Sifatnya cepat tanggap membuat makanan dalam perlombaan desany. Dalam perlombaan
tersebut spesial nasi dimasak dalam periuk besar dan diletakkan dalam lesung batu yang
besar. Kemudian pengayuh besar, seperti/sesuatu pengadukkayu dengan tangkai panjang
dipergunakan untuk mengaduk nasi yang dimasak. Seorang asisten secara konstan
mengaduk membolak balik nasi yang dimasak. Secara teratur nasi dituang ke dalam piring
untuk didinginkan sebelum dimakan. Berat pengaduk dengan kepala yang dijulurkan secara
aneh dengan tenaga yang berayun ayun meremas dalam pembuatan kue membutuhkan
tenaga besar.
Di kontes ini O-Sensei berhasrat mengajukan dirinya melawa orang-orang yang kuat –
empat, enam, dan sepuluh, semua dikalahkan. Akhirnya O-Sensei mematahkan pengaduk
tadi. Dia pergi ke tempat lain untuk mengaduk nasi dan lagi mematahkan banyak pengaduk.
Masyarakat akhirnya dengan sopan menolak kemampuan O-Sensei untuk memperbaiki
pegaduk nasi yang dipatahkan dengan tenaga yang menakutkan tadi. Malahan mereka
menyuguhkan teh dan jajan, dalam budaya jepang untuk menghormati tamu-tamu mereka
mengosongkan tempat perlombaan tadi.
Waktu Jepang Rusia kritis ia ingin jadi tentara dan bergabung dengan resimen Wakayama.
Dia memperlihatkan kemampuan dirinya dalam semua latihan olah tubuh yang dilaksanakan
dan semua dicatat oleh komandan resimen.
Beliau tingginya hanya 1.57, tapi beliau tubuhnya kekar dengan berat lebih dari 81 kg.
Beliau bermain cepat tak ada seorang pun yang mengatasi beliau dalam
pasukannya bila berlomba dalam gimnastik, lari, maupun angkat beban. Saat Jepang dalam
perang, latihan lebih berat lagi. Banyak pasukannya drop out, O-Sensei selalu jadi orang
pertama dalam pasukannya, membawa dua atau tiga oang sekali angkat. Beliau betul-betul
dipertimbangkan, seorang yang vital dalam pertarungan di Manshuria dan mencegah
keadaan krisis diantara pasukannya banyak kali.
Sebab itu ketika beliau berhenti dari militer beliau diminta oleh pimpinan beliau sebagai
tenaga sukarela untuk bantuan tetap dan masuk akademi militer. Beliau menerima beberapa
kunjungan dari komandan kesatuan, komandan batalion, komandan resimen, semua
membujuknya untuk tetap di militer.
Walau beliau menolak untuk masuk akademi, beliau tidak mau kembali ke kehidupan biasa.
Bahkan tekad sebagai anak muda yang bersemangat menjadi pimpinan kelompok di
kampungnya Tanabe dan menatur kegiatan di distriknya. Kiyaichi Takagi Dan-3 Judo
mengunjungi tempat diam O-Sensei bersama teman-teman groupnya di persatuan anak-
anak muda di kotanya menemui Takagi untuk belajar. Takagi kemuidannya mencapai Judo
Dan-9.
Belakangan dalam musim bunga tahun 1919 O-Sensei menerima telegram yang
menyatakan bahwa ayahnya sakit keras, O-Sensei menyerakan seluruh miliknya pada
gurunya Takeda dan tinggalkan Hakkaido.
Di Hakkaido dibawah pimpinan O-Sensei pengembangan wilayahnya sangat baik.
Dusunya ditata baik, sekolah didirikan, badan social dimantapkan. Tapi sesuatu yang
ringan-ringan tak terlalu menyita perhatian beliau. Hanya yang menyakitkan hati, pelajaran
tanam-tanaman ada pada pikiran beliau. Jadi O-Sensei mdah kembali dari utara sama
seperti saat beliau berangkat kesana, dengan tanpa abrang milik dengan semangat yang
menggebu-gebu.
Belanja di Ayabe
Saat beliau pulang kampong, beliau kebetulan mendengar tetangga Rev.
Wanisaburo Deguchi pimpinan dari Omatokyo, suatu agama baru. O-Sensei berkeinginan
untuk berbuat sesuatu bagaimana agar ayahnya bias sembuh, memutuskan untuk sekali
berbuat untuk Ayabe, propinsi Kyoto, dimana pusat Omatokyo bermukim, dan melakukan
sembahyang untuk perbaikan kesehatan ayahnya.
Sejak masa kecil O-Sensei intens belajar spiritual dan orang tuanya sangat
memahamai saar beliau umur 7 tahun beliau belajar dibawah bimbingan Pendeta Mitsujo
Fujimato dan biara Jizaji dari Sect, Shingon Buda, dan umur 10 tahun beliau belajar Zen
Buddhism di Biara Homanji di Akitsu Village. Meranjak dewasa O-Sensei dalam pendalaman
spiritualnya makin kuat. Beliau berkinjung dimana bias mendapat petunjuk.
Keinginan agar ayahnya sembuh, itulah alasan beliau berkunjungng ke Rev.
Deguchi. Bagaimanapun setelah mendapat petunjuk pendeta beliau merasa tergores dalam
hatinya yang dalam.
Saat beliau tiba dirumahnya di Tanabe kesedihan yang menerpa beliau, ayahnya
meninggal dunia, gejolak hatinya atas meninggal ayahnya yang paling disayangi, mentalnya
dead lock, selanjutnya hingga mencapai rahasia Budo.
Setelah itu, kehidupan sehari-hari O-Sensei berubah drastic, waktu itu beliau berdiri
di puncak bata di white robe sembahyang yang husu’ atau beliau berlutut di puncak gunung,
melanjutkan sembahyang cara Shinto. Temannya yang sudah tua dikampunya sangat
khawatir dengan perubahan O-Sensei jangan-jangan sudah gila. Akhir tahun 1919 beliau
ingat janjinya dengan Deguchi dalam pertemuan sebelumnya dan berangkat ke Ayabe
dengan semua kekuranganya beliau melihat seberkas sinar yang menyinari hatinya. Satu
rumah yang didirikan di kaki pegunungan keramat di Ayabe menjadi tempat bermukim.
Disana beliau mengajar Jujutsu, dan secara aktif belajar dibawah bimbingan Reverend
Deguchi hingga masuk tahun1926.
PencapaianTaraf Baru
Begitu pelajaran tambah maju belia mengembangkan indera keenam yang lama
beliau bias merakan gerak dari lawannya. Ketika beliau berkunjung ke Mongolia beliau tau-
tau langsung berhadapan moncong mouster pistol. Beliau mengawasi perhatian lawanya
untuk menembak karena sekecil “spiritual bullet” yang meluncur ketubhnya sebelum
lawannya secara tepat menarik pelatuknya. Dengan gerak seketika beliau berada disamping
lawan, sebelm (sepersekian detik) sebelum pistol meletus, belia melemparnya jatuh dan
pistolnya sdah berada pada tangan beliau. Inilah yang membuat terkesima diantara
penduduk yang mulai senang dengan Aikido.
Dimusim bunga 1925 officer Angkatan Laut, guru Kendo mengunjungi O-Sensei
ingin menjadi murid beliau, selama percakapan mereka tiba-tiba tidak cocok dengan perkara
sepele mau tidak mau mereka sepakat ntuk bertarung. Officer menyerbu kedepan untuk
meretaknya menebas pedang kayunya. O-Sensei seketika mengelak pedangnya dengan
mudah officer akhirnya jatuh namun parah keletahan tanpa mampu menyentuh O-Sensei.
O-Sensei berucap beliau merasakan gerakan lawan sebelum dia melakukan seperti yang
terjadi di Mongolia dulu.
Istirahat setelah pertarungan, O-Sensei masuk dalam kebun, dimana ada pohon
kesemek, setelah beliau menghapus keringat dimukanya beliau merasakan. Sesuatu terjadi
pada dirinya yang sebelumnya tak pernah beliau rasakan. Beliau tak bisa jalan dan duduk.
Beliau hanya terpaku bersimpuh dengan keheranan yang luar biasa.
Ada hidup orang tua yang namanya Kyugaro Kuroyanagi tinggal di Ushigoue
Kagurazaka. Dia begitu mengesankan dengan O-Sensei dan memperbaiki salah satu
rumahnya di fujimidai untuk dibuat Dajo. Dia menyewakan sebagai Dajo Cabang.
Masyarakat dapat mengambil keuntungan karena tempatnya menyenangkan.
Seiji Noma penyebar berita dan baik hati, jalan yang ditempuh O-Sensei dalam
hidup dan latihan sebagai seorang pejuang, pahlawan. Dia membenahi rumahnya dan
memberikan untuk dipergunakan O-Sensei. Anaknya Kiyashi pertama menjadi murid
mencurahkan perhatiaannya untuk latihan dengan tekun. Dia kokoh karena baru-baru ini dia
menang dalam pertandingan kendo di contest untuk menghormati kaisar. Sementara itu
pelamar-pelamar bersungguh-sungguh dan anggota-anggotanya perkumpulan yang
potensial muncul diwilayah Osaka denga cepat satu Dajo Cabang berdiri disana. Dajo yang
lain mulai berdiri diberbagai tempat. O-Sensei jadi mengunjunginya ada kalanya dia tinggal
10 s/d 12 hari dalam sebulan di Tokyo Headquarta.
