Anda di halaman 1dari 6

An Introductory of

Epidemiology
“TRANSITION EPIDEMIOLOGY”
Summary of Transition Epidemiology
Harun Alrasyid (10101001032)
FACULTY OF PUBLIC HEALTH
Dengan semakin berkembangnya kehidupan sosial masyarakat, penyakit dan status
kesehatan mulai dirasakan bukan lagi merupakan masalah perorangan atau
keluarga, melainkan telah menjadi masalah yang erat hubungannya dengan
kehidupan sosial masyarakat dan keadaan lingkungan, maka pakar kesehatan
masyarakat dan pakar ilmu kemasyarakatan lain secara bersama-sama
mengembangkan suatu disiplin ilmu yaitu ilmu kesehatan masyarakat.

PENGERTIAN TRANSISI EPIDEMIOLOGI


Transisi epodemiologi yang dimaksud adalah perubahan distribusi dan faktor-
faktor penyebab terkait yang melahirkan masalah epodemiologi yang baru. Keadaan
transisi epidemiologi ini ditandai dengan perubahan pola frekuensi penyakit.Transisi
epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan
dan pola penyakit utama penyebab kematian dimana terjadi penurunan prevalensi
penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak
menular) justru semakin meningkat. Hal ini terjadi seiring dengan berubahnya gaya
hidup, sosial ekonomi dan meningkatnya umur harapan hidup yang berarti
meningkatnya pola risiko timbulnya penyakit degeneratif seperti penyakit jantung
koroner, diabetes melitus, hipertensi, dan lain sebagainya.

Transisi Demografi
Transisi demografi pada dasarnya adalah keadaan dimana struktur penduduk
mengalami perubahan dengan berkurangnya proporsi balita serta meningkatnya
proporsi usia remaja, usia produktif dan usia lanjut.
Teori transisi demografi yang pernah dialami oleh berbagai negara maju
menunjukkan bahwa pada awal pembangunanya, keadaan fertilitas maupun
mortalitas agak stabil dan keduanya berada pada angka yang relatif tinggi.
Pertumbuhan penduduk agak stabil karena tingginya angka kematian
diimbangi dengan tingginya angka kelahiran. Selanjutnya dengan perkembangan
serta kemajuan status sosial ekonomi, angka kematian mulai turun kemudian diikuti
oleh penurunan fertilitas. Pada akhir transisi dijumpai kedua angka tersebut menjadi
stabil, dan hal ini ditunjukkan dengan dicapainya suatu angka Net Reproduction rate
(NRR) sebesar satu. Kemudian disusul dengan angka NRR < 1.
Teori transisi demografi tersebut tampaknya tidak sesuai dengan proses
transisi pada berbagai negara berkembang dewasa ini termasuk Indonesia.
Penurunan angka kematian di Eropa memerlukan waktu yang cukup lama, yakni
sekitar dua abad, sedangkan di Indonesia penurunan ini cukup cepat yang dimulai
sejak tahun 1960. Hal ini dikarenakan Indonesia tidak harus menunggu peningkatan
status sosial ekonominya untuk dapat menghasilkan teknologi di bidang imunisasi
maupun antibiotik karena telah tersedia melalui kemajuan teknologi kesehatan
dunia. Begitu pula dengan keberhasian program KB yang dikembangkan Indonesia,
proses penurunan tingkat fertilitas cukup signifikan karena Indonesia tidak pelu
mencari-cari alat dan metode kontrasepsi.
Penurunan angka kematian berarti banyak orang yang mengalami
kelangsungan hidup (survive), namun perlu diperhatikan kualitas hidupnya khusunya
pada keluarga miskin. Selain itu, penurunan angka kematian juga mengakibatkan
naiknya jumlah penduduk lanjut usia. Ini juga berarti angka kesakita (morbiditas)
juga meningkat pada usia lanjut.

Teori Transisi Epidemiologi


Dikenal berbagai dalil dalam terjadinya transisi demografi.
 Dalil 1 : kematian merupakan faktor mendasar dalam dinamika kependudukan
 Dalil 2 : perubahan pola kematian dan penyakit terjadi dalam jangka panjang
Ada tiga perubahan yang mendasar (a) masa penyakit sampar dan
kelaparan, angka kematian tinggi berfluktuasi, harapan hidup rendah (20-40)
(b) Masa menyurutnya pandemi, angka kematian menurun secara progresif,
epidemi berkurang frekuensi dan ukurannya, harapan hidup meningkat dari
30 menjadi 55 tahun. (c) Masa penyakit degeneratif dan buatan manusia,
mortalitas menurun mendekati stabil, harapan hidup mencapai di atas 70
tahun
 Dalil 3 : transisi epidemiologi lebih me nguntungkan orang muda dari pada
orang tua, dan lebih menguntungkan wanita dibandingkan laki-laki.
 Dalil 4 : perubahan pola kesehatan dan penyakit lebih berkaitan dengan
membaiknya standar kehidupan dan gizi dari pada kemajuan di bidang
kedokteran
 Dalil 5 : variasi pola, laju, faktor penentu, dan akibat perubahan
kependudukan dapat dibedakan menjadi 4, yaitu model barat (klasik),
percepatan dari model klasik, model yang diperlambat, dan variasi dari model
yang lambat

