AnatomiKlinisBerdasarkanSistem RichardS - Snell EGC PDF
AnatomiKlinisBerdasarkanSistem RichardS - Snell EGC PDF
KLINIS
Berdasarkan Sistem
Kutipan PasalT2t
Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta
(Undang-Undang No. 1"9 Tahun 2002)
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling
sedikit Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu
ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkart sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
PrNrnvc Drxnruuu
Penerbit adalah rekanan pengararlg untuk menerbitkan sebuah buku. Bersama pengarang, penerbit menciptakan buku
untuk diterbitkan. Penerbit mempunyai hak atas penerbitan buku tersebut serta distribusinya, sedangkan pengarang
memegang hak penuh atas karangannya dan berhak mendapatkan royalti atas penjualan bukunya dari penerbit.
Percetakan adalah perusahaan yang memiliki mesin cetak dan menjual jasa pencetakan. Percetakan tidak memiliki
hak apa pun dari buku yang dicetaknya kecuali upah. Percetakan tidak bertanggung jawab atas isi buku yang
dicetaknya.
Pengarang adalah pencipta buku yang menyerahkan naskahnya untuk diterbitkan di sebuah penerbit. Pengarang
memiliki hak penuh atas karangannya, namun menyerahkan hak penerbitan dan distribusi bukunya kepada penerbit
yang ditunjuknya sesuai batas-batas yang ditentukan dalam perjanjian. Pengarang berhak mendapatkan royalti atas
karyanya dari penerbit, sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian Pengarang-Penerbit.
Pembajak adalah pihak yang mengambil keuntungan dari kepakaran pengarang dan kebutuhan belajar masyarakat.
Pembajak tidak mempunyai hak mencetak, tidak memiliki hak menggandakan, mendistribusikan, dan menjual buku
yang digandakarnya karena tidak dilindungi copyright ataupun perjanjian pengarang-penerbit. Pembajak tidak
peduli atas jerih payah pengarang. Buku pembajak dapat lebih murah karena mereka tidak perlu mempersiapkan
naskah mulai dari pemilihan judul, editing sampai persiapan pracetak, tidak membayar royalti, dan tidak terikat
perjanjian dengan pihak mana pun.
Alih Bahasa:
dr. Liliana Sugiharto, M.S., PAK(K)
This is a translation of
CLINICAL ANATOMY BY SYSTEMS
by Richard S. Snell, MD, PhD
Copyright @ 2007 Lippincott Williams & Wilkins.
Published by arrangement with Lippincott Williams & WilkinsAil'olters Kluwer Health Inc., USA.
Cetakan2012
Indikasi akurat, reaksi merugikan, dan jadwal dosis untuk obat disajikan pada buku ini, tetapi hal ini dapat saja
berubah. Pembaca disarankan mengacu data informasi dari pabrik tentang obat yang ditulis pada kemasannya.
Penulis, editor, penerbit, atau disffibutor tidak bertanggung jawab atos kesalahan atau kealfaan atau atas
konsekuensi dari penerapan informasi yang ada di dalam buku ini, dan tidak memberi jaminan, tersurat atau tersirat,
atas isi buku. Penulis, edito4 penerbit, dan distributor tidak bertanggung jawab atas cedera dan/atau kerusakan pada
seseorang atau properti yang timbul dari buku ini.
Selama tiga dekade terakhir, di banyak Departemen Anatomi, pengetahuan superfisial mengenai regio-reglo lainnya sudah
pembelajaran ditekankan pada struktur selular dan molekular. mencukupi. Sebagai conto[ anatomi saluran nafas atas dan bawah
Informasi baru ini telah banyak sekali meningkatkan pemahaman dalam sistem repirasi sangat penting, sedangkan anatomi telapak
kita tentang mekanisme fisiologi dan biokimiawi serta hubungan kaki merupakan ha1 yang kurang penting. Pada tempat-tempat
keduanya dengan penyakit dan terapi obat-obatan. Namun, tetap tertentu di tubuh yang sering terserang penyakit dan kemungkinan
tidak terbantahkan bahwa setiap pasien dengan masalah medis melibatkan banyak sistem, disediakan gambaran regional singkat
yang datang ke klinik Anda tersusun dari struktur anatomi makro, di Lampiran (Apendiks). Sekiranya mungkiry digunakan tabel
yang mungkin atau tidak memperlihatkan defisit fungsional. digunakan untuk mengurangi ukuran teks, termasuk tabel yang
Dengan demikiary Fakulias Kedokteran jelas bertanggung jawab menyajikan dimensi-dimensi penting dan kapasitas berbagai
untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai anatomi yang struktur anatomis; semuanya lni terangkum di dalam Apendiks.
relevan secara klinis kepada setiap mahasiswa yang masuk ke Buku ini diberi ilustrasi lengkap. Kebanyakan gambar
dalam dunia kedokteran. dibiarkan sederhana, dan banyak yang sudah diwarnai. Sudah
Perkembangan pesat Pengetahuan tentang penyakit medis dimasukkan foto-foto berwarna model anatomi permukaan dan
dan kemajuan teknologi, yang berhubungan dengan diagnosis dan sejumlah foto berwarna spesimen proseksi juga dimasukkan di
pengobatan penyakit, mengharuskan penyusunan ulang secara dalam buku ini.
menlreluruh kurikulum untuk mahasiwa kedokterary kedokteran Setiap bab mengarahkan mahasiswa pada materi yang sangat
gigi, paramedis, dan perawat. Banyak sekolah kedokteran di luar penting untuk dipelajari dan dipahami. Setiap bab menekankan
Amerika Serikat masih menikmati kemewahan menawarkan struktur-struktur dasar pada area yang sedang dipelajari sehingg4
kepada mahasiswa kemungkinan pemotongan kadaver manusia begitu sudah dikuasai, para mahasiswa akan dengan mudah
secara lengkap regio per regio. Di sini, di Amerika Serikat, membangun landasan pengetahuannya.
mahasiswa pada banyak sekolah kedokteran sekarang sedang Di seluruh buku ini, setiap bab dirancang dengan gaya
ditawari program anatomi makro dengan hanya melakukan diseksi yang serupa untuk mempermudah akses ke materi. Setiap bab
sebagian tubuh, dan ditambahi dengan penggunaan spesimen mencakup:
proseksi, spesimen dari bahan plastiry dan gambar komputer. 1. Anatomi Klinis Dasar. Bagian ini menyediakan informasl
Untuk mengaitkan lebih jauh ilmu dasar dan berbagai program dasar yang berguna untuk membantu para profesional medis
klinis, banyak sekolah kedokteran memperkenalkan pendekatan dalam membuat diagnosis dan memberikan instruksi kepada
organ atau mengajarkan seiuruh kurikulum kedokteran sistem per pasien dalam pengobatan. Bagian ini juga memberikan sumber
sistem. Dengan demikian, mahasiswa dihadapkan pada ilmu dasar bahan anatomi untuk membanfu mereka dalam melaksanakan
untuk masing-masing sistem tubuh, bersamaan dengan patologi, banyak prosedur medis dasar. Sejumlah contoh radiograf
kedokteran, dan ilmu bedah untuk sistem yang bersangkutan. normal, CT Scans, MRI dan sonogram juga disajikan. Foto
Dengan demikiary pendekatan ini diharapkan akan menghasilkan anatomi potongan-lintang berlabel juga dimasukkan untuk
kesinambungan kurikulum. merangsang mahasiwa berpikir dalam kerangka anatomi tiga
Buku teks Anatomi Klinis yang baru ini ditulis untuk dimensi, yang sangat penting dalam interpretasi pencitraan.
menyesuaikan dengan pendekatan baru tersebut untuk 2. Catatan Fisiologik. Catatan ini disisipkan di sana-sini di antara
pengajaran Anatomi dalam kurikulum kedokteran modern. Buku materi anatomi dasar untuk menekankan kepada pembaca
ini berdasarkan atas fakta bahwa profesional medis membutuhkan makna fungsional materi tersebut.
'
pengetahuan terperinci mengenai sistem tubuh tertentu, sementara
nr
vt KATA PENGANIAR
3. Catatan Embriologik. Perkembangan banyak organ dibahas 5. Pertanyaan UJangan. Tujuan pertanyaan ada 3, yaitu untuk
secara singkat jika pengetahuan seperti ini
banyakberpengaruh memfokuskan perhatian pada bagian-bagian yang pentin&
untuk pemahaman strukfur dan hubungan antar-organ. memungkinkan mahasiwa menilai kelemahan mereka sendiri,
4. Anatomi Permukaan. Bagian ini menyediakan penunjuk dan menyediakan satu bentuk evaluasi diri karena pertanyaan-
permukaan shuktur anatomik yang penting; kebanyakan pertanyaan itu ditanyakan sewaktu ujian. Beberapa pertanyaan
terletak sedikit di bawah permukaan kulit. Bagian ini penting terpusat sekitar masalah klinis yang membutuhkan jawaban
karena kebanyakan tenaga medis praktik jarang menjelajah anatomik. jawaban disediakan pada akhir setiap bab.
jaringan ke kedalaman tertentu di bawah kulit.
R.S.S.
Ucapan Teri ma Kasih
Saya sangat berhutang budi kepada banyak anggota Departemen di Universitas George Washington, yang telah sangat membantu
Radiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas saya dalam mempersiapkan pemotretan spesimen anatomi dan
George Washington atas peminjaman radiograf, CT Scan, MRI mempersiapkan spesimen plastin berbagai organ. Antusiasme
yang direproduksi di berbagai bagian pada buku ini. Saya juga beliau terhadap banyak proyek sangat berpengaruh dan membantu
berterima kasih kepada dr. Carol Lee, dr. Gordon Sze, dr. Robert dalam pembuatan akhir spesimen yang bagus sekali; banyak di
Smith dari Departemen Radiologi Universitas Yale atas bantuan antaranya diuraikan di dalam teks.
contoh mammogram, CT Scan columna vertebrae, dan MRI Saya juga mengucapkan terima kasih untuk Terry Dolan,
ekstremitas. Ucapan terima kasih juga saya tujukan kepada Virginia Childs, Myra Feldmary dan Ira Gunther untuk pembuatan
dr. Michael Remetz dari Departemen Kardiologi di Yale atas desain buku ini.
penyediaan contoh arteriogram koroner. Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih yang sedalam-
Ucapan terima kasih secara khusus saya tujukan kepada dalamnya kepada staf Lippincot, Williams & Wilkins atas bantuan
Larry C1ark, sebagai teknisi senior pada Departemen Anatomi dan dukungan dalam pembuatan buku baru ini.
vlt
Daftar lsi
Kata Pengantar v
Ucapan Terima Kasih vii
Sistem Respirasi 33
$istem Karriicvasi<ular l3 [
viii
DAFTAR ISI ix
Anatomi Dasar Efek Jenis Ketamin, Ras, dan Usia pada Struktur 24
lstitah Anatomi Deskriptif Catatan Fisiologi: Usia dan Efisiensi Fungsional 26
Struktur Dasar
Catatan Embriotogi: Embriotogi dan Anatomi Klinik 26
Catatan Fisiotogi: Fungsi Otot Potos Ektoderm 77
Catatan Fisiologi: Fungsi Sistem Saraf Entoderm 27
J'lenting bagi mahasiswa mengerti istilah-istilah yang digunakan yang ditemukan melalui pemeriksaan klinik pada seorang pasien
I untuk menguraikan struktur dan fungsi dari berbagai bagian tubuh dapat dicatat dengan tepat.
secara anatomi. Tanpa istilah-istilah ini, tidak mungkin untuk dapat Bab ini memperkenalkan beberapa struktur dasar yang menyusun
mengerti komposisi tubuh dengan jelas. Selain itu, para profesional tubuh, seperti kulit, fascia, otot, tulang, pembuluh darah, sistem limfe,
medis membutuhkan istilah-istilah ini sehingga kelainan anatomi sistem saraf, dan membran mukosa, sefta membran serosa.
ANATOMI DASAR
(Gambar 1-1). Posisi ini dinamakan posisi anatomi. Berbagai
bagian tubuh kemudian digambarkan berkaitan dengan bidang-
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi bidang imajiner.tertentu.
tubuh. Anatomi klinik adalah ilmu yang mempelajari struktur
makroskopik dan fungsi tubuh yang berhubungan dengan praktik
Bidang Midsagital
kedokteran dan ilmu kesehatan lainnya. Anatomi dasar adalah
ilmu yang mempelajari sejumlah tertentu anatomi yang sesuai Adalah bidang vertikal yang melalui pertengahan tubuh dan
dengan kebutuhan minimal untuk mengerti struktur dan fungsi membagi tubuh menjadi bagian kanan dan kiri yang sama besar
tubuh secara menyeluruh. (Gambar 1-1). Bidang-bidang yang terletak di samping bidang
midsagital dan sejajar dengannya disebut bidang pararnedian.
Sebuah struktur yang terletak lebih dekat pada bidang midsagital
lstilah Anatomi Deskriptif dibandingkan struktur lainnya disebut terletak medial terhadap
struktur lain tersebut. Demikian pula, sebuah struktur yang
Orang-orang medis harus mengerti istilah anatomi dasar. Dengan terletak lebih jauh dari bidang midsagital dibandingkan struktur
bantuan kamus kedokterary Anda akan menyadari bahwa, dengan lainnya dikatakan terletak lateral terhadap struktur lain tersebut.
memahami terminologi anatomi, Anda akan sangat terbanfu
dalam proses pembelajaran.
Bidang Koronal
Penggunaan istilah anatomi yang akurat, membantu Anda
berkomunikasi dengan kolega baik nasional maupun internasional. Adalah bidang vertikal imajiner yang tegak lurus terhadap bidang
Tanpa istilah anatomi, seseorang tidak dapat mendiskusikan atau midsagital (Gambar 1-1).
mencatat fungsi abnormal sendi, kerja otot, perubahanposisi organ,
atau lokasi tepat sebuah benjolan atau fumor secara akurat.
Bidang Horizontal atau BidangTransversal
I lstilah yang Berhubungan dengan Posisi Adalah bidang yang tegak lurus terhadap bidang midsagital dan
koronal (Gambar 1-1). Istilah anterior dan posterior digunakan
Seluruh deskripsi tubuh manusia didasarkan pada anggapan untuk menunjukkan bagian depan dan belakang tubuh (Gambar
bahwa seseorang berdiri tegak dengah ekstremitas superior di 1-1). Untukmenggambarkanhubungan antara dua struktur, sebuah
samping tubuh, wajah serta telapak tangan menghadap ke depan struktur dikatakan terletak anterior atau posterior dibandingkan
PEN D AH U LU AN AN ATO lyll KLI N I K
supeflor
ujung proksimal
ekstremitas
superior
bidang
horizontal
atau
transversal
posterior anterior
ujung distal
permukaan ekstremitas
permukaan
dorsal superior
palmar
tangan
tangan
permukaan
dorsal
kaki
inferior permukaan
plantar kaki
Gambar 1-1, Istilah-istilah anatomi yang digunakan untuk posisi. Perhatikan subjek berdiri dalam posisi
anatomi.
struktur lainnya tergantung pada letak struktur itu, apakah lebih Istilah ipsilateral menunjukkan pada sisi tubuh yang sama,
dekat dengan permukaan tubuh bagian anterior atau posterior. misalnya tangan klri dan kaki kiri adalah ipsilateral. Kontralateral
Untuk menguraikan tangaq istilah permukaan palmar dan menunjukkan pada sisi tubuh yang berlawanan, misalnya M.biceps
dorsal digunakan untuk mengganti istilah anterior dan posterior; brachii kiri dan M.rectus femoris kanan adalah kontralateral.
dan untuk menguraikan kaki istilah permukaan plantar dan Posisi supinasi adalah posisi tubuh telentang. Posisi pronasi
dorsal digunakan untuk menggantikan permukaan bawah dan adalah posisi tengkurap.
atas (Gambar 1-1). Istilah proksimal dan distal menunjukkan
jarak relatif terhadap pangkal ekstremitas; misalnya iengan atas
proksimal terhadap lengan bawah dan tangan distal terhadap
I lstilah-lstilah yang Berhubungan
lengan bawah. dengan Gerakan
Istilah superficial dan profundus menyatakan jarak relatif Tempat dua atau lebih tulang yang saling menyatu disebut sendi.
struktur terhadap permukaan tubuh; istiiah superior dan inferior Beberapa sendi tidak bergerak (sutura pada tulang kranium),
menyatakan posisi yang relatif tinggi atau rendah berkenaan beberapa sendi hanya dapat bergerak sedikit (articulatio
dengan ujung atas dan ujung bawah tubuh. tibiofibularis superior), dan beberapa sendi dapat bergerak dengan
Istilah interna dan eksterna digunakan untuk menyatakan bebas (articulatio humeri).
jarak relatif struktur terhadap pusat organ atau rongga; misalnya r Fleksi: Gerakan terjadi pada bidang sagital. Misalnya, fleksi
arteri carotis interna terletak di dalam rongga kranium dan arteri sendi siku mendekatkan permukaan anterior lengan bawah ke
carotis externa terletak di luar rongga kranium. permukaan anterior lengan atas. Biasanya fleksi merupakan
BAB 1
pergerakan anterior, tetapi kadang-kadang merupakan per- Aduksi: Gerakan anggota gerak mendekati tubuh pada
gerakan posterior, seperti pada sendi lutut (Gambar 1-2). bidang koronal (Gambar 1-2). Pada jari-jari tangan dan kaki,
Ekstensi: Gerakan meluruskan sendi dan biasanya terjadi ke abduksi adalah pergerakan saling menjauhi antara jari yang
arah posterior (Gambar 1-2). satu terhadap yang lain dan aduksi adalah pergerakan saling
Fleksi lateral: Gerakan batang badan pada bidang koronal mendekati antara jari yang satu terhadap yang lain (Gambar
(Gambar 1-3). 1-3). Gerakan ibu jari (Gambar 1-3) yang sedikit lebih rumit
Abduksi: Gerakan anggota gerak menjauhi garis tengah tubuh dijelaskan pada halaman 381.
pada bidang koronal (Gambar 1-2). Rotasi: Gerakan sebagian tubuh di sekeliling sumbu pan-
jangnya.
,--::::':::f
{--'(--\ aoout<si
sendi bahu
sendi bahu
/,..€thi
t:-rl:.--\t
aduksi 4A
/ I
ekstensi
(\
sirkumduksi
sendi bahu
r\ I
I
,)
\i
,ir'i
(ti.
tt\
rotasi lateral ' ..-,/
\,,, sendi bahu
Gambar 1-2. Beberapa istilah anatomi yang digunakan pada gerakan. Perhatikan perbedaan antar3 fleksi siku dan lutut.
PENDAHULUAN ANATOITI KLINIK 5
Rotasi medial: Gerakan yang menyebabkan permukaan Sirkumduksi: Kombinasi urutan gerakan fleksi, ekstensi,
anterior suatu bagian menghadap ke medial. abduksi, dan aduksi (Gambar 1-2).
Rotasi lateral: Gerakan yang menyebabkan permukaan a Protraksi: Gerakan ke depan
anterior suatu bagian menghadap ke lateral. a Retraksi: Gerakankebelakang( digunakanuntukmenguraikan
I Pronasi lengan bawah: Rotasi medial lengan bawah gerakan ke depan dan belakang rahang bawah pada articulatio
sedemikian rupa sehingga telapak tangan menghadap temporomandibularis).
ke posterior (Gambar 1-3). Inversi: Gerakan kaki sehingga telapak kaki menghadap ke
I Supinasi lengan bawah: Rotasi lateral lengan arah medial (Gambar 1-3).
bawah dari posisi pronasi sehingga telapak tangan Eversi: Gerakan sebaliknya sehingga telapak kaki menghadap
menghadap ke anterior (Gambar 1-3). ke lateral (Gambar 1-3).
\-./
inversi kaki eversi kaki aduksi jari-jari abduksi jari-jari
Gambar 1-3, Tambahan istilah anatomi yang digunakan terkait dengan gerakan.
batang rambut
plexus arteri
dan vena
kelenjar sebasea
folikel rambul
Gambar 1-4. Struktur umum kulit dan hubungannya dengan fascia superficialis. Perhatikan bahwa folikel rambut meluas ke
bawah sampai ke bagian yang lebih dalam dari dermis, atau bahkan sampai ke fasia superfisial, sedangkan kelenjar keringat
meluas sampai ke dalam fascia superficialis.
lipatan kuku
akar kuku
bantalan kuku
Gambar 1-5 Berbagai lipatan kulit pada permukaan telapak tangan dan permukaan anterior sendi pergelangan tangan.
Diperlihatkan juga hubungan kuku terhadap struktur-struktur lain pada jari.
Kuku rambut. Kelenjar ini ierletak pada permukaan bawah folikel yang
miring dan terletak di dermis (Gambar 1-4). Sebum merupakan
Kuku adalah lempeng yang mengalami keratinisasi pada permu- bahan berminyak yang membantu mempertahankan kelenturan
kaan dorsal ujung jari tangan dan kaki. Tepi proksimal lempeng rambut yang sedang tumbuh. Sebum juga meminyaki permukaan
adalah akar kuku (Gambar 1-5). Kecuali pada tepi distal lempen& epidermis di sekitar muara folikel rambut.
kuku dikelilingi dan diliputi oleh lipatan kulit yang dikenal
sebagai lipatan kuku. Permukaan kulit yang diliputi oleh kuku Kelenjar Keringat
disebut bantalan kuku (nailbed) (Gambar 1-5).
Kelenjar keringat merupakan kelenjar yang panjang, berbentuk
spiral, tubular, dan tersebar pada seluruh permukaan tubuh,
Rambut
kecuali pinggir merah bibir, nail bed, glans penis, dan clitoris
Rambut tumbuh dari folikel, yang merupakaninvaginasi epidermis (Gambar 1-4). Kelenjar ini terbentang di seluruh lapisan dermis
ke dalam dermis (Gambar 1,-4). Foiikel rambut terletak miring dan ujungnya mungkin terdapat pada fascia superficialis.
terhadap permukaan kulit dan pelebaran pada bagian ujungnya Oleh karena itu, kelenjar keringat merupakan struktur yang
dinamakan bulbus rambut, akan menembus bagian dermis menembus paling dalam diantara seluruh struktur tambahan
iebih dalam. Setiap bulbus rambut berujung cekung dan pada epidermis.
bagian yang cekung ini terdapat jaringan penyambung vaskular
yang disebut papila rambut. Sebuah pita otot polos, arrector
pili, menghubungkan permukaan bawah folikel dengan bagian I Fascia
superficial dermis.(Gambar 1-4). Otot ini dipersarafi oleh serabut Fasciatubuh dapat dibagi dua, fascia supdrficialis dan fascia
saraf simpatik dankontraksinya menyebabkanrambutberdiri. Otot profunda. Mereka terletak di antara kulit serta otot dan tulang
ini juga menekan kelenjar sebasea sehingga mengeluarkan sekret. yang mendasarinya.
Kontraksi otot ini juga menyebabkan cekungan pada permukaan
kulit, disebut cutis anserine (kulit angsa). Rambut tersebar dalam
jumlah yang berbeda-beda pada seluruh permukaan tubuh, Fascia Superficialis
kecuali bibir, telapak tangary pinggir jari-jari tangan, glans penis Fascia superficialis, atau jaringan subkutary merupakan
dan clitoris, labia minora dan permukaan sisi dalam labia majora, campuran antara jaringan areolar longgar dan jaringan adipos4
telapak kaki, pinggir kaki dan pinggir jari-jari kaki. yang menyatukan dermis dengan fascia profunda yang terletak
di bawahnya (Gambar 1-6). Pada kulit kepal4 tengkuk, telapak
Kelenjar Sebasea
tangary dan telapak kaki, fascia ini mengandung banyak berkas
Kelenjar sebasea mengeluarkan sekretnya yaitu sebum, ke batang serabut kolagen yang memfiksasi kulit pada struktur-struktur
rambut pada saat muara kelenjar bertemu dengan leher folikel yang terletak lebih dalam. Pada kelopak mata, daun telinga, penis
Gambar 1-6, Penampang melalui pertengahan
N. musculocutaneus lengan atas kanan, memperlihatkan susunan fascia
superficialis dan profunda. Perhatikan bagaimana
N. medianus V. cephalica
septa fi brosa terbentang antara kelompok-kelompok
os humerus otot yang membagi lengan atas menjadi beberapa
bagian fascia.
A. brachialis M" brachialis
septum
N. ulnaris
intermusculare
brachii laterale
septum
intermusculare
brachii mediale
M. coracobrachialis N. radialis
fascia superficialis
Fascia Profunda
Fascia profunda merupakan sebuah lapisan membran jaringan
ikat yang meliputi otot-otot dan struktur-struktur dalam lainnya
(Gambar 1-6). Pada thorax dan abdomen, fascia ini hanya rneru-
pakan selapis tipis jaringan areolar yang meliputi otot dan apo-
neurosis. Pada ekstremitas, fascia profunda membentuk selubung
yang jelas mengelilingi otot-otot dan struktur-struktur 1airy serta
memfiksasi alat-alat tersebut pada tempatnya' Septum fibrosuin
meluas dari permukaan dalam membran, antara kelompok-ke-
lompok otot, dan di banyak tempat membagi bagian dalam extre-
mitas menjadi beberapa kompartemen (Gambar 1-6)' Pada daerah tendo otot-otot
sendi, fascia profunda menjadi sangat tebal membentuk pita-pita ekstensor dan
penahan, disebut retinacula (Gambar 1-7). Fungsi retinacrla adalah selubung sinovialnya
memfiksasi tendon-tendon yang ada di bawahnya tetap pada
tempatnya atau berperan sebagai katrol pergerakan tendon.
retinaculum
musculorum
I Otot extensorum
Tiga tipe otot adalah otot rangka, otot polos, dan otot iantung.
I Sendi
Tempat dua tu1ang atau lebih bersatu, apakah terjadi gerakan
atau tidak, disebut sendi. Sendi dikelompokkan menurut jaringan
yang terdapat di antara tulang-tulang yang bersendi: sendi fibrosa,
sendi kartilaginosa, dan sendi sinovial.
Sendi Kartilaginosa
Gambar 1-8 Origo, insersi, dan venter M. gastrocnemius.
Sendi Kartilaginosa Primer
raphe M. mylohyoideus
Gambar 1-9 Contoh sebuah tendon (A), aponeurosis (B), dan raphe (C).
abdomen pada fleksio sendi panggui), dan ligamentum fibrosum serabut-serabut kolagen yang dalam keadaan normal tidak dapat
yang menghubungkan tulang-tulang. Kebanyakan llgamentum diregangkan (misalnya llg.iliofemorale pada articulatio coxae dan
terletak di luar kapsula sendi, tetapi pada sendi lutut, beberapa ligg.collateralia pada articulatio cubiti). Jenis kedua, terutama
ligamentum penting, seperti ligamentum cruciatum, terletak di tersusun dari jaringan elastis sehingga dapat kembali ke panjang
dalam kapsula (Gambar 1-11). semula setelah peregangan (misainya, iig.flavum pada columna
vertebralis dan lig.calcaneonaviculare pada kaki)
I Ligamentum
Ligamentum merupakan sebuah tali atau pita jarlngan ikat
I Bursa
yang menghubungkan dua struktur (Gambar 1-11). Umumnya, Bursa adalah alat pelumas, berbentuk kantong fibrosa yang ter-
ligamentum yang ditemukan berhubungan dengan sendi ada tutup, dan dibatasi oleh membran tipis dan lembut. Dinding-
dua jenis. Jenis pertama, yang terbanyak, terdiri dari berkas dindingnya dipisahkan oleh iapisan cairan yang kental. Bursa
PEN D AH U LU AN AN ATO IV|I KLI N I K 'tl
periosteum
tulang cranium
sendi
fibrosa
periosteum
ligamentum
longitudinale
posterius
discus intervertebralis
fibrocartilagineus
sendi
kartilaginosa
-- ligamentum
longitudinale
anterius
capsula fibrosa
bantalan lemak
ligamentum teres
articulatio
c membrana sinovial
Gambar 1-10 Contoh tiga tipe sendi. A. Sendi fibrosa (sutura coronaria pada cranium) B. Sendi kartilaginosa (sendi antara dua
corpus vertebra lumbalis). C' Sendi sinovial (articulatio coxae= sendi panggul).
ditemukan pada tempat-tempat ketika tendon bergesekan dengan yang berhubungan dengan sendi lutut (Cambar 1-12) dan bursa
tulang, ligamentum, atau tendon lain. Bursa sering diternukan subscapr"rlaris \rang berhubungan dengan sendi bahu.
di dekat sendi yang kulit pelapis sendi bergesekan pada tulang
yang ada di bar,l'ahnya, seperti bursa prepatellaris (Cambar
€ Selubung Sinovial
1-12). Kadang-kadang, rongga bursa berhr"rbungan dengan Selubung siniivial merupakan bursa berbentuk tubular yang
dengan rongga sendi sinovial. Contoh, bursa sriprapateilaris men*elilingi tendcn. Tendon menginvaginasi salah satu sisi bursa
12 BAB 1
acetabulum
berbentuk
mangkuk ligamentum
cruciatum
ligamentum
collaterale
mediale
articulatio
coxae = sendi panggul articulatio genu (sendi lutut)
A
C ""'o"tili"?nitJnoinarisrateraris
lengkung kaki
Gambar 1-11' Tiga faktor utama yang berperan atas stabilitas sendi: A. Bentuk permukaan sendi . B. Ligamentum. C. Tonus otot.
sehingga tendon terbenam di dalam bursa melalui mesotendon yang cabang-cabangnya beranastomosis dengan cabang-cabang
(Gambar 1-12). Mesotendon memungkinkan pembuluh darah terminal arteri yang ada di dekatnya, tetapi luas anastomosistidak
masuk ke dalam tendon di sepanjang perjalanannya. cukup untuk mempertahankan jaringan tetap hidup bila salah
safu arteri tersumbat.
I Pembuluh Darah
Vena
Pembuluh darah ada tiga jenis: arteri, ven4 dan kapiler (Gambar
l -1 4). Vena adalah pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung;
banyak di antaranya mempunyai katup. Vena yang terkecil
Arteri disebut venula (Gambar 1-14). Vena yang lebih kecil, atau cabang-
cabangnya, bergabung membentuk vena yang lebih besar, yang
Arteri membawa darah dari jantung dan disebarkan ke seluruh dapat berhubungan satu dengan yang lairy membentuk plexus
jaringan tubuh melalui cabang-cabangnya (Gambar 1-13 dan venosus. Arteri-arteri profunda yang berukuran sedang sering
1-14). Arteri yang terkecil berdiameter kurang dari 0,1 mm, didampingi dua buah vena, masing-masing berjalan di kiri dan
disebut arteriol. Gabungan antara cabang-cabang arteri disebut kanannya, disebut venae comitantes.
anastomosis. Arteri tidak mempunyai katup. Vena yang berasal dari saluran pencernaan tidak langsung
End afteri anatomik (Gambar 1-14) adalah pembuluh menuju ke jantung, tetapi bersatu membentuk vena porta. Vena ini
darah yang cabang-cabang terminalnya tidak beranastomosis masuk ke hati dan kembali bercabang-cabang menjadi vena yang
dengan cabang-cabang arteri penyuplai darah untuk daerah berukuran lebih kecil, dan akhirnya bersatu dengan pembuluh
yang berdekatan. End arteri fungsional adalah pembuluh darah yang mirip kapiler, yang disebut sinusoid, di dalam hati (Gambar
PENDAHULUAN ANATOTAI KLINIK 13
femur
M. rectus femoris
bursa suprapatellaris
Vaginae
synoviales
digitorum
oatella
' manus
bursa prepatellaris
bursa infrapatellaris
superficialis dan
profundus
Vagina communis
tendinum musculorum
flexorum Vagina tendinis
musculi flexoris
policis longi
ligamentum patellae
ffi
c@
Gambar 1-12 A. Empat bursa yang berhubungan dengan bagian depan sendi lutut. Perhatikan bahwa bursa suprapatellaris
berhubungan dengan rongga sendi. B. Selubung sinovial di sekeliling tendon panjang jari-jari. C, Bagaimana tendon membuat
lekukan pada selubung sinovial selama perkembangannya, dan bagaimana pembuluh darah mencapai tendon melalui
mesotendon.
14
truncus pulmonalis
rongga atrium kiri
sirkulasi
pulmonalis
rongga
rongga ventrikel kiri
atrium kanan
rongga V. cava inferior
ventrikel kanan
V. hepatica
Aorta abdominalis
hepar A. coeliaca
A. mesenterica superior
A. mesenterica inferior
V. porta
antara arteri dan vena tanpa melalui kapiler. Tempat hubungan Pembuluh Limfe
seperti ini disebut anatomosis arteriovenosus (Gambar 1-14).
Pembuluh limfe merupakan pembuluh yang membantu sistem
( Sistem Limfatik
kardiovaskular mengeluarkan cairan dari ruang interstitial tubuh
dan kemudian pembuluh ini mengembalikan cairan ke dalam
Sistem limfatik terdiri dari jaringan limfatik dan pembuluh limfe darah. Sistem limfatik pada dasarnya merupakan sistem drainase
(Gambar f - i5,1. dan tidak ada sirkulasi. Pembuluh limfe ditemukan pada seluruh
jaringan dan organ tubuh, kecuaii sistem saraf pusa! bola mata,
telinga dalam, epidermis, cartilago, dan tulang.
Jaringan Limfatik
Jaringan limfatik merupakan jenis jaringan ikat yang mengandung
Limfe
banyak se1 limfosit. Jaringan limfatik terdapat di dalam organ-
organ berikut ini: t\mus, nodus lymphaticus (keienjar limfe), Limfe adalah nama yang diberikan untuk cairan jaringan yang
1ier1 dan nodulus lymphaticus. Jaringan limfatik penting untuk masuk ke dalam pembuluh limfe. Kapiler limfe adalah anyaman
pertahanan imunologik tubuh terhadap bakteri dan virus. pembuluh-pembuluh halus yang mengalirkan limfe dari jaringan.
PENDAH U LU AN AN ATO IAI KLI N I K 15
intestinum
A. mesenterica superior
tenue
anastomosis
antata
cabang-cabang
arteriol
saluran utama
$&
lanngan
Kapiler limfe selanjutnya mengalirkan limfe ke pembuluh Sebelum limfe memasuki aliran darah, cairan ini melalui
limfe kecil yang akan bergabung membentuk pembuluh limfe paling sedikit satu kelenjar iimfe, bahkan seringkali lebih dari satu.
besar. Pembuluh limfe berbentuk tasbih yang disebabkan oleh Pembuluh limfe yang membawa limfe ke kelenjar limfe dinamakan
keberadaan katup yang banyak di sepanjang perjaianannya. pembuluh aferen (Gambar 1-15); pembuluh yang membawa
16 BAB 1
ductus thoracicus
ductus lymphaticus dexter
truncus subclavius
truncu
bronchomediastinalis
ductus
thoracicus
cisterna chyli
truncus intestinalis
truncus
lumbalis
nodulus lymphaticus
trabecula
sinus lymphaticus
Gambar 1-15 A. Ductus thoracicus dan ductus lymphaticus dexter beserta cabang-cabang utamanya. B. Daerah tubuh yang
mengalirkan limfenya ke ductus thoracicus (putih) dan ductus lymphaticus dexter (hitam). e. Struktur umum sebuah kelenjar
limfe. D. Pembuluh dan kelenjar limfe extremitas superior.
{ Sistem Sanaf
limfe keluar dari kelenjar limfe disebut pembuluh eferen. Limfe Sistem saraf dibagi dua bagian utama: sistem sara{ pusat, yang
memasuki aiiran darah pada pangkal leher meiaiui pembuiuh terdiri dari otak dan medula spinalis. dan sistem saraf perifer
limfe besar yang dinamakan ductus lympiraticlls dexter dan (atau tepi)" yang ierdiri dari 12 pasang sara{ otak dar, 31 pasang
ductus thoracicus (Gambar 1-.t5i. saraf spinai beseria ganglianva.
PEN DAHU LU AN AN ATO ITI KLI N I K 17
Sistem saraf pusat terdiri dari banyak sel saraf beserta tonjolan-
tonjolannya dan disokong oleh jaringan khusus disebut neuroglia. Masing-masing saraf spinal dihubungkan dengan medulla spinalis
Neuron adalah nama yang diberikan untuk sel saraf beserta oleh dua radix: radix anterior dan radix posterior (Gambar 1-16
seluruh prosesusnya. Sel neuron mempunyai dua tipe prosesus/ dan 1-18). Radix anterior terdiri atas berkas serabut saraf yang
yaitu dendrit dan akson. Dendrit adalah prosesus yang pendek membawa impuls saraf menjauhi susunan saraf pusat (Gambar
dari badan sel; akson adalah prosesus yang paling panjang dari 1-16). Serabut saraf seperti ini dinamakan serabut eferen. Serabut
badan sel (Gambar 1-16). eferen yang menuju ke otot rangka dan menyebabkan otot ini
Bagian dalam sistem saraf pusat tersusun atas substantia grisea berkontraksi dinamakan serabul motorik. Sel asalnya terletak
dan substantia alba. Substantia grisea terdiri atas sel-sel neuron pada cornu anterior medulla spinalis.
yang tertanam di dalam neuroglia. Substantia alba terdiri atas Radix posterior terdiri atas berkas serabut saraf yang membawa
serabut-serabut saraf (akson) yang terbenam di dalam neuroglia impuls menuju susunan saraf pusat dan dinamakan serabut aferen
(Gambar L-16). Karena serabut ini berkaitan dengan pengantaran
informasi mengenai sensasi raba nyeri, suhu, dan vibrasi, serabut
Sistem Saraf Perifer/Tepi ini dinamakan serabut sensorik. Badan sel serabut sarafini terletak
pada suatu pembesaran pada radix posterior yang dinamakan
Sistem saraf perifer terdiri dari saraf-saraf otak dan saraf-saraf
ganglion radix posterior (Gambarl-16 dan 1-18).
spinal beserta ganglianya. Pada pemotongan, saraf otak dan saraf
Pada setiap foramen intervertebrale, radix anterior dan
spinal terlihat sebagai tali yang berwarna putih keabu-abuan.
posterior bersatu menjadi saraf spinal (Gambar 1-18). Di sini,
Saraf-saraf tersebut dibentuk dari berkas-berkas serabut saraf
serabut motorik dan sensorik bercampur menjadi satu sehingga
(akson) yang disokong oleh jaringan areolar halus.
saraf spinal dibentuk dari campuran serabut motorik dan serabut
sensorik (Gambar 1-16). Keiika keluar dari foramen intervertebrale,
Saraf Kranial saraf spinal terbagi menjadi rarnus anterior, yang besar, dan
ramus posterior yang lebih kecil. Ramus posterior berjalan ke
Terdapat 12 pasang saraf kranial yang meninggalkan otak dan belakang di sekitar columla vertebralis untuk menyarafi otot dan
berjalan melewati foramina pada cranium. Seluruh saraf menyarafi kulit punggung (Gambar 1-16 dan L-18). Ramus anterior berjaian
kepala dan leher, kecuali Nervus X (vagus) yang juga menyarafi terus ke depan untuk menyarafi otot dan kulit pada anterolaterai
struktur yang ada di toraks dan abdomen. Saraf kranial diuraikan dinding tubuh dan semua otot dan kulit extremitas.
pada Bab 15. Selain dari rami anteriores dal rami posteriores, saraf
spinal juga memberikan cabang, ramus meningeal yang kecif
Saraf Spinal yang menyarafi vertebrae dan pembungkus medula spinalis
(meningen). Saraf spinal thoracalis juga mempunyai cabang rami
Tiga puluh satu pasang saraf spinal meninggalkan medula spinalis communicanles yang berhubungan dengan bagian simpatik
dan berjalan melalui foramina intervertebralis pada columna sistem saraf otonom (lihat halaman 20 dan 21).
vertebralis (Gambar 7-17 dan 1-18). Saraf spinai dinamakan sesuai
dengan regio columna vertebralis 8 pasang nervus cervicalis, 12
Plexus
pasang ner\rus thoracalis, 5 pasang nervus lumbalis, 5 pasang
nervus sacralis, dan safu pasang nervus coccygeus. Perhatikan Pada pangkal extremitas, rami anteriores saling bergabung
bahwa terdapat 8 pasang nervus cervicalis dan hanya ada 7 buah membentuk plexus saraf yang rumit (Gambar 7-17). Di pangkal
vertebrae cervicalis; terdapat satu Pasang nervus coccygeus dan 4 extremitas superior terdapat plexus cervicalis dan plexus
buah vertebrae coccygis. Pembahasan nervus spinalis selanjutnya brachialis, begitu pula pada pangkal extremitas inferior terdapat
padabab 17. plexus lumbalis dan plexus sacralis.
18 BAB 1
ramus anterior
badan sel nervus spinalis
substantia grisea
radix anterior nervus spinalis
radices anteriores
radix posterior nervus spinalis
nervus spinalis
neuron sensorik
ramus posterior
\\
ramus anterior
ramus gnseus
neuron
neuron multipolar
c
Gambar 1-16 A, Neuron motorik multipolar dengan neuron penghubung yang bersinaps dengannya. B. Potongan melintang
setinggi segmen thoracal medula spinalis dengan radix spinalis dan ganglion radix spinalis. C. Potongan melintang setinggi
segmen thoracal medula spinalis memperlihatkan radix, saraf spinal, sefta rami anterior dan posterior beserta cabang-
cabangnya.
Pembagian klasik sistem saraf menjadi sistem saraf pusat menuju lengan atas dan lengan bawah di dalam nervus ulnaris,
dan perifer adalah murni artifisial dan sebagai salah satu yang dan akhirnya mencapat motor end plate padabeberapa serabut kecil
memudahkan karena prosesus neuron-neuron secara bebas tangan-jarak keseluruhannya sekitar 90 cm.
berjalan pada kedua susunan tersebut. Misalnya, neuron motorik Contoh lainnya: seperti sensasi raba pada sisi lateral jari
yang terletak pada cornu anterior segmen thoracal I medulla kelingking kaki.Daerah kulit ini dipersarafi oleh segmen
spinalis menjalarkan aksorurya melalui radlx anterior saral sacralis I medulla spinalis (S1). Cabang-cabang terminal halus
thoracalis I (Gambar 1-19), berjalan melalui plexus brachialis, akson sensorik, yang dinamakan dendrit, meninggalkan organ
PEN DAHU LU AN AN ATO lvll KLI N I K 19
atlas (vertebra
cervicalis l)
nr"*u, cervicalis
)
medulla spinalis
vertebra thoracica I
T1 plexus brachialis
T2
T3
T4
T5
nervi thoracales T6
(1 2 pasang)
T
1
T 8l
nervi intercostales
(nervi thoracales)
T10 i
T11
L1
L2
plexus lumbalis
nervi lumbales L3 cauda equina
(5 pasang)
I L4
L5
sacrum
I n.-, .""rr,".
I (s pasang) plexus sacralis
l rvus coccygeus
I
I nervus coccyg€
r11
pasang;
pasang) Co1 N
Gambar 1- 17 Otak, medulla spinalis, saraf spinal, dan plexus saraf ekstremitas.
sensorik kulit dan bersatu membentuk akson saraf sensorik. melukiskan kemungkinan adanya sebuah neuron yang sangat
Akson berjalan ke atas, di dalam nervus suralis (Gambar 1-19), panjang.
dan kemudian di dalam nervus tibialis dan nervus ischiadicus
menuju plexus lumbosacralis. Kemudian, nervus ini berjalan
Sistem Saraf Otonom
melalui radix posterior nervus sacralis I untuk mencapai badan
se1 yang terdapat di dalam ganglion radix postertor nervus Sistem Saraf Otonom merupakan bagian sistem saraf yang
sacralis I. Sekarang akson sentrai memasuki columna posterior berhubungan dengan persarafan struktur involunter, seperti
substantia alba medula spinalis dan berjalan ke atas menuju jantung, otot polos, dan kelenjar pada seluruh tubuh dan tersebar
nucleus gracilis yang ada di dalam medula oblongata-jarak di dalam susunan saraf pusat dan perifer. Sistem saraf otonom
keseluruhannya sekltar 1.5 m. Jadi, satu neuron terbentang dari dapat dibagi dua bagian, yaitu simpatik dan parasimpatilg dan
jari kelingking kaki sampai ke dalam cranium. Kedua contoh ini keduanya mempunyai serabut saraf aferen dan e{eren.
20
ramus anterior
ramus alba
ganglion
truncus
sympathicus
medula spinalis
radix anterior
a sp na s'
vertebra thoracica ffil:Iill: :::T:::;'lil,Hil
dari truncus sympathicus (Gambar 1.-18, 1-20, dan 1-21). Serabut-
serabut sel penghubrmg disebut preganglionik oleh karena serabut
Fungsi Sistem Saraf Otonom ini melalui ganglion perifer. Bila serabut preganglionik mencapai
ganglia pada truncus sympathicus mereka mungkin menempuh
Bagian simpatik sistem saraf otonom berfungsi mempersiapkan
perjalanan sebagai berikut. (1) Mereka mungkin berhenti pada
tubuh untuk suatu keadaan darurat. Saraf simpatik mempercepat
ganglion yang mereka masuki dengan mengadakan sinaps
denyut jantung, menyebabkan konstriksi pembuluh darah perifer,
dengan sel-sel eksitator dalam ganglion (Gambar 1-20). Sebuah
dan meningkatkan tekanan darah. Bagian simpatik sistem saraf
sinaps dapat didefinisikan sebagai tempat di mana dua neuron
otonom menyebabkan aliran darah meninglgalkan kulit dan usus,
saling berdekatan, tetapi tidak mempunyai hubungan secara
sehingga tersedia untuk otak, laniung. dan otot rangka. Pada saat
anatomis. Celah di antara kedua neuron tersebut diperantarai oieh
yang sama, nervus ini menghambat perlstaltik saluran pencernaan
zat neurotransmiter, yaitu acetylcholine. Akson dari neuron-neuron
dan menutup otot sphincter.
eksitator yang meninggalkan ganglion tidak bermielin. Serabut
Bagian parasimpatik sistem saraf otonom berfungsi mem-
saraf posganglionik ini kemudian menuju ke saraf spinal thoracalis
pertahankan dan memulihkan energi. Nervus ini memperlambat
sebagai rami communicantes griseae dan tersebar dalam cabang-
denyut jantung, meningkatkan peristaitik usus dan aktivitas
cabang saraf spinal untuk mempersarafi otot polos di dalam dinding
kelenjar, seria membuka otot sphincter.
pembuluh darah, kelenjar keringat, dan M.arrector pilli kulit.
Hypothalamus di dalam oiak mengatur sistem saraf otonom
(2) Serabut-serabut yang masuk ke dalam ganglia truncus
dan memadukan kegiatan sistem oionom dengan sistem neuro-
sympathicus di daerah thorax bagian atas akan berjalan sepanjang
endokrin, ciengan demikian mempenahankan sistem homeostasis
huncus sympathicus menuju ke ganglia di daerah leher, di
di dalam tubuh.
sini mereka akan bersinaps dengan sel-sel eksitator (Gambar
1-20 dan 7-21). Di. sini, sekali lagi, serabut saraf posganglionik
meninggalkan truncus sympathicus sebagai rami communicantes
grisea, dan sebagianbesar akanbergabung dengannervi cervicales.
Sistem Simpatik
Kebanyakan serabut preganglionik yang masuk ke dalam bagian
Serobut Sorof Eferen bawah truncus sympathicus dari segmen bawah thoracal dan dua
Substantia grisea medulla spinalis dari segmen thoracal pertama segmen lumbal bagian atas medulla spinalis, akan berjalan turun
sampai segmen lumbal kedua, mempunyai cornu atau columna ke bawah menuju ganglia pada regio lumbal dan sacral, di mana
lateraf di mana terdapat badan sel neuron penghubung simpatik mereka bersinaps dengan se1 eksitator (Gambar 1-21). Serabut
(Gambar 1-20). Akson bermielin sel-sel neuron ini meninggalkan posganglionik meninggalkan truncus sympathicus sebagai rami
medulla spinalis di dalam radix anterior dan kemudian berjalan communicantes grisea yang bersatu dengan nervi lumbales,
melalui rami communicantes alba ke ganglia paravertebralis sacrales, dan coccygealis.
PEN D AHU LU AN AN ATO lvll KLI N I K 21
nucleus gracilis
ganglion radix
radix anterior
trrldi;
N. ulnaris
A B
Gambar 1-19 Dua neuron yang berjalan dari susunan saraf pusat ke susunan saraf perifer. A. Neuron aferen yang terbentang
dari jari kelingking kaki ke otak. B. Neuron eferen yang terbentang dari dari cornu anterior medulla spinalis segmen thoracalis I
medulla spinalis ke otot kecil tangan,
(3) Serabut preganglionik mungkin berjalan melalui ganglia major berakhir langsung pada se1-sel di medulla suprarenalis.
pada bagian thoracal truncus sympathicus tanpa bersinaps. Sera- Sel-sel medula ini dapat dianggap sebagai modifikasi dari sel,sel
but-serabut bermielin ini membentuk tiga buah nervi splanchnici eksltator slmpatik.
(Gambar 1-21). Nervus splanchnicus major berasal dari ganglia Truncus sympathicus merupakan dua rantai trunkus saraf
thoracica ke lima sampai sembilan, menembus diaphragama, dan berganglionik yang terbentang sepanjang columna vertebralis
bersinaps dengan sel-se1 eksitator pada ganglia plexus coeliacus. (Gambar 1-21). Terdapat 3 ganglia pada masing-masing truncus
Nervus splanchnicus minor berasal dari ganglia thoracica ke di daerah leher, 11 atau 72 ganglia pada daerah thoraks, 4 atau
sepuluh dan sebelas, menembus diaphragma dan bersinaps 5 ganglia pada daerah lumbal, dan 4 atau 5 ganglia pada daerah
dengan sel-se1 eksitator pada ganglia plexus coeliacus bagian pelvis. Kedua trunkus terletak dekat dengan columna vertebralis
bawah. Nervus splanchnicus terbawah (apabila ada) berasal dan di bawah berakhir dengan bergabung menjadi satu mem-
dari ganglion thoracica kedua belas, menembus diaphragma, dan bentuk sebuah ganglia, disebut ganglion impar.
bersinaps dengan sel-sel eksitator pada ganglia plexus renalis.
Oleh karena itu nervi sphlanchnici terdiri dari serabut-serabut Serobut SorafAferen
preganglionik. Serabut-serabut posganglionik berasal dari sel-sei Serabut saraf aferen bermielin berjalan dari viscera melalui ganglia
eksitator di dalam plexus-plexus perifer yang telah disebutkan slmpatik tanpa membentuk sinaps (Gambar 1-20). Serabut-serabut
tadi, tersebar ke otot-otot polos dan kelenjar pada viscera. Beberapa ini masuk ke saraf spinal melalui rami communicantes alba dan
serabut preganglionik yang berjalan di dalam nervus splanchnicus mencapai badan selnya di dalam ganglion radix posterior yang
22 BAB 1
ramus
communicans
grisea
ramus communicans
alba
neuron aferen
ganglion simpatik
Gambar 1-20 Penataan umum bagian somatik sistem saraf (kiri) dibandingkan dengan bagian otonom sistem saraf (kanan).
sesuai. Akson sentral kemudian memasuki medulla spinalis dan serabut posganglioniknya tidak bermielin dan relatif pendek bila
membentuk komponen aferen dari lengkung refleks di tempat itu. dibandingkan dengan serabut posganglionik simpatik.
Lainnya berjalan ke atas sampai ke pusat otonom yang lebih tinggi
di dalam otak. Serobut-Serob ut Afe ren
Serabut-serabut aferen L'ermielin berjalan dari viscera ke badan
Sistem Parasimpatik selnya yang terletak di dalam ganglia sensoris saraf-saraf otak
atau pada ganglion radix posterior nervus sacrospinalis. Akson-
S e r ob ut-S e ro b ut Efe r e n
akson sentralnya kemudian masuk ke susunan saraf pusat dan
Sel-se1 penghubung bagian sistem saraf ini terletak di dalam ikut membentuk lengkung refleks di tempat itu atau berjalan ke
otak dan segmen sakral medulla spinalis (Gambar 1-21). Se1-sel pusat sistem saraf otonom yang lebih tinggi.
penghubung di dalam otak membentuk sebagian nuclei yang
merupakan asal dari saraf otak III,V[, IX, dan X. Akson-aksormya
yang berasal dari otak terletak di dalam saraf otak yang sesuai.
Se1-sel penghubung sakral dijumpai pada substansia grisea
segmen sakral kedua, ketiga, dan keempat medulla spinalis. Se1-sel Komponen Aferen Sistem Saraf Otonom
ini tidak cukup banyak untuk membentuk cornu lateral substansia Komponen aferen sistem saraf otonom identik dengan komponen
grisea seperti dengan se1-se1 penghubung simpatis pada daerah aferen saraf somatik dan membentuk sebagian dari segmen
thoracolumbal. Akson bermielin meninggalkan medulla spinalis aferen umum di seluruh sistem saraf. Ujung-ujung saraf di dalam
di dalam radix anterior saraf spinal yang sesuai. Mereka kemudian komponen aferen otonom tidak dapat diaktifkan oleh sensasi seperti
meninggalkan nervus sakral dan membentuk nervus splanchnicus panas atau raba, teiapi diaktifkan oleh regangan atau kekurangan
pelvicus. oksigen. Setelah serabut aferen masuk ke dalam medulla spinalis
Semua serabut eferen yang telah dijelaskan adalah serabut atau otak, mereka berjalan bersama-sama atau bercampur dengan
preganglionik, dan mereka bersinaps dengan sel eksitator di serabut aferen somatik.
dalam ganglia perifer, yang biasanya terletak dekat dengan viscera
yang dipersarafinya. Serabut preganglionik kranial berhenti
pada ganglion ciliare, pterygopalatinum, submandibulare, dan
oticum (Gambar 7-27). Serabut preganglionik di dalam nervus
I Membran Mukosa
splanchnicus pelvicus berhenti pada ganglia yang terdapat pada Membran mukosa adalah lapisan organ atau saluran yang ber-
plexus hypogastricus atau di dalam dinding viscera. Yang khas, hubungan dengan permukaan tubuh. Membran mukosa terdiri
PEN D AHU LU AN AN ATO MI KLI N I K 23
-/-lh mata
i"*&)
'h, glandula lacrimalis
j2A
Y-'---4 glandda qrrhmar
nlanr{rrla submandibularis dan sublingualis
\i; glandula salivarius
il;if glandula Parotis
" '-' 4l lrli
\ ti W*
jantung
paru-paru
lambung
liillii
T h-. usus halus
Tfr
"i?
i8l glandula suprarenalis
-rll
ginjal
ijl
::\
\ i ililit l iili!| "c
'q ** \
Ir
atas selapis epitel yang disokong oleh selapis jaringan ikat, parietalis, yang meliputi viscera disebut lapisan visceralis.
lamina propria. Otot po1os, yang dinamakan muscularis mucosa, Celah sempit yang memisahkan lapisanJapisan ini membentuk
kadang-kadang terdapat di dalam iaringan ikat. Membran rongga pleura, rongga perikardial, dan rongga peritoneal yang
mukosa dapat atau tidak dapat mensekresikan mukus Pada mengandung sedikit cairan serosa, disebut eksudat serosa.
permukaannya.
I Membran Serosa
di dalam Eksudat Serosa
Membran serosa melapisi rongga-rongga yang ada
tubuh dan membentuk lipatan pada viscera yang terletak bebas di Eksudat serosa melicinkan permukaan membran serosa dan
dalamnya (Gambar 1-22). Membran ini terdiri dari lapisan halus memungkinkan kedua lapisan membran bergesekan satu dengan
mesotel yang disokong oleh selapis tipis jaringan penyambung. yang lainnya dengan mudah.
Membran serosa yang membatasi dinding rongga disebut lapisan
24 BAB 1
Pembentukan Tulang
bronchus principalis
\ Tulang berkembang dengan dua cara: membranosa dan
endokondral. Pada cara yang pertama, tulang berkembang
iri t
pleura parietalis
langsung dari membran laringan ikat; pada cara yang kedua,
mula-mula dibentuk tulang rawan dan hemudian diganti oleh
iw
)\-("
pleura visceralis
tulang. Untuk keterangan lebih mendalam mengenai perubahan
selular yang terjadi dapat dibaca pada buku teks hisiologi atau
embriologi.
I Tulang
Tulang adalah jaringan hidup yang strukturnya dapat berubah
I Cartilago
sebagai akibat tekanan yang dialaminya. Seperti jaringan ikat Cartilago (tulang rawan) merupakan bentuk jaringan ikat yang
lainnya, tulang terdiri atas sel-sel, serabut-serabut, dan matriks. se1-se1 dan serabut-serabutnya tertanam di dalam matriks yang
Tulang bersifat keras oleh karena kalsifikasi dari matriks berbentuk seperti agar-agar. Matriks bertanggung jawab atas
ekstraselulernya dan mempunyai derajat elastisitas tertentu kekuatan dan daya lentur cartilago. Kecuali pada permukaan yang
akibat adanya serat-serat organik. berhadapan dengan sendi, cartilago diliputi oleh membran fibrosa
yang dinamakan perichondrium. Terdapat tiga jenis cartilago:
cartilago hialin, fibrocartilago, dan cartilago elastis.
Fungsi Tulang
Tulang mempunyai fungsi proteksi. Cranium dan columna ffi f-ffi fr-4"
.J
fu:hi E 5 Fc. #$--*, r4 I f,\,[,
vertebralis misalnya, melindungi otak dan medulla spinalis dari
ff;.suu"t. il._:,s\lq t,i $ i,vq ;-?At-}lc
cedera; sternum dan iga-iga melindungi viscera rongga toraks dan
abdomen bagian atas (Gambar 1-23). Tulang berperan sebagai $*r:Ft ti KT"{"Jffi
pengungkit seperti yang dapat dilihat pada tulang panjang di
anggota gerak. Dan tulang merupakan tempat penyimpanan utama Anatomi deskriptif cenderung berpusat pada bentuk deskriptif
dari garam calcium. Di dalam sumsum tulang terjadi pembentukan yang pasti. Tenaga medis harus selalu ingat bahwa terdapat
sel-sel darah yang terlindung di dalam rongga tulang. perbedaan seksual dan ras, serta struktur dan fungsi tubuh
berubah selaras dengan pertumbuhan dan usia.
Pria dewasa cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan
Tulang terdiri dari dua bentuk, tulang kompakta dan tulang wanita dewasa dan mempunyai tungkai yang lebih panjang;
spongiosa. Tulang kompakta tampak sebagai masa yang padat; tulangnya lebih besar dan lebih bera! dan otot-ototnya lebih
tulang spongiosa terdiri atas anyaman trabekula (Gambar 1-24). besar. Pria mempunyai lemak subkutan yang lebih sedikit, yang
Trabekula tersusun sedemikian rupa sehingga tahan akan tekanan memberikan bentuk tubuh yang lebih angular. Larynxnya iebih
dan tarikan yang mengenai tulang. besar dan pita suaranya lebih panjang, sehingga suaranya lebih
PEN D AH U LU AN AN ATO AAI KLI N I K 25
Cranium
mandibula
clavicula
scapula
sternum
huemrus
columna
vertebralis
ulna
os coxae
radius
sacrum
sacrum
carpus
coccygeus
metacarpi
phalanges
ischium
pubis
femur
patella
fibula
tibia
Phalanges metatarsi
A B
dalam. Pria mempunyai jenggot dan rambut tubuh yang kasar. Sampai kira-kira usia 10 tahury anak laki-laki dan wanita
Pria mempunyai rambut ketiak dan rambut pubis, rambut pubis tumbuh dengan kecepatan yang hampir sama. Sekitar umur 12
meluas sampai ke daerah umbilicus. tahury anak laki-laki sering mulai tumbuh lebih cepat dibandingkan
Wanita dewasa cenderung lebih pendek dibandingkan pria anak wanita, sehingga kebanyakan pria dewasa lebih tinggi dari
dewasa dan mempunyai tulang yang lebih kecil dan otot-otot yang wanita.
kurang besar. Wanita mempunyai lebih banyak lemak subkutan Pubertas dimulai antara umur 10 sampai 14 tahun pada
dan penimbunan lemak pada payudara, panggul, dan paha, wanita dan antara umur 12 sampai 15 tahun pada anak laki-laki.
sehingga menyebabkan wanita terlihat lebih bulat. Rambut kepala Pada waktu pubertas, payudara anak wanita mulai membesar dan
lebih tipis dan kulitnya tampak lebih halus. Wanita mempunyai pelvis melebar. Pada waktu yang sama, penis, testis, dan scrotum
rambut ketiak dan rambut pubis, tetapi rambut pubis tidak meluas anak laki-laki membesar. Dan pada keduanya akan muncul rambut
sampai ke umbiiicus. Wanita dewasa mempunyai payudara lebih ketiak dan pubis.
besar dan pelvis yang lebih lebar dibandingkan dengan pria. Ia Perbedaan ras dapat dilihat pada warna kulit, rambut, mata,
mempunyai sudut lateral siku yang lebih luas sehingga terdapat dan pada bentuk dan ukuran mata, hidung, dan bibir. Orang
deviasi lateral yang lebih besar dari lengan bawah terhadap Iengan Afrika dan Skandinavia cenderung tinggi akibat tungkainya
atas. yang panjang; sedangkan orang Asia cenderung pendek karena
26 BAB 1
A c
'(?
N4
D
U E
Gambar 1-24 Penampang dari berbagai jenis tulang. A. Tulang panjang (os humerus). B. Tulang iregular (os calcaneus). C.
Tulang pipih (dua buah os parietale dipisahkan oleh sutura sagitalis), D. Tulang sesamoid (os patella). E. Perhatikan susunan
trabecula yang bekerja sebagai penyanggah untuk menahan gaya kompresi dan tarikan dari ujung proksimal femur.
Usia dan Efisiensi Fungsional Segera setelah ovum dibuahi oleh spermatozoa, ierbentuk
sebuah sel, yang disebut zigot. Selanlutnya terjadi pembelahan
Sesudah lahir dan selama masa anak-anak, fungsi tubuh secara
mitosis terus menerus sehingga terbentuk sel-sel yang lebih kecil.
progresif menjadi lebih efisien dan mencapai puncaknya pada
Sel-sel yang terletak di sentral diseblrt massa sel interna, yang
waktu usia dewasa muda. Pada usia dewasa tua dan manula,
akhirnya akan membentuk jaringan embrio. Sel-sel di sebelah
banyak fungsi tubuh menjadi kurang efisien.
luar, disebut massa sel eksterna, membentuk troohoblast, yang
PEN DAHU LU AN AN ATO TAI KLI N I K 27
truncus pulmonalis
ffi/
atrium dexter
W'/ ,/
ventriculus sinister
/
ventriculus dexter
hepar
akan diperiksa. Berkas sinar X yang menembus bagian tubuh, Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah sebuah teknik yang
dikumpulkan oleh detektor khusus sinar X. Di sini sinar X dirubah menggunakan sifat magnetik nukleus hidrogen yang diaktifkan
menjadi impuls elektronik yang menghasilkan gambaran densitas oleh pancaran radiofrekuensi, disalurkan oleh sebuah kumparan
jaringan pada irisan tubuh setebal satu sentimeter. Dari gambaran yang terdapat di sekeliling tubuh. Nuklei hidrogen yang aktif
ini, komputer mengubahnya menjadi gambar tubuh yang disebut memancarkan gelombang yang dapat ditangkap sebagai aliran
CT scan, yang dapat dilihat pada layar flurosensi dan dibuat listrik yang akan menginduksi kumparan penerima. MRI sangat
fotonya untuk pemeriksaan lebih lanjut (Gambar 1-26). Tindakan aman untuk pasien dan karena sifat MRI dapat membedakan
ini aman dan cepat, beriangsung hanya beberapa detik untuk jaringan-jaringan lunak dengan lebih baik, maka dalam ha1 lni
setiap irisan, dan untuk sebagian besar pasien tidak diperlukan MRI iebih bermanfaat daripada CT scan. Hal lni disebabkan oleh
obat penenang. karena sebagian jaringan mengandung lebih banyak hidrogen
dalam bentuk air daripada jaringan lainrrya (Gambar 1-27).
PEN D AHU LU AN AN ATO MI KLI N I K 29
V brachiocephalica
dextra A. subclavia
costa I
pulmo (lobus
kanan atas) pulmo (lobus
kiri atas)
trachea costa ll
oesophagus
scapula
costa lll
corpus vertebra processus spinosus costa lV
thoracica lll
anterior
V. mesenterica omentum majUS
superior
A. mesenterica
pancreas superior
aorta
V. cava inferior
ren dexter
corpus vertebra
lumbalis ll
Gambar 1-26 CT Scan. A. Thorax bagian atas setinggi veftebra thoracica IiI; B. Abdomen bagian atas setinggi vertebra
lumbalis iI. Semua CT Scan dilihat dari bawah. Dengan demikian sisi kanan tubuh tampak pada sebelah kiri gambar.
30 BAB 1
corpus
crantum thalamus
lobus frontali
ventrikel lV
mesencephalon
cerebellum
medulla
oblongata
dinding cavum
nasi
palatum
Gambar 1-27 MRI kepala dalam bidang sagital, memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda dari otak.
Untuk setiap sendi yang terdapat di bawah ini, sebutkan Untuk setiap struktur limfe di bawah ini, pilihlah struktur atau
pergerakannya yang sesuai. fungsi yang sesuai.
6. Articulatio cubiti.
17. Kapiler limfe.
7. Articulatio temporomandibularis.
18. Ductus thoracicus.
8. Articulatio coxae.
A. Fleksi. 19. Ductus lymphaticus dexter.
B. Ekstensi.
C. AdanB. 20. Nodus lymphaticus.
D. Protraksi. A. Terdapat pada sistem saraf pusat
E. Fleksi, ekstensi, dan abduksi. B. Mengalirkan limfe langsung dari jaringan
C. Terdiri dari jaringan limfe dan mempunyai pembuluh
Untuk setiap sendi yang terdapat di bawah ini, berikan klasifikasi aferen dan eferen
yang paling cocok. D. Mengalirkan limfe dari sisi kanan kepala dan leher,
anggota gerak atas kanary dan sisi kanan thorax.
9. Sendi antara corpus vertebrae. E. Mengalirkan limfe dari sisi kanan abdomen.
10. Articulatio tibiofibularis inferior.
Pertanyaan Pilihan Ganda
11. Sutura antara tu1ang-tu1ang cranium.
Bacalah riwayat kasus dan pilihlah jawaban TERBAII( dari
12. Articulatio genu.
pertanyaan-pertanyaan di bawahnya.
A. Sendi sinovial.
B. Kartilaginosa. Catatan pembedahan dari seorang pasien menunjukkan bahwa
C. Fibrosa. dia mempunyai insisi paramediana infraumbilicus kanan melalui
D. Bukan salah satu di atas. kulit dinding anterior abdomen.
Untuk setiap jenis pembuluh darah di bawah ini, pilihlah definisr 21. Dimana sebenarnya insisi tersebut dilakukan?
yang sesuar. A. Pada garis tengah di bawah umbilicus.
B. Pada garis tengah di atas umbilicus.
13. Arteriol. C. Sebelah kanan garis tengah di atas umbilicus.
14. Vena porta. D. Sebelah kanan garis tengah di bawah umbili.cus.
E. Tepat di bawah processus xiphoideus pada garis tengah.
15. End arteri anatomik.
Setelah menderita pericapsulitis pada sendi bahu kiri, seorang
16. Venula
pasien mengeluh adanya hambatan pada gerakan tertentu sendi
A. Pembuluh yang menghubungkan dua buah jaringan
tersebut.
kapiler.
B. Pembuluh yang cabang-cabang terminalnya tidak meng- 22. Gerakan sendi mana yang mengalami pembatasan dan berapa
adakan anastomosis dengan cabang-cabang atau arteri besar?
yang memberi darah untuk daerah didekatnya. A. Abduksi dibatasi sampai 30'.
C. Pembuluh yang menghubungkan vena besar dengan B. Rotasi lateral dibatasi sampai 45".
kapiler. C. Rotasi medial dibatasi sampai 55".
D. Arteri yang diametemya kurang dari 0.1 mm D. Fleksi dibatasi sampai 90".
E. Pembuluh yang dindingnya tipis dan mempunyai diameter E. Ekstensi dibatasi sampai 45'.
tidak beraturan
Eyang benar. Pasien berdiri tegak, dengan ekstremitas superior J. B yang benar. Fascia superficialis atau jaringan subkutan
di sisi tubuhserta wajah dan telapak tangan menghadap ke adalah campuran jaringan areolar jarang dengan jaringan
depan (Gambar 1-1). lemak, yang menghubungkan dermis kulit dengan fascia
profunda yang terletak di bawahnya (Gambar 1-6).
C yang benar. Pasien melakukan gerakan fleksi articulatio
coxae (sendi panggul) jika dia menggerakkan ekstremitas 4. A yang benar. Fascia profunda adalah lapisan membranosa
inferior ke anterior pada bidang paramedian. jaringan penyambung yang memfiksasi otot-otot serta struktur
32 BAB 1
profunda lainnya (Gambar 1-6). Septum fibrosum terbentang L4. A yang benar.Vena portal adalah pembuluh darah yang
dari membran diantara kelompok-kelompok otot dan membagi menghubungkan antara dua jaringan kapiler.
bagian dalam ekstremitas dalam ruang-ruang.
15. B yang benar. End arteri anatomik adalah sebuah pembuluh
C yang benar. Otot-otot rangka atau volunter melakukan darah yang cabang-cabang terminalnya tidak beranastomosis
gerakan-gerakan kerangka. dengan cabang-cabang atau arteri yang memberi darah untuk
daerah di dekatnya (Gambar 1-14).
C yang benar. Articulatio cubiti (sendi siku) dapat melakukan
gerakan fleksi dan ekstensi (Gambar 1-2). 15. C yang benar. Venula adalah sebuah pembuiuh yang
menghubungkan vena besar dengan kapiler (Gambar 1-14).
7. D yang benar. Articulatio temporomandibularis dapat
melakukan gerakan protraksi, yaitu gerakan rahang bawah ke 17. B yang benar. Kapiler limfe mengalirkan limfe langsung dari
depan terhadap os temporale. jaringan.
E yang benar. Articulatio coxae (sendi panggul) dapat 18. E yang benar. Ductus thoracicus mengalirkan limfe dari sisi
melakukan gerakan fleksi, ekstensi, rotasi medial dan rotasi kanan abdomen; sebenarnya ductus ini mengalirkan limfe dari
1atera1, serta abduksi dan aduksi (Gambar 1-2), demikian juga seluruh tubu[ kecuali sisi kanan kepala dan leher, extremitas
sirkumduksi. superior kanary dan sisi kanan thorax yang dialirkan ke ductus
lymphaticus dexter (Gambar 1-15).
9. B yang benar. Sendi antara corpus vertebrae adalah
cartilaginosa (Gambar 1-10). 19. D yang benar. Ductus lymphaticus dexter mengalirkan limfe
dari sisi kanan kepala dan leher, extremitas superior kanarl
C yang benar. Sendi antara ujung bawah tulang tibia dan fibula dan sisi kanan thorax (Gambar 1-15).
(articulatio tibiofibularis) adalah jenis fibrosa.
20. C yang benar. Nodus lymphaticus berisi iaringan limfe dan
11. C yang benar. Sutura (sendi) antara tulang-tulang cranium mempunyai pembuluh aferen dan eferen.
adalah jenis fibrosa (Gambar 1-10).
21,. D yang benar. Insisi paramediana infraumbilicus kanan
12. A yang benar. Articulatio genu (sendi lutut) adalah sendi melalui kulit dinding depan abdomerL pada sebelah kanan
sinovial. garis tengah di bawah umbilicus.
13. D yang benar. Sebuah arteriol adalah arteri kecil yang 22. A yang benar. Pasien dengan pericapsulitis sendi bahu
mempunyai diameter kurang dari 0.1 mm. mengalami hambatan gerakan abduksi, kadang-kadang hanya
dapat sampai 30".
Sistem Respirasi
33
Saluran Pernapasan Atas
dan Bawah Serta Strul<tur
yang Terkait
34
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 35
Jidak ada kedaruratan medis yang menyebabkan peristiwa, Epistaksis dan laserasi hidung serta penyakit sinus paranasalis
I kegawatan, dan kekhawatiran, sepefti yang terjadi di saluran dan glandula salivaria juga harus dipertimbangkan. Sejak struktur
pernafasan. Tenaga medis profesional tidak hanya harus membuat anatomi berubah saat seseorang berkembang dari bayi, kanak-kanak,
diagnosis cepat, tetapi juga harus memutuskan pengobatan hingga dewasa, pengetahuan mengenai perubahan ini sangatlah
dengan segera. Semua teknik manajemen saluran pernafasan, dari d ibutuhkan.
manipu lasi manual, i ntubasi endotrachea/ hi ngga cricothyroidotomy
membutuhkan pengetahuan anatomi yang rinci.
os frontale
os nasale B
lateral
atas cartilago nasal
c cartilago septi nasi
sinus frontalis
lamina verticalis
ossis ethmoidalis bagian lateral bawah
cartilago nasal
sinus sphenoidalis
cartilago accessorius
septalis
maxilla
canalis incisivus
lamina horizontalis
ossis palatini
Gambar 2-1 Hidung luar dan septum nasi. A, Permukaan lateral rangka tulang dan cartilaginosa hidung luar. B. Facies anterior
rangka tulang dan cartilaginosa hidung luar. C. Rangka tulang dan cartilaginosa septum nasi (sekat rongga hidung).
A
sinus frontalis
lamina cribrosa os ethmoidale
ecessus sphenoethmoidalis
os nasale
sinus sphenoidalis
Gambar 2-2 A. Dindinq lateral cavum nasi kanan. B. Dinding lateral cavum nasl kanan; concha nasalis superior, media, dan
inferior dibuang sebagian untuk memperlihatkan muara dari sinus paranasalis dan ductus lacrimalis ke dalam meatus.
corong disebut infundibulum, )'ang akan berhubungan dengan 2-1). Bagian anterior dibentuk oleh cartilago septalis. Septr-rn ini
sinus frontalis. Sinus maxillaris bermuara ke dalam meatus nasi jarang terletak pada bidang meclian, sehingga belahan c.rvum nasi
merjr,r nlr'lalur hirtus .crrti lLr rt.t ri*. vang satll lebih besar dari belahan sisi iainr-rva.
A
N.olfactorius bulbus olfactorius
tractus olfactorius
N. nasalis N. pharyngeus
internus (Vl ) (v2)
Rr. nasales
posteriores
inferiores
laterales ( V2)
N. palatinus
minus (V2)
B
bulbus olfactorius
N. nasalis internus
N. olfactorius
dari N.ethmoidalis
anterior (Vl )
Rr. nasales
posteriores
superiores
mediales (V2)
N. nasopalatinus (V2)
Gambar 2-3 A. Dinding lateral cavum nasi memperlihatkan persarafan sensorik membrana mucosa. B. Septum nasi memper-
lihatkan persarafan sensorik membrana mucosa.
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 39
Aliran Limfe Cavum Nasi processus nasalis medialis, di sebelah lateral oleh processus
nasalis lateralis. dan di sebelah inferior oleh processus maxillaris.
Pembuluh limfe mengalirkan limfe dari vestibulum ke nodi Jika processus-processus ini bertemu, lubang olfaciorius bergeser
submandibulares. Bagian lain cavum nasi dialirkan limfenya ke dalam dan membentuk kantong buntu yang sempurna dan
menuju ke nodi cervicales profundi superiores. masing-masing ber"nua.a ke dalam lubang h dung.
Pada awalnya dasar hidung sangal pendek, terdiri dari
processus nasal medialis dan bagian anterior processus maxillaris
pada setiap sisi. Pada tahap ini, lantai lubang olfactorius robek,
Pembentukan Hidung sehingga cavum nasi berhubungan dengan rongga mulut yang
Atap hidung dibentuk oleh processus nasalis lateralis. Dinding sedang berkembang (Gambar 2-6). Sementara itu, septum
lateral dibentuk juga oleh processus nasalis laieralis dengan nasi dibentuk sebagai pertumbuhan ke bawah dari processus
bantuan processus maxillaris (Gambar 2-5). Lubang anterior nasalis medialis (Gambar 2-6). Kemudian. processus palatinus
hidung mulai disebut sebagai lubang olfactorius di dalam processus maxillaris tumbuh ke medial, dan bergabung satu dengan yang
frontonasalis. Setiap lubang olfactorius dibatasi di sisi medial oleh lain serta dengan septum nasi, sehingga membuat lantai rongga
A
@ A. ethmoidalis anterior (ophthalmica)
@ ethmoidalis posterior (ophthalmica)
A. sphenopalatina
(maxillaris)
cabang-cabang
dari A. facialis
B
A. ethmoidalis
posterior (ophthalmica)
A. ethmoidalis
anterior (ophthalmica)
area kiesselbach
palatina minor
A. palatina
(maxillaris)
major (maxillaris)
Gambar 2-4 A, Dinding lateral cavum nasi memperlihatkan pendarahan membrana mucosa. B. Septum nasi memperlihatkan
pendarahan membrana mucosa.
40 BAB 2
processus
nasalis lateralis
processus maxillaris
arcus pharyngeus
kedua processus mandibularis processus 5,5 minggu
5 minggu mandibularis
B
A
processus nasalis medialis
celah olfactorius
processus
nasalis lateralis
maxilla
bakal
telinga luar
bakal telinga
luar
philtrum
c 6,5 minggu
B minggu
D mandibula
hidung menjadi lengkap. Oleh karena itu, setiap cavum nasi lahir terdapat dalam bentuk yang rudimenter, setelah usla
berhubungan dengan dunia luar di sebelah anterior melalui delapan tahun menjadi lumayan besar, dan pada masa remaja
nares, dan dengan nasopharynx di posterior melalui choanae. telah berbentuk 5empurnd.
Pada tahap perkembangan awal, struktur hidung lebih datar dan
mendapatkan bentuk yang sempurna hanya setelah pembentukan
wajah lengkap.
Sinus paranasales adalah rongga-rongga )'ang terdapat di dibantu oleh tenaga menyedot yang terjadi pada waktu membuang
dalam os maxilla,os frontale, os sphenoidale, dan os ethmoidale ingus. Sinus berfungsi sebagai resonator suara; mereka juga
(Gambar 2-7). Sinus-sinus ini dilapisi oleh mucoperiosterum dan mengurangi berat tengkorak. Jika muara sinus tersumbat, atau bila
terisl udara, berhubungan dengan cavum nasi melalui apertura sinus berisi cairan, maka kualitas suara jelas berubah.
hubungan antara
rongga hidung ; t,',:: concha nasalis
dan mulut
';r:; CaVUm nasl
'.'. (ronqoa hiduno)
;
processus
palatinum
os maxilla
cavum ofls
(rongga mulut)
processus palatinum
os maxilla
cavum nast
processus palatinum
os maxilla
pembentukan
palatum sekunder
palatum molle
Gambar 2-6 A. Pembentukan palatum dan septum nasi (penampang coronal). B. Berbagai stadium pembentukan palatum.
42 BAB 2
A
sinus frontalis concha
sinus ethmoidalis anterior sinus ethmoidalis
sinus ethmoidalis medius supeflor
stnus
ethmoidalis
posterior
concha media
hiatus
semilunaris
sinus
spheno-
idalis concha
inferior
SINUS
maxillaris
Gambar 2'7 A. Letak sinus-sinus paranasalis pada wajah. B. Potongan coronal melalui cavum nasi memperlihatkan sinus
ethmoidalis dan sinus maxillaris.
palatum
5"-,]\.iit..
palatum molle gigi molar kedua atas
#tf{#N \
muara ductus
parotideus
M. buccinator
palatopharyngeus
tonsila palatina
membrana mucosa
arcus palatoglossus yang melapisi vestibulum
sulcus terminalis
papillae vallatae
dinding posterior
pars oralis pharynx
foramen cecum
plica fimbriata
N. lingualis
plica sublingualis
A. lingualis
muara-muara ductus
glandula sublingualis
Gambar 2-8 A. Rongga mulut. Pipi pada sisi kiri wajah telah dipotong untuk memperlihatkan musculus buccinator
I Cavum Oris dari pinggir lidah ke arah gusi yang terdapat di mandibula.
Lipatan membrana mucosa yang disebut frenulum linguae
Mulut terbentang dari bibir sampai ke pharynx. Kedua sisi menghubungkan garis tengah permukaan bawah lidah dengan
pintu masuk pharynx, isthmus faucium, dibentuk oleh arcus dasar rongga mulut (Gambar 2-8). Lateral dari frenulum,
pa latoglossus tGambar 2-8r. membrana mucosa membentuk lipatan yang bergerigi, disebut
Mulut dapat dibagi dalam vestibulum oris dan cavum oris plica fimbriata (Gambar 2-8).
proprium. Ductus submandibularis dari glandula submandibularis
bermuara ke dasar rongga mulut pada puncak papilla kecil di
sisi kanan dan kiri dari frenulum linguae (Gambar 2-8). Glandula
Vestibulum Oris
sublingualis juga bermuara ke dalam rongga mulut, dengan
Vestibulum terletak di antara bibir dan pipi di sebelah luar serta membentuk lipatan kecil dari membrana mucosa, disebut plica
gusi dan gigi geligi di sebelah dalam. Ruangan berbentuk celah rni sublingualis. Sejumlah ductus dari glandula bermuara ke dalam
dihubungkan dengan dunia luar oleh fissura oris di antara kedua lipatan kecil ini.
bibir, Jika rahang ditutup, ruangan ini berhubungan dengan cavum
oris proprium rnelalui permukaan belakang gigi molar ketiga pada
masing-masing sisi. Vestibulum dibatasi di atas dan bawah oleh
I Membrana Mucosa Mulut
lipatan membrana mucosa dari bibir dan pipi sampai gusi. Di dalam vestibulum, membrana mucosa ditambatkan ke
Dinding lateral vestibulum dlbentuk oleh pipi, yang dibentuk musculus buccinator oleh serabut-serabut elastis yang terdapat
oleh musculus buccinator dan dilapisi oleh membrana mucosa. di dalam submucosa, ha1 ini bertujuan untuk mencegah lipatan
Tonus musculus buccinator serta otot-otot bibir memper- membrana mucosa yang berlebihan tergigit di antara gigi-gellgi
tahankan dinding vestibulum tetap kontak satu dengan yang pada saat rahang ditutup. Membrana mucosa dari gingiva atau
lain. Saluran kelenjar liur parotis bermuara ke papilla kecil di gusi, dilekatkan dengan kuat ke periosteum alveolar.
M. zigomaticus major
M. risorius
M. orbicularis oris
N. mentalis (V3)
Platysma
M. depressor anguli oris
M. depresor labii inferioris
M. mentalis
Gambar 2-9 Susunan otot-otot wajah di sekitar bibir; diperlihatkan suplai saraf sensorik bibir
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 45
A B
N. nasopalatinus (V2)
N. glossopharyngeus
(semua sensasi)
Gambar 2-10 A. Persarafan sensorik ke membrana mucosa lidah. B. Persarafan sensorik ke membrana mucosa
palatum durum dan palatum molle; serabut-serabut pengecap berjalan bersama cabang-cabang N.maxillaris (V2) dan
bergabung dengan ramus petrosus major nervus facialis.
I Persarafan Sensoril< Rongga Mulut dan hampir seluruh palatum molle berasal dari entoderm. Epitelium
yang menghasilkan sekret dan sel-sel yang melapisi ductus
Atap: nervus palatinus major dan nervus nasopalatinus glandula sublingualis dan submandibularis juga dipercaya berasal
(Cambar 2-10) dari divisi marillaris nervus trigeminus. dari entoderm.
Dasar: nervus lingualis (sensasi umum), sebuah cabang dari
divisi mandibularis nervus trigeminus. Serabut-serabut
pengecap berjalan di dalam chorda tympani, sebuah cabang
darl nervus facialis.
Gigi-Geligi
Pipi: nenus buccalis, sebuah cabang dari divisi mandibularis
m
nervus trigeminus (musculus buccinator dipersaral'i oleh
ramrrs buccalis nervus facialis).
I Gigi Decidua
Terdapat 20 buah gigi decidua: empat incisicus, dua caninus, dan
empat molar pada masing-masing rahang. Gigi-gigi ini mulai
muncul kira-kira usia 6 bulan dan semuanya telah muncul pada
akhir usia 2 tahun. Gigi-geligi rahang bawah biasanya muncul
Pembentukan Mulut lebih dulu dibandingkan dengan rahang atas.
notochord
arcus pharyngeus
kedua
membrana
buccopharyngea pharynx
stomodeum
daerah
pembentukan
cavum pericardii
A
I Otot-Otot Lidah
I Membrana Mucosa Lidah Otot-otot lidah dapat dibagi dalam dua jenis: intrinsik dan
Membrana mucosa permukaan atas lidah dapat dibagi atas bagian ekstrinsik.
anterior dan posterior oleh sulcus berbentuk huruf V, sulcus
terminalis (Gambar 2-13). Apex dari sulcus menghadap kebelakang
dan ditandai oleh sebuah lubang kecil, disebut foramen cecum.
Otot-Otot lntrinsik
Sulcus membagi lidah menjadi dua pertiga bagian anterior atau Otot-otot ini seluruhnya terletak di dalam lidah dan tidak
pars oralis, dan sepertiga bagian posterior atau pars pharyngealis. dihubungkan ke tulang. Terdiri dari serabut-serabut longitudinaf
Foramen cecum adalah sisa embrionik dan merupakan tanda dari transversal, dan vertikal.
tempat ujung akhir sebelah atas dari ductus thyroglossus.
Terdapat tiga jenis papilla di permukaan atas dua pertiga Persaraf an: Nervus hypoglossus.
bagian anterior lidah: papilla filiformis, papilla fungiformis, Gerakan: Mengubah bentuk lidah.
dan papilla vallata. Membrana mucosa yang menutupi sepertiga
bagian posterior lidah tidak mempunyai papilla, tetapi permukaan Otot-Otot Ekstrinsik
nodulus iregular (Gambar 2-13) yang disebabkan oleh adanya
nodulus lymphaticus di bawahnya yang disebut tonsila linguae. Otot-otot ini dilekatkan ke tulang dan palatum molle. Otot-
Membrana mucosa permukaan inferior lidah berjalan dari otot ekstrinsik lidah adalah musculus.genioglossus, musculus
lidah ke dasar rongga mulut. Di anterior garis tengall permukaan hyoglossus, musculus styloglossus, dan musculus palatoglossus.
bawah lidah dihubungkan ke dasar rongga mulut oleh sebuah
lipatan membrana mucosa, disebut frenulum linguae. Pada sisi Persara{an: nervus hypoglossus.
lateral dari frenulum, vena lingualis profundus dapat dilihat Gerakan: mengubah posisi lidah di dalam rongga mulut.
melalui membrana mucosa. Lateral dari vena lingualis, membrana
mucosa membentuk lipatan bergerigi disebut plica fimbriata Origo, insersi, persarafary dan fungsi otot-otot lidah diringkas
(Gambar 2-8). dalam Tabel 2-2.
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 47
mahkota
pulpa di dalam
cavitas pulpitis
odontoblas
gingiva
ligamentum
periodontale
cementum
ligamentum
s'\*lT
t '-- \*+
I periodoniale
;:f
# e\+
li.
tulang
alveolar
E'trIs
r{ i}il, l.s
;"',, U
ffi "&H
TT""L
ffit
$'9, q\
jKM& canalis radicis
/e &
.ir::,llaa,
4m d,
*.:
plica glossoepiglottica
mediana
panah mengarah
ke dalam fossa piriformis
vallecula
foramen cecum
tonsil
jaringan limfoid
arcus
palatoglosus
sulcus terminalis
papilla
valata
papilla fungiformis
Gerakan
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 49
membesar, tumbuh ke medial, dan bergabung dengan sisi membentuk huruf V. Pada saat yang bersamaan, ujung anterior
lainnya serta tuberculum impar. Dengan demikian, tonjolan lingua arcus pharyngeus kedua, ketiga, dan keempat memasuki daerah
membentuk dua pertiga bagian depan corpus linguae. Karena ini. Ujung anterior arcus pharyngeus ketiga pada kedua sisi
tonjolan ini berasal dari arcus pharyngeus pertama, membrana berkembang melampaui aTcus-arcus lainnya dan meluas sampai
mucosa pada masing-masing sisi dipersarafi oleh nervus lingualis, ke dalam copula dan bergabung di garis tengah. Saat ini copula
sebuah cabang divisi mandibularis nervus cranialis kelima (sensasi menghilang. Dengan demikian, membrana mucosa sepertiga
umum). Chorda iympani dari nervus cranialis ketujuh (pengecap) bagian posierior lidah dibentuk dari arcus pharyngeus ketiga dan
juga menyarafi daerah ini. dipersarafi oleh nervus cranialis kesembilan (sensasi umum dan
Sementara itu, tonjolan mediana kedua, disebut copula, pengecap).
muncul di dasar pharynx, di belakang tuberculum impar. Copula Dua pertiga bagian depan lidah dipisahkan dari sepertiga
meluas ke depan di samping kanan dan kiri tuberculum impar bagian belakang oleh sebuah alur, sulcus terminalis, yang
N. hypoglossus
/'[
l0)\ oo-
4;
N. hypoglossus
N. hypoglossus
{:^^o''",]:'.n utuh
\\,4"\s,
I
setengah sisi
kanan lidah
atrofi
M. genioglossus
Gambar 2-14 Diagram yang memperlihatkan kerja musculus genioglossus kanan dan kiri pada lidah. A. Kontraksi
bersama dan seimbang otot sisi kanan dan kiri. B. Sebagai hasil, ujung lidah menjulur keluar di garis tengah. C.
nervus hypoglossus kanan (menyarafi musculus genioglossus dan otot intrinsik lidah pada sisi yang sama) dipotong,
dan sebagai akibatnya, sisi kanan lidah mengalami atrofi dan mengkerut. D. lika pasien diminta menjulurkan lidahnya,
ujung lidah menghadap ke sisi lesi. E. Origo dan insersi sefta arah tarikan musculus genioglossus.
50 BAB 2
mencerminkan interval antara tonjolan lingua arcus pharyngeus cranialis ke sembilan menyilang sulcus terminalis uniuk menyarafi
pertama dan ujung anterior arcus pharyngeus ketiga. Di sekitar kuncup pengecap ini (Gambar 2-1 5).
ujung dua perliga bagian anterior lidah, sel-sel ektoderm ber- Otot-otot lidah berasal dari mrotom oksipital. yang pada
proliferasi dan tumbuh ke inferior ke dalam mesenchym yang ada awalnya berhubungan erat dengan perkembangan otak belakang,
di bawahnya. Kernudian, sel-sel ini berdegenerasi sehingga bagian yang kemudian bermigrasi ke inferior dan anterior dl sekeliiing
lidah ini menjadi bebas. Sebagian sel-sel entoderm tetap ada di pharynx dan masuk ke Iidah. Miotom yang bermigrasi membawa
garis tengah dan membantu membentuk frenulum lnguae. bersamanya saraf yang menyarafinya, saraf otak keduabelas.
lngatiah bahwa papilla circumvalata terletak pada membrana Keadaan ini menjelaskan mengapa nervus hypoglossus memiliki
mucosa tepat di anterior sulcus terminalis dan kuncup pengecap- perjalanan yang pan.lang pada saat berjalan ke bawah dan depan
nya dipersarafi oleh nervus cranialis kesembilan. Diduga selama di dalam trigonum caroticum di daerah ieher (lihat haiaman 532).
perkembangan, membrana mucosa darj seperiiga bagian posterior
lidah ditarik sedikit ke anterior, sehingga serabut-serabut nervus
copula
foramen cecum
copula
pembentukan
epiglotis
sulcus
laryngotrachealis
sulcus
la ryng otrachea lis
s%
1
ffi,
sepertiga *J'i a
posterior
lidah tr
epiglotis
D
fossa incisivus
palatum durum
:
',,,- P!{td!51l3rJs.-,,-:',.,'
,
qinggr bosterior palaiym It4embi€$a muqosa uiula P.{9.EF. pharyr}g*u+ .,
.
: drfum ,
52 BAB 2
SINUS
iiil*c.s*; sphenoidalis
oalatum_Sir:-,
ffitrN M. constrictor M. salphingopharyngeus
pharyngis superior
M. constrictor
uvula pharyngis superror
palatum molle
M. palatopharyngeus
M. constrictor
pharyngis medius
membrana mucosa
epiglotis
arcus palatoglossus tu masuk M. palatogl
ke larynx
A vallecula B vallecula
A. tonsilaris M. palatopharyngeus
capsula tonsilaris
M. tensor
veli palatini V. palatina
externa
fu- crypta tonsilaris
hamulus
ramus mandibulae
M. palatoglossus
ligamentum
vestibulum oris
pterygomand ibu la re
M. buccinator
Gambar 2-17 A. Hubungan antara hidung dengan nasopharynx dan rongga mulut dengan oropharynx. Perhatikan
posisi tonsil dan muara tuba auditiva. B. Otot-otot palatum molle dan bagian atas pharynx. C. Otot-otot palatum molle
dilihat dari belakang. D. Penampang horizontal melalui rongga mulut dan oropharynx memperlihatkan hubungan
dengan tonsil.
Pembentukan Palatum
I Persarafan Palatum Pada awal kehidupan janin, rongga hidung dan mulut saling
berhubungan, teiapi kemudian dipisahkan dengan tlerkembangnya
Nervus palatinus majus dan minus dari divisi maxillaris nervus palatum (Gambar 2-6). Palatum primer, yang mengandung empat
trigeminus masuk ke palatum melalui foramina palatina major gigi incisivus, dibentuk oleh processus nasalis medialis. Posterior
dan minor (Gambar 2-10). Nervus nasopalatinus, juga merupakan terhadap palatum primer, processus maxillaris pada masing-masing
cabang dari nervus maxillaris, masuk ke bagian depan palatum sisi membc,rtuk tonjolan ke medial, sebuah lamina horizontalis,
durum melalui foramen incisivus. Netvus glossopharyngeus juga disebut processus palatinum. Lamina-lamina ini bergabung
menyarafi palatum molle. untuk membentuk palatum sekunder dan juga bergabung dengan
palatum primer dan septum nasi yang sedang berkembang.
Limfe dialirkan dari paiatum ke nodus lymphaticus cervicalis garis tengah yaitu foramen incisivum.
profunda.
A glandula parotis
accessorius
ductus parotideus
berjalan ke depan
selebar satu jari
di bawah arcus
zygomaticus
glandula
parotis ductus submandibularis
bermuara ke dalam
rongga mulut di samping
frenulum linguae
glandula
submandibularis
B
glandula sublingualis
bermuara ke plica
sublingualis
gigi molar
kedua atas
muara ductus
parotideus
Ductus submandibularis keluar dari ujung anterior bagian bagian mucosa lebih banyak. Ductus sublingualis (berjumlah
proiunda kelenjar dan berjalan ke depan di bawah membrana 8-20 buah) bermuara ke dalam rongga mulut pada puncak plica
mucosa rongga mulut. Ductus ini bermuara ke dalam rongga sublingualis (Gambar 2-8 dan 2-18).
mulut pada papilla kecil, yang terletak di samping frenulum
linguae (Gambar 2-B dan 2-18). Persarafan
Serabut saraf sekretomotorik parasimpatik yang menyarafinya
Persarafan berasal dari N.facialis via chorda tympani dan ganglion
Serabut sekretomotorik parasimpatik yang menyarafinya submandibulare. Serabut-serabut posganglionik berjalan langsung
berasal dari nervus facialis via chorda tympani dan ganglion ke kelenjar.
submandibulare. Serabut-serabut posganglionik berjalan langsung
ke kelenjar.
Pharynx
I Glandula Sublingualis Pharynx terletak di belakang cavum nasi, cavum oris, dan larynx
Glandula sublingualis terletak di bawah membrana mucosa (pllca (Gambar 2-79) dan dibagi menjadi bagian-bagian nasopharynx,
sublingualis) di dasar rongga mu1ut, dekat dengan frenulum -oropharynl dan laryngopharynx. Pharl'nx berbentuk seperti
linguae. Kelenjar ini terdiri dari acini serosa dan mucosa, di mana corong, dengan bagian atasnya yang 1ebar, terletak di bawah
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 55
nasopharynx
cranium dan bagian bawahnya yang sempit dilanjutkan sebagai Bagian bawah musculus constrictor pharyngis inferior yang
oesophagus setinggi vertebra cervicalis ke enam. Pharynx berasal dari cartilago cricoidea, disebut musculus cricopharyngeus
mempunyai dinding musculomembranosa yang tidak sempurna (Cambar 2-21). Serabut-serabut musculus cricopharyngeus ini
di bagian depan. Di tempat ini, jaringan musculomembranosa di sekeliling bagian paling bawah dan paling
berjalan horizontal
diganti oleh apertura nasalis posterior (choanae), isthmus faucium sempit pharyrrx, dan berfungsi sebagai sphincter. Killian's
(pembukaan ke rongga mulut), dan aditus laryngis. Melalui tuba dehiscence adalah area pada dinding posterior pharyrrx diantara
auditiva, membrana mucosa juga berhubungan dengan membrana bagian atas musculus constrictor pharyngis inferior yang tertekan
mucosa dari cavitas tympani. dan bagian sphincter di sebelah bawah,.musculus cricopharlngeus.
Origo, insersi, persarafan, dan fungsi otot-otot pharynx secara
A. maxillaris
N. mandibularis
A. meningea media
tuba auditiva j
M. constrictor
pharyngis superior
ligamentum
pterygomandibulare
M. stylopharyngeus
ligamentum
stylohyoideum
N. laryngeus superior
l"'\Iq^
N.N\
M. constrictor
pharyngis inferior
M. cricothyroideus
N. laryngeus recurrens
oesophagus
Gambar 2-20 Ketiga musculus constrictor pharyngis. Tampak pula nervus laryngeus superior dan nervus laryngeus Tecurrens.
tonsil
lingua
epiglotis
mandibula arcus
M. constrictor
palatopharyngeus
M. stylopharyngeus pharyngis medius
plica aryepiglottica
M. constrictor raphe
pharyngis medius pharyngis permukaan
posterior larynx
M. constrictor
pharyngis inferior
M. constrictor
M. cricopharyngeus pharyngis inferior
oesophagus oesophagus
trachea
trachea
A B
Gambar 2-21. Pharynx dilihat dari belakang. A. Perhatikan ketiga musculus contrictor dan posisi musculus stylopharyngeus. B.
Sebagian besar dinding posterior pharynx dibuang untuk memperlihatkan naso, oro, dan laryngopharynx.
auditiva, berbentuk elevasi yang disebut elevasi tuba (Gambar antaranya (Gambar 2-22). Arcus palatoglossus adalah lipatan
2-22). Recessus pharyngeus adalah lekukan kecil pada dinding membrana mucosa yang menutupi musculus palatoglossus.
pharynx di belakang elevasi tuba. Plica salpingopharyngea Celah di antara kedua arcus palatoglossus drsebut isthmus
adalah lipatan vertikal membrana mucosa yang menutupi faucium dan merupakan batas antara rongga mulut dan pharynx.
M.salphingopharyngeus. Arcus palatophaqmgeus adalah lipatan rnembrana mucosa yang
menutupi musculus palatopharyngeus. Recessus di antara arcus
Oropharynx palatoglossus dan palatopharyngeus diisi oleh tonsilla palatina.
tonsilla pharyngea
palatum durum
elevasi tuba
plica salphingopharyngea
palatum molle
vestibulum nasi
arcus palatoglossus (arcus)
tonsilla palatina
corpus epistrophei
M. genioglossus
arcus palatopharyngeus
(arcus)
Os. mandibula
epiglotis
M. geniohyoideus
plica aryepiglotica
M. mylohyoideus
Os. Hyoid
cartilago thyroidea
Gambar 2-22 Penampang sagital kepala dan leher memperlihatkan hubungan antara cavum nasi, mulut,
pharynx, dan larynx.
I Persarafan Sensorik Membrana belakang pada permukaan bawah palatum durum. Gerakan ini
terjadi bila kedua musculus styloglossus berkontraks!, menarik
Mucosa Pharynx radix linguae ke atas dan belakang. Selanjutnya kontraksi musculus
palatoglossus mendorong bolus ke belakang, ke dalam pharynx.
Nasopharynx: nervus maxillaris (V2).
Proses menelan selanjutnya merupakan gerakan involunter.
Oropharynx: nervus glossopharyngeus.
Laryngopharynx (di sekitar aditus laryngis): ramus laryrrgeus Saat ini nasopharynx tertutup dari oropharynx oleh elevasi
palatum molle, tarikan dinding posterior pharynx ke depan oleh
internus dari nervus vagus.
serabut-serabut atas musculus constrictor pharyngis superior, dan
kontraksi musculus palaiopharyngeus. Keadaan ini mencegah
I Vaskularisasi Pharynx makanan dan minuman masuk ke dalam rongga hidung.
Kemudian larynx dan laryngopharynx ditarik ke atas oleh
Pharyn-r mendapatkan darah dari arteria pharyngica ascendens,
kontraksi musculus stylopharyngeus, salphingopharyngeus,
cabang-cabang tonsilar arteria facialis, cabang-cabang arteria
thyrohyoideus, dan palatopharyngeus. Dengan demikian bagian
maxillaris, dan arteria lingualis.
utama larynx terdorong ke atas ke permukaan posterior epiglotis,
dan adiius laryngis ditutup. Aditus laryngis dibuat menjadi lebih
I Aliran Limfe Pharynx kecil oleh plica aryepiglottica, serla tertariknya caftilago arytenoidea
ke depan oleh kontraksi musculus aryepiglottica, arytenoideus
Limfe dialirkan dari pharynx langsung menuju ke nodi
obliquus, dan thyroarytenoideus.
lymphoidei cervicales profundi atau tidak langsung melalui
Bolus turun ke bawah lewat di atas epiglotis, aditus laryngis
nodi retropharyngeales atau paratracheales, baru menuju nodi
yang tertutup, dan akhirnya mencapai pinggir bawah pharynx
lymphoidei cervicales profundi.
sebagai akibat kontraksi berturulturut dari musculus constrictor
pharyngis superior, medius, dan inferior. Sebagian makanan
tergelincir lewat alur di kanan dan kiri aditus laryngis (yaitu melalui
fossa piriformis). Akhirnya bagian bawah dinding pharynx
(musculus cricopharyngeus) relaksasi, dan bolus masuk ke
Proses Menelan (Deglutisi) oesophagus.
Makanan yang sudah dikunyah berbentuk sebuah bola atau bolus
pada dorsum linguae dan secara volunter didorong ke atas dan
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTASTRUKTURYANG TERKAIT 59
palatum durum
palatum molle
ATCUS
uvula
palatopharyngeus
/-
M. palatopharyngeus
V. palatina externa sarung carotts
V. jugularis interna
M. constrictor pharyngis superior A. carotis
A. carotis interna
interna
facialis
tonsilla
palatina
capsula
tonsillae tonsil yang
membesar
ramus
mandibulae
M. palatoglossus
vallecula
vestibulum oris
plica
M. buccinator glossoepig lotica
bibir bawah
Gambar 2-24 Potongan horizontal melalui mulut dan oropharynx. Kiri, tonsila palatina normal beserta hubungan-
hubungannya. Kanan, posisi abses peritonsilaris. Perhatikan hubungan abses terhadap musculus constrictor pharyngis
superior dan sarung carotis. Pintu masuk ke dalam larynx juga dapat dilihat dari bawah dan belakang lidah.
di garis tengah pada tonjolan bersudut V (disebut Adam's apple). cricoidea. Masing-masing cartilago mempunyai apex di atas yang
Pinggir posterior menjorok ke atas sebagai cornu superius dan bersendi dengan cartilago corniculata yang kecil, serta basis di
ke bawah cornu inferius. Pada permukaan luar setiap lamina bawah yang bersendi dengan lamina cartilago cricoidea, dan
terdapat linea obliqua sebagai tempat lekat otot-otot. sebuah processus vocalis yang menonjol ke depan dan merupakan
tempat lekat dari ligamentum vocale. Processus muscularis
yang menonjol ke lateral, menjadi tempat lekat Musculus
Cartilago Cricoidea
cricoarytenoideus lateralis dan posterior.
Cartilago cricoidea dibentuk oleh cartilago hyalin dan berbentuk
seperti cincin cap, mempunyai lamina yang lebar di belakang dan Cartilago Corniculata
arcus yang sempit di anterior (Gambar 2-26). Carlilago cricoidea Dua buah cartilago kecil berbentuk kerucut, bersendi dengan apex
terletak di bawah cartilago thyroidea, dan pada masing-masing cartilaginis arytenoideae (Gambar 2-27). Menjadi tempat lekat
permukaan lateralnya terdapat facies articularis untuk bersendi plica aryepiglottica.
dengan cornu inferius cartilago thyroidea. Di posterior, pada
setiap lamina di pinggir atasnya terdapat facies articularis untuk Cartilago Cuneiforme
bersendi dengan basis cartilago arytenoidea. Semua sendi ini Dua cartilago kecii yang berbentuk batang ini terletak di dalam
adalah jenis sinovial. plica aryepiglottica dan berperan memperkuat plica tersebut
(Gambar 2-27).
Cartilago Arytenoidea
Terdapat dua buah cartilago arytenoidea; kecil, berbentuk Epiglotis
pyramid, dan terletak pada permukaan belakang larynx (Gambar Merupakan cartilago elastis berbentuk daun yang terletak di
2-26). Cartilago ini bersendi dengan pinggir atas lamina cartilago belakang radix linguae (Gambar 2-26). Tangkainya dilekatkan di
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 61
oesophagus
belakang cartilago thyroidea. Sisi epiglottis dihubungkan dengan mediana. Lekukan pada membrana mucosa di kanan dan kiri
cartilago arytenoidea oleh plica aryepiglottica, yang merupakan plica glossoepiglottica disebut vallecula (Cambar 2-24). Di
sebuah lipatan membrana mucosa. Pinggir atas epiglottis bebas. sebelah lateral, membrana mucosa berjalan ke dinding pharynx
Membrana mucosa yang melapisinya berjalan ke depan, meliputi membentuk plica glossoepigloftica lateralis.
permukaan posterior lidah sebagai plica glossoepiglottica
62
epiglotis
ligamentum
thyrohyoideum
os hyoideum
laterale
membrana
thyrohyoidea membrana thyrohyoidea
ligamentum
cornu superius thyrohyoideum
linea obliqua
lamina cartilaginis
ligamentum cricothyroideum
thyroideae
ligamentum
cornu inferius cricothyroideum M. cricothyroideus
arcus cartilaginis
cricoideae
ligamentum cricotracheale arcus cartilaginis
lamina cartilaginis cricoideae
cricoideae
A B
cornu supenus
cartilago thyroidea
membrana
cartilago thyrohyoidea plica aryepiglottica
corniculata
cartilago cuneiformis
cartilago thyroidea
cartilago cartilago corniculata
arytenoidea plica vestibularis dextra
ligamentum vocale cartilago arytenoidea
lamina cartilaginis dextrum
thyroideae processus muscularis
ligamentum
cricothyroideum processus vocalis
processus arcus cartilaginis
muscularis cricoideae lamina cartilaginis
cricoideae
M. trachealis
c D
Gambar 2-25 Larynx dan ligamentumnya dilihat dari depan (A), dari aspek lateral (B), dan dari belakang (C). D. Lamina kiri
cartilago thyroidea dibuang untuk memperlihatkan bagian dalam larynx"
I Membrana dan Ligamentum pada medianum. Pada kedua sisinya, membrana ini ditembus oleh vasa
laryngea superior dan nervus laryngeus internus, sebuah cabang
Larynx dari nervus laryngeus superior (Gambar 2-20).
Membrana Thyrohyoidea
Ligamentum Cricotracheale
Membrana thyrohyoidea menghubungkan pinggir atas cartilago
thyroidea dengan os hyoid (Gambar 2-26). Pada garis tengah, Ligamentum cricotracheale menghubungkan cartilago cricoidea
membrana ini menebal, membentuk ligamentum thyrohyoideum dengan cincin trachea pertama (Gambar 2-26).
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTASTRUKTURYANG TERKAIT 63
Ligamentum Cricothyroideum
I Cavitas Laryngis
Pinggir bawah ligamentum cricothyroideum dilekatkan pada
Cavitas laryngis terbentang dari aditus sampai ke pinggir bawah
pinggir atas cartilago cricoidea (Gambar 2-27). Pinggir superior
cartilago cricoidea, di mana ruang ini berlanjut sebagai trachea.
ligamentum ini tidak melekat pada cartilago thyroidea, tetapi
Dapat dibagi dalam tiga bagian:
berjalan terus ke atas pada facies medialis cartilago thyroidea.
Kedua pinggir atasnya yang bebas, yang hampir seluruhnya I Vestibulum laryngis, terbentang dari aditus laryngis sampai
tersusun dari jaringan elastis, membentuk ligamentum vocale ke plica vestibularis.
yang penting. Ligamentum vocale merupakan isi dari plica vocalis a Daerah tengah, terbentang dari plica vestibularis di atas
(pita suara) (Gambar 2-27). Ujung anterior dari masing-masing sampai setinggi plica vocalis di bawah.
ligamentum vocale dilekatkan pada cartilago thyroidea. Ujung a Daerah bawah, terbentang dari plica vocalis di atas sampai ke
posterior dilekatkan pada processus vocalis cartilago arytenoidea. pinggir bawah cartilago cricoidea di bawah.
I Fossa Piriformis
Fossa piriformis adalah recessus di kedua sisi lipatan dan pintu
I Otot-Otot Larynx
masuk (Gambar 2-27).Di mediai dibatasi plica aryepiglottica dan Otot-otot larynx dapat dibagi dalam dua kelompok: ekstrinsik dan
di lateral oleh cartilago thyroidea dan membrana thyrohyoidea. intrinsik.
cornu majus
ossis hyoidei epiglotis
epiglotis
membrana plica
thyrohyoidea tuberculum
aryepiglottica
epiglotticum
cartilago M. aryepiglotl fossa piriformis
cuneiformis membrana
aryepiglottica quadrangularis
cartilago
corniculata sacculus laryngis
'cartilago thyroidea
cartilago arytenoidea M" arytenoideus ligamentum vestibulare
obliquus plica vestibularis
cartilago thyroidea
M. arytenoideus sinus laryngis
lamina cartilaginis transversus plica vocalis
cricoideae M. vocalis
ligamentum vocale
M. cricoaryienoideus ligamentum
posterior cricothyroideum
A cartilago cricoidea
rima glottidis
cincin trachea I
plica vocalis
cartilago thyroidea
plica vestibularis
rima glottidis
cartilago arytenoidea
cartilago cuneiformis'
C cartilago corniculata
rr{>
thyroidea
Gambar 2-27. A, Otot-otot larynx dilihat dari belakang. B. Potongan coronal melalui larynx. C. Rima qlottidis terbuka
sebagian seperti pada saat inspirasi lemah, D, Rima glottidis terbuka lebar seperti pada saat inspirasi dalam. E. Otot-otot yang
menggerakkan ligamentum vocale.
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 65
Lima otot menggerakkan plica vocalis (pita suara) (Cambar 2-27). kontraksi dari musculus vocalis, bagian dari musculus thyroary-
tenoideus (Gambar 2-27).
a Menegangkan pita suara: musculus cricothyroideus.
I Melemaskan pita suara: musculus thyroarytenoideus (vocalis)
I Aduk'sio pita suara: musculus cricoarytenoideus lateralis I Gerakan PlicaVocalis Saat Respirasi
I Abduksio pita suara: musculus cricoarytenoideus posterior Pada inspirasi 1emah, plica vocalis diabduksikan, dan rima glottidis
I Mendekatkan cartilago arytenoidea: musculus arytenoideus berbentuk segitiga, dengan apex di depan (Gambar 2-27). Pada
transversus
ekspirasi, plica vocalis diaduksikan, hanva tertinggal celah sempit
di aniaranya (Cambar 2-27).
Origo, insersi, persarafan, dan fungsi yang rinci dari otot-otot
Pada inspirasi dalam, plica vocalis dlabduksikan maksimal,
intrinsik diberikan pada Tabel 2-5.
sehingga bentuk rima glottidis berubah dari segitiga menjadi
berbentuk ketupat, karena rotasi makslmal dari cartiiago
I Gerakan PlicaVocalis (Pita Suara) arytenoidea ke lateral (.Cambar 2-27).
cartilago arytenoidea
- dexter
,
i lamina cartilaginis
cricoideae
\\-
s ligamentum vocale
:-'M. cricothyroideus
cartilago
cricoidea
Gambar 2-28. Diagram yang memperlihatkan perlekatan dan kerja musculus cricothyroideus. A. Permukaan lateral
kanan larynx dan musculus cricothyroideus. B, Permukaan dalam larynx, memperlihatkan ligamentum vocale dextrum
yang relaksasi, C. Permukaan dalam larynx, memperlihatkan ligamentum vocale dextrum yang tegang sebagai akibat dari
tertariknya cartilago cricoidea dan arytenoidea ke belakang sebagai akibat kontraksi musculus cricothyroideus.
S,ALUR,AN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTASTRUKTUR YANG TERKAIT 67
I Persarafan Larynx dalam rongga thorax, trachea berakhir pada catina dengan cara
membelah menjadi bronchus principalis dexter dan sinister
Saraf Sensoris setinggi angulus sterni (di depan discus antara vertebra thoracica
Di atas plica vocalis: ramus laryngeus internus, cabang dari IV dan V), terletak sedikit agak ke kanan dari garis tengah. Pada
nervus laryngeus superior nervus vagus. eksplrasi, bifurcatlo trachea naik sekitar satu vertebra, dan selama
Di bawah plica vocalis: nervus laryngeus recurrens (Gambar inspirasi dalam bifurcatio dapat turun sampai setinggi vertebra
t_to\ thoracica VI. Jaraknya sekitar 3 cm.
Pada orang dewasa, panjang trachea sekitar 11.25 cm dan
Saraf Motoris diameter 2.5 cm. Pada bayi, panjang trachea sekitar 4-5 cm dan
diameter sekitar 3 mm. Selama pertumbuhan anak-anak, diameter
Semua otot-otot intrinsik larynx, kecuali musculus cricothyroideus
trachea bertambah sekitar 1 mm setiap tahurmya. Tabung
dipersarafi oleh nervus laryngeus recurrens. Musculus cricothy-
fibroelastika dipertahankan utuh dengan adanya cartilago hyalin
roideus dipersarafi oleh ramus laryngeus externus dari nervus
berbentuk U (cincin) di dalam dindingnya. Ujung posterior
laryngeus superior nervus vagus.
cartilago yang bebas dlhubungkan oleh otot polos, Musculus
trachealis.
I Vaskularisasi Larynx Membrana mucosa trachea dilapisi oleh epitel silinder
Setengah bagian atas larynx: ramus laryngeus superior arteria
bertingkat semu bersilia (Gambar 2-31) serta mengandung banyak
sel goblet dan glandula mucosa tubular.
thyroldea superior.
Setengah bagian bawah larynx: ramus laryngeus inferior
arteria thyroidea inferior. I Batas-BatasTrachea di Dalam Leher
(Gambar 2-32)
I Aliran Limfe Larynx Anterior: Ku1lt, fascla, isthmus glandula thyroidea (di depan
Pembuluh limfe bermuara ke dalam nodi lymphoidei cervicales cincin kedua, ketiga, dan keempat), vena thyroidea inferior,
profundi. arcus jugularis, arteria thyroidea ima (jika ada), dan vena
N. laryngeus internus
laryngeus
superior
N. vagus
N. laryngeus
externus
M. cricothyroideus
N. laryngeus
N. laryngeus
recu rrens
recu rrens
(membrana
mucosa
dibuang)
A B
Gambar 2-29 A. Permukaan lateral larynx memperlihatkan ramus laryngeus internus dan externus cabang dari nervus
laryngeus superior nervus vagus. B. Distribusi cabang-cabang terminal nervus laryngeus internus dan nervus laryngeus
recurrens. Larynx dilihat dari atas dan posterior.
68 BAB 2
brachiocephalica kiri pada anak-anak, ditutupi oleh musculus Posterior: Oesophagus, nervus laryngeus recurrens sinister.
sternocleidomastoideus dan musculus sternohyoideus. Kanan: vena azygos, nervus vagus dexter, dan pleura.
Posterior: nervus laryngeus recurrens kanan dan kiri serta Kiri: Arcus aortae, arteria carotis communis sinister, arteria
oesophagus. subclavia sinister, nervus vagus sinister dan nervus phrenicus
Lateral: Lobus glandula thyroidea dan sarung carotis beserta sinister, dan pleura.
isinya.
I Persarafan Trachea
Batas-Batas Trachea di Dalam **orisbarasal darinervus vagus dannervus laryngeus
Mediastinum Superius Thorax :Til:::
(Gambar 2-33)
Anterior: Sternum, thymus, vena brachiocephalica sinister,
I Vaskularisasi Trachea
pangkal arteria brachiocephalica dan carotis communis Dua pertiga bagian atas trachea mendapat darah dari arteria
sinister, dan arcus aortae. thyroidea inferior, dan sepertiga bagian bawah mendapat dalah
dari arteriae bronchiales.
cartilago cricoidea
bronchus segmentalis
bronchus ap'calis apicalis lobus superior
lobus superior bronchus principalis
sinister bronchus segmentalis
bronchus lobaris superior
bronchus posterior
lobaris
bronchus segmentalrs su perior bronchus segmentalis
posterior anterior
bronchus lingularis
bronchus segmentalis
anterior
bronchus segmentalis
basalis anterior bronchus bronchus
lobans apicalis
inferior bronchus
superior
segmentalis
lobus
bronchus basalis
inferior
segmentalis medialis bronchus segmentalis
basalis basalis lateralis
bronchus
medialis
segmentalis
bronchus
basalis posterior
segmentalis
bronchus segmentalis
basalis
basalis posterior
lateralis
,trf
Gambar 2-3t Scanning electron micrograf dari sel-sel epitelial permukaan membrana mucosa trachea memperlihatkan sel-sel
silinder bersilia dan sel goblet (SG). lY, bercak mucus. (Seizin M.Koering).
70 BAB 2
fascia pretrachealis
N. laryngeus recurrens
trachea M. sternocleidomastoideus
oesophagus M. sternohyoideus
glandula thyroidea M. sternothyroideus
M. platysma
selubung carotis
V. jugularis M. omohyoideus
interna M. cervicis
nodus lymphoideus longus
cervicalis profunda
A. carotis
communis M. scalenus
N. vagus anterior
truncus
M. scalenus
sympathicus
medius
lamina
superficialis
pars
spinalis
N. accessorius
M. trapezius
truncus sVmpathicus
ductus thoracicus
costa I
N, thoracicus I
trachea
N. laryngeus recurrens
cupula cervicalis sinister
pleurae
A. subclavia sinister
N. vagus
N. vagus sinister
dexter
arcus aortae
V. cava
superior
N-phrenicus sinister
N. phrenicus
dexter
N. vagus sinister
paru-paru
kanan
paru-paru kiri
B
ductus thoracicus
N. vagus dexter
irachea
truncus
sympathicus
oesophagus
Gambar 2-33 Penampang melintang dada. A. Setinggi vertebra thoracica I, dillhat dari atas, B. Setinggi veftebra thoracica iV
dilihat dari bawah.
Cartilago cricoidea terletak setinggi vertebra cervicalis VI Ligamentum cricotracheale mengisi celah di antara cartilago
pada perbatasan antara larynx dengan trachea (Gambar 2-34 cricoidea dan clncin pertama trachea (Gambar 2-35). Struktur
dan 2-35). Struktur ini tidak semenonjol cartilago thyroidea, ini dapat diraba dengan palpasi secara seksama.
tetapi dapat diidentifikasi dengan palpasi yang dilakukan pada Cincin pertama trachea dapat diidentifikasi dengan palpasi
pasien yang disuruh menelan, sehingga cartilago lnl akan naik secara hati-hati.
di leher. Pada pasien yang tidak sadar, cartilago ini dapat Isthmus glandula thyroideae dapat dikenali sebagai sebuah
diidentifikasi sebagai cincin cartilago pertama yang terletak struktur lembut di depan cincin trachea kedua, ketiga, dan
di bawah cartilago thyroidea. keempat (Cambar 2-34 dan 2-35).
72 BAB 2
symphisis menti
'"'sR#:
angulus mandibulae
#F.
trigonum colli anterius corpus ossis hyoidei
cartilago thyroidea
trigonum colli posterius
cartilago cricoidea
isthmus glandulae
thyroideae
trachea
d.
# rc
suprasterna
Gambar 2-34 Tampak anterior kepala dan leher, memperlihatkan petunjuk permukaan yang penting.
\.
Gambar 2-35 Kepala dan leher orang dewasa memperlihatkan tingkat vertebra dari berbagai bagian larynx.
5AIUR,AN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 73
Vena thyroidea inferior dan arteria thyroidea ima (jika ada), (Gambar 2-34 dan 2-35). Lengkung ini terletak di depan pinggir
walaupun tidak dapat diraba, terletak setinggi cincin trachea bawah corpus vertebra II pada posisi pertengahan respirasi.
ke lima, enam, dan tujuh. Di pangkal leher, trachea terletak Trachea di leher terletak di garls tengah, dan pemeriksa dapat
agak ke dalam. memastikannya dengan meletakkan jari telunjuk dan tengah
Arteria brachiocephalica, vena brachiocephalica sinister, tengah di alur yang terdapat di samping trachea, di antara
glandula thymus, dan juga pinggir atas arcus aortae kadang- trachea dan musculus sternocleidomastoideus.
kadang terdapat di depan trachea, tepat di atas incisura Pada bayi, banyak struktur-struktur anatomi penting yang
suprasternalis pada anak-anak keci1. disebutkan di atas yang terdapat pada leher terletak setinggi
Arcus jugularis menghubungkan kedua vena jugularis vertebra yang berbeda dari yang ditemukan pada orang
anterior tepat dl atas incisura superasternalis. dewasa (lihat CD Gambar 2-6). Demikian pula, pada orang
Incisura suprasternalis, merupakan pinggir atas manubrium dewasa, ukuran diameter trachea dapat sampai 2.5 cm,
sterni, dapat di raba di antara kedua ujung anterior clavicula sedangkan pada bayi lebih kecil (3 mm).
B. saccus lacrlmalis.
B. Musculus palatogiossus.
D. recessus sphenoethmoidalis.
D. Musculus levator veli palatini.
8. Tegangan pita suara (plica vocalis) dalam waktu lama dapat C. Nodus cervicalis superficialis
dicapai paling baik melalui fungsi otot berikut ini: D. Nodus parotis
A. Musculus thyroarytenoideus E. Nodus mastoideus
B. Musculus cricoarytenoideus posterior
C. Musculus cricothyroideus Bacalah riwayat penyakit di bawah ini dan jawablah pertanyaan
D. Musculus cricoarytenoideus iateralis berikutnya dengan satu jawaban yang PALING TEPAT.
E. Musculusarytenoideustransverses
Seorang bayi laki-laki berumur 4 minggu diperiksa oleh
Struktur-struktur berikut ini ikut membentuk dinding lateral seorang dokter anak karena berat badannya tidak mau naik
hidung bagian luar, kecuali: dan kesulitan minum. Ibunya mengatakan bahwa bayi tersebut
A. Os ethmoidale diberi ASI dan meminumnya dengan lahap kalau diperas lebih
B. Pars nasalis os frontale dulu, tetapi mengalami kesukaran kalau disuruh mengisap
C. Processus frontalis maxillaris langsung dari puting susu. Dokter memeriksa dengan teliti
D. Cartilago nasalis bagian lateral atas bayi tersebut, membuat diagnosa, dan kemudian memberikan
E. Os nasale nasihat pengobatan yang sesuai.
10. Struktur-struktur berikut ini ikut membentuk bibir, kecuali: 12. Pernyataan berikut ini benar untuk kasus tersebut, kecuali:
A. Kulit- A. Kondisi ini sering dikaitkan dengan sumbing bibir atas.
B. Musculus masseter B. Bayi menderita palatoshizis mediana.
C. Musculus orbicularis oris C. Celah pada palatum mengenai palatum durum, tetapi
D. Musculus zygomaticus major tidak mengenai palatum molle atau uvula.
E. Membrana mucosa D. Kesulitan minum disebabkan oleh palatoschizis, yang
F. Cabang-cabang arteria dan vena facialis menghalangi bayi untuk mengisap susu secara aktif dari
payudara.
11. Seorang pasien tergigit lidahnya pada saat sedang makan E. Tindakan bedah untuk memperbaiki palatoschizis tersebut
siang. Ke nodus lymphaticus yang manakah bakteri akan harus dilakukan pada saat atau sebelum berusia 18 bulan.
menyebar?
A. Nodus submentalis
B. Nodus submandibularis
1. C yang benar. Musculus hyoglossus menurunkan lidah. 8. C yang benar. Muscuius cricothyroideus memiringkan carti-
lago cricoidea dan cartilago arytenoidea ke belakang serta
t A yang benar. Sinus maxillaris bermuara melalui hiatus
menegangkan pita suara (lihat halaman 66).
semilunaris ke dalam meatus nasi media (Gambar 2-7).
9. A yang benar. Os ethmoidale tidak membentuk bagian dinding
J. C yang benar. Sinus frontalis bermuara ke dalam meatus nasi
lateral hidung iuar (lihat ha1 37).
media via infundibulum (Gambar 2-2).
10. B adalah pernyataan yang tidak benar. Musculus masseter
4. B adalah pernyataan yang tidak benar. Bronchus principalis
adalah sebuah otot pengunyah dan tidak ikut membentuk
dexter lebih lebar dari bronchus principalis sinister.
bibir.
5. E adalah pernyataan yang tidak benar. Papilla ductus 11. B yang benar. Limfe sisi-sisi lidah dialirkan ke dalam nodus
parotideus bermuara ke dalam vestibulum oris di depan gigi
lymphaticus submandibularis (lihat hal 49).
molar kedua atas (Gambar 2-8).
12. C adalah pernyataan yang tidak benar. Selama perkembangary
D yang benar. Musculus levator veli palatini mengangkat
processus palatinum maxillaris tumbuh ke medial dan
paiatum molle ke atas pada saat menelan.
bergabung satu dengan yang lain serta termasuk septum nasi.
7. E adalah pernyataan yang tidak benar. Kontraksi musculus Penggabungan processus terjadi dari anterior ke posterior,
palatoglossus tidak ikut serta dalam penutupan cavum nasi sehingga ur,rrla merupakan bagian palatum terakhir yang
selama proses menelan. Mereka membantu lidah dalam menyatu, dan penggabungan ini terjadi sekitar minggu ke
menggerakkan bolus makanan dari mulut ke belakang masuk sebelas. Jika dokter anak melakukan pemeriksaan lebih teliti
ke dalam oropharynx. dengan menggunakan sinar lampu yang cukup, dia akan
melihatbahwa celah pada palatum durum meluas ke posterior
sampai ke ujung uvula.
Viscera Berkaitan
dengan Tractus
Digestivus: Hepan
Pancreas, dan Lien
721
722
Gambaran Radiografi Hepar, Vesica Biliaris, dan Ductus Gambaran Radiotogi Pancreas 742
Choledochus 732 Anatomi Permukaan Pancreas 742
Sonogram Vesica Bitiaris 732 Lien 742
Catatan Embriotogi: Pembentukan Hepar dan Ductus Catatan Embriotogi: Pembentukan Lien 744
Chotedochus 732 Anatomi Permukaan Lien 744
- Hepar 732
Pertanyaan 745
Vesica Biliaris dan Ductus Cysticus 732
Jawaban dan Penjetasan 746
Anatomi Permukaan Hepar dan Vesica Biliaris 737
f angguan hepar dapat sangat mengganggu homeostasis tubuh. penyakit yang umum seperti fibrosis cystic, pancreatitits, dan
LJ S"y"ngny" hepar rentan terhadap sejumlah penyakit metabolik, karsinoma. Tujuan dari Bab ini adalah mengulang struktur umum
sirkulasi, racun, mikroba, dan penyakit keganasan. Walaupun hepar pancreas beserta hubungan dengan organ di sekitarnya sehingga
dilindungi oleh costa bagian bawah, hepar mudah terkena trauma penyakit pancreas dapat didiagnosis dan diberikan pengobatan yang
seperti crush injury, luka tembak, dan Iuka tusuk. Untuk alasan-alasan akurat.
ini, anatomi umum hepar harus diketahui demikian pula hubungannya Lien adalah bagian yang jelas dari sistem limfatik dan sirkulasi.
terhadap diaphragma dan struktur di sekitarnya. Pada bab ini, anatomi Fungsi lien adalah untuk menyingkirkan partikel asing, termasuk
klinik hepar dan apparatus biliaris diulangi kembali. eritrosit yang tua, dan membentuk antibodi terhadap antigen yang
Pancreas, yang merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin, terdapat di dalam darah. Meskipun demikian, Iien sangat erat
di klinik merupakan organ yang tersembunyi di dinding posterior kaitannya dengan sistem pencernaan di bagian atas kiri abdomen dan
abdomen. Kenyataan ini tidak menguntungkan profesional medis. sering terlibat dalam penyakit sistem ini. Maksud dari dimasukkannya
Tandadan gejala hanya dapatterl ihatjelas j ika penyakittelah menyebar fungsi lien di sini adalah untuk menekankan kaitannya dan membantu
dan mengenai struktur di sekitarnya seperti ductus choledochus, mahasiswa mengerti ligamentum peritoneale lien dan kaitan lien
columna vertebralis, atau gaster dan intestinum. Beberapa di antara beserta pendarahannya terhadap gaster, pancreas, ren, dan colon.
diaphragma
oesophagus
vesica biliaris
flexura coli sinistra
colon transversum
colon descendens
duodenum
junctura ileocolica
caecum
canalis analis
Hepar dapat dibagi dalam lobus dexter yang besar dan lobus melekat pada pinggir porta hepatis. Pada tempat ini, terdapat
sinister yang kecil oleh perlekatan peritoneum oleh ligamentum ductus hepatlcus dexter dan sinister, cabang dextra dan sinistra
falciforme (Gambar 20-2). Lobus dexter terbagi lagi menjadi lobus arteria hepatica, vena porta, dan serabut-serabut saraf simpatik
quadratus dan lobus caudatus oleh adanya vesica biliaris, fissura dan parasimpatik (Gambar 20-3). Di sini terdapat beberapa
unfuk ligamentum teres hepatis, vena cava inferior, dan fissura kelenjar limfe hepar. Kelenjar ini menampung cairan limfe hepar
untuk ligamentum venosum. Penelitian menunjukkan bahwa pada dan kandung empedu, dan mengirimkan serabut eferennya ke
kenyataannya lobus quadratus dan lobus caudatus merupakan nodi lymphoidei coeliaci.
bagian fungsional lobus hepatis sinister. Jadi cabang dextra dan Seluruh hepar dikelilingi oleh capsula fibrosa, hanya sebagian
sinistra arteria hepatica dan vena porta, dan ductus hepaticus ditutupi oleh peritoneum. Hepar tersusun oleh lobulus-lobulus
dexter dan sinister masing-masing mengurus lobus dexter dan hepatis. Vena centralis pada masing-masing lobulus bermuara
sinister (termasuk lobus quadratus dan lobus caudatus). Jelaslah ke venae hepaticae. Di dalam ruangan di antara lobulus-lobulus
bahwa terdapat sedikit tumpang tindih. ierdapat canalis hepatis, yang berisi cabang-cabang arteria
Porta hepatis, atau hilus hepatis, terdapat pada permukaan hepatica, vena porta, dan sebuah cabang dari ductus choledochus
posteroinferior, dan terletak di antara lobus caudatus dan lobus (triad hepatis). Darah arteri dan vena berjalan di antara sel-sel
quadratus (Gamb ar 20-2). B agian atas ujung bebas omentum minus hepar melalui sinusoid dan dialirkan ke vena centralis.
724 BAB 20
ligamentum venosum
(Ligament of Arantius)
V porta
bile duct
A. hepatica
ductus cysticus bersatu
dengan ductus choledochus
lobus hepatis'
sinister
Iobus hepatis dexter
ligamentum teres lobus
hepatis di dalam
c ligamentum
quadratus
hepatis
falciforme vesica biliaris
Gambar 20-2 Hepar dilihat dari depan (A), dari atas (B), dan dari belakang (C), Perhatikan posisi lipatan peritoneum, bare
area, dan ligamentum peritoneale.
A. hepatica sinister
V. porta
A. gastrica sinistra
A. coeliaca
A. lienica
. hepatica
A. gastrica dextra
A. gastroduodenalis
fundus gastricus.
I Ligamenta Hepatis
Ligamentum falciforme, yang merupakan lipatan ganda
peritoneum, berjalan ke atas dari umbilicus ke hepar (Gambar 20-2
dan 20-4). Ligamentum ini mempunyai pinggir bebas berbentuk
bulan sabit dan mengandung ligamentum teres hepatis yang
merupakan sisi vena umbilicalis. Ligamentum falciforme berjalan
ke permukaan anlgrior dan kemudian ke permukaan superior
hi:par dan akhirnya membelah menjadi dua lapis. Lapisan kanan
membentuk lapisan atas ligamentum coronarium; lapisan kiri
membentuk lapisan atas ligamentum triangulare sinistrum
(Gambar 20-2). Bagian kanan ligamentum coronarium dikenal
sebagai ligamentum triangulare dextrum. Perlu diketahui bahwa
ligamentum teres
lapisan peritoneum yang membentuk ligamentum coronarium
hepatis
terpisah satu dengan yang lairy meninggalkan sebuah daerah yang
tidak diliputi peritoneum. Daerah ini disebut area nuda hepatis
(Cambar 20-2).
Ligarnentum leres hepatis berjalan ke dalam fissura yang
terdapat pada facies visceralis hepatis dan bergabung dengan
cabang sinistra vena porta hepatis (Gambar 20-2 dan 20-5).
Ligamentum venosum (ligamentum of Arantius), suatu pita
fibrosa yang merupakan sisa ductus venosus, melekat pada
cabang sinistra vena porta dan berjalan ke atas di dalam fissura
pada permukaan viseral hepatis, dan di atas melekat pada vena
cava inferior (Gambar 20-2 dan 20-5). Pada janiry darah yang kaya
oksigen di bawa ke hepar melalui vena umbilicalis (ligamentum
teres hepatis). Sebagial besar darah yang tidak melewati hepar Gambar 20-4 Memperlihatkan ligamentum falciforme yang menghubung-
masuk ke dalam ductus venosus (ligamentum venosum) dan kan hepar dengan dinding anterior abdomen dan diaphragma.
726 BAB 20
cabang kiri
V. cystica V. porta
V gastrica sinistra
V. gastrica
brevis
V. gastrica
dextra
V. porta V lienalis
V. colica dextra
umbilicus
V. sigmoideus
V. rectalis superior
V. appendicularis
omentum mtnus
ligamentum falciforme
lobus caudatus hepar
ligamentum triangulare sinistrum
V. cava inferior
ligamentum coronarium
ligamentum triangulare
dextrum
omentum malus
duodenum
Gambar 20-6 Perlekatan omentum minus pada gaster dan dinding posterior hepar.
V- cava inferior
corpus pancreatis
duodenum
V. mesenterica inferior
V. cava inferior
porta hepatis
lobus caudatus
A. hepatica
Gambar 20-8 Penampang sagital melalui pintu masuk
bursa omentalis, memperlihatkan struktur-struktur penting
V. porta
yang membentuk batas pintu masuk bursa omentalis
(Perhatikan panah beqalan dari cavitas peritonealis melalui
ducius choledochus foramen epiploicum masuk ke bursa omentalis).
VTSCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L/EN 729
ductus choledochus
colon transversum
V. cava inferior
ductus choledochus
ih;t\ i\r
,"i"T'T'"',i-
A. hepatica
omentum minus
Gambar 20-10 Penampang transversal bursa omentalis memperlihatkan susunan peritoneum di dalam pembentukan
omentum minus, omentum gastrolienale, dan ligamentum lienorenale, Panah menunjukkan posisi foramen epiploicum,
730 BAB 20
plicae circulares
Gambar 20-11, Bagian terminal ductus choledochus dan ductus pancreaticus pada waKu masuk bagian kedua duodenum.
Perhatikan sphincter Oddi dan otot polos di sekeliling ujung ductus choledochus dan ductus pancreaticus major.
VISCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN t/EN 731
ductus gabungan
gaster
A. V. gastroepiploicae
omentum majus
Gambar 20-13 Organ-organ abdomen in situ. Perhatikan bahwa omentum majus tergantung di depan intestinum tenue dan
intestinum crassum.
sama pada collum vesicae biliaris. Piica ini umumnya dikenal
sebagai "valvula spiralis". Fungsi valvula spiralis adalah untuk
Furngsi Vesica Biliaris mempertahankan lumen terbuka secara konstan.
,.!ika pencernaan tidak terjadi, sphincter Oddi tetap tertutup, dan
empedu dikumpulkan di dalam vesica biliaris. Vesica biliaris
memekatkan empedu, menyimpan empedu, secara selektif ffAMffiARAru RAMIffitffiffiI
rnengahsorbsi garam empedu, mempertahankan asam empedu,
HHPAR,VHSIf,A
rnerig*iuarkan cholesterol, dan mengsekresi mucus. Untuk
membantu furngsi-fungsi ini, tunica mucosa berubah menjadi ffiFI-$AP"I$, roAru MUfrTUS
lipatan-lipatan permanen yang saling berhubungan, sehingga
pernrukaannya tampak seperti sarang tawon. Sel-sel toraks yang
f,H#LffiM#f,HU$
melipilti permukaan mucosa mempunyai banyak vili. Gambaran radiologik hepar, vesicabiliaris, dan ductus choledochus
Empedu dialirkan ke duodenum sebagai akibat kontraksi diperlihatkan dalam Gambar 20-1,4, 20-1,5, 20-76, dan 20-17 .
dan pengosongan parsial vesica biliaris. Mekanisme ini diawali
dengan masuknya makanan berlemak ke dalam duodenum.
Lemak menyebabkan pengeluaran hormon kolesistokinin dari
tunica mukosa duodeni. Lalu hormon masuk ke dalam darah dan
s*f{*ffiKAr4 vffist#A
menyebabkan kandung ernpedu berkontraksi. Pada waktu yang ffitLieRrs
bcrsarnaari, otot polos yang terletak pada ujung distal ductus
chnledochus dan ampula relaksasi, sehingga memungkinkan
rnasuknVa empedu yang pekat ke dalam duodenum. Garam-garam
Sonogram vesica biliaris diperlihatkan dalam Gambar 20-18.
emp€du di dalam cairan empedu penting untuk mengemulsikan
le'nak di dalam usus dan membantu pencernaan dan absorbsi
!ernak.
Gambar 20-14 Radiografi anteroposterior abdomen. Perhatikan hepar, membentuk daerah opasitas yang homogen di bagian
atas abdomen.
734
hubungan
antar sendi
pediculus
processus
spinosus
pinggir lateral
M. psoas
crista iliaca
articulatio
sacroiliaca
kaset
Gambar 2O'15 Diagram struktur utama yang terlihat pada radiografi anteroposterior pada Gambar 20-14.
VISCERA BERKAITAN DENG,AN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L/EN 735
anterior
pancreas
lobus hepatis
aorta
dexter
dextra sinistra
ureter
V cava inferior
colon
descendens
Gambar 20-16 CT-Scan abdomen setinggi vertebra lumbalis II setelah pyelografi intravena. Bahan radioopak dapat dilihat di
costa Xl
collum
vesicae biliaris
corpus
vesicae biliaris
udara di dalam
intestinum
Gambar 20-17 Cholecystogram. Radiografi anteroposterior vesica biliaris setelah diberikan zat yang berisi jodium.
736 BAB 20
Gambar 20-18 Sonogram longitudinal bagian atas abdomen memperlihatkan'lumen vesica biliaris. (Atas izin Dr.M.C.Hill.)
tunas hepar
tunas
1
pancreas dorsal
biliatis/ 3
tunas pancreas ventral
tunas hepar
bagian pertama
mesenierium venirale
vesica biliarisa\S
\-\-
\s,
bagian pertama duodenum
tunas
pancreas ventral tunas pancreas dorsal
mesenterium dorsal
mesenterium ventral
vesica biliaris
Gambar 20-20 Perkembangan duodenum dalam hubungannya dengan mesenterium ventral dan dorsal. Area titik-titik, usus
Gambar 20-21 Petunjuk permukaan fundus vesica biliaris, lien, dan hepar.Pada anak kecil, margo inferior hepar normal dan
kutub bawah lien normal dapat diraba. Pada orang dewasa yang kurus, margo inferior hepar mungkin dapat diraba pada akhir
insplrasi dalam.
VISCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DTGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN t/EN 739
ductus cysticus
ductus hepaticus dexter
ductus hepaticus sinister
lobus hepatis
dexter
fundus vesicae
biliaris
ductus
choledochus
bagian
duodenum
processus uncinatus
papilla duodeni
major ductus pancreaticus major
caput pancreatis
Gambar 20-22 Berbagai bagian pancreas dipotong untuk memperlihatkan sistem ductus,
740 BAB 20
I Batas-Batas
pancreaticus accessorius sering berhubungan dengan ductus
pancreaticus major.
Ke anterior: Dari kanan ke kiri, colon transversum dan perlekatan
mesocolon transversum, bursa omentalis, dan gaster (Gambar
20-23; lihat juga Gambar 19-21).
( Pendarahan
Ke posterior: Dari kanan ke kiri: ductus choledochus, vena porta Arteri
dan vena lienalis, vena cava inferior, aorta, pangkal arteria
mesenterica superior, musculus psoas sinister, glandula Arteria lienalis, arteria pancreaticoduodenalis superior dan inferior
suprarenalis sinistra, ren sinister, dan hilus lienalis (Gambar (1ihat gambar 19-47) mendarahi pancreas.
20-23 dan20-24).
Vena
Vena yang sesuai dengan arterinya mengalirkan darah ke sistem
I Ductus Pancreaticus porta.
Ductus pancreaticus major mulai dari cauda pancreatis dan
berjalan sepanjang kelenjar, menerima banyak cabang pada
perjalanannya (Gambar 20-22). Ductus ini bermuara ke bagian
I Aliran Limfe
kedua duodenum di sekitar pertengahannya bersama dengan Kelenjar limfe terletak di sepanjang arteri yang mendarahi
ductus choledochus pada papilla duodeni major (Gambar 20-11). kelenjar. Pembuluh eferen akhirnya mengalirkan cairan limfe ke
Kadang-kadang muara ductus pancreaticus major ke duodenum nodi lymphatici coeliacus dan mesenterici superiores.
terpisah dari ductus choledochus (Gambar 20-12).
Ductus pancreaticus accessorius, jika ada, mengalirkan
getah pancreas dari bagian atas caPut dan kemudian bermuara
I Persarafan
ke duodenum sedikit di atas muara ductus pancreaticus major Serabut-serabut saraf simpatik dan parasimpatik (vagus) mensarafi
pada papilla duodeni minor (Gambar 20-11 dan 20-22). Ductus area ini.
A. phrenica.
suprarenalis sinistra
{'i',,'i *o
f/;
V cava inferior
lien
V. porta ligamentum
phrenicocolicum
ren dexter
ductus choledochus
A. hepatica pancreas
A. lienalis
colon descendens
Gambar 20-23 Struktur-struktur yang terdapat pada dinding posterior abdomen di belakang gaster.
VISCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L,EN 741
V. cava inferior
A. hepatica
'diaphragma
glandula suprarenalis
ren dexter
A. mesenterica superior
V. mesenterica inferior
A. testicularis sinistra
A. testicularis dextra
Gambar 20-24 Hubungan posterior duodenum dan pancreas. Angka menunjukkan empat bagian duodenum.
Pancreas dibentuk dari tunas dorsal dan ventral sel-sel entoderm ventralis dan pars distalis ductus pancreaticus dorsalis. Ductus
yang berasal dari usus depan. Tunas dorsal berasal sedikit di atas pancreaticus malor bergabung dengan ductus choledochus dan
tunas ventral dan tumbuh ke dalam mesenterium dorsaL Tunas bermuara ke dalam bagian kedua duodenum. Pars proximal
ventral timbul bersama dengan tunas hati. dekat dengan perbatasan ductus pancreaticus dorsalis dapat tetap ada sebagai ductus
usus depan dan usus tengah (Gambar 20-19). Sistem kanalisasi pancreaticus accessorius, yang mungkin atau tidak bermuara ke
kemudian berkembang di dalam setiap tunas. Perputaran gaster dalam duodenum sekitar 0.75 inci (2 cm) di atas muara ductus
dan duodenum, bersama dengan pertumbuhan cepal sisi kiri pancreaticus maior.
tunas dorsal
ductus choledochus
daerah pertumbuhan cepat
membentuk ductus pancreaticus major
ductus gabungan
ductus choledochus
ductus pancreaticus
ampulla Vateri
Gambar 20-26 Tiga variasi ujung akhir ductus choledochus dan ductus pancreaticus major yang sering ditemukan wal(u
masuk ke dalam bagian kedua duodenum.
VTSCERABERKATTAN DENG.AN TRACTUS DIGESTIVIJS: HEPAR, PANCREAS, D.AN LIEN 743
pertengahan kiri diaphragma, dekat dengan costa IX, X, dan XI. a Ke posterior: Diaphragma, pleura sinistra (recessus costo-
Sumbu panjangnya terletak sepanjang corpus costae X. Kutub diaphragmaticus sinistra), pulmo sinister, dan costa Di )i dan
bawahnya berjalan ke depan hanya sampai linea midaxillaris, dan XI (Cambar 20-10 dan20-27).
tidak dapat diraba pada pemeriksaan klinik (Gambar 20-27;.
Lien diselubungi oleh peritoneum (Gambar 20-10 dan 20-27),
yang berjalan dari hilus lienalis sebagai omentum (ligamentum)
I Pendarahan
gastrolienale ke curvatura gastrica major (membawa vasa gastrica Arteri
brevis dan vasa gastroepiploica sinistra). Peritoneum juga berjalan
Arteria lienalis merupakan cabang terbesar dari truncus coeliacus.
menuju ginjal kiri sebagai ligamentum lienorenale (membawa
Pembuluh ini jalan berkelok-kelok di sepanjang pinggir atas
vasa lienalis dan cauda pancreas).
pancreas. Arteria lienalis kemudian bercabang menjadi enam
pembuluh yang masuk ke lien melalui hilusnya.
I Batas-Batas
Vena
a Ke anterior: Gaster, cauda pancreas, dan flexura coli sinistra.
Ren sinister terletak di sepanjang pinggir medial (Gambar 20- Vena lienalis meninggalkan hilus dan berjalan di belakang cauda
10 dan 20-23). dan corpus pancreatis. Di belakang collum pancreatis, vena lienalis
vasa lienalis
omentum gastrolienale
pulmo sinister
diaphragma
colon transversum
Gambar 20-27 Lien, dengan incisura pada pinggir anterior, dan hubungannya dengan struktur-struktur di sekitarnya.
744 BAB21
bergabung dengan vena mesenterica superior membentuk vena lncisurae yang tetap ada di sepanjang margo anterior menunjukkan
bahwa massa mesenkim tidak pernah berfusi secara lengkap.
Porta.
Bagian mesenterium dorsal yang terbentang di antara
I Aliran Limfe
hilus lienalis dan curvatura gastrica major disebut ligamentum
gastrolienale; bagian yang terbentang di antara lien dan ren
Pembuluh limfe keluar dari hilus dan berjalan melalui beberapa sinister pada dinding posterior abdomen disebut ligamentum
kelenjar limfe yang terletak di sepanjang arteria lienaiis dan lienorenale. Lien didarahi oleh cabang arteri usus depan (arteria
kemudian bermuara ke nodi coeliaci. coeliaca) yaitu arteria lienalis.
( Persarafan
Nervus mengikuti arteria lienalis dan berasal dari plexus ANAT*I'48 PfiRI'4UKAAN
coeliacus.
[-!FN
Lien terletak di kuadran kiri atas dan terlindungi oleh costa IX,
Pembentukan Lien X, dan XI (Gambar 20-21). Sumbu panjangnya sesuai dengan sum
Lien berkembang sebagai penebalan mesenkim di dalam bu panjang costa X, dan pada orang dewasa lien normal tidak
mesenterium dorsale (Gambar 20-28\. Pada tahap paling awal, menonjol ke depary melebihi linea midaxillaris. Pada bayi kutub
lien terdiri dari sejumlah massa mesenkim yang kemudian berfusi. bawah lien sedikit teraba (Gambar 20-21).
mesenterium ventral
ductus vitellinus
allantois
proctodeum
arteri usus belakang (A. mesenterica inferior)
A. umbilicales
Gambar 20-28 Pembentukan lengkung usus tengah (diarsir). Perhatikan bagaimana arteria mesenterica superior dan ductus
vitellinus membentuk sumbu untuk rotasi yang akan dilakukan oleh lengkung usus tengah. Perhatikan juga pembentukan lien di
dalam mesenterium dorsal.
VISCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L/EN 745
Pertanyaan Pilihan Ganda D. Menerima darah yang kaya oksigen dari vena porta.
E. Ligamentum triangulare menghubungkan hepar dengan
diaphragma.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
Semua pernyataan di bawah ini benar untuk hepar, kecuali: 5. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk vesica biiiaris,
A. Lobus quadratus bermuara ke ductus hepaticus dextra. kecuali:
B. Omentum minus menggantungkan gaster dari facies A. Pendarahan berasal dari arteria cystica, yang merupakan
viscetalis hepar. cabang dari arteria hepatica dextra.
C. Ligamentum triangulare hepatis terletak di anterior pars B. Fundus vesica biliaris terletak tepat di bawah ujung
abdominalis oesophagus. cartilago costalis IX dextra.
D. Perlekatan venae hepaticae pada vena cava inferior C. Peritoneum meliputi seluruh fundus, corpus, dan collum.
merupakan penyangga hepar yang paling penting. D. Nervus ke vesica biliaris berasal dari plexus coeliacus.
E. Ligamentum venosum dilekatkan pada cabang sinistra E. Rasa nyeri dari penyakit vesica biliaris dihantarkan
vena porta di dalam porta hepatis. sepanjang nervus phrenicus dan nervus supraclaviculans
ke kulit daerah bahu.
Semua pemyataan di bawah ini benar untuk pancreas,
kecuali: 6. Semua struktur di bawah ini terdapat di dalam porta hepatis,
A. Pancreas terletak di dinding posterior abdomen, kecuali:
dibelakang peritoneum. A. Nodus lymphaticus.
B. Ductus pancreaticus major bermuara ke dalam bagian B. Ramus dextra dan sinistra vena porta.
ketiga duodenum. C. Ductus hepaticus dexter dan sinister.
C. Processus uncinafus pancreas menoniol dari caput D. Vena hepatica dextra dan sinistra.
pancreatis. E. Ramus dextra dan sinistra arteria hepatica
D. Ductus choledochus terletak posterior terhadap caput
pancreatis. 7. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk 1iery kecuali:
E. Mesocolon transversum dilekatkan pada margo anterior A. Lien terletak di kuadran kiri atas abdomen.
pancreatis. B. Kutub bawah lien dapat diraba dengan mudah pada orang
dewasa kurus yang normal.
Vena-vena berikut membentuk sistem portal-sistemik yang C. Arteria lienalis berjalan sepanjang pinggir atas pancreas
pentin& kecuali: untuk mencapai 1ien.
A. Rami oesophageales vena gastrica sinistra dan cabang- D. Lien dilekatkan ke gaster oleh ligamentum gastrolienale.
cabang vena azygos. E. Lien diliputi seluruhnya oleh peritoneum.
B. vena rectalis superior dan vena cava inferlor.
C. venae paraumbilicales dan venae superficiales dinding Arteria utama yang mendarahi pancreas adalah:
anterior abdomen. A. Arteria lienalis.
D. Vena-vena colon ascendens dan descendens dengan venae B. Aorta.
Iumbales. C. Arteria renalis dekstra.
E. Vena-vena area nuda hepatis dengan vena phrenica. D. Arteria suprarenaiis sinistra.
E. Arteria mesenterica superior.
Semua pemyataan di bawah ini benar untuk hepar, kecuali:
A. Limfenya dialirkan ke nodi coeliaci. Struktur berikut ini terletak di dalam ligamentum lienorenale:
B. Lobus quadratus dan lobus caudatus berfungsi sebagai A. Arteria gastroepiploica sinistra.
bagian dari lobus sinister. B. Cauda pancreatis.
C. Persarafan parasimpatik berasal dari nervus vagus. C. Nervus vagus sinister.
D. Pembuluh limfe dari curvatura gastrica major.
E. Vena porta.
746 BAB 20
1. A yang tidak benar. Dalam kenyataannya lobus quadratus dan 6. D yang tidak benar. Venae hepaticae (jumlahnya tiga atau
lobus caudatus hepatis merupakan bagian lobus sinister. Jadi, lebih) meninggalkan facies posterior hepatis dan bermuara
ramus dexter dan ramus sinister arteria hepatica dan vena langsung ke dalam vena cava inferior.
porta serta ductus hepaticus dexter dan sinister didistribusikan
ke lobus dexter dan lobus sinister di tambah lobus quadrafus 7. B yang tidak benar. Lien terletak di kuadran kiri atas dan
dan lobus caudatus. terletak di bawah costa ke IX, X, dan XI (Gambar 20-27). Sumbu
panjangnya sesuai dengan sumbu panjang costa X. Pada orang
,,
B y*g tidak benar. Ducfus pancreaticus major bermuara dewasa, biasanya kutub bawah lien tidak menonjol ke depan,
ke dalam bagian kedua duodenum bersama dengan ductus melebihi linea midaxillaris dan karena itu tidak dapat diraba.
choledochus, kira-kira di pertengahan, pada papilla duodeni Pada bayi, kutub bawah lien biasanya dapat diraba.
major. Kadang-kadang ductus pancreaticus major bermuara
terpisah ke dalam duodenum. 8. A yang benar. Berbagai cabang-cabang kecil arteria lienalis
mendarahi collum, corpus, dan cauda pancreatis. Caput
J. B yang tidak benar. Venae rectales superiores (bermuara ke pancreatis didarahi oleh arteria pancreaticoduodenalis
vena porta) beranastomosis dengan vena rectalis media dan superior dan inferior.
inferior (bermuara ke vena sistemik).
9. B yang benar. Cauda pancreatis berjalan ke atas dan ke kiri
4. D yang tidak benar. Hepar menerima darah yang kaya oksigen terhadap hilus lienalis di dalam ligamentum lienorenale.
dari arteria hepatica. Di tempat ini pancreas mungkin cedera selama operasi
splenectomy.
5. C yang tidak benar. Hanya fundus merupakan bagian vesica
biliaris yang diliputi seluruhnya oleh peritoneum.
Sistem Kemih
747
'*''1
748
REN, UREIER, VESICAURINARIA, DAN URETHRA 749
Catatan Fisiotogi: Fungsi Ren 750 Catatan Embriologi: Pembentukan Vesica Urinaria,
754 Sisa Ductus Mesonephros, dan Pembentukan
Gambaran Radiografi Ren
Urethra Kedua Jenis Kelamin 767
Ureter 754
Pembentukan Vesica Urinaria 767
Catatan Fisiologi: Pengetuaran Urin 754
Sisa Ductus Mesonephros 768
Catatan Fisiotogi: Fungsi Ureter Seperti Katup Saat Pembentukan Urethra 768
Menembus Dinding Vesica Urinaria 754
Anatomi Permukaan Sistem Kemih 771
Catatan Embriotogi: Pembentukan Ren dan Ureter 758 771
Ren
Tunas Ureter 758
Ureter 771
Tudung MetanePhros 758
Vesica Urinaria 771
I / asalah klinik meneenai sistem kemih sering dijumpai dan Tujuan Bab ini adalah mengulang anatomi yang penting dari
lVlrrngt in melibatka"n ren. ureter, vesica urinaria, dan urethra' sistem kemih, yang berkaitan dengan masalah klinik. Penekanan
Pasien mungkin datang dengan keluhan bervariasi, mulai dari nyeri diberikan pada perbedaan usia dan jenis kelamin. Contohnya, pada
hebat, sampai hematuria tanpa nyeri, serta tidak dapat mengeluarkan anak-anak kecil, vesica urinaria merupakan organ abdomen bukan
urin. Cedera traumatik mengenai ren terjadi pada sekitar 10% pasien organ pelvis sehingga lebih rentan cedera pada trauma abdomen
dengan trauma abdomen. dibandingkan dengan orang dewasa. Pada perempuan, cystitis lebih
sering ditemui daripada Iaki-laki karena urethra lebih pendek, dan
infeksi ascendens lebih mudah teriadi.
glandula suprarenalis
ren sinister
ren dexter
pelvis renalis
iliaca communis
ureter dexter
vesrca unnana
Gambar 21-1 Dinding posterior abdomen, memperlihatkan ren dan ureter in situ. Panah menunjukkan tiga tempat di mana
ureter menyempit.
REN, URETER, VESICAURINARIA, DAN URETHRA 75',1
fascia renalis
kuiub superior
corpus adiposum A. V interlobaris
pararenale
medulla
renalis
calyx
radii medulares minor
prnggrr
lateral calyx major
pyramrs
medullae
A. V. renalis
pelvis
permukaan
renalis pelvis
anterior
renalis
kutub inferior
capsula renalis
papilla renalis
A. V interlobularis
A. V. arcuata
medulla
vasa recta
pyramrs
medullae
calyx maJor
Gambar 21-2 A.Ren dexter, facies anterior. B. Ren dexter, potongan coronal, memperlihatkan coftex, medulla, pyramis
medullae, papilla renalis, dan calices. C. Potongan ren yang memperlihatkan posisi nephron dan susunan pembuluh darah di
dalam ren.
752 BAB 21
A. phrenica
V. cava inferior
glandula suprarenalis
dextra ren sinister
V porta
ligamentum
phrenicocolicum
ren dexter
ductus
choledochus
A. hepatica pancreas
A. lienalis
colon descendens
Gambar 21-3 Struktur-struktur yang terdapat pada dinding posterior abdomen di belakang gaster. Perhatikan struktur-struktur
yang berhubungan dengan ren.
REN, URETER, VESICA URINARIA, DAN URETHRA 753
is dextra
intestinum tenue
Gambar 21-4 Batas anterior kedua ren. Peritoneum viscerale yang menutupi ren dibiarkan pada posisinya. Daerah
gelap menunjukkan tempat ren berhubungan langsung dengan viscera yang ada didekatnya.
diaphragma
costa Xll
A. V N. subcostalis
M. psoas
M. transversus abdominis
N. ilioinguinalis
N. genitofemoralis
colon descendens
A. testicularis
N. cutaneus
femoris lateralis M. iliacus
A. iliaca externa
femoralis
Gambar 21-5 Dinding posterior abdomen memperlihatkan hubungan ke posterior ren dan colon.
75+ BAB21
masuk substansia renalis setiap arteria lobaris mencabangkan lumbalis. Ureter masuk ke pelvis dengan menyilang bifurcatio
dua atau tiga arteria interlobaris (Gambar 21-2). Arteriae arteria iliaca communis di depan articulatio sacroiliaca (Gambar
interlobares berjalan menuju cortex di antara pyramis medullae 21-1). Kemudian ureter berjalan ke bawah pada dinding lateral
renalis. Pada perbatasan cortex dan medulla renalis, arteriae pelvis menuju ke daerah spina ishiadica dan berbelok ke depan
interlobares mencabangkan arteriae atcuatae yang melengkung unfuk masuk ke angulus lateralis vesica urinaria.
di atas basis pyramidis medullae (Gambar 21-2). Arteriae arcuatae
mencabangkan sejumlah arteriae interlobulares yang berjalan ke
atas di dalam cortex. Arteriolae aferen glomerulus merupakan
cabang-cabang arteriae interlobulares.
Pengeluaran Urin
Urin didorong sepanjang ureter oleh kontraksi peristaltik selubung
Vena
otot, dibantu oleh tekanan flltrast glomeruli.
Vena renalis keluar dari hilus di depan arteria renalis danbermuara
ke vena cava inferior.
Gambar 21-6 Radiografi anteroposterior ureter dan pelvis renalis setelah suntikan intravena senyawa yang mengandung
yodium, yang dieksresikan oleh ren. Calyx renalis major dan minor juga terlihat.
756 BAB 21
2
4
pelvis renalis
pinggir M. psoas
articulatio sacroiliaca
vesica urinaria
Gambar 2l-7 Dia$am struktur utama yang terlihat pada radiografi anteroposterior pada Gambar 21-6.
margo inferior
lobus hepatis
dexter
Gambar 21-8 Radiografi anteroposterior kedua ren, 15 menit setelah suntikan intravena senyawa yang mengandung yodium.
Calyx, pelvis renalis, dan bagian atas ureterjelas terlihat (anak perempuan berusia 5 tahun).
Gambar 21-9 CT scan abdomen setinggi vertebra lumbalis II setelah pyelogram intravena. Perhatikan posisi ren dan ureter
serta adanya kalsifikasi di dalam dinding aota.
758 BAB 21
V. cava inferior
A. hepatica
ductus choledochus
ren sinister
ren dexter
flexura
V. renalis sinistra
coli dextra
A. mesenterica superior
V. mesenterica inferior
A. testicularis sinistra
A. testicularis dextra
ureter dexter
aorta abdominalis
Gambar 21-10 Memperlihatkan hubungan ren. Angka menunjukkan empat bagian duodenum.
ureter sinister
ductus
deferens sinister
apex vesrcae
collum vestcae
prostata
A pars membranacea
urethrae
facies
superior vesicae
ureter dexter
rrreter sinister
ductus
ductus deferens dexter
deferens sinister
ampulla
ductus deferens
vesicula
seminalis sinistra
vesicula
seminalis dextra
facies posterior
prostatae
pars membranacea
B urethrae
Gambar 21-11 A. Vesica urinaria, prostat, dan vesicula seminalis sinistra dilihat dari lateral, B. Vesica urinaria, prostat, ductus
deferens, dan vesicula seminalis dilihat dari posterior.
perlekatan ovanum
mesovarium
paroophoron
membrana peritoneum
obturatoria A. uterina
:'J 2 -;, .:
.\',-" - - L'
M. obturator fascia pelvis
internus - \- Jn'
t; 'l!
i){,'
{ '{.:
A fascia M. obturator internus
tuba uterina
ovarium
mesovarium
ligamentum
teres uteri ligamentum
latum
peritoneum
ureter A. uterina
ramus vaginalis
B
Gambar 21-12 A. Potongan coronal pelvis memperlihatkan uterus, ligamentum latum, dan ovarium dextrum dilihat dari
posterior. Ureter dan arteria uterina dilihat dari sebelah bawah dasar ligamentum latum pada masing-masing sisi. B. Uterus
dilihat dari lateral, Perhatikan ureter menyilang arteria uterina pada bagian dasar ligamentum latum.
muara ureter, dan sudut inferior merupakan tempat asal urethra Facies superior vesicae diliputi peritoneum dan berbatasan
(Gambar 21-11). Pada laki-laki, kedua ductus deferens terletak dengan lengkung ileum atau colon sigmoideum (Gambar 21-15
berdampingan di facies posterior vesicae dan memisahkan vesicula dan2l-1,6). Sepanjang pinggir lateral permukaan ini, peritoneum
seminalis satu dengan yang lain (Gambar 21-11). Bagian atas facies melipat ke dinding lateral pelvis.
posterior vesicae diliputi peritoneum, yang membenfuk dinding Bila vesica urinaria terisi, bentuknya menjadi lonjong, permu-
anterior excavatio rectovesicalis. Bagian bawah facies posterior kaan superiornya membesar dan menonjol ke atas, ke dalam
dipisahkan dari rectum oleh ductus deferens, vesicula seminalis, cavitas abdominaiis (Gambar 21-17). Peritoneum yang meliputinya
dan fascia rectovesicalis (Gambar 21-15). Pada perempuan, uterus terangkat pada bagian bawah dinding anterior abdomery sehingga
dan vagina terletak berhadapan dengan facies posterior (Gambar vesica urinaria berhubungan langsung dengan dinding anterior
21,-16). abdomen.
REN, UREIER, VESICAURINARIA, DAN URETHRA
glomerulus
mesonephros
tubulus mesonephros
mesonephros
ductus mesonephros
pffi, F
\ io''^
ansa Henle
tubulus contortus proximalis
calvx minor I
pelvis renalis
Gambar 21-14 Asal tunas ureter dari ductus mesonephros dan pembentukan calices renales majores dan minores
serta tubulus colligens. Tanda panah menunjukkan titik pertemuan di antara tubulus colligens dengan tubulus contortus.
762 BAB 21
excavatio rectovesicalis
lengkung ileum
peritoneum
vesicula seminalis
\
ligamentum
5,--zY".nalisanalis ./
\ corpus penneale4
#ffi muaraluctus epcutar/g/
ke urethra pars prostatica /
fascia superficialis lamina membranosa
,U
scrotum
Gambar 21-15 Potongan sagittal pelvis laki-laki.
lengkung ileum
cavum uteri
excavatio
uterovesicalis
vesrca
urinaria
corpus anococcygeum
cervix
diaphragma
corpus perineale
Gambar 21-16 Potongan sagittal pelvis
perempuan.
REN, UREIER, VESICAURINARIA, DAN URETHRA 763
peritoneum
--\\\
/t-
_____. \
\\ dinding superior
vesica urinaria wall
-____\
' ...,..\\ l/j
--:,'r |i
'Nj
q
/\ ureter
/
l< urethra
A
apex vesicae urinariae
plica interureterica
dinding vesica
urinaria yang
dipotong
ureter dexter ureter sinister
orificium
ureter sinistrum
trigonum
vesicae
uvula vesicae
B orificium urethrae
Gambar Zt-L7 A. Vesica urinaria tampak lateral. Perhatikan dinding superior meninggi bila vesica urinaria
terisi urin. perhatikan juga bahwa peritoneum yang meliputi facies superior vesica urinaria terangkat ke atas
dari dinding anterior abdomen bila vesica urinaria terisi. B. Bagian dalam vesica urinaria laki-laki tampak
depan.
Facies inferolateralis di depan berbatasan dengan bantalan laki dan ligamentum pubovesicale pada perempuan. Kedua
lemak retropubis dan os pubis. Lebih ke posterior, di atas ber- ligamentum ini merupakan penebalan dari fascia pelvis. Pada
batasan dengan musculus obturator intemus dan di bawah dengan perempuan (Gambar 21-16), karena tidak terdapat prostat, collum
musculus levator ani. vesicae terletak langsung pada facies superior diaphragmatis
Collum vesicae terletak di inferior dan pada laki-laki urogenitalis.
terletak pada permukaan atas prostat (Gambar 21-15). Di sini, Bila vesica urinaria terisi, posisi facies posterior dan collum
serabut otot polos dinding vesica urinaria dilanjutkan sebagai vesicae relatif tetap, tetapi facies permukaan superiornya naik ke
serabut otot polos prostat. Collum vesicae dipertahankan pada atas, masuk ke dalam rongga abdomen seperti telah dijelaskan
tempatnya oleh ligamentum puboprostaticum pada laki- pada paragraph sebelumnya.
764 BAB 21
I Permukaan lnteriorVesica Urinaria laki, dan collum vesicae terletak langsung di atas diaphragm
urogenitaie. Batas-batas antara vesica urinaria dengan uterus dan
Tunica mucosa sebagian besar berlipat-lipat pada vesica urinaria vagina penting dipikirkan di klinik (Gambar 21-16).
yang kosong dan lipatan-lipatan tersebut akan hilang bila vesica
urinaria terisi penuh. Area tunica mucosa yang meliputi permukaan
ll Ke anterior: symphisis pubica, lemak retropubica, dan dinding
dalam basis vesicae urinariae dinamakan trigonum vesicae. Di anterior abdomen.
sini, funica mucosa selalu licin, walaupun dalam keadaan kosong
.l Ke posterior: dipisahkan dari rectum oleh vagina.
(Gambar 27-77), karena membrana mucosa pada trigonum ini I Ke lateral: di atas musculus obturator intemus dan di bawah
melekat dengan erat pada lapisan otot yang ada di bawahnya. musculus levator ani.
Sudut superior trigonum ini merupakan tempat muara dari I Ke superior: excavatio uterovesicalis dan corpus uteri.
ureter dan sudut inferiornya merupakan orificium urethrae a Ke inferior: diaphragma urogenitale.
Urethra
E
Miksi
Urethra merupakan tabung kecil dari collum vesicae ke luar.
Kapasitas maksimum ves ca urinaria orang dewasa adalah sekitar
Muara urethra pada permukaan luar disebut ostium urethrae.
500 ml. Miksi merupakan suatu kerja refleks yang pada orang
dewasa normal dikendalikan oleh pusat yang lebih iinggi cji otak.
Refleks berkemih mulai bila volume urin rnencapai kurang lebih I Urethra Masculina
300 ml. Reseptor regangan di dalam dinding vesica urinaria
Panjang urethra masculina kurang lebih 8 inci (20 cm) dan
terangsang dan impuls tersebut diterLrskafi ke susLrnan saraf pusat
terbentang dari collum vesicae ke meatus externus di glans penis
dan orang itu mempunyai kesadaran ingin berkernih. Sebagian
(Gambar 21-15). Urethra terbagi atas tiga bagian: pars prostatica,
besar impuls nalk ke atas melalui nervi splanchnici pelvici dan
pars membranacea, dan pars spongiosa.
masuk ke segmen sacralis kedua, ketiga. keempat medula spinalis
Urethra pars prostatica panjangnya kurang lebih 7,25 inci
(Gambar 21-18). Sebagian impuls aferen berjalan bersama dengan
(3 cm) dan mulai dari collum vesicae. Urethra pars prostatica
sa!"af simpatik yang membentuk plexus hypogastricus dan masuk
berjalan melalui prostat dari basis sampai ke apex (Gambar 2L-
segmen lumbalis pertama dan kedua medula spinalis.
21). Urethra pars prostatica merupakan bagian yang paling lebar
lmpuls eferen pa!'asimpatik meninggalkan medula spinalis dari
dan berdiameter paling lebar dari seluruh urethra. Pada dinding
segmen sacralis kedua, ketiga, dan keempat lalu berjalan melalui
poaterior terdapat peninggian longitudinal yang disebut crista
serabulserabut preganglionik parasimpatik ciengan perantaraan
urethralis (lihat Gambar 22-9). Pada setiap sisi crista urethralis
nervi splanchnici pelvici dan plexus hypogaslricLrs inferior ke
terdapat alur yang disebut sinus prostaticus, glandulae prostatae
dinding vesica urinaria. tempat nervus tersebut bersinaps dengan
bermuara pada sinus ini. Pada puncak crista pubica terdapat
neuron posganglionik. Melalui lintasan saraf ini, otot polos dinding
cekungan, disebut utriculus prostaticus. Pada pinggir utriculus
'",esica urinaria (musculus detrusor vesicae) berkontraksi dan terdapat muara kedua ductus ejaculatorius.
.nusculus sphincter vesicae dibua{ relaksasi. lmpuls eferen juga
Urethra pars membranacea panjangnya kurang lebih 0,5 inci
ber-jalan ke musculus sphincter urethrae melalui nervus pudendus
(1,25 cm), terletak di dalam diaphragma urogenitale, dikelilingi
(52, -", dan 4), dan menyebabkan relaksasi. Bila urin masuk ke
oleh musculus sphincter urethrae. Bagian ini merupakan bagian
urethra. impuls aferen tambahan berjalan ke medula spinalis dari
urethra yang paling pendek dan paling kurang dapat dilebarkan
uretbfa dan memperkuat refleks. N4iksi dapat dibantu oleh kontraksi
(Gambar 21-21).
otcri-otot abdomerr yang menaikkan tekanan intraabdominalis dan
Urethra pars spongiosa panjangnya kurang lebih 6 nci (15,75
tekanan pelvicus sehingEa timbul tekanan dari luar nada dinding
cm) dan dikelilingi jaringan erektil di dalam bulbus dan corpus
Ysgi6a 11in4rip.
spongiosum penis (Gambar 21-75, 21-27, dan 21-22). Meatus
Peila er,:ik iie::ii. rrrik:r :1el-iil:ll(an iel'ei.s :iederliana dan
urethrae externus merupakan bagian yang tersempit dari seluruh
leriadi bila vesiaa trinani] irisngaiar]-!i pB:ijganqar pada orang
urethra. Bagian urethra yang terletak di dalam glans penis melebar
Ce\,/as*, refi(;ks regargan sQdtli-:rana ini 'liirarl'li:t l:uii akti"ritas
membentuk fossa terminalis (fossa navicularis). Glandula bulbo-
cei't+x c*rehri samnai wakiu dan t6;nDai ur:llk lir<si tersedia.
urethralis bermuara ke daiam urethra pars spongiosa distalis dari
.Seiabul's.:iairut ifihJb;tcr |](?irailt!-r fle irarv:i't i-.afiaila ti-actus
diaphragma urogenitale.
coftic.lspiralis menuir sr:qn'rerr ia.rali:i kedua. keilsa drln (sempat
meduia spirrairs. Korrtiaksi rnusculus sirh !rctci urelhrae yang
menutup !..r!"ethia dapai Cikendailkan secara volLrnter; dan aktivitas ( Urethra Feminina
ini dibantu olch mr:sculus sphincter vesicae yang menekan leher
Urethra feminina panjangnya sekitar 1,5 inci (3,8 cm). Urethra
vesica ili-inaria.
terbentang dari collum vesicae urinariae sampai meafus urethrae
F*ngendaliarr miksi secara vclunter, norrnalnva berkembang
externus, yangbermuara ke dalam vestibulum sekitar 1 inci (2,5 cm)
pada talrirn kedua dan k*liga kehidupan.
distal dari clitoris (Gambat 21--'J.6 dan 21-23). Urethra menembus
musculus sphincter urethrae dan terletak tepai dr depan vagina.
Di samping meatus urethrae externus terdapat muara kecil dari
ductus glandula paraurethralis. Urethra dapat dilebarkan dengan
mudah.
ffi ,$'fl-1 ffi AR e-f'"i ffi effi l fl)ffi ffi,qF I
medulla spinalis
sphincter vesicae
prostata
articulatio coxae
caput femoris
corpus penrs
/
caput femoris
trochanter minor
foramen
obturatorium
tuber ischiadicum
pars
"'\*
urethra pars
lipatan kulit prostatica
urethra pars
bulbosa
scrotum
ramus ossis ischii urethra pars membranacea
//,I t-
,-' 'tl//tt , ,.\.
kaset
Gambar 21-20 Diagram dari struktur utama yang terlihat pada cystourethrogram yang diperlihatkan pada Gambar 21-19.
M. levator ani
fascia pelvis
M. obturator internus
prostata
urethra
prostatica {rf M. sphincter urethrae
lamina
superior fascia N. dorsalis penis
diaphragmatis
urogenitalia
urethra pars membranacea
A. profunda penis
lamina
inferior fascia A. bulbi penis
diaphragmatis urogenitalia
glandula bulbourethralis
bulbus urethrae
bulbus penis
M. bulbospongiosus
N. scrotales lapisan membranacea
kulit sisi medial paha fascia superficialis
Gambar 21-21 Potongan corona! pelvis laki-laki, memperlihatkan prostat dan urethra pars membranacea, diaphragma
urogenitale, dan isi spatium perineale supediciale.
pada stadium paling dini, lapisan vesca d atas trgonum berasal epididymis, ductus deferens, dan ductus eiaculatorius. Dari
dari mesoderm; kemudian di duga jar ngan mesoderm in digantikan ductus ejaculatorius timbul diverticulum kecil yang membentuk
oleh epitelium yang berasal dari entoderm. Otot polos dindrng vesicula seminalis (lihat Gambar 22-5).
vesica urinaria berasal dari mesoderm splanchnopleuricum. Pada perempuan, ductus mesonephros sebagian besar
Vesica urinaria primitif saat ini mungkin terbagi atas baglan hilang. Hanya sebagian kecil tersisa sebagai ductus epoophoron
atas yang lebar, vesica urinaria, dan bagian bawah yang sempit, dan ductus paroophoron. Ujung caudal dapat tetap dan meluas
urethra (Gambar 21-24). Apex vesicae urinariae dihubungkan dari epoophoron ke hymen sebagai ductus Gartner.
dengan allantois, yang kemudian berobliterasi dan membentuk
pita fibrosa, yaitu urachus. Urachus terdapat selama hidup Pembentukan Urethra
sebagai ligamentum yang berjalan dari apex vesicae ke umbilicus Pada laki-laki. urethra pars prostatica dibentuk dari dua sumber.
dan disebut ligamentum umbilicale medianum. Pars proximalis, sampai sejauh muara ductus ejaculatorius
berasal dari ductus mesonephros. Pars distalis urethra prostatica
Sisa Ductus Mesonephros dibentuk dari sinus urogenitalis (Gambar 21-25). Urethra pars
Pada kedua jenis kelamin, ductus mesonephros (atau ductus membranacea dan sebagian besar urethra pars spongiosa
Wolffian) menjadi tempat asal tunas ureter, yang membentuk juga dibentuk dari sinus urogenitalis. Ujung distal urethra pars
ureter, ureter pars pelvicus. calices renales majores dan spongiosa berasal dari perkembangan sel-sel ektoderm ke dalam
minores, dan tubulus colligens renis. Ujung inferior ductus glans penis.
diabsorbsi masuk ke dalam vesica urinaria yang sedang ber- Pada perempuan, dua pertiga bagian atas urethra berasal dari
kembang dan membentuk trigonum dan sebagian urethra. ductus mesonephros. Ujung bawah urethra dibentuk dari sinus
Pada laki-laki, ujung atas atau cranial ductus mesonephros u rogenital is (Gambar 21 -25).
bergabung dengan testis yang sedang berkembang melalui
ductus efferen testis, dengan demikian ductus ini menjadi ductus
REN, URETER, VESICA URINARIA, DAN URETHRA
V. dorsalis profunda
penis
N. dorsalis penis
A. dorsalis penis
membrana perineaIis
N. scrotales posteriores
V. dorsalis profunda
penrs
corona
penis
glans clitoridis
orificum urethrae
glandula vestibularis
major
corpus perineale
M. transversus
M. gluteus maximus perinei superficialis
allantois
V
ductus mesonephros
vesica urinaria
primitif
))
/t
4zv\
sinus urogenitalis
\-/
canalis anorectalis
tunas ureter
allantois
ductus mesonephros
vestca uflnana
Gambar 21-24 Pembentukan vesica urinaria dari pars anterior cloaca dan pars terminalis ductus mesonephros pada kedua
jenis kelamin. Ductus mesonephros dan tunas ureter ditarik ke dalam vesica urinaria yang sedang berkembang.
ductus mesonephros
trigonum vesicae
ejaculatorius
\
,\ utriculus prostaticus
/
sisa ductus mesonephros i.ts berasal darr sinus urogenitalis
glandula prostata
membentuk ductus Gartner
Perempuan Laki-laki
Gambar 21-25 Bagian vesica urinaria dan urethra yang berasal dari ductus mesonephros pada kedua jenis kelamin (tanda
garis-garis). Ujung bawah urethra perempuan dan ujung bawah urethra pars prostatica laki-laki dibentuk dari sinus urogenitalis.
REN, URETER, VESICA URINARIA, DAN URETHRA 771
planum
transpyloricum
costa Xll
pinggir lateral
M. erector spinae
Gambar 2l-26 A. Anatomi permukaan ren dan ureter pada dinding anterior abdomen. Perhatikan hubungan antara hilus
renalis masing-masing ren dengan planum transpyloricum. B. Anatomi permukaan ren pada dinding posterior abdomen.
REN, URETER, VESICA URINARIA, DAN URETHRA
Pertanyaan Pilihan Ganda D. Suplai darah pars distalis ureter berasal dari arteria
vesicalis superior.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT. E. Masuk vesica urinaria pada angulus lateralis atas
trigonum.
1. Hilus renalis dexter berisi struktur penting berikut ini,
kecuali: 6. Pernyataan berikut ini benar untuk persarafan vesica urinaria,
A. Pelvis renalis. kecuali:
B. Cabang-cabang vena renalis. A. Serabut simpatik posganglionik berasal dari ganglion
C. Serabut nervus simpatik. lumbale pertama dan kedua.
D. Sebagian glandula suprarenalis dextra B. Serabut parasimpatik posganglionik berasal dari plexus
E. Cabang-cabang arteria renalis. hypogastricus inferior.
t
C. Serabut aferen sensorik yang berasal dari dinding
2. Pernyataan berikut ini benar untuk ren sinister, kecuali: vesica urinaria mencapai medulla spinalis melalui nervi
A. Papillae renales bermuara langsung ke dalam calices splanchnici pelvici dan juga berjalan bersama nervus
renales majores. simpatik.
B. Ren sinister sedikit lebih tinggi dari ren dexter. D. Serabut parasimpatik preganglionik berasal dari segmen
C. Ren sinister di anterior berhubungan dengan gaster. sacralis kedua, ketiga, dan keempat medulla spinalis.
D. Medulla terdiri dari kurang lebih 12 pyramis medullae E. Serabut parasimpatik posganglionik berperan untuk
renalis. menutup sphincter vesicae selama ejakulasi.
E. Pada pertemuan pelvis renalis dan ureter, lumen ureter
menyempit.
Pertanyaan Melengkapi
3. Ren dexter mempunyai hubungan penting berikut ini,
kecuali: Pilih satu jawaban yang PALING TEPAT untuk melengkapi.
A. Berhubungan dengan collum pancreatis.
B. Terletak antedor terhadap recessus costodiaphragmaticus 7. Nyeri yang disebabkan oleh lintasan batu ke ujung bawah
ureter sinister mungkin dirujuk ke:
dexter.
C. Berhubungan dengan bagian kedua duodenum.
A. regio umbilicalis.
D. Berhubungan dengan flexura coli dextra.
B. regio iliaca dextra.
kecuali:
D. pars spongiosa.
A. Masuk pelvis di depan bifurcaiio arteria iliaca communis. E. bukan salah satu di atas.
B. Ureter masuk vesica urinaria dengan berjalan langsung
10. Urethra feminina:
melalui dinding vesica urinaria, sehingga tidak ada
mekanisme katup pada tempat masuknya.
A. panjangnya sekitar 3 inci (7.62 cm).
Pertanyaan Mencocokkan
Cocokkan nomor struktur-struktur yang terdapat pada pyelogram intravena, yang diper0leh 20 menit setelah suntikan medium kontras,
dengan huruf yang sesuai (anak perempuan berusia 5 tah u n).
Cocokkan nomor struktur-struktur yang terdapat pada CT scan abdomen setinggi vertebra lumbalis kedua setelah pyelografi intravena
dengan huruf yang sesuai.
1. D yang tidak benar. Glandula suprarenalis dextra menudungi 7. D yang benar. Nyeri dari ujung atas ureter menjalar ke
katup atas ren dexter dan tidak melebar ke bawah sampai ke punggung di belakang ren. Nyeri dari bagian tengah ureter
hilus renalis (Gambar 21-1). menjalar ke daerah inguinal, dan nyeri dari ujung bawah
menjalar ke penis atau clitoris. Hal ini karena nervus aferen
2. A yang tidak benar. Papillae renales bermuara langsung ke masuk medulla spinalis pada levei yang berbeda-beda,
dalam calices renales minores (Gambar 21-2). sehingga nyeri akan juga dirasakan sepanjang nervus spinalis
yang berasal dari level medulla spinalis tersebut.
A yang tidak benar. Pancreas tidak berhubungan dengan ren
dexter (Gambar 21-4). 8. C yang benar. Musculus sphincter urethrae disarafi oleh
cabang-cabang dari nervus pudendus.
D yang tidak benar. Vasa testiculares atau vasa ovarica
menyilang ureter di facies anteriornya (Gambar 21-10). 9. C yang benar. Bagian paling sempit urethra masculina adalah
meatus urethrae externus pada glans penis.
B yang tidak benar. Ureter menembus dinding vesica urinaria
secaramiring, sehingga memberikan mekanisme katup yang L0. E yang benar. Urethra feminina mudah terkena infeksi.
mencegah urin kembali ke ureter dari cavitas vesicae.
11. G yang benar. Struktur 1 adalah calyx minor.
E yangtidak benar. Nervus simpatik berperan untuk kontraksi
musculus sphincter vesicae selama ejakulasi. 12. B yang benar. Struktur 2 adalah pelvis renalis dextra.
776 BAB2|
13. F yang benar. Struktur 3 adalah calyx major ren sinister. 17. F yang benar. Struktur^2 adalah vena cavd inferior.
14. D yang benar. Struktur 4 adalah ureter sinister. 18. E yang benar. Struktur 3 adalah ureter sinister diisi oleh zat
radiopak.
15. E yang benar. Struktur 5 adalah vesica urinaria yang terisi
sebagian dengan zat radiopak A yang benar. Struktur 4 adalah aorta.
19.
15. C yang benar. Struktur 1 adalah vesica biliaris. 20. D yang benar. Struktur 5 adalah pancreas.
,F'\
777
778
ORGAN GENITALIA IAASCULINA, PEN/S, DAN SCROTUIT 779
Catatan Fisiotogi: Spermatogenesis dan suhu 7gO Spatium Profundum Perinei 789
Catatan Embriotogi: Pembentukan Testis 7gj Catatan Embriotogi: Pembentukan Genitatia Externa Mascutina
783 795
Descensus Testicutorum
-
780 BAB 22
ureter dexter
vestca unnana
testis
prostal
glans penis ductus
deferens glandula bulbourethralis
epididymis
tunica vaginalis
scrotum
12). Di sampingnya, fascia superficialis melekat pada rami menyebabkan daerah permukaaii kulit scrotum herkurang, dan
ischiopubica (lihat Gambar 22-10). Kedua lapisan fascia pada waktu bersamaan testis bergerak nrendekati trJbuh.vang lebth
superficialis berperan membentuk sekat median yang hangat. Di samping itu, muscuius cremaster di dalam funicuius
menyilang scrotum dan memisalkan testis satu dengan yang spermaticus dan dinding scrotum secara refleks berkoniraksi,
lain. mengangkat testis ke arah pelvis. Naiknya suhu di dalam scrotum
Fasciae spermalicae: Fasciae tiga lapis ini terletak di bawah menyebabkan tunica darlos dan rnusculus cremaster ielaki.:sr
fascia superficialis dan berasal dari tiga lapis dinding anterior sehingga testis bergerak menjairhi trjbuh dan inenjaili leirih iirctir.
abdomen masing-masing sisi (Gambar 22-2).
Musculus SekaranE diketahui bahwa u,enaE i.n3itclj;:rr9 ii rJaiarii f,Jriii-rtus
cremaster di dalam fascia cremasterica dapat dibuat kontraksi yanq rnsrn)Fitiui. t:lsx*:i pJriFiii;f{_ri"j-r'ls, bei-sana
spermatici"rs
dengan menggores kulit sisi medial paha. Hal ini disebut ia* l.estir,il iai.es vairi lFrleiak ijskai
Cengan cet'an!j "i,, banq arigf
refleks cremaster. Serabut aferen lengkung refleks ini berjalan dengan vela, nrtnqkit: ntinbaf,:iu l'tersiallilki:r s!;irl i€stis
pada ramus femoralis nervi genitofemoralis (L1 dan 2) dan dengan mekanisme perluliaian panas secara "alountBfturi;jn.t'.
serabut eferen motorik berjalan pada ramus genitalis nervi Dengan cara ini. darah panas yang berasal dari ar.teri al_..tJcnren
genitofemoralis. memberikan panasnya kepada darai.t yang berjalan ke atas melalui
Tunica vaginalis (Gambar 22-1 ,22-2, dan22-3): Tunica vaginalis vena-vena ke abdomen.
terietak di dalam fasciae spermaticae dan meliputi permukaan
anterior, media, dan lateralis masing-masing testis. Tunica
vaginalis merupakan perluasan ke bawah processus vaginalis
peritonei, dan biasanya sesaat sebelum lahir menutup dan
I Aliran Limfe
memisahkan diri dari bagian atas processus vaginalis peritonei Cairan limfe dari kulit dan fascia, termasuk tunica vaginalis
dan cavitas pertonealis. Dengan demikian tunica vaginalis dialirkan ke nodi lymphoidei inguinales superficiales (Gambar
merupakan kantong tertutup, diinvaginasi dari belakang oleh 22-4).
testis.
Testis
Spermatogenesis dan Suhu Testis adalah sepasang organ berbentuk lonjong dengan ukuran
ductus deferens
anulus inguinalis
fascia spermatica externa
superficialis
fascia cremasterica
A
fascia spermatica
conjoint tendon
lapisan lemak
fascia superficialis
(fascia Camperi)
M. dartos
fascia spermatica
fascia
B fascia spermatica i
tunica vaginalis
Gambar 22-2 A. Lanjutan berbagai lapisan dinding anterior abdomen yang meliputi funiculus spermaticus. B. Kulit dan fascia
superficialis dinding abdomen dan scrotum, dan tampak pula tunica vaginalis.
ductus deferens
l"u'u'
epididymis
\"o'o'"
cauda
ductuli efferentes
epididymis
M. dartos
ductus deferens
mediastinum testis
lapisan membranosa
fascia superficialis
tubulus seminiferus
(fascia Collesi)
- tunica albuginea
fascia spermatica
externa
$
\
fascia cremasterica t
( \\
fascia spermatica interna
\
tunica vaginalis
\\
Gambar 22-3 Testis dan epididymis, funiculus spermaticus, dan scrotum, Diperlihatkan pula penampang horizontal testis dan
epididymis.
Planum
transpyloricum
,,\
fy'rrr3'lxln'"'''"'
kulit r"rotrr
J
l_
Gambar 22-4 A|nn cairan limfe testis dan kulit scrotum.
,{ '',\
f
'\tI
,' I ll3
r'i H
.E
ir rl
rl'I
i... . i
'; i '':l't
ii\t
\{ii
!.\r,l'. ll'
A \I,
tr1 4 '. FRI
sel-sel kelamin
primordial
pita seks
rigi genital
epithelium selom
rete testis
rigi genital
mesonephros
c D
gubernaculum urethra
prostatica
paramesonephros
""JHi;
H {.X ",ra
testis
gubernacurum
D
sisa
gubernaculum
,l
Gambar 22-6 Asal, perkembangan, dan akhir processus vaginalis peritonei pada kedua jenis kkelamin.
3lamin. Perhatikan descensus
der
A. iliaca externa
A. epigastrica inferior
ductus deferens
sprna
ischiadica
M. obturator
internus
prostat
Gambar 22-7 Setengah bagian kanan pelvis, memperlihatkan hubungan antara ureter dan ductus deferens.
Vena Prostat
Vena-vena bermuara ke dalam vena iliacae internae.
I Lokasi dan Deskripsi
I Aliran Limfe -
Prostat merupakan organ glandula fibrorr,uskular yang
Limfe mengalir ke nodi iliaci interni. mengelilingi urethra pars prostatica (Gambar 22-1 dan 22-9).
Panjang prostat kurang lebih 1,25 inci (3 cm) dan terletak di antara
collum vesicae di atas dan diaphragma urogenitale di bawah
(Gambar 22-9).
Prostat dikelilingi oleh capsula fibrosa. Diluar capsula terdapat
Fungsi Vesicula Seminalis
selubung fibrosa" yang merupakan bagian dari lapisan visceral
FLingsi vesicula seminalis adalah menghasilkan sek:ret yang fascia pelvis (Gambar 22-9). Prostat yang berbentuk kerucuf
diiambahkan pada cairan semen. Sekretnya mengandung zat mempunyai basis yang terletak di superior dan berhadapan
yang penting sebagai makanan spermatozoa. Dinding vesicula dengan collum vesicae; dan apex prostatae yang terletak di inferior
serninalis berkontraksi selama ejakulasi dan m€ndorong isiny6 ke berhadapan dengan diaphragma urogenitaie. Kedua ductus
dilctLrs ejaculatc,rius, deilgan demikiaf mengeluarkan sperrnatc:oa ejaculatorius menembus bagian atas facies posterior prostat untuk
ke urelhra bermuara ke urethra pars prostatica pada pinggir lateral utriculus
prostaticus (G amb ar 22-9).
ORGAN GENITALIA I,AA,SCULINA, PEN/S, DAN SCROTUM 787
ureter sinister
ductus deferens
sinisier
apex vesrcae
collum vesrcae
ureter dexter
facies posterior
prostatae
pars membranacea
urethrae
B
Gambar 22-8 A. Vesica urinaria, prostat, dan vesicula seminalis sinistra tampak lateral. B, Vesica urinaria, prostat, ductus
deferens, dan vesicula seminalis tampak posterior.
membrana mucosa
pelvrs visceralis
M. levator ani
sinus prostaticus
capsula utriculus prostaticus
prostatica
crista urethralis
urethra prostatica
sinus prostaticus
ductus ejaculatorius
crista urethralis B
prostatae
ductus ejaculatorius. Facies superior lobus medius berhubungan utriculus prostaticus, yang analog dengan uterus dan vagina pada
dengan trigonum vesicae, bagian ini mengandung banyak kelenjar. perempuan. Pada pinggir utriculus terdapat muara kedua ductus
Lobus posterior terletak di belakang urethra dan di bawah ductus ejaculatorius (G amb ar 22-9).
ejaculatorius dan juga mengandung jaringan kelenjar. Lobus
lateralis dexter dan sinister terletak di samping urethra dan
dipisahkan satu dengan yang lain oleh alur vertikal dangkal yang Glandula Bulbourethralis
terdapat pada permukaan posterior prostat. Masing-masing lobus
lateralis mengandung banyak kelenjar. Glandula bulbourethralis merupakan dua kelenjar kecil yang
terletak di bawah musculus sphincter urethrae (Gambar 22-10).
Ductusnya menembus membrana perinealis (lapisan fascia inferior
diaphragma urogenitale) dan bermuara ke urethra pars spongiosa.
Fungsi Prostat Sekretnya dikeluarkan ke urethra sebagai akibat stimulasi erotik.
I Pendarahan
Arteri
Diaphragma U rogenitale
Cabang-cabang arteria vesicalis inferior dan arteria rectalis media
mendarahi prostat.
Diaphragma urogenitale adalah diaphragma musculofasciale
berbentuk segitiga yang mengisi celah arcus pubis (Gambar 22-
Vena
10). Diaphragma ini dibentuk oleh musculus sphincter urethrae
Vena-vena membentuk plexus venosus prostaticus, yang terletak dan musculus transversus perinei profundus yang terletak di
di antara capsula prostatica dan selubung fibrosa (Gambar 22-9). antara lamina superior dan lamina inferior fascia diaphragma
Plexus prostaticus menampung darah dari vena dorsalis penis urogenitale. Lamina inferior fascia diaphragma urogenitale sering
profunda dan sejumlah venae vesicales, serta bermuara ke vena disebut sebagai membrana perinealis (lihat Gambar 22-14).
iliaca interna. Anterior terhadap diaphragma urogenitale terdapat celah
kecil di bawah symphisis pubis, yang dilalui oleh vena dorsalis
Pembuluh limfe prostat mengalirkan cairan limfe ke nodi iliaci Spatium Profundum Perinei
interni.
M. sphincter urethrae
A. profunda penis
lamina inferior
fascia diaphragma
urogenitale A. bulbi penis
crus pents
M. ischiocavernosus
glandula bulbourethralis
bulbus urethrae
bulbus penis s
f) M. bulbospongiosus
Nn. scrotales
lapisan membranosa
kulit sisi medial paha fascia superficialis
Gambar 22-10 Potongan coronal pelvis laki-laki, memperlihatkan prostat, diaphragma urogenitale, dan isi spatium superficiale
perinei.
i. +.r
ORGAN GENITALIA TIASCULINA, PENIS, DAN SCROTUIT 791
vestca unnana
M. puborectalis
anococcygeum
canalis analis
diaphragma urogenitale
fossa terminalis
diaphragma urogenitale
canalis analis
fascia Collesi
Iamina superior fascia
diaphragmatis urogenitale
M. dartos
Gambar 22-12 Susunan fascia superficialis pada trigonum urogenitale , Perhatikan spatium supeficiale perinei dan spatium
profundum perinei.
Vena
Vena-vena bermuara ke venae pudendae internae.
Ereksi Penis
( Aliran Limfe Ereksi pada pria terjadi secara bertahap sebagai akibat dari
berbagai stimulasi seksual. penglihatan yang menyenangkan,
Cairan limfe kulit penis dialirkan ke kelompok medial nodus suara, bau, dan stimulus psikis lainnya yang kemudian diperkuat
inguinalis superficialis. Struktur-struktur profunda penis meng- oleh rangsangan rabaan langsung pada kulit tubuh pada umumnya
alirkan cairan limfenya ke nodi iliaci intemi. dan kulit kelamin menyebabkan stimulus aferen yang kuat pada
sistem saraf pusat. lmpuls eferen berjalan turun ke medula spinalis
I Persarafan
menuju sistem parasimpatik pada segmen sacralis kedua, ketiga,
dan keempat. Serabut preganglion parasimpatik masuk ke plexus
Persarafan berasal dari nervus pudendus dan plexus pelvicus. hypogastricus inferior dan bersinaps pada neuron posganglionik.
ORGAN GENITALIA TIASCULINA, PEN/s, DAN SCROTUM
corpus cavernosum
corpus spongrosum
M. bulbospongiosus
corpus perineale
diaphragma urogenitale
M- transversus
perinei superficialis M. levator ani
Gambar 22-13 Radix penis dan otot perineum.
V. dorsalis
profunda
penis
N. dorsalis
penis
A. dorsalis
penis
corpora
Nn. scrotales posteriores cavernosa
V dorsalis
profunda penis corpus
spongiosum
corona
penis glans
penis
V. dorsalis
penis A. dorsalis superficialis penis
kulit
A. dorsalis penis
lapisan membranosa
fascia superflcialis A. profunda penis
corpus cavernosum
crus sinistrum
B crus dextrum
pars membranacea
glans penis
urethrae
ostium urethrae
externum
fossa terminalis
corpus spongrosum
lacunae
c
kulit
muara kelenjar
urethra
Gambar 22-15 Penis. A dan B. Tiga corpus jaringan erektil, dua corpora cavernosa dan satu corpus spongiosum dengan
glans penis' C' Urethra pars spongiosa dibuka untuk memperlihatkan lipatan membrana mucosa dan muara kelenjar di bagian
atas urethra.
Serabut-serabut posganglionik mengikuii perjalanan arteria Bila klimaks rangsangan seksual tercapai dan terjadi ejakulasi,
pudenda inlerna dan didistribusikan sepanjang percabangannya, atau rangsangan seksual berhenti atau dihambat, arteri yang
masuk ke jaringan erektil pada radix penis. Kemudian terjadi memasok jaringan erektil mengalami vasokonstriksi. penis kembali
vasodilatasi arteri, yang menimbulkan peningkatan aliran darah ke dalam posisi lemas (tlaccid).
yang hebat ke dalam ruangan yang terdapat di dalam jaringan
erektil. Corpora cavernosa dan corpus spongiosum penis mem-
besar karena terisi darah, dan menekan aliran vena terhadap
fascia yang meliputinya. Dengan cara ini, aliran keluar darah dari
jaringan erektil dihambat, sehingga tekanan interna meningkat dan Ejakulasi
tetap dipertahankan dalam keadaan demikian. Dengan demikian Selama peningkatan rangsangan seksual yang terjadi selama
panjang dan diameter penis bertambah besar dan disebut berada hubungan seksual, meatus urethrae externus pada glans penis
dalam posisi ereksi. menjadi basah oleh sekrel dari glandula bulbourethralis.
ORGAN GENITALIA hIASCIJLINA, PEN'S, DAN SCROTUI'A 795
Gesekan glans penis, yang diperkuat oleh !'angsangan aferen sel-sel ektoderm dari ujung glans penis. Pita sel-sel ini kemudian
iainnya. mengakibatkan rangsangan serabut saraf simpatik yang mengalami kanalisasi, sehingga urethra pars spongiosa terbuka
pada ujung glans penis.
mensarafi otot polos ductus epididymis dan ductus deferens kedua
sisi, vesicula seminalis, dan prostai Otot polos befkont!-aksl, Preputium aiau kulit depan dibentuk dari lipatan kulit pada
dan spermatczoa besefta sekrei vesicula seminalis dan prostat basis glans penis (Gambar 22-16 dan 22-17). Lipalan kulit diflksasi
ciikeluarkan ke urethra pars prostatica. Cairan ini sekarang ke aspek ventral radix glans oleh frenulum. Jaringan erektil-
bercampur dengan sekret glandula bulbourethralis dan glandula corpus spongiosum dan corpora cavernosa-berkembang di
paraurethralis penis dan kemudian disemprotkan dari urethra dalam inti mesenkim penis.
pars spongiosa sebagai akibai dari kontraksi ritmis musculus
bulbospongiosus yang mengkompres urethra. Sementara itu,
musculus sphincter vesicae berkontraksi dan mencegah refluks
spermatozoa ke dalam vesica urinaria Spermalozoa beserta
sekret beberapa kelenjar asesoris membentuk cairan sgminalis AhIATOMI PERMUKAAN
atau semen.
ffiHNf;TAI-IA MASCULINA
Pada klimaks rangsangan seksual pria, terdapat impuls saraf
dari sistem saraf pusat. lmpuls berjalan ke bawah, ke medula
spinalis, menuju ke sistem simpatik (Tl-L2). lmpuls saraf yang
menuju ke organ genitalia diduga meninggalkan medula spinalis Penis
dari segmen L1 dan L2 di dalam serabut preganglionik simpatik
Kebanyakan serabul-serabut ini bersinaps dengan neuron pos-
gangllonik di dalam ganglia lumbalis pertama dan kedua. Serabut -Penis terdiri dari radix, corPus, dan glans penis (Gambar 22-14,
lainnya mungkin bersinaps di dalam ganglia truncus sympathicus 22-15, dan 22-18). Radix penis terdiri atas tiga massa jaringan
bagian lumbal bawah atau bagian pelvis. Serabut-serabut erektii yang dinamakan bulbus penis, dan crus penis dextrum
posganglionik kemudian menuju ke ductus deferens, vesicula dan sinistrum. Bulbus penis dapat diraba secara palpasi dalam di
seminalis, dan prostat melalui plexus hypogastricus inferior' garis tengah perineum, posterior terhadap scrotum.
Corpus penis merupakan bagian bebas penis yang tergantung
pada symphisis pubis. Perhatikan bahwa permukaan dorsal
(permukaan anterior penis yang flaksid) biasanya mempunyai
vena dorsalis superficialis penis di garis tengah (Gambar 22-15).
Glans penis membentuk ekstremitas corpus penis (Gambar
22-14 dan 22-15). Pada puncak glans terdapat meatus urethrae
externus. Terbentang dari pinggir bawah meatus urethrae
Pembentukan Genitalia Externa Masculina extemus terdapat lipatan yang menghubungkan glans penis
Pada awal perkembangan, mesenkim embrionik tumbuh di dengan preputium dinamakan frenulum. Pinggir dari basis glans
sekitar membrana cloaca dan menyebabkan ektoderm di atasnya penis dinamakan corona (Gambar 22-1'4). Prepfiium dibentuk
terangkat dan membentuk tiga tonjolan Satu tonjolan timbul di oleh lipatan kulit yang melekat pada collum penis. Preputium
antara membrana cloaca dan funiculus umbilicalis di garis tengah menutupi glans penis secara bervariasi dan prePutium daPat
dan disebut tuberculum genitale (Gambar 22-16) Kanan dan ditarik ke belakang dari glans penis.
kiri dari membrana, timbul tonjolan lain, disebut lipat genitalia.
Pada usia 7 minggu, tuberculum genitale meman.iang membentuk
glans penis. Pars anterior membrana cloaca, membrana Scrotum
urogenitalis, kemudian ruptur, sehingga sinus urogenitalis terbuka
ke permukaan. Sel-sel entoderm sinus urogenitalis berproliferasi
dan tumbuh ke arah radix phallus, membentuk lamina urethralis. Scrotum merupakan kantung kulit dan fascia (Gambat 22-12) yang
Sementara itu, timbul sepasang tonjolan lateral sekunder, disebut berisi testis dan epididymis. Kulit scrotum beralur dan diliputi
tonjolan genitalia, yang timbul lateral terhadap lipatan genitalia. -
oleh rambut jarang. Asal bilateral scrotum ditunjukkan oleh
Pada stadium perkembangan ini, genitalia dari kedua jenis kelamin adanya garis gelap di garis tengah, yang terdapat sepanjang garis
identik. fusi, dinamakan raphe scrotalis.
Pada laki-laki, phallus saat ini memanjang dengan cepat
dan menarik lipatan genitalia ke anterior ke facies ventralis
sehingga lipatan ini membentuk pinggir lateral sulcus, yaitu sulcus Testis
urethralis (Gambar 22-17). Dasar sulcus dibentuk oleh lamina
urethralis entoderm. Urethra pars spongiosa terbentuk sebagai
akibat dari penyatuan yang progresif dari kedua lipatan genilalia sebaiknya dipalpasi. Testisberbentuk oval dan konsistensinya
di sepanjang batang phallus kearah radix glans penis. Pada usia
-Testis
padat. Testis terletak bebas di dalam tunica vaginalis (Gambar
4 bulan, sisa urethra di dalam glans penis dibentuk dari tunas 22-3) dan tidak terikat pada jaringan subcutan atau kulit'
796 BAB 22
tuberculum genitale
lipatan genital
-->
tonjolan genital
glans
preputium
penis lamina urogenitalis
membentuk dasar
lipatan genital sulcus urethrae frenulum preputii
tonjolan
genital
->
SINUS
urogenitalis 1-t
Epididymis punyai ujung atas yang melebar atau caput, co{pus, dan cauda
yang mengarah ke inferior (Gambar 22-3). Ductus deferens yang
berbentuk seperti tali berasal dari cauda dan berjaian ke atas
Setiap epididymis dapat diraba pada permukaan posterolateral dan medial terhadap epididymis dan masuk ke dalam funiculus
testis. Struktur epididymis panjang, sempi! padat, dan mem- spermaticus pada ujung atas scrofum.
-
ORGAN GENITALIA MASCULINA, PENIS, DAN SCROTUAA
tuberculum
genitale
lamina
sinus urogenitalis
sisa membrana
cloaca
pars entoderm
mffi
lamina urethralis
,".r"9
fusi lipatan genital
-
Gambar 22-17 Perkembangan urethra pars spongiosa lakFlaki
798 BAB 22
distribusi rambut
spina iliaca pubis pada
anterior superior umbilicus trochanter major
laki-laki crista iliaca
femoris
\_
'r.ffi
tuberculum
pubicum
symphisis pubis glans penis corpus penis
orificium urethrae externum
Pertanyaan Pilihan Ganda B. Vesicula seminalis merupakan dua buah organ berlobus
yang berfungsi menyimpan spermatozoa.
Pilihlah satu jawaban yang PALING IEPAT. C. Ujung atas vesicula seminalis diliputi oleh peritoneum.
D. Fungsi vesicula seminalis menghasilkan sekret yang
1. Pernyataan di bawah ini benar untuk ductus deferens, ditambahkan pada cairan semen.
kecuali: E. Di anterior berhubungan dengan vesica urinaria, dan tidak
A. Keiuar dari armulus inguinalis profundus dan berjalan di ada peritoneum yang memisahkan keduanya.
sekitar pinggir lateral arteria epigastrica inferior.
B. Menyilang ureter pada daerah spina ischiadica. 3. Semua pemyataan di bawah ini benar untuk penis, kecuali:
C. Pars terminalis melebar membentuk ampulla. A. Radix penis dibentuk di garis tengah oleh bulbus penis, dan
D. Terletak pada facies posterior prostatica, hanya dipisahkan ke anterior melanjutkan diri sebagai corpus spongiosum.
oleh peritoneum. B. Radix penis ke lateral dibentuk oleh crura penis yang
E. Bersafu dengan ducfus vesicula seminalis membentuk berlanjut ke anterior sebagai corpora cavemosa.
ductus ejaculatorius. C. Urethra spongiosa terletak di dalam corpus spongiosum.
D. Glans penis merupakan pelebaran distal dari penyafuan
2. Pemyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk vesicular corpora cavernosa.
seminalis, kecuali: E. Penis tergantung pada bagian bawah dinding anterior
A. Di posterior vesicula seminalis berhubungan dengan abdomen oleh dua kondensasi fascia profundus.
rectum dan dapat dipalpasi melalui dinding rectum.
ORGAN GENITALIA IilASCULINA, PEN/S, DAN SCROTUM 799
4. Diaphragma urogenitale dibentuk oleh semua struktur- C. Nodi iliaci externi dan interni
struktur berikut ini, kecuali: D. Nodi inguinales supeficiales
A. Musculus transversus perinei profundus. E. Nodi para-aortici setinggi vertebra lumbalis pertama
B. Membranaperinealis.
C. Musculus sphincter urethrae. 8. Carcinoma prostat umumnya menyebar ke:
D. Fascia Collesi (lapisan membranosa fascia superficialis). A. Nodi iliaci externi dan interni
E. Fascia pelvis parietalis meliputi permukaan atas musculus B. Nodi iliaci intemi
sphincter urethrae. C. Nodi para-aortici
D. Nodi inguinales superficiales
Pada laki-laki, struktur berikut ini dapat dipalpasi dengan E. Nodi mesentericae inferiores
pemeriksaan rectal, kecuali:
A. Bulbus penis Pertanyaan Melengkapi
B. Prostat
C. Vesicula seminalis Pilihlah, satu jawaban yang PALING TEPAT untuk
D. Facies anterior ossis sacri melengkapt.
E. Ureter.
9. Plexus venosus prostaticus bermuara ke dalam:
6. Proses ejakulasi tergantung pada proses berikut ini, kecuali: A. Venae iliacae internae
A. Sphincter vesicae urinariae berkontraksi. B. Vena cava inferior
B. Serabut-serabut saraf preganglionik simpatik yang berasal C. Venae iliacae externae
dari segmen lumbal pertama dan kedua medula spinalis D. Venae iliacae internae dan externae
harus utuh. E. Venae testiculares
C. Otot polos epididymis, ductus deferens, vesicula seminalis,
dan prostat berkontraksi. 10 Ereksi penis merupakan respons terhadap aktivitas:
D. Glandula bulbourethralis dan glandula urethralis aktif. A. Saraf simpatik
E. Musculusbulbospongiosusrelaksasi. B. Saraf parasimpatik
C. Saraf simpahk dan parasimpatik
7. Carcinoma glans penis pada akhimya menyebar sampai ke: D. Nervi inguinales
A. Nodi iliaci externi E. Bukan salah satu di atas
B. Nodi iliaci interni
1. D yang tidak benar. Ductus deferens terletak secara kontak tidak normal, menebal karena penyakit, dapat diraba pada
langsung dengan facies posterior vesicae urinariae (Gambar pemeriksaan vagina.
22-7). Ujung inferior ampulla menyempit ke bawah dan
bergabung dengan ducfus vesicula seminalis membentuk 6. E yang tidak benar. Pada ejakulasi, otot-otot bulbospongiosus
ductus ejaculatorius. berkontraksi secara ritmik dan menekan urethra" memaksa
cairan semen keluar dari meatus urethrae extemus.
, B yang tidak benar. Vesicula seminalis tidak menyimpan
spermatozoa. Vesicula seminalis menghasilkan sekret yang 7. C yang benar. Carcinoma glans penis menyebar ke nodi iliaci
memberi makan spermatozoa. interni dan externi.
800
PERINEUTA, ORGAN GENITALIA FETAININA, D,AN PERSATINAN 801
Catatan Embriologi: Pembentukan Tuba Uterina g12 Jawaban dan Penjetasan 831
Uterus 812
reproduksi perempuan dapat ditemui oleh profesional abnormal, prolapsus uteri, atau penyakit radang pelvis akut. Tujuan
Qistem
:,lmedis dalam berbagai kondisi, seperti infeksi, kehamilan yang Bab ini adalah menyediakan uraian anatomi singkat yang berkaitan
tidak terduga, kehamilan ektopik, aborsi spontan, perdarahan pelvis dengan kondisi klinik yang umum.
ligamentum
sacrotuberosum
spina ischiadica
daerah cavitas
pelvis utama
M- levator ani
canalis
obturatorius untuk
A. V N. obturatorius
regio perinealis
M. obturator internus
Gambar 23-1 Setengah bagian kanan pelvis memperlihatkan otot-otot yang membentuk lantai pelvis. Perhatikan bahwa
musculus levator ani dan musculus coccygeus beserta fascia yang meliputinya membentuk diaphragma pelvis. Perhatikan juga
bahwa daerah cavitas pelvis utama terletak di atas diaphragma pelvis dan regio perinealis terletak di bawah diaphragma pelvis.
Musculus LevatorAni
Musculus levator ani adalah lembaran otot lebar dan tipis yang
mempunyai origo berbentuk garis pada bagian belakang corpus
ossis pubis, origo otot ini merupakan sebuah arcus tendineus yang
dibentuk oleh penebalan fascia pelvis yang meliputi musculus
obturator intemus dan spina ischiadica (Gambar 23-3).
Gambar 23-2 Perineum berbentuk belah ketupat yang dibagi oleh garis
putus-putus menjadi regio urogenitalis dan regio analis.
PERINEUIA, ORGAN GENITALIA FEIAININA, DAN PERSAL/NAN
.\s\
garis penebalan
fascia yang meliputi
M. obturator internus
S
canalis
obturatorius
M. levator prostatae
atau sphincter vaginae
M. puborectalis
M. pubococcygeus
corpus perineale
perbatasan rectum
dan canalis analis
M. iliococcygeus
corpus anococcygeale
M. coccygeus
Gambar 23-4 Musculus levator ani dan musculus coccygeus dilihat dari permukaan inferior. Perhatikan bahwa musculus levator
ani dibentuk oleh beberapa kelompok otot yang berbeda. Musculus levator ani dan musculus coccygeus dengan fascia yang
membungkusnya membentuk dasar muskular pelvis yang dinamakan diaphragma pelvis.
804 BAB 23
analis. Musculus pubococcygeus berjalan ke posterior dan Fungsi: Kedua otot ini membanfu musculus levator ani
berinsersi pada masa jaringan ikat keci1, yang disebut corpus menyokong viscera pe)vi>.
anococcygeum, di antara apex ossis coccygis dan canalis Persarafan: Berasal dari cabang-cabang nervus sacralis IV dan
analis. V.
I Serabut-serabutposterior: musculus iliococcygeusberinsersi
pada corpus anococcygeum dan os coccygis. Ringkasan dari iempat perlekatan otot-otot dinding dan dasar
pelvis, persarafannya, serta fungsinya dijelaskan pada Tabel 13-7.
Fungsi: musculus levator ani pada kedua sisi membentuk
lengkung otot yang efisien untuk menyokong dan memper-
tahankan viscera pelvis pada tempatnya. Musculus levator I Diaphragma Urogenitale
ani mencegah peningkatan tekanan di dalam pelvis selama Diaphragma urogenitale adalah diaphragma muskulofasial yang
mengedan dan mendorong otot-otot abdomen (seperti yang berbentuk segitiga yang terletak di bagian anterior perineum
terjadi bila batuk). Otot ini juga mempunyai fungsi sebagai di bawah 1eve1 diaphragma pelvis (Gambar 23-5). Diaphragma
sphincter pada junctura anorectalis, dan pada perempuan urogenitale mengisl celah arcus pubicus. Diaphragma ini dibentuk
berfungsi juga sebagai sphincter vaginae. oleh musculus sphincter urethrae dan musculus transversus
Persarafan: Berasal dari ramus perinealis nervi sacralis IV dan perinei profundus, yang terletak di antara lamina superior dan
dari ramus perinealis nervi pudendi. lamina inferior fascia diaphragma urogenitale. Lamina inferlor
fascia diaphragma urogenitale sering disebut sebagai membrana
Musculus Coccygeus perinealis.
Musculus coccygeus merupakan otot kecil berbentuk segitiga yang Ke anterior, kedr-ra lapisan fascia bersatu, meninggalkan suatu
berasal dari spina ischiadica dan berinsersi pada ujung bawah os celah kecil di bar,r,ah symphisis pubis. Ke posterior, kedua lapis
sacrum dan bagian atas os coccygis (Gambar 23-3 dan 23-4). fascia bergabung satu dengan yang lain dan juga dengan lapisan
M. levator ani
fascia M. obturator internus
M. sphincter
u rethrae
m ')+ M. obturator
nternus
i
membrana
lamina superior
obturatoria
fascia diaphragmatis
urogenitalis
N. dorsalis clitoridis
A. profunda clitoridis
A. pudenda interna
crus clitoridis
A. bulbi vestibuli
lamina inferior fascia
diaphragmatis urogenitalis M. ischiocavernosus
M. bulbospongiosus
labium minus
Gambar 23-5 Potongan koronal pelvis perempuan memperlihatkan vagina, diaphragma urogenitale, dan isi spatium
superficiale perinei.
PERINEU/A, ORGAN GEN|TALIA FElvllNlNA, DAN PERSALINAN 805
membranosa fascia superficialis dan corpus perineale. Ke lateral, melekatnya, misalnya ligamentum pubovesicale dan ligamentum
lapisan-lapisan fascia melekat pada arcus pubis. Ruang tertutuP sacrocervicale.
yang terletak di antara iapisan superficialis dan profuqda dikenal
sebagai spatium profundum perinei. (Gambar 23-5).
Peritoneum Pelvicum
lsi Spatium Profundum Perinei
Peritoneum parietalis meliputi dinding-dinding pelvis dan melipat
Spatium profundum perinei (Gambar 23-5) berisi sebagian
pada viscera pelvis, untuk kemudian melanjutkan diri sebagai
urethra; sebagian vagina; sphincter urethrae yang ditembus oleh
peritoneum visceralis (Gambar 23-6). Untuk keterangan yang lebih
urethra dan vagina; Musculus transversus perinei profundus; vasa
rinci, lihat halaman 822.
pudenda interna beserta cabang-cabangnya; dan nervus dorsalis
clitoridis.
Urethra dan vagina masing-masing diuraikan pada halaman Organa Genitalia Feminina
806 dan 819.
Sphincter urethrae diuraikan pada halaman 765' Arteri dan
Vena pudenda interna serta nervus dorsalis clitoridis mempunyai Sistem reproduksi perempuan terdiri atas organa genitalia extern4
susunan yang sama seperti struktur yang sama pada laki-laki. sepasang ovarium, sepasang tuba uterine, uterus, dan vagina.
Ringkasan dari otot-otot perineum, persarafannya, dan
fungsinya dijelaskan pada Tabel 13-8. I Organa Genitalia Externa
Organa genitalia externa termasuk mons pubis (kulit berambut di
Fascia Pelvis depan pubis) (Garnbar 23-7),labium majus, labium minus, clitoris,
dan glandula vestibularis major (glandula Bartholini).
Fascia pelvis dibentuk oleh jaringan ikat dan dilaniutkan ke atas
Labium Majus
sebagai fascia yang membatasi dinding abdomen' Di bawah, fascia
berlanjut sebagai fascia perinei. Fascia pelvis dapat dibagi menjadi Labium majus merupakan lipatan kulit menonjol yang terbentang
fascia pelvis parietalis dan fascia pelvis visceralis. dari mons pubis untuk bersatu di posterior pada garis tengah
(Gambar 23-7).Labfum majus berisi lemak dan pada permukaan
a Fascia Pelvis Parietalis luarnya ditutupi oleh rambut. (Labium majus homolog dengan
scrotum pada laki-laki).
Fascia pelvis parietalis melapisi dinding pelvis dan diberi nama
sesuai dengan otot yang dilapisinya. Misalnya, di atas musculus Labium Minus
obturator internus fascia ini tebal dan kuat darr disebut fascia
obturator internus (Gambar 23-5). Di atas musculus ievator ani Labium minus merupakan dua lipatan kulit kecil tidak berambut,
dan musculus coccygeus, fascia membentuk fascia levator ani dan terletak di antara labium majus (Gambar 23-7). Ujung posteriornS'a
fascia coccygeus, atau secara singkat disebut sebagai lapisan fascia bersatu membentuk lipatan tajam, frenulum labiorum.
superior diaphragmatis pelvis. Ke anterior labium minus terpisah untuk meiiputi clitoris,
Di tempat di mana diaphragma pelvis terbuka di sebelah membentuk preputium di anterior dan frenulum di posterior
depary fascia pelvis parietalis akan berialan melewati lubang (Gambar 23-7).
tersebut beserta dengan fascia yang meliputi permukaan inferior
diaphragma pelvis di dalam perineum. Pada banyak tempat di Vestibulum Vaginae
mana fascia parietalis berhubungan dengan tulang, fascia ini akan Vestibulum vaginae adalah ruang di antara labium minus. Pada
bersatu dengan periosteum. puncak vestibulum terdapat clitoris dan pada basisnya terdapat
Di bawah perineum, di mana fascia pelvis parietalis menutupi muara urethra, vagina, dan ductus glandula vestibularis major
musculus sphincter urethrae dan membrana perinealis, fascia ini (Gambar 23-7).
dikenal sebagai lapisan perinealis fascia pelvis parietalis; berarti
fascia ini membentuk fascia superior diaphragmatis urogenitalis.
Clitoris
I Fascia PelvisVisceralis Lokasi dan Deskripsi
Fascia pelvis visceralis adalah selapis jaringan ikat jarang yang Clitoris, yang mirip dengan penis pada laki-laki, terletak di anterior
meliputi dan menyokong semua viscera pelvis. Di tempat di mana pada apex vestibulum (Gambar 23-7). Strukturnya sama dengan
viscus utama berhubungan dengan dinding pelvis, fascia pelvis penis. Glans clitoridis sebagian tedutup oleh preputium.
visceralis akanbersatu dengan fascia pelvis parietalis. Pada tempat-
tempat tertent4 fascia ini menebai dan membentuk ligamenta Radix Clitoridis
fasciae, yang biasanya terbentang dari dinding pelvis sampai Radix clitoridis terbentuk dari tiga masa jaringan erektil yang
ke viscus dan berfungsi sebagai penyokong tambahan pada alat disebut bulbus vestibuli dan crus clitoridis dextrum dan sinistrum
tersebut. Ligamenta ini biasanya dinamakan sesuai dengan tempat (Gambar 23-5 dan 23-8).
806
colon sigmoideum
lengkung ileum
peritoneum
cavum uteri
excavatio
uterovesicalis
vesrca
urinaria
cervtx
diaphragma urogenitale
''""'"
I corpus perineale
Bulbus vestibuli sesuai dengan bulbus penis, tetapi karena G landulaeVestibulares Majores
adanya vagina, bulbus vestibuli terbagi menjadi dua belahan (Glandula Bartholini)
(Gambar 23-8). Bulbus vestibuli melekat pada permukaan
bawah diaphragma urogenitale dan diliputi oleh musculus Glandulae vestibulares majores adalah sepasang kelenjar mucosa
bulbospongiosus. kecil yang letaknya tertutup oleh bagian posterior bulbus vestibuli
Crura clitoridis sesuai dengan crura penis dan di anterior dan labium majus (Gambar 23-5 dan23-8). Masing-masing glandula
menjadi corpora cavernosa ciitoridis. Masing-masing tetap terpisah mengalirkan sekretnya ke dalam vestibulum melalui saluran kecil
dan diliputi oleh musculus ischiocavernosus (Gambar 23-B). yang bermuara pada alur di antara hymen dan bagian posterior
labium minus (Gambar 23-7). Giandutae ini menghasilkan cairan
Corpus Clitoridis pelumas selama hubungan seksual.
mons pubis
ductus glandulae
paraurethralis frenulum clitoridis
orificium urethrae
vestibulum hymen
labium majus
frenulum labiorum
)(ffi vrC
Gambar 23-7 A, Vulva. Perhatikan perbedaan bentuk hymen pada gadis (B), perempuan yang pernah berhubungan seks (C),
dan perempuan multipara (D).
( I Aliran LimfeVulva
OrificiumVaginae
Aliran limfe vulva, termasuk sepertiga bagian bawah vagina
Orificiumvaginae mempunyailipatan mucosa tipis disebuthymery mengalir ke kelompok medial nodi inguinales superficiales.
yang berlubang ditengahnya. Pendarahan ke hymen masuk pada Hubungan berbagai struktur vulva satu dengan yang lain serta
posisi pukul 4 dan B (informasi ini dapat membantu jika pasien diaphragma urogenitale diperlihatkan dalam Gambar 23-8.
datang dengan perdarahan vaglna yang diakibatkan oleh robek
pada saat hubungan seksual).
808 BAB 23
corpus clitoridts
glans clitoridis
crus clitoridis
orificum urethrae
bulbus vestibuli
M. ischiocavernosus
M. bulbospongiosus
glandula vestibularis
major
corpus perineale
M. transversus
M. gluteus maximus perinei superficialis
M. levator ani
corpus anococcygeum
penciuman, perabaan, dan rangsangan psikis lainnya menimbulkan lumbalis pertama dan kedua. Serabut lainnya mungkin bersinaps
intensitas rangsangan seksual. Selama proses ini dinding vagina di dalam ganglia truncus sympathicus bagian lumbal bawah atau
menjadi basah oleh lransudasi cairan dari tuniea mucosa yang bagian pelvicus. Serabulserabut posganglionik kernudian menuju
mengalami kongesti. Selairr itu, glandula vestibularis major pada ke otot polos dinding vagina, yang akan berkontraksi secara ritmik.
orificium vaginae mengeluarkan cairan pelumas. Selain itu, impuls saraf berjalan melalui nervus pudendus (S2, 3,
Bagian atas vagina yang terletak di rongga pelvis disarafi oleh dan 4) untuk mencapai musculus buibospongiosus dan musculus
plexus hypogastricus dan hanya peka terhadap regangan. Daerah ischiocavernosus, yang juga mengalami kontraksi ritnrik. pada
ostium vaginae, labium minus, dan clitoris sangat peka ierhadap banyak perempuan, orgasme tunggal menimbulkan kepuasan
rabaan dan disarafi oleh nervus iltoinguinalis dan nervus dorsalis seksual, tetapi pada perempuan lainnya membutuhkan orgasme
clitoridis. berkali-kali unluk merasakan kepuasan.
PERINEUIA, OR6AN GENITALIA FEMININA, D,AN PERSAL/NAN 809
tuberculum genitale
lipatan genital
-+
tonjolan genital
urogenitalis
labium majus
A. ovarica
tuba uterina
Iigamentum ovarii proprium
M. psoas
A. V. iliaca ligamentum latum fundus
externa epoophoron
perlekatan ovanum
mesovarium
membrana peritoneum
obturatoria
A. uterina
l-(\ 1 .2
M. obturator
internus
"ffi
,r_, ,, fls,'N:
fascia pelvis
?
.>'.i. - r ,l'rl
i 'd-:
A fascia M obturator internus M. levator ani
tuba uterina
ovanum
mesovanum
ligamentum
teres uteri ligamentum
latum
peritoneum
ureter A. uterina
ramus vaginaiis
B
Gambar 23-10 A. Potongan coronal pelvls memperlihatkan uterus, ligamentum latum, dan ovarium dexter
dilihat dari
posterior. ovarium sinister dan sebagian tuba uterina sinistra dibuang. B. uterus dilihat
dari lateral. perhatikan struktur-struktur
yang terletak di dalam ligamentum latum. Perhatikan uterus terletak retroversi terhadap
bidang lumen vagina pada kedua
diagram,
Vena Persarafan
Vena ovarica dextra bermuara ke vena cava inferior sedangkan Persarafan ovarium berasal dari plexus aorticus dan mengikuti
vena ovarica sinistra bermuara vena renalis sinistra. perjalanan arteria ovarica.
PER|NEUlvl, ORGAN GENITALIA FEMININA, DAN PERSAT/NAN 811
A. ilica interna
A. uterina
ureter
fornix posterior
fornix anterior
Gambar 23-11 Setengah bagian kanan pelvis, memperlihatkan ovarium, tuba uterina, dan vagina.
epithel selom
-i'{;:;.lt:,
:r.l'* '
tubulus mesonephros !;,i,'
rigi genital l'i: I
paramesonephros
pita seks
ngr
tubulus
mesonephros
ovarium yang
sedang berkembang
1 -- '._ { -''
l'r'
gubernaculum
c
ductus
paramesonephros ductus
mesonephros
ovarium yang sedang berkembang
Gambar 23-12 Pembentukan ovarium serta hubungannya dengan ductus mesonephros dan paramesonephros.
Pendarahan
Arteri
Pembentukan Tuba Uterina
Arteria uterina berasal dari arteria iliaca interna dan arteria
Pada tahap awal perkembangan, ductus paramesonephros timbul
ovarica berasal aorta abdominalis (Gambar 23-14) mendarahi tuba
pada dinding posterior abdomen di sisi lateral mesonephros. Tuba
uterina.
uterina pada masing-masing sisi dibentuk dari bagtan cranial
Veno vertikal dan medial horizontal ductus paramesonephros (lihat
Gambar 23-15). Tuba uterina memanjang dan menjadi berkelok-
Vena mengikuti arteri.
kelok, terjadi diferensiasi otot dan tunica mucosa, pembentukan
fimbriae, serta dapat diidentifikasi infundibulum, ampulla, dan
Aliran Limfe
isthmus tubae uterinae.
Pembuluh limfe dari tuba uterina mengikuti arteri yang terkait
dan bermuara ke nodi iliaci interni dan paraaortici.
Uterus
Persarafan
Lokasi dan Deskripsi
Saraf-saraf simpatik dan parasimpatik dari plexus hypogastricus Uterus merupakan organ berongga yang berbentuk buah pir dan
inferior mensarafi tuba uterina. berdinding tebai. Pada orang dewasa muda nullipara, panjang
PERINEUTI, ORGAN GENITALIA FEIAININA, DAN PER5,4tlNAN 813
epoophoron
paroophoron
ductus Gartner
Gambar 23-13 Descensus ovarium dan hubungannya dengan tuba uterina dan uterus yang sedang berkembang.
infundibulum
cavum uten
ostium uteri
internum
portio vaginalis
cervicis
fornix lateralis
ostlum uteri
externum
ostium
paramesonephros
horizontal
ductus mesonephros
A B
ovarium yang
sedang berkembang gabungan ujung bawah
ductus paramesonephros
sinus urogenitalis
ductus mesonephros
ligamentum latum
Gambar 23-15 Hubungan ductus mesonephros dan paramesonephros dengan ovarium yang sedang berkembang, A.
Penampang ovarium yang sedang berkembang. B. Ovarium dan ductus tampak anterior. C dan D, Ductus mesonephros dan
paramesonephros pada penampang pelvis. Perhatikan perkembangan ligamentum latum.
uterus 3 inci (8 cm), lebar 2 inci (5 cm), dan tebal 1 inci (2,5 cm). (Gambar 23-14). Rongga cervix, canalis cervicis, berhubungan
Uterus dibagi atas fundus, corpus, dan cervix uteri (Gambar 23- dengan rongga di dalam corpus uteri melalui ostium uteri
14). internum dan dengan vagina melalui ostium uteri externum.
Fundus uteri merupakan bagian uterus yang terletak di atas Sebelum melahirkan anak pertama (nullipara), ostium uteri
muara tuba uterina. externum berbentuk lingkaran. Pada multipara, portio vaginalis
Corpus uteri merupakan bagian uterus yang terletak di bawah cervicis uteri lebih besar, dan ostium uteri extemum berbentuk
muara fuba uterina. Ke arah bawah corpus akan menyempit, yang celah transversaf sehingga mempunyai labium anterius dan
berlanjut sebagai cervix uteri. Cervix menembus dinding anterior labium posterius (Gambar 23-14).
vagina dan dibagi menjadi portio supravaginalis dan portio
vaginalis cervicis uteri.
Batas-Batas
Cavum uteri berbentuk segitiga pada penampang bidang
coronaf tetapi pada penampang sagital hanya berbentuk celah I Ke anterior: Corpus uteri ke anterior berhubungan dengan
excavatio vesicouterina dan facies superior vesicae (Gambar
PERINEIJI'A, ORGAN GENITALIA FEIAININA, DAN PERSALINAN 815
23-6). Portio supravaginalis cervicis berhubungan dengan Portio supravaginalis cervicis uteri dikelilingi oleh fascia
facies superior vesicae. Portio pars vaginalis cervicis berhu- pelvis visceralis, yang pada daerah ini sering disebut sebagai
bungan dengan fornix anterior vaginae. parametrium. Pada daerah ini arteria uterina disilang oleh ureter
Ke posterior: Corpus uteri ke posterior berhubungan dengan disebelah kanan dan kiri cervix uteri.
excavatio rectouterina (cavum Douglasi) beserta lengkung
ilium atau colon sigmoideum yang ada di rongga ini. Pendarahan
Ke lateral: Corpus uteri ke lateral berhubungan dengan
ligamentum latum serta arteria dan vena uterina (Gambar 23- Arteri
10). Portio supravaginalis cervicis berhubungan dengan ureter Arteri utama vang mendarahi uterus adalah arteria uterina, sebuah
di tempat ureter berjalan ke depan untuk masuk ke vesica cabang dari arteria iliaca interna. Pembuluh ini mencapai uterus
urinaria. Portio vaginalis cervicis berhubungan dengan fornix dengan berjalan ke medial di basis ligamenti lati (Gambar 23-L0).
lateralis vaginae. Tuba uterina masuk pada sudut superolateral Arteria uterina menyilang di atas ureter tegak lurus dan mencapai
uterus, dan ligamentum ovarii proprium serta ligamentum cervix setinggi ostium internum cervicis (Gambar 23-14). Arteri
teres uteri dilekatkan pada uterus sedikit di bawah tempat kemudianberjalanke atas sepanjang pinggirlateraluterus di dalam
ini. ligamentum latum dan akhimya beranastomosis dengan arteria
ovarica, yang juga mendarahi uterus. Arteria uterina memberikan
sebuah cabang kecil yang berjalan turun untuk mendarahi cervix
dan vagina.
Fungsi Uterus
Vena
Uterus berfungsi sebagai tempat untuk menerima, mempertahan-
Vena uterina mengikuti arteri dan bermuara ke dalam vena iliaca
kan, dan memberi nutrisi ovum yang telah dibuahi.
interna.
Aliran Limfe
Posisi Uterus Pembuluh limfe dari fundus uteri menyertai arteria ovarica dan
Pada sebagian besar perempuan, sumbu panjang uterus mengalirkan limfe ke nodi paraaortici setinggi vertebra lumbalis
melengkung ke depan terhadap sumbu panjang vagina. Posisi pertama. Pembuluh dari corpus dan cervix uteri bermuara ke nodi
ini dinamakan anteversi uterus (Gambar 23-74). Selanjutnya, iliaci interni dan externi. Beberapa pembuluh limfe mengikuti
ligamentum teres uteri di dalam canalis inguinalis dan mengalirkan
sumbu panjang corpus uteri melengkung ke depan setinggi
ostium intemum uteri pada sumbu panjang cervix uteri. Posisi limfe ke nodi inguinales superficiales.
ini dinamakan antefleksi uterus (Gambar 23-14). Jadi pada posisi
berdiri, dengan vesica urinaria dalam keadaan kosong, uterus Persarafan
terletak hampir pada bidang horizontal. Saraf-saraf simpatik dan parasimpatik berasal dari plexus
Pada beberapa perempuary fundus dan corpus uteri meleng- hypogastricus inf erior.
kung ke belakang terhadap vagina, sehingga uterus terletak di
dalam excavatio rectouterina (car.'um Douglasi). Pada keadaan
Penyokong Uterus
ini, uterus dikatakan terletak retroversi. Bila corpus uteri juga
terletak melengkung ke belakang terhadap cervix uteri, posisi ini Uterus terutama disokong oleh tonus musculus levator ani dan
dikatakan retrofleksi. kondensasi fascia pelvis yang membentuk tiga ligamentum
penting.
Struktur Uterus
Musculus Levotor Ani dan Corpus PerinLote
Uterus diliputi oleh peritoneum, kecuali di bagian anterior dan
di bawah ostium internum, di tempat ini peritoneum berjalan ke Origo dan insersi musculus levator ani diuraikan pada halaman
depan ke atas vesica urinaria. Di iateral, juga terdapat ruangan di 802. Otot ini membentuk lembaran iebar otot yang terbentang
antara tempat lekat lapisan ligamentum 1atum. di dasar cavitas pelvis, dan bersama dengan fascia pelvis yang
Dinding otot, atau myometrium, berdinding tebal dan terdapat pada permukaan atasnya, menjadi penyokong efektif
dibentuk oleh otot polos yang disokong oleh jaringan ikat. viscera pelvis dan menahan tekanan dari intraabdominal berjalan
Tunica mucosa yang meliputi corpus uteri disebut ke bawah melewati pelvis. Margo medialis pars anterior musculi
endometrium. Tunica ini melanjutkan diri ke atas sebagai tunica levatoris ani dilekatkan pada cervix uteri oleh fascia pelvis
mucosa yang meliputi tuba uterina dan ke bawah sebagai tunica (Cambar 23-16).
mucosa yang meliputi cervix. Endometrium langsung melekat Sebagian serabut musculus levator ani mengadakan insersi
pada oto! sehingga tidak menpunyai lapisan submucosa. Dari pada struktur fibromuskular yang dinamakan corpus perineale
pubertas sampai menopause, endometrium mengalami banyak (Gambar 23-6). Struktur ini penting untuk mempertahankan
perubahan selama siklus mentruasi karena bereaksi terhadap keutuhan dasar pelvis. Bila corpus perineale rusak selama
hormon yang dikeluarkan ovarium. persalinan dapat menyebabkan terjadinya prolapsus uteri. Corpqp;
816 BAB 23
peritoneum
lig. transversum cervicis
A. uterina
I fornix lateralis
F$
M. obturator internus
fascia M. obturator
internus
membrana obturatoria
diaphragma urogenitale
vagina
Gambar 23-16 Potongan coronal pelvis memperlihatkan hubungan musculus levator ani dan ligamentum transversum cervicis
dengan uterus dan vagina. Perhatlkan bahwa ligamentum transversum cervicis dibentuk dari kondensasi fascia pelvis visceralis.
perineale terletak di dalam perineum di antara vagina dan canalis Ligamentum Lotum
analis. Corpus perineale digantungkan ke atas pada dinding pelvis
Ligamenfum latum dan ligamentr-rm teres uteri merupakan
oleh musculus levator ani, dan dengan demikian menyokong
struktr-rr yang longgar, dan uterus dapat tertarik ke atas atau
vagina, dan secara tidak langsung menvokong uterus.
terdorong ke bawah untuk jarak yang cukup jauh sebelum kedua
ligamentum ini menjadi tegang. Di klinik, kedua ligamentum ini
Ligomentum Transversum Cervicis, Ligam entum Pubocervicole, kurang berperan dalam menyokong uterus.
d an Ligam e ntu m Socroce rvicole
Ketiga ligamentum ini merupakan kondensasi subperitoneal fascia
Ligomentum leres Uteri
pelvis pada permukaan atas musculus levator ani. Ligamentum
ini melekat pada cervix dan lekukan vagina, dan berperan penting Ligamentum teres uteri, yang merupakan sisa setengah bagian
unfuk menyokong uterus dan mempertahankan cervix uteri dalam bawah gubernaculum, terbentang dari sudut superolateral uterus,
prr:isi yang benar (Cambar 23-16 dan23-171. melewati anuius inguinalis profundus, dan canalis inguinalis,
menuju ke jaringan subcutan labium majus (Gambar 23-11).
I Ligamentum Transversum cervicis (ligamentum Cardinale): Ligamentum ini membantu mempertahankan uterus dalam posisi
Ligamentum transversum cervicis merupakan kondensasi anteversi (miring ke depan) dan antefleksi (melengkung ke depan),
fibromuskular fascia pelvis yang berjalan menuju cervix dan tetapi sangat teregang selama kehamilan.
ujung atas vagina dari dinding lateral pelvis.
<f LigamentumPubocervicale:ligamentumpubocervicaleterdiri
atas dua jaringan ikat kuat yang berjalan menuju ke cervix dari Uterus pada Anak-Anak
facies posterior os pubis. Ligamentum ini terletak di kanan Fundus dan corpus uteri tetap kecil sampai pubertas, kemudian
dan kiri collum vesicae urinariae, dan sebagian ligamentum membesar dengan cepat karena pengaruh hormon oestrogen yang
ini menyokong vesica urinaria (ligamentum pubovesicale). disekresi oleh ovarium.
) Ligamentum Sacrocervicale: ligamentum sacrocervicale
terdiri atas dua pita fibromuskular kuat fascia pelvis yang
Uterus Setelah l'lenopause
berjalan menuju ke cervix dan ujung atas vagina dari ujung
bawah sacrum. Ligamenfum ini membentuk dua rigi, masing- Setelah menopause, uterus mengalami atrofi, menjadi kecil, dan
masing pada kanan dan kiri excavatio rectouterina (cavum kurang vaskular. Perubahan ini terjadi karena ovarium tidak lagi
Douglasi). menghasilkan oestrogen dan progesteron.
PERINEUIA, ORGAN GENITALIA FEIilININA, DAN PERSALINAN
ligamentum transversum
cervicis
/
ligamentum sacrocervic
ligamentum
sacrocervicale
/
1*
Gambar 23-U Ligamenta yang menyokong uterus. A. Dilihat dari bawah. B. Dilihat dari lateral. Ligamenta ini dibentuk dari
fascia pelvis visceralis.
Pembentukan Placenta
Placenta adalah organ yang membawa respirasi, eksresi, dan
nutrisi untuk embrio, dan placenta selesai dibentuk dalam bulan
margo keempat. Pembentukan placenta merupakan proses yang rumit
costalis dan pada dasarnya organ ini dibentuk oleh simbiosis ibu dan anak
dan terdiri dari pars fetalis dan pars maternalis.
Pars feiilis dibentuk sebagai berikut. Trophoblast menjadi
e- umbilicus stru ktu r yang sa ngat berkembang, dengan vi ll i yang terus mengerosi
dan penetrasi lebih dalam di dalam endometrium. Timbul ruang
7- besar tidak beraturan, drkenal sebagai lacunae, yang mulai terisi
b dengan darah ibu. Pada pusat setiap villus terdapat jarinoan ikat
crista
yang berisi pembuluh darah janin yang akhirnya beranastomosis
sG iliaca
satu dengan yang lain dan bergabung membentuk funiculus
umbilicalis (Gambar 23-21).
4A
Pars maternalis berkembang sebagai berikut. Dibawah
pengaruh progesteron yang pada awalnya disekresi oleh corpus
luteum dan kemudian oleh placenta sendiri, endometrium menladi
sangat tebal dan dikenal sebagai decidua. Banyak daerah
decidua yang mengalami pelubangan oleh invasi villi trophoblast
untuk membentuk spatium interuillum. Pembuluh darah maternal
terbuka ke dalam spatium sehingga dengan demikian permukaan
luar villi dari pars fetal placentae menjadi basah oleh darah yang
Gambar 23-18 Tinggi fundus uteri pada berbagai bulan kehamilan. kaya oksigen (Gambar 23-2 1 ).
tuba utenna
tuba uterina
lamina vaginae
sinovaginalis
fundus uteri
lamina vaginae
corpus uteri
cervix uteri
hymen
glandula vestibularis
labium minus
fornix lateralrs
vaginae
sinus urogenitalis
kurang lebih 1 pon (500 gram). Pinggir placenta tipis, di tempat itu
decidua basalis
placenta berlanjut dengan membrana fetalis (Gambar 23-22).
Pinggir luar atau maternal, permukaan placenta bagian dalam
decidua capsularis kasar pada palpasi, berwarna merah gelap, dan mengeluarkan
Vagina
Lokasi dan Deskripsi
Vagina adalah saluran otot yang terbentang ke atas dan belakang
dari vulva ke uterus (Gambar 23-6). Panjang vagina lebih kurang
3 inci (8 cm) dan mempunyai dinding anterior dan posterior, yang
dalam keadaan normal terletak berhadapan. Pada ujung atasnya
dinding anterior ditembus oleh cervix, yang menonjol ke bawah
dan belakang vagina. Perlu diingat bahwa setengah bagian atas
decidua basalis
vagina terletak di atas dasar panggul dan setengah bagian bawah
funiculus umbilicalis terletak di dalam perineum (Gambar 23-6 dan 23-1.6). Daerah
lumen vagina yang mengelilingi cervix dibagi atas empat daerah
bergabungnya decidua
capsularis dengan atau fornix: fornix anterior, posterior, lateralis dexter, dan lateralis
decidua parietalis sinister. Orificum vaginae pada perempuan yang masih perawan
mempunyai selapis tipis lipatan mucosa disebut hymen, yang
cavum amnron
mempunyai lubang ditengahnya. Setelah melahirkan biasanya
decidua capsularis hymen hanya tinggal rumbai-rumbai.
Batas-Batas
Ke anterior: Di atas vagina berdekatan dengan vesica urinaria
dan di bawah berdekatan dengan urethra (Cambar 23-6).
Ke posterior: Dua pertiga bagian atas vagina berdekatan
dengan excavatio rectouterina (cavum douglasi) dan sepertiga
Gambar 23-20 Penampang sagital uterus memperlihatkan hasil
bagian tengah dengan ampuila recti. Sepertiga bagian bawah
pembuahan yang berkembang di dalam cavum uteri. Ketiga daerah decidua
berdekatan dengan corpus perineale, yang memisahkan vagina
yang berbeda dapat dikenali. Pada usia 16 minggu, cavum uteri ditutup
dari canalis analis (Gambar 23-6).
oleh penyatuan decidua capsularis dengan decidua parietalis.
Ke lateral: Pada bagian atas, vagina berbatasan dengan ureter;
bagian tengah berbatasan dengan serabut-serabut anterior
musculus levator ani, pada waktu serabut serabut iniberjalanke
belakang menuju corpus perineale dan melengkung di sekitar
Pada bulan keempat kehamilan, placenta merupakan organ junctura anorectalis (Gambar 23-10 dan 23-16). Kontraksi
yang telah berkembang baik. Dengan berlanjutnya kehamilan, serabut musculus levator ani menekan dinding vagina satu
placenta menjadi lebih besar dan lebih tebal. Placenta melekat dengan yang lain. Pada bagian bawah, vagina berbatasan
pada sepertiga permukaan dalam uterus. dengan diaphragma urogenitale dan bulbus vestibuli.
Pada persalinan, beberapa menit setelah bayi lahir, placenfa
lepas dari dinding uterus dan dikeluarkan dari cavum uleri sebagai
akibat dari koniraksi otot uterus. Garis pemisahan terjadi pada
lamina spongiosa decidua (Gambar 23-21).
Fungsi Vagina
Penampilan Umum Placenta Saat Lahir Vagina tidak hanya sebagai saluran kelamin pada perempuan,
Pada kehamilan cukup umur, placenta mempunyai konsistensi tetapi juga merupakan saluran ekskresi untuk menstruasi dan
seperti spons. Placenta pipih dan melingkar, dengan diameter lebih membentuk sebagian dari jalan lahir.
kurang 8 inci (20 cm) dengan tebal sekitar 1 inci (2.5 cm), dan berat
820 BAB 23
: ., ,
KOTILEDON
l..ri. Aa.uterinae
. lamina basalis
<zona pemis
sitotrofoblas
V umbilicalis
Aa. umbilicales
funiculus umbilicalis
Gambar 23-21 Potongan melalui placenta memperlihatkan pars maternalis (afas) dan pars fetalis (bawah). Perhatikan pars
maternalis terbagi menjadi lamina basalis, lamina spongiosa, dan lamina compacta. Garis utuh tebal di dalam lamina spongiosa
menunjukkan tempat di mana terjadi pemisahan antara pars maternalis dan pars fetal placenta selama stadium ketiga
persalinan.
Pendarahan Vena
funiculus umbilicalis
(panjang 20 inci)
decidua basalis dibuang
untuk memperlihatkan villi
chorionic dan septa placenta
yang terdapat di bawahnya
kotiledon
Gambar 23-22 Placenta cukup umur terlihat dari facies fetal (A) dan dari facies maternal (B).
Persarafan
Bagian atas vagina disokong oleh musculus levator ani dan 1 9). Gabungan ujung bawah ductus paramesonephros membentuk
ligamentum transversum cervicis, pubocervicale, dan sacro- corpus dan cervix uteri, dan begitu ujung padat gabungan ductus
822 BA,B 23
mencapai dinding posterior sinus urogenitalis, timbul dua tonjolan Epoophorory struktur vestigial yang terletak pada ligamentum
keluar dari sinus, disebut bulbus sinovaginalis. Sel-sel bulbus 1atum di atas perlekatan mesovarium. Struktur ini merupakan
sinovaginalis berproliferasr dengan cepat dan membentuk lamina sisa dari mesonephros (Gambar 23-10).
vaginae. Lamina vaginae menebal dan meman.iang serta meluas Paroophoron juga merupakan struktur vestigial yang terletak
di sekeliling gabungan ujung padat ductus paramesonephros. pada ligamentum latum tepat lateral terhadap uterus. Struktur
Kemudian, lamina mengalami kanalisasi seluruhnya dan fornix ini merupakan sisa dari mesonephros (Gambar 23-10).
vaginae terbentuk.
PENAMPANG ANATOMI
I Fascia PelvisVisceralis MELINTANG PELVIS
Fascia pelvis visceralis diuraikan pada halaman 805. Fascia
ini menutupi dan menyokong viscera pelvis serta mengalami
kondensasi untuk membentuk ligamentum pubocervicale, Untuk membantu mengintepretasikan CT scan pelvis, mahasiswa
transversum cervicis, dan sacrocervicale (Gambar 23-17). Fascia sebaiknya mempelajari potongan melintang pelvis berlabel seperti
pelvis visceralis berjalan ke bawah melanjutkan diri dengan fascia diperlihatkan pada Gambar 23-23 dan23-24.
yang meliputi permukaan atas musculus levator ani dan musculus
coccygeus dan pada dinding pelvis melanjutkan diri dengan fascia
pelvis parietalis. ANATOMI RADIOGRAFI
PELV!S PERFMPUAN
I Peritoneum
Peritoneum paling baik dipelajari dengan penelusuran di sekitar
Gambaran radiografik tulang pelvis perempuan diperlihatkan
pelvis pada bidang sagital (Gambar 23-6).
dalam Gambar 23-25 dan 23-26. Pemasrtkan sediaan yodium cair
Peritoneum berjalan ke bawah dari dinding anterior abdomen
melalui ostium externauterimemungkinkanlumencanalis cervicis,
menuju ke facies superior vesica urinaria. Kemudian, peritoneum
cavum uteri, dan berbagai bagian tuba uterina dapat dilihat
berjalan langsung ke facies anterior uterus, setinggi ostium
(Gamb ar 23-27). Tindakan ini dikenal sebagai histerosalpingografi .
internum. Sekarang peritoneum berjalan ke atas melewati facies
Utuhnya strutur-struktur ini dapat diketahui dengan masuknya
anterior corpus dan fundus uteri, kemudian turun ke bawah di atas
sebagian zat radiopak ke dalam cavitas peritonealis.
facies posterior uterus. Peritoneum terus ke bawah dan meliputi
Sonogram pelvis perempuan memperlihatkan uterus dan
bagian atas facies posterior vagina, di tempat ini peritoneum
vagina (Gambar 23-28,23-29, dan 23-30).
membentuk dinding anterior excavatio rectouterina (cavum
Douglasi). Peritoneum kemudian melipat di depan rectum seperti
pada pria. ANATSM! PERHUKAAN
Pada perempuan, bagian paling bawah cavitas peritonealis
abdominopelvica pada posisi berdiri adalah excavatio recto-
uterina.
Ligamentum Latum
Penanda Tulang
anterior sinistra
Gambar 23-23 A. Potongan melintang pelvis laki-laki dilihat dari atas. B. Potongan melintang pelvis perempuan dilihat dari
bawah.
M. psoas
dextra
ureter
sacrum
Gambar 23-24 CT-scan pelvis dengan barium meal dan pyelografi intravena. Perhatikan adanya materi
radiopak di dalam intestinum tenue dan ureter dexter. Potongan ini dilihat dari bawah.
processus articular!s
crista iliaca
processus transversus
spina iliaca
vertebrae lumbalis V
anterior
superior
spina iliaca
articulatio anterior inferior
sacroiliaca
acetabulum
foramina
collum femoris
sacralia
anteriora trochanter major
anterior
anterior
posterior
Gambar 23-29 Sonogram transversal pelvis perempuan setelah kecelakaan lalu lintas, hepar mengalami laserasi dan darah mengalir masuk
kedalam cavitas peritonealis. Vesica urinaria (81), corpus uteri (lJ), dan ligamentum latum (panah putih) ditunjukkan. Perhatikan adanya darah
(daerah gelap) di dalam excavatio uterovesicalis (UVP) dan cavum Douglasi (PD). (Atas izin Dr. Leslie Scoutt.)
PERINEUAA, ORGAN GENITALIA FE/AININA, DAN PERSALINAN
Gambar23-30 Sonogram longitudinal uterus kehamilan 11 minggu memperlihatkan kantong kehamilan intrauteri
(panah hitam) dan rongga amnion (.4Q yang terisi cairan amnion; janin terlihat dalam potongan longitudinal dengan
kepala (H) dan coccygis (O dapat dilihat dengan jelas. Myometrium (M), uterus dapat diidentifikasi. (Atas izin Dr.
Leslie Scoutt.)
mons pubis
memperlihatkan
distribusi rambut
pubis pada
perempuan
spina iliaca
anterior
superior
tempat
ligamentum
inguinale
tuberculum
pubicum
I Labium Majus
23-7). Pada coitus pertama, hymen robek, biasanya di daerah
posterior atau posterolateral, dan setelah melahirkan hanya
Labium majus merupakan lipatan kulit lunak berambu! meluas beberapa bagian hymen yang tertinggal (Gambar 23-7).
ke posterior dari mons pubis dan bersatu di posterior pada garis
tengah (Gambar 23-32). I Muara-Muara Ductus Glandulae
Vestibularis Major (Glandula
I Labium Minus Bartholini)
Dua buah lipatan kulit kecil lunak tidak berambut terletak Terdapat beberapa lubang kecil pada setiap sisi pada alur di antara
di antara labium majus (Gambar 23-32). Ujung posteriornya hymen dan bagian posterior labium minus (Garnbar 23-7).
bersatu membentuk lipatan tajam, frenulum labiorum pudendi.
Di anterior, labium minus terpisah untuk menutupi clitoris,
membentuk preputium di anterior dan frenulum di posterior
I Clitoris
(Gambar 23-32). Clitoris terletak pada apex anterior vestibulum vaginae (Gambar
23-7 dan23-32). Glans clitoridis sebagian tertutup oleh preputium.
tempat tubei.;
ischiadicr-rqr
Gambar 23-32 Perineum perempuan usia 25 tahun, tampak inferior. A. Dengan kedua labia.
PERINEUIA, ORGAN GENITALIA FETAININA,, DAN PERSALINAN 829
+
\ . F,r;'
lrl
1
.i.
,f
preputium
clitoridis
labium majus
meatus
ureihrae
labium minus externus
frenu.lum
dinding anterior
vagina
pertemuan
labium majus
Pertanyaan Filihan Ganda C. Fossa ovarica dibatasi di sebelah atas oleh arteria dan vena
iliaca externa dan di belakang oleh arteria dan vena iliaca
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT. interna.
D. Arteria ovarica sinistra merupakan cabang dari arteria
1. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk uterus, kecuali: iliaca interna sinistra.
A. Fundus uteri adalah bagian uterus yang terletak di atas E. Nerr.'us obturatorius terletak lateral terhadap ovarium.
muara fuba uterina.
B. Sumbu panjang uterus biasanya menekuk ke depan 3. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk vagina,
terhadap sumbu panjang vagina (anteversi). kecuali:
C. Persarafan uterus berasal dari plexus hypogastricus A. Daerah iumen vagina di sekitar cervix dibagi dalam 4
inferior. fomix.
D. Facies anterior cervicis diliputi seluruhnya oleh peri- B. Bagian atas vagina tidak dilapisi oleh peritoneum.
toneum. C. Corpus perineale terletak posterior dan menyokong bagian
E. Vena uterina bermuara ke vena iliaca intema. bawah vagina.
2. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk ovarium, D. Bagian atas vagina disokong oleh musculus levator ani
kecuali: dan ligamentum transversum cervicis.
A. Cairan limfenya dialirkan ke nodi paraaortici (lumbalis) E. Dinding vagina menerima sebuah cabang dari arteria
setinggi vertebra lumbalis pertama. uterina -
4. Pemyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk fascia pelvis C. Fascia Collesi (lamina membranosa fascia superficialis)
visceralis pada perempuan, kecuali: D. Sphincter urethrae
A. Di daerah cervix uteri disebut parametrium. E. Fascia pelvis parietalis yang menutupi facies superior
B. Dianggap membentuk ligamentum pubocervicale, trans- musculus sphincter urethrae.
versum cervicis, dan sacrocervicale uterus.
C. Menutupi musculus obturator internus.
D. Tidak dilanjutkan ke atas dengan fascia transversalis. Pertanyaan Melengkapi
E. Pada dinding lateral pelvis, bergabung dengan fascia
pelvis parietalis. Pilih satu jawaban yang PALING TEPAT untuk melengkapi setiap
pernlataan.
5. Semua pemyataan di bawah ini benar untuk pelvis, kecuali:
A. Os Ilium, os ischium, dan os pubis merupakan tulang- 10. Carcinoma cervix uteri umumnya menyebar lewat pembuluh
tulang terpisah yang bersatu membentuk os coxae pada limfe ke:
usia 25 tahun. A. Nodi iliaci extemi.
B. Tipe platipeloid terdapat pada sekitar 2% perempuan. B. Nodi iliaci interni.
C. Ukuran pelvis externa kurang penting dalam menentukan C. Nodi inguinales superficiales.
apakah terdapat disproporsional di antara kepala janin D. Nodi iliaci interni dan externi.
dan ukuran pintu atas panggul. E. Nodi presacrales.
D. Pintu bawah panggul dibentuk di anterior oleh symphisis
pubis, di lateral oleh tuber ichiadicum dan ligamentum
11. Infeksi akut orificium vaginae umumnya menyebar via
sacrotuberosum, dan di posterior oleh os coccygis.
pembuluh limfe ke:
E. Sacrum lebih pendek, lebih lebar, dan lebih rata pada
A. Keiompok medial pars horizontal nodi inguinales
perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
superficiales.
Pernyataan-pemyataan di bawah ini benar untuk otot dan B. Nodi iliaci intemi.
fascia di dalam pelvis, kecuali:
C. Nodi iliaci intemi dan externi.
A. Musculus levator ani disarafi oleh ramus perinealis nervi D. Kelompok vertikal nodi inguinales superficiales.
sacralis [V dan dari ramus perinealis nervi pudendi. E. Bukan salah satu di atas.
B. Di dalam rongga pelvis, fascia terbagi atas lapisan
pa rietalis dan visceralis. 12. Arteria ovarica sinistra berasal dari:
C. Musculus iliococrygeus berasal dari fascia musculus A. Arteria iliaca externa.
obturator intemus yang menebal. B. Arteria iliaca intema.
D. Diaphragma pelvis kuat dan tidak berlubang. C. Arteria renalis sinistra.
E. Lapisan visceral fascia pelvis membentuk ligamentum D. Arteria mesenterica inferior.
penting yang membantu menyokong uterus. E. Aorta abdominalis.
7. Semua pemyataan di bawah ini benar untuk urethra 13. Vena ovarica dextra bermuara ke:
perempuan, kecuali: A. Vena iliaca interna dextra.
A. Terletak tepat di anterior vagina. B. Vena cava inferior.
B. Orificium urethrae externum terletak kira-kira 2 inci (5 C. Vena mesenterica in{erior.
cm) dari clitoris. D. Vena iliaca extema dextra.
C. Panjangnya kira-kira 1,5 inci (3,75 cm). E. Vena renalis dextra.
D. Menembus diaphragma urogenitale.
E. Berjalan lurus dan hanya dirasakan sedikit resistensi bila
14. Pada hampir kebanyakan perempuary posisi anatomi uterus
kateter dimasukkan melalui sphincter urethrae. jika vesica urinaria kosong adalah:
C. Corpus Perineale
E. Retrofleksi.
D. Spina ischiadica
E. Linea iliopectinea 15. Uterus mendapat pendarahan dari:
A. Arteria vesicalis super.ior
Diaphragma urogenitale dibentuk oleh struktur di bawah ini, B. Arteria rectalis media
kecuali: C. Arteria ovarica
A. Musculus transversus perinea profundus D. Arteria uterina
B. Membrana perinei E. Arteria uterina dan ovarica
PERINEIJMI,ORGANGENITALIAFEAAININA,DANPERSALINAN 831
Pada perempuan dengan kanker ovarium, sebaiknya me- D. Menyebabkan kepala bayi berputar sehingga diameter
meriksa: fronto-occipital menjadi terletak anteroposterior dengan
A. Cavitas peritonealis untuk mencari adanya cairan os frontale terletak posterior.
(ascites). E. Menghambat proses melahirkan.
B. Nodi inguinales superficiales.
C. Nodi paraaortici setinggi vertebra lumbalis Pertama. 21. Proses orgasme pada perempuan tergantung sebagian pada:
D. Nodi iliaci externi. A. Kontraksi otot polos di dinding vagina sebagai respon
E. Nodi paraaortici dan bukti adanya cairan peritoneum terhadap aktivitas persarafan parasimpatik.
berlebihan (ascites). B. Kontraksi musculus bulbospongiosus sebagai respon
terhadap serabut saraf simpatik.
17. Excavatio rectouterina (cavum Douglasi) dapat dengan mudah C. Kontraksi musculus ischiocavemosus sebagai jawaban
dicapai dengan insisi melalui: terhadap aktivitas nervus pudendus.
A. Fonix posterior vaginae. D. Stimulasi clitoris, yang disarafi oleh nervus obfuratorius
B. Fomix anterior vaginae. E. Stimulasi labium minus, yari9 disarafi oleh nervus
C. Dinding anterior rectum. obfuratorius.
D. Fornix lateral vaginae.
E. Dinding posterior cavum corporis uterii. 22. Excavatio rectouterina (cavum Douglasi):
A. Dibentuk oleh fascia pelvis parietalis.
18. Apertura pelvis inferior dibatasi ke posterior oleh os coccygis, B. Umumnya berisi lengkung jeiunum.
ke lateral oleh ligamentum sacrotuberosum dan .... ......... . . ...., C. Terletak anterior terhadap vagina.
dan ke anterior oleh arcus pubis. D. Terletak posterior terhadap fornix vaginae dan corpus
A. spina ischiadica uteri.
B. Musculus piriformis E. Bukan bagian cavitas peritonealis perempuan yang paling
C. tuber ischiadicum rendah pada saat berdiri.
D. membrana perinei
E. foramen obfuratorium Pertanyaan Pilihan Ganda
19. Diaphragma pelvis dibentuk oleh ...,............... dan musculus Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
coccygeus serta fascia yang menutupinya.
A. piriformis 23. Struktur yarrg menyokong uterus,secara langsung atau tidak
B. levator ani langsung, dilakukan oleh struktur berikut ini, kecuali:
C. Musculus transversus perinei profundus A. Corpus perineale
D. membrana perinei B. Mesosalphirrx
E. sphincter urethrae C. Ligamentum transversum cervicis (cardinale)
D. Musculus Ievator ani
20. Pada stadium dua persalinan, bentuk corong dari dasar pelvis E. Ligamentumpubocervicale
cenderung:
A. Menjadi rata. 24. Ligamentum latum berisi struktur di bawah ini, kecuali:
B. Menyebabkan kepala bayi berputar sehingga diameter A. Ligamentum ovarii proprium
fronto-occipital menjadi terletak dalam posisi melintang. B. Arteria uterina
C. Menyebabkan kepala bayi berputar sehingga diameter ' C. Ligamentum teres uteri
fronto-occipital menjadi terletak anteropostedor dengan D. Tuba uterina
os occipitale terletak posterior. E. Ureter
1. D yang tidak benar. Permukaan antedor cervix terletak J. B yang tidak benar. Sepertiga bagian atas dinding posterior
berhubungan langsung dengan permukaan posterior vesica vagina ditutupi oleh peritoneum (Gambar 23-6) dan
urinaria, dan tidak ada peritoneum yang memisahkan kedua dihubungkan dengan excavatio rectouterina (cal'um
struktur ini (Gambar 23-6). Douglasi).
2. D yang tidak benar. Arteria ovarica dextra dan sinistra 4. C yang tidak benar. Musculus obturator intemus ditutupi oleh
merupakan cabang dari aorta abdominalis setinggi vertebra lapisan parietalis fascia pelvis dan disebut fascia obturatoria
lumbalis pertama. intema (Gambar23-5).
832 BAB23
5. A y*g tidak benar. Pada pubertas, tiga tulang terpisa[ os 15. E yang benar. Uterus mendapat pendarahan dari arteria
ilium, os ischium, dan os pubis bergabung menjadi satu uterina dan ovarica (Gamb ar 23-74).
membentuk os coxae, yang besar dan irregular
15. E yang benar. Perempuan dengan kanker ovarium, sebaiknya
5. D yang tidak benar. Diaphragma pelvis merupakan corong dilakukan pemeriksaan nodi paraaortici dan mencari tanda-
lapisan muscular dibentuk oleh musculus levator ani dan tanda adanya cairan peritoneal yang berlebihan (ascites).
musculus coccygeus beserta fascia yang menutupinya.
Fungsi diaphragma pelvis untuk menyokong viscera pelvis. 17. A.yangbenar. Excavatio rectouterina (cavum Douglasi) dapat
Diaphragma pelvis tidak utuh di anterior, membentuk lubang diinsisi dengan mudah melalui fornix posterior vaginae
untuk lewatnya urethra pada laki-laki dan urethra dan vagina (Gambar 23-6).
pada perempuan (Gambar 23-4).
18. C yang benar. Disebelah posterior pada apertura pelvis
7. B yang tidak benar. Urethra perempuan bermuara ke dalam inferior dibatasi oleh coccygis, di lateral oleh ligamentum
vestibulum pada meatus urethrae externus kurang lebih satu sacrofuberosum dan fuber ischiadicum, dan di anterior oleh
incl (2.5 cm) di bawah clitoris (Gambar 23-32). arcus pubis (Gambar 23-2).
8. E y*g tidak benar. Linea iliopectinea terletak pada 19. B yang benar. Diaphragma pelvis dibentuk oleh musculus
pinggir pintu masuk pelvis dan tidak dapat diperiksa pada levator ani dan coccygeus beserta fascia yang menufupinya
pemeriksaan vagina. (Gambar 23-4).
9. C yang tidak benar. Fascia Collesi (iamina membranosa fascia 20. D yang benar. Pada stadium dua persalinary bentuk corong
superficialis) tidak membentuk diaphragma urogenitale; dari dasar pelvis cendrung menyebabkan perputaran kepala
fascia ini sangat superficial dan terletak tepat di bawah kulit bayi sehingga diameter fronto-occipital menjadi terletak
(Gambar 23-5). anteroposterior dengan os frontale terletak posterior.
10. D yang benar. Carcinoma cervicis uteri umumnya menyebar 21. C yang benar. Proses orgasme pada perempuan tergantung
melewati pembuluh limfe ke nodi iliaci intemi dan extemi. pada kontraksi sebagian musculus ischiocavernosus sebagai
jawaban terhadap aktivitas nervus pudendus.
L1. A yang benar. Infeksi akut orificium vaginae umumnya
menyebar via pembuluh limfe ke kelompok medial nodi 22. D yang benar. Excavatio rectouterina (car,'um Douglasi)
inguinales superfi ciales. terletak dibelakang fornix posterior vaginae dan corpus uteri
(Gambar 23-6).
12. E yang, benar. Arteria ovarica dextra dan sinistra berasal dari
aorta abdominalis. 23. B yang tidak benar. Mesosalphinx merupakan area ligamentum
latum di antara tuba uterina dan perlekatan mesovarium.
13. B yang benar. Vena ovarica dextra bermuara ke vena cava Tidak menyokong uterus.
inferior (vena ovarica sinistra bermuara ke vena renalis
sinistra). 24. Eyang tidak benar. Ureter berjalan ke depan irrferior terhadap
ligamentum latum (Gambar 23-10).
14. D yang benar. Pada kebanyakan wanita, posisi anatomi
uterus pada saat vesica urinaria kosong adalah anteversi dan
antefleksi (Gambar 23-14).
E
I .l;,:
i.
.:,.
lr
833
Glandulae
4, Endocrinae
834
GLANDULAE ENDOCRINAE 835
Catatan Fisiologi: Mempertahankan Homeostasis 836 Glandutae Endocrinae pada Abdomen dan Pelvis 849
Glandutae Endocrinae di Kepata dan Leher 836 Catatan Fisiologi: Fungsi Glandulae Suprarenales 850
Gtanduta Pituitaria (Hypophysis Cerebri) 836 CatatanEmbriologi:PembentukanGlandulae
Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Pituitaria 837 Suprarenales 850
lnsulae Pancreaticae Langerhans 851
Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula
Pituitaria 837 Catatan Fisiologi: Fungsi lnsulae Pancreaticae
Glanduta Pineatis 837 Langerhans 852
Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Pinealis 837 Catatan Embriologi: Pembentukan lnsulae
Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula Pinealis g39 Pancreaticae Langerhans 853
Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Thyroidea g4S Catatan Fisiologi: Fungsi Sel-Sel lnterstisial Testis 853
Catatan Embriologi: Pembentukan Sel-Sel
Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula
lnterstisial Testis 854
Thyroidea
Ovarium 854
Gtanduta Parathyroidea
Catatan Fisiologi: Fungsi Hormon Ovarium 855
Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Parathyroidea
Catatan Embriologi: Pembentukan Ovarium 855
Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula
Ptacenta 855
Parathyroidea
Catatan Fisiologi: Fungsi Hormon Placenta 855
Glandulae Endocrinae di Dalam Thorax
Thymus Catatan Embriologi: Pembentukan Placenta 857
Catatan Fisiologi: Fungsi Thymus Pertanyaan 857
Catatan Embriologi: Pembentukan Thymus Jawaban dan Penjelasan 8s8
istem endokrin disusun oleh beberapa kelenjar (glandula) (Cambar Profesional medis membutuhkan pengetahuan dasar akan
Q
J Zc-l):glandula pituitaria (Hypophysis), glandula pinealis, glandula struktur dan fungsi sistem endokrin agar dapat menerapkan fisiologi
thyroidea, glandula thymus, glandulae parathyroideae, glandulae dan terapi hormon dalam praktek sehari-hari. Lagi pula, harus diingat
suprarenales, insulae pancreaticae Langerhans, testis, ovarium, dan bahwa penyakit dapat mengenai lebih dari satu glandula endocrine
placenta jika ada. Tambahan Iagi, terdapat kelompok-kelompok sel pada waktu yang sama pada seorang pasien, keadaan ini dikenal
yang membentuk sebagian kecil dari sistem tetapi tidak termasuk sebagai neoplasia multiple endocrin. Juga harus diingat bahwa
dalam bab ini: sel-sel gastroenteroendokrin, sel-sel renalis, dan sel- pasien dengan penyakit keganasan stadium lanjut kadang-kadang
sel terlentu di dalam pulmo yang menyimpan dan mensekresikan menghasilkan hormon yang tidak berasal dari .jaringan yang sama
amina. dengan asal tumor (sindrom paraneoplastik).
Clandulae endocrinae tidak mempunyai ductus dan terdiri Bab ini menguraikan mengenai anatomi sistem endokrin dan
atas massa sel yang didarahi oleh banyak pembuluh darah, yang memberikan sedikit ulasan mengenai berbagai tipe hormon yang
mengalirkan sekretnya langsung ke dalam aliran darah. dihasilkan oleh berbagai kelenlar.
836
Mempertahankan Homeostasis
Sistem saraf otonom dan sistem endokrin bekerja sama dalam
mengatur aktivitas berbagai organ dan jaringan tubuh untuk mem-
pertahankan homeostasis. Sistem saraf otonom menggunakan
Glandulae Endocrinae
impuls saraf dan melepaskan zat neurotransmiter pada ujung saraf
untuk mendapatkan respons yang cepat dan setempat. Sistem di Kepala dan Leher
endokrin menggunakan respons yang lebih lambat dan lebih
merata dengan mensintesa dan mengeluarkan zal-zat kimia ke
dalam darah yang disebut hormon. Struktur spesifik yang bekerja
atas pengaruh hormon disebut organ target. Aktivitas sistem saraf
I Glandula Pituitaria (Hypophysis
otonom dan sistem endokrin diintegrasikan dan dikoordtnasikan
Cerebri)
oleh hypothalamus.
Lokasi dan Deskripsi
Glandula pituitaria adalah struktur kecil dan oval yang dilekatkan
pada permukaan bawah otak oleh infundibulum (Garnba.r 24-2
dan 24-3). Selama kehamilan, ukurarmya bertambah besar dua
kali. Glandula ini dilindungi dengan baik karena letaknya yang
menguntungkan di dalam sella turcica ossis sphenoidalis. Karena
/l r
,/\\
l_v
glandula pituitaria
glandula pinealis
.ffi:
oa
glandula thyroidea
dan parathyroidea
adhesio interthalamica
corpus callosum
diaphragma sellae
infundibulum
ventriculus tertius A. cerebri anterior
Aa. perforantes
tractus
opticus A. cerebri media
spatium subarachnoidale
A. communicans
arachnoideamater
posterior
lamina meningea
lobus temporalis
duramatris
hemispherii
cerebri
sinus cavernosus
N- oculomotorius
N. trochlearis
divisi ophthalmicus
nervi trigemini
Gambar 24-3 penampang coronal melalui corpus ossis sphenoidalis, memperlihatkan glandula pituitaria dan sinus cavernosus.
Perhatikan posisi afteria carotis interna dan nervi craniales.
sebelah kiri garis tengah. Sebuah pita fibrosa atau muskular sering
menghubungkan lobus pyramidalis dengan os hyoideum. Jika
pita ini muscular, disebut musculus levator glandulae thyroideae
Pembentukan Glandula Pinealis
(Gambar 24-9).
Glandula pinealis terbentuk sebagai sebuah diverticulum kecil
ektoderm di pars posterior atap diencephalon selama perkem-
bangan minggu ketujuh. Batas-Batas Lobus
a Ke anterolateral: musculus sternothyroideus, venter superior
musculi omohyoidei, musculus sternohyoideus, dan pinggir
anterior muscul.us sternocleidomastoideus (Gambar 24-10).
I GlandulaThyroidea a Ke posterolateral: Selubung carotis dengan arteria carotis
Glandula thyroidea terdiri atas lobus dexter dan sinister yang communis, vena jugularis interna, dan nervus vagus (Gambar
24-70).
dihubungkan oieh isthmus yang sempit (Gambar 24-9). Glandula
ini merupakan organ vascular yang dibungkus oleh selubung a Ke medial: Larynx, trachea, pharynx, dan oesophagus.
yang berasal dari lamina pretrachealis fascia profunda. Selubung Berkaitan dengan struktur-struktur ini adalah musculus
ini melekatkan glandula pada larynx dan trachea. cricothyroideus dan persarafannya nervus laryngeus externus.
Setiap lobus berbentuk seperti buah pir, dengan apexnya Di sulcus antara oesophagus dan trachea terdapat nervus
menghadap ke atas sampai linea obliqua cartilaginis t\roideae; laryngeus recurrens (Gambar 24-10).
basisnya terletak di bawah setinggi cincin trachea keempat atau
kelima. Pinggir posterior masing-masing lobus yang bulat berbatasan
Islhmus meluas melintasi garis tengah di depan cincin trachea dengan glandula parathyroidea superior dan inferior di daerah
kedua, ketiga dan keempat (Gambar 24-9). Sering terdapat lobus posterior (Gambar 24-9) dan anastomosis terletak di antara arteria
py'ramidalis, yang menonjol ke atas dari isthmus, biasanya ke thyroidea superior dan inferior.
840
pars tuberalis
infundibulum
(tangkai pituitaria)
lobus posterior
(neurohypophysis)
nucleus
paraventricularis
nucleus
supraopticus
celah (sisa
diverticulum ectodermal)
pars
anterior
Gambar 24-4 A. Divisi glandula pituitaria menjadi pars anteriot pars intermedia (lobus anterior), dan pars nervosa (lobus
posterior). B. Vasa porta hypothalamohypophysis. C, Tractus hypothalamohypophysis.
GLANDULAE ENDOCRINAE 841
--{.#=*-*
\*/r
\lfr
l"l
ffi-
si \{nK
::-=
ffi
v\9
Gambar 24-5 Peran glandula pituitaria dalam mengendalikan kelenjar endokrin lainnya dan jaringan tubuh. Diperlihatkan
berbagai macam hormon yang dihasilkan pada bagian yang berbeda pada glandula pituitaria.
hormon pelepasan
dan penghambat
hypothalamus
menghambat
growth hormone LHRH
I
estrogen +
progesteron
\n^nn"^nn/ o..yP(","; menghambat
LHRH
I
rIT"
ffi
ovarium
testis
Gambar 24-6 Kendali sekresi pars anterior glandulae pituitariae oleh hypothalamus. Perhatikan bahwa aKivitas hypothalamus
diubah oleh informasi yang diterima dari berbagai bagian sistem saraf dan kadar hormon di dalam plasma.
842- BAB 24
hypothalamus
nucleus
supraopticus
pars intermedia
lobus anterior
rangsangan hisapan
Gambar 24-7 Aktivitas hormon pars intermedia lobus anterior glandulae pituitariae dan pars posterior (lobus posterior)
glandulae pituitariae. Perhatikan bahwa sel-sel saraf nuclei supraopticus dan paraventricularis hypothalamus mensintesa
antidiuretic hormonedan oksitosin, yang kemudian disimpan di dalam tractus hypothalamohypophysis pada lobus posterior
GUNDUUE ENDOCRINAE 843
infundibulum
diencephalon
I
infundibulum
rat"rffi z
membrana
kantong Rathke buccopharyngealis
t-"'
,:/1:
^ (11 --pnarynx
cavitas oris
h)\b
\z membrana
z buccopharyngealis
pars iniermedia
pars nervosa
cavum ons
Gambar 24-8 Berbagai stadium pembentukan glandula pituitaria diperlihatkan dalam penampang sagital.
tampak anterior
cartilago thyroidea
M. levator glandulae thyroideae
lobus pyramidalis
V. jugularis interna
A. thyroidea superior
cricothyroideus V, thyroidea superior
A. carotis communis
cartilago
cricoidea
V. thyroidea media
A. thyroidea ima
oesophagus
trachea
V brachiocephalica sinistra
apex
glandula parathyroidea
inferior
basis
Gambar 24-9 Glandula thyroidea memperlihatkan hubungannya dengan larynx dan trachea serta pembuluh darah besar leher.
Juga diperlihatkan pendarahan dan aliran vena glandula thyroidea. Diagram bawah memperlihatkan glandulae parathyroideae di
posterior glandula thyroidea.
GLANDULAE ENDOCRINAE 845
N. laryngeus recurrens
trachea M. sternocleidomastoideus
oesophagus M. sternohyoideus
glandula thyroidea M. sternothyroideus
V jugularis
interna
M. longus cervicis
nodus cervicalis
profundus
A. carotis
communis M. scalenus
N. vagus anterior
truncus
M. scalenus
sympathicus
medius
lamina
superficialis
pars spinalis
nervi accessorii
M. trapezius
lamina
prevertebralis
A. vertebralis M. levator scapulae
seluruh sel dalam tubuh, meningkatkan konsumsi oksigen, dan inferior ke dalam mesenkim yang terletak di bawahnya dan disebut
meningkatkan produksi panas. Sel-sel parafolikular menghasilkan ductus thyroglossus. Dengan berlanjutnya perkembangan,
hormon tirokalsitonin, yang menurunkan kadar kalsium darah. ductus memanjang dan ujung distalnya membentuk dua lobus.
Sel-sel parafolikular distimulasi oleh hiperkalsemia dan dihambat Ductus segera berubah menjadi sebuah tali sel padat, dan sebagai
oleh hipokalsemia. Hormon ini tidak dikendalikan oieh glandula akibat proliferasi epithel, tonjolan terminal bilobus berkembang
pituitaria. membentuk glandula thyroidea.
Pada saat ini glandula thyroidea bermigrasi ke inferior ke
daerah leher dan berjalan di sebelah anterior atau posterior atau
846 BAB 24
hypothalamus emosi
-
panas
\
meningkatkan metabolisme
galaktosa ditambahkan
thyroid-stimulating
manosa ditambahkan
hormone (TSH)
kelompok
tirosil + iodium tiroksin (T4)
I
dan
Y triiodotironi
monoiodotirosil (r3)
I
I
Y
diodotiiosil norepinefrin
.t,
hiiodotyronin (T3) I
tiroksin (T4) \
serabut saraf
\ posganglionik
\ simpatik
disimpan
dalam koloid
I
thyroglobulin
Gambar 24-11 Pembentukan dan pengendalian sekresi sel-sel folikular di dalam glandula thyroidea. Perhatikan mekanisme
umpan balik ke hypothalamus.
menembus corpus ossis hyoidei yang sedang berkembang. Pada mesenkim vaskular di sekiiarnya, massa menjadi terbagi atas
minggu ketujuh, glandula akan mencapai posisi akhirnya di dekat lamina dan fasciculi, dan akhirnya menjadi kelompok-kelompok
larynx dan trachea. Sementara itu, pita padat yang menghubungkan sel. Pada usia 3 bulan, koloid mulai terkonsentrasi di pusat setiap
glandula thyroidea dengan lidah terpecah dan menghilang. Tempat kelompok, dengan demikian dibentuk folikel. Capsula fibrosa dan
asal ductus thyroglossus pada lidah menetap sebagai celah yang jaringan ikat berkembang dari mesenkim di sekitarnya.
disebut foramen caecum. Sekarang glandula thyroidea terbagi Corpus ultimobranchiale (dari kantong pharynx kelima) dan
atas bagian tengah yang kecil, isthmus, dan dua lobus lateral sel-sel crista neuralis diyakini masuk bergabung ke dalam glandula
yang besar (Gambat 24-12). thyroidea, di tempat sel-sel ini membentuk sel-sel parafolikular
Pada stadium .paling awal, glandula thyroidea terdiri atas yang menghasilkan tirokalsitonin. Fungsi kalsitonin adalah
massa sel padat. Kemudian, sebagai akibat dari invasi jaringan menurunkan konsentrasi kalsium plasma.
GUNDULAE ENDOCRINAE 847
tubercurum"NH":ff-
) dah'\
A
foramen caecum
os hyoideum
cartilago thyroidea
isthmus
Gambar 24-12 Berbagai stadium pembentukan glandula thyroidea. A. Penampang sagital lidah memperlihatkan penebalan
entoderm di antara tuberculum impar dan copula. B. Penampang sagital lidah memperlihatkan pembentukan ductus
thyroglossus. C. Penampang sagital lidah dan leher memperlihatkan jalur yang dilalui oleh glandula thyroidea saat bermigrasi ke
inferior. D. Glandula thyroidea yang berkembang penuh seperti terlihat dari depan. Perhatikan sisa ductus thyroglossus di atas
isthmus.
Pendarahan glandula parathyroidea berasal dari A.thyroidea oleh kadar kalsium di dalam darah.
lamina basalis
meningkatkan reabsorpsi
kalsium di dalam tubulus
contortus proximalis
Sel utama
(chief cell)
glandula
parathyroidea
\
meningkatkan kadar
kalsium darah
Gambar 24-13 Fungsi hormon tirokalsitonin (A) dan hormon paratiroid (B) pada metabolisme kalsium.
pharynx
glandula thyroidea
parathyroid lV
parathyroid lll
I Thymus
Thymus berbentuk pipih dan berlobus dua (Gambar 24-7 dan24-2)
terletak di antara stemum dan pericardium di dalam mediastinum Pembentukan Thymus
anterior. Pada bayi yang baru lahir, thymus mempunyai ukuran Thymus timbul sebagai sebuah diverticulum entoderm dari kantong
relatif yang terbesar dibandingkan dengan ukuran tubuh, pada pharynx ketiga masing-masing sisi. Masing-masing diverticulum
saat ini thymus dapat meluas ke atas sampai ke mediastinum tumbuh ke inferior di leher dan mencapai aspek anterior aortae.
superior di depan pembuluh-pembuluh besar sampai pangkal Diverticula menjadi batang padat sebagai akibat proliferasi sel.
leher. Thymus terus berkembang sampai pubertas, tetapi setelah Kemudian batang padat ini bergabung dengan mediastinum
itu mengalami involusi. Thymus tampak berwama dadq berlobus, superius dan kehilangan hubungannya dengan kantong pharynx.
dan merupakan tempat pembentukan limfosit, yaitu limfosit T Sel-sel entoderm membentuk corpusculus Hassall, dan
(thymus), yang didistribusikan ke seluruh tubuh. mesenkim di sekitarnya membentuk rangka jaringan ikat dan
capsula. Organ kemudian diinvasi oleh sejumlah limfosit yang
Pendarahan jumlahnya meningkat.
dari ginjal oleh lemak perirenal). Setiap kelenjar mempunyai cortex Pendarahan
beru,ama kuning dan medulla yang berwarna coklat tua.
Arteri
Glandula suprarenalis dextra berbentuk pyramid dan
melingkupi polus superior ren dexter (Gambar 24-15). Glandula Arteri yang mendarahi masing-masing glandula suprarenalis ada
ini terletak di belakang lobus hepatis dexter dan terbentang ke tiga buah: arteria phrenica inferior, aorta, dan arteria renalis.
medial di belakang vena cava inferior. Glandula terletak posterior
Vena
terhadap diaphragma.
Glandula suprarenalis sinistra berbentuk bulan sabit serta Sebuah vena keluar dari hilus masing-masing glandula supra-
terbentang sepanjang margo medialis ren sinister dari polus renalis dan mengalirkan darahnya ke vena cava inferior pada sisi
superior hilus renis (Gambar 24-15). Glandula terletak di belakang kanan dan vena renalis pada sisi kiri.
pancreas, omentum minus, dan gaster serta terletak posterior
terhadap diaphragma. Aliran Limfe
Limfe dialirkan ke dalam nodi aortici laterales.
Persarafan
Fungsi Glandulae Suprarenales
Serabut preganglionik simpatik berasal dari nervus splanchnicus
Cortex glandulae suprarenales mensekresikan hormon-hormon mensarafi glanduia suprarenalis. Sebagian besar saraf berakhir
termasuk mineralokortikoid, yang berperan dalam pengaturan pada medulla glandulae suprarenalis.
keseimbangan cairan dan elektrolit; glukokortikoid, yang
berperan dalam pengaturan metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein; dan sedikit hormon seks, yang mungkin berperan
dalam pengembangan prepubertas organ-organ seksual. lvledula
glandulae suprarenales mensekresikan kalekolamin, epinefrine Pembentukan Glandulae Suprarenales
dan norepinefrine. Fungsi hormon-hormon yang disekresikan Cortex berkembang dari mesothelium selom yang menutupi
oleh cortex glandula suprarenalis diringkas dalam Gambar 24-16. dinding posterior abdomen. Pada mulanya, dibentuk cortex
Kendali simpatik untuk pelepasan katekolamin dari sel-sel epitel fetalis; kemudian cortex diliputi oleh cortex tetap. Setelah lahir,
medulla suprarenalis serta respons cortex dan medulla suprarenalis cortex fetalis menghilang, dan involusinya sebagian besar selesai
terhadap stres diperlihatkan dalam Gambar 24-17. pada beberapa minggu pertama kehidupan.
\
A. phrenica
suprarenalis sinistra
\ ,IE
lien
glandula suprarenalis
dextra ren sinister
V. porta ligamentum
phrenicocolicum
ren dexter
ductus choledochus
A. hepatica
hypothalamus
-- stres
co tti cotro p i n - re I e a s i n g
hormone (CRH)
/--\^ _./---\ ritme sirkadia
serum angiotensinogen
t
angiotensin I
sel-sel kortikotrop I
angiotensin ll
adrenokortikotropin (ACTH)
angiotensin ll
glukokortikoid darah
turunnya
tekanan
darah
zona glomerulosa
zona fasciculata
sel-sel medulla
influences metabolism
of carbohydrates, fats,
and proteins
Gambar 24-16 Fungsi hormon yang disekresi oleh cortex glandula suprarenalis. Juga diperlihatkan kendali cortex glandula
suprarenalis oleh glandula pituitaria dan hypothalamus, seperti kendali renin-angiotensin terhadap sekresi aldosterone.
852 BAB 24
serabut preganglionik
N. splanchnicus
epinefrin dan
norepinefri n
hypothalamus
co tti cotro p h i n - re Ie a s in g
factor (CRF)
sel kortikotrop
Gambar 24-17 A. Kendali simpatikterhadap pelepasan katekolamin dari sel epithel medulla glandulae suprarenalis. B. Respons
insulae Langerhans
(bagian endokrin pankreas)
kapiler darah
sel alpha
glukagon disekresikan
oleh sel alpha, meningkatkan
kadar glukosa darah
hypothalamus
gonadotropin
releasing hormon
(GHRH)
pars anterior
sel basofil
testosteron
LH (rCSH)
sel-sel interstisial
testosteron
Gambar 24-19 Kendali aktivitas testis oleh
* hypothalamus dan pars anterior glandulae
mengembangkan dan
pituitariae. Perhatikan kemungkinan mekanisme
mempertahankan organ
seks aksesori dan ciri seks umpan balik oleh inhibin dari sel Sertoli dan
sekunder testosteron dari sel-sel interstisial (sel Leydig).
GLANDULAE ENDOCRINAE
luteinizing hormone-releasing
progesteron
corpus luteum
I I
Y Y
perkembangan dan Pemeliharaan dengan estrogen mengembangkan
uterus, vagina, genitalia externa, endometrium sekretorius-merangsang
dan mammae tunica mucosa tuba uterina dan sel-sel
acinus glandulae mammae
Gambar 24-2O Kendali aktivitas ovarium oleh hypothalamus dan pars anterior glandulae pituitariae. Perhatikan mekanisme
umpan balik yang dilakukan oleh estrogen dan progesteron.
850' BAB 24
I Placenta
Estrogen juga meningkatkan kontraksi otot polos dinding uterus
dan dengan demikian merangsang kontraksi uterus pada saat
Pembentukan dan fungsi placenta selama kehamilan telah persalinan dimulai.
diuraikan dalam Bab 23. Salah satu fungsi utama placenta adalah Progesteron placenta mengambil alih produksi progesteron
sebagai kelenjar endokrin, dan hormon dihasilkan dari pars fetalis dari corpus luteum sekitar usia kehamilan empat bulan. Progesteron
placentae di sinsitiotrofoblas. penting untuk memelihara decidua selama kehamilan dan berperan
untuk perkembangan selanjutnya dari alveoli glandulae mammae.
l\,4enjelang akhir kehamilan, jumlah produksi estrogen menlngkat,
sementara kadar progesteron tidak meningkat. Dengan demikian
otoi uterus menjadi lebih peka dan rentan terhadap kerja oksitosin
Fungsi Hormon Placenta dari lobus posterior glandulae pituitariae.
Placenta mensekresikan estrogen, progesteron, gonadotropin Gonadotropin korionik terdapat di dalam aliran darah
korionik, dan somatomammotropin korionik (Gambar 24-21). pada saat ovum yang telah dibuahi diimplantasikan ke dalam
Estrogen placenta berperan untuk meneruskan pembesaran endometrium. Hormon ini berperan untuk pertumbuhan selanjutnya
uterus, pertumbuhan ductus glandulae mammae, dan memperbesar dan memelihara corpus luteum. Hormon ini juga masuk ke dalam
genitalia externa ibu. Menjelang akhir kehamilan, estrogen sirkulasi janin, dan pada janin laki-laki hormon ini merangsang sel-
menimbulkan relaksasi articulatio sacroiliaca dan symphisis pubis. sel interstisial testis menghasilkan sejumlah kecil testosteron, yang
hypothalamus
Fertanyaan Pilihan Ganda D. Serabut saraf aferen yang masuk hypothalamus meme-
ngaruhi produksi releasing hormone oleh sel saraf.
Pilihlah satu jawaban yang PALII'|G TEPAT. E. Sel-sel neurogiia hypothaiamus mengatur produksi release-
inhibiting hormone.
1. Pernyataan berikut ini benar untuk glandula pituitaria
(hypophysis cerebri), kecuali: +- Pemyataan berikut ini benar untuk glandula pinealis, kecuali:
A. Dipisahkan dari chiasma opticum oleh diaphragma A. Kecil dan berbentuk kerucut.
sellae. B. Menonjol dari ujung posterior pons cerebri.
B. Sinus sphenoidalis terletak disebelah inlerior glandula C. Aktivitasnya dapat mempengaruhi fungsi glandula
ini. suprarenalis dan gonad.
C. Didarahi oleh arteria carotis interna. D. Tidak mempunyai sawar darah otak.
D. Tergantung pada pars anterior lantai ventriculus tertius. E. Menghasilkan meiatonirL yang menghambat pelepasan
E. Terietak dalam di dalam sella turcica cranii. hormon gonadotropin.
2. Pernyataan berikut ini benar untuk tractus hypothala- Nervus yang dapat cedera saat pengikatan arteria thyroidea
mohypophysis, kecuali: inferior selama operasi glandula thyroidea adalah:
A. Oksitosin menghambat kontraksi otot polos uterus. A. Truncussympathicus.
B. Sel-sel saraf nucleus supraopticus dan paraventricularis B. Nervus laryngeus internus.
menghasilkan hormon vasoPressin dan oksitosin. C. Nervus cervicalis descendens.
C. Hormon berjalan di dalam axon tractus. D. Nerr,'us laryngeus recurrens.
D. Vasopresin merangsang tubulus contortus distalis dan E. Nervus Iaryngeus superior.
tubulus colligens renis, meningkatkan absorbsi air dari
urin. Pernyataan berikut ini benar untuk glandula parathyroidea,
E. Hormon meninggaikan axon dan diabsorbsi ke dalam kecuali:
aliran darah di kapiier lobus posterior glandulae A. Jumlahnya empat.
pituita riae. B. Terletak saling berdekatan dengan pinggir posterior
glandula thyroidea di dalam capsula fascialis.
3. Pernyataan di bawah ini benar untuk sistem portal hypophysis, C. Pendarahannya berasal dari arteria thyroidea superior dan
kecuali: inferior.
A. Sistem portal membawa releasing hormone dan release- D. Sel-sel glandula parathyroidea berfungsi menurunkan
inhibiting hormone ke sel-sel sekretorius iobus anterior kadar kalsium darah.
glandulae pituitariae. E. Glandula paratyhroidea inferior dapat pindah ke
B. Produksi releasing hormone dan release-inhibiting hormone mediastinum superius thoracis.
dapat dipengaruhi oleh kadar hormon yang dihasilkan
oleh organ target yang dikendalikan oleh glandula 7. Pernyataan berikut ini benar untuk thymus, kecuali:
pituitaria. A. Pada neonatus, thymus mencapai ukuran relatif terbesar
C. Pembuluh darah berakhir di superior terhadap eminentia terhadap ukuran tubuh.
mediana dan di inferior di dalam sinusoid vaskular lobus B. Pada bayi, thymus dapat meluas ke atas dari mediastinum
anterior glandulae Pituitariae. anterius sampai ke mediastinum superius bahkan sampai
ke pangkal leher.
858 BAB 24
C. Thymus terus berkembang sampai masa dewasa dan pada C. Insula I,angerhans lebih banyak di dalam caput pancreatis
usia pertengahan mulai mengecil. dibandingkan dalam corpus, co11um, atau cauda.
D. N4erupakan tempat untuk pembentukan limfosit T. D. Ductus biliaris (ductus choledochus) terletak posterior
E. Menghasiikan hormon thymosiry yang mempengaruhl terhadap caput pancreatis.
kematangan dan fungsi limfosit T. E. Mesocoion transversum dilekatkan pada pinggir anterior
pancreas.
Pernvataan berikut ini benar untuk glandula suprarenalis
sinistra, kecuali: 12. Pernyataan berikut benar untuk sel-sel interstisial testis,
A. Glandula suprarenalis sinistra meluas sepaniang margo kecuali:
medialis ren sinister dari polus superior ke hilus. A. Sel-sel interstisial tertanam di dalam jaringan ikat di antara
B. Vena dari glandulae bermuara ke vena renalis sinistra. tubulus seminiferous.
C. Clandula dipisahkan dari ren sinister oleh lemak B. Sel-sel interstisial mensekresi hormon dihidrotestosteron,
peritoneal. androstenediory dan testosteron.
D. Glandula terletak di belakang omentum minus. C. Sel-sel interstisial kurang peka terhadap panas
E. Medulla glandulae suprarenalis sinistra disarafi oleh dibandingkan dengan sel-sel epitel germinativum tubulus
serabut saraf posganglionik simpatik. seminlferus.
D. Pada janin sel-sel interstisial terdapat dalam jumlah kecil,
9. Glandula suprarenalis mendapatkan pendarahan dari: tetapi terdapat dalam jumlah besar pada pubertas.
A. -A.orta, arterla phrenica inferior, dan arteria renalis. E. Sel-sel interstisial didarahi oleh arteria testlcularis.
B. Arteriae lumbales.
C. Arleria phrcnica superior. 13. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk ovarium,
D. Arteria testicularis (arteria ovdrica). kecuali:
E. Arteriasubcostalis. A. Aliran limfenya dialirkan ke nodi para-aortici (lumbalis)
setinggi vertebra lumbalis pertama.
1.0. Fakta berikut ini benar mengenai perkembangan glandulae B. Ligamentum ovarii proprium terbentang dari ovarium
suprarenales, kecuali: sampai ujung atas dinding lateral corpus uteri.
A. Cortex berkernbang dari epitel selom yang meliputi C. Fossa ovarica dibatasi di sebelah atas oleh arteria dan
dindirrg posterior abdomen. vena iliaca externa dan di belakang arteria dan vena iliaca
B. Medulla berkembang dari krista neural. interna.
C" Serabut saraf preganglionik simpatik tumbuh ke dalam D. Arteria ovarica sinistra merupakan cabang arteria iliaca
medulla dan memengaruhi akti-ritas sel-sel medulia. interna sinistra.
D. Mula-mula dibentuk cortex fetalis, kemudian berde- E. Nervus obturatorius terletak lateral terhadap ovarium.
generasi dan menghilang.
E. Cortex tetap tumbuh di antara cortex fetalis dan medulla. 14. Pernyataan berikut ini benar untuk ovarium, kecuali:
A. Tertanam di dalamjaringan ikat cortex folikel ovarii.
11. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk pancreas, B. Corpus luteum letaknya terbatas di medulla.
kecuali: C. Sel-sel theca interna menghasilkan hormon estrogen.
A. Sebagian dari pancreas didarahi oleh arteria lienalis. D. Corpus luteum menghasilkan hormon progesteron.
B. Ductus pancreaticus utama bermuara ke dalam baglan E. Corpus luteum dikendalikan oleh LH dari pars anterior
kedua duodenum. glandulae pituitariae dan selama kehamilan oleh hormon
gonadotropin korionik placenta.
1. D yang tidak benar. Glandula pituitaria digantungkan dari 4. B yang tidak benar. Glandula pinealis menonjol dari ujung
lantai ventriculus tertius oleh infundibulum (Gambar 24-3). posterior atap ventriculus tertius (Gambar 24-2).
2. A yang tidak benar. Oksitosin merangsang kontraksi serabut 5. D yang benar. Nervus laryngeus recurrens terletak sangat
otot polos uterus (Gambar 24-7). dekat dengan arteria thyroidea inferior dan dapat cedera saat
proses pengikatan arteri selama operasi glandula thyroidea.
3. E yang tidak benar. Sel,sel neurosekretorik hypothalamus
mengatur produksi releasing hormone dan release-inhibiting 5. D yang tidak benar. Hormon paratiroid yang diproduksi oleh
hormone (Gambar 24-6). chief cell dari glandulae parathyroideae, berfungsi mening-
katkan kadar kalsium darah.
GLANDUUE ENDOCRINAE 859
7. C yangtidak benar. Glandula thymus tumbuh terus sampai 12. D yangtidak benar. Sel-sel interstisial testis terdapat dalam
pubertas, tetapi setelah itu mengalami involusi. jumlah besar pada janin, tetapi sebagian mengalami atrofi
setelah lahir. Sel-sel ini muncul kembali dalam jumlah besar
g. E yang tidak benar. Medulia glandulae suprarenalis disarafi pada saat pubertas.
oleh serabut saraf preganglionik simpatik (Gambar 24-17).
13. D yang tidak benar. Arteria ovarica dextra dan sinistra
g. A yang benar. Glandula suprarenalis mendapat pendarahan merupakan cabang-cabang aorta abdominalis yang terletak
dari aorta, arteria phrenica, dan arteria renalis. setinggi vertebra lumbalis pertama.
860
CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADA AREA TERTENTU DARI ANATOlvll REGIONAL 861
Kulit Wajah 861 Persarafan Sensorik Kutit Wajah yang Sedang Berkembang 863
Catatan Ktinik 861 Otot-Otot Wajah yang Sedang Berkembang (Otot-Otot
Persarafan Sensorik Wajah 861 Ekspresi Wajah) 864
I Persarafan Sensoril<Wajah
yang berbahaya.
lateral keiopak mata, bermuara ke nodi parotidei. Cairan limfe Perkembangan waj ah selanjutnya tergantung pada menyatunya
dari bagian tengah bibir bawah dan kulit dagu dialirkan ke nodi sejumlah processus penting, yaitu processus frontonasalis,
submentaies. processus maxillaris, dan processus mandibularis (Gambar 1).
Processus frontonasalis muiai sebagai proliferasi mesenkim pada
I Pembentukan Wajah
permukaan ventral otak yang sedang berkembang, menuju ke arah
stomodeum. Sementara ifu, processus maxillaris tumbuh keluar
Pada awal pembentukan, wajah embrio dibatasi di sebelah dari ujung atas arcus pertama dan berjalan ke medial, membentuk
cranial oleh lempeng neural, di caudal oleh pericardium, dan di pinggir bawah orbita. Processus mandibularis arcus pertama kini
lateral oleh processus mandibularis arcus pharyngeus pertama saling mendekat satu dengan yang lain di garis tengall di bawah
kanan dan kiri (Gambar 1). Di tengah-tengah daerah ini, terdapat stomodeum dan bersatu membentuk rahang bawah dan bibir
cekungan ektoderm yang dikenal sebagai stomodeum. Pada dasar ban''ah (Gambar 1).
cekungan terdapat membrana buccopharyngealis. Menjelang Fovea nasalis tampak sebagai depresi pada ujung bawah
minggu keempat, membrana buccopharyngealis pecah sehingga processus frontonasalis yang sedang berkembang, membaginya
stomodeum berhubungan langsung dengan usus depan. menjadi processus nasalis medialis danprocessus nasalis lateralis.
fovea nasalis
processus nasalis
lateralis
processus maxillaris
arcus pharyngeus
processus mandibularis processus mandibularis
kedua
fovea nasalis
processus nasalis
lateralis
nostril
bakal telinga
luar
bakal telinga luar
philtrum
mandibula
Dengan berlanjutnya perkembangary Processus maxillaris tumbuh Masing-masing bibir dipisahkan dari gingiva yang berdekatan
ke medial dan menyatu dengan processus nasalis lateralis dan karena adanya penebalan linier ektoderm, lamina labiogingiva,
dengan processus nasaiis medialis (Gambar 1). Processus nasalis yang tumbuh ke bawah ke dalam mesenkim yang terdapat di
medialis membentuk philtrum pada bibir atas dan premaxilla. bawahnya dankemudianberdegenerasi. Dengan demikian terdapat
Processus maxillaris meluas ke medial, membentuk rahang atas sulcus yang dalam di antara bibir dan gingiva. Pada garis tengah,
dan pipi, dan akhirnya menutupi premaxilla dan menyatu pada tersisa sebagian kecil lamina labiogingiva yang menghubungkan
garis tengah. Berbagai processus yang membentuk wajah menyatu bibir dengan gingival, dengan demikian terbentuk frenulum.
selama bulan kedua. Pada awalnya, cavum oris terbuka lebar, tetapi kemudian
Bibir atas dibentuk oleh pertumbuhan processus maxillaris mengecil, karena terjadi fusi dari bibir pada angulus lateralis.
arcus pharyngeus pertamapada masing-masing sisi ke arah medial.
Akhirnya, processus maxillaris saling bertemu di garis tengah dan
bersatu, juga dengan processus nasalis medialis (Gambar 1). Jadi I Persarafan Sensorik KulitWajah yang
bagian lateral dari bibir atas dibentuk oleh processus maxillaris, Sedang Berkembang
dan bagian medial atau philtrum dibentuk oleh processus nasaiis
medialis dengan bantuan processus maxillaris. Daerah kulit di atas processus frontonasalls dan derivatnya
Bibir bawah dibentuk dari processus mandibularis arcus mendapatkan persarafan sensorik dari divisi ophthalmicus
pharyngeus pertama masing-masing sisi (Gambar 1). Processus ini nervus trigeminus, sedangkan divisi maxillaris nervus trigeminus
tumbuh ke arah medial di bawah stomodeum dan bersatu di garis menyarafi daerah kulit di atas processus maxiilaris. Kulit di atas
tengah untuk membentuk seluruh bibir bawah. processus mandibularis dipersarafi oleh divisi mandibuiaris
nervus trigeminus.
( Kelainan Kongenital
Cheiloschisis Superior (Sumbing BibirAtas)
Cheiloschisis superior mungkin terbatas hanya pada bibir atau
dapat juga disertai palatoschisis (celah pada palatum). Kelainan ini
biasanya cheiloschisis unilateral (sumbing sesisi) dan disebabkan
oleh gagalnya processus maxillaris bersatu dengan processus
nasalis medialis (Gambar 2 dan 3). Cheiloschisis bilateral dlsebab-
kan oleh gagalnya kedua processus maxillaris bersatu dengan
processus nasalis medialis, yang kemudian menetap sebagai Gambar 4 Cheiloschisis bilateral bibir atas dan palatum (Atas izin
penutup ditengah-tengah (Gambar 4). Cheiloschisis superior R.Chase.)
mediana sangat jarang terjadi dan disebabkan oleh kegagalan
benjolan bulat processus nasalis medialis bersatu di garis tengah.
Penanganan Murni Cheiloschisis
Prosoposchisis
Keadaan murni cheiloschisis biasanya dikoreksi dengan bedah
Prosoposchisis jarang terjadi, yaihr cheiloschisis unilateral yang plastik paling lambat 2 bulan setelah lahir, tergantung pada
meluas ke atas sampai ke margo medialis orbitae (Gambar 2 dan kondisi bayi. Dokter bedah berusaha untuk mengkoreksi pada
5). Keadaan ini disebabkan oleh kegagalan processus maxillaris bagian batas bibir dan tampak seperti bibir normal.
bersatu dengan processus nasalis lateralis dan medialis.
ft\
.1,
%
Gambar 5 Prosoposchisis dextra dengan cheiloschisis superior sinistra.
Gambar 3 Chelloschisis unilateral bibir atas (Atas izin R.Chase.) luga terdapat palatoschisis bilateral total (Atas izin R.Chase.)
CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADAAREATERTENTU DARI ANATOIAI REGIONAL 865
lamina pretrachealis
N. laryngeus recurrens
trachea M. sternocleidomastoideus
oesophagus
M. sternohyoideus
glandula thyroidea M. sternothyroideus
M. platysma
selubung carotis
V. jugularis M. omohyoideus
interna
M. longus cervicis
nodus lymphordeus
cervicalis profunda
A. carotis communis
N. vagus
truncus
sympathicus
M. scalenus
medius
lamina
superficialis
pars sprnalis
N. accessorius
M. trapezrus
lamina prevertebralis
dengan processus mandibularis, menbentuk mulut yang lebih Pe rge langan Tangam ej arc Tarigan
besar atau macrostomla. Sangat iarang, terjadi fusi berlebihan dari
processus-processus tersebut, sehingga menimbulkan mulut kecil
atau microstomia. Keadaan ini dapat dengan mudah dikoreksi Cedera pergelangan tangan dan tangan sering terjadi. Tujuan dari
dengan pembedahan. pengobatan adalah mempertahankan fungsi sebaik mungkin.
Perhatian khusus diberikan pada ibu jari tangan dan {ungsi
menjepit ibu jari dan jari telunjuk.
i.El:*r Disarankan ap;ar anatomi regional pergelangan tangan seperti
seffi yang terlihat pada penampang melintang perlu diingat serta
susunan saraf, pembuluh darah, dan tendo di telapak tangan dan
Sejumlah besar struktur penting terdapat di leher. Luka tumpul
jari-jari dipelajari secara rinci (Garnbar 7 dan 8).
ataupun luka tusuk pada leher dapat membahayakan kehidupan.
Disarankan anatomi regional leher seperti terlihat pada
penampang melintang setinggi vertebra cervicalis keenam penting I],.' l ".t ,; i r i 'g;i rr K ,r l'.
untuk diingat (Gambar 6).
M. palmaris longus
Retinaculum musculorum flexorum
N. medianus
M. flexor digitorum
superficialis
M. flexor pollicis longus
M. flexor digitorum
profundus M. abductor pollicis longus
Gambar 7 Potongan melintang tangan menunjukkan hubungan tendo, sarat dan arteria dengan retinacula musculorum
flexorum dan extensorum.
CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADA AREATERTENTU DARI ANATOIV'I REGIONAL 865
lamina pretrachealis
N. laryngeus recurrens
trachea M. sternocleidomastoideus
oesophagus
M. sternohyoideus
glandula thyroidea M. sternothyroideus
M. platysma
selubung carotis
V jugularis M. omohyoideus
interna
l\,4. longus cervicis
nodus lymphoideus
cervicalis profunda
A. carotis communis
VAgUS M. scalenus
anterior
truncus
sympathicus
M. scalenus
medius
lamina
superficialis
pars spinalis
N. accessorius
M. trapezius
lamina prevertebralis
dengan processus mandibularis, menbentuk mulut yang lebih Pergelangan Tangan dan Tangan
besar atau macrostomia. Sangat jarang, terjadi fusi berlebihan dari
processus-processus tersebut, sehingga menimbulkan mulut kecil
atau microstomia. Keadaan inl dapat dengan mudah dikoreksi Cedera pergelangan tangan dan tangan sering terjadi. Tujuan dari
dengan pembedahan. pengobatan adalah mempertahankan fungsi sebaik mungkin.
Perhatian khusus diberikan pada ibu jari tangan dan fungsi
menjepit ibu jari dan jari telunjuk.
i {:l';fiil Disarankan agar anatomi regional pergelangan tangan seperti
iffiwffi vang terlihat pada penampang melintang perlu diingat serta
susunan saraf, pembuluh darah, dan tendo di telapak tangan dan
Sejumlah besar struktur peniing terdapat di leher. Luka tumpul
jari-jari dipelajari secara rinci (Cambar 7 clan 8).
ataupun luka tusuk pada leher dapat membahayakan kehidupan.
Disarankan anatomi regional leher seperti terlihat pada
penampang melintang setinggi vertebra cervicalis keenam penting Fcrg*l:irrgan Kalq.i
untuk diingat (Gambar 6).
M
Retinaculum musculorum flexorum
N. medianus
M. flexor digitorum
superficialis
M. flexor pollicis longus
M. flexor digitorum
profundus M. abductor pollicis longus
Gambar 7 Potongan melintang tangan menunjukkan hubungan tendo, sarat dan arteria dengan retinacula musculorum
flexorum dan extensorum.
CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADA AREATERTENTU DARI ANATOMI REGIONAL
M. interosseus dorsalis I
M. flexor digiiorum
M. flexor digitorum
profundus M. adductor pollicis
A. N. digitalis palmaris
M. opponens
digiti
arcus palmaris superficialis M. opponens pollicis
M. flexor digiii minimi
M. flexor pollicis brevis
Gambar I Telapak tangan tampak anterior. Aponeurosis palmaris dan sebagian besar retinaculum musculorum flexorum
dibuang untuk memperlihatkan arcus palmaris superficialis, nervus medianus, dan tendo-tendo flexor panjang. Segmen-segmen
tendo musculus flexor digitorum superficialis dibuang untuk memperlihatkan tendo-tendo musculus flexor digitorum profundus.
868 A,PENDIKS
M. tibialis anterior
M. extensor hallucis longus
; "1';.,/'::,,,r'.,:1A...:dcifSaliS. pedis
retinaculum musculorum
extensorum inferius
N.
V. saphena
N. peroneus profundus
retinaculum musculorum
malleolus lateralis
M. tibialis posterior
V. saphena parva
tendo M" plantaris
tendo calcaneus
75
76 BAB 3
Otot-Otot Respirasi Tambahan Catatan Embriotogi: Pembentukan Paru dan Pteura 109
Arteria Thoracica lnterna Gambaran Radiografik Paru dan Dinding Dada 111
Vena Thoracica lnterna
Anatomi Permukaan Trachea, Paru, dan Pteura 111
Otot-Otot yang Menghubungkan Extremitas Superior dengan
Trachea 111
Dinding Dada 85
Paru 123
Otot-Otot Pangkal Leher yang Berhubungan dengan Costa I 87
Pteura 123'
Ctavicula dan Hubungannya dengan Apertura Thoracis Superior 87
Mamma 87 Anatomi Permukaan Pembutuh Darah 126
f,)emahaman mengenai struktur dinding dada dan diaphragma bawah rangka thorax meliputi organ abdomen bagian atas, sehingga
I mutlak dimiliki oleh seseordnB yang ingin mengefti bagaimana ikut melindungi organ'organ yang ada di dalamnya seperti hepar,
gerakan normal dinding dada pada proses pengisian udara di dalam gaster, dan lien. Walaupun dinding dada kuat, Iuka tumpul atau tusuk
paru. dapat mencederai organ-organ lunak yang ada di dalamnya. Hal ini
Rangka thorax juga mempunyai fungsi proteksi, tidak hanya terutama penting di era di mana kecelakaan mobil, Iuka tusuk, dan
untuk paru tetapi juga organ-organ penyokong kehidupan lainnya luka tembak sering ditemui.
seperti jantung dan pembuluh darah besar. Tambahan pula, bagian
ANAT*'XI DASAR Corpus sterni di atas bersendi dengan manubrium sterni pada
articulatio manubriosternalis dan di bawah bersendi dengan
processus xiphoideus pada articulatio xiphosternalis. Pada setiap
sisi terdapat lekukan-lekukan untuk bersendi dengan cartilago
costalis II sampai VII(Gambar 3-1).
Processus xiphoideus (Gambar 3-1) merupakan selembar tipis
Dinding Dada cartilago yang mengalami ossifikasi pada ujung proksimalnya
pada orang dewasa. Tidak ada costa ataupun cartilago costalis
yang melekat padanya.
Dinding dada dibentuk oleh sternum, costa, dan cartilago costalis
(Gambar 3-1).
I Costa
Terdapat 12 pasang costa, yang semuanya di posterior melekat
I Sternum pada vertebra thoracica (Gambar 3-1 dan 3-2). Costa dibagi dalam
3 kategori berikut ini:
Stemum terletak di garis tengah dinding depan dacla. Sternum
merupakan tulang pipih yang dapat dibagi dalam tiga bagian: Costae verae: tujuh pasang costa paling atas, melekat pada
manubrium sterni, corpus sterni, dan processus xiphoideus. stemum di sebelah anterior melalui cartilago costalisnya.
Manubrium sterni merupakan bagian atas sternum. Bersendi Costae spuriae: pasangan costa VIII, IX, dan X di anterior
dengan corpus sterni pada articulatio manubriosternalis. Bersendi melekat satu dengan yang lain dan ke costa VII melalui
dengan clavicula serta cartilago costalis I serta bagian atas cartilago cartilago costalis dan sendi sinovial yang kecil.
costalis II pada masing-masing sisi (Gambar 3-1). Terletak di depan Costae fluctuantes: pasangancosta XI danXII tidakmempunyai
vertebra thoracica III dan IV. perlekatan di anterior.
D/ND/NG DADA, RONGGADADA, PARU, DAN RONGGAPLEURA 77
incisura suprasternalis
fovea untuk
clavicula corpus vertebrae
thoracicae I
manubrium sterni
fovea untuk corpus sterni
cartilago costalis
I costa
manubrium
sterni fovea untuk
cartilago costalis
il
angulus sterni
fovea untuk
cartilago costalis
ilt cartilago
corpus sterni costalis
fovea untuk
cartilago costalis
fovea untuk
cartilago costalis
costa Xll
fovea untuk
processus
cartilago costalis
costae fluctuantes xiphoideus
fovea untuk
cartilago costalis
vil
A processus xiphoideus B
Gambar 3-1 A. Permukaan anterior sternum. B Sternum, costa, dan cadilago costalis membentuk rangka thorax.
Costa Regu lar/Tipi l<al utama untnk lenp;an atas, yaitu A. dan Vsubclavia
pembr-rlr-rh
(Cambar 3-3). Costa ini kecil dan pipih dari atas ke bawah.
Costa regular merupakan tulang berbentuk panjang, melintir,
M.scalenus anterior melekat pada permukaan atas dan pinggir
pipih dan mempunyai pinggir atas yang membulat, dan pinggir
dalamnya. Anterior terhadap M. scalenus anterior, V. subclavia
bawah mempunyai alur (sulcus costae), yang berisi A, V, dan N.
menyilang costa. Posterior terhadap tempat melekatnya otot,
intercostalis. Ujung anterior dari setiap costa dilekatkan pada
A.subclavia dan truncus inferior plerr-rs brachialis menyilang costa
cartilago costalis yang sesuai (Gambar 3-2).
dan berhubungan dengan tulang.
Costa mempunyai caput, collum, tuberculum, corpus, dan
angulus (Gambar 3-2). Caput mempunyai dua fovea articularis
untuk bersendi dengan corpus vertebra yang nomornya sama
dan dengan vertebra yang terletak tepat di atasnya (Cambar I Cartilago Costalis
3-2). Co1lum merupakan bagian yang sempit terletak di antara
Cartilago costalis merupakan batang cartilago yang menghu-
caput dan tuberculum. Tuberculum merupakan tonjolan pada
bungkan tujuh costa bagian atas dengan pinggir lateral sternum
permukaan luar costa dan mempunyai fovea articularis untuk
dan costa VIII, IX, dan X ke cartilago yang terdapat tepat di atasnya.
bersendl dengan processus transversus vertebrae yang nomornya
Cartilago costalis XI dan XII berakhir pada otot-otot abdomen
sama (Gambar 3-2). Corpus berbentuk tipis, kurus, dan melintir
(Gambar 3-1).
sepanjang sumbu panjangnya. Pada pinggir inferiornya terdapat
Cartilago costalis berperan penting terhadap elastisitas dan
sulcus costae. Angulus costae adalah tempat di mana corpus costae
mobilitas dinding dada. Pada orang ianjut usla, cartilago costae
melengkung ke depan dengan tajam.
cenderung kehilangan sebagian fleksibilitasnya sebagai akibat
kalsifikasi superfisial.
Costa I regu larlAtipikal
Costa I penting di klinik karena mempunyai hubungan eral
dengan saraf-saraf bagian bawah plexus brachialis dan pembulr:h-
78 BAB 3
corpus vertebrae
discus intervertebralis
caput costae
sulcus costae
Gambar 3-2 Costa V kanan bersendi di posterior dengan columna vedebralis dan di anterior dengan sternum. Perhatikan
bahwa caput costae bersendi dengan corpus veftebra nomor yang sama dan vertebra yang terletak tepat di atasnya, Perhatikan
juga adanya sulcus costae di sepanjang pinggir bawah costa.
I AperturaThoracis Superior
atas ke bawah dalam urutan: V.intercostalis, A.intercostalis, dan
N.intercostalis (Disingkat VAN).
(Pintu Keluar)
Rongga thorax berhubungan dengan pangkal leher melalui lubang
( Musculus lntercostalis
yang disebut apertura thoracis superior (pintu keluar). Disebut M.intercostalis externus membentuklapisanyang paling luar.Arah
pintu keluar karena pembuluh-pembuluh darah dan saraf penting serabut-serabutnya ke bawah dan depan, darl pinggir bawah costa
keluar dari rongga dada melalui lubang ini, menuju ke leher dan di atasnya ke pinggir atas costa yang ada di bawahnya (Gambar
extremitas superior. (Cambar 3-3). Apertura dibatasi di posterior 3-4). Otot berjalan ke depan, sampai ke cartilago costalis, di mana
oleh vertebra thoracica pertama, di lateral oleh pinggir medial otot diganti oleh aponeurosis,disebut membrana intercostalis
costa I dan cartilagonya, dan di anterior oleh pinggir superior anterior (externus) (Gambar 3-5).
manubrium sterni. Apertura terletak miring menghadap ke atas M.intercostalis internus membentuk lapisan tengah. Arah
dan depan. Melalui lubang kecil ini berjalan esophagus dan serabut-serabutnya ke bawah dan belakang, dari sulcus costae di
trachea, serta banyak pembuluh darah dan saraf. Oleh karena atas sampai pinggir atas costa yang ada di bawahnya (Gambar 3-4).
apertura terletak miring, maka apex dari paru dan pleuranya Otoi-otot berjalan ke belakang dari sternum di depan sampai ke
menonjol ke atas ke daerah leher (Gambar 3-3). angulus costae di belakang, di mana otot diganti oleh aponeurosis,
membrana intercostalis posterior (internus) (Gambar 3-5).
M.scalenus medius
plexus brachialis
M. scalenus anterior
insersi M. scalenus
anterior
truncus inferior
plexus brachialis
costa I
A. dan V. subclavia
Gambar 3-3 Apertura thoracis superior (pintu keluar) mernperlihatkan cupula cervicalis pleurae pada sisi kirl tubuh dan
hubungannya dengan pinggir dalam costa I. Perhatikan juga adanva plexus brachialis dan A.V subclavia.
80 BAB 3
kulitt
fascia superficialis M. serratus anterior cavitas pleuralis
V. intercostalis
A. intercostalis
N. intercostalis
pleura parietalis
M. intercostalis intimi
A
kulit
pleura visceralis
fascia superficialis
cavitas pleuralis (ruangan)
M. intercostalis internus
jarum su.ntik
M. intercostalis
externus
ramus posterior
N. spinalis aorta thoracalis
N- intercostalis
A. intercostalis posterior
ramus muscularis
intercostalis externus
cabang untuk
pleura parietalis M. intercostalis internus
M. intercostalis intimi
ramus cutaneus
lateralis ramus cutaneus
lateralis
A. intercostalis anterior
A. thoracica interna
ramus cutaneus antenor ramus perforantes
Gambar 3-5 Potongan melintang thorax, memperlihatkan distribusi N.intercostalis, A.intercostalis posterior, dan A.intercostalis
anterior yang regular.
kontraksi Mm.intercostales, seperti pada ekspirasi. Selain itu, tonus Vv.intercostales posteriores yang sesuai mengalirkan darah
Mm.intercostales selama fase-fase respirasi berperan memperkuat kembali ke Vazygos atau Vhemiazygos (Cambar 3-6 dan 3-7),
jaringan-jaringan yang ada di dalam spatium intercostale,
jadi dan Vv.intercostales anteriores mengalirkan darah ke depan ke
mencegah pengisapan ke daiam atau pendorongan ke jaringan
1u ar V.thoracica interna dan V.musculophrenica.
akibat perubahan tekanan intratorakal. Untuk keterangan lebih
lanjut mengenai kerja otot-otot lni, lihat mekanisme respirasi
pada halaman 105.
I Nn.intercostales
Nn.intercostales merupakan rami anteriores dari sebelas Nervus
Persarafan M m.intercostales spinalis thoracalis yang pertama (Gambar 3-B). Ramus anterior dari
N.spinalis thoracalis keduabelas terletak di abdomen dan berjalan
Nn.lntercostales
ke depan di dalam dinding abdomen sebagai N.subcostalis. Lihat
V. intercostalis
posterior
A. intercostalis
posterior
N. intercostalis
M. intercostalis
internus
M. intercostalis
intimi
Aorta
thoracalis
pars
decendens
Gambar 3-6 A. Permukaan dalam ujung posterior dari dua spatium intercostale yang regular; membrana intercostalis posterior
dibuang supaya lebih jelas. B. Permukaan anterior thorax memperlihatkan perjalanan A.dan Vthoracica interna. Vasa ini
berjalan turun ke bawah sekitar satu jari dari pinggir lateral sternum.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARI,J, DAN RONGGA PLEURA 83
sampai kesebelas) menuju ke peritoneum parietalis bawah dan cartilago costalisnya (Gambar 3-9).
l) Pars vertebralis berasal dari columna vertebraiis atau crula
Nenrrs intercostalis pertama dihubungkan dengan plexus dan dari ligamentum arcuatum.
brachialis oleh suafu cabangbesar yang sama dengan ramus cutaneus
lateralis nervus intercostalis yang regular. Sisa N.intercostalis Crus dextrum berasal dari pinggir corpus tiga vertebra lum-
pertama kecil, dan tidak mempunyai ramus cutaneus anterior. balis yang pertama dan discus intervertebralisnya; crus sinistrum
Nervus intercostalis kedua dihubungkan dengan nervus berasal dari pinggir corpus dua vertebra lumbalis yang pertama
cutaneus brachii medialis oleh sebuah cabang yang dinamakan dan discus intervertebralisnya (Gambar 3-9). Lateral terhadap
nervus intercostobrachialis, yang sama dengan ramus cutaneus crura, diaphragma berasal dari ligamentum arcuatum mediale dan
lateralis nervus intercostalis lainnya. Karena itu, nervus intercos- laterale (Gambar 3-9). Ligamentum arcuatum mediale terbentang
talis kedua menyarafi kulit di celah ketiak dan sisi medial atas dari pinggir corpus vertebra lumbalis kedua sampai processus
lengan atas. Pada penyakit arteri coronaria, nyed ditasakan transversus vertebrae lumbalis I dan ligamentum arcuatum
sepaniang saraf ini pada sisi medial lengan atas. laterale terbentang dari processus transversus vertebrae lumbalis
84 BAB 3
ramus posterior
N. spinalis
thoracalis kedua
ramus anterior
N. intercosto-
brachialis
N. intercostalis
centrum
tendineum
esophagus
N. vagus
sinistrum
Iigamentum arcuatum
medianum
ligamentum arcuatum
mediale
ligamentum arcuatum
laterale
N. subcostalis
costa Xll
M. quadratus lumborum
Gambar 3-9 Diaphragma dilihat dari bawah. Bagian anterior sisi kanan dibuang. Perhatikan origo otot pada sternum, costa,
dan vertebra dan alat-alat penting yang melaluinya.
D/ND/NG DADA, RONGGADADA, PARU, DAN RONGGAPLEURA 85
menarik centrum tendineum ke bawah dan menambah dia- dari nervus cervicalis ketiga, keempat, dan kelima, yang berjalan
meter vertikal thorax. sebagai nervus phrenicus.
ll Otot peregang (pampat) perut: Kontraksi diaphragma Membrana pleuroperitonealis tumbuh ke arah medial dari
membantu otot-otol dinding anterior abdomen dalam mening- kedua sisi dinding tubuh bergabung dengan septum transversum
katkan tekanan intra-abdominal untuk miksi, defekasi, dan di anterior oesophagus dan dengan mesenterium dorsalis di
melahirkan. posterior oesophagus. Selama proses fusi, mesoderm septum
a Otot pengangkat beban berat: Dengan menarik nafas transversum meluas ke bagian lain, membentuk seluruh otot-otot
dalam dan mempertahankannya (memfiksasi diaphragma), diaphragma.
diaphragma membantu otolotot dinding anterior abdomen
meningkatkan tekanan intra-abdominal sedemikian rupa
sehingga membantu menyokong columna vertebralis dan
mencegah terjadinya fleksi. Otot-Otot Respi rasi Tambahan
a Pompa thoraco-abdominalis: Penurunan diaphragma
mengurangi tekanan inlralhoracalis dan meningkatkan tekanan
Musculus levator costarum yang kecil serta musculus serratus
intraabdominalis. l\,4ekanisme ini membantu mengalirkan
posterior yang kecil dan tipis tidak besar perannya dalam gerakan
darah dari vena cava inferior kembail ke atrium kanan dan
aliran limfe ke atas ke dalam ducius thoracicus.
dinding thorax. Ringkasan dari otot-otot dinding dada beserta
persarafan dan fungsinya dapat dilihat pada Tabel 3-1.
86 BAB 3
Persarafan: Nervus pectoralis medialis dan lateralis dari Origo: Processus transversus enam vertebra cervicalis sisi
fasciculus medialis dan lateralis plexus brachialis. ala s.
Fungsi: Aduksi dan endorotasi lengan atas; serabut pars Insersi: Permukaan atas costa I di belakang arteria subclavia.
clavicularis juga melakukan fleksi lengan atas. Petsarafan: nervi spinales cervicales.
Fungsi: Menaikkan costa I; otot ini melakukan fleksi lateral
I Musculus Pectoralis Minor dan rotasi pars cervicalis columna vertebralis.
Batas anterior: arteria subclavia, plexus brachialis, dan cupula
Merupakan otot tipis berbentuk segitiga yang terletak di permu- cervicalis pleurae.
kaan dalam musculus pectoralis major (Gambar 3-11).
I Musculus Scalenus Anterior belum dewasa. Papilla mammaria kecil dan dikelilingi oleh daerah
kulit yang berwarna lebih gelap disebut areola mammae. Jaringan
Musculus scalenus anterior merupakan otot yang terletak dalam mamma tersusun oleh sekelompok kecil sistem saluran yang
pada sisi-sisi leher, yang menghubungkan columna vertebralis ke terdapat di dalam jaringan ikat dan bermuara di daerah areola.
costa I. Otot ini terletak di bawah musculus sternocleidomastoideus
dan berjalan ke bawah hampir vertical. (Gambar 3-3)
Pubertas
Origo: Processus transversus vertebrae cervicalis III, IV V dan
VI. Pada masa pubertas seorang wanita, mamma lambat laun
Insersi: Pinggir dalam costa I. membesar dan akan berbentuk setengah lingkaran di bawah
Persarafan: Nervus spinalis cervicales. pengaruhhormonovarium (Gambar3-12). Salurannya memanjang
Fungsi: Elevasi costa I; fleksi lateral dan rotasi pars cervicalis meskipun demikian pembesaran kelenjar terutama disebabkan
columna vertebralis. karena penimbunan lemak. Dasar mamma terbentang dari
Batas posterior: arteria subclavia, plexus brachialis, dan cupula costa II sampai VI dan dari pinggir lateral stemum sampai linea
cervicalis pleurae. axillaris media. Sebagian besar kelenjar terletak di dalam fascia
superficialis. Sebagian kecil, yang disebut axillary tail (Gambar
3-12), meluas ke atas dan lateral, menembus fascia profunda
I Musculus Scalenus Medius pada pinggir caudal m.pectoralis major, dan sampai ke axilla. Di
Musculus scalenus medius adalah sebuah otot besar yang belakang mamma terdapat sebuah ruang yang berisi jaringan ikat
menghubungkan columna vertebralis dengan permukaan atas jarang disebut spatium retromammariae.
costa I. Otot ini terletak posterior terhadap Musculus scalenus Setiap payudara terdiri dari 15-20 lobus, yang tersusun radier
anterior (Gambar 3-3). dan berpusat pada papilla mammaria. Saluran utama dari setiap
88 BAB 3
Nn. supraclaviculares
M. deltoideus
lV. biceps M. sternocleidomastoideus
brachi dan
coracobrach ialis
clavicula
manubrium sterni
M. triceps caput longum -
axillaris
V. axillaris corpus sterni
-
N. cutaneus brachii medialis
M. pectoralis major
M. subscapularis
M. latissimus dorsi
rami cutanei
M. teres major nervi intercostales
N. intercostobrachialis
M. serratus anterior
// processus xiphoideus
N. thoracalis longus
A. thoracalis lateralis
lobus bermuara ke puncak papilla mammaria, dan mempunyai Vaskularisasl jaringan penyambung juga meningkat untuk
ampulla yang melebar tepat sebelum ujungnya. Dasar papilla menyediakan makanan yang cukup bagi kelenjar yang sedang
mammaria dikelilingi oleh areola (Gambar 3-12). Tonjolan-tonjolan berkembang. Papilla mammaria membesar, dan areola menjadi
halus pada areola diakibatkan oleh kelenjar areola di bawahnya. lebih gelap dan lebih lebar sebagai akibat dari bertambahnya
Lobus-1obus kelenjar dipisahkan oleh septa fibrosa yang berfungsi deposit pigmen melanin di dalam epidermis. Kelenjar areolar
sebagai ligamentum suspensorium (Gambar 3-12). membesar dan menjadi lebih aktif.
Akhir: Selama pertengahan kedua kehamilan, pertumbuhan
melambat. Namun demikian, glandula mammaria tetap
Wanita Muda
bertambah membesar, terutama disebabkan oleh mengge-
Pada wanita muda, payudara cenderung menonjol ke depan dari lembungnya alveoli secretorius oleh cairan yang disebut
dasar yang sirkular. colostrum.
Pasca menyusui: Begitu bayi disapih, payudara kembali ke
stadium inaktifnya. Susu yang tertinggal diserap kembali,
Kehamilan
alveoli secretorius mengerut, dan hampir seluruh alveoli
o Awal: Dalam bulan-bulan awal kehamilan, terdapat penam- menghilang. Jaringan -penyambung interlobaris menebal.
bahan yang cepat panjang dan cabang-cabang sistem ductus Glandula mammada beserta papilla mammaria mengecil
(Gambar 3-13). Alveoli secretorius berkembang pada ujung dan kembali mendekati ukuran semula. Pigmentasi areola
ductus-ductus kecil. Jaringan penyambung mulai terisi berkurang, tetapi warna areanya tidak pernah kembali sepucat
dengan alveoli secretorius yang menyebar dan bertunas. sebelumnya.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 89
ligamentum coracoclaviculare
M. pectoralis major M. trapezius)'r
ligamentun coracoacromiale
M. sternocleidomastoideus
N musculocutaneus M. deitoideus
Nn. supraclaviculares
V. cephalica
M. subclavius
M. coracobrachialis thoracoacromialis
N. medianus
saraf untuk
M. triceps N. radialis -N.manubrium
pectoralis
sterni
N. cutaneus lateralis
brachii posterior lfascia clavipectoralis
N. axilla
N. ulnaris
M. pectoralis minor
N subscapularis inferior
M. subscapularis
N. subscapularis
M. latissimus dorsi
N. thoracalis longus
A. thoracalis
Gambar 3-11 Regio pectoralis dan axilla; lVusculus pectoralis major dibuang untuk memperlihatkan struktur di bawahnya.
ductus
papilla
mammaria
areola
septa fibrosa
tuberculum
jaringan adiposa
clavicula
septa fibrosa-
ligamentum
suspensorium
M. pectoralis
jaringan adiposa
M. pectoralis major
papilla
mammaria
ductus lactiferous
dari lobus glandulae
mammaria
Gambar 3-12 Mamma pada wanita dewasa. A. Tampak anterior dengan sebagian kulit dibuang untuk memperlihatkan struktur
internal. B. Penampang sagital. C, Ekor axilla (axillary kit) yang menembus fascia profunda dan meluas ke dalam axilla.
& &N
sebelum pubertas muda dan
wanita, pertengahan
pertama siklus haid wanita, pertengahan
kedua siklus haid
wanita hamil
wanita menyusui
Gambar 3-13 Luasnya perkembangan ductus dan alveoli secretorius di dalam payudara kedua jenis kelamin pada stadium
M. pectoralis major
M. pectoralis minor
lymphatici
centrales o
rJ lvmohatici
-Nodi
thoracales internales
\O-
, Nodi lymphatici >l
axillares anteriores
atau
$N
Gambar 3-14 Aliran limfe glandula mammaria.
membrana suprapleuralis
a parietalis
pleura visceralis
clavicula
V azygos
esophagus
pleura parietalis
fissura
obliqua dextra
paru kanan,
lobus superior ventrikel kiri
pericardium
fibrosa
atrium kanan pericardium
serosa parietalis
cavum pericardii
ventrikel kanan
pericardium serosa
visceralis
Gambar 3-16 Penampang melintang thorax setinggi veftebra thoracica VIIL Perhatikan susunan pleura dan rongga pleura
(ruang) dan pericardium fibrosa dan serosa.
angulus sterni
mediastinum
anterius
corpus
mediastinum
medium
mediastinum inferius
processus
xiphoideus
columna vertebralis
mediastinum
pleura mediastinalis
(pleura parietalis)
pleura visceralis
cavitas pleuralis
hilus pulmonis
(ruang)
pleura costalis
(pleura parietalis)
corpus sterni
cartilago costalis
pleura diaphragmatica
(pleura parietalis)
Gambar 3-18 pleura dilihat dari atas dan depan. Perhatikan posisi mediastinum dan hilus masing-masing paru.
Lapisan parietalis dan lapisan visceralis pleura dipisahkan I Pleura diaphragmatica di atas kubah dipersarafi oleh nervus
satu dengan yang lain oleh suatu ruangan sempit, cavitas pleuralis phrenicus dan di sekitar pinggirnya oleh enam nervus
(Gambar 3-18 dan 3-19). (Dokter-dokter cenderung menggunakan intercostalis bagian bawah.
istilah ruang pleura daripada istilah anatomi cavitas pleuralis. Pleuravisceralis (Gambar3-21): Pleura visceralis mendapatkan
Ha1 ini mungkin untuk menghindari kerancuan antara cavitas persarafan otonom dari plexus pulmonalis. Pleura visceralis peka
pleuralis (celah sempit) dengan cavitas thoracis yang lebih besar). terhadap tarlkan, tetapi tidak peka terhadap sensasl umum seperti
Normal cavitas pleuralis mengandung sedikit cairan jaringan, nyeri dan raba.
cairan pleura, yang membasahi permukaan pleura.
Recessus costodiaphragmaticus merupakan daerah yang
paling rendah dari cavitas pleuralis. Paru akan berkembang ke
Trachea dan Bronchus Principalis
ruangan ini selama inspirasi (Gambar 3-19 dan 3-20).
Anatomi dasar dari struktur-struktur ini (Gambar 3-22 dan 3-23)
diuraikan dalam Bab 2 (halaman 67).
I Persarafan Pleura
Pleura parietalis (Gambar 3-21): Pleura parietalis peka terhadap Paru
nyerl, suhu, raba, dan tekanan dan dipersarafi sebagai berikut: I
a Pleura costalis secara segmental dipersarafi oleh nervus Paru (kanan dan kiri) terletak di samping kanan dan kiri
intercostalis. mediastinum (Gambar 3-16). Di antaranya, di dalam mediastinum,
i Pleura mediastinalis dipersarafi oleh nervus phrenicus. terletak jantung dan pembuluh darah besar. Paru berbentuk
96 BAB 3
tabung laryngotrachea
tunas paru
rongga selom
pleura parietalis
(a pleura visceralis
radix pulmonalis
pulmo/paru
pleura visceralis
pleura parietalis
diaphragma
Gambar 3-19 Pembentukan paru. Perhatikan bahwa masing-masing tunas paru menginvaginasi dinding rongga selom dan
kemudian tumbuh mengisi sebagian besar rongga selom. Perhatikan juga bahwa paru diliputi oleh pleura visceralis dan dinding
thorax dibatasi oleh pleura parietalis. Rongga selom yang asli berkurang besarnya sampai menjadi celah sempit disebut cavitas
pleuralis sebagai akibat peftumbuhan paru.
D/ND/N6 DADA, RONGGADADA, PARU, DAN RONGGAPLEURA 97
fissura obliqua
pleura visceralis
pleura mediastinalis
(pleura parietalis)
Vv. pulmonales
lipatan pleura
ligamentum pulmonale
pleura diaphragmatica
(pleura parietalis)
Gambar 3-20 Berbagai daerah pleura parietalis. Perhatikan lipatan pleura (garis putus-putus) yang mengelilingi struktur yang
masuk dan keluar dari hilus pulmonis kiri. Di daerah ini pleura parietalis berhubungan dengan pleura visceralis. Tanda panah
menuniukkan posisi recessus costodiaphragmaticus.
Nn. phrenici
. .r'
(C3,C4, dan C5)
parietalis
, pleura visceralis
Nn. intercostales
(T1-T11
\-\-
) \ _ plexus pulmonalis
(vagus dan sympathicus)
\
Gambar 3-21 Diagram memperlihatkan persarafan pleura parietalis dan visceralis.
98 BAB 3
trachea
bronchus principalis
sinister
bronchus lobaris
bronchus
segmentalis
bronchus terminalis
bronchiolus respiratorius
ductus alveolaris
saccus alveolaris
alveolus
Gambar 3-22 Trachea, bronchus, bronchiolus, ductus alveolaris, saccus alveolaris, dan alveoli. Perhatikan jalan yang diambil
oleh udara yang diinspirasi dari trachea ke alveoli.
kerucut dan diliputi oleh pleura visceralis. Paru tergantung bebas lainnya (Gambar 3-24, 3-25, dan 3-26). Sekitar pertengahan facies
dan dilekatkan pada mediastinum oleh radiksnya. mediastinalis terdapat hilus pulmonis, yaitu suatu cekungan di
Masing-masing paru mempunyai apex yang tumpul, yang mana bronchus, pembuluh darah, dan saraf yang membentuk
menonjol ke atas ke dalam leher (Gambar 3-24 dan 3-25) sekitar radix pulmonis masuk dan keluar dari paru.
2,5 cm di atas clavicula; basis yang konkaf yang terletak di atas Pinggir anterior tipis dan tumpang tindih dengan jantung;
diaphragma; facies costalis yang konveks yang disebabkan oleh pada pinggir anterior ini pada paru kiri terdapat incisura
dinding thorax yang konkaf; facies mediastinalis yang konkaf cardiaca. Pinggir posterior tebal dan terletak di samping columna
yang merupakan cetakan pericardium dan alat-alat mediastinum vertebralis-
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA
Gambar 3-23 Spesimen plastinasi dari trachea, bronchus principalis, dan paru orang dewasa; sebagian jaringan paru dibuang untuk memperlihatkan bronchus
besar. Perhatikan bahwa bronchus principalis dexter lebih lebar dan lebih lurus terhadap trachea dibandingkan dengan bronchus principalis sinister.
100 BAB 3
3t
*/
*//
J,/
f lobus inferior
-/ ./
'/
lobus inferior
S 'n,
^*
:\
\\*
i
\
\
fissura obliqua
yang paling kecil membelah dua menjadi bronchiolus, yang ll Paru kanan
diameternya kurang dari 1 mm (1ihat Gambar 3-29). Bronchiolus Lobus superior: Apicalis, posterior, anterior
tidak mempunyai cartilago di dalam dindingnya dan dilapisi oleh Lobus medius: Lateralis, medlalis
epitel silender bersilia. Lapisan submucosa mempunyai serabut Lobus inferior: Superior (apical), basalis medialis, basalis
otot polos melingkar yang utuh. anterior, basalis lateralis, dan basalis posterior.
Bronchiolus kemudian membagi dua menjadi bronchiolus
terminalis (1ihat Gambar 3-29), yang mempunyai kantong- kantong I Paru kiri
lembut pada dindingnya. Pertukaran gas yang terjadi antara darah Lobus superior: Apicalis, posterior, anterior, lingularis
dan udara terjadl pada dinding kantong-kantong tersebut, karena su perior, lingu laris inferior
itu dinamakan bronchiolus respiratorius. Diameter bronchiolus Lobus inferior: Superior (apicalis), basalis medialis, basalis
respiratorius sekitar 0,5 mm. Bronchiolus respiratorius berakhir anterior, basalis lateralis, basalis posterior.
dengan bercabang menjadi ductus alveolaris yang menuju ke arah
saluran berbentuk kantong dengan dinding yang tipis disebut Walaupun susunan umum segmenta bronchopulmonalia
saccus alveolaris. Saccus alveolaris terdiri dari beberapa alveoli penting dalam klinik, tidak perlu mengingatnya secara rinci,
yang terbuka ke satu ruangan (Gambar 3-29 dan 3-30). Masing- kecuali bermaksud mengambil spesialisasi paru atau bedah paru.
masing alveolus dikelilingi oleh jaringan yang mengandung
kapiler yang padat. Pertukaran gas terjadi antara udara yang
terdapat di dalam lumen a1veo1i, melalui dinding aiveoli ke dalam
I Radix Pulmonis
darah yang ada di dalam kapiler di sekitarnya. Radix pulmonis dibentuk oleh alat-alatyangmasuk dankeluarparu.
Segmen-segmenta bronchopulmonalia utama (Gambar 3-31 Alat-alat tersebut adalah bronchus, arteria dan vena pulmonalis,
dan 3-32) adalah sebagai berikut ini: pembuluh limfe, arteria dan vena bronchialis, dan saraf. Radix
102 BAB 3
esophagus
trachea
V. subclavia dextra
N. vagus dexter
V brachiocephalica dextra
truncus
sympathicus
N. phrenicus dexter
A. pulmonalis
atrium dextrum
ditutupi pericardium
V pulmonalis
pericardium
N. splanchnicus major
diaphragma
splanchnicus mrnor
il
V. cava inferior
ductus thoracicus
truncus sympathicus
N. phrenicus sinister
N. vagus sinister
V. brachiocephalica
arcus aorta
sinistra
N. laryngeus recurrens
sinister
ligamentum arteriosum
A. pulmonalis sinistra
bronchi sinister
pericardium
esophagus
V. subclavia dextra
clavicula
truncus sympathicus :!ffi*- dextra
4,.
M. subclavius
potongan costa dexter
A. thoracica
V. azygos
interna
V. cava superior
N. intercostalis
aorta ascendens
:,.; ,
bronchi dexter
N. phrenicus dexter
V. pulmonalis
atrium dextrum
N- splanchnicus
major
ventriculus dexter
potongan
V. cava inferior cartilago costalis
cupula dextra
diaphragmatica
ANTERIOR
Gambar 3-27 Diseksi mediastinum sisi kanan; paru kanan dan pericardium dibuang. Pleura parietalis
costalis juga dibuang.
pulmonis dikelilingi oleh selubung pleura, yang menghubungkan descendens. Venae bronchiales mengalirkan darahnya ke vena
pleura parietalis pars mediastinalis dengan pleura visceralis yang azygos dan vena hemiazygos.
membungkus paru (Gambar 3-20 dan 3-26). Alveoli menerima darah terdeoksigenasi dari cabang-cabang
terminal arteria pulmonalis. Darah yang telah mengalami
I Pembuluh Darah Paru
oksigenasi meninggalkan kapiler-kapiler alveoli dan akhirnya
bermuara ke dalam kedua vena pulmonalis. Dua vena pulmonalis
Bronchus, jaringan ikat paru, dan pleura visceralis meneri.ma meninggalkan radix pulmonis masing-rnasing paru (Cambar 3-26,
darah dari arteriae bronchiales, yang merupakan cabang darl aorta 3-27, dan3-28) untuk bermuara ke dalam atrium kiri jantung.
104 BAB 3
truncus
A. subclavia sympathicus
sinistra
N. vagus
A. carotis sinister
communis
sinistra
aorta
descendens
arcus aorta
auricula sinistra
truncus
pulmonalis
ventriculus
dexier
N. phrenicus
sinister
ANTERIOR
ventriculus
sinister
Gambar 3-28 Diseksi mediastinum sisi kiri; paru kiri dan pericardium dibuang. Pleura parietalis costalis juga
dibuang.
bronchus segmentalis
pembuluh limfe
--_
Pulmonalis di
---V. dalam jaringan
ikat intersegmental
V. pulmonalis -
- .-
bronchiolus
terminalis
bronchiolus [/
respiratorius
-
I lobulus paru I
segmenta bronchopulmonalia
Gambar 3-29 Sebuah segmenta bronchopulmonalia dan sebuah lobulus paru" Perhatikan bahwa vena-vena pulmonalis terletak
di dalam septa jaringan ikat yang memisahkan sejmen yang berdekatan.
I nspi rasi
run
Mekanisme Respirasi
Respirasi terdiri dari dua fase, yaitu fase inspirasi dan fase
I lnspirasi Biasa
ekspirasi. Hasil dari respirasi adalah penambahan dan pengu- Bandingkan cavitas thoracis dengan sebuah kotak yang hanya
rangan kapasitas cavitas thoracis secara bergantian. Frekuensi mempunyai satu pintu masuk di bagian atasnya. Pintu masuk ini
respirasi atau pernapasan bervariasi antara 16 sampai 20 per berbentuk tabung, disebut trachea (Gambar 3-34). Kapasitas kotak
menit pada orang normal yang sedang istirahat. lebih cepat pada dapat ditambah dengan penambahan semua diameternya, dan
anak-anak, dan lebih larnbat pada orang tua. mengakibatkan udara dengan tekanan atmosfir masuk ke dalam
kotak melaiui tabung.
Sekarang bayangkan tiga diameter rongga thoraks dan bagai-
mana kapasitasnya akan bertambah (Gambar 3-34 dan 3-35).
Gambar 3-30 Mikrograf scanning electron paru
memperlihatkan sejumlah saccus alveolaris. Alveoli
merupakan cekungan atau ruangan kecil, di
sepanjang dinding saccus alveolaris. (atas izin Dr.M
Koering).
Diameter vertikal. Secara teoritis, apex pulmonalis dapat dan depan di sekeliling dinding thoraks, costa-costa ini
dinaikkan dan basis diturunkan. Apex pulmonalis dibentuk menyerupai tangkai ember (Gambar 3-34). Oleh karena itu bila
oleh membrana suprapleuralis dan terfiksasi. Sebaliknya, basis costa terangkat (seperti tangkai ember), diameter transversa
pulmonalis dibentuk oleh diaphragma yang mudah bergerak. rongga thorax akan bertambah. Seperti telah dijelaskan
Jika diaphragma berkontraksi, kubahnya menjadi datar dan sebelumnya, hal ini dapat pula dilakukan dengan mengfiksasi
diaphragma turun (Gambar 3-34). costa I dan mengangkat costa-costa lainnya ke arah costa I
Diameter anteroposterior. Jika costa yang letaknya miring dengan kontraksi musculi intercostales (Gambar 3-35).
ke bawah diangkat pada ujung sternalnya, diameter antero- Faktor lain yang tidak boleh dilupakan adalah efek turunnya
posterior rongga thoraks akan bertambah dan ujung bawah diaphragma pada viscera abdomen, dan tonus otot-otot dinding
sternum akan terdorong ke depan (Gambar 3-34). Hal ini anterior abdomen. Bila diaphragma turun waktu inspirasi,
dapat dilakukan dengan mengfiksasi costa I melalui kontraksi tekanan intraabdominal akan meningkat. Peninggian tekanan ini
musculi scaleni pada leher dan kontraksi musculi intercostales diimbangi oleh relaksasi otot-otot dinding abdomen. Akan tetapi
(Gambar 3-35). Dengan cara ini semua costa akan tertarik dapat tercapai suatu titik di mana relaksasi otot-otot abdomen tidak
bersama-sama dan terangkat menuju costa I. mungkin dilakukan lagi, hati beserta viscera abdomen bagian atas
Diameter transversal. Costa di depan bersendi dengan bekerja sebagai penyanggah mempertahankan diaphragma agar
sternum melalui cartilago costalisnya dan di belakang dengan ticlak bergerak turun lagi. Pada kontraksi selanjutnya, centrum
columna vertebralis. Oleh karena costa melenS;kung ke bawah tendineum diaphragma telah mendapatkan penyokong dari
108 BAB 3
trachea
lobus superior
paru kanan
lobus superior
paru kiri
fissura horizontal
lobus inferior
paru kanan
fissura obliqua
lobus inferior
paru kiri
tncrsura
A cardiaca
apicalis
anterior -posterior
anterior
basalis apicalis
basalis
anterior divisi lingularis
superior
divisi lateral basalis lateralis
lobus medius
divisi Iingularis
divisi medial inferior
lobus medius
segmen
basalis
posterior
I Ekspirasi Biasa
costa tersebut ke bawah ke costa XII (Gambar 3-35). Musculus
serratus postedor inferior dan Musculus latissimus dorsi mungkin
Sebagian besar ekspirasi biasa merupakan fenomena pasif dan
ikut berperan.
dilakukan oleh elastisitas paru, relaksasi musculi intercostales dan
diaphragma, dan peningkatan tonus otot-otot dinding anterior ( Perubahan Paru pada Ekspirasi
abdomen yang mendorong diaphragma yang sedang relaksasi ke
atas. Pada ekspirasi, radix pulmonis naik bersama dengan bifurcatio
trachea. Bronchus memendek dan berkontraksi. Jaringan elastis
paru memendek dan ukuran paru mengecil. Dengan bergeraknya
I Ekspirasi Kuat diaphragma ke atas, daerah pleura parietalis pars diaphragmatica
dan costalis yang berdekatan menjadi iebih besar, dan recessus
Ekspirasi kuat merupakan proses aktif sebagai akibat kontraksi costodiaphragmaticus mengecil ukurarLnya. Pinggir bawah paru
kuat otot-otot dinding anterior abdomen. Musculus quadratus mengerut dan lebih tinggi Ietaknya.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 109
nodi tracheobronchiales
truncus bronchomediastinalis
nodi pulmonales
plexus lymphaticus
profundus nodi coeliacus
ir'
I
I
pengembangan lateral
pengembangan anteroposterior
turunnya diaphragma
Gambar 3-34. Berbagai cara di mana kapasitas rongga thorak bertambah selama inspirasi
D/ND/NG DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 111
M scalenus anterlor
dan medius
Mm. intercostales
intercostales
A B kuat lumborum
diaphragma
Gambar 3-35 A. Bagaimana musculi intercostales mengangkat costa selama inspirasi. Perhatikan bahwa
musculi scaleni mengfiksasi costa I, atau pada inspirasi kuat mengangkat costa I. B. Bagaimana musculi
intercostales dapat digunakan pada ekspirasi kuat dengan mengfiksasi costa XII atau diturunkan oleh otot-
otot abdomen. C. Bagaimana hepar berperan sebagai penyanggah sehingga memungkinkan diaphragma
mengangkat costa bagian bawah.
tuba laryngotrachealis
oesophagus
trachea
pleura visceralis
Gambar 3-36 Pembentukan paru. A. Pembentukan sulcus laryngotrachealis dan tuba. B. Pinggir sulcus
laryngotrachealis berfusi untuk membentuk tuba laryngotrachealis. C, Tunas paru mendorong dinding selom
intra-embryonik. D. Tunas paru membelah membentuk bronchus utama.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 113
clavicula
V. brachiocephalica dextra arcus aorta
truncus pulmonalis
auricula sinistra
udara di dalam
fundus gaster
diaphragma
Gambar 3-38 Struktur utama yang dapat dilihat pada radiografi posteroanterior dada pada Gambar 3-37.
Perhatikan posisi pasien terhadap sumber sinar X dan tempat kaset film.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA '115
Gambar 3-39 Radiografi oblik kanan dada dari seorang pria dewasa normal setelah menelan barium
116
barium di dalam
oesophagus
bronchus
principalis
sinister
columna
vertebralis truncus
pulmonalis
scapula
sinistra
(wt
Ii
ventriculus
dexter
diaphragma
hepar
,)l,:,
Gambar 3-40 Struktur utama yang dapat ditemukan pada radiografi oblik kanan dada pada Gambar 3-39. perhatikan posisi
pasien terhadap sumber sinar-X dan kaset film.
DINDING DA,DA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA
ff
ffi
ffi-
*
&
w
&!r..
#..',
it,.'':
Gambar 3-41 Radiografi lateral kiri dada seorang pria dewasa normal setelah menelan barium.
118-
angulus sternum
(
bronchus principalis
dexter
bronchus principalis
sinister
mediastinum
anterior
radix pulmonis
ventriculus sinister
airium sinisirum
mediastinum
posterior
--M)
hepar
udara di dalam
TECESSUS
costod iaphragmaticus
Gambar 3-42 Struktur utama yang dapat ditemukan pada radiografi lateral kiri dada pada Gambar 3-41. Perhatikan posisi
pasien terhadap sumber sinar-X dan kaset fim,
DIND/N6 DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 119
A. carotis communis
A. brachiocephalica clavicula sinistra
V. brachio-
cephalica
sinistra
V. cava A. subclavia
superior sinistra
lobus superior
paru kanan costa I
aorta
descendens
trachea
oesophagus
costa ll
lobus superior
scapula paru kiri
vertebra costa lV costa lll
thoracica lll
Gambar 3-44 CT-scan bagian atas thorax setinggi vertebra thoracica IIL Potongan in dllihat dari bawah
corpus sterni
ventriculusdexter ventriculussinister
paru kiri
paru
kanan
atrium
sinistrum
bronchus
atrium principalis
dextrum sinister
bronchus
principalis aorta
dexter descendens
oesophagus
scapula
vertebra
costa Vl
thoracica
VI
canalis
vertebralis processus sprnosus processus transversus
Gambar 3-45 CT-scan bagian tengah thorax setinggi vertebra thoracica VI. Potongan dilihat dari bawah,
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 121
Gambar 3-46 Penampang thorax dilihat dari bawah. A. Setinqgi .crnr.r: ' :,ie5ft :lr::?c;1. ;,. *, :leiinggi ve ii.:;r;l ihnracica
VIII. Perhatikan bahwa pada orang hidup, cavitas pleura hanva neruoakar r-iiarc icieirsiai j' -; ,t ruarlg ie' i.at Oe:J.. gebaqal
sebuah atefak, hasil dari proses pengawetan.
122 BAB 3
fossa
su praclavicu laris
clavicula
"#
acromron
tendo
M. sternoclei-
domastoideus angulus sterni
(angulus Louis)
incisura suprasternalis
M. deltoideus
manubrium sterni
. processus
xiphoideus
areola mammae
arcus costalis
linea semilunaris
tempat denyut
fossa cubiti apex cordis
clavicula tnctsura
suprasternalis
acromton
tuberculum
majus
humeri
angulus sterni
(angulus Louis)
M. deltoideus
M. pectoralis major
processus xiphoideus
crista iliaca
umbilicus
Gambar 3-48 A, Permukaan anterior thorax dan abdomen seorang wanita berusia 29 tahun,
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 123
serabut posterior
M. deltoideus
M- erector
spinalis cekungan kulit di
atas spina iliaca
superior posterior
B
Gambar 3-48 (lanjutan) B. Permukaan posterior thorax seorang wanita berusia 29 tahun.
tengah dan berakhir sedikit ke kanan dari garis tengah dengan Pinggir posterior paru meluas ke bawah dari processus
bercabang menjadi bronchus principalis dexter dan sinister. Pada spinosus vertebrae cervicalis VII sampai vertebrae thoracica X dan
pangkal leher, alat ini dapat diraba di garis tengah di incisura terletak sekitar 4 cm darl garis tengah (Gambar 3-52).
suprastemalis. Fissura obliqua paru dapat diidentifikasi pada permukaan
melalui sebuah garis yang ditarik dari pangkal spina scapulae
miring ke bawah, lateral dan anterior, mengikuti arah costa VI
Paru sampai persendian costochondral keenam. Pada paru kiri, lobus
superior terletak di atas dan anterior terhadap garis ini, dan lobus
inferior terletak di barvah dan posterior terhadapnya (Gambar 3-51
pulmonis menonjol ke atas ke dalam leher. Dapat dipetakan
-Apex
pada permukaan anterior tubuh dengan menggambar garis
ddan 3-52).
Pada paru kanan, fissura horizontal dapat ditentukan melalui
melengkung, cembung ke atas, dari articulatio sternoclavicularis
sebuah garis yang ditarik horizontal sepanjang cartilago costalis
menuju ke sebuah titik 2,5 cm di atas pertemuan antara bagian
IV menuju ke arah fissura obliqua di garis midaxillaris (Gambar
sepertiga medial dan intermedia clavicula (Gambar 3-51).
3-51 dan 3-52). Lobus superior terletak di atas fissura horizontalis,
Pinggir anterior paru kanan mulai di belakang articulatio
dan lobus medius terleta k di bawahnya. Lobus inferior ierletak di
sternoclavicularis, berjalan ke bawah, hampir mencapai garis
bawah dan posterior terhadap fissura obliqua.
tengah di belakang angulus sterni. Kemudian berlanjut ke bawah
sampai mencapai articulatio xiphosternalis (Cambar 3-51). Pinggir
anterior paru kiri mempunyai perjalanan yang sama, tetapi
setinggi cartilago costalis IV membelok ke lateral dan berjalan
Pleura
terus untuk jarak yang sangat bervariasi di luar pinggir lateral
sternum untuk membentuk incisura catdiaca (Gambar 3-51). Batas-batas kantong pleura dapat diketahui melalui garis pada
Incisura ini disebabkan oleh adanya jantung, yang menSSeser -permukaan dinding dada. Garis-garis ini, yang merupakan batas
paru ke kiri. Kemudian pinggir anterior membeiok dengan tajam pleura parietale yang terletak dekat dengan permukaan tubufu
ke bawah sampai setinggi articulatio xiphostemalis. disebut sebagai garis-garis refleksi pleura.
Pinggir bawah paru pada pertengahan inspirasi mengikuti Pleura cervicalis menonjol ke atas ke dalam leher dan
garis melengkung, yang menyilang costa VI di garis midclavicularis mempunyai jejak permukaan yang sama dengan apex pulmonis.
dan costa VIII di garis midaxillaris, dan mencapai costa X di dekat Sebuah garis melengkung dapat digambar, melengkung ke atas,
columna vertebralis di posterior (Gambar 3-51, 3-52, dan 3-53). dari articulatio sternoclavicularis ke arah titik sekitar 2,5 cm di
Sudah pasti, batas pinggir inferior paru berubah selama inspirasi atas pertemuan antara sepertiga medial dan intermedia clavicula
dan ekspirasi. (Gambar 3-51).
124 BAB 3
incisura suprasternalis
angulus sterni
articulatio
xiphosternalis
fossa
infraclavicularis
angulus
subcostalis
arcus cortalis
A
processus sprnosus
vertebrae cervicalis Vll
angulus inferior
scapulae spina scapulae
Gambar 3-49 Petunjuk permukaan. A. dinding anterior thorax dan B. dinding posterior thorax
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 125
sulcus nuchae
angulus superior processus spinosus
scapulae vertebra cervicalis Vlll
processus spinosus
spina scapulae vertebra thoracica I
processus spinosus
vertebra thoracica ll
angulus inferior
processus sprnosus
scapulae
vertebra thoracica lll
processus
spinosus
vertebra
thoracica Vll
ciista iliaca pinggir lateral
M. erector
spinalis
linea
/':.'* scapularis
,:'I' :'
,I
r'.1,:
I
\
incisura cardiaca
t/l
\\ fissura obliqua
\./
\ lobus inferior
lobus inferior
Gambar 3-51 Petunjuk permukaan paru dan pleura parietalis pada dinding anterior thorax
126 BAB 3
Batas anterior pleura kanan berjalan di belakang articulatio i1. a-,j rii r,.;:) 1'"i l t] il.ri 1...'j {J iiri;*1,c5o f.,,9
stemoclavicularis, hampir mencapai garis tengah di belakang
angulus stemi. Kemudian berlanjut ke bawah sampai mencapai : i..
lobus superior
fissura obliqua
lobus inferior
lobus inferior
Gambar 3-52 Petunjuk permukaan paru dan pleura parietalis pada dinding posterior thorax.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA, 127
incisura cardiaca
obliqua
fissura obliqua
Gambar 3-53 Petunjuk permukaan paru dan pleura parietalis pada dinding lateral thorax.
4. Untuk memasukkan jarum ke dalam cavitas pleuralis pada C. costaX XI, dan XII.
linea axillaris media, struktur berikut ini ditembus, kecuali: D. hanya costa VIII.
A. Musculus intercostalis internus E. costa.Vf XI, dan XII.
B. Musculus levator costarum
C. Musculus intercostalis extemus 10. Payudara pada wanita dewasa muda terletak pada
D. Pleura parietale A. costa I sampai V.
E. Musculus intercostalis intimi B. costa II sampai VI.
C. costa I sampai IL
5. Pernyataan-pemyataan di bawah ini benar untuk apertura D. hanyacostalldanlll.
thoracis superior, kecuali: E. costa IV sampai VI.
A. Manubrium stemi membentuk batas anterior.
B. Padamasing-masingsisi, truncusinferiorplexusbrachialis 1i. Pleura parietalis:
bersama arteria subclavia keluar dari apertura thoracis A. hanya peka pada sendasi regangan.
superior, berjalan ke lateral di permukaan atas costa I. B. dipisahkan dari rongga pleura oleh fascia endothoracica.
C. Corpus vertebrae cervicalis VII membentuk batas C. peka terhadap sensasi nyeri dan raba.
posterior. D. menerima persarafan sensorik dari sistem saraf otonom
D. Costa I kanan dan kiri membentuk batas lateral. E. dibentuk dari mesoderm splanchnopleura.
E. Oesophagus dan trachea berjalan melalui apertura ini.
Pertanyaan'Mengisi yang Kosong
6. pemyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk dinding
thoro; kecuali; lsilah. bagian yang kosong dengan jawaban yang paling tepat, di
A. Bifurcatio trachea terletak di depan articulatio manu- baWah tnt:
briostemalis (angulus Louis) pada pertengahan respirasi.
B. Mediastinumsuperiorterletakdibelakangcorpussterni. 12. Ductus thoracicus berjalan melalui.........., lubang pada
C. Puncak denyut jantung umumnya dapat diraba pada diaphragma.
spatium intercostale sinistrum, kira-kira 9 cm dari garis
13. Arteria epigastrica superior berjalan melalui ........., lubang
tengah.
D. Pinggir bawah paru kanary pada keadaan inspirasi pada diaphragma'
maksimal, meluas ke bawah di linea midclavicularis
14' Nervus phrenicus dexter berialan melalui "" """' lubang
sampaisetinggicartilagocostalisvlll. pada diaphragma'
E. Semua nervus intercostalis berasal dari rami anteriores
nervi spinales thoracales' 15. Ner.,rrs vagus sinister berjalan melalui lubang pada
diaphragma.
Pertanyaan Melengkapi A. hiatus aorticus
B. hiatus esophagicus
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT. C. hiatus vena cava
D. bukan salah satu di atas
7. Dokter mendefinisikan apertura thoracis superior sebagai
A. pembukaan bagian bawah rongga thorax. 16. Hiatus aorticus terletak setinggi vertebra thoracica
B. jarak di antara kedua crura diaphragmatica.
C. muara oesophagus ke dalam rongga thorax. 1"7. Articulatio xiphostemalis terletak setinggi vertebra thoracica
D. permbukaan bagian atas rongga thorax.
E. jarak di antara origo
'-o- pars -'-
E-'-- stemalis dan pars costalis
18. Hiatusvenacavaterletaksetinggivertebrathoracica
diaphragmaticu.
A. sepuluh
8. Arcus costalis dibentukoleh: B' duabelas
A. costa Vf VIII, dan X. C deiaPan
B. pinggir dalam dari costa I. D' sembilan
C. pinggir processus xiphoideus. E tujuh
D. cartilaso costalis VII, VIII, IX, dan X.
E. cartilalo costahs VII sampai costa X dan ujung cartilago Pertanyaan Pilihan Ganda
costalisXldanXll. Bacalah riwayat penyakit di bawah ini dan jawablah pertanyaan
9. pinggir bawah paru kiri selama pertengahan :respirasi, . berikutnya dengan satu iawaban yang PALING TEPAT.
memotong: Seorang pria berusia 35 tahun mengeluh adanya nyeri hebat di
A. costa VI, VIII, dan X. bagian bawah dada kirinya kepada dokter. Pasien menderita
B. costa VII, VIII dan IX. batuk sejak 4 hari yang lalu dan mengeluarkan sputum
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 129
bercampur darah. Frekuensi respirasi meningkat dan panasnya C. Limfe dari substansi paru mencapai hilus melalui plexus
mencapai 1040 F. Pada pemeriksaao ditemukan adanya cairan lymphaticus superficialis dan profundus.
di ruang pleura kiri. D. Ligamentum pulmonale memungkinkan pembuluh
19., Jika pasien dalam keadaan berdiri, cairan pleura akan darah dan saraf pada radix pulmonis bergerak selama
mengalami gravitasi ke bawah pergerakan pernapasan.
menuju ke: E. Venae bronchiales bermuara ke dalam vena azygos dan
A. fissura obliqua. vena hemiazygos.
B. incisura cardiaca. 23. Semua pemyataan di bawah ini benar untuk mediastinum,
C. recessus costomediastinalis. kecuali:
D. fissurahorizonialis. A. Mediastinum merupakan penyekat di antara kedua
E. recessus costodiaphragmaticus. rongga pleura.
B. Pleura mediastinalis membatasi pinggir lateral medias-
Pilihlah satu jawaban yang PALII'|G TEPAT
tinum.
C. Jantung terletak pada mediastinum medius.
20. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk irachea,
D. Bila udara masuk ke rongga pleura kiri, struktur-struktur
kecuali:
yang membentuk mediastinum akan tergeser ke kanan.
A. Terletak anterior terhadap oesophagus di dalam medias- E. Batas anterior mediastinum terbentang lebih ke bawah
tinum superior.
dibandingkan batas posterior.
B. Pada inspirasi dalam carina turun sampai setinggi vertebra
24. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk mekanisme
thoracica VI.
inspirasi, kecuali:
C. Bronchus principalis sinister lebih lebar daripada bronchus
A. Diaphragma adalah otot terpenting untuk inspirasi.
principalis dexter.
B. Jaringan ikat di puncak thorax dapat dinaikkan.
D. Arcus aorta terletak di sebelah anterior dan kirinya di
C. Sternumbergerak ke anterior.
dalam mediastinu m superior.
D. Costa terangkat ke atas.
E. Persara{an sensoris dari membrana mukosa yang meliputi
E. Tonus otot dinding anterior abdomen berkurang.
trachea berasal dari cabang-cabang nervus vagus, dan
25. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk paru, kecuali:
laryngeus recurrens.
ner'"'u s
A. Benda asing yang masuk seringkali ke paru kanan.
21. Pernyataan-pemyataan di bawah ini benar untuk radix
B. Paru kiri mempunyai kontak langsung dengan arcus aorta
puimonis dextra, kecuali:
dan aorta descendens.
A. Nervus phrenicus dexter berjalan anterior terhadap radix C. Tidak terdapat nodus lymphaticus di dalam paru.
pulmonis.
D. Struktur-struktur paru mendapatkan darah dariarteri
B. Vena azygos melengkung di atas pinggir superior radix
bronchialis.
pulmonis.
E. Recessus costodiaphragmaticus dilapisi oleh pleura
C. Arteria pulmonalis dextra terletak posterior terhadap
parietalis.
bonchus principaiis.
26. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk segmenta
D. Nervusvagus dexter berjalan posterior terhadap radix
bronchopulmonalia, kecuali:
pulmonis.
A. Vena-vena adalah intersegmental.
E. Pembuluh darah dan saraf yang membentuk radix B. Segmen-segmen dipisahkan oleh septa jaringan ikat.
pulmonis diliputi oleh manset pleura.
C. Arteri-arteri adalah intrasegmental.
22. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk paru kanary
D. Setiap segmen dipercabangkan oleh sebuah bronchus
kecuali:
sekunder.
A. Mempunyai fissura horizontalis dan fissura obliqua. E. Setiap segmen yang berbentuk piramid mempunyai
B. Pleura visceralis yang meliputinya peka terhadap nyeri puncak yang menghadap ke permukaan paru.
dan suhu.
130 BAB 3
1. C merupakan pernyataan yang tidak benar. Susunan 76. B yang benar. Hiatus aorticus di diaphragma terletak setinggi
dari superior ke inferior adalah Vena, arteria, dan nervus vertebra thoracica XII.
intercostalis (Gambar 3-4).
77. D yang benar. Articulatio xiphosternalis terletak setinggi
2. E merupakan pernyataan yang tidak benar. Oesophagus vertebra thoracica IX pada midrespirasi.
melalui diaphragma setinggi vertebra thoracica X.
18. C yang benar. Hiatus vena cava terletak setinggi vertebra
3. Amerupakanpernyataanyangtidakbenar. Nervus intercostalis Lhoracica Vll pada midrespirasi.
memberikan persarafan sensorik untuk pleura dan peritoneum
yang menutupi bagian perifer diaphragma. 19. E yang benar. Pasien ini mulai penyakitnya dengan infeksi
respirasi bagian atas, yang diabaikannya. Saat ini dia
4. B merupakan pernyataan yang tidak benar. Musculus levator menderita pneumonia sisi kiri dengan komplikasi pleuritis.
costarum terletak di belakang dari daerah yang terlibat. Dengan pleuritis, eksudat radang terdapat di tempat
pneumonia. Jika cairan pleura bertambah dan pasien dalam
5. C merupakan pernyataan yang tidak benar. Corpus vertebrae posisi tegak, dengan gaya gravitasi cairan akan bergerak turun
thoracica I membentuk batas posterior. ke bagian paling rendah dari ruang pleura, disebut recessus
costodiaphragmaticus.
6. B merupakan pemyataan yang tidak benar. Mediastinum
superior terletak di belakang manubrium stemi (Gambar 20. C yang tidak benar. Bronchus principalis dexter lebih lebar
3-17). dari bronchus principalis sinister. Hal ini dapat dilihat dengan
jelas pada bronchogram posteroanterior normal, seperti yang
7. D yang benar. Apertura thoracica superior membuka ke atas
terlihat dalam Gambar 3-43. Lihat juga preparat plastinasi
dari rangka thorax.
pada Gambar 3-23.
14. C yang benar. Nervus phrenicus dexter berjalan melalui hiatus ttr C merupakan pernyataan yang tidak benar. Paru mempunyai
vena cava. nodus lymphaticus sepanjang perjalanan bronchi.
15. B yang benar. Nervus vagus sinister berjalan melalui hiatus 26. D merupakan pernyataan yang tidak benar. Setiap segmen
esophagicus. paru dipercabangkan oleh bronchus segmentalis.
Sistem
Kardiovaskular
131
Jantung, Pembuluh
4, Korone[ dan
Pericardium
132
J ANTUNG, PE/IBU LUH KORONER, DAN PERI CARDIUIA 133
Catatan Fisiotogi: Fungsi Muscuti Papittares 138 Perkembangan Selanjutnya dari Tabung Jantung 147
Pembentukan Atria 147
Catatan Fisiotogi: Fungsi Vatvuta Valva Trunci Putmonatis 138
Pembentukan Ventricutus 148
Catatan Fisiotogi: Fungsi Dasar Sistem Konduksi 139
Pembentukan Pangkat dan Bagian Proksimat Aorta
Catatan Fisiotogi: Kecepatan Konduksi Metatui Nodus dan Truncus Putmonatis 148
Atrioventricutaris 140 Pembentukan Katup Jantung 148
Catatan Fisiotogi: Fungsi Fascicutus Atrioventicularis 140 Pericardium 150
Batas-Batas Pericardium dan Jantung 152
Catatan Fisiotogi: Sirkutasi Koroner 144
Catatan Fisiologi: Sirkutasi Darah Metatui Jantung 144 Pertanyaan 153
f,)enyakit jantung koroner, gangguan fungsi katup, gangguan merupakan masalah yang umum ditemui oleh para petugas medis
I aktivitas elektrik, miokardiopati, atau masalah pericardium di gawat darurat. Pada anak-anak, penyakit jantung kongenital dapat
merupakan tantangan bagi para dokter untuk dapat menegakkan merupakan masalah yang serius.
diagnosis dan menentukan pengobatan. Penilaian nyeri dada Tujuan dari bab ini adalah membahas struktur jantung termasuk
dan penatalaksanaan gangguan ritme serta fungsi pompa jantung sistem konduksinya, aliran darah yang penting, dan pericardium yang
meliputinya.
truncus pulmonalis
A. pulmonalis dextra
auricula sinistra
A. coronaria sinistra
aorta oscenden
ramus circumflexus
V. cardiaca magna
auricula dextra
ventriculus sinister
A. coronaria dexira
atrium A. interventricularis
dextrum anterior
V. cardiaca anterior
sulcus atrioventricularis
Gambar 4-2 Permukaan anterior jantung dan
A. marginalis ventriculus dexter pembuluh-pembuluh darah besar. Perhatikan
sulcus interventricularis perjalanan afteria coronaria dan vena jantunq,
JANTUNG, PEMBULUH KORONER, DAN PERICARDIUM 135
I Batas Jantung
Batas kanan jantung dibentuk oleh atrium dextrum, batas kiri oleh Fungsi Rangka Jantung
auricula sinistra dan bawah oleh ventriculus sinister (Gambar 4-1
Cincin fibrosa di sekeliling valvula menyokong basis cuspis valva
dan 4-2). Batas bawah terutama dibentuk oleh ventriculus dexter
dan mencegah valva dari peregangan dan menjadi inkompeten.
tetapi juga oleh atrium dextrum; apex oleh ventriculus sinister.
Rangka fibrosa, disamping menyediakan tempat lekat untuk
Batas-batas ini penting pada pemeriksaan radiografi jantllng.
otot-otot jantung, juga efektif sebagai dinding pemisah di antara
dinding otot atrium dan ventriculusnya. Dengan demikian rangka
I Struktur Jantung jantung meruiJakan dasar dari pemutusan hubungan elektrisitas
antara atrium dan ventriculus.
Jantung dibagi oleh septum vertikal menjadi empat ruang: atrium
dextrum dan sinistrum dan ventriculus dexter dan sinister.
Atrium dextrum terletak anterior terhadap atrium sinistrum dan
ventriculus dexter anterior terhadap ventriculus sinister (Gambar
4-1, dan4-2).
I Ruang Jantung
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan: Atrium Dextrum
I Paling luar, lapisan visceralis pericardium serosum (epi- Atrium dextrum terdiri atas rongga utama dan sebuah kantong
cardium). kecil, auricula (Gambar 4-2 dan 4-4). Pada permukaan jantung,
ll Di tengah, lapisan tebal otot jantung (miokardium). pada tempat pertemuan atrium dextrum dan auricula dextra
ll Paling daiam, lapisan tipis (endocardium). terdapat sebuah sulcus vertikal, sulcus terminalis, yang pada
permukaan dalamnya berbentuk rigi disebut crista terminalis
(secara embriologis, tempat ini menunjukkan hubungan antara
Rangka Jantung
sinus venosus dan atrium dextrum propria). Bagian utama atrium
Yang disebut rangka jantung (lihat Gambar 4-5) terdiri dari yang terletak posterior terhadap rigi, berdinding licin (Gambar
cincln-cincin fibrosa yang mengelilingi ostium atrioventriculare, 4-4), sedangkan dinding dalam auricula kasar disebabkan oleh
ostium pulmonalis dan ostium aorta dan melanjutkan diri ke pars berkas serabut-serabut otot, musculi pectinati.
membranosa, bagian atas septum ventriculare.
Itluara pada Atrium Dextrum
Vena cava superior (Gambar 4-4) bermuara ke bagian atas
atrium dextrum; muara ini tidak mempunyai katup. Vena ini
mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian atas
ligamentum arteriosum
V. cava superior
Vv. pulmonales
atrium dextrum
atrium sinistrum
ventriculus
sinister
Gambar 4-3 Permukaan posterior atau basis
stnus coronanus V" cava inferior cordis jantung.
136 BAB 4
tubuh. Vena cava inferior (lebih besar dari vena cava superior)
bermuara ke bagian bawah atrium dextrum; dilindungi oleh katup
rudimenter yang tidak berfungsi. Vena ini mengembalikan darah
ke jantung dari setengah bagian bawah tubuh.
Sinus coronarius, yang mengalirkan sebagianbesar darah dari
dinding jantung (Gambar 4-4), bermuara ke dalam atrium dextrum
di antara vena cava inferior dan ostium atrioventriculare. Muara
ini dilindungi oleh katup rudimenter yang tidak berfungsi.
Ostium atrioventriculare dextrum terletak anterior terhadap
muara vena cava inferior dan dilindungi oleh valva tricuspidalis
(Gambar 4-4). Banyak ostium vena kecil yang juga mengalirkan darah
dari dinding jantturg bermuara langsung ke dalam atrium dextrum. A
Ventriculus Dexter
B
Ventriculus dexter membenfuk sebagian besar facies anterior
cordis, dan terletak anterior terhadap ventriculus sinister (Gambar Gambar 4-5 A. Penampang melintang ventriculus cordis. Perhatikan
4-4). Ventriculus dexter berhubungan dengan atrium dertrum tebalnya dinding ventriculus sinister. B. Rangka fibrosa jantung.
V. cava superior
A. coronaria dextra
auricula dextra aorta ascendens
nodus sinoatrialis
truncus pulmonalis
auricula sinistra
infundibulum
fasciculus atrioventricularis
anulus ovalis
sulcus
V. cava inferior interventricu laris
cuspis septalis
katup V. cava inferior ventriculus dexter
valva tricuspidalis
trabecula septomarginalis
katup sinus coronarius
chordae tendineae
Gambar 4-4 Bagian dalam atrium dextrum dan ventriculus dexter- Perhatikan letak nodus sinoatrialis, serta nodus dan
fasciculus atrioventricu laris.
JANTUNG, PEITBULUH KORONER, DAN PERICARDIUTA 137
melalui ostium atrioventriculare dan dengan truncus pulmonalis I Jenis kedua ujung-ujungnya dilekatkan pada dinding
melalui ostium trunci pulmonalis (Gambar 4-4). Mendekati ostium ventrikef dan bebas pada bagian tengahnya. Salah satu
trunci pulmonalis bentuknya berubah menjadi seperti corong, diantaranya adalah trabecula septomarginalis (moderatot
disebut infundibulum. band), menyilang rongga ventrikel dari sep.tum ke dinding
Dinding ventriculus dexter jauh lebih tebai dibandingkan anterior. Trabecula septomarginalis ini membawa fasciculus
dengan dinding atrium dextrum. Permukaan dalam menunjukkan atrioventricularis crus dextrum yang merupakan bagian dari
rigi-rigi yang menonjol disebut trabeculae carnae. Terdapat tiga sistem konduksi jantung.
jenis trabeculae carnae: I Jenis ketiga hanya terdiri dari rigi-rigi yang menonjol.
I Jenis pertamaterdiri atas Musculi papillares, yang menonjol Valva tricuspidalis melindungi ostium atrioventriculare (Gambar
ke dalam, melekat melalui basisnya pada dinding ventrikel; 4-4, 4-6, dan 4-7). Terdiri atas tiga cuspis yang dibentuk oleh lipatan
puncaknya dihubungkan oleh tali-tali fibrosa (chordae endocardium. Cuspis-cuspis ini adalah cuspis anteriol, septalis,
tendineae) ke cuspis valva tricuspidalis (Gambar 4-4). dan inferior (posterior). Cuspis anterior terletak di anterior, cuspis
cuspis inferior
(posterior)
M. papillaris
posterior
M. papillaris
anterior
Valva tricuspidalis
stnus Aorta ascendens
B
Muara
Muara A. coronaria
A. coronaria sinistra
dextra
Valvula sinistra
Cuspis anterior
valva mitralis
posterior
Valva aorta
Atrium sinistrum
Cuspis anterior
c Cuspis posterior
Chorda
tendineae
M. papillaris
posterior
Valva mitralis
Gambar 4-6 Valva-valva (katup) jantung. A. Valva tricuspidalis memperlihatkan cuspis septalis, anteriot dan posterior serta
choidae tendineaenya, B. Valva aortae memperlihatkan hubungan antara valvula dan muara arteria coronaria. C. Valva mitratis
memperlihatkan cuspis anterior dan posterior serta chordae tendineaenya.
138' BAB 4
septalis terletak berhadapan dengan septum interventriculare trunci pulmonalis dan aortae dinamakan sesuai dengan letaknya
dan cuspis inferior atau posterior terletak di inferior. Basis cuspis pada janin sebelum jantung mengalami rotasi ke kiri. Sayangnya,
melekat pada cincin fibrosa rangka jantung. Pada ujung bebasnya cara penamaan ini menimbulkan banyak kebingungan yang tidak
dilekatkan chordae tendineae, yang menghubungkan cuspis perlu).
dengan Musculi papillares.
Atrium Sinistrum
Valva trunci pulmonalis melindungi ostium trunci pulmonalis Sama dengan atrium dextrum, atrium sinistrum terdiri atas rongga
(Gambar 4-7). Valvula-vah'ula semilunaris dari valva ini dilekatkan utama dan auricula sinistra. Atrium sinistrum terletak di belakang
melalui lengkungnya ke pinggir bawah dinding arteri. Mulut atrium dextrum dan membenfuk sebagian besar basis atau facies
vah'ula membuka ke atas menuju ke truncus pulmonalis. Tidak posterior jantung (Gambar 4-3). Di belakang atrium sinistrum
ada chordae tendineae atau musculi papillares yang berhubungan terdapat oesophagus yang dipisahkan oleh pericardium (Gambar
dengan valvula ini. Perlekatan sisi-sisi valvula pada dinding arteri 4-8). Bagian dalam atrium sinistrum licin, tetapi auricula sinistra
mencegah valvula turun masuk ke dalam ventrikel. Pada pangkal mempunyai rigi-rigi otot seperti pada auricula dextra.
truncus pulmonalis terdapat tiga pelebaran yang dinamakan sinus
pulmonalis, dan masing-masing terletak di luar dari setiap valvula
Muara pada Atrium Sinistrum
(Iihat valva aorta, halaman 139).
Ketiga valvula semilunaris terletak sebagai beriku! satu buah Empat vena pulmonalis, dua dari masing-masing paru bermuara
posterior (vah,'ula semilunaris sinistra) dan dua buah anterior pada dinding posterior (Gambar 4-3) dan tidak mempunyai katup.
(valvula semilunaris anterior dan dextra). (Valvula-valvula valva Ostium atrioventriculare sinistrum dilindungi oleh valva mitralis.
valvula valva
anterior
facies anterior trunci pulmonalis
sinistra
cordis
dextra
ramus interventricularis
anterior A. coronaria
sinistra
ramus circumflexus
A.coronaria sinistra
anterior
septalis
posterior
rangka fibrosa
Gambar 4-7 Katup jantung dan asal dari Arteria coronaria, dilihat dari superior. Atria dan pembuluh darah besar dibuang.
J ANTU N G, PEIABU LU H KO RO NER, DAN PERI C ARDI U I'A 't3s
sternum
ventriculus dexter
ventriculus sinister
atrium dextrum
atrium sinistrum
cavitas pericardiaca
lobus medius
pulmo dexter pericardium
lobus superior
fissura obliqua
pulmo sinister
dexlra
fissura obliqua
sinistra
lobus inferior
lobus inferior
pulmo sinister
pulmo dexter
V. pulmonalis
sinus obliquus
oesophagus
aorta descendens
V. azygos V. hemiazygos
truncus sympathicus run splanchnici
ductus
thoracicus
Gambar 4-8 Penampang melintang thorax setinggi vertebra thoracica VIII, dilihat dari bawah (Perhatikan bahwa semua
pemeriksaan CT scan dan lvlRI dilihat dari bawah).
Ventriculus Sinister dinding aorta menonjol membentuk sinus aortae. Sinus aortae
anterior merupakan tempat asal arteria coronaria dextra, dan sinus
Sebagian besar ventriculus sinister terletak di belakang ventriculus posterior kiri tempat asal arteria coronaria sinistra.
dexter (Gambar 4-2 dan 4-8). Sebagian kecil menonjol ke kiri dan
membentuk batas kiri jantung serta aPex cordis. Ventrlculus
slnister berhubungan dengan atrium sinistrum melalui ostium I Sistem Konduksi Jantung
atrioventriculare sinistrum dan dengan aorta melalui ostium aortae.
Dinding ventriculus sinister (Gambar 4-5) tiga kali lebih tebal dari
dinding ventriculus dexter. (Tekanan darah di dalam ventriculus
sinister enam kali lebih tinggi dibandingkan tekanan darah di Fungsi Dasar Sistem Konduksi
dalam ventriculus dexter). Pada penamPang melintang, ventriculus Jantung normal orang dewasa dalam keadaan istirahat ber-
sinister berbentuk sirkular; ventriculus dexter berbentuk kresentik kontraksi secara ritmik sekitar 70 sampai 90 denyutan per menit.
(bu1an sabit) karena penonjolan septum interventriculare ke dalam Kontraksi ritmik berasal secara spontan dari sistem konduksi
rongga ventriculus dexter (Gambar 4-5). Terdapat trabeculae carnae dan impulsnya menyebar ke berbagai bagian jantung. Awalnya
yang berkembang baik, dua buah musculi papillares yang besar, atrium berkontraksi bersama dan kemudian diikuti oleh kontraksi
tetapi tidak terdapat trabecula septomarginalis. Bagian ventriculus kedua ventrikel secara bersama-sama. Sedikit penundaan
di bawah ostium aortae disebut vestibulum aortae. penghantaran impuls dari atrium ke ventrikel memungkinkan
Valva mitralis melindungi ostium atrioventriculare (Cambar atrium mengosongkan isinya ke ventrikel sebelum ventrikel
4-6 dan 4-7). Yalva terdiri atas dua cuspis, cuspis anterior dan berkontraksi.
cuspis posterior, yang strukturnya sama dengan cuspis pada valva
tricuspidalis. Cuspis anterior lebih besar dan terletak antara ostium
atrioventriculare dan ostium aortae. Perlekatan chordae tendineae
ke cuspis dan musculi papillares sama seperti valva tricuspidalis. Sistem konduksi jantung terdiri atas otot jantung khusus yang
Valva aortae melindungi ostium aortae dan mempunyai terdapat pada nodus sinoatrialis, nodus atrioventricularis,
strukfur yang sama dengan struktur valva trunci pulmonalis fasiculus atrioventricularis beserta dengan crus dextrum dan
(Gambar 4-7). Satu valvula terletak di anterior (valvula semilunaris sinistrumnva, dan plexus subendocardial serabut Purkinye.
dextra) dan dua valvula terletak di dinding posterior (valvula (Serabut khusr.rs otot jantung )'ang membentuk sistem konduksi
semilunaris sinistra dan posterior). Di belakang setiap valvr-rla jantung dikenal sebagai serabut Purkinve).
140-
nodus
atrioventricularis
nodus
sinoatrialis
\ascicutus
atrium atrioventricularis
dextrum
crus sinistrum
fasciculus
atrioventricu laris
ramus circumflexa
ramus interventricularis
anterior
V. cordis magna
meninggalkan ujung posterior nodus sinoatrialis dan berjalan ke kebawah di dalam sulcus atrioventricularis dextra, dan pada
posterior menuju muara vena cava superior. Jalur ini turun ke pinggir inferior jantung, kemudian pembuluh ini melanjutkan
bawah pada septlrm atrium menuju ke nodus atrioventricularis. diri ke posterior sepanjang sulcus atrioventricularis untuk
Jalur internodus postedor meninggalkan bagian posterior nodus beranastomosis dengan arteria coronaria sinistra di dalam sulcus
sinoatrialis dan furun melalui crista terminalis dan valva vena cava interventricularis posterior. Cabang-cabang berikut ini dari arteria
inferior menuju ke nodus atrioventricularis. coronaria dextra mendarahi atrium dextrum dan ventriculus
dexter, sebagian atrium sinistrum dan veniriculus sinister, dan
I Pendarahan Jantung septum atrioventriculare.
ramus ramus
circumflexus circumflexus
A. coronaria 1 A. coronaria\
sinistra \ sinistra
/A.coronaria
dextra
A. coronaria
dextra
A
rami A. interventricularis
posterior
uo\" rami A. interventricularis
posterior
nodus
sinoatrialis
A. coronaria dextra
-- IK A. coronaria sinistra.
- nodus atrioventricularis
_-- fasciculus atrioventricularis
-- A. interventricularis
anterlor '.
Gambar 4-11 A, Permukaan posterior jantung memperlihatkan asal dan distribusi ramus interventricularis posterior yang
dominan kanan. B. Permukaan posteriorjantung memperlihatkan asal dan distribusi ramus interventricularis posterioryang
dominan kiri. C, Permukaan anteriorjantung memperlihatkan hubungan penyediaan darah ke sistem konduksi.
,143
JANTUNG, PE/TBULUH KORONER, DAN PERICARDIUIA
I Rami ventriculares posteriores. Biasanya ada dua, dan Variasi pada Arteria Coronaria
mendarahi facies diaphragmatica ventdculus dexter.
a Ramus interventriculalis posterior (descendens). Pembuluh Variasi pada pendarahan jantung sering terjadi, dan variasi yang
nadi ini berjalan menuju apex dl dalam sulcus interventriculare paling sering mengenai vaskularisasi facies diaphragmatica
posterior (Gambar 4-10). Memberikan cabang-cabang ke kedua ventriculus. Di sini, asal, ukuran, dan distribusi dari
ventriculus dexter dan sinister, termasuk dinding inferiornya. arteria interventricularis posterior berbeda-beda (Gambar 4-11).
Pembuluh ini juga memberikan cabang untuk bagian posterior Pada kasus dominan kanan, arteria interventricularis posterior
septum ventriculare, tetapi tidak untuk bagian apex yang merupakan cabang besar dari arteria coronaria dextra. Dominan
menerima darah dari ramus interventricularis anterior Arteria kanan terdapat pada kebanyakan individu (90%). Pada dominan
coronaria sinistra. Sebuah cabang septal yang besar mendarahi kiri, arteria interventricularis posterior merupakan cabang dari
nodus atrioventricularis. Pada 10% orang ditemukan arteria ramus circumflexus arteria coronaria sinistra (10%).
interventricularis posterior digantikan oleh sebuah cabang
dari arteria coronaria sinistra. Anastomosis Arteria Coronaria
I Rami atriales. Beberapa cabang mendarahi permukaan
anterior dan lateral atrium dextrum. Safu cabang mengurus Terdapat anastomosis di antara cabang-cabang terminal
permukaan posterior kedua atrium dextrum dan sinistrum. A.coronaria dextra dan sinistra (sirkulasi kolateral), tetapi
Arteri nodus sinoatrialis mendarahi nodus dan atrium biasanya tidak cukup besar untuk mendarahi otot jantung apabila
dextrum dan sinistrum. Pada 35% orang pembuluh in berasal sebuah cabang besar tersumbat oleh suatu penyakit. Penyumbatan
dari arteria coronaria sinistra. mendadak dari salah satu cabang besar atau salah satu arteria
coronaria biasanya menyebabkan kematian otot jantung (infark
miokardium), walaupun kadang-kadang sirkulasi kolateral cukup
Arteria Coronaria Sinistra
untuk mempertahankan suplai ke otot.
Arteria coronaria sinistra biasanya lebih besar dibandingkan
dengan arteria coronaria dextra. Pembuluh nadi ini berasal dari Ringkasan Seluruh Pendarahan Jantung pada
sinus aortae posterior sinistra dari aorta ascendens dan berjalan Sebagian Besar Orang
ke depan di antara truncus pulmonalis dan auricula sinistra
(Gambar 4-2, 4-7, dan 4-11). Kemudian pembuluh ini berjalan Arteria coronaria dextra mendarahi semua ventriculus
di sulcus atrioventricularis dan bercabang dua menjadi ramus dexter (kecuali sebagian kecil daerah di sebelah kanan sulcus
interventricularis anterior dan ramus circumflexa. Arteria interventricularis),bagianyangbervariasi darif acies diaphragmatica
coronaria sinistra mendarahi sebagian besar jantung, termasuk ventriculus sinister, sepertiga posteroinferior septum ventriculare,
sebagian besar atrium sinistrum, ventriculus sinister dan sePtum atrium dextrum dan sebagian atrium sinistrum, nodus sinoatrialis,
i.nterventriculare. serta nodus dan fasciculus atrioventricularis. Crus sinistrum
fasciculus juga menerima darah dari cabang-cabang kecil.
Arteria coronaria sinistra mendarahi hampir semua
Cabang-Cabang Arteria Coronaria Sinistra ventriculus sinister, sebagian kecil ventriculus dexter di sebelah
a Ramus interventricularis (descendens) anterior berjalan ke kanan sulcus atrioventricularis, duapertiga anterior septum
bawah di dalam sulcus interventricularis anterior menuju ventriculare, hampir seluruh atrium sinistrum, crus dextrum dan
apex cordis (Gambar 4-10). Pada kebanyakan orang pembuluh sinistrum fasciculus atrioventricularis.
ini kemudian berjalan di sekitar apex cordis untuk masuk
ke sulcus interventricularis posterior dan beranastomosis
Pendarahan Sistem Konduksi
dengan cabang-cabang terminal arteria coronaria dextra. Pada
U3 orang pembuluh ini berakhir pada apex cordis. Ramus Nodus sinoatrialis biasanya didarahi oleh arteria coronaria dextra
interventricularis anterior mendarahi ventriculus dexter dan tetapi kadang-kadang oleh arteria coronaria sinistra. Nodus dan
sinister dengan sejumlah cabang yang juga mendarahi bagian fasciculus atrioventricularis didarahi oleh arteria coronaria dextra.
anterior septum ventriculare. Satu diantara cabang-cabang Crus dextrum fasciculus atrioventricularis didarahi oleh arteria
ventricular ini (arteria diagonalis sinistra) mungkin berasal coronaria sinistra; crus sinistrum fasciculus atrioventricularis
langsung dari pangkal arteria coronaria sinistra. Sebuah didarahi oleh arteria coronaria sinistra dan dextra (Gambar 4-11).
artetia conus sinistra mendarahi conus pulmonalis.
.) Ramus circumflexus mempunyai ukuran yang
dengan arteria interventricularis anterior (Gambar 4-10).
sama
I Pembuluh BalikJantung
Pembuluh ini melingkari pinggir kiri jantung di dalam sulcus Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium
atrioventricularis. Ramus marginalis sinister merupakan dextrum melalui sinus coronarius (Gambar 4-L0), yang terietak
sebuah cabang besar yang mendarahi pinggir kiri ventriculus pada bagian posterior sulcus atrioventricularis dan merupakan
sinister dan turun sampai apex cordis. Ramus ventricularis lanjutan dari vena cardiaca magna. Pembuluh ini bermuara ke
anterior dan posterior mendarahi ventriculus sinister. Rami atrium dextrum sebelah kiri vena cava inferior. Vena cardiaca
atriales mendarahi atrium sinistrum. parva dan media bermuara ke sinus coronarius. Sisanya dialirkan
144- BAB 4
ke atrium dextrum melalui vena cardiaca anterior (Gambar 4-10) coronariae. Perangsangan saraf parasimpatik mengakibatkan
dan melalui vena-vena kecil yang bermuara langsung ke ruang berkurangnya deny'ut dan daya kontraksi jantung dan konstriksi
jantung. arteriae coronariae.
Serabut-serabut.aferen yang berjalan bersama saraf simpatik
membawa impuls saraf yang biasanya tidak dapat disadari. Akan
tetapi, apabila suplai darah ke miokardium terganggu, impuls rasa
nyeri dirasakan melaiui lintasan tersebut. Serabut-serabut aferen
Sirkulasi Koroner
yang berjalan bersama nervus vagus mengambil bagian dalam
Aliran darah koroner pada orang normal dalam keadaan istirahat refl eks kardiovaskular.
sekitar 225 mL/menit dan berlanjut selama siklus jantung. Namun
demikian pada saat diastolik hanya terjadi sekitar 75% karena
kompresi cabang-cabang kecil arteriae coronariae oleh otot
jantung yang terjadi waktu sistolik. Stimulasi susunan saraf
simpatik menyebabkan vasodilatasi ringan arteriae coronariae, Sirkulasi Darah Melalui Jantung
sebaliknya stimulasi parasimpatik menimbulkan vasokonstriksi Jantung merupakan pompa muskular. Serangkaian perubahan
ringan. Peningkatan aliran coronaria terutama disebabkan oleh yang terjadi di dalam jantung pada saat pengisian darah dan
meningkatnya kinerja otot-otot jantung dan efek setempat dari pengosongan darah disebut sebagai siklus jantung. Jantung
hasil metabolisme yang menimbulkan vasodilatasi. normal berdenyut sekitar 70 sampai 90 kali per menit pada orang
dewasa yang sedang istirahat dan sekitar 130 sampai 150 kali per
menit pada anak yang baru lahir.
nucleus dorsalis
nervus vagi
ganglion cervicale
superius truncus
simpathicus
ganglion cervicale
medius
medulla oblongata
ganglion cervicale
inferius
tabung endocardial
ujung arteri
V. cava superior
lamina
visceralis sinus transversus
pericardium Vv. pulmonales
serosum
pericardium
fibrosum
I
it tl
I
I
/;* 1 \
sinus obliquus
sinus transversus
Gambar 4-14 Pembentukan tabung endocardial dalam hubungannya dengan cavitas pericardiaca.
JANTUNG, PEIABULUH KORONER, DAN PERICARDIUIA 147
arteri jantung primitif dilanjutkan di luar pericardium oleh sebuah terbagi menjadi belahan kanan dan kiri oleh munculnya bantalan
pembuluh besar, saccus aorticus (Gambar 4-15), Jantung mulai atrioventricularis ventralis dan dorsalis, yang kemudian bergabung
berdenyut mulai minggu ketiga. membentuk septum inteimedium. Sementara itu, septum
lain, septum primum, berkembang dari atap atrium primitif dan
Perkembangan Selanjutnya dari Tabung Jantung tumbuh ke bawah untuk bergabung dengan seplum intermedium.
Tabung jantung selanjutnya mengalami diferensiasi melalui Sebelum penggabungan terjadi, lubang di antara pinggir bawah
beberapa pelebaran, sehingga terbentuk alur-alur. Dari ujung arteri septum primum dan septum intermedium disebut foramen
sampai ujung vena, pelebaran-pelebaran ini disebut bulbus cordis, primum. Sekarang atrium terbagi dua atas bagian kanan dan kiri.
ventriculus, atrium, serta cornu dexter dan sinister sinus Sebelum obliterasi sempurna terjadi pada foramen primum, terjadi
venosus. Kemudian bulbus cordis dan bagian ventriculus tabung perubahan degeneratif di bagian sentral septum primum; timbul
jantung memanjang lauh lebih cepat dari bagian tabung yang iain, sebuah foramen, foramen secundum, sehingga timbul hubungan
dan karena ujung arteri dan vena terfiksasi oleh pericardium, tabung lagi antara atrium dextrum dan sinistrum. Septum tebal lain
mulai bengkok (Gambar 4-16). Pembengkokan segera berbentuk (septum secundum) tumbuh ke bawah, dari atap atrium pada sisi
huruf U dan kemudian berbentuk huruf S, dengan atrium terletak kanan septum primum. Pinggir bawah septum secundum menutupi
posterior terhadap ventriculus. Dengan demikian ujung arteri dan foramen secundum pada septum primum, tetapi tidak mencapai
vena berdekatan satu dengan yang Iain seperti ditemukan pada dasar atrium dan tidak bergabung dengan septum intermedium.
orang dewasa. Ruangan antara atrium dan ventriculus menyempit Ruangan antara pinggir bebas septum secundum dan septum
membentuk canalis atrioventricularis. Pada saat perubahan ini primum dikenal sebagai foramen ovale (Gambar4-17).
terjadi, secara perlahan tabung jantung berpindah dari daerah Sebelum lahir, foramen ovale memungkinkan darah yang
leher menuju ke daerah thorax. kaya oksigen yang masuk atrium dextrum dari vena cava inferior
masuk ke dalam atrium sinistrum. Namun, bagian bawah septum
Pembentukan Atria primum berfungsi sebagai kalup untuk mencegah darah mengalir
Atrium primitif terbagi menjadi dua atria, atrium dextrum dan atrium kembali dari atrium sinistrum ke dalam atrium dextrum. Pada saat
sinistrum dengan cara berikut ini (Gambar 4-17). Pertima. canalis lahir, karena lekanan darah di dalam atrium sinistrum meningkat,
atrioventricularis melebar ke arah transversal. Canalis kemudian septum primum ditekan pada septum secundum dan bergabung
truncus arteriosus
(bagian distal bulbus
cordis)
bulbus cordis
cavitas pericardiaca
ventriculus
rl
1
I
pericardium serosum
sinus venosus
pericardium fibrosum
SINUS VENOSUS
V. umbilicalis
V. vitellina
V cardinalis communis
saccus aorticus
bulbus cordis truncus arteriosus
saccus aorticus
h
\ I pars inferior
t bulbus cordis
!i t
/ 1
atrium ventriculus
cornu stnus ventriculus SINUS VENOSUS
stnus venosus
VENOSUS
saccus aoriicus
bulbus cordis
saccus aorticus truncus arteriosus
atrium dextrum atrium sinistrum bulbus cordis
ventriculus
ventriculus dexter
ventriculus sinister
septum ventriculare
canalis atrioventricularis
Gambar 4-16 Pembengkokkan tabung jantung di dalam cavitas pericardiaca. Bagian dalam ventriculus yang sedang
berkembang diperlihatkan di bawah kanan.
dengan septum ini, dan foramen ovale ditutup. Dengan demikian luga memastikan adanya hubungan antara rongga ventriculus
kedua atria dipisahkan satu dengan yang lain. Pinggir bawah dexier dengan truncus pulmonalis dan rongga ventriculus sinister
septum secundum yang terlihat di dalam atrium dextrum menjadi dengan aorta. Tambahan pula, muara atrioventricularis dextra
anulus ovalis, dan cekungan di bawahnya disebut fossa ovalis. sekarang berhubungan dengan rongga ventriculus dexter dan
Kemudian tambahan auricula dextra dan sinistra berkembang muara atrioventricularis sinistra berhubungan dengan rongga
sebagai diverticula kecil, masing-masing pada atrium dextrum dan ventriculus sinister.
sinistrum.
Pembentukan Pangkal dan Bagian Proksimal Aorta dan
Pembentukan Ventriculus Truncus Pulmonalis
Sebuah partisi muscular menonjol ke atas dari lantai ventriculus Bagian distal bulbus cordis dikenal sebagai truncus arteriosus
primitif untuk membentuk septum ventricularis (Gambar (Gambar 4-15). Truncus ini dibagi oleh septum aorticopulmonalis
4-17). Ruangan yang dibatasi oleh pinggir atas septum yang menjadi bagian pangkal dan proksimal aorta dan truncus pulmo-
berbentuk bulan sabit dan bantalan endocardial disebut foramen nalis (Gambar 4-18). Dengan terbentuknya ventriculus dexter dan
interventriculare. Di . samping itu, penebalan endocardial sinister, bagian proksimal bulbus cordis masuk ke dalam bagian
berbentuk spiral, yaitu crista bulbaris, muncul pada bagian distal ventriculus dexter sebagai conus arteriosus yang sebenarnya
bulbus cordis. Kemudian crista bulbaris tumbuh dan bergabung atau infundibulum dan ke dalam ventriculus sinister sebagai
untuk membentuk septum aorticopulmonalis spiralis (Gambar vestibulum aortae. Tepat distal terhadap valva aortae, kedua
4-17). Foramen interventricularis menutup oleh karena proliferasi arteriae coronariae tumbuh dari aorta yang sedang berkembang.
dari crista bulbaris dan penyatuan bantalan endocardial (septum
Pembentukan Katup Jantung
intermedium). Jaringan yang baru terbentuk ini tumbuh kearah
bawah dan bergabung dengan batas atas pars muscularis septum Valvula Semilunaris Aortae dan Trunci Pulmonalis
ventricularis membentuk pars membranosa septum ventricularis Setelah pembentukan septum aorticopulmonalis, timbul tiga
(Gambar 4-17). Penutupan foramen interventricularis tidak hanya tonjolan pada orificium aorta dan arteria pulmonalis. Masing-masing
menutup hubungan antara ventriculus dexter dan sinister, tetapi tonjolan terdiri atas.jaringan ikat jarang yang ditutupi oleh endotel.
JANTUNG, PETABULUH KORONER, DAN PERICARDIUIT 149
septum primum
robekan septum
atrium dextrum primum
foramen primum
bantalan
endocardial atrium sinistrum
canalis
septum
atrioventricularis
intermedium
foramen
interventriculare
septum secundum
septum primum
orificium
septum primum
sinoairialis
septum intermedium
pars membranosa
septum
ventricularis
pars muscularis
septum ventricularis
septum ventricularis
septum secundum
Gambar 4-17 Pemisahan atrium primitif menjadi atrium dextrum dan sinistrum dengan timbulnya septa. Diperlihatkan
orificium sinoatrialis dan hasil akhir valva venosusf seperti yang timbul pada septum ventricularis.
Berangsur-angsur. tonjolan-tonjolan ini menjadi berongga pada disebut sebagar valva tricuspidalis; dua cuspis dibentuk di
permukaan atasnya untuk membentuk valvulae semilunares. sekitar orificium atrioventriculare sinistrum sebagai valva mitralis.
Cuspis yang baru terbentuk membesar, dan inti mesenkimnya
Valva Atrioventricularis berdiferensiasi menjadi jaringan fibrosa. Cuspis tetap terikat pada
Setelah pembentukan septum iniermedium, canalis atrioventri- jarak tertentu dengan dinding ventriculus oleh pita muskular.
cularis dibagi menjadi orificium atrioventriculare dextrum dan Kemudian, pita muskular berdiferensiasi menjadi musculi
sinistrum. Lipatan endocardial yang menonjol ke atas muncul papillares dan chordae tendineae.
pada pinggir-pinggir orificium ini. Lipatan ini diinvasi oleh jaringan
mesenkim yang kemudian membentuk lubang pada sisi ventriculus.
Tiga cuspis valva dibentuk pada orificium atrioventriculare dextrum,
150 BAB 4
darah di dalam
truncus pulmonalis
intermedium
(bantalan
endocardial)
A
septum ventricularis
(pars muscularis)
septum
aorticopulmonale
spiralis
c
ventriculus dexter
Gambar 4-18 Pembagian bulbus cordis oleh septum aofticopulmonalis spiralis menjadi aota dan truncus pulmonalis. A.
Septum spiralis di dalam truncus arteriosus (bagian atas bulbus cordis). B. Bagian bawah bulbus cordis memperlihatkan
pembentukan septum spirale oleh penyatuan crista bulbaris (merah), yang kemudian tumbuh ke bawah dan bergabung dengan
septum intermedium (biru) dan pars muscularis septum ventriculare. C. Daerah septum ventriculare yang dibentuk oleh crista
bulbaris yang menyatu (merah), dan septum intermedium (biru) disebut pars membranacea septum interventriculare.
trachea
A. carotis communis
oesophagus
dextra
A. V" subclavia A. carotis communis
dextra sinsitra
A. brachiocephalica
A. V. subclavia
V. brachiocephalica sinistra
dextra
V. brachiocephalica
V. cava
sinisira
supenor
paru kanan
paru kiri
diaphragma
pericardium
lamina parietalis
pericardium serosum
pembuluh darah besar I Pericardium Serosum
Pericardium serosum meliputi pericardium fibrosum dan
lamina visceralis
membungkus jantung. Terbagl dua, yaitu lamina parletalis dan
pericardium serosum
(epicardium) lamina visceralis (Gambar 4-20). Lamina parietalis mellputi
pericardium fibrosum dan melipat di sekeliling pangkal pembuluh-
pericardium pembuluh darah besar untuk berlanjut sebagai lamina visceralis
fibrosum yang meliputi dengan erat permukaan jantung (Gambar 4-21).
Lamina visceralis berhubungan erat dengan jantung dan sering
dlsebut sebagai epicardium. Ruang seperti celah di antara lamina
parietalis dan visceralis pericardium serosum disebut cavitas
pericardiaca (Gambar 4-20). Normalnya, cavitas ini berisi sedikit
cairan sekitar 50 mL yaitu cairan pericardial, yang berfungsi
sebagai pelumas untuk memudahkan pergerakan jantung.
Sinus Pericardii
Pada permukaan posterior jantung, lipatan pericardium serosum
di sekitar \.ena-vena besar membentuk recessus yang dlnamakan
sinus obliquus (Cambar 4-21). Demikian pula di permukaan
posterior janfung, terdapat sinus transversus yang merupakan
jalan pendek yang terletak di antara lipatan pericardlum serosum
di sekitar aorta dan truncus pulrnonalis dengan llpatan di sekitar
cavitas pericardiaca vena-vena besar (Gambar 4-21). Sinus pericardii terbentuk sebagai
akibat dari cara pembengkokkan jantung selama pembentukan.
Gambar 4-20 Berbagai lapisan pericardium. Tidak ada kepentingan klinik.
152 BAB 4
N
Gambar 4-21 Pembuluh-pembuluh darah besar dan bagian dalam pericardium
I Persarafan Pericardium pinggir-pinggir anterior paru kanan dan kiri, dan cavitas
pleurae (Gambar 4-8). Pada anak-anak kecil, thymus terletak
Pericardium fibrosum dan lamina parietalis pericardium serosum anterior terhadap bagian atas pericardium.
dipersarafi oleh nervus phrenicus. Lamina visceralis pericardlum Posterior: Vertebra thoracica V sampai ke VIII, oesophagus,
serosum dipersarafi oleh cabang-cabang dari truncus sympathicus aorta thoracica descendens, bronchi principalis, dan bagian
dan nervus vagus. posterior masing-masing paru yang bulat.
Lateralis: Pleura parietalis mediastinalis, nervus phrenicus,
dan paru serta cavitas pleurae.
Batas-Batas Pericardium dan Jantung Inferior: Diaphragma, hepar, dan fundus gastrica.
Pertanyaan Pilihan Ganda C. Denyut apex cordis diraba paling baik pada pasien dalam
posisi duduk dan bungkuk ke depan.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT D. Bunyi jantung pertama adalah lub, dihasilkan oleh
kontraksi kedua ventricuius dan penutupan valva mitralis
1. Facies anterior jantung dibentuk oleh struktur-struktur berikut dan tricuspidalis.
ini, kecuali: E. Valva trunci pulmonalis mempunyai dua valvula semi-
A. Ventriculus dexter lunaris.
B. Atrium dextrum
C. Ventriculus sinister 6. Semua pemyataan di bawah ini benar untuk struktur jantung
D. Atdum sinistrum dan pericardium, kecuali:
F.. Auricula dextra A. Cavitas pericardiaca merupakan rongga potensial di
antara pericardium fibrosum dan pericardium serosum.
2. Pada radiografi posteroanterior thorax, struktur-struktur B. Chordae tendineae menghubungkan musculi papillares
berikut ini membentuk pinggir kiri bayangan jantung, dengan cuspis valva tricuspidalis dan mitralis di dalam
kecuali: ventriculus dexter dan sinister.
A. Auricuia sinistra C. Trabeculae carneae merupakan struktur permukaan dalam
B. Truncus pulmonalis ke dua ventriculus dexter dan sinister.
C. Arcus aortae D. Keempat venae pulmonales bermuara ke atrium sinistrum
D. Ventriculus sinister pada dinding posteriornya, dan tidak mempunyai katup.
E. Vena cava superior
E. Nodus sinoatrialis disuplai oleh arteria coronaria dextra
dan kadang-kadang oleh arteria coronaria sinistra.
3. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk sistem konduksi
jantung, kecuali;
A. Impuls spontan untuk kontraksi jantung dimulai dari
nodus sinoatrialis.
Pertanyaan M engisi Titik-Titik
B. Fasciculus atrioventricularis merupakan satu-satunya jalur lsilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang paling tepat
-
untuk penghantaran gelombang kontraksi antara atrium berikut lni.
dan ventriculus.
C. Nodus sinoatrialis sering disuplai oleh arteria coronaria 7. Arteria coronaria sinistra memberi cabang.........
dextra dan sinistra.
yang mendarahi ventricuius dexter dan sinister.
D. Saraf simpatik jantung menutunkan kecepatan perang-
sangan nodus sinoatrialis. 8. Kedua nodus sinoatrialis darr atrioventricularis terletak di
E. Fasciculus atrioventricularis berjalan turun di belakang dalam .......... bagian jantung.
cuspis septalis valva tricuspidalis.
9. Basis cordis terutama dibentuk oleh .............
4. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk suplai darah ke
.jantung, kecuali:
10. Arteriae coronariae adalah cabang-cabang dari ...............
A. Arteriae cotonariae adalah cabang-cabang dari aorta
11.Sinuscoronariusbermuarakeda1am...........
ascendens.
B. Arteria coronaria dextra memberi darah untuk atrium
12. Pericardium mempunyai.............. yang berjalan turun ke
dextrum dan ventriculus dexter.
bawah pada permukaan lateralnya.
C. Ramus circumflexus arteria coronaria sinistra berjalan
turun di dalam sulcus atrioventricularis anterior dan 13. Sinus obliquus pericardium berhubungan ke anterior dengan
berjalan di sekitar apex cordis.
D. Aritmia (denyut jantung abnormal) dapat terjadi setelah
penyumbatan arteria coronaria. 14. Vena cardiaca anterior bermuara ke dalam
E. Arteriae coronariae dapat diklasifikasi sebagai sebuah end
arteri fungsional. A. Atrium dextrum
B. Atrium sinistrum
5. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk iantung, kecuali: C. Aorta ascendens
A. Atrium sinistrum terletak posterior terhadap atrium D. Nervus phrenicus
dextrum. E. Sulcusatrioventriculare
B. Bunyijantung pendek kedua adalah dup, dihasilkan oleh F Interventricularisanterior
penutupan cepat valva aorta dan pulmonalis. C. Inlen'entricularis posterior
154 BAB 4
A. Atrium sinistrum 20. Terdapatnya Patent ductus menimbulkan akibat fisiologis dan
B. Ventriculus dexter patologis berikut ini, kecuali:
C. Atrium dextrum A. Darah dari aorta mengalir ke truncus pulmonalis,
D. Ventriculus sinister menimbulkan n achinery -like murmur.
E. Auricula dextra Aliran darah singkat ini terjadi hanya pada sistolik sebagai
akibat dari meningkatnya tekanan darah di dalam aorta dan
Pertanyaan Pilihan Ganda turunnya tekanan darah di dalam truncus pulmonalis.
C. Ventriculus sinister mengalami hipertrofi karena bocornya
Bacalah riwayat penyakit di bawah ini tan jawablah pertanyaan
aorta.
berikutnya dengan satu jawaban yang PALING TEPAT.
D. Truncus pulmonalis membesar dan ventriculus dexter
Pada seorang anak perempuan berusia 7 tahun ditemukan adanya mengalami hipertrofi karena meningkatnya tekanan di
suaramachinery-llke murmur terus menerus di spatium intercostale dalam sirkulasi pulmonalis.
kedua kiri oleh dokter anak pada saat diperiksa rutin. Murmur Karena meningkatnya resiko infeksi bakteri pada dinding
ditemukan baik pada sistolik maupun diastolik. Anak itu tidak arteri pulmonalis (bacterial endarteritis) disebabkan oleh
sianotik, ukuran iantung normal, dan tidak ditemukan adanya hipertensi pulmonalis, patent ductus harus diligasi dan
jari-jari yang melebar (clubbing fingers). Pemeriksaan radiografik dipisahkan secara pembedahan.
dada menunjukkan adanya sedikit pembesaran atrium sinistrum,
ventriculus sinister, dan truncus pulmonalis. Diagnosisnya adalah
patent ductus arteriosus.
7. D yang benar. Atrium sinistrum tidak membentuk facies A yang benar. Cavitas pericardiaca merupakan rongga
anterior jantung karena terletak di belakang atrium dextrum potensial antara lamina parietalis dan visceralis pericardium
dan membentuk sebagian besar facies posterior atau basis serosum (Gambar 4-20).
cordis (Gambar 4-3).
7. F yang benar. Arteria coronaria sinistra memberikan cabang
E yang benar. Vena cava superior membentuk sebagian pinggir ramus interventricularis anterior, yang mendarahi ventriculus
kanan bayangan jantung pada radiograf posteroanterior dada dexter dan sinister (Gambar 4-10).
(Gambar 3-37).
8. A yang benar. Kedua nodus sinoatrialis dan atrioventricularis
J. D yang benar. Nervus sympathicus ke jantung meningkatkan
terletak di dalam atrium dextrum jantung (Gambar 4-4).
impuls dari nodus sinoatrialis.
B yang benar. Atrium sinistrum membentuk bagian utama
C yang benar. Ramus circumflexus arteria coronaria sinistra
basis cordis (Gambar 4-3).
berjalan turun di dalam sulcusoatrioventricularis dan tidak
berjalan di sekitar apex cordis (Gambar 4-10). 10. C yang benar. Arteriae coronariae merupakan cabang-cabang
dari aorta ascendens (Gambar 4-2).
Eyang benar. Valva trunci pulmonalis mempunyai tiga valvula
semilunaris, sama dengan yang terdapat di dalam valva aorta 11.. A yang benar. Sinus coronarius bermuara ke dalam atrium
(Gambar 4-6). dextrum (Gambar 4-4).
JANTUNG, PEAABULUH KORONER, DAN PERICARDIUIA 155
12. D yang benar. Pericardium mempunyai nervus phrenicus 1.8. A yang bgnar. Vena pulmonalis dextra dan sinistra bermuara
yang berjalan ke bawah pada facies lateralisnya (lihat Gambar ke dalam atrium sinistrum (Gambar 4-3).
3-26).
19. B merupakan pernyataan yang tidak benar. Ductus arteriosus
13. B yang benar. Sinus obliquus pericardium berhubungan ke menunjukkan bagian distal arcus aorta keenam kiri dan
anterior dengan atrium sinistrum jantung (Gambar 4-8). menghubungkan arteria pulmonalis sinistra pada pangkalnya
dari truncus pulmonalis ke pertemuan antara arcus aortae dan
14. A yang benar. Vena cardiaca anterior bermuara ke dalam aorta thoracica descendens.
atrium dextrum cordis (Gambar 4-10).
20. B merupakan pemyataan yang tidak benar. Machinery'
15, C yang benar. Vena cava inferior bermuara ke dalam bagian like murmur timbul pada saat sistolik maupun diastolik;
bawah atrium dextrum (Gambar 4-4). disebabkan oleh mengalimya darah dari aorta ke arteria
pulmonalis karena tekanan darah di dalam aorta meningkat
16. B yang benar. Trabecula septomarginalis (moderator band) pada kedua fase siklus jantung tersebut.
terletak di dalam ventriculus dexter (Gambar 4-4).
156
PETABULUH DARAH THORAX 157
Gambaran Radiografik Arcus Aortae 161 Anatomi Permukaan Vena Besar Thorax 166
Gambaran Radiografi k Truncus Putmonatis 162 Catatan Embriotogi: Sirkutasi Janin 166
J-lembuluh darah terbesar di dalam tubuh terdapat di dalam rongga pembuluh-pembuluh ini tersembunyi di dalam thorax, diagnosis
I thorax, yaitu aorta, arteriae pulmonales, venae cavae, dan venae cedera pembuluh darah besar sering kali terlambat ciitegakkan, yang
pulmonales.- Trauma pada dinding dada dapat mengakibatkan mengakibatkan bahaya besar bagi pasien.
gangguan dari pembuluh-pembuluh ini, yang mengakibatkan Tujuan dari bab ini adalah untuk lebih mengenalkan pembuluh
perdarahan hebat, gangguan sirkulasi, dan kematian. Cedera darah thorax pada para professional dalam usaha agar diagnosis
tembus pada dada dapat menusuk pembuluh darah di dinding cedera vascular dapat ditegakkan lebih cepat serta akses vaskular
dan cedera tumpul disebabkan oleh akselerasi mendadak atau dapat dicapai lebih cepat dan akurat.
deselerasi dapat merobek pembuluh-pembuluh. Sayangnya, karena
N
A f..j.*l:# # fl4 |""]ASp:-il:. Batas-Batas Penting (Gambar 5-l dan 5-2)
Aorta Ascendens
Aorta ascendens mulai dari basis ventriculus sinister dan berjalan Arcus Aortae
ke atas dan depan sehingga terletak di belakang pertengahan
kanan angulus sterni, tempat pembuluh nadi ini melanjutkan Arcus aortae merupakan lanjutan aorta ascendens (Gambar
diri menjadi arcus aortae. Aorta ascendens terletak di dalam 5-2). Pembuluh ini terletak di belakang manubrium stemi dan
pericardium fibrosum (Gambar 5-1) dan terbungkus bersama melengkung ke atas, belakang, dan kiri di depan trachea ( arah
dengan truncus pulmonalis di dalam sarung pericardium serosum. utamanya adalah ke belakang). Kemudian pembuluh ini berjalan
Pada pangkalnya terdapat tiga tonjolan, sinus aortae, yang masing- ke bawah di sebelah kiri trachea, dan setinggi angulus sterni
masing terletak di belakang cuspis valva aortae. melaniutkan diri sebagaj aorta desccndens.
'158 BAB 5
A- carotis
communis sinistra
subclavia sinistra
A. brachiocephalica
brachiocephalica dextra
N. vagus sinistra
aortae
pinggir pericardium
yang dipotong
V. cava inferior
ventriculus dexter
Gambar 5-1 Permukaan anterior jantung dan pembuluh-pembuluh darah besar' Saccus pericardialis dibuka untuk memper-
trachea
arcus aortae
truncus pulmonalis
V. cava superior
aorta ascendens
A. pulmonalis
sinistra
bronchus lobaris
superior bronchus principalis
sinister
bronchus lobaris
medius
Gambar5-2 Permukaan anteriorjantung dan pembuluh darah besar memperlihatkan hubungannya terhadap bifurcation
trachea dan bronchi utama. Pericardium utuh.
ductus thoracicus
truncus sympathicus
N. phrenicus sinister
N. vagus sinister
V. brachiocephalica
arcus aortae
sinistra
N. laryngeus recurrens
sinister
ligamentum arteriosum
A. pulmonalis sinistra
bronchus sinister
aorta descendens
masuk ke pangkal leher (Gambar 5-3). I'embuLuh ini melengkung Batas-Batas Penting (Gambar 5-3)
di permukaan atas apex pulmo sinister.
I Anterior: Hilus pulmonis sinister, pericardlum, oesophagus,
dan diaphragma.
Aorta Descendens a Posterior: Coiumna vertebralis dan venae hemiazygos.
Aorta descendens (Gambar 5-4) terletak di dalam mediastinum t Lateral kanan: Vena azygos, ductus thoracicus, pleura dextra,
posterius dan mulai sebagai lanjutan arcus aortae di sebelah kiri dan pulmo dexter.
pinggir bawah corpus vertebrae thoracica IV (setinggi angulus t Lateral kiri: Pleura sinistra dan puimo sinister. Perhatikan
sterni). Kemudian berjalan turun ke bawah di dalam mediastinum bahwa berkaitan dengan aorta di mediastinum posterius,
posterius, miring ke depan dan medial untuk mencapai oesophagus di lateral kanan atas, ke bawah anterior, dan
permukaan anterior columna vertebralis (Gambar 5-3 dan 5-4). menjadi anterolateral kiri di bawah. Dengan perkataan 1ain,
Setinggi vertebra thoracica XII pembuluh ini berjalan di belakang aorta dan oesophagus bersilangan di mediastinum posterius.
diaphragma (melalui hiatus aorticus) pada garis tengah dan
melaniutkan diri sebagai aorta abdominalis.
arcus aortae
A. axillaris
A. brachiocephalica
Aa. intercostales
posteriores
aorta aorta
ascendens descendens
A. phrenica
A. coeliaca inferior
A. suprarenalis
A. mesenterica
superior A. renalis
aorta abdominalis
A. testicularis
(ovarica)
A. lumbalis
A" mesenterica
A. sacralis inferior
mediana
A. iliaca communis
A. iliaca interna
A. !llaca exterra
'{j.S-f4 ffiAftt'4i.*j
R*&, # i ili {=} l.t"s-1'r F F Ft A ffi"
d;],
Lj $ Batas-Batas Penting
Gambar 5-5 Angiogram arcus aortae memperlihatkan aderi-arteri besar di pangkal leher.
162 - BAB 5
Ligamentum arteriosum merupakan pita fibrosa yang menghu- dalam Bab 4. Perkembangan selanjutnya dari arteri-arteri besar
bungkan bifurcatio truncus pulmonalis dengan permukaan thorax dari truncus arteriosus bulbus cordis dan arteri-arteri arcus
pharyngeus diuraikan di dalam CD.
cekung arcus aortae (Gambar 5-1 dan 5-3). Ligamentum arteriosum
merupakan sisa ductus arteriosus, yang pada janin mengalirkan
darah dari truncus pulmonalis ke aorta, jadi tidak melalui paru-
paru. Nervus laryrrgeus reflrrrens sinister melingkari pinggir
N
bawah struktur ini (Gambar 5-1 dan 5-3). Setelah lahir, ductus
AruATtrFTI FFRS'*UKAAh{
menutup. ARTHRI ffiilSARTh{*RAX
GAMBARAN Aorta
RAD $G RAFI K TRU I'{ CIJS
I
Aorta ascendens terletak di belakang belahan kanan sternum tepat
PULMfiNALI5 -
di bawah angulus sterni (Gambar 5-3).
Arcus aortae dan pangkal arteri brachiocephalica dan arteria
Gambaran radiografik normal truncus pulmonalis dapat dilihat di
carotis communis sinistra terletak di belakang manubrium sterni
arteriogram Gambar 5-7.
(Gambar 5-3). Aorta descendens mulai dari akhir arcus aortae
di kiri garis tengah setinggi angulus sterni. Ketika pembuiuh ini
A. vertebralis sinistra
A. carotis communis
A. vertebralis dextra
A. thyroidea inferior
rc A. carotis communis sinistra
A. thyroidea inferior
A. cervicalis superficialis
A. cervicalis superficialis (transversa) (transversa)
A. suprascapularis
A. suprascapularis C7
o
truncus costocervicalis
A. carotis
costa 1
communis sinistra
A. subclavia sinistra
manubrium sterni
arcus aortae
A. brachiocephalica (innominata)
A. thoracica interna sinistra
A. thoracica interna
(mammaria) dextra ujung kateter
aorta ascendens
aorta descendens
truncus
pulmonalis
cabang-cabang
arteriae pulmonales
A. pulmonalis
dextra
ventriculus sinister
A. pulmonalis
descendens dexira
diaphragma
berjalan turun, menuju ke garis tengah dan berjalan melalui hiatus ini bergabung dengan vena brachiocephalica dextra untuk
aorticus di diaphragma setinggi vertebra thoracica ke 12. membenLuk vena cava superior.
Cabang-Cabang
Truncus Pulmonalis
Masing-masing vena brachiocephalica bercabang menjadi: vena
vertebralis, vena thoracica interna, vena thyroidea inferior, dan
Truncus pulmonalis bercabang dua menjadi arteria pulmonalis vena intercostalis posterior pertama.
kanan dan kiri, di sisi kiri garis tengah setinggi angulus sterni
(Gambar 5-3).'
I Vena Cava Superior
Vena cava superior membawa semua darah vena dari kepala" 1eher,
Vena BesarThorax dan kedua extremitas superior; dan dibentuk oleh persatuan dua
vena brachiocephalica (Cambar 5-B dan 5-9). Vena ini berjalan lurus
ke bar,r,ah untuk berakhir pada atrium kanan jantung (Gambar 5-1).
I Vena Brachiocephalica Vena azygos bergabung dengan permukaan posterior vena cava
superior tepat sebelum vena cava superior menembus pericardium
Vena brachiocephalica dextra dibentuk di pangkal leher oleh (Gambar 5-9).
gabungan dari vena subclavia dextra dan vena jugularis interna
dextra (Gambar 5-B dan 5-9). Vena brachiocephalica sinistra
Cabang-Cabang
mempunyai asal yang sama (Gambar 5-3 dan 5-B). Pembuluh inl
berjalan miring ke bawah dan kanan di belakang manubrium Vena cava superior menerima darah dari vena brachiocephalica
sterni dan di depan cabang-cabang besar arcus aortae. Pembuluh dextra dan sinistra.
164 BAB 5
V. thyroidea inferior
V. brachiocephalica sinistra
V. pulmonalis sinistra
IA
V. cava superior
V. cardiaca magna
V. jugularis interna sinistra
/lI cabang-cabang
V. cardiaca V. subclavia sinistra
anterior
V. cava inferior
V brachiocephalica
sinistra
V. brachiocephalica
dextra
hemiazygos
V. cava superior \
Vv. hepaticae
I
V. azygos I
I
,
I
V. phrenica inferior
V. suprarenalis
V. suprarenalis dextra - sinistra
V. renalis dextra
V. testicularis
(ovarica) sinistra
V. testicularis (ovarica) dextra
V cava inferior
Vv. lumbales dextrae
Gambar 5-8 A,Vena-vena utama yang bermuara ke jantung. B, Vena-vena utama yang mengalirkan darah ke vena cava
superior dan inferior.
PEMBULUH DARAH THORAX 165
Vena Azygos Venaini dibentuk oleh gabungan dari vena intercostalis keempat
sampai dengan ke delapan, dan bergabung dengan vena azygos
Asal dari vena azygos bervariasi. Sering dibentuk oleh persatuan setinggi vertebra thoracica VII (Gambar 5-8).
dari vena lumbalis ascendens dextra dan vena subcostalis
dextra. Pembuluh ini naik ke atas melalui hiatus aorticus pada
diaphragma, pada sisi kanan aorta sampai setinggi vertebra I Vena Cava lnferior
thoracica V (Gambar 5-8). Disini pembuluh ini melengkung ke
Vena cava inferior dibentuk di dalam abdomen dan menembus
depan di atas radix pulmonalis dekstra dan bermuara ke dalam
centrum tendineum diaphragma dan pericardium setinggi vertebra
permukaan posterior vena cava superior (Gambar 5-9).
thoracica VIII dan hampir langsung bermuara ke bagian paling
Vena azygos menampung darah dari banyak pembuluh,
bawah atrium dextrum (Cambar 5-1, 5-8, dan 5-9). Valva vena cava
termasuk delapan buah venae intercostales bagian bawah, vena
inferior penting pada janin tetapi rudimenter pada orang dewasa.
intercostalis superior dextra, vena hemiazygos inferior dan
superior, dan sejumlah venae mediastinales.
I Vena-Vena Pulmonalis
Vena H em i azygos I nferior Dua vena pulmonalis meninggalkan masing-masing paru,
Vena ini sering dibentuk oleh gabungan vena lumbalis ascendens membawa darahyang kaya oksigenke atrium kiri jantung (Gambar
sinistra dan vena subcostalis sinistra. Vena ini naik ke atas melalui 5-3, 5-8, dan 5-9). Vena-vena ini tidak mempunyai katup.
oesophagus
V. brachiocephalica dextra
truncus
sympathicus
N. phrenicus dexter
V. azygos V cava superior
bronchus aorta ascendens
Aa. pulmonales
atrium dextrum diliputi
oleh pericardium
Vv. pulmonales
pericardium
splanchnicus
major
N. splanchnicus diaphragma
minor
V. cava inferior
Vffih.iA ffi*fl:SAtr TF-{{ RF},"K oksigen dan makanan darj darah ibu melalui placenta dan
mengeluarkan karbondioksida serta produk metabolisme lainnya
melalui cara yang sama.
Vena cava superior dan ujung terminal vena brachiocephalica Untuk mengerti sirkulasi janln, sebaiknya mengikuti
dextra dan sinistra terletak di belakang manubrium sterni. perjalanan darah janin dari placenta melalui vena umbilicalis
menulu ke janin, kemudian menelusuri perjalanan darah di dalam
janin, dan akhirnya mengikuti aliran kembali ke placenta melalui
dua arteri umb!licalis, yang merupakan cabang-cabang dari
arteria iliaca interna janin.
Sirkulasi Janin
Karena janin terletak di dalam rahim ibu dan dikelilingi oleh cairan,
tidaklah heran kalau sistem sirkulasi darahnya berbeda dengan
10. Vena brachiocephaiica: 12. Vena cava superior bermuara ke dalam rongga jantung berikut
A. Dibentuk dari gabungan vena jugularis interna dan vena ini:
vertebralis setiap sis.i. A. Atrium sinistrum.
B. Bergabung unfuk membentuk vena cava superior. B. Ventriculus derter.
C. Tidak menerima darah dari vena subclavia. C. Atrium dextrum.
D. Menerima darah dari vena thyroidea suPerior dan media. D. Auricula dextra.
E. Menerima darah dari vena thoracica externa. E. Auricula sinistra.
13 Pernyataan yang benar mengenai vena cava superior:
Pertanyaan Pilihan Ganda A. Muara vena cava superior ke dalam aorta dilindungi oleh
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT. katup fungsional.
B. Vena azygos bergabung pada aspek posterior vena cava
11. Vena cava superior mengumpulkan darah vena dari daerah: superior.
A. Kepala. C. Tidak terletak di dalam pericardium fibrosum.
B. Kepala dan leher. D. Mempunyai dinding fibrosa tebal yang tahan terhadap
C. Kepala dan thorax. perubahan tekanan di daiam thorax.
D. Kepala, leher, dan anggota gerak atas kanan. E. Dibentuk oleh gabungan kedua vena jugularis interna.
E. Kepal4 leher, dan kedua anggota gerak atas.
1. D yang benar. Aorta ascendens berasal dari ventriculus sinister 5. D yang benar. Aorta descendens terletak di dalam mediastinum
(Gambar 5-1). posterior (Cambar 5-3).
, C yang benar. Arteria coronaria dextra berasal dari sinus 7, C yang benar. Aorta descendens menembus diaphragma
aorticus anterior, dan arteria coronaria sinistra berasal dari setinggi vertebra thoracica XII
sinus aorticus posterior sinistra (lihat Gambar 4-7). A. Arteria
8. B yang benar. Truncus pulmonalis meninggalkan bagian atas
brachlocephalica berasal dari arcus aortae (Gambar 5-1). B.
Arteria carotis communis sinistra berasal dari arcus aortae ventriculus dexter (Gambar 5-1).
(Gambar 5-1). D. Arteria subclavia sinistra juga berasal dari
9. D yang benar. Ligamenfum arteriosum merupakan sisa
arcus aortae (Gambar 5-1). E. Arteria subclavia dextra berasal
ductus arteriosus. B. Ligamentum alteriosum merupakan
dari arteria brachiocephalica (Gambar 5-4).
sebuah pita fibrosa yang menghubungkan bifurcatio truncus
A yang benar. Pada pangkalnya, aotta ascendens mempunyai pulmonalis ke bagian bawah lengkung arcus aortae (Gambar
3.
5-1). C. Ligamentum arteriosum berhubungan dengan nervus
tiga tonjolan, sinus aorta, satu di setiap belakang valvula
laryngeus.recurrens sinistra. E. Ligamentum arteriosum terdiri
semilunaris aortae (1ihat Gambar 4-6).8. Seiuruh panjang aorta
dari jaringan fibrosa yang kuat.
ascendens terletak di dalam pericardium fibrosum (Gambar
5-1). C. Aorta ascendens dan truncus pulmonalis keduanya
10. B yang benar. Vena-vena brachiocephalica bergabung
terletak di dalam sarung serosa yang berasai dari pericardium
menjadi satu membentuk vena cava superior (Gambar 5-8).
serosum (iihat Gambar 4-21).D. Aorta ascendens terletak di
A. Vena-vena brachiocephalica dibentuk dari gabungan
belakang belahan kanan sternum tepat di bawah angulus
vena jugularis interna dan vena subclavia pada masing-
sterni (Gambar 5-9). E. Aorta ascendens berjalan ke atas dan
masing sisi (Gambar 5-B). D. Vena thyroidea superior dan
depan dari jantung.
media bermuara ke vena jugularis interna pada masing-
4. A yang benar. Arcus aortae mulai setinggi angulus sterni. masing sisi. E. Vena thoracica interna bermuara ke dalam
vena brachiocephalica.
5. E yang benar. Arcus aortae memberikan cabang-cabang arteria
brachiocephalica, carotis communis sinistra, dan subclavia 11. E yang benar. Vena cava superior mengumpulkan darah vena
sinisira (Gambar 5-1). dari kepala dan leher serta kedua anggota gerak atas.
168- BAB 5
L2. C yang benar. Vena cava superior bermuara-ke dalam atrium cava superior terletak di dalam pericardium fibrosum (lihat
dextrum cordis (Gambar 5-8). Gambar 4-21). D. Dinding vena cava superior tipis dan mudah
ditekan oleh tekanan dari luar. E. Vena cava superior dibentuk
13, B yang benar. Vena azygosbergabung pada aspek posterior oleh gabungan dari kedua vena brachiocephalica (Gambar
vena cava superior. A. Muara vena cava superior ke dalam 5i8).
atrium dextrum tidak mempunyai katup fungsional. C. Vena
Pembuluh Darah
Kepala dan Leher
o,
169
170 BAB 6
Anatomi Dasar 170 Gambaran Radiografik Pembutuh Darah Besar Leher 181
Arteri Kepala dan Leher 170 pertanyaan 182
Catatan Fisiologi: Fungsi SinusCaroticus 170 Jawaban dan penjetasan 1g4
Catatan Fisiotogi: Fungsi Gtomus Caroticum 170
Vena Kepala dan Leher 178
Anatomi Permukaan Pembutuh Darah Besar Kepata dan Leher 181
(eiumlah besar struktur vital terdapat di daerah leher. Cedera oleh arteriosklerosis pembuluh ekstrakranial seperti pada arteria
:,ltumpul atau tajam pada leher dapat menggancam nyawa carotis atau vertebral is.
seseorang. Struktur vaskular, termasuk arteria carotis serta cabang- Bab ini menguraikan kembali anatomi pembuluh darah kepala
cabangnya dan vena jugularis beserta pembuluh yang bermuara dan leher sehingga cedera atau penyakit pada struktur ini dapat lebih
padanya, dapat tertusuk atau robek. Sekitar 70% stroke disebabkan mudah dinilai dan dilakukan koreksi yang tepat.
Atteria carotis communis dextra berasal dari Arteria brachio- Fungsi Glomus Caroticum
cephalica dibelakang articulatio sternoclavicularis dextra (Gambar Glomus caroticum merupakan reseptor kimia dan peka terhadap
6-1 dan 6 2). Arteria carotis communis sinistra berasal dari arcus kelebihan karbondioksida dan penurunan kadar oksigen dalam
aorta di mediastinum superius. Arteria carotis communis berjalan darah. Keadaan seperti ini menimbulkan refleks naiknya tekanan
ke atas di daerah leher tertutup oleh pinggir anterior musculus darah dan denyut jantung serta meningkatkan gerakan respirasi.
sternocleidomastoideus, dari articulatio sternoclavicularis sampai
pinggir atas cartiJago thyroidea. Disini pembuluh ini bercabang
dua menjadi arteria carotis externa dan interna (Gambar 6-3 dan
6-4)
Arteria carotis communis sepanjang perjalanannya dibungkus
Pada tempat percabangan ini, bagian terminal arteria carotis
oleh selubung jaringan ikat, disebut vagina carofica. Pembuluh
communis atau bagian permulaan arteria carotis interna tampak
ini erat hubungannya dengan vena jugularis interna dan nervus
melebar, disebut sinus caroticus (Gambar 6-4). Tunica media sinus
vagus (Gambar 6-5).
lebih tipis dari di tempat lain, namun tunica adventitia relatif lebih
tebal dan mengandung banyak ujung-ujung saraf yang berasal
dari nervus glossopharyngeus.
Batas-Batas Arteria Carotis Communis
Anterolateral: Kulit, fascia, musculus sternocleidomastoideus,
musculus sternohyoideus, musculus sternoihyroideus, dan
Fungsi Sinus Caroticus venter superior musculus omohyoideus (Gambar 6-3).
Sinus caroticus berfungsi sebagai sebuah mekanisme refleks Posterior: Processus transversus empat vertebra cervicalis
reseptor tekanan. Naiknya tekanan darah menyebabkan melambat- bagian bawah, otot-otot prevertebralis, dan truncus
nya denyut jantung dan vasodilaiasi arteriole. sympathicus (Cambar 6-2). Pada bagian bawah leher terdapat
vasa vertebralis.
PET/IBULUH DARAH KEPALA DAN LEHER 171
A. temporalis
superficialis
A. auricularis
posterior
A. maxillaris
A. occipitalis
A. facialis
A. carotis
interna
sinus caroticus
A. vertebralis A. lingualis
A. carotis externa
A. thyroidea superior
A. carotis communis
A. subclavia
Gambar 6-1 Afteri utama kepala dan leher. Perhatikan bahwa agar jelas, cabang-cabang afteria subclavia: truncus
thyrocervicalis, truncus costocervicalis, dan afteria thoracica interna, tidak diperlihatkan.
I Medial: Larynx dan pharynx, dan di bawah kedua ini, trachea parotidea di belakang collum mandibulae dengan bercabang dua
dan oesophagus (Gambar 6-5). Lobus glandula thyroidea iuga menjadi arteria temporalis superficialis dan arteria maxillaris.
terletak di sebelah medial. Dekat pangkainya, pada saat arteria ini muncul dari musculus
a Lateral: Vena jugularis interna, dan di posterolateral nervus sternocleidomastoideus, denyut arteri ini dapat diraba. Pada
vagus (Gambar 6-5). awalnya, pembuluh ini terletak medial terhadao arteria carotis
interna, tetapi waktu berjalan ke leher, pembuluh ini berjalan ke
Arteria Carotis Communis belakang dan lateral. Ia disilang oleh venter posterior musculus
Cabang-Cabang
digastricus dan musculus stylohyoideus (Gambar 6-3).
Selain dari kedua cabang terminal, arteria carotis communis tidak
memberikan cabang lain.
Batas-Batas Arteria Carotis Externa
a Anterolateral: Pada pangkalnya arteria ini ditutupi
I Arteria Carotis Externa pinggir anterior musculus sternocleidomastoideus. Lebih ke
oleh
Arteria carotis externa adalah salah satu cabang terminal arteria atas, arteria ini terletak lebih superficial, dan dltutupi oleh
carotis communis (Gambar 6-1). Pembuluh ini mendarahi kulit dan fascia. Ia disilang oleh nervus hypoglossus (Cambar
struktur-struktur di leher, wajah, dan kulit kepala. Pembuluh ini 6-3), venter posterior musculus digastricus, dan musculus
mendarahi juga lidah dan maxilla. Arteria mulai setinggi pinggir stylohyoideus. Di dalam glandula parotidea pembuluh ini
atas cartilago thyroidea dan berakhir di dalam massa glandula disilang oleh nervus facialis (Cambar 6-6). Vena jugularis
172 BAB 6
M. longus capitis
processus mastoideus
M. levator scapulae
processus transversus ailantis
N. occipitalis minor
N. auricularis magnus A. vertebralis
A. thoracica interna
V. jugularis interna
interna mula-mula terletak lateral terhadap arteria dan <} Arteria occipitalis.
kemudian di posteriornya. ll Arteria auricularis posterior.
a Medial: Dinding pharynx dan arteria carotis interna. Musculus t Arteriatemporalissuperficialis.
stylophary'ngeus, nervus glossopharyngeus, dan ramus l' Arteria maxillaris.
pharyngeus nervus vagus berjalan di antara arteriacarotis
interna dan externa (Gambar 6-4).
Arteria Thyroidea Superior
Untuk batas-batas arteria carotis externa di dalam glandula Arteria thyroidea superior berjalan melengkung ke bawah
parotidea, lihat Cambar 6-0. untuk mencapai kutub atas glandula thyroidea (Gambar 6-1 dan
6-3). Pembuluh ini diikuti oleh nervus laryngeus superior, yang
Cabang-Cabang Arteria Carotis Externa menyarafi musculus cricothyroideus.
M. sternocleidomastoideus
venter posterior M. digastricus
A. temporalis superficialis
A. maxillaris
A. carotis externa
V. jugularis A. auricularis posterior
A. occipi
N. hypoglossus
V. jugularis anterior
V. jugularis externa
M. sternothyroid
processus
mastoideus
t\ A. temporalis superficialis
ganglion superius A. maxillaris
N. vagus
M. styloglossus
ganglion cervicale M. stylohyoideus
superius (truncus A. facialis
sympathicus)
N. glossopharyngeus
pars spinalis
N. accessorius
pars cranialis
N. accessorius
V. jugularis
interna
ramus pharyngeus nervus vagus
hypoglossus
A. subclavia M. stylopharyngeus
us descendens nervus
hypoglossus (Cl )
ganglion stellatum
ansa cervicalis
Arteria l'laxillaris dua menjadi ramus anterior dan posterior (Bab 14, halaman 503).
Ramus anterior penting karena terletak dekat dengan area motorik
Arteria maxillaris berjalan ke depan medial menuju collum
cortex cerebri. Berjalan bersama dengan venanya, memberikan
mandibulae (Gambar 6-1) dan masuk ke fossa pterygopalatina di
alur (saluran) melalui bagian atas ala major ossis sphenoidalis dan
tengkorak.
angulus anteroinferior yang tipis dari os parietale, di tempat ini
pembuluh rentan terhadap kerusakan akibat benturan kepala.
Cob ang-Coba n g Arteria M oxill o ris Pangkal dan distribusi cabang-cabang arteria carotis externa
Cabang-cabangnya menyarafi rahang atas dan bawah, otot-otot diperlihatkan dalam Gambar 5-1.
pengunyah, hidung, palatum, dan meningen di dalam tengkorak.
dan 6-4). Pembuluh ini mensuplai otak, mata, dahi, dan bagian nervus hvpoglossus (Gambar 6-3). Di atas musculus digastricus
hidung. Di leher arteria berjalan ke atas di dalam vagina carotica terdapat musculus stylohyoideus, musculus stylopharyngeus,
bersama dengan vena jugularis interna dan nervus vagus. Mula- nervus glossopharyngeus, ramus pharyngeus nervi vagus,
mu1a, pembuluh terletak superficial, kemudian berjalan profunda glandula parotis, dan arteria carotis externa (Gambar 6-4 dan
terhadap glandula salivaria parotldea (Gambar 6-3 dan 6-6). 6-6).
Arteria carotis interna meninggalkan leher masuk ke dalam a Posterior: truncus sympathicus (Gambar 6-4), musculus
rongga kepala melalui canalis caroticus di pars petrosus os capitis longus, dan processus transversus vertebrae cervicalis
temporale. Kemudian arteria berjalan ke atas dan ke depan di tiga bagian atas.
dalam sinus cavernosus (tanpa mempunyai hubungan dengannya). o Medial: dinding pharyngeus dan netvus laryngeus superior.
Arteria meninggalkan slnus dan berjalan ke atas lagi medial I Lateral: vena jugularis interna dan nervus vagus.
terhadap processus clinoideus anterior os sphenoidale. Arteria
carotis interna kemudian miring ke belakang, lateral terhadap Cabang-Cabang Arteria Carotis lnterna
chiasma opticum, dan berakhir dengan bercabang dua menjadi
arteria cerebri anterior dan arteria cerebri media. Tidak ada cabang di daerah leher. Kebanyakan cabang-cabang
penting terdapat di dalam tengkorak.
lamina pretrachealis
nervus laryngeus recurrens
trachea
M. sternocleidomastoideus
oesophagus
M. sternohyoideus
glandula thyroidea
M. sternothyroideus
vagina carotica platysma
tru ncus
M. scalenus
sympathicus
medius
lamina
superficialis
M. trapezius
lamina
prevertebralis
arteria vertebralis
a M. levator scapulae
M. constrictor
pharyngeus superior N. vagus
A. carotis interna
vagina carotica
V. jugularis M. styloglossus
nervus auriculotemporalis
M. masseter
rulitl il
N" facialis pars profunda glandula parotidea
M. sternocleidomastoideus / \ - :_'':^;:<-'r_--
.--r_:-.*-r-r _j--_--
nodi lymphoidei parotidei
pars superficialis glandula parotidea
N auricularis magnus
Gambar 6-6 Penampang horizontal glandula parotidea memperlihatkan struktur yang terdapat di dalamnya.
A. cerebri anterior
bulbus olfactorius
fl ssura longitudinalis cerebri
N. opticus
tractus olfactorius
chiasma opticum
A. communicans
anterior
tractus opticus
infundibulum
A. cerebri media
corpus mammilare
A. carotis
N. oculomotorius interna
N trochlearis A. communicans
posterior
A. cerebri
N. trigeminus posterior
A. cerebelli
abducens
superior
N. vestibulo-
cochlearis A. cerebelli
anteroinferior
N. glossopharyngeus
N. vagus
A. basilaris
N. accessorius
(pars cranialis)
A. vertebralis
N. hypoglossus
cerebellum pyramrs
Gambar 6-7 Arteria dan saraf otak dilihat pada permukaan inferior otak. Untuk memperlihatkan jalannya arleri cerebri media,
polus anterior lobus temporalis dibuang.
6-2). Bagian ini memberikan cabang-cabang arteria vertebralis, Arteria cerebri posterior (Cambar 6-7) pada masing-masing sisi
truncus thyrocervicalis, dan arteria thoracica interna. melengkung ke lateral dan belakang di sekeliling mesencephalon.
Cabang-cabang cortical mendarahi permukaan inferolateral lobus
Cobang-Cobong temporalls dan cortex visual pada permukaan lateral dan medial
lobus occipitalis.
Arteria vertebralis berjalan ke atas di leher melalui foramina
processus transversus enam vertebra cervicalisbagian atas (Gambar I Cabang-cabang di leher: Rami spinales dan musculares.
6-2). Kemudian berjalan ke medial di atas arcus posterior atlantis I Cabang-cabang di dalam tengkorak: Arterla meningealis,
dan kemudian berjalan melalui foramen magnum masuk ke dalam spinalis anterior dan posterior, cerebellaris posterior inferior,
tengkorak. Saat mencapai permukaan anterior medulla oblongata dan medullarls.
setinggi pinggir bawah pons, bergabung dengan pembuluh yang
sama dari sisi yang lain untuk membentuk arteria basilaris. Truncus thyrocewicalis merupakan sebuah truncus pendek
Arteria basilaris (Gambar 6-7) berjalan naik di dalam alur yang memberikan tiga cabang terminal (Gambar 6-2).
pada permukaan anterior pons. Arteri memberikan cabang-
cabang untuk pons, cerebellum, dan telinga dalam. Akhirnya arteri a Arteria thyroidea inferior berjalan ke atas mencapai pinggir
bercabang dua menjadi dua arteria cerebri posterior. posterior glandula thyroidea, di mana pembuluh ini terletak
178 BAB 6
berdekatan dengan nervus laryngeus recurrens. Pembuluh ini tetapi tidak mempunyai katup. Sinus menerima darah dari otak,
mendarahi giandula thyroidea dan parathyroidea inferior. tulang tengkorak, orbita, dan telinga dalam.
I Arteria cervicalis superficialis merupakan sebuah cabang
I
kecil yang menyilang plexus brachialis (Gambar 6-2).
Arteria suprascapularis berjalan ke lateral di atas plexus
I Sinus Sagittalis Superior
brachialis dan mengikuti nervus suprascapuiaris menuju ke Sinus sagittalis superior terletak pada pinggir atas falx cerebri
bagian belakang scapula (Gambar 6-2). yang terfiksasi (Gambar 6-8). Berjalan ke belakang, dan dilanjutkan
a Arteria thoracica interna berjalan turun ke dalam thorax di sebagai sinus transversus dexter, dan dihubungkan dengan
belakang cartilago costalis I dan di depan pleura (Gambar lacunae venosae pada masing-masing sisi. Terdapat banyak vi1li
6-2). Berjalan vertikal ke bawah satu jari lateral dari sternum. dan granulationes arachnoideae yang menonjol ke dalam lacunae.
Kemudian pembuluh ini bercabang dua menjadi arteria
epigastrica superior dan musculophrenica pada sela ige ke IV. Sinus Sagittalis lnferior
Sinus sagitialis inferior menempati pinggir bawah falx cerebri yang
Bagian l(edua Arteria Subclavia bebas (Gambar 6-8). Sinus ini berjalan ke belakang dan bergabung
Bagian kedua arteria subclavia terletak di belakang musculus dengan vena magna cerebri unfuk membentuk sinus rectus.
scalenus anterior (Cambar 6-2).
Sinus Rectus
Cobang-Cobong Sinus rectus terletak pada pertemuan falx cerebri dengan tentorium
Truncus costocervicalis berjalan ke belakang di atas cupula cerebelli (Gambar 6-8). Sinus ini dibentuk oleh persatuan sinus
pleurae dan bercabang menjadi arteria intercostalis suprema, sagittalis inferior dengan vena magna cerebri. Bermuara ke dalam
mendarahi spatium intercostale I dan II; dan arteria cervicalis sinus transversus sinister.
profunda mendarahi otot-otot belakang 1eher.
Sinus Transversus
Bagian Ketiga Arteria Subclavia
Sinus transversus dexter mulai sebagai lanjutan dari sinus sagittalis
Bagian ketiga arteria subclavia terbentang dari pinggir lateral superior; sinus transversus sinister biasanya merupakan lanjutan
musculusscalenus anterior (Gambar 6-2) di dalam trigonum col1i sinus rectus (Gambar 6-8). Setiap sinus menempati sisi lateral
posterior sampai ke pinggir lateral costa I dan meniadi arteri terfiksasi dengan tentorium cerebelli, dan setiap sisi berakhir
aksilaris. Di sini, di pangkal leher, berhubungan erat dengan saraf- sebagai sinus sigmoideus.
saraf plexus brachialis.
Sinus Sigmoideus
Cabang-Cobong
Sinus sigmoideus merupakan lanjutan langsung dari sinus trans-
Bagian ketiga arteria subclavia biasanya tidak mempunyai cabang.
versus (Gambar 6-8). Masing-masing sinus membelok ke bawah
Namury kadang-kadang arteri cervicalis superficialis, arteri
di belakang antrum mastoideum dan kemudian meninggalkan
suprascapularis, atau keduanya berasal dari bagian ini-
tengkorak melalui foramen jugulare untuk berlafljut sebagai vena
jugularis interna.
Vena Kepala dan Leher
Sinus Occipitalis
Vena kepala dan leher dapat dibagi meniadi:
Sinus occipitalis terletak dipinggir terfiksasi falx cerebelli. Sinus ini
berhubungan dengan vena vertebralis melalui foramen magnum
a Vena-vena otak, sinus venosus, venae diploicae, dan venae
dan sinus transversus.
emissariae.
a Vena-vena kulit kepala, wajah, dan leher.
Sinus Cavernosus dan Struktur yansTerkait
I Vena-Vena Otak Masing-masing sinus terletak pada sisi lateral corpus ossis
sphenoidalis (Gambar 6-8 dan 14-15). Di anterior, sinus cavernosus
Vena-vena otak mempunyai dinding tipis dan tidak berkatup. didarahi oleh vena ophthalmica inferior dan vena centralis retinae.
Vena-vena itu terdiri dari venae encephali, venae cerebelli, dan Di posterior sinus bermuara ke dalam sinus transvetsus melalui
vena batang otak. Semua vena ini bermuara ke dalam sinus sinus petrosus superior. Sinus intercavernosus menghubungkan
venosus terdekat. kedua sinus cavernosus melalui sella turcica.
Struktur penting yang terkait dengan sinus cavetnosus
I Sinus Venosus adalah:
Sinus venosus terletak di antara lapisan periosteal dan meningeal a Arteri carotis interna dan nervus cranialis keenam yang
duramater (Gambar 6-8). Dindingnya tebal dari jaringan fibrosa, berjalan melalui sinus ini (Gambar 6-8 dan 14-15).
PEMBULUH DARAH KEPAU DAN LEHER 179
N. facialis dan
sinus transversus sinister vestibulocochlearis
SINUS
s ph e no pa rietalis
'bulbus olfactorius
stnus cavernosus
V ophthalmica
sinus rectus
tentorium cerebelli
Gambar 6-8 Bagian dalam tengkorak yang memperlihatkan duramater dengan sinus venosusnya, Perhatikan hubungan antara
vena-vena kulit kepala dan vena-vena wajah dengan sinus venosus.
I Venae Diploicae
dengan arteri facialis dan berjalan di sekitar sisi lateral mu1ut.
Kemudian menyilang mandibula, dan bergabung dengan divisi
Venae diploicae menempati saluran di dalam tuiang-tulang anterior vena retromandibularis, serta bermuara ke dalam vena
tempurung tengkorak (Gambar 6-8). jugularis interna.
180 BAB 6
V temporalis
superficialis
V. maxillaris
V retromandibularis
V. auricularis
posterior
V vertebralis V facialis
V. jugularis
interna
V jugularis
externa
V jugularis anterior
V brachiocephalica
dextra
V subclavia
Vena Temporalis Superfi cialis menjadi ramus anterior yang bergabung dengan vena facialis, dan
ramus posterior yang bergabung dengan vena auricularis posterior
Vena temporalis superficialis dibentuk pada sisi samping kulit untuk membentuk vena jugularis externus.
kepala (Gambar 6-9). Pembuluh ini mengikuti arteri temporalis
superficialis dan nervus auriculotemporalis dan kemudian masuk
Vena Jugularis Eksterna
ke dalam glandula parotis, dimanapembuluhinibergabungdengan
vena maxillaris untuk membentuk vena retromandibularis. Vena jugularis eksterna dibentuk di beiakang angulus mandibulae
oleh gabungan dari vena auricularis posterior dengan divisi
Vena Maxillaris posterior vena retromandibularis (Gambar 6-9). Pembuluh ini
berjalan turun menyilang musculus sternocleidomastoideus dan
Vena maxillaris dibentuk di dalam fossa infratemporalis dari plexus tertutup oleh musculus platysma, serta bermuara ke dalam vena
venosus pterygoideus (Gambar 6-9). Vena maxillaris bergabung subclavia di belakang pertengahan clavicula.
dengan vena temporalis superficialis untuk membentuk vena
retromandibularis.
Cabang-Cabang
i) Vena jugularis externa posterior dari belakang kulit kepala.
Vena Retromandibularis
I Vena cervicalis transversa dari kulit dan fascia di atas trigonum
Vena retromandibuiaris dibentuk dari gabungan vena temporalis colli posterius.
superficialis dengan vena maxillaris (Gambar 6-9). Pada saat a Vena suprascapularis dari posterior scapula.
meninggalkan glandula parotis, pembuluh ini bercabang dua a Vena jugularis anterior.
PEMBULUH DARAH KEPALADAN LEHER 181
Vena Jugularis Anterior vena jugularis interna untuk membentuk vena brachiocephalica,
dan menerima darah dari vena jugularis externa. Tambahan pu14
Vena jugularis anterior berjalan turun
di depan leher dekat garis pembuluh ini sering menjadi tempat muara duclus lhoracicus di
tengah (Gambar 6-9). Tepat di
atas sternum, vena kedua sisi sisi kiri dan ductus lymphaticus dexter di sisi kanan.
saling dihubungkan oleh arcus jugularis. Vena jugularis anterior
bergabung dengan vena jugularis externa profunda terhadap
musculus stemocleidomastoideus. Anatomi Permukaan Pembuluh
Darah Besar Kepala dan Leher
Vena Jugularis lnterna
Vena jugularis interna merupakan sebuah vena besar yang mene-
rima darah dari otak, wajah, dan leher (Gambar 6-9). Pembuluh ini
I Vagina Carotica
mulai sebagai lanjutan dari sinus sigmoideus dan meninggalkan Vagina carotica, yang merupakan sarung jaringan ikat padat berisi
tengkorak melalui foramen jugulare. Kemudian vena berjalan arteria carotis, vena iugularis interna, nereus vagus, dan nodi
turun melalui leher di dalam vagina carotica lateral terhadap lymphatici cervicales profundi, dapat ditandai dari luar dengan
nervus vagus dan arteri carotis communis dan arteri carotis interna. sebuah garis yang menghubungkan articuiatio sternoclavicularis
Akhirnya vena bergabung dengan vena subclaVia di belakang ke titik pertengahan antara ujung process mastoideus dan angulus
ujung medial clavicula untuk membentuk vena brachiocephalica mandibulae. Setinggi pinggir atas cartilago thyroidea, arteria
(Gambar 6-2 dan 6-9). Sepanjang perjalanannya, pembuluh ini carotis communis bercabang aua menjadi arteria carotis interna
berhubungan erat dengan nodi lymphatici cervicales profunda. dan extema (Gambar 6-10). Denyut nadi arteria-arteria ini dapat
Vena jugularis interna mempunyai pelebaran pada ujung diraba pada tempat ini.
atasnya disebut bulbus superior, dan yang lainnya dekat ujung
akhirnya disebut bulbus inferior. Tepat di atas bulbus inferior ( ArteriaTemporalis Superficialis
terdapat valvula bicuspidalis.
Denyut arteria temporalis superficialis dapat diraba pada saat
pembuluh ini menyilang arflrs zygomaticus, tepat di depan
Batas-Batas Vena Jugularis lnterna
auricula telinga (Cambar o-I).
t Anterolateral: Kulit, fascia, musculus sternocleidomastoideus,
dan glandula parotidea. Bagian bawahnya ditutupi oleh
musculus sternothyroideus, musculus stemohyoideus, dan
( Arteria Facialis
musculus omohyoideus, yang terletak di antara vena ini dan Denyut arteria facialis dapat diraba pada saat pembuluh ini
musculus sternocleidomastoideus (Gambar 6-3). Lebih ke atas, menyilang pinggir bawah corpus mandibulae, pada pinggir
vena ini disilang oleh musculus stylohyoideus, venter posterior anterior musculus masseter (Gambar 6-10).
musculus digastricus, dan pars spinalis nervus accessorius.
Rantai nodi lymphoidei cervicales profundi terletak sepanjang
vena ini.
I Bagian Ketiga Arteria Subclavia
I Posterior: Processus transversus vertebrae cervicalis, musculus Perjalanan bagian ketiga arteria subclavla dapat dituntukkan
ievator scapulae, musculus scalenus medius, musculus oleh sebuah garis lengkung yang berjalan ke atas dari articulatio
scalenus anterior, plexus cervicalis, nervus phrenicus, truncus sternoclavicularis sekitar 1,3 cm dan kemudian ke bawah menuju
thyrocervicalis, vena vertebralis, dan bagian pertama arteria bagian tengah clavicula (Gambar 6-10). Di sini, di mana arteria
subclavia (Gambar 6-2). Pada sisi kiri vena ini berjalan di di terletak di permukaan atas costa I, denyutnya dapat diraba. Vena
depan ductus thoracicus. subclavia terletak di belakang clavicula dan tidak dapat diraba.
I Medial: Di atas terletak arteria carotis interna dan Nervi
craniales Dri X, Xl,dan XII. Di bawah terdapat arteria carotis
communis dan nervus vagus.
I Vena jugularis externa
Vena jugularis extema terletak di dalam fascia superficialis
Cabang-Cabang Vena Jugularis lnterna profunda terhadap musculus platysma. Berjalan ke bawah dari
daerah angulus mandibulae menuju ke pertengahan clavicula
I Sinus petrosus inferior (Gambar 18-16).
<) (Gambar 6-10).
Vena facialis (Gambar 6-9).
rl Venae pharyngeales.
I Vena lingualis (Gambar 2-8).
a Vena thyroidea superior (Gambar 6-3). ffiAr'*ffiARAhi
I Vena thyroidea media (Gambar 24-9).
ffiAffi {*ffi RAFf; K Pffi T4ffiLJ LI""} H
Vena Subclavia ffiARAF"{ ffiHSAR LffiHffiR
Vena subclavia merupakan lanjutan dari vena axillaris mulai dari Sebuah angiogram aorta memperlihatkan arteria-arteria besar
pinggirlateralcostal(Gambar6-2).Pembuluhinibergabungdengan pada pangkal leher tampak pada Gambar 5-5 dan 5-6.
'182 BAB 6
capitulum mandibulae
zygomaticus
ductus parotideus
musculus masseter
arteria facialis
arteria carotis
externa
protuberantia
musculus
occipitalis externa digastricus
os hyoideum
arteria carotis communis
vena jugularis
M. trapez cartilago thyoidea
clavicula
arteria subclavia
M. sternocleidomastoideus
C. bagian dari arteria carotis externa di mana tunica medianya D. canalis caroticus.
tebal. E. foramen rotundum.
D. refleks reseptor tekanan di mana peningkatan tekanan
darah mengakibatkan meningkatnya denyut jantung. 11 Bagian ketiga arteria subclavia berdekatan dengan:
E. pelebaran bagian terminal arteria carotis communis atau A. plexus cervicalis.
permulaan arteria carotis interna. B. truncus inferior plexus brachialis.
C. costa II.
4. Ketiga arteria carotis terletak paling dekat kulit di: D. truncussympathicus.
A. pinggir anieriormusculus sternocleidomastoideus setinggi E. articulatio acromioclavicularis.
pinggir atas cartilago thyroidea.
B. pinggir posterior musculus sternocleidomastoideus 12. Di leher arteria vertebralis berjalan ke atas melalui:
setinggi pinggir atas cartilago thyroidea. A. foramina vertebralis enam vertebra cervicalis bagian atas.
C. pinggirbawahmandibula. B. foramina di dalam processus transversus enam vertebra
D. pinggir atas articulatio sternoclavicularis. cervicalis bagian bawah.
E. setinggi cartilago cricoidea. C. foramina di dalam processus transversus enam vertebra
cervicalis bagian atas.
5. Arteria carotis externa berakhir di atas setinggi bagian dalam: D. foramina di dalam processus transversus seluruh vertebra
A. glandula submandibularis. cervicalis-
B. glahdula thyroidea. E. foramenstylomastoideum.
C. glandula sublingualis.
D. fossa cranii posterior. 13. Di leher vena jugularis interna berjalan turun ke bawah di
E. glandula parotidea. dalam sarung bersama dengan:
A. trigonumdigastricum.
Cabang-cabang terminal arteria carotis extema adalah: B. vagina carotica.
A. arteria temporalis superficialis dan arteria maxillaris. C. lamina prevertebralis fascia cervicalis profunda.
B. arteria facialis dan arteria auricularis posterior. D. trigonumsubmentale.
C. arteria thyroidea superior dan arteria pharyngica E. fascia superficialis.
ascendens.
74 Vena jugularis intema merupakan lanjutan dari:
D. arteria maxillaris dan arteria lingualis.
E. arteria vertebralis dan truncus thyrocervicalis.
A. sinus venosus transversus.
B. sinus rectus.
Arteria meningea media masuk tengkorak melalui: C. sinus cavemosus.
A. foramen ovale. D. sinus petrosus superior.
B. foramen rotundum. E. sirtus sigmoideus.
C. foramen magnum. 15. Vena jugularis interna bermuara langsung ke dalam:
D. foramen spinosum. A. venabrachiocephalica.
E. foramen jugulare. B. vena subclavia.
C. vena cava superior.
8. Ramus anterior arteria meningea media terletak dekat
D. vena jugularis externa.
dengan:
E. sinus sigmoideus.
A. area sensorik cortex cerebri.
B. angulus posteroinferior os parietale. 76. Perjalanan vena jugularis intema adalah sebagai berikut:
C. bagian bawah ala major ossis sphenoidalis. A. Antara ujung processus styloideus dan titik tengah
D. area motorik cortex cerebri. clavicula.
E. sinus venosus sagittalis inferior. B. Antara articulatio sternoclavicularis dan pertengahan
antara processus styloideus dan angulus mandibulae.
Arteria carotis interna berjalan ke atas di leher bersama dengan C. Antara articulatio stemoclavicularis dan titik tengah antara
vena jugularis interna dan: processus mastoideus dan angulus mandibulae.
A. nervus glossopharyngeus. D. Mengikuti perjalananpinggir anterior musculus sternoclei-
B. nervus hypoglossus. domastoideus.
C. nervus vagus. E. Antara titik tengah clavicula dan process mastoideus.
D. nervus facialis.
E. N.accessorius. 17 Vena jugularis externa dibentuk oleh pertemuan dari:
A. vena auricuiaris posterior dan divisi posterior vena
10. Arteria carotis interna masuk tengkorak melalui: retromandibularis.
A. foramen magnum. B. vena cervicalis transversus dan vena suprascapularis.
B. foramen ovale. C. vena jugularis externa posterior dan vena jugularis
C. foramen jugulare. anterior.
184 BAB 6
D. vena auricularis postedor dan divisi anterior vena 19. Vena subclavia merupakan lanjutan dari:
retromandibularis. A. venasuprascapularis.
E. vena thyroidea inferior dan vena facialis. B. vena axillaris.
C. venabrachialis.
18. Vena jugularis externa berjalan turun sepanjang leher: D. vena cervicalis transversa.
A. profunda terhadap musculus sternocleidomastoideus. E. vena cervicalis profunda.
B. superficial terhadap musculus platysma.
C. profunda terhadap fascia cervicalis profunda. 20. Vena subclavia menerima darah dari:
D. berjalan di belakang pertengahan clavicula. A. ductus thoracicus sisi kanan.
E. profunda terhadap musculus levator scapulae. B. Vena jugularis externa kedua sisi.
C. Vena jugularis anterior kiri saja.
D. Venae thyroideae inferiores.
E. Venae pharyngeus.
1. E yang benar. Arteria carotis communis berakhir di atas 12. C yang benar. Terdapat tujuh buah vertebra cervicalis dan
setinggi pinggir atas cartilago thyroidea, setinggi vertebra di leher arteria vertebralis berialan ke atas melalui foramina
cervicalis IV. processus transversus enam vertebra cervicalis bagian atas.
Foramen di processus ttansversus vertebrae cervicalis VII
t C yang benar. Arteria carotis communis berakhir dengan berukuran kecil dan hanya dilalui oleh vena vertebralis.
bercabang dua menjadi arteria carotis intema dan externa.
13. B yang benar. Vena jugularis intema berjalan turun ke bawah
J. E yang benar. Sinus caroticus adalah sebuah pelebaran bagian
sepanjang leher di dalam vagina carotica, yang dibentuk
terminal arteria carotis communis atau permulaan arteria
oleh fascia profunda. Bersama vena terdapat arteria carotis
carotis interna. Merupakan sebuah reseptor tekanan.
communis dan arteria carotis interna, nervus vagus, dan nodi
4. Ayangbenar. Ketiga arteria carotis terletakpaling dekat dengan lymphatici cervicales profundi.
kulit pada sisi anterior musculus sternocleidomastoideus
setinggi pinggir atas cartilago thyroidea. 14. E yang benar. Vena juguiaris interna merupakan lanjutan dari
sinus sigmoideus.
5. E yang benar. Arteria carotis externa berakhir di belakang
collum mandibulae di dalam glandula salivaria parotidea 15. A yang benar. Vena jugularis interna langsung bermuara ke
(gambar 6-3 dan6-6). dalam vena brachiocephalica (Gambar 6-9).
6. A yang benar. Arteria caroti.s externa berakhir dengan 15. C yang benar. Perjalanan vena jugularis intema adalah dari
bercabang dua menjadi arteria temporalis superficialis dan titik tengah antara ujung processus mastoideus dan angulus
arteria maxiliaris. mandibulae ke articulatio sternoclavicularis.
185
186 BAB 7
federa arteri di extremitas superior umum terjadi. Untunglah, vena extremitas superior sebagai tempat untuk akses vaskular dan
\,dengan terdapatnya sirkulasi kolaleral yang baik, men.jamin pemantauan invasif dapat menjadi sumber untuk cedera iatrogenik.
prognosis yang baik. Hubungan dekat dari banyak arteri extremitas Tujuan bab ini adalah untuk membiasakan para profesional
superior dengan vena dan saraf memungkinkan terjadinya cedera pelayanan kesehatan dengan anatomi dasar pembuluh darah
multisistem, yang mengakibatkan terbentuknya fistula arteriovenosa, extremitas superior, sehingga diagnosis cedera atau penyakit vaskular
gangguan sensasi, dan paralisis muskular. Penggunaan afteri dan dapat ditegakkan segera dan akses vaskular dapat dilakukan dengan
cepat dan akurat.
Bagian pertama arteria axillaris terbentang dari pinggir lateral t Ke anterior: musculus pectoralis minor, musculus pectoralis
costa I sampai pinggir atas musculus pectoralis minor (Gambar major, fascia yang membungkus otof dan kulit (Cambar 7-2
7-5). dan 7-5).
PEIABULUH DARAH EKSTREIAITAS SUPERIOR 187
nervi supraclaviculares
V cephalica
M. deltoideus
acromton
M. sternocleidomastoideus
M. biceps dan
coracobrachialis
clavicula
- manubrium sterni
M. triceps caput longum
A. axillaris
V axillaris
A. thoracalis lateralis
o Ke posterior: Fasciculus posterior plexus brachialis, musculus o Ke lateral: musculus coracobrachialis, musculus biceps,
subscapularis, dan articulatio humeri (Gambar 7-3). dan humerus. Radix lateralis nervus medianus dan nervus
.) Ke lateral: Fasciculus lateralis plexus brachialis (Cambar 7-3) musculocutaneus juga terletak di sebelah lateral (Gambar
I Ke medial: Fasciculus medialis plexus brachialis dan vena 7-2).
axillaris (Gambar 7-3 danT-6). I Ke medial: nervus ulnaris, vena axillaris, dan nervus cutaneus
brachii medialis (Gambar 7-2).
Bagian Ketiga Arteria Axillaris
Cabang-Cabang Arteria Axi lari s I
Bagian ketiga arteria axillaris terbentang dari pinggir bawah
musculus pectoralis minor sampai pinggir bawah musculus teres Cabang-cabang arteria axillaris memberi darah untuk dinding
major (Gambar 7-5). thorax dan regio humeri. Bagian pertama arteria axiilaris
mempunyai satu cabang (arteria thoracica superior), bagian kedua
Batas-Batas mempunyai dua cabang (arteria thoracoacromialis dan arteria
thoracica lateralis), dan bagian ketiga mempunyai tiga cabang
Batas-batas sebagai beri ku t:
(arteria subscapularis, arteria circumflexa humeri anterior, dan
a Ke anterior: musculus pectoralis major untuk jarak pendek; arteria circumflexa humeri posterior) (Gambar 7-5).
bagian bawah arteria axillaris disiiang oleh radix medialis Arteria thoracica superior berukuran kecil dan berjalan
nerr-us medianus (Gambar 7-2 danT-6). sepanjang pinggir atas musculus pectoralis minor. Arteria
I Ke posterior: musculus subscapularis, musculus latissimus thoracoacromialis segera memberikan cabang-cabang terminal.
dorsi dan musculus teres major. Nervus axillaris dan nervus Arteria thoracica lateralis berjalan sepanjang pinggir bar.,r.ah
radialis juga terletak di belakang arteri (Gambar 7-3). musculus pectoralis minor (Gambar 7-5). Arteria subscapularis
188 BAB 7
ligamentum coracoclaviculare
M. pectoralis major M. tr
ligamentum coracoacromiale \
tuberculum majus M. sternocleidomastoideus
V. cephalica
M. subclavius
A. thoracoacromialis
N. medianus
saraf untuk
M. triceps N. radialis - manubrium sterni
N. pectoralis lateralis
N. cutaneus brachii
posterior i fascia clavrpectoralis
N. axillaris
N. ulnaris
M. pectoralis minor
N subscapularis inferior
M. subscapularis
N. subscapularis media
M. latissimus dorsi
N. thoracalis longus
\
A. thoracalis lateralis
^
Gambar 7-2 Regio pectoralis dan axilla; musculus pectoralis major dibuang untuk memperlihatkan struktur dl bawahnya.
berjalan sepanjang pinggir bawah musculus subscapularis. a Arteria cervicalis superficialis, memberikan sebuah cabang
Arteria circumflexa humeri anterior dan posterior masing-masing profunda yang berjalan turun sepanjang pinggir medial
melingkaribagian depan danbelakang collum chirurgicum humeri scapu la.
(Gambar 7-5).
Cabang-Cabang Arteria Axillaris
a Arteria subscapularis bersama cabangnya arteria circumflexa
scapulae, masing-masing mendarahi fossa subscapularis dan
infraspinata.
M. levator scapulae
M. trapezius
N. dorsalis scapulae
M. pectoralis major
c5
l\4. biceps
b
caput brevis 7
M. coraco-
brachialis
M. triceps T1
caput mediale saraf untuk M. subclavius
M. triceps
caput longum subclavius
N. radialis
N. axillaris
N. subscapularis
V axillaris
N. thoracodorsalis
A. subscapularis
M. subscapularis
M. pectoralis minor
N. thoracalis longus
Gambar 7-3 Regio pectoralis dan axilla; musculus pectoralis major, minor dan fascia clavipectoralis dibuang untuk
memperlihatkan struktur di bawahnya.
processus coracoideus
fasciculus lateral
caput longum tendo M. pectoralis minor (dipotong)
plexus brachialis
M. biceps brachii
N. musculocutaneus
N. medianus
corpus sterni
A. subscapularis
,
\#
? l.{:
M. subscapularis
V. axillaris (dipotong)
M. serratus anterior
M. obliquus
abdominis
externus
Gambar 7-4 Diseksi axilla kanan. Musculus pectoralis major dan minor, fascia clavipectoralis diangkat untuk memperlihatkan
struktur-struktur yang ada di bawahnya.
PEIABULU H DARAH EKSTRETIITAS SUPERIOR 191
A. circumflexa humeri
anterior dan posterior
A. thoracalis suprema
A. thoracoacromialis
M. pectoralis minor
A. thoracalis lateralis
V. axillaris
A. brachialis A. subscapularis
W. commitantes
A. brachialis
V basilica
M. teres major
Gambar 7-5 Bagian arteria axillaris dan cabang-cabangnya. Perhatikan pembentukan vena axillaris pada pinggir bawah
musculus teres major.
N.dorsalis scapulae
N. subclavius
N. suprascapularis
N. pectoralis lateralis
N. musculocutaneus
N. medianus
N. thoracalis longus
A. axillaris
N. radialis
N. cutaneus antebrachii a
medialis
M. pectoralis minor
N. ulnaris
A
V axillaris N. cutaneus brachii medialis
M. pectoralis major
M. biceps axillaris
sulcus bicipitalis N. cutaneus antebrachii medialis
V axillaris
Gambar 7-6 A, Hubungan plexus brachialis dan cabang-cabangnya terhadap afteria dan vena axillaris. B. Diagram bawah
adalah potongan melalui axilla setinggi M.teres major.
A. suprascapularis
A. thoracalis suprema
A. thoracoacromialis
A. thoracica iateralis
ramus profundus
A. cervicalis
,,t\ superficialis
ah\
'4il, YJ
I
I
A. circumflexa
humeri anterior
\'
dan posterior
N
€1\--\-.r
A. subscapularis
A. circumflexa scapulae
N\ , M sternocleidomastoideus
A\\
7/\\'
M. deltoideus
7
,a/..-,---
M. biceps brachii
caput breve
M. biceps brachii
caput longum
M. coracobrachialis
S
N N. radialis
n.ufnuri"\
N. medianus M. triceps brachii
M. brachialis
M. brachioradialis
M. extensor carpi
radialis longus M. pronator teres
M. palmaris longus
A. ulnaris
M. flexor carpi ulnaris
Gambar 7-9 Permukaan anterior lengan atas, Bagian medial musculus biceps brachii dibuang untuk memperlihatkan nervus
musculocutaneus yang terletak di depan musculus brachialis.
196
A. circumflexa
humeri posterior
A. circumflexa
humeri anterior
A. profunda
brachii
Irlt
1,
A. brachialis
A. interossea recurrens
Gambar 7-10 Arteri-afteri utama lengan atas. Perhatikan anastomosis arteria di sekitar sendi siku.
PETIBU LU H DARAH EKSTRETAITAS SUPERI OR 197
N. musculocutaneus
yang nantinya akan
menjadi N. cutaneus
antebrachii Iateralis M. brachialis
A. brachialis
M. biceps brachii N. medianus
septum intermusculare
M. brachioradialis mediale
M. extensor carpi M. pronator teres
radialis longus
tendo M. biceps
A. ulnaris
M. extensor carpi
radialis brevis
M. flexor carpi radialis
M. supinator
M. palmaris longus
ramus superficialis
N. radialis M. flexor carpi ulnaris
M. pronator teres
M. abductor
pollicis longus
M. flexor digrtorum
A. radialis superficialis
M. extensor
pollicis brevis
M. pronator
quadratus
A. N. ulnaris
M. abductor
pollicis longus
N. medianus
rad ius
retinaculum musculorum
flexorum
Gambar 7-11 Lengan bawah dilihat dari anterior. Bagian tengah musculus brachioradialis dibuang untuk memperlihatkan
ramus superficialis nervi radialis dan arteria radialis,
198 BAB 7
M. brachialis
M. biceps brachii
septum intermusculare mediale
A. brachialis
M. brachioradialis
caput humerale M. pronator teres
M- brachioradialis
M. flexor
pollicis longus ramus cutaneus
posterior N. ulnaris
N. medianus
M- abductor
pollicis longus
A. radialis
N. ulnaris
M. pronator
quadratus A. ulnaris
,ll,
u
Gambar 7-12 Lengan bawah dilihat dari anterior. Sebagian besar otot-otot superficial dibuang untuk memperlihatkan musculus
flexor digitorum superficialis, nervus medianus, ramus superficialis nervus radialis, dan arteria radialis. Perhatikan bahwa caput
ulna musculus pronator teres memisahkan nervus medianus dari afteria ulnaris.
PE IIIBU LU H D ARAH EKST REIAITAS SU PERI O R 199
vagina flexorum
fibrosum
arteriae dan nervi
digitales palmares
M. abductor digiti
minimi
nervus ulnaris
retinaculum
musculorum os pisiforme
flexorum
arteria ulnaris
M. flexor digirorum
superficialis
arteria radialis
M flexor carpi
radialis
brachioradialis
Gambar 7-13 Diseksi lengan bawah dan tangan kiri depan memperlihatkan struktur-struktur superficial.
di depan dan belakang membrana interossea; arteria tersebut ini membelok ke lateral di belakang aponeurosis palmaris dan
juga mempercabangkan arteria nutritia untuk radius dan di depan tendo-tendo flexor panjang. Arcus disempurnakan
ulna. di sebelah lateral oleh cabang arteria radialis. Lengkung arcus
a Ramus palmaris profundus arteria ulnaris dipercabangkan terletak mellntang di telapak tangan setlnggi pinggir distal ibujari
di depan retinacuium musculorum flexorun, berjalan di dalam keadaan ekstensi penuh.
antara musculus abductor digiti minimi dan musculus flexor
digiti minimi, dan bergabung dengan arteria radialis untuk Cabang-Cabang
membentuk arcus palmaris profundus (Gambar 7-14 dan
/-t/ Empat arteria digitalis dicabangkan dari bagian cembung arcus
).
dan berjalan ke jari-jad (Gambar 7-15).
M. interosseus dorsalis ll
M. interosseus dorsalis lll
M. interossus palmaris ll
M. interosseus palmaris lll
M. interosseus dorsalis lV
M. interosseus palmaris lV
M. interosseus dorsalis I
M. adductor pollicis
ossa sesamoideum
arcus palmaris
profundus
M. abductor pollicis brevis
M. opponens
digiti minimi
M. abductor
digiti minimi
M. interosseus palmaris I
Gambar 7-14 Telapak tangan tampak anterior, memperlihatkan arcus palmaris profundus dan cabang terminal nervus ulnaris.
Diperlihatkan juga musculi interossei.
M. lumbricalis I
M. interosseus dorsalis I
M. flexor digitorum
superficialis
M. flexor digitorum
M. adductor pollicis
profundus
A. dan N. digitalis
palmaris
M. opponens
digiti minimi
arcus palmaris superficialis M. opponens pollicis
M. fiexor digiti minimi
M. flexor pollicis brevis
Gambar 7-15 Telapak tangan tampak anterior. Aponeurosis palmaris dan sebagian besar retinaculum musculorum flexorum
dibuang untuk memperlihatkan arcus palmaris superficialis, nervus medianus, dan tendo-tendo flexor panjang, Segmen-segmen
tendo musculus flexor digitorum supefficialis dibuang untuk memperlihatkan tendo-tendo musculus flexor digitorum profundus.
hambat otot polos di dalam dindingnya, dan dengan demikian commitantes, yang berjalan bersama dengan seluruh arteri besar,
menyebabkan vasodilatasi sedang. Efek vasodilator minimal biasanya berpasangan, dan vena arillaris.
pada sirkulasi secara Lrmum dan tidak memberikan efek pada
tekanan darah.
I Vena Superficialis
Vena superficialis terletak di dalam fascia superficialis dan sangat
penting pada klinik.
Vena Extremitas Superior
Arcus Venosus Dorsal is (Lengkung)
Vena extremitas superior dapat dibagi menjadi dua kelompok: Arcus venosus dorsalis terletak di dalam jaringan subcutan prok-
superficial dan profunda. Vena-vena profunda terdiri dari venae simal terhadap articulatio metacarpophalangea dan mengalirkan
202
M. brachialis A. brachialis
N. radialis N. medianus
A. ulnaris
caput radiale M. flexor
digitorum superficialis
M. flexor digitorum profundus
M. pronator teres
A. interosseus anterior
membrana interossea
N. interosseus anterior
M. pronator quadratus
M. abductor
pollicis longus
M. interosseus dorsalis I
caput transversus
ligamentum transversum M. adductor pollicis
palmare profundus
A. metacarpalis palmaris
arcus palmaris
profundus
ramus profundus N. ulnaris
caput obliquum
M- opponens digiti minimi
M. adductor pollicis
Gambar 7-17 Telapak tangan tampak anterior. Tendo-tendo flexor panjang dibuang dari telapak tangan, tetapi cara insersinya
pada jari diperlihatkan.
darahnya pada sisi lateral ke vena cephalica dan pada sisi medial Vena Cephalica
ke vena basilica (Gambar 7-18). Sebagian besar darah dari
Vena cephalica berasal dari pinggir lateral arcus venosus dorsale
seluruh tangan dan jari-jari mengalir ke dalam anyaman ini, dan
rnanus dan membelok di sekitar pinggir lateral lengan bawah;
berhubungan bebas dengan vena-vena profunda telapak tangan
kemudian vena ini naik di dalam fascia superficialis menuju
melalui spatium interosseum.
fossa cubiti dan berjaian di depan lengan atas pada sisi lateral
musculus biceps brachii. Setelah sampai di ruang antara musculus
Ve na-Vena Te lapak Tangan deltoideus dan musculus pectoralis major, vena cephalica
Arcus paimaris superficialis dan profunda diikuti oleh arcus menembus fascia profunda dan bermuara k e dalam vena axillaris.
venosus palmaris superficialis dan profunda, menerima darah dari Pada saat vena cephalica berjalan ke atas di extremitas superior,
pembuluh yang sesuai. vena ini menerima beberapa aliran vena dari permukaan lateral
204
arcus palmaris
profundus
hamulus ossis
hamati crista trapezium
retinaculum musculorum
ramus profundus flexorum
arteriae ulnaris tuberculum scaphoideum
N. ulnaris
4
M. extensor digitorum
M. extensor indicis
retinaculum musculorum
extensorum
basis metacarpi I
M. extensor pollicis
trapezium
longus
scaphoideum
processus styloideus radii
V- cephalica
M. abductor pollicis longus
B M. extensor pollicis brevis
dan posterior extremitas (Gambar 7-19). Yena mediana cubiti, Vena Mediana Antebrachii
merupakan sebuah cabang vena cephalica di fossa cubiti, berjalan
ke atas dan medial danbergabung dengan vena basilica. Pada fossa Vena kecil tetapi penting mulai di telapak tangan dan berjalan ke
cubiii vena mediana cubiti menyilang di depan arteria brachialis atas di depan lengan bawah (Gambar 7-79). Yena ini bermuara
dan nerl"us medianus, tetapi vena ini dipisahkan dengan arteri ke dalam vena basilica, atau vena mediana cubiti, atau terbagi
dan saraf tersebut oleh aponeurosis bicipitalis. dua menjadi dua cabang, satu bermuara ke vena basilica (vena
mediana basilica) dan yang satu lagi bermuara ke vena cephalica
(vena mediana cephalica).
Vena Basilica
Vena basilica berasal dari pinggir medial arcus venosus dorsale
manus dan membelok di sekitar pinggir medial lengan bawah; I Vena Profunda
kemudianvenaininaikdi dalamf asciasuperfi cialispadapermukaan Venae Commitantes
posterior lengan bawah. Tepat di bawah siku, pembuluh miring ke
depan untuk mencapai fossa cubiti (Gambar 7-19). Kemudian vena Vena profunda berjalan bersama dengan arteri yang senama
berjalan ke atas di sisi medial musculus biceps brachii, menembus sebagai venae commitantes. Kedua venae commitantes arteri
fascia profunda dekat pertengahan lengan atas untuk bermuara brachialis bergabung dengan vena basilica pada pinggir bawah
ke venae commitantes arteria brachialis unfuk membenfuk vena musculus teres major untuk membentuk vena axillaris.
axillaries. Vena basilica menerima darah dari vena mediana cubiti
dan beberapa aliran vena lainnya dari permukaan medial dan
posterior extremitas superior.
V. cephalica
V. basilica
V mediana cubiti
V. mediana basilica
V mediana
antebrachii anterior
Gambar 7-19 Venae superficiales lengan bawah. Perhatikan variasi yang umum ditemukan pada daerah siku.
206 BAB 7
Vena Axillaris axilla, di mana pembuluh ini terletak di depan musculus teres
major (Gambar 7-1).
Vena axillaris dibenfuk dari gabungan venae commitantes arteriae
brachiales dengan vena basilica pada dinding posterior axiiia.
Kemudian vena axillaris berjalan ke atas sepanjang sisi medial
arteria axillaris dan menjadi vena subclavia setinggi pinggir lateral
I Arteria Brachialis
costa I (Gambar 7-3 danT-4).Yena axillaris mempunyai beberapa Arteria brachialis dapat diraba di lengan atas pada saat arteria
katup. Vena menampung darah dari pembuluh-pembulu[ yang terletak di atas musculus brachialis dan disilang dari sisi lateral
namanya sesuai dengan cabang-cabang arteria axillaris, dan juga oleh musculus biceps brachii (Gambar 7-9).
tempat bermuara vena cephalica.
( Arteria Radialis
Vena Subclavia
Arteria radialis terletak superficial di depan ujung distal radius, di
Vena subclavia merupakan sebuah vena di pangkal leher dan antara tendo musculus brachioradialis dan musculus flexor carpi
diuraikan di halaman 181. radialis (Gambar 7-73). Di sini denyut nadi radialis dapat diraba
dengan mudah. Jika denyut nadi tidak dapat dideteksi, cobalah
merabanya di pergelangan tangan yang lain. Kadang-kadang,
Persarafan untul< arteria radialis sulit diraba karena terdapat kelainan congenital.
Arteria radialis dapat diraba dengan lebih mudah pada saat
Vena Extremitas Superior pembuluh ini menyilang tabatiere anatomiqum (Gambar 7-18).
I Vena Cephalica
Daerah pergelangan tangan: Vena cephalica menyilang
tabatiere anatomiquum (Gambar 7-18) dan membelok me-
ANATOMI PERMUKAAN lingkari sisi lateral lengan bawah untuk mencapai aspek
anterior. Vena ini selalu dapat ditemukan di fascia superficialis
ARTERI DAN VENA posterior terhadap processus styloideus radii.
EXTREMITAS SUPERIOR Daerah siku: Vena cephalica naik ke lengan atas sepanjang
pinggir lateral musculus biceps brachii (Gambar 7-19).
Daerah bahu: Vena cephalica terletak di dalam sulcus antara
Anatomi Permukaan Arteri musculus deltoideus dan musculus pectoralis major (Gambar
7-7 danT-1,9).
I Arteria Subclavia
Arteria subclavia, pada saat menyilang di atas costa I untuk
I Vena Basilica
menjadi arteria axillaris, dapat diraba denyutnya pada pangkal Daerah pergelangan tangan: Vena basilica berjalan ke atas
trigonum colli posterius (iihat Gambar 6-10). dari dorsum manus dengan membelok perlahan di sekitar sisi
medial lengan bawah untuk mencapai fossa cubiti (Gambar
I ArteriaAxillaris 7-19).
Daerah siku: Vena basilica berjalan ke atas dari fossa cubiti
Bagian pertama dan kedua arteria axillaris tidak dapat diraba sepanjang pinggirmedialmusculusbiceps. Vena ini menembus
karena terletak di profunda musculi pectorales di atas di dalam fascia profunda sekitar pertengahan lengan atas (Gambar
fossa axillaris. Bagian ketiga arteria axillaris dapat diraba di dalam 7-19).
PEIABULUH DARAH EKSTREIAITAS SUPERIOR 207
arteria cervicalis
superficialis (transversa)
arteria suprascapularis
arteria thoracoacromialis
arteria axillaris truncus thyrocervicalis
arteria thyroidea inferior
arteria vertebralis
\\ ujung kateter di
dalam arteria
kateter arterial di
dalam arcus aorta
arteria subclavia
arteria thoracica
interna (mammaria)
thoracica suprema
sinar-X
kateter di dalam arteria femoralis
Gambar 7-21 Fitur-fitur utama yang dilihat pada angiogram di Gambar 7-20.
PEAABU LUH DARAH EKSTREIAITAS SUPERIOR 209
trachea
bagian terminal vena jugularis interna sinistra
terminal vena jugularis externa
caput humeri
vena circumflexa
humeri
J[,,,"
arcus aortae
I
\itcorpus
humeri
'l
vena brachialis
dan basilica
Gambar 7-23 Fitur-fitur utama yang dilihat pada venogTam di Gambar 7-22.
PE /ABU LU H DARAH EKSTREI'AITAS SUPERIOR 211
Setiap nomor atau pernyataan yang tidak lengkap di bawah ini 6. Arteria radialis di bawah berakhir dengan:
diikuti dengan jawaban atau keterangan yang melengkapinya. A. bergabung dengan ramus profundus arteria ulnaris.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT. B. bergabung dengan pembuluh utama arteria ulnaris.
C. membagi dua menjadi arteria princeps pollicis dan arteria
musculi radialis indicis.
1. Arteria axillaris mulai di- sebagai lanjutan dari
D. membagi dua menjadi arcus palmaris superficialis dan
arteria subclavia.
profundus.
A. pinggir luar musculus scalenus anterior. E. membagi menjadi rami musculares.
B. pinggir luar costa IL
C. pinggir luar costa I. 7. Arteria radialis pada bagian depan pergelangan tangan
D. pinggir atas musculus pectoralis minor. terletak di antara:
E. pinggir bawah musculus teres major. A. tendo palmaris longus dan brachioradialis.
B. tendo flexor carpi radialis danbrachioradialis.
2. Arteria axillaris paling mudah diraba di:
C. tendo palmaris longus dan flexor carpi radialis.
A. belakang clavicula di pangkal leher. D. tendo flexor carpi radialis dan flexor carpi ulnaris.
B. di antara plica axillaris anterior dan posterior sPatium E. tendo flexor digitorum superficialis dan flexor carpi
axillare.
u Inaris.
C. di sulcus deltoideopectoralis di antara musculus deltoideus
dan pectoralis major. Vena-vena superficialis lengan bawah berasal di bawah dari:
D. melalui musculus pectoralis major. A. plexus venosus dorsalis.
E. melalui dinding posterior axilla. B. vena-vena dalam telapak tangan.
C. venae metacarpae.
3. Arteria brachialis dibagi menjadi beberapa cabang ter- D. venae digitales.
minakrya: E. vena-vena jari telunjuk dan ibujari.
A. setinggi collum radii.
B. di pertengahan antara epicondylus medialis dan lateralis Vena cephalica berasal darj:
humeri. A. sisi lateral arcus venosus paimaris profundus.
C. pada pinggir bawah musculus pronator teres. B. sisi lateral plexus venosus dorsale manus.
D. di belakang musculus flexor digitorum superficialis. C. sisi lateral venae palmaris superficialis.
E. di belakang epicondylus medialis humeri. D. venae commitantes arteria radialis.
E. plexus venosus di depan pergelangan tangan.
5. Pada saat memeriksa tekanan darah dengan sphygmoma- 11 Vena mediana cubiti adalah:
nometer, diaphragma stetoskop diletakkan di atas arteria A. dibentuk oleh venae commitantes arteria ulnaris.
brachialis pada: B. profunda terhadap nervus medianus di dalam fossa cubiti.
A. sisi lateral venter musculus biceps brachii kira-kira C. bermuara ke vena mediana antebrachii.
pertengahan bawah lengan atas. D. profunda terhadap aponeurosis bicipitalis.
B. sisi medial venter musculus biceps brachii kira-kira E. sebuah cabang dari vena cephaiica.
pertengahan bawah iengan atas.
C. sisi medial tendo musculus biceps brachii di depan 12. Vena basilica berakhir dengan:
articulatio cubiti. A. Bergabung dengan vena mediana cubiti.
D. sisi lateral tendo muscuius biceps brachii di depan B. Bermuara ke dalam vena subclavia.
articulatio cubiti. C. Bergabung dengan ujung medial plexus venosus dorsalis.
E. sisi lateral bicipitalis. D. Bergabung dengan venae commitantes arteria brachialis
untuk membentuk vena axillaris.
E. Berjalan di dalam sulcus deltoideopectoralis.
212 BAB 7
13. Vena cephalica secara tetap terdapat di fascia superficialis 14. Pernyataan berikut ini benar untuk vena axillaris
posterior terhadap: A. tidak mempunyai katup.
A. processus styloideus ulnae. B. tidak menerima darah di axilla.
B. os pisiforme. C. bermuara ke vena brachiocephalica.
C. os lunatum. D. berlanjut sebagai vena subclavia.
D. processus styloideus radii. E. terletak di sisi lateral arteria axillaris.
E. retinaculummusculorumflexorum.
C yang benar. Arteria axillaris mulai dari pinggir luar costa I A yang benar. Dua vena superficiaiis utama di lengan bawatr,
sebagai lanjutan dari arteria subclavia (Gambar 7-5). disebut vena cephalica dan basilica, mulai di bawah dari
plexus venosus dorsale manus (Gambar 7-1,8 danT-1,9).
2. B yang benar. Denyut nadi axillaris paling mudah diraba
dengan menekan ke atas dan lateral di dalam spatium axillare B yang benar. Vena cephalica mulai dari sisi lateral plexus
di antara plica axillaris anterior dan posterior. venosus dorsale manus dan berjalan ke depan melengkung di
sekitar sisi lateral pergelangan tangan untuk naik ke atas pada
3. A yang benar. Arteria brachialis dibagi menjadi cabang-cabang sisi lateral lengan bawah bagian depan.
terminal di dalam {ossa cubiti setinggi collum radii (Gambar
7-8). 10. C yang benar. Vena cephalica bermuara ke dalam vena axiliaris
(Gambar 7 -19, 7 -22, dan 7 -23).
E yang benar. Denyrrt nadi brachialis paling mudah diraba
pada sisi medial tendo musculus biceps brachii di depan 11. E yang benar. Vena mediana cubiti m.er*pakan cabang dari
articulatio cubiti (Gambar 7-9). vena cephalica di depan articulatio cubiti. Vena ini naik ke atas
di medial untuk bergabung dengan vena basilica (Gambar
C yang benar. Pada saat memeriksa tekanan darah dengan 7-19). Perhatikan kemungkinan variasi penataan.
menggunakan sphygmomanometer, diaphragma stetoskop di
letakkan di atas arteria brachialis di sisi medial tendo musculus 12. D yang benar. Vena basilica berakhir dengan menembus fascia
biceps brachii di depan articulatio cubiti (Gambar 7-9). profunda di pertengahan sisi medial musculus biceps brachii
dan bergabung dengan venae commitantes arteria brachialis
A yang benar. Di bawah, arteria radialis berakhir dengan untuk membentuk vena axillaris (Gambar 7-19).
bergabung dengan ramus profundus arteria ulnaris untuk
membentuk arcus palmaris profundus (Gambar 7-14). 13. D yang benar. Vena penting cephalica secara tetap dapat
ditemukan di daiam fascia superficialis posterior terhadap
B yang benar. Arteria radialis, tepat di depan pergelangan processus styloideus radii. Klinis, ini merupakan tempatbagus
tangary terletak di antara tendo musculus flexor carpi radialis untuk memasang kateter ke dalam vena.
dan brachioradialis (Gambar 7-1"L dan7-73).
14. D yang benar. Vena axillaris berlanjut menjadi vena subclavia
pada pinggir luar costa I (Gambar 7-3,7-22, danT-23).
f;{
213
214- BAB 8
dalam abdomen dan pelvis terdapat aorta beserta cabang- atau terlambat. Cedera tajam umumnya memberikan akses darah ke
lli
lJcabangnya, vena cava inferior beserta kontributornya, dan cavitas peritonealis, dan diagnosis perdarahan intraperitoneal mudah
yang pentingvena porta. Karena kebanyakan pembuluh darah besar d itegakkan.
abdomen terletak retroperitoneal, cedera tumpul mungkin tidak Bab ini bertujuan menguraikan kembali pembuluh arteri dan
segera mengakibatkan perdarahan intraperitoneal yang fatal. Karena vena utama abdomen, pelvis, dan perineum yang relatif penting
perdarahan di mulai di ruang retroperitoneal, diagnosis mungkin sulit untuk klinik.
I
N
ANATOMI DASAR Batas-Batas Aorta Abdominalis
t Pada sisi kanan terdapat vena cava inferior, cistema chyli, dan
pangkal vena azygos.
l) Pada sisi kiri terdapat truncus sympathicus sinister.
Aorta A bdominalis t Pada permukaan anterior, aorta berbatasan dengan gaster,
plexus coeliacus, pancreas, vena iienalis, vena renalis sinistra,
I Lokasi dan Deskripsi bagian ketiga duodenum, lengkung intestinum tenue, dan
peritoneum.
Aorta masuk abdomen melalui hiatus aorticus diaphragma yang
terletak di depan verterbra thoracica XII (Gambar 8-1). Aorta Penanda permukaan aorta dapat dilihat pada Gambar 8-3.
berjalan turun di belakang peritoneum pada facies anterior corpus
vertebrae lumbalis. Setinggi vertebra lumbalis IV aorta bercabang
dua menjadi arteria iliaca communis (Gambar B-2).
I Cabang-Cabang Aorta Abdominalis
(Gambar 8-2)
Tiga cabang visceral anterior: truncus coeliacus, arteria
Pemeliharaan Tekanan darah Diastolik
mesenterica superior, dan arteria mesenterica inferior.
Terdapatnya sejumlah besar jaringan elatis di dalam tunica media Tiga cabang visceral lateralis: arteria suprarenalis, arteria
aorta (termasuk arteria-arteria yang lain seperti arteria pulmonalis, renalis, dan arteria testicularia atau ovarica.
arteria brachiocephalica, arteria carotis communis, dan arteria Lima cabang dinding abdomen lateral: arteria phrenica
iliaca) memungkinkan dinding arteri menjadi lebar oleh darah in-ferior dan empat arteria lumbalis.
yang dipompa dari jantung selama sistolik ventricular. Pada saat Tiga cabang terminal: dua arteria iliaca communes dan arteria
ventriculus relaksasi, jaringan elastis arteri kembali ke posisi sacralis mediana.
semula yang sangat penting untuk mempertahankan tekanan
darah arterial (tekanan diastolik) selama diastole jantung.
Cabang-cabang ini diringkas pada diagram B-1.
PEMBULUH DARAH ABDOI'AEN, PELVIS, DAN PERINEU/I 215
oesophagus
hiatus aorticus di
belakang diaphragma
setinggi T'12
V cava
inferior
ganglion coeliacum
vasa renalis
dextra
vasa renalis
sinistra
V mesenterica
inferior
vasa iliaca
communis
bifurcatio aortae
setinggi L4
vasa iliaca
externa
M. psoas
colon sigmoideum
vesica urinaria
Gambar 8-1 Dinding abdomen posterior memperlihatkan aorta dan vena cava inferior.
Truncus coeliacus atau arteria coeliaca sangat pendek dan berasal Arteria lienalis berukuran besar dan berjalan ke kiri dengan
dari pangkal aorta abdominalis setinggi vertebra thoracica XII berkelok-kelok sepanjang pinggir atas pancreas dan di beiakang
(Gambar 8-4). Pembuluh ini dikelilingi oleh plexus coeliacus gaster (Cambar B-5). Sewaktu mencapai ren sinistra pembuluh ini
dan terietak di belakang bursa omentalis. Truncus coeliacus masuk ke dalam ligamentum lienorenale dan berjalan ke hilum
mempunyai tiga cabang terminal : arteria gastrica slnistra, arteria lienale (Gambar 8-6).
lienalis, dan arteriae hepaticae.
Cobong-Cobang
Arteria Gastrica 5inistra t Rami pancreatici
Arteria gastrica sinistra kecil dan berjalan ke ujung pars cardiaca ll Arteria gastroomentalis sinistra dipercabangkan dekat
gaster, mempercabangkanbeberapa ramus oesophagealis, kemu- hilum lienale dan mencapai curvatura major gastrica di
dian membelok ke kanan sepanjang curvatura minor gaster. dalam ligamentum gastrolienale. Pembuluh ini berjalan
Pembuluh ini beranastomosis dengan arteria gastrica dextra ke kanan sepanjang curvatura major di antara lembaran-
(Gambar B-4). lembaran omentum majus. Arteria gastroomentalis sinistra
2t6 BAB 8
hiatus oesophageus
di diaphragma
A. phrenica inferior
ligamentum arcuatum
mediana
aorta masuk ke
abdomen setinggi T12
A. coeliaca
A. renalis
musculus psoas
A. mesenterica
Aa. lumbales inferior
bifurcatio aorta
setinggi L4
A. iliaca
communis A. sacralis media
bifurcatio A. iliaca
A. iliaca externa
communis di depan
articulatio sarcroiliaca
A. iliaca interna
*Untuk keperluan deskripsi, arteria hepatica kadmg-kadang dibagi menjadi arteria hepatica communis, yang terbentang dari pangkalnya sampai ke tempat
percabangan arteria gastroduodenalis, dan arteria hepatica propria ymg merupakan sisa arteria hepatica.
PEMBULUH DARA,H ABDOIAEN, PELVIS, DAN PERINEU/A 217
V. cava inferior
truncus
coeliacus (T12)
A. mesenterica
superior (L'1 )
A. mesenterica
inferior (13)
vasa iliaca
communts
spina iliaca
anterior superior
VASA
iliaca
externa
Gambar 8-3 Penandaan permukaan aorta beserta cabang-cabangnya dan vena cava inferior pada dinding anterior ab;Iii:ten.
a. Phrenica inferior
3. Lima cabang ---.]-
dinding I b. empat arteria lumbalis
abdomen
lateralis arteria iriaca externa
a. dua arteria iliaca communis -----l
4. Tiga cabang ----]-I I- arteria iliaca interna
teiminals b. arteria sacralis mediana
bagian atas colon descendens. Pembuluh ini bercabang dua Arteriae Suprarenales Mediales
menjadi ramus ascendens dan ramus descendens.
a Arteriae sigmoideae berjumlah dua atau tiga buah dan Arteria suprarenalis medialis masing-masing berasal dari sisi aorta
mendarahi colon descendens dan colon sigmoideum. dan berjalan horizontal ke lateral menuju glandula suprarenalis
t Arteria rectalis superior merupakan lanjutan dari arteria (Gambar 8-2).
mesenterica inferior pada tempat arteri ini menyilang arteria
iliaca communis slnistra. Arteria rectalis superior berjalan
Arteriae Renales
turun masuk ke rongga pelvis di belakang rectum. Arteri ini
mendarahi rectum dan setengah bagian atas canalis analis dan Arteria renalis masing-masing sisi berasal dari aorta tepat di
beranastomosis dengan arteria rectalis media dan inferior. bawah pangkal arteria mesenterica superior (Gambar 8-1 dan 8-2).
Arteria renalis dextra lebih panjang dan berjalan di belakang vena
cava inferior. Arteria renalis mencabangkan arteria suprarenalis
Arterio Morginolis inferior.
A. gastrica sinistra
aorta
A. coeliaca
A. lienalis
A. gastroomentalis sinistra
A. phrenica
suiirarenalis sinistra
ri
V cava inferior
'\\ I lien
glandula suprarenalis
dextra \\\ ren sinistra
ligamentum
{phrenicocolicum
bolon descendens
Gambar 8-5 Struktur-struktur yang terdapat pada dinding posterior abdomen di belakang gaster
220 BAB 8
diaphragma
bursa omentalis
omentum
gastrosplenicum
rl
aorta
I
V pola,
V. cava inferior
ductus
choledochus
omentum minus
Gambar 8-6 Penampang transversal bursa omentaiis memperlihatkan susunan peritoneum dalam pembentukan omentum
minus, omentum gastrosplenicum, dan ligamentum lienorenale. Panah menunjukkan posisi foramen epiploicum.
V. cava inferior
porta hepatis
lobus caudatus
pintu masuk
bursa omentalis
(foramen
epiploicum)
A. hepatica srnrstra
porta
A. coeliaca
fund us
A. lienalis
us cysticus
A. hepatica
ductus chole A. gastrica dextra
A. colica media
colon transversum
mesocolon transversum
A. mesenterica superior
'"''nu'
f
Aa. jejunales
I
I
I
t
arcade arteri
appendix
vermiformis
Gambar 8-9 Arteria mesenterica superior
dan cabang-cabangnya. Perhatikan bahwa
arteri ini mendarahi usus dari setengah
bagian bawah bagian kedua duodenum
A. ap;:tniiii: ;ln ri..:
sampai dengan sepertiEa Cistal colon
f ransvf rii.jril inana h';.
222 BAB 8
//
l/
r/. A. ileocolica
appendices epiploicae
A. ilealis
valvula
ileocaecalis A. caecalis
posterior
frenulum ileum
valvulae
nodi lymphatici
mesoappendix
A. appendicularis
orificium appendix
appendix
lipatan tidak mengandung
pembuluh darah
caecum
A. caecalis anterior
lipatan yang mengandung
pembuluh darah
Gambar 8-10 Caecum dan appendix vermiformis. Perhatikan bahwa arteria appendicularis merupakan cabang ateria caecalis
posterior. Pinggir mesoappendix dipotong untuk memperlihatkan lapisan-lapisan peritoneum.
unluk mencapai arurulus inguinalis proft-rndus, di mana arteria ini Arteria Sacralis Mediana
bergabung dengan funiculus spermaticus (Cambar 22-3). Dengan
berjalan melalui canalis inguinalis, arteri ini masuk scrotum dan Arteria sacralis mediana (Cambar 8-2) merupakan cabang kecil
mendarahi testis dan epididymis. yang timbul pada bifurcatio aorta. Arteri ini berjalan turun ke
Pada wanita, arteria ovarica mempunyai asal yang sama di dalam rongga pelvis di depan sacrum-
rongga abdomen. Setelah menyilang arteria iliaca externa di pintu
masuk pelvis, arteri masuk ke ligamentum suspensorium ovarii. Arteriae lliacae Communes
Arteria ovarica kemudian berjalan di dalam ligamenhrm latum
dan masuk ovarium melalui mesovarium. Arteria iliaca communis dextra dan sinistra merupakan cabang
terminal aorta. Arteri ini dicabangkan setinggi vertebra lumbalis
IV dan berjalan ke bawah dan lateral sepanjang pinggir medial
Arteria Phrenica lnferior musculus psoas (Gambar 8-1 dan 8-2). Masing-masing arteri
Arteria phrenica inferior berasal dari aorta tepat di bawah ini berakhir di depan articulatio sacroiliaca dengan bercabang
diaphragma. Pembuluh ini berjalan ke atas dan lateral, mendarahi dua menjadi arteria ilica externa dan arteria iliaca interna. Pada
permukaan bawah diaphragma. bifurcatio, arteria iliaca communis pada masing-masing sisi
disilang di anterior oleh ureter (Gambar B-1 dan 8-12).
Arteria Lumbalis
Arteria lliaca Externa
Empat pasang arteria lumbalis betasal dari belakang aorta dan
berjalan di sekitar empat corpus vertebrae lumbalis sebeiah atas. Arteria iliaca externa berjalan sepanjang sisi medial musculus
Arteri ini mendarahi dinding abdomen dan punggung. Arteria psoas, mengikuti pinggir pintu atas panggul (Gambar 8-12). Arteri
lumbalis pertama memberi cabang unhrk pars caudalis medulla ini mempercabangkan arteria epigastrica inferior dan arteria
spinalis. circumflexa ilium profunda (Gambar 8-12).
PEMBULUH DARAH ABDOIAEN, PELVIS, DA,N PERINEUM 223
mesocolon transversum
colon transversum
A. mese I",""
pancreas
A nterica
in
duodenum
A. marginalis
A. colica sinistra
colon asce nd
appendix
colon sigmoideum
A. rectalis superior
Gambar 8-11 Afteria mesenterica inferior dan cabang-cabangnya. Perhatikan bahwa afteri ini mendarahi intestinum crassum
dari sepertiga distal colon transversum sampai setengah canalis analis. Afteri ini beranastomosis dengan aderia colica media,
cabang dari afteria mesenterica superior (panah).
Arteria iliaca externa sampai ke tungkai atas dengan berjalan bercabang dua menjadi divisi anterior dandevisi posterior (Gambar
di bawah ligamentum inguinale dan berubah menjadi arteria 8-12). Cabang-cabang divisi anterior dan posterior ini mendarahi
femoralis. Arteria epigastrica inferior dicabangkan tepat di atas viscera pelvis, perineum, dinding-dinding pelvis, dan bokong.
ligamentum inguinale. Arteria ini berjalan ke atas dan medial Asal dari cabang-cabang terminal ben'ariasi, tetapi susunan yang
sepanjang pinggir medial anulus lnguinalis profundus (Gambar umum ditemukan diperlihatkan pada Diagram 8-2.
19-11) dan masuk ke dalam vagina musculi recti abdominis
Cobo n g-Cab o ng Divisi Anterio r
di belakang musculus rectus abdominis. Arteria circumflexa I Arteria umbilicalis: Dari bagian proksimal arteria umbilicaiis
ilium profunda dicabangkan di dekat arteria epigastrica inferior
berasal arteria vesicalis superior, yang mendarahi bagian atas
(Gambar' 8-12). Arteri ini berjalan ke atas dan lateral menuju ke -".esica urinaria (Cambar 8-12).
spina iliaca anterior superior dan crista iliaca, mendarahi otot-otot
t Arteria obturatoria: Arteri ini berjalan ke depan sepanjang
dinding anterior abdornen.
dinding lateral pelvis beserta nervus obturatorius dan
meninggaikan rongga pelvis melalui canalis obturatorius.
Arteria lliaca lnterna + Arferia ve'sicalis inferior: Arteri ini mendarahi basis vesica
.Arteria iliar'a inteln-a 'lerjalati kc b:'-.-ah
ki' dali:n irel\ i: renujrl Liii;r:ir:r. irj".)!tat, dan vesicula seminalis pada pria; dan juga
pinggir:tas forarnen ischi;jic,.::-i-, rr''rir:s. Ili i'iia.,:ll riii illcfi ;11.1-1h1rikan r:;bang arteri ductus deferentis.
224 BAB 8
A. sacralis lateralis
A. rectalis media
truncus A. pudenda
lumbosacralis interna
V iliaca externa
A. circumflexa
ilium profunda N. pudendus
A. epigastrica inferior
A. umbilicalis yang
sudah obliterasi
A. glutea inferior
ligamentum
sacrotuberosum
A. vesicalis superior
M. obturator internus
A. V. N. obturatorius
Arteria rectalis media: Biasanya, arteri ini dicabangkan (Gambar 8-12). Arteria glutea inferior berjalan di antara nervus
bersama dengan arteria vesicalis inferior (Gambar 8-12). Arteri sacralis pertama dan kedua atau kedua dan ketiga.
ini mendarahi otot bagian bawah rectum dan beranastomosis I Arteria uterina: Arteri ini berjalan ke medial pada dasar pelvis
dengan arteria rectalis superior dan inferior. dan menyilang ureter di superior (Gambar 8-13). Arteria
Arteria pudenda interna: Arteri ini meninggalkan pelvis uterina berjalan di atas pars lateralis fornix vaginae untuk
melalui foramen ischiadicum majus dan masuk ke dalam regio mencapai uterus. Di sini, arteria uterina berjalan ke atas di
glutea di bawah musculus piriformis (Gambar B-12). Arteria antara kedua lapis ligamentum 1atum, sepanjang pinggir lateral
pudenda interna masuk perineum dengan berjaian melalui uterus. Arteri ini berakhir dengan mengikuti tuba uterina di
foramen ischiadicum minus. Kemudian arteria ini berjalan sebelah lateral, di mana arteria uterina akan beranastomosis
ke depan di dalam canalis pudendalis bersama dengan dengan arteria ovarica. Arteria uterina mencabangkan arteria
nervus pudendus dan dengan perantaraan cabang-cabangnya vaginalis.
mengurus otot canalis analis serta kulit dan otot pedneum. I Arteria vaginalis: Arteri ini biasanya menggantikan arteria
Arteria glutea inferior: Arteria ini meninggalkan pelvis melalui vesicalis inferior yang terdapat pada pria. Arteria vaginalis
foramen ischiadicum majus di bawah musculus piriformis mendarahi vagina dan basis vesica urinaria.
A.vesicalis superior
A.obturatoria
Divisi anterior A.vesicalis inferior
A.rectalis media
A-pudenda interna
A.gtutea inferior
A.uterina (wanita)
A.vaginalis (wanita)
r A.iliolumbalis
Divisi oosterior A.sacralis lateralis
*
I
---{-
PEIABULUH DARAH ABDO\IIEN, PELV|S, DAN PER|NEUI 225
oste rior
## RI\Ffi
N
Caba n g-Cob ong Divisi P
#"AiS F*ARAru F,A# F
peritoneum
ligamentum transversum cervicis
M. levator ani
M. obturator internus
fascia M. obturator
fascia pelvis internus
diaphragma urogenitale
vagrna
Gambar 8-13 Potongan coronal pelvis memperlihatkan hubungan musculus levator ani dan ligamentum transversum cervicis
pada uterus dan vagina. Perhatikan bahwa ligamentum transversum cervicis dibentuk dari penebalan fascia pelvica visceralis.
Perhatikan juga arteria uterina menyilang di atas ureter pada masing-masing sisi.
226 BAB 8
A. mesenterica
superior
Aa. jejunales
A. colica media
A. colica dextra
kateter di dalam
aorta abdominalis
A. ileocolica
Aa. ileales
crista iliaca
kateter di dalam
A. iliaca communis
Gambar 8-14 Arteriogram arteria mesenterica superior. Kateter dimasukkan ke dalam arteria femoralis dextra dan diteruskan
ke atas ke dalam afteria iliaca externa, afteria iliaca communis dan naik ke atas ke dalam aorta sampai pada pangkal arteria
mesenterica superior. Pipa nasogastrik juga dimasukkan.
Gambar 8-15 Arteriogram arteria mesenterica inferior. Kateter dimasukkan ke dalam afteria femoralis dextra dan diteruskan
ke atas ke dalam arteria iliaca externa, aderia iliaca communis dan naik ke atas ke dalam aofta sampai pada pangkal arteria
mesenterica inferior. Zat warna radiopak disemprotkan masuk ke ramus colica media afteria mesenterica superior.
arteria
lumbalis aorta
\ :. I
\' ."tri
i$;t:,,::la:{,iilr.l' ar:.itg
arieria
glutea
inferior
caput
femoris vesrca unnana
arteria
arteria profunda
profunda fe.'nr:ris
femoris
Gambar 8-16 Afteriogram pars inferior aorta abdominalis memperlihatkan arteriae iliacae beserta cabang-cabangnya. Kateter
(tidak dapat dilihat) dimasukkan ke dalam arteria femoralis sinistra. Sedikit materi radiopak sudah dikeluarkan ke urin dan
terlihat pada vesica urinaria.
minus (Gambar 8-6 dan 8-7). Kemudian vena porta berjalan ke atas
Vena Porta (Vena Porta Hepatis)
di depan foramen epiploicum menuju ke porta hepatis, tempat
vena ini bercabang dua menjadi ramus dexter dan sinister.
Sirkulasi portal mulai sebagai plexus kapiier di dalam organ-
{ Lokasi dan Deskripsi organ )rang darahnya dialirkan keluar dan berakhir dengan
Vena yang penting ini (Gambar 8-19) mengalirkan darah dari bermuara ke dalam sinusoid hepatis.
pars abdonrinalis tractus gastrointestinalis, mulai dari sepertiga
bagian bawah oesophagus sampai setengah bagian atas canalis
analis" Vena porta juga mengalirkan darah dari 1iery pancreas, dan
{ Vena-Vena yang Bermuara
vesica felea. Vena porta masuk ke hepar dan bercabang-cabang keVena Porta
membentuk sinusoid, tempat darah kemudian mengalir masuk Vena-vena 1'ang bermuara ke vena porta adalah vena lienalis, vena
ke venae hepaticae, yang akan bermuara ke vena cava inferior. rnesenterica superior, r'ena gastrica sinistra, vena gastrica dextra,
Panjang vena porta sekitar 5 cm dan dibenhrk di belakang co11um dan vena cystica.
pancreatis oleh gabungan vena mesenterica superior dan vena
lienalis (Gambar 8-20). Pembuluh ini berl'alan ke atas dan kanarg l) Vena lienalis. Vena ini meninggaikan hilum lienale dan
di belakang pars superior duodeni, dan masuk ke dalam omentum berjalan ke kanan di dalam llgamentum lienorenale di sebelah
PEIABULUH DARAH ABDOIAEN, PELVIS, DAN PERINEUIA 229
caudal arteria lienalis. Vena lienalis bergabung dengan vena belakang co11um pancreatis (Gambar 8-20). Vena ini menerima
mesenterica superior di belakang co1lum pancreatis untuk darah dari venae jejunales, venae iieales, vena ileocolica, vena
membentuk vena porta (Gambar B-20). Vena lienalis menerima colica dextra, vena colica media, vena pancreaticoduodenalis
darah dari vena gastrica brevis, vena gastroomentalis sinistra, inferior, dan vena gastroomentalis dextra.
vena mesenterica inferior, dan vena pancreatica. Vena gastrica sinistra. Vena ini mengalirkan darah dari bagian
Vena mesenterica inferior. Vena ini berjalan ke atas pada kiri curvatura minor dan bagian distal oesophagus. Vena ini
dinding posterior abdomen dan bergabung dengan vena bermuara langsung ke dalam vena porta (Gambar 8-19).
lienalis di belakang corpus pancreatis (Gambar 8-20). Vena Vena gastrica dextra. Vena ini mengalirkan darah dari bagian
ini menerima darah dari venae rectales superiores, venae kanan curvatura minor dan bermuara langsung ke vena porta
sigmoideae, dan vena colica sinistra. (Gambar 8-19).
Vena mesenterica superior. Vena ini berjalan ke atas di Vena cystica. Vena ini mengalirkan darah dari vesica biliaris
dalam radix mesenterii intestinum tenue pada sisi kanan langsung ke hepar atau bergabung dengan vena porta (Gambar
arteria mesenterica superior. Vena ini berjalan di depan pars B-19).
horizontalis duodeni dan bergabung dengan vena lienalis di
antef0r
vesica biliaris
pancreas
lobus dextra
hepatis
dextra sinistra
vena cava
inferior colon
descendens
ren
ren dexter sinister
Gambar 8-17 CT scan abdomen setinggi veftebra lumbalis Ii setelah pyelogram intravena. Aoda dan vena cava inferior dapat
dilihat pada dinding posterior abdomen.
230 BAB 8
lengkung
M. rectus abdominis usus halus
M. psoas discus
intervertebralis
L4-5
foramen
cauda equine
intervertebrale
dibungkus oleh
meningen
articulatio antar
processus articularis
(14 dar 5)
M. postvertebralis
foramen
vertebralis
Gambar 8-18 CT scan abdomen setinggi discus intervertebralis di antara vertebra lumbalis IV dan V Gambar ini
memperlihatkan afteria iliaca communis dextra dan sinistra berdekatan dengan pangkal dan permulaan vena cava inferior.
b. Vv.lumbales (4)
f- V.iliaca externa
4. Tiga cabang pangkal vena Vv.iliacae communes @ | V.iliaca interna
. V.sacralis media
V. cava
cabang kiri
V. porta inferior
ligamentum venosum
V oesophagealis
V gastrica sinistra
V. gastrica
brevis
V gastroomentalis
sinistra
V. gastrica
dextra *
V gastroomentalis
dextra
V. colica
media
Vv. sigmoideae
V, rectalis superior
Vv. appendiculares
V cava inferior
corpus pancreatis
V. lienalis
1( ,f.M#
duodenum
V mesenterica
inferior
processus uncinatus
pancreas
Setiap nomor atau pernyataan yang tidak lengkap di bawah ini Pemyataan di bawah ini benar untuk arteria coeliaca (truncus
diikuti dengan jawaban atau keterangan yang melengkapinya. coeliacus):
Pilihlah satu jawaban yang PALING IIPAT. A. Memberikan cabang langsung arteria gastrica dextra.
B. Mempunyai empat cabang terminal.
1. Aorta masuk abdomen melalui hiatus aorticus di diaphragma C. Terletak di dalam bursa omentalis.
di depan vertebra D. Terletak di belakang duodenum.
A. lumbalis II. E. Merupakan asal dari arteria lienalis.
B. thoracica XIL
C. thoracica XI. Arteria lienalis memberikan cabang-cabang arteria berikut:
D. lumbalis T. A. Arteria gastroomentalis sinistra. arteriae gastricae breves,
E. lumbalis III. dan arteriae pancreaticae.
B. Arteria gastrica dextra, arteria hepatica propria, dan
2. Aorta abdominalis berbatasan di sisi kanan dengan:
arteria cystica.
A. crus sinistrum diaphragma. C. Arteria gastrica sinistra, arteria gastroduodenalis, dan
B. vena mesenterica inferior. arteria mesenterica superior.
C. vena cava inferior. D. Arteria pancreaticoduodenalis inferior.
D. truncus sympathicus sinister. E. Arteria colica media.
E. ureter dexter.
6. Arteria mesenterica inferior mendarahi:
Aorta abdominalis membelah menjadi dua arteria iliaca
communis di depan vertebra
A. Pars ascendens duodeni.
A. sacralis I. B. Caecum.
D. lumbalis IV
E. Colon ascendens.
E. lumbalis V.
PE/,ABULUH DARAH ABDOIAEN, PELVIS, DAN PERINEUTA 233
Arteria marginalis mendarahi: C. gaster.
A. curvatura major gaster. D. pancreas.
B. pinggir konkaf intestinum crassum. E. pars superior duodeni.
C. appendix.
D. vesica biliaris. 12. Pernyataan yang benar mengenai vena porta adalah:
E. pinggir konkaf duodenum. A. Dibentuk di belakang corpus pancreatis.
B. Panjangnya sekitar 5 inci.
8. Arteria iliaca communis bercabang dua menjadi arteria iliaca C. Mulai sebagai sebuah plexus kapiler di dalam organ-organ
interna dan externa di depan: yang darahnya diangkut oleh vena porta dan berakhir
A. musculus psoas. dengan bermuara ke dalam sinusoid-sinusoid hepatica.
B. vertebra lumbalis IV. D. Berjalan di depan pars superior duodeni.
C. articulatiosacroiliaca. E. Membawa darah dari tractus gastrointestinalis dari
D. promontorium sacrum. junctura duodenojejunalis ke pertengahan bawah canalis
E. spina jschiadica. analis.
9. Arteria iliaca extema menjadi arteria femoralis di: 13. Vena porta berjalan ke atas menuju hepar di dalam
A. ligamentum sacrospinosum. dan membagi dua menjadi ramus terminalis dexter dan
B. ligamentumiliolumbale. sinister.
C. foramen ischiadicum majus. A. ligamentumlienorenale.
D. ligamentum inguinale. B. omentum majus.
E. ligamentum sacrotuberosum. C. omentum gastrolienale.
D. omentum minus.
10 Vena cava inferior dibentuk di depan: E. ligamentumfalciforme.
A. vertebra lumbalis IV.
B. vertebra thoracica VIII. 14. Vena porta dibentuk dari gabungan vena lienalis dengan vena
C. vertebra lumbalis V.
D. vertebra thoracica XII. A. mesentericasuperior.
E. vertebra lumbalis IiI. B. hepatica.
C. mesentericainferior.
11. Saat vena cava inferior berjalan di belakang foramen D. rectaiis superior.
epiploicum, vena berbatasan di depan dengan: E. gastroomentalis sinistra.
A. arteria lienalis.
B. vena porta.
1. B yang benar. Aorta masuk abdomen melalui hiatus aorticus 5. A yang benar. Arteria lienalis memberikan cabang arteria
diaphragma di depan vertebra thoracica XII (Gambar B-1). gastroomentalis . sinistra, arteriae gastrica breves, dan
arteriae pancreaticae (Gambar 8-4). Arteriae pancreaticae
2. C yang benar. Aorta abdominalis berbatasan di sisi kanan dipercabangkan dari arteria lienalis saat arteria ini berjalan ke
dengan vena cava inferior (Gambar 8-1). kiri sepanjang pinggir atas corpus pancreatis.
J. D yang benar. Di bawatr, aorta abdominaiis membagi menjadi 6. D yang benar. Arteria mesenterica inferior mendarahi
dua arteria iliaca communis di depan vertebra lumbalis IV usus besar dari sepertiga distal colon transversum sampai
(Gambar 8-2). pertengahan bawah canalis analis.
4. E yang benar. Arteria coeliaca (truncus coeliacus) mempunyai 7. B yang benar. Arteria marginalis dibentuk dari anastomosis
tiga cabang terminal: arteria lienalis, arteria hepatica propria, arteriae colicae di sekeliling pinggir konkaf intestinum
dan arteria gastrica sinistra (lihat halaman 221). crassum. Arteri ini mulai dari junctura ileocaecalis, di mana
pembuluh ini beranastomosis dengan rami ileales arteria
mesenterica superior sampai di tempat arteria marginalis
234 BAB 8
berakhir yaifu dengan beranastomosis dengan arteria rectalis 11. B yang benar. Saat vena cava inferior naik ke atas di belakang
superior (Gambar 8-11). foramen epiploicum, disebelah anterior vena ini berbatasan
dengan vena porta, arteria hepatica propria, dan ductus biliaris
8. C yang benar. Arteria iliaca communis di depan articulatio (Gambar 8-7).
sacroiliaca bercabang dua menjadi arteria iliaca intema dan
extema (Gambar 8-1). 12. C yang benar. Vena porta mulai sebagai plexus kapiler di dalam
organ-organ darahnya diangkut oleh vena porta dan berakhir
9. D y^g benar. Arteria iliaca extema menjadi arteria femoralis dengan bermuara ke dalam sinusoid-sinusoid hepatica.
di tempat arteria ini berjalan posterior terhadap ligamentum
inguinale untuk sampai ke paha. 13. D yang benar. Vena porta berjalan ke atas menuju hepar di
dalam omentum minus dan di dalam porta hepatis membagi
10. C yang benar. Vena cava inferior dibentuk di depan vertebra dua menjadi rami terminalis dextra dan sinistra. (Gambar 8-7)
iumbalis V melalui gabungan vena iliaca communis dextra
dan sinistra (Gambar 8-1). 14. A yang benar. Vena porta dibentuk dari gabungan vena lienalis
dengan vena mesenterica superior (Gambar 8-19 dan 8-20).
o Pembuluh Darah
Ekstremitas lnferior
235
236
Anatomi Dasar 236 Anatomi Permukaan Arteri dan Vena Extremitas lnferior zso
Arteri Extremitas lnferior 736 Arteri 256
Persarafan Simpatik Arteri Extremitas lnferior 252 Vena 756
Vena Extremitas lnferior 257 Gambaran Radiografi Arteri dan Vena Extremitas
Catatan Fisiotogi: Pompa Vena Extremitas lnferior .256 lnferior 256
l-\i extremitas inferior, untuk sampai pada diagnosis ischemia Para profesional kesehatan dibantu dengan pengetahuan mengenai
lJ acuta yang berbahaya membutuhkan waktu. Dengan demikian anatomi sistem vena dalam membuat diagnosis phlebitis dan dalam
perlu diimplementasikan pengotiatan dengan segera agar anggota melakukan akses ke vena extremitas inferior.
gerak dapat diselamatkan. Dalam keadaan ini pengetahuan mengenai Tujuan dari bab ini adalah untuk mengulang kembali arteri dan
sirkulasi kolateral merupakan syarat mutlak. Sistem vena extremitas vena extremitas inferior yang berhubungan dengan keadaan klinis.
inferior merupakan sumber dari banyak masatah gawat darurat.
tempat
I .s;;t l M. tensor
canalis fasciae latae
femoralis
Rami musculares
N. femoralis
V. femoralis
A. profunda
femoris
M- pectineus A. circumflexa
femoris
lateralis
M. adductor
longus
M. vastus
lateralis
V. saphena
magna N. cutaneus
femoris
i^temedius
M. gracilis
M. rectus
femoris
N. cutaneus
femoris
medialis
I Arteria genicularis descendens adalah cabang kecil yang a Arteria circumflexa femoris medialis
dicabangkan dari arteria femoralis dekat ujung akhimya i Arteria circumflexa femoris lateralis.
(Gambar 9-4). Arteri ini mendarahi sendi lutut
Cruciate Anostomosis
Tro n ch o nteric Anostomosis
Bersama dengan tronchanteric anastomosis, anastomosis ini menf adi
Tronchnnteric anastomosis merupakan pendarahan utama caput
jembatan antara arteria iliaca intema dan arteria femoralis. Arteri-
femoris (pada orang dewasa), melalui arteri-arteri berikut ini:
arteri berikut ini ikut serta dalam anastomosis:
a Arteria glutea superior. a Arteria glutea inferior.
1 Arteria glutea inferior. I Arteria circumflexa femoris medialis.
240
femoralis
M. psoas
A. V femoralis
anulus femoralis
ligamentum lacunare
M. pectineus
M. obturator
externus divisi posterior N. obturatorius
M. adductor
brevis
A. profunda
femoris
adductor
longus
Aa. perforantes
A. femoralis
V femoralis
Gambar 9-4 Hubungan antara arteria profunda brachii, nervus obturatorius, dan otot aduktor pada extremitas inferior dextra.
.) Arteria circumflexa femoris lateralis. 9-7 dan 9-B). Pembuluh ini berakhir setinggi pinggir bawah
a Arteria perforans pertama, sebuah cabang dari arteria profunda musculus popliteus dengan bercabang menjadi arteria tibialis
femoris. anterior dan posterior.
ligamentum ihguinale
fascia profunda
paha (fascia lata)
selubung femoral
V. femoralis
A. femoralis
hiatus saphenus
margo falciformis
V. saphena magna
A.'V:.epigastrica
kelompok horizontal guped-icialis
nodi lymphoidei
inguinales superficiales
. pudenda
rna superficralis
A. femoralis
V- saphena magna
Gambar 9-5 &8, Venae, aderiae, dan nodi lymphoidei superficiales di atas trigonum femorale dextrum. Perhatikan hiatus
saphenus pada fascia profunda dan hubungannya dengan selubung femoral. Perhatikan pula garis perlekatan lapisan
membranosa fascia supefficialis dengan fascia profunda, lebih kurang satu jari distal dari ligamentum inguinale.
242
obturator
\
\
ramus superior ossis pubis
A. femoralis
\
quadratus femoris
M. pectineus
\ 4. circumflexa
femoris medialis
A. profunda femoris
M. adductor longus
M. adductor brevis
Aa. perforantes
ramus cutaneus
M. adductor magnus
ramus articulare articulatio genus
posterior
Gambar 9-6 Potongan veftikal ruang medial tungkai atas. Perhatikan jalan yang dilalui oleh nervus obturatorius dan divisinya,
dan afteria profunda femoris beserta cabang-cabangnya. Perhatikan pula anastomosis antara afteriae perforantes dengan
arteria circumflexa femoris medialis.
Cabang-Cabang Arteria Popl itea atas membrana interossea (Gambar 9- 8). Pembuluh ini berjalan
ke bawah pada facies anterior membrana interossea, bersama
Arteria poplitea mempunyai cabang-cabang sebagai berikut: dengan nervus peroneus profundus (Gambar 9-9). Pada bagian
atas perjalanannya, arteri ini terletak dalam di bawah otot-otot di
r Rami musculares.
dalam ruang. Pada bagian bawah perjalanannya arteri ini terletak
I Rami articulares.
superficial di depan ujung bawah tibia (Gambar 9-9 dan 9-10).
I Rami terminals, arteria tibialis anterior dan posterior.
Setelah berjalan di belakang retinaculum musculorum extensorum
superius, tendo musculus extensor hallucis longus terdapat
Anastomosis Arterial di Sekitar Sendi Lutut pada sisi medialnya dan nervus peroneus profundus dan tendo
musculus extensor digitorum longus pada sisi lateralnya. Pada
Untuk mengatasi penyempitan arteria poplitea yang teriadi
tempat inilah pulsasinya dapat dengan mudah diraba pada orang
selama fleksi maksimal sendi lutu! di sekitar sendi lutut terdapat
anastomosis yang luas dari cabang-cabang kecil arteria femoralis
hidup. Di depan sendi pergelangan kaki, arteri ini menjadi arteria
dorsalis pedis.
dengan rami musculares dan rami articulares arteria poplitea dan
dengan cabang-cabang arteria tibialis anterior dan posterior.
Cabang-Cabang
( Arteri Tibialis Anterior Cabang-cabang arteria tibialis anterior sebagai berikut:
Arteria tibialis anterior merupakan cabang terminal arteria I Rarni musculares untuk otot-otot yang ada didekatnya
poplitea yarrg lebih kecil. Arteria dicabangkan setinggi pinggir I Rami anastomosis, yang beranastomosis dengan cabang-
bawah musculus popliteus dan berjalan ke depan ke dalam cabang arteri lain di sekitar sendi lutut dan sendi pergelangan
ruang fascia anterior tungkai bawah melalui lubang pada bagian kaki.
PEI/BU LU H D ARAH EKST RE TAITAS I NFERI OR 243
il
M. sartorius L
M. vastus lateralis
M. gracilis
#
M. semimembranosus N. peroneus communis
M. semitendinosus
M. biceps femoris
N. cutaneus
surae lateralis
ligamentum laterale
ramus communtcans
N. peroneus
N. suralis
V saphena parva
capui mediale
M. gastrocnemius
caput laterale
M. gastrocnemius
N. ischiadicus
N. tibialis
M. biceps femoris
Lubang pada
caput longum
M. adductor magnus -l
I
M. adductor magnus caput breve --J
V poplitea N. peroneus
communis
A. poplitea
ramus articulare
N. peroneus
N. obturatorius communis
(divisi posterior)
facies poplitea
femoris
A. geniculare
M. semimembranosus
capsula articulatio
ligamentum popliteum
obliquum
ligamentum collaterale
laterale
ligamentum collaterale
mediale
nervus ke
M. popliteus
M. popliteus M. soleus
A. tibialis anterior
M. tibialis posterior
M. tibialis posterior
N. tibialis
M. flexor digitorum
longus M. peroneus longus
A. tibialis posterior
Gambar 9-8 Struktur-struktur profunda yang terdapat di fossa poplitea dextra. Ujung proximal musculus soleus hanya
diperlihatkan sketsanya.
PEIilBU LU H D ARAH EKST RElvllTAS I NFERI OR 245
ligamentum
patellae
M. sartorius
M. tibialis
anterior
M. peroneus longus
M- extensor
digitorum longus V saphena magna
M. soleus
M. peroneus longus
retinaculum musculorum
extensorum superius
malleolus medialis
retinaculum musculorum
extensorum inferius
M. extensor
digitorum brevis
M. tibialis anterior
M. peroneus tertius
A. dorsalis pedis
lvl. extensor
digitorum longus
M. extensor hallucis longus
N. peroneus profundus
Gambar 9-9 Struktur-struktur profunda pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan pada dorsum pedis.
246
lltl \)'1'
l/
';llr (/ . t,
ligamentum patellae
,,#i M. sartorius
N. saphenus
M. tibialis
anterior
V. saphena magna
M. extensor
digitorum longus M- gastrocnemius
M. peroneus
longus
M. extensor
M. peroneus
hallucis longus
brevis
N. peroneus
superficialis
retinaculum musculorum
extensorum superius
malleolus medialis
malleolus lateralis
retinaculum musculorum
extensorum inferius
N. peroneus profundus
M. extensor
digitorum brevis
A. dorsalis pedis
M. peroneus tertius
M. extensor
digitorum brevis M. extensor
M- extensor hallucis longus
digitorum longus
Gambar 9-10 Struktur-struktur yang terdapat pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan dorsum pedis.
PETIBULUH DARAH EKSTRETAITAS INFERIOR 247
. ossa sesamoidea
ligamentum
plantare articulatio .
ramus profundus
N, plantaris lateralis
M. peroneus longus
ligamentum plantare
brevis
M. tibialis posterior
ligamentum plantare
longus
((
rr\f\
Gambar 9-11 lapisan keempat musculi plantares pedis dextrae. Terlihat juga ramus profundus nervus plantaris lateralis dan
arteri dorsalis pedis dan arcus arteria plantaris. Perhatikan ligamentum-ligamentum transversum profundi.
248 BAB 9
'//'--?--
retinaculum musculorum
extensorum superius -
--{
----..--<.
ramus perforantes
A. peronea .- A. tibialis anterior
malleolus medialis
malleolus lateralis
M. tibialis anterior
retinaculum musculorum
extensorum inferius
M. extensor
digitorum brevis
M peroneus brevis
A. tarsalis lateralis
A. arcuata
M peroneus tertius
A. dorsalis pedis
tendo M. extensor
digitorum brevis M. extensor hallucis longus
tendo M. extensor
digitorum longus A. metatarsalis dorsalis pertama
M. interosseus
dorsalis keempat
ramus terminalis medialis
N. peroneus profundus
eKspansi extensor
M. interosseus
dorsalis ketiga
Cabang-Cabang Arteria Dorsalis Pedis a Arteria metatarsal dorsalis I, yang mendarahi kedua sisi ibu
jari kaki (Gambar 9-12).
Cabang-cabang arteria tibialis anterior sebagai berikut:
a Arteria tarsalis lateralis, yang menyilang dorsum pedis tepat ( ArteriaTibialis Posterior
di bawah sendi pergelangan kaki (Gambar 9-12).
a Arteria arcuata, yangberjalan ke lateral dibawah tendo-tendo Arteria tibialis posterior adalah salah satu cabang terminal arteria
extensor berhadapan dengan basis ossis metatarsi (Cambar poplitea. Pembuluh ini bermula dari setinggi pinggir bawah
9-12). Pembuluh ini memberikan rami metatarsal untuk jari- musculus popliteus dan berjalan ke bawah profunda dari musculus
jari kaki. gastrocnemius dan soleus dan fascia transversa profunda tungkai
PEIABU LU H DARAH EKST REIAITAS I NFERI O R 249
kontribusi pada
fascia M. popliteus A. poplitea
N. tibialis
M. popliteus
A. peronea
A. tibialis posterior
M. flexor hallucis
ongus
M. tibialis posterior
M. flexor digitorum longus
A. peronea
retinaculum musculorum
flexorum
N. dan A. plantaris
Gambar 9-13 Struktur-struktur profunda pada aspek posterior tungkai bawah kanan.
250
M. peroneus brevis
M. peroneus longus
malleolus laieralis
retinaculum musculorum
peroneorum superius
selubung sinovial
A. peronea
retinaculum
musculorum
extensorum
inferius
os metatarsale V
tibia
M. tibialis posterior
A. tibialis posterior
malleolus medialis
M. tibialis anterior
A. plantaris medialis
N. plantaris medialis
A. plantaris lateralis
N. plantaris lateralis
M. abductor hallucis
M. flexor digitorum brevis
Gambar 9-14 Struktur-struktur yang melalui bagian posterior malleolus lateralis (A) dan malleolus medialis (B).
Selubung sinovial tendo dit$jukkan dengan warna biru. Perhatikan posisi retinacula
PEA4BULUH DARAH EKSTREIAITAS INFERIOR 251
bawah (Gambar 9-8 dan 9-13). Di proximal arteri ini terletak pada Cabang-CabangArteria Tibialis Posterior
permukaan posterior musculus tibialis posterior dan dl distal
pada permukaan posterior tibia. Pada bagian bawah tungkai Cabang-cabang sebagal berikut:
bawah arteri ini ditutupi oleh kulit dan fascia. Arteri ini berjalan di a Arteria peronea, merupakan arteri besar yang dipercabangkan
belakang malleolus medialis, di bawah retinaculum musculorum dekat pangkal arteria tibialis posterior (Gambar 9-13). Arteri
flexorum dan berakhir dengan.bercabang dua menjadi arteria ini berjalan turun di belakang fibula, di dalam massa musculus
plantaris medialis dan plantaris lateralis (Gambar 9-14). flexor hallucis longus atau posterior terhadap otot ini. Arteria
peronea memberi banyak rami musculares dan sebuah arteria
serabut-serabut decussatio
lvl. flexor digitorum brevis
A. plantaris lateralis
N. plantaris lateralis
N. plantaris medialis
M. abductor hallucis
retinaculum musculorum
flexorum
aponeurosis plantaris
N. calcaneus medialis
Gambar 9-15 Otot-otot plantaris kaki kanan, lapisan pertama. Terlihat juga afteria plantaris medialis dan lateralis.
252 BAB 9
nutritia untuk os fibula dan berakhir dengan ikut serta superficialis ini terletak di dalam fascia superficialis dan relatif
membentuk anastomosis di sekitar pergelangan kaki. Ramus mempunyai dinding otot yang tebal. Vena profunda mengikuti
perforantes menembus membrana interossea untuk mencapai arteri utama dan mempunyai dinding yang tipis.
bagian bawah tungkai bawah bagian depan.
I Rami musculares untuk otot-otot di dalam ruang posterior
tungkai bawah.
I Vena-Vena Superficialis
a Arteria nutritia ke tibia. Plexus Venosus Dorsalis (Arcus)
t Rami anastomotica, yang bergabung dengan arteri-arteri lain
di sekitar sendi pergelangan kaki. Plexus venosus terletak pada dorsum pedis (Gambar 9-77).
I Arteria plantaris medialis dan lateralis. Sebagian besar darah dari seluruh kaki bermuara ke plexus
melalui venae digitales dan venae communicantes yang berjalan
I Arteria Plantaris Medialis melalui spatium interosseum. Plexus venosus dorsalis bermuara
di sisi medial ke vena saphena magna dan di sisi lateral ke vena
Arteria plantaris medialis adalah cabang terminal yang lebih kecil saphena parva.
dari arteria tibialis posterior. Arteria ini dicabangkan di bawah
retinaculum musculorum flexorum dan berialan ke depan di Vena Saphena Magna
bawah musculus abductor hallucis (Gambar 9-14). Pembuluh ini
berakhir dengan mendarahi sisi medial ibu jari kaki (Gambar Vena saphena magna merupakan lanjutan dari ujung medial
9-15). Dalam perjalanannya arteri ini memberi banyak cabang arcus venosus dorsalis pedis dan berjalan ke atas tepat di depan
muscular, cutaneus, dan articulare. malleolus medialis (Gambar 9-77 dan 9-18). Kemudian vena
berjalan ke atas bersama-sama dengan nervus saphenus, di dalam
( Arteria Plantaris Lateralis fascia superficialis pada sisi medial tungkai bawah. Vena ini
berjalan di belakang lutut dan melengkung ke depan di sekitar
Arteria plantaris lateralis adalah cabang terminal yang lebih besar sisi medial tungkai atas. Vena ini menembus fascia profunda di
dari arteria tibialis posterior. Arteri ini dicabangkan di bawah bagian bawah hiatus saphenus untuk bermuara ke vena femoralis
retinaculum musculorum flexorum dan berjalan ke depan di kira-kira 4 cm di bawah dan lateral terhadap tubercuium pubicum
bawah musculus abductor hallucis dan musculus flexor digitorum (Gambar 9-5 dan9-77).
brevis (Gambar 9-74, 9-15, dan 9-16). Sesampainya di basis ossis Vena saphena magna mempunyai banvt;l< katup dan ber-
metatarsi V, arteri ini melengkung ke medial membentuk arcus hubungan dengan vena saphena parva rnelalui satu atau
plantaris, dan pada ujung proximal spatium intermetatarsale dua cabang yang berjalan di belakang lutut. Sejumlah venae
pertama bergabung dengan arteria dorsalis pedis (Gambar 9-11). perforantes menghubungkan vena saphena magna dengan vena-
Dalam perjalanannya, arteria plantaris lateralis memberikan vena profunda sepanjang sisi medial betis (Gambar 9-17).
banyak cabang muscular, cutaneus, dan articulare. Arcus plantaris
memberikan cabang arteriae digitales plantares ke jari-jari. Venae yang Bermuara ke Vena Saphena Magna
Vena saphena magna menerima sejumlah cabang vena subcutan,
dan dl ujungnya di dekat hiatus saphenus di dalam fascia profunda,
Persarafan Simpatil< vena saphena magna menerima tiga cabang vena (Gamb4r 9-5 dan
Arteria Extremitas lnferior 9-77):
antara kedua caput musculus gastrocnemius di bagian bawah l) Cabang-cabanganastomosispentingyangberjalanke atas dan
fossa poplitea (Gambar 9-7 dan 9-17). Vena ini berakhir pada medial dan bergabung dengan vena saphena magna (Gambar
vena poplitea. Vena saphena parva mempunyai banyak katup di 9-1,7).
sepanjang pembuluhnya.
Cara berakhirnya vena saphena parva bervariasi. Vena ini
dapat bermuara ke vena popiitea; dapat bermuara ke vena saphena
Vena-Vena yang Bermuara magna; atau dapat terbelah dua, satu divisi bermuara ke vena
keVena Saphena Parva poplitea dan yang lainnya ke vena saphena magna.
M. lumbricalis pertama
M. lumbricalis kedua
M. lumbricalis
ketiga
M. lumbricalis
keempat
Nn. digitales
N. digitalis
arcus
plantaris
M. flexor hallucis longus
ramus profundus
N. plantaris lateralis
N. plantaris lateralis
A. plantaris lateralis
N. plantaris medialis
A. plantaris medialis
M. quadratus plantae
/,-:v-
N\
Gambar9-16 lvlusculi planta!'is pedisdextra, laDisan kedua" Terlihat juga afteria dan nervus plantaris rnedialis dan lateralis"
254
hiatus saphenus
V femoralis
A. femoralis
V saphena magna
V. saphena accessoria
V. perforans
malleolus medialis
Gambar 9-17 Vena-vena supedicialis extremitas inferior dextra. Perhatikan pentingnya venae perforantes yang berkatup dalam
"pompa vena".
PEMBULUH DARAH EKSTREIAITAS INFERIOR 255
:l
malleolus
medialis
tibiae
!
+,,tr ;:jr
tr:* I
tr$ i vena
iF+. :r:
saphena
magna
*"F
. i',sffi$;,
#
srf
plexus
VENOSUS
dorsalis
Gambar 9-18 Diseksi regio calcanea dextra memperlihatkan pangkal vena saphena magna dari arcus venosus dorsalis.
Perhatikan bahwa vena saphena magna berjalan ke atas di depan malleolus medialis tibia.
Vena
Fompa Vena Extremitas lnferior
Di dalam ruang fascial tertutup tungkai bawah, venae comitantes
yang berdinding tipis dan berkatup selalu mendapat tekanan -Arcus atau plexus venosus dorsalis dapat dilihat pada permukaan
dorsum pedis proximal terhadap jari-jari (Gambar 9-17 dang-1.8\.
bergantian selama waktu istirahat dan bekerja. Denyut arteri yang
Vena saphena magna meninggalkan bagian medial plexus dan
terdapat di dekatnya membantu mengalirkan darah ke atas tungkai
berjalan ke atas di depan malleolus medialis (Gambar 9-18). Vena
bawah. Akan tetapi kontraksi otot-otot besar di dalam ruang selama
saphena parva berasal dari bagian lateral plexus dan berjalan di
bekerja menekan vena-vena yang terletak dalam dan memompa
belakang malleolus lateralis (Gambar 9-17).
darah naik ke atas tungkai bawah.
Vena femoralis meninggalkan paha dengan berjalan di
Vena saphena superficialis, kecuali di dekat ujungnya, ter etak
belakang ligamentum inguinale, medial terhadap pulsasi arteria
di dalam fascia superficialis dan tidak ikut dalam tenaga kompresi
femoralis (Gambar 9-3 dan 9-19).
ini. Katup-katup yang terdapat di dalam venae perforantes
mencegah darah venosa bertekanan tinggi keluar dan mengalir ke
dalam vena superficial yang bertekanan rendah. Selain daripada
itu, saat otot-otot di dalam ruang fascial tertutup itu relaksasi, darah MARAh{ ffi,Affi I Mffi RAFI
ffi AT"?
vena tersedot dari vena-vena superficialis ke dalam venae-vena ARTffiRI MAru VffiruA
profrrnda.
ffiKTRHF"T ITAS I hd FtrRI # R
Arteriografi arteria femoralis dan poplitea diperlihatkan pada
Cambar 9-22 dan 9-23. Venografi vena-vena extremitas inferior
diperiihatkan pada Gambar 9-24.
Pengaturan Saraf pada Vena Hxtremitas lnferior
Otoi-otot polos yang terd6p21 6; dindirlE vena-vena superficialis
extrenlitas inferior dipengarulrl oleh aktivitas pars sympathicus
susunan saraf otonorn Peningkatan aktivitas saraf simpatik
mengakibatkan peninqkatan tonus otot Can memperkecil lumen
rrena. Serahut-serabLrt saral rtosganglio:tik mencapai vena melalui
sarsf oer;rar. sepert! :r.rivl;s saphenus i:niuk vena saphena magna
Can nervLrs suralis ul1,tk vena sapl.tena ' r..l
PEIABULUH DARAH EKSTREIilITAS INFERIOR 257
ligamentum inguinale
".lwffi
symphisis '! /'
pubis
spina iliaca
anterior superior
tuberculum
pubicum
trigonum femorale
tempat palpasi
A. femoralis --+'
sartorius
I
rectus femoris
rectus femoris
canalis subsartorius
(canalis adductorius)
vastus medialis
vastus lateralis
vastus medialis
Gambar 9-19 Aspek anterior tungkai atas seorang pria betusta 77 lahun. Garis putus-pufus menunjukkan batas triglnu,r
femorale, Tungkai kanan berputar ke lateral pada articulatio coxae.
tendo
M. extensor
digitorum
longus
malleolus tendo
medialis M. tibialis
anterior
tendo V. saphena
M. tibialis magna
anterior
malleolus
malleolus medialis
lateralis malleolus
lateralis
tendo
M, extensor
digitorum
longus
tempat
palpasi
A. dorsalis
pedis
Gambar 9-20 Pergelangan kaki dan kaki seorang wanita berusia 29 tahun dilihat dari anterior, menunjukkan inversi (A) dan
eversi (B) kaki kanan.
258
M. extensor
digitorum longus
malleolus medialis
tendo M. tibialis
malleolus lateralis anterior
tendo calcaneus
malleolus
medialis
malleolus lateralis
tempat palpasi
tibialis posterior
B [iffs"?1?ff:"
Gambar 9-21 Aspek anterior (A) dan aspek posterior (B) kaki dan pergelangan kaki kanan seorang
wanita berusia 29 tahun.
Gambar 9-24 Venogram vena iliaca externa dan vena femoralis besefta
pembuluh yang bermuara padanya.
2. Penanda permukaan arteria femoralis pada saat pembuluh ini Pernyataan berikut ini benar unfuk vena saphena magna,
muncul dari bawah ligamentum inguinale adalah: kecuali:
A. pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan A. Berasal dari dorsum pedis.
tuberculum pubicum. B. Masuk tungkai bawah dengan berjalan anterior terhadap
B. pertengahan antara spina iliaca anterior inferior dan malleolus medialis.
symphisis pubis. C. Bermuara ke vena femoralis kira-kira 3.8 cm di bawah dan
C pertengahan antara spina iliaca anterior inferior dan lateral tubercu lum pubicum.
tuberculum pubicum. D. Diikuti oleh nervus saphenus.
D. pertengahan an[ara spina iliaca anterior superior dan E. Tidak mempunyai hubungan dengan vena-vena profunda
symphisis pubis. hrngkai ban ah.
E. pertengahan antara tuberculum iliacum pada crista iliaca
dan tuberculum pubicum. Pernyataan berikut ini benar untuk terminasi vena saphena
magna, kecuali:
Arteria femoralis meninggalkan bagian depan paha dengan A. Bergabung dengan vena femoralis.
berjalan melalui: B. Berjalan melalui bagian bawah hiatus saphenus di fascia
A. lubang di dalam musculus adductor magnus. profunda paha.
B. foramen obturatorium. C. Menerlma vena circumflexa ilium superficialis.
C. lubang di dalam musculus adductor brevis. D. Pada ujungnya, vena terletak 4 cm di bawah dan lateral
D. canalis femoralis. tuberculum pubicum.
E. musculus sartorius. E. Ukurannya mengecil.
4. Arteria poplitea di bawah berakhir pada pinggir bawah: 9. Pernyataan berikut ini benar untuk arcus venosus dorsalis,
A. muscuius soleus. kecuali:
B. linea solei tibia. A. Menerima sebagian besar darah vena dari kaki.
C. musculus popliteus. B. Menerima venae digitales dari jari-jari.
D. capsula articulatio genu. C. Pada sisi mediaf berasal vena saphena magna.
E. ar[iculatio tibiofibularis superior. D. ]arang dapat diidentifikasi pada dorsum pedis.
E. Pada sisi latera1, berasal vena saphena parva.
5. Arteria dorsalis pedis merupakan lanjutan dari:
A. arteria peronea. 10. Pernyataan berikut ini benar untuk vena femoralis, kecuali:
B. arteria plantaris Iateralis. A. Dibentuk sebagai lanjutan dari vena poplitea.
C. arteria piantaris medialis. B. Terletak di ruang intermedia sarung femoralis.
D. arteria tibialis anterior. C. Berjalan di belakang ligamentum inguinale medial
E. arteria tibialis posterior. terhadap arteria femoralis.
D. Berakhir dengan berjalan melalui lubang di musculus
Denyut arteria dorsalis pedis dapat diraba pada kaki: adductor magnus.
A. di antara tendo musculus extensor hallucis longus dan E. Menerima vena saphena magna.
tendo paling medial musculus extensor digitorum longus.
B. tepat medial terhadap mal1eolus medialis tibiae.
PETABULUH DARAH EKSTREIqIITAS INFERIOR 261
Pertanyaan Mengisi Titik-Titik 12. Arteria dorsalis pedis masuk telapak kaki dengan berjaian
melalui...........
lsilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang PALING
A. celah di antara kedua caput musculus interosseus dorsalls
TE PAT.
keempat.
B. membranainterosseus.
11. Denyut dapat diraba di pertengahan antara C. celah di antara kedua caput muscuLus interosseus dorsalis
malleolus medialis dan tumit. pertama.
A. arteria plantaris medialis D. ruang di antara os metatarsale kedua dan ketiga.
B. arteria tibialis posterior E. aponeurosis plantaris.
C. arteria dorsalis pedis
D. arteria tibialis anterior
E. arteria peronea
1. C yang benar. Arteria femoralis mulai sebagai lanjutar arteria 7. E yang tidak benar. Vena saphena magna mempunyai banyak
iliaca externa pada saat arteri berjalan di belakang ligamentum hubungan dengan vena-vena profunda tungkai bawah melalui
inguinale (Gambar 9-2). venae perforantes berkatup (Gambar 9-17).
2. D yang benar. Penanda permukaan arteria jemoralis muncul E yang tidak benar. Vena saphena magna terbesar diujung
di bawah ligamentum inguinale di pertengahan antara spina akhimya.
iliaca anterior superior dan symphisis pubis (Gambar 9-1).
9. D yang tidak benar. Arcus venosus dorsalis biasanya dapat
A yang benar. Arteria femoralis meninggalkan bagian depan diidentifikasi di dorsum pedis karena ferletak di fascia
paha dengan berjalan melalui lubang di musculus adductor superficialis (Gambar 9-77 dan 9-78).
magnus dan berianjut sebagai arteria poplitea di belakang
lutut (Gambar 9-4). 10. D yang tidak benar. Vena femoralis tidak berakhir dengan
berjalan melalui lubang di musculus adductor magnus. Vena
4. C y*g benar. Arteria poplitea di bawah berakhir di pinggir ini di tungkai berjalan ke atas dan berakhir dengan berjalan di
bawah musculus popliteus dengan bercabang dua meniadi belakang ligamentum inguinale, berlanjut sebagai vena iliaca
arteria tibialis anterior dan posterior (Gambar 9-8). externa (Gambar 9-1).
D y*g benar. Arteria dorsalis pedis merupakan lanjutan 11, B yang benar. Denyut arteria tibialis posterior dapat diraba
dari arteria tibialis anterior di depan sendi pergelangan kaki di pertengahan antara malleolus medialis dan tumit (Gambar
(Gambar 9-9). 9-14 dan 9-21). Arteriae plantares biasanya sangat kecil untuk
dapat diraba denyutnya di lokasi ini.
A y*g benar. Denyut arteria dorsalis pedis dapat diraba di
dorsum pedis di antara tendo musculus extensor hallucis 12. C yang benar. Arteria dorsalis pedis masuk telapak kaki
longus dan tendo paling medial musculus extensor digitorum dengan berjalan melalui celah di antara kedua caput musculus
longus (Gambar 9-9 dan9-20). interosseus dorsalis pertama (Gambar 9-11 dan 9-12).
Sistem Limfati k
262
Pembuluh Limfe dan
Jaringan Limfe
263
264 BAB 10
Catatan Fisiologi: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Atiran Limfe Extremitas lnferior 273
( istem limfatik terdiri dari pembuluh limfe dan jaringan menjadi tempat tumor primer termasuk limfoma, penyakit Hodgkin,
r,llimfatik. Pembuluh limfe membantu kapiler dan venula sistem dan leukemia limfatik.
kardiovaskular mengembalikan cairan .iaringan ke dalam darah. Tujuan bab ini adalah untuk mengulang kembali pembuluh dan
Jaringan limfatik adalah .jenis jaringan ikat yang mengandung banyak organ limfe utama tubuh. Yang paling penting adalah memperlajari
sel Iimfosit dan penting untuk peftahanan imunologik trrbuh terhadap lokasi kelenjar l.imfe regional yang mengalirkan limfe dari berbagai
bakteri dan virus. daerah tubuh. Hanya dengan memiliki pengetahuan ini petugas
Sistem limfatik sangat penting bagi para petugas medis, karena medis dapat menentukan tempat infeksi primer yang menyebar ke
dapat merupakan saluran yang digunakan untuk penyebaran infeksi kelenjar limfe atau tempat tumor primer jika kelen jar limfe membesar
atau penyakit keganasan. Lagipula, jaringan Iimfatik sendiri dapat karena metastasis.
@
Pembuluh Limfe
Pembuiuh limfe ditemukan hampir di seluruh jaringan dan
organ tubutg kecuali sistem saraf pusat, bola mata, telinga dalam,
epidermis, cartilago, dan tulang.
Limfe dari sebagian besar tubuh mencapai aliran darah melaiui
ductus thoracicus. Namury limfe dari kepala dan leher sisi kanary
extremitas superior dextra, dan thorax sisi kanarl mencapai darah
Kapiler limfe mulai sebagai saluran buntu. Kapiler ini berbeda
melalui ductus lymphaticus dexter (Gambar 10-1).
dengan kapiler darah karena kapiler-kapiler ini dapat mengabsorbsi
protein dan partikel besar dari ruang-ruang di jaringan, sedangkan
cairan yang diserap oleh kapiler darah merupakan cai.ran garam-
garam inorganik dan gula yang homogen. Limfe adalah nama I Ductus Lymphaticus Major
yang diberikan untuk cairan jaringan begitu cairan ini masuk ke
dalam pembuluh limfe. Ductus Thoracicus
Limfe dari anyamar kapiler perifer berjalan ke dalam
pembuluh pengumpul yang lebih besar. Pada tempat-tempat yang Ductus thoracicus mulai di bawah di dalam abdomen setinggi
strategik sepanjang perjalanan pembuluh ini terdapat massa kecil vertebra lumbalis II sebagai suatu kantong berdilatasi, cisterna
berbentuk oval jaringan limfatik, disebut nodus lymphaticus chyli (Gambar 10-1). Ductus thoracicus berjalan ke atas melalui
(Gambar 10-1). Arah aliran limfe ditentukan oleh katup pembuluh hiatus aorticus diaphragma, di sebelah kanan aorta descendens.
Iimfe. Pembuluh limfe cenderung berjalan sepanjang pembuluh Lambat laun ductus menyilang bidang tengah di belakang
darah. Pada extremitas, pembuluh limfe superfisial kulit dan oesophagus dan mencapai pinggir kiri oesophagus setinggi
jaringan subcutaneus cenderung mengikuti vena-vena superfi sial. vertebra thoracica IV. Kemudian ductus berjalan ke atas sepanjang
PEII\BULUH LIMFE DAN JARINGAN LIMFE 265
truncus
ductus thoraclcus
ductus lymphaticus
dexter truncus subclavius
truncus
bronchomed iastinalis
ductus
thoracicus
cisterna
chyli
truncus
intestinalis
pembuluh limfe
kapsula aferen
nodi axillares laterales
nodulus
lymphaticus
trabecula
sinus lymphaticus
c pembuluh limfe
D
Gambar 10-1 A. Ductus thoracicus dan ductus lymphaticus dexter dan cabang-cabang utamanya. B, Daerah tubuh yang
mengalirkan cairan limfenya ke ductus thoracicus (putih) dan ductus lymphaticus dexter (hitam). C. Struktur umum kelenjar
limfe (nodus lymnphaticus). D, Pembuluh dan kelenjar limfe extremitas superior.
pinggir kiri oesophagus untuk masuk ke pangkal leher. Di sini truncus mediastinalis, walaupun truncus-truncus ini dapat
ductus membelok ke lateral di belakang sarung carotis (berisi mengalirkan cairan limfe langsung ke vena-vena besar yang
arteria carotis communis, nervus vagus, dan vena jugularis berdekatan.
intema), dan membelok ke bawah dan menyilang arteria subclavia fadi ductus thoracicus mengalirkan semua cairan limfe dari
untuk bemuara ke pangkal vena brachiocephalica sinistra. Ductus extremitas inferior, rongga pelvis, longga abdomen, sisi kiri
thoracicus sering bermuara ke vena dalam bentuk beberapa thorax, dan sisi kiri kepala,leher,dan extremitas superior kiri
cabang. Pada ujung akhir, ductus thoracicus menerima truncus masuk ke dalam darah (Gambar 10-1).
lymphaticus jugularis sinister, truncus subclavia sinister, dan
266 BAB 10
Jaringan Limfatik
Aliran Limfe Kepala dan Leher
Jaringan limfatik mempunyai basis anyaman serabut dan sel-sel
retikularis. Di dalam ruang anyaman retikularis terdapat sejumlah Nodi lymphoidei di daerah kepala dan leher (Gambar 10-2)
besar limfosit, yang mungkin dan tidak mungkin berkaitan tersusun dalam sebuah kelompok leher yang terbentang dari
dengan sel-sel plasma. faringan limfatik ditemukan dalam bentuk- bawah dagu sampai ke belakang kepala dan sebuah kelompok
bentuk berikut: nodus lymphaticus, thymus, liery dan noduius terminal verticalis profunda yang tertanarn di dalam sarung carotis
lymphoidei. di daerah leher.
nl. parotidei
nl. buccinatorius
retroauriculares
(nodi mastoidei)
nl. occipitales
nl. submentales
nl. submandibulares
nl. laryngeales
nl. tracheales
pinggir bawah mandibulae. Menampung limfe dari kulit Nodi lymphoidei cervicales superficiales: terletak sepanjang
kepala bagian depary hidung, pipi, bibir atas dan bawah vena jugularis externa pada sisi lateral leher. Menampung
(kecuali bagian tengah), sinus frontalis, maxillaris, dan limfe dari kulit di atas angulus mandibulae, kulit di atas
ethmodalis; gigi atas dan bawah (kecuaii incisivus bawah); bagian bawah glandula parotidea, dan lobus auricula.
dua pertiga bagian anterior iidah (kecuaii ujung lidah); dasar Nodi lynphoidei retropharyngeales: terletak di belakang
mulut dan vestibulum; dan gusi. pharyrrx dan di depan columna vertebralis. Menampung limfe
Nodi lymphoidei submentales: terletak di dalam trigonum dari nasopharynx, tuba auditiva, dan columna vertebralis.
submentale tepai di bawah dagu. Menampung limfe dari Nodi lymphoidei laryngeales: terletak di depan laryrx.
ujung lidatr, dasar mulut bagian anterior, gigi incisivus, bagian Menampung limfe dari larynx.
tengah bibir bawah, dan kulit di atas dagu. Nodi lymphoidei tracheales (paratracheales): terletak
Nodi lymphoidei cervicales anteriores: terletak sepanjang sepanjang lateral trachea. Menampung limfe dari struktur
vena jugularis antedor pada sisi depan leher. Menampung yang berdekatarL termasuk glandula thyroidea.
limfe dari kulit dan 1'aringan superfisial leher bagian depan
268 BAB 1O
kelompok infraclavicularis
kelompok apikal
V. axillaris
kelompok
M. pectoralis minor
lateral
kelompok
posterior
M. pectoralis major
kelompok anterior
,\/
pectoralis minor
dada bermuara ke nodi lymphoidei axillares. Dinding anterior Nodi lymphoidei diaphragmaticae: Kelompok ini terletak
dada bermuara ke nodi lymphoidei axillares anteriores, dan pada permukaan atas diaphragma. Nodi ini menampung
dinding posterior dada bermuara ke nodi lymphoidei axillares limfe dari diaphragma dan facies superior hepatis dan
posteriores. mengalirkannya ke nodi thoracica intema dan mediastinales
I Nodi lymphoidei thoracis internae: Kelompok ini terletak di posteriors.
dalam thorax sepanjang arteria thoracica interna di belakang Nodi lymphoidei brachiocephalica: Kelompok ini terletak di
cartilago costalis. Nodi ini menamPung limfe dari kuadran vena brachiocephalica di dalam mediastinum superior. Nodi
medial glandula mammaria dan struktur-struktur dalam ini menampung limfe dari glandula thyroidea dan pericardium
dinding thorax dan abdomen sampai sejauh umbilicus. dan mengalirkannya ke truncus bronchomediastinalis.
Kelompok ini juga menampung limfe dari permukaan atas Nodi lymphoidei mediastinales posteriores: Kelompok ini
hepar. Nodi lymphoidei thoracicae internae mengalirkan limfe terletak dekat aorta descendens. Nodi ini menampung limfe
ke dalam truncus bronchomediastinalis, yang sisi kanan akan dari oesophagus, pericardium, dan nodi diaphragmaticae dan
bermuara pada ductus lymphaticus dexter dan sisi kiri ke mengalirkannya ke dalam ductus thoracicus.
ductus thoracicus. Nodi lymphoidei tracheobronchiales: Kelompok ini terletak
o Nodi lymphoidei intercostales: Kelompok ini terletak di sepanjang trachea, bronchi principalis di hilus pulmonis, dan
dekat caput costae. Nodi ini menampung limfe dari spatium bronchi di dalam paru (Gambar 10-5). Nodi ini menampung
intercostale dan sedikit dari glanduia mammaria dan meng- limfe dari paru, trachea, dan jantung dan mengalirkannya ke
aiirkannya ke ductus thoracicus dan ductus lymphaticus truncus bronchomediastinalis.
dexter.
nodi lymphoidei
truncus bronchomediastinalis
tracheobronchiales
nodi lymphoidei
pulmonales
V. cava inferior
nodi coeliaci
mesenterici superiores
vestca unnana
Gambar 10-6 Pembuluh limfe dan nodi lymphoidei pada dinding posterior abdomen.
272 BAB 10
I Aliran Limfe Setengah Bagian Bawah I Aliran Limfe Penis dan Scrotum
DUOdenUm,JejUnUm, lleUm, CaeCUm, Limfe..{a.ri jaringan superfisial mengalir ke nodi inguinales
Limre dari glans penis mengalir ke nodi inguinales
-Appendix,
-r t- -' Coion Ascendens,
'-:-"-.-"-.t dan ::T:::]i":
protundi dan iliaci extemi. Limfe dari jaringan erektil mengalir ke
^:"
Dua Pertiga Bagian Proximal Colon nodiiliaciintemi.
Transversum
Limfe berjatan melatui nodi lymphoidei yang terretak sepanjang I Aliran Limfe Uterus
rami terminalis arteria mesenterica superior. Sqmua nodi ini Limfe dari corpus dan cervicis uteri mengalir ke nodi iliaci intemi
akhirnya bermuara ke nodi lymphoidei mesenterici superiores. dan externi. Pembuluh limfe dari fundus uteri mengikuti arteria
PETABULUH LIIAFE DA,N JARINGAN LIIAFE 273
Thymus
I Aliran Limfe Setengah Bagian Bawah
Canalis Analis Thymusberbentukpipitr, berlobus dua danterletak di mediastinum
Limfe berjalan descendens ke anus dan akhimya bermuara ke nodi superior dan anterior thorax. Pada bayi yang baru lahir, thymus
inguinales superficiales. -
mencapai ukuran terbesamya jika dibandingkan dengan ukuran
tubuh. Thymus terus berkembang sampai pubertas, tetapi setelah
itu mengalami involusi. Pembuluh limfatik tidak bermuara ke
Aliran Limfe Extremitas Inferior thymus, tetapi sejumlah besar berasal dari thymus. Thymus
merupakan salah safu organ paling penting untuk mekanisme
pertahanan terhadap infeksi serta tempat untuk pembenfukan sei
Pembuluh limfe extremitas inJerior tersusun berupa kelompok limfosit T (thymic).
superfisial dan profunda (Gambar 10-7). Pembuluh limfe Pendarahan thymus berasal dari arteria thyroidea inferior dan
superfisial berjalan ke atas bersama dengan vena-vena superfisial. thoracica interna.
Pembuluh limfe profunda terletak profunda terhadap fascia
profunda dan mengikuti arteri-arteri dan vena-vena profunda.
Seluruh pembuluh limfe extremitas inJerior akhirnya bermuara ke Lien
nodi inguinales profundi yang terletak di lipat paha. I
Lien merupakan massa jaringan limfatik turrggal paling besar di
I Nodi lymphoidei Inguinales dalam tubuh. Terletak di dalam abdomen tepat di bawah separuh
Superficiales kiri diaphragma. Tidak seperti nodi lympoidei, lien tidak terletak
sepanjang perjalanan pembuluh limfe, teiapi sepanjang sirkulasi
Nodi ini terletak di dalam fascia superficialis tepat distal dari sistemik, yaitu arteria dan vena lienalis.
ligamentum inguinale (Gambar 10-7). Kelenjar ini dapat dibagi Bagian dalam lien diisi dengan pulpa lienalis. Pada
dalam kelompok horizontal dan kelompok vertikal. Kelompok penampang, lien terlihat mempunyai dua jenis pulpa, pulpa alba
horizonlal menerima limfe dari pembuluh limfe superfisial dari dan rubra. Pulpa alba membentuk pulau-pulau kecil keabuan
dinding anterior abdomen di bawah umbilicus, perineum, genitalia dengan diameter kurang dari satu millimeter, yar.g tersebar
extema pria (kecuali testis) dan wanita, dan setengah bagian distal di seluruh pulpa lainnya, yaitu pulpa rubra. Pulpa alba terdiri
canalis analis. Kelompok ini juga menerima pembuluh limfe dari jaringan limfoid berselubung di sekeliling cabang-cabang
superfi sial dari bokong. kecil arteria lienalis. Pulpa rubra terdiri dari sel-sel darah yang
Kelompok vertikal terletak sepanjang bagian terminal vena bersirkulasi melalui anyaman serabut reticularis.
saphena magna dan menampung sebagian besar pembuluh limfe Lien berwama kemerahan dan berbentuk lonjong, dengan
superfisial dari extremitas inferior, kecuali dari sisi belakang dan incisura di pinggir anteriornya. Lien diliputi oleh peritoneum yang
lateral betis dan sisi lateral kaki. berjalan dari hilus lienalis ke gaster sebagai omentum gastrolienale
Semua nodi lymphoidei inguinales superficiales bermuara ke (ligamentum) dan juga ke ren sinister sebagai ligamentum
nodi inguinales profu ndi. lienorenale. Omenfum gastrolienale berisi vasa arteria gastrica
brevis dan gastroomentale sinister, dan ligamentum lienorenale
I Nodi Lymphoidei Inguinales Profundi berisi vasa lienalis dan cauda pancreatis.
Lien terletak anterior terhadap gaster, cauda pancreatis, dan
Umumnya terdapat tiga nodi yang terletak sepanjang sisi medial flexura colica sinistra. Ren sinister terletak di sepanjang pinggir
vena femoralis dan di dalam canalis femoralis (Gambar 10-7). medialnya. Ke posterior terdapat diaphragm4 pulmo sinister,
Nodi ini menerima seluruh limfe dari nodi inguinales superficiales serta costa IK X dan XI.
dan dari seluruh struktur dalam extremitas inferior. Pembuluh Pendarahannya berasal dari arteria lienalis, cabang dari
Iimfe eferen berjalan ke atas melalui canalis femoralis ke cavitas arteria coeliaca. Vena lienalis bergabung dengan vena mesenterica
abdominalis dan bermuara ke nodi iliaci externi. superior membentuk vena porta.
274 BAB 10
umbilicus
kelompok horizontal
nodi lymphoidei
inguinales
superficiales
kelompok vertikal
nodi lymphoidei
inguinales
superficiales
nodi lymphoidei
poplitei
canalis femoraiis
&
nodi lymphoidei
inguinales
superficiales
hiatus O
saphenus
I
+\
t\
nodi inguinales
Gambar 1O-7 Aliran limfe dari jaringan superfisial extremitas inferior kanan dan dinding abdomen dibawah umbilicus.
Perhatikan susunan nodi lymphoidei inguinales superficiales dan profundi serta hubungannya dengan hiatus saphenus pada
fascia profunda. Perhatikan juga bahwa seluruh limfe dari nodi ini akhirnya bermuara ke nodi iliaci externi melalui canalis
femoralis.
PETABULUH LITAFE DAN JARINGAN LIMFE 275
Noduli lymphatici merupakan jaringan limfatik berbentuk bulat Tonsilla membentuk cincin jaringan limfatik yang tidak utuh di
yang ditemukan di dalam cortex nodi lymphoidei (Gambar 10-1), sekitar pintu masuk dari mulut dan hidung ke pharynx. Tonsilla
di dalam liery dan jaringan penyambung membrana mucosa sistem -
ini terdiri dari sepasang tonsilla palatina, sepasang tonsilla tubaria,
respirasi dan intestin. sebuah tonsilla lingualis, dan sebuah tonsilla nasopharyrrgealis.
Terdapat juga beberapa jaringan limfatik di palatum molle (Gambar
10-8). Tonsilla secara strategis terletak di pintu masuk sistem
respirasi dan digestif serta berperan dalam respons immunologis
terhadap antigen asing yang masuk ke dalam kedua sistem ini.
Tambahan uraian aliran limfe organ-organ dan jaringan tubuh
diberikan di tempat yang cocok/sesuai pada seluruh sistem yang berbeda
di dalam teks.
cavum nast
tonsilla tubaria
ostium pharyngeum
tubae auditivae
palatum
tonsilla nasopharyngealis
jaringan limfoid
di palatum molle
tonsilla palatine
pars oralis pharyngis
tonsilla lingualis
cavitas laryngis
Gambar 1O-8 Distribusi jaringan limfatik di sekeliling pintu masuk dari mulut dan hidung ke pharynx.
Pertanyaan Melengkapi C. vena cava superior.
D. venabrachiocephalica sinister.
Pilihlah jawaban yang PALING tepat untuk melengkapi E. truncusjugularis dexter.
pernyataan.
Pertanyaan M encocokkan
1. Kapiler limfatik mulai sebagai
A. sebuah lanjutan venula. Pilihlah struktur atau fungsi yang cocok untuk setiap struktur
B. sebuah saluran bunfu. limfatik berikut.
C. sebuah lanjutan arteriol.
D. sebuah cabang kapiler darah. 8. Kapiler limfe
E. saluran kecil yang terbuka.
9. Ductus thoracicus
2. Kapiler limfatik berbeda dari kapiler darah, kapiler ini dapat
mengabsorbsi 10. Ductus lymphaticus dexter
A. air.
B. cairan jaringan yang hanya mengandung garam
11. Nodus lymphaticus
inorganik. A. Terdapat di susunan saraf pusat.
C. cairan jaringan yang hanya mengandung protein. B. Mengalirkan limfe langsung dari jaringan.
D. cairan jaringan yang mengandung proleitr dan partikel C. Mengandung jaringan limfatik dan mempunyai pembuluh
besar. aferen dan eferen.
E. cairan jaringan yang hanya mengandung gula. D. Mengalirkan limfe dari sisi kanan kepaia dan leher,
extremitas superior kanarl dan sisi kanan thorax.
3. Limfe merupakan nama yang diberikan untuk E. Mengalirkan limfe dari sisi kanan abd.omen.
A. cairan jaringan di luar dinding kapiler limfe.
B. cairan jaringan yang hanya terdapat dalam ductus
Pilihlah area tubuh yang aliran limfenya dialirkan oleh nodus
thoracicus.
berikut.
C. cairan jaringan begitu masuk ke dalam pembuluh limfe.
D. semua cairan tubuh di luar pembuluh darah.
E. cairan di daiam canalis semicircularis telinga dalam. 12. Nodi submentales
17. Plexus lymphaticus superficialis di paru-paru bermuara 22. Aliran iirnfatik kulit sisi medial ibu jari kaki bermuara
dalam: langsung ke:
A. nodi thoraci interna. A. kelompok medial dari kelompok horizontalis nodi
B. nodi intercostales. inguinales superficiales.
C. nodibrachiocephalica. B. kelompok lateral dari kelompok horizontalis nodi
D. nodibronchopulmonales. inguinales superfi ciales.
E. nodi diaphragmatici. C. kelompok vertikal nodi inguinales superficiales.
D. nodi lymphatici inguinales profundi.
18. Aliran limfatik pars abdominaiis oesphagus bermuara ke: E. nodi inguinales iliaci externi.
A. nodi mesenterica superiores.
B. nodj gastrici sinistri. 23. Thymus mencapai ukuran relatif maksimum terhadap ukuran
C. nodi pancreaticoduodenales superiores. tubuh ketika:
D. nodi lumbales sinistri. A. saat lahir.
E. nodidiaphragmatici. B. pubertas.
C. usia 40 tahun.
19. Aliran limfatik ren dexter bermuara ke: D. usia sesudah 65 tahun.
A. nodi preaortici. E. selama kehamilan.
B. nodi diaphragmatici.
C. nodi aortici laterales. Pertanyaan Pilihan Ganda
D. nodi coeliaci.
E. nodi mesenterica superiores. 24. Lien mempunyai karakter penting berikut ini, kecuali:
A. merupakan massa jaringan limfoid tunggal terbesar di
20. Aliran iimfatik testis sinister bermuara ke: dalam tubuh.
A. nodi preaortici setinggi vertebra lumbalis I. B. tidak terletak sepanjang pe4alanan pembuluh limfatik.
B. nodi inguinales superficiales sinistri. C. mempunyai arteria dan vena lienalis yang besar.
C. nodi inguinales profundi sinistri. D. dikelilingi oleh peritoneum.
D. nodi aortici laterales di pintu masuk pelvis. E. hanya terdiri dari pulpa rubra.
E. nodi aortici laterales setinggi vertebra lumbalis I.
25. Noduli lymphatici terdapat di lokasi berikut, kecuali:
21. Aliran limfatik colon descendens bermuara ke: A. di dalam cortex nodi lymphoidei.
A. nodi coeliaci. B. di dalam lien.
B. nodi mesenterica superiores. C. di dalam noduli lymphoidei aggregati intestinum tenue.
C. nodi mesenterica inferiores. D. di dalam dinding ureter.
D. nodi aortici laterales sinistri. E. di dalam membrana mucosa sistem respirasi.
E. nodi iliaci communes sinistri.
L. B yang benar. Kapiler iimfatik mulai di dalam jaringan sebagai 4. A yang benar. Nodus lymphaticus terdapat sepaniang
saluran buntu. perjalanan pembuluh limfe apakah sebagai satuan ataupun
bekelompok (Gambar 10-1 ).
D yang benar. Kapiler limfatik berbeda dengan kapiler darah
dalam hal kapiler limfatik dapat mengabsorbsi cairan jaringan E yang benar. Pembuluh limfatik tidak terdapat dari jaringan
yang mengandung protein dan partikel besar. Di lain pihak, berikut: susunan saraf pusat, bola mata, telinga dalam,
kapiler darah hanya dapat mengabsorbsi cairan jaringan yang epidermis, cartilago, dan tulang.
mengandung garam inorganik dan gula. 6. A yang benar. Ductus thoracicus mulai di bawah di abdomen
sebagai sebuah kantong dilatasi, cistema chyli, di depan corpus
C yang benar. Limfe adalah nama yang diberikan untuk cairan vertebrae lumbalis II pada sisi kanan aorta (Gambar 10-6).
jaringan begitu cairan tersebut masuk ke dalam pembuluh
limfe dan diterapkan pada semua pembuluh limfe, tidak 7. D yang benar. Ductus thoracicus berakhir dengan bergabung
hanya ductus thoracicus. dengan vena brachiocephalica sinistra.
278- BAB 10
8. B yang benar. Kapiler limfe mengalirkan limfe langsung dari mengalirkan limfe dari kulit kepala di atas glandula parotis,
jaringan. kelopak mat4 glandula parotis, auricula, dan meatus acusticus
extemus.
9, E yang benar. Ductus thoracicus membawa ke darah semua
limfe dari kedua extremitas inferior, rongga pelvis/ sisi kiri 15. D yang benar. Limfe dari kuadran lateral atas glandula
thoro; dan sisi kiri kepala, leher, dan extremitas superior kiri mammaria mengalir ke nodi axillares anteriores (Gambar
(Gambar 10-1). 10-4).
10. D yang benar. Ductus lymphaticus dexter mengalirkan limfe 17. D yang benar. Plexus lymphaticus superficialis di paru-paru
dari sisi kanan kepala dan leher, extremitas superior kanary bermuara ke nodi bronchopulmonales di hilus pulmonis
dan sisi kanan thorax (Gambar 10-1). (Gambar 10-5).
11. C yang benar. Nodus lymphaticus mengandung jaringan 18. B yang benar. Aliran limfatik pars abdominalis oesophagus
limfatik dan mempunyai pembuluh limfatik aferen dan eferen bermuara ke nodi gastrici sinistri yang terletak sepanjang
(Gambar 10-1). arteria gastrica sinistra.
12. C yang benar. Nodi submentales membentuk bagian collar 19. C yang benar. Aliran limfatik ren dexter bermuara ke nodi
dari nodi lymphoidei di daerah sekeliling leher (Gambar 10-2). aortici laterales (Gambar 10-6).
Kelompok ini terletak tepat di bawah dagu dan mengalirkan
limfe dari ujung lidah, dasar bagian anterior mulut, gigi 20. E yang benar. Aliran limfatik testis sinister bermuara ke nodi
incisivus, pars centralis labiae inferior, dan kulit yang aortici laterales setinggi vertebra lumbalis I.
menutupi dagu.
21,. C yang benar. Aliran limfatik colon descendens bermuara
13. B yang benar. Nodus jugulodigastricus merupakan anggota ke nodi mesenterica inferiores terletak di sekeliling pangkal
dari nodi lymphoidei cervicalis profundi, terletak di dalam arteria mesenterica inferior.
sarung carotis sepanjang sisi vena jugularis intema. Kelompok
ini dinamakan demikian karena kenyataannya venter posterior 22. C yangbenar. Aliran limfatik kulit sisi rneclial ibu jari kaki
musculus digastricus menyilang nodus ini di tempat ini. langsung bermuara ke kelompok vertilli::.I ::odi inguinales
Nodus jugulodigastricus mengalirkan limfe dari tonsilla. superficiales (Gambar 10-7).
14. A yang benar. Nodus juguloomohyoideus merupakan anggota 23. A yang benar. Thymus mencapai ukuran relatif maksimum
dari nodi lymphoidei cervicales profundi, terletak di dalam terhadap ukuran tubuh pada saat lahir.
sarung carotis sepanjang sisi vena jugularis interna. Kelompok
ini dinamakan demikian berdasarkan kenyataan bahwa 24. E yang benar. Lien mempunyai pulpa alba (jaringan limfoid)
musculus omohyoideus menyilang nodus ini ditempat ini. dan pulpa rubra (darah) bercampur di antaranya.
Nodus jugulo-omohyoideus mengalirkan limfe dari sisi lidah.
25. D yang benar. Noduli lymphatici tidak terdapat di dalam
15. D yang benar. Nodi parotidei, yang terletak pada permukaan dinding ureter.
dan di dalam glandula salivaria parotis (Gambar L0-2),
Sistem
Muskuloskeletal
279
tt Tulang dan Kartilago
280
TUUNG DAN KARTILAGO 281
pangka tulang tubuh, terutama tengkorak, columna vertebralis, rakitis; osteomalasia; dan penyakit Paget. Di samping itu, sumsum
l\dan pelvis memberikan dukungan dan perlindungan untuk tulang merupakan tempat dari banyak displasia medullaris. Bab ini
beberapa organ lunak. Tulang-tulang merupakan tempat lekat untuk menguraikan materi dasar dari tulang dan cartilago yang dibutuhkan
otot skelet dan berfungsi sebagai pengungkit. Pada daerah tertentu, oleh medis profesional untuk menegakkan diagnosis dan memilih
tulang dibantu oleh cartilago. pengobatan yang adekuat.
Penyakit tulang sering ditemukan di tempat praktek, beberapa
diantaranya adalah: fraktur; osteoporosis; tumor, seperti sarkoma;
r.li l,.J t # t4 I r];;t lidi$t Trabekula tersusun sedemikian rupa sehingga tahan akan tekanan
dan tarikan yang mengenai tulang.
I KlasifikasiTulang
Tulang
E Tuiang dapat diklasifikasikan secara regional atau berdasarkan
bentuk umumnya. Klasifikasi regional diringkas dalam Tabel 11,1.
Tulang adalah jaringan hidup yang struktumya dapat berubah Tulang dapat dikelompcikkan berdasarkan bentuk umumnya: (a)
sebagai akibat tekananyang dlalaminya. Tulang selalu diperbaharui tulang panjang, (b) tulang pendek, (c) tulang pipih, (d) tulang
dengan pembentukan tulang baru dan resorpsi. Seperti jaringan iregular, dan (e) tulang sesamoid.
ikat lain, tulang terdiri dari sel, serabut, dan matriks. Tulangbersifat
keras karena matriks ekstraselulernya mengalami kalsifikasi, dan
Tulang Panjang
mempunyai derajat elastisitas tertentu akibat adanya serabut-
serabut organik. Tulang mernpunyai fungsi protektif, misalnya Tulang panjang ditemukan pada extremitas (contoh: humerus,
tengkorak dan columna vertebralis melindungi otak dan medula femur, ossa metacarpi, ossa metatarsi, dan phalanges). Paniangnya
spinalis dari cedera; stemum dan costa melindungi viscera rongga lebih bepar dari lebamya. Tulang ini mempunyai corpus berbentuk
toraks dan abdomenbagian atas (Gambar 11-1). Tulangberperanan tubular, diaphysis, dan biasanya terdapai epiphysis pada ujung,
sebagai pengungkit seperti yang dapat dilihat pada tulang panjang ujungnya. Selama masa pertumbuhary diaphysis dipisahkan dari
extremitas, dan sebagai tempat penyimpanan utama dari garam epiphysis oleh cartilago epiphysis. Bagian diaphysis yang terletak
calcium. Sumsum tulang yang berfungsi membentuk sel-sel darah berdekatan dengan cartilago epiphysis disebut , metaphysis.
terdapat di dalam rongga tulang dan terlindungi oleh tulang. Corpus mempunyai cavitas medullaris di bagian tengah yang
Tulang terdiri atas dua bentuk, tulang kompakta dan tulang berisi medulla ossium (sumsum fulang). Bagian luar corpus
spongiosa. Tulang kompakta tampak sebagai massa yang padat; terdiri dari tulang kompakta yang diliputi oleh selubung jaringan
tulang spongiosa terdiri atas anyaman trabekula (Gambar 11-2). ikat, periosteum.
282 BAB 11
os coxae
sacrum
Os coccygis
metacarpi
A B
Ujung-ujung tulang panjang terdiri dari tulang spongiosa yang atas lapisan tipis tulang kompakta, disebut tabula, yang dipisahkan
dikelilingi oleh selapis tipis tulang kompakta. Facies articularis oleh selapis tulang spongiosa, disebut diploe. Scapula termasuk di
ujung-ujung tulang diliputi oleh cartilago hyalin. dalam kelompok tulang ini. walaupun berbentuk iregular
Gambar 1l-2 Penampang berbagai jenis tulang. A. Tulang panjang (humerus). B. Tulang iregular (calcaneus). C. Tulang pipih
(dua buah os parietale dipisahkan oleh sutura sagitalis). D. Tulang sesamoid (patella). E. Perhatikan susunan trabecula yang
bekerja sebagai penyanggah untuk menahan gaya kompresi dan tarikan dari ujung proksimal femur.
permukaan tulang. Sebagian besar tulang sesamoid tertanam di kasar ini tidak dijumpai pada waktu lahir. jejas ini timbul pada
dalam tendo dan permukaan bebasnya diliputi oleh cartilago. waktu pubertas dan secara progresif menjadi lebih nyata pada
Tulang sesamoid yang terbesar adalah patell4 yang terdapat pada waktu dewasa. Tarikan struktur-struktur fibrosa ini menyebabkan
tendo musculus quadriceps femoris. Contoh lain dapat ditemukan periosteum menonjol dan di bawahnya terjadi endapan tulang
pada tendo musculus flexor pollicis brevis dan musculus flexor baru.
hallucis brevis. Fungsi tulang sesamoid adalah mengurangi friksi Pada keadaan tertentu, jejas ini besar dan diberi nama khusus.
pada tendo, dan merubah arah tarikan dari tendo. Beberapa jejas yang penting diringkas pada Tabel 11-2.
Casta 24
Kerangka apendikular
: Gelang bahu
Clavicula z
r :Scapula 2,
Erlmmitas supsdor
Humerus ' z
. Radiilg 2: Cartilago
Ulna
, Ossa0arpalia 16
Ossa'Matasa$aila 10 Tulang rawan (cartilago) merupakan bentuk jaringan ikat yang
Phalanges 28 sel-sel dan serabut-serabutnya tertanam di dalam matriks yang
GElang penggul berbentuk seperti agar. Matriks bertanggung jawab atas kekuatan
0s coxae
El(trernftas infeilor
2
-
dan kekenyalan tulang rawan. Kecuali pada permukaan sendi,
tulang rawan diliputi oleh selapis membrana fibrosa, yang
'Femur 2
Fatella 2 dinamakan perichondrium. Terdapat tiga jenis cartilago:
Fibula 2,
Tibia 2, t Cartilago hyalin mempunyai banyak matriks amorf yang
OssaTarsalia .'14 mempunyai indeks bias yang sama dengan serabut-serabut
Ossa Metatarsaiia 10: yang terbenam di dalamnya. Selama masa anak-anak dan
Phalanges 28 remaja, cartilago hyaline berperan penting pada pertumbuhan
206, tulang panjang (lempeng epiphysis terdiri dari tulang rawan
Dari Snell RSr ClinicalAnatomy. Tth Ed. Philadelphia; Lippincott hyalin). Cartilago ini sangat tahan terhadap robekan dan
Witliams & Wilkins,2004, p-37. meliputi hampir semua permukaan sendi sinovial. Cartilago
hyalin tidak dapat diperbaiki bila mengalami fraktur; tempat
kerusakan diisi oleh jaringan fibrosa.
l| Cartilago fibrosa mempunyai banyak serabut kolagen
yang tertanam di dalam sedikit matriks dan ditemukan di
dalam discus articularis (misalnya pada articulatio temporo-
mandibularis, articulatio stemoclavicularis, dan articulatio
genu) dan pada permukaan sendi clavicula dan mandibula.
Bila rusak, fibrocartilago dapat memperbaiki dirinya sendiri
secara lambat dengan cara yang sama dengan iaringan fibrosa
Perubahan Jenis Sumsum Berhubungan lainnya di dalam tubuh. Discus articularis mempunyai sedikit
dengan Usia aliran darah, oleh karena itu tidak dapat memperbaiki dirinya
Pada waktu lahir, senrua sumsum tulang dalam tubuh sendiri bila mengalami kerusakan.
berwarna merah dan hematopoeitik. Aktivitas pembentukan darah I Cartilago elastis mempunyai banyak serabut elastis yang
lambat laun berkurang dengan bertambahnya usa, dan sumsum tertanam di dalam matriks. Seperti yang dapat diduga, tulang
merah (medulla ossium rubra) diganti menjadi sumsum kuning rawan ini sangat fleksibel dan ditemukan pada auricul4
(medulla ossium flava). Pada usia 7 tahun, sumsum kuning mulai meatus acusticus extemus, tuba auditiva, dan epiglottis. Bila
tampak pada tulang-tulang distal ekstremitas. Pergantian sumsum mengalami kerusakan tulang rawan ini dapat memperbaiki
ini lambat laun bergerak ke arah proksimal, sehingga pada saat dirinya sendiri dengan jaringan fibrosa.
orang menjadi dewasa sumsum merah hanya dijumpai pada tulang
tengkorak, columna vertebralis, dinding toraks, tulang gelang bahu Cartilago hyalin dan fibrocartilago cenderung mengalami
dan panggul, serta caput humeri dan caput femoris. kalsifikasi atau bahkan mengalami osifikasi pada kehidupan
selanjutnya.
TULANG DAN KARTIUGO 285
(omposisi
t Os occipitale 7
ll Os temporale 2
Tengkorak disusun dari beberapa tulang yang saling bersendi pada I Os sphenoidale 1.
sendi yang tidak bergerak disebut sutura. Jaringan ikat di antara I Os ethmoidale 1
286 BAB 11
os parietale
ala major
ossis sphenoidalis
os zygomaticum
pars squamosa
fissura orbitalis ossis temporalis
superior
fissura orbitalis os zygomaticum
inferior
maxilla
ramus mandibulae
foramen mentale
corpus mandrbulae
symphisis mandibulae
Tulang-tulang waiah terdid atas tulang-tulang berikut ini, sebaiknya terdapat model tengkorak sebagai referensi untuk
dua diantaranya tunggal: membaca hal-hal berikut ini.
I Os zygomaticum 2
i Maxilla 2 Te n gko ro k Ta mp ak Ante r i o r
I Os nasale 2
Os frontale, atau tulang dahi, melengkung ke bawah membentuk
t Os lacrimale 2
margo superior orbita (Gambar 11-3). Arcus superciliaris dapat
a Vomer 1
dilihat pada kedua sisi, dan incisura supraorbitalis atau foramen
I Os palatinum 2
supraorbitale dapat dikenali. Di medial, os frontale bersendi
t Concha nasalis inferior 2
dengan processus frontalis maxillae dan os nasale. Di lateral, os
l} Mandibula 1
frontale bersendi dengan os zygomaticum.
Mahasiswa kedokteran tidak perlu mengetahui struktur Margo g:bitalis dibatasi di superior oleh os frontale, di lateral
masing-masing hrlang secara rinci. Namun, mahasiswa harus oleh os zygomaticum, di inlerior oleh maxilla, dan di medial oleh
mengenal tengkorak sebagai sebitah kesatuen yang utuh dan processus maxillarls dan os frontale.
TULANG DAN KARTILAGO 287
sutura sagittalis
vena superficialis
kulit kulit kepala
V. emissaria
jaringan ikat
V" diploica
aponeurosrs
sinus sagittalis superior
jaringan ikat granulationes
longgar arachnoideales
pencranrum lamina endosteal
(periosteum) duramater
lamina externa lamina meningeal
ossis parietalis duramater
Arach noideamater
diploe
A. cerebri di dalam
lamina interna spatium subarachnoideum
ossis parietalis
piamater
Gambar 11-4 Penampang koronal bagian atas kepala memperlihatkan lapisan kulit kepala, sutura sagittalis cranii, falx cerebri,
sinus venosus sagittalis superior dan inferior, granulationes arachnoidales/ venae emissaria, dan hubungan pembuluh dar-lh
otak dengan spatium subarachnoideum.
Di dalam os frontale, tepat di atas margo orbita, terdapat ditembus oleh dua foramen untuk nervus zygomaticofacialis dan
dua rongga yang diliputi oleh membrana mucosa disebut sinus zygomaticotemporalis.
frontalis. Rongga ini berhubungan dengan hidung dan berfungsi Mandibula, atau rahang bawah, tediri dari corpus yang
sebagai resonator suara. terletak horizontal dan dua ramus yang terletak vertikal.
Kedua os nasale membentuk batang hidung. Pinggir bawah-
nya, bersama dengan maxilla, membentuk apertura nasalis Ten gko r o k To m p ok Lote r a I
anterior. Cavum nasi dibagi dua oleh sePtum nasi, yang sebagian Os frontale membentuk bagian depan sisi tengkorak dan bersendi
besar dibentuk oleh os vomer. Concha nasalis superior dan media dengan os parietale pada sutura coronalis (Gambar 11-5).
merupakan tonjolan os ethmoidale pada setiap sisi ke dalam Os parietale membentuk sisi dan atap cranium dan bersendi
cavum nasi, sedangkan concha nasalis inferior merupakan tulang satu dengan yang lain di garis tengah pada sutura sagittalis. Di
sendiri. belakang keduanya bersendi dengan os occipitale pada sutura
Kedua maxilla membentuk rahang atas, pars anterior palatum lambdoidea.
durum, sebagian dinding lateral cavum nasi, dan sebagian dasar Tengkorak disempurnakan di samping oleh pars squamosa
orbita. Kedua tulang ini bertemu di garis tengah pada sutura ossis occipitalis; bagian-bagian os temporale yaitu pars squamosa
intermaxillaris dan membentuk pinggir bawah aperfura nasalis. dan tympanica, processus mastoideus, processus styloideus,
Di bawah orbita, maxilla ditembus oleh foramen infraorbitale. dan processus zygomaticus; dan ala major ossis sphenoidalis.
Processus alveolaris menonjol ke bawah dan bersama dengan sisi Perhatikan letaknya meatus acusticus externus. Ramus dan corpus
lainnya membentuk arcus alveolaris, yang menjadi tempat gigi- mandibulae terletak di inferiornya.
geligi atas. Pada tiap maxilla terdapat rongga berbentuk pyramid Perhatikan bahwa bagian paling tipls dari dinding lateral
yang dilapisi membrana mucosa, disebut sinus maxillaris. Rongga tengkorak, tempat di mana sudut anteroinferior os parietale
ini berhubungan dengan hidung dan berfungsi sebagai resonator bersendi dengan ala major ossis sphenoidalis; tempat ini disebut
suara. pterion.
Os zygomaticum membentuk tonjolan pipi dan sebagian Di klinik, pterion merupakan area penting karena menempati
dinding lateral serta dasar orbita. Di medial bersendi dengan tempat divisi anterior arteria dan vena meningea media.
maxilla, dan di lateral dengan Processus zygomaticus ossis Temukan pula linea temporalis superior dan inferior, yang
temporalis membentuk arcus zygomaticus. Os zygomaticum mulai sebagai sebuah garis dari margo posterior processus
288 BAB 11
pars squamosa
ossis temporalis
sutura coronalis
os parietale
lineae temporales
os zygomatlcum
foramen zygomaticofaciale
protuberantia occipitalis
externa (inion)
foramen infraorbitale
sutura sagittalis
os parietale
v\
{ltw
\ \\r,., linea temporalis
L-A\
superior
linea temporalis
inferior
.sutura
lambdoidea
protuberantia
occipitalis externa
I t
sutura linea nuchae
parietomastoidea superior
processus
mastoideus
processus
styloideus
,/l/
lt:
\\
l,
ll os parietale
\\ -- ,/,/
I
N\-==='-- sutura lambdoidea
Gambar 11-6 Tulang-tulang tengkorak dilihat dari aspek posterior (A) dan superior (B).
290 BAB 11
foramen incisivum
crista
infratemporalis lamina lateru;lil
processus pterygoidei
fossa scaphoidea lamina medialis
fossa mandibularis processus pterygoidoi
foramen canalis
stylomastoideum caroticus
processus
mastoideus foramen
jugulare
condylus
occipitalis
tuberculum
pharyngeum
temporomandibularis. Fossa ini dipisahkan dari lamina tympanica squamosa ossis temporalis, trigonum suplameatum, dan spina
di posteriornya oleh fissura tympanosquamosa, pada ujung suprameatica.
medialnya chorda tympanl keluar dari cavitas tympani. Di dalam celah di antara processus styloideus dan processus
Processus styloideus ossis temporalis menonjol ke bawah dan mastoideus dapat dilihat foramen stylomastoideum. Medial ter-
depan dari aspek inferiornya. Muara canalis caroticus terlihat juga hadap processus styloideus, pars petrosus ossis temporalis mem-
pada permukaan inferior pars petrosus ossis temporalis- punyai incisura yang dalam, yang bersama dengan incisura yang
Bentuk ujung medial pars Petrosus ossis temporalis tidak lebih dangkal pada os occipitale membentuk foramen jugulare.
teratur dan bersama dengan pars basilaris ossis occipitalis dan ala Di belakang apertura nasi posterior dan di depan foramen
major ossis sphenoidalis membentuk foramen lacerum. Semasa magnum terdapat os sphenoidale dan pars basilaris ossis occi-
hidup, foramen lacerum ditutupi oleh jaringan fibrosa, dan hanya pitalis. Tuberculum pharyngeum adalah tonjolan kecil di garis
beberapa pembuluh darah kecil saja yang melalui foramen ini tengah pada permukaan bawah pars basilaris ossis occipitalis.
keluar dari cavum cranii. Condylus occipitalis harus diidentifikasi. Condylus ini ber-
Lamina tympanica, yang merupakan bagian dari os temporale, sendi dengan aspek superior massa lateralis vertebra cervicalis I,
penampangnya berbentuk huruf C dan membentuk bagian tulang os atlas. Superior terhadap condylus occipitalis terdapat canalis
meatus acusticus externus. Sewaktu mempelajari daerah ini, hypoglossus untuk tempat lewatnya nervus hypoglossus (Gambar
identifikasi crista suprameatica pada permukaan lateral pars 11-B).
canalis opticus
processus clinoideus
anterior
foramen rotundum
foramen lacerum
foramen ovale
tuberculum sellae
sulcus A. meningea
sella turcica medib
processus
clinoideus posterior
foramen spinosum
dorsum sellae pars squamosa
ossis temporalis
hiatus canalis
N. petrosi pars petrosa
majores
ossis temporalis
meatus acusticus
internus
eminentia arcuata
sulcus sinus
sulcus sinus sigmoidei
petrosi superioris
foramen jugulare
foramen magnum
canalis hypoglossi
Posterior terhadap foramen magnum di garis tengah, osifikasi cartilaginosa. Tulang-tulang calvaris tidak menyatu pada
terdapat protuberantia occipitalis externa. Linea nuchae superior sutura, tetapi dipisahkan oleh celah-ceiah membranosa yang tidak
dapat ditemukan karena mereka melengkung di kanan dan kiri menulang, disebut fonticuli cranii. Di klinik, fonticulus anterior
protuberantia. dan posterior penting sekali dan mudah diperiksa pada garis
tengah calvaria.
Fonticulus anterior berbentuk wajik dan terletak di depan di
Tengkorak Neonatus
antara kedua belahan os frontale dan di belakang di antara kedua
Tengkorak neonatus (Gambar 11-9), bila dibandingkan dengan os parietale (Gambar 11-9). Membrana fibrosa yang membentuk
tengkorak orang dewasa menunjukkan besar cranium yang relatif lantai fonticulus anterior diganti oleh tulang serta telah menutup
tidak seimbang dengan wajah. Pada anak-anak, pertumbuhan pada usia 18 bulan. Fonticulus posterior berbentuk segitiga dan
mandibul4 sinus maxillaris, dan processus alveolaris maxillae di depan terletak di antara kedua os parietale dan di belakang
mengakibatkan bertambahnya ukuran panjang wajah. di antara os occipitale. Pada akhir tahun pertama fonticulus ini
Tulang-tulang tengkorak licin dan unilaminer, tanpa adanya biasanya menutup dan tidak dapat lagi dipalpasi.
dip1o6. Hampir semua tulang tengkorak mengalami osifikasi pada Pars tympanica ossis temporalis hanya berupa cincin
saat lahir, tetapi prosesnya belum selesai dan tulang-tulang itu berbentuk C pada saat lahir, dan pada waktu dewasa merupakan
dapat digerakkan satu terhadap yanglainkarena dihubungkan oleh lempeng yang berbentuk C. Ini berarti bahwa meatus acusticus
jaringan fibrosa atau cartilago. Tulang-tulang calvaria mengalami externus hampir seluruhnya adalah tulang rawan pada neonatus,
osifikasi membranosa; tulang-tulang basis cranii mengalami dan membrana tympani terletak lebih ke permukaan. Walaupun
fonticulus anterior
sutura frontalis
sutura intermaxillaris
A symphisis mandibulae
fonticulus anterior
membrana tympani hamPir samabesar dengan membrana dewasa, posteriornya adalah ala minor ossis sphenoidalis yang taiam yang
pada neonatus membran ini menghadap lebih ke inferior. Selama bersendi di lateral dengan os frontale danbertemu dengan anguius
masa anak-anak, lamina tympanica tumbuh ke lateral, membentuk anteroinferior os parietale, atau pterion. Ujung medial ala minor
bagian tulang dari meatus, dan membrana tympani menghadap ossis sphenoidalis membentuk processus clinoideus anterior pada
lebih ke lateral. masing-masing sisi, yang menjadi tempat melekatnya tentorium
Processus mastoideus tidak ditemukan pada waktu lahir cerebelli. Bagian tengah fossa cranii media dibatasi di posterior
(Gambar 11-9) dan berkembang kemudian sebagai respons oleh alur untuk chiasma opticum.
terhadap tarikan musculus sternocleidomastoideus bila anak Dasar fossa dibentuk oleh pars orbitalis ossis frontalis di lateral
menggerakkan kepalanya. dan oleh lamina cribriformis ossis ethmoidalis di medial (Gambar
Pada saat lahir, antrum mastoideum terletak kira-kira 3 mm 11-B). Crista galli adalah tonjolan tajam ke atas dari os ethmoidale
di bawah lantai trigonum suPlameatum. Dengan berkembangnya di garis tengah dan merupakan tempat melekahrya falx cerebri.
tengkorak, dinding tulang lateral menebaf sehingga pada waktu Di antara crista galli dan crista ossis frontalis terdapat apertura
pubertas antrum mungkin terletak lebih kurang 15 mm dari kecil, yaitu fotamen cecum, untuk temPat lewatnya vena kecil dari
permukaan. mucosa hidung menuju ke sinus sagittalis superior. Sepanjang
Mandibula merupakan dua belahan kiri dan kanan pada saat crista galll terdapat celah sempit pada lamina cribriformis untuk
lahir, dihubungkan di garis tengah oleh jaringan fibrosa. Kedua tempat lelvatnya nenrus ethmoidalis anterior menuju ke cavum
belahan menyatu pada symphisis mandibulae menjelang akhir nasi. Permukaan atas lamina cribriformis menyokong bulbus
tahun pertama. olfactorius, dan lubangJubang halus pada lamina cribrosa dilalui
Angulus mandibulae bersifat tumpul pada saat lahir oleh nervus olfactorius.
(Gambar 11-9), caputnya terletak setinggi margo superior corpus
Fosso Cronii Media
mandibulae dan processus coronoideus terletak lebih tinggi
dari caput. Hanya setelah terjadi erupsi gigi permanerg angulus Fossa cranii media terdiri dari bagian medial yang sempit dan
mandibulae mencapai bentuk dewasanya. Caput dan collum bagian lateral yang lebar (Gambar 11-8). Bagian medial yang
berkembang, sehingga caput terletak lebih tinggi dari processus meninggi dibentuk oleh corpus ossis sphenoidalis, dan bagian
coronoideus. iateral membentuk cekungan yang meluas di kanan dan kiri,
Pada usia lanjut, ukuran mandibula akan mengecil jika gigi- menampung lobus temporalis cerebri.
geligi tanggal. Sewaktu pars alveolaris tulang mengecil, posisi Di anterior dibatasi oleh a1a minor ossis sphenoidalis dan
ramus mandibulae menjadi miring sehingga caput membengkok di posterior oleh batas atas pars petrosa ossis temporalis. Di
ke posterior. lateral terletak pars squamosa ossis temporaiis, a1a major ossis
sphenoidalis, dan os parietale.
Dasar dari masing-masing bagian lateral fossa cranii media
Cavum Cranii
dibentuk oleh ala major ossis sphenoidalis dan pars squamosa dan
Cavum cranii berisi otak dan meningen yang membungkusnya,
petrosa ossis temporalis.
serta bagian saraf otak, arted, vena, dan sinus venosus.
Os sphenoidale mirip kelelawar dengan corpus terletak di
bagian tengah dan ala major dan minor terbentang kanan dan kiri.
Calvaria Corpus ossis sphenoidalis berisi sinus sphenoidalis yang berisi
Permukaan dalam calvaria memperlihatkan sutura coronalis, udara, yang dibatasi oleh membrana mucosa dan berhubungan
sagittalis, dan lambdoidea. Pada garis tengah terdapat sulcus dengan rongga hidung. Sinus ini berfungsi sebagai resonator
sagittalis yang dangkal untuk tempat sinus sagittalis superior. suara.
Di kanan dan kiri sulcus terdapat beberapa lubang kecil, disebut Di anterior, canalis opticus dilalui oleh nervus opticus dan
foveae granulares yang menjadi tempat lacunae laterales dan arteria ophthalmica, sebuah cabang dari arteria carotis interna,
granulationes arachnoidales. Didapatkan sejumlah alur dangkal menuju ke orbita. Fissura orbitalis superior, yang merupakan
untuk divisi anterior dan posterior vasa meningea media sewaktu celah di antara ala major dan minor ossis sphenoidalis, dilalui
keduanya berjalan di samping tengkorak menuju ke calvaria. oleh nervus lacrimalis, nervus frontalis, nervus trochlearis, nervus
oculomotorius, nervus nasociliaris, dan nervus abducens, bersama
dengan vena ophthalmica superior. Sinus venosus sphenoparietalis
Basis Cranii
berjalan ke medial sepanjang pinggir posterior ala minor ossis
Bagian dalam basis cranii (Gambar 11-8) dibagi dalam tiga sphenoidalis dan bermuara ke dalam sinus cavernosus.
fossa: fossa cranii anterior, media, dan posterior. Fossa cranii Foramen rotundum, yang terletak di belakang ujung medial
anterior dipisahkan dari fossa cranii media oleh ala minor ossis fissura orbitalis superior, menembus ala major ossis sphenoidalis
sphenoidalis, dan fossa cranii media dipisahkan dari fossa cranii dan dilalui oleh nervus maxillaris dari ganglion trigeminus menuju
posterior oleh pars petrosa ossis temporalis.
ke fossa pterygopalatina.
Foramen ovale terletak posterolateral terhadap foramen
Fosso Cronii Anterior rotundum (Gambar 11-8). Foramen ini menembus ala major ossis
Fossa cranii anterior menampung lobus frontalis cerebri. Dibatasi sphenoidalis dan dilalui oleh radix sensorikbesar dan radix motorik
di anterior oleh permukaan dalam os frontale, dan di garis tengah kecil nervus mandibularis yang menuju ke fossa infratemporalis.
terdapat crista untuk tempat melekatnya falx cerebri. Batas Nervus petrosus minus juga berjalan melalui foramen ini.
294 BAB 11
Foramen spinosum yang kecil terletak posterolateral terhadap Bagian medial fossa cranii media dibentuk oleh corpus ossis
foramen ovale dan juga menembus ala major ossis sphenoidalis. sphenoidalis (Gambar 11-B). Di depan terdapat sulcus chiasmatis,
tr'oramen ini dilalui oleh arteria meningea media dari fossa yang berhubungan dengan chiasma opticum dan berhubungan
ke
infratemporalis menuju ke cavum cranii. Kemudian arteri berjalan lateral dengan canalis opticus. posterior terhadap sulcus terdapat
ke depan dan lateral di dalam alur pada permukaan atas pars peninggiary disebut tuberculum sellae. Di belakang peninggian
squamosa ossis temporalis dan ala major ossis sphenoidalis (lihat ini terdapat cekungan dalam, yaitu sella turcica, yang merupakan
Bab 14, halaman 503). Dalam jarak pendelg arteri ini terbagi dua tempat glandula hypophisis. Sella turcica dibatasi di posterior
dalam dalam ramus anterior dan posterior. Ramus anterior ber_ oieh lempeng tu1ang bersegi empat yang disebut dorsum sellae.
jalan ke depan dan atas, ke angulus anteroinferior ossis parietalis Angulus superior dorsum sellae mempunyai dua tuberculum,
(lihat Gambar 14-19). Di sini, arteri membuat jejas yang dalam atau disebut processus clinoideus posterior, yang menjadi tempat
saluran yang pendek, kemudian berjalan ke belakang dan atas perlekatan dari pinggir tetap tentorium cerebelli.
os parietale. Pada tempat ini, arteri paling mudah cedera akibat Sinus cavernosus berhubungan langsung dengan sisi corpus
pukulan pada kepala. Ramus posterior berjalan ke belakang dan sphenoidalis (lihat Gambar 14-15). pada dinding lateralnya
atas, melintasi pars squamosa ossis temporalis untuk sampai ke terdapat nervus cranialis III dan IV, dan divisi ophthalmicus dan
os parietale. maxillaris nervus cranialis V (lihat Gambar 14_15). Arteria carotis
Foramen lacerum yang besar dan berbentuk irregular terletak interna dan nervus cranialis VI berjalan ke depan melalui sinus
di antara apex pars petrosus ossis temporalis dan os sphenoidale ini.
(Gambar 11-B). Pada waktu hidup lubang di permukaan inferior
foramen lacerum diisi oleh cartilago dan jaringan fibrosa, dan Fossa Cronii Posterior
hanya pembuluh darah kecil yang berjalan melalui jaringan ini Fossa cranii posterior dalam dan menampung bagian_bagian
dari cavum cranii menuju ke leher. otak belakang, yaifu cerebellum, pons, dan medulla oblongata.
Canalis caroticus bermuara pada sisi fc;rarnen lacerum di Di anterior fossa dibatasi oleh pinggir superior pars petrosa ossis
atas muara inferior yang tertutup. Arteria carotis interna masuk temporalis dan di posterior dibatasi oleh permukaan dalam pars
ke foramen dari canalis caroticus dan segera melengkung ke squamosa ossis occipitalis (Gambar 11_g). Dasar fossa cranii
atas unfuk sampai pada sisi corpus ossis sphenoidalis. Di sini, posterior dibentuk oleh pars basilaris, condylaris, dan squamosa
arteri ini membeiok ke depan ke dalam sinus cavernosus untuk ossis occipitalis dan pars mastoideus ossis ternporalis.
mencapai daerah processus clinoideus anterior. pada tempat ini, Atap fossa dibentuk oleh lipatan du;a, ,i;,:ntorium cerebelli,
arteria carotis intema membelok vertikal ke atas, medial terhadap yang terletak di antara cerebellum di sebeiah bawah dan lobus
processus clinoideus anterior, dan muncul dari sinus cavernosus. occipitalis cereberi di sebelah atas (lihat Gambar 14_1,2).
(Lihat hal. 174)
Foramen magnum menempati daerah pusat tlari dasar fossa
Lateral terhadap foramen lacerum terdapat lekukan pada dan dilalui oleh medulla oblongata dengan meningen yang
apeks partis petrosae ossis temporalis untuk ganglion trigeminale.
meliputinya, pars spinalis ascendens nervi accessorii, dan kedua
Pada permukaan anterior os petrosus terdapat dua alur saraf; alur arteria vertebralis.
medial yang lebih besar untuk nervus petrosus major, sebuah Canalis hypoglossi terletak di atas pinggir anterolateral
cabang nervus facialis; dan alur lateral yang lebih kecil untuk foramen magnum (Gambar 11-g) dan dilalui oleh nervus
nervus petrosus minor, sebuah cabang dari plexus tympanicus. hypoglossus.
Nervus petrosus major masuk ke foramen lacerum dibawah Foramen jugulare terletak di antara pinggir bawah pars petrosa
ganglion trigeminale dan bergabung dengan Nenrrs petrosus ossis temporalis dan pars condylaris ossis occipitalis. Foramen
profundus (serabut simpatik dari sekitar arteria carotis interna), ini
dilalui oleh struktur-struktur berikut ini dari depan ke beiakang:
untuk membentuk nervus canalis pterygoidei. Nervus petrosus sinus petrosus inferioL nervus cranialis IX, X, dan XI; dan sinus
minor berjalan ke depan ke foramen ovale. sigmoideus yang besar. Sinus petrosus inferior berjalan turun
Nervus abducens melengkung tajam ke depary melintasi di dalam alur pada pinggir bawah pars petrosa ossis temporalis
apeks partis petrosae, medial terhadap ganglion trigeminale. Di untuk mencapai foramen. Sinus sigmoideus merrbelok ke bawah
sini, saraf ini meninggalkan fossa cranii posterior dan masuk ke melalui foramen dan berlanjut sebagai vena jugularis interna.
dalam sinus cavernosus.
Meatus acusticus internus menembus permukaan posterior
Eminentia arcuata adalah penonjolan bulat yang terdapat pars petrosa ossis temporalis. Lubang ini dilalui oleh nervus
pada permukaan anterior os petrosus dan ditimbulkan oleh canalis
vestibulocochlearis dan radix motorik dan sensorik nervi facialis.
semicircularis superior yang terletak di bawahr.rya. Crista occipitalis interna berjalan ke atas di garis tengah,
Tegmen fympani adalah lempeng tipis tulang, yang merupa_ posterior terhadap foramen magnum, menuju ke protuberantia
kan penonjolan ke depan pars petrosa ossis temporalis dan terletak occipitalis interna. Pada crista ini melekat falx cerebelli yang
berdampingan dengan pars squamosa tulang ini (Gambar 11_g). kecil, yang menutupi sinus occipitalis.
Dari belakang ke depary lempeng ini membentuk atap antrum Kanan dan kiri dari protuberantia occipitalis interna terdapat
mastoideum, cavitas tympani, dan tuba auditiva. Lempeng tipis alur lebar untuk sinus transversus (Gambar
tulang ini merupakan satu-satunya penyekat utama penyebaran
11_g). Alur ini
terbentang di kedua sisi, pada permukaan dalam os occipitale,
infeksi dari dalam cavitas tympani ke lobus temporalis sampai ke angulus posteroinferior atau sudut os parietale.
hemispherium cerebri (lihat Gambar 18-16). Kemudian alur berlanjut ke pars mastoideus ossis temporalis,
TULANG DAN KARTILAG) 295
dan di sini sinus transversus berlanjut sebagai sinus sigmoideus. musculus geniohyoideus (Gambar 11-10). Linea mylohyoidea
Sinus petrosus superior berjalan ke belakang sepanjang pihggir tampak sebagai rigi oblik yang berjalan ke belakang dan lateral
atas os petrosus di dalam sebuah alur sempit dan bermuara ke dari area spina mentalis menuju ke area di bawah dan belakang
dalam sinus sigmoideus. Sewaktu sinus sigmoideus berjalan turun gigi molar tiga. Fovea submandibularis, di mana terdapat pars
ke foramen jugulare, sinus ini membuat alur yang dalam pada superficialis glandulae submandibularis, terletak di bawah bagian
bagian belakang os petrosus dan pars mastoideus ossis temporalis. posterior linea mylohyoidea. Fovea sublingualis, tempat glandula
Di sini, sinus sigmoideus terletak tepat Posterior terhadap antrum sublingualis, terletak di atas bagian anterior linea mylohyoidea
mastoideum. (Gambar 11-10).
Tabel 11-3 memperlihatkan ringkasan dari lubang-lubang Pinggir atas corpus mandibulae disebut pars alveolaris. Pada
penting yang terdapat pada basis cranii dan struktur-struktur orang dewasa berisi 16 lubang untuk akar-akar gigi.
yang melewatinya. Pinggir bawah corpus mandibulae disebut basis. Fossa
digastrica lekukan kecil yang kasar pada basis, pada sisi kanan
dan kiri symphisis mandibulae (Gambar 11-10). Di dalam fossa ini
Mandibula terdapat origo venter anterior musculus digastricus.
Mandibula atau rahang bawah adalah tulang terbesar dan terkuat Ramus mandibulae terletak vertikal dan memiliki processus
wajah, dan tulang ini bersendi dengan tengkorak pada articulatio coronoideus di anterlor dan processus condylaris di posterior,
temporomandibularis. atau caput. Kedua processus dipisahkan oleh incisura mandibulae
Mandibula terdiri dari corpus berbentuk taPal kuda dan (Gambar 11-10).
sepasang ramus. Corpus mandibulae bertemu dengan ramus Pada permukaan lateral ramus terdapat jejas-jejas perlekatan
masing-masing sisi pada angulus mandibulae (Gambar 11-10). musculus masseter. Pada permukaan medial ditemukan foramen
Pada permukaan luar di garis tengah corpus mandibulae mandibulare, untuk arteria, vena dan nervus alveolaris inferior.
terdapat sebuah rigi yang menuniukkan garis fusi dari kedua Di depan foramen terdapat tonjolan tulang, disebut lingula, untuk
belahan selama perkembangannya, yaitu symphisis mandibulae. tempat perlekatan ligamentum sphenomandibulare (Gambar
Foramen mentale dapat dilihat di bawah gigi premolar kedua; 11-10). Foramen menuju ke dalam canalis mandibulae, yang
dari lubang ini keluar arteria, vena dan nervus alveolaris inferior' bermuara ke permukaan lateral corpus mandibulae pada foramen
Pada permukaan medial corpus mandibulae di bidang mentale (Lihat hal. 295). Canalis incisivus merupakan lanjutan
tengah tampak spina mentalis; baglan atas merupakan tempat ke depan darl canalis mandibulae di luar {orar'ren mentale dan di
origo musculus geniogiossus dan bagian bawah tempat origo bawah gigi incisivus.
Lubang di Tengkorak
296 BAB 11
M. pterygoideus lateralis
processus (caput) condylaris
ligamentum stylomandibulare
M. pterygoideus medialis incisura mandibulae
foramen mandibulare processus coronoideus
M. temporalis
lingula M. masseter
ligamentum
sphenomand;bulare ramus
M. constrictor
pharyngeus superior dentes incisivi
fovea sublingualis
angulus
linea mylohoidea M. buccinator M. ;.,t,;ntalis
M. mylohyoideus corpus mandibulae
fovea submandibularis corpus mandibulae
M. depressor
M. platysma Iabii inferioris
M. genrohyoideus M. depressor
venter anterior M. digastricus anguli oris
spina mentalis
pars alveolaris corpus mandibulae
digastrica
foramen mentale
M. hyoglossus
ligamentum stylohyoideum
M. geniohyoideus
M. mylohyoideus
M. omohyoideus
ligamentum
stylohyoideum M. thyrohyoideus
M. sternohyordeus
sutura coronalis
sutura sagittalis
sutura lambdoidea
sinus frontalis
processus mastoideus
concha inferior
sinus maxillaris
maxilla dengan gigi-geligi
angulus mandibulae
corpus mandibulae
dengan gigi-geligi
foramen mentale
Gambar 11-12 Ciri-ciri utama yang tampak pada radiograf posteroanterior tengkorak pada Gambar 11-11.
processus
clinoideus sella
turcica sutura
coronalis
auricula processus clinoideus
anterior
lamina externa
sinus sphenoidalis
pars orbitalis
lamina interna ossis frontalis
sinus frontalis
margo anterior
fossa cranii media
sinus maxillaris
protuberantia
occipitalis externa palatum
pars petrosa
ossis temporalis maxilla dengan
gigi-geligi
caput mandibulae
processus mastoideus
arcus posterior
/"1
/ f
tY9.t"ri"u"
\
arcus\N+Fg,-'*^, \mandibula
\gigi-geligi dengan
atlantis
)rrnr"
arcus anterior atlantis Gambar 11-14 Ciri-ciri utama yang tampak pada
i ,l: ,.':i i,r}l.,'. ..i : Gambar 11-15 Radiograf posteroanterior tengkorak untuk
,rr&:a:&.i.::& melihat sinus paranasales.
BAB 11
pars orbitalis
ossis frontalis sinus frontalis
margo
cribriformis supraorbitalis
ala major canalis
ossis sphenoidalis fissura orbitalis
supenor
SINUS
sphenoidalis
pars petrosa
ossis temporalis
lamina cribriformis
processus clinoideus
sinus ethmoidalis anterior
sella turcica
processus clinoideus
posterior
margo orbitalis
dorsum sellae
os zygomaticum
sinus sphenoidalis
arcus zygomaticus
sinus maxillaris
collum mandibulae
Gambar 11-18 Ciri-ciri utama yang tampak pada radiograf lateral tengkorak dalam Gambar 11-17.
ligamentum nuchae
M. trapezius
processus spinosus vertebra C7
angulus superior scapulae
processus spinosus vertebra T1
acromton
, processus sprnosus
vertebra T3
spina scapulae
caput humeri
angulus inferior
scapulae
processus spinosus
vertebra T7
M. latissimus dorsi
crista iliaca
trochanter major
tuber ischiadicum
crena ant
ulung os coccygrs
lipat bokong
Lengkung-Lengkung Columna Vertebralis posterior thoracaf cekung posterior lumbaf dan cembung posterior
sacral. Pada bulan-bulan terakhir kehamilary dengan bertambah
Lengkung podo Bidong Sogitol besar dan beratnya janin, wanita cenderung menambah cekungan
Columna vertebralis janin mempunyai satu cekungan ke anterior. posterior lumbal, daiam usahanya menjaga pusat berat badan atau
Dengan bertambahnya pertumbuhary terbentuk angulus lumbo- keseimbangan. Pada orang tua discus intervertebralis mengalami
sacralis. Setelah lahir, pada waktu anak mampu mengangkat atrofi, mengakibatkan bertambah pendeknya tubuh dan secara
dan mempertahankan kepalanya terhadap columna vertebralis, perlahan-lahan columna vertebralis kembali ke dalam cekungan
pars cervicalis columnae vertebralis menjadi cekung ke postedor anterior yang utuh.
(Gambar 11-21). Mendekati akhir tahun pertama, bila anak mulai
berdiri" pars lumbalis columnae vertebralis menjadi cekung ke Lengku ng-Lengkun g poda Bid on g Co ron ol
posterior. Pembentukan lengkungJengkung sekunder ini sebagian Pada akhir masa anak-anak, seringkali ditemukan adanya lengkung
besar disebabkan oleh modifikasi bentuk discus intervertebralis. lateral yang ringan di daerah thoracal coiumna vertebralis. Ke-
Pada orang dewasa, pada posisi berdiri (Gambar 17-27), adaan ini normal dan biasanya disebabkan oleh terlalu seringnya
columna vertebralis rnemperlihatkan lengkung-lengkung regional menggunakan salah satu dari ekstremitas superior. Misalnya,
pada bidang sagital berikut ini: cekung posterior cervical, cembung orang dengan tangan kanan dominan sering mempunyai lengkung
TULANG DAN KARTILAGO 303
spina (bifida)
lamina
foramen vertebrale
pediculus
facies articularis
processus supeflor
transversus
vertebra tuberculum posterius
lengkung cervical cervicalis
(7) foramen
transversarium
tuberculum anterius
sprna
fovea costalis
processus
processus lamina
transversus
transversalis
facies articularis
supenor
foramen vertebrale
pediculus
fovea costalis
lengkung corpus
thoracal vertebra
thoracicus
(12)
sprna
lamina
processus articularis
processus articularis
inferior
superior
process!.rq
transversus
foramen vertebrale
pediculus
corpus
vertebra
lengkung lumbalis processus articularis superior
lumbal (5)
massa lateralis
li €i3_
foramina sacralia
vertebra
lengkung anteriora
sacralis
sacral (5)
g*-'@
vertebra coccygea
(4)
\sl{i;# processus transversus
A
ossis coccygis
Gambar 1t-20 A. Pandangan lateral columna vertebralis. B, Ciri-ciri umum berbagai macam jenis vertebra.
304 BAB 11
medulla spinalis
filum terminale
spatium subarachnoideum
berisi liquor cerebrospinalis
Gambar 11-2f A, B, dan C. Lengkunglengkung columna vertebralis pada berbagai usia. D. Pada orang dewasa, ujung
bawah medulla spinalis terletak setinggi pinggir bawah corpus vertebrae lumbalis I (panah afas), dan spatium subarachnoideum
berakhir pada pinggir bawah corpus veftebrae sacralis II (panah bawah).
thoracal ringan ke kanan. Lengkung kompensasi ringan selalu spinalis dengan bungkus-bungkusnya. Arcus vertebrae terdiri atas
terbentuk di atas dan di bawah lengkung tersebut. sepasang pediculus yang berbentuk silinder, yang membentuk
sisi-sisi dari arcus, dan sepasang lamina yang gepeng yang
Ciri-Ciri Umum Sebuah Vertebra melengkapi arcus dari posterior.
Walaupun vertebra memperlihatkan berbagai perbedaan regionaf Arcus vertebrae mempunyai tujuh processus yaifu satu
namun semua vertebra mempunyai pola yang sama (Gambar 11- processus spinosus, dua processus transversus, dan empat
20). processus articularis (Gambar 11-20).
Vertebra tipikal terdiri atas corpus yang bulat di anterior Processus spinosus atau spina, menonjol ke posterior dari
dan arcus vertebrae di posterior. Keduanya melingkupi sebuah pertemuan kedua laminae. Processus hansversus menonjol ke
ruang disebut foramen vertebrale, yang dilalui oleh medulla lateral dari pertemuan lamina dan pediculus. Processus spinosus
TULANG DAN KARTIUGO 305
dan processus transversus berfungsi sebagai pengungkit dan I Corpus berukuran sedang dan berbentuk jantung.
menladi tempat melekatnya otot dan ligamentum. a Foramen vertebrale kecil dan bulat.
Processus articularis terletak vertikal dan terdiri dari dua a Processus spinosus panjang dan miring ke bawah.
processus articularis superior dan dua Processus articularis a Fovea costalis terdapat pada sisi-sisi corpus untuk bersendi
inferior. Processus ini menonjol dari pertemuan antara lamina dan dengan capitulum costae.
pediculus, dan facies articularisnya diliputi oleh cartilago hyaline. it Fovea costalis terdapat pada processus transversus untuk
Kedua processus articularis superior dari sebuah arcus bersendi dengan tuberculum costae (T XI dan XII tidak
vertebrae bersendi dengan kedua processus articularis inferior mempunyai fovea costalis pada processus transversus).
dari arcus yang ada di atasnya, membentuk dua sendi sinovial. a Processus articularis superior mempunyai facies yang
Pediculus mempunyai lekuk pada pinggir atas dan bawahnya, menghadap ke belakang dan lateral, sedangkan facies pada
membentuk incisura vertebralis superior dan inferior. Pada processus articularis in-ferior menghadap ke depan dan medial.
masing-masing sisi, incisura vertebralis superior sebuah vertebra Processus articularis inferior vertebra T XII menghadap ke
dengan incisura vertebraiis inferior dari vertebra di atasnya lateral, seperti pada vertebra lumbalis.
membentuk foramen intewertebrale. Foramen ini pada kerangka
yang berartikulasi berfungsi sebagai tempat lewatnya nervus Gri-Gri Sebuoh Vertebro Lumbolis Tipikal
spinalis dan pembuluh darah. Radix anterior dan posterior
Sebuah vertebra lumbalis tipikal mempunyai ciri-ciri sebagai
nervus spinalis bergabung di dalam foramina ini, bersama dengan
berikut (Gambar 11-20):
pembungkusnya membentuk saraf spinal segmental.
I Corpus besar dan berbentuk ginjal.
Gri-Gri Sebuah Vertebro (ervicolis Tipikol t) Pediculus kuat dan mengarah ke belakang.
Sebuah vertebra cervicalis tipikal mempunyai ci*ciri sebagai I Lamina tebal.
berikut (Gamb a r 1 1 -22): a Foramina vertebrale berbentuk segitiga.
a Processus transversus panjang dan langsing.
I Processus transversus mempunyai foramen transversarium a Processus spinosus pendek, rata, dan berbentuk segiempat
untuk tempat lewatrya arteria dan vena vertebralis (Perhatikan dan mengarah ke belakang.
bahwa arteria vertebralis melalui Processus tranversus C1-6 r) Facies articularis processus articularis superior menghadap
dan tidak melalui C7). ke medial dan facies articularis processuii '',iticularis inferior
I Spina kecil dan bifida. menghadap ke lateral.
I Corpus kecil dan lebar dari sisi ke sisi.
a Foramen vertebrale besar dan berbentuk segitiga. Perhatikan bahwa vertebra lumbalis tidak mempunyai facies
a Processus articularis superior mempunyai facies yang meng- articularis untuk bersendi dengan costa dan tidak ada foramina
hadap ke belakang dan atas; Processus articularis inferior pada processus transversus.
mempunyai facies yang menghadap ke bawah dan depan.
Os Soqum
Grr-Gri Sebuoh Vertebro Cervicolis Atipikol
Os sacrum (Gambar 11-20) terdiri atas lima vertebra rudimenter
Vertebra cervicalis I, II, dan VII adalah tidak khas (atipikal). yang bergabung menjadi satu membentuk sebuah tulang
Vertebra Cervicalis I atau atlas (Gambar 11-22), tidak mem- berbentuk baji, yang cekung di antedor. Pinggir atas atau basis
punyai corpus atau processus spinosus. Atlas mempunyai arcus tulang bersendi dengan vertebra lumbalis V. Pinggir bawah yang
anterior dan arcus posterior. Atlas mempunyai massa lateralis sempit bersendi dengan os coccygis. Di lateral, os sacrum bersendi
pada masing-masing sisi dengan facies articularis pada permukaan dengan dua os coxae unfuk membentuk articulatio sacroiliaca (lihat
atasnya untuk bersendi dengan condylus occipitalis (articulatio Gambar 11-50). Pinggir anterior dan atas vertebra 51 menonjol
atlanto-occipitalis) dan facies articularis pada permukaan bawah- ke depan sebagai margo posterior apertura pelvis superior dan
nya untuk bersendi dengan axis (articulatio atlanto-axialis). dikenal sebagai promontorium sacralis. Promor-torium sacralis
Vertebra cervicalis II atau axis (Gambar 11-22) mempunyai pada wanita penting untuk obstetdk dan digunakan pada saat
dens axis (epistropheus) yang mirip pasak, yang menonjol ke atas menentukan ukuran pelvis.
dari permukaan superior corpus (mewakili corpus atlantis yang Terdapat foramina vertebralis dan membentuk canalis
telah bersatu dengan corpus axis). sacralis. Lamina vertebrae sacralis V dan kadang-kadang juga
Vertebra cervicalis VII atau vertebra prominens (Gambar 11- vertebra sacralis IV tidak mencapai garis tengah dan membentuk
22), diberi nama demikian karena mempunyai processus spinosus hiatus sacralis (Gambar 11-23). Canalis sacralis berisi radices
yang paling panlang dan processus itu tidak bifida. Processus anteriores dan posteriores nervi spinales sacrales dan coccygeales,
transversus besar, tetapi foramen transversarium kecil dan dilalui filum terminale, dan zat fibroadiposa. ]uga berisi bagian bawah
oleh vena vertebralis. spatium subarachnoideum, ke bawah sampai setinggi pinggir
bawah vertebra 52.
G r rG ri Sebuoh Verteb ra T horacico Tipikol Permukaan anterior dan posterior sacrum mempunyai empat
Sebuah vertebra thoracica tipikal mempunyai ciri-ciri sebagai foramen pada setiap sisi, untuk tempat lewatnya rami anteriores
berikut (Gambar 11-20): dan posteriores empat nervi spinales sacrales bagian atas.
306 BAB 11
splna
foramen vertebrale
foramen transversarium
processus
transversus
Gambar 11-22 A. Vertebra cervicalis tipikal, aspek superior . B. Atlas atau vertebra Cl, aspek superior. C. Axis atau veftebra
C2, dilihat dari atas dan belakang. D. Veftebra CZ aspek superior. Foramen transversarium dilalui oleh vena vertebralis tetapi
bukan arteria vertebralis.
foramina sacralia
anteriora
canalis sacralis
spina sacralis I
facies auricularis
foramina sacralia
posteriora
hiatus sacralis
ulung os occygrs
pintu masuknya di superior sempit (di klinik disebut sebagai Manubrium sterni merupakan bagian atas sternum, yang
pintu keluar) dan pintu keluamya di inferior lebar. Cavea thoracis masing-masing sisinyabersendi dengan clavicula, cartilago costalis
pipih dari depan ke belakang. Fungsi cavea thoracis adalah untuk I dan bagian atas cariilago costalis II (Gambar 11-30). Manubrium
ikut berpartisipasi pada gerakan respirasi dan melindungi viscera sterni terletak berhadapan dengan vertebra thoracica III dan IV.
thoracica, terutama jantung dan paru-paru, serta viscera abdomen, Corpus sterni di atas bersendi dengan manubrium sterni
yaitu hepar, 1iery dan gaster yang terdapat di dalamnya. melalui sebuah sendi fibrocartilago, articulatio manubriosternalis.
Di bawah corpus sterni bersendi dengan processus xiphoideus
pada articulatio xiphosternalis. Pada setiap sisi terdapat
Sternum lekukan-lekukan untuk bersendi dengan bagian bawah cartilago
Sternum terletak di garis tengah di dinding anterior toraks. Sternum costalis II dan cartilago costalis III sampai VII (Gambar 11-30).
merupakan tulang pipih yang dapat dibagi menjadi tiga bagian: Cartilago costalis II - VII bersendi dengan stemum melalui sendi
manubrium sterni, corpus stemi, dan processus xiphoideus. synovialis.
308 BAB 11
facies.articularis
. inferior atlantis
dens axis
/,.,,,
arcusrtposterius
corpus axrs
lilmina axis
Gambar 11-24 Radiograf anteroposterior daerah servikal atas colurnna vedebralis dengan pasien dalam keadaan
mulut terbuka untuk memperlihatkan dens axis.
Processus xiphoideus (Gambar 11-30) merupakan bagian Cartilagines costales berperanan pentlng dalam elastisitas
paling bawah dan paling kecil dari sternum. Processus xiphoideus dan mobilitas dinding toraks. Pada manula, cartilagines costales
merupakan cartilago hyalin pipih yang pada orang dewasa cenderung kehilangan sebagian fleksibilitasnya akibat kalsifikasi
mengalami osifikasi pada ujung proksimalnya. Tidak ada costa superfisial.
ataupun cartilago costalis yang melekat padanya.
Angulus sterni (Angle ofLouis), yang dibentuk oleh persendian Costae
manubrium stemi dengan corpus sterni, dapat dikenali dengan
adanya peninggian transversal pada permukaan anterior sternum Terdapat 12 pasang costa, yang semuanya melekat pada vertebra
(Gambar 11-30). Peninggian transversal terletak setinggi cartilago thoracica (gambar 77-30, 77-37, dan 11-32). Tujuh pasang cartilago
costalis II, dan merupakan titik awal perhitungan semua cartilago yang atas melekat pada sternum melalui cartilages costalesnya di
costalis dan costa. Angulus stemi terletak berhadapan dengan sebelah anterior. Di anterior pasangan costa VIII, IX, dan X melekat
discus intervertebralis di antara vertebra thoracica IV dan V. satu dengan yang lain dan ke costa VII melaiui cartilages costales
Articulatio xiphisternalis terletak berhadapan dengan corpus dan junctura sinovialis yang kecil. Pasangan costa XI dan XII di
vertebrae thoracicae IX. depan tidak mempunyai perlekatan di anterior dan dinamakan
costae fluctuantes.
Sebuah costa tipikal berbentuk panjang, melintir, pipih dan
Cartilagines Costales
mempunyai pinggir atas yang membulat dan halus, serta pinggir
Cartilagines costales merupakan batang cartilago hyaline yang bawah yang tajam dan tipis (Gambar 11-31 dan 11-32). Pinggir
menghubungkan 7 costa bagian atas dengan pinggir lateral bawah tergantung bebas dan mempunyai sulcus costae yang berisi
stemum dan costa VIII, X, dan X dengan cartilago tepat di atasnya. arteria, vena dan nerr,'us intercostalis.
Cartilagines costales XI dan XII berakhir pada otot-otot abdomen Costa mempunyai caput, collum, tuberculum, corpus, dan
(Gambar 11-30). angulus (Gambar 11-31 dan 11-32). Caput costae mempunyai
TUUNG DAN KARTILAGO 309
os occipitale
arcus
posterior epiglottis
atlantis
os hyoideum
processus
spinosus axis kalsifikasi
cartilago
thyroidea
otot
posvertebralis corpus
vertebrae C7
costa Xll
foramina
udara sacralia
dalam anteriora
rectum
Gambar 11-29 Radiograf lateral columna vertebralis daerah toraks bawah, lumbal, dan sacral.
312
incisura jugularis
corpus vertebrae
thoracicae I
angulus sterni
corpus sterni
costa Xll
tnctsura
costalis Vl costae fluctuantes
lnclsura
costalis Vll
A processus B
xiphoideus
Gambar 11-30 A. Permukaan anterior sternum. B Sternum, costa, dan cartilagines costales membentuk rangka toraks.
dua facies articularis untuk bersendi dengan corpus vertebrae dan truncus inferior plexus brachialis menyilang costa dan
yang nomomya sama dan dengan vertebra yang terletak tepat di berhubungan dengan tulang.
atasnya (Gambar 11-31). Collum costae merupakan bagian yang
sempit terletak di antara caput dan tuberculum.
Tuberculum costae merupakaa tonjolan pada permukaan luar GAMBARAN RADIOGRAFI
costa pada pertemuan collum dan corpus. Tuberculum mempunyai CISSATHORACICAE
facies articularis untuk bersendi dengan processus transversus
vertebrae yang nomornya sama (Gambar 11-31). Corpus costae
berbentuk tipis, kurus, dan melintir sepanjang sumbu panjangnya.
Gambaran radiografi ossa thoracicae diperlihatkan dalam Gambar
Pada pinggir inferiornya terdapat sulcus costae. Angulus costae
1,1,-34.
adalah tempat di mana corpus costae melengkung ke depan
dengan tajam. Ujung anterior dari setiap costa melekat pada
cartilago costal isnya masing-masing. I RangkaApendikular
Costa I adalah costa atipikal atau tidak khas. Tulang ini penting
di klinik karena mempunyai hubungan yang erat dengan saraf- Ossa Membri Superioris
saraf bagian bawah plexus brachialis dan pembuluh-pembuluh Tulang-tulang membri superioris terdiri atas gelang bahu, serta
utama untuk lengan atas, yaitu arteria dan vena subclavia (Gambar lengan atas, lengan bawah, dan tangan.
11-33). Costa ini pipih dari atas ke bawah dan mempunyai
tuberculum pada pinggir dalamnya, disebut tuberculum musculi Tulang-Iulang Gelang Bahu
scaleni anterioris, tempat insersi musculus scalenus anterior. Di Tulang-tulang gelang bahu terdiri atas clavicula dan scapula,
anterior tuberculum, vena subclavia menyilang costa; di posterior yang saling bersendi satu dengan yang lain di articulatio
tuberculum terdapat sulcus subclavia, tempat arteria subclavia acromioclavicularis (Gambar 11-1).
TUUNG DAN KARTILAGO 313
processus sprnosus
processus transversus
I I
corpus vertebrae
A berbentuk hati
corpus vertebrae
fovea costalis
processus fovea costalis superior
transversi
corpus vertebrae
tuberculum costae
discus
intervertebralis
caput costae
collum costae sternum
Gambar 11-31 Costa V kanan bersendi di posterior dengan columna vertebralis dan di anterior dengan sternum. Perhatikan
bahwa caput costae bersendi dengan corpus vertebrae yang bernomor sama dan vertebra yang terletak tepat di atasnya.
Perhatikan juga adanya sulcus costae di sepanjang pinggir bawah costa.
314 BAB 11
facies articularis
tuberculi costae angulus costae
sulcus costae
M. scalenus medius
plexus brachialis
M. scalenus anterior
insersi M. scalenus
anterior
A. dan V. subclavia
Gambar 11-33 Apeftura thoracis superior, memperlihatkan cupula pleurae cervicalis pada sisi kiri tubuh dan hubungannya
dengan pinggir dalam costa I. Perhatikan juga adanya plexus brachialis dan arteria dan vena subclavia. (Ahli anatomi sering
menyebutkan apertura thoracis superior sebagai pintu masuk).
TULANG DAN KARTILAGO 315
costa lV
sinistra
costa v arcus
dextra aortae
vena cava
superior
ventriculus
sinister
atrium
kubah
dextrum
diaphragma
kiri
hepar
M. subscapularis
M. deltoideus
M coracobrachialis
M. brachialis
M. pectoralis minor
M. serratus anterior
M. brachioradialis
M. pronator teres
tendo communis musculorum flexorum
M. extensor carpi
radialis longus
Gambar 11-35 Tempat melekat otot pada rangka toraks, clavicula, scapula, dan humerus.
M. deltoideus
M. pectoralis major
capsula articulatio sternoclavicularis
permukaan superior
costoclaviculare
facies articularis sternalis
ligamentum coracoclaviculare dan cartilaEo costa 1
permukaan inferior
Gambar 11-36 Tempat melekat otot dan llgamentum penting pada clavicula dextra
TULANG DAN KARTILAGO 317
berbentuk seperti buah pir dan bersendi dengan caput humeri spina scapulae menjadi fossa supraspinata di atas dan fossa
pada articulatio humeri. Processus coracoideus menonjol ke atas infraspinata di bawah (Gambar 11-37). Angulus inferior scapulae
dan depan di atas cavitas glenoidalis dan merupakan tempat dapat dipalpasi dengan mudah pada orang hidup dan merupakan
melekatnya otot dan ligamentum. Medial terhadap basis processus petunjuk posisi costa VII dan processus spinosus vertebrae
coracoideus terdapat incisura suprascapularis (Gambar 11-37). thoracicae VII.
Permukaan anterior scapula cekung dan membentuk fossa Otot-otot dan ligamentum penting yang melekat pada scapula
subscapularis. Permukaan posterior scapula dibagi dua oleh dlperlihatkan pada Gambar 11-37.
M. pectoralis minor
M. deltoideus
processus coracoideus
acromion ligamentum coracoclaviculare
M. biceps caput breve
angulus superior
dan M. coracobrachialis
M. serratus anterior
margo lateralis
M. subscapularis
ligamentum coracoacromiale
processus coracoideus
spina scapulae
angulus superior acromton
M. trapezius
M. levator scapulae
M. deltoideus
M. supraspinatus
fossa supraspinata cavitas glenoidalis
capsula articularis
articulatio humeri
rhomboideus
M. triceps caput longum
minor
M. rhomboideus
margo lateralis
major
infraspinatus
permukaan posterior
Gambar t1-37 Tempat melekat atot dan ligamentum penting pada scapula dextra
318 BAB lt
Tulang-Tulang Lengan Atas trochlea humeri yar-rg berbentuk katrol untuk bersendi dengan
incisura trochiearis ulnae (Gambar 11-38). Di atas capitulum
Humerus terdapat fossa radialis, vang menerima caput radii pada saat siku
flumerus bersendi denE;an scapula pada articulatio humeri difleksikan. Di anterior, di atas trochlea, terdapat fossa coronoidea,
dan dengan radius dan ulna pada articulatio cubiti. Uiung yang selama pergerakan y<xrg sama menerima processus
atas humerus mempunyai sebuah caput (Gambar 11-38), yang coronoideus ulnae. Di posterior, di atas trochlea, terdapat fossa
membentuk sekitar sepertiga kepala sendi dan bersendi dengan olecrani, yang bertemu dengan olecranon pada waktu sendi siku
cavitas glenoidalis scapulae. Tepat di bawah caput humerl terdapat dalam keadaan ekstensi (Cambar 11-38).
collum anatomicum. Di bawah collum terdapat tuberculum majus
dan minus yang diplsahkan satu sama lain oleh suicus bicipitalis. Tulang-Tulang Lengan Bawah
Pada pertemuan ujung atas humerus dan corpus humeri terdapat Tulang-tulang lengan bawah adalah radius dan u1na.
penyempltan disebut co1lum chirurgicum. Sekitar pertengahan
permukaan lateral corpus humeri terdapat peninggian kasar yang Rodius
disebut tuberositas deltoidea. Di belakang dan bawah tuberositas Radius adalah tulang lateral lengan ban'ah (Gambar 11-39).
terdapat sulcus spiralis yang ditempati oleh N.radialis (Gambar Ujung atasnl'a bersendi dengan humerus pada articulatio cubiti
11 -38). dan dengan ulna pada articulatio ladioulnaris proksimal.
Ujung bawah humerus mempunyai epicondylus medialis dan Ujung distalnya bersendi dengan os scaphoideum dan lunatum
epicondylus lateralis untuk tempat lekat otot dan ligamenturn, pada articuiatio radiocarpca dan dengan ulna pada articulatio
capitulum humeri vang bulat bersendi dengan caput radii, dan radioulnaris distal.
collum anatomicum
M. supraspinatus
capsula articulans articulatio humeri
tuberculum majus
caput
M. infraspin;iL
tuberculum minus
collum chirurgicum
tuberositas
deltoidea
sulcus spiralis
M. deltoideus
M. coracobrachialis M. deltoideus
M. brachialis
caput medial M. triceps
crista supracondylaris
lateralis crista supracondylaris
medialis capsuia articulaiis
M. brachioradialis
articulatio cubiti
L,4. extensor carpi fossa coronoidea
radialis longus
M. pronator teres fossa olecrani
fossa radialis
epicondylus lateralis epicondylus medialis
tendo communis tendo communis anconeug
musculorum extensorum musculorum flexorum
capitulum trochlea
capsula articularis
trochlea articulatio cubiti
Gambar 11-38 Tempat melekat otot dan lrqamentum pentinq pada ",.r!ierus de::li
TIJLANG DA,N KARTILAGO 319
Pada ujung atas radius terdapat caput yang berbentuk bulat pada pinggir medialnya terdapat sulcus untuk tendo musculus
kecil (Gambar 11-39). Permukaan atas caput cekung dan bersendi ekstensor pollicis longus (Cambar 11-39).
dengan capitulum humeri yang cembung. Circumferentia Otot dan ligamentum penting yang melekat pada radius
articulare radii bersendi dengan incisura radialis u1nae. Di bawah diperlihatkan pada Gambar 11-39.
caput, tulang menyempit membentuk collum. Dibawah col'hrm
terdapat tuberositas bicipitalis atau tuberositas radii yang
Ulno
merupakan tempat insersi musculus biceps.
Corpus radii berlainan dengan ulna, yaitu lebih lebar di bawah Ulna merupakan tulang medial lengan bawah (Gambar 11-39).
dibandingkan dengan bagian atas (Gambar 11-39). Corpus radii di Ujung atasnya bersendi dengan humerus pada articulatio cubiti
sebelah medial mempunyai margo interQssea yang tajam untuk dan dengan caput radii pada articulatio radioulnaris proximalis.
tempat melekatnya membrana interossea yang menghubungkan Ujung distalnya bersendi dengan radius pada articulatio
radius dan ulna. Tuberositas pronatori4 untuk tempat insersi radioulnaris distalis, tetapi dipisahkan dari articulatio radiocarpea
musculus pronator teres, terletak di pertengahan pinggir dengan adanya facies articularis.
lateralnya. Ujung atas ulna besar, dikenal sebagai olecranon processus
Pada ujung bawah radius terdapat processus styloideus; yang (Gambar 11-39); bagian ini membentuk tonjolan pada siku.
menonjol ke bawah dari pinggir lateralnya (Gambar 11-39). Pada Processus ini mempunyai incisura di permukaan anteriornya,
permukaan medial terdapat incisura ulnae, yang bersendi dengan incisura trochlearis, yang bersendi dengan trochlea humeri. Di
caput ulnae yang bulat. Facies articularis inferior bersendi dengan bawah trochlea humeri terdapat processus coronoideus yang
os scaphoideum dan os lunatum. Pada permukaan posterior ujung berbentuk segitiga dan pada permukaan lateralnya terdapat
distal radius terdapat tuberculum keci1, tuberculum dorsale, yang incisura radialis untr-rk bersendi dengan caput radii.
capsula articulatio
processus olecranii cubiti M. triceps
processus
coronoideus M. anconeus
incisura radialis ulnae
M. brachialis
caput
M. pronator teres M. biceps
collum
M. flexor pollicis
tuberositas bicipitalis longus M. supinator
M. biceps brachii aponeurosrs
untuk M. extensor M. abductur
chorda obliqua
dan flexor carpi ulnaris pollicis longus
M. supinator
M. flexor
digitorum
profundus
M. pronator teres
membrana
interossea
M. flexor pollicis
longus
M. extensor pollicis
M. extensor
M. pronator quadratus indicis
lubang untuk
A. interossea anterior
tuberculum dorsale
M. brachioradialis radii
capsula articulatio
radiocarpea
permukaan ante!'ior permukaan posterior
Gan1i-rar tr1-39 Perlekatan ot*t dan liganrentum yang pei-rting pada radius dan ulna.
320 BAB 11
Corpus ulnae mengecil dari atas ke bawah (Gambar 11-39). Di scaphoideum, lunatum, triquetrum, dan pisiforme. Baris distal
lateral mempunyai margo interosseus yang tajam unfuk tempat terdiri dari (dari lateral ke medial) trapezium, trapezoideum,
melekatnya membrana interossea. Pinggir posterior membulat, capitatum, dan hamatum. Secara bersama-sama ossa carpi pada
terletak subcutary dan mudah diraba seluruh panjangnya. Di permukaan anteriomya membentuk cekungary yang pada ujung
bawah incisura radialis terdapat lekukarl fossa supinato\ yarrg lateral dan medialnya melekat sebuah pita membranosa yang
mempermudah gerakan tuberositas bicipitalis radii. Pinggir kuat, disebut retinaculum musculorum flexorum. Dengan cara
posterior fossa ini tajam dan dikenal sebagai crista supinatoria, ini terbentuk saluran osteofascial, canalis carpi, untuk lewatnya
yang menjadi tempat origo dari musculus supinator. nervus medianus dan tendo-tendo flexor jari.
Pada ujung distal uina terdapat caput yang bulat, yang mem- Tulang-tulang tangan pada waktu lahir merupakan tulang
punyai tonjolan pada permukaan medialnya, disebut processus rawan. Os capitafum mengalami osifikasi selama tahun pertama
styloideus (Gambar 11-39). kehidupary dan tulang-tulang lainnya mengalami osifikasi dengan
Otot dan ligamentum penting yang melekat pada ulna dapat berbagai interval waktu sampai umur 12 tahury pada usia ini
dilihat pada Gambar 11-39. semua tu1ang telah mengalami osifikasi.
Meskipun pengetahuan secara rinci darl tulang-tulang tangan
Tulang-Tulang langan tidak perlu bagi mahasiswa kedokterary tetapi posisi, bentuk, dan
Terdapat delapan buah ossa carpi yang tersusun dalam dua ukuran dari os scaphoideum seharusnya dipelajari karena sering
baris, masing-masing terdiri dari empat tulang (Gambar 11-40 fraktur. Rigi pada trapezium dan hamulus ossis hamati sebaiknya
dan 11-41). Baris proksimal terdiri dari (dari lateral ke medial) dipelajari.
os capitatum
os scaphoideum os lunatum
os hamatum
tuberculum scaphoideum os triquetrum
os pisiforme
M. abductor pollicis brevis
M. flexor carpi ulnaris
M. flexor pollicis brevis
M. abductor digiti minimi
M. opponens pollicis ligamentum pisohamatum
rigi trapezium M. flexor digiti minimi
M. abductor pollicis longus hamulus ossis hamati
caput obliquum M. adductor pollicis ligamentum pisometacarpale
M. interosseus palmaris I M. opponens digiti minimi
M. flexor carpi radialis
M. opponens pollicis M. interosseus palmaris lV
M. interosseus palmaris ll
M. abductor dan
M. abductor dan
flexor digiti minimi
flexor pollicis brevis
M. adductor pollicis dan
M. interosseus palmaris I
caput transversum
M. adductor pollicis
M. flexor pollicis
ibu jari
M. interossei palmares
M. flexor digitorum
superficialis jari kelingking
Jan manrs
jari telunjuk
jari tengah
Gambar 11-40 Perlekatan otot-otot penting pada permukaan anterior tulang tangan.
TULANG DAN KARTILAGO 321
os scaphoideum
os triquetrum os trapezoideum
os pisiforme
os trapezium
M. interosseus
dorsalis lV M. extensor
pollicis brevrs
M. interosseus
dorsalis lll M. adductor pollicis
M. interor
dors
Mm. interossei
dorsales
M. extensor pollicis longus
Gambar 11-41 Perlekatan otot-otot penting pada permukaan posterior tulang tangan.
tuberculum majus
collum anatomicum
epicondylus medialis
phalanx distalis
ibu jari tangan
os sesamoid
hamulus
ossis hamati
a:r::liiil:',:
li:lr:illlll:'
: -.:l:a::::
Gambar 11-45 Radiograf posteroanterior pergelangan tangan dan tangan orang dewasa.
TUUNG DAN KARTIUGO 325
Gambar 11-46 Radiograf posteroanterior pergelangan tangan dengan lengan bawah pronatio.
phalanx distalis
metacarpal V
Gambar 11-47 Radiograf posteroanterior pergelangan tangan dan tangan anak berusia 8 tahun.
Gambar 11-48 Radiograf lateral pergelangan tangan dan tangan orang dewasa
TULANG DAN KARTIUGO 327
phalanx media
phalanx
distalis
.1ari telunjuk
phalanx distalis
jari kelingking
phalanx
proximalis
Kt'1t
phalanx
distalis
ibujari
metarcapal
beftindihan satu
dr,:r:ian yang lain
phalanx
proximalis
os sesamoid
metacarpal ibujari
ossa carpr
Gambar 11-49 Radiograf lateral pergelangan tangan dan tangan orang dewasa dengan jari-jari pada berbagai derajat fleksi.
Apertura pelvis inferior (Gambar 11-51) di posterior dibatasi kuat dan relatif tidak fleksibel, maka ligamenta sacrotuberalia
oleh os coccygis, di lateral oleh tuber ischiadicum, dan di anterior sebaiknya dianggap membentuk sebagian batas apertura pelvis
oleh arcus pubicus (Gambar 11-51 dan 11-52). Apertura pelvis inferior. Jadi apertura peivi inferior berbentuk seperti berliary
inferior tidak berbentuk rata, tetapi mempunyai tiga incisura dengan rami ischiopubici dan symphisis pubis membenhrk batas
yang lebar. Di anterior, di antara rami ischiopubici terdapat arcus depan dan ligamenta sacrotuberalia dan os coccygis membentuk
pubicus, dan di lateral terdapat incisura ischiadica. Incisura batas belakang.
ischiadica dibagi dua oleh ligamentum sacrotuberale dan Cavitas pelvis terletak di antara apertura pelvis superior
ligamentum sacrospinale (Gambar 11-50 dan 11-51) menjadi dan apertura pelvis inferior. Cavitas ini berbentuk saluran yang
foramen ischiadicum majus dan foramen ischiadicum minus. dangkal dan melengkung, dengan dinding depan yang sempit dan
Dari pandangan ahli kebidanan, karena ligamenta sacrotuberalia dinding belakang yang lebih dalam (Gambar 11-51).
328 BAB 11
spina sacralis I
promontorium
canalis sacralis
articulatio sacroiliaca
ligamentum
sacrotuberale massa lateralis
ossis sacri
ligamentum sacrospinale
spina ischiadica
ramus superior ossis pubis
linea iliopectinea
acetabulum
foramen obturatorium
fossa iliaca
Iinea iliopectinea
crista pubica
tuberculum pubicum
Gambar L1-50 Pelvis pria (A) dan pelvis wanita (B), tampak anterior.
ligamentum sacrotuberale
apertura pelvis
superior
ligamentum sacrospinale
arcus pubis
apertura pelvis inferior
Gambar 1l-51 Setengah bagian kanan pelvis, memperlihatkan apertura pelvis superior; apertura pelvis inferiol ligamentum
sacrotuberale, dan ligamentum sacrospinale.
di antara spina iliaca anterior superior dan spina iliaca posterior menyebabkan tulang menjadi lebih tebal dan jejas-jejas pada
superior. Dibawah spina diatas terdapat spina iliaca anterior tulang lebih jelas (Gambar 11-50 dan 11-55).
inferior dan spina iliaca posterior inferior. Pada permukaan dalam
ilium terdapat facies auricularis yang besar untuk bersendi dengan .l Pelvis major pada perempuan dangkal dan pada laki-laki
os sacrum. Linea iliopectinea berjalan ke bawah dan depan di dalam.
sekitar permukaan dalam ilium dan berperan membagi dua pelvis a Apertura pelvis superior pada bidang transversal berbentuk
menjadi pelvis major dan pelvis minor. oval pada perempuary tetapi berbentuk hati pada laki-laki.
Ischium merupakan pars inferior dan posterior os coxae dan Hal ini karena adanya penonjolan promontorium pada laki-
mempunyai spina ischiadica dan tuber ischiadicum (Gambar 11- 1aki.
<\
crista iliaca permukaan kasar uniuk tempat
melekatnya ligzimentum interosseum
fossa iliaca
spina iliaca
anterior superior
u#N
Sli"i,.il
spina iliaca
anterior inferior
linea iliopectinea
N\ ie facies auricularis
incisura ischiadica
minor
corpus ossis pubis
tuberculum pubicum
membrana obturatoria
crista pubica
canalis obturatorius
tuber ischiadicum
ramus ischiadica
A
tuberculum ilium
acetabulum
garis fusi tulang-tulang
foramen obturatorium
ischium
Gambar 11-52 Os coxae dextrum. A. Permukaan medial. B. Permukaan lateral. Perhatikan garis fusi antara ketiga tulang:
ilium, ischium, dan pubis.
M. gluteus medius
crista iliaca
linea glutea media
tuberculum iliacum
linea glutea posterior
M. gluteus minimus
M. gluteus maximus
M. tensor fasciae latae
spina iliaca
posterior suPerior
spina iliaca
anterior superior
ligamentum
sacrotuberale ligamentum inguinale
M. sartorius
spina iliaca linea glutea inferior
posterior inferior spina iliaca anterior inferior
incisura ischiadica maior 1r' caput rectum l\,4. rectus femoris
capsula caput reflexum M. rectus femoris
spina ischiadica - fossa acetabuli
ligamentum sacrospinale linea pectinea
ramus superior ossis pubis
M. oemellus suoerior -
l\,4. pectineus
incisu"ra ischiadicb minor
crista pubica
M. gemellus inferior ligamentum inguinale
ligamentum sacrotuberale tuberculum pubicum
M. semimembranosus M. adductor longus
M. semitendinosus - corpus ossis pubis
M. biceps femoris
l\,4. adductor brevis
tuber ischiadicum
ramus inferior pubis
lvl. quadratus femoris
M. gracilis
M. adductor magnus M. obturator externus
ramus ischium
Gambar 11-53 lYusculi dan ligamenta yang melekat pada permukaan luar os coxae dextrum.
M. gluteus medius
M. gluteus
maximus M. gluteus minimus
M. rectus femoris
M. gemellus supenor
M. gluteus medius
M. gemellus inferior
M. obturator externus
M. semitendinosus M. quadratus femoris
M. biceps femoris
M. adductor magnus M. gluteus maximus
M. sernimembranosus
M. psoas
vastus intermedius
M. iliacus
M. pectineus
M. adductor brevis
M. vastus lateralis
Gambar 11-54 Musculi yang melekat pada Dermukaan luar os ccxae dextrum dan permukaan posterior femur.
332 BAB 11
perempuan laki-laki
Patella
apertura pelvis
superior
O C) Patella (Gambar 11-58) adalah tulang sesanr,...-.r yang terbesar
(yaitu sebuah tulang yang berkembang di dalam tendo musculus
o
quadriceps femoris di depan sendi lutut). Patella berbentuk segitiga
vA
apertura pelvis
inferior tuberositas tibiae oleh ligamentum patellae. Facies posterior
F
bersendi dengan condvlus femoris. Patella terletak dalam posisi
terbuka di depan sendi lutut dan dapat diraba dengan mudah
cavitas pelvis melalui kulit. Patella dipisahkan dari kulit oleh bursa subcutanea
vang penting (lihat Ganbar 12-28).
Pinggir atas, lateraf dan medial merupakan tempat lekat dari
arcus pubicus berbagai bagian musculus quadriceps femoris. Pateila ciicegah
bergeser ke lateral selama kontraksi n-rusculus quadriceps femoris
Gambar 11-55 Apedura pelvis superior, apeftura pelvis inferior, conjugata
oleh serabut-serabut horizontal bawah musculus vastus medialis
dan oleh besarnya ukuran condylus lateraiis femoris.
diagonalis, dan axis pelvis. Beberapa perbedaan utama antara pelvis
perempuan dan pelvis laki-laki diperlihatkan juga.
Iulang-Tulang Tungkai Bawah
pusat caput terdapat lekukan kecil yang disebut fovea capitis, Tibia
yaitu untuk tempat perlekatan dari ligamentum capitis femoris. Tlbia merupakan tulang medial tungkai bawah yang besar dan
Sebagian pendarahan untuk caput femoris dari arteria obturatoria beriungsi menyanggah berat badan (Gambar 11-58 dan 11-59).
dihantarkan melalui ligamentum ini dan memasuki tulang melalui Di proksimal, tibia bersendi dengan condylus femoris dan caput
fovea capitis. fibulae dan di distal dengan talus dan ujung distal fibula. Tibia
Collum, yang menghubungkan caput dengan corpus, berialan mempunyai uiung atas yang melebar dan ujung bawah vang lebih
ke bawah, belakang, dan lateral dan membentuk sudut lebih kecii, serta sebuah corpus.
kurang 125 derajat (pada perempuan lebih kecil) dengan sumbu Pada ujung atas terdapat condylus lateralis dan medialis
panjang corpus femoris. Bt-.samya ludut ini dapai merubah akibat (kadang-kadang disebut tibial plateau laterai dan medial), yang
adanya penyakit bersendi dengan cc.rndylus lateralis d;rn medialis fenroris, dan
Trochanter major dan minor nrerupakan tor-rjolan besar dipisahkan oleh meniscus later":lis dan rnediatris. Perrr.r.:kaan atas
pada batas antara collum dan corpus (Gambar 11,55 dan 11-57). facies artic'.rlaris condvlus tibiae terbai:i atas arra interecndyla4s
TUUNG DAN KARTIUGO 333
Fibulo
Fibula adalah tulang lateral tungkai bawah yang ramping
(Gambar 11-58 dan 11-59). Tulang ini tidak ikut bersendi pada
articulatio genus, tetapi di bawah tulang ini membentuk malleolus
lateralis sendi pergelangan kaki. Tulang ini tidak berperan dalam
menyalurkan berat badary tetapi merupakan tempat melekat otot-
otot. Fibula mempunyai ujung atas yang melebar, corpus, dan
uiung bawah.
Ujung atas, atau caput fibulae, ditutupi oleh processus
styloideus. Bagian ini mempunyai faciss rrticularis untuk
bersendi dengan condylus lateralis tibiae.
Corpus fibulae panjang dan ramping, Ciri khasnya adalah
mempunyai empat margo darr empat facies. Margo medialis atau
M. articularis genu margo interossea memberikan tempat perlekatan untuk membrana
interossea.
Ujung bawah fibula membentuk malleolus lateralis yang
berbentuk segitiga dan terletak subkutan. Pada facies medialis
malleolus lateralis terdapat facies articularis yang berbentuk
capsula articulatio segitiga untuk bersendi dengan aspek lateral os talus. Di bawah
facies genu dan belakang facies articularis terdapat lekukan yang disebut
patellaris fossa malleolaris.
ligamentum Musculi dan ligamenta penting yang melekat pada fibula
laterale dapat dilihat pada Gambar 11-58 dan 11-59.
ligamentum mediale
0ssa Pedis
Gambar 11-56 Musculi dan ligamenta yang melekat pada permukaan Ossa pedis adalah ossa tarsalia" ossa metatarsali4 dan phalanges.
anterior femur dextra.
Osso Torso/is
trochanter major
M. obturator externus
ligamentum dari
fovea capiiis femoris
M. gluteus medius
ligamentum ischiofemorale
tuberculum quadratum
capsula articulatio coxae
crista intertrochanterica
M. psoas
'M. gluteus maxrmus
M. iliacus
M. adductor magnus
M. pectineus M. vastus intermedius
M. adductor brevis
M. vastus lateralis
M. vastus medialis
linea aspera
M. adductor longus
tuberculum adductorum
M. gastrocnemius (caput laterale)
epicondylus medialis , epicondylus lateralis
incisura intercondylaris
Gambar 11-57 Musculi dan ligamenta yang melekat pada permukaan posterior femur dextrum
eminentia intercondylaris
capsula articularis geni
tractus iliotibialis
M. semimembranosus
condylus lateralis
ligamentum collaterale laterale
ligamentum collaterale mediale
caput fibulae
ligamentum patellae
M. biceps femoris tuberositas tibiae
M. extensor digitorum longus M. sartorius
M. gracilis
margo anterior
M. semitendinosus
facies anterior
M. peroneus longus
quadriceps femoris
margo anterior
facies lateralis ligamentum patellae
facies medialis
M. peroneus brevis
malleolus medialis
ligamentum mediale
malleolus lateralis articularis talocruralis
Gambar 11-58 Musculi dan ligamenta yang melekat pada facies anterior tibia dan fibula dextra; terlihat juga perlekatan pada
patella.
M. semimembranosus
caput fibulae
M. popliteus
M. soleus M. soleus
Iinea verticalis
margo medialis
M. flexor digitorum
ilngus
margo interosseus
malleolus lateralis
Gambar 11-59 Musculi dan ligamenta yang melekat pada facies posterior tibia dan fibula dextra.
naviculare. Facies articularis ini berlanjut pada facies inferiornya, pada kaki yang terartikulasi membentuk terowongan, sinus tarsi,
di mana bagian ini di belakang terletak di atas sustentaculum tali yang ditempati oleh ligamentum talocalcaneum interosseum
dan di depan terletak di atas ligamentum calcaneonaviculare. yang kuat.
Collum tali terletak postedor terhadap caput dan sedikit Corpus tali berbentuk kuboid. Facies superiomya bersendi
menyempit. Permukaan atasnya kasar dan menjadi tempat dengan ujung distal tibia; bagian ini cembung dari depan ke
perlekatan ligamenta, dan permukaan bawahnya memperlihatkan belakang dan sedikit cekung pada sisi-sisinya. Pada facies
alur yang dalam disebut sulcus tali. Sulcus tali dan sulcus calcanei lateraiisnya terdapat facies articularis yang berbentuk segitiga
TUUNG DAN KARTIUGO 337
untuk bersendi dengan malleolus lateralis fibulae. Pada facies Ossa tarsalia lainnya harus diidentifikasi dan ciri-ciri penting
medialisnya terdapat facies articularis kecil, berbentuk koma berikut ini perlu diperhatikan.
untuk bersendi dengan malleolus medialis tibiae. Facies posterior
ditandai oleh dua tuberculum kecil yang dipisahkan oleh sulcus Os Noyiculare
tendinis musculi flexoris hallucis longi. Tuberositas ossis navicularis (Gambar 1L-60, 11-6L, dan 11-
Terdapat banyak ligamentum penting yang melekat pada talus, 62) dapat dilihat dan dipalpasi pada pinggir medial kaki lebih
namun tidak ada satupun otot yang melekat pada tulang ini. kurang 1 inci (2,5 cm) di depan dan bawah malleolus medialis;
talus -
/ \ \
facies articularis / collum "otPut untuk tibia
untuk ligamentum -\=
caput
calcaneonaviculare
tuberculum mediale
tuberositas
sulcus tali I
sulcus calcanei
calcaneus
tuberculum laterale
sulcus calcanei
.--: : -->-{sa@:-;
-i-
\ 1 -\-
:2 -V- --'-':-
---
calcaneus *:*..'6:?; -=-=t--=:-
tuberculum laterale
aspek lateral
serta memberikan tempat perlekatan untuk bagian utama tendo Penulangan ossa tarsalia, berbeda dari ossa carpalia lainnya,
musculus tibialis posterior. telah dimulai sebelum lahir. Pusat osifikasi untuk calcaneus dan
ta1us, juga sering untuk os cuboideum telah ada pada waktu lahir.
M. extensor
hallucis longus
M. extensor digitorum
brevis (M. extensor
hallucis brevis)
M. interosseus
M. interosseus dorsalis ketiga
dorsalis kedua
M. interosseus M. interosseus
dorsalis pertama dorsalis keempat
os metatarsale
pertama
cuneiforme
M. peroneus tertius
mediale
cuneiforme intermedium
cuneiforme laterale y!,u M. peroneus brevis
naviculare Os cuboideum
)'
M. extensor
digitorum brevis
calcaneus
tendo
calcaneus
Gambar 11-61 Perlekatan-periekatan musculus pada aspek dorsalis ossa tarsalia dextra
338 BAB 11
serta memberikan tempat perlekatan untuk bagian utama tendo Penulangan ossa tarsalia, berbeda dari ossa carpalia lainnya,
musculus tibialis posterior. telah dimulai sebelum lahir. Pusat osifikasi untuk calcaneus dan
talus, juga sering untuk os cuboideum teiah ada pada waktu lahir.
Pada usia 5 tahury osifikasi terjadi di semua ossa tarsalia.
Os Cuboideum
Terdapat alur yang dalam pada aspek inferior os cuboideum
Osso Metotorsolio don Pholonges
(Gambar 1,7-60, 1,1,-67, dan 1,1,-62) untuk tempat tendo musculus
peroneus longus. Ossa metatarsalia dan phalanges (Gambar 17-67 dan 77-62)
menyerupai ossa metacarpalia dan phalanges pada tangan, dan
masing-masing mempunyai caput di distal, corpus, dan basis di
Os Cuneiforme
proximal. Kelima os metatarsale diberi nomor dari sisi medial ke
Ketiga tulang-tulang kecil berbentuk baji (Gamb ar 77-61' dan1L-62)
1atera1.
bersendi di proximal dengan os naviculare dan di distal dengan
Os metatarsale pertama besar dan kuat dan berperan penting
ketiga os metatarsale yang pertama. Bentuk bajinya berperan dalam menunjang berat badan. Pada aspek inferior caput terdapat
penting dalam membentuk dan mempertahankan lengkung alur oleh os sesamoid medial dan lateral yang terdapat di dalam
transversal kaki.
tendo musculus flexor hallucis brevis.
M. extensor
hallucis longus
M. extensor digitorum
brevis (M. extensor
hallucis brevis)
M. rnterosseus
M. interosseus dorsalls ketiga
dorsalis kedua
M. interosseus M. interosseus
dorsalis pertama dorsalis keempat
os metatarsale
pertama
7,/,/ I
cuneiforme F"
M. peroneus tertius
mediale
cuneiforme intermedium
M. peroneus brevis
cuneiforme laterale
naviculare Os cuboideum
M. extensor
digitorum brevis
calcaneus
tendo
calcaneus
Gambar l1-61 Perlekatan-perlekatan musculus pada aspek dorsalis ossa tarsalia dextra,
TUUNG DAN KARTIUGO 339
M. adductor hallucis
M. abductor hallucis
M. interossea plantaris
M. tibialis posterior
tuberositas naviculare
M. tibialis posterior
talus
M. quadratus plantae
M. abductor hallucis
M. abductor digiti minimi
calcaneus
Gambar l1-62 Perlekatan-perlekatan musculus pada aspek plantaris ossa tarsalia dextra.
vertebra Os sacrum
lumbalis V crista iliaca
articulatio
sacroiliaca
spina iliaca
anterior superior
incisura ischiadica
major
collum
femoris foramen
obturatorium
corpus ossrs
pubis symphisis tuber
penrs
pubis ichiadicum
processus articularis
superior osssi sacri
processus transversus
vertebrae lumbalis V
.. -t
---{s
(t--, .r-
f -'i
1
..- ) f'l
r')
A
L \.) iscl"
\ tam'on
otot-otot
paha
Patella
tuberculum
adductorium
epicondylus
medialis
femoris
condylus
medialis
femoris
condylus caput
medialis fibulae
tibiae
collum
ril^-" llae
corpus
fibulae
caput fibulae
articulatio
tibiofibularis
distalis
malleolus
medialis
corpus tali
os metatarsale I
OSSA
sesamoidea
os metatarsale V
metatarsale I
cuneiforme
mediale
naviculare
caput tali
phalanx distalis
epiphysis phalangis
distalis
phalanx
intermedius
os metatarsale I
os metatarsale V
epiphysis ossis
metatarsalis I
os cuneiforme
intermedius os cuneiforme
laterale
os cuneiforme
mediale
os naviculare
os cuboideum
Tengkorak 8. Foramenrotundumterletakpada
A. ala minor ossis sphenoidalis
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
B. os frontale
C. pars petrosus ossis temporalis
1. Margo orbitalis dibatasi di superior oleh os frontale, di lateral D. os occipitale
oleh os- di inferior oieh os maxilla, dan di E. ala maior ossis sphenoidalis
medial oleh processus maxillae dan os frontale.
A. ala major ossis sphenoidalis 9. Foramen magnum terletak pada
B. maxilla A. os sphenoidale
C. parietale B. os temporale
D. ala minor ossis sphenoidalis C. os parietale
E. os zygomaticum D. os frontale
E. os occipitale
2. Kedua os parietale saling bersendi satu dengan yang lain di
garis tengah pada 10. Divisi mandibularis nervus trigeminus meninggalkan
A. sutura lambdoidea tengkorak melalui
B. sutura sagittalis A. fissura orbitalis superior
C. sulura coronalis B. foramen rotundum
D. sulura squamotympanica C. foramen ovale
E. pterion D. foramen jugularis
E. foramen magnum
3. Processus styloideus menonjol ke bawah dan depan dari
A. os occipitale 11. Nervus vagus meninggalkan tengkorak melalui
B. os sphenoidale A. foramen jugulare
C. os temporale B. foramen occipitalis
D. os palatinum C. fissura orbitalis inferior
E. maxilla D. foramen rofundum
E. foramen spinosum
4. Canalis opticus adalahlubangpada
A. ala minor ossis sphenoidalis 12. Divisi ophthalmica nervus trigeminus meninggalkan
B. os occipitale tengkorak melalui
C. pars petrosus ossis temporalis A. fissura orbitalis inferior
D. os frontale B. foramen ovale
E. pars squamosa ossis temporalis C. foramen rotundum
D. fissura orbitalis superior
5. Canalis caroticus terletak pada E. foramenpterygopalatinum
A. os frontale
B. os occipitaie 13. Divisi maxiliaris nervus trigeminus meninggalkan tengkorak
C. pars petrosus ossis temporalis melalui
D. ala major ossis sphenoidalis A. foramen spinosum
E. os parietale B. foramen rotundum
C. fissura orbitalis superior
6. Foramen spinosum terletak pada D. foramen ovale
A. os sphenoidale E. foramenjugulare
B. os occipitale
C. os frontale
ColumnaVertebralis
D. pars petrosus ossis temporalis
E. pars squamosa ossis temporalis Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
7. Canalis hypoglossus terletak pada 14. Ciri khas vertebra cervicalis II adalah
A. pars squamosa ossis temporalis A. tidak ada corpus
B. os occipitale B. dens epistropheus
C. os frontale C. corpus berbentuk hati
D. os sphenoidale D. corpus masif
E. os parietale E. processus spinosus bercabang tiga
TIJUNG DAN KARTIUGO 349
15. Vertebra cervicalis VII dicirikan oleh 22. Ujung lateral spina scapulae membentuk:
A. processus spinosus paling panjang A. acromion
B. foramen transversarium besat B. fossa glenoidalis
C. corpusberbentukhati C. processuscoracoideus
D. corpus masif D. incisura suprascapularis
E. dens epistropheus E. angulus superior scapulae
16 Vertebra thoracica VI dicirikan oleh 23. Scapula merupakan tulang pipih berbentuk segitiga yang
A. corpusnyaberbentukhati terletak pada dinding posterior toraks di antara :
B. processus spinosusnya bercabang dua A. costa i dan VI.
C. corpusnya masif B. costa II dan VII.
D. processus articularis superiomya menghadap ke medial C. costa III dan VIII.
dan processus articularis inferior menghadap ke lateral. D. costa IV dan IX.
E. laminanya tebal E. costa V dan X.
C. pediculus kecil
E. tepat di atas sulcusbicipitalis
D. corpus masif
25. Di atas trochlea humeri di permukaan anterior terdapat:
E. processus transversus tebal dan pendek
A. fossa coronoidea
B. fossa radialis
OssaThoracicae C. capitulum
Pilihlah satu jawaban yang PALII'|G TEPAT.
D. fossa olecranii
E. tuberositasdeltoidea
19. Klinikus mendefinisikan aPertura thoracis superior sebagai:
A. lubang bawah cavea thoracis
Tulang-Tulang Lengan Bawah
B. celah di antara kedua crurae diaphragmaticae Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
C. hiatus oesophagicus pada diaphragma
D. lubang atas cavea thoracis 26. Tuberculum dorsalis radii terletak
E. celah di antara origo sternalis dan costalis diaphragmatica. A. tepat di bawah caput
B. pada permukaan posterior ujung distal
20. Margo costalis dibentuk oleh: C. pada pinggir lateral ujung distal
A. costa Vf V[I, dan X D. pada margo interosseus
B. pinggir dalam costa I E. pada setengah bagian bawah sisi lateral corpus
C. ujung processus xiphoideus
27. Processus olecranon ulnae terletak
D. cartilago costalis VII, VIII, IX, dan X.
E. cartilago costalis VII sampai X dan ujung-ujung cartilago A. pada ujung distal tulang
costalis XI dan XII.
B. setengah bagian bawah pinggir lateral
C. setengah bagian bawah pinggir medial
D. pada ujung proksimal
Gelang Bahu E. di bawah incisura radii.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
Tulang-TulangTangan
21. Clavicula bersendi dengan lateral. Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
A. processuscoracoideus
B. angulus superior scapulae 28. Tulang-tulang berikut ini membentuk baris proximal ossa
C. acromion carpi, kecuali:
D. basis spina scapulae A. Os lunatum
E. fossa glenoidalis -di B. Os pisiforme
350 ' BAB 11
32. Pada orang dewasa, collum femoris membentuk sudut sekitar 39. Os metatarsale kelima mempunyai sebuah tuberculum yang
derajat dengan sumbu panjang corpus. menonjol pada basisnya untuk tempat melekat:
A. 155 A. musculus peroneus brevis
B. 16s B. musculus flexor digitorum longus
c. 125 C. musculus flexor digiti minimi brevis
D. 115 D. musculus peroneus longus
E. 145 E. musculus peroneus tertius
TULANG DAN KARTILAGO 351
1. E y*g benar. Margo orbitalis dibatasi di superior oleh os 15. A yang benar. Vertebra thoracica VI dicirikan oleh corpus
frontale, di lateral oleh os zygomaticum, di inferior oleh os berbentuk hati.
maxilla, dan di medial oieh processus maxillae dan os frontale
(Gambar L1-3).
17. Cyangbenar. Ciri khas vertebra cervicalis I atau atlas adalah
tidak adanya corpus. Selama perkembangarg centrum
B yang benar. Keduaosparietalesalingbersendisatudengan atlantis bergabung dengan centrum axis, membentuk dens
yang lain di garis tengah pada sutura sagittalis (Gambar 11-6). epistropheus.
C yang benar. Processus styloideus menoniol ke bawah dan 18. D yang benar. Clri vertebra lumbalis V adalah corpus yang
depan dari permukaan bawah os temporale (Gambar 11-5). masif, pediculus juga besar, dan processus transversus panjang
dan langsing;
A yang benar. Canalis opticus adalah lubang pada ala minor
ossis sphenoidalis (Gambar 11-3 dan 11-8). 19. D yang benar. Klinikus mendefiniskan apertura thoracica
superior sebagai lubang atas cavea thoracis.
5. C yang benar. Canalis caroticus terletak pada pars Petrosus
ossis temporalis (Gambar 11-7). 20. E yang benar. Margo costalis dibentuk oleh cartilago costalis
VII sampai X dan ujung-ujung cartilago costalis XI dan XII
A yang benar. Foramen spinosum terletak pada ala major (Gambar 11-1).
ossis sphenoidalis; arteria meningea media berialan melalui
lubang ini masuk ke dalam fossa cranii media dari fossa 21. C yalg benar. Clavicula bersendi dengan acromion di lateral.
infratemporalis (Gambar 1 1.-8).
22, A yang benar. Ujung lateral spina scapulae membentuk
7. B yang benar. Canalis hypoglossus terletak di atas pinggir acromion (Gambar 11-37).
anterolateral foramen magnum (Gambar 11-8).
23. B yang benar. Scapula merupakan tulanr pipih berbentuk
E yang benar. Foramen rotundum terletak pada ala major ossis segitiga yang terletak pada dinding poslerit-:r toraks di antara
sphenoidalis (Gambar 11-8). costa II dan VIi (Gambar 11-19).
E yang benar. Foramen magnum terletak pada os occipitale. 24. D yang benar. Collum anatomicum os humeri terletak tepat di
Foramen ini dilalui oleh medulla oblongat4 pars spinalis nervi bawah caput (Gambar 11-38).
accessorii, serta arteria vertebralis dextra dan sinistra (Gambar
25. A yang benar. Di atas trochlea humeri terdapat fossa coronoidea
11-8).
untuk menerima processus coronoideus ulnae selama gerakan
C yang benar. Divisi mandibularis nervus trigeminus fleksi (Gambar 11-38).
meninggalkan tengkorak melalui foramen ovale pada ala
major ossis sphenoidalis (Gambar 1L-8).
26. B yang benar. Tuberculum dorsalis radii terdapat pada
permukaan posterior ujung distal. Tuberculum ini berperan
77. A yang benar. Nervus vagus meninggalkan tengkorak melalui sebagai katrol di mana di sekelilingnya tendo musculus
foramen jugulare bersama dengan ner'"rrs glossopharyngeus extensor pollicis longus mengubah arah dan memanjang pada
dannervus accessorius; sinusvenosus sigmoideus jugaberjalan permukaan posterior tangan (Gambar 11-39).
melalui pars posterior foramen yang sama untuk menjadi vena
jugularis interna. 27. D yang benar. Processus olecranon ulnae terletak pada ujung
proximal dan membentuk ujung siku (Gambar 11.-39).
12. D yang benar. Divisi ophthalmica nervus tdgeminus
meninggalkan tengkorak melalui fissura orbitalis superior 28. E yang tidak benar. Os trapezium terdapat pada baris distal
sebagai ketiga cabang terminalnya, disebut nerr,rrs lacrimalis, ossa carpi (Gambar 11-40).
f rontalis, dan nasociliaris.
29. D yang benar. Ossa carpi bersama-sama dengan retinaculum
13. Byangbenar. Divisimaxillarisnervustrigeminusmeninggalkan musculorum flexorum membentuk canalis carpi, yang dilalui
tengkorak melalui foramen rotundum pada ala major ossis oleh nervus medianus dan tendo flexor panjang jari-iari
sphenoidalis (Gambar 11-8). bersama dengan sarung sinovialnya.
352 BAB 11
31. B yang tidak benar. Articulatio sacrococcygea adalah sendi 36. A yang bena1. Ujung bawah fibula membentuk triangularis
kartilaginosa dan dapat melakukan gerakan cukup besar. malleolus lateralis (Gambirr 11-58).
32. C yang benar. Collum femoris membentuk sudut sekitar 125 37. C yang benar. Permukaan medial calcaneus mempunyai
derajat dengan corpus. sebuah processus besar berbentuk seperti kerang disebut
sustentaculum tali untuk menyokong talus yang terletak di
33. D yang benar. Pada orang dewasa, sebagian besar pendarahan . atasnya (Gambar 11-60).
caput femoris berasal dari arteria circumflexa femoris lateralis
dan medialis (Gambar 12-25). 38. D yang benar. Caput tali mempunyai facies articularis cembung
yang oval uefuk bersendi dengan os naviculare (Gambar 11-
34. D yang benar. Permukaan posterior tibia memperlihatkan 60).
sebuah linea obliqua untuk tempat melekah:rya musculus
soleus dan disebut sebagai linea musculi solei (Gambar 11- 39, A yang benar. Os metarsale kelima mempunyai sebuah
se). tuberculum yang menonjol pada basisnya untuk tempat
melekat tendo musculus peroneus brevis (Gambar 11-62).
35. E yang benar. Pada junctura pinggir anterior tibia dengan
ujung atas terdapat tuberositas tibiae untuk tempat melekatnya
ligamentum patellae (tendo insersi musculus quadriceps
femoris) (Gambar 11-58).
Sendi
353
354 BAB 12
Sendi-sendi Columna Vertebralis 364 Catatan Fisiotogi: Fungsi Gerak Maju Kaki 404
Sendi-sendi Columna Vertebra[is di Bawah Axis 364 Diam
Berdiri 404
enyakit sendi merupakan masalah yang sangat umum ditemui sendi untuk membantu para medis professional dalam menegakkan
oleh tenaga medis. Bab ini terutama menguraikan anatomi dasar diagnosis dan menentukan pengobatan awal.
ANATOMI DASAR terjadinya pergeseran antara fulang yang satu dengan lainnya.
Contoh sendi plana adalah articulatio stemoclavicularis dan
articulatio acromioclavicularis (Gambar 12-1).
Sendi engsel (articulatio ginglymus): Sendi ini menyerupai
engsel pintu, sehingga memberi kemungkinan untuk gerakan
Istilah sendi atau articulatio digunakan untuk tempat di mana fleksi dan ekstensi. Contoh ginglymus adalah articulatio cubiti,
dua atau lebih tulang skelet bertemu satu dengan yang iain. Pada articulatio genus, dan articulatio talocruralis (Gambar 12-1).
hampir semua sendi, tulang-tulang didekatkan satu dengan yang Sendi pasak (articulatio trochoidea): Pada articulatio
lain oleh jaringan ikat fleksibel yang memungkinkan otot-otot trochoidea, terdapat pasak tulang yang dikelilingi oleh
bekerja pada tulang, dengan demikian menimbulkan gerakan cincin ligamentum bertulang (Gambar 12-1), hanya mungkin
pada berbagai bagian tubuh. dilakukan gerakan rotasi. Contoh yang baik dari sendi ini
adalah articulatio atlantoaxialis dan articulatio radioulnaris
superior.
Klasifikasi Sendi
Sendi (articulatio) condyloidea: Articulatio condyloidea
mempunyai dua permukaan konveks yang bersendi dengan
Sendi dapat diklasifikasikan sesuai dengan struktumya, yaitu dua permukaan konkaf. Gerakan yang mungkin dilakukan
fibrosa, kartilaginosa, dan sinovial. adalah fleksi, ekstensi, abduksi, dan aduksi, dan sedikit
rotasi. Contoh yang baik dari sendi ini adalah articulationes
metacarpophalangeae atau articulationes interphalangeae
Tipe Sendi Sinovial (Gambar 12-1).
Sendi (articulatio) elipsoidea: Pada articulatio elipsoidea,
a Sendi datar (articulatio plana): Pada articulatio plana, permu- facies articularis berbentuk konveks elips yang sesuai dengan
kaan sendinya rata atau hampir rata, sehingga memungkinkan facies articularis berbentuk konkaf elips. Gerakan fleksi,
SEND/ 355
ekstensi, abduksi, dan aduksi dapat dilakukary tetapi rotasi Sendi pelana (articulatio sellaris): Pada articulatio sellaris,
tidak dapat dilakukan. Contoh yang baik adalah articulatio facies articularis berbentuk konkaf konveks yang saling
radiocarpalis (Gambar 12-1). berlawanan dan mirip dengan pelana pada punggung kuda.
articulatio acromioclavicularis
acromlon
metacarpal
phalanx,
metacarpal
radius
@;***i
Gambar 12-1 Contoh dari berbagai jenis sendi sinovial: A. Articulatio plana (articulatio sternoclavicularis dan
acromioclavicularis). B. Articulatio ginglymus (articulatio cubiti), C, Articulatio trochoidea (articulatio atlantoaxialis), D.
Articulatio condyloidea (articulatio metacarpophalangea), E, Adiculatio ellipsoidea (articulatio radiocarpalis), F, Articulatio
sellaris (articulatio carpometacarpalis pollicis), G. Articulatio spheroidea (articulatio coxae).
356 BAB 12
I Ligamenta
Stabilitas Sendi Ligamentum fibrosa mencegah pergerakan sendi yang berlebihan
(Gambar 1.2-2), tetapi jika regangan berlangsung dalam waktu
yang cukup lama, ligamentum fibrosa akan teregang. Contohnya,
Stabilitas sebuah sendi tergantung pada tiga faktor utama: bentuk, ligamenta pada sendi-sendi yang membentuk lengkung kaki tidak
ukurar! susunan dari permukaan sendi; ligamenta; dan tonus dengan sendirinya menyokong beban berat badan. Apabila tonus
otot-otot di sekitar sendi. otot yang biasanya menyokong lengkung kaki terganggu akibat
acetabulum I !.!r,w,
l lt.i',i.
berbentuk
mangkuk I ;ti:i:" ligamentum
cruciatum
-/,,,lt|llii,.
'iri!ffi
articulatio coxae
periosteum
tulang
tengkorak
sendi
fibrosa
ligamentum
longitudinale
posterius
discus fibrocartilagineus
intervertebralis
ligamentum
longitudinale
anterius
columna vertebralis
ligamentum suprasp!
B
os coxae
tulang rawan hiaiin
pada sendi
capsula fibrosa
ligamentum teres
membrana synovialis
Gambar 12-3 Contoh tiga tipe sendi. A. Sendi fibrosa (sutura coronaria pada tengkorak). B. Sendi kartilaginosa (sendi antara
dua corpus vertebrae lumbalis). C, Sendi sinovial (articulatio coxae).
ligamentum temporomandibulare
tuberculum articulare
lamina tympanica
processus mastoideus
processus styloideus
ligamentum stylomandibulare
ligamentum stylomandibulare
ligamentum sphenomandibulare
Gambar 12-4 Articulatio temporomandibularis dilihat dari aspek lateral (A) dan aspek medial (B)
gerakan mengunyah. Pada posisi istirahat, gigi rahang atas dan 12-6). Gerakan ke depan discus articularis dibatasi oleh
bawah sedikit terpisah. Pada gerakan mengatupkan rahang, gigi- tegangnya jaringan fibroelastis, yang mengfiksasi discus pada
geligi saling bertemu. os temporale di belakangnya.
Depresi mandibula diakibatkan oleh kontraksi musculus
I Depresi Mandibula digastricus, geniohyoideus, dan mylohyoideus; musculus
Sewaktu membuka mulut, caPut mandibulae berputar pterygoideus lateralis berperan penting dengan menarik
dengan sumbu horizontal pada permukaan bawah discus mandibula ke depan.
articularis. Untuk mencegah angulus mandibulae menekan
glandula parotidea dan musculus sternocieidomastoideus,
Elevasi Mandibula
mandibula ditarik ke depan. Gerakan ini dilakukan oleh
kontraksi musculus pterygoideus lateralis, yang menarik Merupakan gerakan sebaliknya dari depresi mandibula. Mula-
collum mandibulae dan discus articularis ke depan, sehingga mula caput mandibulae dan discus bergerak ke belakang, dan
discus akan bergerak ke atas tuberculum articulare (Gambar kemudian caput berputar pada permukaan bawah discus.
360 BA,B 12
tuberculum
articulare fascia temporalis
M. temporalis
zygomatlc
process
fossa
mandibulare
caput
mandibulae
meatus
acusticus
externus
ncisura
i
mandibulae
collum
mandibulae
rAMUS
mandibulae
M. sternoclei-
domastoideus
angulus
mandibulae
Gambar 12-5 Diseksi afticulatio temporomandibularis sinistra. Capsula dan ligamentum temporomandibulare laterale dibuang
untuk memperlihatkan bagian dalam sendi. Perhatikan tuberculum articulare dan fossa mandibulare ossis temporalis dan caput
mandibulae. Discus afticularis terdapat di dalam rgngga sendi pada permukaan atas caput mandibulae.
361
M. pterygoideus
lateralis
A caput collummandibulae
mandibulae r \
\_,
-+
\
\
M. temporalis
M. digastricus
(venter posterior)
M. masseter
Gambar 12-6 Articulatio temporomandibularis
digastricus
dengan mulut teftutup (A) dan dengan mulut terbuka
(venter anterior)
M. thyrohyoideus (B), Perhatikan posisi caput mandibulae dan discus
articularis terhadap tuberculum articulare pada setiap
M. sternohyoideus posisi. C. Tempat melekatnya otot-otot pengunyah
M. omohyoideus pada mandibula; tanda panah menunjukkan arah
c (venter superior)
gerakannya.
l} Retraksi Mandibula
Batas- Batas Penti ng Articu latio
Discus articularis dan caput mandibulae ditarik ke belakang
ke dalam fossa mandibularis. Retraksi terjadi sebagai akibat Temporomandibularis
kontraksi serabut-serabut posterior muscuius temporalis. Ke anterior: Incisura mandibulae dan arteri dan nervus
l) Gerakan Mengunyah Lateral massetericus (G arl:.b ar 72-7 ).
Cerakan ini terjadi sebagai gerakan bergantian protraksi Ke posterior: Lamina tympani meatus acusticus externus
dan retraksi mandibula masing-masing sisi. Untuk dapat (Gambar 12-4) dan processus glenoidalis glandulae
terlaksana, harus terjadi sejumlah rotasi, dan otot-otot kedua parotideae.
sisiyangmenggerakkannyaharusbekerja secarabergantian dan Ke lateral: Glandula parotidea, fascia, dan kulit (Gambar
tidak secara bersama-sama. 72-B).
Ke medial: arteri dan vena maxillaris dan nervus auriculo-
Otot-otot pengunyah diringkas pada Tabel 13-2 dan 13-3. Lihat
temporalis.
jugaGambar 12-6.
articulatio temporomandibularis
A. temporalis superficialis saraf ke M. masseter
A. maxillaris
N. auriculotemporalis
Nn. temporales profundi
M. temporalis
N. maxillaris
M. pterygoideus lateralis
N. alveolaris posterior
supenor
N. buccalis
chorda
tympani
Gambar 12-7 Regio infratemporalis dan submandibularis. Bagian-bagian arcus zygomaticus, ramus dan corpus mandibulae
telah dibuang untuk memperlihatkan struktur yang lebih dalam.
SEND/ 363
M. temporalis
arcus zygomatrcus
V auricularis ductus
posterior parotideus
V. jugularis
M. orbicularis oris
angulus mandibulae
M. buccinator
M. sternocleidomastoideus
M. masseter
A
M. constrictor
pharyngeus superior N. vagus
V. jugularis M. styloglossus
N. glossophary N. auriculotemporalis
N capsula fascialis
N capsula fibrosa
M. stylopharyngeus ligamentum stylomandibulare
processus stvloideus
cabang A. carotis externa
M
M. sternocleidomastoideus
nodi lymphoidei parotidei
pars superficialis glandulae parotideae
N. auricularis magnus
B
Gambar 12-8 Glandula parotidea dan batas-batasnya. A. Facies lateralis glandula parotidea dan jalannya
Ligamenta
a Membrana atlanto-occipitalis anterior. Membrana ini I Sendi-SendiAntar Dua Corpus
merupakan lanjutan dari ligamentum longitudinale anterius, Vertebrae
yang berjalan sebagai sebuah pita di permukaan anterior
Permukaan atas dan bawah corpus vertebra:: yang berdekatan
columna vertebralis. Membrana menghubungkan arcus
dilapisi oleh lempeng tulang rawan hialin. Di antara lempeng tulang
anterior atlantis dengan margo anterior foramen magnum.
rawan tersebut, terdapat discus intervertebralis yang tersusun dari
I Membrana atlanto-occipitalis posterior. Membrana ini sama
jaringan fibrocartilago (Gambar 12-10). Serabut-serabut collagen
dengan ligamenfum flar,'um dan menghubungkan arcus
discus menyatukan kedua corpus vertebrae dengan kuat.
posterior atlantis dengan margo posterior foramen magnum.
Di daerah cervicalis bawah, didapatkan sendi sinovial kecil di
kanan dan kiri discus intervertebralis antara permukaan atas dan
Pergerakan bawah corpus vertebrae.
Fleksi, ekstensi, dan fleksi lateral. Rotasi tidak dapat dilakukan.
Discus lntervertebralis
I Articulatio Atlanto-Axialis
Discus intervertebralis memiliki seperempat dari panjang
Articulatio atlanto-axialis terdiri atas tiga buah sendi sinoviaf columna vertebralis (Gambar 12-10). Discus ini paling tebal
yaitu sebuah articulatio antara dens dan arcus anterior atlantis, di daerah cervical dan lumbal, tempat di mana banyak terjadi
dan dua buah articulatio antara massa lateralis tulang (Gambar gerakan columna vertebralis. Struktff ini dapat dianggap sebagai
12-9). Sendi-sendi ini dibungkus oleh capsula. discus semi-elastis, yang terletak di antara corpus vertebrae
yang berdekatan dan bersifat kaku (Gambar 12-10). Ciri fisiknya
I Ligamenta memungkinkan discus berfungsi sebagai peredam benfuran bila
beban pada columna vertebralis mendadak bertamba[ seperti
Ligamentum apicis dentis. Ligamentum ini terletak di garis bila seseorang melompat dari tempat yang tinggi. Kelenturannya
tengah dan menghubungkan apex dentis dengan margo memungkinkan vertebra yang kaku dapat bergerak satu dengan
anterior foramen magnum (Gambar 12-9). yang lain. Sayangnya daya pegas ini berangsur-angsur menghilang
Ligarnentum alaris. Ligamentum ini terletak kanan dan kiri dengan berl.ambahnya usia.
ligamentum apicis dentis dan menghubungkan dens axis Setiap discus terdiri atas bagian pinggir, anulus fibrosus, dan
dengan sisi medial condylus occipitalis (Gambar 12-9). bagian tengah yaitu nucleus pulposus (Gambar 12-10).
Ligamentum cruciatum. Ligamentum ini terdiri atas bagian Anulus fibrosus terdiri atas jaringan fibrocartilago, di
transversus dan bagian vertikal (Gambar 12-9). Bagian dalamnya serabut-serabut collagen tersusun dalam lamel-lamel
transversus melekat pada permukaan dalam massa lateralis yang konsentris. Berkas collagen berjalan miring di antara corpus
atlantis kanan dan kiri dan mengikat dens pada arcus anterior vertebrae yang berdekatan, dan lamel-lamel yang lain berjalan
SEND/ 365
membrana
atlanto-occipitalis
capsula articularis
posterior
atlanto-occipitalis
arcus posterior atlantis
ligamentum
ligamentum alaris
membrana apicis dentis
atlanto-occipitalis arcus anterior
posterior atlantis pita transversus
arcus posterior atlantis ligamentum cruciatum
dens axis
processus
pita inferior
transversus atlantis
ligamentum cruciatum
processus
c spinosus axis
ligamentum
corpus axis atlanto-axiale
accessorius
pita inferior'ligamentum
cruciatum processus transversus axis
Gambar 12-9 Articulatio atlanto-occipitalis: (A) tampak anterior dan (B) tampak posterior. Adiculatio atlanto-axialis:
penampang sagittal (C) dan tampak posterior (D). Perhatikan bahwa arcus posterior atlantis dan lamina dan processus spinosus
axis dibuang.
dalam arah yang sebaliknya. Serabut-serabut yang lebih perifer berada dalam tekanan dan terletak sedikit ke pinggir posterior
melekat dengan erat pada ligamentum longitudinale anterius dan daripada pinggir anterior djscus.
posterius dari columna vertebralis. Permukaan atas dan bawah corpus vertebrae yang berdekatan
Nucleus pulposus pada anak-anak dan remaja merupakan yanB menempel pada discus diliputi oleh tulang rawan hialin yang
massa lonjong dari zat gelatin yang banyak mengandung air, tipis. Tidak ditemukan discus di antara dua vertebra cervicalis
sedikit serabut coliagery dan sedikit sel-sel tulang rawan. Biasanva yang pertama atau di dalam os sacrum dan coccygis.
366 BAB 12
processusarticularis processusarticularisinferior
supenor
sendi antar processus
articularis (sinovial)
sendi antar corpus
(kartilaginosa dan sinovial)
duramater
vertebra cervicalis
arach n oidea m ate r
cauda equina
'l.r.t '
.\
sendi antar
corpus (kartilaginosa)
ligamentum
foramen nervusspinalis longitudina!e
intervertebrale posterius
annulus fibrosus
processus articularis superior
nucleus pulposus
processus articularis
inferior ligamentunr
longitudinale
anterius
sendi antar
processus
articularis ligamentum
{sinovial) sendi antar supraspinale
corpus (kartilaginosa)
A vertebra lumbalis c
Gambar 12-10 A, Sendi-sendi di daerah cervical, thoracal, dan lumbal pada columna vertebralis. B. Vertebra L3 dilihat dari
atas. memperlihatkan hubungan antara discus intervedebralis dan cauda equina. C. Potongan sagital melalui tiga vertebra
lumbalis, memperlihatkan ligamentum-ligamentum dan discus intervertebralis. Perhatikan hubungan antara ner,/us spinalis yang
keluar dari foramen intervertebrale dan discus intervertebralis.
367
ramus posterior
nervi spinalis
ramus posterior
nervi spinalis
ramus anterior
nervi spinalis
r
ini sangat terbatas di daerah lumbal.
Sirkumduksi adalah kombinasi dari seluruh gerakan-gerakan
( Sendi-Sendi Caput Costae
di atas. Costa I dan tiga costa yang terbawah mempunyai sebuah sendi
Tipe dan luas gerakan yang dapat dilakukan pada masing- sinovialis dengan corpus vertebrae yang sesuai. Costa II sampai
IX, caput costaenya bersendi melalui sendi sinovial dengan corpus
masing daerah columna vertebralis terganfung pada ketebalan
vertebrae yang sama nomornya dan corpus vertebrae yang berada
discus intervertebralis dan bentuk serta arah processus articularis.
tepat di atasnya (Gambar 12-12).
Di daerah thoracai, costa, cartilago costalis, dan stemum sangat
membatasi kebebasan gerakan.
Articulatio atlanto-occipitalis memungkinkan fleksi dan
ekstensi yang luas dari kepala. Articulatio atlanto-axialis me-
I Sendi-Sendi Tuberculum Costae
mungkinkan rotasi luas pada atlas dan dengan demikian kepala Tuberculum costae bersendi melalui sendi sinovial dengan
terhadap axis. processus transversus vertebrae yang sesuai nomomya (Gambar
Columna vertebralis digerakkan oleh banyak otot, yang 12-12). (Sendi ini tidak ada pada costa XI dan XII).
sebagian besar melekat langsung pada vertebra, sementara yang
lain seperti musculus stemocleidomastoideus dan otot-otot
dinding perut melekat pada cranium, costa-costa, atau fascia.
I Persendian Costochondral
Di daerah cervical, gerakan fleksi dilakukan oleh musculus Persendian costochondral merupakan sendi kartilaginosa, dan
longus colli, musculus scalenus anterior, dan musculus stemo- tidak ada gerakan yang mungkin dilakukan.
369
corpus costae
tuberculum costae
discus intervertebralis
angulus costae
caput costae
collum costae
sulcus costae
Gambar 12-12 Costa V kanan di posterior bersendi di posterior dengan columna veftebralis dan di anterior dengan stern.r.n.
Perhatikan bahwa caput costae bersendi dengan corpus veftebrae nomor yang sama dan vetebra yang tepat di atasny:,.
Cartilagines Costales
Sendi-Sendi Extremitas Superior
Costa I dan cartilago costaiisnya difiksasi pada manubrium sterni
dan tidak dapat bergerak. Pengangkatan darr penurunan costae
selama respirasi diikuti oleh gerakan-gerakan baik sendi-sendi I Articu latio Sternoclavicu laris
pada caput maupun tuberculum costae, sehingga memungkinkan a Articulatio: Terbentuk di antara ujung sternal clavicula,
collum costae dari setiap costa berputar disekitar sumbunya. manubrium stemi, dan cartilago costalis I (Gambar 12-14).
370 BAB 12
incisura jugularis
rnctsura
-/
.',r;'.'.,!r
1
l.i-\
clavicularis
tnclsura
corpus vertebrae
thoracica I
costalis I
..:'..
manubrium
m
x 7
sterni
ni
tnctsura
costalis ll
angulus sterni
stern
Ki l,' r,
(l / incisura
costalis ilt
cartilago
corpus sternr costalis
,t\ incisura
/ ostalis lV
costalis
fi'
T.," incisura
\; costalis V
1,-'
\., ,
tnctsura
costalis Vl
\ costae fluctuantes
incir ;ura
cos :alis Vll
\{z
A processus xiphoideus B
Gambar 12-13 A. Permukaan anterior sternum. B. Sternum, costae, dan cartilagines costales membentuk rangka thorax.
lig.coracoacromiale
\\
\
Ti,' ,
ll \\
i\
-t,
l'\
l,\
\\,\
Gambar L2-14 A. articulatio sternoclavicularis. B. afticulatio acromioclavicularis.
M. pectoralis -
minor
;;rU iv
Gambar 12-15 Kemungkinan gerak yang luas pada afticulatio sternoclavicularis dan acromioclavicularis, memperbesar gerakan
pada clavicula dan extremitas superior.
I Articulatio Humeri memperkuat capsula articularis dari sebelah atas dan ter-
bentang dari pangkal process coracoideus sampai ke
a Articulatio: Persendian terjadi di antara caput humeri yang tuberculum majus humeri (Gambar 12-16).
bulat dengan cavitas glenoidalis scapulae yang dangkal dan I Ligamentum tambahan: Ligamentum coracoacromiale
berbentuk seperti buah pir. Facies articularis diliputi oleh terbentang di antara processus coracoideus dan acromion.
cartilago articulare hialin, dan cavitas glenoidalis diperdalam Fungsinya adalah untuk melindungi bagian atas sendi
oleh adanya lingkaran fibrocartilago yang dinamakan labrum (Gambar 12-16).
glenoidale (Gambar 72-76 dan 72-17). l) Membrana synovialis: Membrana ini melapisi capsula
a Tipe: Sendi sinovial "ball and socket " . articularis dan melekat pada pinggir cartilago yang meliputi
i) Capsula articularis: Meliputi sendi dan di medial melekat pada facies articularis (Gambar 72-L6 dan 12-17). Membrana ini
pinggir cavitas glenoidalis di luar labrum; di lateral capsula membentuk sarung di sekitar tendo musculus biceps brachii
melekat pada co1lum anatomicum humeri (Gambar 12-17). caput longum. Membrana ini menonjol keluar dari dinding
Capsula articularis ini tipis dan lemas, memungkinkan gerakan anterior capsula untuk membentuk bursa subscapularis yang
yang 1uas. Capsula articuiaris diperkuat oleh lembaran fibrosa terletak di bawah musculus subscapularis (Gambar 12-16).
yang berasal dari tendo musculus subscapularis, musculus a Persarafan: Nervus axillaris dan nervus suprascapularis.
supraspinatus, musculus infraspinatus, dan muscuius teres
minor (otot-otot manset rotator).
Gerakan dan Otot-Otot yang Menggerakkannya
Ligamenta: Ligamenta glenohumeralia adalah tiga buah
pita jaringan fibrosa yang memperkuat bagian depan capsula Articulatio humeri mempunyai kemungkinan gerak yang luas
articularis. Ligamentum humerale transversum memperkuat dan stabilitas sendi yang kurang (bandingkan dengan articulatio
capsula articularis dan menghubungkan celah antara kedua coxae/ yang stabil tetapi mempunyai kemungkinan gerak yang
tuberculum (Gambar 12-16). Ligamentum coracohumerale terbatas). Kekuatan sendi tergantung pada tonus otot-otot manset
SEND/ 373
ligamentum coracohumerale
lig. coracoacromiale
capsula articularis
humeri
ligamentum
transversum humeri
bursa subscapularis
selubung
tendo M.
caput longum
M. subscapularis
M. teres major
capsula articularis
M. latissimus dorsi humeri
lig. coracoacromiale
M. deltoideus
M. supraspinatus
capsula
M. subscapularis
M. teres minor
M. pectoralis n-rajor
fasciculus posterior
dari plexus brachialis
N. axillaris
A. circumflexa
humeri posterior N. radialis
A. axillaris
M. triceps caput longum
V axillaris
B
Gambar 12-16 Afticulatio humeri dan hubungannya, A. Tampak anterior. B. Penampang sagital.
rotator yang terdapat di depan, di atas, dan di belakang sendi, Gerakan-gerakan yang dapat dilakukan (Gambar 12-18):
yaifu musculus subscapularis, musculus supraspinatus, musculus
infraspinatus, dan musculus teres minor. Jika sendi dalam keadaan Fleksi: Fleksi normal sekitar 90' dan dilakukan oleh serabut
abduksi, permukaan bawah caput humeri disokong oleh caput anterior musculus deltoideus, musculus pectoralis major,
longum musculus triceps yang menekuk ke bawah oleh karena musculus biceps brachii, dan musculus coracobrachialis.
panjangnya dan memberikan sedikit sokongan pada humerus. Ekstensi: Ekstensi normal sekitar 45' dan dilakukan oleh
Selain itu, bagian bawah capsula articularis merupakan tempat serabut posterlor musculus deltoideus, musculus latissimus
yang paling lemah. dorsi, dan musculus teres major.
374 BAB 12
acromton
collum
chirurgicum
humeri
A. V. axillaris
posterior
membrana
synovialis
capsula
spatium
quadrangulare
N. axillaris
M. tricpes brachii
caput longum
Abduksi: Abduksi extremitas superior terjadi pada dua sendi, teres minor, dan serabut posterior musculus deltoideus.
yaitu articulatio humeri dan sendi di antara scapula dan o Rotasi medial: Rotasi medial normal sekitar 55'. Gerakan ini
dinding thorax. Gerakan ini dilakukan oleh serabut tengah dilakukan oleh musculus subscapularis, musculus latissimus
musculus deltoideus, dibantu oleh musculus supraspinatus. dorsi, dan musculus teres major, dan serabut anterior musculus
Musculus supraspinatus memulai gerakan abduksi dan mem- deltoideus.
pertahankan caput humeri pada cavitas glenoidalis scapulae; I Sirkumduksi: Adalah kombinasi dari gerakan-gerakan di
posisi ini memungkinkan musculus deltoideus berkontraksi atas.
dan melakukan abduksi humerus pada articulatio humeri.
Aduksi: Normal extremitas superior dapat melakukan gerakan Batas-Batas Penting
mengayun sebesar 45o di depan thorax. Gerakan ini dilakukan
oleh musculus pectoralis major, musculus latissimus dorsi, a Ke anterior: Musculus subscapularis, pembuluh darah aksila,
musculus teres major, dan musculus teres minor. dan plexus brachialis.
Rotasi lateral: Rotasi lateral normal sekitar 40' sampai 45'. a Ke posterior: Musculus infraspinatus dan muscuius teres
SEND/ 375
t-
I
'..T
't
ekstensi
ft-
/\f
\l ,i,,,,'
'\i |.
\.
,ui i\
sirkumduksi
talerat
rolast lateral
rotasi */ .
Gambar 12-18 Gerakan-gerakan yang mungkin dilakukan pada articulatio humeri. Abduksi glenohumeral murni hanya
mungkin sebesar 120', gerakan selanjutnya dari extremitas superior di atas tingkat tersebut membutuhkan gerakan rotasi dari
scapula (lihat teks).
Ke superior: Musculus supraspinafus, bursa subacromialis, Tendo musculus biceps brachii caput longum melewati sendi
ligamentum coracoacromiale, dan musculus deltoideus. dan muncul di bawah ligamentum transversum.
Ke inferior: Musculus triceps brachii caput longum, nerr.'us
axillaris, dan vasa circumflexa humeri posterior.
376'
Gambar 12-19 Gerakan abduki articulatio humeri dan rotasi scapula serta otot-otot yang melakukan gerakan tersebut.
Setiap 3. abduksi lengan atas, terjadi abduksi 2'pada articulatio humeri dan abduksi 1'oleh karena rotasi dari scapula. Pada
abduki sekitar 120'lengan atas, tuberculum majus humeri terbentur pada ujung lateral acromion. Gerakan mengangkat lengan
atas lebih tinggi dari kepala membutuhkan gerakan rotasi scapula. S = Musculus supraspinatus, D= Musculus deltoideus, T =
Musculus trapezius, dan SA= Musculus serratus anterior.
Ligamenta: Ligamentum anterius dan posterius yang lemah articulatio radioulnaris distalis dengan articulatio radiocarpea
berfungsi memperkuat capsula. dan memperkuat hubungan radius dan ulna.
Discus articularis: Berbentuk segitiga dan dibentuk oieh Membrana synovialis: Melapisi capsula dan berjalan dari
fibrocartilago. Apeksnya melekat pada sisi lateral basis pinggir facies articularis yang satu ke sisi yang lain.
processus styloideus ulnae dan dasamya ke pinggir bawah Persarafan: Nervus interosseus anterior dan ramus profuldus
incisura ulnaris radii (Gambar 12-21). Discus ini memisahkan nervus radialis.
378 BAB 12
epicondylus
lateralis
ligamentum anulare
collum radii
N. ulnaris
A
ligamentum
collaterale
ulnare
lernak,li
fossa clecrani
capsula
membrana
synovialis
olecranon
processus
coronoideus
Gambar 12-20 Articulatio cubiti dextra. A. Tampak lateral. B. Tampak medial. C. Bagian dalam sendi tampak anterior. D.
Penampang sagital.
Pergerakan
Pergerakan pronasi dan supinasi lengan bawah meliputi rotasi di Cerakan pronasi menghasilkan gerakan tangan yang berputar
sekitar sumbu vertikal pada articulatio radioulnaris proximalis dan ke medial, dengan perkataan lain teiapak tangan menghadap ke
articulatio radioulnaris distalis. Sumbu gerak berialan dari caput posterior dan ibu jari terletak pada sisi medial. Gerakan supinasi
radii di sebelah atas sampai ke perlekatan apex disci articularis adalah gerakan sebaliknya, sehingga tangan kembali ke posisi
triangularis di bawah. anatomi dan telapak tangan menghadap ke anterior.
Pada gerakan pronasi, caput radii berputar di dalam Pronasi dilakukan oleh musculus pronator teres dan musculus
ligamentum anulare, sementara itu ujung distal radius beserta pronator quadratus.
tangan bergerak ke depan, incisura ulnaris radii bergerak di Supinasi dilakukanolehmusculusbicepsbrachii danmusculus
sekitar circumferentia caput ulnae (Gambar 12-23). Selain dari itu, supinator. Supinasi merupakan gerakan yang lebih kuat daripada
ujung distal ulna bergerak ke lateral, sehingga tangan tetap berada pronasi karena kekuatan musculus biceps brachii. OIeh karena
dalam satu garis dengan extremitas superior dan tidak bergeser supinasi merupakan gerakan yang lebih kuat, maka alur sekrup
ke medial. Pergerakan ulna ini penting pada waktu menggunakan dan pembuka sumbat botol dibuat sedemikian rupa sehingga
alat seperti obeng, karena mencegah bergesernya tangan ke kanan orang yang bekerja dengan tangan kanan akan memutarnya ke
atau kiri selama pergerakan bolak balik supinasi dan pronasi. dalam yaitu dalam gerakan supinasi.
SENDI 379
olecranon ulnae
ligamentum
collaterale radiale processus
coronoideus ulnae
ligamentum anulare
membrana interossea
ulna
membrana synovialis
ligamentum
cartilaginum
os lunatum triangulare
ligamentum mediale
ligamentum laterale
'os pisiforme
os scaphoideum
os triquetrum
os trapezium
os trapezoideum cavitas
articularis
ligamenta intercarpi
interossea
ligamenta metacarpi
interossea ligamentum palmare
Garnbar 12-21 Ligamentum articulatio radioulnaris proximalis dan distalis, articulatio radiocarpalis, articulationes carpi, dan
articulationes interphalangis.
ekspansi
extensor
dorsal
M. extensor
digitorum
(dipotong)
phalanx
proximalis
jari manis M. extensor
indicis
(dipotong)
Os metacarpale
ketiga
os metacarpale
jari kelingking
M. extensor
pollicis longus
(dipotong)
interosseus
dorsalis
keempat
os triquetrum interosseus
dorsalis
ligamentum 3ertama
mediale
articularis
radiocarpalis
os trapezoideum
processus
styloideus os capitatum
ulnae
os hamatum
caput ulnae ligamentum
laterale
articularis
radiocarpalis
processus
styloideus radii
os scaphoideum
os lunatum
corpus ulnae
membrana interossea corpus radii cartilago triangularis
articularis radiocarpalis
Gambar 12-22 Diseksi permukaan dorsalis tangan kiri dan ujung distal lengan bawah. Perhatikan ossa carpi dan
aft iculatio intercarpea. Perhatikan juga articulatio radiocarpalis"
381
processus styloideus ulnae dan os triquetrum (Gambar L2-21). carpalis di antara ossa carpi deretan proximal dan deretan
Ligamentum laterale melekat pada processus styloideus radii distal (Gambar L2-2L ddan12-22).
dan os scaphoideum (Gambar 12-21). I Tipe: Sendi plana sinovial.
a Membrana synovialis: Melapisi capsula dan melekat pada I Capsula: Capsula mengelilingi masing-masing sendi.
pinggir-pinggir facies articularis. Cavitas articularis tidak I Ligamenta: Tulang-tulang dihubungkan dengan ligamentum
berhubungan dengan articulatio radioulnaris distalis atau anterius, posterius, dan interosseus yang kuat.
dengan cavitas articularis pada articulatio intercarpalia. a Membrana synovialis: Melapisi capsula dan melekat pada
a Persarafan: Nervus interosseus anterior dal ramus profundus pinggir-pinggir facies articularis. Rongga sendi (cavitas
nervi radialis. articularis) articulatio mediocarpalis meluas tidak hanya di
antara kedua deretan g-ssa carpi tetapi juga ke atas di antara
ossa carpi yang menyusun deretan proximai dan ke bawah di
Pergerakan dan Otot-Otot yang
antara ossa carpi yang menyusun deretan distal.
Menggerakkannya
) Persarafan: Nervus interosseus anterior, ramus profundus
Gerakan yang mungkin dilakukan adalah fleksi, ekstensi, abduksi, nervi radialis, dan ramus profundus nervi ulnaris.
aduksi, dan sirkumduksi. Rotasi tidak mungkin dilakukan karena
facies articularis berbentuk elips. Kekurangan karena tidak dapat Pergerakan
melakukan rotasi dikompensasi oleh gerakan pronasi dan supinasi
Sedikit gerakan meluncur atau bergeser dapat dilakukan.
lengan bawah.
Fleksi dilakukan oleh muscuius flexor carpi radialis, musculus
flexor carpi ulnaris, dan musculus palmaris longus. Otot-otot Articulationes Carpometacarpales dan
tersebut dibantu oleh musculus flexor digitorum superficialis, lntermetacarpales
musculus flexor digitorum profundus, dan musculus flexor pollicis
Articulationes carpometacarpales dan intermetacarpales meru-
longus.
pakan sendi datar sinovial yang mempunyai ligamenfum anterius,
Ekstensi dilakukan oleh musculus extensor carpi radialis
posterius, dan interosseus. Mereka mempunyai rongga sendi
longus, musculus extensor carpi radialis brevis, dan musculus
bersama. Dapat dilakukan sedikit gerakan meluncur atau bergeser
extensor carpi ulnaris. Otot-otot ini dibantu oleh musculus
(Gambar 12-21).
extensor digitorum, musculus extensor indicis, musculus extensor
digiti minimi, dan musculus extensor pollicis longus.
Abduksi dilakukan oleh musculus flexor carpi radialis, Articulatio Carpometacarpalis P<;iiieis
musculus extensor carpi radialis longus, dan musculus extensor I Articulatio: Di antara os trapezium dan basis ossis metacarpi I
carpi radialis brevis. Otot-otot ini dibantu oleh musculus abductor yang berbentuk pelana (Gambar 12-21).
pollicis longus, musculus extensor pollicis longus, dan musculus r Tipe: Sendi sellaris sinovial.
extensor pollicis brevis. t Capsula: Capsula mengelilingi sendi.
Aduksi dilakukan oleh musculus flexor dan extensor carpi a Membrana synovialis: Melapisi capsula dan membentuk
rr'lnaris. rongga sendi yang terpisah.
t Ke anterior: Tendo-tendo musculus flexor digitorum Gerakan berikut yang mungkin dilakukan:
profundus dan superficialis, musculus flexor pollicis longus,
musculus flexor carpi radialis, musculus flexor carpi ulnaris, I Fleksi: Musculus flexor pollicis brevis dan musculus opponens
dan nervus medianus dan nervus ubraris. pollicis.
I Ke posterior: Tendo-tendo musculus extensor carpi ulnaris, I Ekstensi: Musculus extensor pollicis longus dan brevis.
musculus extensor digiti minimi, musculus extensor digito- I Abduksi: Musculus abductor pollicis longus dan brevis.
rum, musculus extensor indicis, musculus extensor carpi I Aduksi: Musculus adductor pollicis.
radialis longus dan brevis, musculus extensor pollicis longus I Rotasi (oposisi): Ibu jari berputar ke medial oleh musculus
dan brevis, dan musculus abductor pollicis longus. opponens pollicis.
I Ke medial: Ramus cutaneus posterior nervi ulnaris.
o Ke lateral: Arteria radialis. Articulationes Metacarpophalangeae
I Articulatio: Di antara caput ossa metacarpi danbasis phalanges
I Sendi-Sendi pada Tangan dan Jari-Jari proximales (Gambar 12-21).
I Tipe: Sendi condyloidea sinovial.
Articu lationes I ntercarpales I Capsula: Capsula mengelilingi sendi.
I Articulatio: Di antara masing-masing tulang pada deretan a Ligamenta: Ligamentapalmariamerupakanligamentumyang
proximal ossa carpi; di antara masing-masing tulang pada kuat dan mengandung beberapa fibrocartilago. Ligamentum
deretan distal ossa carpi; dan akhirnya articulatio medio- ini melekat dengan erat pada phalanx, tetapi hanya sedikit
382 BAB 12
epicondylus
medialis humeri
waktu sendi fleksi dan kendur pada waktu ekstensi. SffiF.dil}E-$ffirui:lf ffiH
a Membrana synovialis: Melapisi capsula dan melekat pada
pinggir-pinggir facies articularis. ffi ts;T.R$:fl"{ T/.qS
fi Sil trffi ilt"F t} ffi
Gambaran radiografi sendi-sendi di extremitas superior dapat
Pergerakan
dilihat pada Gambar L1--42 sampai1,1'-49.
Gerakan yang mungkin dilakukan adalah:
canalis sacralis
Articulatio sacroiliaca
M. piriformis
truncus
lumbosacralis
N. pudendus
N. ischiadicus
acetabulum
ligamentum sacrotuberale
ligamentum sacrospinale
symphisis pubis
Garnbar !2*24 Potongan horizcntal melalui pelvis, memperlihatkan articulatio sacrci!iaca dan syn':phisis pubis.
384 BAB 12
acetabulum
labrum acetabuli
fossa acetabuli
capsula
membrana synovialis
ligamentum
capitis femoris
facies articularis
vagina synovialis
membrana synovialis
labrum acetabuli
ligamentum
capitis ligamentum
femoris transversum
acetabuli
suplai
arterial dari
A. obturatoria
A. obturatoria
cabang kecil
suplai arterial A. obturatoria
dari A. circumflexa
ligamentum
femoris
selubung sinovial capitis femoris
Gambar 12-25 potongan coronal articulatio coxae dextra (A) dan permukaan sendi articulatio coxae dextra seta pendarahan
caput femoris (B).
ligamentum pubofemorale
linea
intertrochanterica
lrgamentum iliofemorale
llgamentum ischiofemorale
(l
crista intertrochanterica
Gambar 12-26 Aspek anterior (A) dan aspek posterior (B) articulatio coxae dextra.
tegangnya iigamentum iliofemorale, ligamentum pubofemorale, Ekstensi (gerakan ke belakang oleh tungkai atas yang sedang
dan ligamentum ischiofemorale. Gerakan abduksi dibatasi oleh fleksi) dilakukan oleh musculus gluteus maximus dan otot-
tegangnya ligamentum pubofemorale, dan aduksi dibatasi otot hamstrings.
oleh kontak dengan tungkai sisi yang lain dan oleh tegangnya Abduksi dilakukan oleh musculus gluteus medius dan
ligamentum capitis femoris. Rotasi lateral dibatasi oleh tegangnya minimus, dan dibanfu oleh musculus sartorius, musculus
ligamentum iliofemorale dan ligamentum pubofemoraie, dan tensor fasciae latae, dan musculus piriformis.
rotasi medial dibatasi oleh ligamentum ischiofemorale. Gerakan- Aduksi dilakukan oleh musculus adductor longus dan brevis
gerakan yang dapat dilakukan: dan serabut-serabut adductor musculus adductor magnus.
Otot-otot ini dibantu oleh musculus pectineus dan musculus
a Fleksi dilakukan oleh musculus iliopsoas, musculus rectus gracilis.
femoris, dan musculus sartorius, dan juga oleh musculus Rotasi lateral dilakukan oleh musculus piriformis, musculus
adductor magnus. obturator internus dan externus, musculus gemellus superior
SENDI 387
M. gemellus
superior M. iliopsoas
M. obturator
internus N. femoralis
M. gemellus
A. femoralis
inferior
V femoralis
M. pectineus
ischiadicus A. circumflexa
femoris medialis
N. obturatorius
divisi anterior
M. quadratus
divisi posterior
femoris
M. adductor longus
M. gracilis
ischium
M. adductor magnus
pangkal scrotum
posterior anterior
darL inferior, dan musculus quadrafus femoris, dibantu oleh I Ke superior: musculus piriformis dan musculus gluteus
muscuius gluteus maximus. minimus (Gambar 72-27).
g Rotasi medial diiakukan oleh serabut-serabut anterior I Ke inferior: Tendo musculus obturator externus (Gambar 12-
musculus gluteus rnedius dan musculus gluteus minimus dan
musculus tensor fasciae 1atae"
c Sirkumduksi
atas-
merupakan kombinasi dari gerakan-gerakan di
I Anatomi Permukaan Regio Articulatio
Kelompok otot-otot extensor lebih kuat daripada kelompok
Coxae
otot-otot flexor, dan rotator lateral lebih kuat daripada rotator Anatomi permukaan regio articulatio coxae dapat dilihat pada
medial. Gambar 12-28 dan 12-29.
crista iliaca
tuberculum iliacum
spina iliaca
posterior
superior N. ischiadicus
trochanter
major
coccygrs
lipatan bokong
o crena ant
I
spina iliaca {
anterior superior {
ligamentum
inguinale
tuberculum pubicum
trochanter major
adductor longus
sartorius trigonum femoralis
tuberculum adductorium
condylus medialis
condylus lateralis
patella
tuberositas tibiae
Gambar 12-28 Tanda-tanda permukaan pada regio glutea dan bagian depan tungkai atas.
Articulatio dan lateralis tibia di klinik sering disebut sebagai plateau tibialis
medialis dan lateralis.
Diatas terdapat condylus femoris yang bulat; di bawah terdapat
condylus tibiae dan meniscus kartilaginosa (Gambar 12-30); di' Tipe
depan terdapat articulatio di antara ujung bawah femur dan Sendi antara femur dan tibia adalah sebuah sendi sinovial tipe
patella. ginglymus (sendi engsel), tetapi mempunyai sedikit kemungkinan
Facies articularis femoris, tibi4 dan patella diliputi oleh tulang gerak rotasi. Sendi di antara patella dan femur adalah sendi
rawanhialin. Perhatikan bahwa facies articularis condylus medialis sinovial jenis pelana dengan variasi gliding.
SENDI 389
crista iliaca
processus splnosus
vertebrae lumbalis
spina iliaca
gabungan processus posterior superior
spinosus os sacrum
gluteus medius
posisi
crena ani
N. ischiadicus
kelompok otot-otot
hamstring
Gambar 12-29 Regio glutea dan aspek posterior tungkai atas seorang perempuan berusia 25 tahun.
facies medialis condylus lateralis femoris (Gambar 12-30 dan 31). Ligamentum cruciatum posterius mencegah pergeseran
12-31). Ligamentum cruciatum anterius mencegah pergeseran femur ke anteri.or terhadap tibia. Dengan sendi lutut dalam
femur ke posterior terhadap tibia. Dengan sendi lutut dalam keadaan fleksi, ligamenfum cruciatum posterius mencegah
keadaan fleksi, ligamentum cruciatum anterius mencegah tibia tertarik ke posterior.
tibia tertarik ke anterior. Menisci. Menisci merupakan fibrocartilago yang berbenfuk
Ligamentum cruciatum posterius. Ligamentum ini melekat seperti huruf C. Pinggir luarnya tebal dan melekat pada
pada area intercondylaris posterior tibiae dan berjalan ke atas, capsula, dan plnggir dalamnya tipis dan cekung, dan
depan, dan medial untuk melekat pada bagian anterior facies membentuk pinggir yang bebas (Gambar 12-30 dan 12-31).
lateralis condylus medialis femoris (Gambar 1,2-30 dan 1,2- Permukaan atasnya berhubungan langsung dengan condylus
M. quadriceps femoris
bursa
suprapatellaris ligamentum
membrana cruciatum
synovialis posterius
bursa
prepatellaris
patella
ligamentum
collaterale
mentscus
laterale
medialis
capsula ligamentum
patellae
Iigamentum bantalan lemak
ligamentum
collaterale bursa infra- cruciatum
laterale patellaris profunda anterius
M. popliteus bursa infrapatellaris
superficialis
meniscus lateralis
ligamentum
collaterale
caPsula mediale ligamentum
Iigamentum cruciatum anterius
popliteum
obliquum
ligamentum
collaterale
'_flr liganrentum
I nserst laterale collaterale
M semimembranosus laterale
meniscus
lateralis
tendo
M. popliteus
ligamentum
l\,4. popliteus cruciatum posterius
c
Gambar 12-30 A. Articulatio genus dextra dilihat dari aspek lateral. B. Aspek anterior, dengan sendi dalam keadaan fleksi. C
dan D. Aspek posterior,
SEND/ 391
bursa prepatellaris
ligamentum patellae
plica alaris
meniscus
lateralis
ligamentum cruciatum
ligamentum
anterius
collaterale
laterale
ligamentum
collaterale
mediale
tendo
M. popliteus
M. biceps femoris
M. plantaris
V. saphena magna
V poplitea
M. semimembranosus ligamentum cruciatum posterius
M. semitendinosus M. gastrocnemrus (caput lateral)
A. poplitea
ligamentum popliteum obliquum N. tibialis
femoris. Permukaan bawahnya berhubungan langsung dengan ini dipertahankan pada posisinya oleh perlekatan sebagian kecil
condylus tibiae. Fungsinya adalah memperdalam facies musculus vastus intermedius yang disebut musculus articularis
articularis condylus tibiae untuk menerima condylus femoris genus (Cambar 72-30).
yang cembung; selain itu juga berfungsi sebagai bantalan Di belakang sendi, membrana synovialis meluas ke bawah
di antara kedua tulang tesebut. Masing-masing meniscus pada permukaan dalam tendo musculus popliteus membentuk
melekat pada permukaan atas tibia melalui comu anterior dan bursa popliteus. Sebuah bursa yang terletak di antara caput medial
posteriornya. Karena meniscus medialis melekat juga pada musculus gastrocnemius dan condylus femoris medialis dan tendo
ligamentum collaterale mediale maka meniscus ini relatif tidak musculus semimembranosus disebut bursa semimembranosus,
mudah bergerak. dan sering berhubungan dengan rongga sinovial sendi.
Membrana synovialis meiipat ke depan dari bagian posterior
capsula di sekitar bagian depan ligamentum cruciatum (Gambar
Membrana Synoviaiis
12-31). Akibatnya ligamentum cruciatum terletak di belakang
Membrana synoviaiis melapisi capsula dan melekat pada pinggir- rongga sinovial dan tidak dibasahi oleh carran sinovial.
pinggir facies articularis (Gambar 12-30 dan 12-31). Di depan dan Fada bagian anterior sendi, membrana synovialis melipat ke
atas sendi, rnembrana ini membentuk kantung yang meluas ke belakang dari permukaan posterior ligamentum patellae untuk
atas sampai kira-kira tiga jari di atas patella di bawah musculus membentuk plica infrapatellaris; pinggir bebasnya disebut plica
quadriceps femoris, membentuk bursa suprapatellaris. Bursa alaris (Cambar 12-31).
392 BAB 12
Bursa-Bursa yang Berhubungan secara mekanis kokoh; cartilago menisci ditekan seperti bantal
dengan Sendi Lutut karet di antara condylus femoris dan tibiae. Lutut daiam keadaan
ekstensi disebut posisi terkunci.
Banyak bursa berhubungan dengan sendi 1utut. Bursa-bursa Sebelum dapat dilakukan fleksi sendi, ligamentum-liga-
ini ditemukan di tempai-tempat di mana kulit, otot, atau tendo mentum utama harus mengurai kembali dan mengendur unfuk
bergesekan dengan tulang. Terdapat empat bursa di depan memungkinkan terjadinya gerakan-gerakan di antara permukaan
dan enam bursa dibelakang sendi. Bursa suprapatellaris dan sendi. Proses mengurai dan mengendur ini terjadi oleh musculus
bursa popliteus selalu berhubungan dengan sendi, dan bursa popliteus yang memutar femur ke lateral terhadap tibia. Sekali
semimembranosa mungkin berhubungan dengan sendi. lagi menisci harus menyesuaikan bentuknya terhadap perubahan
bentuk condylus femoris. Perlekatan musculus popliteus pada
Bursa Anterior meniscus lateralis mengakibatkan struktur ini tertarik juga ke
a Bursa suprapatellaris terletak di bawah musculus quadriceps belakang.
dan berhubungan dengan rongga sendi (Gambar 12-30). Bursa BiIa sendi lutut dalam keadaan fleksi sembilan puluh derajaf
ini telah diuraikan di atas. dapat dilakukan rotasi dalam derajat tertentu. Pada posisi fleksi,
a Bursa prepatellaris terletak di jaringan subcutan di antara tibia secara pasif dapat juga digerakkan ke depan dan belakang
kulit dan setengah bagian depan patella dan bagian atas terhadap femur. Hal ini dimungkinkan karena ligamentum-
ligamentum patellae (Gambar 12-30 dan 12-31). ligamenfum utama, terutama ligamentum cruciatum pada posisi
a Bursa infrapatellaris superficialis terletak di jaringan ini terdapat dalam keadaan 1emas. Otot-ototberikut ini mempunyai
subkutan di antara kulit dan di depan ligamentum patellae fungsi pada pergerakan sendi lutut.
setengah bagian bawah (Gambar 12-30).
a Bursa infrapatellaris profunda terletak di antara ligamentum a Fleksi: musculus biceps femoris, musculus semitendinosus,
patellae dan tibia (Gambar 12-30). musculus semimembranosus, dibantu oleh musculus gracilis,
rirusculus sartorius, dan musculus popliteus merupakan otot-
otot yang melakukan fleksi. Fleksi dibatasi oleh kontak bagian
Bursa Posterior
belakang tungkai tungkai bawah dengan tungkai atas.
l) Bursa poplileus ditemukan dalam hubungan dengan tendo I Ekstensi: musculus quadriceps femoris melakukan ekstensi.
musculus popliteus darr berhubungan dengan rongga sendi. Ekstensl dihambat oleh tegangnya sehrruh ligamentum-
Hal ini telah dijelaskan sebelumnya. ligamentum utama sendi.
l) Bursa semimembranosus ditemukan dalam hubungan t Rotasi Medial: musculus sartori.us, musculus gracilis, dan
dengan insersi musculus semimembranosus dan mungkin musculus semitendinosus melakukan rotasi medial.
berhubungan dengan rongga sendi. Hal ini telah dijelaskan ll Rotasi Lateral: musculus biceps femoris melakukan rotasi
sebelumnya. 1atera1.
Empat bursa lainnya ditemukan dalam hubungan dengan tendo Stabilitas sendi lutut tergantung pada tonus otot-otot kuat yang
insersi musculusbiceps femoris; hubungan dengan tendo muscuius bekerja terhadap sendi dan kekuatan ligamentumJigamentum.
sartorius, musculus gracilis, dan musculus semitendinosus Dari faktor-faktor ini, tonus otot adalah yang terpenting, dan
sewaktu berjalan ke tempat insersinya pada tibia; di bawah origo menjadi tugas ahli fisioterapi untuk mengembalikan kekuatan
caput laterale musculus gastrocnemius; dan di bawah origo caput otot ini, terutama musculus quadriceps setelah terjadi cedera sendi
mediale muscul us gastrocnemius. lutut.
Persarafan
Batas-Batas Penting
Nervus femoralis, nervus obfuratorius, nervus peroneus
communis, dan nervus tibialis. a Ke anterior: Bursa prepatellaris (Gambar 12-31).
a Ke posterior: arteria dan vena poplitea; nervus tibiaiis dan
nerrv'rls peroneus communis;nodi lymphoidei; dan otot-otot
Pergerakan dan Otot-Otot yang yang membentuk batas-batas fossa poplitea yaitu musculus
menggerakkannya semimembranosus, musculus semitendinosus, musculus
Articulatio genus dapat melakukan fleksi, ekstensi, dan rotasi. biceps femoris, kedua caput musculus gastrocnemius, dan
Pada saat sendilutut dalam keadaan ekstensi maksimal*, rotasi muscuius plantaris (Gambar 12-31).
medial femur mengakibatkan pemutaran dan peregangan semua Ke medial: musculus sartorius, musculus gracilis, dan
ligamentum utama sendi, dan lutut berubah menjadi struktur yang musculus semitendinosus (Gambar 12-31).
Ke lateral: musculus biceps femoris dan nervus peroneus
communis (Gambar 12-31).
nPerhatikan bahwa dalam keadaan kaki terletak di tanah pada posisi
seseorang berdiri, femur dalam keadaan rotasi medial terhadap tibia
untuk mengmci dan menstabilkan sendi lutut. Namury bila kaki diangkat AnatOmi PefmUkaan RegiO LUtUt
dari iana[ tibia mengalami rotasi ke arah ]ateral terhadap femur untuk
mengunci sendi lutut. Anatomi permukaan regio lutut dapat dilihat p ada Gambar 12-32.
393
Pergerakan
Tipe
Sedikit gerakan meluncur (glldlng) terjadi selama pergerakan sendi
Ini adalah sendi sinovial, dalar, dan gliding. lutul.
M. vastus medialis
tractus iliotibialis
patella (margo superior)
M. vastus lateralis
condylus
lateralis femoris
condylus medialis
femoris
condylus medialis
tibiae
ligamentum patellae
(melekat pada tuberositas
tibae)
M. tibialis anterior
Gambar 12-32 Aspek anterior lutut kanan seorang laki-laki berusia 27 tahun.
394 BAB 12
Ligamenta
Persarafan
Ligamentum interosseum adalah pita jaringan fibrosa yang tebal
dan kuat yang menghubungkan kedua tulang menjadi satu. Nervus peroneus communis dan nervus tibialis menyarafi sendi
Membrana interossea yang menghubungkan corpus tibiae dan ini.
fibulae, juga memperkuat sendi.
Ligamentum anterius dan posterius merupakan pita jaringan Pergerakan
fibrosa pipih yang menghubungkan kedua tulang itu di depan dan Sedikit gerakan terjadi selama gerakan pada sendi pergelangan
belakang ligamentum interosseum. kaki.
lr
malleolus medialis
ligamentum collateraie
mediale (deltoideum)
calcanet,:
,a-
tibia
calcaneus
B
Gambar 12-33 Articulatio talocruralis dextra dilihat dari aspek medial (A) dan aspek lateral (B),
395
membrana interossea
ligamentum
talofibulare posterius
malleolus lateralis
capsula
sustentaculum
tali
calcaneus
rnalie !us
rnedialis
ligamenturn gollaterale
mediale (de!toideum)
malleolus lateralis
M. tibialis oosterior
M. quadratus
plantae
M. abdcutor digiti minimi
M. flexor
digitorum
brevis A. V. N. plantaris lateralis
B
Garnbar X2-34 Artieulatio iaiocruraiis dextra diilhat dari aspek posterior (rq) dan potongan coronalnya (B).
I Articulatio Talocruralis
(Sendi Pergelangan Kaki) atas corpus tali. Talus dapat digerakkan pada sumbu transversal
dengan cara seperti gerakan engsel. Bentuk tulang-tulang dan
Articulallo talocruralis terdiri dari sebuah lekuk vang dibentuk kekuatan ligamentum dan tendo di sekelilingnya meniadikan
olelr ujung harvah tibia dan fibula, yans cocok dengan bagian sendi ini kuat dan stabil"
396 BAB 12
Persarafan
I Sendi-Sendi pada Kaki dan Jari Kaki
Nervus peroneus profundus dan nervus tibialis menyarafi sendi Articulationes Tarsales
ini.
Articulatio Subtalaris
Articulatio subtalaris adalah sendi posterior di antara talus dan
Pergerakan dan Otot-Otot yang
calcaneus.
Menggerakkannya
Dorsofleksi (jari-jari menunjuk ke atas) dan plantarfleksi (jari-jari Articulotio
menunjuk ke bawah). Gerakan inversi dan eversi terjadi pada
Articulatio antara permukaan inferior corpus tali dan facies medial
articulatio tarsalia dan tidak pada articulatio talocruralis.
permukaan atas caicaneus (Gambar 12-38). Facies articulare
Dorsofleksi dilakukan oleh musculus tibialis anterior,
diliputi oleh fulang rawan hialin.
musculus extensor hallucis longus, musculus extensor digitorum
longus, dan musculus peroneus tertius. Gerakan ini dihambat oleh
tegangnva tendo calcaneus, serabut-serabut posterior ligamentum Tipe
collaterale mediale, dan ligamentum calcaneofibuiare. Sendi-sendi ini adalah sinoviai, dan ienis piana.
SENDI 397
Capsula Articulatio
Capsula membungkus sendi dan melekat pada pinggir-pinggir Articulatio antara caput tali yang bu1at, permukaan atas
area sendi kedua tulang. sustentaculum ta1i, dan permukaan posterior atau yang cekung
dari os naviculare. Facies articulare diliputi oleh tulang rawan
hialin.
Ligomento
Ligamentum collaterale mediale dan lalerale (talocalcaneus)
T,Pe
memperkuat capsula (simpai sendi). Ligamentum interosseus
(talocalcaneus) (Gambar 12-34) kuat dan merupakan pengikat Jenis sendi ini adalah sendi sinovial.
utama antara kedua tulang itu. Ligamentum ini melekat di atas
pada sulcus tali dan di bawah pada sulcus calcanei. Copsulo
Capsula membungkus sendi dengan tidak sempurna.
Membrono Synovialis
Membrana synovialis melapisi capsula articulare. Ligamenta
Ligamenlum calcaneonaviculare plantare kuat dan berjalan dari
Cerakon margo anterior sustentaculum tali ke facies inferior dan tuberositas
Dapat dilakukan meluncur dan rotasi. ossis navicularis. Permukaan superior ligamentum diliputi oleh
fibrocartilago dan menyokong caput tali.
Articulatio Talocalcaneonavicuiaris
Articulatio talocalcaneonavicularis adalah sendi anterior antara Membrono Synoviolis
talus dan caicaneus dan juga termasuk os naviculare (Gambar 12- Membrana synovialis meliputi capsula articulare.
38).
M. tibialis anterior
M. extensor hallucis longus
A. dorsalis pedis
retinaculum musculorum
extensorum inferius M. extensor
digitorum longus
N. saphenus
M. peroneus tertius
saphena magna
talus
malleolus medialis
peroneus profundus
!"etiirrculum
riruscuiorunr flexorum malleolus lateralis
M. tibialis posterior
V. saphena parva
tencl0
ir.l. tiantaris
tendo calcaneus
398 BAB 12
tendo calcaneus
tuberositas ossis
malleolus lateralis
metatarsi V
A M. extensor
digitorum brevis
V saphena magna
tendo calcaneus
caput tali
malleolus medialis
sustentaculum tali
Gambar 12-36 Aspek lateral (A) dar: aspek medial (B) pergelangan kaki kanan seorang perempuan berusia 29 tahun.
M. extensor
digitorum lonEus
malleolus medialis
tendon
malleolus lateralis M- tibialis anterior
ATCUS VCNOSUS
tendon M. extensor
dorsalis hallucis longus
A
tendo caNcaneus
maileolus
medialis
malleolus iateralis
tendon M. oeroneus
B longus dan brevis
Gambar 12-37 Aspek anterior (A) dan aspek posterior (B) kaki dan pergelangan kaki kanan seorang perempuan berusia 29
tahun.
sENDr 399
Gerokon Ligamento
Dapat dilakukan meluncur dan rotasi. Ligamentum bif urcatum adalah li gamentum kuat pada permukaan
atas sendi (Gambar 12-33). Berbentuk huruf Y dan batangnya
Articulatio Calcaneocuboidea melekat pada permukaan atas bagian anterior calcaneus. Kaki
Iateral melekat pada permukaan atas os cuboideum, dan kaki
Articulotio medial melekat pada permukaan atas os naviculare.
Articulatio antara ujung anterior calcaneus dan permukaan Ligamentum plantare longum adalah ligamentum kuat pada
posterior os cuboideum (Gambar 12-38). Permukaan sendi ditutupi permukaan bawah sendi (Gambar 12-39 dan 12-40). Ligamentum
oleh tulang rawan hialin. ini melekal di belakang pada permukaan bawah calcaneus
dan di depan pada permukaan bawah os cuboideum dan basis
Tipe ossis metatarsi ketiga, keempa! dan kelima. Ligamentum ini
menghubungkan alur untuk tendo musculus peroneus longus dan
Articulatio calcaneocuboidea adalah variasi sendi sinovial dan
mengubahnya menjadi saluran.
jenis datar.
Ligamentum plantare brevis adalah ligamentum lebar yang
kuat, yang melekat pada tuberculum anterior permukaan bawah
Capsula calcaneus dan pada bagian yang berdekatan pada os cuboideum
Capsula membungkus sendi. (Gambar 12-40).
sulcus tali
sulcus
calcaneus
calcanei
tuberculum laterale
sulcus calcanei
---Sry+
i:t:j
- -.- - ---
r'. --)7- z4 --
calcaneus N3--;=-7,.frjfu
fibularis longi
aspek lateral
ossa sesamoidea
Aa. metatarsales
arcus plantaris
ramus profundus
N. plantaris lateralis
Gambar 12-39 Lapisan ketiga musculi plantares pedis dextrae. Terlihat juga ramus profundus nervus plantaris lateralis dan
arcus afterialis plantaris.
Membrono Synoviolis Gerakan inversi dan eversi kaki yang penting terjadi pada
Membrana synovialis melapisi capsula articularis. articulatio subtalaris dan tarso transversalis. Inversi adalah
gerakan kaki sehingga telapak kaki menghadap ke medial. Eversi
adaiah gerakan sebaliknya sehingga telapak kaki menghadap ke
Gerakan Articulatio Subtalaris, Talocalcaneonavicularis, dan
laterai. Gerakan inversi lebih luas dari eversi.
Calcaneocuboidea
Inversi dilakukan oleh musculus tibialis anterior, musculus
Articulatiotalocalcaneonavicularis danarticulatio calcaneocuboidea extensor hallucis longus, dan tendo medial musculus extensor
keduanya disebut sebagai articulatio tarsi transversa atau digitorum longus; Muscuius tibialis posterior iuga ikut
midtarsal. membantu.
SEND/ 401
Eversi dilakukan oieh musculus peroneus longus, musculus plantare. Cavitas articularis berhubungan dengan rongga sendi
peroneus brevis, dan musculus peroneus tertius; tendo lateral articulationes intercuneiformes dan cuneocuboideae, dan juga
musculus extensor digitorum longus juga ikut membantu. dengan articulationes cuneometatarsales dan intermetatarsales, di
antara basis ossis metatarsi II dan III, dan diantara III dan iV
Articulatio Cuneonavicularis
Articulatio cuneonavicularis adalah sendi antara os naviculare dal Articulatio Cuboideonavicularis
ketiga ossa cuneiforme. Ini adalah sendi jenis sinovial dan jenis Articulatio cuboideonavicularis umumnya adalah sendi fibrosa
gliding. Capsula articularis diperkuat oleh ligamentum dorsale dan dengan kedua tulang dihubungkan oleh ligamentum dorsale,
plantare, dan interosseum.
ossa sesamoidea
M. interosseus dorsalis ll
profundae
M. interosseus dorsalis lV
Aa. metatarsales
A. dorsalis pedis
arcus plantaris
ramus profundus
N. plantaris lateralis
M. peroneus longus
ligamentum
calcaneocubordeum
plantare
M. tibialis posterior
ligamentum
plantare longum
,\\
\
\I I( \ \
r
\\ \\,
\L\-
Gambar 12-40 Lapisan keempat musculi plantares pedis dextrae. Terlihat juga ramus profundus nervus plantaris lateralis dan
arcus plantaris, Perhatikan ligamenta transversae profundae.
402 BAB 12
Articulationes lntercuneiformes dan Cuneocuboideae Gerakan abduksi dan aduksi jari-jari yang dilakukan oleh
musculi interossei hanya sedikit danberlangsung dari garis tengah
Articulationes intercuneiformes dan cuneocuboideae adalah sendi
jari kedua dan bukan jari ketiga seperti pada tangan.
sinovial jenis datar. Rongga sendinya berhubungan dengan rongga
sendi articulatio cuneonavicularis. Tulang-tulang dihubungkan
oleh ligamentum dorsale, plantare, dan interosseum.
Articulationes metatarsophalangeae dan interphalangeae mirip kaku untuk gerakan ke depan (Gambar 12-41). Namun, dengan
dengan yang terdapat pada tangan. Ligamentum transversum susunan seperti itu kaki tidak dapat menyesuaikan diri terhadap
permukaan yang tidak rata, dan gerak maju seluruhnya akan
profundum menghubungkan sendi-sendi kelima jari kaki.
tergantung pada aktivitas musculus gastrocnemius dan musculus
M. flexor hallucis
longus dan M. flexor
digitorum longus
Pengungkit sederhana
A
kaki datar
Gambar 12-41 Kaki sebagai pengungkit sederhana (A) dan pengungkit bersegmen (B). Diperlihatkan juga cetakan kaki
normal dan kaki datar di lantai
SEND/ 403
soleus. Karena pengungkit ini terdiri dari segmen-segmen yang telah ada sejak lahir: arcus longitudinalis medialis, arcus
dengan banyak sendi, maka kaki bersifat fleksibel dan dapat longitudinalis lateralis, dan arcus tlansversus (Gambar 72-42).
menyesuaikan diri terhadap permukaan yang tidak rata. Lagipula, Pada anak-anak kecil, kaki tampaknya datar karena banyaknya
otot-otot flexor panjang dan otot-otot kecil kaki berkerja pada lemak subcutan pada telapak kaki.
tulang-tulang kaki bagian depan dan jari-jari (sebagai landasan
maju dari kaki) dan sangat membantu gerakan maju ke depan
musculus gastrocnemius dan musculus soleus (Gambar 12-41).
I Tulang-TulangArcus
Pemeriksaan pada kaki yang berartikulasi atau foto lateral kaki,
akan dapat dilihat tulang-tulang yang membentuk arcus pedis.
- sustentaculum tali
os metatarsale pertama
calcaneus
os sesamoideum
os cuboideum
arcus transversus
Gambar 12-42 Tulang-tulang yang menyusun arcus longitudinalis medialis, arcus longitudinalis lateralis, dan arcus
transversus pedis dextra.
404 BAB 12
a Arcus transversus: Arcus ini dibentuk oleh basis ossa meta- Penyanggah Ligament: Ligamenta plantaria yang panjang
tarsalia dan os cuboideum dan ketiga os cuneiforme (Gambar dan pendek serta aponeurosis plantaris.
1,2-42).
Arcus Transversus
I Mekanisme Penyanggah Arcus Penyanggah Otot: musculi interossei dorsales,
transversum muscuius adductor haliucis, muscnlus peroneus
caput
Selain daripada bentuk masing-masing tulang, arcus disokong longus dan musculus peroneus brevis.
oleh musculi dan ligamenta berikut ini. Penyanggah Ligament: Ligamenta transversa profunda,
ligamenta plantaria yang sangat kuat.
Arcus Longitudinalis Medialis.
Bentuk kokoh os cuneiforme yang seperti wajik dan basis ossa
Penyanggah Otot: Bagian medial musculi flexor digitorum
metatarsi berperan besar dalam menyokong arcus transr./ersus.
brevis, musculus abductor hallucis, musculus flexor hallucis
longus, bagian medial musculus flexor digitorum longus, dan
musculus flexor hallucis brevis, musculus tibialis anterior,
pelebaran tendo insersi musculus tibialis posterior.
Penyanggah Ligament: Ligamentum plantare dan dorsale Fungsi Gerak Maju Kaki
termasuk ligamentum calcaneonaviculare plantare yang Berdiri Diam
penting; iigamentum mediaie articulatio talocruralis, dan Berat badan didistribusikan melalui tumit di belakang dan caput
aponeurosis plantaris. ossis metatarsi di depan (termasuk kedua os sesamoid di bawah
caput ossis metatarsi l).
Arcus Longitudinalis Lateralis
Penyanggah Otot: musculus abductor digiti minimi, bagian Berjalan
lateral musculus flexor digitorum longus dan brevis, serta Sewaktu berat badan berpindah ke depan, berat itu berturut-
musculus peroneus longus dan brevis. turut disokong oleh pinggir lateral kaki dan caput ossis metatarsi.
eminenlia
intercondlllgiis
gadolinium
intra-artikuler
ligamentum
collaterale laterale
M. vastus lateralis
M. sartorius
pinggir meniscus
lateralis
V saphena
M. biceps femoris magna
ligamentum
cruciatum
posterius
w *&
M. gracillis
*
A. dan V. poplitea N. tibialis M.semimembranosus M.semitendinosus
\
Gambar 12-44 Pencitraan resonansi magnetik (MRI) densitas proton transversal (axial) lutut kanan dengan larutan garam
gadolinium intraartikuler (dilihat dari bawah).
406 BAB 12
1. Seorang pasien melakukan gerakan fleksi articulatio coxae, 10. Articulatio ginglymus (sendi engsel)
jika dia:
A. menggerakkan extremitas inferior menjauhi garis tengah 11. Articulatio condyloidea
pada bidang coronal.
12. Articulatio spheroidea (ball and socket)
B. menggerakkan extremitas inferior ke posterior pada
bidang paramedian. 13. Articulatio sellaris
C. menggerakkan extremitas inferior ke anterior pada bidang A. Articulatio metacarpophalangea jari telunjuk
paramedian. B. Articulatio humeri
D. memutar extremitas inferior sehingga permukaan anterior C. Articulatioradiocarpea
menghadap ke medial. D. Articulatio carpometacarpea ibujari tangan
E. memutar extremitas inferior ke arah bidang medio-
E. Tidak ada pilihan
sagittal.
2. Inversi kaki adalah sebuah gerakan sehingga telapak kaki Sendi-Sendi Kepala dan Leher
menghadap ke:
A. ke bawah dan posterior.
Pertanyaan Pilihan Ganda
B. ke medial.
C. ke lateral. Pilihlah satu jawaban yang PALING IEPAI.
D. ke bawah.
E. ke bawah dan lateral. 14. Pernyataan berikut ini benar untuk articulatio temporo-
mandibularis, kecuali:
Pertanyaan Mencocokkan A. Facies articularis superior dibentuk oleh tubercuium
articulare dan portio anterior fossa mandibularis ossis
Untuk setiap sendi di bawah ini, pilihlah gerakan tipe apa yang temporalis.
cocok. B. Ligamentum temporomandibulare laterale melindungi
meatus acusticus externus dari pergeseran caput
3. Articulatio stemoclavicularis mandibulae ke belakang yang berlebihan.
C. Discus articularis disusun oleh fibrocartilago.
4. Articulatio radioulnaris superior
D. Umumnya cavitas articularis superior dan inferior saiing
5. Articulatiotalocruralis berhubungan.
E. Persarafan sendi berasal dari nervus auricuiotemporalis
A. fleksi
B. meluncur dan rami masseterica divisi mandibularis nervus
C. AdanB trigeminus.
D. Bukan A atau B 15. Pernyataan berikut ini benar unfuk gerakan articulatio
temporomandibularis, kecuali:
Untuk setiap sendi di bawah ini, pilihlah tipe sendi yang paling A. Depresi mandibula dilakukan oleh kontraksi musculus
cocok. genioglossus.
B. Elevasi mandibula dilakukan oleh kontraksi muscuius
6. Sendi-sendi di antara corpus vertebrae temporalis, masseter, dan pterygoideus medialis.
C. Pada saat mulut mulai terbuka, caput mandibulae berputar
7. Articulatiotibiofibularisinferior ke permukaan bawah discus articulare.
8. Sutura di antara tulang-tulang cranium
D. Gerakan protrusi mandibula terjadi pada cavitas articularis
superior.
9. Articulatio radiocarpea E. Protrusi mandibula dilakukan oleh kontraksi musculus
A. Sendi sinovial pterygoideus lateralis kedua sisi, dibantu oleh musculus
B. Kartilaginosa pterygoideus medialis kedua sisi.
5END/ 407
16. Otot-otot manakah yang berinsersi pada discus articularis D. processus articularis in{erior vertebrae thoracicae V
pada articulatio temporomandibularis? E. processus articularis superior vertebrae thoracicae VII
A. pterygoideusmedialis 21. Cartilago costaiis berikut ini yang tidak bersendi langsung
B. serabut anterior musculus temporalis dengan corpus sterni adalah:
C. masseter
A. kedua.
D. serabut posterior musculus temporalis
B. keempat.
E. pterygoideuslateraiis
C. kelima
D. kedelapan
Sendi-Sendi ColumnaVertebralis E. ketiga
Pertanyaan Pilihan Ganda
Sendi-Sendi Extremitas Superior
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
Pertanyaan Pilihan Ganda
17. Pernyataan berikut ini benar untuk discus interverrebraris,
kecuali: Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
A. Nucleus pulposus umumnya berherniasi kearah antero-
1ateral. 22. Saraf yang berhubungan dengan aspek inferior articulatio
B. Discus paling tebal di daerah lumbal. humeri dan mungkin cedera pada dislokasi articulatio humeri
C. Articulatio atlanto-axialis tidak mempunyai discus. adalah:
D. Discus berperan penting dalam perkembangan lengkung- A. radialis
lengkung columna vertebralis. B. ulnaris
E. Dalam proses penuaary cairan di dalam nucleus pulposus C. axillaris
digantikan oleh fibrocartilago. D. medianus
E. musculocutaneus
18. Pemyataan berikut ini benar untuk articulatio atlanto-axialis,
kecuali: 23. Pemyataan berikut ini benar untuk abduksi lengan atas pada
A. Ligamentum apicale menghubungkan apex dentis ke articulatio humeri, kecuali:
arcus anterior atlas. A. Abduksi lengan atas melibatkan rotasi pada scapula
B. Pars ttansversa ligamentum cruciatum dilekatkan pada demikian pula gerakan pada articul:!.r., humeri.
kedua sisi permukaan dalam massa lateralis atlantis dan B. Untuk setiap 3' abduksi lengan atas, terjadi 2' abduksi
melekatkan dens ke arcus anterior atlas. articulatio humeri serta terjadi 10 abduksi melalui rotasi
C. Ligamenta alares menghubungkan dens ke sisi medial scapula.
condylus occipitalis ossis occipitalis tengkorak. C. Pada sekitar 120' abduksi lengan atas, tuberculum majus
D. Articulatio atlanto-axialis merupakan sendi sinovial. humeri kontak dengan pinggir lateral acromion.
E. Rotasi luas dari atlas mengakibatkan kepaia dapat berputar D. Pada sekitar 120" abduksi lengan atas, abduksi selanjutnya
pada sendi. diselesaikan dengan rotasi scapula.
E. Musculus trapezius dan serrafus anterior berperan unfuk
19. Pemyataan berikut ini benar untuk sendi-sendi di antara
melakukan abduksi articulatio humeri.
kedua arcus vertebrae, kecuali:
A. sendi-sendi adalah sendi sinovial. 24. Otot-otot berikut ini berperan pada fleksi articulatio cubiti,
B. sendi-sendi di antara processus articularis superior dan kecuali:
inferior vertebra yang berdekatan. A. biceps brachii
C. Facies articularis tidak mempunyai tulang rawan hialin. B. brachioradialis
D. Sendi-sendi dikelilingi oleh ligamentum capsulare C. pronator teres
E. Di regio cervicalis, ligamentum supraspinale dan inter- D. anconeus
spinale menebal untuk membentuk ligamentum nuchae. E. brachialis
C. nenus femoralis
36. Calcaneus berpartisipasi dalam pembentukan arcus pedis
D. nervus peroneus communis
yang mana?
E. nervus peroneus superficialis
A. Hanya arcus longitudinalis medialis
30. Otot-otot berikut ini melakukan dorsofleksi pedis pada B. Hanya arcus transversus
articulatio talocruralis: C. Arcus longitudinalis medialis dan lateralis
A. peroneuslongus D. Arcus longifudinalis medialis dan arcus transversus
B. extensor digitorum brevis E. Arcus longitudinalis lateralis dan arcus transversus
C. tibialis posterior 37. Talus berpartisipasi dalam pembentukan arcus yang mana?
D. extensor hallucis brevis A. Hanya arcus transversus
E. tibialis anterior B. Hanya arcus longitudinalis lateralis
SEND' 409
1. C y*g benar. Fleksi articulatio coxae adalah menggerakkan 13. D yang benar. Articulatio carpometacarpea ibujari tangan
extremitas inferior ke anterior pada bidang paramedian. adalah contoh yang bagus untuk articulatio sellaris (Gambar
12-1).
B yang benar. Inversi kaki adalah sebuah gerakan sehingga
telapak kaki menghadap ke medial (lihat Gambar 1-3). 14. D yang tidak benar. Umumnya cavitas erticularis superior
dan inferior articulatio temporomandibularis tidak saling
B yang benar. Articulatio stemoclavicularis berkaitan dengan berhubungan. Namun, tidak jarang saat perjalanan kehidupan
gerakan meluncur. terjadi hubungan antar rongga tersebut akibat dari pengunaan
sehari-hari dan robek.
D y*g benar. Articulatio radioulnaris superior berkaitan
dengan gerakan rotasi. 15. A yang tidak benar. Depresi mandibula dilakukan oleh
kontraksi musculus digastricus, geniohyoideus, dan mylo-
A yang benar. Dorsofleksi (jari-jari menunjuk ke atas) dan
hyoideus. Musculus pterygoideus lateralis berperan penting
plantarfleksi (jari-jari menunjuk ke bawah) terjadi pada
dalam menarik mandibula ke depan (Gambar 12-6).
articulatio talocruralis.
16. E yang benar. Sebagian musculus pterygoideus lateralis
6. B yang benar. Sendi-sendi di antara corpus vertebrae adalah
berinsersi pada discus articularis pada articulatio temporo-
tipe kartilaginosa.
mandibularis dan bertanggung jawab dalam menarik discus
dan mandibula ke depan selama depresi mandibula.
n C yang benar. Articulatio tibiofibularis inferior adalah tipe
fibrosa.
17. A yang tidak benar. Nucleus pulposus paling sering berhemiasi
ke arah posterolateral.
C yang benar. Sutura di antara tulang-tulang cranium adalah
tipe fibrosa (Gambar 12-3).
18. Ayang tidakbenar. Pada articulatio atlanto-axialis, ligamentum
apicis dentis menghubungkan apex dentis ke margo anterior
9. A yang benar. Articulatio radiocarpea adalah tipe sinovial.
foramen magnum tengkorak (Gambar 12-9).
B yang benar. Articulatio humeri adalah sendi peluru atauball 21. D yang benar. Cartilago costalis VIII bersendi dengan cartilago
and socket joint. costalis MI.
410 BAB 12
22. C yang benar. Nervus axillaris berjalan melalui spatium 31. A yang benar. Musculus popliteus membuka articulatio genus
quadrangulare tepat di bawah articulatio humeri untuk dengan memutar tibia terhadap femur (atau femur terhadap
menyarafi musculus deltoideus dan musculus teres minor. tibia), dengan demikian mengurai dan mengendurkan
Nervus axillaries juga mengurus kulit di atas musculus ligament-ligament pada lutut.
deltoideus bagian setengah kebawah (Gambar 12-17).
32. B yang benar. Ligamentum ischiofemorale bersama dengan
23. E yang tidak benar. Abduksi lengan atas pada articulatio ligamentum iliofemorale serta iigamentum pubofemorale
humeri melibatkan kontraksi musculus supraspinatus dan membatasi gerak ekstensi articulatio coxae.
musculus deltoideus. Musculus trapezius dan serrafus anterior
dilibatkan dalam rotasi scapula, yang juga terjadi selama 33. A yang benar. Ligamentum cruciatum anterius mencegah
abduksi lengan atas (Gambar 12-19). dislokasi femur ke belakang pada articulatio genus.
24. D yang tidak benar. Musculus anconeus merupakan otot 34. E yang benar. Ligamenfum collaterale mediale mencegah
ekstensor articulatio cubiti. abduksi tibia pada articulatio genus.
25. E yang benar. Nervus ulnaris berhubungan erat dengan 35. B yang benar. Ligamentum collaterale laterale melekat pada
ligamentum mediale articulatio cubiti (Gambar 12-20). caput fibulae (Gambar 12-30).
26" Eyangbenar. Ligamentummediale danlateralepada articulatio 36. C yang benar. Calcaneus berpartisipasi dalam pembentukan
radiocarpalis merupakan ligamentum yang kuat. arcus longitudinalis mediaiis dan lateralis pedis (Gambar 12-
42).
27. B yang tidak benar. Gerakan articulatio metacarpophalangea
jari telunjuk menjauhi garis tengah jari ketiga dilakukan oleh 37. C yarrg benar. Talus hanya berpartisipasi dalam pembentukan
musculi interossei dorsales. arcus longitudinalis medialis pedis (Gambar 12-42).
28. D yang tidak benar. Articulatio sacroiliaca menerima persarafan 38. E yangbenar. Os cuboideumberpartisipasi dalampembentukan
dari plexus sacralis. arcus iongitudinalis lateralis dan transversus pedis (Gambar
12-4L).
29. C yang benar. Nervus femoralis menyarafi.musculus recfus
femoris, yang berfungsi untuk fleksi tungkai atas pada 39. D yang tidak benar. Articulatio talocrur";i:; paling stabil dalam
articulatio coxae dan ekstensi tungkai bawah pada articuiatio posisi dorsofleksi penuh.
genus.
40. D yang tidak benar. Musculus peroneus tertius merupakan otot
30. E yang benar. Musculus tibialis anterior melakukan dorsofleksi eversi kaki pada articulatio subtalaris dan tarsalis transversus.
'
kaki pada articulatio talocruralis.
Otot Skelet
411
412 BAB 13
Catatan Fisiotogik: Kerja dan Tonus Otot Sketet 412 Otot-Otot Pelvis 431
pada Bab ini, otot-otot tubuh yang paling penting beserta origo, bahwa Anda yang memiliki otot dan rangka serta sendi-sendinya
I insersi, persarafan, dan gerakannya diuraikan secara ringkas di sendiri, karena itu janganlah ragu-ragu untuk belajar dengan
dalam Tabel. Jika Anda memiliki rangka sendi yang dapat digerakkan; menggerakkannya sendiri. Hal ini terutama penting pada anggota
lakukanlah kontraksi sebuah otot tertentu, dan kemudian gerakan gerak. Anda akan menemukan bahwa menggerakkan otot-otot ini
tulang atau tulangtulang yang sesuai pada rangka, hal ini dapat sangat membantu apabila dilakukan di depan cermin.
membantu anda untuk membayangkannya lebih rnudah. lngatlah
ANATOMI DASAR mungkin terdiri dari satu seri otot,otot bipennatusJang tersusun
berderetan satu dengan yang lain (contohnya, serabut acromialis
musculus deltoideus) atau mungkin mempunyai tendo yang
terletak di pusatnya dan serabut-serabut ototberjalan ke arah tendo
tersebut dari berbagai sisi, dan selama perjalanannya kemudian
Struktur dalam Otot Skelet menyatu (contohnya, musculus tibialis anterior).
Dilihat dari volume oto! biasanya otot pennatus mempunyai
lebih banyak serabut dibandingkan dengan otot yang serabutnya
Serabut-serabut otot dipersatukan olehjaringan areolar yang halus, sejajar dan oleh karena itu lebih kua! dengan perkataan lain
dan menebai pada permukaan sehingga membentuk selubung jangkauan gerak dikorbankan demi kekuatan.
fibrosa, epimisium. Masing-masing serabut otot tersusun secara
sejajar atau miring terhadap sumbu otot (Gambar 13-1). Oleh
karena pada waktu berkontraksi otot memendek sepertiga
sampai setengah dari panjangnya pada waktu istirahat, maka otot
yang serabutnya sejajar dengan garis tarikan akan mempunyai
jangkauan gerak yang iebih luas dibandingkan dengan otot yang
Kerja dan Tonus Otot Skelet
serabutnya berjalan miring. Contoh otot yang serabutnya tersusun Satu unit motorik terdiri atas satu neuron motorik pada cornu
sejajar (Gambar 13-1) adalah musculus stemocleidomastoideus, anterius substansia grisea atau columna anterior medula spinalis
musculus rectus abdominig dan musculus sartorius. dan semua serabut otot yang dipersarafinya (Gambar 13-2). pada
Otot-otot yang serabutnya berjalan miring terhadap garis otot bokong yang besar seperti musculus gluteus maximus, yang
tarikan dinamakan otot pennatus (bentuknya mirip bulu) (Gambar tidak memerlukan pengaturan yang baik, satu neuron motorik
13-1). Otot unipennalus adalah otot yang tendonya terletak dapat menyarafi sebanyak 200 serabut otot. Sebaliknya, pada
sepanjang satu sisi otot dan serabutnya berjalan miring ke arah otot-otot kecil tangan atau otolotot ekstrinsik bola mata, yang
tendo tersebut (contohnya, musculus extensor digitorum longus). membutuhkan pengaturan yang baik, sebuah serabut saraf hanya
Otot bipennatus adalah otot yang tendonya terletak ditengah- menyarafi beberapa serabut otot.
tengah otot dan serabut ototnya berjalan ke arah tendo ini dari dua Waktu jstirahat, setiap otot skelet berada dalam keadaan sedikit
sisi (contohnya, musculus rectus femoris). Otot multipennatus kontraksi. Keadaan ini dinamakan tonus otot. Oleh karena serabut
OTOT SKELET 413
@"o",0*'
W
quadrilateral
ffistrap
ffiq KW
sfrapdengan
intersectiones
tendineae
fusiformis biventer bicaPitis
unipennatus
*w
triangularis bipennatus
kontraksi
relaksasi
multipennatus
multipennatus
Gambar 13-1 Berbagai bentuk struktur interna otot skelet. Otot yang sedang relaksasi dan kontraksi juga diperlihatkan.
perhatikan bagaimana serabut-serabut otot pada kontraksi memendek sepertiga sampai setengah dari panjang istirahatnya.
Perhatikan juga bagaimana otot bertambah besar.
otot berada dalam keadaan sepenuhnya kontraksi atau sepenuhnya yang ada di cornu anterius substansia grisea, yang selanjutnya
relaksasi, dengan tanpa masa tenggang, maka beberapa serabut mengirimkan impuls melalui akson-aksonnya ke serabut-serabut
otot di dalam sebuah otot selalu berada dalam keadaan kontraksi otot (Gambar 13-3). Bila !intasan aferen atau eferen lengkung
penuh. Untuk memungkinkan keadaan ini dan untuk menghindari refleks sederhana ini dipotong, otot dengan segera kehilangan
kelelahan maka kelompok unit motorik yang berbeda akan bekerja tonusnya dan menjadi lemas (f/accld). Pada palpasi, otot yang
dalam waktu yang berbeda. Hal ini dimungkinkan karena impuls flaccid terasa seperti massa adonan yang tidak mempunyai gaya
saraf dari neuron motorik di cornu anterius medula spinalis tidak pegas. Otot dengan cepat menjadi atrofi dan mengecil. Derajat
timbul dalam waktu bersamaan. aktivitas sel-sel motorik cornu anterius yang mempengaruhi tinggi
Pada dasarnya, tonus otot tergantung pada integritas lengkung tonus otot tergantung pada jumlah impuls saraf yang diterima oleh
refleks monosinaps sederhana yang terdiri dari dua neuron motorik sel-sel ini dari neuron-neuron lain di dalam sistem saraf.
di dalam susunan saraf (Gambar '13-3). Derajat regangan pada Pergerakan otot dilakukan dengan mengaktifkan sejumlah unit
otot dideteksi oleh ujung-ujung sensoris yang peka disebut muscle motorik dan pada waktu yang bersamaan mengurangi keaktifan
spindle atau tendon spindle (Gambar 13-3). lmpuls saraf berjalan unit motorik darl otot-otot yang bekerja berlawanan atau antagonis.
di dalam serabut aferen neuron yang masuk ke dalam medula Bila dibutuhkan kekuatan maksimum, seluruh unit motorik dari otot
spinalis. Di sini, serabut aferen bersinaps dengan neuron motorik itu akan berkerja.
414 BAB 13
muscle spindle
neuron motorik
cornu anterius substansia
grisea medula spinalis
kapsula
anulospiral ending
sendi di mana pergerakan utama terjadi. Untuk mencegah Bahkan otolotot dapat berkontraksi secara berlawanan;
terjadinya pergerakan yang tidak diinginkan pada sendi-sendi contohnya, jika musculus biceps brachii, sebuah fleksor sendl siku,
yang dilewati tersebut, sekelompok otot yang disebut otot-otot berkontraksi dan mengontrol besarnya ekstensi siku jika musculus
sinergis berkontraksi dan menstabilkan sendi-sendi tersebut. triceps brachii berkoniraksi.
Contoh, otot-otot fleksor dan ekstensor pergelangan tangan
berkontraksi mengfiksasi sendi pergelangan tangan, sehingga
memungkinkan otolotot fleksor dan ekstensor panjang jari-jari
bekerja efisien (Gambar 13-4).
Persarafan Otot Skelet
lstilah-istilah ini digunakan untuk kerja otot tertentu selama
pergerakan tertentu; banyak otot yang dapat bekerja sebagai Trunkus saraf yang menuju ke sebuah otot merupakan saraf
penggerak utama, antagonis, fiksator, atau sinergis, tergantung campurary kira-kira 60% merupakan saraf motoris dan 40o/" saraf
pada pergerakan apa yang akan dilakukan. sensoris, dan juga mengandung beberapa serabut saraf otonom
M. quadriceps femoris
M. biceps
femoris
deltoideus
l} Jaringan ikat jarang, yang memungkinkan tiga lapisan pertama lengkung pharyrx pertama, oleh karena itu dipersarafi oleh divisi
bergerak pada lapisan yang kelima mandibularis nervus trigeminus (nervus cranialis kelima). Lihat
a Periosteum tulang-tulang tengkorak. Tabel 13-2.
( Otot-Otot Pengunyah
berhubungan dengan plexus saraf cervicaiis, nervus phrenicus,
dan bagian atas plexus brachialis. Origo, insersi, persarafary dan
Otot-otot pengunyah terdiri atas emPat otot kuat yang melekat fulgsi musculus sternocleidomatoideus Cii i;r..gkas dalam Tabel
pada mandibula (Gambar 13-7). Otot-otot ini berkembang dari 13-3.
sutura sagitialis
vena superficialis
' kulit kulit kepala
V. emissaria
jaringan ikat
V. diploica
aponeurosrs
sinus sagittalis superior
jaringan ikat longgar granulationes arachnoideae
Gambar 13-5 Penampang koronal bagian atas kepala memperlihatkan lapisan kulit kepala, sutura sagittalis cranii, falx cerebri,
sinus venosus sagittalis superior dan inferior, granulationes arachnoidales/ venae emissariae, dan hubungan pembuluh darah
otak dengan spatium subarachnoidea.
418 BAB 13
Nama Otot
OTOT SKELET 419
epicranial aponeurosis
,1, a ,ra
M. auricularrs anterior
'/ I
M. orbicularis oculi
M. procerus
i M. compressor
N
M. occipitofrontalis
M. auricularis
M. dilatator
naris
M. risorius
M. buccinator
M. orbici
oris
1r:irii:,
M. levator labii
superioris alaeque nasi
M. zygomaticus minor
discus
articularis
membrana
synovialis
M. pterygoideus lateralis
A collum mandibulae
mandibulae
\-
M. pterygoideus medialis
M. digastricus
(venter posterior)
M. masseter
M. digastricus
'l/
M. thyrohyoideus
M. sternohyoideus
M. omohyoideus
(venter superior)
Gambar l3-7 Afticulatio temporomandibularis dengan mulut tertutup (A) dan dengan mulut terbuka (B). Perhatikan posisi
caput mandibulae dan discus articularis terhadap tuberculum articulare pada setiap posisi. C. Tempat melekatnya otot-otot
pengunyah pada mandibula; tanda panah menunjukkan arah gerakannya.
OTOT SKELET 421
I Fascia Cervicalis untuk membentuk lapisan fibrosa yang lebih jelas disebut lamina
superficialis, Iamina pretrachealis, dan lamina prevertebralis.
Fascia Cervicalis Superfi cialis Fascia ini juga memadat untuk membentuk sarung carotis
(Gambar 13-11).
Facia colli superficialis merupakan sebuah lapisan tipis jaringan
ikatyang membungkus musculus platysma (Gambar 13-11). Di
dalamnya terdapat pula nervi cutanei, vena-vena superficialis, dan Lamina Superficialis
nodi lymphoidei superficiales.
Lamina superficialis merupakan sebuah lapisan tebal yang
Fascia Cervicalis Profunda mengelilingi leher. Lamina ini membelah untuk membungkus
Fascia cervicalis profunda menyokong otot, pembuluh, dan viscera musculus trapezius dan musculus sternocleidomastoideus
leher (Gambar 13-11). Pada area tertentu, fascia ini memadat (Gambar 13-11).
422 BAB 13
Gambar 13-8 Diseksi aspek anterior leher, memperlihatkan musculus platysma dan ujung-ujung bawah musculus
sternocleidcmastoideus kedua sisi. Kulit dilipat ke bawah.
M. sternocleidomastoideus
venter posterior M. digastricus
A. temporalis superficialis
maxillaris
A. carotis externa
v. Jugulans rn auricularis posterior
A. occipitalis
N. hypoglossus
ramus descendens A. facialis
N lingualis
A. carotis interna
N. laryngeus superior stylohyoideus
nodi lymphoidei cervicales profundi venter anterior M. digastricus
N. cervicalis descendens
M, mylohyoideus
M. thyrohyoideus
saraf ke M. thyrohyoideus
ansa cervicalis M. sternohyoideus
N. laryngeus internus
A. thyroidea superior
pars spinalis
laryngeus externus
N. accessorius
V. thyroidea cartilago thyroidea
ago cricoidea
venter superior M. omohyoideus
isthmus glandulae thyroideae
V. jugularis anterior
V. jugularis externa
M. longissimus capitis
processus mastoideus
M. levator scapulae
processus transversus atlantis
A. vertebralis
N. auricularis magnus
N. transversus cutaneus colli M. scalenus medius
M. longissimus cervicis
N. supr
N. phrenicus
ganglion cervicale
medius oesophagus
A. thoracica interna
V. jugularis interna
Lamina pretracheaiis merupakan sebuah lapisan tipis yang Sarung carotis merupakan penebalan setempat lamina pre-
dilekatkan di atas pada cartilagines laryngis (Gambar 13-11). vertebralis, pretrachealis, dan lamina superficialis fascia colli
Lamina ini mengelilingi glandula thyroidea dan glandula profunda yang mengelilingi arteria carotis communis dan arteria
parathyroidea, membentuk sebuah bungkus untuk kelenjar- carotis interna, vena jugularis intern4 nervus vagus, dan nodi
kelenjar ini, serta membungkus otot-otot infrahyoid' lymphoidei cervicales profundi (Gambar 13-1 1 ).
lamina pretrachealis
N. laryngeus recurrens
sternocleidomastoideus
M. sternohyoideus
glandula thyroidea M. sternothyroideus
V. jugularis
M. omohyoideus
M. longus
nodus lymphoideus
cervicis
cervicalis profundus
A. carotis
communis
N. vagus M. scalenus
anterior
truncus
sympathicus M. scalenus
medius
superficia
M. trapezi:rs
Trigonum Cervicale Anterius Otot-otot punggung dapat dibagi dalam tiga kelompok:
Trigonum cervicale anterius dibatasi di atas oleh corpus mandi- t Otot-otot superficial yang berhubungan dengan cingulum
bulae, di posterior oleh musculus sternocleidomastoideus, dan di membri superioris.
anterior oleh linea mediana (Gambar 13-12). Seianjutnya trigonum a Otot-otot intermedia yang ikut menggerakan cavea thoracis.
ini dibagi dalam trigonum carolicum, trigonum digastricum, a Otot-otot profunda atau postvertebralis yang terdapat pada
trigonum submentale, dan trigonum musculare (Gambar 13-12). columna vertebralis.
OTOT SKELET 425
M. semispinalis capitis
margo inferior corpus mandibulae
venter posterior
M. digastricus
trigonum digastricum
M. splenius capitis
venter anterior
M. digastricus
M. sternocleidomastoideus
trigonum musculare
M. scalenus medius
venter superior M. omohyoideus
. sternohyoideus
caput sterni
M. sternocleidomasioi(.eus
M. scalenus anterior
la
trigonum cervicale posterius
(trigonum supraclaviculare)
{ Otot-Otot Posvertebra t
a
Otot-otot Intermedia yang Berjalan Miring.
Musculustransversospinalis:musculussemispinalis,musculi
Otot-otot posvertebra berkembang dengan baik pada manusia multifidi, dan musculi rotatores.
dan membentuk tiang jaringan otot yang lebar dan tebal, yang I Otot-otot Profunda: musculi interspinales dan musculi inter-
menempati rongga di kanan kiri processus spinosus columna transversarii.
vertebralis (Gambar 13-13). Processus spinosus dan processus
transversus vertebrae berfungsi sebagai pengungkit yang Mahasiswa tidak perlu mempelajari perlekatan rinci otot-
mempermudah kerja otot. Otot-otot terpanjang terletak superfisial otot ini. Gambar 13-13 memperlihatkan susunan otot-otot dalam
dan berjalan dari sacrum ke angulus costae, processus transversus, punggung.
dan processus spinosus vertebrae bagian atas. Otot-otot dengan
panjang sedang (intermedia) berjalan miring dari processus
transversus ke processus spinosus. Serabut otot yang terpendek Trigonum Musculare Punggung
dan terdalam berjalan diantara processus spinosus dan di antara
processus transversus vertebrae yang berdekatan. Irigonum Auscultatorius
Otot-otot punggung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Trigonum auscultatorius terletak di punggung dimana suara
a Otot-otot Superficial yang Berjalan Vertikal pernafasan dapat didengar dengan mudah dengan menggunakan
rl Musculus erector spinae: musculus iliocostalis, musculus stetoskop. Batas-batasnya adalah musculus latissimus dorsi,
longissimus, dan musculus spinalis. musculus trapezius, dan pinggir medial scapula.
426 BAB 13
M. semispinalis capitis
. longissimus capitis
. longissimus cervicis
M. iliocostalis cervicis
M. spinalis thoracis
iliocostalis thoracis
semispinalis
M. multifidus
M. longissimus thoracis
M. iliocostalis lumborum
Gambar 13-13 A. Susunan otot-otot profunda punggung. B. Pandangan lateral rangka, memperlihatkan garis gaya berat.
Karena sebagian besar berat badan terletak anterior terhadap columna veftebralis, otot-otot punggung profunda penting untuk
mempertahankan lengkung postural columna veftebralis yang normal pada posisi berdiri.
Nama otot
Pada bagian bawah vagina musculi recti abdominis mungkin arteria dan vena epigastrica superior dan inferior, serta pembuluh
terdapat sebuah otot kecil dinamakan musculus pyramidalis. limfe. Vagina musculi recti abdominis dibentuk oleh aponeurc,sis
Musculus cremaster yang berasal dari serabut-serabut ketiga otot laterai abdomen. Aponeurosis musculus obliquus
bagian bawah musculus obliquus internus abdominis; berialan ke internus abdominis membelah di pinggir lateral musculus rectus
inferior sambil membungkus funiculus spermaticus dan masuk ke abdominis untuk membentuk dua iamina; satu lamina berjalan ke
scrotum. anterior dan yang lain berjalan posterior terhadap musculus reclus
Otot-otot dinding anterior abdomen diringkas dalam Tabel abdominis. Aponeurosis musculus obliquus externus abdominis
13-5. bergabung dengan lamina anterior, dan aponeurosis transversus
abdominis bergabung dengan lamina posterior. Setinggi spina
anulus inguinalis
uperficialis
tuberculum
pubicum
ligamentum inguinale
Gambar 13-14 Musculus obliquus externus abdominis, musculus obliquus internus abdominis, dan musculus transversus
abdominis pada dinding anterior abdomen.
OTOT SKELET 429
processus xiphoideus
linea alba
intersectiones tendineae
M. rectus abdominis
spina iliaca
ligamentum inguinale anterior superior
M. pyramidalis
tuberculum pubicum
funiculus spermaticus
Gambar 13-15 Musculus rectus abdominis dan vagina musculi recti abdominis dilihat dari anterior. K/fl: Dinding anteri+r vagina
musculi recti abdominis dibuang sebagian, memperlihatkan musculus rectus abdominis dengan intersectiones tendineae. K.inan:
Dinding posterior vagina musculi recti abdominis diperlihatkan. Pinggir linea arcuata diperlihatkan setinggi spina iliaca anterior
superior.
lainnya di garis tengah di antara musculus rectus abdominis kanan paling bawah bergabung dengan serabut-serabut yang sama dari
dan kiri membentuk sebuah pita fibrosa disebut linea alba, yang musculus transversus abdominis untuk membentuk conjoint
terbentang dari processus xiphoideus sampai symphysis pubica. tendon (tendo conjunctivus), yang memperkuat setengah medial
Dinding posterior vagina musculi recti abdominis tidak dinding posterior canalis inguinalis.
melekat pada musculus rectus abdominis. Intersectiones
tendineae transversae, yang membagi musculus rectus abdominis
atas segmen-segmen, umumnya terdapat tiga buah: satu setinggi
I Ligamentum lnguinale
processus xiphoideus, satu setinggi umbilicus, dan satu lagi di Ligamentum inguinale (Gambar 13-17) menghubungkan spina
antara keduanya. Dinding anterior vagina musculi recti abdominis iliaca anterior superior dengan tuberculum pubicum. Ligamentum
melekat kuat pada intersectiones tendineae. ini dibentuk oleh pinggir bawah aponeurosis musculus obliquus
extemus abdominis, yang melipat ke belakang (Gambar 13-14).
( Linea Semilunaris Dari ujung medial ligamentum inguinale, ligamentum lacunare
(Gambar 13-17) terbentang ke belakang dan atas menuju linea
Linea semilunaris merupakan pinggir lateral musculus rectus pectinea ramus superior ossis pubis, di mana ligamentum ini
abdominis. Linea ini menyilang arcus costalis pada ujung cartilago
berlanjut sebagai ligamentum pectinea (sebuah penebalan
costalis IX.
periosteum, Gambar 13-17). Pinggir bawah ligamentum inguinale
dilekatkan pada fascia profunda tungkai atas (fascia lata).
I ConjointTendon (Tendo Conjunctivus)
Musculus obliquus intemus abdominis (Gambar 13-17) mem-
punyai sebuah pinggir bawah yang bebas, yang melengkung
I Fascia Transversalis
di atas funiculus spermatirus (atau ligamentum teres uteri) dan Fascia transversuiis*e.upukan sebuah lapisan tipis fascia yang
kemudian turun di belakang; serta melekat pada crista pubicum membatasi musculus transversus abdominis dan melanjutkan
dan linea pectinea. Dekat insersin)'a, serabut-serabut tendo yang diri sebagai lapisan yanp; melapisi diaphragma dan musculus
430 BAB 13
fascia superficialis
M. rectus kulit - M. pectoralis major
abdominis _
,\er1.-\>j
M. obliquus externus abdominis
M. obliquus internus abdominis
M. transversus abdominis
fascia transversalis
Gambar 13-16 Potongan transversal vagina musculi recti abdominis dilihat pada tiga level. A. Di atas arcus costalis. B. Di
antara arcus costalis dan spina iliaca anterior superior C. Di bawah spina iliaca anterior superior dan di atas pubis.
OTOT SKELET 431
M. transversus abdominis
M. obliquus internus
abdominis
Irnea iliopectinea
linea alba
linea pectinea
M. cremaster ligamentum
pectineum
funiculus
spermaticus
ligamentum inguinale
ligamentum lacunare
tuberculum pubicum
crista pubica
aponeurosis M. obliquus externus abdominis
Gambar 13-17 pelvis dilihat dari anteriot memperlihatkan perlekatan conjoint tendon pada crista pubica dan bagian
peftemuan dengan linea Pectinea.
iliacus. Vagina femoralis untuk vasa femoralis dibentuk dari fascia pembungkusnya, membentuk diaphragma pelvis(Gambar 13-20).
transversalis dan fascia iliaca. Di anterior diaphragma pelvis tidak lengkap, untuk memungkinkan
urethra dan vagina pada wanita melaluinya.
Tempat perlekatarg persarafan, serta fungsi otot-otot dia-
Otot-Otot phragma pelvis diuraikan dalam Tabel 13-7.
Otot-Otot Pelvis
Otot-Otot Perineum
Musculus piriformis melapisi dinding posterior pelvis dan terletak
anterior terhadap sacrum (Gambar 13-18). Otot ini meninggalkan Perineum, jika dilihat dari bawah, berbentuk wajik, dan di anterior
petrvis melalui foramen ischiadicum majus, masuk ke regio glutea dibatasi oleh symphisis pubis, di posterior oleh ujung os coccygis,
dan menggerakkan femur pada articulatio coxae. Musculus di lateral oleh tuberculum ischiadicum.
obturator intemus melapisi dinding lateral pelvis (Gambar 13- Perineum dapat dibagi menjadi dua trigonum oleh sebuah
19) dan terletak medial terhadap membrana obturatoria. Otot ini garis imajiner yang menghubungkan kedua tuber ischiadicum.
meninggalkan pelvis melalui foramen ischiadicum minus, masuk Trigonum posterius yang berisi anus, disebut trigonum anale.
ke regio glutea dan menggerakkan femur pada articulatio coxae. Trigonum anterius yang berisi orificium urogenitale disebut
Musculus levator ani dan musculus coccygeus kedua sisi, bersama trigonum urogenitale.
432 BAB 13
canalis sacralis
M. piriformis
N. pudendus
acetabulum
foramen
ischiadicum majus
ligamentum
sacrotuberosum
ligamentum sacrospinosum
I Diaphragma Urogenitale
I Corpus Perineale
Diaphragma urogenitale adalah sebuah diaphragma musculo-
Corpus perineale merupakan sebuah massa kecil jaringan fibrosa fascialis yang mengisi celah arcus pubis (Gambar 13-22).
yang melekat pada pertengahan margo posterior diaphragma Diaphrag;ma ini dibentuk oleh musculus sphincter urethrae
OTOT SKELET 433
canalis obturatorius
M. obturator internus
symphisis pubis
M. levator prostatae
atau sphincter vaginae
M. puborectalis
M. pubococcygeus
corpus perineale
perbatasan rectum
dan canalis analis
M. iliococcygeus
corpus anococcygeum
M. coccygeus
ujung os coccygrs
Gambar 13-20 Musculus levator ani dan musculus coccygeus dilihat dari permukaan inferior. perhatikan bahwa musculus
levator ani dibentuk oleh beberapa kelompok otot yang berbeda. Musculus l€vator ani dan musculus coccygeus dengan fascia
yang membungkusnya membentuk dasar muskuiar pelvis yang dinamakan diaphragma pelvicum.
434 BAB 13
glans clitoridis
orificum urethrae
glandula
vestibularis major
M. transversus perinei
superficialis
M. levator ani
corpus anococcygeum
M. levator.ani
fascia M. obturator internus
WiM
M. obturator
internus
membrana
lamina superior obturatoria
fascia diaphragma
urogenitale
N- dorsalls
clitoridis
A. profunda clitoridis
A. pudenda interna
A. bulbi clitoridis
lamina inferior fascia
diaphragma urogenitale M. ischiocavernosus
M. bulbospongiosus
labium minus
Gambar 13-22 Potongan koronal pelvis wanita memperlihatkan vagina, diaphragma urogenitale, dan isi spatium superficiale
perinei.
dan musculus transversus perinei profundus yang terletak di Axi1la mengandung pembuluh darah dan saraf utama untuk
antara lamina superior dan lamina inferior fascia diaphragma extremitas superior (Gambar 13-23) dan banyak nodi lymphoidei.
urogenitale. Lamina inferior fascia diaphragma urogenitale sering Otot-otot yang menghubungkan extremitas superior
disebut sebagai membrana perinei. dengan dinding thorax diperlihatkan dalam Tabel 13-9, otot-
Tempat lekat, persarafan, dan fungsi otot-otot perineum otot yang menghubungkan extremitas superior dengan columna
diringkas dalam Tabel 13-8. vertebralis diperlihatkan dalam Tabel 13-10, serta otot,otot yang
menghubungkan scapula dengan humerus diperlihatkan dalam
Tabel 13-11.
Otot-Otot Extremitas Superior
l'lanset Rotator (Rotator Iuff)
I Regio Bahu Manset rotator (rotator cuff) adalah nama yang diberikan untuk
Axilla tendo musculus subscapularis, musculus supraspinatus, musculus
infraspinatus, dan musculus teres minor, yang bergabung dengan
Axilla atau ketiak, adalah suatu ruangan berbentuk piramid yang
capsula articulatio humeri yang terdapat di bawahnya (Gambar 13-
terletak di antara bagian atas lengan atas dan sisi lateral thorax.
24). Manset ini berperan penting dalam menstabilkan articulatio
Ujung atas, atau ape! mengarah ke pangkal leher, dan dibatasi di
humeri.
depan oleh clavicula, di belakang oleh pinggir atas scapula, dan
di medial oleh sisi luar costa I. Ujung bawah, atau basis, dibatasi
di depan oleh plica axillaris anterior (dibentuk oleh pinggir Spatium Quadrangulare
bawah musculus pectoralis major), di belakang oleh plica axillaris Spatium quadrangulare, terletak tepat di bawah articulatio humeri,
posterior (dibentuk oleh tendo musculus latissimus dorsi dan dibatasi di atas oleh musculus subscapularis dan di bawah oleh
musculus teres major), dan medial oleh dinding thorax. musculus teres major. Di lateral dibatasi oleh collum chirurgicurr.
436 BAB 13
humeri dan di medial dibatasi oleh caput longum musculus triceps ini, lengan atas dibagi menjadi kompartemen fascial anterior
brachii. Nervus axillaris dan arteria circumflexa humeri posterior dan kompatermen fascial posterior, dengan masing-masing
berjalan melalui celah ini (Gambar 13-24). kompartemen mempunyai otot, saraf dan arteri sendiri.
ligamentum coracoclaviculare
M. tr
liga'nentum coracoacromiale \
M. sternocleidomastoideus
tuberculum majus
deltoideus Nn. supraclaviculares
V cephalica
M. subclavius
M. coracobrachialis A. thoracoacromialis
N. medianus
saraf untuk
manubrium sterni
M. iriceps N. radialis' -
N. pectoralis lateralis
N. cutaneus
brachii posterior fascia clavipectoralis
N. axillaris
N. ulnaris
M. pectoralis minor
N. subscapularis inferior
M. subscapularis
N. subscapularis medius
M, latissimus dorsi
N. thoracalis longus
A. thoracalis lateralis
Gambar 13-23 Regio pectoralis dan axilla; musculus pectoral;s major dibuang untuk memperlihatkan struktur di bawahnya.
438 BAB 13
Tabel 13-10 Otot-Otot yang Menghubungkan Extremitas Superior dengan Columna Vertebralis
Nama otot Origo lnsersi Persarafan A.sal saraf * Fungsi
M.trapezius Os occipitale, lig. Serabut bagian atas Pars spinalis Saraf otak Xl Serabut bagian atas
nuchae, processus pada 1/3 lateral N.acessorius (pars spinalis) mengangkat scapula;
spinosus C7, clavicula; serabut (motorik) dan C3 serabut bagian tengah
processus bagian tengah dan 4 (sensorik) menarik scapula ke
spinossus semua dan bawah pada medial, serabut bagian
vertebra thoracica acromion dan spina bawah menarik margo
scapulae medialis scapulae ke
bawah
M.latissimus dorsi Crista iliaca, fascia Dasar sulcus N.thoracodorsalis c6,c7,c8 Ekstensi, aduksi, dan
lumbalis, processus bicipitalis humeri endorotasi lengan atas
spinosus 6 vertebra
thoracica bagian
bawah, 3-4 costa
bagian bawah, dan
angulus inferior
scapulae
M.levator scapulae Processus Margo medialis C3 dan 4 dan c3,c4,c5 Mengangkat matgo
transversus 4 scapulae N.dorsalis scapulae medialis scapulae
vertebra cervicalis
yang pertama
l\il.rhomboideus minor Lig.nuchae dan Margo medialis N.dorsalis scapulae c4,c5 Mengangkat margo
processus spinosus scapulae medialis scapulae ke
vertebra C7 dan T1 atas dan medial
lVl.rhomboideus major Processus Margo medialis N.dorsalis scapulae c4,c5 Mengangkat margO :
M M. infraspinatus
M. supraspinatus
M. rhomboideus
minor M. teres minor
N. axillaris
M. deltoideus
cutaneus brachii
M. rhomboideus lateralis superior
major
A. circumflexa
M. infraspinatus humeri posterior
A. profunda brachii
M. Iatissimus dorsi M. teres major
Gambar 13-24 Otot, saraf, dan pembuluh darah pada regio scapula, Perhatikan hubungan yang erat antara nervus axillaris
dengan adiculatio humeri.
sternocleidomastoideus
M. deltoideus
M. biceps brachii
M. pectoralis major
caput brevis
M. biceps brachii
caput longum
N.
M. coracobrachialis
N. ulnaris
septum intermusculare
medius
M. brachialis
M. brachioradialis
M. extensor carpi
radialis longus M. pronator teres
aponeurosis bicipitalis
tendo M. biceps brahii
A. radialis
A. ulnaris
M. flexor carpi ulnaris
Gambar 13-25 Permukaan anterior lengan atas. Bagian medial musculus biceps brachii dibuang untuk memperlihatkan nervus
musculocutaneus yang terletak di depan musculus brachialis.
OTOT SKELET 441
M. supraspinatus
M. deltoideus
M. teres minor
divisi posterior
N. axillaris
M. teres major
N. radialis
A. profunda brachii
M. brachioradialis
N. ulnaris
Gambar 13-26 Permukaan posterior lengan atas. Caput lateral musculus triceps brachii dipotong untuk memperlihatkan
nervus radialis dan arteria profunda brachii di dalam sulcus spiralis humeri.
N. musculocutaneus
M. biceps brachii
M. brachialis
A. brachialis
'N. medianus
M. brachioradialis
tendo M. biceps
M. supinator
ramus profundus
caput humerale M pronator teres
N. radialis
M. extensor carpi
radialis brevis
N. radialis
R. superficialis
aponeurosis bicipitalis
A. ulnaris
M. palmaris longus
N. musculocutaneus
W. comitantes
M. biceps brachii
A. brachialis
N. medianus
N. cutaneus antebrachii medialis V. cephalica
M. brachialis
A. collateralis ulnaris superior humerus
kulit
fascia profunda
Gambar 13-28 Penampang melintang lengan atas tepat di bawah insersi musculus deltoideus. Perhatikan pembagian lengan
atas oleh humerus, septum intermusculare brachii mediale, dan laterale menjadi kompartemen anterior dan posterior.
M4 BAB 13
N. musculocutaneus yang
menjadi N. cutaneus
antebrachii lateralis M. brachialis
A. brachialis
M. biceps brachii N. medianus
septum intermusculare
M. brachioradialis mediale
tendo M. biceps
ulnaris
aponeurosis bicipitalis
M. palmaris longus
ramus superficialis
flexor carpi ulnaris
M. pronator teres
A. N. ulnaris
N. medianus
Gambar 13-29 Lengan bawah tampak anterior. Bagian tengah M.brachioradialis dibuang untuk memperlihatkan ramus
superfcialis nervus radialis dan afteria radialis.
OTOT SKELET 445
446 BAB 13
M- triceps M. brachioradialis
N. ulnaris
epicondylus medialis epicondylus lateralis
processus olecranii
M. extensor carpi radialis longus
M. flexor carpi ulnaris M. extensor carpi radialis brevis
M. anconeus
extensor digitorum
pinggir posterior M. extensor digiti minimi
subkutan ulna M. extensor carpi ulnaris
ramus profundus N. radialis
M. supinator
A. interossea posterior
M. extensor digitorum
M. extensor digitorum
Gambar 13-30 Lengan bawah tampak posterior. Sebagian musculus extensor digitorum, musculus extensor digiti minimi, dan
musculus extensor carpi ulnaris dibuang untuk memperlihatkan ramus profundus nervus radialis dan afteria interossea posterior.
OTOT SKELET 447
M,extensor pollicis Permukaan poster;or Basis phalangis Ramus profundus c7, c8 Ekstensi articulatio , ',
brevis corpus radii proximalis ibu.jari N.radialis metacarpophalangea
ibu jari . l
M.extensor pollicis Permukaan posterior Basis phalangis distalis Ramus profundus c7, c8 Ekstensi phalanx distalis l
longus corpus ulnae ibu jari N.radialis ibu jari
M.extensor indicis Permukaan posierior Ekspansi extensor jari Ramus profundus c7, c8 Ekstensi articulatio :'r ,
M. palmaris longus
N. medianus
M. flexor digitorum superficialis M flexor carpi radialis
A. dan N. ulnaris
A. radialis
ramus superficialis
N. radialis
M. flexor carpi ulnaris M. pronator teres
M. flexor pollicis longus
A.N interosseus
anterior M. brachioradialis
Gambar 13-31 Potongan melintang lengan bawah setinggi insersi musculus pronator teres.
448 BAB 13
Gambar 13-32 Potongan mellntang tangan memperlihatkan hubungan tendo, saraf, dan arteri dengan retinacula musculorum
fl exorum dan extensorum.
M. lumbricalis I
M. interosseus dorsalis I
M. flexor digitorum
flexor digitorum
M. bdductor pollicis
profu ndus
A. N. digitalis
M. interosseus dorsalis ll
M. interosseus dorsalis lll
M. interossus palmaris ll
M. interosseus palmaris lll
M. interosseus dorsalis lV
M- interosseus palmaris lV
M. abductor
digiti minimi M. interosseus palmaris I
A. radialis
A. N. ulnaris M. abductor
pollicis longus
Gambar 13-34 Telapak tangan tampak anterior, memperlihatkan arcus palmaris profundus dan cabang terminal
nervus ulnaris.
Diperlihatkan juga musculi interossei.
M. extensor digitorum
basis ossis metacarpi jari, jari telunjuk, N.ulnaris mengaduksi jari ke arah
l; tiga sisanya jari manis dan jari pusat jari lll
dari permukaan kelingking dan ekspansi
anterior corpus ossis extensor dorsal pada
metacarpi ll, lV masing-masing jari
dan V
Dorsales (4) Pinggir yang berdekatan Phalanx proximalis jari Ramus profundus c8,Tl Mm.interossei dorsales
antara corpus ossis telunjuk, jari tengah dan N.ulnaris mengabduksi jari
metacarpi jari manis dan ekspansi dari pusatjari lll;
extensor dorsal Mm.interosseus
(Gambar'13-35) palmares dan dorsales
keduanya mengfleksikan
articulationes
metacarpophalangeae
dan mengekstensikan
articulationes
interphalangeae.
Otot-Olot Fendek lbu jari
M.abductor pollicis Os scaphoideum, Basis phalangis proximalis N.medianus c8,T1 Abduksi ibu iari
: brevis tmpezium, ibu.jari
retinaculum
musculorum flexorum
Mjfexor pollicis Retinaculum Basis phalangis proximalis N.medianus c8,r1 Fleksi articulatio
, brevis musculorum flexorum ibu jari metacarpophalangea
ibir jari l
M;opponens Pollicis Retinaculum Corpus ossis metacarpi N.medianus c8,T1 Menarik ibu jari ke medial
musculorum flexorum ibu jari dan depan melintasi
telapak tangan
M.adductor pallicie Caput obliquum; Basis phalangis proximalis Ramus profundus c8,T1 Aduksi ibu jari
os metacarpale ibu jari N.ulnaris
ll dan lll; caput
transversum; os
metacarpale lll
Olot'Otot Pendek Jari Kelingking
Os pisiforme Basis phalangis proximalis Ramus profundus c8,Tl Abduksi jari kelingking
jari kelingking N.ulnaris
Retinaculum Basis phala ngis Ramus profundus c8,T1 Fleksi jari kelingking
musculorum flexorum proximalis jari N.ulnaris
Retinaculum kelingking Ramus profundus c8.Tl Menarik os metacarpale V
musculorum flexorum Pinggir medial os N.ulnaris ke depan seperti waktu
metacarpale V menguncupkan telapak
tangan
.*F.elsarsf€f].utama dicetak dengan huruf tebal.
Daii:SnellRS: ClinicalAnatomy. Ed 7. Philadelphia: LippincottWilliams &Wilkins, 2OO4,hal546.
OTOT SKELET 451
M. flexor digitorum
profundus
M. flexor pollicis longus
A. digitalis
Gambar 13-36 Tangan tampak anterior, memperlihatkan selubung sinovial fleksor, Potongan melintang jari juga diperlihatkan
lnsersi Tendo Otot Extensor Panjang Tambahan pula, ekspansi extensor merupakan tempat insersi
tendo musculus interosseus yang sesuai pada setiap sisi. Lebih
Keempat tendo musculus extensor digitorum menyebar di atas ke distal, ekspansi extensor juga merupakan tempat insersi tendo
dorsum manus. Tendo ke jari telunjuk bergabung dengan tendo musculi lumbricales pada sisi lateralnya.
ini pada sisi medialnya melalui tendo musculi extensor indicis
(Gambar 13-38 dan 13-39). Tendo ke jari kelingking bergabung
pada sisi medialnya melalui dua tendo musculus extensor digiti Aponeurosis Palmaris
minimi.
Pada permukaan posterior tiaptiap jari, tendo extensor Di telapak tangan, fascia profunda sangat tebal untuk melindungi
melebar membentuk ekspansi extensor. Dekat articulatio inter- tendo, saraf, dan pembuluh darah yang terletak di bawahnya,
phalangea proximalis, ekspansi extensor kemudian terbagi disebut aponeurosis palmaris. Ke proximal berlanjut sebagai
menjadi tiga bagian: bagian sentral yang berinsersi pada basis tendo musculus palmaris longus, dan dilekatkan ke retinaculum
phalangis medialis dan dua bagian lateral yang bersatu untuk musculorum flexorum. Di basis jari-jari, pinggir distal aponeurosis
berinsersi pada basis phalangis distalis. membelah menjadi empat belahan yang berjalan ke jari-jari.
452 BAB 13
M. extensor digitorum
M. lumbricalis
M, interosseus
os metacarpale lll
M. flexor digitorum
superficialis
extensor digitorum
os metacarpale lll
M. interosseus
M. lumbricalis
M. flexor digitorum
superficialis
Gambar 13-37 Insersi tendo-tendo flexor dan extensor panjang pada jari-jari. Juga diperlihatkan insersi musculi lumbricales
dan musculi interossei. Gambar paling atas melukiskan kerja musculi lumbricales dan musculi interossei dalam memfleksikan
afticulationes metacarpophalangeae dan mengekstensikan articulationes interphalanqeae.
OTOT SKELET 453
digitorum
extensorum
extensor
indicis
V. digitalis
M. interosseus
dorsalis
pertama
A. radialis
extensor
pollicis
longus
extensor
pollicis
brevis retinaculum
musculorum
extensoTum
extensor
pollicis longus
radius ulna
extensor extensot
pollicis carpi ulnaris
brevis
extensor
digitorum
abductor
polllcis
extensor
longus
digiti
minimi
Gambar 13-38 Diseksi permukaan dorsal tangan kanan, memperlihatkan tendo otot-otot extensor panjang dan retinaculum
musculorum extensorum.
454 BAB 13
extensor indicis
M. interosseus dorsalis I
extensor digitorum
Gambar 13-39 Permukaan dorsal tangan, memperlihatkan tendo-tendo otot extensor panjang dengan selubung sinovialnya.
Aponeurosis palmaris juga berlanjut dengan fascia yang menutupi Otot-otot regio glutea (Gambar 13-40 dan 13-41) diuraikan
otot-otot eminentia thenar dan hypothenar. dalam Tabel 13-17.
Fascia
Otot-Otot Extremitas nferior I
tascia Superficialis
Fascia superficialis tebal (terutama pada wanita) dan banyak
I Regio Glutea
mengandung lemak.
Fascia Profunda
Regio glutea atau bokong dibatasi di superior oleh crista iliaca dan
di inferior oleh lipatan glutea. Regio ini sebagian besar dibentuk Fascia profunda berlanjut ke distal dengan fascia lata tungkai atas,
oleh musculi glutei dan fascia superficialis yang teba1. dan membelah unfuk membungkus musculus gluteus maximus.
OTOT SKELET 455
Fascia profunda
M. gluteus medius
M. gluteus maximus
Tractus ilioiibialis
M. adductor magnus
M. semitendinosus
M. vastus lateralis
Fascia profunda
M. biceps femoris caput longum (fascia lata)
crista iliaca
M. gluteus medius
ligamentum sacrotuberosum
M. gluteus minimus
A. glutea superior
A. dan N. gluteus
inferior
spina ischiadica
M. tensor fasciae latae
N. gluteus superior
nervus ke
M. obturator internus
M. piriformis
N. pudendus M. gemellus superior
ligamentum sacrospinosum
M. obturator internus
A. pudenda interna
coccygrs M. gemellus inferior
N. cutaneus
femoris posterior
lemak
quadratus femoris
M. semimembranosus
adductor magnus
M. gracilis
M. gluteus maximus
M. biceps femoris
M. semitendinosus
Gambar 13-41 Struktur-struktur di dalam regio glutea kanan. Sebagian besar M.gluteus maximus dan sebagian M.gluteus
medius dibuang.
ll Kompartemen anterior dengan nervus femoralis Trigonum femorale berisi bagian terminal nervus {emoralis
I Kompartemen media (adductor) dengan nervus obturatorius beserta cabang-cabangnya, selubung femoral, arteria femoralis
a Kompartemen posterior dengan nervus ischiadicus beserta cabang-cabangnya, vena femoralis beserta cabang-
cabangny4 dan nodi lymphoidei inguinales.
Trigonum Femorale
Selubung Femoralis
Trigonum femorale terletak di bagian atas permukaan depan
tungkai atas (Gambar 13-42). Batas-batasnya adalah sebagai Selubung femoralis adalah penonjolan ke bawah dari abdomen ke
berikut: fascia transversalis dan fascia iliaca pada tungkai atas. Selubung
ini membungkus arteria dan vena femoralis dan pembuluh limfe
a Batas superior: ligamentum inguinale sampai kira-kira 1 inci (2,5 cm) di bawah ligamentum inguinale
I Batas lateral: M.sartorius (Gambar 13-46). Pada saat arteria femoralis sampai ditungkai
.) Batas medial: M.adductor longus. atasdi bawah ligamentum inguinale, pembuluh ini menempati
458 BAB 13
A. femoralis
M. vastus lateralis
M. vastus medialis
corpus femoris
N. saphenus
tractus iliotibialis
M. rectus femoris
Iigamentum patellae
N. saphenus
Gambar 13-42 Trigonum femorale dan canalis adductorius (subsaftorius) pada tungkai atas kanan
OTOT SKELET 459
Nama otot
460 BAB 13
N. femoralis
M. psoas
A. V. femoralis
divisi anterior
I
M. obturator N. obturatorius
externus
l-
divisi posterior
M. adductor brevis
A. profunda femoris
M. adductor magnus
M. adductor longus
Aa. perforantes
A. femoralis
V. femoralis
A. decendens genus
Gambar 13-43 Hubungan antara nervus obturatorius dan otot-otot adductor pada tungkai bawah kanan.
kompartemen lateral selubung. Vena femoralis menempati juga merupakan bagian yang cenderung lemah pada dinding
kompartemen intermedia, dan pembuluh limfe (serta biasanya abdomen; penonjolan peritoneum dapat dipaksa turun ke bawah
satu nodus lymphaticus) menempati kompartemen paling ke canalis femoralis sehingga menyebabkan hernia femoralis.
medial.
Annulus Femorolis
Canalis Femoralis Annulus femoralis merupakan pintu atas femoralis. Annulus ini
Canalis femoralis (Cambar 13-46) merupakan kompartemen kecil diisi oleh sebuah sumbatan lemak extraperitoneal yang disebut
di sisi medial sarung femoralis yang ditempati oleh pembuluh septum femorale.
llmfe. Panjangnya lebih kurang 0,5 inci (1,3 cm). Canalis femoralis
OTOT SKELET 461
462 BAB 13
M. gluteus medius
\
gluteus maximus
\t M. gluteus minimus
M. piriformis
- M. gemellus superior
obturator internus
M. gemellus inferior
trochanter major
M. quadratus femoris
M. biceps femoris
linea aspera
N. ischiadicus
caput brevis 1
I M. biceps femoris
caput longumJ
A. poplitea
hiatus
adductorius
adductorium
M. plantaris
M. semimembranosus
caput fibulae
N. tibialis
M. politeus
Canalis adductorius berisi arteria dan vena femoralis, 13-49) diuraikan dalam Tabel 73-22, dan otot-otot kompartemen
pembuluh limfe profunda, nervus saphenus, dan nervus ke fascia posterior (Cambar 13-50) diuraikan dalam Tabel 13-23. Otot
musculus vastus medialis. dorsum pedis (Cambar 13-51) diuraikan dalam Tabel 13-21.
I Ke lateral: musculus biceps femoris di atas dan caput laterale a Kompartemen anterior dengan nervus peroneus profundus
musculus gastrocnemius dan musculus plantaris di bawah. i) Kompartemen laterai (peroneal) dengan nervus peroneus
I Medial: musculus semimembranosus dan musculus semi- superficialis
tendinosus di atas dan caput mediale musculus gastrocnemius a Kompartermen posterior dengan nervus tibialis
di bawah.
Membrana lnterossea
I Tungkai Bawah Membrana interossea adalah membrana tebal dan kuat yang
Otot-otot kompartemen fascia anterior (Gambar 13-48) diuraikan menyatukan tibia dan fibula dan menyediakan tempat untuk
dalam Tabei 13-21. Otot-otot kompartemen fascia lateral (Gambar perlekatan otot-otot (Cambar 13-52).
M. vastus intermedius
M. vastus medialis
V. saphena
magna
N. ischiadicus
M. adductor
longus
M. adductor magnus
M. semitendinosus
M. semimembranosus
medial N. cutaneus femoris posterior lateral
Gambar 13-45 Potongan melintang pertengahan tungkai atas kanan, dilihat dari atas.
464 BAB 13
selubung femoralis
V. femoralis
A. femoralis
hiatus saphenus
margo falciformis
V. saphena magna
A. V pudenda
externa superficialis
V saphena magna
Gambar 13-46 A, B, Venae, arteriae, dan nodi lymphoidei superficiales di atas trigonum femorale dextrum. Perhatikan
hiatus saphenus pada fascia profunda dan hubungannya dengan selubung femoralis. Perhatikan pula garis perlekatan lapisan
membranosa fascia superficialis dengan fascia profunda, kira-kira seluas satu jari dari ligamentum inguinale.
OTOT SKELET 465
M. vastus lateralis
M. gracilis
N. peroneus communis
M. semitendinosus
N. tibialis
V. poplitea
V. saphena
M. plantaris
biceps femoris
N. cutaneus
surae lateralis
ligamentum laterale
ramus communicans
N. peroneus
V. saphena parva
soleus
caput mediale
gastrocnemius
caput laterale
N. suralis
M. gastrocnemius
&
Gambar 13-47 Batas-batas dan isi fossa poplitea dextra.
ligamentum patellae
M. sartorius
N. saphenus
M. tibialis anterior
V. saphena magna
M. extensor
digitorum longus
M. gastrocnemius
M. soleus
peroneus superficialis
retinaculum musculorum
extensorum superius
malleolus medialis
malleolus lateralis
retinaculum musculorum
extensorum inferius
N. peroneus profundus
M. extensor digitorum brevis
Gambar 13-48 Struktur-struKur yang terdapat pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan dorsum pedis.
Nama otot
468 BAB 13
ligamentum patellae
M. sartorius
M. tibialis anterior
M. peroneus longus
M. extensor digitorum longu
V. saphena magna
N. peroneus profundus
M. extensor hallucis longus M. gastrocnemius
N. peroneus superficialis
membrana interossea
M. peroneus brevis
M. peroneus longus
retinaculum musculorum
extensorum superius
malleolus medialis
retinaculum musculorum
extensorum inferius
M. tibialis anterior
M. peroneus tertius
A. dorsalis pedis
M. extensor digitorum longus
N. peroneus profundus
Gambar 13-49 Struktur-struktur profunda pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan pada dorsum pedis.
OTOT SKELET 469
M. biceps femoris
M. semitendinosus
A. poplitea
M. gracilis
N. tibialis
M. plantaris
M. plantaris
M.
caput laterale
M. gastrocnemius
M. gastrocnemius
M. gastrocnemius
M. biceps femoris
M. gastrocnemius
Gambar 13-50 Struktur-struktur pada aspek posterior tungkai bawah kanan . Pada (B) sebagian besar M. gastrocnemius
telah dibuang.
470 BAB 13
OTOT SKELET 471
malleolus medialis
malleolus lateralis
M. tibialis anterior
retinaculum musculorum
extensorum inferius
M. peroneus
A. tarsalis lateralis
A- arcuata
M. peroneus
A. dorsalis pedis
tendo-tendo M- extensor
digitorum brevis
M. extensor hallucis longus
tendo-tendo M. extensor
digitorum longus
A. metatarsalis dorsalis I
M. interosseus dorsalis lV
ramus terminalis medialis
N. peroneus profundus
M. interosseus dorsalis I
M. interosseus dorsalis ll
ekspansi extensor
tibialis anterior
A. tibialis anterior
M. tibialis posterior
N. peroneus profundus
M. flexor digitorum longus
M. peroneus longus
V. saphena
magna
septum fasciale
posterius
M. flexor hallucis
longus
fascia transversalis
M. plantaris
profunda
M. soleus
V. saphena parva
fascia profunda
Gambar 13-52 Potongan melintang melalui pertengahan tungkai bawah kanan, dilihat dari atas
Lengkung Kaki
Lengkung-lengkung kaki beserta otot-otot yang menyokongnya
diuraikan secara lengkap pada halaman 403.
OTOT SKELET 473
M. peroneus
brevis
M. peroneus
longus
N. suralis
retinaculum
musculorum
extensorum
superi us
tendo
calcaneus
malleolus
lateralis
V. saphena
parva
tendo
M. peroneus
longus
tendo
M. peroneus
brevis
kulit dilipat
Gambar 13-53 Diseksi yang memperlihatkan struktur-struktur yang berjalan di belakang malleolus lateralis. perhatikan letak
retinacula.
474 BAB 13
A. dorsalis pedis
retinaculum musculorum
extensorum inferius
N.
V. saphena magna
talus
N. peroneus profundus
retinaculum
musculorum flexorum malleolus lateralis
M. tibialis posterior
N. suralis
V. saphena parva
tendo calcaneus
M. peroneus brevis
M. peroneus longus
:i.
!,
t' malleolus lateralis
1:.
1l
f. retinaculum musculorum peroneorum
superius
selubung sinovial
A. peronea
retinaculum musculorum
extensorum inferius
os metatarsale V
M. tibialis posterior
A. tibialis posterior.
malleolus medialis
retinaculum musculorum
flexorum
M. tibialis anterior
tendo calcaneus
M. flexor hallucis longus
A. plantaris medialis
N dan A. calcanea
N. plantaris medialis
medialis
A. plantaris lateralis
N. plantaris lateralis
M. abductor hallucis
M. flexor digitorum brevis
Gambar 13-55 Struktur-strukturyang melalui bagian posterior malleolus lateralis (A) dan malleolus medialis (B). Selubung
sinovial tendo benrvarna biru. Perhatikan posisi retinacula.
476 BAB 13
N. plantaris medialis
M. abductor hallucis
flexor retinaculum
aponeurosis plantaris
N. calcaneus medialis
Gambar 13-56 Otot-otot plantaris kaki kanan, lapisan pertama. Terlihat juga Afteria dan nervus plantaris medialis dan
lateralis.
OTOT SKELET 477
M. lumbricalis
ketiga
M. lumbricalis
keempat
Nn. digitales
N. digitalis
arcus plantaris
N. plantaris lateralis
A. plantaris lateralis
N. plantaris medialis
A. plantaris medialis
M. quadratus plantae
Gambar 13-57 Otot-otot plantaris kaki kanan, lapisan kedua. Terlihat juga Arteria dan nervus plantaris medialis dan lateralis.
478 BAB 13
selubung sinovial
jari-jari kaki
M. flexor
hallucis longus
selubung sinovial
M. peroneus brevis
selubung sinovial
M. peroneus longus
selubung sinovial
M. flexor hallucis longus
k:nx:
tendo M" abductor
digiti minimi
Aa. metatarsales
arcus plantaris
ramus profundus
N. plantaris lateralis
. {ll .v
\ -''l 'tri,7
ligamentum plantare
longus
ffi:'
\N-\J
Gambar 13-59 Otot-otot plantaris kaki kanan, lapisan ketiga. Terlihat juga ramus profundus nervus plantaris lateralis dan
arcus arterialis plantaris.
480 BAB 13
Os sesamoideum
ligamentum plantare
articularis metatarsophalangeae M. interosseus dorsalis pertama
ramus profundus
N. plantaris lateralis
M. peroneus longus
Gambar 13-60 Otot-otot plantaris kaki kanan, lapisan keempat. Terlihat juga ramus profundus nervus plantaris lateralis dan
arcus plantaris. Perhatikan Iigamenta transversum profundi.
OTOT SKELET 481
:.: t
Tuberculurn calcahei
:. . midiale dan taterale
Lapisenkedua ,
Lapisan,ketiga
M.ffexor,halllrcis Os cnhoid€um. os Tendo medial ke sisi ' ',, ,
10. Musculus scalenus anterior dilekatkan di bawah pada Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAT.
A. costa I
17. Otot-otot dalam punggung (otot-otot posvertebra) mempunyai
B. costa III
ciri-ciri berikut ini, kecuali:
C. processus transversus vertebrae cervicalis VII
A. Otot-otot ini membentuk kolom otot yang tebal dan lebar,
D. costa II
yang terletak dalam lekukan pada setiap sisi processus
E. manubrium stemi
spinosus vertebrae.
11. Musculus senioelossus lidah. B. Semua otot dipersarafi oleh rami anteriores nervi
A. menarik spinales.
B. menurunkan C. Otot-otot ini tersusun dari banyak otot dengan ukuran
C. menaikkan panjang yang berbeda-beda.
D. menjulurkan D. Otot-otot ini berkembang dengan baik pada manusia
E. mengubahbentuk karena otot-otot ini berperan besar untuk menjaga sikap
tubuh vertikal.
12. Musculus hypoglossus
E. Tonus postural otot-otot ini merupakan faktor utama
A. mengubah bentuk lidah
dalam mempertahankan lengkung normal columna
B. menaikkan Iidah
vertebralis.
C. menurunkan lidah
D. menjulurkan lidah.
E. menarik lidah ke atas dan belakang. Otot-Otot Dinding Thorax
13. Musculus styloglossus Pertanyaan Pilihan Ganda
A. menjulurkan lidah
B. menurunkan lidah Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAT.
C. menarik lidah ke atas dan belakang
D. mengubah bentuk lidah 18. Pernyataan berikut ini benar untuk diaphragma, kecuali:
E. menaikkan lidah A. Crus dextrum merupakan lengkungan otot di sekitar
oesophagus dan mungkin berperan mencegah regurgitasi
14. Musculus palatoglossus
isi lambung ke oesophagus.
A. menarik lidah ke atas dan belakang
B. Pada kontraksi, diaphragma rneningkatkan tekanan
B. menaikkan lidah
intraabdominal dan membantu mengembalikan darah
C. mengubah bentuk lidah
vena ke atrium dextrum janfung.
D. menurunkan lida-h
E. menjulurkan lidah C. Letak diaphragma lebih tinggi pada posisi berbaring
daripada berdiri.
D. Pada kontraksi, centrum tendineum turun dan mengurangi
Pertanyaan Pilihan Ganda tekanan intrathorax.
E. Persarafan motorik diaphragma berasal dari keenam
Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAT untuk setiap pertanyaan.
nervus intercostalis terbawah.
E. M.salpingopharyngeus
19. Pernyataan berikut ini benar untuk conjoint tendorL kecuali:
16. Otot apakah yang sebagian berinsersi pada discus articularis A. Berlanjut sebagai ligamentum inguinale.
articulatio temporomandibularis? B. Dibentuk dari penyatuan antara aponeurosis musculus
A. M.pterygoideusmedialis transversus abdominis dan musculus obliquus abdominis
B. Serat anterior M.temporalis internus.
C. M.masseter C. Melekat di sebelah medial linea alba.
484 BAB 13
D. Melekat pada crista pubica dan linea pectinea. 24. Pernyataan-Pernyataan di bawah ini benar untuk persarafan
E. Dapat menonjol ke depan pada hernia inguinalis direk. motorik otot-otot dinding pelvis, kecuali:
A. Nervus atau plexus sacralis menyarafi musculus obturator
20. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk otot-otot internus.
yang membentuk dinding posterior abdomery kecuali: B. Nervus obtoratorius menyarafi musculus piriformis.
A. Musculus psoas major mempunyai selubung fascia yang C. Nervus atau plexus sacralis menyarafi muscuius
meluas ke paha sampai ke trochanter minor femoris iliococcygeus
B. Musculus quadratus lumborum di anterior ditutupi oleh D. Nervus atau plexus sacralis menyarafi musculus
fascia yang membentuk ligamentum arcuatum laterale. coccygeus
C. Musculus iliacus dipersarafi oleh nervus femoralis. E. Ramus perinealis nervus sacralis keempat dan ramus
D. Musculus transversus abdominis tidak ikut membentuk perinealis nervus pudendus menyarafi musculus levator
sebagian dinding posterior abdomen. ani'
E. Diaphragma tidakberperan membentuk dinding posterior
abdomen'
otot-otot Perineum
21. Musculus rectus abdominis mempunyai ciri-ciri berikut ini,
kecuali: PertanYaan Pilihan Ganda
A. Merupakan otot pipih panjang
B. Dipisahkandariototsisilainnyaolehlineaalba. Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAT.
Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAI. 27. Otot-otot berikut ini melakukan abduksi tangan pada sendi
pergelangan tangan, kecuali:
23. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk otot-otot dan A. Musculus flexor carpi radialis
fascia di dalam peivis, kecuali: B. Musculus abductor pollicis longus
A. Diaphragma pelvis kuat dan tidak berlubang. C. Musculus extensor carpi radialis longus
B. Di pelvis, fascia terbagi atas lapisan parietalis dan D. Musculus extensor digiti minimi
visceralis. E. Musculus extensor pollicis longus
C. Musculus iliococrygeus berasal dari fascia musculus
obturatorius intemus yang menebal. 28. Tendo otot-otot berikut ini membentuk rotator cuff, kecuali:
D. Musculus levator ani dipersarafi oleh ramus perinealis A. Musculus teres major
nervus sacralis keempat dan ramus perinealis nervus B. Musculus supraspinatus
pudendus. C. Musculus subscapularis
E. Lapisan visceral fascia pelvis membentuk ligamenta D. Musculus teres minor
penting yang membantu menyokong uterus. E. Musculus infraspinatus
OTOT SKELET 485
29. Spatium quadrangulare dibatasi oleh struktur-struktur berikut C. Musculus tibialis posterior
ini, kecuali: D. Musculus extensor hallucis brevis
A. Collum chirurgicum humeri E. Musculus tibialis anterior
B. Musculus triceps brachii caput longum
C. Musculus deltoideus 34. Gerakan "Membuka" sendi lutut untuk memungkinkan fleksi
D. Musculus teres major disebabkan oleh aktifitas otot:
E. Musculus teres minor A. Musculus vastus medialis.
B. Musculus popliteus
30. Struktur-struktur berikut ini melekat pada tuberculum majus C. Musculus gastrooremius
humeri, kecuali: D. Musculus biceps femoris
A. Musculus supraspinatus E. Musculus articularis genus
B. Ligamentum coracohumerale
C- Musculus teres minor 35. Struktur-struktur berikut ini membatasi fossa poplite4
D. Musculusinfraspinatus kecuali:
E. Musculus subscapularis A. Musculus semimembranosus
B. Musculus plantaris
Otot-Otot Extremitas lnferior C. Musculus biceps femoris
D. Musculus gastrocnemius caput mediale
Pertanyaan Pilihan Ganda E. Musculus soleus
Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAT. Jt) Struktur-struktur berikut ini berjalan melalui foramen
ischiadicum majus, kecuali:
31. Pada waktu berjalan, otot manakah dari sisi tubuh yang A. Arteria glutea superior
menyokong yang mengangkat os coxae ketika tungkai B. Nervus ischiadicus
diayunkan? C. Tendo musculus obfurator internus
A. Musculus gluteus maximus D. Nerr,'us pudendus
B. Musculus obturator internus E. Vena glutea inferior
C. Musculus gluteus medius
D. Musculus obturator externus 37 Dasar trigonum femorale dibentuk oleh otot-otot berikut ini,
E. Musculus quadratus femoris kecuali:
A. Musculus pectineus
32. Manakah otot yang merupakan flexor tungkai atas? B. Musculus adductor brevis
A. Musculus gemellus superior C. Musculus iliacus
B. Musculus adductor longus D. Musculus psoas
C. Musculus gracilis E. Musculus adductor longus
D. Musculus psoas
E. Musculus obturator intemus 38. Otot-otot berikut ini menginversi kaki, kecuali:
A. Musculus tibialis anterior
33. Manakah otot yang melakukan dorsofleksi kaki pada arti- B. Musculus extensor hallucis longus
culatio talocruralis? C. Musculus extensor digitorum longus
A. Musculus peroneus longus D. Musculus peroneus tertius
B. Musculus extensor digitorum brevis E. Musculus tibialis posterior
1. B y*g benar. Fascia superficialis mengandung jaringan C yang benar. Penggerak utama adalah sebuah otot yang
adipos4 yang terutama lebih banyak pada wanita. terutama bertanggung jawab untuk suatu gerakan tertentu.
A yang benar. Fascia profunda membentuk septa fibrosa yang 5. A y*g benar. Fiksator adalah sebuah otot yang berkontraksi
membagi bagian dalam extremitas menjadi kompartemen- secara isometrik untuk menstabilkan origo otot yang iain.
kompartemen (Gambar 13-28, 13-37,13-45, dan 13-52). D yang benar. Sinergis adalah sebuah otot yang mencegah
C yang benar. Otot skelet mengandung ujung-ujung saraf pergerakan yang tidak diinginkan pada sendi perantara
sensoris, tendon spindle, dan muscle spindle, yar.g berfungsi sehingga otot lainnya dapat melewati sendi ini dan
untuk mendeteksi derajat tonus di dalam otot (Gambar 13-3). bekerja terutama pada sendi yang lebih distal.
486 BAB t3
7. E yang benar. Antagonis adalah sebuah otot yang bekerja memungkinkan lewatnya urethra pada pria serta urethra dan
berlawanan dengan penggerak utama. vagina pada wanita.
8. B yangbenar. Musculus occipitofrontalisberfungsi mengangkat 24. B yangtidak benar. Musculus piriformis menerima persarafan
alis (Gambar 13-6). motorik dari plexus sacralis.
9. E yang benar. Musculus stemocleidomastoideus, jika bekerja 25. D yang tidak benar. Fascia Colle's (lamina membranosa dari
bersama, mengekstensikan kepala pada articulatio atlanto- fascia superficialis) tidak berperan dalam pembentukan
occipitalis dan mengfleksikan leher pada articulationes diaphragma urogenitale. Fascia ini terlalu superficial dan
intervertebrales cervicales. terletak tepat di bawah kulit (Gambar 13-22).
10. A yang benar. Musculus scalenus anterior berinsersi di bawah 26. B yang tidak benar. Musculus abductor pollicis longus
pada costa I (Gambar 13-10). berinsersi pada basis ossis metacarpi I.
11. D yang benar. Musculus genioglossus berfungsi menjulurkan 27. D yang tidak benar. Musculus extensor digiti minimi
lidah. lngatlah bahwa kontraksi musculus genioglossus dexter mengekstensikan articulatio metacarpophalangea jari keling-
(misalnya) mengarahkan ujung lidah ke sisi kiri pasien. king dan aduksi tangan pada articulatio radiocarpea.
72. C yang benar. Musculus hyoglossus berfungsi menurunkan 28. A yang tidak benar. Tendo musculus teres major berinsersi
lidah. pada bibir medial sulcus bicipitalis ossis humeri (Gambar 13-
13. C yang benar. Musculus styloglossus berfungsi menarik lidah 24 dan 11-38).
ke atas dan belakang. 29. C yang tidak benar. Musculus deltoideus berinsersi pada
1.4. A yang benar. Musculus palatoglossus berfungsi menarik tuberositas deltoidea pertengahan bawah sisi lateral corpus
lidah ke atas dan belakang. humeri (Gambar 13-26).
15. D yang benar. Musculus levator veli palatini mengangkat 30. E yang tidak benar. Musculus subscapularis berinsersi pada
palatum molle pada saat menelan. tuberositas minus ossis humeri.
16. E yang benar. Musculus pterygoideus lateralis seba- 31. C yang benar. Musculus gluteus medius bersama dengan
gian berinsersi pada discus articularis articulatio tempo- musculus gluteus minimus berfungsi mengangkat pelvis
romandibularis (Gambar 13-7). sisi berlawanan. Gerakan ini memungkinkan tungkai sisi
17. B yangtidak benar. Otot-otot posvertebra dipersarafi oleh rami berlawanan terangkat dari tanah pada saat berjalan.
posteriores nervi spinales. 32. D yang benar. Musculus psoas adalah flexor tungkai atas pada
18. E yang tidak benar. Diaphragma menerima persarafan motorik articulatio coxae.
dari nervi phrenicus. 33. E yang benar. Musculus tibialis anterior melakukan dorsofleksi
19. A yang tidak benar. Conjoint tendon tidak berlanjut ke kaki pada articulatio talocruralis.
ligamentum inguinale (Gambar 13-17). 34. B yang benar. Gerakan rotasi musculus popliteus
20. D yang tidak benar. Musculus transversus abdominis mengendurkan ligamenta yang mengekstensikan articulatio
membentuk sebagian area lateral dinding posterior abdomen genu, dengan demikian memungkinkan terjadinya fleksi.
(Gambar 17-25). 35. E yangtidakbenar. Musculus soleus tidakberperanmembentuk
27. C yang tidak benar. Musculus rectus abdominis berinsersi batas-batas fossa poplitea (Gambar 13-47).
pada costa V VI, dan VII (Gambar 13-15). 36. C yang tidak benar. Tendo musculus obfurator intemus
22. E yang tidak benar. Musculus obliquus extemus dari dinding berjalan melalui foramen ischiadicum minus unfuk berinsersi
anterior abdomen membantu diaphragma selama inspirasi pada pinggir atas trochanter major femoris (Gambar 13-41).
dengan relaksasi pada saat diaphragma bergerak turury 37. B yang tidak benar. Musculus adductor brevis terletak di
sehingga viscera abdominalis dapat diakomodasikan. bawah lantai trigonum femoralis (Gambar 13-43).
23. A yang tidak benar. Diaphragma pelvis merupakan otot 38. D yang tidak benar. Musculus peroneus tertius meng-
berbentuk corong, dibentuk oleh musculus levator ani dan ekstensi atau dorsofleksikan articulatio talocruralis dan
musculus coccygeus beserta fascianya. Diaphragma ini mengeversikan kaki pada articulatio subtalaris dan articulatio
berfungsi menyokong viscera pelvis. Ke anterior diaphragma tarsi transversa.
pelvis tidak utulL membentuk sebuah Pembukaan untuk
Sistem Saraf
487
Tengkorak, Otak,
4, Meningen, dan Suplai
Darah OtakTerkait
dengan Ti^auma
dan Perdarahan
lntrakranial
488
TENGKORAK, OTAK, ITENINGEN, DAN SUPUI DARAH OTAKTERKAIT DENGAN TRAUIAA,DAN PERDARAHAN INTRAKRAN/AT 489
federa kepala yang berasal dari trauma tumpul dan tembusan Tujuan dari Bab ini adalah mengulang secara singkat anatomi
1-peluru dikaitkan dengan tingginya mortalitas dan cacat tengkorak dan isinya serta menyoroti area-area yang penting
morbiditas. Kejadian gangguan sirkulasi cerebrovaskular (stroke) untuk dapat mengerti patofisiologi cedera kepala dan perdarahan
tetap menjadi penyebab ketiga tertinggi morbiditas dan mortilitas di intrakran ial.
Amerika Serikat.
Tulang-tulang yang membentuk dinding anterior, dinding lateral, Pada saat lahir, di antara tulang-tulang masih tetap ada daerah
dan basis cranii diuraikan secara lengkap dalam Bab 11. dan membranosa. Area lunak ini disebut fonticulus. Fonticulus anterior
diperlihatkan dalam Gambar 14-1 sampai 14-3. dan fonticulus posterior diuraikan pada halaman 292.
-
I Tabula Cranii
I Basis Cranii
Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang padat yang tersusun
atas tabula extema dan tabula intema, dipisahkan oleh lapisan Bagian dalam basis cranii dibagi dengan baik sekali dalam tiga
spongiosa disebut diploe. Permukaan luar dan dalam tulang- fossa: fossa cranii anterior, fossa cranii media, dan fossa cranii
tulang diliputi oleh periosteum (Gambar 14-11). posterior (Gambar 14-3). Fossa cranii anterior dipisahkan dari
fossa cranii media oleh ala minor ossis sphenoidalis, dan fossa
I Sutura Cranii cranii media dipisalrkan dari fossa cranii posterior oleh pars
petrosa ossis temporalis.
Tulang-tulang tengkorak disatukan oleh sendi yang tidakbergerak Fossa cranii anterior menampung lobus frontalis hemis-
disebut sutura. Sutura coronalis terletak di antara os frontale dan pherium cerebri, bagian lateral fossa cranii media menampung
490 BAB 14
os frontale os nasale
os lacrimale processus frontalis
ossis maxillaries
canalis opticus
incisura superciliaris
pars orbitalis ossis frontale
incisura supraorbitalis
sutura coronalis
os parietale
ala major
os sphenoidale
processus zygomaticus
sutura
ossis frontalis
frontozygomatica
os zygomaticum
pars squamosa
fissura orbitalis ossis temporalis
supenor
fissura orbitalis os zygomaticum
inferior
foramen mentale
corpus mandibulae
symphisis mandibularis
lobus temporalis hemispherium cerebri, dan bagian paling dalam di ala minor ossis sphenoidalis terdapat canalie opticus yang
fossa cranii posterior menampung sebagian cerebellum, pons, dilalui oleh nervus opticus dan arteria ophthalmica. Fissura
dan medulla oblongata. orbitalis superior, yang berbentuk celah di antara ala major dan
Os sphenoidale terletak di tengah basis cranii. Os sphenoidale ala minor ossis sphenoidalis dilalui oleh nervus oculomotorius,
mempunyai corpus di bagian tengah dengan ala major dan ala nervus trochlearis, divisi ophthalmica nervus trigeminus, dan
minor terbentang pada setiap sisi. Os sphenoidale menstabilkan nervus abducens. Foramen rotundum terletak di ala major ossis
bagian tengah tengkorak melalui periekatan sutura-sutura dengan sphenoidalis dilalui oleh divisi maxillaris nervus trigeminus.
os frontale, os parietale, os occipitale, dan os ethmoidale. Corpus Foramen ovale menembus ala major ossis sphenoidalis dan dilalui
ossis sphenoidalis berisi sinus sphenoidalis. oleh divisi mandibularis nervus trigeminus. Foramen spinosum
Foramina penting berikut ini dapat diidentifikasi dalam yang kecif terdapat juga di ala major, dilaiui oleh arteria meningea
Gambar 14-3. media. Foramen lacerum yang lebih besar dan iregular terletak
Di dalam fossa cranii anterior, lubang-lubang lamina di antara ala major ossis sphenoidalis dan pars petrosa ossis
cribriformis ossis ethnoidalis dapat dilihat, lubang-lubang temporalis, dilalui oleh arteria carotis intema dari canalis caroticus
ini dilalui oleh nervus olfactorius. Di dalam fossa cranii media, masuk ke dalam cavitas cranii.
TENGK?RAK, OTAK, IAENINGEN, DAN SUPUI DARAH OTAKTERKAIT DENGAN TRAUIAADAN PERDARAHAN /IYIRAKRANIAI 491
Pterion
pars squamosa ossis temporalis
sutura coronalis
os parietale zygoma
lineae temporales
os frontale
crista supramastoidea
os zygomatlcum
foramen
zygomaticofaciale
protuberantia occipitalis
foramen infraorbitale
externa (inion)
linea nuchae superior
processus coronoideus
trigonum suprameatus
spina suprameatica os maxilla
meatus acusticus externus
lamina tympani
rAMUS
angulus foramen mentale
processus styloideus collum mandibulae
corpus mandibulae
caput mandibulae
crista galli
foramen cecum
canalis opticus
foramen rotundum
foramen lacerum
foramen ovale
tuberculum sellae
sulcus A. menlngea
sella turcica media
processus
ciinoideus posterior
foramen spinosum
dorsum sellae pars squamosa
hiatus canalis ossis temporalis
N. petrosi
pars petrosa
majores
ossis temporale
meatus acusticus
internus
eminentia arcuata
sulcus sinus
petrosi superioris
foramen jugulare
volunter sisi tubuh yang berlawanan. Hampir seluruh serabut di ventral. Thalamus adalah massa substantia grisea besar, yang
saraf menyilang garis ke sisi berlawanan di medulla oblongata terletak di kanan dan kiri ventriculus tertius. Thalamus merupakan
pada saat mereka turun menuju ke medulla spinalis. stasiun perantara besar untuk jaras sensoris aferen yang menuju ke
Pada area motoris, tubuh direpresentasikan dalam posisi cortex cerebri.
terbalik. Sel-sel saraf yang mengatur gerakan kaki berlokasi di Hypothalamus membentuk bagian bawah dinding lateral dan
bagian atas, sedangkan yang mengatur gerakan wajah dan tangan dasar ventriculus tertius. Struktur-struktur berikut ini terdapat di
terletak di bagian bawah (lihatCambar 14-17). Gyrus postcentralis dasarventriculus tertius, dari depankebelakang: chiasma opticum
terletak tepat posterior terhadap sulcus centralis, dikenal sebagai (lihat Gambar 14-16), tuber cinereum dan infundibulum, corpus
area sensoris (lihat Gambar 14-17). Sel-sel saraf kecil di dalam mammillare, dan substantia perforata posterior.
daerah ini menerima dan menginterpretasikan sensasi nyeri, suhu,
raba, dan tekan dari sisi tubuh kontralaterai.
Gyrus temporalis superior terletak tepat di bawah sulcus
I Mesencephalon
lateralis (lihat Gambar 1,4-1,7). Bagi,an tengah gyrus ini menerima Mesencephalon adalah bagian sempit otak yang berjalan melewati
dan menginterpreasikan suara dan dikenal sebagai area auditiva. incisura tentorii dan menghubungkan otak depan dengan otak
Area Broca atau area bicara motoris, terletak tepat di atas belakang (Gambar 14-10). Mesencephalon terdiri dari dua belahan
sulcus lateralis (lihat Gambar 14-17). Area ini mengatur gerakan lateral yang disebut pedunculus cerebri. Masing-masing dibagi
bicara. Pada orang bertangan kanary area Broca hemisphere kiri dalam pars anterior yaitu crus cerebri, dan bagian posterior yaitu
bersifat dominan, sedangkan pada orang kidal yang dominan tegmentum, oleh sebuah pita substantia grisea berpigmen yang
adalah sisi kanan. disebut substantia nigra (lihat Gambar 14-15). Rongga sempit
Area visual terletak pada polus posterior dan aspek medial mesencephalon disebut aqueductus cerebri (Gambar 14-10 dan 14-
18), yang menghubungkan ventriculus tertius dengan ventriculus
hemisphere cerebri di daerah sulcus calcarinus (lihat Gambar 14-
17). Atea ini merupakan area penerima kesan visual.
quartus. Tectum adalah bagian mesencephalon yang terletak
Rongga yang terdapat di dalam setiap hemispherium cerebri posterior terhadap aqueducfus cerebri. Tectum mempunyai empat
disebut ventriculus lateralis (lihat Gambar 14-18). Ventriculus tonjolan kecif yaitu dua colliculus superior dan dua colliculus
lateralis berhubungan dengan ventriculus tertius melalui foramen
inferior. Colliculus ini terletak profunda di antara cerebellum dan
interventriculare (lihat Gambar 14-10 dan 14-18). hemispherium cerebri.
Corpus pineale adalah sebuah kelenjar kecil yang terletak di
antara colliculus superior (Gambar 14-10). Kelenjar tersebutmelekat
I Diencephalon melalui sebuah tangkai pada dinding posterior ventriculus tertius.
Diencephalon hampir seluruhnya tertutup dari permukaan otak. Clandula pineale umumnya mengalami kalsifikasi pada usia
Terdiri atas thalamus di dorsal (Gambar 14-10) dan hypothalamus pertengahary dengan demikian dapat terlihat pada radiografi.
494
Gambar 14-4 A. Potongan melintang kepala sedikit di bawah calvaria, dilihat dari bawah. B. Potongan melintang kepala
setinggi corpus callosum, dilihat dari bawah.
TENGKORAK, OTAK, TAENINGEN, DAN SUPLAI DARAH OTAKTERKAIT DENGAN TRAUIIIA DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL 495
anterior
Gambar 14-5 A. Potongan melintang kepala dilihat dari bawah. B. Potongan coronal kepala dan leher bagian atas.
I Otak Belakang dalam pons berfungsi sebagai stasiun perantara, sedangkan yang
lain membentuk inti saraf otak.
Pons terletak pada permukaan anterior cerebellum, di bawah Medulla oblongata berbentuk kerucut dan menghubungkan
mesencephalon dandi atasmedulla oblongata (Gambar 14-10). Pons pons di atas dengan medulla spinalis di bawah (Gambar 14-10).
terutama disusun oleh serabut-serabut saraf yang menghubungkan Fissura mediana terdapat pada permukaan anterior medulla, dan
kedua belahan cerebellum. Pons juga mengandung serabut- pada setiap sisi terdapat benjolan yang disebut pyramis (lihat
serabut ascendens dan descendens yang menghubungkan otak Gambar 14-16). Pyramis tersusun dari berkas-berkas serabut saraf
depan, mesencephalon, dan meduila spinalis. Beberapa sel saraf di yang berasal dari sel-sel besar di dalam gyrus precentralis cortex
496 BAB 14
Gambar 14-6 A, Potongan melintang kepala tepat di bawah palatum durum dilihat dari bawah. B. Potongan melintang leher
setinggi C6 dilihat dari bawah.
cerebd. Pyramis mengecil ke bawaildan di sini hampir seluruh Pada permukaan posterior pars inferior medulla oblongata
serabut-serabut descendens menyilang ke sisi lainnya, membentuk terdapat tuberculum gracile dan cuneatum, yang dibentuk oleh
decussatio pyramidum. nucleus gracilis di medial nucleus cuneatus di lateral.
Posterior terhadap pyramis terdapat oliva, yang merupakan Cerebellum terletak di dalam fossa cranii posterior di
olivarius yang terletak
elevasi lonjong yang dibentuk oleh nucleus bawah tentorium cerebelli (Gambar 14-10). Cerebelum terletak
di bawahnya (Lihat Gambar 14-16). Di belakang oliva terdapat posterior terhadap pons dan medulla oblongata. Terdiri dari dua
pedunculus cerebellaris inferior, yang menghubungkan medulla hemisphere yang dihubungkan oleh bagian tengah, yang disebui
dengan cerebellum. vermis. Cerebellum dihubungkan dengan mesencephalon melalui
TENGKORAK, OTAK, ITENINGEN, DAN SUPLAI DARAH OTAK TERKAIT DENGA,N TRAUIAA DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL 497
lobus frontalis
fissura longitudinalis
cornu anterior
ventriculus lateralis
nucleus lentiformis
corpus ventriculus fornix
lateralis
ventriculus tertius
thalamus
A
cranium
protuberantia occipitalis
interna
lobus occipitalis
crantum crista frontalis
falx cerebri
Gambar L4-7 CI scan Axial (horizontal) kepala. A. Tulang-tulang cranium, otak, dan berbagai bagian ventrikel lateral.
B. Irisan yang dibuat setingkat lebih rendah, memperlihatkan ketiga fossa cranii.
pedunculus cerebellaris superior, dengan pons oleh pedunculus dapatkan di dalam cerebelum, tertanam di dalam substantia alba.
cerebellaris medius, dan dengan medulla oblongata oleh Yang terbesar dikenal sebagai nucleus dentatus.
pedunculus cerebellaris inf erior. Cerebellumberperanpenting dalam mengendalikantonus otot
Lapisan permukaan tiap hemispherium cerebelli disebut dan mengkoordinasikan gerak otot pada sisi tubuh yang sama.
cortex, terdiri dari substantia grisea. Cortex cerebelli berlipat- Rongga pada otak belakang adalah ventriculus quartus (lihat
lipat disebut folia, yang dipisalrkan oleh fissura transversa yang Cambar 14-10 dan 14-18). Rongga ini dibatasi di depan oleh pons
tersusun rapat. Kelompok massa substantia grisea tertentu di danmedulla oblongata, dibelakang olehvelummedullare superius
498 BAB 14
genu corpus
callosum
corpus ventriculus
septum pellucidum
lateralis
A
radiatio optica
cornu posterior
ventriculus lateralis
substantia grisea
lobus occipitalis
falx cerebri
genu corpus
callosum
caput nucleus
caudatus
B
corpus fornices
nucleus lentiformis
recessus
ventriculus tertius
lobus temporalis
tractus opticus
mesencephalon
A. carotis interna
sphenoidalis
Gambar 14-8 Gambar IYRI cranium. A. Gambar potongan axial otak, memperlihatkan berbagai bagian ventriculus lateralis dan
sulcus lateralis hemispheri cerebri. B. Bayangan coronal melalui lobus frontalis otak, memperlihatkan cornu anterior ventriculus
lateralis. Perhatikan kontras yang lebih baik antara substantia alba dan grisea dibandingkan dengan CT scan pada Gambar 14-7.
cranrum fissura
longitudinalis
dengan
falx cerebri
lobus occipitalis
hemispherium
cerebri
substantia grisea
cornu posterior
sinus rectus
ventriculus lateralis
vermis cerebelli
A
tentorium cerebelli
substantia alba
cerebellum
substantia
grisea cortex
cerebri
sinus sagittalis
superior
thalamus
lobus frontalis
lamina cribrosa
ossis ethmoidalis
lobus occipitalis
B
cerebellum
cavum nasi
glandula
hypophysis
ventriculus quartus
palatum durum 11ngus foramen medulla
magnum oblongata
Gambar 14-9 MRI tengkorak. A. Bayangan coronal melalui lobus occipitalis cerebri, memperlihatkan cornu posterior ventriculi
lateralis dan cerebellum. B. Bayangan sagittal, memperlihatkan berbagai bagian otak, rongga hidung, dan rongga mulut.
oesophagus
sutura sagittalis
V. missaria
jaringan ikat
V. diploica
aponeurosis
sinus sagittalis superior
jaringan ikat
granulationes arachnoideales
longgar
falx cerebri
Gambar 14-11 Penampang koronal bagian atas kepala memperlihatkan lapisan kulit kepala, sutura sagittalis cranii, falx
cerebri, sinus venosus sagittalis superior dan inferior, granulationes arachnoidales, venae emissaria, dan hubungan pembuluh
darah otak dengan spatium subarachnoideum.
N. oculomotorius
sinus rectus
tentorium cerebelli
srnus sigmoideus
sinus petrosus superior v facialis
Gambar 14-12 Bagian dalam tengkorak memperlihatkan duramater dan sinus venosusnya. Perhatikan hubungan antara vena-
vena kulit kepala dan vena-vena wajah dengan sinus venosus.
502 BAB 14
diaphragma sellae
N. oculomotorius N. maxillaris
N. trochlearis
ganglion trigeminus
N. abducens
N. mandibularis
foramen magnum
tentorium
cerebelli
sinus petrosus
superior
sinus sagittalis
sinus sigmoideus inferior
incisura tentorii
confluens sinuum
Gambar 14-13 Diaphragma sellae dan tentorium cerebelli. Perhatikan posisi sinus venosis.
otak dan melanjutkan diri setelah melalui foramen magnum Tentorium cerebelli adalah lipatan duramaterberbentukbulan
sebagai duramater medula spinalis. Lapisan ini juga merupakan sabit, yang menjadi atap fossa cranii posterior (Gambar 14-L2, 1.4-
selubung tubular bagi saraf-saraf otak, pada saat saraf otak melalui 13, dan 14-14). Lapisan ini menutupi permukaan atas cerebellum
foramina di basis cranii. Di luar tengkorak, selubung ini menyatu dan menyokong lobus occipitalis hemispherium cerebri. Di depan
dengan epineurium saraf. terdapat sebuah celah, incisura tentorii, untuk tempat lewatnya
Lapisan meningeal membentuk empat septum ke arah dalam mesencephalon (Gambar 1,4-74 dan 14-15), sehingga terdapat
yang membagi cavitas cranii menjadi ruang-ruang yang saling pinggir dalam yang bebas dan pinggir luar yang terfiksasi. Pinggir
berhubungan dengan bebas dan menampung bagian-bagian otak. yang terfiksasi melekat pada processus clinoideus posterior,
Fungsi septa-septa ini adalah untuk fiksasi otak. pinggir superior os petrosus, dan pinggir-pinggir alur untuk
Falx cerebri adalah lipatan duramater yang berbentuk bulan sinus transversus pada os occipitale. Pinggir bebasnya berjalan
sabit yang terletak di garis tengah, di antara kedua hemisphere ke depan pada kedua ujungnya, melintasi pinggir yang terfiksasi,
cerebri (Gambar L4-1.0 dan 74-72). Ujung depannya yang sempit dan melekat pada processus clinoideus anterior tiap sisi. Pada
melekat pada crista frontalis interna dan crista galli. Ujung tempat di mana kedua pinggir bersilangan, nervus cranialis ketiga
posteriornyayang lebarmenyatu denganpermukaanatastentorium dan keempat berjalan ke depan memasuki dinding lateral sinus
cerebelli di garis tengah. Sinus sagittalis superior berjalan pada cavernosus (Gambar L4-L4 dan 14-15). Dekat apeks pars petrosus
pinggir atasnya yang terfiksasi, sinus sagittalis inferior berjalan ossis temporalis, lapis bawah tentorium menonjol ke depary di
pada pinggir bawahnya yang bebas dan cekung, dan sinus rectus bawah sinus petrosus superior, membenfuk recessus unfuk nervus
berjalan sepanjang perlekatannya pada tentorium cerebelli. trigeminus dan ganglion trigeminale (Gambar 14-14). Falx cerebri
TENGKORAK, OTAK, TIENINGEN, DAN SUPLAI DARAH OTAKTERKAIT DENGAN TRAUIAA DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL 503
dan falx cerebelli masing-masing melekat pada permukaan atas dan Terdapat banyak ujung-ujung saraf sensoris pada duramater.
ba'wah tentorium. Sinus rectus berjalan sepanjang perlekatannya Duramater peka terhadap regangary yang menimbulkan sensasi
pada falx cerebd, sinus petrosus superlor sepanjang perlekatannya sakit kepala. Stimulasi ujung-ujung sensoris nervus trigeminus
pada pars petrosa, dan sinus transversus sepanjang perlekatannya di atas 1eve1 tentorium cerebelli menimbulkan nyeri alih (referred
pada os occipitale (Gambar 14-13). pain) pada area kulit di sisi yang sama kepala. Stimulasi ujung-
Falx cerebelli adalah lipatan duramater kecil yang berbentuk ujung sensoris duramater di bawah leve1 tentorium cerebelli
sabit, yang melekat pada crista occipitalis interna dan menonjol ke menimbulkan nyeri alih (referred pain) pada daerah tengkuk dan
depan di antara kedua hemispherium cerebelli. Pingglr posterior- belakang kepala sepanjang distribusi nervus occipitalis m{or.
nya yang terfiksasi berisi sinus occipitalis.
Diaphragma sellae adalah lipatan duramater berbentuk Pendarahan Duramater
sirkular kecil, yang membentuk atap sel1a turcica (Gambar 14-3). Banyak arteri yang mendarahi duramater, yaitu arteria carotis
Lubang kecil ditengahnya dilalui oleh tangkai glandula hypophysis interna, arteria maxillaris, arteria pharyngea ascendens, arteria
cerebri (Gambar 14-13 dan 14-15). occipitalis, dan arteria vertebralis. Dari sudut klinis, yang
terpenting adalah arteria meningea media, yang sedng rusak pada
cedera kepala.
Persarafan Duramater
Arteria meningea media berasal dari arteria maxillaris di
Cabang-cabang nervus trigeminus, nervus r.agus, dan nervus dalam fossa infratemporalis. Pembuluh ini masuk ke rongga otak
cervicalis 1-3, beserta cabang-cabang dari sistem simpatik berjalan dan berjalan ke depan dan Iateral di dalam alur pada permukaan
ke duramater. atas pars squamosa ossis temporalis (lihat Gambar 18-3). Untuk
tentorium cerebelli
falx cerebri
mesencephalon (dipotong)
A. cerebri posterior
A. communicans posterior
aqueductus cerebri
A. carotis interna
infundibulum
chiasma opticum
sinus frontalis
\
A. carotis r-
interna i.j
N- opticus
N. trigeminus
A. carotis interna
pinggir lapisan
N. oculomotorius
meningeal duramater
yang dipotong N. trochlearis
N. petrosus N. abducens
superficialis malor
divisi maxillaris
ganglion N. trigeminus
trigeminus
divisi mandibulans
N. trigeminus
Gambar 14 -14 Pandangan lateral tengkorak, memperlihatkan falx cerebri, tentorium cerebelli, batang otak, dan ganglion
trigeminale.
504 BAB 14
masuk cavum crania, arteri ini berjalan melalui foramen spinosum AliranVena Duramater
dan terletak di antara lapisanmeningeal dan endosteal duramater.
Ramus anterior (frontalis) membuat aiur dalam atau terowongan Vena-vena meningea terletak di dalam lapisan endosteal
pada angulus anteroinferior ossis parietalis, dan perjalanannya duramater. Vena meningea media mengikuti cabang-cabang
kira-kira sesuai dengan garis gyrus precentralis otak yang ada di arteria meningea media dan bermuara ke dalam plexus venosus
baivahnya. Ramus posterior (parietalis) melengkung ke belakang pterygoideus atau sinus sphenoparietalis. Vena-vena terletak
dan mendarahi bagian posterior duramater. lateral terhadap arterinya.
bulbus olfactorius
A. carotis interna
dorsum sellae
A. communicans posterior
N. oculomotorius
A. cerebelli superior
tentorium cerebelli
A. cerebri posterior
N. trochlearis
A crus cerebri
'"'r'
tegmentum >\ substantia nigra
incisura tentorii
aqueductus cerebri
colliculus superior
sr
infundibulum
lobus anterior hypophysis diaphragma sellae
tuber ctnereum
SINUS
ca L ernosus
N. oculomotorius
lobus
posterior
N. torchlearis
ophthalmicus
N. maaillaris
abducens
A. cerebri
posterior
cal um nasi
corpus ossis
sphenoidalis
B c
Gambar 14-15 A. Otak depan dibuang, meninggalkan mesencephalon, hypophysis cerebri, A.carotis interna dan A.basilaris
tetap pada tempatnya. B. Potongan sagittal melalui sella turcica, memperlihatkan hypophysis cerebri. C. Potongan koronal
melalui corpus ossis sphenoldalis memperlihatkan hypophysis cerebri dan sinus cavernosus. Perhatikan posisi saraf-saraf otak.
TENGKORAK, OTAK, lvlENlNGEN, DAN SUPUI DARAH OTA,KTERKA,IT DENGAN TRAU/\AADAN PERDARAHAN INTRAKRANIAI 505
Arteria Vertebralis
Suplai Darah Otak
Arteria vertebralis, cabang dari bagian pertama A.subclavia
(Gambar 13-10), berjalan ke atas melalui foramina pada processus
( Arteri Otak tranversus vertebrae cervicalis I sampai VI. Pembuluh ini masuk
tengkorak melalui foramen magnum dan berjalan ke atas, depan
Otak disuplai oleh dua arteria carotis interna dan dua arteria dan medial medulla oblongata (Gambar 14-16). Pada pinggir
vertebraiis. Keempat arteri ini beranastomosis pada permukaan bawah pons, arteri ini bergabung dengan arteri dari sisi lainnya
inferior otak dan membentuk circulus Willisi (circulus arteriosus membentuk arteria basilaris.
cerebri).
506 BAB 14
A. cerebri anterior
bulbus olfactorius
fissura longitudin alis cerebri
N. opticus
tractus olfactorius
chiasma opticum
A. communicans
anterior
infundibulum
A. cerebri media
corpus mammilare
A. carotis interna
N. oculomotorius
N. tochlearis A. communicans
posterior
N. facialis A. pontis
N. vestibulocochlearis A. cerebelli
anteroinferior
N. glossopharyngeus
N. vagus
A. basilaris
N. acessorius
(pars cranialis)
A.vertebralis
N. hypoglossus
cerebellum pyramis
Gambar 14-16 Arteri dan saraf otak dilihat pada permukaan inferior otak. Untuk memperlihatkan jalannya A.cerebri media,
polus anterior lobus temporalis dibuang.
TENGKORAK, OTAK, IAENINC,EN, DAN SUPUI DARAH OTAKTERKAIT DENGAN TRAUTAA DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL 507
I Vena Otak
Liquor cerebrospinalis dihasilkan terutama oleh plexus
choroideus di ventriculus lateralis, tertius, dan quartus. Sebagian
Vena-vena otak tidak mempunyai jaringan otot di dalam din- mungkin berasal sebagai cairan jaringan yang dibentuk di dalam
dingnya yang sangat tipis dan tidak mempunyai katup. Vena-vena substahsi otak. Epitel kuboideum yang melapisi permukaan plexus
inimuncul dari otak danbermuarake dalam sinus venosus cranialis choroideus secara aktif mensekresikan liquor cerebrospinalis.
(Gambar 14-12). Terdapat vena-vena cerebri, cerebelli, dan batang
otak. Vena cerebri nagna dibentuk oleh gabungan kedua v.cerebri Sirkulasi Liquor Cerebrospinalis
interna dan bermuara ke dalam sinus rectus (Gambar 14-12). Sirkulasi dimulai dengan sekresinya dari plexus choroideus di
dalam ventriculus dan produksinya dari permukaan cerebrum.
Kemudian cairan ini mengalir dari ventriculus lateralis ke dalam
SistemVentrikel Otak ventriculus tertius melalui foramina interventriculare (Gambar 14-
18). Kemudian cairan ini sampai ke ventriculus quartus melalui
aqueductus cerebri. Sirkulasi dibantu oleh pulsasi arteria plexus
Sistem ventrikel otak (ventriculus cerebri) terdiri atas dua ventri-
choroideus.
culus lateralis, ventriculus tertius, dan ventriculus quartus. Kedua
Dari ventriculus quartus, cairan berjalan melalui apertura
ventriculus lateralis berhubungan dengan ventriculus tertius mediana dan foramina laterale di atap ventriculus quartus dan
melalui foramina interventricularis (Gambar 14-10). Ventriculus masuk ke spatium subarachnoideum. Cairan mengalir ke superior
tertius berhubungan dengan ventriculus quartus melalui melalui incisura teniorium cerebella untuk sampai ke permukaan
aqueductus cerebri. Selanjutnya, ventriculus quartus dilanjutkan
inferior cerebrum (Gambar 14-18). Kemudian cairan berjalan
oleh canalis centralis di meduila spinalis, dan melalui tiga foramina
ke superior di atas aspek lateral setiap hemispherium cerebri.
di atap ventriculus quartus dengan spatium subarachnoideum Sebagian liquor cerebrospinalis mengalir ke inferior di dalam
(Gambar 14-10).
spatium subarachnoidum di sekeliling medulla spinalis dan cauda
Ventriculus berisi liquor cerebrospinalis' llkuran dan bentuk
equina. Pulsasi arteria cerebri dan spinalis serta gerakan-gerakan
ventriculus cerebri dapat divisualisasikan di klinik dengan columna vertebra membantu aliran dari cairan ini.
menggunakan CT scan dan MRI (Gambar 14-7, L4-8, dan 14-9).
Absorpsi Liquor Cerebrospinalis
Tempat utama untuk absorpsi liquor cerebrospinalis adalah
villi arachnoidales yang menonjol ke dalam sinus venosus
duramater, terutama sinus sagittalis superior (Gambar '14-18). Villi
Liquor Cerebrospinalis
arachnoidales cenderung berkelompok membentuk granulationes
Liquor cerebrospinalis merupakan cairan yang bening dan tidak
arachnoidales. Granulationes arachnoidales bertambah dalam
berwarna. Di dalamnya larut garam-garam inorganik yang sama jumlah dan ukuran dengan bertambahnya usia dan cenderung
dengan yang terdapat di dalam plasma darah. Kandungan glucosa
mengalami kalsifikasi pada usia lanjut.
sekitar setengah dari jumlah yang terdapat di dalam darah, dan
Absorpsi liquor cerebrospinalis ke dalam sinus venosus terjadi
hanya terdapat sedikit protein. Pada posisi berbaring ke lateral, jika tekanan di dalam cairan lebih besar dari darah di dalam sinus.
tekanan liquor cerebrospinalis yang diukur pada lumbal pungsi
Sebagian liquor cerebrospinalis diabsorpsi secara langsung ke
sekitar 60 sampai 150 mm air. Tekanan ini dapat dengan mudah
dalam vena di dalam spatium subarachnoideum, dan sebagian
meningkat dengan tekanan batuk atau menekan vena jugularis
lagi mungkin diangkut melalui pembuluh limfe perineural nervi
interna di daerah leher.
craniales dan spinales.
area motoris
sulcus centralis
area premotoris
area sensons
lobus frontalis
lobus parietalis
anterior
area visual
sulcus lateralis
gyrus superotemporalis
lobus iemporalis
anterior
anterior
A. cerebri anterior
Gambar L4-L7 A. Sisi kanan otak, memperlihatkan beberapa daerah penting bagi fungsi cerebrum. Perhatikan bahwa area
bicara motoris lebih sering berlokasi pada hemispherium cerebri kiri daripada hemispherium cerebri kanan. B. Permukaan
lateral hemispherium cerebri memperlihatkan daerah yang didarahi oleh afteri-arteri cerebri. Pada diagram ini dan yang
berikutnya, daerah berwarna blu disuplai oleh A.cerebri anterior; yang berwarna merah oleh A.cerebri media; dan yang
berwarna hijauoleh A.cerebri posterior. C. Permukaan medial hemispherium cerebri memperlihatkan area yang disuplai oleh
aderi-arteri otak.
TENGKORAK, OTA,K, IrIENINGEN, DAN SUPUI DARAH OTAK TERKAIT DENGAN TRAUA4A DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL 509
granulationes arachnoidales
duramater
arachnordeamater
spatium subarachnoidea
berisi Iiquor cerebrospinalis
piamater
plexus choroideus
ventriculus lateralis
ventriculus lateralis
foramen
interventriculare
ventriculus tertius
aqueductus cerebri
tentorium cerebblla
canalis centralis
medulla spinalis
spatium subarachnoidea
berisi liquor
cerebrospinalis
ventriculus terminalis
Eminentia Parietalis
Arcus Zygomaticus
Eminentia ini adalah area meninggi pada permukaan lateral os
parietale dan dapat diraba sekitar 2 inci (5 cm) di atas auricula.
Arcus zygomaticus meluas ke depan telinga danberakhir di depan
Peninggian ini terletak dekat uiung bawah sulcus cerebri centralis
pada os zygomaticum (Gambar 14-19). Di atas arcus zygomaticus
otak (Gambar 14-19).
terdapat fossa temporalis, yang diisi oleh m. tenporalis.
M.masseter melekat pada pinggir bawahnya. Kontraksi kedua
m.temporalis dan masseter (pemeriksaan untuk keutuhan pars
Pterion motorik divisi mandibularis nerr,'us trigeminus) dapat diraba
E
dengan mengatupkan gigi-geligi.
Pterion merupakan titik di mana a1a major ossis sphenoidalis
bertemu dengan angulus anteroinferior os parietale. Terletak 1,5
inci (4 cm) di atas titik tengah arcus zygomaticus (Gambar 14-19). Linea Basalis Anatomi Tengl<orak
Pterion tidak ditandai oleh adanya tonjolan atau cekungan, tetapi
penting karena ramus anterior arteria dan vena meningea media
Linea basalis ini meluas dari pinggir bawah orbita ke belakang
terletak di bawahnya.
melalui pinggir atas meatus acusticus extemus. Seluruh cerebrum
terletak di atas garis ini, dan cerebellum terletak di dalam fossa
cranii posterior di bawah sepertiga posterior garis (Gambar 14-
le).
sulcus centralis
area motoris cortex cerebri
truncus
eminentia parietalis
kepala
cerebellum
Gambar 14-19 Petunjuk pada permukaan sisi kanan kepala. Diperlihatkan hubungan afteria meningea media dan cerebrum
pada permukaan tengkorak.
TENGKORAK, OTAK, IAENINGEN, DAN SUPLAI DARAH OTAK TERKAIT DENGAN TRAUI'AA DAN PERDARAHAN INTRAKRA,NIAL 511
17. Pemyataan berikut ini benar untuk liquor cerebrospinalis, 19. Pernyataan berikut ini benar untuk arteria yang mendarahi
kecuali: otak, kecuali:
A. Liquor cerebrospinalis di dalam canalis centralis medulla A. Arteria utama yang mendarahi otak terietak di dalam
spinalis tidak dapat masuk ke dalam ventriculus quartus. substantia subarachnoidea.
B. Dengan pasien dalam posisi berbaring, tekanan normal B. Arteria basilaris dibentuk oleh gabungan kedua arteria
sekitar 60 samPai 150 mm air. vertebralis.
C. Liquor cerebrospinalis melindungi cerebrum dan medulla C. Arteria cerebri beranastomosis pada permukaan otak.
spinalis dari cedera trauma. D. Substantia grisea yang terletak di dalam otak mendapatkan
D. Tekanan pada vena jugularis interna di leher menaikkan makanannya melalui difusi cairan jaringan dari pembuluh
tekanan liquor cerebrosPinalis. darah yang terletak pada permukaan otak.
E. Spatium subarachnoideum diisi oleh cairan cerebro- E. Serabut saraf simpatik mempunyai kendali sedikit pada
spinalis. diameter arteria cerebri.
18. Pemyataan berikut ini benar untuk suplai darah ke duramater 20. Pernyataan berikut ini benar untuk circulus Willisi, kecuali:
di dalam tengkorak, kecuali: A. Terietak di dalam fossa interpeduncularis pada basis
A. Arteria termasuk cabang-cabang dari arteri carotis intema, cerebri.
arteria maxillaris , dan arteria vertebralis. B. Terletak di dalam spatium subarachnoideum.
B. Arteria meningea media berasal dari arteria maxillaris. C. Memungkinkan aliran darah arteri mengalir ke depan
C. Arteria meningea media masuk tengkorak melalui atau ke belakang, jika arteria carotis interna atau arteria
foramen spinosum. vertebralis tersumbat.
D. Arteria meningea media berjalan di antara tulang dan D. Memungkinkan aliran darah arteri mengalir menyilang
lapisan endosteal duramater. garis tengah ke sisi berlawanan otak.
E. Ramus anterior arteria meningea media membentuk alur E. Berhubungan dengan cabang-cabang arteria carotis
di angulus anterior inferior os parietale, dan di tempat ini externa.
arteria ini mudah cedera.
1. D yang benar. 1 adalah sella turcica yang terletak pada 10. B yang benar. 5 adalah cavum dari sinus sphenoidalis dexter.
permukaan superior corpus ossis sphenoidalis.
11. D yang benar. 1 adalah genu corpus callosum, sebuah
C yang benar. 2 adalah sinus sphenoidalis, yang terletak di commissura major yang menghubungkan keduahemispherium
dalam corpus ossis sphenoidalis. cerebri.
C yang benar. 3 adatah sinus frontalis yang terletak di dalam 12. B yang ben ar. 2 adalah sulcus lateralis cortex cerebri sinister.
os frontale.
13. A yang benar. 3 adaiah pars posterior falx cerebri yang terletak
E yang benar. 4 adalah sinus maxillaris yang terletak di dalam di dalam fissura longitudinalis di antara hemispherium
corpus ossis maxillaris. cerebri.
C yang benar. 5 adalah arcus anterior atlantis, yang terletak 14. B yang benar. 4 adalah substantia alba lobus occipitalis dari
anterior terhadap Processus odontoideus axis di dalam hemispherium cerebri dextrum.
radiograf.
15. C yang benar. 5 adalah corpus ventriculus lateralis dari
D yang benar. 1 adalah falx cerebri (dibentuk oleh duramater), hemispherium cerebri dextrum.
yang dilekatkan di anterior ke permukaan interna os frontale.
16. B yang tidak benar. Ventriculus lateralis cerebri pertama kali
D yang benar. 2 adalah interior dari canalis opticus sinister. berhubungan dengan ventriculus tertius melalui foramen
interventriculare, yang selanjutnya berhubungan dengan
8. B yang benar. 3 adalah pars petrosus os temporale sinister. ventriculus quartus di otak belakang melalui aqueductus
cerebri di mesencephalon (Gambar 14-10 dan 14-18).
C yang benar. 4 adalah cavum tympanicum dextrum dari
telinga tengah.
TENGKORAK, OTAK, TAENINGEN, DAN SUPi-l.I DARAH OTAK TERKAIT DENGAN TRAUITA DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL 515
17. Ayang tidak benar. Liquor cerebrospinalis di dalam canalis 19. D yang tidak benar. Massa substantia grisea yang terletak di
centralis medulla spinalis dapat mengalir dengan bebas ke dalam substantia hemispherium cerebri (contokr, thalamus,
dalam ventriculus quartus. nucleus lentiformis, dan nucleus caudatus) menerima nutrisi
dari rami centrales arteria cerebri.
18. D yang tidak benar. Arteria meningea media berjalan di antara
lapisan periosteal dan lapisan meningeal duramater segera 20. E yang tidak benar. Cabang-cabang arteria carotis extema
setelah arteria ini masuk cranium melalui foramen spinosum. tidak berhubungan dengan circulus Willisi.
516
NERYUS CRANIALIS DAN BLOK NERVUS TRIGEIAINUS 517
12 pasang nervus kranialis yang meninggalkan otak dan sering ced"era pada pasien-pasien dengan trauma kepala. Lebih jauh
Jerdanat
I benjolan melewati foramen dan fissura di dalam tulang tengkorak. lagi, nervus kranialis di leher mungkin cedera pada trauma tembus
Seluruh nervus tersebut didistribusikan di daerah kepala dan leher, atau terlibat dalam proses penyakit sepefti metastasis karsinoma.
kecuali nervus X, yang juga menyarafi struktur-struktur di dalam Oleh karena itu, pemeriksaan sistematis ke-12 nervus kranialis
rongga thorax dan abdomen. Nervus kranialis sering terlibat dalam merupakan bagian penting dari pemeriksaan fisik setiap pasien
penyakit, baik penyakit saraf itu sendiri seperti herpes zoster atau neurologik. Lesi nukleus nervus kranial, hubungan sentralnya, atau
keterlibatan dalam perdarahan atau pembentukan tumor di dalam gangguan pada /owel motor neuron dapat ditunjukkan dengan
susunan saraf pusat. Nervus yang lebih kecil, Iebih tipis biasanya pemeriksaan ini.
bola mata dan meninggalkan rongga orbita melalui canalis opticus Nervus oculomotorius menvarafi berikut ini:
untuk masuk ke dalam rongga cranium (Gambar 15-3). Selanjutnya
menyatu dengan nervus opticus sisi lainnya membentuk chiasma a Otot-otot ekstrinsik mata: Musculus levator palpebrae
opticum (Gambar 15-3). superioris, musculus rectus superior, musculus rectus
Pada chiasma, serabut-serabut dari belahan medial masing- medialis, musculus rectus inferior, dan musculus obliquus
masing retina menyilang garis tengah dan masuk ke tractus in{erior (Gambar 15-2).
opticus sisi kontralateral, sedangkan serabut-serabut belahan i) Otot-otot intrinsik mata: musculus constrictor pupillae iris
lateral retina berjalan ke posterior di dalam tracfus opticus sisi yang dan musculus ciliaris dipersarafi oleh komponen parasimpatik
sama. Hampir seluruh serabut-serabut tractus opticus berakhir nervus oculomotodus. Serabut-serabut ini bersinaps di dalam
dengan bersinaps pada sel-sel saraf di dalam corpus geniculatum ganglion ciliare dan mencapai bola mata di dalam nervi ciliares
laterale (Gambar 15-1). Sebagian kecii serabut berialan ke nucleus breves.
pretectalis dan colliculus superior serta berperan pada refleks
cahaya. Dengan demikian nervus oculomotorius seluruhnya bersifat
Axon sel-sel saraf dari corpus geniculatum laterale berjalan ke motorik. Saraf ini berfungsi untuk mengangkat kelompak mata
posterior sebagai radiatio optica dan berakhir pada cortex visual atas; memutar bola mata ke atas, bawah" dan medial; konstriksi
hemispherium cerebri (Gambar 15-1). pupil, dan akomodasi mata.
Nervus oculomotorius keluar dari permukaan anterior mesen- Nervus trochlearis adalah saraf cranial yang paling ramping.
cephalon (Gambar 15-2). Saraf ini berjalan ke depan di antara Setelah menyilang saraf sisi lainnya, saraf ini meninggalkan
arteria cerebri posterior dan arteria cerebelli superior (Gambar permukaan posterior mesencephalon (Gambar 15-2). Kemudian
15-3). Kemudian berjalan terus ke depan di dalam fossa cranii nervus trochlearis berjalan ke depan melalui fossa cranii media
media pada dinding lateral sinus cavemosus. Di sini, nervus pada dinding lateral sinus cavernosus dan masuk ke orbita melalui
bercabang dua menjadi ramus superiot dan ramus inferior, yang fissura orbitalis superior (Gambar 15-3).
masuk ke rongga orbita melalui fissura orbitalis superior (lihat Nervus trochlearis menyarafi musculus obliquus superior
Gambar 18-2). bola mata (musculus ekstrinsik). Nervus trochlearis seluruhnya
motorik dan membantu memutar bola mata ke bawah dan lateral.
520 BA,B 15
bulbus olfactorius
N. opticus
chiasma opticum
radiatio optica
cortex visual
Gambar 15-1 A, Distribusi nervus olfactorius pada septum nasi dan dinding lateral hidung. B. Nervus opticus dan hubungan-
hubungannya.
M. rectus superior
N. oculomotorius M. rectus medius
ramus supenor
M. rectus inferior
ramus inferior
ganglion ciliare
N. ciliaris brevis
A
M. obliquus inferior
N. irochlearis
Gambar 15-2 A. Asal dan distribusi nervus oculomotorius . B. Asal dan distribusi nervus trochlearis.
tenlorium cerebelli
falx cerebrr
i\\ \
\r
.\
sinus frontalis
N. trochlearis
T bulbus olfactorius
N. opticus
N. trigeminus
A. carotis inierna
pinggir lapisan N. oculomotorius
meningeal duramater
yang dipotong N. trochlearis
N. petrosus N. abducens
superficialis major
divisi maxillaris
ganglion N. trigeminus
trigeminus
divisi mand bularis
N. trigeminus
Gambar 15-3 Pandangan lateral tengkorak, memperlihatkan falx cerebri, tentorium cerebelli, batang otak, dan ganglion
triqeminale.
cranii. Kemudian saraf ini berjalan turun melalui celah pada sisi lanjut sebagai nervus infraorbitalis di dalam sulcus infraorbitalis,
crista ga1li untuk masuk ke cavitas nasi. Saraf ini memberikan dan nervus ini muncul pada permukaan wajah melalui foramen
dua rami nasales internae, dan kemudian saraf ini menyarafi infraorbitale. Nervus maxillaris bercabang menjadi serabut-
kulit di puncak hidung melalui ramus nasalis extetnus. Cabang- serabut sensorik ke wajah dan sisi hidung.
cabangnya termasuk berikut ini:
Cabang-Cabang
tl Ramus sensorik ke ganglion ciliare (Gambar 15-6).
I Nervi ciliares longi yang mengandung serabut-serabut I Rami meningeales
simpatik ke musculus dilator papillae dan serabut-serabut a Ramus zygomaticus (Gambar 75-6), yang membelah
sensorik ke cornea. dua menjadi nervus zygomaticotemproralis dan nervus
a Nervus infratrochlearis yang menyarafi kulit kelopak mata. zygomaticofacialis yang menyarafi kulit wajah. Ramus
a Nervus ethmoidalis posterior yang merupakan saraf sensorik zygomaticotemporalis memberikan serabut sekretomotorik
di sinus ethmoidalis dan sinus sphenoidalis. parasimpatik ke glandula lacrimalis melalui nervus lacrimaiis.
a Rami ganglionares, merupakan dua saraf pendek yang
I Nervus Maxillaris
mempertahankan ganglion pterygopalatinum di dalam fossa
pterygopalatina (Gambar 15-6). Saraf-saraf ini mengandung
Nervus maxillaris bersifat sensorik murni (Gambar 15-4). Nervus serabut sensorik yang berjalan melalui ganglion dari hidung,
ini meninggalkan cranium melalui foramen rotundum (Gambar palatum, dan pharynx. Saraf ini juga mengandung serabut
15-3) dan menyilang fossa pterygopalatina, masuk orbita melalui parasimpatik posganglionik yang berjalan menuju glandula
fissura orbitalis inferior (Gambar 15-6). Kemudian saraf ini ber- lacrima lis.
NERVUS CRANIA,LIS DAN BLOK NERVUS TRIGEMINUS 523
divisi ophthalmica
ganglion trigeminale
N. frontalis
N. lacrimalis
N. nasociliaris
N. trigeminus
N. maxillaris
N. infraorbitalis
N. alveolaris
N. auriculotemporalis superior
divisi
mandibularis
N. lingualis
N. alveolaris inferior
N. alveolaris inferior
N. lingualis
A
N. mylohyoi deus
Gambar 15-4 A. Distribusi nervus trigeminus. B. Asal dan distribusi nervus abducens.
N. auriculotemporalis
N. supraorbitalis
N. supratrochlearis
N. zygomaticotemporalis
N. lacrimalis
N. zygomaticofacialis
N. occipitalis N. nasalis externus
major (C2)
N. infraorbitalis
N. occipitalis
minor N. buccalis
rami posterior
C3, 4, dan
N. mentalis
N. cutaneus transversus
colli (C2 dan 3)
Nn. supraclaviculares
(C3 dan 4)
Gambar 15-5 Distribusi kulit wajah divisi ophthalmicus (Vlxmerah), divisi maxiliaris (Vz)(biru), dan divisi mandibularis (V3)
(hr.,7.au) nervus trigeminus. Perhatikan bahwa kulit di angulus mandibulae dipersarafi oleh nervus auricularis magnus (C2 dan 3
segmen medulla spinalis).
ganglion ciliare
sinus frontalis
N. ciliaris brevis
dari ganglion ciliare
M. obliquus.superior
divisi superior
N. oculomotorius
divisi inferior M. obliquus inferior
N.
articulatio temporomandibularis
omandibularis
A. temporalis superficialis saraf ke M. masseter
A. maxillaris
N. auriculotemporalis
Nn, temporales superficiales
M. temporalis
N. maxillaris
M. pterygoideus lateralis
N. alveolaris
posterior superior
N. buccalis
chorda tympani
Gambar 15-7 Regio infratemporalis dan submandibularis. Bagian-bagian arcus zygomaticus, ramus dan corpus mandibulae
telah dibuang untuk memperlihatkan struktur yang lebih dalam.
sensoria untuk membenfuk truncus nervus mandibularis, dan Cabang-Cabang dari Divisi Anterior Nervus
kemudian membelah dua menjadi sebuah divisi anterior yang
Mandibularis
kecil dan sebuah divisi posterior yang besar (lihat Gambar 15-8).
a Nervus massetericus menyarafi musculus masseter (Gambar
Cabang-Cabang dariTruncus Utama Nervus 15-7).
Mandibularis o Nervi temporales profundi menyarafi musculus temporalis
a Ramus meningeus. (Gambar 15-7).
I Nervus ke musculus pterygoideus medialis, yang menyarafi a Nervus ke musculus pterygoideus lateralis.
tidak hanya musculus pterygoideus medialis tetapi juga a Newus t.rccalis menyarafi kulit dan membrana mucosa pipi
musculus tensor veli palatini. (Gambar 15-7). Nervus buccalis tidak menyarafi musculus
N. mandibularis
M. tensor veli palatini
A. meningea media
N. auriculotemporalis
chorda tympani
M. pterygoideus medialis
M. buccinator
M. stylopharyngeus
N. glossopharyngeus
M. constrictor
pharyngis superior
M. constrictor
pharyngis medius
M. styloglossus
M. geniohyoideus
venter anterior
N. alveolaris inferior
M.digastricus
nervus ke M.mylohyoideus
. mylohyoideus
ligamentum stylohyoideum
muara ductus submandibularis
pars profundus glandula submandibularis
ganglion submandibulare M. genioglossus
N. lingualis
N. hypoglossus
glandula sublingualis
Gambar 15-8 Regio infratemporalis dan submandibularis. Bagian-bagian arcus zygomaticus, ramus dan corpus mandibulae
dibuang. Musculus mylohyoideus dan musculus pterygoideus lateralis juga dibuang untuk memperlihatkan struktur yang lebih
dalam. Sketsa glandula sublingualis diperlihatkan sebagai garis hikm tebal bergelombang.
NERVUS CRANIALIS DAN BLOK NERVUS TRIGETAINUS 527
Ganglion Oticum
Ganglion oticum adalah ganglion parasimpatik yang terletak
I Cabang-Cabang Penting Nervus
medial terhadap nervus mandibularis tepat di bawah tengkorak, Facialis
dan melekat pada saraf menuju musculus pterygoideus Nenrrs petrosus major dicabangkan dari nervus facialis pada
medialis. Serabut-serabut preganglionik berasal dari nervus ganglion geniculatum (Gambar 15-9). Nervus ini mengandung
glossopharyngeus, dan mencapai ganglion via nervus petrosus serabut-serabut preganglionik parasimpatik yang bersinaps di
minor. Serabut sekretomotorik posganglionik berjalan menuju ke ganglion pterygopalatinum. Serabut-serabut posganglionik
glandula parotidea melewati nervus auriculotemporalis. merupakan sekretomotorik glandula lacrimalis dan glandula
di hidung dan palatum. Nervus petrosus major juga
mengandung serabut pengecap dari palatum.
Ganglion Submandibulare
Nervus ke musculus stapedius menyarafi musculus stapedius
Ganglion submandibulare adalah ganglion parasimpatik yang di dalam telinga tengah (Gambar 15-9).
terletak profunda terhadap glandula submandibularis dan Chorda tympani berasal dari nervus facialis di dalam canalis
dilekatkan ke nervus lingualis oleh saraf-saraf kecil (Gambar 15-7 facialis pada dinding posterior telinga tengah (Gambar
dan 15-B). Serabut-serabut preganglionik parasimpatik mencapai 15-9). Saraf ini berjalan ke depan di atas permukaan medial
ganglion dari nervus facialis melalui chorda gmpani dan nervus bagian atas membrana tympani (lihat Gambar 18-15A) dan
lingualis. Serabut-serabut sekretomotorik posganglionik berjalan meninggalkan telinga tengah melalui fissura petrotympanica,
ke glandula submandibularis dan glandula sublingualis. masuk fossa infratemporalis dan bergabung dengan nen'us
Jadi nervus trigeminus adalah nervus sensorik utama kepala lingualis. Chorda tympani mengandung serabut-serabut
dan menyarafi otot-otot pengunyah. Saraf ini juga menegangkan sekretomotorik parasimpatik preganglionik yang menuju ke
palatum molle dan membrana tympanica. glandula submandibularis dan glandula sublingualis. Saraf ini
528 BAB 15
mengandung juga serabut pengecap dari dua pertiga bagian ramus buccalis, ramus mandibularis, dan ramus cervicalis
anterior lidah dan dasar mulut. (Gambar 15-9).
Nervus auricularis posterior, ventel posterior musculus Setelah meninggalkan foramen stylomastoideum, nervus
digastricus dan stylohyoideus (Gambar 15-9) adalah rami facialis terletak di dalam glandula parotidea (Gambar 15-10), dan
musculares dari nervus facialis pada saat saraf ini muncul dari terletak di antara pars superficialis dan pars profunda glandula.
foramen stylomastoideum. Disinl, nervus facialis memberikan cabang-cabang terminal, yang
Lima rami terminales ke otot-otot ekspresi wajah. Cabang- muncul dari pinggir anterior glandula dan berjalan ke otot-otot
cabang tersebut adalah ramus temporalis, ramus zygomaticus, wajah dan kulit kepala. Ramus buccalis menyarafi musculus
ramus zygomaticus
ramus
auricularis
posterior
Nervus ke
M. stylohyoideus ramus buccalis superior
Nervus ke venter
posterior M. digastricus
ramus cervicalis
ke platysma ramus buccalis inferior
A
ramus marginalis mandibularis
radix motoria
radix sensoria
plexus tympanicus
ganglion
N. facialis geniculatum N. petrosus
major N. canalis
_/ / pterygoidei
N. petrosus profundus
plexus sympathicus
di sekitarA. carotis
interna
canalis nervi
facialis Nervus ke
ramus tympanicus
chorda tympani M. pterygoideus medialis
B
N, glossopharyngeus
N. lingualis
Gambar 15-9 A. Distribusi nervus facialis. B. Cabang-cabang nervus facialis di dalam pars petrosa ossis temporalis; serabut-
serabut pengecap berwarna hitam. Juga diperlihatkan nervus glossopharyngeus,
NERVUS CRANIALIS DAN BLOK NERVUS TRIGE/AINUS 529
I Serabut Cochlear a
a
Ramus musculi stylopharyngei .
vagina carotica
V jugularis interna styloglossus
N. glossopharyngeus N. auriculotemporalis
*'"t::ii> M. masseter
Gambar 15-10 Potongan horizontal glandula parotidea memperlihatkan perjalanan nervus facialis melalui glandula.
530 BAB 15
ampulla ductus
semicircularis superior
ganglion vestibulare
utriculus
N. cochlearis
N. vestibularis
ampulla ductus
ganglion spirale semicircularis posterior
cochleae
A medulla oblongata
ductus cochlearis
N. petrosus minor
ganglion sensorium superius dan inferius
A. carotis interna
A. carotis externa
M. stvlooharvnoeus
Palatum molle
t />
N. tympanicus rami tonsillares
glomus caroticum
sinus caroticus
A. carotis communis
B ramus pharyngeus
N- laryngeus superior
N. vagus dexter (terpotong)
N. vagus sinister
N. laryngeus
recurrens sinister
plexus cardiacus
pulmo dextra
N. vagus sinister
plexus celiacus
membrana mucosa fossa piriformis dan larynx sampai setinggi medulla spinalis dan masuk cranium melalui foramen magnum.
plica vocalis. Nervus laryngeus externus adalah motorik dan Kemudian saraf ini membelok ke lateral untuk bergabung dengan
terletak dekat dengan arteria thyroidea superior; saraf ini radix cranialis.
menyarafi musculus cricothyroideus. Kedua radix bersatu dan meninggalkan cranium melalui
Nervus laryngeus recurrens (Gambar 15-12). Pada sisi foramen jugulare. Kemudian kedua radix memisahkan diri: radix
kanan, saraf ini membentuk lengkung di sekeliling bagian cranialis bergabung dengan nervus vagus dan diperluas melalui
pertama arteria subclavia dan kemudian berjalan ke atas di cabang-cabangnya ke otot-otot palatum molle dan pharynx
dalam sulcus antara trachea dan oesophagus. Pada sisi kiri, (melaluiplexus pharyngeus) dan otot-otot larynx (kecuali musculus
saraf ini membentuk lengkung di sekeliling arcus aorta dan cricothyroideus). Radix spinalis berjalan ke bawah dan lateral, dan
kemudian berialan ke atas ke dalam leher di antara trachea masuk ke permukaan dalam musculus sternocleidomastoideus,
dan oesophagus. Nervus ini berhubungan erat dengan arteria yang dipersarafinya, dan kemudian menyilang trigonum colli
thyroidea inferior, dan menyarafi semua otot-otot larynx, posterius untuk menyarafi musculus trapezius (Gambar 13-9).
kecuali musculus cricothyroideus, membrana mucosa larynx Jadi nervus accessorius berperan mengatur gerakan palafum
di bawah plica vocalis, dan membrana mucosa bagian atas molle, pharynx, dan larynx dan mengatur gerakan dua otot besar
trachea. di 1eher, yaitu musculus sternocleidomastoideus dan musculus
Rami cardiaci (2 atau 3) terdapat di leher, berjalan turun ke trapezius.
dalam thorax, dan berakhir pada plexus cardiacus (Cambar
75-12).
Dengan demikian nervus vagus menyarafi jantung dan Nervus Hypoglossus
pembuluh-pembuluh besar di dalam thorax; larynx, trachea,
bronchi, dan paru-paru; dan sebagian besar tractus digestivus dari
pharynx sampai ke flexura coli splenica. Saraf ini juga menyarafi Nervus hypoglossus adalah saraf motorik. Nervus ini muncul
kelenjar-kelenjar yang berhubungan dengan tractus digestivus, pada permukaan anterior medulla oblongata di antara pyramis
seperti hepar dan pancreas. dan oliva, melewati fossa cranii posterior, dan meninggalkan
Nervus vagus mempunyai distribusi yang paling luas di antara cranium melalui canalis nervi hypoglossi. Kemudian saraf ini
semua saraf-saraf cranial dan menyarafi struktur-strukfur tersebut berjalan ke bawah dan depan di leher untuk menyilang arteria
di atas melalui serabut aferen dan eferen. carotis interna dan extema untuk mencapai lidah (Gambar 15-13).
Dalam perjalanan bagian atasnya, nervus hypoglossus bergabung
dengan serabut C1 dari plexus cervicalis.
Nervus Accessorius
I Radix Cranialis
i, Ramus descendens (serabut Cl) berjalan ke bawah
bergabung dengan ramus descendens nen'us cervicalis (C2
dan
Radix cranialis muncul dari permukaan anterior medulla oblongata dan C3) untuk membentuk ansa cervicalis. Cabang-cabang
di antara oliva dan pedunculus cerebellaris inferior (Cambar 15- dari ansa ini menyarafi musculus omohyoideus, musculus
13). Nervus ini berjalan ke lateral di dalam fossa cranii posterior sternohyoideus, dan musculus sternothyroideus.
dan bergabung dengan radix spinalis. o Nervus ke musculus thyrohyoideus (C1)
a Rami musculares ke semua otot-olot lidah, kecuali musculus
I Radix Spinalis a
palatoglossus (plexus pharyngeus).
Nervus ke musculus geniohyoideus (C1)
Radix spinalis berasal dari sel-sel saraf di dalam substantia (cornu) Dengan demikian nervus hypoglossus menyarafi otot-otot
grlsea anterior dari lima segmen bagian atas pars cervicalis lidah (kecuali musculus paiatoglossus) dan dengan demikian
medulla spinalis (Gambar 15-13). Saraf ini naik ke atas sepanjang mengatur bentuk dan gerakan lidah.
NERVUS CRANIALIS DAN BLOK NERVUS TRIGE/yIINUS 533
medulla oblongata
medulla spinalis
nervus ke
M. sternocleidomastoideus -/
nervus ke M. trapezius
C1 N. hypoglossus
C2
M. styloglossus
UJ M. hyoglossus
N. cervicalis
descendens
M. genioglossus
ramus descendens
nervi hypoglossi
ansa cervicalis
nervus ke
nervus ke M. thyrohyoideus M. geniohyoideus
Gambar 15-13 A. Asal dan distribusi nervus accessorius. B. Distribusi nervus hypoglossus.
534 BAB 15
Pada waktu meminta pasien mengatakan " ah" , ur,'ula terlihat 17. Pernyataan. berikut benar untuk nerr,rrs oculomotorius,
tertarik ke atas kanan. Saraf otak yang mungkin terganggu kecuali:
adalah: A. Mengakomodasi mata.
A. Nen"us glossopharyngeus sinister. B. Mengangkat kelopak mata atas.
B. Ner'"rrs hypoglossus dexter. C. Menyarafi musculus recfus lateralis, dengan demikian
C. Nervus accessorius sinister. memutar bola mata ke lateral.
D. Nervus vagus dexter. D. Memutar bola bata ke bawah.
E. Nervus trigeminus dexter. E. Mengkonstriksikanpupil.
t4. Pemyataan berikut ini benar untuk nerlrrs opticus, kecuali: 18. Pernyataan berikut benar untuk lesi di nerr,'us trigeminus,
A. Axon-axon berasal dari lapisan ganglionik retina. kecuali:
B. Di chiasma opticum, serabut dari setengah lateral masing- A. Musculus masseter tidak dapat diraba pada saat
masing retina menyilang garis tengah dan masuk tractus kontraksi.
opticus sisi berlawanan. B. Hilangnya sensasi kulit di atas angulus mandibulae.
C. Nervus opticus meninggalkan cavitas orbitalis melalui C. Cornea dan conjunctiva tidak sensitif pada perabaan.
canalis opticus. D. Musculus temporalis tidak dapat diraba pada saat
D. Nervus opticus dikelilingi oleh tiga meningen dan sebuah kontraksi.
peluasan spatium subarachnoideum ke dalam cavitas E. Hilangnya sensasi kulit di atas pipi.
orbitalis.
E. Nervus opticus disusun oleh axon-axon bermielin. 19 Pemyataan berikut ini benar untuk lesi di pars spinalis nervus
acessorius, kecuali:
15 Pada saat melakukan pemeriksaan persarafan sensorik waja[ A. Berasal dari tiga segmen cervicalis pertama medulla
penting untuk diingat bahwa kulit puncak hidung dipersarafi spinalis.
oleh salah satu saraf di bawah ini: B. Masuk tengkorak melalui foramen magnum.
A. ramus zygomaticus nervi facialis. C. Bergabung dengan radix cranialis nervi accessorii di fossa
B. divisi maxillaris nenrrs trigeminus. cranii posterior.
C. divisi ophthalmicus nervus kigeminus. D. Menyarafi musculus stemocleidomastoideus dan
D. ramus nasalis extemus nervi facialis. trapezius.
E. ramus buccalis divisi mandibularis nervus trigeminus. E. Dapat cedera di trigonum coili posterius.
t6. Kompresi nerr,rrs facialis di dalam canalis facialis di dinding Pemyataan berikut ini benar unfuk nervus hypoglossus,
posterior telinga tengah dapat mengakibatkan hal-hal berikut, kecuali:
kecuali: A. Menyarafi semua otot-otot intrinsik lidah.
A. berhentinya sekresi lacrimal. B. Pada lesi saraf ini, ujung lidah menyimpang pada sisi yang
B. paralisis venter posterior musculi digastrici. sama jika lidah dijulurkan keluar dari mulut.
C. tidak mampu bersiul. C. Menyarafi musculus palatoglossus.
D. menurunnya saliva di dalam mulut. D. Meninggalkan facies anterior otak di antara pyramis dan
E. hilangnya sensasi pengecap di dua pertiga anterior lidah. oliva.
E. Menyarafi musculus styioglossus dan hyoglossus.
1.. C yang benar. Divisi motorik dan sensorik dari divisi J. D yang benar. Nervus abducens meninggalkan tengkorak
mandibularis nervus trigeminus meninggalkan tengkorak melalui fi ssura orbi talis superior.
bersama-sama melalui foramen ovale dan langsung
bergabung. 4. D yang benar. Divisi ophthalmicus nerr,'us trigeminus
meninggalkan tengkorak melalui fissura orbitalis superior
A y*g benar. Nervus glossopharyngeus, nervus vagus, dan sebagai ketiga cabang terminalnya yaitu nen'us lacrimalis,
nervus accessorius meninggalkan tengkorak melalui foramen nervus frontalis, dan ner!'us nasociliaris.
jugulare; sinus sigmoideus be4aian melalui bagian posterior
foramen yang sama unfuk menjadi vena jugularis interna.
536 BAB 15
5. B yangbenar. Divisimaxillaris nervus trigeminus meninggakan plexus pharyngeus; musculus veli palatini sinister lumpuh
tengkorak melalui foramen rotundum untuk sampai ke fossa pada pasien ini.
pterygopalatina (Gambar 15-6).
14. B yang tidak benar. Di chiasma opticum, serabut-serabut dari
6. C yang benar. Nervus oculomotorius berjalan melalui fissura setengah medial masing-masing retina menyilang garis tengah
orbitalis superior sebagai divisi superior dan inferior. dan masuk tractus opticus sisi yang berlawanar (Gambar
15-1).
7. A yang benar. Canalis nervi facialis terletak di os temporale
(Gambar 18-14). 15. C yang benar. Ramus nasalis extemus merupakan lanjutan
dari ramus ethmoidalis anterior cabang dari ramus nasociliaris
8. E yang benar. Nerl'us vagus menyarafi tractus gastrointestinalis divisi ophthalmicus nervus trigeminus.
ke bawah sampai sejauh flexura coli splenica.
16. A yang tidak benar. Sekresi lacrimalis dikendalikan oleh
9. B yang benar. Nervus facialis menyarafi semua otot-otot wajah nucleus lacrimalis nervi f acialis. Serabut-serabut meninggalkan
dan musculus buccinator. nervus facialis sebagai nen'us petrosus major pada dinding
medial telinga tengah sebelum nervus facialis mencapai
10. A yang tidak benar. Chorda tympani mengandung serabut- dinding posterior telinga tengah.
serabut preganglionik parasimpatik.
17. C yang tidak benar. Musculus rectus lateralis dipersarafi oleh
11. E yang benar. |ika visus mata pasien normal, tetapi refleks nervus abducens dan tidak oleh nerlrrs oculomotorius.
cahaya langsung dan konsensual negatif, lesi terjadi pada
nervus oculomotorius. 18. B yang tidak benar. Kulit di atas angulus mandibulae
dipersarafi oleh nervus auricularis magnus (C2 dan C3) dan
12. D yang benar. Hilangnya sensasi pengecap pada dua pertiga bukan oleh nervus trigeminus.
anterior lidah disebabkan oleh lesi pada nervus facialis. Sensasi
pengecap berjalan di dalam serabut nerr,'us chorda tympani 19. A yang tidak benar. Radix spinalis nervi accessorii berasal dari
di dalam nervus lingualis, dan akhirnya saraf ini bergabung lima segmen cervicalis pertama medulla spinalis (Gambar 15-
dengan nerr,rrs facialis di dalam canalis nervi facialis (Gambar 13).
15-8 dan 15-9).
20. C yang tidak benar. Musculus palatoglossus dipersarafi oleh
13. C yang benar. Nervus accessorius sinister (pars cranialis) radix cranialis netvi accessorii melalui ramus pharyngeus
menyarafi musculus levator veli palatini sinister melalui nervi vagi.
Columna Vertebralis,
Medulla Spinalis, dan
o, Meningen
537
53E BAB 16
Catatan Embriotogi: Pembentukan Cotumna Vertebratis Bagian Laterat Atas Thorax 559
federa columna vertebralis sering terjadi pada kecelakaan mobil mengenai seluruh anatomi regio ini. Penilaian kerusakan neurologik
l-atau sepeda motor, jatuh, cedera olahraga, dan luka tembak. membutuhkan tidak hanya pengertian mengenai jalur saraf utama di
Kerusakan medulla spinalis dan nervus spinalis dapat disebabkan dalam medul la spinalis tetapi juga kemampuan untuk menghubungkan
oleh fraktur vertebra dan herniasi discus interveftebralis. Cedera petun.luk radiologik cedera tulang dengan tingkat segmen medulla
punggung bervariasi dari cedera punggung akut sederhana sampai spinalis dan defisit neurologik yang kecil.
cedera sangat berbahaya medulla spinalis atau cauda equina. Tujuan Bab ini adalah mengulang anatomi dasar columna
Karena pergerakan pada columna vertebralis yang cedera sebagai vertebralis dan menghubungkannya dengan struktur lunak jaringan
akibat pertolongan pertama dapat mengakibatkan cedera pada saraf.
medulla spinalis yang lunak, staf bagian UCD harus mengetahui
ligamentum nuchae
M. trapezius
processus spinosus
vertebrae T3
spina scapulae
caput humeri
angulus inferior scapulae
processus sprnosus
vertebrae T7
M.latissimus dorsi
crista iliacA
trochanter major
crena ani
ujung os coccygts
lipat bokong
Arcus vertebrae mempunyai fujuh processus yaitu satu Pediculus mempunyai lekuk pada pinggir atas dan bawahnya,
processus spinosus, dua processus transversus, dan empat membentuk incisura vertebralis superior dan inferior. Pada
processus articularis (Gambar 16-2). masing-masing sisi, incisura vertebralis superior sebuah vertebra
Processus spinosus atau spina, menonjol ke posterior dari dan incisura vertebralis inferior vertebra di atasnya membentuk
pertemuan kedua lamina. Processus transversus menonjol ke foramen intervertebrale. Foramina ini pada kerangka yang
lateral dari pertemuan lamina dan pediculus. Processus spinosus bersendi berfungsi sebagai tempat lewatnya nervus spinalis dan
dan processus transversus berfungsi sebagai pengungkit dan pembuluh darah. Radix anterior dan posterior nervi spinalis
menjadi tempat melekatnya otot dan ligamentum. bergabung di dalam foramina ini, bersama dengan pembungkus
Processus articularis terletak vertikal dan terdiri dari dua duramatemya membentuk saraf spinalis segmentalis.
processus articularis superior dan dua processus articularis
inferior. Processus ini menonjol dari pertemuan antara lamina dan
pediculus, dan facies articularisnya diliputi oleh kartilago hialin.
( Sendi-Sendi ColumnaVertebralis
Kedua processus articularis superior dari sebuah arcus Articulatio atlanto-occipitalis, articuiatio atlanto-axialis, dan sendi-
vertebrae bersendi dengan kedua processus articularis inferior sendi columna vertebralis di bawah axis diuraikan di dalam Bab
dari arcus yang ada di atasnya, membentuk sendi sinovial. 12.
540 BAB 16
spina (bifida)
lamana
foramen vertebrale
facies articularis
superior
vertebra tuberculum postenus
lengkung cervical
cervicalis
foramen
(7)
transversarium
tuberculum anterius
spina
fovea costalis
processus lamina processus
transversi transversus
facies articularis
foramen vertebrale superlor
pediculus
fovea costalis
lengkung
thoracal vertebra
thoracica
(12)
processus transversus
foramen vertebrale
pediculus
vertebra
lengkung lumbal Iumbalis processus articularis superior
(5)
lengkung sacral
vertebra
o#'
€:g'.
massa lateralis
foramina sacralia
anteriora
sacralis
(5)
Gambar 16-2 A. Pandangan lateral columna veftebralis. B' Ciri-ciri umum berbagai vertebra
CO LU TANA V E RTE BR ALI S, IAE D U LLA SP/NAt/S, DAN A,1EN/NGEN 541
Di bawah axis, vertebra bersendi satu dengan yang lain dengan Sendi-Sendi Antar Dua Arcus Vertebrae
perantaraan sendi tulang rawan antar corpus dan sendi sinovial
Sendi-sendi antar dua arcus vertebrae terdiri atas sendi sinovial
antar processus articularis. Uraian singkat diberikan di sini'
antara processus articularis superior dan inferior vertebra yang
berdekatan (Gambar 16-3).
Sendi-Sendi Antar Dua Corpus Vertebrae
Ligamenta
Permukaan atas dan bawah corpus vertebrae yang berdekatan
dilapisi oleh lempeng tulang rawan hialin yang tipis. Di antara i Ligamentum supraspinale (Gambar 16-3): Berjalan di antara
lempeng tulang rawan tersebut, terdapat discus intervertebralis ujung-ujung processus spinosus yang berdekatan.
yang tersusun dari jaringan fibrocartilago (Gambar 16-3). i Ligamenium interspinale (Gambar 16-3): Menghubungkan
processus spinosus yang berdekatan.
Discus lntervertebralis
I Ligamenta intertransversaria (Gambar 16-3): Berjalan di
antara processus transversus yang berdekatan.
Discus intervertebralis (Gambar 16-3) paling tebal di daerah
I Ligamentum flavum (Gambar 16-3): Menghubungkan lamina
cervical dan lumbal, tempat di mana paling banyak terjadi gerakan
dari vertebra yang berdekatan.
columna vertebralis. Discus ini berperan sebagai peredambenturan
bila beban pada columna vertebralis mendadak bertambah. Di daerah cervicalis, ligamentum supraspinale dan interspinale
Sayangnya daya pegas ini berangsur-angsur menghilang dengan sangat tebal, membentuk ligamentum nuchae yang kuat.
bertambahnya usia.
Setiap discus terdiri dari bagian pinggir, anulus fibrosus, dan
Persarafan Sendi-Send i Vertebra
bagian tengah yaitu nucleus pulposus (Gambar 16-3). Sendi-sendi di antara corpus vertebrae dipersarafi oleh cabang kecil
Anulus fibrosus terdiri atas jaringan fibrocartilago, yang meningeal masing-masing saraf spinal (Gambar 16-4). Sendi-sendi
melekat dengan erat pada corpus vertebrae dan ligamenfum di antara processus articularis dipersarafi oleh cabang-cabang dari
longitudinale anterius dan posterius columna vertebralis. rami posteriores nervi spinales (Gambar 16-4). Sendi-sendi pada
Nucleus pulposus pada anak-anak dan remaja merupakan setiap tingkat menerima serabut saraf dari dua saraf spinal yang
massa lonjong dari zat gelatin. Biasanya berada dalam tekanan berdekatan.
dan terletak sedikit ke pinggir posterior daripada pinggir anterior
discus. Permukaan atas dan bawah corpus vertebrae yang
berdekatan yang menempel pada discus diliputi oleh cartilago Medulla Spinalis
hialin yang iipis.
Sifat setengah cair nucleus pulposus memungkinkannya
berubah bentuk dan vertebra dapat menjungkit ke depan atau Medulla spinalis merupakan struktur yang berbentuk silinder,
ke belakang di atas yang lain. Peningkatan beban kompresi yang berwarna putih keabu-abua& yang mulai di atas setinggi foramen
mendadak pada columna vertebralis menyebabkan nucleus magnum sebagai lar-rjutan medulla oblongata. Pada orang dewasa
pulposus yang semi cair ini menjadi gepeng dan keadaan ini medulla spinalis berakhir setinggi pinggir bawah vertebra L1
diakomodasi oleh daya pegas di sekeliling anulus fibrosus. (Gambar 16-5). Pada anak kecil, medulla spinalis relatif lebih
Kadang-kadang, dorongan keluar ini terlalu kuat bagi anulus, panjang dan berakhir setinggi pinggir atas vertebra L3. Medulla
sehingga anulus menjadi robek dan nucleus pulposus keluar spinalis di daerah cervical yang merupakan asal dari plexus
dan menonjol ke dalam canalis vertebralis, di mana nucleus ini brachialis, dan di thoraxbagianbawah dan lumbalyang merupakan
dapat menekan radix nervi spinalis, nervus spinalis, atau bahkan asal dari plexus lumbosacralis terdapat pelebaran fusiformis yang
medulla spinalis. disebut intumescentia cervicalis dan lumbalis.
Dengan bertambahnya umur, kandungan air di dalam nucleus Di inferior, medulla spinalis meruncing menjadi conus
pulposus berkurang dan digantikan oleh fibrocartilago. Serabut- medullaris. Dari puncak conus ini berjalan turun lanjutan piamater,
serabut collagen anulus berdegenerasi, dan sebagai akibatnya yaitu filum terminale, yang kemudian melekat pada bagian
anulus tidak selalu dapat menahan tekanan pada nucleus pulposus. belakang os coccygis (Gambar 16-5 dan 16-6). Di, garis tengah
Pada usia lanju! discus ini tipis dan kurang lentur, dan tidak dapat anterior, medulla spinalis terdapat sebuah fissura longitudinal
lagi dibedakan antara nucleus dan anulus. yang dalam, yaitu fissura mediana anterior; dan pada permukaan
posterior terdapat alur yang dangkal yaitu sulcus medianus
posterior.
Ligamenta
duramater
vertebra cervicalis
arachnoideamater
cauda equina
processus articularis
superior V. vertebralis interna
sendi antar processus
articularis (sinovial)
processus
corpus
annulus pulposus
processus articularis superior
nucleus pulposus
sendi antar
processus articularis
(sinovial) ligamentum
ligamentum ligamentum
supraspinale Pediculus flavum
interspinale
corpus (kartilaginosa)
A vertebra lumbalis c
Gambar 16-3 A. Sendi-sendi di daerah cervicalis, thoracicus, dan lumbalis columna vertebralis. B. Vertebra L3 dilihat dari atas,
memperlihatkan hubungan antara discus intervedebralis dan cauda equina. C. Potongan sagital melalui tiga vertebra lumbalis,
memperlihatkan ligamenta dan discus intervertebralis. Perhatikan hubungan antara nervus spinalis yang keluar dari foramen
interr'ertebrale dan discus intervertebralis.
radix mempunyai sebuah gangiion radix posterius, yang axon se1- di mana keduanya menyatu membentuk nervus spinalis. Di
selnya memberikan serabut-serabut saraf perifer dan pusat. sini, serabut-serabut motorik dan sensorik bercampur, sehingga
Radix nervus spinalis berjalan ke lateral dari masing-masing setiap saraf spinal terdiri dari campuran serabut motorik dan
segmen medulla spinaiis ke foramen intervertebrale yang sesuai, sensorik. Karena pertumbuhan memanjang columna vertebralis
CO LU ITN A V E RTE BRA LI S, NIE D U LU SP/NAL/s, DAN A4EN/NGEN 543
tidak sebanding dengan pertumbuhan medulla spinalis, maka Meningen Medulla Spinalis
panjang radix nervi spinalis bertambah panjang dari atas ke
bawah (Gambar 76-7).Di daerah cervical atas, radix nervi spinalis
pendek dan berjalan hampir horizontal, tetapi radix nervi lumbalis Medulla spinalis, seperti hakrya cerebrum diliputi oleh tiga lapis
dan sacralis di bawah ujung akhir medulla (pada orang dewasa meningen: duramater, arachnoideamater, dan piamater (Gambar
setinggi pinggir bawah vertebra L1) membentuk seberkas saraf 1,6-6).
ramus posterior
nervi spinalis
ramus posterior
nervi spinalis
ramus anterior
nervi spinalis
ramus anterior
ramus communicans griseus
nervi spinalis
ramus communicans alba
truncus sympathicus
ramus
meningeus
nervi spinalis
Gambar 16-4 Persarafan sendi-sendi vertebra. Pada setiap tingkat veftebra, sendi-sendi menerima serabut saraf dari dua saraf
spinal yang berdekatan.
544 BAB 16
medulla spinalis
filum terminale
spatium subarachnoideum
berisi liquor cerebrospinalis
c dewasa
Gambar 16-5 A, B, C, Lengkung-lengkung columna vertebralis pada berbagai usia. D. Pada orang dewasa, ujung bawah
medulla spinalis terletak setinggi pinggir bawah corpus vertebrae LI (panah afas), dan spatium subarachnoideum berakhir pada
pinggir bawah corpus vertebrae 52 (panah bawah).
dalam dan duramater di sebelah luar (Gambar 16,6 dan 16-8). membtana ini berakhir pada filum terminale setinggi pinggir
Membrana ini dipisahkan dari dura oleh spatium subdurale yang bawah vertebra 52 (Gambar 16-5). Di antara conus medullaris
berisi selapis tipis cairan jaringan. Arachnoideamater dipisahkan dan ujung akhir spatium subarachnoideum terletak radix-radix
dari piamater oleh ruang yang luas, spatium subarachnoideum, saraf cauda equina yang didalam liquor cerebrospinalis (Gambar
yang berisi liquor cerebrospinalis (Gambar 16-6). Ke atas 16-6). Arachnoidea mater berlanjut sepanjang radix nervi spinalis,
arachnoideamater berhubungan dengan arachnoideamater membentuk pelebaran lateral spatium subarachnoideum.
yang menutupi cerebrum melalui foramen magnum. Ke bawalr"
CO LU IANA V E RT E BR ALI S, IAE D U LL A SP/N,A1/5, DAN A4EN/NGEN 545
ligamentum denticulatum
cornu (columna) anterius
duramater
cornu (columna) posterius
a ra ch noid ea m ater
duramater
piamater
arach no idea mater
substantia grisea
piamater
substantia alba
radices posteriores
conus medullaris nervi spinales
ganglion radix
filum terminale posterius
radices anteriores
nervi spinales
duramater
duramater
N. spinalis cornu atau columna grisea posterior
a rach noid ea m ate r
radix posterior
ganglion radix
filum terminale posterius
N. spinalis
radix anterior
canails centralis
canalis cenrrails
c
Gambar 16-6 A. Ujung bawah medulla spinalis dan cauda equina. B. Potongan melalui medulla spinalis pars thoracica,
memperlihatkan radix anterior dan posterior nervi spinalis dan meningen. C. Potongan transversal melalui medulla spinalis,
memperlihatkan meningen dan posisi liquor cerebrospinalis.
nervus spinalis C 1
medulla
spinalis
segemen
vertebra C7 cervical
vertebra T1
medulla
spinalis
segmen
thoracal
medulla spinalis
vertebra T12
segmen lumbal,
sacral, dan coccygeal
vertebra L1
ujung bawah
medulla spinalis
vertebra L5
L5
S,1
sacrum
coccygis S5
Gambar 16-7 Medulla spinalis tampak posterior, memperlihatkan pangkal radix nervi spinalis dan hubungannya dengan
vertebra yang berbeda. Pada sisi kanan, lamina dibuang untuk memperlihatkan setengah bagian kanan medulla spinalis dan
radix-radix saraf.
menuju tempat perlekatannya pada duramater. Dengan cara lateralis, tertius, dan quartus otak. Cairan bersirkulasi meialui
ini medulla spinalis terletak di tengah selubung duramater. sistem ventrikel dan masuk ke dalam spatium subarachnoideum
Piamater meluas sepanjang masing-masing radix dan menyatu melalui tiga foramina pada atap ventriculus quarfus. Selanjutnya
dengan jaringan ikat yang mengelilingi setiap nervus spinalis mengalir ke atas melalui permukaan hemispherium cerebri
(Gambar16-6). dan ke bawah di sekitar medulla spinalis. Pars spinalis spatium
subarachnoideum meluas ke bawah sampai pinggir bawah
vertebra 52, di mana arachnoid menyatu dengan filum terminale
Liquor Cerebrospinalis (Gambar 16-5). Akhirnya cairan ini masuk ke aliran darah, dengan
melalui villi arachnoidales dan masuk ke dalam sinus durae
Liquor cerebrospinalis merupakan cairan jemih dantidakberwarna matris, terutama ke sinus venosus sagittalis superior.
yang dihasilkan oleh plexus choroideus di dalam ventriculus
CO LU TANA VE RT E BR A LI S, ME D U LLA SP I N ALI S, D,4N A4EN/NGEN 547
cornu posterius
radix anterior
cornu laterale
otot-otot vertebra bagian ramus communicans albus
cornu anterius
radix posterior
piamater truncus sympathicus
ligamentum denticulatum
ganglion
processus sprnosus
symphaticum
spatium
corpus
subarachnoideum
vertebrae
arachnoideamater
plexus venosus
vertebralis internus
V. basivertebralis
ll
processus
iransversus
nervus spinalis
ramus anterior
I
I duramater
Gambar 16-8 Potongan miring melalui vertebra 11, memperlihatkan medula spinalis dan membrana yang membungkusnya.
Perhatikan hubungan antara nervus spinalis dan truncus sympathicus masing-masing sisi. Perhatikan juga plexus venosus
vertebralis internus yang penting.
Selain untuk mengangkut sisa produk yang berhubungan kan kolont jaringit.r yanq ieiietak pa':ja sisi-sisi gaiir: tengalr embrio.
dengan aktivitas neuron, liquor cerebrospinalis merupakan media dan sekitar usia 4 il.tinggu. ireso.jerrn ini ierbaEi menjadi biok-biok
cairan yang mengelilingi medulla spinalis. Cairan ini bersama jaringarr disebut somit. Seriap soririi berdiferensiasi menjadi pars
dengan dinding tulang dan ligamentum canalis vertebralis, secara ventlcmediai (sklerotom) dan pars dorsolateral (derrytatomiotom).
efektif melindungi medulla spinalis terhadap trauma. Selarijutnya cjermaiomiotom berciiferensiasi menjadi miotom dan
dermatonr (Gambar'1 6-9).
Sei-sel mesenkirn sklerotom dengan cepai membelah dan
bermigras! ke medial selama perkembangan minggu ke empat
oan mengeiilinEi notochord (Garnbar 16-9). Selanjutnya setengah
Pembentukan Columna Vertebralis bagiarr caudal setiap sklerotom bergabung dengan setengah
Pada perkembangan awal, rnesoderm ernbrionik berdiferensiasi bagian cephalic yang mengubah dengan cepai skierotom menjadi
menjadi tiga daerah berbeda: mesoderni pararial, mesoderm iresenkim corpus vertebrae (Gainbar 16-9 dan 16-10). Dengan
intermediate, dan mesoderm lateral. l\4esoderm paraxial merupa- demikian setiap vertebra adalah sebuah struktur intersegmental.
548 ' BAB 16
Notochord berdegenerasi seluruhnya di dalam daerah corpus untuk bergabung di posterior dengan sisi lainnya di belakang
vertebrae; tetapi di regio intervertebralis, notochord membesar mem- tabung saraf (neural tube\. Centrum ini juga meluas ke anterior
bentuk nucleus pulposus dari discus intervertebralis (Gambar untuk bergabung dengan centrum cartilagineum dan ke lateral
'16-10). Fibrocartilago di sekelilingnya, anulus fibrosus discus ke dalam processus costalis. Dengan demikian mesenkim yang
intervertebralis, berasal dari mesenkim sklerotom yang terletak di padat atau vertebra membranosa berubah menjadi vertebra
antara corpus vertebrae yang berdekatan (Gambar 16-1 0). cartilaginosa.
Sementara itu, mesenkim corpus vertebrae berkembang Di daerah thorax, masing-masing processus costalis mem-
ke dorsal dan lateral pada masing-masing sisi. Pertumbuhan ke bentuk costa cartilaginosa. Processus costalis di regio cervicalis
dorsal berkembang di sekeliling tabung saraf di antara saraf-saraf tetap pendek dan membentuk batas lateral dan anterior foramen
segmental untuk bergabung menjadi satu dengan struktur yang transversarium setiap vertebra. Di regio lumbal, processus
sama pada sisi yang berlawanan dan membentuk mesenkim costalis membentuk sebagian processus transversus; dan di regio
lengkung saraf (arcus neuralis) (Gambar 16-9). Pertumbuhan sacral processus costalis bergabung membentuk massa lateralis
ke lateral berjalan di antara miotom untuk membentuk mesenkim ossis sacri.
processus costalis, atau primordia costa. Sekitar usia 9 minggu perkembangan, timbul pusat osifikasi
Terbentuk dua pusat pembentukan tulang rawan di dalam primer: dua untuk masing-masing centrum dan satu untuk setiap
bagian tengah setiap mesenkim corpus vertebrae. Pusat-pusat setengah bagian arcus neuralis (Gambar '1
6-9). Kedua pusat untuk
ini dengan cepat bergabung membentuk centrum cartilagineum masing-masing centrum dengan cepat bergabung menjadi satu,
(Gambar 16-9). Centrum cartilagineum dibentuk pada setiap tetapi gabungan yang sempurna dari semua pusat primer tidak
setengah bagian mesenkim arcus neuralis menyebar ke dorsal teriadi sampai beberapa tahun setelah lahir.
miotom
notochord
ffi
il\"6:F,
2 mesenkim processus
costalis
mesenkim corpus
vertebrae
pusat penulangan
processus costalis
cartilaginosa
pembentukan
kosta
penyatuan antara
pusat-pusat cartilago
sklerotom notochord
\
\\ discus interuertebralis
\\
ruffi sklerotom
%w l-,--T1,
ru processus
7NF.4A ltq-/)1 %
costalis
'1@ftrg L:--:::a--zJ
E=J
2&w lgj' Wr,
\ miotom
nervus spinalis
nucleus pulposus
Gambar 16-10 Pembentukan masing-masing mesenkim corpus veftebrae oleh penyatuan setengah bagian caudal setiap
sklerotom dengan setengah bagian cranial sklerotom tempat di bawahnya. Dengan demikian/ setiap corpus vertebrae
merupakan struktur intersegmental. Processus costalis tumbuh keluar di antara miotom di dekatnya. Diperlihatkan juga
hubungan yang erat yang terdapat di antara setiap nervus spinalis dengan setiap discus interveftebralis.
Selama masa pubertas, centrum sekunder timbul di dalam lhoracica, dan lumbalis memperlihatkan sebuah cekungan yang
cartilago yang menutupi u.1ung superior dan inferior corpus utuh di sebelah anterior (ventral). Saat anak mulai mengangkat
vertebrae, dan lempeng epiphysis dibentuk. Centrum sekunder kepalanya terbentuk lengkung cervical yang cembung ke anterior.
juga timbul pada ujung setiap processus transversus dan pada Menjelang akhir tahun pertama. Saat anak mulai berdiri, terbentuk
ujung processus spinosus. Mencapai usia 25 tahun, semua lengkung lumbal, yang cembung ke arah anterior (Gambar 16-5).
centrum sekunder bergabung dengan sisa vertebra.
Atlas dan axis berkembang agak berbeda. Centrum atlantis
berfusi dengan centrum axis dan menjadi bagian vertebra axis yang
dikenal sebagai dens axis. Hanya meninggalkan arcus neuralis
untuk atlas, yang tumbuh ke anterior dan akhirnya berfusi di garis
GAMBARAN RADIOGRAFI
tengah membentuk bentuk cincin yang khas untuk atlas.
Di regio sacral, pada usia muda corpus dari masing- COLUMNAVERTEBRALIS
masing vertebra dipisahkan satu dengan yang lain oleh discus
intervertebralis. Pada usia sekitar 18 tahun, corpus-corpus mulai
bergabung menjadi satu oleh tulang. ProseS ini mulai dari caudal.
Biasanya pada usia 13 tahun, semua vertebra sacralis telah
Regio Cervicalis
menjadi satu. Di regio coccygis, fusi segmental juga terjadi, dan
di usia selanjutnya, os coccygis sering berfusi dengan os sacrum. Pandangan yang umumnya dipakai untuk regio cervicalis adalah
anteroposterior dan lateral.
Pembentukan Lengkung Columna Vertebralis
Pandangan anteroposterior dibuat dengan pasien dalam
Columna vertebralis embrionik menunjukkan sebuah cekungan
posisi telentang. Kaset film diletakkan di belakang kepala dan
(concavitas) anterior (ventral) yang utuh. Kemudian, terbentuk
leher, dan tabung sinar-X dipusatkan di depan cartilago thyroidea.
angulus sacrovertebralis. Pada saat lahir, regro cervicalis,
Articulatio atlanto-axialis dapat diperlihatkan dengan meminta
550 BAB 16
facies adicularis
inferior atlantis dens axis
gigir.pada ma xilla /',,.,,,,t',,
qfcus.posteriof
processus ,\ atlantis'.... i.:,,'r,:-r..
processus spinogiig
axis
corPus axs
limina axis
Gambar 16-11 Radiograf anteroposterior regio cervicalis atas columna vertebralis dengan pasien dalam keadaan mulut
terbuka untuk memperlihatkan dens axis.
pasien menggerak-gerakkan mandibulanya pada waktu difoto Processus articularis tampak jelas, demikian pula processus
atau dengal mengarahkan tabung sinar-X melalui mulut yang spinosus. Processus transversus sulit dilihat, karena terhalang oleh
terbuka (Gambar 16-11). Dengan cara yang terakhir ini, seluruh corpus vertebrae. Discus intervertebralis yang terletak di antara
panjang dens epistopheus dapat diperlihatkan, terletak dl antara dua corpus vertebrae yang berdekatan dapat dengan mudah
massa lateralis atlantis. ditentukan dan mempunyai tinggi yang hampir sama.
Di bawah vertebra C3, corpus vertebrae dapat diperlihatkan Permukaan anterior dan posterior corpus vertebrae dan
dengan jelas dan processus spinosus tampak jelas (Gambar 16- dinding posterior canalis vertebralis membentuk garis-garis
12). Lamina dapat diidentifikasi. Processus transversus, foramina lengkung halus yang hampir sejajar (Gambar 16-13).
trans-nersaria, dan processus articularis tumpang tindih satu
dengan yang lain sehingga sulit dibedakan. Lumen trachea dapat
dilihat sebagai tabung radiolusen yang menyempit di ujung atas, Regio Thoracica
yaitu tempat trachea berlanjut sebagai rongga larynx.
Pandangan lateral dibuat dengan pasien dalam posisi duduk
dan bahu turun sehingga vertebra C7 dapat diperlihatkan. Kaset Pandangan umum yang sering digunakan untuk regio thoracal
film diletakkan pada sisi leher pada bidang parasagital. Tabung adalah anteroposterior dan lateral.
sinar-X diarahkan ke sisi leher, tegak lurus terhadap sumbu Pandangan anteroposterior dibuat dengan pasien dalam
panjang columna vertebraiis dan fi1m. posisi tidur telentang. Kaset fi1m diletakkan di belakang thora;
Articulatio atlanto-occipitalis sulit ditentukan. Arcus anterior dan tabung sinar-X dipusatkan di depan sternum.
dan posterior atlantis dapat dilihat dengan jelas (Gambar 16-13), Karena pars thoracalis columna vertebralis melengkung, maka
dan corpus atlantis dapat dengan mudah diidentifikasi. Dens axis pinggir atas dan bawah corpus vertebrae yang berdekatan saling
meluas ke atas, dekat pinggir posterior arcus anterior atlantis. tumpang tindih. Processus spinosus dan lamina ditutupi oleh
COLUIrINAVERTEBRALTS, T EDULU SPINALIS, DAN i,1EN/NGEN 551
corpus (Gambat 1,6-14). Processus transversus dapat diidentifikasi, Pediculus dan foramina intervertebralia dapat dilihat dengan
namun terhalang oleh caput dan collum costae. Perhatikan bahwa jelas. Namun processus spinosus, laminae, processus transversus,
costa I, X, XI, dan XII kedua sisi bersendi hanya dengan corpus dan costa saling tumpang tindih, dan sukar dilihat secara rinci.
vertebrae I, X, XI, dan XII, sedangkan costa lairmya bersendi Canalis vertebralis tampak jelas.
dengan dua vertebra.
Pediculus tampak jelas sebagai struktur yang berbentuk oval
dan tertutup oleh bagian lateral corpus.
Regio Lumbosacralis
Trachea radiolusen dan bayangan jantung tumpang tindih
dengan vertebra thoracica. Pandangan yang umum digunakan untuk regio lumbosacralis
Pandangan lateral dibuat dengan pasien berbaring pada sisi adalah anteroposterior dan lateral.
tubuh, dengan lengan lurus di atas kepala. jika ingin melihat Pandangan anteroposterior dibuat dengan pasien dalam
iengkung postural, pasien harus berdiri. Kaset film diletakkan posisi telentang. Kaset film diletakkan di belakang daerah lumbal
pada sisi thorax, dan tabung sinar-X diarahkan ke lateral melalui dan bokong, dan tabung sinar-X dipusatkan di atas umbilicus.
columna vertebralis, tegak lurus terhadap film. Untuk mengurangi distorsi yang disebabkan oleh lengkung
Corpus vertebrae yang berbentuk segiempat dan discus lumbal, pasien diminta untuk mengfleksikan lutut dan panggul,
intervertebralis dapat dilihat dengan jelas, walaupun terhaiang untuk dapat sedikit meluruskan lengkung lumbal.
oleh costa dan paru. Keempat vertebra bagian atas tertutup oleh Corpus, processus transversus, processus spinosus, lamina,
bayangan gelang bahu. dan tempat discus intervertebralis dapat dilihat dengan jelas
552 BAB 16
dens axis
corpus axrs
os occipitale
mandibula
epiglottis
arcus posterior
atlantis
' os hyoideum
processus
spinosus axis
kalsifikasi
cartilago
ihyroidea
otot
posvertebralis corpus
vertebrae C7
trachea
(Gambar 16-15). Pediculus memberikan bayangan oval, dan dapat dengan mudah dilihat. Processus transversus dapat
processus articularis dan articulatio intervertebralis posterior diidentifikasi, tetapi tumpang tindih dengan struktur-struktur
dapat diikuti. di atas. Permukaan anterior dan posterior corpus vertebrae dan
Karena kemiringannya, articulatio sacroiliaca terlihat sebagai dinding posterior canalis vertebralis mernbentuk garis-garis
dua garis, yang lateral sesuai dengan pinggir anterior dan yang lengkung halus yang kurang lebih sejajar.
medial dengan pinggir posterior (Gambar 16-15). Segmen-segmen Kadang-kadang sebagian atau seluruh vertebra L5 menyatu
bawah sacrum dan coccygis agak miring ke posterior danbiasanya dengan vertebra 51. Tidak jarang, vertebra 51 terpisah dari bagian
tumpang tindih dengan symphisis pubis. Selain itu adanya os sacrum.lainnya dan tampak sebagai vertebra 56,.
gas dan materi feces di dalam colon sigmoideum dan rectum Padapandanganiateralos sacrum, dapatdilihatpromontorium,
juga menghalangi terlihatnya sacrum. Untuk memperlihatkan canalis sacralis, corpus vertebrae sacralis dan processus spinosus
sacrum pada pandangan anteroposterior, tabung sinar-X agak yang menyatu (Gambar 16-16). Perhatikan tempat pembentukan
dimiringkan. sudut anterior antara corpus vertebrae L5 dan 51.
Pandangan lateral dibuat dengan pasien berbaring pada
sisi tubuh. Jika ingin memperlihatkan lengkung postural, pasien
sebaiknya dalam posisi berdiri. Kaset film diletakkan pada sisi
Coccygis
daerah lumbal, dan tabung sinar-X diarahkan ke lateral melalui
r
bagian lumbal columna vertebralis dengan sudut tegak lurus Coccygis tidak tampak jelas pada radiograf anteroposterior dan
terhadap film. lateral rutiry karena posisinya yang relatif miring terhadap film
Corpus vertebrae yang besar, tempat discus intervertebralis, dan adanya gas dan faeces di dalam rectum dan colon sigmoideum.
dan foramina intervertebralia dapat dilihat dengan jelas (Gambar Kesulitan ini dapat diatasi sebagian dengan memiringkan tabung
16-16). Pediculus, processus articularis, dan processus spinosus sinar-X dan mengosongkan isi rectum dan colon sigmoideum.
COLUhINA VERTEBRALIS, MEDULLA SPINALIS, DAN A4EN/NGEN 553
costa Xll
udara
dalam colon
processus
pediculus
articularis
corpus inferior
processus
processus articularis
spinosus superior
lamina pinggir
lateral
M.psoas
crista iliaca
processus
transversus
articulatio
sacroiliaca
foramina
sacralia
anteriora
- Phlebolith
os coccygis
Gambar 15-15 Radiograf anteroposterior regio thoracal bawah, lumbal, dan sacral columna vetebralis.
