Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN POA


PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI UNIT RAWAT INAP H

Setelah dilaksanakan pengkajian selama 3 hari (29/01/2018 sampai 31/01/2018),


didapatkan beberapa permasalahan di Unit Rawat Inap H. Kemudian, untuk menyelesaikan
masalah tersebut maka perlu ditentukan prioritas masalah dan Plan Of Action dari tiap-tiap
masalah yang diangkat.
4.1 Penentuan Prioritas Masalah
Teknik prioritas masalah yang digunakan disini adalah “teknik kriteria matrik (criteria matrix
technique), yaitu teknik pemungutan suara dengan menggunakan kriteria tertentu. Secara sederhana
dapat dibedakan atas 5 macam yaitu:
1. Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah (Magnitude = Mg)
2. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (Severity = Sv).
3. Bisa dipecahkan (Managebility = Mn)
4. Perhatian perawat terhadap masalah (Nursing concern = Nc)
5. Ketersediaan sumber daya (Affordability = Af)

Tabel 4.1. Prioritas Masalah


No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total Prioritas
1 Penyusunan kebutuhan tenaga 4 4 4 2 4 512 2
menggunakan WISN

2 Belum tersedianya tanda resiko jatuh pada 4 2 4 3 3 288 4


bed pasien
3 Penerapan 5 momen cuci tangan belum 4 3 4 3 3 432 3
dilakukan secara optimal oleh perawat
ruangan terutama pada 2 momen sebelum
tindakan
4 Belum tersedianya panduan pelayanan 5 3 4 3 3 540 1
unit

Keterangan :
5 = sangat penting
4 = penting
3 = kurang penting
2 = tidak penting
1 = sangat tidak penting
4.2 Tujuan dan Alternatif Penyelesaian Masalah
4.2.1 Deskripsi Prioritas Masalah yang Diangkat
1. Ruang rawat inap H adalah ruangan yang baru dibuka sekitar satu bulan yang lalu
sehingga masih banyak komponen yang belum terpenuhi. Khususnya pedoman
pelayanan unit. Dikarenakan ruang rawat inap H akan dikembangkan tidak hanya
ruangan kelas 3 saja, namun menjadi ruangan isolasi, HCU, dan kelas 2, maka
sangat dibutuhkan adanya pedoman pelayanan unit. Apabila dalam suatu
ruangan tidak memiliki pedoman pelayanan unit maka fungsi manajemen ruangan
tidak bisa berjalan maksimal.

2. Metode WISN dapat diterapkan untuk menghitung setiap jenis tenaga di fasilitas
pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit. Salah satu unit di rumah sakit yang
berperan besar dalam menunjang kegiatan operasional rumah sakit adalah ruang
rawat inap. Ruang rawat inap di rumah sakit merupakan ruang yang paling banyak
membutuhkan tenaga kerja khususnya tenaga keperawatan sehingga
keberadaannya tidak bisa dipisahkan dari rumah sakit. Metode WISN difokuskan
pada perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di ruang rawat inap H dan
didapatkan hasil 39 perawat pertahunnya.

3. Pasien rawat inap dirumah sakit sering mengalami infeksi nosokomial. Infeksi
nosokomial dapat dicegah dengan faktor lingkungan dan perilaku. Salah satu
perilaku untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial adalah dengan melakukan
cuci tangan. Cuci tangan 5 momen pada perawat belum diterapkan dengan baik
hal ini didukung oleh pengkajian dan observasi yang dilakukan selama tiga hari
didapatkan hasil bahwa 65% perawat belum melakukan 5 momen cuci tangan
dengan maksimal terutama 2 momen sebelum tindakan dan kurangnya kesadaran
perawat dalam melakukan cuci tangan.

4. Penilaian resiko jatuh merupakan suatu penilaian terhadap faktor-faktor yang


dapat menyebabkan pasien jatuh. Jatuh itu sendiri adalah suatu kejadian yang
dilaporkan oleh pederita atau saksi mata yang melihat kejadian, yaitu seseorang
mendadak terbaring atau terduduk dilantai atau tempat yang lebih rendah.
Pentingnya penandaan resiko jatuhpada bed pasien sangat diperlukan di ruang
rawat inap H. Kurangnya pengetahuan keluarga terhadap resiko jatuh masih tinggi
sehingga keselamatan pasien akan terancam (pasien jatuh). Didapatkan data
pengkajian dan observasi kepada keluarga pasien sebanyak 34% keluarga belum
mengetahui pengetahuan tentang resiko jatuh.
4.2.2 Alternatif Pemecahan Masalah
Berikut ini adalah beberapa alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah yang telah ditentukan

Tabel 4.2. Daftar Penyebab dan Alternatif Penyelesaian Masalah Prioritas yang diangkat
Alternatif
No Masalah Penyebab Pemecahan
Masalah
1 Belum tersedianya Panduan Ruang inap H Membuat panduan
pelayanan unit merupakan ruang pelayanan unit yang
rawat inap baru disesuaikan dengan
undang-undang dan
kebijakan rumah
sakit
2 Penerapan cuci tangan 5 momen Kurangnya motivasi Pelaksanaan lomba
belum dilakukan secara optimal oleh dalam diri perawat cuci tangan antar
perawat ruangan terutama 2 momen untuk patuh perawat dengan
sebelum tindakan terhadap kebijakan menerpkan sistem
rumah sakit terkait reward and
dengan SPO cuci punishment
tangan
3 Belum tersedianya tanda resiko jatuh Membuat tanda
pada bed pasien risiko jatuh per bed
4 Penyusunan kebutuhan tenaga Ruang inap H Melakukan
menggunakan WISN merupakan ruang penghitungan
rawat inap baru tenaga dengan
WISN sesuai
dengan kondisi
ruangan
4.3 Seleksi terhadap penyelesaian masalah
4.3.1 Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah
Berikut ini adalah penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah

Tabel 4.3. Tabel penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah


Efektifitas Efesiensi Jumlah
Prioritas Daftar alternatif
MxIxV Prioritas
masalah pemecahan masalah M I V E
E
1 Membuat panduan 5 5 4 2 50 1
pelayanan unit yang
disesuaikan dengan
undang-undang dan
kebijakan rumah sakit
2 Pelaksanaan lomba 4 4 4 3 21 3
cuci tangan antar
perawat dengan
menerpkan sistem
reward and punishment
3 Membuat tanda risiko 3 3 4 2 18 4
jatuh per bed
4 Melakukan 4 5 4 2 40 2
penghitungan tenaga
dengan WISN sesuai
dengan kondisi ruangan

Jadi, prioritas alternatif pemecahan masalah adalah sebagai berikut:


1. Besarnya masalah yang harus diselesaikan ( M = Magnitude )
2. Pentingnya jalan keluar ( I = Importancy )
3. Sensitivitas jalan keluar ( V = Vulnerability )
4. Efisiensi penyelesaian masalah ( E )
4.4 PLAN OF ACTION (POA)
Prioritas Faktor
NO What Why Where Who When How POA How much
Masalah penyebab

1 Belum Karena membuat buku Diharapkan Rawat PJ Kegiatan: 23 – 26 Diskusi 100%


tersedianya ruangan baru panduan pelayanan dengan adanya Inap H - Shelly Februari masalah perawat
Panduan didirikan dan unit untuk ruang buku panduan - risma 2018 dengan kanit mengetahui
dibuka rawat inap H
pelayanan pelayanan unit - Dessy dan perawat tentang PPU
unit dapat pelaksana dan mampu
meningkatkan Pihak yang meningkatkan
kualitas dilibatkan: Menentukan kualitas
pelayanan a. Kanit materi pelayanan di
b. Katim
khususnya di dengan kanit rawat inap h
c. Perawatpel
ruang rawat inap dan perawat
aksana
H pelaksa
d. Mahasiswa
e. Profesi
Ners Sosialisasi
dan
penjelasan
kepada
seluruh
anggota
ruangan
Prioritas Faktor
NO What Why Where Who When How POA How much
Masalah penyebab

