Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Geologi struktur diartikan sebagai suatu ilmu yang membahas suatu bentuk
kerak bumi dan gejala – gejala pembentukannya. Dengan demikian, inti geologi
struktur adalah deformasi pada kerak bumi, apa yang menyebabkannya, dan
bagaimana akibatnya.
Geologi struktur merupakan studi mengenal unsur – unsur struktur geologi,
yaitu studi tentang perlipatan, rekahan, sesar, dan sebagainya, yang terdapat
didalam suatu satuan tektonik. Geologi struktur merupakan salah satu disiplin ilmu
yang sangat pokok dan mutlak dikuasai oleh seorang ahli ilmu kebumian. Tanpa
adanya titik berat terhadap pengetahuan serta wawasan yang luas terhadap ilmu
ini, maka seorang ahli ilmu kebumian akan sangat sukar menginterpretasikan data
– data Geologi yang di temukan dilapangan.
Dengan mempelajari struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat
kesimpulan mengenai sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan
kejadian deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan
kontrol stratigrafi maupun geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan
struktur tersebut

Maksud dan Tujuan Praktikum


1.2.1 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum Geologi Struktur ini adalah memberikan
pengetahuan mengenai kekar, dan cara pembuatan kekar melalui diagram rosset,
kipas, kontur dan histogram.
1.2.2 Tujuan Praktikum
 Pemahaman dan pengertian mengenai struktur kekar.
 Pengenalan struktur kekar dan klasifikasinya.
 Mampu menganalisa struktur kekar berdasarkan kedudukan/arah umum
dari kekar dengan berbagai metode statistik.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Struktur Geologi


Bentang alam struktural dapat dikelompokkan berdasarkan struktur yang
mengontrolnya. Srijono (1984, dikutip Widagdo, 1984), menggambarkan klasifikasi
bentang alam struktural berdasarkan struktur geologi pengontrolnya menjadi tiga
kelompok utama, yaitu Struktur lipatan dan pegunungan patahan. Pada dasarnya
struktur geologi yang ada tersebut dapat ditafsirkan keberadaannya melalui pola
ataupun sifat dari garis kontur pada peta topografi.
Struktur geologi adalah struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat
kerja kekuatan tektonik,sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi
disamping itu struktur geologi juga merupakan struktur kerak bumi produk
deformasi tektonik.
Cabang geologi yang menjelaskan struktur geologi secara detail disebut
Geologi Struktur,dimana geologi struktur merupakan cabang ilmu geologi yang
mempelajari mengenai bentuk arsitektur kulit bumi. Kekutan Tektonik dan orogenik
yang membentuk struktur geologi itu berupa stress (Tegangan).
Berdasarkan keseragaman kekuatannya,Stress dapat dibedakan menjadi
2 yaitu :
 Uniform stress (Confining Stress)
Yaitu tegangan yang menekan atau menarik dengan kekuatan yang sama
dari atau ke segala arah
 Differential Stress
Yaitu tegangan yang menekan atau menarik dari atau ke satu arah saja
dan bisa juga dari atau ke segala arah,tetapi salah satu arah kekuatannya
ada yang lebih dominan.
Pengenalan struktur geologi secara tidak langsung dapat dilakukan melalui
cara-cara berikut ini :
a. Pemetaan geologi dengan mengukur strike dan dip
b. Interprestasi peta topografi,yaitu dari penampakan gejala penelusuran
sungai,penelusuran morfologi dan garis kontur serta pola garis konturnya
c. Foto udara
d. Pemboran.
e. Geofisika,yang didasarkan pada sifat-sifat yang dimiliki oleh batuan, yaitu
dengan metode :
 Grafity
 Geolectrik
 Seismik
 Magnetik
Batuan bila mengalami gaya atau stress akan berubah atau mengalami
perubahan,dalam geologi struktur hal ini disebut Deformasi. Tahapan-tahapan
Deformasi adlah sebagai berikut :
1. Elastic Deformation (Deformasi sementara)
Deformasi sementara ini terjadi jika kerja stress tidak melebihi batas elastis
batuan. Begitu stress terhenti,maka bentuk atau posisi batuan kembali
seperti semula.
2. Ductile Deformation
Yaitu deformasi yang melampaui batas elastis batuan yang dapat
mengakibatkan batuan akan berubah bentuk dan volume secara
permanen,sehingga bentuknya berlainan dengan bentuk semula.
3. Fracture Deformation
Yaitu deformasi yang sangat melampaui batas elastis batuan,sehingga
mengakibatkan pecah.
Seperti diketahui, bumi terdiri dari berbagai bagian yang paling luar (kerak
bumi),tersusun oleh berbagai lapisan batuan.Kedudukan daripada batuan-batuan
tersebut pada setiap tempat tidaklah sama,bergantung dari kekuatan tektonik yang
sangat mempengaruhiya.
Adanya gaya-gaya yang bekerja menyebabkan batuan terangkat dan
terlipat-lipat serta apabila terkena pelapukan dan erosi,maka batuan tersebut akan
menjadi tersingkap dipermukaan bumi.

2.2 Struktur Kekar (Joint)


Hampir tidak ada suatu singkapan dimuka bumi ini yang tidak memiliki
ataupun memperlihatkan gejala rekahan. Rekahan pada suatu batuan bukan
merupakan gejala yang kebetulan dan tidak hanya begitu saja.Umumnya hal ini
terjadi akibat hasil kekandasan akibat tegangan (stress),karena itu rekahan akan
mempunyai sifat-sifat yang menuruti hukum fisika.

Sumber : tambanguvri.blogspot.com
Foto 2.1
Struktur Kekar
Kekar adalah Struktur rekahan dalam blok batuan dimana tidak ada atau
sedikit sekali mengalami pergeseran (hanya retak saja),umumnya terisi oleh
sedimen setelah beberapa lama terjadinya rekahan tersebut.Rekahan atau
struktur kekar dapat terjadi pada batuan beku dan batuan sedimen.
Pada batuan beku,kekar terjadi karena pembekuan magma dengan sangat cepat
(secara mendadak). Pada batuan sedimen,Kekar terjadi karena :
a. Intrusi/ekstrusi
b. Pengaruh iklim/musim
Dalam batuan sedimen umunya kekar juga dapat terbentuk mulai dari saat
pengendapan atau segera terbentuk setelah pengendapannnya.dimana sedimen
tersebut masih sedang mengeras.
Struktur kekar dapat berguna dalam beberapa masalah sebagai berikut :
 Geologi Teknik
 Geologi Minyak,terutama dengan masalah cadangan dan produksi minyak
 Geologi Pertambangan,yaitu dalam hal sistem penambangan maupun
pengarahan terhadap bentuk-bentuk mineralisasi.
2.3 Kekar (Joint)
Rekahan adalah sebutan untuk struktur rekahan dalam batuan dimana
tidak ada atau sedikit sekali mengalami pergeseran. Rekahan yang telah bergeser
disebut sesar. Kekar adalah suatu retakan pada batuan yang tidak/belum
mengalami pergerakan. Ada beberapa gaya yang bekerja pada pembentukan
kekar, yang dapat dianalisis dari data-data yang diabmil dari lapangan. Analisa
kekar digunakan dalam penentuan jenis sesar, hal ini dapat diterapkan dengan
menggunakan pemodelan Anderson dengan patokan sebagai berikut :
1. s1 berada pada titik tengah perpotongan 2 bidang Conjugate Shear yang
mempunyai sudut sempit.
2. s2 berada pada titik perpotongan antara 2 bidang Conjugate Shear.
3. s3 berada pada titik tengah perpotongan 2 bidang Conjugate Shear yang
mempunyai sudut tumpul.
4. s1 ^ s2 ^ s3.
 Gaya utama / sigma 1 : merupakan gaya yang paling dominant dalam
pembentukak kekar tersebut.
 Gaya sigma 2 : merupakan gaya kedua yang dominan, yang tegak
lurus dari gaya utama tadi.
 Gaya sigma 3 : merupakan gaya yang tegak lurus dari gaya utama
maupun gaya yang kedua.
5. Orientasi tensional joint searah dengan orientasi s1.
6. Orientasi stylolites ^ dengan orientasi s1 atau searah dengan orientasi s3 .
7. Bidang shear dan tensional akan membentuk sudut sempit.
8. Bidang shear dengan release joint akan membentuk sudut tumpul.
Struktur kekar merupakan gejala yang paling umum dijumpai dan justru
karenanya banyak dipelajari secaras luas. Struktur-struktur ini merupakan struktur
yang palinbg sukat untuk dianalisa. Struktur ini banyak dipelajari karena
hubunganya yang erat dengan masalah-masalah Geologi teknik.
Kekar secara genetis sangat bervariasi cara kejadiannnya. Salah satu
proses kejadian kekar yang sangat umum adalah akibat tektonik selama batuan
terbentuk atau sesudah batuan terlitifikasi.Karena kejadian kekar yang akibat
tektonik bertalian pula dengan aktifitas magmatisma dari gunungapi, maka kekar
pada batuan yang kehadirannya pada batuan paling dekat dengan lokasi
gunungapi atau batuan magmatis perlu mendapat perhatian yang lebih rinci.Sifat
keterkaitan antara kekar dengan materi yang melaluinya, baik cairan magma, gas
atau materi lain yang berkaitan secara ecology environment mempunyai ciri khas
seperti filling, retas rekahan dan kehancuran batuan.
Geologi minyak, terutama dengan masalah cadangan dan produksi
Geologi pertambangan, baik dalam hal system penambangan maupun
pengarahan terhadap bentuk-bentuk mineralisasi, dll.
Umumnya dalam batuan sedimen, kekar dapat terbentuk mulai saat
pengendapan atau terbentuk setelah pengendapannya, dimana sedimen tersebut
sedang mengeras. Struktur kekar dipelajari dengan cara statistic, mengukur dan
mengelompokan dalam bentuk diagram Rosset atau dengan diagram kontur
(kutub).
Ada beberapa kriteria yang dapat menetitukan umur relatif suaru kekar,
yaitu :
 Jika dijumpai kekar yang terletak di bawah bidang ketidakselarasan
mengalami perekahan akibat proses pelapukan dan kemudian diisi oleh
batuan yang terletak di atas bidang ketidakseiarasan tersebut (batuan
penindih terletak di atas bidang ketidakselarasan), maka kekar tersebut
berumur lebih tua dari batuan penindih. Contoh pada batuan penindih
berumur Miosen Tengah maka kekar yang diisi oleh batuan tersebut juga
berumur lebih tua dari miosen Tengah.
 Kekar berumur lebih tua dibandingkan dengan retas atau urat (vein).
 Kekar yang dipotong lebih tua dari pada kekar yang memotong (azas
pemotongan).
 Pembentukan kekar gerus dan kekar tarik pada struktur lipatan yang
terletak di lengkungan maksimum terbentuk bersamaan (berumur sama)
dengain proses pembentukan lipatannya.
Sumber : geoyogi.wordpress.com
Foto 2.2
Struktur Kekar Columnar

2.4 Jenis-Jenis Kekar


a Berdasarkan Keterbentukannya
 Kekar pengkerutan, disebabkan oleh gaya pengkerutan yang timbul karena
pendinginan atau pengeringan, biasanya berbentuk poligonal yang
memanjang.
 Kekar lembaran, sekumpulan kekar yang sejajar dengan permukaan tanah,
terutama pada batuan beku. Terbentuk karena hilangnya beban di atasnya.
 Kekar tektonik, terbentuk karena proses tektonik, atau gaya-gaya akibat
pergerakan permukaan bumi.
b. Berdasarkan Genesanya
 Kekar gerus (shear joint),
 adalah rekahan yang bidang-bidangnya terbentuk karena adanya
kecenderungan untuk saling bergeser (shearing) searah bidang rekahan.
Kekar tarik (Extensional joint)
adalah rekahan yang bidang-bidangnya terbentuk kadanya
kecenderungan untuk saling menarik (meregang) atau bergeser tegak
lurus terhadap bidang rekahannya. Kekar tarikan dapat dibedakan sebagai:
 Tension Fracture
yaitu kekar tarik yang bidang rekahnya searah dengan tegasan. Kekar
jenis inilah yang biasanya terisi oleh cairan hidrothermal yang
kemudian berubah menjadi vein.

Sumber : en.wikipedia.com
Foto 2.3
Sheet Joint granit pada Enchanted Rock di Texas, AS
 Release Fracture
yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya atau pengurangan
tekanan, orientasinya tegaklurus terhadap gaya utama. Struktur ini
biasa disebut dengan “stylolite”.
c. Berdasarkan Kedudukannya terhadap bidang lain
 Dip joint
Jurusnya relatif sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan
 Strike joint
Jurusnya sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan
 Bedding joint
Bidangnya sejajar dengan bidang perlapisan batuan di sekitarnya
 Diagonal joint
Jurusnya memotong miring bidang perlapisan batuan sekitarnya.

2.5 Kekar dan Retakan Ricih


a. Analisis kekar
 Kekar adalah retakan di mana tidak terdapat peralihan yang ketara selari
dengan retakan dan sedikit pergerakan tegak kepada satah retakan.
 Kekar terhasil apabila terdapat canggaan dalam batuan yang agak rapuh.
Jenis kekar yang terbentuk bergantung samada ia adalah akibat daya
tarikan atau daya mampatan.

Sumber : en.wikipedia.com
Foto 2.4
Sheet joint di sekitar Half Dome di California
 Sekiranya akibat tarikan, ia biasanya merupakan pembukaan dalam
batuan. Sekiranya akibat mampatan, ia merupakan koyakan pada batuan,
dan dikenali sebagai retakan ricih.
 Kekar merupakan struktur yang paling biasa dalam batuan, samada yang
sudah keras atau masih peroi.
 Oleh yang demikian kekar kerap digunakan untuk menganalisis punca
sesuatu canggaan serta keadaan bahan itu semasa tercangga.
 Kekar boleh menjadi perangkap bagi mineral industri tertentu. Ia juga
menjadi saluran untuk air tanah bergerak, terutama dalam batuan igneus
dan metamorf. Orientasi kekar pada singakapan jalan boleh mempengaruhi
pembinaan dan penyelenggaraannya.
 Kekar merupakan permukaan planar yang tidak seragam dan boleh
terbentuk secara sistematik atau tidak sistematik.
 Kekar yang sistematik mempunyai orientasi yang selari dan "spacing" yang
seragam. Kekar yang mempunyai orientasi yang sama dikenali sebagai set
kekar. Sekiranya ada lebih daripada dua set kekar, maka terbentuk sistem
kekar.
 Kekar yang tidak ada orientasi tertentu dikenali sebagai kekar tidak
sistematik, dan biasanya jarang dijumpai.
 Kekar sistematik mungkin terbuka dan tidak diisi oleh sebarang mineral.
Biasanya ia merupakan kekar yang agak mudah.
 Kekar dan retakan ricih yang diisi oleh mineral tertentu dikenali sebagai
telerang. Mineral yang mengisi biasanya terdiri daripada kuarza, kalsit,
feldspar, klorit, zeolit, bergantung pada suhu pembentukannya.
 Kedua-dua retakan, samada yang berisi atau tidak, hadir secara
berpasangan, atau bersistem konjugat. Syaratnya, ia terbentuk pada masa
yang hampir sama.
 Set Konjugat ini boleh dihasilkan oleh mampatan dan tarikan. Kebanyakan
bertemu pada sudut kecil dan mewakili retakan ricih.
 Kebanyakan set kekar dianggap sebagai set konjugat, sekiranya tidak ada
bukti yang menunjukkan bahawa ia terbentuk pada masa yang berlainan.
Biasanya kehadiran set konjugat yang lain akan memotong set konjugat
yang awal.
b. Analisis Retakan
 Kajian mengenai kekar pada suatu kawasan memberitahu kita mengenai
urutan, masa dab arah sesuatu canggaan rapuh sesuatu batuan.
 Kajian orientasi kekar sistematik memberi maklumat mengenai orientasi
satu atau lebih tegasan utama yang telah bertindak.
 Orientasi kekar boleh ditentukan dengan mengukur jurus dan miringan
satahnya pada kawasan yang luas.
 Penentuan am bagi orientasi rantau kekar boleh dilakukan dengan
mengukur jurus bagi bahagian anak sungai yang lurus melalui peta
topografi, gambar fotoudara atau imej satelit.
 Data di atas boleh dianalisis untuk membantu kita memahami hubungan
antara kekar dan pengaruhnya terhadap perkembangan saliran serta
bentuk topografi yang lain.
 Pada kawasan yang masih aktif, data kekar dan retakan memberi tahu kita
mengenai orientasi lapangan tegasan dan hubungan mereka dengan
struktur utama.
 Data biasanya diplot menggunakan jaringan kawasan sama luas, sekiranya
bersudut kecil atau menggunakan rajah ros sekiranya bersudut besar.
Sumber : penambang007.blogspot.com
Gambar 2.1
Kekar Tarikan
c. Mekanisme Pembentukan Retakan
 Ada cadangan bahawa orientasi kekar pada sedimen penutup mungkin
dikawal oleh tegasan yang terdapat pada besmen berhablur di bawahnya.
 Walau bagaimanapun ada yang berpendapat bahawa kebayakan kekar
yang ada di permukaan bumi sekarang adalah hanya akibat dari lapangan
tegasan sekarang.
 Retakan biasanya terbentuk semasa berlaku perlipatan rapuh. Ia mungkin
terbentuk secara menegak, selari atau oblik dengan paksi lipatan dan satah
paksi, bergantung kepada keadaan tegasan (Rajah).
 Kekar biasa juga terbentuk berdekatan dengan sesar rapuh. Pergerakan
sepanjang sesar biasanya menghasilkan suatu siri kekar secara sistematik,
di mana jarak antara mereka menjadi lebih kecil dan bilangan meningkat
dekat dengan sesar.
d. Mekanik Kekar dan Retakan Ricih
 Teori dan kajian di lapangan menunjukkan bahawa bendalir memainkan
peranan yang penting dalam pembentukan kekar. Kekar lebih senang
terbentuk sekiranya bendalir hadir, melalui pemecahan hidraulik (hydraulic
fracturing).
 Bendalir bertekanan tinggi boleh masuk ke dalam retakan kecil (kecacatan
sedia ada) dan meneruskan propagasi retakan yang lebih meluas.
Propagasi sesuatu kekar itu boleh terhalang akibat perubahan jenis batuan
di sebelahnya.
 Mengikut Engelder (1985) ada empat kategori kekar berdasarkan kepada
persekitaran dan mekanisma pembentuknya, iaitu tektonik, hidraulik,
pengurangan beban (unloading) dan kekar pelepasan (release joints).
 Kekar tektonik dan hidraulik terbentuk pada kawasan dalam, akibat
tekanan bendalir yang abnormal. Kekar hidraulik terbentuk semasa
penimbusan dan pemampatan menegak sedimen lebih daripada 5 km
dalam.
 Pada kawasan dalam bendalir tidak dapat lari dengan mudah kerana
ketelapan adalah kurang.
 Kekar tektonik juga terbentuk pada keadaan yang sama, tetapi tegasannya
datang daripada mampatan mendatar. Kekar tektonik boleh terbentuk pada
kedalaman kurang 3 km. Contohnya, kekar pada batuan terlipat dan
tersesar.
 Kekar pengurang beban dan pelepasan terbentuk dekat dengan
permukaan, semasa hakisan mengeluarkan bebanan permukaan, dan bila
berlaku pengecutan termo-elastik.
 Kekar pengurangan beban berlaku bila separuh daripada beban
permukaan asal dikeluarkan daripada batuan pada kedalam sekitar 200-
500 meter.
 Tegasan semasa atau sisa tegasan kuno membantu mengawal orientasi
kekar ini. Contonya, kekar dalam batuan pluton terdedah yang selari
dengan permukaan (sheeting).
 Kekar pelepasan biasanya dikawal oleh fabrik asal batuan. Ia terbentuk
akibat pelepasan tegasan utama dalam suatu batuan, dan biasanya
berorientasi tegak dengan arah mampatan asal. Contohnya, kekar pada
batuan terlipat.
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 TUGAS
Pihak asisten kali ini memberikan tugas dan memberikan data kekar
daerah x dan nantinya memiliki output berupa diagram-diagram diantaranya
diagram batang, diagram lingkaran dan diagram kipas.

