Anda di halaman 1dari 2

CLEAN DEVELOPMENT MECHANISM (CDM) DAN JOINT CREDITING MECHANISM

(JCM)

Clean Development Mechanism (CDM) merupakan sebuah mekanisme dimana


negara yang tergabung dalam Annex 1 diwajibkan untuk menurunkan emisi gas rumah
kaca (GRK) sampai angka tertentu dimulai pada tahun 2012 seperti yang diatur dalam
Protokol Kyoto.

Perlu diketahui, negara Annex 1 adalah negara – negara yang telah berkontribusi dalam
menghasilkan gas rumah kaca sejak revolusi industri terjadi, yaitu pada tahun 1850 –
an. Ada 40 negara yang masuk kedalam kategori Annex 1 yaitu Amerika, Australia,
Austria, Belarus, Belgia, Bulgaria, Kanada, Kroatia, Cekoslovakia, Denmark, Estonia,
Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Irlandia, Italia, Jepang, Latvia,
Liechtenstein, Lithuania, Luksemburg, Monako, Belanda, Selandia Baru, Norwegia,
Polandia, Portugal, Rumania, Rusia, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki,
Ukraine, Inggris.

Mekanisme ini membantu negara – negara non Annex 1 (sekitar 153 negara dengan
salah satunya adalah indonesia) untuk melaksanakan proyek – proyek yang mampu
menurunkan atau menyerap emisi gas rumah kaca. Negara non Annex 1 adalah negara
yang menandatangani Protokol Kyoto namun tidak memiliki kewajiban untuk
menurunkan emisinya. Satuan emisi gas rumah kaca yang bisa diturunkan dikonversi
menjadi Certified Emissions Reduction (CERs).

CDM berfokus pada pengurangan emisi gas CO2, sehingga negara non Annex 1 akan
mendapatkan insentif dari aktifitas pengurangan emisi gas di industri yang mampu
menjalankan CDM. Hal ini bermaksud untuk menjaga keseimbangan beberapa negara
yang mengeluarkan emisi dari kegiatan industrinya yang diatas ambang batas. Sehingga
negara berkembang yang dapat menurunkan emisi GRK akan mendapatkan insentif dari
aktifitas tersebut.

Serupa dengan CDM, pemerintahan Jepang membuat sendiri proposal untuk


mengurangi emisi GRK dengan mengajukan Joint Crediting Mechanism (JCM), yaitu
dengan menfasilitasi peleburan teknologi, sistem rendah karbon terkemuka, dan lain
sebagainya di negara berkembang. Berawal di tahun 2011 sampai dengan tahun 2014,
sudah ada 12 negara yang telah bekerja sama dalam perjanjian bilateral untuk JCM
yaitu, Mongolia, Bangladesh, Kamboja, Ethiopia, Kenya, Maladewa, Vietnam, Meksiko,
Indonesia, Laos, Kosta Rika, Palau.

Konsep dasar JCM adalah menfasilitasi difusi teknologi dan infrastruktur rendah karbon
di negara tuan rumah, mengevaluasi kontribusi jepang terhadap pengurangan GRK
untuk mencapai target pengurangan emisi Jepang dan berkontribusi terhadap UNFCCC
dengan memfasilitasi langkah global untuk mengurangi emisi GRK yang melengkapi
CDM.
Analisa:
CDM dan JCM merupakan suatu mekanisme yang bertujuan untuk mengurangi emisi
GRK. Pada CDM, negara berkembang non Annex 1 yang berhasil menurunkan emisi GRK
akan mendapatkan insentif CERs yang dapat dijual kepada negara – negara Annex 1.
Sedangkan JCM adalah program pemerintah Jepang untuk mengurangi target emisi GRK
di Jepang dengan memberikan modal kepada negara berkembang yang telah
menyetujui prgram JCM tersebut untuk mengurangi emisi GRK nya.

Kesimpulan:
Jika CDM adalah jual - beli pengurangan emisi GRK antara negara Annex 1 dengan non
Annex 1, JCM adalah investasi yang dilakukan pemerintah Jepang untuk mengurangi
emisi GRK di negara berkembang untuk memenuhi target penurunan emisi GRK Jepang.

Referensi:
1. JCM, The Joint Crediting Mechanism, Kemajuan Program Pembiayaan untuk
Proyek Model JCM dan Studi Kelayakan untuk Proyek JCM oleh KLHK pada 2014.
2. https://elsdwika.wordpress.com/berita-lingkungan/clean-development-
mechanism-cdm/

Anda mungkin juga menyukai