Organisasi Yayasan
Latihan di Aiki ada president seperti bentuk Budo yang lain. Kendo dilatih juga oleh anggota-
anggota muda Aikido. Mereka masuk contest, dan menang, dan membawa pulang piala dari
Imperial Moral Association pad O-Sensei. Orang-orang di lingkungan Budo, termasuk Kendo
dan orang-orang Judo (Judo-ka) sering berkunjung ke Dojo Aikido.
“Aiki Budo” ditingkatkan dan lebih jelas dimengerti oleh masyarakat umum. Di 1939
perubahan organisasi dari Kobukan Dojo menjadi “Kobukai Foundation” ditetapkan.
Kesepakatan Pejabat yang disetujui di 1940. Isamu Takeshita ditetapkan sebagai residen
yang pertama. Di periode kabinet Konoe 1940 kepanitiaan Budo Promotion didirikan.
Menteri kesejahteraan menjadi pimpinan. O-Sensei sebagai anggota Committee. Bahkan
beliau diutus juga ke Manchuriasebagai anggota Japanese Budo Delegation untuk ulang
tahun ke-10 pendirian Manchukuo.
Seorang juara Professional Sumo Tenayu menjadi seorang deshi di Kobukai Dojo selama
2½ bulan. Ini merupakan juga waktunya “King Te” dari Mongolia selama tinggal berkunjung
ke Jepang, dalam semua perjalanannya ke Tokyo untuk memuaskan hatinya melihat seni
Aikinya Ueshiba.
Di 1939 dan 1940, Koichi Tohei dan Kisaburo Osawa bergabung dengan Aiki Dojo, tapi
[erang dunia II pecah tahun 1941. Karena situasi makin gawat, makin banyak Uchideshi,
secara bertahap dipanggil masuk militer. Demikian lalu Kobukai Dojo menjadi makin sepi.
Disinilah waktunya nama “Aikido” secara resmi dipergunakan.
Sehabis Perang
Meskipun orang-orang Aikido yang berbakat tersebar di sana sini karena masa perang, The
Instruction Departement of Kobukai tetap aktif di bawah pimpinan pengarang (Kisshomaru
Ueshiba) sebagai pengganti master, dan Kissoburo Osawa juga memberikan kursus di
berbagai tempat.
Habis perang, Jepang diduduki dan dengan penguasaan menduduki ini, secara menyeluruh
tidak boleh budo ada aktivitas. ini di luar hukum. Mengharap bangkit kembali suatu hari,
reorganisasi dari yayasan sudah direncanakan dalam tugas merespond beberapa keadaan
yang baru yang harus dikembangkan dengan cepat. Pekerjaan persiapan anggota dewan
dilakukan tanggal 22 November 1945 di gedung Tokiwa di Marunouchi, Tokyo. 53 orang
termasuk pangeran Konoe (eks perdana mentri) juga hadir. Pada dewan ini nama organisasi
diubah menjadi “Aikikai” (“Aikikai Foundation”) dan organisasi yang baru diresmikan.
Yayasan yang baru disetujui pada 9 Februari 1948 dan restorasi Aikido tidak diam tapi sulit
memulai.
Aikido saat ini : Fenomena Seantero Dunia
Meskipun Aikido lahir di Jepang di ¼ abad ini membuat lompatan besar pertama ke arena
dunia di awal 1950 setelah bebas dari pendudukan setelah perang, peraturan memasang
spanduk di semua tempat latihan aktivitas beladiri. Sekarang, bagaimanapun bisa dikatakan
jumlah anggota di seantero dunia sudah mencapai 1 juta orang (dihitung ± tahun 1985)
tumbuh secara luar biasa, dan berlangsung terus – pasti.
Sekarang Aikido Headquarters Dojo, dipimpin oleh Dojo-cho (director) Mr. Osawa Kisaburo
yang aktif mengatur administrasi sampai meliputi luar negeri, meliputi aktivitas Shihan
(Licensed Teacher) yang mendampingi Second doshu.
Disadur dari
“History” dalam buku AIKIDO
oleh Kisshomaru Ueshiba
Aziz
Hanya untuk keluarga AIKIDO Sumbawa