Gambar 16-16 Radiograf lateral regio thoracica bawah, lumbal, dan sacral pada columna vertebralis.
556 BAB 16
Processus transversus pendek tetapi mudah diraba dari sisi processsus spinosus vertebrae T1; processus spinosus yang lain
lateral leher yang tipis. Tuberculum anterius processus lransvesus dapat dengan mudah dikenali bila badan melengkung ke depan.
vertebrae C5 (tuberculum Chassaignac) dapat dipalpasi terletak
medial terhadap musculus sternocleidomastoideus, dan arteria
carotis communis dapat ditekan pada tempat ini.
I Os Sacrum
Seluruh plocessus spinosus ossis sacri bersatu di garis tengah
( VertebraThoracica dan Lumbalis membentuk crista sacralis mediana. Crista ini dapat diraba di
bawah kulit pada bagian paling atas celah antara kedua bokong.
Sulcus nuchae berlanjut ke bawah sebagai alur yang berjalan pada Hiatus sacralis terletak pada aspek posterior ujung bawah os
pertengahan punggun& di atas ujung processus spinosus seluruh sacrum, dan di daerah ini spatium extradurale (spatium epidurale)
vertebrae thoracicae dan empat vertebra lumbalis bagian atas berakhir. Hiatus terletak kira-kira 2 inci (5 cm) di atas ujung os
(Cambar 16-22). Processus spinosus yang paling menonjol adalah coccygis dan di bawah kulit sulcus di antara kedua bokong.
COLU/yINAVERTEBRALIS,TAEDULLASPINALIS,DANMENINGEN 557
transversus
V L
corpus vertebrae
pediculus
)
zat radiopague
di dalam spatium
subarachnoideum
\
)
ujung proksimal
perluasan spatium
subarachnoideum
di sekitar radix saraf
sinar-X
Gambar 16-18 Struktur-struktur utama yang dapat dilihat pada myelogram di Gambar 16-17.
558 BAB 16
A. iliaca
communis
sinistra
V- cava inferior
M. psoas
sinistra
foramen corpus
vertebrale vertebrae L4
processus
transversus
vertebrae L4
otot
posvertebra
lengkung-
M. rectus abdominis lengkung usus
A. iliaca
communis dextra A. iliaca
communis
V- ca
sinistra
inferior
discus
intervertebralis
L4-5
cauda
forarnen
equina
intervertebrale
dikelilingi
oleh meningen Gambar 16-2O CT scan melalui
columna vertebralis setinggi discus
sendi
intervertebralis antara vertebra
antar
processus L4 dan 15. Tampak processus
articularis spinosus veftebrae L4 dan foramen
otot (14 dan 5) interveftebrale masing-masing
posvertebra
processus sprnosus foramen sisi. Perhatikan sendi-sendi antar
vertebrale processus articularis.
COLU IANA VERTEBRALIS, TAEDULU sP'NAI/s, DAN A,IEN'NGEN 559
medulla spinalis
discus diliputi oleh
inferverte bralis meningen
anterior posterior
hernia
nucleus
pulposus
(HNP)
Gambar 16-21 Scan MRI sagittal pars cervicalis columna vertebralis. Diperlihatkan discus intervertebralis yang mengalami
herniasi di antara vetebra C5 dan C6. Perhatikan letak medulla spinalis dan meningen yang meriutupinya dengan discus yang
mengalami herniasi. (Atas izin Pait.)
Bagian lateral atas thorax ditutupi oleh scapula dan otot-otot yang
Bagian Lateral Bawah Punggung
berhubungan dengannya. Scapuia terletak posterior terhadap
costa I sampai VII (Gambar 1.6-1 danl6-22). Bagian lateral bawah punggung dibentuk oleh aspek posterior
bagian atas pelvis bagian tulang (pelvis major) dan otot-otot
gluteal yang berhubungan dengarrnya.
I Scapula
Finggir medial scapula membentuk pinggir yang menonjol, yang I Crista lliaca
berakhir di atas pada angulus superior dan dibawah pada angulus Crista iliaca dapat diraba dengan mudah seluruh panjangnya
inferior (Gamb ar 1 6-22). (Gambar 16-1). Crista ini terletak setinggi processus spinosus
560
basis spinae
tempat ujung bawah scapulae
medulla spinalis
setinggi pinggir
processus processus processus processus M. erector
bawah vertebra Ll
spinosus spinosus spinosus spinosus spinae
angulus inferior
scapulae
C7 T1 T3 77
vertebrae L4 dan dipergunakan sebagai patahan pada waktu Lengku ng-Lengkung Col um na
melakukan pungsi lumbal. Setiap crista berakhir di depan pada
spina iliaca anterior superior dan di belakang pada spina iliaca Vertebralis
posterior superior. Spina iliaca posterior superior ini terletak di
bawah lekukan kulit setinggi vertebra 52 dan di tengah-tengah
Lengkung-lengkung columna vertebralis dapat diperiksa dengan
articulatio sacroiliaca. Tuberculum iliacum adalah tonjolan yang memperhatikan kontur lateral punggung. Biasanya, permukaan
dapat diraba pada permukaan luar crista iliaca kira-kira 2 inci (5
posterior cekung di daerah cervicaf cembung di daerah thoracica,
cm) posterior terhadap spina iliaca anterior superior. Tuberculum
dan cekung di daerah lumbal (Gambar 76-2). Permukaan anterior
iliaca terletak setinggi processus spinosus vertebrae L5. -os sacrum bersama dengan coccygis membenfuk cekungan
anterior. Daerah lumbal membentuk sudut dengan os sacrum,
disebut angulus lumbosacralis.
Medulla Spinalis dan Spatium
Inspeksi permukaan posterior punggun& dengan patokan
Subarachnoideum utama garis vertical processus spinosus vertebrae, memperlihatkan
bahwa terdapat sedikit lengkung lateral pada hampir semua
orang. Orang dengan tangan kanary terutama yang bekerja
Medulla spinalis pada orang dewasa meluas ke bawah sampai
dengan menggunakan otot dalam waktu yang lama, biasanya
setinggi pinggir bawah processus spinosus vertebrae L1 (Gambar
memperlihatkan iengkung lateral thoracica ke kanan; orang
16-5). Pada anak kecil medulla spinalis meluas sampai setinggi
dengan tangan kiri (kidal) biasanya memperlihatkan lengkung
processus spinosus vertebrae L3.
lateral thoracica ke kiri.
Spatium subarachnoideurn beserta liquor cerebrospinalisnya
meluas ke bawah sampai setinggi pinggir bawah vertebra 52
(Gambar 76-5), yang terletak setinggi spina iliaca posterior
superior.
COLU IANA VERTEBRALIS, TAEDULLA sP/NAI/s, D/N A,,IEN/NGEN 561
11. Dokter spesialis anak melakukan seluruh pemeriksaan fisik 12. Pemyataan berikut ini benar untuk pasie4 kecuali:
dan menemukan hal-hal berikut, kecuali: A X-ray anteroposterior regio thoracica tengah menunjukkan
A. Kedua tungkai sama panjang. vertebra berbentuk baji setinggi T5 dan fusi costa V dan VI
B. Pada saat berdiri, tinggi crista iliaca sama pada kedua sisi. kiri.
C. Bahu kiri lebih rendah dari yang kanan. B. Fleksi columna vertebralis memperlihatkan bahwa area
D. Columna vertebralis di regio thoracica tengah mem- lengkung tajam kaku.
perlihatkan lengkung cembung tajam ke kanan. C. Anak mempunyai hemivertebra congenital setinggi
E. Terdapat kompensasi lengkung di atas dan di bawah T5 yang dikompensasi oleh lengkung di atas dan di
lengkung tajam di regio thoracica tengah, yang bagian bawalmya.
cembungnya ke kanan. D. Keadaan ini disebabkan oleh gagahya pembentukan satu
Dokter spesialis anak melakukan pemeriksaan selanjutnya dari tiga pusat osifikasi yang terdapat di dalam centrum
setiap corpus vertebrae.
dan meminta pemeriksaan radiografik columna vertebralis.
E. Karena anak tidak mempunyai gejala dan memiliki
lengkung kompensasi keseimbangan yang baik maka
tidak diperlukan pengobatan khusus.
1. A y*g benar. Vertebra cervicalis VII mempunyai ciri khas 7. C yang benar. Spatium subarachnoideum pada orang dewasa
memiliki processus spinosus yang paling panjang (Gambar di inferior berakhir setinggi pinggir bawah vertebra sacralis II
t6-2\. (Gambar 16-5).
, A yang benar. Vertebra thoracica VI mempunyai corpus 8. A yang tidak benar. Nucleus pulposus lebih sering mengalami
berbentuk jantung (Gambar 16-2). hemiasi ke arah posterolateral.
D y^t benar. Vertebra lumbalis V mempunyai corpus yang g. C yang tidak benar. Arteria vertebralis berjalan ke atas
masif; di tambah pediculus besar, dan processus transversus melalui foramen transversarium enam vertebra cervicalis
yang panjang dan langsing, serta foramen vertebrale yang bagian atas; hanya vena vertebralis berjalan melalui foramen
berbentuk segitiga. transversarium yang kecil dari vertebra cervicalis VII.
E yang benar. Cauda equina terdiri dari berkas radix anterior 10. D yang tidak benar. Atlas tidak mempunyai processus
dan posterior nervi spinalis lumbalis, sacralis, dan coccygis, spinosus, tetapi mempunyai fuberculurn posterius pada arcus
serta filum terminale. posteriornya.
E yang benar. Pada orang dewasa, medulla spinalis berakhir di 11.. E yang tidak benar. Lengkung kompensasi columna vertebralis
inJerior setinggi vertebra lumbalis I. di atas dan di bawah lengkung cembung tajam ke kanan akan
berupa lengkung cembung ke kiri.
5. B yang benar. Hemiasi discus intervertebralis antara vertebra
C5 dan 6 akan menekan radix nervi C6 (lihat CD Gambar 12. D yang tidak benar. Biasanya, centrum di corpus vertebrae
1,6-1\. hanya mempunyai dua pusat penulangan dan bukan tiga
buah seperti yang disebutkan. Hemivertebra di regio thoracal
sering disebabkan oleh karena aplasia atau penyafuar costa
yang berdekatan.
Nervus Spinalis dan
Blok Nervus Spinalis
563
564 BAB 17
\ | ervus spinalis beserta cabang-cabang perifernya merupakan luas di unit gawat darurat untuk memperbaiki laserasi, pembersihan
| \ tempat yang umum untuk penyakit termasuk luka tusuk, abses, serta memperbaiki fraktur dan dislokasi fraktur.
kerusakan oleh segmen tulang pada fraktur, neuropati kimiawi seperti Tujuan Bab ini adalah mengulas anatomi nervus spinalis dan
diabetes mellitus, dan kerusakan tidak sengaja atau disengaja dalam cabang-cabangnya yang sering dianestesi di pusat gawat darurat.
tindakan operasi. Profesional medis harus ingat untuk mengidentifikasi Perhatian khusus diberikan untuk letak anatomi permukaan yang
adanya gangguan pada nervus jika pasien datang dengan hilangnya penting yang digunakan untuk melakukan blok nervus.
sensorik atau paralisis otot. Selain itu, anestesi lokal digunakan sangat
ANATOMI DASAR
atlas (vertebra
cervicalis l)
ol""u, cervicalis
)
medula spinalis
vertebra thoracica I
plexus brachialis
nervi ihoracales
(12 pasang)
vertebra lumbalis I
L1
L2
plexus lumbalis
nervi lumbales L3 cauda equina
(5 pasang)
L4
I L5
I
s1l--:Y
I nervi sacrales
s2l ,)
| {s oasano) s3l -1
plexus
I S4l .-
I ssL / Gambar 17-1 Otak, medula spinalis, nervus spinalis,
I nervus coccyg€
coccygeus
'(1 pasang; Co1 d dan plexus pada ekstremitas.
Selain dari ramus anterior dan ramus posteri.or, nervus extremitas superior, dan plexus lumbalis serta plexus sacralis di
spinalis juga memberikan cabang ramus meningeal yang kecil, pangka I extremitas inferior.
yang menyarafi vertebra dan pembungkus medula spinalis
(meningen). Nervus spinalis thoracalis juga mempunyai cabang Plexus Cervicalis
rami communicantes yang berhubungan dengan bagian simpatik
susunan saraf otonom (lihat halaman 581). Plexus cervicalis dibentuk oleh rami anteriores C1 sampai
dengan C4. Rami anteriores ini dihubungkan oleh cabang-cabang
penghubung, yang membentuk simpai, yang terletak di depan
Plexus origo musculus levator scapulae dan musculus scalenus medius
(Gambar 17-3). Plexus ini ditutupi oleh lamina prevertebralis
Pada pangkal extremitas, rami anteri.ores bergabung satu dengan fascia colli profunda dan berbatasan dengan vena jugularis interna
lain membentuk plexus nervus yang rumit (Gambar 17-1). di dalam selubung carotis. Plexus cervicalis menyarafi kuiit dan
-yang
Plexus cervicalis dan plexus brachialis dibentuk pada pangkal otot-otot kepala, leher, dan bahu.
566 BAB 17
ramus antenor
ganglion
truncus
sympathicus
M. longus capitis
processus mastoideus
M. levator scapulae
processus transversus atlantis
N. occipitalis minor
N. auricularis magnus A. vertebralis
A. thoracica interna
V jugularis interna
processus mastoideus
A. temporalis superficialis
supenus A. maxillaris
N. vagus M. styloglossus
ganglion
M. stylohyoideus
sympathicum
A. facialis
cervicale
superius N. glossopharyngeus
pars spinalis
N. accessorius
pars cranialis
N. accessorius
ffi- /
jugularis interna
j '/ / /./,7/
V.
ramus pharyngeus N. vagus
N. hypoglossus
ganglion
inferius A. lingualis
N. vagus nervus ke M. thyrohyoideus
N. vagus externus
N. laryngeus internus
ganglion cervicale A. thyroidea superior
medius
sinus caroticus
glomus caroticum
A. subclavia M. stylopharyngeus
ramus descendens
N. hypoglossi (Cl)
ganglion stellatum
ansa cervicalis
Gambar 17-4 l4usculus styloideus, pembuluh darah, dan nervus pada leher.
568
oesophagus
trachea
V subclavia dextra N. vagus dexter
V. brachiocephalica dextra
truncus sympathicus
N. phrenicus dexter
A. pulmonales
atrium dextrum diliputi oleh pericardium
V. pulmonales pericardium
N. splanchnicus major
diaphragma
N. splanchnicus minor
V. cava inferior
ductus thoracicus
truncus sympathicus
N. phrenicus sinister
N. vagus sinister
brachiocephalica sinistra arcus aorta
N. laryngeus recurrens
sinister
ligamentum arteriosum
A. pulmonalis sinistra
bronchus sinister
V. pulmonales sinistra
aorta descendens
oesophagus
musculus sternohyoideus, dan musculus stemothyroideus. Radix C5 dan 6 bergabung membentuk truncus superior, radix
Serabut Cl lainnya di dalam nervus hypoglossus memisahkan C7 melanjutkan diri sebagai truncus medius, dan radix CB dan T1
diri dan menyarafi musculus thyrohyoideus dan musculus bergabung membenfuk truncus inferior. Masing-masing truncus
geniohyoideus. kemudian terbagi menjadi divisi anterior dan posterior. Divisi
a Ramus muscularis ke diaphragma. nervus phrenicus. anterior dari truncus superior dan medius bergabung membentuk
fasciculus lateralis, divisi anterior truncus inferior melanjutkan
diri menjadi fasciculus medialis, dan divisi posterior dari ketiga
I Nervus Phrenicus truncus semuanya bergabung membentuk fasciculus posterior.
Nervus phrenicus dimulai dari leher, dari nerl'us cervicalis Radix-radix plexus brachialis masuk pangkal leher di antara
III, IV dan V dari plexus cervicalis. Nervus ini berjalan vertikal musculus scalenus anterior dan scalenus medius (Gambar 17-3).
turun menyilang permukaan anterior musculus scalenus anterior Truncus dan divisi menyilang trigonum colli posterius, serta
(Gambar 17-3) dan masuk thorax melalui permukaan depan arteria fasciculus tersusun di sekeliling arteria axillaris di axilla (Gambar
subciavia. 6-10).Di sini, plexus brachialis beserta arteria dan vena axillaris
Nervus phrenicus dexter (Gambar 17-5) berlalan turun di dibungkus di dalam selubung axillaris.
dalam thorax sepanjang sisi kanan vena cava superior dan di
depan radix pulmonis dextra. Kemudian nervus ini berjalan
sepanjang pericardium sampai ke diaphragma.
I Cabang-Cabang
Nervus phrenicus sinistra (Gambar 17-5) berjalan di sepanjang Cabang-cabang plexus brachialis dan distribusinya diringkas
sisi kiri arteria subclavia sinistra dan menyilang sisi kiri arcus dalam Tabel 17-2.
aorta dan nervus vagus sinister. Nervus ini berjalan di depan radix
puimonis sinistra dan kemudian berjalan turun pada permukaan Nervus Musculocutaneus
pericardium ke diaphragma.
Nervus phrenicus merupakan satu satunya nentrs motorik Nervus musculocutaneus (Gambar 17-7) berasal dari fasciculus
yang menyarafi diaphragma. Nervus ini juga bersifat sensorik yang lateralis plexus brachialis (C5, 6, dan 7). Ner"'us ini menembus
menyarafi pericardium, pleura parietalis mediastinalis, pleura dan musculus coracobrachialis dan kemudian berjalan turun di antara
peritoneum yang menutupi permukaan atas dan bawah centrum musculus biceps brachii dan musculus brachialis . Di daerah siku,
tendineum diaphragma. nervus musculocutaneus menembus fascia profunda sebagai
Tabel 17-1 meringkas cabang-cabang plexus cervicalis dan nervus cutaneus antebrachii lateralis (Gambar 17-8). Nervus
distribusinya. musculocutaneus menyarafi musculus coracobrachialis, kedua
caput musculus biceps, dan sebagian besar musculus brachialis.
Cabang-cabang utama nervus musculocutaneus diringkas
Plexus Brachialis dalam Gambar 17-9.
Nervus Medianus
Plexus brachialis dibentuk di dalam trigonum co1li posterius oleh
gabungan dari rami anteriores nervi spinales cervicales 5,6,7,8, dan Nervus medianus (Gambar 77-7) berusal dari fasciculus medialis
thoracalis 1 (Gambar 17-6 dan77-7). dan fasciculus lateralis plexus brachialis (C5, 6, 7, B dan T1). Nervus
Plexus dibagi dalam radix, truncus, divisi, dan fasciculus ini berjalan turun ke bawah pada sisi lateral arteria axillaris dan
(Gambar 17-6). arteria brachialis (Gambar 17-10). Di pertengahan lengan atas,
ramt
radix
anterior
UC
r1
N. dorsalis
nervus ke M subclavius
N. suprascapulans
N. musculocutaneus
N. subscapularis
superior dan inferior
N. thoracalis longus
N. pectoralis medialis
Gambar 17-7 Radices, trunci, divisi, fasciculi, dan cabang-cabang terminal plexus brachialis.
NERYUS SP/NAL/S DAN BLOK NERVUS SPINALIS 57'I
nervus medianus terletak di belakang tendo muscuius palmaris I Rami musculares: Musculus pronator teres, musculus flexor
longus (Gambar 17-12). Nervus medianus masuk ke telapak tangan carpi radialis, musculus palmaris longus, dan nrusculus flexor
dengan berjalan di belakang retinaculum musculorum flexorum digitorum superficialis.
(Gambar 77-\3 dan77-14) dan melalui canalis carpi. I Rami articulares: articulatio cubiti.
a Nervus interosseus anterior (Gambar 17-15).
572 BAB 17
Nervi supraclaviculares
intercostobrachialis
N- cutaneus brachii
lateralis superior
N. cutaneus
brachii posterior
N. cutaneus
antebrachii posterior
N. cutaneus
antebrachiilateralis
ramus superficialis
N. radialis
ramus
cutaneus
palmaris
N. medianus
N. ulnaris
N. medianus
I Rami musculares untuk musculus flexor pollicis longus, Cabang-Cabang Nervus Medianus di Palm (Gambar l7-16)
musculus pronator quadratus, dan setengah bagian lateral
I Rami Muskulares: M. abductor pollicis brevis, m. flexor
musculus flexor digitorum profundus.
pollicis brevis, m. opponens pollicis, dan mm. lumbricales I &
I Rami articulares untuk articulatio radiocarpalis dan
I
articulationes carpi.
I Rami cutanei: Sisi palmar tiga setengah jari lateral dan
Ramus cutaneus palmaris: Kulit di sekitar bagian lateral
setengah distal sisi dorsal masing-masing jari.
telapak tangan (Gambar 17-8 dan17-74).
Ringkasan cabang-cabang utama nervus medianus dapai
dilihat pada Gambar 17-9.
NERYUS SP/NAL/S DAN BLOK NERYUS sP/NAL/S 573
N. musculocutaneus N. medianus
c5 c6 c7 c5 Ub c7 c8 Tl
plexus
brachialis
M. coracobrachialis tidak ada cabang
M. biceps brachii
A. brachialis
sendi siku
M. flexor digitorum
profundus (setengah lateral)
M. pronator quadratus
articulatio radiocarpalis
tiga otot thenar
ramus cutaneus palmaris
dua M. lumbricalis
yang pertama
tangan
Gambar 17-9 Diagram ringkasan cabang-cabang utama nervus musculocutaneus dan nervus medianus,
sternocleidomastoideus
M. deltoideus
N. radialis
N. ulnaris
M. triceps brachii
A. brachialis
septum intermusculare mediale
M. brachialis
N. musculocutaneus
M. brachialis
M. brachioradialis
aponeurosis bicipitalis
tendo M. biceps brachii
A. radialis
A. ulnaris
M. flexor carpi ulnaris
Gambar 17-10 Permukaan anterior lengan atas. Bagian medial musculus biceps brachii dibuang untuk memperlihatkan
nervus musculocutaneus yang terletak di depan musculus brachialis
NERYUS sP/NAL/S DAN BLOK NERYUS 5P/N,4II5 575
musculocutaneus
M. biceps brachii
M. brachialis
A. brachialis
N. medianus
M. brachioradialis
M. supinator
R. profundus
caput humerale l\4 pronator teres
N. radialis
M. extensor carpi
radialis brevis
ramus superficialis
nervus radialis
aponeurosis bicipitalis
A. ulnaris
M. flexor carpi radialis
M. palmaris longus
Cabang-Cabang Nervus Ulnaris di Tangan semua musculi interossei palmares dan doisales, musculus
lumbricalis III dan IV dan musculus adductor pollicis.
Ramus superficialis (Gambar 17-6) berlalan turun ke dalam
l} Ramus articularis: articulationes carpi.
telapak tangan dan memberikan cabang-cabang:
Cabang-cabang utama nervus ulnaris diringkas dalam Gambar
I Rami musculares: musculus palmaris brevis.
17-20.
I Rami cutanei: menyarafi kulit telapak tangan satu setengah
jari medial (termasuk dasar kuku).
Nervus Radialis
Ramus terminalis profundus (Gambar 17-19) berjalan ke
Nervus radiaiis (Gambar 77-7) bercsal dari fasciculus posterior
belakang di antara mrisculus abductor digiti minimi dan musculus
plexus brachialis (C5, 6, 7,8, dan T1). Nervus ini berjalan turun
flexor digiti minimi, menembus musculus opponens digiti minimi,
di belakang arteria axillaris dan arteria brachialis, dan masuk ke
dan memberikan cabang-cabang berikut ini.
kompartemen posterior lengan atas. Nervus radialis melingkari sisi
a Rami musculares: musculus abductor digiti minimi, musculus dorsal lengan atas di dalam sulcus spiralis bersama dengan arteria
flexor digiti minimi, dan musculus opponens digiti minimi, profunda brachii (Gambar 17-17). Nervus ini menembus septum
576 BAB 17
N. musculocutaneus yang
menjadi N. cutaneus antebrachii
lateralis M. brachialis
A. brachialis
M. biceps brachii N- medianus
septum intermusculate
M. brachioradialis
mediale
tendo M. biceps
A. ulnaris
aponeurosis bicipitalis
M. pronator teres
M. pronator quadratus
A. N. ulnaris
M. abductor pollicis longus
N. medianus
retinaculum musculorum
flexorum
Gambar U-12 Lengan bawah tampak anterior. Bagian tengah musculus brachioradialis dibuang untuk memperlihatkan ramus
supeficialis nervi radialis dan arteria radialis.
NERYUs 5P/NALIS DAN BLOK NERVUS SPINALIS 577
M, brachialis
M. biceps brachii
septum intermusculare mediale
A. brachialis
M. brachioradialis
caput humerale M. pronator teres
M. brachioradialis
N. medianus
A. radialis
N. ulnaris
M. pronator quadratus
A. ulnaris
w.
Gambar 17-13 Lengan bawah tampak anterior. Sebagian besar otot-otot superficial dibuang untuk memperiihatkan muscult:s
flexor digitorum superficialis, nervus medianus, ramus superficialis nervi radialis, dan arteria radialis. Perhatikan bahwa caput
ulnare musculus pronator teres memisahkan nervus medianus dari afteria ulnaris.
578 BAB 17
M. palmaris longus
retinaculum flexorum
M. flexor digitorum
superficialis M. flexor pollicis longus
M. flexor digitorum
profundus M. abductor pollicis longus
R. superficialis
vagina sinovialis flexoris N. radialis
M. extensor carpi ulnaris
A. radialis
cutaneus posterior
N. ulnaris cephalica
V. basilica
M- extensor carpi radialis
M. extensor digiti minimi longus dan brevis
M. extensor digitorum
M. extensor pollicis longus
M. extensor indicis retinaculum musculorum extensorum
Gambar 17-14 Potongan melintang tangan menunjukkan hubungan tendo, nervus, dan afteri dengan retinaculum
musculorum fl exorum dan extensorum.
intermusculare laterale tepat dl atas siku, 1alu berjalan di depan Ronrus superf; ciolis nervi rodialis
epicondylus lateralis dan terbagi dua menjadi ramus superficialis
dan ramus terminalis profundus (Gambar 17-15). Ramus superficialis nervi radialis berjalan turun ditutupi oleh
musculus brachioradialis pada sisi lateral arteria radialis (Gambar
Cabang-Cabang Nervus Radialis di Axilla 17-12 dan 17-13). Nervus ini muncul dari bawah tendo musculus
I Rami musculares: Caput longum dan mediale musculus brachioradialis dan kemudian berjalan turun pada punggung
tdceps. tangan (Gambar 17-B).
a Ramus cutaneus: nervus cutaneus brachii posterior (Gambar
77-8). Romus profundus nervi rodialis
Cabang-Cabang Nervus Radialis di Sulcus Spiralis Ramus profundus nervi radialis melingkar di sekeliling sisi lateral
di Belakang 0s Humerus collum radii di dalam musculus supinator (Gambar 17-15). Nervus
ini masuk kompartemen posterior lengan bawah, kemudian
I Rami musculares: Caput laterale dan mediale musculi triceps
berjalan turun di antara otot-otot. Ramus profundus nervi radialis
dan musculus anconeus (Gambar 77-17).
ini memberikan cabang-cabang sebagai berikut:
a Ramus cutaneus: Nervus cutaneus brachii lateralis inferior,
nervus cutaneus antebrachii posterior (Gambar 77-8 dan 17- I Rami musculares: musculus extensor carpi radialis brevis,
77). musculus supinator, musculus extensor carpi ulnaris, musculus
abductor pollicis longus, musculus extensor pollicis brevis,
Cabang-Cabang Nervus Radialis di Kompartemen Anterior
musculus extensor pollicis longus, dan musculus extensor
Lengan Atas Dekat Epicondylus Lateralis indicis.
I Rami musculares: musculus brachialis, musculus brachio- o Rami articulares: articulatio radiocarpalis dan carpalis.
radialis, dan musculus extensor carpi radialis longus (Gambar
17-17). Cabang-cabang utama nervus radialis diringkas dalam
a Ramus articularis: Articulatio cubiti Cambar 77-27.
NERVUS SPINALIS DAN BLOK NERYUS sP/NAL/s 579
M. brachralis
A. brachialis
N. radialis N. medianus
R. superficialis N. radialis
chorda obliqua
A. interosseus communis
M. supinator
A. interosseus posterior
R. profundus N. radialis
N. ulnaris
A. ulnaris
caput radiale M. flexor digitorum
superficialishead of f lexor
M. flexor digitorum profundus
M. pronator teres
A. interosseus anterior
membrana interossea
N. interosseus anterior
M. pronator quadratus
R. anterior A. interossea
M. lumbricalis I
M. interosseus dorsalis I
flexor digitorum
superficialis
flexor digitorum
profundus M. adductor pollicis
tuberculum scaphoideum
Gambar 17-16 Telapak tangan tampak anterior. Aponeurosis palmaris dan sebagian besar retinaculum musculorum flexorum
dibuang untuk memperlihatkan arcus palmaris supedicialis, nervus medianus, dan tendo-tendo flexor panjang. Segmen-segmen
tendo musculus flexor digitorum supeficialis dibuang untuk memperlihatkan tendo-tendo musculus flexor digitorum profundus.
M. supraspinatus
M. deltoideus
M. teres minor
M. infraspinatus
collum chirurgicum humeri
N. radialis
M. teres major
A. profunda brachii
M. brachialis
M. brachioradialis
N. ulnaris
M. anconeus
epicondylus medialis
Nervus Thoracalis Longus (Gambar 7-3). Nervus ini berjalan turun melalui permukaan lateral
musculus serratus anterior, yang dipersarafinya.
Nervus thoracalis longus (C5, 6, dan 7) merupakan cabang dari
plexus brachialis (Gambar 77-7) yangpenting untuk klinik (nervus
ini mudah cedera pada operasi di daerah axilla, terutama radical
Nervi lntercostales
mastectomy). Nervus thoracalis longus berasal dari radix plexus
brachialis dileherdansampaidiaxilladenganmelaluipinggirlateral Nervi intercostales merupakan rami anteriores dari sebelas nervus
costa I di belakang arteria dan vena axillaris dan plexus brachialis spinalis thoracalis (Gambar 17-22). Ramus anterior dari nervus
582 BAB 17
M. triceps M. brachioradialis
N" ulnaris
epicondylus medialis epicondylus lateralis
processus olecranii
M. extensor carpi radialis longus
M. flexor carpi ulnaris M. extensor carpi radialis brevis
M. anconeus
extensor digitorum
M. extensor digiti minimi
pinggir posterior M- extensor carpi ulnaris
subcutaneus ulnae
R. profundus N. radialis
M. supinator
A. interossea posterior
M. extensor digitorum
R. cutaneus posterior
N. ulnaris M, extensor pollicis longus
M. extensor carpi ulnaris
M, extensor digitorum
Gambar 17-18 Lengan bawah tampak posterior. Sebagian musculus extensor digitorum, musculus extensor digiti minimi, dan
musculus extensor carpi ulnaris dibuang untuk memperlihatkan ramus profundus nervi radialis dan arteria interossea posterior.
NERYUS SPINAL/S DAN BLOK NERYUS SPINAL/s 583
M. interosseus dorsalis
lorsalis ll
M. interosseus dorsalis lll
M. interossus palmaris ll
M. interosseus palmaris lll
M. interosseus dorsalis lV
M. interosseus palmaris lV
M. interosseus dorsalis I
M. adductor pollicis
os sesamoideum
A. radialis
Gambar 17-19 Telapak tangan tampak anterior, memperlihatkan arcus palmaris profundus dan cabang terminal profunda nervi
ulnaris. Diperlihatkan juga musculi interossei.
plexus brachialis
tidak ada cabang
lengan atas
articulaiio cubiti
lengan bawah
A. ulnaris
N. axillaris
c5 c6
plexus brachialis
articulatio humeri
Gambar L7-2O A. Ringkasan cabang-cabang utama nervus ulnaris. B. Ringkasan cabang-cabang utama nervus axillaris.
NERYUS SP/NAI/S DAN BLOK NL,RVUS 5P/NAI/S 585
N. radialis
c5 c6 c7 c8 T1
plexus brachialis
M. brachioradialis
M. extensor carpi
M. supinator
M. extensor digitorum
a Rami musculares berjalan menuju ke musculi intercostales. Sisa nervus intercostalis I berukuran kecil, dan tidak mempunyai
a Rami sensoris pleurae ke pleura parietalis. ramus cutaneus anterior.
I Rami sensoris peritoneum ke peritoneum parietalis (hanya Nervus intercostalis II dihubungkan dengan nervus cutaneus
ner'"'us intercostalis VII sampai XI ). brachii medialis oleh sebuah cabang yang dinamakan nereus
intercostobrachialis (Gambar 17-8\. Oleh karena itu nervus
Perlu diperhatikan bahwa nerr,'us intercostalis VII sampai intercostalis II menyarafi kulit ketiak dan sisi medial atas lengan
XI menyarafi berturut-turut kulit dan peritoneum parietale yang atas.
meliputi permukaan luar dan dalam dinding abdomen. Nervus
intercostalis VII sampai XI juga menyarafi otot-otot abdomen
anterior (Musculus obliquus abdominis externus, musculus
obliquus abdominis intemus, musculus transversus abdominis,
Plexus Lumbalis
dan muscuius rectus abdominis).
Tetapi nervus intercostalis I dan II merupakan pengecualian. Plexus lumbalis merupakan salah satu plexus nervus utama untuk
Nervus intercostalis I memberikan sebuah cabangbesar (sesuai extremitas inferior yang dibentuk di M.psoas dari rami anteriores
dengan ramus cutaneus lateralis nervi intercostalis lainnya) yang empat nervus lumbalis yang pertama (Gambar 17-24). Rami
bergabung dengan ramus anterior ner!'us cervicalis VIII untuk anteriores menerima impuls rami communicantes grisea dari
membentuk truncus inferior plexus brachialis (Gambar 17-7). truncus sympathicus, dan dua yang atas memberikan cabang rami
586 BAB 17
R. posterior
R. anterior
N. intercostobrachialis
N. intercostalis
R. cutaneus anterior
Gambar 17-22 Distribusi dua nervus intercostalis relatif terhadap lengkung costa.
communicantes alba ke truncus sympathicus. Cabang-cabang obliquus abdominis intemus, dan musculus obliquus abdominis
plexus keluar dari pinggir lateral dan medial otot dan dari sini ke externus. Nervus ilioinguinalis juga menyarafi kulit di atas
permukaan anterlornya (gambar 17-25). lalw-ja1ur nervus yang symphisis pubis dan scrotum atau labia majora.
lebih penting beserta cabangnya dibahas di bawah ini:
Nervus iliohypogastricus, nervus ilioinguinalis, nervus
cutaneus femoris lateralis, dan nerl'us femoralis keluar dari
I Nervus Cutaneus Femoris Lateralis
sisi lateral musculus psoas, dengan susunan dari atas ke bawah Nervus cutaneus femoris lateralis (L2 dan 3) muncul dari pinggir
(Gambar 17-25). Nervus obturatorius dan truncus lumbosacralis lateral musculus psoas, menyilang musculus iliacus dan sampai ke
keluar dari pinggir medial. Nervus genitofemoralis muncul dari paha di belakang ujung lateral ligamentum inguinale (Gambar 17-
permukaan anterior (Garnbar 17 -25). 25). Nerr,rrs ini bercabang dua, ramus anterior dan ramus posterior
serta menyarafi kulit aspek lateral paha dan lutut dan bokong
V. intercostalis
A. intercostalis
N. intercostalis
kulit
* pulmo
pleura visceralis
fascia superficialis cavitas pleuralis (ruangan)
M. intercostalis intimi
M. serratus anterior
M. intercostalis internus
jarum
M. intercostalis externus
Gambar ]-7-23 A. Potongan melalui spatium intercostale. B. Struktur yang ditembus oleh jarum bila ditusukkan dari
permukaan kulit ke rongga pleura, Tergantung dari tempat penusukan, musculi pectorales mungkin tertusuk demikian pula
musculus serratus anterior.
Cabang-Cabang Nervus Femoralis di Abdomen femoris intermedius menyarafi kulit permukaan anterior
tungkai atas (Gambar 17-27). Nervus saphenus berjalan turun
Rami musculares untuk musculus iliacus. melalui trigonum femorale menuju ke canalis adductorius,
menyilang arteria femoralis pada permukaan anteriornya
Cabang-Cabang Nervus Femoralis di (Gambar 17-26). Nervus ini muncul di sisi medial articulatio
Tungkai Atas genu diantara tendo musculus sartorius dan musculus gracilis.
I Rami cutanei: nervus cutaneus femoris medialis menyarafi Nervus saphenus berjalan turun pada sisi medial tungkai
kulit sisi medial tungkai atas (Gambar17-27).Nervus cutaneus bawah bersama dengan vena saphena magna. Nervus ini
588 BAB 17
N" cutaneus
femoralis lateralis I Nervus Obturatorius
Nervus obturatorius berasal dari plexus lumbalis (L2, 3, dan 4)
(Gambar 17-24). Nervus ini keluar dari pinggir medial musculus
psoas di dalam abdomen. Nervus obturatodus berjalan turun
dan menyilang lengkung pelvis anterior terhadap articulatio
N. femoralis truncus lumbosacralis sacroiliaca dan lengkung pelvis posterior terhadap vasa iliaca
communis. Kemudian nerr,.us ini berjalan turun ke bawah dan
depan di dinding lateral pelvis di sudut antara vasa iliaca interna
dan externa (Gambar 17-30). Di sini, nervus obturatorius diikuti
N. obturatorius oleh vasa obturatorius. Pada saat mencapai canalis obturatorius
(bagian atas foramen obturatorium ossis coxae), nervus ini terbagi
Gambar 17-24 Plexus lumbalis. dalam divisi anterior dan posterior.
diaphragma
' M. psoas
M. transversus abdominis
N. ilioinguinalis
N. genitofemoralis
colon descendens
A. testicularis
N. cutaneus M. iliacus
femoralis lateralis
A. iliaca externa
N. femoralis
M. iliacus
spina iliaca anterior superior
M. psoas
\-/ A. femoralis
N. cutaneus femoris laleralis
\ V femoralis
M. sartorius
selubung femoralis
tuberculum pubicum
A. circumflexa
femoris lateralis
A. pudenda externa profunda
l\4. gracilis
A. femoralis
M. vastus lateralis
tractus iliotibialis
M. rectus femoris
ligamentum patellae
N. saphenus
Gambar 17-26 Trigonum femorale dan canalis adductorius (subsartorius) extremitas inferior dextra.
N. obturatorius
N. cutaneus femoris intermedius
plexus patellaris
R. infrapatellaris N.saphenus
N. saphenus
N. peroneus superficialis
N. peroneus profundus
Gambar 17-27 Nervus-nervus yang menyarafi kulit permukaan anterior extremitas inferior dextra.
( Nervus Genitofemoralis
Nervus genitofemoralis (L1 dan 2) adalah nervus kecil yang Refleks Cremaster
keluar dari permukaan anterior musculus psoas (Gambar 17-24).
Nervus genitofemoralis adalah jalur nervus yang ikut daiam reflex
Neru:s ini berjalan ke bawah di depan otot ini dan bercabang dua
cremater, yaitu kontraksi musculus cremaster dan menarik ke atas
menjadi ramus genitalis, yang masuk ke funiculus spermaticus
testis di dalam scrotum.
dan menyarafi musculus cremaster, serta ramus femoralis, yang
menyarafi sebagian kecil kulit paha (Gambar 17-27).
NERYUS SPINAI/S DAN BLOK NERVUS SP'NAI/S 591
R. laterales
rami posteriores ketiga N. iliohypogastricus (Ll )
N. sacralis bagian atas
cabang-cabang
N. cutaneus femoris lateralis
cabang-cabang
N. cutaneus femoris posterior
cabang-cabang
N. cutaneus femoris lateralis
cabang-cabang N. saphenus
R. communicantes surae
N. peroneus communis
N. suralis
N. calcaneus medialis
N. plantari-s lateralis
N. plantaris medialis
N. femoralis
L2 L3 L4
M. iliacus
M. pectineus
M. sartorius
articulatio coxae
M. quadriceps
femoris
bagian Articulatio genu N. cutaneus femoris
intermedius
depan A. femoralis
tungkai
atas N. saphenus
N. cutaneus
femoris medialis
cabang ke
plexus subsartorius
R. infrapatellaris
ke kulit
tungkai
bawah ke kulit sisi m6dial
tungkai bawah
A. sacralis lateralis
A. rectalis media
A. pudenda interna
truncus lumbosacralis
V iliaca externa
A. circumflexa ilium profundus N. pudendus
A. epigastrica inferior
A. umbilicalis yang sudah obliterasi
A. glutea inferior
ligamentum sacrotuberosum
vesicalis superior
M. obturator internus
N. femoralis
M. psoas
A. V femoralis
divisi anterior
I
N. obturatorius
l-
M. obturator externus divisi posterior
adductor brevis
M. adductor longus
perforantes
A. femoralis
V. femoralis
A. decendens genus
Gambar 17-31 Hubungan antara nervus obturatorius dan otot-otot adductor di extremitas inferior dextra.
A. profunda femoris
M. adductor longus
M. adductor brevis
A. perforantes
R. cutaneus
- \_
M. adductor magnus
R. articularis menyarafi adiculatio genus
posterior anterior
Gambar 17-32 Potongan vertikal kompartemen medial tungkai atas. Perhatikan jalan yang ditempuh oleh nervus obturatorius
dan divisinya, dan arteria profunda femoris beserta cabang-cabangnya. Perhatikan pula anastomosis antara arteriae perforantes
dengan arteria circumflexa femoris medialis.
N. obturatorius
L2 L3 L4
abdomen plexus lumbalis
articulatio coxae
M. pectineus
M. adductor magnus
regro (bagian adductor)
M. adductor longus
adductor M. adductor brevis
tungkai M. adductor brevis
atas
M- gracilis
articulaiio genus
plexus subsartorius
dengan N. cutaneus femoris
medialis dan cabang
-/
A. poplitea
N. saphenus
Gambar 17-33 Ringkasan cabang-cabang
A. femoralis
utama nervus obturatorius.
NERYUS SPINAL/S DAN BLOK NERVUS SPINALIS 595
N:obtriratoriud' &2, 3; 4)
Cabang.cakng seginental
DariSnellrRS: CiiinieelAnaiomy. Ed 7. Phtladelphia;LippincottWilliarns &Wilkins' 2004, hal:2€9;
aorta
plexus aorticus
plexus hypogastricus superior
A- iliaca communis
S1 A. iliaca externa
plexus 52
sacralis A. iliaca interna
S3
N. pudendus
A. sacralis media
Gambar U-34 Dinding posterior pelvis memperlihatkan plexus sacralis, plexus hypogastricus superior, serta plexus
hypogastricus inferior dextra dan sinistra. Pars pelvica truncus sympathicus juga diperlihatkan.
596 BAB 17
truncus lumbosacralis
N. gluteus superior
N. gluteus inferior
N. ischiadicus S4
S5
N. peroneus communis
c1
N. tibialis
N. pudendus
N. cutaneus femoris
posterior N. cutaneus perforans Gambar 17-35 Plexus sacralis.
crista iliaca
M. gluteus medius
ligamentum sacrotuberosum
M. gluteus minimus
A. glutea superior
spina ischiadica
M. tensor fasciae latae
N. gluteus superior
nervus untuk
M. obturator internus M. piriformis
N, M. gemellus superior
ligamentum sacrospinosum lvl. obturator internus
A. pudenda interna
Os coccygis M. gemellus inferior
fossa ischiorectalis trochanter major
anus
N. cutaneus femoris posterior
lemak
M. quadratus femoris
M semimembranosus
M. adductor magnus
M. gracilis
nervus untuk tractus iliotibialis
otot hamstrings
M. adductor magnus N. ischiadicus
ramus anterior nervi lumbalis IV dan V dan ramus anterior nervi Cabang-Cabang Plexus Sacralis
sacralis I, II, m, dan IV (Gambar 17-35). Peranan nervus lumbalis
IV bergabung dengan nervus lumbalis V membentuk truncus ke Otot-Otot Pelvis,
lumbosacralis, berjalan turun ke dalam peivis dan bergabung
Viscera Pelvis, dan Perineum
dengan nervi sacrales ketika nervus ini keluar dari foramina
sacralia anteriora.
Newus pudendus (S2,3, dan 4), meninggalkan pelvis melalui
foramen ischiadicum majus dan masuk perineum melalui
foramen ischiadicum minus (Cambar 17-29 dan77-36).
Cabang-Cabang Plexus
a Nervus untuk musculus piriformis.
Sacralis ke Extremitas Inferior a Nervus splanchnicus pelvicus, yang merupakanbagian sacral
sistem parasimpatik dan berasal dari nervus sacralls 2,3, dan
4. Nervus ini menyarafi viscera pelvis.
Cabang-cabang plexus sacralis yang menuju ke extremitas inferior
meninggalkan pelvis melalui foramen ischiadicum majus adalah
Cabang-cabang plexus sacralis dan distribusinya diringkas
sebagai berikut (Cambar 17-29):
dalam Tabel 17-4.
Cabang-Cabang Distribusi
598 BAB 17
crista iliaca
M. gluteus medius
M. gluteus minimus
M. gluteus maximus
M. piriformis
spina ischiadica
M. gemellus superior
M. obturator internus
M. gemellus inferior
trochanter major
I
lioamentum sacrotuberale M. quadratus femoris
"t
l\,4. adductor magnus
M. semimembranosus
M. semitendinosus
M. gracilis
M. biceps femoris
(caput longum)
N. peroneus communis
M. semimembranosus
Cabang-Cabang Nervus lschiadicus profunda terhadap musculus gastrocnemius dan musculus soleus,
serta mencapai ruangan di antara malleolus medialis dan tumit
o Rami musculares: musculus biceps femoris (caput longum), (Gambar 17-39). Nervus ini ditutupi oleh retinaculum musculorum
musculus semitendinosus, musculus semimembranosus, dan flexorum dan bercabang dua menjadi nervus plantaris medialis
b agian hamstring musculus adductor magnus. dan nervus plantaris lateralis.
l) Rami articulares: articulatio coxae.
I Rami terminales: nervus tibialis dan peroneus communis.
Cabang-Cabang Nervus Tibialis
Nervus Tibialis ll Rami cutanei: nervus suralis (bergabung dengan ramus
Nervus tibialis berjalan turun melalui fossa poplitea dan kompar- communicans nervi peroneus communis), yang menyarafi
temen posterior tungkai bawah (Gambar 17-38). Nervus ini terletak kulit betis, posterior tungkai bawafu pinggir iateral kaki dan
NERYUS SP/N,AIIS DAN BLOK NERVUS SPINALIS 599
M. sartorius
M. vastus lateralis
M. gracilis
M. semitendinosus
N. ibialis
V poplitea
V saphena magna
lvl. plantaris
M. biceps femoris
ligamentum laterale
R. communicans peroneus
N. suralis
V. saphena parva
I\4. soleus
caput mediale
M. gastrocnemius
caput laterale
N. suralis
M. gastrocnemius
sisi lateral jari kelingking (Gambar 17-28); Nervus calcaneus a Ramus cutaneus: yang menyarafi bagian medial
medialis, yang menyarafi kulit di permukaan medial tumit. telapak kaki dan tiga setengah jari sisi medial kaki dan
Rami musculares: musculus gastrocnemius, musculus dasar kuku.
plantaris, musculus soleus, musculus popliteus, musculus a Ramus muscularis: yang menyarafi musculus abductor
flexor digitorum longus, musculus flexor hallucis longus, dan hal1ucis, musculus flexor digitorum brevis, musculus
musculus tibialis posterior. flexor hallucis brevis, dan musculus lumbricalis
a Rami articulares: articulatio genu dan talocruralis. pertama.
a Rami terminales. o Nervus plantaris lateralis: berjalan ke depan danke dalam
a Nervus plantaris medialis: berjalan ke depan dan ke musculus abductorhallucis danmusculus flexor digitorum
dalam musculus abductor hallucis bersama dengan arteria brevis, bersama dengan arteria plantaris lateralis (Gambar
plantaris medialis (Gambar 77-40 dan17-47). 77-40 dan77-47).
600 BAB 17
insersi M. semimembranosus
N" tibialis
M. popliteus
A. tibialis posterior
M. tibialis posterior
N. flexor digitorum longus
N. dan A. plantaris
Gambar 17-39 Struktur-struktur profunda pada aspek posterior tungkai bawah kanan.
NERYUS sP/NALIS DAN BLOK NERYUS SPINAL/S 601
N. dan A. digitales
A. plantaris lateralis
N. plantaris lateralis
N. plantaris medialis
abductor hallucis
N. calcaneus medialis
Gambar 17-40 Lapisan peftama musculi plantares pedis dextra. Tampak pula afteria plantaris medialis dan lateralis.
Cabang-cabang utama nervus tibialis diringkas dalam gambar a Rami cutanei: Ramus communicans suralis (Cambar 17-28),
17-42. yang bergabung dengan nervus suralis (lihat Cabang-cabang
602 BAB 17
M. lumbricalis I
M. Iumbricalis ll
M. Iumbricalis lll
M. lumbricalis lV
N. digitales
N. digitalis
arcus plantaris
M. flexor hallucis longus
R. profundus
N. plantaris lateralis
N. plantaris lateralis
A. plantaris lateralis
N. plantaris medialis
A. plantaris medialis
M. quadratus plantae
Gambar 17-41 Lapisan kedua musculi plantares pedis dextra. Tampak pula arteria plantaris medialis dan lateralis serta nervus.
nervus tibialis); newus cutaneus surae lateralis menyarafi a Ramus cutaneus ke kulit di depan tungkai bawah dan
kulit sisi lateral bagian posterior tungkai atas (Gambar 17-28). dorsum pedis (kecuali celah di antara ibu jari kaki
o Ramus muscularis: caput breve musculus biceps femoris. dan jari telunjuk kaki, yang dipersarafi oleh nervus
a Ramus articularis: sendi lutut- peroneus profundus) (Cambar 77 -27).
it Rami terminales. a Ramus muscularis, yang menyarafi musculus
a Nervus peroneus superficialis: berjalan turun di antara peroneus longus dan brevis.
musculus peroneus longus dan brevis di kompartemen .l Nervus peroneus profundus: Berjalan turun di dalam
fascia lateral dan menjadi subcutan (Gambar 77-43 dan77- kompartemen fascia anterior profunda terhadap mus-
44). culus extensor digitorum longus dan di atas membrana
NERYUS SPINAT/S DAN BLOK NERYUS sP/NAI/s 603
sciatic nerve
N. ischiadicus N. tibialis
regio glutea
N. peroneus communis
articulatio coxae
M. semitendinosus
M. biceps femoris
belakang (caput longum)
tungkai atas M. semimembranosus
M. adductor magnus
(bagian hamstring)
articulatio genu
M. gastrocnemius
N. suralis
M. soleus
M. plantaris
tungkai
bawah M. popliteus
M. tibialis posterior
M. flexor digitorum longus
M. flexor hallucis longus
kulit pergelangan kaki
le$igege]3ga$t[i
N. plantaris medialis N" plantaris lateralis
telapak kaki
kulit telapak kaki
M" abductor hallucis sendi-
sendi
M. flexor digitorum brevis kaki
M. flexor digitorum accessorius
kulit
M. flexor hallucis brevis telapak kaki M. abductor digiti minimi
M. adductor hallucis
semua M. interossei
Gambar 17-42 Ringkasan asal nervus ischiadicus dan cabang-cabang utama nervus tibialis.
interossea (Gambar 17-44). Nervus ini diikuti oleh vasa culus peroneus tertius, musculus extensor hallucis
tibialis anterior, dan pada dorsum pedis (Gambar 17-45), longus, dan musculus extensor digitorum brevis.
nervus ini terbagi dua menjadi ramus terminalis medialis a Ramus articulare, yang menyarafi articulatio talo-
dan lateralis. cruralis dan intertarsalis.
a Ramus cutaneus, menyarafi kulit sisi di antara ibu jari
dan jari telunjuk kaki (Gambar 17-27). Cabang-cabang nervus peroneus communis diringkas dalam
I Rami musculates, yang menyarafi musculus tibiaiis Gambar 77-46. Diagram dermatom untuk permukaan anterior dan
anterior, musculus extensor digitorum longus, mus- posterior tubuh diperlihatkan dalam CD Gambar 1.-2 danT-3.
604 BAB 17
1'
l1
ligamentum patellae
M. sartorius
N. saphenus
M. tibialis anterior
V saphena magna
M. extensor digitorum longus
M. gastrocnemius
M- peroneus longus
M. soleus
N. peroneus superficialis
retinaculum musculorum
extensorum superius malleolus medialis
malleolus lateralis
retinaculum musculorum
extensorum inferius N. peroneus profundus
M. extensor digitorum brevis
Gambar 17-43 Struktur-struktur yang terdapat pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan dorsum pedis.
ligamentum patellae
M. sartorius
M. tibialis anterior
M. peroneus longus
lvl. extensor digitorum longus
V. saphena magna
N. peroneus profundus
M. extensor hallucis longus M. gastrocnemius
N. peroneus superficialis
membrana interossea
M. peroneus brevis
M. peroneus longus
retinaculum musculorum
extensorum superius
malleolus medialrs
retinaculum musculorum
extensorum inferius
M. extensor digitorum brevis
M. tibialis anterior
M. peroneus tertius
A. dorsalis pedis
M. extensor digitorum longus
M. extensor hallucis longus
N. peroneus profundus
Gambar 17-44 Struktur-struktur profunda pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan pada dorsum pedis.
$lr-r'=---'-\T
*f ,--'-'-----*+--r-
retinaculum musculorum
extensorum superius
malleolus medialis
malleolus lateralis
M. tibialis anterior
retinaculum musculorum
extensorum inferius
M. peroneus brevis
A. tarsalis lateralis
A. arcuata
M. peroneus tertius
A. dorsalis pedis
M. interosseus dorsalis lV
R. terminalis medialis
N. peroneus profundus
M. interosseus dorsalis ll
ekspansi extensor
Nervus Coccygeus
Ramus anterior nervi coccygei bergabung dengan cabang-
cabang ramus anterior nervus sacralis keempat dan kelima untuk
membentuk plexus coccygeus. Cabang-cabang dari plexus ini
menyarafi kulit di atas os coccygis.
NERYUS sP/NAL/s D,AN EIOK NERVUS SPINALIS 607
N. ischiadicus
L4 L5 51 52 S3
pelvis plexus sacralis
N. rschiadicus f.
regioglutea \t
I
--- T I
bagian belakang
tungkai atas M. biceps femoris (caput brevis)
R. communicans M. tibialis
anterior M. peroneus longus
N. suralis
M. extensor
tungkai bawah hallucis longus M. peroneus brevis
M. extensor
digitorum longus
M. peroneus tertius
M. extensor
kulit sisi digitorum
brevis kulit dorsum pedis
lateral kaki dan
jari kelingking kaki
kulit celah
di antara jari
pertama dan kedua
Gambar 17-46 Ringkasan asal nervus ischiadicus dan cabang-cabang utama nervus peroneus communis
608. BAB 17
D. Truncus superior dan inferior. Seorang laki-1aki berusia 30 tahun diperiksa di unit gawat darurat
E. Fasciculuslateralis. dengan luka tusuk di regio inguinalis dextra.
14. Nervus thoracodorsalis berasal dari plexus 19 Nervus yang menyarafi kulit regio inguinalis adalah:
brachialis A. Nervus thoracalis kesebelas.
A. Fasciculusldteralis. B. Nervus thoracalis kesepuluh.
B. Fasciculuspostelior. C. Nervus thoracalis keduabelas.
C. Fasciculus medialis. D. Nervus lumbalis pertama.
D. Fasciculus medialis dan posterior. E. Nervus femoralis.
E. Truncus inferior.
20 Nervus-nervus berikut menyarafi paling kurang safu otot yang
15. Nervus axillaris berasal dari .............. plexus brachialis berfungsi pada articulatio coxae dan articulatio genu adalah:
A. Fasciculusposterior. A. Nervus ilioinguinalis.
B. Truncus medius. B. Nervus femoralis.
C. Fasciculuslateralis. C. Nervus saphenus.
D. Truncus inferior. D. Nervus peroneus communis.
E. Fasciculusmedialis. E. Nervus peroneus superficialis.
21 Pernyataan berikut benar untuk plexus lumbalis, kecuali:
A. Plexus terletak di dalam musculus psoas.
Pertanyaan Pilihan Ganda
B. Plexus dibentuk dari ramus posterior empat nervus
lumbalis bagian atas.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
C. Nervus femoralis keluar dari sisi lateral musculus psoas.
16. Pernyataan berikut ini benar untuk plexus brachialis, kecuali: D. Nervus obturatorius keluar dari sisi medial musculus
A. Radix C8 dan T1 bergabung membentuk truncus inferior. PSoas.
B. Fasciculus dinamakan sesuai letaknya berdekatan dengan E. Nervus iliohypogastricus keluar dari sisi lateral musculus
bagian pertama arteria axillaris. PSoas.
C. Nervus yang menyarafi musculus levator scapulae adalah
22. Pernyataan berikut benar untuk ner\.us-nervus pada cavitas
cabang dari lruncus superior.
pelvis, kecuali:
D. Radix, truncus, dan divisinya tidak berlokasi di axilla.
A. Plexus hypogastricus inferior berisi serabut simpatik dan
E. Tidak ada nervus yang merupakan cabang dari satu divlsi
parasimpatik.
plexus brachialis.
B. Plexus sacralis terletak di belakang rectum.
ini di C. Pars pelvica truncus sympathicus mempunyai rami
17. N.radialis memberikan cabang-cabang berikut dalam
communicantes alba dan grisea.
kompartemen posterior lengan atas, kecuali:
D. Plexus hypogastricus superior dibentuk dari plexus
A. Caput laterale musculi tricipitis.
sympathicus aorticus dan cabang-cabang ganglia simpatik
B. Nervus cutaneus brachii lateralis inferior.
lumba1.
C. Caput mediale musculi tricipitis.
E. Rami anteriores empat bagian atas nervus sacralis masuk
D. Musculusbrachioradialis.
ke pelvis melalui foramina sacralia anteriora.
E. Musculus anconeus.
23 Pernyataan berikut benar untuk asal segmental saraf-saraf
18. Pernyataan berikut ini benar untuk struktur spatium berikut, kecuali:
intercostale, kecuali: A. Nervus ischiadicus berasal dari segmen L4 dan 5; 57, 2,
A. Arteria intercostalis anterior dari spatium intercostale dan 3.
enam sisi atas merupakan cabang dari arteria thoracica B. Nervus pudendus berasal dari segmen L3, 4, dan 5.
interna. C. Nervus sphlanchnicus pelvicus berasal dari segmen 52, 3,
B. Nervus intercostalis berjalan ke depan di dalam spatium dan 4.
intercostale di antara musculus intercostalis interna dan D. Nervus obturatorius berasal dari segmen L2, 3, dan 4.
mu sculu s intercostalis intima. E. Truncus lumbosacralis berasal dari segmen L4 dan 5.
C. Pembuluh darah dan nervus intercostalis terletak dalam
susunan vena, nervus, dan arteria dari superior ke inferior 24. Struktur berikut ini menerima persarafan dari cabang-cabang
di dalam sulcus subcostalis. nervus pudendus, kecuali:
D. Kelima nervus intercostalis sisi bawah memberikan A. Labia minora.
persarafan sensorik ke kulit pada dinding thoraks bagian B. Sphincter urethra.
lateral dan anterior abdomen. C. Fornix posterior vagina.
E. Vena intercostalis posterior membawa darah kembali ke D. musculi ischiocavernosi.
dalam vena azygos dan hemiazygos. E. Kulit penis atau clitoris.
Q
o, Mata dan Telinga
611
612
Catatan Fisiotogi: Fungsi Glanduta Tarsalis 612 Gambaran Radiografi Cavitas Orbitatis 626
Apparatus Lacrima[is 614 Tetinga 626
Orbita 614 Catatan Fisiotogi: Gerakan Tutang Pendengaran 633
Mata 619 Nervus Facidtis 635
Catatan Fisiotogi: Fungsi Cornea 622 Nervus Vestibutocochtearis 636
I I asalah mata berkisar dari kecil sampai besar. Con.junctivitis, Masalah telinga juga sangat bervariasi. Trauma pada telinga luar,
lVlniruf , abrasi cornea, corpus ali enum di cornea, iritis acuta, dan tuli, Iemak yang berlebihan di dalam meatus acusticus externus, otitis
laserasi kelopak mata. Kehilangan penglihatan mendadak, trauma media beserta komplikasinya dan penyakit-penyakit yang mengenai
kimiawi, hifema (perdarahan di camera anterior mata), perforasi bola Iabirin merupakan sedikit masalah medis yang membutuhkan
mata, fraktur terbuka sinus maxillaris, dan glaukoma akut mungkin pengobatan.
ditemui oleh tenaga medis pada situasi darurat. Masalah mata Dalam bab ini, ditin.iau anatomi normal mata dan telinga,
sebelumnya dan manifestasi pada mata dari penyakit sistemik juga termasuk susunan dan fungsi otot-otot intraocular dan extraocular,
dapat ditemui. serta anatomi klinik dari telinga luar dan tengah.
N. infratrochlearis
punctum dan papilla lacrimalis N. supratrochlearis
N. supraorbitalis
muara glandula tarsalis
septum orbitale
caruncula lacrimalis
saccus lacrimalis
plica semilunaris glandula lacrimalis
, ligamentum palpebrale
mediale
ligamentum palpebrale
laterale
tarsus
\ _*u
ductus lacrimalis
di dalam canalis
nasolacrimalis
t\ \
meatus nasi inferior
di dalam cavitas nasi
\\ \r
'/7 Cornea ltl/
conjunctica menutupi sclera \_-
\
\-
os frontale
tarsus superior
iris
glandula tarsalis
bulu mata
glandula sebacea
sulcus
G subtarsalis
Gambar 18-1 A. Mata kanan, dengan palpebra dipisahkan untuk memperlihatkan muara glandula tarsalis, plica semilunaris, caruncula lacrimalis,
dan punctum lacrimale. B. Mata kiri, memperlihatkan lamina tarsalis superior dan inferior, glandula lacrimalis, saccus lacrimalis, dan ductus lacrimalis.
Perhatikan bahwa sebagian kecil septum orbitale dipotong untuk memperlihatkan glandula lacrimalis dan lemak yang ada di bawahnya (kuning). C.
Potongan sagittal melalui palpebra superior dan fornix superior conjunctiva. Perhatikan adanya otot polos di dalam musculus levator palpebrae superioris.
614 BAB 18
Di dekat sudut medial mata, terdapat penonjolan kecil di superioris. Glandula ini terletak di atas bola mata, di bagian
palpebra, disebut papilla lacrimalis. Pada puncak papilla terdapat anterior dan superior orbita, posterior terhadap septum orbitale
lubang kecil, punctum lacrimale, yang berhubungan dengan (Gambar 18-1). Kelenjar bermuara ke dalam bagian lateral fornix
canaliculus lacrimalis (Gambar 18-1). Papilla lacrimalis menonjol superior glandula conjunctiva melalui 12 ductus.
ke dalam lacus, punctum dan canaliculus mengalirkan air mata ke
dalam hidung. Persarafan
Conjunctiva adalah membrana mucosa iipis yang melapisi
palpebra, melipat pada fornix superior dan inferior untuk Persarafan sekretomotorik parasimpatik berasal dari nucleus
melapisi permukaan anterior bola mata (Gambar 18-1). Epitelnya lacrimalis nervus facialis. Serabut-serabut preganglionik mencapai
melaniutkan diri dengan epitel comea. Bagian lateral atas fornix ganglion pterygopalatinum (sphenopalatinum) melalui nervus
superior ditembus oleh ductus glandula lacrimalis (Lihat kolom intermedius dan ramus petrosus major serta melalui nervus
berikutnya). Jadi conjunctiva membentuk ruang potensial, yaitu canalis pterygoidei. Serabut-serabut posganglionik meninggalkan
saccus conjunctivalis, yang terbuka ke fissura palpebrae. ganglion dan bergabung dengan nervus maxillaris. Kemudian
Di bawah kelopak mata terdapat alur, sulcus subtarsalis, yang serabut ini berjalan di dalam ramus zygomaticus dan nervus
berjalan dekat dan parallel dengan pinggir palpebra (Gambar zygomaticotemporalis, dan mencapai glandula lacrimalis melalui
18-1). nerlrrs lacrimalis.
Kerangka palpebra dibentuk oleh lembaran fibrosa, septum Persarafan posganglionik simpatik berasal dari plexus
orbitale (Gambar 18-1). Septum ini melekat pada periosteum di caroticus internus dan berjalan melalui nervus petrosus profundus,
pinggir orbita. Septum orbitale menebal untuk membentuk lamina nervus canalis pterygoidei, nerr,'us maxillaris, nervus zygomaticus,
tarsalis inferior dan superior. Ujung lateral lamina dilekatkan oleh nervus zygomaticotemporalis, dan akhirnya nervus lacrimalis.
sebuah pita, ligamentum palpebrale laterale, pada tuberculum
tepat di sebelah dalam pinggir orbita. Ujung medial lamina
dilekatkan oleh sebuah pita, Iigamentum palpebrale mediale, ke
I Ductus lacrimalis
crista ossis lacrimalis (Gambar 1B-1). Glandula tarsalis tertanam di Air mata mengalir membasahi cornea dan berkumpul di dalam
dalam permukaan posterior lamina tarsalis. lacus lacrimalis. Dari sini, air mata masuk ke canaliculi lacrimales
Permukaan superficial lamina tarsalis dan septum orbita melalui puncta lacrimalia. Canaliculi lacimales berjalan ke
diliputi oleh serabut-serabut palpebra musculus orbicularis medial dan bermuara ke dalam saccus lacrirnalis (Gambar 18-1),
oculi (Gambar 1B-1). Aponeurosis dari insersi musculus levator yang terletak di dalam alur lacrimalis di belakang ligamentum
palpebrae superioris menembus septum orbitale untuk mencapai palpebrae mediale dan merupakan ujung atas yang buntu dari
permukaan anterior lamina tarsalis superior dan kulit (Gambar ductus nasolacrimalis.
18-1). Ductus nasolacrimalis panjangnya lebih kurang 0,5 inci (1,3
cm) dan keluar dari ujung bawah saccus lacrimalis (Gambar 18-1).
I Gerakan Palpebrae Ductus berjalan ke bawah" belakang dan lateral di dalam canalis
osseosa dan bermuara ke dalam meatus nasi inferior. Muara ini
Posisi palpebra pada waktu istirahat tergantung pada tonus dilindungi oleh lipatan membrana mucosa yang dikenal sebagai
musculus orbicularis oculi dan musculus levator palpebrae plica lacrimalis. Lipatan ini mencegah udara masuk melalui
superioris serta posisi bola mata. Palpebra menutup oleh ductus ke dalam saccus lacrimalis pada waktu membuang ingus.
kontraksi musculus orbicularis oculi dan relaksasi musculus
levator palpebrae superioris. Mata dibuka oleh kontraksi musculus
levator palpebrae superioris yang mengangkat palpebra superior. Orbita
Pada waktu melihat ke atas, musculus levator palpebrae superioris
berkontraksi, dan palpebra superior bergerak bersama bola mata.
Pada waktu melihat ke bawah, kedua palpebra bergerak, palpebra
( Margo Orbitalis
superior terus menutupi cornea bagian atas, dan palpebra inferior -Margo orbitalis dibentuk oleh os frontale, maxilla, dan os
agak tertarik ke bawah oleh conjunctiva yang melekat pada sclera zygomaticum.
dan palpebra inferior.
Origo dan insersi otot-otot palpebra diringkas dalam Tabel
1B-1. I Cavitas Orbitalis
Cavitas orbitalis berbentuk pyramid dengan basis di depan
dan apeks di belakang (Gambar 1B-2). Dinding-dinding orbita
Apparatus Lacrimalis diperlihatkan dalam Gambar 18-2.
( Glandula Lacrimalis
Atap: Dibentuk oleh pars orbitalis ossis frontalis, yarrg
memisahkan cavitas orbitalis dari fossa cranii anterior dan
Glandula lacrimalis terdiri atas pars orbitalis yang besar dan lobus frontalis hemisphere cerebri.
pars palpebralis yang kecil, yang berhubungan satu dengan yang Dasar: Dibentuk oleh lamina orbitalis ossis maxillaris, yang
Iain pada ujung lateral aponeurosis musculus levator palpebrae memisahkan cavitas orbitalis dari sinus maxillaris.
\AATA DAN TELINGA 615
Otot.olot Palpebra
M.orbicularis sculi {lihat
Tabel 13-2)
M.levator palpebrae Permukaan anterior dan Ototlurik.oleh :
superioris :
pinggir atas lamina N:oculomotorius; otot
tarsalis superior polos oleh saraf simpatik
Dinding lateral: Dibentuk oleh os zygomaticum dan ala major Incisura supraorbitalis (foramen): Incisura supraorbitalis
ossis sphenoidalis (Cambar 18-2). terletak pada margo orbitalis superior (Gambar 1B-2). Incisura
Dinding medial: Dibentuk dari depan ke belakang oleh ini dilalui oleh arteria, vena dan nervus supraorbitalis.
processus frontalis ossis maxillaris, os lacrimale, lamina Sulcus dan canalis infraorbitalis: Terletak pada dasar orbita
orbitalis ossis ethmoidalis (yang memisahkan cavitas orbitalis di lamina orbitalis ossis maxillaris (lihat Gambar L8-4). Sulcus
dari sinus ethmoidalis), dan corpus ossis sphenoidalis. dan canalis ini dilewati oleh nervus infraorbitalis (lanjutan
nervus maxillaris) dan pembuluh darah.
Canalis nasolacrimalis: Terletak di anterior pada dinding
Foramina ke dalam Cavitas Orbitalis medial. Canalis ini berhubungan dengan meatus nasi inferior
Foramina ke dalam cavitas orbitalis diperlihatkan dalam Gambar (Gambar 1B-1), dan dilalui oleh ductus nasolacrimalis.
78-2. Fissura orbitalis inferior: Terletak di posterior antara maxiila
dan ala major ossis sphenoidalis (Gambar 18-2); berhubungan
Aditus orbitalis: Terletak di anterior (Gambar 18-2). Kira-kira dengan fossa pterygopalatina. Fissura ini dilalui oleh nervus
seperenam bola mata terbuka, dan sisanya dilindungi oleh maxillaris dan ramus zygomaticus nervi maxillaris, vena
dinding-dind ing orbita. ophthalmica inferior, dan saraf simpatik.
616 BAB 18
Fissura orbitalis superior: Terletak di posterior antara ala Canalis opticus: Terietak di posterior pada ala minor ossis
major dan minor ossis sphenoidalis (Garnbar 18-2); ber- sphenoidalis (Gambar 18-2); berhubungan dengan fossa cranii
hubungan dengan fossa cranii media. Fissura ini dilalui oleh media. Canalis ini dilalui oleh nervus opticus dan arteria
nervus lacrimalis, nervus frontalis, nervus trochlearis, nervus ophthalmica.
oculomotorius (divisi superior dan inferior), nervus abducens,
nervus nasociliaris, dan vena ophthalmica superior.
N. trochlearis
M. rectus lateralis
M. rectus lateralis
N. abducens
ganglion ciliare
M. obliquus inferior
M rectus inferior
N. infraorbitalis
M. obliquus inferior
M. rectus medialis
N. nasociliaris N. oculomotorius
A B
supraorbitalis
N. supra M. rectus superior
M. levator palpebrae superioris
pars orbitalis ossis frontalis fissura orbitalis
M. obliquus superior
fissura orbitalis
superior V. ophthalmica
N. trochlearis
os zygomaticum
divisi superior
N. oculomotorius
canalis opticus N. nasociliaris
N. abducens
fissura
orbitalis
inferior
divisi inferior
ala minor ossis
sphenoidalis
maxilla
'l(- \
N. oculomotorius
M. rectus inferior
os ethmoidale
A. ophthalmica
os lacrimale
M. rectus medialis D
N. opticus
Gambar 18-2 A, Bola mata kanan dilihat dari depan. B. Otot dan nervus orbita kiri dilihat dari depan. C. Tulang yang
membentuk dinding orbita kanan. D. Canalis orbitalis dan fissura orbitalis superior dan inferior kiri.
MATA DAN TELINGA 617
I Fascia Orbitalis
dan menembus sclera pada suatu titlk di medial polus posterior
bola mata. Dl sini, meningen menyatu dengan sclera, sehingga
Fascia orbitalis adalah periosteum tuiang-tu1ang yang menyusun spatium subarachnoideum yang berisi liquor cerebrospinaiis
dinding orbita. Melekat secara longgar pada tulang dan meluas ke depan dari fossa cranii media, di sekitar nervus
meneruskan diri melalui foramina dan fissura dengan periosteum opticus, dan melalui canalis opticus sampai ke bola mata. Karena
yang meliputi permukaan iuar tulang-tulang Musculus Miiller, itu penlngkatan tekanan liquor cerebrospinalis di dalam rongga
atau musculus orbitalis, adalah selapis tipis otot polos yang cranium diteruskan ke bagian belakang bola mata.
menghubungkan fissura orbitalis inferior. Otot ini disarafi oleh
saraf simpatik, dan fungsinya tidak diketahui. Nervus Lacrimalis
Nervus lacrimalis berasal dari divisi ophthalmica nervus
I Nervus pada Orbita trigeminus. Nervus ini masuk orbita melalui bagian atas fissura
orbitalis superior (Gambar 18-2) danberjalanke depan di sepanjang
Nervus Opticus pinggir atas musculus rectus lateralis (Gambar 18-3). Nervus ini
Nervus opticus masuk ke orbita melalui canalis opticus dari fossa bergabung dengan cabang nervus zygomaticotemporalis, yang
cranii media (Gambar 18-3), disertai oleh arteria ophthalmica, kemudlan keluat dan masuk ke dalam glandula lacrimalis (serabut
yang terletak di sisi lateral bawahnya. Nervus ini dikelilingi oleh sekretomotorik parasimpatik). Nervus lacrimalis berakhir dengan
selubung piamater, arachnoideamater, dan duramater (Cambar menyarafi kulit baglan lateral palpebra superior.
1B-9). Berialan ke depan dan lateral di dalam kerucut muscuil recti
sinus ethmoidalis
lvl. obliquus superior
N. ethmoidalis anterior
trochlea infratrochlearis
N. supratrochlearis
l\.4. levator palpebrae superioris
N. supraorbitalis
N. frontalis
M. rectus M. levator palpebrae
superioris
glandula lacrimalis
l\il. rectus superior
glandula lacrimalis
N. ciliares longi
N. lacrimalis
N. nasociliaris
N. ciliares
breves
M. rectus medialis
N. abducens N. ophthlamicus
/t tt
It
v
f 'l
8
n
tt
!-
N. lacrimalis A. meningea media
\i
ganglion ciliare N. mandibularis
N. maxillaris
N. nasociliaris
ganglion trigeminus
N. opticus
N. trigeminus
N. trochlearis N. abducens
A. carotis interna
A. ophthalmica N. trochlearis
sinus cavernosus N. oculomotorius
A. cerebri anterior infundibulum
chiasma opticum
Gambar 18-3 Orbita kiri dan kanan dilihat dari atas. Atap orbita, yang dibentuk oleh pars orbitalis ossis frontalis, pada kedua
sisi telah dibuang, Pada sisi kiri, musculus levator palpebrae superioris dan musculus rectus superior juga dibuang untuk
memperlihatkan struktur-struktur yang ada di bawahnya.
618 BAB 18
Nervus Trochlearis
Nervus Nasociliaris
Nerr,rrs trochlearis masuk orbita melalui bagian atas fissura
orbitalis superior (Gambar 18-2). Nervus ini berjalan ke depan dan Nervus nasociliaris berasal dari divisi ophthalmica nervus
menyarafi musculus obliquus superior (Gambar 18-3). trigeminus. Nervus ini masuk orbita melalui bagian bawah fissura
orbitalis (Gambar 18-2), melintas di atas nervus opticus, berjalan
Nervus Oculomotorius ke depan sepanjang pinggir atas musculus rectus medialis dan
berakhir dengan bercabang dua menjadi nenrrs ethmoidalis
Ramus superior nervi oculomotorii masuk orbita melalui bagian anterior dan nervus infratrochlearis (Gambar 1B-3).
bawah fissura orbitalis superior. (Gambar 1B-2). Cabang ini
ganglion ciliare
sinus frontalis
N. ciliaris brevis
dari ganglion ciliare
M. obliquus superior
N. opticus
divisi superior
N. oculomotorius
M. obliquus inferior
divisi inferior
N. oculomotorius
ganglion pterygopalatinum
N. infraorbitalis
fossa pterygopalatina
N. palatinus major
dan minor
N. alveolaris
superior anterior
sinus maxillaris
Gambar 18-4 Otot dan nervus orbita kanan dilihat dari lateral. Juga diperlihatkan nervus maxillaris dan ganglion
pterygopalatinum.
hIATA DAN TELINGA 619
Karena musculus rectus superior dan inferior berinsersi pada Otot-Otot lntrinsik
sisi medial sumbu vertical bola mata, otot-otot ini tidak hanya
mengangkat dan menurunkan cornea, tetapi juga memutar bola Otot-otot intrinsik tidak volunter adalah musculus ciliaris dan
mata ke medial (Gambar 18-5). Agar musculus rectus superior musculus constrictor serta musculus dilatator papillae. Otot-
dapat menaikkan cornea langsung ke atas, otot ini harus dibantu otot ini tidak ikut berperan pada gerakan bola mata dan akan
oleh musculus obliquus inferior. Agar musculus rectus inferior dibicarakan kemudian.
dapat menurunkan cornea secara langsung, otot ini harus
dibantu oleh musculus obliquus superior (Gambar 18-6 dan 18-7).
Perhatikan bahwa tendo musculus obliquus superior berjalan
I Selubung Fascial Bola Mata
melalui trochlea fibrocartilaginosa melekat ke os frontaie. Tendo Selubung fascial meliputi bola mata dari nervus opticus sampai
kemudian berbelok ke belakang dan lateral dan dilekatkan ke ke limbus corneae (Gambar 18-9). Selubung ini memisahkan bola
sclera di bawah musculus rectus superior. mata dari corpus adiposum orbitae dan menyediakan wadah
Origo, insersi, persarafarL, dan fungsi otot-otot bola mata agar bola mata dapat bergerak dengan bebas. Selubung fascial ini
diringkas dalam Tabel 18-1. Pelajari dengan saksama Gambar ditembus oleh tendo otot-otot orbita dan rnelipat pada masing,
1 8-8. masing tendo sebagai selubung tubular. Selubung untuk tendo
sumbu vertikal
sumbu
tr
H,r. )""tu(
medialis
M. rectus 6M. rectus
lateralis inferior
M. rectus
inferior
tt
sumbu
transversus sumbu vertical
M. rectus lateralis
lvl. rectus
lateralis
M. rectus inferior
M. rectus M. rectus
superior medialis
c
Gambar 18-5 Fungsi empat musculi recti pada gerakan bola mata.
I'IIATA DAN TELINGA 621
musculus rectus medialis dan lateralis melekat pada dinding Lapisan Bola Mata
medial dan lateral orbita melalui ligamentum berbentuk segitiga
yang disebut lacertus musculi recti medialis dan lateralis. Bagian Tunica Fibrosa
bawah selubung fascial yang berjalan di bawah bola mata dan Tunica fibrosa terdiri atas bagian posterior yang opak, sclera, dan
menghubungkan ligamentum lacertus musculi recti medialis dan bagian anterior yang transparan, cornea (Gambar 18-9).
lateralis menebal dan berfungsi menahan bola mata; bagian ini
disebut ligamentum suspensorium bulbi (Gambar 1B-9). Dengan Sclero
perantaraan ligamentum ini, bola mata seperti tergantung di Sclera yang opak terdiri dari jaringan fibrosa padat dan berwarna
antara dinding medial dan lateral orbita. putih. Di posterior, sclera ditembus oleh nervus opticus dan
menyatu dengan selubung dura nerlrrs ini (Gambar 18-9). Lamina
I Struktur Mata cribrosa adalah daerah sclera yang ditembus oleh serabut-serabut
nervus opticus.
Bola mata (Gambar 1B-9) tertanam di dalam corpus adiposum Sclera juga ditembus oleh arteri dan nervus ciliaris dan
orbitae, tetapi dipisahkan dari corpus adiposum ini oleh selubung pembuluh venanya, yaitu venae vorticosae. Ke arah depan sclera
fascial bola mata. Bola mata terdiri dari tiga lapisan, dari luar ke langsung beralih menjadi cornea pada pertemuan sklera-kornea
dalam adalah tunica fibrosa, tunica vasculosa yang berpigmen, atau limbus.
dan tunica nervosa.
sumbu vertikal
M. obliquus superior
sumbu transversus
sumbu vertikal
M. obliquus superior
sumbu
sagittalis
sumbu
sagittalis € M. obliquus
inferior
A sumbu
transversus
trochlea
sumbu sagittalis M. obliquus
M. obliquus M. obliquus inferior
inferior
superior
sumbu transversus
Gambar 18-6 Fungsi musculus obliquus superior dan inferior pada gerakan bola mata.
622 BAB 18
Corneo
Cornea yang transparan, mempunyai fungsi utama merefleksikan
cahaya yang masuk ke mata (Gambar 18-9). Di posterior ber- Fungsi Cornea
hubungan dengan humor aquosus. Cornea merupakan medium refraksi yang sangat penting.
Kemampuan refraksi terjadi pada facies anterior cornea, di
Suplai darah: Cornea adalah avaskular dan sama sekali tidak mana indeks refraksi cornea (1.38) yang besarnya berbeda
mempunyai aliran limfe. Cornea mendapatkan nutrisi dengan
dari udara. Harus diperhatikan manfaat lapisan air mata untuk
cara difusi dari humor aqueus dan dari kapiler yang terdapat
mempertahankan lingkungan normal untuk sel-sel epitel cornea.
dipinggirnya.
Persarafan: Nervi ciliares longi dari divisi ophthalmica nervus
trigeminus.
M. rectus superior
c-
M. rectus medialis
C M. rectus lateralis
Gambar 18-7 Fungsi keempat musculus rectus dan kedua musculus obliquus pada orbita kanan, dengan menganggap setiap
otot bekeia sendiri-sendifl. Posisi pupil terhadap bidang vertikal dan horizontal harus diperhatikan pada setiap kasus. Fungsi
musculus rectus superior dan inferior serta musculus obliquus pada mata orang hidup dijelaskan secara klinis.
tvtATA DAN TELTNGA 623
Tunica Vasculosa Pigmentosa Corona ciliaris adalah bagian posterior corpus ciliare, dan
permukaannya mempunyai alur-alur dangkal disebut striae
Tunica vasculosa pigmentosa dari belakang ke depan terdiri dari
ciliares.
choroidea. corpus ciliare, dan iris.
Processus ciliaris adalah lipatan-lipatan yang teisusun radier,
Choroideo di mana pada permukaan posteriornya melekat ligamentum
Choroidea terdiri atas lapisan luar berpigmen dan lapisan dalam suspensorim lentis.
yang sangat vascular. Musculus ciliaris (Gambar 18-9) terdiri atas serabut-serabut
otot polos merldianal dan sirkular. Serabut meridianal berjalan ke
Corpus Gliore belakang dari area limbus corneae menuju ke processus ciliaris.
Corpus ciliare ke arah posterior dilanjutkan oleh choroidea, dan Serabut-serabut sirkular berjumlah sedikit dan terletak di sebelah
ke anterior terletak di belakang batas perifer iris (Gambar 18-9). dalam serabut meridianal.
Corpus ciliare terdiri atas corona ciliaris, processus clliarls, dan
musculus ciliaris.
s3:'
Gambar 18-8 Posisi utama mata kanan dan kiri dan fungsi musculi rectus dan musculi obliquus yang terutama berfungsi untukgerakan mata. A. Mata
kanan, musculus rectus superior; mata kiri, musculus obliquus inferior. B. Kedua mata, musculus rectus superior dan musculus obliquus inferior, C. l'4ata
kanan, musculus obliquus inferior; mata kiri, musculus rectus superior. D. l4ata kanan, musculus rectus lateralis; mata kiri, musculus rectus medialis.
E. Posisi awal, dengan mata difikasi pada jaraktertentu. F. Mata kanan, musculus rectus medialis; mata kiri, musculus rectus lateralis. G. Mata kanan.
musculus rectus inferior; mata kiri, musculus obliquus superior. H. Kedua mata, musculus rectus inferior dan musculus obliquus superior. L lvata kanan,
musculus obliquus superior; mata kiri, musculus rectus inferior.
624 BAB 1a
a Persarafan: Musculus ciliaris disarafi oleh serabut para- lris don Pupil
simpatik dari nervus oculomotorius. Setelah bersinaps di Irls adalah diaphragma berpigmen yang tipis dan kontraktil
ganglion ciliare, serabut-serabut posganglionik berjalan ke dengan lubang di tengahnya, yaitu pupil (Gambar 18-9). Iris
depan ke bola mata di dalam nervus ciliaris brevis. terletak di dalam humor aquosus di antara cornea dan lensa.
I Fungsi: Kontraksi musculus ciliaris, terutama serabut- Pinggir iris melekat pada permukaan anterior corpus ciliaris. Iris
serabut meridianal menarik corpus ciliare ke depan. Ha1 membagi ruang antara lensa dan cornea menjadi camera anterior
ini menghilangkan tegangan yang ada pada ligamentum dan camera posterior.
suspensorium, dan lensa yang elastis menjadi lebih cembung. Serabut-serabut otot iris bersifat involunter dan terdiri dari
Keadaan ini meningkatkan daya refraksi lensa. serabut-serabut sirkular dan radial. Serabut-serabut sirkular
lacertus musculi
M. rectus medialis
)
(\ recti lateralis
M. rectus lateralis
t\ il
( (\ X-l membruna
A.retinae I | ( \\ vitrea
\\N hr\,"i*nn
(- '- rl \
t'\\\ ,(<"":::::
". - corpus adiposum
( ) ,"\\' /
sclera
-+* E.J;?':1,:,.",'
1)',
canalis hyaloideus
duramater
'^\
4.-^/'
--t\t,
r--
/--
arach noideamater
spatium subarachnoideum N. ciliaris longus
A. V centralis retinae
lacertus musculi recti
lateralis
B
ligamentum suspensorium
Gambar 18-9 A. Potongan horizontal melalui bola mata dan nervus opticus. Perhatikan bahwa arteria dan vena centralis
retinae melintasi spatium subarachnoideum untuk mencapai nervus opticus. B. Perhatikan laceftus musculi recti dan
suspensorium bulbi.
ITATA DAN TELINGA 625
membentuk musculus sphincter pupillae dan tersusun di sekitar ini dapat menimbulkan kerusakan degeneratif pada retina, yang
pinggir pupil. Serabut-serabut radial membentuk musculus berakibat kebutaan.
dilator pupillae, yang merupakan lembaran tipis serabut-serabut Fungsi humor aquosus adalah untuk menyokong dinding boia
radial dan terletak dekat permukaan posterior. mata dengan memberikan tekanan dari dalam, sehingga menjaga
bentuk bola matanya. Cairan ini juga memberi makanan pada
a Persarafan: musculus sphincter pupillae disarafi oleh serabut cornea dan lensa dan mengangkut hasil-hasil metabolisme. Fungsi
parasimpatik nervus oculomotodus. Setelah bersinaps di ini penting, karena comea dan lensa tidak mempunyai pembuluh
ganglion ciliare, serabut-serabut posganglionik berjalan ke darah.
depan ke bola mata di dalam nervi ciliares breves. Musculus
dilatator pupiliae disarafi oleh serabut simpatik, yang berjalan
CorpusVitreum
ke depan ke bola mata di dalam nervi ciliares longi.
.) Fungsi: Musculus sphincter pupillae mengecilkan pupil Corpus vitreum mengisi bola mata di belakang lensa (Gambar 18-9)
dalam keadaan cahaya terang dan selama berakomodasi. dan merupakan ge1 yang transparan. Canalis hyaloideus adalah
Musculus dilatator pupillae melebarkan pupil dalam keadaan saluran sempit yang berjalan melalui corpus vitreum dari discus
cahaya kurang terang atau keadaan di mana terdapat aktivitas nervi optici ke permukaan posterior lensa. Pada janin saluran ini
simpatik yang berlebihan seperti dalam keadaan takut. berisi A.hyaioidea, yang menghilang beberapa saat sebelum lahir-
Fungsi corpus vitreum adalah membantu meningkatkan daya
Tunica Nervosa: Retina pembesaran mata. juga menyokong permukaan posterior leirsa
Retina terdiri dari pars pigmentosa di sebelah luar dan pars dan membantu melekatkan pars nervosa ke pars pigmentosa
nervosa di sebelah dalam. Permukaan luar berhubungan dengan retina.
choroidea dan permukaan dalam berhubungan dengan corpus
vitreum (Gambar 18-9). Tiga perempat posterior retina merupakan Lensa (Lens)
organ receptor. Pinggir anteriornya membentuk cincin berombak, Lensa (Gambar 18-9) adalah struktur bikonveks yang transparary
ora serrata, yang merupakan ujung akhir pars nervosa. Bagian yang dibungkus oleh kapsul yang transparan. Terletak di belakang
anterior retina bersifat bukan merupakan reseptor dan hanya iris dan di depan corpus vitreum, serta dikelilingi processus
terdiri dari sel-sel berpigmen dengan lapisan epitel silindris di ciliaris.
lapisan dalam. Bagian anterior retina ini menutupi processus Lensa terdiri dari capsula elastis, yang membungkus epi-
ciliaris dan beiakang iris. theliun cuboideum, yang terbatas pada permukaan anterior
Pada pusat bagian posterior retina terdapat daerah lonjong lensa; dan fibrae lentis yang dibentuk dari epithelium cuboideum
kekuningan, macula lutea, yang merupakan area retina dengan pada equator lentis. Fibrae lentis men1,'usun bagian terbesar lensa.
daya lihat yang palingjelas. Ditengahnya terdapat lekukal, disebut
fovea centralis (Gambar 18-9).
Nervus opticus meninggalkan retina kira-kira 3 mm dari sisi
medial macula lutea melalui discus nervi optici. Discus nervi
Perubahan Bentuk Lensa dan Akomsdasi
optici agak cekung pada bagian tengahnya, yaitu merupakan
tempat di mana nervus opticus ditembus oleh arteria centralis Capsula lentis yang elastis terdapat dalam keadaan tegang,
retinae (Gambar 18-9). Pada discus nervi optici tidak terdapat sel- menyebabkan lensa berada tetap dalam bentuk bulat dan bukan
sel batang dan kerucut, sehingga tidak peka terhadap cahaya dan berbentuk cakram. Regio equator atau di sekeliling lensa dilekatkan
disebut sebagai "bintik buta". Pada pemeriksaan oftalmoskop, pada processus ciliaris oleh ligamentum suspensorium. Tarikan
discus nervi optici tampak berwarna merah muda pucat, jauh dari serabulserabut ligamentum suspensorium yang tersusun
lebih pucat dari area retina di sekitamya. radier menyebabkan lensa elastis ini menjadi pipih, sehingga mata
dapat difokuskan pada objek-objek yang jauh.
I Anatomi Permukaan Mata Rangka sepertiga bagian luar meatus adalah cartilago elastis,
dan dua pertiga bagian dalam adalah tulang, yang dibentuk oleh
Penanda permukaan utama dikaitkan dengan mata diperlihatkan lempeng tympani. Meatus dilapisi oleh kulit, dan sepertiga bagian
dalam Gambar 18-12. luarnya mempunyai rambut, glandula sebacea, dan glandula
bola mata
M. rectus
lateralis
N. opticus
sinus sphenoidalis
A. basilaris
mesencephalon
Gambar 18-10 CT scan tengkorak memperlihatkan dinding orbita dan bola mata.
MATA DAN TELINGA 627
bola mata
N. opticus
Gambar 18-11 MRI axial (horizontal), memperlihatkan isi rongga orbita dan rongga otak. Perhatikan bahwa bola mata, nervus
opticus, chiasma opticum, dan otot-otot extraoculi dapat diidentifikasi,
ceruminosa. Glandula ceruminosa merupakan modifikasi ke- cavitas tympani dari meningen dan lobus temporalis cerebri di
lenjar keringat yang menghasilkan secret lilin berwarna coklat dalam fossa cranii media.
kekuningan. Rambut dan 1ilin ini merupakan barier yang lengket, Lantai dibentuk di bawah oleh lempeng tipis tulang, yang
untuk mencegah masuknya benda asing. mungkin sebagian diganti oleh jaringan fibrosa. Lempeng
Saraf sensorik yang menyarafi kulit yang melapisi meatus ini memisahkan cavitas tympani dari bulbus superior vena
berasal dari nervus auriculotemporalis dan ramus auricularis jugularis interna (Gambar 18-16).
nervi vagi. Dinding anterior dibentuk di bawah oleh lempeng tipis tulang
Aliran limfe menuju ke nodi parotidei superficiales, mastoidei, yang memisahkan cavitas tympani dari arteria carotis interna
dan cervicales superfi cia les. (Gambar 18-16). Pada bagian atas dinding anterior terdapat
muara dari dua buah saluran. Saluran yang lebih besar dan
margo orbitalis
sclera
caruncula lacrimalis
cornea
lacus lacrimalis
iris
plica semilunaris
plexus arteriae
lacus lacrimalis conjunctivae su perf iciales
caruncula lacrimalis
r'18
papilla lacrimalis
Gambar 18-12 l4ata kiri seorang wanita berusia 29 tahun. A. Struktur utama dilihat pada pemeriksaan mata, B. Pembesaran
sudut medial di antara kelopak mata. C. Palpebra inferior, ditarik ke bawah dan sedikit dieversi untuk memperlihatkan punctum
lacrimale.
pertama cochlea yang ada di bawahnya (Gambar 18-13 dan Medial dari fenestra ini terdapat perilympha pada ujung
18-15). Di atas dan belakang promontorium terdapat fenestra buntu scala tympani. (Lihat ha1. 636).
vestibuli, yang berbentuk lonjong dan ditutupi oleh basis
stapedis. Pada sisi medial fenestra terdapat perilympha Kerang tulang yang berkembang dari dinding anterior meluas
scalae vestibuli telinga dalam. Di bawah ujung posterior ke belakang pada dinding medial di atas promontorium dan di
promontorium terdapat fenestra cochleae, yang berbentuk atas fenestra vestibuli. Kerang ini menyokong musculus tensor
bulat dan ditutupi oleh membrana tympanica secundaria. tympani. Ujung posteriornya melengkung ke atas dan membentuk
lvlATA DAN TELINGA 629
helix
tl,l,ltt,,
crus longum incudis pars flaccida
traous
-F
pars tensa
A concha
lobulus kerucut cahaya (cone of light)
os malleus
os tncus
os stapes
canalis semicircularis
N. vestibularis
N. cochlearis
N. facialis
cochlea
promontoriunl
meatus acusticus
externus M. tensor tympani
B lobulus
A. carotis interna
tuba auditiva
N. facialis
processus styloideus
Gambar 18-13 A. Bagian-bagian auricula telinga luar. Panah menunjukkan arah tarikan auricula yang harus dilakukan untuk
meluruskan meatus acusticus externus sebelum memasang otoskop pada orang dewasa. B, Bagian luar dan tengah telinga
kanan, dilihat dari depan. C. Membrana tympanica kanan dilihat melalui otoskop.
takil9 disebut processus cochleariformis. Di sekeliling takik ini Sesampainya di dinding posterior prominentia ini melengkung ke
tendo musculus tensor tympani membelok ke lateral untuk sampai bawah di belakang pyramis.
ke tempat insersinya yaitu manubrium ma1lei (Gambar 18-16).
Sebuah rigi bulat berjalan secara horizontal ke belakang, di Membrana Tympanica
atas promontorium dan fenestra vestibuli dan dikenal sebagai Membrana tympanica (Gambar 18-13) adalah membrana fibrosa
prominentia canalis nervi facialis (berisi nervus facialis). tipis yang berwarna kelabu mutiara. Membrana ini terletak
630
tuba auditiva
promontorium
stapes
malleus
tncus
cavitas tympani
ductus endolymphaticus
meatus acusticus
externus
canalis semicircularis
lateralis
sinus sigmoideus
antrum mastoideum
/rA\- basisstaoedis
tt[-.ffi
-r==/stapes
Gambar 18-14 A. Bagian-bagian telinga kanan dalam hubungannya dengan os temporale, dilihat dari atas. B. Tulang-tulang
pendengaran,
I'AATA DAN TELINGA 631
miring, menghadap ke bawah, depary dan lateral Permukaannya tulang. Alur itu, sulcus lympanicus, di bagian atasnya berbentuk
cekung ke lateraf dan pada cekungan yang paling dalam terdapat incisura. Dari sisi-sisi incisura ini berjalan dua piica, plica mallearis
lekukan kecil, umbo, yang dibentuk oleh ujung manubrium anlerior dan posterior, yang menuju ke processus lateralis mallei.
ma1lei. Jika membran terkena cahaya otoskop, bagian cekung ini Daerah segitiga kecil pada membrana tympanica yang dibatasi
menghasilkan kerucut cahaya, yang memancar ke anterior dan oleh plica-plica tersebut lemas dan disebut pars flaccida (Gambar
inferior dari umbo. 18-13). Bagian lairmya tegang disebut pals tensa. Manubrium
Membrana tympanica berbentuk bulat dengan diameter lebih mallei dilekatkan di bawah pada permukaan dalam membrana
kurang 1 cm. Pinggirnya tebal dan meiekat di dalam alur pada tympanica oleh membrana mucosa.
tegmen tympani
recessus epitympanicus
ligamentum posterius
caput mallei crus longum
incudis
M. stapedius
pyramis
tensor tympani
tuba auditiva
anterior
cavitas tympani cellulae mastoideae
A. carotis interna
manubrium mallei
membrana tympanica
N. facialis
basis stapedis chorda tympani
processus styloideus
ganglion genicuiatum
aditus ad antrum
M. tensor tympani
pyramrs
promontorium
fenestra cochleae
N facialis
processus styloideus
Gambar 18-15 A. Dinding lateral cavitas tympani dextra dilihat dari sisi medial, Perhatikan letak ossicula dan antrum
mastoideum. B. Dinding medial cavitas tympani dextra dilihat dari sisi lateral. Perhatikan posisi nervus facialis di dalam canalis
osseus.
632 BAB 18
Membrana tympanica sangat peka terhadap nyeri dan bersendidi posterior dengan incus. Collum adalah bagian
permukaan luarnya disarafi oleh nervus auriculotemporalis dan sempit di bawah caput. Manubrium berjalan ke bawah
ramus auricularis nervi vagi. dan belakang dan melekat dengan erat pada permukaan
medial membrana tympanica. Manubrium ini dapat dilihat
Ossicu la Aud itus (Tu lang-Tu lang Pendengaran) melalui membrana tympanica pada pemeriksaan dengan
otoskop. Processus anterior adalah tonjolan tulang kecil yang
Ossicula auditus adalah malleus, incus, dan stapes (Gambar 1B-14
dihubungkan dengan dinding anterior cavitas tympani oleh
dan 1B-15).
sebuah ligamen. Processus lateralis menonjol ke lateral dan
I Malleus adalah tulang pendengaran terbesar, dan mempunyai melekat pada plica mallearis anterior dan posterior membrana
capuflcollum, crus longum atau manubrium, sebuah processus tympanica.
anterior dan processus lateralis. Caput berbentuk bulat dan
ganglion geniculatum
canalis
semicircularis lateralis piamater
>.* arach noid ea mater
r,'l:iarillii:'':iriii i,\ lapisan meningeal duramater
.Y M. tensor tympani
anterior
{ processus cochleariformis
-\ tuba auditiva
r)\
/(l
chorda tympani
plexus sympathicus
cellulae mastoideae sinus petrosus inferior
N. facialis ramus tympanrcus
N. glossopharyngeus
chorda tympani
bulbus superior V. jugularis interna
M. stapedius
cochlea
Gambar 18-16 A. Cavitas tympani dan struktur yang ada di sekitarnya. Labyrinthus osseus (B) dan membranaceus (C)
MATA DAN TELINGA 633
a Incus mempunyai corpus yang besar dan dua crus (Gambar lateral yang berlebihan, menyebabkan pemisahan sementara
18-14). Corpus berbentuk bulat dan bersendi di anterior facies articularis antara malleus dan incus, dan ini menyebabkan
dengan caput mallei. Crus longum berjalan ke bawahbelakang basis stapes tidak ditarik ke lateral dari fenestra vestibuli.
dan seiaiar dengan manubrium mallei. Uiung bawahnya Selama penghantaran getaran dari membrana tympanica
melengkung ke medial dan bersendi dengan caput stapedis. ke perilympha melalui ossicula, mengalami pembesaran dengan
Bayangannya pada membrana tympanica kadang-kadang rasio 1,3 berbanding.l. Ditambah lagi, luas membrana tympanica
dapat dilihat pada pemeriksaan dengan otoskop. Crus breve lebih kurang 17 kali leblh besar daripada luas basis stapedis, hal
menonjol ke belakang dan dilekatkan pada dinding posterior ini mengakibatkan tekanan efektif pada perilympha meningkat
dengan rasio 22 berbanding '1.
cavitas tympani oleh sebuah ligamen.
l) Stapes mempunyai caput, collum, dua lengan, dan sebuah
basis (Gambar 18-14). Caput kecil dan bersendi dengan crus
longum incudis. Collum sempit dan merupakan tempat
insersi musculus stapedius. Kedua lengan berjalan divergen
Tuba Auditiva
dari collum dan melekat pada basis yang lonjong. Pinggir
basis dilekatkan pada pinggir fenestra vestibuli oleh sebuah Tuba auditiva menghubungkan dinding anterior cavitas tympani
cincin fibrosa, yang disebut ligamentum annulare. ke nasopharynx (Gambar 18-13). Sepertiga bagian posteriornya
adalah tulang dan dua pertiga bagian anteriornya adalah kartilago.
Pada saat turury tuba berjalan di pinggir atas musculus constrictor
0tot-0tot Ossicula
pharynges superior. Tuba berfungsi menyeimbangkan tekanan
Otot-otot ossicula adalah musculus tensor tympani dan musculus udara di dalam cavitas tympani dengan nasopharynx.
stapedius.
Otot-otot ossicula, persarafannya, dan fungsinya diringkas
dalam Tabel 18-2.
Antrum Mastoideum
Antrum mastoideum terletak di belakang cavitas tympani di
dalam pars petrosa ossis temporalis (Gambar 18-14). Berhubungan
dengan cavitas tympani melalui aditus (Gambar 18-15).
malleus
II
:
ta
td
membrana tympanica
helicotrema
membrana
tympanica
.F
serabut basilar
pada membrana basilaris
Gambar lA-17 A. Getaran musik berjalan melalui meatus acusticus externus dan menyebabkan membrana tympanica
bergerak ke medial; caput mallei dan incus bergerak ke lateral, dan crus longum incudis beserta stapes bergerak ke lateral.
B. Gerakan ke medial dari basis stapedis pada fenestra vestibuli menyebabkan gemkan (knda panah) perilympha di dalam
scala vestibuli. Pada apex cocleae (helicotrema). gelombang kompresi di dalam perilympha diteruskan ke bawah scala tympani,
menyebabkan penonjolan ke luar dari membrana tympanica secundaria pada fenestra cochleae. C. Gerakan perilympha (tanda
panah) setelah gerakan basis stapedis. Perhatikan posisi serabut-serabut basilaris pada membrana basilaris.
lylATA DAN TELTNGA 635
Nervus Tympanicus
Seluruh perjalanan ner!'us facialis diuraikan di halaman 527.Pada
saat tiba di dasar meatus acusticus internus, Nervus facialis masuk Nervus tympanicus dipercabangkan dari nervus glosso-
ke dalam canalis facialis (Gambar 18-14). Nervus ini berjalan ke pharyngeus, tepat di bawah foramen jugulare. (Lihat ha1. 529).
lateral di atas vestibulum telinga dalam sampai mencapai dinding Nervus ini berjalan melalui dasar cavitas tympani dan pada
medial cavitas tympani. Di sini, nervus membesar membentuk promontorium (Gambar 18-16). Di sini nervus membentuk
ganglion geniculatum (Gambar 18-15 dan 18-16). Kemudian plexus tympanicus. Plexus tympanicus menyarafi lapisan cavitas
nerl.us membelok tajam ke belakang di atas promontorium. tympani dan mempercabangkan nervus petrosus minoq, yang
Sesampainya di dinding posterior cavitas tympani, nervus ini mengirim serabut-serabut sekretomotorik untuk glandula parotis
membelok ke bawah pada sisi medial aditus ad antrum (Gambar via ganglion oticum.
18-16). Kemudian nervus berjalan turun pada dinding posterior
cavitas tympani, di belakang pyramis, dan akhimya keluar melalui
foramen stylomastoideum ke dalam leher.
I Telinga Dalam atau Labyrinthus
Labyrinthus terletak di dalam pars petrosa ossis temporalis, medial
terhadap ielinga tengah (Gambar 18-1.4). Terdiri dari labyrinthus
I Cabang-Cabang Penting Pars osseus, tersusun dari sejumlah rongga di dalam tulang; dan
labyrinthus membranaceus, tersusun dari sejumlah saccus dan
lntrapetrosa Nervus Facialis
ductus membranosa di dalam labyrinthus osseus. Untuk deskripsi
Nervus petlosus major dicabangkan dari nervus facialis rinci struktur mikroskopik labyrinthus disarankan membaca buku
pada ganglion geniculatum (Gambar 18-16). Nervus ini histologi.
mengandung serabut-serabut preganglionik parasimpatik
yang berjalan ke ganglion pterygopalatinum, dan dari sini Labyrinthus Osseus
dilanjutkan melalui nervus zygomaticus dan nervus lacrimalis
ke glandula lacrimalis. Serabut-serabut posganglionik lainnya Labyrinthus osseus terdiri atas tiga bagian: vestibulum, canalis
berjalan melalui nervus nasalis dan nervus palatinus ke semicircularis, dan cochiea (Gambar 18-16). Ketiganya merupakan
kelenjar-kelenjar membrana mucosa hidung dan palatum. rongga-rongga yang terletak di dalam substantia compacta
Nervus petrosus major juga mengandung banyak serabut tulang. Mereka dilapisi oleh endosteum dan berisi cairan
pengecap dari membrana mucosa palatum. Nervus ini bening, perilympha, yang di dalamnya terdapat labyrinthus
keluar dari permukaan atas Pars Petrosa ossis temporalis membranaceus (Gambar 18-17).
dan akhimya bergabung dengan nervus Petrosus profundus Vestibulum, merupakan bagian tengah labyrinthus osseus,
dari plexus sympathicus pada arteria carotis interna dan terletak posterior terhadap cochlea dan anterior terhadap canalis
membentuk nervus canalis pterygoidei. Nervus ini berjalan ke semicircularis. Pada dinding lateralnya terdapat fenestra vestibuli
depan, masuk ke fossa pterygoidea, dan berakhir di ganglion yang ditutupi oleh basis stapedis dan ligamentum amularenya,
pterygopalatinum. dan fenestra cochleae yang ditutupi oleh membrana tympanica
Nervus ke musculus stapedius berasal dari nervus facialis secundaria (Gambar 18-17). Di dalam vestibulum terdapat
pada waktu nervus ini berjalan turun di dalam canalis facialis, sacculus dan utriculus labyrinthus membranosa (Gambar 18-16).
di belakang pyramis (Gambar 18-16). Nervus ini menyarafi Ketiga canalis semicircularis, yaitu canalis semicircularis
otot di dalam pyramis. superior, posterior, dan lateral bermuara ke bagian posterior
Chorda tympani berasal dari nervus facialis tepat di atas vetibulum. Setiap canalis mempunyai sebuah pelebaran diujungnya
foramen stylomastoideum (Gambar 18-L5). Nervus ini masuk disebut ampulla. Canalis bermuara ke dalam vestibulum melalui
cavitas tympani dekat pinggir posterior membrana tympanica. lima lubang, salah satunya dipergunakan bersama oleh dua canalis.
Kemudian berialan ke depan di atas membrana tympanica dan Di dalam canalis terdapat ductus semicircularis (Gambar 18-16).
menyilang pangkal manubrium mallei (Gambar 18-15). Nervus Canalis semicircularis superior terletak vertikal dan tegak
terletak di dalam celah di antara membrana mucosa dan lurus terhadap sumbu panjang os petrosum. Canalis semicircularis
lapisan fibrosa membrana tympanica. Nervus meninggalkan posterior juga vertikaf tetapi terletak sejajar dengan sumbu
cavitas tympani melalui fissura petrotympanica dan masuk ke panjang os petrosum. Canalis semicircularis lateralis terletak
636 BAB 18
horizontal pada dinding medial aditus ad antrum, di atas canalis di dalam kantung buntu kecil, yaitu saccus endolymphaticus
nervi facialis. (Gambar 18-16). Saccus ini terletak di bawah duramater pada
Cochlea berbentuk seperti rumah siput. Cohclea bermuara permukaan posterior pars petrosa ossis temporalis.
ke dalam bagian anterior vestibulum (Gambar 18-16). Umumnya Pada dinding utriculus dan sacculus terdapat receptor sensoris
terdiri atas safu pilar sentral, modiolus cochleae, dan modiolus khusus yang peka terhadap orientasi kepala akibat gaya berat atau
ini dikelilingi tabung tulang yang sempit sebanyak dua setengah tenaga percepatan lain.
putaran. Setiap putaran berikutnya mempunyai radius yang lebih Ductus semicircularis meskipun diametemya jauh lebih
kecil sehingga bangunan keseluruhannya berbentuk kerucut. kecil dari canalis semicircularis mempunyai konfigurasi yang
Apex menghadap ke anterolateral dan basisnya ke posteromedial. sama. Ketiganya tersusun tegak lurus satu dengan iainnya,
Putaran basal pertama dari cochlea inilah yang tampak sebagai sehingga ketigf bidang terwakili. Setiap kali kepala mulai atau
promontorium pada dinding medial cavitas tympani. berhenti bergerak, atau |ika kecepatan gerak kepala bertambah
Modiolus mempunyai basis yang lebar, terletak pada dasar atau berkurang, kecepatan gerak endolympha di dalam ductus
meafus acusticus internus. Modiolus ditembus oleh cabang-cabang semicircularis akan berubah sesuai dengan hal tersebut terhadap
nervus cochlearis. Pinggir spiraf lamina spiralis, mengeiilingi dinding ductus semicircularis. Perubahan ini dideteksi oleh
modiolus darr menonjol ke dalam canalis dan membagi canalis receptor sensoris di dalam ampulla ducfus semicircularis.
ini. Membrana basilaris terbentang dari pinggir bebas lamina Ductug cochlearis berbentuk segitiga pada potongan
spiralis sampai ke dinding luar tulang, sehingga membelah melintang dan berhubungan dengan sacculus melalui ductus
canalis cochlearis menjadi scala vestibuli di sebelah atas dan reuniens. Epitel sangat khusus yang terletak di atas membrana
scala tympani di sebelah bawah. Perilympha di dalam scala basilaris membentuk organ Corti dan mengandung receptor-
vestibuli dipisahkan dari cavitas tympani oleh basis stapedis dan receptor sensoris untuk pendengaran. Penjelasan rinci dari organ
ligamentum arurulare pada fenestra vestibuli. Perilympha di dalam Corti dapat dilihat dalam buku histologi.
scala tympani dipisahkan dari cavitas tympani oleh membrana
tympanica secundaria pada fenestra cochleae.
N ervus Vesti bu lococh learis
Labyrinthus Membranaceus
Setibanya di dasar meatus acusticus internus (lihat hal. 529), nervus
Labyrinthus membranaceus terletak di dalam labyrinthus osseus ini terbagi menjadi nervus vestibularis dan nervus cochlearis
(Gambar 18-16). Labyrinthus ini berisi endol1'rnpha dan dikelilingi (Gambar 18-13).
oleh perilympha. Labyrinthus membranaceus terdiri atas utriculus Nervus vestibularis melebar untuk membentuk ganglion
dan sacculus, yang terdapat di daiam vestibulum osseus; tiga vestibulare. Cabang-cabang nervus kemudian menembus ujung
ductus semicircularis, yang terletak di dalam canalis semicircularis lateral meatus acusticus internus dan masuk ke dalam labyrinthus
osseus; dan ductus cohclearis yang terletak di dalam cochlea. membranaceus unfuk menyarafi utriculus, sacculus, dan ampullae
Struktur-struktur ini saiing berhubungan dengan bebas. ductus semicircularis.
Utriculus adalah yang terbesar dari dua buah saccus vestibuli Nervus cochlearis bercabang-cabang dan masuk ke foramina
yang ada. Utriculus dihubungkan tidak langsung dengar sacculus pada basis modiolus. Ganglion sensoris nervus ini berbentuk
dan ductus endolymphaticus oleh ductus utriculosaccularis. ganglion spirale cochleae memanjang, yang terletak di dalam
Sacculus berbentuk bulat dan berhubungan dengan utriculus, canalis yang mengelilingi modiolus, pada basis laminae spiralis.
seperti sudah dijelaskan di atas. Ductus endolymphaticus, setelah Cabang-cabang perifer nervus ini berjalan dari ganglion ke organ
bergabung dengan ductus utriculosaccularis akan berakhir Corti.
4. Musculus obliquus superior mata disarafi oleh: 9. Infeksi telinga tengah dapat menyebar sepanjang perjalanan di
A. Nervus trigeminus bawah ini, kecuali:
B. Nervus trochlearis A. Melalui tegmen tympani ke fossa crania media.
C. Nervus abducens B. Meialui dinding medial ke dalam labyrinthus.
D. Chorda tympani C. Melalui canalis untuk musculus tensor tympani ke arteria
E. Nervus oculomotorius carotis interna.
D. Melalui iantai ke vena jugularis interna.
Musculus orbicularis oculi disarafi oleh: E. Melalui aditus ke antrum mastoideus masuk ke dalam
A. Nervus facialis. cellulae mastoidea.
B. Nervus lacrimalis.
C. Nervus maxillaris. 10. Pernyataan berikut ini benar untuk membrana tympanica,
D. Nervus nasociliaris. kecuali:
E. Nervus frontalis. A. Berwarna abu-abu mutiara.
B. Cekung ke lateral.
6. Canalis opticus merupakan muara yang terletak di: C. Disilang oleh chorda tympani di atas facies medialis pars
A. A1a minor ossis sphenoidalis. inferior membrana.
B. Os occipitale. D. Cara yang paling baik untuk melihatnya pada orang
C. Pars petrosa ossis temporalis. dewasa yaitu dengan menarik auricula ke atas dan
D. Os frontale. belakang.
E. Pars squamosa ossis temporalis. E. Permukaan dalam diliputi oleh membrana mucosa.
7. Meatus acusticus internus di cranium: 11. Pernyataan berikut ini benar untuk chorda tympani, kecuali:
A. Terletak di corpus ossis sphenoidalis. A. Mengandung serabut posganglionik parasimpatik.
B. Terletak di os mastoideum. B. Mengandung serabut sensorik khusus (pengecap)
C. Dilalui oleh nervus glossopharyngeus. C. Bergabung dengan nervus lingualis di fr:ssa infra-
D. Hanya dilalui oleh musculus vestibulocochlearis. temporalis.
E. Dilalui oleh nervus facialis dan nervus vestibulo- D. Merupakan cabang nervus facialis di os temporale.
cochlearis. E. Membawa serabut-serabut sekretomotorik ke glandula
salivaria submandibularis dan sublingualis.
1. D yang benar. Musculus levator palpebrae superioris disarafi C yang benar. Musculus obliquus inferior mata disarafi oleh
oleh nervus oculomotorius. Namun, serat-serat otot polos nervus oculomotorius.
musculus levator palpebrae superioris disarafi oleh nervus
simpatik. (Pada Sindroma Homer, di mana terdapat lesi J. E yang benar. Musculus recfus lateral mata disarafi oleh nervus
pada nervus simpatik, terjadi ptosis ringan). Otot 1urik, yang abducens (Gambar 18-2).
membentuk sebagian besar otot, menerima persarafan dari
nervus oculomotorius. Gangguan nervus oculomotorius 4. B yang benar. Musculus obliquus superior mata disarafi oleh
menyebabkan ptosis berat. nervus trochlearis (Gambar 18-3).
638 BAB 18
5. A yang benar. Musculus orbicularis oculi merupakan sebuah memutar mata ke medial dan bawah (karena origo otot-otot
otot ekspresi wajah dan disarafi oleh nerl.us facialis. ini terdapat di belakangorbita medial terhadap sumbu vertikal
bola mata). Nerr,-us oculomotorius menyarafi musculus
6. A yang benar. Canalis opticus merupakan foramen pada recfus medial, superior, dan inferior serta musculus obliquus
aia minor ossis sphenoidalis (Gambar L8-2). Meialui canalis inferior.
ini berjalan nervus opticus dan dikelilingi oleh sarung
tubular meningen dan liquor cerebrospinalis serta arteria 9. C y*g tidak benar. Canalis untuk musculus tensor tympani
ophthalmica. tertutup pada bagian dalamnya dan diisi oleh origo musculus
tensor {rmpani.
7. E yang benar. Meatus acusticus intemus di tengkorak dilalui
oieh nervus facialis dan nervus vestibulocochlearis dari fossa 10. C yang tidak benar. Chorda tympani menyiiang facies medialis
cranii posterior ke telinga dan sekitamya, pada nervus facialis pars superior membrana tympani (Gambar 18-15).
(Gambar 18-14).
11. A yang tidak benar. Chorda tympani mengandung serabut
8. D y*g tidak benar. Musculus obliquus memutar bola mata preganglionik parasimpatik.
ke lateral. (Sebagai tambahary musculus obliquus superior
memutar mata ke bawah, dan musculus obliquus inferior 12. D yang benar. Nervus oculomotorius mengandung serabut
memutar mata ke atas). Musculus recfus superior memutar parasimpatik yarg menyarafi musculus constrictor papillae,
mata ke medial dan atas, serta musculus rectus inferior yang dibutuhkan untuk konstriksi pupil pada refleks cahaya
langsung dan konsensual.
Sistem
Pencernaan
639
DindingAbdomen,
o Cavitas Peritonealis,
Spatium
Retroperitoneale, dan
Tractus Digestivus
640
DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 641
lnguinalis
Catatan Fisiotogi: Fungsi Canatis 650 Mesenterium lntestinum Tenue 687
Catatan Fisiotogi: Mekanisme Canatis lnguinalis 650 Gambaran Radiografi Jejunum dan lleum 688
lntestinum Crassum
Funicutus Spermaticus 653 688
Catatan Embriotogi: Pembentukan Canatis lnguinatis 653 Catatan Fisiolcgi: Fungsi lntestinum Crassum 688
Rectum 694
Catatan Embriotogi: Pembentukan Peritoneum
Canatis Anatis 696
dan Cavitas Peritoneatis 665
Pembentukan Bursa Omentate dan Kantong Besar Peritonei 666 Catatan Fisiologi: Proses Defekasi 698
TractusDigestivus 668 Gambaran Radiografi lntestinum Crassum 700
Oesophagus 668 Catatan Embriologi: Pembentukan Tractus Digestivus 700
Catatan Fisiologi: Fungsi Oesophagus 670 Rotasi Lengkung Usus Tengah di Funicutus Umbiticatis dan
Masuknya Kembati ke Datam Cavum Abdominatis 703
CatatanFisiologi:SphincterGastrooesophagicus 670
Pendarahan Tractus Digestivus yang Sedang Berkembang 708
Gambaran Radiografi Oesophagus 670
Anatomi Permukaan DindingAbdomen dan Tractus
Gaster 671
Gastroi ntestinalis 708
Catatan Fisiologi: Fungsi Gaster 671
Penanda Permukaan Dinding Abdomen 708
Catatan Fisiologi: Sphincter Pyloricus 672 Penanda Permukaan Viscera Abdomen 712
Penampang Anatomi Abdomen 675
Pertanyaan 715
Gambaran Radiografi Gaster 678
Jawaban dan Penjetasan 719
lntestinum tenue 678
I lyeri abdomen akut, trauma tumpul dan tajam pada dinding tantangan diagnostik khusus; banyak penyakit pada masa anak-anak
| \ ubdo.en, serta pendarahan gastrointestinal adalah masalah memberikan gejala nyeri abdomen.
yang umum ditemukan oleh profesional medis. Masalah-masalah ini Tujuan bab ini adalah memberikan uraian singkat mengenai
menjadi rumit, karena di dalam abdomen terdapat berbagai sistem anatomi dasar abdomen dengan tujuan khusus pada dinding
organ, dan pada banyak pasien melibatkan lebih dari satu system. abdomen, tractus digestivus, dan cavitas peritonealis. Hepar, ductus
Pengetahuan mengenai hubungan antar ruang organ-organ choledochus, pancreas, dan lien yang erat kaitannya dengan tractus
abdomen yang berbeda penting untuk menegakkan diagnosis yang gastrointesti nal is d iuraikan dalam bab berikutnya.
akurat dan komplit. Anak-anak dengan nyeri abdomen memberikan
642 BAB 19
I Kulit
19-1,.
ramus lateralis
N. thoracalis Vll
'(
,i,/
I
r/
,!
ramus lateralis
t' N. iliohypogastricus (Ll )
'r,I.
anulus inguinalis
superficialis
N. ilioinguinalis
Gambar 19-1 Dermatom dan distribusi nervus kulit pada dinding anterior abdomen.
DINDING ABDOIIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 643
didarahi oleh arteria epigastrica superficialis, arteria circumflexa di sisi lateral dan atas. Di inferior, stratum membranosum berjalan
ilium superficialis, dan arteriae pudendae extemae superficiales, di atasligamentuminguinaleuntukbersatu denganfasciaprofunda
yang merupakan cabang-cabang dari arteria femoralis. tungkai atas (fascia lata) sekitar satu jari di bawah ligamentum
Vena: Aliran vena mengalir ke atas terutama ke vena axillaris inguinale. Di garis tengalL stratum membranosum tidak melekai
melalui vena thoracica lateralis dan ke bawah ke vena femoralis pada os pubis, tetapi membentuk selubung tubular untuk penis
melalui vena epigastrica superficialis dan vena saphena magna (atau clitoris). Di perineum, stratum membranosum melekat pada
(Gambar 19-2). masing-masing pinggir arcus pubis dan dikenal sebagai fascia
Collesi. Di posterior, stratum membranosum bersatu dengan
corpus pineale dan pinggir posterior membrana perinealis.
Aliran Limfe
Pembuluh limfe cutaneus di atas umbilicus bermuara ke atas ke
dalam limfonodus axillaris anterior. Pembuluh di bawah umbilicus
I Fascia Profunda
bermuara ke bawah ke dalam nodus inguinalis superficialis Pada dinding anterior abdomery fascia profunda merupakan
(Gambar 19-3). lapisan tipis iaringan ikat yang meliputi otot-otot.
V. thoracica lateralis
bermuara ke
V. axillaris
V circumflexa iliaca
superficialis bermuara
ke V. saphena magna A. circumflexa iliaca
profunda cabang dari
A. iliaca exierna
V epigastrica
superficialis bermuara
ke V. saphena magna posisi annulus
inguinalis profundus
Gambar 19-2 Pada sisi kiri, aliran arteria dan vena dinding anterior abdomen. Pada sisi kanan, pendarahan dinding anterior
abdomen.
644 BAB 19
\
nodi lymphodei axillares anteriores
Gambar 19-3 Aliran limfe kulit dinding anterior dan posterior abdomen
otot vertikai yang 1ebar, musculus rectus abdominis (Gambar19-6). ketiga aponeurosis berjalan ke anterior musculus rectus abdominis,
Pada saat ketiga lapis aponeurosis berjalan ke depary aponeurosis sehingga tidak ada lamina posterior sarung di bawah spina iliaca
itu membungkus musculus rectus abdominis dengan membentuk anterior superior. Di bawah, plnggir yang berbentuk bulan sabit
vagina musculi recti abdominis. di lamina posterior vagina musculus recti abdominis disebut linea
Pada bagian bawah vagina musculi recti abdominis mungkin arcuata. Ketiga aponeurosis bergabung menjadi satu dan bersama
terdapat sebuah otot kecil dinamakan musculus pyramidalis. dengan ketiga aponeurosis sisi lainnya di garis tengah di antara
Musculus cremaster membentuk sebaglan pembungkus musculus rectus abdominis kanan dan kiri membentuk pita fibrosa
funiculus spermaticus dan berasal dari serabut-serabut bagian disebut linea alba, yang terbentang dari processus xiphoideus di
bawah musculus obliquus abdominis internus; otot ini berjalan ke atas sampai symphysis pubica di bawah.
inferior dan masuk ke scrotum (lihat Gambarl9-11). Lamina posterior vagina musculi recti abdominis tidak
Otot-otot dinding anterior abdomen diringkas dalam Tabel melekat pada musculus rectus abdominis. Intersectiones tendineae
79-7. transversa, biasanya berjumlah tiga buah: Satu setinggi processus
xiphoideus, satu setinggi umbilicus, dan satu di antara keduanya
aponeurosrs
M. obliquus
abdominis
externus
fascia superficialis
lapisan lemak
(fascia Camperi)
posisi penis
lapisan lemak
(fascia Camperi)
slratum membranosum
(fascia Scarpae)
membrana
:9
M. dartos
Gambar 19-4 A. Susunan panniculus adiposus dan stratum membranosum fascia superficialis pada bagian bawah dinding
anterior abdomen. Perhatikan garis pertemuan di antara stratum membranosum dan fascia profunda tungkai atas (fascia lata).
B. Perhatikan perlekatan stratum membranosum pada pinggir posterior membrana perinealis. Panah menunjukkan arah yang
dilalui urin pada kasus ruptur urethra.
transversus abdominis
fascia lumbalis
ligamentum inguinale
Gambar 19-5 Musculus obliquus abdominis externus, musculus obliquus abdominis internus, dan musculus transversus
abdominis pada dinding anterior abdomen.
DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUhI RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 647
processus xiphoideus
linea alba
intersectiones tendineae
obliquus externus
abdominis
linea semilunaris
M. rectus abdominis
ligamentum inguinale
M. pyramidalis
tuberculum pubicum
funiculus spermaticus
Gambar 19-6 Musculus rectus abdominis dan vagina musculi recti abdominis tampak anterior. Krn: Dinding anterior vagina
musculi recti abdominis dibuang sebagian, memperlihatkan musculus rectus abdominis dengan intersectio tendineae. Kanan:
Dinding posterior vagina musculi recti abdominis diperlihatkan, Pinggir linea arcuata diperlihatkan setinggi spina iliaca anterior
superior.
M.obliquus extemus Delapan costa bagian Processus xiphoideus. Enam N.thoracicus Melindungi isiabdo$en; ,
'
abdominis bawah linea alba,: cr;sta prbica, bagian bawah dan menekan isl abdomeil;
tuberculum pub,l;um, , : N.ifiohypogasdricusdan memiantu feksi dan:
crista iliaca : N.ilioinguinalis {L1J rotas! trbuh; filetabantu
ekspirasi kuatr miksi, : l
M.obliquus intemus Fascia lumbalis. crista :l.'ga costa b€gian baw:h ' Enam N.thoracicus Se?erti di atast , | ,. ,
D€ri Snell RS: ClinicalAnatomy, Ed 7. Philadelphia: Lippincott Wlliams & Wilkins' 2004' hal 167
processus xiphoideus
linea alba nr"r\
Or.,r
-l
M{hnaan,er.r
superficialis M. obliquus internus abdominis
lemak ekstraperitoneal
fascia
A. epigastrica inferior A. epigastrica inferior
transversalis
peritoneum
tendon conjunctivus
pubis
funiculus spermaticus
Gambar 19-7 Vagina musculi recti abdominis tampak anterior (A) dan pada penampang sagital (B). Perhatikan susunan
aponeurosis yang membentuk vagina musculi recti abdominis.
DINDING ABDOITEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 649
fascia superficialis
aPoneurosis M. obliquus
externus abdominis
processus xiPhoideus
fascia transversalis
peritoneum
Gambar 19-8 Potongan
transversal vagina musculi recti
abdominis dilihat pada tiga
M. obliquus externus abdominis
tingkat. A. Di atas arcus costalis.
M. obliquus internus abdominis
lV1. transversus abdominis
B. Di antara arcus costalis dan
spina iliaca anterior superior, C.
Di bawah spina iliaca anterior
fascia transversalis superior dan di atas pubis,
symphysis pubica
M. obliquus
M. rectus abdominis
externus
abdominis tuberculum pubicum
spina iliaca
ligamenium pectineum anterior superior
M. transversus
abdominis
M. quadratus
lumborum
spina iliaca
posterior superior
ligamentum iliolumbale
Gambar 19-9 Tulang panggul dilihat dari atas. Perhatikan perlekatan ligamentum inguinale, ligamentum lacunare, dan
ligamentum pectineum.
650 BAB 19
linea pectinea
M. cremaster
funiculus
spermaticus
ligamentum inguinale
tendo conjunctivus
ligamentum lacunare
tuberculum pubicum
aponeurosis M. obliquus abdominis externus crista pubica
Gambar 19-lO Pelvis dilihat dari anterior, memperlihatkan perlekatan tendo conjunctivus pada crista pubica dan bagian
pertemuan linea pectinea.
linea alba
M. obliquus
externus abdominis
M. obliquus
abdominis internus
N. ilioinguinalis
linea pectinea
crista pubica
tendo conjunctivus
fascia superficialis
aponeurosis M. obliquus
externus abdominis
'/ (, \ f I , l
ti, t-t f* { syq'X,
l\rt.u," i:ia' is
tr(- ri.nori
Flis
M. dartos
appendix testis
kulit scrotum
fascia transversalis
anulus inguinalis profundus
lvl. transversus
abdominis --Sl A. V epigastrica inferior
M. obliquus
A. umbilicalis yang berobliterasi
internus abdominis
peritoneum lemakekstraperitoneal
l\,4. obliquus
externus abdominis
urachus
tendo conjunctivus
sisa processus vaginalis peritonei
fascia cremasterica
fascia spermatica interna
panniculus
adiposus fascia
superficialis
(fascia Camperi)
M. dartos
fascia spermatica externa
fascia cremasterica
fascia spermatica interna Gambar 19-13 A. Lanjutan berbagai lapisan dinding anterior
abdomen yang melapisi funiculus spermaticus. B. Kulit dan
tunica vaginalis
fascia superficialis dinding abdomen dan scrotum, serta tampak
pula tunica vaginalis.
DIND/NG ABDOIVIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 653
transversus abdominis
tendo conjunctivus
A
conjunctivus
Gambar 19-14 Kerja otot-otot pada canalis
inguinalis. Perhatikan bahwa canalis mengalami
"obliterasi" bila otot berkontraksi. Perhatikan juga
bahwa permukaan anterior tungkai atas melindungi
regio inguinalis jika seseorang dalam posisi
berjongkok.
plexus pampiniformis
A. testicularis
ductus deferens
pembuluh limfe
A.ductus deferentis N. genitofemoralis
fascia spermatica externa
pembuluh limfe
ductus deferens
posterior anterior
A. ductus fascia cremasterica
deferentis
fascra spermatica interna
plexus pampiniformis
A. testicularis
testis
"O,O,OUr,r{;r:
ductuli efferentes
epididymis
kulit scrotum
M. dartos
€*a-
Gambar 19-15 Testis dan epididymis, funiculus spermaticus, dan scrotum. Diagram bawah menunjukkan testis dan epididymis
terpotong melintang pada penampang horizontal,
dan membentuk musculus cremaster. Serabut-serabut otot ini Dengan cara seperti ini terbentuk canalis inguinalis pada kedua
tertanam di dalam fascia, dan selubung tubular yang kedua ini .1enis kelamin (Pada perempuan, istilah fascia spermatica harus
disebut fascia cremasterica (Gambar 19-13). Processus vaginalis diganti dengan selubung ligamentum teres uteri)
peritonei berjalan di bawah lengkung serabut-serabut musculus Sementara itu, suatu pita mesenkim yang terbentang dari kutub
transversus abdominis, oleh karena itu tidak mendapatkan bawah gonad yang sedang berkembang melalui canalis inguinalis
selubung dari lapisan abdomen ini. Waktu mencapai aponeurosis sampai pembesaran labioscrotal, menebal dan membentuk
musculus obliquus abdominis exlernus, processus vaginalis gubernaculum (Gambar'1 9-1 6).
peritonei melakukan evaginasi aponeurosis ini, membentuk anulus Pada laki-laki, testis turun melalui rongga pelvis dan canalis
inguinalis superficialis dan mendapatkan selubung tubular fascia inguinalis selama buan ke tujuh dan delapan kehidupan janin.
yang ketiga, fascia spermatica externa (Gambar 19-12 dan 19-13). Stimulus normal untuk turunnya testis adalah testosteron yang
DINDING ABDOMEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIT RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 655
disekresi oleh testis jan n. Testis mengikuti gubernaculum dan Pada perempuan, ovarium mengalami descensus masuk
mengalami descensus di belakang peritoneum pada dinding ke rongga pelvis mengikuti gubernaculum (Gambar 19-16).
posterior abdomen. Testis kemudian berjalan di beiakang processus Gubernaculum melekat pada satu sisi uterus yang sedang
vaginalis peritonei dan menarik saluran, pembuluh darah, saraf, berkembang, dan gonad tidak mengalami descensus lagi. Bagian
dan pembuluh limfenya ke bawah. Akhirnya tests terletak pada dari gubernaculum yang terbentang dari uterus sampai ke labium
posisinya di dalam scrotum yang sedang berkembang menjelang majus yang sedang berkembang menetap sebagai ligamentum
akhir bulan ke delapan. teres uteri. Jadi pada perempuan, satu-satunya struktur
Karena testis dan pembuluh-pembuluh, saluran, dan yang melalui canalis inguinalis dari rongga abdomen adalah
sebagainya yang menyertainya mengikuti jalan yang sebelumnya ligamentum teres uteri dan beberapa pembuluh limfe. Pembuluh
dilalui oleh processus vaginalis peritonei, maka struktur-struktur Iimfe mengalirkan sedikit cairan limfe dari corpus uteri ke nodi
tersebut mendapatjuga tiga selubung yang sama pada saat struktur- lymphoidei inguinales.
struktur ini melalui canalis inguinalis. Jadi funiculus spermaticus
dibungkus oleh tiga fascia konsentris: fascia spermatica externa,
fascia cremasterica, dan fascia spermatica interna.
ovanum
gubernaculum gubernaculum
M
\H
tunica vaginalis
H\ sisa gubernaculum
sisa processus
vaginalis peritonei
ligamentum
teres ovarii
Gambar 19-16 Asal, perkembangan, dan akhir dari processus vaginalis peritonei pada kedua jenis kelamin. Perhatikan
descensus testiculorum ke dalam scrotum dan descensus ovarium ke dalam pelvis.
656 BAB 19
bidang transpyloricum
lumbales
I
t
\nodi lymphoidei inguinales superficiales
kulit scrotum
janin. (Pada laki-laki, pembengkakan genitalia bersatu di garis aponeurosis musculus obliquus externus abdominis di atas anulus
tengah membentuk scrotum). Di daiam labium majus terdapat inguinalis superficialis, dan nervus ilioinguinalis berjalan melalui
banyak jaringan adiposa dan ujung terminal ligamentum teres canalis inguinalis dan keluar dari anulus ini.
uteri.
Pendarahan Dinding
Nervus Dinding Anterior Abdomen Anterior Abdomen
Nervus dinding anterior abdomen adalah ramus anterior enam Arteri: Telmasuk di dalamnya arteria epigastrica superior
nervus thoracicus bagian bawah dan nervus lumbalis pertama dan inferior, arteria circumflexa ilium profunda, arteriae
(Gambar 19-1). Nervus ini berjalan turun ke depan di dalam celah intercostales posteriores dua di bawah, dan empat arteriae
antara musculus obliquus internus abdominis dan musculus lumbales (Gambar 19-2). Arteria epigastrica superficialis,
trarsversus abdominis (Gambar 19-18). Nen'us ini menyarafi arteria circumflexa ilium superficialis, dan arteria pudenda
kulit,otot-otot, dan peritoneum parietale dinding anterior externa superficialis juga menyarafi dinding abdomen anterior
abdomen. Enam nervus thoracicus bagian bawah kemudian bagian bawah.
menembus lamina posterior vagina musculi recti abdominis. Vena: Vena mempunyai nama yang sama dengan arteria dan
Nervus lumbaiis pertama diwakili oleh nervus iliohypogastricus mengikuti pembuluh ini untuk bermuara ke vena thoracica
dan nervus ilioinguinalis, yang tidak masuk vagina musculi interna dan vena iliaca externa, vena azygos, serta vena cava
recti abdominis. Melainkan, nervus iliohypogastricus menembus inferior (Gambar 19-2).
N. cutaneus posterior
M. sacrospinalis
ramus posterior
I
i,*t M. quadratus lumbcrum
i-" i,"i
t!!r;3 i,l
M. obliquus externus
t\"1; abdominis
N. cutaneus
lateralis
N. cutaneus
lateralis
N. cutaneus anterior
Gambar 19-18 Potongan melintang abdomen memperlihatkan perjalanan nervus thoracicus bagian bawah dan nervus
lumbalis peftama.
658 BAB 19
Mesenteria
Mesenteria merupakan iipatan peritoneum berlapis dua yang
menghubungkan bagian-bagian intestinum ke dinding postedor
D/ND/NG ABDOILEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATlUlvl RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 659
rongga amnron B
tabung saraf rongga amnron
selom
intraembrionik
lipatan lateral
usus yang
sedang
berkembang
mesenkim
somatik
mesenkim
splanchnicus
selom lipatan lateral
ekstra-
embrionik
selom ekstraembrionik
permulaan
pembentukan
ductus vitelinus
c
rongga amnron
ektoderm
mesenterium dorsale
dinding tubuh
entoderm
mesenkim somatik
mesenkim splnchnicus
mesenterium ventrale
Gambar 19-19 Potongan transversal melalui embrio pada berbagai tahap perkembangan memperlihatkan pembentukan
dinding abdomen dan cavitas peritonealis. A. Selom intraembrionik memperlihatkan hubungan bebas dengan selom
ekstraembrionik (panah dua arah). B. Perkembangan lipatan lateral embrio dan permulaan dari penutupan selom
intraembrionik. C. Lipatan lateral embrio akhirnya menyatu di garis tengah dan menutup selom intraembrionik atau bakal
cavitas peritonealis.Hampir semua mesenterium ventrale hancur dan menghilang.
660. BAB 19
rongga amnron
lempeng korion
proctodeum
stomodeum
allantois
tangkai penghubung
selom
ekstraembrionik
usus depan
usus tengah
ductus vitellinus
sisa allantois
Gambar 19-20 Pembentukan funiculus umbilicalis. Perhatikan ekspansi rongga amnion (panah) sehingga funiculus diliputi oleh
amnion. Perhatikan juga bahwa pembuluh-pembuluh umbilicalis dikurangi menjadi satu vena dan dua afteri.
DINDING ABDOTAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUTA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 661
diaphragma
.._ /
A. coeliaca
pancreas
bursa omentalis
gaster
A. mesenterica superior
mesocolon transversum
bagian lll duodenum
colon transversum
mesenterium
umbilicus
kantong besar
cavitas peritonealis
lelunum
recessus inferior bursae
omentalis
omentum majus
uterus
vestca unnana
canalis analis
1*
bursa omentalis
omentum majus
lengkung-lengkung ileum
kantong besar
cavitas peritonealis
V. cava inferior
A
sulci paracolici
kanan kiri
ligamentum falciforme
V. porta
A. hepatica kantong besar
bursa omentalis
gaster
omentum (ligamentum)
gastrolienale
V cava inferior
$
ligamentum lienicorenale
ren sinister
ren dexter
Gambar 19-22 Penampang transversal abdomen memperlihatkan susunan peritoneum. Panah pada B menunjukkan letak
pintu masuk ke bursa omentalis. Penampang dilihat dari bawah.
V cava inferior
porta hepatis
lobus caudatus
(Gambar 19-27). Recessus subphrenicus posterior dexter terietak dan menjamin viscera abdomen dapat bergerak dengan mudah
di antara lobus hepatis dexter, ren dexter, dan flexura coli dextra. satu dengan yang lain. Sebagai akibat gerakan diaphragma dan
Spatium extraperitoneale dextrum terletak di antara lapis-lapis otot-otot abdomen, bersama dengan gerakan peristaltik saluran
ligamentum coronarium, sehingga terletak di antara hepar dan pencernaan, cairan peritoneal tidak statis. Bukti penelitian me-
diaphragma. nunjukkan bahwa suatu senyawa tertentu yang dimasukkan ke
dalam bagian bawah rongga peritoneum akan segera sampai ke
Sulci Paracolici recessus subphrenicus, dalam posisi tubuh apapun. Tampaknya
mengalirnya cairan intraperitoneal menuju ke diaphragma
Sulci paracolici terletak pada sisi lateral dan medial colon ascendens
terjadi terus menerus (Gambar 19-27), dan cairan ini dengan
dan colon descendens (Gambar 79-22 dan 19-27).
cepat diabsorpsi ke dalam kapiler limfe subperitoneal. Keadaan
Recessus subphrenicus dan sulci paracolici penting di klinik,
ini dapat dijelaskan berdasarkan bahwa daerah peritoneum
karena recessus ini mungkin menjadi tempat berkumpulnya dan
yang luas di daerah diaphragma dan gerakan pernafasan dari
mengalirnya cairan peritoneal yang terinfeksi.
diaphragma membantu aliran cairan limfe di dalam pembuluh
limfe.
I Persarafan Peritoneum Peritoneum yang meliputi intestinum cenderung saling
melekat jika terdapat infeksi. Omentum majus yang terus menerus
Peritoneum parietale disarafi untuk sensasi nyeri, suhu, raba,
bergerak akibat gerakan peristaltik dari saluran pencernaan yang
dan tekan oleh enam nervi thoracicus bagian bawah dan nervus
ada di dekatnya, dapat melekat pada permukaan peritoneum
lumbalis pertama. Peritoneum parietale di dalam pelvis terutama
lainnya di sekitar tempat infeksi. Dengan cara ini, banyak infeksi
disarafi oleh nervus obturatorius. peritoneal ditutup dan dan tetap terlokalisir.
Peritoneum viscerale hanya disarafi untuk sensasi regangan
Lipatan peritoneum memegang peranan penting untuk
oleh saraf-saraf otonom yang menyarafi viscera atau yang berjalan
menggantungkan berbagai organ di dalam rongga peritoneum
melalui mesenterium.
dan berperan sebagai tempat jalannya pembuluh darah,
pembuluh limfe. dan saraf-saraf ke organ-organ tersebut.
Sejumlah besar lemak disimpan di dalam ligamentum
peritoneale dan mesenteria, khususnya pada omentum majus
Fungsi Peritoneum dapat ditemukan lemak dalam jumlah yang cukup besar.
Cairan peritoneal, yang berwarna kuning pucat dan sedikit kental,
mengandung leukosit. Cairan ini disekresi oleh peritoneum
664 BAB 19
Iigamentum lienorenale
diaphragma
glandula suprarenalis sinistra
rongga bursa omentalis
A. coeliaca
omentum
gastrolienale
A. gastricae
|
fil""
omentum
\\
\
I
I I
ductus choledochus
A. hepatica
omentum minus
Gambar 19-24 Penampang transversal bursa omentalis memperlihatkan susunan peritoneum di dalam pembentukan
omentum minus, omentum gastrolienale, dan ligamentum lienorenale. Panah menunjukkan posisi foramen bursa omentalis
ligamentum Treitz
recessus paraduodenalis
bagian lV duodenum
Gambar 19-25 Recessus peritonealis, yang mungkin terdapat pada daerah junctura jejunoduodenalis. Perhatikan adanya vena
mesenterica inferior di dalam lipatan peritoneum, membentuk recessus paraduodenalis.
DIND/NG ABDOITEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUTA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 665
colon ascendens
mesoappendix
appendix vermiformis
caecum
ureter sinister
A. iliaca communis sinistra
recessus intersigmoideus
colon sigmoideum
Gambar 19-26 Recessus peritonealis (panah-panah) pada daerah caecum dan recessus yang berhubungan dengan colon
siqmoideum.
ligamentum falciforme
recessus subphrenicus
posterior dexter
Gambar 19-27 Amh normal aliran cairan peritoneal dari berbagai bagian cavitas peritonealis menuju ke recessus
subphrenicus.
abdomen menjadi sangat berkurang pada sekitar usia 6 minggu. dan duodenum (Gambar 19-29). Melalui cara ini, bagian kanan
Pada saat ini hubungan yang sempit yang tersisa di antara cavitas atas cavitas peritonealis menjadi satu dengan omentum minus.
peritonealis dan selom ekstraembrionik menjadi penting. Lengkung Pinggir kanan yang bebas dari mesenterium ventrale menjadi
intestinum dipaksa keluar dari rongga abdomen melalui umbilicus pinggir kanan omentum minus dan batas anterior pintu masuk ke
ke dalam funiculus umbilicalis. Herniasi fisiologik usus tengah ini dalam bursa omentale.
terjadi selama perkembangan usia 6 minggu. Bagian lainnya dari cavitas peritonealis, yang tidak termasuk
ke dalam bursa omentale, disebut kantong besar dan kedua
Pembentukan Ligamenta Peritonealis dan Mesenteria
kantong ini berhubungan melalui foramen epiploicum.
Ligamenta peritonealis berkembang dari mesenterium ventrale
dan mesenterium dorsale. Mesenterium ventrale dibentuk dari Pembentukan Omentum Majus
mesoderm septum transversum (berasal dari somit-somit cervical, Lien berkembang di dalam bagian atas mesenterium dorsale, dan
yang bermigrasi ke bawah). Mesenterium ventrale membentuk omentum majus dibentuk sebagai akibat pertumbuhan yang luas
ligamentum falciforme, omentum minus, serta ligamentum dan cepat mesenterium dorsale caudal terhadap lien. Mulai dengan
coronarium dan triangulare hepatis (Gambar 19-28). omentum majus meluas dari curvatura majus gaster ke dinding
Mesenterium dorsale dibentuk dari penyatuan mesoderm posterior abdomen superior. terhadap mesocolon transversum.
splanchnopleurik pada kedua sisi embrio. l\,4esenterium ini Dengan berlaniutnya pertumbuhan, dua lapis peritoneum ber-
meluas dari dinding posterior abdomen ke pinggir posterior pars bentuk seperti celemek ke inferior sampai mencapai anterior colon
abdominalis intestinum (Gambar 19-19 dan 19-28). Mesenterium transversum.
dorsale membentuk ligamentum gastrolienale, omentum Kemudian, lapisan posterior omentum bergabung dengan
gastrolienalis, ligamentum lienorenale, omentum minus, serta
mesocolon transversum. Sebagai akibatnya omentum majus
mesenterium intestinum tenue dan crassum. melekat ke facies anterior colon transversum (Gambar 19-29).
Dengan berlan.iutnya perkembangan, omentum majus diisi dengan
Pembentukan Bursa Omentale dan Kantong Besar
lemak. Recessus inferior bursa omentale meluas ke inferior di
Peritonei
antara lapisan anterior dan posterior lipatan omentum majus.
Pertumbuhan yang sangat besar lobus dexter hepatis menarik
mesenterium ventrale ke kanan dan menyebabkan rotasi gaster
DINDING ABDOTAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 667
mesenterium dorsale
mesenterium ventrale
omentum
mlnus
\9
ligamentumtriangularesinistrum
ligamentum gastrophrenicum
ligamentum falciforme ligamentum falciforme
omentum (ligamentum) ligamentum coronarium
gastrolienale
ligamentum
lienorenale
- mesenterium dorsale
\). umbilicalis
Gambar 19-28 Mesenterium ventrale dan dorsal sefta organ-organ yang berkembang di dalamnya,
ligamentum iliorenale
lien
omentum gastrosplenicum
omentum minus
omentum minus
&4:-i
m V
Gambar 19-29
y w',,e,'ru,,,,,'a,ur colon transversum omentu
Tractus Digestivus
Pembuluh Limfe Oesophagus
Cavitas oris, pharynx, dan struktur-struktur yang berhubungan Bagian atas oesophagus mengalir masuk ke nodi mediastinales
diuraikan dalam Bab 2. superiores dan posteriores, dan dari sepertiga bagian bawah
masuk ke nodi lymphatici di sepanjang arteria dan vena gastrica
Ke Anterior: Trachea dan nerr,rrs laryngeus recurrens sinister; Nervus gastrica anterior dan posterior (nervus vagus) dan cabang-
bronchus principalis sinister, atrium sinistrum cordis. cabang simpatik dari pars thoracica trunci sympathici.
DINDING ABDO|IIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 669
diaphragma
costa Xll
M. psoas
M. quadratus lumborum
M. transversus abdominis
M. iliacus
peritoneum
le ng ku n g-l e ng ku ng
intestinum tenue
colon ascendens
fascia transversalis
M. latissimus dorsi
lapisan posterior
--i- processus spinosus
fascia lumbalis M. erector
spinalis
B
Gambar 19-30 Spatium retroperitoneale. A. Struktur-struktur yang terdapat pada dinding posterior abdomen di belakang
peritoneum. B. Potongan transversal dinding posterior abdomen, memperlihatkan struktur-struktur yang terdapat di dalam
spatium retroperitoneale, dilihat dari bawah.
670
oesophagus diaphragma
vesica biliaris .
colon transversum
colon descendens
appendix vermiformis
colon sigmoideum
canalis analis
GAMBARAN RADIOGRAFI
Sphincter Gastrooesophagicus OESOPHAGUS
Secara anatomi tidak terdapat sphincter pada ujung bawah
oesophagus. Namun, lapisan sirkular otot polos pada daerah ini
berperan secarafisiologis sebagai sebuah sphincter. Saat makanan Gambaran radiografi oesophagus dipelihatkan dalam Gambar 19-
berjalan turun melalui oesophagus, ujung otot dari oesophagus 34 dan 19-35.
DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUTI RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 671
trachea M. sternocleidomastoideus
oesophagus M. sternohyoideus
M. sternothyroideus
glandula thyroidea
M. platysma
selubung carotis
M. omohyoideus
V jugularis
interna
M. longus cervicis
nodus lymphoideus
cervicalis profundi
A. carotis
communts
M. scalenus
N. vagus
anterior
TTUNCUS
sympathicus M. scalenus
medius
lamina
superficialis
pars
spinalis
nervi
accessorii
M. trapezius
M. levator scapulae
A. vertebralis
N. spinalis M. splenius capitis
ligamentum nuchae
M. semispinalis capitis
I Gaster
Gaster dibagi dalam bagian-bagian berikut:
a Fundus: berbentuk kubal1 menonjol ke atas, dan terletak di
Gaster (lambung) merupakan bagian saluran Pencernaan yang sebelah kiri ostium cardiacum. Biasanya fundus penuh dengan
melebar terletak di bagian atas abdomen (Gambar 19-31). Secara udara.
kasar lambung berbentuk seperti huruf J (Gambar 19-36), dan a Colpus: terbentang dari ostium cardiacum sampai incisura
mempunyai dua lubang (ostium cardiacum dan ostium pyloricum) angularis (lekukan yang selalu ada pada bagian bawah
dan dua curvatuta (curvatura major dan curvatura minor), serta curvatura minor).
dua permukaan (facies anterior dan facies posterior). a Antrum pyloricum: terbentang dari incisura angularis sampai
pylorus (Gambar 19-36).
i Pylorus: merupakan bagian lambung yang berbentuk paling
tubular. Dinding ototnya yang tebal membentuk sphincter
pyloricus, dan rongga pylorus dinamakan canalis pyloricus
Fungsi Gaster (Gambar 19-36).
Gaster (lambung) berperan dalam proses penyimpanan dan
pencernaan makanan.
672. BAB 19
A. subclavia sinistra
A. brachiocephalica
A. carotis communis sinistra
arcus aortae
oesophagus
C'
B
re
T6
B"
&!
Wlll
ffi.
lillr
Gambar 19-34 Radiografi lateral kiri dada seorang laki-laki dewasa normal setelah menelan barium.
674 BAB 19
irachea
bronchus
principalis dexter
bronchus
principalis sinister
mediastinum
anterius
ventrikel sinister
barium di dalam
oesophagus atrium sinistrum
mediastinum
----Cf-.j
posterior
V. cava inferior
hepar
udara di dalam
fundus
diaphragma
TECESSUS
costodiaphragmaticus sinar-X
Gambar 19-35 Gambaran utama yang dapat ditemukan pada radiografi lateral kiri dada pada Gambar 19-34. Perhatikan
posisi pasien terhadap sumber sinar-X dan kaset film.
Batas-Batas Gaster bagian atas ren sinister, dan mesocolon transversum (Gambar
19-38).
Ke anterior: Arcus costalis sinister, dinding anterior abdomen,
diaphragm, pleura sinistra, basis pulmonis sinistrae, peri- Pendarahan
cardium, lobus quadratus dan lobus hepatis sinister (Gambar
19-37). Arteri
Ke posterior: Omenfum minus, pancreas (corpus dan cauda), Arteria gastrica dextra dan sinistra mendarahi curvatura minor.
arteria lienalis, diaphragm4 glandula suprarenalis sinistra, Arteria gastroepiploica dextra dan sinistra mendarahi curvatura
DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 675
curvatura
'//,,////1/#
ostium cardiacum rnalor
-.-.< :. -'-'r.-,12' l,/l
curvatura minor
incisura angularis
--=-
pylorus
oesophag
ostium
cardiacum
duodenum
ostium pyloricum
canalis pyloricus
Plica longitudinalis lapisan mukosa gaster
sphincter pylorrcus
Gambar 19-36 Gaster, memperlihatkan bagian-bagiannya, tunica muscularis, dan tunica mucosa yang melapisinya. Perhatikan
beftambah tebalnya stratum circulare pada tunica muscularis yang membentuk musculus sphincter pyloricus.
major. Arteriae gastricae breves berasal dari arteria lienalis dextrl, serta nodi gastrici breves. Semua cairan limfe dari gaster
mendarahi fundus (Gamb ar 79-39). akhirnya berjalan ke nodi coeliaci (Gambar 19-40).
Vena Persarafan
Vena-vena mengalirkan darah ke dalam sirkulasi portal. Vena Persarafan serabut simpatik berasal dari plexus coeliacus, dan
gastrica dextra dan sinistra bermuara ke vena porta. Vena gastrica serabut parasimpatik dari nervi vagi (Cambar 19-41).
brevis dan vena gastroepiploica sinistra bermuara ke dalam vena
1iena1is, dan vena gastroepiploica dextra bermuara ke dalam vena
Penampang Anatomi Abdomen
mesenterica superior.
A. V. gastroepiploicae
ligamentum falciforme
hepatis
vesica biliaris
omentum majus
Gambar 19-37 Organ-organ abdomen in situ. Perhatikan bahwa omentum majus tergantung di depan intestinum tenue dan
intestinum crassum.
A. phrenica
V. cava inferior
V porta
ren dexter
$trn};
ductus choledochus
A. hepatica pancreas
A. lienalis
colon descendens
Gambar 19-38 Strukturstruktur yang terdapat pada dinding poster;or abdomen di belakang gaster,
DINDING ABDOAAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIT RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 677
rami oesoohaoea
' . hiatus oesophagus diaphragmatis
A. gastricae breves
A. gastrica dextra
A. gastrica sinistra
aorta
A. coeliaca
__.45
,
, d
A. gastroepiploica sinistra
A. gastroepiploica dextra
A. pancreaticoduodenale superior
Gambar 19-39 Arteri-arteri yang mendarahi gaster. Perhatikan bahwa semua arteri berasal dari cabang-cabang truncus
coeliacus.
,/u
'r'
nodi coeliaci
nodi hepatici
nodi gastroduode
\@'
nodi gastroepiploici dextri
Gambar 19-40 Aliran limfe gaster. Perhatikan bahwa semua limfe akhirnya berjalan melalui nodi coeliaci.
678 BAB 19
Gambar 19-41 Distribusi truncus vagalis anterior dan posterior di dalam abdomen. Perhatikan bahwa ramus coeliacus trunci
vagalis posterioris didistribusikan bersama dengan saraf simpatik ke bawah sampai sejauh flexura colica sinistra,
anterior
Gambar L9-42 A, Penampang melintang abdomen setinggi corpus veftebrae thoracica Xi, dilihat dari bawah. Perhatikan
bahwa ukuran cavitas pleuralis yang besar disebabkan oleh proses pengawetan. B. Penampang abdomen setinggi corpus
vertebrae lumbalis II, dilihat dari bawah.
680-
Gambar 19-43 Penampang melintang abdomen setinggi corpus vertebra lumbalis III, dilihat dari bawah.
vesica biliaris
lobus hepatis
dexter
dextra sinistra
ureter
V. cava inferior
colon
descendens
Gambar 19-44 CT-Scan abdomen setinggi vertebra lumbalis II setelah pielografi intravena. Bahan radioopak dapat dilihat
pada pelvis renalis dan ureter. Penampang dilihat dari bawah.
DINDING ABDO/TEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIIJIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 681
Gambar 19-45 Radiografi anteroposterior gaster dan intestinum tenue dengan barium meal.
682
diaphiagma
pars pylorus
antrum
pyloricum
flexura
duodenojejunalis
(
v barium di dalam jejunum
bagian lll
duodenum
v
mr- #\
Gambar 19-46 Diagram struKur utama yang terlihat pada radiografi anteroposterior pada Gambar 19-45.
(Gambar 19-48). Ke superior: caput pancreatis (Gambar 19- pancreaticoduodenalis inferior, sebuah cabang dari arteria
47). mesenterica superior (Gambar 19-47).
Bagian keempat: Ke anterior: Permulaan radix mesenterii,
lengkung jejunum. Ke posterior: pinggir kiri aorta (Gambar Vena
- 1,9-48).
Vena pancreaticoduodenalis superior bermuara ke vena porta;
vena pancreaticoduodenalis inferior bermuara ke vena mesen-
terica superior.
Pendarahan
Aliran Limfe
Arteri Pembuluh-pembuluh limfe bermuara ke atas via nodi pancrea-
Setengah bagian atas duodenum didarahi oleh arteria pan- ticoduodenales ke nodi gastroduodenales dan nodi coeliaci.
creaticoduodenalis superior, sebuah cabang dari arteria gastro- Bermuara ke bawah melalui nodi pancreaticoduodenales ke nodi
duodenalis. Setengah bagian bawah didarahi oleh arteria mesenterici superiores.
DINDING ABDOI,AEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUM RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 683
glandula suprarenalis
collum pancreatis A. lienalis
cauda pancreatis
vena cava inferior
vena porta
flexura coli sinistra
ductus choledochus
A. pancreaticoduodenalis
superior
flexura coli corpus pancreatis
dextra
V. testicularis sinistra
A. mesenterica superior
caput pancreatis I
V. mesenterica superior
V. cava inferior
A. hepatica
V. porta
diaphragma glandulasuprarenalis
ductus choledochus
ren dexter
flexura
V. renalis sinistra
coli dextra
A. mesenterica superior
V. mesenterica inferior
A. testicularis sinistra
ureter sinister
l\4. psoas
A. testicularis dextra
Gambar 19-48 Hubungan posterior duodenum dan pancreas. Angka menunjukkan empat bagian duodenum.
684 BAB 19
plicae circulares
Gambar 19-49 Muara ductus choledochus, ductus pancreaticus major; dan ductus pancreaticus accessoriuske dalam bagian
kedua duodenum. Perhatikan permukaan yang halus pada bagian peftama duodenum, plicae circulares bagian kedua, dan
papilla duodeni major.
ductus cysticus
ductus choledochus
vesica brliaris
colon transversum
\
bagian kedua duodenum
I
Gambar 19-50 Ductus choledochus dan vesica biliaris. Perhatikan hubungan vesica biliaris dengan colon transversum dan
duodenum.
DINDING ABDOIIIEN, CAVTTAS PER|TONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 685
Persarafan
abdomen oleh lipatan peritoneum yang berbentuk kipas disebut
mesenterium intestinum tenue (Gambar 19-52).
Duodenum mendapat persarafan simpatik dan parasimpatik
(vagus) melalui plexus coeliacus dan plexus mesentericus
Batas-Batas
superior.
Ke Anterior: Dinding anterior abdomen dan omentum majus,
yang biasanya menutup bagian atas lengkung (Gambar 19-
53).
GAMBARAN RADIOGRAFI Ke Posterior: Dinding posterior abdomen dan struktur-
DUODENUM struktur retroperitoneal.
Pendarahan
Jejunum panjangnya sekitar 8 kaki (2.5 meter) dan ileum panjang- Vena-vena mengalirkan darahnya ke vena mesenterica superior.
nya sekitar 12 kaki (3.6 meter). Jejunum mulai dari junctura
duodenojejunalis (Gambar 19-31 dan 19-52) di bagian atas cavitas Aliran Limfe
abdominalis dan di kiri garis tengah. Jejunum lebih lebar dalam
Pembuluh limfe berjalan ke nodi mesenterici melalui nodi
diameter, dinding lebih tebal, dan wama lebih merah (lebih banyak
perantara.
pembuluh darah) dibandingkan dengan ileum.
Lengkung-lengkung ileum menempati bagian kanan bawah
Persarafan
cavitas abdominalis (Gambar 19-53) dan cenderung tergantung ke
dalam peivis. Ileum berakhir pada junctura ileocaecalis. Lengkung- Serabut-serabut saraf simpatik dan nervus vagus berasal dari
lengkung jejunum dan ileum digantungkan dari dinding posterior plexus mesentericus superior.
flexura duodenojejunalis
radix mesenterii
colon transversum
colon descendens
A- colica media
colon transversum
mesocolon transversum
A. pancreaticoduodenalis
A. mesenterica superior
A. colica dextra
I
A. ileocolica
I
colon ascendens -
I
A. caecalis anterior
I
I
I
A. caecalis posterior
appendix
vermiformis
A. appendicularis
Gambar 19-54 Arteria mesenterica superior dan cabang-cabangnya. Perhatikan bahwa arteri ini mendarahi usus dari setengah
bagian bawah bagian kedua duodenum sampai dengan dua pertiga distal colon transversum (panah).
Mesenterium I ntestinum Tenue Lengkung-lengkung jejunum terletak pada bagian atas cavitas
peritonealis di bawah sisi kiri mesocolon transversum; ileum
Lengkung jejunum dan ileum bergerak bebas dan dilekatkan ke terletak pada bagian bawah cavitas peritonealis dan pelvis
dinding posterior abdomen dengan perantaraan lipatanperitoneum (Gambar 19-53).
yangberbentukkipas dandikenal sebagai mesenterium intestinum ]ejunum lebih lebar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah
tenue (Gambar 19-52). Pinggir bebas panjang mesenterium dilekat- daripada ileum. Dinding jejunum terasa lebih teba1, karena
kan ke intestinum tenue yang bebas bergerak. Radix mesenterii lipatan mucosa permanery plicae circulares lebih besar, lebih
yang terfiksasi dan pendek melekat ke peritoneum parietale pada banyak, dan tersusun lebih rapat pada jejunum; sedangkan
dinding posterior abdomen di sepanjang garis yang berjalan pada bagian atas ileum plicae clrculars lebih kecil dan lebih
ke bawah dan ke kanan sisi kiri vertebra lumbalis II ke daerah jarang dan di bagian bawah ileum tidak ada plicae circulares
articulatio sacroiliaca dextra. Radix mesenterii ini memungkinkan (Gambar 19-55).
keluar dan masuknya cabang-cabang arteria dan vena mesenterica Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior
superior, pembuluh limfe, dan nervus ke dalam mesenterium. abdomen di atas dan kiri aorta, sedangkan mesenterium ileum
melekat di bawah dan kanan aorta.
Perbedaan Eksterna Antara Jejunum dan lleum Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk
satu atau dua arkade dengan cabang-cabang yang panjang dan
Pada orang hidup, jejunum dapat dibedakan dari ileum ber-
jarang yang berjalan ke dinding usus halus. Ileum menerima
dasarkan gambaran berikut ini:
688 BAB 19
dinding tebal
plicae circulares
dinding tipis
plaque Peyeri
Gambar 19-55 Beberapa perbedaan eksternal dan internal antara jejunum dan ileum.
GAMBARAN RADIOGRAFI
JEJUNUM DAN ILEUM Caecum
Caecum adalah kantong buntu yang terletak pada fossa iliaca
Gambaran radiografi jejunum dan ileum diperlihatkan dalam dextra dan seluruhnya diliputi oleh peritoneum (Gambar 19-57).
Gambar 19-56. Pada pertemuan antara caecum dengan colon ascendens, pada
D/NDING ABDOA4EN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 689
sisi kiri tempat ini bergabung dengan bagian terminal ileum. Veno
Appendix vermiformls dilekatkan ke permukaan posteromedial
caecum (Gambar 19-58). Pembuluh vena bermuara ke vena mesenterica superior
Batas-Batas
Ke Anterior: Dinding anterior abdomen di regio i1laca dextra, Aliran Limfe
dan lengkung intestinum tenue.
Pembuluh-pembuluh limfe bermuara ke nodi mesenterici dan
Ke Posterior: Musculus iliopsoas (Gambar 19-59).
nodi mesenterici superiores.
Pendarahan
Arteri Persarafan
Arteria caecalis anterior dan posterior dari arteria ileocolica
(Gambar 19-58), yang merupakan sebuah cabang dari arteria Saraf simpatik dan nervus vagus, melalui plexus mesentericus
mesenterica superior. superior menyarafi caecum.
690 BAB 19
ren sinister
pancreas
V. cava inferior ligamentum phrenicocolicum
ren dexter
flexura coli sinistra
duodenum
taenia coli
M. psoas
caecum
M. iliacus
N. cutaneus
femoris lateralis
N. femoralis
appendix vermiformis
Gambar 19-57 Cavitas abdominalis
memperlihatkan pars terminalis ileum, caecum,
appendix, colon ascendens, flexura coli dextra,
flexura coli sinistra, dan colon descendens.
Perhatikan taenia coli dan appendices
epiploicae,
2 A. ileocolica
\
appendices epiploicae
valvula ileocaecalis
A. caecalis posterior
ileum
frenulum valvulae
nodi lymphatici
mesoappendix
A. appendicularis
aorta
diaphragma
costa Xll
A. V. N. subcostalis
M. psoas
M. quadratus lumborum
N. iliohypogastricus
M. transversus abdominis
N. ilioinguinalis
N. genitofemoralis
colon descendens
A. testicularis
M. iliacus
A. iliaca externa
N. femoralis
Gambar 19-59 Dinding posterior abdomen memperlihatkan hubungan posterior ginjal dan colon.
Valvula lleocaecalis
GAMBARAN RADIOGRAFI
Valvula ileocaecalis merupakan struktur rudimenter, terdiri dari
dua lipatan horizontal membrana mucosa yang menonjol di sekitar CAECUM
lubang ileum (Gambar 19-58).
Gambaran radiografi caecum diperlihatkan dalam Gambar 19-60.
AppendixVermiformis
Appendix vermiformis (Gambar 19-57 dan 19-58) adalah organ
Fungsi Valvula lleocaecalis sempi! berbentuk tabung yang mempunyai otot dan mengandung
Vaivuia ileocaecalis berperan kecil atau tidak ada pada pencegahari banyak jaringan limfoid di dalam dindingnya. Appendix melekat
refluks dari isi caecurn ke daiam ileurli. Plicae airculare pada u,iung pada permukaan posteromedial caecum, sekitar 1 inci (2,5 cm)
akhir iieum isphincter ileocaecali$) tierperan sebagai sph;ilctef di bawah junctura ileocaecalis. Appendix vermiformis diliputi
dan mengatur aliran isi dari ilerim ke dalam coion. Tonus otot seluruhnya oleh peritoneum, yang melekat pada mesenterium
polos secara reflek$ akan meningkat apabila caecum ri3l3m intestinum tenue oleh mesenteriumnya sendiri yang pendek
keadaan teregang. Hornrorl gastrift yang dihasilK?n oleh gaster, disebut mesoappendix. Mesoappendix berisi arteria dan vena
menyebabkan relaksas! darr tonds otot iIr;. appendicularis dan nervus (Gambar 19-58).
692 BAB 19
f11
Ta2
tabung enema
di dalam rectum
--
Gambar 19-60 Radiografi anteroposterior intestinum crassum setelah barium enema.
Persarafan
Pendarahan
Appendix disarafi oleh saraf simpatik dan nervus vagus dari plexus
Arteri mesentericus superior. Serabut saraf aferen yang menghantarkan
Arteria appendicularis merupakan cabang dari arteria caecalis rasa nyeri visceral dari appendix berjalan bersama saraf simpatik
posterior (Gambar 19-58). dan masuk ke medula spinalis setinggi vertebra thoracica X.
DIND/NG ABDOIIIEN, CAVTTAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 693
Vena
Colon Transversum Pembuluh vena mengalirkan darahnya ke vena mesenterica
Colon transversum panjangnya sekitar 15 inci (38 cm) clan inferior.
berjalan menyilang abdomen, menempati regio umbilicalis
Aliran Limfe
dan hypogastricus (Gambar 19-31). Colon transversum mulai
dari flexura colica dextra di bawah lobus hepatis dexter dan Cairan limfe dialirkan ke nodi colici dan nodi mesenterici
tergantung ke bawah oleh mesocolon transversum dari pancreas. inferiores
Kemudian colon transversum berjalan ke atas sampai flexura
Penarafan
coli sinistra di bawah lien. Flexura coli sinistra lebih tinggi dari
flexura coli dextra dan dijaga dalam posisinya oleh ligamenfum Saraf simpatik dan parasimpatik nervi splanchnici pelvici melalui
phrenicocolicum. Mesocolon ttansversum (atau mesenterium plexus mesentericus inferior menyarafi colon descendens.
colon transversum) dilekatkan ke pinggir atas colon transversum
dan menggantungkannya dari pancreas (Gambar 19-21). Lapisan Colon Sigmoideum
posterior omentum majus dilekatkan ke pinggir inferior.
Colon sigmoideum panjangnya 10-15 inci (25-38 cm) dan mulai
sebagai lanjutan dari colon descendens yang terletak di depan
Pendarahan
pintu atas panggul (Gambar 19-31). Di bawah, colon sigmoideum
Arteri berlanjut sebagai rectum, yang terletak di depan vertebra sacralis
Bagian dua pertiga proksimal colon transversum didarahi ketiga. Colon sigmoideum tergantung ke bawah masuk ke dalam
oleh arteria colica media (Gambar 19-54), cabang dari arteria cavitas pelvis dalam bentuk lengkung dan dihubungkan dengan
mesenterica superior. Sepertiga distal didarahi oleh arteria colica dinding posterior pelvis oleh mesocolon sigmoideum yang
sinistra, yang merupakan cabang dari arteria mesenterica inferior berbentuk seperti kipas. (Gambar 19-62).
(Gambar 19-61).
Pendarahan
Vena Arteri
Pembuluh vena mengalirkan darahnya ke vena mesenterica Arteriae sigmoideae merupakan cabang dari arteria mesenterica
superior dan vena mesenterica inferior. inferior (Gambar 19-61) mendarahi colon sigmoideum.
694 BAB 19
mesocolon transversum
colon transversum
t
I
A. mesenterica superior
/
I
pancreas
duodenum
ffir%$
A. marginalis
colon ascendens
appendix
jr'
vermiformis
A. recialis superior
Gambar 19-61 Arteria mesenterica inferior dan cabang-cabangnya. Perhatikan bahwa aderi ini mendarahi intestestinum
crassum dari sepertiga distal colon transversum ke bawah sampai setengah canalis analis. Afteri ini beranastomosis dengan
afteria colica media, cabang dari afteria mesenterica superior (panah).
Limfe dialirkan ke nodi colici dan mesenterici inferiores. coli colon sigmoideum bersatu, dengan demikian serabut-serabut
longitudinal membentuk pita lebar pada permukaan anterior dan
Persarafan posterior rectum. Tunica mucosa rectum bersama dengan stratum
Saraf simpatik dan parasimpatik melalui piexus hypogastricus
circulare membentuk tiga lipatan semicircularis; dua terdapat
pada sisi kiri dinding rectum, dan satu pada sisi kanan. Lipatan-
inferior menyarafi colon sigmoideum.
lipatan ini dinamakan plicae transversales recti (Gambar 19-63).
Rectum
Rectum panjangnya sekitar 5 inci (13 cm) dan mulai di depan Batas-Batas
vertebra sacralis ketiga sebagai lanjutan dari colon sigmoideum Ke anterior pada laki-laki: excavatio rectovesicalis, colon
(Gambar 79-62, 79-63, dan 19-64). Rectum berjalan ke bawah sigmoideum, lengkung ileum, vesica urinaria, ductus deferens,
mengikuti lengkung sacrum dan coccygis, dan berakhir di vesicula seminalis, dan prostat (Gambar 19-64).
DINDING ABDOMEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATlUlvl RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 695
N. femoralis
M. psoas
A. V N. obturatorius
\
', l
ureter dexter
!
M. obturator internus
M. levator ani
A. V. pudenda interna
dan N. pudendus
fossa ischiorectalis
#:l
JL A. V. N. rectalis inferior
M. puborectalis
Ke anterior pada perempuan: excavatio rectouterina (cavum (Gambar 19-61); arteria rectalis media, cabang arteria iliaca interna,
Douglasi), vagina (Gambar 19-65). mendarahi tunica muscularis; arteria rectalis inferior, cabang
Posterior: Sacrum, coccygis, musculus piriformis dan arteria pudenda interna mendarahi tunica muscularis (Gambar
coccygeus, musculi levatores ani, plexus sacralis, truncus 19-63).
sympathicus.
Veno
Pendarahan
Vena rectalis superior mengalirkan darahnya ke vena mesenterica
Arteri inferior dan ikut dalam sirkulasi portal. Vena rectalis media dan
Arteria rectalis superior adalah cabang arteda mesenterica inferior vena rectalis inferior masing-masing bermuara ke vena iliaca
yang merupakan arteri utama dan mendarahi tunica mucosa interna dan vena pudenda interna. Anastomosis di antara vena-
696 BAB 19
mucosa rectum
peritoneum
M. longitudinalis externus
plica transversa
media rectum
plica transversa
recti superior dan
lvl. obturator internus
inferior
fascia obturator
internus
N. pudendus
M. longitudinalis
externus A- V. N. rectalis
inferior
M. sphincter ani
internus
Gambar 19-63 Potongan coronal melalui pelvis, memperlihatkan rectum dan diaphragma pelvis.
vena rectalis merupakan anastomosis portal-sistemik yang Ke anterior pada lakilaki: corpus perineale, diaphragma
pentlng. urogenitale, urethra pars membranacea, dan bulbus penis.
Ke anterior pada perempuan: corpus perineale, diaphragma
Aliran Limfe urogenltale, dan bagian bawah vagina (Gambar 19-65).
Limfe rectum dialirkan ke nodl pararectales dan kemudian ke atas Ke lateral: fossa ischiorectalis yang berisi lemak (Gambar 19-
ke nodi mesenterici inferiores. Sebagian pembuluh limfe berjalan 66).
ke nodi iliaci interni-
Tunica mucosa setengah bagian atas canalis analis memper-
Persarafan lihatkan lipatanJipatan vertikal yang dinamakan columnae
anales (Gambar 19-66 dan 19-67). Columnae ini dihubungkan satu
Saraf-saraf simpatik dan parasimpatik nervi sphlanchnici melalui
dengan yang lain pada ujung bawahnya oleh plica semilunaris
plexus hypogastricus inferior.
kecil yang dinamakan valvulae anales. Tunica mucosa setengah
bagian bawah canalis analis halus dan bergabung dengan kulit
Canalis Analis
anus. Linea pectinata menunjukkan 1evel di mana setengah
Canalis analis panjangnya sekitar 1,5 inci (4cm) dan berjalan bagian atas canalis analis bertemu dengan setengah bagian bawah
ke bawah dan belakang dari ampulla recti untuk membuka ke (Gambar 79-67).
permukaan anus (Gambar 19-64 dan 19-65). Kecuali saat defekasi, Tunica muscularis seperti bagian lain di tractus digestivus
dinding lateral canalis analis dipertahankan saling berdekatan terbagi atas stratum longitudinale di sebelah luar dan stratum
dengan musculus levator ani dan musculus sphincter ani. circulare di sebelah dalam (Gambar 79-66 dan 19-67). Tunica
muscularis tebal pada ujung atas canalis membentuk musculus
Batas-Batas sphincter ani internus yang involunter. Di sekitar otot polos
Ke posterior: corpus anococcygeum, os coccygis (Gambar 19- sphincter ani terdapat otot lurik yang melingkar disebut musculus
64). sphincter ani externus yang volunter. Musculus sphincter
DINDING ABDOIqIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 697
excavatio rectovesicalis
peritoneum
rectum
vesrca \
urinaria vesicula seminalis
\
ligamentum . ductus ejaculatorius
puboprostaticum
I
prostat \ I
corpus anococcygeale
I
diaphragma urogenitalis M. sphincter ani,externus
, I anus
canalis analis
corpus perineale
muara ductus
ke urethra pars prostatica
fascia superficialis lamina membranosa
lu
ani externus dibagi dalam tiga bagian: pars subcutaneus, Pars Veno
superficialis, dan pars profundus. Tempat lekat bagian-bagian ini Setengah bagian atas dialirkan oleh vena rectalis superior ke vena
d ijelaskan dalam Tabel 19-2. mesenterica inferior; setengah bagian bawah dialirkan oleh vena
Serabut puborectalis musculus levator ani membentuk sebuah rectalis inferior ke sirkulasi sistemik (Gambar 19-68). Anastomosis
lengkung, yang di anterior melekat pada kedua os pubis. Lengkung di antara vena-vena rectalis membentuk anastomosis portal-
ini berjalan ke belakang di sekeliling junctura anorectalis, menarik sistemik yang penting.
junctura ke depary sehingga terbentuk sudut yang tajam (Cambar
19-68). Aliran Limfe
Pada perbatasan antara rectum dan canalis analis, musculus Limfe dari setengah bagian atas canalis analis dialirkan ke nodi
sphincter ani internus, musculus sphincter ani externus pars pararectales dan bergabung dengan nodi mesenterici inferiores.
profundus, dan musculus puborectalis membentuk cincin yang Limfe dari setengah bagian bawah canalis analis dialirkan ke
disebut cincin anorectal, yang dapat diraba pada Pemeriksaan kelompok medial nodi inguinales superificiales (Gambar 19-68).
rectum.
Persarafan
Pendarahan
Tunica mucosa setengah bagian atas canalis analis peka terhadap
Arteri regangan dan disarafi oleh serabut-serabut yang berjalan ke atas
Arteria rectalis superior mendarahi setengah bagian atas rectum, melalui plexus hypogasctricus. Setengah bagian bawah peka
dan arteria rectalis inferior mendarahi setengah bagian bawah terhadap nyeri, suhu, dan raba dan disarafi oleh nervus rectalis
rectum (Gambar 79-68). inferior.
698 BAB 19
colon sigmoideum
lengkung ileum
peritoneum
excavatio rectouterina
cavum uteri
excavatio uterovesicalis
,"a,r-
vesica urinaria
)
corpus anococcygeale
corpus perineale
Musculus sphincter ani internus disarafi oleh serabut-serabut tela submucosa, tunica mucosa bagian bawah canalis analis
simpatik dari plexus hypogastricus inferior. Musculus sphincter menonjol melalui anus mendahului massa feces. pada akhir
ani externus volunter disarafi oleh nervus rectalis inferior. defekasi, tunica mucosa kembali ke canalis analis akibat tonus
serabut-serabut longitudinal dinding canalis analis serta kontraksi
dan penarikan ke atas oleh musculus puborectalis. Kemudian
lumen canalis analis yang kosong ditutup oleh kontraksi tonik
musculus sphincter ani.
Proses Defekasi
Waktu, tempat, dan frekuensi defekasi merupakan suatu ke-
biasaan. Sebagian orang dewasa defekasi sekali sehari, sebagian
orang beberapa kali sehari, dan sebagian orang yang normal juga ( Perbedaan Antara lntestinum Tenue
beberapa hari sekali.
Keinginan untuk defekasi dimulai dari rangsangan reseptor
dan Intestinum Crassum
regangan di dalam dinding rectum oleh masuknya feces ke dalam
lumen rectum. Kegiatan defekasi melibatkan refleks koordinasi
Perbedaan Eksternal (Gambar 19-69)
yang mengakibatkan pengosongan colon descendens, colon t Intestinum tenue (kecuali duodenum) mudah bergerak, di
sigmoideum, rectum, dan canalis analis. Kegiatan ini dibantu oleh mana colon ascenden dan colon descendens terfiksasi.
peningkatan tekanan intra abdominal dengan kontraksi otot-otot I Diameter intestinum tenue yang penuh umumnya lebih kecil
dinding anterior abdomen. Selanjutnya, kontraksi tonik musculus dibandingkan intestinum crassum yang terisi.
sphincter ani internus, musculus sphincter ani externus, termasuk ll Intestinum tenue (kecuali duodenum) mempunyai mesen-
musculus puborectalis secara volunter dihambat, dan feces terium yang berjalan ke bawah menyilang garis tengah,
dikeluarkan melalui canalis analis. Tergantung pada kelemasan berjalan menuju fossa iliaca dextra.
DINDING ABDOMEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 699
V. rectalis superior
canalis pudendus
I :::;;,i;:11r-b M, puborectalis
[\ ;#,r;i1,*'\g
:,i!.'',iir,:'i \ ,w,
aT\,
\$f ':,.;::ifiii"-:
, \'-"1' .i
,
@
ischium
: subcutan
collumna
lemak di dalam fossa ischiorectalis
analis uu;uu;" analis M. sphincter ani internus
Gambar 19-66 Potongan coronal pelvis dan perineum, memperlihatkan aliran vena canalis analis.
M. puborectalis
sinus analis
panjang canalis
analis 1,5 inci
valvula analis M. sphincter ani
externus pars
profundus pada
canalis analis
linea pectinea
M. sphincter ani
externus pars
superficialis pada
pecten atau canalis analis
Gambar 19-67 Potongan coronal canalis analis,
daerah peralihan
memperlihatkan struktur anatomi membrana mucosa
planum secara rinci dan susunan musculus sphincter ani
intersphinctericum
internus dan externus. Perhatikan bahwa istilah /,nea
M. sphincter ani M. sphrncter ani pectinea (9aris di bawah valvula analis) dan pecten
internus pada externus pars
(daerah peralihan di antara kulit dan membrana
canalis analis subcutaneus pada
canalis analis mucosa) kadang-kadang digunakan oleh para dokter.
700 BAB 19
{-AT4 ffiAjqAfi\,d RAffi Nffi # RAFI Kanlong periloneum di belakang gaster dikenal sebagai bursa
omentalis.
g
ruTffi sTF fi-d Li m f, ffiAssqJ $*t
Perkembangan Duodenum
Duodenum dibentuk dari bagian paling caudal usus depan
dan ujung paling cranial usus tengah. Daerah ini tumbuh pesat
Gambaran radiografi intestinum crassum diperlihatkan dalam
membentuk sebuah lengkung. Pada saat ini, duodenum mempunyai
q4ambar *9-60 dan 19-70.
sebuah mesenterium yang terbentang ke dinding posterior abdo-
men dan merupakan bagian dari mesenterium dorsale. Sebagian
kecil mesenterium ventrale juga melekat pada pinggir venlral
bagian pertama duodenum dan setengah bagian atas bagian kedua
duodenum. Saat gaster berputar, lengkung duodenum dipaksa
Pembentukan Tractus Digestivus berputar ke kanan, di mana bagian kedua, ketiga, dan keempat
Tabung digestivus dibentuk dari kantung kuning telur. Entoderm melekat pada dinding posterior abdomen. Saat ini peritoneum di
membentuk lapisan epitel, dan mesenkim splanchnicus membentuk belakang duodenum menghilang. Namun beberapa otot polos dan
otolotot disekitarnya serta selubung serosa. Usus yang sedang jaringan fibrosa yang dimiliki oleh mesenterium dorsale tetap tinggal
berkembang dapat dibagi dalam usus depan, usus tengah, dan sebagai Iigamentum suspensorium duodeni (ligamentum Treitz),
usus belakang (Gambar 19-71). dan ligamentum ini mengfiksasi bagian terminal duodenum dan
DINDING ABDOIV|EN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 701
nodi lymphoidei
a pararectales sepanjang
i A. rectalis superior
nodi lymphoidei
inguinales superficiales
(a \o
a
O
V. rectalis inferior
M. puborectalis
profundus
os coccygrs
corpus anococcygeum
corpus perineale
superfisial
subkutan
canalis analis
Gambar 19-68 Setengah bagian atas dan bawah canalis analis, memperlihatkan asal embriologi dan epitel yang meliputinya
(A), aliran afterinya (B), aliran venanya (C), dan aliran limfenya (D). E. Susunan serabut otot musculus puborectalis dan
bagian-bagian musculus sphincter ani externus.
702 BAB 19
plicae circulares
jejunum
ileum
plaque Peyeri
taenia coli
tunica mucosa halus
kantong-kantong
colon
appendices epiploicae
taenia coli
intestinum crassum
Gambar 19-69 Beberapa perbedaan eksternal dan internal antara intestinum tenue dan intestinum crassum.
mencegah bagian ini bergerak ke inferior (Gambar 19-73). Hepar Arteriae ini kemudian bersatu membentuk arteria mesenterica
dan pancreas muncul sebagai tonjolan entoderm dari duodenum superior, yang mendarahi usus tengah dan cabang-cabangnya.
yang sedang berkembang. Hepar dan ren yang berkembang dengan pesat memenuhi cavitas
abdominalis, menyebabkan lengkung usus tengah berherniasi ke
Perkembangan Jejunum, lleum, Caecum, Appendix, dalam funiculus umb licalis.
Colon Ascendens, dan Dua Pertiga Bagian Proximal Diveriiculum timbul pada ujung caudal lengkung usus besar,
Colon Transversum dan diverticulum membentuk caecum. Awalnya, diverticulum
Duodenum ke arah distal, intestinum tenue dan intestinum berbentuk kerucut; kemudian bagian atas melebar dan membentuk
cTassum, sampai sejauh dua pertiga distal colon transversum, caecum, sementara itu bagian bawah tetap rudimenter dan
berkembang dari usus tengah. Usus tengah bertambah panlang membentuk appendix (Gambar 19-74). Setelah lahir, dinding
dengan cepat dan membentuk sebuah lengkung ke apex, di mana caecum tumbuh iidak sama, dan appendix menjadi terletak pada
melekat ductus vitelinus. Ductus ini berjalan melalui umbilicus sisi medial caecum.
yang terbuka lebar (Gambar 19-71). Pada waktu yang sama, Sementara lengkung usus terletak di dalam funiculus
mesenterium dorsale memanjang, dan arteria vitellina berjalan umbilicalis, ekstremitas cefaliknya menjadi sangat memanjang
melalui mesenterium ini dari aorta ke kantung kuning telur. dan melingkar-lingkar sefta membentuk cikal bakal je.;unum dan
DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIil RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 703
flexura colica
colon transversum sinistra (splenica)
flexura
colica dextra
(hepatica)
colon
descendens
colon
ascendens
lengkung colon
sigmoideum
caecum rectum
Gambar 19-70 Radiografi anteroposterior interstinum crassum dengan barium enema. Udara dimasukkan ke dalam intestinum
melalui tabung enema setelah pengosongan sebagian besar barium. Tindakan ini dinamakan kontras enema.
sebagian besar ileum. Ekstremitas caudal lengkung juga ber- Akibat rotasi usus sebagian intestinum crassum (colon
iambah panjang, tetapi tetap tidak melingkar dan membentuk cikal transversum) terletak di depan arteria mesenterica superior dan
bakal pars distalis ileum, caecum, appendix, colon ascendens, dan bagian kedua duodenum; bagian ketiga duodenum menjadi ler-
dua pertiga proksimal colon transversum. letak di belakang arteri. Caecum dan appendix terletak sangat
dekat dengan lobus hepatis dexter. Kemudian,caecum dan
Rotasi Lengkung Usus Tengah di Dalam Funiculus appendix berjalan turun ke dalam fossa iliaca dextra, dengan
Umbilicalis dan Masuknya Kembali ke Dalam Cavitas demikian dibentuk colon ascendens dan flexura coli dextra.
Abdominalis Dengan demikian, rotasi usus menyebabkan intestinum crosum
Sementara di dalam funiculus umbilicalis, usus tengah berputar terlelak di lateral dan melingkari intestinum tenue yang terletak
di sekeliling sumbu yang dibentuk oleh arteria mesenterica di tengah.
superior dan ductus vitel inus. Jika seseorang melihat embrio dari Mesenterium primilif duodenum, colon ascendens, dan colon
aspek anlerior, terjadi rotasi berlawanan arah jarum jam sekiiar descendens sekarang bergabung dengan peritoneum parietale
900 (Gambar 19-75). Kemudian, saat usus kembali ke cavitas pada dinding posterior abdomen. Hal ini menjelaskan mengapa
abdominalis, usus tengah berputar lagi 1 800 berlawanan arah jarum bagian-bagian usus yang berkembang ini terletak retroperitoneal.
jam. Dengan demikian, terjadi rotasi seluruhnya 2700 berlawanan Mesenterium primitif jejunum dan ileum, colon transversum,
arah jarum jam (Gambar 19-76). serta colon sigmoideum tetap tinggal masing-masing sebagai
704
tabung laryngotracheal
oesophagus
pericardium duodenum
mensenterium ventral
tunas pancreas dorsal
tunas pancreas ventral
usus tengah
mesenterium dorsale
A curvatura major
bursa omentalis
mesenierium ventrale facies posterior
(dorsal) embrio
Gambar 19-72 Perkembangan gaster dalam kaitannya dengan mesenterium ventrale dan dorsale. Perhatikan bagaimana
gaster be.putar sehingga nervus vagus sinister menjadi terletak pada permukaan anterior gaster. Perhatikan juga posisi
omentum minus.
DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 705
mesenterium ventrale
\...
\
..v
tunas hati
tunas pancreas
1
dorsal
tunas pancreas ventral ductus biliaris
caput pancreas
\\ ,7\
\\ //\\ ductus pancreaticus accessorius
\// \
'
,N)
tunas
pancreas ventral
mesenterium intestinum tenue, mesocolon transversum, dan belakang. Ke arah distal, usus ini berakhir sebagai kantung buntu
mesocolon sigmoideum. entoderm, yang berhubungan dengan cekungan dangkal kantong
Rotasi gaster dan duodenum ke arah kanan sebagian besar ektoderm disebut proctodeum. Lapisan ektoderm dan entoderm
disebabkan oleh pertumbuhan yang besar dari lobus hepatis yang berhadapan membentuk membrana cloaca, yang memisahkan
dexter. Permukaan kiri gaster menjadi anterior, dan permukaan rongga usus belakang dengan permukaan (Gambar 19-77). Usus
kanan menjadi posterior. Kantong peritoneum menjadi terletak di belakang membentuk diverticulum, allantois, yang berjalan ke
belakang gaster dan disebut omentum minus. dalam funiculus umbilicalis. Distal terhadap allantois usus belakang
berdilatasi membentuk cloaca (Gambar 19-77). Di antara allantois
Nasib Ductus Vitellinus dan usus belakang terdapat invaginasi mesenkim berbentuk baji
Usus tengah pada awalnya dihubungkan dengan kantung ke entoderm. Dengan berlanjutnya proliferasi mesenkim, terbentuk
kuning telur oleh ductus vitellinus. Saat usus kembali ke cavitas septum yang tumbuh ke inferior dan membagi cloaca menjadi
abdominalis, ductus berobliterasi dan memutuskan hubungannya pars anterior dan pars posterior. Septum ini disebut septum
dengan usus. urorectale. Pars anterior cloaca menjadi vesica urinaria primitif dan
sinus urogenitalis, dan pars posterior cloaca membentuk canalis
Perkembangan Flexura Coli Sinstra, Colon Descendens, anorectalis. Pada saat mencapai membrana cloaca, septum
Colon Sigmoideum, Rectum, dan Setengah Atas Canalis urorectale bergabung dengan cloaca dan membentuk cikal bakal
Analis corpus perineale (Gambar 19-77). Nasib vesica urinaria primitif dan
Flexura coli sinistra, colon descendens, colon sigmoid, rectum, sinus urogenitalis pada kedua jenis kelamin diuraikan lebih rinci
dan setengah bagian atas canalis analis berkembang dari usus pada halaman 767.
nai
706 BAB 19
ductus vitellinus
;ff K ","",ffi*'"'
Gambar 19-74 Tahap perkembangan caecum dan appendix. Stadium akhir perkembangan (stadium 4,5,
setelah lahir.
dan 6) terjadi
mesenterium dorsale
Y'-t-
- -A.mesenterica
suPerior
sisa-sisa
==t-V-
t1;t _
selom ekstraembrionik
ductus vitellinus
funiculus umbilicalis
A B
Gambar 19'75 Tampak sisi kiri rotasi lengkung usus tengah g0oberlawanan arah jarum jam sementara lengkung berada di
dalam selom ektraembrionik di dalam funiculus umbilicalis.
DINDING ABDOIrIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIt RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTTVUS 707
cavitas abdominalis
V
)
cavitas abdominalis
) A. mesenterica \
\c
L. superior \ A. mesenterica
fu@P sisa selom \ superior
sisa selom ekstraembrionik 7 @ ekstraembrionik \
@ \---)
funiculus umbilicalis
caecum
appendix yang
sedang berkembang
jejunum
penurunan caecum
Gambar 19-76 Tampak sisi kiri (A, B) rotasi 180" berlawanan arah jarum jam lengkung usus tengah saat masuk kembali ke
dalam cavitas abdominalis. C. Penurunan caecum terjadi kemudian.
Canalis anorectalis membentuk rectum dan setengah bagian berwarna hijau gelap dan disebut meconium. l\,4econium mulai
superior canalis analis. Lapisan setengah bagian inferior canalis dikumpulkan pada usia 4 bulan dan mencapai rectunr pada usia
analis dibentuk dari ektoderm proctodeum (Gambar 19-68). Pars bulan kelima.
posterior cloaca pecah sehingga usus membuka ke permukaan
Perkembangan Canalis Analis
luar embrio.
Ujung distal usus belakang berakhir sebagai kantung buntu
Arteri Usus Belakang entoderm disebut cloaca (Gambar 1 9-77). Cloaca terletak berkontak
Usus belakang, yang terbentang dari flexura coli sinistra sampai dengan cekungan dangkal kantong ektoderm disebut proctodeum.
setengah bawah canalis analis, mendapat darah dari arteria Lapisan ektoderm dan entoderm yang berhadapan membentuk
mesenterica inferior (Gambar 19-78). Di sini, sejumlah cabang- membrana cloaca, yang memisahkan rongga usus belakang
cabang ventral aorta bergabung membentuk sebuah arteri. dengan permukaan (Gambar 19-77). Cloaca djbagi menjadi
pars anterior dan pars posteror oleh septum uroreclale; pars
Meconium posterior cloaca disebut canalis anorectalis. Canalis anorectalis
Pada cukup umur, intestinum crassum diisi oleh campuran secret membentuk rectum dan setengah bagian atas membentuk canalis
glandula intestinalis, empedu, dan cairan amnion. Substansi ini analis. Lapisan setengah bagian atas canalis analis dibentuk dari
708
allantois
arah tumbuhnya
mesenkim berbentuk baji
proctodeum
membrana cloaca
sinus urogenitalis
4
anorectalis
membrana cloaca
Gambar 19-77 Tahap progresif (1-4) dalam pembentukan septum urorectale, yang membagi cloaca dalam pars anterior
(vesica urinaria primitif dan sinus urogenitalis) dan pars posterior (canalis anorectalis).
gaster
mesenterium ventrale
mesenterium dorsale
lien
ductus vitellinus
allantois
proctodeum
arteri usus belakang (A. mesenterica inferior)
A. umbilicales
Gambar 19-78 Pembentukan lengkung usus tengah (diarsir). Perhatikan bagaimana arteria mesenterica superior dan ductus
vitellinus membentuk sumbu untuk rotasi yang akan dilakukan oleh lengkung usus tengah.
I Arcus Costalis penonjolan kecil sepanjang permukaan atas pubis (Gambar 19-6
dan 19-80).
Arcus costalis merupakan pinggir bawah dinding thorax yang
melengkung dan dibentuk di depan oleh cartilago costalis VII, VIII,
IX, dan X (Gambar 19-79 dan 19-80) dan di belakang oleh cartilago
I Symphysis Pubica
costalis XI dan XII. Level paling bawah dari arcus costalis terletak Symphysis pubica merupakan articulatio cartilaginea yang
pada cartilago costalis ke X, yang terletak berhadapan dengan terletak di garis tengah antara corpus ossis pubis (Gambar 19-79).
corpus vertebrae lumbalis III. Costa ke XII mungkin pendek dan Symphysis pubis dirasakan sebagai struktur padat di bawah kulit
sukar diraba. di garis tengah pada bagian bawah dinding anterior abdomen.
Crista pubica adalah nama yang diberikan untuk tonjolan pada
permukaan superior os pubis medial terhadap tuberculum
I Crista lliaca pubicum (Gambar 19-10).
Crista iliaca dapat diraba seluruh panjangnya dan berakhir di
depan pada spina iliaca anterior superior (Gambar 19-79 dan 19- I Ligamentum Inguinale
B0) dan di belakang pada spina iliaca posterior superior (Gambar
Ligamentum inguinale terletak di bawah kulit lipatan lipat
19-82). Titik tertingginya terletak berhadapan dengan corpus
paha. Ligamentum ini merupakan lipatan dari pinggir bawah
vertebrae lumbalis IV
aponeurosis musculus obliquus externus abdominis (Gambar 19-
Sekitar 2 inci (5 cm) posterior terhadap spina iliaca anterior
79). Di sebelah lateraf ligamentum ini melekat pada spina iliaca
superior, pinggir luarnya menonjol membentuk crista tubercularis.
anterior superior, melengkung ke bawah dan medial, dan melekat
Tuberculum terletak setinggi corpus vertebrae lumbalis V.
pada tubbrculum pubicum.
articulatio xiphosternalis
intersectiones
tendinei
M. rectus abdominis processus xiphoideus
arcus costalis
linea semilunaris
umbilicus
M. obliquus externus
crista iliaca abdominis
M. rectus abdominis
spina iliaca
anterior superior
lipatan di atas
canalis inguinalis
ligamentum inguinale
symphysis pubica
-\\ '=/=-
junctura xiphosternalis
processus xiphoideus ujung cartilago costalis lX
angulus infrasternalis
arcus costalis planum transpyloricum
crista tubercularis
planum intertuberculare
linea semilunaris
spina iliaca anterior superior
3D
epigastrium
kanan atas
kuadran kiri atas
daerah umbilicus
hypogastrium
Garis Vertikal 19-81). Pada bayi sampai usia sekitar akhir tiga tahun, pinggir
bawah hepar meluas satu atau dua jari di bawah arcus costalis
Masing-masing garis vertikal (kanan dan kiri) berjalan melalui (Gambar 19-81). Pada orang dewasa yang gemuk atau mempunyai
titik tengah di antara spina iliaca anterior superior dan symphysis Musculus rectus abdominis sebelah kanan yang berkembang baik,
pubica. hepar tidak dapat diraba. Pada orang dewasa yang kurus, pinggir
bawah hepar mungkin teraba satu jari di bawah arcus costalis.
Planum Transpyloricum Hepar mudah diraba bila pasien inspirasi dalam dan diaphragma
Bidang horizontal transpilorik melalui ujung-ujung cartilago berkontraksi dan menekan hepar ke bawah.
costalis IX kanan dan kiri, yaitu titik di mana pinggir lateral
musculus rectus abdominis (linea semilunaris) memotong arcus
costalis (Gambar 19-80). Bidang ini terletak setinggi corpus
( Vesica Biliaris
vertebrae lumbalis I. Planum transpyloricum ini melalui pylorus, Fundus vesicae felleae terletak berhadapan dengan ujung cartilago
junctura duodenojejunalis, collum pancreatis, dan hilus renalis. costalis IX dextra, yaitu di tempat di mana pinggir lateral M.rectus
abdominis menyilang arcus costalis (Gambar 19-81).
Planum Subcostale
Planum subcostale yang horizontal ini menghubungkan titik
terendah arcus costalis masing-masing sisi, yaitu cartilago costalis
I Lien
X (Gambar 19-80). Planum ini terletak setinggi vertebra lumbalis Lien terletak di kuadran kiri atas dan terlindung oleh costa IX,
il. X, dan XI (Gambar 19-81). Sumbu panjangnya sesuai dengan
sumbu panjang costa X, dan pada orang dewasa lien normal tidak
Planum lntercristale menonjol ke depan melebihi linea midaxillaris. Pada bayi kutub
bawah lien sedikit teraba (Gambar 19-81).
Planum intrcristale berjalan melalui titik tertinggi crista iliaca dan
terletak setinggi corpus vertebrae lumbalis IV. Bidang ini sering
digunakan sebagai petunjuk permukaan pada waktu melakukan ( Pancreas
pungsi lumbal.
Pancreas terletak menyilang planum transpyloricum. Caput
I Planum Intertuberculare
pancreatis terletak di bawah dan kearah kanary collum pancreatis
terletak pada planum bidang transpyloricum, dan cauda pancreatis
Planum intertuberculare horizontal ini menghubungkan kedua terletak di kiri atas bidang transpyloricum.
tubercuium pada crista iliaca (Gambar 19-80) dan terletak setinggi
vertebra lumbalis V.
I Ginjal (Ren)
I Kuadran Abdomen Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dibandingkan dengan
ginjal kiri (karena massa lobus dexter hepatis yang besar), dan
Cara yang mudah membagi abdomen dalam kuadran-kuadran kutub bawahnya mungkin teraba di regio lumbalis kanan pada
adalah dengan menggunakan garis vertikal dan garis horizontal akhir inspirasi dalam dari orang dengan otot-otot abdomen yang
yang saling berpotongan di umbilicus (Gambar 19-80). Kuadran- tidak berkembang dengan baik. Masing-masing ginjal bergerak
kuadran itu adalah kuadran kanan atas, kiri atas, kanan bawah, sekitar 1 inci (2,5 cm) dalam arah vertikal selama pergerakan
dan kiri bawah. Istilah epigastrium digunakan dengan bebas respirasi maksimal diaphragma. Ginjal kiri normal, yang lebih
untuk menunjukkan daerah di bawah processus xiphoideus dan tinggi dari ginjal kanary tidak dapat diraba.
di atas umbilicus, sedangkan istilah periumbilicalis menunjukkan Pada dinding anterior abdomen" hilus masing-masing ginjal
daerah di sekitar umbilicus. terletak pada planum transpyloricum, sekitar tiga jari dari garis
tengah (Gambar 19-82). Pada punggung, gnjal terbentang dari
processus spinosus vertebrae thoracicae XII sampai processus
Penanda Permukaan Viscera Abdomen
spinosus vertebrae lumbalis III, dan hilus berhadapan dengan
vertebra lumbalis I (Gambar 19-82).
Perlu ditekankan bawah posisi sebagian besar viscera abdomen
memperlihatkan variasi sendiri dan bervariasi pada orang yang
sama pada waktu yang berbeda. Sikap tubuh dan respirasi I Gaster
mempunyai pengaruh yang besar pada posisi viscera.
|unctura cardiooesophagealis terletak sekitar 3 jari di bawah
Organ-organ berikut ini kurang lebih tetap dan tanda dan kiri dari junctura xiphosternalis (oesophagus menembus
permukaannya mempunyai arti klinis. diaphragma setinggi vertebra thoracica X).
Pylorus terletak pada planum transpyloricum tepat di
I Hepar sebelah kanan dari garis tengah. Curvafura minor terletak pada
Hepar terletak di bawah lindungan costae bagian bawa[ dan garis lengkung yang menghubungkan antara junctura cardio-
sebagian besar massanya terletak pada sisi kanan atas (Gambar oesophagealis dengan pylorus. Curvalura major mempunyai
DINDING ABDOIIIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 713
linea semilunaris
Gambar 19-81 Petunjuk permukaan fundus vesica biliaris, lien, dan hepar. Pada seorang anak kecil, pinggir bawah hepar
normal dan kutub bawah lien normal dapat diraba. Pada orang dewasa yang kurus, pinggir bawah hepar mungkin dapat diraba
pada akhir insplrasi dalam.
planum
transpyloricum
pinggir lateral
M. erector spinae
Gambar 19-82 A. Anatomi permukaan ginjal dan ureter pada dinding anterior abdomen. Perhatikan hubungan antara hilus
renalis masing-masing ginjal dengan planum transpyloricum. B. Anatomi permukaan ginjal pada dinding posterior abdomen.
DINDING ABDOTAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIT RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 715
I Colon Desendens
I Colon Ascendens Colon descendens terbentang ke bawah dari arcus costalis kiri
Colon ascendens terbentang ke atas dari caecum pada sisi lateral pada sisi lateral garis vertikal kiri. Pada kuadran kiri bawalr,
garis vertikal kanan dan menghilang di bawah arcus costalis colon melengkung ke medial dan bawah untuk melanjutkan diri
kanan. Colon ascendens dapat dipalpasi melalui dinding anterior menjadi colon sigmoideum. Colon descendens mempunyai garis
abdomen. tengah yang lebih kecil dibandingkan colon ascendens dan dapat
dipalpasi melalui dinding anterior abdomen.
3. Pada perempuary canalis inguinalis berlsi struktur-struktur 7. Untuk menusukkan jarum ke dalam rongga tunica vaginalis di
berikut ini, kecuali: dalam scrotum, struktur-struktur berikut ini harus ditembus,
A. Nervusilioinguinalis. kecuali:
716 BAB le
Cocokkan struktur-struktur di bawah dengan daerah dinding 21. Nervus yang menyarafi kulit daerah inguinal adalah:
anterior abdomen di mana struktur ini terdapat. Setiap jawaban A. Nervus thoracicus XI.
dapat dipilih lebih dari sekali. B. Nervus thoracicus X.
C. NervusthoracicusXll.
8. Appendix. D. Nervus lumbalis I.
E. Nervus femoralis.
9. Vesicabiliaris.
Segera setelah dilahirkar; ditemukan sebuah benjolan besar pada
10. Caecum. dinding anterior abdomen seorang bayi laki-laki dengan berat
7.5 pound. Benjolan itu terdiri dari kantong besar, dindingnya
11. Flexura coli sinistra.
translusen dan lembut. Funiculus umbilicalis melekat pada
A. Kuadran kanan atas. puncak kantong, serta arteria dan vena umbilicalis berjalan di
B. Kuadran kiri bawah. dalam dindingnya.
C. Kuadrankananbawah.
D. Bukan salah satu di atas. 22. Pernyataan berikut ini benar untuk kasus di atas, kecuali:
A. Pada pemeriksaan lebih teliti, mungkin dapat ditemukan
Cocokkanlah struktur di bawah ini dengan struktur yang paling di dalam kantong lengkung intestinum tenue dan pinggir
berkaitan. bawah hepar.
B. Saat bayi menangis dan mulai menelan udara, kantong
12. Fascia spermatica externa. bertambah besar.
C. Kegagalan pembentukan lipatan kepala dan ekor yang
13. Ligamentum teres uteri. cukup dari discus embrionik menimbulkan cacat pada
dinding anterior abdomen di daerah umbilicus.
14. Fasciacremasterica. D. Cacat pada dinding arrterior abdomen diisi oleh amnion
yang tipis, yang membentuk dinding kantong.
15. Fascia spermatica interna. E. Kondisi tersebut dikenal sebagai exomphalocele atau
omphalocele.
16. Anulus inguinalis profundus.
A. Musculus obliquus internus abdominis. Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
B. Fascia transversalis.
C. Gubernaculum. 23. Pernyataan berikut benar untuk ileum, kecuali:
D. Musculus obliquus externus abdominis. A. Tunica circularis otot polos ujung bawah ileum berfungsi
E. Bukan salah satu di atas. sebagai sphincter di junctura ileum dan caecum.
B. Cabang-cabang arteria mesenterica superior yang
Cocokkanlah struktur-struktur di bawah ini dengan kelompok mendarahi ileum membentuk lebih banyak arkade pada
nodi lymphatici yang mengalirkan cairan limfenya. ileum dari jejunum.
C. Plaque Peyeri terdapat di dalam membrana mucosa ileum
17. Testis. bagian bawah sepanjang pinggir antimesenterica.
D. Plicae circulares lebih menonjol pada ujung distal ileum
18. Kllit dinding anterior abdomen di bawah umbilicus. daripada jejunum.
E. Persarafan parasimpatik ileum berasal dari nervus vagus.
19. Epididymis.
24. Struktur berikut ini terdapat di dalam omentum minus,
20. Kulit scrotum. kecuali:
A. Nodi lymphatici axillares anteriores. A. Vena porta
B. Nodi lymphatici paraaortici atau lumbales. B. Ductus choledochus
C. Nodi lymphatici inguinales superficiales. C. Vena cava inferior
D. Nodi iliaci externi. D. Arteria hepatica
E. Bukan saiah satu di atas. E. Nodus lymphaticus
DINDING ABDOI'AEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUTA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 717
Pertanyaan Mencocokkan
Cocokkan struktur bernomor yang diperlihatkan pada radiograf posteroanterior gaster dan instestinum tenue-dengan barium
meal-dengan struktur benar (laki-laki berusia 38 tahun).
-s
[ocokkan struktur bernomor yang diperlihatkan radiograf posteroanterior intestinum crassum-dengan barium meal--dengan
.pada
aliran limfe benar (perempuan berusia 20 tahun).
,,Y'
30. Struktur 1 A. Appendix
31. Struktur
B. Flexura lienalis
2
C. Colon transversum
32. Struktur 3 D. Caecum
E. Rectum
33. Struktur 4
F. Colon sigmoideum
34. Struktur 5 G. Colon descendens
H. Bukan salah satu di atas
DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIT RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 719
1. D yang tidak benar. Ligamentum lacunare tidak membentuk 9. A yang benar. Vesica biliaris terletak di kuadran kanan atas
sebagian dinding canalis inguinalis (Gambar 19-9). abdomen (Gambar 19-31).
A yang tidak benar. Ligamentum inguinale ditegangkan C yang benar. Caecum terletak di kuadran kanan bawah
oleh ekstensi articulatio coxae, karena fascia lata tungkai abdomen (Gambar 19-31).
atas melekat pada pinggir bawah ligamentum dan menarik
ligamentum ke bawah pada gerakan ini. 11. D yang benar. Flexura coli sinistra terletak di kuadran kiri atas
abdomen (Gambar 19-31).
J. D yang iidak benar. Arteria epigastrica inferior terletak di luar
canalis inguinalis di belakang fascia transversalis (Gambar 19- 12. D yang benar. Fascia spermatica externa dilekatkan ke
11 dan 19-13). aponeurosis musculi obliqui externi abdominis pada anulus
inguinalis superficialis (Gambar 19-12).
C yang tidak benar. Funiculus spermaticus dibungkus oleh
tiga lapis fascia spermatica, yangberasal dari tiga lapis dinding 13. C yang benar. Secara embrioiogis ligamentum teres uteri
anterior abdomen. Fascia spermatica externa dari aponeurosis berasal dari gubernaculum.
musculi obliqui extemi abdominis, fascia cremasterica berasal
dari aponeurosis M.obliquus intemus abdominis, dan fascia 14. A yang benar. Fascia cremasterica dibentuk dari pinggir bawah
spermatica intema dibentuk dari fascia kansversalis (Gambar musculus obliquus intemus abdominis (Gambar 19-11).
19-1.1).
15. B yang benar. Fascia spermatica interna dibentuk dari fascia
D yang tidak benar. Arteria circumflexa ilium profunda transversalis pada anulus inguinalis profundus (Gambar 19-
adalah cabang dari arteria iliaca extema dan berjalan ke atas 13).
dan lateral ke spina iliaca anterior superior jauh dari canalis
inguinalis (Gambar 19-2). 16. B yang benar. Anulus inguinalis profundus merupakan lubang
pada fascia transversalis (Gambar 19-17).
6. D yang tidak benar. Tendo coniunctivus tidak berlanjut dengan
ligamentum inguinale (Gambar 19-10).
17. B yang benar. Testis mengalirkan limfe ke dalam nodi
lymphoidei paraaorticae (lumba1es).
7. C yang tidak benar. Tunica albuginea merupakan lapisan luar
capsula fibrosa testis yang tebal (Gambar 19-15).
18. C yang benar. Kulit dinding anterior abdomen di bawah
C yang benar. Appendix berlokasi di kuadran kanan bawah level umbilicus mengalir ke nodi lymphoidei inguinales
abdomen (Gambar 19-31). superficiales.
DINDING ABDOTAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUTA RETROPERITONEALE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS 719
1. D y*g tidak benar. Ligamentum lacunare tidak membentuk 9. A yang benar. Vesica biliaris terletak di kuadran kanan atas
sebagian dinding canalis inguinalis (Gambar 19-9). abdomen (Gambar 19-31).
A yang tidak benar. Ligamentum inguinale ditegangkan C yang benar. Caecum terletak di kuadran kanan bawah
oleh ekstensi articulatio coxae, karena fascia lata fungkai abdomen (Gambar 19-31).
atas melekat pada pinggir bawah ligamentum dan menarik
ligamentum ke bawah pada gerakan ini. 11. D yang benar. Flexura coli sinistra terletak di kuadran kiri atas
abdomen (Gambar 19-31).
J. D yang tidak benar. Arteria epigastrica inferior terletak di luar
canalis inguinalis di belakang fascia transversalis (Gambar 19- 12. D yang benar. Fascia spermatica externa dilekatkan ke
11 dan 19-13). aponeurosis musculi obliqui externi abdominis pada anulus
inguinalis superficialis (Gambar 19-12).
C yang tidak benar. Funiculus spermaticus dibungkus oleh
tiga lapis fascia spermatica, yang berasal dari tiga lapis dinding 13. C yang benar. Secara embriologis ligamentum teres uteri
anterior abdomen. Fascia spermatica externa dari aponeurosis berasal dari gubernaculum.
musculi obliqui externi abdominis, fascia cremasterica berasal
dari aponeurosis M.obliquus intemus abdominis, dan fascia 14. A yang benar. Fascia cremasterica dibentuk dari pinggir bawah
spermatica intema dibentuk dari fascia transversalis (Gambar musculus obliquus intemus abdominis (Gambar 19-11).
79-77).
15. B yang benar. Fascia spermatica interna dibentuk dari fascia
D yang tidak benar. Arteria circumflexa ilium profunda transversalis pada anulus inguinalis profundus (Gambar 19-
adalah cabang dari arteria iliaca externa dan berjalan ke atas 13).
dan lateral ke spina iliaca anterior superior jauh dari canalis
inguinalis (Cambar 19-2). 16. B yang benar. Anulus inguinalis profundus merupakan lubang
pada fascia transversalis (Gambar 19-17).
D yang tidakbenar. Tendo conjunctivus tidakberlanjut dengan
ligamentum inguinale (Gambar 19-10).
17. B yang benar. Testis mengalirkan limfe ke dalam nodi
C yang tidak benar. Tunica albuginea merupakan lapisan luar lymphoidei paraaorticae (lumbales).
capsula fibrosa testis yang tebal (Gambar 19-15).
L8. C yang benar. Kulit dinding anterior abdomen di bawah
C yang benar. Appendix berlokasi di kuadran kanan bawah level umbilicus mengalir ke nodi lymphoidei inguinales
abdomen (Gambar 19-31). superficiales.
720 BAB 19
19. B yang benar. Epididymis mengalirkan limfe ke nodi 25. B yang benar. Struktur 1 adalah bagian kedua duodenum.
lymphoidei paraaorticae (lumbales).
25. F yang benar. Struktur 2 adalah pylorus gastricus.
20. C yang benar. Kulit scrotum mengalirkan limfe ke nodi
lymphoidei inguinales superficiales. 27. D yangbenar. Struktur 3 adalah fundus gaster berisi udara.
21.. D yang benar. Nervus lumbalis I diwakili oieh nervus 28. G yang benar. Struktu 4 adalah junctura duodenojejunalis.
iliohypogastricus dan nervus iiioinguinalis, menyarafi kulit
tepat di atas ligamentum inguinale dan symphysis pubica 29. Eyangbenar.Struktursadalahjejunum.
(Gambar 19-1).
30. D yang benar. Struktur 1 adalah caecum.
22. C yang tidak benar. Cacat tersebut disebabkan oleh gagalnya
pembentukan lipatan lateral yang adekuat di daerah umbilicus, 31. H yang benar.Struktur 2 adalah flexura coli dextra.
yang hanya diisi hanya oleh amnion. Selama 24 jam pertama
setelah lahir, dinding kantong menjadi kering dan keruh, dan 32. G yang benar. Struktur 3 adalah colon descendens.
mungkin ruptur, sehingga menimbulkan keluarnya viscera.
Bakteri dapat masuk ke dalam cavitas peritonealis sehingga 33. F yang benar. Struktur 4 adalah colon sigmoideum.
menyebabkan peritonitis. Kantong yang berisi amnion harus
segera dieksisi setelah lahir dan bila terdapat organ viscera 34. E yang benar. Struktur 5 adalah rectum.
harus dikembalikan ke dalam cavitas abdominalis. Defek pada
dinding anterior abdomen harus segera ditutup. 35. B yang tidak benar. Canalis analis terletak postedor terhadap
diaphragma urogenitale dan karena itu tidak menebusnyii.
23. D yang tidak benar. Pada ujung distal ileum tidak terdapat
Plicae circulares. 35. E yang tidak benar. Pars subcutaneus musculus sphincter ani
externus disarafi oleh nerlrrs rectalis inferior, yalg merupakan
24. C yang tidak benar. Vena cava inferior terletak pada dinding sebuah cabang dari nervus pudendus.
posterior abdomen di belakang peritoneum parietale. Vena
ini dipisahkan dari omentum minus oleh foramen epiploicum 37. D yang tidak benar. Musculus sphincter ani internus
(Gambar 19-23). mengalami relaksasi selama proses defekasi.
lndel<s
869
870 INDEKS
usia sebagai faktor dalam,24-27 Apex cordis, denyuf 158 glandula suprarenales, 849-8b0
Androstenediort 853 Aponeurosis palmaris, 451- 454 glandula thyroidea, 843, B44g
Anguius lumbosacralis, 560 Aponeurosis plantaris, 47 7 hepar,7259,726
Angulus sterni, 308, 3129 Aponeurosis,8, 10g intercostales, 81, B1g-83g
Annulus femoralis, 460 palatina, 51 jantung, 7349, 1359, 7389, 1,4Ig, 1.42-743,
Anomali kongenital, pembentukan wajah, Apparatus lacrimalis, 61,3g, 614, 617 742g
864-865 Appendix veimiformis, 6909, 69L-692, 775 kepala dan leher, L7 0-I7 8, 17 7g-I7 69,
Ansa cervicalis, 567, 5679 aliran limfe, 272,692 1.77g
Anterior, definisi, 2, 39 pembentukary 702-703, 706g lien, 743
Anteversi uterus, 8139, 815 pendarahan, 6909,692 mamma, 89
Antrum, persara{an,692 otal 505-507, 506g, 508g
aditum ad, 627, 637g, 6329 Aqueductus cerebii, 493, 5009, SO1g, 507, ovarium, 810
pyloricum, 677,6759 5099 pancreas, 740
Antrum mastoideum, 630g, 631,g, 6329, Arachnoidales, penis,797,7949
633 granulationes, 5019, 505, 507, S09g prostat,789
aditum ad, 631.9,6329 vllli, 5029, 505, 507, 546 rectum, 6949,696,6969
batas,6329,633 Arachnoidea mater, 5019, 505, 5099, 543- ren,751,9
Anulus fibrosus, 364-365, 547, 548, S49g 544, 5449, 545g, 5479 thoracica interna, B7g, 82g, 86
Anulus inguinalis, Arcus a lveolari s, 287, 2889 thorax, i57-1.67, 1,58g-160g. Lihat juga
profundus, 650,6579 Arcus aorta, 158-160, 1589-1609 Thora>; pembuluh daral1 arteri
superficialis, 650, 6579, 6529, 6549,709- gambaran radiografik, 767-162, 761.g, besar
7L0,711,g 762g tuba uterina" 81,2, 81,39
Anulus ovalis, 148 Arcus costalis, 709, 770g, 7779 ureter,756
Aorta, Arcus longitudinalis lateralis, 403g, 404 usus belakang, 707, 7089, 7099
ab dominali g anatomi, 27 4-225, 275 Arcus longitudinalis medialis, 403g, 404
9-228 g uterus, 8139, 815
anatomi permukaary 162 Arcus neuralis. 548, 5489 vagina,820
anatomi, 757 -161, 158g-160g Arcus palatoglossus, 43g, 53 vesica urinaria, 764
arcus, 157-160, 158g-1609 Arcus palatopharyngeus, 43g, 53 vesicula seminalis, 786
gambaran radiografik, 161-162, 167g, Arcus palmaris profundus, 1,93, 200g wajah, 861
162g Arcus palmaris superficialis, I99, 201,g Arteria arcuata, 248, 2489, 7S7g
ascendens, 757, 1589, 7599, Arcus pedis, 403 -404, 4039. Lihnt juga Kaki, Arteria auricularis posterior, 77Ig, 173
pangkal dan bagian proksimal,
Arteria axillaris, 186-188, 787 g-792g
pembentukary 747 g, 148, I49g Arcus pubicus, 327, 3299, 3309 anatomi permukaary 7879, 206
thoracis, descendens, 760-161, 1609 Arcus transversus, 403g, 404 bagian kedua, 186-187, 1889, 1.97g, 7929
valvula semilunaris, 148 Arcus venosus dorsalis, 207-203 bagian ketiga, 787, 7889, 1899, 797g
Aorta abdominalis, Arcus vertebrae, 538 bagian pertam a, 786, 7889, 189g, 191, g
anatomi permukaan, 277 g, 225 sendi antar, 366g,367 cabang-cabang , 787-788, 19Ig, 1,939
anatomi, 27 4-225, 275 9-225 g sendi antardua, 547, 5429 Arteria basilaris, 506, 5069, 177,7779
arteria coeliaca, 275-276, 279 9-221 g Arcus zygomaticus, 287, 2889, 510, S10g Arteria brachialis, 788-791, 79 49
arteria 1umbalis, 222 Area auditiva, 493, 50Bg d natomi permukaan, 195g, 20tt
arteria mesenterica superior, 217, 22Ig- Area bicara motoris, 493,508g batas-batas, 189, 79Bg
t'2'o Area Broca, 493 cabang-cabang , 189-191, 1969
arteria ovarica, 2759, 278-222 Area sensoris, 493, 508g Arteria bulbi penis, 791
arteria phrenica inferio+ 222 Area visual, 493,508g Arteria carotis, 505, 502 508g
arteria renales, 278,21.59, 2169 Areola,87,90g anterior, 776, 777g
arteria sacraiis medi4 2769, 222 Arrector pi1i, musculus, 69, 7 communis, 1,70-177, 172g, 7739, 77 69
arteria suprarenales mediales, 2169, 278 Arteri, 14g, 15g. Lihat juga entri arteria dan batas-batas, 1739, 176g
arteria testicula ris, 275g, 218-222 arterial cabang-cabang, 171
batas-batas, 274, 217g appendix vermiformis, 690g, 692 externa, 771,, 1719-77 69
cabang-cabang, 274-225, 21,69-225 g caecum/ 689,6909 batas-batas, 17 7-1,7 2, 17 3 g-I7 6 g
gambaran radiografik, 225-232, 2269- canalis analis, 697 cabang-cabang, 17Ig, 172, 7739
2309 colon ascendens, 687 g, 693 interna, 17 7 g-17 6g, 77 4-77 6, 777 g
lokasi, 274, 2159, 216g colon descendens, 693, 6949 batas-batas, 173g-I7 6g, 17S
Aorta ascendens, anatomi, I57,1SBg, l19g, colon sigmoideum, 693, 6949 cabang-cabang, 775-72 6
Aorta thoracis descendens, 159g, 1.60-16I, colon transversum, 687 g, 693, 6949 media,776,7779
160g dinding abdomery 642-643, 6439 posterior, 1,77,177g
Aorticopulmonalis spiralis, septum, 148, duodenum, 682,6839 Arteria centralis retinae, 6249, 625
1,49g ekstremitas inferior, 235-252, 237 g-253g Arteria cerebri
Apendikular, rangka, 372-327, 31.69-3219 anatomi permukaary 256, 257 g, 2S8g anterior, 176,177g,505, 505, 5069
Apertura nasalis anterior, 287 gambaran radiografik, 256, 2S8g-259g
_ medi.a, 17 6, 777 g, 505, 5069
Apertura pelvis ekstremitas superior, 786-199, 1,87 g- posterior, 777, 777 g, 505, 5069
inferior, 327, 3299 203g Arteria cervicalis superfi cialis, 7729, 17g,
superior, 325,3299 anatomi permukaary L87 g, 1989,, 188
Apertura thoncis, 79, 79 g 7999,2049,206 Arterla cnoroldea, 5U5
hubungan clavicula dengary 87, 88g,, persarafan, 200 Arteria circumflexa ilium superfi cialis,
899 gasteq 674-675,677g 236,2479
INDEKS 871
Arteria coeliaca . 2l5-2I6, 2lag-221g Arteria pulmonaiis, valvula semilunaris, Articulatio carpometacarpales, 379g, 381
Arteria communicans 148 Articulatio carpometacarpales, ibu jari,
anterior, 505, 50Bg Arteria rad ia lis. I ql -. I q2, 197 g- I99g 3799,387
posterior, 77 6, 777 g, 505, 5069 anatomi permukaan, 7999, 2049,206 Articulatio condyloidea, 354, 355g
Arteria coronaria, cabang-cabang pada lengan baw ah, 792, Articulatio coxae, 384-387, 3859-3879
anastomosis, 143 198g anatomi permukaan, 387, 3889, 3899
dextra, 1349, 738g, 1,479, 742-1'43 cabang-cabang pada telapak tangan, articulatio, 384, 385g
sinistra, L349, 7389,7419, 1'429, 743 792 batas-batas penting, 387, 3879
variasi pada, 1429,743 Arteria radicularis, 543 capsula, 384, 3859
Arteria cystica, 7259, 732 Arteria recta Iis nedta. 224, 2249 gerakary 385-387
Arteria descendens genus, 23q, q40g Arteria renalis, 2I5g, 2769, 278, 752 ligamenta, 384, 385g, 386g
Arteria dorsalis, Arteria sacralis nredia, 21 69, 222. 2219, 225 membrana synovialis, 384, 385g-3879
p e dis, 247 -248, 247 g, 248g Arteria segmen talis, 7 52 otot, 385-387
cabang-cabang, 248, 2489 Arteria spinalis, persarafan, 384
penis, 791 anterior, 543 tipe, 384
Arteria epigastrica superficialis, 236, 241'9 posterior, 543 Articulatio ctbit| 37 6, 3789
Arteria femorahs, 236-240, 237 g-243g Arteria subclavia, 777g, 172g, 176-178, Articulatio cuboideonavicularis, 401
batas-batas, 236, 237g 1779,1829 Articulatio cuneocuboideae, 402
cabang-cabang, 236-239, 237 g-243 g anatomi permukaan, 1969, 206 Articulatio cuneonavicularis, 401
d eskripsi, 23tc, 237 g-240g bagian kedua, 7729, 778 Articulatio elipsoidea, 355, 355g
Arteria gastrica sinistra, 275, 21'99 bagian ketiga, 17 29, 77 8,'181 Articulatio genus, 387-392, 3909, 391. 397g
ArLeria glutea in[erior. 224.2249 bagian pertam a, 1729, 17 6-77 8, 177 g articulatio, 388, 390g
Arleria glutea superior, 225 cabang-cabang, 1729, 777 -77 8, 777 g batas-batas penting, 391,9, 392
Arteria hepatic a, 216, 2799, 2209, 2219, cabang-cabang, 188, 1939 bursa terkait dengan, 3909, 391g, 392
Arteria hypophysialis, 837, 840g dextra, 7779, 7729, 176 capsula, 389, 390g
Arteria iliaca sinistra, 1,729, 77 6-178 gerakan, 392
externa, 222,2249 Arteria subscapularis, 188 liagamenta, 389 -397, 3909, 391 g
interna, 223-225, 2249, 225 g Arteria suprarenalis medialis, 2169, 21'B membrana synovialis, 397, 3909, 3979
Arteria iliacae communis, 2759, 276g, 222, Arteria suprascapularis, 1729, 178, 1'88 olot,392
2249,2259 Arteria tarsalis lateralis, 248, 2489 persarafan, 392
Arteria iliolumb ahs, 225 Arteria temporalis superficialis, 7779, 773, tipe, 388
Arteria interlob aris, 7579, 754 181 Articulatio ginglymus, 354, 3559
Arteria interlobularis, 7 54 Arteria testicul aris, 2L5g, 278-222 Articulatio humeri, 372-375, 373g-3759
Arteria lierrali*. 215-216, 2199. 744 Arteria thoracica interna, 1729, 778 batas-batas penting, 37 4
Arteria lingualis, 77 19, 17 3, 773g Arteria thyroidea, capsula, 372, 3749,
Arteria 1umba1is,222 inferior, 1729, 777 -778, 843, 8449 gerakary 372-374,3759
Arteria marginahs, 218, 2239 superior, 843, 8449 ligamenta, 372,3739
Arteria maxillaris, 17 1,9, 77 4 Arteria tibialis, ligamentum tambahan, 372, 3739, 3749
Arteria meningea media, 7779, 774, 503 anterior, 242, 2449-246 g membrana synovialis, 372, 3739
Arteria mesenterica cabang-cabang, 242 percarafan,372
inferior, 217 -278, 2239, 7 07, 7 09 g posterior. 2449, 248-252, 24og Iipe,372
cabang-cabang, 2239 cabang-cabang , 249g, 251-252 Articulatio lntercarpalis, 3799, 381,, 3B2g
superior, 277, 2279-223g, 702 Arteria ulnaris , 7949, 793-799, 7989, 7999, Articulatio intercuneiformis, 402
cabang-cabang , 277, 2229 201g-203g Articulatio intermetacarpalis, 379g, 381,
Arteria metatarsal dorsalis I, 248, 2489 anatomi permukaan, 2049, 206 Articulatio intermetatarsalis, 402
Arteria obturatoria, 223 Arteria umbilic alis, 223, 224g Articulatio interphalangea, 379g, 383, 402
Arteria occipitalis, 7779, 77 3 Arteria uterina, 224, 2259 Articnlatio manubriostern alis, 307, 369,
Arteria ophtalmtca, 77 5-77 6, 505, 677 g, 61'9 Arteria vaginalis, 224 3709
cabang-cabang, 679, 6249 Arteria vertebralis, 505, 5069 Articulatio metacarpophalangea, 3799,
Arteria ovarica, 275 g, 278-222 Arteria vesicalis inferior. 223 381, 383, 402
Arteria peronea, 249g, 251 Arteria vitellina, 702 Articulatio plana, 354, 355g
Arteria pharyngea ascendens, 172 Arteriae arcuatae,754 Articulatio radiocarpalis, 380g
Arteria phrenic a infertor, 222 Arteriae lobares, 753 Articulatio radioulnaris distalis, 37 6-379,
Arteria plantaris, Arteriol, 72,15g. Lihat juga arteri spesifik, 379g,381
lateralis, 2509, 252 mis., Arteria cystic Articulatio radioulnaris proximalis, 376,
medialis, 2509, 2519, 252 Arteriolae aferen glomerulrts, 754 3789,3799
Arteria poplite a, 240-242, 2439, 2449 Arteriovenosus, anastomosls, 14, 159 Art icu tio sacroi I iaca, 322, 3289
la
batas-batas. 240, 2439, 2449 Articularis discus, 9 Articulatio sellaris, 355, 355g
cabang-cabang,242 Articularis genus, 3909, 391 Arliculatio spheroidea, J559, 356
Arteria profunda femoris, 237, 2379-2409, Articulatio acromioclavicularis, 37 1,, 371'9, Articulatio sternoclavicularis, 369 -37 0,
)/-A lllo 372g 3779,3729
Arteria pudenda Articulatio atlanto-axialis, 364, 365g Articulatio subtalaris, 3949, 396, 399g
externa, Articulatio atlanto-occipitahs, 364, 3659 gerakan pada, 400
profunda, 236, 2419 Articulatio calcaneocuboide:um, 3949, 399, Articulatio talocalcaneonavicularis, 397,
superfi cialis, 236, 2479 399g-401'g 399g
interna, 224,2249 gerakan pada, 400 gerakan pada,400
872
Articulatio talocruralis, 395-396, 3949, Berlari, fungsi gerak maju kaki saat, 405 infrapatellaris, 390g
3959,3979 B-Estradiol, fungsi, 855 ' profunda,392
articulatio, 3949, 3959, 396 B1bn,43g,44,44g superficialis, 3909, 392
batas-batas penting, 396 atas, cheiloschisis, 8639 popliteus, 391., 392
capsula, 396 bawah, cheiloschisis, 8639 prepatellaris, 3909, 391.9, 392
deskripsi, 395 cheilosihisis atas, 864, 8649 semimembranosa, 392
gerakary 396 cheiloschisis bawah, 864 suprapatellaris , 390g, 397
ligamentum, 3949, 395g, 396 cheiloschisis murni, penanganan, 864 Bursa infrapatellaris profund4 390g
membrana synovialis, 396 pembentukan, 8629, 862-863 Bursa infrapatellaris superficialis, 391
otot,396 Biceps femoris, 474, 4759 Bursa omentalis,
persarafary 396 Bidang coronal, lengkung pada, 302-3A4 pembentukan, 666,667g
regio, anatomi permukaan, 396, 3989, Bidang horizontal, istilah yang penampang transversa, 7299
398g berhubungan dengan, 2-3, 39 peritoneum, 661,, 661 9-664g
npe,396 Bidang koronal, istilah yang berhubungan Bursa prepatellaris, 3909
Articulatio tarsalis, 3949, 3959, 396-402, dengan,2,39 Bursa suprapatellaris, 389
3999-4079,4a2g Bidang midsagital, istilah yang
Articulatio tarsometatarsalis, 402 berhubungan dengary 2, 39 C
Articulatio temporomandibtlaris, 295, Bidang sagital, lengkung pada, 302-304, Cabang ganglion nervus maxillaris, 5239
2969, 357, 358-362, 359g, 3609 304g Cabang zygomaticus, nervus maxillaris,
batas-batas pentin& 359g, 362, 362g, Bidang transversal, istilah yang 522
3639 berhubungan dengan, 2-3, 39 Caecum, 688-689, 6909, 713
capsula, 357 Bintik buta, 625 aliran limfe, 689
dalam articulati o, 357, 359 g, 360 g Blok nervus, batas-batas, 689,6979
deskripsi, 357 spinalis, 563-6L0 gambaran radiografil 691, 6929
gambaran radiografi k, 297 9-299 g, 364 trigeminus, 576-536 pembentukary 702-703
gerakary 358-362,361,9 Bola mata, 6209-623g pendarahan, 689,6909
ligamentum, 357,3599 gerakary 679-620 persarafary 689
membrana synoviaiis, 357, 361.9 isi,6249,625 Cairan seminalis, 795
persarafary 358 lapisary 627,6249 Cairan sinovial, 9
Articulatio tibiofibularis, otot, 615t Cakram embrio,27
distalis, 393-394, 3949, 3959 pembuluh darah,6179 Calcaneus, 333-335, 337 9-339g
proximalis, 3909,393 pembuluh limfe,6779 Calyx,
Articulatio trochoidea, 354, 3559 saraf,6169-6189 major,7519,752
Articulatio xiphisternalis, 308, 369, 370g selubung fasci al, 620-621, 624g minor,7579,752
Artriculatio radiocarpalis, 379-387, 379g tunica fibrosa, 627, 624g Canal of Schlemm,625
Atlanto-occipitalis anterior, membrana, tu nica nervosa , 6249, 625 Canaliculus lacrimalis, 6139, 674
364 tunica vasculosa pigmentosa, 623, 624g Canalis adductorius (subsartorius), 458g,
Atlas, 549 Bronchioius, 462-463
Atrium, 747,7489 respiratorius, 101 Canalis analis, 696-698, 697 9-6999, 700t,
dextrum, 135-736, 135g, 1369 terminalis, 101, 1059 701.9
pembentukan, I 47 -1 48, I49g Bronchiolus terminalis, 101, 1059 aliran limfe, 272, 273, 697,701,9
sinistrum, 1359, 138, 1399 Bronchus segmentalis, 98g batas-batas, 696, 697 g-699 g, 7 00t, 7 01,g
Auditus, ossicula, 6309, 6319, 632-633, tersier, 100 pembentukan, 707 -7 08, 7 08g
633t,6349 Bronchus(i), 68, 689 pendarahary 697,7019
gerakan, 633,634g principalis dexter, 68, 689, 69 persarafan,69T
Auricula, 626,6299 principalis sinister, 68g, 69 setengah bagian atas, pembentukary
Axtlla, 87,88g, 899, 1879-7909, 435, 4379, segmentaf 98g, 100 705,708g
437t-438t,4399 Buck, fascia, 791 sphincter, 7001
nervus radialis di, cabang-cabang, 5729, Bulbus, Canalis anorectalis, 707
578 arter|791 Canalis atrioventriculafis, 747, 1489
Axiilary talI, 87, 909 inferior, 181 Canalis caroticus, 297g, 294
Axis,549 olfactorius, 517 Canalis carpi, 320, 320g, 441, 4479, 4489
penis, 790, 7939, 7949, 795 Canalis cervicis, 8139, 814
B rambut,6g,7 Canalis femoralis, 460, 4649
Bagian atas bibir, cheiloschisis, 8639, 864, sinovaginalis, 822 Canalis hepatis, 723
8649 superior, 181 Canalis hyaloid eus, 625
Bagian bawah bibir, cheiloschisis, 8639, vestibuli,806, B0Bg Canalis hypoglossus, 2909, 291,, 2979, 294,
864 Bulbus cordis, 1.47, 1.479 497
Bantalankuku,T,Tg bagian atas, 149g Canalis incisivus, 295, 2969
Bantalan lemak, 9, 11g bagianbawah, 1499 Canalis inguinalis, 647 -650, 647 g, 6499,
B are area hepar, 7 24, 7249 Bulbus inferior, 181 653g
Berdiri diam, fungsi gerak maju kaki saat, Bulbus superior, 181 dinding, 647 g, 6499, 651.9, 6529
404 Bulla ethmoidalis, 36, 37 g fungsi,650
Berjalan, fungsi gerak maju kaki saat, Bulu mata, 672,6139 mekanisme,650, 6539
404-405 Burs4 10-11, 13g pembentukan, 6529, 653 -655, 655 g
Berkemih, refleks, 7 65, 7 669 articulatio genus, 3909, 391.9, 392 Canalis mandibulae, 295, 29 69
873
Canalis nasolacrimalis, 6139, 674 Cervicale posterius, trigonum, 425g lengkung, 302, 304g, 368, 5409, 560
Canalis opticus, 490, 676, 6769 Cervicales anterioires, nodtts, 267, 267g, . pembentukan,S49
Canalis pyloricus, 67 l. 6759 Cervicalis vertebra, 554-555, 5609 MRI, 553, 554,5599
Canalis sacralis, 305, 307 g Cewix,874,8I7 os coccygis, 3049,306
Canalis semicircularis, 6329, 63ag Cheiloschisis, 864g os sacrum, 304g, 305, 307 g
Capsula, 625 atas, 8639, 864,8649 otot-otot yang menghubungkan
adiposa, 750,75Ig bawa[ 8639, 864 extremitas atas dengary 4381
fibrosa, rery 750,7579 murni, penanganan,864 pembentukan, 547 -549, 5489, 5499
Caroticus communis, proposchisis, 864, 8649 persarafary 547,5439
batas-batas, 170-771 Chiasma opticum, 493, 5069 regio cervicalis, gambaran radiografik,
cabang-cabang, 171 Choanae, 290,2899 549-550, 5509-552g
Cartilagines costales, 308, 3729 Chorda tympani, 527, 5289, 6329, 635 regio lumbosacralis, gambaran
gerakary 369 Choroidea, 623 radiografik, 551-552, 5549, 5559
sendi,369,370g Cincin Waidever, jaringan limfoid, 59 regio thoracica, gambaran radiografik"
Cartilaginosa, Circulus Willist, L76,1779,505, 5069, 507 550-551, 5539
costa, 548 Cisterna chyli,, 264-265, 265 g send i, 3b4, 3o59, 539-541 , 5429
vertebra, 548 Cisternae subarachnoideae, 505 articulatio atlanto-axialis, 364, 3659
Cartllago,24 Clavicula, 315, 3169 articulatio atlanto-occipitalis, 364,
anatomi,284 hubungan dengan apeftura thoracis 365g
arytenoidea, 60, 629 superior, 87, 889, B9g di bawah axis, 364, 3669, 367 g
cartilago fibrosa, 284 Clinoideus anterior, processus/ 2979, 293 gambaran radiografik, 308g-31 1 g, 368
comiculata, 60 Clitoris, ligamentum, 364,3659
corniculata, 649 aliran limfe, 806 spatium subarachnoideum, gambaran
costales, 77, 77g, 308, 312g analomi permukaan, 8079, 828 radiografik, 553, 5569, 5579
cricoidea, 00, 629 anatomi, 804g,805-806, 8079, 80Bg struktur di garis tengah, 5399, 5409,
cuneiforme, 60, 64g corpus, 806 554-ss9, 560g
elastis,24,284 crus, 806, B08g Columnae anales, 696, 699g
hialin,24,284 deskripsi, 805, 8079 Communicans anterior, arteri, 505, 508g
jenis,24,284 ereksi, 808 Compute d to mo graphy (CT),
larynx, 569, 59-67,60g,629. Lihat jttga g1ans, 806 gambaran, 27-28,299
Larynx, cartilago, lokasi, 805, B07g columna vertebralis, 553-554, 55Bg
thyroidea, 59-61,629 nervus dorsalis, 605 Condylus occipitalis, 2909, 297
Caruncula lacrimalis, 672, 6139 pendarahan, 806 Conj oint tendon, 429, 4379
Cauda equina, 17, 19g, 543, 5459, 564, 5659 persarafan, 806 Conjunctiva, 612,614
Cavitas orbitalis, 614-676, 616g r adix, 7 69 g, 8049, 805, 8089 tendo, dinding abdomery 644-645, 646g,
foramina ke dalam, 675-616,6769 Cloaca entodermal, 7 05, 7 08g 650g
gambaran radi ogr ahk, 626 Coccygeus, musculus/ 803g, 804 Conus medullaris, 541
Cavitas pelvis, 327, 329 g Coccygis, gambaran radiografik, 552 Copula,845,8479
Cavitas peritonealis, Cochlea, 6329,636 Cornea, 622,6249,
anatomi, 658-663, 6619-669g ganglion spirale, 529 fungsi,622
pembentukary 659g, 665-666, 667 g Cochlearis, 518t Corona, 7939,795
Cavitas thoracis, diameter, meningkat serabut, 5181 Corona ciliaris, 623
pada, 105-106, 110g, 1119 CoIon. Lihat jugri bagian spesifiknya Corpus adiposum pararenale, 751g
Cavitas tympani, 627 -635, 6299, 6309, altanlimfe,272 Corpus anococcygeum, 432, 4349, 8039,
6319, 632g, 633t, 6349 ascendens, 6709, 6879, 6909, 6919, 693, 804
Cavum cranii, 293 715 Corpus callosum, 492, 5009
Cavum nasi, 35-38, 36g, 37g, 38g, 399 pembentukan, 702-703 Corpus clliar e, 623-624, 6249
aliran limfe, 39 descendens, 670g, 691g, 693, 694g,71'5 Corpus clitoridis, 806
atap,36,37g pembentukan, 705-707, 70Bg Corpus geniculatum laterale, 579, 5209
dasar,36,369 sigmoideum, 670g, 693-694, 6959 Corpus penis, 791. 793g, 7o4g, 795
dinding, 36,369,37g transversum, 6679, 6709, 6879, 6979, Corpus perineale, 705, 7 089, 815-816
membrana mucosa,37 693,694g Corpus perineum, 804, 8069
pendaraharg 38 Colostrum,88 Corpus pineale, 493, 500g
suplai saraf, 38, 38g Columna renalis, 751 g, 752 Corpus sponfiosum penis,797, 7939, 7949
Cavum oris,43g,,44 Columna vertebralis, 301-305, 302g-3049, Corpus sterni, 7 6, 77 g, 307, 31'2g
Cavum Retzius,787 3069, 307g, 537-562 Corpus tibiae, 333
Cavum trigeminale, 520, 5229,5239 anatomi permukaan, 554-560, 5609 Corpus ultimobranchiale, 846
Cellulae mastoideae, 6329, 635 coccygis, gambaran radiografik, 552 Corpus uterus, 817
Centrum, 548,5489 cT, 5s3,554,5589 Corpus vertebrae, 547
Cerebellum, 496,5009 definisi, 538 sendi antar, 364,3669
Cerebrum, 492-493, 5009, 5089, 5099 deskripsi, 301 sendi antardua, 541,, 5429
anterior, gambaran radiografi k, 306-312, 308g- Corpus vitreum, 6249, 625
arteri, 506g 31,1, g, 549 -550, 550 g-552 g Corpusculus Hassall, 849
aqueductus, 493, 500g, 501'9, 507, 5099 gerakary 368 Corpusperineale, 432, 4349
pedunculus, 493, 50L9, 5099 komposisi, 301, 3029,3039, 538, 5399, Cortex,492,497
Cervicale anterius, trigonum, 424, 4259 540g fetalis, 850
874 |NDEKS
Costa I, sambungan otot pangkal leher Definisi rotasi medial,4g, 5 arteri intercostalis, 81, 81g-83g
dengan,79g,87 Deglutisi,58 cartilago costahs, 77, 77 g
Costa, 7 6-77 , 77 9-799, 548 Dendri! 17,18,78g,279 costa, 76-77, 77g-79g
atiplkal,77,79g Dent axis, 549 gambaran radiografik, 1,1I, 773g-7279
caput, sendi, 77, 78g, 368, 3699 Dentatus, nucleus,497 membrana suprapleuralis, 83, 93g
cartilaginosa, 548 Denyut apex cordis, 158 musculus intercostalis, 79 -81,, 87 g
fluctuantes, 76 Dermatom, 547,5489 n. intercostales, 81-83, 80g, 81g, 84g
gerakan,79,369 Dermatomiotom, 547 otot yang menghubungkan extremitas
I, sambungan otot pangkal leher Dermis, 6, 69 superior dan, 86-87,889, 89g
dengan,79g,87 Descendens, colon, 6709, 6979, 693, 694g, otot, 85, 86t
send178-79, 789, 368, 3699 775 sendi, 779,78-79,789
spuriae, 76 pembentukary 705-707, 7089 spatium intercostale, 79, 80g
tipika|,77,7Bg Diaphragma sellae, 502g, 503, 504g sternum,76,77g
tuberculum, sendi, 78, 78g,, 368, 3699, Diaphragma, v. intercostalis, 81, 81g-83g
verae,76 anatomi, 83-85, 84g Dinding thorax,
Costae, 308-312, 3729-3L4g bentuk dan struktur, 85, 94g otot,426,427t
fluctuantes, 7 6, 308, 313g, 3749 fungsi, 85 vang menghubungkan extremitas
spuriae, 76 lubang pada, 85 superior dengary 4371
vetae,76 peivis, 431, 4339, 801-804, 8029, B03g Dinding vesica urinaria, ureter
Coxae, os, 328-329, 3289, 330g-3379 pembentukan,85 menembus, fungsi katup saat,
Cranii anterior, fossa, 295t persarafan, 85 754,759g,7609
Cranii media, fossa, 295t urogenitale, 432, 4359, 436t,789, 804- Di ploe, 282, 285, 2BbB, 287g
Cranii posterior, fossa, 291 g, 293-294, 295t 805, B04g Discus articulare, 9, 357, 3599
Cranium, tulang, 285-286, 2869, 2BBg, anatomi, 7909,7939 Discus intervertebralis, 364-365, 3669, 538,
Cremasterica, fascia, 6529, 653, 654 Diaphysis, 24, 281 541, 5429,548, 5499
Crista bulbaris, L48, L49g Diencephalon, 493, 5069 fungsi,367
Crista iliaca, 328, 3309, 5399, 559-560, 709, Dihidrotestosteron, 853 Distal, definisi, 3,3g
7109, TIIg Dilatator pupi11ae, 625 Dorsalis superfi cialis, penis, 7 9 4g
Cdsta intertrochanterlca, 332, 3349 Dinding abdomery Dorsofleksi, 396
Crista occipitalis interna, 2919,, 294 aliran limfe, 643,6449 Dorsum sellae, 297g, 294
Crista pubica, 3289, 329 anatomi permukaan, 7 08-7 75, 7 70 g, Dua pertiga proksimal colon transversum,
Crista sacral median, 559 7719,7139,7749 pembentukan, 703
Crista spina scapulae, 5399, 559, 560g anatomi, 642-650, 6429-6479,, 648t, 6489- Ductuli efferentes, testis, 781, 7829,783
Crista supinatoria, 319g, 320 653g Ductus,
Crista supracondylaris, anterior, alveolaris, 101
lateralis, 332, 3349 nervus/ 6429,, 657, 6579 anatomi, 783-784
medialis, 332,334g otot, 426-430, 4289, 429g,4309, 4301, billialis, 684g
Crista urethralis, 765 643-644, 6469, 647g,648t, 6519 gambaran radiologik, 732
Cruciate anastomosis, 239 -240 pendarahan, 643g, 657-658 hepar, anatomi, 727 -7 30
Cruciatum, ligamentum, anterius, 389, artert, 642-643, 6439 pembentukan,732
390g, 391g canalis inguinalis, 647 -650, 647 g, 649 g, choledochus,
Crus, 653g gambaran radiologik, 7339-735g
clitoris, 806, 8089 fascia profunda, 643 hepar, anatomi , 725g,728g-730g
penis, 790, 7939, 7949, 795 fascia superficiahs, 643, 6459 muara ke dalam duodenurn,742,
Crypta tonsillaris, 59 fascia transversalis, 647 g, 6481 7/.)o
'"6
Cubiti, fossa, 436, 442g kulit. b42-641, o42g. o43g pembentukary 7369,7379
Cuboideum, epithelitim, 625 lemak ekstraperitoneal, 647, 649 g cochlearis, 636
Cuboideum, ossa, 337-338, 337 9-3399, ligamentum inguinale, 647 g, 645-647, cysticus, 729g,732
3389, 339g 649g pembentukan, 732,7369
Cystica, vena,732 linea semilunaris, 644, 647 g d eferens, 7 83-7 84, 7 84g, 796
Cysticus, ductus, 729g, 732 otol, 431, 432t anatomi permukaaq 7859
pembentukan, 658, 6609 anatomi, 7869,787g
D penanda permukaan, 7 08-7 12, 7 70g, eja culatorius, 7 65, 7 83, 7 84g
Daerah pergelangary anatomi permukaary 711g anatomi, 786,7889
2049 pendarahan, 642-643, 6439 endolymphaticus, 636
Darah, peritoneum parietale, 647, 6489,, 649g epididymis, 783,784g,
sirkulasi, hepar, 7259, 727 perkembangan, 6599 glandula vestibulares majores, 8079
yang hangat, dalam anyaman vena, persarafan, 642,6429 glandula vestibularis major, orificium,
fungsi,38 posterior, 586, 588g anatomi permukaary 828
Daya tahan perifer, 200 tendo conjunctivus, 644-645, 6469, 6509 hepaticus, 7259, 728, 729 g, 732
Decidua, 818 vagina musculi recti abdominis, 644, communis, 728, 7299, 732
Decussatio pyramidum, 496 648g dexler,732
Defekasi, 698 vena,643,6439 sinister, 732
Definisi anatomi dasar, 2 Dinding dada, lacrimalis, 673g,674
Definisi anatomi klinik, 2 anatomi, 76-83, 779-849 lymphaticus,
Definisi fleksi lateral, 3-4. 49, ag,5,59 apertura thoracis superior, 79, 79g anatomi, 264-266, 2b5F,
875
dexter, 16, 169, 2659, 266 v ena, 207 -206, 20 49, 205 g Ethmoidalis anterior, nervus, 521, 524g,
mesonephros, s\sa,768 Ekstremitas inferior, 6779,679
nasolacdmalis, 37,37g, 6739, 614 aliran limfe, 273,2749 Eversi,
pancreaticus, 730g, 739 g, 7 40 arteri, definisi,5, 59
accessorius, 6849, 7 40, 74L anatomi permukaan, 256, 257 g, 2589 deskripsi,400
ma1or,741 a natomi, 236-252, 237 g-253g Extremitas inferior,
muara ke dalam duodenurn,742,742g gambaran radiografik, 256, 2589-259 g cabang-cabang plexus sacralis, 591 g,
reuniens, 636 persarafan simpatik, 252 5929, 595g, 5969, 597
semicircularis, 6329, 635, 636 pembuluh dar ah., 235-261 nervus cutaneus permukaan anterior,
thoracica, 16, 769, 264-265, 265g pompa vena, 256 586, 590g
thyroglossus, 845, 847 g sendi, 384-402, 385g-391g, 3939-3959, nervus cutaneus permukaan posterior,
utriculosaccularis, 636 3979-401,9 586, 590g
vitellinus, 702,705 gambaran radiografi k, 3409-347 g, otot, 454, 455, 4559, 456t, 457 g, 4589,
Duodenum, 678-685, 6839, 6849, 773 4049,405,4059 459t, 467t, 4629, 4639-4669, 467t,
aliran limfe, 272,682 r;Jang, 2829, 327, 322, 3289-3369, 337 g- 4689, 467t, 469g, 470t, 4719,
bagian,678, 683g, 6849 339g 4809, 4811
batas-batas, 678-682, 6839, 6849 gambaran radiografik, 339, 3409-347 g otot-otot adductor di, nervus
gambaran radiografik, 681 g, 6829, 685, v ena, 252-256, 2549, 255 g obturatorius dar; 589, 593g
685g anatomi permukaan, 254g, 256 trigonum femorale dan adductorius di,
muara ductus choledochus dan ductus gambaran radiografik, 256, 259 g 586,5899
pancreaticus ke dalam, 7 42, pengaturan saral pada, 256 Extremitas superior,
74)
''-6 o Ekstremitas superior, 376 9-321, g otot yang menghubungkan dinding
papilla, aliran limfe, 268-26q, 2689 dada dan, 86-87, 88g, 89g
major,730,7309,740 sendi, 369-383, 3719-375g, 377g, 3B2g otot,435-454
minor, 7309, 7399,740 ga mba ran radiografi k. 3229-327 g, persarafan interosseus, 571
pembentukan, 700-7 02, 7049 383-384 persarafan cutaneus, 572g
pendarahary 682,6839 L:,lang,312-321,
persarafan, 685 gambaran radiografik, 321, 3229-327 g F
setengah bagian atas, aliran lirnfe,272 Eksudat serosa, 23 Facialis, arteria, 7779, 773, 7739
Duramater, 543, 5449, 545g Ektoderm,27 Falx cerebelli, 503
aliran vena, 504 Elevasi tuba,57,58g Falx cerebri, 291.9, 293, 492, 5009, 5019,
otak, 499-504, 501 g-5039 Embriologi, anatomi klinik dan, 26-27 502,5099,570
pendarahary 503-504 Eminentia arcuata, 291,9, 294 Farcia, cervicalis, 421,-423
persarafan, 503 Eminentia parietalis, 510, 510g Faring,
End arteri interior, 489
E anatomik, 12 mulut,48g
Eferen, serabut, 564 fungsional, 12 Fascra, 69,7-8,89
Efferentes, ductuli, testis, 781, 7829,783 Endometrium,8l5 Buck, 791
Ejaculatorius, ducttts, 7 65, 783, 7849 Entoderm, 27 cervicales, 4249
anatomi, 786,78Bg Epicondylus, profur.da,424g
Ejakulasi, 794-795 lateralis, 332, 3349 cremasterica, 6529, 653, 654
Ekspirasi, 108, 111g medialis, 332,3349 endothoracica, 79
biasa, 108 Epidermis,6 lengan atas, 436,4439
kuat, 108, 1119 Epididymis, lengan bawah, 439,447g
perubahan paru pada, 108 aliran limfe, 783,7839 orbitalis, 617
Ekspresi wajah, otot, 4I7, 418t, 479g, 864 anatomi permu kaan, 7829, 7o6 pelvis, 431
rami termirales ke, 528, 5289 anatomi, 7 82-7 83, 7 82g-7 84g anatomi, 8049, 805
Ekstensi, definisi, 4, 49 duclus,7B3,7849 lapisan visceraf 805
Ekstraperitoneal, lemak, 617, 64qg fingsi,782 parietalis, 431
Ekstremitas atas, pendarahan, 7829, 783 visceral, 817g, 822
arteri, sinus,782, 7829 profunda,8, Bg
anatomi permukaan, 187 g, 1959, Epigastrum, definisi, 712 dinding abdomen, 643
7999,2049,206 Epiglotis, 60-67, 629 tungkai atas,456,4639
anatom i, I 86- 199, 187 g-203g Epimisium,412 renalis,750, 7579
persarafary 200 Epinefrine, 850 spermatica,
pembuluh dar ah, 185-212. Lihat j u ga Epineurium,543 externa, 650, 6529, 653, 654
Arteri dan vena Epiphysis, 24, 281 intem4 650, 6529, 653, 654
anatomi permukaan, 187 g-197 g kartilago, 281 scrotum/ 6529, 6549, 656, 7879
anatomi,786-206 Epitelium, germinativum, 809 superfisialis, 6, 69, 7-8
gambaran radiografik, 207, 207 g-270g Epithelium cuboideum, 625 dinding abdomery 643, 6459
persarafary 206 Ereksi, scrotum, 6459, 656, 6879, 779-780,
superficialis, clitoris, 808 ' '"6' 7a)o
Tano ' '-b
anatomi permukaan, 205g, 206-207 penrs,792-793 transversalis, 647 g, 648t
visualisasi, 207 Erektil, jaringan, 795 Fascia cervicali s, 427 - 423
vena superficialis, anatomi permukaary Estrogen, fungsi, 856, 8569 profunda,424g
7879,2049 Estron, fungsi, 855 superfi cialis, 421, 4249
876 INDEKS
Fascia cervicalis, 4249 Foramen jugul are, 289 g, 291, 2979, 29 4, lengkung usus tengah, rotasi, 703-705,
Fascia endothoracica, 79 497 7069,7079
Fascia pelvis Foramen lacerum, 289 g, 291, 2919, 294, pembentukary 658,6609
parietalis, 431 490
visceralis,431 Foramen magnum, 2979, 29 4 G
Fascia transversalis, 429 Foramen mandibulare, 295, 2969 Ganglion,
Fasciculus atrioventriculais, 740, 740g Foramen ment ale, 295, 29 69 ciliare, 6189, 679
fungsi, 140-141 Foramen obturatorium, 329, 3309 ramus communicans, 619
konduksi melalui, kecepatan, 140 Foramen ovale, 1-47, 1499, 2899, 290, 2979, geniculatum, 527, 5289, 63L9, 6329, 635
Fasciculus 293,490 oticum,527
lateralis, 569 Foramen pirimrm, 147, 149 g pterygopalatinu m, 523, 523 g
media1is,569 Foramen rotundum, 2979, 293, 490 radix posterior, 17, 78g,20g, 564, 566g
Fasciculus posterior, 569 Foramen secundum, 147, L499 sensorium superius dan inferius, 529,
Femur, 330-332, 3339, 3349 Foramen sphenopalatinum, 288 5309
Fenestra cochleae, 628, 6349, 635 Foramen spinosum, 2899, 290, 291,9, 294, spirale cochleae, 529
Fenestra vestibuli, 628, 6349, 635 490 spiralis, 6329,636
Fibrae lentis, 625 Foramen stylomastoideum, 289 g, 291 submandibulare, 525 g, 526g, 527
Fibrocartilago, 24 Foramen transversarium, 548 trigeminale, 2979, 294, 520, 5229, 523p,
Fibrosa, Foramen vertebrale, 538, 539 vestibulum, 632g,636
capsula, renal, 7 50, 7 51 g Foreskirg 791 Garis dan bidang abdomery 71,7-712,7119
sendi" 9, 11g Fornix,819 Gaste+ 712-773
Fibula 333, 335g,3369 Fossa, aliran limfe, 272, 675, 6779
Filum terminal e, 547, 5449, 5459 coronoidea, 318, 318g anatomi, 671-675, 6759-67 8g
Fimbriae, 811, 8139 cranii, arteri, 674-675, 6779
Fissura mediana anterior, 541 anterior, 291,g,293, 295t, 489 batas-batas, 674,6769
Fissura, media, 2979, 293-294,295t, 489 curvahura major, 672, 6759
cerebri longitudinalis di antara posterior, 2979, 294-295, 295t, 490 curvatura minor, 672
hemispherium cerebri, 5099, 510 cubiti,436 fun1si,671,6759
longitudinalis, 492, 500 g dextra, 569, 571, 5759 gambaran radiografik, 678, 6879, 682g
mediana,495 digastrica, 294, 295, 2969 pembentukan, 700,7049
anterior, 541 infraspinata, 3769, 377 pendarahan, 67 4-675, 677 g
orbitalis, ischiorectalis, 801 persarafan, 675,685
inferior, 615,61.69 media, cranii, 293 -29 4, 295t sphincter pyloricus, 672, 675g
superior, 2979, 293, 490, 616, 61,6g olecrani, 318, 3189 vena,675,6769
palpebra,672 ovarica, MB,809,81,79 Gastrolienale, omenLum, 658, 6629
petrotympanica, 527 fungsi,855, B55g Gelang bahu, tulang, 3L2-377, 31.6g
pterygopalatina, 288 piriformis, 57, 579, 63, 649 Celang panggul, tulang, 327, 322, 3289-
tympanosquamosa, 289 g, 297 poplitea, 463, 4659,, 5999 3329
Fleksi, batas dan isi, 598 Gender, efeknya pada strr:.ktur, 24-27
definisi,3-4,49 pterygopalatina, 288 Geniculatum laterale, corpus, 579, 520g
lateral, definisi,4, 49 radialis, 318, 318g Geniculatum, gangliory 527, 5289, 631,9,
Flexura coli, sublingualis, 295, 2969 6329,635
sinistra" 693 submandibula ri.s, 295, 29 6 g Genitalia,
pembentukan, 705,7089 subscapuiararis, 3769, 377 masculina,
Folia,497 supinator, 319g,320 anatomi permukaan, 795-7 96, 79Bg
Follkel, 69,7 supraspinata, 376 g, 377 extem4 pembentukan, 795, 7 9 69 797 g
primer, 811, 8139 temporalis, 5099, 570, 5I0g,765 tonjolan,795
Folliculli ovarici, 854 terminalis, tuberculum, 795,7969
Fonticuli cranii, Fossa coronoidea, 318, 318g Gerakan mengunyah lateral, 362
anterror,292 Fovea capitis, 332 Cerakan, anatomi, 3-5, 49, 59
neonatus,292 Fovea centralis, 625, 6249 Germinativum, epitelium, 809
posterior,292 Fovea nasalis, 862 Gigi (geligi),
Fonticulus,489 Fovea sublingu alis, 295, 2969 anatomi, 43g,45,47g
anterior, 292,2929 Fovea submandibularis, 295, 2969 decidu4 45
neonattq2929 Foveae granulares,293 tetap,45,47g
posterior, 292,2929 Frenulum, 791,795, 863 Ginjal, batas anterior, 6839
Foramen caecum, 84o, 847g anatomi permukaan, B2B, 8289-829 g Glandula Bartholini, 806, 8079, 8089
Foramen epiploicum, 658, 661, 6639, 6649, labiorum pudendi, 828, 828 9-829 g anatomi permukaary 807 g, 828
666 linguae, 439,44,46 Glanduia bulbourethrali s, anatomi, 789,
batas-batas, 661 Fundus, 67L,730, 877 7909
Foramen infraorbitale, 2869, 287, 2889 Funiculus spermaticus, Glandula ciliaris,612
Foramen intraventriculare, 1,48, 749g, 493, anatomi, 6529, 653-655, 6549, 6559 Glandula hypophisis, 291g, 294
SOas externa, 650,6529 Glandula lacrimalis, 6139, 674
Foramen ischiadicum scrotum, 6529 persarafan, 614
majus,455 selubung, 6529, 653 Glandula mammada,
minus,455 Funiculus umbilicalis, aliran limfe, 269, 2699,
877
biasa, 705-1.07, 71.09, 7179 basis, 133, 1369 sebagai sebuah unit fungsional, 402-403
kuat, 107 batas,134g,735 sendi, 3949, 3959, 396-402, 3999-4079,
otot diaphragma sebagai, 85 otot, 9 402g
perubahan paru pada, 707 pembuluh ba1ik, 14Lg, 1.43-144 telapak, otot, 471., 4769-4809, 487t
Insula pancreaticae Langerhans, 851-852, pendarahan arteri, 134g, 7389, 1419, Kantong besar peritoneum, pembentukary
8509, 853, B53g 142-1,43, 1,429 666,6679
fungsi, 8509, 852-853, B53g arteria coronaria dextra, 7349, 7389, Kantong kecil peritoneum, 658
pembentukary 853 1479,142-143 Kantong Rathke, 837
Insuliry 742,853 arteria coronaria sinistra, 7349, 1389, Kapiler, 73-74, L59
Intercondylaris, incisura, 332, 3349 1479,1.429,743 limfe, 14
Internal, definisi,3 pericardium dary hubungan antara, Kapsula, sendi, 9
Intervertebralis, discus, 538, 547, 5429, 1399,752 Kartilaginosa, sendi, 9, 119
548,5499 permukaary 1,33,1349 Kartilago, 280-352
Intestinum crassum, persarafary 1,409, 1,44, 1,44g epiphysis, 281
anatomi, 688, 6909, 694g-6989 rangka, 135 Katup jantung,
appendix vermiformis, 690g, 69I-692 fungsi, 135 anatomi, 145
caecum, 688-689,6909 refleks atrium dan ventriculus, 145 pembentukan, 148
canalis analis, 696-698, 697 g-699 g, 700t, ruang, 1349-139 g, 1,35-1,39 valva atrioventricularis, 149
707g sirkulasi darah melalui, 7409, L43,744- valva mitralis, 149
colon ascendens, 687 g, 6909, 69L9, 693 145 valva tricuspid alis, L49
colon descendens, 697 g, 693, 69 49 sistem konduksi,9, 1.369, 739-742, 1409 valvula semilunaris aortae dan trunci
colon sigmoideum, 693-694, 6959 fasciculus atrioventricularis, 740, 140g pulmonalis, 148
colon transversum, 6879, 6979, 693, 6949 fungsi, 139 Kehamilary
fungsi,683 jalur konduksi intemodus, 7409, 147 mamma selama, 88, q lg
gambaran radiografik, 692g, 700, 7039 nodus atrioventricularis, 736g, 740, tinggi fundus uterus pada berbagai
intestinum tenue dary perbedaan 140g bulan,8189
antara, 698-700, 702g nodus sinostrialis, 7369, 140, 7409 Kelahiran, placenta saat, penampiian
komponery 688 pendarahan arteri, 7429, 143 umum, 8189, 819, 8199, 8219
rectum, 69 4- 69 6, 69 5 9-69 8g skeleton, 1369 Kelenjar keringal, 6 g, 7
valvula ileocaecalis, 690g, 69L struktur, 134g, 135, 1359, 7369 Kelenjar sebasea,6g,7
Intestinum tenue, 687 jari kaki, sendi, 3949, 3959,396,396-402, Kelompok regional nodi lymphoidei,
anatomi, 678-685,6839 3999-4079,, 4029, kepala dan lehe+ 266-268
duodenum, 678-685, 6839, 6849, 7L3. Jari tangary Kepala dan leher,
Lihat juga Duodenum selubung sinovial di sekeiiling tendon aliran I im fe, 2oo-268, 267 g
fungsi, 678 panjang, 13g anatomi, 170-187, 771g-77 69, 179 g, 1829
ileum, 685,6869-6889 sendi, 3799, 381-383, 3B2g artefi, 770-178, 1779-1769, 777g
intestinum crassum dan, perbedaan jaringan, kelompok regional nodi lymphoidei,
antara, 698-700,7029 anatomi, 2659,266 266-268
jejunum, 685, 6869-6889 limfoid, cincin Waldeyer, 59 pembuiuh darah, 769-184. Lihat juga
mesenterium, 6869 palatina,59, 609 arteri dan vena spesifik
Intumescentia |aringan erektil, 795 besar, anatomip".-ri.uu.r, 7719, 1,8I,
cervicalis, 541 |aringan limfatlk, 14 7829
lumba1is,541 cincin Waldeyer, 59 penampang/ 49I, 4959-497 g
Inversi, anatomi, 2659,266 vena, 778-18\, 1799, 180g
definisi,5,59 faringan subkutan, 6 Kepa14
deskripsi, 400 fejunum, 67 09, 685, 6869-688g glandulae endocrinae di, 836-847, 8389
Ipsilateral, definisi, 3 aliranbmfe,2T2 otot, 41.6-417, 4779, 41,8t, 4199, 4209
Irts,624-625,6249 gambaran radiografik, 688, 6899 Killian's dehiscence, 55
Ischiadica, incisura, 328, 3289, 3309, 331g ileum dary perbedaan externa antara, Koiesistokinin, 732
Ischiadicum, tuber, anatomi permukaary 6869, 687-688, 6889 Kontralaterai, definisi, 3
823, B28g-829g pembentukary 702-703 Kortikoid, mineral, 850
Ischiorectalis, fossa, 801 |enis kelamiry efeknya pada struktur, Kuadran abdomery 7119, 712
Ischium, 329,3309 24-27 Kulit angsa, 7
Isthmus faucium, 43g, 44 f unctura cardiooesopha ge alis, 7 72 Kulit kepala, otot, 476-417, 4179, 478t
Isthmus, 811, 8139, 8449,839 Kulit,6-7,69,79
batas-batas, 843 K dinding abdomery 642-643, 642g, 6439
Kaki, scrotum, 656,779
J arcus,403-404, 4039 struktur tambahan lain, 6, 69, 79
Jalur konduksi internodus, L409, 747 penyanggah untuk, mekanisme, 404 wajal; 861
Janin, tulang, 403-404, 4039 pembentukary persarafagan sensorik,
cortex, 850 fungsi gerak maju kaki pada,404,405 863
sirkulasi, 166 musculus plantares,
Jantun& lapisan kedua, 599, 602g T,
anatomi radiografik, 1739-1789, 746 lapisan pertama, 599, 6079 Labiogingiva, lamina, 863
anatomi, 733-1.45, 1.349-7409, 7479-7449 sebagai penyokong berat badan dan Labirin, 6309, 6329, 6349, 635
apex,733,1,349, pengungkit, 402- 403, 4029 membrana, 6329,636
INDEKS 879
tulang, 632g, 6349, 635 [ascia cervical is. 421 -423. 4249 perkembangary 509
Labium majus, 805, 8079 glandulae endocrinae di, 836-847, B38g persarafan sensorik, 47
anatomi permukaan, 828, 8289-8299 ligamenta cervicalia, 423-424 Lien, 772, 7739, 7299, 7409, 742-744, 7439,
anatomi, 656-657 musculus styloideus, pembuluh daral1 744g
Labium minus, 805, 8079 dan saraf leher, 1749 aliran limfe, 272, 273, 744
anatomi permukaan, 828, 828g-829g nervus/ 567,5679 anatomi permukaan, 7389, 7 44
Labrum acetabuli, 384, 385g otot, 477-424, 4799, 427t, 4229-4259 arteri,743,744
Labyrinthus membranaceus, 6329, 636 musculus scalenus anterior, 419, 4239 deskripsi, 722, 729 g, 7 40g, 7 42-7 43, 7 43g
Labyrinthus osseus, 6329, 6349, 635 musculus scalenus medius, 421t lokasi, 7 29 g, 7 40 g, 7 42-7 43, 7 43 g
Lacrimalis, musculus sternocleidomastoideus, pembentukan, 744,744g
ductus, 6139, 614 41.7, 421.t,4229, 4229 pendarahan, 743-744
nucleus, 614 pangkal, otot, sambungan dengan costa percarafan,744
Lacunae, 818, 820g 1,79g,87 vena,743-744
.169-184,
Lacus lacrimalis, 614 pembuluh darah, 567, 5679. Ligamentum talofibu1are,
Laki-laki, genitalia externa, pembentukan Lihat juga arteri dan vena anterius, 3949, 396
1a\
t.r,t/vbtt aaAo Aaj*
1b spesifik posterius, 3949,396
Lamina, 538 penampang/ 497, 4959-497 g Ligamentum, 70, 129, 366g, 367
l.amina ciribriformis ossis ethmoidalis, Potong;an melintan, setinggl vertebra alaris,364,3659
490 cervicalis YI,1759 antardua arcus vertebrae, 547, 5429
Lamina cribrosa, 621 radix, 5669 antardua corpus vertebrae, 547, 5429
Lamina labiogingiva, 863 saluran pernapasan di dalam, apicis dentis, 364, 3659
Lamina lateralis porcessus pterygoideus, gambaran radiografik, 70 arteriosum, 158g, 759g, 762
2899,290 trigonum anterius, 424, 4259 articulatio genus, 389-391, 3909, 3979
Lamina medialis processus pterygoideus, trigonu m m uscu la re, 424, 4259 articulatio taiocruralis, 3949, 3959, 396
2899,290 l,emak ekstraperitoneal, 647, 649 g bifurcalum, 3949,399
Lamina pretrachealis, fascia cervicalis Lempeng epiphysis, 24, 549 calcaneofibular e, 39 49, 396
profunda, 423,4249 Lempeng saraf,27 calcaneonaviculare plantare, 397
Lamina prevertebralis, fascia cervicalis Lengan atas, capitis femoris, 384, 3859
profunda, 423,1249, kompartemen fascia, 436, 4439 Cardinale, 876, 816g, 877 g
Lamina propria,23 nervus medianus di, cabang-cabang, cervicales, 423-424
Lamina spiralis, 636 571,5799 collaterale
Lamina superficialis fascia cervicalis nervus ulnarls di, cabang-cabang, 573, laterale, 389, 3909, 3919
profunda, 127,4249 582g mediale, 389, 3909, 391g
Lamina tarsalis, 614 otot, 436-439, 4409-442g, 4439, 443t columna vertebralis, 364, 3659
Lamina tympanica, 2899, 291 permukaan anterior, 4409 coronarium, hep ar, 7249, 725
Lamina urethralis, 795 permukaan posterior, 441 g cricothyroideum, 629, 63, b4g
Lapisan endosteal, 499 tampak anterior, 571,, 57 49,, 57 69, 577 g, cricotracheale, 62
Lapisan ganglionik retina, 517, 5219 ETao cruciatum, 364,3659
-"h
Lapisan meningeal, 499 tampak posterior, 573, 581g, 582g anterius, 389, 3909, 3919
Lapisan parietalis, 23, 24g tulang, 318-321, 318g posteritrs, 390, 3909, 397g
Lapisan visceralis, 23, 24g Lengan bai.r,a[ dalam kestabilan sendi, 356-357
Larvngopharynx, 55g, 57, 57g cabang-cabang arterial radialis pada, denticulatum, 545g, 545
Larynx, 192,7989 elastik, 357
aliran limfe, 67 kompartemen f ascia, 439, 443 g, 447 g, extracapsuiaria, arliculatio genus, 389,
anatomi., 56g, 57g, 59-67, 609, 649, 65t, 448g ?aOo ?41 o
669,679 nervus medianus di, cabang-cabang, falci forme. hep ar, 724 g, 725. 72og
carti lago, 569, 5a-6 I . 609, o2g, o2g 571-572, 5729, 57Bg fibrosa, 356-357
cartilago arytenoid, 60, 629 nervus ulnaris di, cabang-cabang, 572g, flavum, 547,5429,
cartilago corniculata, 60, 649 573 gastrolienale, 744
cartilago cricoidea, 60, 629 otot, 439 , 444g, 445t, 446g, 447 g, 447 t, hepar, 7249, 725, 7269, 727 g
cartilago cuneirorme, 60, 649 44Bg inguinale, 4289, 429, 431.9, 647 g, 649 g,
cartilago thyroidea, 59-67, 629 permukaan anterior- 571 709,7109, 428g, 429, 4309
epiglotis, 60-67,629 tampak posterior, 573 interspinale, 541, 5429
cavitas, 63 tulang, 318-321, 3199 intertransversa ria, 547, 5429
fungsi sphincter, 65-66 otot, 4431 intracapsularia, 389 -391, 390 9
ligamentum, 62-63, 629, 649 Lensa,624g,625 articulatio genus, 391g
membrana, 569, 62-63, 629, akomodasi, kon',.ergensi mata saat, 626 lacunare, 429,4319
membrana mucosa, 67 bentuk, perubahan pad a, 625-626 Iarynx, 62-63, 629, 649
otot, 63, 649,65t Lidah, latum, 8109, 81,6, 8769, 822
persarafan, 67, 679 aliran 1imfe, 47 lienorenale, 744
pintu masuk, 57g, 63 anatomi, 43g,45-48 nuchae, 367,54I,554
produksi suara dalam, 66 gerakan, 47-48, 49g ovarii proprium, 809, 8109, 8119
sacculus laryngis, 63, 649 membrana mucosa, 439, 46, 48g teres uteri, 654
sinus laryngis, 63, 649 otot,46,48t palpebrale
vaskularisasi, 67 pembentukary 48-50 laterale, 614
Leher, 865, 8659 pendarahan,4T mediale, 6139,674
880. INDEKS
Menisci, 390g, 397, 391g Musculus orbicularis oculi, 614, 615t superior posterior, 523, 523g
Menopause, uterus setelah, 816 Musculus palatoglossus, 439, 51,t Nervus auricularis magnus, 567
Mesenterium, Musculus palatopharyngeus, 51t Nervus auriculotempor alis, 5269, 527
intestinum tente, 6869, 687 Musculus pectoralis minor, 87, B9g Nervus axillaris, 570g, 5729, 580, 581g,
peritoneum, 656-667, 6679, 6629 Musculus piriformis, 437, 4329, 434t 584g
pembentukary 6599, 666, 667g saraf ke, 597 cabang-cabang, 5729, 580, 5849
Mesoappendix, 6909, 69I Musculus plantaris, kaki, Nervus buccalis, 5259, 526
Mesocolory lapisan kedua, 599, 6029 Nervus calcaneus medialis, 599
sigmoideum, 693,6959 lapisan pertama, 599, 601,g Nervus cervicalis
transversum, 693 Musculus postvertebralis, 425-426, 426 g descendens, 567
Mesoderm,2T Musculus pterygoideus, nervus ke, 526 transversus, 567
embrionik, daerah,547 Musculus pubococygeus, 8039, 804 Nervus cillaris,6779
intermedian,2T Musculus puborectalis, 802, 803g Nervus coccygeus, 606
laleral,2T Musculus pyramidalis, 427, 644, 64Bt Nervus cochlearis, 636
paraxial, 27, 547 Musculus quadratus femoris, saraf ke,597 Nervus cranialis, 576-536
Mesonephros, 758 Musculus rectus abdominis, 426, 429 g, abducens, 518t, 5229, 5239
ductus, sisa, 768 644, 647 9, 648t, 770, 71.09 accessorius, 5I9t, 532, 5339
Mesosalpinx, 822 lntersectiones tendinei, 770, 7 70 g, anatomi, 517 -533, 518t-5191, 5209-5269,
Mesovarium, 809, 8I0g, 822 Musculus scalenus, 528g-533g
Metacarpi, 320g, 321, 3279 anterior, 79g, 87, 421 t, 419, 4239 facialis, 578t,529g
Metaphysis, 24, 281 medius,79g, 87 glossopharyngeus, 5 I 9t, 5299
Metonephros, 758 Musculus serratus anterior, 87, 88g, 899 hypoglossus, 579t, 532, 533g
Microstomia, 864-865 Muscuius sphincter ani internus yang komponen fungsional, simbol huruf
Miksi,765 involunter, 696 yang umum digunakan untuk,
Mineralokortikoid, 850 Musculus sphincter ani internus yang 518t
Miotom,548,54Bg volunter, 696 mandibularis, 5229-5249, 5259, 5269
Modio1us,636 Musculus sphincter urethrae, 765, 7689 maxillaris, 578t, 522-525, 5229-524g
Mons pubis, anatomi permukaan, 823, Musculus stapedius, 627, 633, 633t nervus facialis, 527, 528g
828g Musculus sternocleidomastoideus, 417, nervus glossopharyngeus, 529-530
Motor end plate, 474g, 41,6 427t,422g nervus vestibulocochlearis, 529-529, 530g
Motorik, serabut,564 Musculus styloideus, 567, 5679 ocu lomotorius, 5 l BL, 5 19, 5279
Mukus, Musculus symphisis pubis, 431, 432,709, olfactorius, 577, 51,8t, 5209
aliran, sinus paranasales da1am, 40 7I0g ophthaimicus, 5L8t, 527-522, 5239-5249
membrana mucosa, efek darah yang Musculus temporalis, 510, 510g opticus, 517-51,9, 578t, 5209, 5279
hangat pada, 38 Musculus transversus, 426, 4289, 643, susunary 517, 518t-519t
Mulut faring,4Bg 6469,648t trigeminus, 518t, 520-527, 5229-5269
Muscle spindle, 473, 4749, 476 Muskuloskeletal, otot skelet, 411 trochlearis, 5 IBt. 5 Iq, 5279, 5229
Muscularis mucosa, 23 vagus, 519t, 5299, 530-532, 5379
Musculi papilares, fungsi, 138 N vestibulocochlearis, 5181
Musculi penis, 791 Nares,35,36g Nervus cutaneus
Musculus bulbospongiosus, 7 90, 791, Nasalis anterio r, apertur a, 287 femoris posterior, 5979, 5969, 597
7939,806,8089 Nasion,509,5109 lateralis,
Musculus ctli.ari.s, 623, 625 6 Nasolacrimalis, ductus, 6739, 674 antebrachii, 569
Musculus coccygeus/ 431,, 4339, 4339, 434t, Nasopharynx, 55-57, 55g, 58g lengan atas, 572g
8039, 804 Navicu lare, os, 337-338, 3379-3309 surae, 590g
Mnsculus cremaster, 427, 644, 6519, 6529, \eona Lus, tengkorak, )o1-)oj, )9)g tungkai atas, 5889, 587, 595t
654,780 Neoplasia endokrin multipel, 836 Nervus ethmoidalis,
Musculus cricopharyngeus, 55, 56t, 57g Nervi ciliares, 619 anterior, 527, 524g, 617 g, 679
Musculus dartos, 6459, 656, 7879, 7B2g Nervi pudendi, ramus perinealis, 790, posterior, 6179, 679
Musculus iliococcygeus, 803g, 804 793g Nervus faciaiis, 578t, 527 -529, 5289, 5299,
Musculus intercostales, 79-8L, 8L9 Nervi spinales, 6309,635
Musculus ischiocavernosus, 790, 793g, blok nervus spinalis, 564-565, 565g, pars intrapetrosa, cabang-cabang, 635
806, 808g s66g Nervus femoralis, 586-588, 5889, 589g,
Musculus levator ani, 437, 4339, 4339, jenis, 564 590g, 5951
434t, 802-804,8039, 8069, 815- nervus intercostalis, 566g, 570g di abdomery cabang-cabang, 587
876,8769 plexus brachialis, 5669, 569-581, 5709, di tungkai atas, cabang-cab ang, 587 ,
Musculus levator glandulae thyroidae, 571,t,5729,573 589g, 590g, 595t
839,8449 plexus cervicalls, 565-569, 5659, 5669- Nervus frontalis, 521, 5239, 6769, 677 g, 618
Musculus levator palpebrae superioris, 5689, 569t Nervus genitofemoralis, 588g, 590, 590g
6139,61,4 Nervus abducens, 578t, 5229, 5239, 6769, Nervus glossopharyngeus, 5191, 529-530,
Musculus obiiquus, 619 5?Qq
externus, 426, 4289, 643, 6469, 648t ).lervus dccessorius, 5lqt, 532, 5339 cabang-cabing, 529-530
internus, 426, 4289, 643, 6469, 648t Nervus alveolaris, ramus,530g
Musculus obturator, externus, 588, 5949 inferior, 5249, 5259, 5269, 527 Nervus gluteus,
internus, 437, 433g, 434t superior anterior, 523, 5239 inferior, 5969, 597
saraf ke, 5969,597 superior medius, 523, 5239 snperior, 5969,, 597
882 INDEKS
Nervus hypoglossus, 291.9, 294, 579t, 532, cabang-cabang, 521,-522, 5239-524g Nervus tympanicus, 6329, 635
5339 Nervus opticus, 517-579,578t,5209,5279, Nervus ulnaris, 570g,5729,573-575,5749,
ramus, 532 677,617g,6249 5779,5789,5809-5849
Nervus iliohypogastricus,586,5BBg, 5951 Nervus palatinus majus dan minus, di lengan atas, cabang-cabang,573,
Nervus ilioinguina1is,586,5889, 5951 ganglion pterygopalatinum, 5829
Nervus infraorbitalis, 522 523g,525 di lengan bawah, cabang-cabang,572g,
Nervus infratrochlearis,6139, 679 Nervus Peroneus communis, 5909,5979, 573
Nervus intercostabrachialis, 5869 607-603,6049-6079 di tangan, cabang-cabang,575,5809,
Nervus intercostales, 80g, 81, 819-83, 84g cabang-cabang,590g,591'9,607-603, 5839, 584g
anatomi, 5669,570g,581-585, 586g,5879 6049-607g Nervus vagus, 519t, 5299,530-532,531,9
cabang-cabang , 5669, 5709,583-585, Nervus peroneus profundus, 602, 605E, cabang-cabang, 531,-532
5869,587g 6069 ramus,531g
kedua,585,5869 Nervus peroneus superficialis, 602,6049, Nervus vestibulocochlearis, 5181,529,
pertama,S7Og, 585 6059 5309,6299,636
Nervus intercostobrachialis, 585 Nervus petrosus ma1or,297g, 294, 527, Nervus zygomaticofacralis, 522
Nervus intermedius, 527, 5289 5289, 6329, 635 Nervus zygomaticotemporalis, 522
Nervus ischiadicus, 592g, 595g, 597, 5989 Nervus petrosus minor, 2919, 294, 529, Neuroglia, 17
cabang-cabang,598 6329,635 Neurohypophysis, 837
Nervus ke musculus pterygoldeus Nervus phrenicus, 5669,5689,569,569t Neuron, 17, 18g
medialis, 526 Nervus plantaris, Nodi buccinatorii,266, 2679
Nervus ke musculus stapedius, 527,5289, lateralis, 599,6079-6039 Nodi lymphoidei preaortici, 272
635 medialis, 599,6019,6029 Nodi mediastinales posteriores, 270
Nervus lacrimalis, 527, 5239, 6769, 677 , Nervus pudendus, 5929, 5969, 597, 597t, Nodulus lymphaticus, 265g, 274
617g 604-605 Nodus apicales,269
Nervus laryngeus, cabang-cabang,597t,605,5829 Nodus apikal, 2689
externus, 843,8449 Nervus radialis, 5709,5729,575-578,5759- Nodus atrioventricularis, 7369,740,7409
intemus,530g,531 5779,578 ,579g,5859 Nodus axi11ares,269-270
recurrens, 843,8449 di axilla, cabang-cabang,5729,578 Nodus brachiocephalica, 270
superior,5309,531 kompartemen anterior lengan atas Nodus centrales, 268
Nervus lingualis, 5259, 526g, 527 dekat dengan epicondyius Nodus cervicalis
Nervus mandibularis, 5229-5249,5259, lateralis, 5729,5759-5779,578, anterioir, 267,2679
5269 5799,5859 profundus,267g,268
divisi anterior, cabang dari, 5259,526- ramus profundus,57B,579g superficialis, 267
527 ramus superficlalis,572g,5769,5779, Nodus diaphragmaticae,2T}
divisi posterior, cabang dari, 524g,525g, 578 Nodus infraclavicularis, 2689,269
526g,527 sulcus spiralis di beiakang os humerus, Nodus lnguinales profundi, 273,2749
meningen, 543-546,544g,5459,5479 nervus radialis di, cabang- Nodus intercostales,2T0
truncus utama, cabang darl, 526 cabang, 5729, 578, 581,9 Nodus laryngeales, 267, 267 g
Nervus massetericus, 525g,526 Nervus spinalis, L7,799,,20g,563-610 Nodus 1atera1,268,2689
Nervus maxillaris, 518t, 522-525,522g-524g blok, 563-610 supratrochlearis, 269
cabang-cabang,522-523,5239 nervus intercostalis, 581-585, 5869, 5879 preaor$.c|2779
Nervus medianus, 569-572,5709,571t,573, plexus brachialls,575,578 Nodus 1ymphatic.ts,2659,266
\7?o-\7Ro plexus lumba1is,585-593,5889-5949, definisi,264,265g
di lengan atas, cabang-cabang,577, 5951 hngs|266
\7)o \7Qo plexus sacralis,593-597 Nodus lymphoideUS,268g
di lenganbawah, cabang-cabang,577- Nervus splanchnlci, 21,239 axillares, 268-269,268g
572,5789, major,21 inguinales profundi,273
pa1m, cabang-cabang,572,573g,580g minor, 21 inguinales superficiales, 273,2749
Nervus musculocutaneus,569,570g,577t, terbawah, 21 preaortici, 2779,272
\7)o 477o Nervus splanchnicus pelvtcus,22,597 Nodus lymphoideus supratrochlearis
Nervus mylohyoideus, 5259,527 Nervus stapedius, 6329 (cubitalis), 269
Nervus nasociliaris, 527,5249,6139,6169, Nervus subcostalis, 81 Nodus occipitalls,266,2679
6779, 618 Nervus supraclaviculares, 567 Nodus paraaorticUS,2Tlg, 272
cabang-cabang , 6139, 617 g, 619 Nervus supraorbitalis, 521, 5249 Nodus parotideUS,266,2679
Nervus obturatorius, 588-589, 5889, 5909, Nervus supratrochlearrs,527,5249 Nodus popliteUs,273
592g-5949,595t Nervus suralis,591g,598 Nodus posterior (subskapuiari,s),268,2689
cabang-cabang,5B9,5909,5929-5949, Nervus temporales profundi, 5259,526 Nodus retroauricularls (mastoideus), 266,
595t Nervus thoracalis longus, 5669, 5709,581 2679
extremitas inferior dextra dan, batas Nervus tibialis, 598-601,5999, 6009 Nodus retropharyngealis, 267,2679
antara, 588, 5939 cabang-cabang, 5919, 598-601', 6079- Nodus sentral, 2689
Nervus occipitalis minor,567 6039 Nodus sinoatrialis (pacemaker),736g,I40,
Nervus oculomotorius , 518t, 519, 527g, Nervus trigeminus, 51'8t, 520-527, 5229- 7409
676g,618,6789 5269 Nodus submandibularis, 266,2679
Nervus olfactorius, 517,578t,520g biok,516-536 Nodus submentahs,267,267g
Nervus ophthalmicus, 578t,52L-522,5239- Nervus trochlearis, 518t, 519, 5219,5229, Nodus thoracis interna, 270
524g 6169,6779,618 Nodus trachealis (paratrachealis),267,267g
883
Nodus tracheobronchialis, 27 0, 27 0g Orificium vaginae, 807 , 807 g ker1a, 472-415, 4749, 475g
Nodus, ana tomi pcrm ukaa n, 807 g, 828 penamaary 476,416t
cervicales, Origo, otot,8,99 penggerak utama, 474, 475g
anteriores, 267, 267g Oropharyrrx, 55g, 5Bg, 59g persara fan, 41 49, 415-41 b
superfi ciales, 267, 267 g Os coccygis, 3049, 306, 5399,559,822 struktur dalam, 472-475, 4139-4759
laryngeales, 2679,273 ujung,431 tonus, 4L2-41.5, 474g, 4759
).ateral, 268,2689 Os coxae, 328-329, 3289, 3309-331.9 Otot unipennatus, 472, 4739
occipitales, 266,267g Os cuboideum, 337 g-339g, 338 Otot. Lihat juga otot spesifik, 8-9, 8g, 99,
parotidei, 266, 267g Os cuneiforme, 338, 3389, 339g 1og
poplitei,273 Os frontale, 2869, 287, 2889 anterior dinding abdomerL 643-644,
posterior, 268,2689 Os hyoideum, 2969,297 6469, 6479, 648t, 6519
retroauriculare s, 266, 267g gambaran radiografik, 297, 3099 arrector pih, 69,7
'retropharynge ales, 267, 267 g Os nasale, 2869, 287, 2889 articulatio talocruralis, 396
submandibulares, 266-267, 267 g Os navicu la re, 337 -338, 3379-3399 dinding abdomen
Norepinefrine, 850 Os parietale, 287, 2BBg anterior, 426-429, 4289, 4299, 4309,
Notochord, 547, 5489 Os sacrum, 305,3079,552, 5559, 556 430t
Nucleus, Os sphenoidale,490 posterior, 437,432t
cuneatus, 496 Os temporale, processus mastoideus, 510, dinding dada, 85, 86t
dentatus,497 510g dind in g tho r a>,, 426, 427 L
tungkai atas, 456-463,4589, 459t, 467t, ductus major, 7 40, 7 41,-7 42 dinding laler al, 589, 5929
4629, 4639, 4649, 4B0g fings|739 fascia, 431
tungkai bawal; 463, 4669, 467t, 4689, gambaran radiologik, 7359 anatomi, 804g, 805
4699,470t,4719 insula pancreaticae Langerhans, 851- lapisan visceral, 805
uterus, 8069, 815-816, 8169 852, 8509, 853, 8539 parietalis, 431
volunter, 8 Iokasi, 739, 739g visceral, 877g, 822
yang menghubungkan extremitas ma1or,7399 glandulae endocrinae terkait dengan,
superior dan dinding dada, 86- pembentukan, 7 36 g, 7 47 -7 42, 7 47 g 849-856,850g-852g
87,88g,89g pendarahary 740 laki-1aki,
Ovarium, 809, 8109-8139, 854, B55g persarafan, T40 potongan sagittal, 7 629
aliranlimfe,272 vena,740 tampak depan,T9Bg
deskripsi, 809, 809g Papilla najor,322,325
fungsi,809 circumvalata, 50 minor, 322, 325-327, 3299, 3309
lokasi, 809, 809g duodeni, orientasi, 322, 329g
ligamentum ovarii proprium, 809 major,730,7309,740 otot, 431, 4329, 4339, 434t
ligamenfum suspensorium ovarii, 809 minor, 7309, 7399,740 pembuluh dar ah, 273-23 4
arteri, 810 lacrimalis, 614 penampang anatomi melintang, 822,
pendarahan,8l0 major, duodeni, 730, 730g 8239,8249
deskripsi, B10g mammaria, deskripsi, 87, 90g perbedaan jenis kelamiry 328g,329,
lokasi, 8109 rambut, 7 332g
aliran 1imfe, 810 renalis,751g,752 perempuary
persarafan, 810-811, B10g Paramediary definisi, 2 anatomi radiografik, 822, 8249-827 g
ligamentum latum, B10g Parametrium,815 potongan sagiltal, 7 629
ligamentum suspensorium ovarii, 810g Paraxial, mesoderm, 547 peritoneum, anatomi, 805, 806g
vena, 810 Parietalis, lobus, 492, 508g renalis, 7519, 752,754
pembentukan, Sll Parietalis, peritoneum, 647, 6489, 6499 sendi, 383-384, 3839, 384
ligamentum ovarii proprium, 8119 Pars prostatica, urethra, 789 gambaran radiografik, 340 g-347g, 384
pembentukan, 8729, 873 g Pars spongiosa, uretra, 7629 ureter di, batas-batas, 754
ligamentum suspensorium, 822 Paru, Pembuluh aferery 15, 169
folikel, 854 aliran limfe, 104, L09g,270g,27L Pembuluh darah, l2-14, l4g, I5g
hormor! fungsi, 855, B55g anatomi permukaary 723, 1259, 7269, abdomen, pelvis, dan perineum, 213-
Ovum, difertilisasi, di uterus, impiantasi, 127g 234. Lihat juga tempat dan
877,8199 bronchi, 949, 95, 99g-709g, 100-104 pembuluh darah spesifik
_ deskripsi, 9ag, 95, 98, 7009, 1029 anatomi permukaary B0g, 829, 126
P ekspirasi, 108 ekstremitas superior, 785-21.2. Lihat juga
Pacemaker, jantung, 7369, 740, 7409 fissura, 100, 1009, 1019 Arteri dan vena
Palatum, gambaran radiografik, 717, 7739-721,g jenis, 159
aliran limfe, 53 inspirasi, 107 kepala dan leher, 169-184. Lihat juga
anatomi, 4L9, 43g, 449, 509,51-53, 51g, kanary 100, 1009 arteri dan vena spesifik dan
51t,52g kiri, 100, 101g Kepala dan leher
arcus palatoglossus, 43g, 53 lobus, 100, 100g, 1019 thorax, 156-168. Lihat juga Thorax,
arcus palatopharyngeus, 43g, 53 pembentukan, 93, 95, 969, 109, 1129 pembuluh darah
circumvalata, 50g pembuluh darah, 103 Pembuluh efererg 15, 169
durum, 57, 51g, 2899, 290 persarafan, 979,104 Pembuluh lirnf e, 1 4-16, 76 g
molle, 51, 57t, 52-53, 52g rcdtx, 97 g, 101-103, 1029 anatomi, 264-266,2659
gerakan,53 segmenta bronchopulmonali4 9Bg, 100- Penanda tulang, anatomi permukaary 822-
membrana mucosa,51 101, 1059-108g 823,8279
oiot, 52-53, 57t,529 struktur, 949,95 Pengangkat beban, diaphragma pada, 85
pembentukan, 41g, 53 vaskularisasi, 1029 Pengecap, serabut, 635
persarafary 53 Pascamenopause, mamma, 89, 91g Penggerak utama, 414
stadium pembentukan, 41g Patella, 332, 3359 Pengunyah, otot, 4\7, 418t, 4209
suplai darafu 53 Pediculus,538 Penis,
supiai saraf, 44g Pedis, ossa, 333-339, 337 g-339g aliran limfe, 272,792
Palmaris, aponeurosis, 451-454 cerebellaris, anatomi permukaan, 7939, 7949, 795
Palpebra, 672-674 Pedunculus, anatomi, 790-792, 7939, 7949, 7969-7989
anatomi,6139 inferior, 5049 artert, 791,,7949
hsswa,61.2 medius,497 arteria dorsalis, 791
gerakary 674,615t superior,497 bulbus, 790, 7939, 7949, 795
otot, 6151 cerebrum, 493, 501,9, 5099 corprs, 7699, 791,7939,7949, 795
Pancreas, 6839, 772 inferior, 493 cnts, 790, 7939, 7949, 795
aliran limfe, 272,740 P elztic gir dle, tuLang, 282g deskripsi, 790, 7939, 7949
anatomi permukaan, 742 Pelvis, ereksi,792-793
a naromi, 7 3q _7 40, 7399_7 429 aliran limfe, 277-273, 2779 glans, 7 97, 7939, 79 49, 795
arteri,740 anatomi permukaary 7989 lokasi,790,7939,7949
batas-batas, 7 40, 7 40g, 7 41g diaphragma, 43I, 4339, 801-804, 802g, nervus dorsalis, 605
deskripsi, 722, 739, 739g 803g otot,797,7939
INDEKS 885
pendarahan, 791-792, 7949 Persarafan sekretomotorik parasimpatik, nervus radialis , 5709, 5729, 575-578,
persarafan, T93g 674 5759-577 g, 579g, 5829, s85g
radix, 7 69 g, 790-79L, 7939, 7949, 795 Persendian costochondral, 368 nervus thoracalis longus, 5669, 570g,
urethra, 7689,769g Perut, otot peregangan/ diaPhragma 581
vena dorsalis, 789, 7939 sebagai, 85 nervus ulnaris, 5709, 5729, 573-575,
vena,792 Perylimpha, 6349,635 57 49, 577 g, 5789, 5809-5849
Penyanggah arcus, mekanisme, 404 Petrosus superior, sinus, 2919 pembentukan bagian utama, 569,5709
Peregang perut, otot, diaphragma sebagai, Petrotimpanica, hsstr a, 527 radices, trunci, divisi, fascicuii, dan
85 Phaianges, 3209, 327, 3219, 338-339, 3389, cabang-cabang terminal, 570g
Perempuary orgasme pada, 808 1?Oo Plexus cervicalis, 77, 799, 567g
Pergelangan kaki, 865, 868g Pharynx, anatomi, 565-569, 5659, 5669-568g, 569t
otot, 465, 4669, 473g-4759 aliran limfe, 58 cabang-cabang, 567 -569, 569t
Pergelangan tangan, 865, 866, 8679 anatomi, 54-59, 559-589, 56t Plexus choroideus, 502 546
otot,439,4489 dinding da1am,55-57 Plexus coccygeus,606
sendi, 37 9 -387, 37 9 g, 380 g interior, 55g, 58g Plexus lumbalis, 17, 199
Pericardium, larynx, 55g, 57, 579 anatomi, 585-593, 588g-594g, 595t
anatomi, 150 -752, 1'57 g, 7529 membrana mucosa, persarafan cabang-cabang, 595t
deskripsi, 150 sensorik 58 distribusi, 595t
fibrosum, 750, 1519, 7529 naso, 55-57, 55g, 5Bg ke extremitas inferior, 5919, 5929,
interior, 152g oro, 55g, 58g, 59g 5959,596g,597
jantung dan, hubungan antar a, 739 g, 152 otot, 55, 569,56t,579 nervus cutaneus femoralis lateralis, 586,
pembuluh darah besar, 1529 paiatina, 5Bg 5951
persarafan, lS2 persarafan, 58 nervus cutaneus lateralis tungkai atas,
serosum, 151, l5l g, 7529 pharyngea,5Bg 588g
Perichondrium,24,2B4 Philtrum, 8629,863 nervus femoralis, 586-588, 588g, 589g,
Perineum, Phisis publs, 3289, 329 5909,595t
anatomi, 801-805, B02g-804g Piamater, 545-546, 5459, 547 g nervus genitofemoralis, 5889, 590, 590g
definisi, 801, B02g otak, 501g, 505 neruus iliohypogastricus, 586, 588g, 5951
orot,437,432 Pinealosit, 837 nervus ilioingulnalis, 586, 588g, 595t
pembuluh dar ah, 21-3-234 Pintu atas panggul, 325,3299 nervus obturatorius, 588-589, 588g,
spatium, superfi cialis, analomi, 7929 Pita seks, 783,7849, 811', B72g 5909, 5929-5949, 595t
Periosteum, 281,284 Placenta, 856, 8569 Plexus pampiniformis, 7829, 783
tulang,284 hormon, fungsi, B5o-857, 8569 Plexus patellaris, 588, 590g
Peristalsis, 9 pembentukan, 818-819, 8209, 8279 Plexus pulmonalis, 97 g, 104
Peritoneum parietalis, 589, 647, 6489, 6499 saat kelahiran, penampilan umum, Plexus sacralis , 77, 79g, 593-597 , 5959
persarafan, 663 818g,819,8799,821'g anatomi, 593-597,5959
Peritoneum, 8069,822 Planum intercristalale, 712 cabang-cabang, 597t
anatomi, 658 -663, g
661' g- 669 Planum intertuberculare, 71,1'9,, 71,2 ke otot-otot pelvis, cisvera pelvis,
bursa omentalis, 661,, 6679-6649 Planum subcostale, 7779, 712 dan perineum, 5929, 5969, 597
pembentukan, 6679 Planum transpyloricum, 7779, 772 distribusi, 597t
Iungsi,663,666g Plantarfleksi, 396 Plexus tympaniots, 6329, 635
kantong besar, pembentukary 666, 667 g Plantaris, aponeurosis, 471 Plexus venosus dorsalis, 252,2549
kantong kecil, 658 Plaque Peyeri, 700, 702g Plexus venosus, 12
pembentukan,666 Plasenta,27 Plexrs,77-22,79g,27g
ligamentum, 658,7279 Plateau tibialis, 388 anatomi, 565-569,5659
pembentukary 6599, 666, 667 g Pleura, Plica alaris, 391, 391,9
mesentaria, 656-667, 661'9, 6629 anatomi permukaary 723-726, 725 g, Piica fimbriata, 43g, 44, 46
omenta, 658,661g,6629 726g,1279 Plica glossoepiglottica,
parietalis, 589 anatomi, 93-95,94g lateralis, 48g, 57
pelvicum, anatomi,805 parietal, 93,94g, 709 mediana, 489,57,61,
pelvis, anatomi,8069 pembentukan. 109, I l2g Plica infrapatellaris, 391, 391g
pembentukan, 6599, 665-666, 667 g persarafary 95 Plica interureterica, 7 639, 7 o4
persaraf€in, 663 persarafan,9Tg Plica lacrimalis, 614
persarafary 663 visceralis, 93, 94g,, 709 Plica salpingopharyngea, 57
recessus/ 667-663, 6649, 6659 Plexus brachialis, Piica semilunaris, 612
spatium subphrenicus, 663, 6669 anatomi, 569-581, 5669, 569, 5709, 577t, Plica vestibularis, 629, 63
sulci paracolici, 6629, 663, 6669 5729, 573, 575-578, 580 Plica vocalis (pita suara), 63,64g
Periumbilicalis, dehnisi, 772 cabang-cabang, 569, 577, 577t, 5729, 573, gerakan, 649, 65, 65t, 669
Perkembangan, pertumbuhan medulla 578,- 580 saat respirasi, 64g, 65
spinalis selama, 1.7, 1.99 distribusi, 5711 Plicae circulares, 7 00, 7 029
Permukaan dorsal, istilah yang komponen, 569,570g Pompa thoraco-abdominalis, diaphragma
berhubungan dengan, 3, 39 nervus axillaris, 5709, 5729, 5819, 5849, sebagai, 85
Permukaan palmar, definisi,3, 39 580 Pompa vena, ekstremitas infefio+ 256
Permukaan plantar, definisi, 3, 39 nervus medianus, 569-572, 5709, 577t, Pons,495
Permukaan poplitea, 332, 334g 572,5739-5789 Poplitea, fossa, 463, 4659
Persarafan posganglionik simpatik, 614 nervus musculocutaneus, 569, 570g batas danisi, 598,5999
886
4029 pars membran a, 148, 1499 sphenoidalis, 42, 42g, 42t, 490
jari tangan, 3799, 387-383, 3829 pirimum, 747,7499 yang berisi udar a, 2q I g, 293
kartilaginosa,9, 11g secundum, 747,7499 transversus, 778, 7799, 2979, 294
primer,9 transversum, 85 urogenitale, 705, 8189, 821
sekunder,9, 11g urorectale, 705 venosus/ 1,78,7799
k1asifikasi,354 ventricularis, 748, 749g sagittalis superior, 54b
ll-tttt, 387 -392, 390g, 391 g. Llhat Serabr-rt, Sinusoid, 73-74,759
articr-rlatio genus aferen, 77, 7Bg, 27-22, 22g, 564 hepar,723,732
anatomosis arterial di sekitar, 242 alfa,4749,416 Slrkulasi darah"
bagian depan, bursa berhubungan cochlear, 529,51,81 melalui jantun g, 1409, 1 44-1. 45
dengan, 13g efercn, 77, 78g, 20-27, 22g, 23g, 564 hepar,7259,727
manubrium sterni, 3129 gama,416 Sirkulasi koroner, 740g, 1.44
metacarpophalangeae, 379g, 387, 383, lensa, 625 Sirkulasi,
402 motorik, 77, 78g,, 4749, 476, 564 darafu melalui lantung, 7409, 144-745
INDEKS 889
Tubulus, kompartemen fascia, otot, 463, 467t, Usus belakang, arteri,707, 7089, 7099
rectus, 783 4729 Usus besar,
seminiferus, 787, 7829, 783 otot, 463, 4669, 467t, 4689, 4699, 470t, anatomi, 6709
Tudung metanephros, 758, 7 61'9 471g colon ascendens, 670g
Tulang, 24, 259, 280-352, 2889. Lihat juga tulang, 332-333 ,3359 3369 colon descendens,6T09
Columna vertebra; temPat atau Tunica albugin ea, 7 80, 7 82g, 7 83, 7849, 809 colon sigmoideum,6T09
jenis spesifik, mis., Hyoid bone Tunica dartos,779 colon transverswn, 6619, 67 0g
anatomi, 281-284, 2829, 2839, 284t, 285t Tunica vaginalis testis, 6529, 6549, 656 komponery 6709
arcus pedis, 403-404, 4039 Tunica vaginalis, scrotum, 780, 7809-7829 Usus halus,
columna vertebralis, 301-305, 302g- anatomi,670g
3049,3069,3079 U ileum,6709
cranium, 285, 2869, 2889 U\na,3L9-320,3199 jejunum,6709
ekstremitas lnferior, 2829 incisura, 319,3199 Uterus,
ekstremitas superior, 3769-3219, 319-321 Umbilicus,710 aliran limfe, 272,875
frontale, 2869,287 pembentukary 658,6609 anatomi, 8069, 812-876, 8739, 876g-8219
fungsi,24,25g,269 Ureter, 750 antefleksi, 8139, 815
gelang bahu, 372-317, 3769-321 g aliran limfe, 756 anteversi, 8139, 815
geiang panggu\, 32L, 322, 328g-3329 anatomi permukaan, 771, 7729 arteri, 8109, 813g, 815
hyoideum, 2969, 297, 309 g anatomi, 7 509, 7 51'g, 7 54-7 56, 7 559-7 679 batas-batas, 8069, 8"10g, 814-815
ire gular, 282, 283g, 284t arteri,756 cervix, 817
jejas pada permukaan, 283,285t deskripsi, 750g" 757g, 754 corpus, 817
jenis sumsum dalam, usia terkait di abdomery batas-batas, 754,7589, 7599 deskripsi" 812-81,4, 8739
perubahan pada,284 di peivis, b atas-b alas, 7 54 tungsi, 815
klasifi kasi" 281-283, 284t dinding vesica urinaria ditembus o1e[ kehamilan" 818g
lengan atas, 318, 3189 fungsi katup di, 754, 7599, 7609 ligamenrum, 654, 655, 6559
lengan bawail 318-327, 319, 3799 gambaran radiografik, 7559-757 g, 758 lokasi, 812-814, 8139
mandibula, 295-296, 2969 lokasi, 7509, 7519,754 o!'um yang difertilisasi di, implantasi,
membri inferioris, 321., 322, 328g-3369, pembentukary 758,7679 81,7,8199
3379-3399 pendarahan, T56 pada anal 816
gambaran radiografik, 339, 3409-347 g persarafan, T56 pembentukan, 877,817g
membri superioris, 312-321 tunas,758,7619 pendarahan, 8109, 8139, 815
gambaran radiografik, 321, 3229-327 g vena,756 penyokong, 8069, 81,09, 815, 8769, 817 g
panjang, 281.-282, 2839, 284t Urethra, 750 persarafary 815
parietale, 287,288g anatomi permukaan, 77 1, posisi, 8139, 814
pelvic girdle,282g anatomi, 7 62g, 7 65, 7 689-77 0g retroversi, 815
pembentukan, 24, 25g, 269 externus, anatomi permukaan, B2B, 8299 setelah menopause, 816
pendek, 282,284t laki-laki, 7 629, 7 65, 7 689, 7 69 g struktut 815
perkembangan,24 anatomi p etmttkaan, 7 7 7 vena,815
p|pih,282,2839,284t meatus urethrae extema, 765, 7 699, 797, Utriculus prostaticus, 765
sesamoid, 282-283, 283 g, 284t 795 Utriculus, 636
shoulder girdle,2829 anatomi permukaan, 828, 8299 Uvula vesicae, 7639764
sphenoidalis, 490 membrary 765
tangan, 320-321, 320 g, 327 g ostium urethrae, 765 V
temporalis, pars tumpanica, 292, 2929 pars membran acea, 765, 7689 Vagina carotica, 1,81,, 1,82g
tengkorak, 285-296, 2869-2889, 2899 pars prostatica, 7 65, 789 fascia cervicalis prohnda, 424g
thorax, 306-312, 3129-31'49 pars spongiosa, T629 Vagina musculi recti abdominis, 426, 427 -
gambaran radiografik, 372-321, 31'59 pembentukan, 768,7709 429, 4299, 4309, 644, 648g
tungkai atas, 329 -332, 3339, 3349 penis,765,7689,7699 Valleculae, 4Bg, 57, 609, 62
tungkai bawa[ 332-333, 3359 3369 perempuan/ 7 629, 7 65, 7 69 g, 806, 8069, Valva aortae, 1389,139
waiah,286,2869,2889 808g Valva attrioventricularis, 149
zygomaticum, 286, 287, 2889 perempuary anatomi permukaan, 771 Valva jantung,
Tunas, prostatica, 7 65, 7 68g, 7 88g, 7909 aorta, L389, \39
hepar,732 Urin,750 valva mitralis, 737 9, 738g, 139
urelet,758,76\9 pengeluaran, 754 Valva mitralis, 737 g, 138g, 1,39, 1,49
Tungkai atas, vesica urinaria, 748 Valva tricuspid alis, 749
fascia,456,4639 Urogenitale, Valvula ileocaecalis, 6909, 691,
kompartemen untuk, 456, 463g diaphragma, 432-435, 4359, 436t, 789, fungsi, 691
nervus femoralis di, cabang-cabang, 804-805, 8049 Valvula valva trunci pulmonalis, fungsi,
587-588, 5899, 5909, 595t anatomi, 7909,7939 138
otot, 456-463, 4589, 459t, 461t, 4629, sinus,705, 8L89,821 Valvulae anales,696
463g,4649,4809 Urorectale, septum, 705 Velum medullare, 497
struktur di aspek posterior, 597,5989 Usia, Vena axillaris, 7899 7909,206
irilang, 329 -332, 3339, 3349 efeknya pada struktvr, 24-27 Vena basilica, 205, 2059
Tungkai bawa[ efi siensi fungsional berhubungan anatomi permukaary 2059, 206
aspek posterior, struktur profundus di, dengan,26 Vena brachiocephaiica, anatomi perrnu-
598,6009 sebagai faktor dalam jenis sumsum, 284 kaan, 1599, 763, 7649, 7659
892 INDEKS
INDEKS 893
fungsi,786 Vitellina, arteria, 7 02 anomali kongenital,
pendarahary 786 Vitellinus, ductus, 702, 705 " cheiloschisis atas, 864,8649
vena,786 Volunter, otoN 8 cheiloschisis baw a]n, 864
Vestibula, 43g, 828, 6349, 635, 807 g Vomer,286 cheiloschisis inferiox 863g
aortae, 139 Vulv4 8079 cheiloschisis murni, 864
bulbus,806,8089 anatomi, 805-806, 8069-8089 cheiloschisis superior, 8639
glandula vestibulares majores, ductus, aliran limfe, 807,8079 macrostomia, 864-865
orifi cium, anatomi permukaary anatomi permukaary 8079 823-828, proposchisis, 8639, 864, 864g
8079,828 R?Ro-R?ao otot,864
oris, M pendarahan,861
serabut, 51,8t, 529, 5309 w persarafan sensorik, 861
vaginae, 805, 8079 Wajah, 861-865, 862g-8649 proposchisis, 863g
Villi arachnoid ales, 5029, 507, 546 aliran limfe, 867-862 tulang,2869,286,2889
Viscera, aiiran vena, 861
abdomery arteri, 181,1829,861 z
penanda permukaan, 772-7"15, 7739, ekspresi, otot, 417, 478t, 864 Zigot,26
774g kulit,861 anatomi permukaaq 1599
susunan umum, 722, 7239 persarafan sensorik, 863 thoracis, descendens, 1599
fascia pelvis, 8179, 822 muda, mamma pada, SB
tractus digestivus terkait dengan, 72I- pembentukary 862-863, 8629, 864-865
746