoideum. Disinl, nervus facialis memberikan cabang-cabang terminal, yang
Lima rami terminales ke otot-otot ekspresi wajah. Cabang- muncul dari pinggir anterior glandula dan berjalan ke otot-otot
cabang tersebut adalah ramus temporalis, ramus zygomaticus, wajah dan kulit kepala. Ramus buccalis menyarafi musculus

ramus zygomaticus
ramus
auricularis
posterior

Nervus ke
M. stylohyoideus ramus buccalis superior

Nervus ke venter
posterior M. digastricus

ramus cervicalis
ke platysma ramus buccalis inferior

A
ramus marginalis mandibularis

radix motoria

radix sensoria
plexus tympanicus

ganglion
N. facialis geniculatum N. petrosus
major N. canalis

_/ / pterygoidei

N. petrosus profundus

plexus sympathicus
di sekitarA. carotis
interna

canalis nervi
facialis Nervus ke
ramus tympanicus
chorda tympani M. pterygoideus medialis
B
N, glossopharyngeus
N. lingualis

Gambar 15-9 A. Distribusi nervus facialis. B. Cabang-cabang nervus facialis di dalam pars petrosa ossis temporalis; serabut-
serabut pengecap berwarna hitam. Juga diperlihatkan nervus glossopharyngeus,
NERVUS CRANIALIS DAN BLOK NERVUS TRIGE/AINUS 529

buccinator, dan ramus cervicalis menyarafi musculus platysma


dan musculus depressor anguli olis.
Nervus G lossopharyngeus
Dengan demikian nervus facialis mengatur ekspresi waja11
salivasi, dan lakrimasi serta merupakan jalur untuk sensasi Nervus glossopharyngeus adalah saraf motorik dan sensorik
pengecap dari bagian anterior lidah dan dasar mulut serta dari (Cambar 15-11). Sara{ ini keluar dari permukaan anterior medulla
palatum. oblongata, di antara oliva dan pedunculus cerebellaris inferior.
Nervus glossopharyngeus berjalan ke lateral di dalam fossa cranii
posterior dan meninggalkan cranium dengan melalui foramen
Nervus Vesti bu lococh learis jugulare. Ganglion sensorium superius dan inferius terletak
pada saraf ini pada saat melalui foramen juguiare. Kemudian
nervus glossopharyngeus berjalan turun melalui bagian atas leher
Nervus vestibulocochlearis merupakan saraf sensorik yang terdiri
ke bagian posterior lidah (Gambar 15-11).
atas dua berkas saraf: nervus vestibularis dan nervus cochlearis.
Saraf-saraf ini meninggalkan permukaan anterior otak di antara
pons dan medulla oblongata (Cambar 15-11). Saraf-saraf ini
melewati fossa cranii posterior dan masuk ke meatus acusticus
I Cabang-Cabang Penting Nervus
internus bersama dengan nervus facialis (1ihat gambar 18-14.A).
Glossopharyngeus
Ramus lympanicus berjalan ke plexus tympanicus di dalam

I SerabutVestibular telinga tengah (Gambar 15-11). Serabut-serabut preganglionik


parasimpatik untuk glandula parotidea meninggalkan plexus
Serabut-serabut vestibular merupakan pusat pengolahan impuls sebagai nervus petlosus minor, dan bersinaps di dalam
dari se1-se1 saraf ganglion vestibulare yang terletak di dalam ganglion oticum.
meatus acusticus internus (Gambar 15-11). Serabut vestibularis Ramus sinus carotici mengandung serabut-serabut sensorik
berasal dari vestibulum dan canalis semicircularis; karena itu dari sinus caroticus (mekanisme reseptor tekanan untuk
serabut-serabut ini berperan dalam sensasi posisi dan dengan mengatur tekanan darah) dan glomus caroticum (mekanisme
gerakan kepala. reseptor kimia untuk mengatur denyut jantung dan respirasi)
(Gambar 15-11).

I Serabut Cochlear a
a
Ramus musculi stylopharyngei .

Rami pharyngei (Gambar 15-11) berjalan ke plexus


Serabut-serabut cochlear merupakan pusat pengolahan impuls dari pharyngeus, yang menerima juga cabang-cabang dari nervus
sel-sel saraf ganglion spirale cochleae (Gambar 15-11). Serabut- vagus dan truncus sympathicus.
serabut cochlear berasal dari organum spirale Corti, karena itu Ramus lingualis (Cambar 15-11) berjaian ke membrana
berperan dalam pendengaran. mucosa sepertiga bagian posterior lidah (termasuk papillae
vallatae).

M.constrictor pharyngis superior

vagina carotica
V jugularis interna styloglossus

N. glossopharyngeus N. auriculotemporalis

N. accessorius capsula fascialis


N. hypoglossus capsula fibrosa
M. stylopharyngeus ligamentum stylomandibularc
processus styloideus
cabang A. carotis externa
M. stylohyoideus
A. auricularis posterior M. pterygoideus medialis
venter posterior
M. digastricus
susunan V retromandibularis
processus mastoideus
ramus mandibulae

*'"t::ii> M. masseter

N. facialis pars profunda glandula parotidea


M. sternocleidomastoideus
nodi lymphoidei parotidei
pars superficiails glandula parotidea
N. auricularis magnus

Gambar 15-10 Potongan horizontal glandula parotidea memperlihatkan perjalanan nervus facialis melalui glandula.
530 BAB 15

ampulla ductus
semicircularis superior
ganglion vestibulare

utriculus

N. cochlearis

N. vestibularis

ampulla ductus
ganglion spirale semicircularis posterior
cochleae
A medulla oblongata
ductus cochlearis

plexus tympanicus fi la radicularia N. glossopharyngeus

N. petrosus minor
ganglion sensorium superius dan inferius

A. carotis interna

A. carotis externa

M. stvlooharvnoeus
Palatum molle
t />
N. tympanicus rami tonsillares

glandula rami linguales


parotidea ke sepertiga
posterior lidah

ramus sinus carotici

glomus caroticum

sinus caroticus

A. carotis communis
B ramus pharyngeus

Gambar 5-11 A. Asal dan distribusi N.vestibulocochlearis. B. Distribusi N.glossopharyngeus.

Dengan demikian nervus glossopharyngeus membantu Nervus Vagus


proses menelan dan merangsang salivasi. Saraf ini juga mengatur
sensasi dari pharynx dan belakang lidah serta membawa impuls
yang mempengaruhi tekanan darah arteri dan respirasi dari sinus Nervus vagus terdiri atas serabut-serabut motorik dan sensorik
caroticus dan glomus caroticus. (Gambar 15-12). Saraf ini keluar dari permukaan anterior medulla
NERYUS CRANIALIS DAN BLOK NERVUS TRIGETAINUS 531

oblongata di antara oliva dan pedunculus cerebellaris inferior.


Nervus vagus berjalan ke lateral melalui fossa cranii posterior dan
I Cabang-Cabang Penting NervusVagus
meninggalkan tengkorak melalui foramen jugulare. Nervus vagus di Leher
mempunyai kedua ganglion sensorik superius dan inferius. a Ramus meningeus dan auricularis
Di bawah ganglion inferius, radix cranialis nervus accessorius it Ramus pharyngeus mengandung serabut saraf dari radix
bergabung dengan nervus vagus dan distribusinya terutama di cranialis nervus accessorius. Cabang ini bergabung dengan
dalam ramus pharyngeus dan laryngeus rekuren. plexus pharyngeus dan menyarafi semua otot-otot pharynx
Nerr,rrs vagus berjalan furun ke leher bersama arteria carotis (kecuali musculus stylopharyngeus) dan palatum molle
intema dan vena jugularis intema di dalam selubung carotis (kecuali musculus tensor veli palatini).
(Gambar 15-10). Berjalan melalui mediastinum di thorax (Gambar Nervus laryngeus superior (Gambar 15-12) bercabang
15-12), melalui posterior radix pulmonis, dan masuk ke abdomen menjadi nervus laryngeus intemus dan nervus larlmgeus
melalui hiatus oesophagicus di diaphragma. extemus. Nervus laryngeus internus adalah sensorik terhadap

I amus pharyngeus N. vagus


ganglion sensorium
superius dan initerius
N. vagus

N- laryngeus superior
N. vagus dexter (terpotong)
N. vagus sinister

rami cardiaci ramus internus N. laryngeus superior


ramus externus N.laryngeus superior
N. laryngeus
N. laryngeus recurrens sinister
recurrens dexter
rami cardiaci

N. laryngeus
recurrens sinister

plexus cardiacus

pulmo dextra

hepar plexus oesophagus

N. vagus sinister

plexus celiacus

Gambar 15-12 Distribusi nervus vagus,


532 BAB 15

membrana mucosa fossa piriformis dan larynx sampai setinggi medulla spinalis dan masuk cranium melalui foramen magnum.
plica vocalis. Nervus laryngeus externus adalah motorik dan Kemudian saraf ini membelok ke lateral untuk bergabung dengan
terletak dekat dengan arteria thyroidea superior; saraf ini radix cranialis.
menyarafi musculus cricothyroideus. Kedua radix bersatu dan meninggalkan cranium melalui
Nervus laryngeus recurrens (Gambar 15-12). Pada sisi foramen jugulare. Kemudian kedua radix memisahkan diri: radix
kanan, saraf ini membentuk lengkung di sekeliling bagian cranialis bergabung dengan nervus vagus dan diperluas melalui
pertama arteria subclavia dan kemudian berjalan ke atas di cabang-cabangnya ke otot-otot palatum molle dan pharynx
dalam sulcus antara trachea dan oesophagus. Pada sisi kiri, (melaluiplexus pharyngeus) dan otot-otot larynx (kecuali musculus
saraf ini membentuk lengkung di sekeliling arcus aorta dan cricothyroideus). Radix spinalis berjalan ke bawah dan lateral, dan
kemudian berialan ke atas ke dalam leher di antara trachea masuk ke permukaan dalam musculus sternocleidomastoideus,
dan oesophagus. Nervus ini berhubungan erat dengan arteria yang dipersarafinya, dan kemudian menyilang trigonum colli
thyroidea inferior, dan menyarafi semua otot-otot larynx, posterius untuk menyarafi musculus trapezius (Gambar 13-9).
kecuali musculus cricothyroideus, membrana mucosa larynx Jadi nervus accessorius berperan mengatur gerakan palafum
di bawah plica vocalis, dan membrana mucosa bagian atas molle, pharynx, dan larynx dan mengatur gerakan dua otot besar
trachea. di 1eher, yaitu musculus sternocleidomastoideus dan musculus
Rami cardiaci (2 atau 3) terdapat di leher, berjalan turun ke trapezius.
dalam thorax, dan berakhir pada plexus cardiacus (Cambar
75-12).
Dengan demikian nervus vagus menyarafi jantung dan Nervus Hypoglossus
pembuluh-pembuluh besar di dalam thorax; larynx, trachea,
bronchi, dan paru-paru; dan sebagian besar tractus digestivus dari
pharynx sampai ke flexura coli splenica. Saraf ini juga menyarafi Nervus hypoglossus adalah saraf motorik. Nervus ini muncul
kelenjar-kelenjar yang berhubungan dengan tractus digestivus, pada permukaan anterior medulla oblongata di antara pyramis
seperti hepar dan pancreas. dan oliva, melewati fossa cranii posterior, dan meninggalkan
Nervus vagus mempunyai distribusi yang paling luas di antara cranium melalui canalis nervi hypoglossi. Kemudian saraf ini
semua saraf-saraf cranial dan menyarafi struktur-strukfur tersebut berjalan ke bawah dan depan di leher untuk menyilang arteria
di atas melalui serabut aferen dan eferen. carotis interna dan extema untuk mencapai lidah (Gambar 15-13).
Dalam perjalanan bagian atasnya, nervus hypoglossus bergabung
dengan serabut C1 dari plexus cervicalis.
Nervus Accessorius

Nervus accessorius adalah saraf motorik. Nervus ini terdiri dari


I Cabang-Cabang Penting Nervus
radix cranialis dan radix spinalis (Gambar 15-13).
Hypoglossus
a Ramus meningeus.

I Radix Cranialis
i, Ramus descendens (serabut Cl) berjalan ke bawah
bergabung dengan ramus descendens nen'us cervicalis (C2
dan

Radix cranialis muncul dari permukaan anterior medulla oblongata dan C3) untuk membentuk ansa cervicalis. Cabang-cabang
di antara oliva dan pedunculus cerebellaris inferior (Cambar 15- dari ansa ini menyarafi musculus omohyoideus, musculus
13). Nervus ini berjalan ke lateral di dalam fossa cranii posterior sternohyoideus, dan musculus sternothyroideus.
dan bergabung dengan radix spinalis. o Nervus ke musculus thyrohyoideus (C1)
a Rami musculares ke semua otot-olot lidah, kecuali musculus

I Radix Spinalis a
palatoglossus (plexus pharyngeus).
Nervus ke musculus geniohyoideus (C1)
Radix spinalis berasal dari sel-sel saraf di dalam substantia (cornu) Dengan demikian nervus hypoglossus menyarafi otot-otot
grlsea anterior dari lima segmen bagian atas pars cervicalis lidah (kecuali musculus paiatoglossus) dan dengan demikian
medulla spinalis (Gambar 15-13). Saraf ini naik ke atas sepanjang mengatur bentuk dan gerakan lidah.
NERVUS CRANIALIS DAN BLOK NERVUS TRIGE/yIINUS 533

radix cranialis nervi accessorii

medulla oblongata

medulla spinalis

nervus ke
M. sternocleidomastoideus -/

nervus ke M. trapezius

C1 N. hypoglossus

C2
M. styloglossus

UJ M. hyoglossus

N. cervicalis
descendens
M. genioglossus

ramus descendens
nervi hypoglossi

ansa cervicalis
nervus ke
nervus ke M. thyrohyoideus M. geniohyoideus

Gambar 15-13 A. Asal dan distribusi nervus accessorius. B. Distribusi nervus hypoglossus.
534 BAB 15

Pertanyaan Melengkapi C. os occipitale.


D. processus mastoider.ls.
Pilihlah lawaban yang PALII'|G IEPAT untuk melengkapi setiap E. os lacrimale.
pernyataan.
Nervus vagus menyarafi tractus gastrointestinalis ke bawah
1. Divisi mandibularis nerlrrs trigeminus meninggalkan teng- sampai sejauh:
korak melalui: A. pylorus dari gaster.
A. fissura orbitalis superior. B. junctura duodenojejunalis.
B. foramen rotundum. C. juncturaileocolica.
C. foramen ovale. D. flexura coli hepatica.
D. foramen iugulare. E. flexura coli lienalis.
E. foramen magnum.
9. Nervus facialis menyarafi semua otot-otot wajah termasuk:
2. Nervus vagus meninggalkan tengkorak melalui: A. masseter.
A. foramen jugulare. B. buccinator
B. foramen occipitale. C. pterygoideuslateralis.
C. fissura orbitalis inJerior. D. temporalis.
D. foramen rotundum. E. pterygoideusmedialis.
E. foramen spinosum.

3. Nervus abducens meninggalkan tengkorak melalui: Pertanyaan Pilihan Ganda


A. foramen rotundum.
B. foramenjugulare. Pilihlah satu jawaban yang PALI|\IG TEPAT
C. fissura orbitalis superior.
D. fissura orbitalis inferior. 10. Pemyataan berikut ini benar untuk chorda tympani, kecuali:
E. foramen ovale. A. Mengandung serabut-serabut posganglionik para-
simpatik.
4. Divisi ophthalmica nervus trigeminus meniirggalkan B. Mengandung serabut-serabut sensorik khusus
tengkorak melalui: (pengecap).
A. fissura orbitalis inferior. C. Bergabung dengan nervus lingualis di fossa infra-
B, foramen ovale. temporalis.
C. foramen rotundum. D. Merupakan sebuah cabang nerr,'us facialis di dalam os
D. fissura orbitalis superior. temporale.
E. foramenpterygopalatinum. E. Membawa serabut-serabut sekretomotorik ke glandula
submandibularis dan sublingualis.
Divisi maxillaris nervus trigeminus meninggalkan tengkorak
melalui: 11. Diumpamakan pasien mempunyai visus yang normal. Saraf
A. foramen spinosum. otak manakah yang terganggu pada refleks cahaya langsung
B. foramen rotundum. dan konsensual negatif ?
C. fissura orbitalis superior. A. Nervus trochlearis.
D. foramen ovale. B. Nervus opticus.
E. foramenjugulare. C. Newus abducens.
D. Ner'"'us oculomotorius.
Nervus oculomotorius meninggalkan cranium melalui: E. Nervus trigeminus.
A. fissura orbitalis inferior.
B. foramen rotundum. 1.2. Seorang pasien tidak mampu merasakan manisnya sepotong
C. fissura orbitalis superior. gula yang diletakkan di bagian anterior lidah. Nervus cranialis
D. foramenmagnum. yang mengalami gangguan adalah:
E. foramen ovale. A. Nervus hypoglossus.
B. Nervus vagus.
Canalis nervi nervus facialis terletak di: C. Nervus glossophaqmgeus.
A. os temporale. D. Nervus facialis.
B. ala major ossis sphenoidalis. E. Divisi maxillaris nerl'us trigeminus.
NERYUS CRAN/ALIS DAN BLOK NERVUS TRIGEI'AINIJS 535

Pada waktu meminta pasien mengatakan " ah" , ur,'ula terlihat 17. Pernyataan. berikut benar untuk nerr,rrs oculomotorius,
tertarik ke atas kanan. Saraf otak yang mungkin terganggu kecuali:
adalah: A. Mengakomodasi mata.
A. Nen"us glossopharyngeus sinister. B. Mengangkat kelopak mata atas.
B. Ner'"rrs hypoglossus dexter. C. Menyarafi musculus recfus lateralis, dengan demikian
C. Nervus accessorius sinister. memutar bola mata ke lateral.
D. Nervus vagus dexter. D. Memutar bola bata ke bawah.
E. Nervus trigeminus dexter. E. Mengkonstriksikanpupil.

t4. Pemyataan berikut ini benar untuk nerlrrs opticus, kecuali: 18. Pernyataan berikut benar untuk lesi di nerr,'us trigeminus,
A. Axon-axon berasal dari lapisan ganglionik retina. kecuali:
B. Di chiasma opticum, serabut dari setengah lateral masing- A. Musculus masseter tidak dapat diraba pada saat
masing retina menyilang garis tengah dan masuk tractus kontraksi.
opticus sisi berlawanan. B. Hilangnya sensasi kulit di atas angulus mandibulae.
C. Nervus opticus meninggalkan cavitas orbitalis melalui C. Cornea dan conjunctiva tidak sensitif pada perabaan.
canalis opticus. D. Musculus temporalis tidak dapat diraba pada saat
D. Nervus opticus dikelilingi oleh tiga meningen dan sebuah kontraksi.
peluasan spatium subarachnoideum ke dalam cavitas E. Hilangnya sensasi kulit di atas pipi.
orbitalis.
E. Nervus opticus disusun oleh axon-axon bermielin. 19 Pemyataan berikut ini benar untuk lesi di pars spinalis nervus
acessorius, kecuali:
15 Pada saat melakukan pemeriksaan persarafan sensorik waja[ A. Berasal dari tiga segmen cervicalis pertama medulla
penting untuk diingat bahwa kulit puncak hidung dipersarafi spinalis.
oleh salah satu saraf di bawah ini: B. Masuk tengkorak melalui foramen magnum.
A. ramus zygomaticus nervi facialis. C. Bergabung dengan radix cranialis nervi accessorii di fossa
B. divisi maxillaris nenrrs trigeminus. cranii posterior.
C. divisi ophthalmicus nervus kigeminus. D. Menyarafi musculus stemocleidomastoideus dan
D. ramus nasalis extemus nervi facialis. trapezius.
E. ramus buccalis divisi mandibularis nervus trigeminus. E. Dapat cedera di trigonum coili posterius.

t6. Kompresi nerr,rrs facialis di dalam canalis facialis di dinding Pemyataan berikut ini benar unfuk nervus hypoglossus,
posterior telinga tengah dapat mengakibatkan hal-hal berikut, kecuali:
kecuali: A. Menyarafi semua otot-otot intrinsik lidah.
A. berhentinya sekresi lacrimal. B. Pada lesi saraf ini, ujung lidah menyimpang pada sisi yang
B. paralisis venter posterior musculi digastrici. sama jika lidah dijulurkan keluar dari mulut.
C. tidak mampu bersiul. C. Menyarafi musculus palatoglossus.
D. menurunnya saliva di dalam mulut. D. Meninggalkan facies anterior otak di antara pyramis dan
E. hilangnya sensasi pengecap di dua pertiga anterior lidah. oliva.
E. Menyarafi musculus styioglossus dan hyoglossus.

1.. C yang benar. Divisi motorik dan sensorik dari divisi J. D yang benar. Nervus abducens meninggalkan tengkorak
mandibularis nervus trigeminus meninggalkan tengkorak melalui fi ssura orbi talis superior.
bersama-sama melalui foramen ovale dan langsung
bergabung. 4. D yang benar. Divisi ophthalmicus nerr,'us trigeminus
meninggalkan tengkorak melalui fissura orbitalis superior
A y*g benar. Nervus glossopharyngeus, nervus vagus, dan sebagai ketiga cabang terminalnya yaitu nen'us lacrimalis,
nervus accessorius meninggalkan tengkorak melalui foramen nervus frontalis, dan ner!'us nasociliaris.
jugulare; sinus sigmoideus be4aian melalui bagian posterior
foramen yang sama unfuk menjadi vena jugularis interna.
536 BAB 15

5. B yangbenar. Divisimaxillaris nervus trigeminus meninggakan plexus pharyngeus; musculus veli palatini sinister lumpuh
tengkorak melalui foramen rotundum untuk sampai ke fossa pada pasien ini.
pterygopalatina (Gambar 15-6).
14. B yang tidak benar. Di chiasma opticum, serabut-serabut dari
6. C yang benar. Nervus oculomotorius berjalan melalui fissura setengah medial masing-masing retina menyilang garis tengah
orbitalis superior sebagai divisi superior dan inferior. dan masuk tractus opticus sisi yang berlawanar (Gambar
15-1).
7. A yang benar. Canalis nervi facialis terletak di os temporale
(Gambar 18-14). 15. C yang benar. Ramus nasalis extemus merupakan lanjutan
dari ramus ethmoidalis anterior cabang dari ramus nasociliaris
8. E yang benar. Nerl'us vagus menyarafi tractus gastrointestinalis divisi ophthalmicus nervus trigeminus.
ke bawah sampai sejauh flexura coli splenica.
16. A yang tidak benar. Sekresi lacrimalis dikendalikan oleh
9. B yang benar. Nervus facialis menyarafi semua otot-otot wajah nucleus lacrimalis nervi f acialis. Serabut-serabut meninggalkan
dan musculus buccinator. nervus facialis sebagai nen'us petrosus major pada dinding
medial telinga tengah sebelum nervus facialis mencapai
10. A yang tidak benar. Chorda tympani mengandung serabut- dinding posterior telinga tengah.
serabut preganglionik parasimpatik.
17. C yang tidak benar. Musculus rectus lateralis dipersarafi oleh
11. E yang benar. |ika visus mata pasien normal, tetapi refleks nervus abducens dan tidak oleh nerlrrs oculomotorius.
cahaya langsung dan konsensual negatif, lesi terjadi pada
nervus oculomotorius. 18. B yang tidak benar. Kulit di atas angulus mandibulae
dipersarafi oleh nervus auricularis magnus (C2 dan C3) dan
12. D yang benar. Hilangnya sensasi pengecap pada dua pertiga bukan oleh nervus trigeminus.
anterior lidah disebabkan oleh lesi pada nervus facialis. Sensasi
pengecap berjalan di dalam serabut nerr,'us chorda tympani 19. A yang tidak benar. Radix spinalis nervi accessorii berasal dari
di dalam nervus lingualis, dan akhirnya saraf ini bergabung lima segmen cervicalis pertama medulla spinalis (Gambar 15-
dengan nerr,rrs facialis di dalam canalis nervi facialis (Gambar 13).
15-8 dan 15-9).
20. C yang tidak benar. Musculus palatoglossus dipersarafi oleh
13. C yang benar. Nervus accessorius sinister (pars cranialis) radix cranialis netvi accessorii melalui ramus pharyngeus
menyarafi musculus levator veli palatini sinister melalui nervi vagi.
Columna Vertebralis,
Medulla Spinalis, dan
o, Meningen

537
53E BAB 16

Anatomi Dasar Cocrygis 552


Co[umna Vertebratis Spatium Subarachnoideum Spinate 553

Medutta Spinalis Pemeriksaan CT dan MRI 553

Meningen Medutta Spinatis Anatomi Permukaan 554


Liquor Cerebrospina[is Struktur-Struktur di Garis Tengah 554

Catatan Embriotogi: Pembentukan Cotumna Vertebratis Bagian Laterat Atas Thorax 559

Pembentukan Lengkung Co[umna Vertebratis Bagian LateraI Bawah Punggung 559

54g Medutta Spinatis dan Spatium Subarachnoideum 560


Gambaran Radiografik Cotumna Vertebratis
Lengkung-Lengkung Cotumna Vertebralis 560
Regio Cervicatis 549
Regio Thoracica 550 Pertanyaan 561

Regio Lumbosacratis 551 Jawaban dan Penjetasan 562

federa columna vertebralis sering terjadi pada kecelakaan mobil mengenai seluruh anatomi regio ini. Penilaian kerusakan neurologik
l-atau sepeda motor, jatuh, cedera olahraga, dan luka tembak. membutuhkan tidak hanya pengertian mengenai jalur saraf utama di
Kerusakan medulla spinalis dan nervus spinalis dapat disebabkan dalam medul la spinalis tetapi juga kemampuan untuk menghubungkan
oleh fraktur vertebra dan herniasi discus interveftebralis. Cedera petun.luk radiologik cedera tulang dengan tingkat segmen medulla
punggung bervariasi dari cedera punggung akut sederhana sampai spinalis dan defisit neurologik yang kecil.
cedera sangat berbahaya medulla spinalis atau cauda equina. Tujuan Bab ini adalah mengulang anatomi dasar columna
Karena pergerakan pada columna vertebralis yang cedera sebagai vertebralis dan menghubungkannya dengan struktur lunak jaringan
akibat pertolongan pertama dapat mengakibatkan cedera pada saraf.
medulla spinalis yang lunak, staf bagian UCD harus mengetahui

os sacrum), dan 4 vertebra coccygea (tiga yang di bawah ulnumnya


ANATOMI DASAR bersatu). Shuktur columna ini fleksibel, karena columna ini
bersegmen-segmen dan tersusun dari vertebra, sendi-sendi, dan
bantalan fibrocartilago yang disebut discus intervertebralis.
Discus intervertebralis membentuk kira-kira seperempat panjang
columna.
ColumnaVertebralis

Columna vertebralis merupakan pilar utama tubul1 dan berfungsi


I Ciri-Ciri UmumVertebra
menyanggah cranium, gelang bahq ekstremitas superior, dan Ciri-ciri umum vertebra di berbagai regio columna vertebralis
dinding thorax serta melalui gelang panggul meneruskan berat telah diulang dalam Bab 11. Walaupun vertebra memperlihatkan
badan ke ekstremitas inferior. Di dalam rongganya terletak medulla berbagai perbedaan regional, namun semua vertebra mempunyai
spinalis, radix nervi spinalis, dan lapisan penutup meningen, yang pola yang sama (Gambar 16-2).
dilindungi oleh columna vertebralis. Vertebra yang khas terdiri dari corpus yang bulat di anterior
dan arcus veftebrae di posterior. Keduanya melingkupi sebuah
I Komposisi ColumnaVertebralis ruang disebut foramen vertebrale, yang dilalui oieh medulla
spinalis dan bungkus-bungkusnya. Arcus vertebrae terdiri atas
Columna vertebralis (Gambar 16-1 dan 16-2) terdiri dari 33 sepasang pediculus yang berbentuk silinder, yang membentuk
vertebra, yaitLt 7 vertebra cervicalis, 12 vertebra thoracicus, 5 sisi-sisi arcus, dan sepasang lamina yang pipih yarg melengkapi
vertebra lumbalit 5 vertebra sacralis (yang bergabung membentuk arcus pada daerah posterior.
COLU ITNA VERTEBRALIS, IAEDULLA sP/NAL/s, DAN A,iEN/N6EN 539

protuberantia occipitalis externa


processus mastoideus

ligamentum nuchae

M. trapezius

angulus superior scapulae prccessus spinosus vertebrae C7

processus spinosus vertebrae T1


acromton

processus spinosus
vertebrae T3
spina scapulae

caput humeri
angulus inferior scapulae
processus sprnosus
vertebrae T7

M.latissimus dorsi

costa Xll M" erector spinae

crista iliacA

spina iliaca posterior superior

trochanter major

crena ani
ujung os coccygts

lipat bokong

Gambar 16-1 Pandangan posterior rangka, memperlihatkan patokan permukaan punggung.

Arcus vertebrae mempunyai fujuh processus yaitu satu Pediculus mempunyai lekuk pada pinggir atas dan bawahnya,
processus spinosus, dua processus transversus, dan empat membentuk incisura vertebralis superior dan inferior. Pada
processus articularis (Gambar 16-2). masing-masing sisi, incisura vertebralis superior sebuah vertebra
Processus spinosus atau spina, menonjol ke posterior dari dan incisura vertebralis inferior vertebra di atasnya membentuk
pertemuan kedua lamina. Processus transversus menonjol ke foramen intervertebrale. Foramina ini pada kerangka yang
lateral dari pertemuan lamina dan pediculus. Processus spinosus bersendi berfungsi sebagai tempat lewatnya nervus spinalis dan
dan processus transversus berfungsi sebagai pengungkit dan pembuluh darah. Radix anterior dan posterior nervi spinalis
menjadi tempat melekatnya otot dan ligamentum. bergabung di dalam foramina ini, bersama dengan pembungkus
Processus articularis terletak vertikal dan terdiri dari dua duramatemya membentuk saraf spinalis segmentalis.
processus articularis superior dan dua processus articularis
inferior. Processus ini menonjol dari pertemuan antara lamina dan
pediculus, dan facies articularisnya diliputi oleh kartilago hialin.
( Sendi-Sendi ColumnaVertebralis
Kedua processus articularis superior dari sebuah arcus Articulatio atlanto-occipitalis, articuiatio atlanto-axialis, dan sendi-
vertebrae bersendi dengan kedua processus articularis inferior sendi columna vertebralis di bawah axis diuraikan di dalam Bab
dari arcus yang ada di atasnya, membentuk sendi sinovial. 12.
540 BAB 16

spina (bifida)

lamana
foramen vertebrale

facies articularis
superior
vertebra tuberculum postenus
lengkung cervical
cervicalis
foramen
(7)
transversarium
tuberculum anterius

spina
fovea costalis
processus lamina processus
transversi transversus
facies articularis
foramen vertebrale superlor
pediculus

fovea costalis

lengkung
thoracal vertebra
thoracica
(12)

processus articularis inferior


processus articularis
supenor

processus transversus
foramen vertebrale
pediculus

vertebra
lengkung lumbal Iumbalis processus articularis superior
(5)

lengkung sacral
vertebra
o#'
€:g'.
massa lateralis

foramina sacralia
anteriora
sacralis
(5)

vertebra coccygea .\ I I rl,i


A processus transversus
ossis coccygrs

Gambar 16-2 A. Pandangan lateral columna veftebralis. B' Ciri-ciri umum berbagai vertebra
CO LU TANA V E RTE BR ALI S, IAE D U LLA SP/NAt/S, DAN A,1EN/NGEN 541

Di bawah axis, vertebra bersendi satu dengan yang lain dengan Sendi-Sendi Antar Dua Arcus Vertebrae
perantaraan sendi tulang rawan antar corpus dan sendi sinovial
Sendi-sendi antar dua arcus vertebrae terdiri atas sendi sinovial
antar processus articularis. Uraian singkat diberikan di sini'
antara processus articularis superior dan inferior vertebra yang
berdekatan (Gambar 16-3).
Sendi-Sendi Antar Dua Corpus Vertebrae
Ligamenta
Permukaan atas dan bawah corpus vertebrae yang berdekatan
dilapisi oleh lempeng tulang rawan hialin yang tipis. Di antara i Ligamentum supraspinale (Gambar 16-3): Berjalan di antara
lempeng tulang rawan tersebut, terdapat discus intervertebralis ujung-ujung processus spinosus yang berdekatan.
yang tersusun dari jaringan fibrocartilago (Gambar 16-3). i Ligamenium interspinale (Gambar 16-3): Menghubungkan
processus spinosus yang berdekatan.

Discus lntervertebralis
I Ligamenta intertransversaria (Gambar 16-3): Berjalan di
antara processus transversus yang berdekatan.
Discus intervertebralis (Gambar 16-3) paling tebal di daerah
I Ligamentum flavum (Gambar 16-3): Menghubungkan lamina
cervical dan lumbal, tempat di mana paling banyak terjadi gerakan
dari vertebra yang berdekatan.
columna vertebralis. Discus ini berperan sebagai peredambenturan
bila beban pada columna vertebralis mendadak bertambah. Di daerah cervicalis, ligamentum supraspinale dan interspinale
Sayangnya daya pegas ini berangsur-angsur menghilang dengan sangat tebal, membentuk ligamentum nuchae yang kuat.
bertambahnya usia.
Setiap discus terdiri dari bagian pinggir, anulus fibrosus, dan
Persarafan Sendi-Send i Vertebra
bagian tengah yaitu nucleus pulposus (Gambar 16-3). Sendi-sendi di antara corpus vertebrae dipersarafi oleh cabang kecil
Anulus fibrosus terdiri atas jaringan fibrocartilago, yang meningeal masing-masing saraf spinal (Gambar 16-4). Sendi-sendi
melekat dengan erat pada corpus vertebrae dan ligamenfum di antara processus articularis dipersarafi oleh cabang-cabang dari
longitudinale anterius dan posterius columna vertebralis. rami posteriores nervi spinales (Gambar 16-4). Sendi-sendi pada
Nucleus pulposus pada anak-anak dan remaja merupakan setiap tingkat menerima serabut saraf dari dua saraf spinal yang
massa lonjong dari zat gelatin. Biasanya berada dalam tekanan berdekatan.
dan terletak sedikit ke pinggir posterior daripada pinggir anterior
discus. Permukaan atas dan bawah corpus vertebrae yang
berdekatan yang menempel pada discus diliputi oleh cartilago Medulla Spinalis
hialin yang iipis.
Sifat setengah cair nucleus pulposus memungkinkannya
berubah bentuk dan vertebra dapat menjungkit ke depan atau Medulla spinalis merupakan struktur yang berbentuk silinder,
ke belakang di atas yang lain. Peningkatan beban kompresi yang berwarna putih keabu-abua& yang mulai di atas setinggi foramen
mendadak pada columna vertebralis menyebabkan nucleus magnum sebagai lar-rjutan medulla oblongata. Pada orang dewasa
pulposus yang semi cair ini menjadi gepeng dan keadaan ini medulla spinalis berakhir setinggi pinggir bawah vertebra L1
diakomodasi oleh daya pegas di sekeliling anulus fibrosus. (Gambar 16-5). Pada anak kecil, medulla spinalis relatif lebih
Kadang-kadang, dorongan keluar ini terlalu kuat bagi anulus, panjang dan berakhir setinggi pinggir atas vertebra L3. Medulla
sehingga anulus menjadi robek dan nucleus pulposus keluar spinalis di daerah cervical yang merupakan asal dari plexus
dan menonjol ke dalam canalis vertebralis, di mana nucleus ini brachialis, dan di thoraxbagianbawah dan lumbalyang merupakan
dapat menekan radix nervi spinalis, nervus spinalis, atau bahkan asal dari plexus lumbosacralis terdapat pelebaran fusiformis yang
medulla spinalis. disebut intumescentia cervicalis dan lumbalis.
Dengan bertambahnya umur, kandungan air di dalam nucleus Di inferior, medulla spinalis meruncing menjadi conus
pulposus berkurang dan digantikan oleh fibrocartilago. Serabut- medullaris. Dari puncak conus ini berjalan turun lanjutan piamater,
serabut collagen anulus berdegenerasi, dan sebagai akibatnya yaitu filum terminale, yang kemudian melekat pada bagian
anulus tidak selalu dapat menahan tekanan pada nucleus pulposus. belakang os coccygis (Gambar 16-5 dan 16-6). Di, garis tengah
Pada usia lanju! discus ini tipis dan kurang lentur, dan tidak dapat anterior, medulla spinalis terdapat sebuah fissura longitudinal
lagi dibedakan antara nucleus dan anulus. yang dalam, yaitu fissura mediana anterior; dan pada permukaan
posterior terdapat alur yang dangkal yaitu sulcus medianus
posterior.
Ligamenta

Ligamentum longitudinale anterius dan posterius berialan turun


sebagai sebuah pita utuh pada permukaan anterior dan posterior
columna vertebralis dari cranium sampai ke sacrum (Gambar 16-3
I Radix Medullae Spinalis
dan Gambar pada CD 16-3). Ligamentum longitudinale anterius Di sepanjang medulla spinalis melekat 31 pasang nerl'us spinalis
lebar dan melekat dengan kuat pada pinggir depan dan samping melalui radix anterior atau motoris, dan radix posterior atau
corpus vertebrae, dan pada discus intervertebralis. Ligamentum sensoris (Gambar 16-6). Masing-masing radix melekat pada
longitudinale posterius lemah dan sempit dan melekat pada medulla spinalis melalui sederetan radices (radix kecil), yang
pinggir posterior discus. terdapat di sepanjang segmen medulla spinalis yang sesuai. Setiap
542 BAB 16

processus articularis inferior


processus articularis superior
sendi antar processus
processus sprnosus articularis (sinovial)
sendi antar corpus
(kartilaginosa dan sinovial)

duramater
vertebra cervicalis
arachnoideamater
cauda equina

processus articularis
superior V. vertebralis interna
sendi antar processus
articularis (sinovial)

processus articularis inferior

vertebra thoracica N. spinalis


ligamentum
longitudinale posterius

processus
corpus

annulus pulposus
processus articularis superior
nucleus pulposus

processus articularis ligamentum


inferior longitudinale
anterius

sendi antar
processus articularis
(sinovial) ligamentum
ligamentum ligamentum
supraspinale Pediculus flavum
interspinale
corpus (kartilaginosa)

A vertebra lumbalis c

Gambar 16-3 A. Sendi-sendi di daerah cervicalis, thoracicus, dan lumbalis columna vertebralis. B. Vertebra L3 dilihat dari atas,
memperlihatkan hubungan antara discus intervedebralis dan cauda equina. C. Potongan sagital melalui tiga vertebra lumbalis,
memperlihatkan ligamenta dan discus intervertebralis. Perhatikan hubungan antara nervus spinalis yang keluar dari foramen
interr'ertebrale dan discus intervertebralis.

radix mempunyai sebuah gangiion radix posterius, yang axon se1- di mana keduanya menyatu membentuk nervus spinalis. Di
selnya memberikan serabut-serabut saraf perifer dan pusat. sini, serabut-serabut motorik dan sensorik bercampur, sehingga
Radix nervus spinalis berjalan ke lateral dari masing-masing setiap saraf spinal terdiri dari campuran serabut motorik dan
segmen medulla spinaiis ke foramen intervertebrale yang sesuai, sensorik. Karena pertumbuhan memanjang columna vertebralis
CO LU ITN A V E RTE BRA LI S, NIE D U LU SP/NAL/s, DAN A4EN/NGEN 543

tidak sebanding dengan pertumbuhan medulla spinalis, maka Meningen Medulla Spinalis
panjang radix nervi spinalis bertambah panjang dari atas ke
bawah (Gambar 76-7).Di daerah cervical atas, radix nervi spinalis
pendek dan berjalan hampir horizontal, tetapi radix nervi lumbalis Medulla spinalis, seperti hakrya cerebrum diliputi oleh tiga lapis
dan sacralis di bawah ujung akhir medulla (pada orang dewasa meningen: duramater, arachnoideamater, dan piamater (Gambar
setinggi pinggir bawah vertebra L1) membentuk seberkas saraf 1,6-6).

vertikal di sekitar filum terminale. Berkas radix bagian bawah


disebut cauda equina (Gambar 16-6).
Setelah keluar dari foramen intervertebrale, masing-masing
I Duramater
nervus spinalis segera bercabang dua menjadi ramus anterior Duramater adalah membrana yang paling luar dan merupakan
yang besar dan ramus posterior yang lebih kecif yang keduanya lapisan fibrosa yang padat dan kuat, yang membungkus medulla
mengandung serabut-serabut motorik dan sensorik. spinalis dan cauda equina (Gambar 76-6 dan 16-8). Membrana
ini dilanjutkan ke atas melalui foramen magnum sebagai lapisan
I Vaskularisasi Medulla Spinalis
meningeal duramater yang membungkus otak. Di bawah,
duramater ini berakhir pada filum terminale setinggi pinggir
Medulla spinalis mendapatkan pendarahan dari tiga arteri bawah vertebra 52 (Gambarl6-5). Selubung duramater terletak
kecil yang berjalan longitudinal, yaitu dua buah arteria spinalis longgar di dalam canalis vertebralis dan dipisahkan dari dinding
posterior dan sebuah arteria spinalis anterior. Arteria spinalis canalis oieh spatium extradurale (spatium epidurale). Spatium ini
posterior, yang dicabangkan langsung atau iidak langsung dari berisi jaringan ikat jarang dan plexus venosus vertebralis internus.
arteria vertebralis, berjalan turun sepanjang sisi medulla spinalis, Duramater meluas mengikuti setiap radix saraf dan menyatu
dekat tempat perlekatan radix posterior nervi spinalis. Arteria denganjaringan ikat di sekitar setiap nervus spinalis (epineurium)
spinalis anterior, yang berasal dari arteria vertebralis, bergabung di foramen intervertebrale. Permukaan dalam duramater dipisah-
membentuk satu arteri, dan berjalan ke bawah di dalam fissura kan dari aracturoideamater oleh ruangan potensiaf disebut
mediana anterior. spatium subdurale.
Arteria spinalis anterior dan posterior dibantu oleh arteriae
radiculares yang masuk canalis vertebralis melalui foramen
intervertebrale.
I Arachnoideamater
Vena-vena medulla spinalis bermuara ke dalam plexus Arachnoideamater adalah membrana halus kedap air yang me-
venosus vertebralis internus. nutupi medulla spinalis dan terletak di antara piamater di sebelah

ramus posterior
nervi spinalis
ramus posterior
nervi spinalis
ramus anterior
nervi spinalis
ramus anterior
ramus communicans griseus
nervi spinalis
ramus communicans alba

truncus sympathicus

ramus
meningeus
nervi spinalis

Gambar 16-4 Persarafan sendi-sendi vertebra. Pada setiap tingkat veftebra, sendi-sendi menerima serabut saraf dari dua saraf
spinal yang berdekatan.
544 BAB 16

bayi mampu mengangkat kepala


bayi baru lahir (3-4 bulan)
B

medulla spinalis

filum terminale

spatium subarachnoideum
berisi liquor cerebrospinalis

c dewasa

Gambar 16-5 A, B, C, Lengkung-lengkung columna vertebralis pada berbagai usia. D. Pada orang dewasa, ujung bawah
medulla spinalis terletak setinggi pinggir bawah corpus vertebrae LI (panah afas), dan spatium subarachnoideum berakhir pada
pinggir bawah corpus vertebrae 52 (panah bawah).

dalam dan duramater di sebelah luar (Gambar 16,6 dan 16-8). membtana ini berakhir pada filum terminale setinggi pinggir
Membrana ini dipisahkan dari dura oleh spatium subdurale yang bawah vertebra 52 (Gambar 16-5). Di antara conus medullaris
berisi selapis tipis cairan jaringan. Arachnoideamater dipisahkan dan ujung akhir spatium subarachnoideum terletak radix-radix
dari piamater oleh ruang yang luas, spatium subarachnoideum, saraf cauda equina yang didalam liquor cerebrospinalis (Gambar
yang berisi liquor cerebrospinalis (Gambar 16-6). Ke atas 16-6). Arachnoidea mater berlanjut sepanjang radix nervi spinalis,
arachnoideamater berhubungan dengan arachnoideamater membentuk pelebaran lateral spatium subarachnoideum.
yang menutupi cerebrum melalui foramen magnum. Ke bawalr"
CO LU IANA V E RT E BR ALI S, IAE D U LL A SP/N,A1/5, DAN A4EN/NGEN 545

ligamentum denticulatum
cornu (columna) anterius
duramater
cornu (columna) posterius
a ra ch noid ea m ater
duramater
piamater
arach no idea mater
substantia grisea
piamater
substantia alba
radices posteriores
conus medullaris nervi spinales
ganglion radix
filum terminale posterius

ganglion radix nervus spinalis


posterius

radices anteriores
nervi spinales

a rach n oidea mate r

duramater

duramater
N. spinalis cornu atau columna grisea posterior
a rach noid ea m ate r

ligamentum denticulatum piamater

radix posterior
ganglion radix
filum terminale posterius

N. spinalis

radix anterior

cornu atau columna grisea lateralis


spatium subarachnoideum terisi
cornu atau columna grisea anterior dengan liquor cerebrospinalis

canails centralis
canalis cenrrails
c
Gambar 16-6 A. Ujung bawah medulla spinalis dan cauda equina. B. Potongan melalui medulla spinalis pars thoracica,
memperlihatkan radix anterior dan posterior nervi spinalis dan meningen. C. Potongan transversal melalui medulla spinalis,
memperlihatkan meningen dan posisi liquor cerebrospinalis.

I Piamater foramen magnum berhubungan dengan piamater yang meliputi


otak; ke bawah bergabung dengan filum terminale. Piamater
Piamater adalah membrana vascular yang menutup medulla menebal pada kedua sisinya, di antara radix-radix saraf untuk
spinalis dengan rapat (Gambar 16-6 dan 16-8). Ke atas, melalui membentuk ligamentum denticulatum, yang berjalan ke lateral
546

nervus spinalis C 1

medulla
spinalis
segemen
vertebra C7 cervical

vertebra T1

medulla
spinalis
segmen
thoracal

medulla spinalis
vertebra T12
segmen lumbal,
sacral, dan coccygeal
vertebra L1

ujung bawah
medulla spinalis

vertebra L5
L5

S,1
sacrum

coccygis S5

nervus coccygealis '1

Gambar 16-7 Medulla spinalis tampak posterior, memperlihatkan pangkal radix nervi spinalis dan hubungannya dengan
vertebra yang berbeda. Pada sisi kanan, lamina dibuang untuk memperlihatkan setengah bagian kanan medulla spinalis dan
radix-radix saraf.

menuju tempat perlekatannya pada duramater. Dengan cara lateralis, tertius, dan quartus otak. Cairan bersirkulasi meialui
ini medulla spinalis terletak di tengah selubung duramater. sistem ventrikel dan masuk ke dalam spatium subarachnoideum
Piamater meluas sepanjang masing-masing radix dan menyatu melalui tiga foramina pada atap ventriculus quarfus. Selanjutnya
dengan jaringan ikat yang mengelilingi setiap nervus spinalis mengalir ke atas melalui permukaan hemispherium cerebri
(Gambar16-6). dan ke bawah di sekitar medulla spinalis. Pars spinalis spatium
subarachnoideum meluas ke bawah sampai pinggir bawah
vertebra 52, di mana arachnoid menyatu dengan filum terminale
Liquor Cerebrospinalis (Gambar 16-5). Akhirnya cairan ini masuk ke aliran darah, dengan
melalui villi arachnoidales dan masuk ke dalam sinus durae
Liquor cerebrospinalis merupakan cairan jemih dantidakberwarna matris, terutama ke sinus venosus sagittalis superior.
yang dihasilkan oleh plexus choroideus di dalam ventriculus
CO LU TANA VE RT E BR A LI S, ME D U LLA SP I N ALI S, D,4N A4EN/NGEN 547

cornu posterius
radix anterior
cornu laterale
otot-otot vertebra bagian ramus communicans albus
cornu anterius

ramus communicans griseus

radix posterior
piamater truncus sympathicus

ligamentum denticulatum
ganglion
processus sprnosus
symphaticum

spatium
corpus
subarachnoideum
vertebrae
arachnoideamater
plexus venosus
vertebralis internus

V. basivertebralis

ll

processus
iransversus
nervus spinalis
ramus anterior
I
I duramater

ramus posterior ganglion radix posterius

Gambar 16-8 Potongan miring melalui vertebra 11, memperlihatkan medula spinalis dan membrana yang membungkusnya.
Perhatikan hubungan antara nervus spinalis dan truncus sympathicus masing-masing sisi. Perhatikan juga plexus venosus
vertebralis internus yang penting.

Selain untuk mengangkut sisa produk yang berhubungan kan kolont jaringit.r yanq ieiietak pa':ja sisi-sisi gaiir: tengalr embrio.
dengan aktivitas neuron, liquor cerebrospinalis merupakan media dan sekitar usia 4 il.tinggu. ireso.jerrn ini ierbaEi menjadi biok-biok
cairan yang mengelilingi medulla spinalis. Cairan ini bersama jaringarr disebut somit. Seriap soririi berdiferensiasi menjadi pars
dengan dinding tulang dan ligamentum canalis vertebralis, secara ventlcmediai (sklerotom) dan pars dorsolateral (derrytatomiotom).
efektif melindungi medulla spinalis terhadap trauma. Selarijutnya cjermaiomiotom berciiferensiasi menjadi miotom dan
dermatonr (Gambar'1 6-9).
Sei-sel mesenkirn sklerotom dengan cepai membelah dan
bermigras! ke medial selama perkembangan minggu ke empat
oan mengeiilinEi notochord (Garnbar 16-9). Selanjutnya setengah
Pembentukan Columna Vertebralis bagiarr caudal setiap sklerotom bergabung dengan setengah
Pada perkembangan awal, rnesoderm ernbrionik berdiferensiasi bagian cephalic yang mengubah dengan cepai skierotom menjadi
menjadi tiga daerah berbeda: mesoderni pararial, mesoderm iresenkim corpus vertebrae (Gainbar 16-9 dan 16-10). Dengan
intermediate, dan mesoderm lateral. l\4esoderm paraxial merupa- demikian setiap vertebra adalah sebuah struktur intersegmental.
548 ' BAB 16

Notochord berdegenerasi seluruhnya di dalam daerah corpus untuk bergabung di posterior dengan sisi lainnya di belakang
vertebrae; tetapi di regio intervertebralis, notochord membesar mem- tabung saraf (neural tube\. Centrum ini juga meluas ke anterior
bentuk nucleus pulposus dari discus intervertebralis (Gambar untuk bergabung dengan centrum cartilagineum dan ke lateral
'16-10). Fibrocartilago di sekelilingnya, anulus fibrosus discus ke dalam processus costalis. Dengan demikian mesenkim yang
intervertebralis, berasal dari mesenkim sklerotom yang terletak di padat atau vertebra membranosa berubah menjadi vertebra
antara corpus vertebrae yang berdekatan (Gambar 16-1 0). cartilaginosa.
Sementara itu, mesenkim corpus vertebrae berkembang Di daerah thorax, masing-masing processus costalis mem-
ke dorsal dan lateral pada masing-masing sisi. Pertumbuhan ke bentuk costa cartilaginosa. Processus costalis di regio cervicalis
dorsal berkembang di sekeliling tabung saraf di antara saraf-saraf tetap pendek dan membentuk batas lateral dan anterior foramen
segmental untuk bergabung menjadi satu dengan struktur yang transversarium setiap vertebra. Di regio lumbal, processus
sama pada sisi yang berlawanan dan membentuk mesenkim costalis membentuk sebagian processus transversus; dan di regio
lengkung saraf (arcus neuralis) (Gambar 16-9). Pertumbuhan sacral processus costalis bergabung membentuk massa lateralis
ke lateral berjalan di antara miotom untuk membentuk mesenkim ossis sacri.
processus costalis, atau primordia costa. Sekitar usia 9 minggu perkembangan, timbul pusat osifikasi
Terbentuk dua pusat pembentukan tulang rawan di dalam primer: dua untuk masing-masing centrum dan satu untuk setiap
bagian tengah setiap mesenkim corpus vertebrae. Pusat-pusat setengah bagian arcus neuralis (Gambar '1
6-9). Kedua pusat untuk
ini dengan cepat bergabung membentuk centrum cartilagineum masing-masing centrum dengan cepat bergabung menjadi satu,
(Gambar 16-9). Centrum cartilagineum dibentuk pada setiap tetapi gabungan yang sempurna dari semua pusat primer tidak
setengah bagian mesenkim arcus neuralis menyebar ke dorsal teriadi sampai beberapa tahun setelah lahir.

mesenkim lengkung saraf


tabung saraf pusat-pusat penulangan kondral

miotom

notochord
ffi
il\"6:F,
2 mesenkim processus
costalis

mesenkim corpus
vertebrae

pusat penulangan

lengkung saraf kartilaginosa pusat penulangan


primer

processus costalis
cartilaginosa

pembentukan
kosta

penyatuan antara
pusat-pusat cartilago

sisa notochord tempat penyatuan neurosentral


corpus vertebrae
kartilaginosa
(centrum)

Gambar 16-9 Stadium-stadium pembentukan vertebra thoracica


COLUIvINA VERTEBRALIS, TAEDULU SPINAtl5, DAN 14EN/NGEN 549

sklerotom notochord
\
\\ discus interuertebralis
\\

ruffi sklerotom

%w l-,--T1,
ru processus

7NF.4A ltq-/)1 %
costalis

'1@ftrg L:--:::a--zJ

E=J
2&w lgj' Wr,
\ miotom

nervus spinalis
nucleus pulposus

Gambar 16-10 Pembentukan masing-masing mesenkim corpus veftebrae oleh penyatuan setengah bagian caudal setiap
sklerotom dengan setengah bagian cranial sklerotom tempat di bawahnya. Dengan demikian/ setiap corpus vertebrae
merupakan struktur intersegmental. Processus costalis tumbuh keluar di antara miotom di dekatnya. Diperlihatkan juga
hubungan yang erat yang terdapat di antara setiap nervus spinalis dengan setiap discus interveftebralis.

Selama masa pubertas, centrum sekunder timbul di dalam lhoracica, dan lumbalis memperlihatkan sebuah cekungan yang
cartilago yang menutupi u.1ung superior dan inferior corpus utuh di sebelah anterior (ventral). Saat anak mulai mengangkat
vertebrae, dan lempeng epiphysis dibentuk. Centrum sekunder kepalanya terbentuk lengkung cervical yang cembung ke anterior.
juga timbul pada ujung setiap processus transversus dan pada Menjelang akhir tahun pertama. Saat anak mulai berdiri, terbentuk
ujung processus spinosus. Mencapai usia 25 tahun, semua lengkung lumbal, yang cembung ke arah anterior (Gambar 16-5).
centrum sekunder bergabung dengan sisa vertebra.
Atlas dan axis berkembang agak berbeda. Centrum atlantis
berfusi dengan centrum axis dan menjadi bagian vertebra axis yang
dikenal sebagai dens axis. Hanya meninggalkan arcus neuralis
untuk atlas, yang tumbuh ke anterior dan akhirnya berfusi di garis
GAMBARAN RADIOGRAFI
tengah membentuk bentuk cincin yang khas untuk atlas.
Di regio sacral, pada usia muda corpus dari masing- COLUMNAVERTEBRALIS
masing vertebra dipisahkan satu dengan yang lain oleh discus
intervertebralis. Pada usia sekitar 18 tahun, corpus-corpus mulai
bergabung menjadi satu oleh tulang. ProseS ini mulai dari caudal.
Biasanya pada usia 13 tahun, semua vertebra sacralis telah
Regio Cervicalis
menjadi satu. Di regio coccygis, fusi segmental juga terjadi, dan
di usia selanjutnya, os coccygis sering berfusi dengan os sacrum. Pandangan yang umumnya dipakai untuk regio cervicalis adalah
anteroposterior dan lateral.
Pembentukan Lengkung Columna Vertebralis
Pandangan anteroposterior dibuat dengan pasien dalam
Columna vertebralis embrionik menunjukkan sebuah cekungan
posisi telentang. Kaset film diletakkan di belakang kepala dan
(concavitas) anterior (ventral) yang utuh. Kemudian, terbentuk
leher, dan tabung sinar-X dipusatkan di depan cartilago thyroidea.
angulus sacrovertebralis. Pada saat lahir, regro cervicalis,
Articulatio atlanto-axialis dapat diperlihatkan dengan meminta
550 BAB 16

pinggir foramen magnum arcus anterior atlantis

facies adicularis
inferior atlantis dens axis
gigir.pada ma xilla /',,.,,,,t',,
qfcus.posteriof
processus ,\ atlantis'.... i.:,,'r,:-r..

massa lateralis atlantis,.,

processus spinogiig
axis
corPus axs
limina axis

Gambar 16-11 Radiograf anteroposterior regio cervicalis atas columna vertebralis dengan pasien dalam keadaan mulut
terbuka untuk memperlihatkan dens axis.

pasien menggerak-gerakkan mandibulanya pada waktu difoto Processus articularis tampak jelas, demikian pula processus
atau dengal mengarahkan tabung sinar-X melalui mulut yang spinosus. Processus transversus sulit dilihat, karena terhalang oleh
terbuka (Gambar 16-11). Dengan cara yang terakhir ini, seluruh corpus vertebrae. Discus intervertebralis yang terletak di antara
panjang dens epistopheus dapat diperlihatkan, terletak dl antara dua corpus vertebrae yang berdekatan dapat dengan mudah
massa lateralis atlantis. ditentukan dan mempunyai tinggi yang hampir sama.
Di bawah vertebra C3, corpus vertebrae dapat diperlihatkan Permukaan anterior dan posterior corpus vertebrae dan
dengan jelas dan processus spinosus tampak jelas (Gambar 16- dinding posterior canalis vertebralis membentuk garis-garis
12). Lamina dapat diidentifikasi. Processus transversus, foramina lengkung halus yang hampir sejajar (Gambar 16-13).
trans-nersaria, dan processus articularis tumpang tindih satu
dengan yang lain sehingga sulit dibedakan. Lumen trachea dapat
dilihat sebagai tabung radiolusen yang menyempit di ujung atas, Regio Thoracica
yaitu tempat trachea berlanjut sebagai rongga larynx.
Pandangan lateral dibuat dengan pasien dalam posisi duduk
dan bahu turun sehingga vertebra C7 dapat diperlihatkan. Kaset Pandangan umum yang sering digunakan untuk regio thoracal
film diletakkan pada sisi leher pada bidang parasagital. Tabung adalah anteroposterior dan lateral.
sinar-X diarahkan ke sisi leher, tegak lurus terhadap sumbu Pandangan anteroposterior dibuat dengan pasien dalam
panjang columna vertebraiis dan fi1m. posisi tidur telentang. Kaset fi1m diletakkan di belakang thora;
Articulatio atlanto-occipitalis sulit ditentukan. Arcus anterior dan tabung sinar-X dipusatkan di depan sternum.
dan posterior atlantis dapat dilihat dengan jelas (Gambar 16-13), Karena pars thoracalis columna vertebralis melengkung, maka
dan corpus atlantis dapat dengan mudah diidentifikasi. Dens axis pinggir atas dan bawah corpus vertebrae yang berdekatan saling
meluas ke atas, dekat pinggir posterior arcus anterior atlantis. tumpang tindih. Processus spinosus dan lamina ditutupi oleh
COLUIrINAVERTEBRALTS, T EDULU SPINALIS, DAN i,1EN/NGEN 551

Gambar 16-12 Radiograf


anteroposterior regio cervicalis columna
vertebralis.

corpus (Gambat 1,6-14). Processus transversus dapat diidentifikasi, Pediculus dan foramina intervertebralia dapat dilihat dengan
namun terhalang oleh caput dan collum costae. Perhatikan bahwa jelas. Namun processus spinosus, laminae, processus transversus,
costa I, X, XI, dan XII kedua sisi bersendi hanya dengan corpus dan costa saling tumpang tindih, dan sukar dilihat secara rinci.
vertebrae I, X, XI, dan XII, sedangkan costa lairmya bersendi Canalis vertebralis tampak jelas.
dengan dua vertebra.
Pediculus tampak jelas sebagai struktur yang berbentuk oval
dan tertutup oleh bagian lateral corpus.
Regio Lumbosacralis
Trachea radiolusen dan bayangan jantung tumpang tindih
dengan vertebra thoracica. Pandangan yang umum digunakan untuk regio lumbosacralis
Pandangan lateral dibuat dengan pasien berbaring pada sisi adalah anteroposterior dan lateral.
tubuh, dengan lengan lurus di atas kepala. jika ingin melihat Pandangan anteroposterior dibuat dengan pasien dalam
iengkung postural, pasien harus berdiri. Kaset film diletakkan posisi telentang. Kaset film diletakkan di belakang daerah lumbal
pada sisi thorax, dan tabung sinar-X diarahkan ke lateral melalui dan bokong, dan tabung sinar-X dipusatkan di atas umbilicus.
columna vertebralis, tegak lurus terhadap film. Untuk mengurangi distorsi yang disebabkan oleh lengkung
Corpus vertebrae yang berbentuk segiempat dan discus lumbal, pasien diminta untuk mengfleksikan lutut dan panggul,
intervertebralis dapat dilihat dengan jelas, walaupun terhaiang untuk dapat sedikit meluruskan lengkung lumbal.
oleh costa dan paru. Keempat vertebra bagian atas tertutup oleh Corpus, processus transversus, processus spinosus, lamina,
bayangan gelang bahu. dan tempat discus intervertebralis dapat dilihat dengan jelas
552 BAB 16

arcus anterior atlantis


condylus occipitalis

dens axis

corpus axrs

os occipitale
mandibula

epiglottis
arcus posterior
atlantis
' os hyoideum

processus
spinosus axis
kalsifikasi
cartilago
ihyroidea

otot
posvertebralis corpus
vertebrae C7

trachea

Gambar 16-13 Radiograf lateral regio cervical columna vedebralis.

(Gambar 16-15). Pediculus memberikan bayangan oval, dan dapat dengan mudah dilihat. Processus transversus dapat
processus articularis dan articulatio intervertebralis posterior diidentifikasi, tetapi tumpang tindih dengan struktur-struktur
dapat diikuti. di atas. Permukaan anterior dan posterior corpus vertebrae dan
Karena kemiringannya, articulatio sacroiliaca terlihat sebagai dinding posterior canalis vertebralis mernbentuk garis-garis
dua garis, yang lateral sesuai dengan pinggir anterior dan yang lengkung halus yang kurang lebih sejajar.
medial dengan pinggir posterior (Gambar 16-15). Segmen-segmen Kadang-kadang sebagian atau seluruh vertebra L5 menyatu
bawah sacrum dan coccygis agak miring ke posterior danbiasanya dengan vertebra 51. Tidak jarang, vertebra 51 terpisah dari bagian
tumpang tindih dengan symphisis pubis. Selain itu adanya os sacrum.lainnya dan tampak sebagai vertebra 56,.
gas dan materi feces di dalam colon sigmoideum dan rectum Padapandanganiateralos sacrum, dapatdilihatpromontorium,
juga menghalangi terlihatnya sacrum. Untuk memperlihatkan canalis sacralis, corpus vertebrae sacralis dan processus spinosus
sacrum pada pandangan anteroposterior, tabung sinar-X agak yang menyatu (Gambar 16-16). Perhatikan tempat pembentukan
dimiringkan. sudut anterior antara corpus vertebrae L5 dan 51.
Pandangan lateral dibuat dengan pasien berbaring pada
sisi tubuh. Jika ingin memperlihatkan lengkung postural, pasien
sebaiknya dalam posisi berdiri. Kaset film diletakkan pada sisi
Coccygis
daerah lumbal, dan tabung sinar-X diarahkan ke lateral melalui
r
bagian lumbal columna vertebralis dengan sudut tegak lurus Coccygis tidak tampak jelas pada radiograf anteroposterior dan
terhadap film. lateral rutiry karena posisinya yang relatif miring terhadap film
Corpus vertebrae yang besar, tempat discus intervertebralis, dan adanya gas dan faeces di dalam rectum dan colon sigmoideum.
dan foramina intervertebralia dapat dilihat dengan jelas (Gambar Kesulitan ini dapat diatasi sebagian dengan memiringkan tabung
16-16). Pediculus, processus articularis, dan processus spinosus sinar-X dan mengosongkan isi rectum dan colon sigmoideum.
COLUhINA VERTEBRALIS, MEDULLA SPINALIS, DAN A4EN/NGEN 553

clavicula trachea berisi udara

Gambar 15-14 Radiograf anteroposterior regio thoracica columnae vetebralis.

intervertebrale. Gambaran ini disebabkan oleh medium


Spatium Subarachnoideum Spinale radiopaque yang mengisi perluasan spatium subarachnoideum
di sekitar nerr''us spinaiis. Adanya tumor atau prolapsus discus
Spatium subarachnoideum dapat dipelajari secara radiografi intervertebralis dapat menghambat aliran minyak dari satu daerah
dengan menyuntikkan zat kontras ke dalamnya melalui pungsi ke daerah lain bila posisi pasien dimiringkan.
lumbal. Minyak beryodium dapat dipergunakan dengan hasil
yang baik. Teknik ini disebut myelografi (Gambar 16-77 dan 76-
18).
Pemeriksaan CT dan MRI
Jika pasien dalam posisi duduk tegak, minyak tersebut akan
turun sampai ke batas bawah spatium subarachnoideum, setinggi Pemeriksaan CT dan MRI dipergunakan secara luas untuk
pinggir bawah vertebra 52. Dengan membaringkan pasien di atas mendeteksi adanya lesi di columna vertebralis, terutama yang
meja yang dapat dimiringkary minyak dapat dialirkan perlahan- mengenai jaringan lunak. CT scan diutamakan untuk spatium
lahan ke posisi columna vertebralis yang lebih tinggi. intervertebrale dan memperlihatkan discus intervertebralis dalam
Myelogram normal akan memperlihatkan tonjolan-tonjolan irisan transversal (Gambar 16-19 dan 16-20). Discus mempunyai
runcing ke lateral dengan jarak teratur pada setinggi spatium densitas yang lebih tinggi dari pada liquor cerebrospinalis di
554

costa Xll

udara
dalam colon
processus
pediculus
articularis
corpus inferior
processus
processus articularis
spinosus superior
lamina pinggir
lateral
M.psoas
crista iliaca
processus
transversus

articulatio
sacroiliaca

foramina
sacralia
anteriora

- Phlebolith
os coccygis

Gambar 15-15 Radiograf anteroposterior regio thoracal bawah, lumbal, dan sacral columna vetebralis.

dalam spatium subarachnoideum dan lemak di sekitarnya.


Fragmen-fragmen hemiasi discus dapat diidentifikasi di luar batas
Struktur-Struktur di Garis Tengah
annulus fibrosus.
MRI dengan jelas memperlihatkan discus intervertebralis Pada garis tengah dapat dipalpasi dari atas ke bawah.
pada potongan sagital dan memperlihatkan hubungannya dengan
corpus vertebrae dan ligamentum longitudinale posterius (Gambar
76-21). Fragmen hemiasi dari discus dan hubungannya dengan
I Protuberantia Occipitalis Externa
kantung dura dapat dengan mudah dilihat. Saat ini pemakaian Struktur ini terdapat pada perbatasan kepala dan leher (Gambar
MRI dipergunakan secara iuas untuk menggantikan myelografi 16-1). ]ika jari teiunjuk diletakkan pada kulit di garis tengafu jari
atau CT di daerah ini. dapat digerakkan ke bawah dari protutrerantia di sulcus nuchae.

ANATOMI PERMUKAAN { Vertebra CenvicaNis


Processus spinosus yang paling nrenonjol yang dapat di raba di
leher (Gamkrar 75-22) talah yang berasai dari vertebra CZ (vertebra
prominens). Processus spinosus veriebrae C1-6 diiutupi oleh
Seluruh aspek posterior pasien harus diperiksa dari kepaia sampai ligamentum nuchae, sebu;iir irga;:'renh:rn besar vang berjalan
ke kaki, dan lengan harus tergantung secard. behas di saarping tunin rli ba6ian i;elal..ang iel'ier, darr :r:englubr;i'rgkatr crai-.iunr
tubuh. dengan processlls spinosus vertebrae cervicalis.
C O LU IAN A V E RT E BR ALI S, IAE D U LU SP I N ALI S, DAN A4ENINGEN 555

Gambar 16-16 Radiograf lateral regio thoracica bawah, lumbal, dan sacral pada columna vertebralis.
556 BAB 16

Gambar 16-17 Myelogram posteroanterior regio lumbalis.

Processus transversus pendek tetapi mudah diraba dari sisi processsus spinosus vertebrae T1; processus spinosus yang lain
lateral leher yang tipis. Tuberculum anterius processus lransvesus dapat dengan mudah dikenali bila badan melengkung ke depan.
vertebrae C5 (tuberculum Chassaignac) dapat dipalpasi terletak
medial terhadap musculus sternocleidomastoideus, dan arteria
carotis communis dapat ditekan pada tempat ini.
I Os Sacrum
Seluruh plocessus spinosus ossis sacri bersatu di garis tengah
( VertebraThoracica dan Lumbalis membentuk crista sacralis mediana. Crista ini dapat diraba di
bawah kulit pada bagian paling atas celah antara kedua bokong.
Sulcus nuchae berlanjut ke bawah sebagai alur yang berjalan pada Hiatus sacralis terletak pada aspek posterior ujung bawah os
pertengahan punggun& di atas ujung processus spinosus seluruh sacrum, dan di daerah ini spatium extradurale (spatium epidurale)
vertebrae thoracicae dan empat vertebra lumbalis bagian atas berakhir. Hiatus terletak kira-kira 2 inci (5 cm) di atas ujung os
(Cambar 16-22). Processus spinosus yang paling menonjol adalah coccygis dan di bawah kulit sulcus di antara kedua bokong.
COLU/yINAVERTEBRALIS,TAEDULLASPINALIS,DANMENINGEN 557

transversus
V L

corpus vertebrae

pediculus

)
zat radiopague
di dalam spatium
subarachnoideum

posisi discus intervertebralis

\
)

ujung proksimal
perluasan spatium
subarachnoideum
di sekitar radix saraf

jarum pungsi lumbal in situ

sinar-X

Gambar 16-18 Struktur-struktur utama yang dapat dilihat pada myelogram di Gambar 16-17.
558 BAB 16

A. iliaca
communis
sinistra
V- cava inferior

M. psoas
sinistra

foramen corpus
vertebrale vertebrae L4

processus
transversus
vertebrae L4

otot
posvertebra

Denst processus spinosus


ina

Gambar 16-19 CT scan vertebra 14.

lengkung-
M. rectus abdominis lengkung usus

A. iliaca
communis dextra A. iliaca
communis
V- ca
sinistra
inferior

discus
intervertebralis
L4-5

cauda
forarnen
equina
intervertebrale
dikelilingi
oleh meningen Gambar 16-2O CT scan melalui
columna vertebralis setinggi discus
sendi
intervertebralis antara vertebra
antar
processus L4 dan 15. Tampak processus
articularis spinosus veftebrae L4 dan foramen
otot (14 dan 5) interveftebrale masing-masing
posvertebra
processus sprnosus foramen sisi. Perhatikan sendi-sendi antar
vertebrale processus articularis.
COLU IANA VERTEBRALIS, TAEDULU sP'NAI/s, DAN A,IEN'NGEN 559

medulla spinalis
discus diliputi oleh
inferverte bralis meningen

anterior posterior

hernia
nucleus
pulposus
(HNP)

Gambar 16-21 Scan MRI sagittal pars cervicalis columna vertebralis. Diperlihatkan discus intervertebralis yang mengalami
herniasi di antara vetebra C5 dan C6. Perhatikan letak medulla spinalis dan meningen yang meriutupinya dengan discus yang
mengalami herniasi. (Atas izin Pait.)

I Os Coccygis Angulus superior dapat diraba setinggi processus spinosus


T1, dan angulus inferior dapat diraba setinggi processus spinosus
Permukaan bawah dan ujung os coccygis dapat diraba di dalam T7 (Gambar 16-l darl1,6-22).
sulcus di antara kedua bokong, kira-kira 1 inci (2.5 cm) di belakang Crista spina scapulae dapat diraba dan diikuti ke medial pada
anus (Gambar 1.6-1). Permukaan anterior os coccygis dapat pinggir medial scapula, yang terdapat setinggi processus spinosus
dipalpasi dengan jari di dalam canalis analis. vertebrae T3 (Gambar 16-7 dan16-22).
Ptocessus acromion scapulae membentuk ujung lateral spina
scapulae. Terletak subcutan dan mudah diraba.
Bagian Lateral Atas Thorax

Bagian lateral atas thorax ditutupi oleh scapula dan otot-otot yang
Bagian Lateral Bawah Punggung
berhubungan dengannya. Scapuia terletak posterior terhadap
costa I sampai VII (Gambar 1.6-1 danl6-22). Bagian lateral bawah punggung dibentuk oleh aspek posterior
bagian atas pelvis bagian tulang (pelvis major) dan otot-otot
gluteal yang berhubungan dengarrnya.
I Scapula
Finggir medial scapula membentuk pinggir yang menonjol, yang I Crista lliaca
berakhir di atas pada angulus superior dan dibawah pada angulus Crista iliaca dapat diraba dengan mudah seluruh panjangnya
inferior (Gamb ar 1 6-22). (Gambar 16-1). Crista ini terletak setinggi processus spinosus
560

angulus superior scapulae

basis spinae
tempat ujung bawah scapulae
medulla spinalis
setinggi pinggir
processus processus processus processus M. erector
bawah vertebra Ll
spinosus spinosus spinosus spinosus spinae
angulus inferior
scapulae
C7 T1 T3 77

bidang intercrista M. latissimus dorsi


setinggi vertebra
L4

Gambar 16-22 Punggung pria berusia 27 tahun.

vertebrae L4 dan dipergunakan sebagai patahan pada waktu Lengku ng-Lengkung Col um na
melakukan pungsi lumbal. Setiap crista berakhir di depan pada
spina iliaca anterior superior dan di belakang pada spina iliaca Vertebralis
posterior superior. Spina iliaca posterior superior ini terletak di
bawah lekukan kulit setinggi vertebra 52 dan di tengah-tengah
Lengkung-lengkung columna vertebralis dapat diperiksa dengan
articulatio sacroiliaca. Tuberculum iliacum adalah tonjolan yang memperhatikan kontur lateral punggung. Biasanya, permukaan
dapat diraba pada permukaan luar crista iliaca kira-kira 2 inci (5
posterior cekung di daerah cervicaf cembung di daerah thoracica,
cm) posterior terhadap spina iliaca anterior superior. Tuberculum
dan cekung di daerah lumbal (Gambar 76-2). Permukaan anterior
iliaca terletak setinggi processus spinosus vertebrae L5. -os sacrum bersama dengan coccygis membenfuk cekungan
anterior. Daerah lumbal membentuk sudut dengan os sacrum,
disebut angulus lumbosacralis.
Medulla Spinalis dan Spatium
Inspeksi permukaan posterior punggun& dengan patokan
Subarachnoideum utama garis vertical processus spinosus vertebrae, memperlihatkan
bahwa terdapat sedikit lengkung lateral pada hampir semua
orang. Orang dengan tangan kanary terutama yang bekerja
Medulla spinalis pada orang dewasa meluas ke bawah sampai
dengan menggunakan otot dalam waktu yang lama, biasanya
setinggi pinggir bawah processus spinosus vertebrae L1 (Gambar
memperlihatkan iengkung lateral thoracica ke kanan; orang
16-5). Pada anak kecil medulla spinalis meluas sampai setinggi
dengan tangan kiri (kidal) biasanya memperlihatkan lengkung
processus spinosus vertebrae L3.
lateral thoracica ke kiri.
Spatium subarachnoideurn beserta liquor cerebrospinalisnya
meluas ke bawah sampai setinggi pinggir bawah vertebra 52
(Gambar 76-5), yang terletak setinggi spina iliaca posterior
superior.
COLU IANA VERTEBRALIS, TAEDULLA sP/NAI/s, D/N A,,IEN/NGEN 561

Pertanyaan Melengkapi 7. Spatium subarachnoideum pada orang dewasa di inferior


berakhir setinggi:
Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAT untuk melengkapi A. Os coccygis
B. Pinggir bawah L1
1. Vertebra cervicalis VII memiliki ciri khas: c. s2,3
A. Processus spinosus yang paling panjang. D- 55
B. Foramen transversarium besar. E. Promontorium ossis sacri.
C. Corpus berbentuk jantung.
D. Corpusbesar. Pertanyaan Pilihan Ganda
E. Dens axis (epistropheus).
Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAT.
2. Vertebra thoracica VI dicirikan karena memiliki
A. Corpus berbentuk jantung. 8. Pernyataan berikut ini benar untuk discus intervertebralis,
B. Processus spinosus terbelah dua (bifida). kecuali:
C. Corpus besar. A. Nucleus puiposus lebih sering mengalami hemiasi ke arah
D. Mempunyai processus articularis superior menghadap ke anterolateral.
medial dan processus articularis inJerior menghadap ke B. Discus paling tebal di regio lumbal.
lateral. C. Articulatio atlanto-axialis tidak mempunyai discus.
E. Lamina tebal. D. Discus berperan penting dalam pembentukan lengkung
columna vertebralis.
3. Fitur yang khas pada vertebra lumbalis V adalah E. Selama penuaan, cairan di dalam nucleus pulposus
A. Corpus berbentuk jantung. digantikan oleh fibrocartilago.
B. Foramen vertebrale bulat.
C. Pediculus kecil. 9. Pemyataan berikut ini benar unfuk columna vertebralis,
D. Corpus besar. kecuali:
E. Processus transversus pendek dan tebal. A. Selama kehidupary sumsum tulang corpus vertebrae
mempunyai fu ngsi haematopoetik.
4. Cauda equina terdiri dari B. Plexus venosus vertebralis internus menyediakan jalur
A. Berkas radix posterior nervus spinalis lumbalis, sacralis, untuk jalannya sel-sel ganas dari prostat ke cavum cranii.
dan coggygis. C. Di leher arteria vertebralis berjalan ke atas melalui foramen
B. Filum terminale transversarium semua vertebra cervicalis.
C. Berkas radix anterior dan posterior nervus spinalis D. Suntikan anestesi ke dalam canalis sacralis dapat
lumbalis, sacralis, dan coccygis. digunakan untuk menghambat nyeri dan sensasi dari
D. Berkas nervus spinalis lumbalis, sacralis, dan coggygis cervix, vagina" dan perineum selama melahirkan.
serta filum terminale. E. Articulatio atlanto-axialis memungkinkan rotasi kepala
E. Berkas radix anterior dan posterior nervus spinalis pada columna vertebralis.
lumbalis, sacralis, dan coccygis, serta filum terminale.
10. Vertebra cervicalis I (atlas) mempunyai semua struktur di
5. Medula spinalis pada orang dewasa berakhir di inferior bawah ini, kecuali:
setinggi: A. Massa lateral.
A. Vertebra L5 B. Facies articularis in-ferior.
B. Vertebra L3 C. Arcus anterior.
C. Vertebra S2-3 D. Processus spinosus.
D. Vertebra T12 E. Facies articularis superior.
E. Vertebra L1

Bacalah riwayat kasus dan pilihlah lawaban yang paling TEPAT


6. Hemia discus intervertebralis antara vertebra C5 dan 6 akan
untuk meniawab pertanyaan berikut ini.
menekan:
A. Radix nervi cervicalis [V Seorang anak perempuan berusia 8 tahun dibawa ke dokter
B. Radix nervi cervicalis VI spesialis anak, karena ibunya khawatir akan lengkung (curvafura)
C. Radix nervi cervicalis V lateral pada columna vertebralisnya, yang diperhatikannya sejak
D. Radix nervi cervicalis VII dan VIII anak wanitanya berusia 5 bulan. Anak perempuan tersebut sehat
E. Radix nervi cervicalis VII dan aktif.
562 BAB 16

11. Dokter spesialis anak melakukan seluruh pemeriksaan fisik 12. Pemyataan berikut ini benar untuk pasie4 kecuali:
dan menemukan hal-hal berikut, kecuali: A X-ray anteroposterior regio thoracica tengah menunjukkan
A. Kedua tungkai sama panjang. vertebra berbentuk baji setinggi T5 dan fusi costa V dan VI
B. Pada saat berdiri, tinggi crista iliaca sama pada kedua sisi. kiri.
C. Bahu kiri lebih rendah dari yang kanan. B. Fleksi columna vertebralis memperlihatkan bahwa area
D. Columna vertebralis di regio thoracica tengah mem- lengkung tajam kaku.
perlihatkan lengkung cembung tajam ke kanan. C. Anak mempunyai hemivertebra congenital setinggi
E. Terdapat kompensasi lengkung di atas dan di bawah T5 yang dikompensasi oleh lengkung di atas dan di
lengkung tajam di regio thoracica tengah, yang bagian bawalmya.
cembungnya ke kanan. D. Keadaan ini disebabkan oleh gagahya pembentukan satu

Dokter spesialis anak melakukan pemeriksaan selanjutnya dari tiga pusat osifikasi yang terdapat di dalam centrum
setiap corpus vertebrae.
dan meminta pemeriksaan radiografik columna vertebralis.
E. Karena anak tidak mempunyai gejala dan memiliki
lengkung kompensasi keseimbangan yang baik maka
tidak diperlukan pengobatan khusus.

1. A y*g benar. Vertebra cervicalis VII mempunyai ciri khas 7. C yang benar. Spatium subarachnoideum pada orang dewasa
memiliki processus spinosus yang paling panjang (Gambar di inferior berakhir setinggi pinggir bawah vertebra sacralis II
t6-2\. (Gambar 16-5).

, A yang benar. Vertebra thoracica VI mempunyai corpus 8. A yang tidak benar. Nucleus pulposus lebih sering mengalami
berbentuk jantung (Gambar 16-2). hemiasi ke arah posterolateral.

D y^t benar. Vertebra lumbalis V mempunyai corpus yang g. C yang tidak benar. Arteria vertebralis berjalan ke atas
masif; di tambah pediculus besar, dan processus transversus melalui foramen transversarium enam vertebra cervicalis
yang panjang dan langsing, serta foramen vertebrale yang bagian atas; hanya vena vertebralis berjalan melalui foramen
berbentuk segitiga. transversarium yang kecil dari vertebra cervicalis VII.

E yang benar. Cauda equina terdiri dari berkas radix anterior 10. D yang tidak benar. Atlas tidak mempunyai processus
dan posterior nervi spinalis lumbalis, sacralis, dan coccygis, spinosus, tetapi mempunyai fuberculurn posterius pada arcus
serta filum terminale. posteriornya.

E yang benar. Pada orang dewasa, medulla spinalis berakhir di 11.. E yang tidak benar. Lengkung kompensasi columna vertebralis
inJerior setinggi vertebra lumbalis I. di atas dan di bawah lengkung cembung tajam ke kanan akan
berupa lengkung cembung ke kiri.
5. B yang benar. Hemiasi discus intervertebralis antara vertebra
C5 dan 6 akan menekan radix nervi C6 (lihat CD Gambar 12. D yang tidak benar. Biasanya, centrum di corpus vertebrae
1,6-1\. hanya mempunyai dua pusat penulangan dan bukan tiga
buah seperti yang disebutkan. Hemivertebra di regio thoracal
sering disebabkan oleh karena aplasia atau penyafuar costa
yang berdekatan.
Nervus Spinalis dan
Blok Nervus Spinalis

563
564 BAB 17

Anatomi Dasar 564 Plexus Sacralis 593

Nervi Spinates 564 Cabang-Cabang Plexus Sacralis ke Extremitas lnferior 597

Ptexus 565 Cabang-Cabang Ptexus Sacralis ke Otot-Otot Pelvis,


Viscera Petvis, dan Perineum 597
Ptexus Cervicalis 565
Nervus Coccygeus 606
Plexus Brachiatis 569
Nervi lntercostales 581 Pertanyaan 608
Plexus Lumbalis 585 Jawaban dan Penjelasan 610
Catatan Fisiologi: Refleks Cremaster 590

\ | ervus spinalis beserta cabang-cabang perifernya merupakan luas di unit gawat darurat untuk memperbaiki laserasi, pembersihan
| \ tempat yang umum untuk penyakit termasuk luka tusuk, abses, serta memperbaiki fraktur dan dislokasi fraktur.
kerusakan oleh segmen tulang pada fraktur, neuropati kimiawi seperti Tujuan Bab ini adalah mengulas anatomi nervus spinalis dan
diabetes mellitus, dan kerusakan tidak sengaja atau disengaja dalam cabang-cabangnya yang sering dianestesi di pusat gawat darurat.
tindakan operasi. Profesional medis harus ingat untuk mengidentifikasi Perhatian khusus diberikan untuk letak anatomi permukaan yang
adanya gangguan pada nervus jika pasien datang dengan hilangnya penting yang digunakan untuk melakukan blok nervus.
sensorik atau paralisis otot. Selain itu, anestesi lokal digunakan sangat

ANATOMI DASAR

@ Masing-masing nervus spinalis dihubulrgkan dengan medula


spinalis oleh dua radix: radix anterior dan radix posterior (Gambar
17-1). Radix anterior terdiri atas berkas serabut nervus yang
membawa impuls menjauhi susunan saraf pusat (Gambar L-16).
Nervi S pinales Serabut nervus seperti ini disebut serabut eferen. Serabut eferen
yang menuju ke otot skelet dan menyebabkan otot ini berkontraksi
31 pasang nervus spinalis meninggalkan medula spinalis disebut serabut motorik. Sel asalnya terletak pada cornu anterius
dan berjalan melalui foramina intervertebralia pada columna medula spinalis.
vertebralis (Gambar 17-L dan 17-2). Nervus spinalis dinamakan Radix posterior terdiri atas berkas serabut nervus yang
sesuai dengan regio columna vertebralis di mana nervus ini membawa impuls ke susunan saraf pusat dan dinamakan serabut
berhubungan : 8 nervus cervicalis, 12 nen'us thoracalis,5 nervus aferen (Gambar 1-1.6). Karena serabut ini berkaitan dengan
lumbalis, 5 nervus sacralis, dan 1 nervus coccygis. Perhatikan pengantaran informasi mengenai sensasi raba, nyeri, suhu, dan
bahwa terdapat 8 buah nervus cervicalis dan hanya ada 7 buah vibrasi, serabut ini dinamakan serabut sensorik. Badan sel serabut
vertebra cervicalis dan terdapat satu buah nervus cocrygeus dan 4 nervus ini terletak pada suatu pembesaran pada radix posterior
buah vertebra coccygis. yang disebut ganglion radix posterius (Gambar 1,-1,6 dan17-2).
Selama perkembangary medula spinalis bertambah panjang Pada setiap foramen intervertebrale, radix anterior danposterior
lebih lambat dari pada columna vertebralis. Pada orang dewasa, bersatu membentuk nervus spinalis (Gambar 17-2). Di sini, serabut
di mana perkembangan telah berhenti, ujung bawah medula motorik dan sensorik bercampur menjadi satu, sehingga nervus
spinalis hanya sampai pada pinggir bawah vertebra lumbalis spinalis dibenfuk dari campuran serabut motorik dan sensorik
I. Untuk menyesuaikan diri dengan pertumbuhan yang tidak (Gambar 1-16). Waktu keluar dari foramen intervertebrale, ner.v'us
seimbang ini, maka radix spinalis berkembang dengan pesat dari spinalis terbagi menjadi ramus anterior yang besar dan ramus
atas ke bawah. Pada daerah cervical atas, radix spinalis pendek posterior yang lebih kecil. Ramus postedor berjalan ke belakang
dan berjalan hampir horizontal, tetapi radix nervi lumbalis dan di sekitar columna vertebralis dan menyarafi otot-otot dan kulit
sacralis di bawah ujung medulla spinalis membentuk berkas punggung (Gambar 1-16 dan 17-2). Ramus antedor berjalan terus
nervus vertikal yang menyerupai ekor kuda disebut cauda ke depan untuk menyarafi otot-otot dan kulit di anterolateral
equina (Gambar 77-1). dinding tubuh dan semua otot dan kulit extremitas.
NERYUS 5P/N,41/S DAN BLOK NERYUS sP/NAL/s 565

atlas (vertebra
cervicalis l)

ol""u, cervicalis
)
medula spinalis

vertebra thoracica I

plexus brachialis

nervi ihoracales
(12 pasang)

vertebra lumbalis I

L1

L2
plexus lumbalis
nervi lumbales L3 cauda equina
(5 pasang)

L4

I L5
I
s1l--:Y
I nervi sacrales
s2l ,)
| {s oasano) s3l -1
plexus
I S4l .-
I ssL / Gambar 17-1 Otak, medula spinalis, nervus spinalis,
I nervus coccyg€
coccygeus
'(1 pasang; Co1 d dan plexus pada ekstremitas.

Selain dari ramus anterior dan ramus posteri.or, nervus extremitas superior, dan plexus lumbalis serta plexus sacralis di
spinalis juga memberikan cabang ramus meningeal yang kecil, pangka I extremitas inferior.
yang menyarafi vertebra dan pembungkus medula spinalis
(meningen). Nervus spinalis thoracalis juga mempunyai cabang Plexus Cervicalis
rami communicantes yang berhubungan dengan bagian simpatik
susunan saraf otonom (lihat halaman 581). Plexus cervicalis dibentuk oleh rami anteriores C1 sampai
dengan C4. Rami anteriores ini dihubungkan oleh cabang-cabang
penghubung, yang membentuk simpai, yang terletak di depan
Plexus origo musculus levator scapulae dan musculus scalenus medius
(Gambar 17-3). Plexus ini ditutupi oleh lamina prevertebralis
Pada pangkal extremitas, rami anteri.ores bergabung satu dengan fascia colli profunda dan berbatasan dengan vena jugularis interna
lain membentuk plexus nervus yang rumit (Gambar 17-1). di dalam selubung carotis. Plexus cervicalis menyarafi kuiit dan
-yang
Plexus cervicalis dan plexus brachialis dibentuk pada pangkal otot-otot kepala, leher, dan bahu.
566 BAB 17

ganglion radix posterius ramus posterior

ramus antenor

nervus spinalis ramus gnsea


ramus alba

ganglion
truncus
sympathicus

radix anterior medula spinalis


Gambar 17-2 Hubungan antara medula spinalis, nervi
vertebra thoracica spinales, dan truncus sympathicus.

pars basilaris ossis occipitalis

M. longus capitis

processus mastoideus
M. levator scapulae
processus transversus atlantis
N. occipitalis minor
N. auricularis magnus A. vertebralis

N. transversus colli M. scalenus medius


M. longus colli
N. supraclavicularis
N. phrenicus
ganglion cervicale medium oesophagus
truncus superior A. thyroidea inferior
plexus brachialis truncus superior plexus brachialis
ductus thoracicus
ganglion cervicale inferius

ansa subclavia A. cervicalis superficialis


truncus costocervicalis
truncus thyrocervicalis
A. vertebralis
A. suprascapularis
cupula pleurae M. scalenus anterior
bagian ketiga
N. laryngeus
A. subclavia
recurrens dexter
V. lugularis externa
N. phrenicus V subclavia

A. thoracica interna
V jugularis interna

V. brachiocephalica dextra N. laryngeus recurrens sinister


N. vagus
M. sternohyoideus M. sternothyroideus

Gambar 17-3 Regio preveftebralis dan pangkal leher.


NERYUS sPIN,AtlS DAN BLOK NERVUS SPINALIS 567

I Cabang-Cabang nervus yang berasal dari nervus phrenicus (penyakit


kandung empedu).
o Cabang-cabang Kulit I Rami musculares ke otot-otot leher. Otot-otot prevertebralis,
a Nervus occipitalis minor (C2, yang menyarafi belakang musculus sternocleidomastoideus (proprioseptif, C2 dan 3),
kulit kepala dan auricula. musculus levator scapulae (C3 dan 4), dan musculus trapezius
I Nervus auricularis magnus (C2 dan 3), yang menyarafi (proprioseptif, C3 dan 4). Sebuah cabang dari C1 bergabung
kulit di sekitar angulus mandibulae. dengan nervus hypoglossus. Beberapa dari serabut C1 ini
a Nen us cervicalis transversus (C2 dan 3), yang menyarafi kemudian meninggalkan nervus hypoglossus sebagai ramus
kulit pada permukaan anterior leher. descendens, yang bergabung dengan nervus cervicalis
I Nervi supraclaviculares (C3 dan 4). Ramus medialis, descendens (C2 dan 3), untuk membentuk ansa cervicalis
intermedius, darr lateralis menyarafi kulitbahu. Nervus ini (Gambar 17-4). Serabut-serabut nervus cervicalis 1, 2, dan 3
penting di klinik, karena nyeri menjalar melalui nervus- di dalam ansa cervicalis menyarafi musculus omohyoideus,

meatus acusticus externus


processus styloideus
A. carotis interna

processus mastoideus

A. temporalis superficialis

supenus A. maxillaris
N. vagus M. styloglossus
ganglion
M. stylohyoideus
sympathicum
A. facialis
cervicale
superius N. glossopharyngeus
pars spinalis
N. accessorius
pars cranialis
N. accessorius
ffi- /

jugularis interna
j '/ / /./,7/
V.
ramus pharyngeus N. vagus

N. hypoglossus
ganglion
inferius A. lingualis
N. vagus nervus ke M. thyrohyoideus

N. vagus externus
N. laryngeus internus
ganglion cervicale A. thyroidea superior
medius
sinus caroticus
glomus caroticum

A. subclavia M. stylopharyngeus

ramus descendens
N. hypoglossi (Cl)

ganglion stellatum
ansa cervicalis

N. cervicalis descendens (C2 dan 3)

ansa subclavia A. carotis communis

Gambar 17-4 l4usculus styloideus, pembuluh darah, dan nervus pada leher.
568

oesophagus

trachea
V subclavia dextra N. vagus dexter

V. jugularis interna dextra


rami communicantes

V. brachiocephalica dextra
truncus sympathicus
N. phrenicus dexter

V. azygos V cava superior


bronchus dexter aorta ascendens

A. pulmonales
atrium dextrum diliputi oleh pericardium

V. pulmonales pericardium

N. splanchnicus major

diaphragma
N. splanchnicus minor

V. cava inferior

ductus thoracicus
truncus sympathicus

N. phrenicus sinister
N. vagus sinister
brachiocephalica sinistra arcus aorta

N. laryngeus recurrens
sinister
ligamentum arteriosum

A. pulmonalis sinistra

bronchus sinister

V. pulmonales sinistra

aorta descendens

oesophagus

Gambar 17-5 A, Mediastinum sisi kanan. B. Mediastinum sisi kiri.


NERYUS sP/N/IIs DAN EIOKNERYUS SP'NAL/s 569

musculus sternohyoideus, dan musculus stemothyroideus. Radix C5 dan 6 bergabung membentuk truncus superior, radix
Serabut Cl lainnya di dalam nervus hypoglossus memisahkan C7 melanjutkan diri sebagai truncus medius, dan radix CB dan T1
diri dan menyarafi musculus thyrohyoideus dan musculus bergabung membenfuk truncus inferior. Masing-masing truncus
geniohyoideus. kemudian terbagi menjadi divisi anterior dan posterior. Divisi
a Ramus muscularis ke diaphragma. nervus phrenicus. anterior dari truncus superior dan medius bergabung membentuk
fasciculus lateralis, divisi anterior truncus inferior melanjutkan
diri menjadi fasciculus medialis, dan divisi posterior dari ketiga
I Nervus Phrenicus truncus semuanya bergabung membentuk fasciculus posterior.
Nervus phrenicus dimulai dari leher, dari nerl'us cervicalis Radix-radix plexus brachialis masuk pangkal leher di antara
III, IV dan V dari plexus cervicalis. Nervus ini berjalan vertikal musculus scalenus anterior dan scalenus medius (Gambar 17-3).
turun menyilang permukaan anterior musculus scalenus anterior Truncus dan divisi menyilang trigonum colli posterius, serta
(Gambar 17-3) dan masuk thorax melalui permukaan depan arteria fasciculus tersusun di sekeliling arteria axillaris di axilla (Gambar
subciavia. 6-10).Di sini, plexus brachialis beserta arteria dan vena axillaris
Nervus phrenicus dexter (Gambar 17-5) berlalan turun di dibungkus di dalam selubung axillaris.
dalam thorax sepanjang sisi kanan vena cava superior dan di
depan radix pulmonis dextra. Kemudian nervus ini berjalan
sepanjang pericardium sampai ke diaphragma.
I Cabang-Cabang
Nervus phrenicus sinistra (Gambar 17-5) berjalan di sepanjang Cabang-cabang plexus brachialis dan distribusinya diringkas
sisi kiri arteria subclavia sinistra dan menyilang sisi kiri arcus dalam Tabel 17-2.
aorta dan nervus vagus sinister. Nervus ini berjalan di depan radix
puimonis sinistra dan kemudian berjalan turun pada permukaan Nervus Musculocutaneus
pericardium ke diaphragma.
Nervus phrenicus merupakan satu satunya nentrs motorik Nervus musculocutaneus (Gambar 17-7) berasal dari fasciculus
yang menyarafi diaphragma. Nervus ini juga bersifat sensorik yang lateralis plexus brachialis (C5, 6, dan 7). Ner"'us ini menembus
menyarafi pericardium, pleura parietalis mediastinalis, pleura dan musculus coracobrachialis dan kemudian berjalan turun di antara
peritoneum yang menutupi permukaan atas dan bawah centrum musculus biceps brachii dan musculus brachialis . Di daerah siku,
tendineum diaphragma. nervus musculocutaneus menembus fascia profunda sebagai
Tabel 17-1 meringkas cabang-cabang plexus cervicalis dan nervus cutaneus antebrachii lateralis (Gambar 17-8). Nervus
distribusinya. musculocutaneus menyarafi musculus coracobrachialis, kedua
caput musculus biceps, dan sebagian besar musculus brachialis.
Cabang-cabang utama nervus musculocutaneus diringkas
Plexus Brachialis dalam Gambar 17-9.

Nervus Medianus
Plexus brachialis dibentuk di dalam trigonum co1li posterius oleh
gabungan dari rami anteriores nervi spinales cervicales 5,6,7,8, dan Nervus medianus (Gambar 77-7) berusal dari fasciculus medialis
thoracalis 1 (Gambar 17-6 dan77-7). dan fasciculus lateralis plexus brachialis (C5, 6, 7, B dan T1). Nervus
Plexus dibagi dalam radix, truncus, divisi, dan fasciculus ini berjalan turun ke bawah pada sisi lateral arteria axillaris dan
(Gambar 17-6). arteria brachialis (Gambar 17-10). Di pertengahan lengan atas,
ramt
radix
anterior
UC

r1

Gambar 17-6 Pembentukan bagian utama plexus brachialis.


Perhatian letak dari masing-masing bagian.

N. dorsalis

nervus ke M subclavius
N. suprascapulans

N. musculocutaneus

N. subscapularis
superior dan inferior
N. thoracalis longus

N. pectoralis medialis

N. cutaneus brachii medialis

N. cutaneus anlebrachii medialis

Gambar 17-7 Radices, trunci, divisi, fasciculi, dan cabang-cabang terminal plexus brachialis.
NERYUS SP/NAL/S DAN BLOK NERVUS SPINALIS 57'I

nervusinimenyilangarteriabrachialisuntuksampaikesisimedial Cabang-Cabang NeTVUS MedianuS di Lengan AtaS


arteri' Nerl'us medianus kemudian berjaian turun sepanjang Nerr..usmedianustidakbercabangdilenganatas.
iengan bawa[ di antara kedua caput musculus pronator teres dan

::Hf::i|b:;i:'ii#,T'*?:,ffiT[1#il:;*'ffiH cabang-cabang Nervus Medianus di Lengan Bawah

nervus medianus terletak di belakang tendo muscuius palmaris I Rami musculares: Musculus pronator teres, musculus flexor
longus (Gambar 17-12). Nervus medianus masuk ke telapak tangan carpi radialis, musculus palmaris longus, dan nrusculus flexor
dengan berjalan di belakang retinaculum musculorum flexorum digitorum superficialis.
(Gambar 77-\3 dan77-14) dan melalui canalis carpi. I Rami articulares: articulatio cubiti.
a Nervus interosseus anterior (Gambar 17-15).
572 BAB 17

Nervi supraclaviculares

intercostobrachialis

N- cutaneus brachii
lateralis superior

N. cutaneus
brachii posterior

N. cutaneus
antebrachii posterior

N. cutaneus
antebrachiilateralis

ramus superficialis
N. radialis

ramus
cutaneus
palmaris
N. medianus
N. ulnaris

N. medianus

permukaan anterior permukaan posterior

Gambar 17-8 Persarafan kulit extremitas superior.

I Rami musculares untuk musculus flexor pollicis longus, Cabang-Cabang Nervus Medianus di Palm (Gambar l7-16)
musculus pronator quadratus, dan setengah bagian lateral
I Rami Muskulares: M. abductor pollicis brevis, m. flexor
musculus flexor digitorum profundus.
pollicis brevis, m. opponens pollicis, dan mm. lumbricales I &
I Rami articulares untuk articulatio radiocarpalis dan
I
articulationes carpi.
I Rami cutanei: Sisi palmar tiga setengah jari lateral dan
Ramus cutaneus palmaris: Kulit di sekitar bagian lateral
setengah distal sisi dorsal masing-masing jari.
telapak tangan (Gambar 17-8 dan17-74).
Ringkasan cabang-cabang utama nervus medianus dapai
dilihat pada Gambar 17-9.
NERYUS SP/NAL/S DAN BLOK NERYUS sP/NAL/S 573

N. musculocutaneus N. medianus

c5 c6 c7 c5 Ub c7 c8 Tl

plexus
brachialis
M. coracobrachialis tidak ada cabang

M. biceps brachii
A. brachialis

lengan atas M. brachialis


(sebagian besar)

sendi siku

articulatio cubiti M. pronator teres

N. interosseus M. flexor carpi radialis


antebrachii anterior M. palmaris longus

lengan bawah M. flexor digitorum


M. flexor pollicis
superficialis
longus

M. flexor digitorum
profundus (setengah lateral)

M. pronator quadratus
articulatio radiocarpalis
tiga otot thenar
ramus cutaneus palmaris

dua M. lumbricalis
yang pertama
tangan

ramus digitalis palmaris untuk


tiga setengah jari lateral

Gambar 17-9 Diagram ringkasan cabang-cabang utama nervus musculocutaneus dan nervus medianus,

Nervus Ulnaris Cabang-Cabang l'|ervus Ulnaris di Lengan Atas

ulnaris (Gambar 17-7) berasal dari fasciculus medialis


Nerr,'trs Nervus ulnaris tidak bercabang di lengan atas
plexus brachialis (CB,T1). Nervus ulnaris berjalan turun di sisi
medial arteria axillaris dan arteria brachialis di kompartemen Cabang-Cabang Nervus Ulnaris di Lengan Bawah
anterior lengan atas (Gambar 17-10). Di pertengahan lengan atas, I Rami musculates: Musculus flexor carpi ulnaris dan setengah
nervus ulnaris menembus septum intermusculare mediale dan bagian medial musculus flext,r digitorum profundus.
berjalan ke bawah di belakang epicondylus medialis humeri l) Rarni articulares: Articulatio cubiti.
(Gambar 17-17). Nervus ulnaris kemudian masuk kompartemen I Ramus cutaneus.
anterior lengan bawah dan berjalan turun di belakang musculus it Ramus cutaneus dorsalis posterior (Gambar 17-8 dan17-
flexor carpiulnarismedialterhadap arteriaulnaris.. Dipergelangan 18). Menyarafi kulit sisi medial punggung tangan dan kulit
tangan, nervus ulnaris berjalan di depan retinaculum musculorum bagian dorsal satu setengah jari medial di atas phalanx
flexorum dan lateral terhadap os pisiforme (Gambar 17-13 dan proximalis.
17-14). Kemudian nervus ulnaris bercabang dua menjadi ramus l) Ramus cutaneus palmaris, Berjalan ke anterior menuju
superficialis dan ramus terminalis profundus. retinaculum musculorum flexorum dan menyarafi kulit
bagian medial telapak tangan (Gambar 17-8).
574 BAB 17

sternocleidomastoideus

M. deltoideus

M. biceps brachii caput brevis M. pectoralis major

M. biceps brachii caput longum

N. radialis

N. ulnaris
M. triceps brachii

A. brachialis
septum intermusculare mediale
M. brachialis

N. musculocutaneus
M. brachialis

M. brachioradialis

M. extensor carpi radialis longus


M. pronator teres

M. flexor carpi radialis


M. palmaris longus

aponeurosis bicipitalis
tendo M. biceps brachii

A. radialis

A. ulnaris
M. flexor carpi ulnaris

Gambar 17-10 Permukaan anterior lengan atas. Bagian medial musculus biceps brachii dibuang untuk memperlihatkan
nervus musculocutaneus yang terletak di depan musculus brachialis
NERYUS sP/NAL/S DAN BLOK NERYUS 5P/N,4II5 575

musculocutaneus
M. biceps brachii

M. brachialis

A. brachialis
N. medianus

M. brachioradialis

N. radialis tendo M. biceps

M. extensor carpi epicondylus medialis


radialis longus

M. supinator
R. profundus
caput humerale l\4 pronator teres
N. radialis

M. extensor carpi
radialis brevis
ramus superficialis
nervus radialis
aponeurosis bicipitalis

caput ulnare M. pronator teres


A. radialis

A. ulnaris
M. flexor carpi radialis

M. palmaris longus

M. flexor carpi ulnaris

Gambar 17-11 Fossa cubiti dextra.

Cabang-Cabang Nervus Ulnaris di Tangan semua musculi interossei palmares dan doisales, musculus
lumbricalis III dan IV dan musculus adductor pollicis.
Ramus superficialis (Gambar 17-6) berlalan turun ke dalam
l} Ramus articularis: articulationes carpi.
telapak tangan dan memberikan cabang-cabang:
Cabang-cabang utama nervus ulnaris diringkas dalam Gambar
I Rami musculares: musculus palmaris brevis.
17-20.
I Rami cutanei: menyarafi kulit telapak tangan satu setengah
jari medial (termasuk dasar kuku).
Nervus Radialis
Ramus terminalis profundus (Gambar 17-19) berjalan ke
Nervus radiaiis (Gambar 77-7) bercsal dari fasciculus posterior
belakang di antara mrisculus abductor digiti minimi dan musculus
plexus brachialis (C5, 6, 7,8, dan T1). Nervus ini berjalan turun
flexor digiti minimi, menembus musculus opponens digiti minimi,
di belakang arteria axillaris dan arteria brachialis, dan masuk ke
dan memberikan cabang-cabang berikut ini.
kompartemen posterior lengan atas. Nervus radialis melingkari sisi
a Rami musculares: musculus abductor digiti minimi, musculus dorsal lengan atas di dalam sulcus spiralis bersama dengan arteria
flexor digiti minimi, dan musculus opponens digiti minimi, profunda brachii (Gambar 17-17). Nervus ini menembus septum
576 BAB 17

N. musculocutaneus yang
menjadi N. cutaneus antebrachii
lateralis M. brachialis
A. brachialis
M. biceps brachii N- medianus
septum intermusculate
M. brachioradialis
mediale

M. extensor carpi radialis longus M. pronator teres

tendo M. biceps
A. ulnaris

aponeurosis bicipitalis

M. extensor carpi radialis brevis


M. flexor carpi radialis
M. supinator
M. palmaris longus
R- superficialis
N. radialis
M- flexor carpi ulnaris

M. pronator teres

M. abductor pollicis longus

A. radialis M. flexor digitorum superficialis

M. extensor pollicis brevis

M. pronator quadratus
A. N. ulnaris
M. abductor pollicis longus

N. medianus

retinaculum musculorum
flexorum

Gambar U-12 Lengan bawah tampak anterior. Bagian tengah musculus brachioradialis dibuang untuk memperlihatkan ramus
supeficialis nervi radialis dan arteria radialis.
NERYUs 5P/NALIS DAN BLOK NERVUS SPINALIS 577

M, brachialis
M. biceps brachii
septum intermusculare mediale

A. brachialis
M. brachioradialis
caput humerale M. pronator teres

M. flexor carpi radialis


M extensor carpi radialis longus
caput ulnare M. pronator teres
A. recurrens radialis
N. medianus
R. protundus N. radialis
A. ulnaris

M. extensor carpi radialis brevis


caput humerale M. flexor
A. radialis digitorum superfi cialis
M. supinator
caput radiale M. flexor
digitorum superficialis

M. flexor carpi ulnaris

M. flexor digitorum profundus


R. superficialis N. radialis

M. brachioradialis

M. flexor pollicis longus R. cutaneus posterior N.ulnaris

N. medianus

M. abductor pollicis longus

A. radialis
N. ulnaris
M. pronator quadratus
A. ulnaris

w.

Gambar 17-13 Lengan bawah tampak anterior. Sebagian besar otot-otot superficial dibuang untuk memperiihatkan muscult:s
flexor digitorum superficialis, nervus medianus, ramus superficialis nervi radialis, dan arteria radialis. Perhatikan bahwa caput
ulnare musculus pronator teres memisahkan nervus medianus dari afteria ulnaris.
578 BAB 17

M. palmaris longus
retinaculum flexorum

R. cutaneus palmaris R. cutaneus palmaris N. medianus

otot-otot otot-otot eminentia thenar


eminentia hypothenar

M. flexor carpi radialis


A. ulnaris
N. ulnaris crista ossis trapezii

M. flexor digitorum
superficialis M. flexor pollicis longus
M. flexor digitorum
profundus M. abductor pollicis longus

hamulus ossis hamati M. extensor pollicis brevis

R. superficialis
vagina sinovialis flexoris N. radialis
M. extensor carpi ulnaris
A. radialis
cutaneus posterior
N. ulnaris cephalica
V. basilica
M- extensor carpi radialis
M. extensor digiti minimi longus dan brevis
M. extensor digitorum
M. extensor pollicis longus
M. extensor indicis retinaculum musculorum extensorum

Gambar 17-14 Potongan melintang tangan menunjukkan hubungan tendo, nervus, dan afteri dengan retinaculum
musculorum fl exorum dan extensorum.

intermusculare laterale tepat dl atas siku, 1alu berjalan di depan Ronrus superf; ciolis nervi rodialis
epicondylus lateralis dan terbagi dua menjadi ramus superficialis
dan ramus terminalis profundus (Gambar 17-15). Ramus superficialis nervi radialis berjalan turun ditutupi oleh
musculus brachioradialis pada sisi lateral arteria radialis (Gambar
Cabang-Cabang Nervus Radialis di Axilla 17-12 dan 17-13). Nervus ini muncul dari bawah tendo musculus
I Rami musculares: Caput longum dan mediale musculus brachioradialis dan kemudian berjalan turun pada punggung
tdceps. tangan (Gambar 17-B).
a Ramus cutaneus: nervus cutaneus brachii posterior (Gambar
77-8). Romus profundus nervi rodialis

Cabang-Cabang Nervus Radialis di Sulcus Spiralis Ramus profundus nervi radialis melingkar di sekeliling sisi lateral
di Belakang 0s Humerus collum radii di dalam musculus supinator (Gambar 17-15). Nervus
ini masuk kompartemen posterior lengan bawah, kemudian
I Rami musculares: Caput laterale dan mediale musculi triceps
berjalan turun di antara otot-otot. Ramus profundus nervi radialis
dan musculus anconeus (Gambar 77-17).
ini memberikan cabang-cabang sebagai berikut:
a Ramus cutaneus: Nervus cutaneus brachii lateralis inferior,
nervus cutaneus antebrachii posterior (Gambar 77-8 dan 17- I Rami musculares: musculus extensor carpi radialis brevis,
77). musculus supinator, musculus extensor carpi ulnaris, musculus
abductor pollicis longus, musculus extensor pollicis brevis,
Cabang-Cabang Nervus Radialis di Kompartemen Anterior
musculus extensor pollicis longus, dan musculus extensor
Lengan Atas Dekat Epicondylus Lateralis indicis.
I Rami musculares: musculus brachialis, musculus brachio- o Rami articulares: articulatio radiocarpalis dan carpalis.
radialis, dan musculus extensor carpi radialis longus (Gambar
17-17). Cabang-cabang utama nervus radialis diringkas dalam
a Ramus articularis: Articulatio cubiti Cambar 77-27.
NERVUS SPINALIS DAN BLOK NERYUS sP/NAL/s 579

M. brachralis
A. brachialis

N. radialis N. medianus

A. recurrens ulnaris anterior


epicondylus lateralis epicondylus medialis

A. radialis A. recurrens ulnaris posterior

R. superficialis N. radialis
chorda obliqua
A. interosseus communis
M. supinator
A. interosseus posterior
R. profundus N. radialis
N. ulnaris

A. ulnaris
caput radiale M. flexor digitorum
superficialishead of f lexor
M. flexor digitorum profundus

M. pronator teres
A. interosseus anterior

membrana interossea
N. interosseus anterior

M. flexor pollicis longus

M. pronator quadratus

M. abductor pollicis longus

R. anterior A. interossea

Gambar l7-15 Lengan bawah tampak anterior, memperlihatkan struktur profunda.


580 BAB 17

selubung fibrosa otot flexor

M. lumbricalis I

M. interosseus dorsalis I

flexor digitorum
superficialis

flexor digitorum
profundus M. adductor pollicis

A" N. digitalis palmaris


M. opponens
digiti minimi
arcus palmaris superficialis M. opponens pollicis
M. flexor digiti minimi
M- flexor pollicis brevis

M. abductor digiti minimi


M. abductor pollicis brevis
hamulus ossis hamati crista ossis trapezii
M. abductor pollicis longus
os pisiforme

M. flexor carpi ulnaris


A. radialis

tuberculum scaphoideum

A- N. ulnaris M. flexor carpi radialis

M. flexor pollicis longus


M. flexor digitorum superificialis
medianus
M. flexor digitorum profundus

Gambar 17-16 Telapak tangan tampak anterior. Aponeurosis palmaris dan sebagian besar retinaculum musculorum flexorum
dibuang untuk memperlihatkan arcus palmaris supedicialis, nervus medianus, dan tendo-tendo flexor panjang. Segmen-segmen
tendo musculus flexor digitorum supeficialis dibuang untuk memperlihatkan tendo-tendo musculus flexor digitorum profundus.

Nervus Axillaris kulit yang menutupi setengah bagian bawahnya. (nervus


supraclavicularis menyarafi kulit yang menutupi setengah
Nervus axillaris (Gambar 77-7) berasal dari fasciculus posterior bagian atas musculus deltoideus).
plexus brachialis (C5 dan 6). Nervus ini berjalan ke belakang me- <l Ramus terminalis posterior, yang menyarafi musculus teres
Ialui spatium quadrangulare di bawah articulatio humeri bersama minor dan musculus deltoideus, dal kemudian menjadi
dengan vasa circumflexa humeri posterior (Gambar 17-17). nervus cutaneus brachii lateralis superior (Gambar 17-8),
yang menyarafi juga kulii yang menutupi setengah bagian
Cabang-Cabang Nervus Axillaris bawah musculus deltoideus.
i) Ramus articularis, yang menyarafi articulatio humeri.
a Ramus terminalis anterior, yang melingkari collum chirur- Cabang-cabang utama nervus axillaris diringkas dalam
gicum humeri dan menyarafi musculus deltoideus serta Gambar 77-20.
NERYUS sP/N/LIS DAN BLOK NERVUS SPINALIS 581

M. supraspinatus
M. deltoideus

M. teres minor
M. infraspinatus
collum chirurgicum humeri

divisi anterior N. axillaris

divisi posterior N. axillaris

N. cutaneus brachii lateralis superior

M. triceps brachii caput laterale

N. radialis
M. teres major
A. profunda brachii

N. cutaneus brachii lateralis inferior


M. triceps brachii caput longum

triceps brachii caput medial N. cutaneus antebrachii posterior

M. brachialis

septum intermusculare laterale

M. brachioradialis

N. ulnaris

M. anconeus
epicondylus medialis

M. extensor carpi radialis longus

M. extensor carpi radialis brevis


processus olecranii

M. flexor carpi ulnaris M. extensor carpi ulnaris


tt
ii
i;
Gambar 17'17 Permukaan posterior lengan atas. Caput laterale musculus triceps brachii dipotong untuk memperlihatkan
nervus radialis dan arteria profunda brachii di dalam sulcus spiralis humeri.

Nervus Thoracalis Longus (Gambar 7-3). Nervus ini berjalan turun melalui permukaan lateral
musculus serratus anterior, yang dipersarafinya.
Nervus thoracalis longus (C5, 6, dan 7) merupakan cabang dari
plexus brachialis (Gambar 77-7) yangpenting untuk klinik (nervus
ini mudah cedera pada operasi di daerah axilla, terutama radical
Nervi lntercostales
mastectomy). Nervus thoracalis longus berasal dari radix plexus
brachialis dileherdansampaidiaxilladenganmelaluipinggirlateral Nervi intercostales merupakan rami anteriores dari sebelas nervus
costa I di belakang arteria dan vena axillaris dan plexus brachialis spinalis thoracalis (Gambar 17-22). Ramus anterior dari nervus
582 BAB 17

M. triceps M. brachioradialis
N" ulnaris
epicondylus medialis epicondylus lateralis
processus olecranii
M. extensor carpi radialis longus
M. flexor carpi ulnaris M. extensor carpi radialis brevis
M. anconeus
extensor digitorum
M. extensor digiti minimi
pinggir posterior M- extensor carpi ulnaris
subcutaneus ulnae
R. profundus N. radialis
M. supinator

A. interossea posterior

, M. extensor carpi ulnaris

M. flexor digitorum profundus


M. extensor digiti minimi

M. extensor digitorum

M. flexor carpi ulnaris

retinaculum musculorum extensorum

M. abductor pollicis longus


M. extensor pollicis brevis

R. cutaneus posterior
N. ulnaris M, extensor pollicis longus
M. extensor carpi ulnaris

M. extensor digiti minimi M. extensor indicis

M, extensor digitorum

Gambar 17-18 Lengan bawah tampak posterior. Sebagian musculus extensor digitorum, musculus extensor digiti minimi, dan
musculus extensor carpi ulnaris dibuang untuk memperlihatkan ramus profundus nervi radialis dan arteria interossea posterior.
NERYUS SPINAL/S DAN BLOK NERYUS SPINAL/s 583

M. interosseus dorsalis
lorsalis ll
M. interosseus dorsalis lll
M. interossus palmaris ll
M. interosseus palmaris lll

M. interosseus dorsalis lV

M. interosseus palmaris lV
M. interosseus dorsalis I

M. adductor pollicis

os sesamoideum

arcus palmaris profundus


M. abductor pollicis brevis
M. opponens digiti minimi

M. flexor pollicis brevis

M. abductor digiti minimi


M. interosseus palmaris I

A. radialis

A. N. ulnaris M. abductor pollicis longus

M. flexor carpi radialis

retinaculum musculorum flexorum

Gambar 17-19 Telapak tangan tampak anterior, memperlihatkan arcus palmaris profundus dan cabang terminal profunda nervi
ulnaris. Diperlihatkan juga musculi interossei.

spinalis thoracalis XII terletak di abdomen dan berjalan ke depan


di dalam dinding abdomen sebagai nervus subcostalis.
I Cabang-Cabang Nervi lntercostales
Setiap nervus intercostalis masuk ke dalam spatium I Rami communicantes menghubungkan nervus intercostalis
intercostale di antara pleura parietalis dan membrana intercostalis ke ganglion trunci sympathici (Gambar 17-2). Ramus grisea
posterior (Gambar 17-23). Kemudian nervus ini berjalan ke depan bergabung dengan nervus, medial terhadap tempat di mana
dan bawah bertemu dengan arteria dan vena intercostalis di dalam ramus alba keluar.
sulcus costae yang sesuai, di antara musculus intercostalis intimi a Ramus collateralis berjalan ke depan, di bawah nervus
dan musculus intercostalis internus. utama.
Enam nervus yang pertama terletak di dalam spatium Ramus cutaneus lateralis mencapai kulit dinding samping
iniercostale. Nervus intercostalis VII sampai IX meninggalkan thorax. Nervus ini bercabang menjadi ramus anterior dan
ujung anterior spatium intercostale dengan berjalan di permukaan ramus posteriot (Gambar 77-22).
dalam cartilago costalis, untuk masuk ke dalam dinding anterior Ramus cutaneus anterior, yang merupakan cabang terminal
abdomen. Untuk nervus intercostalis X dan XI berjalan langsung nervus utama, sampai pada kulit dekat garis tengah thorax.
ke dalam dinding abdomen, oleh karena costa yang sesuai dengan Nervus ini bercabang menjadi ramus medial dan lateral
nervus ini merupakan costae fluctuantes. (Gambar 17-22).
584 BAB 17

plexus brachialis
tidak ada cabang

lengan atas

articulaiio cubiti

M. flexor carpi ulnaris


M. flexor digitorum
profundus (setengah medial)

lengan bawah
A. ulnaris

R. cutaneus posterior R. cutaneus palmaris

sendi pergelangan tangan

oiot-otot eminentia hypothenar


M. adductor pollicis
tangan
M.lumbricalis lll dan lV
M. palmaris .$?
brevis
M. interossei
kulit sisi medial rami digitales sendi-sendi tangan
dorsum manus dan palmares untuk satu
satu setengah jari medial setengah jari medial

N. axillaris

c5 c6

plexus brachialis

articulatio humeri

ramus anterior ramus posterior


daerah
scapula
M. teres minor

kulit di setengah N. cutaneus brachii lateralis


bagian bawah superior uniuk kulit setengah
M. deltoideus bagian bawah M.deltoideus

Gambar L7-2O A. Ringkasan cabang-cabang utama nervus ulnaris. B. Ringkasan cabang-cabang utama nervus axillaris.
NERYUS SP/NAI/S DAN BLOK NL,RVUS 5P/NAI/S 585

N. radialis
c5 c6 c7 c8 T1

plexus brachialis

M. triceps (caput longum)


N. cutaneus
brachii lateralis M. triceps (caput mediale)
inferior
M. triceps (caput laterale)
N. cutaneus M. triceps (caput mediale)
antebrachii posterior
M. brachialis (sebagian kecil)

M. brachioradialis
M. extensor carpi

lengan atas articulatio cubiti

R. profundus ramus superficialis


M. extensor carpi
N. radialis
radialis brevis

M. supinator
M. extensor digitorum

M. extensor digiti minimi

M. extensor carpi ulnaris

M. abductor pollicis longus

M. extensor pollicis longus


kulit sisi lateral dorsum
lengan bawah
manus dan tiga setengah
M. extensor pollicis brevis
jari lateral
M. extensor indicis

Gambar 17-21 Ringkasan cabang-cabang utama nervus radialis

a Rami musculares berjalan menuju ke musculi intercostales. Sisa nervus intercostalis I berukuran kecil, dan tidak mempunyai
a Rami sensoris pleurae ke pleura parietalis. ramus cutaneus anterior.
I Rami sensoris peritoneum ke peritoneum parietalis (hanya Nervus intercostalis II dihubungkan dengan nervus cutaneus
ner'"'us intercostalis VII sampai XI ). brachii medialis oleh sebuah cabang yang dinamakan nereus
intercostobrachialis (Gambar 17-8\. Oleh karena itu nervus
Perlu diperhatikan bahwa nerr,'us intercostalis VII sampai intercostalis II menyarafi kulit ketiak dan sisi medial atas lengan
XI menyarafi berturut-turut kulit dan peritoneum parietale yang atas.
meliputi permukaan luar dan dalam dinding abdomen. Nervus
intercostalis VII sampai XI juga menyarafi otot-otot abdomen
anterior (Musculus obliquus abdominis externus, musculus
obliquus abdominis intemus, musculus transversus abdominis,
Plexus Lumbalis
dan muscuius rectus abdominis).
Tetapi nervus intercostalis I dan II merupakan pengecualian. Plexus lumbalis merupakan salah satu plexus nervus utama untuk
Nervus intercostalis I memberikan sebuah cabangbesar (sesuai extremitas inferior yang dibentuk di M.psoas dari rami anteriores
dengan ramus cutaneus lateralis nervi intercostalis lainnya) yang empat nervus lumbalis yang pertama (Gambar 17-24). Rami
bergabung dengan ramus anterior ner!'us cervicalis VIII untuk anteriores menerima impuls rami communicantes grisea dari
membentuk truncus inferior plexus brachialis (Gambar 17-7). truncus sympathicus, dan dua yang atas memberikan cabang rami
586 BAB 17

R. posterior

R. anterior

N. intercostobrachialis

N. intercostalis

R. cutaneus anterior

Gambar 17-22 Distribusi dua nervus intercostalis relatif terhadap lengkung costa.

communicantes alba ke truncus sympathicus. Cabang-cabang obliquus abdominis intemus, dan musculus obliquus abdominis
plexus keluar dari pinggir lateral dan medial otot dan dari sini ke externus. Nervus ilioinguinalis juga menyarafi kulit di atas
permukaan anterlornya (gambar 17-25). lalw-ja1ur nervus yang symphisis pubis dan scrotum atau labia majora.
lebih penting beserta cabangnya dibahas di bawah ini:
Nervus iliohypogastricus, nervus ilioinguinalis, nervus
cutaneus femoris lateralis, dan nerl'us femoralis keluar dari
I Nervus Cutaneus Femoris Lateralis
sisi lateral musculus psoas, dengan susunan dari atas ke bawah Nervus cutaneus femoris lateralis (L2 dan 3) muncul dari pinggir
(Gambar 17-25). Nervus obturatorius dan truncus lumbosacralis lateral musculus psoas, menyilang musculus iliacus dan sampai ke
keluar dari pinggir medial. Nervus genitofemoralis muncul dari paha di belakang ujung lateral ligamentum inguinale (Gambar 17-
permukaan anterior (Garnbar 17 -25). 25). Nerr,rrs ini bercabang dua, ramus anterior dan ramus posterior
serta menyarafi kulit aspek lateral paha dan lutut dan bokong

I Nervus lliohypogastricus bagian bawah.

Nervus iliohypogastricus (L1) muncul dari pinggir lateral musculus


psoas (Gambar 17-25). Nervus ini berjalan ke depan menyarafi
I Nervus Femoralis
musculus transversus abdominis, musculus obliquus abdominis Nervus femoralis merupakan cabang terbesar plexus lumbalis dan
intemus dan extemus, serta kulit di atas ligamentum inguinale. muncul dari nervus lumbalis 2,3, dan 4 (Gambar 17-24). Nervus
ini muncul dari pinggir lateral musculus psoas di abdomen dan
I Nervus llioinguinalis berjalan turun di antara musculus psoas dan musculus iliacus
(Gambar \7-25). Sampai di paha di belakang ligamentum inguinale
Nervus ilioinguinalis (L1) muncul dari pinggir lateral musculus dan terletak lateral terhadap arteria dan vena femoralis dan sarung
psoas (Gambar 17-25). Nervus ini berjalan ke depan melalui canalis femoralis. Kira-kira 1,5 inci (4 cm) di bawah ligamentum inguinale.
inguinalis dan keluar melalui annulus inguinalis superficialis. Nervus ini berakhir dengan bercabang dua menjadi divisi anterior
Nerr,.us ini menyarafi musculus transversus abdominis, musculus dan divisi posterior (Gambar 17-26).
NERYUS SP/NAL/S DAN BLOK NERYUS SPINAL/S 587

fascia superficialis M. serratus anterior cavilas pleuralis (rongga)

V. intercostalis
A. intercostalis
N. intercostalis

M. intercostalis externus pleura visceralis

M. intercostalis internus pleura parietalis


M. intercostalis intimi
A

kulit
* pulmo
pleura visceralis
fascia superficialis cavitas pleuralis (ruangan)

pleura parietalis dan fascia endothoracica

M. intercostalis intimi
M. serratus anterior
M. intercostalis internus
jarum

M. intercostalis externus

Gambar ]-7-23 A. Potongan melalui spatium intercostale. B. Struktur yang ditembus oleh jarum bila ditusukkan dari
permukaan kulit ke rongga pleura, Tergantung dari tempat penusukan, musculi pectorales mungkin tertusuk demikian pula
musculus serratus anterior.

Cabang-Cabang Nervus Femoralis di Abdomen femoris intermedius menyarafi kulit permukaan anterior
tungkai atas (Gambar 17-27). Nervus saphenus berjalan turun
Rami musculares untuk musculus iliacus. melalui trigonum femorale menuju ke canalis adductorius,
menyilang arteria femoralis pada permukaan anteriornya
Cabang-Cabang Nervus Femoralis di (Gambar 17-26). Nervus ini muncul di sisi medial articulatio
Tungkai Atas genu diantara tendo musculus sartorius dan musculus gracilis.
I Rami cutanei: nervus cutaneus femoris medialis menyarafi Nervus saphenus berjalan turun pada sisi medial tungkai
kulit sisi medial tungkai atas (Gambar17-27).Nervus cutaneus bawah bersama dengan vena saphena magna. Nervus ini
588 BAB 17

berjalan anterior terhadap malleolus medialis sepanjang sisi


T12
N. subcostalis medial kaki sampai berakhir pada daerah ibu jari kaki (Gambar
77-27 dan17-28).
L1
I Rami musculares: musculus sartorius, musculus pectineus,
dan musculus quadriceps femoris.
o Rami articulares: menuju ke articulatio coxae dan articulatio
. iliohypogastricus genu.

Cabang-cabang utama nervus femoralis diringkas dalam


N. iiioinguinalis Ganbar 77-29.
Plexus patellaris: Plexus kecil ini terletak di depan lutut dan
dibentuk dari rami terminalis nervi cutanei femoris lateralis,
N. genitofemoralis
intermedius, dan medialis tungkai atas serta ramus infrapatellaris
nervi sapheni (Gambar 17-27).

N" cutaneus
femoralis lateralis I Nervus Obturatorius
Nervus obturatorius berasal dari plexus lumbalis (L2, 3, dan 4)
(Gambar 17-24). Nervus ini keluar dari pinggir medial musculus
psoas di dalam abdomen. Nervus obturatodus berjalan turun
dan menyilang lengkung pelvis anterior terhadap articulatio
N. femoralis truncus lumbosacralis sacroiliaca dan lengkung pelvis posterior terhadap vasa iliaca
communis. Kemudian nerr,.us ini berjalan turun ke bawah dan
depan di dinding lateral pelvis di sudut antara vasa iliaca interna
dan externa (Gambar 17-30). Di sini, nervus obturatorius diikuti
N. obturatorius oleh vasa obturatorius. Pada saat mencapai canalis obturatorius
(bagian atas foramen obturatorium ossis coxae), nervus ini terbagi
Gambar 17-24 Plexus lumbalis. dalam divisi anterior dan posterior.

diaphragma

pembuluh darah subcostalis costa Xll


dan N. subcostalis

' M. psoas

N. iliohypogastricus M- quadratus lumborum

M. transversus abdominis
N. ilioinguinalis

N. genitofemoralis
colon descendens

A. testicularis

N. cutaneus M. iliacus
femoralis lateralis

A. iliaca externa
N. femoralis

Gambar U-25 Dinding posterior abdomen


memperlihatkan relasi ginjal dan colon.
Perhatikan cabang-cabang plexus lumbalis.
NERYUS sP/N,AtlS DAN BLOK NERVUS SPINALIS 589

M. iliacus
spina iliaca anterior superior
M. psoas
\-/ A. femoralis
N. cutaneus femoris laleralis
\ V femoralis
M. sartorius
selubung femoralis

N. femoralis canalis femoralis


ligamentum inguinale

tuberculum pubicum
A. circumflexa
femoris lateralis
A. pudenda externa profunda

A. profunda femoris funiculus spermaticus

M. tensor fasciae latae M. peclineus

N. cutaneus femoris medialis


A. circumflexa
L4. adductor longus
femoris medialis
N. cutaneus femoris intermedius M. adductor magnus

l\4. gracilis

Nervus ke M. vastus medialis

l\4. vastus intermedius

A. femoralis
M. vastus lateralis

l\4. vastus medialis


corpus femoris
N. saphenus

tractus iliotibialis

M. rectus femoris

ligamentum patellae

N. saphenus

Gambar 17-26 Trigonum femorale dan canalis adductorius (subsartorius) extremitas inferior dextra.

ll Ramus articularis ke articulatio coxae.


Cabang-Cabang Nervus Obturatoris
I Divisi posterior: berjalan turun menembus musculus obtu-
a Peritoneum parietalis: serabut sensorik ke peritoneum rator externus dan meiewati belakang musculus adductor
parietalis di dinding lateral pelvis. brevis dan depan musculus adductor magnus (Gambar 17-31
I Divisi anterior: berjalan turun ke tungkai atas, anterior dan77-32).
terhadap musculus obturator externus dan musculus adductor l) Rami musculares untuk musculus obturator externus,
brevis (Gambar 17-31 dan17-32). musculus adductor magnus (pars adductorius), dan
<l Rami musculares untuk musculus graciiis, musculus kadang-kadang musculus adductor brevis.
adductor brevis, musculus adductor longus, dan kadang- t Ramus articularis ke articulatio genu.
kadang ke musculus pectineus.
i) Ramus sensorik ke kulit sisi medial tungkai atas (Gambar Cabang-cabang utama nervus obturatorius di ringkas dalam
17-27\. Gambar 7-33.
590 BAB 17

R. femoralis N" genitofemoralis

N. cutaneus femoris lateralis N. ilioinguinalis

N. obturatorius
N. cutaneus femoris intermedius

N. cutaneus femoris medialis

plexus patellaris

R. infrapatellaris N.saphenus

N. cutaneus surae lateralis

N. saphenus

N. peroneus superficialis

N. peroneus profundus

Gambar 17-27 Nervus-nervus yang menyarafi kulit permukaan anterior extremitas inferior dextra.

( Nervus Genitofemoralis
Nervus genitofemoralis (L1 dan 2) adalah nervus kecil yang Refleks Cremaster
keluar dari permukaan anterior musculus psoas (Gambar 17-24).
Nervus genitofemoralis adalah jalur nervus yang ikut daiam reflex
Neru:s ini berjalan ke bawah di depan otot ini dan bercabang dua
cremater, yaitu kontraksi musculus cremaster dan menarik ke atas
menjadi ramus genitalis, yang masuk ke funiculus spermaticus
testis di dalam scrotum.
dan menyarafi musculus cremaster, serta ramus femoralis, yang
menyarafi sebagian kecil kulit paha (Gambar 17-27).
NERYUS SPINAI/S DAN BLOK NERVUS SP'NAI/S 591

rami posteriores ktitiga R. lateralis N. thoracica Xll


N. lumbalis bagian atas

R. laterales
rami posteriores ketiga N. iliohypogastricus (Ll )
N. sacralis bagian atas
cabang-cabang
N. cutaneus femoris lateralis

cabang-cabang
N. cutaneus femoris posterior

cabang-cabang
N. cutaneus femoris lateralis

N. cutaneus femoris posterior

N. cutaneus surae lateralis

cabang-cabang N. saphenus

R. communicantes surae
N. peroneus communis

N. suralis

N. calcaneus medialis

N. plantari-s lateralis

N. plantaris medialis

Gambar 17-28 Rami cutanei permukaan posterior extremitas inferior dextra


592 BAB 17

N. femoralis
L2 L3 L4

abdomen plexus lumbalis

M. iliacus

M. pectineus
M. sartorius
articulatio coxae
M. quadriceps
femoris
bagian Articulatio genu N. cutaneus femoris
intermedius
depan A. femoralis
tungkai
atas N. saphenus
N. cutaneus
femoris medialis
cabang ke
plexus subsartorius

R. infrapatellaris
ke kulit

tungkai
bawah ke kulit sisi m6dial
tungkai bawah

kulit sisi medial kaki


sampai ke bagian
bawah ibu jari
Gambar 17-29 Ringkasan cabang-cabang utama nervus femoralis.

A. V iliaca communis A. V. iliaca interna

A. sacralis lateralis

A. rectalis media

A. pudenda interna
truncus lumbosacralis

A. iliaca externa N. ischiadicus

V iliaca externa
A. circumflexa ilium profundus N. pudendus

A. epigastrica inferior
A. umbilicalis yang sudah obliterasi

A. glutea inferior
ligamentum sacrotuberosum

vesicalis superior
M. obturator internus

Gambar 17-30 Dinding lateral pelvis.


NERYUS SP/N/I/S DAN BLOK NERVUS SPINALIS 593

N. femoralis

M. psoas

A. V femoralis

M. iliacus anulus femoralis


ligamentum lacunare
selubung femoralis
M. pectineus

divisi anterior
I
N. obturatorius
l-
M. obturator externus divisi posterior

adductor brevis

A. profunda femoris M. adductor magnus

M. adductor longus

perforantes

A. femoralis

V. femoralis

A. decendens genus

Gambar 17-31 Hubungan antara nervus obturatorius dan otot-otot adductor di extremitas inferior dextra.

I Truncus Lumbosacralis Cabang-cabang plexus lumbalis dan distribusinya diringkas


dalam Tabel 17-3.
Truncus lumbosacralis dibenfuk dari gabungan ramus anterior
nervus lumbalis IV dengan cabang nervus lumbalis V (Gambar
7-24). Truncus berjalan ke bawah sepanjang sisi medial musculus
F[exus Sacralis
psoas di depan articulatio sacroiliaca dan masuk pelvis, di mana
truncus ini bergabung dengan nervi sacrales untuk membentuk Plexus sacralis terletak pada dinding posterior pelvis di depan
plexus sacralis (Gambar 17-34). musculus piriformis (Gambar 17-34), Plexus ini dibentuk dari
594 BAB 17

R. superior ossis pubis


N. obturatorius
divisi anterior
divisi posterior A. femoralis
I M. obturator internus
mbmbrana obturatoria -
M. obturator externus
M. quadratus femoris
\
A. circumflexa femoris media{is
M. pectineus

A. profunda femoris

M. adductor longus

M. adductor brevis
A. perforantes

R. cutaneus

- \_
M. adductor magnus
R. articularis menyarafi adiculatio genus

posterior anterior

Gambar 17-32 Potongan vertikal kompartemen medial tungkai atas. Perhatikan jalan yang ditempuh oleh nervus obturatorius
dan divisinya, dan arteria profunda femoris beserta cabang-cabangnya. Perhatikan pula anastomosis antara arteriae perforantes
dengan arteria circumflexa femoris medialis.

N. obturatorius

L2 L3 L4
abdomen plexus lumbalis

peritoneum pada dinding


lateral pelvis
pelvis
divisi anterior divisi posterior

articulatio coxae

M. pectineus
M. adductor magnus
regro (bagian adductor)
M. adductor longus
adductor M. adductor brevis
tungkai M. adductor brevis
atas
M- gracilis
articulaiio genus
plexus subsartorius
dengan N. cutaneus femoris
medialis dan cabang
-/
A. poplitea
N. saphenus
Gambar 17-33 Ringkasan cabang-cabang
A. femoralis
utama nervus obturatorius.
NERYUS SPINAL/S DAN BLOK NERVUS SPINALIS 595

Tabei 1?.S Ringkasan Cabang-Cabang.Plextrs Lumbalis dan Distribusinya


Cabang-Cabang Distribusi
&iilotypogas,tricus

N:obtriratoriud' &2, 3; 4)

Cabang.cakng seginental
DariSnellrRS: CiiinieelAnaiomy. Ed 7. Phtladelphia;LippincottWilliarns &Wilkins' 2004, hal:2€9;

aorta

truncus sympathicus lumbalis

plexus aorticus
plexus hypogastricus superior

A- iliaca communis

S1 A. iliaca externa
plexus 52
sacralis A. iliaca interna
S3
N. pudendus

M. piriformis plexus hypogastricus inferior


dexter dan sinister
M. coccygeus

N. obturatorius truncus sympathicus pelvicus

A. sacralis media

Gambar U-34 Dinding posterior pelvis memperlihatkan plexus sacralis, plexus hypogastricus superior, serta plexus
hypogastricus inferior dextra dan sinistra. Pars pelvica truncus sympathicus juga diperlihatkan.
596 BAB 17

truncus lumbosacralis

N. gluteus superior

N. gluteus inferior

nervus ke M. obturator internus

nervus ke M. quadratus femoris

N. ischiadicus S4

S5
N. peroneus communis
c1
N. tibialis

N. pudendus

N. cutaneus femoris
posterior N. cutaneus perforans Gambar 17-35 Plexus sacralis.

crista iliaca
M. gluteus medius

spina iliaca posterior superior


A. glutea superior

ligamentum sacrotuberosum

M. gluteus minimus
A. glutea superior

A. dan N. gluteus inferior

spina ischiadica
M. tensor fasciae latae
N. gluteus superior
nervus untuk
M. obturator internus M. piriformis
N, M. gemellus superior
ligamentum sacrospinosum lvl. obturator internus
A. pudenda interna
Os coccygis M. gemellus inferior
fossa ischiorectalis trochanter major
anus
N. cutaneus femoris posterior
lemak
M. quadratus femoris
M semimembranosus
M. adductor magnus
M. gracilis
nervus untuk tractus iliotibialis
otot hamstrings
M. adductor magnus N. ischiadicus

M. gluteus maximus Gambar 17-36 Struktur-struktur di dalam


regio glutea kanan. Sebagian besar musculus
gluteus maximus dan sebagian musculus
gluteus medius dibuanq.
NERYUS sP/NAL/s DAN ELOK NE?VUS SPINALIS 597

ramus anterior nervi lumbalis IV dan V dan ramus anterior nervi Cabang-Cabang Plexus Sacralis
sacralis I, II, m, dan IV (Gambar 17-35). Peranan nervus lumbalis
IV bergabung dengan nervus lumbalis V membentuk truncus ke Otot-Otot Pelvis,
lumbosacralis, berjalan turun ke dalam peivis dan bergabung
Viscera Pelvis, dan Perineum
dengan nervi sacrales ketika nervus ini keluar dari foramina
sacralia anteriora.
Newus pudendus (S2,3, dan 4), meninggalkan pelvis melalui
foramen ischiadicum majus dan masuk perineum melalui
foramen ischiadicum minus (Cambar 17-29 dan77-36).
Cabang-Cabang Plexus
a Nervus untuk musculus piriformis.
Sacralis ke Extremitas Inferior a Nervus splanchnicus pelvicus, yang merupakanbagian sacral
sistem parasimpatik dan berasal dari nervus sacralls 2,3, dan
4. Nervus ini menyarafi viscera pelvis.
Cabang-cabang plexus sacralis yang menuju ke extremitas inferior
meninggalkan pelvis melalui foramen ischiadicum majus adalah
Cabang-cabang plexus sacralis dan distribusinya diringkas
sebagai berikut (Cambar 17-29):
dalam Tabel 17-4.

a Nervus ischiadicus (L4 dan 5; 57, 2, dan 3). Nervus ini


merupakan cabang terbesar plexus dan nervus yang terbesar
di dalam tubuh (Gambar 17-35).
I Nervus lschiadicus
a Nervus gluteus superior, yang menyarafi musculus gluteus Nervus ischiadicus (Gambar 17-35) adalah nervus yang terbesar
medius dan minimus, dan musculus tensor fasciae latae yang ada dl dalam tubuh dan berasal dari L4 dan 5 serta 51, 2,
(Gambar 17-36). dan 3. Nervus ini keluar dari pelvis dan masuk ke daerah glutea
I Nervus gluteus inferior, yang menyarafi rnusculus gluteus melalui foramen ischiadicum majus (Gambar 77-30 dan 77-36).
maximus (Cambar 17-36). Nervus ischiadicus muncul darl bawah musculus piriformls dan
a Nervus untuk musculus quadratus femoris, yang juga ditutup oleh musculus gluteus maximus. Nervus ini berjalan turun
menyarafi musculus gemellus inferior. melalui regio glute4 dan masuk ke dalam kompartemen posterior
i Nervus untuk musculus obturator internus, yang juga tungkai atas. Di sepertiga bawah tungkai atas (dan kadang-kadang
menyarafi muscuius gemellus superior (Cambar 17-36). di leve1 lebih tinggi), nervus ini berakhir dengan bercabang dua
a Nervus cutaneus femoris posterior, yang menyarafi kulit menjadi nervus tibialis dan nervus peroneus communis (Gambar
bokong dan bagian belakang tungkai atas (Gambar 17-28 dan 77-37).
77-36).

