Anda di halaman 1dari 2

SINOPSIS MARMUT MERAH JAMBU

Suatu hari Dika datang ke rumah Ina, cinta pertamannya sewaktu SMA,
membawa seribu origami burung bangau di tangan kirinya. Besok, Ina akan
menikah. Kedatangan Dika diterima oleh Bapak Ina yang curiga kedatangan Dika
untuk kasus cinta lama yang belum selesai dan berpikir bahwa Dika ingin
menggagalkan pernikahan anaknya. Dika menceritakan maksud sebenarnya, yang
jauh dari tuduhan Bapak Ina.
Seiring dengan Dika bercerita, kita melihat masa lalu Dika dia berteman
akrab dengan Bertus. Pada masa ini, Dika SMA jatuh cinta diam-diam kepada Ina.
Baik Dika dan Bertus sama-sama sadar, untuk mendapatkan cewek di sekolah,
mereka harus popular. Dika dan Bertus bertemu Cindy dan akhirnya mereka
bertiga membuat grup detektif. Bertus menyebut grup ini dengan Tiga Sekawan.
Suatu ketika ada suatu kasus yang tidak bisa mereka pecahkan, kasusnya
adalah graffiti di tembok sekolah. Mereka berfikir kalau grafiti itu dituju untuk
mengancam kepala sekolah. Waktu terus berlalu hingga mereka lulus sekolah,
dan setelah bertahun-tahun mereka menjalani hidup, Dika pun penasaran akan
grafiti itu setelah Dika meneliti lagi ternyata gambar yang ada di grafiti itu
bukanlah gambar iblis, melainkan gambar marmut yang mirip dengan gambar di
handuk yang Dika terima dari Cindy. Dika juga ingat kalau yang memberitahukan
tentang kasus itu pertama kali ialah Cindy, Dika juga membaca petunjuk yang ada
pada grafiti itu ialah “untuk dibaca oleh dua orang” lalu Dika membacanya
bersama Bertus dan membacannya juga per-dua kalimat.
Lalu Dika sudah menyimpulkan bahwa kalimat dalam grafiti itu adalah
mengenai surat cinta yang dibuat oleh Cindy. Dika dan Cindy pun bertemu di
acara pernikahan Ina dan Dika menjelaskan yang dia ketahui semua tentang
grafiti itu, dan Cindy pun tersipu malu lalu Dika mengeluarkan handuk yang
diberikan oleh Cindy dengan gambar

MARMUT MERAH JAMBU

“cinta itu kayak marmut yang lucu warna merah jambu yang berlari di sebuah
roda seakan dia udah berjalan jauh padahal dia nggak kemana-mana. Nggak tahu
kapan harus berhenti”
Nama : Lutfiah Nur Masyithah
Kelas : 12 MIPA 2

Anda mungkin juga menyukai