Anda di halaman 1dari 3

Etos Kerja Kristiani

Sebagai bagian dari hakikat manusia, kerja bukan lagi sekadar mencari nafkah. Bekerja
sudah menjadi gaya hidup tersendiri tersendiri. Bekerja untuk memperoleh kekayaan,
tingkatkan status sosial, bahkan identitas seseorang sering diidentikkan dengan kerjaannya.
Etos kerja menurut Jansen Sinamo adalah perilaku kerja positif yang lahir sebagai buah
dari keyakinan dan komitmen total pada paradigma kerja tertentu. Etos kerja dapat juga
berarti manifestasi dari keyakinan yang mendalam serta komitmen yang kuat pada nilai-nilai
kerja tertentu yang tampak keluar sebagai perilaku kerja yang positif. Mengapa kita perlu
membahas etos kerja? Jawabannya adalah karena bekerja merupakan suatu panggilan
dalam kehidupan manusia sehingga ia harus bekerja efektif dan berkualitas.
Suatu hal yang mendasar di dalam diri kita adalah bahwa kita diciptakan Allah dengan
tugas utama untuk mengusahakan dan memelihara kehidupan kita dalam lingkungan alam
semesta ini yang diciptakan Allah bagi kita (Kejadian 1:28). Oleh karena itu kita diperlengkapi
dengan pengetahuan untuk dapat memahami apa tujuan hidup kita dalam bekerja di dunia
ini. Melalui pengetahuan kita akan merasakan nilai-nilai dalam diri kita dan oleh nilai-nilai
yang ada di dalam diri kita itu, kita dapat mengerti apa kehendak Tuhan dalam hidup kita.
Nilai-nilai yang baik di dalam diri kita ini akan mengantar kita untuk bekerja dan berbisnis
dengan ketulusan, kejujuran, dan profesional untuk memperoleh keberhasilan dan
kesuksesan dalam kehidupan kita, yaitu yang dikenal dengan istilah etos kerja.
Menurut Janson Simano, nilai-nilai yang baik dalam etos kerja ini diperoleh dari
kebenaran nilai-nilai rohani, dan hal itu tertulis dalam Alkitab , berikut adalah nilai-nilai etos
kerja menurut Janson Sinamo:

1. Bekerja adalah Rahmat: Aku Bekerja Penuh Kebersyukuran.


Rahmat, adalah kebaikan yang kita terima tanpa kualifikasi, tanpa syarat.
Sinonimnya: anugrah, kasih karunia, yaitu kebaikan yang kita terima karena kasih
sayang dari yang memberi. Pekerjaan adalah Rahmat Tuhan Yang Maha Esayang
dilimpahkan bagi kita.
Dari sejak di taman Eden, manusia diperintahkan oleh Tuhan untuk bekerja.
TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk
mengusahakan dan memelihara taman itu (Kej. 2:15 ITB). Kerja bukanlah akibat dosa.
Kerja adalah natur manusia, seturut rencana Allah ketika mencipta manusia. Tuhan
mencipta manusia untuk bisa bekerja menggenapkan mandat yang Ia telah siapkan.
Seperti yang dimengerti Paulus, karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus
Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau,
supaya kita hidup di dalamnya (Ef. 2:10 ITB). Tuhan ingin kita mengerjakan pekerjaan
baik yang sudah Tuhan siapkan, bukan bekerja untuk mencari nafkah atau
mengaktualisasi diri menurut kehendak kita sendiri. Maka, etos kerja yang benar
hanya mungkin dimiliki dan dilakukan oleh orang percaya. Bekerja yang sejati adalah
karena kita ingin menggenapkan mandat atau kehendak Allah. Untuk tujuan inilah
Allah menyelamatkan umat pilihan-Nya (Ef. 2:8-10).
Melakukan tugas dan kewajiban dalam bidang pelayanan merupakan wujud
dari ucapan syukur kita kepada Sang Pencipta. Menjalankan peran dengan penuh
keikhlasan merupakan kunci etos kerja profesional. Seseorang yang menerima
amanah dari Tuhan seharusnya memiliki keikhlasan untuk menerima peran tersebut
dan melayani tanpa pamrih. Ikhlas yang berarti memiliki hati yang bersih dan tulus,
terbebas dari kepentingan pribadi atau kelompok, merupakan ciri orang yang
mensyukuri Rahmat Tuhan. Bentuk dari keikhlasan tersebut adalah menyikapi
pekerjaan sebagai skenario Tuhan bagi kita.

2. Kerja adalah Amanah: Bekerja penuh tanggung jawab.


Kerja menurut alkitab, merupakan kerangka utama dari eksistensi manusia
ketika ia diciptakan, sebagaimana dikemukakan dalam Kej. 2:15; “Tuhan Allah
mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk
mengusahakan dan memelihara taman itu.” Kerja dalam konteks ini adalah amanah
dari Allah sendiri. Oleh sebab itu, dalam kerja sehari-hari kita berjumpa dengan Allah,
yang mendorong sekaligus meminta pertanggungjawaban atas kerja yang
dipercayakan. Karena itu, berlawanan dengan “pandangan yang seimbang,” kerja
dalam dirinya sendiri memiliki nilai intrinsik karena amanah yang mendasarinya.
Jadi orang yang mampu memaknai kerja adalah amanah selalu mewajibkan
dirinya untuk bekerja benar penuh tanggung jawab. Hal itu berarti bekerja sesuai job
description dan mencapai target-target kerja yang ditetapkan. Tidak
menyalahgunakan fasilitas dan tidak menggunakan jam kerja untuk kepentingan
pribadi serta selalu mematuhi semua aturan dan peraturan. Selain itu selalu tertanam
dalam hati dan pikirannya kerja adalah amanah karenanya melalui kerja kita
menerima amanah dan amanah adalah titipan yang berharga.

Kejadian 3: 17 “Lalu firmanNya kepada manusia itu: “Karena engkau mendengarkan


perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon,yang telah Kuperintahkan
kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau;
dengan bersusah payah engkau akan mencari rezeki dari tanah seumur hidupmu.”

Anda mungkin juga menyukai