Anda di halaman 1dari 81

HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN

PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS RAWAT INAP


KOTA KARANG BANDAR LAMPUNG TAHUN 2017

Skripsi

Oleh:
Ika Amalia
NPM. 13310177

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2017/2018

i
HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN
PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS RAWAT INAP
KOTA KARANG BANDAR LAMPUNG TAHUN 2017

Skripsi
Disusun Sebagai Satu Syarat Memperoleh Gelar
SARJANA KEDOKTERAN

Oleh:
Ika Amalia
NPM. 13310177

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2017/2018

ii
iii
iv
MOTTO

Waktumu terbatas. Jangan menyia-


nyiakannya dengan menjalani hidup orang lain

-Steve Jobs-

V
PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Alah SWT yang teah memberikan

nikmat sehat hingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat serta

salam selalu tercurahkan kepada Baginda Rasul Muhammad SAW yang telah

membawa kita pada zaman anti kebodohan. Semoga karya tulis ini dapat menjadi

amal shalih dan bermanfaat bagi sesama. Saya persembahkan dan dedikasikan

karya tulis ini kepada : wanita dan laki-laki yang paling saya cinta, mamak dan

bapak saya ibu Suhariyati dan bapak Sumiran yang tiada henti berdoa, tiada lelah

bekerja demi keberhasilan dan kesuksesan anak-anaknya, yang selalu

mencurahkan kasih sayang yang tulus. Sangat bangga danbersyukur sekali

menjadi anakmu mamak bapak. Walaupun saya tidak selalu bisa mengatakan

ini,namun mamak adalah harta terindah dan tak ternilai harganya yang tidak dapat

digantikan dengan siapapun. Kepada orang tua kedua saya ibu Puji Lestari dan

bapak Eko Setyo Utomo, terima kash doa yang selalu dipanjatkan dan semua yang

telah kalian berikan, nasihat, waktu, perhatian.

Untuk ketiga adik dan sepupu saya tersayang : Novita gustiara, Aldian,

Khafi Fauzan Hafidz, Ratih Kurnia Utami, Rafi Kurniawan yang selalu menjadi

penyemangat dalam perjalanan saya. Serta kepada keluarga kedua saya tersayang

( Ni Made Putri , Nisa Fauziah, Made Junaidi, Kennia Monik, Mas Faris, kak

Magus Tiandar Putra ). Destri maryana, Imron, kak Putri, Nia, Nina, Uli , Oyen,

Wawan , petugas Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung, teman-

teman kelompok , anak bimbingan dokter Rita Agustina, Alumni SMA 1 Trimurjo

vi
tidak bisa saya sebut satu persatu, terima kasih atas bantuan dan support serta

kehadiran kalian selama ini.

Kalian sangat berarti untuk saya.

-IKA AMALIA –

vii
BIODATA PENULIS

Nama : Ika Amalia

Npm : 13310177

Tempat/Tgl Lahir : Bandar Lampung, 29 Mei 1995

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Karang Tani Rt/Rw 004/001 Lampung

Tengah

Riwayat Pendidikan :

1. TK : TK Krida Wacana Tahun 1999-2001

2. SD : SD Negeri 3 Haji Pemanggilan 2001-2007

3. SMP : SMP Negeri 2 Bangun Rejo Lampung Tengah

Tahun 2007-2010

4. SMA : SMA Negeri 1 Trimurjo Lampung Tengah Tahun

2010-2013

5. Perguruan Tinggi : Universitas Malahayati Bandar Lampung Tahun

2013 S/D Sekarang

viii
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI

Skripsi, Juni 2017

Ika Amalia

HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN


POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA KARANG
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2017

xix + 57 + 3 gambar + 12 Tabel + Lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang : Kualitas layanan adalah perbedaan antara harapan dan


kenyataan yang diterima oleh pelanggan dari pemberi pelayanan yang dipengaruhi
oleh beberapa dimensi yaitu tangible , reliability, responsiveness, assurance,
empathy. Kepuasan merupakan perasaan kecewa atau senang yang rasakan
seseorang setelah membandingkan antara hasil suatu produk atau persepsi kinerja
dengan harapan.

Tujuan :penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas layanan


terhadap kepuasan pasien poliklinik umum di puskesmas rawat inap kota karang
bandar lampung tahun 2017.

Metode : Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional yang menjelaskan hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas
(kualitas layanan) dan variabel terikat (kepuasan pasien). Penelitian ini
menggunakan data primer dengan populasi 392 responden. Data selanjutnya
dianalisis dengan uji chi-square.

Hasil : kualitas pelayanan dengan kepuasan pasien, dengan hasil tangible (p-value
= 0.00), reliability (p-value = 0.00), responsiveness (p-value = 0.00), assurance (p-
value = 0.00), empathy (p-value = 0.006).

Kesimpulan : Ada hubungan kualitas layanan dengan kepuasan pasien poliklinik


umum di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung tahun 2017.

Kata kunci : Kualitas Layanan, Kepuasan Pasien

Kepustakaan : 24 ( 1996-2014)

ix
MEDICAL FACULTY
MALAHATI UNIVERSITY

A Thesis, June 2017

Ika Amalia

THE RELATIONSHIP OF SERVICE QUALITY TO THE SATIFACTION


OF GENERAL POLICLINIC PATIENT AT THE COMMUNITY HEALTH
CENTER INPATIENT OF KARANG CITY BANDAR LAMPUNG IN 2017

xvi + 57 + 3 images + 12 Table + Attachments

ABSTRAK

Background: The quality of service is the difference between expectation and


reality received by customers from service providers that influence by several
dimensions they are : tangible, reliability, responsiveness, assurance, empathy.
Satisfaction means disappointment or pleasure that someone felt after comparing
the results of a product or perceived performance with expectations.

Objective: This research is to know the relationship of service quality to the


satifaction of general policlinic patient at The Community Health Center Inpatient
Of Karang City Bandar Lampung in 2017.

Method: This research design is analytical descriptive with cross sectional


method that defined the connection between two variables, they are service
quality as a dependent variable (service quality) and independent variable (patient
satisfaction). This research used primary data. The samples are 392 as a
conrespondence. The data were then analyzed by chi-square test.

Result : The Objectve of the research between service quality with patient
satisfaction, with tangible result (p-value = 0.00), reliability (p-value = 0.00),
responsiveness (p-value = 0.00), assurance (p-value = 0.00), empathy (p- Value =
0.006).

Conclusion:That was significancy relationship of service quality to satisfaction of


general polyclinic in community health center Inpatient of karang city bandar
lampung in 2017.

Keywords: Quality of Service, Patient Satisfaction

Literature: 24 (1996-2016)

x
Kata Pengantar

Puji Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan tema “Hubungan

kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pasien Poliklinik Umum di Puskesmas

Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2017” yang bertujuan untuk

memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam menempuh program

pendidikan sarjana strata-1 Kedokteran Umum.

Keberhasilan dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari doa,

bimibingan, masukan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak dr. Muhhammad Kaddafi . SH. MH selaku rektor Universitas

Malahayati Bandar Lampung.

2. Bapak dr. Tony Prasetia, Sp.PD FINASIM selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universias Malahayati Bandar Lampung.

3. Bapak dr. Dalfian Adnan Th, DK selaku Kepala Program Studi

Kedokteran Universias Malahayati Bandar Lampung.

4. Ibu dr. Rita Agustina M.Kes selaku pembimbing I yang selalu meluangkan

waktunya untuk membimbing dalam penyusuan skripsi ini.

5. Bapak dr. Dalfian Adnan Th, DK selaku pembimbing II yang selalu

meluangkan waktunya untuk membimbing dalam penyusuan skripsi ini.

xi
6. Ibu dr. Erlitha M. Uthari .MARS Selaku penguji yang telah meluangkan

waktu dan saran serta masukan kepada penulis.

7. Seluruh dosen Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar

Lampung, terima kasih untuk pembelajaran yang telah diberikan kepada

penulis selama ini.

8. Kepada kedua orang tua penulis Bapak Sumiran .SH tercinta dan mamak

Suhariyati .SE tercinta, yang telah membiayai kuliah sampai dengan

selesai beliau tidak pernah mengeluh sedikitpun hanya untuk melihat saya

menjadi orang yang berhasil, dan sukses. Terima kasih atas segala cinta

dan kasih sayang serta doa yang tak henti – hentinya beliau berikan

kepadaku.

9. Kepada orang tua kedua ku Bapak Eko setyo utomo M.kes dan Ibu Puji

Lestari S.Keb, yang selalu memberikan dukungan,nasihat dan doa

kepadaku

10. Saudari ku Novita Gustiara , kedua saudaraku Khafi Fauzan Hafidz dan

Aldian yang memberikan dukungan dan semangat atas penulisan skripsi

ini.

11. Sahabat-sahabatku yang selalu menemani ku baik suka maupun duka.

12. Seluruh teman sejawat Fakultas Kedokteran Umum Universitas

Malahayati Bandar Lampung angkatan yang tidak dapat penulis sebut satu

persatu.

xii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL LUAR……………...………………………………….. i
HALAMAN JUDUL DALAM……………………………………………..... ii
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………….…………..... iii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………….. iv
MOTTO………………………………………………………………………. v
PERSEMBAHAN……………………………………………………………. vi
BIODATA PENULIS………………………………………………………... viii
ABSTRAK INDONESIA……………………………………………………. ix
ABSTRAK INGGRIS………………………………………………………... x
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. xi
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. xiii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xvi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… xviii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………. xix
LEMBAR PUBLIKASI……………………………………………………… xxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………........ 4
1.3 Tujuan Penelitian…….……………………………………………… 4
1.3.1 Tujuan Umum……...…………………………………….……... 4
1.3.2 Tujuan Khusus……………………………………….…………. 4
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………... 5
1.4.1 Bagi Peneliti………………………………….………………… 5
1.4.2 Bagi Puskesmas………………………….……………………... 5
1.4.3 Bagi Akademisi……………………….………………………... 6
1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya………………………………………. 6
1.5 Ruang Lingkup……………………….……………………………… 6
1.5.1 Lokasi Penelitian…………….…………………………………. 6
1.5.2 Subjek Penelitian………….……………………………………. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepuasan Pasien………...…………………………………………... 7
2.1.1 Definisi Kepuasan……………………………………………… 7
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan…….……………. 8
2.1.3 Cara Mengukur Kepuasan Pelanggan ( Pasien) ……………….. 13
2.1. 4 Sebab-Sebab Timbul Ketidakpuasan…………………………… 14
2.2 Dimensi Kualitas Layanan…………………………. ………………. 14
2.2.1 Pengertian Kualitas Layanan…………………………………… 14
2.2.2 Dimensi Kualitas Layanan (Service Quality)…………………... 16
2.3 Mutu Layanan Kesehatan……………………………………………. 17
2.4 Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Pasien…………… 18
2.5 Kerangka Teori……………………………………………………… 20
2.6 Kerangka Konsep……………………………………………………. 20
2.7 Hipotesis Penelitian………...………………………………………. 21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian………………………………………………………. 22
3.2 Lokasi Dan Waktuu Penelitian……………………………………… 22
3.2.1 Lokasi Penelitian……………………………………………….. 22
3.2.2 Waktu Peneliatian………………………………………………. 22
3.3 Populasi Dan Sampel………………………………………………... 22
3.3.1 Populasi………………………………………………..……… 22
3.3.2 Sampel………………………………………………………… 23
3.3.3 Kriteria Inklusi Dan Ekslusi…………………………………... 24
3.4 Variabel Penelitian…………………………………………………... 24
3.4.1 Variabel Dependen……………………………………………. 24
3.4.2 Variabel Independen……………………………………….…. 25
3.5 Definisi Operasional………………………………………………… 25
3.6 Teknik Pengambilan Data…………………………………………… 26
3.6.1 Data Primer………………...…………………………………. 26
3.6.2 Data Sekunder………………………………………………… 27
3.7 Prosedur Penelitian………………………………………………….. 27
3.7.1 Tahap Pra Penelitian………………………………………….. 27
3.7.2 Tahap Pelaksanaan Perolehan Data…………………………... 28
3.7.3 Tahap Pasca Pengambilan Data………………………………. 28
3.8 Pengolahan Data…………………………………………………….. 28
3.9 Analisis Data………………………………………………………… 29
3.9.1 Analisis Univariat………………………………...…………... 29
3.9.2 Analisis Bivariat………………………...…………………….. 29
3.10 Alur Penelitian………………………………..……………………. 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Tempat Penelitian……………………………………….. 31

xiv
4.2 Hasil Penelitian……………………………………………………… 31
4.2.1 Karakteristik Responden……………………………………… 31
4.2.2 Hasil Univariat ……………………………………………….. 33
4.2.3 Hasil Bivariat…………………………………………………. 38
4.3 Pembahasan………………………………………………………….. 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………………………….………………………………. 53
5.2 Saran…………………………………..……………………………... 54

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1Definisi Operasional……………………………………………. 26


Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Usia Responden Poliklinik Umum di
Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung Tahun 31
2017……………………………………………………………..
Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Poliklinik
Umum di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar 32
Lampung Tahun 2017…………………………………………..
Tabel 4.3Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Poliklinik Umum
di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung
32
Tahun
2017……………………………………………...……………...
Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Poliklinik Umum di
Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung Tahun 33
2017……………………………………………………………..
Tabel 4.5Distribusi Frekuensi Tangible (Bukti Fisik) Pasien Poliklinik
Umum di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar
34
Lampung Tahun
2017…………………………………………..............................
Tabel 4.5Distribusi Frekuensi Reliability (Kehandalan) Pasien Poliklinik
Umum di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar
35
Lampung Tahun
2017…………………………………………..............................
Tabel 4.6Distribusi Frekuensi Responsiveness (Daya Tanggap) Pasien
Poliklinik Umum di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang
35
Bandar Lampung Tahun
2017……………………………………………………………..
Tabel 4.7Distribusi Frekuensi Assurance (Jaminan) Pasien Poliklinik
Umum di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar
36
Lampung Tahun
2017…………………………………………..............................
Tabel 4.8Distribusi Frekuensi Empathy (Empati) Pasien Poliklinik
Umum di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar
37
Lampung Tahun
2017…………………………………………..............................
Tabel 4.9Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Poliklinik Umum di
Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung Tahun 37
2017………………………………………………………..........

xvi
Tabel 4.10Hubungan Tangible (Bukti Fisik), Reliability (Kehandalan),
Responsiveness (Daya Tanggap), Assurance (Jaminan),
Empathy (Empati) Pelayanan Poliklinik Umum Terhadap
38
Kepuasan Pasen di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar
Lampung Tahun
2017…………………………………………………………......

xvii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori………………………………………………. 20


Gambar 2.2 Kerangka Konsep……………………………………………. 20
Gambar 3.3 Alur Penelitian……………………………………………….. 30

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perizinan Penelitian

Lampiran 2 Lembar Inform Consent dan Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 Rekapitulasi Data

Lampiran 4 Data Pasien

Lampiran 5 Hasil Univariat Dan Bivariat

Lampiran 6 Uji Validitas Kuesioner

Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian

xix
xx
xxi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kualitas pelayanan merupakan hal yang sangat penting karena kualitas

pelayanan yang baik akan memberikan banyak kontribusi kesuksesan yaitu

meningkatkan keuntungan dengan pengurangan biaya, memenuhi kebutuhan dan

kepuasan pelanggan, membuat produk baru jasa yang banyak diminati,

mengurangi tingkat kesalahan mengurangi kegagalan di lapangan keria dan

meningkatkan hasil kinerja. Kualitas pelayanan kesehatan puskesmas ditentukan

oleh dua faktor, faktor pertama adalah faktor intemal puskesmas, faktor kedua

adalah faktor ekstenal puskesmas yaitu adanya perubahan demografi,

epidemiologi, sosio-ekonomi serta nilai dan kritisi masyarakat akan menciptakan

keperluan-keperluan pelayanan kesehatan yang sangat komplek dan

beragam(Ernawan, Terry dikutip oleh Sari, Eriana Puspita tahun 2011).

Dari penelitian-penelitian sebelumnya tentang kualitas jasa pelayanan telah

banyak menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor penentu, antara lain yaitu

tangibility atau aspek yang terlihat secara fisik misalnya peralatan dan personel,

reliability atau kemampuan untuk memiliki performa yang bisa diandalkan dan

akurat, responsiveness atau kemauan untuk merespon keinginan atau kebutuhan

akan bantuan dari pelanggan, serta pelayanan yang cepat, assurance atau

1
2

kemauan personal untuk menimbulkan rasa percaya dan aman kepada pelanggan,

emphaty atau kemauan personel untuk peduli dan memperhatikan setiap

pelanggan (Tjiptono dan Diana, 2003 dikutip oleh Wanarto, 2011).

Pada prinsipnya, definisi kualitas pelayanan berfokus pada upaya

pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasien, serta ketepatan penyampaiannya

untuk mengimbangi harapan pasien dalam mewujudkan kepuasan pasien.

Sehingga kualitas produk (baik barang atau jasa) berkontribusi besar pada

kepuasan pelanggan (Tjiptono; 2007).

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul

setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja

(atau hasil) yang diharapkan. Adanya bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan

oleh puskesmas diharapakan pasien dapat memberikan penilaian sendiri terhadap

puskesmas tersebut. Jika pelayanan yang diberikan sesuai dengan yang

dikehendaki. maka pasien akan puas. Jika yang terjadi sebaliknya, maka akan

menyebabkan kehilangan minat pasien untuk berobat yang akan mengakibatkan

menurunnya jumlah pasien dan berdampak pada penurunan keuntungan(Ernawan,

Terry dikutip oleh Sari, Eriana Puspita tahun 2011)..

Penelitian yang dilakukan oleh Akbar Triyo Nugroho di Puskesmas Lubang

Buaya Kecamatan Cipayung Kabupaten Jakarta Timur Tahun 2016 dengan judul

Hubungan Dimensi Mutu Dengan Kepuasan Pasien di Puskesmas Lubang Buaya

Kecamatan Cipayung Kabupaten Jakarta Timur Tahun 2016, didapatkan kualitas


3

pelayanan yang terdiri dari bukti langsung, kehandalan, jaminan, daya tanggap,

dan empati berpengaruh terhadap kepuasan pasien pada Puskesmas Lubang

Buaya Kecamatan Cipayung Kabupaten Jakarta Timur(Nugroho,2016).

Penelitian Adli Rifky Insanne tentang Hubungan Kualitas Pelayanan Dokter

Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Bintang Amin Tahun 2016.

Diperoleh hasil penelitian bahwa ada pengaruh kualitas jasa pelayanan kesehatan

terhadap kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Bintang Amin tahun 2016

(Insanne, 2016).

Menurut data puskesmas kota karang mempunyai wilayah kerja yang

mencakup kecamatan yaitu kecamatan teluk betung yang merupakaan wilayah

kerja dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi dengan jumlah penduduk

22.311 jiwa km2 dan 3 kelurahan yaitu kelurahan kota karang, kelurahan kota

karang raya, dan perwaataa. Puskesmas kota karang memiliki ruangan pelayanan

rawat jalan dan rawat inap. Puskesmas kota karang melayani semua jenis layanan

yang terdiri atas jaminan kesehatan masyarakat, jaminan kesehatan daerah,

asuransi kesehatan, badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan dan pasien

umum. Akan tetapi keadaan lokasi puskesmas rawat inap kota karang yang tidak

mudah dijangkau oleh transportasi umum. Letak puskesmas rawat inap kota

karang diwilayah kelurahan kota karang raya dengan penduduk yang dapat

dikatakan tingkat ekonominya rendah, ini dilihat dari jumlah kunjungan pasien

yang sebagian besar menggunakan kartu KIS dan P2KM. berdasarkan latar
4

belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

"Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap kepuasan pasien polikinik

umum di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2017".

1.2 Perumusan Masalah

Adakah hubungan kualitas pelayanan kesehatan terhadap kepuasan pasien

poliklinik umum di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung tahun

2017?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan kualitas pelayanan kesehatan terhadap kepuasan

pasien Poliklinik Umum di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar

Lampung tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas

Rawat Inap Kota karang Bandar Lampung tahun 2017.

b. Mengetahui distribusi frekuensi kepuasan pasien Poliklinik Umum di

Puskesmas Rawat Inap Kota karang Bandar Lampung tahun 2017.

c. Mengetahui hubungan tangibles terhadap kepuasan pasien di Puskesmas

Rawat Inap Kota karang Bandar Lampung tahun 2017.


5

d. Mengetahui hubungan reliability terhadap kepuasan pasien Poliklinik Umun

di Puskesmas Kota karang Bandar Lampung.

e. Mengetahui responsiveness kepuasan pasien Poliklinik Umum di Puskesmas

Rawat Inap Kota karang Bandar Lampung tahun 2017.

f. Mengetahui hubungan assurance terhadap kepuasan pasien Poliklinik Umum

di Puskesmas Rawat Inap Kota karang Bandar Lampung tahun 2017.

g. Mengetahui hubungan empathy terhadap kepuasan pasien di Puskesmas

Rawat Inap Kota karang Bandar Lampung tahun 2017.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Sebagai salah satu tugas akademik pada kurikulum Fakultas Kedokteran

Universitas Malahayati Bandar Lampung serta sebagai sarana pembelajaran

dalam rangka memperluas wawasan tentang pelayanan kesehatan.

1.4.2 Bagi Puskesmas

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi manajemen

puskesmas dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan untuk

memenuhi kepuasan pasien yang lebih baik di masa yang akan datang khususnya

di bagian poliklinik umum.


6

1.4.3 Bagi Akademisi

Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya bahan kepustakaan dan mampu

memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu manajemen khususnya

bidang kualitas pelayanan yang dapat ditindak lanjuti.

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dari penelitian ini dapat dijadikan refrensi untuk melakukan

penelitian selanjutnya mengenai menejemen dibidang kualitas pelayanan.

1.5 Ruang Lingkup

1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bagian poliklinik umum Puskesmas Rawat Inap

Kota Karang Bandar Lampung pada bulan mei tahun 2017 sampai dengan

selesai.

1.5.2 Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien poliklinik umum yang

berkunjung di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang tahun 2016. Cara penelitian

adalah dengan mengumpulkan data melalui kuisioner.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepuasan Pasien

2.1.1 Definisi Kepuasan

Menurut Kotler dan Keller (2009:177), “kepuasan adalah perasaan senang

atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil)

produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil ) yang diharapkan”. Jika

kinerja dibawah diharapan, itu berarti pasien tidak puas. Dan sebaliknya jika

kinerja memenuhi harapan itu berarti pasien puas. Jika kinerja melebihi

harapan, itu artinya pasien amat sangat puas.

Kepuasan pasien telah menjadi konsep sentral dalam teori dan praktek

pemasaran, serta merupakan salah satu tujuan penting bagi aktifitas bisnis.

Kepuasan pasien berkontribusi pada sejumlah aspek krusial, seperti terciptanya

loyalitas pasien dan meningkatnya reputasi puskesmas. Sedangkan definisi

kepuasan konsumen (customer satisfaction) menurut Howard dan Sheth (1969)

yang dikutip oleh Tjiptono dan Chandra (2005:198), kepuasan adalah: “Situasi

kognitif pembeli yang merasa dihargai setara atau tidak setara dengan

pengorbanan yang telah dilakukannya”. Definisi tersebut menekankan bahwa

konsumen sangat kritis terhadap barang atau jasa yang mereka konsumsi. Hal

ini dapat dirasakan mereka atas apa yang diharapkan dan yang telah diperoleh

dari pengorbanan mereka pada kenyataannya.

7
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

1. Menurut Budiastuti (dalam Nooria; 2008), faktor yang mempengaruhi

kepuasan pasien yaitu:

a. Kualitas produk atau jasa, pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka

menunjukkan bahwa produk atau jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi

pasien terhadap kualitas produk atau jasa dipengaruhi oleh dua hal yaitu

kenyataan kualitas produk atau jasa dan komunikasi perusahaan, dalam hal ini

rumah sakit dalam mengiklankan tempatnya.

b. Kualitas pelayanan, pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh

pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.

c. Faktor emosional, pasien merasa bangga, puas dan kagum terhadap rumah

sakit yang dipandang “rumah sakit mahal”.

d. Harga, semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan

yang lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi berharga

murah, memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien.

e. Biaya, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu

membuang waktu untuk mendapatkan jasa pelayanan, maka pasien cenderung

puas terhadap jasa pelayanan tersebut.

2. Menurut Moison, Walter dan White (dalam Nooria; 2008) menyebutkan

faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien, yaitu:

8
a. Karakteristik produk, karakteristik produk rumah sakit meliputi penampilan

bangunan rumah sakit, kebersihan dan tipe kelas kamar yang disediakan beserta

kelengkapannya.

b. Harga, semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan

yang lebih besar.

c. Pelayanan, meliputi pelayanan keramahan petugas rumah sakit, kecepatan

dalam pelayanan. Rumah sakit dianggap baik apabila dalam memberikan

pelayanan lebih memperhatikan kebutuhan pasien maupun orang lain yang

berkunjung di rumah sakit.

d. Lokasi, meliputi letak rumah sakit, letak kamar dan lingkungannya

Merupakan salah satu aspek yang menentukan pertimbangan dalam memilih

rumah sakit. Umumnya semakin dekat rumah sakit dengan pusat perkotaan atau

yang mudah dijangkau, mudahnya transportasi dan lingkungan yang baik akan

semakin menjadi pilihan bagi pasien yang membutuhkan rumah sakit tersebut.

e. Fasilitas, kelengkapan fasilitas rumah sakit turut menentukan penilaian

kepuasan pasien, misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana, tempat

parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap.

f. Image, yaitu citra, reputasi dan kepedulian perawat terhadap lingkungan

g. Desain visual, tata ruang dan dekorasi rumah sakit ikut menentukan

kenyamanan suatu rumah sakit, oleh karena itu desain dan visual harus

diikutsertakan dalam penyusunan strategi terhadap kepuasan pasien atau

konsumen.

9
h. Suasana, suasana rumah sakit yang tenang, nyaman, sejuk dan indah akan

sangat mempengaruhi kepuasan pasien dalam proses penyembuhannya. Selain

itu tidak hanya bagi pasien saja yang menikmati itu akan tetapi orang lain yang

berkunjung ke rumah sakit akan sangat senang dan memberikan pendapat yang

positif sehingga akan terkesan bagi pengunjung rumah sakit tersebut.

i. Komunikasi, bagaimana keluhan-keluhan dari pasien dengan cepat

diterima oleh perawat.

3. Menurut Yazid (dalam Nursalam; 2011), faktor

yang mempengaruhi kepuasan pasien yaitu:

a. Kesesuaian antara harapan dan

kenyataan b. Layanan selama proses

menikmati jasa c. Perilaku personel

d. Suasana dan kondisi fisik

lingkungan e. Cost atau biaya

f. Promosi atau iklan yang sesuai dengan kenyataan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang dapat

mempengaruhi kepuasan pasien adalah kualitas pelayanan, biaya perawatan,

lokasi, fasilitas, image, desain visual, suasana dan komunikasi.

4. Menurut Kotler & Amstrong (dalam Huriyati,2005 & Rangkuti, 2006)

Faktor-aktor yang mempengaruhi kepuasan pasien dengan tingkah laku

konsumen yaitu faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, faktor psikologi.

10
a. Faktor Kebudayaan

Faktor budaya memberi pengaruh yang paling luas dan mendalam terhadap

perilaku pelanggan/klien. Faktor budaya terdiri dari beberapa komponen yaitu

budaya, sub-budaya dan kelas sosial. Budaya merupakan penentu keinginan dan

perilaku yang mendasar dalam mempengaruhi keinginan atau kepuasan orang.

Sub-budaya terdiri atas nasionalitas, agama, kelompok, ras, dan daerah

geografi. Sedangkan kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen

mempunyai susunan hirarki dan anggotanya memiliki nilai, minat dan tingkah

laku. Kelas sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor melainkan diukur

sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan,dan variabel lainnya.

b. Faktor Sosial

Faktor sosial terbagi atas kelompok kecil, keluarga, peran dan status. Orang

yang berpengaruh kelompok/lingkungannya biasanya orang yang mempunyai

karakteristik, keterampilan, pengetahuan, kepribadian. Orang ini biasanya

menjadi panutan karena pengaruhnya amat kuat.

c. Faktor Pribadi

Faktor pribadi merupakan keputusan seseorang dalam menerima pelayanan dan

menanggapi pengalaman sesuai dengan tahap-tahap kedewasaannya. Faktor

pribadi klien dipengaruhi oleh usia dan tahap siklus hidup, jenis kelamin,

11
pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian/konsep

diri.

Usia mempunyai dimensi kronologis dan intelektual, artinya berdimensi

kronologis karena bersifat progres berjalan terus dan tidak akan kembali

sedangkan usia berdimensi intelektual berkembang melalui pendidikan dan

pelatihan. Usia merupakan tanda perkembangan kematangan/kedewasaan

seseorang untuk memutuskan sendiri atas suatu tindakan yang diambilnya.

Berdasarkan Depkes RI (2009) dibagi menjadi kelompok remaja yang terdiri

12-25 tahun, dewasa terdiri dari umur 26-45 tahun dan lansia yaitu umur dari

46-65 tahun.

Pendidikan merupakan proses pengajaran baik formal maupun informal yang

dialami seseorang. Hasilnya akan mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang

dalam mendewasakan diri. Selain itu. pendidikan juga berkaitan dengan

harapan. Seseorang yang tingkat pendidikannya tinggi akan mengharapkan

pelayanan yang lebih baik dan lebih tinggi.

Pekerjaan merupakan aktifitas jasa seseorang untuk mendapat imbalan berupa

materi dan non materi. Pekerjaan dapat menjadi faktor risiko kesehatan

seseorang dan berdampak pada sistem imunitas tubuh. Pekerjaan ada

hubungannya dengan penghasilan seseorang untuk berperilaku dalam

12
menentukan pelayanan yang diinginkan. Status perkawinan sementara diduga

ada kaitannya dengan gaya hidup dan kepribadian.

d. Faktor Psikologi

Faktor psikologi yang berperan dengan kepuasan yaitu motivasi, persepsi,

pengetahuan, keyakinan dan pendirian. Motivasi mempunyai hubungan erat

dengan kebutuhan. Ada kebutuhan biologis seperti lapar dan haus, ada

kebutuhan psikologis yaitu adanya pengakuan, dan penghargaan. Kebutuhan

akan menjadi motif untuk mengarahkan seseorang mencari kepuasan (Sutojo,

2003).

2.1.3 Cara Mengukur Kepuasan Pelanggan ( Pasien )

Salah satu format pengukuran kepuasan pelanggan dengan skala linkert

yang dirancang untuk memunginkan pelanggan menjawab dalam berbagai

tindakan pada setiap butir yang menguraikan pelayanan produk (Lupiyoadi,

2009) sebagai berikut :

a. Sangat puas =5

b. Puas =4

c. Sedang =3

d. Tidak puas =2

e. Sangat tidak puas =1

13
2.1.4 Sebab-sebab Timbulnya Ketidakpuasan

Tentu banyak sebab-sebab munculnya rasa tidak puas terhadap sesuatu

antara lain :

1. Tidak sesuai harapan dan kenyataan

2. Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan

3. Perilaku personil kurang memuaskan

4. Suasan dan kondisi fisik lingkungan tidak menunjang

5. Cost terlalu tinggi, karena jarak jauh, banyak waktu terbuang dan harga tidak

sesuai(Lupiyoadi, 2009).

2.2 Dimensi Kualitas layanan

2.2.1 Pengertian Kualitas layanan

Menurut Rangkuti (2003 : 28) Adalah : “Kualitas jasa (service quality)

adalah penyampaian jasa yang akan melebihi tingkat kepentingan pelanggan”

(Rangkuti,2003 : 28). Pengertian tersebut menekankan pada kelebihan dari

tingkat kepentingan konsumen sebagai inti dasar dari kualitas jasa. Sedangkan

Kualitas layanan (Service Quality) seperti yang Parasuraman, et, al (1998),

dikatakan dan dikutip oleh Lupiyoadi (2001:148) dapat didefinisikan yaitu:

“Seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan konsumen antara

layanan yang mereka terima atau peroleh”. Dan kualitas layanan menurut

kotler (2000) sebagai berikut “ kualitas jasa harus dimulai dari kebutuhan

planggan dan berahir dengan kepuasan pelanggan serta persepsi positif

terhadap kualitas jasa”. Jadi kualitas layanan adalah cara melayani, membantu

14
menyiapkan, mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang atau

sekelompok orang. Artinya objek yang dilayani adalah masyarakat yang berdiri

dari individu, golongan dan organisasi (sekelompok organisasi). Sementara itu

Sinamblea (2008:5) memberikan pengertian Pelayanan Publik sebagai berikut:

“Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia

yang memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan

atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada

suatu produk secara fisik. Adapun syarat-syarat layanan umum sebagaimana

diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

: 81 Tahun 1993 adalah sebagai berikut:

1. Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima pelayanan harus jelas

dan diketahui secara pasti oleh masing-masing pihak.

2. Penggunaan setiap bentuk pelayanan umum harus disesuaikan dengan

kondisi berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku tetap

berpegang pada efisiensi dan efektivitas.

3. Mutu proses dan hasil pelayanan umum harus diupayakan agar dapat

memberkeamanan, kenyamanan, kepastian, kelancaran dan kepastian hokum

pelayanan umum yang dilaksanakan. Apabila layanan umum yang dilaksanakan

oleh instansi pemerintah terpaksa harus mahal, maka instansi pemerintah

bersangkutan berkewajiban memberikan peluang kepada masyarakat untuk ikut

menyelenggarakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Memahami pengertian layanan seperti yang termuat dalam Surat Keputusan

15
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 81/1993, maka dapat dipahami

bahwainstansi pemerintah yang berorientasi pada layanan umum harus

memberikan layanan prima kepada yang dilayani. Dalam usaha meningkatkan

kualitas layanan, perusahaan juga harus meningkatkan komitmen dan kesadaran

serta kemampuan para pekerja, terutama mereka yang langsung berhubungan

dengan konsumen. Meskipun sistem dan teknik kualitas sudah bagus tetapi jika

orang yang melaksanakan dan alat-alat yang digunakan tidak dengan cara yang

benar maka kualitas layanan yang diharapkan tidak akan terwujud.

2.2.2 Dimensi Kualitas layanan (Service Quality)

Konsep kualitas layanan merupakan faktor penilaian yang

merefleksikanpersepsi konsumen terhadap lima dimensi spesifik dari kinerja

layanan. Menurut Parasuraman dikutip oleh Ririn dan Mastuti (2011: 107) yaitu

sebagai berukut:

1. Tangibles atau bukti fisik, yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam

menunjukkan eksistensinya pada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan

sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya

adalah bukti nyata dari layanan yang diberikan oleh pemberi jasa, ini meliputi

fasilitas fisik (gedung,gudang,fasilitas fisik, dan lainnya), teknologi (peralatan

dan perlengkapan yang dipergunakan), serta penampilan pegawainya.

2. Reliability atau keandalan, yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan

layanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Harus sesuai

16
dengan harapan pelanggan, berarti kinerja yang tepat waktu, layanan tanpa

kesalahan, sikap simpatik dan dengan akurasi tinggi.

3. Responsiveness atau ketanggapan, yaitu suatu kemauan untuk membantu dan

memberikan layanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan.,

dengan yang menyampaikan informasi yang jelas. Membiarkan pelanggan

menunggu tanpa alasan yang jelas, menyebabkan persepsi yang negative dalam

kualitas jasa.

4. Assurance atau jaminan kepastian, yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan

kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya

pelanggan kepada perusahaan. Terdiri atas komponen komunikasi, kredibilitas,

keamanan, kompetensi, dan sopan santun.

5. Empaty, yaitu memberikan perhatian, tulus, dan bersifat individual atau

pribadi kepada pelanggan dengan berupaya memahami keinginan pelanggan,

dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki suatu pengertian dan

pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara

spesifik, serta memiliki waktu pengoprasian yang nyaman bagi pelanggan.

2.3 Mutu Layanan Kesehatan

Definisi mutu merupakan keseluruhan fitur dan sifat produk atau layanan

yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang

dinyatakan atau yang tersirat. (American Society for Quality Control dalam

Kotler,2005) . Maka dapat dipahami bahwa mutu layanan hanya dapat

diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian, baik terhadap tingkat

17
kesempurnaan, sifat sertawujud layanan dan apapun ataupun kepatuhan

terhadap standar layanan. Dalam melakukan penilaian ini tidaklah mudah

karena mutu layanan kesehatan tersebut bersifat multidimensional. Tiap orang

tergantung dari latar belakang yang berbeda dan kepentingan masing-masing.

Dapat saja melakukan penilaian dari dimensi yang berbeda Mutu layanan

menurut Prevost (1997) telah berhasil membuktikan adanya perbedaan dimensi

tersebut, yaitu :

1. Bagi pemakai jasa layanan kesehatan, mutu layanan diartikan sebagai

ketanggapan petugas-petugas dalam memenuhi kebutuhan pasien,

kelancaran komunikasipetugas dengan pasien dan prihatinan serta

keramahtamahan petugas dalam melayani pasien dan kesembuhan penyakit

yang diderita pasien.

2. Bagi penyelenggara layanan kesehatan, mutu layanan diartikan sebagai

kesesuaian layanan kesehatan yang diselenggarakan dengan teknologi

mutakhir.

3. Bagi penyandang dana penyelenggara kesehatan, mutu layanan diartikan

efisiensi pemakaian sumber yang tersedia atau kemanapun layanan

kesehatan mengurangi beban anggaran penyandang dana layanan kesehatan.

2.4 Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Pasien

Pada prinsipnya, definisi kualitas pelayanan berfokus pada upaya

pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasien, serta ketepatan penyampaiannya

untuk mengimbangi harapan pasien dalam mewujudkan kepuasan pasien.

18
Sehingga kualitas produk (baik barang atau jasa) berkontribusi besar pada

kepuasan pelanggan (Tjiptono; 2007). Implikasinya, baik buruknya kualitas

pelayanan tergantung kepada penyedia pelayanan dalam memenuhi harapan

pasiennya secara konsisten. Bila kinerja sama dengan harapan maka pasien

akan puas, bila kinerja melebihi harapan, pasien akan senang atau bahagia,

namun bila kinerja lebih rendah dari pada harapan, maka pasien akan merasa

tidak puas. Pasien yang menilai layanan perawatan sebagai layanan yang tidak

memuaskan dapat merasa kecewa karena harapannya terhadap layanan yang

seharusnya diterima tidak terpenuhi. Dengan kata lain kualitas pelayanan yang

baik atau positif diperoleh bila kualitas yang dialami memenuhi harapan pasien,

bila harapan pasien tidak realistis, maka kualitas pelayanan dipandang rendah

oleh pasien. Harapan pasien diyakini mempunyai peranan yang besar dalam

menentukan kualitas pelayanan perawat dan kepuasan pasien. Dalam

mengevaluasi kualitas pelayanan, pasien akan menggunakan harapannya

sebagai standar atau acuan. Dengan demikian, harapan pasienlah yang melatar

belakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang sama dapat dinilai berbeda

oleh pelanggannya. Zeithmal, et al (dalam Tjiptono; 2002) mengungkapkan

bahwa dalam konteks kepuasan pelanggan, umumnya harapan merupakan

perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya.

19
2.5 Kerangka Teori

Kualitas Layanan

Dimensi Kualitas Layanan :


1. Tangible
2. Reliability
3. Responsiveness
4. Assurance
5. Empathy

Kepuasan Pasien

Gambar 2.1

Sumber : Parasuraman dikutip oleh Ririn dan Mastuti (2011: 107)

2.6 Kerangka Konsep

Variabel Dependen
Kualitas Layanan :
Variabel Independen
1. Tangible
2. Reliability Kepuasan Pasien
3. Responsiveness
4. Assurance
5. Empathy

Gambar 2.2

20
2.7 Hipotesa Penelitian Penelitian

Hipotesa yang dikembangkan pada ponelitinn ini adalah sebagai berikut

H0 :Tidak Ada hubungan kualitas pelayanan kesehatan terhudap kepuasan Pasien

Poliklinik Umum di Puskesmas Kota Karang pasien Bandar Lampung Tahun

2017.

H1 : Ada hubungan tangibles terhadap kepuasan kepuasan Pasien Poliklinik

Umum di Puskesmas Kota Karang pasien Bandar Lampung Tahun 2017.

H2 : Ada hubungan reliability terhadap kepuasan Pasien Poliklinik Umum di

Puskesmas Kota Karang pasien Bandar Lampung Tahun 2017.

H3 :Ada hubungan responsiveness terhadap kepuasan Pasien Poliklinik Umum di

Puskesmas Kota Karang pasien Bandar Lampung Tahun 2017.

H4 : Ada hubungan assurance terhadap kepuasan Pasien Poliklinik Umum di

Puskesmas Kota Karang pasien Bandar Lampung Tahun 2017.

H5 : Ada hubungan empathy terhadap kepuasan Pasien Poliklinik Umum di

Puskesmas Kota Karang pasien Bandar Lampung Tahun 2017.

21
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

analitik yang artinya survey atau penelitian yang dimana dengan metode ini

peneliti berusaha mendapatkan gambaran yang jelas mengenai masalah yang

diteliti. Disamping itu juga dilakukan analisis terhadap penelitian untuk

mengetahui sejauh mana hubungan yang dimiliki variabel Kualitas Layanan

Terhadap Kepuasan Pasien Poliklinik Umum di Puskesmas Rawat Inap Kota

Karang. Pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah

cross-sectional dimana penelitian ini dengan melakukan pengukuran atau

pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antara variabel independen

dan variabel dependen (Nursalam, 2011).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei tahun 2017 sampai dengan

selesai.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang diteliti

(Notoatmodjo,2012). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien

22
23

BPJS/KIS/P2KM poliklinik umum yang berkunjung di Puskesmas Rawat

Inap Kota Karang dalam tahun 2016 yaitu 43.141.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan mewakili seluruh populasi dalam

penelitian ini diambil menggunakan teknik menggunakan Accidental

sampling yaitu pengambilan sampel secara aksidental (accidental) dengan

mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu

tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan

sampel dilakukan selama 1 minggu. Sampel pada penelitian ini ditentukan

dengan menggunakan rumus slovin :

n = N

1+Ne2

Keterangan :

N = Besar Populasi

N= Sampel

e= Toleransi Eror (0,05)

sehingga sampel dalam penelitian ini adalah :

n = 43.141

1+43.141.0.102
n = 43.141

1+109

n = 392

n = 392 responden
24

3.3.3 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo,

2012). Dalam penelitian ini yang dapat dijadikan kriteria inklusi adalah

a. Pasien yang sudah mendapatkan pelayanan mulai dari pendaftaran

sampai pada pengambilan obat.

b. Pasien dapat berkomunikasi dengan baik.

c. Pasien BPJS/KIS/P2KM.

d. Pasien >12 tahun.

Kriteria Eksklusi adalah ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012).

a. Pasien yang tidak sadarkan diri.

b. Pasien Unit Gawat Darurat.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel dependen

Variabel terikat/dependen (Y) dalam hal ini adalah kepuasan pasien

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Kota Bandar Lampung sesuai dengan

harapan pasien.
25

3.4.2 Variabel Independen

Variabel bebas/independen (X) ada lima dimensi dalam kualitas

pelayanan yang mempengaruhi: tangibles, reliability, responsiveness,

assurance, empathy.

3.5 Definisi Operasional

Batasan pada variabel-variabel yang diamati atau diteliti mengarahkan

kepada pengukuran terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta

pengembangan instrumen atau alat ukur (Notoatmodjo,2012)

.
26

Table 3.1 Definisi Operasional Penelitian

Skala
Variabel Definisi Oprasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur
ukur
Tangibles meliputi penampilan Kuesioner Wawancara 0=Baik bila ≥16 Ordinal
fisik, perlengkapan, 1=Tidak baik
pegawai, dan sarana bila <16
komunikasi.
Reliability kemampuan Kuesioner Wawancara 0= Baik bila≥12 Ordinal
memberikan pelayanan 1=Tidak Baik
yang bila <12
dijanjikan dengan
segera, akurat, dan
memuaskan.

Responsiveness kesediaan para staf Kuesioner Wawancara 0=Baik bila ≥12 Ordinal
untuk membantu para 1=Tidak Baik
pelanggan dan bila <12
memberikan pelayanan
yang tepat dan cepat.
Assurance karyawan yang sopan Kuesioner Wawancara 0=Baik bila ≥15 Ordinal
dan berpengetahuan 1=Tidak Baik
luas yang memberikan bila <15
rasa percaya serta
keyakinan.

Empaty mencakup kepedulian Kuesioner Wawancara 0=Baik bila ≥16 Ordinal


serta perhatian 1=Tidak Baik
individual bila < 16
kepada para pengguna.
Kepuasan Perasaan yang Kuesioner Wawancara 0=Puas Ordinal
pasien dirasakan pasien 1=Tidak puas
setelah mendapatkan
pelayanan oleh petugas
kesehatan

3.6 Teknik Pengambilan Data

3.6.1 Data Primer

Metode pengambilan data primer yaitu dengan wawancara. Data

primer dalam penelitian ini meliputi :


27

1. Kuesioner, terdiri dari pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi tentang tanggapan atau apa yang diketahui

responden mengenai mutu pelayanan kesehatan.

2. Umur responden ( kategori berdasarkan WHO)

3. Alamat responden

4. Pendidikan responden

5. Pekerjaan responden

3.6.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah dalam bentuk dokumen

diperoleh dari Puskesmas Rawat Inap Kota Karang. Metode pengambilan

data sekunder dengan wawancara. Data sekunder dalam penelitian ini

meliputi :

1. Data wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang.

2. Data jumlah kunjungan pasien Puskesmas Rawat Inap Kota Karang

3.7 Prosedur Penelitian

3.7.1 Tahap Prapenelitian

Data adalah bagian penting dari sebuah penelitian. Adapun langkah tahap

sebagai berikut :

1. Koordinasi dengan Kesbangpol dan Dinas Kesehatan Bandar Lampung

tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian.

2. Koordinasi dengan Kepala Puskesmas Rawat Inap Kota Karang tentang

tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian.


28

3. Melakukan observasi secara langsung di Puskesmas Rawat Inap Kota

Karang.

4. Koordinasi dengan petugas Puskesmas Rawat Inap Kota Karang dan

meminta data sekunder meliputi profil Puskesmas Rawat Inap Kota

Karang, data wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang, jumlah

kunjungan pasien Puskesmas Rawat Inap Kota Karang.

3.7.2 Tahap Pelaksanaan Perolehan Data

1. Koordinasi dengan Kepala Puskesmas Rawat Inap Kota Karang

rencana pelaksanaan pengambilan data di Puskesmas Rawat Inap Kota

Karang dapat berjalan lancar.

2. Penyebaran kuesioner kepada pasien Puskesmas Rawat Inap Kota

Karang.

3.7.3 Tahap Pasca Pengambilan Data

Tahap pasca pengambilan data adalah kegiatan yang dilakukan setelah

semua data yang dibutuhkan terkumpul, untuk kemudian dilakukan tahap

selanjutnya yaitu :

1. Pencatatan dan pengoreksian ulang hasil pengambilan data.

2. Melakukan pengolahan dan analisis data.

3.8 Pengolahan Data

a. Editing

Yaitu memeriksa data yang dimaksud apakah sesuai dengan

kriteria atau tidak.


29

b. Coding

Yaitu pengkodean pada tiap data sehingga memudahkan

dalam meakukan analisa data.

c. Data Entry

Yaitu memasukan data kedalam program atau software komputer.

d. Cleaning

Yaitu kegiatan pengecekan kembali data yang diantar kedalam

program computer agar tidak terdapat kesalahan (Notoatmodjo, 2012).

3.9 Analisis Data

3.9.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian yang menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel

(Notoatmodjo, 2005 : 188). Dalam penelitian ini analisis univariat yang

dilakukan adalah mendistribusikan Kualitas Layanan dengan tingkat

kepuasan pasien Puskesmas Rawat Inap Kota Karang.

3.9.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2005 : 188). Dalam

penelitian ini menganalisa Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pasien

poliklinik umum di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang.Skala data

penelitian ini yaitu skala ordinal maka uji statistik yang digunakan adalah

uji Chi-Square. Menurut Sopiyudin Dahlan (2004 : 18), syarat uji chi

square adalah sel yang mempunyai nilai expected count kurang dari 5,
30

maksimal 20% dari jumlah sel. Jika syarat uji chi square tidak terpenuhi,

maka dipakai uji alternatifnya yaitu uji fisher, uji kolmogorov-Smirnov

dan uji penggabungan.

3.10 Alur Penelitian

Tahap pelaksanaan

Tahap persiapan
Pasien Poliklinik Umum

Izin penelitian dari


Kesbangpol dan dinkes Memberikan informasi dan meminta
persetujuan penelitian melalui inform
consent
Izin penelitian dari
kepala Puskesmas
Rawat Inap Kota Karang Pengisian kuesioner dengan
dibimbing oleh peneliti dan rekan-
rekan peneliti

Pengumpulan data

Pengolahan data

Hasil :

Layanan jasa (Baik, Tidak Baik)

Kepuasan pasien ( Puas, Tidak Puas)

Gambar 3.1 Alur Penelitian


BAB IV

Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Gambaran umum tempat penelitian

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang terletak di teluk betung barat, melayani

semua jenis layanan. lokasi puskesmas rawat inap kota karang yang tidak mudah

dijangkau oleh transportasi umum. Letak Puskesmas Rawat Inap Kota Karang

diwilayah kelurahan kota karang raya dengan penduduk yang dapat dikatakan

tingkat ekonominya rendah, ini dilihat dari jumlah kunjungan pasien yang

sebagian besar menggunakan kartu KIS dan P2KM.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Karakteristik Responden

1. Usia

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden Poliklinik Umum di

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2017

Usia Frekuensi Presentase(%)


12-25 tahun 67 17.1
26-45 tahun 148 37.8
46-65 tahun 142 36.2
>65 tahun 35 8.9
Jumlah 392 100
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui distribusi frekuensi Usia responden di

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung dari 392 responden

31
32

menunjukan yang paling banyak jumlahnya pada rentan usia 26 sampai 45 tahun

berjumlah 148 responden (37.8%) dan yang paling rendah pada rentan usia diatas

65 tahun berjumlah 35 reponden (8.9%).

2. Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Poliklinik Umum

di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2017

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase(%)


Laki –Laki 156 39.8
Perempuan 236 60.2
Jumlah 392 100

Berdasarkan tabe 4.2 diketahui distribusi frekuensi jenis kelamin responden di

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung dari 392 responden

terdapat 156 (39.8%) berjenis kelamin laki – laki, sedangkan lainnya responden

sebanyak 236 (60.2%) berjenis kelamin perempuan.

3. Pendidikan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Poliklinik Umum di

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2017

Pendidikan Frekuensi Presentase(%)


Tidak Tamat SD 83 21.2
SD 275 70.2
SLTP 7 1.8
SMA 21 5.4
Akademi/PT 6 1.5
Jumlah 392 100
33

Berdasarkan tabel 4.3 diketuhui distribusi rekuensi pendidikan pada

responden di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung dari 392

responden terdapat pendidikan paling banyak adalah SD yang berjumlah 275

(70.2%), sedangkan Akademi/PT 6 (1.5%) adalah yang paling sedikit.

4. Pekerjaan

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Poliklinik Umum di

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2017

Pekerjaan Frekuensi Presentase(%)

TNI/PNS/POLRI 4 1.0

Pelajar/Mahasiswa/i 27 6.9

Buruh/Tani 64 16.3

Pedagang 52 13.3

Lain-lain 245 62.5

Jumlah 392 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketuhui distribusi frekuensi pekerjaan pada responden di

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung dari 392 responden

terdapat pekerjaan yang paling banyak pada responden adalah Lain-lain 245

(62.5%) sedangkan paling sedikit adalah TNI/PNS 4 (1.0%)

4.2.2. Hasil Uji Univariat

Hasil uji univariat untuk variabel independen akan melihat distribusi frekuensi

dari masing-masing sub variabel meliputi Tangible, Reliability, Responsiveness,

Assurance, dan Empathy. Variabel dependen yang dilihat


34

distribusi frekuensinya adalah kepuasan, untuk lebih jelas dapat dilihat tabel dari

masing-masing variabel.

4.2.2.1. Tangible

Tangible pada penelitian ini dilihat dari dua kategori yaitu kategori baik dan

kategori tidak baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tangible Pasien Poliklinik Umum di

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar lampung Tahun 2017

Kategori Frekuensi Presentase(%)

Baik 303 77.3

Tidak Baik 89 22.7

Jumlah 392 100

(Sumber: Hasil Penelitian)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diamati bahwa sebagian besar responden pada

penelitian ini Tangible yang tertinggi yaitu kategori Baik sebesar 303 responden

(77.3%). Hasil jawaban responden untuk masing-masing indikator pertanyaan

dapat dilihat pada lampiran 3.

4.2.2.2 Reliability

Reliability pada penelitian ini dilihat dari dua kategori yaitu kategori baik

dan kategori sedang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6
35

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Reliability Pasien Poliklinik Umum di

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2017

Kategori Frekuensi Presentase(%)

Baik 309 78.8

Tidak Baik 83 21.2

Jumlah 392 100

(Sumber: Hasil Penelitian)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diamati bahwa sebagian besar responden pada

penelitian ini reliability yang tertinggi yaitu kategori baik sebesar 309

responden (78.3%). Hasil jawaban responden untuk masing-masing indikator

pertanyaan dapat dilihat pada lampiran 3.

4.2.2.3 Responsiveness

Responsiveness pada penelitian ini dilihat dari dua kategori yaitu kategori

baik dan kategori tidak baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responsiveness Pasien Poliklinik Umum


di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2017
Kategori Frekuensi Presentase(%)

Baik 329 83.9

Tidak Baik 63 16.1

Jumlah 392 100

(Sumber: Hasil Penelitian)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diamati bahwa sebagian besar responden pada

penelitian responsiveness yang tertinggi yaitu kategori baik sebesar 329


36

responden (86.2%). Hasil jawaban responden untuk masing-masing indikator

pertanyaan dapat dilihat pada lampiran 3.

4.2.2.4. Assurance

Assurance pada penelitian ini dilihat dari dua kategori yaitu kategori baik dan

kategori tidak baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.8

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Assurance Pasien Poliklinik Umum di

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2017

Kategori Frekuensi Presentase(%)

Baik 330 84.2

Tidak Baik 62 16.8

Jumlah 392 100

(Sumber: Hasil Penelitian)

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diamati bahwa sebagian besar responden pada

penelitian Assurance yang tertnggi yaitu kategori baik sebesar 330 orang

(84.2%).Hasil jawaban responden untuk masing-masing indikator pertanyaan

dapat dilihat pada lampiran 3.

4.2.2.5. Empathy

Empathy pada penelitian ini dilihat dari dua kategori yaitu kategori baik dan

kategori tidak baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.9.
37

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Empathy Pasien Poliklinik Umum di


Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2017
Kategori Frekuensi Presentase(%)

Baik 304 77.6

Tidak Baik 88 22.4

Jumlah 392 100

(Sumber: Hasil Penelitian)

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diamati bahwa sebagian besar responden pada

empathy yang tertinggi yaitu kategori baik sebesar 304 responden (77.6%). Hasil

jawaban responden untuk masing-masing indikator pertanyaan dapat dilihat pada

lampiran 3.

4.2.2.6. Kepuasan Pasien

Kepuasan pasien pada penelitian ini dilihat dari dua kategori yaitu kategori

puas dan kategori tidak puas. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Poliklinik Umum di


Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2017
Kepuasan Frekuensi Presentase(%)

Puas 314 80.1

Tidak puas 78 19.9

Jumlah 392 100

(Sumber: Hasil Penelitian)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diamati bahwa kepuasan pasien pada penelitian

ini sebagian besar responden menyatakan dalam kategori puas sebesar 314
38

orang (80.1%). Hasil jawaban responden untuk masing-masing indikator

pertanyaan dapat dilihat pada lampiran 3.

4.2.3 Analisis Bivariat

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Tangible,

Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy, pelayanan poliklinik

umum terhadap kepuasan pasien sehingga diketahui nilai kemaknaannya dengan

menggunakan uji Chi-Square.

Tabel 4.11 Hubungan Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan


Empathy Pelayanan Poliklinik Umum Terhadap Kepuasan Pasien di
Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2017
Kepuasan
Total OR/CI
No. Kategori Puas Tidak Puas P-value
(95%)
N % N%N%
1. Tangible
-Baik 256 84.5 47 15.5 303 100 2.911
- Tidak Baik 58 71.3 31 17.7 89 100 (1.704- 0.00
4.974)
2. Reliability
-Baik 268 86.7 41 13.3 309 100 5.258 0.00
- Tidak Baik 46 55.4 37 44.6 83 100 (3.053-
9.054)
3. Responsiveness
-Baik 276 83.9 53 16.1 329 100 3.426
- Tidak Baik 38 60.3 25 39.7 63 100 (1.910- 0.00
6.144)
4. Assurance
-Baik 277 83.9 53 16.1 330 100 3.531
- Tidak Baik 37 59.7 25 40.3 62 100 (1.965- 0.00
6.347)
5. Empathy
-Baik 253 83.2 51 16.8 304 100 2.196
- Tidak Baik 61 69.3 27 30.7 88 100 (1.275- 0.006
3.782)

(Sumber hasil penelitian)


39

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui 303 responden yang menyatakan

tangible kategori baik. Sedangkan dari 89 responden yang menyatakan tangible

tidak baik. Hasil uji chi-square didapatkan nilai p-value = 0.00 (α < 0.05) yang

berarti ada hubungan antara tangible pelayanan poliklinik umum dengan

kepuasan pasien di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung tahun

2017. Dari hasil analisis diperoleh OR sebesar 2.911,artinya responden yang

menyatakan tangible pelayanan poliklinik umum dalam kategori baik

berpeluang untuk puas terhadap pelayanan poliklinik umum sebesar 2.911 kali

lebih besar dibandingkan dengan yang menyatakan tangible pelayanan

poliklinik umum tidak baik dengan Confident Interval (CI) 1.704 - 4.974.

Pada dimensi reliability diketahui dari 309 responden yang merasa reliabilit

pelayanan poliklinik umum kategori baik, sedangan dari 83 responden yang

merasa reliability kategori tidak baik. Hasil uji chi-square didapatkan nilai p-

value = 0.00 (α < 0.05) yang berarti ada hubungan antara reliability pelayanan

poliklinik umum dengan kepuasan pasien di Puskesmas Rawat Inap Kota

Karang Bandar Lampung tahun 2017. Dari hasil analisis diperoleh OR sebesar

5.258,artinya responden yang menyatakan reliability pelayanan poliklinik

umum dalam kategori baik berpeluang untuk puas terhadap pelayanan poliklinik

umum sebesar 5.258 kali lebih besar dibandingkan dengan yang menyatakan

reliability pelayanan poliklinik umum tidak baik dengan Confident Interval (CI)

3.053-9.054.
40

Pada dimensi responsiveness diketahui dari 329 responden yang merasa

responsiveness pelayanan poliklinik umum kategori baik, sedangan dari 63

responden yang merasa responsiveness kategori tidak baik. Hasil uji chi-square

didapatkan nilai p-value = 0.00 (α < 0.05) yang berarti ada hubungan antara

responsiveness pelayanan poliklinik umum dengan kepuasan pasien di

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung tahun 2017. Dari hasil

analisis diperoleh OR sebesar 3.426, artinya responden yang menyatakan

responsiveness pelayanan poliklinik umum dalam kategori baik berpeluang

untuk puas terhadap pelayanan poliklinik umum sebesar 3.426 kali lebih besar

dibandingkan dengan yang menyatakan responsiveness pelayanan poliklinik

umum tidak baik dengan Confident Interval (CI) 1.910 – 6.144.

Pada dimensi assurance diketahui dari 330 responden yang merasa

assurance pelayanan poliklinik umum kategori baik, sedangan 62 responden

yang merasa jaminan kategori tidak baik. Hasil uji chi-square didapatkan nilai

p-value = 0.00 (α < 0.05) yang berarti ada hubungan antara assurance (jaminan)

pelayanan poliklinik umum dengan kepuasan pasien di Puskesmas Rawat Inap

Kota Karang Bandar Lampung tahun 2017. Dari hasil analisis diperoleh OR

sebesar 3.531, artinya responden yang menyatakan assurance (jaminan)

pelayanan poliklinik umum dalam kategori baik berpeluang untuk puas terhadap

pelayanan poliklinik umum sebesar 3.531 kali lebih besar dibandingkan dengan

yang menyatakan assurance pelayanan poliklinik umum tidak baik dengan

Confident Interval (CI) 1.965 - 6.347.


41

Pada dimensi empathy diketahui 304 responden yang merasa empathy

pelayanan poliklinik umum kategori baik, sedangan 88 responden yang merasa

empathy kategori tidak baik. Hasil uji chi-square didapatkan nilai p-value =

0.006 (α < 0.05) yang berarti ada hubungan antara empathy pelayanan poliklinik

umum dengan kepuasan pasien di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar

Lampung Tahun 2017. Dari hasil analisis diperoleh OR sebesar 2.198, artinya

responden yang menyatakan empathy pelayanan poliklinik umum dalam

kategori baik berpeluang untuk puas terhadap pelayanan poliklinik umum

sebesar 2.198 kali lebih besar dibandingkan dengan yang menyatakan empathy

pelayanan poliklinik umum tidak baik dengan Confident Interval (CI) 1.274 –

3.782.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Hubungan Tangible Poliklinik Umum Terhadap Kepuasan Pasien

Hasil uji statistic chi-square didapatkan nilai p-value = 0.00 (p-value α < 0.05)

yang berarti ada hubungan antara tangible poliklnik umum terhadap kepuasan

pasien di puskesmas rawat inap kota karang Bandar lampung tahun 2017.

Kemudian didapatkan nilai OR = 2.911,artinya responden yang menyatakan

tangible pelayanan poliklinik umum dalam kategori baik berpeluang untuk puas

terhadap pelayanan poliklinik umum sebesar 2.911 kali lebih besar

dibandingkan dengan yang menyatakan tangible pelayanan poliklinik umum

tidak baik dengan Confident Interval (CI) 1.704 – 4.974, dengan selisih OR dan

Upper 2.063 dan selisih OR dan Lower 1.207. Hal ini menunjukan bahwa
42

rentan tingkat kepercayaan pada aspek tangible tinggi, karena tidak terdapat

selisih yang signifikan antara upper dan lower terhadap OR. Hal ini dipengaruhi

oleh berbagai karakteristik responden yang diteliti sehingga memiliki persepsi

yang berbeda beda.

Hasil penelitian diatas sejalan dengan teori kotler pada tahun 2000 yang

menyatakan kualitas jasa harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berahir

dengan kepuasan pelanggan serta persepsi positif terhadap kualitas jasa,dimana

salah satu indikator kualitas jasa adalah tangible. Serta penelitian Akbar Triyo

Nugroho di Puskesmas Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Kabupaten Jakata

Timur yang menyatakan ada hubungan antara tangible = 0,035 (p-value <0.05)

dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Lubang Buaya Kecamatan

Cipayung Kabupaten Jakata Timur. Diperkuat juga dengan penelitian yang

dilakukan Adli Rifki Insane Di RS Bintang Amin Bandar Lampung yang

menyatakan bahwa ada hubungan tangible = 0.045 (p-value <0.05) dengan

kepuasan pasien di RSPBA Bandar lampung .

Sesuai dengan yang dijelaskan sebelumnya,bahwa pelayanan yang baik akan

mempengaruhi kepuasan seseorang. Itu berarti dilihat dari bagaimana tangible

petugas pelayanan poliklinik umum dalam memberikan bantuan kepada pasien

sehingga pasien akan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan petugas

kesehatan.

Berdasarkan tempat penelitian, dan dari data yang didapatkan bahwa

memang ada hubungan tangible pelayanan poliklinik umum terhadap kepuasan


43

pasien di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung tahun 2017.

Berdasarkan hasil uji tangible terhadap kepuasan pasien sudah cukup baik

meliputi kebersihan ruang pendaftran, ruang tunggu, ruang pemeriksaaan

dokter, jumlah tempat duduk dan penampilan petugas, dilihat dari hasil

kuesioner. Terdapat 303 responden yang menilai tangible baik, sedangkan 89

responden yang menilai tangible tidak baik, hal ini menurut pendapat peneliti

dipengaruhi oleh berbagai karakteristik responden yang diteliti sehingga

memiliki persepsi yang berbeda-beda dan faktor yang mempengaruhi kepuasan

pasien tidak hanya tangible yang baik oleh petugas kesehatan akan tetapi jika

mendapat dimansi mutu pelayanan lain (kehandalan, daya tanggap, jaminan dan

empati) tidak baik maka mempengaruhi pasien untuk tidak puas terhadap

pelayanan yang diberikan.

4.3.2 Hubungan Reliability Poliklinik Umum Terhadap Kepuasan Pasien

Hasil uji statistic chi-square didapatkan nilai p-value = 0.00 (p-value α <

0.05) yang berarti ada hubungan antara reliability poliklinik umum terhadap

kepuasan pasien di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung

Tahun 2017. Kemudian didapatkan nilai OR sebesar 5.707, artinya responden

yang menyatakan reliability pelayanan poliklinik umum dalam kategori baik

berpeluang untuk puas terhadap pelayanan poliklinik umum sebesar 5.258 kali

lebih besar dibandingkan dengan yang menyatakan reliability pelayanan

poliklinik umum tidak baik dengan Confident Interval (CI) 3.053 – 9.054,

dengan selisih OR dan Upper 3.796 dan selisih OR dan Lower 2.205. Hal ini
44

menunjukan bahwa rentan tingkat kepercayaan pada aspek reliability tinggi,

karena tidak terdapat selisih yang signifikan antara upper dan lower terhadap

OR. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai karakteristik responden yang diteliti

sehingga memiliki persepsi yang berbeda beda.

Hasil penelitian diatas sejalan dengan teori kotler pada tahun 2000 yang

menyatakan kualitas jasa harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berahir

dengan kepuasan pelanggan serta persepsi positif terhadap kualitas jasa,dimana

salah satu indikator kualitas jasa adalah reliability. Serta penelitian Akbar Triyo

Nugroho di Puskesmas Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Kabupaten Jakata

Timur yang menyatakan ada hubungan antara reliability = 0,001 (p-value

<0.05) dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Lubang Buaya

Kecamatan Cipayung Kabupaten Jakata Timur. Diperkuat juga dengan

penelitian yang dilakukan Adli Rifki Insane Di RS Bintang Amin Bandar

Lampung yang menyatakan bahwa ada hubungan reliability = 0.012 (p-value

<0.05) dengan kepuasan pasien di RSPBA Bandar lampung .

Sesuai dengan yang dijelaskan sebelumnya,bahwa pelayanaan yang baik

akan mempengaruhi kepuasan seseorang. Itu berarti dilihat dari bagaimana

reliability petugas pelayanan poliklinik umum dalam memberikan bantuan

kepada pasien sehingga pasien akan merasa puas terhadap pelayanan yang

diberikan petugas kesehatan.

Berdasarkan tempat penelitian, dan dari data yang didapatkan bahwa

memang ada hubungan reliability pelayanan poliklinik umum terhadap


45

kepuasan pasien di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung

Tahun 2017. Berdasarkan hasil uji reliability terhadap kepuasan pasien sudah

cukup baik meliputi menjelaskan penyakit dengan baik, memberitahu cara

perawatan, dan terampil dalam memberikan pelayanan dilihat dari hasil

kuesioner. Terdapat 309 responden yang menilai reliability baik, sedangkan 83

responden yang menilai reliability tidak baik. Hal ini menurut pendapat peneliti

dipengaruhi oleh berbagai karakteristik serta psikologis atau keadaan responden

yang diteliti sehingga memiliki persepsi yang berbeda-beda dan faktor yang

mempengaruhi kepuasan pasien tidak hanya reliability yang baik oleh petugas

kesehatan akan tetapi jika mendapat dimansi mutu pelayanan lain (tangible,

responsiveness, assurance dan empathy) tidak baik maka mempengaruhi pasien

untuk tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan.

4.3.2.1 Hubungan Responsiveness Poliklinik Umum Terhadap Kepuasan

Pasien

Hasil uji statistic chi-square didapatkan nilai p-value = 0.00 (p-value α < 0.05)

yang berarti ada hubungan antara responsiveness poliklnik umum terhadap

kepuasan pasien di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung tahun

2017. Kemudian didapatkan nilai OR sebesar 3.426, artinya responden yang

menyatakan responsiveness pelayanan poliklinik umum dalam kategori baik

berpeluang untuk puas terhadap pelayanan poliklinik umum sebesar 3.426 kali

lebih besar dibandingkan dengan yang menyatakan responsiveness pelayanan

poliklinik umum tidak baik dengan Confident Interval (CI) 1.910 – 6.144.
46

dengan selisih OR dan Upper 2.718 dan selisih OR dan Lower 1.516. Hal ini

menunjukan bahwa rentan tingkat kepercayaan pada aspek responsiveness

tinggi, karena tidak terdapat selisih yang signifikan antara upper dan lower

terhadap OR. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai karakteristik responden yang

diteliti sehingga memiliki persepsi yang berbeda beda.

Hasil penelitian diatas sejalan dengan teori kotler pada tahun 2000 yang

menyatakan kualitas jasa harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berahir

dengan kepuasan pelanggan serta persepsi positif terhadap kualitas jasa,dimana

salah satu indikator kualitas jasa adalah responsiveness. Responsiveness suatu

kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat

kepada pasien dengan menyampaikan informasi yang jelas. Membiarkan pasien

menunggu tanpa alasan yang jelas akan menimbulkan persepsi bahwa

ketanggapan juga merupakan kesiagaan petugas kesehatan yang cepat dan

tanggap. Serta penelitian Akbar Triyo Nugroho Dipuskesmas Lubang Buaya

Kecamatan Cipayung Kabupaten Jakata Timur yang menyatakan ada hubungan

antara responsiveness = 0,001 (p-value <0.05) dengan kepuasan pasien rawat

jalan di Puskesmas Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Kabupaten Jakata

Timur. Diperkuat juga dengan penelitian yang dilakukan Adli Rifki Insanne Di

RS Bintang Amin Bandar Lampung yang menyatakan bahwa ada hubungan

responsiveness (daya tanggap) = 0.022 (p-value <0.05) dengan kepuasan pasien

di RSPBA Bandar lampung .


47

Sesuai dengan yang dijelaskan sebelumnya,bahwa pelyaanaan yang baik

akan mempengaruhi kepuasan seseorang. Itu berarti dilihat dari bagaimana

ketanggapan petugas pelayanan poliklinik umum dalam memberikan bantuan

kepada pasien sehingga pasien akan merasa puas terhadap pelayanan yang

diberikan petugas kesehatan.

Berdasarkan tempat penelitian, dan dari data yang didapatkan bahwa

memang ada hubungan responsiveness pelayanan poliklinik umum terhadap

kepuasan pasien di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung

Tahun 2017. Berdasarkan hasil uji responsiveness terhadap kepuasan pasien

sudah cukup baik meliputi kemauan untuk membantu dan memberikan layanan

yang cepat (responsive) dan tepat kepada pasien, dengan yang menyampaikan

informasi yang jelas, mendenarkan keluhan pasien, dan tanggap membantu

pasien dilihat dari hasil kuesioner. Tetapi karena jumlah pasien yang banyak di

puskesmas sehingga pasien membutuhkan waktu cukup lama untuk mengantri.

Terdapat 329 responden yang menilai responsiveness baik, sedangkan 63

responden yang menilai responsiveness tdak baik, hal ini menurut pendapat

peneliti dipengaruhi oleh berbagai karakteristik responden yang diteliti sehingga

memiliki persepsi yang berbeda-beda dan faktor yang mempengaruhi kepuasan

pasien tidak hanya responsiveness yang baik oleh petugas kesehatan akan tetapi

jika mendapat dimensi mutu pelayanan lain (tangible, reliability, assurance, dan

empathy) tidak baik maka mempengaruhi pasien untuk tidak puas terhadap

pelayanan yang diberikan.


48

4.3.3 Hubungan Assurance Poliklinik Umum Terhadap Kepuasan Pasien

Hasil uji statistic chi-square didapatkan nilai p-value = 0.00 (p-value α <

0.05) yang berarti ada hubungan antara assurance poliklnik umum terhadap

kepuasan pasien di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung tahun

2017. Kemudian didapatkan nilai OR sebesar 3.531, artinya responden yang

menyatakan assurance pelayanan poliklinik umum dalam kategori baik

berpeluang untuk puas terhadap pelayanan poliklinik umum sebesar 3.531 kali

lebih besar dibandingkan dengan yang menyatakan assurance pelayanan

poliklinik umum tidak baik dengan Confident Interval (CI) 1.965 – 6.347,

dengan selisih OR dan Upper 2.816 dan selisih OR dan Lower 1.566. Hal ini

menunjukan bahwa rentan tingkat kepercayaan pada aspek kehandalan tinggi,

karena tidak terdapat selisih yang signifikan antara upper dan lower terhadap

OR. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai karakteristik responden yang diteliti

sehingga memiliki persepsi yang berbeda beda.

Hasil penelitian diatas sejalan dengan teori kotler pada tahun 2000 yang

menyatakan kualitas jasa harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berahir

dengan kepuasan pelanggan serta persepsi positif terhadap kualitas jasa,dimana

salah satu indikator kualitas jasa adalah assurance. Membiarkan pasien

menunggu tanpa alasan yang jelas akan menimbulkan persepsi bahwa daya

tanggap juga merupakan kesiagaan petugas kesehatan yang cepat dan tanggap.

Serta penelitian Akbar Triyo Nugroho di Puskesmas Lubang Buaya Kecamatan

Cipayung Kabupaten Jakata Timur yang menyatakan ada hubungan antara


49

assurance = 0,00 (p-value <0.05) dengan kepuasan pasien rawat jalan di

Puskesmas Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Kabupaten Jakata Timur.

Diperkuat juga dengan penelitian yang dilakukan Adli Rifki Insane Di RS

Bintang Amin Bandar Lampung yang menyatakan bahwa ada hubungan

assurance = 0.009 (p-value <0.05) dengan kepuasan pasien di RSPBA Bandar

lampung .

Sesuai dengan yang dijelaskan sebelumnya,bahwa pelayanan yang baik akan

mempengaruhi kepuasan seseorang. Itu berarti dilihat dari bagaimana assurance

petugas pelayanan poliklinik umum dalam memberikan bantuan kepada pasien

sehingga pasien akan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan petugas

kesehatan.

Berdasarkan tempat penelitian, dan dari data yang didapatkan bahwa

memang ada hubungan assurance pelayanan poliklinik umum terhadap

kepuasan pasien di puskesmas rawat inap kota karang Bandar lampung tahun

2017. Hasil uji assurance terhadap kepuasan pasien sudah cukup baik meliputi

komunikasi, keamanan, dan kompetensi, dan terciptanya suasana kekeluargaan

antara pasien dan petugas kesehatan sudah baik dilihat dari hasil kuesioner. Dari

hasil uji terdapat 330 responden yang menilai assurance baik, sedangkan 62

responden yang menilai assurance tidak baik, hal ini menurut pendapat peneliti

dipengaruhi oleh berbagai karakteristik responden yang diteliti sehingga

memiliki persepsi yang berbeda-beda dan faktor yang mempengaruhi kepuasan

pasien tidak hanya assurance yang baik oleh petugas kesehatan akan tetapi jika
50

mendapat dimensi mutu pelayanan lain (tangible, reliability, responsiveness,dan

empathy) tidak baik maka mempengaruhi pasien untuk tidak puas terhadap

pelayanan yang diberikan.

4.3.4 Hubungan Emphaty Poliklinik Umum Terhadap Kepuasan Pasien

Hasil uji statistik chi-square didapatkan nilai p-value = 0.006 (p-value α <

0.05) yang berarti ada hubungan antara empathy layanan poliklnik umum

terhadap kepuasan pasien di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar

Lampung Tahun 2017. Kemudian didapatkan nilai OR sebesar 2.196, artinya

responden yang menyatakan empathy pelayanan poliklinik umum dalam

kategori baik berpeluang untuk puas terhadap pelayanan poliklinik umum

sebesar 2.196 kali lebih besar dibandingkan dengan yang menyatakan empathy

pelayanan poliklinik umum tidak baik dengan Confident Interval (CI) 1.275 –

3.782, dengan selisih OR dan Upper 1.586 dan selisih OR dan Lower 0.921. Hal

ini menunjukan bahwa rentan tingkat kepercayaan pada aspek empathy tinggi,

karena tidak terdapat selisih yang signifikan antara upper dan lower terhadap

OR. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai karakteristik responden yang

ditelitisehingga memiliki persepsi yang berbeda beda.

Hasil penelitian diatas sejalan dengan teori kotler pada tahun 2000 yang

menyatakan kualitas jasa harus dimulai dari kebutuhan planggan dan berahir

dengan kepuasan pelanggan serta persepsi positif terhadap kualitas jasa,dimana

salah satu indikator kualitas jasa adalah empathy. Empathy adalah perhatian,

tulus, dan bersifat individual atau pribadi kepada pelanggan dengan berupaya
51

memahami keinginan pelanggan. Serta penelitian Akbar Triyo Nugroho Di

Puskesmas Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Kabupaten Jakata Timur yang

menyatakan ada hubungan antara empathy = 0,000 (p-value <0.05) dengan

kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Lubang Buaya Kecamatan Cipayung

Kabupaten Jakata Timur. Diperkuat juga dengan penelitian yang dilakukan Adli

Rifki Insanne Di RS Bintang Amin Bandar Lampung yang menyatakan bahwa

ada hubungan empathy = 0.000 (p-value <0.05) dengan kepuasan pasien di

RSPBA Bandar lampung .

Sesuai dengan yang dijelaskan sebelumnya,bahwa pelyanan yang baik akan

mempengaruhi kepuasan seseorang. Itu berarti dilihat dari bagaimana empathy

petugas kesehatan poliklinik umum dalam memberikan bantuan kepada pasien

sehingga pasien akan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan petugas

kesehatan.

Berdasarkan tempat penelitian, dan dari data yang didapatkan bahwa

memang ada hubungan empathy pelayanan poliklinik umum terhadap kepuasan

pasien di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung tahun 2017.

Berdasarkan hasil uji empathy terhadap kepuasan pasien sudah cukup baik

meliputi memberikan perhatian, tulus, dan bersifat individual atau pribadi

kepada pasien dengan berupaya memahami keinginan pasien, bersikap ramah,

member pelayanan tanpa pilih-pilih, memberikan salam diawal dan akhir

pelayanan, dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien, dilihat dari

hasil kuesioner. Terdapat 304 responden yang menilai empathy baik, sedangkan
52

61 responden yang menilai empathy tidak baik, hal ini menurut pendapat

peneliti dipengaruhi oleh berbagai karakteristik responden yang diteliti sehingga

memiliki persepsi yang berbeda-beda dan faktor yang mempengaruhi kepuasan

pasien tidak hanya empathy yang baik oleh petugas kesehatan akan tetapi jika

mendapat dimensi mutu pelayanan lain (tangible, reliability, responsiveness,dan

assurance) tidak baik maka mempengaruhi pasien untuk tidak puas terhadap

pelayanan yang diberikan.


BAB V

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

a. Kualitas layanan Poliklinik Umum di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang

Bandar Lampung secara umum baik : tangible 303 responden (77.3%),

Relability 309 responden (78.8%), Responsiveness 329 responden (83.9%),

assurance 330 responden (84.2%), empathy 304 responden (77.6%).

b. Reponden merasa puas akan Kualitas Layanan Poliklinik Umum di

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung sebanyak 314 orang

(80.1%) .

c. Ada hubungan tangible terhadap kepuasan pasien di Puskesmas Rawat Inap

Kota Karang Bandar Lampung (p-value = 0.00).

d. Ada hubungan reliabilty terhadap kepuasan pasien di Puskesmas Rawat Inap

Kota Karang Bandar Lampung (p-value = 0.00).

e. Ada hubungan responsiveness terhadap kepuasan pasien di puskesmas Rawat

Inap kota karang Bandar lampung (p-value = 0.00).

f. Ada hubungan assurance terhadap kepuasan pasien di Puskesmas Rawat Inap

Kota Karang Bandar Lampung (p-value = 0.00).

53
54

g. Ada hubungan empathy terhadap kepuasan pasien di Puskesmas Rawat Inap

Kota Karang Bandar Lampung (p-value = 0.006)

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Pasien

Bagi pasien hendaknya lebih memperhatikan prosedur pendaftaran dan

lebih memperhatikan penjelasan mengenai diagnosis penyakit yang diberikan

oleh petugas kesehatan.

5.2.2 Bagi Institusi Kesehatan ( Puskesmas)

a. Tangible

Agar Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung melengkapi

sarana prasarana seperti fasilitas tempat duduk diruang tunggu.

b. Reliability

Agar Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung lebih baik lagi

dalam menjelaskan penyakit yang diderita pasien, agar pasien lebih

memahaminya.

c. Responsiveness

Agar Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung lebih baik lagi

melayani bagian pendaftaran.

d. Assurance

Agar Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung memberikan


55

kesempatan pada pasien atau keluarga untuk bertanya sehingga pasien akan

lebih memahami lagi keadaan pasien.

e. Empathy

Agar Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung selal memberikan

salam diawal dan akhir pelayanan, agar pasien merasa lebih nyaman dan

diperhatikan.

5.2.3 Bagi Peneliti

Bagi peneliti hendaknya lebih memperhatikan karakteristik responden.

5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian kualitatif

berkaitan kualitas layanan terhadap kepuasan pasien.

5.2.5 Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan diharapkan untuk lebih melengkapi kepustakaan

di perpustakaan agar dapat mempermudah mahasiswa untuk mencari refrensi

dalam proses pembuatan skripsi.


DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, Sopiyudin. 2004. Statistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta :

Arkans

Departemen Kesehatan RI. 2015. Rencana Strategi Departemen Kesehatan.

Jakarta : Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 2009. Rencana Strategi Departemen Kesehatan.

Jakarta : Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI. Undang-Undang Tentang Kesehatan Nomor 36

tahun 2009. Jakarta: Depkes RI : 2009.

Hurriyati, Ratih, 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen Fokus pada

Konsumen Kartu Kredit Perbankan. Alfabeta, Bandung.

Insanne.Adli Rifky. 2016.Hubungan Kualitas Pelayanan Dokter Dengan Kepuasan

Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Bintang Amin Tahun 2016. Bandar

Lampung:Jurusan Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran Universitas

Malahayati.

Kotler & Armstrong, 2003. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi kesembilan. Jilid I.

PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jil 1. Edisi

12. Jakarta : Indeks


Kotler,Philip. 2005. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Implementasi,

dan Pengendalian. Peterjemah Ancella Aniwa, H: Penebit Salemba Empat.

Jakarta

Kotler,Philip. 2000. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Implementasi,

dan Pengendalian. Peterjemah Ancella Aniwa, H: Penebit Salemba Empat.

Jakarta

Lovelock, Christopher dan Lauren Wright, 2001. Manajemen Pemasaran Jasa.

Penerbit : PT. Indeks, Jakarta.

Lupiyoadi, Rambat, 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. PT Salemba Empat. Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi

Revisi.Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi

Revisi.Jakarta : Rineka Cipta.

Nugroho. Akbar Triyo. 2016. Hubungan Dimensi Mutu Dengan Kepuasan Pasien di

Puskesmas Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Kabupaten Jakarta Timur.

Bandar Lampung:Jurusan Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran Universitas

Malahayati.

Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.


Peraturan menteri kesehatan Repuplik Indonesia Nomor 75 tahun 2014.pusat

kesehatan masyarakat.2014. Jakarta. : Menkes RI : 2016.

Peraturan menteri kesehatan Repuplik Indonesia Nomor 44 tahun 2016.menejemen

pusat kesehatan masyarakat.2014. Jakarta. : Menkes RI : 2016

Prevost, Robert. 1997. Mutu Pelayanan. Jakarta

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang. 2016. Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Inap

Kota Karang Bandar Lampung. Lampung.Indonesia.

Ririn, Ratnasari Tri dan Mastuti H. Aksa, 2011. Manajemen Pemasaran Jasa.

Penerbit : Ghalia Indonesia

Rangkuti, F. 2003. Measuring Customer Satisfaction: Teknik Mengukur Strategi

Meningkatkan Kepuasan Pelanggan & Analisis Kasus PLN JP. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Freddy, Rangkuti, 2006. Measuring Customer Satisfaction, (Teknik Mengukur dan

Strategy Meningkatkan Kepuasan Pelanggan), serta Analisis PLN JP, Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Sinamblea, Lijan Poltak, Dkk. 2008. Refomasi Kebijakan Publik (teori

Kebijakan Publik dan Implementasi). Jakrta : Bumi Karsa.

Tjiptono, Fandy & Gregorius Chandra, 2005. Service, Quality & Satisfaction.

Penerbit Andi. Yogyakarta (diakses pada 20 januari 2017 www.

deptan.go.id/infomutu/)
Zeithaml et al. 1996. Measuing The Quality Of Relationship In Custumer

Service: An Empirical Study. European. Journal Of Marketing.

Zeithaml. Va. Btitner MJ. 2003. Service Marketing: Integrating Customer


Focus Across The Firm. 3rd Edition. Boston : Mcgraw Hill/Irwin.

Zeithaml. Va. Btitner MJ. 1996. Delivering And Performing Service.Part


Five. Service Marketing, International Ed., The Mcgraw-Hill
Companies

Anda mungkin juga menyukai