3.2 PEMBAHASAN
Table 3.1
Hasil Perhitungan
No. Dip Dip Strike NE SE SW NW
Direction
272 33 319 229 FALSE FALSE FALSE 49
273 46 332 242 FALSE FALSE FALSE 62
274 59 345 255 FALSE FALSE FALSE 75
275 72 358 268 FALSE FALSE FALSE 88
276 85 341 251 FALSE FALSE FALSE 71
277 72 324 234 FALSE FALSE FALSE 54
278 59 307 214 FALSE FALSE FALSE 34
279 46 290 290 FALSE FALSE FALSE 70
280 33 303 213 FALSE FALSE FALSE 33
281 20 316 226 FALSE FALSE FALSE 46
282 8 299 209 FALSE FALSE FALSE 29
283 12 282 192 FALSE FALSE FALSE 12
284 17 265 175 FALSE 5 FALSE FALSE
285 22 248 158 FALSE 22 FALSE FALSE
286 27 231 141 FALSE 39 FALSE FALSE
287 32 333 243 FALSE FALSE 63 FALSE
288 37 233 143 FALSE 37 FALSE FALSE
289 42 45 315 FALSE FALSE FALSE 0
290 47 68 338 FALSE FALSE FALSE 22
291 52 91 1 1 FALSE FALSE FALSE
292 57 114 24 24 FALSE FALSE FALSE
293 62 137 47 47 FALSE FALSE FALSE
294 67 160 70 70 FALSE FALSE FALSE
295 72 183 93 FALSE 87 FALSE FALSE
296 77 206 116 FALSE 64 FALSE FALSE
297 82 229 139 FALSE 41 FALSE FALSE
298 30 22 292 FALSE FALSE FALSE 68
299 27 44 314 FALSE FALSE FALSE 46
300 24 66 336 FALSE FALSE FALSE 24
301 21 88 358 FALSE FALSE FALSE 2
302 18 110 20 20 FALSE FALSE FALSE
303 15 132 42 42 FALSE FALSE FALSE
304 12 154 64 64 FALSE FALSE FALSE
305 9 176 86 86 FALSE FALSE FALSE
306 60 198 108 FALSE 72 FALSE FALSE
307 57 333 243 FALSE FALSE 63 FALSE
308 54 319 229 FALSE FALSE 49 FALSE
309 51 305 215 FALSE FALSE 35 FALSE
310 48 318 228 FALSE FALSE 48 FALSE
311 45 331 241 FALSE FALSE 61 FALSE
312 42 344 254 FALSE FALSE 74 FALSE
313 39 327 237 FALSE FALSE 57 FALSE
314 36 310 220 FALSE FALSE 40 FALSE
315 33 293 203 FALSE FALSE 23 FALSE
316 70 276 186 FALSE FALSE 6 FALSE
317 80 289 199 FALSE FALSE 19 FALSE
318 34 302 212 FALSE FALSE 32 FALSE
319 56 285 195 FALSE FALSE 15 FALSE
320 74 268 178 FALSE 2 FALSE FALSE
321 12 251 161 FALSE 19 FALSE FALSE
322 35 234 144 FALSE 36 FALSE FALSE
Sumber : Hasil pengamatan

Table 3.1
Hasil Perhitungan
Tabel Distribusi Frekuensi
Interval Diagram Roset Diagram kipas
kelas NE NW SE SW NE+SW NW+SE
1 - 10 1 1 2 2 1 3
11 - 20 1 0 3 0 4 0
21 - 30 1 2 1 2 3 3
31 - 40 0 0 3 5 5 3
41 - 50 2 2 1 3 6 3
51 - 60 0 0 0 2 2 0
61 - 70 2 1 1 5 7 2
71 - 80 0 0 1 3 3 1
81 - 90 1 1 0 1 2 1
Presentase (%)
Diagram Roset Diagram Kipas
(%) (%) (%) (%) (%) (%) NW+SE
NE SE SW NW NE+SW
2 2 4 0 2 6
2 0 2 6 8 2
2 4 0 4 6 4
0 0 6 10 10 6
4 4 2 8 12 6
0 0 0 4 4
4 2 2 10 14 4
0 0 0 6 6 2
2 0 2 2 4 2
Sumber : Hasil pengamatan

Sumber : Data penggambaran pribadi


Gambar 3.1
Diagram batang
Sumber : Data penggambaran pribadi
Gambar 3.2
Diagram Kipas

Sumber : Data penggambaran pribadi


Gambar 3.3
Diagram Rosette
Sumber : Data penggambaran pribadi
Gambar 3.4
Diagram kontur
BAB IV
ANALISA

