Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SEKS BEBAS

Disusun Oleh :
Nama

: LILIK

Kelas

: IX.H

SMP NEGERI 13 TASIKMALAYA


2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan karuniaNyalah kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Seks Bebas tanpa hambatan apapun. Oleh sebab itu, kelompok kami
berharap semoga makalah ini dapat digunakan sebaik-baiknya untuk menambah
wawasan para pembaca.
Dengan demikian pada makalah ini kelompok kami berharap supaya para
remaja mengerti tentang bahayanya seks bebas bagi kalangan remaja, dan
masyarakat umum lainnya agar negara kita mendapatkan pemuda-pemudi sebagai
penerus generasi di era globalisasi sekarang ini.
Walaupun demikian, kelompok kami menyadari bahwa ada kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Mudah-mudahan dengan makalah ini anak-anak remaja
dan semuanya menyadari akibat-akibat dari pergaulan bebas yang cenderung
bersifat negatif.

Tasikmalaya, Februari 2013


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ...........................................................................................

DAFTAR ISI. .........................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang. .........................................................................................

1.2 Permasalahan. ............................................................................................

1.3 Tujuan permasalahan..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bahaya seks bebas. ....................................................................................

2.2 Menghindari seks bebas ...........................................................................

BAB III PENUTUP


2.3 kesimpulan. ................................................................................................

13

2.4 saran ............................................................................................................

13

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting
dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis. Padahal
pada masa remaja informasi tentang masalah seksual sudah seharusnya mulai
diberikan, agar remaja tidak mencari informasi dari orang lain atau dari sumbersumber yang tidak jelas atau bahkan keliru sama sekali. Pemberian informasi masalah
seksual menjadi penting terlebih lagi mengingat remaja berada dalam potensi seksual
yang aktif, karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan
sering tidak memiliki informasi yang cukup mengenai aktivitas seksual mereka sendiri
(Handbook of Adolecent psychology: 1980). Tentu saja hal tersebut akan sangat
berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki pengetahuan dan
informasi yang tepat. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar remaja kita tidak
mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan, seringkali remaja
sangat tidak matang untuk melakukan hubungan seksual terlebih lagi jika harus
menanggung resiko dari hubungan seksual tersebut.
Karena meningkatnya minat remaja pada masalah seksual dan sedang berada
dalam potensi seksual yang aktif, maka remaja berusaha mencari berbagai informasi
mengenai hal tersebut. Dari sumber informasi yang berhasil mereka dapatkan, pada
umumnya hanya sedikit remaja yang mendapatkan seluk beluk seksual dari orang
tuanya. Oleh karena itu remaja mencari atau mendapatkan dari berbagai sumber
informasi yang mungkin dapat diperoleh, misalnya seperti di sekolah atau perguruan
tinggi, membahas dengan teman-teman, buku-buku tentang seks, media massa atau
internet.
Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan
berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru sebagai bekal untuk
mengisi kehidupan mereka kelak. Disaat remajalah proses menjadi manusia dewasa
berlangsung. Pengalaman manis, pahit, sedih, gembira, lucu bahkan menyakitkan
mungkin akan dialami dalam rangka mencari jati diri. Sayangnya, banyak diantara
mereka yang tidak sadar bahwa beberapa pengalaman yang tampaknya menyenangkan
justru dapat menjerumuskan. Rasa ingin tahu dari para remaja kadang-kadang kurang
disertai pertimbangan rasional akan akibat lanjut dari suatu perbuatan.

Daya tarik persahabatan antar kelompok, rasa ingin dianggap sebagai manusia
dewasa, kaburnya nilai-nilai moral yang dianut, kurangnya kontrol dari pihak yang
lebih tua (dalam hal ini orang tua), berkembangnya naruli seks akibat matangnya alatalat kelamin sekunder, ditambah kurangnya informasi mengenai seks dari
sekolah/lembaga formal serta bertubi-tubinya berbagai informasi seks dari media
massa yang tidak sesuai dengan norma yang dianut menyebabkan keputusankeputusan yang diambil mengenai masalah cinta dan seks begitu kompleks dan
menimbulkan gesekan-gesekan dengan orang tua ataupun lingkungan keluarganya.
Memasuki Milenium baru ini sudah selayaknya bila orang tua dan kaum
pendidik bersikap lebih tanggap dalam menjaga dan mendidik anak dan remaja agar
ekstra berhati-hati terhadap gejala-gejala sosial, terutama yang berkaitan dengan
masalah seksual, yang berlangsung saat ini. Seiring perkembangan yang terjadi sudah
saatnya pemberian penerangan dan pengetahuan masalah seksualitas pada anak dan
remaja ditingkatkan.
Pandangan sebagian besar masyarakat yang menganggap seksualitas merupakan
suatu hal yang alamiah, yang nantinya akan diketahui dengan sendirinya setelah
mereka menikah sehingga dianggap suatu hal tabu untuk dibicarakan secara terbuka,
nampaknya secara perlahan-lahan harus diubah. Sudah saatnya pandangan semacam
ini harus diluruskan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan
membahayakan bagi anak dan remaja sebagai generasi penerus bangsa. Remaja yang
hamil di luar nikah, aborsi, penyakit kelamin, dll, adalah contoh dari beberapa
kenyataan pahit yang sering terjadi pada remaja sebagai akibat pemahaman yang
keliru mengenai seksualitas.
Arus modernisasi juga berdampak negatif di kalangan remaja. Banyak
diantaranya yang telah melakukan seks bebas. Pendidikan seks dan dampaknya masih
kurang diperkenalkan kepada remaja Indonesia. Sebagian kecil remaja Indonesia telah
melakukan seks bebas terhadap pacar atau temanya. Akses informasi yang begitu
cepat melalui internet, komik dewasa, Film dan game menyerbu remaja yang dikemas
sedemikian rupa sehingga perbuatan seks dianggap lumrah dan menyenangkan.
1.2 Permasalahan
Dalam penulisan makalah ini, penulis merumuskan masalah yang di hadapi
adalah apa bahaya seks bebas dan bagaimana menghindari seks bebas ?.

1.3 Tujuan Permasalahan


Tujuan permasalahan yang dihadapi yang terdapat dalam makalah ini adalah
1. Menambah pengetahuan tentang bahaya seks bebas dikalangan remaja;
2. Mengetahui cara untuk menghindari seks bebas.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bahaya Seks Bebas
Seks bebas merupakan tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang
ditujukan dalam bentuk tingkah laku. Menurut beberapa penelitian, cukup banyak
faktor penyebab remaja melakukan perilaku seks bebas. Salah satu di antaranya
adalah akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan. Apa yang ABG tonton,
berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama
tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang
ditonton di layar lebar. Dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan
seks bebas semakin meningkat, dari 5% pada tahun 1990-an menjadi 20% di tahun
2000.
Secara umum ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas
dikalangan remaja yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual (sipilis, HIV/AIDS,
dll). Di Amerika Serikat setiap tahunnya hampir satu juta remaja perempuan menjadi
hamil dan sebanyak 3,7 juta kasus baru infeksi penyakit kelamin diderita oleh remaja.
Untuk menghindari perilaku seks bebas remaja yang berisiko tinggi, peran
orang tua dalam masa tumbuh kembang remaja sangatlah penting, antara lain bahwa
orang tua harus bisa menjadi sahabat remaja agar hubungan orang tua dengan remaja
terjalin dengan baik dan dapat menyelesaikan masalah remaja dengan baik dan tuntas,
diperlukan komunikasi yang baik dan efektif.
Kehamilan remaja bahkan sudah terbukti dapat memberikan risiko terhadap ibu
dan janinnya. Risiko tersebut adalah disproporsi (ketiduksesuaian ukuran) janin,
pendarahan, prematurilas, cacat bawaan janin, dan lain-lain. Selain hamil, timbulnya
penyakit menular seksual pada remaja juga perlu dicermati. Penyakit tersebut
ditularkan oleh perilaku seks yang tidak aman atau tidak sehat. Misalnya, remaja yang
sering berganti-ganti pasangan atau berhubungan dengan pasangan yang menderita
penyakit kelamin. Selain akan membawa cacat kepada bayi, penyakit menular seks
yang menyerang usia remaja juga dapat mengakibatkan penyakit kronis dan gangguan
kesuburan di masa mendatang.
Perilaku seks bebas tidak aman dikalangan remaja karena dapat dan banyak
menimbulkan dampak negatif, baik pada remaja putra maupun putri. Biasanya
dampak negatif atau akibat buruk dari perilaku seks bebas tidak aman tersebut lebih
berat dirasakan oleh remaja putri ketimbang remaja putra. Seringkali remaja