Transisi Ekonomi dan Sosial


Perkembangan ekonomi pedesaan menuju ekonomi industri di kota yang
orientasinya pasar, pada umumya akan menimbulkan penurunan resiko penyakit
menular oleh karena sanitasi dan pengetahuan yang lebih baik. Namun dalam waktu
yang sama pertumbuhan ekonomi menyebabkan masalah kesehatan yang baru.
Biasanya ada peningkatan angka kecelakaan yang disebabkanoleh kecelakaan
lalu lintas dan kecelakaan industri, maupun bahan kimia yang bersifat toksik (seperti
pestisida). Kekurangan gizi dahulu, kini dapat ditangani dengan adanya kemajuan
pasar. Namun disamping itu masalah ini beralih pada masalah kelebihan gizi
seperti kegemukan (obesitas), hipertensi, penyakit jantung koroner, penyempitan
pembuluh darah dan diabetes melitus. Kemudian pendapatan yang meningkat
cendrung membawa perubahan pada gaya hidup masyarakat, misalnya
peningkatan kebiasaan merokok, minum alkohol, dan penggunaan obat terlarang
yang mengakibatkan peningkatan resiko penderita Penyakit Tidak Menular
(menahun).

Transisi Lingkungan
Transisi lingkungan ditandai dengan persedian air bersih yang semakin sulit
dan meningkatnya kerusakan hutan mengarah pada perubahan keseimbangan
alam. Disamping itu, akibat kepadatan penduduk terutama di kota besar, sanitasi
tambah buruk dan pola penyakit penyakit juga berubah. Adannya transisi lingkungan
sangat erat hubungannya dengan terjadinya proses transformasi industri. Tantangan
dan permasalahan kesehatan lingkungan berbeda antar satu masa dengan lainnya.
Adapun masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi pada masa praindustri
ditandaidengan masalah-masalah sanitasi dasar yang masih rendah disertai dengan
masih tingginya prevalensi berbagai penyakit menular yang erat hubungannya
dengan keadaan sanitasi dasar seperti penyakit-penyakit infeksi saluran pernafasan
(tuberkulosis, ISPA), infeksi saluran pencernaan (demam, tifus, disentri dan kolera)
dan berbagai inferksi oleh parasit lainnya seperti malaria, filaria dan lain-lain.
Transisi lingkungan pada awal periode pembangunan, kita secara bertahap
memasuki masa industrialisasi awal merupakan masa dengan masalah kesehatan
lingkungan dan kesehatan kerja yang ditandai dengan belum teratasinya sanitasi
dasar dan ledakan urbanisasi yang mengakibatkan timbulya pemukiman kumuh,
kemacetan, pencemaran udara dan limbah cair, pengangguran dan peningkatan
kriminalitas.

Transisi Epidemiologi
Berbagai transisi diatas merupa transisi yang mendorong terjadinya
perubahan pola penyakit dalam masyarakat yang ditandai dengan “transisi
epidemiologi” dimana akan terjadi pola kausa kematian dalam masyarakat.
Dengan menurunnya angka kematian akibat penyakit menular, dan meningkatnya
angka kematian karena penyakit tidak menular.

Transisi pada negara berkembang bukanlah suatu proses yang dapat


berlangsung dengan sendirinya dan juga tidaklah merupakan proses yang berdiri
sendiri. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perbedaan umur harapan hidup antara
berbagai negara berkembang. Selain itu di dalam negara berkembang (dan juga
negara maju) biasanya juga ada kesenjangan umur yang lebar antara golongan
sosial maupun antar tempat yang berbeda. Menurut Frank dan kawan-kawan,
kesenjangan ini merupan suatu polarisasi epidemiologi atau stagnasi
epidemiologi.
Dengan perkembangan ekonomi dan teknologi tidak hanya menimbulkan
transisi angka kematian yang menurun tetapi juga diikuti dengan pergeseran sebab
kematian dan pola penyakit dalam masyarakat. Pergeseran ini melalui beberapa
tahap yaitu,
The age of pestilence and famine
 Angka mortalitas tinggi, berfluktuasi dan berlangsung dalam waktu yang lama
 Penyebab kematian utama : influensa, pneumonia, diare, cacar, TBC morbili
dan penyakit infeksi lainnya
 Korban utama adalah bayi dan anak-anak
 Kematian ibu masih cukup tinggi
 Angka harapan hidup berkisar antara 20-40 th

The age of receding pandemics


 Penurunan kematian berlangsung dengan cepat
 Dominasi penyakit infeksi bagi kaum muda berkurang
 Orang dewasa mulai terserang penyakit degeneratif : jantung koroner,
hipertensi, diabetis, dlsb
 Kelompok bayi, anak-anak dan wanita subur memperoleh keuntungan dari
kondisi tsb
 Harapan hidup sekitar 50-60 th

The age of degeneratif and man-made disease


 Mortalitas relatif stabil pada angka yang rendah
 Penyebab kematian utama adalah penyakit degeneratif : jantung, kanker,
stroke, dan penyakit kronis lainnya
 Yang terserang adalah kelompok usia lanjut.
 Kelompok laki-laki mempunyai resiko terserang penyakit degeneratif yang
lebih tinggi dibandingkan perempuan
 Harapan hidup sudah mencapai di atas 60 th

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku
Bustan, M.N.2006.Pengantar Epidemiologi.Jakarta:Rineka Cipta
Bustan, M.N.2007.Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.Jakarta:Rineka Cipta
Magnus, Manya.2010.Epidemiologi Penyakit Menular
Nasry Noor, Nur. 2008. Epidemiologi Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta

Sumber Internet

www.scribd.com

www.who.int

www.depkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai