Riwayat penyakit sekarang : Awalnya pasien merasa kaku pada leher dan
punggung 1 minggu yang lalu, kemudian diikuti perut yang keras seperti papan
pasien merasa mulut dan rahang terasa kaku dan sulit digerakkan, mulut hanya
dapat terbuka sebesar 2 jari dan didapatkan sulit menelan makanan , kaki kanan
juga mulai terasa kaku seperti ada tahanan sejak kemarin sehingga sulit berjalan,
sulit bicara (-) sesak nafas (-), kejang (-), demam (-), BAK BAB tidak ada keluhan.
Pasien merupakan seorang petani yang bekerja dikebun, tidak ada riwayat tertusuk
paku ataupun luka lain sebelumnya. Pasien memiliki gigi bolong yang sudah lama
namun tidak pernah berobat.
• Riwayat penyakit dahulu
• Diagnosa Banding
– Meningitis
– Hipokalemi
– Strychnine Poisoning
Planning
• Laboratorium :
– DL, GDS, Elektrolit
• Monitoring
– Monitor KU dan TTV
Trismus > 2cm
Kejang (-)
Gangguan Respirasi (-)
Tinjauan Pustaka
Definisi
Kelainan neurologis yang ditandai dengan kekakuan
otot (spasme) yang disebabkan oleh tetanospasmin
yang dihasilkan oleh kuman Clostridium tetani.
Etiology
• Clostridium Tetani , Gram (+), anaerobik bakteri, yang
menghasilkan eksotoksin (tetanospasmin) dan
membentuk spora.
• Masuk ke tubuh dari luka-luka lecet, robek dan pada bayi
dari umbilikus.
Pathogenesis
Clinical Manifestation
• Trismus (lockjaw) • Spasm of the respiratory muscles
Respiratory failure.
• Muscle pain and stiffness
• Tendon avulsions and crush fractures
• Back pain and Epistotonus (Rare)
• Difficulty swallowing • Autonomic disturbance (2nd week of
severe tetanus)
• In neonates – Blood pressure is usually labile (rapid
– Difficulty in feeding fluctuations )
– Muscle spasm develops. – Tachycardia.
– Episodes of bradycardia and heart block.
• Generalized muscle spasm (Very – Gastrointestinal stasis
painful)
– Sweating
• Laryngeal muscles spasm (life- – Increased tracheal secretions
threatening ) Complete airway – Acute (often high-output) renal failure.
obstruction
Approach to Patient
• Manifestasi klinis tetanus muncul saat neurotoxin
mencapai presynaptic inhibitory nerves.
• Penanganan utama adalah untuk memberi support tanda-
tanda vital pasien hingga efek toksin berhenti.
Derajat tetanus
Kriteria Abblet
GRADE 1 (MILD)
Mild trismus, general spasticity, no respiratory compromise, no dysphagia
GRADE 2 (MODERATE)
Moderate trismus, rigidity, short spasms, mild dysphagia, moderate respiratory involvement, ventilator frequency
>30
GRADE 3 (SEVERE)
Severe trismus, generalized rigidity, prolonged spasms, severe dysphagia, apneic spells, pulse >120, ventilator
frequency >40
Terapi suportif
1.Bebaskan jalan napas
2.Cegah aspirasi
3.O2
4.Perawatan dengan stimulasi minimal (di ruang isolasi)
5.Pemberian cairan dan nutrisi adekuat
6.Bantuan napas
7.Observasi kejang dan penyulit
Tatalaksana (WHO-2010)
• Bersihkan luka masuk (debridemen)
• Antibiotik
– 1st Line : Metronidazole (500mg IV / 400mg rectal) setiap 6 jam selama 6-7hari.
– 2nd Line : Peniciline G 100.000-200.000 IU/KgBB/hari 2-4 dose
• Imunothe
– Human Tetanus Immunoglobin (TIG)
• 500 IU IM Single Dose
– Or Equine Antitoksin (ATS)
– TT containing vaccine
• 0,5cc IM at separated site
• Anti Spasm
– Benzodiazepine (Diazepam etc.)
– Magnesium Sulfate IV
– Propofol
• Prognosis
Prevention
• Perawatan Luka yang baik
• Immunisasi
– Primer:
• 1st & 2nd dosis (Berjarak 4 – 6 minggu)
• 3rd dosis (6 – 12 bulan kemudian)
– Booster setiap 10 Tahun atau bila terjadi luka parah dan dosis terakhir > 5 tahun lalu.