berperilaku seks berisiko karena tidak punya cukup pengetahuan mengenai akibatnya.
Berikut beberapa bahaya utama akibat seks bebas :
1. Timbul Rasa Ketagihan
Seks bebas akan mengundang rasa ketagihan bagi para pelakunya. Sekali
seseorang mencoba melakukan seks bebas, maka dapat dipastikan orang tersebut
akan melakukan terus menerus perbuatan seks bebas. Hal ini disebabkan karena
orang tersebut mendapatkan kenikmatan untuk menyalurkan hasrat seksualnya.
2. Menciptakan Kenangan Buruk
Norma-norma yang berlaku di masyarakat menyatakan bahwa seks bebas
merupakan perbuatan yang melanggar kepatutan. Apabila seseorang terbukti
telah melakukan seks pranikah atau seks bebas maka secara moral pelaku
dihantui rasa bersalah yang berlarut-larut. Keluarga besar pelaku pun turut
menanggung malu sehingga menjadi beban mental yang berat.
3. Mengakibatkan Kehamilan
Hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan kehamilan bila dilakukan pada
masa subur. Kehamilan yang terjadi akibat seks bebas menjadi beban mental
yang luar biasa. Kehamilan yang dianggap Kecelakaan ini mengakibatkan
kesusahan dan malapetaka bagi pelaku bahkan keturunannya.
4. Menggugurkan Kandungan (aborsi) dan Pembunuhan Bayi
Aborsi merupakan tindakan medis yang ilegal dan melanggar hukum. Aborsi
mengakibatkan kemandulan bahkan kanker rahim. Menggugurkan kandungan
dengan cara aborsi tidak aman, karena dapat mengakibatkan kematian.
5. Penyebaran Penyakit
Penyakit kelamin akan menular melalui pasangan dan bahkan keturunannya.
Penyebarannya melalui seks bebas dengan bergonta-ganti pasangan. Hubungan
seks satu kali saja dapat menularkan penyakit bila dilakukan dengan orang yang
tertular salah satu penyakit kelamin. Salah satu virus yang bisa ditularkan melalui
hubungan seks adalah virus HIV.
Banyak kehamilan yang terjadi akibat perilaku seks bebas yang merupakan
kehamilan yang tidak diharapkan. Untuk itu, sebisa mungkin orang tuanya
menggugurkan kehamilannya karena mereka belum siap untuk menjadi ayah
maupun ibu dari bayi yang akan dilahirkannya itu. Tindakan menggugurkan
kandungan (aborsi) dengan tidak berdasarkan alasan medis jelas bertentangan
dengan hukum yang berlaku. Pelakunya akan mendapatkan hukuman. Dampak

lain dari menggugurkan kandungan adalah akan mengganggu kesehatan seperti


kerusakan pada rahim, kemandulan, dan lainnya.
Kehamilan terjadi jika terjadi pertemuan sel telur pihak wanita dan
spermatozoa pihak pria. Dan hal itu biasanya didahului oleh hubungan seks.
Kehamilan pada remaja sering disebabkan ketidaktahuan dan tidak sadarnya
remaja terhadap proses kehamilan. Bahaya kehamilan pada remaja yaitu :
a.

Hancurnya masa depan remaja tersebut.

b.

Remaja wanita yang terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama


kehamilan karena jiwa dan fisiknya belum siap.

c.

Pasangan pengantin remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian


(umumnya karena terpaksa kawin karena nafsu, bukan karena cinta).

d.

Pasangan pengantin remaja sering menjadi cemoohan lingkungan


sekitarnya.

e.

Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non


medis (dukun, tenaga tradisional) sering mengalami kematian strategis.

f.

Pengguguran kandungan oleh tenaga medis dilarang oleh undang-undang,


kecuali indikasi medis (misalnya si ibu sakit jantung berat, sehingga kalau
ia meneruskan kehamilan dapat timbul kematian). Baik yang meminta,
pelakunya maupun yang mengantar dapat dihukum.

g.

Bayi yang dilahirkan dari perkawinan remaja, sering mengalami gangguan


kejiwaan saat ia dewasa.

2.2 Menghindari Seks Bebas


Para ahli berpendapat bahwa pendidik yang terbaik adalah orang tua dari anak
itu sendiri. Pendidikan yang diberikan termasuk dalam pendidikan seksual. Dalam
membicarakan masalah seksual adalah yang sifatnya sangat pribadi dan membutuhkan
suasana yang akrab, terbuka dari hati ke hati antara orang tua dan anak. Hal ini akan
lebih mudah diciptakan antara ibu dengan anak perempuannya atau bapak dengan
anak laki-lakinya, sekalipun tidak ditutup kemungkinan dapat terwujud bila dilakukan
antara ibu dengan anak laki-lakinya atau bapak dengan anak perempuannya.
Kemudian usahakan jangan sampai muncul keluhan seperti tidak tahu harus mulai dari
mana, kekakuan, kebingungan dan kehabisan bahan pembicaraan.
Dalam memberikan pendidikan seks pada anak jangan ditunggu sampai anak
bertanya mengenai seks. Sebaiknya pendidikan seks diberikan dengan terencana,

sesuai dengan keadaan dan kebutuhan anak. Sebaiknya pada saat anak menjelang
remaja dimana proses kematangan baik fisik, maupun mentalnya mulai timbul dan
berkembang kearah kedewasaan.
Beberapa hal penting dalam memberikan pendidikan seksual, seperti yang
diuraikan oleh Singgih D. Gunarsa (1995) berikut ini, mungkin patut anda perhatikan :
1.

Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu-ragu atau
malu.

2.

Isi uraian yang disampaikan harus obyektif, namun jangan menerangkan yang
tidak-tidak, seolah-olah bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi, boleh
mempergunakan contoh atau simbol seperti misalnya : proses pembuahan pada
tumbuh-tumbuhan, sejauh diperhatikan bahwa uraiannya tetap rasional.

3.

Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan


dan dengan tahap perkembangan anak. Terhadap anak umur 9 atau 10 tahun t
belum perlu menerangkan secara lengkap mengenai perilaku atau tindakan dalam
hubungan kelamin, karena perkembangan dari seluruh aspek kepribadiannya
memang belum mencapai tahap kematangan untuk dapat menyerap uraian yang
mendalam mengenai masalah tersebut.

4.

Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya


pengetahuan dengan cepat lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat
setiap anak. Dengan pendekatan pribadi maka cara dan isi uraian dapat
disesuaikan dengan keadaan khusus anak.

5.

Pada akhirnya perlu diperhatikan bahwa usahakan melaksanakan pendidikan


seksual perlu diulang-ulang (repetitif) selain itu juga perlu untuk mengetahui
seberapa jauh sesuatu pengertian baru dapat diserap oleh anak, juga perlu untuk
mengingatkan dan memperkuat (reinforcement) apa yang telah diketahui agar
benar-benar menjadi bagian dari pengetahuannya.
Perilaku seks bebas sangat berdampak bagi perkembangan jiwa seseorang.

Perilaku seks bebas sangat berbahaya sehingga patut kita hindari. Untuk menghindari
seks bebas, perlu dilakukan pendidikan seks kepada semua anggota keluarga.
Pendidikan seks dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi fisiologi
seks manusia, bahaya penyakit kelamin dan sebagainya. Pendidikan seks bisa juga
diartikan sebagai sex play yang hanya perlu diberikan kepada orang dewasa.
Pendidikan seks bukan hanya mengenai penerangan seks dalam arti heterosexual, dan
bukan semata-mata menyangkut masalah biologis atau fisiologis, melainkan juga