Cabang-Cabang Distribusi
598 BAB 17

crista iliaca

M. gluteus medius

M. gluteus minimus
M. gluteus maximus
M. piriformis
spina ischiadica
M. gemellus superior
M. obturator internus
M. gemellus inferior
trochanter major
I
lioamentum sacrotuberale M. quadratus femoris
"t
l\,4. adductor magnus

Nervus ke otot-otot hamstrings


N. ischiadicus
M. adductor magnus
(bagian hamstring) M. gluteus maximus

M. semimembranosus
M. semitendinosus

M. gracilis

M. biceps femoris
(caput longum)

N. peroneus communis

ligamentum popliteum obliquum


N. tibialis
M. popliteus

M. semimembranosus

Gambar 17-37 Struktur-struktur pada aspek posterior tungkai atas kanan.

Cabang-Cabang Nervus lschiadicus profunda terhadap musculus gastrocnemius dan musculus soleus,
serta mencapai ruangan di antara malleolus medialis dan tumit
o Rami musculares: musculus biceps femoris (caput longum), (Gambar 17-39). Nervus ini ditutupi oleh retinaculum musculorum
musculus semitendinosus, musculus semimembranosus, dan flexorum dan bercabang dua menjadi nervus plantaris medialis
b agian hamstring musculus adductor magnus. dan nervus plantaris lateralis.
l) Rami articulares: articulatio coxae.
I Rami terminales: nervus tibialis dan peroneus communis.
Cabang-Cabang Nervus Tibialis
Nervus Tibialis ll Rami cutanei: nervus suralis (bergabung dengan ramus
Nervus tibialis berjalan turun melalui fossa poplitea dan kompar- communicans nervi peroneus communis), yang menyarafi
temen posterior tungkai bawah (Gambar 17-38). Nervus ini terletak kulit betis, posterior tungkai bawafu pinggir iateral kaki dan
NERYUS SP/N,AIIS DAN BLOK NERVUS SPINALIS 599

M. sartorius
M. vastus lateralis

M. gracilis

M. semimembranosus N. peroneus communis

M. semitendinosus
N. ibialis

V poplitea

V saphena magna
lvl. plantaris

M. biceps femoris

N. cutaneus surae lateralis

ligamentum laterale

R. communicans peroneus

N. suralis

V. saphena parva

I\4. soleus
caput mediale
M. gastrocnemius

caput laterale
N. suralis
M. gastrocnemius

Gambar 17-38 Batas-batas dan isi fossa poplitea dextra.

sisi lateral jari kelingking (Gambar 17-28); Nervus calcaneus a Ramus cutaneus: yang menyarafi bagian medial
medialis, yang menyarafi kulit di permukaan medial tumit. telapak kaki dan tiga setengah jari sisi medial kaki dan
Rami musculares: musculus gastrocnemius, musculus dasar kuku.
plantaris, musculus soleus, musculus popliteus, musculus a Ramus muscularis: yang menyarafi musculus abductor
flexor digitorum longus, musculus flexor hallucis longus, dan hal1ucis, musculus flexor digitorum brevis, musculus
musculus tibialis posterior. flexor hallucis brevis, dan musculus lumbricalis
a Rami articulares: articulatio genu dan talocruralis. pertama.
a Rami terminales. o Nervus plantaris lateralis: berjalan ke depan danke dalam
a Nervus plantaris medialis: berjalan ke depan dan ke musculus abductorhallucis danmusculus flexor digitorum
dalam musculus abductor hallucis bersama dengan arteria brevis, bersama dengan arteria plantaris lateralis (Gambar
plantaris medialis (Gambar 77-40 dan17-47). 77-40 dan77-47).
600 BAB 17

insersi M. semimembranosus

bergabung dengan fascia M. popliteus

N" tibialis

M. popliteus

A. tibialis posterior

M. flexor hallucis longus

M. tibialis posterior
N. flexor digitorum longus

retinaculum musculorum flexorum

N. dan A. plantaris

Gambar 17-39 Struktur-struktur profunda pada aspek posterior tungkai bawah kanan.
NERYUS sP/NALIS DAN BLOK NERYUS SPINAL/S 601

serat-serat decussatio M. flexor digitorum brevis

N. dan A. digitales

A. plantaris lateralis

N. plantaris lateralis

M. abductor digiti minimi

M. flexor digitorum brevis A. plantaris medialis

N. plantaris medialis

abductor hallucis

retinaculum musculorum flexorum


aponeurosis plantaris

N. calcaneus medialis

Gambar 17-40 Lapisan peftama musculi plantares pedis dextra. Tampak pula afteria plantaris medialis dan lateralis.

a Ramus cutaneus: yang menyarafi bagian lateral Nervus Peroneus Communis


telapak kaki dan satu setengah jari sisi lateral kaki dan Nervus peroneus profundus berjalan turun melalui fossa poplitea
dasar kuku. (Gambar 17-38). Kemudian nervus ini berjalan ke lateral di
<l Ramus muscularis: yang menyarafi musculus flexor sekeilling collum fibulae, menembus musculus peroneus longus,
digitorum accessorius, musculus abductor digiti dan bercabang dua mejadi nervus peroneus superficialis dan
minimi, musculus flexor digitorum minimi brevis, nervus peroneus profundus (Cambar 77-43 dan77-44).
musculus adductor hallucis, musculi interossei,
musculus lumbricalis kedua, ketiga, dan keempat. Cabang-Cabang Nervus Peroneus Communis

Cabang-cabang utama nervus tibialis diringkas dalam gambar a Rami cutanei: Ramus communicans suralis (Cambar 17-28),
17-42. yang bergabung dengan nervus suralis (lihat Cabang-cabang
602 BAB 17

M. lumbricalis I

M. Iumbricalis ll

M. Iumbricalis lll

M. lumbricalis lV

N. digitales
N. digitalis

arcus plantaris
M. flexor hallucis longus
R. profundus
N. plantaris lateralis

N. plantaris lateralis

A. plantaris lateralis

N. plantaris medialis

M. flexor digitorum longus

A. plantaris medialis

M. quadratus plantae

Gambar 17-41 Lapisan kedua musculi plantares pedis dextra. Tampak pula arteria plantaris medialis dan lateralis serta nervus.

nervus tibialis); newus cutaneus surae lateralis menyarafi a Ramus cutaneus ke kulit di depan tungkai bawah dan
kulit sisi lateral bagian posterior tungkai atas (Gambar 17-28). dorsum pedis (kecuali celah di antara ibu jari kaki
o Ramus muscularis: caput breve musculus biceps femoris. dan jari telunjuk kaki, yang dipersarafi oleh nervus
a Ramus articularis: sendi lutut- peroneus profundus) (Cambar 77 -27).
it Rami terminales. a Ramus muscularis, yang menyarafi musculus
a Nervus peroneus superficialis: berjalan turun di antara peroneus longus dan brevis.
musculus peroneus longus dan brevis di kompartemen .l Nervus peroneus profundus: Berjalan turun di dalam
fascia lateral dan menjadi subcutan (Gambar 77-43 dan77- kompartemen fascia anterior profunda terhadap mus-
44). culus extensor digitorum longus dan di atas membrana
NERYUS SPINAT/S DAN BLOK NERYUS sP/NAI/s 603

sciatic nerve

pelvis L4 L5 DI S2 plexus sacralis

N. ischiadicus N. tibialis
regio glutea
N. peroneus communis
articulatio coxae

M. semitendinosus

M. biceps femoris
belakang (caput longum)
tungkai atas M. semimembranosus
M. adductor magnus
(bagian hamstring)

articulatio genu

M. gastrocnemius
N. suralis
M. soleus
M. plantaris
tungkai
bawah M. popliteus
M. tibialis posterior
M. flexor digitorum longus
M. flexor hallucis longus
kulit pergelangan kaki
le$igege]3ga$t[i
N. plantaris medialis N" plantaris lateralis
telapak kaki
kulit telapak kaki
M" abductor hallucis sendi-
sendi
M. flexor digitorum brevis kaki
M. flexor digitorum accessorius
kulit
M. flexor hallucis brevis telapak kaki M. abductor digiti minimi

M. flexor digiti minimi brevis


M. lumbricalis I
M. lumbricalis ll, lll, lV

M. adductor hallucis

semua M. interossei

Gambar 17-42 Ringkasan asal nervus ischiadicus dan cabang-cabang utama nervus tibialis.

interossea (Gambar 17-44). Nervus ini diikuti oleh vasa culus peroneus tertius, musculus extensor hallucis
tibialis anterior, dan pada dorsum pedis (Gambar 17-45), longus, dan musculus extensor digitorum brevis.
nervus ini terbagi dua menjadi ramus terminalis medialis a Ramus articulare, yang menyarafi articulatio talo-
dan lateralis. cruralis dan intertarsalis.
a Ramus cutaneus, menyarafi kulit sisi di antara ibu jari
dan jari telunjuk kaki (Gambar 17-27). Cabang-cabang nervus peroneus communis diringkas dalam
I Rami musculates, yang menyarafi musculus tibiaiis Gambar 77-46. Diagram dermatom untuk permukaan anterior dan
anterior, musculus extensor digitorum longus, mus- posterior tubuh diperlihatkan dalam CD Gambar 1.-2 danT-3.
604 BAB 17

1'

l1

ligamentum patellae
M. sartorius

N. saphenus
M. tibialis anterior

V saphena magna
M. extensor digitorum longus
M. gastrocnemius

M- peroneus longus

M. soleus

M. extensor hallucis longus


M. peroneus brevis

N. peroneus superficialis

retinaculum musculorum
extensorum superius malleolus medialis
malleolus lateralis
retinaculum musculorum
extensorum inferius N. peroneus profundus
M. extensor digitorum brevis

M. peroneus tertius A. dorsalis pedis

M. extensor digitorum brevis


M. extensor hallucis longus
M. extensor digitorum longus

Gambar 17-43 Struktur-struktur yang terdapat pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan dorsum pedis.

I Nervus Pudendus ischiadicum minus. Nervus ini kemudian berjalan ke depan di


dalam canalis pudendus bersama dengan vasa pudenda interna
Nervus pudendus berasal dari nervus spinalis 52, 3, dan 4 di dinding lateral fossa ischiorectalis. Nervus pudendus berakhir
(Gambar 17-35). Nervus ini meninggalkan pelvis melalui foramen dengan bercabang dua menjadi nervus perinealis dan nervus
ischiadicum majus dary setelah berjalan singkat di regio glutea dorsalis penis (clitoris).
(Gambar 17-36), nen'us ini masuk perineum melalui foramen
NERYUs SPINAL/S DAN BLOK NERVUS SPINAL/s 605

ligamentum patellae

M. sartorius
M. tibialis anterior

M. peroneus longus
lvl. extensor digitorum longus
V. saphena magna

A. tibialis anterior N. saphenus

N. peroneus profundus
M. extensor hallucis longus M. gastrocnemius
N. peroneus superficialis

membrana interossea
M. peroneus brevis

M. peroneus longus

retinaculum musculorum
extensorum superius
malleolus medialrs
retinaculum musculorum
extensorum inferius
M. extensor digitorum brevis

M. tibialis anterior
M. peroneus tertius
A. dorsalis pedis
M. extensor digitorum longus
M. extensor hallucis longus

N. peroneus profundus

Gambar 17-44 Struktur-struktur profunda pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan pada dorsum pedis.

Cabang-Cabang Nervus Pudendus a Ramus Muscularis ke musculus transversus perinei


profunda dan superficialis, musculus bulbospongiosus,
a Nervus rectalis inferior: menyilang fossa ischiorectalis ke musculus ischiocavernosus, musculus sphincter urethrae,
canalis analis dan kulit perianal. dan musculus levator ani.
.) Sensorik ke membrana mucosa setengah bagian bawah a Nervus dorsalis penis (atau clitoris). Menyarafi kulit dan
canalis analis dan kulit perianal. bagian dalam penis (atau clitoris).
ll Muscularis ke musculus sphincter ani externus.
a Nervus perinealis Cabang-cabang plexus sacralis dan distribusinya diperlihatkan
it Ramus Cutaneus: Nervi scrotales posteriores (labiales) ke dalam Tabel 17-4.
permukaan posterior scrotum atau labia majora.
606 BAB 17

$lr-r'=---'-\T
*f ,--'-'-----*+--r-

retinaculum musculorum
extensorum superius

R. perforantes A. peronea A. tibialis anterior

malleolus medialis
malleolus lateralis
M. tibialis anterior

retinaculum musculorum
extensorum inferius

M extensor digitorum brevis

M. peroneus brevis
A. tarsalis lateralis
A. arcuata
M. peroneus tertius

A. dorsalis pedis

tendo M. extensor digitorum brevis M. extensor hallucis longus

tendo M. extensor digitorum longus


A. metatarsalis dorsalis I

M. interosseus dorsalis lV
R. terminalis medialis
N. peroneus profundus

' M. interosseus dorsalis I

M. interosseus dorsalis ll

ekspansi extensor

M. interosseus dorsalis lll

Gambar 17-45 Struktur-struktur pada aspek dorsalis pedis dextra.

Nervus Coccygeus
Ramus anterior nervi coccygei bergabung dengan cabang-
cabang ramus anterior nervus sacralis keempat dan kelima untuk
membentuk plexus coccygeus. Cabang-cabang dari plexus ini
menyarafi kulit di atas os coccygis.
NERYUS sP/NAL/s D,AN EIOK NERVUS SPINALIS 607

N. ischiadicus

L4 L5 51 52 S3
pelvis plexus sacralis

N. rschiadicus f.
regioglutea \t
I

--- T I

bagian belakang
tungkai atas M. biceps femoris (caput brevis)

N. cutaneus surae lateralis


sendi lutut
N. peroneus N. peroneus superficialis
profundus

R. communicans M. tibialis
anterior M. peroneus longus
N. suralis
M. extensor
tungkai bawah hallucis longus M. peroneus brevis
M. extensor
digitorum longus

M. peroneus tertius

articulatio kulit tungkai bawah


kulii sisi lateral tungkai bawah
talocruralis

M. extensor
kulit sisi digitorum
brevis kulit dorsum pedis
lateral kaki dan
jari kelingking kaki
kulit celah
di antara jari
pertama dan kedua

Gambar 17-46 Ringkasan asal nervus ischiadicus dan cabang-cabang utama nervus peroneus communis
608. BAB 17

Mengisiyang Kosong 7. Persarafan sensorik dasar kuku jari telunjuk diurus


o1eh...........
lsilah bagian yang kosong dengan jawaban yang PALING TEPAI. A. Nervus medianus.
1. Nervusphrenicusberasal dari B. Nervus radialis.
A. Nervus spinalis C7,2, dan3. C. Ramus cutaneus dorsalis nervi ulnaris-
B. Nervus spinalis C8,T1,T2, dan T3. D. Ramus'superficialis nervi ulnaris.
C. Ramus posterior nervi spinalis C3,4, dani. E. Ramus cutaneus palmaris nervi ulnaris.
D. Nemrs spinalis C5,6, dan7.
E. Ramus anterior nervi spinalis C3,4, dan5. 8. Persarafan sensorik sisi medial telapak tangan diurus oleh

2. Serabut-serabut nervus motorik nervus phrenicus menyarafi


A. Nervus radialis.
B. Ramus cutaneus palmaris nervi ulnaris.
A. Musculus scalenus anterior. C. Ramus cutaneus dorsalis nervi ulnaris.
B. Diaphragma. D. Nervus medianus.
C. Musculiprevertebrales. E. Ramus superficialis nervi ulnaris.
D. Musculiintercostales.
E. Musculus rectus abdominis. Persarafan sensorik facies dorsalis pangkal ibu jari tangan
diurus oleh .......
J. Nervi supraclaviculares berasal dari .. . ....... .
A. Nervus medianus.
A. Plexus brachialis. B. Nervus radialis.
B. Nervus spinalis C5 dan 6.
C. Ramus superficialis nervi ulnaris.
C. Nervus spinalis C3 dan 4.
D. Ramus cutaneus dorsalis nervi ulnaris.
D. Nervus spinalis C7 dan 8.
E. Nervus interosseus posterior.
E. Nervus spinalis C8 dan T1.
10. Persarafan sensorik sisi medial palmaris iari manis diurus
Nervi supraclavicuiares menyarafi oleh......-.
A. Musculussupraspinatus. A. Nervus radialis.
B. Musculusdeltoideus. B. Nervus interosseus posterior.
C. Musculussubclavius. C. Ramus cutaneus dorsalis nervi ulnaris.
D. Kulit bahu. D. Nervus medianus.
E. Kulit bahu sampai setengah bagian bawah musculus
E. Ramus superficialis nervi ulnaris.
deltoideus.
11. Nervus musculocutaneus berasal dari ... plexus
brachialis
Plexus cervicalis muncul di leher di antara
A. Musculus scalenus anterior dan musculus scalenus A. Fasciculusposterior.
medius.
B. Fasciculuslateralis.
B. Musculus scalenus medius dan musculus C. Fasciculus medialis dan lateralis.
scalenus
posterior.
D. Truncus superior.

C Venter posterior musculus digastricus dan musculus


E. Fasciculusmedialis.

sternocleidomastoideus. t2. Nervus supraclavicularis berasal dari ................ plexus


D. Musculus levator scapulae dan musculus scalenus brachialis
anterior. A. Fasciculusmedialis.
E. Musculus trapezius dan musculus levator scapulae. B. Truncus inferior.
C. Fasciculusposterior.
6. Ketidakmampuan melakukan oposisi ibu jari ke jari keling- D. Fasciculuslateraiis.
king diakibatkan kerusakan dari nervus. .... E. Truncus superior.
A. krterosseusanterior.
B. Interosseusposterior. 13 Nervus medianus berasal dari plexus brachialis
C. Radialis. A. Fasciculus medialis dan lateralis.
D. Ulnaris. B. Fasciculus medialis.
E. Medianus. C. Fasciculusposterior.
NERYUS SP/NAL/S DAN BLOK NERYUS sP/NAL/S 609

D. Truncus superior dan inferior. Seorang laki-1aki berusia 30 tahun diperiksa di unit gawat darurat
E. Fasciculuslateralis. dengan luka tusuk di regio inguinalis dextra.

14. Nervus thoracodorsalis berasal dari plexus 19 Nervus yang menyarafi kulit regio inguinalis adalah:
brachialis A. Nervus thoracalis kesebelas.
A. Fasciculusldteralis. B. Nervus thoracalis kesepuluh.
B. Fasciculuspostelior. C. Nervus thoracalis keduabelas.
C. Fasciculus medialis. D. Nervus lumbalis pertama.
D. Fasciculus medialis dan posterior. E. Nervus femoralis.
E. Truncus inferior.
20 Nervus-nervus berikut menyarafi paling kurang safu otot yang
15. Nervus axillaris berasal dari .............. plexus brachialis berfungsi pada articulatio coxae dan articulatio genu adalah:
A. Fasciculusposterior. A. Nervus ilioinguinalis.
B. Truncus medius. B. Nervus femoralis.
C. Fasciculuslateralis. C. Nervus saphenus.
D. Truncus inferior. D. Nervus peroneus communis.
E. Fasciculusmedialis. E. Nervus peroneus superficialis.
21 Pernyataan berikut benar untuk plexus lumbalis, kecuali:
A. Plexus terletak di dalam musculus psoas.
Pertanyaan Pilihan Ganda
B. Plexus dibentuk dari ramus posterior empat nervus
lumbalis bagian atas.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
C. Nervus femoralis keluar dari sisi lateral musculus psoas.
16. Pernyataan berikut ini benar untuk plexus brachialis, kecuali: D. Nervus obturatorius keluar dari sisi medial musculus
A. Radix C8 dan T1 bergabung membentuk truncus inferior. PSoas.
B. Fasciculus dinamakan sesuai letaknya berdekatan dengan E. Nervus iliohypogastricus keluar dari sisi lateral musculus
bagian pertama arteria axillaris. PSoas.
C. Nervus yang menyarafi musculus levator scapulae adalah
22. Pernyataan berikut benar untuk ner\.us-nervus pada cavitas
cabang dari lruncus superior.
pelvis, kecuali:
D. Radix, truncus, dan divisinya tidak berlokasi di axilla.
A. Plexus hypogastricus inferior berisi serabut simpatik dan
E. Tidak ada nervus yang merupakan cabang dari satu divlsi
parasimpatik.
plexus brachialis.
B. Plexus sacralis terletak di belakang rectum.
ini di C. Pars pelvica truncus sympathicus mempunyai rami
17. N.radialis memberikan cabang-cabang berikut dalam
communicantes alba dan grisea.
kompartemen posterior lengan atas, kecuali:
D. Plexus hypogastricus superior dibentuk dari plexus
A. Caput laterale musculi tricipitis.
sympathicus aorticus dan cabang-cabang ganglia simpatik
B. Nervus cutaneus brachii lateralis inferior.
lumba1.
C. Caput mediale musculi tricipitis.
E. Rami anteriores empat bagian atas nervus sacralis masuk
D. Musculusbrachioradialis.
ke pelvis melalui foramina sacralia anteriora.
E. Musculus anconeus.
23 Pernyataan berikut benar untuk asal segmental saraf-saraf
18. Pernyataan berikut ini benar untuk struktur spatium berikut, kecuali:
intercostale, kecuali: A. Nervus ischiadicus berasal dari segmen L4 dan 5; 57, 2,
A. Arteria intercostalis anterior dari spatium intercostale dan 3.
enam sisi atas merupakan cabang dari arteria thoracica B. Nervus pudendus berasal dari segmen L3, 4, dan 5.
interna. C. Nervus sphlanchnicus pelvicus berasal dari segmen 52, 3,
B. Nervus intercostalis berjalan ke depan di dalam spatium dan 4.
intercostale di antara musculus intercostalis interna dan D. Nervus obturatorius berasal dari segmen L2, 3, dan 4.
mu sculu s intercostalis intima. E. Truncus lumbosacralis berasal dari segmen L4 dan 5.
C. Pembuluh darah dan nervus intercostalis terletak dalam
susunan vena, nervus, dan arteria dari superior ke inferior 24. Struktur berikut ini menerima persarafan dari cabang-cabang
di dalam sulcus subcostalis. nervus pudendus, kecuali:
D. Kelima nervus intercostalis sisi bawah memberikan A. Labia minora.
persarafan sensorik ke kulit pada dinding thoraks bagian B. Sphincter urethra.
lateral dan anterior abdomen. C. Fornix posterior vagina.
E. Vena intercostalis posterior membawa darah kembali ke D. musculi ischiocavernosi.
dalam vena azygos dan hemiazygos. E. Kulit penis atau clitoris.
Q
o, Mata dan Telinga

611
612

Anatomi Dasar 612 Konstriksi Pupil Setama Akomodasi Mata 625


Patpebra 612 Konvergensi Mata Setama Akomodasi Lensa 626

Catatan Fisiotogi: Fungsi Glanduta Tarsalis 612 Gambaran Radiografi Cavitas Orbitatis 626
Apparatus Lacrima[is 614 Tetinga 626
Orbita 614 Catatan Fisiotogi: Gerakan Tutang Pendengaran 633
Mata 619 Nervus Facidtis 635
Catatan Fisiotogi: Fungsi Cornea 622 Nervus Vestibutocochtearis 636

Catatan Fisiotogi: Perubahan Bentuk Lensa dan Pertanyaan 636


Akomodasi 625 Jawaban dan Penjel.asan 637
Akomodasi Mata 625

I I asalah mata berkisar dari kecil sampai besar. Con.junctivitis, Masalah telinga juga sangat bervariasi. Trauma pada telinga luar,
lVlniruf , abrasi cornea, corpus ali enum di cornea, iritis acuta, dan tuli, Iemak yang berlebihan di dalam meatus acusticus externus, otitis
laserasi kelopak mata. Kehilangan penglihatan mendadak, trauma media beserta komplikasinya dan penyakit-penyakit yang mengenai
kimiawi, hifema (perdarahan di camera anterior mata), perforasi bola Iabirin merupakan sedikit masalah medis yang membutuhkan
mata, fraktur terbuka sinus maxillaris, dan glaukoma akut mungkin pengobatan.
ditemui oleh tenaga medis pada situasi darurat. Masalah mata Dalam bab ini, ditin.iau anatomi normal mata dan telinga,
sebelumnya dan manifestasi pada mata dari penyakit sistemik juga termasuk susunan dan fungsi otot-otot intraocular dan extraocular,
dapat ditemui. serta anatomi klinik dari telinga luar dan tengah.

dua atau tiga baris pada batas mucocutan. Glandula sebacea


AT{ATffiMI MASAR (glandula Zeis) bermuara langsung ke dalam folikel bulu mata.
Glandula ciliaris (glandula Moll) merupakan modifikasi kelenjar
keringa! yang bermuara secara terpisah di antara bulu mata yang
berdekatan. Glandula tarsalis adalah modifikasi kelenjar sebacea
Palpebra yang panjang, yang mengalirkan sekretnya yang berminyak ke
pinggir palpebra; muaranya terdapat di belakang bulu mata
(Gambar 18-1).
Palpebra melindungi mata dari cedera dan cahaya berlebihan
dengan gerakan menutup (Gambar 18-1). Palpebra superior lebih
besar dan lebih mudah bergerak daripada palpebra inferior, dan
-
kedua palpebra saling bertemu di angulus oculi medialis dan
lateralis. Fissura palpebrae adalah celah berbentuk elips di antara Fungsi Glandula Tarsalis
palpebra superior dan inferior dan merupakan pintu masuk ke
Sekret berminyak dari glandula tarsalis mencegah aliran air mata
dalam saccus conjunctivalis. Bila mata ditutup, palpebra superior
yang berlebihan dan membantu menutup mata dengan kuat.
menutup cornea dengan sempurna. Bila mata dibuka dan menatap
lurus ke depary palpebra superior hanya menutupi pinggir atas
cornea. Palpebra inferior terletak tepat di bawah comea bila mata
dibuka, dan hanya naik sedikit bila mata ditutup. Sudut medial yang lebih bulat dipisahkan dari bola mata oleh
Permukaan superfisial palpebra ditutupi oleh kulit dan permu- suatu rongga sempit, yaitu lacus lacrimalis. Di tengah rongga
kaan dalamnya diliputi oleh membrana mucosa yang disebut ini terdapat tonjolan kecil yang berwarna kuning kemerahan,
conjunctiva. disebut caruncula lacrimalis (Gambar 18-1). Lipatan semilunaris
Bulu mata berukuran pendek dan melengkung, terdapat kemerahary disebut plica semilunaris, terletak pada sisi lateral
pada pinggir bebas palpebra (Gambar 18-1), dan tersusun dalam caruncula.
MATA DAN TELINGA 613

N. infratrochlearis
punctum dan papilla lacrimalis N. supratrochlearis
N. supraorbitalis
muara glandula tarsalis
septum orbitale

caruncula lacrimalis
saccus lacrimalis
plica semilunaris glandula lacrimalis

tns M. levator palpebrae


pupil superioris

, ligamentum palpebrale
mediale

ligamentum palpebrale
laterale

tarsus

\ _*u
ductus lacrimalis
di dalam canalis
nasolacrimalis
t\ \
meatus nasi inferior
di dalam cavitas nasi

\\ \r
'/7 Cornea ltl/
conjunctica menutupi sclera \_-
\
\-
os frontale

M. orbicularis oculi M. levator palpebrae superioris


septum orbitale
otot polos

tarsus superior

fornix superior conjunctiva


conjunctiva
cornea

iris
glandula tarsalis

bulu mata

glandula sebacea
sulcus
G subtarsalis

Gambar 18-1 A. Mata kanan, dengan palpebra dipisahkan untuk memperlihatkan muara glandula tarsalis, plica semilunaris, caruncula lacrimalis,
dan punctum lacrimale. B. Mata kiri, memperlihatkan lamina tarsalis superior dan inferior, glandula lacrimalis, saccus lacrimalis, dan ductus lacrimalis.
Perhatikan bahwa sebagian kecil septum orbitale dipotong untuk memperlihatkan glandula lacrimalis dan lemak yang ada di bawahnya (kuning). C.
Potongan sagittal melalui palpebra superior dan fornix superior conjunctiva. Perhatikan adanya otot polos di dalam musculus levator palpebrae superioris.
614 BAB 18

Di dekat sudut medial mata, terdapat penonjolan kecil di superioris. Glandula ini terletak di atas bola mata, di bagian
palpebra, disebut papilla lacrimalis. Pada puncak papilla terdapat anterior dan superior orbita, posterior terhadap septum orbitale
lubang kecil, punctum lacrimale, yang berhubungan dengan (Gambar 18-1). Kelenjar bermuara ke dalam bagian lateral fornix
canaliculus lacrimalis (Gambar 18-1). Papilla lacrimalis menonjol superior glandula conjunctiva melalui 12 ductus.
ke dalam lacus, punctum dan canaliculus mengalirkan air mata ke
dalam hidung. Persarafan
Conjunctiva adalah membrana mucosa iipis yang melapisi
palpebra, melipat pada fornix superior dan inferior untuk Persarafan sekretomotorik parasimpatik berasal dari nucleus
melapisi permukaan anterior bola mata (Gambar 18-1). Epitelnya lacrimalis nervus facialis. Serabut-serabut preganglionik mencapai
melaniutkan diri dengan epitel comea. Bagian lateral atas fornix ganglion pterygopalatinum (sphenopalatinum) melalui nervus
superior ditembus oleh ductus glandula lacrimalis (Lihat kolom intermedius dan ramus petrosus major serta melalui nervus
berikutnya). Jadi conjunctiva membentuk ruang potensial, yaitu canalis pterygoidei. Serabut-serabut posganglionik meninggalkan
saccus conjunctivalis, yang terbuka ke fissura palpebrae. ganglion dan bergabung dengan nervus maxillaris. Kemudian
Di bawah kelopak mata terdapat alur, sulcus subtarsalis, yang serabut ini berjalan di dalam ramus zygomaticus dan nervus
berjalan dekat dan parallel dengan pinggir palpebra (Gambar zygomaticotemporalis, dan mencapai glandula lacrimalis melalui
18-1). nerlrrs lacrimalis.
Kerangka palpebra dibentuk oleh lembaran fibrosa, septum Persarafan posganglionik simpatik berasal dari plexus
orbitale (Gambar 18-1). Septum ini melekat pada periosteum di caroticus internus dan berjalan melalui nervus petrosus profundus,
pinggir orbita. Septum orbitale menebal untuk membentuk lamina nervus canalis pterygoidei, nerr,'us maxillaris, nervus zygomaticus,
tarsalis inferior dan superior. Ujung lateral lamina dilekatkan oleh nervus zygomaticotemporalis, dan akhirnya nervus lacrimalis.
sebuah pita, ligamentum palpebrale laterale, pada tuberculum
tepat di sebelah dalam pinggir orbita. Ujung medial lamina
dilekatkan oleh sebuah pita, Iigamentum palpebrale mediale, ke
I Ductus lacrimalis
crista ossis lacrimalis (Gambar 1B-1). Glandula tarsalis tertanam di Air mata mengalir membasahi cornea dan berkumpul di dalam
dalam permukaan posterior lamina tarsalis. lacus lacrimalis. Dari sini, air mata masuk ke canaliculi lacrimales
Permukaan superficial lamina tarsalis dan septum orbita melalui puncta lacrimalia. Canaliculi lacimales berjalan ke
diliputi oleh serabut-serabut palpebra musculus orbicularis medial dan bermuara ke dalam saccus lacrirnalis (Gambar 18-1),
oculi (Gambar 1B-1). Aponeurosis dari insersi musculus levator yang terletak di dalam alur lacrimalis di belakang ligamentum
palpebrae superioris menembus septum orbitale untuk mencapai palpebrae mediale dan merupakan ujung atas yang buntu dari
permukaan anterior lamina tarsalis superior dan kulit (Gambar ductus nasolacrimalis.
18-1). Ductus nasolacrimalis panjangnya lebih kurang 0,5 inci (1,3
cm) dan keluar dari ujung bawah saccus lacrimalis (Gambar 18-1).

I Gerakan Palpebrae Ductus berjalan ke bawah" belakang dan lateral di dalam canalis
osseosa dan bermuara ke dalam meatus nasi inferior. Muara ini
Posisi palpebra pada waktu istirahat tergantung pada tonus dilindungi oleh lipatan membrana mucosa yang dikenal sebagai
musculus orbicularis oculi dan musculus levator palpebrae plica lacrimalis. Lipatan ini mencegah udara masuk melalui
superioris serta posisi bola mata. Palpebra menutup oleh ductus ke dalam saccus lacrimalis pada waktu membuang ingus.
kontraksi musculus orbicularis oculi dan relaksasi musculus
levator palpebrae superioris. Mata dibuka oleh kontraksi musculus
levator palpebrae superioris yang mengangkat palpebra superior. Orbita
Pada waktu melihat ke atas, musculus levator palpebrae superioris
berkontraksi, dan palpebra superior bergerak bersama bola mata.
Pada waktu melihat ke bawah, kedua palpebra bergerak, palpebra
( Margo Orbitalis
superior terus menutupi cornea bagian atas, dan palpebra inferior -Margo orbitalis dibentuk oleh os frontale, maxilla, dan os
agak tertarik ke bawah oleh conjunctiva yang melekat pada sclera zygomaticum.
dan palpebra inferior.
Origo dan insersi otot-otot palpebra diringkas dalam Tabel
1B-1. I Cavitas Orbitalis
Cavitas orbitalis berbentuk pyramid dengan basis di depan
dan apeks di belakang (Gambar 1B-2). Dinding-dinding orbita
Apparatus Lacrimalis diperlihatkan dalam Gambar 18-2.

( Glandula Lacrimalis
Atap: Dibentuk oleh pars orbitalis ossis frontalis, yarrg
memisahkan cavitas orbitalis dari fossa cranii anterior dan
Glandula lacrimalis terdiri atas pars orbitalis yang besar dan lobus frontalis hemisphere cerebri.
pars palpebralis yang kecil, yang berhubungan satu dengan yang Dasar: Dibentuk oleh lamina orbitalis ossis maxillaris, yang
Iain pada ujung lateral aponeurosis musculus levator palpebrae memisahkan cavitas orbitalis dari sinus maxillaris.
\AATA DAN TELINGA 615

Tabel 18-1, Otot-Otot Bola Mata dan Palpebra


Nama Otot
Olot otol Ekstrinsik Bola Mata {Otot Lurik)
Anulus tendineus Permukaan superior bola N.ocuiomotorius (N.ltl) Mengangkst cdmea.ke
communis pada dinding mata tepat postedor atas dan m€dial , :,
posl,erior orbita terhadap limbus comeae
Anulus tendineus Permukaan inferior bola N.oculomoiorius (N.lll)
communis pada dinding mala tepat posterior
posterior orbita terhadap limbus corneae
Mir€ctus medialis Anulus tendineus Peftukaan medial bola N.oclfoflotorius {N Jll)
communis pada dinding mata tepat posterior
posterior orbita terhadap limbus corneae
M,fectus lateralis Anulus tendineus Permukaan lateral bola N.abducens (N,Vl) ':

cornrnunis pada dinding mata tepat posterior


posterior orbita terhadap limbus corneae
M.bbliquus superior Dinditg posterior cavitas Melalui trochlea dan N.trochlearis (N:IVJ
orbitalis r : melekat pada
permukaan superior bola
mata. di bawah M.rectus
I,, superior
M.obliquw inferior Dasar eavitas orbitalis Permukaan laterat bola N,oculomstorius (N.lll) Memutbriboh r.*da'. 1':: ,1: ,

mata, profunda terhadap r:' sPhingga,ccrnea,:, I ''


M.rectus lateralis r*enghadaP ke,atas dan

O&t-stot lntrinsik Bola Mata {Otot:Polos}


M.sphincter pupillae Konstriksipupjl

M.ditatator pupillae Dilaiasi pupil::


M.citiaris l

Otot.olot Palpebra
M.orbicularis sculi {lihat
Tabel 13-2)
M.levator palpebrae Permukaan anterior dan Ototlurik.oleh :

superioris :
pinggir atas lamina N:oculomotorius; otot
tarsalis superior polos oleh saraf simpatik

garisnell Rst clinicalAnatorny. Ed 7. Philadelphta; LipptncottWilliams & Wilkins, 2004, ha1.828,

Dinding lateral: Dibentuk oleh os zygomaticum dan ala major Incisura supraorbitalis (foramen): Incisura supraorbitalis
ossis sphenoidalis (Cambar 18-2). terletak pada margo orbitalis superior (Gambar 1B-2). Incisura
Dinding medial: Dibentuk dari depan ke belakang oleh ini dilalui oleh arteria, vena dan nervus supraorbitalis.
processus frontalis ossis maxillaris, os lacrimale, lamina Sulcus dan canalis infraorbitalis: Terletak pada dasar orbita
orbitalis ossis ethmoidalis (yang memisahkan cavitas orbitalis di lamina orbitalis ossis maxillaris (lihat Gambar L8-4). Sulcus
dari sinus ethmoidalis), dan corpus ossis sphenoidalis. dan canalis ini dilewati oleh nervus infraorbitalis (lanjutan
nervus maxillaris) dan pembuluh darah.
Canalis nasolacrimalis: Terletak di anterior pada dinding
Foramina ke dalam Cavitas Orbitalis medial. Canalis ini berhubungan dengan meatus nasi inferior
Foramina ke dalam cavitas orbitalis diperlihatkan dalam Gambar (Gambar 1B-1), dan dilalui oleh ductus nasolacrimalis.
78-2. Fissura orbitalis inferior: Terletak di posterior antara maxiila
dan ala major ossis sphenoidalis (Gambar 18-2); berhubungan
Aditus orbitalis: Terletak di anterior (Gambar 18-2). Kira-kira dengan fossa pterygopalatina. Fissura ini dilalui oleh nervus
seperenam bola mata terbuka, dan sisanya dilindungi oleh maxillaris dan ramus zygomaticus nervi maxillaris, vena
dinding-dind ing orbita. ophthalmica inferior, dan saraf simpatik.
616 BAB 18

Fissura orbitalis superior: Terletak di posterior antara ala Canalis opticus: Terietak di posterior pada ala minor ossis
major dan minor ossis sphenoidalis (Garnbar 18-2); ber- sphenoidalis (Gambar 18-2); berhubungan dengan fossa cranii
hubungan dengan fossa cranii media. Fissura ini dilalui oleh media. Canalis ini dilalui oleh nervus opticus dan arteria
nervus lacrimalis, nervus frontalis, nervus trochlearis, nervus ophthalmica.
oculomotorius (divisi superior dan inferior), nervus abducens,
nervus nasociliaris, dan vena ophthalmica superior.

M. obliquus superior N. trochlearis


N su pratrochlearis N. supraorbitalis
glandula lacrimalis
M. levator palpebrae trochlea
superioris M. levator palpebrae superioris
M, rectus superior
M. rectus superior N. opticus
divisi superior
N. oculomotorius
N. lacrimalis

N. trochlearis
M. rectus lateralis
M. rectus lateralis
N. abducens

ganglion ciliare

M. obliquus inferior
M rectus inferior

N. infraorbitalis
M. obliquus inferior

M. rectus medialis
N. nasociliaris N. oculomotorius
A B
supraorbitalis
N. supra M. rectus superior
M. levator palpebrae superioris
pars orbitalis ossis frontalis fissura orbitalis
M. obliquus superior
fissura orbitalis
superior V. ophthalmica

ala major ossis N. lacrrmalis


sphenoidalis
N. frontalis

N. trochlearis
os zygomaticum
divisi superior
N. oculomotorius
canalis opticus N. nasociliaris
N. abducens

fissura
orbitalis
inferior

divisi inferior
ala minor ossis
sphenoidalis
maxilla
'l(- \
N. oculomotorius

M. rectus inferior
os ethmoidale
A. ophthalmica
os lacrimale
M. rectus medialis D
N. opticus

Gambar 18-2 A, Bola mata kanan dilihat dari depan. B. Otot dan nervus orbita kiri dilihat dari depan. C. Tulang yang
membentuk dinding orbita kanan. D. Canalis orbitalis dan fissura orbitalis superior dan inferior kiri.
MATA DAN TELINGA 617

I Fascia Orbitalis
dan menembus sclera pada suatu titlk di medial polus posterior
bola mata. Dl sini, meningen menyatu dengan sclera, sehingga
Fascia orbitalis adalah periosteum tuiang-tu1ang yang menyusun spatium subarachnoideum yang berisi liquor cerebrospinaiis
dinding orbita. Melekat secara longgar pada tulang dan meluas ke depan dari fossa cranii media, di sekitar nervus
meneruskan diri melalui foramina dan fissura dengan periosteum opticus, dan melalui canalis opticus sampai ke bola mata. Karena
yang meliputi permukaan iuar tulang-tulang Musculus Miiller, itu penlngkatan tekanan liquor cerebrospinalis di dalam rongga
atau musculus orbitalis, adalah selapis tipis otot polos yang cranium diteruskan ke bagian belakang bola mata.
menghubungkan fissura orbitalis inferior. Otot ini disarafi oleh
saraf simpatik, dan fungsinya tidak diketahui. Nervus Lacrimalis
Nervus lacrimalis berasal dari divisi ophthalmica nervus
I Nervus pada Orbita trigeminus. Nervus ini masuk orbita melalui bagian atas fissura
orbitalis superior (Gambar 18-2) danberjalanke depan di sepanjang
Nervus Opticus pinggir atas musculus rectus lateralis (Gambar 18-3). Nervus ini
Nervus opticus masuk ke orbita melalui canalis opticus dari fossa bergabung dengan cabang nervus zygomaticotemporalis, yang
cranii media (Gambar 18-3), disertai oleh arteria ophthalmica, kemudlan keluat dan masuk ke dalam glandula lacrimalis (serabut
yang terletak di sisi lateral bawahnya. Nervus ini dikelilingi oleh sekretomotorik parasimpatik). Nervus lacrimalis berakhir dengan
selubung piamater, arachnoideamater, dan duramater (Cambar menyarafi kulit baglan lateral palpebra superior.
1B-9). Berialan ke depan dan lateral di dalam kerucut muscuil recti

sinus ethmoidalis
lvl. obliquus superior
N. ethmoidalis anterior

trochlea infratrochlearis
N. supratrochlearis
l\.4. levator palpebrae superioris
N. supraorbitalis
N. frontalis
M. rectus M. levator palpebrae
superioris
glandula lacrimalis
l\il. rectus superior

glandula lacrimalis
N. ciliares longi
N. lacrimalis

N. nasociliaris
N. ciliares
breves
M. rectus medialis
N. abducens N. ophthlamicus

/t tt

It
v

f 'l
8
n
tt
!-
N. lacrimalis A. meningea media
\i
ganglion ciliare N. mandibularis
N. maxillaris
N. nasociliaris
ganglion trigeminus
N. opticus
N. trigeminus
N. trochlearis N. abducens
A. carotis interna
A. ophthalmica N. trochlearis
sinus cavernosus N. oculomotorius
A. cerebri anterior infundibulum
chiasma opticum

Gambar 18-3 Orbita kiri dan kanan dilihat dari atas. Atap orbita, yang dibentuk oleh pars orbitalis ossis frontalis, pada kedua

sisi telah dibuang, Pada sisi kiri, musculus levator palpebrae superioris dan musculus rectus superior juga dibuang untuk
memperlihatkan struktur-struktur yang ada di bawahnya.
618 BAB 18

Nervus Frontalis menyarafi musculus rectus superior, kemudian menembus otot


ini, dan menyarafi musculus levator palpebrae superioris (Gambar
Nervus frontalis berasal dari divisi ophthalmica nervus trigeminus. 18-2).
Nervus ini masuk orbita melalui bagian atas fissura orbitalis Ramus inferior nervi oculomotorii masuk orbita dengan cara
superior (Gambar 18-2) dan berjalan ke depan pada permukaan yang sama dan menyarafi musculus rectus inferior, musculus
superior musculus levator palpebrae superions di bawah atap rectus medialis, dan musculus obliquus inferior. Nervus yang
orbita (Gambar 18-3). Nervus ini bercabang menjadi nervus berjalan ke musculus obliquus inferior akan bercabang (Gambar
supratrochlearis dan nervus supraorbitalis, yang melingkari 18-4) yang berjalan ke ganglion ciliare dan membawa serabut-
pinggir atas cavitas orbitalis untuk menyarafi kulit dahi. Nervus serabut parasimpatik ke musculus sphincter pupillae dan
supraorbitalis juga menyarafi membrana mucosa sinus frontalis. musculus ciliaris.

Nervus Trochlearis
Nervus Nasociliaris
Nerr,rrs trochlearis masuk orbita melalui bagian atas fissura
orbitalis superior (Gambar 18-2). Nervus ini berjalan ke depan dan Nervus nasociliaris berasal dari divisi ophthalmica nervus
menyarafi musculus obliquus superior (Gambar 18-3). trigeminus. Nervus ini masuk orbita melalui bagian bawah fissura
orbitalis (Gambar 18-2), melintas di atas nervus opticus, berjalan
Nervus Oculomotorius ke depan sepanjang pinggir atas musculus rectus medialis dan
berakhir dengan bercabang dua menjadi nenrrs ethmoidalis
Ramus superior nervi oculomotorii masuk orbita melalui bagian anterior dan nervus infratrochlearis (Gambar 1B-3).
bawah fissura orbitalis superior. (Gambar 1B-2). Cabang ini

ganglion ciliare
sinus frontalis

N. ciliaris brevis
dari ganglion ciliare
M. obliquus superior

M. levator palpebra superioris


trochlea
M. rectus superior

M. rectus medialis M. rectus lateralis

N. opticus

divisi superior
N. oculomotorius

M. obliquus inferior
divisi inferior
N. oculomotorius

nervus ke M. obliquus inferior


N. maxillaris

ganglion pterygopalatinum
N. infraorbitalis
fossa pterygopalatina

N. palatinus major
dan minor

N. alveolaris
superior anterior

N. alveolares superiores posteriores


N. zygomaticus N. alveolaris superior medius

sinus maxillaris

Gambar 18-4 Otot dan nervus orbita kanan dilihat dari lateral. Juga diperlihatkan nervus maxillaris dan ganglion
pterygopalatinum.
hIATA DAN TELINGA 619

nervus opticus, untuk sampai ke dinding medial orbita. Arteria


Cabang-Cabang Nervus l'|asociliaris
ophthalmica memberikan banyak cabang, yang mengikuti nervus
a Ramus communicans ke ganglion ciliare yang bersifat
di dalam cavitas orbitalis.
sensorik. Serabut-serabut sensorik dari boia mata berjalan ke
ganglion ciliare melalui nervi ciiiares breves, melalui ganglion
Cabang-Cabang Arteria 0phthalmica
tanpa bersinaps, kemudian bergabung dengan nerl'us
nasocilia ris melalui ramus communicans. a Arteria centralis retinae adalah cabang kecil yang menembus
I Nervi ciliares longi, dua atau tiga buah, berasal dari nervus selubung meningen nervus opticus untuk masuk ke dalam
nasociliaris sewaktu melintasi nervus opticus (Gambar 18-3). nervus (Gambar18-9). Pembuluh ini berjalan di dalam nervus
Nervus ini mengandung serabut-serabut simpatik untuk optic.us dan masuk bola mata di pusat discus nervi optici. Di
musculus dilatator pupillae. Nervus ini berjalan ke depan sini arteri ini bercabang-cabang, yang dapat diamati pada
bersama nervi ciliares breves dan menembus sclera bola mata pasien melalui oftalmoskop. Cabang-cabang merupakan end
dan berjalan terus ke depan di antara sclera dan choroid dan arteries.
mencapai iris. I Rami musculares.
a Newus ethmoidalis posterior menyarafi sinus ethmoidalis a Arteriae ciliares, dapat dibagi dalam kelompok anterior dan
dan sinus sphenoidalis (Gambar 18-3). posterior. Kelompok anterior masuk ke bola mata dekat limbus
it Nervus infratrochlearis berjalan ke depan di bawah trochlea comeae; kelompok posterior masuk dekat nervus opticus.
musculus obliquus superior dan menyarafi kulit bagian I Arteria lacrimalis ke glandula lacrimalis.
medial palpebra superior dan bagian hidung yang berdekatan
(Gambar 1"8-1).
Vena-Vena Ophthalmica
i Nervus ethmoidalis anterior berjalan melalui foramen
ethmoidale anterius dan masuk ke fossa cranii anterior pada Vena ophthalmica superior berhubungan di depan dengan vena
permukaan atas lamina cribrosa ossis ethmoidalis (Gambar facialis. Vena ophthalmica inferior berhubungan melalui fissura
1B-3). Nervus ini masuk cavum nasi melalui celah di samping orbitalis inferior dengan plexus venosus pterygoideus. Kedua
crista galli. Setelah menyarafi area membrana mucosa/ nervus vena ini berjalan ke belakang melalui fissura orbitalis superior dan
ini muncul di wajah sebagai ramus nasalis externus pada bermuara ke dalam sinus cavernosus.
pinggir bawah os nasale dan menyarafi kulit hidung sampai
ke ujungnya. Pembuluh Limfe
Tidak ada pembuluh atau kelenjar limfe di orbita.
Nervus Abducens
Nervus abducens masuk orbita melalui bagian bawah fissura
orbitalis superior (Gambar 1B-2). Nervus ini menyarafi musculus Mata
rectus lateralis.

Ganglion Ciliare -I Gerakan Bola Mata


Ganglion ciliare merupakan ganglion parasimpatik dengan lstilah yang Digunakan untuk Menguraikan
ukuran sebesar kepala iarum (Gambar 18-4) dan terletak pada
Gerakan Mata
bagian posterior orbita. Ganglion ini menerima serabut-serabut
parasimpatik preganglionik dari nervus oculomotorius melalui Pusat cornea atau pusat pupil digunakan sebagai "kutub anterior"
nervus yang berialan ke musculus obliquus inferior. Serabut- mata. Dengan demikian semua gerakan mata dikaitkan dengan
serabut posganglioniknya meninggalkan ganglion di dalam arah gerakan kutup anterior pada saat kutup ini berputar pada
nervi ciliares breves, yang masuk bagian belakang bola mata dan 3 sumbu (horizontal, vertical, dan sagittal). Terminologi menjadi
menyarafi musculus sphincter pupillae dan musculus ciliaris. sebagai berikut: elevasi adalah rotasi mata ke atas, depresi adalah
Sejumlah serabut simpatik berjalan dari plexus caroticus rotasi mata ke bawah, abduksi adalah rotasi mata ke lateral, dan
intemus masuk ke dalam orbita dan berjalan melalui ganglion aduksi adalah rotasi mata ke medial.
tanpa bersinaps. Gerakan memutar bola mata menggunakan pinggir atas
cornea (atau pupil) sebagai penanda. Mata berputar ke medial

I Pembuluh Darah dan Pembuluh


atau lateral.

Limfe Orbita Otot-Otot Ekstrinsik Penghasil Gerakan Mata


Arteria Ophthalmica Terdapat enam otot-otot volunter yang berjalan dari dinding
Arteria ophthalmica adaiah cabang dari arteria carotis interna posterior cavitas orbitalis ke bola mata (Gambar 18-2). Otot-otot
setelah pembuluh ini keiuar dari sinus cavernosus. Arteri ini itu adalah musculus rectus superior, musculus rectus inferior,
masuk orbita melalui canalis opticus bersama nervus opticus musculus rectus medius, musculus rectus lateral, serta musculus
(Gambar 18-3). Pembuluh ini berjalan ke depan dan menyilang obliquus superior dan musculus obliquus inferior.
620 BAB 18

Karena musculus rectus superior dan inferior berinsersi pada Otot-Otot lntrinsik
sisi medial sumbu vertical bola mata, otot-otot ini tidak hanya
mengangkat dan menurunkan cornea, tetapi juga memutar bola Otot-otot intrinsik tidak volunter adalah musculus ciliaris dan
mata ke medial (Gambar 18-5). Agar musculus rectus superior musculus constrictor serta musculus dilatator papillae. Otot-
dapat menaikkan cornea langsung ke atas, otot ini harus dibantu otot ini tidak ikut berperan pada gerakan bola mata dan akan
oleh musculus obliquus inferior. Agar musculus rectus inferior dibicarakan kemudian.
dapat menurunkan cornea secara langsung, otot ini harus
dibantu oleh musculus obliquus superior (Gambar 18-6 dan 18-7).
Perhatikan bahwa tendo musculus obliquus superior berjalan
I Selubung Fascial Bola Mata
melalui trochlea fibrocartilaginosa melekat ke os frontaie. Tendo Selubung fascial meliputi bola mata dari nervus opticus sampai
kemudian berbelok ke belakang dan lateral dan dilekatkan ke ke limbus corneae (Gambar 18-9). Selubung ini memisahkan bola
sclera di bawah musculus rectus superior. mata dari corpus adiposum orbitae dan menyediakan wadah
Origo, insersi, persarafarL, dan fungsi otot-otot bola mata agar bola mata dapat bergerak dengan bebas. Selubung fascial ini
diringkas dalam Tabel 18-1. Pelajari dengan saksama Gambar ditembus oleh tendo otot-otot orbita dan rnelipat pada masing,
1 8-8. masing tendo sebagai selubung tubular. Selubung untuk tendo

sumbu vertikal

sumbu
tr
H,r. )""tu(
medialis
M. rectus 6M. rectus
lateralis inferior

M. rectus
inferior

tt

sumbu
transversus sumbu vertical

M. rectus lateralis
lvl. rectus
lateralis
M. rectus inferior

M. rectus M. rectus
superior medialis
c

Gambar 18-5 Fungsi empat musculi recti pada gerakan bola mata.
I'IIATA DAN TELINGA 621

musculus rectus medialis dan lateralis melekat pada dinding Lapisan Bola Mata
medial dan lateral orbita melalui ligamentum berbentuk segitiga
yang disebut lacertus musculi recti medialis dan lateralis. Bagian Tunica Fibrosa
bawah selubung fascial yang berjalan di bawah bola mata dan Tunica fibrosa terdiri atas bagian posterior yang opak, sclera, dan
menghubungkan ligamentum lacertus musculi recti medialis dan bagian anterior yang transparan, cornea (Gambar 18-9).
lateralis menebal dan berfungsi menahan bola mata; bagian ini
disebut ligamentum suspensorium bulbi (Gambar 1B-9). Dengan Sclero
perantaraan ligamentum ini, bola mata seperti tergantung di Sclera yang opak terdiri dari jaringan fibrosa padat dan berwarna
antara dinding medial dan lateral orbita. putih. Di posterior, sclera ditembus oleh nervus opticus dan
menyatu dengan selubung dura nerlrrs ini (Gambar 18-9). Lamina
I Struktur Mata cribrosa adalah daerah sclera yang ditembus oleh serabut-serabut
nervus opticus.
Bola mata (Gambar 1B-9) tertanam di dalam corpus adiposum Sclera juga ditembus oleh arteri dan nervus ciliaris dan
orbitae, tetapi dipisahkan dari corpus adiposum ini oleh selubung pembuluh venanya, yaitu venae vorticosae. Ke arah depan sclera
fascial bola mata. Bola mata terdiri dari tiga lapisan, dari luar ke langsung beralih menjadi cornea pada pertemuan sklera-kornea
dalam adalah tunica fibrosa, tunica vasculosa yang berpigmen, atau limbus.
dan tunica nervosa.

sumbu vertikal
M. obliquus superior

sumbu transversus
sumbu vertikal

M. obliquus superior

sumbu
sagittalis
sumbu
sagittalis € M. obliquus
inferior

A sumbu
transversus

trochlea
sumbu sagittalis M. obliquus
M. obliquus M. obliquus inferior
inferior
superior

sumbu transversus

Gambar 18-6 Fungsi musculus obliquus superior dan inferior pada gerakan bola mata.
622 BAB 18

Corneo
Cornea yang transparan, mempunyai fungsi utama merefleksikan
cahaya yang masuk ke mata (Gambar 18-9). Di posterior ber- Fungsi Cornea
hubungan dengan humor aquosus. Cornea merupakan medium refraksi yang sangat penting.
Kemampuan refraksi terjadi pada facies anterior cornea, di
Suplai darah: Cornea adalah avaskular dan sama sekali tidak mana indeks refraksi cornea (1.38) yang besarnya berbeda
mempunyai aliran limfe. Cornea mendapatkan nutrisi dengan
dari udara. Harus diperhatikan manfaat lapisan air mata untuk
cara difusi dari humor aqueus dan dari kapiler yang terdapat
mempertahankan lingkungan normal untuk sel-sel epitel cornea.
dipinggirnya.
Persarafan: Nervi ciliares longi dari divisi ophthalmica nervus
trigeminus.

M. rectus superior

c-

l\,4. rectus inferior

M. rectus medialis

C M. rectus lateralis

Gambar 18-7 Fungsi keempat musculus rectus dan kedua musculus obliquus pada orbita kanan, dengan menganggap setiap
otot bekeia sendiri-sendifl. Posisi pupil terhadap bidang vertikal dan horizontal harus diperhatikan pada setiap kasus. Fungsi
musculus rectus superior dan inferior serta musculus obliquus pada mata orang hidup dijelaskan secara klinis.
tvtATA DAN TELTNGA 623

Tunica Vasculosa Pigmentosa Corona ciliaris adalah bagian posterior corpus ciliare, dan
permukaannya mempunyai alur-alur dangkal disebut striae
Tunica vasculosa pigmentosa dari belakang ke depan terdiri dari
ciliares.
choroidea. corpus ciliare, dan iris.
Processus ciliaris adalah lipatan-lipatan yang teisusun radier,
Choroideo di mana pada permukaan posteriornya melekat ligamentum
Choroidea terdiri atas lapisan luar berpigmen dan lapisan dalam suspensorim lentis.
yang sangat vascular. Musculus ciliaris (Gambar 18-9) terdiri atas serabut-serabut
otot polos merldianal dan sirkular. Serabut meridianal berjalan ke
Corpus Gliore belakang dari area limbus corneae menuju ke processus ciliaris.
Corpus ciliare ke arah posterior dilanjutkan oleh choroidea, dan Serabut-serabut sirkular berjumlah sedikit dan terletak di sebelah
ke anterior terletak di belakang batas perifer iris (Gambar 18-9). dalam serabut meridianal.
Corpus ciliare terdiri atas corona ciliaris, processus clliarls, dan
musculus ciliaris.

s3:'

Gambar 18-8 Posisi utama mata kanan dan kiri dan fungsi musculi rectus dan musculi obliquus yang terutama berfungsi untukgerakan mata. A. Mata
kanan, musculus rectus superior; mata kiri, musculus obliquus inferior. B. Kedua mata, musculus rectus superior dan musculus obliquus inferior, C. l'4ata
kanan, musculus obliquus inferior; mata kiri, musculus rectus superior. D. l4ata kanan, musculus rectus lateralis; mata kiri, musculus rectus medialis.
E. Posisi awal, dengan mata difikasi pada jaraktertentu. F. Mata kanan, musculus rectus medialis; mata kiri, musculus rectus lateralis. G. Mata kanan.
musculus rectus inferior; mata kiri, musculus obliquus superior. H. Kedua mata, musculus rectus inferior dan musculus obliquus superior. L lvata kanan,
musculus obliquus superior; mata kiri, musculus rectus inferior.
624 BAB 1a

a Persarafan: Musculus ciliaris disarafi oleh serabut para- lris don Pupil
simpatik dari nervus oculomotorius. Setelah bersinaps di Irls adalah diaphragma berpigmen yang tipis dan kontraktil
ganglion ciliare, serabut-serabut posganglionik berjalan ke dengan lubang di tengahnya, yaitu pupil (Gambar 18-9). Iris
depan ke bola mata di dalam nervus ciliaris brevis. terletak di dalam humor aquosus di antara cornea dan lensa.
I Fungsi: Kontraksi musculus ciliaris, terutama serabut- Pinggir iris melekat pada permukaan anterior corpus ciliaris. Iris
serabut meridianal menarik corpus ciliare ke depan. Ha1 membagi ruang antara lensa dan cornea menjadi camera anterior
ini menghilangkan tegangan yang ada pada ligamentum dan camera posterior.
suspensorium, dan lensa yang elastis menjadi lebih cembung. Serabut-serabut otot iris bersifat involunter dan terdiri dari
Keadaan ini meningkatkan daya refraksi lensa. serabut-serabut sirkular dan radial. Serabut-serabut sirkular

SINUS VENOSUS camera anterior


pupil
conjunctiva
tns

ora serrata camera posterior


\.. M. ciliaris
lacertus musculi recti medialis
ligamentum suspensorium

lacertus musculi
M. rectus medialis
)
(\ recti lateralis

M. rectus lateralis
t\ il
( (\ X-l membruna
A.retinae I | ( \\ vitrea
\\N hr\,"i*nn
(- '- rl \
t'\\\ ,(<"":::::
". - corpus adiposum
( ) ,"\\' /

sclera
-+* E.J;?':1,:,.",'
1)',
canalis hyaloideus

-/4\ fovea centralis

duramater
'^\
4.-^/'
--t\t,
r--
/--

arach noideamater
spatium subarachnoideum N. ciliaris longus

piamater N. ciliaris brevis

A N. opticus liquor cerebrospinalis


lacertus musculi recti medialis

A. V centralis retinae
lacertus musculi recti
lateralis

B
ligamentum suspensorium

Gambar 18-9 A. Potongan horizontal melalui bola mata dan nervus opticus. Perhatikan bahwa arteria dan vena centralis
retinae melintasi spatium subarachnoideum untuk mencapai nervus opticus. B. Perhatikan laceftus musculi recti dan
suspensorium bulbi.
ITATA DAN TELINGA 625

membentuk musculus sphincter pupillae dan tersusun di sekitar ini dapat menimbulkan kerusakan degeneratif pada retina, yang
pinggir pupil. Serabut-serabut radial membentuk musculus berakibat kebutaan.
dilator pupillae, yang merupakan lembaran tipis serabut-serabut Fungsi humor aquosus adalah untuk menyokong dinding boia
radial dan terletak dekat permukaan posterior. mata dengan memberikan tekanan dari dalam, sehingga menjaga
bentuk bola matanya. Cairan ini juga memberi makanan pada
a Persarafan: musculus sphincter pupillae disarafi oleh serabut cornea dan lensa dan mengangkut hasil-hasil metabolisme. Fungsi
parasimpatik nervus oculomotodus. Setelah bersinaps di ini penting, karena comea dan lensa tidak mempunyai pembuluh
ganglion ciliare, serabut-serabut posganglionik berjalan ke darah.
depan ke bola mata di dalam nervi ciliares breves. Musculus
dilatator pupiliae disarafi oleh serabut simpatik, yang berjalan
CorpusVitreum
ke depan ke bola mata di dalam nervi ciliares longi.
.) Fungsi: Musculus sphincter pupillae mengecilkan pupil Corpus vitreum mengisi bola mata di belakang lensa (Gambar 18-9)
dalam keadaan cahaya terang dan selama berakomodasi. dan merupakan ge1 yang transparan. Canalis hyaloideus adalah
Musculus dilatator pupillae melebarkan pupil dalam keadaan saluran sempit yang berjalan melalui corpus vitreum dari discus
cahaya kurang terang atau keadaan di mana terdapat aktivitas nervi optici ke permukaan posterior lensa. Pada janin saluran ini
simpatik yang berlebihan seperti dalam keadaan takut. berisi A.hyaioidea, yang menghilang beberapa saat sebelum lahir-
Fungsi corpus vitreum adalah membantu meningkatkan daya
Tunica Nervosa: Retina pembesaran mata. juga menyokong permukaan posterior leirsa
Retina terdiri dari pars pigmentosa di sebelah luar dan pars dan membantu melekatkan pars nervosa ke pars pigmentosa
nervosa di sebelah dalam. Permukaan luar berhubungan dengan retina.
choroidea dan permukaan dalam berhubungan dengan corpus
vitreum (Gambar 18-9). Tiga perempat posterior retina merupakan Lensa (Lens)
organ receptor. Pinggir anteriornya membentuk cincin berombak, Lensa (Gambar 18-9) adalah struktur bikonveks yang transparary
ora serrata, yang merupakan ujung akhir pars nervosa. Bagian yang dibungkus oleh kapsul yang transparan. Terletak di belakang
anterior retina bersifat bukan merupakan reseptor dan hanya iris dan di depan corpus vitreum, serta dikelilingi processus
terdiri dari sel-sel berpigmen dengan lapisan epitel silindris di ciliaris.
lapisan dalam. Bagian anterior retina ini menutupi processus Lensa terdiri dari capsula elastis, yang membungkus epi-
ciliaris dan beiakang iris. theliun cuboideum, yang terbatas pada permukaan anterior
Pada pusat bagian posterior retina terdapat daerah lonjong lensa; dan fibrae lentis yang dibentuk dari epithelium cuboideum
kekuningan, macula lutea, yang merupakan area retina dengan pada equator lentis. Fibrae lentis men1,'usun bagian terbesar lensa.
daya lihat yang palingjelas. Ditengahnya terdapat lekukal, disebut
fovea centralis (Gambar 18-9).
Nervus opticus meninggalkan retina kira-kira 3 mm dari sisi
medial macula lutea melalui discus nervi optici. Discus nervi
Perubahan Bentuk Lensa dan Akomsdasi
optici agak cekung pada bagian tengahnya, yaitu merupakan
tempat di mana nervus opticus ditembus oleh arteria centralis Capsula lentis yang elastis terdapat dalam keadaan tegang,
retinae (Gambar 18-9). Pada discus nervi optici tidak terdapat sel- menyebabkan lensa berada tetap dalam bentuk bulat dan bukan
sel batang dan kerucut, sehingga tidak peka terhadap cahaya dan berbentuk cakram. Regio equator atau di sekeliling lensa dilekatkan

disebut sebagai "bintik buta". Pada pemeriksaan oftalmoskop, pada processus ciliaris oleh ligamentum suspensorium. Tarikan
discus nervi optici tampak berwarna merah muda pucat, jauh dari serabulserabut ligamentum suspensorium yang tersusun
lebih pucat dari area retina di sekitamya. radier menyebabkan lensa elastis ini menjadi pipih, sehingga mata
dapat difokuskan pada objek-objek yang jauh.

( lsi Bola Mata Akomodasi Mata


Untuk mengakomodasikan mata pada objek yang dekat, musculus
Isi bola mata terdiri dari media refraksi, humor aquosus, corpus ciliaris berkontraksi dan menarik corpus ciliare ke depan dan
vitreum, dan lensa. dalam, sehingga serabut-serabut radier iigamentum suspensorium
menjadi relaksasi. Keadaan ini memungkinkan lensa yang elastis
HumorAquosus menjadi lebih bulat.
Dengan bertambahnya usia, lensa menjadi lebih padat dan
Humor aquosus adalah cairan bening yang mengisi camera
kurang elastis, dan sebagai akibatnya kemampuan berakomodasi
anterior dan camera posterior bulbi (Gambar 18-9), merupakan
menjadi berkurang (presbiopia). Kelemahan ini dapat diatasi
sekret dari processus ciliaris, dari tempat ini mengalir ke camera
dengan memakai lensa tambahan berupa kacamata untuk
posterior. Kemudian humor aquosus mengalir ke dalam camera
membantu mata melihat benda-benda yang dekai.
anterior melalui pupil dan keluar melalui celah yang ada di angulus
iridocornealis masuk ke dalam sinus venosus sclerae (canal of Konstriksi Pupil Saat Akomodasi Mata
Schlemm). Hambatan aliran keluar humor aquosus mengakibatkan Untuk men.jamin bahwa sinar cahaya berjalan melalui pars
peningkatan tekanan intraocular, disebut glaukoma. Keadaan centralis lensa, dengan mengurangi penyimpangan sferis selama
626 BAB 18

akomodasi untuk objek yang dekat, musculus sphincter pupillae


Telinga
berkontraksi sehingga pupil menjadi lebih kecil.

Konvergensi Mata Selama Akomodasi Lensa


Telinga terdiri dari telinga 1uar, telinga tengah atau cavitas
Pada manusia, retina kedua bola mata hanya fokus pada satu
set objek (penglihatan binocular sederhana). Jika sebuah objek -tympani, dan telinga dalam atau labyrinthus. Telinga dalam berisi
organ pendengaran dan keseimbangan.
bergerak dari jauh ke arah seseorang, mata berkonvergensi
sehingga hanya terlihat sebagai satu ob.jek, bukan dua. Konvergensi
mata dihasilkan dari koordinasi kontraksi kedua musculus rectus I Telinga Luar
medialis.
Telinga luar terdiri dari auricula dan meafus acusticus externus.
Auricula mempunyai bentuk yang khas (Gambar 18-13
A) dan berfungsi mengumpulkan getaran udara. Terdiri atas
GAMBARAN RAroIffiGRAFI lempeng tulang rawan elastis tipis yang ditutupi kuiit. Auricula
mempunyai otot intrinsik dan ekstrinsik, keduanya disarafi oleh
CAVITAS #RBITALI5 nervus facialis.
Meatus acusticus externus adalah saluran berkelok yang
menghubungkan auricula dengan membrana tympanica
Gambaran radiografi cavitas orbitalis diperlihatkan dalam Gambar (Gambar 18-13 dan 18-14). Meatus acusticus externus berfungsi
11-1L sampai LL-14, 78-70, dan 18-11. menghantarkan gelombang suara dari auricula ke membrana
tympanica.

I Anatomi Permukaan Mata Rangka sepertiga bagian luar meatus adalah cartilago elastis,
dan dua pertiga bagian dalam adalah tulang, yang dibentuk oleh
Penanda permukaan utama dikaitkan dengan mata diperlihatkan lempeng tympani. Meatus dilapisi oleh kulit, dan sepertiga bagian
dalam Gambar 18-12. luarnya mempunyai rambut, glandula sebacea, dan glandula

M. rectus dinding medial

bola mata
M. rectus
lateralis

N. opticus

sinus sphenoidalis

A. basilaris

mesencephalon

Gambar 18-10 CT scan tengkorak memperlihatkan dinding orbita dan bola mata.
MATA DAN TELINGA 627

bola mata

N. opticus

Gambar 18-11 MRI axial (horizontal), memperlihatkan isi rongga orbita dan rongga otak. Perhatikan bahwa bola mata, nervus
opticus, chiasma opticum, dan otot-otot extraoculi dapat diidentifikasi,

ceruminosa. Glandula ceruminosa merupakan modifikasi ke- cavitas tympani dari meningen dan lobus temporalis cerebri di
lenjar keringat yang menghasilkan secret lilin berwarna coklat dalam fossa cranii media.
kekuningan. Rambut dan 1ilin ini merupakan barier yang lengket, Lantai dibentuk di bawah oleh lempeng tipis tulang, yang
untuk mencegah masuknya benda asing. mungkin sebagian diganti oleh jaringan fibrosa. Lempeng
Saraf sensorik yang menyarafi kulit yang melapisi meatus ini memisahkan cavitas tympani dari bulbus superior vena
berasal dari nervus auriculotemporalis dan ramus auricularis jugularis interna (Gambar 18-16).
nervi vagi. Dinding anterior dibentuk di bawah oleh lempeng tipis tulang
Aliran limfe menuju ke nodi parotidei superficiales, mastoidei, yang memisahkan cavitas tympani dari arteria carotis interna
dan cervicales superfi cia les. (Gambar 18-16). Pada bagian atas dinding anterior terdapat
muara dari dua buah saluran. Saluran yang lebih besar dan

I Telinga Tengah (Cavitas Tympani)


terletak lebih bawah menuju ke tuba auditiva, dan yang terletak
lebih atas dan lebih kecil menuju ke saluran untuk musculus
Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa tensor tympani (Gambar 18-15). Septum tulang tipis, yang
ossis temporalis (Gambar 18-13). Cavitas tympani berbentuk celah memisahkan saluran-saluran ini diperpanjang ke belakang
sempii yang dilapisi oleh membrana mucosa. Ruang ini berisi pada dinding medial, yang akan membentuk tonjolan mirip
tulang-tuiang pendengaran yang berfungsi meneruskan getaran kerang.
membrana tympanica (gendang telinga) ke perilympha telinga Di bagian atas dinding posterior terdapat sebuah lubang besar
dalam. Di depan ruang ini berhubungan dengan nasopharynx yang tidak beraturan, yaitu aditus ad antrum (Gambar 18-15
melalui tuba auditiva dan di belakang dengan antrum dan 18-16). Di bawah ini terdapat penonjolan yang berbentuk
mastoideum. kerucut, sempit, kecil, disebut pyramis. Dari puncak pyramis
Telinga tengah mempunyai atap, lantai, dinding anterior, ini keluar tendo musculus stapedius.
dinding posterior, dinding lateral, dan dinding medial. Dinding lateral sebagian besar dibentuk oleh membrana
tympanica (Gambar 18-13 dan 18-15).
ll Atap dibentuk oleh lempeng tipis tulang, disebut tegmen Dinding medial dibentuk oleh dinding lateral telinga dalam.
tympani, yang merupakan bagian dari pars petrosa ossis Bagian terbesar dari dinding memperlihatkan penonjolan
temporalis (Gambar 18-15 dan 18-16). Lempengini memisahkan bulat, disebut promontorium, yang disebabkan oleh lengkung
628 BAB 18

alis mata kiri pupil

margo orbitalis
sclera

sulcus palpebralis superior

sudut lateral mata

caruncula lacrimalis
cornea
lacus lacrimalis
iris

plica semilunaris

plexus arteriae
lacus lacrimalis conjunctivae su perf iciales

tempat untuk palpasi ligamentum


palpebrale mediale

caruncula lacrimalis
r'18

papilla lacrimalis

margo posterior palpebrae

margo anterior palpebrae

punctum lacrimalis fornix conjuctivae inferior

Gambar 18-12 l4ata kiri seorang wanita berusia 29 tahun. A. Struktur utama dilihat pada pemeriksaan mata, B. Pembesaran
sudut medial di antara kelopak mata. C. Palpebra inferior, ditarik ke bawah dan sedikit dieversi untuk memperlihatkan punctum
lacrimale.

pertama cochlea yang ada di bawahnya (Gambar 18-13 dan Medial dari fenestra ini terdapat perilympha pada ujung
18-15). Di atas dan belakang promontorium terdapat fenestra buntu scala tympani. (Lihat ha1. 636).
vestibuli, yang berbentuk lonjong dan ditutupi oleh basis
stapedis. Pada sisi medial fenestra terdapat perilympha Kerang tulang yang berkembang dari dinding anterior meluas
scalae vestibuli telinga dalam. Di bawah ujung posterior ke belakang pada dinding medial di atas promontorium dan di
promontorium terdapat fenestra cochleae, yang berbentuk atas fenestra vestibuli. Kerang ini menyokong musculus tensor
bulat dan ditutupi oleh membrana tympanica secundaria. tympani. Ujung posteriornya melengkung ke atas dan membentuk
lvlATA DAN TELINGA 629

helix

plica mallearis anterior dan posterior

processus laieralis mallei

tl,l,ltt,,
crus longum incudis pars flaccida
traous
-F
pars tensa

3illl manubrium mallei

A concha
lobulus kerucut cahaya (cone of light)

auricula membrana tympanica

os malleus
os tncus
os stapes

canalis semicircularis

N. vestibularis
N. cochlearis
N. facialis

cochlea

promontoriunl

meatus acusticus
externus M. tensor tympani

B lobulus
A. carotis interna
tuba auditiva
N. facialis
processus styloideus

Gambar 18-13 A. Bagian-bagian auricula telinga luar. Panah menunjukkan arah tarikan auricula yang harus dilakukan untuk
meluruskan meatus acusticus externus sebelum memasang otoskop pada orang dewasa. B, Bagian luar dan tengah telinga
kanan, dilihat dari depan. C. Membrana tympanica kanan dilihat melalui otoskop.

takil9 disebut processus cochleariformis. Di sekeliling takik ini Sesampainya di dinding posterior prominentia ini melengkung ke
tendo musculus tensor tympani membelok ke lateral untuk sampai bawah di belakang pyramis.
ke tempat insersinya yaitu manubrium ma1lei (Gambar 18-16).
Sebuah rigi bulat berjalan secara horizontal ke belakang, di Membrana Tympanica
atas promontorium dan fenestra vestibuli dan dikenal sebagai Membrana tympanica (Gambar 18-13) adalah membrana fibrosa
prominentia canalis nervi facialis (berisi nervus facialis). tipis yang berwarna kelabu mutiara. Membrana ini terletak
630

tuba auditiva

promontorium

stapes

malleus

tncus

cavitas tympani

ductus endolymphaticus

meatus acusticus
externus

canalis semicircularis
lateralis

sinus sigmoideus
antrum mastoideum

caput mallei -><


/
\
Y
\v_
'
orocessus /' //
^nterior
-//

:: .S /F, *K- caDut staoedis

/rA\- basisstaoedis
tt[-.ffi
-r==/stapes

Gambar 18-14 A. Bagian-bagian telinga kanan dalam hubungannya dengan os temporale, dilihat dari atas. B. Tulang-tulang
pendengaran,
I'AATA DAN TELINGA 631

miring, menghadap ke bawah, depary dan lateral Permukaannya tulang. Alur itu, sulcus lympanicus, di bagian atasnya berbentuk
cekung ke lateraf dan pada cekungan yang paling dalam terdapat incisura. Dari sisi-sisi incisura ini berjalan dua piica, plica mallearis
lekukan kecil, umbo, yang dibentuk oleh ujung manubrium anlerior dan posterior, yang menuju ke processus lateralis mallei.
ma1lei. Jika membran terkena cahaya otoskop, bagian cekung ini Daerah segitiga kecil pada membrana tympanica yang dibatasi
menghasilkan kerucut cahaya, yang memancar ke anterior dan oleh plica-plica tersebut lemas dan disebut pars flaccida (Gambar
inferior dari umbo. 18-13). Bagian lairmya tegang disebut pals tensa. Manubrium
Membrana tympanica berbentuk bulat dengan diameter lebih mallei dilekatkan di bawah pada permukaan dalam membrana
kurang 1 cm. Pinggirnya tebal dan meiekat di dalam alur pada tympanica oleh membrana mucosa.

tegmen tympani
recessus epitympanicus

crus breve incudis

ligamentum posterius
caput mallei crus longum
incudis
M. stapedius

pyramis
tensor tympani
tuba auditiva
anterior
cavitas tympani cellulae mastoideae

A. carotis interna

manubrium mallei

membrana tympanica
N. facialis
basis stapedis chorda tympani

processus styloideus

ganglion genicuiatum

aditus ad antrum

canalis semicircularis lateralis

M. tensor tympani

N. facialis di dalam canalis

pyramrs

antrum mastoideum fenestra vestibuli

promontorium

fenestra cochleae

N facialis

processus styloideus

Gambar 18-15 A. Dinding lateral cavitas tympani dextra dilihat dari sisi medial, Perhatikan letak ossicula dan antrum
mastoideum. B. Dinding medial cavitas tympani dextra dilihat dari sisi lateral. Perhatikan posisi nervus facialis di dalam canalis
osseus.
632 BAB 18

Membrana tympanica sangat peka terhadap nyeri dan bersendidi posterior dengan incus. Collum adalah bagian
permukaan luarnya disarafi oleh nervus auriculotemporalis dan sempit di bawah caput. Manubrium berjalan ke bawah
ramus auricularis nervi vagi. dan belakang dan melekat dengan erat pada permukaan
medial membrana tympanica. Manubrium ini dapat dilihat
Ossicu la Aud itus (Tu lang-Tu lang Pendengaran) melalui membrana tympanica pada pemeriksaan dengan
otoskop. Processus anterior adalah tonjolan tulang kecil yang
Ossicula auditus adalah malleus, incus, dan stapes (Gambar 1B-14
dihubungkan dengan dinding anterior cavitas tympani oleh
dan 1B-15).
sebuah ligamen. Processus lateralis menonjol ke lateral dan
I Malleus adalah tulang pendengaran terbesar, dan mempunyai melekat pada plica mallearis anterior dan posterior membrana
capuflcollum, crus longum atau manubrium, sebuah processus tympanica.
anterior dan processus lateralis. Caput berbentuk bulat dan

N. petrosus major lobus temporalis cerebri

ganglion geniculatum

canalis
semicircularis lateralis piamater
>.* arach noid ea mater
r,'l:iarillii:'':iriii i,\ lapisan meningeal duramater

lapisan periosteal duramater


tegmen tympani

.Y M. tensor tympani

anterior
{ processus cochleariformis
-\ tuba auditiva
r)\
/(l
chorda tympani

antrum mastoideum carotis interna

plexus sympathicus
cellulae mastoideae sinus petrosus inferior
N. facialis ramus tympanrcus
N. glossopharyngeus
chorda tympani
bulbus superior V. jugularis interna
M. stapedius

canalis semicircularis superior


ductus semicircularis

cochlea

Gambar 18-16 A. Cavitas tympani dan struktur yang ada di sekitarnya. Labyrinthus osseus (B) dan membranaceus (C)
MATA DAN TELINGA 633

a Incus mempunyai corpus yang besar dan dua crus (Gambar lateral yang berlebihan, menyebabkan pemisahan sementara
18-14). Corpus berbentuk bulat dan bersendi di anterior facies articularis antara malleus dan incus, dan ini menyebabkan
dengan caput mallei. Crus longum berjalan ke bawahbelakang basis stapes tidak ditarik ke lateral dari fenestra vestibuli.

dan seiaiar dengan manubrium mallei. Uiung bawahnya Selama penghantaran getaran dari membrana tympanica
melengkung ke medial dan bersendi dengan caput stapedis. ke perilympha melalui ossicula, mengalami pembesaran dengan
Bayangannya pada membrana tympanica kadang-kadang rasio 1,3 berbanding.l. Ditambah lagi, luas membrana tympanica
dapat dilihat pada pemeriksaan dengan otoskop. Crus breve lebih kurang 17 kali leblh besar daripada luas basis stapedis, hal
menonjol ke belakang dan dilekatkan pada dinding posterior ini mengakibatkan tekanan efektif pada perilympha meningkat
dengan rasio 22 berbanding '1.
cavitas tympani oleh sebuah ligamen.
l) Stapes mempunyai caput, collum, dua lengan, dan sebuah
basis (Gambar 18-14). Caput kecil dan bersendi dengan crus
longum incudis. Collum sempit dan merupakan tempat
insersi musculus stapedius. Kedua lengan berjalan divergen
Tuba Auditiva
dari collum dan melekat pada basis yang lonjong. Pinggir
basis dilekatkan pada pinggir fenestra vestibuli oleh sebuah Tuba auditiva menghubungkan dinding anterior cavitas tympani
cincin fibrosa, yang disebut ligamentum annulare. ke nasopharynx (Gambar 18-13). Sepertiga bagian posteriornya
adalah tulang dan dua pertiga bagian anteriornya adalah kartilago.
Pada saat turury tuba berjalan di pinggir atas musculus constrictor
0tot-0tot Ossicula
pharynges superior. Tuba berfungsi menyeimbangkan tekanan
Otot-otot ossicula adalah musculus tensor tympani dan musculus udara di dalam cavitas tympani dengan nasopharynx.
stapedius.
Otot-otot ossicula, persarafannya, dan fungsinya diringkas
dalam Tabel 18-2.
Antrum Mastoideum
Antrum mastoideum terletak di belakang cavitas tympani di
dalam pars petrosa ossis temporalis (Gambar 18-14). Berhubungan
dengan cavitas tympani melalui aditus (Gambar 18-15).

Gerakan Tulang Pendengaran


Batas-Batas Antrum Mastoidem
Malleus dan incus berputar pada sumbu anteroposterior yang
berjalan melalui ligamentum yang menghubungkan processus Mengetahui batas-batas antrum mastoideum sangat membanfu
anterior mallei dengan dinding anterior cavitas tympani, processus untuk mengetahui penyebaran infeksi dari tempat ini.
anterior mallei dan crus breve incudis, dan ligamentum yang
t Dinding anterior berbatasan dengan cavitas tympani dan
menghubungkan processus brevis incudis dengan dinding posterior
berisi aditus ad antrum (Gambar 18-16).
cavitas tympani.
r Dinding posterior memisahkan antrum dari sinus sigmoideus
Jika membrana tympanica bergerak ke medial (Gambar 18-
dan cerebellum (Gambar 18-16).
17), manubrium mallei juga ikut bergerak ke medial. Manubrium
I Dinding lateral tebalnya 1,5 cm dan membentuk dasar
mallei dan caput incudis bergerak ke lateral. Crus longum incudis
trigonum suprameatum. (Lihat gambar 11-5).
bergerak ke medial bersama stapes. Basis stapedis didorong
I Dinding medial berbatasan dengan canalis semicircularis
ke medial pada fenestra vestibuli, dan gerakan ini diteruskan ke
posterior (Gambar 18-16).
perilympha di dalam skala vestibuli. Cairan perilympha tidak dapat
I Dinding superior merupakan lempeng tipis tulang, tegmen
dimampatkan, sehingga menyebabkan membrana tympanica tympani, yang berbatasan dengan meningen pada fossa cranii
secundaria pada fenestra cochleae di u.iung bawah scala tympani
media dan lobus temporalis cerebri (Gambar 18-16).
menonjol ke luar (Gambar 18-17). Gerakan sebaliknya terjadi bila
I Dinding inferior berlubang-lubang, menghubungkan antrum
membrana tympanica bergerak ke lateral. Gerak caput mallei ke
dengan cellulae mastoideae (Gambar 18-16).
634 BAB 18

malleus

II
:
ta
td

membrana tympanica

scala vestibuli terisi


dengan perilympha

\ basis stapedis pada


fenestra vestibuli
(oval window)

ductus cochleae terisi


dengan endolympha

membrana tympanica secundaria


pada fenestra cochleae (round window)

lamina scala tympani terisi


spiralis dengan perilympha

scala vestibuli terisi


basis stapedis pada
fenestra vestibuli dengan perilympha

helicotrema

membrana
tympanica
.F
serabut basilar
pada membrana basilaris

membrana tympanica secundaria scala tympani terist


pada fenestra cochleae dengan perilympha

Gambar lA-17 A. Getaran musik berjalan melalui meatus acusticus externus dan menyebabkan membrana tympanica
bergerak ke medial; caput mallei dan incus bergerak ke lateral, dan crus longum incudis beserta stapes bergerak ke lateral.
B. Gerakan ke medial dari basis stapedis pada fenestra vestibuli menyebabkan gemkan (knda panah) perilympha di dalam
scala vestibuli. Pada apex cocleae (helicotrema). gelombang kompresi di dalam perilympha diteruskan ke bawah scala tympani,
menyebabkan penonjolan ke luar dari membrana tympanica secundaria pada fenestra cochleae. C. Gerakan perilympha (tanda
panah) setelah gerakan basis stapedis. Perhatikan posisi serabut-serabut basilaris pada membrana basilaris.
lylATA DAN TELTNGA 635

fossa infratemporalis, di mana nervus ini bergabung dengan


Cellulae Mastoideae
nervus lingualis. Chorda tympani terdiri dari:
Processus mastoideus mulai berkembang dalam tahun kedua Serabut-serabut pengecap dari membrana mucosa yang
kehidupan. Cellulae mastoideae adalah suatu seri rongga yang menutupi dua pertiga bagian anterior lidah (tidak termasuk
saling berhubungan di dalam pr.ocessus mastoideus, yang di atas papillae circumvallatae) dan dasar mulut. Serabut-serabut
berhubungan dengan antrum dan cavitas tympani (Gambar 18- pengecap adalahtonjolan perifer dari sel-sel di dalam ganglion
16). Rongga-rongga ini dilapisi oleh membrana mucosa. geniculatum.
Serabut-serabut sekretomotorik parasimpatik preganglio-
nik yang menuju ke ganglion submandibularis dan kemudian
Nervus Facialis dilanjutkan ke glandula submandibularis dan sublingualis.

Nervus Tympanicus
Seluruh perjalanan ner!'us facialis diuraikan di halaman 527.Pada
saat tiba di dasar meatus acusticus internus, Nervus facialis masuk Nervus tympanicus dipercabangkan dari nervus glosso-
ke dalam canalis facialis (Gambar 18-14). Nervus ini berjalan ke pharyngeus, tepat di bawah foramen jugulare. (Lihat ha1. 529).
lateral di atas vestibulum telinga dalam sampai mencapai dinding Nervus ini berjalan melalui dasar cavitas tympani dan pada
medial cavitas tympani. Di sini, nervus membesar membentuk promontorium (Gambar 18-16). Di sini nervus membentuk
ganglion geniculatum (Gambar 18-15 dan 18-16). Kemudian plexus tympanicus. Plexus tympanicus menyarafi lapisan cavitas
nerl.us membelok tajam ke belakang di atas promontorium. tympani dan mempercabangkan nervus petrosus minoq, yang
Sesampainya di dinding posterior cavitas tympani, nervus ini mengirim serabut-serabut sekretomotorik untuk glandula parotis
membelok ke bawah pada sisi medial aditus ad antrum (Gambar via ganglion oticum.
18-16). Kemudian nervus berjalan turun pada dinding posterior
cavitas tympani, di belakang pyramis, dan akhimya keluar melalui
foramen stylomastoideum ke dalam leher.
I Telinga Dalam atau Labyrinthus
Labyrinthus terletak di dalam pars petrosa ossis temporalis, medial
terhadap ielinga tengah (Gambar 18-1.4). Terdiri dari labyrinthus
I Cabang-Cabang Penting Pars osseus, tersusun dari sejumlah rongga di dalam tulang; dan
labyrinthus membranaceus, tersusun dari sejumlah saccus dan
lntrapetrosa Nervus Facialis
ductus membranosa di dalam labyrinthus osseus. Untuk deskripsi
Nervus petlosus major dicabangkan dari nervus facialis rinci struktur mikroskopik labyrinthus disarankan membaca buku
pada ganglion geniculatum (Gambar 18-16). Nervus ini histologi.
mengandung serabut-serabut preganglionik parasimpatik
yang berjalan ke ganglion pterygopalatinum, dan dari sini Labyrinthus Osseus
dilanjutkan melalui nervus zygomaticus dan nervus lacrimalis
ke glandula lacrimalis. Serabut-serabut posganglionik lainnya Labyrinthus osseus terdiri atas tiga bagian: vestibulum, canalis
berjalan melalui nervus nasalis dan nervus palatinus ke semicircularis, dan cochiea (Gambar 18-16). Ketiganya merupakan
kelenjar-kelenjar membrana mucosa hidung dan palatum. rongga-rongga yang terletak di dalam substantia compacta
Nervus petrosus major juga mengandung banyak serabut tulang. Mereka dilapisi oleh endosteum dan berisi cairan
pengecap dari membrana mucosa palatum. Nervus ini bening, perilympha, yang di dalamnya terdapat labyrinthus
keluar dari permukaan atas Pars Petrosa ossis temporalis membranaceus (Gambar 18-17).
dan akhimya bergabung dengan nervus Petrosus profundus Vestibulum, merupakan bagian tengah labyrinthus osseus,
dari plexus sympathicus pada arteria carotis interna dan terletak posterior terhadap cochlea dan anterior terhadap canalis
membentuk nervus canalis pterygoidei. Nervus ini berjalan ke semicircularis. Pada dinding lateralnya terdapat fenestra vestibuli
depan, masuk ke fossa pterygoidea, dan berakhir di ganglion yang ditutupi oleh basis stapedis dan ligamentum amularenya,
pterygopalatinum. dan fenestra cochleae yang ditutupi oleh membrana tympanica
Nervus ke musculus stapedius berasal dari nervus facialis secundaria (Gambar 18-17). Di dalam vestibulum terdapat
pada waktu nervus ini berjalan turun di dalam canalis facialis, sacculus dan utriculus labyrinthus membranosa (Gambar 18-16).
di belakang pyramis (Gambar 18-16). Nervus ini menyarafi Ketiga canalis semicircularis, yaitu canalis semicircularis
otot di dalam pyramis. superior, posterior, dan lateral bermuara ke bagian posterior
Chorda tympani berasal dari nervus facialis tepat di atas vetibulum. Setiap canalis mempunyai sebuah pelebaran diujungnya
foramen stylomastoideum (Gambar 18-L5). Nervus ini masuk disebut ampulla. Canalis bermuara ke dalam vestibulum melalui
cavitas tympani dekat pinggir posterior membrana tympanica. lima lubang, salah satunya dipergunakan bersama oleh dua canalis.
Kemudian berialan ke depan di atas membrana tympanica dan Di dalam canalis terdapat ductus semicircularis (Gambar 18-16).
menyilang pangkal manubrium mallei (Gambar 18-15). Nervus Canalis semicircularis superior terletak vertikal dan tegak
terletak di dalam celah di antara membrana mucosa dan lurus terhadap sumbu panjang os petrosum. Canalis semicircularis
lapisan fibrosa membrana tympanica. Nervus meninggalkan posterior juga vertikaf tetapi terletak sejajar dengan sumbu
cavitas tympani melalui fissura petrotympanica dan masuk ke panjang os petrosum. Canalis semicircularis lateralis terletak
636 BAB 18

horizontal pada dinding medial aditus ad antrum, di atas canalis di dalam kantung buntu kecil, yaitu saccus endolymphaticus
nervi facialis. (Gambar 18-16). Saccus ini terletak di bawah duramater pada
Cochlea berbentuk seperti rumah siput. Cohclea bermuara permukaan posterior pars petrosa ossis temporalis.
ke dalam bagian anterior vestibulum (Gambar 18-16). Umumnya Pada dinding utriculus dan sacculus terdapat receptor sensoris
terdiri atas safu pilar sentral, modiolus cochleae, dan modiolus khusus yang peka terhadap orientasi kepala akibat gaya berat atau
ini dikelilingi tabung tulang yang sempit sebanyak dua setengah tenaga percepatan lain.
putaran. Setiap putaran berikutnya mempunyai radius yang lebih Ductus semicircularis meskipun diametemya jauh lebih
kecil sehingga bangunan keseluruhannya berbentuk kerucut. kecil dari canalis semicircularis mempunyai konfigurasi yang
Apex menghadap ke anterolateral dan basisnya ke posteromedial. sama. Ketiganya tersusun tegak lurus satu dengan iainnya,
Putaran basal pertama dari cochlea inilah yang tampak sebagai sehingga ketigf bidang terwakili. Setiap kali kepala mulai atau
promontorium pada dinding medial cavitas tympani. berhenti bergerak, atau |ika kecepatan gerak kepala bertambah
Modiolus mempunyai basis yang lebar, terletak pada dasar atau berkurang, kecepatan gerak endolympha di dalam ductus
meafus acusticus internus. Modiolus ditembus oleh cabang-cabang semicircularis akan berubah sesuai dengan hal tersebut terhadap
nervus cochlearis. Pinggir spiraf lamina spiralis, mengeiilingi dinding ductus semicircularis. Perubahan ini dideteksi oleh
modiolus darr menonjol ke dalam canalis dan membagi canalis receptor sensoris di dalam ampulla ducfus semicircularis.
ini. Membrana basilaris terbentang dari pinggir bebas lamina Ductug cochlearis berbentuk segitiga pada potongan
spiralis sampai ke dinding luar tulang, sehingga membelah melintang dan berhubungan dengan sacculus melalui ductus
canalis cochlearis menjadi scala vestibuli di sebelah atas dan reuniens. Epitel sangat khusus yang terletak di atas membrana
scala tympani di sebelah bawah. Perilympha di dalam scala basilaris membentuk organ Corti dan mengandung receptor-
vestibuli dipisahkan dari cavitas tympani oleh basis stapedis dan receptor sensoris untuk pendengaran. Penjelasan rinci dari organ
ligamentum arurulare pada fenestra vestibuli. Perilympha di dalam Corti dapat dilihat dalam buku histologi.
scala tympani dipisahkan dari cavitas tympani oleh membrana
tympanica secundaria pada fenestra cochleae.
N ervus Vesti bu lococh learis
Labyrinthus Membranaceus
Setibanya di dasar meatus acusticus internus (lihat hal. 529), nervus
Labyrinthus membranaceus terletak di dalam labyrinthus osseus ini terbagi menjadi nervus vestibularis dan nervus cochlearis
(Gambar 18-16). Labyrinthus ini berisi endol1'rnpha dan dikelilingi (Gambar 18-13).
oleh perilympha. Labyrinthus membranaceus terdiri atas utriculus Nervus vestibularis melebar untuk membentuk ganglion
dan sacculus, yang terdapat di daiam vestibulum osseus; tiga vestibulare. Cabang-cabang nervus kemudian menembus ujung
ductus semicircularis, yang terletak di dalam canalis semicircularis lateral meatus acusticus internus dan masuk ke dalam labyrinthus
osseus; dan ductus cohclearis yang terletak di dalam cochlea. membranaceus unfuk menyarafi utriculus, sacculus, dan ampullae
Struktur-struktur ini saiing berhubungan dengan bebas. ductus semicircularis.
Utriculus adalah yang terbesar dari dua buah saccus vestibuli Nervus cochlearis bercabang-cabang dan masuk ke foramina
yang ada. Utriculus dihubungkan tidak langsung dengar sacculus pada basis modiolus. Ganglion sensoris nervus ini berbentuk
dan ductus endolymphaticus oleh ductus utriculosaccularis. ganglion spirale cochleae memanjang, yang terletak di dalam
Sacculus berbentuk bulat dan berhubungan dengan utriculus, canalis yang mengelilingi modiolus, pada basis laminae spiralis.
seperti sudah dijelaskan di atas. Ductus endolymphaticus, setelah Cabang-cabang perifer nervus ini berjalan dari ganglion ke organ
bergabung dengan ductus utriculosaccularis akan berakhir Corti.

Pertanyaan Melengkapi Musculus obliquus inferior mata disarafi oleh


A. Nervus abducens.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT. B. Nerr,'us trigeminus.
C. Nervusoculomotorius.
1. Musculus levator palpebrae superioris disarafi oleh: D. Nervus facialis.
A. Nervus facialis. E. Nervus trochlearis.
B. Nervus trochlearis.
C. Nervus trigeminus. Musculus rectus lateral mata disarafi oleh:
D. Nerl.us oculomotorius. A. Nervus opticus.
E. Nervus abducens. B. Nerr,rrs trochlearis.
I,AATA DAN TELINGA 637

C. Nervus oculomotorius. C. Nervus oculomotorrus.


D. Nervus facialis. D. Musculus obliquus inferior.
E. Nervus abducens. E. Musculus recfus inferior.

4. Musculus obliquus superior mata disarafi oleh: 9. Infeksi telinga tengah dapat menyebar sepanjang perjalanan di
A. Nervus trigeminus bawah ini, kecuali:
B. Nervus trochlearis A. Melalui tegmen tympani ke fossa crania media.
C. Nervus abducens B. Meialui dinding medial ke dalam labyrinthus.
D. Chorda tympani C. Melalui canalis untuk musculus tensor tympani ke arteria
E. Nervus oculomotorius carotis interna.
D. Melalui iantai ke vena jugularis interna.
Musculus orbicularis oculi disarafi oleh: E. Melalui aditus ke antrum mastoideus masuk ke dalam
A. Nervus facialis. cellulae mastoidea.
B. Nervus lacrimalis.
C. Nervus maxillaris. 10. Pernyataan berikut ini benar untuk membrana tympanica,
D. Nervus nasociliaris. kecuali:
E. Nervus frontalis. A. Berwarna abu-abu mutiara.
B. Cekung ke lateral.
6. Canalis opticus merupakan muara yang terletak di: C. Disilang oleh chorda tympani di atas facies medialis pars
A. A1a minor ossis sphenoidalis. inferior membrana.
B. Os occipitale. D. Cara yang paling baik untuk melihatnya pada orang
C. Pars petrosa ossis temporalis. dewasa yaitu dengan menarik auricula ke atas dan
D. Os frontale. belakang.
E. Pars squamosa ossis temporalis. E. Permukaan dalam diliputi oleh membrana mucosa.

7. Meatus acusticus internus di cranium: 11. Pernyataan berikut ini benar untuk chorda tympani, kecuali:
A. Terletak di corpus ossis sphenoidalis. A. Mengandung serabut posganglionik parasimpatik.
B. Terletak di os mastoideum. B. Mengandung serabut sensorik khusus (pengecap)
C. Dilalui oleh nervus glossopharyngeus. C. Bergabung dengan nervus lingualis di fr:ssa infra-
D. Hanya dilalui oleh musculus vestibulocochlearis. temporalis.
E. Dilalui oleh nervus facialis dan nervus vestibulo- D. Merupakan cabang nervus facialis di os temporale.
cochlearis. E. Membawa serabut-serabut sekretomotorik ke glandula
salivaria submandibularis dan sublingualis.

Pertanyaan Pilihan Ganda


12. Diumpamakan daya lihat pasien normal. Nervus cranial
manakah yang terganggu jika refleks cahaya langsung dan
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAI.
konsensual tidak ada ?
8. Berikut ini adalah otot dan nervus yang bertanggung jawab A. Nervus trochlearis
dalam mengaduksikan bolamata (memutar cornea ke medial), B. Nervus opticus
kecuali: C. Nervus abducens
A. Musculus rectus superior. D. Nervus oculomotorius
B. Musculus rectus medial. E. Nervus trigeminus

1. D yang benar. Musculus levator palpebrae superioris disarafi C yang benar. Musculus obliquus inferior mata disarafi oleh
oleh nervus oculomotorius. Namun, serat-serat otot polos nervus oculomotorius.
musculus levator palpebrae superioris disarafi oleh nervus
simpatik. (Pada Sindroma Homer, di mana terdapat lesi J. E yang benar. Musculus recfus lateral mata disarafi oleh nervus
pada nervus simpatik, terjadi ptosis ringan). Otot 1urik, yang abducens (Gambar 18-2).
membentuk sebagian besar otot, menerima persarafan dari
nervus oculomotorius. Gangguan nervus oculomotorius 4. B yang benar. Musculus obliquus superior mata disarafi oleh
menyebabkan ptosis berat. nervus trochlearis (Gambar 18-3).
638 BAB 18

5. A yang benar. Musculus orbicularis oculi merupakan sebuah memutar mata ke medial dan bawah (karena origo otot-otot
otot ekspresi wajah dan disarafi oleh nerl.us facialis. ini terdapat di belakangorbita medial terhadap sumbu vertikal
bola mata). Nerr,-us oculomotorius menyarafi musculus
6. A yang benar. Canalis opticus merupakan foramen pada recfus medial, superior, dan inferior serta musculus obliquus
aia minor ossis sphenoidalis (Gambar L8-2). Meialui canalis inferior.
ini berjalan nervus opticus dan dikelilingi oleh sarung
tubular meningen dan liquor cerebrospinalis serta arteria 9. C y*g tidak benar. Canalis untuk musculus tensor tympani
ophthalmica. tertutup pada bagian dalamnya dan diisi oleh origo musculus
tensor {rmpani.
7. E yang benar. Meatus acusticus intemus di tengkorak dilalui
oieh nervus facialis dan nervus vestibulocochlearis dari fossa 10. C yang tidak benar. Chorda tympani menyiiang facies medialis
cranii posterior ke telinga dan sekitamya, pada nervus facialis pars superior membrana tympani (Gambar 18-15).
(Gambar 18-14).
11. A yang tidak benar. Chorda tympani mengandung serabut
8. D y*g tidak benar. Musculus obliquus memutar bola mata preganglionik parasimpatik.
ke lateral. (Sebagai tambahary musculus obliquus superior
memutar mata ke bawah, dan musculus obliquus inferior 12. D yang benar. Nervus oculomotorius mengandung serabut
memutar mata ke atas). Musculus recfus superior memutar parasimpatik yarg menyarafi musculus constrictor papillae,
mata ke medial dan atas, serta musculus rectus inferior yang dibutuhkan untuk konstriksi pupil pada refleks cahaya
langsung dan konsensual.
Sistem
Pencernaan

639
DindingAbdomen,
o Cavitas Peritonealis,
Spatium
Retroperitoneale, dan
Tractus Digestivus

640
DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 641

Anatomi Dasar 642 Gambaran Radiografi Duodenum 68s


DindingAbdomen 642 Jejunum dan lteum 685

lnguinalis
Catatan Fisiotogi: Fungsi Canatis 650 Mesenterium lntestinum Tenue 687

Catatan Fisiotogi: Mekanisme Canatis lnguinalis 650 Gambaran Radiografi Jejunum dan lleum 688
lntestinum Crassum
Funicutus Spermaticus 653 688

Catatan Embriotogi: Pembentukan Canatis lnguinatis 653 Catatan Fisiolcgi: Fungsi lntestinum Crassum 688

scrotum 656 Caecum 688

Labium Majus 656 Catatan Fisiologi: Fungsi Valvula lleocaecalis 691


Nervus DindingAnteriorAbdomen 657 Gambaran Radiografi Caecum 691
Pendarahan DindingAnteriorAbdomen 657 Appendix Vermiformis 691

CatatanEmbriologi:PembentukanDindingAbdomen 658 Coton Ascendens 693


UmbiUcus
Perkembangan Funicutus Umbilicatis dan 658 Coton Transversum 693

Peritoneum dan Cavitas peritonealis 658 Colon Descendens 693

Catatan Fisiotogi: Fungsi Peritoneum 663 Coton Sigmoideum 693

Rectum 694
Catatan Embriotogi: Pembentukan Peritoneum
Canatis Anatis 696
dan Cavitas Peritoneatis 665
Pembentukan Bursa Omentate dan Kantong Besar Peritonei 666 Catatan Fisiologi: Proses Defekasi 698
TractusDigestivus 668 Gambaran Radiografi lntestinum Crassum 700
Oesophagus 668 Catatan Embriologi: Pembentukan Tractus Digestivus 700
Catatan Fisiologi: Fungsi Oesophagus 670 Rotasi Lengkung Usus Tengah di Funicutus Umbiticatis dan
Masuknya Kembati ke Datam Cavum Abdominatis 703
CatatanFisiologi:SphincterGastrooesophagicus 670
Pendarahan Tractus Digestivus yang Sedang Berkembang 708
Gambaran Radiografi Oesophagus 670
Anatomi Permukaan DindingAbdomen dan Tractus
Gaster 671
Gastroi ntestinalis 708
Catatan Fisiologi: Fungsi Gaster 671
Penanda Permukaan Dinding Abdomen 708
Catatan Fisiologi: Sphincter Pyloricus 672 Penanda Permukaan Viscera Abdomen 712
Penampang Anatomi Abdomen 675
Pertanyaan 715
Gambaran Radiografi Gaster 678
Jawaban dan Penjetasan 719
lntestinum tenue 678

Catatan Fisiologi: Fungsi lntestinum Tenue 678


Duodenum 678

I lyeri abdomen akut, trauma tumpul dan tajam pada dinding tantangan diagnostik khusus; banyak penyakit pada masa anak-anak
| \ ubdo.en, serta pendarahan gastrointestinal adalah masalah memberikan gejala nyeri abdomen.
yang umum ditemukan oleh profesional medis. Masalah-masalah ini Tujuan bab ini adalah memberikan uraian singkat mengenai
menjadi rumit, karena di dalam abdomen terdapat berbagai sistem anatomi dasar abdomen dengan tujuan khusus pada dinding
organ, dan pada banyak pasien melibatkan lebih dari satu system. abdomen, tractus digestivus, dan cavitas peritonealis. Hepar, ductus
Pengetahuan mengenai hubungan antar ruang organ-organ choledochus, pancreas, dan lien yang erat kaitannya dengan tractus
abdomen yang berbeda penting untuk menegakkan diagnosis yang gastrointesti nal is d iuraikan dalam bab berikutnya.
akurat dan komplit. Anak-anak dengan nyeri abdomen memberikan
642 BAB 19

i':! l',,.j /l;'ii ,i'ir'! i i '',iir,l':;i i.r Persarafan


Persarafan kulit dinding anterior abdomen berasal dari rami
anteriores enam nervus thoracicus bagian bawah dan nervus
lumbalis pertama (Gambar 19-1). Nervi thoracici adalah lima
nervus intercostalis bagian bawah dan nervus subcostalis, Nervus
Dinding Abdomen lumbalis pertama diwakili oleh nerms iliohypogastricus dan
nervus ilioinguinalis.
Dinding anterior dibentuk oleh kulii, fascia superficialis, fascia Dermatom T7 terletak pada epigastrium tepat di atas processus
profunda, otot-otot, fascia extraperitonealis, dan peritoneum xiphoideus; dermatom T10 termasuk umbilicus; dan dermatom L1
parietale. terletak tepat di atas ligamentum inguinale dan symphysis pubica.
Dermatom dan distribusi nervus kulit diperlihatkan pada Gambar

I Kulit
19-1,.

Kulit melekat pada struktur yang terletak di bawahnya dengan Pendarahan


longgar kecuali pada umbilicus, di mana kulit ditambatkan sebagai
jaringan parut umbilicus. Garis-garis alami alur kulit berjalan Arteri: Kulit di sekitar garis tengah mendapat darah dari cabang-
turun dan ke depan hampir horizontal di sekitar tubuh. cabang arteria epigastrica superior dan arterla epigastrica inferior.
Umbilicus merupakan jaringan parut padat yang mewakili Kulit di samping tubuh mendapat darah dari cabang-cabang
tempat melekatnya funiculus umbilicalis pada fetus. Umbilicus ini arteria intercostalis, arteria lumbalis, dan arteria circumflexa iliaca
terletak di linea aiba (lihat hal. 647). profunda (Gambar 79-2).Di samping itu, kulit di daerah inguinal

ramus lateralis
N. thoracalis Vll

l\,4. rectus abdominis

'(

,i,/
I
r/
,!
ramus lateralis
t' N. iliohypogastricus (Ll )
'r,I.

anulus inguinalis
superficialis

N. ilioinguinalis

Gambar 19-1 Dermatom dan distribusi nervus kulit pada dinding anterior abdomen.
DINDING ABDOIIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 643

didarahi oleh arteria epigastrica superficialis, arteria circumflexa di sisi lateral dan atas. Di inferior, stratum membranosum berjalan
ilium superficialis, dan arteriae pudendae extemae superficiales, di atasligamentuminguinaleuntukbersatu denganfasciaprofunda
yang merupakan cabang-cabang dari arteria femoralis. tungkai atas (fascia lata) sekitar satu jari di bawah ligamentum
Vena: Aliran vena mengalir ke atas terutama ke vena axillaris inguinale. Di garis tengalL stratum membranosum tidak melekai
melalui vena thoracica lateralis dan ke bawah ke vena femoralis pada os pubis, tetapi membentuk selubung tubular untuk penis
melalui vena epigastrica superficialis dan vena saphena magna (atau clitoris). Di perineum, stratum membranosum melekat pada
(Gambar 19-2). masing-masing pinggir arcus pubis dan dikenal sebagai fascia
Collesi. Di posterior, stratum membranosum bersatu dengan
corpus pineale dan pinggir posterior membrana perinealis.
Aliran Limfe
Pembuluh limfe cutaneus di atas umbilicus bermuara ke atas ke
dalam limfonodus axillaris anterior. Pembuluh di bawah umbilicus
I Fascia Profunda
bermuara ke bawah ke dalam nodus inguinalis superficialis Pada dinding anterior abdomery fascia profunda merupakan
(Gambar 19-3). lapisan tipis iaringan ikat yang meliputi otot-otot.

I Fascia Superficialis I Otot-Otot DindingAnteriorAbdomen


(panniculus
Fascia superficialis dapat dibagi menjadi lapisan lemak Otot-otot dinding anterior abdomen terdiri atas tiga lapis otot
adiposus) superficial (fascia Camperi) dan lapisan membranosa yang lebar dan tipis, yang di depan berubah menjadi aponeurosis.
(stratum membranosum) profunda (fascia Scarpae) (Gambar Dari luar ke dalam adalah musculus obliquus abdominis
19-4). externus, musculus obliquus abdominis internus, dan musculus
Panniculus adiposus berhubungan dengan fascia superficial transversus abdominis (Gambar 19-5). Di samping itu, pada
yang meliputi seluruh tubuh .Stratum membranosum menghilang masing-masing sisi garis tengah bagian anterior, terdapat sebuah

V. thoracica lateralis
bermuara ke
V. axillaris

A. intercostales cabang Ram! cutanei V. epigastrica


dari aorta thoracica dan superior bermuara ke
V. intercostales V. thoracica interna
bermuara ke
V. azygos
A. epigastrica superior
V. paraumbilicales cabang dari A. thoracica
bermuara ke V. porta interna

A. lumbales cabang dari


aorta abdominalis dan
V. lumbales bermuara A. epigastrica inferior
ke V. cava inferior cabang dari A. iliaca
externa

V circumflexa iliaca
superficialis bermuara
ke V. saphena magna A. circumflexa iliaca
profunda cabang dari
A. iliaca exierna
V epigastrica
superficialis bermuara
ke V. saphena magna posisi annulus
inguinalis profundus

Gambar 19-2 Pada sisi kiri, aliran arteria dan vena dinding anterior abdomen. Pada sisi kanan, pendarahan dinding anterior
abdomen.
644 BAB 19

\
nodi lymphodei axillares anteriores

nodi lymphodei inguinales superficiales

Gambar 19-3 Aliran limfe kulit dinding anterior dan posterior abdomen

otot vertikai yang 1ebar, musculus rectus abdominis (Gambar19-6). ketiga aponeurosis berjalan ke anterior musculus rectus abdominis,
Pada saat ketiga lapis aponeurosis berjalan ke depary aponeurosis sehingga tidak ada lamina posterior sarung di bawah spina iliaca
itu membungkus musculus rectus abdominis dengan membentuk anterior superior. Di bawah, plnggir yang berbentuk bulan sabit
vagina musculi recti abdominis. di lamina posterior vagina musculus recti abdominis disebut linea
Pada bagian bawah vagina musculi recti abdominis mungkin arcuata. Ketiga aponeurosis bergabung menjadi satu dan bersama
terdapat sebuah otot kecil dinamakan musculus pyramidalis. dengan ketiga aponeurosis sisi lainnya di garis tengah di antara
Musculus cremaster membentuk sebaglan pembungkus musculus rectus abdominis kanan dan kiri membentuk pita fibrosa
funiculus spermaticus dan berasal dari serabut-serabut bagian disebut linea alba, yang terbentang dari processus xiphoideus di
bawah musculus obliquus abdominis internus; otot ini berjalan ke atas sampai symphysis pubica di bawah.
inferior dan masuk ke scrotum (lihat Gambarl9-11). Lamina posterior vagina musculi recti abdominis tidak
Otot-otot dinding anterior abdomen diringkas dalam Tabel melekat pada musculus rectus abdominis. Intersectiones tendineae
79-7. transversa, biasanya berjumlah tiga buah: Satu setinggi processus
xiphoideus, satu setinggi umbilicus, dan satu di antara keduanya

I Vagina Musculi RectiAbdominis


(Gambar 19-7). Intersectiones tendineae ini melekat dengan erat
pada lamina anterior vagina musculi recti abdominis.
Vagina musculi recti abdominis merupakan sarung fibrosa panjang
yang membungkus musculus rectus abdominis dan musculus
pyramidalis (jika ada) dan berisi ramus anterior enam nervus
I Linea Semilunaris
thoracicus bagian bawah serta arteria dan vena epigastrica superior Linea semilunaris adalah pinggir lateral musculus rectus abdominis
dan inferior dan pembuluh limfe. Vagina musculi recti abdominis (Gambar 19-6). Linea ini menyilang margo costalis setinggi ujung
terutama dibentuk oleh aponeurosis ketiga otot lateral abdomen. cartilago costalis IX.
Aponeurosis musculus obliquus internus abdominis membelah
di pinggir lateral musculus rectus abdominis membentuk dua
lamina; satu lamina berjalan ke anterior dan yang lain berjalan
( Tendo Conjunctivus (ConjointTendon)
posterior musculus rectus abdominis. Aponeurosis musculus Musculus obliquus internus abdominis (Gambar 19-5) mempunyai
obiiquus externus abdominis bergabung dengan lamina anterior, pinggir bawah yang bebas dan melengkung di atas funiculus
dan aponeurosis musculus transversus abdominis bergabung spermaticus (atau ligamentum teres uteri) dan kemudian berjalan
dengan lamina posterior. Setinggi spina iliaca anterior superior, turun di belakang untuk melekat pada crista pubica dan linea
D/NDIN6 ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEA,LE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 645

aponeurosrs
M. obliquus
abdominis
externus

fascia superficialis

lapisan lemak
(fascia Camperi)

posisi penis

posisi scrotum funiculus spermaticus

lapisan lemak
(fascia Camperi)

slratum membranosum
(fascia Scarpae)
membrana

:9

il($ fascia Collesi

M. dartos

Gambar 19-4 A. Susunan panniculus adiposus dan stratum membranosum fascia superficialis pada bagian bawah dinding
anterior abdomen. Perhatikan garis pertemuan di antara stratum membranosum dan fascia profunda tungkai atas (fascia lata).
B. Perhatikan perlekatan stratum membranosum pada pinggir posterior membrana perinealis. Panah menunjukkan arah yang
dilalui urin pada kasus ruptur urethra.

pectinea (Gambar 19-10). Dekat insersinya, serabut tendon yang


terbawah bergabung dengan serabut yang sama dari Musculus
I Ligamentum Inguinale
transversus abdominis membentuk tendo conjunctivus (conj oint Ligamentum inguinale (Gambar 19-10) menghubungkan spina
tendon), yang memperkuat setengah medial dinding posterior iliaca anterior superior dan tuberculum pubicum. Ligamentum
canalis inguinalis. ini dibentuk oleh pinggir bawah aponeurosis musculus obliquus
abdominis externus, yang melipat ke belakang (Gambar 19-6).
646

M. obliquus abdominis internus

transversus abdominis

fascia lumbalis

ligamentum inguinale

Gambar 19-5 Musculus obliquus abdominis externus, musculus obliquus abdominis internus, dan musculus transversus
abdominis pada dinding anterior abdomen.
DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUhI RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 647

processus xiphoideus

linea alba

intersectiones tendineae

obliquus externus
abdominis

linea semilunaris

M. rectus abdominis

ligamentum inguinale

M. pyramidalis

tuberculum pubicum
funiculus spermaticus

anulus inguinalis superficialis

Gambar 19-6 Musculus rectus abdominis dan vagina musculi recti abdominis tampak anterior. Krn: Dinding anterior vagina
musculi recti abdominis dibuang sebagian, memperlihatkan musculus rectus abdominis dengan intersectio tendineae. Kanan:
Dinding posterior vagina musculi recti abdominis diperlihatkan, Pinggir linea arcuata diperlihatkan setinggi spina iliaca anterior
superior.

Dari ujung medial ligamentum, ligamentum lacunare (Gambar


19-10) membentang ke belakang dan atas menuju linea pectinea
I Peritoneum Parietale
yang terdapat pada ramus superior ossis pubis (penebalan dari Dinding abdomen dilapisi dengan peritoneum parietale (Gambar
periosteum, Gambar 19-10). Pinggir bawah ligamentum inguinale 19-7). Peritoneum ini merupakan membrana serosa tipis dan
dilekatakan ke fascia profunda tungkai atas (fascia lata). berlanjut ke bawah dengan peritoneum parietale yang melapisi
pelvis.
I Fascia Transversalis
(
Fascia transversalis merupakan lapisan tipis fascia yang melapisi
Canalis lnguinalis
musculus transversus abdominis (Gambar 79-7) yang dilanjutkan Canalis inguinalis (Gambar 19-11) merupakan saluran oblik
dengan lapisan yang sama yang melapisi diaphragma dan melalui bagian bawah dinding anterior abdomen. Pada laki-laki,
musculus iliacus. Sarung femoris dari vasa femoralis dibentuk dari saluran ini merupakan tempat lewatnya struktur-struktur yang
fascia transversal dan fascia iliaca. berjalan dari testis ke abdomen atau sebaliknya. Pada perempuan,
saluran ini dilalui oleh ligamentum teres uteri yang berjalan dari

I Lemak Ekstraperitoneal uterus ke labium majus.


Canalis inguinalis panjangnya sekitar 1,5 inci (4 cm) pada
Lemak ekstraperitoneal merupakan lapisan tipis jaringan ikat yang orang dewasa dan terbentang dari anulus inguinalis profundus, ke
berisi sejumlah lemak dan terletak di antara fascia transversalis bawah dan medial sampai anulus inguinalis superficialis. Canalis
dan peritoneum parietale (Gambar 19-B). inguinalis terletak sejajar dan tepat di atas ligamentum inguinale.
648 BAB 19

Tabel 19-1 Otot-otot Dinding Anterior Abdomen


Nama Otot Origo lnsersi Persarafan Kerja

M.obliquus extemus Delapan costa bagian Processus xiphoideus. Enam N.thoracicus Melindungi isiabdo$en; ,
'

abdominis bawah linea alba,: cr;sta prbica, bagian bawah dan menekan isl abdomeil;
tuberculum pub,l;um, , : N.ifiohypogasdricusdan memiantu feksi dan:
crista iliaca : N.ilioinguinalis {L1J rotas! trbuh; filetabantu
ekspirasi kuatr miksi, : l

defekasi, partus, dan


,: .muntah :' ,

M.obliquus intemus Fascia lumbalis. crista :l.'ga costa b€gian baw:h ' Enam N.thoracicus Se?erti di atast , | ,. ,

abdominis iliaca.2/3 lateral dan c€rtilago cost€lis, , hagian bawah dan.


Iigamentum inguinale processus xiphoideus, , N.iliotrypogastricus dan
linea alba, symphysis N.ilioinguinalis (L1)
pubica
M.transversus abdominis Enam cartilago costalis Processus xiphoideus, EEam N.thofacieus Menekan isi abdomen
bagian bawah, fascia linea alba, symphysis bagian bawah dan
lumbalis, crista iliaca, pubica N.iliohypogastriGrs dan
113 lateral ligamenlum N.ilioinguiaalis (11)
inguinale .

M}ectus abdominis Symphysis pubica dan V Vt,


Cartilago costatis Enam N.thoracicus bagian M€nekan isi abdomen
crista pubica dan Vll dan pocessus bswah dan fleksi,columna
xiphoideus veftebralisi otot
pembantu ekspirasi
M.pyramidalis {jika ada) Permukaan anterior pubis Linea.alba N.thoracicus Xtl Menegangkan liilea alba

D€ri Snell RS: ClinicalAnatomy, Ed 7. Philadelphia: Lippincott Wlliams & Wilkins' 2004' hal 167

processus xiphoideus
linea alba nr"r\

Or.,r
-l
M{hnaan,er.r
superficialis M. obliquus internus abdominis

intersectiones lamina posterior


tendineae M. obliquus internus abdominis
aponeurosis aponeurosis M. transversus
M. transversus abdominis M. obliquus abdominis
externus
abdominis

M. rectus fascia transversalis


abdominis
linea arcuata
linea arcuata

lemak ekstraperitoneal
fascia
A. epigastrica inferior A. epigastrica inferior
transversalis

peritoneum
tendon conjunctivus

pubis
funiculus spermaticus

Gambar 19-7 Vagina musculi recti abdominis tampak anterior (A) dan pada penampang sagital (B). Perhatikan susunan
aponeurosis yang membentuk vagina musculi recti abdominis.
DINDING ABDOITEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 649

fascia superficialis

aPoneurosis M. obliquus
externus abdominis

processus xiPhoideus

M. obliquus externus abdominis


M. obliquus internus abdominis
M. transversus abdominis

fascia transversalis
peritoneum
Gambar 19-8 Potongan
transversal vagina musculi recti
abdominis dilihat pada tiga
M. obliquus externus abdominis
tingkat. A. Di atas arcus costalis.
M. obliquus internus abdominis
lV1. transversus abdominis
B. Di antara arcus costalis dan
spina iliaca anterior superior, C.
Di bawah spina iliaca anterior
fascia transversalis superior dan di atas pubis,

symphysis pubica
M. obliquus
M. rectus abdominis
externus
abdominis tuberculum pubicum
spina iliaca
ligamenium pectineum anterior superior

M. transversus
abdominis

M. quadratus
lumborum
spina iliaca
posterior superior
ligamentum iliolumbale

Gambar 19-9 Tulang panggul dilihat dari atas. Perhatikan perlekatan ligamentum inguinale, ligamentum lacunare, dan
ligamentum pectineum.
650 BAB 19

spina iliaca anterior superior


M- transversus abdominis

M. obliquus internus abdominis

linea alba linea iliopectinea

linea pectinea

M. cremaster
funiculus
spermaticus

ligamentum inguinale
tendo conjunctivus

ligamentum lacunare

tuberculum pubicum
aponeurosis M. obliquus abdominis externus crista pubica

Gambar 19-lO Pelvis dilihat dari anterior, memperlihatkan perlekatan tendo conjunctivus pada crista pubica dan bagian
pertemuan linea pectinea.

Anulus inguinalis profundus*, suatu lubang berbentuk oval


pada fascia transversalis, terletak sekitar 0.5 inci (3 cm) di atas
ligamentum inguinale (Gambar 19-11). Pinggir-pinggir anulus Fungsi Canalis lnguinalis
merupakan tempat melekatnya fascia spermatica interna.
Pada Iakilaki, canalis inguinalis dilalui oleh struktur-struktur
Anulus inguinalis superficialis merupakan lubang berbentuk
yang terdapat di dalam funiculus spermaticus, berjalan dari testis
segitiga pada aponeurosis Musculus obliquus abdominis externus
menuju abdomen atau sebaliknya. (Spermatogenesis yang normal
dan terletak tepat di atas dan medial tuberculum pubicum
hanya terjadi jika testis meninggalkan rongga abdomen untuk
(Gambar 19-11). Pingir-pinggir anulus ini merupakan tempat
masuk ke dalam lingkungan yang lebih dingin di dalam scrotum).
melekatnya fascia spermatica externa (Gambar 19-12).
Pada perempuan, canalis inguinalis yang lebih kecil dilalui oleh
ligamentum teres uteri yang berjalan dari uterus menuju ke
Dinding Canalis lnguinalis labium majus. Pada kedua jenis kelamin canalis inguinalis juga
Dinding anterior: Aponeurosis musculus obliquus abdominis dilalui oleh nervus ilioinguinalis.
externus, diperkuat di lateral oleh origo musculus obliquus
internus abdominis yang berasal dari ligamentum inguinale
(Gambar 1.9-6 dan 19-1.1).
Dinding posterior: sisi medial tendo conjunctivus; dan sisi
lateral fascia transversalis (Gambar 79-77 dan19-73).
Atap atau dinding superior: Serabut-serabut melengkung
musculus obliquus internus abdominis dan musculus
Mekanisme Canalis lnguinalis
trarsversus abdominis (Gambar 19-10).
Lantai atau dinding inferior: Pinggir bawah ligamentum Canalis inginalis merupakan tempat lemah untuk kedua kedua
inguinale dan ligamentum lacunare (Gambar 19-10). jenis kelamin. Pada waktu batuk dan mengedan (seperti pada
miksi, defekasi, dan partus), serabut-serabut dari musculus
obliquus internus abdominis dan musculus transversus abdo-
*Mahasiswa kedokteran sering kesulitan karena tidak dapat melihat
minis yang melengkung akan mengakibatkan kontraksi dan
anulus ini sebagai sebuah lubang. Perlu diingat bahwa fascia spermatica
interna melekat pada pinggir-pinggir anulus inguinalis profundus dan mengubah lengkung menjadi datar (Gambar 19-14). Selanjutnya,
fascia spermatica externa melekat pada pinggir-pinggir mulus inguinalis kontraksi ini menurunkan atap canalis ke dasar dan canalis
superficialis, sehingga pinggir mulus tidak dapat dilihat dari luar. Banding- inguinalis menutup.
kan susunan ini dengan lubang untuk jari pada sarung tangan yang dilihat
dari dalam, tetapi seolah-olah tidak tampak apabila dilihat dari luar.
DINDING ABDOI EN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATlUlvl RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 651

linea alba

M. obliquus
externus abdominis

sarung femoralis anulus inguinalis superficialis


A. femoralis
pembuluh limfe
N. ilioinguinalis
tuberculum pubicum
symphysis pubica
funiculus spermaticus

M. obliquus
abdominis internus
N. ilioinguinalis
linea pectinea

crista pubica

M transversus abdominis inferior A. epigastrica

tendo conjunctivus

Gambar 19-11 Canalis inguinalis, menunjukkan


.' .. : .-. :::-:'A. epigastrica inferior
susunan musculus obliquus externus abdominis
(A), musculus obliquus internus abdominis (B),
musculus transversus abdominis (C), dan fascia
transversalis (D), Perhatikan bahwa dinding
anterior canalis inguinalis dibentuk oleh musculus
tuberculum pubicum
obliquus externus abdominis dan musculus obliquus
funiculus spermaticus internus abdominis, dan dinding posterior dibentuk
oleh fascia transversalis dan tendo conjunctivus.
Anulus inguinalis profundus terletak lateral
terhadap afteria epigastrica inferior.
652 BAB 19

fascia superficialis
aponeurosis M. obliquus
externus abdominis
'/ (, \ f I , l
ti, t-t f* { syq'X,
l\rt.u," i:ia' is
tr(- ri.nori
Flis

fascia spermatica externa

fascia cremasterica N?'3i ans


deferens
fascia spermatica interna

M. dartos

appendix testis
kulit scrotum

tunica vaginalis testis


Gambar 19-12 Scrotum dipotong dari depan. Perhatikan
funiculus spermaticus dan selubungnya.

fascia transversalis
anulus inguinalis profundus
lvl. transversus
abdominis --Sl A. V epigastrica inferior
M. obliquus
A. umbilicalis yang berobliterasi
internus abdominis
peritoneum lemakekstraperitoneal
l\,4. obliquus
externus abdominis
urachus

tendo conjunctivus
sisa processus vaginalis peritonei

ductus deferens kulil

fascia spermatica externa anulus inguinalis superficialis

fascia cremasterica
fascia spermatica interna

panniculus
adiposus fascia
superficialis
(fascia Camperi)

stratum membranosum fascia superflcialis


kulit scrotum

M. dartos
fascia spermatica externa
fascia cremasterica
fascia spermatica interna Gambar 19-13 A. Lanjutan berbagai lapisan dinding anterior
abdomen yang melapisi funiculus spermaticus. B. Kulit dan
tunica vaginalis
fascia superficialis dinding abdomen dan scrotum, serta tampak
pula tunica vaginalis.
DIND/NG ABDOIVIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 653

transversus abdominis

tendo conjunctivus

anulus inguinalis superficialis

A
conjunctivus
Gambar 19-14 Kerja otot-otot pada canalis
inguinalis. Perhatikan bahwa canalis mengalami
"obliterasi" bila otot berkontraksi. Perhatikan juga
bahwa permukaan anterior tungkai atas melindungi
regio inguinalis jika seseorang dalam posisi
berjongkok.

Fascia cremasterica berasal dari musculus obliquus internus


Funiculus Spermaticus abdominis.
Fascia spermatica interna berasal dari fascia transversalis
Funiculus spermaticus merupakan gabungan struktur-struktur yang membatasi otot-otot abdominal; fascia ini dan melekat
yang melalui canalis inguinalis dan berjalan menuju ke dan dari pada pinggir-pinggir anulus ingulnalis profundus.
testis (Gambar 19-15). Struktur-struktur tersebut adalah sebagai
berikut: Untuk mengerti pembungkus funiculus spermaticus, seseorang
harus sebelumnya memahami perkembangan canalis inguinalis.
a Ductus deferens
a Arteria testicularis
i) Venae testiculares (plexus pampiniformis)
I Pembuluh limfatik testis
a Saraf otonom Pembentukan Canalis lnguinalis
a Sisa processus vaginalis peritonei
Sebelum descensus testis dan descensus ovarium dari tempat
o Arteria cremasterica
asalnya yang terletak tinggi di dinding posterior abdomen (Ll),
a Ramus genitalis nervi genitofemoralis yang menyarafi
sebuah diverticulum peritoneale terbentuk dan dinamakan
musculus cremaster.
processus vaginalis peritonei (Gambar 1 9-1 6). Processus vaginalis

peritonei berjalan melalui lapisan-lapisan bagian bawah dinding


I Pembungkus Funiculus Spermaticus anterior abdomen, pada saat berjalan ini dilindungi oleh selubung
tubular dari masing-masing lapisan. Processus vaginalis peritonei
Terdapat tiga lapis fascia konsentris yang berasal dari lapisan-
menembus fascia transversalis pada anulus inguinalis profundus
lapisan dinding anterior abdomen (Gambar19-12 dan 19-13):
dan dilindungi oleh selubung tubular, fascia spermatica interna
Fascia spermatica externa berasal dari musculus obiiquus (Gambar 19-13). Ketika processus vaginalis peritonei berjalan
externus abdominis dan melekat pada pinggir-pinggir anulus melalui bagian bawah musculus obliquus abdominis internus,
inguina lis su perfi cialis. processus ini membawa sebagian serabut-serabut yang terbawah
654 BAB 19

plexus pampiniformis
A. testicularis

ductus deferens
pembuluh limfe
A.ductus deferentis N. genitofemoralis
fascia spermatica externa

pembuluh limfe
ductus deferens
posterior anterior
A. ductus fascia cremasterica
deferentis
fascra spermatica interna
plexus pampiniformis

A. testicularis

testis
"O,O,OUr,r{;r:
ductuli efferentes

epididymis

kulit scrotum

M. dartos

sinus epididymis ductus deferens


YI
r( mediastinum testis
stratum membranosum
fasciae superficialis tubulus seminiferus
(fascia Collesi)
tunica albuginea
fascia
spermatica externa (
$
fascia cremasterica
(
fascia spermatica interna
\
)
tunica vaginalis
\

€*a-

Gambar 19-15 Testis dan epididymis, funiculus spermaticus, dan scrotum. Diagram bawah menunjukkan testis dan epididymis
terpotong melintang pada penampang horizontal,

dan membentuk musculus cremaster. Serabut-serabut otot ini Dengan cara seperti ini terbentuk canalis inguinalis pada kedua
tertanam di dalam fascia, dan selubung tubular yang kedua ini .1enis kelamin (Pada perempuan, istilah fascia spermatica harus
disebut fascia cremasterica (Gambar 19-13). Processus vaginalis diganti dengan selubung ligamentum teres uteri)
peritonei berjalan di bawah lengkung serabut-serabut musculus Sementara itu, suatu pita mesenkim yang terbentang dari kutub
transversus abdominis, oleh karena itu tidak mendapatkan bawah gonad yang sedang berkembang melalui canalis inguinalis
selubung dari lapisan abdomen ini. Waktu mencapai aponeurosis sampai pembesaran labioscrotal, menebal dan membentuk
musculus obliquus abdominis exlernus, processus vaginalis gubernaculum (Gambar'1 9-1 6).
peritonei melakukan evaginasi aponeurosis ini, membentuk anulus Pada laki-laki, testis turun melalui rongga pelvis dan canalis
inguinalis superficialis dan mendapatkan selubung tubular fascia inguinalis selama buan ke tujuh dan delapan kehidupan janin.
yang ketiga, fascia spermatica externa (Gambar 19-12 dan 19-13). Stimulus normal untuk turunnya testis adalah testosteron yang
DINDING ABDOMEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIT RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 655

disekresi oleh testis jan n. Testis mengikuti gubernaculum dan Pada perempuan, ovarium mengalami descensus masuk
mengalami descensus di belakang peritoneum pada dinding ke rongga pelvis mengikuti gubernaculum (Gambar 19-16).
posterior abdomen. Testis kemudian berjalan di beiakang processus Gubernaculum melekat pada satu sisi uterus yang sedang
vaginalis peritonei dan menarik saluran, pembuluh darah, saraf, berkembang, dan gonad tidak mengalami descensus lagi. Bagian
dan pembuluh limfenya ke bawah. Akhirnya tests terletak pada dari gubernaculum yang terbentang dari uterus sampai ke labium
posisinya di dalam scrotum yang sedang berkembang menjelang majus yang sedang berkembang menetap sebagai ligamentum
akhir bulan ke delapan. teres uteri. Jadi pada perempuan, satu-satunya struktur
Karena testis dan pembuluh-pembuluh, saluran, dan yang melalui canalis inguinalis dari rongga abdomen adalah
sebagainya yang menyertainya mengikuti jalan yang sebelumnya ligamentum teres uteri dan beberapa pembuluh limfe. Pembuluh
dilalui oleh processus vaginalis peritonei, maka struktur-struktur Iimfe mengalirkan sedikit cairan limfe dari corpus uteri ke nodi
tersebut mendapatjuga tiga selubung yang sama pada saat struktur- lymphoidei inguinales.
struktur ini melalui canalis inguinalis. Jadi funiculus spermaticus
dibungkus oleh tiga fascia konsentris: fascia spermatica externa,
fascia cremasterica, dan fascia spermatica interna.

ovanum

gubernaculum gubernaculum

M
\H
tunica vaginalis
H\ sisa gubernaculum
sisa processus
vaginalis peritonei
ligamentum
teres ovarii

ligamentum teres uteri

Gambar 19-16 Asal, perkembangan, dan akhir dari processus vaginalis peritonei pada kedua jenis kelamin. Perhatikan
descensus testiculorum ke dalam scrotum dan descensus ovarium ke dalam pelvis.
656 BAB 19

dijelaskan sebelumnya. Musculus cremaster di dalam fascia


Scrotum
cremasterica dapat dibuat kontraksi dengan menggores kulit
sisi medial paha. Hal ini disebut refleks cremaster. Serabut
Scrotum merupakan sebuah kantong yang menonjol keluar dari aferen lengkung refleks ini berjalan pada ramus femoralis
bagian bawah dinding anterior abdomen. Scrotum berisi testis, nervi genitofemoralis (L1 dan 2), dan serabut eferen motorik
epididymis, dan ujung bawah funiculus spermaticus (Gambar19- berjalan pada ramus genitalis nervi genitofemoralis. Fungsi
-13 dan 19-15). musculus cremaster adalah mengangkat testis dan scrotum ke
Dinding scrotum mempunyai lapisan sebagai berikut: atas untuk menghangatkan dan melindungi testis dari cedera.
Untuk suhu testis dan kesuburary lihat halaman 650.
Kulit: Kulit scrotum tipis, berkeru! berpigmen dan mem- I Tunica vaginalis (Gambar 19-12, 19-13, dan 19-15): Tunica
bentuk kantong tunggal. Sedikit peninggian di garis tengah vaginalis terletak di dalam dari fasciae spermaticae dan
menunjukkan garis penyatuan dari kedua pembesaran meliputi permukaan anterior, media, dan lateralis masing-
Iabioscrotalis. (Pada perempuan, pembesaran ini tetap terpisah
masing testis. Tunica vaginalis merupakan lanjutan bagian
dan membentuk labium majus).
bawah processus vaginalis peritonei, dan biasanya sesaat
Fascia superficialis: Fascia superficialis merupakan lanjutan
sebelum lahir menutup dan memisahkan diri dari bagian atas
dari panniculus adiposus dan stratum membranosum dinding
processus vaginalis peritonei dan cavitas peritonealis. Dengan
anterior abdomen; akan tetapi pannulus adiposus diganti oleh demikian tunica vaginalis merupakan kantong tertutup, yang
otot polos yang dinamakan musculus dartos. Otot ini disarafi terinvaginasi dari belakang oleh testis.
oleh serabut saraf simpatik dan berfungsi untuk mengkerutkan
kulit di atasnya. Stratum membranosum fascia superficialis
(sering disebut fascia Collesi) di depan melanjutkan diri ( Aliran Limfe Scrotum
sebagai stratum membranosum dinding anterior abdomen
Cairan limfe dari kulit dan fascia, termasuk tunica vaginalis dialir-
(fascia Scarpae), dan di belakang melekat pada corpus
kan ke nodi lymphoidei inguinales superficiales (Gambar 19-17).
perienale dan pinggir postedor membrana perinea (Gambar
Testis dan epididymis dibahas dalamBab 22.
19-4). Di samping tempat-tempat ini fascia melekat pada
rami ischiopubici. Kedua lapisan fascia superficialis berperan
membenfuk sekat median yang menyilang scrotum dan
memisahkan testis satu dengan yang lain.
Labium Majus
Fasciae spermaticae: Ketiga lapisan ini terletak di bawah
fascia superficialis dan berasal dari ketiga lapisan dinding Labium majus merupakan tonjolan kulit berambut yang tampak
anterior abdomen masing-masing sisi, seprti yang telah jelas, dibentuk oleh pembesaran pembengkakan genitalia pada

bidang transpyloricum

lumbales

I
t
\nodi lymphoidei inguinales superficiales

kulit scrotum

Gambar 19-17 Aliran cairan limfe testis dan kulit scrotum.


DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIT RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 657

janin. (Pada laki-laki, pembengkakan genitalia bersatu di garis aponeurosis musculus obliquus externus abdominis di atas anulus
tengah membentuk scrotum). Di daiam labium majus terdapat inguinalis superficialis, dan nervus ilioinguinalis berjalan melalui
banyak jaringan adiposa dan ujung terminal ligamentum teres canalis inguinalis dan keluar dari anulus ini.
uteri.

Pendarahan Dinding
Nervus Dinding Anterior Abdomen Anterior Abdomen
Nervus dinding anterior abdomen adalah ramus anterior enam Arteri: Telmasuk di dalamnya arteria epigastrica superior
nervus thoracicus bagian bawah dan nervus lumbalis pertama dan inferior, arteria circumflexa ilium profunda, arteriae
(Gambar 19-1). Nervus ini berjalan turun ke depan di dalam celah intercostales posteriores dua di bawah, dan empat arteriae
antara musculus obliquus internus abdominis dan musculus lumbales (Gambar 19-2). Arteria epigastrica superficialis,
trarsversus abdominis (Gambar 19-18). Nen'us ini menyarafi arteria circumflexa ilium superficialis, dan arteria pudenda
kulit,otot-otot, dan peritoneum parietale dinding anterior externa superficialis juga menyarafi dinding abdomen anterior
abdomen. Enam nervus thoracicus bagian bawah kemudian bagian bawah.
menembus lamina posterior vagina musculi recti abdominis. Vena: Vena mempunyai nama yang sama dengan arteria dan
Nervus lumbaiis pertama diwakili oleh nervus iliohypogastricus mengikuti pembuluh ini untuk bermuara ke vena thoracica
dan nervus ilioinguinalis, yang tidak masuk vagina musculi interna dan vena iliaca externa, vena azygos, serta vena cava
recti abdominis. Melainkan, nervus iliohypogastricus menembus inferior (Gambar 19-2).

