Anda di halaman 1dari 19

I.

Sejarah Lahirnya Aikido


1. Seni Tarung yang Awal
Kecintaan O-Sensei untuk BUDO begitu kuat, dimasa pemudanya selalu berkunjung bahkan
mengundang orang-orang yang mendalami Budo/seni bertarung ke kediamannya untuk
mengajarinya. Kunjungan pada berbagai seni bertarung tradisional , ingin tahu dan
mendalami. Guru yang mengajari O-Sensei pertama kali saat belasan tahun yakni TOKU
SABURO TOZAWA dari Kito Ryu Jujutsu.
Berikutnya MASAKATSU NAKAI dari GOTO-HA YAGYU RYU JUJUTSU yang tinggal di
Sakai City, saat itu O-Sensei mengatakan dalam menuntut ilmu, beragam dalam gerak
tangan dan kaki di aikido. Belliau umur 20 tahun saat belajar pada NAKAI.
Saat bergabung dengan resimen 61 militer Jepang di tahun 1903, sesaat beliau berhenti
belajar Beliau kembali dari Mansuria setelah selesai perang Rusia Jepan, Beliau
tinggal/menetap di Hamadera, Beliau berkunjung ke Nakai lagi untuk belajar saat ada waktu
senggang.
NAKAI merupakan pelanjut keluarga Yagyu sangat terkenal dengan ilmu pedang
tradisionalnya. Dan dikatakan bahwa dia sudah menjadi pengajar yang baik, meskipu
tingginya cuma sedikit diatas 5 feet (157 cm). Dia juga seorang yang berjiwa kepahlawanan
yang baik. O-Sensei mendapat sertifikat dari Yagyu Ryu ini di bulan Juli 1908. O-Sensei
kemudian medapat sertifikan dari Sokaku Takeda dari Daito Ryu Jujutsu dalam bulan Mei
1916.
Dalam masa belajar ini ada hubungan yang sangat dalam dengan kelahiran Aikido yang
akan saya terangkan kemudian.
Kemudian di tahun 1924/1925 O-Sensei lebih giat lagi belajar dalam ilmu tombak.
Pengarang saat kecil menangis melihat ayahnya sakit-sakitan dalam berlatih, banyak sekali
dia menemukan beragam gerak tubuh, yang akan menjadikan dasar gerak yang dipakai
dalam menggunakan pentung, stik, tongkat, pedang, maupun tombak. Juga gerak irimi yang
akan jadi andalan dalam aikido IRIMI NAGE. O-Sensei mendalami Jujutsu terutama itensif
benar saat tahun 1910 sampai dengan 1925. Dia berdiam di berbagai Ryu atau yan
tradisional. Aikido belum lahir karena bila Aikido memakai menggunakan cara-cara yang
tradisional lama, sedang saat ini masyarakatnya sudah lebih maju.

2. 86 Tahun Pengembaraan Belajar O-Sensei


Kilas Awal BUDO dalam Diri Anak-Anak
O-Sensei Morihei Ucshiba lahir di Tanaba, Icii Propinsi (sekarang dikenal sebagai
Wakayama Perefacture), di bagian/ujung selatan dari Pulau Jepang yang paling besar,
dalam bulan Nopember 1883. Sampai umur 14/15 tahun, O-Sensei badannya lemah, kurus,
pendek, tapi kuat, semangat, tampil beda dari anak-anak yang lain. Beliau sudah begitu
interest dengan BUDO sejak umur 10 tahun.
Saat umurnya 12 tahun, ayahnya Yoraku salah seorang anggota consil lokal, adalah
pengurus utama dari dusunnya, disebut juga Guru di tempatnya. Musuh dari lawan politik
bapaknya datang ke rumahnya untuk negosiasi, kadang-kadang mereka menyerbu ayahnya
begitu keras. O-Sensei melihat kejadian itu begitu sering, tertanamlah rasa sentimen dalam
hatinya. Dia bertekad dalam hatinya untuk kuat tidak peduli apapun terjadi dia melempar
orang-orang tersebut.

Menjadi Serdadu Saat Mudanya


Tahun 1901 saat umur 18 O-Sensei melangkah melanglang buan mencari jati dirinya. Dia ke
tokyo ingin menjadi saudagar. Dia menyibukkan hari-hari dengan dan malam harinya dia
belajar Jujutsu aliran Kito Ryu. Kadang-kadang mengikuti isu politik dengan
baik.bagaimanapun dia beberapa bulan kena beri-beri dan kembali pulang. Dalam keadaan
ini, dia pusatkan perhatiannya/bertekad melatih tubuhnya agar kuat, dan setelah sehat,
mulai jalan kaki 3 atau 4 km setiap hari, ini berlanjut sampai 10 hari, kemudian 20 hari. Bila
merasa kuat dia lari. Sedikit demi sedikit dia menjadi kuat, dan mampu mengangkat 2
karung beras yang beratnya masing-masing ±40 kg, padahal sebelumnya dia tidak bisa
mengangkat walau hanya satu karung. Waktu berlalu, saat umur 20 dia sudah tampil beda.
Meski tubuhnya pendek, tapi lebih kuat dari orang-orang lain. O-Sensei tidak mau hanya
kuat melulu. Dia nerangkat ke SAKAI untuk belajar YAGYU RYU JUJUTSU. Saat itu dia
terlibat dalam problem perikanan dan perbatasan di desanya, dia menolong memecahkan
masalahny. Melalui tindakannya ini dia jadi dikenal masyarakat sekitarnya. Begitula dia jadi
dikenal di begitu banyak aktivitas lebih dari sekali dia pusing memikirkan bapaknya. O-
Sensei masa mudanya penuh ketegaran, dia punya semangat juang yang tinggi. Bila orang
lain mampu melakukannya dua kali dari biasanya, maka beliau melakukan empat kali. Bila
orang lain melakukan 80 pound, maka beliau melakukan 160 pound.

