Anda di halaman 1dari 4

PENGERTIAN ANKYLOSING SPONDYLITIS

Ankylosing spondylitis adalah penyakit kronis yang menyebabkan tulang belakang


mengalami peradangan. Penyakit ini juga bisa membuat ruas tulang belakang
melebur sehingga penderita sulit bergerak dan menjadi bungkuk. Jika ankylosing
spondylitis sampai menyerang tulang rusuk, penderitanya akan mengalami kesulitan
bernapas.

Fakta mengungkap bahwa ankylosing spondylitis lebih sering terjadi pada laki-laki
dibanding perempuan, yaitu tiga banding satu. Penyakit ini bisa terjadi di segala
usia, tapi umumnya mulai berkembang pada masa remaja atau dewasa awal (sekitar
usia 20 tahunan).

Gejala ankylosing spondylitis berkembang selama berbulan-bulan atau bertahun-


tahun. Terkadang, gejalanya juga datang dan pergi, membaik dan memburuk, dan
muncul dalam rentang waktu tertentu. Untuk menghindari komplikasi, penyakit ini
harus ditangani dengan metode pengobatan yang tepat.

Gejala Ankylosing Spondylitis


Kemunculan ankylosing spondylitis biasanya ditandai dengan rasa nyeri atau kaku di
leher, punggung bawah, tulang rawan di antara tulang dada dan tulang rusuk, serta
nyeri di panggul. Kondisi ini umumnya dirasakan pada waktu bangun tidur atau
setelah berdiam dalam suatu posisi selama sekian waktu.

Ankylosing spondylitis juga bisa disertai dengan gejala atau kondisi lainnya, seperti:

 Kelelahan. Penderita ankylosing spondylitis akan merasa mudah lelah dan seperti
kehilangan energi untuk beraktivitas.
 Enthesis. Peradangan yang terjadi di tempat melekatnya ligamen dan tendon
dengan tulang.
 Arthritis. Pada ankylosing spondylitis dapat juga terjadi peradangan sendi pada
bagian tubuh lain, seperti pada sendi panggul dan lutut.

Penyebab Ankylosing Spondylitis


Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan ankylosing spondylitis. Gen HLA-B27
diduga memiliki peranan, karena 90% penderita memiliki gen tersebut. Namun, sebagian
besar dari orang yang memiliki gen ini tidak mengalami ankylosing spondylitis.

Diagnosis Ankylosing Spondylitis


Diagnosis awal ankylosing spondylitis dibuat berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Untuk menegakkan diagnosis, dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti:

 Pemeriksaan darah. Dilakukan untuk memeriksa tanda-tanda peradangan yang terjadi di


bagian tubuh tertentu. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya peradangan, pasien
dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter ortopedi (dokter spesialis tulang dan sendi).
 Pemindaian. Dilakukan untuk memeriksa kondisi tulang belakang dan tulang panggul
pasien. Pemindaian dilakukan dengan foto Rontgen, MRI, atau USG.
 Pemeriksaan genetik. Dilakukan untuk memeriksa apakah pasien memiliki gen HLA-B27,
atau memiliki kelainan genetik lain.

Pengobatan Ankylosing Spondylitis


Tidak ada penanganan khusus untuk mengobati ankylosing spondylitis. Penanganan dan
tindakan yang diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, memperbaiki kelainan pada
postur tubuh, mencegah kecacatan, dan memampukan pasien untuk kembali beraktivitas
secara normal. Bentuk penanganan tersebut antara lain dengan:

 Olahraga. Dilakukan untuk membantu mengurangi otot-otot yang kaku dan memperkuat otot
di sekitar sendi. Olahraga juga membantu mengurangi risiko kecacatan. Olahraga terbaik
untuk penderita penyakit ini adalah berenang.
 Fisioterapi. Dilakukan untuk mengembalikan fungsi tubuh secara normal dan mengurangi
risiko cacat permanen karena penyakit ankylosing spondylitis.
 Obat-obatan. Untuk meredakan rasa sakit dan kekakuan sendi. Obat-obat yang bisa
digunakan antara lain:
 Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) untuk tahap awal, seperti ibuprofen atau naproxen.
 Obat antirematik modifikasi penyakit (DMARD), seperti methotrexate, apabila pengobatan
dengan NSAID saja tidak cukup.
 Obat antidepresan duloxetine untuk mengatasi nyeri punggung yang kronis.

 Suntikan kortikosteroid di bagian sendi atau tendon yang bermasalah.

 Operasi. Dilakukan sebagai pilihan terakhir jika pasien mengalami kerusakan sendi yang
cukup parah. Operasi bertujuan untuk mengganti sendi yang rusak dengan sendi tiruan di
bagian tubuh tertentu, seperti panggul dan lutut.

Komplikasi Ankylosing Spondylitis


Pada kasus ankylosing spondylitis yang parah, pembentukan tulang baru sebagai bagian dari
proses penyembuhan akibat radang, menyebabkan ruas tulang belakang menjadi saling
menyatu, kaku, dan tidak fleksibel lagi. Jika hal ini terjadi pada tulang rusuk, pengembangan
paru dan fungsi pernapasan akan terganggu. Beberapa komplikasi lain yang mungkin
ditimbulkan adalah:

 Patah (fraktur) tulang belakang. Hal ini menyebabkan tulang belakang semakin lemah,
pembungkukan yang terjadi semakin parah, serta gangguan pada sumsum dan saraf tulang
belakang.
 Radang mata. Kondisi ini menyebabkan mata menjadi sakit, pandangan kabur, dan sangat
sensitif terhadap cahaya. Dengan kondisi ini, penderita tentu akan kesulitan untuk melakukan
aktivitas normal.
 Gangguan jantung. Biasanya berupa peradangan atau gangguan lain pada bagian aorta.
Aorta yang mengalami peradangan bisa melebar dan menyebabkan kerja jantung menjadi
terganggu.
 Aktivitas terganggu. Penderita tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti dalam
kondisi sehat. Selain itu, pola hidup mereka pun akan berubah, misalnya terpaksa harus
bekerja paruh waktu dari rumah.
 Amyloidosis. Merupakan kondisi dimana protein amiloid yang seharusnya diproduksi di
sumsum tulang belakang justru tumbuh di beberapa organ lain, seperti jantung, hati, dan
ginjal.
 Sindrom cauda equin Terjadi ketika saraf di dasar tulang belakang tertekan. Kondisi ini
menimbulkan rasa sakit di bokong dan panggul, tungkai terasa lemas, sulit berjalan, dan
gangguan sistem urine.

Meminimalkan Tingkat Keparahan Ankylosing Spondylitis


Beberapa cara berikut ini bisa diterapkan oleh penderita ankylosing spondylitis agar
gejalanya tidak menjadi semakin parah, di antaranya:

 Berhenti merokok serta jangan mengunyah tembakau.


 Tidur tanpa bantal atau hindari menggunakan bantal yang terlalu tebal. Penggunaan
bantal yang terlalu tebal bisa menyebabkan kerusakan tulang belakang semakin parah.
 Hindari membungkuk. Gunakanlah kursi, meja, dan perabot lainnya yang lebih tinggi agar
badan tidak menekuk.
 Kurangi olahraga berat agar penderita terhindar dari cedera.

Anda mungkin juga menyukai