N. cutaneus posterior

M. sacrospinalis
ramus posterior

I
i,*t M. quadratus lumbcrum
i-" i,"i
t!!r;3 i,l
M. obliquus externus
t\"1; abdominis

N. cutaneus
lateralis

N. cutaneus
lateralis

N. cutaneus anterior

Gambar 19-18 Potongan melintang abdomen memperlihatkan perjalanan nervus thoracicus bagian bawah dan nervus
lumbalis peftama.
658 BAB 19

Vena epigastrica superficialis, vena circumflexa ilium super-


ficialis, dan venae pudendae extemae superficiales bermuara ke
Peritoneum dan Cavitas Peritonealis
dalam vena saphena magna dan dari sini ke dalam vena femoralis.
Vena thoracoepigastrica adalah nama yang diberikan untuk Peritoneum merupakan membrana serosa yang melapisi dinding
anastomosis antara vena thoracica lateralis, yang bermuara ke rongga abdomen dan rongga pelvis, serta meliputi viscera (Gambar
vena axillarls, dan vena epigastrica superficialis yang bermuara 19-21, dan 19-22). Peritoneum dapat dianggap sebagai sebuah
ke vena saphena magna. Vena ini menyediakan jalur alternative balon, di mana organ-organ didorong dari luar. Peritoneum
unfuk darah vena jika vena cava superior atau inferior mengalami parietale melapisi dinding abdomen dan rongga pelvis, dan
obliterasi. peritoneum viscerale meliputi organ-organ. Rongga potensial di
antara peritoneum parietale dan peritoneum viscerale, disebut
cavitas peritonealis. Pada laki-laki cavitas ini tertutup, tetapi pada
perempuan terdapat hubungan dengan dunia luar melalui tuba
uterina, uterus, dan vagina.
Pembentukan Dinding Abdomen
Cavitas peritonealis dapat dibagi dalam dua bagian: kantong
lVlelanjutkan segmentasi mesoderm, mesoderm lateral membelah
besar dan kantong kecil (Gambar 19-27 dan1,9-22).Kantong besar
menjadi mesoderm somatik dan mesoderm splanchnicus yang merupakan ruang utama cavitas peritonealis yang terbentang
masing-masing berkaitan dengan ektoderm dan entoderm dari diaphragma ke bawah sampai rongga pelvis. Kantong kecil
(Gambar 19-19). Olot-otot dinding anterior abdomen berasal dari (bursa omentalis) yang lebih kecil dan terletak di belakang gaster.
mesoderm somatopleurik dan tetap mempertahankan persarafan Kantong besar dan kantong kecil mempunyai hubungan bebas satu
segmentalnya dari ramus anterior nervus spinalis. Tidak seperti di dengan yang lain melalui foramen epiploicum. Sekret peritoneum
thorax, susunan segmental menjadi hilang karena tidak adanya berbentuk cairan serosa dalam jumlah kecil yang membasahi
costa, dan mesenkim bergabung membentuk lapisan-lapisan besar permukaan peritoneum dan memungkinkan pergerakan di antara
otot. Musculus rectus abdominis mempertahankan indikasi adanya viscera.
asal segmental, seperti yang dapat dilihat dengan terdapatnya
intersectiones tendinei. l\,4esoderm somatopleurik terbelah menjadi
tga lapis, yang membentuk musculus obliquus externus, musculus
obliquus internus, dan musculus tTansversus abdominis. Akhirnya
I Ligamenta Peritonealia, Omenta, dan
pada usia tiga bulan, dinding anterior abdomen menutup di garis Mesenteria
tengah, pada saat sisi kanan dan kiri bertemu di garis tengah dan
Ligamenta peritonealia, omenta, dan mesenteria memungkinkan
menyatu. Garis penyatuan mesenkirh membentuk linea alba; dan
pembuluh dara[ pembuluh limfe, dan saraf mencapai untuk
pada sisi lainnya musculus rectus abdominis terletak di dalam
mencapai organ viscera.
vagina musculi recti abdomjnis.

Perkembangan Funiculus Umbilicalis dan Umbilicus


Ligamenta Peritonealia
Pada saat I patan ekor ernbrio berkernbang, tempat perlekatan
embrionik tangkai penghubung ke ulung caudal lempeng embrionik Llgamentum peritoneale merupakan lipatan peritoneum berlapis
menjadi terletak pada permukaan anterior embrio, dekat dengan ganda yang menghubungkan viscera padat ke dinding abdomen.
sisa kantung kuning telur (Gambar 19-20). Sekarang amnion dan Sebagai contoh yaitu hepar dihubungkan ke diaphragma oleh
korion menyatu, dengan demikian amnion membungkus tangkai ligamentum falciforme, ligamentum coronarium, dan liga-
penghubung dan kantung kuning telur bersama dengan pembuluh mentum triangulare dextrum dan sinistrum.
darahnya membentuk funiculus umbilicalis tubular. Inti mesenkim
funiculus membentuk jaringan ikat jarang disebut agar Wharton.
Terbenam di dalam agar ini sisa kantung kuning telur, ductus
Omenta
vitellinus, sisa allantois, dan pembuluh darah umbilicalis. Omentum adalah lipatan peritoneum berlapis ganda yang meng-
Pembuluh umbilicalis terdiri dari dua arteri yang membawa hubungkan gaster dengan viscus berongga lairuLya. Omenfum
darah deoksigenisasi dari fetus ke korion (nantinya placenta). Dua majus menghubungkan curvatura major gaster dengan colon
vena umbilicalis membawa darah yang kaya oksigen dari placenta transversum (Cambar 19-21). Omentum maius terganfung seperti
ke felus. Vena yang kanan segera menghilang (Gambar 19-20). tirai di depan lengkung intestinum tenue dan melipat ke belakang.
Funiculus umbilicalis merupakan struktur berpiljn yang Omentum minus menggantungkan curvatura minor gaster ke
berkelok-kelok dengan diameter sekitar 0.75 inci (2 cm). Panjang- celah untuk ligamentum venosum dan porta hepatis (Gambar
nya bertambah, pada akhir kehamilan panjangnya sekitar 20 inci 19-21). Omentum (ligamentum) gastrolienale menghubungkan
(50cm) - hal ini, kira-kira sama dengan panjang anak. gaster dengan hilum lienale (Gambar 19-22).

Mesenteria
Mesenteria merupakan iipatan peritoneum berlapis dua yang
menghubungkan bagian-bagian intestinum ke dinding postedor
D/ND/NG ABDOILEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATlUlvl RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 659

rongga amnron B
tabung saraf rongga amnron

selom
intraembrionik

lipatan lateral

usus yang
sedang
berkembang

mesenkim
somatik

mesenkim
splanchnicus
selom lipatan lateral
ekstra-
embrionik
selom ekstraembrionik
permulaan
pembentukan
ductus vitelinus

kuning telur kantung kuning telur

c
rongga amnron

ektoderm

mesenterium dorsale
dinding tubuh

entoderm
mesenkim somatik

usus depan penutupan


selom intraembrionik

mesenkim splnchnicus
mesenterium ventrale

Gambar 19-19 Potongan transversal melalui embrio pada berbagai tahap perkembangan memperlihatkan pembentukan
dinding abdomen dan cavitas peritonealis. A. Selom intraembrionik memperlihatkan hubungan bebas dengan selom
ekstraembrionik (panah dua arah). B. Perkembangan lipatan lateral embrio dan permulaan dari penutupan selom
intraembrionik. C. Lipatan lateral embrio akhirnya menyatu di garis tengah dan menutup selom intraembrionik atau bakal
cavitas peritonealis.Hampir semua mesenterium ventrale hancur dan menghilang.
660. BAB 19

rongga amnron

lempeng korion

proctodeum

stomodeum
allantois

tangkai penghubung
selom
ekstraembrionik

usus depan

usus tengah

usus belakang vena umbilicalis

allantois ductus vitellinus

ductus vitellinus

kantung kuning telur

sisa allantois

Gambar 19-20 Pembentukan funiculus umbilicalis. Perhatikan ekspansi rongga amnion (panah) sehingga funiculus diliputi oleh
amnion. Perhatikan juga bahwa pembuluh-pembuluh umbilicalis dikurangi menjadi satu vena dan dua afteri.
DINDING ABDOTAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUTA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 661

diaphragma

.._ /

A. coeliaca
pancreas
bursa omentalis
gaster
A. mesenterica superior
mesocolon transversum
bagian lll duodenum
colon transversum
mesenterium
umbilicus
kantong besar
cavitas peritonealis
lelunum
recessus inferior bursae
omentalis
omentum majus

ligamentum umbilicale medianum

uterus

vestca unnana

canalis analis

1*

Gambar 19-21 Penampang sagital abdomen perempuan memperlihatkan susunan peritoneum.

abdomen (misalnya, mesenterium intestinum tenue, mesocolon Batas-Batas Foramen Epiploicum


transversum, dan mesocolon sigmoideum (Gambar 19-21).
Luasnya peritoneum dan cavitas peritonealis harus dipelajari
Ke anterior: Pinggir bebas omentum minus, ductus choledochus,
arteria hepatica, dan vena porta.
pada penampang transversal dan sagital abdomen yang terlihat
Ke posterior: Vena cava inlerior.
dalam Gambar 79-21 dan19-22.
Ke superior: Processus caudatus lobus caudatus hepatis.
Ke inferior: bagian pertama duodenum.
I Bursa Omentalis
Bursa omentalis terletak di belakang gaster dan omentum minus ( Peritoneal Recessus, Spaces, and
(Gambar 19-21, dan79-22).Bvsa omentalis meluas ke atas sampai
sejauh diaphragma dan ke bawah di antara lapisan omentum
Guiters
majus. Batas kirinya dibentuk oleh iien, omentum gastrolienale,
Recessus Duodenalis
dan ligamentum lienorenale. Batas kanan bursa omentalis terbuka
ke dalam kantong besar (bagian utama dari cavitas peritonealis) Lipatan peritoneum dekat dengan junctura duodenojejunalis,
melaiui foramen epiploicum (Gambar 1.9-23 dan79-24). terdapat empat kantong kecil seperti saku peritoneum yang
662 BAB 19

ligamentum umbilicale medianum ligamentum umbilicale laterale

bursa omentalis
omentum majus

lengkung-lengkung ileum

kantong besar
cavitas peritonealis

V. cava inferior

colon ascendens colon descendens

A
sulci paracolici
kanan kiri
ligamentum falciforme
V. porta
A. hepatica kantong besar

bursa omentalis

gaster

omentum (ligamentum)
gastrolienale

V cava inferior
$

ligamentum lienicorenale

ren sinister
ren dexter

Gambar 19-22 Penampang transversal abdomen memperlihatkan susunan peritoneum. Panah pada B menunjukkan letak
pintu masuk ke bursa omentalis. Penampang dilihat dari bawah.

disebut recessus duodenalis superior, lecessus duodenalis Recessus lntersigmoideus


inferior, recessus paraduodenalis, dan recessus retroduodenalis
Recessus intersigmoideus terletak pada apex pangkal mesocolon
(Gambar 19-25).
sigmoideum yang berbentuk huruf V terbalik (Gambar 19-26).
Pintu masuknya terbuka ke bawah dan terletak di depan ureter
sinister.
Recessus Caecalis
Lipatan peritoneum dekat caecum menyebabkan terbentuknya Recessus Subphrenicus
tiga recessus peritonealis disebut recessus ileocaecalis superior,
recessus ileocaecalis inferior, dan recessus retrocaecalis (Gambar Recessus subphrenicus dexter dan sinister terletak di antara
79-26). diaphragma dan hepar, masing-masing sisi ligamentum falciforme
DINDING ABDOA\EN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 663

V cava inferior

porta hepatis

lobus caudatus

pintu masuk bursa


omentalis
(foramen epiploicum)

A. hepatica Gambar 19-23 Penampang sagital melalui pintu


masuk bursa omentalis, memperlihatkan struktur-
V. porta struktur penting yang membentuk batas pintu masuk
bursa omentalis (Perhatikan panah berjalan dari
bagian I duodenum kantong besar melalui foramen epiploicum Winslowi
ductus choledochus masuk ke bursa omentalis).

(Gambar 19-27). Recessus subphrenicus posterior dexter terietak dan menjamin viscera abdomen dapat bergerak dengan mudah
di antara lobus hepatis dexter, ren dexter, dan flexura coli dextra. satu dengan yang lain. Sebagai akibat gerakan diaphragma dan
Spatium extraperitoneale dextrum terletak di antara lapis-lapis otot-otot abdomen, bersama dengan gerakan peristaltik saluran
ligamentum coronarium, sehingga terletak di antara hepar dan pencernaan, cairan peritoneal tidak statis. Bukti penelitian me-
diaphragma. nunjukkan bahwa suatu senyawa tertentu yang dimasukkan ke
dalam bagian bawah rongga peritoneum akan segera sampai ke
Sulci Paracolici recessus subphrenicus, dalam posisi tubuh apapun. Tampaknya
mengalirnya cairan intraperitoneal menuju ke diaphragma
Sulci paracolici terletak pada sisi lateral dan medial colon ascendens
terjadi terus menerus (Gambar 19-27), dan cairan ini dengan
dan colon descendens (Gambar 79-22 dan 19-27).
cepat diabsorpsi ke dalam kapiler limfe subperitoneal. Keadaan
Recessus subphrenicus dan sulci paracolici penting di klinik,
ini dapat dijelaskan berdasarkan bahwa daerah peritoneum
karena recessus ini mungkin menjadi tempat berkumpulnya dan
yang luas di daerah diaphragma dan gerakan pernafasan dari
mengalirnya cairan peritoneal yang terinfeksi.
diaphragma membantu aliran cairan limfe di dalam pembuluh
limfe.
I Persarafan Peritoneum Peritoneum yang meliputi intestinum cenderung saling
melekat jika terdapat infeksi. Omentum majus yang terus menerus
Peritoneum parietale disarafi untuk sensasi nyeri, suhu, raba,
bergerak akibat gerakan peristaltik dari saluran pencernaan yang
dan tekan oleh enam nervi thoracicus bagian bawah dan nervus
ada di dekatnya, dapat melekat pada permukaan peritoneum
lumbalis pertama. Peritoneum parietale di dalam pelvis terutama
lainnya di sekitar tempat infeksi. Dengan cara ini, banyak infeksi
disarafi oleh nervus obturatorius. peritoneal ditutup dan dan tetap terlokalisir.
Peritoneum viscerale hanya disarafi untuk sensasi regangan
Lipatan peritoneum memegang peranan penting untuk
oleh saraf-saraf otonom yang menyarafi viscera atau yang berjalan
menggantungkan berbagai organ di dalam rongga peritoneum
melalui mesenterium.
dan berperan sebagai tempat jalannya pembuluh darah,
pembuluh limfe. dan saraf-saraf ke organ-organ tersebut.
Sejumlah besar lemak disimpan di dalam ligamentum
peritoneale dan mesenteria, khususnya pada omentum majus
Fungsi Peritoneum dapat ditemukan lemak dalam jumlah yang cukup besar.
Cairan peritoneal, yang berwarna kuning pucat dan sedikit kental,
mengandung leukosit. Cairan ini disekresi oleh peritoneum
664 BAB 19

Iigamentum lienorenale

diaphragma
glandula suprarenalis sinistra
rongga bursa omentalis
A. coeliaca
omentum
gastrolienale

A. gastricae

|
fil""

omentum

\\
\
I
I I
ductus choledochus
A. hepatica
omentum minus

Gambar 19-24 Penampang transversal bursa omentalis memperlihatkan susunan peritoneum di dalam pembentukan
omentum minus, omentum gastrolienale, dan ligamentum lienorenale. Panah menunjukkan posisi foramen bursa omentalis

recessus duodenalis superior

ligamentum Treitz

recessus paraduodenalis
bagian lV duodenum

recessus retroduodenalis mesenterica inferior


recessus duodenalis inferior

Gambar 19-25 Recessus peritonealis, yang mungkin terdapat pada daerah junctura jejunoduodenalis. Perhatikan adanya vena
mesenterica inferior di dalam lipatan peritoneum, membentuk recessus paraduodenalis.
DIND/NG ABDOITEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUTA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 665

mesenterium intestinum tenue

colon ascendens

mesoappendix

appendix vermiformis
caecum

ureter sinister
A. iliaca communis sinistra
recessus intersigmoideus

colon sigmoideum

Gambar 19-26 Recessus peritonealis (panah-panah) pada daerah caecum dan recessus yang berhubungan dengan colon
siqmoideum.

dengan perkembangan kepala, ekor, dan lipatan lateral embrio,


area hubungan luas ini terbatas menjadi daerah kecil di dalam
funiculus umbilicalis.
Pembentukan Peritoneum dan Cavitas Pada perkembangan awal, cavitas peritonealis dibagi
Peritonealis menjadi setengah bagian kanan dan setengah bagian kiri oleh
Segera setelah mesoderm lateral membelah menjadi lapisan partisi sentralis yang dibentuk oleh mesenterium dorsale, usus,
somatik dan splanchnicus, terbentuk sebuah rongga di dan mesenterium venlrale yang kecil (Gambar 19-28). Namun,
antara kedua lapisan, disebut selom intraembrionik. Cavitas mesenterium ventrale hanya terdapat pada jarak pendek
peritonealis berasal dari bagian selom embrionik yang terletak sepanlang usus (Lihat bawah), dengan demikian setengah bagian
caudal dari septum transversum. Pada stadium paling awal, kanan dan setengah bagian kiri cavitas peritonealis berhubungan
cavitas peritonealis mempunyai hubungan bebas dengan selom bebas (Gambar 19-28). Akibat dari pertumbuhan hepar yang luas
ekstraembrionik masing-masing sisi (Gambar 19-198) Kemudian, dan pembesaran ginjal yang sedang tumbuh, kapasitas rongga
666 BAB 19

ligamentum falciforme

diaphragma recessus subphrenicus anterior sinister

nry ligamentum phrenicocolicum

recessus subphrenicus
posterior dexter

sulci paracolici sulci paracolici


laterales dextri laterales slnistri

Gambar 19-27 Amh normal aliran cairan peritoneal dari berbagai bagian cavitas peritonealis menuju ke recessus
subphrenicus.

abdomen menjadi sangat berkurang pada sekitar usia 6 minggu. dan duodenum (Gambar 19-29). Melalui cara ini, bagian kanan
Pada saat ini hubungan yang sempit yang tersisa di antara cavitas atas cavitas peritonealis menjadi satu dengan omentum minus.
peritonealis dan selom ekstraembrionik menjadi penting. Lengkung Pinggir kanan yang bebas dari mesenterium ventrale menjadi
intestinum dipaksa keluar dari rongga abdomen melalui umbilicus pinggir kanan omentum minus dan batas anterior pintu masuk ke
ke dalam funiculus umbilicalis. Herniasi fisiologik usus tengah ini dalam bursa omentale.
terjadi selama perkembangan usia 6 minggu. Bagian lainnya dari cavitas peritonealis, yang tidak termasuk
ke dalam bursa omentale, disebut kantong besar dan kedua
Pembentukan Ligamenta Peritonealis dan Mesenteria
kantong ini berhubungan melalui foramen epiploicum.
Ligamenta peritonealis berkembang dari mesenterium ventrale
dan mesenterium dorsale. Mesenterium ventrale dibentuk dari Pembentukan Omentum Majus
mesoderm septum transversum (berasal dari somit-somit cervical, Lien berkembang di dalam bagian atas mesenterium dorsale, dan
yang bermigrasi ke bawah). Mesenterium ventrale membentuk omentum majus dibentuk sebagai akibat pertumbuhan yang luas
ligamentum falciforme, omentum minus, serta ligamentum dan cepat mesenterium dorsale caudal terhadap lien. Mulai dengan
coronarium dan triangulare hepatis (Gambar 19-28). omentum majus meluas dari curvatura majus gaster ke dinding
Mesenterium dorsale dibentuk dari penyatuan mesoderm posterior abdomen superior. terhadap mesocolon transversum.
splanchnopleurik pada kedua sisi embrio. l\,4esenterium ini Dengan berlaniutnya pertumbuhan, dua lapis peritoneum ber-
meluas dari dinding posterior abdomen ke pinggir posterior pars bentuk seperti celemek ke inferior sampai mencapai anterior colon
abdominalis intestinum (Gambar 19-19 dan 19-28). Mesenterium transversum.
dorsale membentuk ligamentum gastrolienale, omentum Kemudian, lapisan posterior omentum bergabung dengan
gastrolienalis, ligamentum lienorenale, omentum minus, serta
mesocolon transversum. Sebagai akibatnya omentum majus
mesenterium intestinum tenue dan crassum. melekat ke facies anterior colon transversum (Gambar 19-29).
Dengan berlan.iutnya perkembangan, omentum majus diisi dengan
Pembentukan Bursa Omentale dan Kantong Besar
lemak. Recessus inferior bursa omentale meluas ke inferior di
Peritonei
antara lapisan anterior dan posterior lipatan omentum majus.
Pertumbuhan yang sangat besar lobus dexter hepatis menarik
mesenterium ventrale ke kanan dan menyebabkan rotasi gaster
DINDING ABDOTAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 667

mesenterium dorsale

mesenterium ventrale

omentum
mlnus
\9
ligamentumtriangularesinistrum
ligamentum gastrophrenicum
ligamentum falciforme ligamentum falciforme
omentum (ligamentum) ligamentum coronarium
gastrolienale

ligamentum
lienorenale

- mesenterium dorsale
\). umbilicalis

Gambar 19-28 Mesenterium ventrale dan dorsal sefta organ-organ yang berkembang di dalamnya,

mesenterium dorsale bursa omentalis

ligamentum iliorenale

lien

omentum gastrosplenicum

omentum minus

omentum minus

&4:-i
m V
Gambar 19-29
y w',,e,'ru,,,,,'a,ur colon transversum omentu

Rotasi gaster serta pembentukan omentum majus dan bursa omentalis.


668 BAB 19

I Spatium Retroperitoneale Ke Posterior: Columna vertebralis, ductus thoracicus; vena


azygos; arteriae intercostales posteriores dextrae; aorta
Spatium retroperitoneale terletak pada dinding posterior abdomen thoracica descendens.
di belakang peritoneum parietale. Ruangan ini terbentang dari Ke lateral, sisi kanan: pars mediastinalis pleura paiietalis,
vertebra thoracica XII dan costa XII sampai sacrum dan crista iliaca vena azygos.
di bawah (Gambar 19-30). Sisi kiri: Arcus aorta, arteria subclavia sinistra, ductus
Lantai atau dinding posterior spatium ini dibentuk dari mediai thoracicus, pars mediastinalis pleura parietalis.
ke lateral oleh musculus psoas, musculus quadratus lumborum
dan origo musculus transversus abdominis. Permukaan anterior
Pendarahan
masing-masing otot-otot ini diliputi oleh fascia. Di depan fascia
terdapat jaringan ikat berlemak yang membentuk tempat untuk Arteri: Bagian atas dari aorta thoracica descendens, sepertiga
glandula suprarenalis, rery colon ascendens dan colon descendens, bagian bawah dari arteria gastrica sinistra.
dan duodenum. Di dalam spatium retroperitoneale juga terdapat Vena: Mengalir ke vena azygos, dan sepertiga bagian bawah
ureter, ginjal, dan vasa gonad. darah dialirkan ke vena gastrica sinistra, yang akan bermuara
ke vena porta.

Tractus Digestivus
Pembuluh Limfe Oesophagus

Cavitas oris, pharynx, dan struktur-struktur yang berhubungan Bagian atas oesophagus mengalir masuk ke nodi mediastinales
diuraikan dalam Bab 2. superiores dan posteriores, dan dari sepertiga bagian bawah
masuk ke nodi lymphatici di sepanjang arteria dan vena gastrica

I Oesophagus sinistra dan nodi lymphatici coeliaci di abdomen.

Oesophagus merupakan tabung muscular, panjangnya sekitar 10 Persarafan 0esophagus


inci (25 cm), terbentang dari pharynx sampai ke gaster (Gambar
Truncus vagus (nervus vagus sinister terletak anterior dan nervus
19-31). Oesophagus mulai di leher setinggi cartilago cricoidea
vagus dexter terletak posterior), plexus oesophagus, truncus
dan berjalan turun di garis tengah di belakang trachea. Di dalam
sympathicus, nervi splanchn ici
thorax, oesophagus berjalan ke bawah melalui mediastinum dan
masuk rongga abdomen dengan menembus diaphragma setinggi
vertebra thoracica X. Oesophagus berjalan singkat sekitar % inci Oesophagus pada Abdomen
(1.25 cm) sebelum masuk ke gaster sisi kanan.
Oesophagus masuk ke abdomen melalui lubang yang terdapat
pada crus dextrum diaphragmaticum (Gambar 19-13). Setelah
Oesophagus di Leher berjalan sekitar % inci (1,25 cm), oesophagus masuk ke lambung
di sisi kanannya.
Batas-Batas (Gambar l9-32)
Ke anterior: Trachea, nervus laryngeus recurrens.
Batas-Batas
Ke posterior: Musculi prevertebrales dan columna vertebralis.
Ke lateral: Glandula thyroidea, sarung carotis (arteria carotis Ke anterior: Oesophagus terletak posterior terhadap lobus
communis, vena jugularis interna, dan nervus vagus), dan hepatis sinister dan di depan crus sinistrum diaphragmaticum.
pada sisi kiri ductus thoracicus. Nervus vagus sinister dan dexter masing-masing terletak pada
permukaan anterior dan posterior oesophagus.
Pendarahan

Arteri: Arteriae thyroideae inJeriores. Pendarahan


Vena: Venae thyroideae inferiores.
Arteri: Cabang-cabang dari arteria gastrica sinistra (lihat
Aliran Limfe Gambar 19-39).
Vena: vena gastrica sinistra,yang mengalirkan darah ke vena
Nodi cervicales profundi.
porta (lihat anastomosis portal-sistemik).
Persarafan
Aliran Limfe
Newus laryngeus recuffens dan rami dari truncus sympathicus.
Pembuluh-pembuluh limfe berjalan mengikuti arteriae menuju ke
nervi gastrici sinistri.
Oesophagus diThorax
Batas-Batas (Gambar I 9-33) Persarafan

Ke Anterior: Trachea dan nerr,rrs laryngeus recurrens sinister; Nervus gastrica anterior dan posterior (nervus vagus) dan cabang-
bronchus principalis sinister, atrium sinistrum cordis. cabang simpatik dari pars thoracica trunci sympathici.
DINDING ABDO|IIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 669

diaphragma

costa Xll

M. psoas

M. quadratus lumborum

M. transversus abdominis

M. iliacus

peritoneum
le ng ku n g-l e ng ku ng
intestinum tenue

colon ascendens

Kanan hilus renalis

fascia transversalis

capsula fibrosa renalis


A. lumbalis
lemak perirenal
fascia renalis M. psoas
lemak pararenal

lapisan anterior fascia


lumbalis corpus vertebrae
M. quadratus lumbalis ll

M. latissimus dorsi

lapisan tengah fascia

lapisan posterior
--i- processus spinosus
fascia lumbalis M. erector
spinalis
B

Gambar 19-30 Spatium retroperitoneale. A. Struktur-struktur yang terdapat pada dinding posterior abdomen di belakang
peritoneum. B. Potongan transversal dinding posterior abdomen, memperlihatkan struktur-struktur yang terdapat di dalam
spatium retroperitoneale, dilihat dari bawah.
670

oesophagus diaphragma

vesica biliaris .

flexura coli sinistra

flexura coli dextra

colon transversum
colon descendens

appendix vermiformis
colon sigmoideum

canalis analis

Gambar 19-31 Susunan umum viscera abdomen.

yang sedang berperistaltik akan berelaksasi sehingga makanan


dapat masuk ke gaster. Kontraksi tonik sphincter ini mencegah isi
Fungsi Oesophagus lambung mengalami regurgitasi ke dalam oesophagus.
Penutupan sphincter ini diatur oleh nervus vagus, dan
Oesophagus menyalurkan makanan dari pharynx ke dalam
aktifitas ini dapat meningkat oleh hormon gastrin dan menurun
gaster. Kontraksi bergelombang Iapisan otot disebut peristalsis,
oleh hormon sekretin, kolesistokinin, dan glukagon.
mendorong makanan ke depan.

GAMBARAN RADIOGRAFI
Sphincter Gastrooesophagicus OESOPHAGUS
Secara anatomi tidak terdapat sphincter pada ujung bawah
oesophagus. Namun, lapisan sirkular otot polos pada daerah ini
berperan secarafisiologis sebagai sebuah sphincter. Saat makanan Gambaran radiografi oesophagus dipelihatkan dalam Gambar 19-
berjalan turun melalui oesophagus, ujung otot dari oesophagus 34 dan 19-35.
DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUTI RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 671

lamina pretrachealis N. raryngeus recurrens

trachea M. sternocleidomastoideus
oesophagus M. sternohyoideus
M. sternothyroideus
glandula thyroidea
M. platysma
selubung carotis
M. omohyoideus
V jugularis
interna
M. longus cervicis
nodus lymphoideus
cervicalis profundi
A. carotis
communts
M. scalenus
N. vagus
anterior

TTUNCUS
sympathicus M. scalenus
medius

lamina
superficialis

pars
spinalis
nervi
accessorii

M. trapezius

M. levator scapulae
A. vertebralis
N. spinalis M. splenius capitis
ligamentum nuchae
M. semispinalis capitis

Gambar 19-32 Potongan melintang leher setinggi veftebra cervicalis VI"

I Gaster
Gaster dibagi dalam bagian-bagian berikut:
a Fundus: berbentuk kubal1 menonjol ke atas, dan terletak di
Gaster (lambung) merupakan bagian saluran Pencernaan yang sebelah kiri ostium cardiacum. Biasanya fundus penuh dengan
melebar terletak di bagian atas abdomen (Gambar 19-31). Secara udara.
kasar lambung berbentuk seperti huruf J (Gambar 19-36), dan a Colpus: terbentang dari ostium cardiacum sampai incisura
mempunyai dua lubang (ostium cardiacum dan ostium pyloricum) angularis (lekukan yang selalu ada pada bagian bawah
dan dua curvatuta (curvatura major dan curvatura minor), serta curvatura minor).
dua permukaan (facies anterior dan facies posterior). a Antrum pyloricum: terbentang dari incisura angularis sampai
pylorus (Gambar 19-36).
i Pylorus: merupakan bagian lambung yang berbentuk paling
tubular. Dinding ototnya yang tebal membentuk sphincter
pyloricus, dan rongga pylorus dinamakan canalis pyloricus
Fungsi Gaster (Gambar 19-36).
Gaster (lambung) berperan dalam proses penyimpanan dan
pencernaan makanan.
672. BAB 19

oesophagus ductus thoracicus

trachea N. recurrens laryngeus sinistra

A. subclavia sinistra
A. brachiocephalica
A. carotis communis sinistra
arcus aortae

bronchus principalis dexter bronchus principalis sinister

oesophagus

Gambar 19-33 Pars thoracicus oesophagus. Perhatikan


aorta descendens
posisi trachea dan aorta relatif terhadap oesophagus.
Perhatikan juga bronchus principalis sinister menyilang facies
anterior oesophagus di bawah arcus aortae,

Curvatura minor membenfuk pinggir kanan gaster dan


dihubungkan ke hepar oleh omentum minus (Gambar 1.9-27).
Sphincter Pyloricus Curvatura major jauh lebih panjang dari curvatura minor dan
terbentang dari kiri ostium cardiacum, melalui kubah fundus,
Sphincter pyloricus mengaturaliran isi gaster ke dalam duodenum.
Sphincter menerima serabut-serabut motorik dari sistem simpatik
dan sepanjang pinggir kiri gaster. Omentum (ligamentum)
gastrolienale terbentang dari bagian atas curvatura major sampai
dan serabut-serabut inhibisi dari nervus vagus, Selain itu, pylorus
ke lien (Gambar 19-24). Omentum majus terbentang dari bagian
dikendalikan oleh nervus setempat dan pengaruh hormon dari
bawah curvafura major sampai ke colon transversum (Gambar 19-
dinding gaster dan duodenum. Contoh, regangan gaster karena
21).
terisi akan merangsang plexus myentericus dan secara reflex
Oesophagus memasuki gaster di ostium cardiacum (Gambar
menimbulkan relaksasi sphinchter. Pengeluaran hormon gastrin
19-36). Walaupun secara anatomis tidak ada sphincter, tetapi
dari mukosa antrum pyloricum menstimulasi peristaltik di dinding
terdapat mekanisme fisiologis yang mencegah regurgitasi isi
gaster dan dengan demikian memulai pengosongan gaster. Di
lambung ke dalam oesophagus (lihat halaman6T0).
duodenum, adanya isi gaster menstimulasi reflex intestinum
Ostium pylolicum dibentuk oleh canalis pyloricus (Gambar
setempat, yang menghambat relaksasi sphincter. Adanya lemak
19-36). Tunica muscularis statum circulare yang meliputi gaster
di dalam duodenum menimbulkan pelepasan hormon, seperti
jauh lebih tebal di daerah ini dan membentuk sphincter pylorium
kolesistokinin dari dinding duodenum dan jejunum, yang
secara anatomis dan fisiologis.
menghambat motilitas gaster dan dengan demikian memper-
lambat pengosongan isi gaster ke duodenum.
DINDING ABDOMEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUfuI RETROPERITONEALE, DAN TRAC^TUS DIGESTIVUS

C'
B
re
T6
B"

&!
Wlll

ffi.

lillr

Gambar 19-34 Radiografi lateral kiri dada seorang laki-laki dewasa normal setelah menelan barium.
674 BAB 19

irachea

bronchus
principalis dexter

bronchus
principalis sinister

mediastinum
anterius

columna radix pulmonis


vertebralis

ventrikel sinister

barium di dalam
oesophagus atrium sinistrum

mediastinum
----Cf-.j
posterior
V. cava inferior
hepar
udara di dalam
fundus

diaphragma

TECESSUS
costodiaphragmaticus sinar-X

Gambar 19-35 Gambaran utama yang dapat ditemukan pada radiografi lateral kiri dada pada Gambar 19-34. Perhatikan
posisi pasien terhadap sumber sinar-X dan kaset film.

Batas-Batas Gaster bagian atas ren sinister, dan mesocolon transversum (Gambar
19-38).
Ke anterior: Arcus costalis sinister, dinding anterior abdomen,
diaphragm, pleura sinistra, basis pulmonis sinistrae, peri- Pendarahan
cardium, lobus quadratus dan lobus hepatis sinister (Gambar
19-37). Arteri
Ke posterior: Omenfum minus, pancreas (corpus dan cauda), Arteria gastrica dextra dan sinistra mendarahi curvatura minor.
arteria lienalis, diaphragm4 glandula suprarenalis sinistra, Arteria gastroepiploica dextra dan sinistra mendarahi curvatura
DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 675

tunica muscularis stratum longitudinale


fundus

curvatura
'//,,////1/#
ostium cardiacum rnalor
-.-.< :. -'-'r.-,12' l,/l
curvatura minor
incisura angularis

--=-
pylorus

tunica muscularis stratum circulare


antrum

oesophag

ostium
cardiacum

duodenum

ostium pyloricum

canalis pyloricus
Plica longitudinalis lapisan mukosa gaster
sphincter pylorrcus

Gambar 19-36 Gaster, memperlihatkan bagian-bagiannya, tunica muscularis, dan tunica mucosa yang melapisinya. Perhatikan
beftambah tebalnya stratum circulare pada tunica muscularis yang membentuk musculus sphincter pyloricus.

major. Arteriae gastricae breves berasal dari arteria lienalis dextrl, serta nodi gastrici breves. Semua cairan limfe dari gaster
mendarahi fundus (Gamb ar 79-39). akhirnya berjalan ke nodi coeliaci (Gambar 19-40).

Vena Persarafan
Vena-vena mengalirkan darah ke dalam sirkulasi portal. Vena Persarafan serabut simpatik berasal dari plexus coeliacus, dan
gastrica dextra dan sinistra bermuara ke vena porta. Vena gastrica serabut parasimpatik dari nervi vagi (Cambar 19-41).
brevis dan vena gastroepiploica sinistra bermuara ke dalam vena
1iena1is, dan vena gastroepiploica dextra bermuara ke dalam vena
Penampang Anatomi Abdomen
mesenterica superior.

Untuk membantu menginterpretasikan CT scan abdomer;


Aliran Limfe pelajarilah penampang abdomen yang diberi label pada Gambar
Pembuluh-pembuluh limfe mengikuti perjalanan arteri menuju ke 79-42 dan 19-43. Penampang-penampang difoto pada facies
nodi gastrici sinistri dan dextri, nodi gastroepiploici sinistri dan inferior.
676 BAB 19

A. V. gastroepiploicae

ligamentum falciforme
hepatis
vesica biliaris

omentum majus

Gambar 19-37 Organ-organ abdomen in situ. Perhatikan bahwa omentum majus tergantung di depan intestinum tenue dan
intestinum crassum.

centrum tendineum diaphragmatis

A. phrenica

V. cava inferior

glandula suprarenalis dextra

V porta

ren dexter

$trn};
ductus choledochus
A. hepatica pancreas
A. lienalis

colon descendens

colon ascendens colon transversum


A. pancreaticoduodenalis superior

Gambar 19-38 Strukturstruktur yang terdapat pada dinding poster;or abdomen di belakang gaster,
DINDING ABDOAAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIT RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 677

rami oesoohaoea
' . hiatus oesophagus diaphragmatis
A. gastricae breves
A. gastrica dextra

A. gastrica sinistra

aorta
A. coeliaca

__.45
,
, d

A. gastroepiploica sinistra

A. gastroepiploica dextra
A. pancreaticoduodenale superior

Gambar 19-39 Arteri-arteri yang mendarahi gaster. Perhatikan bahwa semua arteri berasal dari cabang-cabang truncus
coeliacus.

cairan limfe dari sepertiga bawah oesophagus

nodi gastrici breves

nodi gastrici sinistri -----o


nodi gastrici dextri

,/u
'r'
nodi coeliaci

nodi hepatici

nodi gastroduode

\@'
nodi gastroepiploici dextri

Gambar 19-40 Aliran limfe gaster. Perhatikan bahwa semua limfe akhirnya berjalan melalui nodi coeliaci.
678 BAB 19

truncus vagalis anterior

Gambar 19-41 Distribusi truncus vagalis anterior dan posterior di dalam abdomen. Perhatikan bahwa ramus coeliacus trunci
vagalis posterioris didistribusikan bersama dengan saraf simpatik ke bawah sampai sejauh flexura colica sinistra,

Duodenum dapat dibagi dalam empat bagian:


GAMBARAN RADIOGRAFI Bagian pertama berjalan ke atas dan belakang pada planum
GASTER transpyloricum setinggi vertebra lumbalis I (Gambar 19-48).
Bagian kedua berjalan vertikai ke bawah (Gambar 19-48).
Ductus choledochus dan ductus pancreaticus major menembus
Gambaran radiografik gaster diperlihatkan pada Gambar 19-45 dinding medial kira-kira setengah bagian bawah, dan kedua
dan19-46. Lihat Gambar 19-44 untuk CT-scan. ductus ini bergabung membentuk ampula yang bermuara
ke duodenum pada papilla duodeni major (Gambar 19-49).
Ductus pancreaticus accessorius (jika ada) bermuara ke dalam
I lntestinum Tenue duodenum pada papilla duodeni minor, sekitar 0.75 inci ( 1.9
Intestinum tenue terbentang dari pylorus gastricus sampaijunctura cmldi atas papilla duodeni major.
ileocaecalis (Gambar 19-31). Intestinum tenue dapat dibagi dalam
Bagian ketiga berjalan horizontal di depan columna verte-
tiga bagian: duodenum, jejunum, dan i1eum. bralis. Radix mesenterii intestinum tenue dan vasa mesenterica
superior menyilang bagian ini di anterior (Gambar 19-48).
Bagian keempat berjalan ke atas dan ke kiri ke flexura duo-
denojejunalis. Flexura ini difiksasi oleh ligamentum Treitz,
yang melekat pada crus dextrum diaphragmaticum.

Fungsi lntestinurn Tenue


Batas-Batas
Sebagian besar proses pencernaan dan penyerapan rnakanan
terjadi di dalam intestinum tenue.
Bagian pertama: Ke anterior: Lobus quadratus hepatis,
vesica biliaris (Gambar 19-50). Ke posterior: bursa omentalis
(hanya satu inci pertama), arteria gastroduodenalis, ductus
choledochus, vena porta, dan vena cava inferior (Gambar 19-
48).
Duodenum Bagian kedua: Ke anterior: fundus vesica biliaris (Gambar
Duodenum merupakan saluranberbentukhuruf C denganpanjang 19-50), lobus hepatis dexter, colon transversum, lengkung
sekitar 10 inci (25 cm) yang melengkung di sekitar caput pancreatis intestinum tenue. Ke posterior: hilum renale dextrum (Gambar
(Gambar 19-47). Duodenum mulai di sphincter pyloricus gastrici, 19-48). Ke medial: caput pancreatis, ductus choledochus, dan
dan berakhir dengan berlanjut sebagai jejunum. Baglan pertama ductus pancreaticus (Gambar 79-47 dan79-48).
duodenum mempunyai omentum minus yang melekat pada Bagian ketiga: Ke anterior: Radix mesenterii intestinum tenue,
pinggir atasnya dan omentum majus yang melekat pada pinggir vasa mesenterica superior, lengkung jejunum (Gambar 19-
bawahnya. Sisa duodenum lainnya terletak retroperitoneal. 48). Ke posterior: ureter dexter, vena cava inferior, dan aorta
DINDING ABDOI,AEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUTA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 679

anterior

Gambar L9-42 A, Penampang melintang abdomen setinggi corpus veftebrae thoracica Xi, dilihat dari bawah. Perhatikan
bahwa ukuran cavitas pleuralis yang besar disebabkan oleh proses pengawetan. B. Penampang abdomen setinggi corpus
vertebrae lumbalis II, dilihat dari bawah.
680-

Gambar 19-43 Penampang melintang abdomen setinggi corpus vertebra lumbalis III, dilihat dari bawah.

vesica biliaris

lobus hepatis
dexter

dextra sinistra

ureter

V. cava inferior
colon
descendens

ren dexier ren sinister

canalis vertebralis vertebra lumbalis ll M. psoas

Gambar 19-44 CT-Scan abdomen setinggi vertebra lumbalis II setelah pielografi intravena. Bahan radioopak dapat dilihat
pada pelvis renalis dan ureter. Penampang dilihat dari bawah.
DINDING ABDO/TEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIIJIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 681

Gambar 19-45 Radiografi anteroposterior gaster dan intestinum tenue dengan barium meal.
682

diaphiagma

pars pylorus

antrum
pyloricum

flexura
duodenojejunalis
(
v barium di dalam jejunum

bagian lll
duodenum
v
mr- #\

Gambar 19-46 Diagram struKur utama yang terlihat pada radiografi anteroposterior pada Gambar 19-45.

(Gambar 19-48). Ke superior: caput pancreatis (Gambar 19- pancreaticoduodenalis inferior, sebuah cabang dari arteria
47). mesenterica superior (Gambar 19-47).
Bagian keempat: Ke anterior: Permulaan radix mesenterii,
lengkung jejunum. Ke posterior: pinggir kiri aorta (Gambar Vena
- 1,9-48).
Vena pancreaticoduodenalis superior bermuara ke vena porta;
vena pancreaticoduodenalis inferior bermuara ke vena mesen-
terica superior.
Pendarahan
Aliran Limfe
Arteri Pembuluh-pembuluh limfe bermuara ke atas via nodi pancrea-
Setengah bagian atas duodenum didarahi oleh arteria pan- ticoduodenales ke nodi gastroduodenales dan nodi coeliaci.
creaticoduodenalis superior, sebuah cabang dari arteria gastro- Bermuara ke bawah melalui nodi pancreaticoduodenales ke nodi
duodenalis. Setengah bagian bawah didarahi oleh arteria mesenterici superiores.
DINDING ABDOI,AEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUM RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 683

glandula suprarenalis
collum pancreatis A. lienalis

cauda pancreatis
vena cava inferior
vena porta
flexura coli sinistra

ductus choledochus
A. pancreaticoduodenalis
superior
flexura coli corpus pancreatis
dextra
V. testicularis sinistra

A. pancreaticoduodenalis V. mesenterica inferior


inferior

A. mesenterica superior
caput pancreatis I
V. mesenterica superior

Gambar 19-47 Pancreas dan hubungan anterior ginjal

V. cava inferior
A. hepatica
V. porta
diaphragma glandulasuprarenalis

ductus choledochus

ren dexter

flexura
V. renalis sinistra
coli dextra

A. mesenterica superior

V. mesenterica inferior

A. testicularis sinistra

ureter sinister
l\4. psoas

A. testicularis dextra

ureter dexter .l'r A. mesenterica inferior


aorta abdominalis

Gambar 19-48 Hubungan posterior duodenum dan pancreas. Angka menunjukkan empat bagian duodenum.
684 BAB 19

membrana mucosa yang halus

plicae circulares

papilla duodeni major

Gambar 19-49 Muara ductus choledochus, ductus pancreaticus major; dan ductus pancreaticus accessoriuske dalam bagian
kedua duodenum. Perhatikan permukaan yang halus pada bagian peftama duodenum, plicae circulares bagian kedua, dan
papilla duodeni major.

ductus hepaticus dexter

ductus hepaticus communis

ductus cysticus

ductus choledochus

vesica brliaris

ductus pancreaticus accessorius

ductus pancreaticus major

colon transversum

\
bagian kedua duodenum
I

Gambar 19-50 Ductus choledochus dan vesica biliaris. Perhatikan hubungan vesica biliaris dengan colon transversum dan
duodenum.
DINDING ABDOIIIEN, CAVTTAS PER|TONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 685

Persarafan
abdomen oleh lipatan peritoneum yang berbentuk kipas disebut
mesenterium intestinum tenue (Gambar 19-52).
Duodenum mendapat persarafan simpatik dan parasimpatik
(vagus) melalui plexus coeliacus dan plexus mesentericus
Batas-Batas
superior.
Ke Anterior: Dinding anterior abdomen dan omentum majus,
yang biasanya menutup bagian atas lengkung (Gambar 19-
53).
GAMBARAN RADIOGRAFI Ke Posterior: Dinding posterior abdomen dan struktur-
DUODENUM struktur retroperitoneal.

Pendarahan

Gambaran radiografi duodenum diperlihatkan dalam Gambar 19- Arteri


45, 19-46, dan 19-51
Cabang-cabang arteria mesenterica superior (Gambar 19-54).

Jejunum dan lleum Vena

Jejunum panjangnya sekitar 8 kaki (2.5 meter) dan ileum panjang- Vena-vena mengalirkan darahnya ke vena mesenterica superior.
nya sekitar 12 kaki (3.6 meter). Jejunum mulai dari junctura
duodenojejunalis (Gambar 19-31 dan 19-52) di bagian atas cavitas Aliran Limfe
abdominalis dan di kiri garis tengah. Jejunum lebih lebar dalam
Pembuluh limfe berjalan ke nodi mesenterici melalui nodi
diameter, dinding lebih tebal, dan wama lebih merah (lebih banyak
perantara.
pembuluh darah) dibandingkan dengan ileum.
Lengkung-lengkung ileum menempati bagian kanan bawah
Persarafan
cavitas abdominalis (Gambar 19-53) dan cenderung tergantung ke
dalam peivis. Ileum berakhir pada junctura ileocaecalis. Lengkung- Serabut-serabut saraf simpatik dan nervus vagus berasal dari
lengkung jejunum dan ileum digantungkan dari dinding posterior plexus mesentericus superior.

Gambar 19-51 Radiografi anteroposterior duodenum dengan barium meal.


686 BAB 19

flexura duodenojejunalis

radix mesenterii

Gambar 19-52 Perlekatan radix mesenterii


pada dinding posterior abdomen. Perhatikan
bahwa perlekatan ini terbentang dari flexura
duodenojejunalis pada sisi kiri aorta, berjalan
turun dan ke kanan sampai ju nctura
ileocolica. Afteria mesenterica superior
terletak di dalam radix mesenterii.

colon transversum

colon descendens

Gambar 19-53 Isi abdomen setelah


omentum majus dilipat ke atas. Lengkung
intestinum tenue menempati bagian
tengah cavitas abdominalis, sedangkan
colon ascendens, colon transversum, colon
descendens terletak di pinggir.
DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 687

A- colica media
colon transversum
mesocolon transversum

A. pancreaticoduodenalis

A. mesenterica superior

A. colica dextra
I
A. ileocolica
I
colon ascendens -
I
A. caecalis anterior
I
I
I
A. caecalis posterior

appendix
vermiformis

A. appendicularis

Gambar 19-54 Arteria mesenterica superior dan cabang-cabangnya. Perhatikan bahwa arteri ini mendarahi usus dari setengah
bagian bawah bagian kedua duodenum sampai dengan dua pertiga distal colon transversum (panah).

Mesenterium I ntestinum Tenue Lengkung-lengkung jejunum terletak pada bagian atas cavitas
peritonealis di bawah sisi kiri mesocolon transversum; ileum
Lengkung jejunum dan ileum bergerak bebas dan dilekatkan ke terletak pada bagian bawah cavitas peritonealis dan pelvis
dinding posterior abdomen dengan perantaraan lipatanperitoneum (Gambar 19-53).
yangberbentukkipas dandikenal sebagai mesenterium intestinum ]ejunum lebih lebar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah
tenue (Gambar 19-52). Pinggir bebas panjang mesenterium dilekat- daripada ileum. Dinding jejunum terasa lebih teba1, karena
kan ke intestinum tenue yang bebas bergerak. Radix mesenterii lipatan mucosa permanery plicae circulares lebih besar, lebih
yang terfiksasi dan pendek melekat ke peritoneum parietale pada banyak, dan tersusun lebih rapat pada jejunum; sedangkan
dinding posterior abdomen di sepanjang garis yang berjalan pada bagian atas ileum plicae clrculars lebih kecil dan lebih
ke bawah dan ke kanan sisi kiri vertebra lumbalis II ke daerah jarang dan di bagian bawah ileum tidak ada plicae circulares
articulatio sacroiliaca dextra. Radix mesenterii ini memungkinkan (Gambar 19-55).
keluar dan masuknya cabang-cabang arteria dan vena mesenterica Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior
superior, pembuluh limfe, dan nervus ke dalam mesenterium. abdomen di atas dan kiri aorta, sedangkan mesenterium ileum
melekat di bawah dan kanan aorta.
Perbedaan Eksterna Antara Jejunum dan lleum Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk
satu atau dua arkade dengan cabang-cabang yang panjang dan
Pada orang hidup, jejunum dapat dibedakan dari ileum ber-
jarang yang berjalan ke dinding usus halus. Ileum menerima
dasarkan gambaran berikut ini:
688 BAB 19

dinding tebal

plicae circulares

dinding tipis

plaque Peyeri

membrana mucosa yang halus

Gambar 19-55 Beberapa perbedaan eksternal dan internal antara jejunum dan ileum.

banyak pembuluh darah yang pendek, yang berasal dari tiga


lntestinum Crassum
atau empat atau lebih arkade (Gambar 19-55).
Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat Intestinum crassum terbentang dari ileum sampai anus (Gambar
radix dan lemak jarang ditemukan dekat dinding jejunum. 19-31). Intestinum crassum dapat dibagi dalam caecum, appendix,
Pada ujung mesenterium ileum, lemak disimpan di seluruh colon ascendens, colon transversum, colon descendens, dan colon
bagian, sehingga lemak ditemukan dari radix sampai dinding sigmoideum; rectum dan canalis analis.
ileum (Gambar 19-55).
Kelompok jaringan limfoid (plaque Peyeri) terdapat pada
mukosa ileum bagian bawah sepanjang pinggir antimesen-
terica (Gambar 19-55). Pada orang hidup kelompok jaringan
Fungsi lntestinum Grassum
limfoid ini dapat dilihat pada dinding ileum dari luar.
Fungsi utama intestinum crassum termasuk mengabsorbsi air,
produksi vitamin tertentu, menyimpan bahan makanan yang tidak
dicernakan, dan membentuk dan mengeluarkan feces dari tubuh.

GAMBARAN RADIOGRAFI
JEJUNUM DAN ILEUM Caecum
Caecum adalah kantong buntu yang terletak pada fossa iliaca
Gambaran radiografi jejunum dan ileum diperlihatkan dalam dextra dan seluruhnya diliputi oleh peritoneum (Gambar 19-57).
Gambar 19-56. Pada pertemuan antara caecum dengan colon ascendens, pada
D/NDING ABDOA4EN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 689

Gambar 19-56 Radiografi anteroposterior intestinum tenue dengan barium meal.

sisi kiri tempat ini bergabung dengan bagian terminal ileum. Veno
Appendix vermiformls dilekatkan ke permukaan posteromedial
caecum (Gambar 19-58). Pembuluh vena bermuara ke vena mesenterica superior

Batas-Batas
Ke Anterior: Dinding anterior abdomen di regio i1laca dextra, Aliran Limfe
dan lengkung intestinum tenue.
Pembuluh-pembuluh limfe bermuara ke nodi mesenterici dan
Ke Posterior: Musculus iliopsoas (Gambar 19-59).
nodi mesenterici superiores.
Pendarahan

Arteri Persarafan
Arteria caecalis anterior dan posterior dari arteria ileocolica
(Gambar 19-58), yang merupakan sebuah cabang dari arteria Saraf simpatik dan nervus vagus, melalui plexus mesentericus
mesenterica superior. superior menyarafi caecum.
690 BAB 19

ren sinister
pancreas
V. cava inferior ligamentum phrenicocolicum

ren dexter
flexura coli sinistra
duodenum

flexura coli dextra

colon ascendens A. mesenterica superior


appendices epiploicae

taenia coli
M. psoas
caecum
M. iliacus

N. cutaneus
femoris lateralis

N. femoralis
appendix vermiformis
Gambar 19-57 Cavitas abdominalis
memperlihatkan pars terminalis ileum, caecum,
appendix, colon ascendens, flexura coli dextra,
flexura coli sinistra, dan colon descendens.
Perhatikan taenia coli dan appendices
epiploicae,

2 A. ileocolica
\
appendices epiploicae

valvula ileocaecalis
A. caecalis posterior

ileum
frenulum valvulae
nodi lymphatici

mesoappendix

A. appendicularis

Gambar 19-58 Caecum dan appendix


orificium appendix vermiformis. Perhatikan bahwa aderia
appendix vermiformis appendicularis merupakan cabang afteria
lipatan tldak bervaskularisasi caecalis posterior. Pinggir mesoappendix
caecum dipotong untuk memperlihatkan lapisan-
A. caecalis anterior
lipatan vascular lapisan peritoneum.
DIND/NG ABDOhIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 691

aorta
diaphragma

costa Xll
A. V. N. subcostalis

M. psoas

M. quadratus lumborum
N. iliohypogastricus
M. transversus abdominis

N. ilioinguinalis

N. genitofemoralis
colon descendens

A. testicularis

M. iliacus

A. iliaca externa

N. femoralis

Gambar 19-59 Dinding posterior abdomen memperlihatkan hubungan posterior ginjal dan colon.

Valvula lleocaecalis
GAMBARAN RADIOGRAFI
Valvula ileocaecalis merupakan struktur rudimenter, terdiri dari
dua lipatan horizontal membrana mucosa yang menonjol di sekitar CAECUM
lubang ileum (Gambar 19-58).
Gambaran radiografi caecum diperlihatkan dalam Gambar 19-60.

AppendixVermiformis
Appendix vermiformis (Gambar 19-57 dan 19-58) adalah organ
Fungsi Valvula lleocaecalis sempi! berbentuk tabung yang mempunyai otot dan mengandung
Vaivuia ileocaecalis berperan kecil atau tidak ada pada pencegahari banyak jaringan limfoid di dalam dindingnya. Appendix melekat
refluks dari isi caecurn ke daiam ileurli. Plicae airculare pada u,iung pada permukaan posteromedial caecum, sekitar 1 inci (2,5 cm)
akhir iieum isphincter ileocaecali$) tierperan sebagai sph;ilctef di bawah junctura ileocaecalis. Appendix vermiformis diliputi
dan mengatur aliran isi dari ilerim ke dalam coion. Tonus otot seluruhnya oleh peritoneum, yang melekat pada mesenterium
polos secara reflek$ akan meningkat apabila caecum ri3l3m intestinum tenue oleh mesenteriumnya sendiri yang pendek
keadaan teregang. Hornrorl gastrift yang dihasilK?n oleh gaster, disebut mesoappendix. Mesoappendix berisi arteria dan vena
menyebabkan relaksas! darr tonds otot iIr;. appendicularis dan nervus (Gambar 19-58).
692 BAB 19

f11

Ta2

tabung enema
di dalam rectum
--
Gambar 19-60 Radiografi anteroposterior intestinum crassum setelah barium enema.

Appendix vermiformis terletak di fossa iliaca dextra, dan dalam Vena


hubungannya dengan dinding anterior abdomen, pangkalnya Vena mengalirkan darahnya ke vena caecalis posterior.
terletak sepertiga ke atas di garis yang menghubungkan spina
iliaca anterior superior dan umbilicus (titik McBurney). Di dalam
abdomen, dasar appendix vermiformis mudah ditemukan dengan Aliran Limfe
mencari taenia coli caecum dan mengikutinya sampai appendix Pembuluh limfe mengalirkan cairan limfe mesoappendix dan
vermiformis, di mana taenia ini bersatu membentuk tunica akhirnya bermuara ke nodi mesenterici superiores.
muscularis longitudinalis yang lengkap.

Persarafan
Pendarahan
Appendix disarafi oleh saraf simpatik dan nervus vagus dari plexus
Arteri mesentericus superior. Serabut saraf aferen yang menghantarkan
Arteria appendicularis merupakan cabang dari arteria caecalis rasa nyeri visceral dari appendix berjalan bersama saraf simpatik
posterior (Gambar 19-58). dan masuk ke medula spinalis setinggi vertebra thoracica X.
DIND/NG ABDOIIIEN, CAVTTAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 693

Colon Ascendens Aliran Limfe


Colon ascendens panjangnya sekitar 5 inci (13 cm) dan terbentang Cairan limfe dari dua pertiga proksimal colon transversum
ke atas dari caecum sampai permukaan inJerior lobus hepatis dexter dialirkan ke nodi colici dan nodi mesenterici superiores. Dari
(Gambar 19-31 dan 19-57).Di sini, colon ascendens membelok ke sepertiga distal colon transversum dialirkan ke dalam nodi colici
kiri (membentuk flexura coli dextra) dan melanjutkan diri setragai dan kemudian ke dalam nodi mesenterici inferiores.
colon transversum. Peritoneum meliputi pinggir depan dan
Persarafan
samping colon ascendens dan menghubungkannya ke dinding
posterior abdomen. Colon ascendens berhubungan ke posterior Dua pertiga proksimal disarafi oleh saraf simpatik dan nervus
dengan musculus iliacus, musculus quadratus lumbroum, dan vagus melalui plexus mesentericus superior. Sepertiga distal
pinggir bawah ren dexter (Gambar 19-59). disarafi oleh saraf simpatik dan parasimpatik nervi splanchnici
pelvici melalui plexus mesentericus inferior.
Pendarahan
Arteri Colon Descendens
Colon ascendens didarahi oleh arteria ileocolica dan arteria colica Colon descendens panjangnya sekitar 10 inci (25 cm) dan berjalan
dextra yang merupakan cabang-cabang dari arteria mesenterica ke bawah dari flexura coli sinistra sampai pintu masuk pelvis, di
superior (Gambar 19-54). sini colon melanjutkan diri sebagai colon sigmoideum. (Gambar
19-31). Peritoneum meliputi permukaan depan dan sisi-sisinya
Veno dan menghubungkannya dengan dinding posterior abdomen.
Pembuluh vena bennuara ke vena mesenterica superior. Colon descendens berhubungan ke posterior dengan ren sinister,
musculus quadratus lumborum, dan musculus iliacus (Gambar
79-59).
Aliran Limfe
Pembuluh limfe bermuara ke nodi colici dan mesenterici
Pendarahan
superiores.
Arteri
Persarafan Arteria colica sinistra dan arteriae sigmoideae merupakan cabang-
Saraf simpatik dan nervus vagus dari plexus mesentericus superior cabang arteria mesenterica inferior (Gambar 19-61) mendarahi
menyarafi colon ascendens. colon descendens.

Vena
Colon Transversum Pembuluh vena mengalirkan darahnya ke vena mesenterica
Colon transversum panjangnya sekitar 15 inci (38 cm) clan inferior.
berjalan menyilang abdomen, menempati regio umbilicalis
Aliran Limfe
dan hypogastricus (Gambar 19-31). Colon transversum mulai
dari flexura colica dextra di bawah lobus hepatis dexter dan Cairan limfe dialirkan ke nodi colici dan nodi mesenterici
tergantung ke bawah oleh mesocolon transversum dari pancreas. inferiores
Kemudian colon transversum berjalan ke atas sampai flexura
Penarafan
coli sinistra di bawah lien. Flexura coli sinistra lebih tinggi dari
flexura coli dextra dan dijaga dalam posisinya oleh ligamenfum Saraf simpatik dan parasimpatik nervi splanchnici pelvici melalui
phrenicocolicum. Mesocolon ttansversum (atau mesenterium plexus mesentericus inferior menyarafi colon descendens.
colon transversum) dilekatkan ke pinggir atas colon transversum
dan menggantungkannya dari pancreas (Gambar 19-21). Lapisan Colon Sigmoideum
posterior omentum majus dilekatkan ke pinggir inferior.
Colon sigmoideum panjangnya 10-15 inci (25-38 cm) dan mulai
sebagai lanjutan dari colon descendens yang terletak di depan
Pendarahan
pintu atas panggul (Gambar 19-31). Di bawah, colon sigmoideum
Arteri berlanjut sebagai rectum, yang terletak di depan vertebra sacralis
Bagian dua pertiga proksimal colon transversum didarahi ketiga. Colon sigmoideum tergantung ke bawah masuk ke dalam
oleh arteria colica media (Gambar 19-54), cabang dari arteria cavitas pelvis dalam bentuk lengkung dan dihubungkan dengan
mesenterica superior. Sepertiga distal didarahi oleh arteria colica dinding posterior pelvis oleh mesocolon sigmoideum yang
sinistra, yang merupakan cabang dari arteria mesenterica inferior berbentuk seperti kipas. (Gambar 19-62).
(Gambar 19-61).
Pendarahan
Vena Arteri
Pembuluh vena mengalirkan darahnya ke vena mesenterica Arteriae sigmoideae merupakan cabang dari arteria mesenterica
superior dan vena mesenterica inferior. inferior (Gambar 19-61) mendarahi colon sigmoideum.
694 BAB 19

mesocolon transversum

colon transversum

t
I
A. mesenterica superior
/

I
pancreas

duodenum
ffir%$
A. marginalis

colon ascendens

appendix
jr'
vermiformis

A. recialis superior

Gambar 19-61 Arteria mesenterica inferior dan cabang-cabangnya. Perhatikan bahwa aderi ini mendarahi intestestinum
crassum dari sepertiga distal colon transversum ke bawah sampai setengah canalis analis. Afteri ini beranastomosis dengan
afteria colica media, cabang dari afteria mesenterica superior (panah).

Veno depan ujung coccygis dengan menembus diaphragma peivis dan

Pembuluh vena bermuara ke vena mesenterica inferior.


melanjutkan diri sebagai canalis analis. Bagian bawah rectum
melebar membentuk ampulla recti (Gambar 19-63). Perltoneum
Aliran Limfe hanya meliputi permukaan duapertiga bagian atas rectum. Taenia

Limfe dialirkan ke nodi colici dan mesenterici inferiores. coli colon sigmoideum bersatu, dengan demikian serabut-serabut
longitudinal membentuk pita lebar pada permukaan anterior dan
Persarafan posterior rectum. Tunica mucosa rectum bersama dengan stratum
Saraf simpatik dan parasimpatik melalui piexus hypogastricus
circulare membentuk tiga lipatan semicircularis; dua terdapat
pada sisi kiri dinding rectum, dan satu pada sisi kanan. Lipatan-
inferior menyarafi colon sigmoideum.
lipatan ini dinamakan plicae transversales recti (Gambar 19-63).
Rectum
Rectum panjangnya sekitar 5 inci (13 cm) dan mulai di depan Batas-Batas
vertebra sacralis ketiga sebagai lanjutan dari colon sigmoideum Ke anterior pada laki-laki: excavatio rectovesicalis, colon
(Gambar 79-62, 79-63, dan 19-64). Rectum berjalan ke bawah sigmoideum, lengkung ileum, vesica urinaria, ductus deferens,
mengikuti lengkung sacrum dan coccygis, dan berakhir di vesicula seminalis, dan prostat (Gambar 19-64).
DINDING ABDOMEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATlUlvl RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 695

V cava inferior aorta


ureter sinister

A. V. iliaca communis sinistra

A. V. iliaca externa 'al


tempat lekat mesocolon
sigmoideum

N. femoralis

M. psoas

A. V N. obturatorius

\
', l
ureter dexter
!

fascia M. levator ani


ampulla recti
M. obturator externus
pinggir peritoneum
membrana obturatoria yang dipotong

M. obturator internus

fascia M. obturator internus plica transversa


rectum

M. levator ani
A. V. pudenda interna
dan N. pudendus

fossa ischiorectalis
#:l
JL A. V. N. rectalis inferior

M. puborectalis

M. sphincter ani internus


M. sphincter ani externus canalis analis

Gambar 19-62 Potongan coronal pelvis.

Ke anterior pada perempuan: excavatio rectouterina (cavum (Gambar 19-61); arteria rectalis media, cabang arteria iliaca interna,
Douglasi), vagina (Gambar 19-65). mendarahi tunica muscularis; arteria rectalis inferior, cabang
Posterior: Sacrum, coccygis, musculus piriformis dan arteria pudenda interna mendarahi tunica muscularis (Gambar
coccygeus, musculi levatores ani, plexus sacralis, truncus 19-63).
sympathicus.
Veno
Pendarahan
Vena rectalis superior mengalirkan darahnya ke vena mesenterica
Arteri inferior dan ikut dalam sirkulasi portal. Vena rectalis media dan
Arteria rectalis superior adalah cabang arteda mesenterica inferior vena rectalis inferior masing-masing bermuara ke vena iliaca
yang merupakan arteri utama dan mendarahi tunica mucosa interna dan vena pudenda interna. Anastomosis di antara vena-
696 BAB 19

mucosa rectum

tunica circularis internus

peritoneum
M. longitudinalis externus

plica transversa
media rectum
plica transversa
recti superior dan
lvl. obturator internus
inferior
fascia obturator
internus

membrana obturatoria ampulla recti

M. levator ani collumna analis

M. puborectalis A. V. pudenda rnterna

N. pudendus
M. longitudinalis
externus A- V. N. rectalis
inferior
M. sphincter ani
internus

M. sphincter ani externus canalis analis

lemak di dalam fossa ischiorectalis

Gambar 19-63 Potongan coronal melalui pelvis, memperlihatkan rectum dan diaphragma pelvis.

vena rectalis merupakan anastomosis portal-sistemik yang Ke anterior pada lakilaki: corpus perineale, diaphragma
pentlng. urogenitale, urethra pars membranacea, dan bulbus penis.
Ke anterior pada perempuan: corpus perineale, diaphragma
Aliran Limfe urogenltale, dan bagian bawah vagina (Gambar 19-65).
Limfe rectum dialirkan ke nodl pararectales dan kemudian ke atas Ke lateral: fossa ischiorectalis yang berisi lemak (Gambar 19-
ke nodi mesenterici inferiores. Sebagian pembuluh limfe berjalan 66).
ke nodi iliaci interni-
Tunica mucosa setengah bagian atas canalis analis memper-
Persarafan lihatkan lipatanJipatan vertikal yang dinamakan columnae
anales (Gambar 19-66 dan 19-67). Columnae ini dihubungkan satu
Saraf-saraf simpatik dan parasimpatik nervi sphlanchnici melalui
dengan yang lain pada ujung bawahnya oleh plica semilunaris
plexus hypogastricus inferior.
kecil yang dinamakan valvulae anales. Tunica mucosa setengah
bagian bawah canalis analis halus dan bergabung dengan kulit
Canalis Analis
anus. Linea pectinata menunjukkan 1evel di mana setengah
Canalis analis panjangnya sekitar 1,5 inci (4cm) dan berjalan bagian atas canalis analis bertemu dengan setengah bagian bawah
ke bawah dan belakang dari ampulla recti untuk membuka ke (Gambar 79-67).
permukaan anus (Gambar 19-64 dan 19-65). Kecuali saat defekasi, Tunica muscularis seperti bagian lain di tractus digestivus
dinding lateral canalis analis dipertahankan saling berdekatan terbagi atas stratum longitudinale di sebelah luar dan stratum
dengan musculus levator ani dan musculus sphincter ani. circulare di sebelah dalam (Gambar 79-66 dan 19-67). Tunica
muscularis tebal pada ujung atas canalis membentuk musculus
Batas-Batas sphincter ani internus yang involunter. Di sekitar otot polos
Ke posterior: corpus anococcygeum, os coccygis (Gambar 19- sphincter ani terdapat otot lurik yang melingkar disebut musculus
64). sphincter ani externus yang volunter. Musculus sphincter
DINDING ABDOIqIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 697

excavatio rectovesicalis

peritoneum

rectum

vesrca \
urinaria vesicula seminalis
\
ligamentum . ductus ejaculatorius
puboprostaticum

I
prostat \ I
corpus anococcygeale
I
diaphragma urogenitalis M. sphincter ani,externus

, I anus
canalis analis
corpus perineale

muara ductus
ke urethra pars prostatica
fascia superficialis lamina membranosa
lu

Gambar 19-64 Potongan sagital pelvis laki-laki.

ani externus dibagi dalam tiga bagian: pars subcutaneus, Pars Veno
superficialis, dan pars profundus. Tempat lekat bagian-bagian ini Setengah bagian atas dialirkan oleh vena rectalis superior ke vena
d ijelaskan dalam Tabel 19-2. mesenterica inferior; setengah bagian bawah dialirkan oleh vena
Serabut puborectalis musculus levator ani membentuk sebuah rectalis inferior ke sirkulasi sistemik (Gambar 19-68). Anastomosis
lengkung, yang di anterior melekat pada kedua os pubis. Lengkung di antara vena-vena rectalis membentuk anastomosis portal-
ini berjalan ke belakang di sekeliling junctura anorectalis, menarik sistemik yang penting.
junctura ke depary sehingga terbentuk sudut yang tajam (Cambar
19-68). Aliran Limfe
Pada perbatasan antara rectum dan canalis analis, musculus Limfe dari setengah bagian atas canalis analis dialirkan ke nodi
sphincter ani internus, musculus sphincter ani externus pars pararectales dan bergabung dengan nodi mesenterici inferiores.
profundus, dan musculus puborectalis membentuk cincin yang Limfe dari setengah bagian bawah canalis analis dialirkan ke
disebut cincin anorectal, yang dapat diraba pada Pemeriksaan kelompok medial nodi inguinales superificiales (Gambar 19-68).
rectum.
Persarafan
Pendarahan
Tunica mucosa setengah bagian atas canalis analis peka terhadap
Arteri regangan dan disarafi oleh serabut-serabut yang berjalan ke atas
Arteria rectalis superior mendarahi setengah bagian atas rectum, melalui plexus hypogasctricus. Setengah bagian bawah peka
dan arteria rectalis inferior mendarahi setengah bagian bawah terhadap nyeri, suhu, dan raba dan disarafi oleh nervus rectalis
rectum (Gambar 79-68). inferior.
698 BAB 19

colon sigmoideum

lengkung ileum

peritoneum

excavatio rectouterina
cavum uteri

excavatio uterovesicalis
,"a,r-
vesica urinaria
)
corpus anococcygeale

corpus perineale

Gambar 19-65 Potongan sagital pelvis perempuan.

Musculus sphincter ani internus disarafi oleh serabut-serabut tela submucosa, tunica mucosa bagian bawah canalis analis
simpatik dari plexus hypogastricus inferior. Musculus sphincter menonjol melalui anus mendahului massa feces. pada akhir
ani externus volunter disarafi oleh nervus rectalis inferior. defekasi, tunica mucosa kembali ke canalis analis akibat tonus
serabut-serabut longitudinal dinding canalis analis serta kontraksi
dan penarikan ke atas oleh musculus puborectalis. Kemudian
lumen canalis analis yang kosong ditutup oleh kontraksi tonik
musculus sphincter ani.
Proses Defekasi
Waktu, tempat, dan frekuensi defekasi merupakan suatu ke-
biasaan. Sebagian orang dewasa defekasi sekali sehari, sebagian
orang beberapa kali sehari, dan sebagian orang yang normal juga ( Perbedaan Antara lntestinum Tenue
beberapa hari sekali.
Keinginan untuk defekasi dimulai dari rangsangan reseptor
dan Intestinum Crassum
regangan di dalam dinding rectum oleh masuknya feces ke dalam
lumen rectum. Kegiatan defekasi melibatkan refleks koordinasi
Perbedaan Eksternal (Gambar 19-69)
yang mengakibatkan pengosongan colon descendens, colon t Intestinum tenue (kecuali duodenum) mudah bergerak, di
sigmoideum, rectum, dan canalis analis. Kegiatan ini dibantu oleh mana colon ascenden dan colon descendens terfiksasi.
peningkatan tekanan intra abdominal dengan kontraksi otot-otot I Diameter intestinum tenue yang penuh umumnya lebih kecil
dinding anterior abdomen. Selanjutnya, kontraksi tonik musculus dibandingkan intestinum crassum yang terisi.
sphincter ani internus, musculus sphincter ani externus, termasuk ll Intestinum tenue (kecuali duodenum) mempunyai mesen-
musculus puborectalis secara volunter dihambat, dan feces terium yang berjalan ke bawah menyilang garis tengah,
dikeluarkan melalui canalis analis. Tergantung pada kelemasan berjalan menuju fossa iliaca dextra.
DINDING ABDOMEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 699

V. rectalis superior

plica transversa recti inferior

stratum longitudinale V. rectalis media

'#- * obturator internus


ii'/
M. levator ani

canalis pudendus

I :::;;,i;:11r-b M, puborectalis

[\ ;#,r;i1,*'\g
:,i!.'',iir,:'i \ ,w,
aT\,

\$f ':,.;::ifiii"-:
, \'-"1' .i
,

@
ischium
: subcutan

collumna
lemak di dalam fossa ischiorectalis
analis uu;uu;" analis M. sphincter ani internus

Gambar 19-66 Potongan coronal pelvis dan perineum, memperlihatkan aliran vena canalis analis.

otot sirkular rektum


stratum longitudinale recti
ampulla

columna analis M. levator ani

M. puborectalis
sinus analis

panjang canalis
analis 1,5 inci
valvula analis M. sphincter ani
externus pars
profundus pada
canalis analis
linea pectinea
M. sphincter ani
externus pars
superficialis pada
pecten atau canalis analis
Gambar 19-67 Potongan coronal canalis analis,
daerah peralihan
memperlihatkan struktur anatomi membrana mucosa
planum secara rinci dan susunan musculus sphincter ani
intersphinctericum
internus dan externus. Perhatikan bahwa istilah /,nea
M. sphincter ani M. sphrncter ani pectinea (9aris di bawah valvula analis) dan pecten
internus pada externus pars
(daerah peralihan di antara kulit dan membrana
canalis analis subcutaneus pada
canalis analis mucosa) kadang-kadang digunakan oleh para dokter.
700 BAB 19

l} Stratum longitudinale intestinum tenue membentuk lapisan Perkembangan Oesophagus


utuh di sekitar usus. Pada intestinum crassum (kecuali Oesophagus berkembang dari bagian sempit usus depan yang
appendix), stratum longitudinale tersusun menjadi tiga pita, merupakan lanjutan darr pharynx (Gambar 19-Zl). l\,4ula-mula
taenia coli. merupakan tabung pendek, tetapi waktu jantung dan diaphragma
<l Intestinum tenue tidak mempunyai kantong lemak yang berlalan turun, tabung ini akan memanjang secara cepat.
melekat pada dindingnya. Intestinum crassum mempunyai
kantong lemak yang dinamakan appendices epiploicae. Pembentukan Gaster
l} Gaster dibentuk sebagai sebuah dilatasi usus depan (Gambar
Dinding intestinum tenue halus, sedangkan dinding intestinum
crassum berkantong-kantong. 19-72). Pada awalnya, bagian ini mempunyai mesenterium
ventrale dan dorsale. Pertumbuhan yang sangat aktif terjadi
sepanlang pinggir dorsal, yang menjadi cembung dan
Perbedaan lnternal (Gambar l9-69)
membentuk curvatura major. Pinggir anterior menjadi cekung
ll Tunica mucosa intestinum tenue mempunyai lipatan per- dan membentuk curvatura minor. Fundus timbul sebagai
manery dinamakan plicae circulares, yang tidak ada pada sebuah dilatasi pada ujung atas gaster. pada stadium
usus besar. ini, gaster mempunyai permukaan kanan dan kiri tempat
? Membrana mucosa intestinum tenue mempunyai vili, melekatnya nervus vagus dexter dan sinister (Gambar 19-72).
sedangkan membrana mucosa intestinum crassum tidak. Dengan pertumbuhan yang pesat dari lobus dexter hepatis,
l) Kumpulan jaringan-jaringan limfoid dinamakan plaque Peyeri, gaster secara perlahan-lahan berputar ke kanan sehingga
terdapat pada membrana mucosa intestinum tenue; jaringan permukaan kiri menjadi anlerior dan permukaan kanan menjadi
limfoid ini tidak ditemukan pada intestinum crassum. posterior. Mesenterium ventrale dan dorsale sekarang berubah
posisi sebagai akibat perputaran gaster, dan mesenteria ini
membentuk omenta dan berbagai ligamenta peritoneales.

{-AT4 ffiAjqAfi\,d RAffi Nffi # RAFI Kanlong periloneum di belakang gaster dikenal sebagai bursa
omentalis.
g
ruTffi sTF fi-d Li m f, ffiAssqJ $*t
Perkembangan Duodenum
Duodenum dibentuk dari bagian paling caudal usus depan
dan ujung paling cranial usus tengah. Daerah ini tumbuh pesat
Gambaran radiografi intestinum crassum diperlihatkan dalam
membentuk sebuah lengkung. Pada saat ini, duodenum mempunyai
q4ambar *9-60 dan 19-70.
sebuah mesenterium yang terbentang ke dinding posterior abdo-
men dan merupakan bagian dari mesenterium dorsale. Sebagian
kecil mesenterium ventrale juga melekat pada pinggir venlral
bagian pertama duodenum dan setengah bagian atas bagian kedua
duodenum. Saat gaster berputar, lengkung duodenum dipaksa
Pembentukan Tractus Digestivus berputar ke kanan, di mana bagian kedua, ketiga, dan keempat
Tabung digestivus dibentuk dari kantung kuning telur. Entoderm melekat pada dinding posterior abdomen. Saat ini peritoneum di
membentuk lapisan epitel, dan mesenkim splanchnicus membentuk belakang duodenum menghilang. Namun beberapa otot polos dan
otolotot disekitarnya serta selubung serosa. Usus yang sedang jaringan fibrosa yang dimiliki oleh mesenterium dorsale tetap tinggal
berkembang dapat dibagi dalam usus depan, usus tengah, dan sebagai Iigamentum suspensorium duodeni (ligamentum Treitz),
usus belakang (Gambar 19-71). dan ligamentum ini mengfiksasi bagian terminal duodenum dan
DINDING ABDOIV|EN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 701

epitel kolumnar A. rectalis superior


peka terhadap regangan

epitel berlapis gepeng


peka terhadap nyeri,

{-r rectalis inferior

nodi lymphoidei
a pararectales sepanjang

i A. rectalis superior

nodi lymphoidei
inguinales superficiales
(a \o
a
O

V. rectalis inferior

M. puborectalis

profundus

os coccygrs

corpus anococcygeum
corpus perineale
superfisial

subkutan
canalis analis

Gambar 19-68 Setengah bagian atas dan bawah canalis analis, memperlihatkan asal embriologi dan epitel yang meliputinya
(A), aliran afterinya (B), aliran venanya (C), dan aliran limfenya (D). E. Susunan serabut otot musculus puborectalis dan
bagian-bagian musculus sphincter ani externus.
702 BAB 19

plicae circulares

jejunum

ileum
plaque Peyeri

taenia coli
tunica mucosa halus

kantong-kantong

colon

appendices epiploicae

taenia coli

intestinum crassum

Gambar 19-69 Beberapa perbedaan eksternal dan internal antara intestinum tenue dan intestinum crassum.

mencegah bagian ini bergerak ke inferior (Gambar 19-73). Hepar Arteriae ini kemudian bersatu membentuk arteria mesenterica
dan pancreas muncul sebagai tonjolan entoderm dari duodenum superior, yang mendarahi usus tengah dan cabang-cabangnya.
yang sedang berkembang. Hepar dan ren yang berkembang dengan pesat memenuhi cavitas
abdominalis, menyebabkan lengkung usus tengah berherniasi ke
Perkembangan Jejunum, lleum, Caecum, Appendix, dalam funiculus umb licalis.
Colon Ascendens, dan Dua Pertiga Bagian Proximal Diveriiculum timbul pada ujung caudal lengkung usus besar,
Colon Transversum dan diverticulum membentuk caecum. Awalnya, diverticulum
Duodenum ke arah distal, intestinum tenue dan intestinum berbentuk kerucut; kemudian bagian atas melebar dan membentuk
cTassum, sampai sejauh dua pertiga distal colon transversum, caecum, sementara itu bagian bawah tetap rudimenter dan
berkembang dari usus tengah. Usus tengah bertambah panlang membentuk appendix (Gambar 19-74). Setelah lahir, dinding
dengan cepat dan membentuk sebuah lengkung ke apex, di mana caecum tumbuh iidak sama, dan appendix menjadi terletak pada
melekat ductus vitelinus. Ductus ini berjalan melalui umbilicus sisi medial caecum.
yang terbuka lebar (Gambar 19-71). Pada waktu yang sama, Sementara lengkung usus terletak di dalam funiculus
mesenterium dorsale memanjang, dan arteria vitellina berjalan umbilicalis, ekstremitas cefaliknya menjadi sangat memanjang
melalui mesenterium ini dari aorta ke kantung kuning telur. dan melingkar-lingkar sefta membentuk cikal bakal je.;unum dan
DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIil RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 703

flexura colica
colon transversum sinistra (splenica)

flexura
colica dextra
(hepatica)

colon
descendens

colon
ascendens

lengkung colon
sigmoideum

caecum rectum

Gambar 19-70 Radiografi anteroposterior interstinum crassum dengan barium enema. Udara dimasukkan ke dalam intestinum
melalui tabung enema setelah pengosongan sebagian besar barium. Tindakan ini dinamakan kontras enema.

sebagian besar ileum. Ekstremitas caudal lengkung juga ber- Akibat rotasi usus sebagian intestinum crassum (colon
iambah panjang, tetapi tetap tidak melingkar dan membentuk cikal transversum) terletak di depan arteria mesenterica superior dan
bakal pars distalis ileum, caecum, appendix, colon ascendens, dan bagian kedua duodenum; bagian ketiga duodenum menjadi ler-
dua pertiga proksimal colon transversum. letak di belakang arteri. Caecum dan appendix terletak sangat
dekat dengan lobus hepatis dexter. Kemudian,caecum dan
Rotasi Lengkung Usus Tengah di Dalam Funiculus appendix berjalan turun ke dalam fossa iliaca dextra, dengan
Umbilicalis dan Masuknya Kembali ke Dalam Cavitas demikian dibentuk colon ascendens dan flexura coli dextra.
Abdominalis Dengan demikian, rotasi usus menyebabkan intestinum crosum
Sementara di dalam funiculus umbilicalis, usus tengah berputar terlelak di lateral dan melingkari intestinum tenue yang terletak
di sekeliling sumbu yang dibentuk oleh arteria mesenterica di tengah.
superior dan ductus vitel inus. Jika seseorang melihat embrio dari Mesenterium primilif duodenum, colon ascendens, dan colon
aspek anlerior, terjadi rotasi berlawanan arah jarum jam sekiiar descendens sekarang bergabung dengan peritoneum parietale
900 (Gambar 19-75). Kemudian, saat usus kembali ke cavitas pada dinding posterior abdomen. Hal ini menjelaskan mengapa
abdominalis, usus tengah berputar lagi 1 800 berlawanan arah jarum bagian-bagian usus yang berkembang ini terletak retroperitoneal.
jam. Dengan demikian, terjadi rotasi seluruhnya 2700 berlawanan Mesenterium primitif jejunum dan ileum, colon transversum,
arah jarum jam (Gambar 19-76). serta colon sigmoideum tetap tinggal masing-masing sebagai
704

tabung laryngotracheal

oesophagus

tunas hati usus depan


gaster

pericardium duodenum
mensenterium ventral
tunas pancreas dorsal
tunas pancreas ventral

usus tengah

mesenterium dorsale

Gambar 19-71 Usus depan, usus tengah,


usus belakang dan usus belakang, Posisi mesenterium
ventrale dan dorsale, tunas hepat serta
tunas pancreas ventral dan dorsal juga
diperlihatkan.

N. vagus sinister mesenterium


dorsale N. vagus
mesenterium ventrale mesenterium sinister fundus gastricus
dorsale curvatura
minor

A curvatura major

bursa omentalis
mesenierium ventrale facies posterior
(dorsal) embrio

Gambar 19-72 Perkembangan gaster dalam kaitannya dengan mesenterium ventrale dan dorsale. Perhatikan bagaimana
gaster be.putar sehingga nervus vagus sinister menjadi terletak pada permukaan anterior gaster. Perhatikan juga posisi
omentum minus.
DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 705

ducius hepaticus dexter

mesenterium ventrale

\...
\
..v
tunas hati
tunas pancreas
1
dorsal
tunas pancreas ventral ductus biliaris

caput pancreas

\\ ,7\
\\ //\\ ductus pancreaticus accessorius
\// \
'

ductus pancreaticus utama


ductus biliaris cauda

,N)

tunas ligamentum suspensorium


pancreas dorsal Treitz pada mesenterium dorsale

tunas
pancreas ventral

Gambar 19-73 Perkembangan pancreas dan apparatus biliaris ekstrahepatika.

mesenterium intestinum tenue, mesocolon transversum, dan belakang. Ke arah distal, usus ini berakhir sebagai kantung buntu
mesocolon sigmoideum. entoderm, yang berhubungan dengan cekungan dangkal kantong
Rotasi gaster dan duodenum ke arah kanan sebagian besar ektoderm disebut proctodeum. Lapisan ektoderm dan entoderm
disebabkan oleh pertumbuhan yang besar dari lobus hepatis yang berhadapan membentuk membrana cloaca, yang memisahkan
dexter. Permukaan kiri gaster menjadi anterior, dan permukaan rongga usus belakang dengan permukaan (Gambar 19-77). Usus
kanan menjadi posterior. Kantong peritoneum menjadi terletak di belakang membentuk diverticulum, allantois, yang berjalan ke
belakang gaster dan disebut omentum minus. dalam funiculus umbilicalis. Distal terhadap allantois usus belakang
berdilatasi membentuk cloaca (Gambar 19-77). Di antara allantois
Nasib Ductus Vitellinus dan usus belakang terdapat invaginasi mesenkim berbentuk baji
Usus tengah pada awalnya dihubungkan dengan kantung ke entoderm. Dengan berlanjutnya proliferasi mesenkim, terbentuk
kuning telur oleh ductus vitellinus. Saat usus kembali ke cavitas septum yang tumbuh ke inferior dan membagi cloaca menjadi
abdominalis, ductus berobliterasi dan memutuskan hubungannya pars anterior dan pars posterior. Septum ini disebut septum
dengan usus. urorectale. Pars anterior cloaca menjadi vesica urinaria primitif dan
sinus urogenitalis, dan pars posterior cloaca membentuk canalis
Perkembangan Flexura Coli Sinstra, Colon Descendens, anorectalis. Pada saat mencapai membrana cloaca, septum
Colon Sigmoideum, Rectum, dan Setengah Atas Canalis urorectale bergabung dengan cloaca dan membentuk cikal bakal
Analis corpus perineale (Gambar 19-77). Nasib vesica urinaria primitif dan
Flexura coli sinistra, colon descendens, colon sigmoid, rectum, sinus urogenitalis pada kedua jenis kelamin diuraikan lebih rinci
dan setengah bagian atas canalis analis berkembang dari usus pada halaman 767.
nai

706 BAB 19

ekstremitas cephalic lengkung


usus tengah

ductus vitellinus

ekstremitas caudal lengkung


usus tengah

;ff K ","",ffi*'"'
Gambar 19-74 Tahap perkembangan caecum dan appendix. Stadium akhir perkembangan (stadium 4,5,
setelah lahir.
dan 6) terjadi

mesenterium dorsale

cavitas abdominalis curvatura major


gastrica

Y'-t-
- -A.mesenterica
suPerior

sisa-sisa
==t-V-
t1;t _
selom ekstraembrionik

ductus vitellinus

funiculus umbilicalis

caecum yang sedang berkembang caecum yang sedang berkembang

A B

Gambar 19'75 Tampak sisi kiri rotasi lengkung usus tengah g0oberlawanan arah jarum jam sementara lengkung berada di
dalam selom ektraembrionik di dalam funiculus umbilicalis.
DINDING ABDOIrIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIt RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTTVUS 707

cavitas abdominalis

V
)
cavitas abdominalis

) A. mesenterica \
\c
L. superior \ A. mesenterica
fu@P sisa selom \ superior
sisa selom ekstraembrionik 7 @ ekstraembrionik \
@ \---)

funiculus umbilicalis
caecum

appendix yang
sedang berkembang
jejunum

penurunan caecum

Gambar 19-76 Tampak sisi kiri (A, B) rotasi 180" berlawanan arah jarum jam lengkung usus tengah saat masuk kembali ke
dalam cavitas abdominalis. C. Penurunan caecum terjadi kemudian.

Canalis anorectalis membentuk rectum dan setengah bagian berwarna hijau gelap dan disebut meconium. l\,4econium mulai
superior canalis analis. Lapisan setengah bagian inferior canalis dikumpulkan pada usia 4 bulan dan mencapai rectunr pada usia
analis dibentuk dari ektoderm proctodeum (Gambar 19-68). Pars bulan kelima.
posterior cloaca pecah sehingga usus membuka ke permukaan
Perkembangan Canalis Analis
luar embrio.
Ujung distal usus belakang berakhir sebagai kantung buntu
Arteri Usus Belakang entoderm disebut cloaca (Gambar 1 9-77). Cloaca terletak berkontak

Usus belakang, yang terbentang dari flexura coli sinistra sampai dengan cekungan dangkal kantong ektoderm disebut proctodeum.

setengah bawah canalis analis, mendapat darah dari arteria Lapisan ektoderm dan entoderm yang berhadapan membentuk
mesenterica inferior (Gambar 19-78). Di sini, sejumlah cabang- membrana cloaca, yang memisahkan rongga usus belakang
cabang ventral aorta bergabung membentuk sebuah arteri. dengan permukaan (Gambar 19-77). Cloaca djbagi menjadi
pars anterior dan pars posteror oleh septum uroreclale; pars
Meconium posterior cloaca disebut canalis anorectalis. Canalis anorectalis
Pada cukup umur, intestinum crassum diisi oleh campuran secret membentuk rectum dan setengah bagian atas membentuk canalis
glandula intestinalis, empedu, dan cairan amnion. Substansi ini analis. Lapisan setengah bagian atas canalis analis dibentuk dari
708

allantois

arah tumbuhnya
mesenkim berbentuk baji

tuberculum genitale usus belakang

proctodeum

membrana cloaca

sinus urogenitalis

corpus perineale septum urorectale

4
anorectalis
membrana cloaca

Gambar 19-77 Tahap progresif (1-4) dalam pembentukan septum urorectale, yang membagi cloaca dalam pars anterior
(vesica urinaria primitif dan sinus urogenitalis) dan pars posterior (canalis anorectalis).

entoderm, dan lapisan setengah bagian inferior canalis analis


dibentuk dari ektoderm proctodeum (Gambar 19-77). Sphincler
ANATOMI PERMUKAAN
canalis analis dibentuk dari mesenkim di sekitarnya. Pars posterior DINDING ABDCI[.'IEN
membrana cloaca pecah sehingga usus membuka ke permukaan
luar embrio.
DAN TRACTUS
GASTROINTESTINA[-I5
Pendarahan Tractus Digestivus yang Sedang Berkembang
Arteri mendarahi usus dan hubungannya dengan berbagai usus
yang sedang berkembang diilustrasikan dalam bentuk diagram Penanda Permukaan Dinding Abdomen
pada Gambar 19-78. Arteria coeliaca adalah arteri untuk usus
depan dan mendarahi tractus gastrointestinalis dari sepertiga
bagian bawah oesophagus sampai sejauh pertengahan bagian I Processus Xiphoideus
kedua duodenum. Arteria mesenterica supenor adalah arteri
Processus xiphoideus adalah cartilago tipis pada bagian bawah
untuk usus tengah dan mendarahi tractus gastroinlestinalis dari
pertengahan bagian kedua duodenum sampai sepertiga distal
sternum. Processus xiphoideus mudah diraba pada lekukan di
mana arcus costalis bertemu dengan bagian atas dinding anterior
colon transversum. Arteria mesenterica inferior adalah arteri untuk
usus belakang dan mendarahi intestinum crassum dari sepertrga
abdomen (Gambar 79-79 dan 19-80). Junctura xiphosternalis
diidentifikasi dengan meraba pinggir bawah corpus sterni, dan
distal colon transversum sampai setengah bagian atas canalis
terletak berseberangan dengan corpus vertebrae thoracica IX.
a na lis.
DINDING ABDOTAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 709

gaster

mesenterium ventrale

mesenterium dorsale

lien

a(eri usus depan (A. coeliaca)

ductus vitellinus

Kantung kuning telur

arteri usus tengah (A. mesenterica superior)

allantois

proctodeum
arteri usus belakang (A. mesenterica inferior)

A. umbilicales

Gambar 19-78 Pembentukan lengkung usus tengah (diarsir). Perhatikan bagaimana arteria mesenterica superior dan ductus
vitellinus membentuk sumbu untuk rotasi yang akan dilakukan oleh lengkung usus tengah.

I Arcus Costalis penonjolan kecil sepanjang permukaan atas pubis (Gambar 19-6
dan 19-80).
Arcus costalis merupakan pinggir bawah dinding thorax yang
melengkung dan dibentuk di depan oleh cartilago costalis VII, VIII,
IX, dan X (Gambar 19-79 dan 19-80) dan di belakang oleh cartilago
I Symphysis Pubica
costalis XI dan XII. Level paling bawah dari arcus costalis terletak Symphysis pubica merupakan articulatio cartilaginea yang
pada cartilago costalis ke X, yang terletak berhadapan dengan terletak di garis tengah antara corpus ossis pubis (Gambar 19-79).
corpus vertebrae lumbalis III. Costa ke XII mungkin pendek dan Symphysis pubis dirasakan sebagai struktur padat di bawah kulit
sukar diraba. di garis tengah pada bagian bawah dinding anterior abdomen.
Crista pubica adalah nama yang diberikan untuk tonjolan pada
permukaan superior os pubis medial terhadap tuberculum
I Crista lliaca pubicum (Gambar 19-10).
Crista iliaca dapat diraba seluruh panjangnya dan berakhir di
depan pada spina iliaca anterior superior (Gambar 19-79 dan 19- I Ligamentum Inguinale
B0) dan di belakang pada spina iliaca posterior superior (Gambar
Ligamentum inguinale terletak di bawah kulit lipatan lipat
19-82). Titik tertingginya terletak berhadapan dengan corpus
paha. Ligamentum ini merupakan lipatan dari pinggir bawah
vertebrae lumbalis IV
aponeurosis musculus obliquus externus abdominis (Gambar 19-
Sekitar 2 inci (5 cm) posterior terhadap spina iliaca anterior
79). Di sebelah lateraf ligamentum ini melekat pada spina iliaca
superior, pinggir luarnya menonjol membentuk crista tubercularis.
anterior superior, melengkung ke bawah dan medial, dan melekat
Tuberculum terletak setinggi corpus vertebrae lumbalis V.
pada tubbrculum pubicum.

I Tuberculum Pubicum I Anulus Inguinalis Superficialis


Tueberculum pubicum merupakan petunjuk permukaan yang Anulus inguinalis superficialis merupakan lubang berbentuk
penting. Tuberculum dapat diidentifikasi sebagai sebuah segitiga pada aponeurosis musculus obliquus externus abdominis
710

articulatio xiphosternalis

intersectiones
tendinei
M. rectus abdominis processus xiphoideus

arcus costalis

linea semilunaris

umbilicus
M. obliquus externus
crista iliaca abdominis

M. rectus abdominis
spina iliaca
anterior superior
lipatan di atas
canalis inguinalis
ligamentum inguinale

symphysis pubica

Gambar 19-79 Dinding anterior abdomen seorang laki-laki berusia 27 tahun.

yang terletak di atas dan medial terhadap tuberculum pubicum


(Gambar 19-1.1., 19-12, dan 19-80). Pada laki-laki dewasa, pinggir
( LineaAlba
cincin ini dapat diraba dengan mendorong kulit bagian atas Linea alba merupakan pita fibrosa yang berjalan vertical dan
scrotum ke dalam (invaginasi) dengan ujung jari kelingking. terbentang dari symphysis pubis sampai ke processus xiphoideus
Funiculus spermaticus yang tubular lunak dan keluar dari anulus dan terletak di garis tengah (Gambar 19-6). Linea alba dibentuk
dapat diraba dan berjalan turun melewati atau medial terhadap dari fusi aponeurosis otot-otot dinding anterior abdomen dan
tuberculum pubicum dan masuk ke dalam scrotum (Gambar 19- pada permukaan terlihat sebagai alur dangkal di garis tengah
1.1. dan 19-12). Rabalah funiculus spermaticus pada bagian atas (Gambar 19-79 dan 19-80)
scrotum, di antara jari dan ibu jari dan perhatikan adanya struktur
seperti tali yang keras pada bagian posteriomya yang disebut ( Umbilicus
ductus deferens (Gambar 19-12 dan1"9-15).
Umbilicus terletak pada linea alba dan posisinya tidak tetap.
Pada perempuary anulus inguinalis superficialis lebih kecil
Umbilicus merupakan kerutan jaringan parut dan merupakan
dan sukar diraba; annulus ini dilalui oleh ligamentum teres uteri.
tempat perlekatan tali pusat pada janin.

( Scrotum I Musculus Rectus Abdominis


Scrotum merupakan kantong kulit dan fascia yang berisi testis, Musculus rectus abdominis terletak di samping kanan dan kiri
epididymis, danujungbawahfuniculus spermaticus. Kulit scrotum linea alba (Gambar 19-79) dan berjalan vertikal pada dinding
berkerut dan diliputi oleh rambut yang tipis. Pangkal dari kedua abdomen; otot-otot ini dapat dipertegas dengan meminta pasien
scrotum dapat ditunjukkan dengan adanya garis yang gelap pada menaikkan bahunya pada posisi telentang tanpa menggunakan
garis tenga[ dinamakan raphe scroti, terdapat sepanjang garis lengarmya.
fusi. Testis pada masing-masing sidi merupakan badan oval yang
keras, dengan facies lateraf anterior, dan medialnya dikelilingi
oleh kedua lapisan tunica vaginalis (Gambar 19-15). Oleh karena
I Intersectiones Tendinei Musculi Recti
itu testis terletak bebas dan tidak terfiksasi pada kulit atau Abdominis
jaringan subcutan. Posterior terhadap testis terdapat struktur yang Terdapat tiga buah intersectiones tendinei pada masing-masing
memanjang, epididymis (Gambar 19-15). Epididymis mempunyai otot dan berjalan melintang pada musculus rectus abdominis.
ujung atas yang membesar disebut caput, corpus, dan ujung bawah Pada ototnya sendiri intersectiones ini dapat diraba sebagai
yang sempit yaitu cauda. Ductus deferens berasal dari cauda dan sebuah cekungan transversal setinggi ujung processus xiphoideus,
berjalan ke atas dan medial terhadap epididymis untuk kemudian umbilcus, dan pertengahan jarak antara keduanya (Gambar 19-
masuk ke dalam funiculus spermaticus pada ujung atas scrofum. 7e).
DINDING ABDO/IEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 711

-\\ '=/=-

junctura xiphosternalis
processus xiphoideus ujung cartilago costalis lX
angulus infrasternalis
arcus costalis planum transpyloricum

sulcus medianus planum subcosiale

crista tubercularis
planum intertuberculare

linea semilunaris
spina iliaca anterior superior

anulus inguinalis superficialis


tuberculum pubicum

3D
epigastrium

kanan atas
kuadran kiri atas

daerah umbilicus

hypogastrium

Gambar 19-80 Petunjuk permukaan dan daerah-daerah dinding anterior abdomen.

I Linea Semilunaris I Garis dan BidangAbdomen


Linea semilunaris merupakan pinggir lateral musculus rectus Garis-garis vertikal dan bidang-bidang horizontal (Gambar 19-
abdominis dan menyilang arcus cbstalis pada ujung cartilago 80) sering dipergunakan untuk memudahkan deskripsi lokasi
costalis X (Gambar 79-79 dan 19-80). Untuk mempertegas linea penyakit atau untuk melakukan tindakan pada abdomen.
ini, pasien diminta tidur telentang dan menaikkan bahunya tanpa
menggunakan lengannya. Untuk melakukanny4 musculus rectus
abdominis akan berkontraksi sehingga pinggir lateralnya terlihat.
712 BAB 19

Garis Vertikal 19-81). Pada bayi sampai usia sekitar akhir tiga tahun, pinggir
bawah hepar meluas satu atau dua jari di bawah arcus costalis
Masing-masing garis vertikal (kanan dan kiri) berjalan melalui (Gambar 19-81). Pada orang dewasa yang gemuk atau mempunyai
titik tengah di antara spina iliaca anterior superior dan symphysis Musculus rectus abdominis sebelah kanan yang berkembang baik,
pubica. hepar tidak dapat diraba. Pada orang dewasa yang kurus, pinggir
bawah hepar mungkin teraba satu jari di bawah arcus costalis.
Planum Transpyloricum Hepar mudah diraba bila pasien inspirasi dalam dan diaphragma
Bidang horizontal transpilorik melalui ujung-ujung cartilago berkontraksi dan menekan hepar ke bawah.
costalis IX kanan dan kiri, yaitu titik di mana pinggir lateral
musculus rectus abdominis (linea semilunaris) memotong arcus
costalis (Gambar 19-80). Bidang ini terletak setinggi corpus
( Vesica Biliaris
vertebrae lumbalis I. Planum transpyloricum ini melalui pylorus, Fundus vesicae felleae terletak berhadapan dengan ujung cartilago
junctura duodenojejunalis, collum pancreatis, dan hilus renalis. costalis IX dextra, yaitu di tempat di mana pinggir lateral M.rectus
abdominis menyilang arcus costalis (Gambar 19-81).
Planum Subcostale
Planum subcostale yang horizontal ini menghubungkan titik
terendah arcus costalis masing-masing sisi, yaitu cartilago costalis
I Lien
X (Gambar 19-80). Planum ini terletak setinggi vertebra lumbalis Lien terletak di kuadran kiri atas dan terlindung oleh costa IX,
il. X, dan XI (Gambar 19-81). Sumbu panjangnya sesuai dengan
sumbu panjang costa X, dan pada orang dewasa lien normal tidak
Planum lntercristale menonjol ke depan melebihi linea midaxillaris. Pada bayi kutub
bawah lien sedikit teraba (Gambar 19-81).
Planum intrcristale berjalan melalui titik tertinggi crista iliaca dan
terletak setinggi corpus vertebrae lumbalis IV. Bidang ini sering
digunakan sebagai petunjuk permukaan pada waktu melakukan ( Pancreas
pungsi lumbal.
Pancreas terletak menyilang planum transpyloricum. Caput

I Planum Intertuberculare
pancreatis terletak di bawah dan kearah kanary collum pancreatis
terletak pada planum bidang transpyloricum, dan cauda pancreatis
Planum intertuberculare horizontal ini menghubungkan kedua terletak di kiri atas bidang transpyloricum.
tubercuium pada crista iliaca (Gambar 19-80) dan terletak setinggi
vertebra lumbalis V.
I Ginjal (Ren)
I Kuadran Abdomen Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dibandingkan dengan
ginjal kiri (karena massa lobus dexter hepatis yang besar), dan
Cara yang mudah membagi abdomen dalam kuadran-kuadran kutub bawahnya mungkin teraba di regio lumbalis kanan pada
adalah dengan menggunakan garis vertikal dan garis horizontal akhir inspirasi dalam dari orang dengan otot-otot abdomen yang
yang saling berpotongan di umbilicus (Gambar 19-80). Kuadran- tidak berkembang dengan baik. Masing-masing ginjal bergerak
kuadran itu adalah kuadran kanan atas, kiri atas, kanan bawah, sekitar 1 inci (2,5 cm) dalam arah vertikal selama pergerakan
dan kiri bawah. Istilah epigastrium digunakan dengan bebas respirasi maksimal diaphragma. Ginjal kiri normal, yang lebih
untuk menunjukkan daerah di bawah processus xiphoideus dan tinggi dari ginjal kanary tidak dapat diraba.
di atas umbilicus, sedangkan istilah periumbilicalis menunjukkan Pada dinding anterior abdomen" hilus masing-masing ginjal
daerah di sekitar umbilicus. terletak pada planum transpyloricum, sekitar tiga jari dari garis
tengah (Gambar 19-82). Pada punggung, gnjal terbentang dari
processus spinosus vertebrae thoracicae XII sampai processus
Penanda Permukaan Viscera Abdomen
spinosus vertebrae lumbalis III, dan hilus berhadapan dengan
vertebra lumbalis I (Gambar 19-82).
Perlu ditekankan bawah posisi sebagian besar viscera abdomen
memperlihatkan variasi sendiri dan bervariasi pada orang yang
sama pada waktu yang berbeda. Sikap tubuh dan respirasi I Gaster
mempunyai pengaruh yang besar pada posisi viscera.
|unctura cardiooesophagealis terletak sekitar 3 jari di bawah
Organ-organ berikut ini kurang lebih tetap dan tanda dan kiri dari junctura xiphosternalis (oesophagus menembus
permukaannya mempunyai arti klinis. diaphragma setinggi vertebra thoracica X).
Pylorus terletak pada planum transpyloricum tepat di
I Hepar sebelah kanan dari garis tengah. Curvafura minor terletak pada
Hepar terletak di bawah lindungan costae bagian bawa[ dan garis lengkung yang menghubungkan antara junctura cardio-
sebagian besar massanya terletak pada sisi kanan atas (Gambar oesophagealis dengan pylorus. Curvalura major mempunyai
DINDING ABDOIIIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 713

linea semilunaris

Gambar 19-81 Petunjuk permukaan fundus vesica biliaris, lien, dan hepar. Pada seorang anak kecil, pinggir bawah hepar
normal dan kutub bawah lien normal dapat diraba. Pada orang dewasa yang kurus, pinggir bawah hepar mungkin dapat diraba
pada akhir insplrasi dalam.

posisi yang sangat bervariasi pada daerah umbilicus atau di


bawahnya.
I Caecum
Caecum terletak di kuadran kanan bawah. Caecum sering teregang

I Duodenum (Bagian Pertama)


oleh gas dan memberikan suara resonan bila diperkusi. Caecum
dapat diraba melalui dinding anterior abdomen.
Bagian ini terletak pada planum transpyloricum sekitar 4 jari di
sebelah kanan garis tengah.
714

planum
transpyloricum

pinggir lateral
M. erector spinae

spina iliaca crista iliaca


posterior superior

Gambar 19-82 A. Anatomi permukaan ginjal dan ureter pada dinding anterior abdomen. Perhatikan hubungan antara hilus
renalis masing-masing ginjal dengan planum transpyloricum. B. Anatomi permukaan ginjal pada dinding posterior abdomen.
DINDING ABDOTAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIT RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 715

I AppendixVermiformis I Colon Transversum


Appendix vermiformis terletak di kuadran kanan bawah. Colon transversum terbentang menyilang abdomen dan terletak
Pangkal appendix terletak pada sepertiga ke arah atas dari garis di daerah umbilicus. Colon transversum melengkung ke bawah
yang menghubungkan antara spina iliaca anterior superior dan dengan bagian cekungnya menghadap ke atas. Karena colon ini
umbilicus (titik McBurney). Posisi ujung appendix yang bebas mempunyai mesenterium posisinya berubah-berubah.
sangat bervariasi.

I Colon Desendens
I Colon Ascendens Colon descendens terbentang ke bawah dari arcus costalis kiri
Colon ascendens terbentang ke atas dari caecum pada sisi lateral pada sisi lateral garis vertikal kiri. Pada kuadran kiri bawalr,
garis vertikal kanan dan menghilang di bawah arcus costalis colon melengkung ke medial dan bawah untuk melanjutkan diri
kanan. Colon ascendens dapat dipalpasi melalui dinding anterior menjadi colon sigmoideum. Colon descendens mempunyai garis
abdomen. tengah yang lebih kecil dibandingkan colon ascendens dan dapat
dipalpasi melalui dinding anterior abdomen.

Pertanyaan Pilihan Ganda B. Sisa processus vaginalis.


C. Ligamentum teres uteri.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAI.
D. Arteria epigastrica inferior.
E. Pembuluh llmfe dari fundus uteri.
1. Struktur-struktur berikut ini membentuk dinding canalis
inguinalis, kecuali: 4. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk funiculus
A. Tendo conjunctivus. spermaticug kecuali:
B. Aponeurosis musculi obliqui externi abdominis. A. Terbentang dari anulus inguinalis profundus sampai ke
C. Musculus obliquus internus abdominis. scrotum.
D. Ligamentum lacunare. B. Berisi arteria testicularis.
E. Fascia transversalis. C. Diliputi oieh lima lapis fascia spermatica.
D. Berisi plexus pampiniformis.
2. Pernyataan berikut ini benar untuk dinding canalis inguinalis, E. Berisi pembuluh limfe dari testis.
kecuali:
A. Ligamentum inguinale menjadi tegang dengan melakukan Semua struktur di bawah ini terdapat pada canalis inguinalis
fleksi articulatio coxae. laki-1aki, kecuali:
B. Kontraksi musculus obliquus internus abdominis A. Fascia spermatica intema.
memperkuat dinding antedor canalis inguinalis di depan B. Ramus genitalis nervi genitofemoralis.
anulus inguinalis profundus. C. Arteria dan vena testicularis.
C. Tendo conjunctivus yang kuat menyokong dinding D. Arteria circumflexa ileum profundus.
posterior canalis inguinalis di belakang anulus inguinalis E. Nervusilioinguinalis.
superficialis yang lemah.
D. Kontraksi serabut-serabut melengkung dari musculus Semua pernyataan di bawah ini benar untuk tendo
obliquus internus abdominis dan musculus transversus conjunctivus, kecuali:
abdominis menurunkan atap canalis inguinalis sehingga A. Melekat pada crista pubicum dan linea pectinea.
canalis menjadi tertutup. B. Dibentuk oleh persatuan aponeurosis musculi transversi
E. Sesudah lahir, oleh karena pertumbuhan, anulus inguinalis abdominis dan musculus obliquus internus abdominis.
profundus bergeser ke lateral dari anulus inguinalis C. Melekat di sebelah medial pada linea alba.
superficialis sehingga canalis inguinalis menjadi miring D. Dilanjutkan oleh ligamentum inguinale.
dan kedua anulus tidak lagi terletak saling berhadapan. E. Dapat menonjol ke depan pada hernia inguinalis direkta.

3. Pada perempuary canalis inguinalis berlsi struktur-struktur 7. Untuk menusukkan jarum ke dalam rongga tunica vaginalis di
berikut ini, kecuali: dalam scrotum, struktur-struktur berikut ini harus ditembus,
A. Nervusilioinguinalis. kecuali:
716 BAB le

A. Kuiit. Pertanyaan Pilihan Ganda


B. Musculus dartos dan fascia Collesi.
C. Tunica albuginea. kasus dan pilih satu jawaban di
D. Fascia spermatica intema.
ltgtd lryryut bawahnya yang
PALING TEPAT.
E. Fasciacremasterica.
Seorang laki-laki berusia 30 tahun diperiksa di unit gawat darurat
Fentamyaan Mencocokkan dengan luka tusuk di daerah inguinal kanan.

Cocokkan struktur-struktur di bawah dengan daerah dinding 21. Nervus yang menyarafi kulit daerah inguinal adalah:
anterior abdomen di mana struktur ini terdapat. Setiap jawaban A. Nervus thoracicus XI.
dapat dipilih lebih dari sekali. B. Nervus thoracicus X.
C. NervusthoracicusXll.
8. Appendix. D. Nervus lumbalis I.
E. Nervus femoralis.
9. Vesicabiliaris.
Segera setelah dilahirkar; ditemukan sebuah benjolan besar pada
10. Caecum. dinding anterior abdomen seorang bayi laki-laki dengan berat
7.5 pound. Benjolan itu terdiri dari kantong besar, dindingnya
11. Flexura coli sinistra.
translusen dan lembut. Funiculus umbilicalis melekat pada
A. Kuadran kanan atas. puncak kantong, serta arteria dan vena umbilicalis berjalan di
B. Kuadran kiri bawah. dalam dindingnya.
C. Kuadrankananbawah.
D. Bukan salah satu di atas. 22. Pernyataan berikut ini benar untuk kasus di atas, kecuali:
A. Pada pemeriksaan lebih teliti, mungkin dapat ditemukan
Cocokkanlah struktur di bawah ini dengan struktur yang paling di dalam kantong lengkung intestinum tenue dan pinggir
berkaitan. bawah hepar.
B. Saat bayi menangis dan mulai menelan udara, kantong
12. Fascia spermatica externa. bertambah besar.
C. Kegagalan pembentukan lipatan kepala dan ekor yang
13. Ligamentum teres uteri. cukup dari discus embrionik menimbulkan cacat pada
dinding anterior abdomen di daerah umbilicus.
14. Fasciacremasterica. D. Cacat pada dinding arrterior abdomen diisi oleh amnion
yang tipis, yang membentuk dinding kantong.
15. Fascia spermatica interna. E. Kondisi tersebut dikenal sebagai exomphalocele atau
omphalocele.
16. Anulus inguinalis profundus.
A. Musculus obliquus internus abdominis. Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
B. Fascia transversalis.
C. Gubernaculum. 23. Pernyataan berikut benar untuk ileum, kecuali:
D. Musculus obliquus externus abdominis. A. Tunica circularis otot polos ujung bawah ileum berfungsi
E. Bukan salah satu di atas. sebagai sphincter di junctura ileum dan caecum.
B. Cabang-cabang arteria mesenterica superior yang
Cocokkanlah struktur-struktur di bawah ini dengan kelompok mendarahi ileum membentuk lebih banyak arkade pada
nodi lymphatici yang mengalirkan cairan limfenya. ileum dari jejunum.
C. Plaque Peyeri terdapat di dalam membrana mucosa ileum
17. Testis. bagian bawah sepanjang pinggir antimesenterica.
D. Plicae circulares lebih menonjol pada ujung distal ileum
18. Kllit dinding anterior abdomen di bawah umbilicus. daripada jejunum.
E. Persarafan parasimpatik ileum berasal dari nervus vagus.
19. Epididymis.
24. Struktur berikut ini terdapat di dalam omentum minus,
20. Kulit scrotum. kecuali:
A. Nodi lymphatici axillares anteriores. A. Vena porta
B. Nodi lymphatici paraaortici atau lumbales. B. Ductus choledochus
C. Nodi lymphatici inguinales superficiales. C. Vena cava inferior
D. Nodi iliaci externi. D. Arteria hepatica
E. Bukan saiah satu di atas. E. Nodus lymphaticus
DINDING ABDOI'AEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUTA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 717

Pertanyaan Mencocokkan

Cocokkan struktur bernomor yang diperlihatkan pada radiograf posteroanterior gaster dan instestinum tenue-dengan barium
meal-dengan struktur benar (laki-laki berusia 38 tahun).

-s

25. Struktur 1 A. Bagian pertama duodenum


B. Bagian kedua duodenum
26. Struktur 2
C. Bagianketigaduodenum
27. Struktur 3 D. Fundus gaster berisi udara
E. Jejunum
28. Struktur 4 F. Pylorus gastricus
29. Struktur 5 G. Bukan salah satu di atas
718 BAB 19

[ocokkan struktur bernomor yang diperlihatkan radiograf posteroanterior intestinum crassum-dengan barium meal--dengan
.pada
aliran limfe benar (perempuan berusia 20 tahun).

,,Y'
30. Struktur 1 A. Appendix

31. Struktur
B. Flexura lienalis
2
C. Colon transversum
32. Struktur 3 D. Caecum
E. Rectum
33. Struktur 4
F. Colon sigmoideum
34. Struktur 5 G. Colon descendens
H. Bukan salah satu di atas
DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIT RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 719

Pertanyaan Pilihan Ganda C. Terdiri dari serabut otot polos.


D. Tidak menyebabkan canalis analis dan rectum bertemu
dengan membentuk sudut lancip.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
E. Disarafi oleh nervus rectalis media.
35. Pemyataan berikut ini benar untuk canalis analis, kecuali:
A. Panjangnya sekitar 1,5 inci (3, 8 cm). 37. Pemyataan di bawah ini benar untuk proses defekasi,
B. Menembus diaphragmaurogenitale. kecuali:
C. Di lateral berbatasan dengan musculus sphincter ani A. Sering didahului oleh masuknya faeces ke dalam rectum,
externus. yang menimbulkan keinginan defekasi.
D. Merupakan tempat penting anastomosis portal-sistemik. B. Otot-otot dinding anterior abdomen berkontraksi.
E. Membrana mucosa setengah bagian bawah didarahi oleh C. Musculus sphincter aniexternusdanmusculuspuborectalis
arteria rectalis inferior. relaksasi.
D. Musculus sphincter ani internus berkontraksi dan
36. Pernyataan berikut ini benar untuk pars subcutaneus musculus menyebabkan pengosongan f eces.
sphincter anl externus, kecuali: E. Tunica mucosa bagian bawah canalis analis menoniol
A. Mengelilingi canalis analis. .keluar dari anus mendahului massa feces.
B. Tidak melekat pada corpus anococcygeum.

1. D yang tidak benar. Ligamentum lacunare tidak membentuk 9. A yang benar. Vesica biliaris terletak di kuadran kanan atas
sebagian dinding canalis inguinalis (Gambar 19-9). abdomen (Gambar 19-31).

A yang tidak benar. Ligamentum inguinale ditegangkan C yang benar. Caecum terletak di kuadran kanan bawah
oleh ekstensi articulatio coxae, karena fascia lata tungkai abdomen (Gambar 19-31).
atas melekat pada pinggir bawah ligamentum dan menarik
ligamentum ke bawah pada gerakan ini. 11. D yang benar. Flexura coli sinistra terletak di kuadran kiri atas
abdomen (Gambar 19-31).
J. D yang iidak benar. Arteria epigastrica inferior terletak di luar
canalis inguinalis di belakang fascia transversalis (Gambar 19- 12. D yang benar. Fascia spermatica externa dilekatkan ke
11 dan 19-13). aponeurosis musculi obliqui externi abdominis pada anulus
inguinalis superficialis (Gambar 19-12).
C yang tidak benar. Funiculus spermaticus dibungkus oleh
tiga lapis fascia spermatica, yangberasal dari tiga lapis dinding 13. C yang benar. Secara embrioiogis ligamentum teres uteri
anterior abdomen. Fascia spermatica externa dari aponeurosis berasal dari gubernaculum.
musculi obliqui extemi abdominis, fascia cremasterica berasal
dari aponeurosis M.obliquus intemus abdominis, dan fascia 14. A yang benar. Fascia cremasterica dibentuk dari pinggir bawah
spermatica intema dibentuk dari fascia kansversalis (Gambar musculus obliquus intemus abdominis (Gambar 19-11).
19-1.1).
15. B yang benar. Fascia spermatica interna dibentuk dari fascia
D yang tidak benar. Arteria circumflexa ilium profunda transversalis pada anulus inguinalis profundus (Gambar 19-
adalah cabang dari arteria iliaca extema dan berjalan ke atas 13).
dan lateral ke spina iliaca anterior superior jauh dari canalis
inguinalis (Gambar 19-2). 16. B yang benar. Anulus inguinalis profundus merupakan lubang
pada fascia transversalis (Gambar 19-17).
6. D yang tidak benar. Tendo coniunctivus tidak berlanjut dengan
ligamentum inguinale (Gambar 19-10).
17. B yang benar. Testis mengalirkan limfe ke dalam nodi
lymphoidei paraaorticae (lumba1es).
7. C yang tidak benar. Tunica albuginea merupakan lapisan luar
capsula fibrosa testis yang tebal (Gambar 19-15).
18. C yang benar. Kulit dinding anterior abdomen di bawah
C yang benar. Appendix berlokasi di kuadran kanan bawah level umbilicus mengalir ke nodi lymphoidei inguinales
abdomen (Gambar 19-31). superficiales.
DINDING ABDOTAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUTA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 719

Pertanyaan Pilihan Ganda C. Terdiri dari serabut otot polos.


D. Tidak menyebabkan canalis analis dan rectum bertemu
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAI. dengan membentuk sudut lancip.
E. Disarafi oleh nervus rectalis media.
35. Pernyataan berikut ini benar untuk canalis analis, kecuali:
A. Panjangnya sekitar 1,5 inci (3, B cm). 37. Pemyataan di bawah ini benar unfuk proses defekasi,
B. Menembus diaphragmaurogenitale. kecuali:
C. Di lateral berbatasan dengan musculus sphincter ani A. Sering didahului oleh masuknya faeces ke dalam rectum,
externus. yang menimbulkan keinginan defekasi.
D. Merupakan tempat penting anastomosis portal-sistemik. B. Otot-otot dinding anterior abdomen berkontraksi.
E. Membrana mucosa setengah bagian bawah didarahi oleh C. Musculus sphincteraniextemus danmusculuspuborectalis
arteria rectalis inferior. relaksasi.
D. Musculus sphincter ani intemus berkontraksi dan
36. Pemyataan berikut ini benar untuk pars subcutaneus musculus menyebabkan pengosongan feces.
sphincter an{ extemus, kecuali: E. Tunica mucosa bagian bawah canalis analis menonjol
A. Mengelilingi canalis analis. keluar dari anus mendahului massa feces.
B. Tidak melekat pada corpus anococcygeum.

1. D y*g tidak benar. Ligamentum lacunare tidak membentuk 9. A yang benar. Vesica biliaris terletak di kuadran kanan atas
sebagian dinding canalis inguinalis (Gambar 19-9). abdomen (Gambar 19-31).

A yang tidak benar. Ligamentum inguinale ditegangkan C yang benar. Caecum terletak di kuadran kanan bawah
oleh ekstensi articulatio coxae, karena fascia lata fungkai abdomen (Gambar 19-31).
atas melekat pada pinggir bawah ligamentum dan menarik
ligamentum ke bawah pada gerakan ini. 11. D yang benar. Flexura coli sinistra terletak di kuadran kiri atas
abdomen (Gambar 19-31).
J. D yang tidak benar. Arteria epigastrica inferior terletak di luar
canalis inguinalis di belakang fascia transversalis (Gambar 19- 12. D yang benar. Fascia spermatica externa dilekatkan ke
11 dan 19-13). aponeurosis musculi obliqui externi abdominis pada anulus
inguinalis superficialis (Gambar 19-12).
C yang tidak benar. Funiculus spermaticus dibungkus oleh
tiga lapis fascia spermatica, yang berasal dari tiga lapis dinding 13. C yang benar. Secara embriologis ligamentum teres uteri
anterior abdomen. Fascia spermatica externa dari aponeurosis berasal dari gubernaculum.
musculi obliqui externi abdominis, fascia cremasterica berasal
dari aponeurosis M.obliquus intemus abdominis, dan fascia 14. A yang benar. Fascia cremasterica dibentuk dari pinggir bawah
spermatica intema dibentuk dari fascia transversalis (Gambar musculus obliquus intemus abdominis (Gambar 19-11).
79-77).
15. B yang benar. Fascia spermatica interna dibentuk dari fascia
D yang tidak benar. Arteria circumflexa ilium profunda transversalis pada anulus inguinalis profundus (Gambar 19-
adalah cabang dari arteria iliaca externa dan berjalan ke atas 13).
dan lateral ke spina iliaca anterior superior jauh dari canalis
inguinalis (Cambar 19-2). 16. B yang benar. Anulus inguinalis profundus merupakan lubang
pada fascia transversalis (Gambar 19-17).
D yang tidakbenar. Tendo conjunctivus tidakberlanjut dengan
ligamentum inguinale (Gambar 19-10).
17. B yang benar. Testis mengalirkan limfe ke dalam nodi
C yang tidak benar. Tunica albuginea merupakan lapisan luar lymphoidei paraaorticae (lumbales).
capsula fibrosa testis yang tebal (Gambar 19-15).
L8. C yang benar. Kulit dinding anterior abdomen di bawah
C yang benar. Appendix berlokasi di kuadran kanan bawah level umbilicus mengalir ke nodi lymphoidei inguinales
abdomen (Gambar 19-31). superficiales.
720 BAB 19

19. B yang benar. Epididymis mengalirkan limfe ke nodi 25. B yang benar. Struktur 1 adalah bagian kedua duodenum.
lymphoidei paraaorticae (lumbales).
25. F yang benar. Struktur 2 adalah pylorus gastricus.
20. C yang benar. Kulit scrotum mengalirkan limfe ke nodi
lymphoidei inguinales superficiales. 27. D yangbenar. Struktur 3 adalah fundus gaster berisi udara.

21.. D yang benar. Nervus lumbalis I diwakili oieh nervus 28. G yang benar. Struktu 4 adalah junctura duodenojejunalis.
iliohypogastricus dan nervus iiioinguinalis, menyarafi kulit
tepat di atas ligamentum inguinale dan symphysis pubica 29. Eyangbenar.Struktursadalahjejunum.
(Gambar 19-1).
30. D yang benar. Struktur 1 adalah caecum.
22. C yang tidak benar. Cacat tersebut disebabkan oleh gagalnya
pembentukan lipatan lateral yang adekuat di daerah umbilicus, 31. H yang benar.Struktur 2 adalah flexura coli dextra.
yang hanya diisi hanya oleh amnion. Selama 24 jam pertama
setelah lahir, dinding kantong menjadi kering dan keruh, dan 32. G yang benar. Struktur 3 adalah colon descendens.
mungkin ruptur, sehingga menimbulkan keluarnya viscera.
Bakteri dapat masuk ke dalam cavitas peritonealis sehingga 33. F yang benar. Struktur 4 adalah colon sigmoideum.
menyebabkan peritonitis. Kantong yang berisi amnion harus
segera dieksisi setelah lahir dan bila terdapat organ viscera 34. E yang benar. Struktur 5 adalah rectum.
harus dikembalikan ke dalam cavitas abdominalis. Defek pada
dinding anterior abdomen harus segera ditutup. 35. B yang tidak benar. Canalis analis terletak postedor terhadap
diaphragma urogenitale dan karena itu tidak menebusnyii.
23. D yang tidak benar. Pada ujung distal ileum tidak terdapat
Plicae circulares. 35. E yang tidak benar. Pars subcutaneus musculus sphincter ani
externus disarafi oleh nerlrrs rectalis inferior, yalg merupakan
24. C yang tidak benar. Vena cava inferior terletak pada dinding sebuah cabang dari nervus pudendus.
posterior abdomen di belakang peritoneum parietale. Vena
ini dipisahkan dari omentum minus oleh foramen epiploicum 37. D yang tidak benar. Musculus sphincter ani internus
(Gambar 19-23). mengalami relaksasi selama proses defekasi.
lndel<s

A mata,625 Anastomosis arterial,


A.intercostales, 81, 81g-839. Lihat juga Aksory 17, 18g di sekitar sendi bahu, 1,88,197,1969
Arteria Aliran limfe, di sekitar sendi lutut, 242
Abdomen, abdomen dan pelvis, 277-273, 271g Anastomosis, 12
aliran limfe, 271-273, 2779 appendix v ermitormi1 27 2 arteri, di sekitar sendi bahu,188,242
arteria mesenterica inferior, 277 -278, canalis analis, 272, 273 arteria coronaria, 143
2239 colon,272 arteriaf di sekitar sendi siku, 191, 1969
dinding anterior, otot, 4289, 4299, 426- duodenu,272 arteriovenosus, 1,4, 1,59,
430, 4309, 430t, 643-644, 6469, ekstremitas inferior, 273, 27 49 cruciate, 239-240
6479,648t,657g ekstremitas superior, 268-269, 2689 portal-sistemik, 696, 697
dinding posterior, otot, 437, 432t faktor yang memengaruhi, 266 tronchanterik, 239
glandulae endocrinae terkait dengan, glandula suprarenalis dan ren,272 Anatomi,
849-856, 850g-8s2g hepar,272 bursa, 10-11, 13g
nervus femoralis di, cabang-cabang, 587 jefinurn,272 cartilago,24
oesophagus di, 668, 6709 kepala dan leher, 266-268, 267 g dasar,2-32
pembuluh dar ah, 213-234 lien,272,273 definisi,2
penampang melintang anatomi, 675, oesophagus,2Tl definisi,2
6799,6809 ovarium,272 f aktor yang rrterrrengaruhi, 24-27
ureter, batas-batas, 754, 758g, 759g pancreas,272 fascia, 69,7-8, 8g
viscera, panis dan scrottm,272 istilah yang berhubungan dengan, 2,
penanda permukaan, 7 72-7 75, 7739, paru,2709 3g-59
7149 payudara, 269,2699, terkait gerakan, 3-5, 49
susunan umum, 722, 7239 prostat,272 yang berhubungan dengan posisi, 3-5
Ab do minothor acic p ump, 226 pulmo,277 jenis kelamin sebagai faktor dalam,24-
Abduksi, definisi, 4, 49, 5g rectum,272 27
Acetabulum, 3309, 3319, 328,3289 testis,272 klinik, definisi,2
Acetylcholine, 20 thorax,269-271 kulit,6-7,69,79
Acromiory 315,3179,559 thymus,273 ligamentum, 10, 12g
Acusticus externus, meatus, 2899, 29L, tonsill4 275,2759 membran serosa, 23-24, 24g
626,6299 utens,s,272-273 membrana mucosa,22-23
Acusticus internus, meatus, 294, 497 vagina,273 otot,8-9,89, 10g
Adenohypophysis, 837 vesica rrinaria,272 pembuluh dar ain, 72-1.4, 14g, 75 g
Adiposa, capsula, 750, 7579 Allantois, 705,708p, posisi, istilah yang berhubungan
Adiposum pararenale, 750 Alveolaris superior anterior, nervus, 523, dengan,3-5,39
Aditus ad antrum, 627,631g,6329 6??o radio grafi k, 27 -28, 28 g-30 g
Aditus orbitalis, 615, 61.69 Ampulla, 635, 8L1., 8L3g ras sebagai faktor dalam,24-27
Aferen glomerulus, arteriolae, 754 hepatopancreatica, 7 30 selubung sinovial, 17-12, 13g
Aferery serabut,564 sphincter, 730,7309 sendi, 9-10, 11g,12g
Agar Whartory 658 recti,694,6969 sistem limfatik, 74-16, 1.69
Akar,kukrl7,7g Vateri, 730 sistem saraf 76-22, 7\g-23g
Akomodasi, Anak-anak, uterus pada, 816 sistem saraf pusat, 77, 78g
Iensa,626 Anales, valvulae,696 tllJang,24,25g

869
870 INDEKS

usia sebagai faktor dalam,24-27 Apex cordis, denyuf 158 glandula suprarenales, 849-8b0
Androstenediort 853 Aponeurosis palmaris, 451- 454 glandula thyroidea, 843, B44g
Anguius lumbosacralis, 560 Aponeurosis plantaris, 47 7 hepar,7259,726
Angulus sterni, 308, 3129 Aponeurosis,8, 10g intercostales, 81, B1g-83g
Annulus femoralis, 460 palatina, 51 jantung, 7349, 1359, 7389, 1,4Ig, 1.42-743,
Anomali kongenital, pembentukan wajah, Apparatus lacrimalis, 61,3g, 614, 617 742g
864-865 Appendix veimiformis, 6909, 69L-692, 775 kepala dan leher, L7 0-I7 8, 17 7g-I7 69,
Ansa cervicalis, 567, 5679 aliran limfe, 272,692 1.77g
Anterior, definisi, 2, 39 pembentukary 702-703, 706g lien, 743
Anteversi uterus, 8139, 815 pendarahan, 6909,692 mamma, 89
Antrum, persara{an,692 otal 505-507, 506g, 508g
aditum ad, 627, 637g, 6329 Aqueductus cerebii, 493, 5009, SO1g, 507, ovarium, 810
pyloricum, 677,6759 5099 pancreas, 740
Antrum mastoideum, 630g, 631,g, 6329, Arachnoidales, penis,797,7949
633 granulationes, 5019, 505, 507, S09g prostat,789
aditum ad, 631.9,6329 vllli, 5029, 505, 507, 546 rectum, 6949,696,6969
batas,6329,633 Arachnoidea mater, 5019, 505, 5099, 543- ren,751,9
Anulus fibrosus, 364-365, 547, 548, S49g 544, 5449, 545g, 5479 thoracica interna, B7g, 82g, 86
Anulus inguinalis, Arcus a lveolari s, 287, 2889 thorax, i57-1.67, 1,58g-160g. Lihat juga
profundus, 650,6579 Arcus aorta, 158-160, 1589-1609 Thora>; pembuluh daral1 arteri
superficialis, 650, 6579, 6529, 6549,709- gambaran radiografik, 767-162, 761.g, besar
7L0,711,g 762g tuba uterina" 81,2, 81,39
Anulus ovalis, 148 Arcus costalis, 709, 770g, 7779 ureter,756
Aorta, Arcus longitudinalis lateralis, 403g, 404 usus belakang, 707, 7089, 7099
ab dominali g anatomi, 27 4-225, 275 Arcus longitudinalis medialis, 403g, 404
9-228 g uterus, 8139, 815
anatomi permukaary 162 Arcus neuralis. 548, 5489 vagina,820
anatomi, 757 -161, 158g-160g Arcus palatoglossus, 43g, 53 vesica urinaria, 764
arcus, 157-160, 158g-1609 Arcus palatopharyngeus, 43g, 53 vesicula seminalis, 786
gambaran radiografik, 161-162, 167g, Arcus palmaris profundus, 1,93, 200g wajah, 861
162g Arcus palmaris superficialis, I99, 201,g Arteria arcuata, 248, 2489, 7S7g
ascendens, 757, 1589, 7599, Arcus pedis, 403 -404, 4039. Lihnt juga Kaki, Arteria auricularis posterior, 77Ig, 173
pangkal dan bagian proksimal,
Arteria axillaris, 186-188, 787 g-792g
pembentukary 747 g, 148, I49g Arcus pubicus, 327, 3299, 3309 anatomi permukaary 7879, 206
thoracis, descendens, 760-161, 1609 Arcus transversus, 403g, 404 bagian kedua, 186-187, 1889, 1.97g, 7929
valvula semilunaris, 148 Arcus venosus dorsalis, 207-203 bagian ketiga, 787, 7889, 1899, 797g
Aorta abdominalis, Arcus vertebrae, 538 bagian pertam a, 786, 7889, 189g, 191, g
anatomi permukaan, 277 g, 225 sendi antar, 366g,367 cabang-cabang , 787-788, 19Ig, 1,939
anatomi, 27 4-225, 275 9-225 g sendi antardua, 547, 5429 Arteria basilaris, 506, 5069, 177,7779
arteria coeliaca, 275-276, 279 9-221 g Arcus zygomaticus, 287, 2889, 510, S10g Arteria brachialis, 788-791, 79 49
arteria 1umbalis, 222 Area auditiva, 493, 50Bg d natomi permukaan, 195g, 20tt
arteria mesenterica superior, 217, 22Ig- Area bicara motoris, 493,508g batas-batas, 189, 79Bg
t'2'o Area Broca, 493 cabang-cabang , 189-191, 1969
arteria ovarica, 2759, 278-222 Area sensoris, 493, 508g Arteria bulbi penis, 791
arteria phrenica inferio+ 222 Area visual, 493,508g Arteria carotis, 505, 502 508g
arteria renales, 278,21.59, 2169 Areola,87,90g anterior, 776, 777g
arteria sacraiis medi4 2769, 222 Arrector pi1i, musculus, 69, 7 communis, 1,70-177, 172g, 7739, 77 69
arteria suprarenales mediales, 2169, 278 Arteri, 14g, 15g. Lihat juga entri arteria dan batas-batas, 1739, 176g
arteria testicula ris, 275g, 218-222 arterial cabang-cabang, 171
batas-batas, 274, 217g appendix vermiformis, 690g, 692 externa, 771,, 1719-77 69
cabang-cabang, 274-225, 21,69-225 g caecum/ 689,6909 batas-batas, 17 7-1,7 2, 17 3 g-I7 6 g
gambaran radiografik, 225-232, 2269- canalis analis, 697 cabang-cabang, 17Ig, 172, 7739
2309 colon ascendens, 687 g, 693 interna, 17 7 g-17 6g, 77 4-77 6, 777 g
lokasi, 274, 2159, 216g colon descendens, 693, 6949 batas-batas, 173g-I7 6g, 17S
Aorta ascendens, anatomi, I57,1SBg, l19g, colon sigmoideum, 693, 6949 cabang-cabang, 775-72 6
Aorta thoracis descendens, 159g, 1.60-16I, colon transversum, 687 g, 693, 6949 media,776,7779
160g dinding abdomery 642-643, 6439 posterior, 1,77,177g
Aorticopulmonalis spiralis, septum, 148, duodenum, 682,6839 Arteria centralis retinae, 6249, 625
1,49g ekstremitas inferior, 235-252, 237 g-253g Arteria cerebri
Apendikular, rangka, 372-327, 31.69-3219 anatomi permukaary 256, 257 g, 2S8g anterior, 176,177g,505, 505, 5069
Apertura nasalis anterior, 287 gambaran radiografik, 256, 2S8g-259g
_ medi.a, 17 6, 777 g, 505, 5069
Apertura pelvis ekstremitas superior, 786-199, 1,87 g- posterior, 777, 777 g, 505, 5069
inferior, 327, 3299 203g Arteria cervicalis superfi cialis, 7729, 17g,
superior, 325,3299 anatomi permukaary L87 g, 1989,, 188
Apertura thoncis, 79, 79 g 7999,2049,206 Arterla cnoroldea, 5U5
hubungan clavicula dengary 87, 88g,, persarafan, 200 Arteria circumflexa ilium superfi cialis,
899 gasteq 674-675,677g 236,2479
INDEKS 871

Arteria coeliaca . 2l5-2I6, 2lag-221g Arteria pulmonaiis, valvula semilunaris, Articulatio carpometacarpales, 379g, 381
Arteria communicans 148 Articulatio carpometacarpales, ibu jari,
anterior, 505, 50Bg Arteria rad ia lis. I ql -. I q2, 197 g- I99g 3799,387
posterior, 77 6, 777 g, 505, 5069 anatomi permukaan, 7999, 2049,206 Articulatio condyloidea, 354, 355g
Arteria coronaria, cabang-cabang pada lengan baw ah, 792, Articulatio coxae, 384-387, 3859-3879
anastomosis, 143 198g anatomi permukaan, 387, 3889, 3899
dextra, 1349, 738g, 1,479, 742-1'43 cabang-cabang pada telapak tangan, articulatio, 384, 385g
sinistra, L349, 7389,7419, 1'429, 743 792 batas-batas penting, 387, 3879
variasi pada, 1429,743 Arteria radicularis, 543 capsula, 384, 3859
Arteria cystica, 7259, 732 Arteria recta Iis nedta. 224, 2249 gerakary 385-387
Arteria descendens genus, 23q, q40g Arteria renalis, 2I5g, 2769, 278, 752 ligamenta, 384, 385g, 386g
Arteria dorsalis, Arteria sacralis nredia, 21 69, 222. 2219, 225 membrana synovialis, 384, 385g-3879
p e dis, 247 -248, 247 g, 248g Arteria segmen talis, 7 52 otot, 385-387
cabang-cabang, 248, 2489 Arteria spinalis, persarafan, 384
penis, 791 anterior, 543 tipe, 384
Arteria epigastrica superficialis, 236, 241'9 posterior, 543 Articulatio ctbit| 37 6, 3789
Arteria femorahs, 236-240, 237 g-243g Arteria subclavia, 777g, 172g, 176-178, Articulatio cuboideonavicularis, 401
batas-batas, 236, 237g 1779,1829 Articulatio cuneocuboideae, 402
cabang-cabang, 236-239, 237 g-243 g anatomi permukaan, 1969, 206 Articulatio cuneonavicularis, 401
d eskripsi, 23tc, 237 g-240g bagian kedua, 7729, 778 Articulatio elipsoidea, 355, 355g
Arteria gastrica sinistra, 275, 21'99 bagian ketiga, 17 29, 77 8,'181 Articulatio genus, 387-392, 3909, 391. 397g
ArLeria glutea in[erior. 224.2249 bagian pertam a, 1729, 17 6-77 8, 177 g articulatio, 388, 390g
Arleria glutea superior, 225 cabang-cabang, 1729, 777 -77 8, 777 g batas-batas penting, 391,9, 392
Arteria hepatic a, 216, 2799, 2209, 2219, cabang-cabang, 188, 1939 bursa terkait dengan, 3909, 391g, 392
Arteria hypophysialis, 837, 840g dextra, 7779, 7729, 176 capsula, 389, 390g
Arteria iliaca sinistra, 1,729, 77 6-178 gerakan, 392
externa, 222,2249 Arteria subscapularis, 188 liagamenta, 389 -397, 3909, 391 g
interna, 223-225, 2249, 225 g Arteria suprarenalis medialis, 2169, 21'B membrana synovialis, 397, 3909, 3979
Arteria iliacae communis, 2759, 276g, 222, Arteria suprascapularis, 1729, 178, 1'88 olot,392
2249,2259 Arteria tarsalis lateralis, 248, 2489 persarafan, 392
Arteria iliolumb ahs, 225 Arteria temporalis superficialis, 7779, 773, tipe, 388
Arteria interlob aris, 7579, 754 181 Articulatio ginglymus, 354, 3559
Arteria interlobularis, 7 54 Arteria testicul aris, 2L5g, 278-222 Articulatio humeri, 372-375, 373g-3759
Arteria lierrali*. 215-216, 2199. 744 Arteria thoracica interna, 1729, 778 batas-batas penting, 37 4
Arteria lingualis, 77 19, 17 3, 773g Arteria thyroidea, capsula, 372, 3749,
Arteria 1umba1is,222 inferior, 1729, 777 -778, 843, 8449 gerakary 372-374,3759
Arteria marginahs, 218, 2239 superior, 843, 8449 ligamenta, 372,3739
Arteria maxillaris, 17 1,9, 77 4 Arteria tibialis, ligamentum tambahan, 372, 3739, 3749
Arteria meningea media, 7779, 774, 503 anterior, 242, 2449-246 g membrana synovialis, 372, 3739
Arteria mesenterica cabang-cabang, 242 percarafan,372
inferior, 217 -278, 2239, 7 07, 7 09 g posterior. 2449, 248-252, 24og Iipe,372
cabang-cabang, 2239 cabang-cabang , 249g, 251-252 Articulatio lntercarpalis, 3799, 381,, 3B2g
superior, 277, 2279-223g, 702 Arteria ulnaris , 7949, 793-799, 7989, 7999, Articulatio intercuneiformis, 402
cabang-cabang , 277, 2229 201g-203g Articulatio intermetacarpalis, 379g, 381,
Arteria metatarsal dorsalis I, 248, 2489 anatomi permukaan, 2049, 206 Articulatio intermetatarsalis, 402
Arteria obturatoria, 223 Arteria umbilic alis, 223, 224g Articulatio interphalangea, 379g, 383, 402
Arteria occipitalis, 7779, 77 3 Arteria uterina, 224, 2259 Articnlatio manubriostern alis, 307, 369,
Arteria ophtalmtca, 77 5-77 6, 505, 677 g, 61'9 Arteria vaginalis, 224 3709
cabang-cabang, 679, 6249 Arteria vertebralis, 505, 5069 Articulatio metacarpophalangea, 3799,
Arteria ovarica, 275 g, 278-222 Arteria vesicalis inferior. 223 381, 383, 402
Arteria peronea, 249g, 251 Arteria vitellina, 702 Articulatio plana, 354, 355g
Arteria pharyngea ascendens, 172 Arteriae arcuatae,754 Articulatio radiocarpalis, 380g
Arteria phrenic a infertor, 222 Arteriae lobares, 753 Articulatio radioulnaris distalis, 37 6-379,
Arteria plantaris, Arteriol, 72,15g. Lihat juga arteri spesifik, 379g,381
lateralis, 2509, 252 mis., Arteria cystic Articulatio radioulnaris proximalis, 376,
medialis, 2509, 2519, 252 Arteriolae aferen glomerulrts, 754 3789,3799
Arteria poplite a, 240-242, 2439, 2449 Arteriovenosus, anastomosls, 14, 159 Art icu tio sacroi I iaca, 322, 3289
la

batas-batas. 240, 2439, 2449 Articularis discus, 9 Articulatio sellaris, 355, 355g
cabang-cabang,242 Articularis genus, 3909, 391 Arliculatio spheroidea, J559, 356
Arteria profunda femoris, 237, 2379-2409, Articulatio acromioclavicularis, 37 1,, 371'9, Articulatio sternoclavicularis, 369 -37 0,
)/-A lllo 372g 3779,3729
Arteria pudenda Articulatio atlanto-axialis, 364, 365g Articulatio subtalaris, 3949, 396, 399g
externa, Articulatio atlanto-occipitahs, 364, 3659 gerakan pada, 400
profunda, 236, 2419 Articulatio calcaneocuboide:um, 3949, 399, Articulatio talocalcaneonavicularis, 397,
superfi cialis, 236, 2479 399g-401'g 399g
interna, 224,2249 gerakan pada, 400 gerakan pada,400
872

Articulatio talocruralis, 395-396, 3949, Berlari, fungsi gerak maju kaki saat, 405 infrapatellaris, 390g
3959,3979 B-Estradiol, fungsi, 855 ' profunda,392
articulatio, 3949, 3959, 396 B1bn,43g,44,44g superficialis, 3909, 392
batas-batas penting, 396 atas, cheiloschisis, 8639 popliteus, 391., 392
capsula, 396 bawah, cheiloschisis, 8639 prepatellaris, 3909, 391.9, 392
deskripsi, 395 cheilosihisis atas, 864, 8649 semimembranosa, 392
gerakary 396 cheiloschisis bawah, 864 suprapatellaris , 390g, 397
ligamentum, 3949, 395g, 396 cheiloschisis murni, penanganan, 864 Bursa infrapatellaris profund4 390g
membrana synovialis, 396 pembentukan, 8629, 862-863 Bursa infrapatellaris superficialis, 391
otot,396 Biceps femoris, 474, 4759 Bursa omentalis,
persarafary 396 Bidang coronal, lengkung pada, 302-3A4 pembentukan, 666,667g
regio, anatomi permukaan, 396, 3989, Bidang horizontal, istilah yang penampang transversa, 7299
398g berhubungan dengan, 2-3, 39 peritoneum, 661,, 661 9-664g
npe,396 Bidang koronal, istilah yang berhubungan Bursa prepatellaris, 3909
Articulatio tarsalis, 3949, 3959, 396-402, dengan,2,39 Bursa suprapatellaris, 389
3999-4079,4a2g Bidang midsagital, istilah yang
Articulatio tarsometatarsalis, 402 berhubungan dengary 2, 39 C
Articulatio temporomandibtlaris, 295, Bidang sagital, lengkung pada, 302-304, Cabang ganglion nervus maxillaris, 5239
2969, 357, 358-362, 359g, 3609 304g Cabang zygomaticus, nervus maxillaris,
batas-batas pentin& 359g, 362, 362g, Bidang transversal, istilah yang 522
3639 berhubungan dengan, 2-3, 39 Caecum, 688-689, 6909, 713
capsula, 357 Bintik buta, 625 aliran limfe, 689
dalam articulati o, 357, 359 g, 360 g Blok nervus, batas-batas, 689,6979
deskripsi, 357 spinalis, 563-6L0 gambaran radiografil 691, 6929
gambaran radiografi k, 297 9-299 g, 364 trigeminus, 576-536 pembentukary 702-703
gerakary 358-362,361,9 Bola mata, 6209-623g pendarahan, 689,6909
ligamentum, 357,3599 gerakary 679-620 persarafary 689
membrana synoviaiis, 357, 361.9 isi,6249,625 Cairan seminalis, 795
persarafary 358 lapisary 627,6249 Cairan sinovial, 9
Articulatio tibiofibularis, otot, 615t Cakram embrio,27
distalis, 393-394, 3949, 3959 pembuluh darah,6179 Calcaneus, 333-335, 337 9-339g
proximalis, 3909,393 pembuluh limfe,6779 Calyx,
Articulatio trochoidea, 354, 3559 saraf,6169-6189 major,7519,752
Articulatio xiphisternalis, 308, 369, 370g selubung fasci al, 620-621, 624g minor,7579,752
Artriculatio radiocarpalis, 379-387, 379g tunica fibrosa, 627, 624g Canal of Schlemm,625
Atlanto-occipitalis anterior, membrana, tu nica nervosa , 6249, 625 Canaliculus lacrimalis, 6139, 674
364 tunica vasculosa pigmentosa, 623, 624g Canalis adductorius (subsartorius), 458g,
Atlas, 549 Bronchioius, 462-463
Atrium, 747,7489 respiratorius, 101 Canalis analis, 696-698, 697 9-6999, 700t,
dextrum, 135-736, 135g, 1369 terminalis, 101, 1059 701.9
pembentukan, I 47 -1 48, I49g Bronchiolus terminalis, 101, 1059 aliran limfe, 272, 273, 697,701,9
sinistrum, 1359, 138, 1399 Bronchus segmentalis, 98g batas-batas, 696, 697 g-699 g, 7 00t, 7 01,g
Auditus, ossicula, 6309, 6319, 632-633, tersier, 100 pembentukan, 707 -7 08, 7 08g
633t,6349 Bronchus(i), 68, 689 pendarahary 697,7019
gerakan, 633,634g principalis dexter, 68, 689, 69 persarafan,69T
Auricula, 626,6299 principalis sinister, 68g, 69 setengah bagian atas, pembentukary
Axtlla, 87,88g, 899, 1879-7909, 435, 4379, segmentaf 98g, 100 705,708g
437t-438t,4399 Buck, fascia, 791 sphincter, 7001
nervus radialis di, cabang-cabang, 5729, Bulbus, Canalis anorectalis, 707
578 arter|791 Canalis atrioventriculafis, 747, 1489
Axiilary talI, 87, 909 inferior, 181 Canalis caroticus, 297g, 294
Axis,549 olfactorius, 517 Canalis carpi, 320, 320g, 441, 4479, 4489
penis, 790, 7939, 7949, 795 Canalis cervicis, 8139, 814
B rambut,6g,7 Canalis femoralis, 460, 4649
Bagian atas bibir, cheiloschisis, 8639, 864, sinovaginalis, 822 Canalis hepatis, 723
8649 superior, 181 Canalis hyaloid eus, 625
Bagian bawah bibir, cheiloschisis, 8639, vestibuli,806, B0Bg Canalis hypoglossus, 2909, 291,, 2979, 294,
864 Bulbus cordis, 1.47, 1.479 497
Bantalankuku,T,Tg bagian atas, 149g Canalis incisivus, 295, 2969
Bantalan lemak, 9, 11g bagianbawah, 1499 Canalis inguinalis, 647 -650, 647 g, 6499,
B are area hepar, 7 24, 7249 Bulbus inferior, 181 653g
Berdiri diam, fungsi gerak maju kaki saat, Bulbus superior, 181 dinding, 647 g, 6499, 651.9, 6529
404 Bulla ethmoidalis, 36, 37 g fungsi,650
Berjalan, fungsi gerak maju kaki saat, Bulu mata, 672,6139 mekanisme,650, 6539
404-405 Burs4 10-11, 13g pembentukan, 6529, 653 -655, 655 g
Berkemih, refleks, 7 65, 7 669 articulatio genus, 3909, 391.9, 392 Canalis mandibulae, 295, 29 69
873

Canalis nasolacrimalis, 6139, 674 Cervicale posterius, trigonum, 425g lengkung, 302, 304g, 368, 5409, 560
Canalis opticus, 490, 676, 6769 Cervicales anterioires, nodtts, 267, 267g, . pembentukan,S49
Canalis pyloricus, 67 l. 6759 Cervicalis vertebra, 554-555, 5609 MRI, 553, 554,5599
Canalis sacralis, 305, 307 g Cewix,874,8I7 os coccygis, 3049,306
Canalis semicircularis, 6329, 63ag Cheiloschisis, 864g os sacrum, 304g, 305, 307 g
Capsula, 625 atas, 8639, 864,8649 otot-otot yang menghubungkan
adiposa, 750,75Ig bawa[ 8639, 864 extremitas atas dengary 4381
fibrosa, rery 750,7579 murni, penanganan,864 pembentukan, 547 -549, 5489, 5499
Caroticus communis, proposchisis, 864, 8649 persarafary 547,5439
batas-batas, 170-771 Chiasma opticum, 493, 5069 regio cervicalis, gambaran radiografik,
cabang-cabang, 171 Choanae, 290,2899 549-550, 5509-552g
Cartilagines costales, 308, 3729 Chorda tympani, 527, 5289, 6329, 635 regio lumbosacralis, gambaran
gerakary 369 Choroidea, 623 radiografik, 551-552, 5549, 5559
sendi,369,370g Cincin Waidever, jaringan limfoid, 59 regio thoracica, gambaran radiografik"
Cartilaginosa, Circulus Willist, L76,1779,505, 5069, 507 550-551, 5539
costa, 548 Cisterna chyli,, 264-265, 265 g send i, 3b4, 3o59, 539-541 , 5429
vertebra, 548 Cisternae subarachnoideae, 505 articulatio atlanto-axialis, 364, 3659
Cartllago,24 Clavicula, 315, 3169 articulatio atlanto-occipitalis, 364,
anatomi,284 hubungan dengan apeftura thoracis 365g
arytenoidea, 60, 629 superior, 87, 889, B9g di bawah axis, 364, 3669, 367 g
cartilago fibrosa, 284 Clinoideus anterior, processus/ 2979, 293 gambaran radiografik, 308g-31 1 g, 368
comiculata, 60 Clitoris, ligamentum, 364,3659
corniculata, 649 aliran limfe, 806 spatium subarachnoideum, gambaran
costales, 77, 77g, 308, 312g analomi permukaan, 8079, 828 radiografik, 553, 5569, 5579
cricoidea, 00, 629 anatomi, 804g,805-806, 8079, 80Bg struktur di garis tengah, 5399, 5409,
cuneiforme, 60, 64g corpus, 806 554-ss9, 560g
elastis,24,284 crus, 806, B08g Columnae anales, 696, 699g
hialin,24,284 deskripsi, 805, 8079 Communicans anterior, arteri, 505, 508g
jenis,24,284 ereksi, 808 Compute d to mo graphy (CT),
larynx, 569, 59-67,60g,629. Lihat jttga g1ans, 806 gambaran, 27-28,299
Larynx, cartilago, lokasi, 805, B07g columna vertebralis, 553-554, 55Bg
thyroidea, 59-61,629 nervus dorsalis, 605 Condylus occipitalis, 2909, 297
Caruncula lacrimalis, 672, 6139 pendarahan, 806 Conj oint tendon, 429, 4379
Cauda equina, 17, 19g, 543, 5459, 564, 5659 persarafan, 806 Conjunctiva, 612,614
Cavitas orbitalis, 614-676, 616g r adix, 7 69 g, 8049, 805, 8089 tendo, dinding abdomery 644-645, 646g,
foramina ke dalam, 675-616,6769 Cloaca entodermal, 7 05, 7 08g 650g
gambaran radi ogr ahk, 626 Coccygeus, musculus/ 803g, 804 Conus medullaris, 541
Cavitas pelvis, 327, 329 g Coccygis, gambaran radiografik, 552 Copula,845,8479
Cavitas peritonealis, Cochlea, 6329,636 Cornea, 622,6249,
anatomi, 658-663, 6619-669g ganglion spirale, 529 fungsi,622
pembentukary 659g, 665-666, 667 g Cochlearis, 518t Corona, 7939,795
Cavitas thoracis, diameter, meningkat serabut, 5181 Corona ciliaris, 623
pada, 105-106, 110g, 1119 CoIon. Lihat jugri bagian spesifiknya Corpus adiposum pararenale, 751g
Cavitas tympani, 627 -635, 6299, 6309, altanlimfe,272 Corpus anococcygeum, 432, 4349, 8039,
6319, 632g, 633t, 6349 ascendens, 6709, 6879, 6909, 6919, 693, 804
Cavum cranii, 293 715 Corpus callosum, 492, 5009
Cavum nasi, 35-38, 36g, 37g, 38g, 399 pembentukan, 702-703 Corpus clliar e, 623-624, 6249
aliran limfe, 39 descendens, 670g, 691g, 693, 694g,71'5 Corpus clitoridis, 806
atap,36,37g pembentukan, 705-707, 70Bg Corpus geniculatum laterale, 579, 5209
dasar,36,369 sigmoideum, 670g, 693-694, 6959 Corpus penis, 791. 793g, 7o4g, 795
dinding, 36,369,37g transversum, 6679, 6709, 6879, 6979, Corpus perineale, 705, 7 089, 815-816
membrana mucosa,37 693,694g Corpus perineum, 804, 8069
pendaraharg 38 Colostrum,88 Corpus pineale, 493, 500g
suplai saraf, 38, 38g Columna renalis, 751 g, 752 Corpus sponfiosum penis,797, 7939, 7949
Cavum oris,43g,,44 Columna vertebralis, 301-305, 302g-3049, Corpus sterni, 7 6, 77 g, 307, 31'2g
Cavum Retzius,787 3069, 307g, 537-562 Corpus tibiae, 333
Cavum trigeminale, 520, 5229,5239 anatomi permukaan, 554-560, 5609 Corpus ultimobranchiale, 846
Cellulae mastoideae, 6329, 635 coccygis, gambaran radiografik, 552 Corpus uterus, 817
Centrum, 548,5489 cT, 5s3,554,5589 Corpus vertebrae, 547
Cerebellum, 496,5009 definisi, 538 sendi antar, 364,3669
Cerebrum, 492-493, 5009, 5089, 5099 deskripsi, 301 sendi antardua, 541,, 5429
anterior, gambaran radiografi k, 306-312, 308g- Corpus vitreum, 6249, 625
arteri, 506g 31,1, g, 549 -550, 550 g-552 g Corpusculus Hassall, 849
aqueductus, 493, 500g, 501'9, 507, 5099 gerakary 368 Corpusperineale, 432, 4349
pedunculus, 493, 50L9, 5099 komposisi, 301, 3029,3039, 538, 5399, Cortex,492,497
Cervicale anterius, trigonum, 424, 4259 540g fetalis, 850
874 |NDEKS

Costa I, sambungan otot pangkal leher Definisi rotasi medial,4g, 5 arteri intercostalis, 81, 81g-83g
dengan,79g,87 Deglutisi,58 cartilago costahs, 77, 77 g
Costa, 7 6-77 , 77 9-799, 548 Dendri! 17,18,78g,279 costa, 76-77, 77g-79g
atiplkal,77,79g Dent axis, 549 gambaran radiografik, 1,1I, 773g-7279
caput, sendi, 77, 78g, 368, 3699 Dentatus, nucleus,497 membrana suprapleuralis, 83, 93g
cartilaginosa, 548 Denyut apex cordis, 158 musculus intercostalis, 79 -81,, 87 g
fluctuantes, 76 Dermatom, 547,5489 n. intercostales, 81-83, 80g, 81g, 84g
gerakan,79,369 Dermatomiotom, 547 otot yang menghubungkan extremitas
I, sambungan otot pangkal leher Dermis, 6, 69 superior dan, 86-87,889, 89g
dengan,79g,87 Descendens, colon, 6709, 6979, 693, 694g, otot, 85, 86t
send178-79, 789, 368, 3699 775 sendi, 779,78-79,789
spuriae, 76 pembentukary 705-707, 7089 spatium intercostale, 79, 80g
tipika|,77,7Bg Diaphragma sellae, 502g, 503, 504g sternum,76,77g
tuberculum, sendi, 78, 78g,, 368, 3699, Diaphragma, v. intercostalis, 81, 81g-83g
verae,76 anatomi, 83-85, 84g Dinding thorax,
Costae, 308-312, 3729-3L4g bentuk dan struktur, 85, 94g otot,426,427t
fluctuantes, 7 6, 308, 313g, 3749 fungsi, 85 vang menghubungkan extremitas
spuriae, 76 lubang pada, 85 superior dengary 4371
vetae,76 peivis, 431, 4339, 801-804, 8029, B03g Dinding vesica urinaria, ureter
Coxae, os, 328-329, 3289, 330g-3379 pembentukan,85 menembus, fungsi katup saat,
Cranii anterior, fossa, 295t persarafan, 85 754,759g,7609
Cranii media, fossa, 295t urogenitale, 432, 4359, 436t,789, 804- Di ploe, 282, 285, 2BbB, 287g
Cranii posterior, fossa, 291 g, 293-294, 295t 805, B04g Discus articulare, 9, 357, 3599
Cranium, tulang, 285-286, 2869, 2BBg, anatomi, 7909,7939 Discus intervertebralis, 364-365, 3669, 538,
Cremasterica, fascia, 6529, 653, 654 Diaphysis, 24, 281 541, 5429,548, 5499
Crista bulbaris, L48, L49g Diencephalon, 493, 5069 fungsi,367
Crista iliaca, 328, 3309, 5399, 559-560, 709, Dihidrotestosteron, 853 Distal, definisi, 3,3g
7109, TIIg Dilatator pupi11ae, 625 Dorsalis superfi cialis, penis, 7 9 4g
Cdsta intertrochanterlca, 332, 3349 Dinding abdomery Dorsofleksi, 396
Crista occipitalis interna, 2919,, 294 aliran limfe, 643,6449 Dorsum sellae, 297g, 294
Crista pubica, 3289, 329 anatomi permukaan, 7 08-7 75, 7 70 g, Dua pertiga proksimal colon transversum,
Crista sacral median, 559 7719,7139,7749 pembentukan, 703
Crista spina scapulae, 5399, 559, 560g anatomi, 642-650, 6429-6479,, 648t, 6489- Ductuli efferentes, testis, 781, 7829,783
Crista supinatoria, 319g, 320 653g Ductus,
Crista supracondylaris, anterior, alveolaris, 101
lateralis, 332, 3349 nervus/ 6429,, 657, 6579 anatomi, 783-784
medialis, 332,334g otot, 426-430, 4289, 429g,4309, 4301, billialis, 684g
Crista urethralis, 765 643-644, 6469, 647g,648t, 6519 gambaran radiologik, 732
Cruciate anastomosis, 239 -240 pendarahan, 643g, 657-658 hepar, anatomi, 727 -7 30
Cruciatum, ligamentum, anterius, 389, artert, 642-643, 6439 pembentukan,732
390g, 391g canalis inguinalis, 647 -650, 647 g, 649 g, choledochus,
Crus, 653g gambaran radiologik, 7339-735g
clitoris, 806, 8089 fascia profunda, 643 hepar, anatomi , 725g,728g-730g
penis, 790, 7939, 7949, 795 fascia superficiahs, 643, 6459 muara ke dalam duodenurn,742,
Crypta tonsillaris, 59 fascia transversalis, 647 g, 6481 7/.)o
'"6
Cubiti, fossa, 436, 442g kulit. b42-641, o42g. o43g pembentukary 7369,7379
Cuboideum, epithelitim, 625 lemak ekstraperitoneal, 647, 649 g cochlearis, 636
Cuboideum, ossa, 337-338, 337 9-3399, ligamentum inguinale, 647 g, 645-647, cysticus, 729g,732
3389, 339g 649g pembentukan, 732,7369
Cystica, vena,732 linea semilunaris, 644, 647 g d eferens, 7 83-7 84, 7 84g, 796
Cysticus, ductus, 729g, 732 otol, 431, 432t anatomi permukaaq 7859
pembentukan, 658, 6609 anatomi, 7869,787g
D penanda permukaan, 7 08-7 12, 7 70g, eja culatorius, 7 65, 7 83, 7 84g
Daerah pergelangary anatomi permukaary 711g anatomi, 786,7889
2049 pendarahan, 642-643, 6439 endolymphaticus, 636
Darah, peritoneum parietale, 647, 6489,, 649g epididymis, 783,784g,
sirkulasi, hepar, 7259, 727 perkembangan, 6599 glandula vestibulares majores, 8079
yang hangat, dalam anyaman vena, persarafan, 642,6429 glandula vestibularis major, orificium,
fungsi,38 posterior, 586, 588g anatomi permukaary 828
Daya tahan perifer, 200 tendo conjunctivus, 644-645, 6469, 6509 hepaticus, 7259, 728, 729 g, 732
Decidua, 818 vagina musculi recti abdominis, 644, communis, 728, 7299, 732
Decussatio pyramidum, 496 648g dexler,732
Defekasi, 698 vena,643,6439 sinister, 732
Definisi anatomi dasar, 2 Dinding dada, lacrimalis, 673g,674
Definisi anatomi klinik, 2 anatomi, 76-83, 779-849 lymphaticus,
Definisi fleksi lateral, 3-4. 49, ag,5,59 apertura thoracis superior, 79, 79g anatomi, 264-266, 2b5F,
875

dexter, 16, 169, 2659, 266 v ena, 207 -206, 20 49, 205 g Ethmoidalis anterior, nervus, 521, 524g,
mesonephros, s\sa,768 Ekstremitas inferior, 6779,679
nasolacdmalis, 37,37g, 6739, 614 aliran limfe, 273,2749 Eversi,
pancreaticus, 730g, 739 g, 7 40 arteri, definisi,5, 59
accessorius, 6849, 7 40, 74L anatomi permukaan, 256, 257 g, 2589 deskripsi,400
ma1or,741 a natomi, 236-252, 237 g-253g Extremitas inferior,
muara ke dalam duodenurn,742,742g gambaran radiografik, 256, 2589-259 g cabang-cabang plexus sacralis, 591 g,
reuniens, 636 persarafan simpatik, 252 5929, 595g, 5969, 597
semicircularis, 6329, 635, 636 pembuluh dar ah., 235-261 nervus cutaneus permukaan anterior,
thoracica, 16, 769, 264-265, 265g pompa vena, 256 586, 590g
thyroglossus, 845, 847 g sendi, 384-402, 385g-391g, 3939-3959, nervus cutaneus permukaan posterior,
utriculosaccularis, 636 3979-401,9 586, 590g
vitellinus, 702,705 gambaran radiografi k, 3409-347 g, otot, 454, 455, 4559, 456t, 457 g, 4589,
Duodenum, 678-685, 6839, 6849, 773 4049,405,4059 459t, 467t, 4629, 4639-4669, 467t,
aliran limfe, 272,682 r;Jang, 2829, 327, 322, 3289-3369, 337 g- 4689, 467t, 469g, 470t, 4719,
bagian,678, 683g, 6849 339g 4809, 4811
batas-batas, 678-682, 6839, 6849 gambaran radiografik, 339, 3409-347 g otot-otot adductor di, nervus
gambaran radiografik, 681 g, 6829, 685, v ena, 252-256, 2549, 255 g obturatorius dar; 589, 593g
685g anatomi permukaan, 254g, 256 trigonum femorale dan adductorius di,
muara ductus choledochus dan ductus gambaran radiografik, 256, 259 g 586,5899
pancreaticus ke dalam, 7 42, pengaturan saral pada, 256 Extremitas superior,
74)
''-6 o Ekstremitas superior, 376 9-321, g otot yang menghubungkan dinding
papilla, aliran limfe, 268-26q, 2689 dada dan, 86-87, 88g, 89g
major,730,7309,740 sendi, 369-383, 3719-375g, 377g, 3B2g otot,435-454
minor, 7309, 7399,740 ga mba ran radiografi k. 3229-327 g, persarafan interosseus, 571
pembentukan, 700-7 02, 7049 383-384 persarafan cutaneus, 572g
pendarahary 682,6839 L:,lang,312-321,
persarafan, 685 gambaran radiografik, 321, 3229-327 g F
setengah bagian atas, aliran lirnfe,272 Eksudat serosa, 23 Facialis, arteria, 7779, 773, 7739
Duramater, 543, 5449, 545g Ektoderm,27 Falx cerebelli, 503
aliran vena, 504 Elevasi tuba,57,58g Falx cerebri, 291.9, 293, 492, 5009, 5019,
otak, 499-504, 501 g-5039 Embriologi, anatomi klinik dan, 26-27 502,5099,570
pendarahary 503-504 Eminentia arcuata, 291,9, 294 Farcia, cervicalis, 421,-423
persarafan, 503 Eminentia parietalis, 510, 510g Faring,
End arteri interior, 489
E anatomik, 12 mulut,48g
Eferen, serabut, 564 fungsional, 12 Fascra, 69,7-8,89
Efferentes, ductuli, testis, 781, 7829,783 Endometrium,8l5 Buck, 791
Ejaculatorius, ducttts, 7 65, 783, 7849 Entoderm, 27 cervicales, 4249
anatomi, 786,78Bg Epicondylus, profur.da,424g
Ejakulasi, 794-795 lateralis, 332, 3349 cremasterica, 6529, 653, 654
Ekspirasi, 108, 111g medialis, 332,3349 endothoracica, 79
biasa, 108 Epidermis,6 lengan atas, 436,4439
kuat, 108, 1119 Epididymis, lengan bawah, 439,447g
perubahan paru pada, 108 aliran limfe, 783,7839 orbitalis, 617
Ekspresi wajah, otot, 4I7, 418t, 479g, 864 anatomi permu kaan, 7829, 7o6 pelvis, 431
rami termirales ke, 528, 5289 anatomi, 7 82-7 83, 7 82g-7 84g anatomi, 8049, 805
Ekstensi, definisi, 4, 49 duclus,7B3,7849 lapisan visceraf 805
Ekstraperitoneal, lemak, 617, 64qg fingsi,782 parietalis, 431
Ekstremitas atas, pendarahan, 7829, 783 visceral, 817g, 822
arteri, sinus,782, 7829 profunda,8, Bg
anatomi permukaan, 187 g, 1959, Epigastrum, definisi, 712 dinding abdomen, 643
7999,2049,206 Epiglotis, 60-67, 629 tungkai atas,456,4639
anatom i, I 86- 199, 187 g-203g Epimisium,412 renalis,750, 7579
persarafary 200 Epinefrine, 850 spermatica,
pembuluh dar ah, 185-212. Lihat j u ga Epineurium,543 externa, 650, 6529, 653, 654
Arteri dan vena Epiphysis, 24, 281 intem4 650, 6529, 653, 654
anatomi permukaan, 187 g-197 g kartilago, 281 scrotum/ 6529, 6549, 656, 7879
anatomi,786-206 Epitelium, germinativum, 809 superfisialis, 6, 69, 7-8
gambaran radiografik, 207, 207 g-270g Epithelium cuboideum, 625 dinding abdomery 643, 6459
persarafary 206 Ereksi, scrotum, 6459, 656, 6879, 779-780,
superficialis, clitoris, 808 ' '"6' 7a)o
Tano ' '-b
anatomi permukaan, 205g, 206-207 penrs,792-793 transversalis, 647 g, 648t
visualisasi, 207 Erektil, jaringan, 795 Fascia cervicali s, 427 - 423
vena superficialis, anatomi permukaary Estrogen, fungsi, 856, 8569 profunda,424g
7879,2049 Estron, fungsi, 855 superfi cialis, 421, 4249
876 INDEKS

Fascia cervicalis, 4249 Foramen jugul are, 289 g, 291, 2979, 29 4, lengkung usus tengah, rotasi, 703-705,
Fascia endothoracica, 79 497 7069,7079
Fascia pelvis Foramen lacerum, 289 g, 291, 2919, 294, pembentukary 658,6609
parietalis, 431 490
visceralis,431 Foramen magnum, 2979, 29 4 G
Fascia transversalis, 429 Foramen mandibulare, 295, 2969 Ganglion,
Fasciculus atrioventriculais, 740, 740g Foramen ment ale, 295, 29 69 ciliare, 6189, 679
fungsi, 140-141 Foramen obturatorium, 329, 3309 ramus communicans, 619
konduksi melalui, kecepatan, 140 Foramen ovale, 1-47, 1499, 2899, 290, 2979, geniculatum, 527, 5289, 63L9, 6329, 635
Fasciculus 293,490 oticum,527
lateralis, 569 Foramen pirimrm, 147, 149 g pterygopalatinu m, 523, 523 g
media1is,569 Foramen rotundum, 2979, 293, 490 radix posterior, 17, 78g,20g, 564, 566g
Fasciculus posterior, 569 Foramen secundum, 147, L499 sensorium superius dan inferius, 529,
Femur, 330-332, 3339, 3349 Foramen sphenopalatinum, 288 5309
Fenestra cochleae, 628, 6349, 635 Foramen spinosum, 2899, 290, 291,9, 294, spirale cochleae, 529
Fenestra vestibuli, 628, 6349, 635 490 spiralis, 6329,636
Fibrae lentis, 625 Foramen stylomastoideum, 289 g, 291 submandibulare, 525 g, 526g, 527
Fibrocartilago, 24 Foramen transversarium, 548 trigeminale, 2979, 294, 520, 5229, 523p,
Fibrosa, Foramen vertebrale, 538, 539 vestibulum, 632g,636
capsula, renal, 7 50, 7 51 g Foreskirg 791 Garis dan bidang abdomery 71,7-712,7119
sendi" 9, 11g Fornix,819 Gaste+ 712-773
Fibula 333, 335g,3369 Fossa, aliran limfe, 272, 675, 6779
Filum terminal e, 547, 5449, 5459 coronoidea, 318, 318g anatomi, 671-675, 6759-67 8g
Fimbriae, 811, 8139 cranii, arteri, 674-675, 6779
Fissura mediana anterior, 541 anterior, 291,g,293, 295t, 489 batas-batas, 674,6769
Fissura, media, 2979, 293-294,295t, 489 curvahura major, 672, 6759
cerebri longitudinalis di antara posterior, 2979, 294-295, 295t, 490 curvatura minor, 672
hemispherium cerebri, 5099, 510 cubiti,436 fun1si,671,6759
longitudinalis, 492, 500 g dextra, 569, 571, 5759 gambaran radiografik, 678, 6879, 682g
mediana,495 digastrica, 294, 295, 2969 pembentukan, 700,7049
anterior, 541 infraspinata, 3769, 377 pendarahan, 67 4-675, 677 g
orbitalis, ischiorectalis, 801 persarafan, 675,685
inferior, 615,61.69 media, cranii, 293 -29 4, 295t sphincter pyloricus, 672, 675g
superior, 2979, 293, 490, 616, 61,6g olecrani, 318, 3189 vena,675,6769
palpebra,672 ovarica, MB,809,81,79 Gastrolienale, omenLum, 658, 6629
petrotympanica, 527 fungsi,855, B55g Gelang bahu, tulang, 3L2-377, 31.6g
pterygopalatina, 288 piriformis, 57, 579, 63, 649 Celang panggul, tulang, 327, 322, 3289-
tympanosquamosa, 289 g, 297 poplitea, 463, 4659,, 5999 3329
Fleksi, batas dan isi, 598 Gender, efeknya pada strr:.ktur, 24-27
definisi,3-4,49 pterygopalatina, 288 Geniculatum laterale, corpus, 579, 520g
lateral, definisi,4, 49 radialis, 318, 318g Geniculatum, gangliory 527, 5289, 631,9,
Flexura coli, sublingualis, 295, 2969 6329,635
sinistra" 693 submandibula ri.s, 295, 29 6 g Genitalia,
pembentukan, 705,7089 subscapuiararis, 3769, 377 masculina,
Folia,497 supinator, 319g,320 anatomi permukaan, 795-7 96, 79Bg
Follkel, 69,7 supraspinata, 376 g, 377 extem4 pembentukan, 795, 7 9 69 797 g
primer, 811, 8139 temporalis, 5099, 570, 5I0g,765 tonjolan,795
Folliculli ovarici, 854 terminalis, tuberculum, 795,7969
Fonticuli cranii, Fossa coronoidea, 318, 318g Gerakan mengunyah lateral, 362
anterror,292 Fovea capitis, 332 Cerakan, anatomi, 3-5, 49, 59
neonatus,292 Fovea centralis, 625, 6249 Germinativum, epitelium, 809
posterior,292 Fovea nasalis, 862 Gigi (geligi),
Fonticulus,489 Fovea sublingu alis, 295, 2969 anatomi, 43g,45,47g
anterior, 292,2929 Fovea submandibularis, 295, 2969 decidu4 45
neonattq2929 Foveae granulares,293 tetap,45,47g
posterior, 292,2929 Frenulum, 791,795, 863 Ginjal, batas anterior, 6839
Foramen caecum, 84o, 847g anatomi permukaan, B2B, 8289-829 g Glandula Bartholini, 806, 8079, 8089
Foramen epiploicum, 658, 661, 6639, 6649, labiorum pudendi, 828, 828 9-829 g anatomi permukaary 807 g, 828
666 linguae, 439,44,46 Glanduia bulbourethrali s, anatomi, 789,
batas-batas, 661 Fundus, 67L,730, 877 7909
Foramen infraorbitale, 2869, 287, 2889 Funiculus spermaticus, Glandula ciliaris,612
Foramen intraventriculare, 1,48, 749g, 493, anatomi, 6529, 653-655, 6549, 6559 Glandula hypophisis, 291g, 294
SOas externa, 650,6529 Glandula lacrimalis, 6139, 674
Foramen ischiadicum scrotum, 6529 persarafan, 614
majus,455 selubung, 6529, 653 Glandula mammada,
minus,455 Funiculus umbilicalis, aliran limfe, 269, 2699,
877

anatomi/ 88g,7229, 126 di leher, analomi, 8369 suplai saraf sensoris, 35


Glandula parathyroidea, di thorax, anatomi, 8389, 849 Hidung,
aiiran limfe, 847 lokasi, 836-837, 8369 anatomi, 35-39, 36g, 37 g, 38g
anatomi, 8449, 847, 8489, 84og pelvis, anatomt, 849 -856, 850g-852g cavum nasi, 35-38, 369, 37g,38g,39g
tungsi,847, B4Bg Glandulae paraurethrales , 807, 807g 1uar, 35, 369
pembentukan, B4B, B49g Glandulae suprarenales, pembentukary 39-40, 40g, 47g
pendarahary 847 aliran limfe, 850 Hilus renalis, 750, 7579
persarafan, S4T anatomi, 849-850, 850g-852g Histerosalpingofu ah, 822
Glandula paratidea, penampang arteri, 850 Homeostasis, mempertahankan, 836
hotzontal,1.769 deskripsi, 849-850, 850g Hormory 836
Glandula parotis, 53, 54g fungsi, 850, 851g,852g ovarium. fungsi, 855, 8559
Glandula pinealis, lokasi, 849-850, B50g placenta, fungsi, 856-857, 8569
anatomi,837, 838g pembentukan, 850-851 seks, 850
fungsi, 837 pendarahan,850 Hukum Hilton,357
pembentukan,839 persarafan, 850 Humerus,318, 3189
Clandula pituiraria, vena, 850 otot-otot yang menghubunE;kan scapula
anatomi, 836-837, 8389 Glans clitoridis, 806 dengan,43Bt
batas-batas, 837 Clans penis, 797,7939, 7949, 795 sulcus spiralis di belakang, nervus
deskripsi, 836-837, 8389 Glaukoma,625 ra dialis di, caban g-cabang, 57 29,
fungsi, 837, 8419-8429 Clomerulus, arteriolae aferen, 754 578, 5819
lokasi, 836-837, 83Bg Clomus caroticum, fungsl, 170 Humor aquosus, 6249, 625
pembentukan, 837,843F, Glossoepiglottica lateral, plica, 48g, 57 Hymen, 8079,81,9,828
pendarahan, 837, 8409 Glukagon,742 Hypophysis cerebri, anatomi, 836-837,
Glandula salivaria, Glukokortikoid, 850 B3Bg
anatomi, 43g, 53-54, 54g Clutea, tuberositas, 332, 334g Hypothalamus, 493
glandula parotis, 53, 54g Gonadotropin korionik, fungsi, 856, 856g,
glandula sublingualis, 43g, 54, 54g 857 I
glandula submandibularis, 43g, 53-54, Granulationes arachnoideales, 501 g, 505, Ibu jari, Articulatio carpometacarpales,
549 507, 5099 3799,387
Gland ula sublingualis, 439, 54, 54g Cubernaculum, 654, 655g Ileocaecalis, va1vu1a, 690g, 697
Glandula submandibulais, 439, 53-54, 54g Gyrus postcentr alis, 493 fungsi, 691
Glandula suprarenalis, alir an limle, 272 Gyrus precentr alis, 492 Ileum, 328, 330g, 670g, 685, 686g-688g
Glandula tarsalis, fungsi, 612, 613g Gyrus temporalis superior, 493, 50Bg arteria iliacae communis, 215g, 2169,
Glandula thyroidea, )1) 1)l.o ))\o
aliran limfe, 843 H gambaran radiografik, 688, 689 g
anatomi, 839, 8449-847 g Hepar,712,7l3g jejunum dan, perbedaan externa antara,
arteri, 843, 844g aliran limfe, 272,727 6869, 687-688,6889
fungsi, 845, 846g anatomi permukaan, 732, 7389,739 pembentukan, 702-703
lobus, batas-ba tas, 839, 8449, B45g anatomi, 7 22-7 27, 7239-7 27 g Incisura,
pembentukary 845-846, 847 g artert,7259,726 acetabuli, 384
pendarahary 843,8449 bare area, 724,7249 angularis, 671
persarafary 843 batas-batas, 724-725 cardiaca, 98
vena, 843, B44g ductus choledo chus, 7259 intercondylaris, 332, 3349
Glandula vestibularis major, 804g, 806, anatomi, 727, 7289-7309 ischiadlca, 328, 3289, 3309, 331 g
8079, 808g, 828 ductus, 7 25 g, 7 28, 7 29 g, 7 32 radialis, 31,9,3199
ductus, orificium, anatomi permukaan, fungsi,724 supraorbitalis, 675, 6169
807g gambaran radiologik, 7 32, 7339-7 35g suprascapularis, 377, 317 g
Clandulae endocrinae, gangguan, deskripst, 722 tentorii, 502, 503g, 504g
abdomen, anatomi, 849-856, 8509-8529 I igamentum peri tonea le, 7249, 7 25. trochlearis, 31,9, 319 g
anatomi, 7269,727g utnae,319,31-99
glandula parathyroidea, 8449, 847, Lobuius, 723 vertebralis,
8489,8499 Iobus,723,7249 inferior, 539
glandula pinealis, 837, 838g pembentukan, 732, 736g, 737 g superior, 539
glandula pituiraria, 836-837, 8389 pendarahan, 725g, 726-727 Incus, 6309, 6329,633
glandula thyroidea, 839, 8449-847 g persarafan, T25g Inferior, definisi, 3
glandulae suprarenales, 849-850, sinusoid, 723 Infraspinata, fossa, 3169, 317
Bs0g-852g sinusoid, 732 Infundibulum, 1,369, 137,811, 8139, 836,
insula pancreaticae Langerhans, 851- sirkulasi dar ah, 7259, 727 8389, 8399
852, 850g, 8s3, B53g fitnas,732 Inguinale, ligamentum, 645-647, 709, 770g
ovarium,854, 855g vena,7259,727 Inguinalis, anulus,
placenta, 856,856g Hepatopanceatica, ampulla, 730 profundus, 651g
sel interstisial testis, 853, 8549 sphincter, 730,7309 superficialis, 651g
thymus,8369,8389, 849 Hiatus sacralis, 305, 3079, 556 Insersi tendo otot extensor panjang,457,
deskripsi, 836-837, 8369 Hiatus semilunatis, 36, 37 g 4539,4549
di kepala dan leher, anatomi, 836-847, Hidung luar, 35, 369 Insersi tendo otot flexor panjang, 442,452g
B3Bg suplai darah,35 Inspirasi, 705-707, 1 10g, 1119
87& INDEKS

biasa, 705-1.07, 71.09, 7179 basis, 133, 1369 sebagai sebuah unit fungsional, 402-403
kuat, 107 batas,134g,735 sendi, 3949, 3959, 396-402, 3999-4079,
otot diaphragma sebagai, 85 otot, 9 402g
perubahan paru pada, 707 pembuluh ba1ik, 14Lg, 1.43-144 telapak, otot, 471., 4769-4809, 487t
Insula pancreaticae Langerhans, 851-852, pendarahan arteri, 134g, 7389, 1419, Kantong besar peritoneum, pembentukary
8509, 853, B53g 142-1,43, 1,429 666,6679
fungsi, 8509, 852-853, B53g arteria coronaria dextra, 7349, 7389, Kantong kecil peritoneum, 658
pembentukary 853 1479,142-143 Kantong Rathke, 837
Insuliry 742,853 arteria coronaria sinistra, 7349, 1389, Kapiler, 73-74, L59
Intercondylaris, incisura, 332, 3349 1479,1.429,743 limfe, 14
Internal, definisi,3 pericardium dary hubungan antara, Kapsula, sendi, 9
Intervertebralis, discus, 538, 547, 5429, 1399,752 Kartilaginosa, sendi, 9, 119
548,5499 permukaary 1,33,1349 Kartilago, 280-352
Intestinum crassum, persarafary 1,409, 1,44, 1,44g epiphysis, 281
anatomi, 688, 6909, 694g-6989 rangka, 135 Katup jantung,
appendix vermiformis, 690g, 69I-692 fungsi, 135 anatomi, 145
caecum, 688-689,6909 refleks atrium dan ventriculus, 145 pembentukan, 148
canalis analis, 696-698, 697 g-699 g, 700t, ruang, 1349-139 g, 1,35-1,39 valva atrioventricularis, 149
707g sirkulasi darah melalui, 7409, L43,744- valva mitralis, 149
colon ascendens, 687 g, 6909, 69L9, 693 145 valva tricuspid alis, L49
colon descendens, 697 g, 693, 69 49 sistem konduksi,9, 1.369, 739-742, 1409 valvula semilunaris aortae dan trunci
colon sigmoideum, 693-694, 6959 fasciculus atrioventricularis, 740, 140g pulmonalis, 148
colon transversum, 6879, 6979, 693, 6949 fungsi, 139 Kehamilary
fungsi,683 jalur konduksi intemodus, 7409, 147 mamma selama, 88, q lg
gambaran radiografik, 692g, 700, 7039 nodus atrioventricularis, 736g, 740, tinggi fundus uterus pada berbagai
intestinum tenue dary perbedaan 140g bulan,8189
antara, 698-700, 702g nodus sinostrialis, 7369, 140, 7409 Kelahiran, placenta saat, penampiian
komponery 688 pendarahan arteri, 7429, 143 umum, 8189, 819, 8199, 8219
rectum, 69 4- 69 6, 69 5 9-69 8g skeleton, 1369 Kelenjar keringal, 6 g, 7
valvula ileocaecalis, 690g, 69L struktur, 134g, 135, 1359, 7369 Kelenjar sebasea,6g,7
Intestinum tenue, 687 jari kaki, sendi, 3949, 3959,396,396-402, Kelompok regional nodi lymphoidei,
anatomi, 678-685,6839 3999-4079,, 4029, kepala dan lehe+ 266-268
duodenum, 678-685, 6839, 6849, 7L3. Jari tangary Kepala dan leher,
Lihat juga Duodenum selubung sinovial di sekeiiling tendon aliran I im fe, 2oo-268, 267 g
fungsi, 678 panjang, 13g anatomi, 170-187, 771g-77 69, 179 g, 1829
ileum, 685,6869-6889 sendi, 3799, 381-383, 3B2g artefi, 770-178, 1779-1769, 777g
intestinum crassum dan, perbedaan jaringan, kelompok regional nodi lymphoidei,
antara, 698-700,7029 anatomi, 2659,266 266-268
jejunum, 685, 6869-6889 limfoid, cincin Waldeyer, 59 pembuiuh darah, 769-184. Lihat juga
mesenterium, 6869 palatina,59, 609 arteri dan vena spesifik
Intumescentia |aringan erektil, 795 besar, anatomip".-ri.uu.r, 7719, 1,8I,
cervicalis, 541 |aringan limfatlk, 14 7829
lumba1is,541 cincin Waldeyer, 59 penampang/ 49I, 4959-497 g
Inversi, anatomi, 2659,266 vena, 778-18\, 1799, 180g
definisi,5,59 faringan subkutan, 6 Kepa14
deskripsi, 400 fejunum, 67 09, 685, 6869-688g glandulae endocrinae di, 836-847, 8389
Ipsilateral, definisi, 3 aliranbmfe,2T2 otot, 41.6-417, 4779, 41,8t, 4199, 4209
Irts,624-625,6249 gambaran radiografik, 688, 6899 Killian's dehiscence, 55
Ischiadica, incisura, 328, 3289, 3309, 331g ileum dary perbedaan externa antara, Koiesistokinin, 732
Ischiadicum, tuber, anatomi permukaary 6869, 687-688, 6889 Kontralaterai, definisi, 3
823, B28g-829g pembentukary 702-703 Kortikoid, mineral, 850
Ischiorectalis, fossa, 801 |enis kelamiry efeknya pada struktur, Kuadran abdomery 7119, 712
Ischium, 329,3309 24-27 Kulit angsa, 7
Isthmus faucium, 43g, 44 f unctura cardiooesopha ge alis, 7 72 Kulit kepala, otot, 476-417, 4179, 478t
Isthmus, 811, 8139, 8449,839 Kulit,6-7,69,79
batas-batas, 843 K dinding abdomery 642-643, 642g, 6439
Kaki, scrotum, 656,779
J arcus,403-404, 4039 struktur tambahan lain, 6, 69, 79
Jalur konduksi internodus, L409, 747 penyanggah untuk, mekanisme, 404 wajal; 861
Janin, tulang, 403-404, 4039 pembentukary persarafagan sensorik,
cortex, 850 fungsi gerak maju kaki pada,404,405 863
sirkulasi, 166 musculus plantares,
Jantun& lapisan kedua, 599, 602g T,
anatomi radiografik, 1739-1789, 746 lapisan pertama, 599, 6079 Labiogingiva, lamina, 863
anatomi, 733-1.45, 1.349-7409, 7479-7449 sebagai penyokong berat badan dan Labirin, 6309, 6329, 6349, 635
apex,733,1,349, pengungkit, 402- 403, 4029 membrana, 6329,636
INDEKS 879

tulang, 632g, 6349, 635 [ascia cervical is. 421 -423. 4249 perkembangary 509
Labium majus, 805, 8079 glandulae endocrinae di, 836-847, B38g persarafan sensorik, 47
anatomi permukaan, 828, 8289-8299 ligamenta cervicalia, 423-424 Lien, 772, 7739, 7299, 7409, 742-744, 7439,
anatomi, 656-657 musculus styloideus, pembuluh daral1 744g
Labium minus, 805, 8079 dan saraf leher, 1749 aliran limfe, 272, 273, 744
anatomi permukaan, 828, 828g-829g nervus/ 567,5679 anatomi permukaan, 7389, 7 44
Labrum acetabuli, 384, 385g otot, 477-424, 4799, 427t, 4229-4259 arteri,743,744
Labyrinthus membranaceus, 6329, 636 musculus scalenus anterior, 419, 4239 deskripsi, 722, 729 g, 7 40g, 7 42-7 43, 7 43g
Labyrinthus osseus, 6329, 6349, 635 musculus scalenus medius, 421t lokasi, 7 29 g, 7 40 g, 7 42-7 43, 7 43 g
Lacrimalis, musculus sternocleidomastoideus, pembentukan, 744,744g
ductus, 6139, 614 41.7, 421.t,4229, 4229 pendarahan, 743-744
nucleus, 614 pangkal, otot, sambungan dengan costa percarafan,744
Lacunae, 818, 820g 1,79g,87 vena,743-744
.169-184,
Lacus lacrimalis, 614 pembuluh darah, 567, 5679. Ligamentum talofibu1are,
Laki-laki, genitalia externa, pembentukan Lihat juga arteri dan vena anterius, 3949, 396
1a\
t.r,t/vbtt aaAo Aaj*
1b spesifik posterius, 3949,396
Lamina, 538 penampang/ 497, 4959-497 g Ligamentum, 70, 129, 366g, 367
l.amina ciribriformis ossis ethmoidalis, Potong;an melintan, setinggl vertebra alaris,364,3659
490 cervicalis YI,1759 antardua arcus vertebrae, 547, 5429
Lamina cribrosa, 621 radix, 5669 antardua corpus vertebrae, 547, 5429
Lamina labiogingiva, 863 saluran pernapasan di dalam, apicis dentis, 364, 3659
Lamina lateralis porcessus pterygoideus, gambaran radiografik, 70 arteriosum, 158g, 759g, 762
2899,290 trigonum anterius, 424, 4259 articulatio genus, 389-391, 3909, 3979
Lamina medialis processus pterygoideus, trigonu m m uscu la re, 424, 4259 articulatio taiocruralis, 3949, 3959, 396
2899,290 l,emak ekstraperitoneal, 647, 649 g bifurcalum, 3949,399
Lamina pretrachealis, fascia cervicalis Lempeng epiphysis, 24, 549 calcaneofibular e, 39 49, 396
profunda, 423,4249 Lempeng saraf,27 calcaneonaviculare plantare, 397
Lamina prevertebralis, fascia cervicalis Lengan atas, capitis femoris, 384, 3859
profunda, 423,1249, kompartemen fascia, 436, 4439 Cardinale, 876, 816g, 877 g
Lamina propria,23 nervus medianus di, cabang-cabang, cervicales, 423-424
Lamina spiralis, 636 571,5799 collaterale
Lamina superficialis fascia cervicalis nervus ulnarls di, cabang-cabang, 573, laterale, 389, 3909, 3919
profunda, 127,4249 582g mediale, 389, 3909, 391g
Lamina tarsalis, 614 otot, 436-439, 4409-442g, 4439, 443t columna vertebralis, 364, 3659
Lamina tympanica, 2899, 291 permukaan anterior, 4409 coronarium, hep ar, 7249, 725
Lamina urethralis, 795 permukaan posterior, 441 g cricothyroideum, 629, 63, b4g
Lapisan endosteal, 499 tampak anterior, 571,, 57 49,, 57 69, 577 g, cricotracheale, 62
Lapisan ganglionik retina, 517, 5219 ETao cruciatum, 364,3659
-"h
Lapisan meningeal, 499 tampak posterior, 573, 581g, 582g anterius, 389, 3909, 3919
Lapisan parietalis, 23, 24g tulang, 318-321, 318g posteritrs, 390, 3909, 397g
Lapisan visceralis, 23, 24g Lengan bai.r,a[ dalam kestabilan sendi, 356-357
Larvngopharynx, 55g, 57, 57g cabang-cabang arterial radialis pada, denticulatum, 545g, 545
Larynx, 192,7989 elastik, 357
aliran limfe, 67 kompartemen f ascia, 439, 443 g, 447 g, extracapsuiaria, arliculatio genus, 389,
anatomi., 56g, 57g, 59-67, 609, 649, 65t, 448g ?aOo ?41 o
669,679 nervus medianus di, cabang-cabang, falci forme. hep ar, 724 g, 725. 72og
carti lago, 569, 5a-6 I . 609, o2g, o2g 571-572, 5729, 57Bg fibrosa, 356-357
cartilago arytenoid, 60, 629 nervus ulnaris di, cabang-cabang, 572g, flavum, 547,5429,
cartilago corniculata, 60, 649 573 gastrolienale, 744
cartilago cricoidea, 60, 629 otot, 439 , 444g, 445t, 446g, 447 g, 447 t, hepar, 7249, 725, 7269, 727 g
cartilago cuneirorme, 60, 649 44Bg inguinale, 4289, 429, 431.9, 647 g, 649 g,
cartilago thyroidea, 59-67, 629 permukaan anterior- 571 709,7109, 428g, 429, 4309
epiglotis, 60-67,629 tampak posterior, 573 interspinale, 541, 5429
cavitas, 63 tulang, 318-321, 3199 intertransversa ria, 547, 5429
fungsi sphincter, 65-66 otot, 4431 intracapsularia, 389 -391, 390 9
ligamentum, 62-63, 629, 649 Lensa,624g,625 articulatio genus, 391g
membrana, 569, 62-63, 629, akomodasi, kon',.ergensi mata saat, 626 lacunare, 429,4319
membrana mucosa, 67 bentuk, perubahan pad a, 625-626 Iarynx, 62-63, 629, 649
otot, 63, 649,65t Lidah, latum, 8109, 81,6, 8769, 822
persarafan, 67, 679 aliran 1imfe, 47 lienorenale, 744
pintu masuk, 57g, 63 anatomi, 43g,45-48 nuchae, 367,54I,554
produksi suara dalam, 66 gerakan, 47-48, 49g ovarii proprium, 809, 8109, 8119
sacculus laryngis, 63, 649 membrana mucosa, 439, 46, 48g teres uteri, 654
sinus laryngis, 63, 649 otot,46,48t palpebrale
vaskularisasi, 67 pembentukary 48-50 laterale, 614
Leher, 865, 8659 pendarahan,4T mediale, 6139,674
880. INDEKS

patel1ae, 389, 390g Lobulus, Maxllla, 2869, 287, 2BBg


pectineum, 429,4319 hepar,723 Meatus acusticus,
peritoneale, T2Tg testis, 781 externus, 2899, 297, 291,9, 497, 626, 629 g,
hepar, 7249, 725, 7269,727g Lobus, 630g
peritoneum, 658 occipitalis, 492,5089 internus, 2979, 294, 497
pembentukan, 6599, 666, 6679 parietalis, 492,5089 Meafus nasi,
phrenicocolicun, 693, 7 63 temporalis, 492,5089 inferior, 37 , 37 g
plantare brevis, 399, 4019 Longitudinalis, fissura, 492, 500g media, 36-37, 37g
plantare longum, 399, a00g, a01g Lumbal pungsi, 507 superior, 36, 379
popliteum obliquum, 389, 390g Lutut, regio, Meatus, urethra, externus, 7 65, 7699,, 791,
pterygomand ib u\are, 424 anatomi permukaan, 392, 3939 795, 806, 828, 8299
pubofemorale, 386g otot,463,4659 anatomi permukaan, 828, 82qg
pubovesicale, 763, 81,6, 8169, 817g, Lymphaticus dexter, ductus, 16, 169 Meconium,707
regio glutea, 455,457g Ved iast i num, 92-q3. 949. S5g
sacrocervicale, 816, 8169. 8l7 g M anterius, 92,93,94g
sacrospinale, 327, 3289-330 g Macrostomia, 864-865 medium, 92,93,949
sacrospinosum, 455, 457 g Macula lutea,6249,625 posterius, 92,93,94g
sacrotuberale, 327, 3289-3309 Magnetic resonance imaging (MRI), 28, 30g sisi kanary 1659, 569, 5689
sacrotuberosum, 455, 457 g columna vertebralis, 553, 554, 559g sisi kiri, 569,5689
schiofemorale, 384, 386g Malleolu* medialis, 313. 33bB superius, 92, 94g
sphenomandibulare, 295, 2969, 357, Malleus, 6309,632 Medulla oblongata, 495, 500g
3599,423 Mamma, Medulla spinalis, 541, 543
stylohyoideum, 423 aliran limfe, 89, 929 pertumbuhan, selama perkembangan,
stylomandibui arc, 357 , 3599, 423 anatomi, 87 -90, 90g-92g 1,7, 19g
supraspinale, 541, 5429, arteri, 89 radix,543, 5459,5469
suspensorium ovarii, 809, 8709, 822 deskripsi, 87-89, 90g, 91g vaskularisasi,543
temporomandibularis, 357, 3599 lokasi,87-89, 90g,91g Mekanisme scapulo-humera\is, 37 6, 377 g
laterale, 357, 3599 pada wanita muda, 88 Melatonin,837
teres hepatis, 7249, 725,726g pascamenopause, 89, 91g Membran,
teres uteri, 655,6559 pembentukan,90 ianin,27
transversum saat pubertas, 87-88 larynx, 62-63, 629, 649
acetabuli, 384, 385g saat pubertas, 90g serosa, 23-24, 24g
cervicis, 816, 81 69, 8179 selama kehamilary 88, 91g sinovial, 9, 11g
triangulare, vaskularisasi, 89 urethra, 768g
dextra, hepar, 7249, 725 vena, 89 Membrana atlanto-occipi talis,
sinistra, lnep ar, 7 24g, 725 Mandibula, 286, 287, 2889, 295-29 6, 29 69 anterior, 364
umbilicale medianum, 759 angulus, 2929,293 posterior, 364
uterus, 8119, 816, 8769, 877 g depresi, 359 Membrana buccopharynge a, 45, 469, 862
venosum/ 7249, 725, 7269 elevasi, 359, 361 Membrana cloaca, 705
vesica urinaria, 764 gambaran radiografik, 296, 297 9-307g Membrana interossea, 393, 439, 447 g, 463,
Limfatik, jaringan, 14 protraksi, 361 Li)
-''a t
LimIe,74-76, 1,69 retraksi, 362 Membrana mucosa,
definisi, 264 Manset rotator, 435, 439g cavum nasi, 37
kapiler, 14 Manubrium sterni, 76, 779, 307, 3129 Iarynx,67
Linea Vargo intero>sca, 3lq, 3l9g Iidah, 43g,46, 48g
alba, 429, 6479, 770, 7709, 7779 Margo orbitalis, 614 mukus, efek darah yang hangat pada, 38
arcuata,427 Masculina, genitalis, anatomi permukaan, mulut,44
aspera, 332, 334g 798g palatum molle,51
iliopectinea, 322, 329 g Massa lateralis ossis sacri, 548 pharynx, persarafan sensorik, 58
mylohyoidea, 295,2969 Massa sel eksterna, 26 Membrana perinealis, 7 89, 790g, 804
pectinata, 696,6999 Massa sel interna, 26 Membrana pleuroperitonealis, 85
semilunaris, 429,7709, 777, 77L9 Mastoideum, aditus ad antrsm,627 Membrana quadrangularis, 63, 649
so1ei, 333, 3369 Mata,611-626 Membrana suprapleuralis, 83, 93g
Linguae, frenulum, 43g, 44, 46 akomodasi, 625 Membrana synovialis,
Lingula, 295,2969 konstriksi pupil saat, 625-626 articulatio coxae, 384, 3B5g
Lipat genitalia, 795 anatomi permulaan, 626. b28B articulatio genus, 3909, 39L, 3979
Lipatan kuku,7,79 bola mata, 6L69-6189 articulatio talocruralis, 396
Lipatan kulit, 6, 7g gerakary Membrana tectoria, 364, 3659
Lipatan larynr. o2g, o3, b4g istilah yang digunakan untuk Membrana thyroidea, 569,62, b2g
Liquor cerebrospinalis, 5009, 507, 509g, menguraikan, 619 Membrana tympanica, 292,2929, 6299, 628
544, 5459, 546-547 otot ekstrinsik penghasil, 6169, 679- secundaria, 628, 6349, 635
absorpsi, 5029,507 620,6209-6239 Membrana urogenital is, 795
fungsi, 507 orbita,613g, 614-679 Menelary proses, 58
pembentukan,50T otot ekstrinsik, 519 Meningen, 498, 501g-5039, 509g, 543-562
pergantian,50T otot intrinsik, 519 medulla spinalis, 543-546, 5449, 545g,
sirkulasi, 507, 5099 struktur, 627 -625, 6249 \470
".,b
INDEKS 881

Menisci, 390g, 397, 391g Musculus orbicularis oculi, 614, 615t superior posterior, 523, 523g
Menopause, uterus setelah, 816 Musculus palatoglossus, 439, 51,t Nervus auricularis magnus, 567
Mesenterium, Musculus palatopharyngeus, 51t Nervus auriculotempor alis, 5269, 527
intestinum tente, 6869, 687 Musculus pectoralis minor, 87, B9g Nervus axillaris, 570g, 5729, 580, 581g,
peritoneum, 656-667, 6679, 6629 Musculus piriformis, 437, 4329, 434t 584g
pembentukary 6599, 666, 667g saraf ke, 597 cabang-cabang, 5729, 580, 5849
Mesoappendix, 6909, 69I Musculus plantaris, kaki, Nervus buccalis, 5259, 526
Mesocolory lapisan kedua, 599, 6029 Nervus calcaneus medialis, 599
sigmoideum, 693,6959 lapisan pertama, 599, 601,g Nervus cervicalis
transversum, 693 Musculus postvertebralis, 425-426, 426 g descendens, 567
Mesoderm,2T Musculus pterygoideus, nervus ke, 526 transversus, 567
embrionik, daerah,547 Musculus pubococygeus, 8039, 804 Nervus cillaris,6779
intermedian,2T Musculus puborectalis, 802, 803g Nervus coccygeus, 606
laleral,2T Musculus pyramidalis, 427, 644, 64Bt Nervus cochlearis, 636
paraxial, 27, 547 Musculus quadratus femoris, saraf ke,597 Nervus cranialis, 576-536
Mesonephros, 758 Musculus rectus abdominis, 426, 429 g, abducens, 518t, 5229, 5239
ductus, sisa, 768 644, 647 9, 648t, 770, 71.09 accessorius, 5I9t, 532, 5339
Mesosalpinx, 822 lntersectiones tendinei, 770, 7 70 g, anatomi, 517 -533, 518t-5191, 5209-5269,
Mesovarium, 809, 8I0g, 822 Musculus scalenus, 528g-533g
Metacarpi, 320g, 321, 3279 anterior, 79g, 87, 421 t, 419, 4239 facialis, 578t,529g
Metaphysis, 24, 281 medius,79g, 87 glossopharyngeus, 5 I 9t, 5299
Metonephros, 758 Musculus serratus anterior, 87, 88g, 899 hypoglossus, 579t, 532, 533g
Microstomia, 864-865 Muscuius sphincter ani internus yang komponen fungsional, simbol huruf
Miksi,765 involunter, 696 yang umum digunakan untuk,
Mineralokortikoid, 850 Musculus sphincter ani internus yang 518t
Miotom,548,54Bg volunter, 696 mandibularis, 5229-5249, 5259, 5269
Modio1us,636 Musculus sphincter urethrae, 765, 7689 maxillaris, 578t, 522-525, 5229-524g
Mons pubis, anatomi permukaan, 823, Musculus stapedius, 627, 633, 633t nervus facialis, 527, 528g
828g Musculus sternocleidomastoideus, 417, nervus glossopharyngeus, 529-530
Motor end plate, 474g, 41,6 427t,422g nervus vestibulocochlearis, 529-529, 530g
Motorik, serabut,564 Musculus styloideus, 567, 5679 ocu lomotorius, 5 l BL, 5 19, 5279
Mukus, Musculus symphisis pubis, 431, 432,709, olfactorius, 577, 51,8t, 5209
aliran, sinus paranasales da1am, 40 7I0g ophthaimicus, 5L8t, 527-522, 5239-5249
membrana mucosa, efek darah yang Musculus temporalis, 510, 510g opticus, 517-51,9, 578t, 5209, 5279
hangat pada, 38 Musculus transversus, 426, 4289, 643, susunary 517, 518t-519t
Mulut faring,4Bg 6469,648t trigeminus, 518t, 520-527, 5229-5269
Muscle spindle, 473, 4749, 476 Muskuloskeletal, otot skelet, 411 trochlearis, 5 IBt. 5 Iq, 5279, 5229
Muscularis mucosa, 23 vagus, 519t, 5299, 530-532, 5379
Musculi papilares, fungsi, 138 N vestibulocochlearis, 5181
Musculi penis, 791 Nares,35,36g Nervus cutaneus
Musculus bulbospongiosus, 7 90, 791, Nasalis anterio r, apertur a, 287 femoris posterior, 5979, 5969, 597
7939,806,8089 Nasion,509,5109 lateralis,
Musculus ctli.ari.s, 623, 625 6 Nasolacrimalis, ductus, 6739, 674 antebrachii, 569
Musculus coccygeus/ 431,, 4339, 4339, 434t, Nasopharynx, 55-57, 55g, 58g lengan atas, 572g
8039, 804 Navicu lare, os, 337-338, 3379-3309 surae, 590g
Mnsculus cremaster, 427, 644, 6519, 6529, \eona Lus, tengkorak, )o1-)oj, )9)g tungkai atas, 5889, 587, 595t
654,780 Neoplasia endokrin multipel, 836 Nervus ethmoidalis,
Musculus cricopharyngeus, 55, 56t, 57g Nervi ciliares, 619 anterior, 527, 524g, 617 g, 679
Musculus dartos, 6459, 656, 7879, 7B2g Nervi pudendi, ramus perinealis, 790, posterior, 6179, 679
Musculus iliococcygeus, 803g, 804 793g Nervus faciaiis, 578t, 527 -529, 5289, 5299,
Musculus intercostales, 79-8L, 8L9 Nervi spinales, 6309,635
Musculus ischiocavernosus, 790, 793g, blok nervus spinalis, 564-565, 565g, pars intrapetrosa, cabang-cabang, 635
806, 808g s66g Nervus femoralis, 586-588, 5889, 589g,
Musculus levator ani, 437, 4339, 4339, jenis, 564 590g, 5951
434t, 802-804,8039, 8069, 815- nervus intercostalis, 566g, 570g di abdomery cabang-cabang, 587
876,8769 plexus brachialis, 5669, 569-581, 5709, di tungkai atas, cabang-cab ang, 587 ,
Musculus levator glandulae thyroidae, 571,t,5729,573 589g, 590g, 595t
839,8449 plexus cervicalls, 565-569, 5659, 5669- Nervus frontalis, 521, 5239, 6769, 677 g, 618
Musculus levator palpebrae superioris, 5689, 569t Nervus genitofemoralis, 588g, 590, 590g
6139,61,4 Nervus abducens, 578t, 5229, 5239, 6769, Nervus glossopharyngeus, 5191, 529-530,
Musculus obiiquus, 619 5?Qq
externus, 426, 4289, 643, 6469, 648t ).lervus dccessorius, 5lqt, 532, 5339 cabang-cabing, 529-530
internus, 426, 4289, 643, 6469, 648t Nervus alveolaris, ramus,530g
Musculus obturator, externus, 588, 5949 inferior, 5249, 5259, 5269, 527 Nervus gluteus,
internus, 437, 433g, 434t superior anterior, 523, 5239 inferior, 5969, 597
saraf ke, 5969,597 superior medius, 523, 5239 snperior, 5969,, 597
882 INDEKS

Nervus hypoglossus, 291.9, 294, 579t, 532, cabang-cabang, 521,-522, 5239-524g Nervus tympanicus, 6329, 635
5339 Nervus opticus, 517-579,578t,5209,5279, Nervus ulnaris, 570g,5729,573-575,5749,
ramus, 532 677,617g,6249 5779,5789,5809-5849
Nervus iliohypogastricus,586,5BBg, 5951 Nervus palatinus majus dan minus, di lengan atas, cabang-cabang,573,
Nervus ilioinguina1is,586,5889, 5951 ganglion pterygopalatinum, 5829
Nervus infraorbitalis, 522 523g,525 di lengan bawah, cabang-cabang,572g,
Nervus infratrochlearis,6139, 679 Nervus Peroneus communis, 5909,5979, 573
Nervus intercostabrachialis, 5869 607-603,6049-6079 di tangan, cabang-cabang,575,5809,
Nervus intercostales, 80g, 81, 819-83, 84g cabang-cabang,590g,591'9,607-603, 5839, 584g
anatomi, 5669,570g,581-585, 586g,5879 6049-607g Nervus vagus, 519t, 5299,530-532,531,9
cabang-cabang , 5669, 5709,583-585, Nervus peroneus profundus, 602, 605E, cabang-cabang, 531,-532
5869,587g 6069 ramus,531g
kedua,585,5869 Nervus peroneus superficialis, 602,6049, Nervus vestibulocochlearis, 5181,529,
pertama,S7Og, 585 6059 5309,6299,636
Nervus intercostobrachialis, 585 Nervus petrosus ma1or,297g, 294, 527, Nervus zygomaticofacralis, 522
Nervus intermedius, 527, 5289 5289, 6329, 635 Nervus zygomaticotemporalis, 522
Nervus ischiadicus, 592g, 595g, 597, 5989 Nervus petrosus minor, 2919, 294, 529, Neuroglia, 17
cabang-cabang,598 6329,635 Neurohypophysis, 837
Nervus ke musculus pterygoldeus Nervus phrenicus, 5669,5689,569,569t Neuron, 17, 18g
medialis, 526 Nervus plantaris, Nodi buccinatorii,266, 2679
Nervus ke musculus stapedius, 527,5289, lateralis, 599,6079-6039 Nodi lymphoidei preaortici, 272
635 medialis, 599,6019,6029 Nodi mediastinales posteriores, 270
Nervus lacrimalis, 527, 5239, 6769, 677 , Nervus pudendus, 5929, 5969, 597, 597t, Nodulus lymphaticus, 265g, 274
617g 604-605 Nodus apicales,269
Nervus laryngeus, cabang-cabang,597t,605,5829 Nodus apikal, 2689
externus, 843,8449 Nervus radialis, 5709,5729,575-578,5759- Nodus atrioventricularis, 7369,740,7409
intemus,530g,531 5779,578 ,579g,5859 Nodus axi11ares,269-270
recurrens, 843,8449 di axilla, cabang-cabang,5729,578 Nodus brachiocephalica, 270
superior,5309,531 kompartemen anterior lengan atas Nodus centrales, 268
Nervus lingualis, 5259, 526g, 527 dekat dengan epicondyius Nodus cervicalis
Nervus mandibularis, 5229-5249,5259, lateralis, 5729,5759-5779,578, anterioir, 267,2679
5269 5799,5859 profundus,267g,268
divisi anterior, cabang dari, 5259,526- ramus profundus,57B,579g superficialis, 267
527 ramus superficlalis,572g,5769,5779, Nodus diaphragmaticae,2T}
divisi posterior, cabang dari, 524g,525g, 578 Nodus infraclavicularis, 2689,269
526g,527 sulcus spiralis di beiakang os humerus, Nodus lnguinales profundi, 273,2749
meningen, 543-546,544g,5459,5479 nervus radialis di, cabang- Nodus intercostales,2T0
truncus utama, cabang darl, 526 cabang, 5729, 578, 581,9 Nodus laryngeales, 267, 267 g
Nervus massetericus, 525g,526 Nervus spinalis, L7,799,,20g,563-610 Nodus 1atera1,268,2689
Nervus maxillaris, 518t, 522-525,522g-524g blok, 563-610 supratrochlearis, 269
cabang-cabang,522-523,5239 nervus intercostalis, 581-585, 5869, 5879 preaor$.c|2779
Nervus medianus, 569-572,5709,571t,573, plexus brachialls,575,578 Nodus 1ymphatic.ts,2659,266
\7?o-\7Ro plexus lumba1is,585-593,5889-5949, definisi,264,265g
di lengan atas, cabang-cabang,577, 5951 hngs|266
\7)o \7Qo plexus sacralis,593-597 Nodus lymphoideUS,268g
di lenganbawah, cabang-cabang,577- Nervus splanchnlci, 21,239 axillares, 268-269,268g
572,5789, major,21 inguinales profundi,273
pa1m, cabang-cabang,572,573g,580g minor, 21 inguinales superficiales, 273,2749
Nervus musculocutaneus,569,570g,577t, terbawah, 21 preaortici, 2779,272
\7)o 477o Nervus splanchnicus pelvtcus,22,597 Nodus lymphoideus supratrochlearis
Nervus mylohyoideus, 5259,527 Nervus stapedius, 6329 (cubitalis), 269
Nervus nasociliaris, 527,5249,6139,6169, Nervus subcostalis, 81 Nodus occipitalls,266,2679
6779, 618 Nervus supraclaviculares, 567 Nodus paraaorticUS,2Tlg, 272
cabang-cabang , 6139, 617 g, 619 Nervus supraorbitalis, 521, 5249 Nodus parotideUS,266,2679
Nervus obturatorius, 588-589, 5889, 5909, Nervus supratrochlearrs,527,5249 Nodus popliteUs,273
592g-5949,595t Nervus suralis,591g,598 Nodus posterior (subskapuiari,s),268,2689
cabang-cabang,5B9,5909,5929-5949, Nervus temporales profundi, 5259,526 Nodus retroauricularls (mastoideus), 266,
595t Nervus thoracalis longus, 5669, 5709,581 2679
extremitas inferior dextra dan, batas Nervus tibialis, 598-601,5999, 6009 Nodus retropharyngealis, 267,2679
antara, 588, 5939 cabang-cabang, 5919, 598-601', 6079- Nodus sentral, 2689
Nervus occipitalis minor,567 6039 Nodus sinoatrialis (pacemaker),736g,I40,
Nervus oculomotorius , 518t, 519, 527g, Nervus trigeminus, 51'8t, 520-527, 5229- 7409
676g,618,6789 5269 Nodus submandibularis, 266,2679
Nervus olfactorius, 517,578t,520g biok,516-536 Nodus submentahs,267,267g
Nervus ophthalmicus, 578t,52L-522,5239- Nervus trochlearis, 518t, 519, 5219,5229, Nodus thoracis interna, 270
524g 6169,6779,618 Nodus trachealis (paratrachealis),267,267g
883

Nodus tracheobronchialis, 27 0, 27 0g Orificium vaginae, 807 , 807 g ker1a, 472-415, 4749, 475g
Nodus, ana tomi pcrm ukaa n, 807 g, 828 penamaary 476,416t
cervicales, Origo, otot,8,99 penggerak utama, 474, 475g
anteriores, 267, 267g Oropharyrrx, 55g, 5Bg, 59g persara fan, 41 49, 415-41 b
superfi ciales, 267, 267 g Os coccygis, 3049, 306, 5399,559,822 struktur dalam, 472-475, 4139-4759
laryngeales, 2679,273 ujung,431 tonus, 4L2-41.5, 474g, 4759
).ateral, 268,2689 Os coxae, 328-329, 3289, 3309-331.9 Otot unipennatus, 472, 4739
occipitales, 266,267g Os cuboideum, 337 g-339g, 338 Otot. Lihat juga otot spesifik, 8-9, 8g, 99,
parotidei, 266, 267g Os cuneiforme, 338, 3389, 339g 1og
poplitei,273 Os frontale, 2869, 287, 2889 anterior dinding abdomerL 643-644,
posterior, 268,2689 Os hyoideum, 2969,297 6469, 6479, 648t, 6519
retroauriculare s, 266, 267g gambaran radiografik, 297, 3099 arrector pih, 69,7
'retropharynge ales, 267, 267 g Os nasale, 2869, 287, 2889 articulatio talocruralis, 396
submandibulares, 266-267, 267 g Os navicu la re, 337 -338, 3379-3399 dinding abdomen
Norepinefrine, 850 Os parietale, 287, 2BBg anterior, 426-429, 4289, 4299, 4309,
Notochord, 547, 5489 Os sacrum, 305,3079,552, 5559, 556 430t
Nucleus, Os sphenoidale,490 posterior, 437,432t
cuneatus, 496 Os temporale, processus mastoideus, 510, dinding dada, 85, 86t
dentatus,497 510g dind in g tho r a>,, 426, 427 L

gracilis,496 Os zygomaticun, 287, 2889 ekspresi wajah, 477, 478t, 41,99


lacrimalis, 614 Ossa pedis, 333-339, 337 9-339 g extremitas inferior, 454, 455, 455g, 456t,
olivarius, 496,5049 Ossa tarsalia, 333 4579, 4589, 459t, 461t, 4629,
pulposus, 365, 541, 548, 5499 Ossa thoracicae, gambaran radiografik, 463g-4669, 467t, 4689, 467t,
372,327,3159 4699, 470t, 4719, 4809, 4B7t
o Ossicula auditus, 630g, 632-633, 6379, 633t, extremitas superior, 435-454
Occipitalis, 6349 insersi, 8, 9g
condylus, 2909, 297 gerakan, 633,6349 inspirasi, diaphragma sebagai, 85
lobus,492,508g Ossicula, otot, 633, 633t intercostales, 79-83, 81,9
Oesophagus, Ostium atrioventriculare dextrurn, 736, 1,369 jantung, 9
aliran limfe, 271 Ostium cardiacum, b72, b75?, kepala, 476-477 , 477 g, 41,8t, 4L9g, 4209
anatomi, 668, 6709-6729, Ostium pyloricum. 672, 6759 kulit kepala, 4L6-4L7, 417 g, 478t
di leher, 668,6719, Ostium urethrae, 765 larynx, 63, 649, 65t
di thorax, 668,6729 Ostium uteri externum, 814 Ieher, 417-424, 4799, 427t, 4229-4259.
Iungsi,670 Otak,5659 Lihat juga Leher, otot
gambaran radiografilg 670, 6739, 67 4g anatomi permukaan, 509-510, 5099 lengan atas, 436-439, 4409-4429, 4439,
pars abdominis, 668, 6709 arachnoideamatea 501g, 505, 509g 443t
aliranltmfe,272 artei, 505-507, 5069, 5089 lengan bawah, 439, 4449, 445t, 4469,
pembentukary 700,7049 bagian,492-493 4479,447t,4489
Olecrani, fossa, 318, 31Bg cerebrum, 492-493, 5009, 5089, 5099 lengan,443t
Olfactorius, bulbus, 517 diencephalon, 493, 5069 lidah,46,48t
Oliva, 496,5049 duramater, 499-504, 507g-5039. Lihat palatum molle, 52-53, 5Il, 52g
Olivarius, nucleus, 496, 5049 Trga Duramater, otak pelvis, 431, 4329, 433g, 434t
Omentum, otak belakang, 495-498,5009, 5049, 5099 pembentukan wajah,864
majus, 658, 6679,6679 otak tengah, 493, 5009,501g, 5099 pengunyah, 417, 41,8t, 4209
peritoneum, pembentukary 666, 667 g pendarahary 501g penis,7939
minus, 658, 661,9, 7269, 7279 piamater, 5019, 505 pergelangan kaki, 465, 4669, 4739-475g
peritonealis, 658, 6679, 6629 sistem ventrikel, 497 g-500g pergelangan tangary 439, 44Bg
Oogonia, 811 suplai darah, 505-502 5069, 50Bg perineum, 431,-435
Oosit primer, 811 vena, 178, 5019, 507 radix dan corp:us,769g
Optica, radiatio, 519, 5209 Oticum, ganglion,527 pharyru; 55, 569, 56t, 57g
Ora senata, 625 Otot antagonis, 414, 41,59 po1os, 9
Orbit4 Otot bipennatus, 472, 41,3g post vertebralis, 425-426. 42bg
nervus, 617-679 Otot dinding abdomen anterior, 426-429 punggung/ 424-426, 426 g
pembulu h darah, 619, 6249 Otot ekspresi wajah" rami terminales ke, rangka" B, Bg,9g, 1,09. Lihat juga Rangka,
pembuluh limfe, 679, 6249 528 otot
Orbi ta l superior, fi ssura, 291 g, 293 Otot fiksator, 474,475g regio bahu, 435-436, 4379, 437t, 438t,
Organa genitalia feminin4 806g-808g Lihat Otot intrinsik mata, 620 439g
juga organ spesifik, mis., Clitoris Otot multipennatus, 412, 4739 regio glutea, 455, 456t, 457 g
anatomi, 805-822, 807 g-8149, 8169-827 g Otot penggerak utama, 4159 regio lutut, 463,465g
externa, 8049, 805-806 Otot pennatus, 412, 4739 sambungan pangkal leher dengan costa
interna. Lihat juga organ spesifik, mis., Otot polos, 9 1,799,87
Ovarium anatomi, 809-821,, fungsi, 9 skeiet,411-486
8709-81.49, 8169-8279 Otot sinergis, 474, 4759 sphincter urethr ae, 7 65, 7 689
pembentukary 809,8099 Otot skelet, 471-486 tangan, 441,, 488g, 450t, 457, 451,9
Organ target 836 anatomi,472-482 thorax, 85, B6t
Orgasme, pada perempuary 808 gerakan, 414-475, 41,5 g tonus, dalam kestabilan sendi, 3569, 357
884

tungkai atas, 456-463,4589, 459t, 467t, ductus major, 7 40, 7 41,-7 42 dinding laler al, 589, 5929
4629, 4639, 4649, 4B0g fings|739 fascia, 431
tungkai bawal; 463, 4669, 467t, 4689, gambaran radiologik, 7359 anatomi, 804g, 805
4699,470t,4719 insula pancreaticae Langerhans, 851- lapisan visceral, 805
uterus, 8069, 815-816, 8169 852, 8509, 853, 8539 parietalis, 431
volunter, 8 Iokasi, 739, 739g visceral, 877g, 822
yang menghubungkan extremitas ma1or,7399 glandulae endocrinae terkait dengan,
superior dan dinding dada, 86- pembentukan, 7 36 g, 7 47 -7 42, 7 47 g 849-856,850g-852g
87,88g,89g pendarahary 740 laki-1aki,
Ovarium, 809, 8109-8139, 854, B55g persarafan, T40 potongan sagittal, 7 629
aliranlimfe,272 vena,740 tampak depan,T9Bg
deskripsi, 809, 809g Papilla najor,322,325
fungsi,809 circumvalata, 50 minor, 322, 325-327, 3299, 3309
lokasi, 809, 809g duodeni, orientasi, 322, 329g
ligamentum ovarii proprium, 809 major,730,7309,740 otot, 431, 4329, 4339, 434t
ligamenfum suspensorium ovarii, 809 minor, 7309, 7399,740 pembuluh dar ah, 273-23 4
arteri, 810 lacrimalis, 614 penampang anatomi melintang, 822,
pendarahan,8l0 major, duodeni, 730, 730g 8239,8249
deskripsi, B10g mammaria, deskripsi, 87, 90g perbedaan jenis kelamiry 328g,329,
lokasi, 8109 rambut, 7 332g
aliran 1imfe, 810 renalis,751g,752 perempuary
persarafan, 810-811, B10g Paramediary definisi, 2 anatomi radiografik, 822, 8249-827 g
ligamentum latum, B10g Parametrium,815 potongan sagiltal, 7 629
ligamentum suspensorium ovarii, 810g Paraxial, mesoderm, 547 peritoneum, anatomi, 805, 806g
vena, 810 Parietalis, lobus, 492, 508g renalis, 7519, 752,754
pembentukan, Sll Parietalis, peritoneum, 647, 6489, 6499 sendi, 383-384, 3839, 384
ligamentum ovarii proprium, 8119 Pars prostatica, urethra, 789 gambaran radiografik, 340 g-347g, 384
pembentukan, 8729, 873 g Pars spongiosa, uretra, 7629 ureter di, batas-batas, 754
ligamentum suspensorium, 822 Paru, Pembuluh aferery 15, 169
folikel, 854 aliran limfe, 104, L09g,270g,27L Pembuluh darah, l2-14, l4g, I5g
hormor! fungsi, 855, B55g anatomi permukaary 723, 1259, 7269, abdomen, pelvis, dan perineum, 213-
Ovum, difertilisasi, di uterus, impiantasi, 127g 234. Lihat juga tempat dan
877,8199 bronchi, 949, 95, 99g-709g, 100-104 pembuluh darah spesifik
_ deskripsi, 9ag, 95, 98, 7009, 1029 anatomi permukaary B0g, 829, 126
P ekspirasi, 108 ekstremitas superior, 785-21.2. Lihat juga
Pacemaker, jantung, 7369, 740, 7409 fissura, 100, 1009, 1019 Arteri dan vena
Palatum, gambaran radiografik, 717, 7739-721,g jenis, 159
aliran limfe, 53 inspirasi, 107 kepala dan leher, 169-184. Lihat juga
anatomi, 4L9, 43g, 449, 509,51-53, 51g, kanary 100, 1009 arteri dan vena spesifik dan
51t,52g kiri, 100, 101g Kepala dan leher
arcus palatoglossus, 43g, 53 lobus, 100, 100g, 1019 thorax, 156-168. Lihat juga Thorax,
arcus palatopharyngeus, 43g, 53 pembentukan, 93, 95, 969, 109, 1129 pembuluh darah
circumvalata, 50g pembuluh darah, 103 Pembuluh efererg 15, 169
durum, 57, 51g, 2899, 290 persarafan, 979,104 Pembuluh lirnf e, 1 4-16, 76 g
molle, 51, 57t, 52-53, 52g rcdtx, 97 g, 101-103, 1029 anatomi, 264-266,2659
gerakan,53 segmenta bronchopulmonali4 9Bg, 100- Penanda tulang, anatomi permukaary 822-
membrana mucosa,51 101, 1059-108g 823,8279
oiot, 52-53, 57t,529 struktur, 949,95 Pengangkat beban, diaphragma pada, 85
pembentukan, 41g, 53 vaskularisasi, 1029 Pengecap, serabut, 635
persarafary 53 Pascamenopause, mamma, 89, 91g Penggerak utama, 414
stadium pembentukan, 41g Patella, 332, 3359 Pengunyah, otot, 4\7, 418t, 4209
suplai darafu 53 Pediculus,538 Penis,
supiai saraf, 44g Pedis, ossa, 333-339, 337 g-339g aliran limfe, 272,792
Palmaris, aponeurosis, 451-454 cerebellaris, anatomi permukaan, 7939, 7949, 795
Palpebra, 672-674 Pedunculus, anatomi, 790-792, 7939, 7949, 7969-7989
anatomi,6139 inferior, 5049 artert, 791,,7949
hsswa,61.2 medius,497 arteria dorsalis, 791
gerakary 674,615t superior,497 bulbus, 790, 7939, 7949, 795
otot, 6151 cerebrum, 493, 501,9, 5099 corprs, 7699, 791,7939,7949, 795
Pancreas, 6839, 772 inferior, 493 cnts, 790, 7939, 7949, 795
aliran limfe, 272,740 P elztic gir dle, tuLang, 282g deskripsi, 790, 7939, 7949
anatomi permukaan, 742 Pelvis, ereksi,792-793
a naromi, 7 3q _7 40, 7399_7 429 aliran limfe, 277-273, 2779 glans, 7 97, 7939, 79 49, 795
arteri,740 anatomi permukaary 7989 lokasi,790,7939,7949
batas-batas, 7 40, 7 40g, 7 41g diaphragma, 43I, 4339, 801-804, 802g, nervus dorsalis, 605
deskripsi, 722, 739, 739g 803g otot,797,7939
INDEKS 885

pendarahan, 791-792, 7949 Persarafan sekretomotorik parasimpatik, nervus radialis , 5709, 5729, 575-578,
persarafan, T93g 674 5759-577 g, 579g, 5829, s85g
radix, 7 69 g, 790-79L, 7939, 7949, 795 Persendian costochondral, 368 nervus thoracalis longus, 5669, 570g,
urethra, 7689,769g Perut, otot peregangan/ diaPhragma 581
vena dorsalis, 789, 7939 sebagai, 85 nervus ulnaris, 5709, 5729, 573-575,
vena,792 Perylimpha, 6349,635 57 49, 577 g, 5789, 5809-5849

Penyanggah arcus, mekanisme, 404 Petrosus superior, sinus, 2919 pembentukan bagian utama, 569,5709
Peregang perut, otot, diaphragma sebagai, Petrotimpanica, hsstr a, 527 radices, trunci, divisi, fascicuii, dan
85 Phaianges, 3209, 327, 3219, 338-339, 3389, cabang-cabang terminal, 570g
Perempuary orgasme pada, 808 1?Oo Plexus cervicalis, 77, 799, 567g
Pergelangan kaki, 865, 868g Pharynx, anatomi, 565-569, 5659, 5669-568g, 569t
otot, 465, 4669, 473g-4759 aliran limfe, 58 cabang-cabang, 567 -569, 569t
Pergelangan tangan, 865, 866, 8679 anatomi, 54-59, 559-589, 56t Plexus choroideus, 502 546
otot,439,4489 dinding da1am,55-57 Plexus coccygeus,606
sendi, 37 9 -387, 37 9 g, 380 g interior, 55g, 58g Plexus lumbalis, 17, 199
Pericardium, larynx, 55g, 57, 579 anatomi, 585-593, 588g-594g, 595t
anatomi, 150 -752, 1'57 g, 7529 membrana mucosa, persarafan cabang-cabang, 595t
deskripsi, 150 sensorik 58 distribusi, 595t
fibrosum, 750, 1519, 7529 naso, 55-57, 55g, 5Bg ke extremitas inferior, 5919, 5929,
interior, 152g oro, 55g, 58g, 59g 5959,596g,597
jantung dan, hubungan antar a, 739 g, 152 otot, 55, 569,56t,579 nervus cutaneus femoralis lateralis, 586,
pembuluh darah besar, 1529 paiatina, 5Bg 5951
persarafan, lS2 persarafan, 58 nervus cutaneus lateralis tungkai atas,
serosum, 151, l5l g, 7529 pharyngea,5Bg 588g
Perichondrium,24,2B4 Philtrum, 8629,863 nervus femoralis, 586-588, 588g, 589g,
Perineum, Phisis publs, 3289, 329 5909,595t
anatomi, 801-805, B02g-804g Piamater, 545-546, 5459, 547 g nervus genitofemoralis, 5889, 590, 590g
definisi, 801, B02g otak, 501g, 505 neruus iliohypogastricus, 586, 588g, 5951
orot,437,432 Pinealosit, 837 nervus ilioingulnalis, 586, 588g, 595t
pembuluh dar ah, 21-3-234 Pintu atas panggul, 325,3299 nervus obturatorius, 588-589, 588g,
spatium, superfi cialis, analomi, 7929 Pita seks, 783,7849, 811', B72g 5909, 5929-5949, 595t
Periosteum, 281,284 Placenta, 856, 8569 Plexus pampiniformis, 7829, 783
tulang,284 hormon, fungsi, B5o-857, 8569 Plexus patellaris, 588, 590g
Peristalsis, 9 pembentukan, 818-819, 8209, 8279 Plexus pulmonalis, 97 g, 104
Peritoneum parietalis, 589, 647, 6489, 6499 saat kelahiran, penampilan umum, Plexus sacralis , 77, 79g, 593-597 , 5959
persarafan, 663 818g,819,8799,821'g anatomi, 593-597,5959
Peritoneum, 8069,822 Planum intercristalale, 712 cabang-cabang, 597t
anatomi, 658 -663, g
661' g- 669 Planum intertuberculare, 71,1'9,, 71,2 ke otot-otot pelvis, cisvera pelvis,
bursa omentalis, 661,, 6679-6649 Planum subcostale, 7779, 712 dan perineum, 5929, 5969, 597
pembentukan, 6679 Planum transpyloricum, 7779, 772 distribusi, 597t
Iungsi,663,666g Plantarfleksi, 396 Plexus tympaniots, 6329, 635
kantong besar, pembentukary 666, 667 g Plantaris, aponeurosis, 471 Plexus venosus dorsalis, 252,2549
kantong kecil, 658 Plaque Peyeri, 700, 702g Plexus venosus, 12
pembentukan,666 Plasenta,27 Plexrs,77-22,79g,27g
ligamentum, 658,7279 Plateau tibialis, 388 anatomi, 565-569,5659
pembentukary 6599, 666, 667 g Pleura, Plica alaris, 391, 391,9
mesentaria, 656-667, 661'9, 6629 anatomi permukaary 723-726, 725 g, Piica fimbriata, 43g, 44, 46
omenta, 658,661g,6629 726g,1279 Plica glossoepiglottica,
parietalis, 589 anatomi, 93-95,94g lateralis, 48g, 57
pelvicum, anatomi,805 parietal, 93,94g, 709 mediana, 489,57,61,
pelvis, anatomi,8069 pembentukan. 109, I l2g Plica infrapatellaris, 391, 391g
pembentukan, 6599, 665-666, 667 g persarafary 95 Plica interureterica, 7 639, 7 o4
persaraf€in, 663 persarafan,9Tg Plica lacrimalis, 614
persarafary 663 visceralis, 93, 94g,, 709 Plica salpingopharyngea, 57
recessus/ 667-663, 6649, 6659 Plexus brachialis, Piica semilunaris, 612
spatium subphrenicus, 663, 6669 anatomi, 569-581, 5669, 569, 5709, 577t, Plica vestibularis, 629, 63
sulci paracolici, 6629, 663, 6669 5729, 573, 575-578, 580 Plica vocalis (pita suara), 63,64g
Periumbilicalis, dehnisi, 772 cabang-cabang, 569, 577, 577t, 5729, 573, gerakan, 649, 65, 65t, 669
Perkembangan, pertumbuhan medulla 578,- 580 saat respirasi, 64g, 65
spinalis selama, 1.7, 1.99 distribusi, 5711 Plicae circulares, 7 00, 7 029
Permukaan dorsal, istilah yang komponen, 569,570g Pompa thoraco-abdominalis, diaphragma
berhubungan dengan, 3, 39 nervus axillaris, 5709, 5729, 5819, 5849, sebagai, 85
Permukaan palmar, definisi,3, 39 580 Pompa vena, ekstremitas infefio+ 256
Permukaan plantar, definisi, 3, 39 nervus medianus, 569-572, 5709, 577t, Pons,495
Permukaan poplitea, 332, 334g 572,5739-5789 Poplitea, fossa, 463, 4659
Persarafan posganglionik simpatik, 614 nervus musculocutaneus, 569, 570g batas danisi, 598,5999
886

Popliteus, bur sa, 39 1., 392 urel-hra, 7689,7889 pancreas, 7359


Porta hepatis, 723, 7249, utriculus, 765 paru,777,1139-1219
strukfur yang masuk dan kehar,7259, Protraksi, definisi, 49, 5 pelvis perempu an, 822, 8249-827 g
727 Protuberantia occipitalis externa, 288, pembuluh darah ekstremitas superior,
Portal-sistemik, anastomosis, 696, 697 2899, 509, 51.09, 5399, 5s4 207,2079-2709
Posisi anatomi, Pteriory 287, 2889, 5099, 510 ten, 754,7559-757g
definisi,2 Pterygomaxillaris, fissura, 288 sendi
istilah yang berhubungan dengan,2-3, 39 Pterygopalatina, fossa, 288 coiumna vertebralis, 3089-311g, 368
Posisi pronasi, definisi, 3 Pterygopalatinum, gangliory 523, 5239 ekstremitas inferior, 3409-347 g, 4049,
Posisi supinasi, definisi, 3 Pubertas, mamma saat, 87-88, 90g 40s,4059
Posterior, definisi, 2-3, 39 Pubicum, tuberculum, 6479 ekstremitas superior, 383
Premaxilla, 862g,863 Pubis,3289,329 gambaran radiografik, 384
Prepateilaris, btrsa, 397, 3919 tuberculum, 3289, 329, 709, 7119 membri superiol 322g-327 g
Preputium, 797, 795, 7969,7979 Pulau palcreas, 742 pelvis, 3409-341g
Primitif, vesica urinaria, 705 Punctum lacrimale,614 tengkorak dan TMJ, 297g-299g,364
Primitive streak,27 Punggung,5399 sinus paranasales, 299 g, 300 g
Procctodeum, 705,70Bg bagian lateral bawahg 559-560 tengkorak, 296, 297 g-301g, 491., 497 g-
Processus alveolaris, 2869, 287, 2889 otot,424,4269 500g
Processus articularis, 539 trigonum musculare, 425-426 thoracica, 372-321., 315 g
Processus ciliaris, 623 Pupil,624-625,624g thor ax, 27, 28g, 7229-125 g
Processus clinoideus Pyloricum, antrum, 671, 6759, truncus pulmonalis, 162, 1.639
anterior, 291,9,293 Pylorus, 677, 6759,712 tulang membri inferior, 339, 340g-347 g
posterior, 2979,294 Pyramis medullae, 751g, 752 tulang membri superior, 321, 3229-327 g
Processus cochleariformis, 629, 6329 Pyramis, 495,5049 ureter, 7559-757g,758
Processus condylaris, 295, 296, 2969 vesica billiaris, 732. 7339-735g
Processus coronoideus, 295, 296, 2969, 31,9, a vesica urinaria, 755g, 7569, 765, 7669,
319g Quadriceps femoris, 41 4, 41.59 7679
Processus costalis, 548 Radiolusen,2T
Processus frontonasalis, 862, 8629 R Radiopak,2T
Processus mandibularis, 862, 8629 Radialis, Radius, 378-31.9,3199
Processus mastoideus, 2929, 293 fossa, 318g Radir;
Processus maxill,aris, 862, 8629 incisura, 31,9,31,9g anterior, 77, 78g, 20g
Processus nasalis, 862-863, 8629 Radiatio opttca, 51,9, 520 g cranialis, 532, 5339
lateralis, 862, 8629 Radii medulares, 7519, 752 motoria,520
medialis, 862,8629 Radiografi, penis, 790
Processus olecranory 379, 319 g anatomi, 27 -28, 28 g-30 g penis, 795
Processus spinosus, 539 aorta abdomina\is, 225-232, 2269-2309 posterior, 77, 1,8g, 20g
Processus styloideus, 291,289g, 3L9, 3799 arcus aorta, 1,6I-762, 7619, 1629 ganglion,564
Processus transversus, 556 arteri dan vena ekstremitas inferior, sensoria,520
Processus vaginalis, 653, 6559 ?5Ro-?Eao spinalis, 532,5339
Processus xiphoideus, 76, 77 g, 308, 3729, caecum/ 691,6929, Rambut,69, 7
708,71-09,777g cavitas orbitalis, 626, 6269, 627 g bllbus,69,7
Produksi suara. dalam larynx,66 columna vertebralis, 306-312, 3089- papila,7
Profunda, fascia, 8, 89 371.9, 549-554, 5509-552g Rami cardiaci, nervus vagus, 5319,532
Progesterory 855,855g coccygis, 552 Rami communicantes, 17, 565
fungsi,856, 8569 regio cervicalis, 549-550, 550g-552g a\ba,20,20g,22g,23g
Proksimal, definisi, 3, 39 regio lumbosacr alis, 551,-552, 5549, grisea, 20
Promontorium sacralis, 305, 307 g, 322, 3289 5(Eo Rami ganglionares nervus maxillaris, 522
Promontorium , 627, 6299, 6319 regio thoracica, 550-551, 5539 Rami meningeales,522
Pronephros, 758 spatium subarachnoideum, 553, Rami nasales intemae, 522
Prosposchisis, 8639, 864, 8649 556g, s57g Rami orbitales ganglion
Prostat, dinding dada, 777, 1739-1.21g pterygopalatinum, 525
aliranlirnfe,2T2 ductus choledo chus, 732, 7 33g-7 35 g Rami pharyngei,
anatomi, 7809, 786-789, 7889, 7909 duodenum, 6819, 6829, 685, 6859 nervus glossopharyn geus, 529
arteri,789 ekstremitas inferior, gambaran vagts,529
batas-batas, 7809, 787 -7 88, 7889 radiografik,256 Ramus,287,2889
deskripsi, 7809, 786, 788g gambaran radiografik, 6269, 627 g anterior, 17, 1,8g,20g, 543, 564, 5669,
fungsi,789 gaster, 678, 68L9, 6829 caroticus, nervus glossopharyngeus,
lokasi, 7809, 786,788g hepar, 732, 7339-7359 530g
pendarahary 789 ileum,688,689g communicans, nervus mandibulafis, 527
persarafan, T39 intestinum crassum/ 6929, 700, 7039 descendens nervus cervicalis, 532
struktur, 7 B8-7 89, 7 88g jantung, 1.13g-7789, 746 descendens nervus hypoglossus, 532
urethra, 7909 jejunum, 688,689g inferior, 678, 6789, 5I9
vena,7889,789 mandibula, 296, 297 9-301, g ingualis, nervus giossopharyngeus, 529,
Prostaticus, oesophagus, 670, 6739, 6749 5309
sinus,765 os hyoideum, 297,3099, mandibula, 295,2969
INDEKS 887

meningeus,526 Regio pectoralis, 86-87, 88g, 89g, 7879- dasar,43g,44


nasalis externu s, 522, 5239 1,89g membrana mucosa,44
perinealis nervi pudendi, 790, 7939 Regio preverteb r alis, 5669 pembentukary 45,469
pharyngeus,5239 Regio sacral, 549 persarafan sensorik, 45, 45g
ganglion pterygopalatinum, 525 Regio thoracica, columna vertebralis, Rotasi,
nervus glossopharyngeus, 5309 gambaran radiografi k, 550-551, definisi,4, 49
posterior, 17, 18g,20g, 543, 564, 5669 5539 lateral, definisi, 49, 5g
sinus carotici, nervus Regio urogenitalis, 801, 8029 medial,
glossopharyngeus, 529 Ren,712,7149 definisi,49
superior, 6769,618 aliran limfe, 272,754 gambaran,5
tympanicus, nervus glossopharyngeus, anatomi permukaan, 771., 7729
529,530g anatomi, 7 49 -7 54, 7509-7 57 g s
zygomaticum, nervus maxillaris, 5239 arteri,751g,752-754 Sacculus, 6329, 636
Rangka 25g batas-batas, 752, 7529, 7539 laryngis,63,649
aksial, 285-296, 2869-2889, 289 g, 295t, deskripsi, 749-750, 7509 Saccus alveolaris, 101, 1059,1069
2969 dexter, batas-b atas, 752, 7529, 7539 Saccus aorticus, 747, 1,489
anatomi, 281, 2829, 285-296, 2869-2889, fascia renalis, 750, 7519 Saccus alveolaris, 101, 1059, 1069
2899,295t,2969 fungsi,750 Saccus conjunctl a, 61-4
apendikular, 372-321, 3769, 319-321 gambaran radiografik, 754, 7 559-757 g Saccus endolymphaticus, 6329, 636
otot, 8, Bg, 99, 70g. Lihat juga lokasi atat Lokasi,749-750,750g Saccus lacrimalis, 6L39, 61.4
otot spesifik papilla renalis, 7579, 752 Sacrum,3049
pandangan posterior, 5399 pelvis renalis, 75L9, 752, 754 Sagittalis superior, sinus, 5099, 510
Raphe, 8, 109 pembentukary 758,7679 Saluran pemapasary
scrotalis, 795 pendarahary 757g, 752-754 anatomi. Lihat juga Hidung; struktur
Ras, efeknya pada struktur,24-27 persarafan, T54 spesifik, mis., Mulut, 35-69
Recessus caecalis, peritoneum, 662, 6659 selubung, 750,757g atas dan bawah, 34-74
Recessus costofiaphragmaticus, 126 sinister, batas-batas, 752, 752g, 753g di dalam leher,
Recessus duodenalis, sinus, 750 anatomi permukaary 70-77, 72g
inferior, 662,664g struktur, 7579,752 gambaran radiografik, 70
peritoneum, 661 -662, 6649 vena,754 struktur,34-74
superior, 662,6649 Respirasi, Saraf,
Recessus ileocaecalis, gerakan plica vocalis saat, 649, 65 intercostales, 809, 81g, 84g
inferior, 662,6659 mekanisme, 105 kranial, 17
superior, 662,665g otot tambahan, 85, 86t sptnal, L7, L99' 20g
Recessus intersigmoideus, 662, 6659 Respiratorius, bronchiolus, 101 Saraf kraniaf 17
Recessus paraduodenalis, 662, 6649 Ret venosum dorsale manus, 2049 Scala tympani, 636
Recessus pharyngeus,57 Rete testis, 781,783 Scala vestibuli, 636
Recessus piriformis, 57, 579, 63, 649 Retina,624g,625 Scapul4 315-317,3769 3779 5399 559, 5609
Recessus retrocaecalis, 662, 6659 arteria centralis, 6249, 625 Sclera, 621., 6249
Recessus retroduodenalis, 662, 6649 Iapisan ganglio nrk, 517 , 5219 Scrotum, 6549,71,0
Recessus spenoethmoidalis, 36 Retinacula, 8,8g,384 aliran limfe, 272, 656, 6569, 780,7839
Rectum, 69 4-69 6, 6959-6989 Retinaculum, anaiomi permukaan, 7929, 795
aliran limfe, 272,696 flexor dan extensor, 439,4479 anatomi, 6459, 6529, 6549, 656, 6569,
ampulla, 6959,6969 musculorum extensorum inferi:.ts, 4669, 779-799, 780g-782g
batas-batas, 694-695, 697 g, 6989 465,4739,4749 dinding, lapisary 779 -780, 7809-7829,
pembentukan, 7 05-7 07, 7 089 musculorum extensorum superius, 465, 7909,792g
pendarahary 6949, 695-696, 6969 466g Iascia spermatica, 6529, 6549, 656,780,
persarafan,696 musculorum flexorum, 320, 3209, 466, 781g
plicae transversales, 694, 6969 4749,475g fascia superfi ci alis, 6459, 656, 779-780,
Refleks atrial Bainbridge, 145 pergelangan kaki, 465, 4669, 4739-4759 Tano 7a)o
Refleks Bazold-Jarisdr, 145 peroneorum inferius, 471, 4739, 4759 kulit, 656,779
Refleks berkemih, 765, 7 669 peroneorum superius, 466, 47 49, 4759 lapisary 6459, 6529, 6549, 656
Refleks cremasler, 590, 780 Retraksi, definisi, 5, 59 raphe,795
Regio analis,801 Retzius, cavum,787 tunica vaginali s, 7 80, 7 80 g-7 829
Regio bahu, otot, 435-436, 4379, 437t-438t, Rigi genitaf 811 Secretomotorik parasimpatik preganglion,
439g Rigi susu, 90 serabsl,527
Regio cervicalis columna vertebralis, Rima glottidis, 63, 649 Segmenta bronchopulmonalia, 69, 989,
gambaran radiografik, 549 -550, Rongga dada, 100-101, 1059-1089, 107g
c(no-E{?o anatomi, 92-93, 93 g-95 g ciri-ciri, 100
Regio coccygis,549 mediastinum, 92-93, 9 49, 95g utam4 L01, 1089
Regio glutea, Rongga mulut, Sekretomotorik parasimpatik pregangliory
otot, 454-455, 456t, 4579 anatomi, 43g,44-45 serabut, 635
struktur di,,5969,597 atap,439,44 Seks, hormon, 850
Regio lumbosacralis, columna vertebralis, blbir,431- 44,449 Sel bulat interstitial, 781
gambaran radiografi k, 551"552, cavum oris,43g Sel granulosa, 811
ss4g,555g cavum oris proprium, 43g,44 Sel interstisial, 783
888 INDEKS

testis, 853, B54g pelvis, 383-384, 383g pengecap, 635


Sel Leydig, 781 gambaran radiog-rafi k, 3409-341 g, 384 puborectalis musculus levator ani, 697
Sel oksifil, B4B pergelangan kaki, 3949, 395-396, 395 g, saraf aferery 27-22,229
Sel parafolikular, 846 397g. Lihot juga Artlculatio sekretomotorik palasimpatik
Sel reseptor nervus olfactorius, 517, 5209 talocruralis preganglionik, 527, 635
Sel Sertoli, 783 pergelangan tangan, 379-387, 379g, 380g sensorik, 17, 18g, 416, 564
Se1 utama, 848 permukaan sendi, 356, 3569 simpatik,416
Sella turcica, 29Ig, 294 persarafan, 357 vestibular, 529, 5309, 518t
Selubung axillaris, 569 radiocarpalis, 379 -387, 37 9 g, 3B0g Sho ul der gir dl e, tulang, 2829
Selubung femoralis, 457, 4649 radioulnaris distalis, 37 6-379, 379g, 381 Sigmoideum, colon, 670g, 693-694, 6959
Selubung fibrosa otot flexor, 441, 4889 radioulnaris proximalis, 376, 3789, 3z9g pembentukary 705-707, 7089
Selubung sinovial, I l-12, l39 sacroiliaca, 383-384, 383g Sigmoideum, mesocolon, 693, 6959
digitalis, 442 siku,,376,3789 Siklus jantung, fase pemompaan, 158
otot flexor, 442,451,g anastomosis arterial di sekitar, 191, 1969 Sinaps,20
Semen, 795 sinovial, 9-10, 77g, 72g Sinovaginalis, bulbus, 822
Semlmembranosa, bursa, 39I, 392 articulatio condyloidea, 354, 3559 Sinovial,
Seminalis, vesicula, 783, 784-786, 7849, articulatio elipsoidea, 355, 3559 cai ran, a
787g,7979. Lihat iuga Vesicula articulatio ginglymus, 354, 3559 sendi,9-10, 17g,729
seminalis articulatio p1ana, 354, 355g Sinus. Lihat juga Sinus paranasal, 40-43
Sem iniferus. tubulus. 781. 7829, 783 articulatio seilaris, 355-356, 355g aortae, 139
Sendi, 9-10, 71g, 72g,353-410 articulatio spheroidea, 355g, 356 caroticus, 770,7779
acromioclavicularis, 37 7, 37 7g, 3729 articulatio trocholdea, 354, 355g f.:ngsi,1,70, 7749
anatomi, 354-363,3559, 3569, 3589 temporomandibularls, 357, 358-362, cavernosus/ 178-779, 779g
arcus jugularis, 181 ?tao-?A?o cornu dexter dan sinister, 747, 7479
articulatio intercarpales, 379g, 381, 382g tipe,354,3559 coronarius, 736, 7369
bahu,373g-3759 stabilisasi, faktor dalam, 12g epididymis, 782,782g
anastomosis arterlal di sekitar, 188 stabilitas, 356-357, 3569 ethmoidalis, 42, 42g, 42t
calcaneocuboideum, 3949, 399, 399 g-401g sternoclavicularis, 369 -370, 37 79, 37 29 frontalis, 42,429,42t
cartilagines costale dengan sternum, sternum, 779,78, 369, 370g laryngis, 63, 649
369,370g subtalaris, 3949, 396, 399g maxillaris, 42, 42g, 42t,286g, 287
columna vertebralis, 364, 3659, 539- talocalcaneonavicularis, 397, 399 g occipitalis, 178
547,5429. Lihat jugn Columna tangarL 37 9 g, 387 -383, 3829 paranasales,
vertebralis, sendi tarsalis, 391g, 3959, 396-402, 3999-401g, anatomi, 40-43, 42g, 42t
cpsta, 78, 78g, 368, 3699 4029 radiografi, 299g,300g
costochondral, 368 tarsometatarsales, 402 dalam aliran mukus, 40
coxae, 384, 385g-3879 temporomandibularis, 357, 358-362, radiografi, 299g,300g
cuboideonavicularis, 401 3s9g-363g sinus ethmoidalis, 42, 42g, 42t
cuneocuboideae, 402 tengkorak, 357, 3589 sinus frontalis, 42, 429
cuneonavicularis, 401 gambaran radiologik, 297 9-299 g, 364 sinus maxillaris, 42, 429, 42t
definisi,3 tibiofibularis distalis, 393-394, 3949, pericardii, 757,7529
dinding dada, 77 g, 78-79, 78g laEo petrosus,
efek, 3949, 3959, 396-402, 399 g-407g tiblofibularis proximalis, 393, 390g superior dan in{erior, 179,179g
ekstremitas inferior, 384-402, 385g-391g, tipe, 11g superior, 2979,295
3q3g-3959. 3q7g-4019 vertebra, persarafan, 368, 367 g, 547, 5439 prostaticus, 765
ekstremitas superior, 369-383, 371,g- SensoriK serabut, 564 pulmonalis, 138
?7\o q,77 o2,R) o
' b/ vv_o Sensorium superius dan inferius, rectus, 1.78,779g
fibrosa, 9, 11g ganglion, 529,5309 bagian kedua, 178
humeri, 372-375 Septum, renalis, 750
intercuneiformes, 402 aorticopulmonalis spiralis, 748, 1,49g sagittalis,
intermetatarsales, 402 intermedium, 747,749g inferior, 778,1,799
interphalangea e, 37 9 g, 383, 402 nasi, 35, 369 superior, 77 8-179,
77 9 g, 509 g, 570
jari kaki, 3949, 3959, 396-402, 3999-401,9, orbitale, 6139,614 sigmoideu s, 178, 179 g. 2c) 9, 295
1

4029 pars membran a, 148, 1499 sphenoidalis, 42, 42g, 42t, 490
jari tangan, 3799, 387-383, 3829 pirimum, 747,7499 yang berisi udar a, 2q I g, 293
kartilaginosa,9, 11g secundum, 747,7499 transversus, 778, 7799, 2979, 294
primer,9 transversum, 85 urogenitale, 705, 8189, 821
sekunder,9, 11g urorectale, 705 venosus/ 1,78,7799
k1asifikasi,354 ventricularis, 748, 749g sagittalis superior, 54b
ll-tttt, 387 -392, 390g, 391 g. Llhat Serabr-rt, Sinusoid, 73-74,759
articr-rlatio genus aferen, 77, 7Bg, 27-22, 22g, 564 hepar,723,732
anatomosis arterial di sekitar, 242 alfa,4749,416 Slrkulasi darah"
bagian depan, bursa berhubungan cochlear, 529,51,81 melalui jantun g, 1409, 1 44-1. 45
dengan, 13g efercn, 77, 78g, 20-27, 22g, 23g, 564 hepar,7259,727
manubrium sterni, 3129 gama,416 Sirkulasi koroner, 740g, 1.44
metacarpophalangeae, 379g, 387, 383, lensa, 625 Sirkulasi,
402 motorik, 77, 78g,, 4749, 476, 564 darafu melalui lantung, 7409, 144-745
INDEKS 889

janin, 166 Sklerotom, 547 alba,77


koroner, I40g,744 Somatomammotropin korionik, fungsi, grisea, 77, 492
Sirkumduksi, definisi, 49, 5 8569, 857 nigra, 493,5049
Sistem endokrin, 833-859 Somatostatin, 853, 853g Suhu, spermatogenesis dan, 780
deskrlpsi, 836-837, B36g Somit,547 Sulci paracolici, peritoneum, 6629, 663,
Sistem kardiovaskular, 1'37 -262 Sonogram, vesica billiaris, 732, 736g 666g
Slstem kemih, 747-776 Spatir-rm extradurale, 543 Sulcus,
anatomi permukaan, 771, 772g Spatium extraperitoneale, dextrum, 663 calcarinus, a93, 508g
komponen, 749,7509 Spatium intercostale, 79, 80g centralis, 492,508g
Sistem konduksi, jantung, 9, 736g, 739-742, potongan me1alr-li, 583, 587g chiasmati.s, 2979,294
740g. Lihat jugaJantung, sistem Spatium intervillum, 818, 8209 dan canalis infraorbitalls, 675, 6789
konduksi Spatium perinei, profundus, anatomi, 789, laryngotrabhealis, 109
Sistem limfatik, 14-16, 76g, 262-278 Tano 7Q)o lateralis, 492, 5089,
Sistem muskuloskeletal, 279 -486 isi, 8049, 805 rnedianr-rs posterior, 541
sendi, 353-410 superficialis, 792g parieto-occipitalis, 492, 508g
tulang, 280-352 anatomi, 789-790,7909 subclavia, 312
Sistem parasimpatlk, 22, 23g Spatium quadrangulare, 435-436, 439 g subtarsalis, 6139,614
Sistem pembuluh darah, gambaran Spatium retromammari ae, 87 , 90g terminalis, 46,48g,49
umum, 14g Spatium retroperitoneale, 668, 669 g tympanicus, 631
Sistem pencern aan, 639 -7 46, 7 21-7 46. Lil'Lat Spatium subarachnoldeun, 544, 5449, urethralis, 795,797g
juga area spesifik, mis., Dinding 5459, 560 Sumsum tulang, 284
abdomen spinale, gambaran radiografik, 553, Superficialls infrapatellaris, bursa, 390g
cavitas peritonealis, 658-663, 6619-669 g 556q "".557oo
"_ "dt
Superfisial,
dinding abdomen, 612-650, 642g-647 g, Spatium subdurale,543 definisi,3
648g-653g, 6481 Spatium subprenicus, peritoneum, 663, fascia, 6, 69,7-8
funiculus spermatlcus, 652g, 653-655, 666g dinding abdomen, 643, 6459
Spermatica, fascia, scrotum, o459, 656, t:87 g, 779-782,
6s4g,65sg
intestinum crassum, 688-697, 6909, externa, 650, 6529, 653, 654 790g,7929
6949-6989 interna, 650, 6529, 653, 654 Supinator, fossa, 3799, 320
intestinum tenue, 678-685, 683g scrotum, 6529, 6549, 656,780 Supraorbitalis, incisura, 675, 6169
labium majus, 656-657 Spermatogenesis, suhu dan, 780 Suprapatellaris, bursa, 389, 3909, 391
oesophagr-rs, 668, 6709-672g Spermatogonia, 783 Suprascapularis, incisura, 377, 377g
scrotum, 6459, 6529, 6549, 656, 6569 Spermatozoa, 781 Supraspinata, fossa, 316g, 317
tractus digestivus, 668, 67 09-672g. Sphincter, Sutura,
Lihat juga tempat sPesifi, mis., ampul I a hepatopancrea ticus, 7 30, 730 g coronalis, 288,289g
Oesophagus canalis analis, 700t definisi, 285
usus besar, 6709 gastroesophagicus, 670 lambdoidea, 288, 28q9, 4Bq,49Ig
usus ha1us, 670g oddi,730,730g metatopica, 288,289g
Sistem portal, 13 pupillae, 625 sagittalis, 288, 2899, 489, 4979
hipofisis, 837, 8409 pyloricus, 67I, 672, 6759 tengkorak, 489, 4979, 494g
Sistem reprodukst, 777 -832 vaginae, 802 Symphisis pubis,
Sistem respirasi, 33-130 Spina mentalis, 295, 2969 anatomi permukaan, 822, 827 g
Sistem saraf otonom, 19-22,229,, 23g, 5pina os>is sphenoidalis, 28q9. 2q0 otot, 9, 322, 3289, 329 g, 3839, 384
fungsi, 20 Spina, 539 Symphysis menti, 2929, 293, 295
komponen aferen,22 ischiadica, 328,329g
Sistem saraf periferltepi, 17 ossis sacri, 556 T
Sistem saraf ptsat, 17, l\g-20g, 27 Spinalis, Tabung endocardial, pembentukary 146,
Slstem saraf, 16-22, I8g-239, 487 -638 anterior, arteria, 543 746g
blok nervus spinalis, 563-610 radix, 532, 533g Tabung jantung,
columna vertebralis, 537 -562 superior, arterla, 543 anatomi, 145g
fungsi, 17 Spindle, pembentukan, 146-1,47, 7469, 7489
mata,677-626 muscle, 413,4719,41'6 perkembangan, 146-749, 146g-1509
medulla spinalis, 537, 547-543 tendon, 41,3,4749,476 Talofibulare anterius, ligamentum, 394g
meningen, 498, 5019-5039, 5099, 543-562 Spirale cochleae, ganglion, 529 Talus, 335-337, 3379, 338, 338g
nervus splnalis, 563-610 Stapes, 630g, 633 Tangan, 837, 843g,865, 8669, 8679
otak,492-493 Sternum, 7 6, 77 g, 307 -309, 3729 nervus uinaris di, cabang-cabang, 575,
pendarahan otak, 501g cotpus,76,77g, 307 , 3729 5809, 5839, 5849
plexrs, 17-22, I9g,27g sendi,77g, 369, 3709 otot, 447,4889, 4501, 457, 451
sistem saraI otonom, 19-22. 22g, 23g Stomodeum,862 aponeurosis palmaris, 457-454
sistem ventrikel otak, 497 9-500g, 507 Subarachnoideum, spatium, spinale, insersi tendo otoL extensor panlang,
SSP, 77,18g-20g gambaran radiografik, 553, 442, 451. 4529, 4539, 4549
suplai darah otak, 505, 506g, 5089 5569,5579 selubung fibrosa otot flexor,441, 4889
telinga, 627, 6299, 6309, 6319, 6329, Subkutan, jaringan, 6 selubung sinovial otot flexor, 442,
633t,6349 Submandibulare, ganglion, 525g, 5269, 527 451g
tengkorak, 489-497 Subscapularis, fossa, 31'69, 3I7 palm, nervus medianus di, cabang-
Slstem simpatik, 20-22, 22g, 23g Substansia cabang, 572, 5739,5809, 5839
890

potongan melintang, 572, 5789 Thaiamus,493 Tractus olfactorius, 5 I7


sendi, 379 g, 381-383, 3829 Thoraks, Trigeminale, ganglion" 2919, 294, 520,
tulang, 320 -321., 320 g, 327 g aliran 1imfe, 269 -27 1., 27 0 g \))o \)2-
Tectum,493 bagian lateral atas, 5399,559, 5609 Trigonum anale,431
Tegmen tympam, 29'Lg, 294, 627, 6379, glandulae endocrinae di, anatomi, 8369, Trigonum auscultatorius punggung, 425
6329, 8389,849 Trigonum cervicale,
Tegmentum, 493,5049 mediastinum superius, batas trakea di anterius,4259
Tekanan darah, diastolik, pemeliharaary dalam,68,77g posterius,424
21.4 oesophagus di, 668, 6729 Trigonum femorale, 457, 4589
Telapak tangary otot, 85, 86t Trigonum lumba1is, ptrr.ggtng, 426
cabang-cabang arterial radialis pada" pembuluh dar ah, 756-7 68 Trigonum musculare,
792 anatomi permukaary 1599 lehe+ 424
nervus medianus di, cabang-cabang, arteri besar, punggun& 425-426,4259
572, 5739,5809, 583g anatomi permukaan, 762-1 65, Trigonum suprameatum, 2929, 293
vena,203 1,649, 1659 Trigonum urogenitale, 431
Telinga, 626-635, 629 g, 6309, 631.9, 6329, anatomi, 157 -1,61,, 158 9-1,60 g Trigonum vesicae, 7 63g, 7 64
633t,6349 pembentukary 162 Triiodotironin, 845, 846g
dalam, 6309, 6329, 6349,, 635 vena besar, anatomi permukaary 162- Tio chanter ic anast omo sis, 239
luar, 626-627, 6299, 6309 -165,7649
L65g,766 Trochlearis, incisura, 379, 31,99
otot,.417, 4199, 626, 6299, 6309 radiografi, 27, 28g, l22g-125g Truncus arteriosus, 148, 7489
tengah (cavitas tympani), 627 -635, 629g, vena besar, anatomi permukaan, 1599 Truncus costocervicalis, 178-179
6309, 631,9, 6329, 633t, 6349 vertebra, 556, 5609 Truncus lumbosaualis, 5889, 592g, 593,
Temporalis, fossa,510 pembentukary stadium dalam, 548, 595t
Tendo conjunctivus, dinding abdomery 5489 Truncus pulmonalis, 1589, 759g, 167-1,62
644-645, 6469, 6509 Thymus, anatomi permukaan, 163
Tendon,8, 109 aliran limfe, 273 gambaran radiografik, 762, 163g
Tendon spindle, 4L3, 41.49, 476 anatomi, 8369, 8389, 849 pangkal dan bagian proksimal,
Tengkorak, 285-295, 2869-2889, 289 g fungsi,849 pembentukary 147 g, 148, 1499
anatomi permukaary 509-510, 5109 pembentukary 849 permukaan, 1599
anatomi, 489-491, 493t, 4949 pendarahary 849 Truncus subclavius, 269
basis, 29L9, 293-295, 295t, 489, 4929, 493t Thyroidea ima, 843, 8449 Truncus thyrocervicalis , 1729, 177
calvaria,293 Thyroxin, 845,8469 Tuba auditiva, 6299, 633
cavum cranii, 293 T ibia, 332-333, 335 g, 3369 Tuba laryngotrachealis, 709, 1,129
fossa cranii, corpus, 333 Tuba neuralis, 27
anterior, 291g, 293, 295t Timosin,849 Tuba uterina, 81.09, 81,1,-872,8119, 813g,
media, 291 g, 293, 295t Timpanosquamosa, fissura, 2899, 297 B17g
posterior, 297 g, 29 4-295, 29 5t Tirokalsitonin, 845, 8469 aliran limfe, 812
gambaran radiografik, 29 6, 297 g-301g, Tonjolan genitalta, 7 9 5 arteri, 812, B13g
364, 491, 4979-5009 Tonjolan lingua lateralis, 48 deskripsi, 8109, 811, 8139
komposisi" 285-292, 2869-2889, 2899 Tonsila palatin a, 43g, 53, 57 , 5Bg, 59, 609 fungsi, 811
linea basalis anatomi, 510, 5109 Tonsila pharyrrgea, 55, 589 lokasi, 8109, 811, 8139
neonatus, 292-293, 2929 Tonsila, aliran limfe, 275,2759 pembentukary 872,8179
sendi, 357,3589 Tonus otot,412 pendarahan, 872, 8L3g
sutura, 489, 4919,4949 dalam kestabilan sendi, 3569, 357 persarafan, 812
tabula,489, 5019 Trabeculae carnae, 736 g, L37 vena, 812
tampak anterior, 286-287, 286g Trabekula,24,269 Tuber ischiadic:urr., 329, 3309, 333
tampak inf erior, 290 -292, 290 g Trachea" 99g, 1.05, 1709 anatomi permukaan, 823, 8289-8299
tampak lateral, 287 -288, 2889 aliran limfe, 68 Tuberculum, 308, 313g, 49 6
tampak posteri or, 288, 289 g anatomi permukaary 171, 723, 1259, adductorum, 332,3349
tampak superior, 288, 289g 126g, anterius processus transversus
hi ang, 285 -292, 28 6 g-288 g, 289 g anatomi, l.arynx, 67 -69, 70g vertebrae C6, 556
Tentorium cerebelli, 2979, 293,294, 5079- persarafary 68 Chassaignac,556
5039,502 vaskularisasi, 68 dorsale, 319, 31.99
Testis, 795 Tractus digestivus, genitale, 795,7969
aliran limfe, 272, 783, 7839 anatomi, 668. Lihat juga tempat spesifi, |mpar,845,8479
anatomi permukaary 7829 mis., Oesophagus ischiadicum,43l
anatomi, 780-781,7829 pembentukary 7 00-7 08, 7 049-7 09 g musculi scaleni,312
descensus, 783,7859 gaster,700,7049 pharyngeum, 2899,291.
ductuli efferentes, 783 oesophagus, 700,704g pronatoria, 319,3799
fungsi, 781 pendarahan di, 708, 7099 pubicum, 328g, 329, 6479,709,7179
pembentukan, 783, 7849, 7859 viscera terkait dengary 721-746 quadratum, 332, 3349
pendarahary 7829,783 Tracfus gastrointestinalis, anatomi scaleni, 312
tete,781,,783 permukaan, 708-7 75, 7 10g, 711g, sellae, 291.9 294
sel interstisial, 853, B54g 7139,7749 Tuberositas, 3309, 329, 333, 437
pembentukary 854 Tractus hypothalamohypophysialis, 837, glutea,332,3349
Testosterory 781.,853 8409 pronatoria, 379,3799
INDEKS 891

Tubulus, kompartemen fascia, otot, 463, 467t, Usus belakang, arteri,707, 7089, 7099
rectus, 783 4729 Usus besar,
seminiferus, 787, 7829, 783 otot, 463, 4669, 467t, 4689, 4699, 470t, anatomi, 6709
Tudung metanephros, 758, 7 61'9 471g colon ascendens, 670g
Tulang, 24, 259, 280-352, 2889. Lihat juga tulang, 332-333 ,3359 3369 colon descendens,6T09
Columna vertebra; temPat atau Tunica albugin ea, 7 80, 7 82g, 7 83, 7849, 809 colon sigmoideum,6T09
jenis spesifik, mis., Hyoid bone Tunica dartos,779 colon transverswn, 6619, 67 0g
anatomi, 281-284, 2829, 2839, 284t, 285t Tunica vaginalis testis, 6529, 6549, 656 komponery 6709
arcus pedis, 403-404, 4039 Tunica vaginalis, scrotum, 780, 7809-7829 Usus halus,
columna vertebralis, 301-305, 302g- anatomi,670g
3049,3069,3079 U ileum,6709
cranium, 285, 2869, 2889 U\na,3L9-320,3199 jejunum,6709
ekstremitas lnferior, 2829 incisura, 319,3199 Uterus,
ekstremitas superior, 3769-3219, 319-321 Umbilicus,710 aliran limfe, 272,875
frontale, 2869,287 pembentukary 658,6609 anatomi, 8069, 812-876, 8739, 876g-8219
fungsi,24,25g,269 Ureter, 750 antefleksi, 8139, 815
gelang bahu, 372-317, 3769-321 g aliran limfe, 756 anteversi, 8139, 815
geiang panggu\, 32L, 322, 328g-3329 anatomi permukaan, 771, 7729 arteri, 8109, 813g, 815
hyoideum, 2969, 297, 309 g anatomi, 7 509, 7 51'g, 7 54-7 56, 7 559-7 679 batas-batas, 8069, 8"10g, 814-815
ire gular, 282, 283g, 284t arteri,756 cervix, 817
jejas pada permukaan, 283,285t deskripsi, 750g" 757g, 754 corpus, 817
jenis sumsum dalam, usia terkait di abdomery batas-batas, 754,7589, 7599 deskripsi" 812-81,4, 8739
perubahan pada,284 di peivis, b atas-b alas, 7 54 tungsi, 815
klasifi kasi" 281-283, 284t dinding vesica urinaria ditembus o1e[ kehamilan" 818g
lengan atas, 318, 3189 fungsi katup di, 754, 7599, 7609 ligamenrum, 654, 655, 6559
lengan bawail 318-327, 319, 3799 gambaran radiografik, 7559-757 g, 758 lokasi, 812-814, 8139
mandibula, 295-296, 2969 lokasi, 7509, 7519,754 o!'um yang difertilisasi di, implantasi,
membri inferioris, 321., 322, 328g-3369, pembentukary 758,7679 81,7,8199
3379-3399 pendarahan, T56 pada anal 816
gambaran radiografik, 339, 3409-347 g persarafan, T56 pembentukan, 877,817g
membri superioris, 312-321 tunas,758,7619 pendarahan, 8109, 8139, 815
gambaran radiografik, 321, 3229-327 g vena,756 penyokong, 8069, 81,09, 815, 8769, 817 g
panjang, 281.-282, 2839, 284t Urethra, 750 persarafary 815
parietale, 287,288g anatomi permukaan, 77 1, posisi, 8139, 814
pelvic girdle,282g anatomi, 7 62g, 7 65, 7 689-77 0g retroversi, 815
pembentukan, 24, 25g, 269 externus, anatomi permukaan, B2B, 8299 setelah menopause, 816
pendek, 282,284t laki-laki, 7 629, 7 65, 7 689, 7 69 g struktut 815
perkembangan,24 anatomi p etmttkaan, 7 7 7 vena,815
p|pih,282,2839,284t meatus urethrae extema, 765, 7 699, 797, Utriculus prostaticus, 765
sesamoid, 282-283, 283 g, 284t 795 Utriculus, 636
shoulder girdle,2829 anatomi permukaan, 828, 8299 Uvula vesicae, 7639764
sphenoidalis, 490 membrary 765
tangan, 320-321, 320 g, 327 g ostium urethrae, 765 V
temporalis, pars tumpanica, 292, 2929 pars membran acea, 765, 7689 Vagina carotica, 1,81,, 1,82g
tengkorak, 285-296, 2869-2889, 2899 pars prostatica, 7 65, 789 fascia cervicalis prohnda, 424g
thorax, 306-312, 3129-31'49 pars spongiosa, T629 Vagina musculi recti abdominis, 426, 427 -
gambaran radiografik, 372-321, 31'59 pembentukan, 768,7709 429, 4299, 4309, 644, 648g
tungkai atas, 329 -332, 3339, 3349 penis,765,7689,7699 Valleculae, 4Bg, 57, 609, 62
tungkai bawa[ 332-333, 3359 3369 perempuan/ 7 629, 7 65, 7 69 g, 806, 8069, Valva aortae, 1389,139
waiah,286,2869,2889 808g Valva attrioventricularis, 149
zygomaticum, 286, 287, 2889 perempuary anatomi permukaan, 771 Valva jantung,
Tunas, prostatica, 7 65, 7 68g, 7 88g, 7909 aorta, L389, \39
hepar,732 Urin,750 valva mitralis, 737 9, 738g, 139
urelet,758,76\9 pengeluaran, 754 Valva mitralis, 737 g, 138g, 1,39, 1,49
Tungkai atas, vesica urinaria, 748 Valva tricuspid alis, 749
fascia,456,4639 Urogenitale, Valvula ileocaecalis, 6909, 691,
kompartemen untuk, 456, 463g diaphragma, 432-435, 4359, 436t, 789, fungsi, 691
nervus femoralis di, cabang-cabang, 804-805, 8049 Valvula valva trunci pulmonalis, fungsi,
587-588, 5899, 5909, 595t anatomi, 7909,7939 138
otot, 456-463, 4589, 459t, 461t, 4629, sinus,705, 8L89,821 Valvulae anales,696
463g,4649,4809 Urorectale, septum, 705 Velum medullare, 497
struktur di aspek posterior, 597,5989 Usia, Vena axillaris, 7899 7909,206
irilang, 329 -332, 3339, 3349 efeknya pada struktvr, 24-27 Vena basilica, 205, 2059
Tungkai bawa[ efi siensi fungsional berhubungan anatomi permukaary 2059, 206
aspek posterior, struktur profundus di, dengan,26 Vena brachiocephaiica, anatomi perrnu-
598,6009 sebagai faktor dalam jenis sumsum, 284 kaan, 1599, 763, 7649, 7659
892 INDEKS

Vena cava, gambaran radiografik, 2599 Iateralis, 493,509g


in{erior, 736,7369 ekstlemitas superior, 207-206, 204g, pernbentukan, 148
a natomi permukaan, 1589, L649,765, 2059. Lihat juga vena spesifik pembentukan, 1499
7659,2209,227 emissariae, 179, 7799 septum/ 748,7499
batas-batas, 2209,226 gaste+ 675,6769 sinister, 1369-7399, 134g, 735g, 739
deskripsi, 225-227 glandula thyroidea, 843, 844g Venula, 12
lokasi,215g, 225-227 glandulae suprarenales, 850 Vermis,492
vena-vena yang bermuara ke,2759,, hemiazygos inferior, 1649, 765 Vertebra,
227 hemiazygos superior, 7649, 165 cartilaginosa, 548
superior, 735, 7369, 1,589, 163-1.65, 7649, hepar,7259,,727 cervicalis, 554-555, 560g
165g intercostales, 81, 81g-83g ciri-ciri, 305, 3069, 307g
Vena cephalica, 203-205, 2059 jugularis, 7729, 1.80-787, 1809, 1B2g ciri-ciri, 3039, 304-305, 3069,3079, S3B-
anatomi permukaan, 187 g, 2049, 2059, anterior, 1809, 181 539,540g
206 externa/ 180, 180g, 1,87,7829 inferior, incisura, 539
Vena dorsalis penis, 789, 7939, 795 interna, 7729, 7809, 787 lumba1is, 556,5609,
superficialis, 7949, 795 kepala dan leher, 178-181, 7799,7809 ciri-ciri, 3049, 305
Vena emissariae, L79, 7799 leher, 179-181 prominens,554
Vena facialis, 779, 1.80g lienalis, 228 -229, 232 g, 7 43 -7 44 superior, incisura, 539
Vena femoralis, 2409-2429, 2559, 256 mamma,89 thoracica, 556, 560g
vena-vena yang bermuara ke,2479, maxillaris, 180, 1809 ciri-ciri, 305, 3069
)\\o )\A
-eva' -ve otak, 77B, 5079, 507 pembentukary stadium dalam, 548,
Vena gastrica ovarium,810 s48g
dextra,229, 231g pancreas, 740 variasi pada, 306
sinistra, 229,2379 pengatturan saraf,206 Vesica billiaris, 684g, 772, 773g, 729 g
Vena mediana antebrachii, 205, 2059 Penis,7a2 aliran limfe, 732
anatomi permukaan, 205g, 207 petrosus/ 779,1,799 anatomi permu kaan, 7389, 739
Vena mediana cubiti, anatomi permukaary porta, 1,2, 75g, 2799,2209, 228-229, 2379 anatomi, 7249, 729 g, 730-732, 737g
2059,207 anatomi, 7269, 727, 7289, 7299 batas-batas, 729 g, 730-732, 7 31g
Vena meningea,504 deskripsi, 228,23Lg deskripsi, 7249, 729g, 730
Vena mesenterica, lokasi,228, 2319,2329 ductus cysticus , 7299,732
inferior, 229, 2329 vena-vena yang bermuara ke,22B- fungsi,730,732
superior, 229,2329 )74 )1,')d gambaran radiologik, 732, 7 3Zg-7 35 g
Vena ophthalmica,679 yang bermuara ke,7269 lokas|7249,7299,730
Vena poplitea, 2429, 255-256 profunda, pembentukary 732,7369
Vena pulmonales, 159g. 1b6 ekstremitas inferior, 205-206, 2409- pendarahan, 7259,732
anatomi permukaary 1,649, 165g,766 2429,255-256,2559 percarcfan,732
Vena saphena accessoria, 252 ekstremitas superior, 205-206 sonogram, 732,736g
Vena saphena magna, 241g, 2439.252, prostat, 7889, 789 Vesica urinaria, 7 48, 758-7 64, 7599,, 7 629,,
)\4o 1\4o pulmonales, 759g, 7649, 7659 7639
vena-vena yang bermuara ke, 2479, 252, rectum/ 695-696 aliran Iimfe,272,764
2EEo renalis, 754
-""b anatomi permukaan, 771
Vena saphena parva, 2479, 252-253, 2559 retromandibularis, 180, 1B0g anatomi, 58-7 64, 7 59 g,
7 7 629, 7 639
vena-vena yang bermuara ke, 253, 2559 subclavia, 7729, 787, 206 arteri,764
Vena temporalis superfisialis, 180, 1B0g superficialis, L87g, 201-205, 2049, 2059 batas-batas, 7 679, 7 629, 7 64
Vena. Lihat jugn vena spesifik, mis., Cystic ekstremitas lnferior, 2479, 2439, 252, bentuk, 7 59 -7 63, 759 g, 7 629, 7 639
vein, 12-13, 15g )\4o )\\o deskripsi, 7 58-7 59, 7 629, 7 639
appendix vermiformis, 692 ekstremitas superior, 207-205, 204g, gambaran radiografilt 755g, 7569, 765,
azygos, 764g, 165, 7659 205g 7669,767g
anatomi permukaan, 1649, 765 anatomi permukaan/ 2049, 2059, interior, 7639,764
caecum,689 206-207 ligamentum,764
canalis analis, 697, 707g visualisasi, 207 ligamentum puboprostaticum, 763
colon ascendens, 693 temporalis superficialis, 180, 180g ligamentum pubovesicale, 763
colon descendens, 693 thoracica interna, 86 Iokasi, 7 58 -7 59, 7 62g, 7 63 g
colon sigmoidertrrr,694 thorax, anatomi permukaan, 759g, 763, pada laki-laki, batas-batas, 7629, 764
colon transversum, 687 g, 693, 6949 764g,7659 pada perempuary batas-batas, 762g, 764
cy stica, 229, 237 g, 7 25 g, 7 32 tuba uterina, 812 pembentukan, 7 67 -7 68, 770g
dinding abdomery 643, 6439 utetet,756 pendarahan, 764
diploicae, 179, 179g uterus, 815 pengendalian sar af , 7 65, 7 669
duodenum,682 vagina,820 permukaary 759 -7 63, 759 g, 7 629, 7 63 g
ekstremitas inferior, 252-256, 2549, vesica urinaria, 764 persarafan,T64
2559. Lihat juga vena spesifik, vesicula seminalis, 786 primitif, 705
mis., Vena saphena magna w aj aia, 17 9 -781, L80 g, 861 tunica muscularis, 764
anatomi permukaary 2549 Venae commitantes, L2, 205, 255 Vesicula seminalis, 783, 7849
pengaturan sar af pada, 256 Venter, otot, 8, 99 aliran limfe, 786
anatomi permukaary 256 Ventriculus, 147 , 747 g anatomi, 7 84-7 86, 7 87 g, 7979
anatomi permukaan, 256 dexter, 1 3o-l 38 , 13o9, 1379. 1399 arleri, T86
q

INDEKS 893
fungsi,786 Vitellina, arteria, 7 02 anomali kongenital,
pendarahary 786 Vitellinus, ductus, 702, 705 " cheiloschisis atas, 864,8649
vena,786 Volunter, otoN 8 cheiloschisis baw a]n, 864
Vestibula, 43g, 828, 6349, 635, 807 g Vomer,286 cheiloschisis inferiox 863g
aortae, 139 Vulv4 8079 cheiloschisis murni, 864
bulbus,806,8089 anatomi, 805-806, 8069-8089 cheiloschisis superior, 8639
glandula vestibulares majores, ductus, aliran limfe, 807,8079 macrostomia, 864-865
orifi cium, anatomi permukaary anatomi permukaary 8079 823-828, proposchisis, 8639, 864, 864g
8079,828 R?Ro-R?ao otot,864
oris, M pendarahan,861
serabut, 51,8t, 529, 5309 w persarafan sensorik, 861
vaginae, 805, 8079 Wajah, 861-865, 862g-8649 proposchisis, 863g
Villi arachnoid ales, 5029, 507, 546 aliran limfe, 867-862 tulang,2869,286,2889
Viscera, aiiran vena, 861
abdomery arteri, 181,1829,861 z
penanda permukaan, 772-7"15, 7739, ekspresi, otot, 417, 478t, 864 Zigot,26
774g kulit,861 anatomi permukaaq 1599
susunan umum, 722, 7239 persarafan sensorik, 863 thoracis, descendens, 1599
fascia pelvis, 8179, 822 muda, mamma pada, SB
tractus digestivus terkait dengan, 72I- pembentukary 862-863, 8629, 864-865
746

Anda mungkin juga menyukai