Sifatnya cepat tanggap membuat makanan dalam perlombaan desany. Dalam perlombaan
tersebut spesial nasi dimasak dalam periuk besar dan diletakkan dalam lesung batu yang
besar. Kemudian pengayuh besar, seperti/sesuatu pengadukkayu dengan tangkai panjang
dipergunakan untuk mengaduk nasi yang dimasak. Seorang asisten secara konstan
mengaduk membolak balik nasi yang dimasak. Secara teratur nasi dituang ke dalam piring
untuk didinginkan sebelum dimakan. Berat pengaduk dengan kepala yang dijulurkan secara
aneh dengan tenaga yang berayun ayun meremas dalam pembuatan kue membutuhkan
tenaga besar.
Di kontes ini O-Sensei berhasrat mengajukan dirinya melawa orang-orang yang kuat –
empat, enam, dan sepuluh, semua dikalahkan. Akhirnya O-Sensei mematahkan pengaduk
tadi. Dia pergi ke tempat lain untuk mengaduk nasi dan lagi mematahkan banyak pengaduk.
Masyarakat akhirnya dengan sopan menolak kemampuan O-Sensei untuk memperbaiki
pegaduk nasi yang dipatahkan dengan tenaga yang menakutkan tadi. Malahan mereka
menyuguhkan teh dan jajan, dalam budaya jepang untuk menghormati tamu-tamu mereka
mengosongkan tempat perlombaan tadi.
Waktu Jepang Rusia kritis ia ingin jadi tentara dan bergabung dengan resimen Wakayama.
Dia memperlihatkan kemampuan dirinya dalam semua latihan olah tubuh yang dilaksanakan
dan semua dicatat oleh komandan resimen.
Beliau tingginya hanya 1.57, tapi beliau tubuhnya kekar dengan berat lebih dari 81 kg.
Beliau bermain cepat tak ada seorang pun yang mengatasi beliau dalam
pasukannya bila berlomba dalam gimnastik, lari, maupun angkat beban. Saat Jepang dalam
perang, latihan lebih berat lagi. Banyak pasukannya drop out, O-Sensei selalu jadi orang
pertama dalam pasukannya, membawa dua atau tiga oang sekali angkat. Beliau betul-betul
dipertimbangkan, seorang yang vital dalam pertarungan di Manshuria dan mencegah
keadaan krisis diantara pasukannya banyak kali.
Sebab itu ketika beliau berhenti dari militer beliau diminta oleh pimpinan beliau sebagai
tenaga sukarela untuk bantuan tetap dan masuk akademi militer. Beliau menerima beberapa
kunjungan dari komandan kesatuan, komandan batalion, komandan resimen, semua
membujuknya untuk tetap di militer.
Walau beliau menolak untuk masuk akademi, beliau tidak mau kembali ke kehidupan biasa.
Bahkan tekad sebagai anak muda yang bersemangat menjadi pimpinan kelompok di
kampungnya Tanabe dan menatur kegiatan di distriknya. Kiyaichi Takagi Dan-3 Judo
mengunjungi tempat diam O-Sensei bersama teman-teman groupnya di persatuan anak-
anak muda di kotanya menemui Takagi untuk belajar. Takagi kemuidannya mencapai Judo
Dan-9.

O-Sensei sendiri belajar Judo dengan asik sekali.


Tapi kemudian mungkin karena akibat kelelahandari kehidupan militer. O-Sensei bisa
dikatakan selalu di tempat tidur selama setengah tahun. Beliau mengalami pening kepala
dan penyakit lainnya yang kurang dipahami. Orang tua beliau agak khawatir, akhirnya
semua dapat diatasi. Musim semi tahun 1910 beliau melamar menjadi penetap di Hokaido di
daerah bagian utara Jepang pada saat itu.
Beliau mengantisipasi pada perubahan udara yang luar biasa dan bekerja di daerah
pembukaan lahan baru (daerah belum berkembang).
O-Sensei berangkat ke Hokaido bulan Maret 1911 sebagai pimpinan group sebagai perintis
dari daerahnya dan mulai membuka lahan sekitar Shirataki Mombetsu Country, propinsi
Kitami.
Setelah pulih kesehatannya dan semangatnya makin tegar saja, dengan umurnya yang
sudah 30 beliau mencurahkan perhatian benar-benar pada kewajibannya. Kondisi fisiknya
meningkat dengan pesat. Beliau menjadi penunggang kuda yang baik dan seterusnya ke
dunia bisnis, adakalanya ada keributan. Dalam hal ini latihan yang berat juga termasuk
pengembangan pertahanan tubuhnya dari cuaca dingin. Dalam petualangan ini beliau
terpilih sebagai anggota dewan dari Kamiyubetsu Village Shirataki tahun 1911.
Beliau dibantu dan didorong Mayor Urataro Kaneshige atas nama pemukim (penduduk) dan
berhubungan dengan kantor gubernuran Hokaido. Beliau mengorganisasi sesuatu asosiasi
untuk merealisasi hubungan dengan Sekihoku Line, bermaksud memasang jalan kereta api
ke distriknya, dan sudah direkomendasikan untuk memimpin melalui organisasinya. Upaya
ketulusan hatinya memenangkan persetujuan publik dan ditahun 1912 penduduk Shirataki
(suatu area sekitar 25 mil perfsegi) menyerahkan pada beliau dengan suara bulat atas
aktivitas dan dengan penuh kepercayaan O-Sensei dipanggil “Rajanya Shirataki”.

PENGURUS/PENGEMBAN para Penetap


Sokaku Takeda master dari Daito Ryu Jujutsu, tinggalnya di Hokaido. Saat ini daerah yang
dikembangkan O-Sensei sudah banyak kemajuan dan dengan penuh gairah beliau belajar
pada Takeda.
Pada umur 32 beliau menemui Mr. Takeda di hotel Hisata di Engaru tahun 1915 dan Takeda
berucap: “Anda potensial sekali dan punya kemampuan lebih, jadi saya ajar anda.” Beliau
jadi muridnya.
Daito Ryu Jujutsu punya sejarah panjang, tradisional, dan sudah dioperasikan oleh
Pangeran Sadazumi, pangeran ke-6 dari Emperor Seiwa dari abad ke-9.
dan sudah dikembangkan dan terawat.
Teorinya mendalam dan jumlah tekniknya banyak dan mengesankan.
Master Sokaku tenang dan ahli meskipun agak pendek. O-Sensei respek sekali dengannya.
Jadi setelah beliau jumpa, beliau tinggal satu bulan di hotel Hisata untuk belajar pada
Takeda. Kemudian ditahun 1916, O-Sensei mengundang Takeda ke rumah beliau,
menerima pengajaran dan perhatian sekali padanya, bahkan memasak dan
memandikannya.
O-Sensei akhir membuat rumah untuk gurunya.
Takeda orangnya keras dan sangat tegasdengan murid-muridnya. Tak ada bedanya dengan
O-Sensei. Beliau lupa makan dan tidur, dan hanya memusatkan seluruh energinya untuk
pelajarannya. Inila awal hubungan lahirnya Aikido. Belajarnya O-Sensei di Daito Ryu mulai
tahun 1915. Ditahun 1916 beliau mendapat sertifikat berharga yang menandakan keahlian
beliau dalam semua pelajarannya.
Pada masa itu kurang dari 100 hari beliau belajar pada Takeda sendiri. Saat istirahat waktu
itu beliau belajar, latihan sendiri.
Untuk Budo belajar saat itu harus bayar guru 300 sampai dengan 500 Yentiap teknik (1 Yen
kira-kira sama dengan ½ Dollar). Untuk itu beliau kerja keras potong kayu, angkat air untuk
gurunya sebelum beliau terima pelajaran.
Jadi beliau menyisihkan semua modal yang diterima dari ayahnya untuk bayar gurunya.

Sakit Parah Dari Ayahnya

Belakangan dalam musim bunga tahun 1919 O-Sensei menerima telegram yang
menyatakan bahwa ayahnya sakit keras, O-Sensei menyerakan seluruh miliknya pada
gurunya Takeda dan tinggalkan Hakkaido.
Di Hakkaido dibawah pimpinan O-Sensei pengembangan wilayahnya sangat baik.
Dusunya ditata baik, sekolah didirikan, badan social dimantapkan. Tapi sesuatu yang
ringan-ringan tak terlalu menyita perhatian beliau. Hanya yang menyakitkan hati, pelajaran
tanam-tanaman ada pada pikiran beliau. Jadi O-Sensei mdah kembali dari utara sama
seperti saat beliau berangkat kesana, dengan tanpa abrang milik dengan semangat yang
menggebu-gebu.

Belanja di Ayabe
Saat beliau pulang kampong, beliau kebetulan mendengar tetangga Rev.
Wanisaburo Deguchi pimpinan dari Omatokyo, suatu agama baru. O-Sensei berkeinginan
untuk berbuat sesuatu bagaimana agar ayahnya bias sembuh, memutuskan untuk sekali
berbuat untuk Ayabe, propinsi Kyoto, dimana pusat Omatokyo bermukim, dan melakukan
sembahyang untuk perbaikan kesehatan ayahnya.
Sejak masa kecil O-Sensei intens belajar spiritual dan orang tuanya sangat
memahamai saar beliau umur 7 tahun beliau belajar dibawah bimbingan Pendeta Mitsujo
Fujimato dan biara Jizaji dari Sect, Shingon Buda, dan umur 10 tahun beliau belajar Zen
Buddhism di Biara Homanji di Akitsu Village. Meranjak dewasa O-Sensei dalam pendalaman
spiritualnya makin kuat. Beliau berkinjung dimana bias mendapat petunjuk.
Keinginan agar ayahnya sembuh, itulah alasan beliau berkunjungng ke Rev.
Deguchi. Bagaimanapun setelah mendapat petunjuk pendeta beliau merasa tergores dalam
hatinya yang dalam.
Saat beliau tiba dirumahnya di Tanabe kesedihan yang menerpa beliau, ayahnya
meninggal dunia, gejolak hatinya atas meninggal ayahnya yang paling disayangi, mentalnya
dead lock, selanjutnya hingga mencapai rahasia Budo.
Setelah itu, kehidupan sehari-hari O-Sensei berubah drastic, waktu itu beliau berdiri
di puncak bata di white robe sembahyang yang husu’ atau beliau berlutut di puncak gunung,
melanjutkan sembahyang cara Shinto. Temannya yang sudah tua dikampunya sangat
khawatir dengan perubahan O-Sensei jangan-jangan sudah gila. Akhir tahun 1919 beliau
ingat janjinya dengan Deguchi dalam pertemuan sebelumnya dan berangkat ke Ayabe
dengan semua kekuranganya beliau melihat seberkas sinar yang menyinari hatinya. Satu
rumah yang didirikan di kaki pegunungan keramat di Ayabe menjadi tempat bermukim.
Disana beliau mengajar Jujutsu, dan secara aktif belajar dibawah bimbingan Reverend
Deguchi hingga masuk tahun1926.

Berangkat ke Mongolia dengan Deguchi


Reverend Deguchi yang mencanangkan prinsip cinta dan kebaikan punya ide
menyatukan masal di dunia dengan agama. Dia memimpikan membangun perdamaian di
kerajaan Mongolia dengan kekuatan agama baru, bebas perbudakan dari cara-cara kuno
dengan gagasan yang dinyatakan dengan penyatuan dan saling memakmurkan dibelahan
timur dunia ini. Akhirnya Reverend Deguchi kontak dengan agama Putiechiao dari Korea
dan agama Taoyiian Hung Wantzuhui dari China. Diawal musim semi 1924 saat ada
kesempatan, dia pastikan dirinya berangkat ke Mongolia sendiri. Dia Undang Matsumi
Matsumiwa dan O-Sensei ketempat keramat Shounkaku di Ayabe, diluar pragianya, apa
mereka mau berangkat dengannya, saat itu Deguchi terlibat skandal omotokyo 1921 (kurang
respek pada kaisar). Jadi tujuanya diajukan secara rahasia kepada teman-teman karibnya
tak diceritakan masalah ini. Jadi rombongan Deguchi naik kereta api di Ayabe pukul 03.28
subuh, Februari tanggal 13 tahun 1924. O-Sensei bergabung dengan rombongan di
Tsuruaka dan tujuan mereka Manchuria dan Mongolia.

Gagal Dalam Usaha


Sementara tujuan rombongan menuju Muleden dan menjumpai Lu-Chan K’Uci
jendral dari Tso-Lin dan kemudian merembes ke Mongolia dengan rombongan. Tetapi
problem internal China saat itu rombongan Deguchi tak mendapat pertolongan menjadi
petualang benar-benar. Tak ada jalan, sedikit bekal makanan, dan semua yang mereka
dapat lakukan melanjutkan lari dari musuh. Selama lima bulan perjalanan O-Sensei selalau
mendampingi Revrend Deguchi dan merupakan bagian dari nasibnya. Pada suatu saat,
selama penyerangan tiba-tiba dari pasukan local, semua rombongan ditangkap dan
dirampok semua barang-barang yang dimiliki. Bahkan sepatu, baju semua diambil. Mereka
dirantai sangat memperihatinkan, hanya baju dalam dan dimasukkan dalam penjara di
Paiyintails beberapa lama. Sikap O-Sensei lain dari yang lain dan penangkapannya dengan
segera merasakan, beliau punya kelebihan ketika groupnya sudah diamankan. Karena ini,
mereka diperlakukan dengan hati-hati. Beliau disuruh jalan dan dibelenggu ditiang tempat
menghukum orang-oprang. Pada satu saat mereka semua dihimpun sebelum ditembak
mati. Titempat lapangan eksekusi, tubuh pasukan LU tiarap siap untk sewaktu-waktu
menembak. Group kelihatan tidak gentar dan tubuh mereka dipukul, mereka tetap tenang
atas nasibnya. O-Sensei khususnya tak pernah berubah saat kritis ini beliau sangat stabil
seperti disaat beliau sehari-hari. Yang lain khwatir dengan O-Sensei. Untunglah campur
tangan konsultan Jepan di Chenkiatum dapat mendinginkan suasana dan dapat merenggut
mereka dari lubang kematian. Akhirnya pemerintah Jepang dapat melepaskan dan
memulangkan mereka. Tiba di Part Maji di tanggal 25 Juli 1925, diyemui banyak orang yang
mengelut-ngelukannya, karena mereka sudah kembali pulang semua.
Meski gagal dalam semua rencananya O-Sensei merasa beruntung dengan disiplin
dirinya sehari-hari lolos dari ujian.
Setelah kembali ke Ayabe, O-Sensei mencurahkan perhatian pada kehidupannya
tentang rahasia Bdo. Pengnungan di Ayabe dipakai sebagai tempat latihan yang baik untuk
belajar dan praktek. O-Sensei memilih tepat yang cocok, menggantung 7 – 8 bola dibawah
pohon mengelilingginya dan dengan tombak panjang 9 kaki, berganti-ganti beliau menusuk
bola tadi. Berbagai gerakaknnya yang ahli terlukis dalam benak murid-murid disampingnya
waktu O-Sensei kembali dari China, Ayabe masih sepi, luak dan rubah masih berkeliaran
disekitar rumahnya. Karena fasilitas kota yang tak mencukupi, para penduduk sering
mennayakan sumbangan ntuk buruh-buruh yang membantu pekerjaan. Ketika beliau kerja
besama buruh-buruh O-Sensei memperlihatkan kemampuannya, sekali waktu beliau
mencabut pohon cemara sebesar 4 atau 5 sim dengan diameter 15 cm dan memindahkan
batu besar yang lebih 10 orang tak dapat menggerakkan. Beliau mengejutkan semua orang.
Beliau berucap “Saya melatih diri bahwa tenaga spiritual yang ada dalam jiwa melingkapi
tubuh manusia”.

PencapaianTaraf Baru
Begitu pelajaran tambah maju belia mengembangkan indera keenam yang lama
beliau bias merakan gerak dari lawannya. Ketika beliau berkunjung ke Mongolia beliau tau-
tau langsung berhadapan moncong mouster pistol. Beliau mengawasi perhatian lawanya
untuk menembak karena sekecil “spiritual bullet” yang meluncur ketubhnya sebelum
lawannya secara tepat menarik pelatuknya. Dengan gerak seketika beliau berada disamping
lawan, sebelm (sepersekian detik) sebelum pistol meletus, belia melemparnya jatuh dan
pistolnya sdah berada pada tangan beliau. Inilah yang membuat terkesima diantara
penduduk yang mulai senang dengan Aikido.
Dimusim bunga 1925 officer Angkatan Laut, guru Kendo mengunjungi O-Sensei
ingin menjadi murid beliau, selama percakapan mereka tiba-tiba tidak cocok dengan perkara
sepele mau tidak mau mereka sepakat ntuk bertarung. Officer menyerbu kedepan untuk
meretaknya menebas pedang kayunya. O-Sensei seketika mengelak pedangnya dengan
mudah officer akhirnya jatuh namun parah keletahan tanpa mampu menyentuh O-Sensei.
O-Sensei berucap beliau merasakan gerakan lawan sebelum dia melakukan seperti yang
terjadi di Mongolia dulu.
Istirahat setelah pertarungan, O-Sensei masuk dalam kebun, dimana ada pohon
kesemek, setelah beliau menghapus keringat dimukanya beliau merasakan. Sesuatu terjadi
pada dirinya yang sebelumnya tak pernah beliau rasakan. Beliau tak bisa jalan dan duduk.
Beliau hanya terpaku bersimpuh dengan keheranan yang luar biasa.

O-Sensei Mengingat Kembali Pengalamannya


Saya meletakkan perhatian pada Budo saat umur 15 tahun dan saya mengunjungi
guru-guru ilmu pedang dan jujutsu du berbagai propinsi. Saya memahirkan rahasia ilmu
tradisional kuno beberapa bulan. Tapi belum ada yang mengajarkan saya intisarinya Budo,
sesuatu yang belum memuaskan saya. Jadi saya ketuk pintu berbagai lagama, tetapi tak
ada jawaban yang pasti.
Kemudian musim bunga tahun 1925, saya ingatdengan benar, saya berjalan dalam
kebun sendiri, saya merasakan bumi bergetar secara tiba-tiba dan spirit keemasan
terpancar dari bumi meliputi seluruh tubuhku, dan mengubah tubuhku menajdi emas.
Pada saat yang sama pikiran dan tubuhku menjadi ringan. Saya jadi mengerti
kicauan burung dan pengawasan letih jernih akan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Saat
itu saya mendapat pencerahan: sumber Budo adalah cinta kasih Tuhan – spirit cinta kasih
pada semua yang diciptakan. Air mata kepuasan jatuh dipipiku. Sejak itu saya bangkit
merasakan seluruh dunia menjadi rumahku dan matahari, bulan dan bintang milikku. Saya
menjadi bebas sari serakah, bukan hanya posisi, popularitas, hartawan, tapi harus kuat.
Saya jadi mengerti Budo tidaklah menjatuhkan lawan dengan kekuatan, tindakan
sebagai alat ntuk menguasai dunia, menghancurkannya menerima spirit Budo yang
sesungguhnya menerima spirit dari Yang Maha Menciptakan, membuat dunia ini damai,
menciptakan dengan benar, melindungi semua apa yang diciptakan dialam semesta ini”.
Saya jadi mengerti latihan Budo yakni menerima cinta kasih Tuhan dengan membina yang
diciptakan dialam ini, dan menerima apa yang ada dalam diri kita.
Wahyu ini boleh terjadi hanya suatu peristiwa sebentar, tapi ini pengalaman
pertama pernah terjadi pada beliau. Ini mengubah kehidupan O-Sensei dan melahirkan
Aikido.

Dari Aiki-Jutsu Menjadi Aikido


Mengikuti jejak 86 tahun pembelajaran O-Sensei kita mendapati begitu
mendalamnya beliau interest dengan Budo saat muda. Beliau telah memberikan bakat
kecakapannya. Kemudian dating petualangan beliau melalui dunia jujutsu mulai
pertengahan era Meiji (1868 – 1912) yang mana beliau juga mencurahkan perhatiannya
pada ilmu pedang dan senjata yang lain, dan belajar agama, kemudian kebenaran
melengkapi beliau.
Budo, yang didalami melalui percobaan-percobaannya beliau akhirnya
menamakannya AIKIDO.
Ketika kita menoleh kebelakang tentang pencapaian sebelumnya, diantaranya kita
mendapati kata-kata seperti “Teknik Aiki” atau “Lontaran Aiki”. Tapi pengupasanya abstak
tak jelas. “Jangan di Aikid oleh lawan” itulah, jangan terbawah oleh spirit kehendak lawan,
itulah yang membuat sangsi dari pengertian yang dalam dari kata-kata sudah faham.
Begitulah O-Sensei yang menjelaskan kehebatan Aikido secara terpisah dengan
kesungguhan dalam lingkungan Budo. Suatu lingkungan yang hanya memelihara ntuk
menentukan, menegaskan teknik dan kekuatan. Beliau menyatakan : inilah Jalan Budo
untuk membuat kehendak Tuhan menjadi milik kita dan membentuk misi mencintai dan
melindungi semua apa yang diciptakan dengan semangat yang luar biasa. Teknik Budo
maksudnya mencapai akhir.
O-Sensei melalui pembelajaran Budo mendapatkan intisarinya melalui latihannya
yang keras, pertama cita-cita spiritualnya diletakkan diawal, kemudian menyatukan teknik
Aiki kedalam arus spirit, kekuatan spirit atau kekuatan jiwa. Beliau memberikan hidup pada
tekniknya yang ampuh disamping spiritual pada Budo Jepang sampai perhimpunan berang-
berang.
O-Sensei yang pertama kali yang pernah mengusulkan kata Aiki menjadi
kehendaknya. Dari Jujutsu sebagai jalan untuk mengembangkan cita-cita yang telah
dicanangkan oleh Master.
Pengembangan Aikido
Hari – Hari Sibuk Di Ayabe
Ketika O-Sensei sudah menetap di Ayabe, Wanishaburo Deguchi memberitaukan
pada setia otang yang dijumpai, “ ada mereka seorang petarung luar biasa di tempat saya”.
Karena ini berbagai penduduk datang mengunjungi tempatnya. Vice admiral Seikyo Asano
salah satu di antara mereka Adminar Asano mengadakan hubungan penting antara
angkatan laut dengan O-Sensei dan akhirnya sebagai pendamping ketika O- Sensei
berangkat ke Tokyo.
Hidetaro Kubuta, Yutaka Otsuki, Sogitsu Unagaki, Gunzo Oshikawa, Yoichiro Inoue
semua jadi murid beliau. Kubuta nama awal Nishimura dan Gjudo menjadi murid beliau dari
Universitas Waseda saat itu. Dia figure sebagai seorang Judoka di arena Judo dan
mengundang banyak orang untuk belajar Aikido, termasuk Kenji Tomiki dan Nobubumi Abe.
Dia berucap “ ketika saya menjadi pelajar di SMA Waseda, saya mendengar
tentang Prof. Veshiba dari Rev Deguchi pemimpin agama Omatokyo tanpa mengharapkan
beliau siap, saya menyerangnya. Demikianlah semangat saya saat melakukannya, saya
terkesima bahwa beliau begitu kuat setelah kejadian saat itu, saya kadang-kadang
mendampingi sebagai sekretaris pribadi O-Sensei. Aktifitas O-Sensei makin meluas kembali
dari Tokyo, beliau berangkat ke Osaka dan Kyushu. Beliau tetap konstan dalam melayani
banyak undangan walau tak ada tempat latihan yang permanent saat itu. “

