Anda di halaman 1dari 12

CURICULUM VITAE

Nama : dr Perwitasari Bustami,SpS


Tempat tanggal lahir : Lahat,28 juli 1959
Alamat : Jln Bayangkara 54 Serang
Telepone : 0811126600
Email : Perwitasari@yahoo.com
Riwayat Pendidikan : - SD Muhamadiyah Palembang Tahun 1971
- SMPN V Yogya Tahun 1974
- SMA IV Palembang Tahun 1977
- FK UNSRI Palembang Tahun 1985
- FKDS Neurologi Semarang Tahun 1997
Organisasi :- Anggota Perdosi Banten
- IDI cabang Serang
Riwayat Pekerjaan : - Puskesmas Rumsia Sulawesi Utara 1987 – 1989
- P2M Kanwil DepKes Semarang 1989 – 1992
- PPDS Neurologi 1992 – 1997
- RS dr Dradjat Prawiranegara 1998 - Sekarang
TETANUS

dr.Perwitasari Bustami,SpS.

SMF Neurologi RSDP Kab Serang


Banten
Gangguan neurologis
ditandai dengan me
Definisi
tonus otot dan spasme,
disebabkan tetanospasmin
(toksin protein yang kuat
yang dihasilkan oleh
Clostridium tetani )

Clostridium tetani
Etiologi bakteri Gram positif, anaerob obligat, dapat
membentuk spora, dan berbentuk drumstick.
Kaca
Manifestasi Klinis
1.Rigiditas abdomen/perut papan
2. Rhisus sardonicus
3. Kontraksi otot rahang dan leher 
retraksi kepala
4. Trismus Spasme otot menelan  disfagia
5. Opistotonus
6. Kaku pada otot2 ekstremitas
Klasifikasi Tetanus Menurut Patel dan Joag

Dengan berdasarkan 5 kriteria, maka


Kriteria : dibuatlah derajat & mortalitas penyakit
tetanus :
• Kriteria 1 : rahang kaku, spasme
terbatas, disfagia, dan kekakuan otot • Grade I : Ringan,minimal 1 kriteria (K1/K2) mortalitas 0 %
tulang belakang • Grade II : Sedang, minimal 2 kriteria ( K1& K2) dengan
• Kriteria 2 : spasme saja tanpa melihat masa inkubasi lebih dari 7 Hari dan onset lebih dari 2 hari,
mortalitas 10 %
frekuensi dan derajatnya
• Grade III : Berat, minimal 3 kriteria dengan masa inkubasi
• Kriteria 3 : inkubasi antara 7 hari atau kurang dari 7 hari dan onset kurang dari 2 hari, mortalitas
kurang 32%
• Kriteria 4 : waktu onset adalah 48 jam • Grade IV : Sangat berat, minimal ada 4 kriteria dengan
atau kurang mortalitas 60%
• Kriteria 5 : kenaikan suhu rektal > 38 • Grade V : Biasanya mortalitas 84 % dengan 5 kriteria,
℃’ dan aksila > 37,6 ℃ termasuk di dalamnya adalah tetanus neonatorum
maupun puerpurium
Penatalaksanaan

1.Eradikasi bakteri kausatif : AB


2.Netralisasi toksin yg belum terikat : ATS/HTIG
3.Terapi suportif selama fase akut
4.Rehabilitasi : fisioterapi
5.Imunisasi : TT
Penatalaksanaan
Terapi suportif selama fase akut :
1. Rigiditas / spasme : diazepam
2. Kontrol disfungsi otonom
3. Komplikasi respirasi
4. Myokarditis dan gangguan kardiovaskuler lain
5. Gangguan GIT
6. Gangguan renal dan elektrolit
Komplikasi
◦ Pada saluran pernapasan
◦ Asfiksia.
◦ Pneumonia aspirasi
◦ Atelektasis
◦ Pneumothoraks dan mediastinal emfisema
◦ Pada kardiovaskular
Komplikasi berupa aktivitas simpatis meningkat antara lain berupa takikardia, hipertensi,
vasokonstriksi perifer dan rangsangan miokardium.
◦ Pada tulang dan otot
Pada otot karena spasme yang berkepanjangan bisa terjadi perdarahan dalam otot.
Pada tulang dapat terjadi fraktur columna vertebralis akibat kejang yang terus menerus
terutama pada anak dan orang dewasa, beberapa peneliti melaporkan juga dapat
miositis ossifikans sirkumskripta.
Prognosis
◦ Masa inkubasi
Makin panjang masa inkubasinya makin ringan penyakitnya, sebaliknya makin pendek masa inkubasi
penyakit makin berat. Pada umumnya bila inkubasi < 7 hari tergolong berat.
◦ Umur
Makin muda umur penderita seperti pada neonatus maka prognosanya makin jelek.
◦ Period of onset
Period of onset adalah waktu antara timbulnya gejala tetanus, misalnya trismus sampai terjadinya kejang
umum. Kurang dari 48 jam, prognosanya jelek.
◦ Panas
Pada tetanus tidak selalu ada febris. Adanya hiperpireksia prognosanya jelek.
◦ Pengobatan
Pengobatan yang terlambat prognosanya jelek.
◦ Ada tidaknya komplikasi
◦ Frekusensi kejang
Semakin sering prognosanya makin jelek.
Pemberian
ATS / HTIG
dalam
beberapa jam
Mencegah setelah luka Imunisasi
terjadinya
luka. aktif

Merawat
luka
secara
adekuat.

PENCEGAHAN
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai