Lampiran 1 :
KUESIONER CONFERENCE
Petunjuk pengisian
1. Berilah tanda check (V) pada jawaban yang tersedia sesuai jawaban yang
pilih
2. Isilah jawaban secara singkat dan jelas pada tempat yang telah tersedia.
A. Karakteristik Individu
1. Jenis kelamin : Pria Wanita
2. Pendidikan terakhir keperawatan :........................................................
3. Lama kerja :........................................................
4. Pelatihan yang pernah diikuti :1........................................................
:2. .......................................................
NO PERTANYAAN
Pre Conference
1 Kepala ruangan atau Katim membuka
jalannya pre conference
2 Kepala ruangan atau Katim menjelaskan
tujuan pre Conference
3 Kepala ruangan atau Katim memandu
jalannya pre Conference
4 Katim atau PJS menjelaskan masalah
diagnosa medis, keperawatan pasien,
diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan dan rencana keperawatan
setiap pasien
5 Kepala ruangan atau Katim
mendiskusikan strategi pelaksanaan
asuhan keperawatan atau tindakan.
6 Kepala ruangan atau Katim
menyimpulkan hasil pre conference.
Conference
1 Kepala ruangan atau Katim membuka
conference.
2 Kepala ruangan atau Katim memberikan
waktu khusus untuk konsultasi.
3 Kepala ruangan atau Katim
Membimbing dengan sabar.
4 Kepala ruangan atau Katim menanyakan
implementasi apa saja yang sudah dan
belum dilakukan perawat.
5 Kepala ruangan atau katim memberikan
koreksi perbaikan dengan memberikan
catatan perbaikan.
68
Lampiran 2 :
SPO TIMBANG TERIMA
TIMBANG TERIMA
RSUD BANGIL
KAB. PASURUAN
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
1/2
Tanggal terbit Ditetapkan :
STANDAR Direktur RSUD Bangil
PROSEDUR Kabupaten Pasuruan
OPERASIONAL
1. Persiapan
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku
catatan
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima
kepada masing-masing penanggung jawab:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian
shift/operan
Prosedur b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk
melaksanakan timbang terima dengan mengkaji
secara komprehensif yang berkaitan tentang
masalah keperawatan pasien, rencana tindakan
yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal
penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan
perincian yang lengkap sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada
perawat yang berikutnya
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang
terima adalah :
1) Identitas pasien dan diagnosa medik
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih
muncul
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan
4) Intervensi kolaborasi dan dependensi
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu
dilakukan dalam kegiatan selanjutnya, misalnya
operasi, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan
penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi
atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan
71
secara rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat
melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas
f. Penyampaan pada saat timbang terima secara
singkat dan jelas
g. Lama timbang terima untuk setiap pasien tidak
lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan
memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
h. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara
langsung pada buku laporan ruangan oleh perawat.
i. Penyampaian operan di atas (point c) harus
dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru
j. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari
kedua shift bersama-sama secara langsung melihat
keadaan pasien.
k. Perawat membina hubungan komunikasi terapeutik
dengan pasien dan keluarga
l. Katim dan perawat berkumpul di nurse station
melakukan diskusi dan pembagian pasien kepada
perawat pelaksana serta intervensi keperawatan
yang akan dilakukan.
m. Kepala ruang/Katim memimpin doa untuk
mengawali dalam melaksanakan tugas.
n. Perawat melakukan tugas keperawatan sesuai
dengan uraian tugasnya
Unit terkait Semua unit pelayanan rawat inap
72
Lampiran 3 :
PRE PLANING DESIMINASI ILMU PRE DAN POST CONFRENCE
A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional dimana
tim keperawatan dikelola dengan menjalankan 4 fungsi manajemen yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. keempat fungsi
tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis,
hubungan antara manusia dan konseptual yang mendukung tercapainya asuhan
keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna kepada klien.
Adanya alasan tersebut manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas utama
dalam pengembangan keperawatan dimasa depan. Hal tersebut berkaitan dengan
tuntunan profesi dan tuntunan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan secara profesional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi (Nursalam, 2014).
