Anda di halaman 1dari 38

PENGARUH PERGAULAN BEBAS DI KALANGAN REMAJA

TUGAS KELOMPOK

Disusun untuk memenuhi nilai dari tugas TPTA

Oleh

Kelompok 1

Jurusan Manajemen Informatika

Akademi Manajemen Informatika Komputer

Medan Busness Polytechnic

Medan

2010

1
ABSRAK

Perkembangan zaman sangat cepat mempengaruhi pola pikir masyarakat, baik


dari kalangan bawah, menengah, maupun kalangan atas. Demikian halnya di negara –
negara maju, pergaulan bebas kerap terjadi seperti melakukan hubungan diluar nikah.

Demikian juga di kalangan remaja dalam bergaul kerap terjadi pergaulan yang
mengarah pada tindakan yang negatif, bertindak tanpa memikirkan akibat dari
perbuatannya, kurang bertanggung jawab dalam menghadapi suatu masalah, bukan
tidak mungkin dapat memperkecil tindakan pergaulan bebas yang kerap terjadi
sekarang ini. Dengan demikian penulis mencoba membuat satu perubahan dalam
bergaul.

Dengan demikian dapat dibedakan hasil dari pergaulan dikalangan remaja


sebelumnya dengan sesudahnya.

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadiran Tuhan yang Maha Esa dimana atas rahmatnya kami

dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Pengaruh Pergaulan Bebas di

kalangan Remaja.

Dalam makalah ini kami akan memberitahukan kepada para remaja agar dapat

berhati-hati dalam pergaulan. Selain itu makalah ini kami buat agar dapat bermanfaat

bagi pembaca khususnya dikalangan para generasi muda, agar tidak terjerumus

kepergaulan bebas dimana generasi muda saat ini masih mudah terpengaruh dalam

bergaul, sehingga dapat merugikan dirinya sendiri.

Kami berterima kasih kepada dosen pengajar yang telah memberi kesempatan

kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini meskipun makalah yang kami buat

belum begitu sempurna.

Dan kami sebagai penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan yang ada

dimakalah kami tentang Pengaruh Pergaulan Bebas di kalangan Remaja. Kami

berharap dengan adanya makalah ini para remaja dapat mengambil sikap positifnya

dalam bergaul. Saran dan masukan dari pembaca untuk makalah yang kami buat ini

akan kami terima sehingga kami dapat membuat makalah menjadi lebih baik lagi.

Medan,……Mei 2010

3
Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL………………………………………………………………........

ABSRAK………………………………………………………………………….....

ii

KATA PENGANTAR..................................................................................................

iii

DAFTAR ISI..................................................................................................................

iv

BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................

1.3 Batasan Masalah...........................................................................................

4
1.4 Tujuan dan Manfaat Study..........................................................................

1.5 Sistematika Penulisan...................................................................................

BAB 2. LANDASAN TEORI DAN KONSEPTUAL................................................

2.1Masa Remaja..................................................................................................

2.2 Dampak Pergaulan Bebas..............................................................................

2.3 Akibat Pergaulan Bebas................................................................................

11

2.4 Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas...........................................................

12

2.5 Pentingya Para Remaja Bagi Bangsa dan Agama.......................................

15

2.6 Penyimpangan Seks Pada

Remaja………………………………………….....

16

2.6.1 Data dan Fakta

HIV/AIDS......................................................................

17

5
2.6.2 Remaja dan

HIV/AIDS............................................................................

19

2.6.3 Apa sih HIV dan

AIDS?........................................................................

20

2.6.4 Perjalanan Infeksi

HIV..........................................................................

20

2.6.5 Mengetahui status

HIV..........................................................................

21

2.6.6 Sudah adakah obat untuk

HIV?.............................................................

21

2.7

Aborsi.......................................................................................................

...... 23

2.8 Hal yang menyebabakan para Remaja masuk Pergaulan

Bebas....................

26

BAB 3 PEMBAHASAN................................................................................................

27

6
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................

28

4.1Kesimpulan.....................................................................................................

28

4.2Saran...............................................................................................................

29

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

30

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

7
Pengaruh pergaulan bebas di kalangan remaja saat ini telah berkembang di

berbagai kota, pulau, dll. Banyak remaja yang terpengaruh dalam pergaulan bebas.

Berdasarkan penelitian di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30

persen remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks. Kelompok remaja yang

masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21 tahun, dan umumnya

masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa.

Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat

Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan

masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang

pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara

lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain yang

dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS.

Dampak pergaulan bebas mengantarkan pada kegiatan menyimpang seperti

seks bebas, tindak kriminal termasuk aborsi, narkoba, serta berkembangnya penyakit

menular seksual (PMS). Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia

dimana 20 persennya dilakukan remaja. Di Amerika, 1 dari 2 pernikahan berujung

pada perceraian, 1 dari 2 anak hasil perzinahan, 75 % gadis mengandung di luar

nikah, setiap hari terjadi 1,5 juta hubungan seks dengan pelacuran.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah

yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

1. Apa akibat dari seks bebas ?

8
2. Apa upaya pencegahan seks bebas ?

3. Bagaimana Cara remaja menjauhi Hal-hal yang dapat merusak masa depan

yang mereka miliki.

4. Bagaimana Remaja bisa memasuki pergaulan bebas di jaman sekarang.

5. Hal apa yang menyebabkan Para remaja memasuki pergaulan Bebas.

6. bagaimana cara mengatasi pergaulan bebas dikalangan remaja yang

berkembang diindonesia

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghidari kesalahan dalam pembuatan makalah ini maka kami

mencoba untu membatasi masalah yang akan dibahas. Ruang lingup permasalah

yang dapat dibahas meliputi:

1. Data Akibat Seks bebas

2. Data pencegahan seks bebas

3. Data Perusakan Masa depan remaja

4. Data remaja yng memasuki pergaulan bebas

5. Data Penyebab Remasa masuk Pergaulamn bebas

6. Data mengatasi pergaulan Bebas

1.4. Tujuan Dan Manfaat Study

Tujuan kami menulis makalah ini untuk memberi tahu atau menginformasikan

bahwa jauhi pergaulan bebas yang dapat membahaya diri sendiri dan memalukan

9
keluarga. Jika seseorang tersebut sudah masuk pergaulan bebas maka kita akan

direndahkan oleh orang lain dan hidup ini tidak akan berguna lagi.

Manfaat dalam pembuatan makalah ini agar para remaja lebih menjaga

dirinya dalam bergaul,dan supaya lebih berhati-hati dalam memilih pergaulan yang

ada di lingkungan.

1.5. Sistematika Penulisangau

Untuk mempermudah penyelesaian makalah ini, kami menguraikan dalam

empat bab yang disusun secara sistematika,dimana bab tersebut dibagi menjadi

bagian-bagian dan sub Bab

Bab 1 : Pedahuluan

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan dan manfaat studi dan sistematika penulisan.

Bab 2 : Landasan Teori dan konseptual

Pada bab ini menjelaskan tentang pengertian remaja,dampak pergaulan bebas,

akibat dari pergaulan bebas, upaya pencegahan pergaulan bebas,aborsi, pentingya

remaja bagi bangsa dan agama, Hal yang menyebabakan para Remaja masuk

Pergaulan Bebas.

Bab 3 : Pembahasan

10
Pada bab ini akan dijelaskan solusi untuk mengatasi pergaulan bebas

dikalangan remaja yang telah berkembang di suatu lingkungan atau kota,sehingga

tidak lebih banyak lagi remaja yang terjerumus ke pergaulan bebas.

Bab 4 : Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini kami menguraikan Kesimpulan dan Saran dari permasalah yang

telah dihadapi remaja saat memasuki pergaulan bebas.

BAB 2

11
LANDASAN TEORI DAN KONSEPTUAL

2.1. Masa Remaja.

Zaman sekarang ini, masalah remaja sudah menjadi suatu masalah yang cukup

pelik. Hal ini dikarenakan dampaknya yang cukup besar bagi perkembangan

lingkungan masyarakat. Masalah remaja yang marak akhir-akhir ini diantaranya

adalah penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang, tawuran atau perkelahian

antar pelajar, dan juga pergaulan bebas.

Usia remaja memang saatnya dimana seorang anak memasuki masa pubertas.

Kata “pubertas” berasal dari bahasa Latin, yang berarti usia menjadi orang; suatu

periode di mana anak dipersiapkan untuk mampu menjadi individu yang dapat

melaksanakan tugas biologis berupa melanjutkan keturunannya. Masa remaja

merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari

satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi,

tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah

(Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali

mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan

yang timbul sebagai akibat

terjadinya perubahan sosial.

Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan

manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak

terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal

keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan

12
untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi

pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan

sebelum usia 11 tahun.

Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang)

mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan

sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia

belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang

sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang

perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak

memiliki pola perkembangan yang pasti.

Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung

karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain

waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa. Memang

banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan,

namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda

fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang.

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli

pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun

sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai

kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.

Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering

dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan

13
yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak

menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.

Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa

depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik.

Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan

masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang

pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara

lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas.

Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21

tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat

Atas(SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-

anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

2.2. Dampak Pergaulan Bebas

Akibat pergaualan bebas banyak para remaja terkena penyakit Human

Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) hal

itu disebabkan remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan hubungan

seksual. Dibanyak kota salasatunya kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah

Menengah Tingkat Atas (SLTA) yang baru duduk di kelas II, 155 orang atau 23,4%

mempunyai pengalaman hubungan seksual. Mereka terdiri atas putra 27% dan putri

18%. Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia

menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan daya tubuh pada

usia remaja.

14
Dari sisi kesehatan, perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai

gangguan. Diantaranya, terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Selain tentunya

kecenderungan untuk aborsi, juga menjadi salah satu penyebab munculnya anak-anak

yang tidak diinginkan. Keadaan ini juga bisa dijadikan bahan pertanyaan tentang

kualitas anak tersebut, apabila ibunya sudah tidak menghendaki. Seks pranikah,

lanjut Boyke juga bisa meningkatkan resiko kanker mulut rahim. Jika hubungan seks

tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa

mencapai empat hingga lima kali lipat.

Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek secara

langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai kematian. Dampak

jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya infertilitas. Secara

psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan

dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang

menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat.

Sekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks

bebas, kalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari

kontrol, tentu suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu

terasa lebih berat lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya

tidak begitu kuat. Saat ini untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas-terutama di

kalangan remaja-bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsur agama yang

kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang tua dan selektivitas dalam memilih

15
teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka kepada teman

dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri.

Selain itu, sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan

kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara

vulgar.

Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya

memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan

bebas, seperti penyakit menular seksual dan sebagainya. Dengan demikian, anak-anak

remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas.

Dalam keterpurukan dunia remaja saat ini, anehnya banyak orang tua yang cuek

bebek saja terhadap perkembangan anak-anaknya. Kini tak sedikit orang tua dengan

alasan sibuk karena termasuk tipe “jarum super” alias jarang di rumah suka pergi;

lebih senang menitipkan anaknya di babby sitter. Udah gedean dikit di sekolahin di

sekolah yang mahal tapi miskin nilai-nilai agama.

Demikian pula masalah remaja terhadap penyalahgunaan narkoba semakin

memprihatinkan.Berdasarkan data penderita HIV/AIDS di Bali hingga Pebruari 2005

tercatat 623 orang, sebagian besar menyerang usia produktif. Penderita tersebut

terdiri atas usia 5-14 tahun satu orang, usia 15-19 tahun 21 orang, usia 20-29 tahun

352 orang, usia 30-39 tahun 185 orang, usia 40-49 tahun 52 orang dan 50 tahun ke

atas satu orang.

16
semakin memprihatinkan penderita HIV/AIDS memberikan gambaran bahwa,

cukup banyak permasalahan kesehatan reproduksi yang timbul diantara remaja. Oleh

sebab itu mengembangan model pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi

remaja melalui pendidik (konselor) sebaya menjadi sangat penting. “Pusat informasi

dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja menjadi model pemberdayaan

masyarakat yang bertujuan menumbuhkan kesadaran dan peranserta individu

memberikan solusi kepada teman sebaya yang mengalami masalah kesehatan

reproduksi”.

2.3. Akibat dari Pergaulan Bebas

Melakukan hubungan seks secara bebas merupakan akibat pertama dari

pergaulan bebas yang merupakan lingkaran setan yang tidak ada putusnya dengan

berbagai akibat di berbagai bidang antara lain di bidang sosial, agama dan kesehatan

sebagai berikut :

- Dalam seks bebas terkumpul bermacam-macam dosa dan keburukan yakni

berkurangnya iman si penzina, hilangnya sikap menjaga diri dari dosa, buruk

kepribadian dan hilangnya rasa cemburu.

- Seks bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan

suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah

khususnya bagi wanita.

- Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap.

- Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya.

17
- Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa demikian sehingga

tidak pernah merasa cukup dengan apa yang diterimanya.

- Akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh martabatnya baik di

hadapan Tuhan maupun sesama manusia.

- Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati penzina, sehingga pandangan

matanya liar dan tidak terjaga.

- Pelaku seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan pandangan muak dan

tidak percaya.

- Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh orang-orang yang

memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya.

- Apa yang didapatkan para pelaku seks bebas dalam kehidupan ini adalah

sebaliknya dari apa yang diinginkannya.

Ini adalah karena, orang yang mencari kenikmatan hidup dengan cara bermaksiat

maka Tuhan akan memberikan yang sebaliknya dari apa yang dia inginkan, dan

Tuhan tidak menjadikan maksiat sebagai jalan untuk mendapatkan kebaikan dan

kebahagiaan.

- Perzinaan menyeret kepada terputusnya hubungan silaturrahim, durhaka kepada

orang tua, berbuat zalim, serta menyia-nyiakan keluarga dan keturunan. Bahkan

boleh membawa kepada pertumpahan darah dan perdukunan serta dosa-dosa

besar yang lain. Seks bebas biasanya berkait dengan dosa dan maksiat yang lain

sebelum atau bila berlakunya dan selepas itu biasanya akan melahirkan

kemaksiatan yang lain pula.

18
- Seks bebas menghilangkan harga diri pelakunya dan merusakkan masa

depannya di samping meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja

kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya.

- Aib yang dicorengkan kepada pelaku seks bebas lebih membekas dan

mendalam daripada dosa kafir misalnya, karena orang kafir yang memeluk

Islam selesailah persoalannya, namun dosa zina akan benar-benar membekas

dalam jiwa karena walaupun akhirnya pelaku zina itu bertaubat dan

membersihkan diri dia akan masih merasa berbeda dengan orang yang tidak

pernah melakukannya.

- Jika wanita yang berzina hamil dan untuk menutupi aibnya ia mengugurkan

kandungannya itu maka dia telah berzina dan juga telah membunuh jiwa yang

tidak berdosa . Jika dia ialah seorang wanita yang telah bersuami dan

melakukan perselingkuhan sehingga hamil dan membiarkan anak itu lahir maka

dia telah

memasukkan orang asing dalam keluarganya dan keluarga suaminya sehingga

anak

itu mendapat hak warisan mereka tanpa disadari siapa dia sebenarnya. Amat

mengerikan, naudzubillah min dzalik.

- Perzinaan akan melahirkan generasi individu-individu yang tidak ada asal

keturunan (nasab). Di mata masyarakat mereka tidak memiliki status sosial

yang jelas.

- Pezina laki-laki berarti telah menodai kesucian dan kehormatan wanita.

19
- Zina dapat menanamkan permusuhan dan menyalakan api dendam antara

keluarga wanita dengan lelaki yang telah berzina dengannya.

- Perzinaan sangat mempengaruhi jiwa keluarganya di mana mereka akan merasa

jatuh martabat di mata masyarakat, sehingga kadang-kadang menyebabkan

mereka tidak berani untuk mengangkat muka di hadapan orang lain.

- Perzinaan menyebabkan menularnya penyakit-penyakit berbahaya seperti

AIDS, siphilis, dan gonorhea atau kencing bernanah.

2.4. Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas

a. Menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika antara lain : pendidikan agama,

moral dan etika dalam keluarga, kerjasama guru, orangtua dan tokoh

masyarakat.

Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual,

tetapi juga mengembangkan kemauan

diri, mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan yang baik dan tepat,

mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi,

yang mampu mengatakan “tidak” tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.

b. Pendidikan dan penyuluhan seksual

Pada waktu ini cara-cara pendidikan seksual didasari oleh dua pandangan dan

pendekatan yang sangat berbeda, yaitu : (a) pendekatan psikoanalitik, yang

hanya mengakui bahwa perkembangan psiko-seksual ditentukan oleh

pembawaan yang untuk sebagian besar sifatnya autonom. (b) pendekatan

20
sosiologik, yang mengakui adanya pengaruh dari lingkungan. Yang mempunyai

banyak pengikutnya adalah pandangan pendekatan yang kedua.

Pendidikan seksual sebaiknya sudah dimulai sedini mungkin, dalam masa

kanak-kanak dengan peranan utama dipegang oleh para orangtua dan para guru.

Bagi para remaja penyuluhan seksual sudah dapat dimulai di sekolah lanjutan,

baik oleh dokter maupun oleh guru, yang kedua-duanya sudah memiliki

pengetahuan tentang seksologi modern. Penyuluhan yang salah dapat berakibat

negatif. Para orangtua tentunya dapat pula memegang peranan dalam hal ini.

c. Penyuluhan pada remaja

Dalam penyuluhan pada remaja perlu dibahas secara singkat anatomi dan

fisiologi alat kelamin, serta fisiologi hubungan seksual. Juga variasi dan

penyimpangannya yang masih dianggap dalam batas-batas normal perlu

dikemukakan. Semua itu dilakukan dengan latar belakang norma-norma yang

berlaku, termasuk agama dan pandangan masyarakat.

2.5. Pentingya Para Remaja Bagi Bangsa dan Agama

Persoalan remaja saat ini sudah masuk dalam tataran kritis dan sulit

dikendalikan. Hal ini menjadikan berbagai kalangan merasa cemas dan berupaya

menemukan langkah-langkah penyelesaiannya. Bagaimanapun juga remaja adalah

aset negara, agama, dan penerus perjuangan generasi sebelumnya. Secara kejiwaan

remaja mempunyai energi yang berpotensi menghasilkan kecermelangan berfikir

21
dalam menemukan ide dan inovasi baru yang penuh kedinamisan. Namun potensi ini

harus diimbangi dengan kejelasan arah dan tujuan hidupnya. Ketika remaja kosong

dengan tujuan hidup yang benar, pemanfaatan potensi ini akan beralih pada keadaan

yang justru merugikan bahkan menghancurkan kehidupannya.

Sebagaimana pernyataan yang dikeluarkan presiden RI bahwa endemik ganda

narkoba dan HIV/AIDS telah mencapai keadaan yang mengkuatirkan eksistensi

negara. Beliau menyarankan langkah antisipatif dengan 3T-nya: Tingkatkan

kepemimpinan dan upaya pencegahan, Tingkatkan layanan kesehatan komprehensif,

profesional dan manusiawi, dan Tingkatkan mobilisasi sumber dana dan daya.

Banyak pula pernyataan solutif yang diberikan para praktisi kesehatan, psikologi

bahkan pemerhati remaja tentang cara terbaik bagaimana mencegah semakin

menjamurnya kasus endemik ganda yang merusak generasi bangsa. Pergaulan bebas

yang terjadi di kalangan remaja sekarang sudah menjadi wabah yang setiap saat bisa

melahirkan berbagai penyakit fisik dan psikososial. Sebagian praktisi mengatakan

remaja putri merupakan pihak yang sangat dikorbankan akibat pergaulan bebas ini

Untuk itu perlu memberikan pendidikan tentang kesehatan reproduksinya sehingga

remaja memahami tentang dirinya, keunikan organ reproduksinya. Dengan demikian

remaja mampu memberikan keputusan tepat dan bertanggung jawab terhadap

penggunaan organ reproduksinya. Selain itu dengan dalih kedaruratan, diambil

langkah-langkah penyelesaikan seperti ATM kondom untuk mencegah penularan

HIV/AIDS, anjuran pemakaian jarum steril saat mengonsumsi narkoba, kemudahan

sarana untuk melakukan aborsi aman yang sebenarnya justru akan memfasilitasi

22
semakin berkembangnya seks bebas berikut juga dampaknya. Sekali lagi kita selalu

dihadapkan dengan kenyataan bahwa kenaikan kasus dampak dari pergaulan bebas

yang terjadi di masyarakat terutama remaja semakin tidak terkendali. Ibarat fenomena

gunung es dampak pergaulan bebas dan seks bebas yaitu meningkatnya pemakai

narkoba, berkembangnya penyakit menular seksual terutama HIV/AIDS yang akan

menghancurkan aset termahal bangsa ini.

2.6. PENYIMPANGAN SEKS PADA REMAJA

Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul remaja sangatlah

diperlukan agar mereka tidak "kuper" dan "jomblo" yang biasanya jadi

anak mama. "Banyak teman maka banyak pengetahuan". Namun tidak

semua teman kita sejalan dengan apa yang kita inginkan. Mungkin

mereka suka hura-hura, suka dengan yang berbau pornografi, dan

tentu saja ada yang bersikap terpuji. benar agar kita tidak terjerumus

ke pergaulan bebas yang menyesatkan.

Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi bagian dari

kehidupan manusia yang di dalamnya penuh dengan dinamika.

Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh terhadap

pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan

dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam berbagai

hal, tidak terkecuali bidang seks.

Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, organ

reproduksipun mengalami perkembangan dan pada akhirnya akan

mengalami kematangan. Kematangan organ reproduksi dan

23
perkembangan psikologis remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya

serta arus media informasi baik elektronik maupun non elektronik akan

sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual individu remaja

tersebut.

Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait

dengan masa awal kematangan organ reproduksi pada remaja adalah

masalah kehamilan yang terjadi pada remaja diluar pernikahan.

Apalagi apabila Kehamilan tersebut terjadi pada usia sekolah. Siswi

yang mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon dari dua

pihak. Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi

kehamilan pada siswi, maka yang sampai saat ini terjadi adalah

sekolah meresponya dengan sangat buruk dan berujung dengan

dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah. Kedua yaitu dari

lingkungan di mana siswi tersebut tinggal, lingkungan akan cenderung

mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut. Hal tersebut terjadi jika

karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat kita.

Kehamilan remaja adalah isu yang saat ini mendapat perhatian

pemerintah. Karena masalah kehamilan remaja tidak hanya

membebani remaja sebagai individu dan bayi mereka namun juga

mempengaruhi secara luas pada seluruh strata di masyarakat dan juga

membebani sumber-sumber kesejahteraan. Namun, alasan-alasannya

tidak sepenuhnya dimengerti. Beberapa sebab kehamilan termasuk

rendahnya pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan

24
budaya yang menempatkan harga diri remaja di lingkungannya,

perasaan remaja akan ketidakamanan atau impulsifisitas,

ketergantungan kebutuhan, dan keinginan yang sangat untuk

mendapatkan kebebasan. Selain masalah kehamilan pada remaja

masalah yang juga sangat menggelisahkan berbagai kalangan dan

juga banyak terjadi pada masa remaja adalah banyaknya remaja yang

mengidap HIV/AIDS.

2.6.1 Data dan Fakta HIV/AIDS

Dilihat dari jumlah pengidap dan peningkatan jumlahnya dari

waktu ke waktu, maka dewasa ini HIV (Human Immunodeficiency

Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) sudah dapat

dianggap sebagai ancaman hidup bagi masyarakat Indonesia.

Berdasarkan laporan Departemen Kesehatan sampai Juni 2003 jumlah

pengidap HIV/AIDS atau ODHA (Orang Yang Hidup Dengan HIV/AIDS) di

Indonesia adalah 3.647 orang terdiri dari pengidap HIV 2.559 dan

penderita AIDS 1.088 orang. Dari jumlah tersebut, kelompok usia 15 -

19 berjumlah 151 orang (4,14%); 19-24 berjumlah 930 orang

(25,50%). Ini berarti bahwa jumlah terbanyak penderita HIV/AIDS

adalah remaja dan orang muda. Dari data tersebut, dilaporkan yang

sudah meninggal karena AIDS secara umum adalah 394 orang (Subdit

PMS & AIDS, Ditjen PPM & PL, Depkes R.I.). Diperkirakan setiap hari ada

8.219 orang di dunia yang meninggal karena AIDS, sedangkan di

25
kawasan Asia Pacific mencapai angka1.192orang. Data dan fakta

tersebut belum mencerminkan keadaan yang sebenarnya, melainkan

hanya merupakan "puncak gunung es", artinya, yang kelihatan atau

dilaporkan hanya sedikit, sementara yang tidak kelihatan atau tidak

dilaporkan jumlahnya berkali-kali lipat. Para ahli memperkirakan bahwa

jumlah sebenarnya bisa 100 kali lipat.

2.6.2 Remaja dan HIV/AIDS

Penularan virus HIV ternyata menyebar sangat cepat di kalangan

remaja dan kaum muda. Penularan HIV di Indonesia terutama terjadi

melalui hubungan seksual yang tidak aman, yaitu sebanyak

2.112(58%) kasus. Dari beberapa penelitian terungkap bahwa semakin

lama semakin banyak remaja di bawah usia 18 tahun yang sudah

melakukan hubungan seks. Cara penularan lainnya adalah melalui

jarum suntik (pemakaian jarum suntik secara bergantian pada pemakai

narkoba, yaitu sebesar 815 (22,3%) kasus dan melalui transfusi darah

4 (0,10%) kasus). FKUl-RSCM melaporkan bahwa lebih dari 75% kasus

infeksi HIV di kalangan remaja terjadi di kalangan pengguna narkotika.

Jumlah ini merupakan kenaikan menyolok dibanding beberapa tahun

yang lalu.

Beberapa penyebab rentannya remaja terhadap HIV/AIDS adalah

26
1. Kurangnya informasi yang benar mengenai perilaku seks yang aman

dan upaya pencegahan yang bisa dilakukan oleh remaja dan kaum

muda. Kurangnya informasi ini disebabkan adanya nilai-nilai agama,

budaya, moralitas dan lainlain, sehingga remaja seringkali tidak

memperoleh informasi maupun pelayanan kesehatan reproduksi

yang sesungguhnya dapat membantu remaja terlindung dari

berbagai resiko, termasuk penularan HIV/AIDS.

2. Perubahan fisik dan emosional pada remaja yang mempengaruhi

dorongan seksual. Kondisi ini mendorong remaja untuk mencari

tahu dan mencoba-coba sesuatu yang baru, termasuk melakukan

hubungan seks dan penggunaan narkoba.

3. Adanya informasi yang menyuguhkan kenikmatan hidup yang

diperoleh melalui seks, alkohol, narkoba, dan sebagainya yang

disampaikan melalui berbagai media cetak atau elektronik.

4. Adanya tekanan dari teman sebaya untuk melakukan hubungan

seks, misalnya untuk membuktikan bahwa mereka adalah jantan.

5. Resiko HIV/AIDS sukar dimengerti oleh remaja, karena HIV/AIDS

mempunyai periode inkubasi yang panjang, gejala awalnya tidak

segera terlihat.

6. Informasi mengenai penularan dan pencegahan HIV/AIDS rupanya

juga belum cukup menyebar di kalangan remaja. Banyak remaja

masih mempunyai pandangan yang salah mengenai HIV/AIDS.

27
7. Remaja pada umumnya kurang mempunyai akses ke tempat

pelayanan kesehatan reproduksi dibanding orang dewasa. Hal

tersebut dibuktikan dengan banyaknya remaja yang terkena

HIV/AIDS tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi, kemudian

menyebar ke remaja lain, sehingga sulit dikontrol.

2.6.3 Apa sih HIV dan AIDS?

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus.

Merupakan virus penyebab AIDS yang melemahka sistem kekebalan

tubuh. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency

Syndrome yang merupakan kumpulan dari beberapa gejala akibat

menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV

sehingga orang yang telah terinfeksi HIV mudah diserang berbagai

penyakit yang bisa mengancam hidupnya

2.6.4 Perjalanan Infeksi HIV

HIV menular melalui penggunaan jarum suntik secara

bergantian, jarum suntik bekas pakai, jarum suntik yang tidak steril,

melakukan hubungan seks berganti – ganti pasangan, atau proses

penularan dari ibu ke bayi melalui proses : hamil, melahirkan, dan

menyusui. Setelah masuk dan menginfeksi manusia selama 2 minggu

sampai 6 bulan ( 3 bulan pada 95% kasus) merupakan masa antara

masuknya HIV ke dalam tubuh sampai terbentuknya antibody

(penangkal penyakit) terhadap HIV atau disebut juga HIV Positif. Pada

fase ini HIV sudah dapat ditularkan kepada orang lain walaupun hasil

28
tes masih negatif. Fase ini disebut fase jendela. Setelah melalaui fase

jendela. Selama 3 – 10 tahun setelah terinfeksi HIV, Seseorang yang

telah mengidap HIV Positif tidak akanmenampakkan gejala, tampak

sehat, dan dapat beraktifitas seperti biasa. Baru setelah 1- 2 tahun

kemudian mulai timbul infeksi opportunistik ( penyakit lain yang

muncul karena sistem kekebalan tubuh menurun). Obat ARV ( Anti

RetroViral ) yang diminum pada fase ini dapat menekan pertumbuhan

HIV. Akan tetapi obat ini tidak dapat menghilangkan HIV dari dalam

tubuh.

HIV tidak menular melalui

1. Gigitan nyamuk atau serangga lain

2. Keringat, Sentuhan, Pelukan, ataupun Ciuman

3. Berenang bersama

4. Terpapar batuk atau bersin

5. Berbagi makanan atau menggunakan alat makan bersama

6. Memakai toilet bergantian

2.6.5 Mengetahui status HIV

Status HIV hanya dapat diketahui melalui Konseling dan Testing HIV

Sukarela

 Testing HIV merupakan pengambilan darah dan pemeriksaan

laboratorium disertai konseling pre dan pasca testing HIV

29
 Konseling dan Testing HIV Sukarela dilakukan dengan prinsip

tanpa paksaan, rahasia, tidak membeda-bedakan serta terjamin

kualitasnyamManfaat Konseling dan Testing HIV Sukarela :

 Mendapat informasi, pelayanan, dan perawatan sesuai

kebutuhan masing-masing sedini mungkin

 Dukungan untuk perubahan perilaku yang lebih sehat dan

aman dari penularan HIV

2.6.6 Sudah adakah obat untuk HIV?

 Obat ARV (Anti Retro Viral) dapat mengendalikan pertumbuhan

jumlah HIV dan meningkatkan daya tahan tubuh untuk

memperpanjang usia hidup ODHA ( Orang dengan HIV dan AIDS)

 Obat ARV tidak dapat menyembuhkan Odha karena tidak bisa

menghilangkan HIV dalam tubuh.

 Odha harus minum obat ARV secara rutin pada jam tertentu

setiap hari dan seumur hidup Sejak tahun 2007 terdapat 75

rumah sakit rujukan bagi Odha dis eluruh Indonesia yang

menyediakan obat ARV

2.7. Aborsi

Dalam melakukan seks bebas para remaja selalu mengalami kehamilan yang

memberikan dampak buruk bagi dirinya sendiri dan dengan mengalami kehamilan

tersebut para remaja putus asa dan tidak tahan menagung beban yang ada pada

dirinya sehingga mereka mengambil jalan pintas dengan melakikan Aborsi.

30
Aborsi atau abortus adalah penguguran kandungan atau membuang janin

dengan sengaja sebelum waktunya, (sebelum dapat lahir secara alamiah).

Aborsi terbagi 2 :

1. Abortus spontaneus yaitu abortus yang terjadi secara tidak sengaja.

penyebabnya, kandungan lemah, kurangnya daya tahan tubuh akibat aktivitas yang

berlebihan, pola makan yang salah dan keracunan.

2. Abortus provocatus yaitu aborsi yang disengaja. Disengaja maksudnya

adalah bahwa seorang wanita hamil sengaja menggugurkan kandungan/ janinnya baik

dengan sendiri atau dengan bantuan orang lain karena tidak menginginkan kehadiran

janin tersebut.

Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan

maupun keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa

seseorang yang melakukan aborsi ia ” tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh

pulang “. ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama

mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah

terjadi. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan

dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis.

Dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd; Risiko

kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat

melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah ;

- Kematian mendadak karena pendarahan hebat.

31
- Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.

- Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.

- Rahim yang sobek (Uterine Perforation).

- Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada

anak berikutnya.

- Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita),

- Kanker indung telur (Ovarian Cancer).

- Kanker leher rahim (Cervical Cancer).

- Kanker hati (Liver Cancer).

- Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat

pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.

- Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).

- Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).

- Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi

kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak

yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam

dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau

PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam ” Psychological Reactions Reported After

Abortion ” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review.

Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya

perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan pendidikan

32
seks yang baik dan benar. Dan memberikan kepada remaja tersebut penekanan yang

cukup berarti dengan cara meyampaikan; jika mau berhubungan seksual, mereka

harus siap menanggung segala risikonya yakni hamil dan penyakit kelamin.

2.8. Hal yang menyebabakan para Remaja masuk Pergaulan Bebas

Banyak hal yang mendorong atau menyebabkan para remaja masuk pergaulan

bebas. Sala satunya Dengan melihat tampilan atau tayangan seks di media, para

remaja itu beranggapan bahwa seks adalah sesuatu yang bebas dilakukan oleh siapa

saja, dimana saja. Acara televisi begitu berjibun dengan tayangan yang bikin ‘gerah’,

Video klip lagu dangdut saja, saat ini makin berani pamer aurat dan adegan-adegan

yang bikin dek-dekan jantung para lelaki. Belum lagi tayangan film yang bikin otak

remaja teracuni dengan pesan sesatnya. Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah

yang memajang gambar “sekwilda”, alias sekitar wilayah dada; dan gambar “bupati”,

alias buka paha tinggi-tinggi. Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah

ternyata tidak menggugah kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif. Secara umum,

kelompok remaja yang paling banyak mendapat dorongan seksual dari media

cenderung melakukan seks pada usia 14 hingga 16 tahun 2,2 kali lebih tinggi

ketimbang remaja lain yang lebih sedikit melihat eksploitasi seks dari media.

Pada saat yang sama, orang tua juga melakukan kesalahan dengan tidak

memberikan pendidikan seks yang memadai di rumah, dan membiarkan anak-anak

mereka mendapat pemahaman seks yang salah dari media. Akhirnya jangan heran

kalau persepsi yang muncul tentang seks di kalangan remaja adalah sebagai sesuatu

33
yang menyenangkan dan bebas dari resiko (kehamilan atau tertular penyakit

kelamin).

Parahnya lagi, menurut hasil penelitian tersebut, para remaja yang terlanjur

mendapat informasi seks yang salah dari media cenderung menganggap bahwa

teman-teman sebaya mereka juga sudah terbiasa melakukan seks bebas. Mereka

akhirnya mengadopsi begitu saja norma-norma sosial "tak nyata" yang sengaja dibuat

oleh media. Dengan mendapatkan temuan-temuan lain yang lebih konsisten, mungkin

kita tak perlu menunggu lama untuk membuktikan bahwa media memiliki peranan

penting dalam pembentukan norma seksual di kalangan remaja.

Orang tua juga bisa menjadi penyebab para remaja masuk pergaulan bebas,

misalnya kurang orang tua yang memperhatikan anaknya, sehingga anak tersebut

memperoleh perhatian dari orng lain dan orang tua yang BROKEN HOME, sehingga

anak tersebut menyadari bahwa tidak ada orang tua yang memperdulikan dan sayang

terhadap dirinya lagi. Ditingkat pergaulan dalam kondisi hari ini, anak-anak bisa saja

berbohong. Oleh sebab itu, sambungnya pengawasan orang tua harus diperketat.

Tentu saja contoh perilaku orang tua sangat berperan.

Selain itu para remaja juga bisa masuk kepergaulan bebas karena teman disatu

lingkungan sudah terjerumus ke dalam pergaaulan bebas sehingga remaja tersebut

terpengaruh dengan kebiasaan teman-temannya.

34
BAB 3

PEMBAHASAN

Pergaulan bebas dikalangan remaja sekarang ini semakin meningkat sehingga

mengakibatkan HIV, yang dapat merusak masa depan remaja dan menjadi pengaruh

buruk dalam kehidupan. Jadi mengatasi dan demi mengurangi rusaknya anak remaja

35
saat ini maka diperlukan pencegahan kepada semua kalangan, baik para pendidik,

orang tua, dan tokoh masyarakat agar memfungsikan tugas-tugas sosialnya.

Banyaknya kalangan remaja yang melakukan seks bebas, ada jaringan tertentu

yang menggiring anak-anak ke hal yang negatif. Oleh karena itu ki ta harus

menghimbau untuk menutup tempat yang berbau maksiat. ‘’Menutup tempat maksiat

itu jauh lebih penting demi generasi muda.

Ditingkat pergaulan dalam kondisi hari ini, anak-anak bisa saja berbohong.

Oleh sebab itu, sambungnya pengawasan orang tua harus diperketat. Tentu saja

contoh perilaku orang tua sangat berperan dan semua sekolah-sekolah tanpa

terkecuali memperkuat kembali kehidupan beragama.‘’Kita harus menanamkan nilai-

nila agama sejak dini sehingga mereka memiliki kepribadian yang kuat agar tidak

terpengaruh. akibat perkembangan zaman, ketika agama tidak lagi menjadi pokok

dalam kehidupan banyak remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas.

‘’Solusinya, kuatkan lagi ajaran agama. Baik di sekolah maupun di rumah

agama merupakan kebutuhan pokok,Selain itu, orang tua harus lebih memperhatikan

anaknya. ‘’Orang tua dan anak harus selalu berkomunikasi. Sehingga tahu persoalan

anak.

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

 Akibat seks bebas antara lain :

36
a. Melakukan hubungan seksual secara bebas yang mengakibatkan kehamilan

remaja/kehamilan sebelum nikah yang mempunyai resiko :

- Pengguguran kandungan/aborsi

- Rasa malu atau putus asa

- Terpaksa menikah

b. Beresiko tertular penyakit menular seksual.

c. Penggunaan narkoba dan obat-obatan terlarang dapat merusak moral

generasi muda.

 Upaya mencegah pergaulan bebas :

a. Menanamkan nilai agama, moral dan etika.

b. Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya intelektual, tetapi juga

mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa

percaya diri.

c. Pendidikan dan penyuluhan seksual.

d. Penyuluhan kepada para remaja.

4.2 Saran

a. Bagi pemerintah

Diharapkan memberi bimbingan dan penyuluhan kepada para pemuda agar

tidak salah dalam memilih pergaulan.

37
b. Bagi orangtua

Diharapkan memberi kasih sayang tidak hanya limpahan materi saja tetapi

perlu juga memperhatikan tingkah laku anak-anaknya agar tidak salah

jalan.

c. Bagi para remaja

Isilah hidup dengan kegiatan yang positif dan jangan mencoba hal-hal yang

memberikan kenikmatan sesaat.

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com// pengaruh pergaulan bebas dikalangan remaja/2010

38

Anda mungkin juga menyukai