meliputi psikologis, sosio-kultural, agama, dan kesehatan. Dalam pendidikan sek


dapat dibedakan antara sex intruction yaitu penerangan mengenai anatomi, mengenai
biologi dari reproduksi, pembinaan keluarga dan metode kontrasepsi serta education
in sexuality meliputi bidang-bidang etika, moral, fisikologi, ekonomi, dan
pengetahuan lainnya. Sex instruction tanpa education in sexuality dapat menyebabkan
promiscuity (pergaulan dengan siapa saja) serta hubungan-hubungan seks yang
menyimpang.
Di Amerika, materi pendidikan seks diberikan oleh orang tua secara langsung.
Dengan iklim yang sangat terbuka, mereka mendiskusikan materi pendidikan seks
dengan sang anak. Cara ini dinilai lebih baik ketimbang anak mencari pengetahuan
seks sendiri melalui media internet atau majalah.
Menurut Kartono Mohamad (Diskusi Panel Islam dan Pendidikan Seks Bagi
Remaja: 1991) pendidikan seksual yang baik mempunyai tujuan membina keluarga
dan menjadi orang tua yang bertanggungjawab. Beberapa ahli mengatakan pendidikan
seksual yang baik harus dilengkapi dengan pendidikan etika, pendidikan tentang
hubungan antar sesama manusia baik dalam hubungan keluarga maupun di dalam
masyarakat. Juga dikatakan bahwa tujuan dari pendidikan seksual adalah bukan untuk
menimbulkan rasa ingin tahu dan ingin mencoba hubungan seksual antara remaja,
tetapi ingin menyiapkan agar remaja tahu tentang seksualitas dan akibat-akibatnya bila
dilakukan tanpa mematuhi aturan hukum, agama dan adat istiadat serta kesiapan
mental dan material seseorang. Selain itu pendidikan seksual juga bertujuan untuk
memberikan pengetahuan dan mendidik anak agar berperilaku yang baik dalam hal
seksual, sesuai dengan norma agama, sosial dan kesusilaan (Tirto Husodo, Seksualitet
dalam mengenal dunia remaja, 1987).
Salah satu bentuk pendidikan seks di keluarga di antaranya adalah sebagai
berikut.
2.2.1 Pencegahan Seks Bebas Menurut Agama
Iman, merupakan hal yang paling penting dalam berpacaran. Karena
penilaian kepribadian pasangan dapat dinilai saat berpacaran. Mereka yang
menuntut hal-hal yang melanggar norma-norma yang dianut, tentunya tidak dapat
diharapkan menjadi pasangan yang baik. Seandainya orang tersebut menjadi suami
atau istri kelak, tentunya keinginan untuk melanggar norma-norma pun selalu ada.
Pencegahan menurut agama antara lain :

1. Memisahkan tempat tidur anak; Setiap orang tua berusaha untuk mulai
memisahkan tempat tidur anak-anaknya ketika mereka memasuki minimal
usia tujuh tahun.
2. Meminta izin ketika memasuki kamar orang tua; Sejak dini anak-anak sudah
diajarkan untuk selalu meminta izin ketika akan masuk ke kamar orang
tuanya pada saat-saat tertentu.
3. Mengajarkan adab memandang lawan jenis; Berilah pengertian mengenai adab
dalam memandang lawan jenis sehingga anak dapat mengetahui hal-hal yang
baik dan buruk.
4. Larangan menyebarkan rahasia suami-istri; Hubungan seksual merupakan
hubungan yang sangat khusus di antara suami-istri. Karena itu, kerahasiaanya
pantas dijaga. Mereka tidak boleh menceritakan kekurangan pasangannya
kepada orang lain, apalgi terhadap anggota keluarga terutama anak-anaknya.
2.2.2 Pencegahan Seks Bebas Dalam Keluarga
Faktor keluarga sangat menentukan dalam masalah pendidikan seks sehingga
prilaku seks bebas dapat dihindari. Waktu pemberian materi pendidikan seks dimulai
pada saat anak sadar mulai seks. Bahkan bila seorang bayi mulai dapat diberikan
pendidikan seks, agar ia mulai dapat memberikan mana ciri-laki-laki dan mana ciri
perempuan. Bisa juga diberikan saat anak mulai bertanya-tanya pada orang tuanya
tentang bagaimana bayi lahir. Peran orang tua sangat penting untuk memberikan
pendidikan seks pada usia dini.
Menurut Afief Rahman (Psikologi praktis, anak, remaja dan
keluarga: 1991), pendidikan seks sebaiknya dimulai dari kandungan. Pembacaan
ayat-ayat suci dari Kitab Suci sangat penting. Hal ini ditujukan agar anak yang
dikandung mendapatkan keberkahan dari Sang pencipta seperti diketahui, identitas
seks manusia sudah dimulai sejak di dalam kandungan, sehingga memang
sepantasnya pendidikan seks dimulai pada fase tersebut.
Pencegahan seks bebas dalam keluarga antara lain :
1.

Keluarga harus mengertitentang permasalahan seks, sebelum menjelaskan


kepada anak-anak mereka.

2.

Seorang ayah mengarahkan anak laki-laki, dan seorang ibu mengarahkan anak
perempuan dalam menjelaskan masalah seks.

3.

Jangan menjelaskan masalah seks kepada anak laki-laki dan perempuan di ruang
yang sama.

4.

Hindari hal-hal yang berbau porno saat menjelaskan masalah seks, gunakan
kata-kata yang sopan.

5.

Meyakinkan kepada anak-anak bahnwa teman-teman mereka adalah teman yang


baik.

6.

Memberikan perhatian kemampuan anak di bidang olahraga dan menyibukkan


mereka dengan berbagai aktivitas.

7.

Tanamkan etika memelihara diri dari perbuatan-perbuatan maksiat karena itu


merupakan sesuata yang paling berharga.

8.

Membangun sikap saling percaya antara orang tua dan anak.

Masa remaja merupakan masa yang rentan seorang anak dalam menghadapi gejolak
biologisnya. Ditunjang dengan era globalisasi dan era informasi yang demikian rupa
menyebabkan remaja sekarang terpancing untuk coba-coba mempraktekkan apa yang
dilihatnya. Terlebih bila apa yang dilihatnya merupakan informqasi tentang indahnya seks
bebas yang bisa membawa dampak pada remaja itu sendiri.
Pihak orang tua cenderung menganggap bahwa seks bebas dapat dicegah dengan
melakukan peraturan yang keras terhadap anak-anaknya. Padahal hubungan seks tersebut
kerap kali dilakukan di rumah saat orang tuanya sedang pergi.
Untuk menghindari anak-anak dari hubungan seks bebas, berikut ini ada beberapa
tips yang baik untuk menghindari masalah tersebut.
1.

Diskusikan seks dengan anak, meski anda sendiri, mungkin merasa risih, pendidikan
seks sebaiknya dilakukan dalam perbincangan santai, seperti mengomentari sesuatu
hal yang anda lihat bersama atau menjawab pertanyaan anak.

2.

Bercakap-cakap tentang seks dan kontrasepsi bukan berarti anda setuju dan
mengizinkan anak melakukan hubungan seks. Melalui bercakap-cakap orang tua
dapat mengungkapkan perasaannya tentang seks dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya

3.

Jadikan orang tua, tempat bertanya. Orang tua sebaiknya tidak mengkritik pertanyaan
anaknya. Yang pasti anak tahu kalau orang tua akan mendengarkannya. Kalau
pertanyaan itu mungkin membuat anak takut atau marah, cobalah untuk tidak
menunjukkan hal itu atau cepat-cepat mengakhiri diskusi. Berikanlah jawaban yang
objektif.

4.

Bantu peningkatan rasa percaya diri, perdalam kemampuan khusus atau hobi bagi
anak. Penguasaan suatu keterampilan akan memicu anak rasa percaya diri tanpa harus
memikirkan seks.

5.

Ajak anak mengikuti kegiatan olah raga, serta organisasi, karena dengan melatih
diskusi akan mengalihkan perhatiannya dari hal-hal yang berkaitan dengan seks.

6.

Bila anda seorang ayah, bersikaplah penuh perhatian terhadap putri anda. Kalau ayah
tak lagi menunjukkan sikap kasih sayang, seperti memeluk, saat putrinya remaja ia
jadi terluka dan mencari perhatian pada lawan jenisnya.

7. Jangan bersikap terlalu keras terhadap anak, karena akan membuat anak jadi
pembangkang. Terlebih orang tua cenderung menganggap seks dapat dicegah dengan
memberlakukan peraturan yang keras terhadap anaknya. Padahal seks dilakukan di
rumah saat orang tuanya pergi. Untuk menghindari hal itu orang tua bisa membuat
peraturan uang tidak membolehkan teman lawan jenis datang kerumah bila tidak ada
orang dewasa di rumah.
8.

Bentengi anak-anak dengan bekal agama yang cukup sejak kecil, agar mereka
mengerti bahwa melakukan hubungan seks di luar nikah merupakan dosa besar.

1. Keluarga Ujung Tombak Pencegahan


Pencegahan seks bebas dapat dilakukan melalui pendekatan ketahanan keluarga.
Sayangnya, fungsi keluarga ini sudah sering ditinggalkan. Pemahaman semua serba boleh
dan hilangnya rasa malu, ikut sosialisasi sehingga nilai-nilai penting yang seharusnya
menjadi fungsi sebuah keluarga ditinggalkan. Ada delapan fungsi keluarga yang perlu
diterapkan terutama kepada anak-anak. Ke delapan fungsi tersebut yakni fungsi agama,
budaya, cinta kasih, fungsi perlindungan, reproduksi, sosial, ekonomi dan pelestarian
lingkungan.
Selain menerapkan fungsi keluarga tadi, perlu upaya pencegahan lainnya seperti
meningkatkan sosialis dan ketakwaan kepada Tuhan, tidak melakukan hubungan seks di
luar nikah, setia pasangan, menggunakan jarum suntik yang steril. Selain itu bila ingin
melakukan atau menerima sosialisasi darah harus benar-benar bebas dari HIV/AIDS, tidak
menggunakan seks dengan kelompok pengidap, tidak menggunakan pisau cukur, gunting
kuku, sikat gigi dari pengidap HIV/AIDS serta menggunakan kondom.

2. Pola Asuh
Sementara pembicara lain, Dra Hj Telly P Siwi Zaidan Psi, mengatakan perlunya
menerapkan pola asuh yang tepat untuk menghindarkan remaja dari pergaulan dan seks
bebas. Remaja,menurut psikolog ini, sangat rentan terhadap HIV/AIDS karenanya perlu
perhatian ekstra tapi tetap dengan pola demokratis. Pila asuh otoriter di mana keinginan
orangtua dinomorsatukan atau pola asuh permissive (segala keinginan anak dituruti) bukan
pola asuh yang tepat.
Pola asuh demokratis yang perlu diterapkan, karena di dalamnya ada proses diskusi
antara anak dan orangtua, kata Telly. Untuk menghindarkan remaja dari seks bebas, perlu
pengetahuan dan informasi yang benar yang sampai pada remaja bersangkutan. Adalah
tugas kita semua terutama orangtua untuk membekali remaja dengan ajaran yang benar
tapi tidak menghakimi, demikian Telly.
1. Agama: membina norma dan ajaran agama dan mengimplementasikannya dalam
kehidupan sehari-hari
2.

Budaya: membina tugas-tugas keluarga, meneruskan norma dan menyaring budaya


asing

3.

Cinta kasih: tumbuh kembangkan potensi kasih sayang antara anggota keluarga

4.

Perlindungan: penuhi sosialisasi rasa aman pada anggota keluarga

5.

Reproduksi: bina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan kesehatan


reproduksi bagi keluarga

6.

Sosial: sadari, rencanakan keluarga sebagai pendidikan dan sosialisasi pertama

7. Ekonomi: lakukan kegiatan ekonomi di lingkungan keluarga untuk menopang


kelangsungan kehidupan keluarga
8. Pelestarian lingkungan: bina kesadaran sikap, praktik pelestarian lingkungan dalam
keluarga.
Kiranya, pendidikan seks bagi remaja memang sangat diperlukan, untuk
memberikan kesadaran kepada remaja akan pentingnya menjaga hak reproduksinya. Oleh
karena itu, diharapkan agar pendidikan seks kepada anak-anak dan remaja baik laki-laki
maupun perempuan bisa diajarkan dengan tepat pula.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seks bebas merupakan tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang
ditujukan dalam bentuk tingkah laku. Ada beberapa faktor penyebab remaja
melakukan seks bebas, diantaranya adalah menonton film porno, pengaruh pergaulan
bebas, penyaluran hasrat seksual, dan kurangnya peran dan perhatian orang tua kepada
anaknya.
Secara umum ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas
dikalangan remaja yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual (sipilis, HIV/AIDS,
dll). Cara menghindari seks bebas yaitu melalui pendidikan seks, pendidikan seks
dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi fisiologi seks manusia, bahaya
penyakit kelamin dan sebagainya. Salah satu bentuk pendidikan seks di keluarga di
antaranya adalah pencegahan seks bebas menurut agama dan pencegahan seks bebas
dalam keluarga.
3.2 Saran
1. Tingkatkan keimanan dan selalu dekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Tumbuhkan norma dan nilai-nilai sosial.
3. Hindari pergaulan bebas yang dapat menjurus ke dalam perilaku seks bebas.
4. Katakan "tidak", jika pasangan menghendaki aktivitas berpacaran melebihi batas.
Terutama bagi remaja putri permintaan seks sebagai "bukti cinta", jangan dipenuhi,
karena yang paling rugi adalah pihak wanita. Ingat !!, sekali wanita kehilangan
kegadisannya, seumur hidup ia akan menderita, karena norma yang dianut dalam
masyarakat kita masih tetap mengagungkan kesucian. Berbeda dengan wanita,
keperjakaan pria tidak pernah bisa dibuktikan, sementara dengan pemeriksaan dokter
kandungan dapat ditentukan apakah seorang gadis masih utuh selaput daranya atau
tidak.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com/hadi.asp
www.google.com
www.wikipediaseksbebas.co.id

Anda mungkin juga menyukai