Anda di halaman 1dari 11

RANCANGAN PRODUK ERP

“VAPE STORE”

OLEH :

I PUTU GEDE RIANTANA PANDE (1504505009)


NADA HADI YUMNA (1504505012)
I GUSTI NGURAH INDRA MAHATHANAYA (1504505030)

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (A)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
LAUNDRY
Pendahuluan
Kontroversi rokok sedang marak di dunia. Banyak kalangan menyatakan bahwa
merokok dapat mengakibatan berbagai gangguan kesehatan dan merugikan bagi
perokok aktif maupun perokok pasif. Banyak negara-negara di eropa khususnya
negara-negara maju mulai membatasi peredaran rokok tembakau.
Padahal banyak perokok aktif yang masih mencari dan menginginkan agar
rokok dapat beredar dengan bebas dan tanpa dibatasi. Menyingkapi kontroversi dan
benyaknya permintaan konsumen banyak pabrik rokok yang mulai meracik kandungan
rokok yang komposisinya lebih aman, misalnya kandungan nikotin pada rokok pada
awalnya cenderung tinggi, namun kini kadar nikotin mulai dikurangi, akan tetapi hali
ini masih tetap ditentang oleh banyak kalangan karena di dalam rokok tembakau masih
banyak terdapat kandungan-kandungan bahan yang berbahaya bagi tubuh.
Sejak tahun 2003, mulai ada perusahaan mengembangkan suatu device
pengganti rokok tembakau. Sebenarnya device ini telah ditemukan oleh Hebert A.
Gilbert sejak tahun 1963. Pada awalnya Gilbert mendiskripsikan device ini sebagai “a
smokeless non-tobacco cigarette”. Device ini di sebut e-cigarette (rokok elektrik) yang
kini disebut sebagai personal vaporizer yang dipatenkan oleh Hon Lik.
Di Indonesia sedang marak isu naiknya harga rokok tembakau. Kebijakan
kenaikkan rokok ini dilakukan oleh pemerintah karena alasan kesehatan. Pemerintah
menyatakan betapa bahayanya akibat rokok tembakau oleh sebab itu harga rokok
dinaikkan dengan asumsi bahwa perokok aktif akan berfikir berkali-kali untuk
membeli rokok dan akhrinya akan mengurangi konsumsi rokok.
Isu ini membuat banyak kalangan muda perokok aktif berpikir untuk beralih
dari rokok tembakau ke rokok elektrik (personal vaporive/vape). Banyak yang
menyatakan juga bahwa rokok elektrik ini jauh lebih aman dari pada rokok tembakau
dan dalam hitungan secara ekonom akan lebih hemat jika mereka menggungakan vape
dibandingkan rokok tembakau. Sudah banyak pengguna vape atau rokok elektrik
tersebut di Indonesia.
Rokok elektrik atau vape merupakan alat pengganti rokok tembakau yang
mengeluarkan asap bukan dari pembakaran namun dari cairan yang diuapkan alat
atomizer dalam device tersebut. Vape mengeluarkan asap bukan dari pembakaran
sehingga tidak ada tar yang terkandung di asap tersebut. Untuk mengeluakan asap, vape
ini memerlukan cairan yang disebut e-juice atau e-liquid. Kandungan cairan ini
dianggap lebih aman karena kandungannya adalah foodgrade seperti, propylene glikol,
vegetable gliserin, essen, dan ada yang dicampur nikotin dan tidak. Beberapa orang
meyatakan bahwa vape ini dapat mebuat orang mengurangi konsumen rokok tembakau
dan dapat membantu perokok aktif dalam upaya berhenti dari merokok.
Dari latar belakang tersebut membuat penulis dan teman-teman mengambil
kesempatan dari maraknya ketertarikan konsumen perokok tembakau yang beralih ke
vape untuk dijadikan peluang bisnis.

1.1. Proses Bisnis Vape Store


Proses bisnis merupakan suatu kumpulan pekerjaan yang saling terkait untuk
menyelesaikan suatu masalah tertentu. Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi
beberapa subproses yang masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga
berkontribusi. Adapun proses bisnis umum yang ada pada sebuah Vape Store adalah
sebagai berikut.
Gambar 1. Proses Bisnis Pembelian Barang

Gambar 1 merupakan proses pembelian barang yang melibatkan entitas


supplier, Gudang, dan retail. Proses ini merupakan tahap awal toko atau retail
melakukan order stok barang ke Gudang , kemudian pihak Gudang akan mengecek
stok barang, jika stok habis maka dilakukan proses pengadaan barang oleh pihak
supplier dan jika stok barang masih ada maka proses akan dilanjutkan ke proses update
stok lalu mengirimnya ke pihak retail atau toko.

Gambar 2. Proses Bisnis Penjualan Produk

Gambar 2 merupakan proses penjualan produk yang melibatkan konsumen dan


retail. Proses ini merupakan tahap konsumen datang untuk membeli produk atau jasa
dimana jika konsumen membutuhkan jasa maka dari pihak retail atau toko memberikan
jasa dan apabila tidak, maka dari pihak retail atau toko menawarkan produk yang bisa
dipilih langsung oleh konsumen.

Gambar 3. Proses Bisnis Penggajian Pegawai

Gambar 3 merupakan proses penggajian pegawai yang melibatkan pegawai,


HR, akuntan, dan pimpinan. Penggajian pegawai di nilai dari kehadiran pegawai yang
akan di data dan dibuatkan laporan oleh HR dan disetujui oleh pimpinan kemudian
dilanjutkan ke pihak akuntan untuk membuat slip gaji dan kembali ke pimpinan untuk
memvalidasi slip gaji tersebut, jika di approve maka status slip gaji pegawai tervalidasi
dan jika tidak kembali ke proses pendataan gaji pegawai. Setelah itu berlanjut ke proses
pencatatan slip gaji tervalidasi oleh akuntan, kemudian proses berikutnya yaitu
penyocokan data dan menyiapkan gaji pegawai pokok maupun lembur. Proses terakhir
adalah pegawai menerima gaji.
1.2. Event List Vape Store
Event list merupakan daftar narasi stimuli atau daftar kejadian yang terjadi
dalam lingkungan dan mempunyai hubungan dengan respon yang diberikan sistem
(Pohan 1997). Adapun event list dari jasa vape store ini adalah sebagai berikut.
1. Pembelian
1.1 Mencatat daftar pembelian barang
1.2 Mencetak daftar pembelian barang
1.3 Menerima daftar penerimaan barang
2. Penjualan
2.1 Mencatat permintaan penjualan barang
2.2 Mencetak nota penjualan
3. Service
3.1 Mencatat Permintaan service barang
3.2 Mencetak nota service
4. Pengajian
4.1 Mencatat kinerja pegawai
4.2 Mencatat absensi
4.3 Melakukan perhitungan gaji pokok dan lembur
4.4 Pembuatan slip gaji
4.5 Validasi slip gaji
4.6 Pemberian Gaji
5. Manajemen Data
5.1 manajemen data pegawai
5.2 manajemen data barang
5.3 manajemen data suplier
5.4 Manajemen data transaksi
6. Maintenance
6.1 Mencatat barang yang akan di maintenance
6.2 Mencatat nota biaya maintenance
1.3. DFD Laundry
Data flow diagram merupakan alat pembuatan model yang memungkinkan
profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses
fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual
maupun komputerisasi. Adapun gambaran data flow diagram dari jasa laundry adalah
sebagai berikut

Gambar 4. Diagram Konteks Laundry

Gambar diatas merupakan diagram konteks dari jasa laundry yang terdiri dari
8 entitas yakni customer, pegawai departemen operasional, pegawai departemen
inventory, pegawai, pegawai departemen akuntansi, pegawai departemen
kepegawaian, manajer dan supplier.
Gambar 5. Diagram Level 0 Vape Store

Gambar 6 merupakan diagram level 0 Laundry yang memiliki 5 proses yaitu


proses operasional laundry, proses pengadaan barang, proses perawatan barang, proses
kepegawaian dan proses akuntansi.
1.4. Rancangan Database Laundry
Perancangan seuah database diperlukan guna menyesuaikannya dengan
gambaran sistem yag telah dibuat. Adapun gambaran database jasa laundry adalah
sebagai berikut
Gambar 6. Rancangan Database Laundry

Gambar diatas merupakan rancangan database jasa laundry. Tabel pegawai


memiliki relasi dengan beberapa tabel yakni tabel pgwinventory, deptOperasional,
deptAkun, deptKepegawaian. Pada tabel pegawai terdapat kolom departemen yang
berisi pilihan dimana tempat pegawai tersebut bekerja, sehingga antara pegawai
departemen operasional maupun pegawai departemen akuntansi dapat saling terhubung
dengan database pegawai utama. Secara rinci penjabaran dari rancagan database
tersebut adalah sebagai berikut
1. Proses transaksi penjualan dicatat dalam penjualann yang berelasi antara
pelanggan dan deptOperasional. Dalam tabel ini pegawai
deptOperasional harus memasukan total biaya, jumlah biaya maupun sisa,
statusnya apakah sudah diambil atau belum, tanggal transaksi, dan tanggal
pengambilan pakaian.
2. Proses transaksi pengadaan barang dan perawatan barang dicatat dalam tabel
belanja. Pada tabel ini segala jenis pembelanjaan yang dilakukan oleh toko
dicatat dengan menyertakan: no faktur belanja, jenis belanja yang terdiri dari
pilihan perawatan dan pengadaan barang, total biaya, tanggal transaksi dan id
pegawai yang melakukan transaksi,
3. Proses penggajian dicatat dalam tabel gaji, dimana dalam proses ini
melibatkan tabel absensi, jadwal kerja, penilaian serta data pegawai itu
sendiri. Jadwal kerja, absensi dan penilaian mempengaruhi jumlah gaji yang
diterima oleh pegawai.
4. Seluruh dana pemasukan dan dana pengeluaran dicatat dalam tabel departemen
akuntansi yakni tb_keuangan. Proses pemasukan dari jasa dimasukan kedalam
database, dimana tabel ini berisi data seperti nilai debit maupun kredit, id
pemasukan maupun pengeluaran baik dari tabel penjualan, gaji dan belanja.
Sehingga pegawai departemen akuntansi dapat mengetahui secara detail saldo
perusahaan dan dapat membuat laporan keuangan dengan mudah.

Anda mungkin juga menyukai