Penyusunan Karena di wava Menghitung Karena WISN Rawat PJ kegiatan 17 Februari Menghitung Kebutuhan
2 kebutuhan husada khusus perhitungan tenaga perhitungan Inap H - 3 maret perhitungan ketenagaan
tenaga di rawat inap h menggunakan WISN lebih akurat - fitri 2018 tenaga di rawat inap
menggunakan di rawat inap h
menggunakan sesuai tugas - hilma dengan H lebih akurat
perhitungan
WISN pokok dan tugas - Gema menggunakan
WISN
penunjang WISN
Pihak yang
dilibatkan:
a. Kanit
b. Katim
c. Perawat
pelaksana
d. Mahasiswa
e. Profesi
Ners
Prioritas Faktor
NO What Why Where Who When How POA How much
Masalah penyebab

Penerapan Masih adanya 1. Mensosialisasika Diharapkan Rawat PJ Kegiatan: 19 - 24 Lomba 00% perawat
3. cuci tangan 5 perawat yang n cuci tangan 5 setiap perawat Inap H - Wiwid Februari mencuci melakukan
momen belum kurang patuh momen kepada mampu - Eka 2018 tangan yang gerakan cuci
perawat
dilakukan dalam melakukan 5 - insani dilakukan tangan 6
2. Melakukan
secara menjalankan moment dan oleh seluruh langkah
observasi
optimal oleh cuci tangan 5 mencuci tangan Pihak yang perawat di dalam 5
tindakan hand
perawat momen 6 langkah dilibatkan: ruangan momen
hygiene perawat
ruangan a. Kanit
3. Membuat lomba
terutama 2 b. Katim
tentang cuci
momen c. Perawat
tangan 5 momen
pelaksana
sebelum yang diikuti oleh
d. Mahasiswa
tindakan perawat
e. Profesi
4. Memberikan
Ners
reward atau
apresiasi setelah
melakukan cuci
tangan 5 momen
Prioritas Faktor
NO What Why Where Who When How POA How much
Masalah penyebab

4 Belum Dari data Memberikan penanda Diharapkan Bed PJ Kegiatan: 23 Februari Memberikan 100%
tersedianya yang ada di bed pasien untuk dengan adanya pasien - Brian - 2 maret tanda resiko keluarga
tanda resiko ditemukan pasien resiko jatuh penandaan di dengan - Mega 2018 jatuh di setiap pasien
jatuh pada bahwa masih bed dapat resiko - Uus bed berupa mengetahui
bed pasien banyak mengurangi jatuh di sebuah papan tanda tanda
keluarga klien angka resiko ruang Pihak yang kecil resiko jatuh
yang belum jatuh di ruang Rawat dilibatkan: berwarna
mengetahui rawat inap H inap H a. Kanit kuning
tentang resiko b. Katim

jatuh c. Perawat
pelaksana
d. Mahasiswa
e. Profesi
Ners
NB : yang merah belom direvisi
BAB V

Tabel 5.9 Observasi Pre Test Kegiatan 5 Momen Cuci Tangan di Unit Rawat Inap H Rumah
Sakit Wava Husada

Pre Test Perawat


Oportunity 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 total
2 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2
3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4
4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 2
5 4 4 2 2 3 4 4 3 3 5
6 5 3 5 4 3 4 4 3 3 4
7 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4
8 4 4 2 2 4 3 4 4 4 3
Jumlah 30 28 27 26 26 26 26 26 25 25
Presentase 75% 70% 68% 65% 65% 65% 65% 65% 63% 63% 65%

Tabel 5.9 Observasi Post Test Kegiatan 5 Momen Cuci Tangan di Unit Rawat Inap H Rumah
Sakit Wava Husada

Post Test Perawat


Oportuniti 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 3 3 2 4 4 4 3 3 2 total
2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4
3 4 4 5 4 4 3 3 4 4 3
4 5 5 4 4 3 4 4 4 3 4
5 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4
6 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4
7 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4
8 5 5 5 5 4 5 3 5 4 4
Jumlah 34 33 31 31 30 30 30 30 29 29
Presentase 85% 83% 78% 78% 75% 75% 75% 75% 73% 73% 78%
BAB VI

6.1. Program Perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja dengan metode
WISN (Workload Indicator Staffing Need)
Program perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja dengan metode WISN
adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDM, kesehatan, berdasarkan pada beban
pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di
fasilitas pelayanan kesehatan. Kelebihan metode ini mudah dioperasikan, mudah digunakan,
secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realitsis.
Program perhitungan tersebut pada saat ini telah diadaptasi dan digunakan oleh Depkes
RI dalam menghitung jumlah kebutuhan masing-masing kategori tenaga kesehatan yang
dibutuhkan dikantor dinas kesehatan dan rumah sakit provinsi, kabupaten atau kota, serta
disahkan melalui keputusan Menteri Kesehatan RI no. 81/Menkes/SK/2004, menurut ship 1998,
metode perhitungan ini memiliki keunggulan dibandingkan metode perhitungan kebutuhan
tenaga lainnya. Kelebihan metode ini adalah
1. Mudah dilaksanakan, karena mengunakan data yang dikumpulkan dari laporan
kegiatan rutin unit layanan
2. Mudah dalam melakukan prosedur perhitungan, sehingga manajer kesehatan
disemua tingkatan dapat segera memasukkan dalam perencanaan ketenagaan
3. Mudah untuk segera mendapatkan hasil perhitungannya, sehingga dapat segera
dimanfaatkan oleh manajer kesehatan disemua tingkatan dalam pengambilan
kebijakan
4. Metode perhitungan dapat digunakan bagi berbagai jenis ketenagaan, termasuk
tenaga non kesehatan (tenaga admin, tenaga keuangan, tenaga perencanaan, tenaga
penunjang umum lain)
5. Hasil perhitungan realistis, sehingga hasilnya akan memberikan kemudahan dalam
menyusun perencanaan anggaran dan alokasi sumber daya lainnya, adapun
kekurangan dari metode ini karena input data yang diperlukan bagi prosedur
perhitungan berasal dari rekapitulasi kegiatan/statistik rutin kegiatan unit satuan kerja/
institusi, dimana tenaga yang dihitung bekerja, maka kelengkapan pencatatan data
dan kerapian penyimpanan data mutak harus dilaksanakan demi memberi keakuratan
atau ketepatan hasil perhitungan jumlah tenaga secara maksimal
6. Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasar WISN ini meliputi 5 langkah, yaitu :
a. Menetapkan kerja waktu tersedia
b. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM
c. Menyusun standart beban kerja
d. Menyusun standart kelonggaran
e. Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja
Program perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja dengan metode WISN,
dimulai dengan observasi tindakan di ruangan selama 3 hari untuk menentukan total tindakan
yang harus dihitung norma waktunya. Data yang telah terkumpul diinput ke dalam word dan
selanjutnya dipersiapkan untuk dilakukan pengkajian.
Pengkajian yang dilakukan di minggu ke- 3 sampai minggu ke -5 selama 15 hari mulai
tanggal 12 februari – 28 februari 2018 dengan membagi tugas perorang untuk melakukan
pengamatan dan obervasi kepada semua perawat tiap tindakan dan dilakukan pencatatan dan
didapat nilai rata-rata. Dan data yang telah berhasil didapatkan langsung diinput ke dalam excel
untuk dilakukan perhitungan tenaga.
Hasil perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja dengan metode WISN
didapatkan bahwa waktu kerja tersedia dalam 1 tahun 1164 jam/Th dan hari kerja tersedia dalam
satu tahun sebesar 69840 menit/Th. Hasil Faktor Tugas Penunjang (FTP) diperoleh hasil 48%,
dan hasil Standar tugas penunjang (STP) adalah 2,1. Hasil perhitungan kebutuhan SDM, di RIH
317 memiliki BOR pada sepanjang tahun 2017 82% dengan jumlah tempat tidur sebanyak 10.
Rata-rata pasien baru per hari mencapai 9 pasien. Dari kasus tersebut dapat diperoleh data
Jumlah kunjungan pasien mencapai 10 x 365 = 3650 dan rata-rata pasien baru selama 1 tahun
9 x 365 = 3285. Sehingga Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat di ruangan yaitu sebanyak 39
Perawat

6.2. Penerapan 5 Momen Cuci Tangan


Cuci tangan menjadi salah satu langkah yang efektif untuk memutuskan rantai transmisi
infeksi, sehingga insidensi nosokomial dapat berkurang. Pencegahan dan pengendalian infeksi
mutlak harus dilakukan oleh perawat, dokter, dan seluruh orang yang terlibat dalam perawatan
pasien. Salah satu komponen standar kewaspadaan dan usaha menurunkan infeksi nosokomial
adalah menggunakan panduan kebersihan tangan yang benar dan mengimplementasikan secara
efektif (Joko, 2012).
Observasi hand hygien ini dilakukan dengan memberi sosialisasi dan motivasi tentang
lomba 5 momen hand hygiene yang dilakukan pada tanggal 19-24 februari 2018. Observasi pada
Ruang Rawat Inap H RS Wava Husada dilakukan pada 10 perawat, setiap mahasiswa profesi
Ners pada shift pagi mendapat 1 lembar form yang digunakan untuk mengobservasi 1 perawat.
Observasi dilakukan pada perawat yang melakukan tindakan keperawatan seperti pemasangan
IV line, injeksi obat via IV line, pemasangan kateter urin, pengambilan sampel darah, perawatan
luka, pemasangan NGT, Pemeriksaan TTV, mengganti cairan. Pada instrumen audit cuci tangan
menggunakan 8 Oportunity atau 8x tindakan yang dapat di nilai dengan 5 momen cuci tangan,
dengan total skor maksimal hasil audit adalah 40 poin/cuci tangan. Pada hasil pre
test/implementasi hand hygien di dapatkan hasil rata-rata 65% atau 26x cuci tangan sehingga
menunjukan kepatuhan cuci tangan perawat Ruang RIH masih rendah.
Pada post test hand hygien dilakukan tanggal 26-28 februari 2018. hasil post test/evaluasi
didapatkan hasil terbaik pada perawat A dengan presentase 85 % atau 32 poin/cuci tangan
dan rata-rata total 78% atau 32 poin/cuci tangan. Sehingga dapat disimpulkan terjadi peningkatan
kepatuhan cuci tangan 5 momen sebesar 13% dari hasil pre test dan menjadi 85% pada post test
pada perawat ruang RIH. Pada Post Test menunjukan hasil peningkatan presentase 5 momen
sebesar 30% setelah dilakukan sosialisasi, dan motivasi lomba 5 momen.
Hal ini sejalan dengan penelitian Sumariyem (2015) yang dilakukan di ruang Cendana
IRNA I RSUP Dr Sardjito Yogykarta, mendapatkan hasil bahwa motivasi pada perawat dapat
mempengaruhi tingkat kepatuhan perawat dalam melakukan 5 momen hand hygien dan 6
langkah cuci tangan dalam mencegah infeksi nosokomial. Selain itu penelitian Jamaluddin (2012)
yang dilakukan Intensive Care Unit Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk juga mengungkapkan hal
yang sama dimana didapatkan hasil bahwa program sosialisasi dapat meningkatkan
pengetahuan dan kepatuhan cuci tangan 5 momen pada para perawat yang bekerja di unit
perawatan intensif Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk.

Anda mungkin juga menyukai