O-Sensei dikunjungi Admiral Takeshita


Ada yang namanya Wasaburo Asamo posisinya berpengaruh dalam agama
Deguchi. Admiral Asamo adalah saudaranya, dia menemui O – Sensei dan ingin
mempernalkan seni ini pada orang banyak. Dia berkonsultasi dengan admiral jsamu
Takeshita yang satu kelas di akademi angkatan laut. Admiral sangat cinta dengan Budo dan
mengundang O – Sensei ke Tokyo. Karena orang ini berjumpa di gedung seorang
pedagang Kiyoshi Umeda bertempramen sam dengan O – Sensei dan menjadi salah
seorang sponsor O – Sensei setelah itu dia selalu mengundang O – Sensei ke Tokyo.
Melalui petunjuk admiral Takeshita, pangeran Gonnohyoe Yamanoto berkenaan menonton
demonstrasi O – Sensei dia sangat keheranan dengan seni tembaknya O – Sensei.
Kejadian ini diikuti yang lain yang mana banyak orang-orang terkenal masuk
diperguruannya. 21 hari adakan latihan yang ditawarkan di Ayoma Palace untuk anggota
pengaman raja di atas dan 5 Judo atau Kendo Dajo yang dipakai sewaktu –waktu terletak
digedungng Jehizaemon. Group dari orang-orang terpilih dari berbagai kalangan mulai
berlatih di Dajo ini
Berangkat ke Tokyo Latihan Di rumah Sewa
Keluarga O – Sensei pindah dari Ayabe ke Tokyo diawal 1927. Mereka sewa 2 blok
rumah dengan 5 kamar di Sarumachi, shiba shirogame 55 yen sebulan. Kiyashi yama Moto
putra pangeran Gomohyoe, dan Admiral Takeshita membantunya.
Diruang billiard dan gedung pangeran Shimazu dirombak diusulkan jadi Doko.
Waktu itu putri dari Takeshita, Shimazu Yama Mato dan orang-orang terkenal lainnya mulai
latihan.
Diawal tahun 1928, O-Sensei bergerak lagi, diantara murid beliau saat itu, seperti
Admiral dan jenderal seperti Takeshita, Eisuke Yamamato, Sankichi Takashi, Gengo
Mamatake, Ban Hasununa, Nobutake Konde dan orang-orang baik lainnya dibidang
perdagangan dan seputar politikus. Iwone Kasahara, Aikido-ka yang pertama menjadi juara,
menjadi murid beliau juga. Aiki membawa perhatian public menjadu suatu Budo yang baru
muncul dikota Tokyo.
O-Sensei diundang untuk menjadi guru Budo diakademi Angkatan Laut dan banyak
pelatih dan anggota Angkatan Laut belajar pada beliau. Kelas pertama actor dan penari
termasuk yang belakangan Kikugaro, datang belajar pergerakan tubuh dari Aiki.
Banyak para pelamar diantaranya Yoichihiro Iwone yang telah dibimbing oleh O-
Sensei sejak kecil. Takeshi Nishimi dan G Judo, menjadi murid pertama di Tokyo; Hisao
Kamata, Kekuo Keneko, dan lainnya.
Jumlah murid-murid meningkat ini menjadi tak mungkin bias diterima lagi. Beliau
pergi ke Shiba Takanawa Kuruma Machi tahun 1929 tapi selama 6 bulan rumah terlalu kecil.
Dan akhirnya konstruksi Dajo yang pormal dan tempatnya didisksikan dan panitia wxektif
cepat menetapkan.
Suatu rumah besar agak baik yang terletak di satu bukit di Mejiro dipilih sebagai
tempat sementara dipergunakan selama Dojo pusat sedang dibangun.

Kunjungan Oleh Professor Kano


Ada catatan momori ketika professor Jigoro Kano penemu Judo berkunjung ke
rumah sementara O-Sensei dengan asistennya professor Nagaoka dan lainnya. Satu
rombongan para petinggi judo secara pribadi mengunjungi Master Ueshiba, tapi tak ada
seorangpun yang mengutus secara resmi dari kodokan, Dojonya Kano pusat pelatihan judo.
Setelah melihat demonstrasi O-Sensei penem Aikido dalam aksinya Mr. Kano
mengatakan : “Inilah Budo ideal saya”. Dia menyatakan perasaanya pada stafnya.
Sebenarnya saya ingin Ueshiba bergabung dengan kita di kodokan, tapi beliau
sudah ahli dibidangnya, jadi tak mungkin walau demikian saya ingin beberapa orang saya
bias belajar dengan Ueshiba.
Tak berapa lama kemudian Nagaoka datangbelajar bersama Minaru Maehixuki dan
Jiro Takeda. Nagaoka mulai mundur setelah beberapa periode dari latihan, karena
beberapa apalasan, satu diantaranya karena umurnya. Maehizuki bahkan melanjutkan
dengan kosentrasi penuh pada latihan Aikido.

Penyelesaian Dajo Kobukan


Sebagai catatan pada murid baru yang makin bertambah, latihan menjadi lebih
serius yang membuat pemilik Mejiro bahkan bertekad mempersilahkan agar tempatnya
dipakai latihan Aikido.
80 tatami yang baru dari dojo d Ushigome (disebut Shinjuku) Wakematsu-Cho
akhirnya diresmikan dalam bulan april 1931 dengan dinamakan Ko-bukan.
O-Sensei meletakkan secara keras teliti dalam mencegah penyalahgunaan Aiki,
dan hanya menerima murid-murid baru yang terjamin karakternya. Beliau tidak mau
memasang iklan Aiki walau demikian dojo makin maju terus.

Dajo Neraka shigome dan Uchideshi


Ada 30-40 murid-murid yang tinggal bersama O-Sensei yang disebut Uchideshi.
Saat itu banyak diantara mereka sudah menyandang tingkat tinggi di judo dan kendo,
dengan berat rata-rata lebih dari 80 kg. orang-orang ini sangat vitalitas sekali, mau latihan
banyak kali dank eras, sampai tempat ini dijuliki Dojo Neraka Ushigome. Murid-murid yang
masih muda belajar dengan tekun di dojo tambahan, merupakan pengembangan untuk
dunia (internasional). Mereka ambisi sekali. Mereka bernafsu untuk belajar rahasia Aiki
dibawah tintnan O-Sensei dan memperoleh manfaat yang dapat dipergunakan sehari-hari.
Mereka yang senior Inore dan Kamata Figur pimpinan yang baru seperti Hajime
Swata dari Universitas Waseda, minoru Machizuki dan Aritoshi Murasige. Mereka diutus dari
kadokan . mereka berupaya sungguh-sungguh siang dan malam, membuat suasana yang
baik di Dajo yang baru. Bagaimanapun mereka telat tidur, bahkan sampai jam 2 atau jam 3
menjelang subuh, mereka melompat bangun jam 5 dan mulai membersihkan lantai.
Diantara yang tinggal bersama (Uchideshi) O-Sensei, melayani beliau, Kaoru
Funabashi dan Tsutomu Yukawa sangat menghormati beliau.
Pemanasannya Funabashi dapat breakfaal secara bebas, sambil ditangannya
memegang tombak. Yukawa merasakan tenaganya makin luar biasa setelah belajar Aikido
selama 10 tahun dan dengan mudah mengangkatberas 2 karung terigu. Mereka estrim
berbeda karakter. Dua orang ini sudah meninggal. Selalau dipublikasi dan secara pribadi
melayani O-Sensei.
Periode 1933 s/d 1935, Shigemi Yonekawa Rinjiro Shirata, Zensaburo Akazawa,
dan Gazo Shiada bergabung dengan “Aiki Budo”. Termasuk juga Kenji Tomiki dan Tesshin
Hoshi, yang datang dari Judo. Tomiki belajar dibawah O-Sensei dari waktu dia sudah
terkenal sebagai “Tomiki dari club Judo Universitas Waseda”. Dia masuk mengajar
professional dikota tempat tinggalnya setelah tamat belajar. Bagaimanapun dia bergabung
dengan Aikido sangat menarik, dia menyerahkan posisinya dan bergabung dengan murid-
murid Aikido lagi. Dia tata kerama belajarnya sangat tulus hati, dan melanjutkan hingga
ditunjukkan sebagai professor di Manchukuo National Foundation Univercity ditempat yang
baru. Tessin Hoshi guru judo satu SMA propinsi kini dia dengan mudah diikat dengan satu
tangan oleh Aiki-Doka Tsutomu Yukawa salahs eorang murid baru di SMA tersebut. Dia
jatuh cinta dengan Aiki, dia belajar secara intensif selama 2 tahun, dengan sangat yakin
Hashi membayangkan pada pembelajaran yang keras selama 2 tahun dan menyesalkan
sebenarnya dia tidak dapat bertarung dengan O-Sensei, apapun yang bias terjadi
dengan kemampuannya. Rinjiro Shirata penuh semangat betul – betul dipertimbang dan
mengagumkan dan dipuji dengan kebanggaan di Kobukan. Beberapa episode dari
kehidupannya dipertimbangkan oleh temperamental deshi sangat itu dia menggedor
gerbang O – Sensei th 1933 dan belajar selama 5 tahun, hingga masuk tentara dan
diletakkkan digaris depan. Demikianlah hari sangat mengesankan bagi Kebukan. Di tahun
1934 satu tahun setelah masuk, dia diutus ke Okayama Branch Of The Budo Enhancement
Association dengan teman deshi Mr. hashimoto. Mereka ditantang bertarung oleh 2 orang
local yang sombong dengan kemampuannya shirata mundur dengan hati-hati dan berkata
“Tak ada pertarungan dalam aikido, pertarungan yakni saling membunuh satu sama lain,
lebih jauh ini adalah prinsip Aiki Budo tidak boleh berkelahi”. Mereka tak mau mendengarnya
jadi dia bergerak seperlunya dan melempar seorang diantaranya dan mengunci tangannya,
sambil berkelakar, “kamu lihat” dapat kau bertahan dengan hokum alam Non – resistance.
Itulah satu uchideshi yang tingginya lebih dari 6 feet. Dia telah mencoba dengan
professional sumo gulat tradisional Jepang. Dia memperlihatkan kemampuannya dengan
sombong dan mengikat dengan salah satu cara yang hebat, Shirata lebih cepat dan dengan
mudah menguasainya. Setelah itu dia tidak lagi bicara mengenai Budo didepan Shirata.
Banyak yang lain dapat ditulis termasuk yang keras Gazo Shiota. Dengan berapi-api dan
upaya dari semua pendiri untuk ketabahan bagi Kobukan.-

Pembukaan Dojo dan Cabang-cabangnya

Ada hidup orang tua yang namanya Kyugaro Kuroyanagi tinggal di Ushigoue
Kagurazaka. Dia begitu mengesankan dengan O-Sensei dan memperbaiki salah satu
rumahnya di fujimidai untuk dibuat Dajo. Dia menyewakan sebagai Dajo Cabang.
Masyarakat dapat mengambil keuntungan karena tempatnya menyenangkan.
Seiji Noma penyebar berita dan baik hati, jalan yang ditempuh O-Sensei dalam
hidup dan latihan sebagai seorang pejuang, pahlawan. Dia membenahi rumahnya dan
memberikan untuk dipergunakan O-Sensei. Anaknya Kiyashi pertama menjadi murid
mencurahkan perhatiaannya untuk latihan dengan tekun. Dia kokoh karena baru-baru ini dia
menang dalam pertandingan kendo di contest untuk menghormati kaisar. Sementara itu
pelamar-pelamar bersungguh-sungguh dan anggota-anggotanya perkumpulan yang
potensial muncul diwilayah Osaka denga cepat satu Dajo Cabang berdiri disana. Dajo yang
lain mulai berdiri diberbagai tempat. O-Sensei jadi mengunjunginya ada kalanya dia tinggal
10 s/d 12 hari dalam sebulan di Tokyo Headquarta.

Peningkatan Organisasi Budo


Di bulan Oktober tanggal 13 1932 The Budo Enhancement Association (Budo Sen
Yokai) didirikan. O-Sensei sebagai presiden. Iso Tatani Dajo dipasang di Takeda propinsi
Tamba untuk menerima murid-murid yang energik. O-Sensei membeli rumah tua di Takeda
dan membuat sebagai pusat organisasi. Dulu dikatakan bahwa satu partai yang loyalis di
Restoration period, didesak oleh pejabat Shogun membunuh mereka dengan hara-kiri dalam
rumah itu. Masyarakat menyebutnya “Rumah Hantu”.
Upaya anggota akhirnya memetik buahnya, dan cabang-cabang organisasi makin
meningkat diberbagai daerah di Jepang. Murid-murid yang mendaftar ke Headquarter makin
meingkat dengan baik.
Headquarters di Takeda selalu ramai dengan Fo-80 murif (Aiki-Doka) dan banyak
peristiwa dari mereka. Fujisawa menjinjing tongkat besi dengan berat 110 pound (±55kg)
dengan mudah dan mantab. Ryosuke Suzuki bisa membawa satu batu yang beratnya 650
pound (±350kg) ditanggul sungai. Tsutoru Yuasa bisa membengkokkan paku 6 inch (±15cm)
dan meluruskan lagi. Orang-orang ini sudah berjalan lebih dahulu (almarhum) mereka telah
membuat kesan sebagai pusat berita yang telalu diingat.
Walau banyak yang mengunjungi Dajo Aiki mereka semua mengetahui O-Sensei
mengajak latihan luar biasa keras.
Kadang-kadang beberapa saat O-Sensei menghentikan demonstrasi apabila beliau
tidak setuju dengan cara sponsor, atau menyetujui pengumpulan orang-orang untuk
menonton.
Siapa yang masuk Dajo tidak berpakaian rapi, atau nonoton sambil berdiri, atau
melipat tangan dengan bersedekap, dipersilahkan keluar dari ruangan.

Latihan di Subuh Hari


Seiring dengan popularitas Aikido, O-Sensei makin prihatin tentang
penyalahgunaan tekniknya. Beliau selalu wajib merekomendasikan dari 2 orang yang
memenuhi syarat untuk hati-hati menyeleksi seorang murid. Konsekuensinya karena banyak
yang latihan orang-orang tua, atau orang-orang yang kedudukannya sudah tinggi dan
banyak yang muda-muda latihan, yang mendalami Budo atau anak-anak dari keluarga
terkemuka dengan alasan ini, banyak diberikan latihan pripat dilakukan diluar jam latihan
yang sudah dijadwalkan. Deshi hampir tidak bisa istirahat.
Orang-orang terkemuka diantara yang latihan yakni Marquis Toshitame Maeda dan
Dr. Kenzo Niki Maeda adalah seorang yang paling Aristokrat. Dia punya pelayan melepas
sepatunya dan membantu memakaikan Doginya. Lain dengan Dr. Niki memakai cara
mengejutkan, murid-murid yang lain di jam 5.00 subuh dia mengusulkan latihan dan
melempar Uchideshi. Setelah dia melakukan beberapa gerakan dia menyebut pepatah
Jepang kuno “menekuk bantal ke angin”. Sesuatu yang menunjukkan gerakan tenaga spirit
dari Aikido yang luar biasa, kemudian seketika dia pulang Deshi yang dilempar tadi belum
siap bangun padahal Dr tadi sudah pergi.
Juara gulat dunia saat itu Mangan dari Amerika, dia tingginya lebih 6 inchi dan satu
hari di bertarung dengan O-Sensei. Dia menyerang dengan tendangan yang disebut plying
kick. O-Sensei melontarnya seketika tanpa kesukaran. Sejak saat itu dia menjadi murid O-
Sensei dan mengunjungi hampir setiap hari untuk beberapa waktu.
Kemudia lokasi berikutnya dalam memberikan pengajaran yakni di Osaka, termasuk
Sumitomo Club, Asahi Newspaper, dan Police Deartement. Mr. Yukawa mengganti
mengajar aabila O-Sensei tidak hadir.

Organisasi Yayasan
Latihan di Aiki ada president seperti bentuk Budo yang lain. Kendo dilatih juga oleh anggota-
anggota muda Aikido. Mereka masuk contest, dan menang, dan membawa pulang piala dari
Imperial Moral Association pad O-Sensei. Orang-orang di lingkungan Budo, termasuk Kendo
dan orang-orang Judo (Judo-ka) sering berkunjung ke Dojo Aikido.
“Aiki Budo” ditingkatkan dan lebih jelas dimengerti oleh masyarakat umum. Di 1939
perubahan organisasi dari Kobukan Dojo menjadi “Kobukai Foundation” ditetapkan.
Kesepakatan Pejabat yang disetujui di 1940. Isamu Takeshita ditetapkan sebagai residen
yang pertama. Di periode kabinet Konoe 1940 kepanitiaan Budo Promotion didirikan.
Menteri kesejahteraan menjadi pimpinan. O-Sensei sebagai anggota Committee. Bahkan
beliau diutus juga ke Manchuriasebagai anggota Japanese Budo Delegation untuk ulang
tahun ke-10 pendirian Manchukuo.
Seorang juara Professional Sumo Tenayu menjadi seorang deshi di Kobukai Dojo selama
2½ bulan. Ini merupakan juga waktunya “King Te” dari Mongolia selama tinggal berkunjung
ke Jepang, dalam semua perjalanannya ke Tokyo untuk memuaskan hatinya melihat seni
Aikinya Ueshiba.
Di 1939 dan 1940, Koichi Tohei dan Kisaburo Osawa bergabung dengan Aiki Dojo, tapi
[erang dunia II pecah tahun 1941. Karena situasi makin gawat, makin banyak Uchideshi,
secara bertahap dipanggil masuk militer. Demikian lalu Kobukai Dojo menjadi makin sepi.
Disinilah waktunya nama “Aikido” secara resmi dipergunakan.

Dojo baru di Iwama


“Bila anda punya Dojo anda akan disibukkan oleh berbagai masalah seperti management
dan hal-hal lain, menjadi kurang tekun dengan Budo dan skill anda akan menurun.” Inila
yang menjadi pikiran O-Sensei. Dengan alasan ini beliau mengingatkan agar semangat
(original spirit) tidak boleh hilang bagi murid-muridnya.
Beliau selalu setia dengan ajarannya. Kemauannya yang menggebu-gebu untuk mendalami
Budo selalu baik. Managing dojo itu masalah kedua.
Secepat Headquarter di Tokyo ditetapkan, beliau mencoba daerah baru bebas dari masalah
training di kota. “Budo” dan “Pertanian”, suatu tema yang cocok bagi O-Sensei akhirnya
terwujud di dojo Aiki yang baru di Iwama, di Ibaraki Prefecture, dimana Ibaraki Aikido Dojo
berdiri.
O-Sensei menuntut agar suatu “Aiki Shrine” (tempat Suci Aiki) pertama kali didirikan.
Kemudian 40 Tatami dojo diletakkan di tempat sebidang tanah dengan luas 72.500 m2.
Tempat suci ini menjadi altar Aikido. Ketika perang makin bergolak, O-Sensei kembali
bertani di daerah ini, mengajarkan ilmunya, dan mengajari murid-muridnya termasuk yang
mendengar tentang beliau dan mohon diajari. Kehidupan ini berlangsung terus bahkan
sampai perang berakhir. Kematangan beliau berlanjut dalam pikirannya dan diteruskan
untuk memperbaiki teknik-teknik Aikidonya.

Sehabis Perang
Meskipun orang-orang Aikido yang berbakat tersebar di sana sini karena masa perang, The
Instruction Departement of Kobukai tetap aktif di bawah pimpinan pengarang (Kisshomaru
Ueshiba) sebagai pengganti master, dan Kissoburo Osawa juga memberikan kursus di
berbagai tempat.
Habis perang, Jepang diduduki dan dengan penguasaan menduduki ini, secara menyeluruh
tidak boleh budo ada aktivitas. ini di luar hukum. Mengharap bangkit kembali suatu hari,
reorganisasi dari yayasan sudah direncanakan dalam tugas merespond beberapa keadaan
yang baru yang harus dikembangkan dengan cepat. Pekerjaan persiapan anggota dewan
dilakukan tanggal 22 November 1945 di gedung Tokiwa di Marunouchi, Tokyo. 53 orang
termasuk pangeran Konoe (eks perdana mentri) juga hadir. Pada dewan ini nama organisasi
diubah menjadi “Aikikai” (“Aikikai Foundation”) dan organisasi yang baru diresmikan.
Yayasan yang baru disetujui pada 9 Februari 1948 dan restorasi Aikido tidak diam tapi sulit
memulai.
Aikido saat ini : Fenomena Seantero Dunia
Meskipun Aikido lahir di Jepang di ¼ abad ini membuat lompatan besar pertama ke arena
dunia di awal 1950 setelah bebas dari pendudukan setelah perang, peraturan memasang
spanduk di semua tempat latihan aktivitas beladiri. Sekarang, bagaimanapun bisa dikatakan
jumlah anggota di seantero dunia sudah mencapai 1 juta orang (dihitung ± tahun 1985)
tumbuh secara luar biasa, dan berlangsung terus – pasti.

Periode Sebelum Perang


Di tahun 1922 Pencipta Aikido, Ueshiba Morihei, mulai mengajari “ilmunya” yang kemudian
dinamakan Aikido. Mulai tahun itu sampai 1945 dan akhir perang dunia II, beliau
meresmikan usahanya yang sangat brilliant, untuk memperkaya kandungan seni beliau dan
mempromosikan, terutama di Jepang.
Bagaimanapun, selama masa kekacauan ini, setelah lahir Aikido, masalah social dan latar
belakang politik saat itu, member pengaruh pada kemajuan seni ini.
Morihei umumnya mengharapkan menyebarkan Aikido pada group intelektual yang paling
kecil dan lainnya pada golongan yang tingkat sosialnya lebih tinggi agar mereka member
kesan untuk menyebarkan ilmu ini pada masyarakat umumnya. Untuk itu semua instruksi
dari O-Sensei sendiri atau di bawah pengawasan yang teliti dari orang-orangnya. Beliau jadi
terlalu sibuk dalam mengerahkan pengaruh dalam masyarakat.

Periode Habis Perang


Habis perang dunia II, waktu berganti memberikan penaksiran macam-macam pada
kebijakan administrasi Aikido. Ditahun 1948 pemerintah melalui menteri pendidikan, secara
formal mengakui organisasi yang baru, Aikikai Foundation (Zaidan Hojin Aikikai), sebagai
hal yang resmi,organisasi nasional yang diakui untuk mempromosikan seni beladiri
Aikido.saat itu O-Sensei Ueshiba Morihei mengangkat anaknya Kisshomaru menugaskan
dalam semua keadaan, termasuk administrasi organisasi dalam menyebarkan seni ini.
Beliau sendiri sudah pasti untuk tinggal di pedesaannya di luar Tokyo dimana beliau bias
berusaha sendiri membuat langkah besar dalam melengkapi Aikidonya. Di sana beliau
bangn Aiki Shine (Aiki Jinja) sebagai pusat spiritual dari pengembangan ilmunya.
Penghormatan suc pada Tuhan semoga melindungi Aikido. (setelah beliau wafat 1969, abu
jasad beliau diperabukan di sana)
Setelah menerima tanggung jawab untuk semua masalah Aikido, pengarang, Ueshiba
Kisshomaru secara pasti akan mengembangkan Aikido mempopulerkan, tidak hanya di
Jepang tapi ke seluruh dunia. Dia bercita-cita memupuk persahabatan untuk saling mengerti
dalam mengembangkan ilmu beladiri. Dengan tujuan yang tertanam di hati, dia menekankan
bagaimana memelihara metode pengajaran, membangun kerangka organisasi,
memodernkan prosedur administrasi, dan seterusnya.

Pertumbuhan Dalam Negeri


Kira-kira 1955 penyelesaian fungsi administrasi organisasi melingkupi berbagai kehidupan
sosial yang ditandai dengan langkah yang mantap dalam penyebaran ilmu ini secara
nasional. Dari awal tahun 1960 organisasi perguruan Aikido muali berbentuk pada 1984
hampir 200 universitas mempunyai club Aikido, yang menerima pengajaran dari pelatih-
pelatih yang dikirim dari Aiki Foundation.
Tahun 1976 “All Japan Aikido Association” sudah dilantik untuk meningkatkan rasa
persaudaraan dan saling kerja sama diantara anggota Aikido Jepang menjadi satu dalam
ikatan organisasi. Club yang disponsori oleh beberapa organisasi bisnis atau Self Defense
Ministry Aikido Association. The Aikido Foundation melanjutkan sebagai pusat kegiatan dan
payung organisasi dalam mengembangkan, menyebarkan ilmu ini secara benar di seluruh
Jepang.
Pertumbuhan Internasional
Dalam pada itu, pengembangan internasional Aikido, perkembangannya sudah kelihatan
baik di banyak negara, di berbagai benua.
Alasan utama untuk kebesaran seni ini dan makin meningkatnya popularitas, kelihatannya
begitu unik dan elemen spiritualnya kokoh. Banyak yang latihan bukan Jepang merasa
komponent beladirinya begitu dalam dan lebih menonjol di Aikido daripada Japanese Budo
yang lain yang sudah tersebar ke seantero dunia.
Mulai awal tahun 1950, kunjungan dari berbagai ahli mendorong pertanda suatu “take off”
dari Aikido sebagai perwujudan memasuki dunia internasional.awalnya diperkenalkan ke
Hawaii amerika Serikat, Prancis di Eropa, spiritual timur dengan cepat meliputi hati para
intelektual dan seni ini menyebar ke seluruh dunia dengan pesat.
Ditahun 1975 committee (panitia) persiapan bertemu di Madrid mendiskusikan formasi
tentang “Internasional Aikido Federation”. Sekitar 30 negara mewakili, kemudian1976
Federasi secara formal dikukuhkan, dan mulai berfungsi, ketika ini ditulis tahun 1984 lebih
dari 40 National Aikido Federation dan organisasi bergabung.
Seni ini terutama berjalan baik di Unitd States, France, Italy, England, West Germany daan
kota-kota di eropa lainnya. Dan brazil di Amerika Selatan. Tahun-tahun belakangan tumbuh
lagi Asia Tenggara seperti: Indonesia, Australia, dan tempat-tempat lain.
Ada 3 seni beladiri Jepang yang sangat populer di luar Jepang : Judo, Karate, dan Aikido.
Meskipun ceritanya relatif pendek, Aikido boleh dikatakan menarik dan membuat banyak
perhatian akhirnya, karena tekniknya boleh dikatakan lengkap.
The Hombu Dojo
Setelah kita melihat banyak organisasi Aikido dalam negeri Jepang, termasuk “All Japanese
Aikido Association” dan “All Japanese Student’s Aikido Association”. Di Internasional,
dinamakan “Internasional Aikido Federation” dan unit administratif setempat tersusun dalam
skala besar. Meskipun begitu pusat yang diakui dari semua organisasi massih tetap “Aikikai
Foundation” di Jepang dan fasilitas training (kegiatan) diketahui bernama “Aikido
Headquarters Dojo” (Aikido Hombu Dojo).
O-Sensei Morihei membuka Hombu Dojo yang lama di tempat 17-18 Wakamatsu-cho,
Shinjuku-ku, Tokyo-to, Japan 162 di 1931.
Di 1968, gedung 1 tingkat dari kayu dirubah lebih besar menjadi 5 tingkat Dojo lebih bagus
dan dapat menampung banyak yang latihan. Diawalnya, kira-kira 600 yang hadir latihan tiap
hari. Ada 400 pelatih yang disebarkan ke cabang-cabang dojo sekitar Jepang, tidak
termasuk yang bergabung dengan organisasi subsiden yang dikatakan sebelumnya. Total
jumlah yang latihan di tempat tersebut, ada 1200-1300 orang.
Aikikai Foundation membuat certificate kenaikan tingkat dan melayani sebagai pusat
registrasi dan restribusi untuk kenaikan tingkat. Certificate untuk tingkat “Black Belt” diisi
nama dan stempel “DOSHU”. Doshu adalah titel dari pimpinan Aikido dunia, yang
merupakan keturunan langsung dari O-Sensei. Doshu yang sekarang adalah pengarang
buku ini, Ueshiba Kisshomaru.
Hombu dojo juga mengirim instructurs keluar negeri secara reguler dan interaksi dengan
dojo luar negeri yang sudah dekat dengan hombu, dan sangat berterima kasih atas kerja
sama dengan International Culture Exchange Foundation, Japan Maritime Promotion
Association, dan group dermawan lainnya.

Sekarang Aikido Headquarters Dojo, dipimpin oleh Dojo-cho (director) Mr. Osawa Kisaburo
yang aktif mengatur administrasi sampai meliputi luar negeri, meliputi aktivitas Shihan
(Licensed Teacher) yang mendampingi Second doshu.

Disadur dari
“History” dalam buku AIKIDO
oleh Kisshomaru Ueshiba

Aziz
Hanya untuk keluarga AIKIDO Sumbawa

Anda mungkin juga menyukai