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dari pembuatan diagram


rosset, diagram kipas, ataupun diagram histogram, sebenarnya masing-masing
diagram tersebut mengandung informasi yang sama terhadap arah umum kekar
yang disampaikan. Dan terdapat analisa pada pit PT.OLIVIN mengenai arah
longsoran, terdapat 3 data mengenai arah longsorannya yaitu N 92 E / 48, N 58 E
/ 17, dan N 238 / 34. Pada data yang didapat tersebut didapat dan diindikasikan
tidak adanya longsoan menuju ke pit dan tidak akan mungkin adanya longsorang
mengarah ke pit. Pada masing-masing data tersebut merupakan bidang yang kuat
dan tidak akan terkena longsoran. Ada pun data yang dapat terjadinya longsoran
yang mengarah ke selatan.
Pada saat proses penentuan pole kedalam segi enam dan penarikan garis
kontur, khusus hal tersebut sebaiknya tidak secara bebas mengkategorikan pole
kedalam segi enam, hal ini karena akan menimbulkan efek pada penilaian
persentase dan persentase maksimal, mengingat hasil persentase pada
pengkategorian pole kedalam segi enam akan berdampak pula kedalam penarikan
garis kontur.

Sumber : Data pribadi


Foto 4.1
Pit
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum tentang kekar ini dapat disimpulkan bahwa kekar


adalah sebutan untuk struktur rekahan dalam batuan dimana tidak ada atau sedikit
sekali mengalami pergeseran. Rekahan yang telah bergeser disebut sesar. Kekar
adalah suatu retakan pada batuan yang tidak/belum mengalami pergerakan. Ada
beberapa gaya yang bekerja pada pembentukan kekar, yang dapat dianalisis dari
data-data yang diambil dari lapangan.
Cara untuk menganalisa kekar dapat menggunakan beberapa metode,
seperti : diagram kipas, diagram rosset, diagram kontur, dan diagram histogram,
akan tetapi setiap diagram sebenarnya mengandung informasi tentang arah umum
kekar yang sama.
Kegunaan analisis kekar dalam bidang teknik adalah melalui analisis
kekar, bisa diketahui gaya-gaya yang bekerja pada saat pembentukan kekar
tersebut, dan itu berarti dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk dapat
mengidentifikasi proses-proses geologi yang dahulu pernah terjadi. Dari analisis
ini, juga bisa diselidiki lebih lanjut, untuk perkiraan adanya lipatan yang terbentuk,
karena biasanya kekar terbentuk dari suatu proses perlipatan suatu bahan, yang
dimana bahan tersebut tidak mampu lagi menahan gaya, maka terbentuklah kekar
sebelum mengalami patahan atau sesar, dan juga dapat menjadi bahan acuan
adanya zona sesar yang sudah terjadi setelah kekar ini.
Dalam beberapa hal, analisis kekar dapat bermanfaat pula dalam
pengidentifikasian suatu reservoir. Pada hal ini, yang lebih berpengaruh adalah
sistem kekarnya, dimana sistem kekar tersebut bisa mempengaruhi proses-proses
mineralisasi yang terjadi, yang merupakan saluran dan tempat berkumpulnya
mineral-mineral berharga (seperti misalnya endapan hydrothermal : Au, Cu, Pb,
Zn, dll), selain itu manfaat dalam mempelajari kekar dalam dunia pertambangan
adalah dapat menganalisa zona lemah dan arah umum serta jenis bencana
longsor yang kemungkinan akan terjadi, sehingga dapat diantisipasi terjadinya
bencana tersebut dengan beberapa tindakan seperti rock bolt, jaring baja,
penyemenan, dll.
DAFTAR PUSTAKA

Mandala, Sodikin, 2011 “Struktur Primer”, www.sodikin-mandala.blogspot.com.


diakses tanggal 15 Maret 2015 (blog, online).
Mandala, Sodikin, 2011 “Struktur Kekar”, www.sodikin-mandala.blogspot.com.
diakses tanggal 15 Maret 2015 (blog, online).
Mashudi, Prima Akbar. 2011. “Pendahuluan Geologi Struktur”.
www.primaedu.wordpress.com, diakses tanggal 20 Maret 2014 (blog,
online).
Maswins. 2010. “Sistem Proyeksi”. www.maswins.com, diakses tanggal 20
Maret 2014 (blog, online).
Simorangkir, Samuel Richard Natanael. 2011 “Jenis-Jenis Struktur Geologi”,
www.samuelmodeon.blogspot.com. diakses tanggal 15 Maret 2014 (blog,
online).
Staff Assisten Laboratorium Geologi. 2014. “Diktat Penuntun Praktikum Geologi
Struktur .Laboratorium Tambang Universitas Islam Bandung. Dikutip pada
tanggal 20 Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai