KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah melalui
proses pembelajaran. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif,
menyenangkan,menantang, inspiratif, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Guru sebagai profesi yang
berperan penting dalam peningkatan mutu, diharapkan mampu mengembangkan
dan memilih strategi yang tepat demi tercapainya kompetensi peserta didik.
Dalam Pedoman Pembelajaran Tuntas yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan
SMA (2010) dinyatakan bahwa pendekatan pembelajaran tuntas adalah salah satu
usaha dalam pendidikan yang bertujuan untuk memotivasi peserta didik mencapai
penguasaan (mastery level) terhadap kompetensi tertentu. Pembelajaran tuntas
adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan secara individual.
Selanjutnya dilakukan penilaian terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses
pembelajaran.
Pengukuran pencapaian kompetensi memerlukanpengembangan penilaian yang
mencakup seluruh kompetensi dasar dengan menggunakan indikator yang telah
ditetapkan oleh pendidik. Penilaian terhadap hasil pembelajaran menggunakan
sistem penilaian berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian
hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dikuasai dan
belum dikuasai serta mengetahui kesulitan belajar peserta didik.
Dengan mengetahui ketercapaian kompetensi peserta didik melalui analisis hasil
belajar maka pendidik dan peserta didik memiliki arah yang jelas mengenai apa
yang harus diperbaiki dan dikembangkan melalui kegiatan remedial atau
pengayaan.
Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pendampingan kurikulum 2013 yang
dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan SMA ditemukan bahwa pada umumnya
pendidik melaksanakan remedial berupa tes ulang tanpa melakukan perbaikan
proses pembelajaran berdasarkan analisis hasil belajar peserta didik. Oleh karena
itu, Direktorat Pembinaan SMA memandang perlu menerbitkan ”Model Pelaksanaan
Remedial dan Pengayaan di SMA”.
B. Tujuan
Model ini disusun untuk memudahkanpendidik dalam melaksanakan program
remedial dan pengayaan sesuai dengan ketentuan dan mekanisme yang telah
ditetapkan.
C. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional, yang
diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 dan
diperbaharui lagi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015.
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses.
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah/Madrasah Aliyah
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
8. Petunjuk Teknis Pembelajaran Tuntas, Remedial, dan Pengayaan di SMA tahun
2010
BAB II
KONSEP REMEDIAL DAN PENGAYAAN
A. Pengertian
Pengertian dari beberapa istilah yang terdapat dalam model ini sebagai berikut.
1. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan
informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam
kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana
dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran.
2. Ketuntasan Belajar adalah tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan
substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.
3. Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip
ketuntasan secara individual.
4. Pembelajaran tuntas (mastery learning) dalam proses pembelajaran
berbasis kompetensi dimaksudkan adalah pendekatan dalam pembelajaran
yang mempersyaratkan peserta didik menguasai secara tuntas seluruh
kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran tertentu.
5. Pembelajaran remedial atau perbaikan adalah pembelajaran yang diperlukan
bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
6. Pembelajaran pengayaan adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta
didik yang telah melampaui ketuntasan minimal yang ditentukan oleh pendidik
sehingga dapat lebih optimal.
B. Konsep
1. Fungsi
a. Penetapan program pembelajaran remedial atau pengayaan berdasarkan
tingkat penguasaan kompetensi bagi peserta didik yang diidentifikasi sebagai
peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil
belajar.
b. Pemberian pembelajaran remedial bagi peserta didik yang belum mencapai
tingkat ketuntasan belajarmemerlukan waktu lebih lama daripada mereka
yang telah mencapai tingkat penguasaan. Disamping itu mereka juga perlu
menempuh penilaian kembali setelah mendapatkan program pembelajaran
remedial.
c. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan
untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang
telah mencapai ketuntasan sehingga mereka dapat mengoptimalkan
perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran pengayaan
berupaya mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan
seni, keterampilan gerak, dsb.
d. Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang
memiliki kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk
membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.
2. Tujuan
a. Meningkatkanpencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar.
b. Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar.
c. Menetapkan program remedial atau pengayaan berdasarkan pencapaian
ketuntasan belajar.
3. Acuan Penilaian
a. Penilaian menggunakan Acuan Kriteria yang merupakan penilaian kemajuan
peserta didik dibandingkan pencapaian ketuntasan kriteria yang telah
ditetapkan.
b. Bagi yang belum berhasil mencapai kriteria, diberi kesempatan mengikuti
pembelajaran remedial yang dilakukan setelah suatu kegiatan
penilaian (bukan di akhir semester) baik secara individual, kelompok,
maupun kelas. Bagi mereka yang berhasil mencapai atau melampaui kriteria
dapat diberi program pengayaan sesuai dengan waktu yang tersedia baik
secara individual maupun kelompok. Program pengayaan merupakan
pendalaman atau perluasan dari kompetensi yang dipelajari.
C. Prinsip
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai
dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:
1. Adaptif, berarti program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan
@2015, Dit. Pembinaan SMA 4
Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan
peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya
belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus
mengakomodasi perbedaan individual peserta didik.
2. Interaktif, berarti pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta
didik untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar
yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar
peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring
dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya.
3. Fleksibel dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian, artinya dalam
pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan
metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
4. Pemberian umpan balik sesegera mungkin, artinya informasi yang diberikan
kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera
mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan
sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar
yang berlarut-larut yang dialami peserta didik.
5. Kesinambungan dan ketersediaan dalam pemberian pelayanan, artinya
program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu
kesatuan sehingga harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia
agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan
masing-masing
Prinsip pembelajaran dapat diterapkan pada pembelajaran pengayaan namun lebih
fokus pada pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang dipelajaripeserta
didik. Program pendalaman pengetahuan dan keterampilan pada program
pengayaan yang dimaksud harus menjadi pendukung bagi program pembelajaran
reguler.
D. Lingkup
Ruang lingkup pembelajaran remedial dan pengayaan meliputi:
1. Analisis hasil pekerjaaan peserta didik untuk mengetahui pencapaian
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2. Diagnosis kesulitan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar peserta didik
3. Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui
jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik.
4. Pelaksanaan remedial dan pengayaan dalam rangka peningkatan kompetensi
@2015, Dit. Pembinaan SMA 5
Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan
E. Teknik
Penilaian setiap kompetensi hasil pembelajaran mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dilakukan secara terpisah, karena karakternya
berbeda. Hasil pekerjaan peserta didik harus segera dianalisis untuk menentukan
pencapaian kompetensi yang diukur oleh instrumen yang digunakan, sehingga
diketahui apakah seorang pesertadidikmemerlukan atau tidak memerlukan
pembelajaran remedial atauprogram pengayaan. Format berikut dapat digunakan
setelah suatu dilakukan kegiatan penilaian.
1. Ahmad
2. Bunga
3. Candra
4. Dara
5. Eko
Dst ..........
* kolom ditulis dengan indikator yang dinilai (rincian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan). Kolom dibawahnya diisi dengan skor yang diperoleh peserta
didik terkait kemampuan tersebut.
** kolom yang menyatakan kemampuan yang belum dan sudah dikuasai seorang
peserta didik untuk menentukan ada tidaknya perlakuan
(remedial/pengayaan)
BAB III
STRATEGI DAN IMPLEMENTASI PELAKSANAAN
REMEDIAL DAN PENGAYAAN
A. Strategi Remedial
1. Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesulitan
belajar peserta didik. Kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi kesulitan
ringan, sedang dan berat.
a. Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang
perhatian di saat mengikuti pembelajaran.
b. Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami
gangguan belajar yang berasal dari luar dirinya, misalnya faktor keluarga,
lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dsb.
c. Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami
ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra, tuna daksa,
dsb.
2. Teknik
Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara
lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes
diagnostik, wawancara, pengamatan, dsb.
d. Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah
prasyarat yang diperlukan untuk mencapai penguasaan kompetensi
tertentu terpenuhi atau belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat
pengetahuan dan prasyarat keterampilan.
e. Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam
menguasai kompetensi tertentu. Misalnya dalam mempelajari operasi
bilangan, apakah peserta didik mengalami kesulitan pada kompetensi
penambahan, pengurangan, pembagian, atau perkalian.
f. Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta
didik untuk menggali lebih dalam mengenai kesulitan belajar yang
dijumpai peserta didik.
g. Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan melihat secara cermat
perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan
dapat diketahui jenis maupun penyebab kesulitan belajar peserta didik.
@2015, Dit. Pembinaan SMA 7
Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta didik,
antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan
penilaian jurnal. Instrumen yang digunakan antara lain daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) disertai rubrik. Hasil akhir observasi sikap dihitung
berdasarkan modus. Sedangkan hasil penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan
penilaian menggunakan jurnal dapat dimanfaatkan untuk pembinaan terhadap
peserta didik.
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai
ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap
dapat dibentuk, sehingga terjadi perubahan perilaku atau tindakan yang
diharapkan. Untuk memperbaiki sikap peserta didik dapat dilakukan dengan
pembinaan oleh pendidik agar menjadi pembiasaan yang dapat didahului dengan
cara observasi, wawancara, dsb.
B. Strategi Pengayaan
1. Identifikasi kemampuan berlebih
Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui
jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik. Kelebihan kemampuan
belajar itu antara lain meliputi:
a. Belajar lebih cepat
Peserta didik yang memiliki kecepatan belajar tinggi ditandai dengan
cepatnya penguasaan kompetensi (KI/KD) mata pelajaran tertentu.
b. Menyimpan informasi lebih mudah
Peserta didik yang memiliki kemampuan menyimpan informasi lebih
mudah, akan memiliki banyak informasi yang tersimpan dalam memori/
ingatannya dan mudah diakses untuk digunakan.
c. Keingintahuan yang tinggi
Banyak bertanya dan menyelidiki merupakan tanda bahwa seorang peserta
didik memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi.
d. Berpikir mandiri
Peserta didik dengan kemampuan berpikir mandiri umumnya lebih
menyukai tugas mandiri serta mempunyai kapasitas sebagai pemimpin.
e. Superior dalam berpikir abstrak
Peserta didik yang superior dalam berpikir abstrak umumnya menyukai
@2015, Dit. Pembinaan SMA 8
Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan
C. Teknik
Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta
didik dapat dilakukan antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara,
pengamatan, dsb.
a. Tes IQ (Intelligence Quotient), yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui
tingkat kecerdasan seseorang. Dari tes ini dapat diketahui tingkat kemampuan
spasial, interpersonal, musikal, intrapersonal, verbal, logik/matematik,
kinestetik, naturalistik, dsb.
b. Tes Inventori, yaitu tes yang digunakan untuk menemukan dan mengumpulkan
data mengenai bakat, minat, hobi, kebiasaan belajar, dsb.
c. Wawancara dilakukan melalui interaksi lisan dengan peserta didik untuk
menggali lebih dalam mengenai program pengayaan yang diminati.
d. Pengamatan (observasi), dilakukan dengan jalan melihat secara cermat
perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat
diketahui jenis maupun tingkat pengayaan yang perlu diprogramkan untuk
peserta didik.
D. Implementasi
Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi
pengetahuan dan keterampilan, sedangkan kompetensi sikap tidak ada remedial
atau pengayaan.
1. Bentuk Pelaksanaan Remedial
Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah
berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial.
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:
a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan
materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.
Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta
didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar.
@2015, Dit. Pembinaan SMA 9
Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan
3. Hasil Penilaian
a. Nilai remedial yang diperoleh diolah menjadi nilai akhir.
b. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah pengetahuan dihitung dengan
mengganti nilai indikator yang belum tuntas dengan nilai indikator hasil
remedial, yang selanjutnya diolah berdasarkan rerata nilai seluruh KD.
c. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah keterampilan diambil dari nilai
optimal KD
d. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan
pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus
dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal.
BAB IV
PENUTUP
Diharapkan model pelaksanaan remedial dan pengayaan ini dapat memudahkan guru
dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran remedial dan pengayaan sesuai
dengan tuntutan Kurikulum 2013.
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, D.G. & J.J. Denton (1998). Instructional skills handbook. Englewood Cliffs:
Educational Tenchnology Publications.
Block, JAMes H. (1971) Mastery learning : Theory and practice. New York : Holt,
Rinehart and Winston, Inc.
Gentile, J.R. & J.P. Lalley (2003). Standards and mastery learning: Aligning teaching
and assessment so al children can learn. Thousand Oaks: Corwin Press, Inc.
McKeachie, et.al. (1994). Teaching tips: Strategies, research, and theory for college
and university teachers. Lexington: D.C. Heath and Co.
Renzuli, J. S. A Bird's Eye View of The Schoolwide Enrichment Model: A Practical Plan
for Total School Improvement.http://www.thebellacademy.com/renzulli-
enrichment-model.html
Rienties B, Martin Rehm, and Joost Dikjstra (2005). Remedial online teaching in theory
and practice. Netherlands: Maastricht University Publ.
Nilai Hasil
Pengayaan dalam
portofolio
Tuntas
KETERANGAN
Mekanisme Analisis:
1. Membandingkan nilai pencapaian hasil ulangan harian dengan nilai ketuntasan belajar tiap KD
2. Mengidentifikasi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar setiap KD
3. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik
Perbaikan
No NIS Perbaikan
Jml No.
KKM KD 3
Nilai
Sub Bab
KKM Indikator 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Nama Peserta Didik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 ANI 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 0
2 BAGAS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0
3 CIKA 4 2 3 2 3 1 1 2 3 2 2 V V V V V V 6
4 DINDA 4 1 2 2 3 3 4 3 4 4 3 V V V 3
5 ENGGAR 4 2 4 2 4 3 2 4 4 4 3 V V V 3
6 FARID 4 1 4 3 4 2 2 4 4 4 3 V V V 3
7 GILANG 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 V 1
8 HANA 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 0
9 INDAH 3 3 1 2 2 2 3 2 2 4 2 V V V V V V 6
10 JALU 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0
Rata-rata 3.8 2.7 3.1 2.6 3.4 2.9 2.8 3.2 3.6 3.7 3.2
Catatan:
Nomor Indikator - Cika dan Indah harus remedial pada indikator yang belum tuntas
Frekuensi ≤2 0 4 2 5 1 3 3 2 1 1 2 - Dinda, Enggar, Farid, dan Gilang dapat mengikuti remedial pada indikator yang belum tunta
Jumlah PD ≥ 3 (KKM) 10 6 8 5 9 7 7 8 9 9 8
Persentase yang belum tuntas (%) 0 40 20 50 10 30 30 20 10 10 20
Persentase yang tuntas (%) 100 60 80 50 90 70 70 80 90 90 80
MATA PELAJARAN :
KELAS / PEMINATAN :
MATERI/ KD :
SEMESTER :
TAHUN PELAJARAN :
REMEDIAL
Jumlah Peserta : ..................... orang, yaitu :
NO NAMA URAIAN KEGIATAN HASIL (%) KETERANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PENGAYAAN
Jumlah Peserta : ..................... orang, yaitu :
NO URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
-------------------------------------- _________________
NIP. NIP.