Perawat dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar
atau rasional dan baik atau etikal, hal ini dilakukan sebagai bentuk
profesionalisme keperawatan (Nursalam, 2014).
Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan terus
meningkat di masa yang akan datang baik dalam aspek mutu maupun dalam
keterjangkauan cakupan pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan oleh karena
membaiknya ekonomi dan bertambah kompleknya masalah kesehatan yang di
73
B. Tujuan
1. TujuanUmum
Untuk Meningkatkan pengetahuan perawat tentang pre dan post Confrence
dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien di Di Ruang Asoka Rsud
Bangil Kabupaten Pasuruan
2. TujuanKhusus
a. Mampu melakukan kegiatan Pre Conference setiap hari di Di Ruang
Asoka Rsud Bangil Kabupaten Pasuruan
b. Mampu melakukan Post Conference setiap hari di Di Ruang Asoka
Rsud Bangil Kabupaten Pasuruan
c. Mampu menentukan prioritas masalah yang ada saat pre dan post
conferen Di Ruang Asoka Rsud Bangil Kabupaten Pasuruan
d. Mampu menyusun planning ofaction untuk mengatasi masalah di Di
Ruang Asoka Rsud Bangil Kabupaten Pasuruan
C. Peaksanaan Kegiaran
1 Topik
Analisa Peningkatan Mutu Pelayanan Keperawatan Di Ruang Asoka Rsud
Bangil Kabupaten Pasuruan
2 Sasaran/target
Seluruh Perawat Di Ruang Asoka Rsud Bangil Kabupaten Pasuruan
3 Metode
a. Diskusi
74
b. Tanya jawab
c. Pre test dan Post tes
4 Media danAlat
a. Infocus
b. Laptop
c. Materi tertulis yang akan disampaikan
5 Waktu danTempat
Hari/ Tanggal : Selasa, 07 Juni 22
Waktu : .07. 30 WIB - selesai
Tempat : Di Ruang Asoka Rsud Bangil Kabupaten
Pasuruan
6 Pelaksanaan Kegiatan
pengetahuan Mendengarkan
tentang
keselamatan
pasien
Memberi
reinforcement
positif
Menjelaskan
pengertian pre
dan post tentang
tujuan pre dan
post conferen
Menjelaskan
tentang pedoman
pelaksanaan
conference
Memberi
kesempatan pada
peserta untuk
bertanya
Memberi
reinforcement
positif
Menjawab
pertanyaan yang
diajukan
Menggali
pengetahuan
tentang
keselamatan
pasien
Menjelaskan
76
tentang
keselamatan
pasien
Menjawab
pertanyaan yang
diajukan
3 5 menit Penutup Memberi
Meminta peserta pertanyaan penyaji
Untuk memberikan Mendengarkan
pertanyaan atas Berpartisipasi
penjelasan yang Mengerjakan
tidak Menjawab salam
dipahami
Menjawab
pertanyaan yang
diajukan
Menyimpulkan
diskusi
Melakukan
evaluasi dengan
cara mengerjakan
soal post test
Mengucapkan
salam
77
Kriteriae valuasi
1. Evaluasi stuktur
- Laporan telah dikoordinasikan sesuai perencanaan
- 70% peserta menghadiri kegiatan desiminasi ilmu tentang pre dan post
conferent
- Tempat dan media alat sesuai dengan rencana
2. Evaluasi proses
- Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
- Waktu yang direncanakan sesuai dengan pelaksanaan
- 70% peserta aktif dalam kegiatan desiminasi ilmu tenang pre dan post
conferent
- 70% peserta tidak meninggalkan ruangan selama kegiatan desiminasi ilmu
tentang pre dan post conferent berlangsung
3. Evaluasi hasil
- Masalah manajemen keperawatan di Ruang Asoka RSUD Bangil
Kabupaten Pasuruan terpaparkan
- Perawat Di Ruang Asoka Rsud Bangil Kabupaten Pasuruan memahami
tentang pre dan post conferent rangka meningkatkan keselamatan pasien.
78
Materi
CONFERENCE
a. Pengertian
Confrence adalah diskusi kelompok tentang penyusunan asuhan keperawatan
dengan tujuan untuk mempertahankan asuhan keperawatan agar tetap terbaru dan
dapat di pergunakan secara konstan ( Suarli dan Bachtiar, 2002 ). Confrence
adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan konsultasi
yang di lakukan sebelum dan sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien ( Jean,et.Al,1973 ) sedangkan menurut Sain, l ( 2010 ) Conference
merupakan pertemuan tim yang di lakukan setiap hari. Conference di lakukan
sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan
jadwal dinas perawat pelaksana.
Adapun panduan bagi perawat pelaksana dalam melakukan conference adalah
Sebagai berikut : ( Ratna Sitorus, 2006 ) Conference dilakukan setiap hari segera
setelah di lakukan pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawat
pelaksana, conference di hadiri oleh perawat pelaksana dalam tim nya masing –
masing, Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil
evaluasi kemarin dan kondisi klien yang di laporkan dinas malam.
A. Tujuan Conference
1 Merencanakan asuhan pasien cecara individual
Confrence akan membahas bentuk asuhan klien secara individual dan
komprehensif setiap staf yang terlibat dapat memberikan masukan.
2 Mengkoordinasi semua pelayanan yang sesuai
Hal ini bertujuan agar kelompok menjadi lebih mengerti tentang pelayanan
yang di berikan kepada pasien agar dapat di gunakan secara maksimal
3 Meningkatkan semangat kooperatif
Selama Confrence staf dapt berkerja sama dan belajar lebih banyak serta
terlibat dalam perencanaan dan pemberian asuhan keperawatan. Hal ini
bertujuan agar masing – masing anggota mampu bekerja dengan baik
sehingga akan meningkatkan semangat kooperatif.
4 Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman staf keperawatan
Dalam Confrence semua hal tentang klien di diskusikan bersama sehingga
tergambar peran dari masing – masing komponen yang terlibat dalam
79
asuhan klien. Semua instruksi dan informasi serta etika dalam menjaga
kerahasiaan informasi tentang klien di bicarakan dalam confrence (Suarli
dan Bachtiar, 2002)
B. Pedoman Pelaksanaan
1. Sebelum di mulai tujuan confrence harus di jelasskan
2. Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok
3. Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga focus diskusi tanpa
mendiminasi dan memberi umpan balik. Pemimpin harus merencanakan
topic yang penting secara periodic
4. Waktu yang di gunakan 20 – 30 menit
5. Ciptakan suasana diskusi yang mendukungperan serta, keinginan
mengambil tanggung jawab dan menerima pendekatan serta pendapat
yang berbeda.
6. Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi
7. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil
evaluasi kemarin dan kondisi klien yang di lakukan oleh dina malam.
8. Perawat primer mendiskusikan dan mengarahkan perawat pelaksana
tentang masalah yang terkait dengan keperawatan klien
9. Mengingatkan kembali standar prosedur yang di tetapkan
10. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan
kemajuan masing – masing perawat pelaksana.
11. Membantu perawat pelaksana menyelesaikan masalah yang tidak
dapat di selesaikan.
12. Pada saat menyimpulkan Confrence ringkasan di berikan oleh pimpinan
dan kesesuaiannya dengan situasi lapangan.
Confrence terdiri : dari pre conference dan post conference
PRE CONFRENCE
A. PENGERTIAN
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim
atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang,
maka pre conference ditiadakan. Isi fre Confrence adalah rencana tiap perawat
80
(rencana harian) dan tambahan rencana dari katim dan pj tim (Modul
MPKP,2006)
Pre confrence yang di lakukan adalah (Nursalam, 2002)
1. Menentukan waktu Pre conference
2. Mendiskusikan persiapan yang di perlukan
3. Mendiskusikan pengenalan / penentuan masalah klien
4. Mendiskusikan rencana tindakan keperawatan
5. Merencanakan cara dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
operan dinas.
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien merupakan suatu upaya dalam mencegah terjadinya
kesalahan dan kejadian yang tidak diharapkan terhadap pasien yang berhubungan
dengan pelayanan kesehatan (Panesar, Carson-Stevens, Salvilla, & Sheikh, 2017).
Menurut (WHO, 2011) keselamatan pasien merupakan pengurangan risiko
bahaya yang tidak perlu terkait dengan perawatan kesehatan seminimal mungkin.
International of Medicine (IOM) mengartikan konsep keselamatan pasien (patient
safety) sebagai freedom from accidental injury. Accidental injury disebabkan karena error
yang terdiri dari kegagalan dalam suatu perencanaan ketika ingin mencapai tujuan,
melakukan tindakan yang salah (commission) dan/atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS) menjelaskan tentang keselamatan pasien
yang bebas dari cedera yang seharusnya tidak terjadi atau potensial cedera akibat dari
pelayanan kesehatan yang disebabkan oleh error (Wardhani, 2017).
Penulis menyimpulkan bahwa keselamatan pasien merupakan bagian penting
dari sistem pelayanan kesehatan yang berkualitas, sehingga kesehatan yang paripurna
sapat tercapai dan meminimalkan kejadian yang tidak diinginkan terhadap pasien,
serta meningkatkan kedisiplinan perawat dan tim.
penanggulangan KTD
Sedangkan tujuan keselamatan pasien secara internasional adalah:
a. Identify patients correctly (mengidentifikasi pasien secarabenar)
b. Improve effective communication (meningkatkan komunikasi yang
efektif)
c. Improve the safety of high-alert medications (meningkatkan
keamanan dari pengobatan resikotinggi)
d. Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery
(mengeliminasi kesalahan penempatan, kesalahan pengenalan pasien,
kesalahan prosedur operasi)
e. Reduce the risk of health care-associated infections (mengurangi
risiko infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan)
f. Reduce the risk of patient harm from falls (mengurangi risiko
pasienterluka karena jatuh)
2. Sasaran Keselamatan Pasien
Setiap rumah sakit wajib melakukan upaya pemenuhan sasaran keselamatan
pasien. Menurut Joint Commission (2020) sasaran keselamatan pasien terdiri
dari:
a) Identifikasi pasien dengan benar
Menggunakan setidaknya dua cara untuk mengidentifikasi pasien.
Misalnya, gunakan nama pasien dan tanggal lahir. Hal ini dilakukan
untuk memastikan setiap pasien mendapatkan obat dan pengobatan yang
tepat.
b) Meningkatkan komunikasi staf
Meningkatkan komunikasi efektif antar staf untuk menghindari
miscommunication dan kesalahan tindakan.
c) Gunakan obat-obatan dengan aman
Sebelum prosedur, beri label obat yang tidak berlabel. Misalnya,
obat- obatan di spuit, gelas, dan baskom. Lakukan ini di area
tempat obat-obatan dan persediaan yang telah disiapkan.
Berhati-hatilah dengan pasien yang minum obat untuk
mengencerkan darah.
86
Lampiran 4 :
FOTO DOKUMENTASI PENERAPAN TIMBANG TERIMA
DI NERS STATION DIRUANG ASOKA
89
Lampiran 5 :
FOTO DOKUMENTASI PENERAPAN OPERAN TIMBANG
TERIMA KE PASIEN DI RUANG ASOKA
90
Lampiran 6 :
FOTO DOKUMENTASI PELATIHAN TIMBANG TERIMA DI
RUANG ASOKA
91
92
Lampiran 7 :
Daftar Hadir Peserta Pelatihan
93
94
Lampiran 8 :
5. Perawat primer pagi melakukan timbang terima kepada perawat primer sore. Kedua
kelompok shift dalam keadaan sudah siap. Perawat primer menyampaikan Identitas
klien dan diagnosa medis, Masalah keperawatan yang masih ada dan Data
fokus (Keluhan subyektif dan obyektif) pasien. Tindakan selanjutnya
yang akan disampikan perawat primer tersebut adalah?
a. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
b. Intervensi kolaboratif dan dependensi.
c. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya.
d. Klarifikasi tanya jawab terkait hal yang ditimbang terimakan
e. Kunjungan ke ruangan pasien
6. Setelah dinas malam seluruhnya datang maka pegawai di Nurse Station akan
melakukan timbang terima di ruangan pasien, Siapa yang akan memimpin
kegiatan tersebut?
a. Kepala Ruangan
b. Perawat Primer
c. Perawat Pelaksana
d. Kepala Bidang Keperawatan
e. Dokter ruangan
7. Di nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan
mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien,
rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya
yang perlu dilimpahkan. Tindakan selanjutnya yang akan dilakukan perawat primer
tersebut adalah?
a. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya
dicatat untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat jaga berikutnya
b. Menyampaikan hal-hal yang perlu disampikan
c. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya.
d. Klarifikasi tanya jawab terkait hal yang ditimbang terimakan
e. Pelaporan untuk timbang terima ditulis secara langsung pada buku laporan ruangan
oleh perawat primer
8. Kepala ruang melakukan pre conference dan membagi tugas kepada setiap perawat.
Perawat pertama diminta untuk memberikan obat parenteral, perawat kedua diminta
96
untuk merawat luka pasien pasca operasi, perawat ketiga diminta mengantar untuk
pemeriksaan diagnostik penunjang. Apakah metode penugasan yang digunakan di
ruang tersebut?
a. Tim
b. Primer
c. Kasus
d. Medular
e. Fungsional
9. Seorang perawat pelaksana diruang bedah tugasnya dipagi hari memberikan
pengobatan kepada klien kelolaan, tindakan keperawatan yang diberikan adalah
pemberian obat dengan injeksi, pasang cairan infus, mengobservasi balance cairan ketat.
Apakah kategori tingkat ketergantungan klien pada kasus diatas? .
a. Minimal care
b. Maksimal care
c. Parsial care
d. Intermediate care
e. Total care
10. Dalam pre conference perawat pelaksana memberikan pengarahan, mendiskusikan
masalah pasien dan membagi penugasan pasien yang menjadi tanggung jawab kepada
a. CCM
b. Kepada Ruangan
c. CI
d. Perawat Pelaksana
e. Katim
97
Lampiran 9 :
Daftar Nilai Pre dan Post Tes Pelatihan
No Nama Pegawai Nilai
Pre Tes Post Tes
1 Linda Nur Machila 70 80
2 Alfiatus R 50 70
3 Kurniawati DS 60 90
4 Dice Agnis O 40 70
5 Mega yunita 40 70
6 Indri Bonifita 60 100
7 Rita p 30 70
8 Hesti N 40 80
9 Reni R 50 80
10 Mistatutik 40 70
11 Yani P 50 80
12 Nur Endra 60 70
13 Wida tur R 40 70
Jumlah rata-rata 54 94
Lampiran 10 :
Rencana Tugas Harian Petugas Asoka Sesuai Job Description
Kepala Ruangan
(................................................)
100
Hari : Katim Ke :
Tanggal : Ruangan :
Nama Pasien :
1. ................................. 6. ........................................
2. ................................. 7. ........................................
3. ................................. 8. ........................................
4. ................................. 9. ........................................
5. ................................. 10. ........................................
teratasi oeh PP
6 Post conference dan menulis dokumentasi
memeriksa kelengkapan dokumentasi
askep
7 Operran
Katim ke
(..........................................)
102
2 Pasien 1 :
Pasien 2 :
Pasien 3 :
Pasien 4 :
Pasien 5 :
3 Pasien 6 :
Pasien 7 :
Pasien 8 :
Pasien 9 :
Pasien 10 :
4 Post conference dan dokumentasi Askep
5 Operan
Perawat pelaksana
(.............................................)
103
Lampiran 11 :
FORMAT PRE DAN POST CONFERENCE
Ruangan :
Hari /Tanggal :
(.....................................)
105
Lampiran 12 :
NIM : 202173039
petugas di ruangan
terhadap conference