Involuntary movement terjadi ketika tubuh Anda bergerak dengan sendirinya tanpa Anda
kendalikan dan terjadi tanpa disengaja. Gerakan-gerakan ini bisa muncul dalam berbagai
macam bentuk, mulai dari goyangan kepala, berkedut, menyentakan kaki hingga tremor atau
kejang yang lebih lama. Anda dapat mengalami involuntary movement pada hampir semua
bagian tubuh, termasuk leher, wajah, dan anggota badan.
Involuntary movement bisa disebabkan oleh berbagai gangguan saraf, umumnya involuntary
movement bukan suatu kondisi medis yang dapat mengancam nyawa. Namun, pada beberapa
kasus tertentu, involuntary movement dapat menjadi masalah yang berkelanjutan, dan dapat
memburuk seiring waktu
Ada beberapa jenis involuntary movement yang dapat terjadi. Misalnya Kerusakan saraf yang
dapat menyebabkan timbulnya kedutan otot kecil pada otot yang terkena. Dalam dunia
kedokteran, involuntary movement dibagi menjadi:
meringis
mata berkedip cepat
Menjulurkan lidah
mengerucutkan bibir
Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), tetrabenazine
adalah satu-satunya obat yang saat ini disetujui untuk mengatasi kondisi ini. Anda harus
berkonsultasi dengan dokter Anda untuk menentukan perawatan apa yang tepat untuk Anda.
Tremor
Tremor adalah gerakan gemetaran pada bagian tubuh tertentu. Tremor terjadi karena
kontraksi otot sporadis. Menurut Stanford School of Medicine, kebanyakan orang mengalami
tremor sebagai respons terhadap faktor-faktor seperti gula darah rendah, reaksi penarikan
alkohol, dan kelelahan. Namun, tremor juga dapat terjadi akibat kondisi mendasar yang lebih
serius, seperti multiple sclerosis dan penyakit Parkinson.
Myoclonus
Myoclonus ditandai dengan gerakan menyentak yang cepat, seperti kejutan,. Myoclonus
mungkin muncul secara alami saat Anda tertidur atau pada saat-saat ketika Anda terkejut.
Namun, myoclonus juga dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan mendasar yang serius,
seperti epilepsi atau penyakit Alzheimer.
Tics
Tics adalah gerakan berulang yang terjadi secara tiba-tiba. Tics dikelompokan menjadi dua,
yaitu tics sederhana dan tics yang kompleks. Mengangkat bahu secara berlebihan atau
melenturkan jari adalah contoh tics sederhana. Melompat berulang-ulang dan tepuk tangan
secara berulang adalah contoh dari tics yang kompleks.
Pada orang dengan usia muda, tics paling sering disebabkan oleh sindrom Tourette. Tics
motorik yang terjadi akibat kelainan ini dapat menghilang dalam waktu singkat. Individu
yang terkena sindrom ini juga mungkin mengalami kelumpuhan.
Pada orang dewasa, tics dapat terjadi sebagai gejala penyakit Parkinson. Tics yang timbul
pada orang dewasa juga bisa disebabkan oleh trauma atau penggunaan obat-obatan tertentu,
seperti metamfetamin.
Athetosis
Athetosis mengacu pada gerakan yang lambat dan menggeliat. Menurut Stanford School of
Medicine, jenis gerakan tak terkendali ini paling sering menyerang tangan dan lengan.
penggunaan obat-obatan neuroleptik yang diresepkan untuk gangguan kejiwaan dalam waktu
yang lama
tumor
kerusakan otak
stroke
gangguan degeneratif, seperti penyakit Parkinson
gangguan kejang
sifilis yang tidak diobati
penyakit tiroid
kelainan genetik, termasuk penyakit Huntington dan penyakit Wilson
Abnormal Gait
Gangguan gait atau gaya berjalan yang tidak normal (gait disorders atau gait disturbances)
merupakan gangguan yang kompleks, dengan penyebab, patofisiologi, dan terapi yang
berbeda-beda.
Gait didefinisikan sebagai pola atau gaya berjalan. Pada manusia, gait merupakan siklus
gerakan yang kompleks dan ritmik. Gaya berjalan yang tidak normal termasuk dalam
kelompok gangguan gait (gait disorders atau gait disturbances). Gangguan ini sering kali
ditemui pada kelompok lanjut usia (lansia).
Syarat terbentuknya suatu gait adalah balance (keseimbangan), weight bearing, dan forward
propultion (dorongan kedepan)
- Jenis kelamin = krena anatominya, tinggi badan maupun panjang kaki wanita lebih
pendek
- Walking speed (Kecepatan berjalan)
- Usia
- Jenis sepatu
Tanda Rangsang Meningeal
Pemeriksaan tanda rangsang meningeal adalah pemeriksaan yang dilakukan pada pasien
dengan gejala dan tanda gangguan sistem saraf pusat seperti meningitis, atau pada pasien
yang dicurigai mengalami penyebab meningismus lainnya seperti perdarahan subarachnoid
atau tumor korda spinalis. Pemeriksaan tanda rangsang meningeal mencakup kaku kuduk,
tanda Brudzinski, dan tanda Kernig.
b) Kernig sign : Pada pemeriksaan ini , pasien yang sedang berbaring difleksikan
pahanya pada persendian panggul sampai membuat sudut 90°. Setelah itu tungkai
bawah diekstensikan pada persendian lutut sampai membentuk sudut lebih dari 135°
terhadap paha. Bila teradapat tahanan dan rasa nyeri sebelum atau kurang dari sudut
135°, maka dikatakan Kernig sign positif.
e) Lasegue sign : Untuk pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang berbaring lalu
kedua tungkai diluruskan (diekstensikan), kemudian satu tungkai diangkat lurus,
dibengkokkan (fleksi) persendian panggulnya. Tungkai yang satu lagi harus selalu
berada dalam keadaan ekstensi (lurus). Pada keadaan normal dapat dicapai sudut 70°
sebelum timbul rasa sakit dan tahanan. Bila sudah timbul rasa sakit dan tahanan
sebelum mencapai 70° maka disebut tanda Lasegue positif. Namun pada pasien yang
sudah lanjut usianya diambil patokan 60°.